Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN

KEJADIAN BINGUNG PUTING PADA BAYI


DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Kebidanan (S-1)

Oleh :
Sri Maryani
NIM : 12020170032

Pembimbing :
1. Atun Wigati, S.SiT., M.Kes
2. Indah Risnawati, M.Keb

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN FAKULTAS KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN BINGUNG PUTING PADA
BAYI DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA”, ini telah disetujui dan
diperiksa oleh Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Proposal Skripsi Program Studi S-1 Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Kudus, pada :
Hari :
Tanggal :
Nama : Sri Maryani
NIM : 12020170032

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Atun Wigati, S.SiT, M.Kes Indah Risnawati, S.SiT., M.Keb


NIDN : 0626108501 NIDN : 0610068202

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Dr. Ns. Rusnoto, S.KM., S.Kep., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN BINGUNG PUTING PADA
BAYI DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA”, ini telah diuji dan disahkan
oleh Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi S-1 Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :
Hari :
Tanggal :
Nama : Sri Maryani
NIM : 12020170032

Penguji Utama Penguji Anggota

Atun Wigati, S.SiT, M.Kes Islami, S.SiT., M.Keb


NIDN : 0626108501 NIDN : 0610068202

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Dr. Ns. Rusnoto, S.KM., S.Kep., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Sri Maryani
NIM : 12020170032
Menyatakan bahwa Skripsi judul “HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN BINGUNG PUTING PADA
BAYI DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA”, merupakan:
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri.
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Kudus.
Oleh karena itu pertanggungjawaban skripsi ini sepenuhnya berada pada
diri saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jepara, September 2022


Penyusun,

Sri Maryani
NIM : 12020170032

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyeselaikan Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN BINGUNG PUTING PADA
BAYI DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ns. Rusnoto, S.KM., S.Kep., M.Kes (Epid), selalu Rektor
Universitas Muhammadiyah Kudus.
2. Ibu Indanah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An, selaku Dekan Fakultas
Kesehatan
3. Ibu Indah Risnawati, S.SiT.,M.Keb selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Kudus sekaligus Dosen Pembimbing
Anggota
4. Ibu Atun Wigati, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Utama
5. Ibu Islami, S.SiT., M.Keb, selaku dosen Penguji Anggota Proposal
6. Kepada RSI Sultan Hadlirin Jepara yang telah mengijinkan dalam
pengambilan kasus dan Penelitian untuk menulis Skripsi.
7. Suami, Orang tua, anak-anakku, dan semua pihak yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan Skripsi.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Jepara, 2022
Penyusun,

v
Sri Maryani

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL...................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL....................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan Penelitian..............................................................................4
D. Manfaat Penelitian............................................................................4
E. Keaslian Penelitian............................................................................5
F. Ruang Lingkup..................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................8
A. Bayi...................................................................................................8
B. Bingung Puting................................................................................12
C. Pengetahuan Ibu.............................................................................13
D. Kerangka Teori................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................18
A. Variabel Penelitian..........................................................................18
B. Hipotesis Penelitian.........................................................................18
C. Kerangka Konsep Penelitian...........................................................18
D. Rancangan Penelitian.....................................................................19
1. Jenis Penelitian............................................................................19
2. Rancangan Penelitian..................................................................19
3. Metode Pengumpulan Data.........................................................19
4. Populasi Penelitian......................................................................20
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian....................................21

vii
6. Definisi Operasional Variabel.......................................................22
7. Instrumen Penelitian....................................................................23
8. Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................23
9. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data..........................................25
10. Etika Penelitian.........................................................................26
E. Jadwal Penelitian............................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................28
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

1.1 Keaslian 5
. Penelitian.......................................................................
3.1 Definisi Operasional 22
. Variabel........................................................
3.2 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan 23
. ibu..................................

ix
DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka 17
Teori............................................................................
3.1. Kerangka 19
Konsep........................................................................

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian


Lampiran 2 Jadwal Penelitian
Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu
Lampiran 7 Lembar Konsultasi

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) pada
tahun 2020, hanya 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI
eksklusif, dari hasil tersebut membuat Indonesia berada di peringkat
49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif dengan
cakupan target 51,1% dari 15 indikator (Anne, 2021). Data cakupan
ASI eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 54,3% dari total bayi berusia
0-6 bulan (Riskesdas, 2018). Cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi umur 0-5 bulan di provinsi Jawa Tengah sebesar 59,9% dengan
cakupan target pemberian ASI sebesar 33.7 % (Kemenkes RI, 2020).
Data dari profil kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2019,
jumlah bayi keseluruhan di Kabupaten Jepara ada 21.564 bayi, tapi
hanya 7504 bayi saja yang diberikan ASI, dapat disimpulkan bahwa
cakupan pemberian ASI tahun 2019 di Kabupaten Jepara sebanyak
34,8 % (Dinkes Prov Jateng, 2020). Jumlah persalinan di RSI Sultan
Hadlirin Jepara pada tahun 2021 sebanyak 846 kasus, dimana yang
tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 354 bayi (41,8%). Dapat
dikatakan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di RSI Sultan
Hadlirin Jepara pada tahun 2021 cenderung lebih besar dibandingkan
dengan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Sedangkan ibu yang
diberikan ASI eksklusif sebanyak 492 bayi (58,1%), dimana target
pemerintah pemberian ASI eksklusif sebesar 80% dari jumlah
kelahiran bayi setiap tahunnya (SIM-RSI Sultan Hadlirin Jepara,
2022).
Faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
antara lain pengetahuan dan sikap ibu yang memberikan dot,
pendidikan ibu, sosial budaya, tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) secara optimal sehingga bayi mengalami bingung puting.
Ketidaktahuan ibu dalam pemberian ASI dengan benar

1
2

mempengaruhi pada hari pertama setelah melahirkan, sehingga hal


itu yang menyebabkan bayi menjadi bingung puting saat minum
(Kristiyanasari, 2017).
Keberhasilan pemberian ASI ekslusif dan pencegahan bingung
puting pada bayi berawal dari terlaksananya proses IMD secara
optimal. Disamping menjadi titik awal keberhasilan ASI Eksklusif, IMD
diyakini memiliki banyak manfaat bagi ibu yaitu saat sentuhan,
hisapan, dan jilatan bayi pada puting ibu selama proses inisiasi
menyusu dini. Salah satu tujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yaitu:
mempercepat produksi ASI. Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi
22 % kematian bayi 28 hari. Sekitar 40 % kematian bayi pada satu
bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini meningkatkan
keberhasilan menyusu ekslusif dan lama menyusu sampai dua tahun
(Vetty & Elmatris, 2017).
Upaya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan oleh bayi setelah
dipotong tali pusatnya, bayi merangkak bergerak ke arah payudara,
menemukan menjilat dan mengulum puting, membuka mulut dengan
lebar dan melekat dengan baik. Bayi yang diberi kesempatan
menyusu dini akan berhasil menyusu eksklusif delapan kali lebih
besar dibandingkan bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini.
Ini berarti bahwa bayi selanjutnya akan lebih mungkin untuk disusui
sampai usianya mencapai dua tahun bahkan lebih manfaat IMD baik
bagi bayi maupun ibunya sangat besar serta mencegah terjadinya
bingung puting pada bayi sebear 75% (Edmond et. al, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Vetty & Elmatris (2017), tentang
hubungan pelaksanaan menyusu dini dengan kejadian bingung puting
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok, menunjukkan
bahwa makin dilaksanakan IMD akan semakin tinggi pemberian ASI
eksklusif dan bayi tidak bingung puting sebesar 86% dengan nilai p
value 0,002. Bayi sangat aktif pada 30 - 60 menit pertama setelah
lahir dan refleks menghisapnya pada saat ini adalah yang paling kuat.
3

Jika bayi diletakkan di atas dada ibu pada periode ini, pemberian ASI
eksklusif menjadi lebih optimal.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Harjanti (2020), tentang
pengetahuan ibu menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
menyusui memiliki perilaku buruk tentang cara menyusui, teknik
memberikan ASI perah dan teknik menyimpan ASI sebesar 84%.
Perilaku yang buruk salah satunya dalam pemberian ASI perah, ibu
memilih memberikan ASI perahan dengan menggunakan dot,
sehingga bayi akan bingung puting pada saat menyusui langsung bayi
akan menolak.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada Mei 2022 di RSI Sultan
Hadlirin Jepara terhadap 10 ibu, didapatkan 6 bayi (60%) tidak
mengalami bingung puting dan 4 bayi (40%) mengalami bingung
puting. Serta diketahui 6 ibu (60%) memberikan bayinya ASI eksklusif
dan 4 ibu (40%) tidak memberikan bayinya ASI eksklusif. Dari 6 bayi
yang diberikan ASI eksklusif terdapat 5 ibu (83,3%) melaksanakan
IMD dan 1 ibu (16,7%) tidak melaksanakan IMD saat melahirkan, dan
diketahui 6 ibu (100%) memiliki pengetahuan ASI yang cukup baik.
Sementara 4 bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, terdapat 2 ibu
(50%) melaksanakan IMD dan 2 ibu(50%) tidak melaksanakan IMD
saat melahirkan, dan diketahui 4 ibu (100%) memiliki pengetahuan
ASI yang kurang. Dampak kurangnya pengetahuan ibu terhadap
pentingnya pemberian ASI eksklusif dan pelaksanaan IMD atau
pemberian dot sejak dini mengakibakan bayi mengalami kebingungan
puting saat menetek,menolak menghisap puting payudara ibu,rewel.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu
dengan kejadian bingung puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin
Jepara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
maka peneliti merumuskan masalah bagaimanakah hubungan tingkat
4

pengetahuan ibu dengan kejadian bingung puting pada bayi di RSI


Sultan Hadlirin Jepara?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
kejadian bingung puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin Jepara
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu di RSI Sultan Hadlirin
Jepara i dibelakang ibu
hilang

b. Mengetahui kejadian bingung puting pada bayi di RSI Sultan


Hadlirin Jepara
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
kejadian bingung puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin
Jepara.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan bagi peneliti tentang manfaat inisiasi
menyusu dini dan wajib mematuhi pelaksanaan inisiasi menyusu
dini pada setiap menolong persalinan. serta agar dapat
berpartisipasi aktif dalam memberikan edukasi ASI esklusif dan
inisiasi menyusu dini pada setiap ibu dimulai sejak kehamilan,
saat persalinan dan nifas sehingga dapat mencegah kejadian
bingung puting pada bayi
2. Bagi RSI Sultan Hadlirin Jepara
Memberikan masukan bagi praktisi kesehatan, khususnya
bidan sebagai inovasi dalam memberikan asuhan kebidanan
berbasis Evidence Based Practice secara komprehensif dalam
pencegahan bingung puting pada bayi.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
5

Menjadi bahan referensi data akademik dan literatur


kepustakaan dalam meningkatkan keilmuan dan aplikasi tri darma
perguruan tinggi dan sebagai mata perkuliahan kebidanan tentang
hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian bingung
puting pada bayi.
4. Bagi Ibu dan Bayi
Menambah wawasan bagi ibu dan bayi dalam pelaksanaan
inisiasi menyusu dini serta berpartisipasi aktif dalam memberikan
edukasi ASI esklusif dan inisiasi menyusu dini pada setiap ibu
dimulai sejak kehamilan, saat persalinan dan nifas sehingga dapat
mencegah kejadian bingung puting pada bayi.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat
melakukan penelitian lebih mendalam lagi tentang hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian bingung puting pada
bayi dengan pendekatan yang lebih baik dan variabel yang
berbeda.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Judul Perbedaan
No Peneliti Metode Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1. Anis Hubungan Metode Hasil observasi Jenis
Setyowat Pengetah penelitian dari 31 Penelitian
i (2018) uan Ibu korelasi responden analisis
dengan dengan didapatkan 25 korelasi
Produksi pendekatan responden dengan
ASI Kohort (80,7%) pendekatan
Selama 6 prospektif. melakukan IMD waktu cross
Bulan Populasi secara dini. sectional.
Pertama sebanyak 31 Berdasarkan 25 Variabel
responden responden yang terikatnya
ibu nifas di melakukan IMD kejadian
BPM Wilayah secara dini bingung
Kerja sebanyak 22 puting.
Puskesmas responden Uji statistik
Bendo. (71,0%) memiliki Spearman
Sampel produksi ASI Rho.
diambil yang lancar Tempat
secara total. selama 6 bulan penelitian di
6

Dianalisa pertama, dan 3 RSI Sultan


menggunaka orang (9,7%) Hadlirin
nuji dengan produksi Jepara
Spearman ASI tidak lancar. Tahun 2022
Rank. 6 responden
(19,4%)
melakukan IMD
secara lambat.
Ada hubungan
antara inisiasi
menyusui dini
dengan Produksi
ASI selama 6
Bulan Pertama
dengan nilai
signifikan (p
value) = 0,0358
2. Sofia Hubungan Penelitian Terdapat Pada
Mawadd IMD korelasi hubungan antara penelitian
ah (2018) Dengan dengan variabel ini,
Kejadian pendenkatan pengetahuan Variabel
Bingung Cross dengan kejadian bebasnya
Puting sectional. bingung puting pengetahua
Pada Bayi Teknik (p value 0,001 n ibu.
pengambilan <0,05). Uji statistik
sampel : Nilai OR 9,17 Spearman
nonprobabilit (95%CT) Rho.
y sampling menunjukkan Tempat &
jenisnya bahwa tahun
puposive responden yang penelitian di
sampling tidak diberikan RSI Sultan
yaitu 50 inisiasi menyusu Hadlirin
sampel serta dini 9,17 kali Jepara
menggunaka lebih beresiko Tahun 2022
n uji Chi- mengalami
Squere bingung puting
dibandingkaan
dengan
responden yang
dilakukan inisiasi
menyusu dini

F. Ruang Lingkup
1. Lingkup waktu
Dimulainya pengambilan data awal pada bulan Mei 2022.
Direncanakan studi penelitian akan dimulai pada bulan Oktober
2022.
2. Lingkup tempat
7

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSI Sultan Hadlirin


Jepara.
8

3. Lingkup materi
Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah tentang
hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian bingung
puting pada bayi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi
1. Pengertian
Bayi adalah suatu organisme yang sedang tumbuh, baru
mengalami proses kelahiran, dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Masa bayi
dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan zat gizi (Kosim, Yunanto, Dewi, Sarosa, & Usman,
2015).
Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan,
perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ
tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat (Abdoerrachman, 2016).
2. Permasalahan pada Bayi
Menurut Marmi & Raharjo (2014), bayi memerlukan
perawatan khusus karena mempunyai permasalahan yang banyak
sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang
belum stabil
a. Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu
lingkungan 36°C- 37°C dan segera setelah lahir bayi
dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih
rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada
kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena
kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan
menambah produksi panas sangat terbatas karena
pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai,
ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan,

8
9

produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak


memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu
tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar
dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi dapat terjadi melalui
konduksi, evaporasi, konveksi, dan radiasi.
b. Masalah gastrointestinal dan nutrisi
Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas
usus yang menurun, lambatnya pengosongan lambung,
absorbsi vitamin yang larut dalam lemak berkurang, defisiensi
enzim laktase pada jonjot usus, menurunnya cadangan
kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh,
meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis). Hal ini
menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat
badan bayi.
c. Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak
dan otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik
apneu. Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan
menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.
d. Gangguan imunologik
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG
maternal melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan
karena pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin
terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan. Akibatnya,
fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi terganggu.
Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki
perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah
menderita infeksi.
10

3. Penanganan Bayi
Menurut Maryunani & Puspita (2013), penatalaksanaan
yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun
psikologis. Adapun penatalaksanaan bayi meliputi :
a. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah
mencapai dan mempertahankan respirasi. Banyak bayi
memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi. Bayi
dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan untuk
memaksimalkan oksigenasi karena pada bayi beresiko
mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu. Dalam
kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas,
merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk mencegah
aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen
diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi.
Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek edema paru
dan retinopathy of prematurity.
b. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada setelah
tercapainya respirasi adalah pemberian kehangatan eksternal.
Pencegahan kehilangan panas pada bayi distress sangat
dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses
kompleks yang melibatkan sistem kardiovaskular dan
metabolik. Suhu aksilar optimal bayi dalam kisaran 36,5°C –
37,5°C (Ulfah, 2015). Menurut Walyani (2015),
menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit
antara bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat
dilakukan oleh orang lain sebagai penggantinya.
2) Pemancar pemanas
11

3) Ruangan yang hangat


4) Inkubator
c. Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan terhadap infeksi merupakan salah satu
penatalaksanaan asuhan keperawatan pada bayi untuk
mencegah terkena penyakit. Lingkungan perilindungan dalam
inkubator yang secara teratur dibersihkan dan diganti
merupakan isolasi yang efektif terhadap agens infeksi yang
ditularkan melalui udara. Sumber infeksi meningkat secara
langsung berhubungan dengan jumlah personel dan peralatan
yang berkontak langsung dengan bayi.
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral
untuk asupan tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang
adekuat sangat penting pada bayi preterm karena kandungan
air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan
dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan
permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik
diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum
berkembang sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka
terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen
bayi tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi mereka karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti
makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal,
dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan
kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral
ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Bayi akan
mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap, menelan,
dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan
penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek
12

menghisap dan menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan


melalui sonde ke lambung.

B. Bingung Puting
1. Pengertian
Bingung puting (nipple confusion) adalah sesuatu keadaan
yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol
berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi
karena mekanisme menyusu pada puting ibu berbeda dengan
menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-
otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sebaliknya jika menyusu
pada botol bayi secara pasif dapat memperoleh susu buatan
(Wulandari & Haryani, 2016).
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bingug puting pada bayi
Faktor yang dapat menyebabkan bingug puting pada bayi
menurut Nancy (2020), antara lain :
a. Bayi sedang sakit seperti sariawan, demam akibat imunisasi,
atau pilek, sehingga sulit bernapas ketika menyusu.
b. Aroma ibu tidak disukai karena penggunaan lotion, parfum,
atau minyak berbau menyengat.
c. Stres, stimulasi berlebihan, terlambat menyusui, atau terlalu
lama ibu terpisah dari bayi.
d. Bayi sudah terlalu terbiasa dengan botol atau kempeng.
e. Bayi tidak nyaman pada posisi menyusu
f. Pengetahuan ibu yang kurang terhadap pemberian ASI
3. Cara mengatasi bingung puting pada bayi
Berikut ini ada beberapa cara yang disarankan oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2018, untuk mengatasi
bingung puting pada bayi antara lain:
a. Hentikan penggunaan botol dan kempeng
b. Pertimbangkan untuk tidak menggunakan puting buatan
13

c. Memperkenalkan kembali bayi pada proses menyusu dengan


kontak kulit dan gendong bayi di dekat payudara di antara
waktu menyusu
d. Menyusui saat bayi dalam keadaan tenang, jangan menunggu
saat bayi sangat lapar. Waktu yang tepat biasanya pagi hari
atau saat bangun tidur.
e. Memastikan bayi menyusu pada posisi yang tepat, yakni
ketika bayi dalam posisi yang sesuai di lengan ibu. Pada
posisi yang benar, mulut bayi terbuka lebar dan lidah di bawah
sebelum melekat ke payudara.
f. Memberikan contoh membuka mulut saat memberikan
instruksi buka mulut kepada bayi. Bayi baru lahirpun dapat
meniru ekspresi muka orang dewasa.
g. Menstimulasi payudara dengan memompanya terlebih dahulu
agar ASI lebih cepat keluar.
h. Gunakan pipet atau selang (feeding tube) untuk meneteskan
ASI ke mulut bayi ketika melekat ke payudara

C. Pengetahuan Ibu
1. Pengertian Pengetahuan
Manusia menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan yang nantinya mempengaruhi kualitas
kehidupannya. Terciptanya manusia tidak sematamata terjadi
begitu saja. Untuk memahami itu semua memerlukan proses
bertingkat dari pengetahuan, ilmu, dan filsafat. Pengetahuan
merupakan hasil tahu manusia yang hanya sekadar menjawab
pertanyaan apa (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan dapat dimiliki
manusia melalui pancaindra yang ia miliki. Hasil penglihatan dan
pendengaran dapat menjadi dasar seseorang berprilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Maka semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang akan tercermin pada perilaku sehari harinya.
Teori Bloom dalam Notoatmodjo (2014), mengatakan
bahwa perilaku manusia terbagi menjadi tiga macam domain,
14

yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengetahuan atau


kognitif merupakan domain yang paling esensial dalam
membentuk tindakan seseorang.
2. Tahap-Tahapan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014), enam tingkat pengetahuan
yang dicakup didalam domain kognitif adalah :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah.
b. Memahami (Comprehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui oleh
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan dan menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya). Di sini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
15

e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sistesis itu suatu kemampuan unuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi
atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
3. Proses Perilaku “Tahu”
Menurut Notoatmodjo (2014), perilaku adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung
dari maupun tidak dapat diamat oleh pihak luar. Sedangkan
sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek).
b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh
perhatian dan tertarik pada stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu atau
mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.
e. Adaptation dan sikapnya terhadfap stimulus.
4. Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran Pengetahuan teori Bloom dalam Notoatmodjo
(2014), mengemukakan pengukuran pengetahuan dapat diketahui
16

dengan cara menanyakan kepada seseorang agar ia


menggungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau
jawaban lisan maupun tertulis. Bukti atau jawaban tersebut yang
merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik dalam bentuk
pertanyaan langsung ataupun tertulis. Pengukuran pengetahuan
dapat berupa kuesioner atau wawancara
Menurut Arikunto (2014), pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu :
a. Baik : hasil presentase 75% - 100%
b. Cukup : hasil presentase 56% - 74%
c. Kurang : hasil presentase ≤ 55%
17

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bingug puting pada bayi:


Bayi sedang sakit
Aroma ibu tidak disukai karena penggunaan lotion
Stres, stimulasi berlebihan, terlambat menyusui, atau terlalu lama ibu terpisah dari bayi
Bayi sudah terlalu terbiasa dengan botol atau kempeng
Bayi tidak nyaman pada posisi menyusu

Pengetahuan ibu yang kurang terhadap pemberian ASI


Kejadian Bingung Puting

Sumber : Nancy (2020)

Keterangan :

:Diteliti

:Tidak diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimilki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2016). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent (bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan
variabel lain. Variabel bebas biasanya nilainya diamati, diukur untuk
diketahui pengaruh atau hubungannya dengan variabel lain
(Nursalam, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
tingkat pengetahuan ibu.
2. Variabel dependent (terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kejadian bingung puting pada bayi.

B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian bingung
puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin Jepara
Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian
bingung puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin Jepara

C. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2016). Berdasarkan ruang lingkup

18
19

penelitian dan teori yang telah diuraikan, maka kerangka konsep


penelitian adalah sebagai berikut :
Variabel Bebas Variabel Terikat

kejadian bingung puting


tingkat pengetahuan ibu
pada bayi kelahiran

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi korelasi (correlation
study) bertujuan untuk melihat hubungan antara gejala satu
dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang
lain. Untuk mengetahui korelasi antara variabel independen
pengetahuan ibu tentang tingkat pengetahuan ibu dengan variabel
dependen kejadian bingung puting pada bayi yang dilakukan
dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek,
kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek
yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Notoatmodjo, 2016).
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross
sectional. Cross sectional adalah desain penelitian analitik yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana
variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada
satu satuan waktu (Dharma, 2014). Penjelasannya yaitu dalam
sekali waktu peneliti akan mengumpulkan data tingkat
pengetahuan ibu dan kejadian bingung puting pada bayi secara
bersamaan.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan cecklist dengan
cara wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan meliputi :
20

a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari (Azwar, 2014). Pengumpulan data primer
dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
kuesioner dan observasi langsung terhadap subjek penelitian
yang berupa karakteristik sosiodemografi responden meliputi
umur,
pendidikan, pekerjaan. Sedangkan tingkat pengetahuan ibu
dan kejadian bingung puting pada bayi diperoleh dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya. Data sekunder biasaya berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar,
2014). Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari
pendokumentasian yang telah dilakukan oleh bidang rekam
medik meliputi jumlah ibu yang bersalin di RSI Sultan Hadlirin
Jepara.
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya (Saryono, 2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu
bersalin di RSI Sultan Hadlirin Jepara rata-rata perbulan sebanyak
70 orang (SIM-RSI Sultan Hadlirin Jepara, 2022).
21

5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian


a. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
(Sugiyono, 2014).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan penelitian
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat mengunakan sampel yang diambil dari populasi
itu (Sugiyono, 2014).
Besarnya sampel ibu nifas dalam penelitian ini
ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut :
N
n= 2
1+ N (e )
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar sampel
e : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat
ketepatan yang diinginkan, biasanya 0,05.
N
n= 2
1+ N (e )
70
n=
1+70 ( 0 , 05 2)
70
n= =59 , 5 di bulatkan menjadi60
1,175
Maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 60 responden.
b. Tehnik sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
dengan tehnik purposive sampling yaitu suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
22

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga


sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang
dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013). Adapun kriteria-kriteria
sampel ditetapkan sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi
a) Ibu yang bersalin di ruang nifas RSI Sultan Hadlirin
Jepara
b) Hari ke-3 dan ke-4
c) Bersedia menjadi responden dengan mengikuti setiap
proses penelitian
d) Menandatangani lembar persetujuan penelitian
(informed consent).
2) Kriteria Ekslusi ini saja
a) Pasien pulang paksa atau permintaan sendiri
6. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Tingkat Pengetahuan Kuesioner 1. Pengetahu Ordinal
Pengetahua ibu adalah dengan an kurang,
n ibu kemampuan skala jika skor ≤
ibu Guttman 55%
(responden) sebanyak 2. Pengetahu
untuk 15 an cukup,
menjawab pertanyaan, jika skor
pertanyaan dengan 56% - 74%
tentang pilihan 3. Pengetahu
kemampuan jawaban an baik, jika
bayi menyusu Benar nilai skor 75% -
atau bingung 1 dan Salah 100%
terhadap nilai 0
puting susu.
Terikat : Bingung puting Ceklist, 1. Tidak Nominal
(nipple kuesioner bingung
Kejadian confusion) puting
Bingung adalah 2. Bingung
Puting Pada sesuatu puting
Bayi keadaan yang
terjadi karena
bayi mendapat
susu formula
dalam botol
berganti-ganti
23

dengan
menyusu pada
ibu

7. Instrumen Penelitian
nstrumen penelitian adalah alat bantu fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkp,
dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2014).
Instrumen dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner karakteristik responden.
Kuesioner ini merupakan lembaran yang berisi data
demografi yang nantinya akan digunakan untuk
mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi nama
(inisial), usia, pendidikan, pekerjaan dan status paritas.
b. Kuesioner tingkat pengetahuan ibu
Kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang yang diukur
dengan skala Guttman yang terdiri dari 15 pernyataan dengan
pilihan jawaban “Benar” dan “Salah”. berikut kisi – kisi
kuesioner pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.
Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu
Variabel Indikator No. Pernyataan
1. Pengertian 1, 6, 9
2. Tujuan 2, 11
Pengetahuan ibu 3. Manfaat 3, 8, 12, 13
4. Jenis/ Produksi ASI 4, 5, 7, 10
5. Pencegahan 14, 15

8. Uji Validitas dan Reliabilitas


a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat
validitas atau kesalahan suatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengkur apa yang diinginkan.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang
24

terkumpul yidak menyimpang dari gambaran tentang validitas


yang dimaksud (Arikunto, 2014). Uji validitas dapat dilakukan
dengan menggunakan uji product moment person dan
dinyatakan valid, jika korelasi tiap butir nilai positif dan nilai r xy
> r tabel (Rachmat, 2014)
Pengukuran dikatakan valid bila rxy yang didapatkan
hasil pengukuran item soal lebih besar dari r tabel yang
didapatkan dari r product moment person dengan nilai α = 5%.
Penilaian validitas dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Jika nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid
2) Jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak
valid. Semula 15 ibu nifas

Jumlah responden ujicoba validitas adalah 20 ibu nifas


terhadap kuesioner tingkat pengetahuan ibu di RSU PKU
Aisyiyah Jepara pada bulan Oktober 2022. Pemilihan uji
validitas di RSU PKU Aisyiyah Jepara karena representatif
dengan nifas RSI Sultan Hadlirin Jepara.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan
sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan (Arikunto, 2014). Pertanyaan yang sudah
dinyatakan valid kemudian diukur reliabilitasnya. Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan metode alfa cronbach. Yaitu
membandingkan antara r hasil dengan r tabel pada taraf
kepercayaan 95% atau tidak signifikan 5%. Suatu instrumen
(kuesioner) dikatakan reliabel apabila r hasil (nilai cronbach’s
alpha) > 0,70 (Ghozali, 2014).
25

9. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data


a. Pengolahan Data
1) Mengedit (Editing)
Editing dlakukan untuk meneliti setiap daftar
pertanyaan / pernyataan yang sudah diisi. Editing meliputi
kelengkapan pengisian dan kesalahan pengisian. Editing
dilakukan pada saat pengambilan data, sehingga bila
terjadi kekurangan atau kesalahan, data dengan mudah
dapat segera dilakukan perbaikan.
2) Pengkodean (Coding)
Pemberian kode adalah kegiatan untuk
memasukkan data dengan memberikan kode-kode berupa
angka ke dalam table, untuk setiap kelompok pertanyaan /
pernyataan guna mempermudah pembacaan.
a) Variabel bebas: tingkat pengetahuan ibu, sistem
pengkodeannya sebagai berikut :
(1) Pengetahuan kurang diberi kode 1
(2) Pengetahuan cukup diberi kode 2
(3) Pengetahuan baik diberi kode 3
b) Variabel terikat: kejadian bingung puting pada bayi,
sistem pengkodeannya sebagai berikut:
(1) Tidak bingung puting: diberi kode 1
(2) Bingung puting: diberi kode 2
3) Tabulasi (Tabulating)
Data yang didapatkan dari hasil ceklist oleh
responden diolah secara manual dari komputer untuk
mendapatkan hasil frekuensi dari semua data.
4) Cleaning
Memastikan bahwa seluruh data yang telah
dimasukkan kedalam program computer sudah sesuai dan
tidak ada lagi kesalahan.
26

b. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
1) Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan pada tiap variabel dari
hasil penelitian untuk melihat distribusi frekuensi dengan
melihat prosentase masing–masing variabel penelitian.
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui proporsi
dari variabel bebas (tingkat pengetahuan ibu) dan variabel
terikat (kejadian bingung puting pada bayi) berupa
distribusi frekuensi serta mean, median dan modus.
2) Analisa Bivariat
Analisis yang menghubungkan dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2014).
Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05.
Untuk melihat ada/tidaknya hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan kejadian bingung puting pada
bayi di RSI Sultan Hadlirin Jepara.
10. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2016), etika yang harus digunakan dalam
sebuah penelitian antara lain :
a. Informed Consent (persetujuan penelitian)
Saat pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti
meminta ijin kepada responden atas kesediaannya menjadi
responden.
b. Anonimity (tanpa nama)
Pada lembar persetujuan maupun lembar kuesioner
tidak akan menuliskan nama responden tetapi hanya dengan
memberi simbol saja.
27

c. Confidentiality (kerahasiaan)
Pembenaran informasi oleh responden dan semua data
yang terkumpul akan menjadi koleksi pribadi tidak akan
disebar luaskan kepada orang lain tanpa seijin responden

E. Jadwal Penelitian
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA

Amran, Yuli. (2013). Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Menyusui dan


Dampaknya terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan
Reproduksi Vol. 3 No 1, April 2013 : 52 – 61.

Anisa, Fadhiyah Noor. (2018). Keberhasilan Ibu Menyusui di Tiga Hari Pertama
Post-Partum Berdasarkan Paritas Ibu di RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin. Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National
Seminars

Anne, Batterje M et al. (2021). The World Breastfeeding Trends Initiative (WBTi).
Kingdom of Saudi Arabia: 2021

Anggraeni, A. C. (2017). Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta :


Graha Ilmu

Arifeen S., Robert EB., Gretchen A., Abdullah B, dkk. (2018). Exclusive
Breastfeeding Reduces Acute Respiratory Infection and Diarrhea Deaths
Among Infants in Dhaka Slums. Pediatrics, 108(4): 1-12, Oktober 2018.

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka cipta.

Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2014). Maternity Nursing. Edisi 5.
Jakarta : EGC

Dewi, (2017). Air Susu dan Jenis ASI. Jakarta : EGC

Dharma, K. K. (2014), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans
InfoMedia

Dinkes Prov Jawa Tengah. (2020). Profil Kesehatan Profinsi Jawa Tengah
Tahun 2020. Semarang; Dinas Kesehatan

Febriyanti, R., & Dwi, E. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gilang Taman Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan. [e-journal].

Ghozali, Imam. (2014). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Guyton & Hall, (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.

Hartatik, Tri. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang tahun 2017. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

28
29

Haryati, Sri. (2016). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif sampai 4 Bulan di Desa Kandangmas Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: FKM Undip.

Hidayat, A A, (2016). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba


Medika, Jakarta.

Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI

Kristiyanasari, W. (2017). ASI, Menyusui dan Sadari. Yogjakarta : Nuha Medika

Mochtar, Rustam. (2014). Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid
2. Jakarta: EGC.

Moehji, Sjahmien. (2017). Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bhatara
Karya Aksara

Murwanti, Ipuk Dwiana. (2015) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Praktek


Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-4 Bulan di Desa Paremono
Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Skripsi. Semarang: FKM
Undip

Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan Ed.3. Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rachmat. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan ke-6. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Rizki, N. (2018). ASI dan Panduan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika.
Roesli, U. (2014). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda
Saryono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Alfabeta.
SIM- RSI Sultan Hadlirin Jepara. (2022). Sistem Informasi Medik tahun 2022.
Jepara: RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Siregar. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu, Paritas dan Peran Petugas
Kesehatan dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Siborongborong Tapanuli Utara. Jurnal Akrab Juara 2(3) : 88-95 Vicosta
Publishing. Jakarta
Sitopu, S. Dosriani, (2018). Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI
Eksklusif Desa Surakarya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang. Diakses : http//EjournalUnimus.Ac.Id, Diakses tanggal 14
Januari 2020

Sugiyono. (2014). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suharyono, Rulina Suradi. (2017). ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
30

Susanti, Ratna. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan tentang


ASI dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif (Studi di Desa Tidu
Kecamatan Bikareja). Skripsi. Semarang: FKM Undip

Wiji, Riski. (2018). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Jakarta : Medikal Book.

Winarno. (2017). Psikologi Perkembangan Anak: Platinum


LAMPIRAN
Lampiran 2

JADWAL PENELITIAN
Bulan

No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan & ACC
1
Judul
2 Studi Pendahuluan
Konsul BAB I, II, III
3 (Penyusunan
Proposal)
Pegajuan Ujian
4.
Proposal
5 Ujian Proposal Skripsi

Pengumpulan
6
Proposal Skripsi

7 Penelitian

Analisis dan
8
Pengolahan Data
9 Konsul BAB IV, V, VI
10 Ujian Skripsi
11 Pemberkasan Skripsi
Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Sri Maryani
NIM : 12020170032
Institusi : Universitas Muhammadiyah Kudus
Mohon kesediaan saudara untuk turut berpartisipasi sebagai responden
penelitian dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
kejadian bingung puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin Jepara”.
Identitas Saudara akan dijamin kerahasiaannya serta terlindungi dari
eksploitasi. Bila Saudara bersedia dimohon dapat mengisi lembar menjadi
responden.
Atas partisipasinya kami mengucapkan terima kasih.

Jepara,............................2022
Peneliti

Sri Maryani
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : ....................................
Umur : ....................................
Alamat : ....................................
Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia
menjadi responden untuk penelitian:
Nama : Sri Maryani
NIM : 12020170032
Judul Skripsi “Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian
bingung puting pada bayi di RSI Sultan Hadlirin Jepara”.
Saya bersedia menjadi responden, secara sukarela tanpa ada unsur
paksaan dari siapa pun dan data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan
dirahasiakan dan dipergunakan hanya untuk keperluan pengolahan data
saja.

Jepara, 2022
Responden

( )
Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

A. DATA DEMOGRAFI
Petunjuk : Isi dan berikan tanda centang (v) pada salah satu kolom
pilihan jawaban yang sesuai dengan Anda (jawaban pilih satu)
1. Nama Responden :
2. Usia Responden :
3. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah/Tidak tamat SD/Sederajat
b. Lulus SD/Sederajat
c. Lulus SMP/Sederajat
d. Lulus SMA/Sederajat
e. Lulus Perguruan tinggi
4. Pekerjaan Sekarang :
a. Tidak Bekerja/IRT
b. Buruh
c. Pedagang/Wiraswasta
d. Pegawai Swasta
e. PNS
f. Lain-lain (sebutkan………………………)

B. KEJADIAN BINGUNG PUTING PADA BAYI


1. Apakah bayi ibu dikasih susu formula dengan menggunakan dot
pada hari ke-1 atau hari ke-2 saat ASI ibu belum keluar?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah bayi ibu tampak bingung puting saat diberikan ASI
eksklusif?
a. Iya
b. Tidak
Lampiran 6
……….jam
KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN IBU

Petunjuk : Berikan tanda (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang
Ibu sesuai dengan pengetahuan Anda (jawaban pilih satu)
Keterangan : 1 = Salah (S)
2 = Benar (B)
Pilihan
Jawaban
No. Pernyataan
1 2
(S) (B)
1. ASI adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara ibu
2. Tujuan ASI adalah memberikan kekebalan kepada
bayi agar dapat mencegah penyakit
3. Manfaat ASI pada bayi adalah bayi mendapat zat
antibodi alami serta mengandung gizi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
termasuk kecerdasan bayi
4. Pertama kali pemberian ASI colostrum diberikan
segera setelah melahirkan
5. Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar
6. ASI Ekslusif perlu dilakukan secara rutin sampai bayi
berumur 6 bulan
7. Produksi ASI ditentukan oleh aktivitas hormon
prolaktin di kelenjar otak, sehingga perlu
mengkonsumsi makanan yang memiliki kecukupan
gizi untuk produksi ASI
8. Manfaat pemberian ASI dapat meningkatkan daya
tahan tubuh bayi dan mengandung zat anti infeksi
9. Salah satu kerugian dalam pemberian Pengganti ASI
( PASI) adalah PASI mudah tercemar oleh kuman
10. Kolostrum berwarna kuning
11. ASI tidak diberikan menggunakan botol, cangkir,
maupun dot
12. Selain membentuk zat antibodi, manfaat ASI
melindungi bayi dari infeksi pencernaan
13. Manfaat ASI untuk ibu adalah menambah panjang
kembalinya kesuburan pasca melahirkan serta
membuat ibu lebih cepat langsing
14. Pemberian ASI juga dapat mencegah kanker
payudara pada ibu
15. MPASI bisa memicu alergi pada bayi, gangguan
pencernaan atau obesitas
TOTAL SKOR

Interpretasi :
1. Pengetahuan kurang, jika skor ≤ 55%
2. Pengetahuan cukup, jika skor 56% - 74%
3. Pengetahuan baik, jika skor 75% - 100%

Anda mungkin juga menyukai