i
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN LOYALITAS PASIEN
DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
MUHAMMADIYAH BABAT
SKRIPSI
i
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1802012579
LAMONGAN
Terapeutik Dengan Loyalitas Pasien Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sangsi akademis.
yang menyatakan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 1802012579
Oleh :
Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diuji Dan Disetujui Oleh Tim Penguji Pada Ujian Skripsi
Di Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi S1-Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
Tanggal : Juli 2022
PANITIA PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
iv
KURIKULUM VITAE
Pekerjaan : Mahasiswa
Riwayat Pendidikan :
2018 - sekarang.
v
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Semua sudah tertulis, lambungkan doamu dan biarkan dia bertarung dengan
takdir. Hatimu hanya butuh berprasangka dengan baik, karena siapa yang
bertawakkal kepada Allah tidak menemukan kekecewaan di akhir”
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, yang telah berjuang
mencari nafkah, memberikan semangat serta yang selalu mendo’akan dengan
ikhlas, menyemangati, memberikan kasih sayang yang luar biasa kepada saya.
vi
ABSTRAK
Kualitas jasa pelayanan kesehatan rumah sakit ditentukan dari informasi yang
diperoleh dari pasien atau masyarakat yang mendapakan pelayanan yang
memuaskan atau tidak. Hal ini akan menjadi informasi yang dapat digunakan
sebagai referensi untuk menggunakan atau memilih jasa pelayanan kesehatan
sehingga mempengaruhi loyalitas pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik dengan loyalitas pasien di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat.
Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan crossectional,
dengan teknik consecutive sampling didapatkan 85 pasien. Variabel independen
adalah komunikasi terapeutik dan variabel dependen adalah loyalitas pasien.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner tertutup. Analisa data dengan
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien menilai komunikasi
terapeutik perawat baik yaitu sebanyak 42 pasien (49,4%), dan hampir seluruhnya
pasien loyal dengan rumah sakit umum Muhammadiyah Babat yaitu sebanyak 70
pasien (82,4%), Dari Hasil SPSS menunjukkan uji chi square diketahui nilai p-
value = 0,00 dan rs=0,0437 berarti p < 0.05, maka H1 diterima atau H0 ditolak
sehingga terdapat terdapat hubungan komunikasi terapeutik dengan loyalitas
pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan rumah sakit diharapkan meningkatkan
komunikasi terapeutik perawat sehingga loyalitas pasien yang tinggi dapat
dipertahankan.
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
Inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat” sesuai waktu yang ditentukan.
Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
Muhammadiyah Lamongan
2. dr. Fara Nurdiana, M.Kes., selaku direktur RSU Muhammadiyah Babat yang
3. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan di
ini.
ix
5. H. M. Bakri Priyodwi Atmadji, S.Kep,. M.Kep., selaku pembimbing II, yang
juga banyak memberikan pengetahuan baru, referensi baru juga aplikasi baru
6. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta doa
di setiap sujudnya.
7. Semua pihak yang secara tidak langsung banyak membantu penulis yang tidak
Semoga Allah SWT, memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan
yang di berikan. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun semangat penulis harapkan,
akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
CURRICULUM VITAE.................................................................................. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL...................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN …..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
2.1 Konsep Komunikasi terapeutik......................................................... 6
2.2 Konsep Loyalitas Pasien................................................................... 19
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................. 29
2.4 Hipotesa Penelitian ........................................................................... 30
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 31
3.1 Desain Penelitian............................................................................... 31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................... 31
3.3 Kerangka Kerja................................................................................. 32
3.4 Sampling Desain............................................................................... 33
3.5 Indentifikasi Variabel........................................................................ 34
3.6 Definisi Operasional.......................................................................... 35
3.7 Pengumpulan Data dan Analisi Data................................................ 37
3.8 Etika Penelitian................................................................................. 42
xi
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 44
4.1 Hasil Penelitian................................................................................ 44
4.2 Pembahasan....................................................................................... 49
BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 54
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 54
5.2 Saran ............................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
.......................................................................................................
46
Tabel 4.6 Distribusi Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muhammadiyah Babat Tahun 2022.
.......................................................................................................
.......................................................................................................
47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR SIMBOL
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
RSU : Rumah Sakit Umum
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
DAFTAR SIMBOL
- : Sampai
% : Persen
= : Sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan
∑ : Jumlah responden
N : Banyaknya responden
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
ancaman bisnis pada layanan kesehatan di Indonesia, hal ini menjadikan rumah
nantinya akan berdampak besar bagi selurus sektor industri rumah sakit di
Indonesia sehingga rumah sakit harus memiliki pasien yang loyal (Setianingsih,
2017). Kualitas jasa pelayanan kesehatan rumah sakit ditentukan dari informasi
yang diperoleh dari pasien atau masyarakat yang mendapakan pelayanan yang
memuaskan atau tidak. Hal ini akan menjadi informasi yang dapat digunakan
beberapa manfaat pokok yaitu reputasi rumah sakit yang makin positif dimata
harmonis antara rumah sakit dengan pelanggannya, serta mendorong setiap orang
dalam rumah sakit untuk bekerja dengan lebih baik (Tjiptono, 2014). Loyalitas
pasien memiliki peran penting dalam sebuah rumah sakit, mempertahankan pasien
rumah sakit, hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah rumah sakit untuk menarik
1i
2
tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari
kunjungan rawat inap 2.086 pasien kemudian menjadi 623 pasien RSU
Kondisi menurunnya jumlah kunjungan pasien umum pada instalasi rawap inap
satu bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan didasarkan
pada suatu standar kualitas untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien.
Komunikasi terapeutik keperawatan dilakukan dalam lima tahap yaitu tahap pra-
interaksi, tahap perkenalan, tahap orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi.
menjalin hubungan rasa percaya pada pasien, mencegah terjadinya masalah legal,
meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit, sehingga dapat
3
(Putra, 2013).
bagi pasien. Selain itu, empati sangat penting khususnya dalam melakukan
memahami dan mengatasi penyakit mereka secara efektif (Putu, Ayu & Dewi,
2017). Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitri dkk (2016)
dengan loyalitas pasien di Instalasi rawat jalan RSKM Provinsi Sumatera Selatan.
Apabila tidak terbentuknya komunikasi yang baik antara perawat dan pasien atau
keluarga pasien maka tidak akan terciptanya hubungan saling percaya antara
perawat dengan pasien. Keadaan ini akan membuat perawatan yang diberikan
tidak diterima dengan optimal dan angka ketidakpuasan pasien terhadap layanan
tentunya hal ini akan memengaruhi loyalitas pasien dan jumlah kunjungan pasien
Babat.
5
pasien.
Sebagai dasar masukan untuk penelitian berikutnya dan juga sebagai acuan
untuk melengkapi penelitian yang selanjutnya agar lebih baik. Dengan adanya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam hal ini akan dibahas tentang beberapa konsep dasar yang berkaitan
2.1.1 Pengertian
pernyataan ataupun pertanyaan yang dengan harapan akan ada timbal balik atau
terapeutik itu sendiri merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam
hubungan interpersonal antara konselor dan klien melalui hubungan ini, konselor
konselor dan klien untuk membantu klien mengatasi gangguan psikologis dan
mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau adaktif. Adapun
terapeutik diharapkan dapat mengubah sikap dan prilaku klien. Klien yang
mencapai tujuan yang realistik klien terkadang menetapkan standar diri terlalu
tercapai klien akan merasa rendah diri dan kondisi nya memburuk.
4) Peningkatan identitas dan integritas diri keadaan sakit terlalu lama cenderung
sehingga tidak memiliki rasa percaya diri dan merasa rendah diri.
8
Tiga hal mendasar dari citi-ciri komunikasi terapeutik menurut Carl Rogerb
1) Keikhlasan
Dalam hal keikhlasan perawat diharapkan untuk tetap bersikap secara baik
sehingga perawat dapat mengeluarkan segala perasaan yang dimiliki secara tepat
dalam menyikapi segala sikap dan perilaku pasien tanpa menyalahkan atau
2) Empati
Empati merupakan suatu perasaan yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat
(Objektif). Dalam proses keperawatan tentu saja ada suka maupun duka, hal
secara baik, sehingga tidak terlihat oleh pasien. Perasaan yang timbul akibat
mengetahui keadaan pasien dalam kondisi yang buruk pun diharapkan perawat
bisa mengontrolnya dengan baik. Perawat yang empati dengan orang lain dapat
menghindari perasaan dri kata hati tentang seseorang pada umumnya, dengan
empati perawat akan lebih sensitif dan ikhlas. Sikap empati memperbolehkan
perawat untuk berpartisipasi terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi pasien.
3) Kehangatan
Hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien akan membuat rasa
saat ini perawat lebih mudah mengetahui segala kebutuhan pasien. Kehangatan
suara yang menyakinkan, dan pegangan tangan yang halus menunjukkan rasa
perubahan subjek atau perubahan topik jika perubahan isi topik bukan sesuatu
9) Memelihara hubungan atau interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat
secara rasional.
10
komunikasi yaitu verbal dan non verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
1) Komunikasi Verbal
pada saat berbicara tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan
tepat waktu. Kata-kata yang digunakan adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
keperawatan dan kedokteran tidak dapat dimengerti pasien, hal ini membuat
digunakan, sedangkan arti konotatif adalah pikiran, perasaan atau ide yang
11
terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan pasien harus hati-hati
memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama penting
komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada suatu
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang
jelas dan singkat, tetapi jika waktu yang tidak tepat dapat menghalangi
penerimaan pesan secara akurat. Oleh sebab itu perawat harus peka terhadap
menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal
dan non verbal yang di sampaikan pasien mulai dan saat pengkajian sampai
evaluasi asuhan keperawatan karna isyarat non verbal menambah arti terhadap
pesan verbal. Perawat yang mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan. Komunikasi non verbal dibagi menjadi enam bagian yakni :
12
(1) Kinesik
bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam pengalihan
secara verbal tetapi juga memperkuat pesan-pesan itu dengan bahasa isyarat
(2) Haptik
Haptik artinya tidak ada lagi jarak diantara dua orang waktu berkomunikasi.
