Anda di halaman 1dari 152

TESIS

HUBUNGAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI


JKN BPJS PADA FASILITAS TINGKAT PERTAMA (FKTP) DI PUSKESMAS DUA PULUH TIGA
ILIR PALEMBANG TAHUN 2020

OLEH:

HARMADI
NIM. 1719721011

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2020

TESIS

i
HUBUNGAN JASA PELAYANAN KESEHATANH DENGAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI
JKN BPJS PADA FASILITAS TINGKAT PERTAMA (FKTP) DI PUSKESMAS DUA PULUH TIGA
ILIR PALEMBANG TAHUN 2020

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat GunaMemperoleh Gelar Magister Kesehatan pada Program Pascasarjana
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Kader Bangsa Palembang

OLEH:

HARMADI
NIM.1719721011

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2020

ii
iii
HALAMAN PENETAPAN
SK Rektor UKB No.253/B-SK.Tesis/PPs/UKB/III/2020, Tanggal 02 Maret 2020

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PEMBIMBING TESIS

Nama : Harmadi

Nim : 1719721011

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

Judul : Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan Dengan


Pengelolaan Dana Kapitasi JKN BPJS Pada Fasilitas
Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020.

PembimbingMateri : Drs. H. Rusbi Azhar, M.Kes

Pembimbing Teknis : Dr. Rico Januar S, SKM, M.Kes (Epid)

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor

Dr. Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM., M.Kes

iv
v
HALAMAN PENETAPAN
SK Rektor UKB No.225/B-SK.Prop/PPs/UKB/III/2020, Tanggal 25 Maret 2020

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PENGUJI PROPOSAL

Nama : Harmadi

Nim : 1719721011

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

Judul : Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatanh Dengan


Pengelolaan Dana Kapitasi JKN BPJS Pada Fasilitas
Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020

Penguji I : Drs. H. Rusbi Azhar, M.Kes

Penguji II : Dr. Rico Januar S, SKM, M.Kes (Epid)

Penguji III : Dr. Fitri Noviadi, S.Pd, M.Kes

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor

Dr. Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M.Kes

vi
vii
viii
HALAMAN PENETAPAN
SK Rektor UKB No.257/B-SK.Tesis/UKB/VI/2020, Tanggal 08 Juli 2020

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PENGUJI TESIS

Nama : Harmadi

Nim : 1719721011

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

Judul : Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatanh Dengan


Pengelolaan Dana Kapitasi JKN BPJS Pada Fasilitas
Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020

Penguji I : Drs. H. Rusbi Azhar, M.Kes

Penguji II : Dr. Rico Januar S, SKM, M.Kes (Epid)

Penguji III : Dr. Fitri Noviadi, Spd, M.Kes

Rektor Universitas Kader Bangsa Palembang

Dr. Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M.Kes

ix
x
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan thesis yang berjudul “Hubungan Jasa
Pelayanan Kesehatan Dengan Pengelolaan Dana Kapitasi Jkn Bpjs Pada Fasilitas
Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020”.
Penulisan tesis ini merupakan syarat guna memperoleh gelar magister kesehatan pada
Program Pascasarjana Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Kader
Bangsa Palembang. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Ferry Preska, ST, M.Sc, EE, PhD, Selaku Ketua Yayasan Kader Bangsa
Palembang.
2. Ibu Dr. Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M.Kes Selaku Rektor dan Kepala Program Studi
Magister Kesehatan Universitas Kader Bangsa Palembang.
3. Bapak Ferroka Putra Wathan, B. Eng, MH Selaku Wakil Rektor I Universitas Kader
Bangsa Palembang.
4. Bapak dr. Ahmad Arif, Sp.OG Selaku Wakil Rektor II Univeristas Kader Bangsa
Palembang.
5. Ibu dr. Fika Minata, M.Kes Selaku Wakil Rektor III Universitas Kader Bangsa
Palembang dan Dosen Pembimbing Materi.
6. Bapak Drs. H. Rusbi Azhar, M.Kes Selaku Dosen pembimbingtesis Universitas Kader
Bangsa Palembang.
7. Bapak Dr. Rico Januar, SKM, M.Kes (Epid) Selaku Dosen Pembimbing Teknis yang
Memberikan Bimbingan dan Masukkan pada PenulisanIni.
8. Bapak Dr. Fitri Noviadi, SP.d, M.Kes Selaki Dosen penguji.
9. Seluruh Staff, Dosen Program Studi Pascasarjana Universitas Kader Bangsa Palembang.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas keikhlasan hatinya yang
telah memberikan bantuan kepada penulis dalam rangka penyusunan thesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan penulis berharap agar thesis ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan pada khususnya.

Palembang, Agustus 2020

Penulis

xi
BIODATA

A. Biodata

Nama : Harmadi

NIM : 1719721011

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Raja / 29 Agustus 1984

Agama : Islam

Nama Orang Tua


Ayah : Matdjasi

Ibu : Marwiyah

Status : Menikah

Alamat : Jln. Sematang Lr. Sawit. No.05 Rt.10 Rw.23 Kelurahan Sako

Kecamatan Sako Palembang

(Perumahan Griya Pesona Borang Blok.O)

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 05 Tanjung Raja (Ogan Ilir) : Tahun Lulus 1996

2. SMP Negeri 04 Tanjung Raja (Ogan Ilir) : Tahun Lulus 1999

3. SMA Negeri 01 Tanjung Raja (Ogan Ilir) : Tahun Lulus 2002

4. DIII Akademi Keperawatan Siti Khadijah Palembang : Tahun Lulus 2006

5. S1 STIKES Siti Khadijah Palembang : Tahun Lulus 2010

6. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UKB Palembang : Tahun Lulus 2020

xii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto : Berbuat baiklah untuk semua orang

“Masalah dan hambatan pekerjaan adalah hal lumrah. Tidak selamanya apa yang kita
kerjakanakan berjalan mulus”

Kupersembahkanuntuk:
1. Allah SWT yang telah melindungi dan meridhoiku.
2. Kedua orang tua (Ayah Matdjasi) dan (Ibu Marwiyah) yang
telahmengasuhku dan membimbingku dengan penuh cinta dan kasih
sayang serta selalu berdo’a untuk Kesehatan dan keberhasilanku.
3. Istri (Siti Rahma Yunita Sari) dan Anak (M. Furqon Alfarizky) Yang
Tercinta selalu mendoakan dan Memberi Semangat atas keberhasilanku.
4. Bapak ibu dosen dan pembimbing/Penguji tesis yang selalu dengan
sabar dan ikhlas membimbing selama ini.
5. Bapak Ibu di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang yang selalu
menyemangatiku.
6. Teman – teman seperjuangan
7. Almamaterku

xiii
YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Tesis, Agustus 2020


Harmadi

Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan Dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN BPJS Pada Fasilitas
Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020.
xxiii+ 76 Halaman + 13 Tabel + 8 Lampiran

ABSTRAK

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 mengatur bahwa pengelolaan dana kapitasi meliputi tata cara
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggung jawaban dana kapitasi yang diterima oleh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dari BPJS kesehatan. Kapitasi adalah salah satu model yang digunakan
dalam pembayaran terhadap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pembayaran kapitasi dilakukan per
bulan yang dibayar di muka oleh Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kepada puskesmas
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan dan dibayarkan langsung kepada bendahara dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di FKTP.
Metode yang digunakan dalam penelitiana dalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Uji statistik
yang digunakan adalah uji chi-square dan regresi logistik. Populasi penelitian ini adalah semua Pegawai
pusksemas 23 ilir Palembang tahun 2020 dengan total populasi 46 Orang yaitu semua total populasi. Analisis
yang digunakanadalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat didapatkan hasil sebanyak 46
responden (56,3%), 25 responden (54,3%) Status Kepegawaian PNS, 38 responden (82,6%) Pegawai Perempuan.
28 responden (60,9%) Pendidikan D3, 41 responden (89,1%) Pengelolaan Dana Kapitasi Baik, 41 responden
(89,1%) Alokasi Dana Kapitasi Baik JKN-BPJS, Pembagian Jasa Layanannya baik yaitu 42 orang (91,3%),
responden yang baik Jumlah Jenis Ketenagaannya yaitu 42 orang (91,3%), Responden yang baik Jumlah
Kehadiran Petugas FKTP nya yaitu 41 orang (89,1%), Responden yang baik Jumlah Jasa yang diterimanya yaitu
40 orang (87,0%). Hasil pengujian didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara Alokasi Dana
Kapitasi dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS (p = 0,001), ada hubungan yang signifikan antara
Pembagian Jasa Layanan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) (p = 0,003), ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan
Dana Kapitasi JKN-BPJS (p = 0,003), ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Kehadiran Petugas FKTP
dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS (p = 0,006), ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Jasa
yang Diterima dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS (p = 0,012), Variabel paling dominan adalah
Alokasi Dana Kapitasi OR : 3,312 (95 % CI : 1,010-9,945) p = 0,048. Hasil penelitian ini di harapkan untuk
dapat menambah wawasan mengenai pentingnya Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan Dengan Pengelolaan Dana
Kapitasi Jkn Bpjs Pada Fasilitas Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas

Kata Kunci : Jasa, Dana, Kapitasi


Daftar Pustaka : 2010-2020 (20)

KADER BANGSA EDUCATION AND HEALTH FOUNDATION


KADER BANGSA UNIVERSITY PALEMBANG

xiv
POSTGRADUATE PROGRAM
PUBLIC HEALTH MAGISTER STUDY PROGRAM

Thesis, August 2020


Harmadi

Relationship between Health Services and Management of Bpjs Capitation Funds at First Level
Facilities (FKTP) at Puskesmas Twenty Three Ilir Palembang in 2020.
xxiii + 76Pages + 23Tables + 8Appendices

ABSTRACTS

Presidential Regulation Number 32 of 2014 regulates that the management of capitation funds includes
procedures for budgeting, implementing, administering, and accounting for capitation funds received by First
Level Health Facilities (FKTP) from BPJS Kesehatan. Capitation is one of the models used in payments to First
Level Health Facilities (FKTP). The capitation payment is made per month which is paid in advance by the
Health Social Security Management Agency (BPJS) to the health center based on the number of registered
participants regardless of the type and amount of health services provided and paid directly to the treasurer of
the National Health Insurance capitation fund (JKN) at the FKTP. The method used in this research is analytic
survey with cross sectional approach. The statistical test used was the chi-square test and logistic regression.
The population of this research is all employees of Pusksemas 23 Ilir Palembang in 2020 with a total population
of 46 people, namely all total population. The analyzes used were univariate, bivariate and multivariate
analyzes. Univariate analysis showed that 46 respondents (56.3%), 25 respondents (54.3%) were civil servants,
38 respondents (82.6%) were female employees. 28 respondents (60.9%) D3 education, 41 respondents (89.1%)
Good Capitation Fund Management, 41 respondents (89.1%) Good JKN-BPJS Capitation Fund Allocation,
Service distribution is good, namely 42 people (91, 3%), good respondents The number of personnel is 42 people
(91.3%), good respondents The number of attendance of FKTP officers is 41 people (89.1%), good respondents
The number of services they receive is 40 people (87 , 0%). The test results show that there is a significant
relationship between the capitation fund allocation and the JKN-BPJS capitation fund management (p = 0.001),
there is a significant relationship between the distribution of services and the management of the JKN-BPJS
capitation funds at the first level of health facilities (FKTP) ( p = 0.003), there is a significant relationship
between the number of manpower types and the management of the JKN-BPJS capitation fund (p = 0.003), there
is a significant relationship between the number of attendance of FKTP officers and the management of the JKN-
BPJS capitation fund (p = 0.006), there is a relationship which is significant between the number of services
received and the management of the JKN-BPJS capitation fund (p = 0.012), the most dominant variable is the
capitation fund allocation OR: 3,312 (95% CI: 1,010-9,945) p = 0.048. The results of this study are expected to
be able to add insight into the importance of the relationship between health services and the management of the
BPJS capitation funds at the first level facilities (FKTP) at the health center.

Keywords : Services, Funds, Capitation,


Bibliography : 2010-2020 (20)

DAFTAR ISI

xv
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iii
HALAMAN PENETAPAN PEMBIMBING PROPOSAL................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................. v
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI PROPOSAL............................................. vi
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL TELAH
DISEMINARKAN................................................................................................... vii
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS..................................................................... viii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI TESIS....................................................... ix
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. x
KATA PENGANTAR.............................................................................................. xi
BIODATA................................................................................................................. xii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... xiii
ABSTRAK (2 BAHASA)......................................................................................... xiv
DAFTAR ISI............................................................................................................. xvi
DAFTAR BAGAN.................................................................................................... xviii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... 5
1.3 Pembatasan masalah......................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah............................................................................. 7
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
1.5.1 Tujuan Umum...................................................................... 8
1.5.2 Tujuan Khusus..................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................ 9
1.6.1 Manfaat Teoritis .................................................................. 9
1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pelayanan Publik............................................................................... 11
2.2 Jaminan Sosial.................................................................................. 15
2.3 Jaminan Kesehatan Nasional............................................................. 18
2.4 Badan Penyelenggaran jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan................. 24
2.5 Pelayanan Kesehatan......................................................................... 27
2.6 Penelitian terdahulu………………………….................................... 28
2.7 Faktor – factor yang berhubungan atau mempengaruhi pengelolaan
dana kapitasi …………………………............................................. 30

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL


DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep.............................................................................. 35
3.2 Variabel dan Definisi Operasional.................................................... 36
3.3 Hipotesis........................................................................................... 37
3.3.1 Hipotesis Mayor.................................................................. 37
3.3.2 Hipotesis Minor................................................................... 38

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian.............................................................................. 39
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 39

xvi
4.2.1 Tempat Penelitian................................................................ 39
4.2.2 Waktu Penelitian................................................................. 39
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................ 40
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................. 40
4.3.2 Sampel Penelitian................................................................ 40
4.3.3 Kriteria sampel.................................................................... 40
4.3.4 Teknik Sampel..................................................................... 40
4.4 Pengumpulan Data............................................................................ 40
4.5 Pengolahan Data............................................................................... 40
4.6 Analisa Data...................................................................................... 41
4.6.1 Analisis Univariat ................................................................. 42
4.6.2 Analisis Bivariat .................................................................... 42
4.6.3 Analisis Multivariat ............................................................... 43

BAB V HASIL DAN PENELITIAN


5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian........................................45
5.2 Hasil Penelitian.........................................................................45
5.2.1 Analisis Univariat............................................................47
5.2.2 Analisis Bivariat..............................................................57
5.2.3 Analisis Multivariat.........................................................68

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Hubungan Alokasi Dana Kapitasi dengan pengolahan dana
Kapitasi JKN-BPJS .................................................................…. 75
6.2 Hubungan Pembagian Jasa Layanan dengan Pengelolaan dana
Kapitasi JKN-BPJS........................................................................77
6.3 Hubungan Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana
Kapitasi JKN – BPJS Palembang ..................................................79
6.4 Hubungan Jumlah Kehadiran Petugas FKTP dengan Pengelolaan
Dana Kapitasi JKN-BPJS Palembang............................................81
6.6 Hubungan Jumlah Jasa yang di terima dengan Pengelolaan dana
Kapitasi JKN – BPJS Palembang Tahun 2020...............................83

BAB VII PENUTUP


7.1 Kesimpulan.........................................................................................86
7.2 Saran...................................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN

xvii
Bagan 2.1 Kerangka Teori......................................................................................... 34
Bagan 2.2 Kerangka Konsep...................................................................................... 35

DAFTAR TABEL

xviii
Tabel 3.1 Definisi Operasional.............................................................................. 36

Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Kepegawaian pada fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang Tahun 2020.......................................................................... 48
Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin pada fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang Tahun 2020.......................................................................... 49
Tabel 5.2.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin pada fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang Tahun 2020.......................................................................... 50
Tabel 5.2.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pengelolaan Dana pada
fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020.................................................................... 51
Tabel 5.2.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Alokasi Dana pada
fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020.................................................................... 52
Tabel 5.2.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pembagian Jasa Layanan
Pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh
Tiga Ilir Palembang Tahun 2020............................................................ 53
Tabel 5.2.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah jenis Ketenagaan
Pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh
Tiga Ilir Palembang Tahun 2020............................................................ 54

Tabel 5.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah Kehadiran


Petugas FKTP Pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020.......................................... 55
Tabel 5.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah Jasa
Petugas FKTP Pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020.......................................... 56

Tabel 5.3.1 Hubungan Alokasi dana Kapitasi dengan Pengelolaan Dana


Kapitasi JKN-BPJS................................................................................ 58

Tabel 5.3.2 Hubungan Jasa Layanan dengan Pengelolaan Dana


Kapitasi JKN-BPJS................................................................................ 60

Tabel 5.3.3 Hubungan Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana


Kapitasi JKN-BPJS................................................................................ 62

Tabel 5.3.4 Hubungan Jumlah Kehadiran Petugas FKTP dengan Pengelolaan Dana
Kapitasi JKN-BPJS................................................................................ 64

Tabel 5.3.5 Hubungan Jumlah Jasa yang Diterima dengan Pengelolaan Dana
Kapitasi JKN-BPJS................................................................................ 66

Tabel 5.1.6 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Pertama antara 5
Variabel Indevenden dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas 23 ilir Palembang
Tahun 2020............................................................................................ 70

Tabel 5.1.7 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Kedua antara 4
Variabel Indevenden dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas 23 ilir Palembang
Tahun 2020............................................................................................ 71

xix
Tabel 5.1.8 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Ketiga antara 3
Variabel Indevenden dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas 23 ilir Palembang
Tahun 2020............................................................................................ 72

Tabel 5.1.8 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Keempat antara 2
Variabel Indevenden dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas 23 ilir Palembang
Tahun 2020............................................................................................ 73

Tabel 5.1.8 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Keempat antara 1
Variabel Indevenden dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas 23 ilir Palembang
Tahun 2020............................................................................................ 74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Pengajuan Judul


Lampiran II : Surat Izin Penelitian
Lampiran III : Surat Balasan Izin Penelitian

xx
Lampiran IV : Kuesioner
Lampiran V : Tabel Master Data
Lampiran VI : Hasi Uji Statistik
Lampiran VII : Dokumentasi
Lampiran VIII : Lembar Konsultasi

xxi
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara filosofis Negara didirikan dengan tujuan untuk memajukan

kesejahteraan rakyatnya, melindungi rakyatnya serta memenuhi berbagai

kepentingan rakyatnya. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah memiliki fungsi

memberikan pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari

pelayanan dalam bentuk pengaturan atupun pelayanan lain dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Kesehatan sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat menempati tempat yang

sangat penting, sehingga untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, pemerintah

perlu memberikan pelayanan publik yang baik dalam bidang kesehatan.

Upaya untuk memberikan pelayanan publik yang baik di bidang kesehatan

telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa skema jaminan

sosial, di antaranya melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero). Skema

jaminan ini melayani Apratur Sipil Negara (ASN), penerima pensiun, veteran dan

pegawai swasta. Selain skema terebut ada lagi skema Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Skema ini

diperuntukkan masyarakat miskin dan tidak mampu.

Penyelenggaraan skema-skema jaminan sosial kesehatan tersebut dalam

pelaksanaanya terbagi-bagi pembiayaan nya dalam kategorisasi ASN, pensiunan,

1
veteran, pegawai swasta, masyarakat miskin, masyarakat mampu, sehingga antara

biaya kesehatan dan mutu pelayanan sulit dikendalikan, seperti adanya perbedaan

layanan, mutu layanan yang tidak terstandar, pemberian prosedur pelayanan yang

tidak diperlukan atau adanya tindakan medis terpisah yang sebenarnya bias

dilakukan secara bersamaan (Kemenkes 9-10).

Pelayanan kesehatan di era JKN menganut prinsip Manage Care. Manage

Care merupakan prinsip pelayanan kesehatan yang mengintegrasikan pembiayaan

dan penyediaan pelayanan kesehatan yang tepat melalui kesepakatan dengan

Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) untuk pengendalian mutu dan biaya. Hal ini

dimaksudkan untuk pertanggungjawaban atas pengendalian dan integrasi pelayanan

yang dibutuhkan pasien dengan tujuan mengurangi biaya dengan meningkatkan

kelayakan dan efisiensi pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan diharapkan menjadi lebih terstruktur mengingat efek

dari implementasi JKN yang mengakibatkan meningkatnya permintaan (demand)

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan adanya kepastian jaminan kesehatan.

Oleh karena itu fungsi puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) harus diperkuat agar masyarakat mendapat pelayanan kesehatan

berjenjang hingga ke Fasiitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) apabila dalam

keadaaan kegawatdaruratan.

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh BPJS

Kesehatan adalah dengan mengeluarkan Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor

95 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Optimalisasi Fungsi Utama

Pelayanan Primer dan SK Direksi Nomor 411 Tahun 2014 tentang uji coba

peningkatan mutu pelayanan primer dengan penerapan pembayaran berbasis

kinerja atau pay for performance pada pembayaran kapitasi FKTP. Sistem Kapitasi

2
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBKP) ini memiliki 4 indikator

kinerja yang diterapkan oleh puskesmas, yaitu Indikator Angka, Kontak,

Komunikasi Peserta.

Sebagai contoh, puskesmas yang belum menerapkan pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), maka dalam penegelolaan

dan memanfaatkan dana kapitasi JKN berlaku asas umum pelaksanaan APBD dan

norma-norma penata-usahaan keuangan daerah. Sedangkan bagi puskesmas yang

sudah menerapkan PPK-BLUD digunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah.

Dalam Pengelolaan dana Kapitasi pada puskesmas yang belum BLUD

puskesmas harus menyetorkan dana kapitasi JKN yang diterimanya ke kas daerah

secara bruto dan dilarang untuk menggunakannya secara langsung. Mekanisme ini

menjadi kendala bagi puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

peserta JKN, sedangkan pada puskesmas yang sudah BLUD pengelolaan keuangan

nya diberikan fleksibel termasuk pengelolaan pendapatan dana kapitasi dapat

dipergunakan secara langsung tanpa harus di setor ke kas daerah.

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 mengatur bahwa pengelolaan

dana kapitasi meliputi tata cara penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan

pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) dari BPJS kesehatan.

Permenkes No.21 Tahun 2016 tentang penggunaan dana kapitasi jaminan

kesehatan nasional Untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya

Operasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama Milik pemerintah daerah,

Sedangkan pemanfaatan dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya

3
untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan

kesehatan.

Kapitasi adalah salah satu model yang digunakan dalam pembayaran

terhadap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pembayaran kapitasi

dilakukan per bulan yang dibayar di muka oleh Badan Pengelola Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan kepada puskesmas berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar

tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan dan

dibayarkan langsung kepada bendahara dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) di FKTP.

Besaran alokasi pembayaran ditetapkan berdasarkan kesepakatan BPJS

Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan seleksi dan

kredensial dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri. Tarif

kapitasi yang dimaksud untuk melaksanakan pelayanan kesehatan tersebut berupa

pelayanan rawat jalan tingkat pertama, dengan standar tarif kapitasi di puskesmas

atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp 3.000,-s/d Rp 6.000,-. Besar dana

kapitasi yang diperoleh puskesmas tergantung pada capaian indikator KBKP di

puskesmas. Apabila indikator tidak tercapai maka dana yang didapat oleh

puskesmas akan dikurangi sebesar Rp 500- Rp 1000 per orang.

Dana kapitasi digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan

(tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan) dan dukungan biaya operasional yang

digunakan untuk alat kesehatan, obat, bahan habis pakai dan kegiatan operasional

kesehatan lainnya. Dana kapitasi masing-masing FKTP berbeda-beda tergantung

jumlah peserta, fasilitas dan jumlah sumber daya manusianya.

4
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2018

Tentang Badan Layanan Umum Daerah. Pengalokasian dana kapitasi untuk kota

Palembang diatur dalam Keputusan Walikota Palembang No. 259 Tahun 2019

tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Pelayanan

Kesehatan Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Palembang. Alokasi dana

kapitasi yang ditetapkan yaitu untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan sebesar

60% dan untuk dukungan biaya operasional.

Dinas Kesehatan Kota Palembang membawahi 41 Puskesmas yang terletak

di 17 kecamatan. Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir adalah salah satu puskesmas yang

berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palembang yang berada di wilayah

Kecamatan Bukit Kecil. Puskesmas ini merupakan puskesmas dengan jumlah

peserta JKN nomor 2 terkecil dari seluruh puskesmas di Kota Palembang dengan

8.522 peserta. Berdasarkan laporan BPJS KC Palembang tahun 2019, Puskesmas

Dua Puluh Tiga IlirPalembang berada pada zona tidak aman pada indikator jumlah

kunjungan penyakit kronis. Tidak amannya salah satu indikator KBKP akan

berpengaruh terhadap jumlah pembayaran kapitasi yang diterima oleh puskesmas.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

menurut Permenkes No. 21 Tahun 2016 yang sering menjadi masalah yaitu tentang

Jasa pelayanan kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional, adapun permasalahan

tersebut sebagai berikut :

5
A. Permasalahan di Jasa pelayanan kesehatan, terdiri dari :

a. Alokasi Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) di Puskesmas dua puluh tiga ilir tergolong kecil dari 41 Puskesmas

termasuk no 2 terkecil mendapatkan dana kapitasi.

b. Pembagian Jasa Pelayanan Kesehatan Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan

yang tidak terlau besar dibandingkan Puskesmas Lain.

c. Banyaknya Jumlah Jenis Ketenagaan dan Jabatan Petugas di FKTP yaitu

berjumlah 47 pegawai.

d. Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas yang ada di FKTP

mempengaruhi kualitas Jasa Pelayanan dan pembayaran Kapitasi.

e. Jumlah jasa yang diterima tidak sebanding dengan jumlah Kunjungan Pasien

dalam pelayanan.

B. Permasalahan di Dukungan biaya operasional, Terdiri dari

a. Penggunaan dana untuk belanja alat alat Kesehatan kesehatan

b. Penggunan Belanja obat obatan,

c. Penggunaan dana bahan habis pakai

d. Penggunaan dana untuk kegiatan operasional kesehatan lainnya.

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan Keterbatasan dana dalam penelitian dan Waktu

penelitian untuk itu peneliti hanya berfokus pada Jasa Pelayanan Kesehatan yang

terdiri 5 variabel dalam penelitian yaitu, melipiuti :

a. Alokasi Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

b. Pembagian Jasa Pelayanan Kesehatan Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan.

c. Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan Petugas di FKTP

6
d. Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas yang ada di FKTP.

e. Jumlah jasa yang diterima

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan guna memudahkan pelaksanaan penelitian

agar tidak menyimpang dari permasalahan. Berdasarkan pemaparan latar belakang

masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapar dikemukakan perumusan masalah

sebagai berikut :

1.4.1. Secara Simultan

Apakah ada Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan Pengelolaan dana

kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas

Dua Puluh Tiga Ilir Palembang secara Simultan.

1.4.2. Secara Parsial

a. Apakah ada Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan Pengelolaan dana

kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang secara Parsial.

b. Apakah ada Hubungan Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran jasa

pelayanan dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

c. Apakah ada Hubungan Pembagian jasa pelayanan Tanaga Kesehatan dan

Non kesehatan dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Palembang.

7
d. Apakah ada Hubungan Jenis Ketenagaan atau jabatan Petugas FKTP

dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

e. Apakah ada Hubungan Jumlah Kehadiran dengan Pembayaran jasa

Kapitasi dalam Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

f. Apakah ada Hubungan Jumlah Jasa yang diterima dengan Pengelolaan dana

kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Ingin mengetahui Hubungan variabel Jasa Pelayanan Kesehatan, Alokasi dana

kapitasi, Pembagian jasa pelayanan Kesehatan dan Non kesehatan, Jumlah Jenis

Ketenagaan/Jabatan, Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas, Jumlah jasa yang

diterima dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020 secara

Simultan.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Ingin mengetahui hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan Pengelolaan

dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang secara Parsial.

b. Ingin mengetahuihubungan Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran jasa

pelayanan dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

8
c. Ingin mengetahuihubungan Pembagian jasa pelayanan Tanaga Kesehatan

dan Non kesehatan dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Palembang.

d. Ingin mengetahuihubungan Jenis Ketenagaan atau jabatan Petugas FKTP

dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

e. Ingin mengetahuihubungan Jumlah Kehadiran dengan Pembayaran jasa

Kapitasi dalam Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

f. Ingin mengetahuihubungan Jumlah Jasa yang diterima dengan Pengelolaan

dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1. Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis yaitu dapat menerapkan,

memanfaatkan ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan yang didapat

selama pendidikan dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam

membuat Karya penelitian ilmiah sehingga menghasilkan teori tentang

pengelolaan dana kapitasi berbasis komitmen pelayanan dalam program

JKN yang dapat diterapkan diseluruh Puskesmas yang ada di Indonesia.

9
1.6.2. Praktis

Bagi Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan tentang

pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi berbasis komitmen

pelayanan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya peserta

JKN

10
BAB II

Tinjauan PUSTAKA

2.1 Pelayanan Publik

Definisi pelayanan publik (public service) menurut UU No. 25 Tahun

2009 adalah kegiatan atau rangklaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan

publik yang dimaksud yaitu setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,

lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan

pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk

kegiatan pelayanan publik.

Pelayanan pemerintah daerah merupakan tugas dan fungsi utama

pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan fungsi dan tugas utama pemerintah

secara umum, yaitu memberi pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian

pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintah akan dapat

mewujudkan tujuan negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Pelayanan kepada masyarakat tersebut terintegrasi dalam penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan (Nurcholis, 2005: 29).

Nurcholis (2005: 30) melanjutkan penjelasannya mengenai pelayanan

prima. Pelayanan prima berhubungan dengan good governance. Artinya untuk

bisa melaksanakan pelayanan prima, pemerintah daerah harus menyelenggarakaN

good governance. Good Governance artinya tata pemerintahan yang baik,

yaitutata pemerintahan yang menaati hukum, menghormati HAM, menghargai

11
nilai-nilai dasar yang dianut oleh masyarakat, secara sadar dan sistematis

membangun fasilitas untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat, bersikap egaliter

dan menghormati keragaman termasuk etnis, agama, suku, budaya lokal. Jadi,

hubungan antara good governance dan pelayanan prima adalah hubungan proses

dan output. Good governance adalah proses pemerintahan, sedangkan pelayanan

prima adalah output. Artinya jika proses kegiatan, didasarkan atas prinsip-prinsip

good governance maka hasilnya adalah pelayanan prima. Outcome-nya

adalahkepuasan pelanggan dan stakeholder. Sedangkan dampaknya adalah

kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, good governance dan pelayanan prima

merupakan sarana untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan demikian kesejahteraan negara merujuk pada sebuah model

pembangunan yang difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat

melalui pemberian peran yang lebih penting kepada negara dalam memberikan

pelayanan sosial kepada masyarakat. Menurut Mkandwire (dalam Subarsono

2005:6) kebijakan sosial dan pelayanan publik dalam konsep negara kesejahteraan

tidak hanya mencakup penjelasan mengenai sebuah cara pengorganisasian

kesejahteraan (welfare) atau pelayanan sosial (social services), melainkan juga

sebuah konsep normative atau sistem pendekatan ideal yang menekankan bahwa

setiap orang harus memperoleh pelayanan sosial sebagai haknya. Oleh karena itu

negara kesejahteraan sangat erat kaitannya dengan kebijakan sosial (social policy)

yang mencakup strategi dan upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan

12
kesejahteraan warganya, terutama melalui perlindungan sosial (social protection)

yang berupa jaminan sosial (baik berbentuk bantuan sosial dana asuransi sosial),

maupun jaringan pengamanan sosial (social safety nets).

Administrasi kepemerintahan yang dilaksanakan oleh Instansi

Pemerintahan di Pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara

atau Badan Usaha Milik Daerah menggunakan istilah konsepsi pelayanan kepada

masyarakat dengan istilah pelayanan publik yang meliputi pelayanan administrasi,

perijinan dan pelayanan umum. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian

pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban

aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat (Rahmayanty, 2010: 82).

Asas pelayanan publik menurut Rahmayanty (2009: 86), terdiri dari:

1. Transparasi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif

Mendorong peran masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

13
5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan

dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing pihak.

Penyelenggara pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan

prinsip, standar, pola penyelenggaraan, biaya, pelayanan bagi penyandang cacat,

lanjut usia, wanita hamil dan balita, pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, tingkat

kepuasan masyarakat, pengawasan penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan

sengketa, serta evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik. Adapun prinsip

pelayanan publik menurut Rahmayanty (2009: 88), antara lain:

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan.

2. Kejelasan

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyeleksian pelayanan publik

c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan

14
4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah

5. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

6. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

2.2 Jaminan Sosial

Jaminan sosial (social security) merupakan suatu jaminan di mana

pembiayaan dari jaminan sosial tersebut dipikul bersama dan bersifat wajib.

Dalam bidang pelayanan kesehatan, pembiayaan dari jaminan sosial tersebut

dipikul bersama oleh masyarakat atau pekerja dengan bantuan pemerintah atau

perusahaan, tergantung dari status peserta. Apabila peserta adalah seorang

karyawan/pekerja swasta, biaya biasanya dipikul oleh karyawan (50%) dan

perusahaan (50%). Secara populer sistem ini dikenal sebagai asuransi

kesehatan/sosial (Sulastomo, 2007: 294-295).

Penyelenggaraan jaminan sosial oleh Pemerintah bagi seluruh rakyatnya,

sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar merupakan alat

jaminan sosial untuk menghimpun dana dalam rangka mengatasi risiko sosial

15
ekonomi seperti sakit, kematian, dan hari tua. Keberadaan jaminan sosial yang

baik memastikan rakyat dapat hidup damai, aman, dan sejahtera adil dan merata.

Terselenggaranya jaminan sosial yang baik memungkinkan semua

pekerja akan bekerja lebih konsentrasi dan semangat tanpa khawatir akan risiko

ekonomi dan pada akhirnya rakyat semakin sejahtera. Kondisi yang demikian

akan membuat ekonomi semakin maju dan rakyat sejahtera yang memungkinkan

rakyat menabung lebih besar dan mengiur lebih banyak guna memperkuat sistem

jaminan sosialnya (Zaelani, 2012:5).

Jaminan sosial merupakan harapan bagi seluruh rakyat untuk

menanggulangi risiko yang dialaminya, jaminan sosial juga merupakan kebutuhan

dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah. Sejak diundangkannya

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN), badan penyelenggara program jaminan sosial dilaksanakan oleh 4 (empat)

badan penyelenggara, yaitu: (1) Perusahaan Perseroan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Jamsostek); (2) Perusahaan Perseroan Dana Tabungan dan Asuransi

Pegawai Negeri (TASPEN); (3) Perusahaan Perseroan Asuransi Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI); dan (4) Perusahaan Perseroan Asuransi

Kesehatan (ASKES).

Dengan diundangkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), badan penyelenggara program

jaminan sosial yang semula diselenggarakan oleh 4 badan penyelenggara jaminan

sosial, selanjutnya bertransformasi menjadi 2 badan penyelenggaradan berbentuk

16
menjadi badan hukum publik, yaitu: (1) BPJS Kesehatan; dan (2) BPJS

Ketenagakerjaan (UUD No.24 Tahun 2011).

Salah satu aspek yang akan banyak berpengaruh dalam pengembangan

pelayanan kesehatan adalah sistem penyelenggaraan jaminan pelayanan kesehatan

yang hendak diterapkan di suatu negara. Di negara-negara sosialis, negara

memikul beban hampir seluruh aspek biaya kesehatan, pemberantasan penyakit

menular, kesehatan lingkungan, perawatan rumah sakit dan lain-lain. Di banyak

negara lain, pemerintah memikul sebagian biaya kesehatan (misalnya

pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan dan lain-lain), sedangkan

masyarakat atau perusahaan-perusahaan swasta diwajibkan untuk memikul

sebagian biaya perawatan kesehatan sehari-hari karyawannya. Perbedaan ini

ditentukan oleh sistem (ekonomi) yang dikembangkan oleh masing-masing

negara. Di negara-negara maju lainnya mereka mengembangkan sistem yang

dikenal dengan sistem asuransi kesehatan. Pemerintah atau perusahaan-

perusahaan swasta atau dan perorangan menanggung beban dalam persentase

tertentu dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Sulastomo, 2007:271).

Sulastomo (2007) berbagi pengetahuannya ketika mengikuti

“RoundTable Meeting on the Provision of Medical Care in Developing

Countries” yangdiselenggarakan oleh International Social Security Association di

Brasilia pada tahun 1981,mengatakan bahwa dibanding dengan jaminan sosial

yang lain, jaminan sosial bidang kesehatan masih belum memperoleh

perkembangan yang memadai. Di banyak negara berkembang jaminan hari tua

(pensiun), kecelakaan kerja, kematian, telah mendahului dan baru jaminan

kesehatan menyusul

17
kemudian. Meskipun demikian, lebih dari 50% dari negara-negara berkembang

telah menyelenggarakan jaminan kesehatan, yaotu 20 negara di Amerika Latin, 14

negara Afrika dan 12 negara Asia. Jumlah ini meliputi 48 negara dari 90 negara

berkembang menurut kriteria Bank Dunia (Sulastomo, 2007: 287).

2.3 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan

kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan

sosial nasional yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang

No.40 tahun 2004 tentang SJSN (Kementrian Kesehatan RI, 2013).

2.3.1 Dasar Hukum JKN

Berikut dasar hukum yang melatarbelakangi terbentuknya JKN

berdasarkan Kementrian Kesehatan RI 2013, antara lain:

1. Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) atau Universal Independent

ofHuman Right dicetuskan pada tanggal 10 Desember 1948 yang terdiri

dari30 pasal. Pasal 25 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap orang berhak

atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan

dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan

berhak

18
atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi

janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang

mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.

2. Resolusi World Health Assembly (WHA) ke 58 tahun 2005 di Jenewa :

setiap negara perlu mengembangkan Universal Health Coverage (UHC)

melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial untuk menjamin pembiayaan

kesehatan yang berkelanjutan.

3. Pencapaian UHC melalui mekanisme asuransi sosial agar pembiayaan

kesehatan dapat dikendalikan sehingga keterjaminan pembiayaan

kesehatan menjadi pasti dan terus menerus tersedia yang pada gilirannya

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sesuai sila ke 5 Pancasila)

dapat terwujud.

4. Pada pasal 28 H ayat (1) (2) (3) UUD 1945 disebutkan :

a. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan.

b. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai

persamaan dan keadilan.

c. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

5. Pada pasal 34 ayat (1), (2), (3) UUD 1945 disebutkan :

a. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

19
b. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat

dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

dengan martabat kemanusiaan.

c. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Peraturan-peraturan JKN yang diterbitkan agar dapat menyelenggarakan program

tersebut sesuai dengan kondisi yang ditetapkan, antara lain:

a. UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

b. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan

c. UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS)

d. PP No. 101 tahun 2012 tentang PBI

e. Perpres No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

f. Roadmap JKN, Rencana Aksi Pengembangan Pelayanan Kesehatan,

Permenkes, Peraturan BPJS

g. Jaminan Kesehatan merupakan bagian dari prioritas reformasi

pembangunan kesehatan

2.3.2 Prinsip JKN

JKN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip-prinsip

asuransi sosial yang diatur dalam UU No. 40 Tahun 2004. Berikut prinsip-prinsip

yang terdapat dalam program JKN:

1. Prinsip kegotong-royongan, prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme

gotong-royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang

20
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat. Melalui

prinsip kegotong-royongan ini jaminan sosial dapat menumbuhkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Prinsip nirlaba, pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba

(nirlaba) bagi Badan Penyelenggra Jaminna Sosial (BPJS), akan tetapi

tujuan utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi

kepentingan sebesar-besarnya peserta. Dana amanat, hasil

pengembangannya, dan surplus anggaran akan dimanfaatkan untuk

kepentingan peserta

3. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas,

prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan

pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil

pengembangannya.

4. Prinsip portabilitas, dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang

berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal

dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Prinsip kepesertaan

bersifat wajib, kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat

menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaannya

bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan

kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan

penyelenggaraan program.

5. Prinsip dana amanat, dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan

titipan kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam

rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta

21
6. Prinsip hasil pengelolaan dana jaminan sosial, dipergunakan seluruhnya

untuk pengembangan program dan untuk kepentingan peserta.

2.3.3 Keuntungan JKN

Setiap saat kita sangat berpotensi mengalami risiko antara lain: dapat

terjadi sakit berat, menjadi tua dan pensiun, tidak ada pendapatan, sementara

dukungan anak/keluarga lain tidak selalu ada dan tidak selalu cukup. Pada

umumnya masyarakat Indonesia masih berpikir praktis dan jangka pendek

sehingga belum ada budaya menabung untuk dapat menanggulangi apabila ada

musibah sakit. Masyarakat kita umumnya belum “insurance minded” terutama

dalam asuransi kesehatan. Hal ini mungkin premi asuransi yang ada (komersial)

mahal atau memang belum paham manfaat asuransi.

Keuntungan program JKN yang dilaksanakan oleh Pemerintah berdasarkan

Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan Tahun 2014 adalah sebagai

berikut:

a. Kenaikan biaya kesehatan dapat ditekan

b. Biaya dan mutu pelayanan kesehatan dapat dikendalikan

c. Kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh penduduk

d. Pembayaran dengan sistem prospektif

e. Adanya kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan berkelanjutan

f. Manfaat pelayanan kesehatan komprehensif (promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif)

g. Porbabilitas nasional: peserta tetap mendapatkan jaminan kesehatan

yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah tempat tinggal atau

tempat bekerja dalam wilayah NKRI.

22
Dengan demikian untuk menjamin agar semua risiko tersebut dapat

teratasi tanpa adanya hambatan finansial maka program JKN yang

diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat

nasional, wajib, nirlaba, gotong royong, ekuitas, dan lain-lain merupakan jalan

keluar untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita

(Kementrian Kesehatan, 2013).

2.3.4 Perbedaan Asuransi Kesehatan Sosial dan Komersial

Sulastomo dalam Djuhaeni (2007) berpendapat bahwa asuransi kesehatan

sosial sangat dibutuhkan di Indonesia, mengingat kesehatan adalah hak sedangkan

situasi saat ini tidak semua masyarakat dapat akses terhadap pelayanan kesehatan

yang penyebabnya antara lain ketiadaan biaya. Pengembangan asuransi kesehatan

sosial perlu ditunjang dengan peningkatan sumber daya dari keempat komponen

asuransi, yaitu:

a. Peserta; peningkatan premi

b. Badan Penyelenggara; peningkatan manajemen

c. PPK; peningkatan kualitas dan manajemen

d. Badan Pembina; peningkatan pengawasan.


Adapun yang membedakan asuransi kesehatan sosial dengan asuransi

komersial dapat dilihat dari 3 (tiga) sisi, yaitu:

1. Kepesertaan, asuransi sosial bersifat wajib bagi seluruh penduduk,

sedangkan asuransi komersial bersifat sukarela

2. Asuransi sosial bersifat nirlaba atau tidak berorientasi mencari

keuntungan, sedangkan asuransi komersial berorientasi mencari

keuntungan

23
3. Asuransi sosial manfaatnya komprehensif (promotif, preventif, kuratif,

danrehabilitatif) sesuai dengan kebutuhan medis, sedangkan

asuransikomersial manfaatnya terbatas sesuai dengan premi yang

dibayarkan.

2.4 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Badan hukum publik BPJS yang dibentuk berdasarkan Pasal 7 Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS adalah untuk menyelenggarakan

program jaminan sosial. BPJS yang dimaksud meliputi BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan yang berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan,

program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan kematian, program jaminan

pensiun, dan jaminan hari tua (Qomarudin, 2012: 3).

BPJS yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

tentang BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan

terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau

anggota keluarganya. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, BPJS bertugas untuk:

a. melakukan dan atau menerima pendaftaran peserta;

b. memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;

c. menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

d. mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta;

e. mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;

f. membayarkan manfaat dan atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai

dengan ketentuan program jaminan sosial;

g. memberikan informasi mengenai penyelenggara program jaminan sosial

kepada peserta dan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

24
Selanjutnya agar BPJS tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik dan efektif, maka berdasarkan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2011 diberi wewenang untuk:

a. menagih pembayaran iuran;

b. menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan

jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas,

kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

c. melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan

pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;

d. membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar

pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang

ditetapkan oleh Pemerintah;

e. membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;

f. mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang

tidak memenuhi kewajibannya;

g. melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai

ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi

kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

h. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan

program jaminan sosial (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

BPJS Kesehatan saat ini berfungsi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan. Berdasarkan UU No. 24 tahun 2011 ditentukan bahwa BPJS Kesehatan

mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1

Januari 2014 dan pada saat itu pula PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa

25
likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Askes

menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan (BPJS

Kesehatan, 2014).

Dengan bubarnya PT Askes serta beralihnya aset dan liabilitas serta hak

dan kewajiban hukum tersebut, maka menimbulkan akibat hukum sebagai berikut:

a. Kementerian Kesehatan RI tidak lagi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan masyarakat;

b. Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian

Republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program pelayanan

kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu

berkaitan dengan kegiatan operasionalnya yang ditetapkan dengan

Peraturan Presiden;

c. PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan;

d. Semua pegawai PT Askes (Persero) menjadi pegawai BPJS Kesehatan;

e. Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Askes (Persero) telah

dilakukan audit oleh kantor akuntan publik dan Menteri Keuangan

mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan

laporan posisi keuangan pembuka dana jaminan kesehatan.

Kepesertaan BPJS Kesehatan terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni:

Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan Bukan PBI. Dalam kategori Bukan PBI

sendiri meliputi: Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU), dan Bukan Pekerja (PB).

26
2.5 Pelayanan Kesehatan

Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap

upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok dan ataupun masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit

sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan

alat kesehatan, serta pemberian pelayanan.

Menurut Purnomo dalam Triwibowo (2012: 100) menyatakan bahwa

mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan

standarprofesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga

semua kebutuhan pelanggan dan tujuan mencapai derajat kesehatan yang optimal

dapat tercapai. Pelayanan kesehatan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari

berbagai komponen yang saling terkait, saling bergantung dan saling

mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Mutu pelayanan di rumah sakit

adalah produk akhir dari interaksi yang rumit antara berbagai komponen atau

aspek pelayanan.

Pelayanan kesehatan bertujuan untuk menolong sesama umat manusia

harus ditimbang dengan prinsip keselamatan publik sebagai utama. Pemberian

izin (lisensi) kepada lembaga pelayanan kesehatan diberikan setelah kunjungan

inspeksi yang menetapkan apakah telah terpenuhinya standar kesehatan dan

keselamatan. Menurut Parasuraman dalam Triwibowo (2012: 108) ada 2 (dua)

faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan yaitu pelayanan yang

diharapkan (expected services) dan pelayanan yang dirasakan (perceivedservices).

27
Jika pelayanan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan dapatdipersepsikan

pelayanan memuaskan. Apabila pelayanan yang dirasakan melampaui pelayanan

yang diharapkan, maka dapat dipersepsikan sebagai pelayanan ideal, tetapi apabila

pelayanan yang dirasakan lebih rendah dari yang diharapkan maka dapat

dipersepsikan bahwa mutu pelayanan buruk. Dalam upaya meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit dilakukan dengan pendekatan sistem, artinya

memperhatikan proses manajemen mutu sejak input atau struktur, proses dan hasil

(outcome).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang

Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, penyelenggara

pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan (faskes) yang bekerja

sama dengan BPJS Kesehatan berupa faskes tingkat pertama dan faskes rujukan

tingkat lanjutan. Lebih lanjut, dalam Permenkes tersebut menyebutkanfaskes

tingkat pertama dapat berupa: Puskesmas atau yang setara; Praktik Dokter;

Praktik Dokter Gigi; Klinik pratama yang setara; dan Rumah Sakit Kelas D

Pratama atau yang setara. Sementara faskes rujukan tingkat lanjutan berupa:

Klinik Utama atau yang setara; Rumah Sakit Umum; dan Rumah Sakit Khusus

(Permenkes 71/2013 pasal 2).

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang akan dilakukan berdasarkan pada penelitian-penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian-penelitian tersebut

dijadikan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini

28
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Metode Hasil


(Tahun) Penelitian
1 Radian Studi tentang Pelaksanaan Metode Pelaksanaan program
Fathurrozi Program Jaminan kualitatif Jamkesda di Puskesmas
Saputra (2013) Kesehatan Daerah Sidomulyo
(JAMKESDA) di Kec.Samarinda dalam hal
Puskesmas Sidomulyo standar dan sasaran
Kec.Samarinda Ilir Kota kebijakan, sumberdaya,
Samarinda pelayanan sudah baik.
Hanya saja masih terjadi
antrian yang panjang dan
membutuhkan waktu yg
lama untuk menunggu.
2 Merry Martha Kualitas Pelayanan Metode Kualitas pelayanan
Mahayu P Kesehatan Penerima kualitatif kesehatan terhadap
(2013) Jamkesmas di RSUD Ibnu dengan tipe penerima Jamkesmas di
Sina Gresik deskriptif RSUD Ibnu Sina
Kab.Gresik telah cukup
baik dan telah hampir
memenuhi standar dalam
10 indikator kualitas
pelayanan yang diteliti
penulis.
3 Forman N. Respon Masyarakat Penelitian Masyarakat memiliki
Tambunan terhadap Program deskriptif persepsi, sikap, dan
(2013) Jaminan Kesehatan partisipasi yang positif
Masyarakat di Puskesmas terhadap program
Mandala Kec.Medan Jamkesmas.
Tembung Kota Medan
4 Rezki K. Kesiapan Stakeholder Metode Penelitian ini
Gezwar, dalam Pelaksanaan Kualitatif menyimpulkan bahwa
Nurhayani, Program Jaminan kesiapan stakeholder
Balqis (2014) Kesehatan Nasional di dalam pelaksanaan
Kabupaten Gowa program Jaminan
Kesehatan Nasional di
Kab. Gowa, dan fasilitas
kesehatan untuk melayani
masyarakat sejauh ini
belum optimal
dikarenakan sarana
prasarana yang masih
perlu dilengkapi.

29
Penelitian terdahulu ini sangat berguna bagi penulis untuk mengambilatau

menjelaskan lebih lanjut dari sebelumnya yang diteliti. Perbedaan penelitianini dengan

penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitianyaitu terletak pada

lokasi dan objek penelitian yang diamati. Objek penelitian yang diamati oleh Radian

Fathurrozi, Merry Martha Mahayu, dan FormanN. Tambunanadalah Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) / Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), sedangkan dalam penelitian

ini objek penelitian yang diamati yaitu pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

terfokus pada pelaksanaanprogram JKN dari sudut pandang pengguna program tersebut,

yaitu peserta BPJS Kesehatan. Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian

terdahulu adalah sama-sama meneliti dan membahas tentang bagaimana proses

pelaksanaan serta pelayanan program jaminan sosial tersebut di puskesmas-puskesmas

atau Rumah Sakit yang diteliti.

2.7. Faktor Faktor yg berhubungan atau mempengaruhi pengelolaan dana kapitasi

Berdasarkan Permenkes No.21 Tahun 2016 tentang penggunaan dana kapitasi jaminan

kesehatan nasional Untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya Operasional

pada fasilitas kesehatan tingkat pertama Milik pemerintah daerah meliputi sebagai

Berikut :

2.7.1. Jasa Pelayanan Kesehatan, Terdiri dari :

a. Alokasi Dana Kapitasi

30
Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan

dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP

b. Pembagian Jasa Pelayanan

Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel: jenis ketenagaan
dan/atau jabatan; dan Jumlah kehadiran.

c. Jenis Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan

Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan meliputi Pegawai Negeri Sipil,

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan pegawai tidak tetap, yang

ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

jenis ketenagaan dan/atau jabatan meiputi :

 Tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus limapuluh);

 Tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai

100(seratus);

 Tenaga kesehatan paling rendah S1/D4, diberi nilai 80 (delapanpuluh);

 Tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60 (enampuluh);

 Tenaga non kesehatan paling rendah D3, atau asisten tenaga kesehatan,

diberi nilai 50 (lima puluh);dan

 Tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25 (dua puluhlima).

 Tenaga yang merangkap tugas administratif, diberi nilai sebagai

berikut:tambahan nilai 100 (seratus), untuk tenaga yang merangkap

tugas sebagai kepalaFKTP;tambahan nilai 50 (lima puluh), untuk

tenaga yang merangkap tugas sebagai bendahara Dana Kapitasi

JKN;dantambahan nilai 30 (tiga puluh), untuk tenaga yang merangkap

31
tugas sebagai Kepala Tata Usaha atau penanggung jawab

penatausahaankeuangan

 Setiap tenaga yang memiliki masakerja: 5 (lima) tahun sampai dengan

10 (sepuluh) tahun, diberi tambahan nilai 5(lima);11 (sebelas) tahun

sampai dengan 15 (lima belas) tahun, diberi tambahan nilai

10(sepuluh);16 (enam belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh)

tahun, diberi tambahan nilai 15 (limabelas); 21 (dua puluh satu) tahun

sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 20

(dua puluh);dan lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan

nilai 25 (dua puluhlima).

d. Jumlah Kehadiran

Variabel Jumlah kehadiran dinilai dalam perhitungan adalah sebagaiberikut:

 hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 (satu) poin per hari;dan

 terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi

sampai dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 (satu)poin.

 Ketidakhadiran karena sakit dan/atau penugasan kedinasan oleh pejabat

yang berwenang paling banyak 3 (tiga) hari kerja tetap diberikan niai

e. Jumlah Jasa Pelayanan

Jumlah jasa pelayanan yang diterima oleh masing- masing tenaga kesehatan dan

tenaga non kesehatan dihitung dengan menggunakan formula sebagaiberikut:

32
Contoh perhitungan jumlah jasa pelayanan yang diterima oleh masing-masing

tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud) tercantum

dalam Formulir 2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteriini.

2.8 Kerangka teori

Berdasarkan Permenkes 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan dana Kapitasi JKN

BPJS Untuk Jasa Pelayanan di FKTP maka Penelitian ingin mengetahui Hubungan variabel

Jasa Pelayanan Kesehatan, Alokasi dana kapitasi, Pembagian jasa pelayanan Kesehatan dan

Non kesehatan, Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan, Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran

Petugas, Jumlah jasa yang diterima dengan Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas

33
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) , Adapun kerangka Pemikirannya adalah sebagai

berikut:

PROGRAM JKN BPJS

Pelayanan RS, FKTP, Klinik Jumlah Kepersertaan FKTP

Dukungan Operasional
Pengelolaan Dana Kapitasi
JKN –BPJS di FKTP

 Penggunaan dana untuk belanja alat alat


Pengelolaan Jasa Pelayanan
Kesehatan

 Alokasi Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas  Penggunan Belanja obat obatan

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP  Penggunaan dana bahan habis pakai

 Pembagian Jasa Pelayanan Kesehatan Tenaga  Penggunaan dana untuk kegiatan operasional

Kesehatan dan Non Kesehatan kesehatan lainnya.

 Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan Petugas di

FKTP

 Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas

yang ada di FKTP


Keterangan :
 Jumlah jasa yang diterima. ______________: Area di teliti
…………………..: Area tidak di teliti

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep.

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu dengan lainnya, variabel

34
dibedakan menjadi dua, yaitu variabel tergantung, akibat, pengaruh atau variabel dependen

(Pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), dan

variabel bebas, sebab, mempengaruhi atau variabel independen (Alokasi dana kapitasi,

Pembagian jasa pelayanan Kesehatan dan Non kesehatan, Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan,

Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas FKTP, Jumlah jasa yang diterima).Kerangka

konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1
Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen


Alokasi dana kapitasi

Pembagian Jasa layanan

Pengelolaan dana kapitasi JKN –


BPJS pada Fasilitas Kesehatan
Jumlah jenis ketenagaan Tingkat Pertama (FKTP)

Jumlah Kehadiran Petugas


FKTP

Jumlah Jasa yang diterima

3.2 Variabel dan definisi operasional.

Tabel 3.1
Definisi Operasional

35
No Keterangan Pengertian Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Ukur
1. Pengelolaan Tata cara Memberikan Kuesioner 1. Baik : Jika Ordinal
dana kapitasi penganggaran, kuesioner responden
JKN-BPJS pelaksanaan, mendapat
penatausahaan, dan skor > 75%
pertanggung jawaban 2. Kurang :
dana kapitasi yang Jika
diterima oleh FKTP responden
dari BPJS Kesehatan. mendapat
(Pasal 1 angka 5 skor < 75%
Perpres 32 tahun 2004) (Budiman,2013)
2 Alokasi Dana Pengelolaan dan Memberikan Kuesioner 1. Baik : Jika Ordinal
Kapitasi Pemanfaatan dana yang kuesioner responden
didapat dari mendapat
Pembayaran Perbulan skor > 75%
yang di bayar dimuka 2. Kurang : Jika
oleh BPJS kepada responden
FKTP berdasarkan mendapat
jumlah peserta yang skor < 75%
terdaftar tanpa (Budiman,2013)
memperhitungkan jenis
dan jumlah pelayanan .
kesehatan yang
diberikan.
3. Pembagian Jasa Suatu metode/ cara Memberikan Kuesioner 1. Baik : Jika Ordinal
layanan pemanfaatan dan kuesioner responden
pembagian komponen mendapat
jasa pelayanan kepada skor > 75%
Petugas FKTP dalam 2. Kurang : Jika
bentuk insentif yang di responden
dapat dari dana mendapat
Pembayaran Perbulan skor < 75%
oleh BPJS kepada (Budiman,2013)
FKTP berdasarkan
kriteria jenis .
ketenagaan/jabatan dan
jumlah kehadiran
dalam satu bulan.

4. Jumlah Jenis Jumlah jenis profesi Memberikan Kuesioner 1. Baik : Jika Ordinal
Ketenagaan yang di atur proses kuesioner responden
mobilisasi potensi, mendapat
Proses motivasi dan skor > 75%
pengembangan sumber 2. Kurang : Jika
daya manusia dalam responden
memenuhi kepuasaan mendapat
untuk tercapainya skor < 75%
tujuan individu, (Budiman,2013)
organisasi dimana ia
bekerja. .

36
No Keterangan Pengertian Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Ukur
5 Jumlah Pencatatan jam hadir Memberikan Kuesioner 1. Baik : Jika Ordinal
Kehadiran berdasarkan absensi kuesioner responden
Petugas FKTP kehadiran yang mendapat
dilakukan oleh pada skor > 75%
setiap pegawai atau 2. Kurang : Jika
pekerja yang dapat responden
mempengaruhi gaji mendapat
bersih atau take home skor < 75%
pay yang diterima (Budiman,2013)
pegawai atau pekerja
setiap bulannya .

6 Jumlah Jasa Jumlah pendapatan Memberikan Kuesioner 1. Baik : Jika Ordinal


yang diterima yang dihitung menurut kuesioner responden
jumlah balas jasa yang mendapat
diterima setelah skor > 75%
melakukan pelayanan 2. Kurang : Jika
setiap bulan responden
berdasarkan Formula mendapat
perhitungan yang telah skor < 75%
ditetapkan dalam (Budiman,2013)
Peraturan.
.

3.3 Hipotesis.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis Mayor

Ada Hubungan Variabel Alokasi dana kapitasi, Pembagian jasa pelayanan, Jumlah

Jenis Ketenagaan, Jumlah Kehadiran, Jumlah jasa yang diterima dengan Pengelolaan

dana kapitasi JKN-BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara

Simultan.

37
Hipotesis Minor

1. Ada Hubungan Alokasi dana kapitasi dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS

pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara parsial

2. Ada Hubungan Pembagian jasa pelayanan dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-

BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara parsial

3. Ada Hubungan Jumlah jenis Ketenagaan dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-

BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara parsial

4. Ada Hubungan Jumlah kehadiran Petugas dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-

BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara parsial

5. Ada Hubungan Jumlah jasa yang diterima dengan pengelolaan dana Kapitasi JKN-

BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) secara par

38
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian.

Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan secara kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional.

Metode analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana fenomena

kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara

fenomena faktor Pengelolaan jasa pelayanan meliputi (Alokasi dana kapitasi,

Pembagian jasa pelayanan Kesehatan dan Non kesehatan, Jumlah Jenis

Ketenagaan/Jabatan, Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas, Jumlah

jasa yang diterima) dengan faktor Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Sedangkan pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(point time approach).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Lokasi Penelitian ini direncanakan di Puskesmas 23 Ilir Palembang. Dan

Waktu penelitian dilaksanakan dalam 1 semester atau kurang lebih 6 bulan.

39
4.3 Populasi dan Sampel.

4.3.1 Populasi.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.

Populasi pada penelitian ini adalah semua Pegawai Puskesmas Dua Puluh Tiga

Ilir Yang berjumlah sebnyak 46 Orang.

4.3.2 Sampel.

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode pengambilan sampel yaitu Total Sampling atau

mengambil keseluruhan objek sampel yang akan diteliti, Jumlah Sampel dalam

penelitian ini adalah Pegawai di Puskesmas 23 Ilir Palembang berjumlah 46

Orang.

4.4 Pengumpulan Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Peneliti menggunakan instrumen peneliti berupa kusesioner untuk

mendapatkan data primer yang dibutuhkan.

4.5 Pengolahan Data.

Kemudian data yang telah diperoleh akan diolahkan melalui beberapa

tahap sebagai berikit:

a. Editing data.

Yaitu peneliti memeriksa kembali data-data yang diperoleh dari kuesioner

yang telah dikumpulkan apakah ada kesalahan atau tidak.

40
b. Coding data.

Yaitu memberikan kode nomor jawaban pada kuesioner yang telah peneliti

kumpulkan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data.

c. Tabulating

Menghitung dan metabulasi data yang diperoleh setelah melakukan

penghitungan dari kuesioner yang ada secara manual.

d. Cleaning data.

Melakukan pengecekan kembali, bila ada kesalahan dalam penjumlahan

atau penghitungan dari setiap aitem kuesioner.

e. Entry data.

Memasukan data yang telah dijumlahkan dari setiap aitem masing-masing

kuesioner ke komputer untuk keperluan analisa.

f. Describing

Mengambarkan atau menerangkan data yang telah selesai diolah komputer

dan selanjutnya diinterprestasikan dalam tabel-tabel.

4.6 Analisis Data.

Untuk melakukan pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan

cara disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabulasi dan perhitungan-

perhitungan statistik dan data dianalisis univariat, bivariat dan multivariat secara

komputerisasi.

41
4.6.1 Analisa Data Univariat.

Analisa yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel

independen dan dependen dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisa ini

hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

yaitu variabel independen (Alokasi dana kapitasi, Pembagian jasa pelayanan

Kesehatan dan Non kesehatan, Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan, Jumlah

Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas, Jumlah jasa yang diterima) dan

variabel dependen (Pengelolaan dana kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP)) yang dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi.

4.6.2 Analisa Data Bivariat.

Analisa bivariat adalah analisa data untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen yang dianalisis dengan uji chi-

square (x2) dengan taraf signifikan (α) = 0,05.

1) Jika p value kurang dari atau sama dengan nilai α adalah (0,05). Maka ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2) Jika p value lebih dari nilai α (0,05). Maka tidak ada hubungan bermakna

(Signifikan) antara variabel independen dengan variabel dependen.

42
4.6.3 Analisa Multivariat.

Analisis multivariat merupakan tekhnik analisis pengembangan dari

bivariat. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh hubungan antara

semua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat dilakukan

analisis multivariate dengan uji statistic regresi logistik. Analisis multivariat

dilakukan dengan memasukkan variabel bebas dan berpengaruh secara bersama-

sama melalui beberapa kali analisis multivariate dengan mencari nilai

signifikansi (p) terkecil p kurang dari 0,05 dan nilai exp(b) terbesar lebih dari

2,00. Langkah-langkah persyaratan yang harus diperhatikan dalam analisis

multivariat regresi logistik sebagai berikut :

1) Menentukan variabel bebas yang mempunyai nilai p value kurang dari 0,05

dalam uji hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan

menggunakan chi square test (Continuity Correction).

2) Variabel bebas yang masuk dalam kriteria a atau p kurang dari 0,05,

selanjutnya dimasukkan dalam model regresi logistic bivariate dengan p

kurang dari 0,25.

3) Variabel bebas yang masuk dalam kriteria b diatas kemudian di masukkan

ke dalam regresi logistik multivariat.

43
4) Di dalam menentukan model yang cocok dilakukan dengan melihat nilai

dari Wald Statistik dan nilai p value kurang dari 0,05 untuk masing –

masing variabel bebas. Untuk variabel bebas yang tidak cocok (p lebih dari

0,05) tetapi mempunyai arti teoritis penting, maka tidak dikeluarkan akan

tetapi dilakukan analisis.

44
BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

5.1.1 Lokasi

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Ilir merupakan salah satu Puskesmas

yang terletak di Kecamatan Bukit Kecil yang terletak di Jalan Datuk M.

Akib No. 100. Didirikan pada tahun 1984 (Proyek Inpres) dan sudah di

renovasi pada tahun 2006 dan Pada tahun 2017 Puskesmas Dua Puluh Tiga

Ilir Ilir Palembang mengalami renovasi kembali. Secara Geografis Puskesmas

Dua Puluh Tiga Ilir memiliki luas wilayah 6043 KM dengan Batasan

Wilayah Yaitu :

- Utara : Kelurahan 20 Ilir

- Selatan: Kelurahan 22 Ilir

- Timur : Kelurahan 18 Ilir

- Barat : Kelurahan 26 Ilir

Saat ini Puskesmas Dua Puluh Tiga ilir mempunyai 2 (dua) wilayah

kerja yang terdiri dari Kelurahan 23 Ilir dan Kelurahan 24 Ilir. Sebagian besar

penduduk bermukim di Rumah susun yaitu 8 Blok wilayah 23 Ilir dan 44

Blok wilayah 24 Ilir.

45
5.1.2 Visi dan Misi

Visi : Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di

wilayah kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

Misi :

- meningkatkan kemitraan pada semua pihak

- meningkatkan profesionalisme seluruh petugas Puskesmas

- Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima

- Memasyarakatkan Paradigma Sehat dan memberdayakan

Masyarakat / Keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang

ada.

5.1.3 Penduduk

Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Palembang berdasarkan data BPS Kota Palembang adalah 16.626 jiwa terdiri

dari penduduk laki-laki 8.140 jiwa dan penduduk perempuan 8.486 Jiwa.

Berdasarkan Wilayah kerja Puskesmas Dua puluh Tiga Ilir penduduk

yang berada di kelurahan 23 ilir dan 24 ilir adalah Sebagai berikut :

Kelurahan 23 Ilir Kelurahan 24 Ilir

Laki-laki : 1.370 Jiwa Laki-laki : 6.770

Perempuan : 1.682 Jiwa Perempuan : 6.804

Total : 3.052 Jiwa Total : 13.574 Jiwa

46
5.2 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap-tiap variabel baik variabel dependen (Pengelolaan dana

kapitasi JKN-BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan variabel

independen (Alokasi dana kapitasi, Pembagian jasa pelayanan Kesehatan dan Non

kesehatan, Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan, Jumlah Kehadiran dan

Ketidakhadiran Petugas FKTP, Jumlah jasa yang diterima).

47
5.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Kepegawaian

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini status

kepegawaian di kategorikan menjadi tiga yaitu PNS, NON PNSD, dan NON

PNSD BLUD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Kepegawaian
Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Status Kepegawaian Jumlah Persentase


(n) (%)
1 PNS 25 54,3
2 NON PNSD 12 26,1
3 NON PNSD BLUD 9 19,6
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.1 diatas terlihat bahwa dari 46 responden paling banyak

responden yang PNS yaitu 25 orang (54,3%) dan paling sedikit responden

yang NON PNSD BLUD yaitu 9 orang (19,6%).

48
5.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini jenis

kelamin di kategorikan menjadi dua yaitu Laki-laki dan Perempuan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


(n) (%)
1 Laki-laki 8 17,4
2 Perempuan 38 82,6
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.2 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang perempuan yaitu 38 orang (82,6%) di bandingkan dengan

responden yang laki-laki yaitu8 orang (17,4%).

49
5.2.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

pendidikan di kategorikan menjadi empat yaitu SMA, D3, S1/D4 dan S2.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan
Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Status Kepegawaian Jumlah Persentase


(n) (%)
1 SMA 4 8,7
2 D3 28 60,9
3 S1/D4 11 23,9
4 S2 3 6,5
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.1 diatas terlihat bahwa dari 46 responden paling banyak

responden yang D3 yaitu 28 orang (60,9%) dan paling sedikit responden

yang S2 yaitu3 orang (6,5%).

50
5.2.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pengelolaaan

Dana Kapitasi JKN-BPJS

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS di kategorikan menjadi dua yaitu

kurang dan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut :

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pengelolaan
Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang
Tahun 2020

No Pengelolaan Dana Jumlah Persentase


Kapitasi JKN-BPJS (n) (%)
1 Kurang 5 10,9
2 Baik 41 89,1
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.4 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang baik pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS nya yaitu 41 orang

(89,1%) di bandingkan dengan responden yang kurangpengelolaan dana

kapitasi JKN-BPJS nya yaitu5 orang (10,9%).

51
5.2.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Alokasi Dana

Kapitasi

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini Alokasi

Dana Kapitasi di kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut :

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Alokasi Dana
Kapitasi Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Alokasi Dana Jumlah Persentase


Kapitasi (n) (%)
1 Kurang 3 6,5
2 Baik 43 93,5
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.5 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang baik Alokasi Dana Kapitasinya yaitu 43 orang (93,5%) di

bandingkan dengan responden yang kurangAlokasi Dana Kapitasinya yaitu3

orang (6,5%).

52
5.2.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pembagian

Jasa Layanan

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

Pembagian Jasa Layanan di kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut :

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pembagian
Jasa Layanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Pembagian Jasa Jumlah Persentase


Layanan (n) (%)
1 Kurang 4 8,7
2 Baik 42 91,3
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.6 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang baik Pembagian Jasa Layanannya yaitu 42 orang (91,3%) di

bandingkan dengan responden yang kurangPembagian Jasa Layanannya

yaitu4 orang (8,7%).

53
5.2.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah Jenis

Ketenagaan

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini Jumlah

Jenis Ketenagaan di kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut :

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah Jenis
Ketenagaan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Jumlah Jenis Jumlah Persentase


Ketenagaan (n) (%)
1 Kurang 4 8,7
2 Baik 42 91,3
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.7 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang baik Jumlah Jenis Ketenagaannya yaitu 42 orang (91,3%) di

bandingkan dengan responden yang kurangJumlah Jenis Ketenagaannya

yaitu4 orang (8,7%).

54
5.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah

Kehadiran Petugas FKTP

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini Jumlah

Kehadiran Petugas FKTP di kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut :

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah
Kehadiran Petugas FKTP Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang
Tahun 2020

No Jumlah Kehadiran Jumlah Persentase


Petugas FKTP (n) (%)
1 Kurang 5 10,9
2 Baik 41 89,1
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.8 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang baik Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya yaitu 41 orang

(89,1%) di bandingkan dengan responden yang kurangJumlah Kehadiran

Petugas FKTP nya yaitu5 orang (10,9%).

55
5.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah Jasa

yang Diterima

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini Jumlah

Jasa yang diterima di kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut :

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Jumlah Jasa
yang Diterima Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Jumlah Jasa yang Jumlah Persentase


Diterima (n) (%)
1 Kurang 6 13,0
2 Baik 40 87,0
Jumlah 46 100

Dari tabel 5.9 diatas terlihat bahwa dari 46 responden lebih banyak

responden yang baik Jumlah Jasa yang diterimanya yaitu 40 orang (87,0%) di

bandingkan dengan responden yang kurangJumlah Jasa yang diterimanya

yaitu6 orang (13,0%).

56
5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan kemaknaan antara

variabel dependen (Pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama) dengan variabel independen (Alokasi dana kapitasi, Pembagian

jasa pelayanan Kesehatan dan Non kesehatan, Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan,

Jumlah Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas FKTP, Jumlah jasa yang

diterima)dengan melakukan uji statistik Chi Squaredengan menggunakan sistem

komputerisasi dengan program SPSS dan tingkat kemaknaan pada α (0,05).

57
5.3.1 Hubungan Alokasi Dana Kapitasi dengan Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

variabel Alokasi Dana Kapitasi di kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan

baik. Kemudian Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJSdi kategorikan

menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.10 beriku

Tabel 5.10
Hubungan Alokasi Dana Kapitasi dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-
BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua
Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Alokasi Dana Pengelolaan Dana Total p Value OR


95% CI
Kapitasi Kapitasi JKN-BPJS
Kurang Baik
n % n % N %
1 Kurang 3 100 0 0 3 100 0,001 21,500
2 Baik 2 4,7 41 95,3 43 100 (5,555-83,208)
Jumlah 5 10,9 41 89,1 46 100

Hasil analisis hubungan antara Alokasi Dana Kapitasi dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi responden

yang berpendapat kurang Alokasi Dana Kapitasinya lebih besar pada

responden yang kurang

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya (100%) di bandingkan

dengan responden yang berpendapat baik Alokasi Dana Kapitasinya (4,7%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001, lebih kecil dari alfa 0,05 artinya

ada hubungan yang signifikan antara Alokasi Dana Kapitasi dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020.

58
Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 21,500 (95% CI : 5,555-83,208)

artinya responden yang berpendapat kurang Alokasi Dana Kapitasinya

mempunyai kecenderungan 21,500 kali kurang Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Alokasi Dana Kapitasinya.

5.3.2 Hubungan Pembagian Jasa Layanan dengan Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

59
Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

variabel Pembagian Jasa Layanan di kategorikan menjadi dua yaitu kurang

dan baik. Kemudian Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJSdi kategorikan

menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.11 berikut:

Tabel 5.11
Hubungan Pembagian Jasa Layanan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi
JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Pembagian Pengelolaan Dana Total p Value OR


95% CI
Jasa Layanan Kapitasi JKN-BPJS
Kurang Baik
n % n % N %
1 Kurang 3 75,0 1 25,0 4 100 0,003 60,000
2 Baik 2 4,8 40 95,2 42 100 (4,148-
Jumlah 5 10,9 41 89,1 46 100 867,991)

Hasil analisis hubungan antara Pembagian Jasa Layanan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi responden

yang berpendapat kurang Pembagian Jasa Layanannya lebih besar pada

responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya (75,0%)

di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik Pembagian Jasa

Layanannya (4,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003, lebih kecil

dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara Pembagian Jasa

Layanan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Palembang Tahun 2020. Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 60,000 (95%

CI : 4,148-867,991) artinya responden yang berpendapat kurang Pembagian

Jasa Layanannya mempunyai kecenderungan 60,000 kali kurang

60
Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden

yang berpendapat baik Pembagian Jasa Layanannya.

5.3.3 Hubungan Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

variabel Jumlah Jenis Ketenagaan di kategorikan menjadi dua yaitu kurang

dan baik. Kemudian Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJSdi kategorikan

61
menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.12 berikut:

Tabel 5.12
Hubungan Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi
JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Jumlah Jenis Pengelolaan Dana Total p Value OR


95% CI
Ketenagaan Kapitasi JKN-BPJS
Kurang Baik
n % n % N %
1 Kurang 3 75,0 1 25,0 4 100 0,003 60,000
2 Baik 2 4,8 40 95,2 42 100 (4,148-
Jumlah 5 10,9 41 89,1 46 100 867,991)

Hasil analisis hubungan antara Jumlah Jenis Ketenagaan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi responden

yang berpendapat kurang Jumlah Jenis Ketenagaannya lebih besar pada

responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya (75,0%)

di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik Jumlah Jenis

Ketenagaannya (4,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003, lebih

kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Jenis

Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Palembang Tahun 2020.

Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 60,000 (95% CI : 4,148-

867,991) artinya responden yang berpendapat kurang Jumlah Jenis

Ketenagaannya mempunyai kecenderungan 60,000 kali kurang Pengelolaan

Dana Kapitasi JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden yang

berpendapat baik Jumlah Jenis Ketenagaannya.

62
5.3.4 Hubungan Jumlah Kehadiran Petugas FKTP dengan Pengelolaan

Dana Kapitasi JKN-BPJS

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

variabel Jumlah Kehadiran Petugas FKTP di kategorikan menjadi dua yaitu

kurang dan baik. Kemudian Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJSdi

kategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 5.13 berikut:

63
Tabel 5.13
Hubungan Jumlah Kehadiran Petugas FKTP dengan Pengelolaan Dana
Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Jumlah Pengelolaan Dana Total p Value OR


95% CI
Kehadiran Kapitasi JKN-BPJS
Kurang Baik
Petugas
n % n % N %
FKTP
1 Kurang 3 60,0 2 40,0 5 100 0,006 29,250
2 Baik 2 4,9 39 95,1 41 100 (2,977-
Jumlah 5 10,9 41 89,1 46 100 287,352)

Hasil analisis hubungan antara Jumlah Kehadiran Petugas FKTP

dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya

lebih besar pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-

BPJS nya (60,0%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya (4,9%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,006, lebih kecil dari alfa 0,05

artinya ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Kehadiran Petugas

FKTP dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir

Palembang Tahun 2020. Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 29,250 (95%

CI : 2,977-287,352) artinya responden yang berpendapat kurang Jumlah

Kehadiran Petugas FKTP nya mempunyai kecenderungan 29,250 kali kurang

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden

yang berpendapat baik Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya.

64
5.3.5 Hubungan Jumlah Jasa yang Diterima dengan Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

Penelitian ini dilakukan pada 46 responden. Pada penelitian ini

variabel Jumlah Jasa yang Diterima di kategorikan menjadi dua yaitu kurang

dan baik. Kemudian Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJSdi kategorikan

menjadi dua yaitu kurang dan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.14 berikut:

Tabel 5.14

65
Hubungan Jumlah Jasa yang Diterima dengan Pengelolaan Dana Kapitasi
JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020

No Jumlah Jasa Pengelolaan Dana Total p Value OR


95% CI
yang Diterima Kapitasi JKN-BPJS
Kurang Baik
n % n % N %
1 Kurang 3 50,0 3 50,0 6 100 0,012 19,000
2 Baik 2 5,0 38 95,0 40 100 (2,234-
Jumlah 5 10,9 41 89,1 46 100 161,610)

Hasil analisis hubungan antara Jumlah Jasa yang Diterima dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Jumlah Jasa yang Diterimanya lebih

besar pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

nya (50,0%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Jumlah Jasa yang Diterimanya (5,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,012, lebih kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan

antara Jumlah Jasa yang Diterima dengan Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020. Dari analisis

diperoleh pula nilai OR : 19,000 (95% CI : 2,234-161,610) artinya

responden yang berpendapat kurang Jumlah Jasa yang Diterimanya

mempunyai kecenderungan19,000 kali kurang Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Jumlah Jasa yang Diterimanya.

66
5.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor Risiko

yang paling dominan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Analisa multivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan model terbaik dalam menentukan faktor penentu terhadap

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS. Langkah –langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

67
5.4.1 Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

Pemilihan variabel kandidat dilakukan melalui analisis bivariat. Hasil

uji bivariat yang mempunyai nilai p ≤ 0,25 maka variabel tersebut dapat

masuk ke dalam model multivariat, sedangkan variabel yang mempunyai

nilai p > 0,25 tidak di ikutsertakan dalam analisis multivariat. Dalam

penelitian ini ada 5 variabel independent yang masuk dalam analisis

68
multivariat yaitu, Alokasi dana kapitasi, Pembagian jasa pelayanan

Kesehatan dan Non kesehatan, Jumlah Jenis Ketenagaan/Jabatan, Jumlah

Kehadiran dan Ketidakhadiran Petugas FKTP, Jumlah jasa yang diterima

seperti pada tabel 5.15 berikut ini :

Tabel 5.15
Variabel Independent yang Masuk Kandidat Model Multivariat

No Faktor Berpengaruh Terhadap Pengelolaan Log- G P


Dana Kapitasi JKN-BPJS Likelihood Value
1 Alokasi Dana Kapitasi 16,178 15,450 0,000
2 Pembagian Jasa Layanan 20,580 11,048 0,001
3 Jumlah Jenis Ketenagaan 20,580 11,048 0,001
4 Jumlah Kehadiran Petugas FKTP 22,713 8,915 0,003
5 Jumlah Jasa yang Diterima 24,199 7,429 0,006

5.4.2 Pembuatan Model Faktor Penentu TerhadapPengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

Untuk membuat model faktor penentu terhadap Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJSdi lakukan dengan seleksi variabel Backward Stepwise

Selection (analisis regresi logistic dengan cara seleksi mundur) satu persatu

variabel yang memiliki nilai p>0,05 yang terbesar dikeluarkan dari model,

69
dimana setiap pengeluran 1 variabel akan di dapatkan model yang baru dan

seterusnya sehingga di peroleh model akhir (Hastono,2001).

Tabel 5.16
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Pertama Antara 5
Variabel Independent dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020

Model Pertama
Variabel B P OR 95 % CI
Value
Alokasi Dana Kapitasi 2,610E+1
42,406 0,999 0,000- -
8
Pembagian Jasa Layanan 0,000 1,000 1,000 0,000- -
Jumlah Jenis Ketenagaan 0,000 1,000 1,000 0,000- -
Jumlah Kehadiran Petugas FKTP 0,000 1,000 1,000 0,000- -
Jumlah Jasa yang Diterima -18,258 1,000 0,000 0,000- -
Constant -45,350 0,999 0,000
-2 Log-Likelihood = 15,881 G = 15,747 p value : 0,003

Pada model pertama, variabel jumlah jenis ketenagaan mempunyai

nilai p paling besar yaitu 1,000 sehingga variabel jumlah jenis ketenagaan di

keluarkan dari model seperti terlihat pada tabel 5.17 berikut ini :

Tabel 5.17
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Kedua Antara 4 Variabel
Independent dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang Tahun 2020

70
Model Kedua
Variabel B P OR 95 % CI
Value
Alokasi Dana Kapitasi 42,406 0,999 2,610E+18 0,000- -
Pembagian Jasa Layanan 0,000 1,000 1,000 0,000- -
Jumlah Kehadiran Petugas FKTP 0,000 1,000 1,000 0,000- -
Jumlah Jasa yang Diterima -18,258 1,000 0,000 0,000- -
Constant -45,350 0,999 0,000
-2 Log-Likelihood = 15,881 G = 15,747 p value : 0,003

Pada model kedua, variabel pembagian jasa layanan mempunyai nilai

p paling besar yaitu 1,000 sehingga variabel pembagian jasa layanan di

keluarkan dari model seperti terlihat pada tabel 5.18 berikut ini :

Tabel 5.18
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model KetigaAntara 3 Variabel
Independent dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir
Palembang Tahun 2020

Model Ketiga

71
Variabel B P OR 95 % CI
Value
Alokasi Dana Kapitasi 42,406 0,999 2,610E+18 0,000- -
Jumlah Kehadiran Petugas FKTP 0,000 1,000 1,000 0,000- -
Jumlah Jasa yang Diterima -18,258 1,000 0,000 0,000- -
Constant -45,350 0,999 0,000
2 Log-Likelihood = 15,881 G = 15,747 p value : 0,001

Pada model ketiga, variabel jumlah kehadiran petugas FKTP

mempunyai nilai p paling besar yaitu 1,000 sehingga variabel jumlah

kehadiran petugas FKTP di keluarkan dari model seperti terlihat pada tabel

5.19 berikut ini :

Tabel 5.19
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Keempat antara 2
Variabel Independent dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020

Model Keempat

72
Variabel B P OR 95 % CI
Value
Alokasi Dana Kapitasi 42,406 0,999 2610E+18 0,000- -
Jumlah Jasa yang Diterima -18,258 0,999 0,000 0,000- -
Constant -45,350 0,999 0,000
2 Log-Likelihood = 15,881 G = 15,747 p value : 0,000

Pada model keempat, variabel jumlah jassa yang diterima mempunyai

nilai p paling besar yaitu 0,999 sehingga variabel jumlah jasa yang diterima

di keluarkan dari model seperti terlihat pada tabel 5.20berikut ini :

Tabel 5.20
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Keempat antara 1
Variabel Independent dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir Palembang Tahun 2020

Model Kelima
Variabel B P OR 95 % CI
Value
Alokasi Dana Kapitasi 24,223 0,048 3,312 1,010-9,945

73
Constant -45,426 0,048 0,000
-2 Log-Likelihood = 16,178 G = 15,450 p value : 0,000

Dari hasil analisis regresi logistic pada model 5 atau model akhir (fit

model) didapat 1 variabel yang bermakna secara statistik hubunganya dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS. Variabel tersebut adalah variabel

“Alokasi Dana Kapitasi” Dari model 5 ternyata variabel yang paling besar

pengaruhnya terhadap Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS adalah variabel

“Alokasi Dana Kapitasi” OR : 3,312 (95 % CI : 1,010-9,945) p = 0,048.

BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Hubungan Alokasi Dana Kapitasi dengan Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS

Hasil analisis hubungan antara Alokasi Dana Kapitasi dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Alokasi Dana Kapitasinya lebih besar

pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya

(100%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik Alokasi

74
Dana Kapitasinya (4,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001, lebih

kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara Alokasi

Dana Kapitasi dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh

Tiga Ilir Palembang Tahun 2020. Dari analisis diperoleh pula nilai OR :

21,500 (95% CI : 5,555-83,208) artinya responden yang berpendapat

kurang Alokasi Dana Kapitasinyamempunyai kecenderungan21,500 kali

kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya dibandingkan dengan

responden yang berpendapat baik Alokasi Dana Kapitasinya.

Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan

dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanankesehatan bagi tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada

FKTP. Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya

operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk biaya obat, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta biaya operasional pelayanan

kesehatan lainnya. Alokasi dana Kapitasi sangat berkaitan erat dengan

bagaimana pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS yang didapatkan.

75
Semakin baik pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS maka alokasi dana

kapitasinyapun akan semakin baik dan sesuai dengan keperluan pelayanan

keseahatannya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelian Widaty (2017), bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara alokasi dana kapitasi yang

dimiliki puskesmas dengan implementasi pengelolaan dana kapitasi JKN-

BPJS. Penelitian yang dilakukan Utami (2016) juga mendapatkan hasil

yang sama, bahwa untuk mencapai tujuan yang dimaksud dalam sebuah

pengelolaan, maka pelayanan kesehatan termasuk puskesmas harus

mempunyai rancangan alokasi dana Kapitasi yang menjadi pedoman

pegawai dalam melakukan pekerjaannya sehingga meminimalisasi

kesalahan dan kekeliruan yang akan terjadi. Selain itu, setiap kebijakan

rancangan alokasi dana Kapitasi harus mempunyai standar yang jelas dan

terukur dengan demikian tujuan dapat diwujudkan. Bila mana standar

tidak jelas, akan menimbulkan multi intepretasi yang berdampak

munculnya kesalapahaman dan konflik diantara para pelaksana

implementasi kebijakan tersebut (Wardani, 2018).

6.2 Hubungan Pembagian Jasa Layanan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS

Hasil analisis hubungan antara Pembagian Jasa Layanan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Pembagian Jasa Layanannya lebih

besar pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

76
nya (75,0%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Pembagian Jasa Layanannya (4,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,003, lebih kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan

antara Pembagian Jasa Layanan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-

BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas

Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020.

Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 60,000 (95% CI : 4,148-

867,991) artinya responden yang berpendapat kurang Pembagian Jasa

Layanannyamempunyai kecenderungan60,000 kali kurang Pengelolaan

Dana Kapitasi JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden yang

berpendapat baik Pembagian Jasa Layanannya.

Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan

tenaga non kesehatan ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel:

jenis ketenagaan dan/atau jabatan; dan Jumlah kehadiran. Pembagian jasa

layanan berpengaruh dengan pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS dilihat

dari segi jenis tenaga kesehatan yang memberikan jasa pelayanan

kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

seharusnya akan lebih baik dibandingkan dengan jasa pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh tenaga non kesehatan. Dana yang digunakan juga akan

semakin besar bila jasa pelayanan kesehatan dilakukan oleh tenaga

kesehatan. Hal ini lah yang akan mempengaruhi pengelolaan dana

Kapitasi.

77
Implementasi kebijakan pengelolaan dana kapitasi yang belum

optimal juga disebabkan karena keterbatasan sumber daya manusia yang

ada, keterbatasan sumber daya manusia yang ada akan membatasi

pembagian jasa layanan yang diberikan (Widaty, 2017). Pada penelitian

ini diketahui bahwa staf yang terlibat kurang dan tidak kompeten, serta

staf yang terlibat tidak pernah mendapatkan pelatihan. Jumlah staf yang

tidak sesuai tersebut tentunya akan mengakibatkan salah satu staf

mempunyai tugas rangkap sehingga berdampak pada penurunan kinerja

staf tersebut, karena staf tidak fokus dalam melaksanakan tugasnya

(Pratono, 2012). Rahma et al (2015) menjelaskan bahwa staf yang

memiliki beban kerja yang berlebihan dapat memicu stres kerja sehingga

dapat menimbulkan konsekuensi tertentu yang nantinya berdampak pada

pekerjaan mereka.

Apabila hal ini terjadi akan berdampak pada perilaku, psikologis

dan fisiologis sehingga produktifitas dan kualitas kerja menurun, peluang

untuk berbuat kesalahan semakin besar, kurang perhatian terhadap hal-hal

yang detail, serta sulit berkonsentrasi.

6.3 Hubungan Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS

78
Hasil analisis hubungan antara Jumlah Jenis Ketenagaan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Jumlah Jenis Ketenagaannya lebih

besar pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

nya (75,0%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Jumlah Jenis Ketenagaannya (4,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,003, lebih kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan

antara Jumlah Jenis Ketenagaan dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-

BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas

Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020. Dari analisis diperoleh pula

nilai OR : 60,000 (95% CI : 4,148-867,991) artinya responden yang

berpendapat kurang Jumlah Jenis Ketenagaannya mempunyai

kecenderungan60,000 kali kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

nya dibandingkan dengan responden yang berpendapat baik Jumlah Jenis

Ketenagaannya.

Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan meliputi Pegawai

Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan pegawai

tidak tetap, yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Jumlah jenis ketenagaan disini membahas tentang tenaga yang

memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini masih berkaitan dengan tenaga

kesehatan atau tenaga non kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan. Selain itu jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan akan

mempengaruhi pengelolaan dana kapitasi.

79
Penelitian Budiman (2018) di Puskesmas Kota Palembang

menyebutkan jenis dan jumlah SDM di sebagian puskesmas masih belum

memenuhi kebutuhan. Apalagi di era JKN kini, beban kerja tenaga

kesehatan yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

permintaan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Jenis dan jumlah

ternaga kerja ini mempengaruhi pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Lestari (2017) menyebutkan bahwa pengelolaan dana kapitasi di

puskesmas dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan SDM diintegrasikan

dengan kegiatan progam yang ada di Puskesmas.

80
6.4 Hubungan Jumlah Kehadiran Petugas FKTP dengan Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

Hasil analisis hubungan antara Jumlah Kehadiran Petugas FKTP

dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya

lebih besar pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-

BPJS nya (60,0%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat

baik Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya (4,9%). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,006, lebih kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan

yang signifikan antara Jumlah Kehadiran Petugas FKTP dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun

2020. Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 29,250 (95% CI : 2,977-

287,352) artinya responden yang berpendapat kurang Jumlah Kehadiran

Petugas FKTP nya mempunyai kecenderungan29,250 kali kurang

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS nya dibandingkan dengan

responden yang berpendapat baik Jumlah Kehadiran Petugas FKTP nya.

Jumlah kehadiran petugas FKTP mempengaruhi pengelolaan dana

Kapitasi, semakin seringnya petugas FKTP hadir kerja maka waktu yang

digunakan untuk mengelolaan dana Kapitasi semakin banyak dan

seharusnya semakin baik pengelolaan dana Kapitasi yang dilakukan.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Lestari (2017) menyebutkan bahwa kebijakam pengelolaan

81
dana kapitasi di puskesmas dipengaruhi oleh jumlah kehadiran SDM

diintegrasikan dengan jumlah SDM yang ada di Puskesmas. Penelitian

Budiman (2018) di Puskesmas Kota Palembang menyebutkan jumlah

kehadiran SDM di sebagian puskesmas masih belum memenuhi

kebutuhan. Apalagi di era JKN kini, beban kerja tenaga kesehatan yang

semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat

terhadap layanan kesehatan.

Salah satu persyaratan berjalannya suatu organisasi ialah jumlah

kehadiran SDM pada saat jam kerja berlangsung (Utami, 2016).

Implementasi kebijakan pengelolaan dana kapitasi yang belum optimal

juga disebabkan karena jumlah kehadiran sumber daya manusia yang ada

(Widaty, 2017). Pada penelitian ini diketahui bahwa staf yang terlibat

kurang aktif kehadirannya dan tidak kompeten, serta staf yang terlibat

tidak pernah mendapatkan pelatihan. Jumlah kehadiran staf yang tidak

sesuai tersebut tentunya akan mengakibatkan salah satu staf mempunyai

tugas menumpuk sehingga berdampak pada penurunan kinerja staf

tersebut, karena staf tidak fokus dalam melaksanakan tugasnya (Pratono,

2012).

Rahma et al (2015) menjelaskan bahwa staf yang memiliki beban

kerja yang berlebihan dapat memicu stres kerja sehingga dapat

menimbulkan konsekuensi tertentu yang nantinya berdampak pada

pekerjaan mereka. Apabila hal ini terjadi akan berdampak pada perilaku,

psikologis dan fisiologis sehingga produktifitas dan kualitas kerja

82
menurun, peluang untuk berbuat kesalahan semakin besar, kurang

perhatian terhadap hal-hal yang detail, serta sulit berkonsentrasi.

6.5 Hubungan Jumlah Jasa yang Diterima dengan Pengelolaan Dana

Kapitasi JKN-BPJS

Hasil analisis hubungan antara Jumlah Jasa yang Diterima dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS diperoleh bahwa proporsi

responden yang berpendapat kurang Jumlah Jasa yang Diterimanya lebih

besar pada responden yang kurang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

nya (50,0%) di bandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Jumlah Jasa yang Diterimanya (5,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,012, lebih kecil dari alfa 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan

antara Jumlah Jasa yang Diterima dengan Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang Tahun 2020. Dari analisis

diperoleh pula nilai OR : 19,000 (95% CI : 2,234-161,610) artinya

responden yang berpendapat kurang Jumlah Jasa yang Diterimanya

mempunyai kecenderungan19,000 kali kurang Pengelolaan Dana Kapitasi

JKN-BPJS nya dibandingkan dengan responden yang berpendapat baik

Jumlah Jasa yang Diterimanya.

Jumlah jasa pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan

dan tenaga non kesehatan yang diberikan kepada pasien FKTP sangat

mempengaruhi pengelolaan dana Kapitasi yang dilakukan. Jumlah jasa

83
pelayanan kesehatan berpengaruh dengan pengelolaan dana kapitasi JKN-

BPJS dilihat dari segi jumlah jasa layanan yang diberikan tenaga

kesehatan atau tenaga non kesehatan. Semakin banyak jasa pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau tenaga non kesehatan

akan membuat semakin banyak dana Kapitasi yang diolah.

Pada penelitian ini diketahui bahwa di Puskesmas Mekarsari

memiliki jumlah jasa pelayanan kurang baik dalam menunjang

pelaksanaan pengelolaan dana kapitasi JKN. Jumlah jasa pelayanan

menjadi salah satu faktor penting dalam implementasi sebuah pengelolaan

dana. Sebab, tanpa adanya jumlah jasa pelayanan yang baik, implementasi

sebuah pengelolaan dana tidak akan berhasil (Wardani, 2018). Hal ini

sesuai dengan (Sitohang, 2015) menyebutkan bahwa tersedianya jasa

pelayanan yang cukup dengan kualitas yang baik, sangat dibutuhkan setiap

organisasi demi menyelenggarakan kegiatan pengelolaan dana dalam

organisasinya.

84
6.6 Model Faktor Penentu Terhadap Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

Dari hasil analisis regresi logistic pada model 5 atau model akhir

(fit model) didapat 1 variabel yang bermakna secara statistik hubunganya

dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS. Variabel tersebut adalah

variabel “Alokasi Dana Kapitasi” Dari model 5 ternyata variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS

adalah variabel “Alokasi Dana Kapitasi” OR : 3,312 (95 % CI : 1,010-

9,945) p = 0,048.

Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan

dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanankesehatan bagi tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada

FKTP. Alokasi dana Kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya

operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk biaya obat, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta biaya operasional pelayanan

kesehatan lainnya. Alokasi dana Kapitasi sangat berkaitan erat dengan

bagaimana pengelolaan dana Kapitasi JKN-BPJS yang didapatkan.

Semakin baik pengelolaan dana kapitasi JKN-BPJS maka alokasi dana

85
kapitasinyapun akan semakin baik dan sesuai dengan keperluan pelayanan

keseahatannya.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara Alokasi Dana Kapitasi dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

2. Ada hubungan yang signifikan antara Pembagian Jasa Layanan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

3. Ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Jenis Ketenagaan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

4. Ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Kehadiran Petugas FKTP

dengan Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan

86
Tingkat Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

5. Ada hubungan yang signifikan antara Jumlah Jasa yang diterima dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) Di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang.

6. Dari keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan dapat di simpulkan

bahwa dari 5 variabel independent yang di duga berhubungan dengan

Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJS yang secara signifikan yaitu

“Prilaku Karyawan”.

7.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh maka ada beberapa saran yang

diberikan kepada :

1. Kepada Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada peserta

JKN-BPJS perlunya dilakukan sosialisasi tentang pengelolaan dan

pemanfaatan dana kapitasi berbasis komitmen pelayanan pada peserta

JKN-BPJS.

2. Kepada Pimpinan Universitas Kader Bangsa Palembang

Menjalin kerjasama dengan berbagai instansi sebagai lahan praktek atau

penelitian bagi mahasiswa terutama yang mengambil peminatan

Administrasi Kebijakan Kesehatan.

3. Kepada Peneliti selanjutnya

Kepada peneliti yang akan datang diharapkan dapat melanjutkan penelitian

tentang Pengelolaan Dana Kapitasi JKN-BPJSdengan variabel yang

87
berbeda dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan data

yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. A. 2017. "Analisis Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan


Kesehatan Nasional Di Puskesmas Bromo Kecamatan Medan
Denai Kota Medan Tahun 2017".

Bastian, I. 2003. Sistem Akuntansi Sektor Publik. 1 ed. Jakarta: Salemba


Empat.

Bastian, I. 2008. Akuntansi Kesehatan Jakarta: Erlangga.

Bastian, I. 2010. Akuntansi Sektor Publik. 3 ed. Jakarta: Erlangga.

Hasan, A. G., dan W. B. Adisasmito. 2017. "Analisis Kebijakan


Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas di
Kabupaten Bogor Tahun 2016". JurnalKebijakan Kesehatan
Indonesia, Vol. 6, No. 3, hlm: 127-137.

Indonesia, R. 2011. Undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Indonesia, R. 2014. Peraturan Presiden nomor 32 tahun 2014 tentang


Pengelolaan Dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah

Indonesia, R. 2015. Undang-undang nomor 2 tahun 2015 tentang


Norma Penetapan Besaran Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama

88
Indonesia, R. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tentang
Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk
Jasa Pelayanan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
Jakarta.

Kesehatan, B. 2015. Buku Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS


Kesehatan

Kulo, D. 2014. "Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Yang Berasal


Dari Program Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Datoe
Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow". JIKMU, Vol. 4,
No. 4, hlm.

Kurniawan, M. F., B. E. Siswoyo, F. Mansyur, W. Aisyah, D.


Revelino, dan W. Gadistina. 2016. "Pengelolaan dan
Pemanfaatan Dana Kapitasi (Monitoring dan Evaluasi Jaminan
Kesehatan Nasional di Indonesia)". Jurnal Kebijakan
KesehatanIndonesia, Vol. 5, No. 3, hlm: 122-131.

Mokodompit, R. F., D. P. E. Saerang, dan H. Manossoh. 2017.


"Implementasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Keuangan Dana
Kapitasi JKN Oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) Pemerintah Kota Kotamobagu". JURNAL RISET
AKUNTANSI DAN AUDITING" GOODWILL", Vol. 8, No. 2,
hlm.

Sari, F. I., I. Suroso, dan N. Nurhayati. 2017. "STRATEGI


OPTIMALISASI PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL PUSKESMAS DI KABUPATEN
BONDOWOSO". Jurnal Bisnis danManajemen, Vol. 11, No. 2, hlm:
224–236-224–236.

Sholihin, M. I., A. Sakka, dan P. Paridah. 2016. "Pengelolaan Dana Kapitasi


Bpjs Kesehatan di Puskesmas Watubangga Kecamatan Watubangga
Kabupaten Kolaka Tahun 2015". Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 2, hlm.

suryanto, r., m. a. latif, dan h. sofyani. 2015. "Penerimaan Sistem Informasi


Akuntansi PadaPusat Kesehatan Masyarakat yang Baaru Menjadi
Badan Layanan Umum Daerah(BLUD)". jurnal Reviu Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 5, No. 1, hlm: 657-672.

Susianti, S., L. Lisnawaty, dan W. O. S. N. Z. Andisiri. 2018. "STUDI


TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN
OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI PUSKESMAS KULISUSU

89
KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2017". Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Vol. 2, No. 7, hlm.

Ulum, I., dan A. Juanda. 2016. Metodelogi Penelitian Akuntansi Klinik


Skripsi Edisi 2 ed.Malang: Aditya Media Publishing.

Undap, I. C., L. Kalangi, dan H. Manossoh. 2017. "Analisis Pengelolaan Dana


Kapitasi JKN Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di
Kota Bitung". JURNALRISET AKUNTANSI DAN AUDITING"
GOODWILL", Vol. 8, No. 1, hlm.

Yulianto, M., dan M. Nadjib. 2017. "Pemanfaatan Dana Kapitasi oleh Puskesmas
di KotaLubuklinggau Tahun 2014-2016". Jurnal Ekonomi Kesehatan
Indonesia, Vol. 2,No. 1, hlm.

LAMPIRAN

90
91
Page 1
Page 2
Page 3
Page 4
Page 5
Page 6

ANALISIS NUNIVARIAT
Frequencies

Statistics

status
kepegawaia jenis kelamin pendidika Pengelolaan alokasi
n n
N Valid 46 46 46 46 46
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.65 1.83 2.28 1.89 1.93
Median 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Std. Deviation .795 .383 .720 .315 .250
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 3 2 4 2 2

Statistics

pembagian ketenagaan kehadiran jasa


N Valid 46 46 46 46
Missing 0 0 0 0
Mean 1.91 1.91 1.89 1.87
Median 2.00 2.00 2.00 2.00
Std. .285 .285 .315 .341
Deviation
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2

Frequency Table

status kepegawaian

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent ve
Percent
Valid pns 25 54.3 54.3 54.3
non pnsd 12 26.1 26.1 80.4
non pnsd blud 9 19.6 19.6 100.0
Total 46 100.0 100.0

Page 7
jenis kelamin
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e
Percent
Valid laki-laki 8 17.4 17.4 17.4
perempuan 38 82.6 82.6 100.0
Total 46 100.0 100.0

pendidikan

Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e
Percent
Valid sma 4 8.7 8.7 8.7
d3 28 60.9 60.9 69.6
s1 11 23.9 23.9 93.5
s2 3 6.5 6.5 100.0
Total 46 100.0 100.0

Pengelolaan

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent ve
Percent
Valid kurang 5 10.9 10.9 10.9
baik 41 89.1 89.1 100.0
Total 46 100.0 100.0

alokasi

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent ve
Percent
Valid kurang 3 6.5 6.5 6.5
baik 43 93.5 93.5 100.0
Total 46 100.0 100.0

pembagian

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent ve
Percent
Valid kurang 4 8.7 8.7 8.7
baik 42 91.3 91.3 100.0
Total 46 100.0 100.0

ketenagaan Page 8

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent
ve
Percent
Valid kurang 4 8.7 8.7 8.7
baik 42 91.3 91.3 100.0
Total 46 100.0 100.0

kehadiran

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent ve
Percent
Valid kurang 5 10.9 10.9 10.9
baik 41 89.1 89.1 100.0
Total 46 100.0 100.0

jasa

Cumulati
Frequency Percent Valid Percent ve
Percent
Valid kurang 6 13.0 13.0 13.0
baik 40 87.0 87.0 100.0
Total 46 100.0 100.0

Page 9
ANALISIS BIVARIAT

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Vali Missin Tota
d g l
N Percent N Percent N Percent
alokasi * Pengelolaan 46 100.0% 0 .0% 46 100.0%
pembagian 46 100.0% 0 .0% 46 100.0%
*
Pengelolaa
n
ketenagaan 46 100.0% 0 .0% 46 100.0%
*
Pengelolaan
kehadiran * Pengelolaan 46 100.0% 0 .0% 46 100.0%

alokasi * Pengelolaan
Crosstab

Pengelolaan
kurang baik Total
alokasi kurang Count 3 0 3
% within 100.0% .0% 100.0%
alokasi
baik Count 2 41 43
% within 4.7% 95.3% 100.0%
alokasi
Total Count 5 41 46
% within alokasi 10.9% 89.1% 100.0%

Chi-Square
Tests

Asymp. Exact Sig. Exact Sig.


Value df Sig. (2- (2- sided) (1- sided)
sided)
Pearson Chi-Square 26.316 a 1 .000
Continuity Correction b 17.395 1 .000
Likelihood Ratio 15.450 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by- 25.744 1 .000
Linear
Association
N of Valid Cases 46
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.33.
b. Computed only for a 2x2table
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
For cohort Pengelolaan 21.500 5.555 83.208
= kurang
N of Valid Cases 46

pembagian * Pengelolaan
Crosstab

Pengelolaan
kurang baik Total
pembagian kurang Count 3 1 4
% within 75.0% 25.0% 100.0%
pembagian
baik Count 2 40 42
% within 4.8% 95.2% 100.0%
pembagian
Total Count 5 41 46
% within pembagian 10.9% 89.1% 100.0%

Chi-Square
Tests

Asymp. Exact Sig. Exact Sig.


Value df Sig. (2- (2- sided) (1- sided)
sided)
Pearson Chi-Square 18.598 a 1 .000
Continuity Correction b 12.054 1 .001
Likelihood Ratio 11.048 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by- 18.193 1 .000
Linear
Association
N of Valid Cases 46
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.43.
b. Computed only for a 2x2table
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 60.000 4.148 867.991
pembagian
(kurang / baik)
For cohort Pengelolaan 15.750 3.636 68.232
= kurang
For cohort Pengelolaan .263 .048 1.435
= baik
N of Valid Cases 46

ketenagaan *Pengelolaan

Crosstab

Pengelolaan
kurang baik Total
ketenagaan kurang Count 3 1 4

Crosstab

Pengelolaan
kurang baik Total
ketenagaan kurang % withinketenagaan 75.0% 25.0% 100.0%
baik Count 2 40 42
% within 4.8% 95.2% 100.0%
ketenagaan
Total Count 5 41 46
% within 10.9% 89.1% 100.0%
ketenagaan
Chi-Square
Tests

Asymp. Exact Sig. Exact Sig.


Value df Sig. (2- (2- sided) (1- sided)
sided)
Pearson Chi-Square 18.598 a 1 .000
Continuity Correction b 12.054 1 .001
Likelihood Ratio 11.048 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by- 18.193 1 .000
Linear
Association
N of Valid Cases 46
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.43.
b. Computed only for a 2x2table

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 60.000 4.148 867.991
ketenagaan
(kurang / baik)
For cohort Pengelolaan 15.750 3.636 68.232
= kurang
For cohort Pengelolaan .263 .048 1.435
= baik
N of Valid Cases 46

kehadiran * Pengelolaan

Crosstab

Pengelolaan
kurang baik Total
kehadiran kurang Count 3 2 5
% within 60.0% 40.0% 100.0%
kehadiran
baik Count 2 39 41
% within 4.9% 95.1% 100.0%
kehadiran
Total Count 5 41 46
% within 10.9% 89.1% 100.0%
kehadiran
Chi-Square Tests

Asymp. Exact Sig. Exact Sig.


Value df Sig. (2- (2- sided) (1- sided)
sided)
Pearson Chi-Square 13.977 a 1 .000
Continuity Correction b 8.866 1 .003
Likelihood Ratio 8.915 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .006
Linear-by- 13.673 1 .000
Linear
Association
N of Valid Cases 46
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.54.
b. Computed only for a 2x2table
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 29.250 2.977 287.352
kehadiran (kurang /
baik)
For cohort Pengelolaan 12.300 2.665 56.773
= kurang
For cohort Pengelolaan .421 .143 1.233
= baik
N of Valid Cases 46

jasa * Pengelolaan
Crosstab

Pengelolaan
kurang baik Total
jasa kurang Count 3 3 6
% within jasa 50.0% 50.0% 100.0%
baik Count 2 38 40
% within jasa 5.0% 95.0% 100.0%
Total Count 5 41 46
% within jasa 10.9% 89.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Exact Sig. Exact Sig.


Value d Sig. (2- (2- (1- sided)
f sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.905 a 1 .001
Continuity Correction 6.755 1 .009
b

Likelihood Ratio 7.429 1 .006


Fisher's Exact Test .012 .012
Page 1of 17
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is.65.
b. Computed only for a 2x2table
Chi-Square Tests

Asymp.
Value df Sig. (2-
sided)
Linear-by- 10.668 1 .001
Linear
Association
N of Valid Cases 46

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 19.000 2.234 161.610
jasa (kurang /
baik)
For cohort Pengelolaan 10.000 2.080 48.067
= kurang
For cohort Pengelolaan .526 .236 1.175
= baik
N of Valid Cases 46

ANALISIS MULTIVARIAT

Logistic Regression
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square d Sig.
f

Step 1 Step 15.450 1 .000


Block 15.450 1 .000
Model 15.450 1 .000

Page 2of 17
Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 16.178a .285 .574

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been


reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square d Sig.
f
1 .000 0 .

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 0 .000 3


2 2 2.000 41 41.000 43

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct
Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0

baik 0 41 100.0
Overall Percentage 95.7
a. The cut value is .500

95% C.I.for EXP(B)

B S. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper


E.

Step 1a alokasitoth 33117233541.47


24.223 23205.417 .000 1 .999 0.000 .
9
Constant -45.426 46410.833 .000 1 .999 .000

Page 3of 17

Variables in the Equation


a. Variable(s) entered on step 1: alokasitoth.

Correlation Matrix
Constant alokasitoth

Step 1 Constant 1.000 -1.000


alokasitoth -1.000 1.000

Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square d Sig.
f

Step 1 Step 11.048 1 .001


Block 11.048 1 .001
Model 11.048 1 .001

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 20.580a .214 .429

Page 4of 17
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less
than .001.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 .000 0 .

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 1 1.000 4


2 2 2.000 40 40.000 42

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 1 40 97.6
Overall Percentage 93.5

a. The cut value is .500

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a pembagiantoth 4.094 1.363 9.021 1 .003 60.000 4.14 867.99


Constant -5.193 2.420 4.603 1 .032 .006 8 1

Variables in the Equation

a. Variable(s) entered on step 1: pembagiantoth.


Correlation Matrix
Constant pembagiantot
h

Step 1 Constant 1.000 -.967


pembagiantoth -.967 1.000

Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square d Sig.
f

Step 1 Step 11.048 1 .001


Block 11.048 1 .001
Model 11.048 1 .001

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 20.580a .214 .429

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less


than .001.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 .000 0 .

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 1 1.000 4


2 2 2.000 40 40.000 42

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 1 40 97.6
Overall Percentage 93.5

a. The cut value is .500

Variables in the Equation


95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a ketenagaantoth 4.094 1.363 9.021 1 .003 60.000 4.14 867.99


Constant -5.193 2.420 4.603 1 .032 .006 8 1

a. Variable(s) entered on step 1: ketenagaantoth.

Correlation Matrix

Constant ketenagaantot
h

Step 1 Constant 1.000 -.967


ketenagaantoth -.967 1.000

Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square d Sig.
f

Step 1 Step 8.915 1 .003


Block 8.915 1 .003
Model 8.915 1 .003

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log
likelihood R Square R Square
a
1 22.713 .176 .354

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less


than .001.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 .000 0 .

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 2 2.000 5


2 2 2.000 39 39.000 41

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 2 39 95.1
Overall Percentage 91.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation


95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a kehadirantoth 3.376 1.166 8.386 1 .004 29.250 2.97 287.35


Constant -3.781 1.964 3.705 1 .054 .023 7 2

a. Variable(s) entered on step 1: kehadirantoth.


Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 0 5 .0


baik 0 41 100.0
Overall Percentage 89.1

a. The cut value is .500

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a jasatoth 2.944 1.092 7.267 1 .007 19.000 2.23 161.61


Constant -2.944 1.787 2.715 1 .099 .053 4 0

Variables in the Equation


a. Variable(s) entered on step 1: jasatoth.

Correlation Matrix
Constant jasatoth

Step 1 Constant 1.000 -.953


jasatoth -.953 1.000

Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square d Sig.
f

Step 1 Step 15.747 4 .003


Block 15.747 4 .003
Model 15.747 4 .003
Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 15.881a .290 .583

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been


reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 .000 1 1.00
0

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 0 .000 3


2 2 2.000 38 38.000 40
3 0 .000 3 3.000 3

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 0 41 100.0
Overall Percentage 95.7

a. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper

Step 1a alokasitoth 26097596062843


42.406 46410.877 .000 1 .999 .000 .
91900.000
pembagian .000 56841.518 .000 1 1.000 1.000 .000 .
tot
Kehadiran .000 56841.416 .000 1 1.000 1.000 .000 .
tot
Jasa tot -18.258 40192.922 .000 1 1.000 .000 .000 .
Constant -45.350 46410.843 .000 1 .999 .000

a. Variable(s) entered on step 1: alokasitoth, pembagiantoth, kehadirantoth, jasatoth.

Correlation Matrix
Constant alokasitoth pembagiantot kehadirantot jasatoth
h h

Step 1 Constant 1.000 -.500 .000 .000 .000


alokasitoth -.500 1.000 -.612 .000 .000
pembagiantoth .000 -.612 1.000 -.500 .000
kehadirantoth .000 .000 -.500 1.000 -.707
jasatoth .000 .000 .000 -.707 1.000

Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.

Step 1 Step 15.747 4 .003


Block 15.747 4 .003
Model 15.747 4 .003

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 15.881a .290 .583

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been


reached. Final solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square d Sig.
f
1 .000 1 1.00
0

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 0 .000 3


2 2 2.000 38 38.000 40
3 0 .000 3 3.000 3

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 0 41 100.0
Overall Percentage 95.7

a. The cut value is .500

95% C.I.for
EXP(B)
B S. Wald df Sig. Exp(B)
E Lower Upper
.

Step 1a alokasitoth 26097596062843


42.406 46410.877 .000 1 .999 .000 .
91900.000
pembagiantot .000 56841.518 .000 1 1.000 1.000 .000 .
h
kehadirantoth .000 56841.416 .000 1 1.000 1.000 .000 .
jasatoth -18.258 40192.922 .000 1 1.000 .000 .000 .
Constant -45.350 46410.843 .000 1 .999 .000

Variables in the Equation


a. Variable(s) entered on step 1: alokasitoth, pembagiantoth, kehadirantoth, jasatoth.
Correlation Matrix
Constant alokasitoth pembagiantot kehadirantot jasatoth
h h

Step 1 Constant 1.000 -.500 .000 .000 .000


alokasitoth -.500 1.000 -.612 .000 .000
pembagiantoth .000 -.612 1.000 -.500 .000
kehadirantoth .000 .000 -.500 1.000 -.707
jasatoth .000 .000 .000 -.707 1.000

Logistic Regression
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.

Step 1 Step 15.747 3 .001


Block 15.747 3 .001
Model 15.747 3 .001

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 15.881a .290 .583

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been


reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square d Sig.
f
1 .000 1 1.00
0
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 0 .000 3


2 2 2.000 38 38.000 40
3 0 .000 3 3.000 3

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 0 41 100.0
Overall Percentage 95.7

a. The cut value is .500

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald d Sig. Exp(B) Lower Upper


f

Step 1a alokasitoth 26097587179329


42.406 36690.995 .000 1 .999 .000 .
62300.000
kehadirantot .000 49226.163 .000 1 1.000 1.000 .000 .
h
jasatoth -18.258 40192.980 .000 1 1.000 .000 .000 .
Constant -45.350 46410.855 .000 1 .999 .000

Variables in the Equation


a. Variable(s) entered on step 1: alokasitoth, kehadirantoth, jasatoth.

Correlation Matrix
Constant alokasitoth kehadirantot jasatoth
h

Step 1 Constant 1.000 -.632 .000 .000


alokasitoth -.632 1.000 -.447 .000
kehadirantoth .000 -.447 1.000 -.816
jasatoth .000 .000 -.816 1.000
Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.

Step 1 Step 15.747 2 .000


Block 15.747 2 .000
Model 15.747 2 .000

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 15.881a .290 .583

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been


reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square d Sig.
f
1 .000 1 1.00
0

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 0 .000 3


2 2 2.000 38 38.000 40
3 0 .000 3 3.000 3

Classification Tablea
Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 0 41 100.0
Overall Percentage 95.7
a. The cut value is .500

95% C.I.for EXP(B)


Lower Upper
B S.E. Wald df Si Exp(B)
g.

Step 1a alokasitoth 26097600590419


42.406 32817.426 .000 1 .999 .000 .
85500.000
jasatoth -18.258 23205.422 .000 1 .999 .000 .000 .
Constant -45.350 46410.855 .000 1 .999 .000

Variables in the Equation


a. Variable(s) entered on step 1: alokasitoth, jasatoth.

Correlation Matrix

Constant alokasitoth jasatoth

Step 1 Constant 1.000 -.707 .000


alokasitoth -.707 1.000 -.707
jasatoth .000 -.707 1.000

Logistic Regression
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 15.450 1 .000


Block 15.450 1 .000
Model 15.450 1 .000

Model Summary

Cox & Snell Nagelkerke


Step -2 Log R Square R Square
likelihood
1 16.178a .285 .574

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been


reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square d Sig.


f
1 .000 0 .

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Pengelolaan = kurang Pengelolaan = baik
Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 3 3.000 0 .000 3


2 2 2.000 41 41.000 43

Classification Tablea

Predicted
Pengelolaan Percentage
Observed kurang baik Correct

Step 1 Pengelolaan kurang 3 2 60.0


baik 0 41 100.0
Overall Percentage 95.7

a. The cut value is .500

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a alokasitoth 24.223 23205.417 .000 1 .048 3.312 3.31 9.94


Constant -45.426 46410.833 .000 1 .048 .000 2 5

Variables in the Equation

b. Variable(s) entered on step 1: alokasitoth.

Correlation Matrix
Constant alokasitoth

Step 1 Constant 1.000 -1.000


alokasitoth -1.000 1.000

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : H. Harmadi, S.Kep

NIM : 1719721011

Prodi : Program Pascasarjana Magister Kesehatan Universitas Kader bangsa

Judul Thesis : Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan Pengelolaan dana

kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiat Thesis dalam

penyusunan Propsal Thesis saya.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Thesis saya merupakan hasil tindakan plagiat, maka

saya bersedia diberikan sanksi sesuai peraturan akademik yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Palembang, Juli 2020

Materai
6000

(H. Harmadi, S.Kep)

SURAT PERNYATAAN

BERSEDIA MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi

menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister

Kesehatan Universitas Kader bangsa,

Nama : H. Harmadi, S.Kep

NIM : 1719721011

Prodi : Program Pascasarjana Magister Kesehatan Universitas Kader bangsa

Judul Thesis : Hubungan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan Pengelolaan dana

kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi

saya dan jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya sesuai dengan apa yang saya ketahui

tanpa ada paksaan dari pihak lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Palembang, Juli 2020

Responden

( )

KUESIONER PENELITIAN

Karakteristik
1. Nama :
2. Umur :
3. Status Kepegawaian : 1. PNS 2.NON PNSD 3. NON PNSD BLUD
4. Unit Kerja :
5. Masa Kerja :
6. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki
(2) Perempuan
4. Pendidikan :

I. Variabel Pengelolaan Dana Kapitasi


Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah Tempat bapak/ibu kerja memiliki Pengelolaan dana
Kapitasi
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang pengelolaan dana kapitasi
3. Apakah bapak/ibu terlibat dalam pengelolaan dana kapitasi
4. Apakah bapak/ibu pernah ikutdalam rapat kerja tentang
pengelolaan dana kapitasi
5. Apakah bapak/ibu dijelaskan secara transparan tentang
pengelolaan dana kapitasi
6. Apakah bapak/ibu tahu tentang peraturan dana kapitasi
7. Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari pengelolaan dana
kapitasi di tempat pelayanan kerja
8. Apakah ada petugas di tempat bapak/ibu yang bekerja dalam
pengelolaan dana kapitasi
9. Apakah petugas tersebut sudah sesuai dengan kompetensi
kerja nya dalam pengelolaan dana Kapitasi
10. Apakah Pengelolaan dana kapitasi tempat kerja sudah sesuai
dengan Prosedur peraturan yang telah ditetapkan

II. Variabel Alokasi Dana Kapitasi


Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah Tempat bapak/ibu kerja memiliki Alokasi dari dana
Kapitasi
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang Alokasi dana kapitasi
3. Apakah bapak/ibu terlibat dalam penetapan Alokasi dana
kapitasi
4. Apakah bapak/ibu pernah ikutdalam rapat kerja tentang
penetapan alokasi dana kapitasi
5. Apakah bapak/ibu dijelaskan secara transparan tentang
Alokasi Pemakaian dana kapitasi
6. Apakah bapak/ibu tahu tentang peraturan Alokasi dana
kapitasi
7. Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari Alokasi dana
kapitasi di tempat pelayanan kerja
8. Apakah ada petugas di tempat bapak/ibu yang bekerja dalam
Menentukan Alokasi dana kapitasi
9. Apakah petugas tersebut sudah sesuai dengan kompetensi
kerja nya dalam membuat rancangan Alokasi dana Kapitasi
10. Apakah Alokasi dana kapitasi tempat kerja sudah sesuai
dengan Rencana Kerja dan Visi misi Puskesmas

III. Variabel Pembagian Jasa Pelayanan

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah Tempat bapak/ibu kerja memiliki Pembagian Jasa
Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang Pembagian Jasa Pelayanan
kesehatan dan Non Kesehatan
3. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam penetapan Perhitungan
Pembagian Jasa Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
4. Apakah bapak/ibu pernah ikutdalam rapat kerja tentang
penetapan pembagian Jasa Pelayanan kesehatan dan Non
Kesehatan
5. Apakah bapak/ibu dijelaskan secara transparan tentang
Pembagian Jasa Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
6. Apakah bapak/ibu tahu tentang peraturan Pembagian Jasa
Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
7. Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari Pembagian Jasa
Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan di tempat
pelayanan kerja
8. Apakah ada petugas di tempat bapak/ibu yang bekerja dalam
Menentukan Pembagian Jasa Pelayanan kesehatan dan Non
Kesehatan
9. Apakah petugas tersebut sudah sesuai dengan kompetensi
kerja nya dalam membuat rancangan perhitungan
Pembagian Jasa Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
10. Apakah Pembagian Jasa Pelayanan kesehatan dan Non
Kesehatan tempat kerja sudah sesuai secara Adil dan merata.

IV. Variabel Jenis Ketenagaan


Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah Tempat bapak/ibu kerja memiliki Pembagian Jenis
Ketenagaan Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang Pembagian Jenis
Ketenagaan Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
3. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam penetapan Pembagian
tugas dalam Pelayanan berdasarkan jenis ketenagaan
kesehatan dan Non Kesehatan
4. Apakah bapak/ibu pernah ikutdalam rapat kerja tentang Jenis
Ketenagaan Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
5. Apakah bapak/ibu dijelaskan secara transparan tentang
Pembagian Jenis Ketenagaan Pelayanan kesehatan dan Non
Kesehatan
6. Apakah bapak/ibu tahu tentang peraturan Jenis Ketenagaan
Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan
7. Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari Pembagian Jenis
Ketenagaan Pelayanan kesehatan dan Non Kesehatan di
tempat kerja dalam mendukung proses pelayanan kerja
8. Apakah ada petugas di tempat bapak/ibu yang bekerja dalam
Menentukan Pembagian Jenis Ketenagaan Pelayanan
kesehatan dan Non Kesehatan
9. Apakah petugas tersebut sudah sesuai dengan kompetensi
kerja nya dalam membuat rancangan perhitungan
Pembagian Jenis Ketenagaan Pelayanan kesehatan dan Non
Kesehatan
10. Apakah Pembagian Jenis Ketenagaan Pelayanan kesehatan
dan Non Kesehatan Jasa di tempat kerja sudah sesuai
berdasarkan latar belakang profesi pendidikan masing
masing.

V. Variabel Jumlah Kehadiran

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah Tempat bapak/ibu kerja memiliki mesin Absensi
Pegawai
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang Jumlah Kehadiran di tempat
kerja
3. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam perhitungan Rekap
Jumlah Kehadiran
4. Apakah bapak/ibu pernah ikutdalam rapat kerja tentang
Sosialisasi Jumlah Kehadiran di tempat kerja
5. Apakah bapak/ibu dijelaskan secara transparan tentang
Jumlah kehadiran bapk/ibu di tempat kerja
6. Apakah bapak/ibu tahu tentang peraturan Kedisiplinan
Pegawai tentang peraturan Jumlah Kehadiran ditempat Kerja
7. Apakah bapak/ibu merasakan manfaat Adanya Absensi
Fingerprint, Manual Absensi terhadap perhitungan Jumlah
kehadiran di tempat kerja
8. Apakah ada petugas di tempat bapak/ibu yang bekerja dalam
Melakukan perekapan Absensi Fingerprint, Manual Absensi
terhadap perhitungan Jumlah kehadiran di tempat kerja
9. Apakah petugas tersebut sudah sesuai dengan kompetensi
kerja nya dalam membuat rancangan perhitungan Absensi
Fingerprint, Manual Absensi terhadap perhitungan Jumlah
kehadiran di tempat kerja
10. Apakah Jumlah jam kerja dan kehadiran di tempat kerja
sudah sesuai berdasarkanPeraturan yang berlaku

VI. Variabel Jasa Kapitasi

Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah Tempat bapak/ibu kerja memiliki Pembagian Jasa
kapitasi
2. Apakah bapak/ibu tahu tentang Pembagian Jasa kapitasi
3. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam penetapan Perhitungan
Pembagian Jasa kapitasi
4. Apakah bapak/ibu pernah ikutdalam rapat kerja tentang
penetapan pembagian Jasa Kapitasi
5. Apakah bapak/ibu dijelaskan secara transparan tentang
Pembagian Jasa Kapitasi
6. Apakah bapak/ibu tahu tentang peraturan Pembagian Jasa
Kapitasi
7. Apakah bapak/ibu merasakan manfaat dari Pembagian Jasa
Kapitasi di tempat pelayanan kerja
8. Apakah ada petugas di tempat bapak/ibu yang bekerja dalam
Menentukan Pembagian Jasa Kapitasi
9. Apakah petugas tersebut sudah sesuai dengan kompetensi
kerja nya dalam membuat rancangan perhitungan
Pembagian Jasa Kapitasi
10. Apakah Pembagian Jasa Kapitasi sudah sesuai dengan
Peraturan dan berprinsip secara Adil dan merata.
ABSENSI PESERTA RESPONDEN PENELITIAN

No. Nama Tanda tangan


Responden
1 1. 1. 1. 1.
2 2. 2. 2. 2.
3 3. 3. 3. 3.
4 4. 4. 4. 4.
5 5. 5. 5. 5.
6 6. 6. 6. 6.
7 7. 7. 7. 7.
8 8. 8. 8. 8.
9 9. 9. 9. 9.
10 10. 10. 10. 10.
11 11. 11. 11. 11.
12 12. 12. 12. 12.
13 13. 13. 13. 13.
14 14. 14. 14. 14.
15 15. 15. 15. 15.
16 16. 16. 16. 16.
17 17. 17. 17. 17.
18 18. 18. 18. 18.
19 19. 19. 19. 19.
20 20. 20. 20. 20.
21 21. 21. 21. 21.
22 22. 22. 22. 22.
23 23. 23. 23. 23.
24 24. 24. 24. 24.
25 25. 25. 25. 25.
26 26. 26. 26. 26.
27 27. 27. 27. 27.
28 28. 28. 28. 28.
29 29. 29. 29. 29.
30 30. 30. 30. 30.
31 31. 31. 31. 31.
32 32. 32. 32. 32.
33 33. 33. 33. 33.
34 34. 34. 34. 34.
35 35. 35. 35. 35
36 36. 36. 36. 36.
37 37. 37. 37. 37.
38 38. 38 38. 38.
39 39. 39. 39. 39
40 40. 40. 40. 40.
41 41. 41. 41. 41.
42 42. 42. 42. 42.
43 43. 43. 43. 43.
44 44. 44. 44. 44.
45 45. 45. 45. 45.

Anda mungkin juga menyukai