DI APOTEK ESENSIAL
Disusun Oleh :
Wahyu Alamsyah F1G018006
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji dan Syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan di Apotek Esensial.
Shalawat dan salam tak lupa pula terpanjatkan ke junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang
serba modern dan terang benderang seperti saat ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di Apotek Esensial dengan baik.
Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan hingga laporan ini selesai. Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini dapat disusun oleh bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Melalui laporan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Irfan Gustian, M.Si sebagai Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu.
2. Bapak Prof. Dr. Sal Prima Yudha S, S.Si., M.Si Selaku ketua Program
Studi S1 Farmasi Universitas Bengkulu.
3. Ibu apt. Reza Rahmawati, S.Farm., M.Clinic Selaku Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan.
4. Ibu apt. Gusti Nerlia, S.Farm Selaku Apoteker Pengelola dari Apotek
Esensial.
5. Bapak Afoni Wijaya, S.ST., M.Si Selaku Pemilik Sarana Apotek
Esensial.
6. Karyawati Apotek Esensial yang telah memberikan kesempatan dan
membantu penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL)
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang telah memberikan semangat dan turut membantu dalam
penyelesaian Laporan Praktik Kerja Lapangan di Apotek Esensial.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan
baik dari segi penyusunan maupun segi isi laporan. Oleh karena itu, kami sangat
iii
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dengan maksud
untuk menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga dari Laporan Praktik Kerja
Lapangan di Apotek Esensial ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Membekali calon Tenaga Teknis Kefarmasian terkait ilmu
pengetahuan, wawasan, serta pengalaman operasional di bidang
kefarmasian.
2. Menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang mampu bekerja
dalam sistem pelayanan kesehatan khususnya di bidang farmasi.
3. Sebagai salah satu syarat penyelesaian perkuliahan di Program
Studi S1 Farmasi Universitas Bengkulu.
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui peran dan tugas Tenaga Teknis Kefarmasian di apotek.
2. Dapat mengetahui sistem pengelolaan perbekalan farmasi di apotek.
3. Mendapatkan kesempatan untuk mengetahui dan menyesuaikan diri
terhadap suasana kerja yang sesungguhnya.
4. Mendapatkan masukan dan umpan balik yang berguna dalam perbaikan,
pengembangan, serta peningkatan penyelenggaraan pendidikan Tenaga
Teknis Kefarmasian di S1 Farmasi Universitas Bengkulu.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber-sumber ini masih harus diolah menjadi sediaan kimia dan sediaan
galenis, supaya lebih sederhana dan lebih mudah dalam pemakaian dan
penyimpanan.
6. Menurut bentuk sediaan obat (bentuk sediaan farmasi)
a) Bentuk padat: serbuk, tablet, pil, kapsul, suppositoria.
b) Bentuk setengah padat: salep/unguentum, krim, pasta, cerata, gel/jelly,
occulenta (salep mata).
c) Bentuk cair/larutan: potio, sirup, eliksir, obat tetes, gargarisma,
clysma, epithema, injeksi, infus intravena, douche, lotio dan mexturae.
15
c. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah
tulisan iter pada resep yang mengandung narkotika.
D. Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu
dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:
1) Administrasi umum: Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika,
psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Administrasi pelayanan: Pengarsipan resep, pengarsipan cacatan
pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat
(Kemenkes RI. No 1027/2004).
2.7.1 Pelayanan
a) Pelayanan resep
1) Skrining resep
2) Penyiapan obat
b) Promosi dan edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat,
apoteker harus berpartisipasi secara efektif dalam promosi dan edukasi.
c) Pelayanan residensial Apoteker sebagai care giver diharapkan juga
dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan
rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan
pengobatan penyakit kronis lainnya (Kemenkes RI. No 1027/2004).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2.1 Perencanaan
Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi seperti obat-obatan dan
alat kesehatan di Apotek Esensial dilakukan dengan melihat atau
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu ketersediaan stok, flow
penjualan (slow atau fast moving), epidemiologi, serta metode konsumsi
masyarakat.
23
3.2.2 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Esensial dilakukan setelah
analisis pada tahap perencanaan. Pengadaan barang meliputi pemesanan,
cara pemesanan, dan pembayaran. Pemesanan biasanya dilakukan oleh
Apoteker berdasarkan data pada buku defecta dan dipilih yang paling
menguntungkan (misalnya yang memberikan diskon, jangka kredit
yang paling lama, atau yang melayani penukaran barang saat mendekati
kedaluarsa). Pemesanan umumnya secara daring atau langsung kepada
PBF, dan saat barang datang langsung dibuatkan Surat Pesanan (SP).
SP di Apotek Esensial meliputi:
a. SP Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, dan Obat Keras
b. SP Obat Prekursor
3.2.3 Penerimaan
Penerimaan barang atau obat di Apotek Esensial dilakukan dengan
SOP yaitu saat barang datang dari PBF, cek kesesuaian antara SP
24
3.2.4 Penyimpanan
Penyimpanan barang didasarkan pada konsep FIFO (First In First
Out) dan FEFO (First Expired First Out). Penyimpanan dengan
menggunakan konsep ini dapat menjamin bahwa produk obat yang
disalurkan ke konsumen merupakan produk obat yang aman dan tidak
melewati batas kadaluwarsa. Penyimpanan obat-obat di Apotek
Esensial diklasifikasikan menjadi obat di bagian luar dan obat bagian
dalam. Pada bagian luar disimpan obat-obatan yang umumnya bebas,
obat bebas terbatas, serta beberapa alat kesehatan seperti kapas, kasa,
alkohol, atau plaster. Obat-obatan diletakkan pada rak berbeda-beda
berdasarkan bentuk sediaan dan farmakologinya.
Sedangkan di bagian dalam, disimpan obat-obatan keras baik paten
maupun generik. Terdapat pula obat topikal yaitu salep, krim, serta obat
tetes mata dan telinga golongan keras. Dan beberapa alat kesehatan
seperti spuit dan naal. Obat-obat generik, paten, dan obat topikal
disimpan pada rak terpisah, tetapi tetap berdasarkan Farmakologi obat
25
dan bentuk sediaan. Di bagian dalam terdapat pula lemari khusus untuk
penyimpanan obat psikotropika dan narkotika yang telah sesuai dengan
ketentuan yang ada. Lalu, khusus untuk obat-obatan yang tidak tahan
di suhu ruang, maka dimasukkan ke dalam kulkas. Adapun tujuan
penyimpanan obat adalah sebagai berikut.
1) Memelihara mutu obat
2) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
3) Menjaga kelangsungan persediaan dan
4) Mempermudah pencarian dan pengawasan
3.2.5 Pengendalian
Pengendalian dimaksud untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan melalui peraturan
sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan, serta pengembalian
obat.
Pengendalian umumnya dilakukan menggunakan kartu stok, tetapi di
Apotek Esensial untuk saat ini tidak menggunakan kartu stok sehingga
pengendaliannya secara online (Komputer).
3.2.6 Pencatatan dan Pelaporan
A. Pencatatan
Pencatatan serta administrasi pembukuan di Apotek Esensial
meliputi:
1) Buku Penjualan
Pada buku ini terdapat informasi mengenai nama obat, jumlah,
serta harga obat yang dibeli pasien setiap harinya.
Tabel 1. Buku Penjualan
Nama Obat Jumlah Harga
2) Buku Prekursor
26
3) Buku Faktur
Pada buku ini memuat informasi mengenai informasi yang ada
pada faktur saat barang diterima.
4) Buku Defecta
Berisi informasi tentang obat-obat yang kosong atau habis.
5) Buku Resep
Memuat data-data obat yang diresepkan oleh dokter.
B. Pelaporan
Pelaporan obat di Apotek Esensial dilakukan setiap bulannya.
Untuk obat-obat bebas, generik, paten, serta prekursor dilaporkan
secara manual ke Dinas Kesehatan dengan tembusan sebagai berikut.
1) Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota Bengkulu
2) Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Bengkulu
3) Arsip Apotek
Sedangkan untuk obat psikotropika dan narkotika dilaporkan
secara daring melalui sistem yaitu SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika). Tahapan pelaporannya adalah sebagai
berikut:
1) Buka web sipnap.kemkes.go.id
2) Masukkan user dan password beserta key code yang diminta
lalu klik Login
3) Setelah masuk ke halaman awal, klik “Laporan”, pilih
“Uplod/Input Pelaporan”, pilih “Psikotropika” atau
“Narkotika”
4) Kemudian, isi data pelaporan yang diminta, berupa:
- Periode
- Status Pelaporan (pilih Pelaporan Periodik)
- Jenis Entry (pilih web form)
- Produk (pada bagian ini, obat yang tersedia harus
dilaporkan satu per-satu berdasarkan data yang diminta
oleh web (misal status transaksi; stok awal; jumlah
pemasukan; jumlah pengeluaran) hingga muncul “Kirim
Pelaporan” yang artinya semua obat telah dilaporkan,
lalu di-klik tanda tersebut)
5) Jika telah selesai, maka dapat dilakukan pengarsipan dengan
cara mengklik “Cetak Hasil Transaksi”
kebanyakan berasal dari praktek dokter dari rumah sakit DKT ataupun praktik
dokter terdekat. Resep yang masuk setiap harinya dicatat dalam buku harian
penerimaan resep seperti pada tabel 4. Kemudian resep disimpan berdasarkan
jenisnya .
1. Pasien datang
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat
apa yang dibutuhkan
3. Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,
kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat
4. Catat nama pasien, alamat, dan no telp pasien (OWA)
5. Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient
data record (OWA)
6. Untuk OOT yang dapat dilayani tanpa resep adalah yang
mengandung Dextrometorphan. Selain itu harus menggunakan resep
7. Jangan berikan obat mengandung Dextrometorphan kepada anak
berusia di bawah 18 tahun, bisa dikonfirmasi dengan meminta kartu
idenitas
8. Hitung harga dan minta persetjuan terhadap nominal harga
9. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien
sesuai dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat
10. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
11. Catat barang keluar pada buku penjualan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama saya melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kurang lebih
1 bulan maka kesimpulan yang saya dapat idalah :
1. Pengadaan perbekalan farmasi di apotek Esensial yaitu menulis obat dalam
buku defecta yang di gunakan untuk pemesanan melalui PBF.
2. Pelayanan di apotek Esensial dapat berupa resep maupun non resep dan juga
memberikan konseling kepada pasien.
3. Penyimpanan obat di apotek Esensial sesuai dengan golongan obat yaitu obat
bebas, obat bebas terbatas, antibiotik, obat generik dan obat paten.
4. stock opname di lakukan setiap satu bulan untuk meninjau perbekalan farmasi
di apotek.
4.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di apotek Esensial adalam perlu perencanaan yang lebih baik untuk
mengatasi kekosongan barang yanag ada. Kemudian dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian hendaknya dilakukan dengan penuh kesabaran, ketelitian serta sikap
yang baik. Sebelum mahasiswa terjun ke lapangan, sebaiknya dalam perkuliahan
di kampus diberi teori yang mencangkup tentang PKL. Supaya ketika mahasiswa
terjun ke lapangan tidak melakukan kesalahan yang fatal. Diharapkan kegiatan ini
dapat berlangsung seterusnya guna dapat memberikan bekal tambahan bagi
mahasiswa S1 Farmasi Universitas Bengkulu agar mampu bersaing dalam dunia
kerja dan mampu mencetak mahasiswa/i yang profesional di bidang kefarmasian
sehingga membawa nama baik kampus.
33
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A.P., Wardaniati, I., Pratiwi, D., Valzon, M. 2019. Sosialisasi Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat di Desa Kumain Kecamatan
Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Multidisiplin, 3(1).
Aswad, P.A., Kharisma, Y., Andriane, Y., Respati, T., dan Nurhayati, E. 2019.
Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi oleh Ibu-Ibu di Kelurahan
Tamansari Kota Bandung. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 1(2):107–
113.
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
34
L
A
M
P
I
R
A
N
35
Nama :
NPM :
Instansi :
Bagian Unit :
Mengetahui,
Keterangan :
Sistem penilaian dalam bentuk angka dalam rentang
angka 0 – 100 dengan ketentuansebagai berikut :
A = 80 s.d 100
B = 66 s.d 79.9
C = 56 s.d 65,9
D = 46 s.d 55,9
E = 0 s.d 45,9
Bengkulu,
Pembimbing Lapangan,
Lampiran 7. Etiket