Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN AN.

D
BERUSIA 6 TAHUN DENGAN KASUS
KEBIASAAN BURUK MENGHISAP IBU JARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program


Diploma III Pada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan KEMENKES
Bandung

DISUSUN OLEH :
INDRI KHOIRUN NISA
P17325113013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2016
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN


An. D BERUSIA 6 TAHUN DENGAN KASUS KEBIASAAN BURUK
MENGHISAP IBU JARI

Diujikan Pada Hari . . . . . . Tanggal. . . . . Bulan. . . . . Tahun. . . . .

Penguji 1 Penguji 2

Deru Marah Laut, S.SIT Drg. Eliza Herijulianti, M.Pd


NIP. 1975 10 16 1994 03 1001 NIP. 1958 07 10 1986 03 200

Penguji 3

Tri Widyastuti. SKM. M.Epid


NIP. 1967 06 12 1988 03 2001
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN


An. D BERUSIA 6 TAHUN DENGAN KASUS
KEBIASAAN BURUK MENGHISAP IBU JARI

Disahkan Pada Hari ............Tanggal.......Bulan............Tahun 2016

Dosen Pembimbing

Tri Widyastuti. SKM. M.Epid


NIP. 1967 06 12 1988 03 2001

Mengetahui
Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Bandung

Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M.Kes.AIFO


NIP. 1956 10 05 1987 12 2001
LEMBAR PERSEMBAHAN

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka


wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang
menghendaki kehidupan akhirat maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya
maka wajibbaginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

“Untuk cita-cita yang harus dicapai, untuk banyak impian yang

akan dikejar, untuk sebuah harapan agar menjalani hidup lebih

bermakna maka teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk

menggapainya. Menjalani hidup yang sudah menjadi takdir,

sedih, bahagia, dan bertemu dengan orang-orang yang memberi

berjuta pengalaman yang baru maka dari itu kita harus lebih

banyak bersyukur atas apa yang Allah SWT berikan. Ibarat

memasuki lorong yang gelap pasti ada cahaya dipenghujung

lorong tersebut dan sekarang kita sudah sampai dipenghujung

lorong itu tetapi sebenarnya itu adalah awal mula dari

perjuangan kehidupan yang akan kita jalani”.


ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA
PASIEN AN. D BERUSIA 6 TAHUN DENGAN KASUS
KEBIASAAN BURUK MENGHISAP IBU JARI

Indri Khoirun Nisa1) , Tri Widyastuti2)


Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung
E-mail : khoirunnisaindri@gmail.com

ABSTRAK
Kebiasaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari disadari atau tidak
disadari dapat berdampak baik atau buruk. Salah satunya kebiasaan buruk yang
berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut, seperti menghisap ibu jari atau
jari lainnya. Kebiasaan buruk ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan rahang, gigi dan palatum. Akibat yang ditimbulkan salah satunya
yaitu openbite anterior, posterior crossbite,protrusif rahang atas dan palatum
yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien An. D berusia 6 tahun dengan
kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari. Kebiasaan buruk menghisap ibu jari
yang dialami oleh An. D disebabkan oleh kurang asupan ASI pada waktu bayi,
kebiasaan sebelum tidur harus menghisap ibu jari, sejak umur 2 tahun hingga 5
tahun suka minum susu botol, dan dipengaruhi oleh faktor sekunder yaitu dengan
harus adanya kain selimut sebagai pegangan.
Pada studi kasus ini didapat hasil diagnosa An. D memiliki kebiasaan
buruk menghisap ibu jari. Tindakan pada kasus ini dilakukan observasi selama 12
hari, dengan orangtua An. D diberi instruksi untuk perawatan dirumah berupa
pembalutan ibu jari An. D dengan plester atau sarung tangan, mengoleskan cairan
pahit, dan menghilangkan faktor sekunder lainnya. Setelah dilakukan penelitian
didapat hasil perubahan perilaku An. D dengan dilihat berkurangnya kebiasaan
tersebut dilakukan.

Kata kunci : Kebiasaan buruk menghisap ibu jari, Instruksi Perawatan Dirumah
NURSING CARE OF TEETH AND MOUTH ON PATIENT AN. D AGE 6
YEARS WITH CASE BAD HABITS THUMB SUCKING

Indri Khoirun Nisa1) , Tri Widyastuti2)


Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung
E-mail : khoirunnisaindri@gmail.com

ABSTRACT
Habits are activities conducted daily consciously or unconsciously can be
good or bad. One of these bad habits that affect oral health, such as sucking the
thumb or other finger. These bad habits can influence the development and
growth of the jaws, teeth and palate. The impact caused one of them is openbite
anterior, posterior crossbite, protrusive upper jaw and palate is high. The purpose
of this research is to gain an overview of the nursing care of teeth and mouth in
patients An. D was 6 years old with a bad case of thumb-sucking habit. Bad habit
of thumb sucking experienced by An. D caused by insufficient intake of breast
milk in infancy, habits before bed should be as thumb-sucking, from the age of 2
years to 5 years will drink the milk bottle, and is influenced by secondary factors,
namely by having the blanket as a handle.
In this case study obtained diagnosis An. D has a bad habit of thumb
sucking. The action in this case were observed for 12 days, with parents An. D
given instructions for home care such as bandaging the thumb An. D with plaster
or glove, applying a liquid bitter, and eliminating other secondary factors. After
doing research results obtained with the behavioral changes seen with reduction
An. D these habits do.

Keywords: bad habit of thumb sucking, Residential Care Instructions


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karuania-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karta Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut pada

Pasien An. D Berusia 6 Tahun dengan Kasus Kebiasaan Buruk Menghisap Ibu

Jari”.

Selama persiapan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

mendapatkan bantuan berupa bimbingan, saran, dan motivasi. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat dan hidayah-Nya

2. Dr. Ir. H. Osman Syarif, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Bandung.

3. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M.Kes AIFO Selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

4. Drg. Tati Svasti Sri Indrani selaku dosen pembimbing akademik.

5. Tri Widyastuti, SKM, M.Epid, Selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

6. Deru Marah Laut, M.Kes dan Drg. Eliza Herijulianti, M.Pd, sebagai dosen

penguji.

7. Seluruh staf dan dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Bandung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Agus Suryana, S.Sos yang telah membantu mencari sumber dan referensi

untuk kelancaran Karya Tulis Ilmiah ini.


9. Alm. Bapa yang menjadi motivasi terbesar penulis untuk menyelesaikan

kuliah D3 Keperawatan Gigi.

10. Keluarga besar yang menjadi alasan terbesar penulis untuk tetap semangat

dalam menjalani masa-masa kuliah di Jurusan Keperawatan Gigi.

11. Teman-teman SMP dan SMA, para sahabat yang selalu memberi semangat

dan motivasi selama penulis kuliah di Jurusan Keperawatan Gigi.

12. Teman-teman dimasa perkuliahan (Dita, Avi, Ani, wiwin, Gleadys) yang

telah mambantu mencari sumber referensi buku untuk karya tulis ilmiah.

13. Rekan-rekan Angkatan 19 Program D III, yang telah melewatkan waktu

bersama dengan segala suka mapun duka dan saling memotivasi.

14. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini, terimakasih atas bantuannya.

Semoga keabaikan yang telah dilakukan mendapat balasan yang

jauh besar dari Alloh SWT.

Bandung, Juli 2016

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGUJIAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ .iii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................V

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.........................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. KEBIASAAN BURUK .................................................................................5
1. Kebiasaan Buruk .....................................................................................5
2. Etiologi ....................................................................................................6
3. Akibat-akibat menghisap ibu jari ............................................................7
4. Cara pencegahan menghisap ibu hari ....................................................10
5. Cara menghentikan kebiasaan menghisap ibu jari ................................11
B. PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT
1. Definisi Asuhan Keperawatan Gigi .......................................................15
2. Tahap Pelaksanaan proses Asuhan Keperawatan Gigi ..........................15
a. Pengkajian .........................................................................................15
b. Diagnosa ...........................................................................................16
c. Perencanaan ......................................................................................16
d. Implementasi .....................................................................................16
e. Evaluasi .............................................................................................17
BAB 3 TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian .........................................................................................18
B. Analisa Data ......................................................................................21
C. Diagnosa Keperawatan.....................................................................22
D. Rencana Intervensi Keperawatan......................................................23
E. Implementasi/Pelaksanaan & evaluasi..............................................26
BAB 4 PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus...............................................................................30
B. Analisis Diagnosa Keperawatan....................................................31
C. Analisis Teori Tindakan.................................................................31
D. Evaluasi..........................................................................................33
BAB 5 PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................36
B. Saran..............................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Medical Record

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Permenkes no 58 tahun 2012 tentang penyelenggaraan

pekerjaan perawat gigi menyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi perawat

gigi adalah melakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut,

upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut, upaya tindakan medis dasar

pada kasus penyakit gigi sesuai dengan kompetensi dan pelayanan

kebersihan gigi dan mulut. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

adalah suatu layanan kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu

kelompok tertentu atau individu dalam kurun waktu yang dilaksanakan

secara terencana, terarah dan berkesinambungan untuk mencapai taraf

kesehatan gigi dan mulut yang optimal (KEPMENKES NO. 284, 2006).

Kesehatan gigi dan mulut bukan hanya dipengaruhi oleh faktor pola

makan saja namun dipengaruhi juga oleh faktor kebiasaan pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Jika kebiasaan pemeliharaannya baik maka tidak

ada masalah tetapi jika kebiasaan pemeliharaannya buruk akan berdampak

pada kesehatan giginya. Menurut Putri (2013) Ada macam-macam

kebiasaan buruk seperti bruxism, merokok, mengunyah tembakau dan

menyirih, bernafas melalui mulut, minum susu dalam botol, menghisap

jempol atau jari lainnya.

Kebiasaan didefinisikan sebagai sesuatu bersifat permanen yang

menunjukan aktifitas berulang secara otomatis disebabkan oleh proses


alami yang kompleks melibatkan kontraksi otot yang dapat berpengaruh

pada fungsi mastikasi, respirasi, fonetik dan estetik. Kebiasaan buruk dapat

menyebabkan gangguan dalam pola perkembangan dentofasial. Salah

satunya yaitu kebiasaan buruk menghisap ibu jari atau jari lainnya.

Kebiasaan menghisap ibu jari bersifat sementara dan hilang dengan

sendirinya pada usia sekitar 3-4 tahun (Setianingtyas, 2012).

Jika kebiasaan menghisap ibu jari dilakukan lebih dari 5 tahun akibat

yang ditimbulkan tidak baik terhadap keadaan rongga mulutnya seperti

openbite anterior, posterior crossbites dan maloklusi kelas II atau

protrusif rahang atas. Sehingga memerlukan perawatan khusus yaitu

perawatan orthodonti. Menghisap ibu jari disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu pengalihan dimana sang anak sedang bosan, lapar, stres, dan waktu

menyusui yang terlalu cepat diberhentikan (Machfoedz dan Yetti, 2005).

Prevalensi menghisap ibu jari yang dilakukan anak-anak, berkisar 13-

45%. Sekitar 80% bayi menghisap menghisap ibu jari sampai usia sekitar

18 bulan, tetapi kebiasaan ini masih dijumpai pada anak uisa prasekolah,

bahkan sampai usia 6 tahun (Senjaya, 2012).

Masalah maloklusi gigi seperti dental crowding, protrusif rahang

atas atau openbite anterior dapat terjadi dengan seiring perkembangan dan

pertumbuhan pada anak. Istilah gigitan terbuka (open bite) pertama kali

diciptakan oleh Caravelli pada tahun 1842 sebagai salah satu bagian dari

maloklusian. Beberapa literatur menyebutkan gigitan terbuka terjadi bila

overbite lebih kecil dari normalnya. Prevalensi gigitan terbuka pada


periode gigi campuran adalah 17-18 %. Bila gigitan terbuka berhubugan

dengan kebiasaan menghisap ibu jari maka prevalensi meningkat menjadi

36,3 % (Pasha, 2012).

Akibat lebih lanjut apabila open bite anterior dibiarkan akan

terjadi ganguan pada saat berbicara yaitu pada saat mengucapkan huruf s,

sh, z, zh, th dan kadang-kadang pada huruf t dan d, estetika terganggu, dan

fungsi gigi anterior menjadi berkurang dalam pengunyahan maupun

menggigit makanan.

Dari uraian diatas , maka penulis tertarik pada masalah tersebut

dan akan membuat laporan kasus tentang “Asuhan Keperawatan Gigi Dan

Mulut pada Pasien An. D Berusia 6 Tahun dengan Kasus Kebiasaan Buruk

Menghisap Ibu Jari”

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran secara umum tentang Asuhan keperawatan gigi

dan mulut pada pasien An. D berusia 6 tahun dengan kasus kebiasaan

buruk menghisap ibu jari.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian pada pasien An. D berusia 6 tahun

dengan kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari

b. Merumuskan diagnosa pada pasien An. D berusia 6 tahun

dengan kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari


c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien An. D berusia 6

tahun dengan kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari

d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien An. D berusia 6

tahun dengan kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari

e. Menyusun evaluasi keperawatan pada pasien An. D berusia 6

tahun dengan kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Kebiasaan Buruk

1. Kebiasaan Buruk

Kebiasan merupakan faktor penting yang menjadi penyebab dan

berkembangnya penyakit periodontal. Kebiasaan dilakukan tanpa

disadari yang ternyata dapat merusak atau membahayakan bagian

rongga mulutnya. Kebiasaan dalam rongga mulut dapat berpengaruh

kepada jaringan keras (gigi, tulang alveolar), jaringan pendukung gigi

(gingival, ligamentum periodontal) maupun mukosa mulut lainnya

(lidah, bibir, pipi, palatum, dan lain-lain). Menghisap ibu jari atau jari

lainnya adalah salah satu kebiasaan buruk karena dapat menyebabkan

rahang menjadi maju kearah anterior dan pada akhirnya membutuhkan

perawatan orthodonti. Akibat kebiasaan menghisap ibu jari ini antara

lain palatum tinggi, perkembangan rahang ke arah lateral terganggu,

gigi anterior rahang atas protusif, dan dapat disertai gigitan terbuka di

anterior. (Putri, 2013)

Suatu kebiasaan buruk tidak lepas dari ganggguan emosional dan

psikologi anak. Gangguan tersebut merupakan faktor penyebab anak

melakukan suatu Bad Habit. Keparahan suatu kebiasaan buruk (Bad

Habits) sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu frekuensi, durasi dan

intensitas. (Iqbal, 2015)


2. Etiologi

a. Menurut Yanez (2007) kebiasaan menghisap ibu jari

dipengaruhi oleh faktor frustasi psikologis dari lingkungan

keluarga atau lingkungan sekolah. Menghisap jari itu sendiri

merupakan mengalihan dari depresi, kebosanan, kelelahan dan

menghasilkan ketenangan sehingga anak tersebut tertidur.

Faktor stres merupakan stimulan yang kuat untuk

pengembangan kebiasaan menghisap ibu jari.

b. Penyebab kebiasaan buruk menghisap ibu jari (Machfoedz dan

Zein, 2008)

Kebiasaan buruk pada anak-anak disebabkan karena beberapa

faktor yaitu :

1) Bayi kurang puas menghisap susu dari ibu. Hal ini

mungkin karena ASI hanya keluar sedikit karena

gangguan kesehatan ibu, sehingga tidak tidak mencukupi

kebutuhan si anak.

2) Faktor emosi juga bisa menyebabkan anak melakukan

kebiasaan jelek. Anak kecil yang merasa lapar akan

mengatasi rasa lapar tersebut dengan menghisap jarinya.

Selain itu anak yang terlalu lelah bermain, marah karena

keinginan akan sesuatu tidak terpenuhi, sedih dan murung

karena sendirian tak ada yang menemani.


3) Faktor kasih sayang orang tua juga penting. Anak yang

kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, karena

kesibukan atau masalah keluarga,akan kurangmerasakan

kasih sayang orang tuanya dan akan melakukan kebiasaan-

kebiasaan dengan maksud menarik perhatian untuk

mengisi kebutuhan jiwanya.

4) Faktor kebebasan bergerak dari anak juga ada

pengaruhnya. perlu diketahui bahwa setiap kegiatan

sebagai peningkatan kepandaian seorang anak berakhir,

akan timbul usaha kegiatan yang lain. Jika hal ini

terhambat maka akan mencari jalan keluar. Jadi anak yang

selalu digendong, dikurung dirumah, akan kurang bebas

bergerak akibatnya akan melakukan kebiasaan buruk.

c. Penyebab Balita Menghisap Ibu Jari (Erawati, 2014)

1) Balita merasa haus atau lapar

2) Bayi yang frustasi dan menangis terus karena ASI yang

diberikan tidak dapat memuaskan rasa lapar dan dahaga

3) Bayi terbiasa menggunakan dot

4) Waktu bayi terlalu cepat untuk meminum ASI dari ibunya

5) Balita mempunyai kebiasaan menghisap ibu jari

3. Akibat-akibat menghisap ibu jari

a. Akibat-akibat menghisap ibu jari (Machfoedz dan Zein, 2008)


Parah tidaknya kelaianan sebagai akibat dari kebiasaan

buruk terhadap pertumbuhan tulang rahang dan gigi geligi

tergantung dari 3 faktor, yaitu lamanya, seringnya, dan kuatnya

kebiasaan itu dilakukan. selain itu masih banyak faktor yang

mempengaruhi yaitu caranya, kesehatan umum anak,ada

tidaknya kebiasaan lain dan sebagainya.

Misalnya apabila waktu menghisap ibu jari dilakukan

dengan cara memasukan seluruh ibu jari ke mulut dengan kuku

menghadap ke bawah, akibatnya rahang atas dan gigi seri atas

tumbuhnya akan maju dan karena pangkal ibu jari menekan

bibir bawah dan dagu, maka pertumbuhan rahang bawah ke

depan akan terhambat, akibatnya anak menjadi tonggos/gigitan

kedepan. Jika yang dihisap hanya ujung ibu jari dengan

kedudukan kuku menghadap ke atas dapat berakibat terjadinya

gigitan terbuka yaitu gigi atas dan bawah dikatupkan gigi seri

atas dan bawah tidak berkontak. Bisa tampak lubang atau ada

ruang antara deretan gigi depan atas dan bawah.

b. Menurut Setianingtyas (2012) bahwa oral bad habit akan

menyebabkan gigi insisif rahang atas protusif dengan overjet

lebih dari 3mm. Selain itu dampak lain yang ditimbulkan

adalah terbentuknya gigitan di daerah anterior atau open bite

anterior pada gigi insisil rahang atas.


c. Efek menghisap ibu jari (Yanez, 2007)

1) Lengkungan atas dan bawah cenderung mempersempit di

caninnus, premolar atau wilayah molar susu dan kurangnya

intensitas di daerah molar atas permanen

2) Dapat membahayakan stabilitas tulang alveolar sebab

kebiasaan tersebut dapat cenderung mengganggu hubungan

fungsional bidang gigi.

3) Gigi depan atas bergeser atau berpindah kebagian bukal

4) Gigi atas dan tulang alveolar berpindah menonjol keluar

diikuti dengan adanya gigi renggang.

5) Open bite gigi anterior disebabkan karena mempunyai

kebiasaan menghisap ibu jari.

6) Cross bite posterior terjadi karenna ukuran rahang

menyempit.

7) Peningkatan lokasi anterior dari basis apikal rahang atas

dan peningkatan sudut SNA terlihat dari hasil foto

Rontgen sefalometri.

(Sudut SNA terbentuk dari pertemuan garis Sella-Nasion

dan garis Nasion-titik A).

8) Pengurangan sudut interincisal.

9) Rotasi bidang oklusal searah jarum jam.

10) Rotasi mandibula searah dengan jarum jam karena tidak

ada kontak gigi.


11) Tekanan jari yang berlebihan pada gigi, tulang alveolar

dan langit-langit, akan meningkatkan tekanan negatif

intraoral sehingga mebebabkan penyempitan dan

pendalaman palatal.

12) Lidah selama proses penelanan, akan mengarah kedepan

untuk memperkuat atau menutup bukal anterior.

Penempatan dilingual akan membuat tidak normalnya

proses penelanan pada kasus ini adanya open bite anterior

selama penelanan.

13) Gigi seri rahang bawah akan berubah tempat ke lingual

karena tekanan berlebihan dari jari

14) Overbite horisontal yang berlebihan

15) ketidakcakapan bibir

16) Permasalahan kejelasan suara

17) Jari akan mengalami perubahan bentuk

18) Retrognatia mandibula

19) Posisi tangan dan lengan pada mandibula memiliki efek

ortopedi yang memperburuk posisi mandibula

20) Peningkatan risiko perubahan gastrointestinal, infeksi dan

keracunan.

4. Cara pencegahan kebiasaan buruk menghisap ibu jari (Machfoedz dan

Zein, 2008)
a. Mengusahakan agar bayi menghisap susu ibu selama mungkin

(2 tahun)

b. Mengusahakan pemberian makan/minum tepat pada waktunya

sehingga bayi tidak terlalu lama lapar.

c. Karena ibu terpaksa tidak dapat menyusui berikan dot yang

sesuai dengan bentuk puting susu ibu

d. Kalau keluarnya air susu ibu terlalu deras sehingga anak cepat

kenyang, berilah dot latihan dengan bentuknya sesuai dengan

bentuk puting susu ibu untuk menyalurkan kemampuan naluri

menghisap dari si bayi.

5. Cara menghentikan kebiasaan buruk menghisap ibu jari

a. Menurut Machfoedz dan Zein, 2008

1) Memberikan penjelasan kepada anak secara halus tentang

kejelekan menghisap ibu jari, misalnya kotoran pada sela-

sela kuku akan masuk ke mulut dan menyebabkan sakit

perut.

2) Apabila kebiasaan tersebut disertai kebiasaan lain misalnya

menarik-narik ujung rambut, memegang megang daun

telinga, menarik kearah baju, ujung bantal dan lain-lain

maka usaha pertama ialah menghilangkan kebiasaan

sekunder tersebut, misalnya ramut dipotong pendek, anak

diberi baju kaos tanpa kerah, tidur tanpa bantal dan lain-lain

maka kebiasaan primernya akan berhenti.


3) Apabila anak belum dapat menerima penjelasan, maka

dapat dicoba dengan mengolesi permukaan ibu jari dengan

caira yang pahit (kina), pedas (lada), getir (minyak kayu

putih) dan lain-lain.

4) Usaha lain ialah dengan memberi sarung tangan atau

membalut jari dengan alat tertentu. Kalau tidak berhasil

maka terpaksa diberi alat ortodonsi.

b. Menurut Pinkham, 2005

Waktu pengobatan harus diukur dengan hati-hati. Jika orang

tua atau anak tidak ingin dilakukan perawatan, tidak harus

dicoba. Anak harus diberi kesempatan untuk menghentikan

kebiasaan spontan sebelum gigi tetap muncul. Empat

pendekatan yang berbeda terhadap pengobatan telah

dianjurkan, tergantung pada kemauan anak untuk

menghentikan kebiasaan itu.

1) Konseling

Yang paling sederhana yaitu dengan pendekatan konseling

dengan pasien. Melibatkan diskusi antara dokter gigi dan

pasien dari masalah yang berefek pada menghisap ibu jari.

Pada anak usia dewasa fokus pada perubahan yang terjadi

karena menghisap ibu jari atau jari dan dampaknya terhadap

estetika gigi. pendekatan ini baik ditujukan untuk anak-anak

yang secara konseptual dapat memahami masalah ini dan


yang mungkin merasakan tekanan sosial untuk

menghentikan kebiasaan itu.

2) Terapi pengingat

pendekatan kedua, terapi pengingat, cocok untuk mereka

yang ingin menghentikan kebiasaan itu tetapi butuh

bantuan. tujuan pengobatan harus benar-benar menjelaskan

kepada anak. perban perekat dijamin dengan pita tahan air

pada jari menyinggung dapat berfungsi sebagai pengingat

untuk tidak menempatkan jari di mulut. perban tetap di

tempat sampai kebiasaan dipadamkan. beberapa dokter

telah menggunakan sarung tangan atau kaus kaki untuk

menutupi jari tangan. ini sangat berguna selama jam tidur.

Pendekatan lain adalah untuk melukis zat pahit tersedia

secara komersial pada jari yang tersedot. semua metode ini

bertujuan untuk mengingatkan anak untuk tidak

menempatkan jari di mulut. Namun, kadang-kadang ini

shok terapi hukuman iklan dirasakan dan mungkin tidak

efektif sebagai pengingat netral.

3) Sistem penghargaan

pengobatan ketiga kebiasaan lisan adalah sistem reward.

suatu kontrak yang dibuat antara anak dan orang tua atau

antara anak dan dokter gigi. kontrak hanya menyatakan

bahwa anak akan menghentikan kebiasaan dalam jangka


waktu tertentu dan sebagai imbalannya akan menerima

upah. reward tidak perlu mewah tapi harus cukup khusus

untuk memotivasi anak.

4) Terapi tambahan

pengobatan jenis ini biasanya melibatkan kedua lengan

membungkus pasien di perban elastis sehingga tidak dapat

tertekuk dan tangan dimasukkan ke dalam mulut, atau

menempatkan alat di mulut yang secara fisik enggan

kebiasaan dengan membuatnya sulit untuk menghisap ibu

jari atau jari.

c. Menurut Setianingtyas, 2012

1) Tongue crib dan palatal crib

Alat ini berupa alat lepasan atau cekat. Alat lepasan

terdiri dari cangkolan adam pada molar pertama tetap,

labial archwire, palatal crib, dan alat alat akrilik yang

metupi daerah palatal. Sedangkan alat cekat

menggunakan molar band yang disemen pada gigi

molar pertama, kawat melewati palatal gigi, berjalan

dari molar band kemudian terdapat palatal crib

didaerah palatal anterior atas. Dengan tujuan

pemasangan alat ini untuk menghilangkan kebiasaan

buruk dan memperbaiki fungsi otot-otot yang

mengalamai ketidakseimbangan.
2) Hawley appliance

Pada kasus protusi insisivus atas pada anak dapat

digunakan Hawley appliance, dasar hawley appliance

terdiri dari cangkolan, pada gigi 6 rahang atas, kawat

labial bow untuk menggerakkan gigi depan ke arah

palatal dan plat akrilik yang menutupi palatum sebagai

anchorage. waktu perawata bervariasi 3-6 bulan

tergantung kasus dengan masa retensi 3-6 bulan.

B. Pelayanan Asuhan Keperawatan gigi dan mulut

1. Definisi pelayanan asuhan keperawatan gigi

Menurut permenkes no 58 tahun 2012 tentang penyelenggaraan

pekerjaan perawat gigi, pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut

adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bidang promotif,

preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan kepada individu,

kelompok dan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan derajat

kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

2. Tahap pelaksanaan proses asuhan keperawatan gigi

a. Pengkajian

Pengkajian adalah seni mengumpulkan dan menganalisis data-

data subyektif maupun obyektif dari klien dan mengarahkan

penilaian kepada kebutuhan manusia dari klien dan hal-hal

yang dapat menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut dan


berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi

(Dahlan, 2008)

Pengumpulan dan pengorganisasian data harus

menggambarkan dua hal,yaitu: status kesehatan klien dan

kekuatan masalah kesehatan yang dialami klien (aktual atau

risiko/potensial) (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

b. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko

perubahan pola) dari individual atau kelompok dimana perawat

secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah

(carpenito,2000)

c. Perencanaan

Perencanaan adalah tindakan penentuan tipe-tipe intervensi

keperawatan gigi yang dapat dilaksanakan (diimplementasikan)

untuk mengatasi masalah-masalah klien dan membantu klien

mencapai pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan

kesehatan mulut (Dahlan, 2008).

d. Implementasi

Implementasi adalah tindakan pelaksanaan perencanaan

keperawatan gigi yang telah dirancang dengan khusus untuk


memenuhi kebutuhan klien yang berhubungan dengan

kesehatan mulut (Dahlan, 2008).

e. Evaluasi

Evaluasi adalah membandingkan data klien setelah selesai

perawatan dengan data yang telah dikumpulkan pada waktu

pengkajian awal untuk menentukan ada atau tidaknya

kemajuan (perubahan) klien atau tercapai tidaknya tujuan

perwatan (Dahlan, 2008).

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan. Jika tujuan tidak tercapai,

maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan

keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah

perlu dilakukan perubahan intervensi (Tarwoto dan Wartonah,

2006).
BAB 3

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : An. D

Umur : 6 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan :-

Alamat : Jl. Cibaduyut Lama Gg.Wiradisastra rt 02 rw 07

Bandung

Agama : Islam

Golongan Darah : -

No.Medrek :-

2. Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan

Pada tanggal 9 november 2015 orang tua An. D mengeluhkan bahwa

anaknya suka menghisap ibu jari, khawatir giginya semakin maju dan

orang tua An. D khawatir jika menghisap ibu jari akan terus menerus

dilakukan sampai sekolah. An. D sudah menghisap ibu jari sejak umur

6 bulan sampai dengan sekarang dan orang tua An. D ingin anaknya

dirawat.

Dengan keluhan tambahan pasien merasa tidak nyaman jika ada

makanan yang terselip digigi yang berlubang.

3. Riwayat Kesehatan Umum dan Kesehatan gigi


a. Riwayat kesehatan Umum

Pasien tidak mengalami menyakit yang lain, ada alergi makanan

sea food (udang), tidak ada alergi cuaca dan obat-obatan. Pada saat

ini pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan.

b. Riwayat Kesehatan gigi

Pasien sebelumnya belum pernah perawatan kesehatan gigi atau

kontrol kesehatan gigi ke klinik gigi. pasien kurang mengetahui

tentang pemeliharaan kesehatan gigi. Pasien kurang mengetahui

teknik dan waktu menyikat gigi yang tepat. Dengan kebiasaan

menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pada waktu mandi pagi dan mandi

sore hari. Pasien suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang

manis dan lengket seperti jenis-jenis coklat, permen, biskuit, wafer

dan lain-lain. Suka mengkonsumsi buah-buahan yang dimakan

langsung mangga, apel, belimbing, melon, semangka dan lain-lain.

Pasien tidak suka mengkonsumsi kopi tetapi suka mengkonsumsi

teh manis. Pasien tidak ada kebiasaan mengunyah satu sisi. Dan

pasien mempunyai kebiasaan bruxsm pada waktu tidur.

4. Pemeriksaan intra dan ekstra oral

a. Pemeriksaan ekstra oral

1) Muka : simetris

2) Kelenjar limfe : tidak ada kelainan

b. Pemeriksaan intra oral

Indeks kebersihan mulut


HI = 53/74 X 100 % = 71,62 %

Kriteria HI : Buruk

c. Pemeriksaan jaringan keras (Gigi)

Terdapat karies akar di gigi 74, dan gigi 75 terdapat karies pada

permukaan oklusal dengan diagnosa KMP Non Vital dengan tes

thermis negatif, sondasi negatif, perkusi negatif, dan druk

negatif. Gigi 51 dan 61 terdapat karies KMD di mesial dengan

tes thermis positif, sondasi positif, perkusi dan druk tidak

dilakukan.

5. Kalkulus

Tidak terdapat kalkulus

6. Indeks pengalaman kasies (def-t)

Terdapat terdapat 4 gigi berlubang (d), 1 sisa akar (e), tidak ada gigi

yang ditambal (f). Dengan nilai def-t 4 gigi.

7. Pemeriksaan mukosa mulut

Lidah : tidak ada kelainan

Pipi : tidak ada kelainan

Bibir : tidak ada kelainan

Palatum : tinggi

Gusi : tidak ada kelainan

8. Kelainan / anomali gigi

Bentuk : Tidak ada kelainan

Jumlah : tidak ada kelainan


Ukuran : tidak ada kelainan

Posisi : Gigi 52,51,61,62 labioversi, gigitan open bite, gigi

72,71,81,82 diastema

Warna : tidak ada kelainan

9. Pewarnaan gigi ekstrinsik : tidak ada kelainan

B. Analisa Data
Data Masalah Kemungkinan penyebab
Do : Gigi rahang atas Kebiasaan menghisap 1. Kurang asupan ASI pada
anterior terlihat lebih ibu jari waktu bayi
maju. 2. Faktor sekunder (ada
Ds : An. D memiliki kain selimut sebagai
kebiasaan menghisap pegangan)
ibu jari sejak umur 6 3. Kebiasaan sebelum tidur
bulan sampai harus menghisap ibu jari
sekarang dengan 4. Dari usia 5 bulan sampai
dipengaruhi oleh berusia 2 tahun anak
faktor lain seperti suka minum susu botol.
harus ada kain untuk
pemegang.
Do : terlihat sisa akar Terasa tidak nyaman 1. Suka mengkonsumsi
gigi 74, gigi 75 kmp jika ada makanan makanan yang manis-
non vital dioklusal, yang masuk ke gigi dan lengket
gigi 51 dan 61 berlubang 2. Tidak pernah kontrol
dimesial kesehtan gigi ke klinik
gigi
Ds : makanan suka 3. Teknik dan waktu
terselelip digigi yang menyikat gigi yang
berlubang kurang tepat
4. Dari usia 5 bulan sampai
berusia 2 tahun anak
suka minum susu botol.

C. Diagnosa Keperawatan Berkaitan Dengan Kasus


Data Masalah Kemungkinan penyebab
Gigi 52, 51, 61, dan Kebiasaan 1. Kurang asupan ASI pada
62 labioversi menghisap waktu bayi
ibu jari 2. Faktor sekunder (ada kain
selimut sebagai pegangan)
3. Kebiasaan sebelum tidur
harus menghisap ibu jari
4. Dari usia 5 bulan sampai
berusia 2 tahun anak suka
minum susu botol.
D. Rencana Intervensi Keperawatan
Tindakan/ Penyuluhan/Konseling Instruksi Perawatan Waktu
intervensi (Sesuai Dengan Dirumah Tujuan Cara Evaluasi Perawatan
keperawatan Penyebab Masalah)
Memberikan Untuk Memberikan post test kepada 8 Juni 2016
Penyuluhan kepada meningkatkan orang tua An. D tentang
orang tua pasien pengetahuan kebiasaan buruk menghisap
tentang kebiasaan orang tua An. D ibu jari.
menghisap ibu jari, tentang kebiasaan
penyebab, akibat menghisap ibu
dan perawatannya. jari
Kebiasaan Orang tua An. D Untuk An. D dilihat pada kunjungan
menghisap ibu diberi instruksi: mengurangi berikutnya apakah intensitas
jari 1. Membalut ibu jari kebiasaan menghisap ibu jarinya sudah
Dilakukan anaknya dengan menghisap ibu berkurang atau belum.
memberikan plester/mengolesi jari
motivasi ibu jari cairan
kepada An. D pahit/memakaikan
sarung tangan setiap
sebelum tidur
2. Menghilangkan
faktor sekunder
menghisap ibu jari
(kain selimut)
dengan cara
menyimpan kain
tersebut ditempat
yang tidak diketahui
oleh An. D

Oral 3. Menyikat gigi 2 kali mencegah Dilihat pada kunjungan


physiotherapy sehari pagi setelah penumpukan plak berikutnya teknik dan waktu
sarapan dan malam menyikat giginya sudah tepat
sebelum tidur atau belum
Observasi - - Untuk memantau An. D dipantau apakah 9 juni dan 11
ada perubahan intensitas menghisap ibu juni 2016
intensitas jarinya sudah berkurang atau
menghisap ibu belum.
jari Dilihat cara orang tua An. D
membalut ibu jari anaknya
dengan plester/mengolesi ibu
jari dengan cariran pahit. Dan
menyimpan kain ditempat
yang tidak terjangkau oleh
An. D
Observasi - - Untuk memantau 12 juni s.d 15
An. D dipantau apakah durasi
ada perubahan juni 2016
menghisap ibu jarinya sudah
durasi menghisap
berkurang atau belum.
ibu jari
Observasi - - Untuk memantau An. D dipantau apakah durasi 16 juni 2016
ada perubahan menghisap ibu jarinya sudah
durasi menghisap berkurang atau belum.
ibu jari.
Untuk melihat Dilihat teknik menyikat
Oral perubahan teknik giginya sudah tepat atau
physiotherapy menyikat gigi belum.
Observasi - - Untuk melihat 17 juni s.d 22
An. D dipantau apakah durasi
perubahan durasi juni 2016
dan intensitas menghisap ibu
dan intensitas
jarinya sudah berkurang atau
menghisap ibu
belum.
jari
E. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN & EVALUASI
Penyuluhan/Konseling
Kunjungan Perawatan Klinis (Sesuai Dengan Penyebab Intruksi Perawatan Gigi Dirumah Hasil Evaluasi
Masalah)
Kunjungan ke - Memberikan Penyuluhan - 1. Orang tua pasien sudah
1 kepada orang tua An. D mengetahui tentang
tentang kebiasaan kebiasaan menghisap ibu
menghisap ibu jari, jari, penyebab, akibat dan
penyebab, akibat dan perawatannya
perawatannya.
Observasi Orangtua An. D
diberi instruksi:
1. Membalut ibu jari anaknya
dengan plester/mengolesi ibu
jari cairan pahit/memakaikan
sarung tangan setiap sebelum
tidur
2. Menghilangkan faktor sekunder
menghisap ibu jari (kain
selimut) dengan cara
menyimpan kain tersebut
ditempat yang tidak diketahui
oleh An. D
memberi motivasi 2. An. D sudah mengetahui
kepada An. D akibat menghisap ibu jari
dan termotivasi untuk tidak
menghisap ibu jari
Oral 3. Menyikat gigi 2 kali sehari pagi 3. Orang tua An. D dan An. D
Physiotherapy, setelah sarapan dan malam sudah mengetahui teknik
sebelum tidur dengan teknik dan waktu menyikat gigi
yang tepat yang tepat
Kunjungan ke Observasi - - 1. Orang tua An. D dapat
2 membalut ibu jari anaknya
dengan plester/mengoleskan
cairan pahit dengan benar.
Dan dapat menyimpan kain
ditempat yang tidak
terjangkau oleh An. D
2. An. D belum terlihat ada
perubahan intensitas
menghisap ibu jari.
3. Teknik dan waktu menyikat
Oral physiotherapy gigi sudah tepat
Kunjungan ke Observasi - - An. D belum terlihat ada
3 perubahan intensitas
menghisap ibu jari masih tetap
4 kali dalam sehari.
Kunjungan ke Observasi - - Kebiasam menghisap ibu jari
4 dan An. D sudah berkurang yang
kunjungan ke 5 awalnya setiap tidur siang
selalu menghisap ibu jari dan
sekarang sudah tidak
menghisap ibu jari lagi
Kunjungan ke Observasi - - Pada saat An. D tidak bermain
6 dan dan tidur malam sudah tidak
kunjungan ke 7 menghisap ibu jari
Kunjungan ke Observasi - - Durasi menghisap ibu jari
8 dan An. D sudah berkurang yang
kunjungan ke 9 awalnya dilakuka bisa lebih
dari 30 menit dan sekarang
sudah berkurang menjadi
kurang dari 30 menit.
Kunjungan ke Observasi - - Pada waktu tidur malam An. D
10 kembali menghisap ibu jari
karena orang tua An. D lupa
tidak membalut ibu jari
anaknya dengan plester.
Kunjungan ke Observasi dan - - Sudah terlihat perubahan
11 dan memberi motivasi perilaku An. D terhadap
kunjungan ke kebiasaan menghisap ibu jari,
12 intensitas menjadi 2 kali sehari
dan durasi kurang dari 30
menit.

Oral Physiotherapy An. D sudah bisa menyikat gigi


sendiri tetapi dengan
didampingi.
BAB 4

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teoritis Kasus

Kronologis kasus berawal dari orang tua An. D mengeluhkan

bahwa anaknya suka menghisap ibu jari, khawatir giginya semakin maju

dan orang tua An. D khawatir jika menghisap ibu jari akan terus menerus

dilakukan sampai sekolah. An. D sudah menghisap ibu jari sejak umur 6

bulan sampai dengan sekarang. Secara klinis terlihat bahwah An. D

memiliki kebiasaan menghisap ibu jari setiap menjelang tidur dan ketika

tidak sedang bermain. Hasil diagnosa menyatakan bahwa An. D

mengalami kebiasaan buruk menghisap ibu jari yang mengakibatkan

kelainan posisi gigi openbite anterior.

Kebiasaan buruk dalam rongga mulut atau oral bad habit adalah

suatu kebiasaan tanpa disadari yang dapat berpengaruh terhadap jaringan

keras gigi (gigi, tulang alveolar), jaringan pendukung gigi (gingival,

ligamentum periodontal) maupun mukosa mulut lainnya (lidah, bibir, pipi,

palatum, dan lain-lain). Salah satunya menghisap ibu jari atau jari lainnya,

pada dasarnya kebiasaan ini normal pada bayi dan akan hilang atau

berhenti dengan sendirinya sekitar anak berumur 3 atau 4 tahun, namun

jika kebiasaan tersebut dilakukan hingga anak berusia lebih dari 5 tahun

dapat berdamapak pada keadaan rongga mulutnya seperti palatum tinggi,

perkembangan rahang terganggu, fungsi pengunyahan terganggu, gigi

anterior rahang atas protrusif dan disertai dengan gigitan terbuka atau
openbite anterior. Openbite anterior adalah keadaan hilangnya overlap

gigi seri rahang atas dengan gigi seri rahang bawah pada saat oklusi.

Tingkat keparahan suatu akibat dari menghisap ibu jari ini dipengaruhi

oleh tiga faktor lamanya, seringnya, dan kuatnya kebiasaan tersebut

dilakukan (Machfoedz dan Zein, 2008).

B. Analisis Diagnosa Keperawatan

Kasus kebiasaan buruk menghisap ibu jari yang terjadi pada An. D

ini disebabkan sewaktu masih bayi kurangnya asupan ASI, sebagai suatu

kebiasaan sebelum tidur, penggunaan susu botol terlama. Hal ini terlihat

dari hasil observasi, terlihat kebiasaan menghisap ibu jari dilakukan ketika

akan tidur siang dan pernyataan dari orang tua atau ibu An. D bahwa

sewaktu bayi memang anaknya hanya mendapatkan ASI hingga berusia

sekitar 5 atau 6 bulan dikarenakan ibu sedang mengandung atau hamil, dan

mengira bahwa kebiasaan tersebut akan berhenti dengan sendirinya. Selain

itu kurangnya pengetahuan orang tua terhapap kebiasaan menghisap ibu

jari dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Begitu pula

dengan tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke klinik gigi

atau dokter gigi.

C. Analisis Teori Tindakan

Tindakkan awal pada kunjungan pertama perawatan yang

dilakukan terhadap An. D, dengan memberikan motivasi akan diberi

hadiah atau penghargaan jika telah berhasil berhenti dari kebiasaan

menghisap ibu jari dan menberitahu secara sederhana akibat dari kebiasaan
menghisap ibu jari. Dan memberikan penyulahan kepada orang tua An. D

tentang kebiasaan menghisap ibu jari, akibat dan perawatan sederhana

yang bisa dilakukan dirumah. Membimbing An. D menyikat gigi dengan

teknik yang tepat.

Memberikan instruksi kepada orangtua An. D untuk

menghilangkan faktor sekunder seperti kain selimut, dan mengalihkan

kebiasaan tersebut dengan bermain bersama teman sebayanya. Selain itu

memberi instruksi untuk membalut ibu jari tangan anaknya dengan plester

atau mengenakan sarung tangan setiap sebelum tidur. Instruksi perawatan

dirumah ini dilakukan hingga hari ke 12. Kunjungan ke 2 Orang tua An. D

sudah dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh penulis. Selama 3

hari pertama belum ada perubahan yang dapat dilihat dari An. D. Dihari ke

4 dan ke 5 An. D sudah menunjukan sedikit perubahan, kebiasaan tersebut

intensitasnya berkurang yang awalnya setiap tidur siang selalu menghisap

ibu jari dan sekarang sudah tidak menghisap ibu jari lagi. Pada hari ke 6

dan ke 7 didapat hasil observasi dan pernyataan orang tua An. D pada saat

An. D tidak bermain dan tidur malam sudah tidak menghisap ibu jari lagi.

Tindakkan pada kunjungan berikutnya hari ke 8 dan ke 9 didapat

hasil observasi bahwa durasi menghisap ibu jari An. D sudah berkurang

yang awalnya dilakuka bisa lebih dari 30 menit dan sekarang sudah

berkurang menjadi kurang dari 30 menit. Pada kunjungan hari ke 10 An. D

terlihat kebiasaan tersebut sudah semakin berkurang dilihat dari durasinya

kebiasaan menghisap ibu jari, namun pada waktu tidur malam An. D
kembali menghisap ibu jari karena orang tua An. D lupa tidak membalut

ibu jari anaknya dengan plester.

Tindakan pada kunjungan berikutnya hari ke 11 dan ke 12 terlihat

An. D sudah dapat menyikat gigi sendiri tetapi dengan dibimbing, dan

sudah menunjukan perubahan yang cukup besar bahwa intensitas

menghisap ibu jarinya berkurang sudah menjadi 2 kali dalam sehari yaitu

pada waktu tidak bermain dan kadang-kadang ketika tidur siang, dan

durasinya pun berkurang menjadi kurang dari 30 menit dalam sehari.

D. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis terhadap An. D

atau pun orang tua An. D ialah melakukan observasi dan bimbingan dalam

melakukan instruksi perawatan dirumah untuk mengurangi atau

menghilangkan kebiasaan menghisap ibu jari. Dapat dikatakan berhasil

apabila An. D dan orang tua An. D mau kooperatif dalam proses tindakan

yang diberikan oleh penulis.

Kooperatif yang dimaksud adalah An. D dan orang tua An. D

mampu bekerjasama dan mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan oleh

penulis menyangkut tindakan - tindakan yang dilakukan sebagai upaya

untuk mengurangi ataupun menghilangkan kebiasaan menghisap ibu jari.

Adapun keberhasilan dari perawatan yang dilakukan :

1. Keberhasilan

Keberhasil yang dapat dilihat adalah orang tua An. D dan An. D

mampu kooperatif dalam proses tindakan yang dilakukan, dan mampu


mengimplementasikan instruksi-instruksi yang dianjurkan oleh penulis

untuk perawatan menghisap ibu jari dirumah. Dan juga mampu

menjalankan instruksi menyikat gigi dengan teknik dan waktu yang

tepat. Dilihat dari proses awal perawatan sudah terlihat perubahan dari

An. D dalam pola kebiasaan menghisap ibu jari, yang pada awalnya

dalam satu hari itu dapat dikatakan cukup sering melakukan kebiasaan

tersebut namun setelah diberikan instruksi dan motivasi, kebiasaan

tersebut berangsur-angsur berkurang dilakukan. Walaupun pasien

masih suka menghisap ibu jari ketika diwaktu luang.

2. Rencana Tindak Lanjut

a. Tindakan perawatan terhadap kasus yang dialami oleh An. D dapat

dikatakan cukup berhasil karena yang seharusnya dilakukan

observasi selama 15 hari tetapi jadi 12 hari. Karena pada saat itu

keluarga An. D sedang tidak berada dirumah. sehingga penulis

berencana mengantar pasien ke dokter gigi untuk melakukan

konsultasi lebih lanjut dengan dokter gigi.

b. Ketidakberhasilan pada proses tindakan terhadap kasus yang

dialami oleh An. D dapat terjadi jika orang tua An. D tidak

kooperatif dalam setiap instruksi yang diberikan oleh penulis.

Karena ada satu hari orang tua An. D lupa untuk membalut ibu jari

anaknya dengan plester maka masih perlu dilakukan pemantauan

dengan mengingatkan instruksi-instruksi yang dapat dilakukan

dirumah.
BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis terhadap pasien An. D

terlihat kebiasaan buruk menghisap ibu jari yang berdampak pada gigi

depan rahang atas lebih maju ke anterior dan khawatir kebiasaan tersebut

akan berlanjut hingga anak masuk sekolah yang menjadi keluhan utama

orang tua An. D.

2. Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan buruk menghisap ibu jari yang

dialami oleh pasien An. D disebabkan oleh kurangnya asupan ASI pada

waktu bayi, didukung oleh faktor sekunder yaitu harus ada kain selimut

sebagai pegangan, kebiasaan tersebut rutin dilakukan setiap sebelum tidur,

dan dari usia 5 bulan sampai berusia 2 tahun anak suka minum susu botol.

3. Kebiasaan buruk menghisap ibu jari yang dialami pasien An. D harus

dihilangkan atau dikurangi sebelum gigi permanen tumbuh karena jika

tidak dikurangi atau dihilangkan akan berdampak pada gigi permanen

yaitu bisa terjadinya openbite anterior, pertumbuhan rahang terganggu,

ketikdakjelasan berbicara, dan gangguan pengunyahan. Cara mengurangi

kebiasaan buruk menghisap ibu jari yang dapat dilakukan dirumah yaitu

instruksi membalut ibu jari dengan plester atau memberi sarung tangan

sebelum tidur, mengolesi permukaan ibu jari dengan cairan pahit (kina),

menghilangkan faktor sekunder (kain selimut). Jika gigi permanen sudah

tumbuh harus dilakukan perawatan oleh dokter gigi.

35
4. Tindakan perawatan klinis/intervensi perawatan yang telah dilakukan

terhadap An. D yaitu dengan melakukan observasi selama 12 hari dengan

memberikan beberapa instruksi untuk perawatan dirumah. Dilihat setiap

harinya apakah ada pengurangan durasi ataupun intensitas menghisap ibu

jari yang dilakukan oleh An. D. Memberikan motivasi kepada An. D untuk

bisa meninggalkan kebiasaan buruk menghisap ibu jari, dan dilakukan oral

physiotherapy berupa bimbingan menyikat gigi supaya An. D dan orang

tua An. D mampu menyikat gigi dengan teknik dan waktu yang tepat.

5. Orang tua An. D melaksanakan semua instruksi yang telah dianjurkan oleh

penulis, dilakukan observasi setiap kunjungannya untuk melihat perubahan

positif, orang tua pasien merasa terbantu dan lebih mengetahui akan

pengaruh dari menghisap ibu jari. Sehingga dapat mengurangi kebiasaan

menghisap ibu jari yang dilakukan oleh An. D.

B. Saran

1. Untuk An. D

An. D dianjurkan untuk memperbanyak makan buah-buahan yang dapat

dimakan langsung untuk membantu pertumbuhan tulang rahang.

2. Untuk orang tua An. D

Orang tua An. D dianjurkan untuk selalu memantau anaknya supaya tidak

dilakukan kembali kebiasaan menghisap ibu jari serta melakukan

pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali ke klinik gigi.


3. Untuk tenaga kesehatan gigi di wilayah tempat tinggal An. D

Perlu dilakukan intervensi untuk menangani kasus kebiasaan buruk

menghisap ibu jari yang dialami oleh An. D sesuai dengan rencana tindak

lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. 2008. Diktat Konsep Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi. Jurusan


Kesehatan Gigi. Bandung

Erawati. 2014. “Hubungan kebiasaan menghisap ibu jari dengan kejadian


kerusakan gigi pada balita usia 18-36 bulan di paud mangga kelurahan
randusari-gadingrejo pasuruan “. Gempol pasuruan : Bagian Penerbit
Akademi Kebidanan Ar Rahma. http://akbidarrahma.ac.id/download
/Jurnal/Erawati. Diakses 18 April 2016
FKG UNPAD. 2012. Prosiding Temu Ilmiah Forum Dies 53. Bandung : LKSI
Iqbal. 2015. “Pengaruh Kebiasaan Buruk (Bad Habits) Terhadap Kualitas Hidup
Yang Terkait Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak Usia
Prasekolah Di Tk Aisyiyah Gonilan”. Surakarta : Bagian penerbeit
Fakultas Kedokteran Gigi. http://eprints.ums.ac.id. Diakses 26 Februari
2016
KEMENKES RI. 2013. “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Gigi
dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik
Indonesia”.
KEPMENKES RI. 2006. “Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 284 Tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan
Mulut Menteri Kesehatan Republik Indonesia”
Machfoedz dan Asmar Yetti Zein. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak-Anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta

Maulani C.,dan Jubille Enterprise. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo
Pinkham, Jimmy R, dkk. 2005. Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence
Fourth Edition. China : Elsevier Saunders
Putri HM., Herijulianti E., Nurjanah N. 2013. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta : EGC Yanez,
Esequiel Eduardo Rodriguez. 2007. 1001 Tips For Orthodontics and its
Secrets. USA : Amolca
Senjaya, 2012. “Kebiasaan Buruk Yang Dapat Merubah Bentuk Wajah”, Jurnal
Skala Husada, Vol. 9, No. 1 : 22-27. Diakses 20 Oktober 2015
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salembs Medika
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai