Anda di halaman 1dari 133

Gita Marini.,S.Kep.Ns.,M.

kes
Aries Candra Anindita.,S.Kep.Ns.,M.Kes

MODUL PRAKTIKUM
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

MODUL PRAKTIKUM i
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
MODUL PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1 ( IDK 1)
Penulis : Gita Marini.,S.Kep.Ns.,M.kes
Aries Candra Anindita.,S.Kep.Ns.,M.Kes
Editor : A. Azis Alimul Hidayat
Tata Letak : Nurhidayatullah.r
Design cover : Syarifuddin
Hak Cipta Penerbit UMSurabaya Publishing
Jl Sutorejo No 59 Surabaya 60113
Telp : (031) 3811966, 3811967
Faks : (031) 3813096
Website : http://www.p3i.um-surabaya.ac.id
Email : p3iumsurabaya@gmail.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,
merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.

UNDANG- UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak/atau tanpa ijin pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta yang meliputi Penerjemah
dan Pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00
( lima ratus juta rupiah)
2. Setiap Orang yang dengan tanap hak dan/atau tanpa ijin Pencipta atau pemgang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi Penerbitan,
Penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Pengunaan
Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua diatas
yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah)

Surabaya: UMSurabaya Publishing, 2021

Ukuran Buku : 15 X 21 cm , x. 12 mm + 123 halaman


ISBN : 978-623-7259-77-0

MODUL PRAKTIKUM
ii ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : ……../KEP/III.3.AU/F/FIK/2018

Tentang

PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM IDK 1


PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMSURABAYA

Bismillahirrohmanirrohim

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Surabaya, setelah :

Menimbang : a. Bahwa guna atmosfir akademik serta


peningkatan Kompetensi Akademik di
lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan maka
diperlukan adanya Panduan Modul Panduan
Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Bahwa guna ketertiban dan kelancaran
pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang di
maksud pada butir a, perlu di tetapkan
Panduan Modul Praktikum Ilmu Dasar
Keperawatan 1 (IDK 1)
Mengingat : 1. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
2. UU RI Nomor 12 tahun 2012.
3. Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun
1999 tentang pendidikan Tinggi
4. Pedoman PP Muhammadiyah No.
02/PED/I.0/B/2012 tentang Perguruan
Tinggi Muhammadiyah.
5. Ketentuan Majlis Dikti PP Muhammadiyah
Nomor 178/KET/1.3/D/2012.
6. Statuta Universitas Muhammadiyah
Surabaya.

ii

MODUL PRAKTIKUM iii


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Berlakunya Pedoman Modul Praktikum Ilmu


Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) pada Program
Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan sebagaimana tersebut dalam
lampiran keputusan ini.

Kedua : Pedoman Modul Praktikum Ilmu Dasar


Keperawatan 1 (IDK 1) tersebut pada diktum
pertama keputusan ini sejak pada tanggal
ditetapkan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan ini.

Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat


kekeliruan dalam keputusan ini akan
dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
Tanggal : Desember 2018
Dekan,

Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep

Tembusan :
1. Rektor UMSurabaya
2. Dosen Pembimbing FIK UMSurabaya

iii

MODUL PRAKTIKUM
iv ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
VISI MISI PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA

Visi Program Studi


Menjadi program studi ners yang mengedepankan
nilai moralitas, intelektualitas dan berjiwa enterpreuner
dengan unggulan keperawatan kritis pada skala
nasional tahun 2023.
Misi Program Studi
Misi dari Program Studi Ners FIK UMSurabaya adalah
:
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan
dengan keunggulan di bidang keperawatan
kritis dan memiliki Jiwa entrepreneur.
2. Mengembangkan inovasi dan penerapan
teknologi melalui penelitian-penelitian dan
pengabdian masyarakat dengan unggulan
keperawatan kritis.
3. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki
penguatan moralitas keagamaan berdasarkan
nilai-nilai ke-Islaman.

iv

MODUL PRAKTIKUM v
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Tujuan Program Studi
Tujuan dari Program Studi Ners adalah sebagai
berikut:
1. Menghasilkan lulusan dengan keunggulan di
bidang keperawatan kritis.
2. Menghasilkan lulusan Program Studi Ners dan
civitas akademika yang memiliki jiwa
enterpreuner.
3. Menghasilkan penelitian keperawatan dan
pengabdian kepada masyarakat dengan
unggulan keperawatan kritis.
4. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki
penguatan moralitas keagamaan berdasarkan
nilai-nilai ke-Islaman.

MODUL PRAKTIKUM
vi ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah


SWT, akhirnya Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK
1) ini selesai dibuat. Modul ini diterbitkan dengan
tujuan untuk mempermudah mahasiswa S1
keperawatan dalam melaksanakan praktikum. Dalam
penyusunan Modul Praktikum Ilmu Dasar
Keperawatan 1 (IDK 1) masih banyak kekurangan.
Untuk itu, kami memerlukan kritik dan saran dari
pembaca agar kami bisa memperbaiki di waktu
mendatang.

Semoga modul ini dapat bermanfaat dan memberikan


andil bagi pengembangan pendidikan S1 keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya, sekaligus
pengembangan IPTEK bagi mahasiswa.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, Nopember 2018

Penyusun

vi

MODUL PRAKTIKUM vii


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
IDENTITAS MAHASISWA

NAMA :…………………….

NIM :…………………….

NO. TLP : ……………………

EMAIL : ……………………

ALAMAT:..……………………

…………………….

……………………………….
vii

MODUL PRAKTIKUM
viii ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
DAFTAR ISI

Surat Keputusan ................................................................... ii


Visi Misi Prodi S1 Keperawatan .......................................... iv
Kata Pengantar .................................................................... vi
Identitas Mahasiswa ........................................................... vii
Daftar Isi............................................................................ viii
Tata Tertib Praktikum .......................................................... ix
Area Kompetensi .................................................................. x
Praktikum 1 Dasar-Dasar Anatomi .....................................1
Praktikum 2 Anatomi Sistem Pernapasan .........................9
Praktikum 3 Anatomi Sistem Kardiovaskuler ...................23
Praktikum 4 Fungsi Faal Paru ..........................................27
Praktikum 5 Tes Kesanggupan Badan.............................30
Praktikum 6 Pemeriksaan Denyut Nadi Dan Pengukuran
Tekanan Darah ...................................................................34
Praktikum 7 Anatomi Sistem Integumen ..........................42
Praktikum 8 Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal ...50
Praktikum 9 Sistem Endokrin ..........................................63
Praktikum 10 Sistem Gastroentestinal .............................76
Praktikum 11 Sistem Urogenetal......................................85
Praktikum 12 Sistem Sensori : Mata, Telinga, Hidung,
Lidah ................................................................................ 101

viii

MODUL PRAKTIKUM ix
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Apabila mahasiswa akan melakukan praktik
dimohon untuk konfirmasi kepada pembimbing
yang bersangkutan tentang waktu pelaksanaan.
2. Sebelum melakukan praktik Ilmu Dasar
Keperawatan mahasiswa wajib mempelajari
tujuan dilaksanakan praktik
3. Mahasiswa wajib melakukan ketrampilan
keperawatan secara mandiri dengan
didampingi oleh pembimbing pendidikan
4. Apabila mahasiwa tidak melakukan ketrampilan
secara mandiri maka mahasiswa tidak
diperbolehkan mengikuti ujian praktik.
5. Setiap akan melakukan praktik mahasiswa
mempersiapkan alat
6. Setelah selesai melakukan praktik mahasiswa
wajib membersihkan dan meletakkan alat yang
telah digunakan ke tempatnya
7. Mahasiswa wajib melaporkan buku evaluasi
kepada koordinator mata ajaran pada akhir
praktik
8. Setiap melakukan praktikum mahasiswa
diwajibkan memakai jas laboratorium.

ix

MODUL PRAKTIKUM
x ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
AREA KOMPETENSI

STANDART KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menunjukkan organ-organ
anatomi dan memahami fisiologi anatomi melalui
praktikum Faal Menunjukkan organ-organ anatomi
pada sistem cardiorespirasi, integumen
muskuloskeletal, nervousae centrale, endokrin,
digestivus, reproduksi urogenital, persepsi sonsori,
KOMPETENSI DASAR:
1. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem
cardiorespirasi,
2. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem
integumen muskuloskeletal, nervousae centrale,
endokrin,
3. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem
digestivus,
4. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem
reproduksi urogenital,
5. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem
persepsi sonsori,
6. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi melakukan
tes fungsi faal paru, tes kesanggupan badan dan .
7. Mahasiswa mampumelakukan Survey Diit.

MODUL PRAKTIKUM xi
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
DASAR-DASAR ANATOMI
Praktikum 1

Definisi Anatomi: Cabang ilmu pengetahuan yg


mempelajari struktur tubuh manusia
HUMAN ANATOMY
Asal kata:
Yunani (Greek): Anatome, ana = ke arah atas dan tome =
memotong
Romawi (Latin): Dissection, dis= hancur, dansecare=
memotong
Dissection (Latin) = Anatome (Greek)
ANATOMI = mempelajari struktur tubuh manusia
FISIOLOGI = mempelajari fungsi suatu struktur
ANATOMI FISIOLOGI
Objek pembelajaran anatomi: CADAVER
MOTTO: MORTUI VIVOS DOCENT
Manusia hidup: Pemeriksaan fisik dng stethoscope
 Anatomi superficial (invivo)
 Radiological anatomy
 Bedside
 Operating table
Anatomi: Makroskopik anatomi (Gross anatomy) dan
Mikroskopik anatomi (Histology)
ISTILAH POSISI dan ARAH
POSISI ANATOMIS (Anatomical position)
Definisi: Posisi tubuh berdiri tegak dng kepala, mata dan
jari-jari kaki menghadap ke depan dengan lengan atas di
samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan.

MODUL PRAKTIKUM 1
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Posisi bipedal
(1). Bidang: - Bidang median
- Bidang sagittal/parasagittal
- Bidang horizontal/transversal
- Bidang frontal/coronal
Posisi Anatomi
 Manusia berdiri tegak, pandangan lurus ke depan,
kedua tangan di samping badan dengan telapak
tangan menghadap ke depan, dan kedua kaki
sejajar ke arah muka belakang.
 Bidang median
 bidang datar yang melalui tengah-tengah tubuh kita
sedimikian rupa sehingga menjadi 2 bagian yang
simetris, yaitu bagian sebelah kiri (sinester) dan
bagian sebelah kanan (dexter)
 Bidang frontal / coronal
 bidang yang tegak lurus pada bidang median
melalui sumbu tubuh kita, dan membagi tubuh kita
menjadi atas bagian sebelah depan (anterior) dan
bagian sebelah belaka
 Bidang tranversal (horisontal)
 bidang yang tegak lurus pada bidang median dan
juga tegak lurus dengan bidang frontal. Bidang ini
membagi tubuh kita menjadi bagian sebelah atas
(superior) dan bagian sebelah bawah (inferior)
 Bidang sagital
 bidang yang sejajar dengan bidang median.

MODUL PRAKTIKUM
2 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 1.1 Posisi Anatomi

MODUL PRAKTIKUM 3
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 1.2 Posisi Anatomi dan Posisi Bidang

MODUL PRAKTIKUM
4 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 1.3 Bidang Anatomi

MODUL PRAKTIKUM 5
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
(2).

Bidang 1.4 Bidang Anatomi

MODUL PRAKTIKUM
6 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 1.5

Arah: - medial x lateral;


- superior x inferior
- radial x ulnar;
- cranial x caudal
- tibial x fibular;
- proximal x distal
- preaxial x postaxial;
- internal x external
- anterior x posterior;
- volar (manus) x dorsum (manus)
- ventral x dorsal;
- rostrad x caudad
- superficial x profunda;
- plantar (pedis) x dorsum (pedis)

MODUL PRAKTIKUM 7
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
ISTILAH-ISTILAH:
 Lubang: Foramen, hiatus, meatus, orificium, ostium,
aditus apertura, porus
 Celah: Fissura, spatium
 Rongga: Cavitas, cavum, cellulae
 Tonjolan: Tuber, tuberculum, condylus, epicondylus,
caput, capitulum, processus, spina, crista
 Saluran: Sulcus (terbuka), canalis (tertutup), dst.

