Anda di halaman 1dari 84

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN NYERI AKUT DI KLINIK DOKTER SAIFUL ANAM


KOTA PASURUAN TAHUN 2022

LAPORAN KASUS

Oleh:
Mukhamad Laifil Maroj
NIM 192303102050

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN
2022
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DI KLINIK DOKTER SAIFUL ANAM
KOTA PASURUAN TAHUN 2022

LAPORAN KASUS
Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Salah Satu
Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
dan Mencapai Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
Mukhamad Laifil Maroj
NIM 192303102050

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN
2022

ii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaiakan. Isi pikiran yang tersampikan dalam karya ini saya persembahkan
untuk :
1. Kedua orang tua saya (Abdul kohar dan Lilik Wahyuni) terima kasih
kalian selalu memberikan saya kekuatan dalam menjalani studi ini dan
selalu mendoakan saya dalam segala hal.
2. Kakak saya M. Feri Hidayat, M. Lukman Hakim dan M. Ryan Nur
Rohman. terima kasih yang selalu memotivasi dan membantu dalam
penyelesaian tugas akhir saya.
3. Adek saya Naila Ayu Lailil Izza terima kasih telah mememberikan
semangat dan dukungan berupa tawa bahagia di saat saya merasakan lelah
dalam mengerjakan tugas akhir.
4. Terima kasih kepada bapak ibu dosen yang selalu membimbing saya
dalam penyelesaian tugas akhir dan masukan serta saran yang dapat
membangun untuk penyelesaian tugas akhir saya.
5. Terima kasih kepada sahabat saya (Birul, Aris, Rio, Aziz) kalian yang
selalu memberikan kekuatan, dan dukungan, semoga dilancarkan semua
yang kalian inginkan, Aamiin.
6. Terima kasih kepada Haris Widya Ningrum, seseorang yang selalu
memberikan support dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir saya.
7. Teman- temanku seangkatan terima kasih kalian telah melalui hal yang
sama dan kita bersama – sama menjalani studi, penyelesaian tugas akhir
sehingga berada di titik ini semoga menjadi kelulusan yang memuaskan.

iii
MOTTO

Dan Barangsiapa Yang Bertaqwa Kepada Allah, Niscaya Allah Menjadikan


Baginya Kemudahan dalam Urusannya.
(terjemahan Surat At-Talaq ayat 4) *)

Jangan Berlari Menjauh Dari Masalah Namun Berlarilah Melewatinya. **)

iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mukhamad laifil Maroj
NIM : 1923030102050
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gastritis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Klinik Dokter
Saiful Anam Kota Pasuruan Tahun 2022” adalah benar-benar hasil karya sendiri,
kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan
pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas
keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung
tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Pasuruan, 27 Mei 2022


Yang menyatakan,

Mukhamad Laifil Maroj


NIM. 19230102050

v
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS DENGAN
MASALAH KEPERWAWATAN NYERI AKUT
DI KLINIK DOKTER SAIFUL ANAM
KOTA PASURUAN TAHUN 2022

Oleh :
Mukhamad Laifil Maroj
NIM.192303102050

Dosen Pembimbing Utama : Ns. Mokh. Sujarwadi, S.Kep., M.Kep.


Dosen Pembimbing Anggota : Ns. Mukhammad Toha, S.Kep., M.Kep.

vi
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gastritis


Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam:
Laporan Kasus” karya Mukhamad Laifil Maroj telah diuji dan disahkan pada :
Hari, tanggal : Kamis, 30 Juni 2022
Tempat : Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Jember Kampus Kota Pasuruan

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Ns. Mokh. Sujarwadi, S.Kep., M.Kep Ns. Mukhammad Toha, S.Kep., M.Kep
NIP. 197612301998031005 NIP. 197204281994031003

Penguji 1 Penguji 2

Ns. Nurul Huda, S,Psi., S.Kep., M.SI Ns. Dwining Handayani, S.Kep., M.Kep
NIP. 19700924199302 1 001 NIP. 97705182006042017

Mengesahkan,
Koordinator Prodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan

Ns. Nurul Huda, S,Psi., S.Kep., M.SI


NIP. 19700924199302 1 001

vii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah diperika oleh pembimbing dan telah disetujui mengikuti
seminar proposal di Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan

Pasuruan, 27 Mei 2022


Dosen Pembimbing Utama

Ns. Mokh. Sujarwadi, S.Kep., M.Kep.


NIP 197612301998031005

Dosen Pembimbing Anggota

Ns. Mukhammad Toha, S.Kep., M.Kep.


NIP 197204281994031003

viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul
“Asuhan Keperawatan Gastritis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di
Klinik Dokter Saiful Anam Kota Pasuruan” sesuai waktu yang ditentukan. Pada
penyusunan karya tulis ilmiah mendapat bantuan dari berbagai pihak secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng selaku Rektor Program Sudi D3
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Pasuruan
2. Ibu Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep, M. Kes selaku Dekan Program Studi
D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus
Pasuruan.
3. Ns. Nurul Huda, S.Kep.,M.si. selaku Koordinator Program Studi D3
Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Pasuruan.
4. Ayu Dewi Nastiti, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memberikan motivasi selama
pelaksanaan studi di Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus
Pasuruan.
5. Mokh. Sujarwadi, S.Kep.Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing utama
yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian dalam membimbing
serta mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir Studi Kasus
ini.
6. Kepada teman-teman mahasiswa dan Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan dan
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN LEMBAR JUDUL...........................................................................ii


HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN............................................................iii
HALAMAN MOTTO...........................................................................................iv
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN............................................................v
HALAMAN
PEMBIMBING................................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................vii
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................viii
HALAMAN KATA PENGANTAR.....................................................................ix
DAFTAR
ISI........................................................................................................xiii
DAFTAR
TABEL................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xvi
HALAMAN RINGKASAN...............................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belaakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan
Masalah................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Konsep Teori Gastritis.....................................................................................4
2.1.1 Pengertian Gastritis..................................................................................4
2.1.2 Klasifikasi Gastritis..................................................................................4
2.1.3 Penyebab..................................................................................................5
2.1.4 Manifestasi Klinis....................................................................................6
2.1.5 Komplikasi...............................................................................................7

x
2.1.6 Patofisiologi.............................................................................................7
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................7
2.1.8 Penatalaksanaan Medis............................................................................8
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................10
2.2.1 Pengkajian..............................................................................................10
2.2.2 Diagnosa
Keperawatan...........................................................................13
2.2.3 Intervensi Keperawatan..........................................................................16
2.2.4 Implementasi Keperawatan....................................................................19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................19
2.3 Konsep Nyeri Akut
2.3.1 Definisi Nyeri Akut................................................................................20
2.3.2 Etiologi...................................................................................................20
2.3.3 Gejala dan
Tanda....................................................................................20
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri.............................................21
2.3.5 Klasifikasi Nyeri....................................................................................23
2.3.6 Intervensi................................................................................................26
BAB III Metode Penelitian..................................................................................29
3.1 Desain Penulisan.......................................................................................29
3.2 Batasan Istilah...........................................................................................29
3.2.1 Asuhan Keperawatan......................................................................29
3.2.2 Pasien Gastritis................................................................................29
3.2.3 Masalah Keperawatan Gastritis......................................................29
3.3 Partisipan...................................................................................................29
3.4 Lokasi Dan
Waktu.....................................................................................30
3.4.1 Lokasi..............................................................................................30
3.4.2 Waktu..............................................................................................30
3.5 Uji Keabsahan Data..................................................................................30
3.6 Pengumpulan Data....................................................................................30

xi
3.7 Analisa Data..............................................................................................31
3.7.1 Pengumpulan Data..........................................................................31
3.7.2 Mereduksi Data...............................................................................32
3.7.3 Penyajian Data................................................................................32
3.7.4 Kesimpulan.....................................................................................32
3.8 Etika Penulisan..........................................................................................32
3.8.1 Prinsip Menghargai Harkat dan Martabat.......................................32
3.8.2 Prinsip keadilan...............................................................................33
3.8.3 Persetujuan Setelah Penjelasan.......................................................33
BAB IV Hasil Dan Pembahasan……………………………………………….33
4.1 Gambaran Lokasi Laporan Kasus……………………………………….33
4.2 Pembahasan……………………………………………………………...33
4.2.1 Pengkajian………………………………………………………...33
4.2.2 Analisa Data………………………………………………………51
4.2.3 Diagnosa Keperawatan…………………………………………...52
4.2.4 Intervensi Keperawatan…………………………………………...52
4.2.5 Implementasi Keperawatan……………………………………….53
4.2.6 Evaluasi Keperawatan……………………………………………55
BAB V Kesimpulan Dan Saran………………………………………………...59
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………...59
5.1.1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………59
5.1.2 Diagnosa Keperawatan…………………………………………...59
5.1.3 Intervensi Keperawatan…………………………………………...59
5.1.4 Implementasi Keperawatan……………………………………….59
5.1.5 Evaluasi Keperawatan…………………………………………….60
5.2 Saran……………………………………………………………………..60
5.2.1 Bagi Penulis Selanjutnya………………………………………....60
5.2.2 Bagi Petugas Kesehatan………………………………………..…60
5.2.3 Pasien dan Keluarga………………………………………………60
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Intervensi
keperawatan...........................................................................16
Tabel 1.1 Intervensi
keperawatan...........................................................................17
Tabel 4.1 Identitas Klien………………………………………………..………..33
Tabel 4.2 Keluhan Utama Klien…………………………..……………………...34
Table 4.3 Riwayat Penyakit Sekarang Klien…………………...………………...35
Tabel 4.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu Klien…………………….…..
………….36
Tabel 4.5 Riwayat Keluarga Klien……………………………………………….36
Tabel 4.6 Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan Klien………………………37
Tabel 4.7 Pola Nutrisi Metabolik Klien………………………………...………..37
Tabel 4.8 Pola Tidur dan Istiirahat Klien…………………...……………………38
Tabel 4.9 Pola Aktivitas dan Istirahat Klien………………………..……………38
Tabel 4.10 Pola Sensori dan Pengetahuan Klien…………………………………
39
Tabel 4.11 Pola Penanggulangan Stress Klien……………………………...……43
Tabel 4.12 Pola Tata Nilai dan Kepercayaan dari Eliminasi Klien…………...…43
Tabel 4.13 Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
klien……………………….45

xiii
Tabel 4.14 Sistem Pencernaan Klien…………………….
……………………….45
Tabel 4.15 Sistem Pernafasan Klien……………………….…………………….46
Tabel 4.16 Sistem Kardiovaskuler Klien……………………………………...…46
Tabel 4.17 Sistem Muskuloskelestal Klien…………………………………..…..47
Tabel 4.18 Sistem Integumen Klien…………………………..………………….47
Tabel 4.19 Kepala, Rambut, Wajah, Sistem Penglihatan, Sistem Persarafan,
Sistem Endokrin………………………………………..…………….48
Tabel 4.20 Pemeriksaan Penunjang Klien……………………………………..…
49
Tabel 4.21 Terapi Farmakologis Klien……………………………..……………50
Tabel 4.22 Analisa Data Klien…………………………...………………………51
Tabel 4.23 Diagnosa Keperawatan Klien………………………….……………..52
Tabel 4.24 Intervensi Keperawatan Klien………………………………………..52
Tabel 4.25 Implementasi Keperawatan Klien………………………...………….53
Tabel 4.26 Evaluaasi Keperawatan Klien………………………………………..55

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skala Nyeri.......................................................................................11

xiv
DAFTAR SINGKATAN
WHO : Word Health Organitation
IASP : Internasional Association For the Study of Pain
TD : Tekanan Darah
N : Nadi
RR : Respirasi
S : Suhu
SLKI : Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SIKI : Srandar Intervensi Keperawatan Indonesia

xv
RINGKASAN
Asuhan Keperawatan Gastritis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di
Klinik Dokter Saiful Anam Kota Pasuruan Tahun 2022; Mukhamad Laifil
Maroj, 192303102050, 2022; Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Univeritas Jember Kampus Kota Pasuruan.

Gastritis secara global juga menjadi masalah kesehatan, pada era


globalisasi ini penderita penyakit gastritis semakin meningkat, hal ini disebabkan
karena masyarakat sering mengkonsumsi makanan pedas atau telat makan yang
mengakibatkan iritasi mukosa lambung sehingga menyebakan nyeri.
Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan desain laporan
kasus, yang bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan Keperawatan Gastritis
dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Klinik Dokter Saiful Anam Kota
Pasuruan Tahun 2022.

xvi
Desain yang digunakan dalam laporan ini adalah menggunakan metode
pengumpulan data berdasarkan teknik survei, wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik, dan dokumentasi. Implementasi Keperawatan yang dilakukan kepada
partisipan serta pemberian terapi teknik relaksasi nafas dalam.
Hasil yang diharapakan dengan masalah keperawatan Nyeri Akut dapat
teratasi sebagian dan tujuan tercapai pada implementasi keperawatan yaitu dengan
cara mengajarkan teknik relaksasi nafas agar ketika partisipan saat mengalami
nyeri dengan skala sedang dapat teratasi sendiri.

SUMMARY
Gastritis Nursing Care with Acute Pain Nursing Problems at Doctor Saiful Anam
Clinic Pasuruan City in 2022; Mukhamad Laifil Maroj, 192303102050, 2022;
DIII Nursing Study Program, Faculty of Nursing, University of Jember, Pasuruan
City Campus.

Gastritis globally is also a health problem, in this globalization era,


gastritis sufferers are increasing, this is because people often consume spicy food
or eat late which causes irritation of the gastric mucosa, causing pain.
In compiling this final project the author uses a case report design, which
aims to explore Gastritis Nursing Care with Acute Pain Nursing Problems at the
Saiful Anam Doctor's Clinic, Pasuruan City in 2022.
The design used in this report is to use data collection methods based on
survey techniques, interviews, observations, physical examinations, and

xvii
documentation. Implementation of Nursing carried out to participants as well as
the provision of deep breathing relaxation technique therapy.
The expected results with the acute pain nursing problem can be partially
resolved and the goal is achieved in the implementation of nursing, namely by
teaching breathing relaxation techniques so that when participants experience
moderate-scale pain they can resolve themselves.

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern seperti saat ini, banyak penyakit yang timbul
akibat pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya adalah
penyakit gastritis. Penyakit gastritis adalah peradangan pada lambung yang
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai epitel mukosa
Gastritis lebih banyak menyerang pada usia produktif karena kurangnya
perhatian terhadap pola makan dan stress yang disebabkan oleh beban kerja
yang tinggi.(Tussakinah & Masrul, 2018). Pola makan yang tidak sehat yang
dapat menyebabkan gastritis seperti, mengkonsumsi kafein, pola makan
yanggtidak teratur, mengkonsumsiialkohol, mengkonsumsii obat pereda
nyeri, bisa disebabkan juga karena stress fisik dan psikologis.(Novitayanti,
2020).
Menurut World Health Organization (WHO), angka kejadian
gastritis di dunia dari beberapa negara yaitu Inggris dengan angka presentase
22%, China dengan angka presentase 31%, Jepang dengan angka presentase
14,5%, Kanada dengan angka pesentase 35%, dan Perancis dengan angka
presentase 29,5%. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang
dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Sanghai sekitar 17,2% yang
secara substansial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1%
dan bersifat asimptomatik (Widya Tussakinah, 2017).
Manifestasi klinis yang terjadi pada pasien gastritis adalah nyeri
yang berawal dari helicobakter pylori infeksi mukosa lambung gangguan
difusi barier mukosa peningkatan asam lambung iritasi mukosa lambung
inflamasi nyeri epigastrium nyeri akut. Gastritis merupakan peradangan
pada lambung. Peradangan ini menyebabkan peradangan pada mukosa
lambung sampai menyebabkan terlepasnya epitel mukosa superfisial.
Pelepasan sel epitel menyebabkan inflamasi pada lambung, jika tidak
1
2

diberikan perawatan dan dibiarkan secara terus menerus akan mengakibatkan


sekresi lambung semakin meningkat dan berakibat lambung luka-luka
(ulkus), juga dapat menimbulkan perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCTA) berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia
karena gangguan absorbsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan dapat
menimbulkan kanker lambung (Utami & Kartika, 2018).
Intervensi nyeri akut sesuai dengan (SIKI) Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Terapi yang dapat diberikan pada penderita gastritis
adalah Manajemen Nyeri, Terapi Analgesik dan terapi non farmakologi yang
bisa digunakan adalah Teknik Relaksasi Nafas Dalam.
Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan
dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. (Hawati,
2020). Terapi Analgesik ditujukan untuk menekan faktor agresif (asam
lambung) dan memperkuat faktor defensif (ketahanan mukosa). Penyakit
gastritis diberikan terapi obat ranitidin, famotidin, simetidin, omeprazol
lansoprazol dan antasida (Asiki, Tuloli, & Mustapa, 2020). Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan teknik yang dapat menurunkan intensitas nyeri.
Seorang pasien dilakukan intervensi selama 10- 15 menit, setelah itu peneliti
meminta pasien istrahat sekitar 30-35 menit (Utami & Kartika, 2018).
Menurut hasil penelitian Iwayan (2016), menunjukkan setelah diberikan
relaksasi otot progresif sebagian besar pasien sudah tidak mengalami
nyeri.setelah diberikan relaksasi otot progresif pasien merasakan nyerinya
berkurang, (Aini, Harjayanti, & Suyadi, 2019).Apostolo & Katherine (2009)
menyatakan bahwa dengan melakukan teknik guide imagery dalam dengan
induksi latihan selama 10-20 menit secara teratur dapat mengurangi rasa
nyeri. Hasil penelitian dari “Dewi, Nurhanifah, Annisa Resa Nur Afni,
Rahmawati tentang pengaruh Guided Imagery terhadap penurunan nyeri
gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin” ada
pengaruh dari pemberian guide imagery terhadap penurunan nyeri gastritis
(Sembiring, Novelia, Sinuhaji, & Ginting, 2020).
3

Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut maka penulis


tertarik untuk mengambil kasus asuhan keperawatan dalam bentuk Studi
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis Dengan Nyeri
Akut”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Gastritis dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam Kota Pasuruan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Menggambarkan pengkajian Gastritis dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam.
2. Menggambarkan masalah keperawatan Gastritis dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam.
3. Menggambarkan perencanaan keperawatan Gastritis dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam.
4. Menggambarkan tindakan keperawatan Gastritis dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam.
5. Menggambarkan evaluasi keperawatan Gastritis dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Klinik Dokter Saiful Anam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Gastritis
2.1.1 Pengertian Gastritis
Biasa disebut dengan penyakit maag atau radang lambung
merupakan penyakit yang disebabkan karena iritasi atau terdapat luka pada
lambung. Penyakit ini bisa menyerang semua orang tanpa memandang usia.
Penyakit gastritis muncul karena terdapat peningkatan asam lambung yang
berlebihan. Nyeri gastritis disebabkan karena adanya pengikisan pada
dinding lambung yang menyebabkan kenaikan mediator kimia seperti
prostaglandin dan histamine yang berperan dalam merangsang reseptor
nyeri. Jika nyeri tidak segera ditangani dapat menyebabkan luka-luka(ulkus)
atau disebut dengan tukak lambung. (Utami & Kartika, 2018)
Gastritis sangat berkaitan erat dengan pola makan. Pola makan
tidak teratur dapat menyebabkan lambung sulit beradaptasi. Jika dibiarkan
terus menerus, produksi asam lambung akan akan berlebihan sehingga dapat
mengiritasi dinding dan mukosa pada lambung. Hal ini menyebabkan rasa
pedih,nyeri, dan mual. (Hawati, 2019)
Faktor yang menyebabkan gastritis adalah pola makan seperti alkohol, kopi,
rokok, sehingga menyebabkan lambung menjadi lebih sensitive bila asam
lambung meningkat. Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan
gastritis adalah makanan bergas (sawi,kol,kedondong), makanan yang
bersantan, pedas,dan asam. Makan makanan yang pedas dapat merangsang
sistem pencernaan terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. (Saputra
et al., 2021)
2.1.2 Klasifikasi Gastritis
a. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang memiliki tanda dan gejala
yang khas dan penyebab yang jelas,biasanya ditemukan inflamasi akut.
Proses peradangan dalam jangka pendek dan terjadi secara tiba-
4
5

tiba.Manifestasi klinis dari gastritis akut adalah perdarahan pada mukosa


lambung yang menyebabkabkan hilangnya kontinuitas pada mukosa
lambung atau disebut dengan gastritis haemorrhagic.(Puri & Suyanto, 2012)
b. Gastritis Kronis
Merupakan penyakit gastritis yang penyebabnya tidak jelas dan
sifatnya multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Infeksi
Helicobacteri pylori berkaitan erat dengan gastritis kronis. Proses
peradangan yang terjadi secara menahun dan terjadi secara perlahan-lahan.
(Puspariny et al., 2019)
2.1.3 Penyebab
a. Gastritis Akut
1. Faktor dari luar
Merupakan faktor yang menyebabkan iritasi dan infeksi
a. Makanan yang terlalu pedas
b. Diet yang salah
c. Makan terlalu banyak
d. Makan terlalu cepat
e. Makan makanan yang berbumbu yang menyebabkan
rusaknya mukosa lambung,seperti rempah-rempah,
alkohol, kortison, analgesik, analgesik, anti inflamasi,
bahan alkali yang kuat (seperti minuman soda).
(Syokumawena, 2021)
2. Faktor dari dalam
Merupakan faktor pemicu yang menyebabkan pengeluaran
asam yang berlebihan dari dalam tubuh.
a. Toxin
b. Bakteri yang beredar dari dalam darah misalnya, morbili,
difteri, variola
c. Infeksi pirogen langsung pada dinding lambung seperti,
streptococcus, stapilococcus. (Tuti Elyta et al., 2022)
6

b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis disebabkan oleh benigna atau maglina dari
lambung oleh Infeksi bacteri (Helicobacteri pylori).
1. Tipe A (gastritis autoimun) seperti anemia.
2. Tipe B (gastritis H. Pylori) disebabkan oleh faktor diet, minum
minuman yang panas, makan makanan yang pedas, minuman
alkohol, merokok, refluk isi usus kedalam lambung. (Nur, M, 2021)
2.1.4 Manifestasi Klinis
a. Gastritis Akut
Gejala yang muncul pada gastritis akut adalah rasa
ketidaknyamanan pada tubuh, sakit kepala, rasa malas, mual dan
muntah, anoreksia. (Waluyo dkk, 2019). Ditandai dengan kondisi nyeri
pada epigastrium, mual dan muntah, perut terasa kembung. Terkadang
ditemukan perdarahan pada saluran cerna berupa hematemesis dan
melena kemudian akan terjadi tanda-tanda anemia setelah perdarahan.
b. Gastritis Kronis
Pada gastritis tipe A biasanya asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi B12 sedangkan pada gastritis tipe B Nyeri epigastrium, rasa
terbakar di epigastrium, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan,
rasa cepat kenyang. Keluhan lain yang menjadi alarm sign adalah
pasien mengeluhkan hematemesis dan melena serta kondisi pasien
dengan nafsu makan menurun. Pada gastritis kronis berkembang secara
progresif maka akan menimbulkan gejala seperti sakit tumpul atau
ringan akan tetapi rasa nyeri bertahan lama sehngga pasien merasa perut
terasa kembung dan kehilangan selera makan setelah beberapa gigitan.
Pada gastritis tipe akan mengalami anoreksia dikarenakan nafsu makan
menurun yang disebabkan sakit ulu hati setelah makan,bersendawa,rasa
pahit atau muntah.
7

2.1.5 Komplikasi
` Menurut (Saputra et al., 2021) komplikasi gastritis dibagi menjadi
dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
a. Gastritis Akut
Dapat terjadi perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir syok hemoragik.
b. Gastritis Kronik
Terjadi perdarahan saluran cerna atas, ulkus, perforasi dan
anemia.Komplikasi yang terjadi akan menyebabkan peradangan
yang menyebar kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan
pelindung pada dinding lambung, salah satu perubahannya adalah
atrophic gastritis, adalah sebuah keadaan dimana sebuah kelenjar
penghasil asam lambung perlahan menjadi rusak. Tingkat asam
lambung yang rendah mengakibatkan racun yang dihasilkan oleh
kanker tidak dapat di dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko dari kanker lambung.
2.1.6 Patofisiologi
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan
HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hypovolemik.
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Berfungsi untuk mengetahui kandungan dari feces terdapat adanya
antibodi H.Pylori atau tidak. Jika hasilnya positif kemungkinan besar
terjadinya infeksi. Pemeriksaan ini juga berfungsi untuk mengetahui
8

adanya darah dalam feces. Jika terdapat perdarahan kemungkinan besar


terjadinya perdarahan pada lambung.untuk mengevaluasi infeksi melalui
peningkatan kadar leukosit dan melihat anemia menggunakan kadar
darah rutin terutama hemoglobin.
2. Pemeriksaan feces
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui adanya bakteri H.
Phylori yang terdapat dalam feces serta untuk melihat adanya melena
3. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas,biopsy,dan pemeriksaan urin
biasanya dilakukan bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
4. Rontgen saluran cerna bagian atas
5. Pemeriksaan serum vitamin B12 untuk mengetahui adanya defesiensi
vitamin B12
6. Analisa gaster untuk mengetahui adanya kandungan asam lambung
dalam lambung. Adanya Achiorhidria menunjukkan gastritis atropi.
7. Tes antibody serum untuk megetahui adanya antibody sel parietal dan
factor intrinsic lambung terhadap Helicobacter Pylory.
8. Sitologi untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Farmakologi
a. Antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung. Tidak
disarankan untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat lain karena
dapat berdampak pada tingkat penyerapan obat lain. Obat ini juga
bisa meredakan rasa sakit akibat tukak.
b. Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang
diproduksi di dalam lambung. Obat yang masuk ke dalam jenis
penghambat pompa proton ini mengobati beberapa kondisi, yaitu
nyeri ulu hati, dan infeksi H. Pylori yang menyebabkan tukak
lambung.
c. Lansoprazole Adalah kelompok obat proton pump inhibitor. Obat ini
digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan akibat
9

produksi asam lambung yang berlebihan, seperti sakit maag dan


tukak lambung. Obat ini bisa meredakan gejala akibat naiknya asam
lambung seperti nyeri ulu hati, kesulitan menelan, dan batuk
berkepanjangan.
d. Ranitidin Digunakan untuk menangani gejala dan penyakit akibat
produksi asam lambung yang berlebihan. Kelebihan asam lambung
dapat membuat dinding sistem pencernaan mengalami iritasi dan
peradangan. Inflamasi ini kemudian dapat berujung pada beberapa
penyakit, seperti tukak lambung, tukak duodenum, sakit maag, nyeri
ulu hati, serta gangguan pencernaan.
e. Domperidone Merupakan obat golongan anti- emetik yang dapat
meredakan rasa mual, muntah, gangguan perut, rasa tidak nyaman
akibat kekenyangan, serta refluks asam lambung. Obat ini
diresepkan oleh dokter untuk penggunaan jangka pendek.
(Syokumawena, 2021)
2. Terapi Non Farmakologi
Pasien dengan hematemesis dan melena dapat diberikan edukasi
untuk tirah baring dan mengevaluasi bahan makanan yang dimakan.
Pengaturan pola makan boleh sering dengan porsi sedikit. Struktur
makanan pada diet lambung dimulai dari makanan bentuk cair lalu
lunak hingga akhirnya dapat dalam bentuk pada atau dikenal makanan
dewasa. Diet lambung terbagi atas 3 derajat.. Pasien diberikan awal
dengan puasa dan terpasang NGT untuk observasi cairan lambung. Jika
cairan lambung jernih maka dapat dimulai diet awal berupa makanan
bentuk cair selama 3 hari lalu diberikan diet lambung tipe 1 berupa
makanan lunak-saring porsi tiap 3 jam dengan kandungan gizi cukup
diberikan selama 1-2 hari. Pemberian bertahap dengan harapan dapat
mencegah kerusakan mukosa gaster yang sedang dalam proses
penyembuhan.
10

Pasien dirawat selama 1 minggu jika kondisi alarm sign sudah


membaik dan nafsu makan pasien membaik maka pasien dapat rawat
jalan, pasien diharapkan kontrol di dokter setempat untuk melihat hasil
pengobatan. Pasien diberikan edukasi untuk tidak membeli obat di luar
kontrol dokter dan tidak meminum jamu-jamuan yang tidak ada data
badan POM Indonesia. (Puspariny et al., 2019)
2.2 Konsep Keperawatan Gastritis
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal untuk mengenal masalah pasien,
untuk memberikan arahan untuk melakukan tindakan keperawatan.
Pengkajian terdiri dari 3 tahap yaitu yang pertama mengumpulkan data,
mengelompokan data dan perumusan diagnosa keperawatan (Utami &
Kartika, 2018)
Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan
subjektif klien. Data yang terkumpul mencakup informasi dari klien,
keluarga dan masyaraka, lingkungan atau budaya. (Nur, M, 2021)
Teori Comfort yang dikembangkan oleh Catherine Kolcaba dan
menyatakan bahwa kenyamanan adalah kebutuhan dasar setiap manusia.
Pengkajian menurut Teori Comfort meliputi:
1. Biodata
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, status pendidikan, tanggal dan jam
masuk rumah sakit.
2. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama yaitu nyeri, untuk memperoleh pengkajian
secara lengkap pada rasa nyeri maka digunakan OPQRSTUV
a. Onset : Kapan nyeri muncul? berapa lama nyeri?
berapa sering nyeri muncul?
b. Provikin : Apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang
membuat nyeri berkurang? Apa yang membuat nyeri
bertambah parah?
11

c. Quality : Bagaimana rasa nyeri yang dirasakan?


d. Region : Dimanakah lokasi nyeri? Apakah menyebar?
e. Severity : Berapa skala nyerinya? Intensitas nyeri
dikategorikan sebagai berikut: 0 = tidak ada nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-10 = nyeri berat
Gambar 1.1 Skala Nyeri

f. Treatment `: Pengobatan atau terapi apa yang digunakan?


g. Understanding : Apa anda pernah merasakan
nyeri sebelumnya? Kalau iya apa penyebabnya?
h. Values : Apa tujuan dan harapan untuk
nyeri yang anda rasakan? (Soenarto, Sukmono,
Findyartini, & Susilo, 2019).
Nyeri Salah satu dari manifestasi klinis gastritis adalah nyeri, nyeri yang
dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri pada epigastrium. Nyeri pada
ulu hati epigastrium dapat berasal dari nyeri visceral abdomen akibat
rangsang mekanis (regangan,spasme) sampai kepada rangsangan kimiawi
(inflamasi,iskemia).
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit saat ini
1) Mual, Muntah, dan Nafsu Makan Menurun
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan asam dilambung
sehingga pasien gastritis akan merasakan mual dan muntah hal ini
berdasarkan penelitian terdahulu oleh (Saputra et al., 2021), serta
didukung oleh Teori (Syokumawena, 2021) bahwa pasien gastritis
12

kehilangan selera makan sehingga nutrisi didalam tubuh tdk


terpenuhi (Waluyo dkk, 2019) Muntah terjadi karena adanya
rangsangan pada pusat muntah di daerah postrema medula
oblongata didasar ventrikel ke empat. Jalur eferen menerima sinyal
dan menyebabkan terjadinya gerakan eksplusif otot abdomen,
gastrointestinal dan pernafasan yang terorganisasi dengan
epifenomena emetik yang menyebabkan muntah. (Puspariny et al.,
2019)
2) Sakit Kepala
Sakit atau nyeri kepala ditimbulkan karena nafsu makan menurun
hal ini terjadi karena kontak HCL dengan mukosa gaster yang
mengakibatkan terjadinya nyeri dan sakit kepala. (Utami &
Kartika, 2018)
3) Cegukan dan Sering Bersendawa
Hal ini terjadi karena adanya kelainan metabolic pada seseorang
yang mengakibatkan hal tersebut (Utami & Kartika, 2018)
4) Asam Pada Mulut
Umumnya dipicu oleh naiknya asam lambung ke saluran cerna atas
dari esophagus menuju kerongkongan .(Utami & Kartika, 2018)
5) Berat Badan Menurun
Menurut penelitian terdahulu oleh (Utami & Kartika, 2018)
dikarenakan kurangnya jumlah asupan makanan yang kurang dari
kebutuhan tubuh dan jenis makanan yang kurang bervariasi. Hal ini
menyebabkan berat badan menurun karena pasien gastritis tidak
memiliki selera makan (Utami & Kartika, 2018)
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluhan seperti perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada
area perut, rasa mual dan muntah. Kebiasaan sehari hari seperti
mengkonsumsi kopi/kafeinsebelum makan dan juga merokok serta
tuntutan pekerjaan yang yang harus segera dilaksanakan juga sangat
13

berpengaruh dalam timbulnya penyakit gastritis ini (Puspariny et al.,


2019)
c. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan pengkajian riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat
kesehatan keluarga yang meliputi tahap perkembangan keluarga saat
ini,perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga
inti dan riwayat keluarga sebelumnya. Riwayat keluarga yang
dimaksud bukanlah dikarenakan adanya hubungan secara genetic yang
diturunkan dari orang tua, namun lebih kearah kebiasaan dalam
keluarga sehingga terdapat terdapat anggota keluarga yang gastritis.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Nyeri setiap kali bergerak di ulu hati dan perut
sebelah kanan seperti ditusuk-tusuk, meringis kesakitan, dari
pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan dikuadran epigastrik, tekanan
darah 110/80 mmHg, nadi 86x/menit, respirasi 20x/menit, suhu
36,6˚C, akral hangat, skala nyeri 5
b. Interpretasi data gastritis berawal dari helicobakter pylori
infeksi mukosa lambung gangguan difusi barier mukosa
peningkatan asam lambung iritasi mukosa lambung inflamasi
nyeri epigastrium nyeri akut

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga, dankomunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan,
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
14

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai


seseorang, keluarga,atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang actual atau potensial (Syokumawena, 2021)

Diagnosa yang muncul pada pasien gastritis antara nyeri akut (D.0077)
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologis (inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan bakar, iritan)
3. Agen pencedera fisik (abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif
1. Mengeluh Nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (waspada,posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor:
Subjektif (Tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
15

5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Kondisi klinis terkait:
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
16

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah segala treatmentyang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan, (PPNI, 2018).
Tabel 1.1 Intervensi Keperawatan (SLKI,SIKI)
Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Tingkat Nyeri (L.08066) Management Nyeri (I.08238)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 jam diharapkan intensitas Observasi :
nyeri menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi,karateristik,durasi,frekuensi.kualitas,intensitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
b. Meringis menurun 3. Respon nyeri non verbal
c. Gelisah menurun 4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
d. Kecemasan menurun 5. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
e. Kesulitan tidur menurun Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(relaksasi nafas dalam)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
17

meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pembelian analgesik jika perlu
18

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan yaitu melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang akan dilakukan,
(Suryati, 2017). Implementasi keperawatan yaitu serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang mengambarkan
kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi, (Mulyanti, 2017).
Implementasi keperawatan non farmakologis untuk mengatasi
nyeri pada pasien gastritis dapat dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya, yang berupa buku dan laporan ilmiah dalam artikel atau jurnal.
Sumber utama penelitian ini adalah jurnal pertama yaitu jurnal penelitian
oleh Marlin Samaila berjudul Asuhan keperawatan pada klien “Tn.S” yang
didiagnosa Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis Akut di Puskesmas
Rawat Inap Wajo Kota Baubau yang diterbitkan pada tahun 2019 alamat
sumber http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1489/dengan alasan penelitian
tersebut mengambil diagnose Gastritis Akut dan mengangkat intervensi cara
mengurangi nyeri. Jurnal kedua adalah jurnal penelitian oleh Muchdar
berjudul Asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Gastritis di Puskesmas
Lambai Kabupaten Kolaka Utara. alamat sumber
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1490/ dengan alasan penelitian tersebut
mengambil Diagnose Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan dalam proses
keperawatan pada tahap evaluasi ini dilakukan kembali pengkajian ulang
mengenai respon pasien terhadap tindakan yang sudah diberikan oleh
perawat, (Simanullang, 2019). Tahap evalusi adalah membandingkan secara
19

sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan degn kenyataan yang ada pada klien, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain, (Mulyanti, 2017).
2.3 Konsep Nyeri Akut
2.3.1 Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya
(Tetty, 2015). Menurut Smeltzer & Bare definisi keperawatan tentang nyeri
adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang
mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakkannya. Nyeri sering
sekali dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas
terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk.
Terlebih, setiap perasaan nyeri dengan intensitas sedang sampai kuat disertai
oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk melepaskan diri dari atau
meniadakan perasaan itu. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan
tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan
individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri.
2.3.2 Etiologi
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik,
thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan (inflamasi),
gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah serta yang terakhir
adalah trauma psikologis (Handayani, 2015).
2.3.3 Gejala dan tanda
A. Gejala dan Tanda Mayor
a. Subjektif: Mengeluh Nyeri
20

b. Objektif
a) Tampak Meringis
b) Bersikap Protektif (waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi Nadi Meningkat
e) Sulit Tidur
B. Gejala dan tanda Minor
a. Objektif
a) Tekanan Darah Meningkat
b) Pola Napas Berubah
c) Nafsu Makan Berubah
d) Proses Berpikir Terganggu
e) Menarik Diri
f) Berfokus pada Diri Sendiri
g) Diaforesis (PPNI, 2016).
2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
Reaksi fisik seseorang terhadap nyeri meliputi perubahan
neurologis yang spesifik dan sering dapat diperkirakan. Reaksi pasien
terhadap nyeri dibentuk oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi
mencakup umur, sosial budaya, status emosional, pengalaman nyeri masa
lalu, sumber nyeri dan dasar pengetahuan pasien.Kemampuan untuk
mentoleransi nyeri dapat rnenurun dengan pengulangan episode nyeri,
kelemahan, marah, cemas dan gangguan tidur. Toleransi nyeri dapat
ditingkatkan dengan obat-obatan, alkohol, hipnotis, kehangatan, distraksi
dan praktek spiritual.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi nyeri tersebut antara lain:
a. Pengalaman Nyeri Masa Lalu
Semakin sering individu mengalami nyeri , makin takut pula
individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang akan diakibatkan
oleh nyeri tersebut. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi
21

nyeri; akibatnya, ia ingin nyerinya segera reda dan sebelum nyeri tersebut
menjadi lebih parah. Individu dengan pengalaman nyeri berulang dapat
10 mengetahui ketakutan peningkatan nyeri dan pengobatannva tidak
adekuat.
b. Kecemasan
Ditinjau dari aspek fisiologis, kecemasan yang berhubungan
dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Secara
klinik, kecemasan pasien menyebabkan menurunnya kadar serotonin.
Serotonin merupakan neurotransmitter yang memiliki andil dalam
memodulasi nyeri pada susunan saraf pusat. Hal inilah yang
mengakibatkan peningkatan sensasi nyeri.
c. Umur
Umumnya para lansia menganggap nyeri sebagai komponen
alamiah dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani
oleh petugas kesehatan. Di lain pihak, normalnya kondisi nyeri hebat
pada dewasa muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa
tua. Orang dewasa tua mengalami perubahan neurofisiologi dan mungkin
mengalami penurunan persepsi sensori stimulus serta peningkatan
ambang nyeri. Cara lansia bereaksi terhadap nyeri dapat berbeda dengan
cara bereaksi orang yang lebih muda. Karena individu lansia mempunyai
metabolisme yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap massa
otot lebih besar dibanding individu berusia lebih muda, oleh karenanya
analgesik dosis kecil mungkin cukup untuk menghilangkan nyeri pada
lansia usia.
d. Jenis Kelamin
Di beberapa kebudayaan menyebutkan bahwa anak laki-laki harus
berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak perempuan
boleh menangis dalam situasi yang sama. Toleransi nyeri dipengaruhi
oleh faktor faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap
individu tanpa memperhatikan jenis kelamin. Meskipun penelitian tidak
22

menemukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam


mengekspresikan nyerinya, pengobatan ditemukan lebih sedikit pada
perempuan. Perempuan lebih suka mengkomunikasikan rasa sakitnya,
sedangkan laki-laki menerima analgesik opioid lebih sering sebagai
pengobatan untuk nyeri.
e. Sosial Budaya
Mengenali nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki seseorang dan
memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan
lainnya dapat membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku
pasien berdasarkan pada harapan dan nilai budaya seseorang. Perawat
yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai pemahaman yang
lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam rnengkaji
nyeri dan reaksi perilaku terhadap nyeri juga efektif dalarn
menghilangkan nyeri pasien .
f. Nilai Agama
Pada beberapa agama, individu menganggap nyeri dan penderitaan
sebagai cara untuk membersihkan dosa. Pemahaman ini membantu
individu menghadapi nyeri dan menjadikan sebagai sumber kekuatan.
Pasien dengan kepercayaan ini mungkin menolak analgetik dan metode
penyembuhan lainnya; karena akan mengurangi persembahan mereka.
g. Lingkungan dan Dukungan Orang Terdekat
Lingkungan dan kehadiran dukungan keluarga juga dapat
mempengaruhi nyeri seseorang. Pada beberapa pasien yang mengalami
nyeri seringkali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat
untuk memperoleh dukungan, bantuan, perlindungan. Walaupun nyeri
tetap terasa, tetapi kehadiran orang yang dicintainya akan dapat
meminimalkan rasa kecemasan dan ketakutan. Apabila keluarga atau
teman tidak ada seringkali membuat nyeri pasien tersebut semakin
tertekan. Pada anak-anak yang mengalami nyeri kehadiran orang tua
sangat penting.
23

