Anda di halaman 1dari 34

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATERNITAS 1

Penulis : Yuanita Wulandari, S.Kep., Ns, MS


Fathiya LY, S.Kep., Ns, M.Kep
Supatmi, S.Kep., Ns, M.Kes
Editor : Gita Marini, S.Kep., Ns, M.Kes
Tata Letak : Nurhidayatullah.r
Design cover : Syarifuddin
Hak Cipta Penerbit UMSurabaya Publishing
Jl Sutorejo No 59 Surabaya 60113
Telp : (031) 3811966, 3811967
Faks : (031) 3813096
Website : http://www.p3i.um-surabaya.ac.id
Email : p3iumsurabaya@gmail.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,
merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.

UNDANG- UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak/atau tanpa ijin pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta yang meliputi Penerjemah
dan Pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00
( lima ratus juta rupiah)
2. Setiap Orang yang dengan tanap hak dan/atau tanpa ijin Pencipta atau pemgang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi Penerbitan,
Penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Pengunaan
Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua diatas
yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah)

Surabaya: UMSurabaya Publishing, 2021

Ukuran Buku : 15 X 21 cm , x. 12 mm + 24 halaman


ISBN : 978-623-7259-79-4
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN MATERNITAS 1

Oleh :
Yuanita Wulandari, S.Kep., Ns, MS
Fathiya LY, S.Kep., Ns, M.Kep
Supatmi, S.Kep., Ns, M.Kes

PRODI NERS
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2017/2018

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : ……../KEP/III.3.AU/F/FIK/2018

Tentang

PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN


MATERNITAS 1
PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN
i

i
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMSURABAYA

Bismillahirrohmanirrohim

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Surabaya, setelah:

Menimbang : a. Bahwa guna atmosfir akademik serta


peningkatan Kompetensi Akademik di
lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan maka
diperlukan adanya Modul Praktikum
Keperawatan Maternitas 1
b. Bahwa guna ketertiban dan kelancaran
pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang di
maksud pada butir a, perlu di tetapkan Modul
Praktikum Keperawatan Maternitas 1

Mengingat : 1. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional
2. UU RI Nomor 12 tahun 2012.
3. Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun
1999 tentang pendidikan Tinggi
4. Pedoman PP Muhammadiyah No.
02/PED/I.0/B/2012 tentang Perguruan
Tinggi Muhammadiyah.
5. Ketentuan Majlis Dikti PP Muhammadiyah
Nomor 178/KET/1.3/D/2012.
6. Statuta Universitas Muhammadiyah
Surabaya.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

ii

ii
Pertama : Berlakunya Modul Praktikum Keperawatan
Maternitas 1 pada Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
sebagaimana tersebut dalam lampiran
keputusan ini.

Kedua : Modul Praktikum Keperawatan Maternitas 1


tersebut pada diktum pertama keputusan ini
sejak pada tanggal ditetapkan dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini.

Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat


kekeliruan dalam keputusan ini akan
dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
Tanggal : Pebruari 2018
Dekan,

Dr. Mundakir, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

iii

iii
VISI MISI PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA

Visi Program Studi

Menjadi program studi ners yang mengedepankan nilai moralitas,


intelektualitas dan berjiwa enterpreuner dengan unggulan
keperawatan kritis pada skala nasional tahun 2023.

Misi Program Studi

Misi dari Program Studi Ners FIK UMSurabaya adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan dengan


keunggulan di bidang keperawatan kritis dan memiliki Jiwa
entrepreneur.
2. Mengembangkan inovasi dan penerapan teknologi melalui
penelitian-penelitian dan pengabdian masyarakat dengan
unggulan keperawatan kritis.
3. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki penguatan
moralitas keagamaan berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman.

Tujuan Program Studi

Tujuan dari Program Studi Ners adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan lulusan dengan keunggulan di bidang


keperawatan kritis.
2. Menghasilkan lulusan Program Studi Ners dan civitas
akademika yang memiliki jiwa enterpreuner.
3. Menghasilkan penelitian keperawatan dan pengabdian
kepada masyarakat dengan unggulan keperawatan kritis.
4. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki penguatan
moralitas keagamaan berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman.

iv

iv
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,


atas tersusunnya modul praktikum Keperawatan Maternitas 1 ini untuk
menunjang proses pembelajaran praktika mahasiswa Program Studi
Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Buku laboratorium keperawatan maternitas ini disusun untuk
membantu mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam mengasah dan
megembangkan skill sehingga mampu mencapai tarjet kompentensi
keperawatan maternitas sebagai pelengkap mata ajaran keperawatan
maternitas.
Semoga buku ini bisa bermanfaat dan ikut memberikan andil
bagi pengembangan pendidikan Program Studi Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, sekaligus
pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan bagi mahasiswa.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua, amin.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Mei 2018


Penyusun

v
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN ................................................................. i


VISI MISI PRODI S1 KEPERAWATAN .................................. iv
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA ........................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................. vi
KOMPETENSI 1 ........................................................................1
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL ............................. 1
KOMPETENSI 2 ........................................................................4
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL 1 ........................4
KOMPETENSI 4 ......................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM .......................14
KOMPETENSI 5 ......................................................................20
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR.................20

vi

vi
KOMPETENSI 1
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

Case Study:
Seorang perempuan, usia 34 tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan 28 minggu
datang ke Poli Kesehatan Ibu dan Anak untuk melakukan Antenatal Care. Pada
pemeriksaan kali ini, perawat professional akan mengidentifikasi posisi janin,
perkembangan janin, serta bagian terbawah janin dari pasien tersebut.
Pemeriksaan apakah yang harus dilakukan oleh perawat professional?

1
PEMERIKSAAN LEOPOLD
Pengertian
Palpasi Leopolod merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk
menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.

Tujuan Palpasi Leopold (Sulistyawati, 2009)


1) Menentukan ukuran besarnya rahim sesuai dengan usia kehamilan (Tinggi
fundus uteri)
2) Menentukan letak janin dalam rahim.
3) Memantau denyut jantung janin
4) Menentukan bagian terbawah janin
5) Mengidentifikasi

Cara Kerja
Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna)
0 1 2 No Langkah-langkah
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, memastikan identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Cuci tangan.
6 Persiapkan Alat dan bahan.
7 Persiapkan Lingkungan untuk menjaga kenyamanan dan
privasi klien.
LEOPOD I
8 Posisikan klien dalam posisi telentang dengan kaki
penderita dibengkokkan pada lutut dan lipatan paha.
9 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien (bagi yang kidal
lakukan sebaliknya) dan melihat kearah wajah penderita.
10 Rahim dibawa ketengah, lakukan pengukuran Tinggi
fundus uteri
11 Ambil Meteran kertas/pelvimeter.
12 Lakukan pengukuran mulai dari batas simpisis pubis
sampai dengan batas atas fundus
13 Analisa hasil.
 Usia Kehamilan, metode McDonald,
Dalam Minggu : TFU x 2/7
Dalam Bulan : TFU x 8/7
 Kemajuan pertumbuhan janin
 Indikator resiko tinggi
 Tinggi Fundus uteri yang stabil atau menurun
mengindikasikan retardasi pertumbuhan intra uteri,
peningkatan yang berlebih menunjukkan adanya
kehamilan kembar atau hidramnion.
14 Bentuk kepala janin akan teraba bulat, keras dan mudah
digerakkan (dapat diraba karena adanya ballottement).
15 Bentuk bokong teraba tidak beraturan dan lebih lunak.
2

2
( tentukan juga letak janin memanjang atau melintang)
LEOPOD II
16 Kedua tangan pindah kesamping, Gunakan salah satu
telapak tangan untuk mencari dan meraba kontur cembung
rata punggung janin dan bagian yang tidak rata, yang
menunjukan bagian-bagian kecil (kaki, tangan dan siku).
Gbr. a
Tindakan ini membantu menentukan presentasi janin.
LEOPOD III
17 Dengan tangan kanan menentukan bagian janin yang telah
memasuki pintu atas panggul sejati (kepala atau bokong).
Dengan hati-hati, pegang bagian bawah uterus diantara ibu
jari dan jari-jari dan tekan sedikit. Apabila kepala masuk
terlebih dahulu dan belum engaged tentukan sikap
kepala.Gbr. b
LEOPOD IV
18 Dilakukan kalau kepala masih tinggi (Usia kehamilan diatas
6 bulan).
Sekarang menghadap kearah kaki klien. Dengan
menggunakan kedua tangan, kenali bagian janin yang
menjadi bagian bawah dan kenali batas luar kepala janin
(Gbr. c) dengan telapak tangan dan ujung-ujung jari.
Apabila bagian terbawah telah turun jauh ke bawah, maka
yang teraba hanya sebagian kecil saja. Palpasi bagian
kepala yang menonjol akan membantu dalam menentukan
sikap kepala.
Apabila bagian kepala yang menonjol ditentukan pada sisi
yang sama dengan bagian terkecil, berarti kepala dalam
keadaan flexi dan presentasinya adalah verteks
Apabila bagian bagian kepala yang menonjol pada sisi
yang sama dengan punggung, maka kepala berada dalam
sikap extensi.
19 Rapikan klien dan cuci tangan.
20 Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
21 Ucapkan Hamdalah “Alhamdullilahirobil’alamin”

3
KOMPETENSI 2
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL 1

Case Study:
Seorang perempuan usia 28 tahun dengan usia kehamilan 40 minggu, G1P0
datang ke Rumah Sakit Bersalin diantar oleh Suaminya. Pasien menyatakan
perut sering kenceng-kenceng dan mulai tadi pagi ada darah keluar melalui
vagina. Seorang perawat professional akan mengidentifikasi ada tidaknya
pembukaan pada pasien tersebut. Maka pemeriksaan apakah yang harus
dilakukan oleh perawat professional?

Case Study:
Seorang perempuan usia 28 tahun dengan usia kehamilan 40 minggu, G1P0
datang ke RS diantar oleh suaminya. Pasien menyatakan perut kencang-kencang
sejak tadi malam, dan keluar darah pervagina. Saat ini pasien mengeluhkan Ibu
merasakan tekanan yang meningkat pada rectum dan vulva. Hasil pemeriksaan
ditemukan VT Ø 10 cm, effacement 100 %, ketuban (-), teraba bokong sakrum
kiri depan, hodge IV t idak teraba bagian kecil disamping bagian terendah janin,
HIS: Kontraksi 5x dalam 10 menit lama rata-rata >40 detik, DJJ 12-11-11=
136x/menit, intensitas kuat, teratur, puntum maksimum pada kuadran kanan
bawah, TD120/80 mmhg, N 84X/menit, S 36.5 C. Apa yang harus dilakukan oleh
perawat professional?

4
PEMERIKSAAN DALAM (VAGINA TOUCHER)
Pengertian
Vagina Toucher adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan jari ke
dalam liang sanggama dengan tujuan mengidentitikasi inpartu, menetapkan
ramalan perjalanan persalinan dan menetpkan awal persalinan.

Indikasi
1) Bila ketuban pecah sebelum waktunya
2) Untuk mengevaluasi pembukaan cervik uteri
3) Untuk menyelesaikan persalinan atau melakukan rujukan
4) Petunjuk partograf WHO setiap 4 jam

Kontra Indikasi
1) Pasien hamil dengan perdarahan pervagina
2) Adanya infeksi daerah genetalia

Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna)


0 1 2 No Langkah-langkah
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, Memperkenalkan diri, memastikan
identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Persiapkan Alat dan bahan.
6 Cuci tangan
7 Persiapkan Lingkungan untuk menjaga kenyamanan dan
privasi klien.
8 Persiapkan klien, Posisikan klien dalam posisi telentang
dan beri selimut.
9 Kemudian kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan
lipatan paha.
10 Gunakan sarung tangan steril sesuai tehnik aseptic.
11 Lakukan perineal hygiene
12 Anjurkan pada ibu untuk menarik nafas dalam dan rileks.
Masukkan Jari telunjuk ke vagina klien, kemudian diikuti
oleh jari tengah. Kaji :
 Dilatasi dan penipisan serviks.
 Bagian, posisi, presentasi janin.
 Keadaan selaput ketuban (utuh/tidak)
13 Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
14 Celupkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
kemudian lepaskan.
15 Ucapkan Hamdalah “Alhamdullilahirobil’alamin”
16 Cuci tangan
17 Dokumentasikan hasil pemeriksaan

5
PARTUS NORMAL
Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada
persalinan normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi
(Depkes, 2004).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang


terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2000).

Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan


memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
berbagai upaya terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal


harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat
intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.

Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan asuhan persalinan normal


harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua ibu bersalin di
setiap tahapan persalinan oleh setiap penolong persalinan dimana pun hal
tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran bayi dapat terjadi di rumah,
puskesmas ataupun rumah sakit. Penolong persalinan mungkin saja
seorang bidan, perawat, dokter umum atau spesialis obstetri. Jenis asuhan
yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan kondisi dan tempat
persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru
lahir (APN, 2007).

Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna )


0 1 2 N Langkah-langkah
o
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, Memperkenalkan diri, memastikan
identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Persiapkan Alat dan bahan.
6 Cuci tangan

6
7 Persiapkan Lingkungan untuk menjaga kenyamanan dan
privasi klien.
8 Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II
Yang dilakukan adalah: tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda :
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
e) Menyiapkan Pertolongan Persalinan.
9 Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk
resusitasi → tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat,
3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas
tubuh bayi.
a) Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi.
b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
10 Pakai celemek plastik yang bersih.
11 Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang
dipakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan
handuk pribadi yang kering dan bersih.
12 Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk pemeriksaan dalam.
13  Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik
(gunakan tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi
tinggkat tinggi atau steril.
 Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin
Bayi.
14 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan
kapas atau kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat
tinggi.
a) Jika Introitus vagina, perineum, atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan kasa dari arah
depan ke belakang.
b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia.
c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % →
langkah 9.
15  Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
7

7
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
16 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan korin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya selama 10 menit.
Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
17 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses
pimpinan meneran.
18 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman
sesuai keinginannya.
19  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran. (pada saat adanya his, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa
nyaman)
20 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
21 Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
22 Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
23 Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
24 Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
25 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi: Lahirnya kepala.
26 Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
tadi, letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala,
menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan saat
kepala lahir.
27 Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika terjadi lilitan tali pusat.
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
didua tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.
28 Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi
luar secara spontan.Lahirnya Bahu

8
29 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke
dua tangan di masing-masing sisi muka bayi.
Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya, dengan lembut menariknya kearah bawah dan
kearah luar sehingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas
dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior. Lahirnya
badan dan tungkai
30 Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan
mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah
perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir
ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan tangan
bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat
dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi
keduanya lahir.
31 Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang
ada di atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangga saat punggung dan kaki lahir memegang
kedua mata kaki bayi dan dengan hati – hati membantu
kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
32 Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi
diatas perut ibu di posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan
bayi di tempat yang memungkinkan).
33 Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
34 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (hamil tunggal).
35 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
36 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin
10 unit IM (Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
37 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada
tali pusat mulai dari klem dari arah bayi dan memasang
klem ke dua 2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
38 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali
pusat diantara dua klem tersebut.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
9

9
dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c) Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah
disediakan.
39 Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu.
40 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III. (Oksitosin)
41 Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari
vulva.
42 Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu,
tepat diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus, memegang tali pusat dan klem dengan tangan
yang lain.
43 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang – atas ( dorso – kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur
diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami
atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting
susu.
Mengeluarkan Plasenta
44 Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas, mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan
tekanan dorso-kranial)
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh.
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual.
45  Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta
10

10
dengan menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT
atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
 Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
46  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakukan Masase uterus, meletakan telapak tangan di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(Fundus menjadi keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase.
Menilai Perdarahan
47 Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Masukan plesenta kedalam kantung plastik atau tempat
khusus.
48  Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan
aktif.
 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif
segera lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
49 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.

50 Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada


ibu paling sedikit 1 jam.
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
b) Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.
51 Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
beri antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM
di paha kiri anterolateral.
52 Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakan bayi
didalam jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan. Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi
belum berhasil menyusu 1 jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu.

11

11
Evaluasi
53 Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia
uteri.
54 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
55 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
56 Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama paska persalinan
dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan.
a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama 2 jam pertama paska persalinan
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal.
57  Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk
pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60
kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C).
 Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit.
 Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Kembalikan bayi kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti
ibu dan bayi dengan satu selimut.
Kebersihan Dan keamanan
58  Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi
 ( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi.
59 Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
60 Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu untuk memakai pakaian yang bersih dan kering.
61 Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan
ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu
minuman dan makanan yang diinginkan.
62 Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
63 Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5% membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
64 Ucapkan Hamdalah “Alhamdullilahirobil’alamin”
65 Sampaikan pemeriksaan sudah selesai

12

12
66 Lepaskan sarung tangan
67 Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang
mengalir.
Pendokumentasian
68 Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa
tanda vital dan asuhan kala IV). (APN 2008)

13

13
KOMPETENSI 4
ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM

14

14
PEMERIKSAAN UMUM NIFAS
PENGERTIAN
Pemeriksaan Fisik ibu post partum adalah Pemeriksaan yang dilakukan
secara head to toe atau persistem pada ibu setelah melahirkan yang
dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan.

TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Involusi Uteri.
2. Untuk Mendeteksi dini adanya perdarahan Hemorragic post partum.
3. Untuk Menentukan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk
membantu proses penyembuhan pasca melahirkan.

PERSIAPAN
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Persiapan Klien

Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna )


0 1 2 No Langkah-langkah
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, memastikan identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Cuci tangan.
6 Persiapkan Alat dan bahan.
7 Persiapkan Lingkungan untuk menjaga kenyamanan dan
privasi klien.
8 Persiapkan klien, Posisikan klien dalam posisi telentang
dan beri selimut.
9 Anjurkan klien untuk BAK sebelum melakukan tindakan
Pemeriksaan umum:
 Kesadaran
 Tanda-tanda vital
 Keadaan umum
10 Pemeriksaan payudara:
 Bentuk payudara
 Puting susunya
 Stimulasi produksi asi
11 Pemeriksaan Abdomen :
 Fundus uteri: Kontraksi, posisi dan tinggi
 Stimulasi kontraksi
 Kandung kemih
 Diastasis rektum abdominis
12 Pemeriksaan perinium:
 Kebersihan
 Reeda
 Lochea

15

15
13 Pemeriksaan Ekstrimitas bawah:
 Edema
 Tanda Homan
 Varises
14 Evaluasi perasaan klien
15 Mengucapkan “Alhamdullillah”
16 Cuci Tangan
17 Laporkan dan Dokumentasikan hasil pemeriksaan

16

16
PERAWATAN PAYUDARA
Case Study:
Seorang perempuan usia 24 tahun melahirkan bayinya 2 hari yang lalu
melalui operasi section caesarea. Saat ini pasien tersebut menyampaikan
bahwa payudaranya terasa penuh. Akan tetapi, air susu belum keluar. Hasil
inspeksi menunjukkan bahwa putting dan areola tampak hitam dan kotor.
Tampak ada bendungan asi dan yang lebih penting ibu menyatakan ingin
menyusui. Oleh karena itu, tindakan apa yang harus dilakukan perawat
professional untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien tersebut?

Tujuan:
1) Memelihara kebersihan payudara.
2) Melancarkan keluarnya ASI.
3) Mencegah bendungan pada payudara/ mencegah payudara bengkak

Waktu Pelaksanaan:
Perawatan Payudara dilakukan pada hari ke-2 setelah melahirkan minimal 2
kali dalam sehari.

Sukses menyusui:
1) Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur
2) Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
3) Memperhatikan kebersihan sehari-hari
4) Memakai bra yang bersih dan bentuknya menyokong payudara
5) Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang
6) Menghindari rokok dan minuman yang beralkohol

Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna)


0 1 2 No Langkah-langkah
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, memastikan identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Cuci tangan.
6 Persiapkan Alat dan bahan:
1) Waslap 2 buah
2) Handuk kecil
3) Baby oil
4) 2 buah baskom yang berisi air hangat dan air dingin
5) Kapas
7 Persiapkan Lingkungan untuk menjaga kenyamanan dan

17

17
privasi klien.
8 Persiapkan klien dalam posisi duduk, kemudian buka
bagian payudaranya.
9 Tuangkan Minyak sayur yang bersih/ baby oil secukupnya
dalam kapas.
10 Tempelkan kapas diputing kanan/kiri ibu ±2-3 menit
kemudian tekan dan putar kapas. Bersihkan putting
menggunakan kapas.
Lakukan hal yang sama pada putting susu yang
sebelahnya.
11 Tuangkan Minyak sayur yang bersih/baby oil secukupnya
di tangan.
12 Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan
tangan kanan, kedua atau ketiga jari dari tangan yang
berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan
dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu,
setiap bagian payudara minimal dua kali gerakan.
13 Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua
payudara.
Urutlah payudara dari tengah ke atas sambil mengangkat
kedua payudara dan lepaskan, lakukan gerakkan ini + 30
kali.
14 Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan
lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
tepi ke arah putting susu. Lakukan gerakan ini ± 30 kali
gerakan.
15 Kompres payudara dengan washlap hangat selama dua
menit, kemudian ganti dengan kompres dingin selama satu
menit.
Kompres bergantian selama tiga kali berturut-turut lalu
akhiri dengan kompres air hangat.
16 Bantu klien merapikan pakaian dan informasikan hasil
pemeriksaan.
17 Ucapkan Hamdalah “Alhamdullilahirobil’alamin”
18 Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
19 Cuci tangan.

18

18
TEHNIK MENYUSUI
Case Study:
Seorang ibu usia 27 tahun G1P1, telah melahirkan anaknya 12 jam yang lalu.
Saat ini ibu menyatakan ingin menyusui anaknya secara ekslusif sapai anaknya
usia 6 bulan akan tetapi ibu tersebut belum yakin bagaimanakah tehnik menyusui
yang tepat. Sebagai perawat professional maka tindakan apa yang akan
diajarkan kepada pasien tersebut?

Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna)


0 1 2 No Langkah-langkah
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, memastikan identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Cuci tangan.
6 Persiapkan Alat dan bahan.
7 Persiapkan Lingkungan untuk menjaga kenyamanan dan
privasi.
8 mendekatkan bayi ke payudara, pastikan perut bayi pada
posisi menempel pada perut ibu,
9 posisikan bayi setinggi puting,
10 Keluarkan beberapa tetes air susu ibu dengan tangan
untuk melembabkan puting susu.
11 Topang payudara ibu dengan telapak tangan dan jari-jari di
bagian bawah sedangkan ibu jari di bagian atas.
12 Gunakan puting susu yang sudah dilembabkan tersebut
untuk mengoda bayi (usap-usapkan bibir bayi dengan
puting) untuk membuka mulutnya lebar-lebar.
13 Saat mulutnya terbuka, segera arahkan puting susu ibu ke
bagian tengah mulutnya, dan tarik bayi untuk mendekat
hingga ujung atas hidungnya menyentuh payudara ibu.
14 Untuk melepaskan isapan bayi dari payudara, sisipkan jari
ibu melalui sudut bibirnya dan jepitkan di antara gusinya.
15 Susui bayi selama 15-20 menit setiap 2 jam
16 Setelah selesai menyusui bersihkan putting susu dan
areola dengan menggunakan kapas yang sudah direndam
dengan air masak
17 Selanjutnya bersihkan area sekitar mulut bayi dan lakukan
tehnik menyendawakan bayi dengan cara menepuk-nepuk
punggung bagian atas janin secara perlahan sampai bayi
sendawa.
18 Ucapkan “Alhamdullilahirobilalamin”
19 Cuci tangan

19

19
KOMPETENSI 5
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

20

20
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Pengertian:
Asuhan Yang Diberikan Pada Tersebut Selama Jam Pertama Setelah
Kelahiran

Tujuan: Menilai Kondisi Bayi Baru Lahir Dan Membantu Terlaksananya


Pernafasan Sponton Serta Mencengah Hypotermi.

Note: 0 (tidak dilakukan); 1 (dilakukan tidak sempurna); 2 (dilakukan dengan sempurna )


0 1 2 No Langkah-langkah
1 Mengucapkan Basmalah “Bismillah”
2 Mengucapkan Salam, memastikan identitas pasien
3 Menjelaskan Tujuan & Procedure
4 Melakukan Inform Concent
5 Cuci tangan.
6 Persiapkan Alat dan bahan:
 Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang
bersih, kain bersih dan kering untuk bayi
 Menyiapkan obat tetes mata / salep mata
7 Persiapkan Lingkungan yang aman dan kenyamanan
(ruangan yang hangat dan bersih)
8 Segera setelah bayi lahir
Menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak menangis,
cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika tetap tidak
menangis segera lakukan tindakan sesuai standar :
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
9 Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih, dan
hangat. Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,
berikan bayi kepada ibunya untuk didekap di dadanya
serta diberi ASI karena akan membantu pelepasan
placenta
10 Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk
mencegah bayi kehilangan panas tubuh )
11 Memotong dan mengikat tali pusat
12 Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan
tadak ada perdarahan
13 Menutup tali pusat dengan kasa kering
14 Melengkapi surat keterngan lahir bayi
15 Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi
dengan AS
16 Melakukan pemeriksaan fisik bayi
17 Mengukur BB / PB
18 Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer
yang diletakkan di ketiak atau lipat paha
19 Mengenakan pakaian bayi dan menyelimuti bayi

21

21
20 Memberikan salep mata
21 Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah
lahir paling lambat 2 jam pertama
22 Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian
hangat dan tutup kepala
23 Membantu ibu untuk menyusui bayi
24 Memperhatikan pengeluaran urine dan mekonium
25 Mencuci tangan
26 Mengucapkan “Alhamdullilahirobilalamin”
27 Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu
dan bayi serta lakukan kolaborasi bila ada kelainan

22

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai