SKRIPSI
OLEH
EVI ROSMANI
NIM.213001070121
ii
PRESISI DAN AKURASI HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI
TIMBANGAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU
KELURAHAN KASANG JAYA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI
TAHUN 2022
SKRIPSI
OLEH
EVI ROSMANI
NIM.213001070121
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Judul Tugas Akhir : Presisi Dan Akurasi Hasil Pengukuran Antropometri Berat
Badan dan Tinggi Badan Balita di Posyandu Kelurahan
Kasang Jaya Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang
Kota Jambi Tahun 2022
Nama : Evi Rosmani
NIM : 213001070121
Tanggal Sidang :
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada ujian
Sidang Skripsi
Jambi, 2023
Menyetujui
Pembimbing Skripsi
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Kebidanan
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Jambi
Pada tanggal : Februari 2023
Yang menyatakan
(Evi Rosmani)
iii
ABSTRAK
Dalam menilai atau menentukan status gizi anak dengan menggunakan standar
Antropometri. Kualitas data hasil penimbangan balita dapat diketahui dari presisi
dan akurasi hasil penimbanganPresisi dan akurasi dalam pengukuran antropometri
dapat dipengaruhi oleh orang yang melakukan pengukuran, instrument yang
digunakan dan informan atau responden. Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini meneliti tentang presisi
dan akurasi hasil pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan balita di
Posyandu Kelurahan Kasang Jaya Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang
Kota Jambi Tahun 2022. Penelitian dilakukan di Posyandu Kelurahan Kasang
Jaya wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Penelitian akan
dilaksanakan pada bulan Januari-Februari tahun 2023. Informan penelitian terdiri
dari 5 informan kader, 2 orang bidan dan lurah Tanjung pinang. Pengumpulan
data dengan melakukan observasi dan wawancara pada informan. Berdasarkan
hasil observasi pada kader dalam pengukuran berat badan dan tinggi balita didapat
bahwa sebagian besar kader memiliki kemampuan yang baik dalam mengukur
berat badan dan tinggi badan balita. terdapat 1 orang kader yang kurang tepat
dalam menangani anak yang ditimbang, terdapat 2 orang kader yang kurang
mampu dalam memasang alat pengukur berat badan balita dengan benar Juga
Posisi balita saat diukur TB. Perbandingan pengukuran berat badan anak dengan
menggunakan timbangan dacin dan digital didapat bahwa tingkat akurasi pada
saat melakukan pengukuran lebih presisi dengan menggunakan timbangan digital
dibandingkan dengan timbangan dacin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan dalam melakukan perbaikan sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan penimbangan balita khususnya di posyandu.
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
SD : SD N 143/IV/Tanjung Mudo Tahun 1996-1997
SMP : SMP N 01 Sungai Manau Tahun 2002-2003
SMA : SMK N Merangin Tahun 2005-2006
Perguruan Tinggi : D3 Akademi Kebidanan Merangin Tahun 2008-2009
S1 Kebidanan Adiwangsa Kota Jambi Tahun 2021-2022
Pengalaman Kerja:
Bidan PTT Tahun 2010-2016
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana dengan
berkat serta rahmat dan karunia-Nya. Skripsi yang berjudul “Presisi dan akurasi
hasil pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan balita di Posyandu
Kelurahan Kasang Jaya Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi
Tahun 2022” ini dapat diselesaikan oleh peneliti walaupun menemui kesulitan
maupun rintangan.
Penyusunan dan penulisan skripsi ini merupakan suatu rangkaian dari
proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi S1 Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Seno Aji S.Pd,M.Eng,Prac Selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi.
2. Ibu Subang Aini Nasution, SKM,.M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Ibu Diane Marlin, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi dan selaku
pembimbing yang banyak memberi arahan, bimbingan serta dorongan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Dosen dan Staf Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi yang telah banyak memberi ilmu dan
bimbingan selama penulis mengiuti pendidikan.
5. Teristimewa untuk Suami, anak dan orangtua yang sangat kucintai yang telah
memberikan kasih sayang, do’a, semangat dan dukungan kepadaku.
6. Teman-teman seperjuangan dalam suka mauapun duka atas semua dukungan
dan kebersamaan selama ini.
7. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari akan keterbatasan
kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada yang belum sempurna
baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu, penulis selalu terbuka
vii
atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Skripsi ini serta
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI..................... iv
ABSTRAK.................................................................................................... v
ABSTRACT................................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah............................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................. 3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 4
ix
4.3 Gambaran Presisi dan Akurasi Pengukuran Antropometri Berat
Badan di Posyandu Kelurahan Kasang Jaya Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2022........................... 21
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Kemampuan Kader Terhadap Pengukuran Antropometri
Berat Badan Balita di Posyandu Kelurahan Kasang Jaya Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2022................. 31
5.2 Gambaran Presisi Pengukuran Antropometri Berat Badan di
Posyandu Kelurahan Kasang Jaya Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2022............................................. 32
5.3 Gambaran Akurasi Pengukuran Antropometri Berat Badan di
Posyandu Kelurahan Kasang Jaya Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2022............................................. 34
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan........................................................................................... 36
6.2. Saran..................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 14
Bagan 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 15
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Karakteristik Informan.............................................................. 20
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Antropometri
2.2.1 Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthopos (tubuh) dan metros
(ukuran). Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh
manusia. Dalam bidang gizi, antropometri berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri adalah ukuran
tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh, komposisi tubuh,
tingkat umur dan tingkat gizi (Elfirayani, 2022).
8
c. Sudah dikalibrasi
d. Tidak menggunakan timbangan pegas untuk anak berumur lebih
dari 6 bulan
e. Memiliki Standar Nasional Indonesia
f. Untuk dacin, kapasitas 25 kg
g. Untuk baby scale, kapasitas maksimal 20 kg
h. Untuk timbangan digital dan tared scale, maksimal kapasitas 150
kg
i. Infantometer (papan panjang badan) untuk mengukur panjang
badan anak usia di bawah 2 tahun. Panjang maksimum 150 cm
j. Microtoise untuk mengukur tinggi badan anak usia di atas 2 tahun
dengan cara berdiri. Panjang maksimum 200 cm
2. Pemeliharaan alat:
a. Timbangan digital yang menggunakan baterai, baterai pada
timbangan digital harus dilepas apabila tidak digunakan
b. Pada saat penyimpanan tidak boleh dibebani barang lain
c. Pastikan kebersihan alat dan tidak ada beban lain di atas timbangan
apabila akan digunakan
d. Dikalibrasi secara berkala, apabila hasil tidak akurat, maka alat
tidak dapat digunakan
e. Untuk infantometer, saat akan digunakan, pastikan ujung papan
baca sudah berada pada angka nol. Bila belum, sesuaikan dengan
cara memutar tuas sampai angka menunjukkan angka nol. Bila
tidak bisa nol, maka alat tidak dapat digunakan
f. Alat ukur tinggi badan sebaiknya disimpan pada suhu ruang dan
terhindar dari udara yang lembab
g. Alat dikalibrasi secara berkala dengan menggunakan penggaris
kayu. Apabila hasilnya tidak akurat maka alat ukur tidak dapat
digunakan
3. Persiapan Dacin:
a. Gantung dacin pada tempat yang kokoh
10
b. Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku
timbang tidak dalam posisi lurus, maka timbangan perlu diganti
dengan yang baru.
c. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
d. Pastikan bandul geser berada pada angka NOL.
e. Pasang sarung timbang pada dacin.
f. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang
dengan memberi kantung plastik/bandul berisikan pasir/
beras/kerikil di ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas
tegak lurus. Diupayakan bandul penyeimbang dapat digeser/
dikurangi dan ditambah kerikil untuk menyesuaikan berat sarung
timbang.
4. Persiapan timbangan digital:
a. Pasang baterai pada timbangan digital
b. Letakkan timbangan di tempat yang datar dan cukup cahaya
c. Nyalakan timbangan, dan pastikan angka yang muncul pada layar
baca adalah 0,0
d. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan anak timbangan minimal 5
kg
5. Persiapan Alat ukur panjang badan/ infantometer/ length board
a. Pilih meja atau tempat yang datar dan rata. Siapkan alat ukur panjang
badan
b. Lepaskan kunci pengait yang berada di samping papan pengukur
c. Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat
menempelnya kepala dan pastikan meteran menunjuk angka nol
dengan mengatur skrup skala yang ada di bagian letak kaki balita
d. Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar
e. Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat
menempelnya kepala dan pastikan meteran menunjuk angka nol
f. Geser kembali papan penggeser pada tempatnya
11
hasil penimbangan.
b. Jika anak berumur 2 tahun dan akan berdiri di atas timbangan,
timbang berat anak sendiri. Jika anak melompat dari timbangan atau
tidak mau berdiri, gunakan prosedur penimbangan seperti di atas.
1) Nyalakan timbangan. Ketika angka 0.0 tampak pada layar baca,
timbangan siap digunakan.
2) Lepaskan sepatu, pakaian luar anak dan aksesoris lainnya.
Upayakan anak ditimbang dengan pakaian seminimal mungkin.
3) Anak berdiri tepat di tengah timbangan dan tetap berada di atas
timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar
timbangan.
4) Baca dan catat berat badan anak.
9. Cara mengukur panjang badan anak
a. Kain sarung yang dibawa ibu digunakan sebagai alas.
b. Telentangkan anak di atas papan pengukur yang telah dialasi dengan
posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus
(papan yang tidak dapat bergerak).
c. Pengukur utama berdiri disamping kanan anak untuk menekan dengan
lembut lutut anak dan memastikan telapak kaki anak rata dengan
papan geser, jari-jari kaki anak menunjuk ke atas. Bila sulit dilakukan,
dibenarkan hanya satu telapak kaki yang menempel tegak lurus di
papan geser.
d. Asisten pengukur berdiri di bagian kepala anak untuk memastikan
puncak kepala anak menempel pada bagian papan yang statis, posisi
kepala anak sesuai dengan garis Frankfort tegak lurus terhadap papan
pengukur.
e. Pastikan ibu berdiri di dekat anak, untuk menenangkan anak tanpa
mengganggu proses pengukuran.
f. Setelah papan geser dipastikan menempel tegak lurus dengan telapak
kaki anak, pengukur utama membaca hasil panjang badan anak dari
angka kecil ke besar dan catat pada buku bantu/register.
13
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Meningkatkan ketersediaan,
aksesibilitas, kualitas, dan penggunaan
informasi
Sumber data,
Penguatan system
manajemen data,
informasi kesehatan
diseminasi
Systematic Eror/Kesalahan
Random Eror/Kesalahan
Sistematik
Acak
Kemampuan Pengukuran
Antropometri
Kader Berat Badan dan
Tinggi Badan
15
16
2. Data Sekunder
Sumber data yang didapatkan yang bersumber pada catatan-catatan,
sumber tidak langsung, sumber data yang didapat dari sumber pertama baik
individu atau perorangan dari hasil wawancara. Data ini merupakan data
yang bersumber dari aparatur kelurahan yang merupakan data berhubungan
langsung dengan peneliti. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia
dalam berbagai bentuk. Biasanya data ini lebih banyak sebagai data statistik
atau data yang sudah diolah. Data sekunder umumnya berupa data bukti,
catatan, atau data dokumenter.
HASIL PENELITIAN
20
21
kurang tepat dalam menangani anak yang ditimbang dan yang perlu
diperhatikan saat menimbang anak karena pada saat pengukuran anak
mengeluarkan 1 kakinya sehingga akan didapatkan hasil yang kurang
maksimal dalam mengukur berat badan balita.
Hasil wawancara mendalam pada informan kader mengenai kemampuan
kader dalam melakukan pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan
balita dalam menyebutkan syarat umum alat timbangan dan pengukur TB.
Berikut ini uraian hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai
berikut:
Informan 1:
“…menurut saya syarat umum alat timbangan dan pengukur TB itu
alatnya harus akurat dan anaknya tidak rewel…”
Informan 2:
“…syarat umum nya tempat posyandu, timbangan dan perlengkapan kita
mengukur…”
Informan 3:
“…setahu saya syarat untuk posyandu itu alatnya akurat, kondisinya
baik, sebelum ukur posisi bandul 0 sama anak balita yang kita ukur…”
Informan 4:
“…syarat umum yang harus dipersiapkan itu timbangannya bagus dan
anak yang ditimbang tenang…”
Informan 5:
“…menurut saya syarat-syaratnya timbangan, meja, alat pengukur TB
sama buku…”
Informan 3:
“…saya ikut di puskesmas 1 tahun sekali selalu mengadakan…”
Informan 4:
“…saya pernah ikut di puskesmas dan kantor camat…”
Informan 5:
“…pernah saya pernah ikut…”
Hasil wawancara mendalam pada informan kader mengenai akurasi dan
presisi hasil penimbangan dan pengukuran TB. Berikut ini uraian hasil
wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut:
Informan 1:
“…balita ditimbang berkali-kali dan tinggi badan diukur berkali-kali
sampai 3 kali dan timbangan yang digunakan dengan dacin dan digital.…”
Informan 2:
“…ditimbang berkali-kali dan pakai timbangan dacin untuk tinggi badan
diukur berkali-kali yaitu 2 kali baru dapat hasil…”
Informan 3:
“…ditimbang dan anak tidak boleh bergerak saat ditimbang untuk tinggi
badan dilakukan berkali-kali dan berulang-ulang…”
Informan 4:
“…ditimbang dengan menggunakan dacin dan digital dan timbangan
sudak diakurasi. Untuk tinggi badan harus diukur berulang-ulang…”
Informan 5:
“…balita ditimbang 2 kali dan menggunakan timbangan digital, tinggi
badan harus diukur berkali-kali supaya hasinya akurat…”
Hasil wawancara mendalam pada informan bidan dalam mengawasi
kader dalam melakukan persiapan untuk menimbang dan mengukur TB balita.
Berikut ini uraian hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai
berikut:
Informan 1:
“…kami petugas kesehatan selalu mengawasi dengan melihat terlebih
dahulu alat yang digunakan masih berfungsi dengan baik atau tidak…”
Informan 2:
24
PEMBAHASAN
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat disampaikan
sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Puskesmas Tanjung Pinang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
melakukan perbaikan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan
penimbangan balita khususnya di posyandu seperti melaksanakan
pelatihan ataupun penyegaran kader secara preriodik serta melakukan uji
presisi dan akurasi secara berkala terhadap hasil penimbangan yang
dilakukan kader posyandu, dan mengevaluasi penggunaan dacin sebagai
alat penimbangan balita. Alat pengukuran antropometri dilakukan kalibrasi
ulang untuk ketepatan hasil ukur.
36
37
Fitriya. 2017. Pentingnya Akurasi Dan Presisi Alat Ukur Dalam Rumah Tangga.
Jurnal. Universitas Muhamadiyah Riau.
Marfuah. 2022. Pola Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu.AE Medika.
Jakarta.
I. Petunjuk Umum
1. Wawancara diawali dengan permohonan izin, membuat kesepakatan
mengenai kontrak waktu, tempat dan durasi yang diperlukan.
2. Sampaikan ucapan terimakasih karena telah bersedia meluangkan waktu
untuk diwawancarai. Hal ini penting untuk menjalin hubungan baik.
3. Memperkenalkan nama peneliti
4. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara.
II. Petunjuk Wawancara dan Observasi
1. Pembukaan
a. Tampil secara baik, membangun kesetaraan, bersikap ramah, dan
menciptakan kenyamanan.
b. Informan bebas untuk menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan
komentar.
c. Jawaban tidak ada yang salah atau benar, karena wawancara ini untuk
penelitian bukan untuk penilaian.
d. Tunjukkan bahwa peneliti berkonsentrasi untuk menyerap semua
informasi dari informan.
e. Melakukan observasi kader dalam melakukan penimbangan dan
pengukuran tinggi badan balita yang direkam melalui video handphone
2. Penutup
a. Memberitahu bahwa wawancara/observasi telah selesai.
b. Mengucapkan terima kasih atas ketersediaannya memberikan informasi
yang dibutuhkan.
c. Menyatakan maaf bila dalam wawancara terdapat hal-hal yang tidak
menyenangkan.
d. Bila dikemudian hari ada hal-hal dirasa kurang atau ada data-data yang
perlu ditambah, mohon kemudian informan untuk diwawancarai lagi.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Bila Bapak/Ibu bersedia ikut serta dalam penelitian ini, mohon untuk
menandatangani lembar persetujuan ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terima kasih.
Peneliti,
( )
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN
Jambi, 2022
Yang Menyatakan
( )
Pedoman Wawancara dan Observasi Kader
1. Apakah kader mampu menyebutkan syarat umum alat timbangan dan alat
pengukur tinggi badan balita?
2. Apakah kader pernah mengikuti pelatihan tentang antropometri balita?
3. Bagaimana kemampuan kader dalam melakukan persiapan alat timbangan
(dacin)?
4. Bagaimana kemampuan kader dalam melakukan pengukuran berat badan
balita?
5. Bagaimana presisi kader dalam melakukan pengukuran berat badan balita?
6. Bagaimana akurasi kader dalam melakukan pengukuran berat badan balita?
7. Bagaimana kemampuan kader dalam melakukan persiapan alat ukur tinggi
badan balita?
8. Bagaimana kemampuan kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan
balita?
9. Bagaimana presisi kader dalam melakukan pengukuran tinggi balita?
10. Bagaimana akurasi kader dalam melakukan pengukuran tinggi balita?
11. Bagaimana kemampuan kader dalam memelihara peralatan timbangan dan
pengukur tinggi badan balita?
Pedoman Wawancara Bidan
1. Apakah bidan mengawasi kader dalam melakukan persiapan timbangan dan
pengukuran tinggi badan balita?
2. Apakah bidan mengawasi kader dalam melakukan penimbangan dan
pengukuran tinggi badan balita?
3. Apa upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan kader dalam
melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan agar mendapatkan
hasil presisi dan akurasi yang baik?
4. Apakah bidan mengetahui hasil presisi dan akurasi dari hasil antropometri
yang dilakukan kader?
5. Apakah bidan mengawasi pemeliharaan peralatan timbangan dan
pengukuran tinggi badan balita oleh kader?
6. Apakah bidan mengawasi dalam kalibrasi peralatan untuk pengukuran
antropometri balita di posyandu?
Pedoman Wawancara Lurah
1. Apakah pihak kelurahan memfasilitasi pelatihan kader tentang antropometri
balita?
2. Apakah pihak kelurahan membantu dalam memberikan peralatan untuk
pengukuran antropometri balita di posyandu?
3. Apakah pihak kelurahan membantu dalam kalibrasi peralatan untuk
pengukuran antropometri balita di posyandu?
4. Apakah pihak kelurahan membantu mengawasi peralatan yang digunakan
untuk pengukuran antropometri balita di posyandu?
LEMBAR OBSERVASI
Jambi, 2022
Kepala Puskesmas Tanjung Pinang
( )
DOKUMENTASI
Keterangan: Wawancara pada
4
5
10
Diketahui
Ka.Prodi S1 Kebidanan