Atas dasar itu maka ahli komunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu sama
(3) Paralingustik
jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras, berbeda
dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan segala sesuatu dengan
dari lawan bicara. Salam satu keutamaan pesan atau informasi kesehatan adalah
informasi tersebut.
13
komunikasi terapeutik. Dalam teknik ini, seseorang akan terlibat dalam proses
pesan yang diterima. Seseorang ahli terapi harus memberikan kesempatan seluas-
pendengar yang aktif yang penuh perhatian. Beberapa hal yang merupakan
untuk mendengarkan
(5) Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan
umpan balik.
(6) Condongkan tubuh ke arah lawan bicara, bila perlu duduk atau minimal
2) Bertanya
Menurut Nasir (2014), bertanya adalah teknik untuk merangsang klien agar
Pertanyaan fasilitatif terjadi jika ahli terapi sensitif terhadap pikiran dan
terhadap klien.
question).
klien. Dengan pertanyaan ini, semua ekspresi klien akan terlihat dihadapan ahli
singkat.
3) Penerimaan
mendukung dan menerima informasi serta tingkah laku dari klien. Dalam situasi
(1) Gerakan tubuh dan ekspresi wajah yang tidak menunjukkan kesetujuan
4) Mengulangi (Restating)
5) Klarifikasi (Clarificion)
klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari
ungkapannya. Hal ini dilakukan ketika penerapi ragu, tidak jelas, atau tidak
(Nasir, 2014).
6) Mengulangi (Restating)
7) Klarifikasi (Clarificion)
klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari
ungkapannya. Hal ini dilakukan ketika penerapi ragu, tidak jelas, atau tidak
(Nasir, 2014).
Teknik ini memberikan pandangan pada klien untuk tidak saja melihat
cenderung menyalahkan dirinya tetapi juga melihat persoalan dari aspek lainnya.
Teknik ini memungkinkan klien untuk melakukan perencanaan yang lebih baik
9) Humor
terapeutik akan mampu mengatsi rasa takut dan tidak enak dan mengatasi
klien. Teknik ini bisa diungkapkan dengan kata-kata maupun dengan komunikasi
1) Perkembangan
pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, cara berfikir dan proses
berfikir dari orang tersebut. Cara berkomunikasi pada usia dewasa dengan usia
balita tentunya berbeda, pada usia dewasa kita barangkali perlu belajar bahasa
“gaul” mereka sehingga yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka
2) Persepsi
kejadian atau peristiwa. Persepsi ini, dibentuk oleh pengalaman dan harapan.
komunikasi.
3) Nilai
perawat untuk menyadari nilai dari seorang pasien. Perawat perlu berusaha untuk
5) Emosi
dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi pasien dan keluarga sehingga
perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan tepat dan baik. Selain
itu perawat juga perlu mengevaluasi emosi pada dirinya sendiri agar dalam
6) Jenis Kelamin
pria dan wanita mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun wanita
7) Pengetahuan
sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
dengan cara komunikasi seorang perawat pada pasien akan berbeda tergantung
9) Lingkungan
bising, ramai, tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan,
10) Jarak
aman dan kontrol tersendiri. Dapat dimisalkan dengan pasien yang merasa
terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang sangat
dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh pasien pada saat pertama kali
Masa kerja adalah waktu dimana seseorang mulai bekerja disebuah tempat.
2.2.1 Definisi
produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas merupakan manifestasi dan
20
yang diberikan oleh perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen dari
yang memiliki kekuatan dan sikap positif atas perusahaan itu. Loyalitas dapat
didefinisikan pula sebagai pembelian yang disengaja dalam suatu kurun waktu
(Grifin, 2013).
kelompok yaitu loyalitas merek (Brand loyalty) dan loyalitas took (store loyalty).
suatu ukuran kesetiaan dari pelanggan dalam menggunakan suatu merek produk
atau merek jasa pada kurun waktu tertentu pada situasi dimana banyak pilihan
produk ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan pelanggan memiliki
atau jasa tertentu tergantung pada beberapa faktor, seperti besarnya biaya untuk
berpindah ke barang atau jasa yang lain, adanya kesamaan mutu, kuantitas atau
21
pelayanan dari jenis barang atau jasa pengganti, adanya risiko perubahan biaya
akibat barang atau jasa pengganti. Oliver dalam Kotler dan Keller (2012)
adalah:
sebuah nama Rumah sakit yang memiliki daya tarik tersendiri, sehingga
pasien dapat diidentifikasikan dalam sebuah nama rumah sakit, sebuah nama
perusahaan atau sebuah nama Rumah sakit untuk melakukan dan menjalankan
sebuah fungsi.
kemudahan.
mengkonsumsi merek tersebut, (3) Selalu menyukai merek tersebut, (4) Tetap
memilih merek tersebut, (5) yakin bahwa merek tersebut yang terbaik, dan (6)
karena itu pihak perusahaan harus bertanggung jawab untuk menjaga merek
tersebut. Perlu diperhatikan, pengurangan standar kualitas dari suatu merek akan
juga dengan perubahan harga. Karena itu pihak perusahaan harus mengontrol
2. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari nama rumah
sakit tersebut) citra dari perusahaan dan nama Rumah Sakit diawali dengan
kesadaran. Produk yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan
Dalam situasi yang penuh tekanan dan permintaan terhadap pasar yang
5. Pelayanan.
Kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan oleh pihak perusahaan dapat
dan responsive perawat. Sedangkan Menurut Sari (2018), faktor faktor yang
mempengaruhi loyalitas pasien dapat ditinjau dari lima dimensi kualitas pelayanan
Persaingan yang semakin ketat antara institusi penyedia produk maupun jasa
kali lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan. Oleh karena itu
mempertahankan pasar yang sudah ada, salah satunya adalah melalui usaha
pasien. Kesetiaan pasien akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka
Menurut Setiawan (2012), jumlah pasien yang banyak dalam waktu yang
lama akan memberikan profit yang besar dan berkesinambungan agar perusahaan
tetap bertahan dan berkembang. Di balik jumlah pasien, tersirat mutu pelayanan
yang berkaitan erat dengan kepuasan. Mutu yang baik akan memberikan
pengalaman bagi pasien dan akan mengundang mereka datang kembali untuk
profitabilitas yang lebih tinggi, retensi pegawai yang lebih tinggi, dan basis
keuangan yang lebih stabil. Selain itu perusahaan yang dapat mempertahankan
5) Word of mouth positif, yang berarti pasien setia berarti puas terhadap produk
Imbalan yang diberikan oleh loyalitas pelanggan yang tinggi sangat besar
bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu memahami bagaimana dan
25
mengapa loyalitas tercipta, dimana terciptanya loyalitas dapat dilihat pada siklus
adalah:
1) Keterikatan yang tinggi terhadap jasa pelayanan tertentu dibanding dengan jasa
terhadap jasa pelayanan dibentuk oleh dua dimensi yakni tingkat preferensi
(seberapa besar keyakinan pasien terhadap jasa pelayanan tertentu) dan tingkat
keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi silang dengan pola pembelian ulang
yang rendah dan tinggi. Pada setiap pembelian kembali ada kesempatan untuk
sebagai berikut: (a) Melakukan pembelian secara teratur, (b) Membeli produk
selain lini produk atau jasa yang biasa dikonsumsi, (c) Memberi rekomendasi
pada pihak lain, (d). Menunjukkan resistensi atau daya tolak terhadap produk
pesaing.
produk atau jasa dengan kualitas yang baik dan mengikuti perkembangan jaman
2) Pelanggan mau membeli produk-produk lain dan bukan hanya satu produk
saja
pembelian. Di samping itu juga loyalitas merupakan aset strategis yang dimiliki
perusahaan dalam beberapa bentuk seperti yang dikemukakan oleh Aaker dalam
Pelanggan akan lebih sering melakukan transaksi yang sama bila mereka
mendapatkan kepuasan.
27
baru.
yang loyal akan memberi waktu pada perusahaan yang bersangkutan agar
beralih ke perusahaan lain. Dengan tingkat loyalitas yang tinggi dari pelanggan,
maka akan mengurangi kerawanan dari persaingan karena perusahaan tidak perlu
pesaing dan dapat menarik pelanggan yang baru. Pada umumnya pelanggan yang
produk atau jasa terbagi menjadi empat tingkatan. Tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Sangat setia Konsumen yang membeli sesuatu merk sepanjang waktu. Karena
2) Kesetian yang terbagi Konsumen yang setia pada dua atau tiga merk. Pola
3) Kesetian yang berpindah dan menyukai satu merk menjadi merk yang lain.
(2014) adalah:
perusahaan.
3. Switching Cost. Aspek ini merupakan tanggapan pelanggan tentang beban yang
4. Word of mouth. Aspek ini merupakan perilaku publisitas yang dilakukan oleh
faktor yang
mempengaruhi loyalitas
pasien diantaranya
Komunikasi terapeutik Loyal
perawat Loyalitas Pasien
Komunikasi dokter,
Responsive perawat.
Kualitas pelayanan Tidak Loyal
Nilai Indikator loyalitas
Citra pasien:
Kenyamanan dan 1) Repeat Purchase
Kepuasan 2) Pay More
3) Advocate
4) Retention
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
masalah atau pertanyaan penelitian, tentang hubungan dua atau lebih variabel
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan 1) Desain Penelitian, 2) Waktu dan Tempat
penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi dari variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2014).
dengan dengan loyalitas pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Babat
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa saja yang akan diteliti atau subjek
penelitian, variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam
Populasi: Seluruh pasien rawat inap di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muhammadiyah Babat pada bulan Juni 2022
Sample: sebagian pasien rawat inap di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muhammadiyah Babat pada bulan Juni 2022
pada bulan April 2022
Desain : analitik dengan pendekatan crossectional
Penyajian data
Penarikan Kesimpulan
ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pasien
pada penelitian ini Sebagian pasien rawat inap di RSU muhammadiyah Babat
1) Kriteria Inklusi
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pada
penelitian ini sampel yang layak digunakan adalah: (1) Pasien rawat inap yang
berobat di rumah sakit umum Muhammadiyah Babat, (2) pasien yang dapat
2) Kriteria Eksklusi
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti
adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak
yaitu 1) pasien yang buta huruf, 2) pasien yang berusia < 20 tahun, 3) pasien yang
3.4.3 Sampling
dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu (Ismail, 2015). Cara
penelitian di ruang rawat inap rumah sakit umum muhammadiyah Babat selama 1
bulan.
berbeda terhadap sesuatu (Nursalam, 2014). Pada penelitian ini menggunakan dua
variabel yaitu:
variabel lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi
variabel – variabel lain (Nursalam, 2014). Variabel dependen dalam penelitian ini
perlu dijelaskan secara operasional, sebab setiap istilah (variabel) dapat diartikan
perbedaan pengertian antar orang dan orang lain dapat mengulangi penelitian
Definisi Skala
Variabel Indikator Alat Ukur Skor
Operasional Data
Variabel kemampuan 1. Tahap Kuesioner ordinal Selalu skor 4
independen: atau Orientasi Sering skor 3
Komunikasi keterampilan 2.Tahap Kadang-kadang
terapeutik perawat dalam perkenalan skor 2
berinteraksi dan 3.Tahap kerja Tidak pernah
penyampaian 4.Tahap skor 1
informasi serta terminasi Skala yg
keluhan yang digunakan adalah
dirasakan skala likert Jika
pasien nilai ≥ 76% maka
komunikasi Baik
kode 3
Jikanilai 56-75%
maka komunikasi
cukup Kode 2
Jika nilai < 56%
maka Kurang
kode 1
Variabel Kesediaan 1. Repeat Kuisoner Nomiinal Sangat Setuju
dependen: responden Purchase (SS) skor 4
Loyalitas untuk tetap 2. Pay More Setuju (S)
Pasien menggunakan 3. Advocate skor 3
layanan rawat 4. Retention Tidak Setuju
inap di masa (TS) skor 2
yang akan Sangat Tidak
datang, Setuju (STS)
menggunakan skor 1
layanan lain Loyal : skor ≥ 20
yang disediakan kode 2
RS, Tidak Loyal :
merekomendasi skor < 20 kode 1
kan RS kepada (Utari, 2018)
keluarga atau
orang lain, dan
tidak
terpengaruh
terhadap daya
tarik pesaing
37
(Nursalam, 2014).
ke Instansi tempat penelitian, dalam penelitian ini adalah Rumah sakit umum
balasan dari instansi terkait. Setelah itu peneliti melakukan ujian skripsi.
Instrumen penelitian adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dan lebih mudah (Nursalam, 2014). Pada variabel independen dan dependen
sistematis atau transkrip wawancara, data hasil observasi, data dan daftar isian
serta materi lain untuk selanjutnya diberi makna, baik makna secara tunggal
meliputi:
1) Editing
telah diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2014). Dalam penelitian ini peneliti
akan memeriksa kembali apakah lembar kuesioner diisi sesuai dengan petunjuk
39
sebelumnya, mungkin terdapat lembar kuesioner yang belum diisi atau pengisian
tidak sesuai dengan petunjuk. Semua kekurangan dan kerusakan akan diteliti oleh
2) Coding
dikategorikan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada
jika Baik diberikan kode 3, Jika Cukup diberikan Kode 2, jika Kurang diberikan
kode 1. Sedangkan untuk variabel loyalitas kerja Jika Loyal diberikan kode 2, Jika
3) Scoring
skor 2 dan jika jawaban Tidak pernah skor 1. Sedangkan untuk variabel loyalitas
kerja jika jawaban kuesioner Sangat Setuju (SS) skor 4, Setuju (S) skor 3, Tidak
Setuju (TS) skor 2 dan jika jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.
4) Tabulating
tabel sesuai dengan variabel yang akan diukur. Mengelompokkan data kedalam
40
suatu tabel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, kemudian data yang
jumlah skor maksimal kemudian dikalikan 100%. Adapun rumus prosentase yang
SpP = x 100%
Sm
Keterangan: P = Prosentase
Sm = Skor maksimal
2) Uji Statistik
data dengan bantuan lunak computer program statistical product and service
solution (SPSS) - personal computer (PC) for windows versi 20.0 menggunakan
uji chi square dengan taraf signifikasi (α)=0,05. Uji chi square atau disebut juga
uji kai kuadrat merupakan sebuah metode statistika nonparametric yang paling
terkenal dan banyak digunakan. Uji ini tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi ketat
tentang jenis populasi maupun parameter populasi, adapun rumus Chi square
X2=
∑ (f o−f e )2
fe
Keterangan :
X2 : Chi square
program Statistical Pruduct And Service Solutions (SPSS) 22.0 For Windows
dengan derajat kemaknaan P < 0,05, berarti H1 diterima atau terdapat hubungan
1) Autonomy
akan berpartisipasi dalam penelitian, tanpa resiko hukuman atau perlakuan yang
2) Informed Consent
responden.
3) Anonymity
bahkan saat peneliti tidak dapat mencantumkan responden dengan data mereka
responden pada lembar alat ukur, tetapi hanya mencantumkan nomor responden.
4) Confidentiality
43
akan dipublikasikan dengan cara yang mengidentifikasi responden dan tidak akan
dapat diakses oleh orang lain (Polit&Beck, 2012). Peneliti merahasiakan berbagai
3.8.2 Beneficience
Salah satu prinsip etika yang paling mendasar dalam penelitian adalah
responden.
3.8.3 Justice
Salah satu aspek dari prinsip keadilan menyangkut distribusi manfaat yang
adil dan beban penelitian. Pemilihan responden harus didasarkan pada persyaratan
penelitian dan bukan pada kerentanan atau posisi yang membahayakan dari orang-
orang tertentu (Polit&Beck, 2012). Peneliti memberikan hak yang sama kepada
semua responden termasuk hak mendapatkan informasi dan hak untuk bertanya.
44
BAB 4
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dengan pengumpulan data
pasien di Klinik Rumah Sakit Muhammadiyah Babat meliputi data umum yaitu:
jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan serta data khusus yang meliputi
4. 1 Hasil Penelitian
Muhammadiyah Babat lahir dari perjuangan penuh dedikasi dari para aktivis
tahun 1968, bertempat di rumah alm. H. Abdur Rosyid. Pada 1970, Aisyiyah
Cabang Babat mendirikan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) di jalan
pelayanan tidak hanya anak dan bersalin, maka pada pertengahan 1997, berdiri
RSIA Muhammadiyah Babat dengan direktur dr. H. Moh Thohir, HS. Usaha
tersebut juga dibarengi dengan perluasan lahan dan perbaikan fasilitas kesehatan.
Muhammadiyah Babat selesai di awal tahun 2020, dan diresmikan pada 2 Maret
2020. Acara peresmian itu dibarengi dengan kegiatan sosial pemeriksaan dan
45
pengobatan gratis bagi para lansia. Sejak hari itu, RSU Muhammadiyah Babat
> 40 tahun yaitu sebanyak 37 pasien (43,5%), sedangkan sebagian kecil pasien
1) Komunikasi Terapeutik
2) Loyalitas Pasien
Tabel 4.6 Distribusi Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Muhammadiyah Babat Tahun 2022.
loyal dengan rumah sakit umum Muhammadiyah Babat yaitu sebanyak 70 pasien
(82,4%), dan sebagian kecil pasien tidak loyal dengan rumah sakit umum
hampir seluruhnya (97,6%) pasien loyal terhadap rumah sakit yaitu sebanyak 41
pasien dan sebagian kecil (2.4%) pasien tidak loyal terhadap rumah sakit yaitu
perawat rumah sakit umum muhammadiyah Babat cukup sebagian besar (73%)
pasien loyal terhadap rumah sakit yaitu sebanyak 27 pasien dan hampir sebagian
(27%) pasien tidak loyal terhadap rumah sakit yaitu sebanyak 10 pasien.
Sedangkan dari 6pasien yang komunikasi terapeutik perawat rumah sakit umum
muhammadiyah Babat kurang sebagian besar (66,7%) pasien tidak loyal terhadap
rumah sakit yaitu sebanyak 4 pasien dan hampir sebagian (33,3%) pasien loyal
Dari Hasil SPSS menunjukkan uji chi square diketahui nilai p-value = 0,000
berarti p < 0.05, maka H1 diterima atau H0 ditolak sehingga terdapat hubungan
49
4.2 Pembahasan
Babat.
sebanyak 6 pasien (7,1%). Hal ini dapat dilihat pada tahap orientasi perawat selalu
memberikan salam dan senyuman ketika masuk kamar rawat inap, perawat juga
masih ada hal lain yang tidak dilakukan yaitu pada fase orientasi yang masih
dirancang untuk tujuan terapi. Seorang perawat dapat membantu klien mengatasi
(Suryani, 2015).
50
efektif ini disebabkan karena kesadaran perawat yang makin meningkat tentang
hubungan yang harmonis dan terhindar dari komplain dari pasien. Komunikasi
terapeutik merupakan hal yang sangat penting bagi perawat untuk mendukung
loyal dengan rumah sakit umum Muhammadiyah Babat yaitu sebanyak 70 pasien
(82,4%), dan sebagian kecil pasien tidak loyal dengan rumah sakit umum
Muhammadiyah Babat yaitu sebanyak 15 pasien (17,6%). Hal ini dapat diketahui
bahwa pasien bersedia untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah sakit dan
sebuah pelayanan kesehatan dan pasien tersebut mau untuk mereferensikan atau
nilai yang meliputi harga dan kualitas, citra, kenyamanan dan kemudahan,
Pasien yang loyal sudah pasti merupakan pasien yang puas baik pada jasa
strategi untuk memuaskan pasien karena kepuasan pasien yang tinggi akan
meningkatkan loyalitas pasien. Loyalitas pada penelitian ini tidak hanya muncul
karena adanya komunikasi terapeutik, namun juga terdapat hal lain yang
merupakan pasien yang telah melakukan kontrol kesehatan dengan minimal waktu
1 tahun dan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah anggota BPJS
hampir seluruhnya (97,6%) pasien loyal terhadap rumah sakit yaitu sebanyak 41
52
pasien dan sebagian kecil (2.4%) pasien tidak loyal terhadap rumah sakit yaitu
sebanyak 20 pasien.
Dari Hasil SPSS menunjukkan uji chi square diketahui nilai p-value = 0,000
berarti p < 0.05, maka H1 diterima atau H0 ditolak sehingga terdapat hubungan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri dkk
pasien dengan loyalitas pasien di Instalasi rawat jalan RSKM Provinsi Sumatera
Selatan.
pasien, yang mana komunikasi merupakan suatu informasi yang diberikan pihak
penyediaan jasa dan keluhan-keluhan yang didapatkan dari pasien dengan cepat
terhadap keluhan pasien, dalam hal ini komunikasi terapeutik merupakan suatu
Loyalitas pasien merupakan awal dari peluang bagi suatu bidang usaha
salah satunya pada sektor klinik kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena
dengan keloyalan pasien atas suatu rumah sakit yang dipakai jasanya, akan
persaingan rumah sakit harus memiliki keahlian untuk meraih loyalitas pasien.
53
Loyalitas bisa berupa kesetiaan pada orang, pekerjaan, maupun produk yang bisa
Apabila tidak terbentuknya komunikasi yang baik antara perawat dan pasien atau
keluarga pasien maka tidak akan terciptanya hubungan saling percaya antara
perawat dengan pasien. Keadaan ini akan membuat perawatan yang diberikan
tidak diterima dengan optimal dan angka ketidakpuasan pasien terhadap layanan
tentunya hal ini akan memengaruhi loyalitas pasien dan jumlah kunjungan pasien
ke rumah sakit.
merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kepuasan loyalitas pasien, hal ini
disebabkan karena seringnya interaksi antara perawat dan pasien selama menjalani
masa perawatan.
54
BAB 5
PENUTUP
Pada Bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran hasil penelitian mengenai
5.1 Kesimpulan
Babat
5.2 Saran
sampaikan terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai
berikut
selanjutnya yang memiliki konsep yang sama tentang loyalitas pasien di rumah
sakit.
pasien.
3) Bagi Penulis
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, A., Najmah., Ainy A., (2016). Hubungan Kualitas pelayanan dengan
Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus Mata
Provinsi Sumatera Selatan., Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret
2016, 7(1)
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., dan Mubarak, W. I. (2014). Komunikasi dalam
Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Polit, & Beck. (201). Resource Manual for Nursing Research, Generating and
Assessing Evidence for Nursing Practice (Ninth Edit). Lippincott.
57
Putri. (2014). Hubungan Efikasi Diri Dan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi
Belajar Mata Kuliah Statistika Ekonomi Mahasiswa. Skripsi Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan
Suryani. (2015). Komunikasi Terapeutik: Teori & Praktik, Ed. 2. Jakarta: EGC.
Kepada Yth.
Calon Responden
Oleh :
FEBY DITASYA PUTRI
NIM 18.02.01.2579
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya responden yang berperan serta
dalam penelitian yang berjudul “hubungan komunikasi terapeutik dengan dengan
loyalitas pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Babat”.
Saya telah mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian, kerahasiaan
identitas dan informasi yang saya berikan serta hak saya untuk mengundurkan diri
dari keikutsertaan saya dalam penelitian ini jika saya merasa tidak nyaman.
Tanda tangan saya dibawah ini merupakan tanda tangan kesediaan saya
sebagai responden dalam penelitian ini.
Tanda Tangan :
Tanggal :
No. Responden
LEMBAR KUESIONER
A. Petunjuk Pengisian
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada
2. Pokok berikut ini adalah pernyataan mengenai sistem antrian dan kepuasan
pasien, responden diminta menanggapi setiap pokok dengan tanda checklist
(√) pada tabel untuk jawaban yang bapak/ibu pilih sesuai dengan kriteria
kriteria penilaian
B. Data Umum
1. Jenis Kelamin: LK P
2. Berapa usia anda saat ini?
a. 20-35 tahun
b. 36-45 tahun
c. > 45 tahun
3. Apakah Pendidikan Terakhir anda?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. PT
4. Apakah pekerjaan anda saat ini?
a. Ibu Rumah Tangga
b. Wiraswasta
c. Swasta
d. PNS
c. Data Khusus
1. Komunikasi Terapeutik
Jawaban
No Pertanyaan Kadang Tidak
Selalu Sering
-kadang Pernah
A Tahap Orientasi
1. Apakah perawat mengucapkan salam
ketika masuk kamar rawat inap?
2. Apakah perawat memberikan senyuman?
3. Apakah perawat menanyakan kondisi
anda?
4. Apakah perawat menanyakan perasaan
anda sebelum melakukan tindakan?
5. Apakah perawat menggunakan bahasa
yang sederhana?
B Tahap Perkenalan
6. Apakah perawat memperkenalkan diri?
7. Apakah perawat menyebut nama anda
ketika sebelum melakukan tindakan?
8. Apakah perawat menanyakan keluhan
yang anda dirasakan?
9. Apakah perawat menyampaikan tindakan
yang akan dilakukan?
10 Apakah perawat membuat kesepakatan
waktu pelaksanaan tindakan?
C Tahap Kerja
11 Apakah perawat menanyakan obat yang
sudah diminum?
12. Apakah perawat menanyakan
perkembangan penyakit setelah dirawat?
13. Apakah perawat menjelaskan alasan
kepada keluarga kenapa tindakan itu
dilakukan?
14. Apakah perawat mampu membuat anda
bercerita dan tenang pada saat tindakan
dilakukan?
15. Apakah perawat memberikan pujian pada
anda?
D Tahap Terminasi
16. Apakah perawat menanyakan perasaan
anda setelah dilakukan tindakan?
17. Apakah perawat mengecek keadaan anda
setelah tindakan keperawatan selesai?
18. Apakah perawat menganjurkan untuk
istirahat?
19. Apakah perawat membuat kesepakatan
untuk kunjungan berikutnya?
20. Apakah perawat mengingatkan untuk
menghubungi perawat jika ada keluhan
1 1 1 1
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 3 14 15 6 17 18 9 20 Jumlah % kode
1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 67 83,75 3
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 79 98,75 3
3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 69 86,25 3
4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 50 62,5 2
5 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 44 55 1
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 59 73,75 2
7 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 65 81,25 3
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 73,75 2
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 58 72,5 2
10 2 2 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 43 53,75 1
11 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 45 56,25 1
12 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 63 78,75 3
13 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 65 81,25 3
14 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 77 96,25 3
15 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 76 95 3
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 38 47,5 1
17 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 65 81,25 3
18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 61 76,25 3
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 73,75 2
20 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 6 3 3 3 3 69 86,25 3
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100 3
22 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 78,75 3
23 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 78,75 3
24 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 42 52,5 1
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
26 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 67 83,75 3
27 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 68 85 3
28 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 74 92,5 3
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
30 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 65 81,25 3
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 73,75 2
32 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 58 72,5 2
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
34 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 62 77,5 3
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 61 76,25 3
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 78 97,5 3
37 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 67 83,75 3
38 2 3 2 2 3 2 4 2 4 2 2 4 2 2 1 4 3 4 4 4 56 70 2
39 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 67 83,75 3
40 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 61 76,25 2
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
44 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 66 82,5 3
45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 73,75 2
46 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 4 4 3 4 72 90 3
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 79 98,75 3
48 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 73 91,25 3
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 77 96,25 3
50 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 66 82,5 2
51 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65 81,25 3
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 58 72,5 2
53 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 57 71,25 2
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 79 98,75 3
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
59 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 59 73,75 2
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100 3
61 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 62 77,5 3
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
65 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57 71,25 2
66 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 38 47,5 1
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 78 97,5 3
68 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 74 92,5 3
69 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 57 71,25 2
70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59 73,75 2
71 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 71,25 2
72 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 66 82,5 3
73 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 63 78,75 3
74 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
76 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 98,75 3
77 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 77,5 2
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 100 3
79 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 76 95 3
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 77 96,25 3
81 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 60 75 2
82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 64 80 3
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 79 98,75 3
84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 75 2
85 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59 73,75 2
TABULASI DATA
Keterangan
JK Umur: Pendidikan:
1: laki-laki 1: 20-30 tahun 1: SD
2: Perempuan 2: 31-40 tahun 2: SMP
3: > 40 tahun 3: SMA
4: PT
Frequencies
Statistics
Komunikasi Loyalitas
JK Umur Pendidikan Pekerjaan Terapeutik Pasien
N Valid 85 85 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1,6588 2,1176 3,0235 2,2588 2,4235 1,8235
Median 2,0000 2,0000 3,0000 2,0000 2,0000 2,0000
Mode 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00
Std. Deviation ,47692 ,86481 ,65423 ,98986 ,62443 ,38348
Variance ,227 ,748 ,428 ,980 ,390 ,147
Range 1,00 2,00 2,00 3,00 2,00 1,00
Minimum 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00
Maximum 2,00 3,00 4,00 4,00 3,00 2,00
Sum 141,00 180,00 257,00 192,00 206,00 155,00
Frequency Table
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 29 34,1 34,1 34,1
Perempuan 56 65,9 65,9 100,0
Total 85 100,0 100,0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 tahun 27 31,8 31,8 31,8
31-40 tahun 21 24,7 24,7 56,5
> 40 tahun 37 43,5 43,5 100,0
Total 85 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 2 2,4 2,4 2,4
SMP 15 17,6 17,6 20,0
SMA 49 57,6 57,6 77,6
PT 19 22,4 22,4 100,0
Total 85 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 20 23,5 23,5 23,5
wiraswasta 36 42,4 42,4 65,9
Swasta 16 18,8 18,8 84,7
PNS 13 15,3 15,3 100,0
Total 85 100,0 100,0
Komunikasi Terapeutik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 6 7,1 7,1 7,1
Cukup 37 43,5 43,5 50,6
Baik 42 49,4 49,4 100,0
Total 85 100,0 100,0
Loyalitas Pasien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Loyal 15 17,6 17,6 17,6
Loyal 70 82,4 82,4 100,0
Total 85 100,0 100,0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Komunikasi Terapeutik *
85 100,0% 0 0,0% 85 100,0%
Loyalitas Pasien
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 18,896 a
2 ,000
Likelihood Ratio 18,949 2 ,000
Linear-by-Linear
18,162 1 ,000
Association
N of Valid Cases 85
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,06.