Anda di halaman 1dari 55

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN


PADA BAYI USIA 2 SAMPAI 6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Oleh :
EMMI PRIHATININGTYAS
R 1111010

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN VALIDASI

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN


PADA BAYI USIA 2 SAMPAI 6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

Emmi Prihatiningtyas
R1111011

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji


Pada tanggal, Juli 2012

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yaa Allah,, Yaa Rahman,, Yaa Rahim,, Yaa Malik,,

Alhamdulillahirabbila’lamin…

Segala puji bagi-Mu Yaa Allah atas segala kebaikan yang


telah Engkau berikan…

Teruntukmu Ibu tercinta atas segala kasih sayang, doa dan


perhatian yang engkau berikan,,, Engkau adalah teladanku
dalam menjalani kehidupan,,,

Teruntukmu Bapak tersayang atas segala kerja keras,


semangat dan kekuatan yang engkau sampaikan,,, engkau
adalah inspirasiku untuk mencapai keberhasilan,,,

Takkan sia-sia peluh yang menetes,, takkan terbuang


percuma air mata yang mengalir,, takkan ada yang tak
berguna atas segala pengorbanan yang telah kalian berikan
untuk kami anak-anakmu.

Keberhasilanku adalah hasil dari pengorbanan yang kalian


berikan, InsyaAllah tak akan membuat kalian kecewa…

Izinkan anakmu mengungkapkan rasa sayang dan baktinya

“Aku mencintai kalian karena Allah”…

commit to user
INTISARI

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Emmi Prihatiningtyas. R1111010. 2012. PENGARUH PIJAT BAYI


TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 2 SAMPAI 6
BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA.

Latar Belakang. Salah satu kebutuhan dasar anak adalah kebutuhan stimulasi
mental (asah). Pijat merupakan salah satu stimulasi yang dapat diberikan kepada
bayi bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap saraf, otot, sistem pernafasan,
sirkulasi darah, serta limpha. Belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa
dengan pijat mampu meningkatkan berat badan.
Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap berat badan bayi usia 2
sampai 6 bulan.
Desain penelitian. Quasi Eksperiment dengan menggunakan dua kelompok
responden. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 2 sampai 6
bulan dan berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan, sejumlah 102 bayi.
Teknik pengambilan sampel secara Probability Sampling dengan metode Cluster
Sampling. Sampel minimum sebanyak 30 responden dibagi dua, menjadi
kelompok kontrol dan intervensi. Instrumen menggunakan lembar observasi
kenaikan berat badan yang di isi berdasarkan hasil pengukuran sebelum dan
sesudah intervensi. Teknik analisis data menggunakan Independen t-test.
Hasil Penelitian. Rerata kenaikan berat badan pada kelompok intervensi (813,33
gram) lebih besar daripada kelompok kontrol (633,33 gram). Pijat bayi
berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada bayi usia 2 sampai 6 bulan (nilai
p= 0,014 < 0,05).
Simpulan. Pijat bayi berpengaruh terhadap berat badan pada bayi usia 2 sampai 6
bulan.

Kata Kunci: Pijat bayi, Kenaikan berat badan.

ABSTRACT
commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Emmi Prihatiningtyas. R1111010. 2012. THE EFFECT OF BABY


MASSAGE ON WEIGHT GAIN IN INFANTS AGED 2 TO 6 MONTHS IN
NGORESAN WORKING AREA HEALTH CENTER.

Background. One of the basic needs of children is the mental stimulation needs
(teaser). Massage is one of the stimulation can be provided to infants intended to
generate effects on the nerves, muscles, respiratory system, blood circulation and
limpha. Not many people know that massage can increase the weight.
Destination. To determine the effect of baby massage on weight gain in infants
aged 2 to 6 months.
Methods. Quasi Experimental designs with using two groups of respondents as
the intervention group and control group. The population in this research were all
aged 2 to 6 months in the working area Ngoresan Health Center its about 102
baby. The sampling technique used in this research was probability sampling with
cluster sampling method. Minimum sample of 30 infants were divided in half, into
control groups and intervention groups. The instrument used the observation sheet
weight gain in the content based on the measurement results before and after
intervention . Technique of analyzing data were used independent t-test.
Result. The mean weight gain in the intervention group (813,33 grams) is larger
than the control group (633,33 grams). The results show that baby massage giving
effect on weight gain in infants aged 2 to 6 months. (p value = 0,014<0,005).
Conclusion. Baby massage giving effect on weight gain in infants aged 2 to 6
months.

Keywords: Baby Massage, Weight Gain.

KATA PENGANTAR
commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga tugas penyusunan karya tulis

ilmiah dengan judul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Badan Bayi Usia 2 sampai 6

Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta” dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012. Perlu disadari bahwa

penyusunan karya tulis ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) selaku Ketua Program Studi D IV

Kebidanan Universitas Sebelas Maret.

2. Erindra Budi C., S.Kep.Ns.M.Kes. selaku Ketua Tim KTI D IV Kebidanan

Universitas Sebelas Maret sekaligus selaku Pembimbing Utama yang selalu

membimbing dan memberikan saran serta kritik yang membangun.

3. Sri Anggarini,P., S.SiT., M.Kes. selaku Pembimbing Pendamping yang selalu

membimbing dan memberikan saran serta kritik yang membangun.

4. Desy Zulaika, S.ST., M.Kes. selaku Penguji Utama yang telah banyak

memberikan saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kepala Bidang Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan

Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian ini.


commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Kepala Puskesmas Ngoresan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian ini.

7. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

8. Teman-teman mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

9. Berbagai pihak yang turut membantu penelitian ini dan tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2012


Penulis

Emmi Prihatiningtyas

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN VALIDASI ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv

INTISARI .............................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1. Tujuan Umum ....................................................................... 3

2. Tujuan Khusus ...................................................................... 3

D. Manfaat ....................................................................................... 4

1. Manfaat Teoretis ................................................................... 4

2. Manfaat Aplikatif .................................................................. 4

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5

1. Pijat Bayi ............................................................................... 5

2. Berat Badan .......................................................................... 19

3. Pijat Bayi dan Peningkatan Berat Badan .............................. 22

B. Kerangka Konsep ........................................................................ 24

C. Hipotesis...................................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................ 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 25

C. Populasi Penelitian ..................................................................... 25

D. Sampel dan Teknik Sampling ..................................................... 26

E. Besar Sampel............................................................................... 26

F. Pengalokasian Subjek ................................................................. 26

G. Kriteria Retriksi .......................................................................... 27

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 27

I. Cara Kerja ................................................................................... 28

1. Intervensi ............................................................................... 28

2. Instrumentasi ........................................................................ 29

J. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 29

K. Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 29

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden ............................................................. 32

B. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan ............... 34

BAB V PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 37

B. Keterbatasan Peneliti................................................................... 40

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 41

A. Simpulan ..................................................................................... 41

B. Saran............................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 42

LAMPIRAN

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian ................................ 27

Tabel 4.1 Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ................... 32

Tabel 4.2 Frekuensi responden berdasarkan umur ................................ 33

Tabel 4.3 Frekuensi responden berdasarkan asupan mutrisi sehari-hari.. 33

Tabel 4.4 Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan

pemijatan pada kelompok intervensi....................................... 34

Tabel 4.5 Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan

pemijatan pada kelompok kontrol ......................................... 35

Tabel 4.6 Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk ........................................ 35

Tabel 4.7 Hasil uji T-tes ........................................................................ 36

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pijatan pada daerah kaki .................................................... 12

Gambar 2.2 Pijatan pada daerah perut ................................................... 13

Gambar 2.3 Pijatan pada daerah dada .................................................... 14

Gambar 2.4 Pijatan pada daerah lengan ................................................. 15

Gambar 2.5 Pijatan pada daerah muka .................................................. 17

Gambar 2.6 Pijatan pada daerah punggung ........................................... 18

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Konsep Penelitian................................... 24

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian .................................................... 25

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lembar Konsultasi

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Observasi Penimbangan Berat Badan

Lampiran 4 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data

Lampiran 6 : Hasil Penghitungan Paired T-test Kelompok Kontrol

Lampiran 7 : Hasil Penghitungan Paired T-test Kelompok Eksperimen

Lampiran 8 : Hasil Penghitungan T-test Independen

Lampiran 9 : Hasil Penghitungan Frekuensi Semua Kelompok

Lampiran 10 : Leaflet Pijat Bayi

Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 12 : Lembar Konsultasi

Lampiran 13 : Surat Keterangan Pengujian Instrumen Penelitian

Lampiran 14 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 15: Surat Ijin Penelitian

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan

bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia

yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan

yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling

berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku, rangsangan atau

stimulasi yang berguna. Anak yang sering mendapat stimulasi yang terarah

akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau

bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi adalah suatu perangsangan yang

datang dari lingkungan luar anak. Stimulasi dapat berupa stimulasi visual

(dapat dilihat, contohnya gambar), stimulasi verbal (berupa kata-kata),

stimulasi auditif (stimulasi yang dapat didengar), dan taktil (sentuhan)

(Dasuki, 2003; Soendjojo, 2000).

Kebutuhan dasar anak terbagi atas tiga. Pertama kebutuhan fisik-

biomedis (asuh) meliputi kebutuhan pangan atau gizi. Kedua adalah

kebutuhan emosi atau kasih sayang (asah), dapat berupa hubungan yang

erat, mesra dan selaras antara ibu dengan anak yang merupakan syarat

mutlak untuk menjamin tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun

psikososial. Ketiga, yaitu kebutuhan akan stimulasi mental (asah) untuk


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

merangsang semua kerja sistem sensorik dan motorik, salah satu stimulasi

yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengoptimalkan pertumbuhan

masa bayi adalah dengan melakukan pijat bayi (Soetjiningsih, 2001).

Pijat bayi merupakan salah satu stimulasi yang dilakukan dengan

usapan-usapan halus pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan

menggunakan tangan yang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap

saraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi darah dan limpha (Subakti dan

Rizky, 2008).

Pemijatan selama ini hanya dilakukan untuk mengatasi masalah-

masalah pada bayi seperti susah tidur dan sakit saja, belum banyak

masyarakat yang mengetahui bahwa dengan pijat bayi mampu

meningkatkan berat badan. Sebagian ibu berpendapat pijat hanya perlu

dilakukan ketika si kecil mengalami sakit persendian, flu, dan masuk angin.

Penelitian Dasuki (2003) tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan

berat badan bayi umur 4 bulan memperoleh hasil bahwa terdapat kenaikan

berat badan yang lebih besar antara kelompok pijat sebesar 9,4% dengan

kelompok kontrol sebesar 6,16%.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada ibu yang memiliki

bayi usia 2 sampai 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan

mendapatkan hasil bahwa dari 15 orang ibu, 3 orang diantaranya mengetahui

salah satu manfaat pijat adalah untuk meningkatkan berat badan bayi, 12

orang diantaranya hanya mengetahui manfaat pijat bayi adalah untuk

pengobatan dan membuat bayi tidur dengan lelap. Berdasarkan latar


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

belakang tersebut penulis ingin meneliti tentang pengaruh pijat bayi

terhadap kenaikan berat badan.

Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Zulaika (2007) dengan

meneliti pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan pada neonatus

dini. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaannya

terletak pada subjek penelitian yang akan diteliti, yaitu bayi berusia 2

sampai 6 bulan.

B. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan pada bayi

usia 2 sampai 6 bulan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pijat bayi terhadap kenaikan berat badan pada bayi usia 2 sampai 6

bulan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui berat badan bayi sebelum dilakukan pemijatan

b. Mengetahui berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan

c. Menganalisis pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan

pada bayi usia 2 sampai 6 bulan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

D. Manfaat

1. Teoretis

Hasil penelitian ini dapat mendukung teori-teori di bidang

kesehatan tentang pengaruh pijat dalam meningkatkan berat badan pada

usia 2 sampai 6 bulan.

2. Aplikatif

a. Bagi Institusi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi instansi

kesehatan setempat untuk lebih mensosialisasikan pijat bayi dan

menjadikannya sebagai salah satu program kerja puskesmas dalam

peningkatan tumbuh kembang anak.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang manfaat dari pijat pada orang tua sehingga

dapat dijadikan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan

tumbuh kembang dan kesehatan bayinya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pijat Bayi

a. Pengertian Pijat Bayi

Pijat merupakan terapi sentuh dan seni perawatan serta

perngobatan tertua paling popular yang dikenal manusia serta telah

dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Pemijatan merupakan salah

satu teknik yang mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia

dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bonding)

(Pratyahara, 2011; Roesli, 2008).

Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch dapat diartikan

sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat

yang diberikan pada bayi diawali dengan sentuhan. Sentuhan ini

secara bertahap ditingkatkan tekanannya sesuai dengan usia bayi

(Roesli, 2008).

b. Manfaat pijat bayi

Dewasa ini para pakar telah dapat membuktikan secara

ilmiah bahwa terapi sentuh khususnya pijat bayi bermanfaat. Pijat

terbukti dapat menghasilkan perubahan fisiologi yang

menguntungkan, yang dapat diukur secara ilmiah antara lain dengan

mengukur kadar kortisol ludah, kadar kortisol plasma secara


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

radioimmunoassay, kadar hormon stres (catecholamine) air seni, dan

pemeriksaan EEG (electro encephalogram: gambaran gelombang

otak) (Roesli, 2008).

Selain efek biokimia, pijatan juga memberikan efek klinis

yang positif bagi bayi. Pemijatan mampu meningkatkan sistem

kekebalan, meningkatkan aliran cairan getah bening ke seluruh tubuh

untuk membersihkan zat berbahaya dalam tubuh, mengubah

gelombang otak secara positif, meningkatkan berat badan,

mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan bayi,

membuat tidur lelap, meningkatkan hubungan batin antara orang tua

dan bayinya (bonding), meningkatkan volume Air Susu Ibu (ASI)

serta mengurangi nyeri akibat kolik, tumbuh gigi, kembung,

konstipasi dan masalah pencernaan lainnya, merangsang fungsi

pencernaan serta pembuangan (Roesli, 2008).

Stimulasi pijat dapat memacu perkembangan bayi karena

meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh

tubuh dapat teratur. Selain itu, pijat juga meningkatkan stimulasi

perkembangan otot dan pertumbuhan sel (Hidayat, 2005).

Manfaat pemijatan pada bayi, anak, ataupun orang dewasa

telah banyak diteliti. Penelitian Dasuki (2003) terhadap bayi usia 4

bulan yang dipijat 2 kali seminggu selama 4 minggu terdapat

peningkatan berat badan yang bermakna dibandingkan kelompok

kontrol sebesar 9,6%. Penelitian serupa dilakukan oleh Dieter et al


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

(2003) namun dengan durasi lebih pendek yaitu pemijatan diberikan

selama 5 hari juga menunjukkan peningkatan berat badan per hari

53% lebih besar pada kelompok yang dipijat di banding yang tidak

dipijat. Selain itu, kontak fisik secara positif yang terjadi selama

proses pemijatan antar orang tua dan anaknya dapat membuat anak

merasa berharga dan dicintai (Roesli, 2008; Dewi, 2011; Heath dan

Bainbridge, 2007).

c. Fisiologi Pijat

Kulit adalah reseptor yang terluas. Sensasi sentuh atau raba

merupakan indera yang telah berfungsi sejak dini. Bayi dapat

merasakan fungsi ini sejak masa janin, ketika masih dikelilingi dan

dibelai oleh cairan ketuban yang hangat didalam rahim ibu. Ujung-

ujung saraf pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap setiap

sentuhan, dan selanjutnya akan mengirimkan pesan ke otak melalui

jaringan saraf yang berada di sumsum tulang belakang (Roesli,

2008).

Pemijatan menimbulkan efek fisiologi pada berbagai sistem

organ pada tubuh manusia. Kegunaan pijat pada sirkulasi darah akan

meningkatkan aliran darah baik pada pembuluh darah arteri maupun

vena. Pijatan dengan tekanan yang agak dalam (± 1-2 mm) akan

meningkatkan aliran darah hingga 85% dan aliran cairan limfa. Bila

pijatan terlalu halus tidak akan ada manfaatnya, sedangkan pijatan

dengan tekanan akan menimbulkan efek yang menguntungkan, yaitu


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

akan memberikan tekanan pada vena sehingga darah akan kembali

ke jantung (Rosalina, 2007).

Pijatan memberi efek pelebaran pada vena dan kapiler serta

memacu efek saraf vasomotor sehingga membantu darah bergerak

melalui vena. Efek ini akan menimbulkan rasa segar karena jaringan

mendapat oksigen lebih banyak nutrien dan hormon, serta akan

terjadi pembersihan tempat yang dipijat dari zat racun. Keadaan ini

akan memberi rasa nyaman, santai dan segar pada yang dipijat. Efek

jangka panjang pada sistem sirkulasi adalah meningkatnya tonus dan

regangan pada pembuluh darah (Rosalina, 2007).

Pijat mempengaruhi sistem saraf tepi hingga ke pusat.

Tekanan pada reseptor saraf di kulit akan menyebabkan pelebaran

vena, arteri dan kapiler sehingga akan menghambat penyempitan,

melemaskan ketegangan otot, memperlambat detak jantung dan

meningkatkan gerakan usus di saluran cerna. Menurut Field et al.

dalam Dewi (2011) bayi yang mendapat terapi pijat dengan tekanan

sedang setelah 5 hari menunjukkan peningkatan berat badan yang

bermakna dibandingkan kelompok bayi yang mendapat terapi pijat

bertekanan ringan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

d. Mekanisme Dasar Pemijatan

Mekanisme dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui.

Terdapat beberapa teori untuk menerangkan mekanisme dasar pijat

bayi yaitu pengeluaran beta endorphin, aktivitas nervus vagus, dan

produksi serotonin.

Pijatan dapat mengubah gelombang otak sedemikian rupa

sehingga terjadi penurunan gelombang alpha dan peningkatan

gelombang beta, serta tetha yang akan membuat bayi tertidur lelap

dan saat terbangun akan berada dalam keadaan siaga (full alert).

Gambaran otak ini dibuktikan dengan menggunakan EEG

(Roesli,2008).

Adanya aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme

penyerapan makanan. Peningkatan tonus saraf otak ke-10

meningkatkan produksi enzim penyerapan seperti gastrin dan insulin.

Penelitian Field dan Schanberg dalam Dewi (2011) menunjukkan

bahwa bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus

yang menyebabkan peningkatan kadar enzim gastrin dan insulin.

Gastrin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel parietal lambung

yang merangsang sekresi asam lambung dan meningkatkan motilitas

lambung. Selain di lambung, gastrin juga di produksi oleh sel G di

duodenum dan pankreas. Insulin adalah hormon yang berperan

dalam metabolism glukosa, lemak, dan protein. Insulin

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

meningkatkan absorbsi glukosa dan menyimpannya dalam bentuk

glikogen di hati dan otot (Dewi, 2011).

Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter

serotonin sehingga kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat

glukokortikoid juga meningkat. Proses ini menyebabkan terjadinya

penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres). Penurunan kadar

adrenalin meningkatkan daya tahan tubuh terutama Ig M dan Ig G

(Roesli, 2008).

e. Waktu Pemijatan

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

dengan keinginan orang tua. Lebih cepat mengawali pemijatan bayi

maka akan mendapat keuntungan lebih besar, apalagi jika pemijatan

dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6

sampai 7 bulan (Roesli, 2008).

Waktu yang terbaik untuk memijat bayi adalah ketika bayi

terjaga dan senang. Demikian pula dengan orang tua sendiri harus

dalam kondisi tenang dan santai, sehingga bayi juga merasa tenang

(Heath dan Bainbridge, 2007).

f. Persiapan Pijat Bayi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan

pemijatan, yaitu :

1) Pilih waktu pemijatan saat santai, tidak tergesa-gesa, dan tidak

akan terputus di tengah jalan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

2) Tangan bersih dan hangat.

3) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan

pada kulit bayi.

4) Bayi sudah selesai makan atau tidak sedang lapar.

5) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.

6) Gelar alas atau handuk lembut di atas permukaan datar. Siapkan

popok, baju ganti dan minyak bayi atau lotion bayi untuk

memijat.

7) Duduk pada posisi yang nyaman dan tenang.

8) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan

cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya

berbicara.

(Dewi, 2010).

g. Teknik Pemijatan Bayi

Setiap gerakan dalam teknik pijat bayi dapat diulang

sebanyak enam kali.

1) Melakukan pemijatan pada daerah kaki

Teknik yang digunakan biasa disebut dengan perahan

cara India, yaitu memegang kaki bayi pada pangkal paha, seperti

memegang pemukul soft ball. Gerakkan tangan ke bawah secara

bergantian, seperti memerah susu. Berikutnya gerakan peras dan

putar. Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

secara bersamaan peras dan putar kaki bayi dengan lembut

dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki.

A B

Gambar 2.1 Pijatan pada daerah kaki

2) Melakukan pemijatan pada daerah perut

i. Pemijatan dilakukan dengan teknik yang disebut mengayuh

sepeda, yaitu dengan melakukan gerakan memijat pada perut

bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah

perut, bergantian dengan tangan kanan & kiri.

ii. Gerakan berikutnya adalah gerakan Bulan-Matahari, buat

lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari

perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah

membentuk gambar matahari) beberapa kali. Gunakan tangan

kanan untuk mambuat gerakan setengah lingkaran mulai dari

bagian bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi

(seolah membentuk gambar bulan. Lakukan kedua gerakan

ini secara bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan

penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat

gerakan setengah lingkaran (bulan).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

iii. Selanjutnya merupakan gerakan “I Love You”. Pijatlah perut

bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf ¨I¨.

Kemudian gerakan “LOVE”, pijatlah perut bayi membentuk

huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas,

kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. Setelah itu gerakan

“YOU”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik,

mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

A B
A

Gambar 2.2 Pijatan pada daerah perut

3) Melakukan pemijatan pada daerah dada

Terdapat dua gerakan pemijatan pada daerah dada, yaitu

jantung besar dan kupu-kupu. Pertama, gerakan jantung besar

dengan cara membuat gerakan yang menggambarkan jantung

dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di

tengah dada atau ulu hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke

bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

Kedua adalah gerakan kupu-kupu. Buatlah gerakan

diagonal seperti gambaran kupu-kupu dimulai dengan tangan

kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada

atau ulu hati kearah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati.

Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

A B

Gambar 2.3 Pijatan pada daerah dada

4) Melakukan pemijatan pada daerah lengan

i. Gerakan pada lengan sama dengan gerakan pada kaki yaitu

dengan gerakan perahan cara India. Peganglah lengan bayi

bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang

pemukul softball, tangan kiri memegang pergelangan tangan

bayi. Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak

kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri

dari pundak kearah pergelangan tangan.

ii. Gerakan perahan cara swedia, yaitu arah pijatan dimulai dari

pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk

mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru. Gerakkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari

pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak. Lanjutkan

dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

iii. Gerakan menggulung. Pegang lengan bayi bagian atas atau

bahu dengan kedua telapak tangan kemudian bentuklah

gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah

pergelangan tangan atau jari-jari.

A B C

Gambar 2.4 Pijatan pada daerah lengan

5) Melakukan pemijatan pada daerah muka

i. Dahi : Menyetrika dahi (open book). Letakkan jari-jari kedua

tangan Anda pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari

dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping

kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka

lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis,

buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian

gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

ii. Alis : Menyeterika alis. Letakkan kedua ibu jari di antara

kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai

dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

iii. Hidung (Senyum I). Letakkan kedua ibu jari pada

pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua

alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat

gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi

tersenyum.

iv. Mulut bagian atas (Senyum II). Letakkan kedua ibu jari

diatas mulut dibawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari

dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah

membuat bayi tersenyum.

v. Mulut bagian bawah (Senyum III). Letakkan kedua ibu jari

ditengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan

gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah

pipi seolah membuat bayi tersenyum

vi. Belakang telinga. Mempergunakan ujung-ujung jari, berikan

tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.

Gerakkan ke arah pertengahan dagu dibawah dagu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

A C
B

E F

Gambar 2.5 Pijatan pada daerah muka

6) Melakukan pemijatan pada daerah punggung

i. Gerakan maju mundur (kursi goyang). Tengkurapkan bayi

melindang di depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan

kaki di sebelah kanan anda. Pijatah sepanjang punggung bayi

dengan gerakan maju mundur menggunakan ke dua telapak

tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali

lagi ke leher.

ii. Gerakan menyetrika. Pegang pantat bayi dengan tangan

kanan kemudian dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher

ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang

menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

iii. Gerakan menggaruk. Tekankan dengan lembut kelima jari-

jari tangan kanan anda pada punggung bayi. Buat gerakan

menggaruk kecommit
bawahtomemanjang
user sampai ke pantat bayi
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

A C

Gambar 2.6 Pemijatan pada daerah punggung

7) Melakukan relaksasi

a) Menyilangkan tangan

Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan

di dada. Kemudian luruskan kembali kedua tangan bayi ke

samping. Ulangi setiap gerakan ini sebanyak 4-5 kali.

b) Membentuk diagonal tangan-kaki

Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri

bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.

Selanjutnya tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke

posisi semula. Lakukan gerakan ini bergantian dengan kaki

kiri dan tangan kanan.

c) Menyilangkan kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu

silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki

kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu

kembalikan posisi kaki pada posisi semula.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

d) Menekuk kaki bergantian

Pegang pergelangan kaki kanan bayi dalam posisi kaki

lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut.

Kemudian lakukan gerakan yang sama pada kaki kiri bayi

dengan.

e) Menekuk kaki bersamaan

Gerakan seperti menekuk kaki tetapi dengan

mempergunakan kaki secara bersamaan.

(Roesli, 2008)

2. Berat Badan

a. Pengertian Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Penimbangan

digunakan sebagai cara untuk menentukan berat badan bayi

(Supariasa, 2006). Berat badan digunakan pada setiap kesempatan

memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan

digunakan sebagai indikator terbaik untuk mengetahui keadaan gizi

dan tumbuh kembang anak. Berat badan merupakan hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh.

Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui

keadaan gizi dan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2001).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

b. Pengukuran Berat Badan Bayi

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,

misalnya tulang, otot, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat

diketahui status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga

dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang

diperlukan dalam tindakan pengobatan (Hidayat, 2008).

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.

Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa

persyaratan:

1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain

2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya

3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg

4) Skalanya mudah dibaca

5) Cukup aman untuk menimbang anak balita

(Supariasa, 2006)

Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih

untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah timbangan

digital. Penggunaan digital memiliki beberapa keuntungan karena

dapat mengukur berat badan dengan mudah, cepat dan akurat, sebab

ketelitian timbangan digital sebesar 100 gram. Mengurangi risiko

penularan infeksi kulit dan cedera pada balita serta mengurangi rasa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

takut pada anak-anak yang tidak senang dengan timbangan gantung

juga merupakan kelebihan dari timbangan digital (Riskesdas, 2007).

Menurut Riskesdas (2007) prosedur penimbangan anak umur

kurang dari 2 tahun atau anak yang belum bisa berdiri dapat

digunakan timbangan dewasa dengan cara, yaitu:

1) Aktifkan alat timbang dengan cara menekan papan pijakan.

Mula-mula akan muncul angka 8,8 dan tunggu sampai muncul

angka 0,0 yang menandakan alat siap digunakan.

2) Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang dengan meminta ibu

naik ke alat timbang.

3) Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap

tenang (tidak bergerak-gerak) dan kepala tidak menunduk

(pandangan lurus kedepan).

4) Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, tunggu sampai

angka tidak berubah.

5) Catat angka terakhir.

6) Minta responden turun dari alat timbang dan tunggu sampai alat

timbang “OFF” secara otomatis.

7) Aktifkan kembali alat timbang dengan cara menekan papan

pijakan, tunggu sampai muncul angka 0,0.

8) Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.

9) Catat angka yang terakhir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

10) Berat badan anak adalah selisih antara berat badan ibu dan anak

dengan berat badan ibu.

c. Penambahan Berat Badan Bayi

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang

terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan

menyangkut semua aspek kemajuan yang dicapai sejak dalam

kandun gan hingga dewasa. Menurut Whalley dan Wong (2000)

pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di

seluruh bagian tubuh yang secara kualitatif dapat diukur, eperti

pertambahan berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala,

sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya

fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan

dan belajar (Hidayat, 2005).

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan

jika mendapat gizi yang baik berkisar 700 sampai 1000 gram per

bulan pada triwulan I, 500 sampai 600 gram per bulan pada

triwulan II, 350 sampai 450 gram per bulan pada triwulan III, 250

sampai 350 gram per bulan pada triwulan IV (Adriana, 2011).

3. Pijat Bayi dan Peningkatan Berat Badan

Beberapa peneliti melaporkan terjadinya peningkatan berat

badan pada bayi kurang bulan yang mendapatkan terapi pijat selama

5-10 hari. Mekanisme yang mendasari bagaimana pijat dapat

meningkatkan berat badan masih belum jelas. Terdapat beberapa


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

hipotesis yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya terapi pijat

memacu bayi untuk mengkonsumsi energi lebih banyak. Namun

pada penelitian yang dilakukan oleh Field et al. (1980) dan dieter et

all. (2003) diketahui bahwa bayi kurang bulan yang mendapat

pemijatan tidak mengkonsumsi energi lebih banyak, meski demikian

tetap diperoleh peningkatan berat badan yang signifikan pada

kelompok bayi yang dipijat.

Bayi yang dipijat mendapatkan energi lebih banyak karena

peningkatan waktu tidur. Namun penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa bayi kurang bulan yang dipijat banyak berada

pada kondisi aktif dan lebih sedikit waktu tidurnya dibandingkan

kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

peningkatan berat badan pada bayi yang dipijat bukan karena

penurunan aktifitas (Field, 1986).

Pemijatan dengan tekanan sedang memicu peningkatan

aktivitas nervus vagus yang menyebabkan peningkatan motilitas

lambung dan pelepasan hormon insulin sehingga absorbsi makanan

menjadi lebih efisien. Penelitian yang dilakukan oleh Diego et al.

(2005) menyimpulkan bahwa peningkatan berat badan yang

signifikan pada bayi yang dipijat berhubungan dengan peningkatan

vagal tone selama pemijatan dan perubahan motilitas lambung

setelah pemijatan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Konsep

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh pijat bayi

dan variabel dependen adalah peningkatan berat badan. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan

bayi usia 2 sampai 6 bulan.

Kerangka konsep dari penelitian ini dijelaskan dalam gambar dibawah

ini :

Stimulasi Pijat Bayi Usia 2-6


Bulan - Genetik (keturunan)
- Asupan nutrisi
- Penyerapan dan
Aktivitas Nervus Vagus ke-10 pengeluaran usus
- Aktifitas fisik
Peningkatan Produksi Enzim - Metabolisme tubuh
Gastrin dan Insulin dan hormon
- Penyakit kronik
- Kadar air dan lemak
Penyerapan Makanan tubuh
Lebih Baik

Penambahan Berat Badan

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Variabel yang di teliti

: Variabel yang tidak diteliti

C. Hipotesis

Pijat bayi berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada bayi usia 2

sampai 6 bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah Quasi Eksperiment. Rancangan ini berupaya

untuk membandingkan rerata kenaikan berat badan antara bayi yang

mendapat pijatan dan yang tidak mendapat pijatan dengan pelaksanaan dan

pemantauan setiap dua kali seminggu selama satu bulan.

