Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT


PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI RUMAH SAKIT MEDIKA MULIA TUBAN

Oleh:
SITI SRI HARTINI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT


PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI RUMAH SAKIT MEDIKA MULIA TUBAN

Oleh:
SITI SRI HARTINI
NIM. 19.12.2.149.162

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2021
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT

PADA MASA PANDEMI COVID 19

DI RUMAH SAKIT MEDIKA MULIA TUBAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi


Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama

Oleh:
SITI SRI HARTINI
NIM: 19122149162

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : SITI SRI HARTINI
Nim : 19122149162
Judul Skripsi : Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini adalah
hasil karya saya sendiri, didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan Tinggi dan lembaga
pendidikan lainnya. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar.

Tuban, 11 Januari 2022

Materai
Rp.10.0000

SITI SRI HARTINI


NIM.19122149162
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT


PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI RUMAH SAKIT MEDIKA MULIA TUBAN

SITI SRI HARTINI


NIM.19122149162

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan


Dewan Penguji Skripsi pada tanggal: 04 Maret 2022

Oleh:
Pembimbing

Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0701049002
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsiini diajukan oleh:


Nama : SITI SRI HARTINI
NIM : 19.12.2.149.162
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

Skrisp ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji Skripsi
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Pada tanggal: 04 Maret 2022

Panitia Penguji,

Ketua : Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep. ________________


NIDN. 0705028101

Penguji I : Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep. ________________


NIDN. 0701049002

Penguji II : Mokhamad Nurhadi,S.Kep.,Ns.,M.Kep ________________


NIDN. 0722048005

Mengetahui,
Dekan
Fakustas Keperawan dan Kebidanan
Intitut Ilmu Kesehatan Nahdlatul UlamaTuban

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0705028101
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Siti Sri Hartini


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tuban, 13 Juni 1984
Alamat : Dsn. Kesamben Barat RT.002/ RW.003 Kec. Plumpang
Kab. Tuban
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus SDN SAWAHAN Tahun 1991-1997
2. Lulus SMP NEGERI 1 RENGEL Tahun 1997-2000
3. Lulus SMU NEGERI 1 RENGEL Tahun 2000-2003
4. Lulus AKKES RAJEKWESI BOJONEGORO Tahun 2004-2007
5. Mahasiswa IIKNU TUBAN sampai Sekarang Tahun 2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban, saya
yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SITI SRI HARTINI


NIM : 19122149162
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Hak Bebas Royalti Noneksklusif
atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa Pandemi Covid-
19 Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama berhak menyimpan,
mengalih media/formatka, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tuban
Tanggal : 11 Januari 2022
Yang menyatakan,

SITI SRI HARTINI


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan


Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyusun skripsi dengan judul “Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada
Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
Dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, Penulis menghaturkan
ucapan terima kasih dan do’a serta harapan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM, M.Kes., DIE, selaku Rektor Institut
Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep.Ns., M.Kep., MM., selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama
Tuban.
3. Bapak Lukman Hakim, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku Ketua Progarm Studi
Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
4. Ibu Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku dosen pembimbing
skripsi, yang dengan sabar memberikan ilmu, pengarahan, bimbingan,
nasehat, waktu, tenaga, dan petunjuk selama penyusunan skripsi kepada
penulis.
5. Segenap sivitas akademika Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama
Tuban, terutama seluruh dosen, terima kasih atas segenap ilmu dan
bimbingannya.
6. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini baik
berupa moril maupun materiil.
7. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda (Alm) Suhadak, Ibunda
Siti Khamonah.
8. Suami saya Imam Muklasin, dan anak – anak tercinta saya Laeli Hamidatin
Naviadan Lashira Shanum Ishana atas segala bantuan, motivasi,
pengorbanannya serta iringan doa yang tak terhingga demi kesuksesan
penulis Skripsi ini dapat diselesaikan.
9. Staf Rumah Sakit Medika Mulia dan responden yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam proses pengumpulan data
dan segala bentuk kerjasamanya selama penelitian
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi landasan
penyelesaian skripsi dan dapat memberikan manfaat, umumnya bagi para
pembaca dan khususnya bagi penulis.

Tuban, 11 Januari 2022


Penulis,

SITI SRI HARTINI


ABSTRAK

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PADA PERAWAT


PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI RUMAH SAKIT MEDIKA MULIA TUBAN

Oleh: Siti Sri Hartini

Perawat merupakan ujung tombak dari pelayanan yang ada di rumah sakit
Pelayanan kesehatan yang kontinu dan sistematik serta peran dan tuntutan yang
banyak sering memunculkan kondisi yang dapat memicu terjadinya stres kerja
pada perawat, perawat yang mengalami stres kerja dapat menurunkan kinerja per-
awat daalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan utama penelitian ini untuk
menganalisis hubungan stres kerja berdasarkan gejala fisik, gejala psikologis, ge-
jala perilaku dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Medika Mulia
Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan pendekatan
waktu cross sectional dan populasi sebanyak 48 perawat yang dipilih dengan
tehnik simple random sampling didapatkan 40 perawat, variabel independen
adalah tingkat stres yang diukur dengan menggunakan uji koefisien korelasi
spearman.
Hasil penelitian yang dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban setelah dianalisi dengan Uji Spearman Rho Dan perhitungannya dilakukan
menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) for Win-
dows yaitu Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa Pandemi Covid-
19 Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban. Hal ini dibuktikan dengan nilai kemak-
naan ά = 0,05 diperoleh nilai asymp dan didapatkan hasil p = 0,01 dimana p< 0,05
H1 diterima. Berdasarkan output SPSS diperoleh angka koefisien korelasi sebesar
0,539 artinya kemaknaan hubungan antara Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat
menghasilkan korelasi yang Kuat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan antara Stres Kerja
Dengan Kinerja Pada Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.

Kata Kunci : Stres Kerja, Kinerja Perawat

11
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN WORK STRESS AND PERFORMANCE IN


NURSES DURING THE COVID-19 PANDEMIC
AT MEDIKA MULIA HOSPITAL TUBAN

By: Siti Sri Hartini

Nurses are the spearhead of services in hospitals. Continuous and systematic


health services and many roles and demands often lead to conditions that can trig-
ger work stress on nurses, nurses who experience work stress can reduce the per-
formance of nurses in providing nursing care. The main purpose of this study was
to analyze the relationship of work stress based on physical symptoms, psycholog-
ical symptoms, behavioral symptoms with the performance of nurses at Medika
Mulia Hospital.
This type of research is correlational using a cross sectional time approach
and a population of 48 nurses selected by simple random sampling technique ob-
tained 40 nurses, the independent variable is the level of stress measured by using
the Spearman correlation coefficient test.
The results of research conducted on nurses at Medika Mulia Hospital, Tuban
after being analyzed with the Spearman Rho Test. Tuban. This is evidenced by the
significance value of = 0.05, the asymp value is obtained and the result is p = 0.01
where p < 0.05 H1 is accepted. Based on the output of SPSS, the correlation coef-
ficient is 0.539, which means that the significance of the relationship between
work stress and nurse performance produces a strong correlation
Show it can be concluded that there is a relationship between work stress and
performance in nurses at Medika Mulia Tuban Hospital

Keywords: Job Stress, Nurse Performance

12
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL.............................................................................................iii
PERNYATAANORIGINALITAS.......................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
ABSTRAK.........................................................................................................xviii
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xviiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG...................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah............................................................................4
1.3. Rumusan Masalah...............................................................................6
1.4. Tujuan Penelitian................................................................................6
1.4.1. Tujuan Umum............................................................................6
1.4.2. Tujuan Khusus...........................................................................6
1.5. Manfaat Penelitian..............................................................................6
1.5.1. Manfaat Teoritis........................................................................6
1.5.2. Manfaat Praktis..........................................................................6
1.6. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................7
1.7. Keaslian Penelitian..............................................................................7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................9
2.1. Konsep Kinerja....................................................................................9
2.1.1. Pengertian Kinerja.....................................................................9
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja...........................10
2.1.3. Indikator Kinerja.....................................................................12
2.2. Konsep Stres Kerja...........................................................................15
2.2.1. Pengertian Stres Kerja.............................................................15
2.2.2. Tingkatan Stres........................................................................15
2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja......................17
2.2.4. Indikator Stres Kerja................................................................20
2.2.5. Gejala-Gejala Stres Kerja........................................................22
2.2.6. Cara Mengatasi Stres Kerja.....................................................24

13
2.3. Ruang Lingkup Stress di Masa Pandemi Covid-19.......................28
2.4. Mengelola Stress di Masa Pandemi Covid-19.................................30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. . .33
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian.....................................................33
3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual....................................................34
3.3. Hipotesis Penelitian...........................................................................34
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN...........................................................35
4.1. Desain Penelitian...............................................................................35
4.2. Populasi dan Sampel.........................................................................35
4.2.1. Populasi Penelitian..................................................................35
4.2.2. Sampel Penelitian....................................................................36
4.2.3. Besar Sampel...........................................................................37
4.2.4. Tehnik Sampling......................................................................38
4.3. Kerangka Operasional......................................................................38
4.4. Identifikasi Variabel.........................................................................39
4.4.1. Variabel Independen................................................................40
4.4.2. Variabel Dependen..................................................................40
4.5. Definisi operasional...........................................................................40
4.6. Instrumen Penelitian.........................................................................41
4.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian..........................................................42
4.7.1. Lokasi penelitian.....................................................................42
4.7.2. Waktu penelitian......................................................................42
4.8. Prosedur pengambilan data.............................................................42
4.9. Analisa data.......................................................................................43
4.10. Etika Penelitian.................................................................................44
4.10.1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)............................45
4.10.2. Anominity (tanpa nama)........................................................45
4.10.3. Confidentealy (kerahasiaan).................................................45
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN..............................................46
5.1 Hasil Penelitian..................................................................................46
5.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian.................................................46
5.2.1. Data Umum Responden...........................................................49
5.3.1. Data Khusus Responden..........................................................50
5.2 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat di
Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.................................................51
5.3 Analisis Penelitian.............................................................................51
BAB 6 PEMBAHASAN.....................................................................................53
6.1 Pembahasan.......................................................................................53
6.1.1. Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban....53
6.2.1. Kinerja Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban..........56
6.3.1. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat di
Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.....................................................59
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARA.................................................................62
7.1 KESIMPULAN..................................................................................62
7.2 SARAN...............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64

14
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada


Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika
Mulia.....................................................................................................7

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja


Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.................40

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............49


Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan..................49
Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja.................50
Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit
Medika Mulia Tuban...........................................................................50
Tabel 5. 5 Distribusi Kinerja Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.....50
Tabel 5. 6 Tabel Silang Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada
Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban...................................51

15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja


Pada Perawat Pada Masa Pandemi Di Rumah Sakit Medika
Mulia Tuban...................................................................................33

Gambar 4. 1 Kerangka Kerja Hubungan antara Stres Kerja dengan


Kinerjapada Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban..........39

16
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Giant Chart Penyusunan Skripsi.....................................................66


Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden Penelitian..................................67
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden.......................................68
Lampiran 4 Kuesioner........................................................................................69
Lampiran 5 Permohonan Survey Awal..............................................................72
Lampiran 6 Balasan Permohonan Survey..........................................................73
Lampiran 7 Permohonan Ijin Penelitian............................................................74
Lampiran 8 Balasan Permohonan Penelitian.....................................................75
Lampiran 9 Tabulasi..........................................................................................76
Lampiran 10 SPSS...............................................................................................77
Lampiran 11 Tofel................................................................................................84
Lampiran 12 Lembar Revisi Skripsi....................................................................85
Lampiran 13 Berita Acara Perbaikan Skripsi.......................................................88
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi.............................................................89

