Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
i
LAPORAN
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PONOROGO
JL.DR. SOETOMO NO. 18-24 PONOROGO JAWA TIMUR
Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners
Departemen Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh :
1. Adelia Septi Wigama, S. Kep 20650200
2. Alif Ratih Purwasih, S. Kep 20650201
3. Danang Fitri Antoro, S. Kep 20650203
4. Erwin Cahya Aga Pratama, S. Kep 20650205
5. Fifi Febsiana, S. Kep 20650206
6. Irma Citra Savitri, S. Kep 20650209
7. Lucky Ida Puspitasari, S. Kep 20650211
8. Monica Lisa Oktiama, S. Kep 20650199
9. Muhamad Riza Rifaldi, S. Kep 20650195
10. Riko Ari Cahyono, S. Kep 20650224
11. Rini Narurita, S. Kep 20650219
12. Robaniah Marjuni Putri, S. Kep 20650197
13. Suciati Ningsih, S. Kep 20650191
14. Wahyu Anjasmara, S.Kep 20650195
15. Yayuk Dwi Mulyani, S.Kep 20650221
16 Yunistasia Crismonika .R, S.Kep 20650223
Pembimbing Klinik
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugerahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan dengan judul “Laporan Praktik
Manajemen Keperawatan Di Ruang Multazam Rumah Sakit Umum “Aisyiyah
Ponorogo”. Laporan ini merupakan disusun sebagai syarat memenuhi tugas
praktek Profesi Ners Departemen Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Bersama ini perkenankanlah
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada:
1. Dr. Happy Susanto, MA. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Ponorogo yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
menyelesaikan pendidikan di Program S1 Keperawatan.
2. Sulistyo Andarmoyo, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang telah memberikan
kesempatan dan ijin dalam menyusun dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dr. H. Wegig Widjanarko, MMR selaku Direktur RSU „Aisyiyah Ponorogo
yang telah memberikan izin dan kemudahan penyusunan laporan ini.
4. Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.Ns selaku Pembimbing Klinik I yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
5. Rena Madya Mukti, S.Kep.Ns selaku Kepala Ruang Multazam yang juga
telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini
6. Laily Isro‟in, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Pembimbing Institusi I yang telah
banyak memberikan Bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
7. Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.Ns., M.Kes Selaku Pembimbing Institusi II yang
juga telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan
laporan ini
8. Kepada seluruh perawat ruang Multazam yang juga telah banyak memberikan
bimbingan, saran serta bantuan dalam penyusunan laporan ini
9. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini dari
awal sampai saat ini.
iv
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
Akhirnya kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang
khususnya dalam bidang keperawatan.
Kelompok
v
DAFTAR ISI
vi
2.7 Analisis Hasil Pengkajian ....................................................................... 106
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Alur Kritik atau Saran Pelanggan IRNA Ruang Mul t az am
RSUA Ponorogo ...............................................................................54
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.36 Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Rawat Inap Multazam RSU „
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Pimpinan RSU „Aisyiyah Ponorogo pada saat itu dipimpin oleh dr.Wegig
Widjanarko, MMR dengan luas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Dr. Sutomo
No. 18 Ponorogo, sampai dengan tahun 2006 di Jalan Dr. Sutomo Nomor 18 – 24
kelurahan Bangunsari Ponorogo semua berjumlah 6215 M2. Sasaran pemberian
pelayanan kesehatan RSU „Aisyiyah Ponorogo adalah masyarakat Ponorogo dan
sekitarnya. Dengan memulai pengadaan fasilitas yang semakin lengkap diharapkan
mampu memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat. Ruangan
Multazam terletak dilantai 2, terdiri 39 bed yang dibagi menjadi 2 bagian, bagian
pertama kelas 3 terletak disebelah timur terdiri dari bed nomor 1-18 dan sebelah barat
kelas 3 terdiri dari bed nomor 19-36, serta kelas 1 nomor 101-103. Ruangan Multazam
dilengkapi dengan alat yang memadai.
Dalam rangka meningkatkan mutu dan kepuasan pasien di RSU Aisyiyah
Ponorogo, maka perlu dikembangkan suatu model yang dianggap cocok untuk
diterapkan sebagai model peraktek keperawatan di RSU „Aisyiyah Ponorogo. Sebagai
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat professional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut adalah model Asuhan Keperawatan Profesional (Hamid,
2001 dalam Mugianti, 2016). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan sebagai suatu 4 wujud nyata dalam merespon tuntutan masyarakat
pengguna jasa pelayanan kesehatan di RSU „Aisyiyah Ponorogo yang semakin
tinggidiantaranyaadalah jenis dan jumlah pelayanan yang diberikan, sarana dan
prasarana, serta jumlah dan jenis SDM guna untuk memenuhi standar pelayanan yang
optimal, sehingga diharapkan selalu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas
sebagai salah satu rumah sakit unggulan di wilayah bantul dan sekitarnya
Berdasarkan situasi tersebut, mahasiswa mencoba menerapkan MAKP Primer
yang sesuai standar di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo pada praktek Profesi
Ners Departemen Manajemen Keperawatan yang dilaksanakan pada tanggal tanggal 03
Mei – 2021 s/d 20 Juni 2021.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa mampu
memahami dan menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada
3
unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan di Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo, mahasiswa di harapkan mampu:
1) Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang terkait
dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di RSU
„Aisyiyah Ponorogo
2) Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak rumah sakit tempat praktek terkait dengan masalah baru
yang mungkin teridentifikasi maupun masalah lama yang akan di evaluasi.
3) Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah ditetapkan
4) Mengusulkan altenatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang disepakati bersama unit terkait RSU „Aisyiyah Ponorogo.
5) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses,
hasil dan dampak pada manajemen keperawatan.
6) Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit
terkait dengan RSU „Aisyiyah Ponorogo
7) Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan.
8) Melakukan komunikasi dalam Manajemen Keperawatan meliputi Supervisi
Keperawatan, Timbang Terima keperawatan, Discharge Planning,
Sentralisasi Obat, Ronde Keperawatan, Pre Post Conference
9) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
SOAP
10) Menganalisis tingkat kepuasan pasien pre dan post pelaksanaan MAKP.
1.3 Metodologi
1.3.1 Instrumen pengumpulan data
1) Lembar checklist
2) Intstrumen evaluasi penerapan MAKP
3) Intrumen evaluasi penerapan SAK
4
4) Kuesioner
1.3.2 Metode pengumpulan data
1) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, perawat primer, perawat
pelaksana, pasien dan keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang
proses pelayanan pasien dan proses yang dilakukan oleh perawat
2) Studi Dokumentasi
Dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,
ketenagakerjaan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan, prosedur
ruangan dan inventaris ruangan
3) E-learning
E-learning adalah proses pembelajaran jarak jauh dengan
menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan
teknologi. Metode e-learning digunakan dalam menjalankan praktek
manajemen keperawatan, terhalang oleh COVID 19 dengan ini
mahasiswa dan pembimbing lahan serta institusi menjalankan diskusi ,
seminar , maupun evaluasi menggunakan metode e-learning
1.3.3 Metode Pelaksanaan
a. SCL (Student Center Learning) berbasis online
Merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai
peserta didik (subyek) aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik
sebagai adult learner, bertanggung jawab sepenuhnya atas
pembelajarannya, serta mampu belajar beyond the classroom melalui
media online (Group WhatsApp, Skype, Zoom dsb)
Meliputi :
a. Small group discussion
(Metode diskusi merupakan model pembelajaran yang melibatkan antara
kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswa atau kelompok
mahasiswa dan pengajar untuk menganalisa, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu).
b. Role-Play and Simulation
Metode ini berbentuk interaksi antara dua atau lebih mahasiswa tentang
suatu topik atau kegiatan dengan menampilkan simbol-simbol atau
5
peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang
sebenarnya. Jadi dengan model ini mahasiswa mempelajari sesuatu
(sistem) dengan menggunakan model.
c. Project Based Learning (PjBL)
Metode pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang
harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan mencari sumber pustaka
sendiri
d. Collaborative Learning (CbL)
Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mencari dan menemukan
jawaban sebanyak mungkin, saling berinteraksi untuk menggali semua
kemungkinan yang ada.
e. Project Based Learning (PjBL)
Metode pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang
harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan mencari sumber pustaka
sendiri
1.3.4 Kriteria Penilaian
1) Baik : 76 – 100%
2) Cukup : 56 – 75%
3) Kurang : ≤ 55%
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
2) Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP di Ruang
Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo.
3) Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di Ruang
Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo.
4) Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
6
5) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo.
1.4.2 Bagi Perawat Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo
1) Melalui Praktik Manajemen Keperawatan dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di Ruang Multazam yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
2) Melalui Praktik Manajemen Keperawatan perawat ruangan dapat
memahamidanmelaksanakan MAKP dengan optimal.
3) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
5) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
1.4.3 Bagi Pasien dan Keluarga pasien
1) Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan
2) Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
1) Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang
pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP : Keperawatan Primer.
2) Sebagai bahan evaluasi dalam sistem pembelajaran khususnya pada Profesi
Ners Departemen Manajemen Keperawatan.
kelompok.
7
BAB 2
1) VIP : 15 TT
2) Kelas 1 : 9 TT
3) Kelas 2 : 38 TT
4) Kelas 3 : 49 TT
5) Perinatologi : 6 TT
6) ICU Non Covid : 8 TT
7) ICU Covid Tekanan Negatif : 3 TT
8) Isolasi Covid Tekanan Negatif : 29 TT
9) Isolasi Covid Non Tekanan Negatif : 10 TT
10) Isolasi Non Covid : 2 TT
3. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang islami sebagai sarana dakwah.
b. Mewujudkan sumber daya insani yang loyal dan professional.
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu
dan memuaskan serta terjangkau oleh seluruh lapiran masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terpusat pada
pasien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
9
2.2 GAMBARAN UMUM RUANG MULTAZAM
1) Profil Ruang Multazam
Ruang Multazam merupakan bangsal dengan penyakit umum yang terdiri
dari 27 perawat dan 39 bed, terbagi menjadi 2 kelas yang terdiri dari kelas 1
dengan 3 tempat tidur, kelas 3 dengan 36 tempat tidur. Semua ruangan sudah memakai
oksigen sentral
2) Fasilitas ruang rawat inap Multazam
a. Kelas I : 3 tempat tidur, TV, kipas angin, jam dinding, lemari
bedside, kamar mandi, standart infuse, oksigen sentral
b. Kelas III : 36 tempat tidur, kipas angin, lemari bedside, jam dinding,
kamar mandi, oksigen sentral
3) Batas-batas ruang inap Multazam
a. Utara : Masjid Darus Syifa
b. Timur : Ruang Arafah dan IBS
c. Selatan : Jalur evakuasi/Ram
d. Barat : rumah penduduk
4) Struktur organisasi
Terdapat papan struktur organisasi pada ruang multazam yang masih
menggunakan struktur organisasi yang lama dan belum diperbarui karena belum
ada pergantian tenaga keperawatan didalam ruangan.
10
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
KEPALA
RUANGAN
PA PA PA PA PA PA
PA PA PA PA PA
PA
PA PA PA PA PA PA
PA PA
Dalam Struktur Organisasi di Ruang Rawat Inap Multazam menggunakan Model Asuhan
Keperawatan Profesional Tim dengan pembagian tim barat dan tim timur. Dari masing-
masing tim terdapat 3 Katim dan 10 Perawat pelaksana. Adapun pembagian shift kerja
yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam yang masing-masing tim dalam setiap shift
terdapat Katim dan Perawat Pelaksana.
11
2.3 PENDEKATAN TERHADAP ASPEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.3.1 Unsur Input
1. Rawat Inap
a. Pasien
1) Tinjauan teori
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-undang No. 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (“UU 29/2004”), pasien
adalah: “...setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi.”. Kemudian berdasarkan pasal 1 angka 4
Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (“UU
44/2009”), pasien adalah: “ setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah
Sakit.”
Manajemen keperawatan adalah suatu proses pengelolaan
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional (Nursalam, 2014). Unsur raw input
terkait pasien meliputi distribusi pasien berdasarkan 3 bulan, 10
penyakit terbanyak dan berdasarkan tempat tinggal.
Pasien dianggap sebagai manusia yang memiliki kebutuhan
tertentu, yang umumnya memiliki sifat mendasar dan membutuhkan
pemenuhan yang sesuai. Manusia dianggap sebagai makhluk holistic
yang memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk yang utuh atau
menyeluruh yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Adanya salah satu gangguan pada satu bagian maka akan
mempengaruhi bagian yang lainnya.
12
2) Tinjauan data
a) Distribusi pasien berdasarkan jumlah pasien
Berdasarkan buku regisitrasi pasien di ruang Multazam dari
bulan Januari-Maret 2021 didapatkan bahwa pasien yang
pernah dirawat sebanyak 885 Pasien dengan rincian setiap
bulan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Distrubusi Jumlah Pasien Berdasarkan Triwulan
di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Bulan Jumlah
1 Januari 247 Pasien
2 Februari 369 Pasien
3 Maret 269 Pasien
Total 885 Pasien
Rata-Rata 295 Pasien
Sumber: Data Primer 2021
Tabel 2.1 didapatkan jumlah pasien terbanyak yaitu pada
bulan Februari sebanyak 369 pasien, sedangkan pasien paling
sedikit pada bulan Januari sebanyak 247. Rata-rata yang
didapatkan adalah 295 pasien per bulan.
13
b) Distribusi pasien berdasarkan 10 penyakit terbanyak di ruang
Multazam
Pasien yang dirawat di ruang Multazam merupakan pasien
dewasa dengan berbagai macam penyakit. Berikut adalah daftar
penyakit terbanyak yang ada di ruang Multazam:
Tabel 2.2 Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak di bangsal
Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo 3 Bulan
Terakhir
14
c) Distribusi Pasien berdasarkan tempat tinggal
Pasien yang datang ke RSU „Aisyiyah Ponorogo berasal dari
berbagai Kecamatan, sehingga didapatkan distribusi pasien ruang
Multazam berdasarkan kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Distribusi Pasien Berdasarkan Kecaamatan di Ruang
Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo Bulan Januari -
Maret 2021
15
b. Mahasiswa
1) Tinjauan Teori
Pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting
yang harus dilalui oleh setiap perawat. Hal ini merupakan suatu
upaya penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan keperawatan
dimana diperlukan sebuah standar penyelengaraan pendidikan dan
pengembangan penelitian keperawatan (Lestari, 2014).
Program profesi ners merupakan tahap lanjutan pendidikan
sarjana keperawatan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta
didik yang mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners.
Pendidikan professional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
professional dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan
penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Data mahasiswa keperawatan yang praktik diruang
Multazam berdasarkan asal institusi pendidikan dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 2.4 Rekapitulasi data mahasiswa praktik di ruang
Multazam RSU’ Aisyiyah Ponorogo
Nama
No Fakultas Praktik Pelaksanaan Jumlah
Institusi
Unmuh Profesi Ners Praktek Profesi 2021 52
1 Ponorogo Mahasiswa
Ners Stase
Manajemen
Keperawatan
Sumber : Data Bagian Diklat bidang SDI RSU „Aisyiyah Ponorogo Mei 2021
Interpretasi Data :
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat diketahui bahwa mahasiswa yang pernah
melakukan praktek di Ruang rawat inap Multazam RSU Aisyiyah
Ponorogo adalah dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
16
2) Tenaga Medis
Tabel 2.5 Tenaga Medis Di Ruang Multazam RSU 'Aisyiyah
Ponorogo Tahun 2021
No Kualifikasi Keterangan
1 dr. Danang Kusuma A, Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam
2 dr. Muchtar Mahjudin, Sp.S Spesialis Saraf
3 dr. Indarjadi, Sp.B Spesialis Bedah
4 dr. Asna Rosida, Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam
5 dr. Ilyas Sofana, Sp.OG Spesialis Obstetri
Ginekologi
6 dr. Krisbiyanto, Sp.P Spesialis Pulmonologi
7 dr. Made Jeren, Sp.THT Spesialis THT
8 dr. Sriyono, Sp.U Spesialis Urologi
9 dr. Wisnu Sakulat, Sp.JP Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah
10 dr. Hakam, Sp.B Spesialis Bedah
11 dr. Tresna Angga Dokter Umum
12 dr. Wino Dokter Umum
13 Dr. Andhy Indriyono, Sp.N Spesialis Neurologi
17
2.4 INSTRUMENTAL INPUT
1) Man/Tenaga
a. Kualitas tenaga keperawatan
1) Tinjauan teori
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan yaitu dengan pemberian asuhan keperawatan
yang berkualitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
dan professional sesuai dengan tugas dan fungsinya. Upaya untuk
mempertahankan profesionalisme perawat bias dilakukan dengan
Pendidikan Perawatan Berkelanjutan (PPB) sesuai Standar PPNI.
Salah satu kualitas pelayanan Rumah Sakit adalah
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas diperlukan sumber
daya manusia yang sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Praktik profesional yang
merupakan ciri profesi yang harus dipelihara dan ditingkatkan dalam
rangka mempertahankan akuntabilitas kinerja yang tinggi.
2) Tinjauan data
Pola ketenagaan keperawatan diruang rawat inap Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 2.6
berikut ini:
18
Tabel 2.6
Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Jabatan, Pelatihan Yang Diikuti Dan Lama Kerja Di Ruang
Multazam RSU’ Aisyiyah Ponorogo Selama Tahun 2021
Jenis Masa Tahun
No Nama Jabatan Pendidikan TTL Diklat yang pernah Diikuti
Kelamin Kerja Masuk
1 Rena Madya Kepala S1 Ponorogo, P 10 2010 a. In House Training KPRS 2018
Mukti Ruang Keperawatan 22 Maret 1984 tahun b. In House Training MFK 2018
c. In House Training PPI 2018
d. Pelatihan Clinical Educator 2012
e. Training Of Trainer Improvement
Quality Of Leraning On
Internship Program 2014
19
f. Pelatihan Konsep Dasar PPI &
Hand Hygiene, 2013 & 2015
g. Tekhnik Aseptic dan Pemberian
Terapi Cairan 2015
h. Penanganan
Kegawatdaruratan
Muskuloskeletal dan Ambulasi
Dini 2014
i. Pelatihan Pemakaian Alat ECG
2015
j. TOT Presentasi Diklat Karyawan
2014
k. Perawatan pada Pasien dengan
Penyakit Menular 201
l. Pelatihan BCLS & Tim Code
Blue 2015
20
d. Pelatihan APAR, Evakuasi
Bencana dan Sosialisasi
K3RS, 2015
e. Pelatihan BLS 2015
f. Konsep Dasar PPI dan Hand
Hygiene 2015
g. Pelatihan BCLS, Stabilisasi
Transportasi dan SPGDT 2015
h. Pelatihan dan Sosialisasi
Management Nyeri, Asuhan
Pasien Resiko Tinggi & PPI
(Kewaspadaan Standard dan
Isolasi), mengoperasikan Alat
Medis dan Sistem Utility (Air,
Listrik) 2015
21
Blue 2015
e. Pelatihan BLS 2015
f. Pelatihan APAR, Evakuasi
Bencana dan Sosialisasi
K3RS 2015
g. Konsep Dasar PPI dan Hand
Hygiene 2015
h. Tekhnik Aseptic dan Pemberian
Terapi Cairan 2015
22
g. Current Concepts in Diabetes
Foot Management 2012
h. Kursus Perawatan Luka dan
stoma 2012
23
f. Perawatan Luka Modern 2018
7 Trio Pria Ka Shift DIII Ponorogo, L 11 2009 a. In House Training KPRS dan
Rubi Keperawatan 23 Agustus 1984 tahun b. Managemen Resiko 2018
c. In House Training MFK 2018
d. In House Training PPI 2018
e. Pelatihan Pemakaian Alat ECG
2015
f. Pelatihan BCLS dan Tim Code
Blue 2015
g. Pelatihan BLS 2015
h. Pelatihan APAR, Evakuas
Bencana dan Sosialisasi
K3RS, 2015
i. Konsep Dasar
8 Ika Triutami Ka Sift D3 Ponorogo, 08 P 4 tahun 2016 a. In House Training MFK 2018
Keperawatan Mei 1991 b. In House Training KPRS 2018
c. In House Taining PPI 2018
d. Konsep Dasar PPI dan Hand
24
Hygiene 2015
e. Pelatihan BLS 2015
f. Pelatihan APAR, Evakuasi
bencana dan Sosialisasi
K3RS, 2015
9 Novy Haryanti Ka Shift D3 Keperawatan Ponorogo, 17 P 2 Tahun 2019 a. In House Training KPRS 2018
september 1990
b. In House Training MFK 2018
c. In House Training PPI 2018
d. Pelatihan APAR, Evakuasi
Bencana dan Sosialisasi
K3RS, 2015
e. Pelatihan BLS 2015
f. Konsep Dasar PPI dan Hand
Hygiene 2015
g. Pelatihan BCLS, Stabilisasi
Transportasi dan SPGDT 2015
25
Medis dan Sistem Utility (Air,
Listrik) 2015
Devie Perawat D3 Ponorogo, P 4 tahun 2016 a. In House Training MFK, 2018
10
Afenta Assosiate Keperawatan 22 Maret 1990 b. In House Training PPI, 2018
c. In House Training KPRS, 2018
d. Basic Trauma and Cardiac Life
Support Training (BT & CLS)
atau Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD)
2011
26
d. Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat 2014
13 Rara Atika Perawat D3 Ponorogo, P 3 bulan 2019 a. Pelatihan Penanganan
Assosiate Keperawatan 02 Februari GawatDarurat 2018
1994 b. Perawatan anak stunting
Pertumbuhan Kembang Anak
2018
27
14 Ari Eko Perawat D3 Ponorogo, L 2 bulan 2019 BTCLS (Basic trauma cardiac
Assosiate Keperawatan 02 Januari 1993 live support)2017
15 Devi Septyo Perawat D3 Madiun, P 4 bulan 2019 In house Training BTCLS 2018
Assosiate Keperawatan 10 September KPRS 2018
1996
16 Afi Taaf Ka Shift D3 Ponorogo, p 3 bulan 2019 a. PPGD 2019
Rahayu
Keperawatan 14 Januari 1995 b. BTCLS (Basic trauma cardiac
live support) 2018
17 Mega Perawat D3 Keperawatan Ponorogo, 09 P 1 Tahun 2020 a. PPGD 2019
Oktaviana Assosiate Oktober 1996 b. BTCLS (Basic trauma cardiac
live support) 2018
18 Andri Adi Perawat D3 Keperawatan Ponorogo, 08 L 1,5 Tahun 2019 a. PPGD 2017
Putra Assosiate Oktober 1995 b. BTCLS ((Basic trauma cardiac
live support) 2018
19 Claudia Perawat D3 Keperawatan Ponorogo, 17 P 6 Bulan 2021
Assosiate April 1998 a. PPGD/BTCLS (Basic trauma
cardiaclive support) 2019
b. SKP Penanganan Kegawatdaruratan
Pasien Pendarahan Pre Hospital
c. SKP Emergency In Disaster Nursing
d. SKP Traumatic Injury and First
Bandaging Techniques
e. Initial Assesment In Emergency
Condition
28
20 Gita Novianti Perawat D3 Keperawatan Ponorogo, 04 P 6 Bulan 2021 f. PPGD/BTCLS (Basic trauma
Assosiate November 1997 cardiaclive support) 2019
Sumber : Data Bagian Diklat RSU „Aisyiyah Ponorogo tanggal Mei 2021
29
Interpretasi data:
Berdasarkan table 2.6 didapatkan, 27 perawat ruang rawat inap multazam
sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan baik didalam maupun diluar
rumah sakit. Pelatihan perlu dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan demi meningkatkan mutu pelayanan.
30
4) Kajian data
Kebijakan di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo dapat dilihat pada
tabel 2.8 berikut ini.
Tabel 2.8 Kebijakan di Ruang Multaz am RSU ‘ Aisyiyah Ponorogo
No Kebijakan
1 Jam kerja perawat:
Shift pagijam : 07.00 WIB - 14.00WIB
Shift siang : jam 14.00WIB - 21.00 WIB
Shift malam : jam 21.00WIB - 07.00 WIB
2 Cuti dari kepegawaian shift 15 hari non shift 12 hari
3 Keterlambatan akan mendapatkan teguran sesuai dengan lama
Keterlambatan
4 Ketentuan seragam:
Setiap bulan pada tanggal 1 dan minggu memakai batik
Senin-Selasa:Seragam Orange
Rabu-Kamis: Seragam Hijau
Jumat – Sabtu : Seragam Biru
5 Bila sakit menggunakan izin dokter
Sumber: Data Primer Mei 2021
Interprestasi data
Berdasarkan tabel 2.8 dapat diketahui bahwa kebijakan semua ruangan
termasuk Kebijakan di Ruang Multazam telah tercantum dalam SK Nomor:
RSU.A.165.09.2008.
i. Kuantitas tenaga keperawatan
a. Tinjauan teori
Perencanaan merupakan fungsi organic manajemen sebagai dasar titik tolak
dan kegiatan pelaksanaan tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Kebijakan yang telah dirumuskan dalam suatu rencana mencakup struktur
organisasi yang diciptakan, pengadaan, penggunaan tenaga kerja, dan system serta
prosedur yang hendak digunakan, serta pelayanan yang dibutuhkan untuk
31
kelancaran suatu kegiatan.
Kesesuaian tenaga keperawatan yang mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi
dengan kebutuhan pelayanan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan yang efektif dan efisien (Depkes, 2005). Untuk menentukan jumlah
kebutuhan tenaga keperawatan dapat menggunakan beberapa rumus, antara lain:
a) Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut:
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365
(365-C) x Jam Kerja/Hari
Keterangan :
A : Jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan pasien per
hari
B : Rata-rata jumlah pasien per hari → BOR x Jumlah tempat tidur
C : Jumlah hari libur (82 hari) , 365 : jumlah hari kerja selama 1 tahun
b) Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift klien seperti pada tabel
berikut
Tabel 2.9 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Klien
Kebutuhan perawat
Waktu Klasifikasi Pagi Sore Malam
32
(a) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24
jam, dengan kriteria:
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
2. Ambulasi dengan pengawasan.
3. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
5. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(b) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
dengan kriteria:
1. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
4. Folley catheter/intake output dicatat.
5. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
(c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6
jam/24jam dengan kriteria :
1. Segalanya diberikan/dibantu.
2. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
3. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
4. Pemakaian suksion.
5. Gelisah, disorientasi.
(c) Menurut Depkes (2002)
Menurut Depkes, modal pendekatan yang dapat digunakan
dalam penghitungan tenaga keperawatan di rumah sakit untuk
rawat inap yaitu: berdasarkan klasifikasi pasien dengan cara
penghitungan adalah:
(a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarakan kasus
(b) Rata-rata pasien/hari
(c) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
33
(d) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
(e) Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam/hari
Dirumuskan sebagai berikut:
∑ hari minggu dalam satu tahun + cuti + hari besar X ∑ perawat tersedia
∑ hari kerja efektif
Faktor koreksi:
Loss day + Non nursing job
34
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan =
Tenaga yang diperlukan + faktor koreksi
35
a) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat dengan
rumus Gillies
Keterangan Rumus :
A : Rata – rata jumlah jam perawatan / pasien / hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari ( BOR x Jumlah Tempat Tidur )
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
Jadi, 4 x 365 = 48.180 = 27 Perawat
(365-113) x 7
=27 orang x 20% = 5,4
= 27 orang + 6 0rang = 33 0rang
Interpretasi data :
Perhitungan menggunakan rumus gillies. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan dari kebutuhan sesuai rumus yang di gunakan, yaitu
membutuhkan 33 tenaga perawat. Saat ini jumlah perawat di ruang
multazam adalah 27 orang dan akan disesuaikan dengan kebutuhan.
36
b) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat dengan
rumus Douglas
- Tanggal 6 Mei 2020
Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat
Pasien Pasien
Pagi Sore Malam
2. Methode/metode
a. Kebijakan
1) Kajian teori
Standar praktek keperawatan merupakan uraian pernyataan tingkat
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat
dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang
diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap
pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang
saling berkaitan erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai
bukti pelayanan meningkat atau memburuk. Sedangkan menurut Gillies
(1989 dalam Idris, 2017) standar praktek keperawatan merupakan suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien. Fokus utama standar
praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui proses dan
hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai
pelayanan keperawatan. Melalui standar praktik dapat diketahui apakah
intervensi atau tindakan keperawatan itu yang telah diberi sesuai dengan
37
yang direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Komponen standar keperawatan yaitu:
a) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya
meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan.
b) Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan
asuhan keperawatan yang tidak penting.
c) Memberikan landasan untuk menentukan kelalaian keperawatan dengan
mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi standar asuhan
keperawatan, serta menentukan bahwa kegagalan dari perawat untuk
memenuhi standar dapat membahayakan pasien.
2) Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Standar asuhan keperawatan terdiri dari kriteria-kriteria yang harus
dipenuhi dalam pemberian asuhan keperawatan, apabila kriteria-kriteria
tersebut dapat dipenuhi maka mutu asuhan keperawatan dapat dipertanggung
jawabkan secara professional untuk pemenuhan kebutuhan dalam aspek-
aspek keamanan dan kenyamananpasien serta untuk standar asuhan
keperawatan professional selanjutnya. Saat ini telah dikembangkan
persamaan penggunaan bahasa standar dalam penentuan Kasus Keperawatan
berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association),
penetapan tujuan dengan NOC (Nursing Outcome Classification) dan
rencana intervensi dengan NIC (Nursing InterventionClasiffication).
Prosedurtetap (protap) tindakan yang berlaku dan panduan Asuhan
Keperawatan (PAK) minimal 10 penyakit terbanyak yang sering muncul
secara resmi yang dipahami dan diterapkan oleh seluruh staf di ruang rawat
inap sebagai idealnya suatu ruang rawat inap perawatan di sebuah rumah
sakit.
Menurut Nursalam (2016) standar merupakan pernyataan yanga sah,
model yang disusun berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan
mengenai apa yang memadai dan sesuai,dapat diterima dengan layak.
Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu
38
pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik,tepat,dan benar yang
dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai
tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat.
Menurut Gillies ( 1994, dalam Suri, 2011),Standar Asuhan
Keperawatan mempunyai tiga tujuan,yaitu :
a) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya
meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan.
b) Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan
asuhan keperawatan yang tidak penting.
c) Memberikan landasan untuk menentukan kelalaian keperawatan dengan
mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi standar asuhan
keperawatan,serta menentukan bahwa kegagalan dari perawat untuk
memenuhi standar dapat membahayakan pasien.
Standar asuhan keperawatan terdiri dari kriteria-kriteria yang harus
dipenuhi dalam pemberian asuhan keperawatan, apabila kriteria-kriteria
tersebut dapat dipenuhi maka mutu asuhan keperawatan dapat dipertanggung
jawabkan secara profesional dengan memahami dan mematuhi kriteria
dalam standar asuhan keperawatan yang selanjutnya diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan maka bukan hanya keprofesian yang dapat
dijaga dan ditingkatkan, tetapi juga meliputi pemenuhan kebutuhan dalam
aspek-aspek keamanan dan kenyamanan pasien.
Suatu ruang perawatan di sebuah rumah sakit idealnya mempunyai
prosedur tetap(protap)tindakan yang berlaku secara resmi yang dipahami
dan diterapkan oleh seluruh staf di ruangan tersebut. Ruang perawatan harus
mempunyai prosedur tetap semua tindakan perawatan dan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) minimal 10 penyakit terbanyak yang sering muncul di
ruang tersebut.
39
b. Tinjauan Data
Tabel 2.11 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Di Ruang Rawat Inap
Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo Standar Asuhan
Keperawatan
NOMOR KODE DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN RSUA
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
A. KATEGORI : FISIOLOGIS
SUB KATEGORI : RESPIRASI
1. D.0001 BERSIHAN JALAN NAFAS 1
2. D.0003 GANGGUAN PERTUKARAN GAS 5
3. D.0005 POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF 8
4. D.0006 RISIKO ASPIRASI 11
SUB KATEGORI : SIRKULASI
5. D.0008 PENURUNAN CURAH JANTUNG 14
6. D.0009 PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF 19
7 D.0012 RESIKO PERDARAHAN 21
8. D.0017 RESIKO PERFUSI SEREBRAL TIDAK EFEKTIF 25
SUB KATEGORI : NUTRISI DAN CAIRAN
9. D.0019 DEFISIT NUTRISI 29
10. D.0020 DIARE 32
11. D.0022 HIPERVOLEMIA 35
12. D.0023 HIPOVOLEMIA 39
13. D.0027 KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH 43
14. D.0032 RESIKO DEFISIT NUTRISI 46
15. D.0034 RESIKO HIPOVOLEMI 48
16. D.0036 RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN 51
17. D.0039 RESIKO SYOK 54
SUB KATEGORI : ELIMINASI
18. D.0040 GANGGUAN ELIMINASI URINE 58
19. D.0049 KONSTIPASI 61
20. D.0050 RETENSI URINE 64
SUB KATEGORI : AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
21. D.0054 GANGGUAN MOBILITAS FISIK 66
22. D.0055 GANGGUAN POLA TIDUR 69
B. KATEGORI : PSIKOLOGIS
SUB KATEGORI: NYERI DAN KEAMANAN
23. D.0074 GANGGUAN RASA NYAMAN 72
24. D.0076 NAUSEA 77
25. D.0077 NYERI AKUT 81
SUB KATEGORI : INTEGRITAS EGO
26. D.0080 ANSIETAS 84
27. D.0083 GANGGUAN CITRA TUBUH 88
28. D.0102 RESIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL 92
C. KATEGORI : PERILAKU
SUB KATEGORI : KEBERSIHAN DIRI
29. D.0109 DEFISIT PERAWATAN DIRI 96
30. D.0111 DEFISIT PENGETAHUAN 101
40
D. KATEGORI : LINGKUNGAN
31. D.0129 GANGGUAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN 106
32. D.0130 HIPERTERMIA 109
33. D.0131 HIPOTERMIA 112
34. D.0133 PERLAMBATAN PEMULIHAN PASCA OPERASI 114
35. D.0142 RESIKO INFEKSI 118
36. D.0143 RESIKO JATUH 121
37. D.0024 IKTERUS NEONATORUM 124
38. D.0028 MENYUSUI EFEKTIF 127
39. D.0029 MENYUSUI TIDAK EFEKTIF 130
40. D.0035 RESIKO IKTERUS NEONATORUM 133
41. D.0053 DISORGANISASI PERILAKU BAYI 136
42. DAFTAR PUSTAKA 138
Sumber data: data primer Mei 2021
41
Tabel 2.12 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) Di Ruang Rawat Inap Multazam
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
NO Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)
1. PAK Penyakit Anak:
1) Bronkitis
2) Bronchopneumonia
3) DHF (Dengue Haemoragic Fever)
4) Fever of Unknow Origin
5) Gastroenteritis Akut
6) Kejang Demam
7) Infeksi Saluran Pernafasan Akut
8) Pneumonia
9) Thypoid
2. PAK Penyakit Bedah:
1) Apendisitis Acut
2) CA Mammae
3) Cholelitiasis
4) Cidera Otak Ringan (COR)
5) Diabetic Mellitus (DM) Gangren
6) Fibroadenoma Mammae (FAM)
7) Hemoroid
8) Hernia Inguinalis Lateralis/Medialis
9) Soft Tissue Tumor (STT)
10) Struma (Pre dan Post Operasi)
3. PAK Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan
1) Ca Nasofaring
2) Disfagia
3) Epistaksis
4) Laringitis
5) Tonsilitis
42
4. PAK Penyakit Syaraf
1) Cepalgia
2) CVA Infrank
3) Epilepsi
4) HNP (Hernia Nukleus Pulposus)
5) Hipertensi
6) Low Back Pain
Vertigo
5. PAK Penyakit Urologi
1) Batu Buli-Buli (Pre & Post Operasi)
2) Batu Ginjal (Pre & Post Operasi)
3) Batu Ureter (Pre & Post Operasi)
4) Benigna Prostate Hyperp (Pre & Post Operasi)
5) Carsinoma Buli (Pre & Post Operasi)
6) Ca Prostate (Pre & Post Operasi)
7) Striktur Uretra (Pre & Post Operasi)
8) Vari Cocela (Pre & Post Operasi)
6. PAK Penyakit Paru
1) Asma
2) Bronchitis
3) Bronchopneumonia
4) Ca Paru
5) Efusi Pleura
6) Pneumonia
7) PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
8) TBC Paru
7. PAK Penyakit Jantung
1. Acut Miocard Infark (AMI)/Sindroma Coroner Acut (SKA)
2. Chest Pain (Nyeri Dada)
3. PJK (Penyakit Jantung Koroner)
4. ALO ( Acutelung Ousema)
5. CHF ( Congestive Heart Failure)
43
6. Dekompensasi Cordis
7. AFC (Atrial Fibrilasi)
8. HHD ( Hipertensi Heart Disease)
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.11 ruang rawat inap Multazam menggunakan SAK dan
PAK yang telah ditetapkan oleh RSU „Aisyiyah Ponorogo sesuai Keputusan
Direktur RSUA/0057.1/PER/III.6.AU/I/I/2020 yang terdiri dari 41 SAK dan 8
PAK.
44
21 Mengukur Suhu Tubuh
22 Memberikan Kompres Dingin dengan Air Biasa atau Es
23 Memberikan Kompres Hangat
24 Memasang IV Cateter
25 Perawatan Infus
26 Melepas IV Cateter
27 Skin Tes/Tes Hypersensitivity
28 Mantoux Tes
29 Memberikan Obat Melalui Suntikan Subcutan
30 Memberikan Obat Melalui Suntikan Intramuskuler
31 Memberikan Obat Melalui Suntikan Intravena
32 Memberikan Obat Melalui Suntikan Intracutan
33 Memberikan Obat Tetes
34 Memberikan Obat Oral
35 Memberikan Obat Suppositoria
36 Memberikan Obat Melalui Syinge Pump
37 Memberikan Obat Melalui Infus Pump
38 Memasang Dower Kateter
39 Bladder Training Pola 2 Jam
40 Melepas Dower Kareter
41 Vulva Hygiene
42 Memasang Kondom Kateter
43 Memberikan Huknah Rendah
44 Memberikan Huknah Tinggi
45 Memberikan Gliserin
46 Darmbuis
47 Membantu pasien BAB dan BAK
48 Memasang Naso Gastric Tube (NGT)
49 Memberikan Makanan Melalui Naso Gastric Tube (NGT)
50 Gastric Cooling/Kumbah Lambung
51 Melepas Naso Gastric Tube (NGT)
45
52 Mengganti Balutan Luka
53 Mengangkat Jahitan Luka
54 Perawatan Luka Bakar
55 Perawatan Kolostomi
56 Pemasangan Bidal
57 Memandikan Pasien di Tempa Tidur
58 Membersihkan Mulut
59 Menyisir Rambut
Mengganti Alat Tenun Kotor pada Tempat Tidur Pasien (dengan
60
Pasien di Atas Tempat Tidur)
61 Mengganti Alat Tenun Kotor pada Tempat Tidur Pasien
Memberikan Pelayanan Spritual Kepada Pasien yang Menghadapi
62
Sakarotul Maut
Penanganan dan Pemindahan Jenazah di Rumah Sakit Umum
63
Aisyiyah Ponorogo
64 Nebulizer
65 Pemberian Informasi Atau Edukasi
66 Komukasi Perawat dengan Pasien dalam membina Relationship
67 Transfusi WB/PRC Pada Dewasa
68 Transfusi Plasma atau FFP
69 Teknik Memindahkan Obat dari Ampul
70 Tekhnik Memindahkan Obat Dari Vial
71 Pengenceran Obat
72 Penggunaan Obat Injeksi Lebih Dari Satu Kali Pemakaian
Sumber data: data primer Mei 2021
Interpretasi Data :
Berdasarkann tabel 2.13 dapat diketahui bahwa dari hasil studi dokumentasi di
Ruang rawat inap Multazam menggunakan acuan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Keperawatan yang berisi SPO mengingat ruang rawat inap Multazam adalah
ruang rawat inap yang menangani kasus semua penyakit kecuali penyakit anak-
anak, akan tetapi SPO yang digunakan masih secara umum pada kasus-kasus yang
ada.
46
3. Money
a. Kajian teori
Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non medis merupakan
salah satu fungsi Rumah Sakit agar pelayanan Rumah Sakit tersebut dapat berjalan
secara optimal dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Untuk itu rumah sakit
perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non medis, dan jasa
pemborongan. Sumber dana suatu Rumah sakit daerah bisa didapatkan melalui
pendapatn fungsional dan non fungsional dari pendapatan pelayanan Rumah sakit.
b) Tinjauan data
Ketetapan tarif diruang rawat inap multazam sesuai ketetapan RSU „Aisyiyah
Ponorogo yaitu dapat dilihat pada table 2.14 dibawah ini:
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap citra rumah sakit atau Puskesmas
melalui pemberian jasa pelayanan kesehatan yang menyeluruh.
47
Setiap rumah sakit memiliki keadaan yang berbeda-beda yang dapat
mempengaruhi manajemen pelayanan keperawatan termasuk pengelolaan fasilitas
dan peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan bagi pasien. Dalam
manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan peralatan sebagai
faktor pendukung dan penunjang terlaksananya keperawatan. Peralatan kesehatan
untuk pelayanan keperawatan adalah semua bentuk alat kesehatan yang
dipergunakan dalam melaksanakan tindakan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga diperoleh tujuan keperawatan yang
efisien dan efektif. Oleh karena itu diperlukan adanya standar pengelolaan fasilitas
dan peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan sebagai pedoman bagi
manager keperawatan dalam menggunakan sumber daya fasilitas peralatan demi
mencapai pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien. Sumber daya yang
dibutuhkan yaitu mengenai fasilitas serta alat kedokteran maupun keperawatan yang
seharusnya dapat dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-
masing institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan, warna, ukuran, jenis
kegiatan, dan jumlah yang dibutuhkan.
Standar pengelolaan peralatan ini mencakup standar tentang alat tenun, peralatan
untuk pelayanan keperawatan, peralatan rumah tangga, peralatan pencatatan dan
pelaporan, serta pengelola peralatan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun
keperawatan dapat dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-
masing institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan atau warna, ukuran, jenis
kegiatan, dan jumlah yang dibutuhkan.
Fasilitas dan alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi
yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan.
Syarat sebuah ruangan perawatan yang baik antara lain:
1) Tenaga Medis dan Non Medis
2) Terjaga Kebersihannya
3) Sirkulasi udara dan cahaya baik
4) Luas ruangan cukup nyaman
5) Privacy klien terjaga
b. Memenuhi standar keamanan pasien Kajian Data
48
Tabel 2.15 Daftar Alat Tulis Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Nama Standar Jumlah Jumlah Evaluasi Ket. Evaluasi Tindak
Pasien standar total Kekurangan Kondisi Lanjut
1 Kalkulator - 1 - - - Baik
2 Gunting - 2 - - - Baik
Biasa
3 Cutter - 1 - - - Baik
4 Lem - 1 - - - Baik
5 Plester - 3 - - - Baik
6 Tip-X - 1 - - - Baik
7 Bolpoin - 6 - - - Baik
8 Spidol - 3 - - - Baik
9 Pensil - 3 - - - Baik
Grafik
10 Stabillo - 2 - - - Baik
Bos
11 Staples - 2 - - - Baik
13 Penghapus - 2 - - - Baik
Kertas
14 Pembolong - 1 - - - Baik
Kertas
15 Surat - 1 - - - Baik
protocol
terapi
16 Surat - 1 - - - Baik
Rontgen
49
17 Resep - 1 - - - Baik
18 Surat - 1 - - - Baik
pemeriksaa
n EKG
19 Amplop - 35 - - - Baik
20 Plester - 1 - - - Baik
Bening
21 Stampel - 30 - - - Baik
Dokter
22 Surat 1 Baik
pemakaian
Saturasi
23 Paper line 2 Baik
50
Tabel 2.16 Daftar Alat Medik Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Nama Standar Jumlah Jumlah Evaluasi Ket. Evaluasi Tindak
Pasien standar total Kekurangan Kondisi Lanjut
4 Gunting - 2 - - - Baik
biasa
5 Gunting - 1 - - - Baik
verband
6 Bengkok - 2 - - - Baik
8 Lampu - 1 - - - Baik
baca
rontgen
9 Senter - 1 - - - Baik
12 Termomete - 4 - - - Baik
r gram
13 Timbangan - 1 - - - Baik
BB
14 Torniquet - 2 - - - Baik
15 Leaflet - 30 - - - Baik
demam
51
typoid
16 Leaflet - 30 - - - Baik
maag
17 Leaflet - 3 - - - Baik
pencegaha
n infeksi
18 Leaflet - 50 - - - Baik
ISK
19 Leaflet - 8 - - - Baik
TBC
20 Leaflet - 0 - - - Baik
nyeri
21 Leaflet - 40 - - - Baik
Epilepsi
22 Leaflet 15 Baik
Gelang
Identifikasi
Pasien
23 Leaflet 25 Baik
Hepatitis
24 Leaflet 25 Baik
Pasca
Stroke
25 Leaflet 25 Baik
Pencegah
Stroke
26 Leaflet 25 Baik
Katarak
27 Leaflet 25 Baik
Fraktur
28 Leaflet 20 Baik
Diare
52
29 Leaflet 1 Baik
Fasilitas &
Pelayanan
30 Buku 1 Baik
Rohani
31 Leaflet 11 Baik
Ensikloped
i Alat
32 Leaflet 4 Baik
Masker
33 Leaflet 4 Baik
Bahaya
Merokok
34 Leaflet 1 Baik
Perawatan
Luka
35 Leaflet 1 Baik
Konseling
Pasif
36 Masker 8 Baik
N95
37 Poster 3 Baik
handrub
38 Tensi 2 Baik
jarum
39 Set steril 1 Baik
40 ICCU 1 Baik
Check
41 Nebulizer 1 Baik
42 Lancet 30 Baik
43 Linen 10 Baik
53
44 Handscoon 2 dus Baik
45 Alat 3 Baik
Suction
46 Masker 3 dus Baik
47 Tisu 2 Baik
48 Troli 1 Baik
tindakan
49 Troli 2 Baik
tindakan
50 Troli 0 Baik
tindakan
51 Tabung 11 Baik
Oksigen
52 Helm 1 Baik
merah
53 Helm 1 Baik
kuning
54 Helm biru 1 Baik
55 Appar 2 Baik
57 Kacamata 1 Baik
Tindakan
58 Masker/TB 8 Baik
C
59 Slide face Sesuaj Pun Baik
i ya
jumla prib
h adi
peraw
at
Sumber : Study dokumentasi Mei 2021
54
Tabel 2.17 Daftar Inventaris Di RuangRuang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Nama Standar Jumlah Jumlah Evaluasi Ket. Evaluasi Tindak
Pasien standar total Kekurangan Kondisi Lanjut
1 Tempat - 20 - - - Baik
Tidur
Pasien
2 Tempat - 19 - - - Baik
Tidur
Pasien
3 Tempat - 39 - - - Baik
simpan
obat
4 Kursi - 39 - - - Baik
tunggu
pasien
5 Linen - 1 - - - Baik
Infeksi
6 Linen Non - 5 - - - Baik
medis
7 Limbah - 2 - - - Baik
infeksi
8 Appround - 2 - - - Baik
9 Baju - 0 - - - Baik
tindakan
10 Baju oprasi - 3 - - - Baik
12 Restrain - 2 - - - Baik
14 Galon - 1 - - - Baik
15 Dispenser - 1 - - - Baik
55
16 Sajadah - 1 - - - Baik
17 Mukena - 1 - - - Baik
19 Bantal - 39 - - - Baik
Pasien
20 CPU - 1 - - - Baik
21 Jam - 6 - - - Baik
Dinding
22 Kursi 32 Baik
Tunggu
Pasien
23 Meja 32 Baik
Pasien
24 Kipas 12 Baik
angin
25 Gayung 12 Baik
Kamar
Mandi
26 Almari 1 Baik
tempat
Linen
27 Almari 1 Baik
Tempat
Obat
28 Almari 2 Baik
Alat Non
Medis
29 Almari 1 Baik
Alat Medis
30 Komputer 1 Baik
56
31 Kursi 15 Baik
Ruang
Perawat
32 Meja 3 Baik
Ruang Jaga
Perawat
33 Kulkas 1 Baik
Obat
34 Kamar 9 Baik
mandi
35 Gayung 12 Baik
mandi
36 Lampu 4 Baik
ruang
perawat
37 Kursi Roda 2 Baik
38 Calculator 1 Baik
39 Botol 2 Baik
sputum
40 Botol lab 10 Baik
42 Box 1 Baik
43 Televisi 6 Baik
44 See-U 1 Baik
Towel
45 Keran 1 Baik
panas
46 Keran 4 Baik
dingin
47 Ruang alat 1 Baik
57
48 Ruang 1 Baik
perawat
49 Telepon 1 Baik
perawat
50 Kalender 1 Baik
51 Tempat 20 Baik
Tidur
Pasien
Sumber : Study dokumentasi Mei 2021
Interpretasi:
Berdasarkan table 2.17 dapat diketahui bahwa diruang rawat inap Multazam
sebagian besar memenuhi standar dan dalam kondisi baik serta pengelolaannya pun
baik.
5. Mutu
a. Kajian teori
Mutu pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dalam mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial dan
spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012)
b. Kajian data
Dalam rangka Pelayanan Pelanggan Rumah Sakit „Aisyiyah Ponorogo, RS sudah
menyediakan beberapa pelayanan penunjang yang terdiri dari Tim PKRS, Pelayanan
Pengaduan Pelanggan, dan sudah memiliki bagian Humas dan Pemasaran. RSU „Aisyiyah
Ponorogo sudah memiliki tingkat akreditasi yang mutu pelayanananya mengacu pada 6
SKP, yaitu:
1) SKP I : Identifikasi pasien dengan benar
2) SKP II : Meningkatkan komunikasi efektif\
3) SKP III : Meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) SKP IV : Memastikan lokasi pembedahan dengan benar, prosedur yang tepat
5) SKP V : Mengurangi resiko infeksi
6) SKP VI : Mengurangi resiko pasien jatuh
58
Tabel 2.37 SKP 1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
No Aspek yang dinilai Ya Tidak Total
N % N % N %
1 21 100% 0 0% 21 100
Apakah rumah sakit sudah membuat
%
kebijakan tentang identitas pasien
2 Apakah rumah sakit sudah membuat 21 100% 0 0% 21 100
pedoman /panduan identiatas pasien yang %
dijadikan acuan seluruh unit ?
3 Apakah perawat memasang dan melepas 21 100% 0 0% 21 100
gelang identitas sesuai sop %
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.37 mengenai ketepatan identifikasi pasien sudah dilakukan dengan baik
dengan presentase 100%.
59
Tabel 2.38 SKP 2 Peningkatan Komunikasi Efektif
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.38 mengenai peningkatan komunikasi efektif sudah dilakukan dengan baik
dengan presentase 100%.
60
Tabel 2.39 SKP 3 Meningkatkan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
Interpretasi Data :
61
Tabel 2.40 SKP 4 Memastikan Lokasi Pembedahan Dengan Benar, Prosedur Yang Tepat
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.40 mengenai memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
tepat, pembedahan pasien yang benar sudah dilakukan dengan baik dengan presentase 100%.
62
Tabel 2.41 SKP 5 Mengurangi Resiko Infeksi
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.41 mengenai mengurangi resiko infeksi sudah dilakukan dengan baik
dengan presentase 100%.
63
Tabel 2.41 SKP 6 Mengurangi Resiko Cidera Pasien Jatuh
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.41 mengenai mengurangi resiko infeksi sudah dilakukan dengan baiik
dengan presentase 100%.
64
7) Hasil Evaluasi Penerapan Patient Safety
Tabel 2.18 Pengkajian Unsur Output Tentang Penilaian Penerapan
PatientSafety Klinik Keperawatan Di Ruang Multazam RSU
Aisyiyah Ponorogo
No Aspek Yang dinilai %
1 Ketepatan identifikasi pasien 100
2 Peningkatan komunikasi yang efektif 100
3 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 100
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasein 98.8
Operasi
5 Pengurangan risiko infeksi terkait dengan pelayanan 100
Kesehatan
6 Pengurangan risiko pasein jatuh 100
65
10) Efisiensi Ruang Rawat
a) Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi empat indikator mutu pelayanan kesehatan rumah
sakityang meliputi:
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR menunjukkan seberapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia di rumah sakit
dalam jangka waktu tertentu. Standar nasional BOR untuk RSU dalam jangka 1 tahun
adalah 75-85%.
3
b) Kajian Data
67
Tabel 2.20 Analisa Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Multazam RSU
‘AisyiyahPonorogo (n: 25)
6) Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perumusan tujuan diutamakan menggunakan NOC
dan perumusan rencana diutamakan menggunakan NIC.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan terdiri
dari 3 kegiatan:
a) Menetapkan urutan prioritas masalah
b) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
c) Menentukan rencana tindakan keperawatan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
secara umum adalah sebagai berikut:
a) Spesifik (Specific) artinya pernyataan tujuan harus merupakan
perilaku pasien yang menunjukkan berkurangnya masalah pasien.
Masalah tersebut telah diidentifikasi dalam diagnosa
keperawatan.
b) Measurable yaitu ditulis secara singkat dan jelas sehingga mudah
dimengerti oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
c) Dapat diukur (achievable) artinya dapat diamati, ditafsirkan dan
70
dinilai. Hindari penggunaan kata-kata baik, cukup, normal, dll.
d) Realitas ( reality) artinya dapat dilaksanakan dengan tenaga dan
fasilitas yang tersedia serta realistis untuk kemampuan pasien
pada waktu yang telah ditetapkan.
e) Time yaitu tujuan di tegakan berdasarkan diagnosis keperawatan
dan kriteria waktu tertentu.
f) Rumusan penulisan tujuan menggunakan formula
T=S+P+K+KO
T = Tujuan S = Subjek
P= Predikat K = Kriteria
7) Tindakan
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang
telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien
itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau mungkin dilakukan secara
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain.
8) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk
menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor
yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan (Nursalam,
2007).
Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi, Kriteria evaluasi
keperawatan meliputi :
a) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis dan
tingkah laku pasien
b) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindaklanjuti
c) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lain.
d) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin
dicapai dan standar praktik keperawatan.
Ruang lingkup standar praktik keperawatan berdasarkan SK
Dirjen Yan Med No.YM.00.03.2.6.7637 sebagai berikut:
a) Standar 1: Falsafah Keperawatan 71
b) Standar 2: Tujuan asuhan keperawatan
c) Standar 3 : pengkajian
d) Standar 4 : perencanaan
e) Standar 5 : pelaksanaan
f) Standar 6 : evaluasi
b. Kajian Data
Tabel 2.20 Analisa Pengkajian di Ruang Rawat Inap Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo (n: 25)
Ya Tidak Total
No Aspek yang dinilai N
% N % N %
Apakah perawat mencatat
1 data yang akan dikaji sesuai 24 96% 1 4% 25 100%
dengan pedoman pengkajian?
Data dikelompokan (bio-
24 96% 1 4% 25 100%
2 psiko-
sosial-spiritual)
3
Apakah data dikaji dari 24 96% 1 4% 25 100%
pasien masuk sampai pulang
?
4 Apakah masalah dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatahn dengan norma 23 92% 2 8% 25 100%
pola dan fungsi
Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.21 dapat diketahui bahwa pembuatan kasus keperawatan di
ruang rawat inap Multazam yaitu dalam kategori baik sebesar 96%. Dan satu perawat
menjawab tidak (4%).
73
Tabel 2.22 Perencanaan di Ruang Rawat InapMultazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo(n: 25)
No Aspek yang dinilai Ya Tidak Total
N % N % N %
1 Apakah rumusan tujuan 24 96% 1 4% 25 100%
mengandung komponen pasien,
perubahan perilaku, kondisi
pasien dan atau kriteria?
menggambarkan keterlibatan
Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.22 perencanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Multazam masuk dalam kriteria baik dengan angka sebesar 96%.
74
Tabel 2.23 Implementasi Tindakan di Ruang Rawat InapMultazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo (n: 25)
No Aspek yang dinilai Ya Tida Total
k
N % N % N %
1 23 92% 2 8% 25 100%
Apakah tindakan dilaksanakan
sudah mengacu
Pada rencana keperawatan
2 Apakah perawat mengobservasi 24 96% 1 4% 25 100%
respon pasien setelah
melakukan tindakan
keperawatan ?
75
Tabel 2.24 Evaluasi Tindakan di Ruang rawat inap Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo (n: 25)
76
Tabel 2.25 Catatan Asuhan Keperawatan Tindakan di Ruang Rawat InapMultazam
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n: 25)
No Aspek yang dinilai Ya Tidak Total
N % N % N %
1 Menulis pada format yang baku 25 0 0% 25 100%
100%
Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.25 dapat diketahui bahwa hasil catatan asuhan keperawatan di
Ruang rawat inap Multazam sudah baik yaitu sebesar 100%.
77
b.2 Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan (MPKP)
1) Definisi Manajemen
Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan bersama orang
lain. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Gillies, 2989
dalam Nursalam 2014). Swanburg (2000) dalam Julianto (2014) mendefenisikan
manejemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Abdullah (2014:2) manajemen itu adalah keseluruhan aktivitas yang
berkenaan dengan melaksanakan pekerjaan organisasi melalui fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang
sudah ditetapkan dengan bantuan sumber daya organisasi (man, money, material, mechine
and method) secara efesien dan efektif.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang
sehingga diperlukan penerapan pendekatan manajemen. Pendekatan manajemen adalah
suatu proses kerja sama anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, terapi, dan
bantuan kepada pasien (Gillies, 2989 dalam Nursalam 2014). Model praktik keperawatan
menempatkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai pilar praktik
profesional yang pertama. Maka prosesmanajemen harus dilaksanakan dengan disiplin
demi menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga.
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit.
Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien yang
membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan lainnya yang
hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya
78
secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga pelayanan rumah sakit akan
meningkat juga seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Proses manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka,
dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi
oleh lingkungan terdiri dari lima komponen:
a. Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan
dan fasilitas.
b. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan
c. Output dari proses manajemen keperawatan adalah asuhan keperawatan,
pengembangan staf dan riset.
d. Kontrol dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget keperawatan,
evaluasi penampilan kerja perawat, standar prosedur dan akreditasi.
e. Umpan balik proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan hasil
audit keperawatan.
2) Fungsi Manajemen
Ada empat (4) fungsi manajemen yang harus diperhatikan yaitu perencanaan,
organisasi, penggerakan dan pengawasan.
a. Planning (perencanaan)
1) Kajian teori
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen yaitu suatu tugas prinsip
dari semua manajer dalam divisi keperawatan. Elemen pertama dari manajemen
menurut Fayol adalah perencanaan. Fayol mendefinisikan hal ini sebagai membuat
rencana tindakan untuk memberikan pandangan ke depan (Swanburg, 2000 dalam
Julianto 2014).
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis
dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibuat
untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien.
Menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
79
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur
operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama rencana strategi
rumah sakit dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata
dan ancaman eksternal yang harus diantisipasi. Kerangka perencanaan terdiri dari:
a) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah-langkah dari
profesi keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan.
b) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi.
c) Tujuan, berikan tujuan yang akan dicapai.
d) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan.
e) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan.
f) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang menyinggung.
2) Kajian data
a) Falsafah
(1) Pemberian asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien
sebagai makhluk bio-psikososial, spiritual yang unik.
(2) Pemberian asuhan keperawatan yang bermutu, menyeluruh tidak
membedakan dan menjunjung tinggi harkat martabat manusia dengan
dilandasi nilai etik dan berdasarkan standar asuhan keperawatan.
(3) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan.
(4) Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan terus menerus
untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan
keperawatan.
b) Tujuan
(1) Memberikan asuhan keperawatan dengan berbagai macam kasus
penyakit anak sesuai dengan standar asuhan keperawatan dan standar
operasional prosedur yang berlaku.
(2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan memperhatikan
aspek bio-psikososial, spiritual.
(3) Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
(4) Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
(5) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi perawatan pasien.
80
b. Organizing (pengorganisasian)
1) Kajian teori
Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,
mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat –
alat, keuangan dan fasilitas.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen organisasi yang kedua
sesudah perencanaan. Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas
pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas
yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang
bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi. Dalam pengorganisasian
menentukan tentang tenaga yang akan melaksanakan perencanaan, pembagian tugas,
wewenang, tanggung jawab dan mekanisme pertanggungjawaban masing-masing
kegiatan. Menurut Nursalam (2007), fungsi pengorganisasian dari kepala ruang
rawat inap adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b) Merumuskan tujuan metode penugasan.
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas.
d) Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat.
e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit.
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
g) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat kepada ketua tim.
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya.
j) Identifikasi masalah dan cara penanganan.
81
Ada beberapa metode pemberian asuhan keperawatan professional yang
sudah ada dan akan terus dikembangkan.
(1) MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruang rawat inap dibagi menjadi2 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional,
teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Konsep metode Tim:
(a) Ketua Tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
(b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
(c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
(d) Peran kepala ruang rawat inap penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang rawat inap.
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggungjawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer:
(a) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
(b) Ada otonomi.
(c) Ketertiban pasien dan keluarga.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas.pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam
memberikan asuhan keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan intensive
care.
(a) Perawat lebih memahami kasus per kasus.
82
(b) System evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya:
(a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggungjawab.
(b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
(2) Modifikasi: MAKP Tim-Primer
Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua
system. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) dalam Tamsuri (2004), penetapan
system model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
(a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang pendidikan S-1 keperawatan atau setara.
(b) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggungjawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
(c) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer,
karena pada saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan D-3,
bimbingan tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat primer/ketua
tim.
(3) Pengembangan MAKP Dengan Metode tim
(a) Kajian teori
Kemampuan atau tanggung jawab yang harus dimiliki ketua tim antara lain
adalah:
1) Membuat perencanaan
2) Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan konferensi
6) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya
7) Bekerjasama dengan anggota tim dan antartim
8) Memberikan laporan
Perencanaan diantaranya: mengikuti serah terima pasien pada shift
sebelumnnya, merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan, menjaga
83
terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit. Pengorganisasian
diantaranya: merumuskan metode penugasan ynang digunakan mengaturdan
mengendalikan situasi tempat praktek, mendelegasikan tugas kepada yang
berkompeten. Pengarahan antara lain: member pengarahan tentang
penugasan kepada ketua tim, menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep pasien. Pengawasan melalui
komunikasi dan supervisi
84
2) Kajian Data
Tabel 2.27 Hasil Kajian Organizing Di Ruang Rawat Inap Multazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
No Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
1 Pembagian tugas 1 Sudah ada pembagian tugas antara
karu, ka shiftdan perawat pelaksana
2 Pendelegasian tugas 1 Sudah dilakukan dantidak ada
masalah terkaitpendelegasian tugas
3 Koordinasi tugas 1 Koordinasi dari karu, kashif, perawat
pelaksanasudah ada dan berjalan
baik.
4 Pengaturan management 1 Saat operan maupunkegiatan lainnya
waktu pengaturan dan seringnya tepat waktu
pengendalian situasi
5 Prakek Pengembangan MAKP 1 Sudah baik, ada pembagian konsul
dengan metode Oleh karu dan ka shif
6 Tim Sebagian besar metode asuhan
keperawatan yang dilakukan sudah
baik
A Pelaksanaan Tugas 1
- Pelaksaan tugas kepala 1
ruang
- Pelaksaan tugas ketua
shift
- Pelaksanaan tugas
perawat pelaksana
b Hubungan Profesional 1
- Hubungan professional 1
antara staf keperawatan
dengan pasien
- Hubungan professional
antara staf
- Hubungan professional
85
keperawatan tim dokter
atau tim kesehatan lain
- Hubungan profesionalitas
Antara
C Pelaksanaan Operan jaga 1
d Pelaksanaan pre 1
Conference
E Pelaksanaan post 1
Conference
F Pelaksanaan pemberian 1
informasi kepada pasien
Sumber: Kuesioner Mei 2021
Tabel 2.28 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang Rawat Inap Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Uraian Tugas Ya Tidak
1 Membuat perencanaan untuk rencana bulanan √
3 Memimpin operan √
5 Melakukan supervise √
86
Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.28 didapatkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kepala
ruang rawat inap di ruang rawat inap Multazam sudah baik dengan sesuai prosedur.
Tabel 2.29 Pelaksanaan Tugas Ketua Shift Di Ruang Rawat Inap Mulatazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
No Variabel yang Dinilai Ya Tidak
1 Membagikan alokasi pasien kepada perawat pelaksanaan √
Interprestasi
Berdasarkan tabel 2.29 tentang pelaksanaan tugas ketua shift didapatkan hasil baik
Tabel 2.30 Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Ruang Rawat
Inap Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=15)
No Variabel yang dinilai Ya Tidak
1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari √
dan kepada Perawat pelaksana yang ada dalam satu group
2 Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi √
pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3 Melakukan do‟a bersama setiap awal dan akhir tugas √
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas
jaga
4 Mengikuti pre conference yang dilakukan ketua shift setiap √
87
awal tugas
5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang √
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
Keperawatan
6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di √
rekam keperawatan
7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga √
kepada ketua shift
8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada √
Pasien
9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha √
Mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien √
yang menjadi tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi catatan asuhan keperawatan pada √
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12 Melakukan post conference yang diadakan oleh ketua shift √
pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada ketua shift
13 Bila tidak ada ketua shift wajib mengenalkan perawat √
pelaksana yang ada dalam group yang akan memberikan
asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas ketua shift pada sore √
malam libur
15 Berkoordinasi dengan dokter/tim kesehatan lain bila ada √
masalah pasien pada sore malam libur
16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain √
setiap seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin √
keperawatan di ruang rawat inap
88
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas perawat √
Pelaksana
19 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas perawat √
pelaksana keperawatan
Sumber: Data kuesioner Mei 2021
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.30 tentang tugas perawat pelaksana dengan cara observasi dan
wawancara didapatkan hasil sebesar perawat yang melakukan tugasnya dengan baik.
c. Actuating (Pengarahan)
a) Kajian teori
Pengarhan menggerakkan orang-orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri,
termotivasi secara interval
Pengarahan meliputi proses pendelegasian, pengawasan, koordinasi dan
pengendalian, implementasi, rencana organisasi (Swanburg dalam Nursalam 2012).
Actuating tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa mengarahkan
stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi masing-masing dengan baik.
Tiga elemen utama dalam pengarahan adalah mewujudkan pengawasan dalam
personel perawatan: motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi (Swanburg dalam
Nursalam 2012)
b) Kajian Data
Definisi: timbang terima atau operan merupakan teknik atau cara untuk mencapaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (nursalam,
2013).
89
Tabel 2.31 Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan) di Ruang Rawat
inap Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 2.31 dapat diketahui bahwa hasil pelaksanaan serah terima tugas jaga (operan) di
Ruang rawat inap Multazam sudah baik yaitu sebesar 95%, walaupun di kuesioner nomor 2 masih 75%
pada bagian kepemimpinan saat timbang terima.
90
Tabel 2.32 Pelaksanaan Ronde Keperawatan di Ruang Rawat inap
Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
NO PERTANYAAN N YA TIDAK TOTAL
% N % N %
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya 16 80% 4 20% 20 100%
kegiatan ronde keperawatan?
2. Apakah sebagian perawatan di ruang 18 90% 2 10% 20 100%
multazam mengerti adanya ronde
keperawatan?
N SUDAH BELUM TOTAL
% N % N %
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan 13 65% 7 35% 20 100%
di ruang multazam telah optimal?
4. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan 10 50% 10 50% 20 100%
ronde keperawatan telah dibentuk?
5. Apakah tim yang dibentuk telah mampu 10 50% 10 50% 20 100%
melaksanakan kegiatan ronde dengan
optimal?
Pencapaian rata-rata(%) 67%
Interepetasi data :
Berdasarkan tabel 2.32 pelaksanaan ronde keperawatan di ruang rawat inap Multazam masuk
dalam kriteria kurang baik dengan angka pencapaian rata-rata sebesar 67%, dengan prosentase
paling besar 90% pada kuesioner nomor 2 yaitu tentang semua perawat diruangan mengerti akan
ronde keperawatan. Namum Prosentase terendah didapatkan pada kuesioner nomor 4 dan 5 yaitu
tentang pembentukan tim ronde keperawatan diruangan dan kemampuan tim tersebut dalam
melakukan ronde keperawatan yang memiliki presentase jawaban yang sama sebesar 50%. Pada
kuesioner nomor 4 dan 5 ini sebagian menjawab belum dibentuknya tim ronde dan belum
terlaksananya tim ronde dalam melaksanakan ronde keperawatan.
91
Tabel 2.33 Pelaksanaan Pengolahan Obat di Ruang Rawat inap Multazam
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
NO PERTANYAAN N YA TIDAK TOTAL
% N % N %
1. Apakah di ruangan terdapat sentralisasi 20 100% 0 0% 20 100%
obat?
2. Jika ya, apakah sentralisasi obat yang 20 100% 0 0% 20 100%
ada sudah dilaksanakan secara
optimal?
N SUDAH BELUM TOTAL
% N % N %
3. Jika tidak, menurut anda apakah 18 90% 2 20% 20 100%
ruangan ini perlu diadakan sentralisasi
obat?
4. Apakah selama ini anda pernah diberi 20 100% 0 0% 20 100%
wewenang dalam urusan sentralisasi
obat?
Pencapaian rata-rata(%) 97,5%
Intrepetasi hasil :
Berdasarkan tabel 2.33 pelaksanaan pengelolaan obat di ruang rawat inap Multazam masuk
dalam kriteria baik dengan angka sebesar 97,5%, dan ada satu keusioner pada kuesioner nomor 3
tentang perlunya ruangan melakukan sentralisasi obat ada 2 responden yang menjawab belum.
92
Tabel 2.34 Pelaksanaan Supervisi di Ruang Rawat inap Multazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
NO PERTANYAAN N YA TIDAK TOTAL
% N % N %
1. Apakah supervisi telah dilakukan di 20 100% 0 0% 20 100%
ruangan multazam ?
2. Adakah format baku untuk 17 85% 3 27% 20 100%
melakukan supervisi setiap
tindakan?
3. Apakah hasil dari supervisi 20 100% 0 0% 20 100%
disampaikan kepada perawat lain ?
N SUDAH BELUM TOTAL
% N % N %
4. Apakah format untuk supervisi 17 85% 3 27% 20 100%
sudah sesuai dengan standar
keperawatan? Sudah
5. Apakah alat (instrumen) untuk 15 75% 5 25% 20 100%
supervisi tersedia secara lengkap?
Pencapaian rata-rata(%) 89%
Inteerpretasi hasil :
Berdasarkan tabel 2.34 pelaksanaan supervisi di ruang rawat inap Multazam masuk dalam
kriteria baik dengan angka sebesar 89%, walaupun ada beberapa pertanyaan kuesioner yang hasilnya
masih kurang dari 100%. Hasil tertinggi didapat pada pertanyaan nomor 1 dan 3 tentang pelaksanaan
supervisi diruangan yang sudah dilakukan dan supervisi sudah disampaikan kepada perawatyaitu
sebesar 100%, dan hasil paling rendah pada pertanyaan nomor 5 tentang alat atau instrument untuk
supervise tersedia secara lengkap yaitu sebesar 75%..
93
Tabel 2.35 Pelaksanaan Dokumentasi di Ruang Rawat inap Multazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
NO PERTANYAAN N YA TIDAK TOTAL
% N % N %
1. Anda mendokumentasikan perencanaan 18 90% 2 10% 20 100%
tindakan sesuai prioritas yang actual dan
mengancam jiwa
2. Apakah menurut Anda model dokumentasi 3 15% 17 85% 20 100%
yang digunakan ini menambah beban kerja
perawat?
3. Apakah menurut Anda model dokumentasi 6 30% 14 70% 20 100%
yang digunakan ini menyita banyak waktu
perawat?
N SUDAH BELUM TOTAL
% N % N %
4. Apakah anda sudah mengerti cara pengisian 20 100% 0 0% 20 100%
format dokumentasi tersebut dengan benar
dan tepat ?
5. Apakah anda sudah melaksanakan 20 100% 0 0% 20 100%
pendokumentasian dengan tepat waktu
(segera setelah melakukan tindakan
keperawatan)?
Pencapaian rata-rata(%) 67%
Interpretasi hasil :
Berdasarkan tabel 2.35 pelaksanaan dokumentasi di ruang rawat inap Multazam masuk dalam
kriteria baik dengan angka sebesar 67%, dengan hasil tertinggi pada kuesioner nomor 4 dan 5 sebesar
100%. Pada hasil kuesioner nomor 2 diperoleh hasil bahwa sebagian perawat ruangan tidak terbebani
dengan adanya dokumentasi di model asuhan keperawatan profesional dengan hasil sebesar 85%.
Begitu juga pada pada kuesioner nomor 3, sebagian besar perawat ruangan menjawab dengan model
dokumentasi yang digunakan saat ini tidak menyita waktu dengan hasil sebesar 70%.
94
Pre Conference
Tujuan dari pre conference :
1. Mengenali masalah pasien
2. Membuat rencana asuhan keperawatan
3. Membagi tugas ketua Tim
4. Tugas Perawat Pelaksana pada pre conference
5. Menyiapkan ruang rawat inap
6. Menyiapkan rekam medis yang menjadi tanggung jawabnya
7. Menjelaskan tujuan dilakukan pre conference
8. Memandu pelaksanaan pre conference
9. Menjelaskan dan mengidentifikasi masalah keperawatan pasien, membuat rencana keperawatan
10. Membagi tugas ketua tim sesuai kemampuan yang dimiliki dengan
memperhatikan keseimbangan beban kerja
11. Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan
95
7. Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 100%
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
8. Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk 100%
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yangmenjadi tanggungjawabnya
9. Memberikan reinforcement positif pada anggota tim 100%
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.36 mengenai pelaksanaan pre conference secara observasi
perawat sudah melaksanakan dengan baik.
Post Conference
Tujuan:
(1) Mengetahui perkembangan pasien
(2) Mengetahui pencapaian tujuan asuhan keperawatan
(3) Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian asuhan keperawatan
(4) Mengetahui kejadian-kejadian lain yang ditemuka
(5) Menyiapkan ruang rawat inap
(6) Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi tanggung jawabnya
(7) Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
(8) Menerima penjelasan dari Perawat Assosiate tentang tindakan/hasil asuhan
keperawtan yang telah dilakukan oleh Perawat Asosiated
96
Tabel 2.37 Pelaksanaan Post Conference di Ruang Rawat InapMultazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
No. Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Menyiapkan rekam medis pasien yang akan menjadi 100%
tangggung jawabnya
2. Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 100%
3. Memandu pelaksanaan pre conference 100 %
4. Menjelaskan masalah keperawatan pasien, 100%
keperawatandan rencana keperawatan yang menjadi
penanggung
Jawabnya
5. Membagi tugas anggota tim sesuai kemampuan yang 10% 90%
dimiliki dengan mempertimbangkan keseimbangan kerja
6. Mendiskusikan cara kerja dan strategi pelaksanaan asuhan 85% 15%
keperawatan pasien
7. Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 100%
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
8. Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk 100%
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yangmenjadi tanggungjawabnya
Total Presentase 74,38% 25,62%
c) Feedback control pengendalian ini mengontrol terhadap hasil dari pekerjaan yang telah
di selesaikan.
c. Unsur Output
1. Hasil Evaluasi Mutu Asuhan Keperawatan
1) Instrumen A
Instrumen ini merupakan instrumen yang digunakan untuk menilai pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan. Studi dokumentasi terhadap 15pasien di ruang
rawat inap Multazam dengan kriteriua pasien lama tinggal 3 hari, data yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.42 Pengkajian Unsur Output (Evaluasi Mutu Asuhan Keperawatan)
NilaiRata-Rata Instrumen A di Bangsal Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
98
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap 10 pasien asuhan keperawatan pasien
maka nilai mutu asuhan keperawatan dari instrument sebanyak 100 % yang berarti dalam
kategori baik dan perlu dipertahankan.
99
2) Instrumen B
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada pasien
atau keluarga pasien di ruang Multazam.
100
16 Perawat menjelaskan tindakan yang akan 5
dilakukan dan manfaatnya
17 Perawat dalam memberikan pelayanan 5
menimbulkan rasa aman dan nyaman
18 Perawat memberikan dukungan moral atau 3 2
semangat untuk kesembuhan saya
19 Perawat meluangkan waktu untuk berdiskusi 4 1
tentang kondisi kesehatan saya
20 Perawat membantu memenuhi kebutuhan 4 1
makan dan minum saya ketika saya tidak
dapat melakukannya sendiri
21 Perawat menjalin komunikasi yang baik 3 2
dengan keluarga dan pasien
22 Perawat menjelaskan segala alat apa yang 2 3
terpasang pada tubuh saya ( gelang pasien, selang
oksigen, pada tubuh saya ( gelang pasien, selang
oksigen,
101
2. Hasil Evaluasi Mutu Pelayanan Keperawatan
1) Instrumen C
Tabel 2.44 Pengkajian Unsur Output tentang Hasil Evaluasi Mutu Pelayanan
(Instrumen C) di Bangsal Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
Jenis Observasi
ASPEK YANG DINILAI
Kegiatan Ya Tidak
Memberikan Kriteria Persiapan :
obat melalui 1) Spuit disposible sesuai kebutuhan √
Injeksi 2) Kapas Alcohol 70% √
3) Obat yang diberikan √
4) Pasien diberikan penjelasan √
Kriteria Pelaksanaan
1) Cuci tangan √
2) Mempertahankan prinsip aseptic √
3) Membaca etiket obat √
102
4) Membaca dosis obat √
5) Memasukkan obat ke dalam spuit, √
kemudian udara dalam spuit dikeluarkan
6) Mengatur posisi pasien √
7) Menentukan daerah yang akan diinjeksi √
8) Mendesinfeksi kulit sesuai dengan jenis √
injeksi
9) Memasukkan obat dengan perlahan √
10) Memasukkan obat dengan perlahan √
11) Memperhatikan respon klien √
12) Mencabut jarum perlahan √
13) Mendesinfeksi kulit/daerah injeksi dengan √
kapas alcohol 70%
14) Memeriksa respon pasien √
Dressing Kriteria Persiapan
Infus 1) Siapkan alat: plester, dressing transparan √
dan plester betadin, perlak, bengkok/
kantong plastic
2) Ucapkan salam √
3) Beritahu pasien tindakan dan tujuan yang √
akan dilakukan
4) Cuci tangan sebelum tindakan √
5) Atur posisi sesuai dengan bagian yang √
diinfus
Kriteria Pelaksanaan
1) Baca bismillah √
2) Letakkan perlak dibawah bagian tubuh yang √
dipasang infuse
3) Buka plester secara perlahan dan tahan √
bagian tusukan dan pangkal kateter
intravena agar tidak tercabut
4) Disinfeksi dengan kapas alkohol pada √
daerah sekitar tusukan kemudian ganti
103
balutan baru dengan dressing transparan
atau plester baru dan ditutup
5) Cek ulang sambungan infuse transfuse set √
dengan pangkal kateter intravena kencangan
agar kuat dan tidak lepas
6) Beri plester pada ujung infuse atau √
transfuse set
7) Akhiri tindakan dengan hamdallah √
8) Rapikan alat √
9) Cuci tangan sesudah tindakan √
10) Dokumentasikan di rekam medis √
Sumber data: data primer Mei 2021
TOTAL 1 2.8
2. Sarana Prasarana (M2)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Mempunyai sarana 0.3 3 0.9
prasarana yang memadai
untuk pasien, tenaga
kesehatan, keluarga pasien
termasuk sarana prasarana
universal precaution
untuk perawat
2) Sudah tersedia nurse 0.3 4 1.2
station
3) Pemeliharaan dan 0.2 3 0.6 S-W = 3.1-2,5
perawatan sarana dan = 0,6
prasarana penunjang
kesehatan sudah ada
4) Sudah terdapat 0.2 2 0.4
administrasi penunjang
(buku injeksi, buku TT,
buku visite, SOP, SAK,
PAK, dll)
TOTAL 1 3.1
WEAKNESS
1) Belum memiliki ruang 0.5 2 1
khusus untuk dokter
2) Belum memiliki ruang 0.5 3 1,5
khusus untuk kepala ruang
TOTAL 1 2,5
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya pengadaan atau 0.5 4 2
perbaikan sarana dan
prasarana yang rusak
2) Adanya program 0.5 3 1,5
pelatihan/seminar khusus
tentang pengoperasian alat
TOTAL 1 2.6
WEAKNESS
1) Pelaksanaan model 1 2 2
MAKP sudah
dilaksanakan tetapi
sosialisasi tim masih
kurang
TOTAL 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa S1 0.5 3 1,5
keperawatan yang
107
melaksanakan praktik
manajemen.
2) Adanya kebijakan 0.2 2 0,4
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat.
3) Adanya kebijakan RS 0.3 2 0,6
tentang pelaksanaan
MAKP.
TOTAL 1 2.5
O-T= 2-2,6 = -
TREATHENED
0,6
1) Adanya persaingan antar 0.1 4 0.4
rumah sakit
2) Adanya tuntutan 0.4 2 0.8
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
kesehatan yang lebih
professional.
3) Adanya peningkatan 0.1 2 0.2
kesadaan masyarakat akan
hukum.
4) Bebasnya pers yang dapat 0.4 3 1.2
langsung menyebarkan
informasi dengan cepat.
TOTAL 1 2.6
4. Sentralisasi obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Sudah tersedia sarana dan 0.1 2 0.2
prasarana untuk
pengelolaan obat.
2) Sudah dilaksanakan 0.1 2 0.2
kegiatan sentralisasi obat
oleh perawat
berkolaborasi dengan depo
farmasi. 0.2 3 0.6
3) Adanya kemauan perawat S-W = 3.4 –
untuk melakukan 2.5 = 0.9
sentralisasi obat. 0.3 4 1.2
4) Adanya buku injeksi dan
obat oral bekerja sama
dengan depo farmasi. 0.3 4 1.2
5) Adanya lembar
dokumentasi obat yang
diterima di setiap status
pasien.
TOTAL 1 3.4
108
WEAKNESS
1) Pelaksanaan sentralisasi 0.5 3 1.5
obat diruang Multazam
menggunakan system unit
dose dispending.
2) Telah dilaksanakan 0.5 2 1
sentralisasi obat
menggunakan system unit
dose dispending namun
masih menggunakan
system one day dose
seperti pemberian obat
yang berbentuk syrup.
TOTAL 1 2.5
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa 0.6 3 1.8
Profesi Ners yang praktik
manajemen keperawatan
2) Kerja sama yang baik 0.4 2 0.8
antara perawat dan O-T = 2.6-2.5
mahasiswa Profesi Ners = 0,1
TOTAL 1 2.6
TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan
pelayanan yang
professional 0,5 2 1
2) Semakin tinggi kesadaran
masyarakat terhadap
hukum
TOTAL 1 2.5
5. Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Memiliki jadwal tahunan 0.5 3 1.5
terkait supervise
2) Kepala ruang mendukung 0.5 3 1.5
dan melaksanakan
supervisi
TOTAL 1 3 S-W = 3-3.3 =
-0.3
WEAKNESS
1) Belum mempunyai format 0.3 3 0.9
yang baku dalam
pelaksanaan supervise.
2) Supervisi belum 0.4 3 1.2
terstruktur dan tidak
109
ada formulir
penilaian yang tetap
diruangan.
3) Belum ada dokumentasi 0.3 4 1.2
TOTAL 1 3.3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiwa profesi 0.4 2 0.8
ners yang praktek
manajement
2) Adanya teguran dari 0.6 3 1.8
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak O-T = 2.6-3 = -
melaksanakan tugas 0.4
dengan baik
TOTAL 1 2.6
TREATHENED
1) Tuntutanpasien sebagai 1 3 3
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
TOTAL 1 3
6. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Kepala ruangan
memimpin kegiatan 0.2 3 0.6
timbang terima setiap pagi
2) Adanya laporan jaga
setiap shift 0.3 4 1.2
3) Timbang terima
merupakan kegiatan rutin 0.3 3 0.9
yang telah dilaksanakan
4) Adanya kemauan perawat S-W = 3.1-3 =
untuk melakukan timbang 0.2 2 0.4 0,1
terima
TOTAL 1 3.1
WEAKNESS
1) Timbang terima sudah 0.75 3 2.25
dilakukan dengan baik
tetapi intervensi masih
bersifat umum tidak
berdasarkan MK dan
evaluasi tidak lengkap
2) Format timbang terima 0.25 3 0.75
sudah mencakup nama dan
paraf perawat pada kedua
110
sift.
TOTAL 1 3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa profesi 0.4 3 1.2
ners yang praktek
manajemen keperawatan.
2) Adanya kerjasama yang 0.4 2 0.8
baik antara mahasiswa dan
perawat ruangan
3) Kebijakan RS (bidang 0.2 2 0.4
keperawatan) tentang
timbang terima.
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa ners 0.5 3 1,5
yang melakukan praktek
manajemen keperawatan
2) Adanya kerjasama yang 0.5 2 1
baik antara mahasiswa
ners dan perawat klinik
TOTAL 1 2.5 O-T = 2.5-2 =
0.5
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang 0.5 2 1
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
2) Persaingan RS yang 0.5 2 1
semakin ketat
TOTAL 1 2
8. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Bidang ruangan dan 0.1 1 0.1
keperawatan mendukung
adanya kegiatan ronde
keperawatan
2) Banyaknya kasus yang 0.2 2 0.4
memerlukan perhatian
khusus
3) SDM banyak mempunyai 0.3 3 0.9
pengalaman dalam bidang
keperawatan bedah medis S-W= 3-3.9 = -
4) Adanya mahasiswa profesi 0.4 4 1.6 0.9
ners yang praktek dan
melakukan ronde
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1) Ronde keperawatan adalah 0.5 4 2
kegiatan yang belum
dilaksanakan secara
teratur di Ruang Multazam
112
2) Karakteristik tenaga yang 0.1 3 0.3
memenuhi kualifikasi
belum merata
3) Belum terbentuk tim ronde 0.4 4 1.6
di Ruang Multazam
TOTAL 1 3.9
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
Adanya kesempatan dari 1 2 2
kepala ruang untuk
melakukan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktek
TOTAL 1 2 O-T = 2-2.5 = -
0.5
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang 0.5 3 1.5
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
2) Persaingan antar ruangan 0.5 2 1
TOTAL 1 2.5
9. Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0.3 4 1.2
prasarana dokumentasi
untuk tenaga kesehatan (
sarana administrasi
penunjang).
2. Format asuhan 0.3 3 0.9
keperawatan
3. adanya kesadaran perawat
tentang tanggung jawab 0.4 4 1.6
dan tanggung gugat.
TOTAL 1 3.7 S – W = 3,7 –
1.5 = 2.2
WEAKNESS
1. SAK dan SOP belum
maksimal digunakan 0.5 2 1
2. Pengawasan terhadap
sistematika
pendokumentasian belum 0.5 1 0.5
dilaksanakan secara
optimal
TOTAL 1 1.5
113
b. Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program 0.3 2 0.6
pelatihan
2. Kerjasama yang baik
antara perawat dan 0.2 2 0.4
mahasiswa
3. System MPKP (Metode
Pratik Keperawatan 0.5 2 1
Profesional) yang
diterapkan mahasiswa
TOTAL 1 2 O – T = 2 – 1.5
= 0,5
TREATHENED
1. Tingkat kesadaran
masyarakat akan 0.5 2 1
tanggung jawab dan
tanggung gugat
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan 0.5 1 0.5
kesehatan
TOTAL 1 1.5
TOTAL 1 2
114
b. Faktor Eksternal ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Semua pengeluaran 0.6 3 2.4
dibiayai rumah sakit
2. Pembiayaan pasien yang 0.4 2 1.2
menggunakan asuransi
115
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
1. Terdapat angka KTD 0.2 2 0.4
yang meliputi (Plebitis)
2. Adanya pasien komplain
terhadap pelayanan 0.3 2 0.6
rumah sakit
3. Beberapa tindakan yang
belum sesuai prosedur 0.5 3 1.5
TOTAL 1 2.5
TOTAL 1 2.5
O – T = 2,5 –
TREATHENED 1,5 = 1
1. Persaingan Rumah Sakit
dalam memeberikan 0.5 1 0.5
pelayanan keperawatn
2. Adanya tuntutan
masyarakat yang semakin 0.2 2 0.4
tinggi terhadap layanan
kesehatan
3. Mudahnya penyebar
luasan berita terhadap
media massa tanpa 0.3 2 0.6
mengklarifikasi
TOTAL 1 1.5
116
c.2 DIAGRAM LAYANG
117
PRIORITAS MASALAH
IFAS EFAS
118
c.4 SKORING MASALAH
Prioritas Masalah
No Masalah T R I Ʃ Priority
P S RI PC DU PE
1 Belum terlaksananya 2 2 2 2 3 3 4 2 4 24 1
ronde keperawatan
2 2 4 2 1 1 3 2 3 3 21 2
Belum optimalnya
kegiatan supervisi
Keterangan :
a. Importancy (I) : Pentingnya masalah
b. Prevalency (P) : Masalah lebih banyak ditemukan
c. Severity (S) : Akibat yang ditimbukkan lebih serius
d. Rate of Increase (RI) : Kenaikan jumlah masalah lebih cepat
e. Publict concert (PC) : Keprihatinan masyarakat
f. Degree of Ummeetneeds (DU) : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi untuk selesainya
masalah
g. Political Elimate : Iklim politik mendukung
h. Technology : Tekhnologi yang tersedia
i. Resource (R) : Sumber daya (manusia, dana, alat)
119
F. Prioritas Masalah
Berdasarkan skoring pada tabel didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:
1. Belum terlaksananya ronde keperawatan
2. Belum optimalnya kegiatan supervisi
120
BAB 3
PLAN OF ACTION
122
BAB 4
123
telah disepakati. Persiapan yang telah dilakukan yaitu mempersiapkan materi untuk sosialisasi
serta melakukan koordinasi dengan pembimbing, karu, dan kelompok. Penyampaian proposal
penerapan MAKP telah dilakukan oleh kelompok kepada kepala ruang pada tanggal 18 Mei
– 23 Mei 2021 namun untuk pelaksanaannya belum dilakukan.
125
7 Mengevaluasi 24 Mei 2021 1. Proses evaluasi berjalan lancar
pelaksanaan pre dan 2. Evaluasi kami lakukan
post conference menggunakan parameter yang
sama saat kami lakukan
1 Mencari literature
2 Melakukan koordinasi dengan perseptor,
karu dan kepala bidang keperawatan
3 Diskusi dengan pembimbing dan
Kelompok
4 Melakukan sosialisasi tentang Pre dan Post
Conference
5 Melakukan role play pre dan post
Conference
6 Pendampingan pelaksanaan pre dan post
Conference
7 Mengevaluasi pelaksaan pre dan post
Conference
126
c. Hasil
Tabel 4.3
Pelaksanaan Pre Conference Setelah Dilakukan Implementasi Di Ruang
Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi 100 % 100 %
tanggung jawabnya.
2 Menjelaskan tujuan dilakukannya Pre conference. 100 % 75 % 25 %
3 Memandu pelaksanaan pre conference 100 % 85 % 15 %
127
Tabel 4.4
Pelaksanaan Post Conference Setelah Dilakukan Implementasi Di RuangMultazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi 100% 100%
tanggung jawabnya.
2 Menjelaskan tujuan dilakukannya Post conference. 100% 100%
3 Memandu pelaksanaan post conference 100% 100%
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, 100% 100%
keperawatan dan rencana keperawatan yang
manjadi tanggung jawabnya.
5 Membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai 10% 90% 15% 85%
kemampuan yang dimiliki dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan 85% 15% 70% 30%
asuhan pasien/tindakan.
7 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 100% 100%
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan.
8 Mengklarifikasi kesiapan perawat pelaksana untuk 75% 25% 85% 15%
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya.
Total Prosentase 70% 30% 70% 30%
128
Gambar 4.1
Pelaksanaan pre-conference Di ruang Multazam RSU ‘Aisiyah Ponorogo
Tidak
Tidak 5%
Ya 30%
Ya
70% 95%
Dari hasil pengkajian awal manajemen dengan kuisioner didapatkan hasil bahwa
pre conference dengan kategori baik 70% atau sudah dilaksanakan, serta yang belum
dilaksanakan adalah 30%. Setelah dilakukan role play pre- conference dan telah
dilakukan evaluasi serta modifikasi pada pre-conference didapatkan hasil 95% telah
terlaksana, dan hanya 5% dengan hasil belum dilaksanakan, dengan hal ini perlu adanya
peningkatan dalam pelaksanaannya, yaitu penjelasan tentang tujuan dilakukannya pre-
conference, memandu pelaksanaan pre conference, memberikan reinforcment positif
pada perawat pelaksana dan menyimpulkan hasil pre conference.
129
Gambar 4.2
Pelaksanaan post-conference Di ruang Multazam RSU ‘Aisiyah Ponorogo
Tidak
Tidak
Ya 30% Ya 30%
70% 70%
Dari hasil pengkajian awal manajemen dengan kuisioner didapatkan hasil bahwa
post conference dengan hasil baik atau sudah dilaksanakan sebesar 70% dan yang belum
dilaksanan sebesar 30%. Setelah dilakukan role play post- conference dan telah
dilakukan evaluasi serta modifikasi pada post-conference didapatkan hasil yang sama
yaitu sebesar 70% dan yang belum dilaksanan sebesar 30%. Namun adanya peningkatan
pada poin pemberian tugas kepada perawat pelaksana sesuai kemampuan yang dimiliki
dengan memperhatikan keseimbangan kerja yaitu sebesar 15 %, dan peningkatan pada
poin pengklarifikasian kesiapan perawat pelaksana untuk melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien sebesar 85 %.
130
2. Evaluasi Kegiatan Pre Conference
a. Evaluasi Struktur
1) Pre conference dilaksanakan diruang multazam RSU‟Aisyiyah Ponorogo dan via daring
(Google Meet)
2) Peserta Post Conference hadir ditempat pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan yaitu pukul 08.30 WIB, kemudian kegiatan selesai pada pukul 08.55 WIB.
3) Pengorganisasian sudah sesuai dengan petugas shift pagi pada hari Jumat.
131
2) Peserta Post Conference hadir ditempat pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan yaitu pukul 07.30 WIB, kemudian kegiatan selesai pada pukul 07.55 WIB.
3) Pengorganisasian sudah sesuai dengan petugas shift malam pada hari kamis, dan
pelaksanaan pada hari Jumat pagi.
2) Evaluasi Pembimbing
Adanya partisipasi dari pembimbing institusi dan pembimbing lahan dalam kegiatan
ini.
3) Evaluasi mahasiswa
132
Adanya partisipasi dari 16 mahasiswa sebagai perawat primer dan perawat associate.
b. Faktor Kendala
1) Evaluasi ruang
Sulitnya mengubah sistem serta pola yang sudah ada diruangan yang berhubungan
dengan pelaksanaan pre dan post conference, sulit untuk dilakukan diruangan
Multazam dikarenakan kurangnya pengetahuan perawat tentang pelaksanaan Pre dan
post Conference. Beban kerja yang terlalu tinggi menyebabkan tidak terlaksananya pre
dan post conference.
2) Evaluasi mahasiswa
Pre dan post conference tidak dapat dilaksanakan tepat waktu.
3. Kesinambungan
a) Kepala ruang dapat memodifikasi pelaksanaan pre dan post menjadi satu pada saat
timbang terima.
b) Untuk ketua tim dapat memimpin jalannya pre dan post conference.
c) Ketua tim dapat mempraktekkan jalannya pre dan post conference.
133
4.3 Timbang Terima
1. Implementasi Timbang Terima
a. Persiapan dan Pelaksanaan
Tabel 4.5
Pelaksanaan Kegiatan Timbang Terima Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal 17-23 Mei Menyusun proposal rencana kegiatan
134
b. Jadwal Kegiatan Timbang Terima
Tabel 4.6
Jadwal Kegiatan Timbang Terima Keperawatan Di Ruang Multazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
Mei
No Kegiatan
17 23 24 25 26
1 Menyusun proposal kegiatan Timbang
Terima
2 Melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan pembimbing lahan, institusi, dan
kepala ruangan
3 Melakukan Role Play Timbang Terima
dengan pembimbing institusi
4 Melakukan kegiatan timbang terima
5 Evaluasi pelaksanaan timbang terima
135
c. Hasil
Tabel 4.7
Evaluasi Hasil Kegiatan Timbang terima Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift. 100 % 100 %
2 Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan 75 % 25 % 100 %
3 Timbang terima diikuti kepala ruang rawat inap, 100 % 100 %
kepala shift, perawat pelaksana
4 Kegiatan timbang terima dilanjutkan dengan validasi 95 % 5% 100 %
5 Form timbang terima sudah diisi dengan lengkap 100 % 100 %
Total Prosentase 94 % 6% 80 % 20 %
136
e. Diagram Timbang Terima
Gambar 4.3
PelaksanaanTimbang Terima Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum pelaksaan Setelah pelaksaan timbang
timbang terima terima
Tidak
6%
Tidak
Ya
20%
Ya
94% 80%
Berdasarkan data diatas didapatkan dari kuesioner dan hasil observasi yang
dilakukan terhadap jalannya timbang terima selama profesi ners stase manajemen. Data
“Sebelum” didapatkan dari hasil pengkajian awal manajemen (desiminasi awal). Hasil
kuesioner terhadap pelaksanaan timbang terima didapatkan presentase dalam kategori
baik yaitu 96 %. Sedangkan dalam kategori kurang didapatkan hasil 4 % pada poin
timbang terima yang tidak dipimpin oleh kepala ruang, dan timbang terima tidak
dilanjutkan validasi terhadap pasien. Setelah dilakukan pelaksanaan timbang terima
didapatkan hasil sebesar 80% yaitu timbang terima terlaksana dalam kategori baik
sehingga timbang terima terlaksana dengan baik, namun pada saat observasi proses
timbang terima masih belum dipimpin oleh kepala ruang. Timbang terima juga masih
perlu beberapa hal yang ditingkatkan terkait pelaksanaan timbang terima yakni
kedisiplinan perawat dalam mengikuti timbang terima tepat waktu dan konfirmasi kepada
pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas.
137
i. Evaluasi Kegiatan Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
a. Pada tanggal 21 Mei 2021 peserta timbang terima hadir ditempat pelaksanaan timbang
terima keperawatan sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan yaitu pukul 06.30
WIB, dan selesai pukul 07.30 WIB.
b. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang shift pada hari Jumat pagi.
c. Persiapan dilakukan sebelum roleplay dimulai.
2. Evaluasi Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan timbang terima sesuai peran yang telah
ditentukan.
3. Evaluasi Hasil
1. Perawat memahami yang teratasi, belum teratasi, maupun masalah baru yang dialami
oleh pasien selama shift pagi dan akan direncanakan pada intervensi shift siang dengan
diadakannya timbang terima.
2. Roleplay timbang terima dari PP malam ke PP pagi telah dilaksanakan dengan evaluasi
sebagai berikut :
d. Penulisan pada SOAP intervensi harus dispesifikasiakan pada intervensi yang telah
dilaksanakan dan belum terlaksana.
iii. Validasi pasien dilakukan kepada pasien yang spesifik saja, dan untuk pasien
yang lain dilakukan timbang terima untuk mengidentifikasi pasien, cek gelang,
dan memberikan penjelasan tentang pergantian jaga perawat.
140
4.5 Discharge Planning
2. Implementasi Discharge Planning
a. Persiapan dan Pelaksanaan
Tabel 4.8
Pelaksanaan Kegiatan Discharge Planning Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal 17-23 Mei Menyusun proposal rencana kegiatan
141
b. Jadwal Kegiatan discharge planning
Tabel 4.9
Jadwal Kegiatan discharge planning Keperawatan Di Ruang Multazam RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
Mei
No Kegiatan
17 23 27 28
1 Menyusun proposal kegiatan discharge
planning
2 Melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan pembimbing lahan, institusi, dan
kepala ruangan
3 Melakukan Role Play discharge planning
dengan pembimbing institusi
4 Melakukan evaluasi discharge planning
142
c. Hasil
Tabel 4.10
Evaluasi Hasil Kegiatan discharge planning Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah setiap selesai melakukan discharge planning 100 % 100 %
anda sudah melakukan pendokumentasian
keperawatan
2 Apakah bahasa yang anda gunakan dalam 15% 85 % 100 %
melakukan discharge planning mengalami kesulitan
untuk dipahami oleh pasien
3 Apakah sudah ada pembagian tugas mengenai 90 % 10 % 100 %
discharge planing
4 Apakah sudah ada alat bantu yang digunakan seperti 80 % 20 % 100 %
brosur, atau leaflet jadwal dll saat melakukan
discharge planning
5 Apakah anda sudah memberikan kuesioner kepuasan 45 % 55 % 100 %
pasien sebelum dilakukannya discharge planing
Total Prosentase 66 % 44 % 80 % 20 %
143
e. Diagram discharge planning
Gambar 4.6
Pelaksanaan discharge planning Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum pelaksaan Setelah pelaksaan
discharge planning discharge planning
Tidak Tidak
Ya
20%
44% Ya
66% 80%
Berdasarkan data diatas didapatkan dari kuesioner dan hasil observasi yang
dilakukan terhadap jalannya kegiatan discharge planing selama profesi ners stase
manajemen. Data “Sebelum” didapatkan dari hasil kuesioner awal manajemen
(desiminasi awal). Hasil kuesioner terhadap pelaksanaan discharge planing didapatkan
presentase dalam kategori sedang yaitu 66 %. Sedangkan dalam kategori kurang
didapatkan hasil 44 % pada poin discharge planing yang menggunakan bahasa masih
belum bisa dipahami oleh pasien. Setelah dilakukan pelaksanaan discharge planing
didapatkan hasil sebesar 80% yaitu discharge planing terlaksana dalam kategori baik
sehingga discharge planing terlaksana dengan baik, namun pada saat observasi proses
discharge planing masih belum ada alat bantu yang digunakan seperti brosur,
leaflet,ataupun yang lainnya saat dilakukan discharge planing.
144
4.7 Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Kelolaan dan Non Kelolaan
Gambar 4.7
Diagram Perbandingan Tingkat Kepuasan di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo
Berdasarkan diagram tersebut didapatkan sebelum perawatan mendapatkan hasil sebanyak 76,5%
menyatkan puas dan 23.5% menyatkan tidak puas. Sedangkan hasil pasien kelolaan setelah dilakukan
keperawatan mendapatkan hasil sebanyak 96,8 %, dan menyatakan tidak puas sebanyak yaitu 3,2 %,
dan didapatkan persentasi terendah 81% di poin soal nomer 4. (Perawat menjelaskan tentang fasilitas
yang tersedia dirumah sakit pada pasien baru.). Sedangkan dari pasien non kelolaan sebanyak 32 pasien
didapatkan hasil tingkat kepuasan sebesar 95,% dan tidak puas sebanyak 5%. Dilihat dari hasil di soal
nomer 15 (Perawat memberikan penjelasan atau keterangan dengan lengkap dan jelas).Dari hasil data
diatas dapat disimpulkan bahwa pasien kelolaan maupun non kelolaan sudah puas dengan pelayanan
yang diberikan ruang multazam rumah sakit RSU‟AISYIYAH Ponorog
145
g. Evaluasi Kegiatan Discharge Planning
1. Struktur
a. Discharge Planning dilaksanakan di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo pada
hari Kamis, 27 Mei 2021 pukul 09.50 WIB.
b. Discharge Planning dihadiri oleh 1 pembimbing institusi melalui daring, 2
pembimbing lahan, 1 keluarga pasien, pasien, dan mahasiswa praktik manajemen.
c. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang shift pada hari yang telah ditentukan,
yaitu Yayuk Dwi Mulyani sebagai perawat primer dan Monica Lisa Oktiama sebagai
kepala ruang.
d. Pemilihan pasien discharge planning dilakukan pada hari Rabu, 26 Mei 2021.
2. Proses
a. Kegiatan discharge planning berjalan dengan lancar, pasien mendengarkan
penjelasan perawat, dan keluarga pasien juga ikut mendengarkan penjelasan yang
telah disampaikan.
b. Kepala ruang dan perawat primer berperan aktif dalam melaksanakan roleplay
discharge planning
c. Analisa Ruangan
• Discharge planning dilakukan oleh kepala ruang dan perawat primer.
• Pemberian leaflet pada pasien juga sudah diberikan pada pasien langsung saat
dilakukannya roleplay di Ruang Multazam
d. Pelaksanaan discharge planning maju 10 menit dari waktu yang telah ditentukan yaitu
pukul 09.50 WIB
e. Roleplay discharge planning dilakukan secara offline di Ruang Multazam dan online
melalui google meet.
3. Hasil
a. Evaluasi Pembimbing Klinik (Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.,Ns)
e. Pasien yang dijadikan roleplay discharge planning bukan pasien kelolaan tetapi
menyesuaikan pada pasien yang telah direncanakan pulang pada hari tersebut.
f. Dilaksanakannya roleplay maju 10 menit dari waktu yang telah ditentukan yaitu
pukul 09.50 WIB karena menyesuaikan pasien yang sudah mau pulang sehingga
hanya didampingi oleh Bu Rena Madya M selaku kepala ruang Multazam
146
g. Alur pelaksanaan discharge planning mulai pembukaan dan penutupan sudah
runtut.
b. Evaluasi Pembimbing Klinik (Rena Madya Mukti, S.Kep., Ns)
Alur pelasanaan discharge planning secara umum sudah bagus hanya saja kurang
perkenalan waktu di awal kepada pasien.
c. Evaluasi Pembimbing Institusi (Sholihatul Maghfirah, S.Kep., Ns., M.Kep)
13. Alur pelaksanaan discharge planning mulai pembukaan sampai penutupan sudah
runtut.
14. Leaflet yang dibawakan untuk pasien pulang sudah diberikan
15. Pada saat dilakukan discharge planning diberikan metode manajemen nyeri yang
bisa dilakukan di rumah sudah diberikan edukasi dengan pemberian kompres
hangat untuk meredakan nyeri.
16. Pada pasien ini dengan post op fraktur sudah diberikan edukasi terkait dengan
ROM.
147
a. Supervisi Keperawatan
i. Implementasi Supervisi Keperawatan
1. Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
Tabel 4.11
Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal 17-24 Mei 2021 Menyusun proposal rencana
Supervisi Keperawatan kegiatan supervisi keperawatan
yang akan dilakukan
2 Melakukan konsultasi 25 - 26 Mei 2021 Melakukan konsultasi tentang
dengan pembimbing klinik proposal pelaksanaan supervisi
dan institusi keperawatan dengan pembimbing
klinik maupun institusi
3 Melakukan Role-Play 26 Mei 2021 Role play dilakukan sebagai
dengan pembimbing persiapan pelaksanaan kegiatan
institusi supervisi dengan tujuan agar
berjalan dengan baik.
4 Pelaksanaan Supervisi 27 Mei 2021 Supervisi Keperawatan
Keperawatan dilaksanankan di Ruang Multazam
pada hari Rabu pukul 14.00 WIB
dengan materi prosedur tindakan
injeksi IV bolus/intraselang.
Kegiatan supervisi dihadiri oleh
perawat ruangan, pembimbing
institusi, pembimbing klinik, dan
mahasiswa praktik manajemen.
5 Evaluasi pelaksanaan 27 Juni 2020 Melakukan diskusi tentang pelaksaan
Supervisi keperawatan Supervisi dengan pembimbing klinik
dan pembimbing institusi.
148
2. Jadwal Kegiatan Supervisi
Tabel 4.12
Jadwal Kegiatan Supervisi Keperawatandi Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Mei
No Kegiatan
17 23 24 25 26 27
1 Menyusun proposal kegiatan Supervisi
Keperawatan
2 Melakukan konsultasi dengan pembimbing
institusi dan klinik
3 Melakukan Role-Play dengan pembimbing
Institusi
3. Hasil
Tabel 4.13
Hasil Kegiatan Supervisi Keperawatandi Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Supervisi telah dilakukan di ruangan multazam 100 % 100 %
2 Tersedia format baku untuk melakukan supervisi 75 % 25 % 100 %
setiap tindakan
3 Hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat 65 % 35 % 100 %
lain
4 Format untuk supervisi sudah sesuai dengan standar 85 % 15 % 100 %
keperawatan
5 Alat (instrumen) untuk supervisi tersedia secara 75 % 25 % 100 %
lengkap
Total Prosentase 80 % 20 % 60 % 40 %
149
4. Diagram Supervisi
Gambar 4.7
Pelaksanaan Supervisi Keperawatan Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
Tidak
20%
Ya Tidak
Ya
40%
80% 60%
150
ii. Evaluasi Kegiatan Supervisi Keperawatan
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan supervisi keperawatan sudah dilakukan juah-jauh hari sebelumnya seperti
halnya melakukan konsultasi dengan pembimbing klinik maupun pembimbing
institusi.
b. Supervisi dihadiri oleh pembimbing klinik, pembimbing institusi, perawatan
ruangan, dan seluruh mahasisiwa praktik.
c. Pelaksanaan supervisi sudah sesuai dengan rencana awal yaitu dilakukantanggal
10 Juni 2020 di ruang Multazam jam 14.00 WIB.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan supervisi sudah baik, sudah dilaksanakan sesuai perannya.Supervisor
memberikan contoh injeksi intravena melalui bolus yang benar.
b. Pelaksanaan superivisi agar diterapkan secara continue atau berkelanjutan.
c. Supervisor hendaknya menilai secara objektif
d. Dalam melakukan penilaian supervisior harus tetap memperhatiakan prinsip 3f
e. Komunikasi antara PP dan PA kurang komunikatif
f. Hendaknya supervisor memberikan reward kepada yang disupervisi danmenanyakan
perasaan setelah melakukan supervise
g. Hendaknya supervisor memberikan kesempatan yang disupervisi untuk
mengevaluasi dirinya sendiri.
3. Evaluasi Hasil
a. Kepala ruang mampu merumuskan masalah dengan baik dan mampumenentukan
langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
b. Perawat assicioate mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai
dengan SOP.
c. Perawat primer mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
d. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
e. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing dan tujuantercapai
dengan baik.
151
iii. Faktor Pendukung dan Kendala
1. Faktor dukungan
a. Pengorganisasian supervisi yang terstruktur.
b. Proses bimbingan pelaksanaan supervise oleh pembimbing akademik dan
ruangan.Hubungan saling percaya yang terjalin antara pihak perawat ruangan
denganmahasiswa sebagai pelaksana.
c. Tersedia fasilitas pendukung untuk kelancaran proses supervisi yang baik diruang
Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo.
2. Faktor Kendala
a. Kendala Saat Pelaksanaan
a) Cara berkomunikasi masih kurang komunikatif
b) Dalam pelaksanaan supervisi, mahasiswa belum berpengalaman dalam
melakukan supervisi sehingga mahasiswa belum bisa menjiwai dengan baik
perannya masing-masing.
b. Kendala Ruangan Melakukan Supervisi
a) Masih belum bisa melaksanakan Supervisi secara prosedur karena kurangnya
waktu dan banyaknya kegiatan di ruangan.
iv. Kesinambungan
Diharapkan supervisi dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan jadwal
yang sudah dibuat bersama dan pelaksanaan supervisi dilakukan sesuai protap prosedur yang
benar.
152
d) Keluarga pasien kooperatif dalam discharge planning mulai dari persiapan hingga
pelaksanaan discharge planning
2) Faktor Kendala
a) Kendala Ruangan
Adanya kesibukan perawat ruang Multazam yang tidak memungkinkan semua
perawat hadir dalam pelaksanaan Discharge Planning
b) Kendala Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning tidak dihadiri oleh semua perawat ruangan
vi. Kesinambungan
Diharapkan dalam discharge planing selalu disertakan leaflet sebagai sarana edukasisaat
pasien di rumah.
d. Pengelolaan Obat
a. Persiapan dan Pelaksanaan
Tabel 4.14
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Obat di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal 17-23 Mei 2021 Menyusun proposal
Pengelolaan obat Pengelolaan obat yangakan
dilakukan
2 Melakukan konsultasi dengan 30 Mei 2021 Kordinasi mengenai
pembimbing klinik dan Pengelolaan obat yang ada
Institusi di ruangan
3 Melakukan observasi / 31 Mei 2021 Melakukan observasi
wawancara dengan ruangan jalannya pengelolaan obat di
terkait dengan jalannya ruangan
pengelolaan obat
4 Evaluasi hasil observasi 01 Juni 2021 Evaluasi apakah sudah
pengelolaan obat sesuai dengan setandart
yang telah ditentukan
rumah sakit
153
b. Jadwal Kegiatan Pegelolaan Obat
Tabel 4.15
Pelaksanaan Kegiatan Sentralisasi Obat di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Mei
17 23 31
1 Menyusun proposal kegiatan Pengelolaan
Obat
2 Melakukan konsultasi dengan pembimbing
klinik dan institusi
3 Pelaksanaan role play pengelolaan obat
Tabel 4.16
Hasil Kegiatan Pengelolaan Obat di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah diruangan terdapat pengelolaan obat ? 100 % 100 %
2 Jika “Ya” apakah pengelolaan obat yang ada sudah 100% 100 %
dilaksanakan secara optimal ?
3 Apakah sudah ada SOP tentang pengelolaan obat ? 95 % 5% 100 %
4 Apakah sudah double cek saat memberikan obat ? 100% 100 %
5 Apakah sudah dilakukan pencatatan penggunaan 100 % 100 %
obat dalam dokumentasi rekam medik pasien ?
Total Prosentase 99 % 1% 100%
154
a. Diagram Supervisi
Gambar 4.8
Pelaksanaan Pengelolaan Obat Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
Tidak
1%
Ya
Ya
99% 100%
156
4.6 Penyuluhan Kesehatan
1. Implementasi Penyuluhan
a. Pelaksanaan Penyuluhan
Tabel 4.15
Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Di Ruang Multazam RSU’Aisyiyah
Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal 28 Mei 2020 Menyusun proposal rencana kegiatan
Penyuluhan cuci tangan penyuluhan yang akan dilakukan
2 Melakukan koordinasi 9,10,11 Juni Koordinasi mengenai pemilihan
dengan pembimbing dan 2020 pasien dan pelaksanaan penyuluhan
kepala ruangan
3 Melakukan Penyuluhan 12 Juni 2020 Penyuluhan cuci tangan dilakukan di
cuci tangan via skype pada hari Sabtu pukul
13.00 - selesei WIB. Kegiatan
penyuluhan ini dihadiri oleh kepala
ruang, pembimbing institusi,
pembimbing klinik dan mahasiswa
praktik manajemen.
4 Evaluasi Pelaksanaan 12 Juni 2020 Berdiskusi tentang pelaksaan
Penyuluhan penyuluhan dengan pembimbing
klinik dan pembimbing institusi.
157
c. Hasil
Tabel 4.17
Hasil Kegiatan Pendidikan Kesehatan Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
No Pernyataan Pre Post
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jadwal penyuluhan 100 % 100 %
2 Terencananya kegiatan penyuluhan 100 % 100 %
3 Penyuluhan melibatkan keluarga pasien 100 % 100 %
4 Memberikan informed consent kepada 100 % 100 %
keluarga pasien
5 Keluarga antusias dalam Tanya jawab 100 % 100 %
6 Melibatkan tenaga medis lain 100 % 100 %
7 Laporan hasil penyuluhan dilaksanakan 100 % 100 %
8 Adanya proses evaluasi 100 % 100 %
Jumlah 70 % 10 % 100 %
Sumber Data: Juni,2021
158
3) Evaluasi Hasil
a) Keluarga pasien tidak menanyakan seberapa pentingnya cuci tangan yangbenar
dan moment-momen cuci tangan yang tepat.
b) Dari pihak pembimbing menyampaikan penjelasan mengenai cuci tangandengan
handrub
c) Dari pihak pembimbing menjelaskan cara cuci tangan dengan handcrub.
d) Dari pihak pembimbing institusi menyampaikan untuk memakai leaflet RS
e) Dari pihak keperawatan juga mengusulkan untuk selalu diterapkan cucitangan
memakai handrub saat setelah timbang terima
f) Perawat dapat :
Menumbuhkan cara berfikir keluarga dalam pentingnya cuci tangan pakai
sabun.
Meningkatkan kemampuan menentukan cara tepat cuci tangan pakaisabun.
Meningkatkan kesehatan pasien dan keluarga dalam mencegah sakitdengan
cara mencuci tangan pakai sabun.
Meningkatkan kemampuan perawat dalam merawat pasien
159
6) Keluarga pasien kooperatif dalam proses penyuluhan mulai dari proses materi
disampaikan hingga akhir pelaksanaan penyuluhan.
b) Faktor Kendala
1) Pada pelaksanaan penyuluhan :
Adanya kesibukan perawat ruang multazam yang tidak memungkinkan semua perawat
hadir dalam pelaksanaan penyuluhan, sehingga pemahaman perawat tentang
pelaksanaan penyuluhan sudah baik, karena sebagagian perawat ruangan menghadiri.
2) Kendala dalam ruangan :
Tidak dilaksanakannya penyuluhankarena kesibukan dari perawat yang tidak
memungkinkan pelaksanaan penyuluhan dilakukan diruangan Ruang Multazam.
160
4.7 Ronde Keperawatan
1. Persiapan dan Pelaksanaan
Tabel 4.14
Pelaksanaan Kegiatan ronde keperawatan di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal Ronde 17 Mei - 03 Juni Menyusun proposal
Keperawatan 2021 Ronde Keperawatan yang
akan dilakukan
2 Melakukan inform consent 03 Juni 2021 Koordinasi dengan anggota
keluarga pasien mengenai
inform consent
3 Pelaksanaan roleplay ronde 04 Junii 2021 Melakukan kegiatan
keperawatan roleplay ronde keperawatan
161
2. Jadwal Kegiatan ronde keperawatan
Tabel 4.18
Pelaksanaan Kegiatan ronde keperawatan di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
No Kegiatan Mei Juni
17 03 04 05
1 Menyusun proposal kegiatan Pengelolaan
Obat
2 Melakukan inform consent
Tabel 4.19
Hasil Kegiatan Ronde Keperawatan di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai Implementasi Implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde 80 % 20 % 100 %
keperawatan?
2 Apakah sebagian perawat diruangan adanya ronde 90% 10 % 100 %
keperawatan ?
3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan sudah 65 % 35 % 80 % 20%
sesuai dengan panduan ?
4 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde 50% 50 % 100 %
keperawatan telah dibentuk ?
5 Apakah tim yang dibentuk telah mampu 50 % 50% 80 % 20%
melaksanakan kegiatan ronde dengan optimal ?
Total Prosentase 67 % 33 % 92% 8%
162
b. Diagram Ronde Keperawatan
Gambar 4.8
Pelaksanaan Ronde Keperawatan Di Ruang Multazam RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
Tidak
Tidak
8%
Ya Ya
33
67% 92%
%
163
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang yang telah
ditentukan.
c. Kontrak waktu kegiatan ronde tidak sesaui jadwal, waktu yang di mulai pukul 10.15 WIB
dan selesai pukul 11.15 yang seharusnya lama waktu pelaksanaan hanya 35 menit.
d. Prosentasi jumlah kehadiran peserta ronde 100% dari undangan
3. Hasil
a. Pasien/keluarga klien puas dengan hasil kegiatan dan bisa mengerti apa yang di alami
pasien dan bagaimana merawat pasien saat sudah pulang dari rumah sakit
b. Masalah pasien dapat teratasi dengan solusi yang diberian sebagai berikut:
1) Dr. Sri wahyuni
a) Validasi di awal masuk masuk rumah sakit (IGD) GDA : 51, saat itu hipoglikemia.
Dan validasi GDA sampai sebelum saat di rondekan
b) Dexametasone sudah diberikan saat di IGD, tetapi masih diberikan sampai sekarang.
Seharunya sudah dihentikan tetapi, Kemungkinan untuk menjaga gula darah tetap
stabil seperti itu agar tidak jadi drop Kembali ke hipoglikemia.
c) Edukasi kepada keluarga untuk diet, yang mungkin juga akan di sampaikan dari Ahli
gizi
d) Edukasi kepada keluarga Perlu edukasi dalam pemberian obat kepada keluarga
seperti fungsi dan efek samping tersebut, yang mungkin juga akan disampaikan
bagian farmasi
e) Edukasi kepada keluarga tanda gejala yang kemungkinan bisa terjadi infeksi, bisa
dijelaskan oleh rekan mahasiswa atau perawat ruangan. Dan juga efek samping dari
hemodialisis.
2) Farmasi (Murni Lestari, S.Fam.Apt)
a) Validasi kembali hasil kreatinin, cairan elektrolit, asam basa, untuk mengetahui
seberapa ginjal berfungsi dengan baik, dan sudah berapa kali menjalani
Hemodialisis.
b) Perhatikan efek pemberian drip meylon karena asam / kadar kalium mengakibatkan
efek kepada BAK nya
164
c) Perlu diperhatikan efek samping obat di rumah sakit.
d) Perlu edukasi dalam pemberian obat kepada keluarga seperti fungsi dan efek
samping tersebut.
e) Validasi pemberian obat dari datang kerumah sakit (IGD) dan sampai saat ini.
3) Ahli Gizi (Rizka Amalia Habiba, S. Gz)
a) Diet : rendah protein dan rendah gula
b) Untuk dirumah sakit, polanya sesuai yang telah di berikan oleh ahli gizi dan validasi
kondisi kadar gula darah terakhir sebelum di rondekan
c) Terakhir di lihat, makan satu porsi habis
d) Edukasi kepada keluarga agar pasien bedrest dan untuk pola makan sedikit tapi
sering yang di iringi diet rendah gula, protein
4) Pembimbing institusi (Laily Isroin, S.Kep, Ns., M.Kep)
a) Pada prinsipnya ronde adalah kegiatan yang paling berat yang puncak kompetensi itu
ada di di ronde keperawatan, sehingga roleplay pada kegiatan kal ini bisa menjadi
acuan, dan semoga tidak diulangi kembali yang menjadi suatu kekurangan pada
roleplay ini.
5) Pembimbing Institusi (Nurul Sri Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kes)
a) Alur yang diawal kegiatan perlu disampaikan, mengapa memilih kasus yang di
rondekan. Sehingga alur tersebut bisa jelas apa yang di presentasikan
b) Pendokumentasian, terkait kaidah kaidah pengkajian harus di validasi. Sehingga bisa
diketahui dengan jelas apa yang akan di penyelesaikan masalah yang akan di bahas
c) Penjelasan perawat yang menjadi penerjemah Bahasa medis kepada perawat
6) Pembimbing Rumah Sakit (Nurul Uwiyah Huda, S.Kep.,Ns)
a) Proses ronde yang sudah baik dikarenakan keluarga Tn. M yang juga respon yang
sangat baik berperan aktif menanyakan penyakit yang diderita Tn.M. Meskipun ada
pembagian acara yang dilaksanakan Sebagian offline dan online namun dapan
terlaksana di masa pandemic ini.
b) Pemateri : untuk PPA (Profesi Pemberi Asuhan) pastikan nama PPA yang ikut serta
dalam acara sehingga tidak menyebut profesinya saja. Sehingga pasien atau keluaga
bisa mengenal PPA yang menangani pasien tersebut
165
c) Dari awal acara hingga akhir moderator dan karu memimpin acara hingga tugas karu
menjadi berperan ganda
7) Pembimbing Klinik (Rena Madya Mukti, S.Kep., Ns)
a) Petugas ronde dan semua mahasiswa R.Multazam, jika bisa usahakan pasien dari
awal. Dan tolong di pahami benar pasien dari pasien masuk, sampai pengkajian dan
sampai validasi terakhir sebelum dilakukan ronde keperawatan di mulai. Sehingga
kita bisa mengetahuin point penting maupun angka kritis yang dialami pasien itu
cukup meimpretasikan apa yang di alami pasien.
b) Pendokumentasian yang sedikit meleset, jadi perlu di evaluasi Kembali. Sehingga
bisa benar benar di pahami PPA, dan bisa dilakukan Tindakan selanjutnya oleh PPA
tersebut.
c) Alur ronde yang mampu dilaksanakan sudah cukup baik, mampu memberikan
manfaat dan bisa Sebagian diselesaikan
Faktor Pendukung
a. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung untuk mendukung
berjalannya ronde keperawatan
b. Ronde keperawatan dilakukan di ruang Bank Data RSU‟Aisyiyah Ponorogo
Faktor Kendala
Pelaksanaan ronde keperawatan saat di roleplay kan mahasiswa tidak
dihadiri oleh semua perawat ruangan dan pembimbing institusi, serta kurang
maksimalnya mahasiswa dalam melaksanakan ronde keperawatan.
Kesinambungan
Diharapkan dalam ronde keperawatan dapat dilakukan bila ada kasus yang perlu
dirondekan.
166
BAB 5
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas beberapa hasil penerapan praktek profesi ners stase manajemen
keperawatan yang dilakukan di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah Ponorogo.
167
pembagian tim timur dan barat sehingga mampu meningkatkan kepuasan pasien pada
layanan keperawatan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Menurut Hidayah (2017) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Manajemen Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di
Rumah Sakit” didapatkan hasil bahwa Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
berbanding lurus dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta kepuasan pasien di
Rumah Sakit. Dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim, kegiatan
yang mutlak dan harus dilakukan serta diterapkan dengan baik di Rumah Sakit yakni,
supervisi, timbang terima, sentralisasi obat, ronde keperawatan, pre-post conference,
promkes dan dokumentasi keperawatan yang baik. Semakin baik pelaksanaan ke empat
kegiatan tersebut, maka semakin baik pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya akan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta memberikan kepuasan pada pasien
dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
5.2 Supervisi Keperawatan
Pelaksanaan supervisi keperawatan di Ruang Multazam telah terjadwal namun dalam
pelaksanaannya masih belum optimal dengan perolehan nilai 80%. Setelah dilakukan
supervisi keperawatan didapatkan hasil supervisi dalam kategori baik. Supervisi keperawatan
terlaksana dikarenakan adanya mahasiswa profesi ners stase manajemen. Menurut Goziyan
dan Elsa (2017) dalam artikel penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Supervisi
Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul” didapatkan hasil bahwa supervisi
kepala ruang secara statistik terbukti efektif terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Koagouw (2015) dimana didapatkan
kelengkapan pengisian rekam medis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebelum
dilakukan supervisi adalah sebesar 64,38%. Namun setelah dilakukan supervisi terjadinya
peningkatan terhadap kelengkapan pengisian rekam medis menjadi 83,53%. Dengan
demikian supervisi sangat berhubungan dengan kinerja perawat. Sehingga untuk
meningkatkan kinerja perawat supervisi sebaiknya tetap dilakukan. Kegiatan supervisi
perlu dilakukan untuk menilai dan memantau kinerja perawat.
168
5.3 Ronde Keperawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Multazam belum dilakukan, Setelah dilakukan
ronde keperawatan didapatkan hasil dalam kategori baik. Ronde keperawatan terlaksana
dikarenakan adanya mahasiswa praktik profesi ners stase manajemen. Menurut Simamora et
al (2017) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penguatan Kinerja Perawat Dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Ronde Keperawatan di Rumah Sakit
Royal Prima Medan” didapatkan hasil bahwa pelatihan ronde keperawatan telah memberikan
implikasi terhadap peningkatan motivasi, maupun keterampilan perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan sehingga intervensi atau pelatihan ronde keperawatan menghasilkan
kinerja perawat yang semakin baik dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat yang
mengikuti pelatihan ronde keperawatan dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien. Kemampuan tersebut mencakup pemahaman tentang
tugas yang menjadi tanggung jawabnya, menguasai bidang tugasnya dengan baik, mampu
mengambil keputusan dalam keadaan darurat, kemampuan dalam menjalin hubungan yang
harmonis dengan pasien, sesama perawat maupun atasannya dan juga kemampuan
dalam menganalisis masalah serta pemecahan masalah sesuai dengan program
pelatihan yang telah didapatkan.
Ronde keperawatan berfungsi untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilaksanakan disamping pasien dengan keluarga membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat primer, kepala ruang, perawat asosiate yang
melibatkan seluruh anggota. Sehingga ronde keperawatan perlu dilakukan selain untuk
meingkatkan kinerja perawat juga untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang belum
teratasi.
5.4 Timbang Terima Keperawatan
Pelaksanaan timbang terima di Ruang Multazam sudah dilaksanakan dengan kategori
baik. Setelah dilakukan timbang terima oleh mahasiswa profesi ners stase manajemen,
timbang terima dapat dipertahankan dengan baik. Menurut Manopo (2016) dalam jurnal
penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Penerapan Timbang Terima Pasien Dengan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSU GMIM Kalooran Amurang”
mendapatan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara penerapan timbang terima
169
pasien dengan keselamatan pasien. Timbang terima yang efektif dapat diciptakan salah
satunya dengan menumbuhkan proses komunikasi yang efektif antar tenaga keperawatan
maupun tenaga kesehatan lainnya. Menurut Fadilah dan Yusianto (2016) dalam jurnal
penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Sebelum
Dan Sesudah Menggunakan Komunikasi SBAR Terhadap Penerapan Patient Safety
Oleh Perawat Pelaksana di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo Jawa Timur” menunjukkan
hasil bahwa pelaksanaan timbang terima (handover) dengan komunikasi SBAR secara
signifikan meningkatkan penerapan keselamatan pasien (patient safety).
170
5.6 Discharge Planning
Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Multazam sudah terlaksana dengan
baik, namun ada beberapa point yang belum terlaksana seperti pemberian pendidikan
kesehatan dan pemberian kuisioner kepada pasien/keluarga terkait kepuasan pasien
selama diberikan pelayanan kesehatan. Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen
melakukan Discharge Planning kepada pasien pulang. Discharge Planning tersebut
dilakukan secara lengkap dan memberikan pendidikan kesehatan dan pemberian
kuisioner terkait kepuasan pasien selama diberikan pelayanan kesehatan. Menurut
Hardivianty (2017) Discharge Planning yang belum optimal menimbulkan dampak
bagi pasien. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada
akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah
sakit. Kondisi kekambuhan pasien atau rawat ulang pasien tentunya sangat
merugikan pasien beserta keluarga dan juga rumah sakit. Perencanaan pulang sangat
membantu pasien dan keluarga dalam mempersiapkan pulang. Pasien dan keluarga
terbantu dengan adanya media pembelajaran Discharge Planning.
Perencanaan pulang merupakan proses profesional perawatan kesehatan pasien,
dan keluarga serta melibatkan interaksi dari multi disiplin ilmu. Perencanaan harus
berpusat pada masalah pasien, meliputi tindakan pencegahan, terapeutik, rehabilitatif,
dan perawatan biasa termasuk kebutuhan non medis. Perencanaan pulang
berfokus pada proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan fasilitas
kesehatan/rumah sakit. Perencanaan pulang yang baik diharapkan meminimalkan
dampak dari suatu keadaan kesehatan misalnya penyakit dengan perawatan yang
kontinyu (terus menerus) dan untuk meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga
terhadap sistem pelayanan kesehatan. Sehingga pelaksanaan Discharge Planning
sangat penting dilakukan untuk persiapan pasien pulang.
5.7 Pendidikan Kesehatan
Dari hasil pengkajian ruangan awal ditemukan 10 penyakit terbanyak salah satunya
adalah Diabetes Mellitus. Dalam hal ini Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen
memberikan pendidikan kesehatan tentang bagaimana perawatan pada penderita gula
darah atau diabetes mellitus. Selain pendidikan kesehatan perawatan pada penderita
gula darah atau diabetes mellitus juga diberikan pendidikan kesehatan cuci tangan
171
dengan baik dan benar.
Menurut Pohan (2015) kepuasan pasien dipengaruhi oleh faktor internal yaitu
karakteristik individual pasien dan faktor eksternal yaitu pelayanan kesehatan yang
berasal dari rumah sakit termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang dimaksud adalah pemberian pendidikan kesehatan. Menurut Waluyo (2015)
dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Madiun” dengan hasil penelitian yang
menunjukkan adanya pengaruh pemberian program pendidikan kesehatan terhadap
kepuasan pasien. Dengan demikian diharapkan program pendidikan kesehatan ini akan
dijadikan contoh untuk melaksanakan pendidikan kesehatan bagi perawat yang
bertugas di rawat inap dan sebagai gambaran pelaksanaan pendidikan kesehatan di
area rawat jalan. Penerapan model ini akan mampu meningkatkan kepuasan pasien,
yang berarti pula mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan sehingga
dapat dijadikan alat pemasaran untuk dapat meningkatkan BOR rumah sakit melalui
metode “word of mouth”.
Pendidikan kesehatan masyarakat adalah upaya memberdayakan individu,
kelompok dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan, serta
mengembangkan iklim yang mendukung, yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi setempat. Sehingga Pendidikan
kesehatan penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam
mencegah dan mengatasi penyakit yang diderita oleh anaknya.
5.8 Pengelolaan Obat (Sentralisasi Obat)
Pelaksanaan pengelolaan obat di ruang Multazam sudah berjalan dengan baik,
dimana pada saat pasien masuk perawat melakukan konsultasi dengan dokter.
Kemudian dokter mengadvicekan resep untuk pasien dan perawat meminta salah satu
keluarga datang ke nurse station untuk diberikan penjelasan mengenai obat yang
diresepkan oleh dokter dan meminta keluarga untuk membawa resep ke bagian
farmasi. Setelah obat diambil dari farmasi obat diserahkan ke perawat ruangan dan
obat-obatan dikelola pada rak obat yang berdampingan dengan ruang Nurse Station.
Keluarga lalu diberikan penjelasan oleh perawat ruangan mengenai pengelolaan obat
172
yaitu dikontrol penuh oleh perawat kecuali obat-obatan yang diberikan per oral
seperti sirup. Akan tetapi dalam hal ini pada saat edukasi keluarga pasien tidak
diberikan leaflet. Dalam hal ini Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen telah
melakukan pengelolaan obat sesuai dengan pelaksanaan yang ada di ruang Multazam.
Menurut Supardi, Ondri Dwi Sampurno, dan Mulyono Notosiswoyo (2015) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Metode Ceramah dan Leaflet Terhadap
Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai Dengan Aturan” mendapatkan hasil adanya
peningkatan pengetahuan tentang pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan pada
responden yang mendapat pendidikan kesehatan obat dengan metode ceramah dan
media leaflet lebih tinggi secara bennakna daripada peningkatan pengetahuan
responden yang tidak mendapat pendidikan kesehatan, adanya peningkatan sikap
terhadap pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan pada responden yang mendapat
pendidikan kesehatan obat dengan metode ceramah dan media leaflet lebih positif
secara bermakna daripada peningkatan sikap responden yang tidak mendapat
pendidikan kesehatan, adanya peningkatan tindakan pengobatan sendiri yang sesuai
dengan aturan pada responden yang mendapat pendidikan kesehatan obat dengan
metode ceramah dan media leaflet lebih tinggi secara bermakna dari pada peningkatan
tindakan responden yang tidak mendapat pendidikan kesehatan. Sehingga perlu
adanya pengadaan leaflet sebagai sarana edukasi bagi pasien atau keluarga mengenai
cara penggunaan obat-obatan yang aman dan efektif. Karena sebetulnya leaflet adalah
sarana dalam pemberian edukasi sesuai yang tertera pada rekam medik pasien.
173
5.9 Kepuasan pasien
Kepuasan pasien dapat diukur berdasarkan koesioner yang sudah diberikan dengan hasil
sebanyak 76,5% menyatakan pasien puas dengan fasilitas dan kenyamanan perawatan
yanga ada di Rumah Sakit dan sisanya 23.5% menyatkan tidak. Sedangkan untuk hasil
pasien kelolaan setelah dilakukan perawatan mendapatkan hasil sebanyak 96,8 %, puas
dengan fasilitas dan kenyamanan perawatan yanga ada di Rumah Sakit dan menyatakan
tidak puas sebanyak yaitu 3,2 %. Dengan didapatkan persentasi terendah 81% di poin soal
nomer 4. (Perawat menjelaskan tentang fasilitas yang tersedia dirumah sakit pada pasien
baru.). Sedangkan dari pasien non kelolaan sebanyak 32 pasien didapatkan hasil tingkat
kepuasan sebesar 95,% dan tidak puas sebanyak 5%. Dilihat dari hasil di soal nomer 15
(Perawat memberikan penjelasan atau keterangan dengan lengkap dan jelas).Dari hasil data
diatas dapat disimpulkan bahwa pasien kelolaan maupun non kelolaan sudah puas dengan
pelayanan yang diberikan ruang multazam rumah sakit Aisyah Ponorogo.
Dari hasil pengamatan terdapat flebitis dan kejadian pasien jatuh. Adapun penyebab dari
kejadian tersebut yaitu karena kurangnya pengawasan dari keluarga dan kurangnya
kepatuhan pasien selama perawatan di rumah sakit. Dari adanya hal ini perlu ditingkatkan
kembali dalam pemberian edukasi terhadap keluarga terkait pengawasan pasien selama
perawatan.
174
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktik manajemen selama 6 minggu
yaitu : Setelah dilakukan role play sesuai jadwal yang telah dilakukan pelaksanaan
ronde keperawatan tetap belum dilaksanakan dan supervisi sudah dilaksnakan tetapi belum
optimal dikarenakan keterbatasan waktu dan tingginya beban perawat di ruang Multazam.
Namun pada saat pengamatan selama praktik masih ditemukan kejadian tidak diinginkan
berupa flebitis, dan kejadian pasien jatuh.
6.2 SARAN
1. Dari hasil observasi yang sudah dilakukan selama profesi ners stase manajemen kami
memberikan saran bahwa perlu adanya penerapan ronde keperawatan di ruang multazam
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan kepada pasien.
2. Perlu diadakannya modifikasi pre dan post conferen untuk meminimalisir terjadinya
mis komunikasi antara katim dan perawat pelaksana.
3. Perlu diadakanya supervisi sesuai jadwal yang telah dibuat oleh bidang SDI RSU
Aisyiyah ponorogo untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
4. Untuk meningkatkan kepuasan dan keselamatan pasien perlu adanya tinjauan kembali
dalam pemberian edukasi terhadap keluarga terkait pengawasan pasien selama perawatan
di rumah sakit.
175
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2014). 10 pesan hidup sehat dalam kedaruratan. Depkes RI.
Hadiatma, Mega. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan Terhadap
Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mencuci Tangan Siswa SDN 01 Gonilan. Skripsi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada tanggal 6Agustus 2016
melalui situs www.eprints.ums.ac.id
Sulug, Neila dan Silviani. 2012.“Kegiatan Penyuluhan Tentang Kegiatan Demonstrasi Cara
Mencuci Tangan yang Benar di SDN 16 dan SDN 19”. Laporan Pengabdian Masyarakat
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock
Bukittinggi. Diakses pada tanggal l7 Agustus 2016 melalui situs www.stikes-fdk.ac.id
Pangesti. (2014). Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan storytelling dan permainan ular
tangga terhadap tingkat pengetahuan mencuci tangan pakai sabun di TK Al Hidayah Ajung
Kabupaten Jember. Skripsi. Universtias Jember. Diakses dari
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57330
176
Lampiran 1: Susunan Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
DI RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO
TANGGAL 03 MEI-20 JUNI 2021
177
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Laily Isro’in .Kep., Ns., M.Kep Nurul Sri Wahyuni, S.Kep., Ns.,M.Kes
NIDN. 0704057002 NIDN. 07071017503
178
Lampiran 2: Ganchart
GANCHART KEGIATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
DI RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO TANGGAL 03 MEI -20 JUNI 2021
Pengkajian, analisis
2 ruangan, dan
perencanaan
Proses bimbingan
3
dan diseminasi awal
Diseminasi awal
4
ruangan
Mengidentifikasi
5 masalah dan
masalah prioritas
Menyusun
langkkah strategis
6
dan langkah
oprasional
7. Melakukan
penerapan MAKP
Primary Nursing
179
Melakukan uji coba
8
peran
Aplikasi
9
pengorganissian
MAKP Primary
Nursing
Penyusunan
10 proposal timbang
terima
Penyusunan
11 proposal pre and
post conference
Penyusunan
12
proposal supervisi
Penyusunan
13 proposal discharge
planning
Penyusunan
14 proposal
pengelolaan obat
Penyusunan
15
proposal ronde
Penyusunan
proposal
16
pendidikan
kesehatan
180
Pelaksanaan
18 timbang terima dan
evaluasi
Pelaksanaan pre
20
and
postconference
dan evaluasi
Role play supervisi
21
Pelaksanaan
22
supervisi dan
evaluasi
Melakukan inform
23
consent (Discharge
planning)
Pelaksanaan
24
discharge planning
dan evaluasi
Pelaksanaan
25
pengolaan obat
Melakukan inform
26
consent ( Ronde)
Pelaksanaan ronde
27
dan evaluasi
Pelaksanaan Health
28
Education 1 dan
evaluasi
Pelaksanaan Health
29 Education 2 dan
evaluasi
181
Melakukan evaluasi
30
MAKP
Ujian
31
Pembuatan
32
Laporam
Desiminasi Akhir
33
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Laily Isro’in S.Kep., Ns., M.Kep Nurul Sri Wahyuni, S.Kep., Ns.,M.Kes
NIDN. 0704057002 NIDN.07071017503
182
Lampiran 3 : Jadwal Dinas
JADWAL DINAS
MAHASISWA PRODI PREFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DI RUANG MINA RSU AISYAH PONOROGO
TANGGAL 03 MEI-20 JUNI 2021
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3
NAMA 9-
NO 3 4 5 6 7 8
16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
MAHASISWA
Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei Mei
2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1 Adelia Septi .W P P S P P S L P P P P M M L M L P M S S P
2 Alif Ratih Purwasih P P S P P S L P P P P M S L P S M L M S P
3 Danang Fitri .A P P S P S S L P P M S P S L P P M S L P M
4 Erwin Cahya A.P P P S P P S L P P P P S P L S S S M L P M
5 Fifi Febsiana P P S P P S L P P P P M S L P P M L P S M
6 Irma Citra Savitri P P S P P S L P P P P M S L S P S M L M S
7 Lucky Ida .P P P S P P S L P P S S P M L M L P P P M S
8 Monica Lisa .O P P S P P S L P P S P P M L L P S P M M S
9 M. Riza Rifaldhi P S P S P P L P P S S P M L P S S S P L M
10 Riko Ari Cahyono P S P S P P L P P S S P P L M L P S S P M
11 Rininarurita P S P S P P L P P S S P M L M S P L S P P
12 Robaniah Marjuni P P S P S P P L P P M M M S L S M L P M S P
13 Suciati Ningsih P S P S P P L P P M M S P L P M L P P M S
14 Wahyu Anjasmara P S P S P P L P P M M S P L L M M S P P P
15 Yayuk Dwi .M P S P S P P P P M M S P M M L P S P P
Yunistasia
15 P S P S P P L P P P M S P L S P P M M L S
Crismonika R
183
MINGGU 4 MINGGU 5 MINGGU 6
NAMA
NO 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MAHASISWA
Mei Juni Juni Jnni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni
2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1 Adelia Septi .W P M S L P P M M L P P S S P S P P S P P L
2 Alif Ratih Purwasih P L P S M S P P P S S M M L P P S S P P L
3 Danang Fitri .A L S M S P P P P P S S M M L P P S S P P L
4 Erwin Cahya A.P S S M M L S P S P P M M L M S S P S P P L
5 Fifi Febsiana S P M M L M S S S P P L M S S S P S P P L
6 Irma Citra Savitri S S P P M L M S S P P L M M S S P S P P L
7 Lucky Ida .P M M L P P S S M S S P P L M S S P P P P L
8 Monica Lisa .O L P S S M M S L P M M S P P S P S P P P L
9 M. Riza Rifaldhi M L S S P P M L P M M S S P P S P P P P L
10 Riko Ari Cahyono S M M L S P M M L P P P S S P S P S P P L
11 Rininarurita P S P M S L P P M S S L P P P P S S P P L
12 Robaniah Marjuni P P P S M S M L P M S S P P L S S P P P P L
13 Suciati Ningsih S P S P S M L P M L M M S P P S S P P P L
14 Wahyu Anjasmara P P P M M L S S S M L P S S P P S P P P L
15 Yayuk Dwi .M M M L P S S P M M L S P P S P P S P P P L
Yunistasia
15 M S P L P P S S S M L S P M S P S P P P L
Crismonika R
Keterangan:
: Karu : PA
: PP : Libur
184
METODE MAKP PRIMARY NURSING PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN
MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
DIRUANG MULTAZAM RSU ASYIYAH PONOROGO
Adelia Septi .W
Fifi & Erwin Yunistasia Lucky & Rini M. Riza Danang & Suci Yayuk
Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi
Alif Ratih .P
Monica Adel & Irma Danang & Riza Riko Robania Suci & Wahyu
Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi
185
Jum’at, 21 Mei 2021
Danang Fitri A
Riko & Lucky Rini Erwin & Tyas Yayuk Fifi & Alif Robania
Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi
Wahyu & Yayuk Suci Fifi & Irma Alif Monica & Riza Adel
Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi
L L L L L
L L L L L L
Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi 186
Senin 24 Mei 2021
Fifi Febsiana
Irma Citra .S
Monica Lisa .O
M. Riza Rifaldhi
Riko Ari. C
Rininarurita
Adel Wahyu & Alif Monica & Fifi Suci M. Riza Danang
Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi
Robaniah Marjuni .P
Suciati Ningsih
Monica
Wahyu Irma Yayuk Adelia
189
Wahyu Anjasmara
Yayuk Dwi .M
Yunistasia C.R
Riko Suci
Danang Riza Wahyu Irma
Adelia Septi .W
Alif Ratih .P
Danang Fitri .A
Fifi Febsiana
192
PAGI SIANG MALAM
Yayuk Riza
Riko
M. Riza Rifaldi
193
Riko Tyas
Rini
PAGI SIANG
Rininarurita
PAGI SIANG
PAGI SIANG
Suciati Ningsih
PAGI SIANG
195
Lampiran 4 : Surat Undangan
Di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
196
Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.,Ns
NIK 119 04 97
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
197
Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.,Ns
NIK 119 04 97
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
198
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Lahan & Pembimbing Institusi
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
199
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Lahan & Pembimbing Institusi
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
200
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Lahan & Pembimbing Institusi
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
201
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Lahan & Pembimbing Institusi
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
202
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : dr. Sri Wahyuni RSU‟ Aisyiyah Ponorogo
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
203
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Kepala Ruang Multazam RSU‟ Aisyiyah Ponorogo
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Institusi Praktik Profesi Ners Manajemen Keperawatan
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
205
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 481124, Fax (0352 ) 461796
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Lahan Ruang Multazam RSU‟ Aisyiyah Ponorogo
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Ahli Gizi RSU‟ Aisyiyah Ponorogo
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Farmasi RSU‟ Aisyiyah Ponorogo
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i : Pembimbing Lahan & Pembimbing Institusi
di_tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin
Demikian surat undangan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Menyetujui,
Ketua Sekertaris
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
209
Lampiran 5 : Proposal
LAPORAN KEGIATAN
TIMBANG TERIMA (HAND OVER)
PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh :
Kelompok 1
210
LAPORAN KEGIATAN
TIMBANG TERIMA (HAND OVER)
PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh
Kelompok 1:
1. Adelia Septi Wigama, S. Kep 20650200
2. Alif Ratih Purwasih, S. Kep 20650201
3. Danang Fitri Antoro, S. Kep 20650203
4. Erwin Cahya Aga Pratama, S. Kep 20650205
5. Fifi Febsiana, S. Kep 20650206
6. Irma Citra Savitri, S. Kep 20650209
7. Lucky Ida Puspitasari, S. Kep 20650211
8. Monica Lisa Oktiama, S. Kep 20650199
9. Muhamad Riza Rifaldi, S. Kep 20650195
10. Riko Ari Cahyono, S. Kep 20650224
11. Rini Narurita, S. Kep 20650219
12. Robaniah Marjuni Putri, S. Kep 20650197
13. Suciati Ningsih, S. Kep 20650191
14. Wahyu Anjasmara, S. Kep 20650214
15. Yayuk Dwi Mulyani, S. Kep 20650221
16. Yunistasia Crishmonika R, S. Kep 20650223
211
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN TIMBANG TERIMA (HAND OVER)
RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH
PONOROGO
Disetujui oleh :
Pembimbing Institusi :
Mengetahui,
Kepala Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
212
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi
perkembangan ilmu keperawatan. Manajemen keperawatan merupakan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon
oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak
tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan ketenagaan
dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan
(Nursalam, 2016).
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Profesionalisme dalam
pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan
fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang
harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat
timbang terima klien. Timbang terima merupakan salah satu dari aplikasi
pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Timbang
terima di Ruang rawat inap Multazam sudah baik yaitu sebesar 100%,
walaupun di kuesioner nomor 2 masih 75% pada bagian kepemimpinan saat
timbang terima.
Isi timbang terima mencakup diagnosa medis, penatalaksanaan medis,
implementasi keperawatan yang belum dan sudah dilakukan dan belum
konsisten, tindakan kolaborasi, rencana umum dan persiapan lain, terkadang
ditulis tidak lengkap. Pelaksanaan timbang terima dilakukan secara tertulis
213
dan secara lisan sering tidak di validasi ke pasien. Pelaporan timbang terima
dicatat dalam buku khusus yang ditandatangani oleh perawat yang
melaporkan, tetapi perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan tidak
menandatanganinya. Sebagian perawat tidak menginformasikan kepada
pasien mengenai identitas perawat shift selanjutnya. Jadi timbang terima di
ruang Mina belum dilakukan dengan baik karena secara teori komponen-
komponen dalam timbang terima belum terpenuhi. Ruang Multazam
memerlukan timbang terima yang baik karena timbang terima merupakan
salah satu komponen yang sangat penting dalam kontinuitas pelayanan
asuhan keperawatan di ruangan. Apabila pelaksanaan timbang terima
berlangsung dengan baik maka diharapkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan akan meningkat pula. Pada pelaksanaan timbang terima yang
baik, harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas dan komplit tentang masalah keperawatan yang sudah teratasi atau
belum teratasi dan tindakan keperawatan yang sudah atau belum
dilaksanakan, dengan melihat secara langsung kondisi pasien.
Berdasarkan situasi tersebut, mahasiswa Profesi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo mencoba menerapkan
MAKP Primer yang sesuai standar di Ruang Multazam RSU Aisyiyah
Ponorogo pada praktek Profesi Ners Departemen Manajemen Keperawatan
yang dilaksanakan pada tanggal tanggal 3 Mei – 2021 s/d 20 Juni 2021.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengkomunikasikan kesinambungan perkembangan asuhan keperawatan
pasien dan menyampaikan informasi/ tindakan keperawatan yang
prioritas.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
b. Menyampaikan tindakan keperawatan yang sudah atau belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
214
c. Menyampaikan informasi yang penting yang harus ditindak lanjuti
oleh perawat dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
c. Melaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
215
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
216
persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan
1. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang
kurang jelas.
2. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan
padat.
3. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali
dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
2.4 Hal-hal yang perlu Diperhatikan
a. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati
b. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
d. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkankondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien
f. Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada
pada klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari
masalahnya terlebih dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian), baru
kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan
serta perkembangan setelah dilakukan tindakan
g. Timbang terima dilakukan di dekat pasien, menggunakan volume suara
yang pelan dan tegas (tidak berbisik) agar klien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien,
terutama mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien
h. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan
dibicarakan di dekat klien tetapi di ruang perawat.
2.5 Dokumentasi dalam Timbang Terima
a. Identitas Klien
b. Diagnosa medis klien
c. Dokter yang menangani
217
d. Kondisi klien saat ini
e. Masalah keperawatan
f. Intervensi yang sudah dilakukan
g. Intervensi yang belum dilakukan
h. Tindakan kolaborasi
i. Rencana umum dan persiapan lain
j. Tanda tangan dan nama terang
218
2.6 Alur Timbang Terima
PASIEN
23
DIAGNOSA MEDIS
MASALAH DIAGNOSA
KOLABORATIF KEPERAWATAN
RENCANA
TINDAKAN
MASALAH TERATASI
SELURUHNYA, SEBAGIAN,
BELUM TERATASI DAN
TERDAPAT MASALAH BARU
219
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
220
6. Ketua Tim 2 : Monica Lisa
7. PA I : Rininarurita
8. Moderator : -
9. Pembimbing :
1. Sholihatul Maghfirah, S.Kep,Ns. M.Kep
2. Metti Verawati S.Kep,Ns.M.Kes
3. Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.,Ns
2. Prinsip timbang
terima, semua pasien
dilakukantimbang
terima khususnya
penderita yang
memiliki
permasalahan yang
belum /dapat teratasi
serta yang
membutuhkan
observasi lebih
lanjut
3. PP yang
melaksanakan
timbang terima
mengkajisecara
penuh terhadap
221
masalah
keperawatan,
kebutuhan dan
tindakan yang
telah/belum
dilaksanakanserta
hal-hal penting
lainya 5menit Ners
station PP, PA
selama masa
perawatan
4. Hal-hal yang
sifatnya khususdan
memerlukan
perincianyang
matang sebaiknya
dicatat secara khusus
untukkemudian
diserah terimakan
kepada petugas
berikutnya
5. Kedua kelompok
dinassudah siap
(Shif jaga)
6. Kelompok yang
akan bertugas
menyiapkan buku
catatan
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok 20 menit Ners Karu, pp, pa
sudah siap
timbang Stasion
terima 2. Kepala ruangan
222
membuka acara
timbang terima
- KARU :
asalamualaikum..
Sudah siap untuk
timbang
terimanya
- PP dan PA :
Waalaikum
salam, iya sudah
- KARU :
sebelum timbang
terima dimulai
silakan dipimpin
doa
- PA sore :
(memimpin
doa),(KARU,PP,
PA
Pagi dan sore
bersama sama
berdoayang
dipimpin PA
sore
3. PP menyampaikan
timbang terima pada
PP berikutnya,
20 menit Nurse
station KARU, PP,
PA hal yang perlu
223
disampaikan dalam
timbang terima :
Jumlah pasien :
- PP pagi : jumlah
pasien
(disesuaikan
denganpasien
yang ada)
- PP sore dan PA
sore(mencatat
yang di
sampaikan PP
pagi)
- PP sore dan PA
sore(mencatat
yang di
sampaikan PP
pagi)
224
(disesuaikan
dengankeluhan
yang dialami
pasien)
- PP sore dan PA
sore(mencatan
yangdisampaikan
PP pagi)
Masalah
keperawatan yang
masih muncul :
- PP pagi :
(disesuaikan
dengan pasien
yang ada)
PP sore dan PA
sore : (mencatat
yang
disampaikan PP
pagi)
Intervensi
keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum):
- PP pagi :
(disesuaikan
dengan pasien
yang ada)
- PP sore dan PA
sore : (mencatat yangdisampaikan PP pagi)
Intervensi
225
kolaboratif dan
dependen:
- PP pagi :
(disesuaikan
dengan pasien
yang ada)
- PP sore dan PA
sore : (mencatat yangdisampaikan PP pagi)
- PP sore dan PA
sore :
(mencayang
isampaikan PP
pagi)
Perubahan terapi
dokter :
- PP pagi :
(disesuaikan
dengan pasien
yang ada)
PP sore dan PA sore :
disampaikan PP
pagi)
226
Pesan khusus:
- PP pagi :
(disesuaikan
dengan pasien
yang ada)
- PP sore dan PA
sore : (mencatat
yangdisampaikan
PP pagi)
4. Perawat yang
melakukan timbang
terima dapat
melakukan
klarifikasi, Tanya
jawab dan
melakuakanvalidasi
terhadap hal-hal
yang telah ditimbang
terimakan dan
berhakmenayakan
mengenai hal-hal
yang kurang jelas :
- PP pagi : apakah
sudah jelas, ada
yang perlu
ditanyakan.
- PP sore
(menanyakan hal
yang belum
diketahuitentang
227
pasien)
5. Karu, PP, PA
keruangan pasien
- KARU : kalu
sudah tidakada
yang ditanyakan
mari kita
keruangan pasien
- KARU, PP, PA
pagi dan sore
berjalan menuju
keruangan pasien
6. Kepala ruangan / PP
menanyakan
kebutuhandasar
pasien
- KARU :
bagaimana pak
keadaanya
(menanyakan
sesuai dengan
keadaanpasien)
- Pasien :
(menjawab
pertayaan
KARU)
7. Sebisa mungkin
mengupayakan
penyampaian yang
jelas, singkat dan
228
padat
8. Lama timbang
terima untuk tiap
pasien tidak lebih
dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus
dan memerlukan
keterangan yang
rumit
Post 1. Pelaporan untuk 5 menit Ners Karu, pp, pa
timbang timbangterima Station
terima dituliskan secara
langsung pada
formattimbang
terima
2. Diskusi
3. Penandatanganan
oleh masing-masing
PP dandiketahui
KARU
4. Penyerahan status
danformat timbang
terima dariPP pagi
ke PP sore
5. Ditutup oleh karu
229
3.8 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Timbang Terima dilaksanakan di Ruang Multazam RSU „Aisyiyah
Ponorogo
b. Peserta timbang terima hadir ditempat pelaksanaan timbang terima
keperawatan sesuai dengan waktu yang di jadwalkan yaitu pukul
06.30 WIB dan selesai pukul 07.30WIB
c. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang sift pada hari Jumat pagi
d. Persiapan dilakukan sebelum rolle play
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan timbang terima sesuai
peran yang yang telah ditentukan
3. Hasil
230
2) Pembimbing klinik (Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.,Ns)
a) Melakukan persamaan presepsi tentang timbang terima sebelum
dilakukannya role play pada setiap peserta
b) Timbang terima menggunakan buku rekam medis pasien untuk
menegakkan tanggungjawab dan tanggunggugat
c) Validasi pasien dilakukan kepada pasien yang spesifik saja, dan
untuk pasien yang lain dilakukan timbang terima untuk
mengidentifikasi pasien, cek gelang, dan memberikan penjelasan
tentang pergantian jaga perawat
3) Pelaku Timbang Terima
a) Penulisan soap sudah baik
b) Masalah kolaboratif dimasukkan dalam soap untuk menegakkan
intervensi selanjutnya
231
DAFTAR PUSTAKA
232
233
KEGIATAN ROLEPLAY TIMBANG TERIMA (HAND OVER)
234
Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan) di Ruang Rawat inap Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
235
SKENARIO TIMBANG TERIMA (HAND OVER)
236
2. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
3. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
4. membatasi aktivitas.
5. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
Intervensi Yang Belum Terlaksana
1. Hindari merokok atau menggunakan nikotin.
2. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi,
3. hindari konstipasi.
Evaluasi (Soap)
S : pasien mengatakan nyeri kepala berkurang
O : pasien Nampak rileks
A : masalah nyeri sebagian teratasi
P : lanjutkan intervensi. Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan
pasien di ruang Multazam bagian timur saat ini”
Dan begitu juga pada perawat pelaksana tim 2 melaporkan keadaan pasien
saat ini
PP Tim 2(Pagi) :
“Assalamu‟alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk kesempatan yang
diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini, Jumlah
Pasien Dari Tim 1 Saat Ini Adalah 3 orang.Dengan Tingkat Ketergantungan
Parsial care 2 orang dan Total care 1 orang. Identitas Pasien Yang Pertama
Nama Tn.S umur 50 tahun, Tingkat Ketergantungan partial care. Diagnosa
Medis CVA hemoragic. Keadaan Umum Pasien lemah TTV Terakhir Pukul
13.00. Tensi 190/130 mmHg, S: 37,50 c. Nadi 100x/mnt. Rr : 20x/mnt. Gcs 15.
Pasien Mengeluhkan tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Masalah
Keperawatan Yang Ditemukan adalah intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Implementasi Yang Sudah Dilakukan
1. Mengkaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan
parameter:frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat
peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan,
237
berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis
pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/
jantung).
2. Mengkaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada
aktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk
memajukan tingkat aktivitas individual).
3. Mendorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
(Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan
jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
4. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu
keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
Intervensi Yang Belum Terlaksana
1. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah
kelemahan).
2. Jelaskan pada pasien pentingnya melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
Evaluasi (Soap)
S : pasien mengatakan masih lemah, belum bias beraktivitas sepenuhnya
O : pasien nampak terbaring lemah
A : masalah belum teratasi
P : ulangi intervensi
Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar
multazam bagian barat saat Ini
Kepala Ruangan :
“Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan kondisi dari
semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu ditambahkan dari masing-
masing ketua tim untuk memvalidasi data. Kalau tidak ada tambahan mari kita
langsung saja menuju ke ruangan pasien”
238
2. Konferens Saat Berada di Ruangan
Kepala Ruangan :
”Assalamu‟alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya ibu Santi Saat
Ini? Seperti Biasa , Ibu, Kita Disini Akan Melakukan Kegiatan Timbang
Terima Yang Rutin Setiap Pergantian Shift, Tujuan Dari Timbang Terima Ini
Adalah Mengkomunikasikan Keadaan Ibu Sekarang Dan Menyampaikan
Informasi Yang Penting Antar Shift Jaga. Perkenalkan kepada perawat
pelaksana pagi dari tim satu ada Perawat riko dan perawat lucky. Dari tim 2
ada perawat rini dan perawat monica Yang akan bertugas menggantikan
perawat pelaksana tadi malam.
(Masing-masing perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas
sore melakukan validasi langsung ke pasien)
PP (Sore) :
“Apa yang dirasakan bu Santi Saat ini apakah sudah ada
perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?”
Pasien :
“Iya suster saya masih lemas dan sakit pada bagian kepala”
PP (Sore) :
“Iya ibu, lemas dan sakit pada bagian kepala yang dirasakan
merupakan efek dari proses penyakit, namun ibu jangan terlalu cemas karena
sudah ada perawatan yang diberikan dan terapi obat yang di berikan dokter
untuk mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini, (perawat memberikan
posisi senyaman mungkin pada pasien dan mengajarkan teknik distraksi,
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu, tidak perlu sungkan bila
memerlukan bantuan, kami akan akan selalu siap memberikan pelayanan yang
terbaik.
Demikian perawat pelaksana dari masing-masing tim (pagi) menanyakan
secara bergantian keluhan dari semua pasien yang ada di ruang perawatan
untuk memvalidasi data yang dilaporkan oleh perawat pelaksana pada masing-
masing tim (malam)
Kepala ruangan :
“Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu
239
didiskusikan kembali ? Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah mengikuti timbang terima ini. Wassalamu‟alaikum wr wb
(sambil berjabat tangan dengan semua anggota timbang terima sambil
meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke nurse station)
3. Post Konferens
Kepala ruangan :
“Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang terima,
saya berharap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar
shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari pasien tadi ada yang masih harus
di diskusikan lagi? Perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas sore
mengklarifikasikan hasil validasi kepada Karu, Katim 1 dan 2, serta Perawat
pelaksana tim 1 dan 2 yang dinas pagi.”
PP (Sore) :
“Iya, ada tambahan dari pasien kamar multazam timur atas nama Ny.
S masih mengeluhkan lemas dan sakit pada bagian kepala”
PP (Pagi) :
“Sudah diberikan terapi obat tramadol Yang sesuai dengan anjuran dari
dokter”.
Ketua Tim :
“Untuk intervensi selanjutnya pasien ibu Santi berikan posisi yang
nyaman dan ajarkan teknik distraksi relaksasi, bila perlu konsulkan lagi ke
dokter jaga untuk terapi obat apakah masih bisa diberikan atau diganti dngan
obat yang lain”
Kepala ruangan :
“Terima kasih atas kerjasamanya dari ketua tim 1 dan ketua tim 2
beserta perawat pelaksana yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi
timbang terima ini semoga apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan
banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam
melaksanakan tugas masing - masing. Demikian saya akhiri
wassalamualaikum wr.wb”
240
LAPORAN KEGIATAN
PRE CONFERENCE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan
Di Ruang Multazam RSU Aisyah Ponorogo
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
241
PROPOSAL
PRE CONFERENE KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh :
242
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRE CONFERENCE
RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH
PONOROGO
Disetujui oleh :
Pembimbing Institusi :
Mengetahui,
Kepala Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
243
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi
yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah
satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift, yaitu saat melakukan pre dan post conference. Pre Post
Conference adalah suatu pembelajaran keperawatan klinik yang
mengutamakan dan menekankan pada tehnik conference dalam rangka
meningkatkan dan mempertahankan kualitas asuhan pasien selama 24 jam
terus menerus (Asmuji, 2012). Pre Post Conference harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang suah dilakukan
atau belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang di sampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan
konferens yang akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan
dijelaskan apa yang akan dilakukan oleh setiap mahasiswa sebelum
melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam Pre-konferens para
instruktur klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam
konferens sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. Fase pre-konferens,
esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya terkandung
unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam
melaksanakan program pendidikan keperawatan harus benar-benar
memperhatikan hal yang akan dibahas pada fase pre konferens. Pada saat
instruktur klinis merencanakan fase pre-konferens.dengan kelompok kecil
siswa tentang suatu topik. Setiap mahasiswa mempunyai masalah selama
berpraktek dan instruktur klinis memberikan arahan setelah berdiskusi
bersama untuk mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut. Para
244
instruktur klinis memberikan pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan
bersama masalah dan membuat evaluasi dari setiap diskusi.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa S1 Keperawatan
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PONOROGO akan melaksanakan pre
conference berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Primery
Nursing di ruang Multazam.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien.
b. Menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Manfaat
a. Bagi Perawat
a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b) Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
c) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
245
BAB II
MATERI PRE CONFERENCE
A. Pengertian
Pre Conference di ruang rawat inap adalah suatu pembelajaran
keperawatan klinik yang mengutamakan dan menekankan pada tehnik conference
dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas asuhan pasien selama
24 jam terus menerus (Asmuji, 2012).
Pre Conference (Konference awal) merupakan kegiatan diskusi kelompok,
untuk persiapan pemberian asuhan keperawatan yang meliputi masalah pasien,
membuat rencana serta pembagian tugas pada perawat pelaksana Pre Conference
dapat dilakukan secara individual atau grup sesuai jumlah perawat pelakasana
yang bertugas.
Waktu : Setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
a. Karu membuka acara
b. Ketua tim atau pj tim menyusun serta menjelaskan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana.
c. Ketua tim membagi tugas masing-masing terkait tindakan yang akan
dilakukan pada jam dinnas.
d. Ketua tim melakukan diskusi dengan anggota pre conference.
e. Karu / Katim menutup acara
f. Kedua kelompok melakukan tugas –tugas yang telah dibagi.
246
kognitif. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan
keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi
bagi pemberi asuhan.
Tujuan pre conference adalah :
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan Memberikan
kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
247
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
248
BAB III
PERENCANAAN
1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Mei 2021
Pukul : Pagi 08.30 WIB – Selesai
Pelaksana : Mahasiswa dan Perawat Ruang Multazam
Topik : Aplikasi Peran Pelaksanaan Pre Conference
Tempat : Ruang Nurse Station Dilanjutkan Ke Kamar Klien
Sasaran : Seluruh Klien Kelolaan
2. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Robaniah Marjuni Putri
Kepala Ruangan : Danang Fitri Antoro
PP : 1) Monica Lisa Oktiama
2) Muhammad Riza Rifaldi
PA : 1) Lucky Ida Puspitasari
2) Riko Ari Cahyono
3) Rininarurita
249
KARU
PERAWAT
PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
DISKUSI
RENCANA TINDAKAN
250
tugas masing-masing
terkait tindakan yang
akan dilakukan pada
jam dinnas.
3. Ketua tim
melakukan diskusi
dengan anggota pre
conference.
Penutup Pre 1. Karu / Katim 5 Menit Nurse Karu dan
Conference menutup acara station Ketua tim PP
2. Kedua kelompok
melakukan tugas–
tugas yang telah
dibagi.
6. Evaluasi
Evaluasi Kegiatan
a. Struktur
1. Pre Conference dilaksanakan di Ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
dan via online (Google Meet)
2. Peserta Pre Conference hadir ditempat pelaksanaan sesuai dengan waktu
yang di jadwalkan yaitu pukul 08.30 dan selesai pukul 08.55 WIB
3. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang sift pagi pada hari Jum‟at
4. Persiapan dilakukan sebelum rolle play
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara
2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan sesuai peran yang yang
telah ditentukan
3. Prosentasi jumlah kehadiran peserta 100% dari undangan
c. Evaluasi Hasil
1. Evaluasi Pembimbing Klinik (Nurul Nur, S.Kep., Ns.)
251
a) Alur pre conference yang diperankan sudah bagus
b) Disaat dilakukan pre conference tidak boleh terlalu lama serta perawat
harus tahu betul keadaan pasien untuk meminimalisir kesalahan dalam
menentukan perencanaan.
2. Evaluasi Pembimbing Institusi (Sholihatul Maghfira, S.Kep., Ns.,M.Kep)
a) Durasi waktu masih molor sehingga proses semakin molor hal ini di
sebabkan pelaksanaan pre conference dan TT sudah molor karena
kesiapan dari mahasiswa yang kurang, dan membuat semakin
berkurang jam untuk perawatan
3. Evaluasi Mahasiswa
Beberapa mahasiswa belum paham betul bagaimana alur yang benar dari
proses pre conference maupun timbang terima. Selain itu mahasiswa
masih kurang dalam memanajemen waktu pelaksanaan
252
DAFTAR PUSTAKA
253
Lampiran
254
KEGIATAN ROLEPLAY PRE CONFERENCE
255
SKENARIO PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : Setelah operan shift malam ke pagi
Tempat : Ruang jaga Multazam
Kegiatan :
1. Kepala ruangan membuka acara.
2. Ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana.
3. Ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan
diberikan saat itu.
4. Ketua tim menutup acara.
NARATOR : Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Multazam melakukan
pre conference.kepala ruangan membuka acara pre conference.
KARU : “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua…….” “Puji syukur kita
ucapkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan kepada Selanjutnya
saya serahkan kepada perawat Fransiskus selaku ketua tim, seperti biasanya untuk
memandu pre conference kita pada pagi hari ini.
KATIM : “ Terimakasih kepada ibu resti selaku kepala ruangan, Assalamualikum
wr. Wb.. Selamat pagi kepada rekan rekan semua, puji dan syukur kita semua
masih diberi kesehatan.. “Ya pada kesempatan pre conference pagi ini tanggal 13
desember 2018, di ruang perawatan multazam dengan jumlah pasien 6 orang.
Baik langsung saja kepada perawat PA silahkan untuk menyampaikan tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien.
PA 1: Selamat pagi, saya menangani pasien A dikamar 1 dengan keluahan BAB
lebih dari 5 kali dalam satu hari. Pada pagi ini tindakan yang dilakukan : 09.00 :
Mengukur TTV dan pantau cairan(input output) 09.15 : Memberi Injeksi 09.30 :
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.
PA 2: Saya menangani pasien B dikamar 2 dengan keluhan demam terus menerus
sejak 2 hari yang lalu. Tindakan yang akan dilakukan 09.00 : Mengukur suhu dan
test darah 09.15 : Kompres hangat.
KATIM : Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah
menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada seluruh pasien. Dilihat dari
hasil laporan teman-teman, semua pasien memerlukan penanganan lebih. Jadi
diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-rekan. Baik, waktu saya kembalikan
256
kepada ibu resti (karu).
KARU : Trima Kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya.
Narator : Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang
sudah direncanakan.
257
LAPORAN KEGIATAN
POST CONFERENCE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan
Di Ruang Multazam RSU Aisyah Ponorogo
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
258
PROPOSAL
POST CONFERENE KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh :
259
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN POST CONFERENCE
RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH
PONOROGO
Disetujui oleh :
Pembimbing Institusi :
Mengetahui,
Kepala Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
260
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi
yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah
satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift, yaitu saat melakukan pre dan post conference. Pre Post
Conference adalah suatu pembelajaran keperawatan klinik yang
mengutamakan dan menekankan pada tehnik conference dalam rangka
meningkatkan dan mempertahankan kualitas asuhan pasien selama 24 jam
terus menerus (Asmuji, 2012). Pre Post Conference harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang suah dilakukan
atau belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang di sampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Post conference adalah komunikasi katim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada
shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau Pj tim (Modul MPKP, 2006). Post konferens adalah fase dimana dari
hasil pembahasan di buat evaluasi. Setiap mahasiswa harus mampu
melakukan evaluasi dari setiap konferens yang sudah dilaksanakan sehingga
mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan berikutnya. Pembahasan yang
sudah dibuat akan menjadi acuan untuk bisa berpartisipasi dalam
menyelesaikan masalah yang timbul dari setiap tindakan selama berpraktek.
Post konferens merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk bertanya dan
menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa mempunyai
masalah selama berpraktek dan inbstruktur klinis memberikan arahan
setelah berdiskusi bersama untuk mencari penyelesaian dari setiap masalah
261
tersebut. Para instruktur klinis memberikan pembahasan yang bisa
mahasiswa diskusikan bersama masalah dan membuat evaluasi dari setiap
diskusi.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa S1 Keperawatan
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PONOROGO akan melaksanakan Post
Conference berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Primery
Nursing di ruang Multazam.
E. Tujuan
3. Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
4. Tujuan Khusus
e. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien.
f. Menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
g. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
h. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
5. Manfaat
c. Bagi Perawat
e) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
f) Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar
perawat.
g) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
h) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
d. Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
262
BAB II
MATERI POST CONFERENCE
G. Pengertian
Post Conference di ruang rawat inap adalah suatu pembelajaran
keperawatan klinik yang mengutamakan dan menekankan pada tehnik conference
dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas asuhan pasien selama
24 jam terus menerus (Asmuji, 2012).
Post Conference (Konference akhir) merupakan kegiatan diskusi
kelompok untuk mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan yang meliputi
perkembangan pasien, pencapaian tujuan asuhan, kendala yang dihadapi dan cara
mengatasinya serta kejadian - kejadian lain yang ditemukan selama memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien. Hasil Post Conference sebagai dasar untuk
operan tugas pada shift jaga berikutnya. Post conference dipimpin oleh katim atau
Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
a. Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di nurse station
b. Karu / Katim membuka acara
c. Ketua tim atau pj tim mendiskusikan hasil tindaka yang telah dilakukan oleh
masing-masing PA.
d. Karu / Katim menutup acara.
263
keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi
bagi pemberi asuhan. Tujuan post conference adalah untuk memberikan
kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah
yang dijumpai.
264
6. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
265
4. PP / katim memberi reinforcement
5. PP / katim menutup acara
266
BAB III
PERENCANAAN
7. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Mei 2021
Pukul : Pagi 07.30 WIB – Selesai
Pelaksana : Mahasiswa dan Perawat Ruang Multazam
Topik : Aplikasi Peran Pelaksanaan Post Conference
Tempat : Ruang Nurse Station Dilanjutkan Ke Kamar Klien
Sasaran : Seluruh Klien Kelolaan
8. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Robaniah Marjuni Putri
Kepala Ruangan : Danang Fitri Antoro
PP : 1) Yuniatasia Crismonika Rahayu
2) Yayuk Dwi Mulyani
PA : 1) Robaniah Marjuni Putri
2) Suciati Ningsih
3) Wahyu Anjasmara
267
10. Alur Post Conference
KARU
PERAWAT
PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
DISKUSI
RENCANA TINDAKAN
268
Penutup 1. Karu/Katim 5 Menit Nurse Karu dan
Post menutup acara. station Ketua tim PP
Conference 2. Kedua kelompok
melakukan tugas -
tugas yang telah
dibagi.
12. Evaluasi
Evaluasi Kegiatan
d. Struktur
5. Post Conference dilaksanakan di Ruang Multazam RSU Aisyiyah
Ponorogo dan via online (Google Meet)
6. Peserta Post Conference hadir ditempat pelaksanaan sesuai dengan waktu
yang di jadwalkan yaitu pukul 07.30 dan selesai pukul 07.55 WIB
7. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang sift malam hari kamis dan
pelaksanaan pada hari Jum‟at Pagi
8. Persiapan dilakukan sebelum rolle play
e. Proses
4. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara
5. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan sesuai peran yang yang
telah ditentukan
6. Prosentasi jumlah kehadiran peserta 100% dari undangan
f. Evaluasi Hasil
4. Evaluasi Pembimbing Klinik (Nurul Nur, S.Kep., Ns.)
c) Alur post conference yang diperankan sudah bagus
d) Disaat dilakukan post conference tidak boleh terlalu lama serta
perawat harus tahu betul keadaan pasien untuk meminimalisir
kesalahan dalam menentukan perencanaan.
5. Evaluasi Pembimbing Institusi (Sholihatul Maghfira, S.Kep., Ns.,M.Kep)
b) Durasi waktu masih molor sehingga proses semakin molor hal ini di
sebabkan pelaksanaan pre conference dan TT sudah molor karena
269
kesiapan dari mahasiswa yang kurang, dan membuat semakin
berkurang jam untuk perawatan
6. Evaluasi Mahasiswa
Beberapa mahasiswa belum paham betul bagaimana alur yang benar dari
proses post conference maupun timbang terima. Selain itu mahasiswa
masih kurang dalam memanajemen waktu pelaksanaan
270
DAFTAR PUSTAKA
271
Lampiran
272
KEGIATAN ROLEPLAY POST CONFERENCE
273
Lampiran
274
dilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan. Selanjutnya saya
kembalikan kepada kepala ruangan.
KARU : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, alhamdulillah intervensi yang telah
kita lakukan dari malam sampai pagi ini terlaksana dengan lancar dan sesuai
prosedur. Terima kasih atas kerja sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja
dengan semaksimal mungkin marilah kita akhiri dengan berdoa bersama menurut
agama dan kepercayaan kita masingmasing. Berdoa……. Mulai……. Selesai……
Kita akhiri post conference ini, Selamat pagi.
NARATOR : Sekian role plaay pre dan post conference. Terimakasih
275
LAPORAN
DISCHARGE PLANNING
PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh :
Kelompok 1
276
LAPORAN
DISCHARGE PLANNING
PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh
Kelompok 1:
1. Adelia Septi Wigama, S. Kep 20650200
2. Alif Ratih Purwasih, S. Kep 20650201
3. Danang Fitri Antoro, S. Kep 20650203
4. Erwin Cahya Aga Pratama, S. Kep 20650205
5. Fifi Febsiana, S. Kep 20650206
6. Irma Citra Savitri, S. Kep 20650209
7. Lucky Ida Puspitasari, S. Kep 20650211
8. Monica Lisa Oktiama, S. Kep 20650199
9. Muhamad Riza Rifaldi, S. Kep 20650195
10. Riko Ari Cahyono, S. Kep 20650224
11. Rini Narurita, S. Kep 20650219
12. Robaniah Marjuni Putri, S. Kep 20650197
13. Suciati Ningsih, S. Kep 20650191
14. Wahyu Anjasmara, S. Kep 20650214
15. Yayuk Dwi Mulyani, S. Kep 20650221
16. Yunistasia Crishmonika R, S. Kep 20650223
277
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui oleh :
Pembimbing Institusi :
Mengetahui,
Kepala Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
278
BAB I
PENDAHULUAN
12) Tujuan
15) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa dan perawat
di ruang Multazam RSU‟ Aisyiyah Kota Ponorogo mampu menerapkan discharge
279
planning dengan baik dan benar.
13) Manfaat
4) Bagi Perawat
g) Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dengan pasien
sebagai penerima pelayanan.
h) Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
i) Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah.
j) Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada pasien saat di rumah.
5) Bagi Pasien
f. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah.
g. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah.
h. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki dan
mempertahankan status kesehatan klien.
6) Bagi Institusi
a. Terciptanya model asuhan keperawatan professional, khususnya dalam hal
pemberian discahrge planning pada pasien yang akan pulang
b. Membantu mengembangkan asuhan keperawatan profesional dalam rangka
meningkatkan asuhan keperawatan profesional yang akan datang.
c. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan profesional sesuai dengan
perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat yang semakin maju dan
berkembang.
280
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
281
profesional, pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur
kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat
pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin
yang sebenarnya (Swenberg, 2013 dalam Nursalam, 2016).
Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan
yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit
dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit
akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners di rumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencanaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan,
di mana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan di rumah,
konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu
dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, sering kali diterima kembali dalam waktu 24 jam
sampai 48 jam, dan kemudian pulang kembali. Discharge planning keperawatan
merupakan komponen yang terkait dengan rentang keners. Rentang keperawatan sering
pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanan pulang akan berisiko terhadap beratnya penyakit,
ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang diperlukan komunikasi
yang baik terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk
keperawatan di rumah. (Nursalam, 2016)
2. Tujuan Discharge Planning
Tujuan perencanaan pulang adalah:
a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial;
b. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga;
c. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien;
d. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain;
e. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien;
f. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
Nursalam (2016) mengungkapkan bahwa perencanan pulang bertujuan untuk:
282
g. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan, pencegahan
yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka kambuh dan penerimaan
kembali di rumah sakit;
h. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan
keperawatan dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
i. Membuat perencanaan pasien pulang, yaitu mengajarkan pada pasien yang harus
dilakukan dan dihindari selama di rumah.
j. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.
283
5 Jenis Discharge Planning
a. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas
terdekat
b. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali
maka prosedur keperawatan dapat dilakukan kembali. 3. Judicial discharge (pulang
paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja
sama dengan keperawatan puskesmas terdekat.
c. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau
dengan melakukan kerja sama dengan keperawatan puskesmas terdekat.
284
dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien
berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
e. Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a) Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan
pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk
mendapatkan informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan
untuk melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b) Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan
memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan
kesehatan.
c) Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d) Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan
informasi terganggu.
e) Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia
kemampuan menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya.
f) Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima
dan memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan
belajarnya juga semakin tinggi.
285
e. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan kunjungan rumah
apabila pasien memerlukan.
286
nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis, pendidikan, serta tintangam
terhadap keperawatan.
• Kaji pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan berhubunga dengan
kondisi yang akan diciptakan di rumah tempat tinggal pasien setelah keluar dari
rumah sakit sehingga terhindar dari komplikasi
• Kaji cara pembelajaran yang disukai oleh pasien agar pendidikan kesehatan
yang diberikan bermanfaat dan dapat ditangkap oleh pasien maupun keluarga.
Tipe materi pendidikan yang berbeda-beda dapat mengefektifkan cara
pembelajaran yang berbeda pada pasien.
• Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap faktor
lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan diri
seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas
kamar mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan
di rumah dapat dirujuk untuk membantu dalam pengkajian).
• Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengkaji kebutuhan
untuk rujukan pelayanan kesehatan rumah maupun fasilitas lain.
• Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan
di luar rumah sakit. Mencakup pengkajian terhadap kemampuan keluarga
untuk mengamati care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Dalam hal ini sebelum mengambil keputusan, mungkin perlu berbicara secara
terpisah dengan pasien dan keluarga untuk mengetahui kekhawatiran yang
sebenarnya atau keragu-raguan diantara keduanya.
• Kaji penerimaan pasien terhadap penyakit yang sedang diderita berhubungan
dengan pembatasan.
• Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan
setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis,
perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah). Tentukan kebutuhan rujukan
pada waktu yang berbeda
2 Diagnosa Keperawatan
Perry dan Potter (2017) adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan antara
lain:
• Kecemasan, hal ini dapat menginterupsi proses keluarga.
287
• Tekanan terhadap care giver, hal yang menyebabkannya adalah ketakutan.
• Kurang pengetahuan terhadap pembatasan perawatan di rumah, pasien
mengalami defisit perawatan diri
• Stres sindrom akibat perpindahan, hal ini berhubungan dengan upaya
meningkatkan pertahanan/pemeliharaan di rumah.
3 Perencanaan
Perry dan Potter (2017) hasil yang diharapkan jika seluruh prosedur telah
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Pasien atau keluarga sebagai caregiver mengerti akan keberlangsungan
pelayanan kesehatan di rumah (atau fasilitas lain), penatalaksanaan atau
pengobatan apa yang dibutuhkan, dan .
b. Pasien dan keluarga mampu mendemonstrasikan aktivitas perawatan diri.
c. Rintangan kepada pergerakan pasien dan ambulasi telah diubah dalam setting
rumah.
4 Penatalaksanaan
Perry dan Potter (2017) penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
penatalaksanaan yang dilakukan sebelum hari pemulangan, dan penatalaksanaan
yang dilakukan pada hari pemulangan.
a. Persiapan Sebelum Hari Pemulangan Pasien
b. Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi memenuhi kebutuhan
pasien.
c. Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi tentang
sumber-sumber pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan dapat dilakukan
sekalipun pasien masih di rumah.
2.6 Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta kemauan untuk
belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan pasien dan keluarga secepat
mungkin selama dirawat di rumah sakit. Pamflet, buku-buku, atau
rekaman video dapat diberikan kepada pasien muapun sumber yang yang
dapat diakses di internet.
2.7 Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan
usulan perencanaan pulang kepada anggota tim kesehatan lain yang
terlibat dalam perawatan pasien.
288
3 Penatalaksanaan Pada Hari Pemulangan
Perry dan Potter (2017) berpendapat apabila beberapa aktivitas berikut ini dapat
dilakukan sebelum hari pemulangan, maka perencanaan yang dilakukan akan
lebih efektif.
Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu:
• Biarkan pasien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu-isu yang
berhubungan dengan perawatan di rumah. Kesempatan terakhir untuk
mendemonstrasikan kemampuan juga bermanfaat.
• Periksa instruksi pemulangan dokter, masukkan dalam terapi, atau
kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus. (Instruksi harus dituliskan
sedini mungkin). Persiapkan kebutuhan yang mungkin diperlukan pasien
selama perjalanan pulang (seperti tempat tidur rumah sakit, oksigen,
feeding pump).
• Pastikan pasien dan keluarga telah dipersiapkan dalam kebutuhan
transportasi menuju ke rumah.
• Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan semua barang milik
pasien. Jaga privasi pasien sesuai kebutuhan.
• Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-barang pasien.
Dapatkan daftar pertinggal barang-barang berharga yang telah
ditandatangani oleh pasien, dan instruksikan penjaga atau administrator
yang tersedia untuk menyampaikan barang-barang berharga kepada pasien.
• Persiapkan pasien dengan prescription atau resep pengobatan pasien sesuai
dengan yang diinstruksikan oleh dokter. Lakukan pemeriksaan terakhir
untuk kebutuhan informasi atau fasilitas pengobatan yang aman untuk
administrasi diri.
• Berikan informasi tentang petunjuk untuk janji follow up ke kantor dokter.
• Hubungi kantor agen bisnis untuk menentukan apakah pasien
membutuhkan daftar pengeluaran untuk kebutuhan pembayaran. Anjurkan
pasien dan keluarga mengunjungi kantornya.
• Dapatkan kotak untuk memindahkan barang-barang pasien. Kursi roda
untuk pasien yang tidak mampu ke mobil ambulans. Pasien yang pulang
dengan menggunakan ambulans diantarkan oleh usungan ambulans.
289
• Bantu pasien menuju kursi roda atau usungan dan gunakan sikap tubuh
dan teknik pemindahan yang sopan. Dampingi pasien memasuki unit
dimana transportasi yang dibutuhkan sedang menunggu. Kunci roda dari
kursi roda. Bantu pasien pindahke mobil pribadi atau kendaraan untuk
transportasi. Bantu keluarga menempatkan barang-barang pribadi pasien
ke dalam kendaraan.
• Kembali ke bagian, dan laporkan waktu pemulangan kepada departemen
pendaftaran/penerimaan. Ingatkan bagian kebersihan untuk membersihkan
ruangan pasien.
5 Evaluasi
a. Minta pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang penyakit, pengobatan
yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada
dokter.
b. Minta pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap pengobatan
yang akan dilanjutkan di rumah.
c. Perawat yang melakukan perawatan rumah memperhatikan keadaan rumah,
mengidentifikasi rintangan yang dapat membahayakan bagi pasien, dan
menganjurkan perbaikan
290
h. Kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan berkelanjutan atau bantuan dalam
aktivitas hidup sehari-hari
i. Pasien risiko tinggi
Pasien dengan risiko tinggi adalah pasien yang memerlukan pelayanan serta
peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa,
risiko bahaya pengobatan, potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik
dari obat beresiko tinggi. Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang
berisiko tinggi antara lain
• Penanganan kasus emergensi;
• Penanganan Resusitasi;
• Pasien dengan life support atau dalam kondisi koma;
• Restraint
• Pasien lansia, cacat atau yang berisiko untuk diperlakukan tidak senonoh.
j. Pasien dengan penyakit kronis
Penyakit kronis ialah penyakit yang karena ciri-cirinya membutuhkan
perawatan jangka panjang.Biasanya disebabkan oleh perubhan patologi yang
“irreversible” dimana mengarahkan kemampuan seseorang karena kegagalan
fungsi tubuh.
d) Discharge planning yang bisa dilakukan 2 x 24 jam setelah pasien diterima sebagai
pasien rawat inap adalah pasien yang tidak masuk kategori pemulangan kritis.
291
11 Alur Discharge Planning
Perencanaan pulang
Penyelesaian Program HE
a. Control dan obat/ Lain-lain
administrasi
nersan
b. Nutrisi
c. Aktivitas dan istirahat Keterangan:
d. Perawatan diri a. Tugas keperawatan primer
Membuat rencana discharge
planning
Membuat leaflet
e. Monitor Memberikan konseling
f. (sebagai program
Memberikan pendidikan
service safety) oleh
keluarga dan petugas kesehatan
Menyediakan format
discharge planning
Mendokumentasikan
discharge planning
b. Tugas keperawatan assosiet
Melaksanakan agenda discharge
planning (pada saat perawatan
dan diakhiri ners)
292
12 Peran Perawat dalam Discharge Planning
12.1Kepala Ruangan
a. Membuka acara discharge planning
b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
12.2Perawat Primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leaflet
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
f. Mendokumentasikan discharge planning.
12.3Perawat Associate
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan diakhiri
ners).
293
Kebutuahn pengkajian perencanaan pulang dilakukan. Rumah sakit mempunyai cara
untuk mengidentifikasi klien yang memerlukan perencanaan pulang. Pendidikan
yang diberikan akan mempersiapkan klien untuk pulang kerumah.
13.5 Pada saat pulang
Kilen langsung dirujuk ke praktisi, tempat pelayanan, dan organisasi pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang berkesinambungan untuk
klien.Penggunaan dan nilai keperawatan yang berkesinambungan untuk memenuhi
kebutuahan klien, dikaji ulang. Rumah sakit meberi informasi atau data untuk
membantu lembaga yang lain memenuhi kebutuhan perawat yang
berkesinambungan untuk klien.
294
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Discharge Planning
Hari/tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Waktu : 09.50 WIB
Tempat : Ruang Multazam
Pelaksana : Kepala ruang, perawat primer, perawat assosiet
Sasaran : Klien dan keluarga klien
Pembimbing Akademik : 1. Sholihatul Maghfiroh, S.Kep, Ns, M.Kep
2. Metti Verawati, S.Kep, Ns, M.Kes
Pembimbing Klinik : Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.Ns.
B. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Irma Citra Savitri
Kepala Ruangan : Monica Lisa Oktiama
Perawat Primer / PP : Yayuk Dwi Mulyani
Perawat Pelaksana / PA : Robaniah Marjuni Putri
Moderator : Yunistasia Chrismonika Rahayu
Observer : Riko Ari cahyono
Pasien : Tn. Y
Keluarga Pasien : Ny. D
C. Instrumen
a. Format discharge planning (terlampir)
b. Leaflet (terlampir)
c. Kuesioner kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap RS (terlampir)
d. Dialog roleplay discharge planning (terlampir)
295
D. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 3. Karu mengucapkan salam kemudian 10 Ruang KARU
menanyakan bagaimana persiapan PP Menit KARU
untuk pelaksanaan discharge planning
4. PP sudah siap dengan status klien dan PP
format discharge planning
5. Menyebutkan masalah-masalah klien PP
6. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan PP
pada klien dan keluarga.
7. Karu memeriksa kelengkapan discharge KARU
planning
Pelaksanaan • PP membuka acara discharge planning 30 Bed KARU,
• PP dibantu PA menyampaikan pendidikan Menit Pasien PP, PA
kesehatan, dan menjelaskan tentang :
i. Pengertian dari fraktur (patah tulang)
j. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat
mempercepat pemulihan fraktur
k. Menjelaskan faktor-faktor yang
memperlambat pemulihan fraktur
l. Menjelaskan asupan/makanan untuk
mempercepat pemulihan tulang
m. Menjelaskan makanan dan minuman
yang dilarang
n. Mengajarkan gerakan ringan (ROM)
untuk mempercepat proses pemulihan
pada patah tulang.
• PP menanyakan kembali kepada klien dan
keluarga tentang materi yang telah
disampaikan
• PP mengucapkan terima kasih
296
• Pendokumentasian
• Timbal balik antara PP dan PA dengan
keluarga klien
Penutup PP melaporkan ke KARU tentang discharge 2 menit Ruang PP,
planning yang telah dilakukan dan KARU KARU
menyampaikan kendala yang dihadapi
297
6. Hasil
a. Evaluasi Pembimbing Klinik (Nurul Uswiyah Huda, S.Kep.,Ns)
h. Pasien yang dijadikan roleplay discharge planning bukan pasien kelolaan tetapi
menyesuaikan pada pasien yang telah direncanakan pulang pada hari tersebut.
i. Dilaksanakannya roleplay maju 10 menit dari waktu yang telah ditentukan yaitu
pukul 09.50 WIB karena menyesuaikan pasien yang sudah mau pulang
sehingga hanya didampingi oleh Bu Rena Madya M selaku kepala ruang
Multazam
j. Alur pelaksanaan discharge planning mulai pembukaan dan penutupan sudah
runtut.
b. Evaluasi Pembimbing Klinik (Rena Madya Mukti, S.Kep., Ns)
Alur pelasanaan discharge planning secara umum sudah bagus hanya saja kurang
perkenalan waktu di awal kepada pasien.
c. Evaluasi Pembimbing Institusi (Sholihatul Maghfirah, S.Kep., Ns., M.Kep)
17. Alur pelaksanaan discharge planning mulai pembukaan sampai penutupan
sudah runtut.
18. Leaflet yang dibawakan untuk pasien pulang sudah diberikan
19. Pada saat dilakukan discharge planning diberikan metode manajemen nyeri
yang bisa dilakukan di rumah sudah diberikan edukasi dengan pemberian
kompres hangat untuk meredakan nyeri.
20. Pada pasien ini dengan post op fraktur sudah diberikan edukasi terkait dengan
ROM.
298
BAB IV
PENUTUP
(4) Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa
proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data
yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan
tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk
mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan
kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan
Keperawatan.
(5) Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan “Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun
berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan laporan
yang akan datang bisa lebih baik dari yang saat ini.
299
DAFTAR PUSTAKA
A Potter & Perry, A. G. (2017). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 7 Vol 3. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Kementerian kesehatan Republik Indonesia (2015) STANDAR AKREDITASI RUMAH
SAKIT
300
Lampiran
301
302
303
304
305
306
Pelaksanaan discharge planning di
ruang karu
307
Evaluasi bersama Bu Nurul Mahasiswa yang ikut online di google meet
308
Script Role Play Discharge Planning
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DENGAN POST OP
OPEN FRAKTUR MANUS DEXTRA
NAMA ANGGOTA :
- KARU : Monica Lisa Oktiama.
- PERAWAT PRIMER : Yayuk Dwi Mulyani.
- PA : Robaniah Marjuni P.
- PASIEN : Tn. Y
- KELUARGA PASIEN : Ny. D
Setelah 3 hari dirawat pasien Tn.Y diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah
membaik. Untuk itu Karu beserta PP dan PA di Ruang Multazam RSU‟ Aisyiyah Ponorgo
akan melakukan tindakan Discharge Planning.
309
melakukan discharge planning kepada pasien”
PP&PA “Baik ns…”
Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, PP dan PA ke ruangan pasien untuk
melakukan discharge planning
Tahap pelaksanaan
PP “Selamat pagi bapak Yateno, bagaimana kabar bapak hari ini?”
PASIEN ”Selamat pagi Sus. Alhamdulillah semakin baik”
PP ”Alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk bapak. Jadi hari ini
tepatnya hari Kamis, 27 Mei 2021, bapak diperbolehkan untuk pulang.
Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus administrasi terlebih
dahulu”
KELUARGA “Mohon maaf Sus untuk administrasinya sudah diurus semua, ini berkas-
PASIEN berkasnya”
PP “O.. baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu
dilakukan terkait dengan kepulangan Bapak. Ini nanti suster Robaniah
akan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan bapak
dirumah, bagaimana apakah bapak bersedia?”
Pasien ”iya sus, boleh. Silahkan”
PA Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang yang dapat disebabkan
Robaniah oleh dorongan langsung pada tulang, kondisi patologik, kontraksi otot
yang sangat kuat dan secara tiba-tiba atau dorongan yang tidak
langsung yang terjadi ketika tulang tidak mampu lagi menahan
tekanan yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan oleh bapak adalah perawatan dan asupan nutrisi pasca
operasi di rumah untuk mempercepat proses pemulihan tulang.
310
2. Faktor-faktor yang memperlambat penyembuhan
- Gerakan pada bagian yang patah tulang secara terus menerus dan
berjam-jam
- Keganasan lokal
- Terdapat infeksi
311
beberapa sayuran seperti brokoli dan kangkung merupakan sumber
terbaik. Bayam juga mengandung asam oksalat yang membuat tubuh
manusia dapat menyerap kalsiumnya.
4. Kuning telur
5. Minum air putih
Minum 8-10 gelas setiap hari.
PP Bagaimana pak, buk? Sudah jelas? Apakah ada yang perlu ditanyakan?
PASIEN & Insyaallah sudah jelas Sus
KELUARGA
PP (Yayuk) Baik, saya akan mengajarkan latihan gerak ringan pada bapak tujuannya
yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot post operasi pada patah tulang
bapak yang berfungsi untuk mempercepat proses pemulihan tulang.
Bagaimana apakah bapak bersedia?
PASIEN “Baik Sus, saya bersedia”
PP Baik, caranya yaitu:
i. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
d. Tangan satu penolong memegang siku, tangan yang lain
memegang lengan
e. Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap
lurus
j. Gerakan menekuk dan meluruskan siku
7. Pegang lengan atas dengan satu tangan, tangan lainnya
menekuk dan meluruskan siku
k. Gerakan memutar pergelangan tangan
d) Pegang lengan dengan tangan satu dan tangan lainnya
menggenggam telapak tangan klien
e) Putar pergelangan tangan klien ke arah luar (terlentang) dan ke
arah dalam (telungkup)
l. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan
j. Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang pergelangan tangan
312
k. Tekuk pergelangan ke atas dan ke bawah
m. Gerakan memutar ibu jari
e. Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan satu tangan,
tangan yang satunya memutar ibu jari tangan
n. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
1) Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan
lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
“Bagaimana Bapak Yateno, apakah sudah jelas?”
PASIEN “Insyaallah sudah jelas Sus”
PP “Coba bapak Yateno ulangi kembali yang telah saya ajarkan tadi”
Pasien mengulangi yang telah diajarkan dengan baik
PP ”bagus sekali bapak yateno saya kira bapak sudah cukup paham dengan
apa yang disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”
PASIEN Iya Sus, sama-sama…
PP “baik pak Yateno dan keluarga, saya kira untuk semua materinya sudah
disampaikan oleh rekan-rekan perawat tadi nggih, selanjutnya kami
sampaikan beberapa hal yang perlu ditekankan ya bapak, yang pertama
untuk obat, obat yang diresepkan, atau dibawakan dari RS ini sudah ada
petunjuk untuk cara konsumsinya ya pak, selama dirumah tolong betul-
betul dikonsumsi sesuai petunjuk yang sudah dituliskan, selanjutnya
untuk kontrol, sesuai jadwal, bpk Y jadwal kontrolnya hari Rabu, 2 Juni
2021 di poli klinik bedah ya pak, untuk pendaftarannya sudah didaftarkan
secara langsung oleh perawat ruangan, dan untuk nomor antriannya bapak
mendapatkan nomor 05 ya pak, jadi tolong dipersiapkan untuk
transportasi dan kesiapan lainnya, diusahakan datang lebih awal nggih,
untuk jam prakteknya dimulai jam 07.00, dan ini berkas-berkas yang
dibawa pulang bapak, ada ringkasan perkembangan pasien, hasil rontgen,
hasil lab, dll, semuanya sudah ada di dalam map ini ya, dan tolong pada
saat kontrol semua berkasnya dibawa, dan untuk mengantisipasi jika ada
keluhan, kegawatdaruratan, dan lain-lain, sebagai usaha kontrol rumah
sakit. Insyaallah demikian bapak, sekarang bapak dan keluarga
diperbolehkan untuk bersiap-siap nggih. Dan kami mohon maaf bapak,
313
apabila selama perawatan bapak disini ada yang kurang baik, baik dari
komunikasi perawat maupun pelayanan secara keseluruhan nggih.
Semoga bapak sehat selalu dan pesan kami tetap jaga kesehatan.”
Dan ini ada kuesioner tentang pelayanan rumah sakit silahkan diisi nggeh
bapak..
KELUARGA ”iya sus, tidak apa-apa. Terima kasih banyak Sus untuk semua layanan
kesehatan yang sudah diberikan kepada bapak saya, semoga semua
kebaikan yang panjenengan berikan akan kembali kepada masing-masing
individu dan menjadikan amal shalih panjenengan semua, sekali lagi saya
ucapkan terimakasih.”
PP ”Amiiin, iya pak sama-sama. selamat pagi pak”
PASIEN & ”selamat pagi”
KELUARGA
314
KARU “Baik, Alhamdulillah kegiatan sudah selesai, terimakasih atas kerja kalian
dan kerja kalian luar biasa, dan sekarang kalian bisa melanjutkan kegiatan
kembali…
PP, PA, Baik Ns….
315
LAPORAN SUPERVISI PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU AISYAH PONOROGO
Disusun Oleh
Kelompok 1
316
LAPORAN KEGIATAN
SUPERVISI
PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh
Kelompok 1:
1. Adelia Septi Wigama, S. Kep 20650200
2. Alif Ratih Purwasih, S. Kep 20650201
3. Danang Fitri Antoro, S. Kep 20650203
4. Erwin Cahya Aga Pratama, S. Kep 20650205
5. Fifi Febsiana, S. Kep 20650206
6. Irma Citra Savitri, S. Kep 20650209
7. Lucky Ida Puspitasari, S. Kep 20650211
8. Monica Lisa Oktiama, S. Kep 20650199
9. Muhamad Riza Rifaldi, S. Kep 20650195
10. Riko Ari Cahyono, S. Kep 20650224
11. Rini Narurita, S. Kep 20650219
12. Robaniah Marjuni Putri, S. Kep 20650197
13. Suciati Ningsih, S. Kep 20650191
14. Wahyu Anjasmara, S. Kep 20650214
15. Yayuk Dwi Mulyani, S. Kep 20650221
16. Yunistasia Crishmonika R, S. Kep 20650223
317
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN SUPERVISI
RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PONOROGO
Disetujui oleh :
Pembimbing Institusi :
Mengetahui,
Kepala Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
318
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
319
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi
diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai
standar. Supervisi tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan dari
manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan
keperawatan. Seorang manajer hendaknya mampu menjalankan fungsi
manajemen agar dapat mencapai tujuan secara berdaya guna. Manajer ruangan
dalam hal ini kepala ruangan melaksanakan supervisi terhadap tindakan yang
dilakukan oleh perawat primer. Supervisi mempunyai 3 kegunaan, pertama
supervisi berguna untuk meningkatkan kemampuan supervisi dalam
memberikan pelayanan pada pelaksana kegiatan (perawat) khususnya dalam
pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Kedua, supervisi bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga, hasil supervisi
berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan
profesional kepada pelaksana kegiatan.
Terkait kualitas asuhan keperawatan, telah dikembangkan suatu alat
ukur berupa instrumen Q-DIO (Quality of Diagnosis, Intervention dan
Outcomes) sejak tahun 2005 hingga 2006. Instrument ini merupakan suatu alat
ukur untuk menilai kualitas diagnosis, intervensi dan outcomes keperawatan
melalui dokumentasi asuhan keperawatan. Instrument ini menggunakan 29
item pertanyaan bertipe Likert yang terdiri dari 4 item yaitu Diagnosis
keperawatan sebagai suatu proses, Diagnosis keperawatan sebagai suatu
produk/hasil, intervensi keperawatan, dan outcomes keperawatan (Muller-
Staub et al, 2015).
Bila kegiatan supervisi ini telah dilakukan dan didokumentasikan
dengan terstruktur serta terdapat format penilaian supervisi yang jelas maka
akan dicapai hasil yang maksimal, maka akan dicapai hasil yang maksimal,
karena kepala ruangan akan memiliki catatan kinerja perawat untuk perbaikan
selanjutnya dan perawat yang disupervisi juga akan memiliki catatan kinerja
sebagai bahan evaluasi diri. Dengan demikian maka akan mudah untuk
dilakukan upaya perbaikan dalam pelayanan keperawatan. Namun bila
kegiatan supervisi tidak dilakukan dengan cara terstruktur dan terdokumentasi
dengan baik serta tidak ada format penilaian untuk supervisi yang baku, maka
320
bentuk evaluasi yang dilakukan tidak bisa dilaksanakan secara berkelanjutan
karena tidak ada catatan yang digunakan sebagai bahan evaluasi secara
terstruktur (Nursalam, 2012).
Penelitian ini juga mendukung penggunaan klasifikasi keperawatan
seperti SDKI, SLKI dan SIKI. Penilaian kualitas pelayanan keperawatan ini
harus difokuskan pada pengukuran kinerja perawat atau proses keperawatan
yang wujudnya dapat terlihat pada dokumentasi keperawatan (Bostick et al,
2012). Perawat sebagai salah satu tim tenaga kesehatan perlu mengembangkan
pengukuran kualitas dokumentasi karena kualitas dokumentasi ini merupakan
cerminan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Dokumentasi
keperawatan dianggap sangat penting untuk mengevaluasi asuhan
keperawatan, yang dapat dinilai melalui kesesuaian dengan teori dan
penggunaan istilah yang terstandarisasi (Muller-Staub et al, 2015).
Dalam praktik manajemen keperawatan di di Ruang Multazam RSU
Aisyiyah Ponorogo perlu dilakukan sebuah supervisi (pengawasan) dan
nantinya diharapkan kinerja keperawatan serta tenaga perawat mampu
menjalankan MAKP dan SKP pada ruang multazam, sehingga proses
keperawatan akan lebih berkualitas dan mampu meningkatkan mutu
pelayanan dan kepuasan pasien serta keluarga sebagai objek dalam fungsinya
sebagai care giver sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
juga dalam penyusunan sistem pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Oleh
karena itu, perlu diadakan kegiatan delegasi dan supervisi tentang kualitas
dokumentasi Asuhan Keperawatan yang sesuai dan melakukan supervisi
terhadap tindakan pemberian obat injeksi intravena di Ruang Multazam RSU
Aisyiyah Ponorogo.
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
321
perawat primer maupun perawat associate di RSU Aisyiyah Ponorogo,
kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
a) Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back)
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat
1.3 Manfaat
a. Bagi Perawat
b. Bagi Institusi
c. Bagi Pasien
322
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
praktek manajemen keperawatan khususnya dalam hal supervise
323
BAB II
MATERI SUPERVISI
A. Pengertian
B. Tujuan supervise
C. Prinsip supervise
324
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasaan klien, perawat, dan
manajer.
D. Pelaksana Supervisi
1. Kepala ruangan :
325
langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
E. Alur Supervisi (Kepala Ruang Ke Perawat Primer)
Kepala Ruangan
Supervisi
Perawat Primer
Supervisi Delegasi
Perawat Asosiate
Keterangan :
Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
F. Langkah-langkah Supervisi
1. Pra supervise
2. Supervisi
326
c. Supervisor memanggil perawat untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
3. Pasca supervisi 3F
b. Manajemen anggaran
327
dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :
1) Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana
tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai tujuan RS.
H. Teknik Supervisi
328
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan
petunjuk.
d. Evaluasi kerja.
329
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
330
BAB 3
KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan :
1. Observasi
3.4 Instrumen
1. Status klien
331
d. Ketua Tim 2 : Suciati N PA I : Lucky Ida Ayu P
f. Pembimbing :
3. Menyiapkan format
penilaian untuk
penilaian penyusunan
pendokumentasian
332
Asuhan Keperawatan
333
memberitahu 3. Menerima hasil
kekurangan PP dan penilaian
PA
3. “Feedback” (Karu
memberitahu PP dan
PA bagaimana
tindakan yang
seharusnya)
4. “Follow-Up” (Karu
bersama PP dan PA
merencanakan
tindakan tersebut
secara bersama untuk
melakukan
perbaikan).
5. Menyampaikan hasil
supervise
6. “Reinforcement”
(Karu memberikan
reward dan dukungan
pada PP dan PA)
334
kepada Perawat Primer bahwa penyusunan pendokumentasian
supervisi dilakukan sebagai asuhan keperawatan
evaluasi dari tindakan yang
dilakukan oleh Perawat Primer.
3. PP memberitahu PA bagaimana
tindakan yang seharusnya
diberikan
335
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1 PELAKSANAAN KEGIATAN
f. Pembimbing :
4. Struktur
336
b. Supervisi dihadiri sebanyaak 6 mahasiswa dan 1 pembimbing lahan
yang di ruangan. Sedangkan mahasiswa yang tidak shiift dan
pembimbing dari institusi melakukan bimbingan melalui googlemeet.
c. Peserta yang melakukan supervisi dokumentasi keperawatan yakni:
- Kepala Ruangan : Monica Lisa O
- Perawat Primer : Suciati Ningsih
- Perawat Assosiate : Lucky Ida Ayu P
Supervisi Keperawatan (PP Ke PA) dilakukan di ruang multazam RSU
Aisiyah Ponorogo jam 10.00 WIB dengan salah satu pasien kelolaan
bad 36 dengan topik pemberian injeksi obat intravena tetapi tidak
dilakukan karena pemberian obat dengan intravena sudah dilakukan
setelah operan shift pagi sehingga kegiatan supervisi diganti dengan
edukasi cuci tangan.
Supervisi Keperawatan (Karu Ke PP) dilakukan di ruang multazam RSU
Aisiyah Ponorogo jam 11.00 WIB dengan dihadiri Karu, PP, dan
pembimbing lahan.
d. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang shift pada hari Kamis
pagi
e. Persiapan dilakukan sebelum rolle play supervisi keperawatan dimulai
5. Proses
c. Pada tahap pelaksanaan pada hari Kamis tanggal 26 Mei 2021 pukul
10.00 dapat berjalan lancar, tetapi staf perawat yang berjaga di
ruangan Multazam tidak dapat mengikuti pelaksanaan supervisi.
337
akan dilakukan supervisi serta kepala ruangan sebagai supervisor
dalam kegiatan supervisi.
b. Perawat memahami masalah yang teratasi, belum teratasi, maupun
masalah baru yang dialami oleh pasien selama sift pagi dan akan
direncanakan pada intervensi pada sift siang dengan diadakannya
timbang terima
c. Role play supervisi keperawatan dari Karu ke PP, PP ke PP pagi
telah dilaksanakan dengan evaluasi sebagai berikut:
1) Pembimbing Institusi ( Sholihatul Maghfirah, S.Kep Ns, M.Kep
dan Metti Verawati, S.Kep Ns, M.Kes)
a) Adanya partisipasi dari pembimbing institusi dalam kegiatan ini.
b) Kepala ruang kurang memberikan form nilai kepada PP yang di
supervisi
c) Dalam supervisi dokumen keperawatan Karu tidak melakukan
“Reinforcement” kepada PP.
d) Kepala ruangan belum memberikan hasil supervisi.
e) Perawat Assosiate boleh membantu Perawat Primer saat
melakukan supervisi keperawatan.
f) Persiapan sebelum dilakukan supervisi keperawatan harus
dimatangkan.
338
b) Penulisan dokumentasi pada hari kamis belum terisi seluruhnya.
7. Kesinambungan
339
FORMAT PENILAIAN PELAKSANAAN SUPERVISI
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Supervisor : Suciati Ningsih
Kepala Ruangan Yang Disupervisi : Monica Lisa O
PP : Suciati Ningsih
Ruangan : Multazam
Observer : Riko Ari C
Petunjuk :
a. Beri tanda”√” bila kegiatan dilakukan
b. Beri tanda “x” bila kegiatan yang tidak dilakukan
340
supervisi.
Kriteria Skor :
Baik : 70-100
Cukup : 50-70
Kurang : < 70
341
FORMAT PENILAIAN KELENGKAPAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Ruangan : Multazam
Petunjuk :
a. Ya “1”
b. Tidak “0”
Mengetahui Mengetahui
Supervisi Supervisor
342
SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Topik : Supervisi Dokumentasi Keperawatan Edukasi cuci tangan
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Kepala ruangan
(Monika Lisa O)
343
FORMAT PENILAIAN PELAKSANAAN SUPERVSI
EDUKASI CUCI TANGAN
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Supervisor : Suciati Ningsih
PP : Suciati Ningsih
PA : Lucky Ida Ayu
Ruangan : Multazam
Observer : Riko Ari C
Petunjuk :
c. Beri tanda”√” bila kegiatan dilakukan
5. Menjelaskan manfaat
344
6. Demonstrasi cara mencuci
Mengetahui
Kepala Ruang
(Monika Lisa O)
345
346
Lampiran Foto
347
DAFTAR PUSTAKA
ment in Nursing : An Update of Where are Now. J Nurs Care Qual. 18 (2) : 94-104
Depkes, R.I . 2018. Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit
Ruang Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes
Fisbach, Frances, 2013. Chemistry Studies. In: A Manual of Laboratory and Diagnostic
Tests. 7 th ed. USA : Lippincott Williams and Wilkins : 316-455
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC: Jakarta
Marelli, TM. 2012. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Muller-Staub, M., Lunney, M., Lavin, M.A., Needham, I., Odenbreit, M., & van
Achterberg, T. (2015). Development of an Instrument to Measure the Quality of
Documented Nursing Diagnoses, Interventions and Outcomes: the Q-DIO. Journal of
Clinical Nursing, 18, 1027-1037
348
Lampiran 1
Skenario Supervisi Dokumentasi Keperawatan (Ka.Ru ke PP)
1. KARU : Monika Lisa O
2. PP : Suciati Ningsih
3. PA : Lucky Ida Ayu P
Diruang multazam RSU Aisiyah Ponorogo terdapat seorang pasien diare yang kondisinya
lemah dan memerlukan terapi cairan. Pada hari yang sama Kepala Ruangan akan
melakukan supervisi dokumentasi keperawatan terhadap tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat. Diruang keperawatan karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi
kepada perawat primer dan perawat asosiasi.
Karu : “Assalamu‟alaikum wr.wb. selamat pagi rekan-rekan semuanya.”
PP : “Wa‟alaikumsalam wr.wb. selamat pagi mbak karu.”
Karu : “Berdasarkan hasil observasi diruangan kita ini didapatkan 80%
dokumentasian askep tidak dilakukan secara lengkap sesuai dengan protab
yang ada.”
Karu : “Jadi hari ini saya akan merencanakan akan melakukan supervisi kepada
rekan- rekan sekalian, tapi sebelumnya saya akan membagikan jadwal
supervisi kapada teman-teman sekalian agar semua mengetahui jadwal
supervisi ini dilakukan.”
PP : “Baik mbak karu”
Karu : “Saya akan melakukan supervisi mengenai kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan sesui dengan protap yang ada di ruangan
kita ini yaitu mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
349
rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan
secara lengkap.”
Karu : “Berdasarkan jadwal yang telah dibuat maka hari ini yang akan di
supervisi adalah oleh saya sendiri Monica (karu). Untuk PP yang akan di
supervisi hari ini dimohon untuk memberikan hasil dokumentasi askep
yang sudah dilakukan sebelumnya kepada supervisornya masing-
masing. Apakah ada yang perlu ditanyakan??”
PP : “Tidak ada mbak”
Karu : “Kalo begitu para supervisor dan PP yang akan disupervisi segera
melakukan sesuai dengan intruksi yang saya jelaskan tadi.”
PP : “Permisi mbak karu.. ini hasil dokumentasi yang telah saya lakukan
sebelumnya mohon di periksa”
Karu : “Baik Ns, saya akan mengidentifikasi kelengkapan askep yang Ns buat
sementara itu Ns lanjutkan saja tugas-tugas yang lain selagi saya memeriksa
askep ini. Nanti saya panggil setelah saya koreksi.”
PP : “Baik mbak.”
PP : “Bagaimana mbak karu hasil dari askep saya? Apakah masih ada
yang belum lengkap??”
Karu : “Saya sudah mempelajari askep yang telah Ns buat, jadi askep ini sudah
bagus tetapi masih di pengkajian keperawatannya masih ada yang
belum lengkap.”
PP : “Belum lengkapnya di bagian mana mbak??”
Karu : “Di pengkajian keperawatan itu harus lengkap dari biodata pasien, keluhan
utama, riwayat penyakit, kebutuhan bio, psiko, sosial, spiritual
sebelum dan setelah sakit serta pemeriksaan fisik harus lengkap
dicantumkan dsana, disini yang masih kurang itu kebutuhan
bio,psiko,sosial,spiritualnya itu masih belum didokumentasikan, jadi itu
harus dilengkapi.”
350
PP : “Tapi jika dituliskan semua akan membutuhkan waktu yang lama dan
lembar format yang banyak mbak??.”
Karu : “Jadi begini Ns, untuk melakukan pendokumentasian ini ketika waktu
luang, jadi di waktu luang itu Ns mamfaatkan untuk mengisi kelengkapan
askep tersebut, karena kelengkapan askep ini sangat penting untuk bukti
asuhan keperawatan kita, jadi harus dimaksimalkan lagi untuk melengkapi
askep tersebut.”
PP : “Baiklah kalo begitu mbak, saya akan memaksimalkan lagi kinerja saya
untuk melengkasi dokumentasi saya.”
Karu : “Baiklah saya harap juga seperti itu, saya akan melakukan evaluasi lagi
beberapa hari kemudian untuk melihat peningkatan kinerja dari
pendokumentasian ini, saya harap semua bisa didokumentasikan
secara lengkap ya Ns.”
PP : “Baik mbak, saya akan optimalkan lagi. Terima kasih pak atas
masukannya”
Lampiran 2
Skenario Supervisi Tindakan Pemberian Obat Injeksi Intravena (PP dan PA)
1. KARU : Monika Lisa O
2. PP : Suciati Ningsih
3. PA : Lucky Ida Ayu P
Diruang multazam RSU Aisiyah Ponorogo, seorang pasien akan diberikan edukasi
cuci tangan. Pada hari yang sama kepala ruangan akan melakukan supervisi terhadap
tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Di ruang keperawatan karu menyampaikan
maksud dan tujuan supervisi kepada perawat primer dan perawat asosiasi.
Karu : “Assalamualaikum, Selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap? ”
PP : “Waalaikumsalam, sudah bu”
Karu : “Ya pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yang akan
dilakukan pada hari ini. Jadi tujuan untuk dilakukannya supervisi adalah
untuk memberikan edukasi ke pasien tentang bagaimana mencuci tangan
yang benar
PP : “Ooh begitu bu, untuk supervisi tindakan apa bu yang akan dilakukan
351
supervisi? ”
Karu : “Pada hari ini saya akan melakukan supervisi edukasi cuci tangan yang
baik.
PP : “Untuk hari ini kita bisa melakukan edukasi cuci tangan pada pasien bad
16
PA : “Baik bu, akan segera saya persiapkan”
Karu : “Baik pada hari ini kita akan melakukan supervisi untuk edukasi cuci
tangan ya. Jadi untuk format penilaian yang akan dilakukan pada supervisi
hari ini adalah nanti saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap
tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian
terhadap edukasiyang sudah dilakukan. Apakah edukasi sudah dilakukan
dengan benar atau belum. Mungkin ini ada beberapa format/instrument
penilaian silahkan dibaca dulu” (menyerahkan map kepada PP)
PP : “Iya bu” (menerima map)
Karu : “Ada yang ingin ditanyakan dari form tersebut?”
PP : “Tidak ada bu”
Karu : “Baikalah kalau begitu langsung saja kepada PP untuk melakukan tindakan
tersebut untuk semuanya selamat bekerja”
Di Nurse Station
PP : “Ns tolong bantu saya untuk menyiapkan apa saja yang perlu kita
persiapakan sebelum melakukan edukasi cuci tangan ke pasien.
PA : “Baik Ns. Akan saya persiapkan handrub dan leaflet sebagai media yang
akan kita gunakan.
Karu : “Gimana kelengkapan edukas mencuci tangan? Sudah lengkap?”
PP : “Sudah Ns”
Karu : “Oke, kita ke pasien sekarang.”
352
Ibu : “Alhamdulillah bapak sudah mendigan sus, tadi pagi sudah bisa pergi
kekamar mandi sendiri.
PP : “Syukur kalau begitu bu, nah bu hari ini saya akan memberikan edukasi
bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. Setelah saya
memberikan edukasi nanti bapak dan iu bisa mengikutinya.
Ibu : “Ya sus.”
PP : “Apa ada yang ditanyakan sebelumnya bu?”
Ibu : “Tidak ada sus.”
PP : “Nah jadi begini ya bu sebelum kita melakukan suatu aktifitas maupun
setelah melakukan aktifitas apapun lebih baik mencuci tangan terlebih
dahulu dengan air yang mengalir . Nah berhubungan ibu dan bapak sedang
berada di RS kita simulasi menggunakan cairan aseptik ya dimana tujuan
nya cuci tangan itu sendiri yanitu agar tangan bersih dan terhindar dari
kotoran,virus maupun bakteri yang menempel pada tangan . Langsung saja
ya bu untuk prosedur seperti ini :
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
353
jaga ya. Kalau begitu kami permisi dulu ya bu”
Ibu : “Iya mbak.”
Di Nurse Station
354
SENTRALISASI OBAT PRAKTIK MANAJEMEN
DI RUANG MULTAZAM RSU AISYIYAH PONOROGO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi NersStase Manajemen
Keperawatan
Disusun Oleh :
Kelompok 1
355
BAB 1
PENDAHULUAN
356
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisasi obat dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat
dan benar sesuai dengan prinsip 7B.
b. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaansentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telahdiberikan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di
konsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
357
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2013).
358
a. Penerimaan obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien
diserahkan kepada perawat disertai dengan lembar serah terima
obat yang mana sebelumnya mengisi dan menandatangani surat
persetujuan sentralisasi obat (Informed Consent).
2. Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis obat,
jumlah dan sediaan obat (bila perlu) dalam format serah terima
obat dan diketahui atau ditandatangani oleh klien / keluarga,
format serah terima obat selanjutnya dibawa oleh klien/ keluarga.
Keluarga akan diberikan penjelasan kapan obat tersebut akan
habis.
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien / keluarga selanjutnya
disimpan perawat di dalam kotak obat.
b. Pembagian obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format
pemberian obat oral/ injeksi.
2. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam
format pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu
dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam
medik).
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunanaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan
tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh
klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada
pasien/keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab klien.
c. Penambahan Obat Baru
359
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam format pemberian obat oral/injeksi.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja),
maka dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral
/injeksi.
d. Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang
cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu atau sewaktusaja.
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawatprimer
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama
obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian dan tempat obat, sebaiknya
diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian
obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian
obat
e. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka
obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan
2.4 Diagram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
DOKTER
PASIEN/KELUARGA
Surat persetujuan
sentralisasi obat
FARMASI/APOTIK dari perawat.
Lembar serah
terima obat.
Buku serah
360
Jika Obat adalah resep umum/ obat habis stok di apotik. Maka, alur
pelaksanaan sentralisasi obat
DOKTER
Surat persetujuan
sentralisasi obat
PASIEN/KELUARGA dari perawat.
Lembar serah
terima obat.
Buku serah
PERAWAT PP/PA yang
terima/Masuk obat.
Menerima
PASIEN/KELUARGA
361
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
362
6. Setelah klien diperbolehkan pulang, obat sisa dikembalikan
kepada klien atau keluarga dengan menandatangani pada bagian
bawah lembar sentralisasi obat
c. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua tindakan dalam pemberian obat,
yang meliputi dosis,waktu, rute serta cara pemberian.
3.2 Peran
a. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan mal
praktik
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
b. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilakukannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat dilakukannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program
terapi
c. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kolaborasi terhadap pemakaian obat
selama klien dirawat.
3.3 Metode
a. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerimaan
dan pemberian obat sesuai denga identitas pasien dan di catat dalam
buku serah terima obat.
b. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal, dan
jam pemberian obat, dan jenis pemberiaan obat atau injeksi sesuai
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.4 Media
a. Lembar/format pasien masuk RS
363
b. Status pasien
c. Nursing kit
d. Kotak penyimpanan obat
e. Lembar persetujuan sentralisasi obat
f. Lembar serah terima obat
g. Format pemberian obat
3.5 Instrument
a. Informed Consent pengelolaan sentralisasi obat.
b. Format kontrol dan pemakaian obat.
c. Lemari dan kotak sentralisasi obat.
3.6 Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal : Senin, 31 Mei 2021- Rabu, 2 Juni 2021
b. Tempat : Ruang Multazam RSU AisyiyahPonorogo
3.7 Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh:
a. Kepala ruang Multazam RSUAisyiyah Ponorogo
b. Perawat ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
c. Dosen pembimbing Universitas Muhammadiyah Ponorogo
d. Mahasiswa profesi ners praktek manajemen Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
e. Pasien ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
3.8 Pengorganisasian
a. Kepala Ruangan : Robania Marjuni P
b. Perawat Primer
PP 1 : Adelia Septi Wigatama
PP 2 : Rininarurita
c. Perawat Associate
PA 1 : Alif Ratih
PA 2 : Wahyu Anjasmara
364
Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan a. PP mengucapkan salam 5 menit Nurse Station KARU PP
dan melaporkan
kegiatan sentralisasi obat
pada karu.
b. Karu menanyakan
persiapan sentralisasi
obat
c. PP menyebutkan hal-hal
yang perlu disampaikan
d. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
Pelaksanaan a. Karu membuka acara 20 menit Tempat KARU PP
untuk sentralisasi obat penyimpanan
b. PP menyampaikan obat
tentang sentralisasi obat
kepada pasien dan
keluarga
1. Tujuan dan
manfaat
dilaksanakan
sentralisasi obat.
2. Cara pengelolaan
obat: cara
penyimpanan dan
pemberian obat
3. Cara mengelola jika
ada obat habis dan
obat baru.
c. Memberi kesempatan
365
keluarga untuk bertanya
d. PP meminta
pasien/keluarga untuk
mengisi surat
persetujuan sentralisasi
obat
e. Pasien/keluarga
memberikan obat ke
perawat dan menerima
tanda bukti serah terima
obat dari perawat
f. Perawat menerima obat
dari pasien/keluarga,
mengisi format
pemberian obat pada
kolom terima dan
menulis nama pasien/
keluarga dan perawat.
g. Kemudian perwat
menyimpan obat yang
telah diterima dikotak
obat.
g. Perawat meletakkan obat
di tempat obat saat mau
memberikan obat sesuai
jadwal.
h. Perawat
mendokumentasikan di
LK4
Penutup Evaluasi pada PP dan PA 5 menit Nurse Station PPPA
366
3.9 Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang
telah tersedia antara lain : catatan sentralisasi obat, status klien, buku
laporan dan format inform consent. Kepala ruangan selalu
memimpin kegiatan sentralisasi obat. Sentralisasi obat yang
dilaksanakan pada pasien yang telah mendapatkan obat dari apotik
baik yang diambil oleh keluarga pasien maupun dari pelayanan obat
terpadu (podu).
b. Proses
Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh perawat primer dan perawat associate yang
bertugas. Perawat primer beserta dengan perawat associate
melaksanakan sentralisasi obat yang difasilitasi oleh Karu,ditempat
penyimpanan obat. Dan selanjutnya perawat primer melaporkan
kegiatan sentralisasi obat pada Kepala ruangan yang bertempat di
ruang nurse station. Isi sentralisasi obat mencakup jumlah obat, jenis
obat dan dosis obat yang akan diberikan pada pasien.
c. Hasil
Setiap perawat dapat mengetahui seluruh obat klien.
Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. Karu dan PP
menandatangani laporan sentralisasi obat. Klien dapat
mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas,
mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar,
meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi, klien dan
keluarga merasa puas dengan pengelolaan sentralisasi obat.
367
PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DI RUANG
MULTAZAM RSU AISYIYAH PONOROGO
PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN PERSETUJUAN SENTRALISASI OBAT
1. Persetujuan sentralisasi obat dapat di isi oleh klien, istri, suami, anak, atau
keluarga terdekat.
2. Sebelumnya surat perseyujuan tersebut dibaca dan di isi sesuai permintaan.
3. Diisi dengan nama, umur, alamat keluarga.
4. Setelah itu di tuis nama, umur, alamat, ruang rawat klien.
5. Mencoret salah satu kata “setuju/tidak setuju” untuk dilakukan sentralisasi
obat.
6. Di pojok kanan bawah di tulis tanggal, bulan, tahun membuat persetujuan
dan di tanda tangani oleh pembuatan persetujuan.
7. Di pojok kiri bawah di tanda tangani oleh perawat primer.
8. Dilengkapi dengan saksi-saksi dari pihak keluarga dan perawat.
368
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
369
dokter yang merawat.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan kepada pasien/keluarga.
Dengan demikian saya menyatakan bertanggung jawab atas
pernyataan yang dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di
kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimanamestinya.
Ponorogo,……………........
Perawat yang Menerangkan Menyetujui
(………………………….) (………………………….)
370
PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGODI RUANG
IRNA MULTAZAM RSU AISYIYAH PONOROGO
PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT
1. Pengisian format penyerahan obat klien dilakukan pada semua klien yang
mendapat terapiobatoral atau injeksi atau pada klien yang mendapat resep obat
baru
2. Pengisian nomer adalah merupakan nomor urut yang dimulai dari nomer satu
dan seterusnya
3. Pengisian pada kolom tanggal dan jam disesuaikan dengan tanggal pada saat
penyerahan obat
4. Kolom nama obat diisi dengan nama obat klien
5. Kolom dosis dan cara pemberian diiisi sesuai pesanan dokter
6. Kolom rute obat diisi sesuai rute yang diberikan contoh (IV, IM, ORAL)
7. Kolom jumlah obat yang diserahkan ditulis sesuai jumlah obat yang diterima
perawat
8. Kolom tanda tangan perawat diisi oleh perawat primer yang bertanggung
jawab saat dilakukkan penyerahan obat (sesuai sift) atau perawat associate
yang mendapat pendelegasian dari perawat primer
9. Kolom nama dokter diisi sesuai dengan nama dokter yang menginstruksikan /
yang memberi resep.
371
Format Serah Terima Obat
372
PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
P
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DI RUANG
IRNA MULTAZAM RSU AISYIYAH PONOROGO
PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN DAFTAR PEMBERIAN OBAT
373
FORMAT PEMBERIAN OBAT ORAL
Nama
Tanggal
obat
Terima
Dosis
Terima
Dosis
374
Terima
Dosis
Terima
Dosis
375
FORMAT PEMBERIAN OBAT INJEKSI
Nama
Tanggal
obat
Terima
Dosis
Terima
Dosis
376
Terima
Dosis
Terima
Dosis
377
DAFTAR PUSTAKA
378
1.1 Implementasi Pengelolaan obat
1. Pelaksanaan Implementasi Obat
Tabel Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan obat Di Ruang Multazam
RSU „Aisyiyah Ponorogo
379
danpembiming
Institusi
380
3 Melakukan observasi / wawancara
dengan
ruangan terkait dengan jalannya
pengelolaan obat
4 Melakukan pengelolaan obat pasien
Baru
5 Evaluasi pelaksanaan pengelolaan obat
3. Anggaran Biaya
Tabel Anggaran Biaya Kegiatan Pengelolaan Obat
No Kebutuhan Dana
1 Print dan Foto copy Rp 13.300,-
Total Rp 13.300,-
1.2 Evaluasi Pengelolaan obat
1. Evaluasi Struktur
1. Pengelolaan Obat dilaksanakan dirruang Multazam RSU
„Aisyiyah Ponorogo pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2021 pukul
10.30
2. Pelaksanaan pengelolaan obat di Ruang Multazam sudah
berjalan dengan baik, dimana pada ruangan ini obat-obatan
sudah tersentral di rak obat yang berdampingan dengan ruang
Nurse Station.
3. Pada saat pasien masuk atau pulang, keluarga akan dijelaskan oleh
perawat mengenai penyentralan obat yaitu pengelolaan obat dikontrol
penuh oleh perawat kecuali obat-obatan seperti syrup.
2. Evaluasi Proses
1. Kegiatan Pengelolaan Obat berjalan dengan lancar, keluarga
dan pasien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2. Kepala Ruang, Perawat Primer dan Perawat Associate berperan
aktif dalam melaksanakan pengelolaan obat
381
3. Analisa ruangan :
1. Pengelolaan obat diruangan dilakukan oleh Perawat Primer
2. Pemberian leaflet pada pasien pulang belum diterapkan diruangan
Multazam
3. Penyuluhan KIE pada pasien pulang sudah diterapkan di ruang Multazam
4. Faktor Pendukung
1. Tersedianya sarana prasarana yang mendukung untuk berjalannya
pengelolaan obat.
2. Pengelolaan obat sudah dilakukan di Ruang Multazam RSU Aisyiyah
Ponorogo
5. Faktor Kendala
Pelaksanaan pengelolaan obat saat di rolplaykan mahasiswa tidak dihadiri
oleh semua perawat ruangan dan kurang maksimalnya mahasiswa dalam
382
melaksanakan pengelolaan dan sentralisasi obat.
1.3 Kesinambungan
Diharapkan dalam pemberian edukasi pasien mengenai cara
efektif dan aman dalam pemberian obat selalu disertakan leaflet, agar
pasien/keluarga dapat dengan mudah mengingat dan memahami.
383
384
DOKUMENTASI SENTRALISASI OBAT
385
386
387
PROPOSAL
RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Disusun untuk Memenuhi Praktik Klinik Profesi Ners Stase Manajemen
Disusun Oleh :
Kelompok 1
388
PROPOSAL
RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG MINA RSU ’AISYIYAH PONOROGO
Disusun Oleh
Kelompok 1:
389
BAB 1
PENDAHULUAN
390
kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan
yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam,2016).
Di Ruang Multazam RSU Aisyiah Ponorogo, ronde keperawatan
belum dilaksanakan dikarenakan ronde keperawatan itu sendiri
membutuhkan banyak orang atau tenaga Kesehatan lainnya, dari segi waktu
yang memakan waktu yang lama dan tidak sempat melakukan ronde
keperawatan karena pasien dan tindakan di Ruang Multazam yang banyak.
Dari segi pengalaman memang belum ada pengalaman ronde karena tenaga
S1 dan profesi Ners yang sangat terbatas berbeda seperti pada Rumah Sakit
yang besar, walaupun perawat pelaksana banyak untuk perawatan pasien
saja sangat minimal waktu sedangkan ronde keperawatan sendiri
membutuhkan waktu yang lumayan lama. Hal tersebut dapat dijadikan
sebagai pendorong untuk proses tindak lanjut pelaksanaan ronde
keperawatan di Ruang Multazam RSU Aisyiah Ponorogo secara
berkesinambungan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo akan
mengadakan kegiatan ronde keperawatan di Ruang Multazam RSU
Aisyiah Ponorogo selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis.
2. Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
b. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
d. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
391
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
b. Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
c. Memenuhi kebutuhan pasien
2. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
b. Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien.
392
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
393
b. Perawat Konselor
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan
4) Mengarahkan dan koreksi
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
394
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
I. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Wahyu Anjasmara
b. Kepala Ruangan : Yunistasia Crismonica Rahayu
c. PP 1 : Riko Ari Cahyono
d. PP 2 : Danang Fitri Antoro
e. PA 1 : Yayuk Dwi Mulyani
f. PA 2 : Robaniah Marjuni Putri
g. PA 3 : Adelia Septi Wigatama
II. Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a. Kepala Ruang Multazam RSU Aisyiah Ponorogo
b. Perawat Ruang Multazam RSU Aisyiah Ponorogo
c. Dokter Umum RSU Aisyiah Ponorogo
d. Ahli gizi Ruang Multazam RSU Aisyiah Ponorogo
e. Farmasi Ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
f. Dosen Pembimbing Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo
g. Mahasiswa Profesi Ners Praktek Manajemen Universitas Muhammadiyah
Ponorogo
h. Pasien Ruang Multazam RSU Aisyiah Ponorogo
III. Metode
a. Format pelaksanaan ronde keperawatan
b. Bedside teaching (validasi ke pasien)
c. Diskusi
IV. Instrumen
a. Format pelaksanaan ronde keperawatan
395
b. Informed Consent
c. Resume pasien (pelaksanaan ronde keperawatan)
V. Media
a. Ruang perawatan sebagai sarana diskusi.
b. Dokumentasi klien/ Status Klien
c. Alat bantu demonstrasi.
VI. Pelaksanaan
a. Topik : Asuhan keperawatan pada Tn. M dengan diagnosa medis
Anemia, Chronic Kidney Disease dan Diabetes Militus
b. Sasaran : Tn.M Usia 59 tahun dan keluarga
c. Hari/ Tanggal : Jum‟at, 4 Juni 2021
d. Peserta : Karu, PA, PP, Mahasiswa Ners, Keluarga Pasien, Dokter
Umum, Ahli gizi, farmasi, Pembimbing Lahan dan pembimbing institusi.
e. Waktu : 35 menit
f. Tempat : Bank Data RSU „Aisyiyiah Ponorogo
1 Pra Ronde:
1. Menentukan kasus & topik 5 Kepala Ruangan, PP
2. Menentukan Tim ronde ,PA
3. Informed Consent
4. Membuat Pra planning
5. Diskusi
6. Mencari Sumber Literatur
2 Ronde :
1. Salam pembukaan oleh Karu 20 Kepala Ruangan,
2. Karu memperkenalkan tim ronde dan PP, PA, dan Konselor
menjelaskan tujuan kegiatan ronde.
3. Karu mempersilahkan PP1 menyampaikan
kasusnya
396
4. PP1 menyampaikan identitas klien, masalah
keperawatan, data penunjang, intervensi
yang sudah dilakukan, evaluasi keberhasilan
dan dasar pertimbangan dilakukan ronde.
5. Karu mempersilahkan peserta ronde untuk
mengklarifikasi
6. PP2 memberikan klarifikasi data yang
disampaikan
7. Dokter dan gizi memberikan klarifikasi data
yang disampaikan
Validasi Data
1. Karu memberi salam dan memperkenalkan
tim ronde kepada klien dan keluarga
2. PP2 Validasi data yang telah disampaikan
oleh PP1
3 Post Ronde :
1. Karu membuka dan memimpin diskusi 10 PP & Konselor
2. Diskusi tentang masalah yang belum
terselesaikan dari validasi data antar tim
ronde
3. Menyimpulkan dan merekomendasikan
solusi yang dilakukan dalam mengatasi
masalah.
4. Salam Penutup
397
DAFTAR PUSTAKA
398
Lampiran 1 (informed consent)
399
Lampiran 2 (Presensi Ronde Keperawatan)
400
Lampiran 3 (Discharge Planning)
401
402
403
404
405
Lampiran 4 (Laporan Ronde Keperawatan)
LAPORAN RONDE KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
406
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
A. Pengorganisasian
407
B. Materi
Asuhan keperawatan pada pasien Dengan Diagnosa Keperawatan
Ketidakstabilan Kadar Glokosa darah Dan Diagnosa Medis Cronic Kidney
Disase, Anemia, Diabetes Melitus
C. Metode
Offline dan Online
D. Media
Google meet dan PDF
E. Pelaksanaan Kegiatan
408
pertimbangan dilakukan
ronde.
12. Karu mempersilahkan
peserta ronde untuk
mengklarifikasi
13. PP2 memberikan klarifikasi
data yang disampaikan
14. Dokter dan gizi memberikan
klarifikasi data yang
disampaikan
Validasi Data
2. Karu memberi salam dan
memperkenalkan tim ronde
kepada klien dan keluarga
2. PP2 Validasi data yang telah
disampaikan oleh PP1
Post Ronde 10 menit Post Ronde : Offline
5. Karu membuka dan (Bank PP & Konselor
memimpin diskusi data)
6. Diskusi tentang masalah
Dan
yang belum terselesaikan
Online
dari validasi data antar tim
(google
ronde
meet)
7. Menyimpulkan dan
merekomendasikan solusi
yang dilakukan dalam
mengatasi masalah.
Salam Penutup
409
Alur Ronde
Tahap Pra Membuat janji
Ronde Perawat dengan Dokter, Ahli
Gizi dan Perawat
Proposal primer lain
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien
- Informed Concent
- Hasil Pengkajian - Intervensi
410
F. Evaluasi Kegiatan
4. Struktur
e. Ronde keperawatan dilaksanakan Sebagian melalui offline dan Sebagian online.
f. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan sesuai
dengan waktu yang di jadwalkan yaitu pukul 10.00 WIB.
g. Pengorganisasian tidak sesuai dengan petugas yang shift pada hari Jum‟at pagi
sesuai dengan Ganchart.
h. Persiapan dilakukan dua hari sebelum rolle play dilaksanakan.
5. Proses
e. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara.
f. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang yang telah
ditentukan.
g. Kontrak waktu kegiatan ronde tidak sesaui jadwal, waktu yang di mulai pukul
10.15 WIB dan selesai pukul 11.15 yang seharusnya lama waktu pelaksanaan
hanya 35 menit.
h. Prosentasi jumlah kehadiran peserta ronde 100% dari undangan
6. Hasil
c. Pasien/keluarga klien puas dengan hasil kegiatan dan bisa mengerti apa yang di
alami pasien dan bagaimana merawat pasien saat sudah pulang dari rumah sakit
d. Masalah pasien dapat teratasi dengan solusi yang diberian sebagai berikut:
8) Dr. Sri wahyuni
f) Validasi di awal masuk masuk rumah sakit (IGD) GDA : 51, saat itu
hipoglikemia. Dan validasi GDA sampai sebelum saat di rondekan
g) Dexametasone sudah diberikan saat di IGD, tetapi masih diberikan sampai
sekarang. Seharunya sudah dihentikan tetapi, Kemungkinan untuk menjaga
gula darah tetap stabil seperti itu agar tidak jadi drop Kembali ke
hipoglikemia.
h) Edukasi kepada keluarga untuk diet, yang mungkin juga akan di sampaikan
dari Ahli gizi
f) Edukasi kepada keluarga Perlu edukasi dalam pemberian obat kepada
keluarga seperti fungsi dan efek samping tersebut, yang mungkin juga akan
disampaikan bagian farmasi
411
i) Edukasi kepada keluarga tanda gejala yang kemungkinan bisa terjadi
infeksi, bisa dijelaskan oleh rekan mahasiswa atau perawat ruangan. Dan
juga efek samping dari hemodialisis.
9) Farmasi (Murni Lestari, S.Fam.Apt)
g) Validasi kembali hasil kreatinin, cairan elektrolit, asam basa, untuk
mengetahui seberapa ginjal berfungsi dengan baik, dan sudah berapa kali
menjalani Hemodialisis.
h) Perhatikan efek pemberian drip meylon karena asam / kadar kalium
mengakibatkan efek kepada BAK nya
i) Perlu diperhatikan efek samping obat di rumah sakit.
j) Perlu edukasi dalam pemberian obat kepada keluarga seperti fungsi dan efek
samping tersebut.
k) Validasi pemberian obat dari datang kerumah sakit (IGD) dan sampai saat
ini.
10) Ahli Gizi (Rizka Amalia Habiba, S. Gz)
e) Diet : rendah protein dan rendah gula
f) Untuk dirumah sakit, polanya sesuai yang telah di berikan oleh ahli gizi dan
validasi kondisi kadar gula darah terakhir sebelum di rondekan
g) Terakhir di lihat, makan satu porsi habis
h) Edukasi kepada keluarga agar pasien bedrest dan untuk pola makan sedikit
tapi sering yang di iringi diet rendah gula, protein
11) Pembimbing institusi (Laily Isroin, S.Kep, Ns., M.Kep)
b) Pada prinsipnya ronde adalah kegiatan yang paling berat yang puncak
kompetensi itu ada di di ronde keperawatan, sehingga roleplay pada
kegiatan kal ini bisa menjadi acuan, dan semoga tidak diulangi kembali
yang menjadi suatu kekurangan pada roleplay ini.
12) Pembimbing Institusi (Nurul Sri Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kes)
d) Alur yang diawal kegiatan perlu disampaikan, mengapa memilih kasus yang
di rondekan. Sehingga alur tersebut bisa jelas apa yang di presentasikan
e) Pendokumentasian, terkait kaidah kaidah pengkajian harus di validasi.
Sehingga bisa diketahui dengan jelas apa yang akan di penyelesaikan
masalah yang akan di bahas
412
f) Penjelasan perawat yang menjadi penerjemah Bahasa medis kepada perawat
13) Pembimbing Rumah Sakit (Nurul Uwiyah Huda, S.Kep.,Ns)
d) Proses ronde yang sudah baik dikarenakan keluarga Tn. M yang juga respon
yang sangat baik berperan aktif menanyakan penyakit yang diderita Tn.M.
Meskipun ada pembagian acara yang dilaksanakan Sebagian offline dan
online namun dapan terlaksana di masa pandemic ini.
e) Pemateri : untuk PPA (Profesi Pemberi Asuhan) pastikan nama PPA yang
ikut serta dalam acara sehingga tidak menyebut profesinya saja. Sehingga
pasien atau keluaga bisa mengenal PPA yang menangani pasien tersebut
f) Dari awal acara hingga akhir moderator dan karu memimpin acara hingga
tugas karu menjadi berperan ganda
14) Pembimbing Klinik (Rena Madya Mukti, S.Kep., Ns)
d) Petugas ronde dan semua mahasiswa R.Multazam, jika bisa usahakan pasien
dari awal. Dan tolong di pahami benar pasien dari pasien masuk, sampai
pengkajian dan sampai validasi terakhir sebelum dilakukan ronde
keperawatan di mulai. Sehingga kita bisa mengetahuin point penting
maupun angka kritis yang dialami pasien itu cukup meimpretasikan apa
yang di alami pasien.
e) Pendokumentasian yang sedikit meleset, jadi perlu di evaluasi Kembali.
Sehingga bisa benar benar di pahami PPA, dan bisa dilakukan Tindakan
selanjutnya oleh PPA tersebut.
f) Alur ronde yang mampu dilaksanakan sudah cukup baik, mampu
memberikan manfaat dan bisa Sebagian diselesaikan
413
Lampiran 5 (dokumentasi pelaksanaan ronde keperawatan)
414
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi data
Apa diagnosis keperawatan
Tahap Pelaksanaan Apa data yang mendukung
dinurse station… PENYAJIAN MASALAH Bagaimana intervensi yang
dilakukan ?
Apa hambatan yang ditemukan ?
VALIDASI DATA
MASLA
Lanjutan - diskusi
Di nurse station
Pasca Ronde……………………………………………
Kesimpulan dan Rekomendasi
Keterangan Solusi masalah
1. PraRonde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature
d. Membuat proporsal
e. Mempersiapkan pasien: Informed concernt dan pengkajian
415
f. Diskusi: Apakah diagnosis keperawatan?; Apa data yang mendukung?; Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?; dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan
selanjutnya.
416
LAPORAN
HEALTH EDUCATION HAND HYGIENE (CUCI TANGAN)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Stase Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh:
Kelompok 1
417
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan
yang dicanangkan oleh pemerintah. Cuci tangan pakai sabun mampu untuk
mengurangi angka diare sebanyak 45%, tetapi pemakaian sabun untuk cuci
tangan hanya mencapai sekitar 3% dari seluruh masyarakat yang
menggunakan sabun untuk cuci tangan. Masih rendahnya perilaku cuci
tangan pakai sabun pada masyarakat dapat menimbulkan resiko
penyebaran penyakit infeksi. Kelompok masyarakat yang paling mudah
untuk terserang peyakit infeksi adalah anak prasekolah. Hal tersebut
disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada anak prasekolah sehingga
mereka belum memahami pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk
menjaga kesehatan (Pangesti, 2014).
Seseorang yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia,
binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti darah) yang terkontaminasi
saat tidak dicuci dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang
lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. Menurut
Departeman Kesehatan RI (2007), mencuci tangan adalah proses yang
secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air mengalir. Tujuan dari mencuci tangan
itu sendiri yaitu untuk mencegah penularan infeksi. Di Rumah Sakit (RS)
kebiasaan cuci tangan petugas merupakan perilaku yang mendasar sekali
dalam upaya mencegah cross infection (infeksi silang). Hal ini mengingat
RS sebagai tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular
maupun tidak menular. Karena itu seluruh petugas kesehatan yang bekerja
di rumah sakit seharusnya mengetahui pentingnya pencegahan infeksi
silang (nosokomial). Sebagian besar infeksi dapat dicegah dengan strategi
yang telah tersedia yaitu dengan cuci tangan (Tietjen, Bossemeyer &
McIntosh, 2004).
Perilaku cuci tangan perawat merupakan salah satu faktor yang
418
mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perawat dalam pencegahan
terjadinya infeksi nosokomial. Perawat memiliki andil yang sangat besar
terhadap terjadinya infeksi nosokomial karena perawat berinteraksi secara
langsung dengan pasien selama 24 jam (RSPI Sulianti Saroso, 2005).
Indikasi untuk kebersihan dan kesehatan tangan sudah dipahami dengan
baik, akan tetapi pedoman untuk praktiknya sulit untuk dilaku dianggap
sebagai sebab utama terjadinya Infeksi Rumah Sakit dan penyebaran
multiresistensi di fasilitas palayanan kesehatan dan telah di akui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pittet,
2002).
Banyak faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan di
kalangan perawat. Menurut Tohamik (2003) dalam penelitiannya
bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat terhadap
tindakan pencegahan infeksi adalah faktor karakteristik individu (jenis
kelamin, umur, jenis pekerjaan, masa kerja, tingkat pendidikan), faktor
psikososial (sikap terhadap penyakit, ketegangan kerja, rasa takut dan
persepsi terhadap resiko),faktor organisasi manajemen, faktor
pengetahuan, faktor fasilitas, faktor motivasi dan kesadaran, faktor tempat
tugas, dan faktor bahan cuci tangan terhadap kulit.
Rumah sakit RSU Aisyiyah Ponorogo merupakan salah satu rumah
sakit swasta di Kabupaten Ponorogo. Rumah sakit ini memiliki berbagai
fasilitas pelayanan medis dan tenaga pelayan kesehatan yang sangat
menunjang. Diruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo terdapat 36
tempat tidur, dengan 18 tempat tidur bagian timur dan 18 tempat tidur di
bagian barat dan keduanya selalu terisi penuh. Diruangan Multazam
kebiasaan dan pengetahuan cuci tangan pada perawat sudah dilakukan.
Namun, pengetahuan dan kebiasan mencuci tangan pada pasien dan
keluarga pasien masih kurang. Apalagi di musim pandemik seperti ini,
mencuci tangan adalah hal wajib yang harus diketahui dan dijalankan
apabila berada di lingkungan rumah sakit. Berdasarkan hasil observasi
kelompok 1 diruangan Multazam perawat belum mengajarkan bagaimana
cara mencuci tangan yang baik dan benar kepada pasien dan keluarganya.
419
Ketika dilakukan wawancara kepada pasien dan keluarganya, mereka
mengatakan tidak tahu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar. Pasien mengatakan mencuci tangan hanya menyiram dengan air dan
tidak menggunakan sabun.
Dari latar belakang masalah diatas maka kami mahasiswa profesi
Ners Universitas Muhammadiyah Ponorogo merasa tertarik untuk
melakukan penyuluhan dan demontrasi mengenai cara mencuci tangan
dengan baik dan benar di ruangan Multazam rumah sakit Aisiyah
ponorogo.
2. Tujuan
• Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan perawat dan pasien serta
keluarganya dapat mengetahui tentang cara mencuci tangan yang baik
dan benar dan mampu menerapkannya.
• Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan perawat dan pasien serta
keluarganya mampu untuk:
• Menyebutkan pengertian cara mencuci tangan yang baik dan benar.
• Menjelaskan manfaat dan tujuan mencuci tangan.
• Menjelaskan 5 moment cuci tangan
• Menyebutkan alat dan bahan untuk mencuci tangan.
o. Menjelaskan dan menyebutkan langkah-langkah mencuci tangan yang
baik dan benar.
p. Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang baik dan benar.
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiwa
e. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar mahasiswa dengan
pasiendankeluarga pasien.
f. Menjalin hubungan dengan baik antara tenaga medis dengan
pasiendankeluarga pasien.
420
g. Dapat menyampaikan wawasan dan pengalaman ilmu yang dapat
kepada pasien dan keluarga yang nantinya diterapkan oleh di
lingkungan masyarakat.
b. Bagi Pasien
1. Klien dapat mengetahuidanmenerapkancara dan tehnik mencuci
tangan dengan baik dan benar.
c. Bagi Keluarga Pasien
1) Keluarga pasien mampumengetahuidan menerapkan cara dan tehnik
mencuci tangan dengan baik dan benar
421
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pelaksanaan kegiatan
Hari/ tanggal : Selasa, 8 Juni 2021
Pukul : Siang 13.00 - selesai
Pelaksana : Mahasiswa
Topik : Hand Hygiene(Cuci Tangan)
Sub Topik : Pengertian cuci tangan, tujuan dan mafaat cuci tangan, 5 moment
cuci tangan, alat dan bahan untuk mencuci tangan, dan langkah-
langkah mencuci tangan dengan baik dan benar
Tempat : Ruang Multazam RSUAPonorogo
Sasaran : Pasiendan keluarga pasien diruang Multazam RSUAisyiyah
Ponorogo
Waktu : 30 menit
2. Materi
Terlampir
3. Metode
Cermah
Tanya jawab
4. Pengorganisasian
Pelaksana Kegiatan
a. Pembicara : Irma Citra Savitri
b. Moderator : Yunistasya Crismonika Rahayu
c. Fasilitator : Muhammad Riza Rifaldi
422
d. Observer dan Dokumentasi : Lucky Ida Puspitasari
5. Peserta Kegiatan
a. Setting Tempat :
Keterangan
Pembicara
Moderator
Fasilitator
Peserta Penyuluhan
Observer
6. Media
a. Leatflet
b. SAP
c. Handsanitize
423
7. Perencanaan Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan pembicara Kegiatan peserta Waktu
1. Pembukaan :
1.Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam
2.Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan 5
3. Kontrak waktu Memfokuskan perhatian terhadap menit
penyaji tentang tujuan kegiatan
penyuluhan
2. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan : Peserta mendengarkan dengan
Menyampaikan materi tentang seksama dan memperhatikan
1. Menjelaskan pengertian cuci tangan pemateri dengan seksama
2. Menjelaskan tujuan dan mafaat cuci tangan 20
3. Menjelaskan 5 moment cuci tangan Ikut mendemonstrasikan cuci menit
4. Menyebutkan dan menjelaskan alat dan bahan untuk mencuci tangan tangan dengan baik dan benar
5. Menjelaskan dan mendemonstrasikan langkah-langkah mencuci tangan
dengan baik dan benar
3. Evaluasi dan penutup :
1. Pemateri bertanya dan mengevaluasi kembali tujuan dan manfaat cuci tangan Peserta menjawab pertanyaan dari
424
2. Pemateri meminta peserta penyuluhan untuk mendemonstrasikan kembali pemateri
cuci tangan yang baik danbenar
3. Menyampaikan kesimpulan penyuluhan Peserta penyuluhan
4. Mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta penyuluhan dan meminta maaf bila mendemonstrasikan kembali cuci 5
ada kesalahan saat penyampaian tangan yang baik dan benar menit
5. Salam penutup
Memperhatikan dengan seksama
Menjawab salam
425
8. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur.
a. Mahasiswa dapat berjalan sesuai perannya
b. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan media sertaalatsudahdipersiapkan sesuai rencana
b. Evaluasi Proses
i. Pelaksanaan kegiatan dimulai pukul 11.00 WIB
ii. Jumlah kehadiran peserta 3 orang pasien serta keluarga pasien lain dengan
tetap mempertahankan protocol kesehatan ketat
iii. Pemateri menyampaikan materi dengan baik
iv. Peserta penyluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan sampai
selesai
v. Peserta aktif mengikuti peragaan dengan 5 cuci tangan
vi. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai selesai.
vii. Penyuluhan berjalan dengan lancar dan audien memperhatikan saat
penyampaian materi
c. Evaluasi Hasil
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat hand hygiene
2. Menjelaskan dan menyebutkan langkah-langkah hand hygiene yang baik
dan benar
3. Mendemonstrasikan cara hand hygiene yang baik dan benar
426
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2014. 10 pesan hidup sehat dalam kedaruratan. Depkes RI.
427
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Kebersihan tangan atau cuci tangan adalah salah satu tindakan untuk
membersihkan tangan dan jari jemari yang dapat dilakukan dengan cara
mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun antiseptic ataudengan
handrub, yaitu membersihkan tangan dengan larutan berbasis alcohol 60-90%
dan syaratnya tangan tidak kotor. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir di butuhkan waktu sekitar 1 menit dan untuk handrub dibutuhkan
waktu 30-60 detik.
428
E. Langkah-Langkah Hand Hygiene
a) Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut.
b) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
c) Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.
d) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan atau mengunci
e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
f) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
429
Leaflet
430
431
Lampiran
432
433
HEALTH EDUCATION
DIABETES MELITUS (DM)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
434
BAB I
PENDAHULUAN
g. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) yang biasa dikenal dengan penyakit kencing manis
adalah suatu penyakit kronis dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang ada
didalam tubuh secara efektif, sehingga didapatkan kadar gula dalam darah tinggi.
Beberapa faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus atau kencing manis adalah obesitas
atau kegemukan, kurang aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak seimbang. Oleh
karena itu, penanganan DM harus dilakukan dengan menyeluruh yang tujuannya
adalah untuk mengontrol kadar gula dalam darah, sehingga dapat menurunkan
peningkatan penderita kencing manis dan kematian akibat komplikasi yang
disebabkan oleh kencing manis (DM) itu sendiri.
Diruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo terdapat 36 tempat tidur, dengan
18 tempat tidur di bagian timur dan 18 tempat tidur di bagian barat. Diruang Multazam
juga banyak terisi pasien dengan penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis.
Namun banyak dari pasien dan anggota keluarga dengan penyakit Diabetes Melitus
atau kencing manis ini banyak yang belum mengetahui mengenai apa sebenarnya
penyakit Diabetes Melitus, dan bagaimana cara perawatan pada pasien dengan
diabetes melitus. Maka dari itu pada kesempatan kali ini kami mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Ponorogo akan mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai health
education (pendidikan kesehatan) tentang penyakit Diabetes Melitus atau kencing
manis.
h. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan di harapkan peserta penyuluhanan mengetahui
tentang penyakit Diabetes Mellitus dan merawat diri sendiri dan keluarga yang
menderita penyakit Diabetes Mellitus
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan peserta penyuluhan mengetahui :
435
• Definisi diabetes millitus
• Etiologi diabetes millitus.
• Tanda dan gejala diabetes mellitus
• Komplikasi diabetes melitus
• Cara perawatan diabetes melitus
• Diit diabetes melitus
• Penatalaksanaan non farmakologi diabetes mellitus
i. Manfaat
h. Bagi Mahasiwa
• Meningkatkan kemampuan komunikasi antar mahasiswa dengan keluarga
pasien.
• Menjalin hubungan dengan baik antara tenaga medis dengan keluarga pasien.
• Dapat menyampaikan wawasan dan pengalaman ilmu yang dapat diterapkan
oleh pasien dan keluarganya.
i. Bagi Pasien
• Dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
• Pasien dapat mengetahui apa itu penyakit diabetes mellitus atau kencing manis.
• Pasien dapat mengetahui penyebab terjadinya penyakit diabetes mellitus atau
kencing manis.
• Pasien dapat mengetahui bagaimana tanda dan gejala yang terjadi pada penderita
diabetes mellitus atau kencing manis.
• Pasien dapat mengetahui komplikasi yang disebabkan oleh diabetes mellitus
atau kencing manis.
• Pasien dapat mengetahui bagaimana cara perawatan diabetes mellitus atau
kencing manis.
• Pasien dapat mengetahui apa saja diit yang dianjurkan jika mengalami diabetes
mellitus atau kencing manis.
j. Bagi Keluarga Pasien
• Keluarga pasien mampu memahami mengenai apa itu penyakit diabetes mellitus
atau kencing manis yang diderita oleh pasien
• Keluarga pasien mampu menjaga pola kesehatan sehari – hari agar terhindar dari
penyakit diabetes mellitus atau kencing manis.
436
• Keluarga pasien mampu menerapkan pola hidup sehat
• Keluarga pasien mampu mengontrol diit apa saja yang dianjurkan untuk pasien
BAB II
PERENCANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan kegiatan
Hari/ tanggal : Senin, 08 Juni 2021
Pukul : 10.00 - selesai WIB
Pelaksana : Mahasiswa
Topik : Penyakit Diabetes Melitus
Sub Topik : Pengertian diabetes mellitus, penyebab diabetes mellitus, tanda dan
gejala diabetes mellitus, komplikasi yang disebebkan oleh diabetes
mellitus, cara perawatan diabetes mellitus, diit diabetes mellitus dan
pelaksanaan non farmakologis diabetes mellitus
Tempat : Ruang Multazam RSUAPonorogo
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien diruang Multazam RSUA Ponorogo
Waktu : 30 Menit
B. Materi :
Terlampir
C. Metode :
Ceramah
Tanya Jawab
D. Pengorganisasian :
1. Pelaksana Kegiatan :
• Pembicara : Alif ratih purwasih
• Moderator : Danang Fitri Antoro
• Fasilitator : Muhammad Riza Rifaldhi
437
• Observer : Erwin Cahya Aga
• Dokumentasi : Monica Lisa
438
2) Peserta Kegiatan :
• Setting Tempat :
Keterangan :
: Pembicara
: Moderator
: Observer
: Peserta Penyuluhan
: Fasilitator
E. Media
c. Leatflet
d. SAP
439
F. Perencanaan Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1. 10 Pembukaan :
Menit
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
2. 20 Kegiatan Inti :
menit
1) Memberikan penyuluhan tentang Memperhatikan
Diabetes Militus
4) Memberikan reinforcement
kepada peserta yang bertanya Mendengarkan
440
b. Mengucapkan Salam penutup Menjawab salam
BAB III
k) Pengertian
Penyakit Kencing Manis atau dalam istilah medisnya disebut Diabetes
Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah yang
disebabkan karena kurangnya kadar insulin, yang ditandai dengan berlebihnya
gula dalam darah (hiperglikemia) dan terdapat gula dalam air kencing
(glukosuria).
(Misnadiarly, 2009)
l) Penyebab
k. Faktor keturunan
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan
proses imun lainnya.
l. Gaya hidup yang tidak sehat
Makanan adalah penyebab diabetes pada umumnya dan makanan
adalah sumber dari penyakit tersebut. Bagi anda yang gemar dalam
mengkomsumsi makanan yang berlemak tinggi anda harus berhati-hati
karena makanan yang mengandung lemak tinggi selain bisa membuat
tubuh seseorang menjadi gemuk makanan tersebut juga bisa membuat
kadar gula darah didalam tubuh menjadi meningkat dan melebihi batas
normalnya sehingga anda bisa terkena penyakit diabetes atau kencing
manis.
m. Obesitas/ kegemukan
Hal ini terjadi karena pada individu yang obesitas dapat
mengakibatkan organ pancreas (hati) bekerja lebih keras untuk
441
menghasilkan insulin, akibatnya sel beta pancreas mengalami kerusakan
dan menghasilkan insulin semakin lama semakin sedikit untuk tubuh.
n. Penuaan (usia)
Dengan meningkatnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga
meningkat. Sehingga untuk usia lanjut diperlukan batas glukosa darah
yang lebih tinggi . Pada usia lanjut terjadi penurunuan sekresi insulin dan
resistensi insulin.
442
sehingga sangat wajar bila penyembuhan luka berjalan sangat lambat.
Disamping itu kadar gula yang tinggi juga akan menghambat dan
mengurangi fungsi sel-sel darah merah ( eritrosit ) untuk membawa nutrisi
ke seluruh jaringan tubuh, dan juga mengurangi fungsi dari sel-sel darah
putih yang mempunyai peranan melawan infeksi.
d. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau
kaki
Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak
terkontrol lama kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan pada
saraf perifer hal ini terjadi karena darah yang mengalir pada ujung saraf
yang menurun
(Misnadiarly, 2009)
n) Komplikasi
1. Penyakit jantung
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa
aterosklerosis. Gangguan-gangguan biokimia yang ditimbulkan akibat
insufisiensi insulin berupa : (1) penimbunan sorbitol dalam intima
vaskuler, (2) hiperlipoproteinemia dan, (3) kelainan pembekuan darah.
Pada akhirnya makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan
penyumbatan vaskuler
2. Gagal ginjal
Terjadi akibat hipoksia yang berkaitan dengan diabetes jangka
panjang, glomerulus, seperti sebagian besar kapiler lainnya, menebal.
Terjadi hipertropi ginjal akibat peningkatan kerja yang harus dilakukan
oleh ginjal pengidap DM kronik untuk menyerap ulang glukosa.
3. Retinopati
Ancaman paling serius terhadap penglihatan adalah retinopati. Retina
adalah jaringan yang sangat aktif bermetabolisme dan pada hipoksia
kronik akan mengalami kerusakan secara progresif .
4. Stroke
DM dapat menyebabkan stroke iskemik karena terbentuknya plak
443
aterosklerotik pada dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme glukosa sistemik. DM mempercepat kejadian
aterosklerosis baik pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah
besar di seluruh pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.
5. Impotensi
Impotensi disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga
penis tidak bisa ereksi. Impotensi pada penderita diabetes juga bisa
disebabkan oleh faktor psikologis atau gabungan organis dan psikologis.
6. Luka gangren
(luka yang lama sembuh dan cenderung membusuk) yang harus di
amputasi. Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan
dikenal sebagai penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi akan
mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat
aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak
tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, mau tidak mau bagian
yang terinfeksi harus diamputasi. Penderita diabetes yang terkena gangren
perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi antibiotika. Penanganan
gangren perlu kerja sama dengan dokter bedah (Mistral. 2010)
o) 5 Pilar Penatalaksanaan DM
- Edukasi
Edukasi dalam penangan DM meliputi pemahaman pasien DM tentang:
d. Penyakit DM
e. Perlunya pengendalian dan pemantauan penyakit DM
f. Pengobatan secara farmakologis (dengan obat-obatan) dan non-
farmakologis (tanpa obat-obatan)
g. Tanda – tanda hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah) dan cara
pencegahan hipoglikemia. Tanda-tanda hipoglikemia, antara lain: sakit
kepala, berdebar-debar, gemetaran, lapar, mual dan muntah,
berkeringat, bahkan dapat juga berupa penurunan kesadaran.
h. Perawatan kaki pada pasien diabetes dan pencegahan timbulnya kaki
diabetes
444
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka
pada kaki penderita DM, yaitu: penderita harus selalu menjaga kebersihan
kakinya, mengetahui sedini mungkin jika ada luka, bengkak, atau
perdarahan pada kaki, sesering mungkin menggunakan alas kaki,
meskipun di dalam rumah, untuk mencegah trauma pada kaki, tidak
menggunakan alas kaki yang terlalu sempit, menjaga agar kaki tidak
lembab, dan segera ke dokter jika terdapat luka pada kaki atau kaki
menjadi kurang terasa.
- Diet nutrisi (perencanaan makan)
Untuk perencanaan makan atau diet nutrisi, diperlukan keterlibatan
secara menyeluruh dari dokter, ahli gizi, dan pasien itu sendiri serta
keluarga pasien. Perencanaan makan harus disesuaikan menurut kebiasaan
dan kebutuhan masing-masing individu. Pada prinsipnya, pada pasien DM
diperlukan makanan yang seimbang (karbohidrat, protein, lemak, serat,
vitamin, dan mineral) dan sesuai dengan kebutuhan kalori pasien. Selain
itu, pada pasien DM juga diperlukan pengaturan jadwal makan, jenis dan
jumlah makanan, terutama bagi pasien DM yang telah mengkonsumsi obat
penurun gula darah atau insulin. Kebutuhan kalori pasien DM untuk setiap
harinya oleh ahli gizi atau dokter yang menanganinya akan dihitung secara
terperinci dengan mempertimbangan usia, berat badan, tinggi badan serta
kegiatan sehari-hari dari pasien. Menu makanan yang direncanakan
haruslah mengacu kepada kebutuhan kalori yang telah dihitung, janganlah
berlebihan atau kurang. Petunjuk Umum untuk Asupan Diet bagi Diabetes:
e) Hindari biskuit, cake, produk lain sebagai cemilan pada waktu makan.
f) Minum air dalam jumlah banyak, susu skim dan minuman berkalori
rendah lainnya pada waktu makan.
g) Makanlah dengan waktu yang teratur.
h) Hindari makan makanan manis dan gorengan.
i) Tingkatkan asupan sayuran dua kali tiap makan.
j) Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap
makan.
k) Minum air atau minuman bebas gula setiap anda haus.
445
l) Makanlah daging atau telor dengan porsi lebih kecil.
m) Makan kacang-kacangan dengan porsi lebih kecil.
- Aktivitas fisik
Pada dasarnya, pasien DM disarankan untuk mengurangi aktivitas
sedenter atau kurang gerak dan bermalas-malasan (seperti: menonton
televisi, bermain komputer) dan memperbanyak olahraga. Hal ini selain
dimaksudkan untuk menjaga kebugaran tubuh, juga untuk menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat
memperbaiki kadar gula dalam darah. Pasien DM disarankan untuk
berolahraga minimal 3 kali seminggu selama paling sedikit 30 menit.
Olahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik, seperti: jalan kaki,
bersepeda, jogging, dan berenang. Olahraga disesuaikan dengan umur dan
status kesegaran jasmani individu. Untuk pasien DM yang masih sehat,
intensitas olahraga dapat ditingkatkan, namun untuk pasien yang telah
mengalami komplikasi, olahraga dapat dikurangi.
- Obat- obatan
Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan
pengaturan diet dan aktivitas fisik, pasien DM akan diberikan obat
penurun gula darah. Obat-obatan tersebut harus dikonsumsi secara teratur
sesuai anjuran dokter. Selain itu, obat-obatan tersebut juga harusdiminum
seimbang dengan jumlah makanan yang dikonsumsi. Obat-obatan ini akan
selalu diperlukan oleh pasien DM untuk mengontrol kadar gula dalam
darah. Obat-obatan DM bersifat individual artinya jenis dan dosis yang
diberikan oleh dokter hanya berlaku untuk satu pasien DM itu saja, tidak
bisa digunakan pada pasien DM lainnya. Setiap pasien DM harus
meminumnya dengan teratur sesuai anjuran dokter dan tidak boleh
diberhentikan sendiri oleh pasien DM. beberapa jenis obat yang dianjurkan
untuk pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit kencing manis :
a. Metformin : mengurangi produksi glukosa pada hati. Sangat baik
dikonsumsi bersama atau sesudah makan.
446
b. Sulfonylurea : meningkatkan produksi insulin di pancreas. Baik
dikonsumsi sebelum makan.
c. Acarbose : menghambat penyerapan glukosa dari saluran pencernaan.
Baik dikonsumsi saat suapan pertama saat makan.
- Monitor kadar gula darah
Pasien DM harus dipantau secara menyeluruh dan teratur.
Pemeriksaan pada dasarnya untuk memantau apakah dosis pengobatan sudah
cukup dan apakah target pengobatan yang berikan sudah tercapai.
Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan
HbA1C, dan beberapa pemeriksaan lain. Pemeriksaan HbA1C dimaksudkan
untuk menilai kadar gula darah selama 3 bulan terakhir. Pemeriksaan
dianjurkan untuk dilakukan minimal 2 kali dalam setahun. Pasien DM yang
menggunakan insulin atau obat untuk memperbanyak pengeluaran insulin
juga disarankan untuk melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri
(PGDM). PGDM dilakukan dengan menggunakan alat pengukur yang
sederhana dan mudah untuk digunakan. Waktu pemeriksaan PGDM ini
ditentukan oleh dokter dan tergantung kebutuhan pasien. Selain itu,
pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah pemeriksaan untuk mendeteksi
adanya komplikasi DM, yaitu: pemeriksaan mata, pemeriksaan urin, dan
sebagainya.
p) Diet Pada DM
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah melebihi batas normal yaitu 200
mg/dL.
1. Jadwal dan Jumlah Makan
a. Pagi
Jam 06.00 roti putih dengan selai kacang, telur rebus, lalap dan
selada/tomat. Jam 10.00 (selingan) apel. Jumlah (takaran rumah tangga)
roti tawar 4 potong, telur setengah butir, keju dan kacang 1 sdm,
margarin setengah sdm, papaya 1 potong sedang.
f. Siang
Jam 12.00 nasi, semur daging, tempe goring, atau pecel. Jam 16.00
447
(selingan) pudding papaya. Jumlah (takaran rumah tangga) nasi 1 gelas,
daging 1 potong sedang, tempe 2 potong sedang, bayam dan kacang
panjang ½ gelas, minyak 1 sdm.
g. Malam
Jam 18.00 nasi, pepes ikan, cah tahu, tumis kangkung. Jam 21.00 (selingan)
crackers tawar atau buah. Jumlah (takaran rumah tangga) kentang 2 biji
sedang, daging 1 potong sedang, tahu 1 biji sedang, buncis dan wortel
½ gelas, mintak ½ sdm.
14) Makanan yang dihindari
Manisan buah, gula pasir, gula jawa, susu kental manis, madu, abon,
kecap, sirup, es krim, selai, makanan yang digoreng dan berlemak,
pudding, permen, cokelat, buah klengkeng, durian, srikaya, kesemek, dan
sawo.
15) Makanan yang dianjurkan
Sayur-sayuran (Kol, tomat, kangkung, bayam, kacang panjang, sawi),
buah-buahan (apel, pepaya, jeruk, pisang, labu siam), roti yang terbuat dari
gandum, susu kedelai, singkong, ubi jalar (Lanny lingga. 2010).
G. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
• Keluarga pasien dan mahasiswa dapat menghadiri pertemuan
o. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
p. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Evaluasi proses
• Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan
• Semua peserta hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
f. Peserta berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi.
g. Tidak ada peserta yang keluar masuk selama jalannya kegiatan
4. Evaluasi hasil
448
• Pasien/ keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali tentang
Definisi Diabetes Millitus
• Pasien/keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali tentang
etiologi Diabetes Millitus
• Pasien/keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali tentang
tanda dan gejala Diabetes Millitus
• Pasien/keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali
komplikasi Diabetes Melitus
• Pasien/keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali cara
perawatan Diabetes Melitus
• Pasien/keluarga dapat menjawab dan mengulang kembali diit
Diabetes Melitus
449
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2014). 10 pesan hidup sehat dalam kedaruratan. Depkes RI.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57330
450
Lampiran
451
452
453
Lampiran 6 : Dokumentasi Asuhan Keperawatan
454
- Klien terlihat gelisah - Klien terlihat Composmetis
- TTV : memegangi perut - Klien tampak
Td : 120/90 mmHg - Klien terlihat gelisah meringis hanya
N : 88x/m A: jika bergerak
S : 36˚C - Masalah TTV :
RR : 24x/m Keperawatan Nyeri Td : 130/70 mmHg
A: Akut belum teratasi N : 80x/m
- Masalah Keperawatan P: S : 36,7˚C
Nyeri Akut Lanjutkan intervensi RR : 20x/m
P: 1. Management nyeri A:
1. Management nyeri 2. Berikan teknik 2. Masalah
2. Identifikasi lokasi, nonfarmakologi untuk Keperawatan
karakteristik, durasi, mengurangi rasa Nyeri Akut
frekuensi, kualitas, nyeri\ teratasi sebagian
intensitas nyeri 3. Kolaborasi pemberian P:
3. Berikan teknik analgetik, jika perlu Lanjutkan intervensi
nonfarmakologi untuk 1. Management nyeri
mengurangi rasa nyeri\ 2. Berikan teknik
4. Kolaborasi pemberian nonfarmakologi
analgetik, jika perlu untuk mengurangi
rasa nyeri
3. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
Hematomesis, S: S: S:
Ca.Colon - klien mengatakan - klien mengatakan - klien mengatakan
sering BAB tidak BAB masih tidak BAB masih tidak
Intoleransi terkontol terkontol terkontol
455
fekal b.d O: O: O:
proses - pasien hanya berbaring - pasien hanya - pasien hanya
penyakit lemas berbaring lemas berbaring lemas
(Ca.Conlon) - KU: lemah - KU: lemah - KU: lemah
- Kesadaran : - Kesadaran : - Kesadaran :
Composmetis Composmetis Composmetis
- Nyeri perut - Klien tampak mual - Klien tampak mual
- Klien tampak mual - Bab 2x (konsistensi - Bab 2x (konsistensi
- Bab 5x (konsistensi cair) cair)
cair) A: A:
- TTV : - Masalah - Masalah
Td : 120/90 mmHg Keperawatan Keperawatan
N : 88x/m Intoleransi Fekal Intoleransi Fekal
S : 36˚C belum teratasi belum teratasi
RR : 24x/m P: P:
A: Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi
- Masalah Keperawatan 1. Anjurkan waktu 1. Anjurkan waktu
Intoleransi Fekal yang konsisten yang konsisten
P: untuk buang air untuk buang air
1. Anjurkan waktu yang besar besar
konsisten untuk buang 2. Ajarkan latihan 2. Ajarkan latihan
air besar eliminasi fekal eliminasi fekal
2. Ajarkan latihan
eliminasi fekal
Kamis, 20/06/2021
456
Nyeri Akut S: S: S:
b.d proses - klien mengatakan perut - klien mengatakan - klien mengatakan
penyakit sebelah kiri masih perut sebelah kiri perut sebelah kiri
(Ca.Conlon) terasa nyeri tetapi masih terasa nyeri masih terasa nyeri
sudah berkurang tetapi sudah jauh tetapi sudah jauh
P : Nyeri akibat proses berkurang dari berkurang dari
penyakit sebelumnya sebelumnya
Q : cenat-cenut P : Nyeri akibat proses P : Nyeri akibat proses
R : perut bagian kiri penyakit penyakit
bawah. (regions 9) Q : cenat-cenut Q : cenat-cenut
S : skala 5 R : perut bagian kiri R : perut bagian kiri
T : kadang-kadang bawah. (regions 9) bawah. (regions 9)
O: S : skala 4 S : skala 4
- KU: lemah T : sewaktu-waktu T : sewaktu-waktu
- Kesadaran : O: O:
Composmetis - KU: lemah - KU: lemah
- Klien tampak meringis - Kesadaran : - Kesadaran :
- Klien terlihat Composmetis Composmetis
memegangi perut - Klien tampak - Klien tampak
- Klien terlihat gelisah meringis jika dibuat meringis jika dibuat
- TTV : beraktivitas beraktivitas
Td : 120/80 mmHg A: A:
N : 92x/m - Masalah - Masalah
S : 36,7˚C Keperawatan Nyeri Keperawatan Nyeri
RR : 21x/m Akut teratasi Akut teratasi
A: sebagian sebagian
- Masalah Keperawatan P: P:
Nyeri Akut belum Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi
457
teratasi 1. Management nyeri 4. Management nyeri
P: 2. Berikan teknik 5. Berikan teknik
Lanjutkan intervensi nonfarmakologi untuk nonfarmakologi
1. Management nyeri mengurangi rasa untuk mengurangi
2. Berikan teknik nyeri\ rasa nyeri
nonfarmakologi untuk 3. Kolaborasi pemberian
mengurangi rasa nyeri\ analgetik, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Intoleransi S: S: S:
fekal b.d - klien mengatakan BAB - klien mengatakan - klien mengatakan
proses masih tetapi tidak belum BAB diare sudah berhenti
penyakit sesering saat sebelum semnejak dan nyeri perut
(Ca.Conlon) MRS melakukan foto sudah bekrurang
O: abdomen tadi pagi. O:
- pasien hanya berbaring O: - KU: baik
lemas - KU: baik - Kesadaran :
- KU: lemah - Kesadaran : Composmetis
- Kesadaran : Composmetis - Nyeri perut tekan
Composmetis - Nyeri perut sudah tidak ada
- Nyeri perut - TTV : A:
- Bab 2x Td : 110/80 mmHg - Masalah
- TTV : N : 79x/m Keperawatan
Td : 120/80 mmHg S : 36,7˚C Intoleransi Fekal
N : 92x/m RR : 20x/m teratasi sebagian
S : 36,7˚C A: P:
RR : 21x/m - Masalah Lanjtkan intervensi
458
A: Keperawatan
- Masalah Keperawatan Intoleransi Fekal
Intoleransi Fekal belum teratasi sebagian
teratasi P:
P: Lanjtkan intervensi
Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan pasien
minum banyak
2. Ajarkan latihan
eliminasi fekal
459
LAPORAN TIMBANG TERIMA TIM TIMUR
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO
JL.DR. SOETOMO NO. 18-24 PONOROGO JAWA TIMUR
460
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Post Op S:
Colostomi Klien mengatakan
nyeri pada perut
Nyeri akut bagian bawah
b.d agen P: luka bekas operasi
pencedera Q: seperti di tekan
fisik: R: perut kanan bagian
prosedur bawah
operasi S: 6
T: sewaktu-waktu
O:
- Klien tampak
meringis
- Klien tampak
gelisah
- Klien tampak sulit
tidur
- TTV
TD: 130/90 mmHg
N: 84x/mnt
S: 36,5°C
RR: 28x.mnt
A : Nyeri akut belum
teratasi
P :Lanjutkan intervensi
461
3. Ajarkan teknik
non-farmakologi
(distraksi &
relaksasi)
Minggu, 23/05/2021
- PX PINDAH ICU
Rabu, 26/05/2021
Post Op S: Pasien mengatakan S: Pasien mengatakan
Colostomi masih sakit pada kulit badan terasa lemas,
dekat stoma dan nyeri sudah
1. Gangguan mengatakan masih berkurang, dan
integritas nyeri makan tidak habis
kulit dan P: luka bekas operasi O:
jaringan Q: seperti di tekan - Px sudah duduk
2. Nyeri akut R: perut kanan - Px tidak pucat
bagian bawah - TTV
S: skala 6 TD: 130/70 mmHg
T: saat bergerak N: 80x/mnt
O: RR: 20x/mnt
- Usus menonjol S: 36,6°C
keluar A: Masalah defisit
- Tampak luka pada nutrisi belum teratasi
pinggiran stoma P: Lanjutkan intervensi
- Tampak kulit 1. Monitor asupan &
462
kemerahan pada keluarnya makanan
daerah stoma dan cairan serta
- Klien tampak kebutuhan kalori
meringis 2. Anjurkan diit
- Klien tampak gelisah sesuai program
- TTV: 3. Motivasi makan
TD: 130/80 mmHg sedikit tapi sering
S: 37,1°C
RR: 20x/mnt
N: 84x/mnt
A: Masalah belum
teratasi
1. Gangguan
integritas kulit dan
jaringan
2. Nyeri akut
3. Resiko infeksi
P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan minum
air yang cukup
2. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
3. Ajarkan
manajemen nyeri
(distraksi &
relaksasi)
4. Anjurkan
463
mematuhi diit
yang di
programkan
5. Jelaskan tanda
gejala infeksi
Kamis, 27/05/2021
Post Op S: Pasien mengatakan S: Pasien mengatakan S: Pasien mengatakan
Colostomi badan terasa lemas, dan badan terasa lemas, badan masih lemas,
nafsu makan menurun dan nafsu makan dan nafsu makan
1. Intoleransi O: menurun, serta gatal menurun
aktivitas - Pasien hanya berbaring bagian luka operasi O:
di tempat tidur O: - KU: lemah
2. Risiko - Aktivitas pasien di - Pasien hanya - Px hanya berbaring
defisit bantu keluarga berbaring di tempat di tempat tidur
nutrisi - Susu habis setengah tidur - Aktivitas pasien di
gelas - Aktivitas pasien di bantu keluarga
3. Risiko - Bubur habis 2-3 sendok bantu keluarga - Bed posisi ½
infeksi - TTV: - Luka colostomi duduk
TD: 130/80 mmHg tampak kemerahan - Makan belum
N: 82x/mnt - Makan tidak habis habis
S: 36,6°C A:Masalah belum - TTV:
RR: 20x/mnt teratasi TD: 140/90 mmHg
A: Masalah belum teratasi 1. Intoleransi N : 86x/mnt
1. Intoleransi aktivitas RR: 20x/mnt
aktivitas 2. Risiko deficit S: 36,4°C
2. Risiko deficit nutrisi A: Masalah belum
nutrisi 3. Risiko infeksi teratasi
P: Lanjutkan intervensi P: Lanjutkan intervensi 1. Intoleransi
464
1. Monitor asupan 1. Anjurkan aktivitas
dan haluaran melakukan 2. Risiko deficit
makanan aktivitas secara nutrisi
2. Anjurkan makan bertahap (mika P: Lanjutkan intervensi
sedikit tapi sering miki) 1. Anjurkan
3. Anjurkan 2. Motivasi makan makan sedikit
melakukan sedikit tapi tapi sering
aktivitas secara sering 2. Anjurkan
betahap 3. Monitor asupan melakukan
dan haluaran aktivitas
makanan bertahap
4. Monitor tanda (mi.ka/mi.ki)
dan gejala 3. Monitor asupan
infeksi daerah dan haluaran
luka post op makanan
Jum’at, 28/05/2021
Post Op S: Px mengatakan badan S: Px mengatakan S: Px mengatakan tidak
Colostomi terasa lemas masih lemas bisa tidur dan
O: O: keluarga mengatakan
1. Intoleransi - Px tampak - Px tampak px tidak mau makan
aktivitas berbaring dg posisi berbaring O:
2. Risiko bed semi fowler - Aktivitas klien di - KU: sedang
Defisit - Makan habis bantu keluarga - Px berbaring di
nutrisi setengah porsi - Makan habis tempat tidur
3. Risiko - Terpasang setengah porsi - Aktivitas px di
infeksi kolostomi bag - Tampak luka post bantu keluarga
4. Gangguan - Terpasang drain : op colostomi - Makan hanya 2
pola tidur 100cc - Terpasang drain sendok
465
- Terdapat luka post - TTV: - Kasa pada luka
op colostomy TD: 140/90 tampak
- TTV: S: 36,4°C kecoklatan pada
TD: 140/90 mmHg N: 86x/mnt pnggir
N: 84x/mnt RR: 20x/mnt - TTV:
RR: 20x/mnt A: Masalah teratasi TD: 140/90 mmHg
S: 36,4°C sebagian S: 36,7°C
A: Masalah teratasi 1. Intoleransi N: 88x/mnt
sebagian aktivitas RR: 20x/mnt
1. Intoleransi 2. Risiko infeksi A: Masalah belum
aktivitas 3. Risiko deficit teratasi
2. Risiko deficit nutrisi 1. Intoleransi
nutrisi P: Lanjutkan intervensi aktivitas
3. Risiko infeksi 1. Anjurkan tirah 2. Gangguan pola
P: Lanjutkan intervensi baring diserati tidur
1. Anjurkan mobilisasi 3. Risiko infeksi
mobilisasi miring mi.ka/mi.ki 4. Risiko deficit
kanan 2. Anjurkan makan nutrisi
2. Anjurkan makan sedikit tapi P: Lanjutkan intervensi
dan minum sering sering 1. Anjurkan tirah
3. Monitor tanda dan 3. Monitor tanda baring miring
gejala infeksi pada gejala infeksi kanan
luka post op 4. Observasi drain 2. Obs. Factor
pengganggu
tidur
3. Anjurkan
makan sedikit
tapi sering
466
4. Monitor tanda
dan gejala
infeksi
Sabtu, 29/05/2021
Post Op S: Px mengatakan tidurnya S: Px mengatakan sudah S: Px mengatakan
Colostomi kurang, keluarga px tidak nyeri, tetapi sudah tidak nyeri, px
mengatakan px tidak masih mengeluhkan mengatakan tidak
1. Intoleransi mau makan dan luka mual muntah dan bisa tidur, px
aktivitas sedikit gatal sulit tidur mengatakan masih
2. Gangguan O: O: mual muntah
pola tidur - KU: sedang - TTV: O:
3. Risiko - Klien terbaring di TD: 130/80 mmHg - TTV
infeksi bed N: 84x/mnt TD: 160/80 mmHg
4. Risiko - Aktivitas klien di RR: 20x/mnt N: 80x/mnt
Defisit bantu keluarga S: 36,5°C RR: 20x/mnt
Nutrisi - Makan hanya 5 - Stoma/colostomi S: 36°C
sendok berwarna merah - Stoma berwarna
- Kassa balutan - Px mulai merah
tampak bersih mobilisasi - Px mobilisasi
- TTV: - Px makan hanya miring kanan
TD: 120/80 mmHg 5 sendok - Makan hanya
N: 88x/mnt A: Masalah belum sedikit
RR: 18x/mnt teratasi - Masih terpasang
S: 36,4°C 1. Intoleransi DK
A: Masalah belum teratasi aktivitas A: Masalah belum
1. Intoleransi 2. Gangguan pola teratasi
aktivitas tidur 1. Intoleransi
467
2. Gangguan pola 3. Gangguan aktivitas
tidur integritas kulit 2. Gangguan pola
3. Risiko infeksi 4. Risiko deficit tidur
4. Risiko deficit nutrisi 3. Risiko deficit
nutrisi P: Lanjutkan intervensi nutrisi
P: Lanjutkan intervensi 1. Anjurkan px 4. Kerusakan
1. Anjurkan px duduk duduk mandiri integritas kulit
mandiri 2. Obs. Factor P: Lanjutkan intervensi
2. Obs. Factor pengganggu 1. Anjurkan px
pengganggu tidur tidur duduk mandiri
3. Modifikasi 3. Modifikasi 2. Obs. Factor
lingkungan lingkungan pengganggu
4. Anjurkan makan 4. Anjurkan makan tidur
sedikit tapi sering sedikit tapi 3. Modifikasi
5. Monitor tanda & sering lingkungan
gejala infeksi 5. Monitor tanda & 4. Anjurkan
6. Motivasi makan gejala infeksi makan sedikit
sedikit tapi sering 6. Motivasi makan tapi sering
sedikit tapi 5. Monitor tanda
sering & gejala infeksi
6. Motivasi
makan sedikit
tapi sering
468
LAPORAN TIMBANG TERIMA TIM TIMUR
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO
JL.DR. SOETOMO NO. 18-24 PONOROGO JAWA TIMUR
469
5. Monitor eliminasi urine Lanjutkan intervensi P:
6. Ajarkan tanda dan gejala 1. Monitor eliminasi Lanjutkan intervensi
infeksi saluran kemih urine 1. Monitor eliminasi
7. Menganjurkan inuman 2. Ajarkan tanda dan urine
yang cukup gejala infeksi saluran 2. Menganjurkan
kemih inuman yang cukup
3. Menganjurkan
inuman yang cukup
Nyeri akut S: S: S:
- klien mengatakan nyeri - klien mengatakan - klien mengatakan
b.d proses pada abdomen nyeri pada abdomen nyeri pada abdomen
penyakit P : yang memperberat jika P : yang memperberat masih sama seperti
dibuat bergerak jika dibuat bergerak sebelumnya
Q : cenat-cenut Q : nyeri seperti P : yang memperberat
R : abdomen bawah ditekan tekan jika dibuat bergerak
region 8 R : abdomen bawah Q : nyeri seperti
S : skala 4 region 8 ditekan tekan
T : jika dibuat bergerak S : skala 4 R : abdomen bawah
O: T : hilang timbul region 8
- pasien hanya berbaring O : S : skala 3
lemas - pasien hanya T : hilang timbul
- KU: lemah berbaring lemas O:
- Kesadaran : - KU: lemah - pasien hanya
Composmetis - Kesadaran : berbaring lemas
- Terpsang DK Composmetis - Pasien tampak
- Terpasang infus RL 20 - Terpsang DK meringis
tpm - Terpasang infus RL - Pasien tampak
470
- Pasien tampak meringis 20 tpm memegangi
- TTV : - Pasien tampak perutnya
Td : 140/80 mmHg meringis A:
N : 68x/m - Pasien tampak - Masalah
S : 36˚C memegangi Keperawatan Nyeri
RR : 20x/m perutnya akut belum teratasi
A: A: P:
- Masalah Keperawatan - Masalah Lanjutkan intervensi
Nyeri akut Keperawatan Nyeri 1. Management nyeri
P: akut belum teratasi 2. Berikan teknik non
3. Management nyeri P: farmakolohi untuk
4. Monitor efek Lanjutkan intervensi mengurangi rasa
sampinng penggunaan 1. Management nyeri nyeri (mis,kompres
analgesic 2. Berikan teknik non hangat)
5. Berikan teknik non farmakolohi untuk 3. Ajarkan teknik
farmakolohi untuk mengurangi rasa relaksasi napas
mengurangi rasa nyeri nyeri (mis,kompres dalam
(mis,kompres hangat) hangat)
6. Ajarkan teknik 3. Ajarkan teknik
relaksasi napas dalam relaksasi napas
dalam
Kamis, 20/06/2021
Ansietas b.d S: S:
kekhawatiran - Klien mengatakan - Klien mengatakan
mengalami dirinya cemas karena setelah menjalani
kegagalan dirinya akan menjalani tindakan operasi
(prosedur op) operasi diirnya sudah tidak
- Klien mengatakan merasakan cemas
471
dirinya belum pernah di - Klien mengatakan
operasi bersyukur operasi
O: berjalan lancar
- Raut wajah Klien O:
tampak tegang - Raut wajah Klien
- Klien tampak gelisah tampak tenang
- Klien selalu - Klien tidak tampak
menanayakan terkait gelisah
prosedur operasi - TTV :
- Wajah klien tampak Td : 130/80 mmHg
pucat N : 70x/m
- TTV : S : 36,5˚C
Td : 140/90 mmHg RR : 20x/m
N : 80x/m A:
S : 36,5˚C - Masalah
RR : 25x/m Keperawatan
A: Ansietas teratasi
- Masalah Keperawatan P:
Ansietas 1. Intervensi
P: dihentikan
1. Jelaskan prosedur
operasi, termasuk
efek tanda dan
gejala yang mungkin
akan dialami setelah
operasi
2. Anjurkan keluarga
untuk selalu
472
mendampingi klien
dan selalu memberi
motivasi klien
3. Ajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam untuk
memberi reaksi
tenang pada pasien
Nyeri akut S: S:
- klien mengatakan - klien mengatakan
b.d proses nyeri pada luka nyeri pada luka
penyakit bekas operasi bekas operasi sudah
P : akibat luka op. berkurang dari
Yang memperberat jika sebelumnya
dibuat gerak oleh P : akibat luka op.
pasien, yang Yang memperberat jika
mengurangi jika dibuat gerak oleh
dibuat istirahat. pasien, yang
Q : cenat-cenut mengurangi jika
R : abdomen bawah dibuat istirahat.
region 8 Q : cenat-cenut
S : skala 6 R : abdomen bawah
T : jika dibuat bergerak region 8
O: S : skala 4
- pasien hanya T : jika dibuat bergerak
berbaring lemas O:
- KU: lemah - KU: baik
- Kesadaran : - Kesadaran :
473
Composmetis Composmetis
- Terpsang Drain, - Terpsang Drain,
urine masih urine masih
bercvampur darah bercvampur darah
- Terpasang infus RL tetapi tidak banyak
20 tpm - Terpasang infus RL
- Pasien tampak 20 tpm
meringis - Pasien tidak tampak
- Pasien takut meringis
bergerak, menepis - Pasien sudah
nyeri mampu bergerak
- Pasien tampak tetapi tidak banyak
memgangi perut A:
- TTV : - Masalah
Td : 140/80 mmHg Keperawatan Nyeri
N : 68x/m akut belum teratasi
S : 36˚C P:
RR : 20x/m Lanjutkan intervensi
A: 1. Management nyeri
- Masalah 2. Monitor efek
Keperawatan Nyeri sampinng
akut penggunaan
P: analgesic
1. Management nyeri 3. Berikan teknik non
2. Monitor efek farmakolohi untuk
sampinng mengurangi rasa
penggunaan nyeri (mis,kompres
analgesic hangat)
474
3. Berikan teknik non 4. Ajarkan teknik
farmakolohi untuk relaksasi napas
mengurangi rasa dalam
nyeri (mis,kompres
hangat)
4. Ajarkan teknik
relaksasi napas
dalam
475
LAPORAN TIMBANG TERIMA TIM TIMUR
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MULTAZAM RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO
JL.DR. SOETOMO NO. 18-24 PONOROGO JAWA TIMUR
476
- Hb 5,5 dl/L
- transfusi 1 kolf jam A : Masalah perfusi
16.00 habis jam 18.00 perifer tidak efektif
belum teratasi
A : Masalah perfusi P:
perifer tidak efektif - Perawatan
belum teratasi sirkulasi
P: lanjutkan
1. Monitor sirkulasi intervensi 1,2,3
perifer (nadi, edema,
pengisian perifer,
warna, suhu)
2. Monitor panas,
kemerahan, nyeri
3. Melakukan hidrasi
CKD + Anemia - - S:
+ DM - pasien mengatakan
pusing
Ketidakstabil - Pasien mengatakan
an Kadar lemes
Glukosa O:
Darah - Keadaan umum :
berhubungan Lemah
dengan - Infuse : Pz Drip
Hiperglikemia meylon 2 flash 8 tpm
tangan kiri
- GCS : 15
477
- TTV :
TD : 160/90 mmHg
- S : 36.8 Oc
N : 88x/m
RR : 20x/m
- Pasien tampak
berbaring
- GDA : 355
mg/dL jam 05.00
tanggal 03/06/2021
A:
Ketidakstabilan Kadar
glukosa darah belum
teratasi
P:
Manajemen
Hiperglikemia
Observasi:
1. Monitor kadar
glukosa darah, jika
perlu
2. Monitor tanda dan
gejala hiperglikemia
Terapeutik:
1. Berikan asupan
cairan oral
2. Konsultasi
478
dengan medis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia tetap
ada atau memburuk
Edukasi
1. Ajarkan
pengelolaan diabetes
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian insulin,
jika perlu
2. Kolaborasi
pemberian cairan IV,
jika perlu
Kamis, 03/06/2021
CKD + Anemia S: S: S : klien mengatakan
+ DM - Pasien mengatakan - keluarga pasien sering kesemutan pada
lemah seluruh tubuh mengatakan muntah bagian tangan dan kaki
perfusi O: darah banyak waktu
perifer tidak - Keadaan umum : Lemah HD O:
efektif b.d - Infuse : Pz Drip meylon O : - Keadaan umum
penurunan 2 flash 8 tpm tangan kiri - Keadaan umum : : sedang
konsentrasi - GCS : 15 Lemah - Kesadaran :
hemoglobin - TTV : - Infuse : Pz Drip somnolen
TD : 160/90 mmHg meylon 2 flash 8 tpm - CRT > 3 detik
o
S : 36.8 C tangan kiri
- Akral teraba
N : 88x/m - GCS : 15 dingin
- TTV :
479
RR : 20x/m TD : 150/90 mmHg - Klien tampak
- pasien tampak lemas S : 36.9 oC pucat
- nadi teraba lemah N : 92x/m - Turgor kulit
- akral dingin RR : 20x/m menurun
- Hb 5,5 - pasien tampak lemas - Pemeriksaan
- nadi teraba lemah lab :
A : Perfusi perifer tidak - akral dingin - Hb : 5,5 g/dL
efektif teratasi sebagian - Hb 5,5 pre PRC - PRC ke-12
P: - Hb 5,1 post PRC 2 masuk jam
Lanjutkan Intervensi 1,2,3 kolf 23.30 habis jam
01.30
A : Perfusi perifer
A
tidak efektif teratasi : Perfusi perifer tidak
sebagian efektif belum teratasi
P:
Lanjutkan P
Intervensi : Lanjutkan intervensi
1,2,3 1,2,3
CKD + Anemia S: S: S : Pasien mengatakan
+ DM - Pasien mengatakan - Keluarga mengatakan merasa cepat lelah
mual muntah darah saat HD
Ketidakstabil - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
O:
an Kadar lemes lemes
Glukosa
- KU : sedang
Darah - Kesadaran :
O: O: somnolen
berhubungan - Keadaan umum : - Keadaan umum :
dengan Lemah Lemah - TTV :
Hiperglikemia - TD : 140/80
Infuse : Pz Drip - Infuse : Pz Drip
mmHg
meylon 2 flash 8 tpm meylon 2 flash 8 tpm
480
tangan kiri tangan kiri N : 84 x/m
- GCS : 15 - GCS : 15 RR : 20 x/m
- TTV : - TTV : S : 35,5 oC
TD : 160/90 mmHg TD : 150/90 mmHg - Pasien tampak
o
S : 36.8 C S : 36.9 oC gelisah
N : 88x/m N : 92x/m - Klien tampak
RR : 20x/m RR : 20x/m pucat
- Pasien tampak - pasien tampak lemas - GDA : 308
berbaring - nadi teraba lemah mg/Dl
- pasien tampak - Pasien tampak
mengantuk berbaring A : Ketidakstabilan
- GDA : 353 mg/dL - pasien tampak kadar glukosa darah
A: mengantuk belum teratasi
Ketidakstabilan Kadar - GDA : 249 mg/dL
glukosa darah belum A : P : Lanjutkan
teratasi Ketidakstabilan Kadar intervenes 1,2,3,4
P: glukosa darah belum
1. Menejemen teratasi
Hiperglikemia P : lanjutkan intervensi
2. Berikan dukungan 1,2,3
kepatuhan program
pengobatan
3. berikan edukasi proses
penyakit
Jum’at, 04/06/2021
481
CKD + Anemia S : Pasien mengeluh lemas - -
+ DM O:
- KU : lemah
Ketidakstabil - Kesadaran :
an Kadar somnolen
Glukosa - GCS : 11
Darah - Infuse : Pz Drip
berhubungan meylon 2 flash 8
dengan tpm tangan kiri
Hiperglikemia - TTV:
- TD : 140/80
mmHg
- N : 84 x/m
- RR : 20 x/m
- S : 35,5 oC
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien tampak lesu
- Mengalami
gangguan
koordinasi
- Pasien tampak
tremor
- Mengalami
polidipsi dan
poliuri
- Nafas bau keton
- GDA : 244 mg/dL
482
A : Ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum
teratasi
P : Manajemen
hiperglikemi
1. Monitor glukosa
darah
2. monitor tanda &
gejala hiperglikemi
( lelah, lesu, urine
meningkat, mulut
kering, haus)
3. Mmonitor intake
output cairsn
4. Kolaborasi
pemberian insulin
0,8 unit RCI
CKD + Anemia S : - - -
+ DM O:
- KU : lemah
perfusi - Kesadaran :
perifer tidak somnolen
efektif b.d - GCS : 11
penurunan - TTV
konsentrasi - TD : 140/80
hemoglobin mmHg
483
- N : 84 x/m
- RR : 20 x/m
- S : 35,5 oC
- Terdapat odema
minimal di kaki
- Konjungtiva
anemis
- Hb : 5,1
P : Perawatan sirkulasi
1. Periksa sirkulasi
perifer
2. Monitor panas,
kemerahan, nyeri,
odema pda
ekstermitas
3. Kolaborasi
pemberian
transfuse 1 kolf
jam 08.00
484
No.RM pusing pusing pasien
509116 Resiko perfusi - Pasien mengeluh - Pasien mengeluh mengatakan
serebral tidak badan lemas masih lemas pasien masih
efektif b.d - Keluarga pasien lemas
hipertensi O: mengatakan
- KU : lemah pasien sering - - Keluarga
- Kesadaran : apatis minum mengatakan
- GCS : 13
- Pasien tampak pasien mual
O:
berbaring - KU : lemah O:
- Pasien tampak - Kesadaran : - KU : lemah
lemas apatis - Kesadaran :
- Pasien tidak - GCS : 13 apatis
kooperatif bicara - Pasien tampak - GCS : 13
ngelantur berbaring - Pasien diajak
- TTV - Pasien tampak bicara tidak
TD : 130/80 lemas merespon
mmHg - Pasien tidak - TTV
N : 88 x/m kooperatif bicara TD : 120/90
RR : 18 x/m ngelantur mmHg
S : 36,8 oC - TTV N : 87 x/m
- GDA : 533 TD : RR : 22x/m
- KO 3 3 130/8 S : 36,7oC
0 - GDA : 345
3 3 mmH mg/dl
- Trombosit : 380 g - KO : 3 3
103/µL N : 88
- Kreatinin : 2,85 x/m 3
485
mg/dL RR : 18 3
x/m - Trombosit :
A : Resiko perfusi serebral S : 36,8 380 103/µL
o
tidak efektif belum C - Kreatinin :
teratasi - GDA : 548 2,85 mg/dL
- KO : 3 3
P: A : Resiko perfusi
1. Identifikasi 3 serebral tidak efektif
penyebab 3 belum teratasi
peningkatan - Trombosit : 380
TIK (mis. 103/µL P:
gangguan - Kreatinin : 2,85 2. Monitor tanda
metabolism, mg/dL & gejala
edema peningkatan
serebral) A : Resiko perfusi TIK
2. Monitor tanda serebral tidak efektif 3. Monitoring
& gejala belum teratasi TTV
peningkatan 4. Pertahankan
TIK P: suhu tubuh
3. Monitoring 2. Monitor tanda & normal
TTV gejala
peningkatan TIK
3. Monitoring TTV
4. Pertahankan
suhu tubuh
normal
486
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi - Pasien mengeluh - Pasien mengeluh - Keluarga pasien
lemas pusing mengatakan pasien
Ketidakstabil O : - Keluarga pasien masih lemes
an kadar - KU : lemah mengatakan - Keluarga pasien
glukosa darah - Kesadaran : apatis pasien sering mengatakan pasien
b.d - GCS : 13 minum mual
hiperglikemia - Pasien hanya berbarimg
- Pasien tampak lemas O : O:
- Bicara ngelantur - KU : lemah - KU : lemah
- KO 3 3 - Kesadaran : apatis - Kesadaran : apatis
- GCS : 13 - GCS : 13
3 3 - Pasien hanya - pasien diajak bicara
- TTV berbarimg tidak merespon
TD : 130/80 - Pasien tampak lemas - pasien berbaring
mmHg - KO 3 3 lemah di tempat tidur
N : 88 x/m - KO 3 3
RR : 18 x/m 3 3
S : 36,8 oC - TTV 3 3
- GDA : 533 mg/dl TD : - TTV
130/8 TD : 120/90
A : Ketidakstabilan kadar 0 mmHg
glukosa darah belum mmH N : 87 x/m
teratasi g RR : 22x/m
N : 88 S : 36,7oC
P: x/m - GDA : 345
1. Monitor kadar RR : 18 mg/dL
glukosa darah x/m A : Ketidakstabilan kadar
487
2. kolaborasi S : 36,8 glukosa darah belum
o
pemberian insulin C teratasi
(RCI 3 x 8 unit) - GDA : 548
P:
A : Ketidakstabilan kadar 1. Monitor kadar
glukosa darah belum glukosa darah
teratasi 2. kolaborasi
pemberian
P: insulin (RCI 3 x
1. Monitor kadar 8 unit)
glukosa darah
2. kolaborasi
pemberian
insulin (RCI 3 x
8 unit)
CVA + DM + S : Pasien mengeluh S : Keluarga pasien S : Keluarga pasien
Hipertensi badan lemas mengatakan pasien mengatakan tangan
masih lemas, tangan dan dan kaki kiri masih
Gangguan O: kaki sudah bisa lemas
mobilitas fisik - KU : lemah digerakkan O:
b.d - Kesadaran : apatis O : - KU : Lemah
penurunan - GCS : 13 - KU : lemah - Kesadaran : apatis
kekuatan otot - Pasien tampak - Kesadaran : apatis - GCS : 13
berbaring - GCS : 13 - Pasien berbaring
- Pasien tampak - Pasien hanya lemah di tempat tidur
lemas berbarimg - TTV
- Pasien tidak - Pasien tampak lemas TD : 120/90
kooperatif bicara- TTV mmHg
488
ngelantur TD : N : 87 x/m
- TTV 130/8 RR : 22x/m
TD : 130/80 0 S : 36,7oC
mmHg mmH - GDA : 345
N : 88 x/m g mg/dL
RR : 18 x/m N : 88
S : 36,8 oC x/m - KO 3 3
- GDA : 533 RR : 18
- KO 3 3 x/m 3
S : 36,8 3
o
3 3 C
- GDA : 548 A : Gangguan
A : Gangguan mobilitas fisik - KO 3 3 mobilitas fisik belum
belum teratasi teratasi
3 P:
P: 3 1. Lanjutkan
1. Anjurkan pasien intervensi No.2
untuk istirahat A : Gangguan mobilitas 3. Libatkan
cukup fisik belu teratasi keluarga untuk
2. Anjurkan pasien P: membantu pasien
mobilisasi dini Lanjutkan intervensi 1,2 dalam peningkatan
secara sederhana ROM
(menggerakkan
kaki & tangan
Kamis, 20/05/2021
489
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi - Keluarga pasien Keluarga pasien - Keluarga
mengatakan pasien mengatakan pasien pasien
Resiko perfusi lemas lemas dan mual mengatakan
serebral tidak - Pasien mengeluh pasien lemas
efektif b.d pusing dan mual O :
hipertensi
- Pasien muntah
- KU : lemah saat
O: - Kesadaran : diberimakan
- KU : lemah apatis O:
- Kesadaran : apatis - GCS : 13 - KU : lemah
- GCS : 13 - Pasien tampak - Kesadaran :
- Pasien tampak gelisah apatis
berbaring - Terapasang DK - GCS : 13
- terpasang DK - Terpasang infus
- Pasien tampak
- TTV: syringe pump lemas
TD : 120/90 mmHg - TTV
N : 87 x/menit TD : 120/90 - Terpasang DK,
mmHg urine 500 cc
RR : 22 x/m
o
N : 87 x/menit - Terpasang
S : 36,7 C
RR : 22 x/m infus syringe
- GDA : 426 mg/dL
S : 36,7 oC pump
- GDA : 400 - TTV
A : Resiko perfusi
mg/dl TD :
serebral tidak efektif
130/
belum teratasi
A : Resiko perfusi 90
P:
serebral tidak efektif mm
2. Monitor tanda &
Hg
gejala peningkatan belum teratasi
N:
TIK
80x/
490
3. Monitoring TTV P: m
4. Pertahankan suhu 2. Monitor tanda & RR : 20
tubuh normal gejala x/m
5. Inj. Asmef, peningkatan TIK S : 36,5
o
captopril 3. Monitoring TTV C
4. Pertahankan
suhu tubuh A : Resiko perfusi
normal serebral tidak efektif
5. Inj. Asmef, belum teratasi
captopril
P:
2. Monitor tanda
& gejala
peningkatan
TIK
3. Monitoring
TTV
4. Pertahankan
suhu tubuh
normal
5. Asmef (-)
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi - Keluarga pasien Keluarga pasien - Keluarga
mengatakan pasien mengatakan pasien pasien
Ketidakstabil lemas lemas dan mual mengatakan
an kadar - Pasien mengeluh pasien lemas
glukosa darah pusing dan mual O : - Pasien muntah
b.d - KU : lemah saat diberi
491
hiperglikemia O: - Kesadaran : makan
- KU : lemah apatis O:
- Kesadaran : apatis - GCS : 13 - KU : lemah
- GCS : 13 - Pasien tampak - Kesadaran :
- Pasien tampak gelisah apatis
berbaring - Terapasang DK - GCS : 13
- terpasang DK - Terpasang infus - Pasien tampak
- TTV: syringe pump lemas
TD : 120/90 mmHg - TTV - Terpasang DK,
N : 87 x/menit TD : 120/90 urine 500 cc
RR : 22 x/m mmHg - Terpasang
S : 36,7 oC N : 87 x/menit infus syringe
- GDA : 426 mg/dL RR : 22 x/m pump
S : 36,7 oC - TTV
A : Ketidakstabilan kadar - GDA : 400 TD :
glukosa darah belum mg/dl 130/
teratasi 90
P: A: Ketidakstabilan mm
1. Monitor kadar kadar glukosa darah Hg
glukosa darah belum teratasi N:
2. kolaborasi P: 80x/
pemberian insulin 1. Monitor kadar m
(RCI 3 x 8 unit) glukosa darah RR : 20
2. kolaborasi x/m
pemberian S : 36,5
o
insulin (RCI 3 x C
8 unit) - GDA : 386
mg/dl
492
A : Ketidakstabilan
kadar glukosa darah
belum teratasi
P:
1. Monitor kadar
glukosa darah
2. kolaborasi
pemberian
insulin (RCI 3
x 8 unit)
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi Keluarga pasien Keluarga pasien - Keluarga
mengatakan pasien lemas mengatakan pasien pasien
Gangguan O: lemas dan mual mengatakan
mobilitas fisik - KU : lemah pasien lemas
b.d - Kesadaran : apatisO :
penurunan - GCS : 13 - KU : lemah O:
kekuatan otot - KO 3 3 - Kesadaran : - KU : lemah
apatis - Kesadaran :
3 3 - GCS : 13 apatis
- Pasien tampak - KO 3 3 - GCS : 13
berbaring - KO 3 3
- terpasang DK 3
- TTV: 3 3
TD : 120/80 mmHg - Pasien tampak 3
493
N : 87 x/menit gelisah - Pasien tampak
RR : 22 x/m - Terapasang DK lemas
S : 36,7 oC - Terpasang infus - Terpasang DK,
- GDA : 426 mg/dL syringe pump urine 500 cc
- TTV - Terpasang
A : Gangguan mobilitas TD : 120/90 infus syringe
fisik belum teratasi mmHg pump
P: N : 87 x/menit - TTV
1. Anjurkan pasien RR : 22 x/m TD :
mobilisasi S : 36,7 oC 130/
sederhana - GDA : 400 90
2. Libatkan keluarga mg/dl mm
untuk membantu Hg
pasien dalam A : Gangguan mobilitas N:
meningkatakan fisik belum teratasi 80x/
pergerakan P: m
1. Anjurkan pasien RR : 20
mobilisasi x/m
sederhana S : 36,5
2. Libatkan o
C
keluarga untuk - GDA : 386
membantu pasien mg/dl
dalam
meningkatakan A : Gangguan
pergerakan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
1. Anjurkan
494
pasien
mobilisasi
sederhana
2. Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatakan
pergerakan
Jum’at, 21/05/2021
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi - Pasien mengeluh - Pasien mengeluh - Keluarga
pusing dan mual pusing dan mual pasien
Resiko perfusi mengatakan
serebral tidak O : O: pasien lemas
efektif b.d - KU : sedang - KU : sedang O :
hipertensi - Kesadaran : - Kesadaran : - KU : lemah
composmentis composmentis - Kesadaran :
GCS : 14 - GCS : 14 composmentis
- Pasien tampak - Pasien hanya - GCS : 14
berbaring berbaring di - Pasien tampak
- terpasang DK tempat tidur lemas
- TTV: - Terapasang DK - Terpasang DK,
TD : 130/80 mmHg - TTV - TTV
N : 88 x/menit TD : 130/80 TD :
RR : 22 x/m mmHg 120/
S : 38 oC N : 88 x/menit 80
495
RR : 22 x/m mm
A : Resiko perfusi S : 38,6 oC Hg
serebral tidak efektif N : 92
belum teratasi A : Resiko perfusi x/m
P: serebral tidak efektif RR : 22
2. Monitor tanda & belum teratasi x/m
gejala peningkatan S : 37,7
o
TIK P: C
3. Monitoring TTV 2. Monitor tanda &
4. Pertahankan suhu gejala A : Resiko perfusi
tubuh normal peningkatan TIK serebral tidak efektif
5. Terapi oral 3. Monitoring TTV belum teratasi
paracetamol 3 x 1 4. Pertahankan
suhu tubuh P:
normal
5. Terapi oral : 2. Monitor tanda
paracetamol 3x1 & gejala
peningkatan
TIK
3. Monitoring
TTV
4. Pertahankan
suhu tubuh
normal
5. Terapi oral :
paracetamol
3x1
496
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi - Keluarga pasien - Keluarga pasien - Keluarga
mengatakan pasien mengatakan pasien
Ketidakstabil lemas pasien lemas dan mengatakan
an kadar - Pasien mengeluh mual pasien lemas
glukosa darah mual O:
b.d O: - KU : lemah
hiperglikemia O : - KU : lemah - Kesadaran :
- KU : lemah - Kesadaran : composmentis
- Kesadaran : composmentis - GCS : 14
composmentis - GCS : 14 - Pasien tampak
- GCS : 14 - Terapasang DK lemas
- Pasien tampak - TTV
- Terpasang DK,
berbaring TD : 130/80
- TTV
- terpasang DK mmHg TD :
- TTV: N : 88 x/menit 120/
TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/m 80
N : 88 x/menit S : 38 oC mm
RR : 22 x/m - GDA : 198 Hg
S : 38 oC mg/dl N : 92
- GDA : 210 mg/dL x/m
A: Ketidakstabilan RR : 22
A : Ketidakstabilan kadar kadar glukosa darah x/m
glukosa darah belum belum teratasi S : 37,7
teratasi P: o
C
P: 1. Monitor kadar - GDA : 145
1. Monitor kadar glukosa darah mg/dl
glukosa darah 2. kolaborasi
497
2. kolaborasi pemberian A : Ketidakstabilan
pemberian insulin insulin (RCI 3 x kadar glukosa darah
(RCI 3 x 8 unit) 8 unit) belum teratasi
P:
1. Monitor kadar
glukosa darah
2. kolaborasi
pemberian
insulin (RCI 3
x 8 unit)
CVA + DM + S: S: S:
Hipertensi Keluarga pasien Keluarga pasien - Keluarga
mengatakan pasien lemas mengatakan pasien pasien
Gangguan O: lemas dan mual mengatakan
mobilitas fisik - KU : lemah pasien lemas
b.d - Kesadaran O: :
penurunan composmentis - KU : lemah O:
kekuatan otot - GCS : 14 - Kesadaran : - KU : lemah
- KO 4 4 composmentis - Kesadaran :
- GCS : 14 composmentis
4 4 - KO 4 4 - GCS : 14
- Pasien tampak - Pasien tampak
berbaring 4 lemas
- terpasang DK 4 - Terpasang DK,
- TTV: - Terapasang DK - TTV
TD : 130/80 mmHg - TTV TD :
498
N : 88 x/menit TD : 130/80 mmHg 120/
RR : 22 x/m N : 88 x/menit 80
S : 38 oC RR : 22 x/m mm
S : 38 oC Hg
A : Gangguan mobilitas N : 92
fisik belum teratasi A : Gangguan mobilitas x/m
P: fisik belum teratasi RR : 22
3. Anjurkan pasien P: x/m
mobilisasi 3. Anjurkan pasien S : 37,7
o
sederhana mobilisasi C
4. Libatkan keluarga sederhana
untuk membantu 4. Libatkan A : Gangguan
pasien dalam keluarga untuk mobilitas fisik belum
meningkatakan membantu pasien teratasi
pergerakan dalam P:
meningkatakan 3. Anjurkan
pergerakan pasien
mobilisasi
sederhana
4. Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatakan
pergerakan
499
500