Anda di halaman 1dari 8

Artikel Diajukan: 10/05/2023.

Artikel Diterima: 14/05/2023


MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan


Fokus Studi Pengelolaan Hipertermia Di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Andi Akifa Sudirman*1, Dewi Modjo*2, Tiansi Hidayati Pakaya*3
*1,3Program Studi Profesi Ners, Program Studi Ilmu keperawatan*2, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
E-mail: andiakifasudirman@umgo.ac.id*1

Nomor Handphone Untuk keperluan koordinasi : -

Abstrak
Gangguan yang dikenal sebagai kejang demam disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh yang tidak
normal (suhu > 38°C). Tujuan dari penelitian ini untuk menilai asuhan keperawatan pada anak kejang
demam dengan fokus studi pengelolaan hipertermia di RSUD Prof. Tabib Kota Gorontalo H. Aloei Saboe.
Penelitian ini dalam bentuk deskriptif laporan kasus yang mencakup pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, serta evaluasi keperawatan. Sampel
dalam penelitian adalah dua responden anak dengan kejang demam usia <6 tahun, teknik pengumpulan
data yakni dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, dokumentasi serta observasi. Hasil dari penelitian
menunjukkan setelah dilakukannya tindakan asuhan keperawatan pada kedua anak kejang demam kedua
anak suhu tubuhnya kembali normal dan tidak terjadi kejang berulang. Adapun kesimpulan dalam
penelitian Anak yang menderita riwayat kejang demam membutuhkan pelaksanaan hipertermia, untuk
mencegah tidak terjadi kejang berulang yang berisiko menyebabkan gangguan pada perkembangan dan
pertumbuhan dari anak.

Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Kejang Demam, Hipertermia

Abstract
The disorder known as febrile seizures is caused by an abnormal increase in body temperature (temperature
> 38°C). The purpose of this study was to assess nursing care for children with febrile seizures with a focus on
hyperthermia management studies at Prof. Doctor of Gorontalo City H. Aloei Saboe. This research is in the
form of a descriptive case report which includes nursing assessment, nursing diagnosis, nursing intervention,
nursing implementation, and nursing evaluation. The samples in this study were two child respondents with
febrile seizures aged <6 years. Data collection techniques were interviews, physical examinations,
documentation and evaluation. The results of the study showed that after carrying out nursing care
measures for the two children having febrile seizures, the two children's body temperature returned to
normal and no recurrent seizures occurred. The conclusion in this study is that children with a history of
febrile seizures need hyperthermia to prevent recurrent seizures which have the risk of disrupting the
development and growth of children.

Keywords: Nursing Care, Febrile Seizures, Hyperthermia

Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 98
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

1. PENDAHULUAN ambang kejang tinggi dapat menyebabkan


kejang berulang jika tidak segera diobati.
Gangguan yang dikenal sebagai
kejang demam (suhu tubuh > 38 °C) Penatalaksanaan hipertermia pada
disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh yang anak yang mengalami kejang demam,
tidak normal. Risiko gangguan mental pada dimana penatalaksanaan hipertermia
anak-anak dan kejang demam sering dilakukan dengan pemantauan tanda-tanda
dikaitkan. Kejang demam pada anak sampai vital, pemantauan asupan cairan,
saat ini belum diketahui secara pasti pendinginan eksternal, pelepasan pakaian
etiologinya. Sebagian besar kasus kejang restriktif, penggunaan kompres air hangat,
demam disertai dengan demam yang dan pemberian obat. Pasien mengalami
disebabkan oleh infeksi telinga, cacar air, penurunan suhu tubuh sebelum naik
tonsilitis, atau infeksi virus flu. Kadang- kembali normal sebagai akibat dari hasil
kadang, kejang demam mungkin dimulai manajemen intervensi. Hal ini menunjukkan
tepat setelah anak menerima vaksinasi. bahwa langkah-langkah yang dilakukan
(Makarim, 2019 dalam Putri dkk, 2022) dalam menanggapi intervensi efektif dalam
menyelesaikan masalah hipertermia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Hamano dkk., 2021).
memperkirakan bahwa lebih dari 21,65 juta
anak di seluruh dunia menderita kejang Dari uraian latar belakang tersebut
demam, dan akibatnya 216 ribu lebih anak peneliti tertarik untuk mengetahui
telah meninggal, penelitian Paudel dari bagaimana asuhan keperawatan pada anak
2018. Prevalensi kejang demam kejang demam dengan fokus kasus
diproyeksikan meningkat 4-5 % di Amerika, penanganan hipertermia.
sedangkan di Guam, India, dan Jepang
meningkat sebesar 14%, dan sebesar 5-10%
di Cina. Di bawah usia 4 tahun, persentase 2. METODE
kejadian demam bervariasi dari 3 hingga Penelitian ini dalam bentuk
4%, tetapi di atas usia tersebut, persentase deskriptif laporan kasus yang mencakup
kejadian demam adalah dari 6 hingga 15% pengkajian keperawatan, diagnosa
(Wahid, 2019). keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, serta evaluasi
Pada tahun 2016, terdapat 2-5% keperawatan. Penelitian ini dilaksanakan di
kasus kejang demam di Indonesia, dengan ruangan PICU dan Perawatan anak Rumah
infeksi saluran pernafasan mencapai 85% Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe
dari kasus tersebut. Anak mengalami kejang Kota Gorontalo. Sampel yang digunakan
demam pada 17,4% kasus pada tahun 2017 dalam penelitian adalah dua responden
dan 22,2% kasus pada tahun 2018 anak dengan kejang demam. Kriteria sampel
mngalami peningkatan (Angelia, 2019). dalam penelitian yaitu semua pasien anak
diagnosis kejang demam dengan usia <6
Berdasarkan penelitian yang tahun, dengan masalah hipertermia. teknik
dilakukan oleh Putri dkk (2022) Membahas pengumpulan data yakni dengan cara
studi kasus terkait asuhan keperawatan wawancara, pemeriksaan fisik, dokumentasi
hipertermia pada anak kejang demam serta observasi.
setelah 3 hari dilakukan asuhan
keperawatan pada dua responden, masalah
teratasi. Dalam upaya untuk menurunkan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
prevalensi kejang demam pada anak, HASIL
masalah hipertermia harus diselesaikan
karena pada mereka yang memiliki riwayat
1. Pengkajian

Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 99
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

Alasan masuk rumah sakit: yaknii kejang demam kompleks karena


durasinya >15 menit dan mengalami kejang
Pada An. A masuk rumah sakit dengan diseluruh tubuh . Kejang yang dialami oleh
keluhan demam sejak 2 disertai dengan An.A dan An.D merupakan kejang klonik
batuk dan sesak napas, pasien mengalami tonik karena memang jenis kejang dari
kejang nanti pada saat sudah 4 hari di kejang demam tonik klonik.
rumah sakit dengan durasi waktu ±5 menit
dan suhu tubuh 39˚C. dan pada An. D Pasien Rangsangan Meningeal:
datang dari rujukan RSIA dengan
penurunan kesadaran sejak 1 jam SMRS, Pengkajian pada An. A Tanda-Tanda Kaku-
sebelum pasien masuk RSIA pasien Kuduk: Pasien tidak memilik tanda-tanda
mengalami kejang sekitar ±30 menit di kaku-kuduk, pasien tidak ada kekakuan
rumah. Pasien mengalami kejang diseluruh tahanan disertai nyeri dagu pasien dapat
tubuh durasi ±30 menit suhu badan 39.2˚C, disentuh kedada. Dan pada An. D Tanda-
pasien sebelum masuk rumah sakit Tanda Kaku-Kuduk: Pasien tidak memiliki
mengalami demam selama 1 hari, pasien tanda-tanda kaku-kuduk, pasien tidak ada
memliki riwayat kejang demam kekakuan tahanan disertai nyeri dagu
sebelumnya. Terdapat kesenjangan dimana pasien dapat disentuh kedada.
pasien An.A masuk bukan dengan kejang
demam sebelumnya pasien An.A mengalami 2. Diagnosa Keperawatan
kejang demam ketika nanti di rumah sakit 4
hari, sedangkan An. D masuk rumah sakit Diagnosa keperawatan yang utama pada
mengalami keluhan kejang demam ini An.A yakni Hipertermia berhubungan
merupakan kejang demam yang kedua dengan proses infeksi penyakit dibuktikan
kalinya. dengan Suhu tubuh 38,6˚C, Kulit pasien
teraba hangat. Dan pada An.D Hipertermia
Riwayat Penyakit Dahulu: berhubungan dengan proses infeksi
penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh
Pada An.D Ibu pasien menjelaskan bahwa Pasien 38,3˚C, Kulit pasien teraba hangat.
pasien belum pernah menderita kejang
demam sebelumnya, pada pasien usia 6 3. Intervensi Keperawatan
bulan pasien hanya demam tapi tidak
kejang dan dibawah ke puskesmas terdekat, Intervensi keperawatan pada An. A dan An.
sedangkan pada An.D Ibu pasien D yakni manajemen hipertermia yang
mengatakan pasien pernah menderita berupa:
kejang demam pada usia 1 tahun 1 bulan
karena pasien demam tinggi dan dibawah di Observasi
rumah sakit.
a. Identifikasi, penyebab dari
Riwayat Penyakit Sekarang: hipertermia (mis. Dehidrasi,
terpapar lingkungan panas,
Pada An. A pasien mengalami kejang setelah penggunaan incubator)
sudah 4 hari mengalami demam di rumah b. Monitor suhu tubuh
sakit dengan kejang seluruh tubuh dalam
durasi waktu ±5 Menit dengan suhu badan Terapeutik
suhu tubuh 38,6˚C sedangkan pada An. D
mengalami kejang diseluruh tubuh dengan a. Sediakan lingkungan yang dingin
durasi waktu durasi ±30 menit serta suhu b. Longgarkan atau lepaskan pakaian
tubuh 38,3˚C. Dimana jenis kejang An. A c. Berikan cairan oral
yakni jenis kejang sederhana karena <15 d. Lakukan pendinginan eksternal
Menit sedangkan kejang yang dialami An.D (mis. Selimut hipotermia atau
Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 100
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

kompres dingin pada dahi, leher, tahun dikatakan sebagai tahap golden X
dada, abdomen, aksila dimana usia ini merupakan usia tahap emas
e. Berikan oksigen jika perlu dimana pada tahap ini merupakan tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang
Edukasi begitu penting pada masa-masa awal dari
kehidupan anak jika masalah kejang demam
a. Anjurkan tirah baring ini tidak dapat segera diatasi akan
berpotensi dalam mengganggu proses
Kolaborasi pertumbuhan dan perkembangan anak

a. Kolaborasi dalam pemberian cairan Seorang anak yang pernah menderita


elektrolit dan Antipiretik (SIKI, kejang demam sangat besar kemungkinan
2018). anak tersebut akan mengalami kejang
berulang jika suhu tubuh anak terlalu tinggi,
4. ImplementasiIKeperawatan sama hal yang terjadi pada An.D dimana
An.D pernah mengalami kejang demam
Implementasi pada An. A dan An. D telah empat bulan yang lalu karena demam tinggi,
dilakukan sesuai dengan Intervensi faktor terjadi kejang demam juga bisa
keperawatani selama 3x24 jam. disebabkan karena adanya suatu infeksi
yang dialami oleh tubuh anak.
5. Evaluasi Keperawatan
Riwayat penyakit sekarang pada An.A
dan An.D yaitu terdapat perbedaan
Hasil evaluasi keperawatan setelah
penyebab terjadinya kejang pada An.A ibu
dilakukannya tindakan keperawatan selama
pasien mengatakan pasien mengalami
3x24 jam terhadap An. A yakni ibu pasien
kejang durasi waktu ±5 Menit.
mengatakan demamnya sudah turun, Akral
teraba hangat Suhu tubuh 37.1˚C, masalah
An.D ibu pasien mengatakan pasien
hipertermia teratasi dan pada An. D yakni
ibu pasien mengatakan panasnya sudah sudah 2 kali mengalami kejang demam. Ibu
turun, Akralnya Teraba Hangat, dengan pasien mengatakan pasien mengalami
kejang diseluruh tubuh durasi ±30 menit.
suhu tubuh 36.6˚C, serta Masalah
Hipertermia sudah teratasi.
Menurut teori Putri dkk, (2022) Kejang
Pembahasan demam sederhana termasuk dalam salah
satu dari dua kategori kejang demam.
Kejang demam sederhana ditandai dengan:
1. Pengkajian
singkat (15 menit atau kurang),
menunjukkan gejala kejang tonik atau
pengkajian yang penulis lakukan klonik, Kejang tidak kembali dalam 24 jam
didapatkan beberapa perbedan data. Data atau terjadi hanya sekali. selain kejang
yang pertama adalah usia dari pasien. Pada demam yang rumit. Berikut adalah
hasil pengkajian An.A berusia 10 Bulan dan beberapa ciri kejang demam berkomplikasi:
An.D berusia 1 tahun 3 bulan. berlangsung lama (lebih dari 15 menit),
menunjukkan indikasi kejang fokal, yaitu
Sesuai dengan teori dari Nova Ari, kejang yang hanya mengenai satu area
(2020) Kondisi neurologis yang paling tubuh, kejang berulang, banyak atau lebih
umum pada anak-anak, terutama pada dari sekali dalam 24- periode jam, dan
mereka yang berusia antara 6 bulan dan 4 kejang tonik, yang merupakan serangan
tahun, adalah kejang demam. Kejang demam yang menyebabkan kejang atau kekakuan
terjadi pada sekitar 3% anak di bawah usia umum. Kejang klonik menyebabkan
lima tahun, pada usai 6 bulan sampai 4 sentakan tiba-tiba di satu bagian tubuh.
Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 101
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

2. Diagnosa Keperawatan keperawatan yang paling tepat untuk


mengatasi hipertermia yakni dengan
Masalah utama yang dialami kedua manajemen hiperetermia salah satunya
pasien yakni hipertemia berhubungan dengan melakukan kompres menggunakan
dengan proses infeksi ditandai dengan air hangat dimana kompres hangat menjadi
meningkatnya suhu tubuh pada kedua tindakan yang tepat dalam peran
pasien. Masalah keperawatan hipertermia menurunkan suhu tubuh, dengan
menjadi fokus kelolaan karena jika tidak mengaplikasikan kompres menggunakan air
segera diatasi akan menyebabkan kejang hangat kita otak akan merespon dengan
berulang, maka bukan tidak mungkin dapat cara menurunkan suhu tubuh menjadiilebih
mengalami risiko cidera selama kejang dingin.
seperti jatuh terbentur. Oleh karenanya
kondisi tersebut memerlukan tindakan yang Memberikan kompres air hangat
tepat karena apabila sampai terjadi kejang pada lipatan paha/ ketiak pasien
berulang dikhawatirkan ketidak dengan rasional dapat meningkatkan
seimbangan aktivitas kerja organ-organ di penguapan sehingga mempercepat
otak akan semakin bermasalah dan justru penurunan pada suhu tubuh, menganjurkan
berisiko terjadinya komplikasi yang lebih pasien untuk banyak minum air putih
buruk pada otak. rasionalnya yakni peningkatan suhu tubuh
dapat mengakibatkan penguapan didalam
Masalah hipertermia apabila tidak tubuh meningkat sehingga perlu untuk
segera ditangani dapat menimbulkan diimbangi dengan asupan-asupan cairan
terjadinya kejang yang berulang pada hal ini yang banyak dan air ini sebagai
merupakan bentuk prioritas tinggi karena termoregulasi mencegah dehidrasi,
apabila tidak ditangani, kejang demam menganjurkan pasien mengenakan
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pakaian yang lumayan tipis dan menyerap
neurotransmitter, kelainan anatomi otak, kringat rasionalnya yakni menurunkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan panas melalui konveksi, kolaborasi dengan
terjadinya status konvulsus yang dapat tim medis dalam pemberian terapi obat
berkembang menjadi epilepsy dan kematian dengan rasional menurunkan panas pada
(Hamano dkk, 2021). pusat hipotalamus dan berikan pendidikan
kesehatan kepada orang tua tentang
3. Intervensi Keperawatan pencegahan dan penatalaksaan kejang
demam secara mandiri dirumah (Ayu dkk.,
Rencana tujuan keperawatan dalam 2021).
waktu 3x24 jam masalah hipertermia dapat
teratasi dan tidak terjadinya kejang 4. Implementasi Keperawatan
berulang. Pada An.A dan An.D dilakukan
intervensi keperawatan Manajemen Pelaksanaan tindakan keperawatan
Hipertermia yakni dengan melakukan pada pasien dapat dilakukan secara baik
identifikasii penyebab hipertermia (misi. atas bantuan dari keluarga pasien yang
Dehidrasi, terpapar lingkungan panasi, dapat di ajak untuk bekerja sama selama
penggunaan incubator), monitoring suhu proses keperawatan. Selain itu perhatian
tubuh, sediakan lingkungan yangi dingin, penuh dari keluarga terhadap pasien sangat
longgarkan atau lepaskan pakaian, membantu tercapainya tujuan dilakukan
memberikan cairan oral, Lakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Namun
pendinginan eksternal (Dengan melakukan adanya beberapa faktor penghambat
kompres hangat pada dahi aksila dan leher), menyebabkan proses keperawatan tidak
Berikan oksigen jika perlu, Anjurkan tirah mendapatkan hasil maksimal.
baring serta Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit serta intravena. Intervensi
Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 102
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

Implementasi keperawatan dilakukan Masalah hipertermia antara An.A dan


sesuai dengan tindakan keperawatan An.D sudah teratasi dan diperlukan rencana
manajemen hipertermia. Implementasi tindak lanjut yaitu beri pendidikan
dilakukan selama 3x24 jam pada kedua kesehatan kepada keluarga tentang
pasien. Pada pasien, tingkat hospitalisasi perawatan kejang demam selama
Pasien An.D lebih tinggi dari pada pasien dirumah terutama pencegahan terjadinya
An.A ,Pada An.A setelah 3 hari diberikan peningkatan suhu pada anak yang
asuhan keperawatan cukup membuat mengakibatkan anak mengalami kejang
pasien lebih tenang dan mau didekati kembali dan pencegahan terjadinya cidera
oleh perawat bahkan mau bermain dengan selama kejang dan setelah kejang, beri
perawat. pendidikan kesehatan tentang melakukan
kompres hangat yang benar. memberikan
Hal tersebut dapat terjadi karena usia pendidikan kesehatan pada keluarga pasien
pasien pertama lebih dewasa dibandingkan tentang pencegahan dan penatalaksanaan
pasien kedua sehingga tingkat jika sewaktu waktu anak mengalami
pengalamannya lebih bermacam –macam panas yang tinggi hingga mengakibatkan
bisa juga, pada pasien pertama dihari kejang berulang dengan rasional agar orang
pertama masih dalam keadaan belum tua mengerti dan mampu memberikan
pulih sehingga pendekatan yang dilakukan penatalaksanaan yang tepat pada anak
perawat kurang maksimal (Supartini, 2014). kejang demam.

5. Evaluasi Keperawatan Perlu adanya penyuluhan kepada lansia


terkait dengan berbagai macam metode
Evaluasi keperawatan yang telah alternatif dan komplementer dalam
dilakukan kepada An. A serta An.D di mengatasi kecemasan yang dialami oleh
ruangan PICU Rumah Sakit Umum Daerah lansia sehingga dengan adanya intervensi-
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo intervensi tersebut diharapkan lansia dapat
selama 3 Hari untuk diagnosa Hipertermia meningkatkan status kesehatanannya.
yakni setelah dilakukannya tindakan Selain itu, penyuluhan sejak dini tentang
keperawatan selama 3x24 jam An.A tampak berbagai macam terapi komplementer
lebih baik, ibu pasien mengatakan dapat menambah wawasan lansia serta
demamnya sudah turun, Akral teraba perawat lansia dalam memberikan
hangat, Suhu tubuh 37.1˚C dan untuk pasien intervensi terkait penanganan yang paling
An. D ibu pasien mengatakan demamnya tepat dalam mengatasi kecemasan pada
sudah turun, Akral Teraba Hangat, Suhu lansia, terutama yang tidak memiliki
tubuh 36.6˚C . Penelitian yang dilakukan pasangan.
oleh Shobikhah, (2020) menjelaskan ada
bermacam faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan ketika 4. KESIMPULAN
melakukan asuhan keperawatan gangguan Dari hasil pengkajian didapatkan
pada rasa nyaman Hipertermi pada pasien data keluhan utama dari kedua kasus An.A
dengan kejang demam diantaranya adalah dan An.D yaitu demam, pada An.A
mengenai keadaan psikiss dan stressor yang didapatkan data Kulit pasien teraba hangat,
ada. Tentunya ketika anak sakit dan harus mukosa tampak kering, bibir tampak
beradaptasi dengan lingkungan dirumah memerah, suhu tubuh 38,6˚C, mengalami
sakit pasti mendapat stressor yang cukup kejang durasi waktu ±5 Menit dan An. D
menghambat penyembuhanya sehingga mengalami kejang diseluruh tubuh durasi
peran keluarga dan peran perawat sangat ±30 menit, Ibu pasien mengatakan suhu
dibutuhkan oleh anak. tubuh pasien panas, Kulit pasien teraba
hangat, suhu tubuh 38,3˚C.

Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 103
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

Penulis merumuskan diagnosa DAFTAR PUSTAKA


keperawatan pada An.A dan An.D yaitu
[1] Angelia Andriani Palenden Pelealu, O.
Hiprtermia berhubungan denganiproses
E. L., & Kallo, V. (2019). Pemberian
penyakit (Proses infeksi bakteri/virus)
Pendidikan Kesehatan Tentang
masalah tersebut ditandai dengan
Penanganan Kejang Demam Pada
peningkatan suhu tubuh dari kedua pasien,
Anak Balita Terhadap Tingkat
dan kulit teraba hangat. Masalah tersebut
Kecemasan Pada Ibu. Jurnal
dijadikan sebagai diagnosa utama karena
Keperawatan, 7(2), 1–5.
apabila tidak sgera ditangani dapat
Https://Doi.Org/10.35790/Jkp.V7i2.
menyebabkan kejang berulang dan
24451
mengakibatkan komplikasi yang lebih
berbahaya diantaranya adalah terjadinya [2] Ayu, P., Nandari, P., Agung, A., Lely,
cidera fisik maupun jaringan bahkan dapat O., & Budiapsari, P. I. (2021).
menyebabkan terjadinya kematian. Hubungan Berulangnya Kejang
Demam Pada Anak Dengan Riwayat
Intervensi keperawatan pada An.A Kejang Di Keluarga. E-Journal Amj
dan An.D dilakukan yakni selama 3x24 jam (Aesculapius Medical Journal), 1(1),
dengan intervensi manajemen hipertermia 32–37.
yakni yang berupa dengan melakukan [3] Hamano, A., Yamada, A., Takada, T., &
identifikasii penyebab hipertermia (misi. Takeuchi, M. (2021). Pengelolaan
Dehidrasi, terpapar lingkungan panasi, Hipertermi Pada Anak Dengan
penggunaan incubator), monitoring suhu Riwayat Kejang Deman Sederhana Di
tubuh, sediakan lingkungan yangi dingin, Desa Krajan Banyubiru. 3(1), 1–2.
longgarkan atau lepaskan pakaian [4] Nova Ari Pangesti, Bayu Seto Rindi
memberikan cairani oral, Lakukan Atmojo, Kiki A. (2020). Penerapan
pendinginan eksternal (Dengan melakukan Kompres Hangat Dalam Menurunkan
kompres hangat pada dahi aksila dan leher), Hipertermia Pada Anak Yang
Berikan oksigen jikaiperlu, Anjurkanitirah Mengalami Kejang Demam
baring serta Kolaborasi pemberian cairan Sederhana. Nursing Science Journal
elektrolit serta intravena. (Nsj), 1(1), 29–35.
Https://Doi.Org/10.53510/Nsj.V1i1.
Implementasi keperawatan 18
dilakukan sesuai dengan tindakan [5] Putri, D. F. A., Penyami, Y., Hartono,
keperawatan manajemen hipertermia. M., & Anonim, T. (2022). Studi Kasus:
Implementasi dilakukan selama 3x24 jam. Asuhan Keperawatan Hipertermi
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan Pada Anak Dengan Kejang Demam
dengan baik atas bantuan keluarga serta 1,2,3,4.
tentunya kerjasama antar petugas
kesehatan yang lain. [6] Shobikhah;, I. N. (2020). Asuhan
Keperawatan Pada Anak Post Kejang
Hasil Evaluasi secara keseluruhan Demam Dengan Fokus Studi
setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengelolaan Hipertermi Di Rsu
yaitu terkait manajemen hipertermia pada Permata Blora.
kedua pasien didapatkan bahwa suhu tubuh Http://123.231.148.147:8908/Index.
dari kedua pasien bisa kembali normal Php?P=Show_Detail&Id=21456&Key
setalah dilakukan inmplementasi words=
keperawatan selama 3x24 jam dan suhu [7] SIKI DPP PPNI, T. P. (2018). Standar
tubuh An. A 37.1˚C serta suhu Tubuh An. D Intervensi Keperawatan Indonesia
36.6˚C. (Cetakan Ii). Dpp Ppni.
[8] Supartini, Y. (2014). Buku Ajar
Konsep Dasar Keperawatan Anak.

Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 104
MEDICAL JOURNAL OF AL-QODIRI
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 8, No. 2 Oktober 2023, Hal. 98-105
p-ISSN 2502-5635 dan e-ISSN 2774-9894

Jakarta: Egc. Demam Pada Balita Sebelum Dirawat


[9] Wahid Tri Wahyudi, Rilyani, R. E. Di Rumah Sakit Ahmad Yani Metro. 1,
(2019). Hubungan Pengetahuan Dan 69–80.
Sikap Ibu Dengan Penanganan Kejang

Analisis Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam Dengan Fokus Studi Pengelolaan
Hipertermia Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 105

Anda mungkin juga menyukai