Anda di halaman 1dari 113

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KUNJUNGAN PASCA OPERASI SECTIO CAESAREA


(SC) DI RUMAH SAKIT BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

Oleh :
VERINA SDA
NPM : 200101025P

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021

i
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUNJUNGAN PASCA OPERASI SECTIO CAESAREA
(SC) DI RUMAH SAKIT BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :
VERINA SDA
NPM : 200101025P

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021

ii
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Skripsi, Desember 2021


VERINA SDA

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PASCA


OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DI RUMAH SAKIT BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG

XVI + 59 Halaman + 12 Tabel + 2 gambar + 5 Lampiran

ABSTRAK

Angka kejadian SC di Rumah Sakit Bumi Waras pada tahun 2020 sebanyak 79,2 persalinan
SC dan 20,8% persalinan normal. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan tanggal
15-20 bulan Agustus 2021, dari 10 orang ibu nifas pasca SC yang melakukan
kontrol ulang di poliklinik RS Bumi Waras diketahui sebanyak 6 ibu datang tidak
sesuai dengan tanggal yang telah di tentukan oleh dokter. Tujuan penelitian diketahui
faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC) di
Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021

Jenis penelitian kuantitatif, desain analitik pendekatan cross sectional. Penelitian


dilakukan di umah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung, penelitian telah dilakukan pada
bulan Desember 2021. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu melahirkan secara
SC di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung. Dengan tehnik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Sejumlah sampling 295 responden. Objek pada penelitian
ini adalah usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan riwayat sc. Instrumen pada penelitian
ini menggunakan lembar ceklist. Analisis data di lakukan dengan cara uji Gamma.

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 295 responden dengan berkunjung sebanyak 188
(63,7%), responden dengan usia tidak berisiko sebanyak 172 (58,3%), responden paritas
multigravida sebanyak 186 (63,1%), bekerja sebanyak 154 (52,2%), tidak ada riwayat
sebanyak 168 (56,9%), pendidikan menengah sebanyak 167 (56,6%). Ada hubungan usia
(p-value= 0,000), paritas (p-value=0,002), pekerjaan (p-value= 0,000), riwayat (p-vaue =
0,002) dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (sc), dan tidak ada hubungan
pendidikan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (sc) (p-vaue = 0,744) di
Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung Tahun 2021. Saran : diharapkan pada
masyarakat khususnya untuk kunjungan ibu pasca SC dapat sesuai dengan tanggal
yang telah di tentukan oleh dokter.

Kata Kunci : Kunjungan Pasca Operasi Sectio Caesarea (SC), Usia, Paritas,
Pendidikan, Pekerjaan dan Riwayat Sc
Kepustakaan : 31 (2012-2020)

iii
AISYAH UNIVERSITY PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDY OF NURSING
Thesis, December 2021

VERINA SDA

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KUNJUNGAN PASCA OPERASI SECTIO CAESAREA (SC)
DI RUMAH SAKIT BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG
XVI + 59 Pages + 12 Tables + 2 pictures + 5 Attachments

ABSTRACT

Sectio caesaria (SC) is surgery to give birth to a fetus by opening the uterine wall, Sectio
caesaria (SC) is a surgical procedure for delivery of a fetus by incision through the
abdomen and uterus. The incidence of CS at Bumi Waras Hospital in 2018 was 74.1% of
CS deliveries and 25.9% of normal deliveries. In 2019 there were 74.3% of CS deliveries
and 25.7% of normal deliveries. In 2020 there were 79.2 cesarean deliveries and 20.8%
normal deliveries. The purpose of the study is to know the factors associated with
pascaoperative sectio caesarea (SC) visits at Bumi Waras Hospital Bandar Lampung
City in 2021

This type of research is quantitative, analytic design with cross sectional approach. The
research was conducted at Bumi Waras Hospital Bandar Lampung, the research was
conducted in December 2021. The subjects in this study were all mothers who gave birth
by cesarean section at Bumi Waras Hospital Bandar Lampung. The object of this
research is age, parity, education, occupation and history of sc. The instrument in this
study used a checklist sheet. Data analysis was carried out by means of the Gamma test.

The results showed that from 295 respondents who visited as many as 188 (63.7%),
respondents with age not at risk were 172 (58.3%), respondents with multigravida parity
were 186 (63.1%), respondents with work were 154 ( 52,2%), respondents with no
history were 168 (56.9%), respondents with secondary education were 167 (56.6%).
There is a relationship between age (p-value = 0.000), parity (p-value = 0.002),
occupation (p-value = 0.000), history (p-vaue = 0.002) with pascaoperative caesarean
section visits (sc), and there is no the relationship between education and pascaoperative
sectio caesarea (sc) visits at Bumi Waras Hospital Bandar Lampung in 2021. Suggestion:
to provide counseling to mothers in improving health status optimally to reduce the risk
caused by pasca-SC complications.

Keywords: Pasca Operation Sectio Caesarea (SC), Age, Parity, Education, Occupation
and Sc . History
Bibliography : 31 (2012-2020)

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skirpsi :

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pasca Operasi


Sectio Caesarea (Sc) Di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

Nama : VERINA SDA


NPM : 200101025P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil penelitian.

Pringsewu, ........... Januari 2022

Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.Kep., Ners., M.Kep.)


NIDN. 0205069102

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan

v
Rini Palupi, S.Kep., Ners., M.Kep
NIDN. 0212078104

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi:

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio


Caesarea (Sc) Di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

Nama : VERINA SDA


NPM : 200101025P

Diterima Oleh Tim Penguji Pada Ujian Seminar Hasil di Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung Tahun Akademik
2020/2021.

1. Penguji I :
Surmiasih, S.Kep., Ners., M.Kes _________________
NIDN. 0230098302

2. Penguji II :
Hardono,S.Kep., Ners., M.Kep _________________
NIDN. 0231037803

3. Penguji III :
Eva Yunitasari, S.Kep., Ners., M.Kep _________________
NIDN. 0205069102

Tanggal Ujian :

Mengetahui,
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
Dekan Fakultas Kesehatan

vi
Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep
NIDN. 0228108701

vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini

NAMA : VERINA SDA


NPM : 200101025P
Program Studi : Keperawatan
Judul Skripsi : Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Sectio Caesarea (SC) Di Rumah Sakit Bumi
Waras Kota Bandar Lampung.

Dengan ini saya menyatakan :


1. Skripsi yang saya buat tidak pernah / belum pernah dibuat oleh orang lain dan
saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.
2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah
tersebut, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini sayabuat dengan sebenar-benarnya dan dapat


dipertanggungjawabkan.

Pringsewu, Januari 2022

Materai
10000

VERINA SDA

viii
BIODATA

BIODATA PENULIS

Nama : VERINA SDA


NPM : 200101025P
Tempat / Tanggal lahir : Tanjung Karang, 22 Juli 1987
Agama : Islam
JenisKelamin : Perempuan
Institusi : Universitas Aisyah Pringsewu
Email : verinasda@gmail.com
No. Telp : 085279156747

Riwayat Pendidikan :
TK : TK Aisyah Dayamurni, TBB
SD : SD N 1 Dayamurni, TBB lulus 1996
SMP : SLTP N 1 Murni Jaya, TBB lulus 2002
SMA : SLTA N 1 Dayamurni, TBB lulus 2005
D3 : Akademi Kererawatan Baitul Hikmah Bandar Lampung (D3) lulus 2008
S1 : Universitas Aisyah Pringsewu sampai sekarang

Riwayat Pekerjaan :
1. RS Hi. Muhammad Yusuf Kalibalangan Tahun 2008 sampai januari 2014
2. RS Bumi Waras Bandar Lampung Tahun 2014 sampai sekarang

ix
MOTTO

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu apa pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar
kamu bersyukur." (Q.S An-Nahl: 78)

“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kamu berusaha menangkapnya, ia akan lari.
Tapi kalau kamu membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu”

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah

x
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :


Orang tua, kakak-kakak dan teman-teman tercinta serta sahabat yang mendukung
dalam proses pembelajaran.
Terimakasih
Kepada dosen pembimbing yang telah membantu membimbing dan mengarahkan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu membantu
dalam kelancaran studiku di Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Lampung

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Faktor – faktor yang
berhubungan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC) di
Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung”, dapat saya selesaikan.
Penyelesaian penelitian ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Sukarni, S.ST., M., Kes, selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung.
2. Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep, Ners, MAN, selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung.
3. Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
4. Rini Palupi, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Aisyah Pringsewu Lampung.
5. Surmiasih, S.Kep., Ners., M.Kes, selaku Penguji I
6. Hardono,S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Penguji II
7. Eva Yunitasari, S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing
8. Direktur Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung, beserta jajarannya
9. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
10. Seluruh staf, karyawan, dan dosen Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Aamiin.

Pringsewu, Januari 2022


Penulis

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR............................................................................. i


HALAMAN JUDUL DALAM......................................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
ABSTRACT........................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... viii
MOTTO............................................................................................................. ix
PERSEMBAHAN.............................................................................................. x
KATA PENGANTAR....................................................................................... xi
DAFTAR ISI...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teoritis................................................................................. 9
B. Penelitian Terkait................................................................................ 26
C. Kerangka Teori................................................................................... 28
D. Kerangka Konsep............................................................................... 29
E. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian................................................................................... 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 31
C. Rancangan Penelitian......................................................................... 31
D. Subyek Penelitian .............................................................................. 32
E. Variabel Penelitian............................................................................. 33
F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel................... 33
G. Pengumpulan Data.............................................................................. 34
H. Pengolahan Data................................................................................. 35
I. Analisis Data....................................................................................... 36

xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................... 38
B. Pembahasan........................................................................................ 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 57
B. Saran............................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 28


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 29

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 33


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kunjungan Pasca Operasi SC......................... 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Pasien Pasca Operasi SC........................ 38
Table 4.3 Distribusi Frekuensi Paritas Pasien Pasca Operasi SC.................... 39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Pasca Operasi SC.............. 39
Table 4.5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Pasca Operasi SC................ 40
Table 4.6 Distribusi Frekuensi Riwayat SC Pasien Pasca Operasi SC............ 40
Tabel 4.7 Hubungan Usia Dengan Kunjungan Pasca Operasi SC.................... 41
Table 4.8 Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Pasca Operasi SC................ 42
Tabel 4.9 Hubungan Pendidikan Dengan Kunjungan Pasca Operasi SC......... 43
Table 4.10 Hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi SC............. 44
Table 4.11 Hubungan Riwayat SC dengan Kunjungan Pasca Operasi SC....... 45

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Prasurvey


Lampiran 2 : Surat Balasan Prasurvey
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : rekapan data penelitian
Lampiran 5 : Hasil data penelitian
Lampiran 6 : Instrumen Penelitian
Lampiran 7 : Lembar Bimbingan

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sectio caesaria (SC) adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding rahim, Sectio caesaria (SC) merupakan prosedur

bedah untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus

(Maryunani, 2014). Rata-rata persalinan SC di Amerika, mencapai 32%. Di

sembilan negara Asia mencapai 27% di negara Amerika Latin (35%), di

Inggris pada tahun 1970adalah 4,5% (Desmawati, 2013).

Data Word Health Organitation (WHO) pada tahun 2017 selama

hampir 30 tahun tingkat persalinan dengan sectio caesarea menjadi 10%

sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang

(Erina, 2018). Angka kelahiran dengan sectio caesarea di sebuah negara rata-

rata 5-15%, di Rumah sakit pemerintah 11% sedangkan di rumah sakit swasta

lebih dari 30% (Kemenkes, 2018).

Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan kelahiran dengan metode

operasi Sectio Caesaria sebesar 9,8 persen dari total 49.603 kelahiran

sepanjang tahun 2013 sampai dengan 2018, dengan proporsi tertinggi di DKI

Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%). Secara umum

pola persalinan melalui sectio caesaria menurut karakteristik menunjukkan

proporsi tertinggi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan (13,8%),

pekerjaan sebagai pegawai (20,9%) dan pendidikan tinggi/lulus PT (25,1%).

1
2

Untuk Wilayah Sumbar sendiri menduduki peringkat ke 6 (14.3%). Angka

persalinan Sectio caesaria (SC) di Provinsi Lampung tahun 2018 menurut

hasil Riskesdas sekitar 4,5%, angka kejadian Sectio caesaria (SC) di Kota

Bandar Lampung pada tahun 2017 adalah 3.401 dari 170.000 persalinan

(20%) dari seluruh persalinan (Dinkes Provinsi Lampung, 2018).

Kasus sectio caesaria banyak resiko yang dapat dialami ibu, antara

lain : ibu mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi nifas,

3 kali lebih besar kemungkinan menjalani pengangkatan rahin (histerktomi)

karena perdarahan, 5 kali lebih besar untuk mengalami henti jantung, 2,3 kali

untuk mengalami komplikasi anatesi, 2,2 kali lebih besar untuk megalami

sumbatan pembuluh darah, 2,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan

yang banyak, 1,5 kali lebih lama dirawat dirumah sakit. Maka akan lebih

bijak bila mengambil keputusan untuk tindakan operasi, memang berdasarkan

indikasi medis dan sudah tidak dapat dilakukan upaya lain (Fatonah, 2016).

Sectio caesarea pada ibu juga mempunyai resiko kematian empat kali

lebih besar dibanding persalinan normal, darah yang dikeluarkan dua kali

lipat lebih besar dibanding persalinan normal, rasa nyeri dan penyembuhan

luka pasca operasi lebih lama dibandingkan persalinan normal (Suci, 2019).

Tindakan insisi pada persalinan SC ini menyebabkan luka sayat yang harus

diperhatikan derajat kesembuhan lukanya karena resiko tinggi terjadi infeksi,

ruptur uteri dan pendarahan. Persalinan SC sering terjadi komplikasi pada ibu

pasca partum seperti; infeksi puerperal, perdarahan, luka pada kandung


3

kencing, embolisme paru-paru, ruptur uteri dan juga dapat terjadi pada bayi

seperti kematian perinatal (Maryunani, 2014).

Kunjungan masa nifas sangat dianjurkan pada ibu nifas baik yang

melalui persalinan normal maupun secara operasi dimana kunjungan tersebut

bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Kunjungan masa nifas

merupakan kunjungan yang dilakukan ibu nifas ke tenaga kesehatan selama

masa nifas yaitu dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat–

alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung

selamakira–kira 6 minggu. Apabila ibu nifas tidak memeriksakan diri secara

rutin maka dikhawatirkan akan terjadi perdarahan atau mungkin bisa terjadi

infeksi. Hal tersebut merupakan penyebab kematian ibu terbesar yang

sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan post partum (Rosita

M, 2017)

Kunjungan ibu nifas merupakan perilaku ibu nifas mengunjungi

pelayanan nifas. Teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green yang

dirintis sejak tahun 1980.Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari

tingkat kesehatan. Dimana dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor

perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes).

perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni Faktor

predisposisi (Predisposing Faktor) meliputi pengetahuan, sikap, pendidikan,

pekerjaan, paritas, riwayat SC, Faktor pemungkin (Enabling Factors)

meliputi sarana dan prasarana, akses, Faktor penguat (Reinforcing Factors)

meliputi tokoh masyarakat, tenaga kesehatan (Notoadmodjo, 2016).


4

Menurut Rosita (2018) dengan judul Hubungan Antara Pendidikan,

Usia Dan Paritas Ibu Nifas Dengan Kunjungan masa Nifas Di Bidan Praktik

Mandiri Suryati Palembang. Variabel umur, pendidikan dan partus dari hasil

penelitian adanya hubungan bermakna antara umur, pendidikan dan partus

dengan kunjungan masa nifas di Bidan Praktik Mandiri Suryati Palembang

Tahun 2017. Serta pada hasil penelitian (Pinaringsih, 2017) terdapat variabel

yang berhubungan dengan niat untuk melaksanakan kunjungan nifas ialah

tingkat pendidikan, jarak kehamilan, sikap responden dan persepsi kontrol

perilaku terhadap kunjungan nifas. Menurut penelitian (Pradani, 2018) juga

menunjukkan bahwa ada hubungan antara partus, umur dan pendidikan

dengan kunjungan masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Gunung Samarinda

kota Balikpapan Tahun 2017.

Hasil prasurvei angka kejadian SC di Rumah Sakit Bumi Waras pada

tahun 2018 sebanyak 74,1% persalinan SC dan persalinan normal sebanyal

25,9%. Tahun 2019 sebanyak 74,3% persalinan SC dan persalinan normal

sebanyak 25,7%. Tahun 2020 sebanyak 79,2 persalinan SC dan 20,8%

persalinan normal. Berdasarkan data diatas terdapat peningkatan persalinan

SC dari tahun 2018 – 2020 (RM RS Bumi Waras, 2021).

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan tanggal 15-20 bulan

Agustus 2021, dari 10 orang ibu nifas pasca SC yang melakukan kontrol

ulang di poliklinik RS Bumi Waras diketahui sebanyak 6 ibu datang tidak

sesuai dengan tanggal yang telah di tentukan oleh dokter.


5

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Faktor – faktor yang berhubungan dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan

pasca operasi sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota

Bandar Lampung.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi kunjungan pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

b. Diketahui distribusi frekuensi usia pasien pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

c. Diketahui distribusi frekuensi paritas pasien pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.


6

d. Diketahui distribusi frekuensi Pendidikan pasien pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

e. Diketahui distribusi frekuensi pekerjaan pasien pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

f. Diketahui distribusi frekuensi Riwayat SC pasien pasca operasi

sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar

Lampung.

g. Diketahui Hubungan usia dengan kunjungan pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

h. Diketahui Hubungan paritas dengan kunjungan pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

i. Diketahui Hubungan pendidikan dengan kunjungan pasca operasi

sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar

Lampung.

j. Diketahui Hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi

sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar

Lampung.

k. Diketahui Hubungan Riwayat SC dengan kunjungan pasca operasi

sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar

Lampung.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis
7

Penelitian ini dapat digunakan menjadi refrensi atau sumber pengetahuan

tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan pasca

operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar

Lampung.

2. Secara Aplikasi

a. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para petugas

kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan pada ibu pasca SC.

Diharapkan perawat Rumah Sakit Bumi Waras dapat pro aktif

menyiapkan jadwal dalam penatalaksanaan control dan kunjungan

pasca operasi SC. Untuk meningkatkan derajat kesehatan secara

optimal untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh komplikasi

pasca SC.

b. Bagi Universitas

Diharapkan dapat menjadi acuan institusi dalam pemberian materi

kepada mahasiswa dalam materi maternitas untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat

dengan kondisi di lapangan.

c. Bagi Ibu Pasca SC

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada ibu agar

dapat melakukan kunjungan pasca SC sesuai dengan jadwal

sehingga kondisi kesehatan pada dirinya dapat terkontrol dengan


8

baik, seperti penyembuhan luka, proses laktasi, selain itu juga bagi

perkembangan bayi.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat di jadikan salah satu refrensi dalam melakukan

penelitian tentang kepatuhan serta menambah metode baru dalam

penelitian.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan analitik dengan

pendekatan cros sectional. Penelitan ini akan di lakukan di Rumah Sakit

Bumi Waras Bandar Lampung, penelitian ini telah di lakukan pada bulan

November-Desember 2021. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

melahirkan secara SC di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung. Objek

pada penelitian ini adalah usia, paritas, Pendidikan, pekerjaan dan Riwayat

SC. Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar ceklist. Analisis data

di lakukan dengan cara uji Gamma.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Sectio Caesarea (SC)

Bedah sesar: caesarean section atau cesarean section dalam

Inggris-Amerika), disebut juga dengan secsio sesarea (disingkat dengan

SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan

dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk

mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses

persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko

kepada komplikasi medis lainnya.

Ada beberapa jenis bedah sesar: Jenis klasik yaitu dengan

melakukan sayatan vertikal sehingga memungkinkan ruangan yang lebih

besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah sangat jarang

dilakukan hari ini karena sangat berisiko terhadap terjadinya komplikasi.

Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum

dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko

terjadinya pendarahan dan cepat penyembuhannya. Histerektomi caesar

yaitu bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan

dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit tertangani atau ketika

plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim. Bentuk lain dari bedah caesar

seperti bedah sesar ekstraperitoneal atau bedah sesar Porro. Bedah sesar

9
10

berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah menjalan

bedah sesar. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi

sebelumnya.

Di berbagai rumah sakit, khususnya di Amerika Serikat, Britania

Raya, Australia dan Selandia Baru, sang suami disarankan untuk turut

serta pada proses pembedahan untuk mendukung sang ibu. Dokter

spesialis anastesi umumnya akan menurunkan kain penghalang ketika si

bayi dilahirkan agar orang tua si bayi dapat melihat bayinya. Rumah sakit

di Indonesia umumnya tidak memperbolehkan adanya orang lain turut

serta waktu persalinan dengan bedah sesar termasuk sang suami.

SC adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui

suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro,

2016) Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan

pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Mochtar, 2012). Sectio

caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui

suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat

rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono,

2014).

Pada penelitian Eva et, al (2018) Sectio caesarea adalah prosedur

pembedahan sebagai kelahiran janin melalui sayatan di dinding perut dan

dinding rahim (Lawdermilk, 2013). Salah satu efek pasca sectio caesarea

adalah nyeri pada tulang belakang, nyeri pada jahitan, nyeri di sayatan
11

dan juga mual dan muntah karena efek anestesi. Pada pasien pasca sectio

caesarea juga mungkin merasakan rasa bingung dan takut dalam

aktivitas sehari-hari dan kondisi yang dialami klien juga membutuhkan

untuk menyesuaikan kondisi tindakan pasca operasi. Rasa sakit dan

kecemasan ini jika tidak diperhatikan, dapat memperlambat proses

penyembuhan (Hasani, 2015).

Adapun indikasi untuk melakukan SC menurut (Mochtar R, 2012) adalah

sebagai berikut :

Indikasi Ibu

a. Plasenta previa sentralis dan lateralis (pascaerior) dan totalis.

b. Panggul sempit

c. Disproporsi sefalo-pelvik: yaitu ketidakseimbangan antara ukuran

kepala dengan panggul

d. Partus lama (prolonged labor)

e. Ruptur uteri mengancam

f. Partus tak maju (obstructed labor)

g. Distosia serviks

h. Pre-eklampsia dan hipertensi

i. Disfungsi uterus

j. Distosia jaringan lunak.

k. Indikasi janin dengan SC : Letak lintang. Letak bokong. Presentasi

rangkap bila reposisi tidak berhasil Presentasi dahi dan muka (letak

defleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain tidak berhasil.


12

l. Gemelli menurut Eastman, SC dianjurkan: 1). Bila janin pertama

letak lintang atau presentasi bahu (shoulder presentation). 2). Bila

terjadi interlok (locking of the twins). 3). Distosia oleh karena tumor.

4. Gawat janin.

m. Kelainan Uterus : 1). Uterus arkuatus. 2). Uterus septus. 3). Uterus

duplekus. 4. Terdapat tumor di pelvis minor yang mengganggu

masuk kepala janin ke pintu atas panggul.

Menurut Wiknjosastro (2016) manifestasi klinis pada klien

dengan pasca SC, antara lain :

a. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.

b. Terpasang kateter : urine jernih dan pucat.

c. Abdomen lunak dan tidak ada distensi.

d. Bising usus tidak ada.

e. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.

f. Balutan abdomen tampak sedikit noda.

g. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.

Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan SC menurut (Mochtar R,

2012) adalah sebagai berikut :

a. Infeksi puerperal (nifas) 1). Ringan dengan kenaikan suhu beberapa

hari saja. 2). Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai

dehidrasi dan perut sedikit kembung. 3). Berat dengan peritonitis,

sepsis dan ileus paralitik.


13

b. Perdarahan disebabkan karena: 1). Banyak pembuluh darah yang

terputus dan terbuka. 2). Atonia uteri. 3). Perdarahan pada placental

bed.

c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

reperitonealisasi terlalu tinggi.

d. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang

Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan SC

(Wiknjosastro, 2016), yaitu :

a. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat.

b. Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus

tetap berkontraksi dengan kuat.

c. Pemberian analgetik dan antibiotik.

d. Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam. Pemberian cairan

intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24 jam pertama

setelah pembedahan.

e. Ambulasi satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari

tempat tidur dengan bantuan orang lain.

f. Perawatan luka: insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip)

diangkat pada hari ke empat setelah pembedahan.

Pemeriksaan laboratorium : hematokrit diukur pagi hari setelah

pembedahan untuk memastikan perdarahan pasca operasi atau

mengisyaratkan hipovolemi.
14

2. Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2016), perilaku kesehatan adalah suatu respons

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

minuman serta lingkungan.

Secara lebih terinci, perilaku kesehatan itu mencakup:

a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat.

b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk

memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya

(Notoatmodjo, 2016).

a. Ranah (Domain) perilaku

Determinan perilaku ini dapat di bedakan menjadi dua, yakni :

1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik

liungkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2016).

b. Perubahan Perilaku dan Pendidikan Kesehatan

Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan

melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya

tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kedua upaya tersebut

dilakukan melalui (Notoatmodjo, 2016) :


15

1) Paksaan (Coertion)

Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang

lebih cepat terhadap perubahan perilaku. Tetapi pada umumnya

perubahan atau perilaku baru ini tidak langgeng (sustainable),

karena perubahan atau perilaku yang dihasilkan dengan cara ini

tidak didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi

terhaddap tujuan perilaku tersebut dilaksanakan (Notoatmodjo,

2016).

2) Pendidikan (education)

Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi peerilaku

kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakan,

memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya,

melalu kegiatan yang disebut pendidikan atau promosi kesehatan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku kunjungan pasca SC

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun

tidak langsung. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang

biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh tumbuhan, binatang sampai

dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing

-masing. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas dengan lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari


16

uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun

yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2016).

Teori yang dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak

tahun 1980.Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Dimana dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku

(behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Lebih

lanjut perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni :

1. Faktor predisposisi (Predisposing Faktor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial, ekonomi, dan sebagainya (Notoatmodjo,

2016).

2. Faktor pemungkin (Enabling Factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan

sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi,

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2016).

3. Faktor penguat (Reinforcing Factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyuarakat (toma),

tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas

kesehatan (Notoatmodjo, 2016).


17

a. Usia

Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau

diadakan) (KBBI, 2012). Umur 20 - 30 tahun adalah periode paling

aman untuk hamil/ melahirkan, tetapi di negara berkembang sekitar

10% - 20% bayi dilahirkan dari ibu remaja yang sedikit lebih besar

dari anak-anak. Pada kehamilan diumur kurang dari 20 tahun secara

fisik dan psikis masih kurang,misalnya dalam perhatian untuk

pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Umur yang

rentan terkena preeklamsia dan eklamsia adalah umur < 20 tahun dan

> 35 tahun. Umur terbaik seorang wanita hamil yaitu pada masa

subur antara umur 20 tahun hingga 35 tahun (Winkjosastro, 2016).

Usia ibu berhubungan dengan minat ibu dalam menggunakan

kontrasepsi non MKJP. Usia reproduksi sehat adalah usia yang baik

untuk hamil, bersalin, nifas serta sehat secara fisik dan mental, juga

kesejahteraaan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan

dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya

kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan. Periode usia ibu

antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk

melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran

adalah 2-4 tahun. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi,

termasuk individu, lingkungan, dan kurangnya pengetahuan individu

tentang kontrasepsi, serta pengalaman individu terkait nasehat dan

tenaga Kesehatan. Usia merupakan variabel penting dalam


18

menentukan risiko kehamilan dan perhitungan kesuburan, karena

usia sebagai penanda kedewasaan biologis seorang wanita, terutama

dalam hal kesuburan(Yunitasari, 2021)

b. Paritas

Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm. Jumlah

paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas yang

sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, dimana G menyatakan

jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab

menyatakan jumlah abortus. Sebagai contoh, seorang perempuan

dengan status paritas G3P1A1, berarti perempuan tersebut telah

pernah mengandung sebanyak tiga kali, dengan satu kali paritas dan

satu kali abortus, dan saat ini tengah mengandung untuk yang ketiga

kalinya. Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari

500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat

badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24

minggu. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan

grandemultipara (Winkjosastro, 2016;Oxford, 2010; Manuaba,

2013;Saifuddin, 2014)

Status paritas responden sebagian besar adalah primipara atau

baru merasakan pengalaman pertama melahirkan, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memiliki

pengalaman dalam menentukan kontrasepsi yang akan digunakan.

Selain itu pengetahuan terkait jenis dan manfaat kontrasepsi juga


19

mempengaruhi factor tersebut, sehingga metode terbanyak yang

dipilih adalan non MKJP dikarenakan informasi terkait kontrasepsi

belum maksimal (Yunitasari, 2021).

Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang perempuan dapat

dibedakan menjadi:

1) Nullipara

Nullipara adalah perempuan yang belum pernah melahirkan anak

sama sekali (Lawdermilk, 2016).

2) Primipara

Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang

anak, yang cukup besar untuk hidup didunia luar. Primipara

adalah perempuan yang telah pernah melahirkan sebanyak satu

kali (Manuaba, 2016).

3) Multipara

Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang anak

lebih dari satu kali. Multipara adalah perempuan yang telah

melahirkan dua hingga empat kali, Paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari kejadian preeklamsi dan risiko

meningkat lagi pada grande multigravida

c. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

berubah kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri
20

individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan saat ini merupakan

kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh

dianggap sepele karena pendidikan akan meningkatkan harkat dan

martabat manusia itu sendiri. Pendidikan dalam kehidupan manusia

merupakan sebuah proses yang harus dilakukan sepanjang hayat.

Pada saat ini pendidikan bukan hanya merupakan suatu proses

pembelajaran dalam masyarakat, tetapi sudah berkembang menjadi

pusat atau narasumber dari segala pengetahuan (Notoadmotjo, 2012).

Pendidikan mempunyai fungsi utama yang selalu ada dalam

perkembangan sejarah manusia yaitu untuk meningkatkan taraf

pengetahuan manusia. Pendidikan merupakan sarana sosialisasi

nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat setempat juga sebagai

media untuk mentransmisikan nilai-nilai baru maupun

mempertahankan nilai-nilai lama.

Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan,

termasuk juga perilaku seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup untuk sikap berperan serta dalam pembangunan.

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

mudah menerima informasi (Notoatmodjo, 2012).

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan pesrta didik, tujuan

yang akan ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan


21

dikembangkan (PP RI No 17, 2010). Jenjang pendidikan formal

terdiri atas :

1) Pendidikan dasar : merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan pendidikan menengah. Pendidikan dasar

berbentuk Sekolah Dasar (SD) / Madrasah ibtidaiyah (MI) serta

sekolah menengah pertama dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

2) Pendidikan menengah yaitu merupakan lanjutan pendidikan dasar

terdiri atas SMA, MA, SMK, MAK (PP RI No 17, 2010).

Pendidikan juga diyakini dapat mempengaruhi permintaan

pelayanan medis. Sebuah jumlah yang lebih besar dari pendidikan di

rumah tangga dapat memungkinkan keluarga untuk mengenali gejala

awal penyakit,sehingga kesediaan yang lebih besar untuk mencari

Posbindu awal. Tingginya tingkat pendidikan juga dapat

menyebabkan peningkatan efisiensi dalam pembelian keluarga dan

penggunaan pelayanan medis (Wawan dan Dewi. 2010) Hubungan

pendidikan dengan kunjungan posyandu yaitu tingkat pendidikan

yang tinggi akan meningkatkan kemampuan dalam memahami

semua obyek atau informasi yang diterima, khususnya posyandu dan

manfaatnya. Pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan kesadaran

bagi masyarakat dalam mencari informasi dan Posbindu bagi

balitanya (Suharti, 2012 dalam Matamah, 2017)

1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk


22

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum

dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah

berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah

(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

3) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi

d. Riwayat SC

The American Congress of Obstetricians and Gynecologists

dalam New Vaginal Birth After Cesarean (VBAC) Guideline

menyebutkan ibu yang memiliki riwayat operasi sesar yang akan

melakukan opersi sesar ulang ataupun Trial Of Labour After

Cesarean (TOLAC) memiliki risiko berupa perdarahan maternal,

infeksi, cedera operasi, gangguan pembekuan darah, histerektomi,

dan kematian pada kehamilan selanjutnya (Humphrey, 2020).

Banyaknya bahaya yang mengancam saat persalinan pada ibu

yang memiliki riwayat SC sangatlah serius. Penanganan dan


23

pencegahan selama kehamilan yang tepat dapat mengurangi risiko

terjadinya komplikasi, untuk itu perencanaan persalinan dirumah

sakit yang memiliki sumber daya yang baik akan mencegah

timbulnya komplikasi yang terjadi (Rochjati, 2017)

e. Pekerjaan

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain (UU no 13 tahun

2003 pasal 1 ayat 3). Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima

dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha

atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa

yang telah atau akan dilakukan (UU no 13 pasal 1 ayat 30).

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya

(Notoatmodjo, 2012). Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas

utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah

pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan

uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering

dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan ialah sekumpulan

kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-

tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan


24

dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di

berbagai tempat. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun

waktu yang lama disebut sebagai Karir. Seseorang mungkin bekerja

pada beberapa perusahaan selama karirnya tapi tetap dengan

pekerjaan yang sama

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk

tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar.

Manusia perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan

bekerja seseorang akan mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari

hasil bekerja tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Oleh sebab itu, uang tersebut harus berasal dari hasil kerja yang

halal. Bekerja yang halal adalah bekerja dengan cara-cara yang baik

dan benar. Jenis pekerjaan ada bermacam-macam. Ada pekerjaan

menghasilkan barang dan ada pula pekerjaan yang menyediakan

jasa. Pekerjaan menghasilkan barang dapat dilihat hasilnya. Adapun

pekerjaan memberikan jasa hanya dapat dirasakan manfaat dari

layanannya

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan

nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan

atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk

memperoleh informasi. Faktor pekerjaan juga mempangaruhi

pengetahuan. Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih


25

luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja

seseorang akan banyak mempunyai informasi

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP-233/MEN/2003 tentang jenis dan sifat pekerjaan yang

dijalankan secara terus menerus (“Kepmenakertrans 233/2003”),

yakni pada Pasal 3 ayat (1).Pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud

yaitu:

1) Pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan;

2) Pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi;

3) Pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi;

4) Pekerjaan di bidang usaha pariwisata;

5) Pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;

6) Pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan

pelayanan air bersih (PAM), dan penyediaan bahan bakar

minyak dan gas bumi;

7) Pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan

sejenisnya;

8) Pekerjaan di bidang media masa;

9) Pekerjaan di bidang pengamanan;

10) Pekerjaan di lembaga konservasi:

11) Pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu

proses produksi, merusak bahan, dan termasuk

pemeliharaan/perbaikan alat produksi.


26

B. Penelitian Terkait

1. Penelitian Aulia (2021) dengan judul hubungan umur, pekerjaan,

pendidikan, jarak kehamilan, dan partus terhadap kunjungan ibu nifas di

wilayah kerja Puskesmas Samata Gowa Tahun 2019-2020. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 41.8% responden yang tidak lengkap

melakukan kunjungan nifas dan 58.2% yang lengkap melakukan

kunjungan nifas. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan nilai

(p=0,602), pekerjaan dengan nilai (p=1,000), pendidikan dengan nilai

(p=0,955), jarak kehamilan dengan nilai (p=0,353) dan terdapat hubungan

antara partus (p=0,038) dengan kunjungan ibu nifas di Puskesmas Samata

Gowa

2. Penelitian Rahmawati (2018) dengan judul faktor yang berhubungan

dengan kunjungan ibu nifas di wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten

Jember. Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan

cross sectional, sampel penelitian sebanyak 51 ibu nifas. Analisis data

yang digunakan adalah uji Chi-Square (α = 0,05). Hasil analisis

menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, pengetahuan, sikap,

kemudahan transportasi, peran bidan dan dukungan keluarga (p<0,05) dan

tidak ada hubungan antara pendidikan, pekerjaan, ketersediaan sarana

pelayanan kesehatan, pelayanan petugas, dan jarak dengan kunjungan ibu

nifas

3. Penelitian Prihanti (2019) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi

kunjungan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Poned X. Metode: Desain


27

cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik simple

random sampling. Jumlah sampel 159 orang. Hasil uji multivariate

terdapat empat variabel yang dapat mempengaruhi jumlah kunjungan ibu

nifas, yaitu pendidikan (p=0.001), sikap (p=0.003), dukungan keluarga

(p=0.025) dan asuransi (p=0.026). Nilai Nagelkerke R Square

menunjukkan nilai sebesar 0,729 atau 73%. Artinya, pendidikan, sikap,

dukungan keluarga, asuransi mempengaruhi kunjungan ibu nifas secara

serentak pada kisaran 73%, sedangkan 27% lainnya dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variablevariabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian

ini. Sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap

kunjungan ibu nifas yaitu variabel yang ditunjukkan oleh nilai β tertinggi,

yaitu pendidikan (β = 13.941).

4. Penelitian Yunitasari (2021) Hubungan Paritas, Usia, Dukungan Suami

dan Pengetahuan Tentang Pendapat Islam dengan Pemilihan Kontrasepsi

Pasangan Usia Subur. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling

dengan uji statistic yang digunakan yaitu Chi Square. Hasil analisa

diketahui bahwa ada hubungan paritas dengan pemilihan kontrasepsi

pasangan usia subur (p value 0,001), ada hubungan usia dengan pemilihan

kontrasepsi pasangan usia subur (p value 0,004), ada hubungan dukungan

suami dengan pemilihan kontrasepsi pasangan usia subur (p value 0,008),

ada hubungan pengetahuan tentang pendapat islam dengan pemilihan

kontrasepsi pasangan usia subur (p value 0,001). Diharapkan bagi tenaga

kesehatan puskesmas agar dapat mengedepankan promosi kesehatan guna


28

meningkatkan pengetahuan pasangan usia subur dalam penggunaan

metode kontrasepsi jangka Panjang.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah

pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Andersen (1974) dalam Priyoto

(2014), maka dapat digambarkan kerangka teori seperti dibawah ini :

Gambar 2.2
Kerangka Teori

Predisposing factors (faktor


predisposisi):
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Usia
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Paritas
7. Riwayat SC

Enabling factors (faktor


pemungkin/pendukung): Perilaku
1. Sarana dan prasarana
(Posyandu)
2. Jarak
3.
Reinforcing factors (faktor
pendorong):
1. Peran Tokoh Masyarakat Kunjungan post SC
2. Peran Tokoh Agama
3. Peran Petugas posyandu

Modifikasi sumber : Notoatmodjo (2016) , Yunitasari (2018), Priyono (2014)

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka penulis membuat kerangka konsep

penelitian sebagai berikut:


29

Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel dependent

Usia

Paritas

Pendidikan Kunjungan Pasien Post Sectia Caesaria

Pekerjaan

Riwayat SC

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil

sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

(Notoatmodjo, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha :

1. Ada Hubungan usia dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC)

di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

2. Ada Hubungan paritas dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria

(SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

3. Ada Hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria

(SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

4. Ada Hubungan Riwayat SC dengan kunjungan pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.


30

H0:

1. Tidak ada Hubungan pendidikan dengan kunjungan pasca operasi sectio

caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif adalah merupakan

salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana

dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

penelitiannya. Penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai

dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya (Sugiyono, 2016). Dalam

penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar

Lampung pada bulan November - Desember 2021, pada tanggal 24 september

2021 surat pre survei dengan nomor (nomor:662/UAP.DK 01/2/PT/XI/2021)

terlampir, pada tanggal 29 november 2021 surat jawaban izin pra survei

dengan nomor (nomor:771/RSBW/XI/2021) terlampir, pada tanggal 27

november 2021 surat izin penelitian dengan nomor (nomor:811/UAP.DK

01/2/PT/XI/2021) terlampir, pada tanggal 29 november 2021 surat jawaban

izin penelitian dengan nomor (nomor:771B/RSBW/XI/2021) terlampir.

31
32

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

Penelitian Cross-Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada

waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya

satu kali, pada satu saat (Riyanto, 2017). Pada jenis ini variabel bebas dan

variabel terikat dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada follow

up. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus di observasi pada hari atau

pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel bebas dan variabel terikat di

nilai hanya satu kali saja. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau

efek suatu fenomena (variabel dependent) dihubungkan dengan penyebab

(variabel independent) (Sugiyono, 2016).

D. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan Sectio

Caesaria di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung tahun 2021 pada

bulan Januari – September berjumlah 295 ibu.

2. Sampel

Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus besar sampel dari

seluruh populasi, dengan menghitung besarnya untuk mengukur proporsi

dengan derajat akurasi pada tingkat statistik yang bermakna (significance),

menggunakan formula sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah


33

seluruh pasien yang tercatat di bulan Januari – September yaitu sebanyak

295 ibu

3. Tekhnik sampling

Cara Pengambilan sampel metode total sampling adalah adalah teknik

penentuan sampel dengan cara seluruh populasi di jadikan sampel

(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini, sampel yang akan diambil

sebanyak 295 ibu.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep penelitian

(Notoatmodjo, 2018). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen yaitu : usia, paritas, Pendidikan, pekerjaan dan

Riwayat SC

2. Variabel Dependen yaitu : kunjungan pasca SC

F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional yang terkait dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
Dependen
1. Kunjungan Suatu perilaku Rekam Melihat 0= Tidak Ordinal
pasca SC pasien yang di medis dan rekam berkunjung sesuai
tunjukkan dengan Lembar medis jadwal
melakukan checklist dan 1= berkunjung
kontrol kerumah Mengisi sesuai jadwal
sakit setelah lembar
pasca SC sesuai checklis
dengan jadwal t
kunjungan
34

Independen
2 Usia Jumlah hari lahir Rekam Melihat 0= Berisiko (<20 Ordinal
responden yang medis dan rekam tahun dan > 35
dihitung dari hari Lembar medis tahun
lahir sampai checklist dan 1= Tidak berisiko
dengan yang Mengisi (20-35 tahun)
tercatat pada lembar
rekam medis saat checklis
penelitian t
3 Paritas Jumlah anak yang Rekam Melihat 0= Primigravida Ordinal
dilahirkan oleh medis dan rekam 1= mulitgravida
resonden Lembar medis 2=
checklist dan grandemultipara
Mengisi
lembar
checklis
t
4 Pendidikan Jenjang atau Rekam Melihat 0= rendah (SD) Ordinal
tingkat masa medis dan rekam 1= Sedang (SMP-
Pendidikan yang Lembar medis SMA)
telah dilalui oleh checklist dan 2= Tinggi > SMA
responden dari Mengisi
ijazah terakhir lembar
yang ada dan checklis
tercantum di t
rekam medis
5 Pekerjaan Jenis kegiatan Rekam Melihat 0= Bekerja Ordinal
yang dilakukan medis dan rekam 1= Tidak bekerja
oleh responden, Lembar medis
dimana dalam checklist dan
kegiatan tersebut Mengisi
menghasilkan lembar
dana yang checklis
dipergunakan t
untuk menunjang
atau memenuhi
kehidupan
responden
6 Riwayat Adanya Tindakan Rekam Melihat 0= memiliki Ordinal
SC proses persalinan medis dan rekam Riwayat SC
terdahulu yang Lembar medis 1= Tidak
dilakukan secara checklist dan memiliki Riwayat
operasi Mengisi SC
lembar
checklis
t
35

G. Pengumpulan Data

1. Instrumen

Penelitian adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk

mengukur variabel – variabel yang diteliti yang didasarkan pada teori –

teori yang ada, instrumen berupa lambar checklist dimana peneliti melihat

pada data rekam medis yang ada di rumah sakit

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, dengan mengambil

langsung pada pasien dan merupakan data primer. Dalam penelitian ini,

teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan

penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data,

siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan (Sopiyudin, 2016).

a. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Pada

penelitian ini data diperoleh dari sumber langsung (tidak langsung

(data sekunder).

b. Prosedur teknis jalannya penelitian yaitu:

1) Peneliti meminta surat pendahuluan untuk melakukan penelitian ke

dosen bagian administrasi UAP Lampung.

2) Peneliti mengurus surat izin balasan penelitian yang dibuat oleh

institusi penelitian dan diajukan ke HRD RSBW untuk dibuat surat

izin dilakukannya penelitian.

3) Setelah diizinkan peneliti meminta data di bagian RM di RSBW

Bandar Lampung
36

4) Peneliti mendapatkan sampel penelitian sesuai besar nya sampel

yaitu 295 sampel populasi.

5) Peneliti menggunakan pendamping (enumerator) dari RSBW yang

akan membantu dalam penelitian.

6) Pendamping akan dilakukan orientasi terlebih dahulu dengan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kemudian dijelaskan

pula cara melakukan penelitian dengan cara mengambil data diRM

di RSBW dan dengan mengisi lembar checklist

7) Peneliti mengecek kelengkapan lembar checklist yang diisi

8) Peneliti mengelola data yang didapat dari pengisian lembar

checklist

9) Melakukan pengumpulan direkam medis yang ada di RS

10) Melakukan pencatatan penelitian sesuai dengan lembar

checklist

H. Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang

penting hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih merupakan data mentah belum memberikan informasi

apapun dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data

sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan

data (Notoatmodjo, 2018).


37

Setelah lembar observasi diisi, dilakukan pengolahan data dengan sistem

komputer melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing

Peneliti melakukan pemeriksaan lembar observasi yang telah di isi

seperti kelengkapan pengisian.

2. Coding

Bentuk kegiatan dari coding adalah merubah data berbentuk huruf

manjadi data berbentuk angka.

3. Processing

Data adalah jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

kode dimasukkan ke dalam program atau software komputer.

4. Cleaning

Dilakukan pengecekan data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan

atau tidak. Jika semua data dari setiap sumber telah dimasukkan, perlu di

cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

(Notoatmodjo, 2018).

I. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini dengan memanfaatkan perangkat lunak

komputer. Adapun analisis yang dilakukan terbagi dua, yaitu:

1. Analisis Univariat

Setelah lembar observasi terkumpul, kemudian data dianalisa sesuai

dengan bentuk data. Analisa univariat digunakan untuk mengetahui

distribusi frekuensi (Safiyudin, 2018).


38

2. Analisis Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan

digeneralisasikan dalam populasi. Analisa melalui variabel – variabel yang

diteliti dengan melihat hubungan satu variabel bebas dan terikat. Analisis

menggunakan uji gamma (Safiyudin, 2018), dengan interpretasi: penelitian

ini menggunakan uji Gamma. Uji Gamma adalah salah satu

dari uji Asosiatif Non Parametris. Gamma mengukur hubungan antara 2

variabel berskala ordinal yang dapat dibentuk ke dalam tabel

kontingensi. Uji ini mengukur hubungan yang bersifat symmetris artinya

variabel A dan variabel B dapat saling mempengaruhi.


39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tempat Penelitian (Demografi)

Rumah Sakit Bumi Waras merupakan RS swasta di Bandar Lampung yang

berdiri sejak tahun 1986 yang memberikan pelayanan kesehatan dari umum hingga

spesialis. Kapasitas ruang rawat Rumah Sakit Bumi Waras berjumlah 147 buah

tempat tidur dengan jumlah 145 orang perawat pelaksana dan 8 orang kepala

ruangan. Proses pendirian RS Bumi Waras Bandar Lampung atas prakarsa 3 (tiga)

orang dokter spesialis yaitu : dr. Sofyan Saleh, SpOG, dr. Ibramsyah S. SpPD dan

dr. Kuswandi SpJP merencanakan meningkatkan Klinik Spesialis Bumi Waras

menjadi Rumah Sakit Umum Swasta sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan RI

No. 920/Menkes/Per/XII/86, tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di bidang

Medik.Lokasi tanah terletak di tengah kota Jl. WR. Monginsidi, Pengajaran, luas

tanah 2970 M2 (pemilik H. Alamsyah) sertfikat tanah No 882/PJ Tahun 86 dan Akta

Notaris tanggal 7 Februari 1987 no 17. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, RS

Bumi Waras Bandar Lampung menyediakan pelayanan spesialis dan sub spesialis

yang dilayani adalah penyakit dalam, kesehatan anak, bedah umum, bedah tulang,

kulit dan kelamin, kebidanan dan penyakit kandungan, mata, paru-paru, radiologi,

kardiologi, syaraf, anesthesi, patologi klinik, rehabilitasi medik, hemodialisa. Sub

spesialis lainnya antara lain bedah urologi, bedah pencernaan, Jantung, dan

Orthopedi. Rumah Sakit Bumi Waras Bandarlampung merupakan rumah sakit tipe

C yang mulai mengarah ke tipe B di Provinsi Lampung .


40

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat
a. Distribusi Frekuensi Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di Rumah Sakit
Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tidak 107 36.3
Ya 188 63.7
Total 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 295 responden dengan tidak

berkunjung sebanyak 107 (36.3%) dan responden dengan berkunjung

sebanyak 188 (63.7%).

b. Distribusi Frekuensi Usia Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Usia Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di Rumah Sakit
Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Beresiko 123 41.7
Tidak Beresiko 172 58.3
Total 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 295 responden dengan usia

bersiko sebanyak 123 (41.7%) dan dengan usia tidak beresiko sebanyak

172 (58.3%)

c. Distribusi Frekuensi Paritas Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Paritas Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di Rumah
Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Primigravida 89 30.2
Mulitgravida 186 63.1
Grandemultipara 20 6.8
1Total 295 100.0
41

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 295 responden dengan

primigravida sebanyak 89 (30,2%), responden dengan Multigravida

sebanyak 186 (63,1%), dan responden dengan Grandmultipara sebanyak

20 (6,8%).

d. Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria

(SC)

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di
Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Rendah 84 28.5
Menengah 167 56.6
Tinggi 44 14.9
Total 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 295 responden dengan

pendidikan rendah sebanyak 84 (28,5%), responden dengan pendidikan

menengah sebanyak 167 (56,6%), dan responden dengan pendidikan tinggi

sebanyak 44 (149,5%).
42

e. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria


(SC)
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di Rumah
Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung
Tahun 2021
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Bekerja 154 52.2
Tidak Bekerja 141 47.8
Total 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 295 responden dengan

pekerjaan bekerja sebanyak 154 (52,2%), dan responden dengan pekerjaan

tidak bekerja sebanyak 141 (47,8%).

f. Distribusi Frekuensi Riwayat SC Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria


(SC)
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Riwayat SC Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di
Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung
Tahun 2021
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Ada Riwayat 127 43.1
Tidak Riwayat 168 56.9
Total 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 295 responden dengan ada

riwayat sebanyak 127 (43,1%), dan responden dengan tidak ada riwayat

sebanyak 168 (56,9%).


43

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Usia Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria


(SC)
Tabel 4.7
Hubungan Usia Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di Rumah
Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Kunjungan SC Koefisi
Usia Tidak Ya N % p-value en
n % n % gamma
Beresiko 61 49.6 62 50.4 123 100.0
Tidak
46 26.7 126 73.3 172 100.0 0.000
Beresiko 0,459
Total 107 36.3 188 63.7 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui dari 123 responden dengan usia

bersiko sebanyak 61 (49.6%) responden yang tidak berkunjung sesuai

dengan jadwal dan sebanyak 62 (50.4%) responden yang berkunjung.

Dari 172 responden dengan usai tidak beresiko sebanyak 46 (26.7%)

responden tidak berkunjung, sebanyak 126 (73.3%) responden

berkunjung.

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti p<α (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan usia dengan kunjungan

pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota

Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma 0,459 yang

artinya kearah positif, terdapat hubungan yang positif antara usia dengan

kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif kecil yaitu 45 %.


44

b. Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria


(SC)
Tabel 4.8
Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria (SC) Di
Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2021
Kunjungan SC Koefisi
Paritas Tidak Ya N % p-value en
n % n % gamma
Primigravida 48 53.9 41 46.1 89 100.0
Multigravida 50 26.9 136 73.1 186 100.0
0.002
Grandemultipara 9 45.0 11 55.0 20 100.0 0,352
Total 107 36.3 188 63.7 295 100.0

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui dari 89 responden dengan paritas

primigravida sebanyak 48 (53,9%) responden tidak berkunjungan SC dan

sebanyak 41 (46,1%) responden berkunjungan SC. Dari 186 responden

dengan paritas multigravida sebanyak 50 (26.9%) responden tidak

berkunjungan SC dan sebanyak 136 (73.1%) responden berkunjungan SC.

Dari 20 responden dengan paritas grandemultipara sebanyak 9 (45.0%)

responden tidak berkunjungan SC dan sebanyak 11 (55.0%) responden

berkunjungan SC

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 yang berarti p<α (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan paritas dengan kunjungan

pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota

Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma 0,352 yang

artinya kearah positif, terdapat hubungan yang positif antara Paritas

dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif kecil yaitu 35

%.
45

c. Hubungan Pendidikan Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio

caesaria (SC)

Tabel 4.9
Hubungan pendidikan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC)
di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021

Kunjungan SC Koefisi
Pendidikan Tidak Ya N % p-value en
n % n % gamma
Rendah 33 39.3 51 60.7 84 100,0
Menengah 57 34.1 110 65.9 167 100,0
0.744
Tinggi 17 38.6 27 61.4 44 100,0 0,036
Total 107 36.3 188 63.7 295 100,0

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui dari 84 responden dengan pendidikan

rendah sebanyak 33 (39.3%) responden tidak berkunjung dan sebanyak 51

(60.7%) responden berkunjung. Dari 167 responden dengan pendidikan

menengah sebanyak 57 (34.1%) responden tidak berkunjung, sebanyak 110

(65.9%) responden berkunjung dan dari 44 responden dengan pendidikan

tinggi sebanyak 17 (38,6%) responden yang tidak berkunjung, sebanyak

27 (61,4%) responden yang berkunjung.

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0, 744 yang berarti p>α (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hubungan pendidikan dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung tahun 2021.


46

d. Hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea

(SC)

Tabel 4.10
Hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah
Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021
Koefisi
Kunjungan SC
N % p-value en
Pekerjaan gamma
Tidak Ya
n % n %
Bekerja 81 52.6 73 47.4 154 100,0
0.000 0,661
Tidak Bekerja 26 18.4 115 81.6 141 100,0
Total 107 36.3 188 63.7 295 100,0

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui dari 154 responden dengan bekerja

sebanyak 81 (52.6%) responden tidak berkunjung sesuai jadwal. Dari 141

responden dengan tidak bekerja sebanyak 115 (81.6%) responden

berkunjung.

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti p<α (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan pekerjaan dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma 0,661

yang artinya kearah positif, terdapat hubungan yang positif antara

Pekerjaan dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif

besar yaitu 66 %.
47

e. Hubungan Riwayat SC dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio

Caesarea (SC)

Tabel 4.11
Hubungan RiwayatSC Dengan Kunjungan Pasca Operasi
Sectio Caesarea (SC)
Kunjungan SC Koefisi
N % p-value en
Riwayat SC Tidak Ya
gamma
n % n %
Ada Riwayat 34 26.8 93 73.2 127 100,0
Tidak ada riwayat 73 43.5 95 56.5 168 100,0 0,002 -0,355
Total 107 36.3 188 63.7 295 100,0

Berdasarkan tabel 4.11, diketahui dari 127 responden dengan ada

riwayat SC sebanyak 93 (73.2%) responden berkunjung. Dari 168

responden dengan tidak ada riwayat SC sebanyak 95 (56.5%) responden

berkunjung.

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 yang berarti p<α (0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Riwayat SC dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma -0,355

yang artinya kearah negatif, terdapat hubungan yang negatif antara riwayat

SC dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif kecil

yaitu 35 %.

C. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Distribusi Frekuensi Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 295 responden

dengan tidak berkunjung sebanyak 107 (36.3%) dan responden dengan

berkunjung sebanyak 188 (63.7%).


48

Kunjungan masa nifas sangat dianjurkan pada ibu nifas baik yang

melalui persalinan normal maupun secara operasi dimana kunjungan

tersebut bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Kunjungan

masa nifas merupakan kunjungan yang dilakukan ibu nifas ke tenaga

kesehatan selama masa nifas yaitu dimulai setelah kelahiran placenta dan

berakhir ketika alat–alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, masa

nifas berlangsung selama kira–kira 6 minggu. Apabila ibu nifas tidak

memeriksakan diri secara rutin maka dikhawatirkan akan terjadi

perdarahan atau mungkin bisa terjadi infeksi. Hal tersebut merupakan

penyebab kematian ibu terbesar yang sebenarnya bisa dicegah dengan

melakukan pemeriksaan pascapartum.

Peran pemerintah dalam menekan kejadian Sectio Caesarea yaitu

melakukan ANC minimal 4 kali selama trimester 1 dilakukan kunjungan 1

kali, trimester 2 dilakukan kunjungan 1 kali dan pada trimester 3 dilakukan

kunjungan sebanyak 2 kali untuk mendeteksi dini adamya komplikasi

tertentu (Depkes RI, 2013).Pemerintah juga berusaha meminimalkan

angka kejadian Sectio Caesarea dengan mempersiapkan tenaga kesehatan

yang terlatih, terampil dan profesional agar dapat melakukan deteksi dini

dan pencegahan komplikasi pada ibu hamil selama kehamilan sehingga

kemungkinan persalinan dengan Sectio Caesarea dapat diturunkan dan

dicegah sedini mungkin (Winjosastro, 2016).

Peran tenaga kesehatan pada pasien pasca operasi sectio caesarea

diarahkan untuk mengembalikan fungsi fisiologis pada seluruh system


49

secara normal , dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman,

meningkatkan konsep diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka pasca

operasi. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya komplikasi dan

mengembalikan fungsi fisiologis tubuh dapat dilakukan dengan mobilisasi

dini sesuai dengan kewenangan bidan MENKES RI no

938/Menkes/SK/VIII/2007 yang tercantum dalam kompetensi ke tiga dan

ke empat (Maryati, 2015).

Sejalan dengan penelitian dari Aulia (2021) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 41.8% responden yang tidak lengkap

melakukan kunjungan nifas dan 58.2% yang lengkap melakukan

kunjungan nifas. Penelitian Prihanti (2019) dari 159 sampel didapatkan

bahwa ibu dengan kunjungan nifas lengkap adalah 119 orang (74,8%) dan

ibu dengan kunjungan nifas tidak lengkap sebanyak 40 orang (25,2%).

Penelitian Pinaringsih (2017) hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,2%

responden melakukan kunjungan nifas.

Hasil penelitian di dapatkan bahwa terdapat masalah 36.3% ibu

pasca SC tidak melakukan kunjungan ke rumah sakit dengan berbagai

alasan seperti tidak ada yang mengantar pada saat jadwal kunjungan,

merasa dalam kondisi baik baik saja sehingga datang atau kontrol ke bidan

terdekat saja, mengatakan kalau jauh dan lain sebagainya. Di Rumah Sakit

Bumi Waras Pemulangan dan pemulihan pasien: Umumnya pasien dapat

dipulangkan dalam 3 hari pasca operasi bila tidak terdapat komplikasi.

Pasien perlu istirahat selama pemulihan. Pasien dapat bekerja kembali


50

setelah 6 minggu. Pada 1 minggu pertama gejala nyeri perut ringan,

perdarahan ringan dan keluar cairan kekuningan per vaginam, serta nyeri

sekitar luka operasi merupakan hal yang normal. Kunjungan kembali ke

dokter dapat dilakukan 4-6 minggu pasca operasi apabila tidak terdapat

tanda komplikasi.

Menurut peneliti bahwa kunjungan seseorang ke tempat pelayanan

harus di tekankan oleh seluruh pasien SC, karena kontrol rutin merupakan

salah satu sreaning terhadap kondisi ibu setelah melahirkan. Kondisi ibu

saat ini tidak dapat di samakan dengan sebelumnya, jika ibu merasa ini

adalah persalinan ke 2 atau ke 3 dan selebihnya. Maka kontrol rutin harus

di edukasikan kepada pasien dan keluarga agar psien dapat melakukan

kontrol, karena dengan kondisi ibu pasca SC dan memiliki bayi paling

sering terdengar adalah tidak ada yang mengantar. Kerepotan ibu dan

kondisi ibu pasca SC membuat ibu tidak dapat melakukannya semua

sendiri maka dukungan suami dan kluarga sangat di butuhkan disini.

Dukungan keluarga bukan hanya dalam melakukan kunjungan rutin atau

kontrol saja, tetapi dukungan dalam proses pemulihan ibu pasca SC juga

perlu di perhatikan seperti menilai komplikasi pada ibu, makanan yang di

butuhkan ibu nifas khususnya penyembuhan luka dan peningkatan

produksi ASI.

b. Distribusi Frekuensi Usia Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)


Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 295 responden

dengan usia bersiko sebanyak 123 (41.7%) dan dengan usia tidak beresiko

sebanyak 172 (58.3%).


51

Umur 20 - 30 tahun adalah periode paling aman untuk hamil/

melahirkan, tetapi di negara berkembang sekitar 10% - 20% bayi

dilahirkan dari ibu remaja yang sedikit lebih besar dari anak-anak. Pada

kehamilan diumur kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih

kurang,misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi

selama kehamilannya. Umur yang rentan terkena preeklamsia dan

eklamsia adalah umur < 20 tahun dan > 35 tahun. Umur terbaik seorang

wanita hamil yaitu pada masa subur antara umur 20 tahun hingga 35 tahun

(Winkjosastro, 2016).

Sejalan dengan penelitian dari Prihanti (2019) diketahui bahwa

sebagian besar responden yaitu sebanyak 123 (77,4%) berusia 20-35

tahun. Penelitian Pinaringsih (2017) Diketahui responden dalam kategori

umur tidak berisiko sebesar 76,6%. Penelitian Pradina (2018)

menunjukkan dari 66 responden, responden dengan umur muda sebanyak

48 responden (72,7%) dan yang memiliki umur tua sebanyak 18 responden

(27,3%).

Hasil penelitian di dapatkan bahwa terdapat 41.7% usia bersiko pada

ibu pasca SC. Usia beresiko ini adalah usia dimana lebih dari usia 35 tahun

atau kurang dari 20 tahun. Usia pada wanita menetukan bagaimana alat

reproduksi berfungsi, dan pada usia beresiko ini memiliki banyak masalah

yang dapat terjadi pada ibu hal ini lebih di perparah dengan paritas, seperti

ibu dengan kondisi usia > 35 dan paritas yang banyak serta jarak
52

kehamilan yang dekat akan memberikan banyak komplikasi pada ibu

pasca SC.

Menurut peneliti usia pada saat kehamilan harus benar – benar di

perhatikan atau jika masih terjadi kehamilan dengan usia beresiko, ibu dan

keluarga harus melakukan kunjungan ANC dengan rutin dan baik serta

menjaga dengan ekstra kehamilan, begitu juga saat terjadi persalinan

dengan normal atau SC, ibu dan keluarga harus lebih memperhatikan

kembali kebutuhan ibu dan menuruti anjuran tenaga kesehatan agar ibu

dan bayi dalam kondisi yang baik.

c. Distibusi frekuensi Paritas Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 295 responden

dengan primigravida sebanyak 89 (30,2%), responden dengan

Multigravida sebanyak 186 (63,1%), dan responden dengan

Grandmultipara sebanyak 20 (6,8%).

Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm. Jumlah

paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering

dituliskan dengan notasi G-P-Ab, dimana G menyatakan jumlah kehamilan

(gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah

abortus (Wijanksastro, 2016).

Paritas 2-3 merupakan paritas aman ditinjau dari sudut perdarahan

paska persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas

satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) memiliki angka kejadian perdarahan

pasca persalinan lebih tinggi. Pada paritas rendah (paritas satu) karena
53

ketidaksiapan menghadapi persalinan pertama merupakan faktor penyebab

ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi

selama kehamilan dan persalinan. Resiko untuk terjadinya persalinan

sectio caesarea pada primipara 2 kali lebih besar dari pada multipara

(Wirakusuma, 2010). Hal ini didukung penelitian Ningrum (2011)

menunjukkan adanya hubungan paritas dengan sectio caesarea.

Sejalan dengan penelitian Pradina (2019) menunjukkan dari 66

responden sebanyak 36 responden (54,5%) dengan paritas multipara,

sebanyak 22 orang (33,3%) dengan paritas grande multipara, sedangkan

sebanyak 8 orang (12,1%) dengan paritas primipara. Penelitian Wahyuni

(2019) hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi paritas ibu

multigravida sebanyak 153 ibu bersalin (50,2%).

Menurut peneliti paritas memiliki peranan penting dalam proses

bersalin, dimana resiko ibu bersalin dengan SC. Paritas dengan jarak yang

dekat, usia ibu yang beresiko dan kondisi ibu serta janin sebelumnya akan

memberikan pengaruh pada ibu saat bersalin dengan SC. Ibu dengan

paritas tinggi lebih merasa sudah memiliki pengalaman sebelumnya

sehingga mengganggap kunjungan pada pemantauan pasca SC lebih

banyak di abaikan. Hal ini perlu di edukasi lebih baik lagi oleh tenaga

kesehatan , bahawa kondisi ibu saat ini dengan kondisi persalinan

sebelumnya tidak akan sama atau berbeda. Maka kunjungan atau kontrol

rutin pasca SC harus selalu di lakukan.


54

d. Ditribusi frekuensi Pendidikan Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria

(SC)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 295 responden

dengan pendidikan rendah sebanyak 84 (28,5%), responden dengan

pendidikan menengah sebanyak 167 (56,6%), dan responden dengan

pendidikan tinggi sebanyak 44 (149,5%).

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau berubah

kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu,

kelompok atau masyarakat. Pada saat ini pendidikan bukan hanya

merupakan suatu proses pembelajaran dalam masyarakat, tetapi sudah

berkembang menjadi pusat atau narasumber dari segala pengetahuan

(Notoadmotjo, 2012).

Sejalan dengan penelitian Prihanti (2019) diketahui bahwa sebagian

besar responden berpendidikan menengah yaitu sebanyak 83 (52,2%).

Penelitian Pinaringsih (2017) hasil penelitan menunjukkan responden yang

memiliki kategori pendidikan tinggi 70,3%.

Menurut peneliti dari hasil penelitian di dapatkan ibu dengan

pendidikan rendah lebih banyak di bandingkan dengan pendidikan tinggi,

hal ini menjadi catatan bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan

pendidikan kesehatan sesuai dengan kemampuan, pemahaman ibu dan

keluarga. Bahasa yang baik, media yang baik serta mudah di pahami akan
55

memberikan hasil lebih baik sebagai edukasi mengingatkan ibu untuk

melakukan kontrol rutin pasca SC.

e. Distribusi frekuensi Pekerjaan Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria

(SC)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 295 responden

dengan pekerjaan bekerja sebanyak 154 (52,2%), dan responden dengan

pekerjaan tidak bekerja sebanyak 141 (47,8%).

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya (Notoatmodjo, 2012).

Faktor pekerjaan juga mempangaruhi pengetahuan. Seseorang yang

bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak

bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai

informasi.

Teori mengatakan ibu yang bekerja mempunyai tingkat tingkat

pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja karena ibu

yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi

dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang untuk

mendapat informasi seputar keadaan kesehatannya salah satu contoh

mengenai deteksi dini faktor resiko pada kehamilan (muhammad, 2016)

Sejalan dengan penelitian Pinaringsih (2017) hasil penelitian

menunjukkan sebanyak 59,4% responden ibu rumah tangga.

Menurut peneliti saat ini teori mengatakan ibu yang bekerja

mempunyai tingkat tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu
56

yang tidak bekerja karena ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki

kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih

mempunyai banyak peluang untuk mendapat informasi seputar keadaan

kesehatannya salah satu contoh mengenai deteksi dini faktor resiko pada

kehamilan. Sementara kelompok yang tidak bekerja akan beresiko lebih

tinggi bersalin sectio. Ini dikaitkan dengan pendidikan dan pengetahuan

responden. Ibu yang bekerja biasanya memiliki pendidikan serta

pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja. Informasi

kesehatan yang didapat mungkin juga lebih baik dari pada dengan ibu

yang tidak bekerja. Sehingga ibu yang bekerja justru lebih memperhatikan

kehamilan dan persalinannya.

f. Distribusi frekuensi Riwayat SC Pasien Pasca Operasi Sectio caesaria

(SC)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 295 responden

dengan ada riwayat sebanyak 127 (43,1%), dan responden dengan tidak

ada riwayat sebanyak 168 (56,9%).

Banyaknya bahaya yang mengancam saat persalinan pada ibu yang

memiliki riwayat SC sangatlah serius. Penanganan dan pencegahan selama

kehamilan yang tepat dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi,

untuk itu perencanaan persalinan dirumah sakit yang memiliki sumber

daya yang baik akan mencegah timbulnya komplikasi yang terjadi

(Rochjati, 2017).
57

Sejalan dengan penelitian Wahyuni (2019) Karakteristik ibu dengan

tidak mempunyai riwayat penyakit sebanyak 211 ibu bersalin (69,3%).

Penelitian Prihanti (2019) diketahui bahwa sebagian besar responden

dengan riwayat kehamilan 2 kali yaitu sebanyak 60 (37,7%).

Penelitian Muhammad, 2018 Distribusi responden berdasarkan

riwayat obstetri paling banyak 56 responden (64,4%) dengan riwayat baik

dan riwayat obstetri buruk paling sedikit sebesar 31 responden (35,6%).

Menurut peneliti Kondisi kehamilan resiko tinggi ditandai dengan

beberapa hal antara lain riwayat obstetri yang jelek berupa riwayat abortus,

lahir mati atau pernah mengalami persalinan tindakan pada persalinan

sebelumnya. Dengan riwayat reproduksi yang kurang baik (kurang sehat),

kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya penyulit atau komplikasi

pada kehamilan berikutnya dan akhirnya bersalin sectio caesarea. Namun

hasil penelitian ini berbeda yang malah mendapati mayoritas mengalami

persalinan sc pada riwayat baik. Hal ini bisa saja di sebabkan karena

adanya indikasi ibu dan janin yang menyebabkan persalinan tindakan.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Usia Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria (SC)

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti

p<α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan usia dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma 0,459

yang artinya kearah positif, terdapat hubungan yang positif antara usia
58

dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif kecil yaitu 45

%.

Umur yang rentan terkena preeklamsia dan eklamsia adalah umur < 20

tahun dan > 35 tahun. Umur terbaik seorang wanita hamil yaitu pada masa

subur antara umur 20 tahun hingga 35 tahun. Faktor umur ibu mempunyai

pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan.Ibu yang berumur dibawah 20

tahun atau diatas 35 tahun sangat berisiko untuk persalinan patologis

sebagai indikasi persalinan sectio caesaria. Kehamilan ibu dengan usia

dibawah 20 tahun berpengaruh kepada kematangan fisik dan mental dalam

menghadapi persalinan. Rahim dan panggul ibu seringkali belum tumbuh

mencapai ukuran dewasa.Akibatnya diragukan kesehatan dan keselamatan

janin dalam kandungan.Selain itu mental ibu belum cukup dewasa sehingga

sangat meragukan pada ketrampilan perawatan diri ibu dan bayinya.

(Winkjosastro, 2016).

Sejalan dengan Maryunani (2014) Sectio caesaria (SC) adalah

pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding rahim,

Sectio caesaria (SC) merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin

dengan insisi melalui abdomen dan uterus.

Sejalan dengan penelitian Pradani (2018) Ada hubungan umur dengan

kunjungan nifas di wilayah kerja Puskesmas Gunung Samarinda Balikpapan

p value = 0,000. Penelitian Aulia (2021) tidak terdapat hubungan antara

umur dengan kunjungan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Samata Gowa

Tahun 2019-2020 nilai (p=0,602).


59

Menurut peneliti usia memberikan kontribusi pemikiran pada perilaku

yang di lakukan, Ibu hamil berumur muda juga memiliki kecenderungan

perkembangan kejiwaanya belum matang sehinga belum siap menjadi ibu

dan menerima kehamilanya, hal ini dapat berakibat terjadinya komplikasi

obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal. Umur

mempengaruhi pemikiran dan daya tangkap individu. Bila usia bertambah

maka tambah berkembang juga pemikiran dan daya tangkap, sehingga

makin membaik pula pengetahuan yang diperolehnya. Tenaga kesehatan di

harapkan dapat memberikan edukasi pada ibu dan keluarga mengenai

pentingnya kunjungan pasca SC agar ibu dan keluarga memahami dan

melakukan kunjungan pasca SC sesuai dengan rekomendasi dokter.

b. Hubungan Paritas Dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria

(SC)

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 yang berarti

p<α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan paritas dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma 0,352

yang artinya kearah positif, terdapat hubungan yang positif antara Paritas

dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif kecil yaitu 35

%.

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang

pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui,

maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu. Paritas dapat


60

dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara

(Winkjosastro, 2016; Oxford, 2010; Manuaba, 2013; Saifuddin, 2014)

Sejalan dengan penelitian Pradani (2018) Uji Statistik memperlihatkan

ada hubungan paritas dengan kunjungan nifas di Puskesmas Gunung

Samarinda Kota Balikpapan tahun 2017, p-value 0,006 < α 0,05. Penelitian

Wahyuni (2019) Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,01 sehingga

p<α=0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti ada hubungan

paritas dengan ibu bersalin sectio caesarea di RSUD PringsewuKabupaten

Pringsewu Tahun 2017.

Sejalan dengan Maryunani (2014) Sectio caesaria (SC) adalah

pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding rahim,

Sectio caesaria (SC) merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin

dengan insisi melalui abdomen dan uterus.

Kunjungan pasca SC adalah kunjungan untuk menilai hasil kondisi

pasien setelah pelaksanaan SC dan evaluasi luka yang di lakukan oleh ibu

setelah kembali pulang ke rumah. Kondisi kembalinya ibu pasca SC yang

baru bebrapa hari pulang menjadi salah satu penyebab ibu tidak melakukan

kunjungan. Hal ini juga di tunjang oleh paritas, dimana ibu pasca SC yang

sudah pernah melakukan hal ini seperti multigravida merasa sudah lebih

mengetahui kondisi dan mengetahui apa yang di lakukan saat ibu kontrol

membuat ibu lebih memilih tidak melakukan kunjungan di bandingka ibu

dengan paritas Primigravida.


61

Menurut peneliti paritas adalah banyak nya anak yang telah di lahirkan,

dimana paritas memiliki pengaruh dalam melakukan kunjungan pasca SC,

karena dengan paritas yang banyak atau lebih dari 1, ibu dan keluarga dapat

menganggap bahwa sudah lebih memahami mengenai kondisi ibu saat ini,

dapat mengatasi beberapa kondisi yang terjadi dan mampu mengenai tanda-

tanda bahaya sendiri. Edukasi yang baik pada seluruh responden mengenai

pentingnya kunjungan ibu pasca SC baik pada ibu primi ataupun multi dan

menjelaskan proses pemeriksaan serta perbedaan hasil di setiap kunjungan

penting, agar ibu dapat memilih untuk melakukan kunjungan pasca SC

sesuai dengan anjuran.

c. Hubungan Pendidikan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea

(SC)

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,744 yang berarti

p>α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hubungan pendidikan

dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Bumi

Waras Kota Bandar Lampung.

Sejalan dengan Maryunani (2014) Sectio caesaria (SC) adalah

pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding rahim,

Sectio caesaria (SC) merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin

dengan insisi melalui abdomen dan uterus.

Peneltian Aulia (2021) tidak ada hubungan pendidikan dengan

kunjungan ibu nifas wilayah kerja Puskesmas Samata Gowa Tahun 2019-

2020 p-value = 0,955. Orang dengan Pendidikan formal yang lebih tinggi
62

dibandingkan orang dengan tingkat Pendidikan formal yang lebih rendah

akan lebih mampu dan mudah memahami arti penting nya kesehatan serta

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ketidaksesuaina hasil penelitian ini

dengan teori dikarenakan responden berpendidikan rendah telah mendapat

penyuluhan tentang kunjungan nifas dan jadwal kunjungan nifas yang

diberikan oleh petugas setelah pasca tindakan SC.

Menurut peneliti pendidikan adalah suatu jalur yang di tempuh secara

formal oleh seseorang. Dimana pendidikan rendah artinya seseorang tidak

lebih lama menempuh waktu pendidikan dibandingkan dengan seseorang

yang memiliki pendidikan tinggi. Pendidikan mengajarkan seseorang dalam

berproses, berfikir memiliki wawasan serta keterbukaan pemikiran. Maka

ibu dengan pendidikan rendah akan lebih sedikit memiliki interpretasi

terhadap suatu hal seperti kunjungan ibu pasca SC di bandingkan dengan

seseorang dengan pendidikan tinggi. Ibu dengan pendidikan yang tinggi

maupun rendah wajib di berikan edukasi yang baik mengenai manfaat

dalam melakukan kunjungan pasca SC. Karena tidak di pungkiri ibu dengan

pendidikan tinggi akan memiliki persepsi yang berbeda mengenai

kunjungan pasca SC dan merasa tidak penting karena pemikirannya sendiri,

hal ini yang akan merugikan ibu dan memunculkan kondisi komplikasi dan

lainnya.
63

d. Hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea

(SC)

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti p<α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan pekerjaan dengan

kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di Rumah Sakit Bumi Waras

Kota Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian gamma 0,661

yang artinya kearah positif, terdapat hubungan yang positif antara Pekerjaan

dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada relatif besar yaitu 66

%.

Sectio caesaria (SC) adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding rahim, Sectio caesaria (SC) merupakan prosedur bedah

untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus

(Maryunani, 2014).

Sejalan dengan penelitian Aulia (2021) tidak ada hubungan pekerjaan

dengan kunjungan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Samata Gowa

Tahun 2019-2020 dengan nilai p-value =1,000.

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan

tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu

bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan

mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, uang tersebut

harus berasal dari hasil kerja yang halal. Bekerja yang halal adalah bekerja

dengan cara-cara yang baik dan benar. Jenis pekerjaan ada bermacam-
64

macam. Ada pekerjaan menghasilkan barang dan ada pula pekerjaan yang

menyediakan jasa. Pekerjaan menghasilkan barang dapat dilihat hasilnya.

Adapun pekerjaan memberikan jasa hanya dapat dirasakan manfaat dari

layanannya.

Menurut peneliti pekerjaan merupakan salah satu alasan kuat

seseorang meninggalkan hal- hal yang bersamaan dengan pekerjaan seperti

kunjungan ibu pasca SC untuk melakukan kunjungan pasca SC, ibu pasca

SC tidak seluruhnya mendapatkan izin bekerja atau pekerjaan yang di miliki

memiliki jadwal yang bersamaan dengan jadwal kontrol dokter, tidak

memungkiri ibu saat ini memiliki kesibukan – kesibukan dalam membatu

suami bekerja. Saat ibu tidak dapat meninggalkan pekerjaannya maka ibu

akan melakukan pekerjaan nya dan tidak melakukan kunjungan pasca SC.

Pekerjaan seseorang berhubungan dengan persepsi pada seseorang. Jika ibu

merasa hal kunjungan pasca SC adalah penting maka ibu akan melakukan

kunjungan SC dan melakukan upaya izin, atau merubah jadwal jika ibu

adalah pengusaha dan lainnya. Memberikan motivasi bagi ibu pasca SC

merupakan cara yang tepat di lakukan oleh keluarga dan tenaga kesehatan

agar ibu dapat melakukan kunjungan sesuai dengan anjuran rumah sakit

dalam upaya mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi serta infeksi

yang dapat di alami oleh ibu pasca SC.


65

e. Hubungan Riwayat SC dengan Kunjungan Pasca Operasi Sectio

Caesarea (SC)

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 yang berarti

p<α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Riwayat SC

dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit

Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021. Dengan nilai koefisian

gamma -0,355 yang artinya kearah negatif, terdapat hubungan yang negatif

antara riwayat SC dengan kunjungan pasca SC yaitu hubungan yang ada

relatif kecil yaitu 35 %.

Sectio caesaria (SC) adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding rahim, Sectio caesaria (SC) merupakan prosedur bedah

untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus

(Maryunani, 2014).

Sejalan dengan penelitian Wahyuni (2019) Hasil uji statistik diperoleh

nilai p-value = 0,001 sehingga p <α=0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak,

yang berarti ada hubungan riwayat penyakit dengan ibu bersalin sectio

caesarea di RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2017. Penelitian

Rahmawati (2018) terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat ANC

dengan tindakan sectio caesarea dengan nilai p =0,000 (OR=4,532).

Banyaknya bahaya yang mengancam saat persalinan pada ibu yang

memiliki riwayat SC sangatlah serius. Penanganan dan pencegahan selama

kehamilan yang tepat dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi,

untuk itu perencanaan persalinan dirumah sakit yang memiliki sumber


66

daya yang baik akan mencegah timbulnya komplikasi yang terjadi

(Rochjati, 2017).

Menurut peneliti responden dengan riwayat SC akan lebih berfikir

mengenai kesehatan dirinya dan kesembuhan luka SC sehingga responden

dan keluarga lebih banyak yang melakukan kunjungan atau kontrol rutin

sesuai dengan anjuran kontrol yang berlaku di rumah sakit. Banyak faktor

yang membuat pasien pasca SC melakukan kunjungan pasca SC dimana

faktor internal yaitu kondisi ibu sendiri, luka nyeri luka SC, faktor

eksternal seperti dukungan suami, dukungan keluarga, serta petugas

kesehatan yang terus memberikan pelayanan yang baik serta komunikasi

atau edukasi yang baik pada responden maka membuat responden datang

kembali untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

Kondisi pasien pasca SC di rumah sakit BW sudah di berikan

komunikasi konseling saat akan di pulangkan. Umumnya pasien dapat

dipulangkan dalam 3 hari pasca operasi bila tidak terdapat komplikasi.

Pasien perlu istirahat selama pemulihan. Pasien dapat bekerja kembali

setelah 6 minggu. Pada 1 minggu pertama gejala nyeri perut ringan,

perdarahan ringan dan keluar cairan kekuningan per vaginam, serta nyeri

sekitar luka operasi merupakan hal yang normal. Kunjungan kembali ke

dokter dapat dilakukan 4-6 minggu paSCa operasi apabila tidak terdapat

tanda komplikasi.

Kepatuhan dalam pemeriksaan pasca SC merupakan salah satu upaya

dalam mengurangi terjadinya infeksi luka pembedahan SC. Rinsip


67

perawatan setelah tindakan Pembedahan pada luka akut sangat

Menentukan keberhasilan perawatan. Pada Luka akut, luka akan sembuh

secara sempurna Sesuai dengan waktu dan proses kesembuhan Luka.

Luka yang mengalami kesembuhan Secara primer akan memiliki SCar

(bekas luka), Minimal dan repitelisasi terjadi dalam 24-48 Jam pertama.

Rekomendasi peneliti dimana pihak rumah sakit seperti tenaga

kesehatan untuk dapat meningkatkan Discharge planning dapat

meningkatkan pengetahuan serta keterampilan pasien sebelum pemulangan

pasien, sehingga diharapkan setelah berada di rumah pasien mampu

melakukan perawatan secara mandir di rumah. Peran perawat sangat

dibutuhkan dalam memberikan edukasi kepada pasien dengan tujuan untuk

memandirikan pasien, sehingga pasien mampu untuk melakukan

perawatan luka pasca sectio caesarea, terutama ketika pasien berada di

rumah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 295 responden dengan tidak berkunjung

sebanyak 107 (36.3%) dan responden dengan berkunjung sebanyak 188

(63.7%).

2. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 295 responden dengan usia bersiko

sebanyak 123 (41.7%) dan dengan usia tidak beresiko sebanyak 172 (58.3%).

3. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 295 responden dengan primigravida

sebanyak 89 (30,2%), responden dengan Multigravida sebanyak 186 (63,1%),

dan responden dengan Grandmultipara sebanyak 20 (6,8%).

4. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 295 responden dengan pendidikan

rendah sebanyak 84 (28,5%), responden dengan pendidikan menengah

sebanyak 167 (56,6%), dan responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 44

(149,5%).

5. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 295 responden dengan pekerjaan

bekerja sebanyak 154 (52,2%), dan responden dengan pekerjaan tidak bekerja

sebanyak 141 (47,8%).

6. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 295 responden dengan ada riwayat

sebanyak 127 (43,1%), dan responden dengan tidak ada riwayat sebanyak 168

(56,9%).
7. Ada hubungan usia dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di

Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021 (p-value = 0.000).

8. Ada hubungan paritas dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC) di

Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021(p-value = 0.002).

9. Tidak ada hubungan pendidikan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesaria

(SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021(p-value =

0.744).

10. Ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea (SC)

di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021(p-value =

0.000).

11. Ada hubungan Riwayat SC dengan kunjungan pasca operasi sectio caesarea

(SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2021 (p-value =

0.002).

B. Saran

1. Bagi Ibu Pasca SC

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi ibu agar

dapat melakukan kunjungan pasca SC sesuai dengan jadwal sehingga kondisi

kesehatan pada dirinya dapat terkontrol dengan baik, seperti penyembuhan luka,

proses laktasi, selain itu juga bagi perkembangan bayi.

2. Bagi Rumah Sakit Bumi Waras

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para petugas kesehatan guna

meningkatkan mutu pelayanan pada ibu pasca SC. Diharapkan perawat Rumah

Sakit Bumi Waras dapat pro aktif menyiapkan jadwal dalam penatalaksanaan
control dan kunjungan pasca operasi SC. Untuk meningkatkan derajat kesehatan

secara optimal untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh komplikasi pasca

SC.

3. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan institusi dalam pemberian materi

kepada mahasiswa dalam materi maternitas untuk meningkatkan pengetahuan

mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan kondisi di

lapangan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan

penelitian yang serupa, ataupun mengembangkan penelitian serupa dengan

menambah variable baru.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner, S., & Suddarth, D. (2012). Buku ajar keperawatan medikal


bedah. Jakarta: EGC.

Budiman dan Agus Riyanto. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam penelitian Kesehatan. Salemba Medika: Jakarta

Desmawati, D. (2013). Penentu Kecepatan Pengeluaran Air Susu Ibu setelah


Sectio Caesarea. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National
Public Health Journal), 7(8), 360-364.

Dinkes. Prov. Lampung. (2018). Profil Kesehatan Lampung tahun 2017. Bandar
Lampung: Dinkes Prov. Lampung, 2017.

Fatonah, (2016). Analisa Indikasi Dilakukan Persalinan Sectio Caesarea Di Rsup Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten. jurnal..ums.ac.id/25659/12/Naskah_publika
si/download/608/49

Haninditya, B. (2019). Hubungan Kepatuhan Pelaksanaan Clinical Pathway Terhadap


Outcome Terapi Dan Total Biaya Riil Pasien Seksio Sesarea Di Rskia Sadewa
Sleman (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada)

Ima Rahmawati, R., & Supanji Raharja, S. O. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan


dan Riwayat Antenatal Care (ANC) dengan Tindakan Sectio Caesarea (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Kartika, W. P. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan


Luka Pasca Sectio Caesaria Dengan Proses Penyembuhan Luka Di Rbs Siti
Aminah Semolowaru Surabaya.

Krousel-Wood, M., Islam, T., Webber, L. S., Re, R., Morisky, D. E., & Muntner, P.
(2009). New medication adherence SCale versus pharmacy fill rates in
hypertensive seniors.  PMCID: PMC2728593. The American journal of managed
care, 15(1), 59.

Liawati, N., & Novani, S. S. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Pascapartum


Sectio Caesarea Tentang Mobilisasi Dini Dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang
Raden Dewi Sartika Rsud Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi. Lentera:JurnalIlmiah Kesehatan dan Keperawatan, 3(1), 119- 133.
Lowdermilk, D, L., Perry Shannon E., Cashion Kitty. (2013). Buku Keperawatan
Maternitas Edisi 8 – Buku 2, Penerjemah :dr. Felicia Sidartha & dr. Anesia Tania.
Elsevier (Singapura) Pte Ltd. Salemba Medika

Maryunani, A. (2014). Perawatan luka Sektio Caesarea (SC) dan luka kebidanan
terkini. Jakarta: TIM.

Muchtar, R. (2012). Sinopsis Obsetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Niven, N. (2019, December). Psikologi kesehatan. EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pinaringsih, T., Riyanti, E., & Kusumawati, A. (2017). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Niat Kunjungan Ibu Nifas Ke Pelayanan Kesehatan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 5(3), 653-660.

Prihanti, G. S., Rayhana, J., Wahyuningtias, W., Carolina, A., & Hidiana, A. (2019).
Analisis Faktor Kunjungan Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Poned
X. MAGNA MEDIKA: Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan, 6(1), 69-87.

Priyoto, T. S. (2014). Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, A. (2017). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Rosita, M. (2017). Hubungan Antara Pendidikan, Usia Dan Paritas Ibu Nifas Dengan
Kunjunganmasa Nifas Di Bidan Praktik Mandiri Suryati Palembang Tahun
2017. Jurnal Aisyiyah Medika.

Sopiyudin, D. (2018). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Sugiono, S. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r & d. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi, A. (2019). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka


Cipta, 120-123.

Wahyuni, R., & Rohani, S. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Riwayat
Persalinan Sectio Caesarea. Wellness And Healthy Magazine, 1(1), 101-107.

Warniyati, N. W., & Kurniasari, D. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Penyembuhan Luka Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Rsud Dr H.
Bob Bazar, Skm Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun
2018.  DOI : 10.33024/jkm.v5i1.924. Jurnal Kebidanan
Malahayati, 5(1).

Widhiastutiningsih, S., Ediati, S., & Almujadi, A. (2015). Tingkat Pengetahuan


Ortodontik Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Ortodontik Cekat Di Klinik
Bright Dental Care Yogyakarta. Journal of Oral Health Care, 2(1), 20-24.

Wiknjosastro, G. H. (2016). Ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo. PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Yunitasari, E., & Suryani, S. (2020). Pasca partum blues; Sebuah tinjauan
literatur. Wellness And Healthy Magazine, 2(2), 303-307.

Yunitasari, E., Oktarosada, D., & Agustriyani, F. (2021). Hubungan Paritas, Usia,
Dukungan Suami dan Pengetahuan Tentang Pendapat Islam dengan Pemilihan
Kontrasepsi Pasangan Usia Subur. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 6, 203-
208.
LAMPIRAN
HASIL PENELITIAN

Frequency Table

kunjungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 107 36.3 36.3 36.3
ya 188 63.7 63.7 100.0
Total 295 100.0 100.0

usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid berisiko 123 41.7 41.7 41.7
tidak 172 58.3 58.3 100.0
Total 295 100.0 100.0

paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid primigravida 89 30.2 30.2 30.2
multigravida 186 63.1 63.1 93.2
grandemultigravida 20 6.8 6.8 100.0
Total 295 100.0 100.0

pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid bekerja 154 52.2 52.2 52.2
tidak bekerja 141 47.8 47.8 100.0
Total 295 100.0 100.0

riwayat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ada riwayat 127 43.1 43.1 43.1
tidak ada riwayat 168 56.9 56.9 100.0
Total 295 100.0 100.0

pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid rendah 84 28.5 28.5 28.5
menengah 167 56.6 56.6 85.1
tinggi 44 14.9 14.9 100.0
Total 295 100.0 100.0
usia * kunjungan

Crosstab
kunjungan
tidak ya Total
usia berisiko Count 61 62 123
Expected Count 44.6 78.4 123.0
% within usia 49.6% 50.4% 100.0%
% of Total 20.7% 21.0% 41.7%
tidak Count 46 126 172
Expected Count 62.4 109.6 172.0
% within usia 26.7% 73.3% 100.0%
% of Total 15.6% 42.7% 58.3%
Total Count 107 188 295
Expected Count 107.0 188.0 295.0
% within usia 36.3% 63.7% 100.0%
% of Total 36.3% 63.7% 100.0%

usia * kunjungan
Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
a b
Value Standard Error Approximate T Significance
Ordinal by Ordinal Gam .459 .098 4.045 .000
ma
N of Valid Cases 295
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
paritas * kunjungan

Crosstab
kunjungan
tidak ya Total
paritas primigravida Count 48 41 89
Expected Count 32.3 56.7 89.0
% within paritas 53.9% 46.1% 100.0%
% of Total 16.3% 13.9% 30.2%
multigravida Count 50 136 186
Expected Count 67.5 118.5 186.0
% within paritas 26.9% 73.1% 100.0%
% of Total 16.9% 46.1% 63.1%
grandemultigravida Count 9 11 20
Expected Count 7.3 12.7 20.0
% within paritas 45.0% 55.0% 100.0%
% of Total 3.1% 3.7% 6.8%
Total Count 107 188 295
Expected Count 107.0 188.0 295.0
% within paritas 36.3% 63.7% 100.0%
% of Total 36.3% 63.7% 100.0%

paritas * kunjungan

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate Approximate
a
Value Standard Error Tb Significance
Ordinal by Ordinal Gamma .352 .106 3.127 .002
N of Valid Cases 295
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
pekerjaan * kunjungan

Crosstab
kunjungan
tidak ya Total
pekerjaan bekerja Count 81 73 154
Expected Count 55.9 98.1 154.0
% within pekerjaan 52.6% 47.4% 100.0%
% of Total 27.5% 24.7% 52.2%
tidak bekerja Count 26 115 141
Expected Count 51.1 89.9 141.0
% within pekerjaan 18.4% 81.6% 100.0%
% of Total 8.8% 39.0% 47.8%
Total Count 107 188 295
Expected Count 107.0 188.0 295.0
% within pekerjaan 36.3% 63.7% 100.0%
% of Total 36.3% 63.7% 100.0%

pekerjaan * kunjungan

Symmetric Measures
Asymptotic
Standard Approximate Approximate
a b
Value Error T Significance
Ordinal by Ordinal Gamma .661 .076 6.587 .000
N of Valid Cases 295
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
riwayat * kunjungan

Crosstab
kunjungan
tidak ya Total
riwayat ada riwayat Count 34 93 127
Expected Count 46.1 80.9 127.0
% within riwayat 26.8% 73.2% 100.0%
% of Total 11.5% 31.5% 43.1%
tidak ada riwayat Count 73 95 168
Expected Count 60.9 107.1 168.0
% within riwayat 43.5% 56.5% 100.0%
% of Total 24.7% 32.2% 56.9%
Total Count 107 188 295
Expected Count 107.0 188.0 295.0
% within riwayat 36.3% 63.7% 100.0%
% of Total 36.3% 63.7% 100.0%

riwayat * kunjungan

Symmetric Measures
Asymptoti
c
Standard Approximat Approximate
a b
Value Error eT Significance
Ordinal by Ordinal Gamma -.355 .111 -3.039 .002
N of Valid Cases 295
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
pendidikan * kunjungan

Crosstab
kunjungan
tidak ya Total
pendidikan rendah Count 33 51 84
Expected Count 30.5 53.5 84.0
% within pendidikan 39.3% 60.7% 100.0%
% of Total 11.2% 17.3% 28.5%
menengah Count 57 110 167
Expected Count 60.6 106.4 167.0
% within pendidikan 34.1% 65.9% 100.0%
% of Total 19.3% 37.3% 56.6%
tinggi Count 17 27 44
Expected Count 16.0 28.0 44.0
% within pendidikan 38.6% 61.4% 100.0%
% of Total 5.8% 9.2% 14.9%
Total Count 107 188 295
Expected Count 107.0 188.0 295.0
% within pendidikan 36.3% 63.7% 100.0%
% of Total 36.3% 63.7% 100.0%

pendidikan * kunjungan

Symmetric Measures
Asymptotic
Standard Approximat Approximate
a b
Value Error eT Significance
Ordinal by Ordinal Gamma .036 .109 .327 .744
N of Valid Cases 295
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

1 05 Agustus Konsul judul


2021 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Kontrol Pada Pasien Pasca Operasi Sectio
Caesaria di Rumah Sakit Bumi Waras Bandar
Lampung.
2. Hubungan Pengetahuan Dengan Ketaatan Diit
Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesaria di
Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung.
3. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Perawatan Luka Pada Pasien Pasca Operasi
Sectio Caesaria di Rumah Sakit Bumi Waras
Bandar Lampung.
4. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Pasca Operasi Sectio caesaria
(SC) di Rumah Sakit Bumi Waras Kota
Bandar Lampung tahun 2021
2 07 Agustus 1. Acc Judul
2021 Faktor – factor yang berhubungan dengan
kunjungan pasca operasi sectio caesaria (SC)
di Rumah Sakit Bumi Waras Kota Bandar
Lampung tahun 202

Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

3 26 Agustus Konsul BAB 1


2021 1. Pada cover judul, front nya 14, lihat panduan
penulisan.
2. Program studi S1 Keperawatan
3. BAB 1, cukup latar belakang
4. Paragraph 3, pindah dibawah
5. Untuk apa ILO dimasukkan, paragraph 4
6. Paragrap 8, kepatuhan control jangan pakai
niven
7. Rumusan masalah diliat lagi disesuaikan
dengan judul
8. Ruang lingkup penelitian, tehnik
pengambilan sample dimasukkan, pupulasi
dan responden
9. Questioner konsul kan terlebih dahulu ke
saya

4 28 September 1. Bab 1 Acc


2021 2. Lanjut Bab 2 dan Bab 3

5 07 Oktober Bab 1
2021 1. Penulisan Section Caesaria (SC)
2. Tujuan penelitian, tujuan khusus, bagian a,
tambahkan
3. Ruang lingkup penelitian, tambahkan dirubah
sedikit (Jenis penelitian kuantitatif dengan
rancangan deskriptif analitik)
Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

6 10 Oktober Bab 2
2021 1. Urutannya
a. SC
b. Kepatuhan
c. Pengetahuan
2. Pengetahuan
a. Penjabaran pengetahuan ditambahkan 2
paragraf atau lebih terkait konsep
pengetahuan dan faktor pendukung nya,
dan
b. ditambahkan jurnal bu eva dikonsep
pengetahuan di Bab 2
c. Teori notoatmojo diupdate terbaru
d. Teori smet diupdate terbaru
e. Jenis kepatuhan, diupdate terbaru, cramer
f. Factor yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan, diupdate terbaru, brunner &
suddarth
g. Factor – factor yang mempengaruhi
kepatuhan diupdate terbaru, niven
h. Menghitung sisa jumlah diupdate terbaru,
albert
3. Section caesaria, penatalaksanaan medis dan
perawatannya setelah dilakukan SC dan
diupgrate
4. Gambar 2.2 kerangka teori diupgrate terbaru
5. Hipotesa penelitian diupgrate terbaru
Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

7 13 Oktober Bab 3
2021 1. Subyek penelitian
a. Populasi
Tambahkan bulan September
b. Sampel
Tambahkan sampel, paling sdikit 50 org
c. Tambahkan hari pasca SC jelaskan
2. Variable peneliatan, diuprate terbaru
3. Table 3.1 font nya dirubah 10 dan dirubah
koding nya per variable harus sama, pakai
Bahasa dependen dan independent
4. Pengumpulan data, tambahkan data soal-soal,
konsep BSES-SF dijabar kan.
5. Metode pengumpulan data
Arikunto, 2013 dihapus ini buat S2 dan
diupgrate pakai buku sopiyudin yang terbaru,
jenis sumber data dari mana
6. Prosedur teknis jalan nya penelitian
Tehnik jalan nya penelitian dibantu oleh
vasilitator, dilakukan penelitian diruang poli
kebidanan, dilakukan setiap hari dengan …
7. Analisis bivariat
Riyanto, 2011 diupgrate yang terbaru
Arikunto, 2013
Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

6 15 Oktober 1. Kisi-kisi soal dimasukkan di BAB 2


2021 penelitian dan instrument penelitian.
2. Pakai buku sofiyudin dahlan 2016 dan
notoadmojo 2016 atau 2017
7 22 Oktober 1. Diperbaiki dan dirapihkan penulisannya
2021 2. ACC maju seminar proposal

8 26 Oktober 1. Seminar proposal


2021

9 05 November 1. Perbaiki sesuai saran penguji 1 dan penguji 2


2021

10 20 November 1. Pada latar belakang ditambah kan factor-


2021 faktor yang berkaitan / mempengaruhi
kunjungan
2. Tehnik penulisan disesuaikan dengan
panduan
3. DO
4. Sumber pada BAB II di update
5. Lengkapi daftar pustaka
6. Lembar checklist diperbaiki sesuai saran
7. Tambahkan uji analisis yang dipakai
8. Tuliskan HO nya juga
9. Uji analisis ganti uji gamma

Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

11 21 November 1. Acc penelitian pebimbing (Eva Yunitasari,


2021 S.kep., Ners., M.Kep)
2. Konsul penguji 1 dan Penguji 2

12 24 November 1. Konsul penguji 1 (Surmiasih, S.kep., Ners,.


2021 M.Kes)
2. Konsul penguji 2 (Dr. Hardono, S.kep.,
Ners., M.Kep)
13 27 November Acc penguji 1, lanjut penelitian
2021

14 29 November Konsul penguji 2


2021

15 30 November Acc penguji 2, lanjut penelitian


2021

Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

16 24 Desember Konsul bab 4 dan bab 5


2021
1. Perhatikan penulisan judul dan tidak perlu
2. pakai tahun
3. Perhatikan cara penulisan Bahasa asing
4. Abstrak tidak boleh lebih dari 250 kata
5. Menyesuaikan abstrak Indonesia nya, abstrak
English nanti translate ke Lembaga Bahasa UAP
6. Perhatikan penulisan nama dan perhatikan front
nya
7. Untuk motto, sesuaikan dengan panduan, motto
pertama mengadopsi dari alqur.an

17 29 Desember Bab IV
2021 1. Perhatikan cara penulisan nya, ukuran front
judul table 10 dalam table juga, yang di bold
judul saja,isinya tidak perlu
2. Narasi table yang ditulis cukup hasil
terbesarnya saja, kemudian hasil cukup uji
syatistiknya secara singkat dan detail nya ada
dipembahasan.
3. isi pembahasan pada univariat sama dengan
bivariat, ada 4 point
Pringsewu,……………………..2021
Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

18 31 Desember 1. Hasil penelitian


2021 2. Penjelasan berdasarkan buku atau teori
3. Berdasarkan penelitian terkait/jurnal
sebelumnya
4. Pendapat peneliti
5. point tersebut bukan berarti hanya 4 paragraf
dan bias di explore susunannya dan
komponennya ada 4 point tersebut

Bab V
1. Tidak perlu dituliskan diketahuinya, cukup
kesimpulan nya merujuk pada tujuan khusus
Lampiran
1. Tidak perlu dilampirkan, cukup output SPSS
nya saja

ACC sidang hasil

Pringsewu,……………………..2021

Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

19 11 Januari 2022 Seminar hasil

20 14 Januari 2022 Perbaikan sesuai saran penguji


Surmiasih, S.kep., Ners,. M.Kes
1. Abstrak
Data kunjungan post SC dan berapa jumlah
dan tehnik sampling
2. Abstrak
Membuat abstrak Bahasa inggris
3. Bab 1 sumber nya dicamtumkan
4. Bab 2 kerangka teori modifikasi sumber
tambahkan
5. Metode pengumpulan data disesaikan
dengan alur prosedur taknis jalan nya
penelitian
6. Bab 4 tambahkan gambaran tempat
penelitian
7. Dianalisis bivariat setiap variable menurut
peneliti dijadikan 1 paragraf saja

Pringsewu,……………………..2022

Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)


LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Verina SDA


NPM : 200101025P
Pembimbing Skripsi : Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pasca Operasi Section Caesaria (SC) di Rumah Sakit
Bumi Waras Bandar Lampung

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

Dr. Hardono, S.kep., Ners., M.Kep


1. Penulisan judul post diganti dengan pasca
2. Abstrak focus kemasalah, hal iii
3. Abstrak Bahasa inggris tolong ke Lembaga
Bahasa UAP, hal iv
4. Cara penulisan tahun dibiodata, hal viii
5. Motto tolong diartikan
6. Manfaat peneliti bagi rumah sakit tolong
diperbaiki, hal 7
7. Kerangka teori tambahkan modifikasi
sumber nya, hal 28
8. Bab 3 waktu dan tempat penelitian
tambahkan nomor surat ijin dan tanggal nya,
hal 31
9. Daftar pustaka nama yang sama cara
penulisannya

Pringsewu,……………………..2022

Pembimbing

(Eva Yunitasari, S.kep., Ners., M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai