2024
HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP
DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI
R U M A H S A K I T U M U M M U H A M M A D I YA H B A B AT
PROPOSAL
2024
ii
SURAT PERNYATAAN
MUHAMMADIYAH BABAT” adalah bukan skripsi dari orang lain baik sebagian
sumbernya.
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Lamongan,
Yang menyatakan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 20.02.07.0055
Oleh :
Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji Pada Ujian Sidang Proposal
Di Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
Tanggal :
PANITIA PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
v
KURIKULUM VITAE
Pekerjaan : Mahasiswa
Riwayat Pendidikan :
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
”Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Resep Dengan Kepuasan Pasien Rawat
Jalan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat” sesuai waktu
yang ditentukan.
Proposal Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk
berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang
Muhammadiyah Lamongan.
2. Dr. Virgianti Nur Faridah, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu
vii
4. Nuryati, S.S.Si., Apt., M.Kes, selaku dosen pembimbing II, yang juga sangat
7. Ibu yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta doa di setiap sujudnya.
8. Diri saya sendiri yang sudah bertahan sampai sejauh ini dengan segala keluh
9. Semua pihak yang secara tidak langsung banyak membantu penulis yang
Semoga Allah SWT, memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
di berikan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun semangat penulis harapkan, akhirnya
penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Lamongan,
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.3 Kepuasan Pasien..........................................................................................15
2.3.1 Definisi.................................................................................................15
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien......................................16
2.3.3 Dimensi Kepuasan Pasien.....................................................................18
2.3.4 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pasien..................................................19
2.4 Kerangka Konsep.........................................................................................21
2.5 Hipotesis Penelitian......................................................................................22
BAB III......................................................................................................................21
METODE PENELITIAN.........................................................................................21
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................21
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................21
3.3 Kerangka Kerja (frame work)......................................................................22
3.4 Identifikasi Variabel.....................................................................................24
3.5 Definisi Operasional....................................................................................24
3.6 Sampling Desain..........................................................................................25
3.6.1 Populasi.................................................................................................26
3.6.2 Sampel..................................................................................................26
3.6.3 Sampling...............................................................................................27
3.7 Pengumpulan dan Analisis Data..................................................................27
3.7.1 Pengumpulan Data................................................................................27
3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data...............................................................28
3.7.3 Pengolahan Data...................................................................................31
3.8 Etika Penelitian............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................34
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit menyebutkan bahwa “Rumah Sakit adalah
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
penerimaan pasien di Rumah Sakit, baik yang berobat Rawat Jalan atau yang akan
dirawat di Rumah Sakit. Perawatan di Rawat Jalan pertama dilakukan di loket karcis
(Hasan, 2014)
sampai selesai pemberian resep di apotik . Pelayanan di Rumah Sakit
pelayanan farmasi.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
1
2
beberapa indikator pelayanan farmasi, salah satunya yaitu waktu tunggu pelayanan
Rumah Sakit menyebutkan bahwa waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang
waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi. Standar
lama waktu pelayanan obat non racikan yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan
adalah ≤30 menit. Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu
mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan dengan
standar waktu ≤60 menit. Sedangkan, Kepuasan Pelanggan adalah pernyataan puas
tentang Standar Pelayanan Minimal atau yang disingkat SPM adalah ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM merupakan
tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan
besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa
Waktu tunggu dalam pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting
yang akan menentukan citra awal Rumah Sakit. Waktu tunggu pasien merupakan
salah satu komponen yang potensial yang menyebabkan ketidakpuasan. Pasien akan
menganggap pelayanan kesehatan jelek apabila antriannya lama, dan hal tersebut
3
dapat mengurangi kenyamanan pasien dan bisa berpengaruh pada citra rumah sakit
di apotek pelengkap kimia farma BLU prof. DR. R.D. KANDOU Manado
didapatkan hasil Waktu tunggu pelayanan resep secara keseluruhan rata-rata 19 menit
27 detik. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi 16 menit 08 detik. Waktu tunggu
pelayanan resep racikan 39 menit 74 detik. Distribusi kepuasan pasien terbesar yaitu
puas 78 responden sedangkan kepuasan Pasien dengan distribusi terendah yaitu tidak
puas 22 responden. Artinya lebih banyak responden yang menyatakan puas dengan
bahwa terdapat hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep dengan kepuasan
yang dilakukan di Poliklinik Jantung Rumah Sakit Islam Bogor didapatkan Hasil
mayoritas responden memiliki waktu tunggu tidak standar atau > 60 menit (94.9%)
dan standar atau ≤ 60 menit (5.1%). Secara keseluruhan tingkat kepuasan pasien
sebanyak 44.1% menyatakan puas dan 55.9% menyatakan kurang puas. Penelitian ini
pasien rawat jalan Poliklinik Jantung Rumah Sakit Islam Bogor, dengan nilai p <
0.05 dan r = 0.261. Hal tersebut menunjukan bahwa pelayanan resep yang lama dapat
Hasil dari studi pendahuluan dari 5 pasien, 2 orang menyatakan kurang puas
terhadap waktu tunggu pelayanan resep Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat.
Kefarmasian di Rumah Sakit, salah satu evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi
pelayanan farmasi klinik. Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah survei, contohnya
survei kepuasan pasien. Survei kepuasan pasien penting dan perlu dilakukan
bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu pelayanan kesehatan yang lain. Oleh
karena itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala dan akurat.
Tujuan dari pengukuran tingkat kepuasan pelanggan adalah untuk dapat segera
mengetahui faktor-faktor yang membuat para pelanggan tidak puas untuk segera
terhadap 5 kriteria kualitas pelayanan yang sering disebut RATER yaitu reliability,
Kepuasan pasien merupakan suatu hal yang abstrak dan hasilnya sangat
individu. Kepuasan pasien akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan telah sesuai
dengan harapan mereka. Sebaliknya, bila Rumah Sakit memberikan pelayanan yang
belum sesuai dengan harapan pasien maka pasien akan merasa tidak puas (Kotler
5
dalam Fina Aryani et al., 2015). Ketidakpuasan pasien tersebut mengakibatkan pasien
memilih untuk menggunakan jasa pesaing sehingga perlu adanya perbaikan dimana
perbaikan tersebut pada dasarnya tertuju pada kualitas pelayanan karena kepuasan
Fina Aryani et al., 2015).
pasien erat kaitannya dengan kualitas (Sampurno dalam
tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Resep
Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat. Sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dan
umpan balik bagi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat
Antara Waktu Tunggu Pelayanan Resep Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
Muhammadiyah Babat.
6
Babat.
memberikan masukan kepada kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagai salah
referensi dan informasi mengenai pelayanan farmasi di Rumah Sakit serta sebagai
3) Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Rumah Sakit
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit menyebutkan bahwa “Rumah Sakit adalah
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan untuk masyarakat memiliki
peran yang sangat strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, Rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar yang ditetapkan serta dapat menjangkau seluruh lapisan
Rumah Sakit. Salah satunya melalui Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah
(Arini et al., 2020).
Sakit
fungsi:
8
9
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
pelayanan rawat jalan. Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien
dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan untuk tujuan pengamatan, diagnosis,
dari adanya pelayanan pada rawat jalan adalah untuk dapat memberikan pasien
dengan keluhan, tindakan pengobatan yang akan jalani bagi pasien rawat inap yang
sudah diijinkan pulang dan mendapatkan tindak lanjut mengenai kondisi yang harus
(Wulan Purnamasari, 2020).
dikontrol
Menurut Hasan (2019) Instalasi Rawat Jalan merupakan unit fungsional yang
menangani penerimaan pasien di Rumah Sakit, baik yang berobat Rawat Jalan atau
yang akan dirawat di Rumah Sakit. Perawatan di Rawat Jalan pertama dilakukan di
10
loket karcis sampai selesai pemberian resep di apotik. Tujuan dari adanya pelayanan
pada rawat jalan adalah untuk dapat memberikan pasien kesempatan dalam
tindakan pengobatan yang akan jalani bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan
pulang dan mendapatkan tindak lanjut mengenai kondisi yang harus dikontrol
(Wulan Purnamasari, 2020).
minimal salah satunya adalah pelayanan farmasi. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang meliputi:
a. Pemilihan
b. Perencanaan Kebutuhan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
c. Pengadaan
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
mutu.
d. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen
e. Penyimpanan
dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
f. Pendistribuasian
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
h. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan
i. Administrasi
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan
Kefarmasian
Rumah Sakit.
2.2.1 Definisi
Waktu tunggu pelayanan resep merupakan salah satu indikator mutu yang
menilai setiap jenis pelayanan yang diberikan. Waktu tunggu pelayanan resep adalah
waktu tunggu yang dihitung mulai dari pasien membawa resep yang kemudian
diserahkan kepada petugas farmasi untuk disiapkan sampai obat diterima oleh pasien
Waktu tunggu pelayanan resep dibagi menjadi dua yaitu waktu tunggu
pelayanan resep obat jadi dan waktu tunggu pelayanan resep obat racikan. Menurut
tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep
14
sampai dengan menerima obat jadi. Adapun standar lama waktu pelayanan obat non
racikan yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan adalah ≤30 menit. Sedangkan,
waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan dengan standar waktu ≤60
menit.
Waktu tunggu dalam pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting
yang akan menentukan citra awal Rumah Sakit. Waktu tunggu pasien merupakan
salah satu komponen yang potensial yang menyebabkan ketidakpuasan. Pasien akan
menganggap pelayanan kesehatan jelek apabila antrianya lama, dan hal tersebut
dapat mengurangi kenyamanan pasien dan bisa berpengaruh pada citra rumah sakit
a. Jenis resep, disini jenis resep dibedakan menjadi racikan dan non racikan.
Dimana jenis resep racikan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan
b. Jumlah resep dan kelengkapan resep. Dalam hal ini adalah jumlah item obat,
item sedikit.
15
c. Shift petugas, dimana shift pagi memerlukan pelayanan lebih cepat 81,6%
d. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi lama
e. Ketersediaan obat sesuai resep yang diterima, sehingga waktu yang terbuang
f. Sarana dan fasilitas yang dapat menunjang proses operasi pelayanan resep, antara
lain pemakaian alat-alat teknologi yang lebih canggih yang dapat memberikan
menunggu antrian obat sesuai dengan nomor urutan dan sesuai prosedur rumah
sakit.
2.3.1 Definisi
Menurut Oliver (dalam Zikri & Harahap, 2022) kepuasan adalah tingkat
harapan, jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan dengan harapan,apabila harapan maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja
sesuai dengan harapan, konsumen akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan, pelanggan akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya jadi dan informasi pemasar dan
sampai .
16
Kepuasan pasien adalah respons evaluatif, afektif atau emosional yang terkait
dengan mutu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit serta harapan pasien terhadap
(Like J. Mumu et al., 2019)
pelayanan tersebut . Kepuasan pelanggan merupakan hal
yang penting karena pengguna jasa layanan kesehatan saat ini memiliki pendidikan
serta kesadaran lebih tinggi dibandingkan dengan masa lalu. Saat ini faktanya adalah
atau institusi kesehatan yang mengacu pada kepuasan pasien sebagai fungsi antara
orientasi pasien dan kondisi yang diberikan oleh pelayanan kesehatan secara
pelanggan, maka tidak akan memuaskan pelanggan, jika performansi sesuai dengan
Saat pasien berada di Rumah Sakit atau Unit Pelayanan Rumah Sakit,
umumnya kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Wijono dalam
(Yosi Arum Ariningtyas et al., 2019)
.
a. Pendekatan dan perilaku petugas, serta perasaan pasien (terutama pada saat
a. Usia
Setiap pasien yang datang dalam keadaan sakit baik muda ataupun tua mereka
penuh harapan yakni ingin sembuh sehingga pasien yang berumur muda lebih banyak
menyatakan tidak puas bila dibandingkan dengan mereka yang berumur tua, bahwa
ada perbedaan kepuasan antara umur muda dengan umur tua. Juga umur produktif
mempunyai tuntutan dan harapan lebih besar serta cenderung mengkritik terhadap
b. Jenis Kelamin
Dimana pria memiliki tuntutan dan harapan yang lebih besar dalam menerima
c. Pekerjaan
d. Pendidikan
karena tidak tahu apa yang dibutuhkannya. Pasien yang mempunyai tingkat
18
ada lima dimensi kualitas pelayanan atau yang sering disingkat dengan RATER,
yaitu:
sesuai dengan janji yang ditawarkan. Penilaian kualitas pelayanan dilihat dari
artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk
dan sebagainya.
19
penampilan dan kelengkapan fasilitas fisik seperti ruang perawatan, gedung dan
d. Empathy (empati) Yaitu perhatian secara individual yang diberikan rumah sakit
atau pasien.
Menurut Kotler (dalam Harfika & Abdullah, 2017) ada 4 (empat) motode
menyampaikan saran, kritik, dan keluhan mereka. Pada metode ini dapat dilakukan
pendapat mereka.
berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pasien potensial pada produk
kekuatan dan kelemahan produk, mengamati dan menilai cara penanganan yang lebih
baik.
Pada metode ini pelanggan atau pasien yang telah beralih ke organisasi
pelayanan kesehatan lain dihubungi kembali untuk mengetahui keluhan yang terjadi
kuesioner, pos, telepon, ataupun wawancara langsung. Melalui survei, penyedia jasa
akan memperoleh tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari
Keterangan:
: Tidak Diteliti
: Diteliti
22
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya sementara
kebenarannya dan thesis artinya pernyataan atau teori. Jadi, Hipotesis merupakan
Berdasarkan dari kajian Pustaka diatas maka, hipotsesi yang digunakan pada
pasien rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit umum Muhammadiyah babat.
kepuasan pasien rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit umum Muhammadiyah
babat.
Hipotesis pada peneltian ini adalah Ada Hubungan antara Waktu Tunggu
Pelayanan Resep dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
yang perlu dilakukan, salah satunya adalah membuat desain penelitian. Menurut
Nursalam dalam (Nasrudin, 2019) desain penelitian adalah rencana untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dan membantu peneliti dalam seluruh proses penelitian.
Kualitas serta ketepatan penelitian antara lain dipengaruhi oleh desain penelitian, jadi
variabel independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat. Dalam jenis
penelitian ini, semua subjek penelitian tidak dinilai pada hari atau waktu yang sama,
tetapi variabel independen dan dependen dinilai secara bersamaan pada suatu saat.
Dalam hal ini, prevelensi atau keberadaan suatu peristiwa (variabel dependen) dan
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Babat dikarenakan data yang terkait tingkat kepuasan
21
22
terkait waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan (obat racikan dan non
racikan).
yang diberikan dalam bentuk bagan, bagan tersebut mencakup informasi tentang
pengolahan data serta analisis data termasuk uji statistik yang digunakan (Nursalam,
Gambar 3. 1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Antara Waktu Tunggu dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat
Populasi
Pasien rawat jalan (obat racikan dan non racikan) di Instalasi Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat
Sampling
Sampling yang digunakan probability sampling jenis purposive sampling
Sampel
98 Pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain Cross-Sectional
Pengumpulan Data
Kuisioner
Stopwatch
Analisis Data
Editing, Coding, Data Entry dan Uji Korelasi Chi Square
Penyajian Hasil
Menyajikan hasil perhitungan dari setiap uji yang ada
Penarikan Kesimpulan
Menjawab hipotesis yang kemudian ditulis dalam kesimpulan tentang hubungan antara
waktu tunggu pelayanan resep dengan kepuasan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat.
23
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel independen (Sugiyono, 2018a).
pelayanan resep.
menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti dari sudut pandang mereka,
hanya mendefinisikan sebuah variabel saja, namun juga metode pengukuran variabel
akan dijelaskan, serta instrumen yang digunakan untuk melakukannya (Elisanti &
Ardianto, 2020).
24
menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti dari sudut pandang mereka,
hanya mendefinisikan sebuah variabel saja, namun juga metode pengukuran variabel
25
akan dijelaskan, serta instrumen yang digunakan untuk melakukannya (Elisanti &
Ardianto, 2020).
3.6.1 Populasi
Populasi adalah suatu entitas atau entitas yang telah ditentukan oleh peneliti
penelitian, populasi, dipelajari, dan semua bentuk keberadaan dalam wilayah tersebut
juga dicatat. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah suatu
entitas yang memiliki karakteristik yang telah diidentifikasi oleh peneliti untuk
dipelajari. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah pasien rawat jalan
(obat racikan dan non racikan) di Instalasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
3.6.2 Sampel
sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan cara
tertentu dan dianggap sebagai representasi populasi. Pada sampel ini terdapat kriteria
inklusi yaitu kriteria atau karakteristik yang harus dipenuhi oleh setiap individu yang
dipilih sebagai sampel (Soekidjo, 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :
Pasien rawat jalan yang menebus obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat, Pasien lama atau pasien yang sebelumnya sudah pernah
N
n= 2
1+ N (e)
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi sebesar 6. 740
e = tingkat kesalahan 10%
6.740
n= 2
1+ 6.740 ( 0 ,1 )
6.740
n=
68 , 4
n = 98
Perhitungan dari rumus slovin tersebut dihasilkan jumlah sampel sebanyak 98
pasien.
3.6.3 Sampling
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dengan pengajuan surat
Fakultas. Setelah surat pengantar diterima oleh penulis maka surat tesebut akan
penulis mendapatkan izin dari pihak Rumah Sakit maka penulis segera melakukan
observasi kepada pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSU Muhammadiyah Babat
sebagai alat bantu. Bentuk instrumen ini bergantung pada metode pengumpulan data
(Syapitri et al., 2021). Dalam penelitian ini Instrumen pengumpulan data yang
yang nantinya dapat diisi responden sesuai dengan apa yang telah mereka alami dan
rasakan. Adapun bentuk pertanyaan yang akan disebarkan dalam bentuk kuisioner
KUISIONER PENELITIAN
1) Jenis Kelamin :
2) Usia :
3) Pekerjaan :
28
4) Pendidikan Terakhir :
sebagai berikut:
Responsiveness
No Pernyataan Sangat Cukup Kurang Tidak
Puas Puas Puas Puas
1. Petugas tanggap terhadap
keluhan pasien
2. Petugas memberikan
pengarahan cara
mengkonsumsi obat dengan
baik
3. Penyampaian informasi jelas
dan mudah dimengerti
4. Petugas cepat dalam
melayani obat
Assurance
No Pernyataan Sangat Cukup Kurang Tidak
29
Emphaty
No Pernyataan Sangat Cukup Kurang Tidak
Puas Puas Puas Puas
1. Petugas melayani dengan
ramah dan sopan
2. Petugas mendengar
pertanyaan dan keluhan
dengan sabar
3. Petugas melayani pasien
tanpa memandang status
sosial pasien
4. Petugas membantu
menyelesaikan
permasalahan pasien
30
Reliability
No Pernyataan Sangat Cukup Kurang Tidak
Puas Puas Puas Puas
1. Petugas farmasi menjelaskan
cara penyimpanan obat
2. Pelayanan yang diberikan
petugas sangat cepat
3. Pelayanan tidak berbelit-
belit
4. Petugas farmasi memberikan
keterangan kegunaan obat
1) Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa andal atau sah-nya suatu
alat ukur. Dalam hal ini, uji validitas digunakan untuk menilai kuesioner
a) Jika nilai rhitung > rtabel maka item pertanyaan atau pernyataan dalam
b) Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka item pertanyaan atau pernyataan dalam
2) Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian memiliki tingkat atau nilai reliabilitas tinggi jika hasil
tesnya konsisten atau konsisten dengan objek yang diukur. Untuk menguji
reliabilitas instrumen dalam hal ini dapat dilakukan dengan uji melalui SPSS
(Machali, 2021).
31
Pengolahan data merupakan sebuah cara untuk mengubah data yang telah
1) Editing
Editing atau penyuntingan data adalah tahap di mana data yang telah
dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner disunting agar sesuai dengan jawaban.
Pada penelitian ini, proses editing termasuk mengecek ulang isi kuesioner
responden; jika ada bagian yang belum lengkap, peneliti meminta responden untuk
melengkapinya lagi. Selain itu, peneliti juga mengecek kejelasan tulisan responden
yang mengisi; jika ada bagian yang tidak jelas, peneliti menanyakannya.
2) Coding
Merubah data dari huruf ke angka atau bilangan disebut coding. Untuk
memberikan identitas data, kode, yang terdiri dari huruf atau angka, dapat memiliki
arti sebagai skor kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode 1 untuk
3) Data Entry
SPSS.
32
4) Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif
dengan menggunakan analisis bivariat yang akan diolah menggunaka software SPSS.
a) Analisis Bivariat
variabel pokok, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian
pelayanan resep obat terhadap kepuasan pasien. Adapun uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square digunakan untuk
proporsi nilai yang sama, atau untuk mengidentifikasi hubungan antara dua
yang dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh
penelitian ini dijalankan. Untuk responden yang bersedia maka mengisi dan
2) Anonimity (tanpa nama) yaitu nama subyek penelitian yang diteliti tidak
dicantumkan dalam lembar observasi, tetapi hanya memberikan inisial atau kode
Abdullah, K., Jannah, M., Aiman, U., Hasda, S., Fadilla, Z., Taqwin, Masita, Ardiawan, K.
N., & Eka, M. (2022). Metodologi penelitian kuantitatif (p. 120). Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Achmad Rizal, & Agus Jalpi. (2018). Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien
Puskesmas Kota Banjarmasin.
Arikunto, S. (2007). Manajemen penelitian. rineka cipta sara.
Arini, H. D., Nila, A., Suwastini, A., Tinggi, S., Mahaganesha, F., Tukad, J., & Timur, B.
(2020). Waktu Tunggu Pelayanan Resep Di Depo Farmasi RS X. In Lombok Journal
of Science (LJS) (Vol. 2, Issue 2).
Aulia Utami Dewi, Ruma Astuti, & Kusuma Estu Werdiana. (2015). Hubungan Waktu
Tunggu Pendaftaran dengan Kepuasan Pasien di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
Jalan (TPPRJ) RSUD Sukoharjo.
Dampung, V., Rahayu, C., Rusli, R., & Sari, I. P. (2018). Analisis Lama Waktu Tunggu
Pelayanan Resep Di Apotek Bpjs Rawat Jalan Rumah Sakit Pelamonia. Media
Farmasi, 14(2), 85. https://doi.org/10.32382/mf.v14i2.600
Dini Oktaviani, T. M. A. G. P. (2019). Analisis Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Bidang Farmasi di Instalasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul
Aziz Singkawang. Jurnal Farmasi Dan Sains Indonesia, 2(2), 3.
Elisanti, A. D., & Ardianto, E. T. (2020). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif
Bidang Kesehatan (1st ed., p. 253). Polije Press.
Fina Aryani, Husnawati, Septi Muharni, Mutia Lisari, & Richa Afrianti. (2015). Analisa
Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Kualitas Pelayanan di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru (Vol. 2).
Harfika, J., & Abdullah, N. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap
Kepuasan Pasien Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Aceh Barat Daya. In Jurnal
Balance (Vol. 44, Issue 1).
Hasan. (2014). Hubungan Waiting Times/Waktu Tunggu dengan Kepuasan Pasien di
Poliklinik Mata pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan
Timur. Skripsi Program Ilmu Keperawatan FK-Universitas Hasanuddin Makassar.
Heni Rohaeni, & Nisa Marwa. (2018). Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan.
Jurnal Ecodemica, 2(2), 20–25.
34
35
DAFTAR LAMPIRAN