Anda di halaman 1dari 71

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN, DUKUNGAN


KELUARGA DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MUARA ENIM KOTA
MUARA ENIM TAHUN 2022

Disusun Oleh :

METRIANAH
20251092P

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022

i
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN, DUKUNGAN


KELUARGA DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MUARA ENIM KOTA
MUARA ENIM TAHUN 2022

Diajukan Sebagai Pedoman Penelitian Guna Menyusun Skripsi dalam Rangka


Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Kebidanan Pada Fakultas Kebidanan
dan Keperawatan Program Studi SI Kebidanan
Universitas Kader Bangsa Palembang

Disusun Oleh :

METRIANAH
20251092P

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022

ii
HALAMAN PENETAPAN
SK Rektor UKB No………………………….., Tanggal …………

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PEMBIMBING PROPOSAL

Nama : Metrianah

Nim : 20251092P

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Kebidanan

Judul : Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan

Keluarga dan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim

Tahun 2022.

Pembimbing Materi : Rizki Amalia, SST, M.Kes

Pembimbing Teknis : Sendy Pratiwi Rahmadhani, SST, M.Keb

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor,

Dr. Hj. Irzanita, SH., SE., SKM., MM , M.Kes.

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Metrianah

Nim : 20251092P

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Kebidanan

Judul : Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan

Keluarga dan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim

Tahun 2022.

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Rizki Amalia, SST, M.Kes Sendy Pratiwi Rahmadhani, SST, M.Keb

Menyetujui
a.nRektor Universitas Kader Bangsa Palembang
Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj.Siti Aisyah Hamid, S.Psi., S.ST., M.Kes

iv
HALAMAN PENETAPAN
SK Rektor UKB No………………………….., Tanggal …………

REKTOR UKB MENETAPKAN


DOSEN PENGUJI PROPOSAL

Nama : Metrianah

Nim : 20251092P

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Kebidanan

Judul : Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan

Keluarga dan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim

Tahun 2022.

Penguji I : Hj. Rohaya, M.Kes

Penguji II : Rizki Amalia, SST, M.Kes

Penguji III : Sendy Pratiwi Rahmadhani, SST, M.Keb

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor,

Dr. Hj. Irzanita, SH., SE., SKM., MM , M.Kes.

v
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Metrianah

Nim : 20251092P

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Kebidanan

Judul : Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan

Keluarga dan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim

Tahun 2022.

Telah Diujikan dan Lulus Pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 06 Januari 2021

Tim Penguji Tanda Tangan

Penguji I : Hj. Rohaya, M.Kes .....................

Penguji I : Rizki Amalia, SST, M.Kes .....................

Penguji III : Sendy Pratiwi Rahmadhani, SST, M.Keb .....................

Disahkan Oleh,
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa Palembang
Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj.Siti Aisyah Hamid, S.Psi., S.ST., M.Kes

vi
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Metrianah

Nim : 20251092P

Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Kebidanan

Judul : Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan

Keluarga dan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim

Tahun 2022.

Proposal penelitian ini telah diseminarkan pada tanggal 06 Januari 2022 dan

diperbaiki.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Rizki Amalia, SST, M.Kes Sendy Pratiwi Rahmadhani, SST, M.Keb

Menyetujui,
a.n. Rektor Universitas Kader Bangsa Palembang
Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj.Siti Aisyah Hamid, S.Psi., S.ST., M.Kes

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah SWT, Karena Dengan

Izin-Nya Peneliti Dapat Menyelesaikan Penyusunan proposal ini yang berjudul

Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan Keluarga dan Pengetahuan

Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara

Enim Tahun 2022. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Kebidanan Universitas Kader Bangsa Palembang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada ibu, bapak, suami, anak-anakku tercinta yang telah memberikan dorongan,

bantuan dan doa. Terima kasih juga saya ucapkan kepada yang terhormat :

1. Bapak Ferry Preska, ST.,MSc.,EE.,PhD, Selaku Ketua Yayasan Kader

Bangsa Palembang.

2. Ibu Dr. Hj. Irzanita, SH.,SE.,SKM.,MM..,M.Kes Selaku Rektor Universitas

Kader Bangsa.

3. Bapak Ferroka Putra Wathan, B.Eng.,MH.,M.Kes, Selaku Wakil Rektor I

Universitas Kader Bangsa Palembang.

4. Ibu Dr. dr. Fika Minata Wathan, M.Kes, Selaku Wakil Rektor II Universitas

Kader Bangsa Palembang.

5. Ibu Hj. Siti Aisyah Hamid, S.Psi.,SST.,M.Kes Selaku Dekan Fakultas

Kebidanan dan Keperawatan Universitas Kader Bangsa Palembang.

6. Ibu Helni Anggraini, SST.,M.Keb, Selaku Ketua Program Studi S1

Kebidanan Universitas Kader Bangsa Palembang.

7. Ibu Rizki Amalia, SST.,M.Kes, Selaku Pembimbing Materi yang telah

viii
memberikan arahan dan bimbingan selama penyususnan proposal.

8. Ibu Sendy Pratiwi Rahmadhani, SST.,M.Keb, Selaku Pembimbing Teknis

yang telah memberi saran dan bimbingan selama penyusunan proposal.

9. Seluruh Dosen beserta Staf Program Studi S1 Kebidanan Universitas Kader

Bangsa.

10. Almamater dan teman-teman seperjuanganku serta semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian proposal ini baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

Peneliti menyadari dalam penyusunan pada proposal ini masih ada

kekurangan dan tentunya belum sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan

kritik dan saran agar proposal ini bisa menjadi sempurna. Semoga Allah SWT

menjadikan semua tahapan yang dilalui pada penyusunan proposal ini menjadi

barokah dalam kehidupan peneliti.

Palembang, Desember 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI ........... .....iii
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SIAP DISEMINARKAN ...............iv
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL DIPERTAHANKAN ...................... v
HALAMAN PENETAPAN DOSEN PENGUJI PROPOSAL ............................. vi
HALAMAN PERSETUJUAN TELAH DISEMINARKAN ............................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 10
1.3 Pembatasan Masalah.......................................................................... 10
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 11
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
1.5.1 Tujuan Umum........................................................................ 12
1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 12
1.6.1 Secara Teoritis ....................................................................... 12
1.6.2 Secara Praktis ........................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 14
2.1 Konsep Dasar Air Susu Ibu (ASI) ..................................................... 14
2.1.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI) .............................................. 14
2.1.2 Macam-macam ASI ............................................................... 15
2.1.3 Kandungan ASI ..................................................................... 16
2.1.4 Upaya Memperbanyak ASI ................................................... 16
2.1.5 Cara menilai Kecukupan ASI ................................................ 17
2.1.6 Tanda Bayi Cukup ASI ......................................................... 18
2.1.7 Tanda Bayi Kurang ASI ........................................................ 18
2.2 Konsep Dasar Pemberian ASI Eksklusif ........................................... 19
2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif ...................................................... 19
2.2.2 Cara mencapai ASI Eksklusif................................................ 20
2.2.3 Manfaat ASI EKsklusif ......................................................... 20
2.2.4 Peraturan Pemerintah (PP) dalam pemberian ASI Eksklusif 24
2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ................ 25
2.3.1 Dukungan tenga kesehatan .................................................... 25
2.3.2 Dukungan Keluarga ............................................................... 29
2.3.3 Pengetahuan........................................................................... 33
2.4 Kerangka Teori .................................................................................. 38
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.......................................... 40
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 40
3.2 Hipotesis ............................................................................................ 41

x
3.2.1 Hipotesis Mayor .................................................................... 41
3.2.2 Hipotesis Minor .................................................................... 41
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 43
4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 43
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 43
4.2.1 Waktu penelitian ................................................................... 43
4.2.2 Tempat Penelitian ................................................................. 43
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 43
4.3.1 Populasi ................................................................................ 44
4.3.2 Sampel .................................................................................. 45
4.4 Pengumpulan Data ............................................................................ 45
4.5 Pengolahan Data ............................................................................... 45
4.5.1 Editing (Pengeditan Data) ..................................................... 46
4.5.2 Coding (Pengkodean) ............................................................ 46
4.5.3 Entry (Pengolahan Data) ....................................................... 46
4.5.4 Cleaning (Pembersihan Data) ............................................... 46
4.6 Analisa Data ..................................................................................... 46
4.6.1 Analisis Univariat ................................................................. 46
4.6.2 Analisis Bivariat ................................................................... 46
4.7 Definisi Operasional ......................................................................... 47
4.7.1 Variabel Dependen ................................................................ 47
4.7.2 Variabel Independen ............................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh ketersediaan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang dicirikan dengan fisik

yang tangguh. Salah satu prioritas pembangunan nasional saat ini adalah

adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dengan

indikator utama adalah angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate

(IMR), salah satu faktor yang berkaitan dengan AKB adalah status gizi bayi.

Salah satu langkah penting untuk peningkatan gizi bayi adalah pemberian

makanan pertama yang berkualitas dan optimal. Makanan pertama dan

berkualitas yang dimaksud adalah pemberian air susu ibu secara eksklusif

yang merupakan faktor penting pada bayi terutama pemberian Air Susu Ibu

(ASI) awal (kolostrum) karena kaya dengan antibodi yang mempunyai efek

terhadap penurunan risiko kematian (Destriana, 2017).

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara Eksklusif adalah

bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti

susu formula, jeruk, madu, air, teh, air putih tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Susanto, et al,

2018).

Menurut data World Health Organization (WHO) (2016), cakupan

pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia belum mencapai target yaitu 80 %,

1
2

hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014. Sedangkan untuk Negara

ASEAN pencapaian ASI eksklusif masih jauh dari target WHO seperti

Filipina mencapai 34 %, Vietnam 27 %, India 46 %, dan Myanmar 24 %.

World Health Organization (WHO) 2020 dan United Nations

International Children’s (UNICEF) (2020) pada perayaan Pekan Menyusui

Dunia, menyerukan pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk

mempertahankan dan mempromosikan akses kepada layanan yang

memungkinkan para ibu untuk tetap menyusui selama pandemi. Peningkatan

angka ibu menyusui secara global berpotensi menyelamatkan nyawa lebih

dari 820.000 anak usia balita dan dapat mencegah penambahan 20.000 kasus

kanker payudara pada perempuan setiap tahunnya.

Di Negara Indonesia, hanya satu dari dua bayi berusia di bawah enam

bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5% anak

yang masih mendapatkan ASI pada usia dua puluh tiga bulan. Artinya,

hampir setengah dari seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi yang

mereka butuhkan selama dua tahun pertama kehidupan. Lebih dari 40% bayi

diperkenalkan terlalu dini kepada makanan pendamping ASI, yaitu sebelum

mereka mencapai usia enam bulan, dan makanan yang diberikan sering kali

tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi (WHO, 2020).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, persentase anak

berumur enam bulan yang mendapat ASI eksklusif meningkat dalam lima

tahun terakhir, dari tahun 2012-2017 mengalami peningkatan yaitu dari 42%

menjadi 52%. Separuh (52%) anak berumur dibawah enam bulan


3

mendapatkan ASI eksklusif.

Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018 jumlah cakupan ASI

eksklusif di Indonesia sebanyak 65,16%. Jika dibandingkan dengan target

WHO yaitu 50%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013

cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah enam bulan (0-6

bulan) hanya 30,2%. Target pemberian ASI eksklusif tahun 2017 menurut

RPJMN adalah 44%. Cakupan pemberian ASI eksklusif yang terhimpun

menurut laporan ASIE di Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun

2017 sebesar 0.06% menjadi 60,0% (RISKESDAS, 2018).

Berdasarkan Hasil dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018

diketahui cakupan ASI eksklusif sebanyak 68,74%. Tahun 2019 cakupan ASI

Eksklusif di Indonesia mencapai 67,74% sedangkan tahun 2020 menurun

menjadi 66,06% tetapi, angka tersebut sudah melampaui target Rencana

Startegis tahun 2020 yaitu 40%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).

Target pemberian ASI Eksklusif tahun 2018 menurut Rencana

Strategis Program Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kia adalah 47%.

Cakupan pemberian ASI Eksklusif yang terhimpun di Provinsi Sumatera

Selatan telah mencapai target sebesar 60,7%. Cakupan meningkat 0,7%

dibanding tahun 2017 dengan cakupan 60%. Berdasarkan kabupaten, terdapat

tiga kabupaten yang belum memenuhi target ASI Eksklusif 47%, yaitu

Kabupaten Musi Rawas (46,8%), Kabupaten Ogan Ilir (45,8%), dan Musi

Rawas Utara (Muratara) yang cakupannya hanya 40,4%. Sedangkan Kota

Palembang menjadi wilayah dengan cakupan ASI Eksklusif tertinggi sebesar


4

74,6% dan Kabupaten Muara Enim Tahun 2018 cakupan ASI Eksklusif

sebesar 62,3% (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2018).

Target program untuk pemberian ASI eksklusif adalah sebesar 62%.

Cakupan pemberian ASI eksklusif yang terhimpun di Provinsi Sumatera

Selatan tahun 2019 adalah sebesar 57,8%, belum mencapai target program.

Cakupan menurun 2,9% dibanding tahun 2018 dengan cakupan 60,8%.

Kabupaten/kota dengan cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi adalah

Kota Palembang yaitu 80,9%, Prabumulih 72,6%, OKI 63,7%, Musi

Banyuasin dan Muara Enim 63,1%, sedangkan yang terendah adalah

Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 25,3% (Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan, 2019).

Target program untuk pemberian ASI eksklusif tahun 2020 adalah

sebesar 64%. Cakupan pemberian ASI eksklusif yang terhimpun di Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2020 adalah sebesar 51,6% menurun bila

dibandingkan tahun 2019 (57,8%) dan belum mencapai target program.

Kabupaten/kota dengan cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi adalah

Kota Palembang yaitu 74,5%, Prabumulih 73,9%, Muratara 66,2% dan Muara

Enim 62,2%. Sedangkan, yang terendah adalah Kabupaten Musi Rawas

sebesar 9,5% (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera selatan, 2021).

Berdasarkan data awal Kabupaten Muara Enim Tahun 2018 jumlah

bayi sebanyak 568 orang yang diberi ASI ekslusif sebanyak 408 orang

(71,83%) Desa/Keluarahan dengan cakupan pemberian ASI tertinggi adalah

Kelurahan Air lintang 52 orang (12,74%) kelurahan pasar II 44 orang


5

(10,78%) sedangkan yang terendah Kelurahan Saka Jaya 8 orang (1,96%).

Tahun 2019 jumlah bayi sebanyak 568 orang yang diberi ASI ekskluusif 381

orang (67%%) Kelurahan dengan cakupan tertinggi adalah Kelurahan

Tangkal sebanyak 49 orang (12,86%) sedangkan cakupan terendah adalah

Kelurahan Harapan Jaya dan Tanjung Serian 9 orang (2,36%). Pada Tahun

2020 jumlah bayi 550 orang yg diberi ASI Eksklusif sebanyak 365 orang

(66%) Kelurahan dengan cakupan tertinggi Kelurahan Muara Enim sebanyak

54 orang (14,79%) dan terendah Kelurahan Harapan Jaya 8 orang (2,19%)

(Puskesmas Muara Enim, 2020).

Upaya Pemerintah untuk mendukung peningkatan dalam pemberian

ASI eksklusif telah di keluarkannya kesepakatan atau berbagai pengakuan

baik secara global ataupun nasional yang bertujuan melindungi, mempromosi,

dan dukungan terhadap pemberian ASI. Demikian diharapkan setiap bayi

berhak mendapatkan ASI Eksklusif dan setiap ibu dapat memberikan ASI. Ini

sesuai dengan tujuan Sustainable Depeloment Goals (SDGs) ke tiga target

kedua yaitu pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita dapat

dicegah, dengan seluruh Negara berusaha menurunkan angka kematian

neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup.

Pemberian ASI Eksklusif kepada bayi kurang dari 6 bulan merupakan

pemenuhan hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu dan dukungan

keluarga serta lingkungan sekitar. Pemberian ASI Eksklusif dapat

mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit (diare

dan radang paru), meningkatkan kondisi kesehatan jangka pendek dan


6

panjang, selain itu bermanfaat mempercepat pemulihan bila sakit (Profil

Kesehatan Indonesia, 2020).

Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif

dibedakan menjadi tiga, yaitu faktor pemudah (pendidikan, pengetahuan,

nilai-nilai atau adat budaya), faktor pendukung (pendapatan keluarga,

pekerjaan/ketersediaan waktu, kesehatan ibu) faktor pendorong (dukungan

keluarga, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan). Petugas

kesehatan yang dimaksud adalah petugas yang menangani masalah laktasi

dan perawatan bayi sehingga diharapkan mampu memberikan asuhan dan

dukungan yang dapat diterima oleh ibu menyusui (Haryono, 2016).

Salah satu tujuan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang

pemberian ASI eksklusif adalah untuk meningkatkan peran dan dukungan

keluarga, masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap pemberian

ASI ekkslusif. Dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan

keberhasilan atau kegagalan menyusui, sebab dukungan suami akan

menimbulkan rasa nyaman pada ibu sehingga akan mempengaruhi produksi

ASI serta meningkatkan semangat dan rasa nyaman dalam menyusui

(Adiningsih, 2016).

Peran petugas kesehatan terhadap pemberian asi ekslusif adalah

promosi melalui pendidikan kesehatan, petugas kesehatan harus dapat

menginformasikan kepada ibu agar memberikan asi ekslusif kepada bayinya

dengan menjelaskan manfaat dan komposisi asi dibandingkan dengan susu


7

formula dan tidak memfasilitasi bayi baru lahir dengan susu formula.

(Selferida,. S et al (2017).

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Selferida,. S et al (2017)

didapatkan hasil uji chi squere dengan menggunakan α=0,05% diperoleh nilai

p= 0,009 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh peran

tenaga kesehatan dengan pemberian ASI. nilai OR = 3,1, artinya ibu yang

peran tenaga kesehatan nya kurang memiliki kemungkinan peluang berisiko

3,1 kali tidak meberikan ASI ekslusif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh María Natividad Ávila-

Ortiz, et al (2020), yang berjudul Factors associated with abandoning

exclusive breastfeeding in Mexican mothers at two private hospitals.

Didapatkan hasil analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-24 bulan (N = 218) dukungan petugas

kesehatan (95% CI 1.42 (1.30,1.55) p value = 0.020*).

Dukungan keluarga kepada ibu menjadi satu faktor penting yang juga

mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

Seorang ibu yang mempunyai pikiran positif tentu saja akan senang melihat

bayinya, sehingga muncul rasa kasih sayang, terlebih bila sudah mencium dan

menimang si buah hati. Semua itu terjadi bila ibu dalam keadaan tenang.

Keadaan tenang ini didapat oleh ibu jika adanya dukungan-dukungan dari

lingkungan sekitar ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya. Karena itu,

ibu memerlukan dukungan yang kuat agar dapat memberikan ASI eksklusif

(Rohani, 2018).
8

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdiasis Jama (2020)

yang berjudul Exclusive breastfeeding for the first six months of life and its

associated factors among children age 6-24 months in Burao district,

Somaliland. Didapatkan hasil Kurangnya dukungan suami (AOR 0.32; 95%

CI 0.19, 0.53). Dukungan suami berhubungan dengan praktik pemberian ASI

eksklusif. Ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami memiliki

kemungkinan 68% lebih kecil untuk memberikan ASI eksklusif kepada

anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan dari suami.

Penelitian yang dilakukan oleh Devi yang berjudul fator-faktor yang

berhubungan dengan pemberian ASI pada tahun 2018, dari 44 responden

yang memberikan dukungan keluarga yang baik dengan pemberian ASI

eksklusif sebanyak 17 responden 38,6 % dan tidak ASI eksklusif sebanyak 6

responden 13,6 % dan kurangnya dukungan keluarga dengan pemberian ASI

eksklusif sebanyak 4 responden 9,1 % dan yang tidak ASI eksklusif sebanyak

17 responden 38,6 % dengan p value= 0,000 (Devi, 2018).

Pengetahuan yang baik akan memudahkan seseorang untuk merubah

perilaku termasuk dalam praktik menyusui. Pengetahuan dan pemahaman ibu

tentang pemberian ASI eksklusif akan berdampak pada kepatuhan ibu dalam

memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Informasi yang salah tentang

pentingnya ASI membuat para ibu tidak berhasil dalam pemberian ASI

Eksklusif kepada bayinya. (Solikhati et al, 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh María Natividad Ávila-

Ortiz, et al (2020), yang berjudul Factors associated with abandoning


9

exclusive breastfeeding in Mexican mothers at two private hospitals.

Didapatkan hasil taraf pengetahuan yang rendah (AOR 2,18; 95% CI 1,04,

4,56 P value = 0.013). sesudah 6 bulan, hanya 61 ibu (28%) yang

memberikan ASI secara eksklusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Fatkhus yang berjudul Analisis Faktor

yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6

bulan tahun 2018 menunjukan bahwa sebagian besar ibu mempunyai

pengetahuan baik tentang ASI Ekklusif, yaitu 86 responden dari kategori

pengetahuan kurang sebagian besar tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu 9

ibu 90 % dari kategori pengetahuan cukup sebagian besar juga tidak

memberikan ASI Eksklusif yaitu 21 ibu 87,5 % dari kategori pengetahuan

baik sebagian besar memberikan ASI Eksklusif yaitu 30 ibu 57,7 % (Fatkhus,

2018).

Peneliti melakukan survei awal didapatkan dari bulan Januari-

Desember 2021 jumlah bayi sebanyak 467 orang yg diberi ASI secara

Eksklusif sebanyak 278 orang 59,52%. Adapun informasi yang diperoleh dari

5 orang ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif mengatakan alasan tidak

diberi ASI eksklusif karena ASI kurang (anak pertama ada yang ASI

eksklusif namun ASI setelah anak kedua ibu merasa ASI kurang sehingga

memberi makanan tambahan), Ibu yang bekerja mengatakan tidak sempat

memberi ASI pada bayi. Kurangnya mengetahui tentang ASI eksklusif,

mengikuti kebiasaan yang memberikan madu, air putih, bubur dan pisang.

ASI tidak keluar setelah 30 menit bayi lahir sehingga penolong persalinan
10

menyarankan memberikan susu formula pada bayi serta, ibu mengatakan

kurangnya dukungan keluarga (Puskesmas Kota Muara Enim, 2021).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik dan

mengadakan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan,

Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dijelaskan bahwa ASI Eksklusif

adalah hanya memberikan ASI saja kepada bayi dari umur 0-6 bulan. Bayi

tidak diberikan tambahan apapun, tanpa makanan dan minuman selain ASI.

Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu

umur ibu (p-value = 0,008), pendidikan (p-value = 0,046), pekerjaan (p value

= 0,03), paritas (p-value = 0,008), Jarak kelahiran dengan anak terakhir (p-

value = 0,217), pengetahuan (p-value = 0,000), sikap (p-value=0,036),

pendapatan ibu (p-value = 0,683), tipe keluarga (p-value = 0,91), jenis

persalinan (p-value = 0,189), kepercayaan (p-value = 0,045), tradisi (p-value

= 0,019), dukungan keluarga (p-value = 0,004), peran petugas kesehatan (p-

value = 0,001), dan dukungan suami (p-value = 0,05).

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah banyak faktor yang dapat

mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Namun, dikarenakan keterbatasan

waktu, biaya dan kemampuan, maka peneliti hanya meneliti tiga variabel saja
11

yaitu dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dan pengetahuan

(variabel independen) dengan pemberian ASI Eksklusif (variabel dependen)

yang akan dilakukan di Tahun 2022.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Apakah ada hubungan dukungan petugas kesehatan, dukungan

keluarga dan pengetahuan secara simultan dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022?

1.4.2 Apakah ada hubungan dukungan petugas kesehatan secara parsial

dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota

Muara Enim Tahun 2022?

1.4.3 Apakah ada hubungan dukungan keluarga secara parsial dengan

pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara

Enim Tahun 2022?

1.4.4 Apakah ada hubungan pengetahuan secara parsial dengan pemberian

ASI Eksklusif pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim

Kota Muara Enim Tahun 2022?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Ingin mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan,

dukungan keluarga dan pengetahuan secara simultan dengan pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun

2022.
12

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Ingin mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan secara

parsial dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim

Kota Muara Enim Tahun 2022.

2. Ingin mengetahui hubungan dukungan keluarga secara parsial

dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 7-12 bulan di pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun

2022.

3. Ingin mengetahui hubungan pengetahuan secara parsial dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi di pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif, sehingga penelitian ini dapat digunakan

sebagai landasan pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam

bidang ilmu asuhan kebidanan nifas dan ibu menyusui.

1.6.2 Secara Praktis

1. Bagi Puskesmas Muara Enim

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Muara

Enim dalam upaya peningkatan penyuluhan dan mensosialisaikan

program pemberian ASI Eksklusif pada Masyarakat.


13

2. Bagi Universitas Kader Bangsa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan informasi untuk melengkapi referensi kepustakaan

sehingga dapat menunjang pengetahuan dan wawasan mahasiswa

serta dapat melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi proses pembelajaran

yang berarti menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan

tentang pemberian ASI Eksklusif hingga dapat di jadikan sebagai

bekal pada saat peneliti terjun ke masyarakat.

4. Bagi peneliti yang akan datang

Bagi peneliti yang akan datang agar dapat melanjutkan penelitian

tentang pemberian ASI Eksklusif dalam waktu yang lebih lama dan

sampel yang lebih banyak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI)

ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah

dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat

mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat

penangkal penyakit (misalnya, immunogblobulin), praktis dan mudah

memberikannya, serta mudah dan bersih (Yuniarti, 2012).

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa,

dan garamgaram organik yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar

payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak

konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan

nutrisi, dan diri ibu (Soetjiningsih, 2015).

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur

kebutuhan bayi baik fisik, psikologsosial maupun spriktual. ASI

mengandung nutrisi, hormon,unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi,

serta anti inflamasi (Indriyani, 2016)

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose,

dan garam organik yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar payudara

ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari

14
15

waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi yaitu kolostrum,

ASI masa transisi, dan ASI mature (Kristiyanasari, 2017).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal untuk bayi

terutama pada bulan-bulan pertama. ASI mengandung semua zat gizi

untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang

diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsi traktus digestifus dan ginjal

yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru lahir, serta

menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. Lagipula ASI

memiliki berbagai zat anti infeksi, mengurangi kejadian eksimatopik

dan proses menyusui menguntungkan ibunya dengan terdapatnya

laktational infertility, hingga memperpanjang child spacing (WHO,

2018).

2.1.2 Macam – macam ASI

ASI adalah makanan untuk bayi yang mengandung zat-zat

berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan bayi/anak. Asi dibedakan dalam tiga stadium, yaitu :

1. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang pertama kali berwarna kekuning-

kuningan. Banyak mengandung protein, antybody (kekebalan tubuh),

immunoglobulin. Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan

terhadap infeksi pada bayi. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit

menurut ukuran kita tetapi volume kolostrum yang ada dalam

payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari.

Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Maryunani, 2016).


16

2. Air Susu Transisi/Matur

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.

Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat, lemak dan volume ASI

meningkat. Selama dua minggu volume air susu bertambah banyak

dan berubah warna serta komposisinya. Kadar Immunoglobulin dan

protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat

(Maryunani, 2016).

3. Air Susu Matur

ASI matur disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya. ASI matur

tampak berwarna putih kekuning-kuningan karena mengandung

casineat, riboflaum dan karotin. Kandungan ASI matur relatif

konstan, tidak menggumpal bila di panaskan (Maryunani, 2016).

2.1.3 Kandungan ASI

ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu

bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air

walaupun berada ditempat suhu udara panas. Selain itu, berbagai

komponen yang terkandung dalam ASI antara lain :

1. Protein

2. Lemak

3. Karbohidrat

4. Mineral

5. Vitamin

2.1.4 Upaya Memperbanyak ASI

1. Pemberian ASI segera 30 menit pertama setelah bayi lahir.


17

2. Meneteki bayi sering, siang dan malam, setiap waktu sampai bayi

tidak mau menetek.

3. Meneteki payudara kiri dan kanan secara bergantian.

4. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke

payudara lainnya.

5. Jika bayi telah tidur selama 3 jam, bangunkan dan langsung susui.

6. Cara menyusui yang benar sangat penting sekali dalam upaya

memperpanjang ASI.

7. Dukungan psikologis dari keluarga dan sekitarnya akan sangat

berpengaruh (Ambarwati. R, 2016).

Cara meningkatkan kualitas ASI :

a. Minumlah susu satu liter setiap hari.

b. Daun pucuk katuk, jagung, kacang-kacangan dan sayur asin

membuat air susu lebih banyak keluar.

c. Faktor jiwa pun penting, ibu yang hidup tenang lebih banyak

mengeluarkan susu daripada ibu yang sedang dalam kesedihan.

d. Melakukan perawatan payudara

e. Obat-obatan sesuai petunjuk dokter (Ambarwati. R, 2016).

2.1.5 Cara menilai kecukupan ASI

A. Tanda bayi cukup ASI

1. Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah

dan tertidur.

2. Payudara terasa lunak dibandingkan sebelumnya.

3. Payudara dan puting ibu tidak terasa terlalu nyeri.


18

4. Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat ibu mencubitnya.

5. Bayi lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu.

6. Kurva pertumbuhan/berat badan dalam KMS sesuai dengan

seharusnya.

7. Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang air besar (BAB)

setidaknya dua kali sehari dengan tinja yang berwarna kun ing atau

gelap dan mulai berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.

(Badriah, 2017).

B.Tanda Bayi kurang ASI :

1. Tanda terpercaya

a. Kenaikan berat yang kurang : kurang dari 500 gram sebulan atau

setelah dua minggu berat bayi belum mencapai berat lahir.

b. Jumlah kencing sedikit dan terkonsentrasi : kurang dari 6 kali

sehari, kuning gelap dan berbau tajam.

2. Tanda-tanda kemungkinan

a. Bayi tidak puas setelah menyusu

b. Bayi sering menangis

c. Bayi sangat sering menyusu

d. Menyusu lama

e. Bayi menolak menyusu

f. Kotoran bayi keras, kering dan bewarna hijau

g. Payudara tidak membesar selama hamil

h. Setelah melahirkan ASI tidak keluar.(Haryono, 2014).


19

2.2 Konsep Dasar Pemberian ASI Eksklusif

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah Asi yang diberikan pada bayi baru lahir

hingga 6 bulan tanpa makanan serta minuman lain seperti susu formula,

jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,bubur nasi dan tim

(Maryunani, 2016).

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi tanpa

makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air

gula). Tindakan tersebut dapat dimulai sejak bayi baru lahir sampai

dengan usia 6 bulan. setelah bayi berumur enam bulan, bayi boleh

diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). karena ASI tidak dapat

memenuhi lagi keseluruhan kebutuhan gizi bayi sesudah umur enam

bulan. Namun, pemberian ASI bisa diteruskan hingga bayi berusia 2

tahun (Susanto, et al, 2018).

ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara

eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain

seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,

dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan makanan

sampai usia 6 bulan. Pada keadaan – keadaan khusus dibenarkan untuk

mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi

belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat

badan kurang atau didapatkan tanda – tanda lain yang menunjukkan


20

bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik (Roesli,

2019).

2.2.2 Cara Mencapai ASI Eksklusif

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk

memulai dan mencapai ASI Eksklusif, antara lain :

1. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran

2. Menyusui secara Eksklusif : hanya ASI , artinya tidak ditambah

makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.

3. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi

mau, siang dan malam.

4. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

5. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,

disaat tidak bersama anak.

6. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang (Maryunani, 2016).

2.2.3 Manfaat ASI Eksklusif

Manfaat Pemberian ASI Eksklusif dapat dibagi menjadi 4 yaitu;

1. Manfaat Bagi Bayi

a. Komposisi sesuai kebutuhan.

b. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam

bulan.

c. ASI mengandung zat pelindung.

d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.

e. Menunjang perkembangan kognitif.

f. Menunjang perkembangan penglihatan.


21

g. Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.

h. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.

i. Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri. (Soleha,

2019).

2. Manfaat Bagi Ibu

a. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan. apabila bayi

disusukan segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan

terjadinya pendarahan setelah melahirkan akan berkurang, pada

ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitasin yang berguna

juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga

pendarahan akan lebih cepat berhenti.

b. Menjarangkan kehamilan menyusui merupakan cara kontrasepsi

yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI

Eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan

pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai

bayi berusia 12 bulan.

c. Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran

plasenta karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena

itu menurunkan risiko pendarahan pasca persalinan.

d. Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit), membantu

meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi.

e. Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah

payudara bengkak.
22

f. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI

tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan

tersedia dalam suhu yang cocok.

g. Pemberian ASI ekonomis/murah

h. Menurunkan resiko kanker payudara

i. Aspek psikologis

j. Memberi kepuasan pada ibu. Keuntungan menyusui bukan hanya

bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa

bangga dan diperlukan rasa sayang yang dibutuhkan oleh semua

manusia.

(Rohan, 2017).

3. Manfaat Bagi Keluarga

a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu, kayu

bakar atau minyak untuk merebus air susu atau peralatan.

b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit

(hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya

kekhawatiran bayi akan sakit.

c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI

Eksklusif. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

d. Memberikan ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga

sebab ASI selalu siap tersedia.

e. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol,

susu, air panas, dll (Nurjanah, 2015).


23

4. Manfaat Bagi Lingkungan

Menyusui/memberi ASI, tidak menimbulkan sampah karena setiap

ibu yang menyusui dapat mengurangi masalah polusi dan sampah.

Dengan menyusui/memberi ASI tidak membutuhkan lahan, air,

metal, plastik dan minyak yang semuanya dapat merusak

lingkungan. Dengan demikian, menyusui/memberi ASI dapat

melindungi lingkungan hidup kita (Rohan, 2017).

5. Manfaat Bagi Negara

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor

protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi

bayi baik serta kesakitan dan kematiananak menurun. Beberapa

penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi

dan anak dariu penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan

infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.

b. Menghemat devisa Negara

ASI dapat dianggap kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui

diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 Milyar

yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

c. Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan

memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi

persalinan dan infeksi nosokomial serta serta mengurangi biaya

yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak mendapat ASI


24

lebih jarang masuk ke rumah sakit dibandingkan anak yang

mendapaty susu formula.

d. Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal

sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

(Rohan, 2017).

2.2.4 Peraturan Pemerintah (PP) dalam Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif telah masuk di dalam PP. No. 33 Tahun 2012

yang dilampirkan dalam pasal 6 dan pasal 9, sebagai berikut :

Pasal 6

Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada

bayi yang dilahirkannya.

Pasal 9

(1) Tenaga Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi

yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam.

(2) Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada

atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu.

Peraturan pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air

Susu Ibu (ASI) Eksklusif telah diterbitkan sejak 1 Maret 2012. Tujuan

PP tersebut adalah untuk :


25

a. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif

sejak dilahirkan sampai dngan berusia 6 (enam) bulan dengan

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya.

b. Memberikan perlindungan kepada bayi dalam memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya; dan

c. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,

Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI

Eksklusif.

(Rohan, 2017).

2.3 Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif

2.3.1 Dukungan Petugas Kesehatan

1. Definisi Dukungan Petugas Kesehatan

Peran merupakan perilaku individu yang diharapkan sesuai

dengan posisi yang dimiliki. Peran yaitu suatu pola tingkah laku,

kepercayaan, nilai, dan sikap yang diharapkan dapat

menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh

individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang umumnya

terjadi (Sarwono, 2016).

Tenaga kesehatan berdasarkan Undang-undang Republik

Indonesia Tentang Kesehatan No 36 tahun 2014 merupakan setiap

orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan untuk jenis tertentu yang memerlukan kewenangan dalam


26

melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan juga memiliki

peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

yang produktif secara sosial dan ekonomi. Tenaga kesehatan

memiliki beberapa petugas yang dalam kerjanya saling berkaitan

yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan ketenagaan medis

lainnya.

