AIR HANGAT
DISUSUN OLEH:
1. Ade Permana
2. Neti Liyana
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
adanya deman dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam juga
1
2
kematiannya mencapai 17%, Dan pada suhu 43°C akan koma dengan
kematian 70%, dan pada suhu 45°C akan meninggal dalam beberapa
demam di seluruh dunia mencapai 16-33 juta setiap tahun dan 50-
(Hasan, 2018).
daerah urban di beberapa negara Asia pada anak usia 5–15 tahun
180–194 per 100.000 anak, di Asia Selatan pada usia 5–15 tahun
100.000 penduduk, dan di Asia Timur Laut kurang dari 100 kasus per
khususnya pada individu yang menderita tifoid lebih dari 2 minggu dan
4000 dan 1000 kasus per bulan, dengan angka kematian 0.8%.
217 kasus, Februari 177, lalu Maret 158 kasus, April 126 kemudian
Mei 126 dan Juni ada 131 kasus. Sedangkan bulan Agustus sampai
4
mencapai suhu 41°C angka kematiannya mencapai 17%, dan pada suhu
43°C akan koma dengan kematian 70%, dan pada suhu 45°C akan
menurunkan suhu tubuh pada anak usia 6-12 tahun dengan demam.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hangat.
C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
tubuh anak.
2. Manfaat praktis
a. Pasien
7
b. Tenaga Kesehatan
kasus hipertermia.
d. Puskesmas Kalibalangan
hipertermia.
D. Pengumplan data
Didalam pengumpulan tugas ini, penulis menyusun penulisan
menggunakan:
1. Pengumpulan data dengan wawancara bersama responden
2. Studi literature
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Termoregulasi
1. Definisi Termoregulasi
8
9
b) Konduksi
Transfer panas dari dan melalui kontak langsung antara dua
objek. Beda padat, cair, dan gas mengkonduksi panas melalui
kontak. Saat kulit yang hangat menyentuh objek yang lebih
dingin, panas akan hilang. Konduksi hanya berperan untuk
sejumlah kecil kehilangan panas. Contohnya : memberikan
kompres es dan memandikan pasien dengan kain dingin.
c) Konveksi
d) Evaporasi
Transfer energi panas sat cairan berubah menjadi gas. Tubuh
kehilangan panas secara kontinu melalui evaporasi. Sekitar 600 –
900 cc air tiap harinya menguap dari kulit dan paru – paru
sehingga terjadi kehilangan air dan panas. tubuh menambah
evaporasi melalui perspirasi ( berkeringat). Saat suhu tubuh
meningka, hipotalamus anterior menberikan sinyal kepada
kelenjar keringat untuk melepaskan keringat melalui saluran
kecil pada permukaan kulit. Keringat akan mengalami evaporsi,
sehingga terjadi kehilangan panas.
e) Diaforesis
Perspirasi yang tampak dan umumnya terjadi pada dahi dan
dada bagian atas. Evaporsi yang berlebihan akan menyebabkan
sisik pada kulit dan rasa gatal serta pengeringan nares dan
faring. Suhu tubuh yang menurun akan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Kelainan kongenital berupa ketiadaan kelenjar
keringat dapat menyebabkan seseorang tidak dapat bertahan
pada suhu hangat karena tidak mampu mendinginkan tubuhnya.
2) Irama sirkadian
Termoregulasi tubuh berubah secara normal 0,5°C sampai 1°C selama
periode 24 jam. Bagaimana pun, suhu merupakan irama paling stabil
pada manusia. Suhu tubuh biasanya paling rendah antara 01.00 dan
04.00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh akan naik sampai sekitar
pukul 18.00 dan kemudian turun seperti pada dini hari.
3) Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan termoregulasi tubuh melalui
stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologis tersebut
meningkatkan panas. Pasien yang cemas saat masuk rumah sakit atau
tempat praktik dokter termoregulasi tubuhnya akan lebih tinggi dari
normal.
4) Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi termoregulasi tubuh. Jika
termoregulasi dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, pasien
mungkin tidakmampu meregulasi termoregulasi tubuh melalui
mekanisme-mekanisme pengeluaran panas dan termoregulasi tubuh
akan naik. (Potter & Perry, 2012)
5. Dampak Gangguan Termoregulasi
a. Hipertermia
Hipertermia merupakan mekanisme pertahanan yang sangat
penting. Peningkatan system imun tubuh.
12
c. Heatstroke
Panas akan menekan fungsi hipotalamus. Pajanan yang lama
terhadap matahari atau lingkungan panas akan membebani
mekanisme kehilangan, panas pada tubuh kondisi ini mengakibatkan
heatstroke yaitu kegawatan berbahaya dengan mortalitas yang tinggi.
Pasien yang berisiko adalah anak-anak, lansia, pederita penyakit
kardiovaskular, hipotiroid, diabetes atau alkoholisme. Resiko ini juga
terdapat pada individu yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
mengurangi kemampuan tubuh untuk membuang panas. (fenotiazin,
antikolinergik, deuretik, amfetamin, dan antagonis beta-adrenergik),
serta pasien yang berolahraga atau bekerja keras (atlet, pekerja
bangunan, dan petani).
d. Hipotermi
Pengeluaran panas yang hilang saat paparan lama terhadap
lingkungan dingin akan melebihi kemampuan tubuh untuk
menghasilkan panas, sehingga terjadi hipotermi. Hipotermi
dikelompokan oleh pengukuran suhu inti (Mubarok, 2017).
a. Secara fisik
b. Obat-obatan
B. Konsep Hipertermia
1. Definisi Hipertermia
2. Etiologi
15
4. Patofisiologi
3. Jenis-Jenis Hidroterapi
Berdasarkan Ningrum (2012) menjelaskan jenis-jenis hidroterapi sebagi
berikut :
a. Rendaman Air
c. Pancuran Air
kebutuhan.
e. Jenis kelamin
Dikaji untuk identitas dan penilaian data pemeriksaan klinis,
misalnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan reproduksi.
f. Anak keberapa
Agar mengetahui ada berapa anggota dalam satu keluarga dan
untuk mendaptkan data genogram.
g. Nama orang tua
Dikaji agar jelas dan tdak keliru dengan orang tua pasien yang
lain.
h. Agama
Keyakinan orang tua pasien dan merupakan pedoman hidup dan
dapat dijadikan pegangan dalam mengmbil keputusan untuk memberikan
tindakan keperawatan dalam spiritual.
i. Pendidikan
demam (pagi hari, siang hari, malam hari, atau sepanjang hari), dan
keluhan lain yang dirasakan pada saat demam (mual, muntah, batuk,
pilek).
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu untuk mengetahui apakah pasien
sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit yang sama atau yang
lain.
4) Riwayat kesehatan keluargaRiwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah
keluarga pernah menderita penyakit yang sama, apakah keluarga
memiliki penyakit yang menurun atau menular.
5) Review of system
Review of system adalah tekhnik yang digunakan oleh
penyedia kesehatan untuk mengkaji lebih detail berdasarkan sistem
untuk mendapatkan data yang mendukung masalah yang sedang
dialami oleh pasien tidak hanya saat ini.
3. Diagnosa keperawatan
a) Dehidrasi
b) Terpapar lingkungan panas
c) Proses penyakit (mis, infeks., kanker)
d) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
e) Peningkatan laju metabolisme
f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
h) Penggunaan inkubator
3) Gejala dan Tanda MayorSubjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Suhu tubuh diatas nilai normal
4) Gejala dan Tanda Minor Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardia
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat
2) Penyebab
a) Stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus
b) Fluktuasi suhu lingkungan
c) Prose penyakit (mis. Infeksi)
d) Proses penuaan
e) Dehidrasi
f) Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu lingkungan
g) Peningkatan kebutuhan oksigen
h) Perubahan laju metabolisme
i) Suhu lingkungan ekstrem
j) Ketdakadekuatan suplai lemak subkutan
k) Berat badan ekstrem
l) Efek agen farmakologis
Objektif:
a) Kulit dingin/hangat
b) Menggigil
c) Suhu tubuh fluktuatif
(tidak tersedia)
Objektif:
a) Piloereksi
b) Pengisian kapiler >3 detik
c) Tekanan darah meningkat
d) Pucat
e) Frekuensi nafas meningkat
f) Takikardia
g) Kejang
h) Kulit kemerahan
i) Dasae kuku sianotik
4. Hidrasi adekuat
5. Tidak menggigil
Intervensi :
a. Pantau suhu tubuh tiap 2 jam sesuai dengan
kebutuhan Rasional : Digunakan untuk
memantau terjadinya kenaikan suhu secara tiba-
tiba
b. Kaji suhu lingkungan dan modifikasi sesuai
kebutuhan Rasional : Dapat membantu dalam
mempertahankan ataumenstabilkan suhu pasien
c. Pantau warna kulit dan suhu tubuh
Rasional : Kehilangan panas dapat terjadi waktu
kulit dipajankan pada lingkungan yang dingin atau
panas
d. Sediakan pengukuran pendinginan dan pemajanan
permukaankulit ke udara
Rasional : Irigasi pendinginan dan pemajanan
permukaan kulit ke udara mungkin dibutuhkan untuk
menurunkan suhu.
e. Berikan antipiretik jika perlu
Rasional : Hipertermia harus dikenali dan diobati
dengan tepat untukmenghindari komplikasi yang
serius.
E. Penelitian Terkait
Penelitian Dian di tahun 2021 tentang “Keefektifan Rendam Kaki
Air Hangat Dalam Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam 6 – 12
Tahun” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p value sebesar
0,000 (p value < 0,05), berarti ada penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan rendam kaki hangat. Kesimpulan penelitian ini adalah
rendam kaki air hangat efektif menurunkan suhu tubuh pada anak 6-
12 tahun.
29
METODE PENELITIAN
Penelitian karya tulis ilmiah akhir ini menggunakan desain atau metode
penelitian berupa studi kasus dengan asuhan keperawatan pada anak dengan
B. Responden
Responden yang digunakan oleh peneliti yaitu anak dengan anak dengan
Tindakan atau intervensi utama yang akan diberikan kepada responden adalah
E. Pengumpulan Data
a. Tahap persiapan :
1. Persiapan pasien,
dilakukan,
30
31
dipahami,
1. Termometer,
2. Catatan,
3. Air hangat,
5. Waslap,
c. Tahap kerja
4. Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas sampai
setengah penuh lalu ukur suhu air (35oC) dengan thermometer air.
5. Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki terlebih
dahulu.
32
tambahkan air panas (kaki diangkat dari ember) dan ukur kembali
mengganti dengan ember yang baru dengan suhu yang sudah diukur
kedua.
handuk.
10. Diberikan 2-3x sehari selama 10menit secara berturut selama 3 hari,
d. Tahap terminasi
4. Catatan Dokumentasi,
5. Lembar observasi.
33
a. Informed consent
c. Kerahasiaan (confidentiality)
34
d. Otonomi
pribadinya.
e. Beneficence