17
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan
AC : Air Conditioning
ACHA : American Collage Health Association
CD : Compact Disc
Daring : Dalam Jaringan
DIE : Doktor Ilmu Ekonomi
Dll : Dan lain-lain
dr : Dokter
Dr : Doktor
Dsn : Dusun
Ds : Desa
H : Haji
IIK : Institut Ilmu Kesehatan
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
IT : Informatika Teknologi
Luring : Luar Jaringan
MI : Madrasah Ibtidaiyah
MM : Magister Managemen
M.Kep : Magister Keperawatan
M.Kes : Magister Kesehatan
MTs : Madrasah Tsanawiyah
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
NIP : Nomor Induk Pegawai
No. : Nomor
Ns. : Sarjana Keperawatan
NU : Nahdlatul Ulama
OHP : Over Head Projektor
RA : Raudhatul Athfal
RS : Rumah Sakit
RSU : Rumah Sakit Umum
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
S.Kep : Sarjana Keperawatan
SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
Wifi : Wireless Fidelity

18
WHO : World Health Organization

Daftar Lambang

N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
d : Tingkat Signifikansi
α : Nilai Alpha
ρ : Nilai ρValue
% : Prosentase
. : Titik
, : Koma
? : Tanda Tanya
> : Lebih Dari
≥ : Lebih Dari atau Sama Dengan
≤ : Kurang Dari atau Sama Dengan
= : Sama Dengan
- : Tanda Hubung
( : Kurung Buka
) : Kurung Tutup
: : Titik Dua
; : Titik Koma
+ : Penjumlahan
× : Perkalian
: Arah Panah
: Arah Panah

19
20
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kinerja perawat merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan

dalam menentukan kualitas peyananan kepada pasien. Menurut Mrayyan &Al-

Faouri (2008) kinerja perawat adalah melakukan pekerjaan sebaik mungkin sesuai

dengan standar yang telah ada. Pada kenyataannya kualitas perawatan yang

diberikan kepada pasien merupakan penentu terbesar terhadap kenyamanan pasien

sehingga kinerja perawat sangat berdampak pada kesehatan pasien baik secara

fisik maupun psikologis pasien baik selama maupun setelah keluar dari rumah

sakit. Kinerja perawat yang buruk dikhawatirkan bisa berdampak terhadap kondisi

pasien yang semakin memburuk, sehingga dengan adanya penurunan kinerja

perawat bisa mempengaruhi mutu layanan kesehatan.

Situasi pandemi corona virus disease (Covid-19) seperti saat ini menjadi

cerminan betapa kinerja para tenaga kesehatan patut diapresiasi karena tanggung

jawab pekerjaan mereka saat ini sangat besar. Keterbatasan personil dan

meningkatnya jumlah pasien membuat tenaga kesehatan harus bekerja lebih ekstra

dari pada sebelumnya selain itu fasilitas yang mendukung aktivitas kerja juga

masih kurang baik, membuat pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

tidak maksimal sehingga jika berkelanjutan akan mempengaruhi kinerja tenaga

Kesehatan yang berujung pada penurunan kualitas pelayanan

(https://mediaindonesia.com, diakses 12 Agustus 2020). Tenaga kesehatan yang

1
2

bekerja dengan penuh tanggung jawab, disiplin, serta taat pada peraturan akan

memberikan kontribusi kinerja yang positif bagi instansi kesehatan tempatnya

bekerja.

America National Association For Accupational Safety menempatkan

kejadian stres pada perawat berada di urutan paling atas pada empat puluh

pertama kasus stres pada pekerja. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan

Perancis ditemukan bahwa persentase terjadinya stres yang dialami perawat yaitu

74%. Sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan perawat di swedia diperoleh

hasil yaitu lebih dari 80% perawat mengalami stres yang cukup tinggi akibat

pekerjaan. Hasil riset PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2007,

menunjukan 50,9% perawat Indonesia yang berkerja di empat provinsi mengalami

stres kerja, sering pusing, lelah, tidak ada istirahat karena beban kerja terlalu

tinggi dan menyita waktu, gaji rendah tanpa insentif yang memadai (Revalicha,

2013, Susanti dkk, 2017).

Awal munculnya kasus Covid-19 (dalam Infeksi Emerging Kemkes RI,

2020) dilaporkan pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 sebanyak 2 kasus,

sementara itu update data kasus Covid-19 di Indonesia hingga tanggal 20 April

2020 adalah 6.760 kasus konfirmasi, 590 kasus meninggal (8,7%), 747 kasus

sembuh (11,1%), 5.423 kasus dalam perawatan (80,2%). Menurut gugus tugas

Covid-19, kasus terbanyak dari Provinsi Jawa Timur yang menyumbang

prosentase tertinggi kedua dengan 408 kasus positif baru. Total di Jawa Timur

kasus positif mencapai 25.330 kasus dan penambahan kasus positif baru masih

terjadi meski Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES-RI)


3

mencatat kesembuhan harian pasien Covid-19 bertambah menjadi 1.646 kasus

pada 09 Agustus 2020 dan total pasien sembuh sudah menembus 80.952 kasus

(http://covid19.go.id/p/berita/kemenkes, diakses 09 Agustus 2020).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada perawat di Rumah Sakit

Medika Mulia Tuban pada tanggal 30 Juni 2021, dari 10 orang perawat terdapat

perawat yang mengeluh bahwa layanan melebihi waktu, merasa lelah, letih, lesu,

merasa bekerja terlalu keras dan merasa tertekan karena takut akan tertular virus

covid 19. Dan tiga orang perawat lainya menganggap tugasnya seharusnya

demikian dan tetap melayani pasien melayani pasien dengan senang dan ramah

serta menikmati pekerjaan mereka. Berdasarkan data yang didapatkan pada bulan

Juni 2021 jumlah kunjungan pasien rawat jalan sebesar 3876 pasien, sedangkan

jumlah kunjungan IGD baik rawat jalan IGD ataupun rawat inap berjumlah 495

pasien yang sebagian besar pasien covid. Itu merupakan penyebab terjadinya stres

pada perawat karena mengalami ketakutan bisa tertular.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan suatu ketegangan

yang terjadi karena adanya beberapa masalah yang menyebabkan karyawan

merasa kurang nyaman, cemas dan tidak bisa berfikir dengan baik. Semakin tinggi

tingkat kecemasan seorang karyawan maka semakin tinggi juga stres kerja yang

akan dialaminya dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan dan tekanan

dalam sebuah perusahaan maka akan semakin rendah juga tingkat stres kerja

seorang karyawan.

Penelitian ini dirasa perlu karena hal ini masih jarang diteliti. Diharapkan

penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, instansi


4

pendidikan atau keperawatan serta responden dan mahasiswa mengenai hubungan

stress kerja dengan kinerja perawat

Uraian diatas melatar belakangi peneliti untuk mengambil judul penelitian

tentang “Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban“.

1.2. Identifikasi Masalah

Situasi pandemi corona virus disease (Covid-19) seperti saat ini menjadi

cerminan betapa kinerja para tenaga kesehatan patut diapresiasi karena tanggung

jawab pekerjaan mereka saat ini sangat besar. Keterbatasan personil dan

meningkatnya jumlah pasien membuat tenaga kesehatan harus bekerja lebih ekstra

daripada sebelumnya selain itu fasilitas yang mendukung aktivitas kerja juga

masih kurang baik, membuat pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

tidak maksimal sehingga jika berkelanjutan akan mempengaruhi kinerja tenaga

kesehatan.

Ketika jumlah pasien dengan Covid-19 bertambah, semakin banyak sumber

daya kesehatan, termasuk personil, tempat tidur dan fasilitas, berada pada

kapasitas maksimum, denagan sumber daya yang terbatas orang akan berada di

bawah tekanan yang lebih besar terutama pekerja layanan kesehatan (Weissgerber

2016). Selama pandemi Covid-19 Perawat yang terlibat langsung merawat pasien

yang terdampak Covid-19 bisa saja mengalami masa stres. Stres kerja menurut

Ivancevich and Matteson (2006) adalah suatu respon adaptif yang merupakan

konsekuensi dari tuntutan lingkungan kerja yang mengakibatkan ketegangan

psikologis dan fisik seseorang. Sedangkan Rivai (2015) mengatakan stres kerja
5

merupakan suatu ketegangan yang menimbulkan adanya ketidakseimbangan fisik

dan psikis, proses berfikir dan emosi serta kondisi seorang karyawan. Sehingga

stres kerja merupakan masalah kesehatan yang serius, baik dari ketegangan

psikologis, fisik maupun proses berfikir dan emosi yang dialami seseorang.

Terdapat beberapa strategi menghadapi stres, yaitu strategi menghadapi

stres dalam perilaku yang terdiri dari memecahkan persoalan secara tenang,

agresi, regresi, menarik diri dan mengelak. Strategi yang kedua adalah strategi

menghadapi stres secarakognitifyang terdiri dari represi, menyangkal kenyataan,

fantasi, rasionalisasi, intelektualisasi, pembentukan reaksi dan proyeksi (Ardani

2013). Kondisi yang tidak nyaman bagi semua pihak ini perlu disikapi dengan

Pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 bagi tenaga kesehatan merupakan hal

yang sangat penting, hal ini dibutuhkan agar jumlah tenaga kesehatan yang

terpapar Covid-19 bisa berkurang sehingga dengan adanya pengetahuan tentang

pencegahan Covid-19 diharapkan akan terjadi perubahan sikap dan perubahan

perilaku pada tenaga kesehatan khususnya di masa pandemi Covid-19, menurut

Notoatmojo (dalam Ahmadi, 2013).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada perawat di Rumah Sakit

Medika Mulia Tuban pada tanggal 30 Juni 2021, dari 10 orang perawat terdapat

perawat yang mengeluh bahwa layanan melebihi waktu, merasa lelah, letih, lesu,

merasa bekerja terlalu keras dan merasa tertekan karena takut akan tertular virus

Covid-19. Dan 3 orang perawat lainya menganggap tugasnya seharusnya

demikian dan tetap melayani pasien melayani pasien dengan senang dan ramah

serta menikmati pekerjaan mereka.


6

1.3. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan stres kerja dengan kinerja pada perawat pada masa

pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja pada perawat pada

masa pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi stres kerja pada perawat pada masa pandemi Covid-19

di Rumah Sakit Medika Mulia

2. Mengidentifikasi kinerja pada perawat pada masa pandemi Covid-19 di

Rumah Sakit Medika Mulia

3. Menganalisis hubungan stres kerja dengan kinerja pada perawat pada

masa pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Dengan diketahuinya hubungan stres kerja dengan kinerja pada perawat

diharapkan menjadi masukan bagi perawat dan manajemen Rumah sakit sehingga

dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan keperawatan menjadi lebih baik.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi peneliti

Dapat memberikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia

keperawatan, baik masa pendidikan maupun ditempat pelayanan kese-


7

hatan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan

terutama dalam proses pengadaan tenaga keperawatan dan pembinaan

keperawatan.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan atau keperawatan

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta dapat digunakan se-

bagai acuan penelitian selanjutnya yang terkait dengan hubungan stres

kerja dengan kinerja pada perawat pada masa pandemi Covid-19 di

Rumah Sakit Medika Mulia.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data awal untuk melakukan

penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang sama.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup teori stres kerja dan kinerja

khususnya pada keperawatan jiwa.

1.7. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia.
Penulis dan
No. Judul Metode Hasil
Tahun

1. HUBUNGAN Fajrillah Corelational Tingkat stres kerja perawat


STRES KERJA (2016) Analysis pelaksana di ruang Instalasi
DENGAN Gawat Darurat RSU
KINERJA Anutapura Palu
PERAWAT Instrumen: menunjukkan jumlah
PELAKSANA angket/kuesioner terbanyak adalah yang stres
DALAM kerjanya tinggi sedangkan
MELAKSANAKA untuk kinerja perawat
N PELAYANAN pelaksana dalam
KEPERAWATAN melaksanakan pelayanan
DI INSTALASI keperawatan.
GAWAT
DARURAT
8

Penulis dan
No. Judul Metode Hasil
Tahun

RUMAH SAKIT
UMUM
ANUTAPURA
PALU
2. HUBUNGAN Metri, Desaian:  korelasi diharapkan bagi pelayanan
BEBAN KERJA Yenti (2021) analitik dengan kesehatan adanya hasil
DENGAN STRES pendekatan cross penelitian ini dapat menjadi
KERJA PERAWAT sectional bahan evaluasi rumahsakit
DI RUANGAN Sampling: - untuk melakukan upaya
ISOLASI COVID- penurunan stress kerja pada
19 RSUP DR M. Instrumen: perawat di ruangan isolasi
DJAMIL PADANG angket/kuesioner Covid-19 sehingga terjadi
peningkatan kinerja
perawatyang berdampak
pada mutu pelayanan di
rumah sakit
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kinerja

2.1.1. Pengertian Kinerja

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian,

2001:329).

Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan

imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai

pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar

akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan

segala pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil

kerja perseorangan dalam suatu organisasi.

Menurut Soeprihanto (2009:7) kinerja merupakan hasil kerja seseorang

karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

telah disepakati bersama.

Menurut Sedarmayanti (2009:260), arti penting dari kinerja karyawan

adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam

9
10

suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing–masing

dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Hasil kerja yang

dicapai oleh seorang karyawan juga haruslah dapat memberikan kontribusi yang

penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi kualitas yang dirasakan oleh

perusahaan dan sangat besar manfaatnya dimasa yang akan dating.

Pengertian kinerja menurut Hasibuan diatas bahwa untuk mencapai sebuah

kinerja, seorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan

dan waktu agar dapat barjalan seperti yang diharapkan. Pendapat lain tentang

kinerja, seperti yang dikemukakan oleh Widodo (2006:78) mengatakan bahwa

kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan

tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang di harapkan. Dari definisi diatas

maka dalam melakukan dan menyempurnakan suatu kegiatan harus didasari

dengan rasa tanggung jawab agar tercapai hasil seperti yang diharapkan.

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Schuler&Jackson, (2010:85) Perusahaan yang baik harus mampu

mengukur setiap kinerja karyawannya, karena hal ini merupakan salah satu faktor

yang menentukan apakah sebuah target yang diberikan perusahaan dapat dicapai

atau tidak. Kinerja seorang karyawan tidak selalu berada dalam kondisi yang baik

karena hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal.

Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu:

1. Lingkungan Kerja yaitu lingkungan kerja yang baik agar berdampak baik

untuk kenyamanan karyawan dalam bekerja.


11

2. Motivasi yaitu motivasi yang baik dari atasan atau pun rekan kerja akan

berdampak baik pada karyawan akan menambah semangat karyawan

dalam bekerja.

3. Bonus yaitu sebagian karyawan akan sangat senang dan bertambah

semangat dalam bekerja apabila perusahaan mau memberikan bonus.

4. Prioritas kerja yaitu dengan memberikan prioritas yang jelas kepada

karyawan karena jika prioritas yang diberikan tidak jelas karyawan akan

kebingungan dan mempengaruhi kinerjanya dalam bekerja.

Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan didalam

perusahaan yaitu:

1. Efektifitas dan Efesiensi

Prawirosentono (2010:27) Bila tujuan tertentu dalam suatu perusahaan

sudah tercapai, kita boleh mengatakan kegiatan tersebut efektif tetapi

apabila akibat-akibat yang dicari tidak penting itu artinya kegiatan terse-

but tidak efisien

2. Otoritas

Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu

perusahaan yang dimiliki karyawan kepada karyawan yang lain untuk

melakukan suatu kegiatan sesuai dengan kontribusinya.

3. Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi

disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam

menghormati perjanjian kerja


12

4. Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang dapat membuat karyawan

terarah untuk mencapai tujuan didalam perusahaan

5. Stres Kerja

Menurut Anwar (2011:93) Stress kerja adalah suatu perasaan yang

menekan atau rasa tertekan yang dihadapi karyawan dalam menghadapi

pekerjaannya, hal ini akan mempengaruhi kinerja dalam mencapai tujuan.

2.1.3. Indikator Kinerja

Indikator untuk mengukur kinerja menurut Edy Soetrisno dalam Irwansyah

(2013) yaitu:

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan

seseorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki

serta profesionalisme mereka dalam bekerja.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu

yang didapat dirasakan baik oleh yang menegrjakan maupun yang

menikmati hasil pekerjaan tersebut.

3. Semangat kerja

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemrin. Indikator ini

dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dlam satu hari

kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.


13

4. Pengembangan diri

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.

Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan

harapan dengan apa yang akan dihadapi.

5. Mutu

Selalu berusaha meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu

merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja

seorang karyawan. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan

hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi

perusahaan dan dirinya sendiri.

6. Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya

yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas

yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

Menurut Keban (2009:109) pengukuran indicator kinerja karyawan penting

dilakukan disetiap perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan,

hambatan dan dorongan, atau berbagai faktor sukses agar tujuan perusahaan

tercapai. Menurut Sedarmayanti (2009:51), indikator-indikator kinerja karyawan

terbagi atas 5 yaitu:

1. Kualiatas Kerja

Yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian

dan kesiapan yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan

dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan


14

pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.

2. Ketepatan Waktu

Yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian

pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Setiap pekerjaan

diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu

pada pekerjaan yang lain.

3. Inisiatif

Yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam

melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai

dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada

atasan.

4. Kemampuan

Yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang,

ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui Pendidikan dan

Latihan adalah faktor kemampuan yang dapat dikembangkan.

5. Komunikasi

Merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan untuk

mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang

dihadapi. Komunikasi akan menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan

akan terjadi hubungan, hubungan yang semakin harmonis diantara para

pegawai dan para atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib

sepenanggungan.
15

2.2. Konsep Stres Kerja

2.2.1. Pengertian Stres Kerja

Menurut Robbins (2012:368), stress adalah suatu kondisi dinamis dimana

seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang

terkait dengan apa yang diinginkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang

tidak pasti dan penting. Stres tidak hanya dilihat dari suatu kondisi karyawan

didalam menghadapi lingkungan kerja namun stres kerja dapat merupakan suatu

perasaan.

Menurut Mangkunegara (2009:157) stres kerja adalah perasaan

tertekanyang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini

tampak darigejala, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka

menyendiri, sulittidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang,

gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguanpencernaan.

Sedangkan menurut Menurut Hasibuan (2009:204) stres adalah kondisi

ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang.

Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran

kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks, atau

memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif.

2.2.2. Tingkatan Stres

Stres di pengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu

mempersepsikan suatu peristiwa. Penilaian kognitif bersifat individual difference,

yaitu berbeda pada masing-masing individu. Perbedaan disebabkan oleh persepsi

dan respon yang berbeda terhadap stres tersebut. Penilaian kognitif bisa mengubah
16

cara pandang akan stres. Respon tersebut tersebut bisa menghasilkan outcome

yang lebih baik bagi individu bila mempunyai cara pandang yang positif terhadap

stres tersebut.

Potter dan Perry, (2005) dalam Hendarwati, (2015) membagi tingkatan

dalam stres menjadi tiga bagian, antara lain:

1. Situasi stres ringan

Stres ringan merupakan stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur,

seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas serta kritikan dari

atasan. Kondisi ini berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa

jam. Stresor ini bukan resiko signifikan yang dapat menimbulkan gejala

yang muncul akibat stres. Akan tetapi, stresor ringan dan banyak dalam

waktu singkat dapat meningkatkan risiko penyakit.

2. Situasi stres sedang

Kondisi stes sedang berlangsung lebih lama, beberapa jam sampai

beberapa hari. Jenis stresor yang dihadapi misalnya perselisihan dengan

rekan kerja, anak yang sedang sakit, serta ketidak hadiran anggota

keluarga dalam waktu yang lama.

3. Situasi stres berat

Kondisi stres berat merupakan kondisi kronis yang berlangsung lama

diurainya mulai beberapa minggu sampai beberapa tahun. Jenis stresor

yang dihadapi misalnya, perselisihan perkawinan, kesulitan keuangan

yang berkepanjangan, serta penyakit kronis. Semakin sering dan semakin

lama stres, makin tinggi risiko kesehatan yang ditimbulkan.


17

2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja

Menurut Munandar (2001) sumber stres menyebabkan seseorang tidak

berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang

dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stres. Sebagian dari

waktu manusia adalah untuk bekerja, karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan seorang pekerja. Pembangkit stres

dipekerjaan merupakan pembangkit stres yang besarterhadap kurang berfungsinya

atau jatuh sakitnya seorang tenaga kerja yang bekerja.

Menurut Cooper (1983) sumber stres terdiri dari faktor-faktor sebagai

berikut (Rice,1992):

1. Lingkungan Kerja

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja mudah sakit,

mengalami stres dan penurunan produktivitas kerja

2. Overload (beban kerja berlebih)

Dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja yang

berlebih kuantitatif bila target kerja melebihi kemampuan pekerja yang

bersangkutan akibatnya mudah lelahdan berada dalam ketegangan yang

tinggi. Beban kerja yang tinggi secara kuantitatif bila pekerjaan memiliki

tingkat kesulitan yang tinggi.


18

3. Deprivatiaonal Stres

Pekerjaan yang tidak menantang atau tidak menarik lagi bagi pekerja,

akibatnya timbul berbagai keluhan seperti kebosanan, ketidak puasan

dan lain sebagainya.

4. Pekerjaan beresiko tinggi yaitu pekerjaan yang berbahaya bagi kesela-

matan pekerja

Keberadaan stres kerja yang dialami oleh perawat tentu saja tak dapat

dipisahkan dari sumber-sumber penyebab stres kerja tersebut. Robbins

menyatakan, sumber stres kerja yang dialami oleh seorang karyawan setidaknya

ada 3 (Robbins, 2007:372). Terdapat tiga kategori penyebab stres kerja, yaitu:

1. Penyebab Karakteristik Organisasional, yaitu:

1) Otonomi, yaitu kemandirian seorang perawat dalam menjalankan tu-

gasnya dan tidak perlu pengawasan yang ketat oleh atasannya.

2) Mutasi atau relokasi pekerjaan, yaitu perpindahan tempat seseorang

dari unit satu ke unit yanglainnya.

3) Karier, yaitu jabatan yang dimiliki oleh seorang pekerja dalam

pekerjaannya.

4) Beban kerja, yaitu tanggung jawab yang diterima dari pekerjaan

yang dilakukan.

5) Interaksi perawat, yaitu kontak langsung terhadap pasien atau kelu-

arga pasien dalam asuhan keperawatan yang dilakukan oleh seorang

perawat.

6) Masa kerja, yaitu pada awal bekerja perawat mengalami stres kerja
19

yang lebih tinggi, dan akan semakin menurun seiring dengan ber-

jalannya waktu secara bertahap lima atau sepuluhtahun.

7) Shift kerja, yaitu pada pekerja shift terutama yang bekerja pada

malam hari dapat terkena berbagai gangguan kesehatan, antara lain

gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi,

dan gangguan gastrointestinal. Segala gangguan tersebut ditambah

dengan tekanan stres yang besar dapat meningkatkan resiko ter-

jadinya kecelakaan kerja pada shift malam.

2. Penyebab karakteristik individual, yaitu:

1) Dukungan keluarga, yaitu dukungan yang diberikan suami/istri dan

anak-anak serta saudara dalam melaksanakan pekerjaan.

2) Kejenuhan, yaitu rasa bosan terhadap pekerjaan yang selalu di-

rasakan.

3) Konflik dengan rekan kerja, yaitu ketidakserasian antara dua atau

lebih anggota atau kelompok di tempat kerja.

4) Usia, yaitu perawat yang berumur dibawah 40 tahun lebih banyak

mengalami stres kerja dari pada perawat yang berumur diatas 40

tahun. Pekerja dengan umur lebih tua yaitu sekitar 41-50 tahun lebih

memiliki kemampuan dalam mengendalikan stres.

5) Jenis kelamin, yaitu kecenderungan perempuan mengalami stres

kerja lebih besar daripada laki-laki, hal ini disebabkan karena perem-

puan memiliki emosi yang lebih meledak-ledak daripada laki-laki.

6) Status perkawinan, yaitu perawat yang sudah menikah lebih banyak


20

yang mengalami stres dibandingkan perawat yang belum menikah.

Bagi perawat wanita akan memiliki peran ganda yaitu didalam

pekerjaannya dan dirumah sebagai seorang ibu rumah tangga. Sedan-

gkan bagi perawat laki-laki akan memiliki beban dan kewajiban

yang lebih besar bila sudah berkeluarga.

3. Penyebab karakteristik lingkungan, yaitu:

Penyebab stres kerja bisa disebabkan terhadap kejadian-kejadian di

lingkungan kerja, seperti beban kerja yang berlebihan, sikap dan perilaku

pimpinan yang kurang adil terhadap pegawai, waktu dan peralatan kerja

yang kurang memadai, konflik dengan rekan kerja maupun pimpinan,

dan upah yang terlalu rendah (Syamsiar dkk., 2007; Saragih,2008).

Stres kerja dapat dirasakan berbagai profesi, salah satunya adalah profesi

sebagai perawat. Hal-hal yang dapat menjadi pencetus timbulnya stres

kerja pada perawat yaitu, terlalu banyak beban kerja, tanggung jawab

atas seseorang, kurang dukungan dari kelompok, lingkungan pekerjaan,

dan pengaruh dari pemimpin (Indriyani, 2009)

2.2.4. Indikator Stres Kerja

Menurut Hasibuan (2014:204) Indikator – indicator stres kerja adalah situasi

yang dialami oleh seorang karyawan yang dapat mempengaruhi pola fikir, emosi

dan kondisi seseorang sehingga dapat memberikan tekanan dalam menjalankan

pekerjaan. Sebagai contohnya yaitu:

1. Beban kerja, diukur dari persepsi karyawan mengenai beban kerja yang
21

dirasa berlebihan.

2. Sikap pemimpin, diukur dari persepsi karyawan mengenai sikap

pemimpin yang kurang adil dalam memberikan pekerjaan.

3. Waktu kerja, diukur dari persepsi karyawan mengenai waktu kerja yang

dirasa berlebihan.

4. Konfik, diukur dari persepsi karyawan mengenai konflik antara karyawan

dengan pimpinan.

5. Komunikasi yang diukur dari komunikasi yang kurang baik antar

karyawan.

6. Otoritas kerja, yang diukur mengenai tanggung jawab karyawan dalam

menjalankan pekerjaan.

Sedangkan Indikator–indikator stres kerja menurut Robbins (2009), terbagi

atas 5 (lima) yaitu:

1. Tuntutan Tugas

Merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang seperti

kondisi kerja, tata kerja dan letak fisik.

2. Tuntutan Peran

Yaitu berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang

sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam suatu

organisasi.

3. Tuntutan Antar Pribadi

Yaitu tekanan yang diciptakan oleh pegawai lain.

4. Struktur Organisasi
22

Yaitu gambaran instansi yang diwarnai dengan struktur organisasi yang

tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang, dan

tanggung jawab.

5. Kepemimpinan Organisasi

Yaitu gaya manajemen pada organisasi, misalkan dapat membuat iklim

organisasi yang melibatkan ketegangan, ketakutan dan kecemasan.

2.2.5. Gejala-Gejala Stres Kerja

Menurut Anoraga (2009) gejala stres adalah sebagai berikut:

1. Menjadi mudah marah dan tersinggung

2. Bertindak secara agresif dan defensive

3. Merasa selalu lelah

4. Sukar berkonsentrasi

5. Jantung berdebar-debar

6. Otot tegang dan nyeri persendian

7. Sakit kepala, perut dan diare

Teori Tery Behr dan Newman membagi gejala stres menjadi tiga aspek

yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku.

1. Gejala psikologis terdiri dari:

1) Kecemasan, ketegangan

2) Bingung, marah, sensitive

3) Memendam perasaan

4) Komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual

5) Mengurung diri, ketidak puasan bekerja


23

6) Depresi, kebosanan, lelah mental

7) Merasa terasing dang mengasingkan diri, kehilangan daya konsen-

trasi

8) Kehilangan spontanitas dan kreativitas

9) Kehilangan semangat hidup, menurunyan rasa percaya diri

2. Gejala fisik terdiri dari:

1) Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah

2) Meningkatnya sekresi adrenalin

3) Ganguan gastrointestinal, misal gangguan lambung

4) Mudah terluka, gangguan kardiovaskuler

5) Gangguan pernafasan, mudah lelah secara fisik

6) Lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit

7) Kepala pusing, migrain, kanker

8) Ketegangan otot, problematika tidur

3. Gejala perilaku terdiri dari:

1) Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas

2) Penurunan prestasi dan produktifitas

3) Meningkatnya pengunaan minuman keras dan mabuk

4) Perilaku sabotase

5) Meningkatnya frekuensi absensi

6) Perilakun makan yang tidak normal

7) Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan

8) Kecenderungan perilaku yang beresiko tinggi


24

9) Meningkatnya agresifitas, dan kriminalitas

10) Penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan

teman

2.2.6. Cara Mengatasi Stres Kerja

Stres kerja menurut (Mangkunegara, 2007:158, Hamali, 2016:246-247)

dapat diatasi dengan tiga pola sebagai berikut:

1. Pola sehat, pola menghadapi stres yang terbaik dengan kemampuan men-

gelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan

gangguan, tetapi menjadi lebih sehat danberkembang.

2. Pola harmonis, yaitu pola menghadapi stres dengan kemampuan men-

gelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan kesi-

bukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secarateratur.

3. Pola patologis, yaitu pola menghadapi stres dengan berdampak pada

berbagai gangguan fisik maupunsosial-psikologis.

Menurut Ardani (2013), ada dua strategi yang bisa digunakan untuk

menghadapi stres, yaitu:

1. Strategi menghadapi stres dalam perilaku

1) Memecahkan persoalan secara tenang

Mengevaluasi kekecewaan atau stres dengan cermat kemudian

menentukan langkah yang tepat untuk diambil, setelah itu mereka

mempersiapkan segala upaya dan daya serta menurunkan kemu-

ngkinan bahaya.

2) Agresi
25

Stres sering berpuncak pada kemarahan atau agresi. Sebenarnya

agresi jarang terjadi namun apabila hal itu hanyalah berupa respon

penyesuaian diri. Contohnya adalah mencari kambing hitam,

menyalahkan pihak lain dan kemudian melampiaskan agresinya

kepada sasaran itu.

3) Regresi

Yaitu kondisi ketika seseorang yang menghadapi stres kembali lagi

kepada perilaku yang mundur atau kembali ke masa yang lebih

muda (memberikan respons seperti orang dengan usia yang lebih

muda).

4) Menarik diri

Merupakan respon yang paling umum dalam mengambil sikap.

Bila seseorang menarik diri maka dia memilih untuk tidak

mengambil tindakan apapun. Respon ini biasanya disertai dengan

depresi dan sikap apatis.

5) Mengelak

Seorang yang mengalami stres terlalu lama, kuat dan terus menerus

maka ia akan cenderung mengelak. Contoh mengelak adalah

mereka melakukan perilaku tertentu secara berulang-ulang. Hal ini

sebagai pengelakkan diri dari masalah demi mengalahkan perha-

tian. Dalam usaha mengelakkan diri, orang Amerika biasanya

menggunakan alkohol, obat penenang, heroin dan obat-obatan dari

bahan kimia lainnya.


26

2. Strategi menghadapi stres secara kognitif

1) Represi

Adalah upaya untuk menyingkirkan frustasi, stres dan semua yang

menimbulkan kecemasan.

2) Menyangkal kenyataan

Menyangkal kenyataan mengandung unsur penipuan diri. Bila sese-

orang menyangkal kenyataan maka ia menganggap tidak adanya

pengalaman yang tidak menyenangkan dengan maksud untuk

melindungi dirinya sendiri.

3) Fantasi

Dengan berfantasi orang sering merasa dirinya mencapai tujuan

dan dapat menghindarkan dari frustasi dan stres. Orang yang sering

melamun kadang-kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu

lebih menarik dari pada kenyataan yang sesungguhnya. Bila fantasi

dilakukan secara sedang dan dalam pengendalian kesadaran yang

baik, maka frustasi menjadi cara yang sehat untuk mengatasi stres.

4) Rasionalisasi

Rasionalisasi ini dimaksudkan segala usaha seseorang untuk men-

cari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan

atau menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga

bisa muncul ketika seseorang menipu dirinya sendiri dengan pura-

pura menganggapnya buruk adalah baik atau sebaliknya.

5) Intelektualisasi
27

Seseorang yang menggunakan taktik ini maka yang menjadi

masalah akan dipelajari atau mencari tahu tujuan sebenarnya su-

paya tidak terlalu terlibat dengan persoalan secara emosional. Den-

gan intelektualisasi seseorang setidaknya dapat sedikit mengurangi

hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya dan

memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasala-

han secara subjektif.

6) Pembentukan reaksi

Seseorang dikatakan berhasil menggunakan metode ini bila dia

berusaha menyembunyikan motif dan perasaan sesungguhnya baik

represi atau supresi dan menampilkan wajah yang berlawanan den-

gan kenyataan yang dihadapi.

7) Proyeksi

Seseorang yang menggunakan Tehnik ini biasanya sangat cepat

dalam memperlihatkan ciri pribadi orang lain yang tidak ia sukai

dengan sesuatu yang dia perhatikan itu akan diperbesar lagi. Tehnik

ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena

dia harus menghadapi kenyataan akan keburukan dirinya.


28

2.3. Ruang Lingkup Stres di Masa Pandemi Covid-19

Selama pandemi Covid-19, memunculkan beragam pemicu stres yang

sebelumnya tidak banyak dialami oleh masyarakat, antara lain: stres akademik,

stres kerja, dan stresdalam keluarga.

1. Stres Akademik

Akademik identik dengan dunia Pendidikan, Yang dimaksud dengan

akademik adalah kemampuan menguasai ilmu pengetahuan yang telah

diuji kepastian kebenarannya sehingga hasilnya dapat diukur. Stres

akademik adalah tekanan nyang dialami oleh siswa atau mahasiswa yang

berkaitan dengan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan.

Dengan demikian Stres akademik merupakan suatu keadaan atau kondisi

berupa gangguan fisik, mental atau emosional yang disebabkan

ketidaksesuian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual

yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani dengan berbagai

tekanan dan tuntutan di sekolah. Dengan demikian mengakibatkan

frustrasi bagi siswa/mahasiswa, dan bila terus berlanjut dapat

menimbulkan stres.

2. Stres Kerja

Di masa pandemi Covid-19 diterapkan social distancing dan pekerja

beraktivitas dari rumah (WFH). Semua kantor dan tempat usaha tutup.

Pabrik-pabrik juga ikut tutup. Bagi pekerja yang dapat beraktivitas di

rumah tidak menjadi masalah yang berarti. Akan tetapi bagi pekerja di

bidang jasa dan produksi yang mengharuskan di lokasi tempat kerja akan
29

menimbulkan masalah. Tidak adanya kepastian kapan masa pandemi

covid ini berakhir menimbulkan ketidakpastian bagi para pengusaha dan

para pekerja. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan PHK, karena

berhentinya kegiatan.

Sementara yang terus melakukan usaha mengalami penurunan

produktivitas. Inilah antara lain yang menimbulkan stres kerja di masa

pandemi Covid-19. https://www.liputan6.com/news Secara teoretis, stres

kerja menurut Beehr dan Franz (Bambang Tarupolo, 2002:17) adalah

suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau

tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.

Menurut Pandji Anoraga (2001:108) stres adalah suatu bentuk tanggapan

seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan

dilingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya

terancam.

Kondisi stres akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi

fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan

tempat idividu tersebut berada. Apabila melihat kondisi yang ada, stres

kerja pada masa pandemi covid ini disebabkan social distancing yang

mengakibatkan aktivitas masyarakat berkurang. DampaDari uraian di atas

dapat dimengerti bahwa ketidakpastian situasi, masalah ekonomi, gaji

yang dipangkas, atau bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)

menjadi faktor yang memicu terjadinya stres dalam kerja.

3. Stres dalam Keluarga


30

“Ibu Rumah Tangga Berpotensi Alami Stres Saat Pandemi Covid-19”,

demikian berita yang ada di media online. (ayosemarang.com/read/).

Kondisi demikian sangat mungkin terjadi mengingat budaya patriarki

yang masih dominan dalam masyarakat Indonesia. Mengurus rumah

tangga adalah pekerjaan ibu rumah tangga, yang secara formal tertulis

pada KTP seorang ibu rumah tangga. Saat diterapkan WFH di masa

pandemi Covid-19, maka seluruh anggota keluarga setiap hari dan setiap

saat berkumpul dalam rumah. Dengan demikian Ibu rumah tangga yang

mendapatkan beban terbesar dalam melakukan pekerjaannya.

Selain mengerjakan pekerjaan rutin mengurus rumah tangga, ibu juga

harus mendampingi anaknya belajar di rumah, dan tidak jarang ibu rumah

tangga mengambil peran sebagai guru bagi putra putrinya. Beban yang

ditanggung oleh ibu rumah tangga tidak hanya double birden, akan tetapi

bisa banyak beban yang ditanggungnya. Dapat dikatakan tiba-tiba semua

urusan dibebankan kepada ibu rumah tangga. Inilah potensi yang dapat

menyebabkan stres dalam keluarga. Stres dalam keluarga bisa dialami

oleh anak yang bosan dengan model pembelajaran secara online, tanpa

dapat bermain dan berinteraksi dengan temannya.

2.4. Mengelola Stres di Masa Pandemi Covid-19

Sebelum mengelola stres perlu diketahui terlebih dahulu gejala-gejala Stres

pada masa Pandemi Covid-19. Di antara tanda-tandanya antara lain:

1. memiliki rasa khawatir atau takut yang berlebihan sehingga berpikir yang

tidak rasional
31

2. memiliki pikiran negatif terhadap orang yang memiliki tanda-tanda pen-

derita

3. mencari berita mengenai Covid-19 yang berlebihan sehingga tidak dapat

memilah berita yang akurat dan dapat memunculkan kecemasan yang

membuat seseorang mengalami sulit tidur

4. Sakit kepala, serta sakit fisik lainnya.

WHO merumuskan strategi untuk menghadapi stres selama pandemi Covid-19

1. Merasa sedih, tertekan, bingung, takut dan marah adalah hal yang lum-

rah selama krisis terjadi. Berbincang dan berbagi cerita dengan orang-

orang yang dapat dipercayai bisa membantu mengurangi rasa tertekan

yang dialami.

2. Selama pandemi ini, berdiam di rumah lebih dianjurkan untuk memini-

malisir penyebaran virus dan kontak fisik dengan orang banyak. Men-

jaga gaya hidup sehat dengan asupan gizi yang cukup, pola tidur yang

baik, olahraga dan berinteraksi dengan orang-orang yang disayang bisa

dilakukan selama berdiam di rumah.

3. Menghindari rokok, alkohol dan narkotika untuk menyelesaikan

masalah emosi.

4. Mencari fakta-fakta dan info terbaru yang dapat membantu dalam

menentukan tahap pencegahan yang tepat dan menghindari berita-berita

yang tidak valid dan kredibel.

5. Mengurangi kecemasan dengan membatasi media yang menyebarkan

informasi yang membuat semakin cemas dan takut.


32

6. Mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk mengatur emosi se-

lama masa pandemi ini.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir

dalam kegiatan ilmu (Nursalam 2020).

Faktor faktor yang mempengaruhi


kinerja: Faktor yang mempengaruhi
1. Efektifitas & efisiensi stress:
2. Otoritas 1. Lingkungan Kerja
3. Disiplin 2. Beban kerja berlebih
4. Motivasi 3. Deprivatiaonal stres
5. Stres kerja 4. Pekerjaan beresiko
tinggi

Kinerja Perawat

Indikator kinerja mengacu


pda standar praktik
proesional PPNI 2009 dalam
Nopa,2016:
1.Pengkajian Keperawatn
2.Diagnos Keperawatan
3.Perencanaan Keperawatan
4.Implementasi
5.Evaluasi Keperawatan

Keterangan : : : Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Stres KerjaDengan Kinerja Pada Perawat Pada
Masa Pandemi Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

33
34

3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi kinerja

salah satunya adalah adanya stres kerja yg di alami seorang perawat. Sedangkan

faktor yang mempengaruhi stres adalah lingkungan kerja, beban kerja berlebih,

pekerjaan yang beresiko dan devripational stres. Terdapat beberapa tingkatan stres

yaitu, stres ringan, stres sedang, dan stres berat.

3.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian. Menurut Kumar (2019), dalam Nursalam (2020), hipotesis adalah

suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang

diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam 2020).

Dari kerangka konsep penelitian diatas dapat dikemukakan hipotesis penelitian:

H1 : Ada Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat di Masa Pandemi

Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.


35

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis rancangan penelitian analitikdengan desain

korelasionalkarena peneliti hanya mengkaji hubungan tanpa memberikan

perlakuan. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji

berdasarkan teori yang ada (Nursalam 2020).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

cross sectional, yaitu variabel independen dan variabel dependen yang menjadi

objek penelitian, diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang

bersamaan. Pendekatan Cross Sectional digunakan karena pengukuran kinerja

kerja (variabel bebas) dan stres kerja perawat (variabel terikat) dilakukan secara

bersama-sama untuk melihat apakah ada hubungan atau tidak diantara keduanya.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara Stres kerja dan kinerja pada

perawat pada masa pandemic Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang

memenuhi kriteria yeng telah ditetapkan (Nursalam 2020). Populasi dalam peneli-

tian ini populasinya adalah seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Medika

Mulia Tuban dengan pasien covid dengan jumlah 45 perawat.


36

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi terjagkau yang dapat dipergunakan sebagai

subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2020). Sample penelitian ini

adalah seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

mewakili populasi, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi:

Kriteria inklusi adalah karateristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian antara lain:

1) Perawat yang bersedia menjadi responden

2) Perawat Rumah Sakit Medika Mulia

3) Perawat yang melakukan pelayanan

4) Perawat yang bersinggungan langsung dengan pasien covid di

Rumah Sakit Medika Mulia (IGD, Isolasi Covid, ICU Covid, IKO)

2. Kriteria Eklusi:

Adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel penelitian.

1) Perawat yang tidak di pelayanan

2) Perawat yang tidak mengisi kuesioner dalam batas waktu yang di

tentukan.
37

4.2.3. Besar Sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Nursalam,

2016). Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel dalam

penelitian ini adalah

Sumber: Nursalam (2016)

Keterangan:

n : Besar Sampel

N : Besar Populasi

d : Tingkat Signifikan (0,05)

N
n= 1+ N (d )²
45
n=
1 + 45 (0.05)

45
25
n= 1+ 25(0,0025)²
1 + 45 (0.0025)

45
25
n= 1,06251 + 0,1125

n = 40,4

n= 40

Jadi, besar sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 40 responden.


38
39

4.2.4. Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Tehnik sampling merupakan cara-cara yeng ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Sastroasmoro & Ismail 1995; Nursalam 2017

dalam Nursalam 2020).

Penelitian ini menggunakan probability sampling dimana setiap subjek

dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai

sampel. Tehnik yang dipakai yaitu tehnik simple random sampling, untuk

mencapai samping ini setiap elemen diseleksi secara acak.

Jika sampel frame kecil, nama bisa ditulis pada secarik kertas, diletakan di

kotak, diaduk, dan diambil secara acak setelah semuanya terkumpul. Misalnya

jika ingin mengambil sampel 30 orang dari 100 populasi yang tersedia, maka

secara acak kita megambil 30 sampel melalui lemparan dadu atau pengambilan

nomor yang telah ditulis (Nursalam 2020).

4.3. Kerangka Operasional

Kerangka operasional atau kerangka kerja merupakan pertahapan (langkah-

langkah dalam aktivitas ilmiah) mulai dari pentahapan populasi, sampel dan

seterusnya yaitu sejak penelitian awal dilaksanakan (Nursalam, 2016).


40

Populasi Penelitian
Seluruh perawat Rumah Sakit Medika Mulia yang berjumlah 45 orang

Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa simple random sampling

Sample Penelitian
Sample penelitian ini sebagian perawat tetap berjumlah 103 responden

Variable Independen Variable Dependen


Stres Kerja Kinerja

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner

Pengolahan Data
Editing, Koding, Skoring dan Tabulasi

Analisa Data
Menggunakan uji Spearman rho

Kesimpulan
Ada Hubungan stress kerja dan kinerja perawat Rs Medika Mulia Tuban Tahun 2021

Penyajian Hasil

Gambar 4. 1 Kerangka Kerja Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja pada Perawat
di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

4.4. Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda ter-

hadap sesuatu (benda, manusia dan lainnya) (Soeparto, Putra & Haryanto 2000

dalam Nursalam 2020).


41

4.4.1. VariabelIndependen

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam 2020). Penelitian ini variabel independennya

adalah Stres Kerja.

4.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam 2020). Penelitian ini variabel dependennya adalah

Kinerja Pada Perawat

4.5. Definisi operasional

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja


Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Kode/Skor

Variabel Seluruh respon Indikator Stres kuesioner ordinal Skor:


independent: perawat dalam Kerja: 1. .> 55 = berat
Stres Kerja menghadapi 1. Beban 2. 33-55 = sedang
tekanan baik Kerja 3. < 33 = ringan
mental, fisik, 2. Sikap Kode:
emosional dan Pemimpin 1. Ringan = 1
spiritual yang 3. Waktu 2. Sedang = 2
berkaitan Kerja 3. Berat = 3
dengan 4. Konflik
pekerjaan 5. Komu-
nikasi
6. Otoritas
Kerja
Variabel gambaran Seluruh kuesioner Ordinal Skor:
Dependent: mengenai respon 1. 0-3 = kurang
Kinerja tingkat perawat dalam 2. 4-6 = cukup
pencapaian bekerja yang 3. 7-10 = baik
pelaksanaan tampak dari
tugas dalam aspek fisik, Kode:
suatu perilaku dan 1. Kurang= 0
organisasi, emosional 2. Cukup = 1
dalam upaya 3. Baik = 2
mewujudkan
sasaran, tujuan,
misi, dan visi
di rumah sakit
tempat bekerja.
42

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner

berisi beberapa pertanyaan tertutup yang langsung diajukan kepada responden.

Kuesioner yang telah dibuat mencakup data demografi responden, variabel

independen yaitu stres kerja dan variabel dependen yaitu kinerja perawat. Data

demografi responden berupa kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan dan masa kerja.

Format yang dipakai kuesioner adalah format skala likert dan skala gutman.

Skala likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu

kontinum sikap terhadap objek, sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan

sangat positif (Widoyoko, 2012).

Instrumen penelitian skala likert disusun dalam bentuk checklist (√). Skor

penelitian yang digunakan dalam untuk variabel stres yaitu ringan (1), Sedang (2),

berat (3). Sedangkan skor penelitian yang digunakan dalam variabel kinerja yaitu

baik (1), cukup (2), kurang (3).


43

4.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.7.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Medika Mulia, alasan pemilihan

lokasi penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui hubungan antara stres

kerja dengan kinerja pada perawat di Rumah Sakit Medika Mulia.

4.7.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan dibulan Desember 2021

4.8. Prosedur pengambilan data

Cara pengumpulan data yaitu dengan mengambil data primer dengan

melakukan pemberian kuesioner secara langsung kepada responden. Langkah

yang dilakukan peneliti dalam prosedur teknis adalah sebagai berikut:

1. Mengurus surat perizinan survei awal untuk melakukan penelitian yang

diberi tanda tangan oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul

Ulama Tuban.

2. Mengurus surat perizinan awal pada instansi Rumah Sakit Medika Mulia

Tuban

3. Peneliti menentukan subjek peneliti yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi

4. Peneliti memberikan informed consent kepada subyek penelitian

5. Peneliti melakukan pengambilan data dengan kuesioner yang sudah disi-

apkan

6. Setelah selesai pengambilan data, peneliti mengolah dan menganalisis

data
44

4.9. Analisa data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan

pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan penelitian yang mengungkap

fenomena (Nursalam, 2020). Terdapat Tehnik pengolahan data dan juga tehnik

analisis data. Tehnik pengolahan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan

tahapan berikut:

1. Editing

Editing adalah kegiatan menyeleksi data yang masuk daripengumpulan

data dan memeriksa kembali semua hasil pengukuran tigkat stres dan

kinerja apakah ada yang tidak sesuai dengan pikiran peneliti maka di-

lakukan pengukuran ulang.

2. Coding

Mengklasifikasikan jawaban dari para responden ke dalam kategori

1) Data Kinerja

0-3 = kurang

4-6 = cukup

7-10 = baik

2) Data tingkat stres

Stres ringan = 1

Stres sedang = 2

Stres berat =3
45

3. Scoring

Tahap ini dilakukan setelah di tetapkan kode jawaban atau hasil

observasi sehingga jawaban responden atau hasil observasi dapat

diberikan skor, hal ini dilakukan untuk mempermudah pengolahan data.

Perhitungan skor tingkat stres kerja dan kinerja adalah dengan

menjumlahkan seluruh skor dari tiap pernyataan sehingga menghasilkan

total. Skoring dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. Tabulating

Merupakan langkah memasukkan data berdasarkan hasil penggalian data

di lapangan. Hal ini dilakukan setelah editing, coding dan scoring selesai

dilakukan.

5. Interpretasi hasil analisis data

Interpretasi hasil analisis data merupakan bagian yang penting dalam

pengelolahan data. Sebelum menarik suatu kesimpulan, hasil analisis

yang masih faktual terlebih dahulu harus diinterpretasikan dan diberi

makna oleh peneliti. Hasil analisa biasanya dibandingkan dengan

hipotesis penelitian (kalauada), kemudian dibahas dengan

menghubungkannya terhadap hasil penelitian lain serupa atau terdahulu,

kemudian diberi kesimpulan (Nursalam 2017 dalam Nursalam 2020).

4.10. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menekankan masalah etika,

meliputi:
46

4.10.1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan dari riset yang dilakukan serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden tidak

bersedia diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak

responden.

4.10.2. Anominity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencan-

tumkan nama responden pada lembar pengumpilan data. Lembar tersebut hanya

akan diberikan kode tertentu.

4.10.3. Confidentealy (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

saja disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.


BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pada BAB ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis penelitian tentang

“Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa Pandemi Covid-

19 Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban”.

5.1 Hasil Penelitian

Dari Pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Januari, Peneliti menda-

patkan keterangan dari 40 responden yang bersedia menjadi responden di Rumah

Sakit Medika Mulia Tuban. Data tersebut dikelompokan oleh peneliti menjadi

data umum yang berisi gambaran umum lokasi penelitian, visi dan misi Rumah

Sakit, tujuan Rumah Sakit, motto Rumah Sakit dan data khusus yang berisi Stres

Kerja, Kinerja Perawat serta data hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat

di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.

5.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian

Data umum yang diperoleh pada penelitian ini meliputi:

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Gambaran umum tempat penelitian meliputi:

1) Lokasi Penelitian

RS Medika Mulia Tuban terletak diJalan Majapahit No. 699, Sidorejo,

Kecamatan Tuban, kabupaten Tuban. RS Medika Mulia Tuban

merupakan rumah sakit type C

47
48

Visi, Misi dan Motto

Visi dari RS Medika Mulia Tuban adalah Menjadi Rumah Sakit Yang

Ramah Lingkungan dan Dipercaya.

Misi dari RS Medika Mulia Tuban adalah:

(1). Mewujudkan Rumah Sakit yang Teduh, Nyaman dan Aman

(2). Meningkatkan Kompetensi dan Kompetisi Sumber Daya Manusia

(3). Pengelolaan Rumah Sakit yang Akomodatif, Serasi dan Efisien

(4). Ketersediaan Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan yang

Berkualitas

Motto dari RS Medika Mulia Tuban adalah Pengabdianku adalah

Tanggung Jawabku.

2) Jenis Pelayanan Kesehatan

Jenis pelayanan kesehatan yang terdapat di RS Medika Mulia Tuban

adalah:

(1). Pelayanan gawat darurat

Instalasi Gawat darurat (IGD) RS Medika Mulia melayani 24 jam

dan 7 hari dalam seminggu.

(2). Instalasi rawat jalan

Terdiri dari 14 poliklinik yaitu poli gigi, poli umum, poli penyakit

dalam, poli paru, poli urologi, poli bedah, poli orthopedi, poli

THT, poli kulit dan kelamin, poli anak, poli syaraf, poli rawat

luka, poli obgyn dan poli jantung.


49

(3). Pelayanan rawat inap

Terdiri dari ruang VVIP, ruang Anyelir VIP 1 (untuk pasien laki

laki dan perempuan dan anak-anak), ruang Bougenvile (untuk

pasien anak-anak dan balita), ruang Lily (untuk pasien laki laki

dan perempuan dengan penyakit dalam), ruang Cempaka (untuk

pasien laki laki dan perempuan dengan penyakit isolasi), ruang

Anggrek (untuk ruang bersalin), ruang Perinatologi (untuk bayi),

(4). Pelayanan radiologi

Instalasi Radiologi RS Medika Mulia Tuban dilayani oleh 3 orang

Dokter spesialis Radiologi dan orang Radiografer. Pelayanan ra-

diologi meliputi pelayanan Radio diagnostik, USG 2 dan 4D, dan

CT scan.

(5). Pelayanan laboratorium

Terdiri dari kimia darah, hematologi, imunologi, mikrobiologi,

urinalisa, faeces dan patologi anatomi.

(6). Pelayanan farmasi

Instalasi farmasi RS Medika Mulia Tuban dilayani oleh 4 orang

tenaga apoteker, 4 orang analis farmasi, dan 10 orang asisten

apoteker.

(7). Pelayanan bedah sentral

Terdiri dari bedah umum, bedah orthopedi, bedah kandungan dan

kebidanan, bedah mata, bedah THT.


50

(8). Pelayanan gizi

Pelayanan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien

dalam rangka upaya promotif, prefentif, kuratif, rehabilitatif.

(9). Pelayanan persalinan dan perinatologi

Tersedia ruang perawatan untuk pasien sebelum dan setelah

melahirkan.

5.2.1. Data Umum Responden

Karakteristik responden terdiri dari: jenis kelamin dan pendidikan, Masa

Kerja.

1. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Perempuan 21 52,5
2 Laki-laki 19 47,5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer Peneliti 2021

Hasil tabel 5.1 dapt di ketahui diketahui bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar yaitu 21 (52,5%) responden.

2. Karakteristik berdasarkan pendidikan

Tabel 5. 2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1 D3 23 57,5
2 S1 17 42,5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer Peneliti 2021

Hasil tabel 5.2 dapat di ketahui bahwa sebagian besar responden yaitu

dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah D3 yaitu 23 (57,5%).


51

3. Karakteristik berdasarkan Masa kerja

Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja


No. Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1. < 1 Tahun 5 12,5
2. 1-3 Tahun 10 25
3. > 3 Tahun 25 62,5
Total 40 100
Sumber: Data Primer Peneliti, 2021

Hasil tabel 5.3 dapat di ketahui bahwa hampir seluruh responden dengan

masa kerja terbanyak adalah > 3 Tahun yaitu 25 (62,5%)

5.3.1. Data Khusus Responden

Data khusus yang diperoleh meliputi tingkat stres perawat dan kinerja pada

perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

1. Stres Kerja

Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Medika


Mulia Tuban
No Stres Kerja Frekuensi Presentase (%)
1 Ringan 10 25
2 Sedang 12 30
3 Berat 18 45
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer Peneliti 2021

Hasil tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden didap-

atkan tingkatan stres kerja perawat di Rumah sakit Medika Mulia yang

paling banyak adalah tingkatan stres berat dengan 18 (45%)

2. Kinerja Perawat

Tabel 5. 5 Distribusi Kinerja Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban


No Kinerja Frekuensi Presentase (%)
1 Kurang 19 47,5
2 Cukup 12 30
3 Baik 9 22,5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer Peneliti 2021
52

Hasil tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

didapatkan tingkatan kinerja perawat di Rumah sakit Medika Mulia yang

paling banyak adalah Kinerja perawat kurang yaitu 19 (47,5%)

5.2 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat di Rumah Sakit

Medika Mulia Tuban

Tabel 5. 6 Tabel Silang Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat di
Rumah Sakit Medika Mulia Tuban
Kinerja Perawat
Stres kerja
Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % F %
Ringan 0 0 1 2,5 1 2,5 2 5
Sedang 0 0 1 2,5 3 7,5 4 10
Berat 1 2,5 15 37,5 18 45 34 85
Total 1 2,5 17 42,5 22 55 40 100
Sumber: Data Primer Peneliti 2021

Hasil tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden didapatkan

bahwa hubungan perawat dengan stres kerja berat dengan kinerja perawat

kurang di Rumah sakit Medika Mulia adalah sebesar 18 (45% )

5.3 Analisis Penelitian

Analisa data dalam Penelitian ini menggunakan Uji Spearman Rho yaitu

menguji antar dua variabel dengan skala data Ordinal (Sugiyono, 2014). Data

yang diperoleh kemudian ditabulasi kedalam tabel yang selanjutnya dianalisis

dengan Uji Spearman Rho Dan perhitungannya dilakukan menggunakan aplikasi

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) for Windows yaitu Stres Kerja

Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit

Medika Mulia Tuban. Hal ini dibuktikan dengan nilai kemaknaan ά = 0,05

diperoleh nilai asymp dan didapatkan hasil p = 0,01 dimana p< 0,05 H1 diterima.

Berdasarkan output SPSS diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,539 artinya
53

kemaknaan hubungan antara Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat menghasilkan

korelasi yang Kuat, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan antara

Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban.
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan

Bab pembahasan ini menguraikan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti dan keterbatasan yang ditemui selama melakukan

proses penelitian berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

adanya Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban dengan koefisien

phi dan dianalisa dengan aplikasi SPSS for Windows.

6.1.1. Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

Hasil tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

didapatkan tingkatan stres kerja perawat di Rumah sakit Medika Mulia

yang paling banyak adalah tingkatan stres berat dengan 18 (45%)

Menurut Robbins (2012:368), stres adalah suatu kondisi dinamis

dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber

daya yang terkait dengan apa yang diinginkan oleh individu itu dan yang

hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres tidak hanya dilihat dari

suatu kondisi karyawan didalam menghadapi lingkungan kerja namun

stres kerja dapat merupakan suatu perasaan.

Menurut Mangkunegara (2009:157) stres kerja adalah perasaan

tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja

ini tampak dari gejala, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak

54
55

tenang, suka menyendiri, sulittidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa

rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami

gangguan pencernaan.

Teori Tery Behr dan Newman membagi gejala stres menjadi tiga

aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku.

4. Gejala psikologis terdiri dari:

1) Kecemasan, ketegangan

2) Bingung, marah, sensitive

3) Memendam perasaan

4) Komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual

5) Mengurung diri, ketidak puasan bekerja

6) Depresi, kebosanan, lelah mental

7) Merasa terasing dang mengasingkan diri, kehilangan daya konsen-

trasi

8) Kehilangan spontanitas dan kreativitas

9) Kehilangan semangat hidup, menurunyan rasa percaya diri

5. Gejala fisik terdiri dari:

1) Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah

2) Meningkatnya sekresi adrenalin

3) Ganguan gastrointestinal, misal gangguan lambung

4) Mudah terluka, gangguan kardiovaskuler

5) Gangguan pernafasan, mudah lelah secara fisik

6) Lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit


56

7) Kepala pusing, migrain, kanker

8) Ketegangan otot, problematika tidur

6. Gejala perilaku terdiri dari:

1) Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas

2) Penurunan prestasi dan produktifitas

3) Meningkatnya pengunaan minuman keras dan mabuk

4) Perilaku sabotase

5) Meningkatnya frekuensi absensi

6) Perilakun makan yang tidak normal

7) Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan

8) Kecenderungan perilaku yang beresiko tinggi

9) Meningkatnya agresifitas, dan kriminalitas

10) Penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan

teman.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stres

kerja berdasarkan gejala fisik, gejala spikologis, gejala gejala perilaku

diketahui bahwa mayoritas responden sebagian besar stres kategori sedang

dengan kinerja perawat kategori berat. Hal ini disebabkan karena perawat

sering mengalami lelah (capek) dan tak berdaya setelah merawat atau

menghadapi pasien terutama pasien covid hal ini merupakan gejala fisik

dari stres kerja. Stres kerja gejala fisik pada perawat semakin tinggi yang

menyebabkan kelelahan kerja dan menurunkan kinerja perawat di ruangan

tersebut dibandingkan ruang dinas lainnya. Hal ini sejalan dengan peneli-
57

tian Nopa (2016), menyatakan perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap

RSUD Tanjung Pura Langkat, mayoritas perawat yang mengalami stres

kerja sedang dengan kinerja cukup adalah gejala fisik dari stres kerja yaitu

sering merasa otot kaku/kaku leher saat atau setelah bekerja, kelelahan saat

bekerja dan mengalami sakit kepala saat bekerja di rumah sakit. Kondisi

stres akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseo-

rang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat idividu

tersebut berada. Apabila melihat kondisi yang ada, stres kerja pada masa

pandemi covid ini disebabkan social distancing yang mengakibatkan aktiv-

itas masyarakat berkurang. Dampak dari uraian di atas dapat di -

mengerti bahwa ketidakpastian situasi, masalah ekonomi, gaji yang di-

pangkas, atau bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi

faktor yang memicu terjadinya stres dalam kerja.

6.2.1. Kinerja Perawat di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban

Dari tabel 5.4 diatas didapatkan tingkatan kinerja perawat di Rumah

sakit Medika Mulia yang paling banyak adalah Kinerja perawat kurang

yaitu 19 (47,5%).

Kinerja perawat adalah perilaku kerja yang ditampilkan oleh perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang digambarkan

dalam pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar

kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal berdasarkan implementasi

kognitif, implementasi interpersonal dan implementasi teknis (Triyana,

2013).
58

Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

didalam perusahaan yaitu:

1. Efektifitas dan Efesiensi

Prawirosentono (2010:27) Bila tujuan tertentu dalam suatu perusahaan

sudah tercapai, kita boleh mengatakan kegiatan tersebutefektif tetapi apa-

bila akibat-akibat yang dicari tidak penting itu artinya kegiatan tersebut

tidak efisien

2. Otoritas

Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu pe-

rusahaan yang dimiliki karyawan kepada karyawan yang lain untuk

melakukan suatu kegiatan sesuai dengan kontribusinya.

3. Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi disi-

plin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam

menghormati perjanjian kerja

4. Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situ-

asikerja. Motivasi merupakan kondisi yang dapat membuat karyawan ter-

arah untuk mencapai tujuan didalam perusahaan

5. Stres Kerja
59

Menurut Anwar (2011:93) Stres kerja adalah suatu perasaan yang

menekan atau rasa tertekan yang dihadapi karyawan dalam menghadapi

pekerjaannya, hal ini akan mempengaruhi kinerja dalam mencapai tujuan

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2017) menemukan bahwa

ada kecenderungan semakin rendah tingkat stres kerja perawat akan diikuti

dengan kinerja perawat yang semakin baik. Menurut Siagian (2015) se-

makin lama seseorang mengalami stres maka akan berakibat pada ketidak-

mampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya,

baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun diluarnya.

Menurut Gibson, dkk (2003), secara teoritis ada tiga kelompok vari-

abel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel indi-

vidu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok vari-

abel tersebut mempengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya mempen-

garuhi kinerja seseorang. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja

adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus disele-

saikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja

banyak yang mengalami penurunan dikarena tingkat stres yang berat. Kin-

erja perawat pelaksana mengacu kepada tindakan keperawatan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Stres yang dialami pegawai akan

membawa efek yang buruk bagi pegawai. Efek tersebut mencakup

pengambilan keputusan yang semakin buruk dan penurunan efektivitas.

Selain itu stres juga dapat meningkatkan ketidakpuasan kerja. Kondisi


60

prosedur kerja yang ketat dan kondisi pasien yang membutuhkan penan-

ganan yang lebih ekstra dibanding pasien lainnya, juga dapat menye-

babkan stres kerja pada perawat dan penurunan kinerja.

6.3.1. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat di Rumah Sakit

Medika Mulia Tuban

Dari tabel 5.5 diatas didapatkan perawat dengan stres kerja berat

dengan kinerja perawat kurang di Rumah sakit Medika Mulia adalah 18

(45%)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stres kerja

berdasarkan gejala perilaku, gejala psikologis dan fisik diketahui bahwa

mayoritas responden memiliki streskerja kategori sedang dengan kinerja

perawat kategori dapat mempengruhi tingkat kinerja perawat. Hal ini dise-

babkan karena perawat sering mengalami gangguan makan (bertambah

porsi ataukehilangan nafsu makan) saat banyak masalah dalam pekerjaan

dan selalu menghindari pekerjaan yang diberikan atasan karena tidak

mampu mengerjakannya, hal ini merupakan gejala perilaku dari stres

kerja. Hasil ujikorelasi Spearman diperoleh nilai koefisien negatif dan ter-

dapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja perawat.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa mayoritas responden yang-

mengalami stres kerja berdasarkan gejala psikologis yaitu mayoritas re-

sponden berpendidikan D3 keperawatan Menurut penelitian Wijono


61

(2006) menemukan bahwa subjek dengan tingkat pendidikan Sarjana men-

galami stres kerja rendah, sedangkan subjek dengan tingkat pendidikan

Diploma 3 mengalami stres kerja berat. Hal ini sesuai dengan Notoat-

modjo (2005), menyatakan orang-orang yang memiliki pendidikan yang

lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi pula jika diband-

ingkan dengan orang-orang yang memiliki pendidikan yang rendah,

melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual

sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak dan berperilaku lebih

baik. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung den-

gan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri

serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar untuk

kelancaran tugas, dan kemampuan berperilaku atau bertindak dalam

melaksanakan tindakandan asuhan keperawatan lebih baik. Tenaga keper-

awatan yang berpendidikan tinggi motivasinya akan lebih baik karena

telah memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan

dengan perawat yang berpendidikan rendah sehingga akan meningkatkan

kinerja.

Tingkat stres yang tinggi akan mempengaruhi kondisi fisik dan

psikologis seseorang dan perilaku perawat. Menurut peneliti bila tidak ada

stres, tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun.

Meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stres membantu per-

awat untuk mengarahkan segalsumber daya dalam memenuhi kebutuhan


62

kerja. Bila stres menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena

stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Perawat yang memiliki stres ringan justru dapat melakukan tang-

gungjawab yang diembannya, dan sebaliknya perawat yang memiliki stres

berat dan sedang cenderung dalam bekerja mengalami penurunan kemam-

puan dan kinerjanya kurang baik, sebaliknya bila stres nya ringan maka

kinerja cenderung baik. Peneliti mengharapkan dari pihak RS dapat mem-

berikan perhatian dan pemecahan masalah terhadap perawat yang mem-

perlihatkan gejala stres kerja pada lingkungan yang gawat dan kritis yaitu

memberikan pelatihan mengelola stres, psikotes secara berkala, perlu

adanya rotasi bagi karyawan sebagai penyegaran, sosialisasi uraian tugas

dan standar prosedur operasional, supervisi pelaksanaan standar prosedur

operasional, dan perlu adanya unsur stres dalam penilaian kinerja


BAB 7

KESIMPULAN DAN SARA

7.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa

1. Tingkatan stres kerja perawat di Rumah sakit Medika Mulia yang paling

banyak adalah tingkatan stres berat dengan 18 (45%) hal ini berarti

banyak perawat yang mengalami stres kerja karena kondisi pandemi yang

di alami sekarang ini.

2. Tingkatan kinerja perawat di Rumah Sakit Medika Mulia yang paling

banyak adalah Kinerja perawat yang turun yaitu 19 (47,5%) hal ini di se-

babkan karena stres kerja meningkat sehingga kinerja para perawat

menurun.

3. Terdapat Hubungan yang signifikan antara Stres Kerja Dengan Kinerja

Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia

Tuban

63
64

7.2 SARAN

1. Saran untuk responden

Disarankan bagi responden untuk tetap mempertahankan kinerja agar

terus bisa melayani pasien dengan baik dan jangan sampai stres yang

dialami berubah menjadi eustres atau stres kearah yang negatif.

2. Saran untuk profesi

Disarankan untuk tetap semangat menghadapi pandemi ini, tetap menjaga

kesehatan. Sebagai seorang perawat kita diharapkan bisa membantu dan

menjaga garda depan menghadapi Pandemi Covid-19

3. Saran untuk peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan penelitian ini

sebagai gambaran dan dapat menambah aspek lain seperti bagaimana

cara untuk mempertahankan kinerja dan penanganan untuk menurunkan

stres serta cara menyikapi stres yang baik, sehingga dapat dijadikan

sebagai perbandingan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian

dengan masalah yang sama dengan variabel yang berbeda seperti indeks

prestasi. Selain itu juga disarankan untuk memperbanyak data umum

maupun menambahkan variabel dalam penelitian, sehingga diharapkan

dapat memperoleh data yang lebih maksimal sesuai dengan harapan

peneliti. Serta lebih menggali faktor-faktor lain di lapangan yang

berkaitan dengan penelitian kepada responden. Dan disarankan jika

peneliti selanjutnya dapat menggunakan penelitian kualitatif agar data

yang didapatkan lebih maksimal dan sesuai dengan harapan peneliti.


65

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, dkk.2014. “Stres Kerja Shift Malam Dan Kinerja Perawat Pelaksana Di
Ruang Rawat Inap RS Wava Husada Kepanjen. (online),
(http://www.jurnal-ppni.org/ojs/index.php/jppni/article/download/18/14).

Dahlia, SF. Juanda (2013). Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk.
Cabang Makasar.

Fajrillah, Nurfitriani. 2015. “Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat


Pelaksana Dalam Melaksanakan Pelayanan Keperawatan Di Instalasi
GawatDarurat Rumah Sakit Umum Anutapura Palu”. (online), (https://me-
dia.neliti.com/media/publications/181762-ID-hubungan-stres-kerja-dengan-
kinerja-pera.pdf).

Greenberg. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Majority. Jurnal Faktor-


Faktor Sosial yang Mempengaruhi Stres Kerja. 4(9).

Hendarwati.2015. “Hubungan Antara Tingkat Stres Kerja Perawat Dengan


Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Marga Husada Wonogiri”.(online),
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-mulathenda-
1110-1-skripsi-a.pdf).

Jufrizen, (2018). Peran Motivasi Kerja Dalam Memoderasi Pengaruh Kompensasi


Dan DisiplinKerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Pemberdayaan dan
Penguatan Daya Saing Bisnis Dalam Era Digital. 405-424.

Kemenkes, P 2020,Apakah yang dimaksud Stres Itu?, Kementerian Kesehatan Re-


publik Indonesia, diakses 6 Desember 2020, http://www.p2ptm.kemkes.-
go.id/infographic-p2ptm/stres/apakah-yang-dimaksud-stres-itu.

Lubis, Meirina. (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja


terhadapKinerja Karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematang Siantar.
SumateraUtara.

Nayati, Hamidah, (2015), Pengaruh Faktor Stres Kerjaterhadap Kinerja


Karyawan Plasa Telkom Group. Malang.

Nopa, Ika. 2016. “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Ruang
Rawat Inap Rsud Tanjung Pura Langkat Tahun 2016”. (online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65238/.pdf?
sequence=7&isAllowed=y).
66

Nursalam, 2020,Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, edisi 5, Salemba


Medika, Jakarta.

Perawat”. (online), (https://repository.usd.ac.id/3555/2/102214023_full.pdf

Rahman, Salmawati dkk. 2017. “Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu”. (online),
(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/
download/8749/6956).

Tampi, (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja


Karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, TB. Journal “Acta Diurna”
Volume III. Diakses tanggal 10 Desember 2015.

Yuarto, Simon.2014. ”Pengaruh Disiplin Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja.

Zaidin, Ali. 2012.Dasar-dasar Keperawatan Profesional.Jakarta: Widya Medika.


Lampiran 1Giant Chart Penyusunan Skripsi

GANTT CHART PENYUSUNAN SKRIPSI


Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pada Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban
NO Tahapan 2021
Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari
1. Konsultasi judul
2. Survey awal
3. Penyusunan BAB 1
4. Penyusunan BAB 2
5. Penyusunan BAB 3
6. Penyusunan BAB 4
7. Penyusunan Lampiran
8. Ujian Proposal
9. Revisi Proposal
10. Ujian Etik
11. Pengurusan surat ijiin
penelitian
12. Pelaksanaan penelitian
13. Tabulasi hasil
14. Penyusunan BAB 5
15. Penyusunan BAB 6
16. Penyusunan BAB 7
17. Penyusunan Lampiran
18. Penyusunan Abstrak
19. Ujian Skripsi
20. Revisi Skripsi
Lampiran 2Permohonan Menjadi Responden Penelitian

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Siti Sri Hartini
NIM : 19.12.2.149.145
Adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan IIKNU Tuban, akan
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja
Pada Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara stres kerja den-
gan kinerja pada perawat pada masa pandemic covid di RS Medika Mulia, se-
hingga hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam pengembangan ka-
jian ilmu keperawatan serta peran perawat.
Untuk itu saya mengharapkan saudara berkenan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini dengan bersedia mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan dengan
sejujur-jujurnya. Kerahasiaan informasi ini akan dijamin, untuk itu dalam
pengisian kuisioner ini tidak perlu mencantumkan nama dan alamat.
Sebagai bukti ketersediaan menjadi responden penelitian ini, saya mohon kesedi-
aan saudara menandatangani persetejuan yang telah saya sediakan. Partisipasi
saudara menjadi responden dalam penelitian ini sangat saya hargai dan sebelum-
nya saya ucapkan terima kasih

Tuban, 12 Desember 2021

SITI SRI HARTINI


Lampiran 3Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Mengatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa Program S1 Keperawatan IIKNU Tuban,
tentang”Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja pada Perawat Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia Tuban”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu keperawatan.
Demikian pernyataan peresetujuan menjadi responden dari saya semoga
dapat digunakan sebaik-baiknya.

Tuban,12 Desember 2021


Responden

(.............................)
Lampiran 4Kuesioner
Lampiran 5 Permohonan Survey Awal
Lampiran 6Balasan Permohonan Survey
Lampiran 7Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 8Balasan Permohonan Penelitian
Lampiran 9Tabulasi

HUBUNGAN STSKRIPSIRES KERJA DENGAN KINERJA PADA


PERAWAT PADA MASAPANDEMI COVID 19
DI RUMAH SAKIT MEDIKA MULIA TUBAN
NO NO Jenis Pendidikan Masa Stres Kinerja
RESPONDEN Kelamin Terakhir Kerja Kerja Perawat
1 001 L S1 0 2 1
2 002 L D3 2 3 1
3 003 L S1 1 2 0
4 004 P S1 0 2 0
5 005 P D3 1 3 1
6 006 P S1 0 2 0
7 007 P S1 1 2 0
8 008 L S1 0 3 0
9 009 L D3 2 2 1
10 010 P D3 2 2 1
11 011 P S1 1 2 0
12 012 P S1 1 2 0
13 013 P S1 1 2 1
14 014 P D3 2 3 1
15 015 P D3 2 2 0
16 016 P S1 0 2 2
17 017 L S1 0 1 1
18 018 L S1 1 2 0
19 019 L S1 1 1 1
20 020 L S1 0 2 0
21 021 P D3 2 3 1
22 022 L D3 2 3 0
23 023 L D3 2 2 1
24 024 L S1 1 1 1
25 025 P S1 1 2 1
26 026 P D3 2 3 1
27 027 L D3 2 3 1
28 028 L D3 2 3 0
29 029 L D3 2 3 0
30 030 P D3 2 2 1
31 031 P D3 2 3 0
32 032 P D3 2 2 1
33 033 L D3 2 3 0
34 034 L D3 2 3 1
35 035 P D3 2 3 1
36 036 L D3 2 3 0
37 037 P D3 2 3 1
38 038 L D3 2 3 0
39 039 P D3 2 2 1
40 040 P D3 2 3 0
Lampiran 10SPSS

Frequencies
Statistics
STRES KINERJA
KERJA X2 X3 X4 TOTALX PERAWAT Y2 Y3 Y4 Y5 TOTALY
N Valid 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table
STRES KERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RINGAN 1 2.5 2.5 2.5
SEDANG 4 10.0 10.0 12.5
BERAT 12 30.0 30.0 42.5
4 14 35.0 35.0 77.5
5 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

X2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RINGAN 5 12.5 12.5 12.5
SEDANG 18 45.0 45.0 57.5
BERAT 17 42.5 42.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
X3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RINGAN 9 22.5 22.5 22.5
SEDANG 19 47.5 47.5 70.0
BERAT 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

X4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 2.5 2.5 2.5
RINGAN 2 5.0 5.0 7.5
BERAT 5 12.5 12.5 20.0
4 11 27.5 27.5 47.5
5 12 30.0 30.0 77.5
6 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

TOTALX
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 1 2.5 2.5 2.5
5 1 2.5 2.5 5.0
6 1 2.5 2.5 7.5
8 1 2.5 2.5 10.0
9 1 2.5 2.5 12.5
10 4 10.0 10.0 22.5
11 7 17.5 17.5 40.0
12 3 7.5 7.5 47.5
13 2 5.0 5.0 52.5
14 7 17.5 17.5 70.0
15 6 15.0 15.0 85.0
16 5 12.5 12.5 97.5
17 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

KINERJA PERAWAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 2 5.0 5.0 5.0
10 1 2.5 2.5 7.5
12 7 17.5 17.5 25.0
13 12 30.0 30.0 55.0
14 3 7.5 7.5 62.5
16 8 20.0 20.0 82.5
17 4 10.0 10.0 92.5
18 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 2 5.0 5.0 5.0
6 1 2.5 2.5 7.5
7 1 2.5 2.5 10.0
8 15 37.5 37.5 47.5
9 7 17.5 17.5 65.0
10 3 7.5 7.5 72.5
11 9 22.5 22.5 95.0
12 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Y3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 2 5.0 5.0 5.0
8 2 5.0 5.0 10.0
9 1 2.5 2.5 12.5
10 11 27.5 27.5 40.0
11 9 22.5 22.5 62.5
12 1 2.5 2.5 65.0
13 5 12.5 12.5 77.5
14 3 7.5 7.5 85.0
15 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Y4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 2 5.0 5.0 5.0
8 4 10.0 10.0 15.0
9 9 22.5 22.5 37.5
10 8 20.0 20.0 57.5
11 3 7.5 7.5 65.0
13 4 10.0 10.0 75.0
14 5 12.5 12.5 87.5
15 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Y5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 4 10.0 10.0 10.0
4 2 5.0 5.0 15.0
5 9 22.5 22.5 37.5
6 6 15.0 15.0 52.5
7 8 20.0 20.0 72.5
8 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

TOTALY
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 23 2 5.0 5.0 5.0
43 1 2.5 2.5 7.5
44 1 2.5 2.5 10.0
45 6 15.0 15.0 25.0
46 11 27.5 27.5 52.5
47 3 7.5 7.5 60.0
48 1 2.5 2.5 62.5
58 1 2.5 2.5 65.0
62 6 15.0 15.0 80.0
64 6 15.0 15.0 95.0
65 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .100a .010 -.016 2.791

a. Predictors: (Constant), STRES KERJA

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.998 1 2.998 .385 .539b
Residual 296.102 38 7.792
Total 299.100 39
a. Dependent Variable: KINERJA PERAWAT
b. Predictors: (Constant), STRES KERJA

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.836 1.649 8.994 <.001
STRES KERJA -.270 .435 -.100 -.620 .539
a. Dependent Variable: KINERJA PERAWAT

Correlations
KINERJ
A
STRES TOTAL PERA TOTAL
KERJA X2 X3 X4 X WAT Y2 Y3 Y4 Y5 Y
Spearman's STRES Correlation Coefficient 1.000 .411** .328* .606** .782** -.127 -.012 -.155 -.194 -.096 -.205
rho KERJA Sig. (2-tailed) . .008 .039 <.001 <.001 .436 .940 .338 .231 .557 .205
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2 Correlation Coefficient .411** 1.000 .295 .449** .648** .248 .192 .124 .073 .143 .137
Sig. (2-tailed) .008 . .064 .004 <.001 .123 .234 .445 .656 .380 .398
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X3 Correlation Coefficient .328* .295 1.000 .609** .689** .263 .196 -.008 -.018 .230 .094
Sig. (2-tailed) .039 .064 . <.001 <.001 .101 .226 .959 .915 .153 .563
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X4 Correlation Coefficient .606** .449** .609** 1.000 .901** .307 .288 .100 .077 .219 .111
Sig. (2-tailed) <.001 .004 <.001 . <.001 .054 .072 .540 .636 .175 .497
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
TOTALX Correlation Coefficient .782** .648** .689** .901** 1.000 .203 .214 .024 -.035 .135 .026
Sig. (2-tailed) <.001 <.001 <.001 <.001 . .208 .185 .882 .832 .408 .873
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
KINERJA Correlation Coefficient -.127 .248 .263 .307 .203 1.000 .795** .700** .683** .772** .829**
PERAWA Sig. (2-tailed) .436 .123 .101 .054 .208 . <.001 <.001 <.001 <.001 <.001
T N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y2 Correlation Coefficient -.012 .192 .196 .288 .214 .795** 1.000 .761** .747** .674** .822**
Sig. (2-tailed) .940 .234 .226 .072 .185 <.001 . <.001 <.001 <.001 <.001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y3 Correlation Coefficient -.155 .124 -.008 .100 .024 .700** .761** 1.000 .814** .637** .821**
Sig. (2-tailed) .338 .445 .959 .540 .882 <.001 <.001 . <.001 <.001 <.001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y4 Correlation Coefficient -.194 .073 -.018 .077 -.035 .683** .747** .814** 1.000 .706** .835**
Sig. (2-tailed) .231 .656 .915 .636 .832 <.001 <.001 <.001 . <.001 <.001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y5 Correlation Coefficient -.096 .143 .230 .219 .135 .772** .674** .637** .706** 1.000 .820**
Sig. (2-tailed) .557 .380 .153 .175 .408 <.001 <.001 <.001 <.001 . <.001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
TOTALY Correlation Coefficient -.205 .137 .094 .111 .026 .829** .822** .821** .835** .820** 1.000
Sig. (2-tailed) .205 .398 .563 .497 .873 <.001 <.001 <.001 <.001 <.001 .
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 11Tofel
Lampiran 12Lembar Revisi Skripsi

LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : SITI SRI HARTINI


NIM : 19.12.2.149.162
Judul : Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja pada Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban
Penguji : Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep.
No. Halaman Masukan Revisi
1. xviii Membuat Abstrak Sudah di revisi
2. 50 BAB 5 Karakteristik kurang penjelasan Sudah di revisi
3. 56 Penambahan Opini Sudah di revisi

Tuban, 15 Maret 2022


Penguji,

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0705028101
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : SITI SRI HARTINI


NIM : 19.12.2.149.162
Judul : Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja pada Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban
Penguji : Mokhamad Nurhadi,S.Kep.,Ns.,M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi


1. xviii Perbaikan Abstrak Sudah di revisi
2.

Tuban, 15 Maret 2022


Penguji,

Mokhamad Nurhadi,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN. 0722048005
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : SITI SRI HARTINI


NIM : 19.12.2.149.162
Judul : Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja pada Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban
Penguji : Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep

No. Halaman Masukan Revisi


1. 58 Pembahasan Penelitian Sudah direvisi
2.

Tuban, 15 Maret 2022


Penguji,

Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0701049002
Lampiran 13Berita Acara Perbaikan Skripsi

BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : SITI SRI HARTINI


NIM : 19.12.2.149.162
Judul : Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja pada Perawat Pada
Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Medika Mulia
Tuban
No Nama Penguji Tanda tangan

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep.


1. NIDN. 0705028101

Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM.


2.
NIDN. 0722048005

3. Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0701049002

Anda mungkin juga menyukai