2.3.5 Klasifikasi Nyeri


a. Nyeri somatik luar
Nyeri yang stimulusnya berasal dari kulit, jaringan subkutan dan
membran mukosa. Nyeri biasanya dirasakan seperti terbakar, jatam dan
terlokalisasi
b. Nyeri somatik dalam
Nyeri tumpul (dullness) dan tidak terlokalisasi dengan baik akibat
rangsangan pada otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat.
c. Nyeri viseral
Nyeri karena perangsangan organ viseral atau membran yang
menutupinya (pleura parietalis, perikardium, peritoneum). Nyeri tipe ini
dibagi lagi menjadi nyeri viseral terlokalisasi, nyeri parietal terlokalisasi,
nyeri alih viseral dan nyeri alih parietal. Klasifikasi yang dikembangkan
oleh IASP didasarkan pada lima aksis yaitu:
Aksis I : regio atau lokasi anatomi nyeri
Aksis II : sistem organ primer di tubuh yang berhubungan dengan
timbulnya nyeri
Aksis III : karekteristik nyeri atau pola timbulnya nyeri (tunggal,
reguler, kontinyu)
Aksis IV : awitan terjadinya nyeri
Aksis V : etiologi nyeri
Berdasarkan jenisnya nyeri juga dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Nyeri nosiseptif
Karena kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral. Stimulasi
nosiseptor baik secara langsung maupun tidak langsung akan
mengakibatkan pengeluaran mediator inflamasi dari jaringan, sel imun
dan ujung saraf sensoris dan simpatik.
b. Nyeri neurogenik
24

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi


primer pada sistem saraf perifer. Hal ini disebabkan oleh cedera pada
jalur serat saraf perifer, infiltrasi sel kanker pada serabut saraf, dan
terpotongnya saraf perifer. Sensasi yang dirasakan adalah rasa panas dan
seperti ditusuk-tusuk dan kadang disertai hilangnya rasa atau adanya sara
tidak enak pada perabaan. Nyeri neurogenik dapat menyebakan
terjadinya allodynia. Hal ini mungkin terjadi secara mekanik atau
peningkatan sensitivitas dari noradrenalin yang kemudian menghasilkan
sympathetically maintained pain (SMP). SMP merupakan komponen
pada nyeri kronik. Nyeri tipe ini sering menunjukkan respon yang buruk
pada pemberian analgetik konvensional.
c. Nyeri psikogenik
Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan jiwa misalnya
cemas dan depresi. Nyeri akan hilang apabila keadaan kejiwaan pasien
tenang
Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Nyeri akut
Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara. Nyeri ini
ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti : takikardi,
hipertensi, hiperhidrosis, pucat dan midriasis dan perubahan wajah :
menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa:
a) Nyeri somatik luar : nyeri tajam di kulit, subkutis dan mukosa
b) Nyeri somatik dalam : nyeri tumpul pada otot rangka, sendi dan
jaringan ikat
c) Nyeri viseral : nyeri akibat disfungsi organ viseral
b. Nyeri kronik
Nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa tanda2 aktivitas
otonom kecuali serangan akut. Nyeri tersebut dapat berupa nyeri yang
tetap bertahan sesudah 5 penyembuhan luka (penyakit/operasi) atau
25

awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai melebihi 3 bulan. Nyeri
ini disebabkan oleh :
a) Dapat terjadi karena adanya kanker karena terdapat kerusakan pada
serabut saraf
b) non kanker akibat trauma, proses degenerasi dll.
Berdasarkan penyebabnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Nyeri onkologik
b) Nyeri non onkologik
Berdasakan derajat nyeri dikelompokan menjadi:
a) Nyeri ringan Adalah nyeri hilang timbul, terutama saat beraktivitas sehari
hari dan menjelang tidur.
b) Nyeri sedang Nyeri terus menerus, aktivitas terganggu yang hanya hilan
gbila penderita tidur.
c) Nyeri berat Adalah nyeri terus menerus sepanjang hari, penderita tidak
dapat tidur dan dering terjaga akibat nyeri.
2.3.6 Intervensi
a. Terapi Nafas Dalam
1) Definisi
Relaksasi napas dalam adalah suatu tindakan untuk
membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres
sehingga dapat meningkatkan toleransi (Pujiarto, 2018:132).
Teknik relaksasi napas dalam adalah mengajari dan memberikan
contoh-contoh pada pasien untuk menghirup dan mengeluarkan
napas secara dalam (maksimal) dan pelan-pelan (Ghofar, Abdul,
2014:39). Terapi relaksasi napas dalam merupakan suatu
tindakan asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada pasien bagaimana melakukan teknik napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
cara menghembuskan napas secara perlahan. Teknik relaksasi
napas dalam dapat mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan
26

ventilasi paru, dan meningkatkan oksigenasi darah (Asman,


Aulia dan Yesi Maifita, 2019:445).
2) Manfaat
Efek atau manfaat relaksasi napas dalam antara lain :
(1) Terjadinya penurunan nadi
(2) Penurunan ketegangan otot
(3) Penurunan kecepatan metabolisme
(4) Peningkatan kesadaran global
(5) Perasaan damai dan sejahtera
(6) Periode kewaspadaan yang santai.
Keuntungan teknik relaksasi napas dalam antara lain :
(1) Dapat dilakukan setiap saat, kapan saja, dan dimana saja
(2) Caranya sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri
oleh pasien atau klien tanpa media
(3) Merileksasikan otot-otot yang tegang (Ulinnuha, Tomy Nur,
2017:37).
3) Prosedur
Menurut Ghofar (2014) persiapan yang dibutuhkan untuk
teknik relaksasi napas dalam adalah persiapan alat dan pasien.
Alat yang dibutuhkan untuk teknik relaksasi napas dalam adalah
pengukur waktu (jam). Persiapan pasien yang dapat dilakukan
yaitu :
(1) Memberi penjelasan tujuan dan alasan tindakan
(2) Mengatur posisi pasien duduk atau berbaring.
Langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah :
(1) Memberi instruksi kepada pasien
(2) Memberi contoh cara bernapas dalam
(3) Menganjurkan pasien menghirup napas pelan-pelan, perawat
menghitung 1-2
(4) Menganjurkan pasien mengeluarkan napas
27

(5) Perawat menghitung 1-2


(6) Mengamati perkembangan dada dan perut
(7) Memperbaiki teknik bernapas pasien
(8) Mengulangi prosedur sampai 10 kali
(9) Melakukan pencatatan jam pelaksanaan, kemampuan pasien,
serta reaksi pasien (Ghofar, Abdul, 2014).
4) Mekanisme
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan
tingkat nyeri melalui tiga mekanisme yaitu :
(1) Dengan merileksasikan otot skelet yang mengalami spasme
atau ketegangan yang disebabkan oleh insisi/trauma jaringan
saat pembedahan
(2) Relaksasi otot skelet akan meningkatkan aliran darah ke
daerah yang mengalami trauma sehingga mempercepat proses
penyembuhan dan menurunkan nyeri
(3) Teknik relaksasi napas dalam dipercaya mampu merangsang
tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan
enkefalin (Ulinnuha, Tomy Nur, 2017:38).
28
29

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DesainnPenulisan
Penelitian ini menggunakan desain laporan kasus yanggditulis dalam bentuk
naratif untukkmendiskripsikan mengenai pengalaman perawat dalam
memberikannasuhan keperawatan pada pasien Gastritis dengannmasalah
keperawatan nyeri akut di Klinik Dokter Saiful Anam
3.2 Batasan Istilah
Batasan istilah dalammlaporan kasus asuhan keperawatan pada pasien
Gastritis dengannmasalah keperawatan nyeri akut meliputi :
3.2.1 Asuhan keperawatan
Penelitiannini menggunakan desain laporan kasus yanggditulis dalam
bentuk natarif untuk mendiskripsikan mengenai pengalaman perawat
dalammmemberikan asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dengan
masalah keperawatan nyeri akut diiKlinik Dokter Saiful Anam.
3.2.2 Pasien Gastritis
Pasien Gastritis yanggdimaksud dalam laporan kasus ini adalah dua
orang klien denganndiagnosa Gastritis padaarekam medik klien.
3.2.3 MasalahhKeperawatan Nyeri Akut
Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu
yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya, yang
diukur dengan skala tertentu. Nyeri sering sekali dijelaskan dan istilah
destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti
emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk.
3.3 Partisipan
Partisipan dalammpenyusunan laporan kasus ini adalah dua klien
yanggmemenuhi kriteria:
1) Pasien dengan diagnosa Gastritis dalam rekam medik pasien.
2) Pasien yang mengalami nyeri sedang
3) Pasien yang observasi di Klinik Dokter Saiful Anam
29

4) Pasien bersedia menjadi partisipan dengan menandatangani informed


consent.
3.4 Lokasi dan Waktu
3.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Dokter saiful Anam
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Sejak klien masuk klinik sampai pulang
3.5 Uji KeabsahannData
Uji keabsahan data dimaksudkannuntuk menguji kualitas data/informasi
yanggdiperoleh sehingga menghasilkan data dengannvaliditas tinggi.
Disampinggintegritas penulis (karena penulissmenjadi instrumen utama), uji
keabsahan data dilakukan dengannmemperpanjang waktu pengamatan atau
tindakan, menggunakan sumber informasi tambahan melalui triangulasi dari
tiga sumber utamaayaitu klien, perawat, dan keluarga yang berkaitan
dengannmasalah yanggditeliti
3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan dataaadalah studi yang disengaja dannsistematik tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala psychis dengann jalan mengamati dan
mencatat (Notoatmodjo, 2018).
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu dengan
berbagai cara meliputi :
1. Wawancara, penulis melakukan wawancara secara langsung kepada
klien dan keluarga klien mengenai keluhan yang dirasakan klien pada
saat dilakukan pengkajian, penulis menanyakan mengenai riwayat
kesehatan sekarang tentang sejak kapankeluhan yang dialami klien
muncul, tindakan apa yang dilakukan, bagaimana respon dari tindakan
yang dilakukan dan sejak kapan klien dibawa ke rumah sakit.
Selain itu, penulis juga menanyakan riwayat kesehatan dahulu
apakah klien pernah mengalami sakit seperti yang dialami sekarang
atau adakah penyakit lain. Mengenai riwayat kesehatan keluarga,
penulis menanyakan adakah anggota keluarga yang memiliki riwayat
30

penyakit yang sama atau penyakit menurun. Alat yang digunakan


dalam melakukan wawancara adalah lembar/format asuhan
keperawatan dan alat tulis.
2. Observasi, penulis melakukan pengamatan langsung pada keadaan
klinis klien dan hasil tindakan asuhan keperawatan dengan
gangguan rasa nyaman (Nyeri) yang diberikan pada klien dengan
Gastritis. Keadaan klinis yang diamati meliputi adanya nyeri
epigastrium dan hematemesis. Observasi skala nyeri menggunakan face
pain scaledan observasi TTV menggunakan alat tensimeter, termometer,
stetoskop dan jam arloji.
3. Pemeriksaan fisik, penulis mengumpulkan data dengan cara
melakukan pemeriksaan abdomen secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Alat yang digunakan untuk auskultasi adalah stetoskop.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik lainnya yang
mendukung masalah rasa nyaman seperti pemeriksaan darah, serum
vitamin B12, analisis feces, analisis gaster, dan endoscopy.
4. Dokumentasi, penulis menggunakan berbagai sumber catatan medis,
pemeriksaan penunjang untuk membahas tentang Gastritis
gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (nyeri).
3.7 Analisa Data
Analisis data menurut (Kholifah dan Widagdo, 2016) dilakukannpenulis di
lapangan, sewaktu pengumpulan data sampai dengannsemua data terkumpul.
Analisa data dilakukan denganncara mengemukakan fakta, selanjutnya
membandingkan dengan teori yanggada dan selanjutnya dituangkan dalam
opini pembahasan. Teknis analisis yang digunakan denganncara menarasikan
jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam
yanggakan dilakukan denganncara observasi oleh penulis dannstudi
dokumentasi yanggmenghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan
danndibandingkan teori yanggada sebagai bahan untuk memberikan
rekomendasi dalammintervensi tersebut. Urutan dalam analisa data:
3.7.1 PengumpulannDataa
31

Data dikumpulkan hasil survei,wwawancara,oobservasi, pemeriksaan


fisik danndokumentasi. Hasil ditulis dalam bentuk catatannlapangan,
kemudian dianalisis dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).
3.7.2 Mereduksi Dataa
Dari hasil wawancara yanggterkumpul dalammbentuk catatan lapangan
dijadikannsatu dalam bentuk transkrip danndikelompokkan menjadi
data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasilllpemeriksaan
diagnostik kemudianndibandingkannnilai normal.
3.7.3 Penyajian Dataaaaaa
Penyajian dataadisajikan dalammbentuk ttabel, gambar, bagan, ataupun
teks naratif. Kerahasiaan klienndijaga denganncara mengaburkan
identitas dariiklien.
3.7.4 Kesimpulannnnn
Data yanggdisajikan, kemudian dibahas danndibandingkan
dengannhasi-lhasil penulisannterdahulu dannsecara teoritis dengan
perilakuikesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan denganncara
induksi. Data yanggdikumpulkan terkait denganndata pengkajian,
diagnosis, perencanaan, tindakan dannevaluasi.
3.8 Etika Penulisanw
3.8.1 Prinsip menghargai harkat dan martabat menurut (Kholifah dan
Widagdo, 2016)
Penerapan prinsip ini bisa dilakukan penulis untuk memenuhi hak hak
partisipan dengan cara sebagai berikut:
a. Kerahasiaan Identitas Klien (Anonimity) Dengan tidak
mencantumkan nama partisipan atau hanya menuliskan kode
partisipan seperti pada lembar pengumpulan data.
b. Kerahasiaan Data (Confidentiality) Dengan menjaga kerahasiaan
data dan berbagai informasi yang diberikan oleh keluarga atau
partisipannya dengan sebaik-baiknya penulis wajib menyimpan
sebaik-baiknya untuk menjamin kerahasiaan data dan tidak
memberitahu kepada siapapun lewat lisan maupun lewat
32

dokumentasi hasil pengumpulan data mengenai penyakit yang


diderita sekarang yang disimpan di Flashdisk milik penulis, jadi
data-data tersebut hanya bisa diakses oleh penulis.
c. Menghargai Privacy dan Dignity Partisipan berhak untuk tidak
menjawab pertanyaan wawancara yang dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman bagi dirinya untuk menceritakan sesuatu yang tidak
ingin diketahui oleh orang lain. Contohnya privacy yang hanya boleh
diketahui anggota keluarga saja
d. Menghormati Otonomi (Respect for Autonomy) Partisipan
mempunyai hak otonomi secara bebas, sukarela atau tanpa paksaan
untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data yang dilakukan dan
tidak ada paksaan dari pihak penulis
3.8.2 Prinsip Keadilan (Justice) untuk Semua Partisipan
Berikan hak yang sama kepada semua partisipan untuk berkontribusi
pada penelitian tanpa diskriminasi. Dengan mematuhi semua
kesepakatan yang dicapai, semua peserta akan menerima perlakuan dan
kesempatan yang sama
3.8.3 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Partisipan harus memperoleh informasi yang lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilakukan dan memiliki hak untuk berpartisipasi
secara bebas atau menolak menjadi partisipan
33

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini penulis akan mengemukakan hasil laporan kasus (kasus)
pada 2 orang klien Sdr.S dan Sdr.W dari hasil pengelolaaan kasus tersebut penulis
melakukan pembahasan terhadap kesenjangananya antara teori dengan kasus
berdasarkan tahapan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, intervensi,
implementasi dan evaluasi
4.1 Gambaran Lokasi Laporan Kasus

Laporan kasus dilaksanakan di ruang 1 dan 3 Klinik Dr. Saiful Anam.


Ruang 1 dan 3 merupakan ruang perawatan kelas dua baik wanita maupun laki-
laki dewasa yang berusia di atas 12 tahun. Kapasitas Ruang 1 adalah berisi 1 bed
klien.
Dari studi kasus yang dilakukan penulis di ruang 1 dan 3 Klinik Dr. Saiful
Anam tahun 2022 dengan jumlah total perawat 10 orang dan untuk perhitungan
BOR (Bed Occupacy Rate) di Klinik Dr. Saiful Anam pada saat ini sebesar 75%
dengan nilai normal sebesar 40-70% .
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2022 pada klien 1
dan 24 Juni 2022 pada klien 2. Pada klien 1 di ruang 1 klien 2 di ruang 3 Klinik
Dr. Saiful Anam.
4.2 Pembahasan

Hasil dan pembahasan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnose,


intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
4.2.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas Klien
Identitas Pasien Klien 1 Klien 2
Nama Sdr.S Sdr.W
Umur 24 Tahun 20 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Alamat Mayangan, Kota Pasuruan Mandaran, Kota Pasuruan
34

Agama Islam Islam


Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Karyawan Swasta Mahasiswa
Status Menikah Belum menikah
Golongan Darah - -
Tanggal MRS 22 Juni 2022 24 Juni 2022
Pukul: 13.30 Pukul: 15.45
Tanggal Pengkajian 22 Juni 2022 24 Juni 2022
Pukul: 14.00 Pukul: 16.00
Dx Medis Gastritis Gastritis
Penyakit gastritis lebih sering dialami oleh rentang usia 15-24 tahun
yang merupakan kategori usia remaja (Hawati, 2019) Dalam tabel 4.1
identitas klien di atas terdapat kesesuaian antara kasus dan teori dimana
berdasarkan tabel di atas didapatkan pada klien 1 Sdr.S berumur 24 tahun)
dan pada klien 2 Sdr. W berumur 20 tahun. Dengan demikian mengenai
umur dari kedua kasusu di atas terdapat kesamaan.
Dalam hal jenis kelamin komposisi antara laki – laki dan perempuan
pada penderita gastritis tidak mempengaruhi baik laki – laki maupun
perempuan (Waluyo dkk, 2019) Pada kasus di atas klien 1 berjenis kelamin
laki – laki dan klien 2 berjenis kelamin perempuan.
b. Keluhan Utama
Tabel 4.2 Keluhan Utama Klien
Klien 1 Klien 2
Saat MRS : Saat MRS :
Keluarga klien mengatakan saat masuk Klien mengatakan nyeri perut bagian
rumah sakit klien mengeluh nyeri perut atas sejak 3 hari yang lalu tapi di
bagian atas sejak 2 hari lemas, mual, diamkan saja, mual, muntah,
muntah. Nyeri perut sejak pagi jam kemudian pada jam 11.00 nyeri perut
09.00 WIB, klien tidak bisa tidur. semakin parah, klien merasa lemas dan
Keluhan Saat ini: tidak bisa tidur.
Klien mengatakan pusing, nyeri perut Keluhan saat ini :
bagian atas sejak tadi pagi jam 09.00 Klien mengatakan nyeri perut bagian
WIB, mual, muntah, nyeri dengan skala atas, mual, muntah, nyeri dengan skala
5, nyeri terjadi terus menerus. 6, nyeri terjadi terus menerus.
35

P: Nyeri bertambah saat bangun P : Nyeri Bertambah Saat Duduk


Q: Nyeri tumpul Q: Nyeri tumpul
R: Perut bagian atas R: Perut bagian atas
S: Skala nyeri 5 S: Skala Nyeri 6
T: Terus menerus T: Terus menerus
Pada kasus gastritis gejala yang sering muncul merupakan nyeri,
rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, perut kembung, hilang nafsu
makan, mual, muntah, dan gangguan pencernaan (Tuti Elyta et al.,
2022)
Pada tabel 4.2 gejala sesuai dengan teori pada kedua kasus di atas
yaitu nyeri perut bagian atas, mual, dan muntah. Hal ini dikarenakan
pada gastritis dinding pada lambung mengalami peradangan yang
disebabkan oleh bakteri yang bernama Helicobacter pylori.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Tabel 4.3 Riwayat Penyakit Sekarang Klien
Klien 1 Klien 2
Keluarga klien mengatakan pasien Klien mengatakan tiba – tiba nyeri perut
sudah mengeluh nyeri perut bagian atas bagian atas sejak 3 hari sejak sebelum
dan mual muntah sejak 2 hari sejak masuk rumah sakit tapi tidak terlalu
sebelum masuk rumah sakit setelah parah dan masih bisa melakukan
meminum susu, nyeri yang dirasakan aktivitas, nyeri yang dirasakan berputar
berputar dan nyeri seperti tertkena dan nyeri seperti terkena benda tumpul
benda tumpul. Tetapi nyeri tidak parah serta mual dan muntah, pada hari jum’at
dan masih bisa beraktivitas seperti saat mau jumatan nyeri semakin parah
biasa, pada hari selasa pagi pukul 06.00 dan kunang – kunang, nyeri semakin
pasien masih dapat bangun dan tambah dan tidak bisa bangun, selama di
memasak. Kemudian pada pukul 09.00 rumah klien tidak melakuka apa – apa
pasien tiba – tiba lemes tidak bisa untuk mengurangi nyeri lalu pada pukul
bangun jika bangun sakit bertambah 15.13 klien datang ke Klinik Dr. Saiful
parah, selama di rumah klien tidak Anam dengan mobil pribadi.
melakukan tindakan apa – apa untuk Didapatkan TD: 110/70 mmHg, N:
mengurangi nyeri. Dan setelah duhur 88x/menit, RR: 22x/menit, S: 36̊c Spo2:
klien di bawa ke Klinik Dr. Saiful 97%
Anwar dengan mobil pribadi.
Didapatkan TD: 90/70 mmHg, N:
36

80x/menit, RR: 20x/Menit, S: 36,6̊c


Spo2: 96%

Menurut (Saputra et al., 2021) ada 7 butir mutiara anamnesis pada


riwayat penyakit sekarang yaitu: lokasi, onset/awitan dan kronologis,
kuantitas keluhan, kualitas keluhan, faktor-faktor yang memperberat
keluhan, faktor – faktor yang memperingan keluhan dan analisis sistem
yang menyertai keluhan. Tetapi semua itu tidak harus ada paling tidak
ada 4 mutiara yang muncul pada riwayat penyakit sekarang menurut
(Saputra et al., 2021) yaitu: onset/awitan dan kronologis: apakah
keluhan itu timbul mendadak atau perlahan, hilang timbul atau
menetap. Adakah waktu–waktu tertentu keluhan timbul, kualitas
keluhan: bagaimana rasa sakit yang dialami penderita harus ditanyakan,
misalnya rasa sakit yang tajam seperti rasa sakit yang tumpul, kram,
kolik , lokasi: seorang penderita yang datang dengan nyeri kepala perlu
ditanyakan lebih lanjut secara tepat bagian mana yang dimaksud, dan
faktor yang memperberat keluhan.
d. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Tabel 4.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu Klien
Klien 1 Klien 2
Keluarga klien mengatakan klien Klien mengatakan tidak memiliki
tidak memiliki riwayat gastritis riwayat gastritis sebelumnya.
sebelumnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi gastritis seperti:
Mengkonsumsi makanan dengan kadar pengawet yang tinggi, makanan
dengan berlemak dan berminyak berlebih, makanan asam dan pedas
berlebih, alkohol berlebih dengan jangka waktu yang panjang, serta
kebiasaan merokok (Nur, M, 2021) Pada tabel 4.4 kedua klien tidak
memiliki riwayat penyakit gastritis sebelumnya.
e. Riwayat Keluarga
Tabel 4.5 Riwayat Keluarga Klien
Klien 1 Klien 2
Keluarga klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak ada
37

keluarga yang menderita gastritis. keluarga klien memiliki riwayat


gastritis.
Gastritis bukan merupakan penyakit keturunan. Hal ini
dikarenakan gastritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
dan tidak ada hubungannya dengan faktor genetik (Syokumawena,
2021). Pada tabel 4.5 riwayat keluarga seusai dengan teori yang mana
pada keluarga kedua klien tidak memiliki riwayat penyakit gastritis.
2. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan
Tabel 4.6 Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan Klien
Klien 1 Klien 2
Keluarga klien mengatakan pasien Keluarga klien mengatakan klien
menyukai makanan gorengan dan mengatakan menyukai makanan yang
minuman kopi. pedas dan suka minum kopi, pasien juga
seorang perokok.
Pada tabel 4.6 terdapat kesesuaian kasus dan teori dimana pada
kedua kasus di atas keduanya senang mengkonsumsi makanan gorengan
dan pedas serta suka minum kopi. Hal ini di kuatkan kembali oleh
(Hawati, 2019) menyatakan bahwa penderita gastritis dianjurkan untuk
menghidari makanan pedas, berbumbu kuat, dan menghindari minuman
yang berkafein.
Sehingga menurut penulis terdapat kesesuian kasus dan teori pada
tabel pola persepsi dan tatalaksana kesehatan tersebut.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Tabel 4.7 Pola Nutrisi Metabolik Klien
Klien 1 Klien 2
Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:
Keluarga klien mengatakan nafsu keluarga klien mengatakan nafsu makan
makan pasien baik, dengan makan 3-4 klien baik, dengan makan 3-5 kali/ hari
kali/ hari dengan menu lauk, telur dan dengan menu lauk dan sayur.
sayur tetapi lebih sering tempe. Klien Saat Sakit:
juga suka minum susu saat pagi dan Keluarga klien mengatakan nafsu
minum kopi setiap hari. makan pasien berkurang ada mual tetapi
38

Saat Sakit: dapat tetap makan dengan frekuensi


Keluarga klien mengatakan nafsu setengah porsi 3x sehari dengan menu
makan klien berkurang dengan yang disediakan di rumah sakit dan
frekuensi makan setengah porsi 3x tidak habis 1 porsi.
sehari dengan menu yang di sediakan
dari rumah sakit tetapi hanya beberapa
sendok makan saja, karena klien mual
dan jika terus di makani maka klien
muntah, dan perut menjadi perih.
Pada tabel 4.7 pola nutrisis metabolik terdapat kesesuaian antara
kasus dan teori yaitu ditemukan adanya mual/muntah. Pada tabel di atas
menyebutkan adanya keluhan mual/muntah pada kedua klien dimana
mual/muntah yang dikeluhkan adalah akibat dari bakteri Helicobacter
pylori yang dirasakan klien sehingga muncul keluhan mual/muntah.
c. Pola Tidur dan Istirahat
Tabel 4.8 Pola Tidur dan Istirahat Klien
Klien 1 Klien 2
Sebelum Sakit; Sebelum Sakit:
Keluarga klien mengatakan saat Klien mengatakan saat di rumah klien
dirumah klien dapat tidur nyenyak saat dapat tidur dengan nyenyak saat malam
malam hari, tidur ±5-7 jam yaitu pada hari ± 6-8 jam yaitu pada jam 20.00 –
jam 21.00 – 04.00 WIB. Klien tidak 05.00 WIB. Klien tidak pernah tidur
pernah tidur siang. siang.
Saat Sakit: Saat Sakit:
Keluarga klien mengatakan klien tidak Klien mengatakan klien susah untuk
dapat tidur karena nyeri perut tidur karena nyeri perut dan teman 1
kamar yang berisik.
Adanya nyeri pada perut bagian atas mengakibatkan klien sulit
untuk tidur, sehingga istirahat terganggu (Saputra et al., 2021) pada
tabel 4.8 pola tidur dan istirahat terdapat kesesuaian antara teori dan
kasus, dimana pada kedua klien di atas sama – sama mengalami
gangguan poal tidur dan istirahat.
d. Pola Aktivitas dan Istirahat
Tabel 4.9 Pola Aktivitas dan Istirahat Klien
39

Klien 1 Klien 2
Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:
Keluarga klien mengatakan pasien saat Keluarga klien mengatakan pasien saat
dirumah dapat melakukan aktivitas di rumah dapat melakukan aktivitas
secara mandiri seperti : mandi, makan, secara mandiri seperti : mandi, makan,
berpakaian, berdandan, memasak, berpakaian.
nyapu, ngepel, cuci piring. Tingkat ketergantungan: Minimal
Tingkat ketergantungan: Minimal Saat Sakit:
Saat Sakit: Keluarga mengatakan dalam
Keluarga klien mengatakan dalam beraktivitas seperti ke kamar mandi,
beraktififitas seperti mandi, toileting, berpakaian, makan klien dibantu oleh
berpakaian, makan saat sakit klien keluarganya.
dibantu keluarganya. keluarga juga Tingkat ketergantungan: Total
mengatakan saat sakit membatasi
kegiatan klien karena klien nyeri perut
untuk bangun dan lemes.
Tingkat ketergantungan: Total
Pola aktivitas dan latihan pada klien gastritis akan muncul tanda
dan gejala seperti nyeri, rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, perut
kembung, hilang nafsu makan, mual, muntah, dan gangguan
pencernaan (Tuti Elyta et al., 2022) Pada tabel 4.9 pola aktivitas dan
istirahat sesuai antara kasus dan teori dimana pada kedua klien di atas
aktivitas yang dilakukan terganggu karena rasa tidak nyaman pada
perut.
e. Pola Sensori dan Pengetahuan
Tabel 4.10 Pola Sensori dan Pengetahuan Klien
Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2
Pola Sensoris dan Sebelum Sakit: Sebelum sakit :
Pengetahuan Keluarga klien Keluarga klien
mengatakan pasien dapat mengatakan klien dapat
berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan
orang lain dengan baik orang lain dengan baik
tidak ada kesulitan. tidak ada kesulitan.
Kemampuan penginderaan Kemampuan penginderaan
(penglihatan, pendengaran, (penglihatan, pendengaran,
40

penciuman, pengecapan, penciuman, pengecapan,


perabaan) tidak ada perabaan) tidak ada
gangguan. gangguan.
Saat Sakit: Saat sakit :
Keluarga klien Keluarga klien
mengatakan pasien dapat mengatakan pasien dapat
berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan
orang lain dengan baik orang lain dengan baik
tidak ada kesulitan. tidak ada kesulitan.
Pengindaraan (penglihatan, Pengindaraan (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pendengaran, penciuman,
pengecapan,perabaan) pengecapan,perabaan)
baik, tidak ada gangguan. baik, tidak ada gangguan.

Pola Interpersonal dan Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


Peran Keluarga klien Keluarga klien
mengatakan saat sebelum mengatakan saat sebelum
sakit klien dapat berbaur sakit klien dapat berbaur
dengan tetangganya dengan tetangganya
dengan baik yaitu dengan dengan baik.
berkumpul bersama Saat Sakit:
tetangganya didepan klien mengatakan
rumah. terganggu dengan
Saat Sakit: penyakitnya karena nyeri
Klien mengatakan kepala yang menganggu,
terganggu dengan klien berhubungan dengan
penyakitnya karena nyeri baik dengan pasien lainnya
kepala yang menganggu, di Klinik Dr. Saiful Anam.
klien berhubungan dengan
baik dengan pasien lainnya
di Klinik Dr. Saiful Anam.

Pola Persepsi dan Saat Sakit: Saat Sakit:


Konsep Diri -Gambaran Diri: -Gambaran Diri:
Klien merasa cemas Klien mengatakan cemas
dengan kondisinya saat ini dengan kondisi saat ini
dikarenakan takut karena jika tidak lekas
41

kondisinya bertambah sembuh maka klien tidak


parah. klien tidak malu bisa bekerja lagi untuk
dengan kondisinya saat ini, memenuhi kebutuhan
-Harga Diri: sehari-harinya.
Klien mengatakan ingin -Harga Diri:
cepat sembuh Klien mengatakan ingin
-Peran: cepat sembuh
Klien mengatakan -Peran:
perannya sebagai klien mengatakan
karyawan swasta perannya sebagai
terganggu karena sakit dan mahasiswa saat ini
tidak dapat mencari uang terganggu karena sakit
untuk kebutuhan sehari- dan tidak dapat belajar
hari. untuk kuliah.
-Ideal Diri: -Ideal diri :
Klien khawatir jika Klien khawatir jika
penyakitnya tidak kunjung penyakitnya tidak segera
sembuh dan bertambah sembuh dan bertambah
parah. parah.
-Harga Diri -Harga diri:
Klien tidak malu dengan Klien tidak malu dengan
sakit yang diderita sakit yang dideeritanya
dibuktikan dengan klien saat ini, dibuktikan dengan
berhubungan dan klien beruhubungan
berbicara, bercanda dengan dengan baik dengan pasien
klien lain dengan baik. yang lain.
-Identitas: -Identitas:
Klien adalah seorang Klien adalah seorang
karyawan swasta dan mahasiswa.
sudah bersuami.

Pola Reproduksi dan Klien pertama kali Klien pertama kali sunat
Seksual menstruasi saat SMP kelas saat kelas 1 SD, klien
1, klien pernah mimpi basah saat kelas 1
menggunakan alat SMP.
kontrasepsi pil KB.
42

Daya panca indra (penciuman, perabaan, rasa, penglihatan, dan


pendengaran) tidak ada gangguan (Puspariny et al., 2019). Pada tabel
4.10 pola sensoris dan pengetahuan terdapat kesesuaian antara kasus
dan teori dimana pada kedua kasus di atas tidak ada perubahan pola
sensoris pada kedua klien.
Sedangkan pada pola interpersonal dan peran Menurut (Waluyo
dkk, 2019) klien gastritis tidak mengalami perubahan. Menurut penulis
terdapat kesesuain antara kasus dan teori dimana pada kasus di atas
kedua klien tidak mengalami gangguan interpersonal hanya saja
cakupan klien untuk berinteraksi yang berbeda, pada saat klien sebelum
sakit dan saat klien dirawat dirumah sakit.
Pada pola persepsi dan konsep diri menurut (Utami & Kartika,
2018) klien kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat karena
klien harus menjalani rawat inap, dan menurut (Hawati, 2019) karena
nyeri biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa khawatir klien
tentang penyakitnya. Pada tabel di atas terdapat kesesuaian antara kasus
dan teori dimana pada kasus di atas klien sama – sama menyatakan
bahwa klien kehilangan peran mereka sebelumnya karena menjalani
rawat inap di rumah sakit dan kedua pasien mengalami cemas karena
kondisinya saat ini.
Menurut (Syokumawena, 2021) pasien tidak dapat melakukan
hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap, mengalami
keterbatasan gerak, serta merasa nyeri. Selain itu, juga perlu dikaji
status perkawinannya termasuk jumlah anak dan lama perkawinan.
Menurut penulis terdapat kesesuaian antara kasus dan teori pada kasus
di atas dimana pada kedua kasus di atas dijelaskan bahwa gangguan
pada pola reproduksi dan seksual adalah dampak dari klien menjalani
rawat inap bukan dikarenakan penyakit yang dialami klien saat ini.
43

f. Pola Penanggulangan Stress


Tabel 4.11 Pola Penanggulangan Stress Klien
Klien 1 Klien 2
Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:
Keluarga klien mengatakan dalam Klien mengatakan dalam mengambil
mengambil keputusan keputusan dibantu dengan orang tuanya.
dimusyawarahkkan dengan suaminya. Saat Sakit :
Saat Sakit: Klien mengatakan dalam mengambil
Keluarga klien mengatakan dalam keputusan klien dibantu dengan orang
pengambilan keputusan klien selalu tuanya dan terkadang pasien merasa
dibantu dengan suami dan orang tuanya bosan dan putus asa sehingga klien
saat di rumah sakit. tidak mau minum obat saat di rumah
sakit.
Dengan adanya proses pengobatan yang lama dan harus mengatur
makanan maka akan mengakibatkan stress pada penderita yang bisa
mengakibatkan penolakan terhadap pengobatan (Puspariny et al., 2019).
Pada tabel 4.11 terdapat kesesuaian antara kasus dan teori dimana pada
kasus diaats dijelaskan bahwa klien pernah mengalami penolakan
terhadap pengobatan karena mulai bosan dan putus asa untuk minum
obat hanya saja pada klien 1 Sdr.S terjadi saat sebelum sakit sedangkan
pada klien 2 Sdr.W terjadi saat pasien di rawat di klinik.
g. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan dan Eliminasi
Tabel 4.12 Pola Tata Nilai dan Kepercayaan dan Eliminasi Klien
Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2
Pola Tata Nilai dan Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:
Kepercayaan Keluarga klien Keluarga klien
mengatakan saat dirumah mengatakan saat dirumah
klien mengerjakan sholat 5 klien mengerjakan sholat 5
waktu. waktu.
Saat Sakit: Saat Sakit:
Keluarga klien Keluarga klien
mengatakan pasien mengatakan saat di rumah
mengetahui dengan adanya sakit klien tidak pernah
suara adazan yang menan solat karena untuk bangun
dakan waktu sholat namun saja nyeri perut bagian
44

klien tidak sholat di Klinik atas.


karena untuk bangun klien
merasa nyeri perut bagian
atas.

Sebelum Sakit: Sebelum Sakit:


Pola Eliminasi BAK: Keluarga klien BAK: Klien mengatakan
mengatakan saat dirumah saat di rumah klien dapat
klien dapat buang air kecil buang air kecil dengan
dengan mandiri, ±4x/hari, mandiri ± 5x/hari, warna
warna kuning transparan, kuning transparan tidak
tidak terdapat darah, terdapat darah, ±
±200cc/pipis. BAB: 220cc/pipis. BAB: klien
klien mengatakan BAB mengatakan BAB 1x/hari,
±1x/hari, konsistensi lunak konsistensi padat, warna
berbentuk, warna kuning kuning tidak ada lendir dan
tidak ada darahdan lendir. darah.
Saat Sakit: Saat sakit:
Keluarga klien Klien mengatakan saat
mengatakan saat sakit sakit klien dapat buang air
klien dapat buang air kecil kecil ± 3x/hari, warna
dengan mandiri, ±3x/hari, kuning pekat, tidak
warna kuning transparan, terdapat darah, ±
tidak terdapat darah, 150cc/pipis.
±150cc/pipis. BAB : Klien belum BAB
BAB: Pasien mengatakan selama di Klinik.
belum BAB selama di
Klinik
Pada pola tata nilai dan kepercayaan menurut (Hawati, 2019)
karena nyeri perut bagian atas, lemah menyebabkan terganggunya
aktivitas ibadah klien. Pada tabel 4.12 pola tata nilai dan kepercayaan
terdapat kesesuaian antara kasus dan teori seperti yang dijelaskan pada
kedua kasus di atas bahwa pada saat pasien tidak menjalani perawatan
di rumah sakit klien melakukan aktivitas ibadah solat 5 waktu namun
pada saat klien menjalani perawatan di rumah sakit klien tidak
45

melakukan ibadah sama sekali tetapi klien mendengar suara adzan yang
menandakan waktu masuk ibadah solat.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
Tabel 4.13 Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital Klien
Pemeriksaan Fisik Klien 1 Klien 2
Keadaan Umum Klien dalam Klien dalam
kesadaran penuh kesadaran penuh
(Composmentis), Keadan (Composmentis), Keadan
umum cukup (lemas). umum cukup (lemas).

Tanda-tanda Vital TD: 90/70 mmHg TD: 110/70 mmHg


N: 80 x/menit N : 88x/menit
S: 36,6 oC (Aksilla) S : 36 oC (Aksilla)
RR: 20 x/menit RR : 22x/menit
Pada tabel 4.13 hasil pemeriksaan keadaan umum klien tampak
lemah dan tanda-tanda vital klien normal tidak ada kelainan.
b. Sistem Pencernaan
Tabel 4.14 Sistem Pencernaan Klien
Klien 1 Klien 2
I: Mulut dan gigi bersih I: Mulut bersih gigi terdapat karang gigi
P: Nyeri tekan pada region 2/ pada P: Nyeri tekan pada regio 2/ region
region epigastric epigastrik
P: Tympani P: Tympani
A: BU terdengar, BU: 10x/ menit. A: Bising Usus terdengar, Bisisng usus:
18x/menit
Menurut (Saputra et al., 2021) pada sistem pencernaan mengalami
gangguan seperti lambung terasa kembung, mual, pedih karena
peningkatan asam lambung. Pada tabel 4.14 antara teori dan kasus
terdapat kesamaan pada klien hipertensi adanya gangguan pencernaan
seperti mual pada tabel 4.5 pola nutrisi dan metabolik juga adanya nyeri
tekan pada epigastric.
46

c. Sistem Pernapasan
Tabel 4.15 Sistem Pernapasan Klien
Klien 1 Klien 2
I: Bentuk dada normochest, tidak ada I: Bentuk dada normochest, tidak ada
lesi, fase inspirasi dan ekspirasi sama, lesi, fase inspirasi dan ekspirasi sama,
tidak ada otot bantu pernapasan, tidak tidak ada otot bantu pernapasan, tidak
ada retraksi dinding dada. ada retraksi dinding dada.
P: Taktil fremitus makin kebawah P: Taktil fremitus makin kebawah
makin kuat, kanan kiri sama sama kuat. makin kuat, kanan kiri sama sama kuat.
P: Sonor (ICS 1 s/d ICS 6) P: Sonor (ICS 1 s/d ICS 6)
A: Tidak ada suara nafas tambahan A: Tidak ada suara nafas tambahan
vocal fremitus: kanan dan kiri sama. vocal fremitus: kanan dan kiri sama.
Menurut (Waluyo dkk, 2019) Sesak nafas karena gastritis terjadi
ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan masuk ke tenggorokan
dan paru-paru, sehingga saluran pernafasan bengkak dan menyebabkan
kesulitan bernafas. Pada tabel 4.15 tidak terjadi kesesuaian antara kasus
dan teori tidak sesuai dikarenakan pada kedua kasus di atas tidak terjadi
gangguan pernafasan pada pemeriksaan sistem pernafasan.
d. Sistem Kardiovaskular
Tabel 4.16 Sistem Kardiovaskular Klien
Klien 1 Klien 2
I: Ictus cordis tidak terlihat. I: Ictus cordis tidak terlihat.
P: Ictus cordis teraba di ICS 5 MCL P: Ictus cordis teraba di ICS 5 MCL
Sinistra. Sinistra.
P: Batas Atas:ICS 2 parasternalis P: Batas Atas:ICS 2 parasternalis
sinistra Batas Kanan: ICS 2 sinistra Batas Kanan: ICS 2
parasternalis dextra parasternalis dextra
Batas Bawah (Apex): ICS MCL Sin 5 Batas Bawah (Apex): ICS MCL Sin 5
cm ke medial. Pinggang jantung: ICS 4 cm ke medial. Pinggang jantung: ICS 4
parasternalis dextra. parasternalis dextra.
A: bunyi jantung terdengar jelas, S1 dan A: bunyi jantung terdengar jelas, S1 dan
S2 tunggal. S2 tunggal.
Pada tabel 4.16 tidak terjadi gangguan pada pemeriksaan sistem
kardiovaskular seperti yang di jelaskan oleh (Hawati, 2019) yang
47

menyatakan bahwa pada penderita gastritis tidak mengalami gangguan


pada sistem kardioavaskular.
e. Sistem Muskuloskeletal
Tabel 4.17 Sistem Muskuloskeletal Klien
Klien 1 Klien 2
Inspeksi: Inspeksi:
Tidak ada edema pada ekstremitas atas Tidak ada edema pada ekstremitas atas
dan bawah, klien tidak mengalami dan bawah, klien tidak mengalami
perubahan bentuk tulang. Kekuatan otot perubahan bentuk tulang. Kekuatan otot
Palpasi: Palpasi:
Tidak ada atropi, tidak ada nyeri tekan, Tidak ada atropi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada krepitasi kekuatan otot: tidak ada krepitasi kekuatan otot:

5 5 5 5

5 5 5 5

Berdasarkan data dari table 4.17 di atas bahwa ke dua klien tidak
memiliki gangguan pada pemeriksaan muskuloskeletas seperti tidak
adanya edema pada ekstremitas atas dan bawah, seperti yang dijelaskan
di atas bahwa edema tungkai disebabkan oleh rendahnya kadar albumin
(normal3.5-5.0 g/dL). Sedangkan pada kedua klien tidak terdapat
gangguan pada pemeriksaan muskuloskeletal seperti adanya edema
pada ekstremitas atas dan bawah. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya edema pada ekstremitas atas atau bawah dapat diartikan bahwa
kadar albumin kedua klien masih normal.
f. Sistem Integumen
Tabel 4.18 Sistem Integumen Klien
Klien 1 Klien 2
Inspeksi: Warna kulit kuning langsat, Inspeksi: Warna kulit kuning langsat,
tidak ditemukan edema. tidak ditemukan edema.
Palpasi: turgor baik, akral dingin,kering, Palpasi: turgor baik, akral dingin,kering,
tidak ada nyeri tekan, tidak ditemukan tidak ada nyeri tekan, tidak ditemukan
clubbing fingers, CRT < 2 detik clubbing fingers, CRT < 2 detik
48

Berdasarkan data pada tabel 4.18 di atas bahwa ke dua klien tidak
memiliki gangguan pada pemeriksaan integumen seperti edema.
Menurut penulis pada pasien gastritis tidak ada gangguan pada
integumen dikarenakan gastritis merupakan penyakit yang menyerang
lambung dan tidak memiliki hubungan dengan integumen.
g. Kepala, Rambut, Wajah, Sistem Penglihatan, Sistem Persarafan, Sistem
Endokrin
Tabel 4.19 Kepala, Rambut, Wajah, Sistem Penglihatan, Sistem
Persarafan, Sistem Endokrin Klien
Pemeriksaan Fisik Klien 1 Klien 2
Kepala, Rambut, Wajah Kepala: simetris, tidak ada Kepala: simetris, tidak ada
lesi, terdapat kekauan pada lesi, terdapat kekauan pada
tengkuk leher. tengkuk leher.
Rambut: ramput panjang, Rambut: ramput panjang,
beruban, terurai dan beruban, terurai dan
berantakan. berantakan.
Wajah: tidak terdapat lesi, Wajah: tidak terdapat lesi,
wajah meringis kesakitan, wajah meringis kesakitan,
muka tampak pucat. muka tampak pucat.

Sistem Penglihatan Conjungtiva anemis, sclera Conjungtiva anemis, sclera


tidak ikterus, tidak ikterus,
pupil isokor, pelpebra pupil isokor, pelpebra
hitam, terdapat edema hitam, terdapat edema
pada kelopak mata atas pada kelopak mata atas
dan dan
bawah. bawah.

Sistem Persarafan GCS: 456 GCS: 456


Orientasi: Waktu dan Orientasi: Waktu dan
tempat baik ditandai tempat baik ditandai
klien dapat menyebutkan klien dapat menyebutkan
nama hari saat pengkajian nama hari saat pengkajian
dan pasien mengetahui jika dan pasien mengetahui jika
dibawa ke Klinik. dibawa ke Klinik.
49

Memori: Berfungsi dengan Memori: Berfungsi dengan


baik, pasien dapat baik, pasien dapat
mengingat kejadian yang mengingat kejadian yang
lalu dengan baik. lalu dengan baik.
Nervus Cranialis I-XII: Nervus Cranialis I-XII:
Terjadi gangguan pada Terjadi gangguan pada
nervus IX untuk sensai nervus IX untuk sensai
rasa tidak normal, dan rasa tidak normal, dan
nevu XI tidak daapt nevu XI tidak daapt
menggerakan bahu secara menggerakan bahu secara
normal, karena nyeri pada normal, karena nyeri pada
tengkuk, selebihnya tengkuk, selebihnya
berfungsi dengan baik berfungsi dengan baik
tidak ada gangguan. tidak ada gangguan.

Sistem Endokrin Tidak ditemukan Tidak ditemukan


pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid. tyroid.
Berdasarkan data pada tabel 4.19 di atas bahwa ke dua klien tidak
memiliki gangguan pada pemeriksaan fisik. Menurut penulis pada
pasien gastritis tidak ada gangguan pada pemeriksaan fisik dikarenakan
gastritis merupakan penyakit yang menyerang dalam lambung.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.20 Pemeriksaan Penunjang Klien
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 Nilai Normal
Darah Lengkap
Hemoglobin 11.6 12.0 L: 14-18g/dL
P: 13-18g/dL
Leukosit 13.140 23.770 3500-10000/cmm
Eritrosit 4,09 4,15 L: 4,5-6,5/cmm
P: 3,0-6,0/cmm
Laju Endap Darah 65 63 0-20mm/jam
Hematokrit 32 31 L: 40-54%
P: 35-48%
50

Trombosit 439.000 349.000 150.00-450.000


Widal
Type O Negatif Negatif Negatif
Type H Negatif Negatif Negatif
Type A Negatif Negatif Negatif
Type B Negatif Negatif Negatif
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk pasien
gastritis adalah pemeriksaan darah lengkap untuk menilai anemia akibat
perdarahan gastrointestinal. Selain itu, mungkin diperlukan tes fungsi
kelenjar empedu dan pankreas, tes kehamilan, serta pemeriksaan darah
pada fese. Pada tabel 4.20 pemeriksaan pasien di atas terdapat hanya
pemeriksaan darah lengkap yang sesuai antara kasus dan teori dimana
pemeriksaan yang sudah dilakukan hanya pemeriksaan darah lengkap.
Menurut asumsi penulis, pada tabel 4.20 hanya dilakukan
pemeriksaan darah lengkap dikarenakan kedua klien tidak menunjukkan
gejala yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan komplikasi pada
penyakit gastritis.
5. Terapi Farmakologis
Tabel 4.21 Terapi Farmakologis Klien
Jenis Terapi Klien 1 Klien 2
Infus Inf. NS 500 cc/12 jam Inf. RL 500 cc/12 jam

Injeksi Neurobion 3ml Drip Neurobion 3ml Drip


Inj. Omeprazole 1x40mg Inj. Omeprazole 1x40mg
i.v i.v
Inj. Antrain 1x2ml i.v Inj. Antrain 1x2ml i.v

Obat Oral Sucralfate syr 3x1 sdk Sucralfate syr 3x1 sdk
Berdasarkan patofisiologisnya terapi farmakologis gastritis
ditujukan untuk menekan faktor agresif (asam lambung) dan memperkuat
faktor defensif (ketahanan mukosa) pengobatan ditujukan untuk
mengurangi asam lambung yakni dengan cara menetralkan asam lambung
dan mengurangi sekresi asam lambung (Puspariny et al., 2019). Pada tabel
51

4.21 terdapat kesesuain antara kasus dan teori yang mana kedua klien
diberi terapi farmakologis untuk menetralkan asam lambung yaitu
Omeprazole, Sucralfate syrup.
4.2.2 Analisa Data
Tabel 4.22 Analisa Data Klien
Analisis Klien 1 Klien 2
Data Data Subyektif: Data Subyektif:
Klien mengatakan nyeri perut Klien mengatakan nyeri perut
bagian atas, nyeri dengan bagian atas, nyeri dengan
skala 5, nyeri terjadi terus skala 6, nyeri terjadi terus
menerus, klien tidak bisa tidur menerus, tidak bisa tidur serta
serta mual dan muntah. mual dan muntah.
Data Obyektif: Data Obyektif:
TD: 90/70 mmHg TD: 110/70 mmHg
N: 80 x/Menit N: 88 x/Menit
Akral hangat Akral hangat
Wajah meringis kesakitan Wajah meringis kesakitan
Px tampak gelisah Px tampak gelisah
Px tampak cemas Px tampak cemas
P: Nyeri bertambah saat P: Nyeri bertambah saat
bangun bangun
Q: Nyeri Tumpul Q: Nyeri Tumpul
R: Perut bagian atas R: Perut bagian atas
S: Skala nyeri 5 S: Skala nyeri 6
T: terus menerus T: terus menerus

Etiologi Peningkatan asam lambung


Peningkatan asam lambung
Problem Nyeri akut
Nyeri akut
Pada kasus gastritis gejala yang sering muncul merupakan nyeri, rasa tidak
nyaman pada perut bagian atas, perut kembung, hilang nafsu makan, mual,
muntah, dan gangguan pencernaan (Utami & Kartika, 2018).
Pada tabel 4.22 gejala sesuai dengan teori pada kedua kasus di atas yaitu
nyeri perut bagian atas. Hal ini dikarenakan pada gastritis dinding pada lambung
52

mengalami peradangan yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Helicobacter


pylori.
4.2.3 Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.23 Diagnosa Keperawatan Klien
Klien Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

Klien 2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.


4.2.4 Intervensi Keperawatan
Tabel 4.24 Intervensi Keperawatan Klien
Klien 1 Klien 2
Tujuan Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x4 jam diharapkan nyeri pada klien selama 2x4 jam diharapkan nyeri pada klien
dapat menurun dapat menurun

Kriteria hasil Kriteria hasil


(1) Skala nyeri turun 1-3 (1) Skala nyeri turun 1-3
(2) Klien tidak meringis kesakitan (2) Klien tidak meringis kesakitan
(3) Gelisah menurun (3) Gelisah menurun
(4) Kecemasan menurun (4) Kecemasan menurun
(5) Klien dapat tidur (5) Klien dapat tidur

Intervensi Intervensi
Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
Observasi Observasi
(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, (1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, intesitas nyeri frekuensi, intesitas nyeri
(2) Identifikasi skala nyeri (2) Identifikasi skala nyeri
(3) Respon nyeri non verbal (3) Respon nyeri non verbal
(4) Identifikasi faktor yang memperberat dan (4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri memperingan nyeri
(5) Monitor keberhasilan terapi komplomenter (5) Monitor keberhasilan terapi komplomenter
yang sudah diberikan yang sudah diberikan
53

Terapeutik Terapeutik
(1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk (1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (relaksasi nafas dalam) mengurangi rasa nyeri (relaksasi nafas dalam)
(2) Kontrol lingkungan yang memperberat (2) Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan, rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan) kebisingan)
(3) Fasilitasi istirahat dan tidur (3) Fasilitasi istirahat dan tidur
(4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri (4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi Edukasi
(1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu (1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri nyeri
(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri (2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri (3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
(4) Anjurkan menggunakan analgesic secara (4) Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat tepat
(5) Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk (5) Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
4.2.5 Implementasi Keperawatan
Tabel 4.25 Implementasi Keperawatan Klien
Klien Implementasi Keperawatan
Klien 1 22 Juni 2022
14.00
Identifikasi skala nyeri
Hasil: Px mengatakan skala nyeri 5

15.00
Respon nyeri non verbal
Hasil: Terdapat nyeri tekan di perut
bagian atas.

16.00
Identifikasi faktor yang memperberat
54

dan memperingan nyeri


Hasil: Px mengatakan nyeri terasa berat
ketika beraktivitas dan terasa ringan
ketika tidur.

17.00
Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil: Setelah Diberikan teknik
relaksasi nafas dalam px mengatakan
Klien 2 nyeri terasa berkurang dengan skala 2

24 Juni 2022
16.00
Identifikasi skala nyeri
Hasil: Px mengatakan skala nyeri 6

17.00
Respon nyeri non verbal
Hasil: Terdapat nyeri tekan di perut
bagian atas.

18.00
Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Hasil: Px mengatakan nyeri terasa berat
ketika beraktivitas dan terasa ringan
ketika tidur.

19.00
Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil: Setelah Diberikan teknik
relaksasi nafas dalam px mengatakan
nyeri terasa berkurang dengan skala 3
4.2.6 Evaluasi Keperawatan
55

Tabel 4.26 Evaluasi Keperawatan Klien


Klien Evaluasi Keperawatan
Klien 1 22 Juni 2022
14.00
S:
Klien mengatakan nyeri pada perut atas, mual, muntah, skala
nyeri 4

O:
Klien tampak menyeringai
Klien belum dapat tidur
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas
TTV:
TD: 90/70 mmHg
N: 80 kali/menit
S: 36,5 oC
RR: 22 kali/menit

A: Tujuan teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi

16.00
S:
Klien klien mengatakan masih nyeri pada perut atas, skala
nyeri 3

O:
Klien tampak menyeringai
Klien belum dapat tidur
Klien tampak mulai rileks
Klien tampak mulai tenang
TTV
TD: 100/70 mmHg
N: 80 kali/menit
56

S: 36 oC
RR: 20 kali/menit

A: Tujuan teratasi sebagian


P: Lanjurkan intervensi

18.00
S:
Klien mengatakan nyeri pada perut atas berkurang, skala nyeri
2
O:
Klien tampak rileks
Klien dapat tidur
Klien tampak tenang
TTV
TD 120/80 mmHg Nadi : 82 kali/menit Suhu: 36 oC
RR: 20 kali/menit

A: Tujuan tercapai
P: Hentikan intervensi

Klien 2 24 Juni 2022


16.00
S:
Klien mengatakan nyeri pada perut atas, mual, muntah, skala
nyeri 6

O:
Klien tampak menyeringai
Klien belum dapat tidur
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas
TTV:
57

TD: 110/70 mmHg


N: 80 kali/menit
S: 36,5 oC
RR: 22 kali/menit

A: Tujuan teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi

18.00
S:
Klien klien mengatakan masih nyeri pada perut atas, skala
nyeri 5
O:
Klien tampak menyeringai
Klien belum dapat tidur
Klien tampak mulai rileks
Klien tampak mulai tenang
TTV
TD: 110/70 mmHg
N: 80 kali/menit
S: 36̊C
RR: 20 kali/menit

A: Tujuan teratasi sebagian


P: Lanjurkan intervensi

20.00
S:
Klien mengatakan nyeri pada perut atas berkurang, skala nyeri
3
O:
Klien tampak rileks
Klien dapat tidur
Klien tampak tenang
TTV
58

TD 120/80 mmHg Nadi : 82 kali/menit Suhu: 36 oC


RR: 20 kali/menit

A: Tujuan tercapai
P: Hentikan intervensi
59

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah menguraikan dan membahas asuhan keperawatan pada pasien


dengan Gastritis di Klinik Dr. Saiful Anam, maka bab ini penulis meyimpulkan
saran untuk perbaikan Asuhan Keperawatan dimasa mendatang.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian Keperawatan
Data yang didapatkan dari hasil pengkajian pada pasien gastritis, kedua
pasien berjenis kelamin perempuan dan laki – laki, kedua pasien berada pada
rentang usia 20 dan 24 tahun,. Gastritis pada pasien pertama, pasien menyukai
makanan gorengan dan suka minum kopi, sedangkan pada pasien kedua pasien
seorang perokok, pasien suka minum kopi, dan pasien juga suka mengkonsumsi
makanan yang pedas. Pada latar pendidikan kedua pasien, pasien pertama lulusan
SMA dan pasien kedua lulusan SMA.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kedua pasien, kedua
pasien mengalami masalah keperawatan yang sama yaitu nyeri akut, bukti nyeri
dengan menggunakan standar periksa nyeri untuk pasien yang dapat
mengungkapkannya (pasien mengeluh nyeri pada perut bagian atad), perilaku
ekspresif (pasien meringis kesakitan), laporan tentang perilaku nyeri/perubahan
aktivitas (pasien mengeluh nyeri, betambah parah saat bangun), dan keluhan
tentang intensitas menggunakan skala nyeri (pasien mengungkapkan nyeri 5 pada
pasien 1 dan skala 4 pada pasien 2).
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dilakukan adalah melakukan teknik relaksasi nafas dalam,
tindakan tersebut pada pasien Gastritis dengan Nyeri akut membuat lebih rileks
dan sirkulasi dapat terpenuhi dengan baik.
60

5.1.5 Implementasi Keperawatan


Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada kedua pasien sama
selama 4 jam dan masih mengacu pada perencanaan. Hampir semua tindakan
yang sudah direncanakan dapat dilakukan pada pasien, tetapi dalam satu tahap
tidak langsung dilakukan dalam satu waktu.
5.1.6 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi setelah 4 jam tindakan keperawatan pada kedua pasien
didapatkan masalah keperawatan nyeri akut teratasi dimana pada pasien 1 skala
turun menjadi 5 dari 2 dan pada pasien 2 skala nyeri turun menjadi 4 dari skala
nyeri 2, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas dengan tidak terganggu oleh
nyeri yang dirasakan.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis Selanjutnya
Penulis mengharapkan untuk selanjutnya dapat mengembangkan mengenai
penatalaksanaan secara cepat dan tepat pada pasien Gastritis agar tidak
menimbulkan komplikasi, dan teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan
intensitas nyeri dan penulis berharap peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
teknik relaksasi nafas dalam.
5.2.2 Bagi Petugas Kesehatan
Tindakan keperawatan pada pasien Gastiris terutama pada masalah nyeri
akut, perawat ruangan lebih memperhatikan lagi dengan memberikan tindakan
teknik relaksasi nafas dalam sebagai tindakan tambahan untuk pasien dengan
nyeri yang berat sehingga dalam hal ini perawat tidak hanya memberikan
tindakan injeksi pemberian analgesik untuk menghilangkan nyeri pada pasien.
5.2.3 Pasien dan Keluarga
Disarankan kepada pasien dan keluarga untuk dapat meneruskan
pemberian teknik relaksasi nafas dalam di rumah saat nyeri yang dialami pasien
kambuh untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat nyeri yang sangat
menganggu dan tidak segera ditangani.
61

DAFTAR PUSTAKA
Arikah, & Muniroh, L. (2015). Riwayat Makanan Yang Meningkatkan Asam
Lambung Sebagai Faktor Resiko Gastritis. Gizi Indonesia , 9-20.

Erni, N., Zainal, A. M., & Titah, N. A. (2020). Pengaruh Teknik Relaksasi
Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal
Studi Keperawatan

L, T. S., & Sefrianti, S. R. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.
Miracle Journal Of Public Health.

Nduru, R. K., Sitorus, S., & Barus, N. (2017). Gambaran Diagnostik Dan
Penatalaksanaan Gastritis Rawat Inap Bpjs Di Rsu Royal Prima Medan
Tahun2017. Jurnal Kedokteran Dan Indonesia

Nurjannah. (2018). Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Kejadian
Gastritis Kronik di Klinik Lacasino Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis.

PPNI. (2016). standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Sari, M. P., Rianta, A. B., & Ristiyani, P. (2018). Gambaran Penggunaan Obat
Antasida Pada Pasien Gastritis di Puskesmas Slekor Kota Tegal.

Syafi'i, M., & Andriani, D. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Di Puskesmas. Jurnal
Keperawatan Dan Fisioterapi.

Hawati, N. (2019). Pengalaman Penderita Gastritis Kronis Dalam Pada Penderita


Gastritis Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun
2019. Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 10(19), 70–80.
Nur, M, P. (2021). Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman.
Alauddin Scientific Jurnal Of Nursing, 2(2), 81.
Puspariny, C., Fellyana, D., & Marini, D. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Gastritis di Puskesmas Antar
62

Brak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus Effect of Breath Relaxation


Techniques in Pain Intensity in Gastritical Patients in Health Center Between
Brake Di. Nursing Journal, 2, 62–66.
Saputra, D., Ayubbana, S., & Utami, I. T. (2021). Penerapan Teknik Relaksasi
Nafas Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis. Jurnal Cendekia Muda,
1(September), 390–394.
Syokumawena. (2021). IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN
GASTRITIS DENGAN MASALAH NYERI AKUT Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang , Sumatera Selatan , IndoneSupraptosia.
1(November), 196–202.
Tuti Elyta, Miming Oxyandi, & Reginta Ayu Cahyani. (2022). Penerapan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Asuhan
Keperawatan Pasien Gastritis. Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi
Sciences, 11(2), 136–147. https://doi.org/10.52395/jkjims.v11i2.335
Utami, A. D., & Kartika, I. R. (2018). Terapi Komplementer Guna Menurunkan
Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review. REAL in Nursing Journal (RNJ),
1(3), 123–132. https://dx.doi.org/10.32883/rnj.v1i3.341.g109
Waluyo dkk. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Perubahan Sala Nyeri Sedang Pada Pasien Gastritis. Hilos Tensados, 1, 1–
476.
63

Lampiran 1 : SOP Relaksasi Nafas Dalam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam
A. Pengertian

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien


yang mengalami nyerikronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasansehingga mencegah menghebatnya
stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
B. Tujuan

Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri.


Indikasi :Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri .
C. Prosedur Pelaksanaan

1. Tahap prainteraksi

a. Membaca status pasien

b. Mencuci tangan

c. Menyiapkan alat

2. Tahap orintasi

a. Memberikan salam teraupetik

b. Validasi kondisi pasien

c. Menjaga privacy pasien

d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada

pasien dan keluarga

3. Tahap kerja

a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada

sesuatu yang kurang dipahami/jelas


64

b. Atus posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik

c. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik napas dalam sehingga

rongga paru berisi udara, intruksikan pasien dengan cara perlahan.

d. Menghembuskan udara membiarkannya keluar dari setiap anggota

tabuh, pada saat bersamaan minta pasien untuk memusatkan

perhataiannya pada sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa

nikmatnya rasanya

e. Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa

saat (1-2) menit

f. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian

menghembuskannya dengan cara perlahan

g. Merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki menuju

keparu-paru seterusnya rasakan udara mengalir keseluruh bagian

anggota tubuh

h. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pad kaki dan tangan dan

merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki dan

rasakan kehangatannya

i. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan,

udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari

tangan dan kai dan rasakan kehangatanya

j. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bila

rasa nyeri kembali lagi


65

k. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk

melakukan secara mandiri

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi hasil kegiatan

b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya

c. Akhiri kegiatan dengan baik

d. Cuci tangan

5. Dokumentasi

a. Catat waktu pelaksaan tindakan

b. Catat respon pasien

c. Paraf dan nama perawat juga

(Sumber: Murni, 2014)

Anda mungkin juga menyukai