Petugas kesehatan yang professional menjadi faktor

pendukung ibu dalam memberikan ASI dikarenakan, dukungan

tenaga kesehatan kaitannya dengan nasehat kepada ibu untuk

memberikan ASI secara Eksklusif tanpa memberi makanan

tambahan pada bayinya menentukan keberlanjutan ibu dalam

pemberian ASI (Haryono dan Setianingsih. 2014).

Dukungan emosional yang didapatkan dari petugas kesehatan

dan keluarga, berupa mendengarkan keluhankeluhan ibu selama

menyusui, memotivasi dan menyemangatkan ibu untuk tidak takut

terjadi perubahan fisik misalnya gemuk dan meyakinkan bahwa ibu

dapat memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. Secara teoritis

seorang ibu yang pernah mendapat nasehat atau penyuluhan tentang

ASI dari keluarganya dapat memengaruhi sikapnya pada saat ibu

tersebut harus menyusui sendiri bayinya (Rahmawati, 2018).


27

Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di

Indonesia menyebabkan pentingnya promosi kesehatan khususnya

mengenai pemberian ASI Eksklusif harus ditingkatkan.

Pendampingan dan konsultasi seputar pemberian ASI juga harus

diselenggarakan secara rutin oleh petugas kesehatan baik dokter

bidan perawat maupun konselor laktasi. Program ini tidak hanya

sekedar rutin dilaksanakan namun harus menjamin bahwa ibu

benar-benar mengerti dan memahami tentang manfaat ASI.

Kesadaran dari petugas kesehatan untuk memperbanyak ilmu

pengetahuan dan perkembangan terkini seputar ASI dianggap

perlu agar dapat memberikan pengetahuan pada ibu menyusui yang

pada umumnya mereka tidak mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif

2. Pengukuran Dukungan Petugas Kesehatan

Sesuai dengan pedoman teori skala model Likert, untuk

mempermudah dalam penghitungan data, Peneliti menetapkan nilai

dari SS adalah 1, S adalah 2 , TS adalah 3, dan STS adalah 4.

Terdapat dua jenis pernyataan dalam skala psikologi ini yaitu

pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable menunjukkan

indikasi yang mendukung teori, sedangkan pernyataan unfavorable

menunjukkan indikasi tidak mendukung teori. Adapun tiap alternatif

jawaban menunjukkan nilai tertentu yang telah ditetapkan. Untuk

lebih jelas berikut tabelnya :


28

Pernyataan Pernyataan
No Jawaban
favorable unfavorable
1. Sangat setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Tidak setuju (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang berisi hal –

hal yang positif atau mendukung obyek perilaku, sedangkan

pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang berisi hal – hal

yang negative atau tidak mendukung dengan obyek prilaku yang

hendak diungkap (Notoatmodjo, 2018).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Era Nurisa Windari (2017)

dengan judul “Pengaruh Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap

Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sisir Kelurahan

Sisir Kota Batu” didapatkan hasil uji statistik menggunakan Chi Square

menunjukan p value = 0,000. Maka, disimpulkan bahwa ada pengaruh

dukungan tenaga kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Sisir Kelurahan Sisir Kota Batu, sehingga H1

diterima.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Selferida,. S et al

(2017) didapatkan hasil uji chi squere dengan menggunakan α=0,05%

diperoleh nilai p= 0,009 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

hubungan peran tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif.

nilai OR = 3,1, artinya ibu yang peran tenaga kesehatan nya kurang

memiliki kemungkinan peluang berisiko 3,1 kali tidak meberikan ASI

ekslusif.
29

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ryandita Karina

Purvitasari, et al (2019) “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bayi 6-24 Bulan di Rw 05 Pabuaran

Mekar Bogor Tahun 2019” hasilnya uji chi square menunjukkan p<0,05

(p=0,042) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian ASI

eksklusif pada penelitian ini. Artinya dukungan/peran petugas

kesehatan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh María Natividad

Ávila-Ortiz, et al (2020), yang berjudul Factors associated with

abandoning exclusive breastfeeding in Mexican mothers at two private

hospitals. Didapatkan hasil analisis bivariat faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-24 bulan (N

= 218) dukungan petugas kesehatan (95% CI 1.42 (1.30,1.55) p value =

0.020*).

2.3.2 Dukungan Keluarga

1. Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga didefinisikan dari dukungan soasial,

dukungan sosial sering dikenal dengan istilah lain yaitu dukungan

emosi yang berupa simpati, yang merupakan bukti kasih sayang,

perhatian, dan keinginan untuk mendengarkan keluhan kesah orang

lain. Sejumlah orang lain. Sejumlah orang lain yang potensial

memberikan dukungan tersebut sebagai significant other, misalnya

sebagai seorang istri significant other nya adalah suami, anak, orang
30

tua, mertua, dan saudara-saudara. Dukungan seorang suami yang

dengan tegas berpikiran bahwa ASI adalah yang terbaik, akan

membuat ibu lebih mudah memberikan ASI Eksklusif pada bayinya

(Purwoko, 2015).

Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati,

ataupun bantuan yang dapat membuat individu yang lainnya merasa

lebih tenang dan aman. Dukungan yang didapatkan dari suami, orang

tua, ataupun keluarga dekat lainnya (Wawan, 2020).

Dukungan keluarga yang baik maka perilaku ibu dalam

pemberian ASI Eksklusif juga baik, Dukungan keluarga yang

diberikan kepada ibu akan sangat mempengaruhi kondisi psikolgis

ibu, ibu akan memiliki motivasi yang kuat untuk berusaha

mempraktekkan bagaimana menyusui yang benar dan tepat selama 6

bulan. Jika keluarga memberikan dukungan kepada ibu maka motivasi

ibu akan lebih kuat yang pada akhirnya perilaku ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif akan baik, sebaliknya bila keluarga tidak

memberikan dukungannya, maka perilaku ibu juga tidak baik

(Kurniawati, 2020).

2. Pengukuran Dukungan Keluarga

Sesuai dengan pedoman teori skala model Likert, untuk

mempermudah dalam penghitungan data, Peneliti menetapkan nilai

dari SS adalah 1, S adalah 2 , TS adalah 3, dan STS adalah 4. Terdapat

dua jenis pernyataan dalam skala psikologi ini yaitu pernyataan

favorable dan pernyataan unfavorable menunjukkan indikasi yang


31

mendukung teori, sedangkan pernyataan unfavorable menunjukkan

indikasi tidak mendukung teori. Adapun tiap alternatif jawaban

menunjukkan nilai tertentu yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelas

berikut tabelnya :

Pernyataan Pernyataan
No Jawaban
favorable unfavorable
1. Sangat setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Tidak setuju (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang berisi hal –

hal yang positif atau mendukung obyek perilaku, sedangkan

pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang berisi hal – hal

yang negative atau tidak mendukung dengan obyek prilaku yang

hendak diungkap (Notoatmodjo, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati

(2020) yang berjudul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Perilaku Ibu Dalam Pemberianasi Eksklusif Di Desa Trenyang

Wilayah Kerja Puskesmas Sumber Pucung” didapatkan hasil uji chi

square didapatkan p (0,015) < 0,05 maka H1 diterima dan ditolak H0

dengan demikian berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan

perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Nilai OR = 2,77

artinyadukungan keluarga memberi peluang 2,77 kali terhadap

dukungan keluarga.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Afrinis (2020) yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Manajemen Laktasi

Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi


32

Usia 0-6 Bulan”. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square maka

diperoleh nilai р-value ≤ α (0,05) yaitu 0,029 yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

pemberian ASI eksklusif Sedangkan nilai Prevalensi Odd Ratio (POR)

adalah 6,071, artinya responden yang keluarganya tidak mendukung

dalam pemberian ASI eksklusif memiliki peluang 6,071 kali lebih

besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan

nilai p-value sebesar 0,015 (p-value <0,05).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suharti J.F

Mamangkey (2018) “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Puskesmas Ranotana Weru”

Hasil uji hipotesis menggunakan uji Chi Square nilai p=0,000 lebih

kecil dari α=0,05. Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat diketahui

bahwa sebanyak 70 responden dengan keluarga baik ada 29 responden

yang tidak memberikan ASI-nya secara eksklusif, hal ini mungkin di

karenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi ibu untuk

tidak memberikan ASI yaitu ibu bekerja sampai larut malam,

kurangnya produksi ASI atau faktor sosial budaya/kebiasaan yang

keliru karena masyarakat disana sering memberikan susu

formula/makanan pendamping SUN sebelum waktunya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdiasis Jama (2020)

yang berjudul Exclusive breastfeeding for the first six months of life

and its associated factors among children age 6-24 months in Burao

district, Somaliland. Didapatkan hasil Kurangnya dukungan suami


33

(AOR 0.32; 95% CI 0.19, 0.53). Dukungan suami berhubungan

dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Ibu yang tidak mendapat

dukungan dari suami memiliki kemungkinan 68% lebih kecil untuk

memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dibandingkan dengan ibu

yang mendapat dukungan dari suami.

2.3.3 Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan sangat berbeda

dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstasion) dan

penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). pengetahuan

adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang

didapatkan oleh setiap manusia (Mubarok,2011).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderan terhadap objek tertentu. Penginderan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihat, pendengar,

penciuman, raba, dan rasa. Sebagaian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo,2018).

Menurut Mubarok (2011), pengetahuan merupakan hasil

mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang

pernah dialami secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi

setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu

objek tertentu. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :


34

1. Kesadaran (awareness) subjek menyadari atau mengetahui tentang

asi stimulasi

2. Ketertarikan (interst) subjek merasa tertarik terhadapat

stimulasi/objek tersebut

3. Evaluasi (evaluation) yaitu subjek memprtimbangkan baik dan

tidak nya stimulus tersebut bagi dirinya, saat ini menunjukkkan

kemajuan sikap responden

4. Percobaan (trial), yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dangan apa yang di kehendaki oleh stimulus

5. Adopsi (adoption), dimana subjek telah berprilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

Apabila penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku melalui

proses seperti ini, di mana di dasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng (long

lasting). Sebaliknya apabila prilaku itu tidak di dasari oleh

pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama

(Notoatmodjo, 2018).

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan yang termasuk

kedalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang di pelajari

sebelumnya.Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan


35

yang di pelajari atau rangsang yang telah di terima.Oleh sebab itu

“Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang telah di kertahui, dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang telah di pelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi

yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat di artikan aplikasi atau pengunaan hukum-

hukum, rumus, metoda, prinsip, dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d. Analisis

adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi didalam suatu stuktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau meghubungkan bagian-bagian di dalam suatu untuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu


36

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuakan

justifikasi atau penelitian, terhadap suatu materi atau

objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di

tentukan sendiri, atau mengunakan kriteri-kriteria yang sudah ada.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau

angka yang menanyakan isi materi yang ingin di ukur dari subjek

penelitian atau responden.

Menurut Budiman & Riyanto (2014) pengetahuan dapat

dikategorikan menjadi dua kelompok jika yang diteliti adalah

masyarakat umum, yaitu :

a. Pengetahuan dikatakan baik jika seseorang mampu menjawab

pertanyaan yang diberikan dengan skor benar >50%

b. Pengetahuan dikatakan kurang jika seseorang mampu menjawab

pertanyaan yang diberikan dengan skor benar <50%

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Afrinis

(2020) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang

Manajemen Laktasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian

Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan”. Berdasarkan hasil uji

statistik menggunakan uji Chi Square maka diperoleh nilai p-value

≤ α (0,05) yaitu 0,024 yang artinya ada hubungan yang signifikan


37

antara pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Senapelan tahun 2020.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ria Indah

Erfiyani (2020) “Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku

Pemberian Asi Eksklusif Di Kelurahan Pegirian Kecamatan

Semampir Kota Surabaya” Hasil uji chi square menunjukkan

bahwa p value (0,008) < alpha (0,05), sehingga terdapat hubungan

antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ryandita Karina

Purvitasari, et al (2019) “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bayi 6-24 Bulan di Rw 05

Pabuaran Mekar Bogor Tahun 2019” Hasil uji statistik pada

penelitian ini menunjukkan hasil p<α (p=0,001) sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Artinya

pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif pada penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh María

Natividad Ávila-Ortiz, et al (2020), yang berjudul Factors

associated with abandoning exclusive breastfeeding in Mexican

mothers at two private hospitals. Didapatkan hasil taraf

pengetahuan yang rendah (AOR 2,18; 95% CI 1,04, 4,56 P value =


38

0.013). sesudah 6 bulan, hanya 61 ibu (28%) yang memberikan

ASI secara eksklusif. tingkat pengetahuan, penggunaan botol, dan

pekerjaan dikaitkan menggunakan penghentian dini EBF pada ibu

kelas atas Meksiko, yang menghadiri dua rumah sakit swasta.

terdapat persentase penghentian menyusui yang tinggi pada sampel.

Perlu buat memperkuat strategi yang mengoordinasikan tindakan

banyak sekali undang-undang, peraturan serta acara yang

mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif, buat

mempromosikan pemberian ASI secara memadai serta mendukung

ibu baik pada sektor publik juga swasta.

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan rangkaian penjelasan masalah penelitian

berbasis pada penelitian sebelumnya. Rangkaian penjelasan tersebut tak

jarang disampaikan dalam bentuk bagan yang eksplisit. Kelebihan dari

dipaparkannya kerangka teori dalam bentuk bagan adalah supaya mudah

dan sederhana untuk dipahami (Notoatmodjo, 2017).


39

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor Pemudah
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Nilai-nilai atau adat
budaya

Faktor Pendukung
1. Pendapatan Keluarga Pemberian ASI Eksklusif
2. Pekerjaan/Ketersediaan pada Bayi Usia 7-12 Bulan
Waktu
3. Kesehatan Ibu

Faktor Pendorong
1. Dukungan Keluarga
2. Dukungan Suami
3. Dukungan Petugas
Kesehatan

Sumber :Haryono R (2016) dan Winjosastro (2016).


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan bagan atau skema yang menerangkan

tentang hubungan antar konsep-konsep yang berhubungan dengan variabel

yang akan diteliti (Sulistyaningsih, 2018).

Kesadaran dan dukungan dari petugas kesehatan untuk

memperbanyak ilmu pengetahuan dan perkembangan terkini seputar ASI

dianggap perlu agar dapat memberikan pengetahuan pada ibu menyusui yang

pada umumnya mereka tidak mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif.

Dukungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI

Eksklusif karena semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus

menyusui, maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan

terus untuk menyusui, namun jika seorang ibu yang kurang mendapatkan

dukungan keluarga, maka ibu akan terpengaruh untuk beralih ke susu

formula.

Hubungan pengetahuan ibu merupakan sangat penting untuk

terbentuknya suatu tindakan dalam mendengar atau membaca informasi

tentang gizi dalam pemberian ASI Eksklusif sehingga ibu yang

berpengetahuan baik mendapatkan informasi mengenai manfaat ASI

Eksklusif akan menyusui secara Eksklusif.

40
41

Dari kerangka acuan di atas Secara skematis, kerangka konsep

penelitian dapat digambarkan pada bagan berikut ini :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan, Dukungan Keluarga dan
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Petugas
Kesehatan

Pemberian
Dukungan Keluarga
ASI Eksklusif

Pengetahuan

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian di mana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

3.2.1 Hipotesis Mayor

Ada hubungan dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga

dan pengetahuan secara simultan dengan pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022.

3.2.2 Hipotesis Minor

1. Ada hubungan dukungan petugas kesehatan secara parsial dengan

pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim

Tahun 2022
42

2. Ada hubungan dukungan keluarga secara parsial dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022

3. Ada hubungan pengetahuan secara parsial dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Muara Enim Kota Muara Enim Tahun 2022.


BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat Survey Analitik dengan menggunakan

rancangan desain penelitian cross sectional dimana variabel dependen

(Pemberian ASI Eksklusif) dan variabel independen (dukungan petugas

kesehatan, dukungan keluarga dan pengetahuan) diobservarsi dan

dikumpulkan secara sekaligus dalam jangka waktu yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2017).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu

Waktu penelitian direncanakan pada bulan Januari tahun 2022.

4.2.2 Tempat

Penelitian ini direncanakan dilakukan di Posyandu yang terletak di

wilayah kerja Puskemas Muara Enim Kota Muara Enim.

4.3 Populasi dan sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2017). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu

yang memiliki bayi usia 7-12 bulan yang datang ke Posyandu di

Wilayah kerja Puskesmas Muara Enim dari 16 kelurahan tahun 2021

sebanyak 467 responden.

43
44

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2018). Sampel penelitian ini

adalah sebagian ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan yang datang ke

Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Muara Enim.

1. Penetapan Besar Sampel

Menurut Notoadmojo (2018), penetapan besar sampel

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n Besar sampel

N Besar Populasi

d Presisi atau kesalahan dalam pengambilan sampel 95%

467
n=
1 + 467 (0,1)2

467
n=
1 + 4,67

467
n=
5,67

n = 82,363315696649

Didapat jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 82

responden.
45

2. Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Purposive Sampling, pengambilan sampel dengan cara memilih

sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria yang dikehendaki

peneliti. Pengambilan sampel dengan kriteria tertentu, yang

melibatkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Kriteria Inklusi :

1. Ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan

2. Bersedia menjadi responden

3. Ibu yang membawa bayinya datang ke posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Muara enim

Kriteria Eksklusi :

1. Memiliki bayi sakit yang menyebabkan tidak ASI eksklusif

4.4 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer yaitu data diperoleh langsung melalui wawancara

dengan menanyakan kepada responden yang berhubungan dengan variabel

yang diteliti.

4.5 Pengolahan Data

Agar penelitian ini menghasilkan informasi yang benar, maka

pengolahan data akan dilakukan dengan tahapan menurut Notoatmodjo

(2017) yaitu sebagai berikut :


46

4.5.1 Editing (Pengeditan Data)

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuisioner.

4.5.2 Coding (Pengkodean Data)

Coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan.

4.5.3 Entry (pemasukan data)

Data entry yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program

atau software computer.

4.5.4 Cleaning (pembersihan data)

Cleaning adalah mengecek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

4.6 Analisis Data

4.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk memperoleh distribusi frekuensi dari

variabel dependen (pemberian ASI Eksklusif) dan variabel independen

(dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dan pengetahuan) dan

dituangkan dalam bentuk tabel.

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisis data untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dan


47

pengetahuan) dengan variabel dependen (Pemberian ASI Eksklusif)

dianalisa dengan uji statistik Chi-Square dengan menggunakan sistem

komputerisasi. Dengan uji statistik menggunakan “Chi-Square”

menurut Notoatmodjo (2017). Batas kemaknaan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah α = 0,05.

Keputusan hasil statistik diperoleh dengan membandingkan nilai p (p

value) dengan nilai α.

Keputusan hasil :

1. Jika p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

2. Jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

(Notoatmojo, 2017).

4.7 Definisi Operasional

Definisi Alat Skala


No Variabel Cara ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Variabel Dependen
1 Pemberian Bayi hanya Wawancara Kuesioner 1. Ya : Jika bayi hanya Nominal
ASI Eksklusif diberi ASI saja, diberi ASI saja
tanpa makanan selama 6 bulan
tambahan cairan 2. Tidak : Jika bayi
lainnya sampai diberi ASI dan
usia 6 bulan Makanan
kecuali diberi pendamping
obat-obatan sebelum < 6 bulan
(Maryunani, 2016)
48

Variabel Independen
1 Dukungan Dukungan dari Wawancara Kuesioner 1. Positif, jika nilai ≥ ordinal
Petugas petugas median
Kesehatan kesehatan 2. Negatif, jika <
mengenai median
pemberian ASI (Notoadmojo,2018)
Eksklusif
melalui
penyuluhan
2. Dukungan Dukungan dari Wawancara Kuesioner 1. Positif, jika nilai ≥ Ordinal
Keluarga keluarga median
mengenai 2. Negatif, jika <
memberikan median
ASI saja selama (Notoadmojo,2018))
6 bulan berupa
support kepada
ibu
3. Pengetahuan Kempampuan Wawancara Kuesioner 1. Baik : Apabila dapat Ordinal
ibu untuk menjawab
menjawab pertanyaan dengan
pertanyaan benar ≥ 50% dari
dalam kuesioner total soal
tentang ASI 2. Kurang : Apabila
Eksklusif dapat menjawab
pertanyaan dengan
benar < 50% dari
total soal (Budiman
& riyanto,2014)
DAFTAR PUSTAKA

Arifiati, N. (2017, January). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi


Ekslusif Pada Bayi Di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Kota
Cilegon. In Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga
Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs” (pp. 129-135). Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Diakses tanggal 23 Desember
2021
Afrinis, N., Indrawati, I., & Haspriyanti, N. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Manajemen LaktASI Dan Dukungan Keluarga Dengan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Prepotif: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4(2), 157-168.
Ambarwati, S. (2015). Gambaran Tingkat Pengatahuan Ibu Nifas Tentang
Manfaat ASI Eksklusif Di Rsu Pku Muhammadiyah Bantul
Yogyakarta (Doctoral Dissertation, Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta).
Budiman dan Riyanto, A. (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.
Erfiyani, R. I. (2020). Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI
eksklusif di kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir Kota
Surabaya. Medical Technology and Public Health Journal, 4(1), 91-100.
Haryono, R., & Setianingsih, S. (2014). Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati
Anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing, 1-30.Diakses tanggal 14
Desember 2021
Kemenkes, R. I. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia diakses tanggal 23
Desember 2021
Kurniawati, R., Sari, W. I., & Islamiah, D. (2020). Hubungan Antara Dukungan
Keluarga Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Desa
Trenyang Wilayah Kerja Puskesmas Sumberpucung. Borneo Journal Of
Medical Laboratory Technology, 2(2), 155-160.

Lestari, R. R. (2017). Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas


Tapung Perawatan Tahun 2015. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 1(2), 97-104.

Maryunani, A. 2016. IMD ASI Eksklusif Dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Tim

Nurjanah, S. (2015). ASI Eksklusif Meningkatkan Perkembangan Bayi Usia 6-12


Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Banyu Urip Surabaya. Journal of
Health Sciences, 8(2).
Nurhayati, N., Ilyas, H., & Murhan, A. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian ASI eksklusif di desa candimas. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 11(1), 86-95.
Profil Kesehatan Indonesia. 2020. https:/ /pusdatin. kemkes. go.id/ resources/
download/ pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-
Indonesia- Tahun - 2020. pdf. Diakses tanggal 17 Desember 2021
Notoadmojo, S. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehaan. Indonesian Jourmal On
Medical Science.

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2020.


https://dinkes.sumselprov.go.id/2021/03/profil-2020/. Diakses tanggal 17
Desember 2021.
Purvitasari, R. K., & Purbasari, A. A. D. (2019). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bayi 6-24
Bulan Di Rw 05 Pabuaran Mekar Bogor Tahun 2019. Jkm (Jurnal
Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 7(1), 115-128.

Proverawati A, Rahmawati E. 2016. Kapita Selekta ASI & Menyusui.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Rahmawati, D. T., Taliah, T., Nelazyani, L., & Eka, A. (2018). GAMBARAN
PENGETAHUAN DAN PARITAS IBU YANG MEMBERIKAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS CAHAYA NEGERI
KABUPATEN SELUMA TAHUN 2017. Journal Of Midwifery, 6(1).
Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air susu ibu).
Rizkiah, F. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RENDANYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KACANG PEDANG KOTA
PANGKALPINANG. JURNAL SMART ANKES, 3(1), 31-37.diakses
tanggal 16 Desember 2021
Riskesdas, 2018. Laporan Nasional Riskesdas. Kementerian Kesehatan RI
http://repository.litbang.kemkes.go.id/3514/1/Laporan%20Riskesdas%202
018%20Nasional.pdf. Diakses tanggal 20 Desember 2021
Rohani. (2018). Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang
Kabupaten Langkat Tahun 2017. Sumatera Utara: Usu E-
Repository.diakses tanggal 22 Desember 2021
Saleha., S. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sarwono.2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
https://www.academia.edu/42993164/Ilmu_kebidanan_sarwono_prawiro
hardjo_pdf_free. Diakses tanggal 21 Desember 2021
Septiani, H. U., Budi, A., & Karbito. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Menyusui Yang Bekerja
Sebagai Tenaga Kesehatan. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 159–
174. Https://Doi.Org/10.30604/Jika.V2i2.62. Diakses tanggal 16
Desember 2021
SDKI, 2017. Survei Demografi Kesehatan Indonesia.
https://archive.org/details/LaporanSDKI2017/page/n1/mode/2up. Diakses
tanggal 18 Desember 2021
Solikhati, F., Sukowati, F., & Sumarni, S. 2018. “Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6
Bulan Di Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang”. Jurnal
Kebidanan, 7(15): 62–74.Diakses tanggal 18 Desember 2021
Susanto, D. H., Cikutra, R. Y., Nugraha, A., & Sasmita, D. M. (2018). Hubungan
antara ASI Eksklusif dengan Kejadian Amenore pada Ibu yang memiliki
Bayi di Puskesmas Kelurahan Palmerah II, Jakarta Barat, September
2017. Jurnal Kedokteran Meditek.. Diakses tanggal 16 Desember 2021
Widdefrita, W., Helpi, H., Septina, S., & Putri, D. (2019). Faktor–Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian Asi Ekslusif Pada Ibu Bekerja Di
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun
2016. 'AFIYAH, 5(1).
Windari, E. N., Dewi, A. K., & Siswanto, S. (2017). Pengaruh dukungan tenaga
kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas
sisir kelurahan sisir kota batu. Journal of Issues in Midwifery, 1(2), 19-
24.
World Health Organization. (2018). Trends In Maternal Mortality 2000 To 2017:
Estimates By Who, Unicef, Unfpa, World Bank Group And The United
Nations Population Division. Diakses tanggal 19 Desember 2021
Unicef. (2018). Building The Future: Children And The Sustainable Development
Goals In Rich Countries. Diakses tanggal 19 Desember 2021
Lampiran 1. Surat Pernyataan Melakukan Penelitian

Assalamualaikum Wr.wb

Kepada Bapak/ibu saya ucapkan terimakasih atas kesediaan meluangkan


waktu untuk mengisi surat persetujuan ini.
Saya Metriana adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
khususnya S1 Kebidanan yang sedang mengerjakan penelitian sebagai salah satu
kewajiban untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kebidanan dan
Keperawatan Universitas Kader Bangsa Palembang.
Adapun judul penelitian saya adalah “hubungan dukungan petugas
kesehatan, dukungan keluarga dan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Muara Enim. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hubungan dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dan pengetahuan ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Muara Enim ini. untuk itu saya
memohon kesediaan bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai
responden.
Demikianlah pemberitahuan ini, atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan
terimakasih.

Wassalamu`alaikum Wr.wb
Muara Enim,

(Metrianah)
Peneliti
Lampiran 2. Surat Persetujuan

SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :

Dengan ini bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa ada
paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya, serta partisipasi ini saya
lakukan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan/pamrih.

Muara Enim,

(*Nama Responden)
LEMBARAN KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN, DUKUNGAN
KELUARGA DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MUARA ENIM
KOTA MUARA ENIM
TAHUN 2022

1. DATA UMUM
No.Responden :
Nama Ibu :
Umur Ibu :
Pekerjaan Ibu :
Pekerjaan Suami :
Agama :
Alamat :

2. DATA KHUSUS
A. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat ibu dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang sudah
disediakan.
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah ibu memberikan ASI saja tanpa makanan
tambahan lainnya sampai bayi usia 6 bulan?
2 Apakah ibu mengalami putting susu lecet sehingga
menghentikan pemberian ASI sebelum bayi usia 6
bulan?
3 Apakah karena kesibukan ibu sehari-hari sehingga
ibu memberikan ASI disertai makanan tambahan
atau susu formula sebelum bayi usia 6 bulan?
4 Apakah ibu mengalami penyakit tertentu sehingga
ibu tidak memberikan ASI sampai 6 bulan ?
5 Apakah ibu tidak mengetahui pentingnya
pemberian ASI sehingga ibu tidak memberikan
ASI saja sampai 6 bulan?
6 Apakah ibu pernah diberikan anjuran oleh bidan
atau dokter yang harus memberikan ASI saja
sampai bayi usia 6 bulan?
7 Apakah ibu tidak diperbolehkan suami untuk
memberikan ASI saja sampai bayi usia 6 bulan?
8 Apakah budaya di tempat tinggal ibu
menganjurkan untuk memberikan makanan
tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan?
B. DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat ibu dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang sudah
disediakan : (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS)
Sangat Tidak Setuju.
No. Pernyataan SS S TS STS
Masa Kehamilan (Antenatal)
1. Saya diberikan penyuluhan tentang menyusui
dan penjelasan pentingnya pemberian ASI
Eksklusif saat saya berkunjung ke Puskesmas
2 Tenaga Kesehatan memberikan penjelasan
kepada saya tentang manfaat pemberian ASI
eksklusif bagi bayi
3 Tenga Kesehatan memberikan penjelasan
manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu
4 Tenga kesehatan mengatakan bahwa
memberikan ASI Eksklusid lebih baik daripada
memberikan susu formula
5 Tenaga kesehatan mengajarkan saya cara
melakukan perawatan payudara mulai dari masa
kehamilan
6 Tenaga Kesehatan menganjurkan saya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi selama
kehamilan
7 Tenaga kesehatan mengatakan bahwa anak yang
diberikan susu formula akan lebih mudah
terserang penyakit infeksi, sedangkan anak yang
mendapatkan ASI eksklusif memiliki daya tahan
tubuh yang kuat terhadap penyakit infeksi
8 Tenaga kesehatan mengatakan tujuan
melakukan perawatan payudara adalah untuk
melancarkan produksi ASI sehingga mencukupi
sesuai kebutuhan bayi
Masa Segera Setelah Melahirkan (Intranatal)
1 Setelah bayi lahir segera didekatkan kepada
saya
2 Setelah persalinan bayi didekatkan ke payudara
saya dan dibiarkan mencari putting susu saya
sendiri
3 Tenaga kesehatan mengatakan bahwa saya
harus memberikan air susu pertama keluar
(kolostrum) yang berwarna kekuningan kepada
bayi saya.
4 Saya diberikan kesempatan menyusui bayi saya
segera setelah lahir selama ± 1-2 jam
5 Tenaga kesehatan mengajarkan saya cara
menyusui yang benar dan membantu saya
mendapatkan posisi menyusui yang tepat
6 Tenaga kesehatan tidak memberikan minuman
(air putih, susu formula, air gula) setelah bayi
lahir, namun langsung diberikan kepada saya
untuk disusui
7 Saya diberikan waktu dan suasana tenang untuk
menyusui bayi saya pertama kali dengan sabar
8 Saya diajarkan cara memerah ASI apabila suatu
saat akan meninggalkan bayi atau tidak akan
bersama-sama dengan bayi untuk beberapa
waktu
Masa Menyusui/Nifas (Postnatal)
1 Saya dan bayi dirawat dalam satu ruangan yang
sama
2 Tenaga kesehatan menginformasikan bahwa
saya harus memberikan ASI saja selama 6 bulan
usia bayi
3 Tenaga kesehatan mengatakan bahwa bayi harus
disusui setiap kali bayi meminta bukan
dijadwalkan
4 Saya dianjurkan untuk tidak melakukan
pekerjaan berat, istirahat yang cukup dan
menjaga ketenangan pikiran selama masa
menyusui
5 Saya dianjurkan memerah ASI sebelum
meninggalkan bayi atau tidak akan bersama
bayi untuk beberapa waktu
6 Tenaga kesehatan mengatakan banyaknya ASI
tidak dipengaruhi besar kecilnya payudara dan
harus tetap mengkonsumsi makanan bergizi
selama masa menyusui
7 Tenaga kesehatan membantu memberikan solusi
saat saya memiliki masalah, seperti bayi malas
menyusui, putting susu tidak keluar atau air
susu sulit keluar
8. Tenaga kesehatan menyediakan layanan
konsultasi bagi ibu dan bayi seputar masalah
menyusui dan memberikan penyuluhan
mengenai ASI Eksklusif saat saya sedang
berkunjung ke Puskesmas.
C. DUKUNGAN KELUARGA
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat ibu dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang sudah
disediakan : (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS)
Sangat Tidak Setuju.
1. Dukungan emosional
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Keluarga mendukung untuk menyusui selama 6
bulan?
2 Keluarga tidak memperdulikan ibu saat
menyusui bayinya?
3 Keluarga memberikan perhatian saat payudara
ibu sakit karena menyusui?
4 Keluarga memarahi ibu saat ibu sibuk
menyusui?
5 Keluarga menyakinkan ibu bahwa ibu mampu
menyusui selama 6 bulan
2. Dukungan Penilaian
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Keluarga mengingatkan ibu untuk tetap
memberikan ASI sampai usia 6 bulan tanpa
makanan lainnya?
2 Keluarga tidak setuju ibu menyusui selama 6
bulan?
3 Keluarga menghargai keputusan ibu untuk
menyusui selama 6 bulan?
4 Keluarga memberikan pujian pada ibu jika ibu
mengikuti penyuluhan tentang ASI Eksklusif?
5 Keluarga memberikan susu formula saat ibu
tidak berada dirumah?
3. Dukungan Instrumental
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Keluarga bangun pada malam hari saat bayi
menangis?
2 Keluarga ikut menggendong bayi?
3 Keluarga membantu ibu melakukan pekerjaan
rumah tangga selama masa menyusui?
4 Keluarga memberi uang untuk membeli susu
formula?
5 Keluarga mengantarkan ibu ke Puskesmas?
4. Dukungan Informasional
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Keluarga memberikan nasehat bahwa ASI
adalah makanan yang terbaik bagi bayi?
2 Keluarga menyarankan agar memberi ASI
sampai usia 3 bulan saja?
3 Keluarga memberikan informasi bahwa ASI
lebih baik dari susu formula?
4 Keluarga nasehat untuk memberi nasi tim pada
bayi sebelum umur 6 bulan?
5 Keluarga memberikan saran untuk memberikan
nasi tim pada bayi sebelum usia 6 bulan?
D. PENGETAHUAN
1. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
2. Bila jawaban ya, apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat
sampai usia 6 bulan
d. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai
usia 2 tahun
3. Menurut ibu kapan kah seorang bayi harus segera diberikan ASI
pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap,
barulah diberikan ASI pertama
d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan
4. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi bayi ?
a. Ya
b. Tidak
5. Bila jawaban ya, manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI ?
a. Memberi nutrisi
b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
d. Semua jawaban benar
6. Menurut ibu apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI ?
a. Kolostrum
b. Antibodi
c. Protein susu, taurin, karbohidrat ,lemak
d. Semua benar
7. Menurut ibu apa keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif?
a. ASI eksklusif bikin anak cerdas dan mandiri
b. ASI eksklusif menekan angka kematian bayi dan angka kesakitan
bayi
c. A dan B benar
d. Semua salah
8. Apakah memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan manfaat
bagi ibu ?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban ya, manfaat apa yang didapatkan oleh ibu ?
a. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan
b. Menunda kehamilan berikutnya
c. Lebih cepat langsing
d. Semua jawaban benar
10. Menurut ibu apakah ASI dapat diganti dengan makanan lain pegganti
ASI (PASI) ?
a. Ya
b. Tidak
11. Menurut ibu mana yang lebih baik, ASI atau PASI ?
a. ASI
b. PASI
12. Bila jawaban ASI, apakah kelebihan ASI daripada PASI ?
a. Kandungan nutrisi ASI lebih baik
b. ASI praktis dan tidak memerlukan biaya
c. ASI dapat mempererat tali kasih sayang ibu dan anak
d. Semua jawaban benar
13. Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat untuk diberikan makanan
pengganti ASI ?
a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 5 bulan
d. 6 bulan
14. Menurut ibu frekuensi yang tepat dalam menyusui berapa kali ?
a. 1 kali
b. Sesering mungkin
c. 3-5 kali
d. setiap kali bayi menangis
15. Menurut ibu setelah bayi diberikan ASI eksklusif, sampai usia berapa
bayi dilanjutkan diberikan ASI ?
a. ASI dihentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 8 bulan
c. 1 tahun d. 2 tahun

Anda mungkin juga menyukai