Pengukuran dilakukan pada kedua kelompok, sebelum (O1 dan O3)

dan setelah periode perlakuan (O2 dan O4) sehingga diperoleh empat hasil

pengukuran (Saryono, 2008).

Kelompok Intervensi O1 X O2

Kelompok Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan pada

bulan Mei sampai Juli 2012.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

2. Populasi Aktual

Populasi aktual dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 2

sampai 6 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan

sebanyak 102 bayi.

D. Sampel dan Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik

ini mengambil sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari

kelompok atau gugus, dalam penelitian ini sampel berasal dari unit geografis

berupa RW (Rukun Warga) di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan

(Notoatmodjo, 2005).

E. Besar Sampel

Penentuan besar sampel untuk penelitian eksperimen sederhana yang

menggunakan kelompok intervensi dan kelompok kontrol, masing-masing

antara 10 sampai dengan 20 responden. Peneliti menggunakan 30 responden

sebagai sampel dengan 15 responden dijadikan sebagai kelompok intervensi

dan 15 responden sebagai kelompok kontrol.

F. Pengalokasian Subjek

Subjek penelitian yang telah ditentukan (sampel) dibagi menjadi dua

kelompok dengan jumlah dan kriteria yang sama. Kelompok pertama

(kelompok intervensi) adalah kelompok yang diberi perlakuan, sedangkan

kelompok kedua (kelompok kontrol) tidak diberi perlakuan dan berfungsi

sebagai pembanding.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

G. Kriteria Restriksi

1. Kriteria inklusi :

a. Bayi usia 2 sampai 6 bulan.

b. Bayi yang belum mendapat MP-ASI dan hanya mengkonsumsi ASI

atau PASI.

2. Kriteria eksklusi :

a. Bayi lahir prematur

b. Bayi sakit

c. Orang tua tidak bersedia bayinya menjadi responden

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur


Ukur
1. Bebas : Pijat bayi adalah pemijatan yang Nominal -
Pijat Bayi diberikan kepada bayi
berdasarkan buku Pedoman Pijat
Bayi (Roesli, 2008) dilakukan
setiap 2 kali seminggu.

2. Terikat : Selisih antara berat badan bayi Rasio Timbangan


Kenaikan sebelum dan sesudah dilakukan digital
berat pemijatan dengan melakukan
badan penimbangan terhadap berat
badan bayi dengan
menggunakan timbangan digital
dengan satuan berat gram.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

I. Cara Kerja

1. Intervensi

a. Peneliti melaksanakan pra penelitian di Puskesmas Ngoresan guna

mengetahui karakteristik subjek yang akan dijadikan sebagai

responden kemudian menentukan populasi dan mengambil sampel

berdasarkan atas kriteria restriksi.

b. Peneliti membagi dua kelompok responden menjadi kelompok

intervensi dan kelompok kontrol.

c. Peneliti datang ke masing-masing rumah calon responden yang telah

ditentukan sebagai kelompok intervensi dan kelompok kontrol untuk

menjelaskan prosedur penelitian dan meminta izin sebagai responden.

d. Peneliti menimbang berat badan responden kelompok kontrol dan

kelompok intervensi sebelum dilakukan pemijatan.

e. Pemijatan dilakukan kepada kelompok intervensi sebanyak 2 kali

seminggu dalam 1 bulan oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga bidan

yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan pijat bayi. Pada

kelompok kontrol dilakukan observasi pengamatan agar tetap sesuai

dengan kriteria restriksi yang telah ditentukan.

f. Penimbangan awal (pretest) pada seluruh responden, sekaligus

pemijatan pertama pada kelompok intervensi mulai dilaksanakan pada

minggu pertama bulan Juni (4-9 Juni 2012). Selanjutnya rutin

dilakukan pemijatan kepada kelompok intervensi hingga minggu ke

empat (8 kali pijat).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

g. Penimbangan akhir (posttest) pada seluruh responden dilaksanakan

setelah empat minggu masa pemijatan (8 x pijat) pada tanggal 3

sampai 9 Juli 2012.

2. Instrumentasi

Instrumen yang digunakan merupakan alat yang mampu

membantu peneliti untuk mengumpulkan data agar lebih mudah dan lebih

lengkap sehingga mudah diolah :

a. Timbangan digital yang telah di tera

b. Lembar observasi untuk pencatatan hasil penimbangan berat badan

dan asupan nutrisi harian.

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen atau alat ukur data yang digunakan untuk mengukur

variabel terikat (berat badan) adalah timbangan digital yang telah ditera

melalui Balai Metrologi wilayah Surakarta pada tanggal 01 Juni 2012.

K. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data,

proses pengolahan data penelitian dilakukan denngan tahap-tahap sebagai

berikut :

a. Editing

Setelah data dikumpulkan, dievaluasi kelengkapannya. Editing

data dilakukan di lapangan, sehingga bila terjadi kekurangan dan

ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

b. Coding

Pemberian tanda kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam

kategori yang sama.

c. Tabulating

Merupakan pengolahan data yang telah didapatkan. Dalam

pengolahan data ini disusun dan ditampilkan ke dalam bentuk tabel.

d. Entry data

Memindahkan data ke dalam file komputer dengan bantuan

program komputer. Peneliti menggunakan SPSS (Statistical Program

for Social Science).

2. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan :

a. Analisis Univariat

Data berupa karakteristik responden disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel

penelitian dengan menggunakan rumus :

f
P x100 %
N

Keterangan :

P : Persentase f : Frekuensi

N : Jumlah subjek 100 : Bilangan tetap

(Nursalam, 2003).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

b. Analisis Bivariat

Analisis ini membandingkan nilai variabel terikat dan variabel

bebas yaitu kelompok yang mendapatkan perlakuan pijat bayi dengan

kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan. Analisis data pada

penelitian ini menggunakan uji t-tes independent.

Analisis uji t-tes independent ini digunakan dengan

pertimbangan untuk membedakan antara dua sampel yang berbeda

dan tidak saling mempengaruhi, data yang digunakan berupa data

rasio dan nominal. Penggunaan uji t-tes independent termasuk dalam

uji parametrik, sehingga menganut asumsi data berdistribusi normal,

sebaran data homogen, dan sampel diambil secara acak (Riwidikdo,

2009). Rumus umum uji t-tes independent yang digunakan adalah :

̅ − ̅
=
1 1
+

Dimana nilai s diperoleh dari rumus :

= [( − 1) + ( − 1) ]⁄( + − 2)
Proses analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS.

Dalam analisis ini, suatu hipotesis (Ha) dapat diterima apabila nilai t

hitung lebih besar dari t tabel (Sugiyono, 2007).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan yang

memiliki 37 posyandu dari 36 RW yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan pada bayi usia

2 sampai 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. Penelitian dilakukan

dengan membagi responden menjadi 2 kelompok, kelompok intervensi dan

kelompok kontrol. Keseluruhan subjek dalam penelitian ini sebanyak 30

responden.

Karakteristik responden berdasarkan data demografi meliputi:

a. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel

4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1
Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pijat Kontrol
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
Laki-laki 9 60 7 46,67
Perempuan 6 40 8 53,33
Total 15 100 15 100
Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden kelompok pijat

adalah laki-laki sebesar 60%, sedangkan kelompok kontrol lebih besar


commit to user
terdiri dari perempuan yaitu sebesar 53,33%.
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

b. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2
Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Pijat Kontrol
Umur Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
2 bulan 5 33,32 5 33,32
3 bulan 4 26,67 4 26,67
4 bulan 4 26,67 4 26,67
5 bulan 1 6,67 1 6,67
6 bulan 1 6,67 1 6,67
Total 15 100 15 100
Sumber : Data primer 2012

Berdasarkan tabel 4.2 jumlah responden terbanyak pada kelompok

intervensi maupun kelompok kontrol adalah usia 2 bulan yaitu masing-

masing sebanyak 5 jiwa atau 33,32%.

c. Asupan Nutrisi

Karakteristik responden berdasarkan asupan nutrisi sehari-hari

dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3
Frekuensi responden berdasarkan asupan nutrisi sehari-hari

Pijat Kontrol
Asupan Nutrisi Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(jiwa) (%) (jiwa) (%)
ASI Eksklusif 4 26,67 2 13,33
Non-ASI Ekslkusif 11 73,33 13 86,67
Total 15 100 15 100
Sumber : Data primer 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Data asupan nutrisi pada penelitian ini dilakukan bersamaan

dengan tindakan pijat bayi selama penelitian. Berdasarkan tabel 4.3 dari 30

responden baik kelompok kontrol maupun intervensi mayoritas asupan

nutrisi yang dikonsumsi oleh bayi berasal dari non-ASI eksklusif, masing-

masing sebanyak 11 responden (73,33%) dari kelompok intervensi dan 13

responden (86,67%) dari kelompok kontrol.

B. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan

Analisis paired t-test digunakan untuk menguji pengaruh pijat bayi

pada masing-masing kelompok penelitian.

1. Berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada

kelompok intervensi

Tabel 4.4
Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada
kelompok intervensi

Rerata Kenaikan
Mean
Variabel SD Berat Badan
(gram)
(gram)
Berat badan responden 5586,67 1133,179
sebelum dipijat 813,33
Berat badan responden sesudah 6400,00 1002,141
dipijat

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh rata-rata berat badan bayi sesudah

dipijat adalah 6400,00 gram dengan standar deviasi 1002,141 dan rerata

kenaikan berat badan pada kelompok intervensi sebesar 813,33 gram.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

2. Berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada

kelompok kontrol

Tabel 4.5
Rerata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada
kelompok kontrol

Rerata Kenaikan
Mean
Variabel SD Berat Badan
(gram)
(gram)
Berat badan responden sebelum 5660,00 1159,926
dipijat 633,33
Berat badan responden sesudah 6293,33 1055,913
dipijat

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh rata-rata berat badan bayi sesudah

pelaksanaan pemijatan adalah 6293,33 gram dengan standar deviasi

1055,913 dan rerata kenaikan berat badan pada kelompok kontrol sebesar

633,33 gram.

3. Hasil Uji Independent T-Test

Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan rerata

perubahan berat badan pada kelompok intervensi dengan kelompok

kontrol. Sebelum dilakukan uji independent t test dari seluruh data di uji

normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji Shapiro-Wilk dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6
Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk perubahan nilai
kelompok intervensi dan kontrol

Shapiro-Wilk
Kelompok Keterangan
Statistik Df Sig
Kontrol 0,927 15 0,250 Distribusi data normal
Intervensi 0,917 15 0,172 Distribusi data normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (sig

perlakuan dan sig kontrol lebih besar dari 0,05).

Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki dua

parameter populasi yang lengkap yaitu mean dan standar deviasi, memiliki

kurva yang berbentuk seperti lonceng dan simetris terhadap mean, mean,

modus, dan median dari seluruh distribusi adalah sama, total daerah

dibawah kurva nilainya adalah satu, serta memiliki ekor yang panjang di

kedua sisi sumbu x sesuai dengan frekuensi distribusi.

Hasil uji Shapiro Wilk menunjukkan data berdistribusi normal,

selanjutnya dilakukan uji independent t-test dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.7
Hasil Uji T-Test

Levene’s Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variance
F Sig T Df Sig.
(2 tailed)
Kenaikan
Equal Variance 0,927 0,344 2,621 28 0,014
Assumed
Kenaikan
Equal Variance 2,621 27,253 0,014
Not Assumed
Uji t tidak berpasangan

Tabel di atas menunjukkan nilai ρ sebesar 0,014 < 0,05, atau nilai

│t hitung│sebesar 2,621 > │t tabel│sebesar 2,045 dengan demikian Ho di

tolak, artinya pijat bayi berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada

bayi usia 2 sampai 6 bulan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Peningkatan berat badan bayi adalah selisih antara berat badan bayi

setelah dilakukan pemijatan dengan berat sebelum dilakukan pemijatan dan

dinyatakan dalam gram. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

30 responden di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta dengan

melakukan penimbangan sebelum dan sesudah pemijatan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol diperoleh rerata kenaikan berat badan terjadi

baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, namun rerata

kenaikan berat badan lebih besar terjadi pada kelompok intervensi. Rerata

perubahan berat badan bayi pada kelompok intervensi setelah dipijat adalah

813,33 gram, sedangkan pada kelompok kontrol rerata perubahan berat badan

bayi adalah 633,33 gram.

Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan pada

bayi adalah asupan nutrisi. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas asupan

nutrisi yang dikonsumsi oleh responden kelompok intervensi (73,73%)

maupun kelompok kontrol (86,67%) bersumber dari non-ASI eksklusif. Data

didapatkan atas hasil wawancara yang dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan pijat bayi.

Penelitian Serrano dalam Dewi (2011) hanya menunjukkan jumlah

insiden ASI eksklusif (exvlusive breast-feeding) dan non-ASI eksklusif (mixed


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

breast-feeding) tanpa melakukan analisis diet dari asupan susu formula yang

diminum bayi, sedangkan Dasuki menggunakan metode recall 24 jam untuk

menganalisis asupan makanan bayi yang dilakukan setiap minggu selama

pemantauan 1 bulan.

Kenaikan berat badan pada kelompok kontrol yang mengkonsumsi

susu formula sebagai sumber nutrisi, sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa bayi yang mengkonsumsi ASI non-eklsklusif cenderung memiliki

kenaikan berat badan yang lebih besar daripada bayi yang mendapat asupan

nutrisi dari ASI eksklusif. Bayi yang diberi susu formula memiliki berat badan

yang lebih besar jika dibandingkan dengan hanya mengkonsumsi ASI saja.

Susu formula memiliki kandungan garam atau gula yang berlebih sehingga

bayi merasa cepat haus. Menurut Katherine dalam Bararah (2010) kelebihan

berat badan pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena

kelebihan retensi air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan

ASI.

Hasil penelitian ini didapatkan kenaikan berat badan bayi yang

bermakna pada kelompok pijat yang telah mendapatkan pemijatan selama 4

minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh dasuki (2003) pada bayi cukup bulan berusia 4

bulan yang dipijat selama 4 minggu mengalami peningkatan berat badan 33%

lebih besar dibandingkan bayi yang tidak dipijat. Rosalina (1999) juga

mendapatkan hal yang serupa dimana bayi yang cukup bulan yang

mendapatkan pijatan sejak usia 4 minggu sebanyak 1-2 kali per hari selama 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

minggu mengalami peningkatan berat badan yang bermakna dibandingkan

kelompok kontrol. Penelitian Chile dalam Dewi (2011) mendapatkan adanya

peningkatan berat badan bermakna pada kelompok bayi cukup bulan yang

dipijat sejak berusia 15 hari hingga berusia 2 bulan dibandingkan kelompok

kontrol. Penelitian pada bayi kurang bulan yang dilakukan oleh Field dalam

Roesli (2008) menunjukkan bahwa bayi kurang bulan yang mendapatkan

stimulasi taktil/kinestetik yang kemudian disebut sebagai massage therapy

sebanyak 3 kali 15 menit per hari selama 10 hari mengalami rerata

peningkatan berat badan per hari 47% lebih besar daripada kelompok kontrol

(25 gram berbanding 17 gram), meskipun jumlah pemberian minum dan

asupan kalori per hari tidak berbeda antara kedua kelompok tersebut.

Terdapat beberapa mekanisme yang mendasari hubungan antara terapi

pijat dan peningkatan berat badan, salah satunya adalah mengenai teori

peningkatan aktifitas vagus. Field dalam Dewi (2011) penelitian yang

dilakukan oleh Diego (2005) menyatakan bahwa bayi kurang bulan yang

dipijat menunjukkan peningkatan aktifitas vagus. Salah satu cabang dari

nervus vagus menginervasi traktus gastrointestinal sehingga memicu produksi

hormon gastrin dan insulin. Selain itu aktifitas vagus juga meningkatkan

motilitas lambung. Kedua hal tersebut menyebabkan absorbsi makanan

menjadi lebih efisien (Dewi, 2011).

Menurut Field et al. dalam Dewi (2011) bayi yang mendapat terapi

pijat dengan tekanan sedang setelah 5 hari menunjukkan peningkatan berat

badan yang bermakna dibandingkan kelompok bayi yang mendapat terapi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

pijat bertekanan ringan, hal ini disebabkan karena pijat mempengaruhi sistem

saraf tepi hingga ke pusat. Tekanan pada reseptor saraf di kulit akan

menyebabkan pelebaran vena, arteri dan kapiler sehingga akan menghambat

penyempitan, melemaskan ketegangan otot, memperlambat detak jantung dan

meningkatkan gerakan usus di saluran cerna.

B. Keterbatasan Peneliti

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini,

beberapa di antaranya, yaitu :

1. Karena keterbatasan waktu dan tenaga, jumlah responden yang

digunakan masih sebatas jumlah responden minimum dalam penelitian

eksperimen sederhana.

2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi tidak

dapat di kendalikan oleh peneliti. Faktor yang mempengaruhi

peningkatan berat badan pada bayi tersebut diantaranya faktor genetik,

asupan nutrisi, aktifitas fisik, penyerapan dan pengeluaran usus,

matabolisme tubuh dan hormon.

3. Penggunaan timbangan berat badan yang digunakan dalam penelitian

hanya memiliki ketelitian sebesar 100 gram, sehingga penghitungan

kenaikan berat badan terlihat tidak jauh berbeda.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Rerata berat badan pada kelompok intervensi sebelum dilakukan pemijatan

sebesar 5586,67 gram, sedangkan rerata berat badan pada kelompok

kontrol adalah 5660,00 gram.

2. Rerata berat badan pada kelompok intervensi sesudah dilakukan pemijatan

adalah sebesar 6400,00 gram dengan rerata kenaikan berat badan sebesar

813,33 gram , sedangkan rerata berat badan pada kelompok kontrol adalah

6293,33 gram dengan rerata kenaikan berat badan sebesar 633,33 gram.

3. Pijat bayi berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada bayi usia 2

sampai 6 bulan.

B. Saran

1. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas, maupun Instansi Kesehatan

setempat agar mempromosikan pijat bayi dan menjadikannya sebagai

salah satu program kerja puskesmas dalam rangka peningkatan tumbuh

kembang anak.

2. Pihak orangtua dan masyarakat diharapkan juga berperan dalam

meningkatkan tumbuh kembang anak dengan melaksanakan pijat bayi

secara rutin.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai