Kota Yogyakarta
Markhistun N, SKM.MPH
Adminkes ahli ,seksi kesga gizi
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
Peraturan WalikotaYogyakarta No 41 tahun
2021 Tentang RAD Program 8000 HPK
• Perlu 8000 hari seorang anak berkembang menjadi dewasa
• Perhatian pada 1000 HPK sangat penting, sama pentingnya untuk memperhatikan 7000 hari berikutnya
• Tetapi juga penting memperhatian kelompok usia berikut:
• 5-9 tahun: infeksi dan kurang gizi tetap menjadi hambatan untuk perkembangan fisik dan mental. Selain itu angka kematian usia ini
lebih tinggi dari diperkirakan.
• 10 – 14 tahun: perumbuhan pesat secara fisik dan perubahan psikologis terkait dengan masa pubertasnya.
• 15 – 19 tahun: pertumbuhan otak yang lebih terstruktur terkait dengan perilaku yang ekspoloratif dan perilaku coba-coba
• Disain intervensi kesehatan pada usia 5-19 tahun dapat meningkatkan secara bermakna investasi pada pendidikan dan
pendidikan yang dirancang dengan baik akan memberikan tingkat lkesehatan mereka yang lebih baik.
• Penting untuk memberikan focus pelayanan kesehatan pada bayi, anak dan remaja dengan memperhatikan tahapan
fisiologis dan psikologis dalam 8000 hari pertama kehidupan.
Pendekatan Sepanjang Hayat (Lifecourse)
Kesehatan Ibu & Bayi Kesehatan Anak & Remaja Kesehatan Reproduksi Kesehatan Lansia
60 tahun
20 - 59 lebih
15-19 tahun
10-14 tahun
5-9 tahun
3-4 tahun
0-2 tahun
tahun
1000 HPK
8000 HPK
Pendakatan Sepanjang Hayat dalam
Kesehatan
• Pendekatan sepanjang hayat (life course) merupakan pendekatan dalam memahami pengalaman kesehatan pada awal
kehidupan akan menentukan pengalaman kesehatan pada masa-masa berikutnya.
• Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada aspek kesehatan secara biomedis semata-mata tetapi juga memperhatikan
faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan.
• Berdasarkan pemahaman ini maka WHO merekomendasikan bahwa kesehatan perlu dilihat sebagai tahapan sebagai
berikut:
• Kesehatan Ibu dan Bayi
• Kesehatan anak dan Remaja
• Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan Usia Lanjut
• Dalam RAD ini akan difokuskan pada pelayanan kesehatan pada kesehatan ibu dan bayi, anak dan remaja serta kesehatan
reproduksi.
Kerangka Konseptual
Intervensi dan kebijakan sosial, pendidikan, dan ekonomi
Pengaruh Remaja:
Prekonsepsi dan Perkembangan Pubertas dan
Dewasa
perkembangan Awal Anak transisi peran
prenatal Sosial
Kebijakan kesehatan
Upaya Pencegahan dan Perawatan Kesehatan
Ruang Lingkup Program Kesehatan Anak dan
Remaja
Analisis Situasi Kesehatan Ibu Anak
Kota Yogyakarta
Masalah Kematian Ibu, Bayi dan Balita
SMP/ MTS
• 59 Sekolah
SMA/ • 75 Sekolah
SMK/MA
50000
18235
5,84%
40000 42,91%
1996
30000
9021
40424
20000 34176
21025
10000
0
SASARAN CAPAIAN
SD/ MI SMP/ MTS SMA /SMK/MA
Sumber : Webpenjarkesdiy
STATUS GIZI ANAK SEKOLAH
10000
9530
9000
8000
7000
6000 5484
5000
4000 3194
2626 2850
3000
1386 1929
2000 1278 965
682 848 500 691
1000 115 219 173 150 225
0
9000
7862
8000
7000
6000
4244
5000
4000 2714
3000
2162
1287
2000 725 403 374 132 49 45
1000
0
KARIES GIGI RESIKO MEROKOK RESIKO NAPZA MASALAH KESPRO
80
Persentase
60
40
20
1 2 3 4
TAHUN 2017 2018 2019 2020
FE REMAJA (%) 77,14 89,4 83,8 95,9
TARGET 30 30 30 50
Tantangan Program
Upaya Kesehatan:
• Kesehatan untuk anak usia 5-19 tahun masih difokuskan pada upaya kesehatan di sekolah. Secara
sistematik belum ada upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk anak dan remaja.
• Upaya kesehatan sekolah masih terbatas pada screening kesehatan untuk kelas-kelas tertentu
• Upaya perbaikan gizi pada usia 5-19 belum menjadi prioritas
• Pencegahan cedera karena kecelakaan maupun kekerasan sebaya belum menjadi bagian dari upaya
kesehatan sekolah dan masyarakat.
• Upaya pencegahan perilaku berisiko merokok, alkohol dan narkoba belum menjadi domain dari upaya
kesehatan bagi anak dan remaja. Pendekatan lebih banyak pendekatan keamanan-kriminalitas dari
pada kesehatan masyarakat.
• Pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak dan remaja belum mengacu pada pendidikan seksualitas
komprehensif.
• Akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi, kesehatan anak dan remaja masih belum optimal
dan masih perlu ditingkatkan.
Tantangan…
SDMK:
• puskesmas yang wilayah kerjanya hanya satu kelurahan maka beban kerjanya akan lebih sedikit dibandingkan dengan
puskesmas yang wilayah kerjanya lebih dari satu kelurahan;
• Belum semua kebutuhan SDMK di puskesmas dapat terpenuhi, sehingga jumlah keberadaan SDMK masih dibawah jumlah
yang dibutuhkan
• Kepatuhan terhadap standar pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan belum seperti yang diharapkan
Pembiayaan:
• presentase anggaran bidang kesehatan dalam APBD terhadap total APBD Kota Yogyakarta sebesar 16.93% dengan rincian
persentase belanja langsung bidang kesehatan sebesar 13.42% dan persentase belanja tidak langsung sebesar 3.51%.
• Keterbatasan sumber daya strategis yang berkualitas untuk mendukung program kesehatan keluarga di Dinas Kesehatan
maupun di Puskesmas
Sistem Informasi:
• Integrasi berbagai inovasi dalam sistem informasi kesehatan di Kota agar bisa memberikan data yang sesuai dengan
kebutuhan upaya pelayanan kesehatan (promotif, preventif dan kuratif) bagi anak dan remaja
• Pelaporan berbasis puskesmas belum terintegrasi dengan laporan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
• Belum berjalannya sistem pelaporan diarahkan melalui 1 pintu dan belum optimalnya penguasaan data dan informasi
manajemen kesehatan keluarga (PWS, AMP, DTPS, Supfas
Tantangan…
Kerja sama lintas sektor:
• kurang optimalnya untuk menyikapi determinan sosial status kesehatan pada anak dan
remaja
• belum optimalnya kerjasama antar sektor terkait, lintas program dan organisasi profesi
serta perguruan tinggi untuk mendukung upaya terkait kesehatan reproduksi, UKS dan lain-
lain.
• Kurang optimalnya pelibatan fasyankes swasta dalam hal peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan keluarga.
Pemberdayaan Masyarakat:
• Belum optimalnya peran masyarakat/pemberdayaan masyarakat dalam program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
• Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan keluarga relatif masih rendah.
Potensi Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu,
Kesehatan Bayi, Kesehatan Anak, dan Kesehatan
Remaja di Daerah
Kebijakan/Regulasi Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah sudah memiliki beberapa regulasi yang mendukung upaya
peningkatan kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja di Daerah:
• Peraturan Walikota Yogyakarta No 14 Tahun 2019 tentang Pelimpahan Sebagian
Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan
Pemerintah Daerah
• Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemberian Asi
Eksklusif
Jejaring Pemerintah Daerah dalam implementasi program tidak hanya melibatkan
lintas sektor pemerintahan akan tetapi juga telah terbentuknya jejaring dengan
akademisi, organisasi non pemerintah, dan organisasi profesi.
DUKUNGAN REGULASI
• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan Dalam
Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 No. 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 859);
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679); - 69 –
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
• Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Dan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 tentang Perlindungan Anak;
• Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);
• Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 58;
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 825);
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1185);
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sebelum Melahirkan,
Penyelenggaraan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual;
• Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB/2014. Nomor 73 Tahun 2014,
Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
• Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;
• Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Buku KIA;- 70 –
• Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2016 tentang Kelurahan Siaga Kota Yogyakarta
• Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2019 tentang pelimpahan sebagian kewenangan Walikota kepada Camat untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah
D. Tujuan dan Sasaran Strategis
• Tujuan umum dari RAD Program 8000 HPKini adalah mempersiapkan generasi bangsa
yang unggul pada tahun 2045 melalui pemenuhan akses pelayanan Kesehatan Ibu,
Kesehatan Bayi, Kesehatan Anak, dan Kesehatan Remaja yang berkualitas.
• Adapun yang menjadi tujuan khususnya adalah
1) Meningkatkan cakupan, kualitas dan keberlangsungan pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi;
2) Meningkatkan cakupan, kualitas dan keberlangsungan Kesehatan Anak dan remaja; dan
3) Meningkatkan cakupan, kualitas dan keberlangsungan pelayanan kesehatan reproduks
Balita
KEPALA
DINAS
BIDANG
SEKRETARIS
KESMAS
8000
BIDANG
REGULASI
HPK BIDANG
YANKES
BIDANG
UPT
P2P
Surveilans & SIK
1. Membuat sitem pendataan
berbasis NIK
2. Sistem data yang terintegrasi
Farmasi, Alkes & Manmin
mendukung 8000 HPK
1. Obat , obatan, TTD
PTM & JIWA 2. Reagent
3. Alat Kesehatan, USG, EKG Keuangan
01 1. Sekrening untuk mendukung
Program 8000 HPK Pengembangan SDMK 1. Dukungan Keuangan
2. Sekrening Anak sekolah, 2. Pertanggungjawaban SPJ
Remaja
03 1. Pelatihan Teknis USG 05
3. Posbindu Remaja 2. Penyusunan Anjab Baru Umpeg
Regulasi 1. Mendukung fasilitas umum
P2PM
1. Penegakan Aturan Perencanaan
1. Sekrening Penyakit
Menular. 2. Sanksi Bagi Yang Melanggar
SOP Pelayanan 1. Penganggaran , perencanaan
2. Imunisasi
8000 HPK
3. Berbasis hak.
•Mengkontekstualisasikan pelayanan
kesehatan sebagai bagian dari
kesehariannya
•Lihat kemungkinan untuk membuat
kepurtusan yang terbaik bagi dirnya
5. Cost-effective: Gaya
komunkasi
Bentuk
layanan
prosedur keterlibata
•Menjamin kerahasiaan
n orang tua
•Mendukung pemenuhan hak anak dan
remaja
•Memperhatikan persetujuan dari anak •Mendukung orang tua sebagai wali yang
dan remaja keterlibatannya sesuai dengan keinginan
•Mengurangi beban keuangan bagi remaja
remaja •Mendukung orang tua agar mampu
•Rujukan ke layanan kesehatan yang ada mendukung anak untuk mengakses
di masyarakat layanan secara mandiri
Strategi 1: Penguatan kebijakan pemerintah daerah untuk
mendukung pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja
• Pengembangan kebijakan operasional yang mendukung perbaikan kualitas gizi bagi anak dan
remaja yang mencakup kebijakan: sanitasi, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan.
• Penetapan mekanisme koordinasi lintas sektor secara rutin sebagai upaya meingkatkan
keterlibatan dan komitmen lintas sector dalam mendukung program kesehatan ibu, bayi, anak
dan remaja.
• Melengkapi petunjuk teknis bagi puskesmas, sekolah, masyarakat serta lintas sector dalam
mendukung pelaksanaan program kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja
• Pengembangan kebijakan operasional untuk mengurangi perkawinan dini, kehamilan tidak
diinginkan dan persalinan remaja.
• Pengembangan kebijakan inovatif dan integrative yang mendukung meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan anak dan remaja melalui pengembangan platform digital yang
mempromosikan kesehatan reproduksi, gizi, anti kekerasan, anti rokok, alcohol dan narkoba,
pencegahan kecelakaan lalulintas serta promosi tentang literasi dan pelayanan kesehatan jiwa
dan pencegahan obesitas.
Strategi 2: Meningkatkan kapasitas layanan kesehatan dengan berfokus pada
pendekatan sepanjang hayat (siklus hidup) – Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Bayi
A. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
1. Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Ibu
• Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
• Pelayanan Kesehatan Masa Hamil
• Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan
2. Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Bayi
• Pelayanan Kesehatan Janin dalam Kandungan
• Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
• Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah
3. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan yang menangani Kesehatan Ibu dan Bayi
• Pengutan secera berkelanjutan ketrampilan tenaga kesehatan melalui pelatihan klinis;
• Memperkuat strategi MTBS dalam pelayanan puskesmas dengan bekerja sama dengan fakultas kedokteran
atau kesehatan masyarakat
• Memperkuat kualitas layanan bagi ibu dan anak di puskesmas dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat
pertama;
• Memperkuat ketrampilan kader posyandu balita untuk meingkatkan kapasitas orang tua dalam pengasuhan
dan mendukung perkembangan anak
• Melakukan penjaminan mutu atas kualitas layanan di tingkat masyarakat, FKTP dan FKTR
Strategi 2: Pelayanan Gizi
B. Peningkatan Kualitas Gizi bagi ibu, bayi, anak dan remaja
1. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada 1.000
hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anak usia 23 bulan), balita,dan remaja
2. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, higiene, dan
pengasuhan;
3. Pemantauan dan Promosi Pertumbuhan dengan Fokus pada Anak Baduta Hingga Balita
4. Identifikasi dan Pengobatan pada Anak Kurang Gizi Akut di Tempat yang Berisiko Tinggi Promosi
Penanganan Gizi Anak Sakit yang Optimal
5. Perkembangan Anak Usia Dini
6. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat/UKBM (Posyandu dan Pos PAUD);
7. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi;
8. Pelaksanakan kebijakan fortifikasi pangan;
9. Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung oleh
peningkatan kapasitas pemerintah kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi
Strategi 2: Pelayanan Kesehatan Reproduksi
A. Tingkat Masyarakat
1. Pendidikan gizi bagi calon ibu
2. Promosi pelayanan kesehatan antenatal bagi calon pengantin dan keluarga muda
3. Pencegahan infeksi saluran reproduksi dan menular seksual
4. Pencegahan kekerasan berbasis gender
5. Promosi dan pencegahan kanker payudara dan serviks
6. Suplementasi Folic Acid
7. Promosi Imunisasi Hepatitis B
8. Pendidikan tentang kontrasepsi
B. Tingkat Layanan
1. Deteksi dan perawatan infeksi saluran rerpoduksi dan IMS
2. Layanan korban kekerasan terhadap perempuan
3. Penapisan kanker serviks dan payudara
4. Pelayanan kontrasepsi
5. Tata laksana komplikasi prosedur kontrasepsi
Strategi 2: Kesehatan Anak dan Remaja
B. Program Berbasis Masyarakat
1. Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
A. Program Berbasis Sekolah termasuk HIV dan AIDS
2. Gerakan Remaja Bertanggungjawab (GRBJ) – Positive
1. Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi termasuk HIV Youth Development
dan AIDS 3. Distribusi Mikronutrient
2. Makanan Sehat dan Suplementasi mikronutrien 4. Vaksinasi dan Kecacingan
3. Vaksinasi lanjutan dan tambahan (HPV)
5. Pencegahan Cedera dan Kekerasan Sebaya
6. Pendidikan berlalulintas dan keamanan berkendaraan
4. Penangan Cedera dan Korban Kekerasan
7. Pencegahan merokok, konsumsi alkohol
5. Kebijakan membawa kendaraan bermotor di sekolah dan penyalahgunaan narkoba
Pendidikan berlalu lintas 8. Deteksi dini permasalahan kesehatan jiwa
9. Pengembangan Pendidik sebaya melalui inisiasi
6. Pencegahan merokok, konsumsi alkohol penyalahgunaan
Posyandu Remaja
narkoba
10. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
7. Penyediaan layanan kesehatan jiwa melalui Bimbingan Konseling 11. Aktivitas fisik/olah raga
8. Penapisan kesehatan fisik
9. Pencegahan obesitas
Strategi 3: Penguatan surveilans, pemantauan dan
evaluasi program untuk pengembangan program
berbasis bukti
• Peningkatan jejaring surveilans untuk kesehatan kjeluarga termasuk surveilans gizi dan pemantauan
pertumbuhan;
• Mengembangkan registry penyebab kematian dan registri penyakit beserta faktor risikonya bagi anak dan
remaja
• Memperkuat sistem informasi kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja yang berbasis lintas sektor (Dikbud,
Kemenag, Dinkes, Dishub, Polisi, BNN, JKN, puskesmas, sekolah/universitas, fasyankes swasta, dll)
• Melakukan pelatihan tenaga surveilans untuk memperkuat manajemen data dan analisis untuk perencanaan dan
advokasi
• Membuat analisis, diseminasi dan penyusunan policy brief berdasarkan data program
• Membangun linkage antara SI PTM, Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan SI Kesehatan Keluarga.
• Mengadakan pertemuan berkala dengan institusi yang yang memiliki program yang menargetkan kesehatan
anak dan remaja termasuk LSM
• Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi lintas sektor dalam pelaksanaan RAD dan penyusunan laporan
tahunan kemajuan pencapaian Rencana Aksi Daerah
Strategi 4: Mobilisasi Sumber Daya
1. Mobilisasi sumber dana dalam APBN dan APBD, termasuk Public Private Partnership dan
Corporate Social Responsibility dan mitra pembangunan internasional
2. Meningkatkan kemitraan dengan mitra pembangunan untuk bantuan teknis dan keahlian
3. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha
4. Meningkatkan kemitraan dengan Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan, termasuk dengan
Forum Anak, Forum Remaja atau Himpunan Siswa Sekolah/Mahasiswa
5. Meningkatkan kerjasama dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
antar Dinas dan Lembaga Daerah
6. Advokasi kepada legislatif dan pimpinan daerah untuk akselerasi pemenuhan layanan
kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja
7. Menjaga kesinambungan pelaksanaan program kesehatan keluarga yang menggunakan
pendekatan 8000 HPK
8. Mengintegrasikan Upaya interrasi 8000 HPK di dalam kesehatan keluarga ke dalam Renstra
DInas Kesehatan dan Pemerintah Kota Yogyakarta
Peran Lintas Sektor
• Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah/ BAPPEDA
• Dinas Kesehatan
• Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja
• Dinas Perindustrian
• Dinas Kimpraswil
• Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
• Dinas Sosial
• Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
• Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
• Dinas Pertanian dan Pangan
• Dinas Pendidikan
• Kementerian Agama
• LSM
• Fasyankes Swasta
• Dunia Usaha/KADIN
• Lembaga Internasional (UNICEF, UNFPA)
Pembiayaan