SKRIPSI
OLEH :
1
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KEPATUHAN LANSIA
DALAM MENERAPKAN PROKES DALAM PENCEGAHAN
COVID – 19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELI TUA
KAB. DELI SERDANG
TAHUN 2022
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Ilmu Keperawatann Program Sarjana Fakultas Keperawatan
Institut Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua
OLEH :
18.11.147
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH :
SHELLA FRANSISKA MAHWALDA
NPM : 18.11.147
Penguji I
Mengesahkan
Ketua Jurusan Program Studi Keperawatan
P rogram Sarjana
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Agama : Islam
Kota Binjai
II. PENDIDIKAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan ketulusan
Deli Tua.
2. Drs. Johanes Sembiring, M.Pd, Selaku Rektor Institut Kesehatan Deli Husada
Deli Tua.
4. Ns. Meta Rosaulina, S.Kep, M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
i
5. Ns. Hariati, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing penulis yang dengan sabar dan
6. Teristimewa kepada kedua Orang Tua dan Abangda tercinta atas motivasi dan
pengorbanannya baik dalam segi moril maupun dalam segi materi kepada
7. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua yang tela
pendidikan.
semoga skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak. Akhir kata penulis
Allah mengganti dengan yang lebih baik dan berlipat ganda, aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
3.3 Populasi Dan Sampel ...................................................................... 31
3.3.1 Populasi ................................................................................ 31
3.3.2 Sampel .................................................................................. 32
3.4 Variabel Dan Defenisi Operasional ................................................ 34
3.5 Instrumen Penelitian ....................................................................... 34
3.5.1 Kuesioner Kriteria Penelitian ............................................... 34
3.5.2 Kuesioner Self Effecacy ....................................................... 34
3.5.3 Kuesioner Kepatuhan Protokol Kesehatan ........................... 35
3.6 Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................... 36
3.6.1 Uji Validitas.......................................................................... 36
3.6.2 Reliabilitas ............................................................................ 36
3.7 Metode Pengumpulan Data............................................................. 37
3.8 Prosedur Penelitian ......................................................................... 37
3.9 Metode Pengolahan Data ................................................................ 38
3.10 Analisa Data.................................................................................. 39
iv
BAB I
PENDAHULUAN
pneumonia baru yang bermula dari Wuhan, provinsi Hubei, China (Susilo et
al,2020). World Health Organization (WHO) memberikan nama virus baru ini
nama Covid-19 dikarenakan kasus Pneumonia baru ini pertama kali dilaporkan di
Sumber dari penularan kasus ini masih belum dapat diketahui dengan pasti,
namun pada kasus pertama kali virus ini dikaitkan dengan pasar ikan yang ada di
Wuhan. Virus ini sendiri dapat ditularkan dari manusia ke manusia (Susilo et
al,2020). Hasil dari penelitian yang telah dilakukan melaporkan bahwa virus
SARS-Cov-2 ini kemungkinan berasal dari hewan kelelawar yang dimana dari
Covid-19 sendiri menyebar seperti virus lainnya, seperti percikan air liur dari
orang yang terinfeksi, menyentuh wajah atau tangan orang yang terinfeksi,
menyentuh mata, hidung, mulut setelah memegang barang yang terkena dari
percikan air liur orang yang terinfeksi. Untuk Covid-19 ini, masa dari inkubasi
virus ini belum diketahui dengan pasti. Namun, pada umumnya 2-14 hari.
Update corona global yaitu jumlah kasus orang yang terinfeksi sebanyak 279
juta jiwa , dan berdasarkan dari data tersebut, sebanyak 5,3 juta korban yang
1
2
meninggal dunia akibat virus yang mematikan ini (JHU,2021). Sampai saat ini
Negara peringkat pertama yang paling banyak terjangkit virus mematikan ini yaitu
Indonesia data kasus yang terkonfirmasi sebanyak 4,2 juta jiwa dan data yang
2021 angka korban meninggal sebanyak 2.892 , angka sembuh 103.142 dan angka
aktif 69 (BNPB,2021). Pada wilayah Medan Kasus Covid-19 per 10 agustus 2021
mencapai 33.484 kasus dan 713 korban meninggal karena virus Covid-19
dan dapat menularkan kepada siapapun mulai dari anak-anak sampai dengan
lansia, ibu hamil dan ibu menyusui (WHO,2020). Covid-19 juga menimbulkan
manifestasi klinis yang dimulai dari tanda dan gejala yang ringan seperti demam,
batuk, sakit tenggorokan, mialgia dan malaise. Kemudian pada tanda dan gejala
berat yang akan dialami seperti pneumonia dengan atau tanpa syndrom gangguan
pernapasan akut (ARDS), gagal ginjal dan disfungsi multiorgan (Liu et al,2020).
telah menginjak usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang dimana telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan melewati suatu proses yang disebut
3
proses penuaan. Lansia termasuk dalam kelompok yang rentan dan berisiko tinggi
lansia mulai dilihat dari faktor fisik yang paling rentang terhadap penyakit.
transmisi dan melindungi lansia dari resiko tertularnya virus. Dengan bekal
pengetahuan lansia yang cukup mengenai kebiasaan hidup sehat dan bersih seperti
mencuci tangan dengan bersih , memakai masker jika ingin keluar, menjaga jarak,
dan tidak lupa mengkonsumsi makanan yang sehat dan bersih (Pradana.A. dan
Aini,2020).
Lansia dikatakan rentan disebabkan oleh faktor usia yang semakin menua.
riwayat penyakit kronis yang dimiliki oleh lansia dapat meningkatkan risiko
terinfeksi nya Covid-19 bahkan dapat menimbulkan gejala yang parah hingga
pada kematian yang akan dirasakan oleh lansia (Kemenkes RI,2020). Ketakutan
lansia salah satu dampak terhadap risiko kematian yang tinggi yang dapat
umum bisa dikatakan sudah cukup baik. Namun, dari beberapa perilaku
pencegahan Covid-19 sangat dipengaruhi oleh keyakinan diri akan hal-hal yang
berbau positif yang disebut dengan Self Efficacy (Zakirotul Diana, Suroso dan
terdapat kemunduran, menjadikan diri untuk lebih giat dalam bertugas dan lebih
menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif antara persepsi risiko Covid-19
self efficacy dengan kepatuhan protokol kesehatan dan self efficacy dengan
kepatuhan prokes. Yang dimana artinya, semakin tinggi persepsi risiko mengenai
Covid-19 maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan prokes pada
berperan besar untuk masyarakat. Mulai dari memberikan informasi yang kongkrit
dan tindakan perawatan dan bantuan dalam penyembuhan penyakit pandemi ini.
Pandemi ini sangat banyak memakan korban jiwa di dunia, salah satu kelompok
5
korban terbanyak yaitu pada lansia. Dimana dikarenakan lansia yang sudah
mengalami penurunan imun tubuh dan biasanya sudah memiliki penyakit kronis.
Hal itu sangat berpengaruh besar terhadap penularan virus kedalam tubuh. Maka
dari itu, sebagai tenaga kesehatan ingin melihat kemampuan diri pada lansia
dalam pencegahan Covid-19 yang dimana berguna juga untuk diri mereka dan
tertarik untuk melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui lebih
Deli Serdang ”
Kab.Deli Serdang
kesehatan diri.
kepada masyarakat terkait dengan kemampuan diri dalam penerapan prokes guna
kali diidentifikasikan di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China pada Desember 2019
Yuan Li et al,2020).
inkubasi adalah waktu dari terinfeksi sampai dijumpainya onset penyakit. Pada
penelitian terdahulu yang dilakukan kepada 1099 pasien dari China dengan
berkembang dalam jangka 2-14 hari setelah seseorang terpapar. Oleh karena itu,
7
8
pertamanya lalu menyebar ke daerah wilayah lain bahkan ke penjuru dunia. Kasus
Covid-19 makin hari kian makin banyak peningkatan angka positif dari hamper
seluruh Negara, hingga saat artikel ini dibuat lebih dari 205 juta kasus yang positif
Depok pada tanggal 2 Maret 2020, dan ditemukan sebanyak dua kasus. Sampai
saat ini kasus Covid-19 mencapai angka 3,75 juta dan 112.000 korban meninggal
dunia. Pada provinsi lampung sendiri jumlah angka positif Covid-19 mencapai
Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari
hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan
bambu, unta dan musang merupakan inang yang biasa ditemukan untuk
coronavirus (PDPI,2020).
Virus corona merupakan virus RNA rantai tunggal dan rantai positif yang
masuk keluarga coronaviridae yang dibagi menjadi subfamili menurut serotip dan
utama yang dapat berikatan dengan reseptor yang ada di tubuh hostnya. Terdapat
9
enam jenis coronavirus yang ditemukan di saluran napas pada manusia yaitu
229E, NL63 dari genus Polygonum, OC43 dan HPU dari genus beta, Middle East
coronavirus lebih stabil pada plastic dan stainless steel>72 jam dibandingkan
hipertensi, diabetes mellitus, jenis kelamin laki-laki dan perokok adalah salah satu
faktor risiko Covid-19. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki diduga karena
Kerentanan yang lain juga terjadi pada pasien pengidap kanker dan penyakit
dendritic (Xia Y et al,2020). Studi (Guan et al,2020) menemukan bahwa dari 261
Beberapa faktor risiko lain yang dtetapkan Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien
Covid-19 dan riwayat perjlanan ke area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan
namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah
(CDC,2019).
reseptor dan akan membuat jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat
pada envelope spike virus akan berikatan dengan reseptor selular berupa ACE2
Faktor virus dengan respon imun menentukan keparahan dari infeksi Covid-
19 ini. Efek sitopatik virus dan kemampuannya dalam mengalahkan respon imun
merupakan faktor keparahan infeksi virus. Sistem imun yang tidak adekuat dalam
merespon infeksi juga menentukan tingkat keparahan, sisi lain dari respon imun
yang berlebihan juga turut ikut andil akan dalam kerusakan jaringan (Li et al,
2020).
11
berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau
sedang, sebanyak 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien
(WHO, 2020).
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas
atas tanpa adanya komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan
atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau
kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah (Huang C et al, 2020). Pasien
Covid-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah satu
gejala : (1) frekuensi pernpasan >30/menit , (2) distress pernapasan berat, (3)
saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul
gejala pada sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin dan sesak napas
(Rothan HA,2020). Berdasarkan data 55.924 kasus, gejala terseing yaitu demam,
batuk kering dan fatigue. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk
kongesti konjungtiva (WHO,2020). Lebih dari 40% demam pada pasien Covid-19
12
memiliki suhu puncak antara 38,1 - 39°C, sementra 34% mengalami demam suhu
atau riwayat kontak erat dengan kasus terkonfirmasi atau bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan yang merawat pasien infeksi Covid-19 atau berada dalam
satu rumah atau lingkungan dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 disertai gejala
Gejala klinis sangat bervariasi tergantung derajat penyakit tetapi gejala yang
paling utama yaitu demam, batuk, mialgia, sesak, sakit kepala, diare, mual, dan
nyeri abdomen. Gejala yang paling sering ditemui hingga saat ini yaitu demam
toraks dengan kontras. Gambaran foto toraks pneumonia yang disebabkan oleh
infeksi Covid-19 mulai dari normal hingga ground glass opacity dan konsolidasi.
CT Scan toraks dapat dilakukan untuk melihat lebih detail kelainan, seperti
pneumonia lainnya.
dicurigai terjadinya infeksi bakteri maka PCT akan meningkat. Pemeriksaan lain
pneumonia yaitu fungsi ginjal, fungsi hati, albumin serta analisis gas darah
(AGD), elektrolit, gula darah dan biakan kuman dan uji kepekaan untuk melihat
kemungkinan penyebab bakteri atau bila dicurigai terjadi infeksi ganda dengan
yang dapat digunakan adalah dari sampel berupa swab tenggorok. Swab
nasofaring baik untuk evaluasi influenza tetapi untuk virus corona lain swab
nasofaring yang diambil menggunakan swab dari dacron atau rayon bukan kapas
(WHO, 2020)
seiring proses perbaikan klinis. Bila didapatkan perbaikan klinis dan hasil RT-
PCR negatif 2 kali berturut turut dalam 2-4 hari negatif pasien dinyatakan sembuh
Hingga saat ini belum ada obat yang spesifik untuk penanganan pasien
pemeriksaan pcr swab, tatalaksana tanpa gejala, derajat ringan, derajat sedang,
dan derajat berat atau kritis, adapun penjelasan nya sebagai berikut (PDPI et al,
2021) :
diperlukan lagi pemeriksaan hari kedua, namun jika pemeriksaan di hari pertama
sebanyak tiga kali selama perawatan. Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan
Untuk PCR follow-up pada kasus berat dan kritis, dapat dilakukan setelah
sepuluh hari dari pengambbilan swab yang positif. Bila diperlukan, pemeriksaan
PCR tambahan dapat dilakukan dengan disesuaikan dengan kondisi kasus sesuai
2. Tanpa Gejala
(FKTP).
b. Non-Farmakologi
1. Pasien :
hand sanitizer
g) Pisahkan pakaian kotor dengan dengan pakaian kotor keluarga yang lain
2. Lingkungan/kamar :
3. Keluarga :
c) Mencuci tangan
gagang pintu
c. Farmakologi
2. Vitamin C
3. Vitamin D
3. Derajat Ringan
yang telah disediakan. Isolasi mandiri maksimal 10 hari sejak munculnya gejala
kemudian ditambah 3 hari setelah bebas gejala. Jika gejala lebih dari 10 hari,
maka isolasi dapat dilanjutkan hingga gejala menghilang, dan ditambah 3 hari
bebas gejala.
b. Non-Farmakologi
Edukasi terkait yang akan dilakukan (sama dengan edukasi tanpa gejala)
c. Farmakologi
1. Vitamin C
2. Vitamin D
17
3. Antivirus
4. Derajat Sedang
b. Non-Farmakologi
c. Farmakologi
1. Vitamin C 200-400 mg
2. Vitamin D
3. Terapi farmakologis
4. Pengobatan simptomatis
Isolasi di ruangan isolasi Rumah Sakit Rujukan Covid dan pengambilan sample
b. Non-Farmakologi
2. Pemantuan laboratorium
6. Terapi oksigen
c. Farmakologi
1. Vitamin C 200-400 mg
2. Vitamin B1
3. Vitamin D
4. Antibiotic
5. Antivirus
6. Deksametason
berikut :
maupun kontak erat dengan orang yang terjangkit Covid-19 melalui air liur dan
droplet yang keluar dari orang yang terjangkit Covid-19 pada saat sedang
19
berbicara, bernyanyi, batuk dan aktivitas lainnya. Penularan melalui droplet dapat
b. Udara
diakibatakan oleh penyebaran droplet yang melayang dan masih dalam keadaan
c. Fomit
benda yang tekena droplet dari orang yang terjangkit Covid-19 (WHO,2020).
a. Vaksin
Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin guna
dengan pasien yang positif COVID-19 harus segera berobat ke fasilitas kesehatan.
pemantuan mandiri setiap harinya terhadap suhu dan gejala pernapasan selama 14
hari dan mencari bantuan jika keluhan memberat. Pada tingkat masyarakat, usaha
mitigasi meliputi pembatasan berpergian dan kumpul massa pada acara besar
melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan
alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala
batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki
keluhan yang sesuai kategori suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah
satu meter. Pasien rawat inap dengan kecurigaan COVID-19 juga harus diberi
jarak minimal satu meter dari pasien lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan
rasional. Komponen APD terdiri atas sarung tangan, masker wajah, kacamata
untuk satu pasien. Bila akan digunakan untuk pasien lain, bersihkan dan
2.2 Lansia
yakni berjumlah sekitar 24 juta dan tahun 2020 diperkirakan akan meningkat
sekita 30-40 juta jiwa. Manusia usia lanjut ialah seseorang yang karena usiany
2020).
seseorang yang berusia 60 tahun keatas. Lansia adalah klasifikasi umur pada
manusia yang telah menghadapi tahap akhir dari sebuah fase kehidupan.
8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia
meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar
5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia
24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia
22,6 juta lansia atau sekitar 8,75% penduduk dengan umur tengah 28 tahun.
Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah itu akan naik jadi 41 juta orang atau
seseorang untuk memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar tiak sakit dan
perilaku dari perilaku yang tidak mentati peraturan ke perilaku yang menaati
dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan
orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat
terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta
fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam),
lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas
umum (Kemenkes.2020)
2.4 Self-Efficacy
yang umum, dimana dikatakan bahwa perilaku individu, lingkungan, dan fator-
dan berupaya keras melibatkan diri dengan organisasi daripada individu yang
Anwar (2009 dalam Artha& Supriadi, 2013) menyebutkan bahwa ada tiga
dalam menghadapi suatu tugas dikarenakan perbedaan tuntutan serta tujuan yang
dihadapi, jika halangan dalam mencapai tuntutan tersebut sedikit atau kurang
optimal. Jika halangan untuk mencapai tuntutan itu sedikit, maka aktiviitas lebih
25
aktivitas atau hanya dalam daerah fungsi tertentu dimana keyakinan individu
berperan didalamnya. Keadaan umum bervariasi dalam jumlah dari dimensi yang
pemilihan tingkah laku, perilaku, dan tindakan berdasarkan hambatan atau tingkat
kesulitan suatu tugas atau aktivitas yang sedang dialami oleh individu (Pinasti,
2011).
kemampuan yang dimiliki, individu akan teguh dalam berusaha. Pengalaman akan
langsung dengan dimensi tingkat level, dimana semakin tinggi taraf kesulitan
suatu tugas dan aktivitas, maka semakin lemah keyakinan individu yang dirasakan
Bandura menyebutkan bahwa pengaruh dari efikasi diri pada proses kognitif
seseorang sangat bervariasi. Pertama, efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi
tujuan pribadinya. Semakin kuat efikasi diri, semakin tinggi tujuan yang
ditetapkan oleh individu bagi dirinya sendiri dan yang memperkuat serta yang
akan memperkuat suatu tujuan individu yaitu komitmen yang baik. Individu
dengan efikasi diri yang kuat akan mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur
rencana dan berkomitmen pada dirinya untuk mencapai tujuan tersebut Kedua,
individu dengan efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi bagaimana individu
dilakukan.
tersebut akan membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dirinya lakukan.
prospektif, menciptakan tujuan bagi dirinya sendiri dan merencanakan bagian dari
diciptakan individu bagi dirinya sendiri dengan seberapa besar ketahanan individu
terhadap kegagalan.
27
mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada situasi yang sulit
dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat motivasi individu tersebut.
Efikasi diri memegang peranan penting dalam kecemasan, yaitu untuk mengontrol
stres yang terjadi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa
efikasi diri mengatur perilaku untuk menghindari suatu kecemasan. Semakin kuat
efikasi diri, individu semakin berani menghadapi tindakan yang menekan dan
mengancam.
akan diambil oleh indvidu. Individu menghindari aktivitas dan situasi yang
bukti yang paling akurat dari tindakan apa saja yang diambil untuk meraih suatu
efikasi diri individu terutama bila perasaan keyakinannya belum terbentuk dengan
baik.
untuk model sosial. Mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai
proses belajar individu. Melalui model ini efikasi diri individu dapat meningkat,
terutama apabila individu merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan
m merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subjek belajarnya
mengenai hal-hal yang dimilikinya untuk berusaha lebih semangat dan gigih
mempunyai pengaruh yang kuat pada peningkatan efikasi diri individu dan
menunjukkan perilaku yang digunakan secara efektiferasa lebih baik dari pada
yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai isyarat akan terjadi
peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan
cenderung dihindari.
29
Karakteristik Lansia
Karakteristik Self
Efficacy
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan anar konsep-konsel atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur
Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan bersifat kuantitatif yaitu
2.7 Hipotesis
pencegahan Covid-19 di Puskesmas Deli Tua Kab. Deli Serdang tahun 2022.
tersebut yang akan memberikan data maupun informasi yang sesuai dengan
penelitian yang di angkat. Adapun penelitian ini dilakukan di Puskesmas Deli Tua
Kab. Deli Serdang. Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Deli Tua guna
untuk mengetahui seberapa persen lansia yang memathui protokol kesehatan guna
Deli Tua Kab. Deli Serdang pada bulan Maret sampai dengan bulan April Tahun
2022.
31
32
3.3.1 Populasi
Pada penelitian ini seluruh lansia yang patuh terhadap penerapan protokol
3.3.2 Sampel
dalam penarikan sampel, jumlah harus representative agar hasil penelitian dapat
sendiri yaitu sebuah rumus untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila
perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui dengan pasti. Rumus slovin pertama
Keterangan :
n ꞊ Jumlah responden
N ꞊ Ukuran populasi
persentase kesalahan dalam pengambilan sampel yang digunakan yaitu 10% dan
33
ini :
𝑁
𝑛= 2
1 + 𝑁(𝑒)
426
𝑛= 2
1 + 426(0,1)
426
𝑛=
5.26
𝑛 = 80,98
𝑛 = 80 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
pada penelitian ini yaitu 80 orang. Maka jumlah sampel dalam penelitian
hubungan self efficacy dengan kepatuhan lansia dalam menerapkan prokes dalam
pendidikan terakhir dan jenis kelamin pada masing-masing kolom yang sudah
disediakan.
kepada lansia, dan responden dapat menjawab di kolom jawaban yang sudah
8,9,10,11,12,13 dan 14. Dan semua pertanyaan yang tertera bersifat positif.
d) Skala peniliaian kuesioner ini yaitu skala likert dengan keterangan penilaian
TD=Tidak Setuju dengan nilai 1). Responden akan men checklist dalam tabel
akan ditanyakan kepada lansia, dan responden dapat menjawab di kolom jawaban
a) Kuesioner alat pelindung diri yang memiliki 4 pertanyaan dengan nomor 1,2,3
b) Kuesioner menjaga jarak yang memiliki 4 pertanyaan dengan nomor 5,6,7 dan
nomor 9,10,11 dan 12. Dan semua pertanyaan yang tertera bersifat positif.
nomor 13,14,15 dan 16. Dan semua pertanyaan yang tertera positif.
f) Skala penilaian kuesioner ini yaitu skala likert dengan keterangan (TD=Tidak
nilai 3, SR=Sering dengan nilai 4, dan SL=Selalu dengan nilai 5). Responden
akan men checklist dalam tabel yang sudah disesuaikan dengan peniliain
tersebut.
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah
didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak, dengan
alat ukur kuisioner perlu disusun terlebih dahulu agar bisa dapat dijadikan
digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson product moment dengan hasil yaitu
Nilai r hitung > r table maka Ho ditolak artinya uji validitas valid. Nilai r hitung <
3.6.2 Reliabilitas
macam metode peenelitian dalam kondisi baik tempat maupun waktu yang
berbeda. Uji reliabilitas juga secara khusus mengacu pada konsistensi hasil skore
37
dari item-item yang ada pada kuesioner penelitian dan dapat menguji ketepatan
Dalam oenelitian ini menggunakan uji reliabilitas dalam SPSS statistik. Uji
reliabilitas yang paling tepat digunakan adalah Alpha’s cronbach atau alpha
coefficient. Rentang nilai koefisien alpha ialah antara 0 (tidak reliabilitas) dan 1
Kuesioner saya ini telah saya uji kepada lansia di Puskesmas Namorambe
dengan sampel sebanyak 30 orang lansia dan dengan bahasa mudah dan sudah
mengukur kecepatan dan kecermatan data yang diteliti. Validitas sendiri dapat di
nilai cronbach alpha sebesar 0,946 yang berarti >0,7 , yang dimana semua
nilai cronbach alpha sebesar 0,918 yang berarti >0,7, yang dimana semua
melalui :
3. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden yang telah dipilih
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini
berjenis kuesioner tertutup yang sebelumnya sudah dilakukan cek validasi dan
reliabilitas. Kuesioner self efficacy terdiri dari 21 pertanyaan dan jika benar akan
1. Baik 61-80
Jika sangat setuju akan diberi nilai 4, jika setuju akan diberi nilai 3, kurang setuju
akan diberi nilai 2 dan jika tidak setuju akan diberi nilai 1.
1. Baik 74-100
menjaga jarak.
Product and Service Solution (SPSS). Pengelolaan data pada umumnya melalui
1. Editing
memeriksa kelengkapan data dan identitas dari responden serta memastikan data
2. Coding
Pada tahap ini data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan
3. Entry
Adalah data dari lembar observasi yang sudah diberi kode dimasukkan ke
lunak.
4. Cleaning
5. Tabulating
tabel yang dapat memberikan gambaran statistic sehingga dapat dihitung jumlah
frekuensi dari tiap variabel yang diteliti. Setiap kategori jawaban kategori variabel
dengan ditribusi frekuensi. Hasil statistik dekriptif meliputi mean, median dan
standar deviasi. Deskriptif univariat dilakukan padaa setiap variabel yang diteliti.
Serdang. Dalam analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistic
dengan uji pearson correlation. Berdasarkan uji statistik dengan uji pearson
correlation didapatkan nilai p = 0,008 pada nilai α = 0,05 karena nilai p (0,008) <
α (0,05) sehingga Ho ditolak. Karena nilai p < 0,05 maka secara statistic
1. Uji Normalitas
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini
sebagai berikut :
3) Jika Sig > , Maka variasi setiap tabel tidak sama (Tidak Homogen)
untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Mungkin
saja dua variabel mempunyai keeratan hubungan yang kuat namun nilai koefisien
korelasinya mendekati nol, misalnya pada kasus hubungan non linier. Uji pearson
correlation didapatkan nilai p = 0,008 pada nilai α = 0,05 karena nilai p (0,008) <
Barat. Dalam kelurahan terdapat Desa Mekar Sari, Desa Kedai Durian, Desa Suka
Makmur, Luas Wilayah 9,9 wilayah Puskesmas Delitua termasuk wilayah yang
banyak penduduknya yaitu 8,780 jiwa. Adapun lokas penelitian berada di wilayah
Puskesmas Delitua.
Wilayah Kerja Puskesmas Deli Tua Kab.Deli Serdang Tahun 2022. Maka hasil
penelitian dapat dilihat dalam bentuk analisa Univariat dan analisa Bivariat.
variabel yang diteliti baik dari variabel independen (Self Efficacy) maupun
hubungan Self Efficacy dengan kepatuhan lansia dalam menerapkan prokes dalam
42
43
responden usia 66-70 tahun sebanyak 58 orang (72.5%), pada jenis kelamin
(51.3%).
wilayah kerja Puskesmas DeliTua. Dari pernyataan mayoritas yang besar yaitu
Puskesmas Delitua Kab.Deli Serdang Tahun 2022. Diketahui signifikan (p) pada
berdistribusi normal.
berdistribusi normal.
46
Tabel 4.5 Pada Uji Pearson Correlation dengan hubungan Self Efficacy
terhadap kepatuhan dalam menerapkan prokes untuk mencegah Covid-19 di
Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2022 (n=80).
Correlation
Self Efficacy Kepatuhan
Self Efficacy Pearson
1 0.962
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 80 80
Kepatuhan Pearson
0.962 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 80 80
Dari hasil analisi korelasi Pearson didapat korelasi antara Self Efficacy
dengan Kepatuhan adalah 0.962. menurut tingkat eeratan antara variabel bebas
dengan variabel terikat menunjukkan bahwa ada hubungan yang tinggi dan kuat
sekali antara Self Efficacy dengan Kepatuhan. Sedangkan arah hubungan adalah
baik karena nilai r baik, berarti semakin tinggi Self Efficacy maka semakin
5.1.1 Umur
Usia 66-70 tahun sebanyak 58 orang (72.5%), dan minoritas responden usia 60-
65 tahun berjumlah 22 orang (22.7%). Hal ini sejalan dengan penelitian menurut
seseorang yang telah berusia >60 tahun yang rentan denga penyakit dan tidak
berdaya sehingga lansia tersebut ingin mengikuti program prokes supaya tidak
5.1.3 Pendidikan
47
48
kerja puskesmas delitua bahwa Self Efficacy yang cukup baik 43 responden
(53.8%), Self Efficacy yang baik sebanyak 19 responden (23.8%), dan Self
responden (72.5%), nilai tidak patuh 19 responden (223.8%) dan nilai patuh 3
responden (3.8%) di wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2022. Hal ini
prokes masyakat dan lansia sangat kurang banyak lansia yang tidak patuh karena
Keadaan ini bila ditinjau dari perilaku responden yang belum memiliki
jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan. dan responden sebagai besar juga
mempunyai kebiasaan berada di luar rumah pada malam/siang hari dengan tujuan
dikedai-kedai.
signifikansi (p) pada uji normalitas kolmogorov snormov Self Efficacy adalah
(Ghozali,2016).
Dari hasil analisa korelasi pearson di dapatkan antara self efficacy dengan
kepatuhan adalah 0.962 menurut tingkat keeratan antara variabel bebas dan
variabel terkait menunjukan bahwa ada hubungannya tinggi antara self efficacy
optimis dan berupaya keras melibatkan diri dengan organisasi daripada individu
merupakan salah satu cara lansia dalam menghadapi suatu masalah maka lansia
harus berpikir positif dan berperilaku baik sehingga dengan begitu lansia dapat
50
patuh dalam menerapkan prokes dari Covid-19 ini. Dari hasil penelitian ini,
bahwa mayoritas Self Efficacy yaitu cukup baik dan lansia kurang patuh
dilaksanakan pada masa mayoritas masyarakat telah vaksin dan angka Covid-19
telah menurun dimana rumah sakit yang menjadi rujukan kini sudah jarang
6.1 Kesimpulan
1. Self efficacy di wilayah kerja puskesmas delitua bahwa Self Efficacy yang
responden (23,8).
s patuh yaitu sebanyak 3 responden (3.8 %), nilai cukup patuh sebanyak
6.2. Saran
51
52
sebagaimana perlunya.
Admin. (2021, August 10). Berita Satgas Covid-19 Kota Medan Sampaikan Data
Perkembangan Covid-19 di Kota Medan. Retrieved January 9, 2022, from
Pemkomedan.go.id website: https://pemkomedan.go.id/artikel-21387-
satgas-covid19-kota-medan-sampaikan-data-perkembangan-covid19-di-
kota-medan.html
Dewi, R., Widowati, R., & Indrayani, T. (2020). Pengetahuan dan sikap ibu hamil
trimester III terhadap pencegahan Covid-19. Health Information: Jurnal
Penelitian, 12(2), 131-141.
Hairunisa, N., & Amalia, H. (2020). Penyakit virus corona baru 2019 (COVID-
19). Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(2), 90-100.
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020).
Corona virus disease 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119-129.
53
54
Listina, O., Solikhati, D. I. K., & Fatmah, I. S. (2020). Edukasi corona virus
desease 19 (covid-19) melalui penyebaran poster kepada masyarakat
kecamatan slawi kabupaten tegal. JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia,
1(2), 10-10.
Masri, M., Maretha, D. E., & Rusny, R. (2020). Everything About Corona.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., ... & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus disease 2019:
Tinjauan literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45-67.
Tantona, M. D. (2020). Anxiety Disorders In Pregnant Women During Covid-19
Pandemic. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(4), 381-392.
Lampiran 1
Kesehatan Deli Husada Deli Tua yang akan melakukan peelitian dengan judul
saja saat penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini kelak akan dimanfaatkan
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ibu dalam penelitian ini, saya mengucapkan
terima kasih.
Peneliti
KUESIONER
I. Petunjuk Pengisian
4. Gunakan tanda checklist (✓) pada pilihan yang telah disediakan oleh
peneliti
1. Nama :
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
TD : Tidak Pernah
KK : Kadang – Kadang
JR : Jarang
SR : Sering
SL : Selalu
Kuesioner Self-Efficacy Pada Lansia
I. Petunjuk Pengisian
4. Gunakan tanda checklist (✓) pada pilihan yang telah disediakan oleh
peneliti
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Level
No Pertanyaan TS KS S SS
sehat
corona
sehat
4 Saya yakin menjaga jarak selama pandemi
covid ini
kebutuhan nutrisi
Generality
mengenai covid
Strength
pandemic
I. Petunjuk Pengisian
4. Gunakan tanda checklist (✓) pada pilihan yang telah disediakan oleh
peneliti
TD : Tidak Pernah
KK : Kadang-Kadang
JR : Jarang
SR : Sering
SL : Selalu
No Pertanyaan TD KK JR SR SL
rumah
Jaga Jarak
ditempat umum
orang lain
beraktivitas
dulu
bergizi
baik
Pelindung Kesehatan
batuk
jam 10
pandemic
Lampiran 4
Master Data Penelitian
Frequencies
Statistics
self_effikacy Prokes
Valid 80 80
N
Missing 0 0
Frequency Table
self_effikacy
Prokes
Valid 80 80 80
N
Missing 0 0 0
Umur
jenis_kelamin
Pendidikan
Correlations
self_effikacy prokes
N 80 80
Pearson Correlation .962** 1
N 80 80
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Median 53.00
Variance 101.145
Minimum 33
Maximum 76
Range 43
Interquartile Range 14
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Median 54.00
Variance 102.399
Minimum 33
Maximum 76
Range 43
Interquartile Range 13
UJI VALIDITAS
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
Jika r hitung ≥ r table ( uji 2 sisi dengan sig. 0.05) maka instrument tersebut
Dokumentasi