Anda di halaman 1dari 114

SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SALEWANGENG KAB.WAJO
TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

NURUL ARIFQAH
1714201042

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGGRIMAGGALATUNG
KABUPATEN WAJO
2021
SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SALEWANGENG KAB.WAJO
TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

NURUL ARIFQAH
1714201042

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGGRIMAGGALATUNG
KABUPATEN WAJO
2021

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

NURUL ARIFQAH
17 14201 042
Skripsi ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji dan disetujui sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas

Puangrimaggalatung.

Sengkang, 2021

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Fitriani, S.Kep.,Ns.,M.Kes Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN. 0902028506 NIDN. 0903068604

Mengetahui

Ketua Program Studin S1 keperawatan

Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN. 0903068604

iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini diajukan :

Nama : Nurul Arifqah

Nim : 17 1420 1042

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : “FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU

HAMIL DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS

SALEWANGENG KAB. WAJO 2021 ”

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji Ujian Skripsi dan diterma

sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang pada hari tanggal 2021.

Tim Penguji

Ketua : Fitriani, S.Kep.,Ns.,M.Kes (………………………….)

Sekretaris : Fatmawati S.Kep.,Ns.,M.Kes (………………………….)

Anggota : Rosmiati, S.ST., M.Kes (………………………….)

: Eka Wulandari, SKM.,M.Kes (………………………….)


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nurul Arifqah

Nim : 17 1420 1042


Program Studi : S1 Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan
tulisan atau pemikiran orang lain. Apabilah dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagaian atau keseluruhan karya ilmiah ini hasil karya orang
lain, saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut.

Sengkang, 10 Juli 2021

Yang menyatakan

Tanda tangan

NURUL ARIFQAH
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademik Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan


dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang, saya bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Nurul Ariqah
Nim : 17 1420 1042
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilmiah ( Skripsi)
Demi pengemabangan ilmu pengatahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Program Studi Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang Hak
Bebas Royalti Nonekslusif ( Non Ekslusive Royalty-Free Right ) atas karya ilmiah
saya yang berjudul : “Faktor factor yang berhubungan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas salewangeng Kab. Wajo 2021”
beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan) dengan hak Royalty Nonekslusif ini
Program Studi Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung
Sengkang Berhak Menyimpan, mengalih media/formatkan, mengolah dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya ilmiah
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Sengkang
Pada tanggal : 10 Juli 2021

Yang menyatakan :

NURUL ARIFQAH

vi
ABSTRAK

Nurul Arifqah

“FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SALEWANGENG
KAB.WAJO TAHUN 2021”

Dibimbing oleh : Fitriani & Fatmawati

Anemia dalam kehamilan merupakan ibu hamil yang mengalami defisiensi


zat besi dalam darah. Selain itu, anemia dalam kehamilan juga dapat diartikan
sebagai suatu kondisi dimana ibu dengan kadar Hb < 11 gr%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia di wilayah kerja UPT Puskesmas
Salewangeng Kab.Wajo tahun 2021.
Metodologi penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan
cross sectional dan untuk menganalisis data menggunakan uji Fisher. Data
didapatkan dengan metode survey atau kuesioner yang diberikan kepada ibu hamil
yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya sebanyak 18 sampel.
Adapun tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Accidental
Sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur (p) 0,005 ANC (p) 0,020
paritas (p) 0,056 status gizi (p) 0,025 pengetahuan (p) 0,043 dan kepatuhan
konsumsi Fe (p) 0,005 berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo tahun 2021.
Kesimpulannya ialah dari 6 variabel diantaranya umur, frekuensi ANC,
paritas, status gizi, pengetahuan ibu dan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
memiliki hubungan bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo tahun 2021.

Kata kunci : Anemia, frekuensi ANC, paritas, status gizi, pengetahuan.


Daftar Pustaka sebanyak 47 (2009 s/d 2021)

vii
ABSTRACT

Nurul Arifqah

"FACTORS RELATED TO THE EVENT OF ANEMIA IN PREGNANT WOMEN


IN THE WORK AREA OF UPT PUSKESMAS SALEWANGENG KAB. WAJO IN
2021"
Supervised by : Fitriani & Fatmawati

Anemia in pregnancy is a pregnant woman who has iron deficiency in the


blood. In addition, anemia in pregnancy can also be interpreted as a condition in
which the mother with Hb levels <11 g%.
The purpose of this study was to determine the factors associated with the
incidence of anemia in the working area of the UPT Puskesmas Salewangeng
Kab. Wajo in 2021.
The research methodology uses analytical methods with a cross sectional
approach and to analyze the data using Fisher's exact test. Data were obtained by
survey method or questionnaire given to pregnant women who visited to check
their pregnancy as many as 18 samples. The sampling technique in this study is
Accidental Sampling.
The results of this study indicate that age (p) 0.005 ANC (p) 0.020 parity (p)
0.056 nutritional status (p) 0.025 knowledge (p) 0.043 and compliance with Fe
consumption (p) 0.005 associated with the incidence of anemia in pregnant
women in the UPT work area. Salewangeng Health Center, Wajo Regency in
2021.
The conclusion is that from 6 variables including age, ANC frequency, parity,
nutritional status, maternal knowledge and adherence to consuming Fe tablets
have a significant relationship with the incidence of anemia in pregnant women in
the work area of UPT Puskesmas Salewangeng Kab. Wajo in 2021.

Keywords: Anemia, frequency of ANC, parity, nutritional status, knowledge.


Bibliography of 47 (2009 to 2021)

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021” dalam penyusunan skripsi ini ditulis sebagai salah satu

syarat untuk mengikuti ujian sidang pada Program S1 Keperawatan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.

Selama proses pembuatan skripsi ini masih banyak kesulitan dan

hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan serta

kerjasama dari semua pihak yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan

kesulitan itu dapat teratasi dengan baik.

Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas.

Hanya kata dan hanya berbentuk kalimat, namun sebagai seorang mahluk tak

luput dari khilaf maka layak jika penulis mengucapkannya pada mereka yang

telah menciptakan semacam imajinasi dan spirit juga semangat ketika penulis

mulai merangkai kata menuai bahasa. Bagaimanapun juga langkahku yang ada

sekarang ini tak akan pernah ada tanpa kehadiran mereka. Untuk itu

perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan penuh kerendahan hati

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Hj. Fibriani Sulianti Sanusi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan

Perguruan Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan, memberikan

bimbingan serta pengetahuannya.

ix
2. Bapak dr.H. Abdul Azis M, M.Kes, selaku Ketua Umum Yayasan Perguruan

Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan memberikan

bimbingan serta pengetahuannya.

3. Bapak Prof. Dr. Imran Ismail., M.S. selaku Rektor Universitas

Puangrimaggalatung yang telah membimbing dan memotivasi penulis.

4. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG., MARS selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung yang telah

memberikan bimbingan, dan motivasi kerja.

5. Ibu Rosmiati, S.ST., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung yang telah memberikan

bimbingan, dan dorongan serta pengalaman.

6. Ibu Fatmawati Darwis, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Universitas Puanggrimagalatung Yang Telah Memberikan

Bimbingan Serta Pengatahuannya dan Motivasinya.

7. Fitriani, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing 1 yang telah memberikan

bimbingan serta pengetahuan dan motivasinya.

8. Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan bantuan pengetahuan, saran dan masukan selama ini.

9. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberikan pengetahuan dan

bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti pendidikan.

x
10. Spesial untuk Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan dukungan baik

secara moril maupun spritual, dan untuk saudara-saudaraku tersayang.

11. Rekan-rekan Mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah ikut membantu dalam penyusunan proposal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini

masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga proposal ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, amin.

Sengkang, 20 Mei 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...........................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................4

C. Tujuan Penelitian............................................................................5

D. Manfaat penelitian..........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7

A. Tinjauan Umum Anemia................................................................7

B. Tinjauan Umum Ibu Hamil.............................................................13

C. Tinjauan UmumAnemia pada Ibu Hamil.......................................18

BAB III KERANGKA KONSEP..................................................................24

A. Dasar Pemikiran..............................................................................24

B. Bagan Kerangka Konsep................................................................27

C. Definisi Operasional.......................................................................28

D. Hipotesis ........................................................................................30

xii
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................32

A. Jenis Penelitian...............................................................................32

B. Waktu danTempat Penelitian..........................................................32

C. Populasi dan Sampel.......................................................................32

D. Pengumpulan dan Penyajian Data .................................................33

E. Analisa Data....................................................................................35

F. Etika Penelitian...............................................................................35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil................................................................................................39

B. Pembahasan....................................................................................49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.....................................................................................66

B. Saran...............................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Defenisi operasional dan kriteria objektif ..............................29

2. Tabel 5.1 Distribusi frekunsi berdasarkan nilai HB responden di


Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021 ..................40

3. Tabel 5.2 Distribusi frekunsi berdasarkan umur responden di


Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021...................41

4. Tabel 5.3 Distribusi frekunsi berdasarkan frekuensi ANC responden di


Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021 ..................41

5. Tabel 5.4 Distribusi frekunsi berdasarkan paritas responden di


Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021 ...................41

6. Tabel 5.5 Distribusi frekunsi berdasarkan status gizi responden di


Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021 ..................42

7. Tabel 5.6 Distribusi frekunsi berdasarkan tingkat pengatahuan


responden di Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun
2021.........................................................................................42

8. Tabel 5.7 Distribusi frekunsi berdasarkan kepatuhan mengkonsumsi


tablet Fe responden di Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo
Tahun 2021 ..........................................................................43

9. Tabel 5.8 Hubungan anemia dengan umur pada ibu hamil di wilayah
kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021
.................................................................................................44

10. Tabel 5.9 Hubungan anemia dengan Frekuensi ANC pada ibu hamil di
wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo
Tahun 2021 ...........................................................................45

11. Tabel 5.10 Hubungan anemia dengan Paritas pada ibu hamil di wilayah
kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021
.................................................................................................46

12. Tabel 5.11 Hubungan anemia dengan Status gizi pada ibu hamil di
wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo
Tahun 2021 ...........................................................................47

13. Tabel 5.12 Hubungan anemia dengan pengatahuan ibu pada ibu hamil
di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo
Tahun 2021 ...........................................................................48

xiv
14. Tabel 5.13 Hubungan anemia dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet
Fe pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas
Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021 ..................................49

xv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

1. WHO : Word Health Organization

2. Hb : Hemoglobin

3. RISKESDES : Riset Kesehatan Dasar

4. KEMENKES : Kementerian Kesehatan

5. AKI : Angka Kematian Ibu

6. BBLR : Berat BadanBayiLahirRendah

7. ANC : Ante Natal Care

8. Prevalensi : Proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu

dalam jangka waktu tertentu

9. Paritas : Jumlah persalinan yang pernah dialami ibu

10. Fe : Tablet Penambah darah

11. Partus : Persalinan

12. Aterm : Cukup bulan

13. KEK : Kekurangan Energi Kronis

14. PNC : Post Natal Care

15. HO : Hipotesis Nol

16. HA : Hipotesis Alternatif

17. Populasi : Seluruh Ibu hamil

18. Sampel : Bagian yang diambil dari populasi

19. HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Kuesioner di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kabupaten Wajo

Tahun 2021.

2. Lembar Persetujuan Responden

3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

4. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Program Studi Keperawatan

Universitas Puangrimaggalatung

5. Surat Izin/ Rekomendasi penelitian dari Balitbang Pemerintah Kabupaten

Wajo

6. Master Tabel Hasil Penelitian

7. Hasil Analisis uji Fisher Variabel Univariat dan Bivariat dengan SPSS 22

8. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

9. Dokumentasi Penelitian

10. Daftar Riwayat Hidup

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anemia merupakan kelainan darah (Hematology) yang ditandai

dengan keadaan penurunan hemoglobin (Hb) yang sering terjadi selama usia

kehamilan, selain itu anemia juga merupakan masalah kesehatan masyarakat

dunia yang dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas baik di

negara berkembang maupun di negara maju. (Melese,2020),(GA

Stevens,2013),(NIUgwu,2021). World Health Organization (WHO)

mendefinisikan anemia sebagai tingkat hemoglobin (Hb) <11 g/dl pada

kehamilan dan 10 g/dl postpartum. Saat ini, tidak ada rekomendasi WHO

mengenai perbedaan kadar hemoglobin untuk anemia pada trimester II, namun

diketahui bahwa selama trimester II kehamilan, konsentrasi hemoglobin

berkurang sekitar 0,5 g/dl (Filius,2019).

Anemia merupakan salah satu penyakit yang berbahaya, apabila hal ini

terjadi pada ibu hamil termasuk mengalami resiko keguguran, prematuritas,

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)dan bahkan bisa menyebabkan kematian

pada ibu dan janin(Filius,2019),(Melese,2020). Secara global, anemia ini di

perkirakan berkontribusi terhadap lebih dari 115.000 kematian ibu hamil dan

591.000 kematian prenatal per tahun (Kejela,2020). Artinya bahwa kematian

ibu hamil ini menjadi indikator utama dalam kesehatan masyarakat diseluruh

dunia.

1
2

Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan

dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi, dari hasil penelitian sebelumnya, persalinan

pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi didapatkan 12-28%

kematian janin, 30% kematian perinatal dan 7-10% angka kematian neonatal.

(Florencia T. Paendong dkk 2016).

Berdasarkan data dari (Riskesdas, 2018) menyatakan bahwa Angka

kejadian anemia dalam kehamilan di Indonesia mengalami peningkatan yaitu

pada tahun 2013 sebesar 37,1% dan meningkat pada tahun 2018 sebesar

48,9%. Tingginya pravalensi ini merupakan masalah yang tengah dihadapi

pemerintah Indonesia saat ini (Rismawati, S., & Rohmatin, E. (2018). Sampai

saat ini tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia masih

merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan bahkan dalam

empat tahun terakhir ini prevalensi anemia tidak menunjukan penurunan yang

cukupbermakna meskipun pemerintah telah melakukan upaya untuk

mengurangi prevalensi anemia ibu hamil, namun sampai sekarang permasalah

anemia ibu hamil belum sepenuhnya dapat teratasi (Purwandari et al., 2016)

Tingginya kejadian anemia dalam kehamilan ini disebabkan oleh

banyak factor. Adapun menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh (Tessa, 2019) mengatakan bahwa umur < 20 tahun dan >35 tahun

mengalami status anemia selama kehamilan, begitu pula halnya dengan

paritas, ibu yang memiliki paritas yang tinggi berada pada status anemia

selama kehamilan.
3

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Nurwijayanti,2021)

mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara status gizi dan

frekuensi ANC terhadap kejadian anemia, dimana status gizi ibu yang kurang

juga berada pada status anemia selama kehamilan begitu pula halnya dengan

Frekuensi ANC, ibu yang kunjugan ANC dibawah 6 kali juga berada pada

status anemia.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Filius,2019) mengatakan

bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dan keteraturan komsumsi tablet

Fe, dimana tingkat pendidikan yang rendah dan ketidakpatuhan ibu

mengkomsumsi tablet Fe berada pada status anemia.

Di Kabupaten Wajo penderita anemia dalam kehamilan mencapai

angka 203 pada tahun 2018, pada tahun 2019 terdapat 143 penderita dan pada

tahun 2020 terbanyak kasus. Di Puskesmas Salewangeng angka penderita

anemia dalam kehamilan sebanyak 108 pada tahun 2018 dan angka ini

menjadi 115 pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 terdapat 104 ibu hamil

yang mengalami anemia. Pada tahun 2021, bulanJanuarisampaidenganbulan

April terdapat 27 ibu hamil yang mengalami anemia (UPT PKM

Salewangeng,2021).hal ini sangat berisiko terhadap keselamatan ibu dan

janin.

Berdasarkan uraian data tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitan dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas

Salewangeng Kab. Wajo 2021”.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas

Salewangeng Kab. Wajo 2021”.

Secara spesifik, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun

2021 ?

2. Apakah ada hubungan antara Frekuensi ANC dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo

Tahun 2021 ?

3. Apakah ada hubungan antara Paritas dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun

2021 ?

4. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun

2021 ?

5. Apakah ada hubungan antara tingkat pengatahuan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021 ?


5

6. Apakah ada hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil berdasarkan umur ibu, frekuensi ANC, paritas,

status gizi, tingkat pengatahuan, kepatuhan mengkomsumsi tablet Fe.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun

2021.

b. Diketahuinya hubungan antara Frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.

c. Diketahuinya hubungan antara Paritas dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo

Tahun 2021.
6

d. Diketahuinya hubungan antara Status Gizi dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.

e. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengatahuan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.

f. Diketahuinya hubungan antara kepatuhan mengkomsumsi tablet Fe

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

UPTPuskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktisi

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi bahan pertimbangan

dalam melakukan pemberdayaan kepada perempuan terutama ibu hamil

untuk menghindari anemia.

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan perbendaharaan

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

terjadinya anemia pada ibu hamil yang dapat dijadikan acuan bagi

peneliti selanjutnya.

b. Penelitian ini akan menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dan

menambah ilmu pengetahuan terkait faktor-faktor yang berhubungan

denganterjadinya anemia pada ibu hamil dan sebagai bahan referensi

untuk melakukan penelitian sejenis dengan metode lain untuk


7

pengembangan penelitian berikutnya dengan menambah variabel atau

mengganti variabel bebas.

c. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang faktor-

faktor penyebab anemia pada ibu hamil.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Umum Anemia

1. Definisi

Anemia adalah keadaan massa eritrosit atau massa hemoglobin,

yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan

fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh sebagai

penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit di bawah

normal (Ulfa Rahmi, 2019).

2. Patofisiologi

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah

karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% pda trimester

II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 atau trimester III

sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3

bulan setelah partus. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah

janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan

dan persalinan, akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi

semakin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap

kehamilan akan mengurasi persediaan Fe tubuh dan akhirnya

menimbulkan anemia pada kehamilan (Ulfa Rahmi,2019).

8
9

3. Klasifikasi

(Ulfa Rahmi,2019), Secara umum anemia dalam kehamilan

diklasifikasikan meliputi :

a. Anemia defisiensi gizi besi Anemia defiiensi besi adalah anemia yang

terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah

pemberian tablet Fe yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak

hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosa

anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kun ang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan metode sahli, minimal dilakukan 2x selama kehamilan

yaitu trimester I dan trimester III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli

dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Hb 11 gr% : tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% : anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : anemia berat

b. Anemia megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat dan

defisiensi vitamin B12 walaupun jarang.


10

c. Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang belakang

kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

d. Anemia hemolitik

Anemia disebabkan oleh karena pengahncuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.

4. Etiologi Anemia dalam kehamilan

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan

zat besi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan

diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut anemia

kekurangan besi. Pada ibu 15 hamil, anemia juga disebabkan oleh suatu

keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin

menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru

ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lain terjadi dan biasanya

disebabkan oleh defisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah

sebelumnya atau masukan besi yang tidak adekuat.Penyebab terjadinya

anemia adalah pasokan zat besi ke dalam tubuh kurang karena pasien mual

dan muntah atau menderita sensitif lambung sehingga preparat zat besi

justru membuat lambung terasa perih dan tidak dapat meminum obat rutin

yang diberikan dokter selama kehamilannya, terjadinya gangguan

penyerapan zat besi, adanya penykit-penyakit dan obat-obatan tertentu

selama kehamilan, kurangnya asam folat misalnya pada ibu hamil yang

mengalami perdarahan, dan adanya penyakit kelainan darah seperti

thalasemia dan leukemia (Ulfa Rahmi,2019).


11

5. Manifestasi klinik Anemia

Manifestasi klinis pada anemia timbul akibat respon tubuh terhadap

hipoksia (kekurangan oksigen dalam darah). Manifestasi klinik tergantung

dari kecepatan kehlangan darah, akut atau kronik anemia, umur dan ada

atau tidaknya penyakit misalnya penyakit jantung. Kadar Hb biasanya

berhubungan dengan manifestasi klinis. Bila Hb 10 – 12 g/dl biasanya

tidak ada gejala. Manifestasi klinis biasanya terjadi apabila Hb antara 6-10

g/dl diantaranya dyspnea (kesulitan bernapas, napas pendek), palpitasi,

keringat banyak, keletihan (Cindy Pegitarian, 2021)

6. Gejala Anemia

Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah,

pucat dan mudah pingsan, walaupun tekanan darah masih dalam batas

normal. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat,

Manifestasi klinis dari anemia sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala,

bisa juga geala-gejala panyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa

ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya.

Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, berkunang-kunang, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem nerumuskuler, lesu, lemah,

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa(Ulfa Rahmi,2019).

7. Penatalaksanaan

Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk

mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan

konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif perlu


12

dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan

dan memperoleh pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang

aman dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang

normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan

oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir.

Selain itu, tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain,

seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami, 2016).

8. Dampak anemia pada persalinan, resiko terjadinya(Ulfa Rahmi,2019).

a. Atonia uteri

Atonia uteri adalah kondisi pada wanita dimana rahim gagal

berkontraksi setelah persalinan bayi. Kondisi ini dapat mengakibatkan

perdarahan pasca persalinan yang dapat membahayakan nyawa.

Setelah persalinan, untuk mencegah perdarahan, umumnya terjadi

kontraksi untuk membantu menekan pembuluh darah yang menempel

pada plasenta. Otot-otot rahim juga akan berkontraksi dan menegang

untuk mengeluarkan plasenta. Jika otot rahim tidak cukup kuat

melakukan kontraksi, maka akan terjadi perdarahan. Situasi ini

memerlukan penanganan darurat untuk menghentikan perdarahan dan

mengganti darah yang hilang.

b. Gangguan his

Gangguan mengejan atau distosia his adalah tenaga kontraksi

yang tidak normal baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga

menghambat kelancaran 21 persalinan. Jenis-jenis hambatan pada


13

kontraksi terlalu sering, sehingga tidak efektif. Misalnya, pada

pembukaan awal seharusnya kontraksi hanya 2-3 kali saja, tetapi

ternyata 6 kali. Kontraksi tidak teratur (inersia), tidak sesuai dengan

fase, berubah-ubah, tidak ada koordinasi atau sinkronisasi antara

kontraksi dengan bagian tubuh lain. Misalnya, dibagian atas tubuh

terjadi kontraksi, tapi bagian tengan tidak, sehingga menyebabkan

persalinan tidak mengalami kemajuan. Biasanya karena ibu kurang

gizi, anemia atau penyakit berat lainnya.

c. Partus lama

Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah

berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks

dikanan garis waspada persalinan aktif.

9. Dampak anemia pada masa nifas, resiko terjadinya(Ulfa Rahmi,


2019).

a. Sub involusi rahim

Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola

normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana

mestinya, sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Sub involusi

merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran

yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif, kadang lebih

banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang

mengarah ke ukurannya.
14

b. Perdarahan post partum akibat atonia uteri

Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian

ibu pasca persalinan. Semua wanita yang melahirkan dengan usia

kehamilan lebih dari 20 minggu berisiko untuk mengalami perdarahan

post partum dan gejalan sisanya. 22 Meskipun angka kematian ibu

telah sangat menurun dinegara maju, kasus ini tetap menjadi penyebab

utama kematian ibu ditempat lain.

c. Produksi ASI rendah

Ada banyak mitos yang beredar mengenai produksi ASI yang

rendah. Beberapa ibu berpikir bahwa payudara yang terlalu kecil

merupakan alah satu alasan mengapa produksi ASI jadi rendah.

Sementara itu, terdapat anggapan bahwa puting mengalami kebocoran

sehingga persediaan ASI jadi sedikit.

B. Tinjauan Umum Ibu Hamil

1. Definisi

Kehamilan merupakan suatu masa dimana seorang wanita

membawa embrio atau fetus dalam rahimnya. Kehamilan manusia terjadi

selama 40 minggu pada saat menstruasi terakhir dan kelahiran 38 minggu

dari pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamil disebut gravida.

[ CITATION Syo17 \l 1057 ];

2. Tahap – Tahap kehamilan

Ada tiga jenis trimester pada tahap kehamilan yaitu, Trimester I

(1-3 bulan), Trimester II (4-6 bulan), Trimester 3 (7-9 bulan) . Menurut


15

Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, selanjutnya

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional[ CITATION Lee19 \l 1057 ].

3. Tanda – Tanda Kehamilan

(D Sandra,2018), Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita

mengalami suatu kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti.

Tanda tidak pasti dibagi menjadi dua, pertama tanda subjektif

(presumtif) yaitu dugaan atau perkiraan seorang wanita mengalami suatu

kehamilan, kedua tanda objektif (probability) atau kemungkinan hamil.

a. Tanda Pasti

1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) Denyut jantung janin dapat

didengarkan dengan stetoskop Laennec/stetoskop Pinard pada

minggu ke 17-18. Serta dapat didengarkan dengan stetoskop

ultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke 12. Auskultasi pada janin

dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain yang meyertai

seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan

pemeriksaan,

3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG.


16

b. Tanda – Tanda Tidak Pasti

1) Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)

a) Aminorhea (Terlambat datang bulan) Yaitu kondisi dimana

wanita yang sudah mampu hamil, mengalami terlambat haid/

datang bulan. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Pada wanita yang

terlambat haid dan diduga hamil, perlu ditanyakan hari pertama

haid terakhirnya (HPHT). supaya dapat ditaksir umur

kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung

dengan menggunakan rumus Naegele yaitu TTP : (hari pertama

HT + 7), (bulan - 3) dan (tahun + 1) .

b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting) Pengaruh estrogen dan

progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang

berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi

terutama pada pagi hari yang disebut dengan morning sickness.

Akibat mual dan muntah ini nafsu makan menjadi berkurang.

Dalam batas yang fisiologis hal ini dapat diatasi Dalam batas

tertentu hal ini masih fisiologis Untuk mengatasinya ibu dapat

diberi makanan ringan yang mudah dicerna dan tidak berbau

menyengat.Mengidam Wanita hamil sering makan makanan

terntentu, keinginan yang demikian disebut dengan mengidam,

seringkali keinginan makan dan minum ini sangat kuat pada

bulan – bulan pertama kehamilan. Namun hal ini akan


17

berkurang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia

kehamilan.

c) Syncope (pingsan) terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah

kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan syncope atau pingsan bila berada pada tempa-

tempat ramai yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang

sesudah kehamilan 16 minggu.

2) Perubahan payudara akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara

mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16

minggu Pengaruh estrogen-progesteron dan somatotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan

rasa sakit terutama pada hamil pertama.Selain itu, perubahan lain

seperti pigmentasi, puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran

vena yang semakin bertambah seiring perkembangan kehamilan.

3) Sering miksi sering buang air kecil disebabkan karena kandung

kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan

hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan,

gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin

(Prawirohardjo, 2008: 100).

4) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat

peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk

BAB.
18

5) Pigmentasi kulit Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari

12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini

meliputi tempat-tempat berikut ini :

a) Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah

dahi, hidung, pipi, dan leher)

b) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam

c) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang

dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit terdalam

terpisah dan putus/ merenggang, bewarna kebiruan, kadang

dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba atau garis

keputihan di perut menjadi lebih hitam (linea nigra atau garis

gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusatsimpisis).

d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga

terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada

tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,

coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit

hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan pembuluh

darah menifes sekitar payudara.

4. Resiko tinggi pada kehamilan

Ibu hamil yang tergolong dalam resiko tinggi adalah riwayat

kurang baik pada kehamilan dan persalinan yang lalu (misalnya riwayat

keguguran, perdarahan pasca kelahiran dan lahir mati), tinggi badan


19

kurang dari 145 cm, berat badan rendah/kurus, usia kurang dari 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun, memiliki empat anak atau lebih, jarak antara dua

kehamilan kurang dari dua tahun, riwayat menderita anemia atau kurang

darah, perdarahan pada kehamilan, tekanan darah tinggi, sakit kepala hebat

dan adanya bengkak pada tungkai, kelainan letak janin atau bentuk

panggul yang tidak normal, riwayat penyakit kronik, seperti diabetes dan

darah tinggi. (Meyliya Qudriani dkk, 2016).

C. Tinjauan umum Anemia pada ibu hamil

1. Pengertian anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai

perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik

ibu hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga

kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi

eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke enam

kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi

dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume

plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan

perempuan yang tidak hamil. Akibatnya, volume plasma bertambah dan

sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi

dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan

eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin. (Andry

Hutama Ihsan, 2017).


20

2. Etiologi Anemia dalam Kehamilan

Penyebab anemia pada kehamilan antara lain kehilangan darah

yang berat seperti pada saat menstruasi dan infeksi parasit, kondisi seperti

malaria dan HIV yang menurunkan konsentrasi hemoglobin (Hb) darah,

dan kekurangan nutrisi mikronutrien. Asupan yang rendah dan peyerapan

zat besi yang buruk terutama selama pertumbuhan dan kehamilan saat

kebutuhan zat besi lebih tinggi juga merupakan faktor anemia(Andry

Hutama Ihsan, 2017).

3. Diagnosis Anemia dalam Kehamilan

(Ulfa Rahmi,2019), Untuk menegakkan diagnosis anemia

kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan

didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan dengan Sahli dapat

digolongkan sebagai berikut.

a. Hb 11 gr% : tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% : anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : anemia berat

4. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan

Pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai

kurang lebih 95%. Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi
21

besi karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga

memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma

bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan

volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan

dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi

hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Cadangan zat besi pada wanita yang

hamil dapat rendah karena menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan

dapat meningkatkan kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat.

Zat besi diperlukan untuk produksi sel darah merah ekstra, untuk enzim

tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan, janin dan plasenta, dan untuk

mengganti peningkatan kehilangan harian yang normal. Kebutuhan zat

besi janin yang paling besar terjadi selama empat minggu terakhir dalam

kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan mengorbankan

kebutuhan ibu. Kebutuhan zat besi selama kehamilan tercukupi sebagian

karena tidak terjadi menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi dari

diet oleh mukosa usus walaupun juga bergantung hanya pada

cadanganbesi ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya

diabsorbsi kurang dari 10%, dan diet biasa tidak dapat mencukupi

kebutuhan zat besi ibu hamil.Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi

selama kehamilan dapat menimbulkan konsekuensi anemia defisiensi besi

sehingga dapat membawa pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal ini

dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan (D

Sandra,2018).
22

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Kehamilan

(D Sandra,2018), Anemia pada kehamilan yang terjadi pada

trimester pertama sampai ketiga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut:

a. Umur ibu hamil

Anemia pada kehamilan berhubungan signifikan dengan umur

ibu hamil. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang

sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang

diperlukan. Kurangnya pemenuhan zat-zat gizi selama hamil terutama

pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun akan

meningkatkan resiko terjadinya anemia.

b. Frekuensi ANC

Frekuensi Antenatal Care (ANC) ternyata juga mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil (Darmawan, 2003). Depkes (2005)

menyatakan bahwa dampak yang menyebabkan timbulnya anemia

pada ibu hamil ialah mengalami pendarahan saat melahirkan, bayi

berat lahir rendah (BBLR), IQ tidak optimal, bayi mudah terinfeksi

dan mudah menderita gizi buruk.

c. Paritas

Penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan paritas dua atau

lebih, berisiko 2,3 kali lebih besar mengalami anemia daripada ibu

dengan paritas kurang dari dua. Hal ini dapat dijelaskan karena wanita

yang memiliki paritas tinggi umumnya dapat meningkatkan kerentanan


23

untuk perdarahan dan deplesi gizi ibu. Dalam kehamilan yang sehat,

perubahan hormonal menyebabkan peningkatan volume plasma yang

menyebabkan penurunan kadar hemoglobin namun tidak turun di

bawah tingkat tertentu (misalnya 11,0 g / dl). Dibandingkan dengan

keadaan tidak hamil, setiap kehamilan meningkatkan risiko perdarahan

sebelum, selama, dan setelah melahirkan. Paritas yang lebih tinggi

memperparah risiko perdarahan. Di sisi lain, seorang wanita dengan

paritas tinggi memiliki ukuran jumlah anak yang besar yang berarti

tingginya tingkat berbagi makanan yang tersedia dan sumber daya

keluarga lainnya dapat mengganggu asupan makanan wanita hamil(D

Sandra,2018).

d. Status KEK (Kekurangan Energi Kronis)

(D Sandra,2018), Anemia lebih tinggi terjadi pada ibu hamil

dengan Kurang Energi Kronis (LLA< 23,5 cm) dibandingkan dengan

ibu hamil yang bergizi baik. Hal tersebut mungkin terkait dengan efek

negatif kekurangan energi protein dan kekurangan nutrisi mikronutrien

lainnya dalam gangguan bioavailabilitas dan penyimpanan zat besi dan

nutrisi hematopoietik lainnya (asam folat dan vitamin B12)

e. Tingkat Pengetahuan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa anemia yang

di derita masyarakat adalah banyak di jumpai di daerah pedesaan

dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan

dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan
24

tingkat sosial ekonomi rendah. Pendidikan yang dijalani seseorang

memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemapuan berpikir.Seseorang

yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang

lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal

baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan rendah.

Pendidikan formal yang dimiliki seseorang akan memberikan wawasan

kepada orang tersebut terhadap fenomena lingkungan yang terjadi,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin luas

wawasan berpikir sehingga keputusan yang akan diambil akan lebih

realistis dan rasional(D Sandra,2018).

f. KepatuhanMengkonsumsi Fe

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terdapat hubungan yang

signifikan antara kepatuhan ibu yang mengkonsumsi tablet Fe dengan

kejadian anemia pada ibu hamil. Hal ini di sebabkan karena kepatuhan

ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang kuat

dengan kadar Hb ibu hamil, sehingga makin patuh ibu hamil

mengkonsumsi tablet Fe semakin tinggi kadar Hb ibu hamil tersebut

(Sifikdan Prayitno 2014). Hal ini berarti bila semakin patuh ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet Fe maka resiko terkena anemia semakin

kecil.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang di Teliti

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka tersebut maka dapat

dibuatkan kerangka berpikir tentang beberapa faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia dalam kehamilan.

1. Umur Ibu

Adalah lama hidup seseorang di dunia ini dihitung sejak tanggal

dilahirkan. Wanita yang hamil di usia <20 tahun sangat berisiko

mengalami anemia, hal ini disebabkan karena pada usia ini sering terjadi

kekurangan gizi, akibat pola hidup remaja yang sering melakukan diet

yang ketat demi mendapatkan tubuh yang ideal tanpa memperhatikan

keseimbangan gizisehingga pada saat memasuki kehamilan dalam kondisi

status gizi kurang. (Rahmaniah, 2019). Selain itu Pada umur dibawah 20

tahun, rahim dan panggul sering sekali belum tumbuh mencapai ukuran

dewasa.

Wanita yang hamil dalam usia yang telah tua yaitu > 35 tahun akan

rentan terhadap anemia, hal ini terkait dengan penurunan daya tahan tubuh

sehingga mudah terkena berbagai masalah kesehatan selama kehamilan

seperti penyulit atau komplikasi (Rahmaniah, 2019).

2. Frekuensi ANC

AdalahketeraturanIbuhamil memeriksakan kehamilanya. Antenatal

Care (ANC) adalah salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan untuk

25
26

menangani, mencegah masalah kehamilan,menurunkan angka kesakitan

dan kematian ibu dan janin. (Nurwijayanti,2021).

Standart kunjungan yaitu dua kali pada trimester pertama (0-12

minggu), dua kali pada trimester kedua (13-27 minggu), serta dua kali

pada trimester ketiga (28-40 minggu).

3. Status Gizi

Adalah Keseimbangan status gizi ibu hamil yang diukur dari jenis

makanan yang dikomsumsi. status gizi mempengaruhi kejadian anemia

pada ibu hamil dan menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki status

gizi baik akan dapat mengurangi kejadian anemia. (Nurwijayanti,2021).

ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin di dalam darah

diantaranya adalah status gizi yang dapatkan dari asupan makanan dan

pola makan. Makanan yang baik untuk meningkatkan kadar hemoglobin

dalam darah antar lain adalah daging, sayuran dan buah yang mengandung

vitamin C.

4. Paritas

Adalah wanita yang sering mengalami kehamilan dan kelahiran

sehingga beresiko lebih tinggi megalami anemia karena kehilangan zat

besi, hal ini disebabkan karena selama kehamilan wanita menggunakan

cadangan besi yang ada di dalam tubuhnya(D Sandra,2018).

5. Tingkat pengetahuan ibu

Tingkat pengetahuan sangat mempengaruhi kemampuan ibu hamil,

semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka akan lebih mudah menerima
27

informasi gizi tersebut serta mampu untuk menentukan atau

mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan,

(Chandra dkk, 2019).

6. Kepatuhan mengkomsumsi Fe

Berdasarkan (Riskesdes, 2018) ibu hamil yang sudah

mengkonsumsi tablet Fe sudah mencapai lebih dari 90 butir selama

kehamilan sebesar 61,9% dan yang kurang dari 90 butir selama kehamilan

sebesar 38,1% (Yuliani, 2020)


28

B. Bagan Kerangka Konsep

Umur Ibu

Frekuensi ANC

Anemia Pada Ibu Hamil


Paritas

Status Gizi

Tingkat
Pengetahuan

Kepatuhan
mengkomsumsi Fe

Gambar I: Bagan kerangka konsep

Keterangan:

: Variabel Independent

: Variabel dependent

:Hubungan antara variabel


29
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

NO VARIABEL DEFINISI ALAT UKUR CARA UKUR HASIL UKUR SKALA UKUR
OPERASIONAL
1. Anemia pada ibu Kondisi ibu hamil Hemometer Hb Sahli Membandingkan warna 1. Anemia bila kadar Ordinal
hamil dengan kadar darah secara visual Hb < 11 gr%
hemoglobin di bawah antara contoh darah ibu 2. Tidak anemia bila
11 gr% dengan larutan standard kadar Hb >11 gr%
an membaca batas
permukaan larutan yang
berimpit dengan skala
yang tertera pada
hemometer
2. Umur ibu Usia ibu dari sejak Kuisioner Wawancara 1. Risiko tinggi bila Ordinal
lahir sampai kehamilan < 20 tahun dan > 35
yang sekarang th
2. Risiko rendah bila
20 – 35 thn
3. Paritas Jumlah persalinan Kuisioner Wawancara 1. Risiko tinggi bila Ordinal
yang dilakukan > 4 kali
seorang wanita baik 2. Risiko rendah bila
lahir hidup maupun < 4 kali
mati
4. Status gizi ibu Keadaan gizi ibu di Pita LILA Mengukur dengan 1. Kurang bila Ordinal
lihat dari pengukuran melingkarkan pita LILA ukuran LILA ≤ 23,5
lingkar lengan atas pada tengah lengan cm
(LILA) antara bahu dan siku 2. Cukup bila ukuran
LILA ≥ 23,5 cm
5. Frekuensi ANC Jumlah kunjungan ibu Kuisioner Wawancara 1. Kurang bila ibu Ordinal
30
hamil ke sarana hamil memeriksakan
pelayanan kesehatan kehamilannya <6
untuk memeriksakan kali selama hamil
kehamilannya 2. Cukup bila ibu
hamil memeriksakan
kehamilannya >6
kali yaitu trimester I
dua kali, trimester II
dua kali dan
trimester III dua kali
6. Pengetahuan ibu Segala sesuatu yang Kuisioner Wawancara Skor : Ordinal
yang diketahui dan Tinggi : 1
dipahami responden Rendah : 0
tentang anemia dan
tablet tambah darah/fe
7. Kepatuhan ibu Jumlah tablet fe yang Kuisioner Wawancara Skor : Ordinal
mengkonsumsi harus di minum oleh Patuh : 1
tablet fe ibu hamil sebanyak 90 Tidak patuh : 0
tablet selama
kehamilannya.
31

D. Hipotesis Penelitian

1. Umur ibu, dalam penelitian ini rumusan hipotesis penelitian yaitu

Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak yang

menyatakan bahwa, Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.

2. Frekuensi ANC, dalam penelitian ini rumusan hipotesis penelitian yaitu

Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak yang

menyatakan bahwa, Ada hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.

3. Paritas, dalam penelitian ini rumusan hipotesis penelitian yaitu Hipotesis

Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak yang menyatakan

bahwa, Ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun

2021.

4. Status gizi, dalam penelitian ini rumusan hipotesis penelitian yaitu

Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak yang

menyatakan bahwa, Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.

5. Tingkat pengetahuan, dalam penelitian ini rumusan hipotesis penelitian

yaitu Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho) ditolak
32

yang menyatakan bahwa, Ada hubungan antara Tingkat pengatahuan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil diwilayah kerja UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

6. Kepatuhan mengkonsumsi Fe, dalam penelitian ini rumusan hipotesis

penelitian yaitu Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis Nol (Ho)

ditolak yang menyatakan bahwa, ada hubungan antara kepatuhan

mengkonsumsi Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah

kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross

sectional, yaitu suatu penelitian kuantitatif untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko efek dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point Time Approach)

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan faktor-

faktor yang berhubungan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di wilayah

kerja UPT Puskesmas SalewangengKab.Wajo.

B. Waktu dan Tempat Penilitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal, 07 Juni 2021 – 01 Juli 202l.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo.

a. Kondisi Geografis

Puskesmas salewangeng terletak di Kecematan Tempe, Kabupaten Wajo,

Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun batas-batas wilayah kerja adalah

sebagai berikut :

 Sebelah Utara : UPTD Puskesmas Pattirosompe / Tempe

 Sebelah Selatan : Kecamatan Sabbangparu

 Sebelah Barat : Kecamatan Sabbangparu


34

 Sebelah Timur : Kecamatan Pammana

Jenis iklim yang ada di Puskesmas Salewangeng adalah Iklim Tropis dan

mengalami 3 (tiga) fase musim cuaca yakni musim penghujan, musim

kemarau dan pancaroba.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini adalah seluruh objek yang sesuai dengan tujuan

penelitian, dalam penelitian ini populasi adalah seluruh Ibu hamil dengan

jumlah populasi 94 dari bulan Januari - April 2021.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi. Tekhnik

pengambilan sampel penelitian ini adalah Accidental Sampling.

Accidental Sampling adalah tekhnik pengambilan sampel

berdasarkan kebetulan atau insendetal bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

itu cocok sebagai sumber data.

D. Pengumpulan dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara

langsung kepada responden (sampel) dan masih memerlukan

pengolahan untuk menghasilkan informasi. Data Primer yang


35

diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang diberikan

dengan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah. Pengambilan data

dilakukan dengan teknik kuesioner yaitu pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan terkait dengan penelitian yang telah

disiapkan sebelumnya dan diberikan langsung kepada responden untuk

diisi sesuai dengan petunjuk kuesioner atau arahan peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari UPT

Puskesmas Salewangeng Kab.Wajoberupa data jumlah ibu hamil pada

bulanJanuari - April 2021. Buku dan berbagai sumber literature online

maupun offline juga menjadi sumber data sekunder yang mendukung

penelitian ini.

2. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis selanjutnya akan disajikan dalam bentuk

tabel yaitu tabel frekuensi dan crosstabulation. Tabel frekuensi disajikan

untuk analisis univariat sedangkan crosstabulation untuk analisis bivariat.

Tabel ini akan disertai dengan narasi berupa penjelasan mengenai

frekuensi serta hubungan antarvariabel.

Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan bantuan

SPSS kemudian dianalisis secara deskriptif dan analitik. Data yang

terkumpul diolah dengan menggunakan SPSS 22 kemudian pengolahan

data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


36

a. Screening, dilakukan pemeriksaan seberapa banyak data missing yang

ditemukan dalam kuesioner pada penelitian.

b. Editing, terdapat beberapa kesalahan yang didapatkan pada tahap

Screeningsehingga dilakukan validasi dengan cara membuka kembali

kuesioner yang datanya tidak sesuai.

c. Coding, diberikan kode pada setiap jawaban dalam kuesioner yang di

isi oleh responden untuk memudahkan dalam entry data.

d. Entry, data yang didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh

responden dimasukkan kedalam program SPSS.

e. Cleaning, masih terdapat beberapa kesalahan dalam memasukkan data.

Sehingga dilakukan tahap cleaningsampai data yang dimasukkan sudah

benar, maka dapat dilanjutkan ke tahap analisis data dengan

menggunakan uji Chi-square.

E. Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk mengetahi hubungan dari masing-masing

variabel independen dan variable dependen

1. Analisis Univariat

Dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase

dari tiap variabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat analisa ini digunakan untuk mengetahui

hubungan variable independen atau variable bebas (umur ibu,Frekuensi


37

ANC, Paritas, Status gizi, Tingkat pengatahuan, dan kepatuhan

mengkomsumsi Fe) dan variable dependen atau variable terikat (anemia

pada ibu hamil) dalam bentuk tabulasi silang (Cross Tabulation) dengan

menggunakan komputerisasi program SPSS dengan uji statistic Chi-

square bila memenuhi syarat. Bila tidak memenuhi syarat uji Chi-square,

digunakan uji alternatif yaitu uji Fisher pada tabel (2x2).

F. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Penelitimempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk mendapatkan

informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian. Peneliti

memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk memberikan

informasi atau tidak memberikan informasi. Peneliti menghormati harkat

dan martabat subjek penelitian, serta mempersiapkan formulir persetujuan

subjek (informed consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasian subjek penelitian (respect for privacy

and confidentiality) Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai

identitas dan kerahasiaan identitas subjek penelitian. Peneliti cukup

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness) Dalam penelitian ini peneliti memenuhi prinsip keterbukaan

dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan dengan


38

menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits). Dalam penelitian ini peneliti berusaha

meminimalisasi dampak yang merugikan subjek penelitian yaitu dengan

meminimalisasi ketidaknyamanan mengganggu waktu aktifitas sehari-

sehari subjek penelitian.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo

selama ±1 bulan, dimulai pada tanggal 07 Juni sampai 01 Juli 2021. Tekhnik

pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

Accidental Sampling dan semua ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak

18 orang dijadikan sebagai responden.

Data primer didapat dari hasil jawaban pada responden dengan

menggunakan kuesioner yang dibagikan, sedangkan data sekunder dalam

penelitian ini merupakan data jumlah ibu hamil yang mengalami anemia yang

berkunjung untuk pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Salewangeng.

Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 22, dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi presentase dan tabel variabel independen dan

variabel dependen, dimana digunakan uji Fisher dengan derajat kamaknaan α

(0,05) sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka hasil

pengolahan data disajikan secara sistematis sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk memperoleh gambaran

distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang

diteliti yaitu variabel dependen (anemia pada ibu hamil) dan variabel
40

independen (umur, frekuensi anc, paritas, status gizi, tingkat pendidikan,

dan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe).

a. Variabel Dependen

1) Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Tabel 5.1 Distibusi Frekuensi Berdasarkan Nilai HB


Responden di Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo
Tahun 2021
Nilai HB Frekuensi Persen
Anemia bila kadar 15 83,3%
HB<11 gr%
Tidak anemia bila kadar 3 16,7%
HB ≥11 gr%
Total 18 100 %
Sumber Data : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 5.1 yang menunjukkan bahwa dari 18

jumlah responden, terdapat 15 responden yang mengalami anemia

dengan kadar Hb kurang dari 11 gr% dan terdapat 3 responden

yang masuk dalam kategori tidak anemia dengan kadar Hb lebih

atau sama dengan 11 gr%.

b. Variabel Independen

1) Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel


dibwah ini.

Tabel 5.2 Distibusi frekuensi berdasarkan Umur Responden


di Puskesmas Salewangeng Kabupaten Wajo Tahun
2021
Umur Frekuensi Persen
<20- >35 Tahun 14 77,8 %
20-35 Tahun 4 22,2 %
Total 18 100,0 %
Sumber Data: Data Primer 2021
41

Berdasarkan tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa dari 18

jumlah responden terdapat 14 responden yang berumur kurang

dari 20 lebih dari 35 tahun dan terdapat 4 responden yang berumur

20-35 tahun.

2) Karakteristik responden berdsarkan frekuensi ANC dapat dilihat


pada tabel di bawah ini

Tabel 5.3 Distibusi frekuensi berdasarkan Frekuensi ANC


Responden di Puskesmas Salewangeng Kabupaten
Wajo Tahun 2021
Frekuensi ANC Frekuensi Persen
Kurang 16 88,9%
Cukup 2 11,1%
Total 18 100 %
Sumber Data: Data Primer 2021

Berdasarkan data tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat 16 responden yang melakukan pemeriksaan

kehamilan kurang dari 6 kali selama hamil, dan terdapat 2

responden yang memeriksakan kehamilannya lebih atau sama

dengan 6 kali

3) Karakteristik responden berdsarkan paritas dapat dilihat pada tabel


dibawah ini

Tabel 5.4 Distibusi frekuensi berdasarkan Paritas Responden


di Puskesmas Salewangeng Kabupaten Wajo Tahun
2021
Paritas Frekuensi Persen
Resiko tinggi 15 83,3%
Resiko rendah 3 16,7%
Total 18 100 %
Sumber Data: Data Primer 2021
42

Berdasarkan data tabel 5.4 yang menunjukkan bahwa dari

18 responden terdapat 15 responden yang mengalami kehamilan

dan persalinan lebih atau sama dengan 4 kali, dan terdapat 3

responden yang mengalami kehamilan dan persalinan kurang dari 4

kali.

4) Karakteristik responden berdsarkan status gizi dapat dilihat pada


tabel dibawah ini

Tabel 5.5 Distibusi frekuensi berdasarkan Status Gizi


Responden di Puskesmas Salewangeng Kabupaten
Wajo Tahun 2021
Status gizi Frekuensi Persen
Kurang 16 88,9%
Cukup 2 11,1%
Total 18 100 %
Sumber Data: Data Primer 2021

Berdasarkan data tabel 5.5 yang menunjukkan bahwa dari

18 responden terdapat 16 responden yang ukuran LILA kurang dari

23,5cm, dan terdapat 2 responden yang ukuran LILA lebih atau

sama dengan 23,5cm.

5) Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan dapat


dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 5.6 Distibusi frekuensi berdasarkan Tingkat


Pengetahuan Ibu Responden di Puskesmas
Salewangeng Kabupaten Wajo Tahun 2021
Pengatahuan ibu Frekuensi Persen
Rendah 7 38,9%
Tinggi 11 66,1%
Total 18 100 %
Sumber Data: Data Primer 2021
43

Berdasarkan tabel 5.6 yang menunjukkan bahwa dari 18

jumlah responden, terdapat 11 responden yang pengetahuannya

rendah, dan terdapat 7 responden yang pengetahuannya tinggi.

6) Karakteristik responden berdsarkan kepatuhan mengkonsumsi Fe


dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 5.7 Distibusi frekuensi berdasarkan Kepatuhan


Mengkonsumsi Tablet Fe Responden di Puskesmas
Salewangeng Kabupaten Wajo Tahun 2021
Kepatuhan
Frekuensi Persen
mengkonsumsi tablet Fe
Tidak Patuh 14 77,8%
Patuh 4 22,2%
Total 18 100 %
Sumber Data: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 5.7 yang menunjukkan bahwa dari 18

jumlah responden, terdapat 14 responden yang tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet Fe, dan terdapat 4 responden yang patuh

mengkonsumsi tablet Fe.

2. Analisis Bivariat

Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel independen

(umur ibu, frekuensi ANC, paritas, status gizi, tingkat pendidikan,

kepatuhan mengkonsumsi Fe ) dan variabel dependen (Anemia pada ibu

hamil). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah Uji Fisher

dengan tingkat kemaknaan <α (0,05).


44

a. Hubungan Umur dengan Anemia pada Ibu Hamil

Tabel 5.8 Hubungan Anemia Dengan Umur Pada Ibu Hamil di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng Kab.
Wajo Tahun 2021
Nilai Hb Umur Ibu *p
Resiko Tinggi Resiko Rendah
N % n %
Anemia 14 77,8 1 5,6
Tidak Anemia 0 0,0 3 16,6 0,005
Total 14 77,8 4 22,2
*p : Uji Fisher

Berdasarkan tabel 5.8, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab. Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan

resiko tinggi dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun

sebanyak 14 responden dengan persentase (77,8%), dan terdapat

responden yang mengalami anemia dengan resiko rendah dengan umur

20 – 35 tahun sebanyak 1 responden dengan persentase (5,6%),

selanjutnya tidak terdapat responden yang tidak anemia dengan resiko

tinggi dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun , dan

terdapat responden yang tidak anemia dengan resiko rendah dengan

umur 20 – 35 tahun sebanyak 3 responden dengan persentase (16,6%).


45

b. Hubungan frekuensi ANC dengan Anemia pada ibu hamil

Tabel 5.9 Hubungan Anemia Dengan Frekuensi ANC Pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng
Kab.Wajo Tahun 2021
Frekuensi ANC
*p
Nilai Hb Kurang Cukup
N % N %
Anemia 15 83,3% 0 0,0%
Tidak Anemia 1 5,6% 2 11,1% 0,020
Total 16 88,9% 2 11,1%
*p : Uji Fisher

Berdasarkan tabel 5.9, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab. Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan

memeriksakan kehamilannya kurang dari 6 kali selama hamil sebanyak

15 responden dengan persentase (83,3%), dan tidak terdapat responden

yang mengalami anemia dengan memeriksakan kehamilannya lebih

atau sama dengan 6 kali, selanjutnya terdapat responden yang tidak

anemia dengan memeriksakan kehamilannya kurang dari 6 kali selama

hamil sebanyak 1 responden dengan persentase (5,6%), dan terdapat

responden yang tidak anemia dengan memeriksakan kehamilannya

lebih atau sama dengan 6 kali sebanyak 2 responden dengan persentase

(11,1%).
46

c. Hubungan paritas dengan Anemia pada ibu hamil

Tabel 5.10 Hubungan Anemia Dengan Paritas Pada Ibu Hamil di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng
Kab.Wajo Tahun 2021
Paritas
*p
Nilai Hb Resiko Tinggi Resiko Rendah
N % N %
Anemia 14 77,7% 1 5,6%
Tidak Anemia 1 5,6% 2 11,1% 0,056
Total 15 83,3% 3 16,7%
*p : Uji Fisher

Berdasarkan tabel 5.10, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab. Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan

resiko tinggi yang mengalami kehamilan dan persalinan lebih atau

sama dengan 4 kali sebanyak 14 responden dengan persentase (77,7%),

dan terdapat responden yang mengalami anemia resiko rendah yang

mengalami kehamilan dan persalinan dibawah 4 kali sebanyak 1

responden dengan persentase (5,6%), selanjutnya terdapat responden

yang tidak anemia dengan resiko tinggi yang mengalami kehamilan

dan persalinan lebih atau sama dengan 4 kali sebanyak 1 responden

dengan persentase ( 5,6%), dan terdapat responden yang tidak anemia

dengan resiko rendah yang mengalami kehamilan dan persalinan

dibawah 4 kali sebanyak 2 responden dengan persentase (11,1%).


47

d. Hubungan status gizi dengan Anemia pada ibu hamil

Tabel 5.11 Hubungan Anemia Dengan Status Gizi Pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng
Kab.Wajo Tahun 2021
Status Gizi
*p
Nilai Hb Kurang Cukup
N % N %
Anemia 12 66,8% 3 16,6%
Tidak Anemia 0 0,0% 3 16,6% 0,025
Total 12 66,8% 6 33,2%
*p : Uji Fisher

Berdasarkan tabel 5.11, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan

mengukur lingkar lengan atas kurang bila ukuran LILA dibawah

23,5cm sebanyak 12 responden dengan persentase (66,8%), dan

terdapat responden yang mengalami anemia dengan mengukur lingkar

lengan atas cukup bila ukuran LILA lebih atau sama dengan 23,5cm

sebanyak 3 responden dengan persentase (16,6%), selanjutnya tidak

terdapat responden yang tidak anemia dengan mengukur lingkar

lengan atas kurang bila ukuran LILA dibawah 23,5cm, dan terdapat

responden yang tidak anemia dengan mengukur lingkar lengan atas

cukup bila ukuran LILA lebih atau sama dengan 23,5cm sebanyak

sebanyak 3 responden dengan persentase (16,6%).


48

e. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Anemia pada ibu hamil

Tabel 5.12 Hubungan Anemia Dengan Pengetahuan Ibu Pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng
Kab.Wajo Tahun 2021
Pengetahuan Ibu
*p
Nilai Hb Rendah Tinggi
N % N %
Anemia 4 17,3% 11 66,1%
Tidak Anemia 3 16,6% 0 0,0% 0,043
Total 7 33,9% 11 66,1%
*p : Uji Fisher

Berdasarkan tabel 5,12, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat responden yang mengalami anemia yang

pengetahuannya rendah sebanyak 4 responden dengan persentase

(17,3%), dan terdapat responden yang mengalami anemia yang

pengetahuannya tinggi sebanyak 11 responden dengan persentase

(66,1%), selanjutnya terdapat responden yang tidak anemia yang

pengetahuannya rendah sebanyak 3 responden dengan persentase

(16,6%), dan tidak terdapat responden yang tidak anemia yang

pengetahuannya tinggi.
49

f. Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Anemia pada


ibu hamil

Tabel 5.13 Hubungan Anemia Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi


Tablet Fe Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021
Nilai Hb Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe *p
Tidak Patuh Patuh
N % n %
Anemia 14 77,8 1 5,6
Tidak Anemia 0 0,0 3 16,6 0,005
Total 14 77,8 4 22,2
*p : Uji Fisher

Berdasarkan tabel 5,13, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari

18 responden, terdapat responden yang mengalami anemia yang tidak

patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 14 responden dengan

persentase (77,8%), dan terdapat responden yang mengalami anemia

yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 1 responden

dengan persentase (5,6%), selanjutnya tidak terdapat responden yang

tidak anemia yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan

terdapat responden yang tidak anemia yang patuh dalam

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 3 responden dengan persentase

(16,6%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan program

komputer SPSS versi 22 dan disesuaikan dengan tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh variabel yang diteliti yaitu, “Faktor Faktor yang


50

Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil penelitian di UPT

Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021”.

Hasil peneltian menggunakan uji fisher diperoleh bahwa ada hubungan

dengan “Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil penelitian di UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021",

diantaranya :

1. Hubungan Umur dengan kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.8, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari 18

responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan resiko

tinggi dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun sebanyak 14

responden dengan persentase (77,8%), dan terdapat responden yang

mengalami anemia dengan resiko rendah dengan umur 20 – 35 tahun

sebanyak 1 responden dengan persentase (5,6%), selanjutnya tidak

terdapat responden yang tidak anemia dengan resiko tinggi dengan umur

dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, dan terdapat responden yang tidak

anemia dengan resiko rendah dengan umur 20 – 35 tahun sebanyak 3

responden dengan persentase (16,7%).

Dari hasil uji fisher diperoleh nilai p = 0,005 berarti a < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat hubungan antara umur

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas Salewangeng

Kab.Wajo Tahun 2021.


51

Umur/usia adalah lama hidup seseorang didunia ini dihitung sejak

tanggal ia dilahirkan. Usia sehat untuk ibu hamil diantaranya 20 – 35

tahun, usia dapat mempengaruhi resiko terjadinya anemia pada ibu hamil

disebabkan karna wanita yang hamil di usia < 20 tahun rahim dan panggul

sering sekali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Sedangkan pada

wanita yang hamil di usia > 35 tahun terkait dengan penurunan daya tahan

tubuh sehingga mudah terkena berbagai masalah kesehatan selama

kehamilan seperti penyulit atau komplikasi (Rahmania,2019).

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Astriana,2017) bahwa, terdapat hubungan antara

Usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Sesuai dengan konsep penelitian tersebut usia reproduksi sehat

pada ibu hamil adalah antara 20-35 tahun, sehingga Usia < 20 tahun dan

> 35 tahun merupakan resiko terjadinya anemia, hal ini desebabkan

kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal karena

belum sempurnanya organ reproduksi dalam mempersiapkan tempat

kehamilan sehingga rentan terjadinya komplikasi perdarahan,

preeklampsia, infeksi dan sebagainya. Secara psikologis kehamilan

yang terjadi pada usia < 20 tahun emosinya belum stabil, mentalnya

belum matang yang memudahkan terjadinya guncangan yang dapat

mengakibatkan kurang memperhatikan pemenuhan kebutuhan zat-zat

gizi selama kehamilan, sedangkan pada usia > 35 tahun sudah terjadi
52

kemunduran daya tahan tubuh dan fungsi organ-organ tubuh yang

memudahkan atau rentan untuk terjadinya penyakit.

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil analisis

hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Karang Anyar Kota Semarang menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil

dengan nilai p value 1,000 (>0,05). Hasil penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aisyah 2016), yang mengatakan

bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan anemia pada

ibu hamil p value 0,298.

Ibu hamil pada umur muda atau <20 tahun perlu tambahan gizi

yang banyak, karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin

yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua >35 tahun

perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah

dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan

energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung (Kristiyanasari, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Luthfiyati,2015) yang

menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur

ibu dengan kejadian anemia ibu hamil p value 0,000. Penelitian

tersebut menjelaskan bahwa ibu hamil yang berumur <20 tahun dan

>35 tahun memiliki risiko 1,8 kali mengalami anemia


53

dibandingkan dengan umur yang tidak berisiko (20-35 tahun). Wanita

yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,

mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan

membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun

janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan

ibu mengalami anemia. Semakin muda dan semakin tua umur seorang

ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang

diperlukan (Kristiyanasari, 2010).

2. Hubungan Frekuensi ANC dengan kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5,9, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari 18

responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan

memeriksakan kehamilannya kurang dari 6 kali selama hamil sebanyak 15

responden dengan persentase (83,3%), dan tidak terdapat responden yang

mengalami anemia dengan memeriksakan kehamilannya lebih atau sama

dengan 6 kali, selanjutnya terdapat responden yang tidak anemia dengan

memeriksakan kehamilannya kurang dari 6 kali selama hamil sebanyak 1

responden dengan persentase (5,6%), dan terdapat responden yang tidak

anemia dengan memeriksakan kehamilannya lebih atau sama dengan 6 kali

sebanyak 2 responden dengan persentase (11,1%).

Dari hasil uji fisher diperoleh nilai p = 0,020 berarti a < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat hubungan antara


54

Frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPT

Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

Frekuensi ANC adalah keteraturan ibu hamil memeriksakan

kehamilannya. Standar kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya

yaitu dua kali pada trimester pertama (1-3 bulan), dua kali pada trimester

kedua (4-6 bulan), dan dua kali pada trimester ketiga (7-9 bulan). Ibu

hamil yang melakukan kunjungan antenatal care secara teratur memiliki

persiapan persalinan yang baik dan sebaliknya, ibu hamil yang melakukan

kunjungan antenatal care secara tidak teratur memiliki persiapan

persalinan yang kurang (Nurwijayanti,2021).

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Ndeto, et, al, 2017) bahwa frekuensi ANC

berhubungan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian

serupa juga dijelaskan oleh (Husna & Sundari 2015) bahwa terdapat

hubungan antara jumlah kunjungan ANC dengan terjadinya anemia pada

ibu hamil.

Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilanya sangat

berpengaruh terhadap kejadian anemia. Hal ini sesuai dengan tujuan ANC

menurut (Prawirohardjo,2010) adalah mengenali secara dini adanya

ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan perdarahan.

Kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan untuk mendeteksi

secara dini kejadian anemia pada ibu hamil dan penangananya yaitu
55

dengan pemberian tablet zat besi. Dokter atau bidan akan sulit

mengevaluasi keadaan anemia seseorang apabila ibu hamil tidak pernah

memeriksakan diri atau tidak teratur memeriksakan kehamilannya karena

setiap saat kehamilan dapat berkembang menjadi masalah pada ibu

maupun janin (Prawirohardjo, 2010).

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Jufar dan Zewde 2014) bahwa frekuensi ANC tidak

berhubungan dengan kejadian anemia baik di perdesaan (OR=1,583;95%

CI:0,886-2,827), perkotaan (OR=1,101;95% CI:0,565-2,146) maupun di

perdesaan + perkotaan (OR=1,345; 95%CI:0,872-2.073).

Menurut (Tuladhar dan Dhakal,2011) dalam jurnal yang berjudul

Impact of Antenatal Care on Maternal and Perinatal utcome: A Study at

Nepal Medical College Teaching Hospital menjelaskan bahwa komplikasi

ibu hamil seperti anemia terjadi lebih sering pada wanita hamil tanpa

melakukan ANC secara rutin. Pentingnya melakukan ANC guna

mendeteksi secara dini kesejahteraan ibu dan janin yang dikandungnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Sugma,2015) mengungkapkan bahwa ada hubungan keteraturan ANC

dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p-value 0,002 < 0,05.

Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal care secara teratur mempunyai resiko

yang lebih kecil terkena anemia daripada ibu hamil dengan kunjungan

antenatal care yang tidak atau kurang teratur.


56

3. Hubungan Paritas dengan kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.10, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari 18

responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan resiko

tinggi yang mengalami kehamilan dan persalinan lebih atau sama dengan 4

kali sebanyak 14 responden dengan persentase (77,8%), dan terdapat

responden yang mengalami anemia resiko rendah yang mengalami

kehamilan dan persalinan dibawah 4 kali sebanyak 1 responden dengan

persentase (5,6%), selanjutnya terdapat responden yang tidak anemia

dengan resiko tinggi yang mengalami kehamilan dan persalinan lebih atau

sama dengan 4 kali sebanyak 1 responden dengan persentase ( 6,7%), dan

terdapat responden yang tidak anemia dengan resiko rendah yang

mengalami kehamilan dan persalinan dibawah 4 kali sebanyak 2

responden dengan persentase (66,7%).

Dari hasil uji fisher diperoleh nilai p = 0,056 berarti a < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat hubungan antara

Paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

Paritas adalah wanita yang sering mengalami kehamilan dan

kelahiran. Wanita yang memiliki paritas tinggi umumnya dapat

meningkatkan kerentanan untuk perdarahan dan deplesi gizi ibu. Dalam

kehamilan yang sehat, perubahan hormonal menyebabkan peningkatan

volume plasma yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin namun


57

tidak turun dibawah tingkat tertentu (misalnya 11,0 g/dl). Dibandingkan

dengan keadaan tidak hamil, setiap kehamilan meningkatkan resiko

perdarahan sebelum, selama, dan setelah melahirkan. Paritas yang lebih

tinggi memperparah resiko perdarahan. Di sisi lain, seorang wanita dengan

paritas tinggi memiliki ukuran jumlah anak yang besar yang berarti

tingginya tingkat berbagai makanan yang tersedia dan sumber daya

keluarga lainnya dapat mengganggu asupan makanan wanita hamil (D

Sandra,2018).

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Tarwoto & Wasnidar, 2007) bahwa salah satu yang

mempengaruhi anemia adalah jumlah anak atau frekuensi melahirkan.

Penelitian (Vehra et al., 2012) menyatakan bahwa wanita dengan

paritas tinggi mengalami kejadian anemia lebih tinggi dibandingkan

dengan paritas rendah, insiden anemia juga meningkat pada gravida 5

terutama pada TM II dan III kehamilan. Penelitian (Hidayati &

Andyarini, 2018.) hasil penelitian ini juga didukung (Astriana, 2017)

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung

Kabupaten OKU. (Wijianto,2002) dalam (Hidayati & Andyarini, 2018)

menyatakan bahwa resiko anemia akan meningkat pada kehamilan

ketiga karena kehamilan yang berulang dapat menyebabkan kerusakan

pembuluh darah dan dinding usus yang akan mempengaruhi sirkulasi

janin dalam kandungan, semakin sering seorang wanita melahirkan


58

akan semakin besar resiko kehilangan darah yang dapat menurunkan

kadar Hb. Ibu hamil dengan paritas tinggi atau sering melahirkan akan

mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar sehingga

menyebabkan hemodelusi yang lebih besar. Ibu yang melahirkan lebih

dari tiga kali beresiko mengalami komplikasi perdarahan yang dapat

dipengaruhi oleh keadaan anemia selama kehamilan dan resiko

perdarahan berulang pada kehamilan berikutnya akibat kadar

haemoglobin yang menurun.

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Luthfiyati 2015) yang menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta tahun 2012.

Menurut teori dari (Arisman, 2009) bahwa paritas > 4 merupakan

factor terjadinya anemia. Hal ini disebabkan karna terlalu sering hamil

dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Anemia dipengaruhi

kehamilan dan persalinan yang sering, semakin sering seorang wanita

mengalami kehamilan dan persalinan akan semakin banyak kehilangan zat

besi dan semakin anemia (Manuaba,2010).

4. Hubungan Status Gizi dengan kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5.11, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari 18

responden, terdapat responden yang mengalami anemia dengan mengukur

lingkar lengan atas kurang bila ukuran LILA dibawah 23,5cm sebanyak 12
59

responden dengan persentase (66,7%), dan terdapat responden yang

mengalami anemia dengan mengukur lingkar lengan atas cukup bila

ukuran LILA lebih atau sama dengan 23,5cm sebanyak 3 responden

dengan persentase (16,7%), selanjutnya tidak terdapat responden yang

tidak anemia dengan mengukur lingkar lengan atas kurang bila ukuran

LILA dibawah 23,5cm, dan terdapat responden yang tidak anemia dengan

mengukur lingkar lengan atas cukup bila ukuran LILA lebih atau sama

dengan 23,5cm sebanyak sebanyak 3 responden dengan persentase

(16,7%).

Dari hasil uji fisher diperoleh nilai p = 0,025 berarti a < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat hubungan antara

Status Gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

Status gizi adalah keseimbangan status gizi ibu hamil yang diukur

dari jenis makanan yang dikonsumsi. Status gizi mempengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil dan menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki

status gizi baik akan dapat mengurangi kejadian anemia. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin di dalam darah diantaranya

adalah status gizi yang di dapatkan dari asupan makanan dan pola makan.

Makanan yang baik untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah

antara lain adalah daging, sayuran, dan buah yang mengandung vitamin c

(Nurwijayanti,2021).
60

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Sabarudin dan Anwar,2013) bahwa didapatkan hasil

yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan

anemia pada ibu hamil. Oleh karna itu, ibu hamil harus mengkonsumsi

makanan yang bergizi dan seimbang agar zat gizi yang dibutuhkan untuk

perkembangan janin, plasenta, ekspansi sel darah merah, dan untuk

kebutuhan basal tubuh selama kehamilan dapat terpenuhi.

Kekurangan gizi dan energi bisa menyebabkan ibu menderita

anemia, suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin

akan terhambat sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan

dan perkembangan. Oleh karena itu pemantauan gizi ibu hamil sangatlah

penting dilakukan. (Purwaningtyas dan Prameswari, 2017).

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Abrori dkk, 2015) di Puskesmas Putusibau Selatan

didapatkan nilai OR =2,667 (95 % CI=0,924 – 7,699 ; p= 0,116), bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Putasibau Selatan serta ibu hamil

yang mengalami kurang status gizi dengan LILA (Lingkar Lengan Atas

kurang dari 23,5 cm mempunyai peluang kemungkinan 2,667 kali lebih

besar mengalami anemia dibandingkan dengan tidak mengalami status gizi

dengan lila lebih dari 23,5 cm.

Dari penelitian WIjianto dkk ada hubungan yang bermakna antara

resiko status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil . Ibu hamil yang
61

beresiko kekurangan gizi berpeluang menderita anemia 2,76 kali lebih

besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami kurang gizi

( Rahmaniar, 2013).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fidyah

Aminin dkk, 2014), diperoleh hasil dari analisis bivariat dengan nilai p =

0,001 yang secara statistic menyatakan terdapat hubungan yang bermakna

antara status gizi dengan kejadian anemia. ( Aminin at.al, 2014).

Penelitian yang sama juga dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Karang Anyar kota Semarang tahun 2014, didapatkan hasil yang

signifikan antara ibu hamil KEK dengan kejadian anemia dengan nilai p =

0,000. Ada hubungan yang bermakna antara KEK pada ibu hamil dengan

kejadian anemia. Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Dopi,2013)

menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan

kejadian anemia ibu hamil dengan nilai p = 0,012. Penelitian lain yang

menunjukkan adanya hubungan status gizi KEK dengan kejadian anemia

pada ibu hamil dilakukan oleh (Sukmaningtyas,2015) dengan nilai p =

0,006. Kekurangan gizi akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan

janin.

Dengan demikian ibu hamil dianjurkan untuk dapat memenuhi

kebutuhan nutrisinya selama kehamilan, yaitu cukup akan karbohidrat,

protein, vitamin, asam folat dan mineral, konsumsilah makanan dan

minuman yang sehat dan kurangi makanan junkfood dan makanan yang

mengandung sedikit gizi. Kebutuhan nutrisi saat kehamilan sangat perlu


62

dipenuhi, karena apabila ibu hamil kekurangan gizi maka selain

mengalami anemia pada kehamilan hal ini juga dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan serta dapat

menimbulkan penyulit-penyulit lainnya baik disaat kehamilan maupun

pada proses persalinan dan masa nifas.

5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan kejadian Anemia

Berdasarkan tabel 5,12, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari 18

responden, terdapat responden yang mengalami anemia yang

pengetahuannya rendah sebanyak 4 responden dengan persentase (22,1%),

dan terdapat responden yang mengalami anemia yang pengetahuannya

tinggi sebanyak 11 responden dengan persentase (66,1%), selanjutnya

terdapat responden yang tidak anemia yang pengetahuannya rendah

sebanyak 3 responden dengan persentase (16,7%), dan tidak terdapat

responden yang tidak anemia yang pengetahuannya tinggi.

Dari hasil uji fisher diperoleh nilai p = 0,043 berarti a < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat hubungan antara

Tingkat Pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPT

Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

Tingkat pengetahuan pada beberapa pengamatan menunjukkan

bahwa anemia yang diderita masyarakat adalah banyak dijumpai di daerah

pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan

persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan


63

pengetahuan dan tingkat sosial ekonomi rendah. Seseorang yang

berpendidikan lebih tinggi dapat mengambil keputusan yang lebih

rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru

dibandingkan dengan individu yang berpendidikan rendah. Semakin tinggi

pengetahuan seseorang akan semakin luas wawasan berpikir sehingga

keputusan yang akan diambil akan lebih realistis dan rasional.

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Astuti, 2016) bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian anemia. Ibu hamil dengan pengetahuan

yang tinggi akan mudah mengatasi masalah kesehatan yang sedang

dialaminya dan sebaliknya ibu hamil dengan pengetahuan yang rendah

akan sulit untuk menerima informsi tentang masalah kesehatan yang

sedang dialaminya.

Tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perubahan

sikap dan perilaku hidup sehat. Pengetahuan ibu merupakan salah satu

faktor penentu status gizi, dan mortalitas ibu, bayi, dan anak

(Bencaiova et al. 2012).

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Nik Rosmawati NH,dkk.28) di Malaysia, (Gartner

A,dkk.2014) di Maroko dan Tunisia yang menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan tidak berhubungan dengan kejadian anemia.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan

antara pengetahuan responden dengan kejadian anemia, hasil penelitian


64

ini sejalan dengan penelitian (Purbadewi & Ulvie, 2013) yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian Anemia pada

pada Ibu Hamil” , demikian juga hasil penelitian (Juliarti, 2017) yang

berjudul “Hubungan Faktor Penyebab dengan Kejadian Anemia di

Puskesmas Melur” terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Semakin baik

pengetahuan ibu hamil tentang anemia akan semakin patuh ibu hamil

untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan anemia pada ibu

hamil (Mulyati et al., 2018).

6. Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan kejadian


Anemia

Berdasarkan tabel 5,13, dari hasil penelitian di UPT Puskesmas

Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021, yang menunjukkan bahwa dari 18

responden, terdapat responden yang mengalami anemia yang tidak patuh

dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 14 responden dengan persentase

(77,8%), dan terdapat responden yang mengalami anemia yang patuh

dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 1 responden dengan persentase

(5,6%), selanjutnya tidak terdapat responden yang tidak anemia yang tidak

patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan terdapat responden yang tidak

anemia yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 3 responden

dengan persentase (16,6%).


65

Dari hasil uji fisher diperoleh nilai p = 0,005 berarti a < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau ada hubungan antara

Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di UPT Puskesmas Salewangeng Kab.Wajo Tahun 2021.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe merupakan perilaku dimana

ibu hamil mendukung program suplemen besi yang dilakukan pemerintah

untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Pada penelitian ini, ketersediaan

tablet Fe sudah baik, artinya ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya

mendapatkan tablet Fe secara gratis.

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Astuti, 2016) yaitu ada hubungan yang signifikan

antara kepatuhan minum tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu

hamil. Demikian juga hasil penelitian (Nurhayati et,al.,2015) didapatkan

hasil ada pengaruh antara asupan Fe dengan peningkatan kadar

Haemoglobin (Hb) pada ibu hamil di Puskesmas Kopelma Darussalam

tahun 2014. Konsumsi tablet Fe selama kehamilan penting dikonsumsi

oleh ibu hamil karena kebutuhan akan zat besi meningkat selama

kehamilan akibat pengenceran sel darah merah selama kehamilan

dimana tablet Fe diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel darah

merah (Astuti, 2016).

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Herlina et al,2016) bahwa hasil penelitian

didapatkan nilai p = 0,355, yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang
66

bermakna antara tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet

Fe dengan anemia.

Kepatuhan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet fe memiliki

hubungan yang kuat dengan kadar Hb ibu hamil, sehingga semakin patuh

ibu hamil mengkonsumsi tablet fe semakin tinggi kadar Hb ibu hamil

tersebut, hal ini berarti bila semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet fe maka resiko terkena anemia semakin kecil. Begitupun sebaliknya,

bila ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet fe, maka resiko

terkena anemia semakin besar (Yuliani,2020).


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang mengenai judul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Upt

Puskesmas Salewangeng Kab. Wajo Tahun 2021” dengan mendapatkan

jumlah responden sebanyak 18 responden, dapat disimpulkan bahwa dari 6

variabel diantaranya umur, frekuensi ANC, paritas, status gizi, pengetahuan

ibu dan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan bermakna.

B. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis ialah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan terutama

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil menggunakan media informasi seperti penyuluhan dll.

2. Secara Praktis

a. Bagi ibu hamil

Diharapkan kepada semua ibu hamil agar rajin memeriksakan

kehamilan, kesehatan dan mengikuti kegiatan yang difasilitasi oleh

tenaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan dalam kehidupan

sehari-hari dikarenakan kasus pandemi saat ini masih tinggi.

b. Bagi Instansi Puskesmas


68

Diharapkan kepada Puskesmas untuk lebih meningkatkan cara

untuk ibu hamil rutin memeriksakan kehamilan, kesehatan dan

memberikan edukasi pengetahuan atau wawasan tentang

penanggulangan atau pengobatan terhadap anemia pada ibu hamil, dan

setiap pemeriksaan kehamilan diberikan tablet tambah darah/tablet fe

selama kehamilan.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan dapat menjadi bahan

pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul

penelitian diatas.

d. Bagi Penulis

Penulis diharapkan untuk terus menambah pengetahuan/

wawasan tentang teori Faktor Faktor Yang Berubungan Dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil dalam penerapan teori yang telah

didapat dari mata kuliah.

e. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian lebih

lanjut dengan melakukan penambahan variabel yang lain baik

penambahan, tempat dan waktu untuk menambah khasanah

pengetahuan dan jumlah penelitian yang terkait supaya hasil yang

didapatkan lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan
Usia. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. Online diakses 6 juli 2021

Astuti, D. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia


Pada Ibu Hamil di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus.
Online diakses 6 juli 2021

Aisyah, R.D.dan Fitriyani.2016.Faktor Internal dan Eksternal yang Berhubungan


dengan Kejadian Anemia di Wilayah Kabupaten Pekalongan.Jurnal
Motorik,11(23):37-51 Online diakses 6 juli 2021

Arisman. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. Online diakses 6
juli 2021

Abrori. et al. (2015) ‘Faktor Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Putussibau Selatan’,
(111), pp. 1–6. Online diakses 6 juli 2021

Aminin, F.,et al. (2014) ‘Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil’,Volume 5, No. 2, pp. 167-172. Online
diakses 6 juli 2021

Bella, L. Y. (2019). Upaya Ibu Hamil Dalam Mengatasi GangguanTidur


(Skripsi). Online diakses 27 April 2021.

Bencaiova G, Burkhardt T, Breymann C. 2012. Anemia-prevalence and


risk factors in pregnancy. Eur J Intern Med 23(6); 529–
533.http://dx.doi.org/10.1016/j.ejim.2012.04.008. Online diakses 6 juli
2021

Chandra, F., Junita, D. D., & Fatmawati, T. Y. (2019). Tingkat Pendidikan dan
Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status Anemia. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 9(04), 653–
659.https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i04.398.Online diakses 27 April
2021

Gartner A, Ati JE, Traissac P, Bour A, Berger J, Landais E, Hsaı¨ni HE, Rayana
CB, Delpeuch F. A Double Burden of Overall or Central Adiposity and
Anemia or Iron Deficiency Is Prevalent but with Little Socioeconomic
Patterning among Moroccan and Tunisian Urban Women. J. Nutr. 144:
87–97, 2014. doi:10.3945/jn.113.178285. Online diakses 6 juli 2021

Herawati, A. H. (2013). Perbedaan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil


Trimester III Pada Persalinan Normal dan Persalinan Prematur Di
RSUD dr. Soedarsono Pasuruan. University of Muhammadiyah
Malang. Online diakses 6 juli 2021
Husna, D. A., & Sundari. (2015). Persiapan Persalinan Ibu Hamil Ditinjau
dariJumlah Persalinan dan Jumlah Kunjungan Kehamilan. Jurnal
DinamikaKesehatan, 6(1), 73–77. Online diakses 6 juli 2021

Hidayati, I., & Andyarini, E. N. (2018). Hubungan Jumlah Paritas dan Umur
Kehamilan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil The Relationship
Between The Number of Parities and Pregnancy Age with
Maternal Anemia. Online diakses 6 juli 2021

Herlina N, Djamilus F. Faktor resiko kejadian anemia pada ibu hamil Online
diakses 6 juli 2021

di wilayah kerja Puskesmas Bogor. Jakarta: Bppsdmk; 2016. Online diakses 6 juli
2021. Online diakses 6 juli 2021

Ihsan, A. H. (2017). Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia di


wilayah kerja puskesmas belimbing kota padang. In Jurnal Keperawatan.
poltekes kemenkes padang. Online diakses 27 April 2021

Jufar AH, Zewde T. 2014. Prevalence of anemia among pregnant women


attending ante-natal care at Tikur Anbessa specialized hospital,
Addis Ababa Ethiopia. J He-matol Thromb Dis 2:125.
http://dx.doi.org/10.4172/2329-8790.1000125. Online diakses 6 juli 2021

Juliarti, W. (2017). Hubungan Faktor Penyebab Dengan Kejadian Anemia Di


Puskesmas Melur. Jurnal Penelitian Kesehatan“ SUARA
FORIKES”(Journal of Health Research“ Forikes Voice”), 8(1), 25–
28. Online diakses 6 juli 2021

Kejela, G., Wakgari, A., Tesfaye, T., Turi, E., Adugna, M., & Ketema, T. (2020).
Prevalence of anemia and its associated factors among pregnant women
attending antenatal care follow up at Wollega University referral
hospital, Western Ethiopia Gemechu. Anemia, 2020, 1–8.
https://doi.org/10.1155/2020/8851997. Online diakses 27 April 2021.

Kristiyanasari,Weni.2010.Gizi Ibu Hamil.Yogyakarta:Nuha Medika. Online


diakses 6 juli 2021

Luthfiyati, Y.2015.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia


pada Ibu Hamil di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.Jurnal Medika
Respati,10(2):1-7. Online diakses 6 juli 2021

Manuaba. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Online diakses 6 juli
2021

Mulyati, S., Nuryati, S., & Farhati, F. (2018). HUBUNGAN


PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI
BESI DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe DI
PUSKESMAS HAURGOMBONG. Jurnal Kesehatan Kartika, 8(3), 18–
26. Online diakses 6 juli 2021

Ndeto, J. K., Barasa, S. O., Murigi, M. W., Keraka, M. N., & Osero, J. O. S.
(2017). Utilization of individual birth plan during pregnancy and
itsdeterminants in Makueni County, Kenya. International Journal Of
Community Medicine And Public Health, 5(1),
30.https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20175759 Online diakses 6
juli 2021

Nurhayati, N., Halimatusakdiah, P. K. A., & Asniah, A. (2015). Pengaruh


Asupan Tablet Zat Besi (Fe) Terhadap Kadar Haemoglobin (Hb) Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Kopelma Darussalam Tahun 2014. Idea
Nursing Journal, 6(1), 76–82. Online diakses 6 juli 2021

Nurwijayanti, Wahyuningsih, S., & Gusya, W. (2021). Studi Analisis Status Gizi
Dan Kepatuhan Antenatal Care (ANC) Terhadap Anemia Pada Ibu
Hamil. ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online
Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas
17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), 1689–1699.
www.journal.uta45jakarta.ac.id. Online diakses 27 April 2021.

Nik Rosmawati NH, Mohd Nazri S, Mohd Ismail I. The Rate and Risk Factors for
Anemia among Pregnant Mothers in Jerteh Terengganu, Malaysia. J
Community Med Health Educ. 2012; 2:150. doi:10.4172/2161-
0711.1000150. Online diakses 6 juli 2021

Paendong, F. T., Suparman, E., & Tendean, H. M. M. (2016). Profil zat besi (Fe)
pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Bahu Manado. e-CliniC,
4(1). https://doi.org/10.35790/ecl.4.1.2016.10985. Online diakses 27
April 2021

Pegitarian, C. (2021). Studi meta-analisis: faktor yang berhubungan dengan


kejadian anemia pada ibu hamil di provinsi sulawesi selatan. universitas
hasanuddin makassar. Online diakses 27 April 2021

Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG. Online


diakses 27 April 2021

Purwandari, A., Lumy, F., Polak, F. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Anemia. JIDAN: Jurnal Ilmiah Bidan 4(1): 62-68.
Online diakses 27 April 2021.

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Online


diakses 6 juli 2021
Purwaningtyas. ML.,Prameswari.G.L. (2017)’Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil’ Higeia Journal Of Public Health Research and Development. Vol
1 No 3. Online diakses 6 juli 2021.

Purbadewi, L., & Ulvie, Y. N. S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan


Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi
Universitas Muhammadiyah Semarang, 2(1), 31–39.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/754/808. Online
diakses 6 juli 2021

Qudriani, M., & Hidayah, S. N. (2016). Persepsi Ibu Hamil Tentang Kehamilan
Resiko Tinggi Dengan Kepatuhan Melakukan Antenatal Care Di Desa
Begawat Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016. Persepsi
Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Desa Begawat
Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016, 1(2015), 15–17.
http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/SENIT2017/article/view/563/p
df_7. Online diakses 27 April 2021.

Rahmaniar, A., Taslim, N.A., and Bahar, B., 2011. FaktorFaktor Yang
Berhubungan DenganKekurangan Energi Kronis Pada IbuHamil di
Tampa Padang, KabupatenMamuju, Sulawesi Barat. Media
GiziMasyarakat Indonesia,2 (2) : 98-103. Online diakses 6 juli 2021

Rismawati, S., & Rohmatin, E. (2018). ANALISIS PENYEBAB TERJADINYA


ANEMIA PADA IBU HAMIL. Media Informasi, 14(1), 51–57.
https://doi.org/10.37160/bmi.v14i1.168.Online diakses 27 April 2021

Rahmi, U. (2019). PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN FAKULTAS FARMASI


DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA. 113. Online
diakses 6 juli 2021

Rahmawati, S. (2017). Hubungan Dukungan Suami Dengan Psikologis Ibu Masa


Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Kota Malang. (skripsi).
Online diakses 27 April 2021

Rahmaniah. (2019). Hubungan Umur Ibu Dan Paritas Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli Tahun 2017.
Journal of Health, Education and Literacy, 2(1), 24–28.
https://doi.org/10.31605/j-healt.v2i1.442. Online diakses 27 April 2021

Rahmaniar, A.(2013)’Faktor-Faktor yang berhubungan dengan KEK (Tampa


Padang, Sulawesi Barat)’, Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2 :98-
103. Online diakses 6 juli 2021

Sjahriani, T., & Farida, V. (2019). 1035325 Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan : Jurnal
Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia
Palembang, 9(2), 161–167. https://doi.org/10.35325/kebidanan.v9i2.195.
Online diakses 27 April 2021

Sugma, S.V.M. 2015. Hubungan Keteraturan Antenatal Care dengan Kejadian


Anemia di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Naskah Publikasi.
Tahun 2015. Online diakses 6 juli 2021

Teshome, M. S., Meskel, D. H., & Wondafrash, B. (2020). Determinants of


anemia among pregnant women attending antenatal care clinic at public
health facilities in kacha birra district, southern ethiopia. Journal of
Multidisciplinary Healthcare, 13, 1007–1015.
https://doi.org/10.2147/JMDH.S259882. Online diakses 27 April 2021

Tuladhar & Dhakal (2011) Impact of Antenatal Care on Maternal and Perinatal
utcome: A Study at Nepal Medical College Teaching Hospital. Journal of
Obstetrics and Gynaccology. Vol. 6. Issue 2. Pages 37-43. Online diakses
6 juli 2021

Vehra, S., Qureshi, E. M. A., & Ahmad, F. (2012). Effect of socio-demographic


and gestational status on the development of iron deficiency anemia
in pregnant women. Pakistan Journal of Nutrition, 11(7), 545–549.
Online diakses 6 juli 2021

Yuliani, E. (2020). Hubungan Riwayat Anemia saat Kehamilan dengan Kejadian


Anemia Postpartum pada Ibu Nifas. Embrio, 12(2), 102–107.
https://doi.org/10.36456/embrio.v12i2.2796. Online diakses 27 April
2021
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di

Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawaah ini, mahasiswa Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.
Nama : Nurul Arifqah
NIM : 17 14201 042
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Salewangeng Kab. WajoTahun 2021”
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tidak akan menimbulkan akibat buruk bagi Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden.
Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
tujuan penelitiaan.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i menyetujui maka dengan ini saya mohon
kesediaan responden untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab
pertanyaaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembaran kuesioner.
Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya
Peneliti

NURUL ARIFQAH
Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Dengan ini masyarakat bersedia menjadi responden dalam penelitian Saudari


Nurul Arifqah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Salewangeng Kab. Wajo Tahun 2021”
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap

saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan

dirahasiakan.

Responden,

Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPT

PUSKESMAS SALEWANGENG KAB.WAJO 2021

A. Identitas Responden

1. Nama Ibu Hamil :

2. Alamat :

3. BB sekarang :

4. TB :

B. Nilai Kadar Hb ibu hamil : 1. <11 gr

: 2. ≥ 11 gr

C. Umur Ibu hamil : 1. < 20 tahun > 35 tahun

: 2. 20-35 tahun

D. Paritas : 1. ≥ 4 kali

2. < 4 kali

E. Status Gizi Ibu hamil : LILA < 23,5 cm

: LILA ≥ 23,5 cm

F. Frekuensi ANC :

: Pada usia kehamilan 1-3 bulan : 2 kali

Pada usia kehamilan 4-6 bulan : 2 kali

Pada usia kehamilan 7-9 bulan : 2 kali

G. Pengetahuan tentang anemia dan tablet Fe pada ibu hamil


1. Untuk mengetahui anemia, dilakukan pemeriksaan....

a. Darah

b. Kencing

c. Tinggi badan

2. Minuman yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil adalah :

a. Kopi

b. Teh

c. Susu

3. Sayuran yang paling baik dikonsumsi ibu hamil adalah ......

a. Kembang kol

b. Nangka muda

c. Bayam

4. Tanda anemia yang ibu ketahui adalah...

a. Pusing, mata berkunang-kunang dan cepat lelah

b. Kaki kram, punggung sakit, pusing dan mual

c. Tidak tahu

5. Ibu hamil sering mengalami anemia daripada ibu yang tidak hamil.

a. Benar

b. Ragu-ragu

c. Salah

6. Jenis-jenis makanan apa saja yang dapat membantu mencegah anemia?


a. Sayuran, kacang-kacangan, ikan dan buah-buahan

b. Sayuran dan buah-buahan

c. Tidak ada

7. Apa yang ibu ketahui tentang tablet zat besi ?

a. Tablet tambah darah yang berwarna merah

b. Tablet untuk kekebalan tubuh

c. Tablet penambah nafsu makan

8. Menurut ibu fungsi zat besi adalah....

a. Meningkatkan pembentukan sel darah merah

b. Menambah nafsu makan

c. Sebagai vitamin

9. Pengobatan yang diberikan pada wanita hamil yang kurang darah dengan

kasus anemia adalah....

a. Pemberian vitamin dan antibiotik

b. Pemberian suplemen tablet zat besi dan vitamin C

c. Pemberian vitamin C saja

10. Jumlah suplemen tablet zat besi yang dierlukan ibu hamil selama kehamilan

adalah….

a. 30 tablet

b. 80 tablet

c. 90 tablet

11. Berapa tablet tambah darah yang dianjurkan diminum perhari oleh ibu hamil ?
a. 2 tablet selama 90 hari

b. 2 tablet selama 60 hari

c. 1 tablet selama 90 hari

H. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe

1. Pada pemberian terakhir berapa jumlah tablet tambah darah yang diterima?

..... tablet

a. 90 tablet

b. 70 tablet

c. 60 tablet

2. Jumlah tablet tambah darah yang diminum :…….. tablet

a. 80 tablet

b. 90 tablet

c. 50 tablet

3. Jumlah tablet tambah darah sisa : ……. Tablet

a. 20

b. 15

c. 10

4. Jumlah tablet tambah darah yang telah di konsumsi ibu selama kehamilan

…….. tablet

a. 70

b. 80

c. 90

5. Hasil pemeriksa Hb : ………. gr%


a. 5

b. 7

c. 9

6. Apakah mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilan dengan

teratur?

a. Teratur

b. Tidak teratur

c. Kadang - kadang

7. Apakah mengonsumsi tablet tambah darah tepat pada waktunya ?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang - kadang

8. Apakah dalam sehari ibu pernah tidak mengonsumsi tablet tambah darah ?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang - kadang

9. Di dalam anggota keluarga ibu apakah ada yang selalu mengingatkan ibu

untuk meminum tablet tambah darah ?

a. Ya, ada

b. Tidak ada

c. Kadang ada, kadang tidak ada

10. Ketika tablet tambah darah habis apakah ibu melanjutkan pembelian tablet

tambah darah di apotik terdekat ?


a. Ya, lanjut

b. Tidak

c. Kadang lanjut kadang tidak

Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Master Tabel
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Salewangeng
Kab.Wajo Tahun 2021.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia

Nilai HB Kepatuhan
Umur Ibu Hamil Paritas Status Gizi Frekuensi ANC Pengetahuan ibu Mengkonsumsi Tablet
Nama Fe
No.Respo Pendidikan Umur BB
Responde TB Skor
nden n
Terakhir Kehamilan Sekarang Resiko Kurang Cukup Skor
Anemia Skor Resiko Skor Kurang bila ibu hamil Cukup bila ibu hamil memeriksakan Skor Skor Skor
tidak anemia Tinggi Bila Resiko bila Bila
bila kadar Resiko tinggi rendah memeriksakan kehamilannya > 6 kali yaitu,trimester
bila kadar < 20 thn Rendah Bila ukuran Ukuran Benar : 1 Salah : 0 Benar : 1 Salah : 0
Hb<11 bila ≥4 kali bila < 4 kehamilannya < 6 kali 1 : 2 kali, trimester 2: 2 kali, trimester
Hb≥11 gr% dan > 35 20-35 thn LILA < LILA ≥
gr% kali selama hamil 3 : 2 kali
thn 23,5 CM 23,5 cm
1 Ny. M 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Ny.R 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Ny. D 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Ny.L 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Ny.R 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Ny.M 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Ny.S 4 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 0 0 1 0
8 Ny.B 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 Ny. S 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 Ny.J 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 Ny.S 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 0 0 1\ 0
12 Ny.N 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1\ 0
13 Ny.M 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1\ 1
14 Ny.E 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 Ny.L 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 0 0 0
16 Ny.T 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
17 Ny.I 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1
18 Ny.F 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1

Keterangan :

Pendidikan terakhir : 1 = SD
2 = SMP
3 = SMA
4 = S1

Umur Kehamilan : 1 = Trimester pertama

2 = Trimester kedua

3 = Trimester ketiga

Berat Badan (BB) : 1 = 50-60 kg

2 = 61-70 kg

3 = 71-80 kg

Tinggi Badan (TB) : 1 = 150-160 cm

2 = 161-170 cm
Lampiran 7

Statistics

Kepatuh
Pendidi Pengeta anIbuKo
umur Nilai Umu Parit Statu Frekuen
kan BB TB huan nsumsi
kehamilan HB r Ibu as s gizi si ANC
terakhir Ibu Tablet
Fe

N Vali
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
d

Miss
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ing

Frequency Table

Pendidikan terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 8 44.4 44.4 44.4

SMP 4 22.2 22.2 66.7

SMA 4 22.2 22.2 88.9

S1 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

Umur kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Trimester 1 1 5.6 5.6 5.6

Trimester 2 7 38.9 38.9 44.4

Trimester 3 10 55.6 55.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

Berat badan (BB)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 50-60 kg 6 33.3 33.3 33.3

61-70 kg 7 38.9 38.9 72.2

71-80 kg 5 27.8 27.8 100.0

Total 18 100.0 100.0

Tinggi Badan (TB)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 150-160 cm 10 55.6 55.6 55.6

161-170 cm 8 44.4 44.4 100.0

Total 18 100.0 100.0

Nilai HB

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Anemia bila kadar Hb<11 gr


15 83.3 83.3 83.3
%

tidak anemia bila kadar


3 16.7 16.7 100.0
Hb≥11 gr%

Total 18 100.0 100.0

Umur Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Resiko Tinggi Bila < 20 thn


14 77.8 77.8 77.8
dan > 35 thn

Resiko Rendah Bila 20-35


4 22.2 22.2 100.0
thn

Total 18 100.0 100.0

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Resiko tinggi bila ≥4 kali 15 83.3 83.3 83.3

Resiko rendah bila < 4 kali 3 16.7 16.7 100.0

Total 18 100.0 100.0

Status gizi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang bila ukuran LILA <


12 66.7 66.7 66.7
23,5 cm

Cukup Bila Ukuran LILA ≥


6 33.3 33.3 100.0
23,5 cm

Total 18 100.0 100.0

Frekuensi ANC

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang bila ibu hamil


memeriksakan kehamilannya 16 88.9 88.9 88.9
< 6 kali selama hamil

Cukup bila ibu hamil


memeriksakan kehamilannya 2 11.1 11.1 100.0
> 6 kali

Total 18 100.0 100.0

Pengetahuan Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Renda 7 38.9 38.9 38.9

Tinggi 11 61.1 61.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak
14 77,8 77,8 77,8
patuh

Patuh 4 22,2 22,2 100.0

Total 18 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

NilaiHB * UmurIbu 18 100,0% 0 0,0% 18 100,0%


NilaiHB * Paritas 18 100,0% 0 0,0% 18 100,0%
NilaiHB * Statusgizi 18 100,0% 0 0,0% 18 100,0%
NilaiHB * FrekuensiANC 18 100,0% 0 0,0% 18 100,0%
NilaiHB * PengetahuanIbu 18 100,0% 0 0,0% 18 100,0%
NilaiHB *
KepatuhanIbuKonsumsiTabl 18 100,0% 0 0,0% 18 100,0%
etFe

Nilai HB * Umur Ibu


Crosstab

UmurIbu

Resiko Tinggi
Bila < 20 thn Resiko Rendah
dan > 35 thn Bila 20-35 thn Total

NilaiHB Anemia bila kadar Hb<11 gr Count 14 1 15


% Expected Count 11,7 3,3 15,0

tidak anemia bila kadar Count 0 3 3


Hb≥11 gr% Expected Count 2,3 ,7 3,0
Total Count 14 4 18

Expected Count 14,0 4,0 18,0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 12,600a 1 ,000


b
Continuity Correction 7,779 1 ,005
Likelihood Ratio 11,722 1 ,001
Fisher's Exact Test ,005 ,005
Linear-by-Linear Association 11,900 1 ,001
N of Valid Cases 18

a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,67.
b. Computed only for a 2x2 table

NilaiHB * Paritas
Crosstab

Paritas

Resiko tinggi Resiko rendah


bila ≥4 kali bila < 4 kali Total

NilaiHB Anemia bila kadar Hb<11 gr Count 14 1 15


% Expected Count 12,5 2,5 15,0

tidak anemia bila kadar Count 1 2 3


Hb≥11 gr% Expected Count 2,5 ,5 3,0
Total Count 15 3 18

Expected Count 15,0 3,0 18,0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6,480a 1 ,011


b
Continuity Correction 2,880 1 ,090
Likelihood Ratio 5,053 1 ,025
Fisher's Exact Test ,056 ,056
Linear-by-Linear Association 6,120 1 ,013
N of Valid Cases 18

a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.
b. Computed only for a 2x2 table

Nilai HB * Status gizi


Crosstab

Statusgizi

Kurang bila Cukup Bila


ukuran LILA < Ukuran LILA ≥
23,5 cm 23,5 cm Total

NilaiHB Anemia bila kadar Hb<11 gr Count 12 3 15


% Expected Count 10,0 5,0 15,0

tidak anemia bila kadar Count 0 3 3


Hb≥11 gr% Expected Count 2,0 1,0 3,0
Total Count 12 6 18

Expected Count 12,0 6,0 18,0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7,200a 1 ,007


b
Continuity Correction 4,050 1 ,044
Likelihood Ratio 7,902 1 ,005
Fisher's Exact Test ,025 ,025
Linear-by-Linear Association 6,800 1 ,009
N of Valid Cases 18

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.
b. Computed only for a 2x2 table

NilaiHB * FrekuensiANC
Crosstab
FrekuensiANC
Kurang bila ibu
hamil Cukup bila ibu
memeriksakan hamil
kehamilannya < memeriksakan
6 kali selama kehamilannya >
hamil 6 kali Total
NilaiHB Anemia bila kadar Hb<11 gr Count 15 0 15
% Expected Count 13,3 1,7 15,0
tidak anemia bila kadar Count 1 2 3
Hb≥11 gr% Expected Count 2,7 ,3 3,0
Total Count 16 2 18
Expected Count 16,0 2,0 18,0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 11,250a 1 ,001


b
Continuity Correction 5,513 1 ,019
Likelihood Ratio 8,739 1 ,003
Fisher's Exact Test ,020 ,020
Linear-by-Linear Association 10,625 1 ,001
N of Valid Cases 18

a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,33.
b. Computed only for a 2x2 table

Nilai HB * Pengetahuan Ibu

Crosstab

PengetahuanIbu

Rendah Tinggi Total

NilaiHB Anemia bila kadar Hb<11 gr Count 4 11 15


% Expected Count 5,8 9,2 15,0

tidak anemia bila kadar Count 3 0 3


Hb≥11 gr% Expected Count 1,2 1,8 3,0
Total Count 7 11 18

Expected Count 7,0 11,0 18,0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,657 1 ,017
b
Continuity Correction 2,992 1 ,084
Likelihood Ratio 6,659 1 ,010
Fisher's Exact Test ,043 ,043
Linear-by-Linear Association 5,343 1 ,021
N of Valid Cases 18

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,17.
b. Computed only for a 2x2 table

Nilai HB * Kepatuhan Ibu Konsumsi Tablet Fe


Crosstab

KepatuhanIbuKonsumsiTabletFe

Tidak patuh Patuh Total

NilaiHB Anemia bila kadar Hb<11 gr Count 14 1 15


% Expected Count 11,7 3,3 15,0

tidak anemia bila kadar Count 0 3 3


Hb≥11 gr% Expected Count 2,3 ,7 3,0
Total Count 14 4 18

Expected Count 14,0 4,0 18,0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 12,600a 1 ,000


Continuity Correctionb 7,779 1 ,005
Likelihood Ratio 11,722 1 ,001
Fisher's Exact Test ,005 ,005
Linear-by-Linear Association 11,900 1 ,001
N of Valid Cases 18

a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,67.
b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 8
Dokumentasi

Lampiran 9
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurul Arifqah

Tempat/Tanggal Lahir : Sengkang, 06 Juli 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. W.R Monginsidi Stpk 6

Telepon : 082320993800

Email : nurularifqah98@gmail.com

Riwayat pendidikan :

1. 2003 – 2005 : TK AISYAH BUSTANUL ATHFAL

2. 2005 – 2011 : SDN 14 LAPONGKODA

3. 2011 – 2014 : SMP NEGERI 1 SENGKANG

4. 2014 – 2017 : SMK PRIMA HUSADA

5. 2017 – SEKARANG : S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS

PUANGRIMAGALATUNG SENGKANG KAB.WAJO

Anda mungkin juga menyukai