Anda di halaman 1dari 101

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG


ANAK DI UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
WAY HALIM II BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

SKRIPSI

Oleh :
ROBITHA
NPM : 2020206203322P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2022

i Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK DI UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
WAY HALIM II BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Keperawatan

Oleh :
ROBITHA
NPM : 2020206203322P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2022

ii Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dihadapan TIM Penguji

Judul : Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang SDIDTK dengan

Pelaksanaan SDIDTK pada Anak Baduta (0-23 Bulan) di UPT

Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung Tahun

2022

Nama Mahasiswa : Robitha

NPM : 2020206203322P

MENYETUJUI

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Nur Hasanah, S.Kep., MMR Nur Fadhilah, M.Kes


NIDN : 0212048903 NIDN : 0220077503

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Ns.Rita Sari, M.Kep


NIDN : 0222087403

iii Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI


DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK DI UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
WAY HALIM II BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : Robitha

NPM : 2020206203322P

Telah Dipertahankan Dihadapan Tim


Penguji Pada Tanggal 11 Agustus 2022

Mengesahkan,
Tim Penguji

Penguji I : _________________
Ns. Nur Hasanah, S.Kep., MMR

Penguji II : _________________
Nur Fadhilah, M.Kes

Penguji III : _________________


Apri Sulistiani

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Ns.Rita Sari, M.Kep


NIDN : 0222087403

iv Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI

Sebagai sivitas akademik F.Kes Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Robitha
NIM : 2020206203322P
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Deteksi Dini

Tumbuh Kembang Anak Di UPT Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Bandar Lampung Tahun

2022.

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas karya ilmiah

saya yang berjudul:

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh

Kembang Anak Di UPT Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Bandar Lampung Tahun

2022”

Dengan pernyataan ini Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak menyimpan,


mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal :

Yang menyatakan

(Robitha)

v Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG ANAK DI UPT PUSKESMAS RAWAT INAP WAY HALIM II BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2022

Robitha1, Nur Hasanah 2, Nur Fadhilah3


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Prigsewu
2,3
Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Email : robitha.2020206203322p@student.umpri.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak lahir hingga mencapai dewasa. Perkembangan
berarti bertambahnya kemampuan, struktur, dan fungsi yang lebih kompleks, yang ditandai dengan perkembangan
kognitif, konsep diri, pola koping, dan perilaku social. pada masa balita perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 0 – 23 bulan dan Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengambilan sampel dari seluruh anggota populasi, Sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik total sampling Didapatkan sampel pada penelitian ini sebanyak 52 ibu. Data
dianalisis menggunakan uji Chi-square.Hasil: Dari 52 responden di dapatkan pengetahuan baik, 12 diantaranya
(70,6%) melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak, sementara responden dengan pengetahuan cukup 11
diantaranya (73,3%) tidak melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak, dan responden dengan pengetahuan kurang,
12 diantaranya (60%) tidak melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak. Hasil uji statistik menggunakan uji chi-
square didapatkan nilai p-value = 0,035 dan kurang dari nilai α (0,05). Pembahasan: Kesimpulan dari penelitian ini
adalah dapat dinyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang
anak. Saran untuk penelitian Pihak Puskesmas agar dapat meningkatkan informasi dan minat ibu balita untuk
melakukan SDIDTK pada anaknya dapat melalui penyuluhan, penyebaran leaflet, ataupun program jemput bola dengan
bantuan kader di posyandu untuk memastikan bahwa ibu mau melakukan SDIDTK secara rutin.
Kata kunci : Pengetahuan Ibu, stimulasi Dini, Perkembangan anak
Referensi : 22 (2012 – 2020)

THE RELATIONSHIP OF MOTHER'S KNOWLEDGE LEVEL WITH THE IMPLEMENTATION OF EARLY


DETECTION OF CHILDREN'S GROWTH AT UPT PUSKESMAS INAPIDENT WAY HALIM II BANDAR
LAMPUNG IN 2022

ABSTRACT

Introduction:The growth and development of children starts from birth to adulthood. Development means the increase
in more complex abilities, structures, and functions, which are characterized by cognitive development, self-concept,
coping patterns, and social behavior. in toddlerhood the development of language skills, creativity, social awareness,
emotional, and intelligence runs very quickly and is the foundation of subsequent development. Methods:The research
design used in this study was an analytical survey with a cross sectional approach. The population in this study were
all mothers who had children aged 0 – 23 months and the technique used in this study was by sampling from all
members of the population. Results: The sample in this study used a total sampling technique. The sample in this study
was 52 mothers. Data were analyzed using Chi-square test.Of the 52 respondents who had good knowledge, 12 of them
(70.6%) carried out early detection of child growth and development, while respondents with sufficient knowledge 11
of them (73.3%) did not do early detection of child growth and development, and respondents with less knowledge, 12
of them (60%) did not do early detection of child growth and development. The results of statistical tests using the chi-
square test obtained p-value = 0.035 and less than the value of (0.05). Discussion:The conclusion of this study is that it
can be stated that there is a relationship between the mother's level of knowledge and the implementation of early
detection of child development. Suggestions for research from the Puskesmas in order to increase information and
interest for mothers of toddlers to do SDIDTK for their children can be through counseling, leaflet distribution, or ball
pick-up programs with the help of cadres at the posyandu to ensure that mothers want to do SDIDTK regularly.

Keywords: Mother's knowledge, early stimulation, child development


Reference : 22 (2012 – 2020)

vi Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Hubungan
Pengetahuan Orang Tua tentang SDIDTK dengan Pelaksanaan SDIDTK pada Anak Baduta (0-23
Bulan) di UPT Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung Tahun 2022”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak kesulitan, namun karena peran serta
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung
2. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
3. Ns. Rita Sari, M.Kep., selaku Ketua Prodi S.1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
4. Ns. Nur Hasanah, S.Kep., MMR., selaku Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini
5. Nur Fadhilah, M.Kes., selaku Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.
6. Apri S ulistiani, selaku Pembimbing III dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua Orang Tua Tercinta dan Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan, do’a, cinta
dan motivasi yang tinggi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan S.1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung yang sama-sama berjuang menyelesaiakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat saya harapkan. Tiada hal penulis harapkan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universias Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Pringsewu, Juli 2022

Robitha

vii Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ..................................................................... i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI .............................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN ................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan .......................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Tumbuh Kembang ............................................................ 8
B. Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) ..................................................................................... 18
C. Kerangka Teori ............................................................................. 32
D. Kerangka Konsep.......................................................................... 33
E. Hipotesis ....................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ............................................................................. 34
B. Variabel Penelitian ........................................................................ 34
C. Definisi Operasional ..................................................................... 35
D. Populasi Sampel ........................................................................... 36
E. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 37
F. Etika Penelitian ............................................................................. 38
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 39
H. Cara Pengumpulan Data................................................................ 41
I. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42
J. Metode Pengolahan Data Dan Analisa Data ................................. 42
K. Jalannya Penelitian ....................................................................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………. 54
B. Hasil penelitian…………………………………………………….. 55
C. Pembahasan………………………………………………………… 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan………………………………………………………….. 66
B. Saran……………………………………………………………….... 67
viii Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pelaksana dan Alat yang Digunakan Untuk Deteksi Dini


Penyimpangan Pertumbuhan .................................................................... 23
2.2 Pelaksana Dan Alat Yang Digunakan Untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak ........................................................ 24
3.1 Definisi Operasional ................................................................................. 35

x Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 32


2.2 Kerangka Konsep ..................................................................................... 33

xi Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian


Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Lembar Kuesioner
Lampiran 4. Lembar Observasi
Lampiran 5. Tabulasi Data
Lampiran 6. Output Uji Hasil Penelitian
Lampiran 7. Lembar Konsul

xii Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak lahir hingga

mencapai dewasa. Perkembangan berarti bertambahnya kemampuan, struktur,

dan fungsi yang lebih kompleks, yang ditandai dengan perkembangan

kognitif, konsep diri, pola koping, dan perilaku sosial. Anak dalam rentang

umur 0 – 5 tahun belajar dengan melihat, mendengar dan merasakan apa yang

terjadi di sekeliling mereka, selain itu pada masa balita ini perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya (Adriana, 2013).

Gangguan perkembangan yang dihadapi anak saat ini, membuktikan

belum tercapainya tumbuh kembang yang optimal dan ini tergantung pada

potensi biologiknya. Tumbuh kembang dikatakan terlambat jika seorang anak

tidak mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada

umur yang semestinya, dengan ketertinggalan dalam populasi yang normal,

karena prevalensi keterlambatan perkembangan umum tidak diketahui secara

pasti (Soetjiningsih, 2016).

Menurut WHO (2020), diperkirakan 5-10% anak mengalami

keterlambatan perkembangan. Empat juta kelahiran per tahun di negara

Amerika Serikat dan Kanada, antara 40.000 dan 120.000 anak di masing-

masing negara tersebut, mengalami keterlambatan perkembangan secara

umum. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian di Amerika Serikat

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


2

ditemukan sekitar 12 – 16% anak mempunyai keterlambatan perkembangan

(Fadlyana, 2020). Sementara angka keterlambatan perkembangan anak di

Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa prevalensi

untuk berat badan kurang (underweight) secara nasional yaitu 19,6%, dimana

prevalensi untuk tinggi badan kurang sebesar 37,2%. Pada tahun 2020

Kementrian Kesehatan RI melakukan skrining perkembangan di 34 provinsi di

Indonesia dan dilaporkan 45,12% bayi mengalami gangguan perkembangan

(Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, hasil stimulasi

deteksi intervensi tumbuh kembang (SDIDTK) anak balita pada tahun 2020

didapat gangguan perkembangan motorik kasar sebesar 20,3% dan gangguan

perkembangan motorik halus sebesar 14,7%. Pada tahun 2021 didapat

gangguan perkembangan motorik kasar sebesar 19,7% dan gangguan

perkembangan motorik halus sebesar 16,2%. Selain itu, hampir 30% anak

mengalami keterlambatan perkembangan dan sekitar 70% diantaranya

disebabkan oleh kurangnya stimulasi (Profil Kesehatan Provinsi Lampung,

2021).

Banyak faktor yang mempengaruhi rangsangan atau stimulasi sejak dini

(SDIDTK) yaitu kualitas asupan gizi, pola pengasuhan yang tepat dan kasih

sayang orang tua terhadap anak serta pemahaman orang tua tentang stimulasi

tumbuh kembang anak (Setiawan, 2014). Kesadaran dan kemampuan ibu

dalam memberikan stimulasi dini perkembangan anak merupakan faktor yang

dapat menentukan kualitas anak. Pengaruh pengetahuan ibu terhadap

perkembangan anak sangat penting sebab ibu yang mempunyai cukup

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


3

pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan

perkembangan anaknya, seperti sosial, motorik halus, bahasa dan motorik

kasar (Desi, 2018).

Pengetahuan ibu tentang SDIDTK akan berpengaruh terhadap

pelaksanaan SDIDTK. Pengetahuan ibu balita yang baik tentang pentingnya

SDIDTK akan berpengaruh terhadap partisipasi ibu untuk melakukan

SDIDTK (Setiawan, 2014). Pengetahuan dapat menentukan tindakan

seseorang dalam proses perubahan tingkah laku dan membuat keputusan lebih

tepat, sehingga semakin baik tingkat pengetahuan ibu balita dalam tentang

SDIDTK maka ibu balita tersebut cenderung akan melakukannya demi

kesehatan dan kecerdasan anaknya untuk masa depan buah hatinya (Marmi

dan Kukuh, 2015).

Sejalan dengana hasil penelitian Linda (2020), yang dilakukan di desa

Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan orang tua

tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan stimulasi deteksi dini tumbuh

kembang (SDIDTK) Anak Usia 0-23 (p-value = 0,001). Penelitian ini

menyatakan bahwa bahwa orang tua yang berepengetahuan Kurang Baik

tentang SDIDTK mempunyai peluang sebesar 5,245 kali untuk tidak

melaksanakan SDIDTK pada anak baduta dibandingkan dengan orang tua

yang mempunyai pengetahuan baik tentang SDIDTK.

Diperkuat dengan penelitian penelitian yang dilakukan Inna Sholicha

Fitriani dan Rona Riasma tahun 2017 yang menyatakan terdapat hubungan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


4

tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan SDIDTK pada anak balita di

Kelurahan Batuangtaba Wilayah Kerja Puskesmas Pagambiran Padang (p-

value = 0,005), penelitian ini menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai

pengaruh tentang SDIDTK, karena peran oarang tua sangat penting dalam

pelaksanaan SDIDTK, dimana dengan pengetahuan yang ckup baik maka

orang tua akan dapat melakukan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK) yang sesuai dengan usia anak.

Berdasarkan survey yang peneliti lakukan di Puskesmas Rawat Inap

Wayhalim II Kota Bandar Lampung pada tanggal 20 Maret 2022

menunjukkan bahwa jumlah bayi yang melakukan kunjungan di Puskesmas

Wayhalim II sebanyak 120 anak. Semua bayi yang berkunjung memiliki buku

KMS (Kartu Menuju Sehat). Setiap bulan diadakan DDTK sebanyak 2 tahap,

tahap pertama dan tahap kedua. Rata-rata bayi dan balita yang dilaksanakan

DDTK pada tahap pertama dan kedua yaitu sebanyak ± 82 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada ibu-ibu yang

mempunyai anak dengan usia 0 – 23 bulan yang berkunjung di Puskesmas

Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung diketahui bahwa 2 dari 5

orang ibu belum mengetahui bahwa pada anak yang berusia 6-9 bulan sudah

seharusnya untuk belajar merangkak, selain itu 1 ibu lainnya juga belum

mengetahui bahwa pada usia anaknya 1 tahun sudah seharusnya untuk

mengucapkan serangkaian suku kata, merangkak dan sudah mulai mampu

untuk mengenali anggota keluarga dan hanya 2 dari 5 ibu lainnya sudah mulai

mengetahui tentang perkembangan anak sesuai usianya seperti anak akan

mulai mengangkat kepala saat tengkurap dan dapat duduk sebentar dengan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


5

ditopang pada usia 1 - 4 bulan, anak akan memahami arti dari kata-kata dan

perintah sederhana pada usia 8 - 12 bulan

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

suatu penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan

Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di UPT Puskesmas Rawat

Inap Way Halim II Bandar Lampung Tahun 2022.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu masalah

yaitu “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan

deteksi dini tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way

Halim II Bandar Lampung tahun 2022?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan

deteksi dini tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way

Halim II Bandar Lampung tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui karakteristik responden bredasarkan umur, pendidikan dan

jenis pekerjaan pada ibu yang memiliki anak di UPT Puskesmas Rawat

Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung tahun 2022.

b. Diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan

orang tua tentang deteksi dini tumbuh kembang anak di UPT

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


6

Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung tahun

2022.

c. Diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan

deteksi dini tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap

Wayhalim II Kota Bandar Lampung tahun 2022.

d. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan

deteksi dini tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap

Way Halim II Bandar Lampung tahun 2022.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian : Analitik dengan pendekatan cross sectional

2. Subjek Penelitian : Orang tua dan anak baduta (0-23 bulan)

3. Objek Penelitian : Pengetahuan orang tua dan pelaksanaan

deteksi dini tumbuh kembang anak

4. Tempat Penelitian : Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar

Lampung

5. Waktu Penelitian : Bulan Juni 2022

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi dan ilmu pengetahuan mengenai

perkembangan anak pada tiap tahunnya usia 0-23 bulan terutama tumbuh

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


7

kembang anak, sehingga program deteksi dini perkembangan anak dapat

dilaksanakan dengan baik.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan setelah diketahui tumbuh kembang anak usia 0-23

bulan dapat dijadikan masukan untuk memberikan stimulasi untuk

meningkatkan perkembangan anak.

b. Bagi Orang Tua

Dapat memberikan pemahaman ibu tentang perkembangan anak

usia 0-23 bulan sehingga dapat melibatkan orang tua dalam stimulasi

perkembangan pada anaknya.

c. Bagi Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sebagai bahan referensi tentang kesehatan anak terutama

mengenai tumbuh kembang pada anak usia 0 – 23 bulan.

d. Peneliti Selanjutnya

Menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya yang

terkait dengan pelaksanaan deteksi tumbuh kembang anak usia 0-23

tahun.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tumbuh Kembang

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan

ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur

tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

(Adriana, 2013).

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuanitatif

yaitu bertambahnya jumlah ukuran, dimensi pada tinggal sel, organ

maupun individu dan anak tidak hanya bertambah besar secara fisik

melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak

(Soetjiningsih, 2017).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2017).

2. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan

oleh masa atau waktu kehidupan anak. Menurut Hidayat (2018) secara

umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


9

a. Masa prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase

fetus. Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari

konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang

cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia.

Pada fase fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran,

sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi

organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama

pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.

b. Masa Postnatal

Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah,

masa sekolah, dan masa remaja.

1) Masa neonatus

Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir

diawali dengan masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi

kehidupan yang baru di dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses

adaptasi semua sistem organ tubuh.

2) Masa bayi

Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap

pertama (antara usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan

pada masa ini dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya

dalam peningkatan sususan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun):

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


10

kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat

percepatan pada perkembangan motorik.

3) Masa usia prasekolah

Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan

masih terjadi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan,

khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan kognitif. Pada usia

prasekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah

(initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan

adanya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak

bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak

diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatifnya maka hal

tersebut membuat anak merasa bersalah. Sedangkan menurut teori

Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai

mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak

juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua orang tuanya

sehingga kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa

disekitarnya.

Pada masa usia prasekolah anak mengalami proses perubahan

dalam pola makan dimana pada umunya anak mengalami kesulitan

untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan

proses kemandirian dan perkembangan kognitif sudah mulai

menunjukkan perkembangan, anak sudah mempersiapkan diri

untuk memasuki sekolah (Hidayat, 2018).

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


11

4) Masa sekolah

Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam

kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan masa usia

prasekolah.

5) Masa remaja

Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada

perempuan dan laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih

cepat untuk masuk ke dalam tahap remaja/pubertas dibandingkan

dengan anak laki-laki dan perkembangan ini ditunjukkan pada

perkembangan pubertas.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

menurut Adriana (2013) adalah :

a. Faktor Internal

1) Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika tidak memiliki

faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh

tinggi, pendek, gemuk, atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa

prenatal, tahun pertama kehidupan, dan pada masa remaja.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


12

4) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih

cepat daripada laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa

pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu

potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa

kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak,

contohnya seperti kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma

Turner’s.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan

akan memengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan

konginetal seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin dan thalidomid

dapat menyebabkan kelainan konginetal seperti palatoskisis.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


13

d) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan marosomia,

kardiomegali, dan hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radiasi dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi

mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital

mata, serta kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Citomegali virus, Herpes simpleks)

dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu

tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung

kongenital.

g) Kelainan imunologi

Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan

darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody

terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta

masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan

hemolysis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia

dan kerniktus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan

otak.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


14

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi

plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah

atau kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,

asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pasca persalinan

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan

yang adekuat.

b) Penyakit kronis atau kelainan konginetal

Tuberkolosis, anemia, dan kelainan jantung bawaan

mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tempat

anak tersebut hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan

dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,

kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif dan zat

kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok, dan lain-lain) mempunyai

dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


15

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak

yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu

merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam

pertumbuhan dan perkembangan.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid,

akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosioekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan

serta kesehatan lingkungan yang jelek dan tidaktahuan, hal

tesebut menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat

memengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,

khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan mainan,

sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga

lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan

menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian

obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


16

4) Faktor pengetahuan ibu

Faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku ibu dalam tumbuh kembang anaknya,

dengan terbatasnya kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga

memungkinkan terhambatnya perkembangan anak. Pengetahuan

ibu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan

pertumbuhan anak pada periode tertentu. Pada umur tertentu anak

belum bisa melakukan tugas perkembangan yang sesuai dengan

kelompok umurnya, adapun tugas perkembangan itu dapat

membahayakan perkembangan dan menyebabkan keterlambatan

perkembangan motorik, seperti motorik kasar dan motorik halus.

Sebagian dapat dikendalikan dan sebagian lagi tidak. Kerlambatan

tersebut juga sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan anak

untuk mempelajari ketrampilan motorik, perlindungan orang tua

yang berlebihan atau kurangnya motivasi anak untuk

mempelajarinya dan kurangnya stimulasi. Mengingat peranan ibu

yang besar, maka pengetahuan ibu tentang stimulasi dan

perkembangan sangat diperlukan.

5) Faktor budaya

Budaya masyarakat indonesia yang sangat kental juga ikut

berpengaruh dalam perkembang anak..

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


17

4. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum

digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar (Titi 1993 dalam Soetjiningsih,

2017) :

a. Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH)

Kebutuhan fisik biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan

terpenting), perawatan kesehatan dasar (antara lain imunisasi,

pemberan ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau

sakit), papan/ pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi

lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.

b. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (ASIH)

Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang penuh kasih

sayang, erat, mesra dan selaran antara ibu/pengasuh dan anak

merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang

optimal, baik fisik, mental, maupun psikososial. Peran dan kehadiran

ibu/pengasuh sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman

bagi anaknya. Peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan

menjaga keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus

untuk tumbuh kembang anak. Kekurangan kasih sayang ibu pada

tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada

tumbuh kambang anak secara fisik, mental, sosial, emosi yang disebut

sindrom deprivasi maternal.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


18

c. Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar

(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini

merangsang perkembangan mental psikososial, kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-

etika, produktivitas dan sebagainya.

B. Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

1. Pengertian

Stimulasi yaitu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar

anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Effendi, 2014). Anak yang

banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada

balita yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi (Hidayat N.,

2018).

SDIDTK merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara

komprehensif untuk menegetahui adanya penyimpangan pada tumbuh

kembang balita serta mengkoreksi adanya faktor resiko. Dengan adanya

faktor resiko yang telah diketahui, maka upaya untuk meminimalkan

damapak pada balita bisa dicegah. Upaya tersebut diberikan sesuai dengan

umur perkembangan anak. Dengan demikian dapat tercapai tumbuh

kembang yang optimal (Nursalam, 2015).

Deteksi dini tumbuh kembang balita adalah kegiatan/pemeriksaan

untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang

pada balita. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


19

kembang balita, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, terutama

ketika harus melibatkan orang tua dan keluarga. Bila penyimpangan

terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan

berpengaruh pada tumbuh kembang balita (Kemenkes RI, 2016).

2. Sasaran

a. Sasaran langsung

Semua anak umur 0-5 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

b. Sasaran tidak langsung

1) Tenaga kesehatan yang bekerja ini lini terdepan (dokter, bidan,

perawat, ahli gizi, penyuluhan kesehatan masyarakat, dan

sebagainya).

2) Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait

dengan pembinaan tumbuh kembang anak.

3) Petugas sektor swasta dan profesi lainnya (Kemenkes RI, 2016).

3. Tujuan Stimulasi

Stimulasi dapat dimulai sejak periode pranatal, sebab janin bukan

merupakan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan, janin sudah dapat

bernapas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, mengisap jempol

dan lainnya. Pentingnya melakukan stimulasi pranatal (sejak janin dalam

kandungan) bertujuan untuk merangsang perkembangan otak. Selain itu

tujuan stimulasi untuk mengoptimalkan kecerdasan anak, baik itu

kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual (Siswono, 2013).

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


20

4. Macam-macam Stimulasi

Menurut (Soetjiningsih, 2017), stimulasi bermain terdiri dari :

a. Stimulasi verbal

Dengan penguasaan bahasa anak akan mengembangkan inisiatif

atau ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan yang selanjutnya akan

mempengaruhi perkembangan kognitifnya.

b. Stimulasi visual atau auditori

Stimulasi awal yang penting karena dapat menimbulkan sifat-sifat

ekspresif, misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata. Anak-

anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya namun kalau

stimulasi auditif terlalu banyak, misalnya pada lingkungan yang riuh,

maka anak tidak dapat membedakan stimulasi auditif yang diperlukan,

sehingga anak mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai

macam suara. Stimulasi visual dapat diberikan dengan menggunakan

cahaya dan benda-benda berwarna.

c. Stimulasi taktil atau sentuhan

Diberikan melalui permainan yang bertekstur, pijitan dan ciuman.

Kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku

sosial, emosional dan motorik.

d. Stimulasi perasaan kasih sayang

Stimulasi semacam ini akan menimbulkan rasa man dan rasa

percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih responsif terhadap

lingkungannya dan lebih berkembang.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


21

Melalui rangsangan atau stimulasi taktil, audio visual dan verbal

sejak dini anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya dan

perkembangan anak dalam sensorik, motorik dan pendengarannya akan

cepat berkembang (Hidayat N, 2018).

5. Manfaat Stimulasi

a. Bayi dan anak merasa diperhatikan, dimengerti, disayangi, dihargai,

perkembangan emosi dan percaya diri.

b. Melatih mengemukakan pendapat atau masalah.

c. Mengembangkan keterampilan sosial : ekspresikan agretivitas bukan

dengan kata-kata, pemalu-asertif, pemusatan perhatian, bekerjasama

(Sodjatmiko, 2016).

6. Stimulasi Dini Pada Anak Usia 0 -24 bulan

Rangsangan atau stimulasi sejak dini adalah salah satu faktor

eksternal yang sangat penting dalam menentukan kecerdasan anak.

Menurut Soetjiningsih (2017) cara stimulasi sebagai berikut :

a. Bermain aktif setiap hari. Dapat dilakukan paling sedikit 30 menit

setiap hari dengan penuh kasih sayang, gembira, bebas, diulang,

bervariasi, diberi contoh, dibantu, hingga selesai dan dapat diberi

penghargaan, bisa berupa ucapan atau ekspresi lainnya.

b. Dapat merangsang otak kanan dan kiri, sensorik, motorik, kognitif,

komunikasi, bahasa, sosioemosional, kemandirian hingga kreatifitas.

c. Cara dapat dilakukan, rangsangan suara, musik, gerakan, perabaan,

bicara menyanyi membaca, mencocokkan, membandingkan,

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


22

mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar,

merangkai dan lainnya.

d. Bisa dilakukan kapan saja. Saat menyusui, menidurkan, memandikan,

ganti baju, di jalan, bermain, nonton TV, sebelum tidur dan aktifitas

sehari-hari lainnya.

7. Pengukuran Stimulasi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

Parameter ukuran antopometrik yang dipakai dalam penilaian

pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan

kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh dan panjang

tungkai (Soetjiningsih, 2017) dan (Kemenkes RI, 2016) macam-macam

penilaian yang digunakan sebagai berikut :

a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)

1) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi

anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.

2) Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK.

Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan

terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan

SDIDTK.

b. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)

Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran

kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Deteksi dini

penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan.

Adapun pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1

berikut :

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


23

Tabel 2.1
Pelaksana dan Alat yang Digunakan Untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Pertumbuhan

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan


Keluarga, Orang tua KMS
masyarakat Kader kesehatan Timbangan dacin
Petugas PAUD,
BKB, TPA dan
Guru TK
Puskesmas Dokter Tabel BB/TB
Bidan Grafik LK
Perawat Timbangan
Ahli gizi Alat ukur tinggi
Petugas lain badan
Pita pengukur
lingkat kepala
Sumber : (Kemenkes RI, 2016)

8. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat

yang digunakan dapat dilihat pada table 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2
Pelaksana Dan Alat Yang Digunakan Untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak

Alat yang
Tingkat Pelayanan Pelaksana
Digunakan
Keluarga dan Orang tua Buku KIA
masyarakat Kader kesehatan, KPSP
BKB, TPA TDL
Petugas pusat TDD
terlatih
Guru TK terlatih
Puskesmas Dokter KPSP
Bidan TDL
Perawat TDD
Sumber : (Kemenkes RI, 2016)

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


24

Keterangan :

Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

TDL : Tes Daya Lihat

TDD : Tes Daya Dengar

BKB : Bina Keluarga Balita

TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat

PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini

TK : Taman Kanak-kanak

9. SDIDTK pada Anak Baduta (0-23 Bulan)

Menurut Soetjiningsih (2017) stimulasi deteksi intervensi dini

tumbuh kembang anak usia 0 – 23 tahun adalah :

a. Usia 3 bulan

1) Pada usia 3 bulan bayi ibu telentang, masing-masing lengan dan

tungkai akan bergerak dengan mudah

2) Di usia 3 bulan bayi sudah mengikuti gerakan ibu dengan

menggerakkan kepalanya dari kanan / kiri ke tengah

3) Usia 3 bulan bayi sudah dapat mengeluarkan suara-suara lain

(ngoceh)

4) Bayi sudah melihat atau menatap wajah ibu

b. Usia 6 bulan

1) Bayi sudah dapat berbalik paling sedikit 2 kali dari telentang ke

telungkup atau sebaliknya

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


25

2) Bayi mampu meraih mainan yang diletakkan agak jauh, tetapi

masih berada dalam jangkauan tangannya adalah hal yang norma

3) Bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

tetapi bukan menangis

4) Bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar, atau

binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri

c. Usia 9 bulan

1) Anak mampu duduk sendiri selama 60 detik tanpa disangga oleh

bantal, kursi atau dinding adalah hal yang normal

2) Anak sudah mampu memindahkan mainan atau kue kering dari

satu tangan ke tangan yang lain

3) Anak mampu menyadari kedatangan ibu pada waktu bermain

sendiri dan ibu diam-diam datang berdiri dibelakang seperti

mendengar kedatangan ibu

d. Usia 12 bulan

1) Anak ibu sudah dapat berdiri selama 30 detik

2) Anak ibu sudah mampu untuk mengatakan 2 suku kata yang sama,

misalnya, “ ma-ma”, “da-da”, atau “ pa-pa” pada usia 1 tahun

3) Anak ibu dapat membedakan ibu dengan orang yang bbelum ia

kenal

e. Usia 15 bulan

1) Anak dapat berjalan sendiri

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


26

2) Anak ibu dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang

tanpa bantuan

3) Anak ibu dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai tanpa

bantuan ibu

f. Usia 18 bulan

1) Anak ibu dapat membungkuk untuk memungut mainan dilantai dan

kemudian berdiri kembali

2) Anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat

ayahnya, atau mengatakan “mama” jika memanggil/ melihat

ibunya pada usia 18 bulan

g. Usia 21 bulan

1) Anak usia 21 bulan sudah dapat berjalan sepanjang ruangan tanpa

jatuh

2) Anak sudah dapat memegang sendiri cangkir / gelas dan minum

dari tempat tersebut tanpa tertumpah

h. Usia 23 bulan

1) Anak belum dapat berjalan naik tangga sendiri. dengan posisi tegak

atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga pada usia 2

tahun adalah hal yang normal

2) Anak dapat berjalan naik tangga sendiri. Dengan posisi tegak atau

berpegangan pada dinding atau pegangan tangga

3) Anak sudah mulai mencoret-coret kertas tanpa bantuan / petunjuk

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


27

10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan SDIDTK

a. Usia

Usia ibu menentukan pola pengasuhan dan penentuan makanan

yang sesuai bagi anak karena semakin bertambah usia ibu maka

semakin bertambah pengalaman dan kematangan ibu dalam pola

pengasuhan dan penentuan makan anak terutama dalam pelaksanaan

SDIDTK (Yulianti, 2021).

b. Pendidikan ibu

Pendidikan orang tua merupakan salah faktor yang paling penting

untuk tumbuh kembang anak, sebab dengan pendidikan yang baik

orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang

cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan anak dan cara

mendidik anak (Soetjiningsih, 2017).

Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan wawasan pengetahuan

ibu tentang tumbuh kembang anak. Ibu rumah tangga yang

berpendidikan akan cenderung mengevaluasi tumbuh kembang anak

dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah (Meryana, 2014).

Yulianti (2021) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu dengan

pendidikan yang baik maka akan mendapat informasi dari luar

khususnya mengenai manfaat pemberian stimulasi bagi anak sehingga

ibu dapat mengaplikasikan dalam praktik pemberian stimulasi kepada

anak di rumah. Selain itu dengan tingkat pendidikn ibu yaitu SMA,

maka ibu lebih mudah mengerti dan paham tentang cara memberikan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


28

stimulasi kepada anak sehingga berdampak pada praktik stimulasi

perkembangan anak di rumah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

bahwa salah satu faktor penting yang membentuk perilaku kesehatan

seseorang adalah pengetahuan atau kognitif (Notoatmojo, 2014).

c. Pekerjaan Ibu

Status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi terhadap kesempatan

dan waktu yang digunakan untuk melaksanakan stimulasi, deteksi dan

intervensi dini tumbuh kembang anak balitanya ke posyandu atau

sarana kesehatan yang ada. Ibu yang tidak bekerja memiliki waktu

lebih banyak dan dapat menghabiskan waktu di rumah bersama anak.

Mereka mengatur pola makan anak sehingga anak makan makanan

bergizi, melatih dan mendidik anak sehingga perkembangan bahasa

dan prestasi akademik anak baik jika dibandingkan dengan ibu bekerja.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa ibu yang bekerja sebagai kurang

memenuhi kebutuhan ASAH, ASIH dan ASUH dengan baik sejak

anak dalam kandungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusrina dan

Fatima bahwa pada ibu bekerja dengan keterbatasan waktu yang

dimiliki, kurang mampu memanfaatkannya dengan maksimal waktu

bersama anak, sehingga sulit memantau perkembangan (Yulianti,

2021).

d. Status Gizi Anak

Makanan bergizi mempuyai peranan penting dalam tumbuh

kembang anak. Kebutuhan makanan bagi anak berbeda dengan orang

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


29

dewasa, selain itu juga aktivitas sehari-hari untuk pertumbuhan Anak

yang mempunyai status gizi yang baik akan akan mengalami

pertumbuhan secara pesat, selain itu anak dengan status gizi baik akan

menunjang proses tumbuh kembang secara baik khususnya dalam

pemberian stimulasi, anak dengan status gizi yang baik mempunyai

kemampuan kognitif yang baik sehingga anak lebih mudah menangkap

apa yang diajarkan oleh ibu. Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa

gizi mempuyai peranan penting dalam tumbuh kembang anak.

Kebutuhan makanan bagi anak berbeda dengan orang dewasa, selain

itu juga aktivitas sehari-hari untuk pertumbuhan (Soetjiningsih, 2017).

e. Pengetahuan Ibu

Stimulasi berjalan sesuai harapan orang tua maka orang tua harus

memahami makna dan manfaat stimulasi sejak dini terhadap

perkembangan anak. Ketika orang tua memahami hal tersebut, bisa

memotivasi untuk memberikan stimulasi terhadap perkembangan anak,

jika pengetahuan ibu tentang stimulasi dini kurang maka ibu tidak

melakukan praktik stimulasi kepada anaknya dan ini berdampak pada

gangguan perkembangan anak (Fida & Maya, 2012).

Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya masalah

perkembangan anak adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang

pemberian stimulasi dini. Anak dari ibu dengan pengetahuan rendah

tentang stimulasi dini akan berisiko lebih besar untuk mengalami

keterlambatan motorik daripada anak dengan ibu perpengetahuan baik.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


30

Sesuai dengan hasil penelitian Christiari dkk, (2018) dimana terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi

verbal dengan perkembangan bahasa anak. Penelitian yang dilakukan

oleh Kosngeran dkk (2019) menunjukkan hasil bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dini

dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa Ranoketang Atas.

Penelitian lain yang mendukung di Kota Kediri menunjukkan bahwa

metode stimulasi perkembangan satu jam bersama ibu terbukti efektif

terhadap perkembangan anak usia 12-24 bulan (Asiyah, 2018).

Penelitian Winda (2019) tentang Pengetahuan, sikap bidan

dengan pelaksanaan stimulasi Deteksi intervensi dini tumbuh kembang

anak, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara sikap dengan pelaksanaan SDIDTK (p-value = 0,003).

Penelitian Arthati (2018) yang menyatakan terdapat hubungan antara

pengetahuan guru PAUD/TK tentang SDIDTK dengan pelaksanaan

deteksi penyimpangan perkembangan dengan ρ value 0,005. Penelitian

ini menyatakan bahwa pengetahuan orang tua yang baik tentang

stimulasi dini mempengaruhi pemberian stimulasi terhadap

perkembangan anak, sehingga anak mencapai perkembangan optimal

sesuai usia.

f. Sikap Ibu

Sikap orang tua mempengaruhi cara memperlakukan anak, dan

keperluan orang tua terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap

anak terhadap orang tua dan perilaku orang tua. Jika sikap orang tua

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


31

menguntungkan, hubungkan orang tua dan anak akan jauh lebih baik

ketimbang bila sikap orang tua tidak positif (Notoatmodjo, 2014).

g. Peran Petugas Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI (2014) menyatakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan program kegiatan Stimulasi

Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan anak

pra sekolah adalah kinerja petugas pelaksana. Petugas pelaksana dalam

hal ini adalah kader kesehatan dan guru PAUD/TK memegang peranan

penting dalam penentu keberhasilan program SDIDTK.

Sejalan dengan penelitian Ratna Indah Sari Dewi (2017) yang

menyatakan ada hubungan yangn signifikan antara peran petugas

dengan pelaksanaan deteksi dini pra skrining perkembangan balita, hal

ini disebabkan oleh pelaksanaan deteksi dini pra skrining dilakukan

hanya disaat posyandu. Sementara itu tidak semua sasaran yang datang

ke posyandu. Sehingga peran petugas tidak bermakna untuk

melakukan pemantauan deteksi dini pra skrining balita karena banyak

yang tidak bisa diawasi dengan semestinya.

C. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera

penglihatan, penciuman, perasa dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


32

manusia diperoleh melalui mata dan telinga, sehingga hal yang dapat

dipahami karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya sikap seseorang (Notoatmojo, 2014).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


33

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (Evaliation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Intelegensi

Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam

suatu komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common

sense dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan

lebih mudah menerima suatu pesan.

b. Pendidikan

Menurut Notoatmojo (2014), tugas dari pendidikan adalah

memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sikap

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


34

positif serta memberikan atau peningkatan ketrampilan masyarakat/

individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai

suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan ini dapat berupa

pendidikan formal dan non formal. Sistem pendidikan yang berjenjang

diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui suatu pola

tertentu. Sedangkan tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor

yang menentukan penyerapan informasi/penyuluhan dan keberhasilan

dibidang pembangunan kesehatan. Pendidikan dianggap memiliki

peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, lewat pendidikan

manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan dengan

pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan

hidupnya dengan lebih baik.

c. Pengalaman

Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan oleh WHO,

menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku

tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan

perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan,

persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian

seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang dapat

mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun

pengalaman orang lain (Notoatmojo, 2014).

d. Informasi

Sandra Ball Rokeach dan Melvin L. Defleur dalam Notoatmodjo

(2014), tentang teori depensi mengenai efek komunikasi masa,

disebutkan bahwa media masa dianggap sebagai system informasi

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


35

yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan

dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau indivdu dalam

aktivitas sosial, dimana media masa ini nantinya akan mempengaruhi

fungsi kognitif, afektif dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya

adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambituitas,

pembentukan nilai sikap, perluasan system keyakinan masyarakat dan

penegasan atau penjelasan nilai tertentu (Notoatmojo, 2014).

e. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai

tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

f. Lingkungan

Kita belajar sebagai pengetahuan, ketrampilan, sikap atau norma-

norma tertentu dari lingkungan sekitar kita, lingkungan tersebut

disebut sumber-sumber belajar, karena dengan lingkungan tersebut

memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

mengerti menjadi mengerti dan dari tidak terampil menjadi terampil.

Adapun sumber-sumber belajar tersebut bisa berasal dari lingkungan

sekolah yang mekiputi guru, dosen, teman sekelas, buku, laboratorium

dan perpustakaan, sedangkan dari luar sekolah kita banyak belajar dari

orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyara atau, buku,

majalah, koran, radio, televisi, film, pengalaman, peristiwa tertentu

(Notoatmodjo, 2014).

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


36

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran terhadap pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subyek penelitian atau responden dimana kedalaman

pengetahuan yang ingin diketahui dapat disesuaikan dengan tingkat

pendidikan. Menurut Arikunto (2014) menjelaskan tentang hasil

pengukuran yang diperoleh dari pertanyaan obyektif (pilihan ganda)

sebagai berikut :

a. Baik, jika prosentase jawaban : > 75%

b. Cukup, jika prosentase jawaban : 60% - 75%

c. Kurang, jika prosentase jawaban : < 60%

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


37

D. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengiidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang

berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

menggabungkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2014).

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Tumbuh kembang anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan anak :
1. Faktor internal
a. Ras/etnik atau bangsa Deteksi Tumbuh
b. Keluarga kembang anak
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Genetik
f. Kelainan kromosom Faktor-faktor yang
2. Faktor eksternal mempengaruhi
a. Faktor prenatal (gizi, mekanis, pelaksanaan SDIDTK
toksin/zat kimia, endokrin, 3. Umur
radiasi, infeksi, kelainan 4. Pendidikan
imunologi, anoksia embrio, 5. Pekerjaan
psikologi ibu) 6. Status gizi
b. Faktor persalinan 7. Pengetahuan ibu
c. Faktor pasca persalinan (gizi, 8. Sikap ibu
penyakit kronis atau kelainan 9. Peran petuga
konginetal, lingkungan fisik dan skesehatan
kimia, endokrin, psikologis,
sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, obat-
obatan)
Pelaksanaan
d. Faktor pengetahuan ibu SDIDTK pada anak
e. Faktor budaya

Sumber : Adriana (2013), Winda (2019), Arthati (2018), Fida & Maya
(2012), Meryana (2014), Notoatmodjo (2014), Soetjiningsih
(2017), Yulianti (2021)

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


38

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu uraian dan

visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang

lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah

yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2014).

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

(Variabel Independen ) (Variabel dependent )

Pengetahuan Ibu tentang Pelaksanaan SDIDTK pada


SDIDTK anak baduta (0-23 bulan)

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmodjo, 2014). Adapun hipotesis dalam penelitian ini telah

membuktikan :

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan deteksi dini

tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way Halim II

Bandar Lampung tahun 2022.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan

kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok

permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan

diperoleh (Sugiyono, 2017). Desain penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu

suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor

resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2014).

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang

SDIDTK terhadap pelaksanaan SDIDTK pada anak baduta (0-23 bulan).

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain

(Notoadmodjo, 2014). Dalam penelitian ini memiliki 2 (dua) Variabel.

Variabel Independen dan Variabel Dependen. Di bawah ini uraian Variabel-

Variabel dalam penelitian:

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


40

1. Variabel Independen (variabel terikat) merupakan variabel yang menjadi

sebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan orang tua tentang SDIDTK.

2. Variabel Dependen (variabel bebas) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pelaksanaan SDIDTK pada anak

baduta (0-23 bulan).

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel atau definisi

operasional. Definisi operasional penting dan perlu agar pengumpulan data

itu sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain

(Notoadtmojo, 2014).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Cara Skala


No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Variabel Independen
1. Pengetahu Pemahaman Kuisioner Mengisi 0 = Baik (jika skor Ordinal
an orang responden tentang kuisioner 76-100%)
tua SDIDTK, yang 1 = Cukup (jika
tentang meliputi pengertian, skor 60-75%)
SDIDTK tujuan stimulasi, 2 = Kurang (jika
manfaat stimulasi, skor < 60%)
sasaran yang perlu (Arikunto, 2014)
dilakukan stimulasi,
macam-macam
SDIDTK dan cara
melakukan
stimulasi dini pada
anak usia 0 -24
bulan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


41

Variabel Dependen
2. Pelaksana Kegiatan Lembar Memberi 0 :Dilaksanakan, Ordinal
an penjaringan tentang ceklist tanda jika seluruh
SDIDTK masalah checklist langkah-
pada anak penyimpangan pada langkah dalam
baduta (0- perkembangan anak setiap format
23 bulan usia 0 – 23 bulan tindakan pengkajian
dengan observasi perkembangan
menggunakan deteksi anak dilakukan
format yang dini lengkap.
ditentukan. masalah 1 : Tidak
perkemb dilaksanakan,
angan jika seluruh
anak langkah-
pada langkah dalam
lembar format
KPSP pengkajian
perkembangan
anak dilakukan
tidak lengkap.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek dan subjek yang di

teliti (Notoatmodjo, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu

yang memiliki anak usia 0 – 23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung yaitu sebanyak 52 Ibu Balita.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara

pengambilan sampel dari seluruh anggota populasi (Notoatmodjo, 2014).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling

Didapatkan sampel pada penelitian ini sebanyak 52 ibu.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


42

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Keluarga yang mempunyai balita laki–laki atau perempuan

dengan usia usia 0 – 23 bulan dan berada di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung.

2) Bersedia menjadi responden.

3) Orang tua balita yang dapat membaca dan menulis.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah karakteristik atau ciri-ciri anggota populasi

yang tiak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2014).

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1) Orang tua yang anaknya masih sakit

2) Tidak mengisi kuesioner.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2022 dan

tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota

Bandar Lampung.

F. Etika Penelitian

Secara garis besar, dalam melakukan sebuah penelitian ada empat

prinsip yang harus dipegang teguh, yaitu :

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


43

1. Respect for Human Dignity (menghormati harkat dan martabat manusia)

Pada penelitian ini, peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak

subjek penelitian untuk mendapat informasai tentang tujuan peneliti

melakukan penelitian.

2. Respect for privacy and confidentiality (menghormati privasi dan

kesediaan subjek penelitian)

Pada penelitian ini, peneliti hanya mencantumkan nama responden

dengan inisial saja mengenai identitas responden, kemudian untuk

menampilkan data peneliti menggunakan coding sebagai pengganti

identitas responden.

3. Respect for Justice an Inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Pada saat dilakukan pengambilan data peneliti tidak membedakan

responden seperti gender, agama, etnis dan sebagainya.

4. Balancing Harm and Benefits (memperhitungkan manfaat dan kerugian

yang ditimbulkan)

Pada penelitian ini, peneliti menjaga privacy subyek dalam

penelitian, seperti menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan

responden ketika dilakukan pengumpulan data.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga

lebih mudah diolah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


44

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

hal-hal yang dia ketahui. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui

hubungan pengetahuan orang tua tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan

SDIDTK pada anak baduta (0-23 bulan) adalah kuesioner tertutup dimana

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,

2014).

Adapun susunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Lembar penjelasan penelitian, untuk menjelaskan kepada responden.

2. Lembar persetujuan menjadi responden, untuk mendapatkan persetujuan

dari responden.

3. Lembar kuesioner, untuk mendapatkan data responden dari tempat

penelitian.

1) Lembar kuesioner A adalah identifikasi karakteristik responden,

peneliti membuat sendiri dan menggunakan data primer. Karakteristik

responden yang diidentifikasi adalah nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan.

2) Lembar kuesioner B berisi daftar pernyataan pengetahuan tentang

SDIDTK.

3) Lembar ceklist berisi data format pemeriksaan perkembangan anak

sesuai umur anak.

Setelah jenis instrumen penelitian ditentukan, langkah selanjutnya

adalah menguji validitas dan reliabilitas instrumen, instrumen yang baik

harus memenuhi persyaratan valid dan reliabel. Untuk itu penyusun

mengadakan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum instrumen

tersebut digunakan didalam penelitian.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


45

1. Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas telah dilakukan di Puskesmas

Tanjung Karang pada 15 Mei 2022 dengan jumlah responden sebanyak 20

orang. Instrumen penelitian pengetahuan tentang tentang SDIDTK terdiri

dari 25 butir pertanyaan, setelah diuji validitas maka pernyataan valid

karena r hitung 0,530 – 0,960 lebih besar dari r tabel yaitu 0,444.

Sedangkan instrumen pelaksanaan tentang SDIDTK, peneliti tidak

melakukan uji validitas dan reliabilitas karena instrumen tersebut telah

baku.

2. Reliabilitias

Pada penelitian ini, setelah pertanyaan valid semua, analisis

selanjutnya dengan melakukan uji reliabilitas yaitu membandingkan nila r

hasil (nilai alpha crombach) dengan r tabel. Hasil reliabilitas yang

dilakukan untuk kuesioner pengetahuan tentang SDIDTK terdiri dari 25

pertanyaan dan didapatkan nilai r hitung 0,761 lebih besar dari r tabel

0,444, maka kuesioener tersebut dapat dijadikan alat instrumen penelitian.

H. Metode Pengumpulan Data

Adapun proses dalam pengumpulan data dengan cara dibawah ini, yaitu:

1. Sumber Data

Menyerahkan surat permohonan izin pengambilan data dan

dilanjutkan dengan penelitian kepada pihak Puskesmas Rawat Inap

Wayhalim II Kota Bandar Lampun yang telah dibuat oleh institusi

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


46

Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Pihak Puskesmas

Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampun memberikan surat balasan

yang berisi pernyataan persetujuan pengambilan data dan penelitian.

2. Pengumpulan data

a. Data diperoleh langsung dari responden yaitu orang tua yang memiliki

anak usia 0 – 23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Wayhalim II Kota Bandar Lampung.

b. Setelah pasien responden maka dilakukan pemberian kuisioner dan

memberikan arahan bagaimana cara mengisi kuisioner yang baik dan

benar.

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan

yang baik (Arikunto, 2014). Data yang telah dikumpulkan melalui

kuesioner kemudian akan dilakukan tahap pengolahan data sebagai

berikut (Notoadmodjo, 2014.

a. Editing

Pada tahapan ini peneliti melakuka pemeriksaan kembali data

yang telah terkumpul untuk mengetahui ada tidak lembar jawaban

yang tidak terisi, jika ada yang tidak terisi maka peneliti akan

meminta responden untuk melengkapinya.

b. Coding

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


47

Setelah data terkumpul tahap selanjutnya peneliti membuat

kode pada data tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang

sama. Pada variabel pengetahuan kode 0 = Baik (jika skor 76-100%),

kode 1 = Cukup (jika skor 60-75%) dan kode 2 = Kurang

(jika skor < 60%). Sedangkan pada variabel pelaksanaan SDIDTK

kode 0 : Dilakukan, dan kode 1 : Tidak dilakukan.

c. Pemasukan data/ (entry data)

Pada penelitian ini jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam

komputerisasi dan selanjutnya dianalisis.

d. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoadmodjo, 2014). Analisis ini digunakan untuk memperoleh

distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang SDIDTK dan

distribusi frekuensi pelaksanaan SDIDTK pada anak baduta (0-23

bulan).

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


48

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square.

Pengujian ini dengan cara membandingkan frekuensi yang diamati

dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada perbedaan bermakna.

Pada analisis bivariat yang akan diuji berupa variabel independen

(pengetahuan orang tua tentang SDIDTK) dan variabel dependen

(pelaksanaan SDIDTK pada anak baduta (0-23 bulan)). Menentukan

uji kemaknaan dengan kaidah keputusan sebagai berikut: Bila P

value lebih < dari 0,05 maka H o ditolak, yang berarti ada hubungan

yang bermakna antara variabel independen dengan variabel

dependen.

J. Jalannya Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menempuh beberapa tahapan yaitu:

1. Persiapan

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

program Study S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung untuk melakukan penelitian di

wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar

Lampung.

b. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti menyerahkan surat izin

penelitian kepada kepala Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


49

Bandar Lampung, kemudian penelitan melakukan prasurvei di, untuk

mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang SDIDTK

terhadap pelaksanaan SDIDTK pada anak baduta (0-23 bulan).

2. Pelaksanaan

a. Memberikan surat izin kepada Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II

Kota Bandar Lampung untuk melakukan penelitian

b. Setelah peneliti mendapatkan surat izin penelitian, peneliti

mengidentifikasi variabel yang akan diteliti

c. Setelah mendapatkan responden/sampel yang sesuai yaitu ibu yang

memiliki anak usia 0 – 23 bulan. Peneliti mulai melakukan

pengumpulan data dengan cara peneliti meminta kepada responden

untuk mengisi lembar kuesioner pengetahuan tentang SDIDTK. Setelah

pengisian kuesioner, peneliti melakukan pengumpulan data.

3. Mengumpulkan, memproses dan menganalisis data. Setelah data

terkumpul selanjutnya diajukan pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan peneliti kemudian data dijabarkan dalam bentuk tabel.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


50

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Rawat Inap Way Halim II merupakan Puskesmas Pemerintah

Kota Bandar Lampung yang terletak di Kecamatan Way Halim Kota Bandar

Lampung dengan luas wilayah ± 318 Ha dengan 2 Kelurahan binaan, yaitu

Kelurahan Way Halim Permai, dan Kelurahan Gunung Sulah. Luas wilayah

setiap kelurahan adalah sebagai berikut : Way Halim Permai 220 Ha dan

Gunung Sulah 98 Ha. Jarak dari kelurahan ke Puskesmas, antara lain

Kelurahan Way Halim Permai ± 1 km dan Kelurahan Gunung Sulah ± 2 km,

dengan batas wilayah antara lain :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way

Halim

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Perumnas Way Halim

Kecamatan Way Halim

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukarame

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kedaton.

Luas lahan keseluruhan yang digunakan untuk kegiatan Pelayanan

Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Way Halim II adalah + 1600 m2. Luas

bangunan Puskesmas adalah + 680 m2, yang dibagi menjadi lantai, dan

sisanya merupakan lahan parkir bersama yang dipakai bersama dengan

puskesmas, masjid, sekolah dan masyarakat sekitar.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


51

Adapun Visi, Misi Puskesmas Rawat Inap Way Halim II adalah :

1. Visi

Terwujudnya masyarakat sehat, mandiri dan berkualitas.

2. Misi

a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu

b. Meningkatkan / mengembangkan sumber daya kesehatan masyarakat

c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan

sehat

d. Meningkatkan kemitraan dengan pihak terkait

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Bredasarkan Umur, Pendidikan dan Jenis
Pekerjaan Pada Ibu Yang Memiliki Anak Baduta (0-23 bulan) di
UPT Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung
Tahun 2022

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase


Usia
17 – 25 tahun 5 9,6%
26 – 35 tahun 26 50,0%
36 – 45 tahun 21 40,4%
Jumlah 52 100%
Pendidikan
Rendah (SD dan SMP) 27 57,4%
Tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi) 25 42,6%
Jumlah 52 100%

Pekerjaan
IRT 30 57,7%
Wiraswasta 8 15,4%
Pedagang 11 21,2%
PNS 3 5,8%
Jumlah 52 100%

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


52

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa lebih dari sebagian besar

responden berumur antara 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 26 responden

(50%), lebih dari sebagian besar tingkat pendidikan responden sebagian

besar berpendidikan tinggi, yaitu 25 responden (42,6%). lebih dari

sebagian besar sebagai ibu rumah tangga, yaitu 30 responden (57,7%) dan

hanya 3 orang (5,8%) sebagai PNS.

2. Analisis Univariat

a. Pengetahuan Orang Tua Tentang SDIDTK

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Orang
Tua tentang SDIDTK di UPT Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II
Kota Bandar Lampung Tahun 2022

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Baik 17 32,7%
Cukup 15 28,8%
Kurang 20 38,5%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden mempunyai

tingkat pengetahuan yang hampir sama untuk semua kategori, baik

(32,7%), cukup (28,8%), dan kurang (38,5%)

b. Pelaksanaan SDIDTK

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan
SDIDTK di UPT Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota
Bandar Lampung Tahun 2022

Pelaksanaan
Frekuensi Persentase (%)
SDIDTK

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


53

Dilakukan 24 46,2%
Tidak dilakukan 28 53,8%
Jumlah 52 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa lebih dari sebagian besar

responden tidak melakukan SDIDTK yaitu sebanyak 28 responden

(53,8%),

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Deteksi

Dini Tumbuh Kembang Anak

Tabel 4.4
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak di UPT Puskesmas Rawat Inap
Way Halim II Bandar Lampung Tahun 2022

Pelaksanaan Deteksi Dini


Total
Pengetahuan Tumbuh Kembang Anak
tentang Tidak P Value
Dilakukan
SDIDTK Dilakukan n %
n % n %
Baik 12 70,6 5 29,4 17 100
Cukup 4 26,7 11 73,3 15 100
0,035
Kurang 8 40,0 12 60,0 20 100
Jumlah 24 46,2 28 53,8 52 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden dengan

pengetahuan baik, 12 diantaranya (70,6%) melakukan deteksi dini

tumbuh kembang anak, sementara responden dengan pengetahuan

cukup 11 diantaranya (73,3%) tidak melakukan deteksi dini tumbuh

kembang anak, dan responden dengan pengetahuan kurang, 12

diantaranya (60%) tidak melakukan deteksi dini tumbuh kembang

anak. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan nilai p-

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


54

value = 0,035 dan kurang dari nilai α (0,05), maka dapat dinyatakan

ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan deteksi

dini tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way

Halim II Bandar Lampung tahun 2022.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari sebagian

besar responden berumur antara 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 26

responden (50%), lebih dari sebagian besar tingkat pendidikan responden

sebagian besar berpendidikan tinggi, yaitu 25 responden (42,6%). lebih

dari sebagian besar sebagai ibu rumah tangga, yaitu 30 responden (57,7%)

dan hanya 3 orang (5,8%) sebagai PNS.

2. Analisis Univariat

a. Pengetahuan Orang Tua Tentang SDIDTK

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar

tingkat pengetahuan ibu tentang SDIDTK dalam kategori kurang yaitu

sebanyak 20 responden (38,5%). Hal ini dikarenakan ibu belum

mengerti tentang SDIDTK, kurang tahunya ibu tentang SDIDTK ini

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, dimana sebagian besar ibu

berpendidikan rendah (SD dan SMP) yaitu sebanyak 27 responden

(42,6%). Pendidikan mempengeruhi pengetahuan ibu tentang

pelaksanaan SDIDTK, dimana pendidikan merupakan upaya manusia

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


55

untuk mendapatkan pengalaman berupa penambahan pengetahuan.

Seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditempuh

berkembang pula kedewasaan dan kemampuan seseorang untuk

menyerap dan mencernah informasi yang didapat.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi (Notoatmodjo, 2014).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Linda (2020), yang

dilakukan di desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu sangat

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Responden yang

berpendidikan tinggi akan mudah dalam menyerap informasi tentang

SDIDTK, sehingga pengetahuan tentang SDIDTK lebih baik. Namun

sebaliknya, responden yang berpendidikan rendah akan mengalami

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


56

hambatan dalam penyerapan informasi tentang pelaksanaan SDIDTK

sehingga ibu tidak tahu tentang pertumbuhan dan perkembangan

anaknya.

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera

penglihatan, penciuman, perasa dan perabaan. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, sehingga hal

yang dapat dipahami karena pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang (Notoatmojo,

2014).

Menurut Hurlock (1999 dalam Notoatmodjo, 2014), ibu yang

berpengetahuan baik akan mengetahui tentang perkembangan anak

dalam menstimulasi tumbuh kembang anak dan mengerti arti

pentingnya keterampilan motorik bagi perkembangan anaknya.

Sedangkan menurut Soetjiningsih (2016) menyatakan bahwa ibu yang

berpengetahuan baik dapat mengidentifikasi perkembangan mulai dari

menstimulasi dan pola asuh pada anak usia 0 – 5 tahun.

Yulianti (2021) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu

dengan pendidikan yang baik maka akan mendapat informasi dari luar

khususnya mengenai manfaat pemberian stimulasi bagi anak sehingga

ibu dapat mengaplikasikan dalam praktik pemberian stimulasi kepada

anak di rumah. Selain itu dengan tingkat pendidikn ibu yaitu SMA,

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


57

maka ibu lebih mudah mengerti dan paham tentang cara memberikan

stimulasi kepada anak sehingga berdampak pada praktik stimulasi

perkembangan anak di rumah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

bahwa salah satu faktor penting yang membentuk perilaku kesehatan

seseorang adalah pengetahuan atau kognitif (Notoatmojo, 2014).

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat disimpulkan

bahwa ibu sebagai pengasuh terdekat seorang anak harus mengetahui

lebih banyak proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta faktor-

faktor yang mempengaruhi proses pengetahuan ibu tentang

perkembangan anak sangatlah penting karena dapat mengarahkan ibu

untuk lebih berinteraksi dengan anak sehingga secara tidak langsung

akan berpengaruh pada perkembangan anak. Ibu yang memiliki

pengetahuan tentang SDIDTK cenderung akan menciptakan

lingkungan yang sesuai untuk munculnya kemampuan anak.

b. Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar

responden tidak melakukan pelaksanaan deteksi dini yaitu sebanyak

28 responden (53,8%). Hal ini dikarenakan rendahya atau kurang

tahunya ibu tentang pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak.

Menurut analisa peneliti yang dilihat dari analisa kuesioner hasil

pelaksanaan deteksi dini pra skrining perkembangan anak, ibu tidak

melakukan deteksi dini yaitu pada anak usia 3 bulan (6 responden)

yang usia 6 bulan (7 responden), 12 bulan (2 responden), 15 bulan (4

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


58

responden), 18 bulan (3 responden), dan 21 bulan (2 responden).

Responden usia 3 bulan terjadi gangguan seperti belum bisa mengikuti

gerakan ibu, usia 15 bulan terjadi gangguan tidak bisa jalan sendiri

atau berpegangan. Responden usia 21 bulan terjadi gangguan tidak

bisa berjalan naik tangga sendiri. Dengan ditemukan secara dini

penyimpangan/masalah tumbuh kembang balita, maka intervensi akan

lebih mudah dilakukan, terutama ketika harus melibatkan orang tua

dan keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka

intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang balita (Kemenkes RI, 2016).

Stimulasi deteksi dini tumbuh kembang anak merupakan upaya

penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk

menegetahui adanya penyimpangan pada tumbuh kembang balita serta

mengkoreksi adanya faktor resiko. Dengan adanya faktor resiko yang

telah diketahui, maka upaya untuk meminimalkan dampak pada balita

bisa dicegah. Upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur

perkembangan anak. Dengan demikian dapat tercapai tumbuh

kembang yang optimal (Nursalam, 2015).

Banyak faktor yang mempengaruhi rangsangan atau stimulasi

sejak dini (SDIDTK) yaitu kualitas asupan gizi, pola pengasuhan yang

tepat dan kasih sayang orang tua terhadap anak serta pemahaman

orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang anak (Setiawan, 2014).

Kesadaran dan kemampuan ibu dalam memberikan stimulasi dini

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


59

perkembangan anak merupakan faktor yang dapat menentukan kualitas

anak. Pengaruh pengetahuan ibu terhadap perkembangan anak sangat

penting sebab ibu yang mempunyai cukup pengetahuan dan

pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan perkembangan

anaknya, seperti sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar (Desi,

2018).

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka peneliti berasumsi

bahwa deteksi dini tumbuh kembang anak merupakan salah satu

deteksi dini untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak

terutama anak usia 0 – 23 bulan. Faktor pengetahuan sangat

mempengaruhi ibu untuk melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang

anak, karena dengan pengetahuan ibu yang baik, tentu ibu akan

memberikan stimulasi dini bagi anaknya, jika gangguan pertumbuhan

dan perkembangan yang ditemukan lebih awal akan mendapatkan

intervensi sangat berharga untuk mencegah kecacatan permanen

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Deteksi

Dini Tumbuh Kembang Anak

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan

tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan deteksi dini tumbuh

kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way Halim II Bandar

Lampung tahun 2022 dengan nilai p-value = 0,035. Penelitian ini

menyatakan bahwa pengetahuan tentang SDIDTK mempunyai

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


60

pengaruh terhadap pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak,

karena peran orang tua sangat penting dalam pelaksanaan deteksi dini,

dimana dengan pengetahuan yang cukup baik maka orang tua akan

dapat melakukan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK) yang sesuai dengan usia anak.

Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini adalah

Christiari dkk, (2018) bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan ibu tentang stimulasi dini dengan perkembangan motorik

anak usia 6-24 bulan. Linda (2020), yang dilakukan di desa Kuripan

Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan orang

tua tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan stimulasi deteksi dini

tumbuh kembang (SDIDTK) Anak Usia 0-23 (p-value = 0,001). Inna

Sholicha Fitriani dan Rona Riasma tahun 2017 yang menyatakan

terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan SDIDTK

pada anak balita di Kelurahan Batuangtaba Wilayah Kerja Puskesmas

Pagambiran Padang (p-value = 0,005),

Menurut Green pengetahuan adalah suatu faktor predisposing

untuk membentuk suatu perilaku baru. Menurut Winkel, pengetahuan

mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan

dalam ingatan, yang dapat meliputi fakta, kaidah, prinsip seta metode

yang bdiketahui. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


61

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan daripada

perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2014).

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 17 responden

berpengetahuan baik ada 5 responden (29,4%) tidak melakukan

pelaksanaan deteksi dini, hal ini dikarenakan alasan ibu yang sibuk

bekerja, dimana hasil penelitian mendapatkan bahwa dari 22 ibu

dengan status bekerja didapatkan 8 orang (15,4%) bekerja sebagai

wiraswasta, 11 orang (21,2%) bekerja sebagai pedagang dan 3 orang

(5,8%) adalah PNS, dengan alasan sibuk bekerja ini ibu jarang datang

ke posyandu untuk memeriksakan perkembangan anaknya, selain itu

yang sibuk bekerja pengasuhan sepenuhnya kadang diberikan kepada

asisten rumah tangga (ART). Sedangkan dari 15 responden

berpengetahuan cukup ada 4 responden (26,7%) melakukan

pelaksanaan deteksi dini, karena 4 responden melakukan deteksi dini

dikarenakan ibu rajin datang keposyandu, sering membaca buku KIA

dan internet, mendapatkan informasi dari petugas kesehatan dan dari

teman, dari 17 responden berpengetahuan kurang ada 8 responden

(40%) melakukan pelaksanaan deteksi dini, hal ini dikarenakan ibu

tahu dari tetangga dan ibu diajak tetangga ke posyandu untuk deteksi

dini perkembangan anaknya.

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka peneliti berasumsi

bahwa Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh

kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


62

akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang

atau tidak mendapat stimulasi. Maka dari itu, pengetahuan tentang

stimulasi tumbuh kembang, sangat penting bagi calon ibu yang sudah

mempunyai anak.

4. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian

ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa

faktor yang agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang

akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karna penelitian

ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam

penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian

tersebut, antara lain :

1. Jumlah responden yang hanya 52 orang, tentunya masih kurang untuk

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

2. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden

melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden

yang sebenarnya, hal ini terjadi karena kurang nya pengetahuan

informasi dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor

lain seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat responden dalam

kuesionernya.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang hubungan tingkat

pengetahuan ibu dengan pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak di

UPT Puskesmas Rawat Inap Way Halim II Bandar Lampung tahun 2022,

maka dapat disimpulkan :

1. Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar berumur antara

26 – 35 tahun yaitu sebanyak 26 responden (50%). Karaktersitik

responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan

SD dan SMP yaitu 27 responden (42,6%). Sedangkan berdasarkan

pekerjaan sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak

30 responden (57,7%).

2. Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang SDIDTK dalam kategori

kurang yaitu sebanyak 20 responden (38,5%).

3. Sebagian besar responden tidak melakukan pelaksanaan deteksi dini

tumbuh kembang anak yaitu sebanyak 28 responden (53,8%).

4. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pelaksanaan deteksi dini

tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way Halim II

Bandar Lampung tahun 2022dengan nilai p-value = 0,035.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


64

B. Saran

1. Puskesmas Rawat Inap Wayhalim II Kota Bandar Lampung

Pihak Puskesmas agar dapat meningkatkan informasi dan minat ibu

balita untuk melakukan SDIDTK pada anaknya dapat melalui penyuluhan,

penyebaran leaflet, ataupun program jemput bola dengan bantuan kader di

posyandu untuk memastikan bahwa ibu mau melakukan SDIDTK secara

rutin terhadap anaknya dan semua balita telah mendapatkan pemeriksaan

SDIDTK.

2. Bagi Orang Tua

Diharapkan para orang tua dapat mencari sumber informasi tentang

pertumbuhan perkembangan anak terutama SDIDTK baik melalui tempat

pelayanan kesehatan, media elektronik, media cetak dan lain-lain,

sehingga orang tua mampu memberikan stimulasi perkembangan dan

pertumbuhan.

3. Bagi Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Diharapkan institusi lembaga pendidikan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pringsewu meningkatkan sumber bacaan

tentang kesehatan anak terutama tentang pertumbuhan perkembangan

anak.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti yang akan datang lebih menekankan pada

variabel lain seperti (faktor sikap, dukungan keluarga, peran petugas) yang

mempengaruhi pelaksanaan SDIDTK

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


65

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D., (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta
Salemba Medika

Arikunto, S., (2014), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineke Cipta Jakarta

Christiari A. Yoniko, Kusuma Fajar irawan dan Syamlan Ramzi. (2018).


Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan
Motorik pada Anak Usia 6-24 bulan di Kecamatan Mayang Kabupaten
Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan, 1(1)

Efendi, F. 2014. Pengaruh gadget terhadap perkembangan anak usia dini.


(Online).http://fuadefendi.in/2014/01/pengaruh-gadget-terhadap-
perkembangan.html. (12 Februari 2022).

Fida dan Maya. (2012). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jokjakarta: D-Medika.

Hidayat, A.A., (2018). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Inna Sholicha Fitriani & Rona Riasma, (2017). “Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi
Dini Orang Tua Terhadap Pencegahan Penyimpangan Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak Balita.” Indonesian Journal for Health Sciences 1,
No. 1, 2017.

Kementerian Kesehatan RI, (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi,


Intervensi Dini Tumbuh Kembang.

Kemenkes RI, (2018). Pedoman Stimulasi Deteksi Dan Intervensi


TumbuhKembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar.

Kosengeran Helmy Betsy, Ismanto Amatus Yudi, Babakal Abram. (2019)


Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua tentang Stimulasi Dini dengan
Perkembangan Anak 4-5 Tahun di Desa Ranoketang Atas. Ejurnal
Keperawatan (e-kp), 1 (1)

Linda, dkk., (2020). Pengetahuan Orang Tua Tentang SDIDTK Terhadap


Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak Usia 0-23 Bulan. Wellness and Healthy Magazine, 2(2),
Agustus 2020, – 301

Marmi K, R,. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


66

Notoatmodjo, S., (2014). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Notoatmojo, S., (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


Jakarta

Nursalam, (2013). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2015). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes Lampung. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2020.


Bandar Lampung

Profil Kesehatan Indonesia, 2016.

Ratna Indah Sari Dewi (2017). Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan
Pelaksanaan Deteksi Dini Pra Skrining Perkembangan Balita di Nagari
Kinari Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas Kabupaten Solok. Jurnal
Kesehatan Medika Saintika. Volume 9 Nomor 1. https://jurnal.
syedzasaintika.ac.id

Setiawan, Dony., (2014). Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang (Pengkajian


Dan Pengukuran). Yogyakarata: Nuha Medika.

Sodjatmiko. (2016). Pentingnya Stimulasi Dini Untuk Merangsang Perkembangan


Bayi Dan Balita Terutama Pada Bayi Beresiko Tinggi. Sari Pediatri Vol.8,
No.3, hal. 164-73.

Soetjiningsih. (2016). Tumbuh Kembang Anak. Denpasar : EGC.

Winda Windiyani, (2019). Pengetahuan, Sikap Bidan dengan Pelaksanaan


Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Bidan
“Midwife Journal” Volume 5 No. 02, Juli 2019.

Wong, D. L. (2014). Pedoman Klinis Keperawatan Anak (Edisi Terjemahan Oleh


Monica Ester.,S.Kp). Jakarta: EGC.

Yulianti, K.B & Natalia DB, (2021). Tingkat Pengetahuan, Pendidikan Ibu, Status
Gizi Anak dengan Pekembangan Anak di Posyandu Bougenvile Kota
Kupang. Flobamora Nursing Jurnal. Vol 1, No 1, Bulan Oktober Tahun
2021 pp. 50-59. Website: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/fnj.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


67

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Ditempat

Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu, menyatakan bahwa saya
mengadakan penelitian ini sebagai salah satu kegiatan penelitian Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan
ibu dengan pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak di UPT Puskesmas
Rawat Inap Way Halim II Bandar Lampung tahun 2022.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas saya mengharapkan kesediaan
responden untuk memberikan jawaban dan tanggapan yang ada dalam angket ini
sesuai dengan pendapat anda sendiri tanpa dipengaruhi orang lain sesuai petunjuk.
Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas anda dan informasi yang anda
berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan
tidak digunakan untuk maksud-maksud lain.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas artinya anda bebas
ikut/tidak tanpa sangsi apapun. Atas perhatian dan kesediaanya saya ucapkan
terima kasih.

Hormat Saya,

Robitha

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


68

INFORMMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :.........................................
Umur :.........................................
Alamat :.........................................
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan
tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way Halim II Bandar Lampung
Tahun 2022”
Demikian pernyataan saya buat tanpa paksaan dan tekanan dari pihak
manapun.

Pringsewu, Mei 2022

Responden

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


69

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN


PELAKSANAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
DI UPT PUSKESMAS RAWAT INAP WAY HALIM II
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022

Kode Responden

A. Data Demografi
1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

2. Umur : ............... tahun

3. Pendidikan :

Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Tamat

SD

SLTP SMU

Diploma Strata-1

4. Pekerjaan :

PNS Pegawai

Swasta

Wiraswasta Petani

IRT/Tidak Kerja

B. Kuesioner Pengetahuan Tentang SDIDTK


Petunjuk pengisian :
1. Isilah data terlebih dahulu
2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu kolom yang ibu anggap benar
3. Jika ada pertanyaan yang meragukan atau kurang dimengerti mohon
ditanyakan kepada peneliti

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


70

No Item Pertanyaan Ya Tidak


1 Pada waktu bayi ibu telentang, masing – masing
lengan dan tungkai akan bergerak dengan mudah
pada usia 3 bulan
2 Bayi usia 6 bulan sudah dapat berbalik paling sedikit
2 kali dari telentang ke telungkup atau sebaliknya
3 Bayi usia 9 bulan belum mampu duduk sendiri
selama 60 detik tanpa di sangga oleh bantal, kursi
atau dinding adalah hal yang normal
4 Anak usia 1 tahun sudah dapat berdiri selama 30
detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi /
meja
5 Anak belum dapat berjalan sendiri atau jalan dengan
berpegangan pada usia 15 bulan
6 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, anak
dapat membungkuk untuk memungut mainan
dilantai dan kemudian berdiri kembali pada usia 18
bulan adalah hal yang normal
7 Anak usia 21 bulan sudah dapat berjalan sepanjang
ruangan tanpa jatuh
8 Anak belum dapat berjalan naik tangga sendiri.
dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding
atau pegangan tangga pada usia 2 tahun adalah hal
yang normal
9 Di usia 3 bulan, pada waktu bayi ibu telentang, ia
akan mengikuti gerakan ibu dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan / kiri ke tengah
10 Bayi usia 6 bulan belum mampu meraih mainan
yang diletakkan agak jauh, tetapi masih berada
dalam jangkauan tangannya adalah hal yang normal
11 Bayi usia 9 bulan sudah mampu memindahkan
mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan
yang lain
12 Anak ibu dapat mempertemukan dua kubus kecil
yang ia pegang tanpa bantuan pada usia 15 bulan
13 Anak sudah dapat memegang sendiri cangkir / gelas
dan minum dari tempat tersebut tanpa tertumpah
pada usia 21 bulan
14 Anak yang belum dapat berjalan naik tangga sendiri.
Dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding
atau pegangan tangga pada usia 2 tahun adalah hal
yang normal

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


71

15 Bila diberi pensil, anak usia 2 tahun sudah mulai


mencoret-coret kertas tanpa bantuan / petunjuk
16 Bayi ibu usia 3 bulan sudah dapat mengeluarkan
suara-suara lain (ngoceh)
17 Bayi usia 6 bulan sudah mampu mengeluarkan suara
gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan
menangis
18 Bayi usia 9 bulan belum mampu menyadari
kedatangan ibu pada waktu bermain sendiri dan ibu
diam-diam datang berdiri dibelakang seperti
mendengar kedatangan ibu
19 Anak sudah mampu untuk mengatakan 2 suku kata
yang sama, misalnya, “ ma-ma”, “da-da”, atau “ pa-
pa” pada usia 1 tahun
20 Anak dapat mengatakan “papa” ketika ia
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan
“mama” jika memanggil/ melihat ibunya pada usia
18 bulan
21 Di usia 3 bulan, Pada waktu bayi ibu telentang, ia
akan melihat atau menatap wajah ibu
22 Ibu melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan
yang lucu, gambar, atau binatang peliharaan pada
saat ia bermain sendiri pada usia 6 bulan
23 Bayi usia 9 bulan sudah dapat makan kue kering
sendiri
24 Anak ibu dapat membedakan ibu dengan orang yang
belum ia kenal pada usia 1 tahun
25 Anak ibu belum dapat bertepuk tangan atau
melambailambai tanpa bantuan ibu pada usia 15
bulan, adalah hal yang normal

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


72

C. Lembar Observasi SDIDTK pada anak baduta (0-23 bulan)

No SDIDTK Ya Tidak
A Usia 3 bulan
1 Pada usia 3 bulan bayi ibu telentang, masing-masing
lengan dan tungkai akan bergerak dengan mudah
2 Di usia 3 bulan bayi sudah mengikuti gerakan ibu
dengan menggerakkan kepalanya dari kanan / kiri ke
tengah
3 Usia 3 bulan bayi sudah dapat mengeluarkan suara-
suara lain (ngoceh)
4 Bayi sudah melihat atau menatap wajah ibu
B Usia 6 bulan
1 Bayi sudah dapat berbalik paling sedikit 2 kali dari
telentang ke telungkup atau sebaliknya
2 Bayi mampu meraih mainan yang diletakkan agak
jauh, tetapi masih berada dalam jangkauan
tangannya adalah hal yang normal
3 Bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi
atau memekik tetapi bukan menangis
4 Bayi tersenyum ketika melihat mainan yang lucu,
gambar, atau binatang peliharaan pada saat ia
bermain sendiri
C Usia 9 bulan
1 Anak mampu duduk sendiri selama 60 detik tanpa
disangga oleh bantal, kursi atau dinding adalah hal
yang normal
2 Anak sudah mampu memindahkan mainan atau kue
kering dari satu tangan ke tangan yang lain
3 Anak mampu menyadari kedatangan ibu pada waktu
bermain sendiri dan ibu diam-diam datang berdiri
dibelakang seperti mendengar kedatangan ibu
D Usia 12 bulan
1 Anak ibu sudah dapat berdiri selama 30 detik
2 Anak ibu sudah mampu untuk mengatakan 2 suku
kata yang sama, misalnya, “ ma-ma”, “da-da”, atau “
pa-pa” pada usia 1 tahun
3 Anak ibu dapat membedakan ibu dengan orang yang
belum ia kenal
E Usia 15 bulan
1 Anak dapat berjalan sendiri
2 Anak ibu dapat mempertemukan dua kubus kecil
yang ia pegang tanpa bantuan

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


73

3 Anak ibu dapat bertepuk tangan atau melambai-


lambai tanpa bantuan ibu
F Usia 18 bulan
1 Anak ibu dapat membungkuk untuk memungut
mainan dilantai dan kemudian berdiri kembali
2 Anak dapat mengatakan “papa” ketika ia
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan
“mama” jika memanggil/ melihat ibunya pada usia
18 bulan
G Usia 21 bulan
1 Anak usia 21 bulan sudah dapat berjalan sepanjang
ruangan tanpa jatuh
2 Anak sudah dapat memegang sendiri cangkir / gelas
dan minum dari tempat tersebut tanpa tertumpah
H Usia 23 bulan
1 Anak belum dapat berjalan naik tangga sendiri.
dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding
atau pegangan tangga pada usia 2 tahun adalah hal
yang normal
2 Anak dapat berjalan naik tangga sendiri. Dengan
posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga
3 Anak sudah mulai mencoret-coret kertas tanpa
bantuan / petunjuk

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


1

TABULASI DATA
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SDIDTK
TERHADAP PELAKSANAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT
INAP WAYHALIM II KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
Pengetahuan Ibu Tentang SDIDTK
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan tentang SDIDTK
No JML % Kategori Koding
Ibu Ibu Ibu Ibu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Ny.U 35 SMA Pedagang 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 88 Baik 0
2 Ny.S 32 SMA IRT 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
3 Ny.S 38 SMA IRT 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 13 52 Kurang 2
4 Ny.R 28 SD Petani 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 10 40 Kurang 2
5 Ny.S 28 SD IRT 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11 44 Kurang 2
6 Ny.R 37 SMP IRT 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17 68 Cukup 1
7 Ny.E 29 SMP Petani 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12 48 Kurang 2
8 Ny.K 25 SMP Petani 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 21 84 Baik 0
9 Ny.S 31 SMP Wiraswasta 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 56 Kurang 2
10 Ny.A 24 SMA Petani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 19 76 Baik 0
11 Ny.M 38 SD Petani 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 13 52 Kurang 2
12 Ny.S 38 SMP IRT 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 48 Kurang 2
13 Ny.S 32 SMA IRT 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 15 60 Cukup 1
14 Ny.D 31 SMA Wiraswasta 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
15 Ny.E 31 SMA IRT 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 14 56 Kurang 2
16 Ny.P 32 SMP IRT 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 20 80 Baik 0
17 Ny.R 28 S.1 IRT 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 21 84 Baik 0
18 Ny.S 30 SMP IRT 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 84 Baik 0
19 Ny.E 23 SMA Petani 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16 64 Cukup 1

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


2

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


3

20 Ny.E 28 Diploma PNS 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 19 76 Baik 0


21 Ny.N 38 SMP IRT 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 60 Cukup 1
22 Ny.S 28 SMP Petani 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 12 48 Kurang 2
23 Ny.R 31 SMP Petani 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 16 64 Cukup 1
24 Ny.E 45 S.1 PNS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 22 88 Baik 0
25 Ny.E 40 SD Petani 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10 40 Kurang 2
26 Ny.A 29 SMA IRT 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
27 Ny.M 28 SMA Petani 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 18 72 Cukup 1
28 Ny.S 25 SMA Wiraswasta 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 12 48 Kurang 2
29 Ny.G 40 SMP Petani 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 14 56 Kurang 2
30 Ny.K 33 SMA IRT 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18 72 Cukup 1
31 Ny.B 39 SD IRT 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 18 72 Cukup 1
32 Ny.S 37 S.1 PNS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21 84 Baik 0
33 Ny.O 35 SD IRT 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 19 76 Baik 0
34 Ny.M 37 SD IRT 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 20 80 Baik 0
35 Ny.D 38 SMP IRT 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 16 64 Cukup 1
36 Ny.Z 42 SD Petani 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 13 52 Kurang 2
37 Ny.L 40 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 19 76 Baik 0
38 Ny.H 42 Diploma IRT 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 88 Baik 0
39 Ny.T 35 SMA Pedagang 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 96 Baik 0
40 Ny.S 25 SD Petani 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 15 60 Cukup 1
41 Ny.R 27 SMA IRT 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 14 56 Kurang 2
42 Ny.Y 32 SMP Petani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 52 Kurang 2
43 Ny.S 37 SD IRT 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 15 60 Cukup 1
44 Ny.F 30 SMP Petani 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 14 56 Kurang 2
45 Ny.U 42 SMA Pedagang 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 56 Kurang 2

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


4

46 Ny.Y 34 SMA Petani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 19 76 Baik 0


47 Ny.E 32 SMP IRT 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16 64 Cukup 1
48 Ny.K 42 SMP IRT 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12 48 Kurang 2
49 Ny.P 45 SMP Wiraswasta 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12 48 Kurang 2
50 N y.S 45 Diploma PNS 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 20 80 Baik 0
51 Ny,U 38 S.1 PNS 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 21 84 Baik 0
52 Ny.D 40 SMA IRT 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 52 Kurang 2

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


Pelaksanaan SDIDTK Anak Usia 0-23 bulan 5
Nama Umur Pelaksanaan SDIDTK
No JK
Anak (Bulan) Kategori Koding
1 An.B P 3 Dilakukan 0
2 An.S P 3 Tidak Dilakukan 1
3 An.B P 6 Tidak Dilakukan 1
4 An.M P 12 Tidak Dilakukan 1
5 An.N P 12 Tidak Dilakukan 1
6 An.T L 23 Dilakukan 0
7 An.R L 3 Tidak Dilakukan 1
8 An.S P 4 Dilakukan 0
9 An.K L 3 Dilakukan 0
10 An.L P 3 Tidak Dilakukan 1
11 An.Y P 9 Dilakukan 0
12 An.A L 6 Tidak Dilakukan 1
13 An.E L 10 Tidak Dilakukan 1
14 An.A L 14 Tidak Dilakukan 1
15 An.A P 15 Tidak Dilakukan 1
16 An.W P 16 Tidak Dilakukan 1
17 An.S L 3 Dilakukan 0
18 An.S L 3 Dilakukan 0
19 An.L L 18 Tidak Dilakukan 1
20 An.P P 6 Tidak Dilakukan 1
21 An.F P 21 Tidak Dilakukan 1
22 An.C P 3 Dilakukan 0
23 An.T L 6 Tidak Dilakukan 1
24 An.V L 6 Dilakukan 0
25 An.D P 9 Dilakukan 0
26 An.E P 9 Dilakukan 0
27 An.S L 21 Dilakukan 0
28 An.I P 21 Tidak Dilakukan 1
29 An.S P 3 Tidak Dilakukan 1
30 An.B P 6 Dilakukan 0
31 An.M P 15 Tidak Dilakukan 1
32 An.N P 15 Dilakukan 0
33 An.T L 23 Dilakukan 0
34 An.R L 15 Dilakukan 0
35 An.S P 6 Tidak Dilakukan 1
36 An.K P 18 Tidak Dilakukan 1
37 An.L P 9 Tidak Dilakukan 1
38 An.Y L 23 Dilakukan 0
39 An.A L 15 Dilakukan 0
40 An.E P 18 Tidak Dilakukan 1

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


6

41 An.A L 6 Dilakukan 0
42 An.A L 3 Dilakukan 0
43 An.W L 3 Tidak Dilakukan 1
44 An.S L 6 Tidak Dilakukan 1
45 An.S P 9 Tidak Dilakukan 1
46 An.L P 9 Dilakukan 0
47 An.P P 21 Tidak Dilakukan 1
48 An.F L 12 Dilakukan 0
49 An.C P 23 Dilakukan 0
50 An.T L 3 Tidak Dilakukan 1
51 An.S P 15 Dilakukan 0
52 An.B L 6 Tidak Dilakukan 1

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


7

OUTPUT UJI HASIL


FREQUENCIES VARIABLES=UmurIbu Pendidikan Pedagang Pengetahuan SDIDTK
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0]

Statistics
UmurIbu Pendidikan Pedagang Pengetahuan SDIDTK
Valid 52 52 52 52 52
N
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

UmurIbu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
17 - 25 tahun 5 9.6 9.6 9.6
26 - 35 tahun 26 50.0 50.0 59.6
Valid
36 - 45 tahun 21 40.4 40.4 100.0
Total 52 100.0 100.0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SD & SMP 27 51.9 51.9 51.9
Valid SMA & PT 25 48.1 48.1 100.0
Total 52 100.0 100.0

Pedagang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
IRT 30 57.7 57.7 57.7
Pedagang 8 15.4 15.4 73.1
Valid Wiraswasta 11 21.2 21.2 94.2
PNS 3 5.8 5.8 100.0
Total 52 100.0 100.0

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


8

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 17 32.7 32.7 32.7
Cukup 15 28.8 28.8 61.5
Valid
Kurang 20 38.5 38.5 100.0
Total 52 100.0 100.0

SDIDTK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Dilakukan 24 46.2 46.2 46.2
Valid Tidak DIlakukan 28 53.8 53.8 100.0
Total 52 100.0 100.0

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


9

CROSSTABS
/TABLES=Pengetahuan BY SDIDTK
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC PHI
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * SDIDTK 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Pengetahuan * SDIDTK Crosstabulation


SDIDTK Total
Dilakukan Tidak Dilakukan
Count 12 5 17
Expected Count 7.8 9.2 17.0
Baik % within Pengetahuan 70.6% 29.4% 100.0%
% within SDIDTK 50.0% 17.9% 32.7%
% of Total 23.1% 9.6% 32.7%
Count 4 11 15
Expected Count 6.9 8.1 15.0
Pengetahuan Cukup % within Pengetahuan 26.7% 73.3% 100.0%
% within SDIDTK 16.7% 39.3% 28.8%
% of Total 7.7% 21.2% 28.8%
Count 8 12 20
Expected Count 9.2 10.8 20.0
Kurang % within Pengetahuan 40.0% 60.0% 100.0%
% within SDIDTK 33.3% 42.9% 38.5%
% of Total 15.4% 23.1% 38.5%
Count 24 28 52
Expected Count 24.0 28.0 52.0
Total % within Pengetahuan 46.2% 53.8% 100.0%
% within SDIDTK 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 46.2% 53.8% 100.0%

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


10

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
a
Pearson Chi-Square 6.681 2 .035
Likelihood Ratio 6.864 2 .032
Linear-by-Linear Association 3.107 1 .078
N of Valid Cases 52
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 6.92.

Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Phi .358 .035
Nominal by Nominal Cramer's V .358 .035
Contingency Coefficient .337 .035
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


11

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jalan KH. Ahmad Dahlan Telp./Fax/(0729) 22537 Pringsewu Lampung 35373

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Robitha
NIM : 2020206203322P
Program Studi : S1 Keperawatan
Pembimbing : Ns. Nur Hasanah, S.Kep., M.MR
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way
Halim II Bandar Lampung Tahun 2022

No Tanggal BAB Uraian Pembimbing Paraf


19/04/2022 - Acc Judul

22/04/2022 I - Tambahkkan Dampak


- Area Spesifik ( MDAEK)

II - Penulisan
- Tambahkan Teori Terkait Variabel
- Kurang Teori Dan Konsep

26/04/2022
III - Devinisi Oprasional
- Kuisoner
- Waktu Dan Tempat Penelitian
- Uji Validitas
- Acc Sidang Proposal

20/08/2022 IV - Tambahkan halaman pengesahan


- Penomoran kertas diatas kanan
- Waktu penelitian disingkronkan

- Tabel 4.1 permasing masing karakter


ristik diberi jumlah dengan garis.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


12

-Tambahkan karakteristik responden


20/08/2022
-Tambahkan keterbatasan penelitian.

-Acc cetak.

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


13

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jalan KH. Ahmad Dahlan Telp./Fax/(0729) 22537 Pringsewu Lampung 35373

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Robitha
NIM : 2020206203322P
Program Studi : S1 Keperawatan
Pembimbing : Nur Fadhilah, M.Kes
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak di UPT Puskesmas Rawat Inap Way
Halim II Bandar Lampung Tahun 2022

No Tanggal BAB Uraian Pembimbing Paraf


I - Tambahkan Kualitas Tumbuh Kembang
1 21/04/2022 Anak.

- Tambahkan Faktor Penyebab Teori

- Tidak Boleh Mengarang Data

- Tahun Harus Singkron Dengan Data

- Lanjutkan Revisi

II - Perbaikan Bab I
2 09/04/2022 - Lampirkan Bab I – Bab III

3 III - Perbaikan Bab I – Bab III


09/04/2022
- Acc Sidang Proposal

4 09/08/2022 IV - Acc sidang hasil.

5 19/08/2022 - Acc cetak

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


14

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


15

No Tanggal BAB Uraian Pembimbing Paraf

No Tanggal BAB Uraian Pembimbing Paraf

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung


16

Universitas Muhamamdiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai