Anda di halaman 1dari 91

PROPOSAL

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI EFEKTIF

TERHADAP KINERJA PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH BABAT DAN RSU MUHAMMADIYAH BABAT

AINUN A’ANG KHUNAIFI

NIM. 19.02.07.0014

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2022
ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : AINUN A’ANG KHUNAIFI

NIM : 19.02.07.0014

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : LAMONGAN, 21 JUNI 1999

INSTITUSI : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

LAMONGAN

Menyatakan bahwa Proposal Skripsi yang berjudul : “Hubungan Gaya

Kepemimpinan dan Komunikasi efektif terhadap Kinerja Perawat dan Bidan di

Rumah Sakit Muhammadiyah babat dan RSU Muhammadiyah babat” adalah

bukan karya tulis ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sangsi akademis.

Lamongan, 28 November 2022

Yang Menyatakan

AINUN A’ANG KHUNAIFI

19.02.07.0014
iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Oleh : AINUN A’ANG KHUNAIFI

NIM : 19.02.07.0014

Judul : HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN

KOMUNIKASI EFEKTIF TERHADAP KINERJA

PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT

MUHAMMADIYAH BABAT DAN RSU

MUHAMMADIYAH BABAT

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Proposal Skripsi pada

tanggal :

Oleh :

Mengetahui :

Pembimbing I Pembimbing II

Faizatul Ummah, S.SiT., M.Kes Ari Kusdiyana, SKM., M.Kes

NIDN. 0715107702 NIP. 06020377


iv

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji Pada Ujian Sidang Proposal

Di Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan

Tanggal :

PANITIA PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua :

Anggota : 1.

2.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan

Dr. Virgianti Nur Farida S.Kep., Ns., M.Kep

NIDN : 0712128301

KURIKULUM VITAE
v

Nama : AINUN A’ANG KHUNAIFI

Tempat, Tgl Lahir : LAMONGAN, 21 JUNI 1999

Alamat Rumah : RT 02 RW 04 DSN. KARANGASEM

DS. KARANGSAMBIGALIH KEC. SUGIO

KAB. LAMONGAN

Pekerjaan : -

Riwayat Pendidikan

1. RA. Muslimat 2005

2. SDN 1 Karangsambigalih 2011

3. SMPN 1 Sugio 2014

4. Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan 2017

5. Prodi Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Lamongan,

Tahun 2019 sampai Sekarang


vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang

berjudul “Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi efektif terhadap

Kinerja Perawat dan Bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU

muhammadiyah babat” sesuai waktu yang ditentukan.

Proposal Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk

melanjutkan penelitian di Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat Bapak/Ibu :

1. Bpk. Dr. A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kep,Ns, M.Kes. Selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Lamongan

2. Ibu Dr. Virgianti Nur Farida S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.

3. Ibu Faizatul Ummah, S.SiT., M.Kes. Selaku Ka-Prodi S1 Administrasi

Rumah Sakit Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lamongan

4. Ibu Faizatul Ummah, S.SiT., M.Kes. Selaku pembimbing I, yang telah

banyak memberikan petunjuk, saran, dorongan moril selama penyusunan

karya tulis ilmiah ini.


vii

5. Ibu Ari Kusdiyana, SKM., M.Kes. Selaku pembimbing II, yang telah banyak

memberikan petunjuk, saran, dorongan moril selama penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

6. dr. Erni Saptowati Selaku direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

7. dr. Farra Nurdiana selaku direktur RSU Muhammadiyah Babat

8. Seluruh responden yang telah bersedia memberikan informasi dalam

penyusunan proposal skripsi

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil demi

terselesaikannya proposal skripsi.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas semua amal kebaikan

yang diberikan. Penulis menyadari proposal skripsi ini masih banyak kekurangan,

untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan, akhirnya penulis berharap semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Lamongan, 28 November 2022

Ainun A’ang Khunaifi


viii

DAFTAR ISI
ix

DAFTAR ISI
x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawannya.

Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target/sasaran atau kriteria yang

telah disepakati bersama. Kinerja karyawan adalah sesuatu yang mempengaruhi

seberapa banyak mereka memberi kontribusi perusahaan. Kinerja merupakan hasil

kontribusi paling penting dari individu untuk keefektifan organisasi (Robbins,

2013). Kinerja petugas kesehatan di Rumah Sakit merupakan hal yang penting

dari sebuah Rumah Sakit. Semakin bagus kinerja petugas kesehatan maka akan

semakin berkualitas pelayanan kesehatannya. Hal ini akan berdampak kepada

kepuasan pelanggan sehingga berdampak pula pada meningkatnya kunjungan

Rumah Sakit, namun faktanya masih terjadi permasalahan terkait kinerja

karyawan di Rumah Sakit.

Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 Desember

2022 menggunakan kuesioner dengan indikator Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja,

Tanggung Jawab, Kerjasama, dan Inisiatif (Mangkunegara, 2013) pada masing

masing 15 petugas kesehatan rawat inap di 2 rumah sakit, yang pertama pada

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat ditemukan 73% petugas rawat inap yang

kriteria kinerjanya cukup dan hanya 27% petugas rawat inap yang kinerjanya
xi

baik, sedangkan di RSU Muhammadiyah Babat ditemukan 60% petugas rawat

inap yang kinerjanya cukup dan 40% petugas rawat inap yang kinerjanya baik.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat masalah mengenai kinerja pegawai Rumah

Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah Babat.

Baik atau tidaknya kinerja petugas kesehatan rawat inap dipengaruhi oleh

beberapa faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

pendidikan, motivasi dan persepsi. Sedangkan, faktor eksternal terdiri dari

kepemimpinan, imbalan, pengembangan karir, komunikasi serta supervisi

(Ratanto, Mustikasari & Kuntarti, 2013). Pada penelitian ini, faktor yang dapat

meningkatkan kinerja petugas kesehatan di ruang rawat inap difokuskan pada

gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif.

Gaya kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

petugas kesehatan di ruang rawat inap. Kepala ruangan bertanggung jawab untuk

memimpin dan mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan.

Pimpinan keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan,

mendesak dan membujuk stafnya untuk melakukan sesuatu pada saat kapanpun

apabila rekan kerjanya memerlukan bantuan mereka, dan bisa memberi arahan

terhadap stafnya agar melakukan pekerjaan tidak berdasarkan atas kesukaan

mereka tetapi pada apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan

asuhan keperawatan (Mahatvavirya, 2021)

Komunikasi telah menjadi bagian kekal dari kehidupan manusia seperti

halnya bernapas (Mulyana, 2018). komunikasi yang efektif penting bagi anggota

organisasi dengan harapan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling
xii

pengertian (Afriyadi, 2015), Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan

yang diterima sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan, pesan diterima

dengan sukarela oleh penerima pesan serta dapat meningkatkan kualitas hubungan

antar pribadi dan tidak ada hambatan dalam komunikasi. Tujuan dari komunikasi

efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang

disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa

yang digunakan oleh pemberi informasi lebih jelas dan lengkap, serta dapat

dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.

(Amirullah, 2015)

Dalam Mangkunegara (2017) menyatakan bahwa Kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Perbaikan kinerja baik individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam

upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk mencapai kinerja yang maksimal,

maka organisasi atau perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat

mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki secara optimal. Untuk

meningkatkan kinerja karyawan yang lebih baik, organisasi atau instansi harus

memperhatikan gaya kepemimpinan yang digunakan serta komunikasi antar

karyawan dengan atasan yang terjalin dengan baik melalui komunikasi efektif.

Komunikasi efektif bisa berjalan dengan baik apabila informasi yang disampaikan

jelas dan mudah dipahami lawan bicara.


xiii

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh research gap pada penelitian-penelitian

terdahulu. Pada penelitian Hartono and Rotinsulu, (2015), sylvanus Agatha, alwi

suddin & untung sriwidodo (2020) menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa gaya

kepemimpinan dan komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Namun hasil tersebut bertolak belakang dengan penelitian

Utami & Hartanto (2010), dimana dalam penelitiannya ditemukan bahwa

komunikasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja. Penelitian Marwoto

(2013) juga mendapatkan kesimpulan yang sama, bahwa komunikasi tidak secara

signifikan berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan hasil survey awal dan

penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan gaya

kepemimpinan dan komunikasi efektif terhadap kinerja Perawat dan Bidan di

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah Babat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada diatas, maka penulis

merumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut:

“Apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif berhubungan terhadap

kinerja Perawat dan Bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU

Muhammadiyah Babat?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif terhadap

kinerja Perawat dan Bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU

Muhammadiyah Babat.
xiv

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja Perawat dan

Bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah

Babat

2. Menganalisis hubungan komunikasi efektif terhadap kinerja Perawat dan

Bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan dan RSU

Muhammadiyah Babat.

3. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif

terhadap kinerja Perawat dan Bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Babat dan RSU Muhammadiyah Babat

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan

pembelajaran mahasiswa terkhususnya pada program studi Administrasi Rumah

Sakit dan Manajemen.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

lebih lanjut bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU

Muhammadiyah Babat terkait gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif

untuk mengoptimalkan kinerja petugas kesehatan di ruang rawat inap

2. Bagi Profesi
xv

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi profesi

Administrasi Rumah Sakit ataupun Administrasi Kesehatan tentang

pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif terhadap kinerja

petugas kesehatan

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai rujukan , sumberi informasi serta bahan referensi

untuk penelitian selanjutnya terkait gaya kepemimpinan dan komunikasi

efektif terhadap kinerja


xvi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk

menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Agar mencapai hasil kinerja yang

maksimal, sumber daya manusia harus dikelola secara profesional untuk mencapai

keseimbangan antara kebutuhan karyawan dan kemampuan organisasi dalam satu

perusahaan. Karyawan dengan keterampilan dan kemampuan yang kompeten

mempengaruhi kinerja karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu,

motivasi merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi merupakan hal penting yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan karena dapat meningkatkan semangat kerja

karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Oleh karena itu, pada

bab kedua ini, peneliti secara konseptual memaparkan topik yang berkaitan

dengan rencana penelitian yang dibuat oleh peneliti dan menjelaskan teori atau

konsep yang berkaitan dengan hubungan gaya kepemimpinan dan komunikasi

efektif terhadap kinerja karyawan.

2.1 Konsep Dasar Kinerja

2.1.1 Definisi Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2018), kinerja adalah hasil kerja yang dicapai

seseorang dengan melaksanakan tugasnya berdasarkan kemampuan, usaha dan

kesempatan. Sedangkan menurut Mangkunegara (2013), menjelaskan bahwa

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dilakukan oleh

seorang pegawai dalam menunaikan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
xvii

dibebankan kepadanya. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas memiliki arti

tingkat baik buruknya hasil yang dicapai, sedangkan kuantitas berarti jumlah yang

dicapai oleh pekerjaan tersebut.

Menurut Kasmir (2016), menyebutkan, kinerja adalah hasil kerja dan

perilaku kerja yang dicapai dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tertentu

dalam waktu tertentu. Menurut Rivai & Basri dalam Masram dan Mu’ah (2017),

kinerja adalah keseluruhan keefektifan atau tingkat keberhasilan seorang individu

dalam melaksanakan tugas selama periode waktu tertentu pada kesempatan yang

berbeda, seperti misalnya standar kerja, tujuan atau sasaran atau ditentukan,

kriteria yang disepakati bersama.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah

hasil kerja yang dicapai seseorang berdasarkan usaha, kemampuan dan

kesempatan sesuai dengan tanggungjawab yang telah diberikan atau dibebankan,

2.1.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Kinerja yang dicapai pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam menjamin kelangsungan hidup organisasi. Dalam mencapai kinerja yang

tinggi beberapa faktor yang mempengaruhi, menjadi pemicu apakah kinerja

pegawai tinggi atau rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan (Kasmir, 2019), yaitu:

1. Kemampuan dan keahlian. Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki

seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan

dan keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar,

sesuai dengan yang telah ditetapkan.


xviii

2. Pengetahuan. Maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang

yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan

hasil pekerjaan yang baik demikian sebaliknya.

3. Rancangan kerja. Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan

karyawan dalam mencapai tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki

rancangan yang baik, maka akan memudahkan untuk menjalankan pekerjaan

tersebut secara tepat dan benar.

4. Kepribadian. Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki

seseorang. Setiap orang memiliki kepribadian atau karekter yang berbeda satu

sama lainnya. Seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik,

akan dapat melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh penuh tanggung

jawab sehingga hasil pekerjaannya juga baik.

5. Motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk

melakukan pekerjaan. Jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam

dirinya atau dorongan dari luar dirinya, maka karyawan akan terangsang atau

terdorong untuk melakukan seseuatu dengan baik.

6. Kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan prilaku seorang pemimpin dalam

mengatur, mengolah dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan sesuatu

tugas dab tanggung jawab yang diberikannya.

7. Gaya kepemimpinan. Kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,

menggerakan, mendorong, mengendalikan orang lain atau bawahannya untuk

melakukan suatu pekerjaan atas kesadarannya dan berkontribusi dalam

mencapai tujuan utama perusahaan.


xix

8. Budaya organisasi. Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang

berlaku dan dimilik suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan

atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara

umum serta harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan.

9. Kepuasan kerja. Merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka

seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan

merasa senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil pekerjaannya

pun akan berhasil baik.

10. Lingkungan kerja. Merupakan suasana atau kondisi lokasi tempat bekerja.

Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana, serta

hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat

membuat suasana nyaman dan memberikan ketenangan maka akan membuat

suasana kerja menjadi kondusif, sehingga dapat meningkatkan hasil kerja

seseorang menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan. Namun

sebaliknya jika suasana atau kondisi lingkukngan kerja tidak memberikan

kenyamanan atau ketenangan, maka akan berakibat suasana kerja menjadi

terganggu yang pada akhirnya akan mempengaruhi dalam bekerja. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja mempengaruhi kinerja

seseorang

11. Loyalitas. Merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela

perusahaan dimana tempatnya bekerja.

12. Komitmen. Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan

atau peraturan perusahaan dalam bekerja


xx

13. Disiplin kerja. Disiplin merupakan titik awal dari setiap keberhasilan dalam

memenuhi tujuan suatu organisasi, penegakan disiplin dalam suatu organisasi

adalah untuk memastikan bahwa semua karyawan organisasi secara sukarela

dan tanpa paksaan untuk mematuhi dan mematuhi aturan dan peraturan

tersebut. Disiplin karyawan yang baik dibuktikan dengan tingginya tingkat

kesadaran karyawan dalam mematuhi segala peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku. Tanggung jawab atas penyelesaian setiap tugas,

kesediaan karyawan untuk mematuhi norma dan budaya yang berlaku dalam

organisasi, dan untuk meningkatkan efektivitasnya. Disiplin kerja dalam hal

ini dapat berupa waktu, misalnya masuk kerja selalu tepat waktu. Kemudian

disiplin dalam mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya sesuai dengan

perintah yang harus dikerjakan.

Sedangkan menurut Hariati, (2016) faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

1. Faktor Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana individu

mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum. Pengertian ini

dipertajam oleh dubrin bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk

menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dri anggota dan organisasi

untuk mencapai tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut agar bias

berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan

2. Faktor kompensasi merupakan suatu cara departemen personalia meningkatkan

motivasi kerja karyawan adalah melalui pemberian kompensasi. Kompensasi

secara umum selalu dikaitkan dengan istilah gaji atau upah serta pendapatan

lain yang di berikan dari perusahaan. Kompensasi harus layak dan sesuai serta
xxi

memenuhi kebutuhan karyawan. Bedasarkan defenisi diatas, bahwa

kompensasi yang akan diterima setiap karyawan akan mempengaruhi

produktivitas dan hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan. Pemberian

kompensasi secara tepat akan menunjang pencapaiannya tujuan pemberian

kompensasi. Maka dari itu pemberian kompensasi harus sesuai dengan hasil

kerja yang telah dihasilkan oleh karyawan

3. Faktor komunikasi. Secara etomologi atau menurut asal katanya, istilah

komunikasi berasal dari bahasa latin communication dan perkataan ini

bersumber dari communis. Perkataan communis tidak ada sama sekali

kaitannya dengan prati komunis. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang laln baik secara langsung

maupun menggunakan media untuk memberitahu, mrngubah sikap , pendapat

dan perilaku seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun

menggunakan media untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat dan

perilaku seseorang.

4. Faktor lingkungan. Dalam melaksanakan pekerjaan, faktor lingkungan kerja

sangat mempengaruhi kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Secara umun lingkungan kerja dapat diartikan yakni segala sesuatu yang

berada disekitar para pekerja yang dibebankan kepadanya oleh perusahaan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja adalah segala

sesuatu yang ada disekitar para karyawan dan dapat mempengaruhi kinerja

dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.

2.1.1.2 Indikator Kinerja Pegawai


xxii

Berbicara tentang penilaian kinerja memiliki esensi yang jelas karena

melalui penilaian kinerja dapat diketahui aspek-aspek apa yang dapat dijadikan

parameter mengenai Kinerja Pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Menurut

Afandi (2018) indikator-indikator kinerja pegawai adalah sebagai berikut :

1. Kuantitas. Kuantitas yaitu ukuran jumlah hasil kerja unit maupun jumlah

siklus aktivitas yang diselesaikan oleh karyawan sehingga kinerja karyawan

dapat diukur melalui jumlah (unit/siklus) tersebut. misalnya karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dari batas waktu yang ditentukan

perusahaan. Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada

awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

2. Kualitas. Kualitas kerja karyawan dapat diukur dari persepsi karyawan

terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas

terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Kualitas kerja dapat

digambarkan dari tingkat baik buruknya hasil kerja karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan juga kemampuan dan keterampilan karyawan

dalam mengerjakan tugas yang diberikan padanya. Kuantitas merupakan

jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus

aktivitas yang diselesaikan.

3. Efesiensi. Efisien merujuk pada kemampuan mengerjakan tugas dengan tepat

dan cermat, efisien berkaitan erat dengan ketepatan waktu tanpa harus

mengeluarkan biaya atau cost yang berlebihan. Dalam melaksanakan tugas,

karyawan dapat menghasilkan output sebanyak mungkin dengan input yang


xxiii

sesedikit mungkin. Dengan kata lain karyawan dapat bekerja dengan cara

hemat waktu dan hemat biaya.

4. Disiplin kerja. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer

untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk

mengubah perilaku dan untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan

seseorang agar mentaati semua peraturan dan norma sosial yang berlaku

disuatu perusahaan dapat dikatakan juga taat kepada hukum dan peraturan

yang berlaku.

5. Inisiatif. Kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu yang benar

tanpa harus diberi tahu, mampu menemukan apa yang seharusnya dikerjakan

terhadap sesuatu yang ada di sekitar, berusaha untuk terus bergerak untuk

melakukan beberapa hal walau keadaan terasa semakin sulit.

6. Ketelitian. Tingkat kesesuaian hasil pengukuran kerja apakah kerja itu udah

mencapai tujuan apa belum.

7. Kepemimpinan. Proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin

kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi

8. Kejujuran merupakan salah satu sifat manusia yang cukup sulit untuk

diterapkan. Kejujuran didefinisikan dengan sikap mengatakan dengan sebenar

benarnya (tidak menambahi dan mengurangi) mengenai apa yang telah

dilakukan dan dilihat.

9. Kreativitas merupakan proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan

atau yang melibatkan pemunculan gagasan.

2.1.1.3 Dampak Kinerja


xxiv

Robbins (2013), dampak dari kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Organisasi akan berkembang dengan pesat.

2. Organisasi akan memperoleh target yang telah direncanakan dengan tepat

sasaran.

3. Bisa mengurangi resiko-resiko yang akan terjadi dalam organisasi.

4. Karyawan dalam organisasi tersebut akan semakin solid dan kompak karena

bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target yang telah ditetapkan

oleh organisasi.

5. Perusahaan dimata publik menjadi baik dan disegani oleh pesaing-pesaing

dalam usaha yang sejenis.

2.1.2 Konsep Dasar Gaya Kepemimpinan

2.1.2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu

perusahaan. Dalam mengelola suatu peusahaan maka dibutuhkan seorang

pemimpin yang sesuai dengan keadaan didalam suatu perusahaan itu sendiri.

Menurut Sedarmayanti (2017) gaya kepemimpinan adalah suatu perilaku atau

sifat yang dimiliki khas oleh setiap pemimpin, kemudian akan diperlihatkan

kepada bawahan atau karyawan dengan maksud bisa memberikan suatu dorongan

atau motivasi yang baik. Menurut Veithzal Rivai Zainal, dalam Kumala &

Agustina (2018) gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan

seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar tujuan organisasi dapat

tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku

dan strategi yang disukai. Sementara pendapat lain menyebutkan bahwa gaya
xxv

kepemimpinan merupakan pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik

yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. (Dyah, 2015),

sedangkan Hasibuan (2016), berpendapat bahwa gaya kepemimpin mempengaruhi

perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif umtuk

mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin harus mampu membina dan memotivasi

bawahannya untuk bekerja sama dan bekerja secara efektif dalam mencapai

sasaran perusahaan.

2.1.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Menurut H. Joseph Reitz dalam Rahayu dkk (2017), dalam melaksanakan

aktivitas pemimpin ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya

kepemimpinan, yaitu:

1. Kepribadian (personality), yaitu pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,

hal ini mencakup nilai-nilai, lata belakang dan pengalamannya akan

mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.

2. Harapan dan perilaku atasan kepada para bawahan atau karyawannya

3. Karakteristik yaitu harapan dan perilaku bawahan yang mempengaruhi

pimpinan terhadap bentuk seperti apa gaya kepemimpinan yang dipakai.

4. Kebutuhan tugas, yaitu setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya

kepemimpinan seorang pimpinan.

5. Iklim dan kebijakan organisasi akan dapat mempengaruhi harapan dan perilaku

bawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan kerja akan dapat mempengaruhi gaya

kepemimpinan.
xxvi

2.1.2.3 Indikator Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya dapat dilihat dari bermacam-macam

sudut pandangan. Menurut Mangkupwira (2017), adapun indikator gaya

kepemimpinan ada 3 yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Adapun gaya kepemimpinan kharismatik yaitu para pengikut terpacu dengan

kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka

mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Kepemimpinan

karismatik ini menekankan terhadap adanya aura istimewa seorang pemimpin

yang mengakibatkan banyaknya pengikut yang dengan rela patuh dan taat

kepadanya. Disimpulkan bahwa seorang pemimpin karismatik harus terus

menjaga keistimewaannya terhadap pengikutnya agar kapatuhan dan ketaatan

mereka tidak pudar. Di sinilah seorang pemimpin karismatik perlu mempelajari

dan memahami berbagai dampak dan resiko yang akan dihadapi dalam

memimpin organisasinya.

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional

kepemimpinan yang membantu organisasi mencapai sasaran sekarang dengan

lebih efesien, seperti dengan menghubungkan kepuasan kerja pada penilaian

reward dan memastikan bahwa pekerja mempunyai sumber daya yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Kepemimpinan transaksional lebih

mengarah kepada pemimpin yang menekankan pemberian penghargaan kepada

bawahan dan pengontrolan pekerjaan bawahnnya dan mengarahkan mereka

pada tujuan yang telah ditetapkan demi memperjelas peran serta tuntutan tugas.
xxvii

Pemimpin transaksional lebih cenderung memberikan arahan pada

bawahannya, memberikan insentif agar mampu mengubah kesadaran para

pengikut akan persoalan-persoalan yang dihadapi, dan mereka mampu

menggairahkan, membangkitkan dan mengilhami para pengikut untuk

mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok.

3. Gaya Kepemimpinan Visioner

Gaya kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,

merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan,

dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya

atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi

dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang

harus dicapai melalui komitmen semua personil. Seorang pemimpin yang

visioner mampu menciptakan visi dan tujuan yang jelas berkenaan dengan

pemahaman tentang masa depan yang lebih mantap dan usaha-usaha dalam

peningkatan mutu yang lebih terarah. Seorang pemimpin yang visioner

biasanya cenderung berpikir kreatif demi masa depan organisasi yang ia

pimpin. Kemampuan ini tentu saja didapatkan melalui berbagai proses

pembelajaran dan juga pengalaman, baik itu secara pendidikan formal maupun

informal. Peminpin visioner mampu menciptakan dan mengartikulasikan visi

yang realitis, kreadibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi yang

tengah tumbuh dan membaik.

Menurut Gibson (2015). Inti dari teori ini adalah bahwa merupakan

kewajiban dan tugas pemimpin untuk memberikan informasi, dukungan atau


xxviii

sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan kepada para pengikut agar mereka bisa

mencapai tujuan. Pemimpin yang efektif menurut teori ini harus bisa menunjukan

jalan dan menghilangkan berbagai rintangan demi pencapaian kerja. Robert

House, dalam Robbins & Judge (2016), mengidentifikasi adanya indikator dalam

gaya kepemimpinan, yaitu:

1. Kepemimpinan Direktif

kepemimpinan direktif yaitu gaya kepemimpinan yang mempunyai hubungan

yang positif dengan kepuasan dan harapan bawahan. Dimana pemimpin

seringkali memberi perintah atau tugas khusus (otokrasi). Kepemimpinan

direktif paling umum digunakan dalam kemiliteran, dan sesungguhnya tidak

disarankan dalam dunia korporat, karena umunya jika dunia korporat

mengikuti aturan kepemimpinan yang ketat seringkali mendapat penilaian

negatif. Yang paling memungkinkan adalah memodifikasi gaya kepemimpinan

ini dalam situasi tertentu. Kepemimpinan ini membuat bawahan agar tahu apa

yang diharapkan pimpinan dari mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan

dan memberi bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.

2. Kepemimpinan Supportif

Kepemimpinan suportif dikenal juga dengan istilah perilaku penyokong atau

perhatian, merupakan kepemimpinan yang dilakukan dengan memberikan

dukungan kepada karyawan. Adapun bentuk dukungan tersebut bisa berupa

kesediaan dalam menjelaskan segala permasalahan, kemudahan untuk diajak

berkomunikasi, memberikan bimbingan, atau menyediakan apa yang

dibutuhkan karyawannya. Pemimpin tipe kepemimpinan supportif pada


xxix

umumnya memiliki sikap yang ramah dan mau menujukkan kepedulian pada

bawahan. Hal ini tentunya akan dapat meningkatkan motivasi dalam diri

karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka.

Gaya kepemimpinan suportif sangat efektif ketika dihadapkan pada pekerjaan

yang sulit atau memiliki tingkat stress tinggi, sehingga memerlukan suport atau

dukungan dari pemimpin.

3. Kepemimpinan Partisipatif.

Gaya Kepemimpinan Partisipatif adalah gaya kepemimpinan di mana seorang

pemimpin melibatkan para anggota tim nya untuk saling berdiskusi dalam

menemukan ataupun mengambil suatu keputusan. Gaya kepemimpinan seperti

ini yang mendorong anggota tim-nya untuk terlibat dalam suatu masalah

ataupun dalam keadaan tertentu. Pada umumnya gaya kepemimpinan

partisipatif memberikan kesempatan bagi para anggota tim-nya untuk

berkembang. Hal ini dikarenakan tidak hanya seorang pemimpin yang

memikirkan untuk memecahkan masalah dan meng-instruksikan kepada

bawahan atau anggota tim-nya untuk melaksanakan instruksi tersebut.

Melainkan juga bertanya, berdiskusi, dan brainstorming bersama mengenai

suatu pendapat dari para bawahan atau anggota tim. Sehingga dapat mengasah

kreatifitas para bawahan untuk bisa berkembang. Kepemimpinan ini

berkonsultasi dengan para bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum

mengambil sebuah keputusan.

2.1.2.3 Fungsi Gaya Kepemimpinan


xxx

Banyak karakteristik kepribadian yang dikaitkan dengan kepemimpinan.

Mereka termasuk ketegasan (assertiveness), autentik, kekuatan karakter (character

strengths), dominasi, kecerdasan emosi, identitas gender, kecerdasan, narsisme,

pemantauan diri (self monitoring), dan motivasi sosial. Beberapa keterampilan

kunci untuk kualitas kepemimpinan yang baik adalah:

1. Komunikasi

Kemampuan berkomunikasi yang efektif penting karena pemimpin harus

menerjemahkan tujuan yang lebih besar ke dalam berbagai tujuan dan aktivitas

yang lebih spesifik.

2. Kesadaran

Tentang bagaimana seorang pemimpin memperhatikan proses bisnis untuk

mempelajari ide mana yang efektif dan mana yang kurang efektif.

3. Kemampuan

Untuk mendelegasi Pemimpin tentu saja tidak akan mengerjakan semua

pekerjaan bawahan. Oleh karena itu, mereka harus tahu bagaimana

memberdayakan sumber daya untuk mencapai tujuan. Itu mungkin

membutuhkan pemimpin untuk memfasilitasi kerja tim, memberikan otonomi,

dan mengarahkan pada pengambilan keputusan yang lebih baik.

4. Integritas

Pemimpin harus memiliki komitmen kuat terhadap apa yang telah diputuskan

sehingga membangun kepercayaan di antara bawahan.

5. Membangun hubungan
xxxi

Mengembangkan kepercayaan dan Kerjasama penting untuk menciptakan

sinergi dan energi bersama. Itu tidak hanya untuk antar bawahan tetapi juga

antara bawahan dengan pemimpin

6. Kreatif dan pemecah masalah

Berguna ketika pemimpin harus membuat perubahan. Seringkali masalah

muncul dan membutuhkan pendekatan yang benar-benar baru untuk

menyelesaikannya. Oleh karena itu, pemimpin seharusnya belajar cepat, yang

mana penting untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga.

2.1.3 Konsep Dasar Komunikasi Efektif

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif merupakan proses penyampaian informasi kepada

seseorang melalui cara tertentu agar si penerima informasi tersebut mengerti dan

tersampaikan dengan jelas (Darmini & Rochmayanti, 2018). Komunikasi efektif

yang dinyatakan oleh Bramhall (2014) bahwa pada saat menjalankan perawatan

yang profesional kepada pasien atau ke tenaga medis yang lain diperlukan

keterampilan dan pengetahuan berkomunikasi, dikarenakan perawat

menghabiskan seluruh waktunya untuk berkomunikasi terhadap pasien dan tenaga

kesehatan yang lain. Komunikasi efektif ditandai dengan makna dan berdampak

kepada kesenangan yang mempengaruhi tingkah laku laku dan dapat

menimbulkan suasana yang baik serta membuat suatu tindakan (Oktarina, 2018)

Menurut Magee et al. (2017) komunikasi efektif dapat melindungi pasien

dari potensi bahaya yang timbul dari kesalahpahaman. Komunikasi efektif antara

petugas kesehatan yang lain dapat menghasilkan perawatan yang terbaik untuk
xxxii

pasien (Ratna 2019). Selain itu untuk membentuk kesan yang baik dengan pasien

maupun tenaga kesehatan yang lain agar mendapatkan kepercayaan yang relevan.

Agar pasien ataupun tenaga kesehatan saling bertukar informasi dan dapat

memproses demi kelancaran asuhan 10 keperawatan. Penerapan komunikasi

efektif dapat memperkecil kesalahan dan meningkatkan keterampilan dalam

praktik keperawatan (Rustamin & Dewi, 2016)

2.1.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif dapat melahirkan budaya yang produktif, maka dari itu

perawat memiliki peran penting dalam melakukan komunikasi efektif. Adapun

faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi efektif menurut penelitian dari

Bramhall (2014) yaitu:

1. Kecerdasan emosional

Kemampuan yang ada di dalam individu tersebut dapat memecahkan masalah,

mengamati, mengidentifikasi dan dapat menerapkan informasi emosional pada

diri sendiri

2. Keterampilan berkomunikasi

Salah satu faktor penting yang dimiliki kepala ruangan atau pemimpin

sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan teknik

seperti bahasa yang sederhana, mudah dipahami, serta artikulasi yang jelas.

3. Pengalaman kerja

Mempengaruhi kepala ruangan saat berkolaborasi dengan perawat untuk

menghadapi pasien karena perawat memegang posisi penting akan

meningkatnya kualitas rumah sakit.


xxxiii

4. Persepsi

Cara kepala ruang untuk mengkoordinasikan perawat tentang apa yang akan

dilakukan ke pasien atau tenaga kerja lainnya lalu memvalidasi apakah pesan

yang disampaikan sudah atau belum diterima, dikarenakan persamaan persepsi

membuat pengurangan resiko kesalahan tindakan lebih rendah.

5. Sosial budaya

Tantangan yang harus dihadapi kepala ruang dengan perawat anggota

kesehatan yang lain maupun pasien. Budaya tersebut akan membentuk

komunikasi dan lingkungan yang berbeda, jika komunikasi tersebut terbuka

akan memudahkan untuk bertukar informasi, mengutarakan ide ide dan

menjalin komunikasi yang baik

Selanjutnya menurut Steward dan Sylvia, dalam Mulyana (2015),

menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif meliputi:

1. Pemahaman

Penerimaan yang cermat atau kandungan rangsangan seperti yang

dimaksudkan oleh pengirim pesan.

2. Kesenangan

Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan kita

terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.

3. Mempengaruhi sikap

Tingkat keberhasilan komunikasi efektif yaitu bisa mengubah sikap orang lain.

4. Memperbaiki hubungan
xxxiv

Dengan komunikasi efektif berarti meminimalkan pengaruh buruknya terhadap

hubungan antar personal.

5. Tindakan

Komunikasi efektif mendorong orang lain untuk mau melakukan tindakan yang

sesuai dengan yang kita inginkan

2.1.3.2 Indikator komunikasi efektif

Menurut Sutardi, (2016) terdapat beberapa indikator-indikator komunikasi

yang efektif, yaitu sebagai berikut :

1. Pemahaman

Kemampuan untuk memahami pesan dengan cermat seperti yang dimaksud

oleh komunikator. Tujuan komunikasi adalah terjadinya pemahaman bersama,

dan untuk mencapai tujuan itu maka, seorang komunikator maupun komunikan

harus saling memahami fungsinya masing-masing. Komunikator dapat

menyampaikan pesan sementara komunikan dapat menerima pesan yang

disampaikan oleh komunikator.

2. Kesenangan

Jika proses komunikasi itu selain menyampaikan informasi dengan sukses, juga

dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan antara kedua belah

pihak. Suasana yang lebih santai dan menyenangkan akan lebih enak dalam

berinteraksi dibandingkan dengan suasana yang tegang. Karena komunikasi

bersifat fleksibel. dengan adanya suasana seperti itu, maka kesan yang menarik

akan muncul.

3. Pengaruh pada sikap


xxxv

Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. apabila

berkomunikasi dengan orang lain kemudian terjadi perubahan pada perilakunya

dalam hal ini dapat dikatakan komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika

tidak ada perubahan dalam sikap seseorang, maka komunikasi yang dilakukan

tersebut tidak efektif.

4. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja

meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali, jika orang memiliki

persepsi yang sama, kesamaan karakter, cocok, dengan sendirinya hubungan

akan terjalin dengan baik.

5. Tindakan

Komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah berkomunikasi terdapat

adanya perubahan sebuah tindakan terhadap komunikan maupun komunikator.

2.1.3.3 Prinsip komunikasi efektif

Prinsip komunikasi yang dapat diterapkan dikutip dari Silviani, (2020),

menyebutkan bahwa:

1. Komunikasi merupakan proses simbolik bersifat dinamis, tidak dapat berakhir

dan terus berkelanjutan.

2. Komunikasi dapat berlangsung ada maupun tidak kesengajaan di dalamnya.

Komunikasi bersifat sistemik seperti beberapa orang yang dipengaruhi oleh

adat budaya, pengetahuan, pengalaman.

3. Latar belakang yang sama akan membuat komunikasi semakin efektif karena

mempunyai bahan untuk saling berdiskusi.


xxxvi

4. Komunikasi merupakan proses dimana saling memberi dan menerima

informasi diantaranya

2.1.3.3 Syarat Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif membutuhkan keterlibatan semua orang agar tercapai

tujuan utama, maka dari itu adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti yang

diungkapkan oleh (Ariani 2018) yaitu:

1. Dapat dipercaya (credible),

Dalam unsur dapat dipercaya harus ada kompetensi, sikap, tujuan, kepribadian

dan dinamis.

2. Konteks (context)

Dalam informasi mempunyai sasaran, topik pembicaraan dan mendengarkan

dengan seksama.

3. Isi (content )

Informasi tersebut harus bermanfaat dan menarik.

4. Kejelasan (clarity)

Informasi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan agar tidak terjadi

kesalahpahaman.

5. Berkesinambungan dan konsistensi, informasi harus tepat pada sasaran dan

tidak menyimpang dari topik.

6. Saluran (chanell)

Informasi dapat disalurkan dengan berbagai teknik berkomunikasi, verbal atau

non verbal.
xxxvii

7. Kapabilitas sasaran, cara berkomunikasi harus disesuaikan dengan karakteristik

pendengar atau penerima.

2.1.3.4 Faktor Penghambat Komunikasi Efektif

Keterampilan dan strategi komunikasi efektif sangatlah penting bagi

perawat. Tetapi ada beberapa hal yang dapat menghambat proses komunikasi

tersebut. Hambatan dapat merusak hubungan antar tenaga kesehatan, pasien dan

keluarga pasien. Adapun yang sering dialami dalam berkomunikasi yang

dikemukakan oleh Bramhall (2014) seperti:

1. Bahasa

Seringkali ditemukan bahwa perbedaan bahasa sangatlah mempengaruhi dalam

kelancaran kinerja.

2. Perbedaan budaya

Kepala unit harus peka terhadap petugas kesehatan yang dibawahinya.

3. Konflik

Konflik merupakan suatu permasalahan antara dua orang yang sangat

menguras pikiran antara kepala ruangan dengan tenaga kesehatan yang lain

yang terlibat di dalamnya.

4. Lingkungan

Faktor lingkungan seperti beban kerja yang melebihi batas kemampuan tenaga

kesehatan selain itu kurangnya dukungan antara sesama tenaga kesehatan.


xxxviii

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.1 : kerangka teori Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi


Efektif terhadap Kinerja Perawat dan Bidan

Keterangan : -------- tidak diteliti

: diteliti

Dari Gambar diatas dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

petugas kesehatan di ruang rawat inap diantaranya adalah gaya kepemimpinan dan
xxxix

komunikasi efektif yang selanjutnya oleh peneliti dijadikan variabel independen.

Dampak dari kinerja karyawan yang baik akan membuat organisasi berkembang

pesat, mencapai target tepat sasaran, mengurangi resiko, menjadikan organisasi

solid dan kompak serta akan terlihat baik di mata publik.

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 : Kerangka konsep Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi


Efektif terhadap Kinerja Perawat dan Bidan

Berdasarkan Gambar dapat dijelaskan bahwa gaya kepemimpinan dan

komunikasi efektif sebagai variabel independen sedangkan kinerja perawat dan

bidan sebagai variabel dependen. Dalam hal ini gaya kepemimpinan dan

komunikasi efektif merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja. Gaya kepemimpinan dapat berpengaruh positif terhadap kinerja begitu

juga dengan komunikasi yang efektif berpengaruh positif terhadap kinerja.

2.4 hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian merupakan suatu jawaban sementara dari

rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, tentang hubungan dua atau lebih
xl

variable yang diharapkan bisa menjawab pertanyaan dalam penelitian (Nursalam,

2014)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : ada hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja perawat dan

bidan.

H2 : ada hubungan antara komunikasi efektif terhadap kinerja perawat dan

bidan

H3 : ada hubungan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif terhadap

kinerja perawat dan bidan.


xli

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang : 1) Desain Penelitian, 2) Waktu dan

Tempat Penelitian, 3) Kerangka Kerja, 4) Identifikasi Variabel, 5) Definisi

Operasional Variabel, 6) Sampling Desain, 7) Pengumpulan dan Data Analisis, 8)

Etika Penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Berdasarkan metodenya

penelitian ini termasuk penelitian survei analitik, memilih pendekatan cross-

sectional. Penelitian cross-sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasional, atau pengumpulan data (Nurdin & Hartati, 2019).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dan

komunikasi efektif terhadap kinerja.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yang

beralamatkan di Jl. KH. Ahmad Dahlan No 14 , Banaran, Babat, Kec. Babat,

Kabupaten Lamongan. Dan di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat yang


xlii

beralamatkan di Jl Raya Babat-Sukorame Surabaya No.Km 4, Kebalanpelang,

Kec. Babat, Kabupaten Lamongan.

3.2.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan penelitian,

pelaksanaan penelitian, sampai pembuatan laporan. Penelitian dilaksanakan di

bulan Desember 2022 sampai dengan April 2023.


xliii

3.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

Gambar 3.1 : Kerangka kerja Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi


Efektif Terhadap Kinerja Perawat dan Bidan
xliv

3.4 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Oscar & Sumirah, 2019). Penelitian ini

mencakup 2 variabel yaitu:

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Oscar &

Sumirah, 2019).

Variabel bebas atau independent variable (X) : gaya kepemimpinan (X1) dan

komunikasi efektif (X2).

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Oscar & Sumirah, 2019).

Variabel terikat atau dependent variable (Y) : Kinerja petugas kesehatan

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel

penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan


xlv

data. Definisi operasional dari setiap penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 3.1 : Definisi operasional Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Efektif terhadap
Kinerja Perawat dan Bidan
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Data Skore
Operasional
Dependen: Gaya 1. Kharismatik kuesioner Nominal Skala likert
Gaya Kepemimpin Penilaian presepsi karyawan 1. STS = 1
kepemimpi an terhadap kemampuan 2. TS = 2
nan merupakan kepemimpinan yang heroik 3. S = 3
(X1) suatu atau yang luar biasa ketika 4. SS = 4
perilaku atau mengamati perilaku pimpinan
sifat yang Kategori
dimiliki khas 2. Transaksional 1. Kharismatik
oleh setiap Penilaian presepsi karyawan apabila
pemimpin, terhadap pimpinan atas arahan presentase
kemudian dan insentif yang diberikan terbanyak
akan pada jawaban
diperlihatkan 3. Visioner nomor 1,2,3,4
kepada Penilaian presepsi karyawan
bawahan atau mengenai 2. Transaksional
karyawan kemampuan pimpinan apabila
dengan menciptakan dan presentase
maksud bisa mengartikulasikan visi yang terbanyak
memberikan realitis, kreadibel, dan menarik pada jawaban
suatu nomor 5,6,7,8
dorongan 4. Direktif
atau motivasi Penilaian presepsi karyawan
yang baik terhadap pimpinan terhadap 3. Visioner
apa yang diharapkan pimpinan apabila
dari karyawan presentase
terbanyak
5. Supportif pada jawaban
Penilaian presepsi karyawan nomor
terhadap pimpinan terkait sifat 9,10,11,12
ramah dan kepedulian akan
kebutuhan karyawan 4. Direktif
apabila
6. Partisipatif presentase
Penilaian presepsi karyawan terbanyak
terhadap pimpinan terkait pada jawaban
konsultasi dengan para 13,14,15,16
karyawan dan menggunakan
saran karyawan sebelum
xlvi

mengambil sebuah keputusan. 5. Supportif


apabila
presentase
terbanyak
pada jawaban
17,18,19,20

6. Partisipatif
apabila
presentase
terbanyak
pada jawaban
21,22,23,24

Kategori nilai
terbanyak
menunjukkan
gaya
kepemimpinan
yang diterapkan
Dependen: Komunikasi 1. Pemahaman kuesioner Nominal Skala likert
Komunikasi efektif Kemampuan untuk memahami 1. STS = 1
efektif (X2) merupakan pesan dengan cermat seperti 2. TS = 2
proses yang dimaksud oleh 3. S = 3
penyampaian komunikator 4. SS = 4
informasi
kepada 2. Kesenangan Kategori
seseorang Penilaian presepsi karyawan
melalui cara terhadap pimpinan atas Efektif = 60-80
tertentu agar Penyampaian informasi Kurang Efektif
penerima dengan sukses dan dapat = 20-59
informasi berlangsung dalam suasana
tersebut yang menyenangkan antara
mengerti dan kedua belah pihak
tersampaikan
dengan jelas 3. Pengaruh pada sikap
Penilaian presepsi karyawan
terhadap pimpinan untuk
mempengaruhi sikap dan
perilaku karyawan

4. Hubungan yang makin baik


Penilaian presepsi karyawan
terhadap pimpinan terkait
peningkatan kadar hubungan
interpersonal. Seringkali, jika
xlvii

orang memiliki persepsi yang


sama, kesamaan karakter,
cocok, dengan sendirinya
hubungan akan terjalin dengan
baik

5. Tindakan
Penilaian presepsi karyawan
terhadap pimpinan terkait ada
atau tidaknya perubahan
tindakan setelah
berkomunikasi dengan
pimpinan

Independen: kinerja 1. Kualitas kuesioner Ordinal Skala likert


Kinerja merupakan Penilaian presepsi karyawan 1. STS = 1
petugas hasil kerja terhadap kualitas kerja yang 2. TS = 2
kesehatan secara mereka lakukan 3. S = 3
(Y) kualitas dan 4. SS = 4
kuantitas 2. Kuantitas
yang Pemilaian presepsi karyawan Kategori
dilakukan terhadap hasil kerja yang
oleh seorang mereka berikan Baik = > 72
pegawai Cukup = 48-72
dalam 3. Efisiensi Kurang = < 48
menunaikan Pemilaian presepsi karyawan
tugasnya terhadap output sebanyak
sesuai dengan mungkin dengan input yang
tanggung sesedikit mungkin dari yang
jawab yang mereka berikan
dibebankan
kepadanya 4. Disiplin
Penilaian presepsi karyawan
atas ketaatan mereka kepada
hukum dan peraturan yang
berlaku
5. Inisiatif
Penilaian presepsi karyawan
atas kemampuan mereka untuk
memutuskan dan melakukan
sesuatu

6. Ketelitian
Penilaian presepsi karyawan
mengenai pencapaian
pekerjaan yang mereka
xlviii

lakukan

7. Kejujuran
Penilaian presepsi karyawan
mengenai kejujuran mereka
dalam menjalankan tugas

8. Kreativitas
Penilaian presepsi karyawan
atas ide atau gagasan yang
mereka berikan
49

3.6 Sampling Desain

3.6.1 populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2017). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh perawat dan bidan yang ada di Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat sebanyak 45 orang dan RSU Muhammadiyah Babat

sebanyak 64 orang.

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017), sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi

sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah bagian dari populasi

yang diambil untuk kemudian diteliti. Sampel pada penelitian ini sebanyak 45 dan

64 orang di masing masing rumah sakit dengan kriteria:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Pada kriteria inklusi

ini adalah seluruh perawat dan bidan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

dan RSU Muhammadiyah Babat.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel untuk penelitian (Oktavia,

2015). Sedangkan, menurut Nursalam (2017) kriteria eksklusi adalah


50

menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria dari studi

karena berbagai sebab, dan selanjutnya akan digunakan sebagai kriteria ekslusi

dalam penelitian ini, antara lain: 1) Subjek sedang tidak di tempat kerja. 2)

subjek sedang cuti 3) responden sedang sakit.

3.6.3 Teknik Sampling

Teknik sampling ialah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan

sampel yang akan digunakan (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini peneliti

menggunakan Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.

Menurut Sugiyono (2019), sensus atau sampling total adalah teknik pengambilan

sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua. Jadi sampel

yang dijadikan sampling sebanyak pada Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

sebanyak 45 dan 64 di RSU Muhammadiyah Babat.

3.7 Pengumpulan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2016). Tahap awal dalam melakukan penelitian, Peneliti mengajukan

surat permohonan kepada rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan melalui

lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) Universitas

Muhammadiyah Lamongan untuk membuat proposal penelitian yang kemudian

ditindaklanjuti oleh bidang LPPM dengan memberikan surat permohonan survey

awal penelitian kepada peneliti untuk diberikan ke tempat tujuan yakni Rumah

Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah Babat. Setelah


51

mendapatkan izin dari Universitas Muhammadiyah Lamongan dan juga pihak

rumah sakit, peneliti kemudian melakukan pendekatan kepada responden dengan

menjelaskan tentang tujuan dan maksud dari penelitian. Setelah responden

menyetujui untuk dijadikan sampel maka peneliti akan memberikan kuesioner

yang akan diisi oleh responden serta memberikan waktu kepada responden untuk

menjawab pertanyaan.

Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang ditetapkan adalah :

1) Mengurus perijinan kepada rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan

melalui bidang LPPM. 2) setelah peneliti menerima surat rekomendasi dari

kampus, peneliti mengajukan surat permohonan ijin kepada Direktur Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah Babat. 3) Memberikan

penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan apabila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. 4)

Responden mengisi daftar pertanyaan dalam angket kemudian diserahkan kepada

peneliti apabila responden telah menjawab semua pertanyaan. 5) Peneliti

melakukan cek ulang terkait kelengkapan data dari responden dan data yang

kurang lengkap akan dipisahkan.

3.7.2 Teknik Pengelolaan Data

Menguraikan tentang Langkah-langkah analisis data :

1. Editing data, yaitu penulis melihat tulisan sudah jelas dan dapat dipahami.

Peneliti melakukan cek ulang pada semua lembar kuesioner yang telah

dibagikan kepada responden apakah semua item pertanyaan telah terisi

jawaban semua.
52

2. Coding data, yaitu mengklarifikasikan hasil dan jawaban dengan memberi

kode pada masing-masing hasil jawaban dari kuesioner Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Komunikasi efektif terhadap Kinerja petugas kesehatan

di ruang rawat inap Rumah Sakit umum muhammadiyah babat dan rumah

sakit muhammadiyah babat. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kode

terhadap kelompok variabel sebagai berikut :

1) Karakteristik responden

a. Jenis kelamin

a) Kode (1) untuk laki-laki

b) Kode (2) untuk perempuan

b. Usia

a) Kode (1) untuk 20 - 24 tahun

b) Kode (2) untuk 25 - 29 tahun

c) Kode (3) untuk 31 - 34 tahun

d) Kode (4) untuk 35 – 39 tahun

e) Kode (5) untuk > 40 tahun

c. Lama kerja

a) Kode (1) untuk < 3 tahun

b) Kode (2) untuk ≥ 3 tahun

d. Pendidkan terakhir

a) kode (1) untuk lulusan SMA Sederajat

b) kode (2) untuk lulusan DIII

c) kode (3) untuk lulusan S1


53

d) kode (4) untuk lulusan S2

e. Pendapatan

a) Kode (1) untuk < Rp. 2.701.977,- (Dibawah UMK. Gaji, tunjangan,

DLL)

b) Kode (2) untuk ≥ Rp. 2.701.977,- (Diatas UMK. Gaji, tunjangan,

DLL)

2) Variabel independen

Pengkodean untuk variabel independen Gaya kepemimpinan adalah sebagai

berikut :

a. Kode (1) untuk Gaya Kepemimpinan Kharismatik

b. Kode (2) untuk Gaya Kepemimpinan Transaksional

c. Kode (3) untuk Gaya Kepemimpinan Visioner

d. Kode (4) untuk Gaya Kepemimpinan Direktif

e. Kode (5) untuk Gaya Kepemimpinan Supportif

f. Kode (6) untuk Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Pengkodean untuk variabel independen Komunikasi Efektif adalah sebagai

berikut

a. Kode (1) untuk efektif

b. Kode (2) untuk kurang efektif

3) Variabel dependen

Pengkodean untuk variabel dependen adala sebagai berikut:

a. Kode (1) untuk kurang

b. Kode (2) untuk cukup


54

c. Kode (3) untuk baik

3. Scoring data, yaitu memberikan skor sesuai dengan metode atau skala yang

dipakai, lalu jawaban-jawaban dari semua responden yang sudah dalam bentuk

kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau software computer.

Software computer ini bermacam-macam, masing-masing memilliki kelebihan

dan kekuranganya, salah satu paket program yang paling umum digunakan

untuk entry data penelitian adalah program SPSS. Alat ukur variabel disusun

dengan skala likert dengan pilihan jawaban Favorable : gaya kepemimpinan,

komunikasi efektif dan kinerja. sangat setuju skor 4, setuju skor 3, tidak setuju

skor 2, dan sangat tidak setuju skor 1.

1) Pengukuran gaya kepemimpinan

Pilihan jawaban Bobot skor


Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1
Rumus untuk menentukan masing masing indikator dari gaya

kepemimpinan yaitu : ∑ = T x Pn

T = total jumlah responden yang memilih

Pn = bobot angka skor likert

2) Pengukuran komunikasi efektif

Pilihan jawaban Bobot skor


Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1
55

Skor penilaian komunikasi efektif:

Skor minimum : 1 x 20 = 20

Skor maksimum : 4 x 20 =80

Interval : (80 – 20) : 2 = 30

Rentang kategori kurang dengan skor 20-59 rentang kategori baik dengan

skor 60-80

3) Pengukuran komunikasi efektif

Pilihan jawaban Bobot skor


Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1

Skor penilaian kinerja perawat dan bidan:

Skor minimum = 1 x 24 = 24

Skor maksimum = 4 x 24 = 96

Perhitungan menggunakan rumus Azwar. S (2017)

Mean = 1⁄2 ( x max + x min) X total item pertanyaan

= 1⁄2 ( 4 + 1 ) X 24

= 60

Standar deviasi = 1⁄6 . ( L max – L min)

= 1⁄6 ( 96 – 24 )

= 12

Perhitungan kategori baik

X = > m + 1 . SD
56

= > (60 + 1) . 12

= > 72

Perhitungan kategori cukup

M – 1 . SD < X < (m + 1 . SD)

60 – 1 . 12 < X < (60 + 1 . 12)

48 < X < 72

Perhitungan kategori kurang

X < m – 1 . SD

X < 60 – 1 . 12

= 48

Kategori baik > 72, kategori cukup 48-72, kategori cukup < 48

4. Tabulating data, yaitu setelah jawaban-jawaban dari semua responden yang

sudah dimasukan maka akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan hasil

pernyataan.

5. Uji Kualitas Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik responden

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan presentase.

f = x x 100%

Keterangan :

f = presentase

x = jumlah yang didapat


57

N = jumlah sampel

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskirpsikan

karakteristik setiap varibael penelitian. Analisis ini meghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dari setiap variabel.

b. Analisa bivariat dilakukan pada dua variabel yang berhubungan. Analisis

bivariat dilakukan setelah perhitungan univariat. Pada penelitian ini dilakukan

analisis untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dan komunikasi

efektif terhadap kinerja perawat dan bidan. Pada penelitian ini menggunakan

uji koefisien kontingensi. Koefisien Kontingensi adalah uji korelasi antara dua

variabel yang berskala data nominal, uji korelasi yang digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel lainnya (variabel

independen) dan varibael lainnya (variabel dependen). Uji korelasi ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dan komunikasi

efektif terhadap kinerja. Perhitungan secara komputerisasi dengan interpretasi

menggunakan p-value 0,05 dengan presisi 5% maka dikatakan berhubungan

jika p-value ≤ 0,05 dan jika ≥ 0,05 dianggap tidak ada hubungan.

c. Analisis multivariate

Dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dengan pemodelan

determinan. Pemodelan determinan bertujuan untuk memperoleh model yang

terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik untuk

memprediksi kejadian dependen. Dalam penelitian ini untuk menguji dari

variabel independen yaitu gaya kepemimpinan dan komunikasi efektif yang

paling memengaruhi terhadap variabel dependen yaitu kinerja perawat dan


58

bidan. Langkahnya yaitu dengan melakukan pemilihan variabel independen

yang potensial dimasukkan dalam kandidat model regresi logistik berganda

yaitu variabel yang memiliki nilai p < 0,25. Variabel yang memenuhi syarat

sebagai kandidat yaitu variabel yang memiliki nilai p < 0,25, untuk kemudian

dimasukkan dalam uji regresi logistik berganda. Selanjutnya hasil analisis

regresi logistik berganda yakni variabel independen yang mempunyai p< 0,05

dipertahankan menjadi variabel yang diprediksi paling dominan memengaruhi

variabel dependen dan yang mempunyai p> 0,05 dikeluarkan. Untuk

selanjutnya dilakukan uji regresi logistik berganda yang terdiri dari variabel

yang memiliki p< 0,05. Uji regresi logistik berganda terus menerus dilakukan

hingga tidak ada lagi variabel independen yang memiliki nilai p> 0,05. Hasil

uji regresi logistik berganda untuk menentukan variabel yang paling dominan

memengaruhi merujukan pada nilai Exp(B) yang paling tinggi. Hal tersebut

menandakan tingkat kecenderungan terhadap variable dependen.

3.7.3 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Sugiyono, 2017). Data ini

diperoleh dengan menyebar kuesioner secara langsung dan tidak melalui

perantara atau dengan kata lain data diperoleh langsung dari jawaban-jawaban

atas pertanyaan yang ada dalam kuesioner yang diberikan kepada responden.

Adapun hasil yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan merupakan skor
59

masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner

yang telah dibagikan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono, 2018). Data sekunder data yang untuk memperkuat data primer

yang diperoleh dari rumah sakit, perusahaan dan instasi terkait penelitian.

Adapun hasil yang diperoleh dari data skunder adalah profil Rumah Sakit dan

jumlah petugas rawat inap

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus di penggang secara

teguh pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita

lakukan tidak merugikan responden tetapi etika penelitian harus tetap dilakukan.

Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu sebagai

berikut (Hidayat, 2014).

1. Informed consent

Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah

diterima subjek penelitian setelah mendapatkan keterangan yang jelas

mengenai perlakuan dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan

dilakukan. Informed consent ini diberikan kepada responden sebelum

dilakukan penelitian supaya responden mengetahui maksud dan tujuan serta

memahami dampak dari penelitian tersebut. Saat responden bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar informed consent tersebut. Apabila


60

responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus

menghormati keputusan dan hak responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika responden yang memberikan jaminan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden atau memakai nama inisial

pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan dilaksanakan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah etika responden pada setiap penelitian di berikan jaminan untuk

menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara informasi tertulis maupun

tidak tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat penelitian berlangsung.

Semua informasi yang didapatkan dari responden yang telah dikumpulkan pada

peneliti akan dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan pada hasil perhitungan data.

4. Justice and Inklusiveness (keadilan dan keterbukaan)

Permasalahan etika responden yang memberikan jaminan keadilan untuk

setiap responden untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan

gender, agama dan etnis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan

jaminan untuk lingkungan peneliti supaya dikondisikan agar peneliti dapat

menjelaskan prosedur penelitian secara terbuka kepada responden.


61
62

DAFTAR PUSTAKA

afriyadi (2015) ‘Dunia Komunikasi | EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

INTERPERSONAL ANTARA ATASAN DAN BAWAHAN

KARYAWAN PT. BORNEO ENTERPRSINDO SAMARINDA (Ferry

Afriyadi)’. Available at: https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/?

p=1822 Amirullah (2015) Riset bisnis / Widayat, Amirullah | OPAC

Perpustakaan Nasional RI. Available at:

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=684067.

Hartono, W.F. and Rotinsulu, J.J. (2015) ‘PENGARUH GAYA

KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN PEMBAGIAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PRIMA INTI CITRA

RASA MANADO’, Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,

Bisnis dan Akuntansi, 3(2). Available at:

https://doi.org/10.35794/emba.3.2.2015.9246.

mahatvavirya (2021) Analisis Faktor Gaya kepemimpinan Kepala Ruangan

terhadap Kinerja Perawat di Ruangan Rawat Inap Kelas 3 | Mahatvavirya |

JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan). Available at:

http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/view/9718 Mangkunegara,

A.P. (2013) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

mulyana (2018) Ilmu komunikasi : suatu pengantar / Deddy Mulyana ; editor,

Muchlis | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Available at:

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=188338
63

Ratanto, R., Mustikasari, M. and Kuntarti, K. (2013) ‘Pengembangan Karir

Sebagai Faktor Paling Mempengaruhi Kinerja Perawat Pelaksana’, Jurnal

Keperawatan Indonesia, 16(2), pp. 114–119. Available at:

https://doi.org/10.7454/jki.v16i2.10.

robbins, p stephen (2013) Organizational behavior. Upper Saddle River: NJ

Pearson Education Limited. Available at:

http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?

pId=120801&pRegionCode=UNTAR&pClientId=650.

darmini & rochmayanti, jannah (2018) KOMUNIKASI EFEKTIF BERPERAN

DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI

RADIOLOGI | Jannah | LINK. Available at: https://ejournal.poltekkes-

smg.ac.id/ojs/index.php/link/article/view/2924/0 (Accessed: 27 February

2023).

Adamy, M. and kasmir (2016) Buku Ajar MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA Teori, Praktik dan Penelitian. Lhokseumawe: Unimal Press.

Available at: https://repository.unimal.ac.id/3225/ (Accessed: 26 February

2023).

Bramhall, E. (2014) ‘Effective communication skills in nursing practice’, Nursing

Standard (Royal College of Nursing (Great Britain): 1987), 29(14), pp. 53–

59. Available at: https://doi.org/10.7748/ns.29.14.53.e9355.

dyah (2015) Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Melalui Motivasi Di Rumah Sakit “Yakksi” Gemolong Sragen | -STMIK

AUB Surakarta | Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya.


64

Available at:

https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/khasanah/article/view/485.

Gibson, J., Ivancevich, J. and Konopaske, R. (2015) Organizations: Behavior,

Structure, Processes. 14th edition. Dubuque, IA: McGraw Hill.

Hariati, I. and P, Y.W. (2016) ‘PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN

DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN’,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(2). Available at:

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1847 (Accessed: 26

February 2023).

hasibuan (2016) ekonomi pembangunan dan perekonomian indonesia. Available

at: https://onesearch.id/Author/Home?author=Hasibuan%2C+Malayu+S.+P.

(Accessed: 26 February 2023).

hasibuan (2018) Manajemen sumber daya manusia / H. Malayu S.P. Hasibuan |

OPAC Perpustakaan Nasional RI. Available at:

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=576827 (Accessed: 26

February 2023).

kasmir (2017) ‘Manajemen Sumber Daya Manusia - Kasmir’, Rajagrafindo

Persada, 24 October. Available at:

https://www.rajagrafindo.co.id/produk/manajemen-sumber-daya-manusia-

teori-dan-praktek/ (Accessed: 26 February 2023).

Magee, C. et al. (2017) ‘Workplace bullying and absenteeism: The mediating

roles of poor health and work engagement’, Faculty of Social Sciences -


65

Papers (Archive), pp. 319–334. Available at: https://doi.org/10.1111/1748-

8583.12156.

Mangkunegara, D.A.A.A.P. (2013) Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat. Available at: https://pustaka.pu.go.id/biblio/manajemen-sumber-

daya-manusia-perusahaan/59BBE (Accessed: 26 February 2023).

mangkupwira (2017) Manajemen mutu sumber daya manusia / Tb. Sjafri

Mangkuprawira, Aida Vitayala Hubeis | OPAC Perpustakaan Nasional RI.

Available at: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=29600

(Accessed: 27 February 2023).

Mu’ah;, M. (2017) Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional. Zifatama

Publishing. Available at: //perpustakaan.ibik.ac.id/index.php?

p=show_detail&id=33598&keywords= (Accessed: 26 February 2023).

oktarina (2018) Repository Fakultas Ekonomi UNJ. Available at:

http://repository.fe.unj.ac.id/Oktarina,%20M.,%20&%20Sari,%20R.%20M.

%20(2018).%20Buku%20Ajar%20Komunikasi%20Dalam%20Praktek

%20Kebidanan.%20Yogyakarta:%20Deepublish./8/Bibliography.pdf.

Rahayu, I.D., Musadieq, M.A. and Prasetya, A. (2017) ‘PENGARUH GAYA

KEPEMIMPINAN DAN PROGRAM KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA (Studi pada

Karyawan Tetap Maintenance Department PT Badak LNG Bontang)’,

Jurnal Administrasi Bisnis, 43(1), pp. 1–9.


66

robbins, p stephen (2013) Organizational behavior. Upper Saddle River: NJ

Pearson Education Limited. Available at:

http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?

pId=120801&pRegionCode=UNTAR&pClientId=650.

robert house (2016) ‘Teori-Teori Kepemimpinan (Lanjutan) – Ilmu Manajemen’.

Available at: http://nurhidayah.staff.umy.ac.id/sambungan-teori-teori-

kepemimpinan/ (Accessed: 27 February 2023).

Rustamin, Z. and Dewi, A.P. (2016) ‘SISTEM PENGARSIPAN SURAT

MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR SEKRETARIAT

DPRD PROVINSI SULAWESI TENGGARA MENGGUNAKAN

BORLAND DELPHI 7’, Simtek : jurnal sistem informasi dan teknik

komputer, 1(2), pp. 165–172. Available at:

https://doi.org/10.51876/simtek.v1i2.21.

Sedarmayanti; (2017) Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

untuk Meningkatkan Kompetensi, Kinerja, dan Produktivitas Kerja. Refika

Aditama. Available at: //10.103.0.43:80%2Findex.php%3Fp

%3Dshow_detail%26id%3D59%26keywords%3D (Accessed: 26 February

2023).

Silviani, I. (2020) Public Relations sebagai solusi Komunikasi Krisis. Scopindo

Media Pustaka. Available at:

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/159706/public-relations-

sebagai-solusi-komunikasi-krisis.html (Accessed: 27 February 2023).


67

steward L. tubs (2015) Human communication / Stewart L. Tubbs, Sylvia Moss ;

penerjemah, Deddy Mulyana, Gembirasari | OPAC Perpustakaan Nasional

RI. Available at: https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=673427.

sutardi (2016) ‘Buku Ajar Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia’, Deepublish Store. Available at:

https://deepublishstore.com/shop/buku-ajar-perencanaan-dan-

pengembangan-sumber-daya-manusia/ (Accessed: 27 February 2023).

Veithzal Rivai Zainal, A. (2018) Kepemimpinan dan perilaku organisasi,

Universitas Indonesia Library. RajaGrafindo Persada. Available at:

https://lib.ui.ac.id (Accessed: 26 February 2023).


68

LAMPIRAN

KISI-KISI KUESIONER

Variabel Indikator Nomor Pertanyaan


pertanyaan
Gaya kharismatik 1, 2, 3, 4 1. Pimpinan ditempat saya
kepemimpinan bekerja adalah
pembicaraan publik yang
menarik
2. Pimpinan ditempat saya
bekerja berani mengambil
risiko tinggi demi
organisasi
3. Pimpinan ditempat saya
bekerja sering
mengeluarkan dana pribadi
yang tinggi untuk
organisasi
4. Pemimpin saya terlibat
dalam kegiatan yang
menimbulkan risiko pribadi
untuk mencapai tujuan
organisasi

transaksional 5, 6, 7, 8 1. Pimpinan memberikan


imbalan jika saya mampu
melaksanakan pekerjaan
yang diperintahkan dengan
baik.
2. Pimpinan selalu melakukan
musyawarah dengan
karyawan ketika mau
69

mengambil keputusan
3. Pimpinan memberikan
peringatan dan sanksi
apabila terjadi kesalahan
dalam proses kerja yang
saya lakukan.
4. Pimpinan selalu
memberikan motivasi agar
karyawan giat dalam
menjalankan tugas
pekerjaannya

Visioner 9, 10, 11, 1. Pimpinan tempat saya


12 bekerja menerapkan
standar yang tinggi
2. Pimpinan tempat saya
bekerja memiliki ide ide
yang brilian untuk
memecahkan masalah
3. Pimpinan tempat saya
bekerja selalu mendorong
karyawan agar
menunjukkan kinerja
terbaik
4. Pimpinan tempat saya
bekerja menampung ide ide
kreatif dari karyawan yang
berpotensi memajukan
instansi

Direktif 13, 14, 15, 1. Pemimpin ditempat saya


16 bekerja menumbuhkan
70

kesadaran tentang
pentingnya patuh terhadap
peraturan yang berlaku
2. Semua keputusan ada
ditangan pemimpin
3. Pimpinan selalu
memberikan bimbingan
dalam menjalankan tugas
yang diperintahkan
4. Pemimpin selalu bersikap
tegas dalam mengambil
setap keputusan

Supportif 17, 18, 19, 1. Pemimpin ditempat saya


20 bekerja memperhatikan
konflik yang terjadi pada
pegawai
2. Pemimpin ditempat saya
bekerja selalu memberikan
solusi jika bawahannya
bertanya teentang masalah-
masalah yang terkait
dengan pekerjaan
3. Pemimpin ditempat saya
bekerja mempunyai
kemampuan dalam
pengawasan yang baik
terhadap bawahannya
4. Pemimpin ditempat saya
bekerja menyediakan
kebutuhan kerja karyawan
71

partisipatif 21, 22, 23, 1. Pemimpin ditempat saya


24 bekerja mengkoordinasikan
kegiatan bekerja serta
pembuatan jadwal tugas
pekerjaan
2. Pemimpin ditempat saya
bekerja melibatkan
partisipasi bawahan dalam
setiap kegiatan – kegiatan
di instansi
3. Pemimpin ditempat saya
bekerja menerima dan
memperhatikan masukan
dan informasi dari bawahan
untuk menyusun tugas
kerja
4. Jika muncul permasalahan
pemimpin ditempat saya
bekerja bersedia membantu
dan memberikan jalan
keluar dan menjadikan
suatu keputusan organisasi

Komunikasi Pemahaman 1, 2, 3, 4 1. Saya dapat memahami


efektif pesan dan melakukan
tindakan sesuai dengan isi
pesan yang
dikomunikasikan oleh
Pemimpin
2. Kejelasan informasi yang
disampaikan oleh pimpinan
72

dapat mengurangi
kesalahan dalam
menyelesaikan pekerjaan
3. Dalam menyampaikan
iformasi pimpinan selalu
menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti
4. Karyawan dapat
memahami tugas dan
tanggung jawab
pekerjaannnya dengan jelas

Kesenangan 5, 6, 7, 8 1. Proses komunikasi dengan


pimpinan yang terjadi
sehari-hari berlangsung
dalam suasana yang
menyenangkan.
2. Informasi yang
disampaikan oleh pimpinan
menimbulkan motivasi
bagi karyawan dalam
menyelesaikan tugasnya
3. Pimpinan selalu
menggunakan tutur kata
yang baik jika
berkomunikasi dengan
karyawan
4. pimpinan tidak pernah
memarahi karyawan jika
karyawan melakukan
kesalahan
73

Pengaruh pada 9, 10, 11, 1. Proses komunikasi


sikap 12 pimpinan yang terjadi saat
ini mampu mempengaruhi
sikap saya dan pegawai
lain dalam bekerja.
2. Teguran yang dilakukan
pimpinan membuat
karyawan bekerja lebih
baik dari sebelumnya
3. Pimpinan seringkali
menyamakan prrsepsi
dengan karyawan
4. Pimpinan tidak merasa
marah apabila dingatkan
karyawan jika ada
kesalahan

Hubungan 13, 14, 15, 1. Komunikasi dengan


yang baik 16 pimpinan mampu
menciptakan hubungan
yang baik
2. Perbedaan persepsi
mengenai pekerjaan antar
karyawan dan pimpinan
tidak menimbulkan
kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
3. Rekan kerja dan pimpinan
memberikan dukungan
apabila terjadi kesulitan
74

dalam pelaksanaan tugas.


4. Pimpinan dan karyawan
seperti halnya keluarga

tindakan 17, 18, 19, 1. Jika ada kendala dalam


20 pekerjaan, pimpinan selalu
meminta respon terhadap
pegawai
2. Karyawan dapat
menjalankan tugas dengan
baik setelah mendapat
arahan dari pimpinan
3. Pimpinan menyampaikan
pesan atau informasi yang
lengkap mengenai
deskripsi pekerjaan
4. Karyawan selalu
mengerjakan apa yang
diintruksikan oleh
pemimpin

Kinerja Kualitas Kerja 1, 2, 3 1. Kualitas kerja saya sudah


memenuhi standar yang
telah ditetapkan
2. Skill yang saya miliki
sesuai dengan pekerjaan
yang saya kerjakan
3. Saya berusaha
menyelesaikan pekerjaan
dengan sempurna

Kuantitas 4, 5, 6 1. Saya mampu melaksanakan


75

kerja pekerjaan yang diberikan


kepada saya
2. Saya bersedia diberi
tambahan pekerjaan diluar
jam kerja apabila
dibutuhkan
3. Saya mampu memenuhi
beban kerja yang diberikan

Efisiensi 7,8, 9 1. Saya mampu mengerjakan


pekerjaan dengan tepat
waktu
2. saya mengerjakan tugas
yang diberikan dengan
cepat dan tepat
3. Saya tidak pernah menunda
pekerjaan

Disiplin 10, 11, 12 1. Saya selalu datang tepat


waktu
2. Saya pulang sesuai dengan
jam kantor, kecuali karena
lembur.
3. Saya siap menerima sanksi
apabila melakukan
kesalahan

Inisiatif 13, 14, 15 1. Saya selalu membantu


rekan kerja sayaa jika
pekerjaan saya telah selesai
2. Saya dapat mengerjakan
pekerjaan yang sesuai
76

dengan tugas saya tanpa


menunggu intruksi
pimpinan
3. Saya mengerjakan
pekerjaan yang lain apabila
pekerjaan saya telah selesai

Ketelitian 16, 17, 18 1. Saya mempu


meminimalkan kesalahan
dalam menyelesaikan
pekerjaan
2. Saya mempu
menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan rapi.
3. Saya selalu melakukan cek
ulang dalam mengerjakan
tugas yang diberikan

Kejujuran 19, 20, 21 1. Saya mampu bekerja


dengan baik tanpa
pengawasan pimpinan
2. Saya akan melapor pada
pimpinan apabila
mengetahui rekan kerja
saya menyembunyikan
kesalahan
3. Saya jarang meninggalkan
pekerjaan tanpa alasan
yang jelas

Kreatifitas 22, 23, 24 1. Saya mampu berinovasi


dalam menyelesaikan
77

No. Responden

pekerjaan.
2. Saya memiliki
keterampilan yang sangat
baik dalam melaksanakan
pekerjaan saya.
3. Saya selalu memiliki cara
untuk menyelesaikan tugas
dengan cepat

KUESIONER

" PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI EFEKTIF


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PETUGAS KESEHATAN DI
RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT
DAN RSU MUHAMMADIYAH BABAT "

Oleh:

AINUN A’ANG KHUNAIFI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Sehubungan dengan penelitian ini, maka kami memohon kesediaan Bapak/Ibu


untuk berkenan mengisi kuesioner yang terlampir dengan petunjuk berikut:

1. Mohon dibaca terlebih dahulu tiap pertanyaan dalam lembaran kuesioner


berikut serta diisi dengan lengkap dan jujur.
2. Menjawab dengan jawaban pribadi, dalam hal ini tidak ada jawaban yang
benar atau salah yang penting jawaban Bapak/Ibu benar-benar tepat dengan
situasi yang dirasakan.
78

3. Tiap-tiap jawaban yang Bapak/Ibu berikan pada kami merupakan bantuan


yang tidak ternilai bagi peneliti. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
4. Mohon dicentang (√) pada jawaban-jawaban dari pertanyaan dibawah ini
sesuai menurut pendapat Bapak/Ibu.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Responden Yth,

Perkenalkan nama saya Ainun A’ang Khunaifi mahasiswa prodi

Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah

Lamongan. Pada kesempatan ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka

menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah (Skripsi) dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Komunikasi efektif terhadap Kinerja petugas kesehatan di

ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah

Babat” Maka dari itu saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk

bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian saya untuk

mengisi kuesioner penelitian yang telah tersedia pada laman berikut ini.
79

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat saya,

Ainun A’ang Khunaifi

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia

untuk berperan serta dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Komunikasi Efetif Terhadap Kinerja Perawat dan Bidan di

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dan RSU Muhammadiyah Babat”

Saya telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan penelitian, kerahasiaan identitas

dan informasi yang saya berikan serta hak saya mengundurkan diri dari

keikutsertaan saya dalam penelitian ini jika saya merasa tidak nyaman.

Tanda tangan dibawah ini merupakan tanda tangan kesediaan saya sebagai

responden dalam penelitian ini

(Tanda Tangan Responden)


80

……………………………….

IDENTITAS RESPONDEN

No.Responden : ................................... (diisi oleh peneliti)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

Usia : 20 – 24 tahun 35 – 39 tahun

25 – 29 tahun > 40 tahun

30 – 34 tahun

Lama kerja : < 3 tahun

> 3 tahun

Pendidikan terakhir : SMA sederajat DIII

S1 S2
81

Pendapatan < Rp. 2.701.977,- (gaji, tunjangan, DLL)

≥ Rp. 2.701.977,- (gaji, tunjangan, DLL)


82

KUESIONER KINERJA

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada pada masing-masing pertanyaan
dengan pilihan sesuai yang anda alami.

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

NO PERTANYAAN JAWABAN

STS TS S SS

Kualitas Kerja

1. Kualitas kerja saya sudah memenuhi standar


yang telah ditetapkan

2. Skill yang saya miliki sesuai dengan pekerjaan


yang saya kerjakan

3. Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan


sempurna

Kuantitas Kerja

4. Saya mampu melaksanakan pekerjaan yang


diberikan kepada saya

5. Saya bersedia diberi tambahan pekerjaan diluar


jam kerja apabila dibutuhkan
83

6. Saya mampu memenuhi beban kerja yang


diberikan

Efisiensi

7. Saya mampu mengerjakan pekerjaan dengan


tepat waktu

8. saya mengerjakan tugas yang diberikan dengan


cepat dan tepat

9. Saya tidak pernah menunda pekerjaan

Disiplin

10. Saya selalu datang tepat waktu

11. Saya pulang sesuai dengan jam kantor, kecuali


karena lembur.

12. Saya siap menerima sanksi apabila melakukan


kesalahan

Inisiatif

13. Saya selalu membantu rekan kerja sayaa jika


pekerjaan saya telah selesai

14. Saya dapat mengerjakan pekerjaan yang sesuai


dengan tugas saya tanpa menunggu intruksi
pimpinan

15. Saya mengerjakan pekerjaan yang lain apabila


pekerjaan saya telah selesai

Ketelitian

16. Saya mempu meminimalkan kesalahan dalam


84

menyelesaikan pekerjaan

17. Saya mempu menyelesaikan suatu pekerjaan


dengan rapi.

18. Saya selalu melakukan cek ulang dalam


mengerjakan tugas yang diberikan

Kejujuran

19. Saya mampu bekerja dengan baik tanpa


pengawasan pimpinan

20. Saya akan melapor pada pimpinan apabila


mengetahui rekan kerja saya menyembunyikan
kesalahan

21. Saya jarang meninggalkan pekerjaan tanpa alasan


yang jelas

Kreativitas

22. Saya mampu berinovasi dalam menyelesaikan


pekerjaan.

23. Saya memiliki keterampilan yang sangat baik


dalam melaksanakan pekerjaan saya.

24. Saya selalu memiliki cara untuk menyelesaikan


tugas dengan cepat

KUESIONER GAYA KEPEMIMPINAN


85

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada pada masing-masing pertanyaan
dengan pilihan sesuai yang anda alami.

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

NO PERTANYAAN JAWABAN

STS TS S SS

Kharismatik

1. Pimpinan ditempat saya bekerja adalah pembicara


publik yang baik

2. Pimpinan ditempat saya bekerja berani mengambil


risiko tinggi demi organisasi.

3. Pimpinan ditempat saya bekerja sering mengeluarkan


dana pribadi yang tinggi untuk organisasi

4. Pemimpin saya terlibat dalam kegiatan yang


menimbulkan risiko pribadi untuk mencapai tujuan
organisasi

Transaksional

5. Pimpinan memberikan imbalan jika saya mampu


melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan dengan
86

baik.

6. Pimpinan selalu melakukan musyawarah dengan


karyawan ketika mau mengambil keputusan

7. Pimpinan memberikan peringatan dan sanksi apabila


terjadi kesalahan dalam proses kerja yang saya
lakukan.

8. Pimpinan selalu memberikan motivasi kepada saya


agar giat dalam menjalankan tugas pekerjaannya

Visioner

9. Pimpinan tempat saya bekerja menerapkan standar


yang tinggi

10. Pimpinan tempat saya bekerja memiliki ide ide yang


brilian untuk memecahkan masalah

11. Pimpinan tempat saya bekerja selalu mendorong


karyawan agar menunjukkan kinerja terbaik

12. Pimpinan tempat saya bekerja menampung ide ide


kreatif dari karyawan yang berpotensi memajukan
instansi

Direktif

13. Pemimpin ditempat saya bekerja menumbuhkan


kesadaran tentang pentingnya patuh terhadap peraturan
yang berlaku

14. Semua keputusan ada ditangan pemimpin

15. Pimpinan selalu memberikan bimbingan dalam


menjalankan tugas yang diperintahkan
87

16. Pemimpin selalu bersikap tegas dalam mengambil


setap keputusan

Supportif

17. Pemimpin ditempat saya bekerja memperhatikan


konflik yang terjadi pada pegawai

18. Pemimpin ditempat saya bekerja selalu memberikan


solusi jika bawahannya bertanya teentang masalah-
masalah yang terkait dengan pekerjaan

19. Pemimpin ditempat saya bekerja mempunyai


kemampuan dalam pengawasan yang baik terhadap
bawahannya

20. Pemimpin ditempat saya bekerja menyediakan


kebutuhan kerja karyawan

Partisipatif

21. Pemimpin ditempat saya bekerja mengkoordinasikan


kegiatan bekerja serta pembuatan jadwal tugas
pekerjaan

22. Pemimpin ditempat saya bekerja melibatkan partisipasi


bawahan dalam setiap kegiatan – kegiatan di instansi

23. Pemimpin ditempat saya bekerja menerima dan


memperhatikan masukan dan informasi dari bawahan
untuk menyusun tugas kerja

24. Jika muncul permasalahan pemimpin ditempat saya


bekerja bersedia membantu dan memberikan jalan
keluar dan menjadikan suatu keputusan organisasi
88
89

KUESIONER KOMUNIKASI EFEKTIF

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada pada masing-masing pertanyaan
dengan pilihan sesuai yang anda alami.

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

NO PERTANYAAN JAWABAN

STS TS S SS

Pemahaman

1. Saya dapat memahami pesan dan melakukan tindakan


sesuai dengan isi pesan yang dikomunikasikan oleh
Pemimpin

2. Kejelasan informasi yang disampaikan oleh pimpinan


dapat mengurangi kesalahan dalam menyelesaikan
pekerjaan

3. Dalam menyampaikan informasi pimpinan selalu


menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

4. Saya dapat memahami tugas dan tanggung jawab


pekerjaan dengan jelas

Kesenangan
90

5. Proses komunikasi dengan pimpinan yang terjadi


sehari-hari berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan.

6. Informasi yang disampaikan oleh pimpinan


menimbulkan motivasi bagi saya dalam menyelesaikan
tugas

7. Pimpinan selalu menggunakan tutur kata yang baik


jika berkomunikasi dengan saya

8. pimpinan tidak pernah memarahi saya jika melakukan


kesalahan

Pengaruh pada sikap

9. Proses komunikasi pimpinan yang terjadi saat ini


mampu mempengaruhi sikap saya dan pegawai lain
dalam bekerja.

10. Teguran yang dilakukan pimpinan membuat karyawan


bekerja lebih baik dari sebelumnya

11. Pimpinan seringkali menyamakan presepsi dengan


karyawan

12. Pimpinan tidak merasa marah apabila dingatkan jika


ada kesalahan

Hubungan yang baik

13. Komunikasi dengan pimpinan mampu menciptakan


hubungan yang baik
91

14. Perbedaan persepsi mengenai pekerjaan antar


karyawan dan pimpinan tidak menimbulkan kesulitan
dalam penyelesaian pekerjaan

15. Rekan kerja dan pimpinan memberikan dukungan


apabila terjadi kesulitan dalam pelaksanaan tugas

16. Pimpinan dan karyawan seperti halnya keluarga

Tindakan

17. Jika ada kendala dalam pekerjaan, pimpinan selalu


meminta respon terhadap pegawai

18. Karyawan dapat menjalankan tugas dengan baik


setelah mendapat arahan dari pimpinan

19. Pimpinan menyampaikan pesan atau informasi yang


lengkap mengenai deskripsi pekerjaan

20. Karyawan selalu mengerjakan apa yang diintruksikan


oleh pemimpin

Anda mungkin juga menyukai