OLEH
OLEH
ABSTRAK
Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di sekolah merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia yang merupakan salah satu tujuan
pemerintah yang tertuang dalam Nawa Cita. Tujuan penelitian ini untuk
Menganalisis Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada Tempat
Proses Belajar Mengajar (SMA) di Indonesia yang dilakukan secara systematic
review. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Systematic Review.
Penelusuran artikel dilakukan melalui database online yaitu Google Scholar,
Scincedirect dan Portal Garuda. Waktu publikasi dibatasi dari tahun 2010 sampai
2020. Hasil telaah dari ke sembilan artikel penelitian yang ditemukan
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara faktor pengetahuan, sikap, keluarga,
teman sebaya, sarana dan prasarana terhadap Implementasi Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok Pada Tempat Proses Belajar Mengajar (SMA) di Indonesia. Dapat
disimpulkan bahwa impelementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di Sekolah
Menengah Atas di Indonesia sudah berjalan dengan baik, ditemukan juga dari
kelima faktor yang ada (pengetahuan, sikap, keluarga, teman sebaya serta sarana
dan prasarana) faktor pengetahuan (75%), sikap dan sarana prasarana (66,67%)
dan keluarga (100%) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada Tempat Proses Belajar
Mengajar (SMA) di Indonesia. Sehingga saran yang dapat diberikan sebaiknya
pihak sekolah memiliki persiapan yang matang terkait infrastruktur untuk
mendukung kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, melakukan sosialisasi
serta edukasi secara jelas dan konsisten terkait penerapan Kawasan Tanpa Rokok
serta melakukan pengawasan dan penerapan hukum yang dapat ditegakkan bagi
para pelanggar kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah.
i
HEALTH POLICY ADMINISTRATION
PUBLIC HEALTH FACULTY
SRIWIJAYA UNIVERSITY
Thesis, Juni 2021
Shelina Andisa Putri
ABSTRACT
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASRISME
Saya dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini dibuat dengan sejujurnya
mengikuti kaidah Etika Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya serta menjamin bebas plagiarism. Bila Kemudian diketahui saya
melanggar Etika Akademik maka saya akan bersedia dinyatakan tidak lulus atau
gagal.
Yang Bersangkutan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
SHELINA ANDISA PUTRI
10011181722036
Pembimbing,
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini dengan judul “Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada Tempat
Proses Belajar Mengajar (Sekolah Menengah Atas) di Indonesia (Sistematik Riview)”
telah dipertahankan di hadapan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Ketua :
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
SD (2005 – 2011) : SD Negeri 01 Kandis OI
SMP (2011 – 2014) : SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI
SMA (2014 – 2017) : SMA Negeri 01 Kayuagung OKI
S1 (2017–2021) : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan ridha serta
petunjuk-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada Tempat Proses Belajar
Mengajar (Sekolah Menengah Atas) di Indonesia (Sistematik Riview)“. Shalawat
serta salam tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW.
Saya berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi segenap
civitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya dan bagi
segenap pembaca pada umumnya. Proses penyelesaian skripsi ini saya banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak Pelda Tobroni dan Ibu Yulyani
terimakasih sudah menjadi dua orang terhebat dalam hidup penulis dan
selalu memberikan cinta, doa, kasih sayang, serta dukungan moral
maupun materi selama ini.
2. Ketiga adik saya, Muhammad Roy, Rika Andisa Putri, Muhammad
Ade Satria
3. Ibu Dr. Misnaniarti, S.KM., M.KM, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya.
4. Ibu Dr. Novrikasari, S.KM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
5. Ibu Asmaripa Ainy, S.Si., M.Kes selaku Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi.
6. Ibu Dian Safriantini, S.KM., M.PH, Ibu Fenny Etrawati, S.KM.,
M.KM, Ibu Dr. Haerawati Idris, S.KM., M.Kes dan Ibu Najmah,
S.KM., M.KM., P.Hd selaku penguji.
vii
7. Para dosen dan staff Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.
8. Kepada sahabat penulis Sheila Aslamia S,Farm, Desi Intan Sari S,KM,
Siti Zaleha S,KM, Ayu Permata Sari Amd,Keb, Lisa Meri Yuniarti
S,KM, Jaka Murinata S,KM, Wahyuda Pratama S,T,P, Densi Meiblia
S.KM, Tasa Qeida Putri, Mia Saputri S,Pd, Tria Yulinda Amd,Farm ,
Karina Gustiani, Dea Meilinia, Efrida Yuniar dan sahabat-sahabat baik
yang seperjuangan meraih gelar sarjana serta sahabat lainnya yang
selalu memberi semangat dan doa.
9. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan FKM UNSRI 2017 yang
telah memberikan semangat dukungan dan doa dalam penyusunan
skripsi.
Demikian skripsi ini dibuat semoga bisa bermanfaat dan memberi
informasi bagi pembacanya. Saya menyadari bahwa laporan ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya selaku penyusun membuka diri
terhadap kritik dan saran yang membangun sebagai bahan pembelajaran agar lebih
baik di masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan
membarakahi setiap langkah kita. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
NIM. 10011181722036
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalty Non
Eksklusif ini Universitas Sriwijaya berhak menyimpan, mengalihmedia atau
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenarnya
Dibuat di Indralaya
Pada Tanggal: September 2021
Yang Menyatakan
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
x
1.5.1. Ruang Lingkup Lokasi ...................................................................... 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
BAB IV ................................................................................................................. 29
xi
HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 29
BAB V................................................................................................................... 57
PEMBAHASAN ................................................................................................... 57
BAB VI ................................................................................................................. 68
xii
PENUTUP ............................................................................................................. 68
Lampiran ............................................................................................................... 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit kardiovaskular
merupakan penyebab utama kematian di Indonesia, dan sekitar 21,9% dari
kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia yang disebabkan oleh rokok
(Tobacco free kids, 2020).
Menurut penelitian (Rosita et al., 2012) masalah rokok juga menjadi
persoalan sosial ekonomi, terdapat 60% dari perokok aktif atau sebesar 84,84 juta
orang dari 141,44 juta orang adalah mereka yang berasal dari penduduk miskin
atau ekonomi lemah yang sehari-harinya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya namun ternyata mereka adalah seorang perokok aktif. Diketahui biaya
rata-rata perokok individu dalam sebulan adalah Rp 216.000 dihabiskan untuk
membeli rokok, secara makro total biaya perokok di Indonesia yang dihabiskan
sebesar Rp 153,25 triliun dalam setahun atau dapat mencapai angka Rp 208,9
triliun (Tobacco free kids, 2020). Diketahui pada tahun 2015 total kerugian
ekonomi yang diakibatkan oleh perilaku merokok mencapai sekitar 596,6 triliun
rupiah (45,9 miliar USD) (Tobacco free kids, 2020). Diketahui total biaya
kesehatan yang dikeluarkan oleh masyarakat akibat dari berbagai macam penyakit
yang berkaitan dengan perilaku merokok menjangkau sekitar Rp 13,7 triliun
rupiah, hal ini juga meyebabkan kehilangan produktivitas akibat berbagai
penyakit yang disebabkan perilaku merokok dan kematian dini mencapai Rp
374,1 triliun rupiah (Tobacco free kids, 2020)
Berdasarkan data Hasil GYTS tahun 2019 menunjukkan bahwa prevalensi
pengguna tembakau anak muda usia 13-15 tahun pada siswa sebesar 19,2%, pada
laki-laki sebesar 35,6% dan pada perempuan sebesar 3,5% (Tembakau and
Global, 2019). Kemudian Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2018
menunjukkan bahwa prevalensi merokok pada remaja usia 10-18 tahun
mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar (7,20%) ke tahun 2018 sebesar
(9,10%) (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan prevalensi perokok laki-laki usia >15
tahun pada tahun 2018 masih berada pada angka yang tinggi yaitu sebesar (62,9
%) dan masih menjadi prevalensi perokok laki-laki tertinggi di dunia (Iklan,
2018).
Berdasarkan Hasil penelitian (Dewi, K and Lionardo, 2018) menunjukkan
bahwa ada pengaruh antara pengetahuan tentang peraturan daerah, pengetahuan
2
tentang bahaya rokok, pengetahuan tentang penerapan sanksi, pengetahuan
tentang tanda larangan merokok, serta dukungan atasan terhadap kepatuhan
kawasan tanpa rokok. Hal ini menunjukkan bahwa Pengetahuan dan sikap
merupakan hal yang dapat mempengaruhi kebiasaan merokok seseorang dan juga
kepatuhan seseorang terhadap peraturan terkait Kawasan Tanpa Rokok.
Menurut Lawrence Green (1980) Faktor predisposisi, faktor pemungkin
dan faktor penguat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang. Faktor Predisposi seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai,
persepsi yang dapat memudahkan atau menghalangi motivasi untuk berubah,
termasuk juga pengalaman yang akan membentuk sikap, nilai-nilai dan persepsi.
Faktor Pemungkin seperti penyediaan fasilitas pendukung dalam pelaksanaan
perda KTR yaitu berupa stiker dilarang merokok, leaflet, spanduk, pedoman
merokok, dan tersedianya klinik kesehatan yang menyediakan layanan pengobatan
bagi perokok. Salah satu contoh dari faktor penguat seperti Himbaun organisasi,
Pengawasan Internal serta Penerapan Sanksi (Handayani, 2019).
Berkaitan dengan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh paparan asap rokok
yang dapat merugikan banyak orang yang tidak bersalah pemerintah sudah
membuat sebuah peraturan terkait hal ini. Peraturan tersebut tertuang di dalam
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri No
188/MENKES/PB/I/2011 dan No 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok (Kemenkes RI, 2011). Munculnya peraturan yang
berkaitan terhadapa Kawasan Tanpa Rokok ini memiliki tujuan yang sama dengan
Undang-undang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Aditif berupa Produk Tembakau bagi
Kesehataan (Kemenkes RI, 2012). Bukan hanya itu saja Menteri Kesehatan juga
menerbitkan Permenkes No 28 tahun 2013 yang berkaitan dengan Pencantuman
Peringatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.
Seperti yang tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan
Menteri dalam Negeri No 188/MENKES/PB/I/2011No 7 Tahun 2011 bahwasanya
Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat (KTR) adalah ruangan atau
area yang benar-benar tidak diperbolehkan untuk kegiatan merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan dan mempromosikan produk tembakau
3
(Kemenkes RI, 2011). Penerapan KTR ni merupakan upaya perlindungan untuk
masyarakat terhadap risiko dari ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan
yang tercemar oleh asap rokok. Selain itu melalui penerapan Kawasan Tanpa
Rokok diharapkan perilaku merokok dapat dikendalikan dan kebiasaan merokok
dapat berkurang atau hilang secara bertahap.
Berdasarkan Pasal 115 ayat (1) UU Kesehatan tahun 2009, Tempat Proses
Belajar Mengeajar (Sekolah) merupakan salah satu kawasan tanpa rokok karena
merokok akan mengakibatkan terganggunya kegiatan belajar mengajar
(Kemenkes RI, 2011). Lingkungan sekolah tanpa rokok sangat perlu dilakukan
karena hal ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi polusi asap tembakau,
mengurangi dampak negatif pada perokok pasif, mengurangi prevalensi perokok
remaja, dan menjadi sarana pengendalian tembakau (Marchel, 2019).
Dalam RPJM tahun 2015-2019 target prevalensi merokok pada penduduk
usia ≤18 Tahun adalah sebesar 5,4% di tahun 2019 dan dalam Renstra 2015-2019
salah satu indikator PP-PTM adalah presentase Kabupaten/Kota yang melakukan
kebijakan KTR minimal 50% sekolah. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2016
menunjukkan bahwasanya presentase sekolah yang telah menerapkan KTR dalam
wilayah pemerintah Kabupaten di Indonesia sebesar 13,19% ternyata mengalami
peningkatan kearah yang lebih baik, pada tahun 2018 didapatkan presentase
sekolah yang telah menerapkan KTR dalam wilayah pemerintah Kabupaten
Indonesia sebesar 42,4%. Namun meski mengalami peningkatan kearah yang
lebih baik, berdasarkan laporan survey tersebut didapatkan bahwasanya
Pelaksanaan Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah masih belum
mencapai target RPJM tahun 2015-2019.
Penelitian terdahulu terkait dengan Implementasi Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok di area sekolah khususnya SMA di Indonesia sudah banyak
dilakukan dan hal ini perlu dirangkum secara komprehensif agar pembuatan
kebijakan mengenai Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di area sekolah khususnya
di SMA kedepannya dapat diterapkan dengan baik disetiap wilayah di Indonesia
tanpa ada kesenjangan. Diketahui di Indonesia itu sendiri belum ada penelitian
yang membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terkait Implementasi
kebijakan kawasan tanpa rokok khususnya di area sekolah menengah atas (SMA)
4
di Indonesia dengan menggunakan metode sistematik review. Penelitian
sistematik review adalah salah satu metode penelitian untuk melakukan
identifikasi, evaluasi dan interpretasi terhadap penemuan-penemuan terkait topik
tertentu untuk diteliti yang merangkum kumpulan-kumpulan data dari sumber-
sumber tertentu seperti database untuk menghasilkan temuan baru sebagai tujuan
penelitian.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji terkait
Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Proses Belajar
Mengajar (Sekolah Menengah Atas) di Indonesia. Oleh karena itu, judul yang di
ambil oleh penulis adalah : “Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada
Tempat Proses Belajar Mengajar (Sekolah Menengah Atas) di Indonesia”.
5
Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada Tempat Proses Belajar
Mengajar (Sekolah Menengah Atas) di Indonesia.
6
1.4.2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Agar dapat dijadikan referensi kepustakaan bagi mahasiswa yang
mengkaji tentang implementasi sebuah kebijakan.
1.4.3. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Memberikan tambahan referensi kepustakaan yang berkaitan tentang
implementasi sebuah kebijakan.
1.4.4. Manfaat Bagi Masyarakat
Setelah membaca hasil dari penelitian ini diharapkan masyarakat akan
menjadi sadar dan dapat memberikan perhatian lebih dalam upaya menekan angka
kematian akibat merokok dan berusaha untuk mentaati peraturan pemerintah
terkait kawasan tanpa rokok.
1.4.5. Manfaat Bagi Pemerintah
1. Memberikan masukan dalam hal pengendalian dampak kesehatan
2. Dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
3. Sebagai masukan untuk penyusunan program kesehatan di masa yang akan
datang.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
Harto, T. (2018) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa
Rokok Terhadap Kepatuhan Kawasan Tanpa Rokok Pada Siswa Sma Di
Baturaja Tahun 2017’, 7(1), Pp. 12–19.
Heri D.J Maulana (2009) Promosi Kesehatan. Ke-1. Edited By E. K. Yudha.
Jakarta: 2009.
Humaerah Et Al. (2020) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Efektifitas
Area Kawasan Tanpa Rokok (Ktr) Di Sekolah Menengah Atas Negeri
(Sman) 9 Banjarmasin Tahun 2o2o Humaerah’.
Husni, M. (2018) ‘Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Terhadap
Kepatuhan Dokter Dalam Penulisan Diagnosis Pada Resume Medis Di Rs
Zahirah’, Jurnal Arsi, Vol.4(3), Pp. 184–197.
Kementerian Kesehatan Ri (2011) ‘Peraturan Bersama Menkes Dan Mendagri
No 188 Dan No 7 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok’.
Kementerian Kesehatan Ri (2017) ‘Hidup Sehat Tanpa Rokok’.
Khairatunnisa And Fachrizal, I. (2019) ‘Hubungan Persepsi Tentang Kawasan
Tanpa Rokok (Ktr) Dengan Perilaku Merokok Pegawai Di Dinas
Kesehatan Kota Tebing Tinggi’, Jumantik, 4(1), Pp. 69–81.
Mantiri, N. Et Al. (2019) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Dengan Tindakan Merokok Siswa Di
Smk Negeri 2 Manado’, Kesmas, 7(5).
Marchel, Y. A. (2019) ‘Analisis Penerapan Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Di Sma Kota
Semarang’, Jurnal Promkes, 7(2), P. 144. Doi:
10.20473/Jpk.V7.I2.2019.144-155.
Massie, R. (2012) ‘Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis Dan
Penelitian’, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 12(4), Pp. 409–417. Doi:
10.22435/Bpsk.V12i4.2747.
Mursalina, A. Et Al. (2019) ‘Implementasi Peraturan Daerah No 3 Tahun 2016
Tentang Kawasan Tanpa Rokok’, Skripsi.
Naranjo, J. (2014) ‘Jurnal Implementasi Peraturan Walikota Nomor 36 Tahun
2013 Tentang Kebijakan Kota Layak Anak Dewi’, Applied Microbiology
And Biotechnology, 85(1), Pp. 2071–2079. Doi:
10.1016/J.Bbapap.2013.06.007.
Notoatmodjo (2010) ‘Ilmu Perilaku Kesehatan’.
Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes (2011) ‘Pedoman Pengembangan Kawasan
Tanpa Rokok’, Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Renaldi, R. (2014) ‘Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok ( Ktr )
Pada Mahasiswa Di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang
Tuah Pekanbaru No Smoking Area Policy Implementation On Student In
Pekanbaru Hang Tuah Institude Of Health’, 2(5), Pp. 233–238.
Sandi, K. (2019) Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (Ktr) Pada Sekolah
Menengah Atas (Sma) Di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Sarmento, D. R. And Yehadji, D. (2016) ‘An Analysis Of Global Youth
Tobacco Survey For Developing A Comprehensive National Smoking
Policy In Timor-Leste’, Bmc Public Health. Bmc Public Health, Pp. 1–7.
Doi: 10.1186/S12889-016-2742-5.
Setianingsih, Y. Agus Et Al. (2015) ‘Pelaksanaan Kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok ( Ktr ) Sebagai Bagian Dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (
Phbs ) Di Lingkungan Pendidikan’, Soepra Jurnal Hukum Keseshatan, 1.
Skelton, E. Et Al. (2017) ‘Tobacco Smoking Policies In Australian Alcohol And
Other Drug Treatment Services , Agreement Between Staff Awareness
And The Written Policy Document’, Bmc Public Health. Bmc Public
Health, Pp. 1–9. Doi: 10.1186/S12889-016-3968-Y.
Sonjaya, K. H. Et Al. (2019) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Aktivitas Merokok Pelajar Sma Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa’,
8(4), Pp. 43–50.
Sualang, J. S. Et Al. (2019) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Tindakan Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pada Pelajar Di
Sma Negeri 7 Manado’, 8(2), Pp. 7–14.
Sychareun, V. Et Al. (2012) ‘Health Policymakers ’ Knowledge And Opinions
Of Physicians Smoking And Tobacco Policy Control In Lao Pdr’, Bmc
Public Health. Bmc Public Health, 12(1), P. 1. Doi: 10.1186/1471-2458-
12-816.
Taruna, Z. (2016) ‘Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Di Sma
Gadjah Mada Yogyakarta’, Jurnal Kebijakan Pendidikan, V(6), Pp. 567–
577.
Thamaria, N. (2016) ‘Ilmu Perilaku Dan Etika Farmasi’, Modul Bahan Ajar
Cetak Farmasi, Pp. 1–156.
The Joanna Briggs Institute (2017) ‘Checklist For Systematic Reviews And
Research Syntheses’.
Tobbacco Free, K. (2020) ‘Fakta Beban Tembakau’, (Cdc), P. 2020.
Tri Wulandari, D. (2011) ‘Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku
Merokok Pada Remaja Di Smk Muhammadiyah 2 Sleman Yogyakarta’,
Repository Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Pp. 1–15.
Trisnowati, H. Et Al. (2020) ‘Monitoring Kepatuhan Peraturan Kawasan Tanpa
Rokok Di Lingkungan Sekolah Kota Yogyakarta’, Public Health Journal,
14(1), Pp. 6–14.
Winengan, W. (2017) ‘Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok Di
Kota Mataram’, Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu
Dan Praktek Administrasi, 14(1), Pp. 1–16. Doi: 10.31113/Jia.V14i1.13.
Wirawan, A. S. (2016) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Tindakan Merokok Pelajar’,
Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Medisina Akper Ypib Majalengka,
Ii(3).
World Health Organization (2019) ‘Tubuh Tembakau’, P. 7000.