Skripsi
Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Elma Safitri
NIM: 30901800057
Skripsi
Oleh :
Elma Safitri
NIM: 30901800057
I
HALAMAN PERSETUJUAN
II
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul:
NIM : 30901800057
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 Januari 2022 dan
Penguji I
Penguji II,
Penguji III
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
III
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Skripsi, Januari 2022
ABSTRAK
Elma Safitri
Hasil : rentang umur subjek ≥17 – 35. Sebagian besar subjek memiliki status gizi
tidak ideal (65,5%). Status gizi tidak berhubungan dengan umur (p=0,314),
pekerjaan (p=0,518), pendidikan (p=0,846), ekonomi (p=0,827), pengatahuan
(p=0,401), sikap ibu (p=0,080), pantangan makanan (p=0,000), dan terdapat
hubungan status gizi dengan aktivitas fisik (p=0,026), dukungan keluarga
(p=0,293), tingkat psikologis (p=0,000).
IV
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ABSTRACT
Elma Safitri
Method: the study was conducted in the working area of Kaloran Health Center,
Temanggung with cross-sesctional method, subjects of 90 breastfeeding mothers
with babies under the age of 2 years. Selection of subjects purposive sampling and
meets the criteria of insusion and exclusion. Nutritional status data is obtained by
asking about weight and height and then calculated BMI. Data analysis uses
statistical programs, and uses chi-Square tests.
Results: subject age range ≥17 – 35. Most subjects had non-ideal nutritional status
(65.5%). Nutritional status is not related to age (p=0.314), employment (p=0.518),
education (p=0.846), economics (p=0.827), knowledge (p=0.401), maternal
attitude (p=0.080), food abstinence (p=0.000), and there's a relationship of
nutritional status with physical activity (p=0.026), family support (p=0.293),
psychological level (p=0.000).
V
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdullilah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
STATUS GIZI IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KALORAN TAHUN 2021”.
Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati peneliti mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Iwan Ardian, SKM., M.Kep. selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti pendidikan
di Fakultas Ilmu Keperawatan.
2. Ibu indah sri wahyuningsih, M.Kep selaku Ketua prodi S1 Ilmu Keperawatan
UNISSULA Semarang yang telah membantu kami untuk mendapatkan
fasilitas dan menyelesaikan Skripsi ini.
3. Ns. Apriliani Yulianti wuriningsih, S.Kep., M.Kep.selaku Pembimbing 1
(satu), yang dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing penulis dalam
proses penyusunan Skripsi ini.
4. Ns. Hj. Sri Wahyuni,M. Kep.Sp. Kep. Mat selaku Pembimbing 2 (dua), yang
dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing penulis dalam proses
penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Kepala Puskesmas Kaloran yang telah memberikan bantuan berupa izin
dan data-data yang diperlukan dalam menyusun Skripsi ini di wilayah
kerjanya
6. Keluarga tercinta yang sangat berarti dan selalu setia dalam memberikan
dukungan dan doanya.
7. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu proses penyusunan Skripsi ini.
Semoga amal dan budi baik yang telah diberikan mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT, Aamiin. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Semarang , januari 2022
Peneliti
VI
DAFTAR PUSTAKA
VII
J. Etika Penelitian ...............................................................................................32
BAB IV ............................................................................................................. 35
HASIL PENELITIAN........................................................................................ 35
A. Karakteristik respondem berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan,
ekonomi keluarga, data IMT ibu, pengetahuan, aktivitas fisik, sikap ibu,
dukungan keluarga, makanan pantangan, tingkat psikologi ........................35
B. Hubungan umur, pekerjaan, pendidikan, ekonomi keluarga, pengetahuan,
aktivitas fisik, sikap ibu, dukungan keluarga, pantangan makanan, serta
tingkat psikologi dengan status gizi ibu menyusui ......................................37
C. Faktor yang paling memengaruhi status gizi ibu menyusui di Wilayah
Kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021 ..........................................................41
BAB V............................................................................................................... 43
PEMBAHASAN ................................................................................................ 43
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil ........................................................................43
B. Implikasi untuk keperawatan .........................................................................58
C. Keterbatasan penelitian ..................................................................................59
BAB VI ............................................................................................................. 60
PENUTUP ......................................................................................................... 60
A. Simpulan ..........................................................................................................60
B. Saran ................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63
VIII
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR GAMBAR
X
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan....................................................................... 70
Lampiran 2 Surat Ijin Uji Validitas Dan Reabilitas ........................................................ 71
Lampiran 3 Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian ....................................................... 72
Lampiran 4 Surat Jawaban Ijin Pengambilan Data ......................................................... 73
Lampiran 5 Ethical Clearance....................................................................................... 74
Lampiran 6 Kuesioner ................................................................................................... 75
Lampiran 7 Informed Consent ....................................................................................... 81
Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data................................................................................ 82
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 92
Lampiran 10 Dokumentasi ............................................................................................ 93
XI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menyusui adalah proses memberi ASI (Air Susu Ibu) yang diberikan
pada bayinya yang baru lahir sampai umur 2 tahun. Karena lebih efektif ASI
di berikan kepada bayi baru lahir umur 0 – 6 bulan tanpa di berikan makanan
menyusui memberi ASI dari lahir sampai sedikitnya enam bulan pertama
masyarakat . banyak hal yang membuat ibu tidak menyusui salah satunya
karena ASI tidak keluar atau penyebab yang lain. Kondisi ibu yang
menyusui sebesar 2,24-2,34 kali di banding pada ibu status gizi normal
(Rahayuningsih, 2017).
1
Masih banyaknya balita yang mengalami gizi buruk atau berat badan
terdapat balita 5,80% gizi kurang, 0,6% berstatus gizi buruk dan 1,4 balita
Informatika, 2020).
sedangkan 57.8% disebabkan oleh faktor lain (Aminingsih & Anis, 2017).
seseorang terpenuhi. Keseimbangan zat gizi yang masuk dan butuhkan untuk
menyusui. Masa menyusui sangatlah penting dan berharga bagi ibu dan
gizi yang baik bagi ibu menyusui terlebih dengan pengetahuannya mengenai
2
asupan makan sehingga mendapatkan gizi sesuai bagi ibu pada saat menyusui
(Doloksaribu, 2018)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan asupan gizi yang sangat sesuai bagi
bayi, kandungan pada ASI yaitu protein, lemak, karbohidrat dan air pada
takaran yang tepat sesuai dengan pencernaan dan tumbuh kembang pada bayi.
makanan serta penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dijadikan sebagai indikator
asupan zat gizi dan aktivitas fisik (Pangestuti & Pradigdo, 2016).
rendahnya rasa percaya diri ibu/sikap ibu, kurang pengetahuan ibu, kurang
sosial budaya terhadap makanan yang dikonsumsi ibu muda yang sedang
kurangnya kesadaran ibu terhadap status gizi pada dirinya yang akan
3
mengakibatkan terganggunya produksi ASI dan asupan gizi pada bayi. Maka
dari itu perlunya sosialisasi atau promosi kesehatan yang dapat dilakukan
B. Perumusan Masalah
pemberian ASI eksklusif sangatlah penting bagi pertumbuhan sang anak yang
baru lahir sampai umur 6 bulan, dalam gangguan menyusui sehingga bayi di
bawah 6 bulan sudah diberikan MPASI. Namun jangan lupa produksi ASI
pada ibu juga harus di perhatikan karena dalam produksi ASI dapat di
masalah pada produksi ASI yang dilihat dari status gizi ibu menyusui?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Kaloran.
2. Tujuan khusus
4
b. Diketahuinya hubungan pendidikan gizi ibu dengan status gizi ibu
Kaloran.
Kaloran.
Kaloran.
5
D. Manfaat penelitian
Puskesmas Kaloran.
3. Bagi masyarakat :
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
Nutrisi yaitu proses masuk dan mencerna zat makanan oleh tubuh
antropometri dengan indeks masa tubuh (IMT), biofisik yaitu tes fungsi
jaringan meliputi kemampuan bekerja dan energi dalam tubuh dan adaptasi
status gizi ibu dimasa menyusui. Status gizi dapat dinilai menggunakan
Ibu dengan status gizi yang baik lebih optimal dalam Kuantitas dan
kualitas ASI dari daripada ASI dari ibu dengan status gizi kurang. Untuk
7
produksi ASI dengan lancar dan kandungan gizi cukup ibu harus memiliki
bagi ibu dan bayinya. Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam
menunjang status gizi yang baik bagi ibu menyusui terlebih dengan
2018)
akan tercermin dalam status gizi dalam tubuh. Indikator yang digunakan
untuk menentukan kondisi pemenuhan gizi yaitu status gizi. Status gizi ibu
dapat disebabakan dari bayak faktor, diantaranya yaitu pola makan atau
asupan gizi ibu. pola makan yang seimbang, akan memenuhi kebutuhan
status gizi ibu baik dari jenis maupun jumlah yang berupa pola makan
yang baik. Asupan zat gizi seseorang dapat di tentukan dengan kebiasaan
makan dan frekuensi makan. Ibu menyusui harus memenuhi gizi yang baik
karena akan berpengaruh dalam produksi ASI dan tumbuh kembang pada
anak. Ibu menyusui butuh sebesar 800 kkal energi tambahan, diantaranya
600 kkal untuk ibu menyusui dan 200 kkal untuk memenuhi kebutuhannya
8
budaya yang mengakibatkan kekurangan asupan gizi Ibu menyusui
dimasa kehamilan atau setelah melahirkan. Status gizi yang terpenuhi pada
saat itu, ditandai dengan tidak terjadi penyakit defisiensi pada ibu.
Pola makan yang baik sangat penting ketika ibu menyusui, namun
kenyataan tidak semua ibu menyusui mempunyai pola makan yang baik.
bahkan masih kurangnya mengatur pola makan yang ibu konsumsi selama
9
berumur. Faktor penyebab pemberian ASI eksklusif yaitu wanita muda
pubertas dan fungsi akan berubah setelah bayi lahir (Lestari, 2018).
ASI diperoleh bahwa ada 71,3% dari jumlah responden yang umur
antara umur tua dan umur muda. Ada hubungan antara umur dan
(Tambunan, 2017).
≥17-35 dan resiko tinggi umur >35 pada sistem reproduksi wanita.
10
informasi yang diperoleh dalam masa pendidikan ataupun tidak dan
bimbingan dalam suatu hal yang diberikan kepada orang lain sehingga
2021).
sakit namun di waktu yang sama juga dikatakan tidak sehat, dan
tingginya kematian pada bayi dan balita dan rendahnya umur harapan
11
Tingkat status ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan daya
2020).
gangguan status gizi pada ibu menyusui dan gizi pada bayi. Dalam hal
untuk ibu yang sedang menyusui karena dengan kesibukan itu maka ibu
tersebut juga akan bepengaruh pada si bayi yang sedang disusuinya dari
12
Dalam pekerjaan ibu berpengaruh yang signifikan karena dengan
gizinya daripada ibu yang tidak memiliki pekerjaan. Ibu yang tidak
pemberian ASI eksklusif akan baik, dan ibu pekerja akan kurang dalam
berharga bagi ibu dan bayinya. Dalam menunjang status gizi yang baik
bagi ibu harus mempunyai pengetahuan pola makan gizi yang baik,
makadari itu pengetahuan yaitu salah satu hal penting dalam menunjang
13
menyusui maka sempakin baik pula status gizi ibu. Pengetahuan pada
dasarnya berupa hasil dari tahu yang terjadi setelah orang mengalami
dalam menyusui serta gizi yang baik saat menyusui. Orang dengan gizi
optimalisasi gizi, dan saat pemberian konseling kepada ibu baik secara
gizi dan pola makan selama masa menyusui. Karena pengetahuan ibu
14
f. Faktor Aktivitas Fisik Ibu
Aktivitas fisik yaitu tiap gerakan tubuh yang di hasilkan pada otot
dan rangka tubuh yang memerlukan kekuatan dan energi. Pada masa
nifas aktivitas ibu nifas kurang baik sebagai ambulasi awal, istirahat,
fisik yang berasal dari energi dan energi akan dibentuk dari asupan
produksi ASI. Ketika status gizi ibu bagus maka aktivitasnya pun akan
penemuhan gizi ibu dan akan berakibat pada bayi yang di beri ASI.
Dalam aktivitas fisik ibu juga harus di imbangi dengan pemenuhan gizi,
namun diluar sana masih banyak ibu yang tak menghiraukan masalah
itu, sehingga ibu akan asal-asalan makan dan tak memikirkan produksi
terdapat hubungan dengan status gizi ibu menyusui dan status gizi bayi.
menunjukan perilaku ibu. Sikap ibu yang mendukung ASI lebih banyak
15
dan memberi ASI kepada bayinya secara eksklusif dibanding ibu yang
pemenuhanya.
yang di miliki, pada sikap ibu yang di lakukan dalam pemenuhan gizi
yang berhasi ibu pastinya memiliki sikap yang baik terhadap presepsi
memiliki efek negatif pada pola konsumsi makanan terlebih pada ibu.
16
daun kelor sangat baik bagi wanita hamil dan menyusui serta
nabati tertentu. Protein nabati yaitu jenis protein tidak sempurna karena
Biasanya wanita yang paska melahirkan tidak boleh makan yang berbau
amis seperti pantang makan ikan, telur dan daging yang di percayai
masyarakat sekitar akan membuat ASI bau dan amis yang sebenarnya
sangat membutuhkan asupan zat gizi yang terkandung pada ikan, telur
dan daging walaupun tidak ada dasar ilmiah dan logis masyarakat
17
i. Faktor Dukungan Keluarga Kepada Ibu
dukungan kepada ibu menyusui. Fasilitas khusus yaitu pada tempat ibu
dukungan dari keluarga dan lingkungan pada saat proses ibu menyusui
(Ratna, 2020).
tersebut akan menyebabkan proses let down reflexI yang akan berakibat
ASI tidak lancar bahkan tidak keluar sehingga bayi tidak mendapat ASI
ibu menyusui. Sehingga pada pemenuhan nutrisi pada ibu yang akan
18
Dukungan sosial dan keluarga yang yang efektif dengan di
baik secara fisik, emosional, maupun perilaku. Yang sering terjadi yaitu
makan dan kurangnya produksi ASI yang akan diberikan ke bayi. Hal
yang berlebihan pada ibu. Primigravida yaitu ibu yang pertama kali
19
B. Kerangka teori
ASI sangatlah penting bagi tumbuh kenbang bayi baru lahir yang sangat
membutuhkan ASI, karena ASI yaitu makanan terbaik bagi bayi baru lahir
sampai berumur 6 bulan. Namun dalam pemenuhan ASI yang mencukupi juga
harus diperhatikan asupan gizi bagi ibu. Dalam inu memenuhi asupan nutrisi
sikap ibu, makanan pantangan yang sudah ada dari dulu didaerah tersebut,
kepercayaan ibu dalam menyusui, dan pekerjaan ibu ketika ibu pekerja akan
20
tingkat pendidikan
pengetahuan
Pemilihan asupan
Umur ibu
gizi yang tepat
Pendapatan
ekonomi
Dukungan keluarga
Nutrisi bayi
Pekerjaan ibu
Kehilangan energi
Aktivitas fisik
(Sumber : Samiun et al., 2019; Wakano et al., 2021;Muhith et al., 2012; Pangestuti &
Pradigdo, 2016; Putri et al., 2019; Rahayuningsih, 2017; Rahmawati & Suciara, 2020)
keterangan :
: yang di teliti
: tidak di teliti
21
Dalam pembahasan ini menurut kerangka teori tingkat pendidikan,
pengetahuan, umur ibu akan pemilihan asupan gizi, sikap ibu makanan pantangan
gizi, seta pekerjaan ibu dan aktivitas fisik akan membuat hilangnya energi dalam
semua faktor yang akhirnya akan memengaruhi pemenuhan status gizi dan akan
berpengaruh pada produksi ASI yang di berikan kepada bayi sebagai sumber gizi
bayi.
C. Hipotesis
1. Ada hubungan Faktor Umur ibu yang memengaruhi status gizi ibu
4. Ada hubungan Faktor Pekerjaan ibu yang memengaruhi status gizi ibu
6. Ada hubungan Faktor Aktivitas fisik ibu yang memengaruhi status gizi ibu
7. Ada hubungan Faktor Sikap ibu yang memengaruhi status gizi ibu menyusui
22
8. Ada hubungan Faktor Makanan pantangan daerah/ budaya sekitar yang
10. Ada hubungan Faktor Tingkat Psikologis yang memengaruhi status gizi ibu
11. Terdapat faktor yang paling memengaruhi status gizi ibu menyusui
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitiam ini menurut teori status gizi ibu menyusui
keluarga kepada ibu, tingkat psikologis ibu, pekerjaan ibu, dan aktivitas ibu
B. Variabel Penelitian
24
C. Desain Penelitian
ibu menyusui bayi yang berumur 0-2 tahun (Rosdianto et al., 2017)
dengan status gizi ibu menyusui diwilayah Kerja Puskesmas Kaloran. Desain
pencatatan terhadap setiap variable bebas dan variabel terikat yang di lakukan
1. Populasi
orang data dari bulan Juni – Agustus tahun 2021 dari hasil survei data di
Puskemas Kaloran.
2. Sampel
Kriteria sampel
25
menyusui menggunakan kriteria ibu menyususui bayi di bawah umur 2
tahun.
Kriteria Insklusi
Kriteria Ekslusi
sample
𝑁
keterangan : n = 1+𝑁𝛼2
n = sampel minimal
N = ukuran populasi
357
= 1+357(0,10)2
= 78,11
= 79
26
E. Tempat dan Waktu Penelitian
2. Tempat
Nominal
responden saat ini data sekunder umur 17- 35
sesuai dengan umur ibu 2. Resiko tinggi :
saat menyusui sesuai umur 36-55
yang di sebutkan
responden
2 Pekerjaa Status pekerjaan ibu Menggnakan 1. tidak bekerja:
n yang memengaruhi data sekunder adalah ibu rumah
perhatian ibu dalam dengan tangga
mengonsumsi makanan menanyakan 2. bekerja: adalah
bergizi terkait dengan pekerjaan ibu PNS, karyawan,
lamanya bekerja saat ini petani/buruh
Ordinal
Ordinal
27
No Variabel Definisi oprasional Alat ukur Hasil ukur Skala
5 Pengetah tingkat kemampuan Pertanyaan 1. baik = 57-100%
uan responden untuk seputar 2. kurang = <56%
menjawab pertanyaan menyusui dan
dengan benar mengenai pemenuhan
status gizi yang harus atatus gizi
dikonsumsi ibu (BATUBARA,
menyusui 2018)
6 Aktivitas Kegiatan sehari-hari Pertanyaan 1. baik = 57-100%
fisik yang di lakukan pada mengenai 2. kurang = <56%
saat menyusui dengan aktivitas fisik
pemenuhan asupan gizi apa saja yang di
ibu menyusui lakukan
Ordinal
7 Sikap ibu Sikap ibu dalam Pertanyaan 1. baik = 57-100%
mengonsumsi makanan mengenai sikap 2. kurang = <56%
untuk meningkatkan kepedulian pada
status gizi untuk ibu saat menyusui
menyusui dengan (MULYANI,
menjawab pertanyaan 2017)
berdasarkan pengakuan
responden
8 Dukunga Keadaan keluarga Pertanyaan 1. baik = 57-100%
n bagaimana dukungan mengenai 2. kurang = <56%
keluarga keluarga terkai dengan bagaimana
status gizi ibu tinggat
menyusui kepedulian
asupan gizi pada
ibu(SIANTURI,
2019)
9 Makan Makanan pantangan Kuesioner 1. Tidak ada
pantanga apasaja yang mungkin mengisikan 2. Ada
n tidak boleh di apakah ada
konsumsi dan apakah makanan
makanan itu memiliki pantangan
tingkat kandungan daerah
nutrisi ibu menyusui tersebut(MUBA
ROKAH, 2019)
10 Tingkat Tingkay psikologi ibu Pertanyaang 1. baik = 57-100%
Psikologi dalam menghadapai seputar 2. kurang = <56%
s situasi setelah kecemasan yang
melahirkan dan akan
keadaan lingkungan memengaruhi
sekitar yang dapat psikologis ibu
memengaruhi nafsu (TAMBARU,
makan ibu dalam 2020)
mengonsumsi zat gizi
28
G. Instrumen /Alat Pengumpulan Data
penting, yaitu valid dan reliabel. Instrumen ini dibuat sendiri oleh peneliti,
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner untuk mengukur tingkat
Yang di lakukan pengamatan populasi atau sampel hanya satu kali saja
dengan Desember 2021. Sampel dipilih sesuai kriteria yang telah ditentukan
tahun.
29
c. Peneliti melaksanakan pengambilan data untuk uji validitas dengan
2. Tahap pelaksanaan
responden
30
g. Peneliti memberikan kuesioner, menjelaskan cara pengisian
peneliti.
dan dikumpulkan.
ucapan terimakasih.
menyusun data dalam bentuk tabel dan penjelasannya terhadap data yang
telah dianalisis.
5. Tahap penyelesaian
hasil penelitian.
I. Analisa Data
a. Analisa univariat
31
Bertujuan untuk menjelaskan karakter masing-masing variabel
b. Analisa Bivariat
c. Analisa Multivariat
untuk menemukan pola di dalam data. Uji analisa ini Untuk menentukan
J. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang
32
1. Menghormati harkat dan martabat manusia
ditimbulkan
33
menjamin semua subjek penelitian akan memperoleh perlakuan dan
sebagainya.
keperluan penelitian
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dengan mengambil diwilayah RW.01, 04, 05, 07, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19.
status gizi ibu menyusui pada ibu yang mempunyai anak di bawah 2 tahun sebagai
berikut
pendidikan, data IMT ibu, pengetahuan, aktivitas fisik, sikap ibu, dukungan
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja 69 76,6%
Bekerja 21 23,3%
Jumlah 90 100%
35
Variabel Jumlah Prosentase
Pendidikan
Pendidikan tinggi : SMA/K, D3, S1, S2, S3 39 43,3%
Pendidikan rendah : tidak sekolah, SD, SMP 51 56,7%
Jumlah 90 100%
Ekonomi keluarga
Tinggi 22 24,4 %
Rendah 68 75,6 %
Jumlah 90 100%
IMT ibu
Ideal 31 34,4%
Tidak ideal 59 65,6 %
Jumlah 90 100%
Penngetahuan
baik = 57-100% 71 78,9 %
kurang = <56% 19 21,1 %
Jumlah 90 100 %
Aktivitas fisik
Tidak mengganggu 77 85,6 %
Mengganggu 13 14,5 %
Jumlah 90 100 %
Sikap ibu
baik 82 91,1%
kurang 8 8,9 %
Jumlah 90 100 %
Pantangan makanan
Tidak Ada 16 17,7 %
Ada 74 82,2 %
Jumlah 90 100%
Dukungan keluarga
Baik 73 81,1 %
Kurang 17 18,9%
Jumlah 90 100%
Tingkat psikologis
Tidak cemas 56 62,2 %
Cemas 34 37,8%
Jumlah 90 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 menyatakan bahwa sebagian besar umur ibu
gizi tidak ideal sebesar 59 responden (65,6%), dalam pengetahuan ibu mengenai
36
status gizi dominan baik 71 responden (78,9%) memiliki pengetahuan baik,
mengenai aktivitas fisik ibu sebagian besar ibu tidak terganggu aktivitasnya 77
responden (85,6%), sebagian besar sikap ibu baik yaitu 82 responden (91,1%),
sebagian besar terdapat makanan pantangan dalam daerah tersebut yang harus di
hindari pada saat menyusui sebanyak 74 responden (82,2%), sebagian besar ibu
faktor yang memengaruhi status gizi ibu menyusui diwilayah kerja puskesmas
makanan, serta tingkat psikologi kecemasan dan variabel dependennya yaitu IMT.
Tabel 4. 2 hubungan antara faktor yang memengaruhi status gizi ibu menyusui diwilayah
kerja puskesmas kaloran tahun 2021 (n=90)
Pekerjaan
Status Gizi Tdk bekerja Bekerja Total p-value
F % F % F %
Ideal 25 36,2 6 28,6 31 34,4 0,518
Tidak ideal 44 63,8 15 71,4 59 65,6
37
Pendidikan
Status Gizi Tinggi Rendah Total p-value
F % F % F %
Ideal 13 33,3 18 35,3 31 34,4 0,846
Tidak ideal 26 25,6 33 64,7 59 65,6
Ekonomi
Status Gizi Tinggi Rendah Total p-value
F % F % F %
Ideal 8 36,4 23 33,8 31 34,4 0,827
Tidak ideal 14 63,6 45 66,2 59 65,6
Pengetahuan
Status Gizi Baik Kurang Total p-value
F % F % F %
Ideal 26 36,6 5 26,3 31 34,4 0,401
Tidak ideal 45 63,4 14 73,7 59 65,6
Aktivitas Fisik
Status Gizi Tdk Mengganggu Mengganggu Total p-value
F % F % F %
Ideal 23 29,9 8 61,5 31 34,4 0,026
Tidak ideal 54 70,1 5 38,5 59 65,6
Sikap Ibu
Status Gizi Baik Kurang Total p-value
F % F % F %
Ideal 26 31,7 5 62,5 31 34,4 0,080
Tidak ideal 56 68,3 3 37,5 59 65,6
Pantangan Makanan
Status Gizi Ada Tidak Ada Total p-value
F % F % F %
Ideal 14 87,5 17 23,0 31 34,4 0,000
Tidak ideal 2 10,5 57 77,0 59 65,6
Dukungan Keluarga
Status Gizi Baik Kurang Total p-value
F % F % F %
Ideal 27 37,0 4 23,5 31 34,4 0,293
Tidak ideal 46 63,0 17 76,4 59 65,6
Tingkat Psikologi
Status Gizi Tidak Cemas Cemas Total p-value
F % F % F %
Ideal 29 51,8 2 5,9 31 34,4 0,000
Tidak ideal 27 48,2 32 94,1 59 65,6
Berdasarkan dari tabel 4.3 di dapat dari variabel independen umur dapat
menunjukan bahwa dominan ibu menyusui berumur resiko rendah dan memiliki
nilai IMT tidak ideal sebanyak 44 responden (63,8%) jumlah tersebut lebih besar
di banding ibu menyusui yang memiliki nilai IMT ideal yang bearada di umur
resiko rendah dengan 26 responden (37,1%), selanjutnya hasil P-value 0,314 (P <
38
0,05) yang menunjukan tidak terdapat hubungan antara umur dengan status nutrisi
ibu menyusui.
bekerja yang memiliki status gizi tidak ideal yaitu 44 responden (63,8%)
,sedangkan ibu yang mempunyai status gizi ideal sebanyak 25 responden (26,2%)
untuk nilai P-value 0,518 (<0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan status gizi ibu menyusui diwilayah Kerja
Puskesmas Kaloran.
ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran yaitu dominan memiliki tingkat
status gizi ideal sebanyak 33 responden (64,7%) untuk nilai P-value 0.846 (<0,05)
yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan status gizi
yang paling tinggi berjumlah 68 responden (75,6%) dari pada ekonomi tinggi 22
responden dalam ekonomi rendah memiliki status gizi tidak ideal sebanyak 45
responden (66,2%) untuk nilai P-value 0,827 (<0,05) menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara ekonomi dengan status gizi ibu menyusui diwilayah Kerja
Puskesmas Kaloran.
39
jumlah tersebut memiliki status gizi tidak ideal sebanyak 45 responden (63,4%)
,untuk nilai P-value 0,401 (<0,05) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan status gizi ibu menyusui diwilayah
Berdasarkan dari variabel aktivitas fisik ibu didapatkan hasil lebih banyak
tidak terganggu dengan aktivitas fisik ibu menyusui yaitu 77 responden (85,6%),
yang memiliki status gizi tidak ideal sebanyak 54 responden (70,1%) untuk nilai
P-value 0,026 (<0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
aktivitas fisik dengan status gizi ibu menyusui diwilayah Kerja Puskesmas
Kaloran.
Berdasarkan dari variabel sikap ibu terhadap asupan gizi dominan berikap
baik dengan 82 responden (91,1%) memiliki status gizi tidak ideal sebanyak 56
responden (68,3%) sedangkan yang ideal yaitu 26 responden (31,7%), untuk nilai
P-value 0,0,80 (<0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap ibu terhadap status gizi ibu menyusui dengan skala IMT
pada status gizi tidak ideal sebanyak 57 responden (77,0%) , untuk nilai P-value
40
Berdasarkan dari variabel dukungan keluarga terhadap asupan gizi ibu
sataus gizi tidak ideal sebanyak 46 responden (63,0%) dan pada status gizi ideal
keluarga dengan status gizi ibu menyusui diwilayah Kerja Puskesmas Kaloran.
menyusui tidak cemas pada saat menyusui sebanyak 56 responden (62,2%) yang
memiliki status gizi tidak ideal yaitu 29 responden (75,0), untuk nilai P-value
C. Faktor yang paling memengaruhi status gizi ibu menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Kaloran tahun 2021
Sebelum di lakukan uji multivariat setiap variabel di pilih untuk
lakuakan uji multivariat yaitu variabel yang di uji kolerasi chi-square dengan hasil
p value kurang dari 0,25. Namun dalam teori serta ke leabilitasan variabel .
Sehingga kandidat variabel yang akan diuji multivariat dengan nilai <0,25
variabel berikut:
41
Tabel 4. 3 Daftar Multivariat
Variabel P value
Aktivitas fisik 0,026
Sikap ibu 0,080
Dukungan keluarga 0,293
Ekonomi keluarga 0,827
Pengetahuan 0,401
Pantangan makanan 0,000
Tingkat psikologis 0,000
Tabel 4. 4 Hasil Uji Regresi Logistik Tingkat Psikologi Dan Aktivitas Fisik Dengan
Status Gizi Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaloran Tahub 2021 (N=90)
kali terhadap peningkatan status gizi ibu menyusui di banding dengan variabel
yang lain.
42
BAB V
PEMBAHASAN
variabel independen beserta variabel dependen dalam uji univariat yang sudah
data IMT sedangkan variabel independenya yaitu meliputi umur, pekerjaan ibu,
Data univariat ini meliputi umur, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, tingkat
pendidikan, data IMT ibu, pengetahuan, aktivitas fisik, sikap ibu, dukungan
menyusui tersebut.
43
Dalam hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square di dapat p-
value 0,000 (<p 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
halnya kadang pantangan makanan memiliki gizi yang baik pada tubuh.
penelitian ini yang menyatakan terdapat budaya yang kental pada suatu
44
terlalu asin, serta makanan yang amis amis, ketika ingin makan ikan ikan
2019).
bagi ibu hamil maupun ibu menyusui. Walaupun memang ada yang
di Pati berkata “ perkataan orang tua itu mujarab”. Sehingga dari hal
2019).
akan berdapak negatif pada ibu, karena nasihat orangt tua atau mertua,
Khuzaiyah, 2018).
sayuran, buah, ikan dan makanan tertentu yang menurut kepercayaan tidak
baik bagi ibu menyusui. Dalam hal tersebut akan menjadi kebiasaan turun
45
2. Hubungan antara Umur dengan status gizi ibu menyusui di Wilayah
rendah dengan terdapat status nutrisi tidak ideal 63,8% dari responden
yang umur resiko rendah . Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square
dan ststus gizi ibu menyusui. hubungan umur dengan status gizi ibu
seorang wanita.
ini yang menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara umur dan
pengetahuan anatara umur yang resiko rendah dan resiko tinggi. Dalam
ini. Dalam penelitian ini juga memebahas tentang usia produktif yang baik
46
befikir, psikologis, menentukan keputusan, karena mempunyai
terjadi.
memiliki pekerjaan atau menjadi ibu rumah tangga sebesar 76,6% , dengan
skala IMT normal 71,0% pada ibu yang tidak bekerja. Hasil uji statistik
mengenai pekerjaan ibu dengan status gizi ibu menyusui diwilayah Kerja
riset ini yang tidak ada hubungan dengan status gizi ibu menyusui, dalam
pemenuhan gizi
kebutuhan hidup, ibu yang bekerja dirumah atau tidak bekerja memiliki
banyaknya ibu yang kurang dalam pemenuhan status gizi yang mengira
47
Penelitian menunjukan Susilawati dan Triseu (2018) Ketika seorang
pemenuhan status gizi. Dengan alasan yang paling banyak yaitu harus
bekerja dan pembagian waktu yang kurang efktif, namun masih banyak
menunjukan 75,6% dan ibu yang terdapati status gizi ideal 36,4% dan
63,6% memiliki status gizi tidak ideal. Peneliti berasumsi dalam pedesaan
0,827 (<p 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
48
Karena ketika ibu mempunyai pekerjaan yang makin luas dan pengetahuan
tinggi sehingga dapat memenuhi asupan gizi dengan baik, namun ketika
ibu yang mempunyai tingkat ekonomi yang rendah akan sulit dalam
berkurang. Ketika berada pada pedesaan dalam ekonomi rendah akan tetpa
bisa memenuhi status gizi, karena dalam lingkungan ketika ada yang
0,846 (<p 0,05) sehingga Ho di terima dan Ha ditolak yang berarti tidak
49
Penelitian Yaneli et al (2021) sejalan dengan penelitian ini tingkat
Namun tidak semua ibu yang berpendididkan tinggi akan baik dalam
tinggi tingkat pendidikan maka akan memengaruhi pola pikir ibu pada saat
kembangkan pada perilaku atau perbuatan yang baik. Namun ketika tidak
50
pengetahuan tentang gizi baik makan akan baik pula dalam pemilihan
0,401 (<p 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
Penelitian Oka dan Annisa (2019) sejalan dengan penelitian ini yang
di miliki dan hal ini akan berbanding terbalik pada orang yang
pemenuhan gizi.
51
tidak memanfaatkan pengetahuanya tersebut. Dalam penelitian Gede et al
(2018) juga sejalan dengan penelitian ini yang mengenai pengetahuan gizi
ibu menyusui berkenaan gizi ASI dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan.
penerapanya.
dalam memilih makanan untuk memenuhi status gizi ibu menyusui, dalam
mengenai pemenuhan status gizi yaitu sebanyak 85,6%. Hasil uji statistik
membahas aktivitas fisik ibu baik sebanyak 71,2%, pada saat aktivitas ibu
52
memperhatikan asupan gizi dengan baik walaupun mungki ada situasi
Pada penelitian Susulo & Murbiah (2018) sejalan dengan riset ini
sehari-hari.
soal aktivitas fisik bisa dilihat dengan pekerjaan ibu yang dirumah atau
diluar rumah. Karena ketika ibu yang terlalu sibuka akan mengabaikan
dominan memiliki sikap yang baik adalah memenuhi gizi pada tubuhnya
0,080 (<p 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
terdapat hubungan bermakna mengenai sikap ibu dengan status gizi ibu
53
Walaupun di lihat dari data terdapat sikap yang positif lebih banyak
pemenuhan status gizi diri ibu. Menurut teori didalam sikap belum tentu
ibu.
hubungan antata status gizi dengan sikap ibu menyusui, sikap adalah salah
mengenai pemenuhan gizi yang baik. Sehingga status gizi yang kurang
p-value 0,293 (<p 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti
54
tidak kertdapatan hubungan bermakna mengenai dukungan keluarga
(2020) mayoritas ketika peran suami kurang baik tentang pemenuhan gizi
akan kurang baik juga status gizi ibu namun biasanya orang tua juga dapat
Keluarga yang di lihat paling dekat dengan ibu yaitu suami. Ada
pendapat yang menyatakan soal menyusui yaitu tugas ibu saja tidak ada
55
status gizi perlunya ada dukungan dari keluarga sejalan dengan penelitian
ibu memiliki gizi baik, suami ingin bayinya mendapat nutrisi yang cukup.
gizi, yang seharusnya keluarga menjadi pendukung yang besar dalam ibu
10. Hubungan antara tingkat Psikoilogi ibu dengan status gizi ibu
karena hidup di desa yang memiliki rendah penderita covid pada masa
56
Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square di dapat p-value
0,000 (<p 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
mengenai individu pada keadaan yang lebih rileks baik secara fisik
maupun psikologis.
terganggu sehingga kecemasan akan berakibat turunya status gizi pada ibu
atau di kurangi.
57
B. Implikasi untuk keperawatan
pemenuhan kebutuhan status gizi ibu menyusui yang dapat di sampaikan pada
saat pemeriksaan kandungan kepada ibu yang nantinya pasti akan mengalami
status gizi baik informasi secara lansung maupun informasi secara tidak
langsung yang dapat juga di sampaikan pada saat posyandu, dapat menyertakan
brosur atau leaflet yang dapat di tempel pada tempat posyandu mengenai daftar
menu atau bahan makanan yang baik untuk pemenuhan status gizi (Meghalaya
et al., 2018).
promosi kesehatan status gizi ibu menyusui terutama pada makanan pantangan.
Hal tersebut tidak hanya di berikan kepada ibu namun juga di berikan kepada
pemenuhan gizi ibu menyusui juga dapat dapat mengurangi resiko stunting
58
C. Keterbatasan penelitian
penelitian diantaranya
1. Pada saat pengambilan data mendapati bayi yang rewel sehingga menjadi
interaksi dan masih terdapat responden belum berani bertemu dengan orang
59
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Mengenai hasil penelitian yang sudah di jabrakan pada bab sebelumnya maka
ditarik kesimpulan
1. Tidak terdapat keeratan hubungan bermakna antara umur dengan status gizi
ibu menyusui wilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021 dengan hasil P
value 0,314.
2. Tidak keterdapatan hubungan mengenai pekerjaan ibu dengan status gizi ibu
value 0,518.
gizi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021 dengan
status gizi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021
status gizi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021
60
6. Terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi
ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021 dengan hasil P
value 0,026.
7. Tidak terdapat hubungan signifikan antara sikap ibu dengan status gizi ibu
value 0,080.
status gizi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021
10. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas tingkat psikologi dengan
status gizi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Kaloran tahun 2021
11. Faktor pantangan makanan yang paling memengaruhi terhadapa status gizi
ibu menyusui mempunyai hasil p value 0,004 serta OR 17,386 yang berarti
B. Saran
61
1. Bagi institusi
pengukuran status gizi seperti pengukuran LILA, atau sesuai panduan nutrisi
masyarakat dan tidak hanya di samopaikan kepada ibu saja namun seluruh
3. Bagi masyarakat
lebih besar. Dan untuk suami dan keluarga di harapkan lebih banyak
62
DAFTAR PUSTAKA
Aminingsih, S., & Anis, D. Y. (2017). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Manfaat Asi dan Status Pekerjaan dengan Lamanya Menyusui di
Desa Kringikan. Kosala" Jik, 5(2), 111–119.
Ampu, M. N. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayi di Puskesmas Neomuti Tahun 2018. Jurnal Ekonomi,
Sosial & Humaniora, 2(12), 10–19.
Anggraeni, I. E., Setyatama, I. P., & Siswati. (2020). Hubungan Dukungan
Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui. Jitk
Bhamada, 11(2), 25–31. Http://Ojs.Stikesbhamadaslawi.Ac.Id/Index.Php/Jik
Angio, M. C., & Sukesi. (2018). Pengaruh Peer Education Terhadap Self Efficacy
dan Motivasi The Effect of Peer Education on Self Efficacy and Motivation
in Breastfeeding Mother in Giving Breastmilk. Jurnal Ilmu Keperawatan
Komunitas, 2(1), 26–32.
Assriyah, H., Indriasari, R., Hidayanti, H., Thaha, A. R., & Jafar, N. (2020).
Relations of Knowledge, Attitude, Age, Education, Jobs, Psychological, and
Early Asking Initiations with Exclusive Assessment In Sudiang Puskesmas.
Jgmi: The Journal Of Indonesian Community Nutrition, 9(1), 30–38.
Astuti1, A., & Asthiningsih, N. W. W. (2021). Hubungan antara Pekerjaan Ibu
dan Motivasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan.
Borneo Student Research, 2(2), 1002–1009.
Bahriyah, F., Jaelani, A. K., & Putri, M. (2017). Hubungan Pekerjaan Ibu
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Sipayung. Jurnal Endurance, 2(2), 113–118.
Https://Doi.Org/10.22216/Jen.V2i2.1699
Darmianti, S. A., Yudanari, Y. G., & Susilo, E. (2017). Gambaran Perilaku Ibu
Primipara yang Bekerja dalam Pemberian ASI di Pt Glory Industrial
Semarang Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan, 5(3), 10.
Dewi, T. (2021). Pengetahuan, Kepercayaan dan Tradisi Ibu Menyusui
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif Triana. Jurnal Keperawatan,
13(1), 231–240.
Fajar, N. A., Purnama, D. H., Destriatania, S., & Ningsih, N. (2018). Hubungan
Pemberian ASI Eksklusif dalam Prespektif Sosial Budaya di Kota
Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(3), 226–234.
63
Gede, L., Kencana Putri, I., Astuti, I. W., Gusti, I., & Putu, N. (2018). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Saat Menyusui Dengan Status Gizi
Bayi Umur 1-6 Bulan. Community of Publishing in Nursing, 6(1), 2303–
1298.
Handayani, T. Y., & Sari, D. P. (2019). Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Keberhasilan Ibu Menyusui dalam Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal Ilmiah
Umum dan Kesehatan Aisyiyah, 4(1), 20–26.
Haurissa, T. G., Manueke, I., & Kusmiyati, K. (2019). Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif. Jidan (Jurnal Ilmiah
Bidan), 6(2), 58–64. Https://Doi.Org/10.47718/Jib.V6i2.818
Hayu, R., Rita, R. S., & Bahar, E. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kadar Protein dan Lemak ASI pada Ibu Menyusui. Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan, 6(2), 6–11. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.33485/Wk-Jiik
Herianto, P. N. (2017). Efektivitas PMT-P Terhadap Kenaikan Berat Badan Balita
Gizi Kurang 1. Jurnal Gizi, 5(12), 1-8.
Hidayatunnikmah, N., Studi, P., Pgri, U., & Buana, A. (2019). Journal of Health
Science Pendapatan Ekonomi Ibu Menyusui Berpengaruh Tehadap Kwalitas
Komponen Makronutrien ASI. Jurnal Ilmu Kesehatan, 4(2), 1–6.
Husaidah, S., Amru, D. E., & Sumarni. (2021). Hubungan antara Tingkat
Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Batua Makassar 2019. Jurnal Sehat Mandiri, 15(1), 130–139.
Ibrahim, I., Alam, S., Adha, A. S., Jayadi, Y. I., & Fadlan, M. (2021). Hubungan
Sosial Budaya dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di
Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2020. Al
Gizzai: Public Health Nutrition Journal, 1(1), 16–26.
Indrayani, D., Shahib, N., & Husin, F. (2018). Hubungan Status Gizi dengan
Kadar Prolaktin Serum Ibu Menyusui Diyan. Jurnal Asuhan Ibu&Anak
(Jaia), 3(1), 45–50.
Kassa, S. K., Alasiry, E., & Pelupessy, N. (2020). Pemberian Kapsul Ekstrak
Daun Kelor Terhadap Kadar Vitamin A pada Ibu Menyusui. Journal of
Midwifery, 2(1), 8–14.
64
Mother in Regional General Hospital of Makassar. Jurnal Gizi dan
Keluarga, 1(1), 14–20.
Lestari, R. R. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Ekslusif pada Ibu. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1),
130. Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V2i1.17
Maharani, A. A., Prabamukti, P. N., & Sugihantono, A. (2018). Hubungan
Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Perawatan
Payudara pada Ibu Menyusui ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(5), 696–703.
Maimunah, R., & Sitorus, N. Y. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Konsumsi ASI pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Area Selatan Kota Medan Tahun 2020 Pendahuluan Kelancaran
Produksi ASI Dipengaruhi oleh Banyak Faktor Seperti Frekuensi Pemberian
ASI , Berat Bayi Saat L. September,jurnal kesehatan, 1254–1263.
Mamonto, A. P., Tumiwa, F. F., & Novitasari, D. (2020). Hubungan Status
Ekonomi dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Usia
6-12 Bulan di Kelurahan Kotobangon. Jurnal Keperawatan, 3(1), 9.
Manggabarani, S., Hadi, A. J., Said, I., & Bunga, S. (2018a). Hubungan Status
Gizi, Pola Makan, Pantangan Makanan dengan Kelancaran Produksi Asi
pada Ibu Menyusui di Kota Makassar. Jurnal Dunia Gizi, 1(1), 01–09.
Https://Doi.Org/10.33085/Jdg.V1i1.2902
Manggabarani, S., Hadi, A. J., Said, I., & Bunga, S. (2018). Relationship
Knowledge, Nutrition Status, Dietery, Food Taboo With Breast Milk
Production of Breastfeeding Mother (Case Study at Maradekaya Health
Center Service City of Makassar). Jurnal Dunia Gizi, 1(1), 1.
65
Menyusui dalam Konteks Budaya. Jurnal Kebidanan Indonesia, 12(2), 83–
90.
Meghalaya, K., Chyne, D. A. L., & Kuhnlein, H. V. (2018). Nutritional Status ,
Food Insecurity , and Biodiversity Among The. Maternal and Child
Nutrition, 13(2), 1–10. Https://Doi.Org/10.1111/Mcn.12557
Muhith, A., Nursalam, & Wulandari, L. Ana. (2014). Kondisi Ekonomi dan
Budaya Keluarga dengan Status Gizi Balita. Jurnal Ners, 9(1), 138–142.
Oka, I. A., & Annisa, N. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ibu Menyusui Tentang Stunting pada Baduta. Jurnal Fenomena Kesehatan,
2(2), 1–8. Https://Stikeskjp-Palopo.E-Journal.Id/Jfk/Article/View/108
Pangestuti, H. M. D. R., & Pradigdo, S. F. (2016). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal),
4(3), 187–196.
Putri, R., Utami, A. R., & Soemardini. (2019). Pengaruh Dukungan Suami dan
Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pola Menyusui Bayi Usia 0-3 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang. Jurnal Kesehatan Hesti
Wira Sakti, 7(1), 17.
Rafsanjani, T. M. (2018). Pengaruh Individu, Dukungan Keluarga dan Sosial
Budaya Terhadap Konsumsi Makanan Ibu Muda Menyusui (Studi Kasus di
Desa Sofyan Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue). Action:
Aceh Nutrition Journal, 3(2), 124.
Https://Doi.Org/10.30867/Action.V3i2.112
Rahayu, P., Hastuti, P., & Rosidah, A. (2017). Hubungan Pemenuhan Nutrisi dan
Tingkat Kecemasan Masa Nifas dengan Pengeluaran ASI Ibu di Desa
Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu Kebidanan
dan Kesehatan, 8(1), 19–29. Https://Doi.Org/Http://Akbidbup.Ac.Id/Jurnal-
2/
Rahayu, S., Djuhaeni, H., Nugraha, G. I., & Mulyo, G. (2019). Hubungan
Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Karakteristik Ibu Tentang Asi Eksklusif
Terhadap Status Gizi Bayi. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal, 4(1), 28–
35. Https://Doi.Org/10.30867/Action.V4i1.149
Rahmadani, P. A., Widyastuti, N., Fitranti, D. Y., & Wijayanti, H. S. (2020).
Asupan Vitamin A dan Tingkat Kecemasan Merupakan Faktor Risiko
Kecukupan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Bayi Usia 0-5 Bulan Prita.
Journal of Nutrition College, 9(1), 44–53.
Rahmawati, A., & Suciara, C. (2020). Faktor Internal dan Eksternal yang
Berhubungan dengan Pola Makan Ibu Menyusui. Jurnal Perawat Indonesia,
4(2), 13–18.
66
Ratna, Z. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Suami
Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Percutsei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang 2020. Wahana Inovasi, 9(2), 68–75.
Rosdianto, H., Murdani, E., Sekolah, H., Keguruan, T., & Pendidikan, I. (2017).
Implementasi Model Pembelajaran Poe (Predict Observe Explain) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Hukum Newton The
Implementation of Poe (Predict Observe Explain) Model to Improve
Student’s Concept Understanding on Newton's Law, Jurnal Pendidikan
Fisika, 6(1). Http://Jurnal.Unimed.Ac.Id/2012/Index.Php/Jpf
Samiun, Z., Diii Keperawatan, P., & Muhammadiyah Makassar, U. (2019).
Hubungan Status Gizi Terhadap Produksi ASI pada Ibu Menyusui di
Puskesmas Tamalanrea Makassar Kontak. Journal of Health, Education and
Literacy (J-Healt, 2. Https://Doi.Org/10.31605/J
Simanungkalit, H. M. (2018). Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu Menyusui
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Info Kesehatan, 16(2), 236–244.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31965/Infokes
Sukardin, Rahmani, Nurjanah, I., & Endrawan, I. M. T. (2018). Hubungan
Budaya Bali dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Karang Kota Mataram. Jurnal Prima, 4(1), 103–110.
Sulistyowati, D. W. W., & Sari, I. R. T. (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi
dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pemberian Prelacteal Feeding. 2-Trik:
Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Vii(4), 308–314.
Susilawati, N., & Triseu, S. (2018). Menyusui dalam Pemberian Susu Formula
pada Bayi 0-6 Bulan. Jurnal Kesehatan, 6(9), 0–11.
Susulo, A. A., & Murbiah. (2018). Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan
Kualitas Hidup Ibu Postpartum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Jurnal Keperawatan Maternitas, 6(1), 292–300.
67
Syafri, M. (2021). Gambaran Penerapan Sadar Gizi, Pengetahuan Gizi Ibu, dan
Status Gizi Balita di Desa Karassing Kecamatan Herlang Kabupaten
Bulukumba. Jurnal Mitrasehat, 11(1), 102–119.
68