Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH EDUKASI PERAWATAN KAKI TERHADAP

PENGETAHUAN PASIEN DM MERAWAT KAKI DI KECAMATAN


KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

SKRIPSI

Disusun Oleh:
MUHAMMAD IRFAN NURILHAM
NPM. 2021206203222P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
TAHUN 2023
PENGARUH EDUKASI PERAWATAN KAKI TERHADAP
PENGETAHUAN PASIEN DM MERAWAT KAKI DI KECAMATAN
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

SKRIPSI

Usulan Skripsi
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Pada program studi S1 Keperawatan

Disusun Oleh:
MUHAMMAD IRFAN NURILHAM
NPM. 2021206203222P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
TAHUN 2023
PENGARUH EDUKASI PERAWATAN KAKI TERHADAP
PENGETAHUAN PASIEN DM MERAWAT KAKI DI KECAMATAN
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

Muhammad Irfan Nurilham1, Nur Fadhillah2, Gunawan Irianto3


Universitas Muhammdiyah Pringsewu Lampung
1
Mahasiswa
2
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

ABSTRAK

Komplikasi diabetes mellitus sering terjadi salah satunya adalah sensitivitas kaki.
Perawatan kaki diabetes mellitus sangat penting untuk menjaga vaskularisasi, me
mperkuat otot kaki, mencegah terjadinya komplikasi sensitivitas kaki. Masalah se
nsitivitas kaki jika tidak diawasi akan menyebabkan sirkulasi darah dari kaki ketu
ngkai menurun dan bisa menyebabkan sensitivitas pada kaki menurun. Tujuan pen
elitian ini adalah Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien
DM Merawat Kaki di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasi Pra-Eksperimental Design


dengan pendekatan Group Pra-Post Test Design. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden,
kelompok intervensi 16 responden dan kelompok control 16 responden.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa Lembar Kuesioner Ordinal. Analisa
data yang digunakan adalah Uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test.

Hasil penelitian menunjukkan adanya Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki


Terhadap Pengetahuan Pasien DM Merawat Di Kecamatan Kemiling Bandar
Lampung Tahun 2022. Uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test P value < 0,05 (p
value 0,000). Pada kelompok intervensi rata –rata mean 0,875 dengan standar
deviasi 0,174 dan pada kelompok kontrol rata-rata mean 0,437 dengan standar
deviasi -0,385.

.
Kata Kunci : Diabetes Millitus, Perawatan Kaki, Edukasi
Kepustakaan : 18 (2011-2022)

iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi Penelitian : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengeta


huan Pasien DM Merawat Kaki di Kecamatan Kemil
ing Bandar Lampung Tahun 2022
Nama : Muhammad Irfan Nurilham
NPM : 2021206203222P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil

Pringsewu, 24 Januari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Fadhilah, M.Kes. Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom.


NMB: 0220077503 NBM: 0220117401

Mengetahui,
Kaprodi SI Ilmu Keperawatan

Ns. Rita Sari., M.Kep


NBM : 0220077403

v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

PENGARUH EDUKASI PERAWATAN KAKI TERHADAP


PENGETAHUAN PASIEN DM MERAWAT KAKI DI KECAMATAN
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023

Skripsi oleh Muhammad Irfan Nurilham ini telah diperiksa dan dipertahankan di
hadapan tim penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal Desember 2023

Penguji Utama : Apri Sulistianingsih,M.Keb. (.........................)


NIDN.
Penguji Anggota 1 : Nur Fadhilah., M.Kes (.........................)
NIDN. 0220077503
Penguji Anggota 2 : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom (.........................)
NIDN.0220117401

Tanggal Ujian : Selasa,24 Januari 2023

Ketua Program Studi

Ns. Rita Sari, M.Kep.


NIDN. 0220077403

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammasiyah
Pringsewu Lampung

Elmi Nuryati, M. Epid


NIDN. 0215117601

vi
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan puji syukur kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya. Skripsi ini penulis persembahkan

kepada :

1. Kedua orang tuaku Bapak Amirul Mustofa dan Ibu Ruliani Sasi tercinta
yang begitu sabarnya mendengar keluh kesahku, serat selalu memberi
dukungan sampai pada tahap ini.

2. Seluruh dosen S1 Keperawatan Universitas Muhamadiyah Pringsewu


yang telah memberikan ilmu yang mereka miliki dengan tulus dan
semaksimal mungkin.

3. Kakak tersayang Heni Yuli Puspitasari.

4. Teman-teman Seperjuanganku kelas S1 Konversi Pringsewu tercinta


terima kasih telah menemani perjuanganku dari awal hingga akhir.

5. Almamater Universitas Muhamadiyah Pringsewu yang penulis cintai.

6. Semua pihak yang sangat mendukung untuk membantu penyelesaian


skripsi ini, sekali lagi penulis ucapkan terimkasih.

vii
MOTTO

« ‫» ال ُّدعَا ُء ِإاَّل ا ْلقَ َد َر يَ ُر ُّد اَل‬

“Tidak ada yang bisa merubah takdir kecuali do’a”

(HR. Al Hakim, Hasan)

viii
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Irfan Nurilham

Nim : 2021206203222P

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien


DM Merawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang saya buat tidak pernah atau belum pernah di buat oleh orang lain

dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.

2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi tersebut, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenarnya dan dapat dipertanggung

jawabkan.

Pringsewu,24 Januari 2023

Muhammad Irfan Nurilham

ix
BIODATA

Nama : Muhammad Irfan Nurilham


Npm : 2021206203222P
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Tempat, Tanggal Lahir : Sridadi,20 Juli 2000
Golongan Darah :B
Alamat : BKP Blok Z Kemiling Bandar Lampung
No. Hp : 085280085654
E-Mail : muhammad.202140640222P @student.umpri.ac.id
Riwayat Pendidikan :
1. SD Muhammadiyah 1 Wonosobo 2013
2. SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo 2015
3. SMA Negeri 2 Pringsewu 2018
4. DIII Akademi Keperawatan Panca Bhakti Bandar Lampung Tahun 2020
5. Pada Tahun 2021 Penulis Terdaftar Sebagai Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga penulis skripsi dengan judul “Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki
Terhadap Pengetahuan Pasien DM Merawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar
Lampung Tahun 2022” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi penelitian
ini, penulis mengalami banyak kesulitan, namun karena peran serta dari berbagai
pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Wanawir Am,M.M, M. Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Elmi Nuryati, M. Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Ns. Rita Sari, M. Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
4. Nur Fadhilah., M. Kes., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
masukan kepada penulis.
5. Ns. Gunawan Irianto, M. Kep., Sp. Kom., selaku pembimbing II yang telah
memberikan masukan kepada penulis.
6. Apri Sulistianingsih,M.Keb. selaku penguji yang telah memberikan masukan
kepada penulis.
7. Bapak/ ibu dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
8. Rekan-rekan S1 keperawatan konversi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Pringsewu, 24 Januari 2023

Muhammad Irfan Nurilham

xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN.....................................................vi
PERSEMBAHAN................................................................................................vii
MOTTO...............................................................................................................viii
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN...................................................ix
BIODATA...............................................................................................................x
KATA PENGANTAR...........................................................................................xi
DAFTAR ISI........................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................6
C. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................7
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
E. Manfaat Penelitian...................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Diabetes Millitus........................................................................9
1. Pengertian Diabetes mellitus..............................................................9
2. Etiologi Diabetes Millelitus................................................................9
B. Konsep Pengetahuan.............................................................................13
1. Definisi Pengetahuan........................................................................13
2. Tingkat Pengetahuan........................................................................13
3. Cara Pengukuran Pengetahuan.........................................................15
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.............................16
C. Konsep Perawatan Kaki........................................................................18
1. Pengertian Perawatan Kaki...............................................................18
2. Tujuan Perawatan Kaki.....................................................................19
3. Indikasi dilakukan perawatan kaki...................................................19
4. Prosedur Perawatan Kaki..................................................................20
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawatan Kaki.........................22
6. Langkah-langkah penatalaksanaan khusus.......................................24
D. Kerangka Teori......................................................................................29
E. Kerangka Konsep..................................................................................30
F. Hipotesis Penelitian...............................................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian...................................................................................31
B. Waktu dan tempat..................................................................................32
C. Populasi dan sampel..............................................................................32

xii
D. Variabel Penelitian dan Devinisi Oprasional........................................35
E. Etika penelitian......................................................................................36
F. Instrumen Penelitian..............................................................................38
G. Metode Pengumpulan Data...................................................................39
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data..........................................39
I. Jalannya Penelitian................................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Tempat Penelitian....................................................44
B. Hasil Penelitian......................................................................................45
C. Pembahasan...........................................................................................53

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................60
B. Saran......................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan gangguan kronis pada endokrin

pankreas, yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan oleh

kekurangan insulin relatif atau absolut atau oleh resistensi seluler terhadap

kerja insulin (LeMone et al., 2016). Terjadinya peningkatan kadar glukosa

darah dan glukosuria sebagai akibat dari gangguan metabolisme disertai

dengan ketidakmampuan tubuh untuk memetabolisme glukosa, lemak dan

protein sebagai dampak dari defisiensi atau resistensi insulin, Kondisi

tersebut menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa plasma (Ignatavicius

& Workman, 2010).

DM merupakan salah satu penyakit kronik yang butuh penanganan serius.

International Diabetes Federation (IDF, 2014) mencatat pada tahun 2013

terdapat 382 juta orang di dunia yang menderita DM, diantaranya terdapat

175 juta yang belum terdiagnosis dan terancam secara progresif menjadi

komplikasi tanpa disadari akibat tanpa pencegahan. Data pada tahun tersebut

diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang yang akan menderita

diabetes melitus di tahun 2035 (IDF, 2014). Di Indonesia pada tahun 2013

terdapat sekitar 12 juta penduduk yang mengalami diabetes melitus dan

diantaranya hanya 3 juta orang yang terdiagnosis (Pusdatin Kemenkes RI,

2014). Berdasarkan hasil Riskesdas Kemenkes RI (2013) prevalensi diabetes

1
2

melitus di Indonesia meningkat dari 1.1% menjadi 2.1% dibanding pada

tahun 2007.

Prevalensi DM di seluruh dunia sangat bervariasi. Jumlah penderita diabetes

di seluruh dunia saat ini diperkirakan menjadi sekitar 190 juta. Pada tahun

2025, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 330 juta, dengan mayoritas

kasus terjadi akibat kurangnya pengetahuan terkait perawatan kaki pada

penderita DM. Diabetes Mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat utama di negara berkembang dan negara maju di wilayah Asia

Pasifik. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010,

pasien diabetes mellitus di Indonesia naik dari 8,4 juta pada 2000 menjadi

21,3 juta tahun 2019 dengan tingkat pengetahuan hanya di angka 17% dari

semua populasi penderita DM yang mengetahui pentingnya perawatan kaki.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS, 2017).

Selain jumlah yang terus bertambah, DM juga diketahui banyak

menimbulkan komplikasi yang dibagi menjadi dua yaitu komplikasi akut dan

komplikasi kronis. Komplikasi akut meliputi ketoasidosis diabetik,

hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia (Perkeni, 2011). Menurut Perkeni

(2011) yang termasuk komplikasi kronik adalah makroangiopati,

mikroangiopati dan neuropati. Seiring meningkatnya jumlah penyandang DM

di Bandar Lampung, maka komplikasi yang dapat terjadi juga semakin

meningkat.Salah satu komplikai yang dapat terjadi yaitu ulserasi pada tungkai

bawah dengan atau tanpa infeksi yang menyebabkan kerusakan pada jaringan
3

dibawahnya yang selanjutnya disebut dengan Kaki Diabetes. Kurangnya

perawatan pada Kaki Diabetes dapat memunculkan risiko terjadinya ulkus

Kaki Diabetes. Perawatan yang tepat dapat meminimalkan faktor risiko serta

hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Oleh sebab itu, perawatan yang

dilakukan sejak awal harus dikerjakan dengan benar, tepat dan teliti (Kartika

R, 2017). Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer serta deteksi

dini yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.

Pengetahuan perawatan kaki adalah suatu yang wajib dimiliki oleh penderita

DM, hal ini di karenakan perawatan kaki pada diabetisi adalah salah satu

pencegahan terjadinya kaki diabetik. (waspandji, 2007) sedangkan menurut

word diabetes foundation (WDF), 2013; Huang dan chin, 2013 perawatann

kaki Diabetes Mellitus adalah tindakan untuk mencegah luka pada kaki klien

Diabetes Mellitus yang meliputi tindakan seperti pemeriksaan kaki, mencuci

kaki dengan air dengan benar, mengeringkan kaki, menggunakan pelembab,

memakai alas kaki, dan melakukan pertolongan pertama jika terjadi cedera.

Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (2009) bahwa

perawatan kaki secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetik

sebesar 50- 60% yang mempengaruhi kualitas hidup. Kemauan melakukan

perawatan kaki diabetik maka diabetisi harus mempunyai niat yang tinggi

karena perawatan kaki diabetik ini harus dilakukan secara teratur jika ingin

benar-benar mendapatkan kualitas hidup yang baik. Pemeriksaan dan

perawatan kaki diabetes merupakan semua aktivitas khusus (senam kaki,


4

memeriksa dan merawat kaki) yang dilakukan individu yang beresiko sebagai

upaya dalam mencegah timbulnya ulkus diabetikum.

Tidak semua masyarakat pasien DM di Bandar Lampung memiliki

pengetahuan tentang pentingnya perawan kaki pada penderita DM,yang mana

hal ini tidak selaras dengan jumlah penderita diabetes melitus yang terus

meningkat setiap tahunnya pada tahun 2019 angka prevalensi penderita

diabetes melitus sebesar 6,549 dan meningkat pada tahun 2020 dimana angka

prevalensinya menjadi 24,944 dan pada tahun 2021 angka penderita diabetes

melitus di Bandar Lampung mengalami peningkatan yang cukup drastis yakni

53,142 (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2021).

Edukasi perawatan kaki yang diberikan kepada penderita DM dapat

meningkatkan pengetahuan diabetisi tentang cara merawat kaki guna

mencegah terjadinya ulkus kaki. Edukasi dilakukan dengan teknik

demonstrasi kepada responden dengan tingkat pengetahuan perawatan kaki

yang terbilang rendah secara terintegrasi materi terkait perawatan kaki

melalui pemecahan masalah secara kontekstual dengan menggunakan

kemampuan responden dalam melakukan perawatan kaki dan menerapkannya

dalam kedihupan sehari-hari. Kemampuan yang digunakan yaitu kemampuan

terhadap penguasaan teknik perawatan kaki, tatacara dan langkah-langkah

perawatan kaki. Hal ini jika terus dilakukan dapat meningkatkan tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya perawatan kaki pada penderita


5

DM dan juga dapat menekan peningkatan kasus diabetes mellitus yang terjadi

akibat kurangnya pengetahuan.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Bandar Lampung didapatkan data

bahwa dari 10 orang penderita DM yang dirawat mengatakan tidak

mengetahui tentang perawaan kaki. Jika terdapat luka lecet maka penderita

hanya memberi obat betadine dan ditutup kasa. Penderita tidak segera

membawa ke tenaga kesehatan. Kebanyakan penderita beranggapan bahwa

luka tidak terlalu serius, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh pasien DM, diantaranya tiga

orang pasien mengaku merasakan kesemutan, kram kaki seperti kesetrum

namun tidak pernah melakukan perawatan pada saat keluhan itu muncul dan

membiarkannya hingga keluhan hilang, Dua orang pasien yang merasakan

pegal di kaki, kulit kaki terasa dingin selalu melakukan perawatan kaki

seperti memijat kaki, menggunakan alas kaki, dan mencuci kaki dengan air

hangat secara rutin, tiga orang pasien merasakan kaki lemah sulit untuk

berjalan, panas di kaki namun tidak melakukan perawatan kaki secara rutin,

dan dua orang pasien tidak merasakan keluhan pada kaki tetapi selalu

menggunakan alas kaki, rajin mencuci kaki, mengeringkan kaki setelah

dicuci, dan menggunakan pelembab kaki.

Kurangnya informasi tentang bahaya ulkus kaki diabetik menyebabkan

rendahnya pengetahuan perawatan kaki penderita DM. Sehingga, dampak

yang ditimbulkan dari ulkus kaki diabetik antara lain penurunan kualitas
6

hidup penderita dan peningkatan biaya kesehatan (Munali, Kusnanto, Hanik

Endang Nihayati, Hidayat Arifin, 2019). Berdasarkan permasalahan tersebut

maka peneliti tertarik melakukan penelitian “Pengaruh edukasi perawatan

kaki terhadap pengetahuan pasien DM merawat kaki” untuk mengetahui

gambaran pengetahuan tentang perawatan kaki diabetik pada penderita DM di

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Kurangnya pengetahuan tentang bahaya ulkus kaki diabetik menyebabkan

rendahnya pengetahuan, sikap dan tindakan perawatan kaki penderita DM.

Sehingga, dampak yang ditimbulkan dari ulkus kaki diabetik antara lain

penurunan kualitas hidup penderita dan peningkatan biaya kesehatan.

Menurut World Health Organization (WHO), saat ini terdapat 346 juta

penderita diabetes mellitus dimana 80 persennya di negara berkembang (Ayu,

2017). Jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 8,4 juta pada tahun 2000

dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030,

Beberapa peneliti memberikan edukasi bagaimana cara merawat luka untuk

mengurangi infeksi dan mempercepat penyembuhan luka pada penderita DM

dan hasilnya mengalami penurunan infeksi akibat luka dan cepatnya

penyembuhan sesudah diberikan penanganan yang teapat sesuai dengan

arahan. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian “Pengaruh edukasi

perawatan kaki terhadap pengetahuan pasien DM merawat kaki” guna

mengetahui pengaruh edukasi perawatan kaki pada penderita diabetes melitus

di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.


7

C. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini adalah pengaruh edukasi perawatan

kaki.

2. Lingkup Subjek

Lingkup sasaran dalam penelitian ini semua penderita DM di Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung.

3. Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

4. Lingkup Waktu

Penelitian ini di laksanakan pada Desember 2022/Januari 2023.

5. Lingkup Matode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan

desain yang digunakan yaitu Quasi Eksperiment.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah guna mengetahui pengaruh

edukasi perawatan kaki terhadap pengetahuan pasien DM merawat kaki di

Kemiling Bandar Lampung dengan judul “Pengaruh edukasi perawatan

kaki terhadap pengetahuan pasien DM merawat kaki”.


8

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberi edukasi perawatan kaki

pada pasien DM di Kecamatan Kemiling Bandar lampung tahun 2022.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan sesudah diberi edukasi perawatan kaki

pada pasien DM di Kecamatan Kemiling Bandar lampung tahun 2022.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan perawatan kaki setelah di berikan

edukasi.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu

pengetahuan bagi dunia kesehatan, memberikan manfaat bagi masyarakat

umum dan menjadi edukasi pada penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi perawat atau

pun tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan

kesehatan pada pasien Diabetes Millitus (DM) sehingga dapat menambah

wawasan dalam merawat luka khususnya kaki.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diabetes Millitus

1. Pengertian Diabetes mellitus

a. Menurut American Diabetes Association (ADA) dikutip dari PERKENI

2011 Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolic dengan

karakteristik hoperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau keduanya, seseorang didiagnosa Diabetes Mellitus

jika kada gula darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar gula puasa >126

mg/dl.

b. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis progresif, jumlah

penyandang diabetes mellitus semakin meningkat dan banyak

menimbulkan dampak negative dari segi fisik, social, ekonomi maupun

psikososial, (Arkani 2012). Control diabetes mellitus yang buruk dapat

memicu beberapa komplikasi baik makrovaskuller maupun

mikrovaskuler parifer seperti penyakit jantung, penyakit vascular

parifer, gagal ginjal, kerusakan syaraf dan kebutaan (Soeswondo 2010).

2. Etiologi Diabetes Millelitus

Menurut Padila (2012) beberapa factor penyebab Diabetes Mellitus:

a. Diabetes tipe 1.

1) Faktor genetic

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri; tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kea rah

9
10

terjadinya diabetes mellitus tipe 1. Kecenderungan genetik ini

ditemukan pada individu yang memiliki antigen HLA.

2) Faktor imunologi

Adanya respon autoimun yang merupakan respon abnormal dimana

antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai

jaringan asing. Yaitu antoantibodi terhadap sel-sel Langerhans dan

insulin endogen.

3) Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu yang memicu proses autoimun yang

menimbulkan destruksi selbeta.

b. Diabetes tipe 2

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan

gangguan sekresi insulin ada Diabetes Mellitus tipe 2 masih belum

diketahui. Factor genetic memegang peranan dalam proses terjadinya

resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko:

1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 th).

2) Obesitas.

3) Riwayat keluarga.
11

c. Faktor Resiko

Faktor resiko yang dapat diubah

1) Gaya hidup

Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam

aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur dan

minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat

memicu terjadinya diabetes mellitus tipe 2 (ADA, 2009).

2) Diet yang tidak sehat

Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu

makan, sering mengkonsumsi makan siap saji (Abdurrahman, 2014).

3) Obesitas

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya

penyakit diabetes mellitus. Menurut Kariadi (2009) dalam Fathmi

(2012), obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin

(resisten insulin). Semakin banyak jaringan lemak pada tubuh, maka

tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak

tubuh terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity).

4) Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan peningkatan kecepatan denyut

jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari

tepi dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan dalam Jafar,

2010).
12

d. Faktor risiko yang tidak dapat diubah

1) Usia

Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terkena

diabetes tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2 terjadi pada orang dewasa

setengah baya, paling sering setelah usia 45 tahun (American Heart

Association [AHA], 2012). Meningkatnya risiko diabetes mellitus

seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan terjadinya

penurunan fungsi fisiologis tubuh.

2) Riwayat keluarga diabetes mellitus

Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes mellitus orang

tua. Biasanya, seseorang yang menderita diabetes mellitus

mempunyai anggota keluarga yang juga terkena penyakit tersebut

(Ehsa, 2010).

3) Ras atau latar belakang etnis

Risiko diabetes mellitus tipe 2 lebih besar terjadi pada hispanik,

kulit hitam, penduduk asli Amerika, dan Asia (ADA, 2009).

4) Riwayat diabetes pada kehamilan

Mendapatkan diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih

dari 4,5 kg dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2 (Ehsa,

2010).
13

B. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga. Proses yang didasari oleh pengetahuan

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap

langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama

(Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

(Notoatmodjo, 2010).
14

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan

menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan mengapa

harus datang ke Posyandu (Notoatmodjo, 2010).

c. Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan (Notoatmodjo, 2010).

d. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, dan prinsip (Notoatmodjo, 2010).

e. Sintesis (synthesis).
15

Sintesis menunujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2010).

3. Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat

alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur.

Selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-

masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo,

2010).

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban

dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan

hasilnya berupa persentasi dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

p = f ×100%

Keterangan
16

P : Persentasi

F : frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang

telah dipilih responden atas pernyataan yang diajukan

N : jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

responden selaku peneliti 100% : bilangan genap

Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diiterpretasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1. Baik : hasil presentasi76%-100%

2. Cukup : hasil presentasi 56%-75%

3. Kurang : hasil presentasi hasil presentasi < 56% ( A.Wawan dan Dewi

M, 2011)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo

(2010) adalah:

a. Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-

penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang

dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur

seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang

dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman

sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain.


17

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga

dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan

klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

atau lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi

peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan

implikasinya. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin

berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan membuahkan

pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas.

c. Paparan media massa

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka

berbagai ini berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat,

sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan

memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan yang dimiliki.

d. Sosial ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun skunder keluarga, status

ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang

dengan status ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi


18

seseorang semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga

menjadikan hidup lebih berkualitas.

e. Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai

komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

Apabila hubungan sosial seseorang dengan individu baik maka

pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah.

f. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman

seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari

lingkungan kehidupan dalam proses pengembangan misalnya sering

mengikuti organisasi.

C. Konsep Perawatan Kaki

1. Pengertian Perawatan Kaki

a. Perawatan kaki pada klien Diabetes Mellitus adalah salah satu

pencegahan terjadinya kaki diabetik. (waspandji, 2007)

b. Perawatan kaki Diabetes Mellitus adalah tindakan untuk mencegah luka

pada kaki klien Diabetes Mellitus yang meliputi tindakan seperti

pemeriksaan kaki, mencuci kaki dengan air dengan benar,

mengeringkan kaki, menggunakan pelembab, memakai alas kaki, dan


19

melakukan pertolongan pertama jika terjadi cedera. (WDF), 2013;

Huang dan chin, (2013)

2. Tujuan Perawatan Kaki

Tujuan perawatan kaki yang dilakukan adalah untuk mencegah terjadinya

komplikasi kronik yaitu neuropati diabetik atau kematian pada saraf kaki

sehingga menyebabkan terjadinya ulkus.

Cara – cara pemeliharaan kaki (Charles & AnneMenurut, 2011). Hal – hal

yang perlu diperhatikan dalam perawatan kaki sehari- hari:

a. Jangan merendam kaki dengan air panas

b. Jangan menggunakan obat luka atau plester

c. Jangan memotong atau mengiris sendiri bagian kulit yang keras (kalus)

d. Jangan abaikan luka sekecil apapun pada kaki

e. Jangan berjalan tanpa menggunakan alas kaki

f. Jangan biarkan kaki kering dan pecah –pecah. Gunakan krim kulit

untuk menjaga kulit tetap lembut. Hindari penggunaan di sela – sela jari

kaki.

g. Jangan memotong kuku jari kaki terlalu pendek atau terlalu dalam.

3. Indikasi dilakukan perawatan kaki

Perawatan kaki adalah suatu aktivitas yang wajib dilakukan oleh penderita

DM, hal ini di karenakan perawatan kaki pada diabetisi adalah salah satu

pencegahan terjadinya kaki diabetik. Adapun indikasi yang harus di

waspadai penderita DM sebagai berikut :


20

a. Kram kaki seperti kesetrum

b. Pegal di kaki yang berkepanjangan

c. Kulit kaki sering terasa dingin atau panas

d. Kaki lemah sulit untuk berjalan

e. Mati rasa di kaki dan tangan

4. Prosedur Perawatan Kaki

Menurut WDF (2013), National Diabetes Education Program (NDEP)

(2014), dan ADA (2014) penderita Diabetes Mellitus perlu melakukan

perawatan kaki untuk mencegah terjadinya kaki diabetik. Beberapa cara

melakukan perawatan kaki Diabetes Mellitus meliputi:

a. Memeriksa keadaan kaki setiap hari:

1) Melihat dan perhatikan keadaan kaki setiap hari. Periksa adanya

luka, lecet, kemerahan, bengkak atau masalah pada kuku.

2) Menggunakan kaca untuk mengecek keadaan kaki, bila terdapat

tanda-tanda tersebut segera hubungi dokter.

b. Menjaga kebersihan kaki:

1) Bersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air

hangat (bukan air panas).

2) Bersihkan menggunakan sabun lembut sampai ke sela-sela jari kaki.

3) Keringkan kaki menggunakan kain atau handuk bersih yang lembut

sampai ke sela jari kaki.


21

4) Berikan pelembab pada kaki, tetapi tidak pada celah jari-jari kaki.

Pemberian bertujuan untuk mencegah kulit kering. Pemberian

pelembab pada celah jari tidak dilakukan karena akan berisiko

terjadinya infeksi oleh jamur.

c. Memotong kuku kaki dengan benar:

1) Memotong kuku lebih mudah dilakukan sesudah mandi, sewaktu

kuku lembut.

2) Gunakan gunting kuku yang dikhususkan untuk memotong kuku.

3) Memotong kuku kaki secara lurus, tidak melengkung mengikuti

bentuk kaki, kemudian mengikir bagian ujung kuku kaki.

4) Bila terdapat kuku kaki yang menusuk jari kaki dan kapalan segera

hubungi dokter.

d. Memilih dan memakai alas kaki.

1) Memakai sepatu atau alas kaki yang sesuai dan nyaman dipakai.

2) Gunakan kaos kaki saat memakai alas kaki. Hindari pemakaian kaos

kaki yang salah, kaos kaki ketat akan mengurangi atau mengganggu

sirkulasi, jangan pula menggunakan kaos kaki tebal karena dapat

mengiritasi kulit ataupun kaos kaki yang terlalu besar karena

ukurannya tidak pas pada kaki. Sepatu harus terbuat dari bahan yang

baik untuk kaki/tidak keras.


22

e. Pencegahan cedera:

1) Selalu memakai alas kaki baik di dalam ruangan maupuan di luar

ruangan.

2) Selalu memeriksa bagian dalam sepatu atau alas kaki sebelum

memakainya.

3) Bila terdapat corns dan kalus di kaki gunakan batu pomice untuk

menghilangkannya.

4) Selalu mengecek suhu air ketika akan membersihkan kaki.

5) Hindari merokok untuk mencegah kurangnya sirkulasi darah ke kaki.

6) Melakukan senam kaki secara rutin.

7) Memeriksakan diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki setiap

kontrol.

f. Pertolongan pertama pada cedera di kaki:

1) Jika ada luka/lecet, tutup luka/lecet tersebut dengan kasa kering

setelah diberikan antiseptik di area yang cedera.

2) Bila luka tidak sembuh, segera mencari tim kesehatan khusus yang

ahli dalam menangani luka diabetes.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawatan Kaki.

Perawatan pasien diabetes mellitus meliputi beberapa factor yaitu:

a. Usia

Usia berhubungan dengan fungsi kognitif seseorang. Kemampuan

belajar dalam menerima keterampilan, informasi baru, dan fungsi secara

fisik akan menurun, Penelitian lainnya dari Sihombing dan Prawesti


23

(2012) menunjukan bahwa penderita DM dengan usia dibawah 55 tahun

perawatan kakinya baik.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin tidak terlalu signifikan mempengaruhi perawatan kaki,

penelitian dari Sihombing dan Prawesti (2012) menunjukkan bahwa

sebagian besar responden wanita perawatan kaki diabetes mellitus baik

dan kurang dari setengahnya perawatan kaki diabetes mellitus buruk.

Sedangkan untuk reponden laki-laki perawatan kaki diabetes mellitus

baik dan buruk memiliki frekuensi yang sama dengan responden

wanita. Tidak ada perbedaan untuk baik dan buruknya frekuensi dalam

perawatan kaki antara responden wanita dan laki-laki.

c. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan komponen penting dari perawatan kaki.

Pemeriksaan kaki setiap hari adalah langkah pertama untuk menemukan

masalah cedera awal untuk mendapatkan perawatan kaki yang tepat.

Kaki harus dilihat setiap hari setelah mandi, sebelum mandi atau pada

saat mandi dan sebelum menggunakan alas kaki atau kaos kaki.

Pemeriksaan kaki harus dilakukan dengan pencahayaan yang bagus ,

untuk mengetahui ada luka atau tidak. Meskipun sebagian besar klien

diabetes mellitus tahu bahwa mereka harus melakukan perawatan kaki

setiap hari, akan tetapi mereka belum tau cara melakukannya dengan

benar atau apa yang mereka koreksi (Heitzman, 2010).


24

d. Lama menderita diabetes mellitus

Seseorang yang menderita diabetes mellitus lebih lama sudah dapat

beradaptasi terhadap perawatan diabetes mellitus nya dibandingkan

dengan orang dengan lama Diabetes Mellitus lebih pendek (Albikawi

dan Abuadas, 2015).

e. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan

klien dalam melakukan perawatan kaki diabetes mellitus, umumnya

dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk

melakukan perawatan kaki secara teratur. (Ardi et al., 2014).

f. Penyuluhan tentang perawatan kaki diabetes mellitus

Responden yang pernah mendapat peyuluhan tentang perawatan kaki

diabetes mellitus memiliki peluang melakukan perawatan kaki 1 kali

lebih baik dibandingkan yang belum pernah mendapat penyuluhan

(Diani, 2013). Penyuluhan dan sosialisasi tentang perawatan kaki

diabetes mellitus yaitu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

responden diabetes mellitus untuk melakukan perawatan kaki dengan

teratur dan mencegah komplikasi salah satunya diabetik ulkus.

6. Langkah-langkah penatalaksanaan khusus

Penatalaksanaan perawatan kaki guna mencegah luka kaki pada penderita

DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan

aktivitas fisik). Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala

hipoglikemia dan cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien.


25

Pengetahuan tentang pemantauan mandiri tersebut dapat dilakukan setelah

mendapat pelatihan khusus.

a. Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan

sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang

sangat penting dari pengelolaan Diabetes mellitus secara holistic.

Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi

edukasi tingkat lanjutan.

1) Materi edukasi pada tingkat awal dilaksanakan di Pelayanan

Kesehatan Primer yang meliputi: Materi tentang perjalanan penyakit

DM.

2) Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara

berkelanjutan.

3) Penyulit Diabetes Mellitus dan risikonya.

4) Intervensi non-farmakologis dan farmakologis serta target

pengobatan.

5) Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat

antihiperglikemia oral atau insulin serta obat-obatan lain.

6) Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah

atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri

tidak tersedia).

7) Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia.

8) Pentingnya latihan jasmani yang teratur (senam kaki, jalan kaki).


26

9) Pentingnya perawatan kaki.

10) Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

b. Materi edukasi pada tingkat lanjut dilaksanakan di Pelayanan

Kesehatan Sekunder dan / atau Tersier, yang meliputi:

1) Mengenal dan mencegah penyulit akut DM.

2) Pengetahuan mengenai penyulit menahun diabetes mellitus.

3) Penatalaksanaan perawatan kaki selama menderita penyakit lain.

4) Rencana untuk kegiatan khusus (contoh: olahraga prestasi).

5) Kondisi khusus yang dihadapi (contoh: hamil, puasa, hari- hari

sakit).

6) Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi

mutakhir tentang DM.

7) Pemeliharaan/perawatan kaki. Elemen perawatan kaki dapat dilihat

dibawah ini.

Edukasi perawatan kaki diberikan secara rinci pada semua orang

dengan diabetes mellitus untuk pencegahan luka kaki.

1) Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air.

2) Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit

terkelupas,kemerahan, atau luka.

3) Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya.

4) Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan

mengoleskan krim pelembab pada kulit kaki yang kering.


27

5) Potong kuku secara teratur.

6) Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari

kamar mandi.

7) Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan

lipatan pada ujung-ujung jari kaki.

8) Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur.

9) Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat

khusus.

10) Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak

tinggi.

11) Hindari penggunaan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk

menghangatkan kaki.

Perilaku hidup sehat bagi penyandang Diabetes mellitus adalah

memenuhi anjuran:

1) Mengikuti pola makan sehat.

2) Meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang teratur

3) Menggunakan obat diabetes mellitus dan obat lainya pada keadaan

khusus secara aman dan teratur.

4) Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan

memanfaatkan hasil pemantauan untuk menilai keberhasilan

pengobatan.

5) Melakukan perawatan kaki secara berkala.

6) Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan


28

sakit akut dengan tepat.

7) Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan

mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta

mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang DM.

8) Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

Prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi DM adalah:

1) Memberikan dukungan dan nasehat yang positif serta hindari

terjadinya kecemasan.

2) Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang

sederhana dan dengan cara yang mudah dimengerti.

3) Melakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan

simulasi.

4) Mendiskusikan program pengobatan secara terbuka, perhatikan

keinginan pasien. Berikan penjelasan secara sederhana dan lengkap

tentang program pengobatan yang diperlukan oleh pasien dan

diskusikan hasil pemeriksaan laboratorium.

5) Melakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat

diterima.

6) Memberikan motivasi dengan memberikan penghargaan.

7) Melibatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi.

8) Perhatikan kondisi jasmani dan psikologis serta tingkat pendidikan

pasien dan keluarganya.

9) Gunakan alat bantu audio visual.


29

D. Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah hubungan antara konsep – konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang akan dilakukan

(Notoadmodjo, 2015). Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan

maka kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Diabetes Millitus

Edukasi Pengetahuan Pasien


Perawatan kaki DM perawatan kaki

Factor yang mempengaruhi:


Genetik
Imunologi
Lingkunganh
Gaya hidup
Hipertensi
Kurangnya Edukasi
30

E. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah pemikiran yang diturunkan dari beberapa teori

maupun konsep yang sesuai masalah penelitian, sehingga memunculkan

asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran, yang dapat dirumuskan

kedalam hipotesis yang dapat diuji (Sujarweni, 2014).

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Pengaruh edukasi
perawatan kaki Intervensi Relevansi

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari 2 kemungkinan jawaban, yang

disimbolkan dengan H. Kemungkinan jawaban tersebut dipilih berdasarkan

teori dan penelitian terdahulu (Sujarweni, 2014). Adapun hipotesis dari

penelitian ini yaitu:

Ha: Adanya pengaruh edukasi perawatan kaki terhadap pengetahuan pasien

DM merawat kaki di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

Ho: Tidak adanya pengaruh edukasi perawatan kaki terhadap pengetahuan

pasien DM merawat kaki di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan desain yang digunakan yaitu

Quasi Eksperiment bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang

perawatan kaki terhadap pengetahuan pasien DM merawat kaki. Jenis

pendekatan yang digunakan adalah pre test dan post testnonequivalent control

group yaitu penelitian membandingankan hasil nilai pre test pada kelompok

control dan kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan

pengambilan hasil nilai post tes pada kedua kelompok tersebut (Dharma,

2015. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh edukasi

perawatan kaki terhadap pengetahuan pasien DM merawat kaki di Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung.

Desain penelitian Quasi Eksperimen


Pre test and post test nonequivalent control group

R1 : 01 X1 02

R2 : 01 X0 02

Sumber : (Dharma,2015)

Keterangan:
R1 : Responden kelompok perlakuan yang mengikuti pre-test dan post-test
R2 : Responden kelompok kontrol yang mengikuti pre-test
01 : Intervensi pengetahuan kedua kelompok sebelum diberikan intervensi
02 : Intensitas pengetahuan kedua kelompok setelah dilakukan intervensi
X1 : Kelompok perlakuan dengan intervensi edukasi perawatan kaki
X0 : Kelompok kontrol tanpa intervensi

31
32

B. Waktu dan tempat

Penelitian Ini telah dilakukan pada bulan Desember 2022 - Januari 2023 di

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini diambil adalah keseluruhan objek yang akan

diteliti (Notoatmojo, 2010). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian

ini yaitu Pasien DM yang berusia 30-50 tahun di Kecamatan Kemiling

Bandar Lampung sebanyak 16 orang .

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2018). Sampel yang

digunakan pada penelitian ini sebagian dari populasi anak usia

prasekolaha yang dirawat di ruang anak Rumah Sakit Wisma Rini

Pringsewu yang sesuai dengan kriteria inklusi. Sampel dalam penelitian

ini dihitung dengan menggunakan rumus:

n = 2σ2 (Z1 – α/2 + Z1 – β)2 σ2 = ½( µ12+µ22)


( µ1-µ2 )2

Keterangan :

n : Besar perkiraan sampel

z1 – α/2 : Standar normal deviasi untuk α =1,96

Z1 – β : Standar normal deviasi untuk β = 0,842


33

σ2 : ½( µ1+µ2 ) 2

σ : Standar deviasi dari beda mean kedua kelompok

µ1 : Nilai mean kelompok kontrol 4,38 (dari

jurnal penelitian Devi Purwati 2017)

µ2 : Nilai mean kelompok ujicoba 2,56 (dari

jurnal penelitian Devi Purwati 2017)

µ1- µ2 : Beda mean antara kedua kelompok

n = 2 x ½ (7)x (1,96+ 0,842)2

(4,38-2,56) 2

= 2 (3,5) x(7,842)

(1,82) 2

= 7 (7,842)

3,31

= 54,89

3,31

= 16,5 (Sehingga jumlah sampel yang diperlukan sebesar 16

responden, pada kelompok intervensi 16 responden dan kelompok

kontrol 16 responden

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik purposive

sampling. Teknik ini adalah teknik yang digunakan untuk pengambilan

sampel, dimana sampel yang diambil merupakan orang-orang yang berasal


34

dari kelompok spesifik yang memenuhi kriteria pada penelitian (Swarjana,

2015).

4. Kriteria

Kriteria inklusi:

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Penderita DM dengan usia 30-50 tahun

b. Penderita DM yang hanya menjalani perawatan di rumah

c. Penderita DM bersedia menjadi responden dan kooperatif

d. Responden yang belum mendapatkan informasi tentang perawatan

luka DM

Kriteria eksklusi

Kriteria Eksklusi yaitu:

Kriteria Eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Notoatmodjo, 2018). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien DM yang mengalami luka kaki

b. Pasien yang memiliki keterbatasan aktivitas karena luka kaki yang

parah

c. Pasien yang mengalami gangguan mental akibat DM yang diderita


35

5. Cara pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

penyaringan populasi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.Sebelumnya

peneliti melakukan wawancara terhadap responden, kemudian

memberikan lembar Informed Consent untuk memberikan pilihan kepada

responden bersedia atau tidak menjadi responden, kemudian peneliti dapat

melakukan penukuran kualitas tidur terhadap kelompok kontrol.

D. Variabel Penelitian dan Devinisi Oprasional

Variable mengandung ukuran atau ciri yang dimiliki pada anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variable pada penelitian ini memiliki dua variable yaitu, variable Dependen

dan Independen (Notoatmodjo, 2014)

1. Variabel Penenlitian

a.Variabel terikat : Kemampuan merawat kaki pada


(dependent) diabetisi
b.Variabel bebas : Edukasi Perawatan kaki
(independent)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati

atau yang diteliti untuk mengarahkan kepada pengukur atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2018). Definisi operasional dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.


36

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

Alat dan Hasil


No Variabel Definisi Operasional Skala
Ukur
1 Dependent: Perawatan kaki atau SOP
Pengetahuan Tindakan Pencegahan
merawat kaki Ulkus Kaki Diabetik

2 Independent: Edukasi yang diberikan Kuesioner Rasio


Edukasi pada responden adalah
Perawatan kaki edukasi terkait
perawatan kaki dengan
memberikan arahan
serta praktek dengan
alat yang sudah
disediakan oleh
peneliti.

E. Etika penelitian

Dalam penelitian banyah hal yang harus diperhatikan atau dipertimbangkan,

tidak hanya metode, desain dan aspek lainnya tetapi ada hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan oleh seorang peneliti “ethical principles”

dalam melakukan sebuah penelitian ada 4 metode yang harus dipegang teguh

(Swarjana, 2015)

1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for human dignity)

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat martabat

manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan

pilihan ikut atau menolak (autonomy) subjek dalam penelitian juga berhak

mendapatkan informasi yang terbuka dan lengkap tentang pelaksanaan

penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian,

resiko penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan

informasi (Darma, 2017).


37

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentally)

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk

mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa

penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang subjek, sehingga

peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi

subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi yang menyangkut

privasi tentang dirinya diketahui oleh oranglain (Darma, 2017)

3. Mengormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa

penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan

secara professional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung maknsa

bahwa penelitian memberikan keuntungan dan vevan secara merata sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan subjek (Darma, 2017)

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefisit)

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar besarnya bagi subjek penelitian

dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience).

Kemudian meminimalisasi resiko yang merugikan bagi subjek penelitian

(nonmalefecience) (Darma, 2017).


38

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Pada penelitian ini instrument tentang pengetahuan pencegahan ulkus kaki

diabetik adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti, merujuk pada

penelitian Shiu dan Wong (2011), dan di ujikan kepada 15 orang

responden dan diperoleh hasil uji dari 16 pertanyaan tersebut valid dan

diperoleh hasil nilai alpha cronbach 0,890 maka nilai alpha reliable.

Untuk menghitung r atau koefisien korelasi dan tingkat signifikannya

dapat digunakan bantuan program komputer. Pada penelitian ini

instrument yang digunakan adalah Interview Guides yang bertujuan untuk

mengukur tingkat pemahaman pasien DM.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur benar-benar

mengukur apa yang di ukur, sedangkan Reliabilitas adalah uji untuk

mengetahui ketepatan instrument pengukuran dengan konsistensi. Data

yang tidak reliable, tidak dapat diproses lebih lanjut karena akan

menghasilkan kesimpulan yang bias pengujian reabilitas (Notoatmodjo

2018). SOP edukasi dalam penelitian ini menggunakan instrument

berdasarkan buku Andriana (2011), sedangkan instrument Lembar

Kuesioner Ordinal dengan penerapan Interview Guides, berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Setyawati,dkk (2017) di Bandar Lampung


39

dan di ujikan kepada 15 orang responden dan diperoleh hasil uji dari 16

pertanyaan tersebut valid sehingga tidak perlu dilakukan validitas.

G. Metode Pengumpulan Data

Tahap persiapan penelitian:

1. Menyerahkan surat permohonan ijin pengambilan data dan diajukan

dengan penelitian kepada pihak Kecamatan Kemiling Bandar Lampung,

yang telah dibuat oleh Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Pihak

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung memberikan surat balasan yang

berisi pernyataan dan persetujuan pengambilan data dan melakukan

penelitian.

2. Pengumpulan data diperoleh langsung dengan subjek penelitian di

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Setelah responden setuju maka

dilakukan pemberian inform consent, selanjutnya pemberian kuisioner

kepada responden didampingi oleh peneliti dan asisten, peneliti kemudian

mengecek semua jawaban yang telah di isi oleh responden kemudian

membuat master table lalu menginput data dan pengolahan data

menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Scienve).

H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Metode pengolahan data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan pada peneliti

dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data sangat ditentukan

oleh jenis penelitian (Darma, 2017)


40

a. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan isi dari kuesioner

apakah sudah lengkap jenis, relevan dan konsisten

b. Coding

Coding data didasarkan pada kategori yang dibuat berdasarkan

pertimbangan penulisan sendiri. Pemberian kode untuk kriteria

pengetahuan pasien DM merawat kaki :

a. Tidak Tahu : 1

b. Tahu : 2

c. Cukup Tahu : 3

d. Sangat Tahu : 4

c. Entri data

Setelah dilakukan pengecekan dan pengkodingan peneliti memasukan

data kedalam program computer kemudian peneliti menghitung data

yang telah terkumpul.

d. Cleaning

Mengecek kembali data yang sudah dientri apakah ada missing pada

data atau tidak.

2. Analisa data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2014). Analisa

ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan


41

presentase dari semua variable penelitian yang meliputi edukasi

perawatan kaki (variable independen), pengetahuan perawatan kaki

(variable dependen), karakteristi responden meliputi usia, jenis

kelamin, pekerjaan, dan pendidikan

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariate merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua

variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2014). Penelitian ini menggunakan uji T yaitu uji dependen T-test

dengan tingkat kemaknaan 95% atau dapat pula perbandingan nilai p-

value dengan nilai α=0,05. Pengujian ini dengan cara membandingkan

frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada

perbedaan bermakna pada penelitian ini peneliti menghubungkan

antara edukasi perawatan kaki dengan pengetahuan perawatan kaki.

I. Jalannya Penelitian

Penelitian ini merupakan urutan karya atau langkah langkah yang dilkukan

selama penelitian dari awal hingga penelitian berakhir. Jalannya penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah sebagi berikut:

1. Tahap persiapan

Persiapan merupakan rancangan yang berfungsi sebagai kerangka awal

dalam penelitian ini, langkah langkah yang dilakukan dalam tahap

persiapan yaitu:
42

a. Penelti meminta surat permohonan izin dari pihak institusi

Universitas Muhammadiyah Pringsewu untuk melakukan pra

survey dan pengumpulan data.

b. Peneliti Menyerahkan surat permohonan izin kepada pimpinan

institusi Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

c. Peneliti Melakukan pra survey dan pengambilan data.

d. Peneliti menyiapkan surat permohonan menjadi responden.

e. Peneliti menentukan instrument atau lembar Observasi yang akan

digunakan.

f. Peneliti menyiapkan SOP yang akan digunakan untuk melakukan

intervensi atau treatment.

2. Tahap pelaksanaan

Proses dimana pengambilan dan pengolahan data dengan

menggunakan langkah –langkah:

a. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada seluruh responden

bahwa edukasi perawatan kaki dapat meningkatkan pengetahuan

pasien DM dalam perawatan kaki.

b. Peneliti membagikan lembar persetujuan inform consent kepada

responden, bagi yang bersedia maka responden diminta untuk

menandatangi pada lembar persetujuan.

c. Peneliti melakukan pengukuran pengetahuan perawatan kaki

kepada responden, dengan menggunakan kuesioner ordinal

Interview Guides.
43

d. Peneliti memberikan intervensi atau treatmen sedukasi perawatan

kaki kepada responden sesuai dengan SOP.

e. Setelah diberikan intervensi tersebut, peneliti melakukan

pengukuran pengetahuan perawatan kaki ulang untuk mengetahui

apakah ada peningkatan pengetahuan perawatan kaki setelah

diberikan edukasi perawatan kaki.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kemiling adalah salah satu kecamatan yang ada di kota Bandar Lampung

berada di daerah perbatasan Kota Bandar Lampung-Kabupaten Pesawaran.

Kemiling memiliki total populasi sebanyak 88.574 jiwa dengan camat yang

menjabat adalah M. Andi S. Nurdin, SDM., M.M.

Letak Geografi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor

04 Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan

Kecamatan, letak geografis dan wilayah administratif Kecamatan Kemiling

memiliki batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Rajabasa 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk

Betung Barat 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Langkapura dan

Kecamatan Tanjung Karang Barat 4. Sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Pesawaran.

Administrasi Pemerintahan Kecamatan Kemiling adalah salah satu kecamatan

dalam wilayah Kota Bandar Lampung. Kecamatan Kemiling merupakan

kecamatan pemekaran dari Kecamatan induk yaitu Kecamatan Tanjung

Karang Barat, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor. 4 Tahun 2001 Tanggal

3 Oktober 2001 tentang Pembangunan, Penghapusan dan Pemekaran

Kecamatan dan Kelurahan dalam Kota Bandar Lampung. Tahun 2012,

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

44
45

tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, wilayah

Kecamatan Kemiling dibagi menjadi 9 (sembilan) kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Sumber Rejo

2. Kelurahan Sumber Rejo Sejahtera

3. Kelurahan Kemiling Permai

4. Kelurahan Kemiling Raya

5. Kelurahan Beringin Raya

6. Kelurahan Beringin Jaya

7. Kelurahan Pinang Jaya

8. Kelurahan Sumber Agung

9. Kelurahan Kedaung

Pemerintahan Kecamatan Kemiling pada tahun 2022 terdiri atas 9 kelurahan.

Secara total, Kecamatan Kemiling terdiri dari 22 Lingkungan (LK) dan 259

Rukun Tetangga (RT). Jumlah Pegawai Negeri Sipil se-kecamatan Kemiling

sebanyak 64 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 24 orang dan

perempuan sebanyak 40 orang.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat untuk mengetahui

Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien DM

Merawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Sampel yang digun

akan dalam penelitian ini yaitu 16 responden yang sesuai dengan kriteria inkl

usi penelitian. Adapun hasilnya sebagai berikut:


46

1. Analisis Univariat

a. Responden Berdasarkan Umur

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur di
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung

Intervensi Kontrol
Usia
Frekuensi (f) Presentase (%) Frekuensi (f) Presentase (%)

30-35 7 43,75% 6 37,5%

35-40 6 37,5% 6 37,5%

40-45 2 12,5% 3 18,75%

45-50 1 6,25% 1 6,25%

Total 16 100% 16 100%

Sumber : Kuesioner Responden di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung


Tahun 2022-2023.

Berdasarkan tabel 4.1 menujukkan bahwa karakteristik responden pasien DM

berdasarkan usia didapatkan hasil pada kelompok intervensi sebagian besar

dengan usia 30-35 tahun yaitu 7 atau (43,75%) dan pada kelompok kontrol

terbanyak usia 30-35 dan 35-40 tahun sama yaitu masing-masing 6 anak atau

(37,5%).
47

b. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berik

ut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung

Jenis Kelamin Intervensi Kontrol

Frekuensi Presentase Frekuensi (f) Presentase

(f) (%) (%)

Laki-laki 6 37,5% 7 43,75%

Perempuan 10 62,5% 9 56,25%

Total 16 100% 16 100%

Sumber : Kuesioner Responden di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung


Tahun 2022-2023.

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin pasien DM pada kelompok intervensi

terbanyak pada pasien perempuan yaitu 10 orang atau (62,5%) dan pada

kelompok kontrol terbanyak juga pada pasien perempuan sebanyak 9

orang (56,25%).
48

c. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawatan Kaki

Pasien DM Sebelum Intervensi

Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

perawatan kaki pasien DM sebelum dan sesudah diberikan edukasi

perawatan kaki dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawatan Kaki
Pasien DM Sebelum Diberikan Edukasi Perawatan Kaki
Pre-test tingkat Kelompok
Total
Pengetahuan Intervensi Kontrol

Baik 2 0 2

Sedang 12 2 14

Kurang 2 14 16

Total 16 16 32

Berdasarkan table 4.3 menunjukkan bahwa dari kelompok intervensi

dan kontrol dengan jumlah sama masing-masing 16 responden

orang, terbanyak terjadi pada kelompok intervensi yaitu pasien

memiliki tingkat pengetahuan sedang sejumlah 12 orang atau (75%)

dan pada kelompok kontrol terbanyak memiliki tingkat pengetahuan

kurang dengan jumlah 14 orang atau (87,5%).


49

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawatan Kaki Pasien DM
Sesudah Diberikan Edukasi Perawatan Kaki
Postest Tingkat Kelompok

Kecemasan Berdasarkan Intervensi Kontrol Total

Hari

Baik 14 2 9

Sedang 2 5 7

Kurang 0 9 16

Total 16 16 32

Berdasarkan table 4.4 menunjukkan bahwa dari kelompok intervensi

dan kontrol dengan jumlah yang sama masing-masing 16 responden

yang memiliki tingkat pengetahuan kurang kelompok intervensi

tidak ada, pada kelompok kontrol yaitu sejumlah 9 orang atau

(56,25%) dan pada kelompok intervensi yang memiliki tingkat

pengetahuan sedang ada 2 orang atau (12,5%), pada kelompok

control ada 5 atau (31,25%), pada kelompok intervensi terbanyak

memiliki tingkat pengetahuan baik dengan jumlah 14 orang atau

(87,5%) dan control ada 2 orang atau (12,5%).


50

d. Distribusi Frekuensi Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Pasien

DM Pre-test dan Post-test

Untuk mengetahui distribusi frekuensi rata-rata tingkat pengetahuan

pasien DM sebelum dan setelah dilakukan intervensi dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Tingkat


Pengetahuan Pasien DM Pre-test dan Post-test Kelompok
Intervensi di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun
2022/2023.
Kelompok Mean SD Min Max CI

Intervensi

Pre-test tingkat 1.1250 .34157 1.00 2.00

pengetahuan

Pos-test tingkat 2.0000 .51640 1.00 3.00 95%

pengetahuan

Peningkatan 0,174 0,875

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi rata-rata pada kelompok

intervensi tingkat pengetahuan pasien DM sebelum/pre-test untuk

Mean (rata-rata) yaitu 1.1250, SD (Standard Deviation) yaitu 34157,

Nilai Min (Minimum) yaitu 1.00, Max (Maximum) yaitu 2.00 dan

untuk CI (Confidence Interval/tingkat kepercayaan) antara pre-test

dan post-test sama yaitu 95%, Mean setelah/post-test 2.0000,


51

SD .51640, Min 1.00 dan Max 3.00. Untuk selisih mean antara pre

dan post sebesar 0,174 dan std. deviasi nya 0,875.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Tingkat


Pengetahuan Pasien DM Pre-test dan Post-test Kelompok
Kontrol di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun
2022/2023.

Kelompok Kontrol Mean SD Min Max CI

Pre-test tingkat 2.4375 .72744 1.00 3.00

pengetahuan

Pos-test tingkat 2.8750 .34157 2.00 3.00 95%

pengetahuan

Peningkatan -0,385 0,437

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi rata-rata pada kelompok kontrol tingkat

pengetahuan Pasien DM sebelum/pre-test untuk Mean (rata-rata) yaitu 2.4375, SD

(Standard Deviation) yaitu .72744, Nilai Min (Minimum) yaitu 1.00, Max

(Maximum) yaitu 3.00 dan untuk CI (Confidence Interval/tingkat kepercayaan)

antara pre-test dan post-test sama yaitu 95%, Mean setelah/post-test 2.8750,

SD .34157, Min 2.00 dan Max 3.00. Untuk selisih mean antara pre dan post

sebesar -0,385 dengan std. deviasi 0,437.


52

2. Analisis Bivariat

Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis

pengaruh edukasi perawatan kaki meningkatkan tingkat pengetahuan

pada pasien DM.

Tabel 4.5
Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien
DM Merawat Kaki di Kecamatan Kemiling Bandar lampung tahun
2022/2023

Tes Statistik Mean SD Z A.Sig. (2-t)


Differen
ce
0,174
Pada Kelompok Intervensi 0,875 -3.742b .000
Pada Kelompok Kontrol 0,437 -2.646b .008
-0,385
Selisih 0,438

Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji hipotesis Wilcoxon Signed

Rank Test dengan derajat kemaknaan 95% diperoleh P value = 0,000

(p< α 0,05). Hal ini menyatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang

artinya ada pengaruh Edukasi Perawatan Kaki terhadap Pengetahuan

Pasien DM Merawat Kaki di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

Dari hasil tersebut diketahui bahwa Edukasi Perawatan Kaki dapat

meningkatkan Pengetahuan Pasien DM Merawat Kaki.


53

C. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

1. Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien DM

dengan umur > 40 tahun yaitu 13 orang (75%).

Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terkena

diabetes tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2 terjadi pada orang

dewasa setengah baya, paling sering setelah usia 45 tahun

(American Heart Association [AHA], 2012).

Hasil penelitian bahwa Meningkatnya risiko diabetes mellitus

seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan terjadinya

penurunan fungsi fisiologis tubuh lebih tinggi di usia > 40 karena

usia tersebut sudah mengalami perubahan fisik yang dapat meng

akibatkan kemunduran beberapa fungsi saraf yang akan membuat

ulkus kaki lebih mudah terjadi.

2. Jenis kelamin

Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin pada pasien DM

adalah perempuan 10 orang (62,5%) dan laki-laki yaitu 6 orang

(37,5%).

Salah satu faktor penyebab diabetes mellitus adalah jenis

kelamin. Perempuan memiliki peluang besar menderita


54

diabetetes mellitus dibandingkan laki-laki karena gaya hidup

perempuan banyak yang tidak sehat dibanding laki-laki. Gaya

hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam

aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur

dan minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang

dapat memicu terjadinya diabetes mellitus tipe 2 (ADA, 2009).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pasien DM perempuan

10 orang (62,5%) atau lebih banyak dari pasien DM laki-laki

yang hanya 6 orang (37,5%) di Kecamatan Kemiling Bandar

Lampung.

b. Rata-Rata Pengetahuan Perawatan Kaki Psien DM Sebelum Dib

erikan Edukasi Perawatan Kaki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan

perawatan kaki pasien DM sebelum dilakukan edukasi perawatan

kaki sebesar 1.1250, dengan standar deviasi sebesar .34157.

Menurut (Munali, Kusnanto, Hanik Endang Nihayati, Hidayat

Arifin, 2019). Kurangnya informasi tentang bahaya ulkus kaki

diabetik menyebabkan rendahnya pengetahuan perawatan kaki

penderita DM. Sehingga, dampak yang ditimbulkan dari ulkus kaki

diabetik antara lain penurunan kualitas hidup penderita dan

peningkatan biaya kesehatan


55

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung sebelum diberikan edukasi perawatan

kaki banyak pasien DM yang kurang pengetahuannya akan

pentingnya perawatan kaki bagi diabetisi guna mencegah terjadinya

ulkus kaki.

c. Rata-Rata Pengetahuan Perawatan Kaki Pasien DM Setelah Dib

erikan Edukasi Perawatan Kaki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan

perawatan kaki pasien DM sesudah dilakukan edukasi perawatan

kaki sebesar 2.0000, dengan standar deviasi sebesar .51640.

Edukasi perawatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan, Edukasi

perawatan kaki yang diberikan kepada penderita DM dapat

meningkatkan pengetahuan diabetisi tentang cara merawat kaki guna

mencegah terjadinya ulkus kaki. Menurut The Centers for Disease

Control and Prevention (2009) bahwa perawatan kaki secara teratur

dapat mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar 50- 60% yang

mempengaruhi kualitas hidup.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat disimpulk

an bahwa hasil post test setelah diberikan edukasi perawatan kaki

tingkat pengetahuan pasien DM lebih baik dibandingkan dengan hasi

l pre test sebelum diberikan edukasi perawatan kaki.


56

2. Analisis Bivariat

Tingkat pengetahuan pasien DM mengalami perubahan sesudah

diberikan edukasi perawatan kaki, perubahan ini menunjukkan bahwa

edukasi perawatan kaki berpengaruh terhadap pengetahuan pasien DM

merawat kaki. Hasil analisa antara tingkat pengetahuan pasien DM

sebelum dan setelah diberikan edukasi perawatan kaki dengan uji

Wilcoxon Signed Rank Test. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai

p = 0,000 (p ˂0,05), sehingga Ha diterima, berarti ada pengaruh yang

signifikan antara edukasi perawatan kaki terhadap tingkat pasien DM

merawat kaki di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Pembahasan

diatas sesuai dengan observasi pada saat penelitian, pengetahuan pasien

DM sebelum diberikan edukasi perawatan kaki, sebagian besar pasien

tidak mengetahui pentingnya perawatn kaki, pasien tidak mengetahui

langkah-langkah perawatan kaki yang baik, hal tersebut mempengaruhi

sehingga pasien yang tidak mengetahui pentingnya perawatan kaki

menjadi tahu.

Menurut (Arkani 2012). Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis

progresif, jumlah penyandang diabetes mellitus semakin meningkat dan

banyak menimbulkan dampak negative dari segi fisik, social, ekonomi

maupun psikososial.(Munali, Kusnanto, Hanik Endang Nihayati, Hidayat

Arifin, 2019). Kurangnya informasi tentang bahaya ulkus kaki diabetic

menyebabkan rendahnya pengetahuan perawatan kaki penderita DM.


57

Sehingga, dampak yang ditimbulkan dari ulkus kaki diabetik antara lain

penurunan kualitas hidup penderita dan peningkatan biaya kesehatan.

DM juga dapat disebabkan oleh faktor genetic dan imunologi. Faktor

genetic seperti adanya kecenderungan genetik ini ditemukan pada

individu yang memiliki antigen HLA. Faktor imunologi bisa berupa

Adanya respon autoimun yang merupakan respon abnormal dimana

antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai

jaringan asing.

DM yang sering terjadi pada usia <50 tahun dapat disebabkan oleh

perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu

makan, sering mengkonsumsi makan siap saji (Abdurrahman, 2014). DM

juga dapet terjadi akibat tekanan darah tinggi, Tekanan darah tinggi

merupakan peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi

(tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran

darah (Kurniawan dalam Jafar, 2010).

Peningkatan kualitas dan kuantitas pemenuhan pengetahuan kesehatan ju

ga akan sangat mempengaruhi tekanan kasus ulkus kaki yang terjadi pada

diabetisi untuk tetap dalam kondisi batas normal ketika pasien DM

menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini yang menjadi alasan peneliti untu

k mengetahui sejauhmana edukasi perawatan kaki dapat memperbaiki

pengetahuan pasien DM merawat kaki. Dengan adanya edukasi


58

perawatan kaki pasien DM dapat dengan mudah melakukan perawatan

kaki dan mengetahui pentingnya perawatan kaki agar tidak terjadinya

ulkus kaki. Perawatan kaki pada klien Diabetes Mellitus adalah salah satu

pencegahan terjadinya kaki diabetik. (waspandji, 2007).

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Munali (2019) yang mene

liti tentang pengaruh edukasi kesehatan perawatan kaki terhadap

pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan ulkus kaki diabetik,

didapatkan hasil nilai t-hitung adalah 24,763 dan t tabel sebesar 2,080. Ni

lai t hitung > t tabel (24,763 > 2,080). Dari hasil uji statistik didapatkan n

ilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), Hal tersebut menunjukkan bah

wa H0 ditolak yang artinya ada pengaruh edukasi kesehatan perawatan

kaki terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan ulkus kaki

diabetik. Dari hasil penelitian, sebanyak 13 responden (54,2%) mengala

mi peningkatan skor menjadi pengetahuan, sikap dan tindakan baik dari h

asil pretest 45,8 %. mengalami peningkatan nilai pada posttest menjadi 1

00% .Terjadinya peningkatan skor pengetahuan, sikap dan tindakan

pencegahan ulkus kaki diabetik sesudah dilakukan edukasi kesehatan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung bahwa rata-rata pengetahuan

perawatan kaki pasien DM sebelum mengikuti edukasi perawatan kaki

sebesar 1.1250, dan rata-rata pengetahuan perawatan kaki pasien DM ses

udah mengikuti edukasi perawatan kaki sebesar 2.0000, yang berarti terd
59

apat peningkatan sebesar 0,875 sehingga dapat disimpulkan bahwa

edukasi perawatan kaki efektif untuk meningkatkan pengetahuan pasien

DM merawat kaki.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden pada kelompok intervensi dan kontrol

terbanyak sebagian besar sama yaitu pasien usia 30-40 tahun dan

berjenis kelamin perempuan.

2. Hasil penelitian pada kelompok intervensi dengan mean rata-rata

0,875 dengan nilai Std. Deviation 0,174 dan pada kelompok control

mean rata-ratanya 0,437 dengan nilai Std. Deviation -0,385.

3. Terdapat pengaruh pemberian edukasi perawatan kaki terhadap

pengetahuan pasien DM merawat kaki di Kecamatan Kemiling Bandar

Lampung Tahun 2022. Hasil statistik diperoleh p value =0,000 (p

˂0,05). Hal ini menyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

B. Saran

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur tambahan dalam

meningkatkan kemampuan pasien DM merawat kaki melalui edukasi

perawatan kaki yang dapat meningkatkan kualitas hidup diabetisi, mudah

dilakukan dan efektif untuk pencegahan luka. Hasil penelitian ini juga dapat

diterapkan sebagai salah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan

resiko terjadinya ulkus kaki pada diabetisi yang dilakukan secara mandiri dan

dukungan keluarga saat pasien DM melakukan perawatan.

60
61
DAFTAR PUSTAKA

da Rocha Fernandes, J., Ogurtsova, K., & Linnenkamp, U. (2016). IDF Diabetes
Atlas Estimates of 2014 Global Health Expenditures on Diabetes.

Fatehi Albikawi RN, Z., & Abuadas RN, M. (2015). Diabetes Self Care Management
Behaviors Among Jordanian Type Two Diabetes Patients. 5, 87–95.

Husnul Fata, U., Wulandari, N., & Trijayanti, L. (2020). Pengetahuan dan Sikap
Tentang Perawatan Kaki Diabetes Pada Penderita Diabetes Melitus. 12, 101–
106.

L. Sjattar, E., Sarnida, & Iswanti Afelya, T. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Kader Kesehatan Tentang Perawatan Kaki Diabetes di Kota Makassar. 2,
320–329.

Mahsun, M. (2017). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus


Auratifolia) untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Mencit Jantan (Mus
Musculus) di Kota Samarinda.

Mayasari, D. (2021). Analisis Determinan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada


Populasi Agrikultur.

Mukti Rahayu, M., & Anggoro Prakoso, D. (2018). Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Perawatan Kaki Dengan Kejadian Ulkus Kaki Pada Diabetisi
Tipe 2.

Narmawan, Hadrayanti Ananda, S., & Helma. (2022). Pengaruh Pemberian


Pendidikan Kesehatan Dengan Media Booklet Terhadap Motivasi Pasien DM
Tipe II Dalam Melakukan Perawatan Kaki. 15, 190–196.

R. Frieden, T. (2017). A Safer, Healthier U.S.: The Centers for Disease Control and
Prevention. 263–275.

Rahmad Hidayat, A., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita
Diabetes Militus di Rumah. 5, 49–54.

Soewondo, P. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia.

Sutejo, M. (2018). Pengaruh Perawatan Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Pada


Penderita Diabetes Mellitus Tipe II.

Swarjana, I. K. (2015). Metode Penelitian Kesehatan. (Edisi Revisi). Andi


Yogyakarta
Tini, Setiadi, R., & Noorma, N. (2019). Mengurangi Resiko Kaki Diabetik pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. 7.

Windani Mambang Sari, C., Haroen, H., & Nursiswati. (2016a). Pengaruh Program
Edukasi Perawatan Kaki Berbasis Keluarga terhadap  Perilaku Perawatan
Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. 4, 305–314.

Windani Mambang Sari, C., Haroen, H., & Nursiswati. (2016b). Pengaruh Program
Edukasi Perawatan Kaki Berbasis Keluarga Terhadap  Perilaku Perawatan
Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. 4, 305–314.

Yudha Chrisanto, E., Yulendra Sari, R., Hermawan, D., & Andoko. (2020).
Penyuluhan Pentingnya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Diabetes
Mellitus Gang Mawar Kemiling Bandar Lampung Wilayah Kerja Puskesmas
Kemiling Bandar Lampung. 3, 62–66.

Zhu, W., Yang, H., & Wei, Y. (2015). Comparing the Diagnostic Criteria for
Gestational Diabetes Mellitus of World Health Organization 2013 with 1999
in Chinese Population. 128, 125–127.
 
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Muhammad IrfanNurilham

NPM : 2021206203222P

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Pembimbing I : Nur Fadhilah, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom

Judul Skripsi : : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien

DmMerawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun

2022

Tanggal Bimbingan Hasil Konsultasi Paraf


24 November 2022 BAB 1

Acc

BAB II

Acc

Lanjutkan BAB III

BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Muhammad IrfanNurilham

NPM : 2021206203222P

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Pembimbing I : Nur Fadhilah, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom

Judul Skripsi : : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien

DmMerawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun

Tanggal Bimbingan Hasil Konsultasi Paraf


19 Desember 2022 BAB III

Acc uji proposal lanjutlan,siapkan ppt

dan daftar ujian.

BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Muhammad IrfanNurilham

NPM : 2021206203222P

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Pembimbing I : Nur Fadhilah, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom


Judul Skripsi : : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien

DmMerawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar

Lampung Tahun.

Tanggal Bimbingan Hasil Konsultasi Paraf

5 Desember 2022 BAB I

1.Dalam 1 paragraf terdiri dari

beberapa kalimat sebaiknya gabungkan

saja dengan paragraph diatasnya.

BAB II

1. Dalam teori ini tidak muncul bahwa

edukasi dapat mmepengaruhi pasien

diabetes mellitus.

2. Tambahkan teori yg dapat

mempengaruhi

BAB III

1. Ditambah estimasi DO 10% , 48 + 5

= 53.

2. Ditambahkan keterangan mau uji

pake ,kenapa menggunakan Analisa

itu? Dan tuliskan rumusnya


BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Muhammad IrfanNurilham

NPM : 2021206203222P

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Pembimbing I : Nur Fadhilah, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom

Judul Skripsi : : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien

DmMerawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun

Tanggal Bimbingan Hasil Konsultasi Paraf

12 Desember 2022 BAB II

1. Kerangka teori masih belum benar

BAB III

1. Tulisan miring termasuk

hipotesisnya

2. Tolong penulisan dicek Kembali.


BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Muhammad IrfanNurilham

NPM : 2021206203222P

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Pembimbing I : Nur Fadhilah, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., Sp.Kom

Judul Skripsi : : Pengaruh Edukasi Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Pasien

DmMerawat Kaki Di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun

Tanggal Bimbingan Hasil Konsultasi Paraf

19 Desember 2022 BAB II dan III

Acc silahkan mendaftar sempro.


LEMBAR KUESIONER

Petunjuk pengisian:

Pertanyaan pada kuesioner ditujukan langsung kepada responden. Isilah


pertanyaan berikut dan berikan tanda check list (√) pada jawaban yang sesuai.

A. Karakteristik Responden

1. Inisial : No. Responden


2. Usia : Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan :
Tidak
sekolah
SD/MI
SMP/
Mts
SMA/
MA
Perguruan tinggi

B. Lembar kuesioner perilaku perawatan perawatan kaki

Petunjuk: Dibawah ini terdapat kuesioner tentang perilaku perawatan kaki


pada penderita diabetes mellitus dalam satu bulan terakhir, berilah tanda
check list (√) pada kolom yang tersedia
No Aktivitas Ya Tidak
Saya menggunakan alas kaki setiap beraktivitas baik
1
di dalam maupun di luar ruangan
Saya menggunakan alas kaki baik di pasir maupun di
2
air (kolam renang atau kamar mandi)
Saya memeriksa kondisi kaki apakah ada kulit yang
3
terkelupas, kemerahan, atau luka setiap hari
Saya memeriksakan alas kaki dari benda asing
4
sebelum memakainya
Saya menjaga kaki dalam keadaan bersih dan tidak
5
Basah
Saya membersihkan dan mencuci kaki setiap hari
6
menggunakan air dan sabun
Saya mengeringkan kaki hingga sela-sela jari kaki
7
secara teratur setelah dari kamar mandi
No Aktivitas Ya Tidak
Saya memotong kuku kaki minimal 1 kali dalam
8
Seminggu
Saya memotong kuku kaki mengikuti bentuk normal
9
jari kaki
10 Saya merendam kaki dengan air hangat (tidak panas)
Saya menggunakan kaos kaki bila dingin dari bahan
11
Katun
Saya menggunakan kaos kaki bila melakukan
12
aktivitas yang mengharuskan saya pakai sepatu
Saya selalu mengganti kaos kaki setelah
13
Menggunakannya
Saya menggunakan alas kaki yang sesuai dengan
14
ukuran dan nyaman dipakai
Saya mempertahankan aliran darah pada kaki dengan
15
tidak menyilangkan kaki ketika duduk

Apakah kaki anda kering? Jika ya lanjut ke pertanyaan

no. 16 Ya Tidak

No Aktivitas Ya Tidak
Saya mengoleskan krim pelembab ke kulit kaki yang
16
kering atau retak-retak

Apakah ada kulit kaki yang terluka, kemerahan atau terkelupas? Jika ya
lanjut ke pertanyaan no. 17
Ya Tidak
No Aktivitas Ya Tidak
Saya melaporkan pada dokter apabila kulit kaki
17
terkelupas, kemerahan, atau luka

Apakah anda memiliki kalus atau mata ikan pada telapak kaki? Jika ya
lanjut ke pertanyaan no. 18
Ya Tidak
No Aktivitas Ya Tidak
Saya menipiskan ketebalan kulit kaki secara
18
teratur apabila ada kalus atau mata ikan

Apakah anda memiliki kelainan bentuk kaki? Jika ya lanjut ke pertanyaan


no. 19
Ya Tidak
No Aktivitas Ya Tidak
Saya menggunakan alas kaki yang dibuat khusus jika
19
sudah ada kelainan bentuk kaki

C. Kuesioner keterpaparan informasi

Petunjuk pengisian: isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan


tanda
check list (√) pada jawaban yang menurut anda sesuai dengan anda.
Sumber media informasi:

a) Media cetak (Buku)


b) Web kesehatan (media sosial)
c) Tenaga kesehatan
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering
kadang pernah
Saya melihat dari media
sosial atau membaca
informasi dari media cetak
1
jika penderita diabetes
mellitus harus melakukan
perawatan kaki
Saya membaca di buku
bahwa penderita diabetes
2 mellitus harus selalu
menjaga kaki dalam keadaan
Bersih
Saya melihat atau membaca
3 dampak apabila tidak
melakukan perawatan kaki
Saya mengikuti penyuluhan
4 tentang perawatan kaki di
Puskesmas atau Klinik
Saya pernah membaca di
buku bahwa penderita
diabetes mellitus tidak boleh
5
berjalan tanpa alas kaki baik
di dalam maupun di luar
Ruangan

D. Kuesioner pengetahuan tentang perawatan kaki diabetikum

Petunjuk pengisian: isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan


tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda sesuai dengan anda.
1. Apa yang anda ketahui tentang perawatan kaki diabetikum?
A. Upaya pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah
tingginya kadar gula darah
B. Upaya pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya luka
C. Upaya pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya rematik
2. Bagaimana cara merawat kaki apabila terdapat bagian kaki yang kering
atau pecah?
A. Menghangatkan kaki yang kering atau pecah dengan bantal atau
botol berisi air panas
B. Mencuci kulit kaki yang kering atau pecah dengan
menggunakan air sabun
C. Mengoleskan krim pelembab pada kulit kaki yang kering atau pecah
3. Menurut anda apakah tujuan dari perawatan kaki diabetikum?
A. Untuk menghindari terjadinya gangguan yang menyebabkan
tindakan amputasi
B. Untuk mencegah terjadinya kelainan bentuk pada kaki
C. Untuk menghindari terjadinya rematik pada kaki
4. Kapan seharusnya anda memotong kuku?
A. Minimal 1 kali dalam seminggu
B. Minimal 2 kali dalam seminggu
C. Minimal 3 kali dalam sebulan
5. Apakah dampak apabila tidak melakukan perawatan kaki diabetikum?
A. Timbulnya kelainan bentuk pada kaki
B. Timbulnya mata ikan (kalus)
C. Timbulnya luka

6. Apa saja bentuk komplikasi pada penyakit diabetes mellitus?


A. Gatal-gatal di seluruh bagian tubuh
B. Luka kaki diabetes mellitus
C. Sering buang air kecil
7. Bagaimanakah cara melakukan perawatan kaki pada pasien diabetes
mellitus?
A. Tetap menggunakan alas kaki yang biasa dipakai walaupun sudah
ada kelainan bentuk pada kaki
B. Memeriksakan alas kaki setiap akan digunakan
C. Mengganti kaos kaki tiga kali sehari
8. Mengapa penderita diabetes mellitus harus mengganti kaos kaki setiap
hari setelah digunakan?
A. Untuk menghindari kelembapan yang bisa melukai kulit
B. Untuk menghindari bau tidak sedap
C. Untuk kepentingan gaya semata
9. Apasaja yang harus diperiksa dari alas kaki sebelum digunakan?
A. Ada benda asing atau tidak pada alas kaki yang akan digunakan
B. Ukuran alas kaki yang akan digunakan
C. Bahan alas kaki yang akan digunakan

E. Lembar kuesioner dukungan keluarga

Petunjuk: isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda check


list
(√) pada jawaban yang menurut anda sesuai dengan anda
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering
kadang pernah
Dukungan instrumental
Keluarga mengantar
saya untuk pergi ke
1 pelayanan kesehatan
apabila kulit
kaki terkelupas,
kemerahan atau
luka

Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering
kadang pernah
Dukungan informasional
Keluarga memberitahu
2 saya untuk melakukan
perawatan kaki setiap hari
Keluarga memberitahu
saya bahwa harus selalu
3 menjaga kondisi kaki
dalam keadaan bersih,
tidak basah
Keluarga memberitahu
saya bahwa harus
mencuci kaki setiap hari
4
dan mengeringkan kaki
serta sela-sela jari kaki
secara teratur
Keluarga memberitahu
saya bahwa harus selalu
5 menggunakan alas kaki
baik di dalam maupun di
luar ruangan
Dukungan penilaian
Keluarga memberitahu
saya bahwa melakukan
6
perawatan kaki sangat
Penting
keluarga saya
memberikan bimbingan
atau arahan apabila
7
saya kesulitan untuk
melakukan perawatan
kaki
Keluarga memberikan
nasehat kepada saya
untuk melakukan
8
perawatan kaki jika
saya sedang merasa
bosan
untuk melakukannya
Dukungan emosional
Keluarga memberikan
semangat kepada saya
9
dalam melakukan
perawatan kaki

Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering
kadang pernah
Dukungan emosional
Keluarga mau
mendengarkan saya ketika
10 saya merasa bosan untuk
melakukan perawatan
Kaki
Keluarga memberikan
pujian ketika saya
11
melakukan perawatan
kaki secara mandiri
.

Kelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

intervensi 16 50.0 50.0 50.0

Valid kontrol 16 50.0 50.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples

usia * Kelompok Crosstabulation


Count

Kelompok Total

intervensi Control

30-35 7 6 13

35-40 6 6 12
Usia
40-45 2 3 5

45-50 1 1 2
Total 16 16 32

jenis_kelamin * Kelompok Crosstabulation


Count

Kelompok Total

intervensi Control

laki-laki 6 7 13
jenis_kelamin
perempuan 10 9 19
Total 16 16 32
pretest_tingkat_pengetahuan * Kelompok Crosstabulation
Count

Kelompok Total

intervensi kontrol

Baik 2 0 2
pretest_tingkat_pengetahua
Sedang 12 2 14
n
Kurang 2 14 16
Total 16 16 32

postest_tingkat_pengetahuan * Kelompok Crosstabulation


Count

Kelompok Total

intervensi kontrol

Baik 14 2 16
postest_tingkat_pengetahua
Sedang 2 5 7
n
Kurang 0 9 9
Total 16 16 32
Lampiran 3.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Percentiles

25th 50th (Median) 75th

Pre_Intervensi 16 1.1250 .34157 1.00 2.00 1.0000 1.0000 1.0000


Pre_Kontrol 16 2.4375 .72744 1.00 3.00 2.0000 3.0000 3.0000
Post_Intervensi 16 2.0000 .51640 1.00 3.00 2.0000 2.0000 2.0000
Post_Kontrol 16 2.8750 .34157 2.00 3.00 3.0000 3.0000 3.0000

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 14 a
7.50 105.00

Post_Intervensi - Positive Ranks 0b .00 .00


Pre_Intervensi Ties 2 c

Total 16
Negative Ranks 7d 4.00 28.00

Positive Ranks 0 e
.00 .00
Post_Kontrol - Pre_Kontrol
Ties 9f

Total 16

a. Post_Intervensi < Pre_Intervensi


b. Post_Intervensi > Pre_Intervensi
c. Post_Intervensi = Pre_Intervensi
d. Post_Kontrol < Pre_Kontrol
e. Post_Kontrol > Pre_Kontrol
f. Post_Kontrol = Pre_Kontrol

Test Statisticsa,c

Post_Intervensi Post_Kontrol -
- Pre_Intervensi Pre_Kontrol

Z -3.742b -2.646b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .008
Sig. .000 .014
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Lower Bound .000 .012
95% Confidence Interval
Upper Bound .000 .016
Sig. .000 .008

Monte Carlo Sig. (1-tailed) Lower Bound .000 .006


95% Confidence Interval
Upper Bound .000 .009

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.
c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Anda mungkin juga menyukai