Pembagian Regio:
1. Regio Cranialis (Kepala)
2. Regio Trunkus (Badan)
3. Regio Ekstremitas Superior (tangan)
4. Regio Ekstremitas Inferior (kaki)

MODUL PRAKTIKUM
8 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
ANATOMI SISTEM PERNAPASAN
Praktikum 2

Case Study:
Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan
anatomi dan fisiologi system respirasi

Questions:
1. Jelaskan apa yang dimakasud system respirasi!
2. Sebutkan klasifikasi system respirasi!
3. Jelaskan anatomi fisiologi system respirasi!
4. Jelaskan kelainan – kelainan pada system respirasi!

TINJAUAN TEORI
SISTEM RESPIRASI

Respirasi atau pernapasan adalah gas antara


makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Sistem
pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup
oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida
dan uap air. Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari
rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal tenggorokan),
trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang
tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
Fungsi primer dari sistem pernafasan adalah
menghantarkan udara masuk dan keluar dari paru
sehingga oksigen dapat dipertukarkan dengan
karbondiaoksida. Sistem pernafasan atas meliputi hidung,
rongga hidung, sinus-sinus, dan faring. Sistem pernafasan
bawah meliputi trakhea, bronkus-bronkus, dan paru

MODUL PRAKTIKUM 9
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
ANATOMI

Gambar 2.1 Anatomi system respirasi

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas


antara makhluk hidup (organisme) dengan
lingkungannya. Sistem pernapasan dapat diartikan
sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Alat-alat
Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung,
faring (tekak), laring (pangkal tenggorokan), trakea
(batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan),
dan pulmo (paru-paru).

HIDUNG
Hidung berbentuk piramid yang tersusun dari tulang,
kartilago hialin dan jaringan fibroaerolar. Hidung dibagi
menjadi dua ruang oleh septum nasal. Struktur hidung
pada bagian eksternal terdapat folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea yang merentang sampai
vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit pada
bagian ini mengandung vibrissae yang berfungsi
10

MODUL PRAKTIKUM
10 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
menyaring partikel dari udara terhisap. Sedangkan
pada rongga nasal yang lebih dalam terdiri dari epitel
bersilia dan sel goblet. Udara yang masuk ke dalam
hidung akan mengalami penyaringan partikel dan
penghangatan dan pelembaban udara terlebih dahulu
sebelum memasuki saluran napas yang lebih dalam.

Gambar 2.2 Anatomi Hidung

FARING
Faring adalah organ yang berbentuk seperti tabung
corong yang terletak di belakang rongga hidung dan
mulut.Faring adalah tabung muskular yang terdiri dari
nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Pada
nasofaring terdapat tuba eustachius yang
menghubungkannya dengan telinga tengah. Faring
merupakan saluran bersama untuk udara dan
makanan. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara
dan makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai
ruang getar untuk menghasilkan suara. Oksigen lalu
melewati laring

11

MODUL PRAKTIKUM 11
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
LARING
Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak
triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago, tiga
berpasangan dan tiga lainnya tidak berpasangan. Tiga
kartilago yang tidak berpasangan adalah kartilago
tiroid yang terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid,
kartilago krikoid yang merupakan cincin anterior yang
lebih dalam dan lebih tebal, epiglotis yang merupakan
katup kartilago yang melekat pada tepi anterior
kartilago tiroid. Epiglotis menutup pada saat menelan
untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke
saluran pernapasan bawah Epiglotis juga merupakan
batas antara saluran napas atas dan bawah.

TRAKEA

Gambar 2.3 Anatomi Trachea

Trakea berjalan dari bagian bawah tulang rawan


krikoid laring dan berakhir setinggi vertebra thorakal 4
atau 5. Trakea kemudian bercabang menjadi bronkus
principallis dextra dan sinistra di tempat yang disebut
carina.

12

MODUL PRAKTIKUM
12 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
BRONCHUS

Gambar 2.4 Gambar Bronkus

Bronkus merupakan struktur dalam mediastinum,


yang merupakan percabangan dari trakea. Bronkus
kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan
trakea. Setiap bronkus primer bercabang membentuk
bronkus sekunder dan tersier dengan diameter yang
semakin mengecil dan menyempit, batang atau
lempeng kartilago mengganti cincin kartilago. Bronkus
kanan kemudian akan bercabang menjadi lobus
superior, lobus medius dan lobus inferior. Bronkus kiri
terdiri dari lobus superior dan inferior (Ethel Sloane,
2003).

BRONKIOLUS
Bronkiolus merupakan jalan napas intralobular dengan
diameter 5 mm, tidak memiliki tulang rawan maupun
kelenjar di dalam mukosanya (Luiz Carlos Junqueira,
2007). Bronkhiolus berakhir pada saccus alveolaris.

13

MODUL PRAKTIKUM 13
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Awal proses pertukaran gas terjadi di bronkhiolus
respiratorius.

ALVEOLUS
Alveolus adalah kantung udara berukuran sangat kecil
dan merupakan akhir dari bronkiolus respiratorius
sehingga memungkinkan pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Alveolus terdiri dari membran alveolar
dan ruang intesrstisial.

Gambar 2.5 Anatomi Alveolus

PARU – PARU
Paru-paru terletak di dalam rongga dada
bagian atas. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian,
yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru
kanan terdiri dari tiga lobus yaitu lobus atas, tengah,
dan bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri dari dua
lobus yaitu atas dan bawah. Paru-paru dibungkus oleh
selaput paru-paru tipis yang disebut pleura.
14

MODUL PRAKTIKUM
14 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Pleura parietal menutupi permukaan dalam
dinding thoraks dan meluas hingga diafragma dan
mediastinum. Pleura viseralis menutupi permukaan
luar paru dan meluas hingga fisura antara lobus.
Membran pleura mensekresi cairan pleura dalam
jumlah sedikit, yang menciptakan kelembaban dan
mantel licin untuk lubrikasi saat bernafas.

Gambar 2.6 Paru-Paru

Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus


bercabang-cabang membentuk bronkiolus.
Bronkiolus ini bercabang-cabang menjadi pembuluh
halus yang berakhir pada gelembung paru-paru yang
disebut alveolus. Pada alveolus terjadi difusi atau
pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dan karbon
dioksida.
Sistem pernafasan terletak di rongga dada bagian
atas disebut thoraks. Thoraks dilindungi oleh beberapa

15

MODUL PRAKTIKUM 15
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
tulang yaitu costae (tulang iga) dan sternum (tulang dada)
yang kuat. Costae atau tulang iga seluruhnya berjumlah 12
pasang atau 24 buah tulang. Tulang costae terdiri dari:

1. Tulang costae sejati sebanyak 7 pasang


Disebut tulang costae sejati karena ujung tulang-
tulangnya menempel sempurna pada tulang dada
(sternum) dan bagian pangkalnya menempel pada
tulang-tulang vertebra (tulang belakang).

2. Tulang costae tidak sejati sebanyak 3 pasang


Tulang-tulang ini ujungnya tidak menempel pada
tulang dada, namun menempel pada tulang costae di
atasnya dan bagian pangkalnya menempel pada
tulang-tulang vertebra (tulang belakang).

3. Tulang costae melayang sebanyak 2 pasang


Disebut melayang karena ujung tulangnya tidak
menempel pada apapun atau melayang, hanya bagian
pangkalnya saja yang menempel pada tulang vertebra
(tulang belakang).

Area kosong yang berada di antara costae disebut


dengan ruang intercostae. Ruang ini berisi otot,
pembuluh darah serta susunan saraf. Pada bagian
ujung costae, khususnya tulang costae sejati dan tidak
sejati, tersusun atas tulang rawan atau kartilago.
Susunan kartilago ini dimaksudkan agar dada dapat
mengembang saat paru-paru mengembang untuk
mengambil oksigen.

16

MODUL PRAKTIKUM
16 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Bagian tengah dari tulang costae adalah tulang
dada. Tulang dada atau sternum ujungnya berbatasan
dengan sepasang klavikula. Tulang dada atau sternum
bentuknya mirip dengan pedang yang ujungnya
mengarah ke bawah. Sternum hanya terdiri dari satu
tulang, namun dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Manubrium: Merupakan bagian paling atas dari sternum,


bentuknya segi enam dengan bagian tengah yang agak
membesar.
b. Badan sternum: Bagian tengah dari tulang dada,
c. Processus xiphodeus: Merupakan bagian sternum yang
paling bawah, bentuknya lancip dan kecil. Bagian ini
digunakan sebagai lokasi tindakan kompresi dada pada
resusitasi kardiopulmonar atau yang lebih dikenal
dengan CPR (Cardiopulmonary resuscitation).
Rangkaian costae dan sternum membentuk suatu rongga
dada yang kuat bagai perisai untuk melindungi organ
yang berada di dalamnya yaitu jantung dan paru paru

Gambar 2.7 Rongga Dada

17

MODUL PRAKTIKUM 17
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
FISIOLOGI PERNAPASAN

Fungsi utama paru adalah menyelenggarakan pengambilan


oksigen oleh darah dan pembuangan karbondioksida.
Terdapat 4 tahap respirasi, yaitu (Lauralee Sherwood,
2001):
a. Ventilasi
Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara
atmosfer dan alveoli. Proses ini berlangsung di sistem
pernapasan.
b. Respirasi eksternal.
Respirasi eksternal mengacu pada keseluruhan
rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh. Proses ini terjadi di sistem pernapasan.
c. Transpor gas
Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan
karbondioksida dalam darah dan jaringan tubuh. Proses
ini terjadi di sistem sirkulasi.
d. Respirasi internal
Respirasi internal adalah pertukaran gas pada
metabolisme energi yang terjadi dalam sel. Proses ini
berlangsung di jaringan tubuh.
Mekanisme pernafasan dimulai dari oksigen masuk
melalui rongga hidung. Di dalam rongga hidung terjadi
penyaringan udara dari debu-debu yang masuk
bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga
hidung juga mengalami proses penghangatan dan
kelembapan udara agar sesuai dengan suhu tubuh.
Pada inhalasi / inspirasi, terjadi kontraksi diafragma ke
18

MODUL PRAKTIKUM
18 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
arah bawah meningkatkan volume rongga thoraks,
menyebabkan udara masuk ke dalam paru dengan
cepat. Otot interkostalis eksterna membantu proses
inspirasi dengan cara menggerakkan tulang iga ke atas.
Selama ekspirasi, diafragma mengalami relaksasi
bergerak menuju/melawan paru, mengurangi volume
rongga thoraks, dan hal ini memaksa udara keluar dari
paru. Secara bersamaan, interkostalis menurunkan
tulang iga, membantu ekspirasi. Hal ini menyebabkan
tekanan pada rongga thoraks menurun dan
mengakibatkan adanya perbedaan tekanan udara di
dalam dan di luar tubuh dengan tekanan udara di dalam
tubuh lebih rendah sehingga udara masuk ke dalam
paru dan paru mengembang. Pada kondisi ini volume
rongga dada akan berkurang dan terjadi peningkatan
tekanan di dalam paru sehingga mendorong udara
keluar dari dalam paru ke atmosfer.

Gambar 2.8 Fisiologi Pernafasan


19

MODUL PRAKTIKUM 19
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Referensi:

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.


Jakarta: EGC.
Junqueira, Luiz Carlos. 2007. Histologi dasar: teks dan
atlas. ed. 10. Jakarta: EGC.
Alsagaff, Hood& Mukty. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit
Paru. Surabaya: Airlangga University Press.
Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology: From
Cells to Systems.

20

MODUL PRAKTIKUM
20 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA:

Carilah pasangan teman saudara kemudian lakukan


Pemeriksaan anatomi system respirasi dan jelaskan
fisiologinya!

Nama
Observer

Hasil
Observasi

21

MODUL PRAKTIKUM 21
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Surabaya,

Observer

( …………….)
22

MODUL PRAKTIKUM
22 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
ANATOMI SISTEM
Praktikum 3 KARDIOVASKULER

Case Study

Seorang pasien masuk rumah sakit dengan keluhan


Sesak, dada kiri terasa nyeri sejak malam hari, hilang bila
dibuat istirahat, didapatkan data : RR 26 x/m, N 115x/m,
Tensi 150/100 mmHg, odema pada ekstremitas bawah,
UrinSe 250 dalam 12 jam. EKG terdapat iskemia di
anterior.

Questions :
1. Jelaskan apa yang dimakasud system kardiovaskuler i!
2. Jelaskan anatomi fisiologi system kardiovaskuler !
3. Jelaskan kelainan – kelainan pada system kardiovaskuler !

ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang


terletak di pusat dada. Bagian kanan jantung memiliki ruang
sebelah atas disebut atrium kanan yang berfungsi
mengumpulkan darah yang berasal dari seluruh tubuh
selanjutnya darah dikirim ke ruang di sebelah bawahnya
yang disebut ventrikel kanan dan selanjutnya mengeluarkan
darahnya ke paru-paru untuk dibersihkan. Demikian juga
sebaliknya di sisi bagian kiri jantung terdiri atas atrium kiri
yang berfungsi mengumpulkan darah yang berasal dari
paru-paru selanjutnya darah dikirim ke ruang di sebelah
bawahnya yang disebut ventrikel kiri dan selanjutnya

23

MODUL PRAKTIKUM 23
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
mengeluarkan darahnya ke seluruh tubuh untuk
dimanfaatkan dalam kegiatan metabolisme tubuh. Agar
darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel
memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada
jalan keluar (Atwood, 1996).
• Jantung Berat ± 250 – 360 gr
• Jantung mrp 2 pompa
• Ukuran, lokasi, lapisan pelindung, lapisan dinding,
ruang, katup, & jalur sirkulasi darah
• Suplay darah (nutrisi) ke jantung
Jantung terbentuk dari jaringan otot khusus yang
tidak terdapat di manapun di seluruh tubuh, jaringan khusus
ini disebut otot jantung dengan tiga lapisan utama. Berat
jantung normal orang dewasa 1 pon (0,45 kg) dengan
ukuran sebesar kepalan orang dewasa (Atwood, 1996).
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen
ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan
fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya
ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen
dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
memompanya ke jaringan di seluruh tubuh (Atwood, 1996).

24

MODUL PRAKTIKUM
24 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 3.1 Letak Jantung pada Rongga Dada

Gambar 3.2 BagianPembuluh Darah pada Jantung

25

MODUL PRAKTIKUM 25
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 3.3 Bagian Bilik dan Serambi Jantung

26

MODUL PRAKTIKUM
26 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Praktikum 4 FUNGSI FAAL PARU :
VOLUME PARU, KPM dan
FEV

VOLUME PARU
Volume paru adalah volume udara yang mengisi petak-petak
ruangan udara di dalam paru. Beberapa macam volume paru
antara lain:

 Tidal Volume = TV (Volume Pasang Surut)


Adalah jumlah udara yang keluar masuk paru pada saat
kita bernapas biasa (pernapasan tenang). Pada orang
dewasa muda sehat besar normalnya 500 cc.

Cara penghitungan : Orang coba suruh bernapas ke dalam


spirometer sampai kurang lebih 5 kali, kemudian ambil
rata-ratanya.

 Inspiratory Reserve Volume = IRV (Volume Cadangan


Hisap)
Adalah jumlah udara yang masih bias kita hisap secara
maksimal setelah kita menghisap udara pada pernapasan
biasa. Pada orang dewasa muda sehat besar normalnya
3000 cc.

27

MODUL PRAKTIKUM 27
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
 Expiratory Reserve Volume = ERV (Volume Cadangan
Hembus)
Adalah jumlah udara yang masih bias kita keluarkan
secara maksimal setelah kita menghembuskan udara pada
pernapasan biasa. Pada orang dewasa muda sehat besar
normalnya 1100 cc.

 Residual Volume = RV (Volume Sisa)


Adalah jumlah udara yang masih tertinggal di dalam paru
meskipun kita telah menghembuskan napas secara
maksimal. Pada orang dewasa muda sehat besar
normalnya 1200 cc. Oleh karena RV ini tidak bisa kita
keluarkan dari paru, maka tidak bisa diukur dengan
spirometer. Adapun cara mengukurnya adalah dengan
metode terbuka (spirometer terbuka), metode tertutup
(Douglas Bag) atau dengan Body Plethysmograph.

KAPASITAS PARU
Kapasitas Paru adalah penjumlahan dua volume paru atau lebih.
Beberapa macam Kapasitas Paru antara lain :

 Inspiratory Capacity = IC (Kapasitas Hisap)


Adalah penjumlahan dari TV + IRV

 Functional Reserve Capacity = FRC


Adalah penjumlahan dari ERV + RV. FRC ini
merupakan jumlah udara di dalam paru pada saat kita
habis menghembuskan napas pada pernapasan biasa
(tenang). FRC ini juga tidak bisa diukur dengan
spirometer karena RV tidak bisa diukur dengan
spirometer dalam praktikum.
28

MODUL PRAKTIKUM
28 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
 Vital Capacity = VC
Adalah penjumlahan dari ERV + TV + IRV. VC ini
merupakan jumlah udara sebanyak-banyaknya yang bisa
kita hisap atau kita hembuskan.Ada 2 cara untuk
menghitung besarnya VC yaitu:

- Cara One Stage :


Orang coba setelah menghembuskan napas biasa
suruh menghisap udara semaksimal mungkin,
kemudian langsung menghembuskan napas sekuat-
kuatnya.

- Cara Two Stage :


Orang coba setelah menghembuskan napas biasa
disuruh menghisap udara semaksimal mungkin,
kemudian suruh menghembuskan napas biasa lagi
(secara relax), disusul bernapas tenang sampai
beberapa saat baru setelah itu suruh menghembuskan
napas sekuat-kuatnya.

Semua harga yang didapat masih dalam keadaan ATPS


(Ambient Temperature Pressure Saturated) dan harus
diubah dalam BTPS (Body Temperature Pressure
Saturated).

 Total Lung Capacity = TLC


Adalah jumlah udara sebanyak-banyaknya yang ada di
dalam paru. Jadi merupakan penjumlahan semua volume
paru.

29

MODUL PRAKTIKUM 29
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Praktikum 5 TES KESANGGUPAN BADAN

TES KESANGGUPAN BADAN

Tujuan dilakukannya Tes Kesanggupan Badan adalah untuk


menentukan derajat kesegaran jasmani tertentu. Ditinjau dari segi
Ilmu faal (Fisiologi), dapat dikatakan bahwa tes kesegaran
jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kerja.
Parameternya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kerja otot
dan fungsi organisnya. Tes ini dilakukan dengan kerja berat
sampai lelah atau kerja submaksimal dalam standard latihan.
Kerja luar seseorang tergantung:

- berat badan
- kenyamanan suhu udara
- kelembaban udara
- waktu
- kadar hemoglobin dalam darah
- lama latihan
- berapa lama setelah makan
Harvard Step up Test atau Percobaan Naik Turun Bangku
Parameter : waktu lamanya kerja dan frekuensi nadi
Hasil : indeks kesegaran jasmani yang dibedakan dari
“kurang fit” sampai “sangat fit”
Prinsip kerja : Orang yang diperiksa disuruh naik turun
bangku setinggi 48,24 cm (19 inci) untuk orang laki-laki dan
14,16 cm (17 inci) untuk orang perempuan, dengan frekuensi

30

MODUL PRAKTIKUM
30 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
langkah 30 kali per menit atau frekuensi metronom 120 kali per
menit selama mungkin tetapi tidak lebih dari 5 menit.
Segera setelah tes selesai orang coba disuruh duduk dan nadinya
dihitung. Jumlah denyut nadi dapat dihitung dengan menghitung
denyut arteria radialis, suara denyut jamtung atau dengan bantuan
EKG.
Dengan pemeriksaan EKG sebelum tes dapat diketahui kalau-
kalau ada kontra indikasi untuk dilakukannya tes ini. Dan dari
rekaman EKG lengkap sesudah latihan dapat diketahui adanya
kelainan koroner latent (latent coronary heart disease).

Cara Kerja :

Semua mahasiswa sebaiknya melakukan tes ini untuk mengetahui


indeks tes kesegaran jasmani masing-masing. Tentukan dulu
frekuensi nadi istirahatnya.

Orang coba berdiri menghadap bangku (laki-laki dan perempuan


tinggi bangku beda). Pasang metronom dengan frekuensi 120 kali
per menit.

Suruh naik turun bangku yang selalu dimulai dengan kaki yang
sama. Setiap langkah kaki harus sama dengan irama detik
metronom. Lakukan tindakan 2-3 kali sebelum percobaan
sesungguhnya dimulai. Pada saat percobaan dimulai pemeriksa
harus menekan tombol stopwatch untuk menentukan waktu
lamanya percobaan berlangsung.

Pemeriksa menekan tombol stopwatch lagi segera setelah 5 menit


berakhir, atau segera setelah orang coba merasa tidak kuat lagi
untuk meneruskan percobaannya. Suruhlah segera orang coba

31

MODUL PRAKTIKUM 31
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
duduk dan hitung frekuensi nadinya segera setelah percobaan
berhenti (selama 10 detik dan kalikan enam).

Hitunglah jumlah nadi pemulihan selama 30 detik, tiga kali


berturut-turut yaitu dari :

- 1 – 1,5 menit dari saat percobaan berhenti


- 2 – 2,5 menit dari saat percobaan berhenti
- 3 – 3,5 menit dari saat percobaan berhenti
Penghitungan serta penilaian indeks kesanggupan badan (IKB) :

- Cara lambat
IKB = lama test dalam detik x 100
2 x jumlah ketiga harga nadi
- Cara cepat
IKB = lama test dalm detik x 100
5,5 x harga nadi 30” pertama
Penilaian hasil :
Cara lambat : dibawah 55 = kurang
55 – 64 = sedang
65 – 79 = cukup
80 - 90 = baik
diatas 90 = baik sekali
Cara cepat : di bawah 50 = kurang
50 – 80 = sedang
diatas 80 = baik

Catatan : untuk orang coba yang tidak mampu melakukan tes


selama 5 menit, maka hasilnya harus dihubungkan dengan
koreksi dari Clarke. Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus

Carter dan Winsman


IKB = D x 100 + 0,22 (300 – D)
5,5 x p
32

MODUL PRAKTIKUM
32 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
D : duration (waktu)
p : pulse (nadi) dari 1 – 1,5 menit
Penilaian hasil = IKB cara cepat

Tugas :

Tulis hasilnya dengan membuat daftar seperti di bawah ini :

N Na La Denyut Nadi Hasil


o ma ma istira seg 1- 2- 3- Cep Lam C&
Tes hat era 1,5 2,5 3,5 at bat W
me me me sco score sco
nit nit nit re re

Buat kesimpulannya !

33

MODUL PRAKTIKUM 33
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Praktikum 6 PEMERIKSAAN DENYUT
NADI DAN PENGUKURAN
TEKANAN DARAH

PENDAHULUAN
Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor utama yang
dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler. Oleh karena itu pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah sangat penting untuk dilakukan dalam bidang
kesehatan. Denyut nadi dapat diperiksa dengan palpasi (jari
tangan) maupun peralatan elektronik yang sederhana atau
canggih. Sedangkan tekanan darah dapat diukur dengan dua
metoda yaitu :

 Metoda langsung (Direct Methode)


Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang
dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan
dengan manometer. Metode ini adalah cara yang paling
tepat, tetapi memerlukan keahlian/ketrampilan khusus.
 Metode tidak langsung (Indirect Methode)
Metode ini menggunakan Tensimeter
(Sphygmomanometer) yang dapat diukur dengan dua
cara/teknik yaitu :
- Cara palpasi (memakai jari tangan)
Dengan cara inihanya dapat diukur tekanan sistolik.
- Cara Auskultasi (memakai stethoscope)

34

MODUL PRAKTIKUM
34 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun
diastolik.

TUJUAN PRAKTIKUM
 Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah
 Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh
terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
 Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik
terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
SARANA PRAKTIKUM
 Tempat tidur/meja periksa
 Stopwatch/arloji
 Sphygmomanometer (Tensimeter)
 Stethoscope
 Bangku untuk latihan fisik
 Metronom

PROSEDUR PRAKTIKUM
 MEMERIKSA DENYUT NADI DAN MENGUKUR
TEKANAN DARAH
o Memeriksa denyut nadi secara palpasi
- Pilih mahasiswa coba
- Suruhlah mahasiswa coba berbaring terlentang tenang
selama 2-3 menit di meja periksa/tempat tidur
- Letakkan kedua lengan disisi tubuh dengan kedudukan
volar.
- Periksa denyut arteri radialis dextra dengan
menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang diletakkan

35

MODUL PRAKTIKUM 35
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
sejajar satu terhadap yang lain di atas arteri radialis
tersebut. Tentukan frekuensi dan iramanya!
- Catat data sesuai format Tabel 1

o Mengukur Tekanan Darah Secara Palpasi


- Mahasiswa coba tetap berbaring tenang di tempat tidur.
- Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya
(lengan kanan) disisi tubuh dengan kedudukan volar.
- Pasang manchet pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm
diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat/terlalu longgar)
- Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra.
- Pompakan udara ke dalam manchet sampai denyut arteri
radialis dextra tak teraba.
- Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi
Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari
titik dimana denyut arteri radialis dextra tak teraba.
- Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan
berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa
udara secara berlawanan). Catat tinggi Hg pada
manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba
kembali. Nilai ini menunjukkan basarnya tekanan sistolik
cara palpasi.
- Catat data sesuai format tabel 1

o Mengukur Tekanan Darah Secara Auskultasi


- Mahasiswa coba tetap berbaring terlentang tenang di
tempat tidur dengan manchet tetap terpasang di lengan
atas kanan, posisi lengan tetap di sisi tubuh dengan
kedudukan volar.
- Tentukan letak arteri brachialis dextra secara palpasi
pada fossa cubiti dan letakkan stethoscope di atas arteri
brachialis dextra tersebut.

36

MODUL PRAKTIKUM
36 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
- Pompakan udara ke dalam manchet, maka akan terdengar
suara bising arteri brachialis dextra melalui stethoscope.
- Teruskan memompa udara ke dalam manchet, pada suatu
saat suara bising arteri brachialis dextra menghilang.
- Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi
Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari
titik dimana suara bising arteri brachialis dextra tadi
menghilang.
- Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan
berkesinambungan.
- Catat tinggi Hg pada manometer pada saat terjadi suara
Korotkoff I(tekanan sistolik secara auskultasi) dan suara
Korotkoff IV/V (tekanan diastolik secara auskultasi).
- Catat data sesuai format tabel 1

 MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH


POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI DAN
TEKANAN DARAH
o Mahasiswa coba suruh berbaring terlentang tenang
selama 2-3 menit kemudian tentukan frekuensi, irama
denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada
lengan kanan secara auskultasi, masing-masing diukur
tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata-ratanya.
o Mahasiswa coba suruh duduk tenang selama 2-3 menit
kemudian tentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis
sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara
auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut
serta hitung nilai rata-ratanya.
o Mahasiswa coba suruh berdiri tenang dengan sikap
anatomis selama 2-3 menit kemudian tentukan frekuensi,
irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah
pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing

37

MODUL PRAKTIKUM 37
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
diukur tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata-
ratanya.
o Catat data sesuai format Tabel 2
o Bila di dalam tiga kali pengukuran secara berturut-turut
terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2
menit.

 MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH


LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT NADI
DAN TEKANAN DARAH
o Mahasiswa coba suruh duduk tenang selama 2-3 menit
kemudian tentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis
sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara
auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut
serta hitung nilai rata-ratanya.
o Bila waktu mendesak boleh diukur satu kali saja.
o Dengan manchet tetap terpasang pada lengan atas kanan,
mahasiswa coba suruh melakukan latihan fisik dengan
cara ”STEP TEST (NAIK TURUN BANGKU)” 20
kali/menit selama 2 menit dengan dipandu irama
metronom yang setting pada frekuensi 80 ketukan per
menit.
o Setelah latihan fisik berakhir, suruh mahasiswa coba
untuk segera duduk. Ukur frekuensi nadi serta tekanan
darahnya masinmasing satu kali saja. Data ini diharapkan
tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir.
o Teruskan mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah
dengan interval 2 menit (menit ke 3...,ke 5...,ke 7...dst)
sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan.
Untuk setiap saat/interval pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah hanya diukur satu kali saja.
o Catat data sesuai format Tabel 3

38

MODUL PRAKTIKUM
38 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
DATA (HASIL) PRAKTIKUM

Tabel 1 : Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah


MH PEMERI DENY TEK TEK TEK
S KSA UT SISTOLIK SISTOLIK( DIASTOLIK
CO NADI (palp) ausk) (ausk)
BA

39

MODUL PRAKTIKUM 39
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Tabel 2 : Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut
Nadi dan Tekanan Darah

POSISI DENYUT TEK TEK


TUBUH NADI SISTOLIK DIASTOLIK
(ausk) (ausk)

Berbaring 1. ...... 1. ...... 1. ......


terlentang
2. ...... 2. ...... 2. ......

3. ...... 3. ...... 3. ......

Mean = ...... Mean = ...... Mean = ......

Duduk 1. ...... 1. ...... 1. ......

2. ...... 2. ...... 2. ......

3. ...... 3. ...... 3. ......

Mean = ...... Mean = ...... Mean = ......

Berdiri 1. ...... 1. ...... 1. ......

2. ...... 2. ...... 2. ......

3. ...... 3. ...... 3. ......

Mean = ...... Mean = ...... Mean = ......

40

MODUL PRAKTIKUM
40 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Tabel 3 : Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan
Tekanan Darah

WAKTU DENYUT TEK TEK


NADI SISTOLIK DIASTOLIK
(ausk) (ausk)

PRA LATIHAN 1. ...... 1. ...... 1. ......

2. ...... 2. ...... 2. ......

3. ...... 3. ...... 3. ......

Mean = ..... Mean = ...... Mean = ......

PASCA Menit
LATIHAN ke-1

Menit
ke-2

Menit
ke-3

Menit
ke-4

41

MODUL PRAKTIKUM 41
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
ANATOMI SISTEM
Praktikum 7 INTEGUMEN

Case Study:

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poli kulit


dengan keluhan ada benjolan kecil di bagian pergelangan
tangannya. Dari pengamatan sementara didapatkan
terdapat benjolan di bagian pergelangan tangan didapatkan
TD : 120/70 mmHg, HR : 80 x/menit, RR : 18 x/menit, Suhu
: 36,1 C.

Questions:

Questions:
1. Jelaskan apa yang dimakasud system integumen !
2. Jelaskan anatomi fisiologi system integumen !

TEORI

FISIOLOGI INTEGUMEN
Sistem integumen mempunyai fungsi:
1. Proteksi fisik
2. Regulasi temperature tubuh
3. Ekskresi (sekresi)
4. Nutrisi (sintesis)
5. Sensasi
6. Pertahanan imun

Bagian dari integumen terdiri dari:


1. Membran cutaneus
42

MODUL PRAKTIKUM
42 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
2. Struktur assesoris

ANATOMI SISTEM INTEGUMEN


MEMBRAN CUTANEUS
Bagian membran cutaneus terdiri dari epidermis dan
dermis.

a. Epidermis
 Lapisan squamus epitel yang avaskular
 Nutrisi dan oksigen didapatkan dari pembuluh darah
kapiler dermis
 Lapisan terluar merupakan sel kulit mati yang disebut
kutikula

Gambar 6.1 Lapisan Kulit

43

MODUL PRAKTIKUM 43
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Epidermis terdiri dari tipe sel: menghasilkan keratin

1. Melanocytes : memproduksi melanin


2. Langerhans cells : mengeluarkan makrofag
3. Merkel cells : merupakan sel sensori.

Epidermis dibagi menjadi bebrapa lapisan yaitu:

1. stratum germinativum
2. stratum spinosum
3. stratum granulosum
4. stratum lucidum
5. stratum corneum.

Gambar 6.2 Lapisan Epidermis

44

MODUL PRAKTIKUM
44 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Lapisan epidermis Keterangan

1. stratum germinativum terdapat epidermal ridges yang


membentuk sidik jari atau
fingerprints
terdapat dermal papillae sebagai
tempat sekresi
mempunyai sel merkel (trigger
nervous system) dan melanosit
2. stratum spinosum terdapat sel langerhans yang
berfungsi dalam respon imun

3. stratum granulosum terdapat keratin dan keratohialin

4. stratum lucidum lapisan datar, padat, dan terisi


oleh keratin

5. stratum corneum merupakan horn layer, dan water


resisten berfungsi menjaga agar
tidak kehilangan cairan tubuh

b. Dermis
Lapisan tubuh selanjutnya adalah dermis. Dermis
mempunyai dua lapisan yaitu
1) Papiler : mempunyai pembuluh darah kapiller kecil,
lymphatics, dan sensory neurons
2) Reticular : mempunyai pembuluh darah besar, limfa, and
serabut saraf, kolagen dan elastic fibers.

45

MODUL PRAKTIKUM 45
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 6.3 Lapisan Dermis
Tubuh mempunyai lines of cleafage yang berfungsi sebagai
garis arah insisi pembedahan agar tidak menimbulkan
bekas atau scar.

Gambar 6.4 Lines of Cleafage

46

MODUL PRAKTIKUM
46 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Lapisan kedua integumen setelah membrane cutaneus
adalah lapisan subcutaneous atau hipodermis: mempunyai
sedikit kapiler, terdapat jaringan adiposa, dan tidak ada
organ vital sehingga dibuat untuk site injection.

STRUKTUR ASESORIS
Struktur pada kulit terdiri dari:

a. Rambu b. Folikel rambut

Gambar 6.5 Anatom Rambut dan Folikel Rambut


c. Kelenjar sebaseos

47

MODUL PRAKTIKUM 47
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 6.6 Anatomi kelenjar sabasea

d. Kelenjar keringat

Gambar 6.7 Anaomi Kelenjar keringat

e. Kuku

Gambar 6.8 Anatomi Kuku

48

MODUL PRAKTIKUM
48 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS PRAKTIKUM

Gambar anatomi rambut dan berikan keterangan serta sebutkan


fungsi dari masing-masing bagian!

Surabaya,

Observer

( …………….)

49

MODUL PRAKTIKUM 49
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM
Praktikum 8 MUSKULOSKELETAL

CASE STUDY

Ny. S (55 tahun) mengalami kecelakaan yang


mengakibatkan fraktur pada lengan kirinya. Ny. S
mengeluh nyeri hebat di bagian persendian lengan kirinya.

MINIMAL QUESTION

5. Sebutkan dan tunjukkan letak nyeri pada Ny. S?


6. Jelaskan fungsi persendian dalam sistem
muskuloskeletal!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
muskuloskeletal?
8. Sebutkan bagian-bagian dari sistem muskuloskeletal!
9. Jelaskan anatomi fisiologi dari tulang!

50

MODUL PRAKTIKUM
50 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
PENGANTAR SISTEM MUSKULOSKELETAL

Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan


otot-otot dan kerangka tubuh, termasuk sendi, ligamen,
tendon, dan saraf.

Fungsi dari sistem muskuloskeletal adalah untuk memberikan


bentuk tubuh, menyangga berat badan, melindungi organ-organ
vital, memproduksi sel darah, sebagai alat gerak pasif, tempat
melekatnya otot untuk bekerja, menyimpan mineral kalsium dan
fosfor, serta dikeluarkan jika dibutuhkan.

Bagian utama sistem muskuloskeletal

1. Tulang
2. Sendi
3. Otot Rangka

TEORI

Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang menunjang


dan membentuk tubuh manusia serta bertanggung jawab
dalam pergerakan. Sistem muskuloskeletal terdiri atas
rangka, sendi, dan otot. Alat gerak manusia terbagi atas
alat gerak pasif (skeletal) dan alat gerak aktif (otot).

1. Rangka
Rangka adalah bagian dari tubuh manusia yang terdiri
atas tulang dan berfungsi sebagai tempat menempelnya
otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan

51

MODUL PRAKTIKUM 51
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
posisi. Rangka terdiri atas tulang, tulang rawan, dan
sendi.

Fungsi dari sistem rangka adalah sebagai berikut:

a. Sebagai penyangga tubuh, tempat melekatnya


ligamen, otot, jaringan lunak, dan organ.
b. Sebagai tempat penyimpanan mineral (kalsium dan
fosfat) serta lemak.
c. Sebagai pembentuk rongga untuk pelindung organ
yang lunak
d. Sebagai alat gerak, rangka dapat mengubah arah
dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena
terdapat persendian disana.
Tulang

Gambar 7.1

Tulang terbentuk dari sel-sel tulang seperti sel


osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas.
Permukaan luar tulang dilapisi oleh lapisan tipis jaringan
ikat endosteum yang melapisi rongga sumsum dan
meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.

52

MODUL PRAKTIKUM
52 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Susunan Tulang Orang Dewasa

Axial Skeleton (berjumlah 80 tulang)

Nama Tulang Klasifikasi Jumlah


Tulang

1. Tulang 22 buah
Tengkorak
a. Frontal 1 buah

b. Parietal 2 buah

c. Occipital 1 buah
2. Tulang
kranial d. Temporal 2 buah

e. Sphenoid 1 buah

f. Ethmoid 1 buah

a. Maksila 2 buah

b. Palatine 2 buah

c. Zygomatic 2 buah

d. lacrimal 2 buah
3. Tulang fasial
e. Nasal 2 buah

f. Vomer 1 buah

g. Inferior 2 buah
nasal
concha

53

MODUL PRAKTIKUM 53
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
4. Tulang 1 buah
mandibula
a. Malleus 2 buah
5. Tulang
b. Incus 2 buah
telinga
tengah
c. Stapes 2 buah

6. Tulang hyoid 1 buah

a. cervical 7 buah

b. Thorakal 12 buah

c. Lumbal 5 buah
7. Tulang
vertebrae
d. Sacrum 5 tulang menjadi 1

e. Korkigis 3-5 tulang menjadi


1

a. Iga 24 buah
8. Tulang
thoraks b. Sternum 1 buah

Appendicular Skeleton (berjumlah 126 tulang)

a. Scapula 2 buah
1. Pectoral
girdle b. Clavikula 2 buah

a. Humerus 2 buah
2. Ekstrimitas
atas b. Radius 2 buah

54

MODUL PRAKTIKUM
54 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
c. Ulna 2 buah

d. Carpal 16 buah

e. Metacarpal 10 buah

f. Phalanx 28 buah

3. Pelvic girgle Coxa (3 tulang menjadi


1) 2 buah

a. Femur 2 buah

b. Tibia 2 buah

c. Fibula 2 buah

4. Ekstrimitas d. Patella 2 buah


bawah
e. Tarsal 14 buah

f. Metatarsal 10 buah

g. Phalanx 28 buah

TOTAL 206 buah

2. Sendi
Sendi adalah anggota tubuh
yang berfungsi sebagai
penggerak dan penghubung
antar tulang.

55

MODUL PRAKTIKUM 55
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 7.2 Bagian Sendi

Sendi merupakan tempat dua tulang atau lebih


menyatu.
Gambar 7.2 Dua
Bagian tulang
Sendi tersebut disebut artikulasi.
Artikulasi yang bergerak
Sendi merupakan tempatdisebut sendi.atau
dua tulang Sendi dimulai
lebih
dari kartilagoDua
menyatu. yang membesar.
tulang tersebut Kartilago ini kemudian
disebut artikulasi.
diliputi jaringan
Artikulasi yang ikat. Dua buah
bergerak disebutkartilago yangdimulai
sendi. Sendi bergabung
dari kartilagotulang.
membentuk yang membesar. Kartilago ini
Kedua kartilago kemudian
tersebut dilapisi
diliputi jaringan ikat. Dua buah kartilago yang bergabung
selaput sendi atau yang disebut membran sinovial.
membentuk tulang. Kedua kartilago tersebut dilapisi
Membran sinovial
selaput sendi ataumenghasilkan
yang disebut minyal
membran pelumas
sinovial.tulang
yang disebut
Membran cairanmenghasilkan
sinovial sinovial. minyal pelumas tulang
yang disebut cairan sinovial.
Pada tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang
Pada tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang
yang saling berhubungan. Dengan kata lain terdapat
yang saling berhubungan. Dengan kata lain terdapat
kurang lebih
kurang lebih100
100 buah sendidalam
buah sendi dalam tubuh.
tubuh.

Gambar
Gambar7.3
7.3Bagian TulangBesar
Bagian Tulang Besar

56

56

MODUL PRAKTIKUM
56 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Persendian menurut sifat gerakannya, sendi dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:

a. Sendi mati (sinartosis)


Sendi yang tidak mempunyai celah sendi. Pada
sendi ini, tulang-tulangnya disatukan oleh serabut
jaringan ikaat atau tulang rawan hialin. Ini membuat
sendi tidak dapat bergerak. Contoh sendi mati
adalah sendi pada tulang-tulang tengkorak.

b. Sendi kaku (amfiartrosis)


Sendi yang terdiri dari tulang-tulang rawan.
Walaupun bersifat kaku namun masih
memungkinkan adanya pergerakan. Contohnya
adalah sendi antar tulang rusuk dan tulang dada.

c. Sendi gerak (diartrosis)


Sendi pada terletak pada pertemuan antara tulang
yang satu dengan tulang yang lain dan tidak
dihubungkan dengan jaringan. Sendi ini akan
memungkinkan untuk bergerak bebas. Tubuh
manusia mempunyai empat jenis sendi gerak, yaitu
sebagai berikut:

1) Sendi putar
Sendi putar adalah sendi yang dapat digerakkan
secara berputar. Contoh sendi putar adalah
persendian antara tulang leher dengan tulang
57

MODUL PRAKTIKUM 57
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
tengkorak, persendian antara tulang hasta dan
tulang pengumpil.

2) Sendi peluru
Sendi peluru adalah sendi yang dapat
digerakkan ke segala arah. Contoh sendi peluru
adalah persendian antara gelang panggul dan
tulang paha, persendian antara gelang bahu dan
tulang lengan atas.

3) Sendi pelana
Sendi pelana adalah sendi yang dapat
digerakkan dua arah. Contoh sendi pelana
adalah persendian ibu jari tangan, persendian
pergelangan tangan dan telapak tangan.

4) Sendi engsel
Sendi engsel adalah sendi yang dapat
digerakkan satu arah. Contoh sendi engsel
adalah persendian tulang paha dan tulang betis,
persendian tulang lengan dan tulang hasta.

Gambar 7.4 Gerak Sendi

58

MODUL PRAKTIKUM
58 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar 7.5
Jenis Gerak
Sendi

3. Otot
Otot merupakan sistem jaringan tubuh manusia yang
berfungsi sebagai sumber kekuatan. Otot dapat
menyimpan glikogen dan membentuk postur tubuh
manusia. Otot adalah alat gerak aktif yang dapat
menggerakkan tulang, kulit, dan rambut setelah
mendapat rangsangan. Otot mempunyai sifat khusus,
yaitu:

a. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi


(memanjang atau memendek).

59

MODUL PRAKTIKUM 59
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
b. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan untuk melakukan
gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan
ketika berkontraksi
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali
pada ukurannya yang semula setelah berkontraksi.
Pada saat ini otot mengalami relaksasi.
Otot dalam tubuh manusia mempunyai tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:

a. Otot polos
Otot polos adalah otot-otot yang
berbentuk serabut panjang seperti
kumparan, dengan ujung yang
runcing dan berinti satu ditengah.
Kontraksi otot polos bersifat
involunter, gerakannya lambat, ritmis,
dan tidak mudah lelah.

b. Otot lurik
Otot lurik adalah otot yang berbentuk
serabut panjang berwarna lurik
dengan garis tengah terang dan
gelap, memiliki inti dalam jumlah
yang banyak. Kontraksinya bersifa
dibawah kendali sistem saraf pusat, gerakannya
cepat, kuat, mudah lelah, dan tidak beraturan

c. Otot jantung
Otot jantung adalah otot yang
berbentuk serabut memanjang,
silindris, bercabang, tampak adanya
60

MODUL PRAKTIKUM
60 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
garis terang dan gelap, memiliki satu inti ditengah.
Kontraksinya tidak dapat dikendalikan (involunter),
gerakannya lambat, ritmis, dan tidak mudah lelah.

61

MODUL PRAKTIKUM 61
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS SISWA :

Gambarlah anatomi dari axial dan appendicular skeleton


dan jelaskan fungsi masing-masing tulang tersebut !

Nama
Mahasiswa

Gambar dan
penjelasan

Comment :

Surabaya,

Pembimbing

62

MODUL PRAKTIKUM
62 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Praktikum 9
SISTEM ENDOKRIN

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Pertanyaan:
1. Sebutkan dan jelaskan anatomi Sistem Endokrin!
2. Sebutkan hormone-hormone yang diproduksi oleh
kelenjar endokrin!

Kegiatan Mahasiswa:
Mahasiswa melakukan pengamatan pada
phantom/gambar/video Sistem Endokrin

63

MODUL PRAKTIKUM 63
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
64

MODUL PRAKTIKUM
64 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Pengertian
Sistem endokrin adalah suatu system yang ada didalam
tubuh manusia yang mempunyai peran penting untuk
mempertahankan homeostasis tubuh manusia. Organ utama
dari sistem endokrin adalah:

 Hipotalamus
 Kelenjar hipofisa
 Kelenjar tiroid
 Kelenjar paratiroid
 Pankreas
 Kelenjar adrenal
 Testis
 Ovarium
Sistem endokrin manusia terdiri dari beberapa
kelenjar.Fungsi Kelenjar Endokrin adalah,
 Merangsang pertumbuhan jaringan
 Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
 Menghasilkan hormon
 Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
65

MODUL PRAKTIKUM 65
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
 Mempengaruhi metabolisme lemak, arang hydrat,
vitamin, mineral, dan air
 Dapat mengatur metabolisme, oksidasi, penyerapan
glukosa dapat meningkat pada usus halus
Kelenjar endokrin akan memproduksi zat biokimis
yang disebut dengan hormon. Hormon adalah zat yang
dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau
organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari
rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-
beda.Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah
yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat
luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau
di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada
akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari
organ secara keseluruhan:
 Hormon mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri
seksual.
66

MODUL PRAKTIKUM
66 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
 Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam
menggunakan dan menyimpan energy.
 Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar
air dan garam di dalam darah.
Klasifikasi hormone:
 Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida
(mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (dopamin,
norepinefrin, epinefrin)
 Hormon yang larutdalam lemak termasuk steroid
(estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid,
aldosteron) dan tironin (tiroksin). Hormon yang larut
dalam air bekerja melalui sistem messenger-kedua,
sementara hormon steroid dapat menembus membran
sel denganbebas.
Klasifikasi hormone menurut fungsinya,
 Hormon perkembangan: hormon yangmemegang
peranan di dalam perkembangandan pertumbuhan.
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.

67

MODUL PRAKTIKUM 67
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
 Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa
dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon,
contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
 Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam
pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise
sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel
(FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis
(LH).
 Hormonpengatur metabolisme air dan mineral:
kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk
mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
Berikut ini adalah beberapa kelenjar endokrin beserta
hormon yang dihasilkan dan fungsi serta gangguannya:
Kelenjar Hormon Fungsi dan gangguannya
Endokrin yang
dihasilkan
Hipofisis Somatotropin Merangsang sintesis protein dan
Hormon (STH), metabolisme lemak, serta
(pituitary):
Growth merangsang pertumbuhan tulang
Hipofisis Hormone (GH) (terutama tulang pipa) dan otot.
Kekurangan hormon ini pada
lobus anterior
anak-anak-anak menyebabkan
pertumbuhannya terhambat /kerdil
(kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme). Jika
68

MODUL PRAKTIKUM
68 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
kelebihan terjadi pada saat
dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, kaki, rahang,
ataupun tulang hidung yang
disebut akromegali.

Kelenjar Hormon yang Fungsi dan


Endokrin dihasilkan gangguannya
Hipofisis Thyroid-stimulatin Mengontrol pertumbuhan dan
hormone (TSH) perkembangan kelenjar
(pituitary):
gondok atau tiroid serta
Hipofisis merangsang sekresi tiroksin.
Adreno-kortikotropin Mengontrol pertumbuhan dan
lobus anterior
hormon (ACTH) perkembangan aktivitas kulit
ginjal dan merangsang
kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid
(hormon yang dihasilkan
untuk metabolisme
karbohidrat)
Follicle-stimulating  Merangsang pematangan
hormone folikel dalam ovarium dan
(FSH) menghasilkan estrogen
 Merangsang terjadinya
spermatogenesis (proses
pematangan sperma)
Luteinizing hormon  Mempengaruhi
(LH) pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan
progestron
 Merangsang sel-sel
interstitial testis untuk
memproduksi testosteron
dan androgen

69

MODUL PRAKTIKUM 69
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Prolaktin Membantu kelahiran dan
memelihara sekresi susu oleh
kelenjar susu
Hipofisis Melanosit Mempengaruhi warna kulit
pars media Stimulating individu dengan cara
Hormon (MSH) menyebarkan butir melanin,
apabila hormon ini banyak
dihasilkan maka menyebabkan
kulit menjadi hitam.
Hipofisis Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot
lobus polos pada rahim wanita
posterior selama proses melahirkan
Antidiuretik Menurunkan volume urine dan
Hormon (ADH) meningkatkan tekanan darah
dengan cara menyempitkan
pembuluh darah
Kelenjar Bagian korteks
adrenalin adrenal
(anak ginjal) a. Mengontol metabolisme ion
Mineralokortikoid anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme
glukosa
Bagian Medula Kedua hormon tersebut
Adrenal bekerja sama dalam hal
Adrenalin berikut :
(epinefrin) dan a. dilatasi bronkiolus
Noradrenalin b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh
darah otak dan otot
d. mengubah glikogen
menjadi glukosa dalam
hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur
kadar gula darah
Kelenjar Tiroksin Mengatur metabolisme,
Tiroid pertumbuhan,

70

MODUL PRAKTIKUM
70 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
perkembangan, dan kegiatan
system saraf.
Kekurangan tiroksin
menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun. Bila ini
terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme,
yaitu kelainan fisik dan
mental yang menyebabkan
anak tumbuh kerdil dan idiot.
Jika kelebihan tiroid,
(hipertiroidisme) akan
menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada saat
dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang
pada tulang jari tangan, kaki,
rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut
akromegali. Hyperthyroidism
/ thyrotoxicosis, hormon
tiroid T3 dan T4 didapati
lebih tinggi daripada orang
biasa.
Triiodontironin Mengatur metabolisme,
pertumbuhan, perkembangan
dan kegiatan sistem saraf
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium
dalam darah dengan cara
mempercepat absorpsi
kalsium oleh tulang

71

MODUL PRAKTIKUM 71
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Kelenjar Hormon yang Fungsi dan gangguannya

Endokrin dihasilkan

Kelenjar Paratiroid Parathormon (PTH) berfungsi untuk mengatur


konsentrasi ion kalsium
dalam cairan ekstraseluler
dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus,
ekskresi kalsium oleh
ginjal, dan pelepasan
kalsium dari tulang. Jika
kelebihan hormon ini akan
berakibat berakibat kadar
kalsium dalam darah
meningkat, hal ini akan
mengakibatkan terjadinya
endapan kapur pada ginjal.
Jika kekurangan hormon
menyebabkan kekejangan
disebut tetanus.
Pankreas Insulin  Menurunkan kadar gula
darah
 Mempengaruhi
metabolisme
glukosa,protein & lemak
di seluruh .
Kekurangan insulin akan
mengyebabkan penyakit
Diabetes Mellitus.
Glukagon Meningkatkan kadar gula
darah
Ovarium hormon estrogen menimbulkan dan
mempertahankan tanda –
tanda kelamin sekunder
pada wanita, misalnya
perkembangan pinggul,
payudara, serta kulit
72

MODUL PRAKTIKUM
72 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
menjadi halus.

hormon progesterone mempersiapkan dinding


uterus agar dapat
menerima sel telur yang
sudah dibuahi .
Testis hormon testosterone merangsang pematangan
sperma (spermatogenesisi)
dan pembentukan tanda –
tanda kelamin pria,
misalnya pertumbuhan
kumis, janggut, bulu dada,
jakun, dan membesarnya
suara.

73

MODUL PRAKTIKUM 73
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA:
Gambarkan anatomi kelenjar Endokrindi tubuh manusia dan
identifikasi hormone-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin tersebut!!

74

MODUL PRAKTIKUM
74 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
75

MODUL PRAKTIKUM 75
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
SISTEM
Praktikum 10 GASTROENTESTINAL

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi


dan fisiologi sistem gastrointestinal.

Questions:

3. Jelaskan anatomi fisiologi Gastrointestinal!


4. Jelaskan Proses pencernaan makanan!
5. Jelaskan gangguan pada pencernaan makanan!

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Pengertian

Sistem gastrointestinal atau pencernaan merupakan


sistem yang terdiri dari serangkaian gabungan organ
berongga bergabung yang panjang, mulai dari mulut
sampai ke anus. Di dalam organ berongg lapisan ini
disebut mukosa. Dalam mulut, lambung, dan usus kecil,
mukosa mengandung kelenjar kecil yang menghasilkan
hormon/cairan untuk membantu mencerna makanan. Hati
dan pankreas, menghasilkan cairan pencernaan yang
mencapai usus melalui saluran kecil. Pencernaan adalah
76

MODUL PRAKTIKUM
76 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
proses di mana makanan dan minuman dipecah menjadi
bagian-bagian terkecil mereka sehingga tubuh dapat
menggunakan kandungan makanan untuk membangun dan
memelihara sel dan untuk menyediakan energi .
Pencernaan dimulai di mulut , dimana makanan dikunyah
menjadi potongan kecil dan kemudian ditelan.

Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh


manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran
makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.
Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan
yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran
sisa - sisa makanan melalui anus.

77

MODUL PRAKTIKUM 77
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Gambar. 1 Anatomi Fisiologi System Pencernaan

2. Klasifikasi
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri
dari beberapa organ, antara lain adalah:
a. Mulut
Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi
dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan kelenjar
parotis, sub mandibularis dan sub lingualis yang
mengandung enzim amilase (Ptyalin).

78

MODUL PRAKTIKUM
78 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
b. Lambung
Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, sekretin
yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk
mengeluarkan insulin. Pada bayi lambung,
menghasilkan 2 enzim yaitu renin,berfungsi untuk
menggumpalkan protein susu dan kasein dengan
bantuan kalsium dan lipase untuk mencegah lemak
dalam susu.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluarya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk
memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon kolesistokinin
yang berfungsi merangsang empedu
mengeluarkan getahnya.
c. Usus
Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas
(bersifat basa) yang mengandung Steapsin
(Lipase), amilase dan tripsinogen. Enterokinase
adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus
makanan diabsorbsi. Usus memperluas bidang
penyerapan dengan melakukan jonjot usus (Villi).
Dalam usus besar (kolon), air direabsorbsi serta
sisa makanan dibusukkan menjadi feses
selanjutnya dibuang melalui anus (proses defekasi).

79

MODUL PRAKTIKUM 79
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
3. Proses pencernaan makanan
Proses pencernaan makanan di dalam tubuh ada dua
macam, yaitu:
1) Pencernaan mekanis
Merupakan pemecahan atau penghancuran
makanan secara fisik dari zat makanan yang kasar
menjadi zat makanan yang lebih halus. Contohnya
gigi memotong – motong dan mengunyah
makanan, gerak yang mendorong makanan dari
kerongkongan sampai ke usus (gerak peristaltik).
2) Pencernaan kimiawi
Merupakan proses pemecahan makanan dari
molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang
sederhana dengan bantuan getah pencernaan
(enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan terdiri dari alat-alat pencernaan
vang berhubungan langsung dengan proses
pencernaan mekanis dan kimiawi, saluran
pencernaan tersebut meliputi: mulut, kerongkongan
(esofagus), lambung (gaster), usus halus
(intestinum tenue), usus besar (kolon) dan anus.
Kelenjar pencernaan merupakan organ yang
menghasilkan berbagai enzim yang membantu
proses pencernaan makanan.
4. Gangguan Pada Sistem Pencernaan
a. Diare

80

MODUL PRAKTIKUM
80 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Diare adalah berak lembek (setengah padat) sampai
dengan cair sebanyak ≥ 3 kali per hari, kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g
atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-
tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang
diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang
terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat
disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.
b. Konstipasi (Sembelit)
Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan
evakuasi tinja secara sempurna, yang tercermin
dari 3 aspek, yaitu berkurangnya frekuensi defekasi
dari biasanya, tinja yang keras dari sebelumnya,
dan pada palpasi abdomen teraba masa tinja.
c. Tukak Lambung (Ulkus)
Peradangan selaput lendir (mukosa) lambung
(gastritis) atau luka mukosa lambung (gastric ulcer)
yang dikenal dengan istilah tukak lambung (ulcus
pepticum). Lambung dalam keadaan terdapat ulkus
pada mukosa lambung. ulkus terjadi akibat tidak
seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin dan

81

MODUL PRAKTIKUM 81
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
mukus yaitu produk kelenjar pada mukosa
lambung yang berfungsi sebagai benteng bagi
lapisan mukosa lambung.
d. Mual & Muntah
e. Perut Kembung (Flatulensi)
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya
jumlah gas dalam saluran pencernaan
f. Gastritis (maag)
Gastritis adalah inflamasi pada mukosa dan
submukosa lambung, secara hoispatologi dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang
ada daerah tersebut.

82

MODUL PRAKTIKUM
82 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA :

Gambarlah Anatomi Abdomen dan jelaskan fungsinya!

Nama
Observer

Gambar

83

MODUL PRAKTIKUM 83
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Surabaya,

Observer

( …………….)
84

MODUL PRAKTIKUM
84 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Praktikum 11
SISTEM UROGENETAL

CASE STUDY:

An. A usia 8 bulan dibawa ibunya ke poli anak karena


anaknya menangis saat BAK dan mengalami demam. Ners
B. melakukan pemeriksaan fisik terhadap system urogenital
anak untuk mendapatkan data pengkajian. Pasien
didiagnosa medis Fimosis dan Infeksi Saluran Kencing.?

MINIMAL QUESTIONS:
Sebutkan bagian genital anak tersebut yang mengalami fimosis!
1. Sebutkan bagian genital anak yang dapat mengalami
infeksi!
2. Sebutkan organa genetalia musculina externa dan interna
anak tersebut!
3. Sebutkan Sistem urinaria pada anak tersebut !

85

MODUL PRAKTIKUM 85
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
SYSTEM UROGENITAL
A. SYSTEMA URINARIA
Systema urinaria terdiri atas : ren, ureter, vesicae
urinaria dan urethra.

1. REN
a. Terletak retroperitoneal pada bagian superior
sulcus paravertebalis
b. Bentuknya seperti kacang buncis, dengan ukuran
10x5x2,5 cm
c. Pada ren terdapat hilum renalis, sebagai
masuknya a. v. Renalis dan pelvis renalis
d. Pada potongan koronal ren tampak : cortex,
medulla, pyramis renalis, columna renalis, papilla
renalis, calyces renalis minor, calyces renalis
minor, calyces renalis major, pelvis renalis
e. Vaskularisasi : a. v. Renalis

2. URETER
a. Saluran muskuler dengan panjang 25 cm, dari
pelvis renalis sampai vesica urinaria
b. Bejalan ke bawah di sepanjang m. Psoas dan pada
dinding lateral pelvis

3. VESICAE URINARIA
a. Sebagai kantong berbentuk piramid dengan 3 sisi,
yang terletak di sebelah kanal prostata
b. Vesicae urinaria yang penuh dapat teraba dari
luar di superior sympisis pubis

86

MODUL PRAKTIKUM
86 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
c. Bagian-bagian vesicae urinaria : apex vesicae,
fundus vesicae dan corpus vesicae
d. Bangunan pada facies interna vesicae urinaria :
ostium ureteris (muara ureter pada sudut kanan
dan kiri basis vesicae), ostium urethrae internum,
trigonum vesicae
e. Peritoneum menutupi bagian superior vesicae
urinaria, selanjutnya membentuk excavatio
rectovesicalis (cekungan antara rectum dan vesica
urinaria) pada laki-laki dan excavatio
vesicouterina (cekungan antara vesicae urinaria
dan uterus) pada wanita

4. URETHRAE
a. Pada wanita : panjangnya hanya 3-4 cm, dari
ostium urethrae internum pada vesicae urinaria
sampai ostium urethrae externum pada pubis
b. Pada laki-laki, terbagi menjadi 3 bagian :
c. Pars prostatica urethrae
d. Pada waktu urethrae menembus glandula prostata
e. Mulai dari ostium urethrae internum pada vesicae
urinaria
f. Pada facies internanya terdapat colliculus
seminalis (muara ductus ejaculatorius), sinus
g. Prostaticus (muara glandula prostata)
h. Pars membranacea urethrae
i. Sewaktu urethrae menembus trigonum
urogenitale
j. Pars spongiosa urethrae
k. Sewaktu urethrae melalui corpuscavernosum
urethrae (corpus spongiosum penis)
87

MODUL PRAKTIKUM 87
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
l. Sampai muara urethrae pada ostium urethrae
externum
B. ORGANA GENITALIA MASCULINA
Organa genitalia masculina terdiri atas :
a. Organa genitalia masculia externa : scrotum,
penis
b. Organa genitalia masculina interna : testis,
epidydimis, ductus deferens, ductus
ejaculatorious, urethrae, vesicula seminalis
(glandula seminalis), glandula prostata

1. SCROTUM
Berbentuk kantong yang berisi testis,
epidydimis, funiculus spermaticus dan
selubungnya

2. PENIS
Terdiri dari :
a. Pars fixa : radix penis, melekat pada pelvis
b. Pars libera : bagian yang menggantung bebas
terdiri dari corpus penis dan glans penis
Corpus penis terdiri atas :
a. corpora cavernosa penis, di bagian tengahnya
terdapat arteria dan serabut saraf
b. 1 corpus cavernosum urethrae (corpus
spongiosum penis), di bagian tengahnya
terdapat
c. urethrae
d. Glans penis : ostium urethrae externum,
preputium, corona galndis, frenulum preputii
88

MODUL PRAKTIKUM
88 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
3. TESTIS
a. Terdapat di dalam scrotum, sebagai
bangunan berbentuk bulat panjang
b. Memproduksi sperma

4. EPIDYDIMIS
a. Merupakan bangunan yang menempel pada
margo posterior testis
b. Berfungsi sebagai tempat penimbunan
spermatozoa

5. DUCTUS DEFERENS
a. Merupakan saluran mulai dari cauda
epidydimis sampai ductus ejaculatorius
b. Berjalan di dalam funiculus spermaticus
c. Bagian yang melebar di sebelah inferior
vesicae urinaria : ampula ductus deferentis

6. FUNICULUS SPERMATICUS
a. Berisi : ductusdeferens, vasa darah, vasa
lymphatica dan nervi yang menuju dan
meninggalkan testis
b. Mulai dari annulus inguinalis profundus -
canalis inguinalis - anulus inguinalis
superficialis - sampai ke tesitis

89

MODUL PRAKTIKUM 89
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
7. DUCTUS EJACULATORIUS
a. Sebagai lanjutan dari ductus deferens setelah
bersatu dengan ductus excretorius vesicula
seminalis
b. Bermuara pada coliculus seminalis pada
urethrae pars prostatica

8. GLANDULA SEMINALIS
a. Terletak di sebelah lateral vesicae urinaria
b. Sebagai penghasil semen, yang bermuara ke
dalam ductus deferens

9. PROSTATA
a. Merupakan bangunan berbentuk konus,
terletak di sebelah inferior vesicae urinaria,
sehingga ditembus di bagian tengahnya oleh
urethrae pars prostatica
b. Menghasilkan getah alkalis, dengan ductus
excretoriusnya bermuara ke dalam sinus
prostaticus

ALIRAN SPERMA
Testis → ductus deferens (di dalam funiculus
spermaticus) → ductus ejaculatorius → urethrae →
ostium urethrae externum

90

MODUL PRAKTIKUM
90 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
C. ORGANA GENITALIA FEMININA
1. Organa genitalia Feminina Externa
a. Mons pubis : peninggian membulat jaringan
lemak di depan symphisis pubis. Pada gadis
deawasa ditumbuhi pubes (rambut
kemaluan) yang merupkan salah satu tanda
kelamin sekunder.
b. Labium majus :
1) Ada 2 kanan dan kiri, keduanya
membatasi celah rima pedendi
2) Di depan dihubungkan oleh commisura
labiorum anterior
3) Di belakang dihubungkan oleh
comisura labiorum posterior
4) Mengandung akhiran legamentum teres
uteri, otot polos, saraf dan lemak
c. Labium minus :
1) Ke dorso caudal kedua labium minus
dihubungkan oleh frenulum labiorum
minorum
2) Ke ventrocarnial kedua labium minus
berhubungan dan membentuk
preputium clitoridis dan frenulum
clitoridis
d. Vestibulum vaginae : yaitu ruangan yang
sebelah lateral dibatasi oleh labium minus,
sebelah ventrocranial oleh frenulum
clitoridis dan dorsocaudal oleh fremulum
labiorum pudendi. Disini terdapat lubang-
lubang :
e. Ostium urethrae externum
91

MODUL PRAKTIKUM 91
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
f. Ostium vaginae
1) Muara gld. Vestibularis major, di
kanan kiri ostium vaginae
2) Muara gld. Vestibularis minor, diantara
ostium urethrae externum dan ostium
vaginae
3) Muara gld. Paraurethralis, di kanan kiri
ostium urethrae externum
4) Di bagian bawah terdapat cekungan
fossa vestibuli / fossa navicularis
g. Clitoris, homolog dengan penis,
mengandung jaringan erektil
h. Bulbus vestibuli, jaringan erektil pada sisi
ostium vagina dan ditutup oleh m.
Bulbospongiosus. Homolg dengan bulbus
penis pada pria.
i. Glandula vestibularis major (gld.
Bartholini), di belakang bulbus vestibuli

2. Organa Genitalia Feminina Interna

a. Ovarium
1) Terdapat dalam fossa ovarica dengan
aksis hampir vertical
2) Terdiri dari 2 lapisan yaitu cortex dan
medulla. Di dalam medulla inilah
terdapat folliculi dan dorpus luteum
3) Penggantung : Ligamentum
suspensorium ovarii (dari extremitas
tubaria ke kranial), ligamentum ovarii

92

MODUL PRAKTIKUM
92 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
proprium (dari extremitas uterina ke
corpus uteri) dan mesovarium.
b. Tuba uterina / tuba falopii / salphynx
DIbagi menjadi 4 bagian :
1) Pars uterina tubae uterinae : dalam
dinding uterus, berawal sebagai ostium
uterinum tubae
2) Isthmus tuba uterinae : bagian
tersempit
3) Ampula tuba uterinae : bagian yang
melebar, berdinding tipis. Merupakan
tempat fertilisasi sperma dan ovum
4) Infundibulum : bangunan berbentuk
corong, berakhir sebagai ostium
abdominale tubae uterinae yang di
sekitarnya terdapat fimbriae tubae.
Salah satu fimbriae melekat pada
ovarium disebut dengan fimbriae
ovarica
5) Penggantung : mesosalphynx, bagian
dari ligamentum latum mulai dari
pelekatan mesovarium sampa tepi
bebasnya. Di dalamnya terdapat cabang
vasa ovarica, ccabang vasa uterina,
paroophoron (sisa bagian distal ductus
mesonephridicus) dan epoophoron (sisa
tubulus mmesonephridicus)
c. Uterus / hystera
Berbentuk seperti buah jambu tetapi agak
pipih dan terdiri dari bagian-bagian :

93

MODUL PRAKTIKUM 93
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
1. Cervix uteri : bagian dalamnya terdapat
canalis cervicis yang berpangkal di
ostium uteri interna dan berakhir
sebagai ostium uteri internum.
Permukaan canalis cervicis terdapat
lipatan seperti daun palem sehingga
disebut plica plmatae. Bagian distal
cervix menonjol ke dalam vagina,
bagian ini disebut portio vaginalis,
sedangkan bagian cervix yang tidak
menonjol dalam vagina disebut portio
supravaginalis.
2. Isthmus : bagian yang tersempit dan
merupakan batas antara cervix dan
corpus uteri. Selama kehamilan bagian
ini bisa melebar disebut segmen bawah
rahim
3. Corpus uteri : puncaknya disebut
fundus uteri. Di dalamnya terdapat
cavum uteri yang di sebelah proksimal
berhubungan dengan canalis cervicis
melalui ostium uteri internum. Padanya
terdapat facies vesicalis (diliputi oleh
peritoneum dan membentuk excavatio
vesicouternia) dan faciesintestinalis
(diliputi peritoneum dan membentuk
excavatio rectouterina / cavum
douglasi. Pemeriksaan tinggi fundus
uteri biasa digunakan untuk
memperkirakan umur kehamilan.
4. Penggantung :
94

MODUL PRAKTIKUM
94 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
1) Ligamentum latum uteri, diantara
2 lembar tuba uterina, lig. teres
uteri, a. uterina
2) Plexus venosus, plexus nervosus
uterovaginalis, lig. ovarii proprium
dan ureter
3) Mesometrium, bagian lig. latum di
kaudal mesosalphynx dan
mesovarium
4) Lig. Cardinale, diantara 2 lembar
lig. latum
5) Lig. Uterosacrale
6) Lig. Teres uteri / lig. Rotundum ,
berawal dari sudut antara uterus
dan tubae, masuk ke
7) Lig. latum menuju ke canalis
inguinalis dan berakhir di labium
majus
5. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
1) Endometrium, mempunyai 2
bagian yaitu stratum fungsionale
yang mengalami perubahan
sesuai dengan siklus menstruasi
dan stratum basale
2) Myometrium
3) Perimetrium
d. Vagina
1) Bangunan berupa tabung yang
membentuk sudut 60 dengan bidang
horisontal. Di sebelah proksimal
berhubungan dengan ostium uteri
95

MODUL PRAKTIKUM 95
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
internum sedang di sebelah distal
berakhir sebagai ostium vaginae.
Bangunan-bangunan :
2) Ostium vaginae, di tepinya ditutupi
oleh hymen
e. Hymen. Berdasarkan bentuknya ada
beberapa jenis yaitu
1) Hymen bisa robek karena coitus
sehingga hanya tinggal sisanya disebut
caruncula
2) Hymenalis
3) Rugae vaginae yaitu lipatan-lipatan
dinding vagina
4) Fornix vaginae yaitu vagina yang
mengelilingin portio vaginalis carvicis.
Dapat dibedakan fornix anterior, fornix
posterior dan fornix lateralis
f. Dinding vagina terdiri dari 3 lapis yaitu :
1) Tunica mucosa, terdapat rugae
vaginalis dan columna rugarum
anterior dan columna rugarum posterior
2) Tunica muscularis, mengandung otot
serat lintang dari m. pubococygeus
yang merupakan spincter dari vagina
3) Tunica fibrosa

96

MODUL PRAKTIKUM
96 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Ginjal Kanan

Tugas!

Gambarkan potongan kronoal Ginjal Kanan dan sebutkan


bagian-bagiannya!

97

MODUL PRAKTIKUM 97
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Genitalia Masculina

Tugas!

Gambarkan anatomi Genitalia Masculina dan sebutkan


bagian-bagiannya!

98

MODUL PRAKTIKUM
98 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Genitalia Feminina Interna

Tugas!

Gambarkan anatomi Genitalia Feminina Interna dan


sebutkan bagian-bagiannya!

99

MODUL PRAKTIKUM 99
ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Genitalia Feminina Eksterna

Tugas!

Gambarkan anatomi Genitalia Feminina Eksterna dan


sebutkan bagian-bagiannya!

100

MODUL PRAKTIKUM
100 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
SISTEM SENSORI : MATA,
Praktikum 12 TELINGA, HIDUNG, LIDAH
Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi


dan fisiologi indra penglihatan.

Questions

1. Jelaskan apa yang dimakasud persepsi dan sensori!


2. Sebutkan macam-macam persepsi sensory!
3. Jelaskan anatomi fisiologi mata!
4. Jelaskan kelainan – kelainan pada mata !

TINJAUAN TEORI

MATA

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi


cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak
lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata adalah suatu struktur sferis berisi
cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Sebagian besar
mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di
sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di
anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea
transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke
interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid
101

MODUL PRAKTIKUM 101


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-
pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan
paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas
lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah
lapisan syaraf di dalam.

Retina mengandung sel batang dan sel kerucut,


fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls
syaraf. Struktur mata manusia berfungsi utama untuk
memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–
komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina
mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir
pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa
berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan
difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan
perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini
akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan
menjalarkannya ke otak.

102

MODUL PRAKTIKUM
102 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Anatomi Mata

Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya


terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja
yang tampak pada bagian luar.

Bagian-bagaian mata secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis


dan menjadi tempat melekatnya bola mata
2. Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke
atas

103

MODUL PRAKTIKUM 103


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
b. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke
bawah
3. Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan
merefraksikan cahaya
4. Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung
otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi,
kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus
humor
5. Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata
melalui pupil, mengandung pigmen.
6. Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah
bentuk lensa
7. Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang
mengandung sel kerucut
8. Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian
dalam bola mata
9. Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga
bentuk bola mata
10. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata
Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam
yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica
nervosa.

Kelainan pada Penglihatan

1. Astigmatis
Sering dikenal dengan mata silindris merupakan suatu
kelainan mata yang menyebabkan mata penderitanya
menjadi kabur. Gangguan ini terjadi akibat penderita
tidak dapat melihat garis horizontal dan vertical secara
bersamaan. Kornea pada penderita astigmatis berbentuk
104

MODUL PRAKTIKUM
104 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
abnormal. Kornea normal berbentuk bulat seperti bola,
tetapi pada gangguan ini kornea mata memiliki
lengkungan yang terlalu besar pada salah satu sisinya.
Cara menangani astigmatis ini adalah dengan
menggunakan kacamata silinder atau lensa kontak.

2. Miopi
Miopi atau rabun jauh merupakan kelainan mata yang
menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat dalam
jarak jauh. Penyebab dari miopi adalah bola mata yang
terlalu panjang dan bayangan benda yang jatuh di
depan bintik kuning. Cara menangani miopi yaitu
dengan menggunakan kacamata cekung (negative).

3. Hipermetropi
Hipermetropi atau rabun dekat merupakan gangguan
pada mata yang ditandai dengan penderita tidak dapat
melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Penyebab dari
hipermetropi ini yaitu adanya kelainan bola mata yang
terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik
kuning. Cara menangani gangguan ini adalah dengan
memakai kacamata lensa cembung (positif).

4. Presbiopi
Presbiopi atau rabun dekat dan jauh merupakan
gangguan mata yang ditandai dengan penderita tidak
dapat melihat dalam jarak dekat dan jauh. Penyebab
dari gangguan ini adalah semakin berkurangnya daya
akomodasi dari mata. Cara mengatasi gangguan ini
105

MODUL PRAKTIKUM 105


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
adalah dengan memakai kacamata berlensa rangkap
(atas negative, bawah positif).

5. Rabun senja
Gangguan ini ditandai dengan penderitanya tidak dapat
melihat dengan baik saat malam hari atau kurang
cahaya. Penyebab dari gangguan ini adalah kurangnya
vitamin A. cara mencegah dan mengatasi masalah ini
adalah dengan mengkonsumsi makanan kaya vitamin
A.

6. Keratomalasi
Gangguan ini ditandai dengan kornea mata yang keruh
yang penyebabnya kekurangan vitamin A yang sangat
parah sehingga penyakit ini merupakan tingkat lanjut
dari rabun senja. Apabila hal ini tidak segera diatasi
akan menyebabkan kebutaan.

7. Katarak
Kelainan pada lensa mata karena lensa mata menjadi
kabur dan keruh yang menyebabkan cahaya yang
masuk tidak dapat mencapai retina. Katarak dapat
diatasi dengan cara operasi.

8. Juling
Kelainan ini sebagai akibat ketidakserasian kerja otot
penggerak bola mata kanan dan kiri. Penyakit ini bisa
diatasi dengan cara operasi pada otot mata.

106

MODUL PRAKTIKUM
106 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
9. Glaukoma
Gangguan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di
dalam bola mata karena danya sumbatan pada saluran
di dalam bola mata dan pembentukan cairan berlebih
dalam bola mata. Gangguan ini bisa diatasi dengan cara
pembedahan atau obat-obatan yang diminum seumur
hidup.

10. Buta Warna


Penderita umumnya tidak dapat membedakan warna
tertentu misal hijau dan biru. Penyakit ini merupakan
penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan akan
tetapi ada juga penyebab lainnya misalkan saja karena
kecelakaan atau trauma pada mata.

107

MODUL PRAKTIKUM 107


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA:

Gambarlah Anatomi indra penglihatan (mata) dan jelaskan


fungsinya!

Nama
Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)
108

MODUL PRAKTIKUM
108 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TELINGA

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi


dan fisiologi indra pendengaran.

Questions:

1. Jelaskan anatomi fisiologi indra pendengaran!

TINJAUAN TEORI

Telinga

Sistem yang digunakan untuk mendengar. Hal ini


dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri
dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat
mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz.

Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan


liang telinga luar. Daun telinga adalah sebuah lipatan
kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian
luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian
dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam
liang telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi,
dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar
ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam
akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah.

109

MODUL PRAKTIKUM 109


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Anatomi Telinga

1. Telinga Luar (Auter Ear)


a) Aurikula / daun telinga: Terdiri dari tulang rawan
elastin dan kulit. Berfungsi untuk menangkap
gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam
MAE (Meatus Akustikus Eksterna)
b) Meatus Akustikus Eksterna / Liang telinga luar :
Panjang ± 2,5 cm, berbentuk huruf S, 1/3 bagian
luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat
kelenjar minyak dan kelenjar serumen yang
bersifat antibakteri dan memberikan perlindungan
bagi kulit
c) Kanalis auditorius eksternus: Panjangnya sekitar
2,5cm, kulit pada kanlis mengandung kelenjar

110

MODUL PRAKTIKUM
110 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
glandula seruminosa yang mensekresi substansi
seperti lilin yang disebut serumen. Serumen
mempunyai sifat antibakteri dan memberikan
perlindungan pada kulit.kanalis auditorius
eksternus akan berakhir pada membrane timpani.
2. Telinga Tengah
Membran Timpani / gendang telinga.Gendang telinga
terdiri atas 3 lapis:
a. Lapis luar (lanjutan kulit dari liang telinga)
b. Lapis tengah (jaringan ikat yang lentur)
c. Lapis dalam (selaput lendir).
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis. Berbentuk
bundar dan cekung dari luar. Terdapat bagian yang
disebut pars flaksida, pars tensa, dan umbo. Refleks
cahaya kea rah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan.
Dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu: atas depan, atas
belakang, bawah depan, dan bawah belakang.
Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya
ke tulang-tulang pendengaran.

a) Tulang-tulang pendengaran: Terdiri dari maleus,


incus, dan stapes. Berfungsi menurunkan amplitude
getaran yang diterima membran timpani dan
meneruskannya ke jendela oval.
b) Cavum Timpani: Merupakan ruangan yang
berhubungan dengan tulang mastoid sehingga bila
terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar
menjadi mastoiditis.
c) Tuba Eustachius: Bermula di ruang timpani kea rah
bawah sampai nasofaring. Struktur muosa
111

MODUL PRAKTIKUM 111


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
merupakan lanjutan mukosa nasofaring. Tuba dapat
tertutup pada kondisi peningkatan tekanan suara
secara mendadak, dan terbuka saat menelan dan
bersin. Berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tekanan udara di luar dan di dalam telinga tengah
3. Telinga Dalam
a) Koklea: Skala vestibule yang berhubungan dengan
vestibular berisi perylimph. Skala timpani yang
berakhir pada jendela bulat, berisi perylimph. Skala
media/duktus koklearis berisi endolimph. Dasar
skala vestibule disebut membran basalis, dimana
terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ
pendengaran.
b) Kanalis Semisirkularis: Terdiri dari 3 duktus yang
masing-masing berujung pada ampula (sel rambut,
krista, kupula), yang berikatan dengan system
keseimbangan tubuh dalam rotasi.
c) Vestibula : Terdiri dari sakulus dan utrikel yang
mengandung macula. Berkaitan dengan system
keseimbangan tubuh dalam hal posisi.

112

MODUL PRAKTIKUM
112 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA:

Gambarlah Anatomi indra pendengaran dan jelaskan bagian


bagiannya!

Nama
Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)

113

MODUL PRAKTIKUM 113


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
HIDUNG

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi


dan fisiologi hidung .

Questions:

1. Jelaskan anatomi fisiologi hidung!


2. Jelaskan Proses penciuman!

TINJAUAN TEORI

Indera Penciuman

Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk


mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang
dihasilkan. Di dalam hidung terdapat banyak sel
kemoreseptor untuk mengenali bau. Indera penciuman
terletak pada rongga hidung.

114

MODUL PRAKTIKUM
114 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Anatomi Fisiologi Hidung

Rongga hidung terdiri atas :

a. Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai


proteksi.
b. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi
terhadap udara luar karena strukturnya yang
c. berlapis.Sel silia yang berperan untuk melemparkan
benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan
jalan napas.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang
dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh
pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.

115

MODUL PRAKTIKUM 115


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut
halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang
masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Selain
itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta
inferior. Pada bagian konka nasal superior terdapat
akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama)
yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang
masuk melalui hirupan nafas. Tanggung jawab sistem
pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan
molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang
mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat
dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia
melalui proses penghirupan.

Proses Penciuman

Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir


yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel
pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf
kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan
bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau
untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus
olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau
uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor
pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung,

116

MODUL PRAKTIKUM
116 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein
membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson
bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I
otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina
cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung
kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus
olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau
primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

117

MODUL PRAKTIKUM 117


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA:

Jelaskan dan gambarlah Anatomi hidung!

Nama
Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)

118

MODUL PRAKTIKUM
118 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
LIDAH

CASE STUDY:

Mahasiswa melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi


indera pengecapan

QUESTIONS:

1. Gambarlah anatomi lidah


2. Jelaskan tipe-tipe perasa pada lidah
3. Jelaskan fungsi lidah!
TNJAUAN TEORI

Indera Pengecap (Gustatory)

Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah.


Pada lidah, terdapat reseptorvperasa yang dapat
membedakan rasa yang disebut taste buds. Reseptor pada
lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10 hari
sekali. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi
bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada
tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla
ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan.
Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla
lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.

119

MODUL PRAKTIKUM 119


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Anatomi Fisiologi

Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki


bentuk-bentuk tertentu, yaitu:

1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang


disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat
dibagian depan lidah.
2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut
papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan
dan sisi lidah.
3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla
circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak
terdapat dibagian belakang lidah.

120

MODUL PRAKTIKUM
120 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste
buds). Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel
seperti berikut ini :

1. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti


rambut yang menonjol keluar dari pengecap.

2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong


sel-sel pengecap.

Indera pengecap yang terdapat di lidah memiliki 4 tipe


rasa, yaitu:

1. Manis : pada puncak atau ujung lidah.


2. Asin : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan).
3. Asam : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan).
4. Pahit : pada pangkal lidah.
Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu untuk
mengatur letak makanan ketika dikunyah, membantu
mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu
menelan) dan sebagai alat bantu dalam berbicara.

121

MODUL PRAKTIKUM 121


ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)
TUGAS MAHASISWA:

Jelaskan dan gambarlah Anatomi hidung!

Nama
Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)

122

MODUL PRAKTIKUM
122 ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

Anda mungkin juga menyukai