Anda di halaman 1dari 109

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN

DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MELAYANI PASIEN DI RS


BHAYANGKARA MOHAMAD HASAN PALEMBANG TAHUN 2022

Disusun Oleh :
Agung Sisen Miliyanto

NIM. 18220002

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN
DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MELAYANI PASIEN DI RS
BHAYANGKARA MOHAMAD HASAN PALEMBANG TAHUN 2022

Disusun Oleh :
Agung Sisen Miliyanto

NIM. 18220002

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Agung Sisen Miliyanto

NIM : 18220002

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : SI Keperawatan

Judul : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan


Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani Pasien Di Rs
Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang Tahun 2022

Dengan ini menyatakan bahwa Proposal/Skripsi Penelitian ini saya buat sendiri

dengan tidak melakukan tindakan Plagiatisme, dan saya bertanggung jawab

sepenuhnya atas isi Skripsi ini. Apabila ternyata saya mengingkari pernyataan ini

maka saya bersedia menerima sanksi apapun dari pendidikan.

Demikian pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Yang Menyatakan,

(Agung Sisen
Miliyanto)
NIM.18220002

i
HALAMAN PENETAPAN
SK.Rektor UKB No. 272/B-SK.Skripsi/UKB/III/2022,Tanggal 2022

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI

Saya yang bertanda tanda dibawah ini:

Nama : Agung Sisen Miliyanto

NIM : 18220002

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : SI Keperawatan

Judul : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala


Ruangan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani
Pasien Di Rs Bhayangkara Mohamad Hasan
Palembang Tahun 2022

Pembimbing I/ Materi : Ns. Alkhusari S. Kep, M. Kes., M. Kep


Pembimbing II/Tekhnis : Ns. Yulinda Ariani, S. Kep, M. Kep

Universitas Kader Bangsa Palembang

Dr.Hj.Irzanita,SH,SE.,SKM.,MM.,M.Kes.

ii
HALAMAN PENETAPAN
SK.Rektor UKB No. 272/B-SK.Skripsi/UKB/III/2022,Tanggal 2022

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI

Saya yang bertanda tanda dibawah ini:

Nama : Agung Sisen Miliyanto

NIM : 18220002

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : SI Keperawatan

Judul : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala


Ruangan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani
Pasien Di Rs Bhayangkara Mohamad Hasan
Palembang Tahun 2022

Pembimbing I/ Materi : Ns. Alkhusari S. Kep, M. Kes., M. Kep


Pembimbing II/Tekhnis : Ns. Yulinda Ariani, S. Kep, M. Kep

Universitas Kader Bangsa Palembang

Hj. Siti Aisyah, S. Psi, SST, M.Kes

iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama : Agung Sisen Miliyanto

NIM : 18220002

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : SI Keperawatan

Judul : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala


Ruangan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani
Pasien Di Rs Bhayangkara Mohamad Hasan
Palembang Tahun 2022

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Ns. Alkhusari S. Kep, M. Kes., M. Kep Ns. Yulinda Ariani, S. Kep, M. Kep

Menyetujui

a.n Rektor Universitas Kader Bangsa

Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj. Siti Aisyah, S. Psi, SST, M.Kes

iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama : Agung Sisen Miliyanto

NIM : 18220002

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : SI Keperawatan

Judul : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala


Ruangan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani
Pasien Di Rs Bhayangkara Mohamad Hasan
Palembang Tahun 2022

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Ns. Alkhusari S. Kep, M. Kes., M. Kep Ns. Yulinda Ariani, S. Kep, M. Kep

Menyetujui

a.n Rektor Universitas Kader Bangsa

Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj. Siti Aisyah, S. Psi, SST, M.Kes

v
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Vina Sagita


Nim : 18220012
Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani Pasien Di Rs
Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang Tahun 2022

Telah diuji dan lulus pada : 2022

Hari : Selasa

Tim Penguji Tanda Tangan

1. : Ns. Alkhusari S. Kep, M. Kes., M. Kep .........................

2. : Ns. Yulinda Ariani, S. Kep, M. Kep .........................

3. : Ns. Dedi Fatrida,S.Kep., M.Kep .........................

Menyetujui
Rektor Universitas Kader Bangsa

DR. Hj. Irzanita, SH., SE., SKM., MM., M.Kes

BIODATA

vi
Nama : Agung Sisen Miliyanto

Tempat Tanggal Lahir : Prabumulih, 21 agustus 2000

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Kewarganegaraan : Indonesa

Alamat : Jl. Prof. M. Yamin

Telepon : 0895618457954

Email : Agungsisen20@gmail.com

Fakultas/Prodi : Kebidanan dan Keperawatan

Latar Belakang Pendidikan

2006-2012 : SD Negri 15 prabumulih

2012-2015 : SMP Negeri 8 prabumulih

2015-2018 : MAN 1 prabumulih

2018-2022 : S1 Keperawatan Universitas Kader Bangsa

vii
PERSEMBAHAN DAN MOTO
Persembahan :

 Allah SWT terima kasih atas segala rahmat dan hidayah-mu


 Ayahanda tercinta, Ayah aku terlahir dengan harapan, mencoba berjalan dan berlari
meraih cita dengan mengukir tinta emas mencapai sebuah perjuangan dan menuju
mimpi tanpa batas, dengan segala semangat dan doa, aku ingin membuat ayah
bangga dan Bahagia karena aku bisa menjadi apa yang ayah pinta, terima kasih
ayah(WELY)
 Mama ku tercinta, terima kasih telah melahirkan ku ke dunia ini, aku sangat sayang
kepadamu, pesan dari mu masih ku ingat sampai sekarang “bahwa tidak ada
manusia yang sempurna, jangan takut gagal nak berusahalah bersabarlah kuatkan
diri mental semua perjuanganmu membutuhkan proses, kalah gagal tidak apa
setidaknya kamu sudah berusaha nak, terkadang sebuah kegagalan lah yang
membuat kita menjadi pembelajaran untuk kedepannya dan bisa meraih kesuksesan
yang kamu impikan”. Terima kasih mama (NELLI)
 Adikku tercinta, Tumbuh lah menjadi adik yang berbakti kepada kedua orang tua
yang taat akan aturan kedua orang tua,tumbuh menjadi adik yang baik, untukmu
dari ayukmu semoga kelak nanti ayukmu bisa memberikan apa yang kamu butuhkan
apapun,Amin>3
 Untuk kampus tercinta ku Universitas Kader Bangsa terutama dari prodi S1
keperawatan, terima kasih atas kerjasamanya dan jasa ilmu yang telah di berikan >3.
 Untuk bestie ku Yuyun Efrianti Terima kasih atas hari- hari nya yang selalu ada
untukku aku sayang kamu>3, Monik dan Dian terima kasih karena telah mau
menjadi teman baikku>3 dan untuk Widya Putri dan Teni teman kosan terima kasih
telah menjadi adik yg baik untukku>3
Moto :

 “kuat” aku berusaha kuat dalam segala hal yang terjadi dalam hidupku
susah,gagal,sedih,terluka,kecewa,bahagia,tertawa, aku bangga pada diriku, diri
ini, yang telah berusaha kuat melalui berbagai banyak hal di hidup ini, cintailah
dirimu, sayangi lah dirimu, peluk untuk dirimu sendiri, puji lah dirimu sendiri,
dan berbanggalah karena sampai detik ini kamu masih kuat. -Vina-
 Jangan Cuma lihat senangnya, coba rasakan sedihnya. Hidup siapa pun tidak
ada yang sempurna”. -Fiersa Besari-
 “I hope you will never give up. Remember there is a person here in korea, in the
city of seol, who understands you.” -RM BTS-
 “Hai orang-orang yang beriman, Ingatlah kedapa Allah sebanyak-banyaknya.” –
(Q.S AL-Azhab: 41).

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “HUBUNGAN
ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA
PERAWAT DALAM MELAYANI PASIEN DI RS BHAYANGKARA
MOHAMAD HASAN PALEMBANG”. Proposal ini ditulis sebagai persyaratan
kelulusan demi menempuh Program Studi Sarjana Keperawatan di Universitas
Kader Bangsa Palembang. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih
yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Ferry Preska, ST, Mse, EE, Phd, Selaku Ketua Yayasan Kader Bangsa
Palembang
2. Ibu DR. HJ. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M.Kes Selaku Rektor Universitas
Kader Bangsa Palembang
3. Bapak Ferroka Putra Wathan, B.Eng. MH, Selaku Wakil Rektor 1 Universitas
Kader Bangsa Palembang
4. Bapak Ahmad Arif, Sp,OG, Selaku Wakil Rektor II Universitas Kader Bangsa
Palembang
5. Ibu Hj. Siti Aisyah, S. Psi, SST, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Kebidanan dan
Keperawatan Universitas Kader Bangsa Palembang.
6. Bapak Musdalifah, S.Pd Beserta Seluruh Staf SMK Kader Bangsa Palembang
yang telah membantu penulis dalam permintaan data dan penelitian
7. Bapak Ns, Alkhusari S.kep, M.kes, M.kep Selaku ketua Program Studi S1
Keperawatan Universitas Kader Bangsa Palembang dan Selaku Pembimbing
materi 1 yang telah memberikan bimbingan, serta petunjuk dalam proposal ini
8. Ibu Yulinda Ariani, S. Kep, Ners, M. Kep Selaku Pembimbing materi 2 yang
telah memberikan bimbingan, serta petunjuk dalam proposal ini
9. Ns Dedi Patrida, S.Kep, M.Kep Selaku Dosen Penguji yang telah memnberikan
bimbingan, saran, serta petunjuk dalam proposal ini

ix
10. Rumah Sakit bhayangkara mohamad hasan palembang telah mengizinkan
penelitian.
11. Kedua orangtua dan adik tercinta yang telah memberi semangat, motivasi, dan
arahan kepada peneliti.

Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal ini. Akhir kata peneliti berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, juli 2022

Peneliti

x
YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Skripsi, September 2022
Agung Sisen Miliyanto
Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja
Perawat Dalam Melayani Pasien Di Rs Bhayangkara Mohamad Hasan
Palembang Tahun 2022
xx + 77 Hal + 2 Bagan + 6 Lampiran

ABSTRAK

Kepemimpinan sangat berkaitan dengan norma perilaku pada diri seseorang saat
mempengaruhi mempengaruhi perilaku orang lain. Tipe dan gaya kepemimpinan
memiliki berbagai macam meliputi tipe otoriter, tipe kepemimpinan demokratis;
dan tipe militeristis dan tipe kepemimpinan laissez faire.Tujuan Penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara Gaya kepemimpinan kepala ruangan
dengan kinerja Perawat dalam melayani pasien.Penelitian ini dilaksanakan diRs.
Bhayangkara Mohamad Hasan palembang, pada tanggal 15 september s.d 30
September 2022 dengan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam
penelitian 46 Responden. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan tehnik Purposive sampling Instrumen penelitian yang digunakan
adalah menggunakan kuesioner. Metode Analisa data menggunakan SPSS dengan
uji statistik Chi-Squere dengan derajat tingkat kemaknaan  = 0,05. Hasil penelitian
Menunjukan Ada hubungan Gaya kepemimpinan Otoriter dengan Kinerja perawat
di Rumah sakit dengan nilai p value 0.002, Ada hubungan Gaya kepemimpinan
Demokratis dengan Kinerja perawat di Rumah sakit dengan nilai p value 0.004, Ada
hubungan Gaya kepemimpinan laissez faire/liberal dengan Kinerja perawat di
Rumah sakit dengan nilai p value 0.005. Kepada Pihak Rs diharapkan dapat
menerapkan pola gaya kepemimpinan yang baik dalam mengkordinir para tenaga
kesehatan untuk mencapai kinerja yang baik dan menghasilkan pelayanan terbaik
selain itu pimpinan juga hendaknya memberikan penghargaan, baik berupa insentif
yang adil dan terbuka maupun penghargaan lainnya sesuai dengan kinerja para
perawat.

Kata Kunci : Gaya kepemimpinan, Kinerja perawat


Kepustakaan : 28 (2012-2022)

xi
EDUCATION AND HEALTH FOUNDATION OF KADER BANGSA
UNIVERSITY OF PALEMBANG KADER BANGSA
FACULTY OF MIDWIFE AND NURSING
NURSING S1 STUDY PROGRAM
Thesis, September 2022
Agung Sisen Miliyanto
The Relationship Between The Leadership Style Of The Head Of The Room
With The Performance Of Nurses In Serving Patients At Bhayangkara
Mohamad Hasan Hospital Palembang In 2022
xx + 77 Pages + 2 Charts + 6 Attachments

ABSTRACT

Leadership is closely related to the norms of behavior in a person when influencing


the behavior of others. There are various types and styles of leadership, including the
authoritarian type, the democratic leadership type; and the militaristic type and the
laissez faire leadership type. The purpose of this study was to determine the
relationship between the leadership style of the head of the room with the
performance of nurses in serving patients. This research was carried out at Rs.
Bhayangkara Mohamad Hasan palembang, on September 15 to September 30, 2022.
The research design used in this study was descriptive analytic with a cross sectional
approach. The number of samples in the study was 46 respondents. The sampling
technique used in this study was purposive sampling. The research instrument used
was a questionnaire. Methods Data analysis used SPSS with Chi-Squere statistical
test with a significance level of = 0.05. The results show that there is a relationship
between authoritarian leadership style and nurse performance in hospitals with a p
value of 0.002, there is a relationship between democratic leadership style and nurse
performance in hospitals with a p value of 0.004, there is a relationship between
laissez faire/liberal leadership style and nurses' performance at home. sick with a p
value of 0.005. It is hoped that the RS party will be able to apply a good leadership
style pattern in coordinating health workers to achieve good performance and
produce the best service. Besides that, the leadership should also provide awards,
both in the form of fair and open incentives and other awards according to the
performance of the nurses..

Keywords: Leadership style, Nurse performance


Literature : 22 (2012-2022)

xii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL ................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR BAGAN ......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 10
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................ 10
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 11
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
1.5.1 Tujuan Umum ................................................................................ 11
1.5.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 11
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep gaya kepemimpinan ....................................................................... 14
2.2 Konsep Kinerja............................................................................................ 21
2.3. Konsep Rumah Sakit ................................................................................... 22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 28
3.2 Hipotesis...................................................................................................... 29
3.2.1 Hipotesis Mayor ................................................................................ 29
3.2.2 Hipotesis Minor .................................................................................. 29

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 30
4.2 Waktu dan Tempat penelitian ..................................................................... 30
3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 30
3.2.2 Tempat Penelitian............................................................................... 30
4.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 30
4.3.1 Populasi ............................................................................................. 30
4.3.2 Sampel ................................................................................................ 32
4.4 Pengumpulan data ....................................................................................... 33
4.5 Pengololahan data ....................................................................................... 34
4.5.1 Editing data ....................................................................................... 34
4.5.2 Coding data ........................................................................................ 34

xiii
4.5.3 Entry data .......................................................................................... 34
4.5.4 Cleaning data ...................................................................................... 34
4.6 Analisis data ............................................................................................... 35
4.6.1 Analisis Univariat.............................................................................. 35
4.5.2 Analisis Bivariat ................................................................................. 36
4.7 Definisi Operasional.................................................................................... 38

Daftar Pustaka

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Karangka Teori ………………………………………………… 39

Bagan 3.1 Karangka Konsep……………………………………………........ 41

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2. Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 3. Koesioner Penelitian/Lembar Observasi
Lampiran 4. Hasil Output SPSS
Lampiran 5. Dokumentasi penelitian
Lamporan6. Surat penelitian

xvi
BAB I

1.1 Pendahuluan

Menurut (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan Habibi

tahun 2021) Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja

organisasi yang mencakup didalamnya yaitu kepemimpinan, hal ini

disebabkan oleh karena kepemimpinan merupakan unsur penting dan

menentukan kelancaran pelayanan di rumah sakit, karena kepemimpinan

merupakan inti dari manajemen organisasi. Sesuai dengan pernyataan yang

dikemukakan oleh Anwar (2016) yang menjelaskan bahwa kepemimpinan

adalah suatu proses mempengaruhi mempengaruhi orang-orang dengan

menetapkan tujuan, memberi pengarahan/perintah dan motivasi sehingga

secara operasional tujuan tercapai dan meningkatkan keberadaan organisasi,

hasil pengaruhnya akan ditandai adanya kemauan staf yang bekerja dengan

sukarela (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan Habibi tahun

2021)

Menurut Suyanto (2018) dalam (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny

Haryanto, Alpan Habibi tahun 2021).seorang pemimpin keperawatan berperan

untuk merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengevaluasi sarana

dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan

yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.

Kesemua peranan ini diwujudkan melalui gaya kepemimpinannya. Putra,

(2017) menjelaskan bahwa aktivitas pemimpin akan menunjukan pola gaya

1
2

kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi yang ia bawahi. Gaya

kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai

suatu tujuan dan gaya tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai

staf atau bawahannya (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan

Habibi tahun 2021).

Menurut (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan Habibi

tahun 2021) gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi

orgnisasi akan membuat anggota lebih semangat dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya serta harapan terpenuhinya kebutuhan. Kepala ruangan sebagai

pemimpin operasional di bidang keperawatan memimpin perawat pelaksana

sebagai sumber daya manusia secara langsung dalam menghasilkan asuhan

keperawatan secara profesional. Kepala ruangan merupakan jabatan yang

penting karena kemampuan perilaku kepemimpinan kepala ruangan ikut

menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan.

Menurut (besse matayang 2019) Tipe dan gaya kepemimpinan sangat

berkaitan dengan norma perilaku pada diri seseorang saat mempengaruhi

mempengaruhi perilaku orang lain. Tipe dan gaya kepemimpinan memiliki

berbagai macam variannya, sehingga diperlukan ada kajian teoritis yang

membahas tentang tipe dan gaya kepemimpinan. tipe kepemimpinan meliputi

tipe otoritas (autocrat); tipe peternalistik; tipe kharismatik; tipe kepemimpinan

demokratis; dan tipe militeristis. Sedangkan, gaya kepemimpinan meliputi

gaya kepemimpinan demokratis; gaya kepemimpinan delegatif; gaya


3

kepemimpinan birokratis; gaya kepemimpinan laissez faire; gaya

kepemimpinan otoriter/ authoritarian; gaya kepemimpinan karismatik; gaya

kepemimpinan diplomatis; gaya kepemiminan moralis; gaya kepemimpinan

administratif; gaya kepemimpinan analitis (analytical); gaya kepemimpinan

entrepreneur; gaya kepemimpinan visioner; gaya kepemimpinan situasional;

dan kepemimpinan militeristik.

Menurut (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan Habibi

tahun 2021) dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa dari 50 responden

dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan demokratis sebagian besar kinerja

perawat pelaksana baik yaitu sebanyak 44 responden (68,8%) dan gaya

kepemimpinan kepala ruangan otoriter sebagian besar kinerja perawat

pelaksana cukup yaitu sebanyak 11 responden (17,1%). Pada hasil diatas

diperoleh nilai r =0,623. Hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan

dengan kinerja perawat pelaksana menunjukkan hubungan yang kuat. Hal ini

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepimimpinan dengan

kinerja perawat.

Menurut (Lenny Gannika, Andi Buanasari tahun 2019) dalam

penelitiannya di ruang rawat inap rumah sakit gmim pancaran kasih manado

penelitian dari dua variabel yakni gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan

kinerja perawat di ruang rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado,

didapati nilai signifikan sebesar 1,000 ( ρ >0,05), hal ini menunjukan bahwa

tidak adanya hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala

ruangan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU GMIM Pancaran
4

Kasih Manado. Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan

kepala ruangan tidak bisa dipastikan, karena setiap kepala ruangan atau

pemimpin memiliki cara yang berbeda untuk mengatur, dan mengarahkan

bawahannya. Hal tersebut dapat dilihat kembali dengan keadaan dan situasi

yang terjadi dimana pemimpin atau kepala ruangan harus menggunakan gaya

kepemimpinan demokratis, partisipatif atau autokratis.

Menurut (Zulfian Tiandani, Ahmad Ahid Mudayana 2015), gaya

kepemimpinan otoriter, demokratis, laissez faire/liberal memiliki hubungan

dengan kinerja perawat yang ada di rumah sakit Ahmad Yani Metro Lampung.

dalam penelitiannya, menunjukkan kategori otokratis tinggi sebanyak 3,9%

dan rendah sebanyak 9,1%. Gaya kepemimpinan laissez faire tinggi sebanyak

5,9% dan rendah sebanyak 94,1%. Gaya kepemimpinan demokratis tinggi

sebanyak 96,1% dan rendah sebanyak 3,9%. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan

dengan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan tindakan keperawatan.

Berdsaarkan survey awal dan observasi yang dilakukan peniliti di Rumah

Sakit Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang melalui wawancara dari

perawat pelaksana yang ada di ruang anak, penyakit dalam, bedah, suparto dan

IGD. Perawat pelaksana diruang penyakit dalam, bedah, dan IGD mengatakan

hal yang hamper sama yaitu pemimpin mereka adalah orang yang rajin,

disiplin, bertanggung jawab dan tegas dalam melakukan tugas-tugasnya.

Sedangkan menurut perawat pelaksana yang ada di ruang anak dan suparto,
5

pemimpin mereka adalah tipe pemimpin yang bisa diajak berdiskusi, dapat

menerima pendapat orang lain dan dekat dengan perawat pelaksana.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis menyimpulkan untuk

mengambil judul hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan

kinerja perawat dalam melayani pasien di RS Bhayangkara Palembang tahun

2022.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi bahwa gaya

kepemimpinan dari kepala ruangan baik itu gaya kepemimpinan orotiter,

demokrasi, liberal, memiliki pengaruh yang berbeda dalam menentukan

kinerja perawat dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien.

1.3 Pembatasan Masalah

Tingkat kinerja perawat yang diteliti terbatas pada gaya kepemimpinan

otoriter, demokratis dan liberal di rumah sakit bhayangkara Palembang.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Secara keseluruhan

Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap

kinerja perawat di rumah sakit bhayangkara Palembang.

1.4.1 1.4.2 secara partial


6

a) apakah ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja

perawat di rumah sakit bhayangkara Palembang

b) apakah ada hubungan gaya kepemimpinan demokratis dengan

kinerja perawat di rumah sakit bhayangkara Palembang

c) apakah ada hubungan gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja

perawat di rumah sakit bhayangkara Palembang.

1.5 Tujuan Penenlitian

1.5.1 Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan

dengan kinerja perawat dalam melayani pasien di RS Bhayangkara

Palembang tahun 2022.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya hubungan gaya kepimimpinan otoriter kepala

ruangan di rumah bhayangkara Palembang

2. Diketahuinya hubungan gaya kepimimpinan demokratis kepala

ruangan di rumah bhayangkara Palembang

3. Diketahuinya hubungan gaya kepimimpinan liberal kepala ruangan

di rumah bhayangkara Palembang


7

1.6 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan dan penambahan ilmu manajemen rumah

sakit tentang gaya kepemimpinan yang sesuai untuk dapat

meningkatkan kinerja perawat.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi peneliti

Menjadi sumber pengetahuan baru bagi peneliti tentang pentingnya

suatu gaya kepemimpinan terhadap kinerja dalam suatu organisasi.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat dijadikan acuan dan memberikan manfaat bagi

manajemen rumah sakit untuk mengetahuai gaya kepemimpinan

yang sesuai yang dapat meningkatkan kinerja kerja perawat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan penelitian ini.


8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Sebagaimana telah diketahui, bahwa suatu organisasi tidak

mungkin lepas dari keberadaan seorang pemimpin. Seorang pemimpin

dalam organisasi memegang peran yang sangat penting supaya

organisasi dapat berkembang dan kegiatan yang dilaksanakan lebih

terarah, sehingga pencapaian tujuan dapat diwujudkan. Kata

“Kepemimpinan” sebagai terjemahan dari bahasa inggris “leadership”

sering didengar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak sedikit para

praktisi mencoba mempelajarinya dan mengupasnya. Kepemimpinan

berasal dari kata “to lead” yang berarti memimpin atau menunjukkan

sedangkan “leader” adalah pemimpin atau orang yang menunjukkan

jalan, dapat pula berarti mengepalai suatu pekerjaan, jadi kepemimpinan

adalah hal yang berhubungan dengan tuntunan, bimbingan, menyalurkan

jalan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.

Menurut (Mujisari Tri Rahayu, Tavip Dwi Wahyuni, Sulasmini

2018) kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk

memberikan pengaruh kepada perubahan perilaku orang lain secara

langsung maupun tidak. Seorang manajer ingin kepemimpinan lebih

efektif, ia harus mampu memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan

8
9

banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan

organisasi, menggerakkan stafnya agar mereka mampu melaksanakan

tugas–tugas pokok organisasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan

kepadanya dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas.Menurut

(usama saleh, tom o’connor, hattan al-subhi, rana alkattan, saad al-harbi,

declan patton 2018) kepemimpinan di definisikan sebagai proses yang

mempengaruhi tingkah laku kariawan dalam mencapai visi dan sasaran

institusi.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahawa

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan

pengaruh terhadap tingkah laku kariawan dalam mencapai visi dan

sasaran suatu institusi/organisasi.

2.1.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dan penerapan gaya

memimpin antara satu organisasi dengan organisasi yang lain berbeda-beda

sesuai dengan kondisi organisasi dan pola kerja anggota organisasi, sehingga

dalam penerapannya gaya kepemimpinan ini akan meningkatkan kinerja

para anggota organisasi. Menurut (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny

Haryanto, Alpan Habibi tahun 2021)Gaya kepemimpinan adalah pola

tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi


10

dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan dan gaya tersebut

dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai staf atau bawahannya.

Menurut (Putri Levina Maria de Haan Hendro J.Bitjuni Rina Kundre

2019) Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang dirancang

untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk

mencapai suatu tujuan. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang

dilakukan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.

2.1.3 Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan

Menurut (amsale Cherie, ato berhane gebrekidan 2013) dalam buku

(kepemimpinan dan manajemen keperawatan) pada interaksi antara

pemimpin dan anggota kelompok menunjukkan bahwa perilaku pemimpin

dapat secara substansial mempengaruhi iklim dan hasil kelompok. Perilaku

pemimpin dibagi menjadi 3 pola yang berbeda yang disebut gaya

kepemimpinan : otoriter, demoktratis dan liberal/laissez-fairre.gaya ini dapat

dipikirkan sebagai sesuatu yang berkelanjutan dari tipe kepemimpinan

dengan kendali yang tinggi dan pengarahan kepada gaya yang sangat pasif

dan tidak aktif.

Pemimpin otoriter mempertahankan kendali yang kuat kepada anggota

kelompok. Kendali ini mungkin bersifat murah hati dan berperasaan atau

mungkin bersifat dictator, dengan pengabaian penuh akan kebutuhan dan

perasaan dari anggota kelompok. Pemimpin otoriter memberikan perintah


11

dan mengharapkan anggota kelompok untuk mematuhi perintah, pengarahan

diberikan sebagai perintah bukan sebagai saran, ritik lebih sering berasal

dari pemimpin otoriter daripada tipe lain, walaupun tidak semestinya selalu

terjadi. Sebagian besar pemimpin otoriter juga agak suka memberi hukuman.

Pemimpin sendirian, tanpa dengan kelompok, melakukan pengambilan

keputusan. Beberapa akan membuat keputusan sama dengan sasaran

kelompok. Pemimpin otoriter secara jelas mendominasi kelompok.

Membuat kedudukan pemimpin terpisah dan lebih tinggi dari kedudukan

anggota kelompok, hal ini mengurangi tingkat kepercayaan dan keterbukaan

antara pemimpin dan anggota kelompok, khususnya jika pemimpin juga

cenderung suka menghukum, kepemimpinan otoriter khususnya cocok

dalam situasi darurat ketika arahan yang jelas adalah prioritas tertinggi.

Berlawanan dengan itu, kepemimpinan demokratis berdasarkan prinsip

prinsip berikut :

1.Setiap anggota kelompok sebaiknya berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan.

2.Kebebasan untuk percaya dan betindak diijinkan dalam ikatan yang logis

yang ditetapkan oleh masyarakat dan kelimpok.

3.Setiap individu bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan untuk

kesejahteraan kelompok.

4.Hendaknya ada kepedulian dan perhatian untuk setiap anggota kelompok

sebagai individu yang unik.


12

Kepemimpinan demokratis lebih partisipatif dan lebih sedikit kendali

daripada kepemimpinan otoriter, gaya ini tidak pasif. Kepemimpinan

demoktratis secara aktif mendorong dan membimbing kelompok kepada

terpenuhinya prinsip yang telah didaftar dan kepada pencapaian sasaran

kelompok. Daripada mengeluarkan perintah, pemimpin demokratis

menawarkan informasi,menayakan pertanayaan yang memotivasi dan

membuat anjuran untuk membimbing kerja kelompok.

Mereka adalah penggerak daripada pemegang kendali, boleh jadi lebih suka

berkata “kita” daripada “saya” dan “kamu” ketika berbicara tentang

kelompok. Sebagian besar riset mengidentifikasikan bahwa kepemimpinan

demoktratis tidak seefisien kepemimpinan otoriter. Ketika pekerjaan yang

dilakukan oleh kelompok demoktratis itu lebih kreatif dan kelompok

menjadi lebih termotivasi dengan sendirinya, gaya kepemimpinan

demokratis juga menjadi lebih terbebani, pertama, membutuhkan waktu

yang lebih dalam mengambil keputusan, kedua, ketidakkesepaktan mungkin

sekali akan muncul dan harus dipecahakan, yang juga membutuhkan lebih

banyak usaha.

Pemimpin laissez faire/liberal umumnya tidak aktif, pasif dan tidak

memberi pengarahan. Pemimpin laisse faire/liberal hampir meninggalkan

semua kendali dan pengambilan keputusan pada kelompok dan menyediakan

sedikit atau tanpa pengarahan, bimbingan atau dorongan, pemimpin laissez

faire/liberal menawarakan sedikit sekali pada kelompok : sedikit perintah,


13

pertanyaan, saran atau kritik. Mereka sangat persimisif, menetapkan hampir

tidak ada batasan, dan mengizinkan hampir semua perilaku.

Beberapa pemimpin agak lebih suportif pada individu anggota kelompok

dan akan menyediakan informasi atau saran jika diminta. Semakin ekstrem

pemimpin laissez faire/liberal maka dia akan membalikkan permintaan

kembali pada kelompok. Ketika gaya laissez faire/liberal menjadi ektrem,

maka sama sekali tidak ada kepemimpinan yang muncul. Dalam kelompok

laissez faire/liberal anggota bertindak secara mandiri satu sama lain,

ketidakpedulian akan terjadi, kegiatan akan menjadi kacau dan tingkat

frustasi meningkat.

Sasaran tidak jelas dan prosedur membingungkan atau bahkan tidak ada

semuanya. Dalam sebagian besar situasi, kepemimpinan laissez faire/liberal

itu tidak produktif, tidak efisien dan tidak memuaskan. Sekarang,

kepemimpinan laissez faire/liberal sering disebut permisif atau

kepemimpinan tanpa pengarahan. Menurut (besse matayang 2019) Gaya

kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang pemimpin

melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan fungsi

managemennya dalam memimpin bawahanannya. Adapun gaya-gaya

kepemimpinan yaitu sebagai berikut :

1.Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam

mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam
14

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau

kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara

bawahan dan pimpinan. Gaya tersebut terkadan disebut sebagai gaya

kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan

adanya kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau konsultatif.

Pemimpin yang berkonsultasi kepada anak buahnya dalam merumuskan

suatu tindakan putusan bersama.

Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu memiliki

wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam

melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan

keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi

dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun

sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau

kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang

dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak kesempatan

dalam menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang

diberikan kepada bawahan bersifat permintaan dengan

mengenyampingkan sifat instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan

dalam bertindak dan bersikap untuk memunculkan saling percaya dan

saling menghormati.

2.Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan

jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada


15

bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan

segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini

memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya

sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan seorang

pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya.

Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang

dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai

kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara

waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab.

Gaya kepemimpinan delegatif ini sangat cocok dilakukan kalau staff yang

dimiliki ternyata mempunyai motivasi dan kemampuan yang tinggi.

Dengan demikian pimpinan tak terlalu banyak dalam memberikan perintah

kepada bawahannya, bahkan pemimpin akan lebih banyak dalam

memberikan dukungan untuk bawahannya.

3.Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan

"Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin yang

ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah

berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis,

secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan

yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas.

Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja diberikan

kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak
16

boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku. Adapun

beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan

menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan

dan akan memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya,

pemimpin akan menentukan semua standar tentang bagaimana bawahan

akan melakukan tugas. Adanya sanksi yang sangat jelas kalau seorang

bawahan tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang

sudah ditentukan.

4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil

inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh

pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan

mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam

mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi. Dalam gaya

kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan

kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya untuk

berbuat dalam sesuka hatinya.

5. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh.

Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si

pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya


17

sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan. Tipe kepemimpinan

yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas.

Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau

suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti

diproyeksikan dalam bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya

agar mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di

sini bawahan hanyalah menjadi suatu mesin yang hanya sekedar

digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari

bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun diperhatikan.

6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik

orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan

membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya

kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan

perubahan dan adanya tantangan.

Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat di

analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya.

Mereka hanya mampu menarik orang untuk bisa datang kepada mereka.

Setelah beberapa lama kemudian, orang-orang yang datang tersebut akan

kecewa karena adanya ketidak-konsistenan.

Apa yang telah diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta dalam

pertanggungjawabannya, si pemimpin akan senantiasa memberikan alasan,

permintaan maaf, dan janji.


18

7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan

perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu

pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada

lawannya.

Hanya pemimpin dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya

bisa melihat kedua sisi dengan jelas, apa yang dapat menguntungkan

dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya. Kesabaran dan

kepasifan merupakan kelemahan pemimpin dengan menggunakan gaya

diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat begitu sabar dan sanggup dalam

menerima tekanan.

Mereka dapat menerima perlakuan yang tak menyenangkan tersebut, tetapi

pengikut-pengikutnya tidak menerimanya. Dan seringkali hal inilah yang

membuat para pengikutnya akan meninggalkan si pemimpin.

8. Gaya Kepemiminan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada

umumnya mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka

mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari para

bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan

ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang — orang akan datang karena

kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya.


19

Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata orang

seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak sedih dan sangat

mengerikan, kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan dan

bersahabat.

9. Gaya Kepemimpinan Administratif

Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan telalu kaku

dalam memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan

sekali takut di dalam mengambil resiko dan mereka cenderung akan

mencari aman.

10. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical)

Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan keputusan

didasarkan pada suatu proses analisis, terutama analisis logika dari setiap

informasi yang didapatkan. Gaya ini akan berorientasi pada hasil dan akan

lebih menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka

panjang. Kepemimpinan model ini sangatlah mengutamakan logika

dengan menggunakan beberap pendekatan-pendekatan yang masuk akal

serta kuantitatif.

11. Gaya kepemimpinan entrepreneur

Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian pada kekuasaan dan

hasil akhir serta kurang mengutamakan untuk kebutuhan akan kerjasama.

Gaya kepemimpinan model ini biasanya akan selalu mencari pesaing dan

akan menargetkan standar yang tinggi.


20

12. Gaya Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan

untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dijalankan secara

bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberikan

arahan dan makna pada suatu kerja dan usaha yang dilakukan

berdasarkandengan visi yang jelas.

13. Gaya Kepemimpinan Situasional

Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya

kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung

dari seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen

dari teori kepemimpinan situasional ialah mengenai tidak adanya gaya

kepemimpinan yang paling terbaik. Teori kepemimpinan situasional akan

bertumpu pada dua konsep yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/

kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya

kepemimpinan.

14. Kepemimpinan Militeristik

Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang

otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai

diktator terhadap para anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe

kepemimpinan militeristik yaitu lebih banyak dalam menggunakan sistem

perintah atau komando, keras dan sangat begitu otoriter, kaku dan

seringkali untuk kurang bijaksana; menghendaki adanya kepatuhan yang

mutlak dari bawahan; sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-


21

upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan;

menuntut adanya sebuah disiplin yang keras dan kaku dari para

bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan kritikan-

kritikan dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung

searah.

2.1.4 Indikator Gaya Kepemimpinan

Dari uraian diatas tentang gaya kepemimpinan, penulis menyimpulkan hal

yang bisa dijadikan indikator gaya kepemimpinan seorang karyawan adalah:

1) Tingkat komunikasi pimpinan dan bawahan.

2) Tingakat kesediaan atasan untuk mendorong bawahan dalam

mengeluarkan ide dan saran.

3) Tingkat otoritas pimpinan dalam memberikan kebebasan untuk

mengerjakan tugas.

4) Tingkat perhatian pimpinan atas prestasi kerja karyawan.

2.2 Tinjauan Tentang Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Seperti telah diketahui bahwa perusahaan sebagai bentuk

organisasi dapat hidup karena adanya orang-orang atau sumber daya

yang menggerakannya. Sumber daya manusia yang menggerakan

perusahaan adalah orang-orang sebagai pengikut atau aktor dalam


22

perusahaan tersebut. Tercapainya tujuan perusahaan hanya

dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada perusahaan

yang bersangkutan, sehingga baik buruknya kinerja mereka merupakan

faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

Baik buruknya kinerja karyawan dapat dilihat dari sejauh mana

para karyawan mampu menyelesaikan wewenang dan tanggungjawab

yang dilimpahkan kepadanya dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya. Menurut etimologi, kinerja bersumber dari

bahasa Inggris, yaitu dari kata ” performance ” yang berasal dari kata ”to

perform” . Menurut (Lenny Gannika, Andi Buanasari 2019) Kinerja

perawat adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien secara menyeluruh.

Menurut (Glady Endayani Salawangi, Febi K. Kolibu, Ribka

Wowor 2018 ) Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan

tanggung jawabnya. Menurut (Muhammad Iqbal, Syafrisar Meri

Agritubella 2017) Kinerja merupakan aktivitas seseorang

mengimplementasikan wewenang tugas dan tanggung jawab untuk

mencapai tujuan profesi dalam memberikan pelayanan. Dari beberapa

pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil

kerja dari suatu aktivitas pekerjaan yang dicapai oleh seorang atau
23

sekelompok karyawan dalam sebuah organisasi sesuai dengan standar

tingkat keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya pada jangka

waktu tertentu.

2.2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Henry Simamira dalam Mangkunegara (2010) kinerja

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu;

1) variabel individu, yaitu keterampilan, kemampuan dan latar belakang

serta demografis,

2) Variabel Psikologis, yaitu persepsi, sikap, belajar dan motivasi, dan

3) variabel organisasi, yaitu sumber daya, desain pekerjaan, struktur,

imbalan dan kepemimpinan. Sehingga kinerja baik juga dipengaruhi oleh

sumber daya yang menjadi indikator keberhasilan sebuah organisasi

(Muhammad Iqbal,Syafrisar Meri Agritubella 2017).

Dalam teorinya Gibson dan Ivancevich mengemukakan bahwa

faktor individu, faktor organisasi, dan faktor psikologi merupakan tiga

faktor yang mempengaruhi kinerja (Glady Endayani Salawangi, Febi K.

Kolibu, Ribka Wowor 2018).

Dari beberapa pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1) Faktor Individu.
24

2) Faktor Lingkungan Organisasi.

2.2.3 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dalam rangka pengembangan sumber daya

manusia adalah sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa dalam

kehidupan organisasi setiap orang/pegawai ingin mendapatkan

penghargaan dan perlakuan yang adil dari pemimpin organisasi yang

bersangkutan. Menurut (amsale Cherie, ato berhane gebrekidan 2013)

dalam buku (kepemimpinan dan manajemen keperawatan) penilaian

kinerja adalah peninjauan kembali secara sistematik sebuah kinerja

individu karyawan yang dipakai untuk mengevaluasi keefektifan kerja

mereka.

2.2.4 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut (amsale Cherie, ato berhane gebrekidan 2013) tujuan

penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang mendasari keputusan manajemen

mengenai persoalan seperti kenaiakan gaji, promosi, transfer atau

pemecatan.

2. Membantu karyawan dalam pengembngan diri mereka secara

personal.

3. Informasi penilaian kinerja akan membantu untuk menilai kefektifan

penggajian dan praktik rektrukmen.


25

4. Penyedian informasi kepada organisasi yang akan membantu untuk

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan.

5. Membantu penetapan standar kinerja seringkali digunakan sebagai

kriteria untuk menilai validalitas seleksi personil dan prosedur

pelatihan.

2.3 Konsep Rumah Sakit

2.3.1 Definisi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44

tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat. Penyelenggaraan rumah sakit berasaskan pada

Pancasila, serta didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan

profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,

pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai

fungsi sosial. Menurut World Health Organization (WHO), rumah sakit

adalah suatu bagian dari organisasi medis, dan sosial yang mempunyai

fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya

menjangkau keluarga dan lingkungan rumah.

Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan dan

penelitian biologi, psikologi, sosial ekonomi, dan budaya. Berdasarkan


26

Kementerian kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain upaya

promotif dan preventif, diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif.

Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh

melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan

kesehatan rujukan.

2.3.2 Tujuan Rumah Sakit

Penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan.

2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit.

4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber

daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit.

2.3.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-undang nomor 44 tahun 2009, Rumah Sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna. Rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit


27

dan pemulihan kesehatan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, rumah

sakit memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Menurut (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan Habibi tahun

2021) Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai

suatu tujuan dan gaya tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai

staf atau bawahannya. Menurut (Putri Levina Maria de Haan Hendro J.Bitjuni

Rina Kundre 2019) Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang

dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu,

untuk mencapai suatu tujuan. Riset klasik yang dilakukan oleh lewin, lippit

dan white (white,l lippit 1960) dalam buku (kepemimpinan dan manajemen

keperawatan) pada interaksi antara pemimpin dan anggota kelompok

menunjukkan bahwa perilaku pemimpin dapat secara substansial

mempengaruhi iklim dan hasil kelompok. Perilaku pemimpin dibagi menjadi 3

pola yang berbeda yang disebut gaya kepemimpinan : otoriter, demoktratis

dan liberal/laissez-fairre

28
29

variabel independen variabel dependen

otoriter

demokratis Kinerja perawat

Laissez faire/liberal

3.2 Hipotesis

mengetahui hubungan gaya kepemimpinan (otoriter, demkratis, laissez

faire/liberal) dengan kinerja perawat di rumah sakit muhammadiyah

palembang.

 ada hubungan antara gaya kepemimpinan (otoriter) dengan kinerja

perawat

 ada hubungan antara gaya kepemimpinan (demokratis) dengan kinerja

perawat

 ada hubungan antara gaya kepemimpinan (laissez faire/liberal) dengan

kinerja perawat
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

penelitian ini menggunakan desain penelitian yang dipakai adalah

deskriftif Analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti

mengambil data variabel independen dan dependen secara bersamaan.

Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan

(otoriter, Demokratis, Laissez Faire/ Liberal), sedangkan variabel dependen

adalah kinerja perawat.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober sampai dengan

12 Oktober Tahun 2022

4.2.2 Tempat Penelitian

Lokasi Tempat Penelitian dilaksanakan di rumah sakit bhayangkara

mohamad hasan palembang.

30
31

4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Menurut (Arif sumantri : 186) populasi merupakan keseluruhan

unit analisis yang karakteristiknya akan diduga. Pada penelitian ini

populasinya adalah perawat pelaksana yang ada di rumah sakit

Bhayangkara Palembang. Jumlah perawat yang ada di rumah sakit

Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang adalah 105 orang yang

terdiri dari 11 ruangan berbeda.

Tabel ruangan RS Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang :

no ruangan Jumlah perawat


1 Ruang anak 9
2 Ruang penakit dalam 10
3 Ruang bedah 10
4 Jannanuraga 10
5 Ruang Nicu 6
6 Ruang Icu 10
7 Ruang Picu 10
8 Ruang suparto 9
9 Ruang Igd 10
10 Ruang Ugd 10
11 Ruang kemala 11
Total jumlah 105
32

4.3.2 Sampel

Menurut (Arif sumantri : 186) sampel adalah sebagian

populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur. Unit sampel dapat

sama dengan populasi, tetapi dapat juga berbeda. Teknik Non

Probability Sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel

pada penelitian ini lebih tepatnya penulis menggunakan teknik

purposive sampling.

Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2008:122)

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan

melakukan proses penelitian yang kompeten dibidangnya.

Dengan kata lain pengambilan sumber data dalam menentukan

informan penelitian ini dengan menggunakan teknik “purposive

sampling” (sampel bertujuan). Purposive sampling merupakan

pengambilan informan berdasarkan pada responden yang sesuai

dengan tujuan penelitian dengan kriteria alasan tertentu yang kuat

untuk dipilih. Informan yang diambil dengan purposive sampling

yaitu perawat yang di RS bhayangkara palembang. Adapun

pengambilan sampel tersebut berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :


33

a. Perawat pelaksana yamg aktif.

Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

rumus lemeshow (1997). Berikut rumus lemeshow :

= Z21 − ∝/2 × p(1 − p) × N

d2(N − 1) + Z21 − ∝/2 × p(1 – p)

n = (1,96)2 X 0,3 X 0,7 X 105

(0,1)2 (105 − 1) + (1,96)2 X 0,3 X 0,7

n = 84,7072

1,04 + 0,8067

n = 45,86 = 46

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

p = estimasi proporsi (30%)

Z2 1-α/2 = Z score pada tingkat kepercayaan (95%)

d = presisi (0,1)

Perhitungan jumlah Responden dengan Metode Lemeshow dengan

tingkat kepercayaan 95% dihasilkan 46 responden.


34

4.4 Pengumpulan Data

4.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui kuisioner yang

digunakan untuk menggali data-data responden mengenai hubungan

gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat di rumah

sakit bhayangkara palembang.

4.4.2 Data Sekunder

data sekunder dalam penelitian diperoleh dari rumah sakit

bhayangkara palembang mengenai angka kinerja perawat pelaksana.

4.5 Pengolahan Data

Pengolahahan data adalah tahap pemberian skor dari isi kuesioner

(pertanyaan-pertanyaan) pervariabel(Sujarweni, 2014). Skor yang diberikan

pada variabel gaya kepemimpinan dan kinerja perawat, sesuai cara atau skala

pengukuran variabel tersebut. Cara pengukuran variabel dalam penelitian ini

menggunkan skala likert. pengolahan data dilakukan meliputi tahapan-

tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan pengisian

instrumen pengumpulan data.


35

2. Coding

Coding yaitu tahap pengklasifikasian data atau pemberian kode- kode

pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori sama, diperoleh dari

sumber data yang diperiksa kelengkapannya. Kode adalah isyarat yang

dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau

identitas pada suatu data yanng dianalisi.

3. Entry

Memasukkan data dalam variabel sheet dengan menggunakan

komputer.

4. Cleaning

Pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi,

dalam hal ini tidak diikutsertakan nilai hilang (missing value) dalam

analisis dan data yang tidak sesuai atau di luar range penelitian tidak

diikutsertakan dalam analisis.

4.6 Analisa Data

Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu yaitu

menggunakan teknik analisis kuantitatif, melalui proses komputerisasi. Dalam

pengolahan data yang sudah diperoleh pengolahan mencakup tabulasi data dan

perhitungan-perhitungan statistik. Adapapun analisa dilakukan dengan cara :

4.6.1 Analisa Bavariat

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi

dari setiap variabel yang diteliti meliputi variabel independen terhadap


36

variabel independen. Data pada analisa univariat ini dijadikan dalam

bentuk data kategorik dengan peringkasan data menggunakan

distribusi frekuensi dengan ukuran presentase (%).

4.6.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

(Notoadmodjo, 2018). Variabel indenpenden dalam penelitian ini

adalah gaya kepemimpinan (otoriter, Demokratis, Laissez Faire/

Liberal), sedangkan variabel dependen adalah kinerja perawat, uji

statistik yang digunakan adalah “Chi- Square”.

Uji Chi Square adalah merupakan uji hipotesis yang mengenai

perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi. Uji

Chi Square disebut dengan Kai Kuadrat. Uji Chi Square salah satu

jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua

variabel,dimana skala data kedua variabel adalah nominal. Uji Chi

Square digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh anatara dua

variabelnominal dan mengukur hubungan antara variabel nominal dan

variabel yang baru dengan lainnya( C= Coefisien of contigency).

Untuk menguji perbedaan proporsi/presentase antara beberapa

kelompok data atau menguji hubungan antara variable katagori yang

lainnya dengan membandingkan frekuensi yang terjadi dengan

frekuensi harapan. Bila nilai frekuensi terjadi dengan nilai frekuensi

harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan/ hubungan.


37

Uji Chi Squere memiliki tingkat kemaknaan  = 0,05. Kepuasan dari

pengujian Chi- Square dengan menggunakan program SPSS

(komputerisasi). Didapatkan informasi sebagai berikut :

1. Jika p. vαlue ≤ α = 0,05 : yang berarti ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

2. Jika p. vαlue > α = 0,05 : yang berarti tidak ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.


38

4.7 Definisi Operasional

Definisi Alat
No Variabel Cara ukur Hasil ukur Skala
. Operasional Ukur ukur
1. Gaya Gaya Observasi Kuesion SS=5 Ordinal
kepemi kepemimpia er S=4
mpinan n yang KS=3
otoriter bersifat TS=2
diktator STS=1
tanpa adanya Kategori
musyawarah Gaya
dalam kepemimpin
mentukan an otoriter
keputusan tinggi : 67-
100% (Gaya
kepemimpin
an Sedang :
34-66%
Gaya
kepemimpia
n
Lemah : 0-
33%
2. Gaya Gaya observasi Kuision SS=5 ordinal
kepemi kepemimpin er S=4
mpinan an yang KS=3
demokra berdasarkan TS=2
tis musyawarah STS=1
mufakat, Kategori
dalam Gaya
menentukan kepemimpin
keputusan, an
selalu demokrasi
dilakukan tinggi : 67-
diskusi 100% Gaya
terlebih kepemimpin
dahulu untuk an Sedang :
memilih 34-66%
keputusan Gaya
yang tepat kepemimpia
n
Lemah : 0-
33%
39

3. Gaya Gaya observasi Kuision SS=5 ordinal


kepemi kepemimpin er S=4
mpinan an yang KS=3
laissez bebas tanpa TS=2
faire/lib ada STS=1
eral kepemimpin Kategori
an sama Gaya
sekali, setiap kepemimpin
keputusan an laissez
dilakukan faire
secara dikatakan
mandiri oleh tinggi : 67-
anggota 100% Gaya
tanpa ada kepemimpin
arahan dari an Sedang :
pemimpin. 34-66%
Gaya
kepemimpia
n
Lemah : 0-
33%
4. Variabe .hasil kerja observsi Kuesion TDP = 1 ordinal
l dari suatu er JRG = 2
depende aktivitas KKD =3
nt: pekerjaan SRG = 4
kinerja. yang dicapai SLL = 5
oleh seorang Kategori
atau nilai:
sekelompok Baik : 60-
karyawan 100%
dalam Cukup : 0-
sebuah 59 %
organisasi (Bayu indra
sesuai sugiharto
dengan 2018)
standar
tingkat
keberhasilan
yang telah
ditentukan
sebelumnya
pada jangka
waktu
tertentu.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


.
Keberadaan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berawal dari keinginan para

anggota Polri, PNS serta Bhayangkari untuk memiliki sebuah balai pengobatan

sendiri yang kemudian diberi nama “Balai Pengobatan Tri Sakti”. Pemberian nama

Tri Sakti berasal dari tiga unsur tersebut yang rela menyisihkan sebagian gaji mereka

untuk mendirikan balai pengobatan.

Balai pengobatan ini berdiri tahun 1960 yang terletak di jalan Madang Palembang,

dengan tenaga medis seorang dokter sipil yang bekerja secara sukarela pada Polri

yaitu dr. Ghan Tjiu Ham. Pada tahun 1963 Balai Pengobatan Tri Sakti diubah

menjadi Poliklinik Dinas Kesehatan Daerah Kepolisian (Dinkesdak) VI yang

kemudian pindah ke JL.Kol.Atmo No. 9 Palembang. Sebagai Kepala Dinas

Kesehatan Daerah Kepolisian (Kadiskesdak) VI yang pertama adalah Mayor (Pol)

Dr. K,S Pam Budi dengan dibantu tiga orang dokter dan dua orang pembantu dokter.

Dan juga pada tahun tersebut menjadi Seksi Kesehatan Jasmani dibawah Polda

Sumatra Selatan tahun 1972, Mayor. Pol. Dr. K,S Pam Budi diganti oleh Mayor. Pol.

Dr. Soeparno kemudian diganti oleh Kapten Pol. Dr. Tarmizi Yahya sebagai pejabat

Kadiskesdak VI. Pada tanggal 1 Juli 1975 Diskesdak VI pindah ke Jalan Jenderal

Sudirman Km 4,5 Palembang. Pada saat itu pula pengelolaan klinik Besalin Dinkes

Brimob diserahkan kepada Sikesdak VI, kemudian atas prakarsa dari Kadin Pol VI

Sumbagsel dan Kasikesjasdak VI Sumbagsel Yaitu Mayor.Pol Dr Tarmizi Yahya

(Alm) Polikllinik ini berubah menjadi RS, berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.

38
Pol. S. Ket/262/VI/89 tanggal 22 juni 1989 diresmikan nama Rumah Sakit Polri,

kemudian pada tahun 2000 berubah menjadi Rumah Sakit Bhayangkara TK. IV

Polda Sumatera Bagian Selatan sesuai keputusan Kapolri No. Pol.

Skep/1480/XI/2000. Seiring dengan kebutuhan akan pelayanan bagi anggota Polri

dan Pegawai Negeri Sipil, keluarga Polri dan purnawirawan serta masyarakat umum,

maka Rumah Sakit Bhayangkara mengembangkan diri dari segi pelayanan kesehatan

yang ada di Rumah Sakit BhayangkaraPolda Bagian Sumatera Selatan. Pada bulan

Oktober 2001 sesuai keputusan Kapolri No. Pol.: Skep / 1549 / X / 2001, Rumah

Sakit Bhayangkara TK. IV Polda Sumatera Selatan diresmikan menjadi Rumah Sakit

Bhayangkara Polda Sumatera Selatan TK. III

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1. Data Umum

Data umum responden meliputi : Jenis kelamin, Usia, Pendidikan

terakhir, dan lama bekerja

5.2.1.1 Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

Tabel 5.1

Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah sakit


Bhayangkara mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase(%)


1 Laki laki 16 34,7
2 Perempuan 30 65,3
46 100

Sumber : Data penelitian, Tahun 2022


Pada tabel 5.1 menunjukkan dari 46 responden, dapat diketahui

bahwa responden paling banyak adalah responden perempuan dengan

jumlah 30 responden (65,3%).

2. Usia

Tabel 5.2

Distribusi Responden berdasarkan Usia di Rumah sakit


Bhayangkara mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Usia Frekuensi (f) Persentase(%)


1 26-35 Tahun 21 45,6
2 36-45 Tahun 14 30,5
3 46-55 Tahun 11 23,9
46 100
Sumber : Data penelitian, Tahun 2022

Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa Usia responden paling banyak

berkisar pada usia 26-35 Tahun, yaitu sebanyak 21 orang (45,6%)

responden dan paling sedikit berkisar pada Usia 46-55 Tahun yaitu

sebanyak 11 orang (23,9%).

3. Pendidikan

Tabel 5.3

Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan di Rumah sakit


Bhayangkara mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase(%)


1 D3 37 80,3
2 S1 9 19,7
46 100
Sumber : Data penelitian, Tahun 2022
Pada tabel 5.3 menunjukan Distribusi responden berdasarkan

Pendidikan di Rumah sakit bhayangkara mohamad hasan dari 46

Responden yang paling banyak dengan pendidikan terakhir D3

sebanyak 37 responden (80,3%).

4. Lama Bekerja

Tabel 5.4

Distribusi Responden berdasarkan Lama bekerja di Rumah sakit


Bhayangkara mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Lama Bekerja Frekuensi (f) Persentase(%)


1 1-3 Tahun 19 41,4
2 4-6 Tahun 16 34,7
3 >6 Tahun 11 23,9
46 100
Sumber : Data penelitian, Tahun 2022

Pada tabel 5.4 menunjukan distribusi responden berdasarkan Lama

bekerja di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan dari 46

Responden yang paling banyak masa kerja sejumlah 19 responden

(41,4%) dan paling sedikit masa kerja >6 Tahun sebanyak 11

responden (23,9%).
5.2.2. Analisis Univariat

Analisis Univariat merupakan analisis data yang dilakukan untuk

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2018). Adapun variabel independen yang diteliti yaitu

Gaya kepemimpinan (otoriter, demokratis, Laissez Faire/ Liberal).

Sedangkan variabel dependennya yaitu Kinerja perawat di Rumah

sakit bhayangkara mohamad hasan.

5.2.2.1 Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian meliputi gaya kepemimpinan

(otoriter, Demokratis, Laissez Faire/ Liberal).

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Tabel 5.5
Gaya kepemimpinan otoriter di Rumah sakit Bhayangkara
mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Gaya kepemimpinan Otoriter Frekuensi (f) Persentase(%)


1 Tinggi 8 17,4
2 Sedang 26 56,4
3 Lemah 12 26,2
46 100
Sumber : Data penelitian, Tahun 2022

Pada tabel 5.5 menunjukan Distribusi responden berdasarkan Gaya

kepemimpinan otoriter di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan

Tahun 2022 dari 46 Responden yang paling banyak gaya

kepemimpinan otoriter sedang sejumlah 26 responden (56,4%) dan

paling rendah gaya kepemimpinan otoriter tinggi sebanyak 8 responden

(17,4%).
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Tabel 5.6
Gaya kepemimpinan demokratis di Rumah sakit Bhayangkara
mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Gaya kepemimpinan Frekuensi (f) Persentase(%)


Demokratis
1 Tinggi 20 43,4
2 Sedang 15 32,7
3 Lemah 11 23,9
S 46 100
umber : Data penelitian, Tahun 2022

Pada tabel 5.6 menunjukan Distribusi responden berdasarkan Gaya

kepemimpinan Demokratis di Rumah sakit bhayangkara mohamad

hasan Tahun 2022 dari 46 Responden yang paling banyak gaya

kepemimpinan Demokratis Tinggi sejumlah 20 responden (43,4%) dan

paling rendah gaya kepemimpinan Demokratis lemah sebanyak 11

responden (23,9%).

3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire/Liberal

Tabel 5.6
Gaya kepemimpinan Laissez Faire/Liberal di Rumah sakit
Bhayangkara mohamad hasan Palembang Tahun 2022

No Gaya kepemimpinan Laissez Frekuensi (f) Persentase(%)


Faire/Liberal
1 Tinggi 14 30,5
2 Sedang 22 47,8
3 Lemah 10 21,7
46 100
Sumber : Data penelitian, Tahun 2022
Pada tabel 5.6 menunjukan Distribusi responden berdasarkan Gaya

kepemimpinan Laissez Faire/Liberal di Rumah sakit bhayangkara

mohamad hasan Tahun 2022 dari 46 Responden yang paling banyak

gaya kepemimpinan Laissez Faire/Liberal Sedang sejumlah 22

responden (47,8%) dan paling rendah gaya kepemimpinan Laissez

Faire/Liberal lemah sebanyak 10 responden (21,7%).

5.2.2.1 Variabel Independen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Kinerja Perawat

1. Kinerja Perawat

Tabel 5.7
Kinerja Perawat di Rumah sakit Bhayangkara
mohamad hasan Palembang Tahun 2022
No Kinerja Perawat Frekuensi (f) Persentase(%)
1 Baik 29 63
2 Cukup 17 37
46 100
Sumber : Data penelitian, Tahun 2022

Pada tabel 5.7 menunjukan Distribusi responden berdasarkan

Kinerja Perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan Tahun

2022 dari 46 Responden sebanyak 29 reponden (63%) memiliki

kinerja Tinggi.
5.2.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

yaitu Gaya kepemimpinan (otoriter, demokratis, Laissez Faire/ Liberal)

dengan variabel dependen yaitu Kinerja perawat di Rumah sakit

bhayangkara mohamad hasan. Untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dapat digunakan uji statistik (chi-

square) dengan program SPSS dengan menggunakan batas kemaknaan

p.value α = 0,05, bila p.value> 0,05 berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen dan

sebaliknya bila p.value ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara

variabel independen dengan variabel dependen.

1. Hubungan Antara Gaya kepemimpinan Otoriter dengan Kinerja


perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan Palembang
tahun 2022

Hasil analisis bivariat hubungan antara Gaya Kepemimpinan

Otoriter dengan Kinerja Perawat pada 46 responden di Rumah sakit

Bhayangkara mohamad hasan palembang dapat dilihat pada tabel 5.8

dibawah ini:
Tabel 5.8
Hubungan Gaya kepemimpinan Otoriter dengan Kinerja
Perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan
Palembang tahun 2022

No Gaya Kinerja Perawat Jumlah P.value


kepemimpinan
Baik Cukup
Otoriter
N % N % N %
1 Tinggi 5 10,9 3 6,5 8 17,4 0,002
2 Sedang 14 30,4 12 26 26 56,4 (bermakna)
3 Lemah 10 21,7 2 4,5 12 26,2
Total 29 63 17 37 46 100

Berdasarkan Tabel 5.8 diatas menunjukan bahwa gaya

kepemimpinan otoriter sedang dengan kinerja perawat baik adalah 30,4%

dan dengan kinerja cukup 26%. Gaya kepemimpinan otoriter lemah

dengan kinerja baik 21,7% dan dengan kinerja cukup 4,5%. Gaya

kepemimpinan otoriter tinggi dengan kinerja perawat baik 10,9% dan

dengan kinerja cukup 6,5%..

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-

Square didapat nilai p.value 0,002 atau < α = 0,05 sehingga hipotesis

yang menyatakan ada hubungan antara Gaya kepemimpinan otoriter

dengan Kinerja perawat di Rumahsakit Bhayangkara mohamad hasan

dapat terbukti secara statistik.


2. Hubungan Antara Gaya kepemimpinan Demokratis dengan Kinerja
perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan Palembang
tahun 2022

Hasil analisis bivariat hubungan antara Gaya Kepemimpinan Demokratis


dengan Kinerja Perawat pada 46 responden di Rumah sakit Bhayangkara
mohamad hasan palembang dapat dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini:

Tabel 5.9
Hubungan Gaya kepemimpinan Demokratis dengan Kinerja
Perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan
Palembang tahun 2022

No Gaya Kinerja Perawat Jumlah P.value


kepemimpinan
Demokratis Baik Cukup
N % N % N %
1 Tinggi 14 30 6 13,4 20 43,4 0,004
2 Sedang 10 22,4 5 10,2 15 32,6 (bermakna)
3 Lemah 5 10,5 6 13,4 11 23,9
Total 29 63 17 37 46 100

Berdasarkan Tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa gaya

kepemimpinan Demokratis Tinggi dengan kinerja perawat baik adalah

30% dan dengan kinerja cukup 13,4%. Gaya kepemimpinan Demokratis

Sedang dengan kinerja baik 22,4% dan dengan kinerja cukup 10,2%.

Gaya kepemimpinan Demokratis Lemah dengan kinerja perawat baik

10,5% dan dengan kinerja cukup 13,4%.

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-

Square didapat nilai p.value 0,004 atau < α = 0,05 sehingga hipotesis

yang menyatakan ada hubungan antara Gaya kepemimpinan demokratis

dengan Kinerja perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan

dapat terbukti secara statistik.


3. Hubungan Antara Gaya kepemimpinan laissez faire/ Liberal dengan
Kinerja perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan
Palembang tahun 2022

Hasil analisis bivariat hubungan antara Gaya Kepemimpinan laissez


faire/liberal dengan Kinerja Perawat pada 46 responden di Rumah sakit
Bhayangkara mohamad hasan palembang dapat dilihat pada tabel 5.9
dibawah ini:
Tabel 5.9
Hubungan Gaya kepemimpinan Laissez faire dengan Kinerja
Perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan
Palembang tahun 2022

No Gaya Kinerja Perawat Jumlah P.value


kepemimpinan
Baik Cukup
laissez faire
N % N % N %
1 Tinggi 8 17,4 6 13.1 14 30,5 0,005
2 Sedang 14 30,4 8 17,4 22 47,8 (bermakna)
3 Lemah 7 15,2 3 6,5 10 21,7
Total 29 63 17 37 46 100

Berdasarkan Tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa gaya


kepemimpinan laissez faire/liberal sedang dengan kinerja perawat baik
adalah 30,4% dan dengan kinerja cukup 17,4%. Gaya kepemimpinan
laissez faire/liberal tinggi dengan kinerja baik 17,4% dan dengan kinerja
cukup 13,1%. Gaya kepemimpinan Demokratis Lemah dengan kinerja
perawat baik 15,2% dan dengan kinerja cukup 6,5%.
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-
Square didapat nilai p.value 0,005 atau < α = 0,05 sehingga hipotesis
yang menyatakan ada hubungan antara Gaya kepemimpinan laissez
faire/liberal dengan Kinerja perawat di Rumah sakit Bhayangkara
mohamad hasan dapat terbukti secara statistik.
5.3 Pembahasan

5.3.1. Hubungan Gaya kepemimpinan Otoriter dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan Hasil penelitian Hubungan gaya kepemimpinan otoriter

dengan kinerja perawat menunjukan bahwa gaya kepemimpinan otoriter

sedang dengan kinerja perawat baik adalah 30,4% dan dengan kinerja

cukup 26%. Gaya kepemimpinan otoriter lemah dengan kinerja baik 21,7%

dan dengan kinerja cukup 4,5%. Gaya kepemimpinan otoriter tinggi

dengan kinerja perawat baik 10,9% dan dengan kinerja cukup 6,5%..

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-

Square didapat nilai p.value 0,002 atau < α = 0,05 sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara Gaya kepemimpinan otoriter dengan

Kinerja perawat di Rumahsakit Bhayangkara mohamad hasan dapat

terbukti secara statistik.

Cherie (2013), menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni atau

proses untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mereka bersedia dengan

kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan

organisasi. Kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu bawahan atau

pengikut karena kesediaan menerima dari pemimpin, anggota kelompok

membantu menegaskan status pemimpin dan memungkinkan proses

kepemimpinan. Tanpa bawahan, semua sifat-sifat kepemimpinan seorang

manajer menjadi tidak relevan.


Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan

oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku

orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan

kelemahan. Seorang kepala ruangan akan menggunakan gaya

kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya (Richard, 2013).

Secara umum ada tiga gaya kepemimpinan yang sudah sangat dikenal

didalam manajemen keperawatan yaitu gaya otoriter, demokrasi dan laisez

faire (Richard, 2013). Kepemimpinan Otoriter Adalah pemimpin yang

telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari

dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung

jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut,

sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah

diberikan.

Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas.

Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau

suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti

diproyeksikan dalam bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya

agar mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di

sini bawahan hanyalah menjadi suatu mesin yang hanya sekedar

digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari

bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun diperhatikan.


Pemimpin otoriter mempertahankan kendali yang kuat kepada

anggota kelompok. Kendali ini mungkin bersifat murah hati dan

berperasaan atau mungkin bersifat dictator, dengan pengabaian penuh akan

kebutuhan dan perasaan dari anggota kelompok. Pemimpin otoriter

memberikan perintah dan mengharapkan anggota kelompok untuk

mematuhi perintah, pengarahan diberikan sebagai perintah bukan sebagai

saran, ritik lebih sering berasal dari pemimpin otoriter daripada tipe lain,

walaupun tidak semestinya selalu terjadi. Sebagian besar pemimpin otoriter

juga agak suka memberi hukuman.

Menurut Penelitian yang dilakukan Yukl (2005) menyatakan bahwa

gaya kepemimpinan yang baik cenderung lebih sering menghasilkan

kinerja petugas yang tinggi, demikian juga sebaliknya jika gaya

kepemimpinan kurang baik akan menghasilkan kinerja petugas rendah.

Hasil studi ini didukung juga oleh penelitian Pasaribu (2007), di mana hasil

uji regresi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang baik akan

menghasilkan kinerja petugas baik, sebaliknya gaya kepemimpinan kurang

baik akan mengakibatkan kinerja buruk.

Menurut (Shieva Nur Azizah Ahmad, Frenny Haryanto, Alpan

Habibi tahun 2021) dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa dari 50

responden dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan otoriter sebagian

besar kinerja perawat pelaksana cukup yaitu sebanyak 11 responden

(17,1%). Pada hasil diatas diperoleh nilai r =0,623. Hubungan gaya


kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana

menunjukkan hubungan yang kuat.

Berdasarkan teori dan penelitian terkait maka peneliti berpendapat

bahwa gaya kepemimpinan Otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang

berorientasi mempertahankan kendali yang kuat kepada anggota kelompok.

Kendali ini mungkin bersifat murah hati dan berperasaan atau mungkin

bersifat dictator, dengan pengabaian penuh akan kebutuhan dan perasaan

dari anggota kelompok. Pemimpin otoriter memberikan perintah dan

mengharapkan anggota kelompok untuk mematuhi perintah sehingga

menghasilkan kinerja yang tinggi selain itu keberhasilan suatu pelayanan

kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan

keperawatan yang berkualitas bagi pasien sehingga dapat tercapai kepuasan

pasien.

5.3.2. Hubungan Gaya kepemimpinan Demokratis dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan Hasil penelitian hubungan gaya kepemimpinan

Demokratis dengan kinerja perawat menunjukan bahwa gaya

kepemimpinan Demokratis Tinggi dengan kinerja perawat baik adalah 30%

dan dengan kinerja cukup 13,4%. Gaya kepemimpinan Demokratis Sedang

dengan kinerja baik 22,4% dan dengan kinerja cukup 10,2%. Gaya

kepemimpinan Demokratis Lemah dengan kinerja perawat baik 10,5% dan

dengan kinerja cukup 13,4%.


Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-

Square didapat nilai p.value 0,004 atau < α = 0,05 sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara Gaya kepemimpinan demokratis dengan

Kinerja perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan dapat

terbukti secara statistik.

Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam

mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan

yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan

pimpinan. Gaya tersebut terkadan disebut sebagai gaya kepemimpinan

yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan adanya

kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau konsultatif. Pemimpin yang

berkonsultasi kepada anak buahnya dalam merumuskan suatu tindakan

putusan bersama (Marquis, 2016).

Menurut Cherie 2013, ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis

yaitu memiliki wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia

dalam melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan

keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi

dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun

sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau

kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang

dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak kesempatan dalam

menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang diberikan kepada


bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat instruksi,

dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk

memunculkan saling percaya dan saling menghormati (Bernardine, 2005)

Gaya kepimimpinan demokratis merupakan gaya kepemimpinan

yang bersifat ramah tamah dalam komunikasi, selalu bersedia menolong

atau melayani bawahannya dengan memberi nasehat, memberi petunjuk

jika dibutuhkan, menempatkan manusia sebagai faktor utama dan

terpenting dalam setiap kelompok/ organisasi dengan cara memberi

kesempatan yang luas bagi anggota kelompok/ organisasi untuk

berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Selain itu, setiap anggota dibantu

dalam mengembangkan sikap dan kemampuan memimpin. Sehingga dalam

perkembangan karirnya, setiap anggota berkesempatan menduduki jabatan

sebagai pemimpin (Mamonto, 2013)

Kepala Ruangan menginginkan para perawat berkeinginan

meningkatkan kualitas pekerjaannya, pandai bergaul dimasyarakat, maju,

mencapai kesuksesan dalam usaha masing-masing, dan semua pekerjaan

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disepakati dan ditetapkan

bersama sehingga tercipta suasana disiplin, kekeluargaan yang sehat dan

menyenangkan dan melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung

jawab.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosua Ferdian

(2018) yang menerangkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis

berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.


Hasil penelitian hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja

perawat ditunjang oleh teori Gibson (1996) yang menerangkan bahwa ada

3 variabel yang berpengaruh terhadap kinerja: (1) faktor individu:

kemampuan, keterampilan, latar belakang, dan demografi seseorang; (2)

faktor psikologis: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi

variabel ini menurut Gibson banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat

sosial, pengalaman kerja sebelumnya, dan variabel demografi; (3) faktor

organisasi: sumber daya, gaya kepemimpinan, karakteristik pemimpin,

imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. Hubungan keeratan antara gaya

kepemimpinan dan kinerja perawat rendah karena di dalam faktor

organisasi terdapat aspek-aspek lain seperti: sumber daya, imbalan,

struktur dan desain pekerjaan yang dapat mempengaruhi kinerja

Berdasarkan peneilitian dan didukung oleh bebrapa penelitian terkait

maka peneliti berpendapat gaya kepemimpinan demokratis dapat

meningkatkan kinerja para perawat. Kepemimpinan demokratis, sesuai

untuk kelompok yang bekerja sama untuk periode yang lama, Tipe

pemimpin ini khususnya efektif jika ada kooperasi dan koordinasi antar-

kelompok sehingga dapat menimbulkan pengambilan keputusan yang cepat

dan tepat.
5.3.2. Hubungan Gaya kepemimpinan Laissez faire/liberal dengan Kinerja
Perawat

Berdasarkan Hasil penelitian hubungan gaya kepemimpinan Demokratis

dengan kinerja perawat menunjukan bahwa gaya kepemimpinan laissez

faire/liberal sedang dengan kinerja perawat baik adalah 30,4% dan dengan

kinerja cukup 17,4%. Gaya kepemimpinan laissez faire/liberal tinggi dengan

kinerja baik 17,4% dan dengan kinerja cukup 13,1%. Gaya kepemimpinan

Demokratis Lemah dengan kinerja perawat baik 15,2% dan dengan kinerja

cukup 6,5%.

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-Square

didapat nilai p.value 0,005 atau < α = 0,05 sehingga hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara Gaya kepemimpinan laissez faire/liberal

dengan Kinerja perawat di Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan dapat

terbukti secara statistik.

Menurut Subry Sutikno 2014, Kepemimpinan Laissez-Faire

Kepemimpinan jenis ini hanya terlihat dalam kualitas yang kecil dimana para

bawahannya yang secara efektif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah

yang dihadapi, sehingga model ini hanya bisa berjalan apabila bawahan

memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan

sasaran cukup tinggi. Dalam model kepemimpinan ini, pemimpin sedikit

sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan bawahannya

untuk berbuat sesuka hatinya. Seorang pemimpin yang menggunakan tipe

kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi


tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya, tindakan

komunikasi dari pemimpin ini cendrung berlaku sebagai seorang penghubung

yang menghubungkan konstribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota

kelompoknya.

Menurut Soekarto 2006, kepemimpinan laissez-faire adalah pemimpin

yang mengkehendaki supaya kepada bawahannya diberikan banyak

kebebasan, Adapun menurut Syahrizal Abbas dalam Safruddin Aziz

kepemimpinan laissez-faire adalah membiarkan stafnya untuk berbuat

berdasarkan kehendak sendiri dan pemimpin tidak berpartisipasi aktif dalam

kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan

oleh bawahannya.

Baik buruknya kinerja karyawan dapat dilihat dari sejauh mana para

karyawan mampu menyelesaikan wewenang dan tanggungjawab yang

dilimpahkan kepadanya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Menurut etimologi, kinerja bersumber dari bahasa Inggris, yaitu

dari kata ” performance ” yang berasal dari kata ”to perform” . Menurut

(Lenny Gannika, Andi Buanasari 2019) Kinerja perawat adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang perawat dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien secara menyeluruh.

Menurut (Glady Endayani Salawangi, Febi K. Kolibu, Ribka Wowor

2018 ) Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.


Menurut (Muhammad Iqbal, Syafrisar Meri Agritubella 2017) Kinerja

merupakan aktivitas seseorang mengimplementasikan wewenang tugas dan

tanggung jawab untuk mencapai tujuan profesi dalam memberikan pelayanan.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pembangkit tenaga (sinergis)

yang menyatukan usaha banyak pekerja dengan bermacam – macam

ketrampilan.Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki

kemampuan lebih besar untuk menunjukkan dan mempengaruhi perilaku yang lain

dibandingkan dengan dia, jadi, fungsi pemimpin berdasarkan pada perbedaan

kekuasaan antara pihak–pihak yang terlibat (Gillis, 2009).

Kepemimpinan yang efektif adalah seseorang akan mengerti apabila menerima

suatu komunikasi, orang ini mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang

diminta oleh komunikasi tadi, orang ini percaya bahwa perilaku yang diminta adalah

sesuai dengan kehendak perorangan dengan nilai yang baik dan orang ini percaya

bahwa hal itu sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi. Semua definisi

kepemimpinan dipandang bagai suatu proses interaksi yang dinamis yang mencakup

tiga dimensi yaitu pimpinan, bawahan, dan situasi. Masing–masing dari dimensi

tersebut saling mempengaruhi (McGregor, dikutip dari swanburg, 2012).

Menurut penelitian lilis suryani 2013 tentang Hubungan Persepsi Perawat

Pelaksana Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana Dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan didapatkan hasil bahwa

menunjukan bahwa persepsi gaya kepemimpinan otoriter untuk memberikan kinerja

yang baik sebesar 2,091-36,64 kali dibandingkan yang mempunyai persepsi gaya

kepemimpinan liberal, persepsi gaya kepemimpinan demokratis berpeluang untuk

kinerja yang lebih baik sebesar 0,545 90,029-10,37) kali dibandingkan yang

mempunyai persepsi gaya kepemimpinan liberal/laissez faire.


Menurut penelitian Diah Fitri. 2017. Dampak Gaya Kepemimpinan Laissez-

Faire terhadap Kinerja Pustakawan (Studi terhadap Kepala Perpustakaan Universitas

Jambi). Hasil penelitian gaya kepemimpinan kepala perpustakaan di Perpustakaan

Universitas Jambi menggunakan dua gaya kepemimpinan transaksional dan gaya

kepemimpinan bebas dengan merumuskan konsep kinerja bersama pustakawan dalam

aktivitas sehari-sehari di perpustakaan. Dan dampaknya kinerja tidak disiplin.

Berdasarkan hasil penelitian dan didukung beberapa teori dan penelitian terkait

maka peneliti berpendapat Kinerja (prestasi kerja) adalah karya kerja (output) baik

kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sebagai tenaga kesehatan

pada dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan

kesehatan, agar selama proses pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan

keperawatan secara efektif dan efisien. Keperawatan yang efektif dan efisien

ditunjang dengan kepemimpinan yang baik, Seorang pemimpin Yang efektif

menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, Jadi

tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Pandangan ini

memasyarakatkan agar seorang pemimpin mampu membedakan gaya kepemimpinan,

membedakan situasi, menentukan gaya yang sesuai untuk situasi agar tercapai suatu

kinerja yang baik.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan hasil penelitian mengenai


Hubungan Gaya kepemimpinan (Otoriter, demokratis, laissez faire/liberal)
dengan Kinerja perawat diRumah sakit bhayangkara mohamad hasan
Palembang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1 Ada hubungan Gaya kepemimpinan Otoriter dengan Kinerja perawat


di Rumah sakit bhayangkara mohamad hasan Palembang Tahun 2022
dengan nilai p value 0.002.

6.1.2 Ada hubungan Gaya kepemimpinan Demokratis dengan Kinerja


perawat di Rumah sakit bhayangkara mohamad hasan Palembang
Tahun 2022 dengan nilai p value 0.004.

6.1.3 Ada hubungan Gaya kepemimpinan laissez faire/liberal dengan


Kinerja perawat di Rumah sakit bhayangkara mohamad hasan
Palembang dengan nilai p value 0.005.

6.2 Saran
.
6.2.1. Universitas Kader Bangsa

Sebagai bahan refrensi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang

manajemen keperawatann khususnya tentang gaya Kepemimpinan

dalam keperawatan untuk Variabel lain yang belum diteliti.


6.2.2 Rumah sakit Bhayangkara mohamad hasan

Hasil penelitian diharapkan menjadi Saran kepada Kepala Ruangan

untuk menerapkan pola gaya kepemimpinan yang baik dalam

mengkordinir para tenaga kesehatan untuk mencapai kinerja yang baik

dan menghasilkan pelayanan terbaik selain itu pimpinan juga

hendaknya memberikan penghargaan, baik berupa insentif yang adil

dan terbuka maupun penghargaan lainnya sesuai dengan kinerja para

perawat.

6.2.3 Peneliti

Mendapatkan pengalaman berharga dalam melakukan penelitian dan

mendapatkan informasi terbaru tentang Gaya kepemimpinan dalam

manajemen keperawatan untuk meningkatkan kinerja perawat.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S,A,N, Haryanto,F dan Habibi,A. (2021). “Hubungan Gaya


Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di
Rumah Sakit Swasta” dalam Simposium Nasional Multidisiplin volume
2 (1) (hlm. 1-10). Jakarta: Rumah Sakit Swasta di Jakarta Barat

Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Cherie,amsale dan gebrekidan,berhane,ato.(2013). kepemimpinan dan manajemen


keperawatan. yogyakarta : KYTA. Tersedia dari ipusnas.

Gannika, L, Buanasari,A. (2019). “hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan


dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit gmim pancaran
kasih manado” dalam e-journal keperawatan volume 7 (1) (hlm 1).
Manado : rumah sakit pancaran kasih manado

Gilles,D.A. 1996. Manajemen Keperawatan, Edisi 2, WB Sounder Company,


Philedeplia.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi


2, Jakarta: Salemba Medika,

Haan, D,L,M,P, Bitjuni,J,H dan Kundre,R. (2019). “gaya kepemimpinan dengan


motivasi kerja perawat di rumah sakit jiwa” dalam jurnal keperawatan
volume 7 (2) (hlm 2-5). Manado : Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L
Ratumbuysang

Iqbal, M, Agritubella,M,S. (2017). “hubungan budaya organisasi dengan kinerja


perawat pelaksana di rawat inap rs pmc” dalam Jurnal Endurance 2(3)
(hlm 286-288). Pekanbaru : rumah sakit PMC pekanbaru.

Mamonto, D.R. 2013. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan


Tingkat Stres Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Bitung. Vol 01. No
01. Manado: Universitas Sam Ratulangi

Marquis, B.L dan Huston, C.J. 2016. Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan. Edisi keempat. Jakarta: EGC.
matayang, besse. (2019). “Tipe dan Gaya Kepemimpinan: suatu tinjauan teoritis”
dalam jemma jurnal of economic, management and accounting volume
2 (2) (hlm 45-51).

Notoadmojo I. 2000. Sumber daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta.


. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 2, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2003. Proses dan Dokumentasi Keperawatan / Konsep dan Praktek.

Jakarta: Salemba.

Ode, L.S. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4, Volume 1, Alih Bahasa, Asih, Y., dkk. Jakarta:
EGC.

Rahayu, T,M, Wahyuni,T,D dan Sulasmini. (2018). “HUBUNGAN ANTARA


gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di
rumah sakit islam gondanglegi kabupaten malang” dalam nursing news
volume 3 (1) (hlm 187-193). Malang : rumah sakit islam gondanglegi
kabupaten malang

Sugiharto.I.B (2018) “kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di ruang


rawat inap penyakit dalam” (hlm 47). Jombang : RSUD Jombang

Sumantri,Arif (2011) “metodologi penelitian kesehatan” jakarta : KENCANA.


Tersedia dari ipusnas.

Salawangi, E,G, Kolibu,K,F dan Wowor,R. (2018). “hubungan motivasi kerja


dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap rsud liun kendage tahuna
kabupaten sangihe” dalam jurnal kersmas volume 7 (5) (hlm 1-6).
Sangihe : rsud liun kendage tahuna

Saleh, U, O’connor,T, Al-subhi,H, Alkattan,R, Al-harbi,S dan Patton,D. (2018).


“The impact of nurse managers’ leadership styles on ward staff” dalam
british journal of nursing volume 27 (4) (hlm 197). Saudi Arabia :
medical city in Saudi Arabia
Sujarweni , V, W. 2014.Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :Gava
Media.
Susanto,P. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Gravindo Persada
Swarburg,R.C. 2000. Pengaturan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Untuk Perawat Klinis, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Tiandani, Z, Mudayana,A,A. (2015) “hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang


dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rsud ahmad yani metro
lampung” dalam jurnal kesehatan masyarakat volume 8 (1) (hlm 332-
339). Lampung : rsud ahmad yani metro lampung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit. (2009).
LAMPIRAN

Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang di lakukan oleh :
Nama : Agung Sisen Miliyanto
NIM : 18220002
Alamat : Lr. Haji umar. Palembang
Judul Penelitian : Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Dalam Melayani Pasien Di Rs Bhayangkara
Mohamad Hasan Palembang Tahun 2022.

Saya akan bersedia untuk dilakukan pengukuran dan pemeriksaan demi


kepentingan penelitian. Denagan ketentuan, hasil pemeriksaan akan
dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Demikian surat peryataan ini saya sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Palembang ………………………………….2022
Responden

(………………..........)

65
IDENTITAS RESPONDEN

Data Responden

Nama :

Alamat :

Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan *

Usia : 26-35 Tahun 36- 45 Tahun

46-55 Tahun

Pekerjaan : Karyawan wiraswasta / Pegawai Swasta

TNI/POLRI Petani lainnya

Pendidikan Terakhir : SMA / D3 / S1 / S2 *

Lama Bekerja : 1-3 Tahun 4- 6 Tahun

>6 Tahun
Kuisioner gaya kepemimpinan

Tolong isi pertanyaan- pertanyaan berikut ini dengan jujur karena berhubungan
dengan keyakinan sikap/pandangan anda tentang gaya kepemimpinan kepala
ruangan rumah sakit bhayangkara mohamad hasan palembang yang
sebenarnya.
Petunjuk : berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan
anda
SS : sangat setuju
S : setuju
KS : kurang setuju
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
Alternatif jawaban
No Pendapat tentang gaya kepemimpinan
SS S KS TS STS
Gaya kepemimpinan otoriter
1 Kepala ruangan dalam memerintah
harus selalu dipatuhi walaupun tanpa
mendiskusikannya dengan bawahannya
2 Semua keputusan ditetapkan oleh
kepala ruangan tanpa harus meminta
persetujuan bawahan
3 Kepala ruangan terlalu bergantung
pada kekuasaan formalnya
4 Kepala ruangan dalam tindakan
menggunakan pendekatan yang
menganut unsur paksaan dan hukuman
5 Kepala ruangan kurang memperhatikan
perasaan dan kesejahteraan kariawan
Gaya kepemimpinan demokratis
6 Kepala ruangan melibatkan
bawahannya dalam pengambilan
keputusan
7 Kepala ruangan memotivasi bawahan
agar merasa ikut memiliki
8 Kepala ruangan senang menerima
saran dan kritikan dari bawahannya
9 Kepala ruangan lebih mementingkan
kerja sama dalam mencapai tujuan
10 Kepala ruangan ikut aktif dalam semua
kegiatan
Gaya kepemimpinan liberal
11 Bawahan dapat mengambil keputusan
dan kebijakan dengan bebas dan
leluasa dalam melakukan pekerjaan
12 Kepala ruangan tidak peduli terhadap
cara bawahan menyelesaikan pekerjaan
13 Kepala ruangan selalu memberikan
semua tanggung jawab kepada
bawahan
14 Bawahan merasa bebas untuk
melakukan diskusi dengan atasan
mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaannya
15 Kepala ruangan mempunyai
kepercayaan dan keyakinan kepada
bawahannya dalam melakukan
pekerjaan
Kuesioner Kinerja Perawat
Tolong isi pertanyaan- pertanyaan berikut ini dengan jujur karena berhubungan
dengan keyakinan sikap/pandangan anda tentang gaya kepemimpinan kepala
ruangan rumah sakit bhayangkara mohamad hasan palembang yang
sebenarnya.
Petunjuk : berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan
anda
TDP = tidak pernah
JRG = jarang
KKD = kadang-kadang
SRG = sering
SLL = selalu
No Uraian TDP JRG KKD SRG SLL
A. Pengkajian
1. Melakukan pengkajian data klien
pada saat klien masuk rumah sakit
2. Setiap melakukan oengkajian data,
dilakukan dengan wawancara,
pemeriksaan fisik, dan pengamatan
serta pemeriksaan penunjang (misal:
laboratorium, foto rontgen, dll)
3. Data yang diperoleh melalui pengkajian
dikelompokkan menjadi
data bio-psiko-sosio-spiritual
4. Mengkaji data subjektif dan objektif
berdasarkan keluhan klien dan
pemeriksaan penunjang
5. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan
format dan pedoman
pengkajian yang baku
B. Diagnosa keperawatan
6. Merumuskan diagnosis/masalah
keperawatan klien berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan pola fungsi kehidupan
(kondisi normal)
7. Rumusan diagnosis keperawatan
dilakukan berdasarkan masalah
keperawatan yang telah ditetapkan
8. Rumusan diagnosa keperawatan dapat
juga mencerminkan problem
etiology (PE)
9. Rumusan diagnosis keperawatan
bisa dalam bentuk aktual dan risiko
10. Menyusun prioritas diagnosis
keperawatan lengkap problem etiology
(PE)
C. Intervensi/Perencanaan
11. Rencana keperawatan dibuat
berdasarkan diagnosis keperawatan
dan disusun menurut urutan
prioritas
12. Rumusan tujuan keperawatan yang
dibuat mengandung komponen
tujuan dan kriteria hasil
13. Rencana tindakan yang dibuat mengacu
pada tujuan dengan kalimat perintah,
terperinci, dan
Jelas
14. Rencana tindakan keperawatan yang
dibuat menggambarkan keterlibatan
klien dan keluarga di dalamnya
15. Rencana tindakan keperawatan yang
dibuat menggambarkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain
D. Implementasi

16. Implementasi tindakan keperawatan


menggambarkan tindakan mandiri,
kolaboratif, dan ketergantungan
sesuai dengan rencana keperawatan
17. Observasi terhadap setiap respons
klien setelah dilakukan tindakan
keperawatan
18. Implementasi tindakan keperawatan
bertujuan untuk promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan mekanisme
koping
19. Implementasi tindakan keperawatan
bersifat holistik dan menghargai hak-hak
klien
20. Implementasi tindakan keperawatan
melibatkan partisipasi aktif klien
E. Evaluasi

21. Komponen yang dievaluasi mengenai


status kesehatan klien meliputi spek
kognitif, afektif, psikomotor klien
melakukan tindakan, perubahan fungsi
tubuh,
tanda, dan gejala
22. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan SOAP
23. Evaluasi terhadap tindakan keperawatan
yang diberikan mengacu kepada tujuan
dan kriteria
Hasil
24. Evaluasi terhadap pengetahuan klien
tentang penyakitnya, pengobatan
dan risiko komplikasi setelah
diberikan promosi kesehatan

25. Evaluasi tehadap perubahan fungsi tubh


dan kesehatan klien setelah
dilakukan tindakan
F. Dokumentasi keperawatan
26. Pendokumentasian setiap tahap proses
keperawatan ditulis dengan jelas,
ringkas, dapat dibaca, serta memakai
istilah yang baku dan
benar dengan menggunakan tinta
27. Setiap melakukan tindakan keperawatan
perawat mencantumkan paraf, nama
jelas,
tanggal, dan jam dilakukan tindakan
28. Dokumentasi proses keperawatan di
ruangan ditulis menggunakan
format yang baku sesuai dengan
pedoman di RS
29. Prinsip dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan adalah: tulis
apa yang yang telah dilakukan dan
jangan lakukan apa yang ditulis
30. Setiap melakukan pencatatan yang
bersambung pada halaman baru, tanda
tangani dan tulis kembali waktu dan
tanggal serta identitas
klien pada bagian halaman tersebut
TABULASI DATA GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya pemimpin otoriter Gaya pemimpin Demokratis Gaya pemimpin Liberal


No Inisial Umur Jenis kelamin Pendidikan Masa Kerja JUMLAH Kategori JUMLAH Kategori JUMLAH Kategori
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
1 PW. 1 26 Perempuan D3 1 5 5 5 4 5 24 Tinggi 3 3 3 5 4 18 Tinggi 1 1 2 1 3 8 lemah
2 PW. 2 33 Perempuan S1 4 2 1 1 1 1 6 Sedang 4 4 4 4 4 20 Tinggi 1 1 1 1 2 6 lemah
3 PW. 3 27 Perempuan D3 2 3 3 4 1 2 13 Sedang 3 2 2 2 1 10 Sedang 5 4 4 5 4 22 Tinggi
4 PW. 4 28 Perempuan D3 2 5 4 4 5 4 22 Tinggi 3 3 2 1 1 10 Sedang 4 3 4 4 4 19 Tinggi
5 PW. 5 28 Perempuan S1 2 4 3 4 4 4 19 Tinggi 2 2 3 1 2 10 Sedang 1 1 2 1 2 7 lemah
6 PW. 6 34 Perempuan D3 3 3 3 2 1 3 12 Sedang 1 1 2 1 2 7 Lemah 5 4 4 5 4 22 Tinggi
7 PW. 7 35 Laki-Laki D3 3 4 4 4 4 4 20 Tinggi 3 3 3 5 4 18 Tinggi 4 3 4 4 4 19 Tinggi
8 PW. 8 32 Laki-Laki D3 3 3 4 4 3 4 18 Tinggi 4 4 4 4 4 20 Tinggi 1 1 2 1 2 7 lemah
9 PW. 9 31 Perempuan S1 4 3 2 2 2 1 10 Sedang 1 1 2 1 2 7 Lemah 1 1 2 1 2 7 lemah
10 PW. 10 23 Perempuan D3 3 3 3 2 1 1 10 Sedang 1 1 2 1 2 7 Lemah 5 4 4 5 4 22 Tinggi
11 PW. 11 26 Perempuan D3 3 2 2 3 1 2 10 Sedang 3 3 3 5 4 18 Tinggi 4 3 4 4 4 19 Tinggi
12 PW. 12 33 Perempuan S1 3 1 1 1 1 1 5 Lemah 4 4 4 4 4 20 Tinggi 3 2 2 2 1 10 Sedang
13 PW. 13 27 Laki-Laki D3 2 4 4 4 4 4 20 Tinggi 3 2 2 2 1 10 Sedang 3 3 3 4 2 15 Sedang
14 PW. 14 28 Perempuan D3 1 3 2 2 1 4 12 Sedang 3 3 2 1 1 10 Sedang 2 3 3 2 4 14 Sedang
15 PW. 15 28 Laki-Laki S1 3 1 1 1 1 2 6 lemah 2 2 3 1 2 10 Sedang 5 4 4 5 4 22 Tinggi
16 PW. 16 34 Perempuan D3 2 2 2 3 3 3 13 Sedang 1 1 2 1 2 7 Lemah 4 3 4 4 4 19 Tinggi
17 PW. 17 35 Perempuan D3 3 2 2 4 1 4 13 Ringan 1 1 2 1 2 7 Lemah 3 2 2 2 1 10 Sedang
18 PW. 18 32 Perempuan D3 3 4 4 4 4 4 20 Tinggi 3 3 3 5 4 18 Tinggi 3 3 2 1 1 10 Sedang
19 PW. 19 31 Perempuan S1 3 2 2 2 2 4 12 Sedang 4 4 4 4 4 20 Tinggi 2 2 3 1 2 10 Sedang
20 PW. 20 23 Perempuan D3 2 4 4 4 4 4 20 Tinggi 1 1 2 1 2 7 Lemah 3 3 3 4 2 15 sedang
21 PW. 21 35 Perempuan D3 5 2 3 1 2 2 10 Sedang 3 3 3 5 4 18 Tinggi 2 3 3 2 4 14 Sedang
22 PW. 22 36 Laki-Laki D3 2 2 2 1 2 1 8 lemah 4 4 4 4 4 20 Tinggi 5 4 4 5 4 22 Tinggi
23 PW. 23 40 Laki-Laki S1 5 4 3 3 1 2 13 Sedang 1 1 2 1 2 7 Lemah 4 3 4 4 4 19 Tinggi
24 PW. 24 41 laki-laki D3 6 3 2 3 2 3 13 Ringan 3 3 3 5 4 18 Tinggi 2 2 3 1 2 10 Sedang
25 PW. 25 45 Perempuan D3 8 2 2 2 2 2 10 Sedang 4 4 4 4 4 20 Tinggi 1 1 2 1 2 7 lemah
26 PW. 26 44 Perempuan D3 4 1 1 2 2 2 8 lemah 3 2 2 2 1 10 Sedang 5 4 4 5 4 22 Tinggi
27 PW. 27 37 Perempuan S1 9 2 2 4 1 3 12 Sedang 3 3 2 1 1 10 Sedang 4 3 4 4 4 19 Tinggi
28 PW. 28 38 Laki-Laki D3 8 1 1 1 1 2 6 lemah 2 2 3 1 2 10 Sedang 3 2 2 2 1 10 Sedang
29 PW. 29 39 Perempuan D3 4 2 2 3 3 3 13 Sedang 3 3 3 5 4 18 Tinggi 3 3 2 1 1 10 Sedang
30 PW. 30 39 Laki-Laki S1 10 1 1 2 2 2 8 lemah 4 4 4 4 4 20 Tinggi 2 2 3 1 2 10 Sedang
31 PW. 31 44 Perempuan D3 4 1 1 2 2 2 8 lemah 3 2 2 2 1 10 Sedang 5 4 4 5 4 22 Tinggi
32 PW. 32 37 Perempuan D3 10 2 4 2 2 2 12 Sedang 3 3 2 1 1 10 Sedang 4 3 4 4 4 19 Tinggi
33 PW. 33 38 laki-laki D3 5 2 1 1 2 3 9 Sedang 2 2 3 1 2 10 Sedang 3 2 2 2 1 10 Sedang
34 PW. 34 39 Perempuan D3 4 1 1 2 2 2 8 lemah 3 3 3 5 4 18 tinggi 3 3 2 1 1 10 Sedang
35 PW. 35 39 Perempuan D3 6 1 1 2 2 2 8 lemah 4 4 4 4 4 20 tinggi 2 2 3 1 2 10 Sedang
36 PW. 36 46 Perempuan D3 5 2 2 1 2 3 10 Sedang 1 1 2 1 2 7 lemah 1 1 2 1 2 7 lemah
37 PW. 37 47 Laki-Laki D3 10 2 2 2 1 1 8 lemah 1 1 2 1 2 7 lemah 2 2 3 1 2 10 sedang
38 PW. 38 47 Laki-Laki D3 4 1 1 2 2 2 8 lemah 3 3 3 5 4 18 tinggi 1 1 2 1 2 7 lemah
39 PW. 39 48 Perempuan D3 10 2 2 2 2 2 10 sedang 4 4 4 4 4 20 tinggi 3 2 2 2 1 10 Sedang
40 PW. 40 52 Perempuan D3 4 1 1 2 2 2 8 lemah 1 1 2 2 2 8 lemah 3 3 2 1 1 10 Sedang
41 PW. 41 53 Laki-laki D3 15 P1 2 2 2 4 10 Sedang 3 3 3 5 4 18 tinggi 2 2 3 1 2 10 Sedang
42 PW. 42 54 Perempuan D3 5 2 2 2 2 1 9 Sedang 4 4 4 4 4 20 tinggi 1 1 2 1 2 7 lemah
43 PW. 43 55 Laki-Laki D3 10 2 2 2 2 2 10 Sedang 3 2 2 2 1 10 Sedang 1 1 2 1 2 7 lemah
44 PW. 44 54 Perempuan D3 6 4 2 3 1 2 12 Sedang 3 3 2 1 1 10 Sedang 3 2 2 2 1 10 Sedang
45 PW. 45 52 Laki-Laki D3 9 4 4 4 4 4 20 Ringan 2 2 3 1 2 10 Sedang 3 3 2 1 1 10 Sedang
46 PW. 46 50 Laki-Laki D3 8 2 2 2 2 4 12 Sedang 1 1 2 2 2 8 Sedang 2 2 3 1 2 10 Sedang
TABULASI DATA KINERJA PERAWAT

KINERJA PERAWAT
No Inisial PENGKAJIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI DOKUMENTASI Jumlah Kategori
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
1 PW. 1 3 2 4 4 4 2 4 4 3 1 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 85 Baik
2 PW. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 36 cukup
3 PW. 3 5 5 5 3 3 5 3 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 5 4 4 5 131 Baik
4 PW. 4 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 cukup
5 PW. 5 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 cukup
6 PW. 6 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 91 Baik
7 PW. 7 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 51 cukup
8 PW. 8 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 52 cukup
9 PW. 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 1 4 4 1 3 1 4 4 1 99 Baik
10 PW. 10 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 101 Baik
11 PW. 11 4 4 4 3 4 3 1 4 2 1 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 97 Baik
12 PW. 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 cukup
13 PW. 13 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 cukup
14 PW. 14 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 102 Baik
15 PW. 15 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 cukup
16 PW. 16 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 5 4 4 5 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 92 Baik
17 PW. 17 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 41 cukup
18 PW. 18 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 52 cukup
19 PW. 19 3 2 4 4 4 2 4 4 3 1 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 3 1 3 2 4 3 1 89 Baik
20 PW. 20 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 49 cukup
21 PW. 21 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 102 Baik
22 PW. 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 cukup
23 PW. 23 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 4 3 1 3 2 4 3 1 94 Baik
24 PW. 24 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 41 cukup
25 PW. 25 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 88 Baik
26 PW. 26 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 cukup
27 PW. 27 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 1 86 Baik
28 PW. 28 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45 cukup
29 PW. 29 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 Baik
30 PW. 30 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 41 cukup
31 PW. 31 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 42 cukup
32 PW. 32 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 76 Baik
33 PW. 33 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 88 Baik
34 PW. 34 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 84 Baik
35 PW. 35 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 85 Baik
36 PW. 36 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 102 Baik
37 PW. 37 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 88 Baik
38 PW. 38 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 84 Baik
39 PW. 39 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 85 Baik
40 PW. 40 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 102 Baik
41 PW. 41 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 88 Baik
42 PW. 42 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 84 Baik
43 PW. 43 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 85 Baik
44 PW. 44 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 102 Baik
45 PW. 45 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 41 cukup
46 PW. 46 3 2 4 4 4 2 4 4 3 1 4 4 4 3 4 3 2 3 1 2 4 2 4 4 1 4 2 4 4 1 91 Baik
Lampiran

OUTPUT SPSS

Distribusi Frekuensi

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid laki laki 16 34,7 34,7 34,7
perempuan 30 65,3 65,3 100,0
Total 46 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid 25-35 thn 21 45,6 45,6 45,6
36-45 thn 14 30,5 30,5 30,5
46-55 thn 11 23,9 23,9 100,0
Total 46 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid D3 37 80,3 80,3 80,3
S1 9 19,7 19,7 100,0
Total 46 100,0 100,0

Lama Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid 1-3 thn 19 41,4 41,4 41,4
4-6 thn 16 34,7 34,7 34,7
>6 thn 11 23,9 23,9 100,0
Total 46 100,0 100,0

97
OUTPUT SPSS

Frequencies
Statistics

Otoriter Demokratis Laissez faire Kinerja


perawat
N Valid 46 46 46 46

Missing 0 0 0 0

Frequency Table Univariate


Gaya kepemimpinan Otoriter

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Tinggi 8 17,4 17,4 17,4
Sedang 26 56,4 56,4 56,4
Lemah 12 26,2 26,2 100,0
Total 46 100,0 100,0

Gaya kepemimpinan Demokratis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Tinggi 20 43,4 43,4 43,4
Sedang 15 32,7 32,7 32,7
Lemah 11 23,9 23,9 100,0
Total 46 100,0 100,0

Gaya kepemimpinan Laissez faire/ Liberal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Tinggi 14 30,5 30,5 30,5
Sedang 22 47,8 47,8 47,8
Lemah 10 21,7 21,7 100,0
Total 46 100,0 100,0

Kinerja Perawat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Baik 29 63,0 63,0 63,0
Cukup 17 37,0 37,0 100,0
Total 46 100,0 100,0

98
Output analisis Bivariate

Gaya kepemimpinan otoriter* Kinerja Perawat

Crosstab

Kinerja Perawat Total


Baik Cukup
Gaya Tinggi Count 5 3 8
kepemimpinan Expected Count 5,0 3,0 8,0
otoriter % of Total 10,9% 6,5% 17,4%
Sedang Count 14 12 26
Expected Count 14,0 12,0 26,0
% of Total 30,4% 26% 56,4%
Lemah Count 10 2 12
Expected Count 10,0 2,0 12,0
% of Total 21,7% 4,5% 26,2%
Total Count 29 17 46
Expected Count 29,0 17,0 46,0
% of Total 63% 37% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 10,281a 2 ,002
Likelihood Ratio 10,423 2 ,002
Linear-by-Linear
3,368 1 ,046
Association
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 7,34.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for
a
Gaya otoriter (Tinggi
/ Sedang/lemah)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed.
.

99
Gaya kepemimpinan Demokratis* Kinerja Perawat

Crosstab

Kinerja Perawat Total


Baik Cukup
Gaya Tinggi Count 14 6 20
kepemimpinan Expected Count 14,0 6,0 20,0
Demokratis % of Total 30,0% 13,4% 43,4%
Sedang Count 10 5 15
Expected Count 10,0 5,0 15,0
% of Total 22,4% 10,2% 32,6%
lemah Count 5 6 11
Expected Count 5,0 6,0 11,0
% of Total 10,5% 13,4% 23,9%
Total Count 29 17 46
Expected Count 29,0 17,0 46,0
% of Total 63% 37% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 10,332a 2 ,004
Likelihood Ratio 10,563 2 ,004
Linear-by-Linear
3,368 1 ,064
Association
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 7,44.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for
a
GayaDemokratis(Tinggi
/ Sedang/lemah)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.

100
Gaya kepemimpinan Laissez faire * Kinerja Perawat

Crosstab

Kinerja Perawat Total


Baik Cukup
Gaya Tinggi Count 8 6 14
kepemimpinan Expected Count 8,0 6,0 14,0
Laissez faire % of Total 17,4% 13,1% 30,5%
Sedang Count 14 8 22
Expected Count 14,0 8,0 22,0
% of Total 30,4% 17,4% 47,8%
Lemah Count 7 3 10
Expected Count 7,0 3,0 10,0
% of Total 15,2% 6,5% 21,7%
Total Count 29 17 46
Expected Count 29,0 17,0 46,0
% of Total 63% 37% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 10,481a 2 ,005
Likelihood Ratio 10,723 2 ,005
Linear-by-Linear
3,368 1 ,086
Association
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 7,28.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for
a
Gaya laissez faire (Tinggi
/ Sedang/lemah)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.

101
Dokumentasi penelitian

40
41
42
43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai