Anda di halaman 1dari 113

HUBUNGAN BURNOUT SYNDROME DENGAN KEPUASAN

KERJA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID 19


DI RUANG ISOLASI COVID 19
RSUD A. W. SJAHRANIE
SAMARINDA

SKRIPSI

TOMI IHSAN MUHAAFIDHIN


NIM. P07220217034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PENDIDIKAN
PROFESI NERS TAHAP SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN SAMARINDA
2021
HUBUNGAN BURNOUT SYNDROME DENGAN KEPUASAN
KERJA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID 19
DI RUANG ISOLASI COVID 19
RSUD A. W. SJAHRANIE
SAMARINDA

SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan Keperawatan

Disusun dan diajukan oleh:

TOMI IHSAN MUHAAFIDHIN


NIM. P07220217034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PENDIDIKAN
PROFESI NERS TAHAP SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN SAMARINDA
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN BURNOUT SYNDROME DENGAN KEPUASAN


KERJA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID 19
DI RUANG ISOLASI COVID 19
RSUD A. W. SJAHRANIE
SAMARINDA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh:

TOMI IHSAN MUHAAFIDHIN


NIM P07220217034

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Samarinda, … … 20…

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. M. H. Supriadi B, S.Kp., M. Kep. Ns. Arsyawina, SST., M.Kes.


NIDN. 4012087102 NIDN. 4013018701

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH.


NIP. 197512152002121004

iii
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN BURNOUT SYNDROME DENGAN KEPUASAN


KERJA PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID 19
DI RUANG ISOLASI COVID 19
RSUD A. W. SJAHRANIE
SAMARINDA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh:

TOMI IHSAN MUHAAFIDHIN


NIM P07220217034

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi


pada tanggal … … 20..
dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Dewan Penguji

Penguji I Penguji II Penguji III

dr. Hilda, M. Kes. Dr. M. H. Supriadi B, S.Kp., M. Kep. Ns. Arsyawina, SST., M. Kes.
NIDN. 4012087102 NIDN. 4005016903 NIDN. 4013018701

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH.


NIP. 197512152002121004

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN BURNOUT SYNDROME DENGAN KEPUASAN KERJA


PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI RUANG ISOLASI
COVID 19 RSUD A. W. SJAHRANIE SAMARINDA

Tomi Ihsan Muhaafidhin 1), Supriadi B 2), Arsyawina 2)


1)
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim
2)
Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim

Pendahuluan : Burnout Syndrome adalah sindrom kelelahan emosional,


depersonalisasi, dan rasa penurunan personal, serta prestasi. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Burnout Syndrome dengan
kepuasan kerja perawat pada masa pandemi covid 19 di ruang isolasi covid 19
RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan studi analitik dan desain
cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
total sampling yang dilakukan di 2 unit pelayanan dengan jumlah responden
sebanyak 70 responden. Instrumen yang digunakan untuk Burnout Syndrome
berupa kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS)
dan kuesioner Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) untuk kepuasan
kerja. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan Chi Square.
Hasil : Setengahnya dari responden mengalami Burnout yang tinggi (50%) dan
sebagian besar perawat mengalami kepuasan kerja yang tinggi (57,1%).
Berdasarkan uji Chi Square, didapatkan nilai p value = 0,004. Hasil p value < 0,05
(Sig. 95%) maka Ho ditolak sehingga Ha diterima, sehingga ada hubungan antara
burnout syndrome dengan kepuasan kerja perawat pada masa pandemi covid 19.
Kesimpulan : Ada Hubungan antara burnout syndrome dengan kepuasan kerja
perawat pada masa pandemi covid 19. Disarankan untuk pihak Rumah Sakit untuk
terus memelihara kondisi kerja.

Kata Kunci : Burnout Syndrome, Kepuasan kerja

v
ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN BURNOUT SYNDROME WITH NURSE JOB


SATISFACTION DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN COVID 19
ISOLATION ROOM A. W. SJAHRANIE HOSPITAL SAMARINDA

Tomi Ihsan Muhaafidhin1), Supriadi B2), Arsyawina2)


1)
Applied Nursing Student, Health Polytechnics East Borneo
2)
Nursing Studies, Health Polytechnics East Borneo

Introduction : Burnout Syndrome is a syndrome of emotional exhaustion,


depersonalization, and a sense of personal decline, as well as achievement. The
research is aimed to analyze the relationship between Burnout Syndrome with
satisfaction the work of nurses in the future pandemic covid 19 in covid 19
isolation room hospitals AW Sjahranie Samarinda .
Methods : Type of research this is quantitative with the study of analytic and
design cross sectional. Retrieval of samples in research is using the technique of
total sampling were carried out in two units of service expected in an amount of
respondents as many as 70 respondents. Instrument is that used for the Burnout
Syndrome in the form of a questionnaire Maslach Burnout Inventory-Human
Services Survey (MBI-HSS) and questionnaire Minnesota Satisfaction
Questionnaire (MSQ) to the satisfaction of work. Data were analyzed by
univariate and bivariate with Chi Square test.
Results : Half of the respondents experienced Burnout are higher (50%) and most
large nurses experience the satisfaction of work that is high (57.1%). Based on the
Chi Square test, the p value = 0.004 was. Results p value < 0.05 (Sig. 95%), then
Ho is rejected so Ha is received, so that there is a relation between burnout
syndrome with job satisfaction of nurses in past pandemics covid 19.
Conclusion : There is a relationship between burnout syndrome with satisfaction
the work of nurses in past pandemics covid 19. It is advisable for the Hospital to
continue to maintain conditions of employment.

Keywords : Burnout Syndrome, Job Satisfaction

vi
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Tomi Ihsan Muhaafidhin

NIM : P07220217034

Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Kaltim

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar

merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam

naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam

naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Samarinda, Juni 2020

Yang membuat pernyataan,

Materai 10000

Tomi Ihsan Muhaafidhin

P07220217034

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Burnout Syndrome dengan Kepuasan Kerja Perawat Pada Masa

Pandemi Covid 19 di Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan

sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Dr. M. H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kaltim dan juga selaku Dosen Pembimbing Utama

2. dr. David Hariadi Masjhoer, Sp. OT, M.K.M selaku Direktur RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda

3. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

4. Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., MH selaku Ketua Prodi Pendidikan

Profesi Ners

5. dr. Hilda, M.Kes selaku Ketua Penguji

6. Ns. Arsyawina, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Pendamping

7. Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD A. W. Sjahranie Samarinda

8. Kepala Ruangan beserta Perawat Ruang Seruni dan Tulip RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda yang sudah berpartisipasi dalam penelitian

viii
9. Kedua orang tua saya yang selalu berada dalam setiap langkah dan

perjuangan penulis yang tidak hentinya mengingatkan, mengarahkan, dan

mendoakan penulis sampai menyelesaikan skripsi ini

10. Kepada keluarga dan kerabat saya yang selalu mendoakan dan memberikan

semangat

11. Kepada seluruh teman-teman sejawat Sarjana Terapan Keperawatan dan

alumni Poltekkes Kaltim yang selalu memberikan bantuan dan semangat

dalam penyusunan skripsi ini

12. Kepada semua pihak yang mendukung dan namanya tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga hasil penelitian ini membawa manfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Samarinda, Juni 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
ABSTRAK..........................................................................................................v
ABSTRACT........................................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN.........................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
E. Keaslian Penelitian..................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka.........................................................................................9
1. Tinjauan Umum tentang Burnout Syndrome.....................................9
2. Tinjauan Umum tentang Kepuasan Kerja.......................................18
3. Tinjauan Umum tentang Covid 19..................................................27
B. Kerangka Teori......................................................................................30
C. Kerangka Konsep..................................................................................31
D. Hipotesis................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................32
B. Populasi dan Sampel..............................................................................32
C. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................35
D. Definisi Operasional..............................................................................35

x
E. Instrumen Penelitian..............................................................................36
F. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................................38
G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................40
H. Analisis Data.........................................................................................42
I. Etika Penelitian......................................................................................44
J. Alur Penelitian.......................................................................................46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................46
B. Hasil Penelitian......................................................................................46
1. Analisa Univariat.............................................................................47
2. Analisa Bivariat...............................................................................50
C. Pembahasan...........................................................................................52
1. Hasil Analisa Univariat...................................................................52
2. Hasil Analisa Bivariat......................................................................59
D. Keterbatasan Penelitian.........................................................................61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................63
B. Saran......................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian…………………………………... 7
Tabel 2.1 : 22 Item Pertanyaan Burnout Syndrome………………. 16
Tabel 3.1 : Jumlah Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. 33
W. Sjahranie Tahun 2020…………………………….
Tabel 3.2 : Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Ruang Isolasi 35
Covid 19……………………………………………...
Tabel 3.3 : Definisi Operasional………………………………… 35
Tabel 3.4 : Komponen Pertanyaan Burnout Syndrome………….. 37
Tabel 3.5 : Komponen Pertanyaan Kepuasan Kerja….................. 38
Tabel 3.6 : Nilai Alpha Cronbach pada 3 Dimensi Burnout 39
Syndrome oleh Maslach, Jackson, dan
Leiter…………………………………………………
Tabel 3.7 : Nilai Alpha Cronbach pada 3 Dimensi Kepuasan 40
Kerja oleh Universitas Minnesota……………………
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 47
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda Tahun 2021……………………
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden berdasarkan Usia Perawat 47
Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie
Samarinda Tahun 2021……………………………...
Tabel 4.3 : Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan 48
Terakhir Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A.
W. Sjahranie Samarinda Tahun 2021……………….
Tabel 4.4 : Karakteristik Responden berdasarkan Status 48
Pernikahan Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD
A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2021……………
Tabel 4.5 : Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja 49
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W.

xii
Sjahranie Samarinda Tahun 2021……………………
Tabel 4.6 : Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Burnout 49
Syndrome Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A.
W. Sjahranie Samarinda Tahun 2021……………….
Tabel 4.7 : Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan 50
Kerja Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda Tahun 2021…………………..
Tabel 4.8 : Hubungan Burnout Syndrome dengan Kepuasan 51
Kerja Perawat Pada Masa Pandemi Covid 19 di
Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie
Tahun 2021………………………………………….

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman
Bagan 2.1 : Kerangka Teori………………………… 30
Bagan 2.2 : Kerangka Konsep………………………. 31
Bagan 3.1 : Alur Penelitian…………………………. 46

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1 : Surat Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Burnout Syndrome
Lampiran 4 : Kuesioner Kepuasan Kerja
Lampiran 5 : Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 6 : Balasan Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian
Lampiran 9 : Surat Persetujuan Kelayakan Etik
Lampiran 10 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 11 : Jadwal Penelitian
Lampiran 12 : Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 13 : Riwayat Hidup Peneliti

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Coronavirus Disease 2019 (COVID 19) merupakan penyakit jenis baru

yang disebabkan oleh Virus corona yang bernama Sars-CoV-2. Berdasarkan

bukti ilmiah, Covid 19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui

percikan batuk/bersin (droplet) setelah melakukan kontak erat dengan pasien

Covid-19 (Kemenkes RI, 2020). Pada tanggal 11 Maret 2020, organisasi

kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) menyatakan virus

COVID-19 sebagai pandemi dunia (World Health Organization (WHO),

2020b). Setelah sebelumnya, virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei,

China ini telah menyebar secara global dengan lebih dari 970.000 kasus yang

dikonfirmasi di seluruh dunia pada tanggal 3 April 2020 (World Health

Organization (WHO), 2020).

Indonesia merupakan salah satu Negara di Asia yang tak luput dari

penyebaran virus Covid 19. Kasus Covid–19 di Indonesia per tanggal 29

Agustus 2020 menunjukkan hasil pemeriksaan sebanyak 169.195 kasus

terkonfirmasi virus covid 19 (Kemenkes RI, 2020). Selain itu di Kalimantan

Timur per tanggal 9 September 2020, angka total terkonfirmasi virus Covid

19 telah mencapai angka lebih dari 5000 kasus (Dinkes Kaltim, 2020).

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa langkah untuk menangani

permasalahan pandemi ini. Salah satunya adalah dengan memberlakukan

1
2

Social Distancing pada masyarakat dengan tujuan memutus rantai penyebaran

Covid 19. Namun, kebijakan tersebut tidak disikapi dengan baik oleh

masyarakat, Sehingga jumlah kejadian kasus Covid 19 masih terus meningkat

(Buana, 2020).

Kejadian kasus Covid-19 yang terus bertambah dari hari ke hari dapat

mengakibatkan petugas kesehatan yang berada di garis terdepan merasa

semakin tertekan karena meningkatnya beban kerja, mengkhawatirkan

kesehatan mereka, dan keluarga (Cheng et al., 2020). Perawat sebagai salah

satu tenaga kesehatan yang bekerja dalam waktu 24 jam setiap harinya

dituntut selalu memberikan perawatan yang maksimal dalam pelayanannya,

namun tidak semua perawat yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya

dengan baik, seringkali mereka mengalami kelelahan mental, emosional

akibat dari tugas yang harus selalu siap memberikan pelayanan yang baik

bagi pasien. Hal ini akan dapat menguras stamina dan emosi perawat, serta

menimbulkan tekanan yang mengakibatkan perawat mengalami kejenuhan

kerja atau burnout (Prestiana & Purbandini, 2012).

Burnout Syndrome yang perawat alami merupakan suatu keadaan ketika

perawat menunjukkan perilaku seperti memberikan respon yang kurang

menyenangkan kepada pasien, menunda pekerjaan, mudah marah saat rekan

kerja ataupun pasien bertanya berkaitan hal sederhana, mengeluh cepat lelah

dan pusing serta perawat tidak memperdulikan pekerjaan dan keadaan

sekitarnya (Asih & Trisni, 2015).


3

Beberapa penelitian sebelumnya di Inggris menemukan sekitar 42%

perawat dilaporkan mengalami burnout, sedangkan di Yunani sekitar 44%

perawat melaporkan perasaan ketidakpuasan di tempat kerja dan berkeinginan

untuk meninggalkan pekerjaan. Penelitian di Arab menunjukkan hasil

sebanyak 45% staff perawat mengalami emotional exhaustion, 42%

mengalami depersonalization, dan 28% mengalami lowpersonal

accomplishment (Triwijayanti, 2016). Selain itu pada penelitian sebelumnya

yang dilakukan di Romania saat pandemi covid 19 menunjukkan presentase

sebanyak 76% rata-rata tenaga medis mengalami burnout syndrome (Dimitriu

et al., 2020).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wati et al., 2019)

menunjukkan angka 84,2 % perawat di Ruang Rawat Inap pada salah satu

Rumah Sakit di Denpasar mengalami kejenuhan kerja. Kemudian, hasil studi

pendahuluan dari (Andarini, 2018) mengemukakan mengenai tingkat burnout

yang dialami oleh perawat di salah satu Rumah Sakit di Indonesia dengan

menggunakan 3 dimensi burnout yang dibagikan kepada 16 perawat

pelaksana didapatkan hasil 8 perawat (50%) mengalami kelelahan emosional

sedang. Namun, sebanyak 7 perawat (43,75%) mengalami kelelahan

emosional yang tinggi, 9 perawat (56,25%) mengalami depersonalisasi

sedang dan mengalami penurunan capaian diri yang rendah. Sebanyak 37%

perawat mengalami depersonalisasi tinggi dan 31,25% mengalami penurunan

capaian diri termasuk dalam kategori yang tinggi.


4

National Safety Council (NSC) mengatakan bahwa burnout paling

umum diakibatkan oleh stress kerja dan beban kerja. Gejala khusus pada

burnout ini antara lain kebosanan, depresi, pesimisme, kurang konsentrasi,

kualitas kerja yang buruk, ketidakpuasan, keabsenan dan kesakitan (Dale,

2011). Perawat dalam bekerja diharuskan untuk professional. Dengan

pekerjaannya itu diharapkan seorang perawat dapat memperoleh kepuasan

kerja. Kepuasan kerja mencerminkan tingkat dimana seseorang menyukai

pekerjaannya. Kepuasan kerja (job satisfaction) yang diartikan secara formal

adalah sebuah tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai segi

pekerjaan yang dilakukan seseorang (Kreitner & Angelo, 2014).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang dapat

mempengaruhi dan mengakibatkan terjadinya Burnout Syndrome.

Diantaranya seperti penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Raka Wirati, Ni

Made Nopita Wati, dan Ni Luh Gede Intan Saraswati (2020) di Denpasar,

yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara Burnout dengan motivasi

kerja perawat pelaksana. Penelitian yang dilakukan Tri Ismu Pujiati dan

Nugroho Susanto (2018) di Semarang, yang menjelaskan bahwa budaya

organisasi merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

kejadian burnout syndrome di rumah sakit. Penelitian yang telah dilakukan

oleh Ni Luh Putu Dian Yunita Sari (2015) di Denpasar, menjelaskan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja, usia, status pernikahan,

masa kerja, locus of control dan harga diri dengan burnout syndrome.

Penelitian yang dilakukan oleh Novita Dian Iva P dan Dewanti Purbandini
5

(2012) di Bekasi, yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara self

efficacy dan stress kerja dengan burnout.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian “Hubungan Burnout Syndrome dengan Kepuasan Kerja Perawat

Pada Masa Pandemi Covid 19 diruang isolasi covid 19 RSUD Abdul Wahab

Sjahranie”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara Burnout Syndrome

dengan kepuasan kerja perawat pada masa pandemi Covid 19 di ruang isolasi

Covid 19 RSUD Abdul Wahab Sjahranie ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara Burnout Syndrome dengan kepuasan

kerja perawat pada masa pandemi Covid 19 di ruang isolasi Covid 19

RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, masa kerja dan status pernikahan perawat di

ruang isolasi covid 19


6

b. Mengidentifikasi tingkat Burnout Syndrome pada perawat di ruang

isolasi covid 19

c. Mengidentifikasi tingkat kepuasan kerja perawat di ruang isolasi

covid 19

d. Menganalisis hubungan antara Burnout Syndrome dengan kepuasan

kerja perawat di ruang isolasi covid 19 pada masa pandemi covid 19.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan,

dan sebagai bahan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang

ilmu keperawatan dalam pelayanan keperawatan yang menjamin

kepuasan kerja perawat.

2. Praktisi

a. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan

saran dalam hal evaluasi terhadap kepuasan kerja perawat agar dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien.

b. Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan bagi peneliti dalam mengetahui

hubungan antara Burnout Syndrome dengan kepuasan kerja perawat

pada masa pandemi covid 19.


7

c. Bagi Profesi Perawat

Untuk meningkatkan kepuasan kerja pada perawat dan

mencegah terjadinya burnout syndrome dalam menjalankan asuhan

keperawatan.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

No. Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Perbedaan


1. Ni Putu Hubungan Independen: Jenis & Desain: Ada hubungan Variabel
Raka Wirati, Burnout - Burnout Deskriptif burnout dengan dependen,
Ni Made Dengan Kuantitatif dengan motivasi kerja rancangan
Nopita Wati, Motivasi Kerja Dependen: rancangan cross perawat pelaksana penelitian,
Ni Luh Gede Perawat - Motivasi Kerja sectional study. (p=0,000). dan tempat
Intan Pelaksana Perawat penelitian
Saraswati Pelaksana Teknik sampling:
(2020) Total sampling

Analisa data:
Univariat dan
bivariat dengan uji
korelasi spearman
2. Tri Ismu Budaya Independen: Jenis & Desain: Budaya organisasi Variabel
Pujiati dan Organisasi - Budaya Kuantitatif dengan merupakan faktor independen
Nugroho Sebagai Organisasi rancangan cross yang paling dan
Susanto Prediksi sectional study. dominan dalam dependen,
(2018) Penyebab Dependen: mempengaruhi rancangan
Burnout - Burnout Teknik sampling: kejadian burnout penelitian,
Syndrome Pada Syndrome Cluster random syndrome di tempat, dan
Perawat; Studi pada perawat sampling. rumah sakit (β=- tahun
Kasus Di 1,051) penelitian
Rumah Sakit Analisa data:
Pemerintah Univariat dan
bivariat dengan uji
Regresi Linier
3. Ni Luh Putu Hubungan Independen: Jenis & Desain: Terdapat Variabel
Dian Yunita Beban Kerja, - Beban Kerja Kuantitatif dengan hubungan yang independen
Sari (2015) Faktor - Faktor pendekatan cross bermakna antara dan
Demografi, Demografi sectional. beban kerja dependen,
Locus Of - Locus of (p=0,006), usia rancangan
Control dan Control Teknik sampling: (p=0,033), status penelitian,
Harga Diri - Harga Diri Total sampling. pernikahan tempat, dan
terhadap (p=0,015), masa tahun
Burnout Dependen: Analisa data: kerja (p=0,000), penelitian
Syndrome Pada - Burnout Univariat dan locus of control
Perawat Syndrome bivariate dengan (p=0,000) dan
Pelaksana IRD Kendall Tau dan harga diri
RSUP Sanglah Koefisien (p=0,024) dengan
Kontingensi (p burnout
value<a, a=0,05) syndrome.
Namun, tidak
terdapat hubungan
8

No. Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Perbedaan


bermakna antara
variabel jenis
kelamin (p=0,415)
dan tingkat
pendidikan
(p=0,463) dengan
burnout syndrome
4. Novita Dian Hubungan Independen: Jenis & Desain: Ada hubungan Variabel
Iva Prestiana Antara Efikasi - Efikasi DIri Cross sectional. antara self efficacy independen
dan Dewanti Diri (Self (Self Efficacy) dengan burnout dan
Purbandini Efficacy) dan - Stress Kerja Teknik sampling: dengan tingkat dependen,
(2012) Stress Kerja Total sampling signifikansi 0.003 rancangan
Dengan Dependen (p<0,05). penelitian,
Kejenuhan - Kejenuhan Analisa data: Ada hubungan tempat, dan
Kerja Kerja Chi-square antara stress kerja tahun
(Burnout) Pada (Burnout) (signifikansi < dengan burnout penelitian
Perawat IGD 0,05.) dengan tingkat
dan ICU RSUD signifikansi 0.000
Kota Bekasi (p<0,05)

Dari ke empat penelitian sebelumnya yang sudah dijabarkan pada tabel

keaslian penelitian, maka peneliti menyimpulkan perbedaan penelitian yang

dilakukan terdapat pada aspek variabel dependen dimana variabel dependen

pada penelitian ini adalah kepuasan kerja. Kemudian penelitian ini dilakukan

pada tahun 2021 dan sedang berada pada masa pandemi covid 19, selain itu

objek penelitian pada penelitian kali ini adalah perawat yang bertugas di

ruang isolasi covid 19.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum tentang Burnout Syndrome

a. Definisi Burnout Syndrome

Burnout Syndrome yang dialami oleh perawat adalah suatu

keadaan saat seorang perawat menunjukkan perilaku seperti

memberikan respon yang tidak menyenangkan kepada pasien,

menunda pekerjaan, mudah marah disaat rekan kerja maupun pasien

bertanya hal yang sederhana sekalipun, mengeluh cepat lelah dan

pusing serta lebih parahnya tidak memperdulikan pekerjaan dan

keadaan sekitarnya (Asih & Trisni, 2015).

(Leiter & Maslach, 1988) mendefinisikan burnout sebagai

sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi, dan rasa penurunan

personal, prestasi, yang dapat terjadi pada individu dengan orang-

orang dalam kapasitas yang sama. (Maslach & Jackson, 1986) juga

mendefinisikan burnout sebagai sindrom psikologis yang terbagi

dalam 3 dimensi yaitu emotional exhaustion (kelelahan emosional),

depersonalization / cynicism (sikap negatif / sinisme) dan inefficacy /

reduce personal accomplishment (kecenderungan yang memberi

evaluasi negatif terhadap diri sendiri), yang timbul akibat stressor

yang berlangsung secara terus menerus dalam pekerjaan.

9
10

Istilah Burnout Syndrome pertama kali diperkenalkan oleh

Herbert Freundenberger pada tahun 1974. Freudenberger adalah

seorang ahli psikologi klinis pada suatu lembaga pelayanan sosial di

kota New York yang menangani remaja bermasalah. Freudenberger

mengilustrasikan burnout syndrome seperti gedung yang terbakar

habis yang awalnya berdiri megah dengan berbagai aktivitas di

dalamnya dan setelah terbakar, gedung hanya tampak kerangka

luarnya saja. Ilustrasi ini memberikan gambaran bahwa orang yang

mengalami burnout syndrome dari luar akan tampak seperti biasa-

biasa saja. Namun, sebenarnya terjadi masalah dalam dirinya

(Pangastiti, 2011).

b. Dimensi Burnout Syndrome

(Maslach et al., 2001) memaparkan terdapat tiga dimensi dari

burnout, yaitu :

1) Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion)

Merupakan kelelahan yang teramat sangat dalam hal emosi

dan fisik. Kelelahan emosional ini disebabkan karena keterlibatan

emosional yang terus menerus dengan orang lain atau objek kerja,

sehingga seorang pekerja merasa energi dan sumber-sumber

emosionalnya, seperti rasa kasih, empati, perhatian terkuras yang

kemudian pada akhirnya tidak mampu mengatasi tuntutan-

tuntutan dari orang lain (Maslach et al., 2001). Kelelahan

emosional ini ditandai dengan kelelahan yang berkepanjangan


11

baik secara fisik, mental, maupun emosional. Saat pekerja

merasakan kelelahan, mereka cenderung tidak mampu

menyelesaikan masalah mereka. Tetap merasa lelah meski sudah

istirahat yang cukup dan kurang energi dalam melakukan aktivitas

(Leiter & Maslach, 2004).

2) Depersonalisasi (Depersonalization/Cynicism)

Merupakan perasaan negatif, sensitif, dan menarik diri dari

segala aspek pekerjaan. Depersonalization akan membuat

seseorang yang mengalaminya akan menganggap orang lain

sebagai objek dan bukan subjek yang harus dimanusiakan.

Depersonalization terbentuk dari mekanisme self protective

terhadap kelelahan yang dialami oleh seorang pekerja yang

berupa sikap penarikan diri dari keterlibatan secara emosional

dengan orang lain. Efek selanjutnya adalah hilangnya perasaan

sensitif kepada orang lain sehingga dapat menimbulkan reaksi-

reaksi negatif (Maslach et al., 2001). Reaksi negatif yang akan

terjadi pada seorang yang mengalami burnout seperti

memperlakukan pasien dengan kurang baik dan mudah marah.

Perawat cenderung dingin, menjaga jarak, cenderung tidak ingin

terlibat dengan lingkungan kerjanya (Leiter & Maslach, 2004).

3) Rendahnya Penghargaan Diri (Reduce personal accomplishment)

Merupakan kecenderungan perasaan yang memberi evaluasi

negatif terhadap diri sendiri, terutama yang berkaitan dengan


12

pekerjaan, merasa tidak kompeten, tidak dapat meraih prestasi

dan tidak produktif dalam bekerja. Setiap pekerjaan akan terasa

sulit untuk dikerjakan dan rasa percaya diri yang berkurang

(Maslach et al., 2001). Pada dimensi ini juga ditandai dengan

perasaan tidak berdaya, merasa semua pekerjaan yang diberikan

terasa berat untuk dikerjakan. Ketika perawat merasa bekerja

dengan tidak efektif, mereka cenderung akan merasa tidak

mampu. Pekerja menjadi tidak percaya diri dan orang lain tidak

percaya dengannya (Leiter & Maslach, 2004).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Burnout Syndrome

1) Faktor demografi

a) Jenis kelamin

Seorang perawat yang berjenis kelamin laki-laki

cenderung mengalami burnout dalam kategori yang sedang

dikarenakan perawat yang berjenis kelamin laki-laki lebih

diandalkan dalam merawat pasien. Secara umum juga laki-

laki lebih mudah mengalami burnout daripada wanita. Hal ini

dikarenakan wanita memiliki perbedaan peran dengan laki-

laki dalam hal bekerja, bagi laki-laki “bekerja” adalah suatu

keharusan yang mutlak dikerjakan untuk menghidupi

keluarganya (Eliyana, 2016).


13

b) Umur

Perawat yang berumur lebih dari 27 tahun cenderung

mengalami burnout dalam kategori sedang. Hal ini

dikarenakan perawat telah memiliki pengalaman yang lebih

banyak (Eliyana, 2016).

c) Pendidikan

Perawat yang memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah, mempunyai kemungkinan untuk mengalami burnout

dikarenakan minimnya skill dan keterampilan dalam

menangani pasien (Eliyana, 2016).

d) Lama bekerja

Seseorang yang telah bekerja pada satu pekerjaan

dalam jangka waktu yang lama, maka pekerja tersebut dapat

memiliki pandangan yang realistik terhadap situasi yang

dihadapi. Tentunya akan berbeda dengan pekerja yang baru

pertama kali bekerja yang pastinya masih minim pengalaman,

hal ini dapat mengakibatkan pekerja mudah mengalami

burnout (Eliyana, 2016).

e) Status pernikahan

Berdasarkan status pernikahan, seseorang yang telah

menikah akan cenderung mengalami burnout. Dikarenakan

adanya peran ganda yang dialami oleh seorang perawat selain


14

sebagai care giver, perawat yang sudah menikah mempunyai

peran lain dalam hal mengurus keluarga (Eliyana, 2016).

2) Faktor personal

a) Stress kerja

Stress yang dialami oleh seorang pekerja secara terus

menerus dan tidak mampu dikelola dengan baik, hal ini dapat

menimbulkan stress yang berkepanjangan dan dapat

mengakibatkan burnout (Eliyana, 2016).

b) Beban kerja

Beban kerja terbagi menjadi dua, yaitu beban kerja

kuantitas dan beban kerja kualitas. Pada beban kerja

kuantitas, seorang pekerja dihadapkan dengan pekerjaan yang

harus dilakukan yang tidak sebanding dengan waktu yang

tersedia. Kemudian pada beban kerja kualitas yaitu suatu

keadaan dimana pekerjaan yang harus dilakukan akan terasa

sulit untuk dikerjakan. Tingkat beban kerja yang tinggi akan

dapat menimbulkan stress yang berkepanjangan dan hal ini

merupakan faktor yang dapat mengakibatkan burnout

(Eliyana, 2016).

c) Tipe kepribadian

Tipe kepribadian berdasarkan stress yang dialami

seseorang dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu Tipe

kepribadian A dan tipe kepribadian B. Tipe kepribadian A


15

merupakan tipe kepribadian yang lebih mengarah pada

tindakan agresif, kompetitif, asertif, egois, tidak sabar,

perfeksionis, dan poliphasic. Sedangkan kepribadian B

merupakan kebalikan dari tipe sebelumnya dengan

karakteristik kurang agresif, kurang kompetitif, sabar, tidak

ambisius, monophasic, dan santai. Seorang dengan

kepribadian tipe B, dapat mengalami burnout dikarenakan

mereka memiliki tingkat kejenuhan yang tinggi dalam

bekerja (Eliyana, 2016).

3) Faktor organisasi

a) Kondisi kerja

Kondisi kerja yang dialami oleh pekerja juga

mempengaruhi terjadinya burnout pada seorang pekerja.

Pekerjaan yang bersifat rutinitas, monoton, dan dapat

membuat bosan dapat mengakibatkan burnout pada pekerja.

(Eliyana, 2016).

b) Dukungan sosial

Individu yang mendapat dukungan sosial yang baik dari

rekan kerja maupun atasan akan mempunyai rasa memiliki

(belonginess) dan harga diri (self esteem) yang lebih besar

daripada individu dengan dukungan sosial yang kurang baik.

Dukungan sosial yang baik dapat berpengaruh negatif

terhadap burnout, artinya semakin besar dukungan sosial


16

yang diperoleh, maka akan mengurangi level burnout yang

dialami oleh individu (Eliyana, 2016).

d. Pengukuran Burnout Syndrome

Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey adalah alat

ukur burnout yang paling baik untuk mengukur tingkat burnout

syndrome pada profesi yang berhubungan langsung dengan pelayanan

orang atau human service (Maslach & Jackson, 1986). Maslach

Burnout Inventory juga merupakan kuesioner yang paling sering

digunakan dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan burnout.

Alat ukur ini pertama kali diciptakan oleh Maslach dan Jackson pada

tahun 1982, alat ukur yang terdiri dari 22 item pertanyaan ini dibuat

berdasarkan pada konsep burnout yang memiliki 3 dimensi yaitu

kelelahan emosional, depersonalisasi, dan rendahnya penghargaan diri

(Eliyana, 2016). Berikut 22 item pertanyaan kuesioner pertanyaan

burnout :

Tabel 2.1
22 Item Pertanyaan Burnout Syndrome
No
Item Pertanyaan
.
1. Saya merasakan pekerjaan saya menguras emosi
2. Saya merasa selama bertugas dituntut melebihi kemampuan
yang saya miliki sebagai perawat
3. Terkadang saya merasa kelelahan saat bangun pagi saat
membayangkan tugas yang akan dilaksanakan
4. Saya merasa tegang dan tidak nyaman bekerja dengan orang
lain, profesi lain atau atasan
5. Saya merasa kelelahan dalam menjalani pekerjaan
6. Sejujurnya saya merasa kecewa terhadap pekerjaan ini selama
17

menjalani karir
7. Saya merasa pekerjaan ini berat sejak saya memulai karir
8. Bekerja dengan orang lain secara langsung dapat membuat saya
tidak nyaman (pasien, keluarga pasien, dokter, profesi lain dan
atasan)
9. Kadang saya merasa ketidakjelasan dengan situasi saat ini
10. Saat melaksanakan tugas merawat pasien yang penting tugas
saya selesai tanpa menghiraukan tugas yang lain
11. Sejak saya bekerja sebagai perawat, saya jarang melibatkan
perasaan dalam pekerjaan
12. Kesibukan dalam pekerjaan membuat emosional saya tidak peka
terhadap kebutuhan pasien atau rekan kerja
13. Saya mengabaikan perasaan pasien yang saya anggap kurang
penting
14. Saya merasa banyak pasien yang manja terhadap keluhannya
(sering mencari perhatian)
15. Saya kesulitan memahami perasaan pasien dan orang lain
16. Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah pasien
dengan efektif
17. Saya belum mampu memberikan pengaruh positif terhadap
kehidupan orang lain melalui pekerjaan saya
18. Saya merasa kurang bersemangat bekerja ketika melihat jumlah
pasien yang banyak
19. Saya memerlukan waktu yang cukup lama untuk menciptakan
suasana yang nyaman bagi pasien
20. Saya merasa kurang menikmati tugas saya sebagai perawat
21. Sejujurnya saya sulit mendapatkan banyak hal (harapan-
harapan) dari pekerjaan saya
22. Sejujurnya dalam melaksanakan tugas, saya menjadi agak
emosional
18

2. Tinjauan Umum tentang Kepusan Kerja

a. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah hasil dari berbagai macam sikap yang

dimiliki oleh seorang perawat. Sikap ini merupakan hal-hal yang

berkaitan dengan pekerjaan beserta faktor-faktor yang spesifik

pengawasan atau supervisi, gaji dan tunjangan yang didapatkan,

kesempatan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan pangkat,

kondisi kerja, pengalaman terhadap kecakapan, penilaian kerja yang

adil dan tidak merugikan, hubungan sosial dalam pekerjaan yang baik,

penyelesaian yang cepat jika ada keluhan-keluhan dan perlakuan yang

baik oleh pimpinan terhadap karyawan. Ketidakpuasan kerja dapat

berdampak pada menurunnya motivasi kerja serta menurunnya

loyalitas kerja seorang karyawan (Tahsinia, 2013).

Kepuasan kerja juga dapat didefinisikan sebagai sikap umum

seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang yang mengalami

kepuasan kerja akan menunjukkan sikap positif terhadap

pekerjaannya, namun dapat berlaku sebaliknya jika karyawan tidak

memperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang tidak tercapai ini

dapat mengakibatkan tidak tercapainya kematangan psikologis dan

akan berdampak pada seseorang akan mengalami frustasi, cepat lelah,

bosan, emosinya tidak stabil sering absen dan melakukan kesibukan

yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan (Hasibuan, 2016).


19

b. Indikator Kepuasan Kerja

Setiap individu memiliki tolak ukur kepuasan kerja yang

berbeda standar kepuasannya dengan individu lainnya. Indikator

kepuasan kerja menurut (Hasibuan, 2014) antara lain :

1) Kesetiaan

Penilaian kesetiaan karyawan dapat dilakukan pada

pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi. Kesetiaan ini dapat

tercerminkan melalui kesediaan karyawan menjaga dan membela

organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari orang lain yang

tidak bertanggung jawab.

2) Kemampuan

Hasil pekerjaan yang baik dan juga berkualitas dapat

terlihat pada kemampuan dari masing-masing karyawan.

3) Kejujuran

Kejujuran akan terlihat ketika seorang dalam melaksanakan

tugas-tugasnya maupun ketika memenuhi perjanjian terhadap

orang lain.

4) Kreatifitas

Pekerja yang mampu mengembangkan kreatifitasnya untuk

menyelesaikan setiap pekerjaannya, akan mampu bekerja dengan

lebih baik.
20

5) Kepemimpinan

Individu yang memiliki kemampuan untuk memimpin,

pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi

orang lain akan dapat bekerja secara lebih efektif.

6) Tingkat gaji

Jumlah gaji yang diberikan dan diterima oleh pekerja

haruslah sesuai dengan apa yang pekerja berikan pada tempatnya

bekerja.

7) Kepuasan kerja tidak langsung

Pemberian imbalan jasa yang memadai dan layak dapat

diberikan kepada para pekerja atas kontribusi mereka yang telah

banyak membantu tempatnya bekerja untuk mencapai tujuan.

Pemberian imbalan jasa dapat diberikan atas tenaga, waktu,

pikiran serta prestasi yang telah diraih.

8) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang baik dapat membuat pekerja merasa

lebih nyaman dalam bekerja.

Sedangkan menurut (Colquitt et al., 2013) terdapat beberapa

indikator kepuasan kerja, yaitu :

1) Gaji

Gaji merupakan sejumlah upah atau uang yang diterima

oleh pekerja dan hal ini dapat dipandang sebagai hal yang

dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam


21

organisasi. Gaji yang berupa uang tidak hanya membantu seorang

untuk memperoleh kebutuhan dasarnya, tetapi dapat juga sebagai

alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat yang

lebih tinggi lagi.

2) Promosi

Promosi merupakan kesempatan untuk maju ataupun

meningkatkan suatu hal dalam organisasi. Promosi dapat berupa

memiliki penghargaan seperti promosi atas dasar senioritas atau

kinerja dan promosi kenaikan gaji.

3) Pengawasan (supervisi)

Pengawasan (supervisi) adalah kemampuan atasan dalam

memberikan bimbingan ataupun bantuan teknis dan dukungan

perilaku.

4) Rekan kerja

Pada umumnya, secara individu rekan kerja yang mampu

kooperatif dalam pekerjaan merupakan sumber kepuasan kerja

yang paling sederhana. Kelompok kerja, terutama tim yang “kuat”

dapat bertindak sebagai sumber dukungan, kenyamanan, nasehat,

dan bantuan pada anggota lainnya. Kelompok kerja yang bekerja

secara tim akan ada rasa tergantung antar anggota dalam

menyelesaikan pekerjaan. Kondisi seperti itu lebih efektif

membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, sehingga akan

membawa efek positif yang tinggi pada kepuasan kerja.


22

5) Pekerjaan itu sendiri

Kepuasan dari pekerjaan itu sendiri merupakan sumber

utama kepuasan kerja, dimana pekerjaan tersebut memberikan

tugas yang baik, kesempatan untuk belajar kesempatan untuk

menerima tanggung jawab dan kemajuan bagi pekerja.

6) Altruism

Altruism adalah tindakan yang dilakukan secara suka rela

yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk

menolong orang lain tanpa adanya mengharapkan imbalan.

7) Status

Status merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja. Status dapat dikategorikan seperti

keterampilan dan keahlian, jangka waktu latihan, jumlah

tanggung jawab sosial maupun sikap kerja dapat mempengaruhi

kepuasan kerja individu.

8) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial dapat terdiri dari lingkungan kerja fisik

dan psikologis. Seorang pekerja akan dapat lebih mudah

menyelesaikan pekerjaannya apabila kondisi lingkungan

sekitarnya bersih, terang, tidak terlalu sempit dan bising.

Sehingga pekerja akan lebih mudah mengerjakan dan


23

menyelesaikan pekerjaan dalam suasana atau kondisi yang

nyaman.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut (Wolo et al., 2015), faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :

1) Gaji

Gaji adalah sejumlah bayaran yang akan didapat seseorang

sebagai akibat dari pelaksanaan kerja. Gaji dapat dirasakan oleh

seseorang dengan memuaskan atau dapat juga sebaliknya yaitu

tidak memuaskan (Badeni, 2013). Pemberian gaji kepada

karyawan dengan adil dan layak dapat meningkatkan kepuasan

kerja. Gaji yang diberikan secara layak akan menimbulkan rasa

terpuaskan segala kebutuhan baik pangan, sandang, dan papan

maupun keluarga ataupun orang-orang yang menjadi

tanggungannya (Wolo et al., 2015).

2) Promosi

Kepuasan promosi merupakan rasa seorang karyawan

berkaitan dengan kebijakan perusahaan dan pelaksanaan

kebijakan, termasuk dalam hal promosi jabatan yang adil

berdasarkan kemampuan (Juliansyah, 2013). Sebuah sistem

promosi yang adil dan jujur dapat memacu karyawan untuk

meningkatkan kinerjanya dengan baik, bekerja sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh atasan dan karyawan memiliki peluang


24

yang sama untuk menempati jabatan yang lebih tinggi (Wolo et

al., 2015).

3) Supervisi

Kepuasan supervisi adalah refleksi rasa dari karyawan

berkaitan dengan atasannya dalam hal kompetensi atasan,

kesopanan dan komunikator yang baik (Badeni, 2013). Supervisi

merupakan suatu pemberian berupa sumber-sumber penting

atasan kepada karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas agar

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan

supervisi, perlu diperhatikan dan dilakukan dengan baik karena

dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan (Wolo et al.,

2015).

4) Rekan sekerja

Kepuasan rekan sekerja merupakan rasa seorang karyawan

berkaitan dengan rekan sesama karyawan, termasuk kecerdasan,

tanggung jawab, suka menolong, ramah dan begitu pula

sebaliknya, teman kerja yang bodoh, suka gosip, dan tidak

menyenangkan merupakan faktor yang dapat berhubungan

dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama

maupun yang berbeda jenis pekerjaannya (Juliansyah, 2013).

Hubungan antar rekan yang harmonis menandakan suatu sistem

pergaulan yang saling percaya, saling hormat satu sama lain. Hal

ini penting diperhatikan untuk menjaga komunikasi yang baik


25

diantara karyawan, sehingga karyawan dapat meningkatkan

kinerjanya, merasa nyaman bekerja, dan kecil kemungkinan untuk

berhenti bekerja (Wolo et al., 2015).

5) Pekerjaan

Kepuasan pekerjaan itu sendiri merupakan gambaran rasa

karyawan tentang kondisi pekerjaan yang ditugaskan saat itu,

termasuk apakah pekerjaan itu menantang, menarik, respek, dan

membutuhkan keterampilan, dibandingkan dengan pekerjan yang

pengulangannya tidak mengenakkan (Juliansyah, 2013).

Hubungan seorang karyawan dengan pekerjaannya merupakan hal

penting yang harus diperhatikan, karena hal tersebut dapat

mempengaruhi sukses atau tidaknya individu yang bersangkutan

dalam menjalankan pekerjaan. Oleh karena itu, kesesuaian antara

pekerjaan dengan diri karyawan akan mempengaruhi kepuasan

kerja (Wolo et al., 2015).

6) Lingkungan kerja

Kepuasan lingkungan kerja merupakan perasaan nyaman

pada tempat kerja dan ketersediaan berbagai sarana yang

dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan. Kenyamanan ini

dapat berkaitan dengan penerangan yang cukup, ventilasi yang

memberikan kesegaran, kebersihan tempat kerja, dan mudah

melihat bahwa aspek-aspek tersebut menjadi sumber kepuasan

kerja. Di samping hal tersebut dapat memudahkan dalam


26

pelaksanaan tugas juga menjadi penghargaan yang bersifat non

materi bagi seseorang (Badeni, 2013). Lingkungan kerja yang

nyaman dapat menunjang kinerja karyawan sehingga dapat

bekerja dengan baik. Sebaliknya jika gangguan atau kondisi yang

tidak nyaman terjadi, maka akan mempengaruhi produktifitas

kerja dan kepuasan kerja akan menurun (Wolo et al., 2015).

d. Pengukuran Kepuasan Kerja

Terdapat beberapa cara pengukuran kepuasan kerja yang paling

banyak digunakan dalam beberapa literatur penelitian. Menurut

(Owusu, 2014) Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) dapat

digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan terhadap

pekerjaannya dan manfaat yang didapatkan dari pekerjannya.

Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) ini dikembangkan oleh

Weiss, Dawis, England dan Lofquist pada tahun 1967. (Weiss et al.,

1967) memaparkan MSQ dikembangkan dalam dua form yaitu long

form dan short form, pengukuran kepuasan kerja ini terdiri dari

beberapa aspek spesifik mengenai pekerjaan dan lingkungan

pekerjaan. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing form :

1) Long form

MSQ dengan tipe long form terdiri dari 100 item

pertanyaan, dan setiap item mengacu pada hal-hal penting pada

lingkungan kerja. Pada form ini responden akan menunjukkan

seberapa puas mereka dengan hal-hal tersebut. Selain itu long


27

form MSQ terdiri dari 20 dimensi yaitu Ability utilization,

achievement, activity, advancement, authority, company policies

and practices, compensation, co-workers, creativity,

independence, social service, moral values, recognition,

responsibility, security, social status, supervision-human

relations, supervision-technical, variety and working conditions.

2) Short form

Form ini tersusun berdasarkan 20 dimensi yang terdapat

pada long form MSQ. Namun form ini dibuat lebih singkat dan

form ini dapat dikatakan identik dengan long form. Selain itu,

short form MSQ ini terdiri dari tiga dimensi yaitu kepuasan

intrinsik, kepuasan ekstrinsik dan kepuasan umum. Kepuasan

intrinsik adalah kepuasan yang berasal dari dalam diri karyawan

tersebut, sedangkan kepuasan ekstrinsik adalah kepuasan yang

diperoleh dari luar diri pekerja dan kepuasan umum merupakan

gabungan dari dua kepuasan tersebut.

3. Tinjauan Umum tentang Covid 19

a. Definisi Covid 19

Coronavirus disease 2019 (Covid 19) adalah suatu penyakit

yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang bernama Sars-CoV-

2. Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan yang ditemukan

pada akhir Desember tahun 2019. Hingga saat ini sudah dapat
28

dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit oleh virus ini

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020).

b. Dampak Pandemi Covid-19

Kesusahan dan juga kecemasan adalah reaksi yang normal saat

terjadinya situasi yang mengancam dan tidak terduga seperti pandemi

coronavirus. Reaksi yang berhubungan dengan stress sebagai respon

terjadinya pandemi covid 19 dapat mencakup perubahan konsentrasi,

iritabilitas, kecemasan, insomnia, berkurangnya produktivitas, dan

konflik antarpribadi, tetapi khususnya berlaku untuk kelompok yang

langsung terkena dampak dari pandemi seperti tenaga professional

kesehatan. Selain ancaman dari virus itu sendiri, tindakan karantina

memiliki efek psikologis negatif yang semakin meningkatkan gejala

stress. Tingkat keparahan gejala tergantung tergantung pada durasi

dan luas karantina, perasaan kesepian, ketakutan terinfeksi, informasi

yang memadai, dan stigma pada kelompok yang lebih rentan termasuk

petugas kesehatan (Brooks et al., 2020).

Para professional perawatan kesehatan, terutama mereka yang

berada di garis depan memiliki resiko yang lebih tinggi terinfeksi,

bekerja di bawah tekanan ekstrem, terpapar stress tinggi, waktu kerja

yang lama, beban kerja yang berlebihan, kadang-kadang tanpa adanya

pelatihan yang tepat dan peralatan perlindungan pribadi yang

memadai, dan bahkan kemungkinan lebih didiskriminasi. Para tenaga

kesehatan juga menghadapi situasi yang belum pernah terjadi


29

sebelumnya, seperti mengalokasikan sumber daya yang kurang untuk

pasien yang sama-sama membutuhkan, menyediakan perawatan

dengan sumber daya yang terbatas dan kurangnya obat-obatan

tertentu, dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan mereka sendiri

dan kebutuhan pasien (Greenberg et al., 2020; Kang et al., 2020).

Seorang perawat tidak hanya bekerja berjam-jam di ruang

isolasi dikarenakan kekurangan perawat, tetapi perawat juga memakai

alat pelindung diri dalam jangka waktu yang lama berkisar 8 sampai

12 jam shift, sehingga dapat menyebabkan perawat mengalami

dehidrasi dan ketidaknyamanan. Sebagai contohnya, perawat yang

memakai masker N95 dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan bekas berdarah pada wajah perawat. Jam kerja yang

lebih lama dapat dikaitkan dengan terjadinya kesalahan dan hasil yang

merugikan pasien (Ungard et al., 2019). Oleh karena itu, pada era

pandemi covid 19 ini mendorong peningkatan skor beban kerja

keperawatan dengan masalah baru, termasuk berkaitan dengan waktu

dalam mengenakan alat pelindung diri (APD), waktu tambahan dalam

memberikan perawatan dengan memakai APD, kebutuhan untuk

menjalin komunikasi jarak jauh antara pasien dan kerabat, dan

diperlukan adanya pengelolaan peningkatan insiden dan keparahan

agitasi dan delirium karena berada dalam lingkungan yang terisolasi

(Kotfis et al., 2020).


30

B. Kerangka Teori

Dampak Pandemi Covid 19 Faktor yang mempengaruhi


Burnout Syndrome
1. Resiko tinggi terinfeksi 1. Jenis Kelamin
2. Bekerja di bawah tekanan 2. Umur
ekstrem 3. Pendidikan
3. Terpapar
Terpaparstress
stresstinggi
tinggi 4. Lama bekerja
4. Waktu kerja yang lama 5. Status pernikahan
5. Beban
5. Bebankerja
kerjayang
yangberlebihan
berlebihan 6. Stress
Stresskerja
kerja
6. Terkadang tanpa adanya 7. Beban
Bebankerja
kerja
pelatihan yang tepat 8. Tipe kepribadian
7. APD kurang memadai 9. Kondisi kerja
8. Diskriminasi 10. Dukungan sosial

Burnout Syndrome

1. Kelelahan Emosional (Emotional


exhaustion)
2. Depersonalisasi
(Depersonalizationi)
3. Rendahnya Penghargaan Diri
(Personal Accomplishment)

Kepuasan Kerja

Indikator Kepuasan Kerja Faktor yang mempengaruhi


kepuasan kerja
1. Gaji
2. Promosi 1. Gaji
3. Pengawasan (Supervisi) 2. Promosi
4. Rekan kerja 3. Supervisi
5. Pekerjaan itu sendiri 4. Rekan sekerja
6. Altruism 5. Pekerjaan
7. Status 6. Lingkungan kerja
8. Lingkungan sosial

Bagan 2.1
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi dari (Colquitt et al., 2013; Eliyana, 2016; Greenberg et al., 2020; Kang et al.,
2020; Maslach et al., 2001; Wolo et al., 2015)
31

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep di bawah ini menggambarkan variabel independen

yaitu burnout syndrome dan variabel dependen yaitu kepuasan kerja. Melalui

kerangka konsep ini diharapkan kepada pembaca dapat dengan mudah

memahami apa yang menjadi fokus utama pada penelitian dan variabel-

variabel yang diteliti.

Variabel Independen Variabel Dependen

Burnout Syndrome Kepuasan Kerja

Bagan 2.2
Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar

variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil

penelitian (Dharma, 2011). Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Ha : Terdapat hubungan antara Burnout Syndrome dengan kepuasan kerja

perawat pada masa pandemi Covid 19 di ruang isolasi covid 19 RSUD

A. W. Sjahranie Samarinda

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Burnout Syndrome dengan kepuasan

kerja perawat pada masa pandemi Covid 19 di ruang isolasi covid 19

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

studi analitik dengan desain cross sectional (potong lintang) yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan

dependen diidentifikasi dalam satu waktu. Metode penelitian ini disebut

metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis

menggunakan statistik (Dharma, 2011). Dalam hal ini, untuk mengetahui

Hubungan Burnout Syndrome dengan Kepuasan Kerja Perawat Pada Masa

Pandemi Covid 19 di Ruang Isolasi Covid RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut (Arikunto, 2013) adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruang isolasi

Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Berdasarkan data yang

telah diperoleh pada tanggal 11 November 2020, jumlah perawat ruang

isolasi Covid RSUD A. W. Sjahranie Samarinda berjumlah 78 orang dari

2 unit pelayanan. Distribusi setiap ruangannya dapat dilihat pada tabel

berikut :

32
33

Tabel 3.1
Jumlah Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Tahun 2020
No Ruangan Jumlah Perawat
1. Seruni 39
2. Tulip 39
Jumlah 78
Sumber : Bidang Keperawatan RSUD A. W. Sjahranie (2020)

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini merupakan responden yang diambil

berdasarkan kriteria inklusi dari populasi dan telah menandatangani

informed consent. Adalapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian

ini yaitu sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Perawat yang bertugas di ruang isolasi Covid 19 RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda

2) Bersedia menjadi responden

3) Perawat yang bekerja di ruang isolasi covid sejak awal pandemi

Covid 19 bulan maret 2020

b. Kriteria Eksklusi

Semua perawat yang sudah tidak ditugaskan lagi di ruang

isolasi covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

3. Metode Sampling

Besar sampel ditentukan dengan cara non probability sampling

dengan metode total sampling, yaitu metode pengambilan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 100 orang atau
34

penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil (Sugiyono, 2017).

4. Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

jumlah yang sama dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 78 orang

perawat yang terbagi dalam 2 unit pelayanan.

Tabel 3.2
Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Ruang Isolasi Covid 19
No. Ruangan Jumlah Sampel (orang)
1. Seruni 39
2. Tulip 39
Jumlah 78

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021 sampai dengan

15 Juni 2021 di 2 unit pelayanan RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.3
Definisi Operasional
N Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
o Operasional
Independen
1. Burnout Sindrom Kuesioner Berdasarkan Ordinal
Syndrome kelelahan dengan hasil uji
emosional, skala likert normalitas, data
depersonalisasi, berdistribusi
dan rasa tidak normal
penurunan, sehingga
prestasi yang menggunakan
dapat terjadi pada median=22.
individu dengan Maka
orang-orang dikategorikan
dalam kapasitas menjadi dua,
yang sama. yaitu:
1. Tinggi : ≥ 22
2. Rendah : < 22
35

N Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


o Operasional
Dependen
2. Kepuasan Perasaan positif Kuesioner Berdasarkan Ordinal
Kerja yang dirasakan dengan hasil uji
oleh perawat skala likert normalitas, data
terhadap semua berdistribusi
aktivitas yang normal sehingga
berhubungan menggunakan
dengan mean = 70.
pekerjannya. Maka
dikategorikan
menjadi dua,
yaitu:
1. Tinggi : ≥ 70
2. Rendah : < 70

E. Instrumen Penelitian

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner. Pengukuran tingkat burnout syndrome dinilai menggunakan

lembar kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey.

Kuesioner merupakan kuesioner yang paling sering digunakan dalam

penelitian yang berkaitan dengan burnout. Alat ukur ini pertama kali

diciptakan oleh Maslach dan Jackson pada tahun 1982, alat ukur ini

terdiri dari 22 pertanyaan yang dibuat berdasarkan konsep burnout yang

memiliki 3 dimensi (Eliyana, 2016). Penilaian tingkat burnout syndrome

menggunakan skala likert, yaitu : tidak pernah (0), beberapa kali dalam

setahun (1), satu kali dalam sebulan (2), beberapa kali dalam sebulan (3),

satu kali dalam seminggu (4), beberapa kali dalam seminggu (5), setiap

hari (6). Kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey


36

terdiri dari 22 item pertanyaan yang di dalamnya memuat 3 dimensi

burnout.

Tabel 3.4
Komponen Pertanyaan Burnout Syndrome
Pertanyaan Pertanyaan
Variabel Dimensi Jumlah
Favorable Unfavorable
Dimensi 1, 2, 3, 6, 8,
(Emotional 13, 14, 16, - 9
Exhaustion) 20
Burnout Dimensi 5, 10, 11,
- 5
Syndrome (Depersonalization) 15, 22
Dimensi 4, 7, 9, 12,
(Personal 17, 18, 19, - 8
Accomplishment) 21
Total Pertanyaan 22

Pengukuran tingkat kepuasan kerja pada penelitian ini

menggunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) yang

dikembangkan oleh Weiss, Dawis, England dan Lofquist pada tahun

1967. Jenis kuesioner Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) yang

digunakan pada penelitian ini adalah jenis short form yang memiliki 20

item pertanyaan yang meliputi pertanyaan untuk kepuasan instrinsik,

kepuasan ekstrinsik, dan kepuasan kerja secara umum. Kuesioner pada

penelitian ini menggunakan kriteria skala likert dengan 5 alternatif

pilihan, yaitu : sangat tidak puas (1), tidak puas (2), netral (3), puas (4),

sangat puas (5).


37

Tabel 3.5
Komponen Pertanyaan Kepuasan Kerja
Pertanyaan Pertanyaan
Variabel Dimensi Jumlah
Favorable Unfavorable
Kepuasan 1, 2, 3, 4, 7,
Instrinsik 8, 9, 10, 11, - 12
15, 16, 20
Kepuasan
Kepuasan 5, 6, 12, 13,
Kerja - 6
ekstrinsik 14, 19
Kepuasan 17, 18
- 2
Umum
Total Pertanyaan 20

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrumen dalam mengumpulkan suatu data. Instrumen harus

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2015). Suatu

kuesioner dapat dikatakan valid jika komponen yang digunakan mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas. Kuesioner yang

digunakan untuk mengukur burnout syndrome yang diadopsi dari

Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS) yang

diciptakan oleh Maslach dan Jackson dan sudah digunakan pada

penelitian lain yang melakukan uji validitas terlebih dahulu.

Kemudian pada kuesioner yang digunakan untuk mengukur

kepuasan kerja diadopsi dari Minnesota Satisfaction Questionnaire

(MSQ) yang dikembangkan oleh Weiss, Dawis, England dan Lofquist


38

yang juga sering digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang

mengukur kepuasan kerja.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran.

Reliabilitas menunjukan apakah pengukuran menghasilkan data yang

konsisten jika instrumen digunakan kembali secara berulang (Dharma,

2017).

Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel berdasarkan perhitungan

statistik dengan nilai rentang 0-1. Semakin kecil nilai reliabilitas, maka

semakin besar tingkat error. Nilai koefisien reliabilitas dapat dikatakan

tinggi jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Arikunto, 2013).

Pada penelitian ini instrumen untuk mengukur Burnout Syndrome

sudah diuji reliabilitasnya pada setiap dimensi. Berikut adalah

perhitungannya :

Tabel 3.6
Nilai Alpha Cronbach pada 3 Dimensi Burnout Syndrome oleh
Maslach, Jackson, Leiter
Nilai
No. Dimensi
Alpha Cronbach
1. Emotional Exhaustion 0.90
2. Depersonalization 0.79
3. Personal Accomplishment 0.71

Untuk lembar kuesioner kepuasan kerja juga telah diuji

reliabilitasnya oleh Universitas Minnesota. Berikut adalah hasil

perhitungannya :
39

Tabel 3.7
Nilai Alpha Cronbach pada 3 Dimensi Kepuasan Kerja oleh
Universitas Minnesota
Nilai
No. Dimensi
Alpha Cronbach
1. Kepuasan Instrinsik 0.86
2. Kepuasan Ekstrinsik 0.80
3. Kepuasan Umum 0.90

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mengurus surat izin penelitian ke bagian akademik Program

Studi Sarjana Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kalimantan Timur dengan judul Hubungan Burnout Syndrome

dengan Kepuasan Kerja Perawat Pada Masa Pandemi Covid 19 di

Ruang Isolasi Covid 19 RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

b. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada pihak RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda

c. Setelah mendapat izin dan melakukan uji ethical clearance dari

pihak RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, kemudian peneliti

melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mengawali pengambilan data terhadap calon responden di

setiap ruangan

b. Peneliti mengawali pengambilan data terhadap calon responden

dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang sudah

disebutkan pada google form


40

c. Selanjutnya peneliti memberikan informed consent penelitian,

kemudian jika calon responden bersedia menjadi responden, maka

calon responden diminta menjawab persetujuan menjadi responden

pada google form

d. Kemudian responden mengisi kuesioner burnout syndrome dan

kepuasan kerja pada google form.

3. Tahap Akhir

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis

menggunakan software statistik melalui beberapa tahap. Pengolahan data

merupakan salah satu rangkaian kegiatan penelitian setelah pengambilan

data selesai. Adapaun tahapan dalam pengolahan data yaitu

(Notoatmodjo, 2015) :

a. Editing

Editing merupakan pengecekan dan perbaikan isian formulir

atau kuesioner. Apakah semua pertanyaan terisi, isinya jelas dan

jawaban konsisten antara pertanyaan satu dengan yang lain.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka.

c. Processing

Processing adalah pemrosesan data dengan memasukkan ke

paket program komputer.


41

d. Cleaning

Pembersihan data (cleaning) merupakan kegiatan pengecekan

kembali apakah data yang dimasukkan ada kesalahan atau tidak.

H. Analisis Data

Dalam penelitian ini semua data hasil penelitian yang didapat dianalisis

dengan menggunakan program software statistik pada komputer. Analisis

data dilakukan secara sistematik antara lain :

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan setiap variabel

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2015).

Dalam penelitian ini, analisis univariat ditampilkan dalam bentuk

proporsi dari karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, masa

kerja, dan status pernikahan) perawat ruang isolasi covid 19 RSUD A.

W. Sjahranie Samarinda yang menjadi responden. Selain itu, analisis

univariat juga dilakukan pada masing-masing variabel, baik variabel

independen yakni burnout syndrome dan kepuasan kerja sebagai variabel

dependen.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis univariat adalah

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

f
P= x 100 %
n
42

Keterangan :

P : Proporsi

f : Frekuensi kategori

n : Jumlah sampel

Data karakteristik perawat ruang isolasi covid 19 RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Sementara

data tingkat burnout syndrome dan kepuasan kerja perawat disajikan

dalam bentuk frekuensi dan persentase.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Uji Chi Square adalah teknik statistik

yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi

terdiri atas dua kelas atau lebih dari dua kelas, data berbentuk ordinal dan

sampelnya besar (Notoatmodjo, 2015).

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square

dengan batas kemaknaan a = 0,05 dengan menggunakan rumus :


k
x 2= ∑ ¿ ¿ ¿
i=1

Keterangan :

x2 : Chi kuadrat

f0 : Frekuensi yang diobservasi

fn : Frekuensi yang diharapkan

Dengan interpretasinya yaitu :


43

a. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis Ha diterima atau gagal

ditolak yang artinya adanya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen

b. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis Ha ditolak yang artinya

tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen

Adapun syarat dilakukannya uji chi square, yaitu :

a. Tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol

b. Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20%

dari jumlah sel.

Pada penelitian ini telah memenuhi syarat-syarat dilakukannya uji

chi square, sehingga peneliti memilih uji statistik pada analisa bivariat

dengan menggunakan uji chi square.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ethical clearance

ke Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

Setelah dinyatakan lulus uji etik, selanjutnya peneliti mengajukan

permohonan izin kepada instansi tempat penelitian, dalam hal ini Direktur

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan

menerapkan empat prinsip etik umum :


44

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Peneliti telah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

Peneliti menyadari bahwa responden memiliki hak asasi dan kebebasan

untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy),

tanpa adanya unsur paksaan atau penekanan, serta berhak mendapatkan

informasi yang terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian.

Peneliti tetap menghormati responden yang tidak bersedia ikut serta

dalam penelitian ini.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality)

Pada prinsip ini, peneliti menjaga kerahasiaan identitas dan

menggunakan jawaban responden hanya untuk kepentingan ilmu serta

metodologi keperawatan. Dengan demikian segala informasi yang

menyangkut identitas subjek tidak tersebar luas.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice

inclusiveness)

Pada prinsip keadilan yakni peneliti memberikan perlakuan yang

sama, benar, dan pantas pada semua responden dan memberikan

distribusi seimbang antara keuntungan dan beban secara merata sesuai

kebutuhan dan kemampuan subjek. Sementara pada prinsip keterbukaan

mengandung makna bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat,

cermat, hati-hati dan dilakukan secara professional.


45

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harm and benefits)

Berdasarkan prinsip ini, peneliti memberikan manfaat semaksimal

mungkin dan risiko seminimal mungkin. Pada prinsip ini juga mencakup

tidak melakukan hal yang berbahaya bagi responden.

J. Alur Penelitian

Populasi

Memilih sampel dengan


mempertimbangkan kriteria Sampel
inklusi dan eksklusi

Informed Consent

Setuju Tidak Setuju

Stop

Kuesioner Kuisioner
Burnout Syndrome Kepuasan Kerja

Analisa Data

Pelaporan

Bagan 3.1
Alur Penelitian
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (RSUD AWS)

merupakan salah satu dari dua Rumah Sakit rujukan milik Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur, dan merupakan Rumah Sakit rujukan tertinggi.

Rumah Sakit milik Pemerintah ini beralamatkan di Jalan Palang Merah

Indonesia No.1, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.

Visi RSUD A. W. Sjahranie adalah menjadi Rumah Sakit bertaraf

internasional pada tahun 2018. Sedangkan misi RSUD A. W. Sjahranie

Samarinda adalah meningkatkan akses kualitas dan pelayanan bertaraf

internasional dan, mengembangkan Rumah Sakit sebagai pusat pendidikan

dan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan.

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda saat kondisi pandemi covid 19

memiliki 3 ruangan isolasi yang disediakan untuk mengisolasi pasien yang

terkonfirmasi covid 19. Namun pada bulan mei, terjadi penurunan angka

pasien yang terkonfirmasi positif covid 19. Sehingga RSUD A. W. Sjahranie

mengurangi ruang isolasi covid 19 menjadi hanya 2 ruangan isolasi.

B. Hasil Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan dari tanggal 10 Mei 2021 sampai

dengan 15 Juni 2021 di 2 unit pelayanan RSUD A. W. Sjahranie Samarinda

diperoleh hasil, sebagai berikut :

46
47

1. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

1) Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel. 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD
A.W. Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Klasifikasi Jenis Frekuensi Presentase
Kelamin Responden (n) (%)
Laki-laki 30 42,9
Perempuan 40 57,1
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan karakteristik

responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan

jumlah 40 orang (57,1%), dan hampir setengahnya berjenis

kelamin laki-laki dengan jumlah 30 orang (42,9%).

2) Karakteristik Responden berdasarkan Usia


Tabel. 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD
A.W. Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Klasifikasi Usia Frekuensi Persentase
Responden (Tahun) (n) (%)
< 25 6 8,6
25-35 49 70
36-45 13 18,6
> 45 2 2,9
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukkan karakteristik

responden berdasarkan kelompok umur dengan persentase,

sebagian besar responden berada pada kelompok umur 25-35


48

tahun sebanyak 49 orang (70%). Sedangkan, sebagian kecil

adalah kelompok usia > 45 tahun sebanyak 2 orang (2,9%).

3) Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir


Tabel. 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Klasifikasi Pendidikan Frekuensi Presentase
Terakhir Responden (n) (%)
DIII Keperawatan 40 57,1
S1 Keperawatan 5 7,1
Ners (Profesi) 25 35,7
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, pada karakteristik responden

berdasarkan pendidikan terakhir didapatkan sebagian besar

adalah DIII Keperawatan sebanyak 40 orang (57,1%).

Sedangkan, sebagian kecil adalah S1 Keperawatan sebanyak 5

orang (7,1%).

4) Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan


Tabel. 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Klasifikasi Status Frekuensi Presentase
Pernikahan Responden (n) (%)
Menikah 51 72,9
Lajang 17 24,3
Janda/Duda 2 2,9
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, pada karakteristik responden

berdasarkan status pernikahan didapatkan sebagian besar

menikah sebanyak 51 orang (72,9%). Sedangkan, sebagian kecil

adalah Janda/Duda sebanyak 2 orang (2,9%).


49

5) Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja Perawat


di Unit Isolasi Covid 19
Tabel. 4.5
Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Perawat Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Klasifikasi Masa Kerja Frekuensi Persentase
di Unit Covid (Tahun) (n) (%)
< 1 Tahun 17 24,3
1-5 Tahun 44 62,9
6-10 Tahun 7 10,0
> 10 Tahun 2 2,9
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pada karakteristik responden

berdasarkan masa kerja di unit isolasi covid 19 didapatkan

sebagian besar memiliki masa kerja 1-5 tahun sebanyak 44

orang (62,9%). Sedangkan, sebagian kecil memiliki masa kerja

> 10 tahun sebanyak 2 orang (2,9%).

b. Distribusi Kategori Variabel

1) Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Burnout


Syndrome
Tabel 4.6
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Burnout Syndrome Perawat
Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Distribusi Tingkat Frekuensi Presentase
Burnout Syndrome (n) (%)
Tinggi 35 50
Rendah 35 50
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, pada variabel Burnout

Syndrome setengahnya dari responden sebanyak 35 orang (50%)

termasuk dalam kategori mengalami Burnout Syndrome dalam


50

tingkat yang tinggi, dan setengahnya dari responden sebanyak

35 orang (50%) termasuk dalam kategori mengalami Burnout

Syndrome dalam tingkat yang rendah.

2) Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan Kerja


Tabel 4.7
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda
Tahun 2021
Distribusi Tingkat Frekuensi Presentase
Kepuasan Kerja (n) (%)
Tinggi 40 57,1
Rendah 30 42,9
Total 70 100
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa tingkat

kepuasan kerja perawat di ruang isolasi covid 19 sebagian besar

dalam kategori kepuasan kerja yang tinggi sebanyak 40 orang

(57,1%), dan hamper setengahnya mengalami kepuasan kerja

yang rendah sebanyak 30 orang (42,9%).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan membuat tabel silang antara

variabel bebas dan terikat, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

Burnout Syndrome dengan kepuasan kerja perawat pada masa pandemi

Covid 19 di ruang isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

Analisis dalam penelitian kali ini untuk mencari hubungan antara

variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji chi-square. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah 95%, dan nilai kemaknaan yang

dipilih, dengan kriteria yaitu : jika p value > 0,05 maka Ho diterima, jika

p value < 0,05 maka Ho ditolak (Notoatmodjo, 2015).


51

Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8
Hubungan Burnout Syndrome dengan Kepuasan Kerja Perawat
Pada Masa Pandemi Covid 19 di Ruang Isolasi Covid 19
RSUD A. W. Sjahranie Tahun 2021

Kepuasan Kerja
Burnout Total P OR
Syndrome Tinggi Rendah Value (95% CI)
n % n % n %
Tinggi 14 35% 21 70% 35 50% 0,231
0,004
Rendah 26 65% 9 30% 35 50% (0,084-0,637)
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.8 di atas,

didapatkan hasil bahwa pada variabel burnout syndrome dalam kategori

tinggi dengan variabel kepuasan kerja dalam kategori tinggi sebanyak 14

orang (35%), dan yang memiliki kepuasan kerja dalam kategori rendah

sebanyak 21 orang (70%). Kemudian pada variabel burnout syndrome

dalam kategori rendah tetapi kepuasan kerja dalam kategori tinggi

sebanyak 26 orang (65%), dan yang memiliki kepuasan kerja dalam

kategori rendah sebanyak 9 orang (30%). Hasil analisis yang

menggunakan uji chi square diperoleh nilai p value = 0,004 yang artinya

secara statistik ada hubungan antara variabel burnout syndrome dengan

kepuasan kerja perawat pada masa pandemi covid 19 di ruang isolasi

covid 19 di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Dari hasil analisis

didapatkan juga nilai OR sebesar 0,231 yang artinya perawat dengan

tingkat burnout syndrome yang tinggi memiliki kemungkinan 0,231 kali

mengalami tingkat kepuasan kerja yang rendah, dibandingkan dengan

perawat yang memiliki tingkat burnout syndrome dalam kategori rendah.


52

C. Pembahasan

1. Hasil Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Pada Karakteristik responden dibahas mengenai jenis kelamin,

usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, dan masa kerja, sebagai

berikut :

1) Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian

besar responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 40

orang (57,1%), dan hampir setengahnya berjenis kelamin laki-

laki dengan jumlah 30 orang (42,9%). Hasil penelitian ini juga

didukung oleh laporan PPNI (Persatuan Perawat Nasional

Indonesia) tahun 2017 bahwa sebagian besar perawat di

Indonesia didominasi oleh perempuan (71%) (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Ini dikarenakan

perempuan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan

lebih teliti dan sabar. Hal ini juga dibuktikan saat penelitian

berlangsung, kebanyakan yang bertugas pada satu shift adalah

perawat perempuan.

Namun menurut (Eliyana, 2016), seorang perawat yang

berjenis kelamin laki-laki lebih cenderung mengalami burnout

syndrome. Hal ini dikarenakan perbedaan peran yang dimiliki

oleh seorang laki-laki dalam hal bekerja. Bagi laki-laki


53

“bekerja” adalah suatu keharusan yang mutlak untuk

menghidupi keluarganya dan juga perawat yang berjenis

kelamin laki-laki lebih diandalkan dalam merawat pasien.

2) Usia

Sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan karakteristik

responden berdasarkan kelompok usia dengan persentase

sebagian besar responden berada pada kelompok umur 25-35

tahun sebanyak 49 orang (70%). Sementara masing-masing

sebagian kecil pada kelompok usia < 25 tahun sebanyak 6 orang

(8,6%), 36-45 tahun sebanyak 13 orang (18,6%), dan pada

kelompok usia > 45 tahun sebanyak 2 orang (2,9%).

Usia dikategorikan berdasarkan kategori menurut Depkes

(2009). Dari hasil penelitian rentang usia terbanyak pada

kelompok 25-35 tahun, yang termasuk dalam kategori dewasa

awal. Peneliti berasumsi bahwa responden yang termasuk dalam

kategori dewasa akan cenderung memiliki tingkat kematangan

berpikir dan manajemen stress yang baik.

Hal ini didukung oleh pendapat menurut (Eliyana, 2016),

perawat yang berumur lebih dari 27 tahun atau dalam kategori

dewasa akan cenderung memiliki burnout syndrome dalam

kategori yang sedang. Hal ini dikarenakan perawat telah

memiliki pengalaman yang lebih banyak.


54

3) Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian pada karakteristik pendidikan

terakhir responden, didapatkan sebagian besar adalah DIII

Keperawatan sebanyak 40 orang (57,1%). Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Eliyana, 2016) bahwa

hasil yang diperoleh adalah hampir seluruh responden memiliki

pendidikan terakhir DIII Keperawatan (97,5%). Selain DIII

Keperawatan, pendidikan terakhir responden masing-masing

hampir setengahnya Ners (Profesi) sebanyak 25 orang (35,7%),

dan sebagian kecil S1 Keperawatan sebanyak 5 orang (7,1%).

Menurut (Maslach, 1982) menyatakan perawat yang

berlatar belakang pendidikan tinggi akan cenderung rentan

terhadap burnout jika dibandingkan dengan mereka yang tidak

berpendidikan tinggi. Perawat yang memiliki pendidikan tinggi

akan memiliki harapan yang ideal, sehingga ketika dihadapkan

pada realitas bahwa terdapat kesenjangan antara aspirasi dan

kenyataan, maka munculah kegelisahan dan kekecawaan yang

dapat menimbulkan burnout. Selain itu, hal ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Eliyana, 2016), bahwa salah

satu faktor yang memungkinkan menyebabkan burnout adalah

pendidikan yang rendah dikarenakan minimnya skill dan

keterampilan dalam menangani pasien.


55

4) Status Pernikahan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada

karakteristik responden berdasarkan status pernikahan

didapatkan sebagian besar menikah sebanyak 51 orang (72,9%).

Sedangkan, sebagian kecil adalah Janda/Duda sebanyak 2 orang

(2,9%). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Eliyana, 2016) bahwa hasil yang didapat adalah sebagian

besar responden sudah menikah dengan persentase (61,5%) dan

dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa responden yang sudah

menikah terdapat kecenderungan mengalami burnout dalam

kategori sedang dikarenakan adanya peran ganda yang dialami

oleh seorang perawat selain sebagai care giver, perawat yang

sudah menikah juga mempunyai peran lain dalam hal mengurus

keluarga.

Hal ini juga menunjukkan tanggung jawab seseorang

setelah menikah tentu berbeda dengan yang belum menikah baik

secara finansial maupun sosial. Selain beban pekerjaan,

seseorang yang sudah menikah juga memiliki tanggung jawab

untuk menghidupi keluarga dan harus mampu untuk

menjalankan fungsi sosial di masyarakat. Namun, perawat yang

telah berkeluarga memiliki sistem pendukung atau orang-orang

yang memberikan dukungan dalam keluarganya. Hal ini


56

berpengaruh terhadap kemampuan perawat dalam mengatasi

masalah di tempat kerja.

5) Masa Kerja

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa pada karakteristik responden berdasarkan

masa kerja di unit isolasi covid 19 didapatkan sebagian besar

memiliki masa kerja 1-5 tahun sebanyak 44 orang (62,9%), dan

lainnya sebagian kecil memiliki lama kerja < 1 tahun sebanyak

17 orang (24,3%), 6-10 tahun sebanyak 7 orang (10%) dan

sebagian kecil > 10 tahun sebanyak 2 orang (2,9%).

Masa kerja pada penelitian ini dihitung berdasarkan saat

terjadinya pandemi covid 19 di Indonesia. Masa kerja perawat

dihitung saat perawat mulai bertugas di ruang isolasi covid 19

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Saat penelitian dilakukan,

pandemi covid 19 di Indonesia sudah terjadi selama setahun.

Beberapa perawat yang sebelumnya ditugaskan di ruang

perawatan non covid ditugaskan di ruang isolasi covid 19 saat

terjadi kenaikan angka pasien positif terkonfirmasi covid 19.

b. Distribusi Variabel

1) Burnout Syndrome

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengahnya dari

responden sebanyak 35 orang (50%) termasuk dalam kategori

mengalami Burnout Syndrome dalam tingkat yang tinggi. Hasil


57

ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh (Liana, 2020) yang

menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden

mengalami burnout dalam kategori sedang (41,2%) dan juga

penelitian oleh (Tinambunan & Tampubolon, 2018) juga

menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden mengalami

burnout syndrome dalam kategori tinggi sebanyak 35 orang

(34%). Asumsi peneliti jumlah ini relatif banyak, hal ini

menandakan bahwa pada saat pandemi covid 19 perawat yang

bertugas di ruang isolasi covid 19 rentan untuk mengalami

burnout syndrome. Sejalan dengan ilustrasi yang digambarkan

oleh Freudenberger bahwa seorang yang mengalami burnout

syndrome dari luar akan tampak seperti biasa-biasa saja. Namun

sebenarnya terjadi masalah dalam dirinya (Pangastiti, 2011).

Perlu ditekankan pula terkait faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya burnout syndrome pada perawat baik dari segi faktor

personal seperti stress kerja, beban kerja, tipe kepribadian, dan

faktor organisasi seperti kondisi kerja, dukungan sosial (Eliyana,

2016).

2) Kepuasan Kerja

Hasil penelitian yang dilakukan mengindikasikan bahwa

tingkat kepuasan kerja perawat yang bertugas di ruang isolasi

covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda selama pandemi

covid 19 berada pada kategori tinggi, sebanyak 40 orang


58

(57,1%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Hikmat & Melinda, 2020) yang menunjukkan persentase

kepuasan kerja perawat hampir seluruhnya dalam kategori puas

(81,7%). Seorang perawat yang mengalami kepuasan kerja

dalam hal ini akan menunjukkan sikap positif terhadap

pekerjaannya, namun dapat berlaku sebaliknya jika seorang

perawat tidak memperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang

tidak tercapai ini dapat mengakibatkan tidak tercapainya

kematangan psikologis dan akan berdampak pada seseorang

akan mengalami frustasi, cepat lelah, bosan, emosi yang tidak

stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada

hubungannya dengan pekerjaan (Hasibuan, 2016).

Sejalan dengan definisi kepuasan kerja adalah hasil dari

berbagai macam sikap yang dimiliki oleh seorang perawat.

Sikap ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan

beserta faktor-faktor yang spesifik seperti pengawasan atau

supervisi, gaji dan tunjangan yang didapatkan, kesempatan

untuk mendapatkan promosi atau kenaikan pangkat, kondisi

kerja, pengalaman terhadap kecakapan, penilaian kerja yang adil

dan tidak merugikan, hubungan sosial dalam pekerjaan yang

baik, penyelesaian yang cepat jika ada keluhan-keluhan dan

perlakuan yang baik oleh pimpinan terhadap karyawan

(Tahsinia, 2013).
59

2. Hasil Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna antara variabel burnout syndrome dengan kepuasan kerja

perawat di ruang isolasi covid 19 pada masa pandemi covid 19 di RSUD

A. W. Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Andarini, 2018) yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara burnout syndrome dengan kepuasan kerja. Hasil

penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa jika burnout syndrome

semakin tinggi maka akan menurunkan job satisfaction, sebaliknya jika

burnout syndrome rendah maka job satisfaction akan meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh (Damanik, 2015) juga membuktikan

bahwa terdapat hubungan negatif antara burnout syndrome dengan

kepuasan kerja perawat yang berarti jika semakin rendah tingkat burnout

syndrome yang dialami perawat maka semakin baik kepuasan kerjanya.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rupita, 2003) juga semakin menguatkan

bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan kerja

dan burnout pada perawat.

Penelitian ini juga terdapat responden yang memiliki burnout

syndrome dalam kategori yang tinggi dan memiliki tingkat kepuasan

kerja yang tinggi. Asumsi peneliti pada hal ini adalah terdapat faktor lain

yang mempengaruhi kedua variabel tersebut tetapi tidak diteliti dalam

penelitian kali ini. Faktor yang kemungkinan berpengaruh pada hal

tersebut seperti faktor demografi dan beban kerja perawat.


60

Burnout Syndrome yang dialami oleh perawat adalah suatu keadaan

saat seorang perawat menunjukkan perilaku seperti memberikan respon

yang tidak menyenangkan kepada pasien, menunda pekerjaan, mudah

marah disaat rekan kerja maupun pasien bertanya hal yang sederhana

sekalipun, mengeluh cepat lelah dan pusing serta lebih parahnya tidak

memperdulikan pekerjaan dan keadaan sekitarnya (Asih & Trisni, 2015).

Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Wirati et

al., 2020) yang menunjukkan bahwa burnout syndrome juga dapat

mempengaruhi motivasi kerja pada perawat pelaksana. Dalam hal ini

perlu diperhatikan keluhan fisik dan psikologis yang dirasakan oleh

perawat. Timbulnya keluhan tersebut akan berpengaruh terhadap

motivasi kerja perawat, jika burnout semakin meningkat maka akan

menurunkan motivasi kerja perawat sehingga dapat mempengaruhi

kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada

pasien.

Menurut pengakuan responden yang dalam hal ini adalah perawat

yang bertugas di ruang isolasi covid 19 RSUD A. W. Sjahranie, saat

penelitian dilakukan jumlah pasien tidak sebanyak saat awal pandemi

covid 19 dan juga kelelahan yang dialami oleh perawat sangat berbeda

jika dibandingkan saat awal pandemi yang saat itu jumlah pasien lebih

banyak. Sedangkan saat awal pandemi, responden sering merasakan

kelelahan saat bangun pagi dan membayangkan tugas yang akan

dilaksanakan.
61

Asumsi peneliti bahwa perawat yang memiliki burnout syndrome

dalam kategori yang tinggi cenderung akan mengalami kepuasan kerja

yang rendah, sedangkan perawat yang memiliki burnout syndrome dalam

kategori yang rendah cenderung akan memiliki kepuasan kerja yang

tinggi. Hal ini didukung karena stress kerja yang meliputi kelelahan

secara fisik maupun emosional akan berpengaruh terhadap hasil kerja

perawat serta mengakibatkan penurunan capaian prestasi diri (Maslach,

2003).

Walaupun begitu beberapa perawat merasa letih dan kelelahan

sehabis bekerja, hal tersebut termasuk hal yang wajar. Perawat juga

berhadapan dengan bemacam-macam bentuk emosional dan berbagai

kepribadian, baik dari rekan kerja maupun dari pasien. Seorang perawat

yang memiliki tingkat burnout ringan pun perlu diperhatikan karena

dapat meningkat menjadi burnout dalam kategori tinggi. Perawat perlu

meluangkan waktu untuk merefleksikan tindakan yang akan diambil dan

yang telah diambil untuk mempertimbangkan penyebab kejenuhan yang

dihadapi dan keseimbangan antara kerja dan hiburan, serta perawat perlu

sistem dukungan sosial yang dimilikinya baik dari keluarga, teman

maupun jaringan sosial lainnya.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian kali ini antara lain sebagai berikut :

1. Penelitian ini memiliki populasi sebanyak 78 responden dan

menggunakan metode sampling total sampling, namun peneliti hanya


62

mendapat 70 responden dikarenakan adanya pegawai yang sedang cuti

dan responden yang tidak mengisi kuesioner.

2. Penelitian ini menggunakan media google form dalam proses

pengambilan data. Pada saat proses pengambilan data, peneliti terhambat

oleh responden yang kurang berpartisipasi dalam pengisian google form

sehingga mengakibatkan lamanya proses pengambilan data.

3. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu

terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan

keadaan yang sesungguhnya.

4. Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian yang hanya mencakup

pada ruang isolasi covid 19.

5. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen yang

mempengaruhi kepuasan kerja yaitu burnout syndrome. Masih terdapat

beberapa variabel independen lain yang kemungkinan memiliki pengaruh

terhadap kepuasan kerja.

3.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat ditarik

kesimpulan, sebagai berikut :

1. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah 40 orang (57,1%), dengan rentang usia 25-35

tahun sebanyak 49 orang (70%), pendidikan terakhir sebagian besar

adalah DIII Keperawatan sebanyak 40 orang (57,1%), status pernikahan

sebagian besar menikah sebanyak 51 orang (72,9%), dan masa kerja di

unit isolasi covid 19 didapatkan sebagian besar memiliki masa kerja 1-5

tahun sebanyak 44 orang (62,9%).

2. Distribusi tingkat Burnout Syndrome pada perawat yang bertugas di

ruang isolasi covid 19 adalah setengahnya dari responden sebanyak 35

orang (50%) termasuk dalam kategori mengalami Burnout Syndrome

yang tinggi.

3. Distribusi tingkat kepuasan kerja perawat di ruang isolasi covid 19

sebagian besar dalam kategori yang tinggi sebanyak 40 orang (57,1%).

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara Burnout Syndrome dengan

kepuasan kerja perawat pada masa pandemi covid 19 di ruang isolasi

covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda.

63
64

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan dan

sumber informasi serta dasar pengetahuan bagi mahasiswa khususnya

dibidang keperawatan tentang hubungan Burnout Syndrome dengan

kepuasan kerja perawat pada masa pandemi covid 19 di ruang isolasi

covid 19.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan yang kuat untuk

penelitian-penelitian yang selanjutnya. Saran untuk peneliti selanjutnya

agar dapat melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi burnout syndrome dengan kepuasan kerja.

3. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan

saran dalam hal evaluasi terhadap kepuasan kerja perawat agar dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan memelihara kondisi

kerja.

4. Bagi Profesi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi

profesi perawat untuk mempertahankan koping efektif dalam bekerja di

rumah sakit selama pandemi sehingga mampu mengurangi stressor dan

kebosanan dalam bekerja serta meningkatkan kepercayaan dan

penghargaan terhadap kemampuan yang dimiliki.


DAFTAR PUSTAKA

Andarini, E. (2018). Analisis Faktor Penyebab Burnout Syndrome dan Job


Satisfaction Perawat Di Rumah Sakit Petrokimia Gresik.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asih, F., & Trisni, L. (2015). Hubungan Antara Kepribadian Hardiness Dengan
Bunrout Pada Perawat Gawat Darurat Di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum.
Journal Psikodemensia, 14.
Badeni, M. . (2013). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung : CV
Alfabeta.
Brooks, S., Amlôt, R., Rubin, J., & Greenberg, N. (2020). Psychological
resilience and post-traumatic growth in disaster-exposed organisations:
overview of the literature. BMJ Military Health, 166(1), 52–56.
https://doi.org/10.1136/jramc-2017-000876
Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi
Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa.
National Research Tomsk State University, Universitas Mercu Buana.
Cheng, Q., Liang, M., Li, Y., He, L., Guo, J., Fei, D., & Zhang, Z. (2020).
Correspondence Mental health care for medical staff in China during the
COVID-19. Lancet, 7, 15–26.
Colquitt, J. A., Jeffery, A. L., & Michael, J. W. (2013). Organizational Behavior :
Essentials for Improving Performance and Commitment. McGraw-Hill
Education/Medical.
Dale, T. (2011). Memotivasi Pegawai, Seri Managemen Sumber Daya Manusia.
Elex Media Komputindo.
Damanik, D. (2015). Hubungan Rotasi Kerja Dan Burnout Dengan Kepuasan
Kerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM
MEDAN. Universitas Sumatera Utara.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Info Media
(TIM).
Dharma, K. K. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian (ed. Revisi). Jakarta : Trans
Info Media (TIM).
Dimitriu, M. C. T., Pantea-Stoian, A., Smaranda, A. C., Nica, A. A., Carap, A. C.,
Constantin, V. D., Davitoiu, A. M., Cirstoveanu, C., Bacalbasa, N., Bratu, O.
G., Jacota-Alexe, F., Badiu, C. D., Smarandache, C. G., & Socea, B. (2020).
Burnout syndrome in Romanian medical residents in time of the COVID-19
pandemic. Medical Hypotheses, 144(May), 109972.
https://doi.org/10.1016/j.mehy.2020.109972
Dinkes Kaltim. (2020). PRESS RELEASE 176.
Eliyana. (2016). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Burnout Perawat
Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSJ Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015.
Arsi, 2(3), 172–182.
Greenberg, N., Docherty, M., Gnanapragasam, S., & Wessely, S. (2020).
Managing mental health challenges faced by healthcare workers during
covid-19 pandemic. British Medical Journal, 368.
https://doi.org/10.1136/bmj.m1211
Hasibuan, M. S. P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia (14th ed.). Bumi
Aksara.
Hasibuan, M. S. P. (2016). Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah
(Revisi). Bumi Aksara.
Hikmat, R., & Melinda, M. (2020). Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan
Kerja Perawat. Jurnal Kesehatan, 10(2), 1370–1376.
https://doi.org/10.38165/jk.v10i2.19
Juliansyah, N. (2013). Tinjauan Filosofis dan Praktis (Cetakan 1). Jakarta:
Kencana.
Kang, L., Li, Y., Hu, S., Chen, M., Yang, C., Yang, B., & Liu, Z. (2020). The
mental health of medical workers in Wuhan, China dealing with the 2019
novel coronavirus. The Lancet Psychiatry, 7(3), e14–e14.
https://doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30047-X
Kemenkes RI. (2020a). COVID-19 dalam Angka.
Kemenkes RI. (2020b). Pedoman kesiapan menghadapi COVID-19. Pedoman
Kesiapan Menghadapi COVID-19, 0–115.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Situasi Tenaga Keperawatan
Indonesia.
Kotfis, K., Williams, R. ., Wilson, J. ., Dabrowski, W., Pun, B. ., & Ely, E. .
(2020). COVID-19: ICU delirium management during SARS-CoV-2
pandemic. Critical Care, 24(1), 176.
https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s13054-020-02882-x
Kreitner, R., & Angelo, K. (2014). Perilaku Organisasi (Edisi 9 (B). Salemba
Merdeka. Jakarta.
Leiter, M. P., & Maslach, C. (1988). The impact of interpersonal environment of
burnout and organization commitment. Journal of Organizational Behavior,
9, 297–308.
Leiter, M. P., & Maslach, C. (2004). Areas of Worklife: A Structured Approach to
Organizational Predictors of Job Burnout. Research in Occupational Stress
and Well-Being, 3, 91–134.
Liana, Y. (2020). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Burnout
(Kejenuhan Kerja) Pada Perawat. Proceeding Seminar Nasional
Keperawatan, 6(1), 108.
Maslach, C. (1982). Understanding Burnout: Definitional Issues in Analyzing a
Complex Phenomenon. (In W. S. P). Job Stress and Burnout Beverly Hills:
Sage Punblication.
Maslach, C. (2003). Burnout : The Cost of Caring. Malor Books, Cambridge.
Maslach, C., & Jackson, S. . (1986). Maslach Burnout Inventory (2nd ed.).
CA:Consulting Psychologists Press.
Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job Burnout. Annual
Reviewof Psychology, Vol. 52, 397–422.
Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis
(P. P. Lestari (ed.); Edisi 4). Jakarta : Salemba Medika.
Owusu, B. (2014). An Assesment of Job Satisfaction and Its Effect on
Employees’ Performance: A Case of MIning Companies in The (BIBIANI –
ANHWIASO – BEKWAI DISTRICT] in The Western Region. College of
Art and Social Sciences. Kumasi, Ghana: School of Business, KNUST.
Pangastiti, N. K. (2011). Analisis Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap
Burnout pada Perawat Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis :
Pneumonia2019-nCoV. PDPI : Jakarta.
Prestiana, N. D. I., & Purbandini, D. (2012). Hubungan Antara Efikasi Diri (self
efficacy) dan Stress Kerja dengan Kerja (burnout) pada Peraa IGD dan ICU
RSUD Kota Bekasi. Soul, 5, 14.
Rupita. (2003). Kepuasan Kerja dan Burnout Pada Perawat Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soedarso Pontianak. Universitas Gadjah Mada, 2–4.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
Tahsinia, N. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Kerja
Perawat Di RS. Rumah Sehat Terpadu Parung, Bogor. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Tinambunan, E. M. K., & Tampubolon. (2018). Burnout syndrome pada perawat
diruangan rawat inap rumah sakit santa elisabeth medan. Jurnal
Keperawatan Priority, 1(1), 85–98.
Triwijayanti, R. (2016). Hubungan Locus of Control Dengan Burnout Perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Ungard, W., Kroger-Jarvis, M., & Davis, L. S. (2019). The Impact of shift length
on mood and fatigue in pediatric registered nurses. Journal of Pediatric
Nursing, 47, 167–170.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.pedn.2019.05.014
Wati, N. M. N., Mirayanti, N. W., & Juanamasta, I. G. (2019). The Effect of
Emotional Freedom Technique Therapy on Nurse Burnout. JMMR (Jurnal
Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit), 8(3), 173–178.
Weiss, D. ., Dawis, R. ., England, G. ., & Lofquist, L. . (1967). Mannual for the
Minnesota satisfaction questionnaire. Minneapolis: Industrial Realtions
Center, University of Minnesota.
Wirati, N. P. R., Wati, N. M. N., & Saraswati, N. L. G. I. (2020). Hubungan
Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana. Jurnal Kepemimpinan
Dan Manajemen Keperawatan, 3(1), 8.
https://doi.org/10.32584/jkmk.v3i1.468
Wolo, P. D., Trisnawati, R., & Wiyadi. (2015). Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat Pada RSUD TNI AU Yogyakarta.
Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 17, 25–34.
World Health Organization (WHO). (2020a). Coronavirus Disease 2019 Situation
Report - 74. A & A Practice, 14(6), e01218.
https://doi.org/10.1213/xaa.0000000000001218
World Health Organization (WHO). (2020b). Retrieved from WHO Director-
General’s opening remarks at the media briefing on COVID-19 - 11 March
2020. https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-
opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020
Lampiran 1. Surat Permintaan Menjadi Responden

SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/i Perawat

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Hormat,

Saya Tomi Ihsan Muhaafidhin adalah mahasiswa Program Studi Sarjana

Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim. Dalam rangka

menyelesaikan tugas akhir, saya akan mengadakan penelitian tentang “Hubungan

Burnout Syndrome dengan Kepuasan Kerja Perawat Pada Masa Pandemi Covid

19 di Ruang Isolasi Covid 19 RSUD A. W. Sjahranie Samarinda”. Berkaitan

dengan hal ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i menjadi responden

dalam penelitian ini. Kerahasiaan identitas akan dijaga dan tidak disebarluaskan.

Saya sangat menghargai kesediaan, perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i,

semoga dapat mendukung pengembangan ilmu keperawatan.

Demikian permohonan ini dibuat, atas perhatian dan partisipasi saya

ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Samarinda, 9 Mei 2021


Peneliti

(Tomi Ihsan Muhaafidhin)


Lampiran 2. Surat Persetujuan Menjadi Responden

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan

manfaat penelitian yang berjudul “Hubungan Burnout Syndrome dengan

Kepuasan Kerja Perawat Pada Masa Pandemi Covid 19 di Ruang Isolasi Covid 19

RSUD A. W. Sjahranie Samarinda”.

Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam

penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya

sanksi atau kehilangan hak-hak saya.

Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau

mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan telah dijawab serta dijelaskan

secara memuaskan. Saya secara sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam

penelitian ini dengan menandatangi Surat Persetujuan Menjadi Responden.

Samarinda, Mei 2021

Responden Peneliti

(……………………......) (Tomi Ihsan Muhaafidhin)


Lampiran 3. Kuesioner Burnout Syndrome
KUESIONER
BURNOUT SYNDROME
PETUNJUK PENGISIAN
1. Survei ini bertujuan untuk meminta Anda memberikan pendapat mengenai
burnout syndrome dan kepuasan kerja di Rumah Sakit Anda. Survei ini
memakan waktu kira-kira 10 sampai 15 menit untuk mengisi keseluruhan
pertanyaan.
2. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting
adalah menjawab pertanyaan dengan jujur sesuai pendapat dan keadaan yang
sebenarnya.
3. Anda dapat berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini secara
sukarela dan dapat mengundurkan diri dari keikutsertaan. Kegiatan ini akan
menanyakan 22 pertanyaan untuk kuesioner burnout syndrome dan 20
pertanyaan untuk kuesioner kepuasan kerja.
4. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i karena kuesioner
ini semata-mata bertujuan untuk penelitian dan bukan untuk mengevaluasi
kinerja Anda.
5. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pertanyaan dijawab,
oleh karena itu mohon teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab
sebelum dikembalikan ke peneliti.

DEFINISI ISTILAH

“Burnout Syndrome” didefinisikan sebagai sindrom kelelahan emosional,


depersonalisasi, dan rasa penurunan personal, prestasi, yang dapat terjadi pada
individu dengan orang-orang dalam kapasitas yang sama.
A. Karakteristik Responden

KR1 Nama (Inisial) :


KR2 Ruang :
KR3 Usia :
KR4 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
KR5 Status Pernikahan : 1. Menikah 2. Lajang 3. Janda/ Duda
: 1. Diploma III 2. Diploma IV
Pendidikan
KR6 3. Sarjana (S1) 4. Ners (S1+Profesi)
Terakhir
5. Magister (S2) 6. Lainnya: ……….
KR7 Berapa lama Anda bekerja di RS ini? ……… tahun
KR8 Berapa lama Anda bekerja di unit ini? …….. tahun/bulan*
*Coret salah satu
B. Burnout Syndrome
Silahkan nyatakan pilihan Anda terhadap pernyataan-pernyataan di
bawah ini dengan memberi tanda () pada pendapat yang sesuai dengan
keadaan Anda.
Keterangan :
Pilihan 0 : Tidak Pernah
Pilihan 1 : Beberapa kali dalam setahun
Pilihan 2 : Satu kali dalam sebulan
Pilihan 3 : Beberapa kali dalam sebulan
Pilihan 4 : Satu kali dalam seminggu
Pilihan 5 : Beberapa kali dalam seminggu
Pilihan 6 : Setiap hari

No. Pertanyaan 6 5 4 3 2 1 0
1. Saya merasa pekerjaan saya menguras
emosi
2. Saya merasa selama bertugas dituntut
melebihi kemampuan yang saya miliki
No. Pertanyaan 6 5 4 3 2 1 0
sebagai perawat
3. Terkadang saya merasa kelelahan saat
bangun pagi saat membayangkan tugas
yang akan dilaksanakan
4. Saya merasa tegang dan tidak nyaman
bekerja dengan orang lain, profesi lain
atau atasan
5. Saya merasa kelelahan dalam menjalani
pekerjaan
6. Sejujurnya saya merasa kecewa terhadap
pekerjaan ini selama menjalani karir
7. Saya merasa pekerjaan ini berat sejak saya
memulai karir
8. Bekerja dengan orang lain secara langsung
dapat membuat saya tidak nyaman
(Pasien, keluarga pasien, dokter, profesi
lain dan atasan)
9. Kadang saya merasa ketidakjelasan
dengan situasi saat ini
10. Saat melaksanakan tugas merawat pasien
yang penting tugas saya selesai tanpa
menghiraukan tugas yang lain
11. Sejak saya bekerja sebagai perawat, saya
jarang melibatkan perasaan dalam
pekerjaan
12. Kesibukan dalam pekerjaan membuat
emosional saya tidak peka terhadap
kebutuhan pasien atau rekan kerja
13. Saya mengabaikan perasaan pasien yang
saya anggap kurang penting
No. Pertanyaan 6 5 4 3 2 1 0
14. Saya merasa banyak pasien yang manja
terhadap keluhannya (sering mencari
perhatian)
15. Saya kesulitan memahami perasaan pasien
dan orang lain
16. Saya mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah pasien dengan
efektif
17. Saya belum mampu memberikan pengaruh
positif terhadap kehidupan orang lain
melalui pekerjaan saya
18. Saya merasa kurang bersemangat bekerja
ketika melihat jumlah pasien yang banyak
19. Saya memerlukan waktu yang cukup lama
untuk menciptakan suasana yang nyaman
bagi pasien
20. Saya merasa kurang menikmati tugas saya
sebagai perawat
21. Sejujurnya saya sulit mendapatkan banyak
hal (harapan-harapan) dari pekerjaan saya
22. Sejujurnya dalam melaksanakan tugas,
saya menjadi agak emosional
Lampiran 4. Kuesioner Kepuasan Kerja

KUESIONER
KEPUASAN KERJA PERAWAT

Silahkan nyatakan pilihan Anda terhadap pernyataan-pernyataan di bawah


ini dengan memberi tanda () pada pendapat yang sesuai dengan keadaan Anda.
Keterangan :

Pilihan 1 : Sangat tidak puas


Pilihan 2 : Tidak Puas
Pilihan 3 : Netral
Pilihan 4 : Puas
Pilihan 5 : Sangat puas
No Berdasarkan pada pekerjaan sekarang,
1 2 3 4 5
. inilah yang saya rasakan
1. Mampu berada dalam keadaan sibuk sepanjang
waktu
2. Kesempatan untuk bekerja sendiri untuk suatu
tugas
3. Kesempatan untuk mengerjakan berbagai
pekerjaan berbeda dari waktu ke waktu
4. Kesempatan untuk berperan aktif di ruang
lingkup pekerjaan
5. Cara atasan saya mengatur pekerjanya
6. Kompetensi atasan saya dalam pengambilan
keputusan
7. Mampu melakukan hal-hal yang tidak
bertentangan dengan hati nurani saya
8. Cara pekerjaan saya menyediakan pekerjaan
yang stabil
9. Kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk
orang lain
No Berdasarkan pada pekerjaan sekarang,
1 2 3 4 5
. inilah yang saya rasakan
10. Kesempatan untuk memberi tahu orang apa
yang harus dilakukan
11. Kesempatan untuk melakukan sesuatu yang
menggunakan keahlian saya
12. Cara penerapan kebijakan rumah sakit
dilaksanakan
13. Gaji saya dan jumlah pekerjaan yang saya
lakukan
14. Kesempatan untuk maju dalam pekerjaan saya
15. Kebebasan dalam menggunakan keputusan
saya sendiri
16. Kesempatan untuk mencoba metode saya
sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan
17. Kondisi kerja
18. Cara rekan kerja saya bergaul satu sama lain
19. Pujian yang saya dapat karena melakukan
pekerjaan dengan baik
20. Perasaan saat mendapat prestasi dalam
pekerjaan saya
Lampiran 10. Master Tabel Penelitian

Burnout Syndrome

KARAKTERISTIK RESPONDEN DAFTAR PERTANYAAN


Lama Lama
Nama Jenis Status Pendidikan
No Ruang Usia Kerja Kerja di 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 P22
(Inisial) Kelamin Pernikahan Terakhir
di RS Unit

1 S Seruni 37 P Menikah DIII 15 1 1 2 3 0 1 0 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3

2 K Seruni 26 L Menikah DIII 5 1 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

3 D Seruni 29 P Lajang DIII 7 1 3 0 4 0 4 0 0 0 2 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1 0 0 1

4 M Seruni 39 P Menikah NERS 6 1 3 3 2 1 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

5 A Seruni 30 L Lajang NERS 3 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0

6 W Seruni 43 P Menikah NERS 21 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 H Seruni 40 P Menikah NERS 13 13 4 4 5 1 3 0 0 1 3 1 0 3 3 5 1 1 0 4 1 0 0 3

8 T Seruni 35 P Menikah NERS 13 1 1 1 3 0 1 1 3 1 6 0 0 0 0 1 0 1 0 3 6 1 6 1

9
9 W Seruni 31 P Menikah DIII 7 2 2 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Bulan

10 R Seruni 29 L Menikah DIII 8 1 0 2 1 0 1 0 0 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 2 1 0 3 1

11 S Seruni 40 P Menikah NERS 17 3 6 6 5 4 4 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 5 2 1 1 1 1

12 E Seruni 27 L Lajang DIII 5 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0


13 D Seruni 32 P Lajang DIII 8 1 3 3 5 5 3 1 3 5 5 4 2 1 0 2 2 4 1 3 3 2 2 1

14 E Seruni 28 P Menikah DIII 6 1 4 2 3 1 1 0 0 1 1 2 2 1 0 3 0 2 2 1 3 1 4 5

8
15 A Seruni 28 P Lajang DIII 7 5 4 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Bulan
1
16 A Seruni 26 P Lajang DIII 5 4 3 2 1 1 0 2 0 4 0 4 0 0 2 0 1 1 0 0 0 1 2
Bulan
2
17 N Seruni 31 L Menikah DIII 6 5 5 6 5 5 0 2 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 1 0 5 6 6
Bulan
5
18 A Seruni 35 P Menikah DIII 9 1 2 2 4 2 0 1 1 1 1 6 1 0 4 2 2 6 5 4 0 1 1
Bulan
6
19 E Seruni 40 P Menikah NERS 24 2 1 5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 4 1 1 0
Bulan

20 M Seruni 24 P Lajang DIII 2 1 5 5 3 1 3 1 1 3 1 0 3 0 0 1 0 1 4 3 1 2 2 2

21 F Seruni 29 L Menikah NERS 4 1 1 2 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

22 N Seruni 28 L Menikah DIII 5 1 4 3 3 3 1 1 1 2 1 0 5 2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 2

23 M Seruni 45 L Menikah NERS 10 1 3 3 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 0 0 1

24 T Seruni 23 P Lajang DIII 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3

25 H Seruni 30 L Duda NERS 6 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2

26 M Seruni 37 P Menikah DIII 13 5 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2

27 D Seruni 27 L Lajang S1 5 1 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2
28 Y Seruni 29 P Menikah DIII 7 1 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3

8
29 T Seruni 30 L Menikah DIII 5 3 6 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 5 6 2 0 2 0 2 6 2
Bulan

30 D Seruni 32 P Lajang DIII 8 1 3 4 5 1 1 1 2 1 2 2 1 3 3 2 4 3 2 4 3 1 1 2

9
31 M Seruni 24 P Lajang DIII 1 5 5 3 1 2 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Bulan

32 A Tulip 29 L Menikah DIII 8 1 3 1 3 0 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1

33 U Tulip 29 P Lajang DIII 4 1 3 3 3 1 1 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 0 1 2 2 0 1 2

34 I Tulip 29 P Menikah DIII 4 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 2 2

35 R Tulip 33 L Menikah S1 5 1 0 6 2 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

5
36 A Tulip 30 L Menikah NERS 4 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 1 3 3 3 2 0 3 3 0 0 0
Bulan

37 S Tulip 36 P Menikah NERS 5 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

38 I Tulip 28 P Menikah DIII 7 7 3 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0

39 S Tulip 28 P Menikah S1 5 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

40 Y Tulip 40 P Janda NERS 14 8 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0

41 J Tulip 34 L Menikah DIII 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 R Tulip 30 L Menikah NERS 9 1 5 5 5 5 5 2 1 0 5 3 1 2 0 0 1 1 0 4 3 1 3 3


43 I Tulip 31 L Menikah NERS 7 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

6
44 F Tulip 31 P Menikah DIII 10 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Bulan
5
45 A Tulip 28 L Lajang NERS 4 3 2 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 1 0 1 1
Bulan

46 A Tulip 30 L Menikah DIII 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

47 D Tulip 29 P Menikah DIII 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

48 M Tulip 23 L Lajang DIII 5 5 3 3 3 1 1 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 0 1 2 2 0 1 2

49 N Tulip 54 P Menikah S1 25 10 6 3 3 6 3 5 6 6 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

50 B Tulip 36 P Menikah NERS 8 4 3 3 1 0 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 0 1 2 2 0 1 2

51 B Tulip 24 P Lajang DIII 5 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 1 2 2 0 1 2

52 A Tulip 33 L Menikah DIII 10 8 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 3 0 3 3 2 0 0 2 0 2 0 2

53 M Tulip 29 P Menikah DIII 7 6 0 0 2 0 3 0 0 0 3 0 3 0 0 3 2 0 0 3 0 2 0 0

6
54 A Tulip 27 L Menikah NERS 4 3 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 3 2 0 0 0
Bulan

55 A Tulip 26 L Lajang NERS 3 1 1 0 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1 0 0 0 1 0 1 0

56 S Tulip 53 P Menikah DIII 8 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

57 P Tulip 35 L Menikah DIII 11 10 0 6 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0


10
58 D Tulip 34 L Menikah DIII 8 0 6 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Bulan
9
59 W Tulip 35 L Menikah S1 11 0 6 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Bulan

60 N Tulip 30 P Menikah DIII 8 1 2 6 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0

1
61 K Tulip 24 L Lajang NERS 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 0 0 2 1 0 1 0 2 0 0 0
Bulan

62 N Tulip 45 P Menikah NERS 32 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 5 0 0 5 0 0 0 0 0

63 D Tulip 29 P Menikah DIII 6 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

11
64 A Tulip 28 L Menikah DIII 7 2 0 2 1 1 2 0 1 2 1 0 0 0 2 1 1 1 2 2 0 2 1
Bulan

65 S Tulip 36 P Menikah NERS 14 1 3 1 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2

66 S Tulip 29 P Menikah NERS 5 5 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5
67 A Tulip 28 L Menikah NERS 4 0 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0
Bulan

68 A Tulip 33 P Menikah NERS 7 7 2 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0

69 Z Tulip 34 L Menikah DIII 10 2 5 5 5 1 3 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 6 0

70 S Tulip 29 P Menikah DIII 5 2 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 2 0 0 0


Kepuasan Kerja
DAFTAR PERTANYAAN
No. P1 P1 P1 P1 P1 P2
Resp.
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P11 P13 P15 P17 P19
0 2 4 6 8 0

1 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 4

2 3 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 3 3 5 5 5 3

3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5

5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

7 1 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4

8 1 3 1 3 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4

9 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 3 3

10 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3

14 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4

15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

16 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4

17 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

18 4 4 3 4 2 2 5 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3

19 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

20 3 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

22 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3

24 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4

25 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3

26 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3

27 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

28 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4

29 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 5 5 5 5

30 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3

31 4 4 3 2 3 1 3 2 4 2 4 1 3 4 3 3 4 4 4 4

32 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3

33 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4

34 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5

35 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 2 2 3 4 4 4 4 4 4

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

40 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3

42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 1 4 1 4

43 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

44 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 2 3 3 3 3 5 3 4

45 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

48 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4

49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4

51 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4

52 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3

53 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3

55 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4

56 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

57 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 2 2 3 4 4 4 4 4 4

58 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 2 2 3 4 4 4 4 4 4

59 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 2 2 3 4 4 4 4 4 4

60 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4

61 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4

62 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5

63 3 3 3 3 2 2 3 3 5 5 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3

64 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3

65 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

66 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

69 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

70 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran 11. Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Pengumpulan literatur
2. Pengumpulan data
awal/studi pendahuluan
3. Penyusunan proposal
4. Seminar proposal
5. Revisi proposal
6. Perizinan penelitian
7. Pengajuan ethical
clearance
8. Pengumpulan data
penelitian
9. Penyusunan laporan hasil
penelitian
10. Seminar hasil penelitian
11. Revisi hasil penelitian
12. Penyusunan manuskrip
13. Penyerahan naskah
skripsi
14. Yudisium
Lampiran 12. Hasil Perhitungan SPSS

A. Hasil Analisa Univariat

Statistics
Pendidikan Status
Ruang Jenis Kelamin Usia Masa Kerja di
Terakhir Pernikahan
Perawatan Responden Responden Unit
Responden Responden

N Valid 70 70 70 70 70 70
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.56 1.57 2.16 2.21 1.30 1.91
Std. Error of Mean .060 .060 .072 .171 .062 .081
Median 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00
Mode 2 2 2 1 1 2
Std. Deviation .500 .498 .605 1.433 .521 .676
Variance .250 .248 .366 2.055 .271 .456
Range 1 1 3 3 2 3
Minimum 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 4 4 3 4
Sum 109 110 151 155 91 134

Jenis Kelamin Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Laki-Laki 30 42.9 42.9 42.9


Valid Perempuan 40 57.1 57.1 100.0
Total 70 100.0 100.0

Usia Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

< 25 6 8.6 8.6 8.6

25-35 49 70.0 70.0 78.6


Valid 36-45 13 18.6 18.6 97.1
> 45 2 2.9 2.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Diploma III 40 57.1 57.1 57.1

Sarjana (S1) 5 7.1 7.1 64.3


Valid
Ners (S1 + Profesi) 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0

Status Pernikahan Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Menikah 51 72.9 72.9 72.9

Lajang 17 24.3 24.3 97.1


Valid
Janda/Duda 2 2.9 2.9 100.0
Total 70 100.0 100.0

Masa Kerja di Unit Covid (Tahun)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

< 1 Tahun 17 24.3 24.3 24.3

1 - 5 Tahun 44 62.9 62.9 87.1


Valid 6 - 10 Tahun 7 10.0 10.0 97.1
> 10 Tahun 2 2.9 2.9 100.0
Total 70 100.0 100.0

Statistics
Burnout Kepuasan Kerja

Valid 70 70
N
Missing 0 0
Mean 1.50 1.43
Std. Error of Mean .060 .060
Median 1.50 1.00
a
Mode 1 1
Std. Deviation .504 .498
Variance .254 .248
Range 1 1
Minimum 1 1
Maximum 2 2
Sum 105 100

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Burnout
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Tinggi 35 50.0 50.0 50.0


Valid Rendah 35 50.0 50.0 100.0
Total 70 100.0 100.0

Kepuasan Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Tinggi 40 57.1 57.1 57.1


Valid Rendah 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0

B. Hasil Uji Normalitas Data

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Burnout 70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%


Descriptives
Statistic Std. Error

Mean 25.19 2.047

95% Confidence Interval for Lower Bound 21.10


Mean Upper Bound 29.27
5% Trimmed Mean 24.67
Median 21.50
Variance 293.429
Burnout Std. Deviation 17.130
Minimum 1
Maximum 60
Range 59
Interquartile Range 28
Skewness .557 .287
Kurtosis -.900 .566

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Burnout .128 70 .007 .923 70 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepuasan Kerja 70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error

Kepuasan Kerja Mean 70.20 1.139

95% Confidence Interval for Lower Bound 67.93


Mean Upper Bound 72.47
5% Trimmed Mean 69.67
Median 71.00
Variance 90.829
Std. Deviation 9.530
Minimum 53
Maximum 100
Range 47
Interquartile Range 14
Skewness .773 .287
Kurtosis 1.169 .566

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kepuasan Kerja .085 70 .200* .946 70 .005

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
C. Hasil Analisa Bivariat Menggunakan Uji Chi Square Burnout Syndrome
Dengan Kepuasan Kerja Perawat

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Burnout * Kepuasan Kerja 70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%

Burnout Syndrome * Kepuasan Kerja Perawat


Crosstabulation
Kepuasan Kerja
Total
Tinggi Rendah

Count 14 21 35
Tinggi
% within Kepuasan Kerja 35.0% 70.0% 50.0%
Burnout
Count 26 9 35
Rendah
% within Kepuasan Kerja 65.0% 30.0% 50.0%
Total Count 40 30 70

% within Kepuasan Kerja 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df Significance (2-
sided) sided)
sided)

Pearson Chi-Square 8.400a 1 .004


Continuity Correctionb 7.058 1 .008
Likelihood Ratio 8.593 1 .003
Fisher's Exact Test .007 .004
Linear-by-Linear Association 8.280 1 .004
N of Valid Cases 70

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Approximate
Value
Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .327 .004


N of Valid Cases 70

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower Upper

Odds Ratio for Burnout .231 .084 .637


(Tinggi / Rendah)
For cohort Kepuasan Kerja = .538 .343 .845
Tinggi
For cohort Kepuasan Kerja = 2.333 1.249 4.358
Rendah
N of Valid Cases 70
Lampiran 13. Riwayat Hidup Peneliti

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Tomi Ihsan Muhaafidhin, lahir di Samarinda pada


tanggal 09 Mei 1999. Merupakan anak kedua dari dua
bersaudara yang lahir dari pasangan suami istri
Suradianto dan Jamiah. Memiliki satu saudara laki-laki
bernama Tomi Muchlis. Peneliti tinggal bersama orang
tua yang beralamatkan di Jalan Lumba-lumba Gg. 7 Rt.
05 Kel. Selili, Kec. Samarinda Ilir, Kal-Tim.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD
Negeri 028 Samarinda Ilir, kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan
di MTs Negeri Model Samarinda. Setelah itu dilanjutkan dengan menempuh
pendidikan di MAN 2 Samarinda.
Pada Tahun 2017 peneliti menempuh pendidikan program studi Sarjana Terapan
Keperawatan (D IV) di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur.
Sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Terapan Keperawatan
(S.Tr. Kep), pada bulan Mei 2021 peneliti melakukan penelitian di RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda dengan judul :
“HUBUNGAN BURNOUT SYNDROME DENGAN KEPUASAN KERJA
PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI RUANG ISOLASI
COVID 19 RSUD A. W. SJAHRANIE SAMARINDA”.

Anda mungkin juga menyukai