Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

S
DENGAN POST OP KATARAK LAPAROTOMI
DI RUANG CENDANA 2 RSUD KARDINAH
KOTA TEGAL

Diajukan guna memenuhi tugas orientasi khusus keperawatan

Tugas PPPK Kota Tegal Tahun 2023

Disusun oleh :
RAHAYU, AMK
NIP. 198309192023212002

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL


JL. AIP K.S TUBUN NO 2 KOTA TEGAL
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Mei 2023
Jam : 08.00
1. Pengkajian Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 0925xxx
Tanggal MRS : 24 Mei 2023
Diagnosa Medis : Post Op ecc iol dengan LA
Alamat : Jl. Ciliwung 24/02 Slawi Wetan, Slawi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
Jenis kelamin : Perempuan
Hub.dengan klien : Anak

2. Keluhan Utama : Nyeri pada mata post op


3. Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien mengatakan alasaannya dibawa ke
RS karena pasien mengeluh matanya sakit dan pandangan kabur
4. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien mengatakan awal muncul
gejala sebelum MRS sampai ke IGD pasien merasa matanya sakit dan
pandangan kabur, setelah dilakukan pemeriksaan pasien dipindahkan ke
bangsal Cendana dan mendapat advis dari DPJP untuk dilakukan operasi
katarak. Post op katarak dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri
pada mata setelah dilakukan operasi. P : post op katarak, Q : tajam, R :
mata, S : 6, T : terus-menerus
b. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien mengatakan belum pernah
menjalani operasi sebelumnya
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keluarga seperti HT, DM, Stroke, ataupun penyakit menular.

B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway  Tidak ada sumbatan jalan nafas baik parsial maupun total
dan tidak ada kemungkinan cidera cervical, nafas vesikuler
2. Breathing  Tidak ada sesak napas. frekuensi napas 20 x/menit, irama
napas teratur, tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak menggunakan otot bantu
napas dan tidak ada retraksi dinding dada
3. Circulation  Nadi teraba kuat dengan irama reguler, akral teraba
hangat, CRT < 2 detik, tidak ada edema, TD : 140/80 mmHg, N : 90 x/menit
Disibility  Tingkat kesadaran composmentis, GCS : 15 E4V5M6,
pupil isokor, refleks pupil +/+
4. Eksposure  Terdapat luka post op katarak, terdapat laserasi, dan
terdapat nyeri post op dengan skala 6 dari 10.

C. PENGKAJIAN SKUNDER (Pemeriksaan Fisik Head To Too)


1. Penampilan umum : Sedang
2. Pemeriksaan GCS dan Tingkat Kesadaran
ITEM SKOR RESPON
EYE 4 Membuka mata spontan
VERBAL 5 Berorientasi baik
MOTORIK 6 Dapat mengikuti perintah
Total Skor GCS : 15
Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – tanda Vital
Tek. Darah Frekuesi Nadi Jumlah Suhu tubuh
(TD) (N) Pernafasan (RR) (S)
140/80 mmHg 90 x/menit 20 x/meit 36,2°C

4. Kepala/ Head :
Rambut : Warna hitam beruban, bersih tidak ada lesi, rambut lepek
Mata : Kelopak mata simetris, konjungtiva ananemis, sklera
ikterik , pupil isokor, reaksi pupil terhadap cahaya +/+, riwayat katarak
Hidung : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkokan tulang
hidung dan tidak terlihat polip
Mulut : Bersih, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi
rapi dan bersih, tidak ada gigi palsu, fungsi pengecapan baik
Telinga : Tidak terlihat serumen, tidak terdapat luka, dan tidak
terdapat hematoma, fungsi pendengaran baik
5. Leher/Neck
Inspeksi : Simetris tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Dada /Thorax
a) Paru/Pulmonal
Inspeksi : Dada terlihat simetris, bentuk normochest, tidak ada jejas
Palpasi : Fokal fremitus teraba sama kuat di kedua lapang paru
Perkusi : Terdengar bunyi ketuk paru sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan
b) Jantung/Heart
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak kuat angkat
Palpasi : Ictus cordis teraba kuat angkat di ICS V
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 murni (lub-dup)
7. Perut/Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltic usu 12 x/menit
8. Genetalia dan Rektal
Tidak terkaji
9. Kulit/Integument
Inspeksi : Warna sawo matang, kulit lembab
Palpasi : Akral teraba hangat
10. Ekstermitas
a. Ekstremitas Superior : Tidak ada odema, tidak ada luka, tidak ada atropi,
terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri, kekuatan otot kanan-kiri 5/5
b. Ekstremitas Inferior : Tidak ada odema, tidak ada luka, tidak ada atropi,
kekuatan otot kanan-kiri 5/5

D. PENGKAJIAN TERTIER
Pola Fungsional Menurut Gordon
1. Pola Persepsi Terhadap Kesehatan
Pasien mengatakan badan yang sehat adalah suatu hal yang sangat berharga
dan harus dijaga
2. Pola Aktivitas Dan Latihan
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit ia dapat beraktivitas dan bergerak secara
bebas. Psien mengatakan dapat makan minum ke toilet secara mandiri dan
tidak dibantu oleh orang lain maupun alat bantu
Selama sakit
Klien mengatakan selama sakit ia tidak dapat beraktivitas secara bebas dan
bergerak secara bebas karena pandangannya kabur dan terpasang infus, oleh
karena itu aktivitas dibantu oleh keluarga
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/minum ✓
Mandi ✓
Toileting ✓
Berpakaian ✓
Mobilitas ✓
Berpindah ✓
Ambulansi/ROM ✓
Keterangan :
0 : Mampu merawat diri secara penuh
1 : Memerluakan alat untuk mobilisasi
2 : Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain untuk mobilisasi
3 : Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan untuk
mobilisasi
4 : Tergantung sepenuhnya pada bantuan alat dan orang lain
3. Pola Istirahat Dan Tidur
Pasien mengatakan biasanya tiidur sekitar 8 jam sehari tanpa gangguan
tidur. Selama sakit pasien hanya bisa tidur sekitar 3-4 jam karena pasien
merasa tidak nyaman dengan rasa sakitnya serta sering terbangun di malam
hari
4. Pola Nutrisi – Metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi cukup
dan minum air putih > 8 gelas/hari
Saat sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari sesuai dengan menu yang
diberikan RS habis 1/2 porsi bubur saring dan susu, minum air putih > 5
gelas/hari
5. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari, BAK 4-5 x/hari
Saat sakit : Pasien mengatakan selama di rawat di RS belum BAB, BAK 3
x/hari
6. Pola Kognitif – Perseptual
Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit ia tidak pernah merasa kebingungan dan
lupa baik tempat, waktu dan lain – lain
Selama sakit
Klien mengatakan bahwa dirinya selama sakit ia tidak pernah merasa
kebingungan dan lupa baik tempat, waktu dan lain – lain
7. Pola Kosep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak membenci anggota tubuhnya dan menerima
anggota tubuhnya dengan apa adannya
b. Identitas diri
Pasien mengatakan berumur 62 tahun, seorang bapak, mempunyai dua
anak perempuan
c. Peran
Pasien dalam keluarga berperan sebagai seorang bapak dan seorang
pasien
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin berguna bagi keluarga dan lingkunganya serta
tidak ingin menyusahkan banyak orang, pasien juga mengatakan bahwa
ia ingin segera sembuh
e. Harga diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan
keluarga maupun orang lain
8. Pola koping
Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa dirinya saat marah dan emosi memilih untuk
segera menyelesaikan dengan musyawarah
Selama sakit
Pasien mengatakan saat di Rumah Sakit ia merasa bosan karena hanya tidur
9. Pola Seksual – Reproduksi
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki
10. Pola Peran – Hubungan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan perannya sebagai seorang orang tua bagi anak anak nya.
Pasien mengatakan dalam menjalankan peran tidak ada halangan
Selama sakit
Pasien mengatakan selain perannya orang tua, sekarang adalah juga sebagai
pasien
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama islam dan rutin melaksanakan ibadah wajib
 Pengkajian Nyeri
ITEM HASIL PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Provokatif dan Provokatif : Nyeri timbul dan bertambah berat ketika
Paliatif (P) mata digerakkan. Paliatif : Nyeri berkurang ketika
mata terpejam
Quality (Q) Tajam
Region (R) Mata
Skala (S) 6 dari rentang 0-10, kategori nyeri sedang
Time (T) Terus-menerus

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hasil pemeriksaan laboratorium
Jenis Hasil Nilai normal Ket
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.4 g/dl 11.7-15.5 L
Lekosit 6.77 10^3/uL 3.6-11
Trombosit 205 10^3/uL 150-521
Hematokrit 38.7 % 35-47 L
Eritrosit 4.33 10^6/uL 4.5-5.9 L
RDW 13.6 % 11.5-14.5
MCV 89.3 Fl 80-96
MCH 30.8 pg 28-33
MCHC 34.5 g/dL 33-36
HEMOSTASIS
Waktu pembekuan (CT) 5.30 menit 2-6
Waktu perdarahan (BT) 3.00 menit 1-3
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 99mg/dL <140
IMUNOLOGI
RAPID-ONCOPROBE Non reaktif Non reaktif
SEROLOGI
HbsAg Kualitatif Negatif Nrgatif
1. ANALISA DATA
No Hari/tgl Data Focus Problem Etiologi
(S/Sign & Symptom) (P) (E)
1. Rabu Ds : Pasien mengeluh nyeri Nyeri akut Agen pencedera
24/05/2023 pada mata (D.0077) fisik
Jam 08.00 P : Nyeri timbul dan
bertambah berat ketika
mata digerakkan. Nyeri
berkurang ketika mata
terpejam
Q : Tajam
R : mata
S : 6 dari 10
T : Terus-menerus
Do :
 Pasien tampak lemas
 Pasen tampak
meringis kesakitan
 Pasien tampak
gelisah
 TTV
TD : 140/80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,2°C
RR : 20 x/menit
2. Rabu Ds : Pasien mengatakan Gangguan persepsi Gangguan
24/05/2023 takut menggerakkan mata sensori (D.0085) penglihatan
Jam 08.00 karena akan terasa nyeri
Do :
 Pasien tampak
berbaring ditempat
tidur
No Hari/tgl Data Focus Problem Etiologi
(S/Sign & Symptom) (P) (E)
 Pasien tampak
dibantu keluarganya
saat ADL
 Mata tertutup, post
op katarak

2. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) D.0077 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2) D.0085 Gangguan persepsi sensori b.d gangguan penglihatan

3. RENCANA KEPERAWATAN

No. Hari/ Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Dx tgl Hasil (SLKI) (SIKI)
I Rabu Setelah dilakukan Manjemen Nyeri (I.08238) - Untuk
24/05/2 tindakan keperawatan Observasi membantu
023 selama 2x24 jam - Identifikasi lokasi, perkembanga
diharapkan tingkat karakteristik, durasi, n penurunan
nyeri menurun. frekuensi, kualitas, nyeri
Tingkat Nyeri intensitas nyeri - Untuk
(L.08066) Terapeutik mengalihkan/
1. Skala nyeri - Berikan teknik non menurunkan
menurun dari 6 faramakologi untuk nyeri
ke 3 mengurangi rasa nyeri - Untuk
2. Tingkat nyeri (rileksasi nafas dalam) mengurangi
berkurang Edukasi rasa nyeri
3. Mampu - Jelaskan strategi
menggunakan meredakan nyeri
teknik non
farmakologis - Ajarkan teknik non
untuk farmakologi untuk
mengurangi mengurangi
nyeri nyeri(rileksasi nafas
4. Pasien tampak dalam)
rileks Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
analgetik
2 Rabu Setelah dilakukan Minimalisasi rangsangan - Meminimalk
24/05/2 tindakan keperawatan (I.08241) an stimulus
023 selama 2x24 jam Observasi - Memaksimal
diharapkan persepsi - Periksa status mental, kan
sensori meningkat. status sensori, dan kebutuhan
Persepsi sensori tingkat kenyamanan pasien
membaik (L.09083) Terapeutik - Untuk
1. Respon sesuai - Batasi stimulus mengurangi
stimulus baik lingkungan (cahaya, resiko jatuh
suara, aktivitas)
Edukasi
- Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
4. IMPLEMENTASI/CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/ Respon/hasil
Jam Tindakan Paraf
Dx Tanggal (Evaluasi formatif)
1 Rabu 08.15 Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengeluh nyeri
24/05/2023 karakteristik, durasi, pada mata
frekuensi, kualitas, P : Nyeri timbul dan
intensitas nyeri bertambah berat
ketika mata
digerakkan. Nyeri
berkurang ketika
mata terpejam
Q : Tajam
R : mata
S : 6 dari 10
T : Terus-menerus
O :
 Pasien tampak
lemas
 Pasen tampak
meringis
kesakitan
 Pasien tampak
gelisah
 TTV
TD : 140/80
mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,2°C
RR : 20 x/menit
08.20 Mengajarkan teknik non S : Pasien mengatakan
farmakologi untuk mau diajarkan rileksasi
mengurangi nyeri nafas dalam.
(rileksasi nafas dalam) O : Pasien tampak
melakukan rilesasi nafas
dalam ketika nyeri

2 Rabu 08.35 Memeriksa status mental, S : Pasien mengatakan


24/05/2023 status sensori, dan tingkat takut menggerakkan mata
kenyamanan karena akan terasa nyeri
O:
 Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
 Pasien tampak
dibantu
keluarganya saat
ADL
 Mata tertutup,
post op katarak
1 Kamis 08.30 Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengeluh nyeri
25/05/2023 karakteristik, durasi, pada mata
frekuensi, kualitas, P : Nyeri timbul dan
intensitas nyeri bertambah berat
ketika mata
digerakkan. Nyeri
berkurang ketika
mata terpejam
Q : Tajam
R : mata
S : 4 dari 10
T : Hilang timbul
O :
 Pasien tampak
lemas
 Pasen tampak
meringis
kesakitan
 Pasien tampak
gelisah
 TTV
TD : 145/90
mmHg
N : 98 x/menit
S : 36,6°C
RR : 20 x/menit
09.40 Mengajarkan teknik non S : Pasien mengatakan
farmakologi untuk sudah melaukan rileksasi
mengurangi nyeri saat merasa nyeri .
(rileksasi nafas dalam) O : Pasien tampak rileks

2 Kamis 09.47 Memeriksa status mental, S : Pasien mengatakan


25/05/2023 status sensori, dan tingkat takut menggerakkan mata
kenyamanan karena akan terasa nyeri
O:
 Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur

09.49 Membatasi stimulus S : -


lingkungan (cahaya, O : ADL masih dibantu
suara, aktivitas) keluarga
1 Jum’at 14.20 Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengeluh nyeri
26/05/2023 karakteristik, durasi, pada mata
frekuensi, kualitas, P : Nyeri timbul dan
intensitas nyeri bertambah berat
ketika mata
digerakkan. Nyeri
berkurang ketika
mata terpejam
Q : Tajam
R : mata
S : 3 dari 10
T : Hilang timbul
O :
 TTV
TD : 140/90
mmHg
N : 94 x/menit
S : 36,1°C
RR : 20 x/menit
2 Jum’at 14.47 Memeriksa status mental, S : Pasien mengatakan
26/05/2023 status sensori, dan tingkat sudah berani membuka
kenyamanan mata secara bertahap
O:
 Pasien tampak
rileks
 Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
 Pasien tampak
dibantu
keluarganya saat
ADL
5. EVALUASI SOMATIF
NO
HARI/TGL EVALUASI Paraf
DX
1 Jum’at S : Pasien mengeluh nyeri pada mata
26/05/2023 P : Nyeri timbul dan bertambah berat ketika
Jam 16.00 mata digerakkan. Nyeri berkurang ketika
mata terpejam
Q : Tajam
R : mata
S : 3 dari 10
T : Hilang timbul
O :
 TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 94 x/menit
S : 36,1°C
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi : Nyeri akut
P : Intervensi dihentikan

2 Jum’at S : Pasien mengatakan sudah berani membuka


26/05/2023 mata secara bertahap
Jam 16.00 O:
 Pasien tampak rileks
 Pasien tampak berbaring ditempat tidur
 Pasien tampak dibantu keluarganya saat
ADL
A : Masalah teratasi : Gangguan persepsi sensori
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai