Anda di halaman 1dari 116

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA

PADA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WILAYAH

KECAMATAN CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2022

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

Febiana Nur Damayanti

11181010000011

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

1444 H / 2022 M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Fakultas Ilmu

Kesehatan (FIKES) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan

(FIKES) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 10 Agustus 2022

Febiana Nur Damayanti

i
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, 10 Agustus 2022

Febiana Nur Damayanti, NIM: 11181010000011

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga


Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2022
XV + 100 halaman, 25 tabel, 2 bagan, 6 lampiran

ABSTRAK

Stres kerja merupakan gangguan fisik dan emosional akibat ketidaksesuaian


antara kapasitas, sumber daya atau kebutuhan pekerja yang berasal dari lingkungan
pekerjaan. Salah satu profesi yang berisiko mengalami stres kerja adalah tenaga
kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 82 responden menggunakan total sampling. Analisis
statistik menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kemaknaan 𝑎 = 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 44 (53,7%) tenaga kesehatan mengalami keluhan
stres kerja. Adapun, faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja yaitu umur
(p=0,018), gaya kepemimpinan (p=0,022) dan hubungan interpersonal (p=0,022),
sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan stres kerja yaitu jenis
kelamin (p=0,557), status pernikahan (p=0,978), masa kerja (p=0,978), beban
kerja (p=0,054) dan situasi keluarga (p=0,073). Saran bagi kepala puskesmas
diharapkan dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang baik kepada tenaga
kesehatan dengan memberikan pekerjaan yang merata dan perilaku yang adil dan
dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antar sesama dan bagi
tenaga kesehatan diharapkan dapat menjaga kesehatan diri sendiri secara fisik
maupun mental agar mencegah timbulnya stres dalam bekerja.

Kata Kunci : Stres Kerja, Tenaga Kesehatan, Puskesmas


Daftar Bacaan : 60 (1997-2022)

ii
FACULTY OF HEALTH SCIENCES

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH


HEALTH CARE MANAJEMENT
Undergraduated Thesis, 10 August 2022

Febiana Nur Damayanti, NIM: 11181010000011

Factors Associated with Job Stress in Health Workers at the Community


Health Center in Ciputat District, South Tangerang City in 2022
XV + 100 pages, 25 tables, 2 charts, 6 appendix

ABSTRACT

Job stress is a physical and emotional disorder due to a mismatch between


the capacities, resources, or needs of workers and those originating from the work
environment. One of the professions at risk of experiencing work stress is health
workers. This study aims to determine the factors associated with work stress on
health workers at the Puskesmas Ciputat District, South Tangerang City, in 2022.
This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The
population of this study was all health workers at the Ciputat District Health Center.
The sample in this study amounted to 82 respondents using total sampling.
Statistical analysis used the Chi-Square test at a significance level of 0.05. The
results showed that 44 (53.7%) health workers had complaints of work stress.
Meanwhile, the factors related to work stress were age (p = 0.018), leadership style
(p = 0.022) and interpersonal relationships (p = 0.022), while the factors not related
to work stress were gender (p = 0,557), marital status (p = 0,978), years of service
(p = 0,978), workload (p = 0,054) and family situation (p = 0,073). Suggestions for
the head of the puskesmas are expected to be able to apply a good leadership style
to health workers by providing equitable work and fair behavior, which can improve
good interpersonal relationships between others. Health workers are expected to
maintain their own health physically and mentally in order to prevent stress at work.

Keywords : Job Stress, Health Workers, Community Health Center


Reading List : 60 (1997-2022)

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA


PADA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WILAYAH
KECAMATAN CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2022

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 15 Agustus 2022

Disusun oleh

Febiana Nur Damayanti

NIM: 11181010000011

Menyetujui Mengetahui

Pembimbing Skripsi Ketua Program Studi

Fajar Ariyanti, S.K.M., M.Kes., Ph.D. Catur Rosidati, M.K.M.

NIP. 197612092006042003 NIP. 197502102008012018

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H / 2022 M

iv
PERNYATAAN PENGESAHAN

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA


PADA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WILAYAH
KECAMATAN CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2022

Disusun oleh :
Febiana Nur Damayanti
NIM: 11181010000011

Telah diujikan
pada tanggal 09 Agustus 2022

Ketua Sidang Skripsi

Mochamad Iqbal Nurmansyah, M.Sc.


NIP. 199111152019031012

Penguji 1 Penguji 2

Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, M.K.K.K. Baequni, S.K.M., M.Kes., Ph.D.


NIDN. 2026128302 NIP. 196809112003121001

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H / 2022 M

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama : Febiana Nur Damayanti

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 10 Februari 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan WR. Supratman RT.04 RW.02 Kelurahan


Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan, Provinsi Banten, Indonesia

Telepon : 082114191668

Email : febiana992015@gmail.com

Status Perkawinan : Belum Menikah

Riwayat Pendidikan Formal

2005-2006 : TK Putra Pertiwi

2006-2012 : SD Negeri 4 Pondok Ranji

2012-2015 : SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

2015-2018 : SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan

2018-2022 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Jakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Program Studi
Kesehatan Masyarakat

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Stres Kerja pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022”. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan,

nasehat, motivasi dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga dengan ketulusan dan

kerendahan hati yang dihanturkan kepada:

1. Orang Tua, yaitu papa dan mama yang selalu mendukung dan mendoakan

tanpa henti. Terima kasih banyak atas semua rasa cinta dan kasih sayang yang

telah kalian berikan.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Catur Rosidati, S.K.M., M.K.M., selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku

Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi serta nasehat

selama masa perkuliahan.

5. Ibu Fajar Ariyanti, S.K.M., M.Kes., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dorongan

vii
dan nasehat yang membangun dalam langkah pengerjaan skripsi hingga

selesai.

6. Bapak Mochammad Iqbal Nurmansyah, S.K.M., M..Sc., Ibu Siti Rahmah

Hidayatullah Lubis, M.K.K.K., dan Bapak Baequni, S.K.M., M.Kes., Ph.D

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran untuk perbaikan

penyusunan laporan skripsi.

7. Seluruh Kepala Puskesmas di Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan yang telah memberikan izin penelitian untuk melakukan penelitian

skripsi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.

8. Seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi

dan pengambilan data.

9. Teman-teman District 9 yang selalu mendorong untuk tetap semangat dan

sebagai tempat suka maupun duka.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga ketulusan dan dukungan yang diberikan oleh semua pihak mendapatkan

keberkahan dari Allah SWT.

Tangerang Selatan, 10 Agustus 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i


ABSTRAK .......................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN PENGESAHAN........................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum................................................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1.4.1 Bagi Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat ................................. 6
1.4.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ..................................... 6
1.4.3 Bagi Peneliti Lain ........................................................................... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
2.1 Stres Kerja ............................................................................................. 8
2.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja .......................... 12
2.3 Puskesmas ........................................................................................... 15
2.4 Tenaga Kesehatan Puskesmas .............................................................. 15
2.5 Kerangka Teori .................................................................................... 16
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................. 18
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 18

ix
3.2 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 20
3.3 Hipotesis .............................................................................................. 24
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 26
4.1 Desain Penelitian ................................................................................. 26
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 26
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 27
4.3.1. Populasi Penelitian ....................................................................... 27
4.3.2. Sampel Penelitian ......................................................................... 27
4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 28
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ............................................... 31
4.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 34
4.7 Manajemen Data .................................................................................. 35
4.8 Analisis Data ....................................................................................... 36
4.9 Etik Penelitian ..................................................................................... 39
BAB V HASIL .................................................................................................. 40
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 40
5.2 Analisis Univariat ................................................................................ 41
5.2.1. Stres Kerja .................................................................................... 41
5.2.2. Faktor Individu ............................................................................. 41
5.2.3. Faktor Pekerjaan ........................................................................... 45
5.2.4. Faktor Bukan Pekerjaan ................................................................ 47
5.3 Analisis Bivariat .................................................................................. 48
5.3.1. Hubungan Faktor Individu dengan Stres Kerja .............................. 48
5.3.2. Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Stres Kerja ............................ 52
5.3.3. Hubungan Faktor Bukan Pekerjaan dengan Stres Kerja ................. 55
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 57
7.1 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 57
7.2 Gambaran Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022................................ 57
7.3 Hubungan Antara Umur Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 59

x
7.4 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 60
7.5 Hubungan Antara Status Pernikahan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 61
7.6 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022
............................................................................................................ 63
7.7 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 64
7.8 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 65
7.9 Hubungan Antara Hubungan Interpersonal Dengan Stres Kerja Pada
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2022 ........................................................................................ 66
7.10 Hubungan Antara Situasi Keluarga Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 67
7.11 Kajian Keislaman ................................................................................ 68
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 70
7.1 Simpulan ............................................................................................. 70
7.2 Saran ................................................................................................... 71
7.2.1. Bagi Kepala Puskesmas ................................................................ 71
7.2.2. Bagi Tenaga Kesehatan................................................................. 71
7.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
LAMPIRAN ...................................................................................................... 77

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner .......................................................... 32


Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ...................................................... 33
Tabel 4.3 Daftar Kode Variabel Penelitian...................................................... 35
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data ............................................................... 38
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022.................. 41
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Asal Puskesmas Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 41
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022................................ 42
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Umur Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022.................. 43
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 44
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 44
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022.................. 45
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 45
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 46
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Hubungan Interpersonal Pada Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022
....................................................................................................................... 46
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Situasi Keluarga pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022 47
Tabel 5.12 Hubungan Antara Umur Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022
....................................................................................................................... 48
Tabel 5.13 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 49

xii
Tabel 5.14 Hubugan Antara Status Pernikahan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 50
Tabel 5.15 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 51
Tabel 5.16 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 52
Tabel 5.17 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Stres Kerja Pada
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2022 ........................................................................................ 53
Tabel 5.18 Hubungan Antara Hubungan Interpersonal Dengan Stres Kerja Pada
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2022 ........................................................................................ 54
Tabel 5.19 Hubungan Antara Situasi Keluarga Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022 .................................................................................................... 55

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian.............................................................. 17

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 19

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perizinan Penelitian......................................................................... 78

Lampiran 2 Informed Consent ............................................................................ 79

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 80

Lampiran 4 Output Pengolahan Data Penelitian ................................................. 86

Lampiran 5 Persetujuan Etik Penelitian .............................................................. 99

Lampiran 6 Dokumentasi ................................................................................. 100

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hak memperoleh kesehatan secara optimal merupakan hak bagi

setiap individu, terutama dalam penyediaan fasilitas dan pelayanan

kesehatan dasar, salah satunya yaitu pusat kesehatan masyarakat atau

Puskesmas (Priastuty, 2021). Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan perseorangan (Permenkes, 2014). Keberadaan Puskesmas

tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik tingkat kecamatan dan tingkat

kelurahan (Radito, 2014).

Sumber daya manusia yang kompeten merupakan salah satu

karakteristik terkait pelayanan yang harus dimiliki di Puskesmas (Untsa,

2018). Sumber daya manusia di puskesmas terdiri dari tenaga kesehatan

dan tenaga non kesehatan. Dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi,

perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan

lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga

fisoterapi dan tenaga kefarmasian adalah jenis tenaga kesehatan yang

bekerja di Puskesmas (Permenkes, 2014)

Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama,

Puskesmas memiliki banyak tugas dan program kerja di wilayah puskesmas

1
(Ismainar, 2013). Selain itu, saat ini peningkatan tugas dan tanggung jawab

puskesmas menjadi lebih berat seperti adanya tim gugus tugas COVID-19

dan kegiatan vaksinasi bagi seluruh masyarakat. Banyaknya program kerja

dan tugas tambahan di puskesmas dapat membuat tenaga kesehatan

mengalami stres kerja. Tenaga kesehatan merupakan salah satu profesi

dengan konsekuensi stres kerja tinggi (Gibson, 1997).

Stres kerja adalah perasaan negatif yang dirasakan secara subyektif

oleh individu pada faktor internal maupun eksternal dalam suatu organisasi

(Wijono, 2018). Gejala stres kerja antara lain emosi tidak stabil, perasaan

tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, gelisah, peningkatan tekanan

darah dan masalah pencernaan (Mangkunegara, 2015).

Pada 2015-2016, Health and Safety Executive melaporkan bahwa

terdapat 488.000 kasus stres atau kecemasan terkait pekerjaan pada pekerja

di Inggris, terhitung 37% dari semua adalah kasus kesehatan (Saleh, 2018).

Pada tahun 2018, sebanyak 9,8% penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15

tahun terkena masalah mental emosional, dibandingkan dengan prevalensi

tahun 2013 sebesar 6% (Kemenkes RI, 2018). Selain itu, stres terkait

pekerjaan disebabkan oleh adanya beban kerja yang berlebihan, terlalu

banyak tugas, dan kurangnya dukungan manajerial (Saleh, 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada lima

Puskesmas di wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, yaitu

Puskesmas Kampung Sawah, Puskesmas Ciputat, Puskesmas Sawah Baru,

Puskesmas Situ Gintung dan Puskesmas Jombang melalui wawancara

dengan beberapa tenaga kesehatan, diketahui bahwa mereka bertanggung

2
jawab penuh atas seluruh pekerjaan yang diterima di Puskesmas dan setiap

satu orang tenaga kesehatan mempunyai tugas tambahan yang berlebih.

Selain itu, tenaga kesehatan juga mengalami perilaku pusing, kelelahan

secara fisik, hilang konsentrasi dalam bekerja, sensitif, dan kurang istirahat

setelah menyelesaikan pekerjaannya yang sedang meningkat sehingga

menurunnya produktifitas dan kualitas kerja dalam memberikan pelayanan

kepada pasien. Dampak dari permasalahan tersebut menunjukkan bahwa

tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan mengalami stres kerja.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan

Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan tenaga

kesehatan di lima puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan menunjukkan adanya keluhan stres kerja. Hal ini ditunjukkan

adanya beban kerja dan tanggung jawab yang berlebih seperti satu orang

tenaga kesehatan puskesmas harus mengerjakan tugas tambahan selain

tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga kesehatan sehingga

mengakibatkan beban kerja secara individu, perilaku yang dirasa tidak

sehat seperti pusing, hilang konsentrasi, kelelahan secara fisik dan sensitif

karena kurang istirahat. Hal ini dapat berdampak negatif pada produktifitas

3
dan kualitas layanan kesehatan kepada pasien. Selain itu, belum adanya

penelitian terkait stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, peneliti ingin

mengetahui mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022. Adapun rumusan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan antara faktor individu (umur, jenis kelamin,

status pernikahan dan masa kerja) dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022?

2. Bagaimana hubungan antara faktor pekerjaan (beban kerja, gaya

kepemimpinan dan hubungan interpersonal) dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022?

3. Bagaimana hubungan antara faktor bukan pekerjaan (situasi keluarga)

dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres

kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

4
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara umur dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat

Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

2. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

3. Mengetahui hubungan antara status pernikahan dengan stres

kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

4. Mengetahui hubungan antara masa kerja dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

5. Mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

6. Mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dengan stres

kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

7. Mengetahui hubungan antara hubungan interpersonal dengan

stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

5
8. Mengetahui hubungan antara situasi keluarga dengan stres

kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan stres

kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan dan sebagai upaya strategi

intervensi preventif dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

1.4.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

penelitian dan untuk meningkatkan keilmuan kesehatan masyarakat

terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan di Puskesmas.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan. Serta, diharapkan dapat sebagai penelitian awal

dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas.

6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas.

Penelitian ini dilakukan pada Januari – Juni tahun 2022 di lima Puskesmas

wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, yaitu Puskesmas

Kampung Sawah, Puskesmas Ciputat, Puskesmas Sawah Baru, Puskesmas

Situ Gintung dan Puskesmas Jombang. Sasaran dalam penelitian ini yaitu

seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian

kuantitatif dengan metode deskriptif cross sectional. Variabel dalam

penelitian ini yaitu stres kerja sebagai variabel dependen dan varibel

independen terdiri dari faktor individu (umur, jenis kelamin, status

pernikahan, dan masa kerja), faktor pekerjaan (beban kerja, gaya

kepemimpinan dan hubungan interpersonal), dan faktor di luar pekerjaan

(situasi keluarga). Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui

gambaran masing-masing variabel dan secara bivariat menggunakan uji

Chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stres Kerja

2.1.1. Pengertian Stres Kerja

Stres merupakan respon tubuh terhadap peristiwa lingkungan yang

menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosional, dan lain-lain

(Sumiati, 2010). Stres adalah tekanan yang berkembang ketika tuntutan

seseorang melebihi kapasitasnya (Tama, 2017).

Menurut Wijono (2018), stres kerja adalah perasaan negatif yang

dirasakan secara subyektif oleh individu pada faktor internal maupun

eksternal dalam suatu organisasi. Hal ini dapat mengganggu, mengancam

dan memberikan tekanan pada kinerja seseorang. Adanya stres kerja dapat

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik dan emosional, kecemasan dan

depresi pada seseorang (Sugiono, 2018).

2.1.2. Tipe Stres Kerja

1. Eustress merupakan stres yang bersifat positif karena adanya usaha-

usaha yang kreatif, seperti ketika membutuhkan inspirasi.

2. Distress merupakan stres yang bersifat negatif karena beban pikiran

akibat kegiatan rutinitas. Stres ini terbagi menjadi stres akut dan stres

kronik.

8
3. Hyperstress merupakan stres yang bersifat negatif akibat seseorang di

paksa untuk menjalankan kemampuannya secara berlebih.

4. Hypostress merupakan sebuah kondisi dimana seseorang mengalami

kebosanan terus menerus dan akibatnya akan kehilangan inspirasi dan

semangat kerja (Tama, 2017).

2.1.3. Gejala Stres Kerja

1. Gejala fisik termasuk merasa panas, otot tegang, pencernaan terganggu,

kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot.

2. Gejala perilaku termasuk kebingungan, kekhawatiran, melankolis,

kesalahpahaman, ketidakberdayaan, kurangnya kegembiraan, kesulitan

berkonsentrasi, kesulitan membuat keputusan, dan kehilangan

kreatifitas.

3. Gejala watak dan kepribadian seperti berhati-hati, terlalu khawatir,

mudah panik, dan kurang percaya diri (Irzal, 2016).

2.1.4. Penyebab Stres Kerja

1. Adanya tuntutan fisik dan tuntutan pekerjaan, seperti masalah

kebisingan, shift kerja, dan beban kerja, merupakan karakteristik

intrinsik tenaga kerja.

2. Kedudukan individu dalam perusahaan mensyaratkan bahwa setiap

karyawan memiliki tanggung jawab yang harus dilaksanakan sesuai

dengan peraturan yang berlaku dan harapan atasannya. Namun, pekerja

mungkin tidak selalu berhasil dalam memenuhi tugas mereka,

mengakibatkan kesulitan stres seperti konflik peran dan ambiguitas

peran.

9
3. Kemajuan karir merupakan sumber stres karena mencakup

ketidakamanan kerja, promosi yang berlebihan, dan promosi yang

kurang.

4. Hubungan kerja yang buruk dapat menyebabkan kepercayaan yang

buruk dan kurangnya minat dalam pemecahan masalah dalam suatu

organisasi, mengakibatkan kepuasan kerja yang rendah, kesehatan

yang memburuk, dan persepsi ancaman dari atasan dan rekan kerja.

5. Struktur dan budaya organisasi, di mana karyawan dapat berperan dan

bergabung dengan kelompok sosial untuk menciptakan kemungkinan

dan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan peningkatan

kesehatan fisik dan mental. (Irzal, 2016).

2.1.5. Dampak Stres Kerja

1. Subjektif, seperti kekhawatiran, kebosanan, kelelahan, jengkel,

kehilangan kesabaran, harga diri rendah, kegelisahan, dan perasaan

terisolasi.

2. Perilaku, seperti kecenderungan untuk terluka, alkoholisme, kecanduan

zat, ledakan emosi yang tidak terduga, makan berlebihan, dan merokok

berlebihan.

3. Kognitif, seperti kesulitan untuk membuat penilaian yang jelas,

perhatian yang buruk, dan kepekaan yang meningkat terhadap kritik.

4. Fisiologis, seperti peningkatan kadar glukosa, detak jantung dan

tekanan darah, keringat, dan panas dan dingin tubuh.

5. Organisasi, seperti ketidakhadiran, pergantian staf, produktivitas

10
rendah, keterasingan dari rekan kerja, ketidakpuasan kerja, keterlibatan

dan komitmen yang lebih rendah terhadap perusahaan (Gibson, 1997).

2.1.6. Manajemen Stres

Manajemen stres menurut Umama (2019) adalah usaha yang

dilakukan untuk mencegah dan menangani timbulnya stres. Adapun,

beberapa pendekatan manajemen stres, baik lingkungan maupun pribadi,

antara lain:

a. Kondisi kerja fisik, termasuk kebisingan dengan memberikan

pelindung telinga dan menawarkan warna dinding yang tegas untuk

menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

b. Analisis kerja, meliputi banyaknya beban kerja dapat diberikan

pelatihan dan manajemen waktu sehingga pekerja dapat menyelesaikan

pekerjaan berdasarkan skala prioritas.

2.1.7. Pendekatan Stres Kerja

1. Pendekatan dukungan sosial (social support) melalui kegiatan untuk

memberikan kepuasan sosial kepada pekerja.

2. Pendekatan meditasi (meditation) dilakukan dengan cara

berkonsentrasi ke alam pikiran dan menenangkan emosi selama 15-20

menit.

3. Pendekatan biofeedback diberikan atas pengawasan profesional medis,

seperti dokter, psikiater, dan psikolog.

4. Pendekatan program kesehatan pribadi (personal wellness program)

merupakan pendekatan pencegahan terjadinya stress, seperti rutin

11
melakukan pemeriksaan kesehatan, relaksasi otot, pengaturan gizi, dan

olahraga secara teratur (Mangkunegara, 2015).

2.1.8. Pengukuran Stres Kerja

Menurut Rachman (2017) terdapat beberapa teknik dalam

pengukuran stres, yaitu:

a. Self Report Measure, cara pengukuran yang banyak digunakan dalam

penelitian yaitu dengan memberikan pertanyaan menggunakan

kuesioner, baik fisiologis, psikologis maupun perilaku.

b. Physiological Measure adalah pengukuran yang dilakukan dengan

melihat perubahan fisik akibat stres, seperti ketegangan pada otot bahu,

leher dan pundak.

c. Biochemical Measure adalah pengukuran yang dilakukan dengan cara

melihat stres melalui respon biokimia, seperti perubahan kadar hormon

katekolamin dan kortikosteroid setelah pemberian stimulus.

2.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja

2.2.1. Faktor Individu

1. Umur

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), umur adalah informasi

tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu kelahiran responden

menurut sistem kalender masehi. Penduduk usia pekerja adalah

penduduk yang berumur 15 tahun dan lebih. Umur termasuk faktor

yang dapat meningkatkan stres kerja secara signifikan (Rasasi, 2015).

Seseorang dengan umur yang lebih tua akan mengalami stres yang lebih

12
rendah karena sudah memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi

stres.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah karakteristik psikologis dan biologis

seseorang sejak lahir (Depkes RI, 2009). Jenis kelamin dibedakan

menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Perempuan cenderung

mengalami stres yang lebih besar karena adanya perubahan hormonal,

mudah merasa bersalah dan cemas (Indah, 2010). Tetapi ada yang

berpendapat antara laki-laki dan perempuan dapat mengalami stres

kerja karena setiap orang mempunyai kemampuan dan pengalaman

masing-masing dalam pemecahan masalah, keterampilan analisis,

dorongan kompetitif dan motivasi kerja asal terus belajar dan

meningkatkan segala potensi dirinya (Utaminingsih, 2016).

3. Status Pernikahan

Seseorang yang masih lajang lebih mungkin merasakan stres

kerja karena tidak mendapat dukungan emosional dari pasangannya,

tetapi orang yang sudah menikah akan lebih sedikit mengalami stres

kerja karena dukungan pasangannya (Ismar, 2011).

4. Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja bekerja di

suatu instansi (Handoko, 2010). Pekerja yang bekerja lebih lama akan

memiliki permasalahan kerja lebih banyak dibandingkan dengan tenaga

kerja baru karena tenaga kerja lama dapat menimbulkan kebosanan

13
dalam bekerja dan menimbulkan stres di tempat kerja (Munandar,

2014).

2.2.2. Faktor Pekerjaan

1. Beban Kerja

Beban kerja merupakan persepsi atau pendapat tenaga kerja

mengenai tuntutan tugas yang beragam yang tidak sesuai dengan

kemampuannya (Soegiono, 2008). Beban kerja yang berlebih

(Workload) merupakan faktor terjadinya stres, baik ringan maupun

berat.

2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dapat menjadi sumber stres bagi para

pegawai atau bawahan. Menurut Khotimah (2021), gaya kepemimpinan

merupakan perilaku dan strategi, sebagai kombinasi dari keterampilan,

sifat dan sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin dalam

mempengaruhi kinerja pegawainya. Jenis gaya kepemimpinan

diantaranya gaya kepemimpinan demokratis, otoriter, militeris dan

birokrasi (Khotimah, 2021).

3. Hubungan Interpersonal

Stres kerja pada tenaga kerja dapat disebabkan oleh

buruknya hubungan antar rekan kerja dan atasan, seperti kurangnya

interaksi sosial dan dukungan sosial sesama rekan kerja (Utaminingsih,

2016).

2.2.3. Faktor Bukan Pekerjaan

14
Situasi dalam keluarga merupakan salah satu faktor di luar pekerjaan

yang dapat memberikan tekanan seperti isu-isu tentang keluarga, krisis

kehidupan, konflik antara tuntutan keluarga dan dapat mempunyai dampak

negatif pada kehidupan pribadi, keluarga maupun pekerjaan (Utaminingsih,

2016).

2.3 Puskesmas

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan tingkat

pertama dengan upaya promotif dan preventif secara menyeluruh, terpadu,

merata, dapat diterima dan terjangkau (Kemenkes, 2014). Peranan puskesmas

adalah sebagai pengembangan, pembinaan, pelayanan upaya kesehatan.

Adapun, fungsi puskesmas memiliki tiga fungsi pokok, yaitu sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama (primer), dimana

mencakup pelayanan kesehatan perorangan maupun masyarakat (Permenkes,

2014).

2.4 Tenaga Kesehatan Puskesmas

Tenaga kesehatan Puskesmas memiliki peran sebagai pelaksana

pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Selain perannya

sebagai pelaksana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan merupakan sumber

daya manusia strategis yang mampu secara optimal melaksanakan pelayanan

kesehatan dan bekerja dalam tim (Handayani and Sopacua, 2010). Tenaga

15
kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar

pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak

pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan

memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja (Permenkes

RI, 2014). Adapun, jenis tenaga kesehatan di Puskesmas paling sedikit terdiri

atas dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi,

tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi

laboratorium medik dan tenaga kefarmasian (Permenkes RI, 2014).

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan teori Model of Job Stressors and Health Consequences

oleh Barry S. Levy, David H. Wegman tahun 2006, menjelaskan bahwa faktor-

faktor yang berhubungan dengan stres kerja terdiri dari faktor individual,

meliputi umur, jenis kelamin, status pernikahan, dan masa kerja; faktor

pekerjaan, meliputi beban kerja, gaya kepemimpinan, dan hubungan

interpersonal; dan faktor bukan pekerjaan, meliputi situasi keluarga, serta

faktor stres kerja.

16
Faktor Individu
 Umur
 Jenis Kelamin
 Status Pernikahan
 Masa Kerja

Faktor Pekerjaan
 Beban Kerja
 Gaya Kepemimpinan Stres Kerja
 Hubungan
Interpersonal

Faktor Bukan Pekerjaan


 Situasi Keluarga

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi Teori Model of Job Stressors and Health Consequences oleh

Barry S. Levy, David H. Wegman (2006)

17
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dalam bab tinjauan pustaka

sebelumnya, diketahui bahwa stres kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu faktor pekerjaan terdiri dari beban kerja, gaya kepemimpinan dan

hubungan interpersonal, faktor individu terdiri dari umur, jenis kelamin,

status pernikahan, dan masa kerja, dan faktor bukan pekerjaan terdiri dari

situasi keluarga, serta stres kerja terdiri dari faktor fisik, psikologi dan

perilaku atau kebiasaan.

Kerangka konsep ini disusun dengan menggunakan acuan dari

kerangka teori yaitu teori Model of Job Stressors and Health Consequences

oleh Barry S. Levy, David H. Wegman tahun 2006. Peneliti menggunakan

teori tersebut karena teori yang digunakan cukup sesuai dengan

permasalahan mengenai stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas

wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.

18
Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Individu
 Umur
 Jenis Kelamin
 Status Pernikahan
 Masa Kerja

Stres Kerja Pada


Faktor Pekerjaan
Tenaga Kesehatan di
 Beban Kerja Puskesmas Wilayah
 Gaya Kepemimpinan Kecamatan Ciputat
 Hubungan Interpersonal Kota Tangerang Selatan

Faktor Bukan Pekerjaan

 Situasi Keluarga

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

19
3.2 Definisi Operasional Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Dependen

1. Stres Kerja Perasaan negatif yang Mengisi Kuesioner 1. Tidak Ordinal


dirasakan secara Kuesioner Mengalami
subyektif oleh individu Stres, jika total
pada faktor internal skor < 63
maupun eksternal dalam 2. Mengalami
suatu organisasi Stres, jika total
skor ≥ 63
(Sari, 2017)
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Independen

1. Umur Informasi tentang Mengisi Kuesioner 1. 20-24 Tahun Ordinal


tanggal, bulan dan tahun Kuesioner 2. 25-29 Tahun

20
dari waktu kelahiran 3. 30-34 Tahun
responden menurut 4. > 34 Tahun
sistem kalender masehi (BPS, 2022)
2. Jenis Kelamin Karakteristik psikologis Mengisi Kuesioner 1. Laki-Laki Nominal
dan biologis seseorang Kuesioner 2. Perempuan
sejak lahir (Depkes RI, 2009)
3. Status Status terikat dalam Mengisi Kuesioner 1. Belum Nominal
Pernikahan perkawinan, baik tinggal Kuesioner Menikah
bersama maupun terpisah 2. Menikah
(kawin sah, secara 3. Cerai Hidup
hukum/adat, agama, 4. Cerai Mati
negara dan sebagainya) (BPS, 2012)
hidup bersama dan oleh
masyarakat dianggap
sebagai suami istri
4. Masa Kerja Waktu atau lamanya Mengisi Kuesioner 1. Baru, jika ≤ 3 Ordinal
pekerja bekerja di suatu Kuesioner tahun
instansi 2. Lama, jika > 3
tahun
(Handoko, 2010)

21
5. Beban Kerja Persepsi atau pendapat Mengisi Kuesioner 1. Ringan, jika Ordinal
pekerja mengenai Kuesioner total skor < 18
tuntutan tugas yang 2. Berat, jika
beragam dan tidak sesuai total skor ≥ 18
dengan kemampuannya (Fhatin, 2019)
6. Gaya Sikap yang sering Mengisi Kuesioner 1. Baik, jika total Ordinal
Kepemimpinan diterapkan seorang Kuesioner skor > 12
pemimpin dalam 2. Kurang Baik,
mempengaruhi kinerja jika total skor
pegawainya ≤ 12
(Fhatin, 2019)
7. Hubungan Peluang interaksi sosial Mengisi Kuesioner 1. Baik, jika total Ordinal
Interpersonal dan dukungan dari rekan Kuesioner skor > 12
kerja untuk berinteraksi 2. Kurang Baik,
dengan rekan kerja lain jika total skor
≤ 12
(Fhatin, 2019)

22
8. Situasi Segala unsur masalah Mengisi Kuesioner 1. Baik, jika total Ordinal
Keluarga dalam keluarga yang Kuesioner skor < 6
memberikan tekanan 2. Kurang Baik,
pada individu jika total skor
≥6
(Fhatin, 2019)

23
3.3 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara umur dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan stres pada kerja tenaga

kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

3. Terdapat hubungan antara status pernikahan dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022.

4. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

5. Terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

6. Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022.

7. Terdapat hubungan antara hubungan interpersonal dengan stres kerja

tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022.

24
8. Terdapat hubungan antara situasi keluarga dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022.

25
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional study (potong lintang), yaitu pengukuran data

dilakukan secara bersamaan, baik variabel dependen maupun variabel

independen (Dahlan, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja yang terjadi pada tenaga

kesehatan di Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat

Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari lima Puskesmas, yaitu Puskesmas

Kampung Sawah, Puskesmas Ciputat, Puskesmas Sawah Baru, Puskesmas

Situ Gintung, dan Puskesmas Jombang. Penelitian ini dilaksanakan pada

Januari – Juni 2022. Pengambil data primer dalam penelitian ini dilakukan

pada Juni 2022. Alasan memilih lokasi penelitian di Puskesmas wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan adalah belum adanya penelitian

terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan di puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan.

26
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2015). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan berjumlah 82 orang.

Alasan memilih tenaga kesehatan dalam penelitian ini karena

tenaga kesehatan memiliki beban kerja dan tanggung jawab yang

lebih besar dalam mengerjakan program kesehatan selain tugas

pokok dan fungsinya sebagai tenaga kesehatan seperti tim

penanganan kasus Covid-19 dan kegiatan vaksinasi bagi masyarakat.

Selain itu, tenaga kesehatan juga memiliki risiko tinggi mengalami

masalah kejiwaan terutama munculnya stres ringan hingga berat

karena berbagai tekanan yang meningkat yang harus mereka hadapi

(Lai J, 2020). Kekhawatiran akan risiko terpaparnya virus juga

menjadi beban psikologis tersendiri karena memungkinkan

menginfeksi orang terdekat (Kang L, 2020).

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti dan mewakili seluruh populasi, serta

yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian (Notoatmodjo, 2015).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling,

27
dimana sampel penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan di

Puskesmas wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan

berjumlah 82 responden, terdiri dari dokter atau dokter layanan

primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kefarmasian, ahli gizi,

tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli

fisioterapi dan ahli teknologi laboratorium medik.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang diperlukan dalam pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2015). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan

beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan

mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia (Hidayat, 2011). Kuesioner

dalam penelitian ini terdiri dari informed consent, pertanyaan terkait

variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Stres Kerja

Variabel stres kerja diukur dengan menggunakan metode self report

measure sebanyak 21 pertanyaan (F1-F21) yang berhubungan dengan

adanya keluhan stres kerja seperti perubahan fisiologis, psikologis dan

sosial. Skoring dalam variabel ini menggunakan skala likert dengan 5

pilihan jawaban, yaitu tidak pernah diberi skor 1, jarang diberi skor 2,

kadang-kadang diberi skor 3, sering diberi skor 4 dan sangat sering

diberi skor 5. Hasil skor variabel stres kerja adalah hasil total skor

seluruh jawaban responden kemudian dikategorikan menjadi 2, yaitu

28
tidak mengalami stres (total skor < 63) dan mengalami stres (total skor

≥ 63).

2. Variabel Umur

Variabel umur dalam penelitian ini diukur dengan kuesioner dengan

cara menyebarkan langsung secara offline kepada responden dengan

hasil ukur yang dikelompokkan menjadi 4 kategori menurut Badan

Pusat Statistik (BPS), yaitu 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun dan

> 34 tahun.

3. Variabel Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini diukur dengan kuesioner

dengan cara menyebarkan langsung secara offline kepada responden

dengan hasil ukur yang dikelompokkan menjadi 2 kategori menurut

Depkes RI (2009), yaitu laki-laki dan perempuan.

4. Variabel Status Pernikahan

Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini diukur dengan kuesioner

dengan cara menyebarkan langsung secara offline kepada responden

dengan hasil ukur yang dikelompokkan menjadi 4 kategori menurut

Badan Pusat Statistik (2012), yaitu belum menikah, menikah, cerai

hidup dan cerai mati.

5. Variabel Masa Kerja

Variabel masa kerja dalam penelitian ini diukur dengan kuesioner

dengan cara menyebarkan langsung secara offline kepada responden

dengan hasil ukur yang dikelompokkan menjadi 2 kategori menurut

Handoko (2010), yaitu baru (≤ 3 tahun) dan lama (> 3 tahun).

29
6. Variabel Beban Kerja

Pertanyaan terkait variabel beban kerja diukur menurut persepsi

responden sebanyak 6 pertanyaan (B1-B6). Skoring dalam variabel ini

menggunakan skala likert dengan 5 pilihan jawaban, yaitu tidak pernah

diberi skor 1, jarang diberi skor 2, kadang-kadang diberi skor 3, sering

diberi skor 4 dan sangat sering diberi skor 5. Semakin tinggi skor, maka

beban kerja yang dibebankan terasa semakin berat, sebaliknya apabila

semakin rendah skor, maka beban kerja yang dibebankan terasa ringan.

Hasil skor dikategorikan menjadi 2, yaitu ringan (total skor < 18) dan

berat (total skor ≥ 18).

7. Variabel Gaya Kepemimpinan

Pertanyaan terkait variabel gaya kepemimpinan sebanyak 4 pertanyaan

(C1-C4). Skoring dalam variabel ini menggunakan skala likert dengan

5 pilihan jawaban, yaitu tidak pernah diberi skor 1, jarang diberi skor 2,

kadang-kadang diberi skor 3, sering diberi skor 4 dan sangat sering

diberi skor 5. Semakin tinggi skor, maka gaya kepemimpinan yang

dirasa baik, sebaliknya apabila semakin rendah skor, maka gaya

kepemimpinan dirasa kurang baik. Hasil skor dikategorikan menjadi 2,

yaitu baik (total skor > 12) dan kurang baik (total skor ≤ 12).

8. Variabel Hubungan Interpersonal

Pertanyaan terkait variabel hubungan interpersonal sebanyak 4

pertanyaan (D1-D4). Skoring dalam variabel ini menggunakan skala

likert dengan 5 pilihan jawaban, yaitu tidak pernah diberi skor 1, jarang

diberi skor 2, kadang-kadang diberi skor 3, sering diberi skor 4 dan

30
sangat sering diberi skor 5. Semakin tinggi skor, maka hubungan

interpersonal yang dirasa baik, sebaliknya apabila semakin rendah skor,

maka hubungan interpersonal dirasa kurang baik. Hasil skor

dikategorikan menjadi 2, yaitu baik (total skor > 12) dan kurang baik

(total skor ≤ 12).

9. Variabel Situasi Keluarga

Pertanyaan terkait variabel situasi keluarga sebanyak 2 pertanyaan (E1-

E4). Skoring dalam variabel ini menggunakan skala likert dengan 5

pilihan jawaban, yaitu tidak pernah diberi skor 1, jarang diberi skor 2,

kadang-kadang diberi skor 3, sering diberi skor 4 dan sangat sering

diberi skor 5. Semakin tinggi skor, maka situasi keluarga terasa kurang

baik, sebaliknya apabila semakin rendah skor, maka situasi keluarga

terasa baik. Hasil skor dikategorikan menjadi 2, yaitu baik (total skor <

6) dan kurang baik (total skor ≥ 6).

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah kemampuan alat ukur untuk secara tepat

mengukur sesuatu yang ingin diukur (Al-Assaf, 2009). Kuesioner dapat

dikatakan valid, apabila kuesioner tersebut memiliki r hitung ≥ r tabel

(Dahlan, 2014). Dalam uji validitas biasanya diuji kepada 30 responden

(Rangkuti, 2009). Nilai r tabel untuk melakukan uji validitas dengan

taraf signifikansi 5% kepada 30 orang responden adalah 0,361

(Sugiyono, 2016).

31
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner

Variabel Pernyataan r Hitung r Tabel

B1 0,821 0,361

B2 0,864 0,361
Beban Kerja B3 0,853 0,361

B4 0,905 0,361

B5 0,800 0,361

B6 0,914 0,361

C1 0,874 0,361

Gaya C2 0,921 0,361


Kepemimpinan
C3 0,925 0,361

C4 0,921 0,361

D1 0,714 0,361

Hubungan D2 0,401 0,361


Interpersonal
D3 0,692 0,361

D4 0,733 0,361

Situasi Keluarga E1 0,984 0,361

E2 0,980 0,361

F1 0,706 0,361

F2 0,757 0,361
Stres Kerja F3 0,664 0,361

F4 0,613 0,361

F5 0,571 0,361

F6 0,698 0,361

F7 0,642 0,361

F8 0,526 0,361

F9 0,680 0,361

32
F10 0,705 0,361

F11 0,768 0,361

F12 0,580 0,361

F13 0,502 0,361

F14 0,719 0,361

F15 0,656 0,361

F16 0,799 0,361

F17 0,851 0,361

F18 0,740 0,361

F19 0,781 0,361

F20 0,673 0,361

F21 0,787 0,361

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa semua item

variabel dari faktor beban kerja, gaya kepemimpinan, hubungan

interpersonal, situasi keluarga dan stres kerja adalah valid karena r

hitung > r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliablitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sugiyono,

2016). Uji reliablitas dapat diukur menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel, apabila nilai Alpha

Cronbach yaitu > 0,60 (Swarjana, 2016).

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

No. Variabel Penelitian Hasil Uji Keterangan

1. Beban Kerja 0,927 Reliable

33
2. Gaya Kepemimpinan 0,931 Reliable

3. Hubungan Interpersonal 0,853 Reliable

4. Situasi Keluarga 0,961 Reliable

5. Stres Kerja 0,942 Reliable

Berdasarkan hasil tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa

variabel beban kerja, gaya kepemimpinan, hubungan interpersonal,

situasi keluarga dan stres kerja dalam penelitian ini dikatakan reliable,

karena nilai hasil uji > nilai Alpha Cronbach (0,60).

4.6 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh

dengan bertemu secara langsung dengan responden atau offline dengan

membagikan lembar kuesioner yang berisi informed consent dan

pertanyaan terkait faktor-faktor stres kerja. Dalam penelitian ini,

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana responden

dapat langsung memilih jawaban yang dirasa tepat sesuai dengan

keadaan masing-masing responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data tenaga

kesehatan puskesmas untuk memberikan informasi mengenai jumlah

tenaga kesehatan disetiap bidangnya dan untuk melengkapi data primer

yang didapatkan oleh peneliti.

34
4.7 Manajemen Data

a. Editing

Tahap ini peneliti menyebarkan kuesioner dan memeriksa data

untuk melihat kelengkapan, kejelasan dan konsisten dari jawaban

responden pada pengisian kuesioner.

b. Coding

Tahap ini peneliti melakukan penyederhanaan data dengan merubah

data dari kalimat atau huruf menjadi angka dan memberi kode pada

setiap variabel sehingga memudahkan peneliti dalam pengelompokkan

data dan pengolahan data selanjutnya. Pengkodean data ini dilakukan

dengan cara membentuk angka atau kode ke dalam software komputer

menggunakan SPSS.

Tabel 4.3 Daftar Kode Variabel Penelitian

No. Variabel Kode

1. Stres Kerja 1. Tidak Mengalami Stres


2. Mengalami Stres

2. Umur 1. 20-24 Tahun


2. 25-29 Tahun
3. 30-34 Tahun
4. > 34 Tahun

3. Jenis Kelamin 1. Laki-Laki


2. Perempuan

4. Status Pernikahan 1. Belum Menikah


2. Menikah
3. Cerai Hidup
4. Cerai Mati

5. Masa Kerja 1. Baru


2. Lama

35
6. Beban Kerja 1. Ringan
2. Berat

7. Gaya Kepemimpinan 1. Baik


2. Kurang Baik

8. Hubungan Interpersonal 1. Baik


2. Kurang Baik

9. Situasi Keluarga 1. Baik


2. Kurang Baik

c. Processing

Tahap ini peneliti memasukkan data yang sudah berbentuk angka

atau kode ke dalam software komputer menggunakan SPSS untuk

diproses dan hasilnya dapat dianalisis.

d. Cleaning

Tahap ini peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam aplikasi program komputer untuk pengolahan

data, apakah data ada kesalahan atau tidak (Notoatmodjo, 2015).

4.8 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan

karakteristik pada masing-masing variabel yang diteliti. Semua variabel

pada penelitian ini dikategorikan, maka nilai akan berupa nilai proporsi

dan persentase dari setiap variabel penelitian yang meliputi umur, jenis

kelamin, status pernikahan, masa kerja, beban kerja, gaya

36
kepemimpinan, hubungan interpersonal, situasi keluarga, dan stres

kerja. Analisis ini dilakukan dengan bantuan software SPSS.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam

penelitian ini, analisis bivariat yaitu melihat hubungan antara masing-

masing variabel independen antara lain faktor individual (umur, jenis

kelamin, status pernikahan, dan masa kerja), faktor pekerjaan (beban

kerja, gaya kepemimpinan dan hubungan interpersonal) dan faktor di

bukan pekerjaan (situasi keluarga), dengan variabel dependen (stres

kerja).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Uji Chi-Square. Uji Chi-Square digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel kategorik independen dengan variabel

kategorik dependen yang mengacu pada P-value, yaitu apabila

diperoleh nilai p (p-value) ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel dependen dan independen, dan apabila

diperoleh nilai p (p-value) > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel dependen dan variabel independen. Uji Chi-

Square dilakukan pada estimasi tingkat kepercayaan sebesar 95%

dengan 𝑎 = 5% atau 0,05 (Notoatmodjo, 2015).

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat persebaran data

yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji

37
normalitas data digunakan untuk menentukan uji statistik yang sesuai

untuk menganalisis variabel pada penelitian ini. Uji normalitas data

dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov test, karena pada penelitian ini

berjumlah 82 sampel (>50 sampel). Data dikatakan berdistribusi

normal apabila didapatkan hasil pvalue ≥ 0,05 (Dahlan, 2014). Hasil

uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data

No. Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov


(Sig.)
1. Beban Kerja 0,007
2. Gaya Kepemimpinan 0,000
3. Hubungan Interpersonal 0,000
4. Situasi Keluarga 0,000
5. Stres Kerja 0,010

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa hasil uji

normalitas data untuk variabel beban kerja, gaya kepemimpinan,

hubungan interpersonal, situasi keluarga dan stres kerja menunjukkan

data tidak berdistribusi normal, dimana nilai pvalue < 0,05. Oleh

karena, hasil uji normalitas menunjukkan persebaran data yang tidak

normal, maka untuk menilai signifikansi hubungan antar variabel yang

diuji dilakukan uji non parametrik yaitu uji Chi-Square (Dahlan, 2014).

38
4.9 Etik Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik (ethical approval)

dengan nomor Un.01/F.10/KP.01.1/KE.SP/06.08.011/2022 dari Komisi Etik

Penelitian Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

39
BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Ciputat merupakah salah satu dari tujuh kecamatan di

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan luas wilayah sebesar 19,277

km2. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Ciputat adalah sebagai berikut :

(BPS Kota Tangsel, 2018)

- Sebelah Utara : Kecamatan Pondok Aren

- Sebelah Timur : Kecamatan Ciputat Timur

- Sebelah Selatan : Kecamatan Pamulang

- Sebelah Barat : Kecamatan Serpong

Kecamatan Ciputat memiliki tujuh kelurahan, yaitu Serua, Jombang,

Sawah Baru, Serua Indah, Sawah, Ciputat dan Cipayung. Puskesmas di

wilayah Kecamatan Ciputat terdiri dari 5 wilayah kerja puskesmas, yaitu

Puskesmas Jombang, Puskesmas Situ Gintung, Puskesmas Kampung Sawah,

Puskesmas Sawah Baru, dan Puskesmas Ciputat (BPS Kota Tangsel, 2018).

40
5.2 Analisis Univariat

5.2.1. Stres Kerja

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Stres Kerja Jumlah (n) Persentase (%)
Tidak Mengalami Stres 38 46,3%
Mengalami Stres 44 53,7%

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, diketahui bahwa stres kerja masih

menjadi masalah di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat. Hal ini terbukti

bahwa responden yang mengalami stres kerja sebanyak 44 orang (53,7%)

lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami stres

kerja sebanyak 38 orang (46,3%).

5.2.2. Faktor Individu

Pendistribusian faktor individu yang berhubungan dengan stres kerja

terdiri dari empat variabel yang meliputi umur, jenis kelamin, status

pernikahan dan masa kerja. Hasil analisis univariat untuk faktor individu

dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut.

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Asal Puskesmas Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Asal Puskesmas Jumlah (n) Persentase (%)

41
Puskesmas Kampung Sawah 17 20,7%
Puskesmas Ciputat 17 20,7%
Puskesmas Sawah Baru 15 18,3%
Puskesmas Situ Gintung 16 19,5%
Puskesmas Jombang 17 20,7%

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, diketahui bahwa distribusi asal

puskesmas responden terbagi menjadi 5, yaitu Puskesmas Kampung Sawah

sebanyak 17 responden (20,7%), Puskesmas Ciputat sebanyak 17 responden

(20,7%), Puskesmas Sawah Baru sebanyak 15 responden (18,3%),

Puskesmas Situ Gintung sebanyak 16 responden (19,5%) dan Puskesmas

Jombang sebanyak 17 responden (20,7%).

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)
Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah (n) Persentase (%)
Dokter Layanan Primer 8 9,8%
Dokter Gigi 5 6,1%
Perawat 21 25,6%
Bidan 18 22,0%
Tenaga Gizi 5 6,1%
Tenaga Kesehatan 5 6,1%
Lingkungan
Tenaga Kesehatan 5 6,1%
Masyarakat
Tenaga Fisioterapi 5 6,1%
Ahli Teknologi 5 6,1%
Laboratorium Medik
Tenaga Kefasmasian 5 6,1%

42
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, diketahui bahwa distribusi jenis tenaga

kesehatan pada responden terbagi menjadi 10, yaitu dokter atau dokter

layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga kesehatan

lingkungan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga fisioterapi, ahli teknologi

laboratorium medik dan tenaga kefarmasian. Distribusi jenis tenaga

kesehatan responden yang paling banyak di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022 adalah responden dengan jenis

tenaga kesehatan perawat sebanyak 21 orang (25,6%).

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Umur Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)
Umur Jumlah (n) Persentase (%)
20-24 12 14,6%
25-29 19 23,2%
30-34 28 34,1%
> 34 23 28,0%

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, diketahui bahwa distribusi umur

responden terbagi menjadi 4 kategori, yaitu 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-

34 tahun dan > 34 tahun. Distribusi umur responden yang paling banyak

adalah responden dengan umur 30-34 tahun sebanyak 28 orang (34,1%),

sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan umur 20-24 tahun

sebanyak 12 orang (14,6%).

43
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-Laki 9 11,0%
Perempuan 73 89,0%

Berdasarkan tabel 5.5 diatas, diketahui bahwa distribusi jenis

kelamin responden terbagi menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan

perempuan. Distribusi jenis kelamin responden yang paling besar adalah

responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 73 orang (89,0%),

sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan jenis kelamin laki-

laki sebanyak 9 orang (11,0%).

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Status Pernikahan Jumlah (n) Persentase (%)
Belum Menikah 15 18,3%
Menikah 67 81,7%

Berdasarkan tabel 5.6 diatas, diketahui bahwa distribusi status

pernikahan responden terbagi menjadi dua kategori yaitu belum menikah

dan menikah. Distribusi status pernikahan responden yang paling besar

adalah responden dengan status pernikahan menikah sebanyak 67 orang

44
(81,7%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan status

pernikahan belum menikah sebanyak 15 orang (18,3%).

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Masa Kerja Jumlah (n) Persentase (%)
Baru 15 18,3%
Lama 67 81,7%

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, diketahui bahwa distribusi masa kerja

responden terbagi menjadi dua kategori yaitu baru dan lama. Distribusi masa

kerja responden yang paling besar adalah responden dengan masa kerja

lama sebanyak 67 orang (81,7%), sedangkan yang paling sedikit adalah

responden dengan masa kerja baru sebanyak 15 orang (18,3%).

5.2.3. Faktor Pekerjaan

Pendistribusian faktor pekerjaan yang berhubungan dengan stres

kerja terdiri dari tiga variabel yang meliputi beban kerja, gaya

kepemimpinan dan hubungan interpersonal. Hasil analisis univariat untuk

faktor pekerjaan dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut.

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Beban Kerja Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Beban Kerja Jumlah (n) Persentase (%)

45
Ringan 56 68,3%
Berat 26 31,7%

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, diketahui bahwa distribusi beban kerja

responden terbagi menjadi dua kategori yaitu ringan dan berat. Distribusi

beban kerja responden yang paling besar adalah responden dengan beban

kerja ringan sebanyak 56 orang (68,3%), sedangkan yang paling sedikit

adalah responden dengan beban kerja berat sebanyak 26 orang (31,7%).

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Gaya Kepemimpinan Jumlah (n) Persentase (%)
Baik 59 72,0%
Kurang Baik 23 28,0%

Berdasarkan tabel 5.9 diatas, diketahui bahwa distribusi gaya

kepemimpinan responden terbagi menjadi dua kategori yaitu baik dan

kurang baik. Distribusi gaya kepemimpinan responden yang paling besar

adalah responden dengan gaya kepemimpinan baik sebanyak 59 orang

(72,0%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan gaya

kepemimpinan kurang baik sebanyak 23 orang (28,0%).

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Hubungan Interpersonal Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)
Hubungan Interpersonal Jumlah (n) Persentase (%)

46
Baik 59 72,0%
Kurang Baik 23 28,0%

Berdasarkan tabel 5.10 diatas, diketahui bahwa distribusi hubungan

interpersonal responden terbagi menjadi dua kategori yaitu baik dan kurang

baik. Distribusi hubungan interpersonal responden yang paling besar adalah

responden dengan hubungan interpersonal baik sebanyak 59 orang (72,0%),

sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan hubungan

interpersonal kurang baik sebanyak 23 orang (28,0%).

5.2.4. Faktor Bukan Pekerjaan

Pendistribusian faktor bukan pekerjaan yang berhubungan dengan

stres kerja terdiri dari satu variabel yaitu situasi keluarga. Hasil analisis

univariat untuk faktor bukan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.11 Sebagai

berikut.

Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Situasi Keluarga pada Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)
Situasi Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)
Baik 52 63,4%
Kurang Baik 30 36,6%

Berdasarkan tabel 5.11 diatas, diketahui bahwa distribusi situasi

keluarga responden terbagi menjadi dua kategori yaitu baik dan kurang baik.

Distribusi frekuensi situasi keluarga responden yang paling besar adalah

47
situasi keluarga baik sebanyak 52 orang (63,4%), sedangkan yang paling

sedikit adalah responden dengan situasi keluarga kurang baik sebanyak 30

orang (36,6%).

5.3 Analisis Bivariat

5.3.1. Hubungan Faktor Individu dengan Stres Kerja

Faktor individu merupakan karakteristik individu yang

mempengaruhi dan berhubungan dengan stres kerja. Adapun empat faktor

individu yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, status pernikahan dan

masa kerja. Hasil uji bivariat hubungan faktor individu dengan stres kerja

adalah sebagai berikut.

1. Umur

Tabel 5.12
Hubungan Antara Umur Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Umur Tidak Mengalami Value

Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

20-24 7 (58,3) 5 (41,7)

25-29 13 (68,4) 6 (31,6) 0,018

30-34 13 (46,4) 15 (53,6)

48
> 34 5 (21,7) 18 (78,3)

Berdasarkan tabel 5.12 diatas, diketahui bahwa dari 12 responden

yang berumur 20-24 tahun terdapat 7 responden (58,3%) tidak mengalami

stres kerja dan 5 responden (41,7%) mengalami stres kerja. Kemudian, dari

19 responden yang berumur 25-29 tahun terdapat 13 responden (68,4%)

tidak mengalami stres kerja dan 6 responden (31,6%) mengalami stres kerja.

Selanjutnya, dari 28 responden yang berumur 30-34 tahun terdapat 13

responden (46,4%) tidak mengalami stres kerja dan 15 responden (53,6%)

mengalami stres kerja. Sedangkan, dari 23 responden yang berumur > 34

tahun terdapat 5 responden (21,7%) tidak mengalami stres kerja dan 18

responden (78,3%) mengalami stres kerja. Berdasarkan hasil uji statistik

didapatkan nilai pvalue sebesar 0,018 < 0,05 yang berarti menunjukkan

bahwa ada hubungan antara umur dengan stres kerja.

2. Jenis Kelamin

Tabel 5.13
Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Jenis Tidak Mengalami Value

Kelamin Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

49
Laki-Laki 5 (55,6) 4 (44,4) 0,557

Perempuan 33 (45,2) 40 (54,8)

Berdasarkan tabel 5.13 diatas, diketahui bahwa dari 9 responden

yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 5 responden (55,6%) tidak

mengalami stres kerja dan 4 responden (44,4%) mengalami stres kerja.

Sedangkan, dari 73 responden yang berjenis kelamin perempuan terdapat 33

responden (45,2%) tidak mengalami stres kerja dan 40 responden (54,8%)

mengalami stres kerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue

sebesar 0,557 > 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara jenis kelamin dengan stres kerja.

3. Status Pernikahan

Tabel 5.14
Hubugan Antara Status Pernikahan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Status Tidak Mengalami Value

Pernikahan Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

Belum Menikah 7 (46,7) 8 (53,3) 0,978

Menikah 31 (46,3) 36 (53,7)

50
Berdasarkan tabel 5.14 diatas, diketahui bahwa dari 15 responden

yang belum menikah terdapat 7 responden (46,7%) tidak mengalami stres

kerja dan 8 responden (53,3%) mengalami stres kerja. Sedangkan, dari 67

responden yang telah menikah terdapat 31 responden (46,3%) tidak

mengalami stres kerja dan 36 responden (53,7%) mengalami stres kerja.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue sebesar 0,978 > 0,05

yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status

pernikahan dengan stres kerja.

4. Masa Kerja

Tabel 5.15
Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Masa Tidak Mengalami Value

Kerja Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

Baru 7 (46,7) 8 (53,3) 0,978

Lama 31 (46,3) 36 (53,7)

Berdasarkan tabel 5.15 diatas, diketahui bahwa dari 15 responden

yang masa kerja baru terdapat 7 responden (46,7%) tidak mengalami stres

kerja dan 8 responden (53,3%) mengalami stres kerja. Sedangkan, dari 67

responden yang masa kerja lama terdapat 31 responden (46,3%) tidak

51
mengalami stres kerja dan 36 responden (53,7%) mengalami stres kerja.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue sebesar 0,978 > 0,05

yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja

dengan stres kerja.

5.3.2. Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Stres Kerja

Faktor pekerjaan merupakan faktor yang terdapat dalam pekerjaan

yang mempengaruhi dan berhubungan dengan stres kerja. Adapun tiga

faktor individu yang diteliti meliputi beban kerja, gaya kepemimpinan dan

hubungan interpersonal. Hasil uji bivariat hubungan faktor pekerjaan

dengan stres kerja adalah sebagai berikut.

1. Beban Kerja

Tabel 5.16
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Beban Tidak Mengalami Value

Kerja Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

Ringan 30 (53,6) 26 (46,4) 0,054

Berat 8 (30,8) 18 (69,2)

52
Berdasarkan tabel 5.16 diatas, diketahui bahwa dari 56 responden

yang memiliki beban kerja ringan terdapat 30 responden (53,6%) tidak

mengalami stres kerja dan 26 responden (46,4%) mengalami stres kerja.

Sedangkan, dari 26 responden yang memiliki beban kerja berat terdapat 8

responden (30,8%) tidak mengalami stres kerja dan 18 responden (69,2%)

mengalami stres kerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue

sebesar 0,054 > 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja.

2. Gaya Kepemimpinan

Tabel 5.17
Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Stres Kerja Pada
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Gaya Tidak Mengalami Value

Kepemimpinan Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

Baik 32 (54,2) 27 (45,8) 0,022

Kurang Baik 6 (26,1) 17 (73,9)

Berdasarkan tabel 5.17 diatas, diketahui bahwa dari 59 responden

yang gaya kepemimpinan baik terdapat 32 responden (54,2%) tidak

mengalami stres kerja dan 27 responden (45,8%) mengalami stres kerja.

Sedangkan, dari 23 responden yang gaya kepemimpinan kurang baik

53
terdapat 6 responden (26,1%) tidak mengalami stres kerja dan 17 responden

(73,9%) mengalami stres kerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan

nilai pvalue sebesar 0,022 < 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa ada

hubungan antara gaya kepemimpinan dengan stres kerja.

3. Hubungan Interpersonal

Tabel 5.18
Hubungan Antara Hubungan Interpersonal Dengan Stres Kerja Pada
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Hubungan Tidak Mengalami Value

Interpersonal Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

Baik 32 (54,2) 27 (45,8) 0,022

Kurang Baik 6 (26,1) 17 (73,9)

Berdasarkan tabel 5.18 diatas, diketahui bahwa dari 59 responden

yang hubungan interpersonal baik terdapat 32 responden (54,2%) tidak

mengalami stres kerja dan 27 responden (45,8%) mengalami stres kerja.

Sedangkan, dari 23 responden yang hubungan interpersonal kurang baik

terdapat 6 responden (26,1%) tidak mengalami stres kerja dan 17 responden

(73,9%) mengalami stres kerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan

nilai pvalue sebesar 0,022 < 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa ada

hubungan antara hubungan interpersonal dengan stres kerja.

54
5.3.3. Hubungan Faktor Bukan Pekerjaan dengan Stres Kerja

Faktor bukan pekerjaan merupakan faktor yang terdapat diluar

pekerjaan yang dapat mempengaruhi dan berhubungan dengan stres kerja.

Adapun satu faktor bukan pekerjaan yang diteliti meliputi situasi keluarga.

Hasil uji bivariat hubungan faktor situasi keluarga dengan stres kerja adalah

sebagai berikut.

Tabel 5.19
Hubungan Antara Situasi Keluarga Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2022
(n=82)

Stres Kerja P

Situasi Tidak Mengalami Value

Keluarga Mengalami Stres

Stres

n (%) n (%)

Baik 28 (53,8) 24 (46,2) 0,073

Kurang Baik 10 (33,3) 20 (66,7)

Berdasarkan tabel 5.19 diatas, diketahui bahwa dari 52 responden

yang situasi keluarga baik terdapat 28 responden (53,8%) tidak mengalami

stres kerja dan 24 responden (46,2%) mengalami stres kerja. Sedangkan,

dari 30 responden yang situasi keluarga kurang baik terdapat 10 responden

(33,3%) tidak mengalami stres kerja dan 20 responden (66,7%) mengalami

55
stres kerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue sebesar

0,073 > 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

situasi keluarga dengan stres kerja.

56
BAB VI

PEMBAHASAN

7.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih terdapat keterbatasan, maka penulis berharap

keterbatasan penelitian ini dapat menjadi evaluasi dan bahan perbaikan untuk

penelitian selanjutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Pengukuran stres kerja hanya menggunakan metode self report measure

dengan bantuan kuesioner sehingga kemungkinan terjadi bias karena

semua jawaban bergantung pada persepsi responden. Namun,

kemungkinan adanya bias dalam penelitian ini dapat diatasi dengan

peneliti memberikan penjelasan secara langsung mengenai data yang akan

dikumpulkan terlebih dahulu sebelum responden mengisi kuesioner.

2. Pengukuran beban kerja hanya menggunakan persepsi beban kerja dan

tidak melakukan pengukuran beban kerja secara menyeluruh pada

responden. Namun, persepsi beban kerja pada penelitian ini dapat

memberikan informasi yang diperoleh dari pengalaman responden terkait

beban kerja.

7.2 Gambaran Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2022

Stres kerja adalah perasaan negatif yang dirasakan secara subyektif

oleh individu pada faktor internal maupun eksternal dalam suatu organisasi

57
(Wijono, 2018). Pada penelitian ini keluhan stres kerja dapat diketahui

berdasarkan banyaknya keluhan yang dirasakan oleh responden melalui

pengisian kuesioner, dimana semakin banyak keluhan yang dirasakan, maka

semakin besar kemungkinan responden mengalami stres kerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi responden yang

mengalami keluhan stres kerja sebanyak 44 orang (53,7%) lebih besar

dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami stres kerja sebanyak 38

orang (46,3%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Koinis dkk (2015)

menyebutkan bahwa salah satu profesi yang rentan mengalami stres adalah

profesi kesehatan karena lebih cenderung merasa kelelahan atas tanggung

jawab mereka terhadap pasien. Selain itu, serupa dengan penelitian lain dari

Lai J (2020) menyatakan bahwa tenaga kesehatan berisiko tinggi mengalami

stres kerja, baik ringan hingga berat karena adanya berbagai tekanan kerja yang

harus dihadapi seperti beban kerja yang berat dan keharusan menangani

berbagai kasus dan situasi dengan cepat dan tepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Emeny (2013) membuktikan bahwa

stres kerja dapat berdampak pada psikologis seseorang seperti depresi,

gangguan tidur dan berbagai perilaku yang tidak sehat lainnya. Selain

berdampak terhadap perubahan kondisi psikologis, stres kerja juga sangat

berpengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan di puskesmas, yaitu dapat

menurunnya tingkat pelayanan dan kepuasan pasien di puskesmas serta dapat

menurunkan citra puskesmas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian oleh Goni

dkk (2019) membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara stres kerja dengan

kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Mubune, dimana tenaga kesehatan yang

58
mengalami stres kerja disebabkan karena memiliki lebih dari satu

tanggungjawab sehingga menyebabkan kesalahan dalam memberikan

pelayanan kepada pasien, semakin tinggi stres kerja tenaga kesehatan maka

kinerja tenaga kesehatan juga cenderung menurun.

7.3 Hubungan Antara Umur Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan di

Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun

2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

yang memiliki umur lebih dari 34 tahun lebih banyak yang mengalami stres

kerja daripada responden yang memiliki umur kurang dari 34 tahun.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai pvalue sebesar 0,018

(<0,05) artinya terdapat hubungan antara umur dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Singal (2020) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara umur dan

stres kerja dengan pvalue sebesar 0,031. Sejalan pula dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fhatin (2019) yang diperoleh pvalue sebesar 0,000

yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan stres

kerja dan penelitian yang dilakukan oleh Mahendra (2021) menyebutkan

bahwa terdapat hubungan antara umur dengan stres kerja dengan pvalue

sebesar 0,020 dimana dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa umur

adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami

59
stres kerja karena semakin tua umur seseorang maka dapat menyebabkan

rendahnya kemungkinan untuk mengalami stres kerja dikarenakan

pengalaman yang lebih banyak dan kematangan kondisi kesehatan mental.

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Sugeng (2015)

menjelaskan bahwa semakin meningkatnya umur seseorang, maka akan

semakin meningkat pula kedewasaannya, kematangan jiwanya, lebih

mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, meningkatkan

kemampuan membuat keputusan, berpikir rasional, bijaksana, dan mampu

mengendalikan emosi sehingga munculnya stres akan lebih rendah.

7.4 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Stres Kerja Pada Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak yang mengalami stres kerja

daripada responden dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil uji

chi-square diperoleh nilai pvalue sebesar 0,557 (>0,05) artinya tidak

terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fitri (2013) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis

kelamin dengan stres kerja dengan pvalue sebesar 0,805, dimana dalam

penelitian tersebut menjelaskan bahwa hubungan antara stres kerja dengan

60
perbedaan gender lebih signifikan daripada hubungan antara stres kerja

dengan jenis kelamin. Seseorang yang berpribadian maskulin lebih mampu

menghadapi stresor yang datang tanpa perasaan emosional yang berlebihan

dan tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan seseorang

dengan kepribadian yang lebih feminim.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sugeng (2015) yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan yang

brmakna antara jenis kelamin dengan stres kerja disebabkan oleh tidak

adanya perbedaan yang konsisten pada laki-laki perempuan dalam hal

kemmapuan berfikir, menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan

lingkungan kerja, motivas, ketereampilan dan analisis. Menurut teori yang

dikemukakan oleh Robbins (2007) juga yang menyatakan bahwa tidak ada

perbedaan wanita dan pria dalam kemampuan memecahkan masalah,

keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosialitas dan

kemampuan belajar.

7.5 Hubungan Antara Status Pernikahan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dengan status pernikahan sudah menikah lebih banyak yang mengalami

stres kerja daripada responden yang belum menikah. Berdasarkan hasil uji

chi-square diperoleh nilai pvalue sebesar 0,978 (>0,05) artinya tidak

terdapat hubungan antara status pernikahan dengan stres kerja pada tenaga

61
kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pratama dkk (2020) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

status pernikahan dengan stres kerja dengan pvalue sebesar 0,331, dimana

dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa tidak adanya hubungan antara

status pernikahan dengan stres kerja dapat disebabkan karena status

pernikahan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, baik secara positif

maupun negatif tergantung bagaimana seseorang menilai suatu masalah.

Sejalan dengan penjelasan dari Siagan (2012) bahwa status pernikahan

berpengaruh terhadap perilaku seseorang, baik secara positif maupun

negatif, dimana pasangan dengan pernikahan yang berjalan dengan baik

dapat saling memberikan dukungan emosional yang positif sehingga

mampu meringankan tekanan stres di tempat kerja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muthamainah (2012)

menjelaskan bahwa menikah dapat berpengaruh pada emosi seseorang,

dimana terjadi perubahan hubungan kearah kematangan hubungan yang

memberikan kenyamanan dan saling ketergantungan, sehingga individu

yang sudah menikah memiliki teman untuk berbagi dalam menyelesaikan

suatu masalah.

62
7.6 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dengan masa kerja yang lama lebih banyak mengalami stres kerja daripada

responden dengan masa kerja yang baru. Berdasarkan hasil uji chi-square

diperoleh nilai pvalue sebesar 0,978 (>0,05) artinya tidak terdapat hubungan

antara masa kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas

Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pratama dkk (2020) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

masa kerja dengan stres kerja dengan pvalue sebesar 0,695, dimana dalam

penelitian tersebut menjelaskan bahwa adanya stres kerja dapat terjadi pada

masa kerja lama maupun baru. Stres yang timbul akibat masa kerja lama

dapat disebabkan oleh kebosanan akibat rutinitas kerja yang monoton,

sedangkan stres kerja yang timbul pada masa kerja baru selain merasa

kejenuhan juga karena pengalaman seseorang dalam menghadapi suatu

pekerjaan. Menurut Munandar (2014) juga mengatakan bahwa masa kerja

yang baru maupun masa kerja lama merupakan salah satu faktor pemicu

adanya stres kerja yang disebabkan oleh beban kerja yang berlebih.

63
7.7 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dengan beban kerja yang berat lebih banyak mengalami stres kerja daripada

responden dengan beban kerja yang ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square

diperoleh nilai pvalue sebesar 0,054 (>0,05) artinya tidak terdapat hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas

Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Diki dkk (2021) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara beban

kerja dengan stres kerja dengan pvalue sebesar 0,952, dimana dalam

penelitian tersebut menjelaskan bahwa beban pekerjaan berbeda setiap

harinya dan beban kerja diterima tergantung pada jumlah pasien yang ada.

Sejalan dengan penelitian Wahyu (2017) menjelaskan bahwa beban kerja

yang berbeda mengungkapkan tekanan kerja yang berbeda dari stiap

inividu, dimulai dengan kemampuan dalam bekerja, selain itu beban kerja

yang terlalu sedikit dapat menimbulkan kebosanan dan beban kerja yang

terlalu banyak dapat menimbulkan perasaan lelah dan dapat menimbulkan

stres kerja.

Menurut teori Munandar (2014) juga menjelaskan bahwa adanya

pembangkit stres dapat terjadi akibat beban kerja yang berlebih dan beban

kerja yang terlalu sedikit, dimana beban kerja yang berlebih dapat

menyebabkan bekerja menjadi sangat lama sehingga dapat menjadi sumber

64
stres. Menurut Siagan (2012) menjelaskan bahwa secara sosial budaya,

pegawai yang bermoral yang tinggi akan memiliki tugas tambahan. Hal

tersebut dapat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karminah

(2021) yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan memiliki sikap lebih

teliti, lebih sabar, lebih menghargai, lebih bertanggung jawab dalam

menyelesaikan pekerjaan dengan baik mendapatkan kepercayaan pimpinan.

7.8 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

yang memiliki pimpinan dengan gaya kepemimpinan kurang baik banyak

yang mengalami stres kerja daripada responden yang memiliki pimpinan

dengan gaya kepemimpinan baik. Berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh

nilai pvalue sebesar 0,022 (<0,05) artinya terdapat hubungan antara gaya

kepemimpinan dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas

Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rusdi (2019) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara gaya

kepemimpinan dengan stres kerja dengan pvalue sebesar 0,000 dan

penelitian yang dilakukan oleh Nurrachmandiansyah (2016) menjelaskan

bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap stres kerja, dimana

pegawai yang melaksanakan tugasnya yang sudah sesuai dengan sistem

65
prosedur operasional kerja harus lebih diturunkan tingkat stres kerjanya

untuk mendapatkan tingkat kinerja yang tinggi.

7.9 Hubungan Antara Hubungan Interpersonal Dengan Stres Kerja Pada

Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dengan hubungan interpersonal kurang baik lebih banyak yang mengalami

stres kerja daripada responden dengan hubungan interpersonal baik.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai pvalue sebesar 0,022

(<0,05) artinya terdapat hubungan antara hubungan interpersonal dengan

stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat

Kota Tangerang Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fhatin (2019) yang menyebutkan bahwa adanya hubungan signifikan antara

hubungan interpersonal dan stres kerja pada pegawai puskesmas Betung

Kota dengan pvalue sebesar 0,027. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian Amalia dkk (2017) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan

antara hubungan interpersonal dengan stres kerja dengan pvalue sebesar

0,050 dimana dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa dalam suatu

organisasi, hubungan komunikasi yang berkaitan dengan kehidupan sosial

sesama pekerja sangat penting dan harus terjalin dengan baik agar tidak

menghambat perkembangan sikap dan pemikiran sesama pekerja.

66
Menurut teori Robbins (2007) juga menjelaskan bahwa salah satu

faktor pembangkit stres di tempat kerja adalah adanya hubungan yang tidak

baik antar sesama rekan kerja. Adapun dalam teori Wisnuwadhani dan

Mahoedi (2012) menjelaskan bahwa hubungan interpersonal akan

memberikan pengaruh terhadap satu dengan yang lainnya atau hubungan

yang bersifat timbal balik di lingkungan kerja terutama pelayanan yang

sama-sama saling melayani.

7.10 Hubungan Antara Situasi Keluarga Dengan Stres Kerja Pada Tenaga

Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan Tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden

dengan situasi keluarga yang kurang baik lebih banyak mengalami stres

kerja daripada responden dengan situasi keluarga yang baik. Berdasarkan

hasil uji chi-square diperoleh nilai pvalue sebesar 0,073 (>0,05) artinya

tidak terdapat hubungan antara situasi keluarga dengan stres kerja pada

tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan tahun 2022.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anggreny (2013) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

situasi keluarga dengan stres kerja dengan pvalue sebesar 0,497, dimana

dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa pekerja yang memiliki situasi

keluarga yang baik akan lebih memiliki nilai kinerja yang tinggi dan stres

yang muncul minim.

67
7.11 Kajian Keislaman

Bekerja merupakan suatu ibadah kepada Allah Swt dan termasuk

berjihad di jalan Allah Swt (Fuaddi, 2018). Perasaan khawatir atau tegang

tidak dapat dihindari di tempat kerja karena beban kerja dan tugas yang

berlebihan. Perspektif Islam tentang stres diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu qalaq (khawatir), ya (putus asa), dan qunut (rasa tidak berdaya) (Rena,

2019). Adanya stres dalam Islam disebut sebagai cobaan dalam kehidupan.

Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 155 yang berbunyi:

(Departemen Agama, 2010)

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

Strategi mengelola stres dalam Islam dapat dilakukan dengan shalat,

berdoa dan zikir, berserah diri kepada Allah, bersyukur, ikhlas dan sabar.

Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi:

(Departemen Agama, 2010)

68
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada

Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang

sabar”.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenaga

kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan

mengalami keluhan stres dalam bekerja. Hal tersebut terbukti dari pernyataan

mereka bahwa mereka merasa jenuh dan lelah secara fisik dalam menjalankan

pekerjaan mereka tiap harinya karena pekerjaan yang monoton. Namun, stres

kerja tersebut ternyata dapat memberikan dampak yang positif yaitu

memberikan rasa motivasi agar bekerja lebih baik dari sebelumnya dan dapat

meningkatkan kinerja sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas.

69
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan yang mengalami keluhan stres kerja adalah 44 orang

(53,7%) dan tenaga kesehatan yang tidak mengalami stres kerja adalah 38

orang (46,3%).

2. Sebagian besar tenaga kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan termasuk dalam usia 30-34 tahun

(34,1%), berjenis kelamin perempuan (89,0%), memiliki status

pernikahan telah menikah (81,7%), masa kerja yang lama (81,7%), beban

kerja yang ringan (68,3%), memiliki gaya kepemimpinan yang baik

(72,0%), memiliki hubungan interpersonal yang baik (72,0%), dan

memiliki situasi keluarga yang baik (63,4%).

3. Terdapat hubungan antara umur, gaya kepemimpinan dan hubungan

intepersonal dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas

Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, sedangkan tidak

terdapat hubungan antara jenis kelamin, status pernikahan, masa kerja,

beban kerja dan situasi keluarga dengan stres kerja pada tenaga kesehatan

di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.

70
7.2 Saran

7.2.1. Bagi Kepala Puskesmas

1. Diharapkan dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang baik kepada

setiap pegawai puskesmas, terutama tenaga kesehatan dengan

memberikan pekerjaan yang merata dan perilaku yang adil terhadap

tenaga kesehatan guna mencegah timbulnya stres kerja pada tenaga

kesehatan.

2. Diharapkan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik

sesama rekan kerja maupun tenaga kesehatan agar tercipta kerukunan

dan rasa harmonis dalam bekerja serta meminimalir terjadinya stres

kerja di lingkungan kerja.

7.2.2. Bagi Tenaga Kesehatan

1. Diharapkan dapat menjaga stamina dan menenangkan pikiran dengan

berbagai cara seperti meditasi, relaksasi dan rekreasi guna untuk

menjaga kesehatan diri sendiri secara fisik maupun mental guna

meringankan stres di tempat kerja.

2. Diharapkan dapat mempertahankan hubungan interpersonal yang baik

antar pimpinan kerja, rekan kerja maupun rekan kerja lainnya guna

menyelesaikan permasalahan kerja yang dihadapi dan mencegah

timbulnya stres dalam bekerja.

7.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Disarankan untuk menggunakan metode dan alat pengukuran stres kerja

yang lebih baku, seperti Depression Anxienty and Stress Scale (DASS),

Workplace Stress Scale (WSS) dan lainnya untuk mendapatkan hasil

71
pengukuran yang telah akurat sehingga dapat membuktikan tingkatan

stres seseorang.

2. Disarankan untuk menggunakan metode pengukuran beban kerja yang

lebih detail untuk menunjukkan adanya beban kerja yang ringan atau

berat pada seseorang.

3. Diharapkan dapat menggunakan variabel lainnya yang berhubungan

dengan stres kerja agar dapat memberikan pengaruh secara menyeluruh

terkait dengan stres kerja pada tenaga kesehatan, seperti variabel tipe

kepribadian, shift kerja, pendapatan dan sebagainya.

72
DAFTAR PUSTAKA

Al-Assaf, A, 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan: Perspektif Internasional. Jakarta:


EGC.
Amalia, B. R., Wahyuni, I., and Ekawati, E. 2017. Hubungan Antara Karakteristik
Individu, Beban Kerja Mental, Pengembangan Karir dan Hubungan
Interpersonal Dengan Stres Kerja Pada Guru di SLB Negeri Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-journal). Volume 5, pages 68-78.
Anggreny, D. E., 2013. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Di
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2013. Skripsi. STIK Bina
Husada Palembang.
Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2018. [Online]. Akses pada 17 Maret 2022 dari
https://www.litbang.kemkes.go.id/hasil-utama-riskesdas-2018/
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Status Perkawinan. [Online]. Akses pada 20 Juli
2022 dari https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/variabel/35
Dahlan, 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Edisi 6. Jakarta: Salemba
Medika.
Davis, K., and Newstrom, J. W., 2018. Perilaku Dalam Organisasi (Edisi 5).
Jakarta: Erlangga.
Departemen Agama, 2010. Alquran dan Tafsirnya Jilid V. Jakarta: Lentera Abadi.
Diki, D., Rubi Ginanjar, and Rahma Listyandini. 2021. Aspek Dominan Penyebab
Stres Kerja Pada Perawat Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Bogor
Tahun 2020. Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Volume 4 Number
2, pages 88-96.
Emeny, R., 2013. Workplace Stress Poses Risk to Health. Brain, Behavior and
Immunity and Psychosomatic Medicine.
Fitri, Azizah Musliha. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Stres Kerja pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan Bank
BMT). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 2 Number 1, pages 1-10.
Fuaddi, H. 2018. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Jurnal Al-Amwal. Volume 7.
Fhatin, Z. H. 2019. Faktor-Faktor Risiko Stres Kerja Pada Pegawai Puskesmas
Betung Kota Tahun 2019. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Husada Palembang.
Gibson, 1997. Organisasi : Perilaku, Struktur, Prosess Edisi 8. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Goni, David D., Febi K. Kolibu, and Paul A.T. Kawatu. 2019. Pengaruh Stres Kerja

73
Terhadap Kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Mubune Kecamatan
Likupang Barat Minahasa Utara. Jurnal KESMAS. Volume 8 Number 6,
pages 478-483.
Handayani, L., dan Sopacua, E. 2010. Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Pelaksana
Pelayanan Kesehatan Puskesmas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Volume 13, pages 12–20.
Handoko, Hani T., 2010. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM.
Hidayat, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Indah, dkk. 2010. Hubungan Shift Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan.
Surya. Volume 3 Number 8.
Irzal, 2016. Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana.
Ismar, dkk. 2011. Stres Kerja dan Berbagai Faktor yang Berhubungan Pada Pekerja
Call Center PT. X Di Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume 61
Number 1.
Ismainar, H., 2013. Administrasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Deepublish.
Kang, L., et al. 2020. The Mental Health of Medical Workers in Wuhan, China
Dealing with The 2019 Novel Coronavirus. The Lancet Psychiatry. Volume
7 Number 3, pages 14.
Karminah, K., Aneng Y., dan Muhammad Husein. 2021. Hubungan Beban Kerja
Dengan Tingkat Stres Tenaga Kesehatan Menghadapi COVID-19 di
Puskesmas Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Jurnal Keperawatan Galuh.
Volume 3 Number 2, pages 35-40.
Khotimah, E. 2021. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasiaan
Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Pondok Indah. Jurnal
Ekonomi. Volume 23 Number 1, pages 31.
Koinis, A.,dkk. 2015. The Impact of Healthcare Workers Job Environment on Their
Mental-emotional Health. Coping Strategies: The Case of a Local General
Hospital. Health psychology research. Volume 3 Number 1.
Lai J, et al. 2020. Factors Associated With Mental Health Outcomes Among Health
Care Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019. JAMA Netw Open.
Volume 3 Number 3.
Mahendra, Sheila Intan. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja
Perawat di Raung Rawat Inap Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB
Medan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Mangkunegara, A. P., 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

74
Munandar, A. S., 2014. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
Muthmainah I. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja di Ruangan ICU
Pelayanan Jantung Terpadu dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Skripsi.
Fakultas Ilmu Keperawatan.
Nurrachmandiansyah. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
Notoatmodjo, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pratama, Y., dkk. 2020. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja
Pada Perawat Icu Di Rsud Dr. R.M. Djoelham Binjai Tahun 2020. Journal Of
Healthcare Technology And Medicine. Volume 6 Number 2, pages 1236-
1249.
Priastuty, B. A. D. 2021. Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan Stres
Kerja Pada Tenaga Kesehatan Wanita di Puskesmas. Jurnal Penelitian
Psikologi. Volume 8, pages 94–104.
Rachman, S. B. P. 2017. Faktor Determinan Terhadap Stres Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi di PT Indogravure Tahun 2017.
Radito, T. A. 2014. Analis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan
Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas. Jurnal Ilmu Manajemen. Volume 11,
pages 1–26.
Rangkuti, F., 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus – Integrated
Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia.
Rasasi, dkk. 2015. Work-Related Stress Among Nurses Working In Dubai, A
Burden For Healthcare Institutions. American Journal Of Psychology And
Cognitive Science. Volume 1 Number 2, pages 61-65.
Rena, S. 2019. Mekanisme Respon Stres: Konseptualisasi Integrasi Islam Dan
Barat. Jurnal Psikologi Islami. Volume 5 Number 1, pages 48–61.
Robbins, S., 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhalindo.
Rusdi. 2019. Hubungan Beban Kerja dan Gaya Kepemimpinan Dengan Tingkat
Stres Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Handil Baru. Jurnal Medika
Karya Ilmiah Kesehatan. Volume 4 Number 2, pages 1-10.
Saleh, L. M., 2018. Man Behand The Scene Aviation Safety. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Sari, Dwi Kartika. 2017. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman Magetan. Skripsi. STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
Siagan S., 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

75
Soegiono, P. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Tuntuan Tugas dan Karier Staknan
terhadap Stres Kerja dan Dampaknya bagi Komitmen Organisasi dan
Organization Citizenship Behavior Karyawan PT. Alfa Retailindo Surabaya.
Surabaya.
Sugeng S. 2015. Gambaran Tingkat Stres Kerja dan Daya Tahan Terhadap Stres
Perawat Instalasi Perawatan Intensif di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha.
Sugiono, P., 2018. Ergonomi Untuk Pemula. Malang: UB Press.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumiati, dkk. 2010. Penanganan Stres Pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
CV. Trans Info Media.
Swarjana, I. K., 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.
Tama, 2017. Psikologi Industri. Malang: UB Press.
Umama, 2019. Psikologi Industri dan Organisasi. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan.
Untsa, S. K. 2018. Hubungan Antara Mutasi Dengan Motivasi Kerja Pada Pegawai
PT.X Cabang Surabaya. Jurnal Penelitian Psikologi. Volume 5, pages 1–5.
Utaminingsih, Umi Aziz & Soepatini. 2016. Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Bank Jateng Syariah Cabang
Surakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wahyu, E. S. 2017. Persepsi Perawat Tentang Beban Kerja Dengan Stres Kerja
Perawat Di Rumah Permata Medika Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Wijono, S., 2018. Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Wisnuwardhani, D., dan Mashoedi, Sri F. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta:
Salemba Humanika.

76
LAMPIRAN

77
Lampiran 1 Perizinan Penelitian

78
Lampiran 2 Informed Consent

INFORMED CONSENT
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Perkenalkan saya Febiana Nur Damayanti, Mahasiswi Peminatan


Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, saya sedang melakukan
penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2022”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di puskesmas wilayah
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2022.
Saya berharap kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab kuesioner
ini. Jawaban yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya
sehingga diharapkan mengisi dengan penuh kejujuran. Apabila terdapat hal yang
kurang berkenan, maka Bapak/Ibu/Saudara/i berhak untuk mengajukan
pengunduran diri sebagai responden pada penelitian ini.
Atas ketersediaan pengisian kuesioner ini, saya sebagai peneliti mohon
maaf sebelumnya jika penelitian ini dapat menyita waktu Bapak/Ibu/Saudara/i.
Dalam kesempatan ini, peneliti juga mengucapkan terima kasih atas kerja
samanya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Saya yang bertandangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi
responden penelitian ini dan saya memahami serta menyadari bahwa penelitian ini
bersifat rahasia dan tidak akan memengaruhi atau mengakibatkan hal yang
merugikan kepada saya sendiri. Saya menjawab pertanyaan dalam kuesioner secara
lengkap dan jujur. Oleh karena itu, saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.

Ciputat, Juni 2022


Responden
( .............................. )

79
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN STRES KERJA PADA


TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN
CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2022

Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas diri Bapak/Ibu/Saudara/i di kolom “Identitas Responden” yang


sudah tersedia.
2. Bacalah setiap pertanyaan ini dengan baik dan seksama sebelum
Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan jawaban.
3. Berilah tanda centang (✔) pada pilihan jawaban yang tersedia dan hasil
pertimbangan Bapak/Ibu/Saudara/i secara jujur dan objektif.
4. Jika Bapak/Ibu/Saudara/i telah selesai mengisi, mohon untuk memeriksa
kembali jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i agar tidak ada yang kosong atau
terlewati.

A. IDENTITAS RESPONDEN

A1 No (di isi oleh peneliti)

A2 Nama (inisial)

A3 Asal Puskesmas 1. Puskesmas Kampung Sawah


2. Puskesmas Ciputat
3. Puskesmas Sawah Baru
4. Puskesmas Situ Gintung
5. Puskesmas Jombang

A4 Jenis Tenaga Kesehatan 1. Dokter Layanan Primer


2. Dokter Gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga Gizi

80
6. Tenaga Kesehatan
Lingkungan
7. Tenaga Kesehatan
Masyarakat
8. Tenaga Fisioterapi
9. Ahli Teknologi Laboratorium
Medik
10. Tenaga Kefarmasian

A5 Usia (tahun)

A6 Jenis Kelamin 1. Laki-Laki


2. Perempuan

A7 Status Pernikahan 1. Belum Menikah


2. Menikah
3. Cerai Hidup
4. Cerai Mati

A8 Lama Kerja di Puskesmas 1. ≤ 3 Tahun


2. > 3 Tahun

B. PERSEPSI BEBAN KERJA


Diisi
No Pernyataan Tidak Jarang Kadang- Sering Sangat
Peneliti
Pernah Kadang Sering
Saya merasa kelelahan saat
B1
bekerja karena pekerjaan secara
fisik sangat menguras tenaga
Saya merasa tertekan dalam
B2
bekerja karena menghadapi
langsung keluhan-keluhan dari
pasien
Saya merasa tertekan karena
B3
banyak tuntutan dari keluarga
pasien pada saat saya bekerja
Saya merasa beban sangat berat
B4
karena target menangani pasien

81
dalam satu shift harus terpenuhi

Saya merasa kurang mampu


B5
memenuhi tugas yang telah
diberikan dalam menyelesaikan
semua tugas
Saya sering mengalami
B6
kebingungan jika mendapatkan
tugas tambahan sedangkan
target yang harus terpenuhi
belum terselesaikan

C. GAYA KEPEMIMPINAN
Diisi
No Pernyataan Tidak Jarang Kadang- Sering Sangat
Peneliti
Pernah Kadang Sering
Atasan saya membantu dalam
C1
mengembangkan keterampilan
saya
Saya yakin dengan keputusan
C2
yang diambil oleh atasan saya
adalah baik untuk masa depan
Atasan saya memberikan
C3
pekerjaan secara adil dan
merata
Atasan saya berlaku secara
C4
adil dan sama kepada setiap
bawahannya

D. HUBUNGAN INTERPERSONAL
Kadang- Sering Sangat Diisi
No Pernyataan Tidak Jarang
Kadang Sering Peneliti
Pernah
Saya mendapatkan bantuan dari
D1
rekan kerja saya untuk
menyelesaikan pekerjaan
Rekan kerja saya
D2
mendengarkan keluhan saya

82
dalam menyelesaikan
pekerjaan
Atasan saya mendengarkan
D3
keluhan saya dalam
menyelesaikan pekerjaan
Saya dapat berkomunikasi
D4
mengenai masalah pekerjaan
kepada rekan kerja saya

E. SITUASI KELUARGA
Diisi
No Pernyataan Tidak Jarang Kadang- Sering Sangat
Peneliti
Pernah Kadang Sering
Tuntutan pekerjaan mengganggu
E1
rumah tangga dan kehidupan
keluarga saya
Tuntutan keluarga mengganggu
E2
saya untuk melakukan pekerjaan

F. STRES KERJA
Diisi
No Pernyataan Tidak Jarang Kadang- Sering Sangat
Peneliti
Pernah Kadang Sering

F1 Saya merasa bahwa diri saya


menjadi marah karena hal-hal
yang sepele
Saya merasa sakit perut atau
F2
nyeri ulu hati
Saya merasa otot menjadi
F3
kaku
Saya merasa frekuensi
F4
pernapasan meningkat
Saya menyadari perubahan
F5
detak jantung menjadi
meningkat atau melemah
Saya merasa pegal pada
F6
tangan atau kaki

83
Saya merasa sakit atau nyeri
F7
pada badan seperti punggung
atau pinggang
Saya mudah lupa
F8
Saya merasa tertekan karena
F9
pekerjaan
Saya merasa kehilangan
F10
konsentrasi atau konsentrasi
menurun
Saya merasa tidak cukup
F11
waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan
Saya berpikir hal-hal kecil
F12
terlalu detail
Saya menghindar dari
F13
masalah
Saya merasa lambat terhadap
F14
situasi yang membahayakan
Saya merasa jenuh dengan
F15
pekerjaan
Saya merasa bingung dalam
F16
menghadapi pekerjaan
Saya merasa mengalami
F17
penurunan produktivitas
kerja
Saya merasa tidak puas
F18
terhadap pekerjaan
Saya merasa mudah
F19
tersinggung
Saya merasa ketegangan
F20
dalam berinteraksi dengan
teman sejahwat
Saya merasa ketegangan
F21
dalam berinteraksi dengan
tim kesehatan lain

84
85
Lampiran 4 Output Pengolahan Data Penelitian

Uji Reliabilitas

1. Stres Kerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,942 21

2. Persepsi Beban Kerja


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,927 6

3. Gaya Kepemimpinan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

86
Cronbach's
Alpha N of Items
,931 4

4. Hubungan Interpersonal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,853 4

5. Situasi Keluarga
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,961 2

87
Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Gaya Hubungan Situasi
Stres Kerja Beban Kerja Kepemimpinan Interpersonal Keluarga
N 82 82 82 82 82
Normal Parametersa,b Mean 37,68 13,29 14,26 14,27 3,21
Std. Deviation 12,917 4,333 3,204 3,119 1,463
Most Extreme Differences Absolute ,114 ,118 ,243 ,167 ,271
Positive ,114 ,118 ,159 ,167 ,271
Negative -,098 -,053 -,243 -,154 -,205
Test Statistic ,114 ,118 ,243 ,167 ,271
Asymp. Sig. (2-tailed) ,010c ,007c ,000c ,000c ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Analisis Univariat
1. Stres Kerja

Kat_Stres_Kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Mengalami 38 46,3 46,3 46,3
Stres
Mengalami Stres 44 53,7 53,7 100,0
Total 82 100,0 100,0

2. Asal Puskesmas

Asal_Puskesmas
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Puskesmas Kampung 17 20,7 20,7 20,7
Sawah
Puskesmas Ciputat 17 20,7 20,7 41,5
Puskesmas Sawah Baru 15 18,3 18,3 59,8
Puskesmas Situ 16 19,5 19,5 79,3
Gintung
Puskesmas Jombang 17 20,7 20,7 100,0

88
Total 82 100,0 100,0

3. Jenis Tenaga Kesehatan

Jenis_Tenaga_Kesehatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dokter Layanan Primer 8 9,8 9,8 9,8
Dokter Gigi 5 6,1 6,1 15,9
Perawat 21 25,6 25,6 41,5
Bidan 18 22,0 22,0 63,4
Tenaga Gizi 5 6,1 6,1 69,5
Tenaga Kesehatan 5 6,1 6,1 75,6
Lingkungan
Tenaga Kesehatan 5 6,1 6,1 81,7
Masyarakat
Tenaga Fisioterapi 5 6,1 6,1 87,8
Ahli Teknologi 5 6,1 6,1 93,9
Laboratorium Medik
Tenaga Kefarmasian 5 6,1 6,1 100,0
Total 82 100,0 100,0

4. Umur

Kat_Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-24 tahun 12 14,6 14,6 14,6
25-29 tahun 19 23,2 23,2 37,8
30-34 tahun 28 34,1 34,1 71,9
> 34 tahun 23 28,1 28,1 100,0
Total 82 100,0 100,0

5. Jenis Kelamin
Kat_Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 9 11,0 11,0 11,0
Perempuan 73 89,0 89,0 100,0
Total 82 100,0 100,0

6. Status Pernikahan

89
Kat_Status_Pernikahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Belum 15 18,3 18,3 18,3
Menikah
Menikah 67 81,7 81,7 100,0
Total 82 100,0 100,0

7. Masa Kerja
Kat_Masa_Kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baru 15 18,3 18,3 18,3
Lama 67 81,7 81,7 100,0
Total 82 100,0 100,0

8. Beban Kerja
Kat_Beban_Kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ringan 56 68,3 68,3 68,3
Berat 26 31,7 31,7 100,0
Total 82 100,0 100,0

9. Gaya Kepemimpinan
Kat_Gaya_Kepemimpinan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 59 72,0 72,0 72,0
Kurang 23 28,0 28,0 100,0
Baik
Total 82 100,0 100,0

10. Hubungan Interpersonal


Kat_Hub_Interpersonal
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 59 72,0 72,0 72,0
Kurang 23 28,0 28,0 100,0
Baik
Total 82 100,0 100,0

11. Situasi Keluarga

90
Kat_Situasi_Keluarga
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 52 63,4 63,4 63,4
Kurang 30 36,6 36,6 100,0
Baik
Total 82 100,0 100,0

Analisis Bivariat
1. Umur

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Umur * 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
Kat_Stres_Kerja

Kat_Umur * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Umur 20-24 tahun Count 7 5 12
% within 58,3% 41,7% 100,0%
Kat_Umur
25-29 tahun Count 13 6 19
% within 68,4% 31,6% 100,0%
Kat_Umur
30-34 tahun Count 13 15 28
% within 46,4% 53,6% 100,0%
Kat_Umur
>34 tahun Count 5 18 23
% within 21,7% 78,3% 100,0%
Kat_Umur
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Umur

Chi-Square Tests

91
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 10,018a 3 ,018
Likelihood Ratio 10,479 3 ,015
Linear-by-Linear 7,565 1 ,006
Association
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5,56.

2. Jenis Kelamin

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Jenis_Kelamin * 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
Kat_Stres_Kerja

Kat_Jenis_Kelamin * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Jenis_Kelamin Laki-Laki Count 5 4 9
% within 55,6% 44,4% 100,0%
Kat_Jenis_Kelamin
Perempuan Count 33 40 73
% within 45,2% 54,8% 100,0%
Kat_Jenis_Kelamin
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Jenis_Kelamin

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,345 1 ,557
Continuity Correctionb ,054 1 ,816

92
Likelihood Ratio ,344 1 ,557
Fisher's Exact Test ,726 ,406
Linear-by-Linear ,341 1 ,559
Association
N of Valid Cases 82
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,17.
b. Computed only for a 2x2 table

3. Status Pernikahan

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Status_Pernikahan * 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
Kat_Stres_Kerja

Kat_Status_Pernikahan * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Status_Pernikahan Belum Menikah Count 7 8 15
% within 46,7% 53,3% 100,0%
Kat_Status_Pernikahan
Menikah Count 31 36 67
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Status_Pernikahan
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Status_Pernikahan

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,001a 1 ,978
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,001 1 ,978
Fisher's Exact Test 1,000 ,600

93
Linear-by-Linear ,001 1 ,978
Association
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,95.
b. Computed only for a 2x2 table

4. Masa Kerja

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Masa_Kerja * 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
Kat_Stres_Kerja

Kat_Masa_Kerja * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Masa_Kerja Baru Count 7 8 15
% within 46,7% 53,3% 100,0%
Kat_Masa_Kerja
Lama Count 31 36 67
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Masa_Kerja
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Masa_Kerja

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,001 1 ,978
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,001 1 ,978
Fisher's Exact Test 1,000 ,600
Linear-by-Linear ,001 1 ,978
Association

94
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,95.
b. Computed only for a 2x2 table

5. Beban Kerja

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Beban_Kerja * 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
Kat_Stres_Kerja

Kat_Beban_Kerja * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Beban_Kerja Ringan Count 30 26 56
% within 53,6% 46,4% 100,0%
Kat_Beban_Kerja
Berat Count 8 18 26
% within 30,8% 69,2% 100,0%
Kat_Beban_Kerja
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Beban_Kerja

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3,713 1 ,054
Continuity Correctionb 2,852 1 ,091
Likelihood Ratio 3,794 1 ,051
Fisher's Exact Test ,062 ,045
Linear-by-Linear 3,667 1 ,055
Association
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,05.

95
b. Computed only for a 2x2 table

6. Gaya Kepemimpinan

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Gaya_Kepemimpinan 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
* Kat_Stres_Kerja

Kat_Gaya_Kepemimpinan * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Gaya_Kepemimpinan Baik Count 32 27 59
% within 54,2% 45,8% 100,0%
Kat_Gaya_Kepemimpinan
Kurang Baik Count 6 17 23
% within 26,1% 73,9% 100,0%
Kat_Gaya_Kepemimpinan
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Gaya_Kepemimpinan

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,274 1 ,022
Continuity Correctionb 4,202 1 ,040
Likelihood Ratio 5,467 1 ,019
Fisher's Exact Test ,027 ,019
Linear-by-Linear 5,209 1 ,022
Association
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,66.
b. Computed only for a 2x2 table

7. Hubungan Interpersonal

96
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Hub_Interpersonal 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
* Kat_Stres_Kerja

Kat_Hub_Interpersonal * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Hub_Interpersonal Baik Count 32 27 59
% within 54,2% 45,8% 100,0%
Kat_Hub_Interpersonal
Kurang Baik Count 6 17 23
% within 26,1% 73,9% 100,0%
Kat_Hub_Interpersonal
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Hub_Interpersonal

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,274 1 ,022
Continuity Correctionb 4,202 1 ,040
Likelihood Ratio 5,467 1 ,019
Fisher's Exact Test ,027 ,019
Linear-by-Linear 5,209 1 ,022
Association
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,66.
b. Computed only for a 2x2 table

8. Situasi Keluarga

Case Processing Summary

97
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Situasi_Keluarga 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
* Kat_Stres_Kerja

Kat_Situasi_Keluarga * Kat_Stres_Kerja Crosstabulation


Kat_Stres_Kerja
Tidak
Mengalami Mengalami
Stres Stres Total
Kat_Situasi_Keluarga Baik Count 28 24 52
% within 53,8% 46,2% 100,0%
Kat_Situasi_Keluarga
Kurang Baik Count 10 20 30
% within 33,3% 66,7% 100,0%
Kat_Situasi_Keluarga
Total Count 38 44 82
% within 46,3% 53,7% 100,0%
Kat_Situasi_Keluarga

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3,219 1 ,073
Continuity Correctionb 2,447 1 ,118
Likelihood Ratio 3,267 1 ,071
Fisher's Exact Test ,107 ,058
Linear-by-Linear 3,180 1 ,075
Association
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,90.
b. Computed only for a 2x2 table

98
Lampiran 5 Persetujuan Etik Penelitian

99
Lampiran 6 Dokumentasi

100

Anda mungkin juga menyukai