PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh
Sumarmi
NIM:E420173513 `
PEMBIMBING :
1.Sukarmin,M.Kep.Ns.Sp.Kep.MB
2.Sri Karyati,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KUDUS
2018
1
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Nama : Sumarmi
Nim : E.420173513
Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Ketua
ii
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Nama : Sumarmi
Nim : E.420173513
Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Ketua
iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Nama : Sumarmi
Nim : E.420173513
Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Ketua
iv
v
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Nama : Sumarmi
Nim : E.420173513
Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Ketua
v
vi
PERNYATAAN
Oleh karena itu pertanggungjawaban skripsi ini spenuhnya berada pada diri
saya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya.
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : Sumarmi
Tempat, tgl lahir : Pati, 25 Nopember 1981
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Sarirejo RT 02 RW 01 Pati
No. HP : 085232909179
B. Riwayat Pendidikan : 1. SD N Sembaturagung, tamat tahun 1994
2. SLTP N 2 Jakenan, tamat tahun 1997
3. SMAN Jakenan, tamat tahun 2000
4. Akademi Keperawatan Pragolo Pati,
tamat 2003
5. Stikes Muhammadiyah Kudus tahun 2016,
sampai dengan sekarang
C. Riwayat Pekerjaan : 1. RSUD RAA Soewondo Pati 2005 s/d sekarang
vii
viii
MOTTO
Boleh jadi kamu memiliki sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh
jadi pula kami menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah
mengetahui sedang kamu tidakmengetahui (Surat Al Baqoroh : 216 ).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka kamu telah
selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan) yang
lain (Al Insyiroh 6-7).
viii
ix
PERSEMBAHAN
ix
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
Penulisan Skripsi ini banyak mendapat bimbingan dan masukan,
sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan maupun bantuan, kepada :
1. Rusnoto, SKM. M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Kudus.
2. Sukarmin, M.Kep. Ns.Sp.Kep.MB selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
3. Sri Karyati, M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. dr. Suworo Nurcahyono, M.Kes selaku Direktur RAA Soewondo Pati yang
memberikan ijin untuk melaksanakan ijin belajar
5. Suami dan Anakku tercinta yang selalu mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan-rekan STIKES Muhammadiyah Kudus seperjuangan yang telah
bersatu padu mengusung asa untuk mencapai cita-cita sebagai perawat yang
mandiri dan profesional.
Penulis menyadari skripsi ini banyak kekurangan, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini.
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... v
PERNYATAAN ....................................................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN .................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI .........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvi
ABCTRACT ...................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 6
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).................................................... 8
B. Hemodinamika pada BBLR .......................................................... 13
C. Posisi Pronasi .............................................................................. 20
D. Pengaruh Pronasi dengan Status Hemodinamika ........................ 22
E. Kerangka Teori ............................................................................ 23
xi
xii
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian ................................................ 24
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................. 26
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
xvi
ABSTRAK
xvi
xvii
ABSTRACT
Background : Low Birth Weight Babies are still a health problem, especially
perinatal problems. One of the most important things in preventing death due to Low Birth
Weight Babies disorders is the act of monitoring hemodynamic status. Monitoring of
hemodynamic status is a very important action for the treatment of LBW infants.
Monitoring the status of hemodynamics in Low Birth Weight Babies include respiratory
system, pulse rate and oxygen saturation.
The purpose of this research is to know the influence of pronation position on
hemodynamics in low birth weight baby (BBLR) in perinatal room of RSUD RAA
Soewondo Pati in 2018.
Method : This type of research is a case control study. The design of this study
uses a quosi research design of experimental control group pretest posttest design. The
case group is 31 Low Birth Weight Babies performed pronation position and the control
group is 31 Low Birth Weight Babies carried out the standard hospital position. Analysis
using Wilcoxon.
Result : The average difference of temperature before (36,42 oC) and after
intervention / pronation (36,67 oC) that is equal to 0,25 oC. The difference in mean before
temperature (36.61 oC) and after in the control group (36.55 oC) is 0.06 oC. Mean
difference of pulse before (125,6 time per minute) and after intervention / pronation (135
times per minute) that is equal to 9.4. The difference in pulse average before (135 times
per minute) and after in the control group (130 times per minute) is 5.0. The average
respiratory rate difference before (41.87 times per minute) and after intervention /
pronation (46.12 times per minute) increased by 4.25. The mean respiratory rate
difference before (46.12 times per minute) and after control group (44.25 times per
minute) was 1.87. The average difference of oxygen saturation before (91,58%) and after
intervention / pronation (92,38%) has increased that is equal to 0.8. The average
difference of oxygen saturation of Low Birth Weight Babies before (92.38%) and after
control group (95.61%) was 3.23. The position of pronation affects hemodynamics
(temperature with p value = 0.000, pulse with p value = 0,03 and oxygen saturation p
value = 0,000) in Low Birth Weight in perinatal room RSUD RAA Soewondo Pati.
Conclution : RAA Soewondo Pati Hospital management is expected to apply
pronation position to improve the status of newborn hemodynamics in order to make
newborn babies get optimal handling.
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masih menempati urutan atas untuk Angka Kematian Bayi
(AKB). Jumlah kasus kematian Bayi di Indonsia tahun 2015 tercatat sebesar
33.278 kasus, kematian Bayi tahun 2016 sebanyak 32.007 kasus dan pada
tahun 2017 sampai dengan Bulan Juni sebanyak 10.294 kasus (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Pada tahun 2014 di Propinsi Jawa Tengah kasus kematian bayi (AKB)
pada tahun 2013 sebanyak 5865 kasus, pada tahun 2014 AKB sebesar 5.666
kasus, pada tahun 2015 sebesar 5.571 kasus, pada tahun 2016 sebesar
5.485 kasus dan sampai dengan Bulan Juni 2017 tercatat sebanyak 2.182
kasus (DInkes Prop. Jateng, 2017). Angka Kematian bayi (AKB) di
Kabupaten Pati 2015 sebanyak 43 kasus, tahun 2016 sebanyak 38 kasus
dan tahun 2017 sebanyak 128 kasus (Dinkes Kab. Pati, 2017).
Salah satu penyumbang tingginya AKB adalah bayi berat lahir rendah
(BBLR) dengan kasus prematuritas dan hipotermi pada minggu pertama
dalam kehidupan bayi baru lahir. Bayi baru lahir secara fisiologis belum
mampu menyesuaikan dengan lingkungan baru setelah dilahirkan, dukungan
lingkungan agar bayi tetap terjaga kehangatannya sangat diperlukan
(Perinasia, 2012).
WHO dalam Marnoto dkk (2013) menyatakan kematian periode
neonatal 70% terjadi pada BBLR sampai umur 1 tahun kematian BBLR
adalah 20 kali lebih tinggi dari bayi normal. World Health Organization (WHO)
mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir
dengan berat < 2.500 gram. Di Indonesia presentase BBLR tahun 2013
mencapai 10,2% (Balitbangkes and Kemenkes RI,2013) artinya satu dari
sepuluh bayi di Indonesia dilahirkan dengan BBLR.
BBLR di Jawa Tengah Tahun 2012 sebesar 3,75%, tahun 2013
sebesar 3,75%, tahun 2014 sebesar 3,90%, tahun 2015 sebesar 5,1% dan
tahun 2016 sebesar 4,4% (Dinkes Prop. Jateng, 2016). Angka bayi BBLR di
Kabupaten Pati tahun 2015 sebanyak 654 terdiri dari laki laki 347 dan
perempuan 307, tahun 2016 sebanyak 561 terdiri dari laki laki 287 dan
1
2
perempuan 274, tahun 2017 sampai dengan Oktober sebanyak 520 terdiri
dari laki laki 241 dan perempuan 279 (Dinkes Kab. Pati, 2017).
Angka Kejadian BBLR di Ruang Perinatal BRSD RAA “Soewondo”
Pati pada tahun 2015 sebanyak 443 bayi, tahun 2016 sebanyak 473 bayi dan
tahun 2017 mulai bulan Januari sampai dengan Bulan Oktober tercatat
sebanyak 48 kasus dari 394 pasien yang dirawat di ruang perinatal (Bagian
Rekam Medik RSUD RAA Soeowondo Pati, 2017).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di
bidang kesehatan terutama masalah perinatal. BBLR kurang bulan atau
prematur biasanya mengalami penyulit dan memerlukan perawatan yang
memadai. Angka kejadian dan angka kematian BBLR akibat kompliksi
seperti asfiksia, infeksi, hipotermia, hiperbilirubin masih tinggi (Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, 2010).
WHO dalam Martono dkk (2013) menyatakan kematian periode
neonatal 70% terjadi pada BBLR sampai umur 1 tahun, kematian BBLR
adalah 20 kali lebih tinggi dari bayi normal. Penyebab kematian Neonatus
diantaranya gangguan atau kelainan pernafasan 35,9%, prematuritas 32,4%,
sepsis 12%, hipotermi 6,3%, hiperbilirubin 5,6%, kelainan kongenital 1,4%
(Permenkes RI No. 53 tahun 2014).
Salah satu hal terpenting dalam pencegahan kematian akibat kelainan
kelainan BBLR adalah tindakan pemantauan status hemodinamika.
Pemantauan status hemodinamika merupakan tindakan yang sangat penting
untuk penanganan bayi BBLR. Tujuan pemantauan status hemodinamika
adalah untuk mengetahui kebutuhan oksigen tubuh dan mengeliminasi
karbondioksida yang dihasilkan jaringan. Oksigenasi mencakup seluruh
proses transport oksigen dari paru dan penyebaran ke jaringan, sedangkan
transport karbondioksida dari jaringan serta sekresi karbondioksida (CO2)
dari paru melalui ventilasi. Pemantauan status hemodinamika pada BBLR
diantaranya meliputi sistem pernafasan, frekuensi nadi, saturasi oksigen dan
thermoregulasi (Suek, 2013).
36oc. Hasil setelah dilakukan pronasi 4 bayi frekuensi nadi 128 x/mnt,
frekuensi nafas 44 x/mnt, saturasi oksigen 94 x/mnt dan suhu tubuh 365c.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan hemodinamika
yang stabil pada BBLR diantaranya perubahan posisi bayi saat tidur. Posisi
bayi dapat dilakukan yaitu posisi lateral, pronasi dan supinasi. Posisi pronasi
pada bayi saat tidur dapat meningkatkan kualitas tidur bayi sehingga
mendorong peningkatan perkembangan neuromoskuler (Miyata et al, 2012).
Posisi pronasi adalah posisi ketika lahir lutut fleksi dibawah abdomen
dan posisi badan tertelungkup (Wong et al, 2009). Bayi yang diletakkan pada
posisi pronasi, gravitasi dapat menarik lidah ke anterior sehingga jalan nafas
lebih baik dan udara dapat masuk ke dalam paru paru, alveoli dan seluruh
jaringan tubuh. Posisi pronasi dapat mempengaruhi perbaikan saturasi
oksigen, perkembangan paru, pengembangan dinding dada dan penurunan
insiden apnea pada BBLR (Wilawan et al, 2009).
Peran pronasi terhadap status hemodinamik menurut Dirkes,
Dickinson, Havey & O’Brien (2012) dalam Suek (2013) intervensi pemberian
posisi pronasi merupakan prosedur yang mudah dilakukan pada BBLR
dengan tujuan untuk meningkatkan status hemodinamik pasien bila
dibandingkan dengan posisi supinasi. Selain itu posisi pronasi dinilai aman
dan merupakan salah satu intervensi terapeutik yang murah untuk
meningkatkan oksigenasi pada BBLR.
Penelitian terdahulu oleh Suek (2013) dengan judul pengaruh posisi
pronasi terhadap status hemodinamik BBLR di ruang Pediatric intensive care
unit (picu) RSAB Harapan Kita Jakarta. Hasil penelitian diketahui bahwa ada
perbedaan bermakna oksigen pada BBLR sebelum dan sesudah pemberian
posisi pronasi. Pemberian posisi pronasi dapat meningkatkan saturasi
oksigen, memudahkan pengeluaran sekret dan mencegah terjadinya
pneumonia. Intervensi ini merupakan tindakan mandiri perawat yang mudah
dilakukan dan dapat di pakai sebagai salah satu intervensi terapeutik oleh
rumah sakit lain yang memiliki fasilitas ruang intensive care untuk merubah
posisi tidur pasien selama di rawat dengan lamanya waktu pemberian posisi
pronasi minimal 2 jam.
Perawatan BBLR di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati
dilakukan dengan cara melakukan posisi pronasi dan posisi standar rumah
sakit. Posisi pronasi dan posisi posisi standar rumah sakit belum ada
4
B. Perumusan Masalah
Apakah posisi pronasi berpengaruh terhadap hemodinamika pada
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo
Pati Tahun 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh posisi pronasi terhadap
hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal
RSUD RAA Soewondo Pati Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
sebelum dilakukan pronasi pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati Tahun 2018.
b. Mengetahui hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
setelah dilakukan pronasi pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati Tahun 2018
c. Mengetahui perbedaan hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) sebelum dan sesudah dilakukan pronasi pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di Ruang Perinatal RSUD RAA
Soewondo Pati Tahun 2018.
5
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulis mendapat tambahan pengalaman dan wawasan penulis
tentang pengaruh posisi pronasi terhadap hemodinamika pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR).
2. Bagi Responden
Sebagai tambahan informasi bagi responden yaitu perawatan
posisi pronasi untuk meningkatkan hemodinamika pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
3. Bagi RSUD RAA Soewondo Pati
Sebagai masukan dalam pembuatan Stándar Operasional
Prosedur (SOP) perawatan bayi BBLR dengan posisi pronasi dalam
meningkatkan status hemodinamika.
4. Bagi STIKES Muhammadiyah Kudus
Sebagai tambahan pustaka tentang pengaruh posisi pronasi
terhadap hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
E. Keaslian Penelitian
2 Hubungan usia gestasi Desain penelitian cross Tidak ada hubungan usia
dengan status sectional. gestasi dengan saturasi
hemodinamik pada oksigen, CRT dan suhu.
bayi premature di
RSUD Sleman
Yogyakarta (Fitriana
dan Krisnanto, 2015).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Klasifikasi BBLR
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati
dan Ismawati, 2010).
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500 sampai
2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000
sampai 1500 gram.
3) Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni/Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilannya.
Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
lemak subkutan kurang, tangisnya lemah dan jarang.
8
9
2) Sirkulasi
Sistem sirkulasi berperan dalam transportasi darah dan
oksigen. Pada kondisi dimana sistem sikulasi mengalami gangguan
seperti penyakit jantung, perdarahan, anemi, dan penyakit pada
sisten pernafasan (paru-paru),akan turut berpengaruh terhadap
ikatan oksigen dan hemoglobin dalam darah.
3) Suhu tubuh
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan peningkatan
metabolisme sehingga terjadi peningkatan kebutuhan oksigen tubuh
yang dapat mengakibatkan penurunan saturasi oksigen.
b. Penilaian denyut nadi
Denyut nadi merupakan gambaran dari setiap denyut jantung
yang memompakan sejumlah darah ke dalam arteri (Berman et al.,
2009). Rentang nilai normal denyut nadi pada bayi termasuk BBLR
berada pada rentang 100-160 kali tiap menit. Disebut takikardi bila
frekuensi denyut nadi > 160 kali setiap menit, bradikardi bila denyut
nadi < 100 kali setiap menit. Faktor yang dapat mempengaruhi denyut
nadi adalah latihan fisik, berada pada wilayah dengan tekanan atmosfer
rendah, kondisi emosional, penyakit jantung, deman dan apnae
(Mac. Greger, 2008).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur nilai saturasi
oksiden dan denyit nadi adalah oksimetry nadi (pulse oksimetry). Pulse
oksimetry merupakan alat ukur non invasif untuk mengukur saturasi
oksigen darah arteri (Berman et al,. 2009).Area pemasangan sensor
pulse oksimetry dapat pada ujung jari, hidung, daun telinga, dahi. atau
sekitar tangan dan kaki bayi. Sensor pulse oksimetry terdiri dari dua
diode pemancar cahaya (diode merah dan infra merah) yng
mentransmisikan cahaya melalui kuku, darah vena, darah arteri, serta
jaringan, dan foto detektor yang diletakkan langsung didepan diode.
Hemoglobin yang tersaturasi akan lebih banyak mengabsorsi cahaya
infra merah, sedangkan hemoglobin yang tidak bersaturasi lebih banyak
mengabsorsi cahaya merah.Jumlah cahaya merah dan inframerah yang
diabsorsi oleh hemoglobin yang tersaturasi dan tidak tersaturasi dalam
darah arteri akan di ukur oleh foto detector dan dilaporkan sebagai
presentase saturasi (Berman et al., 2009)
16
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk
asupan tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat
sangat penting pada bayi preterm karena kandungan air
ektraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan
sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan
tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuretik terbatas pada ginjal
bayi preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi
tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat penting dalam manajemen bayi
BBLR tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
mereka karena berbagai ingesti dan digesti makanan belum
sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, ukuran dan metode
pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi
dapat diberikan secara parinteral ataupun enteral atau kombinasi
keduanya
Bayi pretem menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran
dalam memberikan makanan dibanding bayi cukup bulan. Mekanisme
oral faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan terlalu cepat.
Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas
mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang berhubungan
dengan kemampuan bayi menyusu harus didasarkan pada evaluasi
status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari
kondisi normal dapt menunjukkan stres dan kelelahan.
Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi menghisap,
menelan, dan bernafas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan
penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
menelan kurang, nutisi dapat diberikan melalui sonde ke lambung.
Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah
mengalami distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernafasan
(Wong, 2008).
f. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah
menghemat energi. Bayi yang dirawat diinkubator tidak membutuhkan
20
E. Kerangka Teori
Status hemodinamika
:
1. Frekuensi nadi
a. Baik : 100-160 x/
Penyebab menit
Hemodinmika pada b. Kurang baik : <
BBLR : 100, > 160 x/ menit
2. Frekuensi nafas,
a. Faktor ibu a. Baik : 30-60 x/
menit
b. Faktor janin b. Kurang baik : < 30,
c. Faktor plasenta > 60 x/ menit
3. Saturasi oksigen
d. Faktor a. Baik : 88-92 %
lingkungan b. Kurang baik : <
88%
4. Suhu tubuh.
a. Baik : 36,5-37,5oC
b. Kurang baik : <
36,5oC, > 37,5oC
Penanganan
Hemodinmika pada BBLR
:
1. Dukungan respirasi
2. Termoregulasi
3. Perlindungan infeksi
4. Hidrasi
5. Nutrisi
6. Penghematan energi
a. Bayi yang dirawat
diinkubator.
b. Posisi pronasi
Gambar 2.1
Kerangka Teori Penelitian
Ket : diteliti
tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus dalam penelitian. Variabel
menunjukkan atribut sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Riwidikdo, 2008).
Variabel dalam penelitian ini meliputi :
1. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel pengaruh merupakan variabel
perlakuan, kausa, treatment yaitu variabel yang bila suatu saat bersama
variabel lain ini akan berubah (Saryono, 2010). Variabel bebas dalam
penelitian ini posisi pronasi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di
Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel terpengaruh/ dependent variabel
atau variabel yang dipengaruhi (Notoatmodjo, 2010). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hemodinamika pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara, dari suatu penelitian, berarti
juga dugaan, dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktkan dalam
penelitian tersebut (Mahfoedz, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ha : ada pengaruh posisi pronasi terhadap hemodinamika pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo
Pati Tahun 2018
2. Ho : tidak ada pengaruh posisi pronasi terhadap hemodinamika pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo
Pati Tahun 2018
25
26
konsep agar bisa diamati dan diukur secara langsung maka konsep harus
dijabarkan dalam variabel-variabel (Notoatmodjo, 2010).
Hemodinamika
Posisi pronasi pada Bayi Berat
Lahir Rendah
(BBLR)
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus kontrol yaitu
dilakukan dengan cara membandingkan dua kelompok kasus dan kontrol,
kemudian ditelusuri ada tidaknya faktor resiko yang berperan (Saryono,
2010). Kelompok kasus dalam penelitian ini posisi pronasi pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo
Pati, sedangkan kelompok kontrol adalah posisi standar rumah sakit
pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA
Soewondo Pati.
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quosi
eksperimen control group pretes postes design artinya penelitian untuk
membandingkan hasil kelompok kasus dan kelompok control
(Notoatmodjo, 2010).
Bentuk Rancangan ini sebagai berikut :
: Perlakuan
Pretes Post Tes
(kasus/pronasi)
(O1) (X1) (O2) Y1=O1. O2
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian
27
Keterangan :
(O1) = hemodinamika bayi sebelum dibeikan perlakuan posisi pronasi
(O2) = hemodinamika bayi sesudah dibeikan perlakuan posisi pronasi
(O3) = hemodinamika bayi sebelum dibeikan perlakuan posisi standar
rumah sakit
(O4) = hemodinamika bayi sesudah dibeikan perlakuan posisi standar
rumah sakit
(X1) = Pemberian perlakuan posisi pronasi
(X2) = Pemberian perlakuan posisi standar rumah sakit
Y1 = Hasil dari hemodinamika sebelum dan sesudah pronasi kelompok
kasus
Y2 = Hasil dari hemodinamika sebelum dan sesudah perlakuan posisi
standar rumah sakit untuk kelompok kontrol
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan waktu penelitian yang digunakan yaitu pre post test with
control group design artinya penelitian untuk membandingkan hasil
kelompok kasus dan kelompok control (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan teori Notoatmodjo (2010) bahwa pengumpulan data
untuk posisi pronasi dan status hemodinamika pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati dilakukan
pada yaitu sebelum dilakukan tindakan pronasi dan sesudah dilakukan
pronasi.
3. Metode Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul
data dari obyek risetnya (Riwidikdo, 2008). Pengumpulkan data primer
yaitu mengetahui hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan bayi dilakukan posisi pronasi
dan posisi standar rumah sakit, dengan cara melakukan observasi bayi
dilakukan pronasi dan posisi standar rumah sakit.
Pengambilan data sekunder yaitu data yang didapat tidak secara
secara langsung (Riwidikdo, 2008). Data sekunder merupakan data
pendukung untuk penelitian yang didapat dari RSUD RAA Soewondo Pati
meliputi profil rumah sakit, jumlah persalinan, jumlah BBLR di Ruang
Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati.
28
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang
akan kita lakukan (Hastono dan Sabri, 2008). Populasi dalam penelitian
ini adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD
RAA Soewondo Pati rata rata per bulan dalam tahun 2017 sebanyak 70
BBLR. Pengambilan sampel dengan rumus menurut Notoatmodjo
2010.sebagai berikut :
N
n =
N.d2 + 1
70
n =
70.(0,05 * 0,05) + 1
= 62,2
= dibulatkan 62
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi yang ditetapkan (0,05)
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
b. Analisis Data
1) Analisis univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mejelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk
analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Analisi dengan data
numerik digunakan mean (rata rata), median dan standar deviasi.
Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat menghasilkan distribusi dan
presentase setiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Analisi univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari
distribusi frekuensi dengan mean (rata rata), median dan standar
deviasi status hemodinamika (nadi, nafas, saturasi oksigen dan
32
c. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Jadwal Penyusunan Skripsi
Tahun 2018
Kegiatan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli
Bimbingan V
proposal
Ujian V
proposal
Uji validitas V
Penelitian V V
Penyusunan V V
hasil
penelitian
Ujian skripsi V
Revisi ujian V V
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Tugas pokok dan Fungsi RSUD RAA Soewondo Pati berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Polisi Pamong Praja, RSUD
RAA Soewondo Pati mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan melalui upaya
kegiatan peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
serta melaksanakan upaya rujukan.
Berdasarkan instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang
akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah, maka RSUD RAA Soewondo Pati
memiliki visi dan misi sebagai berikut :
1. Visi : Rumah sakit pendidikan dengan pelayanan paripurna yang menjadi
kebanggaan masyarakat.
2. Misi :
34
35
B. Karaktersitik Responden
Jenis kelamin BBLR di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati,
dijelaskan dalam distribusi frekuensi pada tabel 4.1 berikut ini :
36
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu BBLR di Ruang Perinatal
RSUD RAA Soewondo Pati (N : 48)
No Pekerjaan f %
1 Laki laki 13 41,9
2 Perempuan 18 58,1
Total 48 100
C. Analisis Univariat
Hemodinamika pada BBLR sebelum dilakukan pronasi pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
1. Suhu BBLR sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (pronasi) dan
tidak dilakukan intervensi (kelompok kontrol).
Suhu BBLR sebelum dan sesudah dilakukan pronasi pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol, berikut ini :
Tabel 4.2
Distribusi Statistik Deskriptif Suhu BBLR Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Pronasi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati
Tabel 4.2 hasil analisis menunjukkan bahwa rata rata suhu BBLR
sebelum dilakukan pronasi yaitu 36,2oC (95% CI 36,35 – 36,50), median
36,4 dengan standar deviasi 0,1935. Suhu BBLR terendah yaitu 36,2 oC
dan suhu tertinggi 37 oC. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan
bahwa 95% diyakini bahwa rata rata suhu BBLR sebelum dilakukan
pronasi adalah 36,35 oC – 36,50 oC. Rata rata suhu BBLR sesudah
dilakukan pronasi yaitu 36,67oC (95% CI 36,57 – 36,76), median 36,4
dengan standar deviasi 0,1935. Suhu BBLR terendah yaitu 35,8 oC dan
suhu tertinggi 37,2 oC. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan
bahwa 95% diyakini bahwa rata rata suhu BBLR sesudah dilakukan
pronasi adalah 36,57 oC – 36,76 oC.
o
Perbedaan rata rata suhu sebelum (36,42 C) dan sesudah
dilakukan intervensi / pronasi (36,67 C) yaitu sebesar 0.25 oC. Setelah
o
dilakukan pronasi ada peningkatan rata rata suhu sebesar 0.25 oC.
Rata rata suhu BBLR sebelum dilakukan supinasi (control) yaitu
36,61 C (95% CI 36,51 – 36,70), median 36,4 dengan standar deviasi
o
0,2552. Suhu BBLR terendah yaitu 36,2 oC dan suhu tertinggi 37,4 oC.
Estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata rata
suhu BBLR sebelum dilakukan supinasi (kontrol) : 36,51oC – 36,70 oC.
Rata rata suhu BBLR sesudah dilakukan supinasi (kontrol) yaitu 36,55oC
(95% CI 36,57 – 36,76), median 36,5 dengan standar deviasi 0,2953.
Suhu BBLR terendah yaitu 36,0 oC dan suhu tertinggi 37,4 oC. Estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata rata suhu
BBLR sesudah dilakukan supinasi adalah 36,4oC – 36,6 oC.
Perbedaan rata rata suhu sebelum (36,61 oC) dan sesudah tidak
dilakukan intervensi / kontrol (36,55 oC) yaitu sebesar 0.06 oC. Pada
kelompok control tidak dilakukan intervensi terjadi rata rata penurunan
suhu sebesar 0.06oC.
Tabel 4.3
Distribusi Statistik Deskriptif Nadi BBLR Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Pronasi (Intervensi) dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatal
RSUD RAA Soewondo Pati
dilakukan supinasi (control) adalah 129,6 – 140,5. Rata rata nadi BBLR
sesudah dilakukan supinasi (kontrol) yaitu 130,0 kali per menit (95% CI
129 – 140), median 134,0 dengan standar deviasi 1,489. Nadi BBLR
terendah yaitu 100 kali per menit dan nadi tertinggi 164 kali per menit.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
rata rata nadi BBLR sesudah dilakukan supinasi adalah 126 – 134.
Perbedaan rata rata nadi sebelum (135 kali per menit) dan
sesudah tidak dilakukan intervensi (kelompok kontrol) (130 kali per
menit) yaitu sebesar 5.0, berarti bayi yang tidak dilakukan intervensi
(kelompok kontrol) terjadi penurunan rata rata nadi sebesar 5,0 kali per
menit.
3. Pernafasan BBLR sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (intervensi)
dan kelompok kontrol.
Pernafasan BBLR sebelum dan sesudah dilakukan pronasi pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Ruang Perinatal RSUD
RAA Soewondo Pati, berikut ini :
Tabel 4.4
Distribusi Statistik Deskriptif Pernafasan BBLR Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Pronasi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati
2. Kontrol
a. Pernafasan BBLR 46,12 44,0 5,23 38 s/d 58 44,2 s/d
Sebelum dilakukan 48,0
supinasi (kontrol)
b. Pernafasan BBLR 44,25 44,0 2,816 40 s/d 54 43,2 s/d
Sesudah dilakukan 45,2
supinasi (kontrol)
Kontrol
2. Saturasi Oksigen 92,38 95,0 1,579 87 s/d 86,5
BBLR Sebelum 100 s/d
dilakukan supinasi 98,1
(kontrol)
Saturasi Oksigen 95,61 96,0 2,616 90 s/d 94,6
BBLR Sesudah 99 s/d
dilakukan supinasi 96,5
(kontrol)
D. Analisis Bivariat
Perbedaan hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
sebelum dan sesudah dilakukan pronasi pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol
Sebelum melakukan uji beda untuk mengetahui perbedaan
hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebelum dan
sesudah dilakukan pronasi pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol, dilakukan uji normalitas karena sampel kurang dari 50 maka
menggunakan Shapiro-Wilk dengan hasil sebagai berikut :
43
Tabel 4.6
Normalitas Data Hemodinamika pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Sebelum Dilakukan Pronasi Pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatal
RSUD RAA Soewondo Pati
Tabel 4.7
Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Hemodinamika
pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BAB V
PEMBAHASAN
46
47
rata nadi sebelum dilakukan pronasi yaitu 125,6 kali per menit (95% CI
119,6 – 131,6), median 124,0 dengan standar deviasi 163,1. Nadi BBLR
terendah yaitu 99 kali per menit dan nadi tertinggi 174 kali per menit.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
rata rata nadi BBLR sebelum dilakukan pronasi adalah 119,6 – 131,6.
Rata rata nadi BBLR sebelum dilakukan supinasi (kontrol) yaitu
135,0 kali per menit (95% CI 129,6 – 140,5), median 133,0 dengan
standar deviasi 148,9. Nadi BBLR terendah yaitu 110 kali per menit dan
nadi tertinggi 174 kali per menit. Dari hasil estimasi interval dapat
disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata rata nadi BBLR sebelum
dilakukan pronasi adalah 129,6 – 140,5.
Status hemodinamika yaitu rata rata nadi BBLR sebelum
dilakukan pronasi yaitu 125,6 kali per menit lebih lebih rendah dari rata
rata suhu BBLR kelompok control diketahui 135 kali per menit. Hal ini
karena fungsi paru paru, jantung bayi belum berkembang sempurna
sehingga frekuensi denyut nadi > 160 kali setiap menit.
Denyut nadi merupakan gambaran dari setiap denyut jantung
yang memompakan sejumlah darah ke dalam arteri (Berman et al.,
2009). Rentang nilai normal denyut nadi pada bayi termasuk BBLR
berada pada rentang 100-160 kali tiap menit. Disebut takikardi bila
frekuensi denyut nadi > 160 kali setiap menit, bradikardi bila denyut nadi
< 100 kali setiap menit. Faktor yang dapat mempengaruhi denyut nadi
adalah latihan fisik, berada pada wilayah dengan tekanan atmosfer
rendah, kondisi emosional, penyakit jantung, deman dan apnae (Mac.
Greger, 2008).
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
rata rata saturasi oksigen BBLR sebelum dilakukan pronasi adalah 86,5
– 98,1%.
Status hemodinamika yaitu rata rata saturasi oksigen BBLR
sebelum dilakukan pronasi yaitu 91,58% lebih lebih rendah dari rata rata
suhu BBLR kelompok control diketahui 92,38%. Saturasi oksigen
kelompok intervensi maupun kelompok kontrol sebagian besar
pernafasan bayi sudah baik, tapi belum stabil dan belum sempurna.
Saturasi oksigen didefinisikn sebagai presentase jumlah
hemoglobin yang teroksigenasi di dalam darah (Hockenberry &Wilson).
Saturasi oksigen juga merupakan gambaran aliran oksigen dalam tubuh
yang sangat penting bagi optimalnya fungsi jantung dan organ tubuh
lainnya karena oksigen merupakan bahan bakar metabolisme.Sekitar
97% oksigen yang ditransportasikan ke dalam aliran darah berikatan
dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan sebanyak 3% lainnya
larut dalam plasma. Nilai normal saturasi oksigen pada BBLR berada
dalam rentang antara 88%-92% (Lissauer & Fanaroff, 2009).
sebesar 0.25 oC. Setelah dilakukan pronasi ada peningkatan rata rata
suhu sebesar 0.25 oC. Status hemodinamika yaitu rata rata suhu BBLR
sesudah dilakukan pronasi yaitu 36,67oC lebih tingi dari rata rata suhu
BBLR kelompok kontrol diketahui 36,55oC.
Perbedaan rata rata suhu sebelum (36,61 oC) dan sesudah tidak
dilakukan intervensi / kontrol (36,55 oC) yaitu sebesar 0.06 oC. Pada
kelompok control tidak dilakukan intervensi terjadi rata rata penurunan
suhu sebesar 0.06oC. Peningkatan suhu pada kelompok hanya 0.06oC
lebih rendah dari peningkatan suhu kelompok yang dilakukan intervensi
atau pronasi.
Suhu tubuh adalah keseimbangan antara produksi panas oleh
tubuh dan pelepasan panas oleh tubuh. Suhu tubuh normal pada BBLR
36,5oC-37,5oC. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh (Saifuddin,
2012).
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Perinatal RSUD RAA Soewondo Pati,
keterbatasan penelitian ini yaitu bayi BBLR yang dirawat sudah dilakukan
tindakan penanganan atau tindakan medis yang lain sehingga menjadi faktor
pengganggu status hemodinamika bayi BBLR. Waktu penelitian terbatas
sehingga pelaksanaan pronasi dan pengukur hemodinamika bayi baru lahir
hanya dilakukan satu kali, idealnya dilakukan 3 kali.
57
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Rata rata suhu BBLR sebelum dilakukan pronasi yaitu 36,2oC dan
sebelum dilakukan supinasi (control) yaitu 36,61oC. Rata rata nadi BBLR
sebelum dilakukan pronasi yaitu 125,6 kali per menit dan sebelum
dilakukan supinasi (kontrol) yaitu 135,0 kali per menit. Rata rata
pernafasan BBLR sebelum dilakukan pronasi yaitu 41,87 kali per menit
dan sebelum dilakukan pronasi yaitu 46,12 kali per menit. Rata rata
saturasi oksigen BBLR sebelum dilakukan pronasi yaitu 91,58% dan
sebelum dilakukan supinasi (kontrol) yaitu 92,38%.
2. Rata rata suhu BBLR sesudah dilakukan pronasi yaitu 36,67oC dan
sesudah dilakukan supinasi (kontrol) yaitu 36,55oC. Rata rata nadi BBLR
sesudah dilakukan pronasi yaitu 135 kali per menit dan sesudah dilakukan
supinasi (kontrol) yaitu 130,0 kali per menit. Rata rata pernafasan BBLR
sesudah dilakukan pronasi yaitu 46,12 kali per menit dan sesudah
dilakukan pronasi yaitu 44,25 kali per menit. Rata rata saturasi oksigen
BBLR sesudah dilakukan pronasi yaitu 92,38% dan sesudah dilakukan
supinasi (kontrol) yaitu 95,61%.
3. Posisi pronasi berpengaruh terhadap hemodinamika (suhu sig = 0,000,
nadi sig = 0,034, pernafasan sig = 0,003 dan saturasi oksigen sig = 0,000)
pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal RSUD RAA
Soewondo Pati.
B. Saran
1. Kepada Direktut RSUD RAA Soewondo Pati
Managemen RSUD RAA Soewondo Pati diharapkan menerapkan
posisi pronasi untuk meningkatkan status hemodinamika bayi baru lahir
agar bayi baru lahir mendapatkan penanganan yang optimal.
2. Kepada Perawat RSUD RAA Soewondo Pati
Perawat di RSUD RAA Soewondo Pati meningkatkan pengetahuan
tentang penanganan BBLR dan hemodinamika.
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kab. Pati Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Dinkes Kab, Pati, 2017.
Jevon, P.& Evens, B . Pemantauan Pasien Kritis. Edisi kedua. Alih bahasa:Vidhia
Umami , Erlangga Medical Seriies, Jakarta, 2009.
Kementerian Kesehatan RI. Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah untuk Bidan
dan Perawat. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat RI, Jakarta ,
2010.
Marnoto Wirastari. Pemberian ASI pada Bayi Berat Lahir Rendah. Perkumpulan
Perinatologi Indonesia (Perinasia), Jakarta, 2017.
Matondang,dkk. Diagnosis Fisik pada Anak. CV. Sagun Seto, Jakarta, 2009.
Miyata, s, et, al. The effec of the Prone Position on the psycological function in
healthy Student. The Open general and Medicine Journal, 2012 ;(5):9-12.
Raj, S, et al. Low Brith Weight at Term and its Determinants in a Tertiaty Hospital
of Nepal. 2015 ;10 (4), P. 4- 10
RSUD RAA Soewondo Pati. Profil RSUD RAA Soewondo Pati.. Pati, 2017.
Sabri & Hastono. Statistik Kesehatan. Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2008.
Suek. Orpa Diana. 2013. Pengaruh posisi pronasi terhadap status hemodinamik
Anak di ruang Pediatric intensive care unit (PICU) RSAB Harapan Kita Jakarta .
Jurnal Info Kesehatan, Vol 11 Nomor 1 Juni 2013
1
Sudarti dan Arofah. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita. Nuha Medika ,
Yogyakarta, 2012.
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH POSISI PRONASI TERHADAP HEMODINAMIKA PADA BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATAL RSUD RAA
SOEWONDO PATI TAHUN 2018
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH POSISI PRONASI TERHADAP HEMODINAMIKA PADA BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATAL RSUD RAA
SOEWONDO PATI TAHUN 2018
Kepada Yth.
Ibu Bayi di Ruang Perinatal RSUD RAA SOEWONDO PATI
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sumarmi
NIM : E420173513
Alamat : Desa Sarirejo RT 2/ RW 1
Kecamatan Pati Kabupaten Pati
Hormat kami
Peneliti
Sumarmi
Lampiran 4
Nama :
Umur :
Alamat :
Nama : Sumarmi
NIM : E420173513
Untuk pembuatan Skripsi ini, saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun
dan tidak menuntut di kemudian hari.
Pati, 2018
Yang menyatakan
Lampiran 5 …. ……………….
1. Pengertian Posisi bayi diletakkan lutut fleksi dibawah abdomen dan posisi
badan tertelungkup
Lampiran 6
Lampiran 8
Median 36.4000
Variance .037
Minimum 36.20
Maximum 37.00
Range .80
Median 1.2400E2
Variance 266.245
Minimum 99.00
Maximum 174.00
Range 75.00
Minimum 36.00
Maximum 58.00
Range 22.00
Variance 74.185
Minimum 50.00
Maximum 99.00
Range 49.00
Interquartile Range 7.00
Median 36.6000
Variance .065
Std. Deviation .25527
Minimum 36.20
Maximum 37.40
Range 1.20
Median 1.3300E2
Variance 221.796
Minimum 110.00
Maximum 174.00
Range 64.00
Variance 27.449
Maximum 58.00
Range 20.00
Median 95.0000
Variance 249.578
Std. Deviation 1.57981E1
Minimum 9000
Maximum 100.00
Range 91.00
Median 36.6000
Variance .069
Minimum 35.80
Maximum 37.20
Range 1.40
Median 1.3400E2
Variance 130.181
Maximum 162.00
Range 62.00
Interquartile Range 16.00
Median 44.0000
Variance 7.931
Std. Deviation 2.81624
Minimum 40.00
Maximum 54.00
Range 14.00
Median 96.0000
Variance 6.845
Minimum 90.00
Maximum 99.00
Range 9.00
Variance .087
Std. Deviation .29538
Minimum 36.00
Maximum 37.40
Range 1.40
Interquartile Range .20
Median 1.3300E2
Variance 263.381
Std. Deviation 1.62290E1
Minimum 105.00
Maximum 171.00
Range 66.00
Median 44.0000
Variance 32.267
Minimum 38.00
Maximum 58.00
Range 20.00
Median 94.0000
Variance 10.391
Std. Deviation 3.22357
Minimum 87.00
Maximum 99.00
Range 12.00
Perbedaan suhu
sebelum dan sesudah
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
dilakukan pronasi
(kasus)
Perbedaan nadi
sebelum dan sesudah
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
dilakukan pronasi
(kasus)
Perbedaan pernafasan
sebelum dan sesudah
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
dilakukan pronasi
(kasus)
Perbedaan saturai
oksigen sebelum dan
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
sesudah dilakukan
pronasi (kasus)
Perbedaan suhu
sebelum dan sesudah
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
dilakukan supinasi
(kontrol)
Perbedaan nadi
sebelum dan sesudah
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
dilakukan supinasi
(kontrol)
Perbedaan pernafasan
sebelum dan sesudah
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
dilakukan supinasi
(kontrol)
Perbedaan saturasi
oksigen sebelum dan
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
sesudah dilakukan
supinasi (kontrol)
Descriptives
Statistic Std. Error
Median .2000
Variance .061
Minimum -.60
Maximum .60
Range 1.20
Median 6.0000
Variance 207.045
Minimum -56.00
Maximum 24.00
Range 80.00
Minimum -12.00
Maximum 8.00
Range 20.00
Variance 65.166
Minimum -9.00
Maximum 44.00
Range 53.00
Interquartile Range 3.00
Median -.1000
Variance .035
Std. Deviation .18740
Minimum -.40
Maximum .60
Range 1.00
Median .0000
Variance 98.740
Minimum -30.00
Maximum 23.00
Range 53.00
Median .0000
Variance 10.916
Std. Deviation 3.30396
Minimum -4.00
Maximum 16.00
Range 20.00
Maximum 83.00
Range 86.00
Interquartile Range 1.00
Perbedaan suhu
sebelum dan sesudah
.174 31 .017 .895 31 .006
dilakukan pronasi
(kasus)
Perbedaan nadi
sebelum dan sesudah
.181 31 .011 .789 31 .000
dilakukan pronasi
(kasus)
Perbedaan pernafasan
sebelum dan sesudah
.287 31 .000 .697 31 .000
dilakukan pronasi
(kasus)
Perbedaan saturai
oksigen sebelum dan
.339 31 .000 .507 31 .000
sesudah dilakukan
pronasi (kasus)
Perbedaan suhu
sebelum dan sesudah
.243 31 .000 .853 31 .001
dilakukan supinasi
(kontrol)
Perbedaan nadi
sebelum dan sesudah
.276 31 .000 .822 31 .000
dilakukan supinasi
(kontrol)
Perbedaan pernafasan
sebelum dan sesudah
.388 31 .000 .525 31 .000
dilakukan supinasi
(kontrol)
Perbedaan saturasi
oksigen sebelum dan
.523 31 .000 .217 31 .000
sesudah dilakukan
supinasi (kontrol)
a. Lilliefors Significance Correction
Perbedaan suhu sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
Perbedaan suhu sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus) Stem-and-Leaf Plot
Ranks
a. Perbedaan suhu sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) < Perbedaan suhu sebelum
dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
b. Perbedaan suhu sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) > Perbedaan suhu sebelum
dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
c. Perbedaan suhu sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) = Perbedaan suhu sebelum
dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
Test Statisticsb
Z -3.736a
Ranks
a. Perbedaan nadi sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) < Perbedaan nadi sebelum
dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
b. Perbedaan nadi sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) > Perbedaan nadi sebelum
dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
c. Perbedaan nadi sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) = Perbedaan nadi sebelum
dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
Test Statisticsb
Z -2.118a
Ranks
a. Perbedaan pernafasan sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) < Perbedaan
pernafasan sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
b. Perbedaan pernafasan sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) > Perbedaan
pernafasan sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
Test Statisticsb
Z -2.962a
a. Perbedaan saturasi oksigen sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) < Perbedaan
saturai oksigen sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
b. Perbedaan saturasi oksigen sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) > Perbedaan
saturai oksigen sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
c. Perbedaan saturasi oksigen sebelum dan sesudah dilakukan supinasi (kontrol) = Perbedaan
saturai oksigen sebelum dan sesudah dilakukan pronasi (kasus)
Test Statisticsb
Z -3.603a
KUDUS
LEMBAR KONSULTASI
NAMA MAHASISWA : SUMARMI
NIM : E.420173513
JUDUL SKRIPSI
PENGARUH POSISI PRONASI
TERHADAP HEMODINAMIKA PADA BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG PERINATAL RSUD RAA
SOEWONDO PATI
TAHUN 2018
PEMBIMBING 1 : Sukarmin, M.Kep. Ns.Sp.Kep.MB
PEMBIMBING
HARI/
NO MATERI KONSULTASI TANDA
TANGGAL SARAN
TANGAN
LEMBAR KONSULTASI
NAMA MAHASISWA : SUMARMI
NIM : E.420173513
JUDUL SKRIPSI
PENGARUH POSISI PRONASI
TERHADAP HEMODINAMIKA PADA BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG PERINATAL RSUD RAA
SOEWONDO PATI
TAHUN 2018
PEMBIMBING 1 Sri Karyati, M.Kep. Ns. Sp.Kep.Mat
PEMBIMBING
HARI/
NO MATERI KONSULTASI TANDA
TANGGAL SARAN
TANGAN