SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik
Pada Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oleh:
Wahyu Moh. Nurdin
1178010249
Oleh
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing
II
Mengetahui,
Penguji I Penguji II
Dr. Cecep Wahyu Hoerudin, M.Pd Fitri Pebriani Wahyu, S.IP., M.AP
NIP.197105311997031002 NIP.199102112019032020
PERNYATAAN
“Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Disiplin Kerja Pegawai pada
Bandung” ini merupakan sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian
didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas perhatian ini saya
siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”
Riwayat Pendidikan
1. SDN 02 Batutumpang (2005-2011)
2. SMPN 01 Tegalwaru (2011-2014)
3. SMAN 1 PURWAKARTA (2014-2017)
Data Keluarga
1. Ayah : Janur
2. Ibu : Wiwi
3. Saudara : Kinia Mitasari
Fabi Agisna
Demikian riwayat hidup penulis.
i
ABSTRACT
Wahyu Moh Nurdin (2021): “Employee Discipline in the Health Service and
UPTD Laboratory of the Bandung City Health Service.”
Work discipline is a very important thing for the implementation of a job,
so that every employee is obliged to obey and obey the regulations that apply to
an agency. Bandung City Health Service Office for Health Services and
Laboratory UPTD is one of the services located in Bandung City which in its
implementation is still required to increase the work discipline of each employee.
The purpose of this study was to determine the work discipline of
employees in the field of health services and the laboratory UPTD of the Bandung
City Health Office, the factors that affect the discipline of employees in the field of
health services and the field of laboratory UPTD of the Bandung city health
officeas well as efforts to improve employee discipline in the field of Health
Services and the field of UPTD Laboratory of the Bandung City Health Service.
The theory used in this research is using the theory from Veithzal Rivai
(2005) in Sinambela (2016: 355) which explains that work discipline has several
components, namely attendance, adherence to work regulations, adherence to
work standards, high levels of alertness and work ethically.
This study uses a qualitative research method with a case study approach.
Researchers use a case study approach because they want to know in depth about
a case that is a problem in this study. Data collection techniques were carried out
by means of observation, interviews, documentation, and audio materialsThe
informants in this study consisted of the Head of the Head of the Program, Data,
and Information Subdivision, Personnel staff, Program, Data, and Information
staff, and Attendance Attendance Information System Operators (SIAP)
The results of this study indicate that the work discipline of employees in
the Health Service Sector and the Bandung City Health Service Laboratory
UPTD as a whole is not optimal, because in fact there are still employees who
come late not in accordance with applicable working hours.
Keywords: Work Discipline, Human Resource Management, Employees.
ii
KATA PENGANTAR
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana pada jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Adapun judul Skripsi ini
yaitu “Disiplin Kerja Pegawai Pada Bidang Pelayanan Kesehatan Dan UPTD
penulisan, peneliti menyadari Skripsi ini belum sempurna dan tidak luput dari
khususnya bagi peneliti, umumnya bagi pihak lain. Dalam penyelesaian Skripsi,
peneliti mendapat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu,
kepada:
1. Allah SWT
2. Ayah dan Ibu, terimakasih telah memberikan begitu banyak dorongan dan
langkahku.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan
iii
4. Ibu Dr. Ai Siti Farida, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
6. Ibu Detty Kurnia, SKM., M.AP., Selaku Ketua Sub Bagian Program, Data,
dan Informasi
telah memberikan support baik secara materil maupun non materil dalam
Serta semua pihak terlibat yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu,
terima kasih atas do’a, dukungan dan dorongan semangat dalam proses
kepada peneliti mendapat balasan rahmat dan karunia dari Alloh SWT. Aamiin ya
Robbal ‘alamin
Peneliti,
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Metode Penelitian....................................................................................34
B. Sumber Data Penelitian ...........................................................................35
C. Jenis Data ................................................................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian .....................................................37
E. Operasional Variabel...................................................................................40
F. Teknik Analisis Data Penelitian..................................................................41
G. Tempat Dan Jadwal Penelitian ................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................45
v
A. Gambaran Umum ....................................................................................45
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian .................49
BAB V PENUTUP................................................................................................75
A. Simpulan..................................................................................................75
B. Saran ........................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................78
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.................................................................................................................. 4
Tabel 2.1................................................................................................................ 31
Tabel 3.1................................................................................................................ 39
Tabel 3.2................................................................................................................ 40
Tabel 3.3................................................................................................................ 43
Tabel 4.1................................................................................................................ 51
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1............................................................................................................ 10
Gambar 2.1............................................................................................................ 12
Gambar 4.1............................................................................................................ 48
Gambar 4.2............................................................................................................ 56
Gambar 4.3............................................................................................................ 60
Gambar 4.4............................................................................................................ 63
Gambar 4.5............................................................................................................ 66
viii
BAB I
PENDAHULUAN
daya manusia. Dan suatu peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan dan
organisasi. Dengan meningkatkan disiplin kerja adalah salah satu upaya yang
perlu diperhatikan oleh setiap sumber daya manusia untuk mewujudkan tujuan
sangat diperlukan kedisiplinan. Dan tugas yang diberikan kepada setiap pegawai
jawab. Dengan begitu dapat mendorong semangat kerja demi mewujudkan tujuan
organisasi tersebut.
Dalam suatu instansi pemerintah, disiplin kerja adalah hal yang terpenting
yang harus dimiliki bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), karena berhubungan
kepada pemberian pelayanan publik. ASN adalah kunci utama bagi sumber daya
ASN sebagai salah satu aparatur negara yang wajib melaksankan roda
pemerintahan untuk
1
2
bermoral, seorang ASN wajib memperbaiki sikap terhadap disiplin kerja dan juga
menaati peraturan disiplin yang berlaku pada suatu instansi tersebut. Tapi, masih
instansi.
Oleh karena itu, para pegawai diwajibkan agar bisa meningkatkan disiplin
dalam hal bekerja, karena dapat mempengaruhi terhadap kinerja sendiri. Yang
berarti, tingginya disipilin kerja dari seorang pegawai bisa meningkatkan tingginya
kinerja pegawai tersebut. Dan dengan demikian juga dapat mempengaruhi kepada
kelancaran dan kesuksesan tugas yang telah diberikan kepada para pegawai
Negara Pasal 5 ayat 2 yang isinya tentang peraturan perilaku agar ASN
Undang No 5, 2014) ketika tugas atau pekerjaan dilaksanakan dengan cermat dan
disiplin, jelas akan berpengaruh baik terhadap kinerja pegawai tersebut Untuk
pegawai adalah sebagai dasar yang dibutuhkan untuk penegakan disiplin yang
membuat terjaganya tata tertib dan memperlancar pelaksanaan tugas serta bisa
membuat dorongan kepada para pegawai menjadi lebih produktif. Dengan langkah
dari pemerintah membuat suatu kebijakan tentang disiplin kerja bisa mewujudkan
(PP) Nomor 53 tahun 2010 mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang berisi
pemerintah Nomor 53 tahun 2010, arti dari Disiplin Pegawai Negeri Sipil ialah
Pegawai Negeri Sipil sanggup menaati kewajiban dan tidak melakukan atau
undangan serta peraturan dari kedinasan bila tidak ditaati dan melanggar diberikan
mengikuti peraturan yang berlaku dan telah ditetapkan, mulai dari peraturan yang
tertulis hingga peraturan yang tidak tertulis. Dan atasan berhak memberikan
mengeluarkan peraturan Wali Kota Bandung Nomor 002 Tahun 2019 perubahan
dari Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 677 Tahun 2016 mengenai Disiplin
mengikuti ketentuan kerja yaitu dalam satu minggu kerja selama 5 hari dimulai
dari hari senin sampai hari jum’at atau dalam satu minggu kerja selama 6 hari
dimulai dari hari senin sampai hari sabtu. Teknis jam kerja yaitu menggunakan
Nomor
4
002 Tahun 2019 perubahan atas Peraturan Wali Kota Bandung Nomor Nomor 667
yaitu disiplin kerja pegawai pada Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dari dua
bidang tersebut masih kurang optimal. Penegakan disiplin kerja belum sepenuhnya
baik yang dilakukan oleh ASN di lingkungan Kantor Dinas Kesehatan Kota
Tabel 1.1
Rekap Kehadiran Pegawai Dinas Kesehatan Kota Bandung 2020
Hari Tidak
Datang Pulang Hadir Tanpa
No Nama Bidang Keja
Tepat Tepat Sehari Keterangan
(%)
Penuh
Pelayanan 59,89% 75,18% 5,67% 0,76%
1 100%
Kesehatan
UPTD 37,58% 70,13% 16,60% 11,89%
2 100%
Laboratorium
Kesehatan dan UPTD Laboratorium pada Dinas Kesehatan Kota Bandung yang
bidang yang pulang tepat waktu sebesar 73,37%, jumlah rata-rata keseluruhan
pegawai dari kedua bidang yang tidak hadir sehari penuh berjumlah 9,55% dan
jumlah rata-rata keseluruhan pegawai dari kedua bidang yang tidak masuk kerja
Dari data yang didapat dan telah di jelaskan di atas, bahwa yang
yang dimana dalam satu tahunnya masih banyak pegawai yang tidak datang ke
kantor tidak tepat waktu melihat persentase kehadiran datang tidak tepat waktu
dalam kurun waktu satu tahun yaitu dari jumlah rata-rata keseluruhan kedua
Bandung mencapai 48,33%, angka ini tergolong cukup kecil karena melihat angka
persentase pulang tepat waktu tergolong cukup besar yaitu mencapai 73,37% pada
laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dengan ini tidak sebanding dengan
persentase datang tepat waktu yang lebih kecil dari pulang tepat waktu. Sehingga
pegawai yang datang telat ini seringkali terlambat ikut pelaksanaan apel pagi
bahkan sampai tidak mengikuti apel pagi. Yang mana apel adalah suatau
kewajiban yang harus di lakukan atau diikuti bagi para ASN atau pegwai.
Karena apel bisa dibilang salah satu komponen hadirnya ASN tepat waktu dan
berkumpul serta berdirinya ASN di lapangan, dan kegiatan koordinasi dari seorang
pimpinan kepada bawahan apel adalah salah satu sarana yang digunakannya.
6
Bandung”
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
UPTD Laboratorium?
7
D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang diambil peneliti ini memiliki manfaat secara teoritis dan
1. Teoritis
2. Praktis
a. Untuk Peneliti
Publik perihal dari kajian Sumber Daya Manusia, untuk sebagai bahan kajian
b. Untuk Instansi
Hasil dari penelitian ini diharapkan digunakan sebagai bahan referensi atau
sebagai bahan acuan dalam bidang yang serupa dengan lebih spesifik dan
mendalam.
F. Kerangka Pemikiran
(Pasolong, 2017: 9) ialah teori dan praktik adalah suatu kombinasi yang kompleks
kebutuhan sosial.
sebuah organiasi adalah sumber daya manusia karena dengan SDM yang bisa
9
Sumber Daya Manusia ialah ilmu dan seni pengelolaan tenaga kerja antara
peranan dan hubungan agar bisa lebih efektif dan efisien dan bisa membantu untuk
salah satu strategi yang bisa menciptakan aparatur yang berkinerja tinggi. Disiplin
kerja adalah kemampuan seorang pegawai yang bisa mengikuti dan menaati
peraturan yang berlaku serta dengan aturan-aturan yang berlaku dan pegawai tidak
Davis, arti dari disiplin kerja yaitu sebagai tindakan manajemen untuk
“disiplin kerja adalah alat yang dipakai para manajer untuk melakukan
komunikasi kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan siap untuk
memperbaiki suatu perilaku, dan berupaya untuk meningkatkan kesadaran
dalam menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku dan telah
ditetapkan”.
Rivai dalam (Sinambela, 2016: 355) mengatakan bahwa disiplin kerja
1. Kehadiran
Kehadiran adalah indikator paling dasar untuk mengukur
kedisiplinan, dan biasanya pegawai yang terlambat dalam bekerja
memiliki disiplin kerja yang rendah.
2. Ketaatan Pada Peraturan Kerja.
Pegawai yang selalu mengikuti pedoman kerja dan taat pada
peraturan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan tidak mungkin
melalaikan prosedur kerja.
3. Ketaatan Pada Standar Kerja.
1
5. Bekerja Etis
Bekerja etis merupakan salah satu wujud dari disiplin kerja pegawai
namun beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang
kurang sopan ke masyarakat yang dilayani atau sampai dalam
tindakan tidak disiplin. .
Menurut kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kerangka pemikiran
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
Dimulai dari teori umum (grand theory) adalah landasan teoritis dari
korelasi dengan (middle range theory) teori antara Manajemen Sumber Daya
Manusia (theory of human resource management). Teori antara ini adalah induk
keilmuan dari teori operasional (operational theory) yang dipakai dalam penelitian
ini, ialah: (work discipline theory) Teori Disiplin Kerja yang memiliki korelasi
dengan semua teori dalam penelitian ini yaitu antara grand theory dengan middle
range theory dan dengan operational theory, maupun berhubungan dengan variabel
11
1
Gambar 2.1
dari kata ad yang mempunyai arti sungguh-sungguh, dan ministrate yang berarti
melayani (to serve), dengan demikian arti kata dari Administrasi ialah keseriusan
atau bersungguh-sungguh dalam melayani (Sakti, F. T., & Fauzia, 2018: 162)
demi mencapai tujuan Bersama A. Simon dari (Pasolong, 2017: 3) Siagian dalam
dari kerjasama antara dua orang atau lebih yang memiliki dasar rasionalitas
oleh dua orang manusia atau lebih melalui dengan kerjasama demi mencapai suatu
memiliki dua dimensi yang pertama dimensi karakteristik, dan yang kedua
Atmsudirdjo dalam (Sakti, F. T., & Fauzia, 2018: 164) bahwa Administrasi
1. Proses
2. Fungsional
penyimpangan.
1
3. Institusional (kelembagaan)
itu sendiri.
hasil yang efektif dan efisien. Bahwa dengan pencapaian dari tujuan
administrasi yaitu dengan hasil yang berdaya berhasil guna (efektif) serta
kerjasama.
3. Rasional, yaitu artinya bahwa tujuan yang sudah didapat memiliki manfaat
dan bisa berguna, dilaksanakan secara sadar atau disengaja. Waldo dalam
c. Definisi Publik
Pada dasarnya Publik berasal dari bahasa inggris yaitu “Public” yang
artinya umum, masyarakat umum, rakyat dan orang banyak. syafi’ie dalam
harapan, perasaan serta sikap dan perlakuan yang benar dan baik yang didasari
Pada hakikatnya, konsep dari Administrasi Publik bukan konsep yang baru
karena telah ada sejak dulu, hanya saja ada pergantian istilah dari para pakar yaitu
sumber daya dengan personel publik serta di arahkan atau dikoordinasikan agar
mengimplementasikan”.
sebuah proses yang dilakukan dengan kerjasama oleh lembaga atau kelompok
berkaitan satu sama lain, yang dimana ketika salah satunya tidak ada, proses dari
antara lain:
1) Perencanaan
2) Pembuatan keputusan
3) Pembimbingan
4) Pengkoordinasian
5) Kontrol (pengawasan)
dalam pembiayaan.
lingkup administrasi publik yang mana bisa dilihat dari sebuah topik yang
dijelaskan dari perkembangan ilmu administrasi publik itu sendiri, diantaranya: (1)
dan perilaku dari birokrasi, (2) tentang manajemen publik, menyangkut dengan
ilmu manajemen dan sistem, manajemen sumber daya manusia serta anggaran
pemerintahan.
publik ialah tentang kepentingan publik, dan ruang lingkup dari administrasi
publik (Pasolong, 2013: 21) yaitu tentang manajemen publik, pelayanan publik,
birokrasi
1
Melalui manajemen, bisa meningkatkan daya guna dan hasil guna dari
unsur-unsur manajemen itu sendiri, sebab manajemen adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Terry dan Rue dalam
Saydam dalam (Subekhi, A., & Jauhar, 2019: 19) menjelaskan bahwa
manajemen sumber daya manusia terdapat dari dua kata ialah: manajemen dan
sumber daya manusia. To manage adalah asal dari kata manajemen yang artinya
dasar dari manajemen itu sendiri, sedangkan arti dasar dari sumber daya manusia
bagian dari manajemen itu sendiri. Namun, fokus pembahasan dari MSDM lebih
tujuan yang baik atau optimal. Yang dimaksud dari pengaturan antara lain
1
pengelolaan hubungan serta peranan pegawai agar lebih bisa melaksanakan tugas
dengan efektif dan efisien demi membantu mewujudkan tujuan dari perusahaan,
a. Data kepegawaian
c. Rekrutmen
baik. Sebab, salah satu faktor sistem rekrutmen yang dilakukannya tidak
2
sesuai pada prosedur serta dinilai oleh orang yang kurang kompeten bisa
kinerja pegawai dan selalu memberikan kompensasi dengan baik dan adil.
Untuk menilai dan menghargai dari usaha yang telah dilakukan oleh
telah diraih dan selalu melaksanakan penilaian secara teratur kepada para
pegawai.
g. Memotivasi
Salah satu hal penting yang harus dilaksanakan oleh pemimpin terhadap
kinerjanya.
h. Pemeliharaan
i. Pengintegrasian
para pegawai.
j. Kesehatan kerja
dilaksanakan.
SDM agar memastikan bahwa sebuah organisasi memiliki para pekerja yang
Disiplin kerja ialah dari dua kata disiplin dan kerja yang mempunyai
berikut:
sendiri untuk menjalankan atau mengikuti aturan yang sudah ditetapkan dalam
suatu organiasi”.
Lalu, kata kedua yaitu Kerja Ndraha dalam (Sinambela, 2016: 335) “kerja
merupakan sebuah kegiatan yang mempunyai nilai positif dari kegiatan yang
nilai yang baru dalam suatu unit sumber karya, dan juga sebagai bentuk perubahan
nilai dalam suatu unit alat untuk memenuhi kebutuhan yang ada.”
(Rivai, V., & Sagala, E, 2013: 825) berpendapat bahwa disiplin kerja
merupakan “sebuah alat yang dipakai para pimpinan atau manajer sebagai bentuk
komunikasi dengan karyawan untuk mereka biar bisa lebih meningkatkan dan
lebih bersedia untuk memperbaiki perilaku, dan juga sebagai usaha peningkatan
kesiapan dan kesadaran seseorang untuk mengikuti dan mematuhi peraturan yang
(Engkus., 2019: 2380) Disiplin sudah menjadi sebagai acuan hidup untuk setiap
para pegawai dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya, dengan begitu para
Disiplin yang datang dari individu para pegawai sendiri adalah disiplin
yang diharapkan, disiplin yang bersifat spontan dan bukan disiplin paksaan atau
berdasarkan dari perintah seperti menjalankan disiplin karena adanya sanksi atau
1) Disiplin Preventif
ditetapkan. Agar pegawai berdisiplin diri itu adalah tujuan dari disiplin
2) Disiplin Korektif
berlaku.
menurut pada peraturan yang berlaku. Dengan tujuan seperti itu digunakan untuk
2
a. Frekuensi Kehadiran
Melihat dari tingkat kehadiran pegawai, dapat dilihat baik atau tidaknya
b. Tingkat Kewaspadaan
Yang harus dimiliki para pegawai salah satunya adalah memiliki tingkat
kewaspadaan yang tinggi bagi diri sendiri dan bagi pekerjaan yang
dilakukannya.
kerja yang berlaku dan sesuai dengan aturan kerja yang ada serta pedoman
bekerja.
e. Etika Kerja
a. Kehadiran
Pegawai yang selalu mengikuti pedoman kerja yang berlaku dan taat pada
Hal seperti ini bisa dilihat dengan melihat besarnya tanggung jawab para
hati-hati, teliti dan penuh perhitungan dalam bekerja, serta melakukan hal
e. Bekerja Etis
atau ke masyarakat bahkan terlibat dengan perlakuan yang tidak pantas, ini
bekerja etis adalah salah satu bentuk dari disiplin kerja pegawai.
menjadi tidak sesuai karena perkembangan keadaan dan tidak sesuai dengan
Arti dari disiplin pegawai negeri sipil dalam peraturan ini ialah kesiapan
PNS untuk patuh pada kewajiban dan menjauhi atau menghindari dari larangan
dan diberikan hukuman disiplin apabila tidak menaati peraturan yang ada.
Pelanggaran disiplin berupa tulisan, ucapan, dan tindakan PNS yang tidak
patuh terhadap kewajiban atau melanggar larangan aturan dalam disiplin PNS,
baik didalam jam bekerja ataupun diluar jam bekerja. Sanksi disiplin merupakan
B. Penelitian Terdahulu
terdahulu yang lainnya untuk menghindari anggapan bahwa penelitian orang lain
memiliki keidentikan dengan penelitian ini, yang membuat penelitian ini berasal
dari tulisan dan karya peneliti sendiri kerana diperkuat dengan adanya penelitian
terdahulu yang dipakai oleh peneliti sebagai bahan acuan dalam penelitian ini:
yang memiliki suatu tugas pengelolaan sumber daya air di DAS citarum
Bandung.
pengaruh Disiplin Kerja (X) kepada Kinerja Pegawai (y) yang dimoderasi
ini adalah hasil dari pengujiannya, persentase dari pengaruh disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai yaitu sekitar 18% ini didapat dari hasil R2 yaitu
didapat dari hasil R2 yaitu 0,244. Pengaruh antara disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai diperkuat oleh variabel moderasi. Ini dilihat dari hasil R2
21,7% dan melihat dari nilai sebelumnya yaitu, 0,244 atau 24,4% berubah
desa adalah sebagai pemerintahan yang paling rendah dan memiliki tujuan
teori dari Bejo Siswanto (2005:291) mengenai dimensi disiplin kerja ialah
wawancara kepada 3 informan, dan materi audio dan visual adalah teknik
dokumen dan masih kurang maksimalnya pemanfaatan jam kerja. Hal ini
serta tanggung jawab pegawai terkait penerapan disiplin kerja dan yang
kerja, kinerja pegawai serta data sekunder dengan teori yang berhubungan
penelitian ini terdapat pengaruh yang cukup besar dari disiplin kerja
pyx = 78, 2% yang berarti variabel disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
yang harus dilakukan serta saran akademis dan informasi tentang begitu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
No Judul Persamaan Perbedaan
Peneliti
1 2 3 4 5
Pengaruh
Disiplin Kerja
➢ Memakai
Terhadap
metode
Kinerja
penelitian
Abi Pegawai ➢ Menjelaskan
Kuantitatif
Nubli Dengan mengenai
1 ➢ Deskriptif
Pardede Kepemimpinan Disiplin
Verifikatif
(2019) Sebagai Kerja
sebagai metode
Variabel
yang
Moderasi Di
digunakannya
Balai Besar
Wilayah
3
Sungai
Citarum
Bandung
➢ Tempat
penelitian
berbeda
➢ Menggunakan
teori dari Bejo
Siswanto
Analisis
(2005:291)
Disiplin Kerja
tentang dimensi
Pegawai Pada
Putri ➢ Menjelaskan disiplin kerja
Kantor Desa
Djayanti mengenai adalah:
2 Jatisari
Septiyani Disiplin Kerja 1. Frekuensi
Kecamatan
(2019) kehadiran
Cangkuang
2. tingkat
Kabupaten
kewaspadaan
Bandung
3. ketaatan pada
standar kerja
4. ketaatan pada
peraturan kerja
5. Etika kerja
Pengaruh ➢ Memakai
Disipin Kerja metode
➢ Menjelaskan
Algy Terhadap penelitian
mengenai
3 pratama Kinerja Kuantitatif
Disiplin Kerja
(2019) Pegawai ➢ Kota
Laboratorium Tasikmalaya
RSUD Klinik sebagai tempat
3
C. Proposisi
komponen Disiplin Kerja yaitu konsep Kehadiran, Ketaatan Pada Peraturan Kerja,
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
dari pengertian di atas ada empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu (1) cara
ilmiah, (2) data, (3) tujuan, dan (4) kegunaan (Sugiyono, 2014: 1)
Dari teori di atas, metode penelitian adalah data yang valid yang memiliki
sebuah tujuan yaitu untuk dipahami dan dipakai sebagai sebuah alat untuk
mempelajari makna oleh sekelompok orang atau sejumlah orang yang dianggap
berasal dari kemanusiaan atau masalah sosial. Melibatkan upaya penting adalah se
buah proses dari penelitian kualitatif, dari seperti pengajuan pertanyaan, pengump
ulan data yang khusus atau lebih rinci dari parapartisipan, menganalisi data secara
induktif, serta menafsirkan atau menjelaskan makna dari data (Creswell, 2016: 4)
penelitian ini, sebab peneliti ingin mengetahui suatu kasus yang menjadi
34
3
Studi kasus adalah salah satu jenis pendekatan kualitatif yang mengkaji
pengumpulan data yang spesifik dan mendalam dari berbagai sumber informasi,
serta pelaporan deskripsi kasus, dan tema kasus (Creswell, 2014: 136).
Studi kasus juga memiliki tujuan yaitu mengetahui atau memahami isu,
masalah, dan bisa juga dari sebuah rasa simpati atau keperihatinan yang mendalam
dan dari satu kasus atau beberapa kasus ini diseleksi agar bisa memahami masalah
Jenis data kualitatif digunakan dalam penelitian ini. (Sugiyono, 2015: 23)
menjelaskan bahwa data kualitatif ialah data yang mempunyai bentuk dari sebuah
kata, gambar, atau skema. Data kualitatif adalah deskripsi atau penjelasan detail
tentang komentar obsever terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada Kantor Dinas
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki dua sumber
1. Data Primer
sebuah objek atau dokumen original material yang masih mentah yang didapat dari
pelaku serta data yang disatukan atau dikumpulkan dari situasi aktual lapangan
ketika peristiwa terjadi (Silalahi, 2012: 289) Data primer yang dipakai dalam
penelitian ini merupakan hasil dari observasi dan wawancara yang dilaksanakan
2. Data Sekunder
data yang didapatkan dari pihak kedua atau tangan kedua sebelum penelitian ini
dilaksanakan (Silalahi, 2012: 291) sumber data sekunder itu seperti klarifikasi,
ulasan, atau mengkaji mengenai materi original. Sumber data sekunder yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu mengkaji mengenai materi original yang didapat
C. Jenis Data
Jenis data kualitatif digunakan dalam penelitian ini. (Sugiyono, 2015: 23)
menjelaskan bahwa data kualitatif ialah data yang mempunyai bentuk dari sebuah
kata, gambar, atau skema. Data kualitatif adalah deskripsi atau penjelasan detail
tentang komentar obsever terhadap disiplin kerja pegawai pada bidang pelayanan
kesehatan dan UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dilihat
oleh peneliti.
3
informasi, melalui dengan digital atau media kertas, menyimpan data, dan menjaga
utama dari penelitian. Peneliti tidak mengetahui dalam teknik pengumpulan data
maka peneliti tidak akan bisa mendapatkan data yang sesuai dengan standar data,
untuk menghindari hal seperti itu (Creswell, 2016: 254) dalam prosedur
dan aktivitas individu di lokasi penelitian, dan observasi yang dilakukan dalam
berwawancara bertatap muka dengan sekelompok partisipan tertentu, dan juga bisa
pertanyaan yang secara umum bersifat terbuka dan tidak terstruktur (Creswell,
2016: 254)
Dinas Kesehatan Kota Bandung. Jadi karena itu, pengambilan sampel dari seluruh
populasi pegawai yang ada yang dijadikan sebagai informan. Dan peneliti
peneliti.”
Tabel 3.1
Data Informan
No Nama Jabatan
digunakan dalam penelitian kualitatif. (Creswell, 2016: 255) bentuk dari dokumen
ini bisa berupa dokumen publik atau dokumen privat. Dan dokumen yang dipakai
Bandung.
4. Materi Audio dan Visual Kualitatif (Qualitative audio and visual materials)
Dari data ini berisi seperi foto, video, objek dari seni atau segala jenis
suara/bunyi (Creswell, 2016: 255) dalam penelitian ini hanya memakai materi foto
berupa foto dari data yang diberikan dan foto saat observasi dan wawancara.
5. Triangulasi
data yang berbeda-beda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Seperti
4
E. Operasional Variabel
terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan
memakai teori dari Rivai agar terciptanya disiplin kerja pegawai yang efektif dan
efisien ialah :
Tabel 3.2
Operasional Variabel
1 2 3 4
1. Tingkat
absen/kehadiran
pegawai
Absensi/Kehadiran
2. Tingkat waktu
ketepatan masuk
kerja
1. Taat dengan
Ketaatan pada
Disiplin peraturan kerja
peraturan kerja
Kerja yang berlaku Observasi,
Veithzal dokemntasi,
Rivai 1. Tanggung jawab dan wawancara
(2005) terhadap amanah
Ketaatan pada
atau tugas yang
standar kerja
diberikan
1. berhati-hati
Tingkat kewaspadaan dalam
tinggi melaksanakan
pekerjaan
4
1. kesopanan
pegawai dalam
melaksanakan
pekerjaan
Bekerja etis 2. pemahaman
pegawai
terhadap etika
kerja
kualitatif analisis data dimulai dengan persiapan dan pengorganisasian data untuk
dianalisis, lalu dikerucutkan data tersebut menjadikan sebuah tema dengan proses
Dari hasil penelitian data yang diperoleh tentunya sangat beragam, dengan
begitu peneliti harus mengolah data dan mempersiapkannya untuk dianalisis, atau
memilih serta mempersiapkan data tersebut ke dalam bentuk jenis yang beda
Dalam langkah ini, seluruh data yang diperoleh peneliti harus membacanya
terlebih dahulu, dan membuat gagasan umum tentang data yang diperoleh tersebut,
4
264)
informasi yang sudah didapat. Coding yaitu sebuah proses pengorganisasian data
dengan cara mengumpulkan bagian gambar atau teks dan dituliskan kategori
dalam batas-batas (Rossman & Rallis, 2012) dalam (Creswell, 2016: 265)
serta peristiwa dalam ranah tertentu (Creswell, 2016: 266) Lalu, diterapkan proses
coding untuk pembuatan sejumlah kecil dari tema atau kategori, dari temalah yang
267)
5. Penyajian Data
Penyajian tema dan deskripsi melalui bentuk narasi atau laporan kualitatif.
Pendekatan yang sering dipakai dalam menyampaikan hasil analisis biasanya dari
6. Pembuatan Interpretasi
pembuatan interpretasi bisa seperti makna yang asal muasalnya dari perbandingan
hasil penelitian dengan studi literatur atau teori yang berasal sebagai informasi
1. Tempat Penelitian
2. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Nov Des Jan Fab Mar Apr Mei Jun jul ags sep
Pengajuan judul
Pembuatan ususlan
penelitian
Bimbingan usulan
penelitian
4
Seminar usulan
penelitian
Pengumpulan dan
pengolahan data
Penyususan skripsi
Bimbingan skripsi
Sidang munaqosah
Wisuda
BAB IV
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat
tahun 1946 sampai dengan tahun 1949 Dinas Kesehatan disebut juga
Kesehatan Kota Besar Bandung. Adapun pejabat yang ditunjuk adalah dr.R
Kantor
45
4
tanggal
bersalin.
1. Pegawai pusat
Visi:
Misi:
Gambar 4.1
Fungsi:
4
mengenai data yang diperoleh dari keseluruhan proses yang telah di uraikan
penelitian ini penulis menggunakan teori disiplin kerja dari Veithzal Rivai
Pelayanan
5
bidang tersebut. Dan yang ketiga, upaya untuk meningkatkan disiplin kerja
Pembahasan disini adalah hasil dari proses analisis data dan fakta yang
ini penulis menggunakan teori yang di sampaikan oleh Veithzal Rivai (2005)
dalam Sinambela (2016: 355) yang menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki
pada standar kerja, tingkat kewaspadaan tinggi, dan bekerja etis. Adapun hasil
sebagai berikut:
1. Kehadiran
kehadiran pegaawai dapat dilihat dari tingkat absensi pegawai. Berikut data
Tabel 4.1
Rekap Kehadiran Pegawai Dinas Kesehatan Kota Bandung 2020
Hari Tidak
Nama Datang Pulang Hadir Tanpa
No Keja
Bidang Tepat Tepat Sehari Keterangan
(%)
Penuh
Pelayanan 59,89% 75,18% 5,67% 0,76%
1 100%
Kesehatan
2 UPTD Lab 100% 37,58% 70,13% 16,60% 11,89%
Jumlah Rata-
48,33% 73,37% 9,55% 4,71%
Rata
Bandung yang datang tepat waktu mencapai sebesar 48,33%, jumlah rata-
rata keseluruhan pegawai dari kedua bidang yang pulang tepat waktu
sebesar
keseluruhan
5
pegawai dari kedua bidang yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yaitu
sebesar 4,71%.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat datang tepat waktu
bahwa tingkat disiplin dalam dimensi kehadiran masih rendah dan perlu
ditingkatkan kembali.
pegawai selalu hadir, kecuali jika pegawai yang absen karena sakit, dan
pegawai yang tidak masuk bekerja tanpa keterangan maka akan secara
wawancara dengan para informan bahwa setiap pegawai selalu hadir tepat
waktu. Karena setiap pagi para pegawai harus melakukan apel pagi dan
Informasi mengatakan:
“Sudah, karenakan jam kerja misalkan hari senin, selasa, kamis itu
07.45 WIB. Itu kalo telat sedikit nanti ada potongan, da udah tertib,
udah ada scan mata. Jadi gabisa di wakilkan kalo mata mah yah.
Mata atau jempol kan ga bisa di wakilkan. kalau rabu,jumat. jumat
malah setengah delapan. pulangnya kalau hari biasa jam setengah
lima. Kalau hari jumat jam empat tapi masuk jam setengan
delapan.”
(Wawancara, pada tanggal 29 juni 2021 di Kantor Dinas Kesehatan
Kota Bandung pukul 15.45 WIB).
Namun berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti
masih ada saja pegawai yang hadir tidak tepat waktu. Dan hal itu sangat
ketika salah satu petugas pelayanan telat masuk kerja. Otomastis pegawai
lain akan keteteran dan masyarakat tentu akan menunggu lebih lama dari
Kesehatan dan UPTD Laboratorium sudah baik karena para pegawai selalu
hadir kecuali jika memang pegawai tersebut sakit. Jika seorang pegawai
waktu dikarenakan para pegawai diharuskan untuk mengikuti apel pagi dan
scan mata tentu tidak bisa di wakilkan oleh orang lain. Sehingga para
Adapun jam kerja di kantor Dinkes yaitu hari senin, selasa, kamis
masuk pukul 07.45 WIB. Hari rabu dan jumat masuk pukul 07.30 WIB.
UPTD Laboratorium masih banyak pegawai yang telat masuk kerja. Selain
tingkat datang tepat waktu para pegawai masih rendah yaitu di kisaran
instansi. Suatu instansi pasti memiliki aturan kerja dimana peraturan kerja
5
aturan kerja yang telah di buat harus di ketahui, dipahami dan di taati oleh
setiap pegawai yang ada di instansi tersebut. Pegawai yang disiplin tentu
akan taat pada peraturan kerja yang berlaku. Berikut adalah peraturan yang
Gambar 4.2
Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1381 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kota Bandung
5
tugas dan fungsi serta tata kerja yang menjadi pedoman peraturan kerja di
tersebut selaras pula dengan yang disampaikan oleh Bapak Yanto sebagai
berikut:
Dinas Kesehatan Kota Bandung masih ditemukan para pegawai yang tidak
taat kepada aturan seperti keluar kantor tanpa keterangan di jam kerja.
Selain itu pula masih banyak pegawai yang datang kerja tidak tepat waktu.
Kota Bandung. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak Dinkes adalah
tetap mengingatkan tentang peraturan yang berlaku. Jika masih ada yang
Bandung terhadap peraturan kerja yang telah di tetapkan sudah baik. Setiap
serta hak dan kewajiban yang sedang mereka emban. Maka dari itu sudah
pegawai terhadap peraturan kerja masih kurang. Hal itu dikarenakan masih
di temui pegawai yang keluar kantor tanpa keterangan pada jam kerja.
Bahkan masih sedikit yang datang tepat waktu untuk memulai pekerjaan.
taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan
Maka hasil dari analisis peneliti disiplin kerja pegawai pada bidang
Bandung dilihat dari dimensi ketaatan pada peraturan kerja masih rendah.
jawab terhadap tugas yag diberikan yang tentu dalam pengerjaannya harus
Gambar 4.3
Prosedur Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung
penuh tanggung jawab sesuai standar yang ada dikarenakan para pegawai
mengungkapkan
yang telah diemban. Hal tersebut terlihat dari para pegawai yang selalu
kepadanya.
Gambar 4.4
Capaian Indikator Kerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2020
Detty Kurnia, dan bapak yanto beliau mengatakan bahwa para pegawai di
6
secara teliti.
hasil dari kinerjanya pun selalu sesuai target yang telah ditetapkan
wawancara dengan Ibu Detty Kurnia selaku Kasubag Program, Data dan
mencapai target yang diberikan. menurut Bapak Yanto selaku staf ahli
Hal tersebut dilihat dari para pegawai membuat surat, dan kegiatan
dan efisien.
Maka untuk dimensi ini dari hasil analisis penulis disiplin pegawai
5. Bekerja Etis
suasana bekerja yang harmonis. Dimana para pegawai mampu untuk saling
yang sedang dilayani dengan memperhatikan sopan santun. Selain itu pula
etis:
Gambar 4.5
Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 002 Tahun 2019 Perubahan Atas
Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 677 Tahun 2016 Tetang Disiplin
Kehadiran Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
6
seperti yang tertuang dari perwal tersebut dalam Pasal 9b melakukan upaya
masyarakat.
etis hal tersebut terbukti dari pegawai yang memberikan pelayanan dengan
baik dengan menerapkan 5S atau senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.
dari itu sangat penting bagi pegawai pada bidang Pelayanan Kesehatan dan
dengan menerapkan 5S atau senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Dan
lebih baiknya jika etika kerja tersebut bukan hanya sekedar di pahami
baik.
6
1. Kemampuan (Ability)
Kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan tertentu
yang mutlak diperlukan untuk menunjang program layanan
prima seperti komunikasi.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah perilaku atau perangkat yang harus ditojolkan
ketika menghadapi masyarakat seperti 5S.
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan bersifat fisik atau non fisik yang mampu
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain.
4. Perhatian (Attention)
Kepedulian penuh terhadap masyarakat baik yang berkaitan
dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pengguna
maupun pemahaman atas saran dan kritikannya.
5. Tindakan (Action)
Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan
dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
6. Tanggungjawab (Accountability)
Suatu sikap keberpihakan kepada masyarakat sebagai wujud
kepedulian untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian
atau ketidakpuasan masyarakat.
Berdasarkan hasil obeservasi dilapangan yang dilakukan oleh
salah satu tindakan disiplin kerja pegawai yang melakukan bekerja etis.
Maka dari itu dari hasil analisis dan observasi maka disiplin kerja
Kesehatan Kota Bandung dilihat dari dimensi bekerja etis sudah secara
Kesehatan Kota Bandung. Hal ini terlihat dari masih ada saja
pegawai yang datang tidak tepat waktu dan pulang sebelum jam
kembali para pegawai akan hak dan kewajiban yang mereka emban.
Faktor berikunya adalah tidak ada tindakan yang tegas ketika ada
hanya berupa teguran yang munkin saja masuk telinga kanan keluar
telinga kiri. Besok lusa nya tidak menjamin pegawai tersebut tidak
Kenapa?
7
sosial dan bisa jadi tidak menimbulkan efek jera. Maka dari itu
Laboratorium.
dengan sisterm iris mata dan fingerprint. Sistem ini bejalan dnegan
merah akan menyala. Dengan sistem ini maka para pegawai yang
masuk
7
b. Memberikan Teguran
beri teguran atau di beri arahan oleh Pimipinan Dinkes. Sejauh ini
efektivitas upaya ini perlu di kaji lebih lanjut karena masih banyak
indisiplinner pegawai.
akan hak dan kewajiban mereka sebagai pelayan publik. Upaya ini
PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut:
75
7
efisien serta selalu mengikuti arahan dari SOP yang ada yang
pegawai sudah mampu memahami etika kerja yang baik dan selalu
B. Saran
Aksara.
78
7
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53. Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(2010).
Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 002 Tahun 2019 perubahan atas Peraturan
Wali Kota Bandung Nomor Nomor 667 Tahun 2016. Tentang Disiplin
(2019).
Tasikmalaya.
Rivai, V., & Sagala, E, J. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Sakti, F. T., & Fauzia, S. N. (2018). Pengaruh Pengawasan Pajak Hotel Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Badan Pendapatan Daerah
Aksara.
Subekhi, A., & Jauhar, M. (2019). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
CV ALFABETA.
Setia.
81
8
8
8
DOKUMENTASI
8
8
8
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati dsiplin kerja
pegawai pada Kantor bidang Pelayanan Kesehatan dan UPTD Laboratorium Dinas
Kesehatan Kota Bandung, meliputi:
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi dan data mengenai disiplin kerja pegawai pada
Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung bidang Pelayanan Kesehatan dan UPTD
Laboratorium.
B. Aspek yang diamati:
1. Kehadiran pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung bidang
pelayanan kesehatan dan UPTD Laboratorium
2. Peraturan yang berlaku di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung.
3. Tanggungjawab pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.
4. Ketelitian pegawai dalam melakukan pekerjannya serta untuk menghindari
kesalahan dalam bekerja.
5. Etika pegawai dalam bekerja, baik dalam nelakukan pelayanan kepada
masyarakat maupun etika kepada sesama pegawai.
8
PEDOMAN WAWANCARA
OPERATOR SISTEM INFORMASI ABSENSI PRESENSI (SIAP)
KANTOR DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
Profil Informan:
Nama/Inisial:
Jabatan:
Hari/Tanggal:
Waktu dan Tempat Penelitian:
1. Kehadiran
1) Apakah pegawai selalu hadir sesuai dengan peraturan yang berlaku?
2) Upaya apa yang dilakukan agar pegawai selalu tepat waktu dalam
masuk kerja?
2. Ketaatan Pada Peraturan Kerja
1) Apa yang dilakukan apabila terdapat penyimpangan yang dilakukan
oleh pegawai?
2) Bagaimana upaya agar peraturan kerja selalu ditaati oleh para
pegawai?
3. Ketaatan Pada Standar Kerja
1) Bagaimana SOP yang berlaku di Kantor Dinas Kesehatan Kota
Bandung? Apakah pegawai sudah menjalankan tugasnya sesuai
dengan SOP yang berlaku?
4. Tingkat Kewaspadaan Tinggi
1) Apakah pegawai selalu menjalankan pekerjaannya secara teliti?
2) Bagimana upaya yang dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan pekerjaan?
5. Bekerja Etis
1) Apakah dalam melakukan suatu pekerjaan pegawai selalu
memperhatikan sopan santun dan ramah tamah?
2) Apakah semua pegawai sudah memahami etika yang baik dalam
bekerja?
8
PEDOMAN WAWANCARA
SUB BAGIAN PROGRAM, DATA DAN INFORMASI
KANTOR DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
Profil Informan:
Nama/Inisial:
Jabatan:
Hari/Tanggal:
Waktu dan Tempat Penelitian:
1. Kehadiran
1) Apakah pegawai selalu hadir sesuai dengan peraturan yang berlaku?
2) Upaya apa yang dilakukan agar pegawai selalu tepat waktu dalam
masuk kerja?
2. Ketaatan Pada Peraturan Kerja
1) Apa yang dilakukan apabila terdapat penyimpangan yang dilakukan
oleh pegawai?
2) Bagaimana upaya agar peraturan kerja selalu ditaati oleh para
pegawai?
3. Ketaatan Pada Standar Kerja
1) Bagaimana SOP yang berlaku di Kantor Dinas Kesehatan Kota
Bandung? Apakah pegawai sudah menjalankan tugasnya sesuai
dengan SOP yang berlaku?
4. Tingkat Kewaspadaan Tinggi
1) Apakah pegawai selalu menjalankan pekerjaannya secara teliti?
2) Bagimana upaya yang dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan pekerjaan?
5. Bekerja Etis
1) Apakah dalam melakukan suatu pekerjaan pegawai selalu
memperhatikan sopan santun dan ramah tamah?
2) Apakah semua pegawai sudah memahami etika yang baik dalam
bekerja?