SKRIPSI
Disusun Oleh:
1113101000075
1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Januari 2018
Kata Kunci : Stres Kerja, Pekerja Produksi, NIOSH Generic Job Stress
Questionnaire
Daftar Bacaan : 182 bacaan (1964 – 2017)
ii
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY DEPARTMENT
Undergraduate Thesis, January 2018
ABSTRACT
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh:
SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN
NIM. 1113101000075
Mengetahui,
Pembimbing
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUI
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Ketua Sidang,
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Satrio Budi Prakosa Rachman
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal : Tangerang, 25 Agustus 1995
Lahir
Agama : Islam
Alamat : Jln. AMD. Babakan Pocis RT:002/RW:02, Kec. Setu,
Tangerang Selatan, 15315
No. Telepon : +(62) 822-2026-6806
Email : satrio.budiprakosa@gmail.com
satrio.budi13@mhs.uinjkt.ac.id
RIWAYAT PENDIDIKAN
1999 – 2001 : RA/TKA Al-Amanah
Serpong, Tangerang Selatan
2001 – 2007 : SD Negeri Pamulang 1
Pamulang, Tangerang Selatan
2007 – 2010 : SMP Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Pamulang, Tangerang Selatan
2010 – 2013 : SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
Pamulang, Tangerang Selatan
2013 - Sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
RIWAYAT ORGANISASI
2007 – 2008 : Anggota Ekstrakulikuler Teater
Teater SMP Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
2014 – 2015 : Staff Ahli Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
vi
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta
2015 – 2016 : Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Organisasi, Departemen Pengembangan Organisasi
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta
2015 – 2016 : Sekretaris Departemen Finance
Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Jakarta
2016 – 2017 : Sekretaris – Bendahara
Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Jakarta
2016 – 2017 : Bendahara Umum (Treasurer)
Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Jakarta
vii
2016 : Fasilitator Pelatihan Manajemen dan Analisa Data Kesehatan oleh
HMPS Kesehatan Masyarakat
2016 : Pelatihan Manajemen Organisasi Kemahasiswaan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2016 : Legislative Training oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016 : Workshop “Risk Management and Loss Control” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
2016 : Workshop “Fire Management and Explosion” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
SEMINAR
2014 : Seminar Pengembangan Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
“Optimalisasi Pemenuhan Regulasi Prasarana Perlintasan Kereta
Api Demi Stabilitas Transportasi Nasional”
2014 : Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat “Upaya Menghadapi
Tantangan Kesehatan Masyarakat Indonesia post MDGs: Healthy
People – Healthy Environment” oleh Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Jakarta
2015 : Seminar Pengembangan Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
“Peduli Keselamatan Berkendara: Aku dan Ojek Online Tertib
Berlalu Lintas”
2016 : Seminar Kajian Ilmu K3 Bersama “Pengenalan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001: 2015 dan Contoh Implementasinya” oleh
Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Jakarta
viii
2007 : Anggota Saka Bakti Husada SMP Negeri 4 Tangerang Selatan
2011 : Peserta Lomba Cerdas Cermat Undang Undang Dasar 1945 dan
TAP MPR RI Tingkat Kota Tangerang Selatan
2012 : Peserta Lomba Cerdas Cermat Undang Undang Dasar 1945 dan
TAP MPR RI Tingkat Kota Tangerang Selatan
2012 : Partisipasi Olimpiade Siswa Nasional bidang Kimia Tingkat Kota
Tangerang Selatan
2014 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan (OPAK)
Angkatan 2014 oleh BEM FKIK
2015 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan
(OPAK) Angkatan 2015 oleh DEMA FKIK
2015 : Panitia Milad FKIK Ke-11 Winning Eleven
2016 : Pengawas Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK)
Angkatan 2016
2016 : Pimpinan Sidang Pembentukan Organisasi Peminatan dan
Keilmuan (OPK) oleh Senat Mahasiswa FKIK
2016 : Tim Acara (EO) dalam Seminar Profesi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2016 : Pimpinan Sidang Pemilihan Ketua Umum Senat Mahasiswa FKIK
Periode 2017
2017 : Penginput Data Tekanan Darah pada Bulan Hipertensi Nasional
oleh Indonesian Society of Hipertension
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
2017”. Shalawat beserta salam yang teriring doa semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang senantiasa atas izin Allah SWT mengajarkan umatnya
untuk terus memperoleh ilmu pengetahuan yang kelak bermanfaat bagi sesamanya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam proses
mendapatkan bantuan serta dukungan baik berupa ilmu, moril, do’a serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat, kasih sayang serta karunia-Nya yang telah
diberikan;
2. Orang tua dan kakak penulis yang selalu mendukung baik secara moril maupun
materil;
3. Prof Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
4. Ibu Fajar Ariyanti, SKM., M.Kes., Ph.D dan Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes.,
Ph.D selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Kesehatan
Jakarta;
x
5. Ibu Fase Badriah, M.Kes., Ph.D selaku pembimbing akademik dan Wakil
Dekan III yang selalu memberikan motivasi dan nasihat kepada penulis baik
6. Ibu Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, M.KKK selaku dosen pembimbing yang
7. Ibu Catur Rosidati, M.KM, Bapak Dr. M. Farid Hamzens dan Bapak Ir.
Rulyenzi Rasyid, M.KKK selaku penguji skripsi yang telah memberikan saran
serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi agar skripsi
10. Bapak Fandi Sanjaya selaku kepala shift bagian produksi PT. Indogravure serta
11. Bapak, Ibu staff HRD-GA yang telah membantu penulis selama proses
xi
13. Muhammad Luthfi dan Muhamad Febriansyah, terima kasih atas dukungan
14. Kak Nur Najmi Laila, M.KKK, selaku senior yang mau direpotkan dalam
diskusi dan selalu memberikan saran serta nasihat kepada penulis agar skripsi
15. Rekan-rekan satu perjuangan dan seperbimbingan Ibu Rahmah (Aqil, Widya,
Nanda, Mega, Sanni, Dhanty, Iis) terima kasih selalu memberikan semangat
kepada penulis agar skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya;
16. Teman-teman Super Happy Family dan SEMA Tempo Dulu 2016 atas
17. Teman-teman DEMA FKIK Periode 2015 dan Tim Solid BEM FKIK 2014
terima kasih atas dukungan yang diberikan selama ini baik materil maupun
moriil serta kenangan dan pengalaman yang diberikan selama penulis menjadi
anggota di dalamnya.
serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
xii
DAFTAR ISI
xiii
2.6.1 Faktor Pekerjaan...........................................................................21
2.6.2 Faktor Individual ..........................................................................35
2.6.3 Faktor Di Luar Pekerjaan .............................................................44
2.6.4 Faktor Pendukung ........................................................................45
2.7 Pengukuran Stres Kerja............................................................................46
2.8 Instrumen Penelitian ................................................................................47
2.9 Pencegahan dan Pengendalian Stres ........................................................50
2.10 Kerangka Teori ........................................................................................53
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .............55
3.1 Kerangka Konsep .....................................................................................55
3.2 Definisi Operasional ................................................................................57
3.3 Hipotesis ..................................................................................................61
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................62
4.1 Desain Penelitian .....................................................................................62
4.2 Lokasi dan Waktu ....................................................................................62
4.3 Populasi dan Sampel ................................................................................62
4.3.1 Populasi ........................................................................................62
4.3.2 Sampel ..........................................................................................63
4.4 Pengumpulan Data ...................................................................................64
4.4.1 Data Primer ..................................................................................64
4.4.2 Data Sekunder ..............................................................................65
4.5 Instrumen Penelitian ................................................................................65
4.6 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ........................................................81
4.6.1 Validitas .......................................................................................81
4.6.2 Reliabilitas ...................................................................................82
4.7 Manajemen Data ......................................................................................83
4.7.1 Data Coding (Mengkode Data) ....................................................83
4.7.2 Data Editing (Menyunting Data) ..................................................84
4.7.3 Data Entry (Memasukkan Data)...................................................84
4.7.4 Data Cleaning (Membersihkan Data) ..........................................84
4.8 Analisa Data .............................................................................................85
4.8.1 Analisa Univariat .........................................................................85
4.8.2 Analisa Bivariat ............................................................................86
BAB V HASIL .....................................................................................................88
xiv
5.1 Gambaran Umum PT. Indogravure..........................................................88
5.1.1 Profil PT. Indogravure .................................................................88
5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .............................................................89
5.2 Analisis Univariat ....................................................................................90
5.2.1 Gambaran Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ..............................................................90
5.2.2 Gambaran Faktor Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ..............................................................90
5.2.2.1 Distribusi Lingkungan Fisik .........................................................90
5.2.2.2 Distribusi Konflik Peran ...............................................................91
5.2.2.3 Distribusi Ketaksaan Peran...........................................................91
5.2.2.4 Distribusi Konflik Interpersonal ...................................................92
5.2.2.5 Distribusi Ketidakpastian Pekerjaan.............................................93
5.2.2.6 Distribusi Kontrol Kerja ...............................................................93
5.2.2.7 Distribusi Kurang Kesempatan Kerja ...........................................94
5.2.2.8 Distribusi Jumlah Beban Kerja .....................................................94
5.2.2.9 Distribusi Variasi Beban Kerja.....................................................95
5.2.2.10 Distribusi Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain .....................95
5.2.2.11 Distribusi Kemampuan yang Tidak Digunakan ...........................96
5.2.2.12 Distribusi Tuntutan Mental ..........................................................96
5.2.2.13 Distribusi Shift Kerja ....................................................................97
5.2.3 Gambaran Faktor Individual pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ..............................................................97
5.2.3.1 Distribusi Umur Pekerja ...............................................................97
5.2.3.2 Distribusi Masa Kerja ...................................................................98
5.2.3.3 Distribusi Kepribadian Tipe A .....................................................98
5.2.3.4 Distribusi Penilaian Diri ...............................................................99
5.2.3.5 Distribusi Jenis Kelamin ..............................................................99
5.2.3.6 Distribusi Status Pernikahan ......................................................100
5.2.4 Gambaran Faktor di Luar Pekerjaan pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ..................................100
5.2.4.1 Distribusi Aktivitas di Luar Pekerjaan .......................................100
5.2.5 Gambaran Faktor Pendukung pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Indogravure Tahun 2017 .....................................................101
5.2.5.1 Distribusi Dukungan Sosial ........................................................101
xv
5.3 Analisa Bivariat .....................................................................................101
5.3.1 Hubungan Antara Lingkungan Fisik dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........101
5.3.2 Hubungan Antara Konflik Peran dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ......................102
5.3.3 Hubungan Antara Ketaksaan Peran dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........103
5.3.4 Hubungan Antara Konflik Interpersonal dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........104
5.3.5 Hubungan Antara Ketidakpastian Pekerjaan dengan Stres Kerja
pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 104
5.3.6 Hubungan Antara Kontrol Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ......................105
5.3.7 Hubungan Antara Kurangnya Kesempatan Kerja dengan Stres
Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun
2017 ............................................................................................106
5.3.8 Hubungan Antara Jumlah Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........107
5.3.9 Hubungan Antara Variasi Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........107
5.3.10 Hubungan Antara Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain
dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ............................................................108
5.3.11 Hubungan Antara Kemampuan yang Tidak Digunakan dengan
Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure
Tahun 2017 ................................................................................109
5.3.12 Hubungan Antara Tuntutan Mental dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........110
5.3.13 Hubungan Antara Shift Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ......................110
5.3.14 Hubungan Antara Umur dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ..................................111
5.3.15 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ......................112
5.3.16 Hubungan Antara Status Pernikahan dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........113
5.3.17 Hubungan Antara Kepribadian Tipe A dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........113
xvi
5.3.18 Hubungan Antara Penilaian Diri dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ......................114
5.3.19 Hubungan Antara Aktivitas di Luar Pekerjaan dengan Stres Kerja
pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 115
5.3.20 Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .........116
BAB VI PEMBAHASAN..................................................................................117
6.1 Keterbatasan Penelitian ..........................................................................117
6.2 Gambaran Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure
Tahun 2017 ............................................................................................117
6.3 Hubungan Antara Faktor Pekerjaan Dengan Stres Kerja ......................121
6.3.1 Hubungan Antara Lingkungan Fisik Dengan Stres Kerja .........121
6.3.2 Hubungan Antara Konflik Peran Dengan Stres Kerja ...............124
6.3.3 Hubungan Antara Ketaksaan Peran Dengan Stres Kerja ...........127
6.3.4 Hubungan Antara Konflik Interpersonal Dengan Stres Kerja ...130
6.3.5 Hubungan Antara Ketidakpastian Pekerjaan Dengan Stres
Kerja ...........................................................................................133
6.3.6 Hubungan Antara Kontrol Kerja Dengan Stres Kerja................135
6.3.7 Hubungan Antara Kurangnya Kesempatan Kerja Dengan Stres
Kerja ...........................................................................................137
6.3.8 Hubungan Antara Jumlah Beban Kerja Dengan Stres Kerja .....139
6.3.9 Hubungan Antara Variasi Beban Kerja Dengan Stres Kerja .....142
6.3.10 Hubungan Antara Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain
Dengan Stres Kerja ....................................................................144
6.3.11 Hubungan Antara Kemampuan yang Tidak Digunakan Dengan
Stres Kerja ..................................................................................146
6.3.12 Hubungan Antara Tuntutan Mental Dengan Stres Kerja ...........148
6.3.13 Hubungan Antara Shift Kerja Dengan Stres Kerja ....................149
6.4 Hubungan Antara Faktor Individu Dengan Stres Kerja .........................152
6.4.1 Hubungan Antara Umur Dengan Stres Kerja.............................152
6.4.2 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja ...................153
6.4.3 Hubungan Antara Status Pernikahan Dengan Stres Kerja .........155
6.4.4 Hubungan Antara Kepribadian Tipe A Dengan Stres Kerja ......156
6.4.5 Hubungan Antara Penilaian Diri Dengan Stres Kerja................158
6.5 Hubungan Antara Faktor di Luar Pekerjaan Dengan Stres Kerja ..........159
6.6 Hubungan Antara Faktor Pendukung Dengan Stres Kerja ....................161
xvii
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................165
7.1 Simpulan ................................................................................................165
7.2 Saran ......................................................................................................170
7.2.1 Bagi Perusahaan .........................................................................170
7.2.2 Bagi Pekerja ...............................................................................173
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ...........................................................174
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Skoring Instrumen NIOSH Generic Job Stress Questionnaire ............ 81
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 90
Tabel 5.2 Distribusi Lingkungan Fisik di Bagian Produksi PT. Indogravure Tahun
2017 ....................................................................................................................... 90
Tabel 5.3 Distribusi Konflik Peran Pada Pekerja Bagian Produksi ...................... 91
Tabel 5.4 Distribusi Ketaksaan Peran Pada Pekerja Bagian Produksi .................. 92
Tabel 5.5 Distribusi Konflik Interpersonal Pada Pekerja Bagian Produksi .......... 92
Tabel 5.7 Distribusi Kontrol Kerja pada Pekerja Bagian Produksi ...................... 93
Tabel 5.8 Distribusi Kurang Kesempatan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Indogravure Tahun 2017 ................................................................................ 94
Tabel 5.9 Distribusi Jumlah Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 94
Tabel 5.10 Distribusi Variasi Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 95
xix
Tabel 5.11 Distribusi Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ................................................. 95
Tabel 5.12 Distribusi Kemampuan yang Tidak Digunakan pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................................. 96
Tabel 5.13 Distribusi Tuntutan Mental pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 96
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Shift Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 97
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Umur pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 97
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Masa Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ....................................................................................... 98
Tabel 5.17 Distribusi Kepribadian Tipe A pada Pekerja Bagian Produksi ........... 98
Tabel 5.18 Distribusi Penilaian Diri pada Pekerja Bagian Produksi .................... 99
Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Indogravure Tahun 2017 ................................................................................ 99
Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan pada Pekerja Bagian Produksi
di PT. Indogravure Tahun 2017 .......................................................................... 100
Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial pada Pekerja Bagian Produksi
di PT. Indogravure Tahun 2017 .......................................................................... 101
Tabel 5.23 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Lingkungan Fisik pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 102
Tabel 5.24 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Konflik Peran pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ........................................................... 102
xx
Tabel 5.25 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Ketaksaan Peran pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 103
Tabel 5.26 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Konflik Interpersonal pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 104
Tabel 5.28 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kontrol Kerja pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ........................................................... 105
Tabel 5.30 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Jumlah Beban Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 107
Tabel 5.31 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Variasi Beban Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 108
Tabel 5.32 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Tanggung Jawab Terhadap Pekerja
Lain pada Pekerja Bagian Produksi .................................................................... 108
Tabel 5.34 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Tuntutan Mental pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 110
Tabel 5.35 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ........................................................... 111
Tabel 5.36 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Umur pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ........................................................... 111
xxi
Tabel 5.37 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ........................................................... 112
Tabel 5.38 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Status Pernikahan pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .............................................. 113
Tabel 5.39 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kepribadian Tipe A pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 114
Tabel 5.40 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Penilaian Diri pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ........................................................... 114
Tabel 5.41 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Aktivitas di Luar Pekerjaan pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 .................................. 115
Tabel 5.42 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Dukungan Sosial pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ............................................... 116
xxii
DAFTAR BAGAN
xxiii
1 BAB I
PENDAHULUAN
memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini selain dapat memberikan sisi
positif namun dapat pula memberikan sisi negatif, salah satunya dengan
angka kematian akibat kecelakaan serta penyakit akibat kerja terdapat 2 juta
kasus per tahun (Kementerian Kesehatan, 2014). Salah satu penyakit yang
yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia yang suatu saat
Sedangkan stres kerja menurut Leka (2003) adalah respon seseorang yang
mungkin timbul saat tuntutan dan beban kerja tidak sebanding dengan
Stres kerja menjadi hal yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatan pekerja
1
Dalam suatu organisasi, masalah stres kerja menjadi gejala yang
penting untuk diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam
kerja (Daniawati, 2013). Ada beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya
stres kerja pada pekerja, diantaranya terdiri dari faktor pekerjaan, faktor
individu, faktor di luar pekerjaan serta faktor pendukung (Hurrel & McLaney,
1988). Faktor pekerjaan adalah faktor yang bersumber dari situasi serta
pekerjaan yang disebutkan oleh Hurrel & McLaney (1988) adalah lingkungan
kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain, kemampuan
yang tidak digunakan, tuntutan mental serta shift kerja. Hasil ini telah
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amalina, dkk (2016) dimana
dalam hasil studinya menyebutkan bahwa kejadian stres kerja erat dengan
beberapa faktor pekerjaan seperti beban kerja dan tanggung jawab. Penelitian
yang tidak digunakan serta beban kerja yang terlalu banyak merupakan
pekerja.
Faktor individual adalah faktor yang timbul dari dalam diri manusia.
2
berpotensi dalam menyebabkan stres kerja. Penelitian Lady, dkk (2017)
(2003) dalam Ogden (2012) menjelaskan bahwa stres kerja lebih tinggi
pernikahan yang tidak bahagia serta individu yang bercerai akan memiliki
tingkat stres yang sama tingginya dibanding dengan individu yang memiliki
(Hurrel & McLaney, 1988). Hurrell (1990) menjelaskan bahwa dalam semua
model stres kerja, aktivitas di luar pekerjaan diakui sebagai salah satu sumber
oleh Musangadah (2015), menjelaskan bahwa tuntutan yang berasal dari luar
terdiri dari dukungan dari rekan kerja, atasan, teman serta keluarga
(Hurrell & McLaney, 1988). Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh
3
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan
dengan stres kerja yang terjadi pada pekerja. Koradecka (2010) menjelaskan
dukungan sosial yang baik dapat mencegah timbulnya faktor yang dapat
menyebabkan stres.
Stres kerja merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan sering
merupakan masalah yang umum terjadi dan merugikan bagi pekerja (NIOSH,
bahwa tiga dari empat orang di Amerika mengatakan bahwa pekerja pada saat
ini memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan
440.000 kasus stres akibat kerja di Inggris dengan angka kejadian sebanyak
1.380 kasus per 100.000 pekerja yang mengalami stres akibat kerja (Sari,
kehidupan sehari-hari.
NIOSH (2000) mencatat bahwa sejak tahun 90-an dari seluruh biaya
4
akibat kerja. Di Negara Inggris sekitar 71% manajer mengalami gangguan
kesehatan fisik maupun mental akibat stres kerja. Penelitian yang dilakukan
kerugian lebih dari US 300 miliar di Amerika Serikat pada setiap tahunnya.
Di Indonesia, stres kerja juga menjadi salah satu masalah dengan angka
yang cukup tinggi. Meskipun belum terdapat data resmi, namun sudah
dilakukan beberapa penelitian terkait stres kerja. Hasil penelitian stres pada
adalah di Jakarta pada eksekutif muda kejadian stres mencapai 25% (Kamso
dkk, 2011). Penelitian lain yang dilakukan oleh Besral dan Widiantini pada
stres adalah pola makan tidak teratur (85%) dan cepat lelah (78%).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mariyam dan Pertiwi (2015) pada
penelitian mengalami stres kerja meskipun masuk kedalam stres kerja yang
tergolong ringan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan
mencatat bahwa 86,2% pekerja mengalami stres kerja sedang dengan faktor-
persentase baik. Hasil penelitian lain pada pekerja Factory PT. Maruki
5
Menurut Hawari (2006) dalam Munandar (2008), stres kerja ditandai
tiga yaitu: fisiologis, psikologis, dan perilaku. Keluhan fisiologis seperti sakit
secara berlebih.
setiap orang. Perubahan yang timbul akibat stres dapat berupa perubahan
perilaku dan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik (Gibson, 1997). Stres
untuk bekerja serta dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
atau mendapat tanggung jawab yang besar lebih rentan mengalami stres
(Harrianto, 2005). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa stres kerja dapat
6
dialami oleh siapa saja dan pekerja di semua bidang, termasuk karyawan di
PT Indogravure.
hasil produksi yang ada, terlebih apabila permintaan produksi sedang tinggi
dan juga diharuskan terus menerus melakukan perbaikan dengan tujuan untuk
100 pekerja yang terbagi dalam beberapa unit salah satunya adalah unit
hasil produksi dalam keadaan baik dan tidak cacat, dimana pekerja produksi
dituntut untuk terus fokus dalam mengawasi mesin yang berjalan dan melihat
tuntutan mental untuk terus fokus dalam memeriksa hasil produksi dan
7
mengawasi mesin yang berjalan, merupakan beberapa faktor dalam pekerjaan
yang dapat menimbulkan stres kerja bagi pekerja. Dua faktor tersebut dapat
bahwa total rata-rata skor yang didapatkan adalah sebesar 1,22. Responden
yang memiliki rata-rata skor diatas 1,22 sebesar 14 orang (46,7%) yang
memiliki rata-rata skor dibawah 1,22 yang dianggap tidak memiliki atau
perusahaan tersebut
dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pengukuran stres kerja serta
serta data-data yang telah didapat, penulis merasa perlu untuk mengangkat
penelitian dengan judul faktor determinan terhadap stres kerja pada pekerja
Indogravure harus terus meningkatkan kualitas dari hasil produksi yang ada.
8
Dalam proses produksi, perusahaan ini memiliki lebih dari 100 pekerja yang
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan stres kerja
efek negatif baik bagi pekerja, maupun perusahaan. Oleh karena itu, peneliti
terhadap stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Indogravure tahun
2017.
9
4. Bagaimana gambaran faktor di luar pekerjaan (aktivitas di luar
tidak digunakan, tuntutan mental) dengan stres kerja pada pekerja bagian
masa kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri) dengan stres kerja
2017?
tahun 2017.
10
1.4.2 Tujuan Khusus
2017.
tahun 2017.
11
7. Diketahuinya hubungan antara faktor individual (usia, status
tahun 2017.
tahun 2017.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi terkait stres
kerja khusunya stres kerja pada pekerja produksi, untuk peneliti lainnya
12
Sehingga pekerja dapat mengatasi secara dini agar produktivitas pekerja
tidak menurun.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
berupa profil instansi tempat penelitian, jumlah pekerja dan data lingkungan
berupa analisa deskriptif serta analisis bivariat berupa uji Chi Square dan uji
Mann Whitney..
13
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perilaku yang tidak wajar (Munandar, 2008). Menurut Siagian (2009), stres
pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik
reaksi adaptif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang
belum tentu dapat menyebabkan stres bagi orang lain. Perbedaan reaksi
14
2.2 Mekanisme Stres
homeostasis tubuh dapat memicu respon atau terjadinya stres. Jika tubuh
bertemu dengan stresor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon
(Kadir, 2017).
fisik maupun psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari banyak
memiliki efek sekresi terhadap insulin serta glukagon oleh pankreas. Selain
itu terjadi vasokonstriksi arteriol di ginjal oleh katekolamin yang secara tidak
respon baik dari sistem saraf simpatis maupun endokrin (Hole, 1981) dalam
(Kadir, 2017).
15
2.3 Stres Kerja
Stres terjadi ketika persyaratan atau tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan
berhubungan dengan kerja adalah respon seseorang yang mungkin timbul saat
tuntutan dan beban kerja tidak seimbang atau sebanding dengan pengetahuan
antara tekanan kerja dengan kemampuan serta sumber daya yang dimiliki
sekitar.
dasar dari terjadinya stres di tempat kerja dipicu oleh beberapa alasan.
produk dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebanyak dua dari tiga pekerja
16
klaim yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar US 200 milyar per
tahun yang diakibatkan oleh stres kerja berupa masalah absen, keterlambatan,
Pada dasarnya stres dipandang dalam dua cara yaitu sebagai stres baik
(eustress) dan stres buruk (distress). Eustress merupakan stres yang bersifat
positif dimana stres ini memacu dan mendorong individu untuk memenuhi
peran utama dalam menimbulkan stres kerja. Akan tetapi, peranan dari faktor
kerja secara langsung. Akan tetapi, faktor individu dan situasi lainnya dapat
17
2.4 Gejala Stres Kerja
NIOSH membagi stres, terutama stres akut dalam tiga gejala yaitu
bahwa gejala tersebut masih dapat diatasi apabila dikontrol dengan baik.
a. Gejala psikologis
Adapun gejala psikologis yang sering ditemui mengenai stres akut, antara
orang tidak ramah, tidak dapat menikmati hidup, berbicara lebih sedikit,
b. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis dari stres akut adalah: wajah terasa panas, sakit
kepala, nyeri dada, mulut kering, napas pendek, tekanan darah tinggi,
c. Gejala perilaku
Gejala stres kerja terutama stres akut apabila tidak ditanggulangi secara
dini dan terus menerus berlangsung maka akan berkembang menjadi suatu
18
penyakit yang berkaitan dengan stres. Hal ini akan menyebabkan atau
menjadikan stres akut berkembang menjadi stres kronis. Perubahan stres akut
menjadi kronis dapat disebabkan karena tuntutan serta tekanan yang terjadi
secara terus menerus, serta sulit untuk diatasi (APA, 2016). NIOSH,
mengalami stres kerja, maka produktivitas tempat kerja juga akan menurun.
Kerugian pada pekerja tidak hanya berhubungan dengan aktifitas kerja saja
namun dapat meluas pada aktivitas diluar pekerjaan, seperti sulit tidur,
19
(2011) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres
pekerja, yang artinya semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki pekerja maka
lain-lain.
3. Absensi kerja.
Lain halnya yang dijelaskan oleh Cox (2002). Menurut Cox (2002) efek
1. Dampak Subjektif
merasa kesepian.
2. Dampak Perilaku
20
Stres yang dialami pekerja akan berdampak pada perilaku dari
3. Dampak Kognitif
4. Dampak Fisiologis
panas dingin.
5. Dampak Organisasi
lain, kemampuan yang tidak digunakan, tuntutan mental serta shift kerja.
a. Lingkungan Fisik
yang artinya semakin baik lingkungan fisik maka stres kerja akan
menurun.
kerja
b. Konflik Peran
22
Konflik peran biasanya terjadi pada individu ketika tingginya
23
4. Bekerja di bawah arahan yang tidak pasti serta perintah yang
tidak jelas.
konflik peran ganda yang dialami oleh pekerja wanita di PT. Pelita
c. Ketaksaan Peran
24
tertentu (Munandar, 2008). Ketidakpahaman pekerja terhadap
1997).
dengan P = 0,043.
d. Konflik Interpersonal
25
interpersonal secara aktif dapat terjadi ketika seseorang
e. Ketidakpastian Pekerjaan
26
pekerja mencoba mencari pekerjaan di tempat lain (Stellman,
2013).
f. Kontrol Kerja
27
Kontrol dalam lingkungan kerja merupakan kombinasi
2009).
28
hasil adanya hubunagn antara kurangnya kesempatan kerja dengan
timbul akibat dari tugas yang diberikan kepada tenaga kerja untuk
terdapat dalam tempat kerja. Pada buku yang ditulis oleh Molloy
29
dengan munculnya gejala stres seperti mudah marah, kelelahan,
antara beban kerja yang dimiliki pekerja dengan stres kerja dimana
30
Variasi beban kerja berkaitan dengan berbagai jenis
31
j. Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain
2000).
32
memberikan hasil bahwa antara kemampuan yang tidak digunakan
l. Tuntutan Mental
tersebut.
33
m. Shift Kerja
produksinya.
dimana biasanya dibagi atas kerja pagi, sore, dan malam (Strank,
2005). Adapun definisi lain dari shift kerja adalah suatu cara
mengorganisir waktu kerja harian pada orang lain atau tim yang
umumnya, shift kerja terdiri atas tiga jenis yaitu, shift pagi, siang,
34
Shift kerja yang bertentangan dengan pola tidur akan berisiko
dimana para pekerja pada malam hari diharuskan lebih aktif pada
orang dapat menghadapi sumber stres yang sama akan mengalami stres
lain satu hal yang menyebabkan stres bagi satu orang mungkin tidak
menjadi masalah bagi orang lain (NIOSH, 1999a). Menurut Hurrel &
35
a. Umur
lebih tajam, serta gerakan yang lebih lincah dan daya tahan tubuh
36
disimpulkan bahwa umur memiliki hubungan dengan timbulnya
yaitu usia 18-32 tahun, 33-40 tahun, 41-50 tahun, dan diatas usia
usia 18-32 tahun dan usia diatas 51 tahun (83%). Hal ini
mengalami stres.
37
tahun atau lebih. Pengurangan itu cenderung pada tugas yang
kerja.
b. Jenis Kelamin
38
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat
yaitu:
bawah laki-laki.
pentung.
lebih senior.
39
Sedangkan perempuan cenderung mengatasi stres yang dihadapi
c. Status Pernikahan
40
Evayanti (2003) menyatakan bahwa pekerja yang berstatus
d. Masa Kerja
41
terjadinya stres kerja serta diperberat dengan adanya beban kerja
sekitarnya.
42
Sejalan dengan penelitian Setyani (2013) dimana menyatakan
dengan p = 0,034.
e. Kepribadian Tipe A
stres.
f. Penilaian Diri
43
mengahadapi kondisi, situasi, atau peristiwa yang mengganggu
semua model stres kerja, aktivitas di luar pekerjaan diakui sebagai salah
satu sumber stres bagi pekerja (Hurrell, 1990). Isu-isu tentang keluarga,
44
Penelitian Musangadah (2015), menunjukkan bahwa tuntutan
baik formal, & informal dengan orang lain atau kelompok. Dukungan
sosial yang baik dapat berdampak positif bagi kesehatan pekerja. Hal
ini karena lingkungan yang baik dapat mencegah timbulnya faktor yang
bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja dengan
45
korelasi negatif dimana semakin rendah dukungan sosial maka akan
semakin tinggi stres kerja pada pekerja. Penelitian Setiawan & Sofiana
pengukuran stres yang banyak digunakan dalam studi Amerika Serikat, yang
langsung. Selain itu, cara pengukuran ini dapat digunakan dengan mudah
dan cepat.
2. Physiological Measure
stres, seperti ketegangan pada otot bahu, leher dan pundak. Cara ini
46
dianggap paling tinggi reabilitasnya, namun sangat tergantung si
3. Biochemical Measure
adalah perokok, peminum alkohol, dan kopi. Hal ini dikarenakan rokok,
dalam tubuh.
Saat ini penelitian mengenai stres kerja telah banyak dilakukan, dimana
isntrumen pengukuran stres kerja akan ditampilkan pada Tabel 2.1 berikut:
47
Tabel 2.1 Instrumen Pengukuran Stres Kerja
48
b. Sumber stres yang diukur berasal
dari dalam lingkungan kerja
HSE Indicator Tool Health and Safety a. Dapat digunakan untuk a. Hanya dapat digunakan untuk
(HSE) Executive menanggulangi faktor risiko stres mengukur sumber stres yang
yang berhubungan dengan terdapat di lingkungan kerja
pekerjaan b. Hasil temuan dalam instrumen ini
b. Dapat digunakan sebagai instrumen didiskusikan kembali dengan pekerja
tunggal atau digabungkan dengan serta dilengkapi dengan data
instrumen lainnya pendukung lainnya.
NIOSH Generic Job Hurrell and a. Dapat digunakan untuk mengukur a. Pertanyaan yang ada dalam
Stress Questionnaire McLaney (1988) sumber stres yang berasal dari instrumen terlalu banyak
lingkungan kerja, di luar
lingkungan kerja, serta faktor
pendukung lainnya
b. Dapat digunakan untuk
mengevaluasi stres pada kondisi
akut dan kronis
c. Validitas dan reliabilitas kuesioner
telah teruji
d. Tersedia dalam berbagai bahasa
49
Berdasarkan Tabel 2.1 terdapat berbagai instrumen yang dapat
pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan NIOSH Generic Job
dipilih dikarenakan instrumen ini dapat mengukur sumber stres kerja dari
berbagai faktor seperti lingkungan kerja, di luar lingkungan kerja, serta faktor
mengukur sumber stres kerja yang berasal dari lingkungan pekerjaan. Selain
2. Program Healthy Life Style antara lain tidak minum minuman beralkohol,
keterampilannya.
50
variasi tempat kerja, seperti dekorasi ruang kerja, adanya musik, dan lain-
untuk mencegah timbulnya stres kerja terkait rutinitas pekerjaan adalah salah
aktifitas fisik.
a. Kerekayasaan organisasi
lingkungan kerja yang tidak penuh stres. Lingkungan kerja secara fisik
b. Kerekayasaan kepribadian
timbulnya stres kerja dapat dicegah dan agar ambang stres dapat menjadi
lebih baik lagi. Apabila pekerja telah mengalami stres yang menimbulkan
51
gangguan terhadap kesehatan mentalnya, maka psikoterapi dapat
52
hormon dan syaraf tubuh ke dalam sikap mempertahankan. Selain itu,
aktifitas fisik.
dilakukan secara teratur, dapat membantu kita untuk menjadi lebih tahan
terhadap stres.
Hurrel & McLaney (1988) dimana stres kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor
53
Faktor Pekerjaan
a. Lingkungan Fisik
b. Konflik Peran
c. Ketaksaan Peran
d. Konflik Interpersonal
e. Ketidakpastian Pekerjaan
f. Kontrol Kerja
g. Kurangnya Kesempatan
Kerja
h. Jumlah Beban Kerja
i. Variasi beban Kerja
j. Tanggung Jawab Terhadap
Pekerja Lain
k. Kemampuan yang Tidak
Digunakan
l. Tuntutan Mental
m. Shift Kerja
Faktor Individual
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Status Pernikahan Stres Kerja
d. Masa Kerja
e. Kepribadian Tipe A
f. Penilaian Diri
Faktor Pendukung
a. Dukungan Sosial
54
3 BAB III
Kerangka konsep pada penelitian ini, mengacu pada variabel yang akan
diteliti. Adapun variabel independen yang akan diteliti terdiri dari faktor
kerja, jumlah beban kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bagan 3.1:
55
Faktor Pekerjaan
a. Lingkungan Fisik
b. Konflik Peran
c. Ketaksaan Peran
d. Konflik Interpersonal
e. Ketidakpastian Pekerjaan
f. Kontrol Kerja
g. Kurangnya Kesempatan
Kerja
h. Jumlah Beban Kerja
i. Variasi beban Kerja
j. Tanggung Jawab
Terhadap Pekerja Lain
k. Kemampuan yang Tidak
Digunakan
l. Tuntutan Mental
m. Shift Kerja
Faktor Individual
a. Umur Stres Kerja
b. Status Pernikahan
c. Masa Kerja
d. Kepribadian Tipe A
e. Penilaian Diri
Faktor Pendukung
a. Dukungan Sosial
a. Jenis Kelamin
Keterangan:
= Tidak diteliti hubungan
56
3.2 Definisi Operasional
1. Faktor Dependen
2. Faktor Independen
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Umur Lamanya waktu hidup responden dihitung NIOSH Generic Penyebaran dan Umur saat ini Rasio
mulai dari tanggal lahir sampai dilakukannya Job Stress Pengisisan (dalam tahun)
penelitian Questionnaire Kuesioner
2 Jenis Kelamin Perbedaan laki-laki dan perempuan secara NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Perempuan Ordinal
biologis, dan fisiologis dari sejak lahir Job Stress Pengisian 1. Laki-laki
Questionnaire Kuesioner
3 Masa Kerja Lamanya seseorang telah bekerja dihitung NIOSH Generic Penyebaran dan Lama kerja Rasio
mulai dari pertama kali bekerja hingga Job Stress Pengisisan (dalam bulan)
dilakukannya penelitian Questionnaire Kuesioner
4 Status Keterangan yang menunjukkan riwayat NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tidak Menikah Ordinal
Pernikahan pernikahan responden yang sesuai dengan Job Stress Pengisian 1. Menikah
kartu identitas responden Questionnaire Kuesioner
57
5 Kepribadian Kepribadian individu yang cenderung NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Tipe A bersifat kompetitif, ambisius, tidak sabar, Job Stress Pengisian atau 3,25)
agresif, dan sangat kritis Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 3,25)
6 Penilaian Diri Persepsi individu terhadap kemampuan, NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Buruk (≥ Mean atau Ordinal
keberhasilan, serta kelayakan dirinya yang Job Stress Pengisian 3,57)
dapat mempengaruhi perilaku individu Questionnaire Kuesioner 1. Baik (< Mean atau
tersebut. 3,57)
7 Lingkungan Persepsi responden tentang kebisingan, NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Buruk (≥ Median Ordinal
Fisik pencahayaan, suhu, kelembaban, sirkulasi Job Stress Pengisian atau 1,30)
udara, polusi udara, pemajanan bahan Questionnaire Kuesioner 1. Baik (< Median atau
berbahaya di lingkungan kerja. 1,30)
8 Konflik Peran Tuntutan perusahaan terhadap responden NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
untuk mampu mengerjakan banyak tugas Job Stress Pengisian atau 3,19)
secara bersamaan dan diluar ketentuan yang Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
berlaku. atau 3,19)
9 Ketaksaan Kurangnya informasi mengenai pekerjaan NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Peran yang harus dilakukan sehingga menimbulkan Job Stress Pengisian atau 2,42)
ketidakpahaman mengenai pekerjaan yang Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
harus dilakukan. atau 2,42)
10 Konflik Permasalahan yang dihadapi antara NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Mean atau Ordinal
Interpersonal responden dengan orang lain seperti rekan Job Stress Pengisian 2,10
kerja atau atasan akibat interaksi sosial yang Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Mean
tidak terjalin dengan baik. atau 2,10)
11 Ketidakpastian Ketakutan responden terhadap akan NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Pekerjaan hilangnya pekerjaan dan ancaman bahwa Job Stress Pengisian atau 2,40)
pekerjaannya tidak diperlukan lagi. Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 2,40)
12 Kontrol Kerja Kurangnya otoritas responden untuk NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Rendah (< Median Ordinal
melakukan kontrol terhadap pekerjaan yang Job Stress Pengisian atau 3,00)
Questionnaire Kuesioner
58
dilakukan maupun hal-hal yang terkait 1. Tinggi (≥ Median
dengan pekerjaannya atau 3,00)
13 Kurangnya Rendahnya kesempatan pekerjaan yang NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Kesempatan tersedia di perusahaan lain Job Stress Pengisian atau 4,00)
Kerja Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 4,00)
14 Jumlah Beban Banyaknya jumlah pekerjaan atau tugas- NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Kerja tugas yang harus dilakukan dan diselesaikan Job Stress Pengisian atau 3,27)
oleh responden Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 3,27)
15 Variasi beban Beragam jenis pekerjaan yang diberikan NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Mean atau Ordinal
Kerja kepada responden dengan tuntutan Job Stress Pengisian 3,52)
kemampuan yang berbda-beda. Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Mean
atau 3,52)
16 Tanggung Tanggung jawab yang harus dilakukan NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Jawab responden terhadap keamanan dan Job Stress Pengisian atau 2,75)
Terhadap keselamatan orang lain. Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
Pekerja Lain atau 2,75)
17 Kemampuan Kemampuan yang dimiliki responden yang NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
yang Tidak tidak digunakan dalam melakukan kegiatan Job Stress Pengisian atau 2,67)
Digunakan pekerjaan. Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 2,67)
18 Tuntutan Tuntutan pekerjaan yang berkaitan dengan NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Mental kondisi mental seperti emosi. Job Stress Pengisian atau 3,25)
Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 3,25)
19 Shift Kerja Pola pengaturan jam kerja sebagai pengganti NIOSH Generic Penyebaran dan 1. Shift Malam Ordinal
atau tambahan kerja siang hari sebagaimana Job Stress Pengisian 2. Shift Sore
yang biasa dilakukan. Questionnaire Kuesioner 3. Shift Pagi
59
20 Aktivitas di Kegiatan yang dilakukan di luar jam kerja NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Median Ordinal
Luar Pekerjaan yang berkaitan dengan keluarga, pendidikan, Job Stress Pengisian atau 2,00)
maupun kegiatan di dalam masyarakat Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Median
atau 2,00)
21 Dukungan Hubungan sosial responden yang terjalin NIOSH Generic Penyebaran dan 0. Tinggi (≥ Mean atau Ordinal
Sosial dengan orang lain seperti atasan, rekan kerja Job Stress Pengisian 4,14)
ataupun kerabat. Questionnaire Kuesioner 1. Rendah (< Mean
atau 4,14)
60
3.3 Hipotesis
tidak digunakan, tuntutan mental, shift kerja) dengan stres kerja pada
masa kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri) dengan stres kerja
61
4 BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
fenomena. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
variabel yang diteliti. Desain studi cross sectional digunakan untuk melihat
serta menganalisis hubungan antara faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data pada satu waktu atau dalam
4.3.1 Populasi
62
populasi merupakan keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang
4.3.2 Sampel
berikut:
Keterangan:
63
sebelumnya. Adapun penelitian sebelumnya menggunakan penelitian
berikut:
n masing-masing kelompok = 33
n total = 33 x 2 = 66 orang
2016).
64
4.4.2 Data Sekunder
dan tiga indikator stres berupa gejala perubahan psikologis, fisiologis, dan
1. Stres Kerja
65
Skoring pada pertanyaan perubahan fisiologis (item pertanyaan
P1-P17) terdiri dari 1 jika tidak pernah, 2 jika jarang, 3 jika kadang-
terdiri dari 0 jika hampir tidak pernah (kurang dari 1 hari), 1 jika jarang
terjadi (sekitar 1-2 hari), 2 jika kadang-kadang terjadi (sekitar 3-4 hari),
dan 3 jika hampir terjadi setiap waktu (sekitar 5-7 hari). Skoring pada
bahwa stres kerja tidak berdistribusi normal. Kemudian, stres kerja akan
dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu
stres (≥ median atau 1,21) dan tidak stres (< median atau 1,21).
2. Lingkungan Fisik
dilakukan untuk variabel ini terdiri dari dua yaitu 1 jika benar dan 2 jika
skor berkebalikan yaitu pernyataan pada C1, C2, C5, C9 dan C10.
Sehingga skoring yang dilakukan untuk pernyataan pada C1, C2, C5,
66
C9, dan C10 menjadi skor 2 jika benar dan skor 1 jika salah. Kemudian
adalah untuk C1= 2, C2= 2, C3= 1, C4= 2, C5= 1, C6= 1, C7= 2, C8=
lainnya.
lingkungan fisik akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median
populasi penelitian yaitu buruk (≥ median atau 1,30) dan tidak stres (<
3. Konflik Peran
pada bagian D3, D5, D7, D8, D10, D11, D12, dan D14 dalam
kuesioner. Skoring yang dilakukan untuk variabel ini adalah skor 1 jika
sangat tidak tepat sekali, skor 2 jika sangat tidak tepat, skor 3 jika
kurang tepat, skor 4 jika tidak tepat, skor 5 jika tepat, skor 6 jika sangat
tepat, skor 7 jika sangat tepat sekali. Kemudian dihitung rata-rata skor
67
pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban
peran akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi
penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,19) dan rendah (< median atau
3,19).
4. Ketaksaan Peran
pernyataan yang terdapat pada bagian D1, D2, D4, D6, D9, dan D13
sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 7 jika sangat tidak tepat
sekali, skor 6 jika sangat tidak tepat, skor 5 jika kurang tepat, skor 4
jika tidak tepat, skor 3 jika tepat, skor 2 jika sangat tepat, dan skor 1
68
responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden
ketaksaan peran akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median
populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,42) dan rendah (<
5. Konflik Interpersonal
pernyataan E1, E5, E7, E8, E10, E12, dan E14. Skoring pada item
pernyataan E1, E5, E7, E8, E10, E12, dan E14 adalah skor 5 jika sangat
tidak setuju, skor 4 jika tidak setuju, skor 3 jika netral, skor 2 jika setuju,
dan skor 1 jika sangat setuju. Sementara skoring pada item pernyataan
E2, E3, E4, E6, E9, E11, E13, E15, dan E16 adalah skor 1 jika sangat
69
tidak setuju, skor 2 jika tidak setuju, skor 3 jika netral, skor 4 jika setuju,
lainnya.
interpersonal akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi
penelitian yaitu tinggi (≥ mean atau 2,10) dan rendah (< mean atau
2,10).
6. Ketidakpastian Pekerjaan
skoring yang dilakukan pada variabel ini adalah skor 5 jika sangat tidak
yakin, skor 4 jika tidak yakin, skor 3 jika cukup yakin, skor 2 jika yakin
70
dan skor 1 jika sangat yakin. Kemudian dihitung rata-rata skor pada
dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median
7. Kontrol Kerja
skor 1 jika sangat kecil, skor 2 jika kecil, skor 3 jika cukup besar, skor
4 jika besar dan skor 5 jika sangat besar. Kemudian dihitung rata-rata
kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi
71
penelitian yaitu rendah (< median atau 3,00) dan tinggi (≥ median atau
3,00).
yang dilakukan adalah skor 1 jika sangat mudah, skor 2 jika mudah,
skor 3 jika cukup mudah, skor 4 jika sulit, dan skor 5 jika sangat sulit.
responden lainnya.
kurang kesempatan kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point
median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 4,00) dan rendah
terdapat pada bagian I1-I4 dan J1-J7 pada kuesioner. Skoring yang
dilakukan adalah skor 1 jika tidak ada, skor 2 jika tidak terlalu banyak,
skor 3 jika agak banyak, skor 4 jika banyak dan skor 5 jika sangat
72
yang berkebalikan, yaitu item pertanyaan J1, J2, J5 dan J7, sehingga
skoring yang dilakukan adalah skor 5 jika tidak ada, skor 4 jika tidak
terlalu banyak, skor 3 jika agak banyak, skor 2 jika banyak, dan skor 1
skor I1= 2, I2= 3, I3= 5, I4= 4, J1= 2, J2= 3, J3= 4, J4=4, J5= 5, J6= 2,
J7= 1 sehingga total skor yang didapatkan adalah 35. Selanjutnya dibagi
responden lainnya.
jumlah beban kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median
populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,27) dan rendah (<
adalah skor 1 jika tidak pernah, skor 2 jika jarang, skor 3 jika kadang-
kadang, skor 4 jika sering, dan skor 5 jika sangat sering. Kemudian
73
dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total
beban kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi
penelitian yaitu tinggi (≥ mean atau 3,52) dan rendah (< mean atau
3,52).
yang dilakukan adalah skor 1 jika tidak ada, skor 2 jika tidak terlalu
banyak, skor 3 jika agak banyak, skor 4 jika banyak dan skor 5 jika
74
lain akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi
penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,75) dan rendah (< median atau
2,75).
dilakukan adalah skor 5 jika tidak pernah, skor 4 jika jarang, skor 3 jika
responden lainnya.
akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian
yaitu tinggi (≥ median atau 2,67) dan rendah (< median atau 2,67).
adalah skor 1 jika sangat setuju, skor 2 jika agak setuju, skor 3 jika agak
75
tidak setuju, skor 4 jika sangat tidak setuju. Terdapat item pertanyaan
yang memilki skor yang berkebalikan yaitu K1, K2, dan K3 sehingga
skoring yang dilakukan adalah skor 4 jika sangat setuju, skor 3 jika agak
setuju, skor 2 jika agak tidak setuju, dan skor 1 jika sangat tidak setuju.
K3= 4, K4= 2, K5=5, sehingga total skor yang dihasilkan adalah 16.
mental akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi
penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,25) dan rendah (< median atau
3,25).
Variabel shift kerja terdiri dari dua pertanyaan yang terdapat pada
kerja adalah:
1. Shift Malam
76
2. Shift Siang
3. Shift Pagi
15. Umur
1. Perempuan
2. Laki-laki
Variabel masa kerja dilihat dari berapa lama waktu yang telah
dilalui pekerja sejak bekerja di PT. Indogravure. Hasil ukur variabel ini
tertera pada kartu identitas responden. Hasil ukur pada variabel ini
adalah:
1. Tidak menikah
2. Menikah
77
19. Kepribadian Tipe A
adalah skor 1 jika sangat tidak tepat, skor 2 jika tidak tepat, skor 3 jika
tidak tahu, skor 4 jika tepat dan skor 5 jika sangat tepat.
memiliki skor berkebalikan, yaitu pada O3, O6, O8, O9, O11, O12,
O14, O15, O16, O18, sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 5
jika sangat tidak tepat, skor 4 jika tidak tepat, skor 3 jika tidak tahu,
skor 2 jika tepat, skor 1 jika sangat tepat. Kemudian dihitung rata-rata
kepribadian tipe A akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median
populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,25) dan rendah (<
skor 1 jika sangat tidak setuju, skor 2 jika tidak setuju, skor 3 jika netral,
78
skor 4 jika setuju, dan skor 5 jika sangat setuju. Dari 10 pernyataan,
L2, L3, L6, L7, dan L9 ssehingga skor yang dilakukan adalah 5 jika
sangat tidak setuju, skor 4 jika tidak setuju, skor 3 jika netral, skor 2
jika setuju, dan skor 1 jika sangat setuju. Kemudian dihitung rata-rata
akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi penelitian
yaitu buruk (≥ mean atau 3,57) dan baik (< mean atau 3,57).
adalah skor 1 jika ya dan skor 0 jika tidak. Kemudian dihitung rata-rata
responden lainnya.
79
pekerjaan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas
dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median
jika tidak membantu, skor 3 jika jarang membantu, skor 4 jika kadang
rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban
sosial akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi
penelitian yaitu tinggi (≥ mean atau 4,14) dan rendah (< mean atau
4,14).
likert yang berbeda-beda, dimana terdapat item dengan skala empat poin
skala likert, lima poin skala likert, dan tujuh poin skala likert. Berikut
80
merupakan contoh pemberian skoring untuk pertanyaan dengan 5 poin skala
F1 + F2 + F3 + F4 + F5/5
dilakukan uji normalitas data untuk melihat kenormalan data pada masing-
cut off point mean atau median populasi penelitian. Apabila data berdistribusi
normal maka cut off point adalah mean populasi penelitian, sementara apabila
data tidak berdistribusi normal maka cut off point adalah median populasi
penelitian.
4.6.1 Validitas
alat ukur dapat mengukur objek secara tepat atau tidak. Pengujian
valid maupun yang tidak valid. Item kuesioner yang tidak valid tidak
81
dapat digunakan untuk dilakukan pengukuran dan pengujian dalam
apabila hasil perhitungan statistik > r tabel dan begitu juga sebaliknya
(Notoadmodjo, 2010).
4.6.2 Reliabilitas
nilai tabel r Product Moment maka alat ukur yang digunakan dinyatakan
82
lebih dari 0,7 (Kazronian dkk, 2013), 0,84 (Karima, 2014), dan 0,775
menganalisis data statistik yang meliputi proses kegiatan data coding, editing,
kode atau merubah bentuk kode dari bentuk kata menjadi angka, angka
menjadi kata, atau merubah angka menjadi bentuk angka yang lain untuk
No Variabel Kode
1 Informasi Pribadi A1 – A3
2 Informasi Pekerjaan Umum B1 – B4
3 Lingkungan Fisik C1 – C10
4 Konflik Peran D3, D5, D7, D8, D10,
D11, D12, D14
5 Ketaksaan Peran D1, D2, D4, D6, D9,
D13
6 Konflik Interpersonal E1 – E16
7 Ketidakpastian Pekerjaan F1 – F5
8 Kontrol Kerja G1 – G16
9 Kesempatan Kerja H1 – H4
83
10 Jumlah Beban Kerja I1 – I4; J1 -J7
11 Variasi Beban Kerja I1 – I7
12 Kemampuan yang Tidak Digunakan I8 – I10
13 Tanggung Jawab J8 – J11
14 Tuntutan Mental K1 – K5
15 Penilaian Diri L1 – L10
16 Aktivitas di Luar Pekerjaan M1 – M8
17 Dukungan Sosial N1 – N12
18 Kepribadian Tipe A O1 – O20
19 Stres Kerja (Perubahan Fisiologis, P1 – P17;
Psikologis, dan Perilaku) Q1 – Q20;
R1 – R4
dapat dianalisis.
belum di masukkan atau sudah namun salah. Proses cleaning terdiri dari
84
4.8 Analisa Data
ini.
signifikansi > 0,05 maka distribusi data adalah normal (Sujianto, 2007).
Adapun jenis uji yang akan dilakukan pada analisa univariat akan
Faktor Pekerjaan
Lingkungan Fisik Kategorik Uji Proporsi
Konflik Peran Kategorik Uji Proporsi
Ketaksaan Peran Kategorik Uji Proporsi
Konflik Interpersonal Kategorik Uji Proporsi
Ketidakpastian Pekerjaan Kategorik Uji Proporsi
Kontrol Kerja Kategorik Uji Proporsi
85
Variabel Jenis Data Jenis Uji
Kurangnya Kesempatan Kategorik Uji Proporsi
Kerja
Jumlah Beban Kerja Kategorik Uji Proporsi
Variasi beban Kerja Kategorik Uji Proporsi
Tanggung Jawab Terhadap Kategorik Uji Proporsi
Pekerja Lain
Kemampuan yang Tidak Kategorik Uji Proporsi
Digunakan
Tuntutan Mental Kategorik Uji Proporsi
Shift Kerja Kategorik Uji Proporsi
Faktor Individual
Umur Numerik Perhitungan Rata-Rata
Masa Kerja Numerik Perhitungan Rata-Rata
Jenis Kelamin Kategorik Uji Proporsi
Status Pernikahan Kategorik Uji Proporsi
Kepribadian tipe A Kategorik Uji Proporsi
Penilaian Diri Kategorik Uji Proporsi
Faktor Pendukung
Dukungan Sosial Kategorik Uji Proporsi
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square dan
dengan variabel numerik (umur dan masa kerja) dalam penelitian ini akan
86
yaitu umur dan masa kerja tidak berdistribusi normal. Sementara untuk
87
5 BAB V
HASIL
cetak Rotogravure.
teknologi terbaru.
88
Adapun dalam kegiatannya, PT. Indogravure berbatasan dengan
1. Visi
2. Misi
efisien.
Packaging.
kelestarian lingkungan.
89
5.2 Analisis Univariat
90
Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar responden
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
91
Tabel 5.4 Distribusi Ketaksaan Peran Pada Pekerja Bagian Produksi
di PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.5.
92
5.2.2.5 Distribusi Ketidakpastian Pekerjaan
kontrol kerja rendah sama dengan responden yang memiliki kontrol kerja
93
5.2.2.7 Distribusi Kurang Kesempatan Kerja
sebesar 52,6%.
Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Jumlah Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Indogravure Tahun 2017
sebesar 64,5%.
94
5.2.2.9 Distribusi Variasi Beban Kerja
Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Distribusi Variasi Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Distribusi Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
95
5.2.2.11 Distribusi Kemampuan yang Tidak Digunakan
Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Distribusi Tuntutan Mental pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017
96
5.2.2.13 Distribusi Shift Kerja
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Shift Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di
PT. Indogravure Tahun 2017
produksi memiliki shift kerja malam, 29 (38,2%) shift kerja siang, dan 33
8,20 dan pada rentang 95% CI berada pada 40,48 – 34,23. Umur termuda
97
5.2.3.2 Distribusi Masa Kerja
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Masa Kerja pada Pekerja Bagian Produksi
di PT. Indogravure Tahun 2017
Standar Deviasi 79,72 dan pada rentang 95% CI berada pada 75,49 –
111,93. Masa kerja terkecil adalah 3 bulan dan masa kerja terbesar adalah
325 bulan.
Tabel 5.17.
98
5.2.3.4 Distribusi Penilaian Diri
46,1%.
pada pekerja Bagian Produksi PT. Indogravure dapat dilihat pada Tabel
5.19.
99
5.2.3.6 Distribusi Status Pernikahan
pada pekerja Bagian Produksi PT. Indogravure dapat dilihat pada Tabel
5.20.
100
5.2.5 Gambaran Faktor Pendukung pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017
digunakan adalah uji chi square untuk data kategorik, dan uji Mann Whitney
Tabel 5.23.
101
Tabel 5.23 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Lingkungan Fisik
pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Lingkungan Tidak Total
Stres P-value
Fisik Stres
n % n % n %
Buruk 29 60,4 19 39,6 48 100
0,066
Baik 10 35,7 18 64,3 28 100
chi square diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu
0,066. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
5.3.2 Hubungan Antara Konflik Peran dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.24.
Stres Kerja
Konflik Tidak Total
Stres P-value
Peran Stres
n % n % n %
Tinggi 22 57,9 16 42,1 38 100
0,359
Rendah 17 44,7 21 55,3 38 100
102
merasakan konflik peran yang tinggi. Berdasarkan hasil uji chi square
diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,359. Hal
antara konflik peran dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
Tabel 5.25.
Stres Kerja
Ketaksaan Total
Stres Tidak Stres P-value
Peran
n % n % n %
Tinggi 19 50,0 19 50,0 38 100
1,000
Rendah 20 52,6 18 47,4 38 100
merasakan ketaksaan peran yang rendah. Berdasarkan hasil uji chi square
diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 1,000. Hal
antara ketaksaan peran dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
103
5.3.4 Hubungan Antara Konflik Interpersonal dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Konflik Total
Stres Tidak Stres P-value
Interpersonal
n % n % n %
Tinggi 25 64,1 14 35,9 39 100
0,039
Rendah 14 37,8 23 62,2 37 100
square diketahui bahwa nilai p-value lebih kecil dari α = 5%, yaitu 0,039.
104
Tabel 5.27 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Ketidakpastian
Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure
Tahun 2017
Stres Kerja
Ketidakpastian Tidak Total P-
Stres
Pekerjaan Stres value
n % n % n %
Tinggi 26 65,0 14 35,0 40 100
0,022
Rendah 13 36,1 23 63,9 36 100
chi square diketahui bahwa nilai p-value lebih kecil dari α = 5%, yaitu
0,022. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pada
5.3.6 Hubungan Antara Kontrol Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.28.
Stres Kerja
Tidak Total P-
Kontrol Kerja Stres
Stres value
n % n % n %
Rendah 21 55,3 17 44,7 38 100
0,646
Tinggi 18 47,4 20 52,6 38 100
105
memiliki kontrol kerja yang rendah. Berdasarkan hasil uji chi square
diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,646. Hal
antara kontrol kerja dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
Stres Kerja
Kurangnya
Tidak Total P-
Kesempatan Stres
Stres value
Kerja
n % n % n %
Tinggi 22 55,0 18 45,0 40 100
0,654
Rendah 17 47,2 19 52,8 36 100
uji chi square diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu
0,654. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
106
5.3.8 Hubungan Antara Jumlah Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Jumlah Beban Tidak Total P-
Stres
Kerja Stres value
n % n % n %
Tinggi 26 53,1 23 46,9 49 100
0,865
Rendah 13 48,1 14 51,9 27 100
merasakan jumlah beban kerja yang tinggi. Berdasarkan hasil uji chi
square diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,865.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada α
= 5% antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada pekerja produksi
5.3.9 Hubungan Antara Variasi Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
107
Tabel 5.31 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Variasi Beban Kerja
pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Variasi Beban Tidak Total
Stres P-value
Kerja Stres
n % n % n %
Tinggi 26 63,4 15 36,6 41 100
0,040
Rendah 13 37,1 22 62,9 35 100
merasakan variasi beban kerja yang tinggi. Berdasarkan hasil uji chi
square diketahui bahwa nilai p-value lebih kecil dari α = 5%, yaitu 0,040.
antara variasi beban kerja dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
lain dengan stres kerja pada pekerja produksi PT Indogravure tahun 2017
Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa nilai p-value lebih
besar dari α = 5%, yaitu 0,507. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
pekerja lain dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT. Indogravure
Tahun 2017.
uji chi square diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu
0,823. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
109
5.3.12 Hubungan Antara Tuntutan Mental dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.34.
Stres Kerja
Tuntutan Tidak Total
Stres P-value
Mental Stres
n % n % n %
Tinggi 25 59,5 17 40,5 42 100
0,174
Rendah 14 41,2 20 58,8 34 100
yang merasakan tuntutan mental yang rendah. Berdasarkan hasil uji chi
square diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,174.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada α
5.3.13 Hubungan Antara Shift Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Hasil analisis hubungan antara shift kerja dengan stres kerja pada
5.35.
110
Tabel 5.35 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Total
Shift Kerja Stres Tidak Stres P-value
n % n % n %
Malam 6 42,9 8 57,1 14 100
Sore 17 58,6 12 41,4 29 100 0,569
Pagi 16 48,5 17 51,5 33 100
bekerja pada shift kerja sore. Berdasarkan hasil uji chi square diketahui
bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,569. Hal ini
antara shift kerja dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
5.3.14 Hubungan Antara Umur dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
5.36.
Tabel 5.36 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Umur pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
sedangkan pada pekerja yang tidak mengalami stres kerja memiliki rata-
111
rata umur adalah 31,59 pada 37 pekerja. Hasil analisis menggunkan uji
= 5%, yaitu 0,330. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
5.3.15 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Hasil analisis hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada
5.37.
sedangkan pada pekerja yang tidak mengalami stres kerja memiliki rata-
lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,119. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
112
5.3.16 Hubungan Antara Status Pernikahan dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.38.
Stres Kerja
Status Tidak Total
Stres P-value
Pernikahan Stres
n % n % n %
Tidak Menikah 16 59,3 11 40,7 27 100
0,430
Menikah 23 46,9 26 53,1 49 100
banyak pada pekerja yang berstatus menikah. Berdasarkan hasil uji chi
square diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,430.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada α
113
Tabel 5.39 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kepribadian Tipe A
pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Kepribadian Total
Stres Tidak Stres P-value
Tipe A
n % n % n %
Tinggi 23 56,1 18 43,9 41 100
0,501
Rendah 16 45,7 19 54,3 35 100
diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,501. Hal
antara kepribadian tipe A dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
5.3.18 Hubungan Antara Penilaian Diri dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Tabel 5.40.
Stres Kerja
Total
Penilaian Diri Stres Tidak Stres P-value
n % n % n %
Buruk 17 48,6 18 51,4 35 100
0,832
Baik 22 53,7 19 46,3 41 100
114
penilaian diri buruk. Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa
nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 0,832. Hal ini menunjukkan
diri dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT. Indogravure Tahun
2017.
Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa nilai p-value lebih kecil
dari α = 5%, yaitu 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
115
5.3.20 Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017
Stres Kerja
Dukungan Total
Stres Tidak Stres P-value
Sosial
n % n % n %
Rendah 21 52,5 19 47,5 40 100
1,000
Tinggi 18 50,0 18 50,0 36 100
diketahui bahwa nilai p-value lebih besar dari α = 5%, yaitu 1,000. Hal
antara dukungan sosial dengan stres kerja pada pekerja produksi di PT.
116
6 BAB VI
PEMBAHASAN
yang sesungguhnya.
kurang tersampaikannya maksud dan tujuan dari penelitian ini serta tidak
oleh responden.
Stres kerja dapat terjadi ketika tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan
117
Berdasarkan World Health Organization (2003) stres kerja tidak hanya
serta terjadi perubahan pada kondisi fisik individu. Sebagai hasil dari adanya
stres kerja, pekerja mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka, seperti mudah marah, serta agresif, emosi tidak
stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mau terlibat serta
bekerja.
Secara umum, gejala stres kerja yang dialami oleh seseorang dapat
PT. Indogravure yang disajikan pada Tabel 5.1, diketahui bahwa pekerja
118
produksi PT. Indogravure yang menjadi responden dalam penelitia ini yang
mengalami stres kerja yaitu 39 orang (51,3%). Hasil ini hampir mendekati
seimbang dengan responden yang tidak mengalami stres kerja yaitu sebesar
pekerja yang sudah terbiasa dengan stressor yang ada di tempat kerja.
mengalami stres kerja dengan yang tidak mengalami stres kerja hampir sama,
namun keadaan ini tetap harus dikendalikan oleh perusahaan untuk mencegah
Stres kerja yang dialami oleh pekerja dapat berdampak panjang dengan
yang terjadi akibat stres kerja tidak hanya berhubungan dengan aktifitas kerja
namun dapat meluas pada aktivitas diluar pekerjaan seperti sulit tidur,
obat, minum alkohol, serta kemudian tidak datang untuk bekerja serta dapat
2006).
Stres kerja yang terjadi pada pekerja tidak hanya dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, namun juga dapat menimbulkan dampak lain yang dapat
119
Tunjungsari (2011) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang
Suroso dan Siahaan (2006) diketahui bahwa stres kerja berpengaruh negatif
terhadap kinerja pekerja, yang artinya semakin tinggi tingkat stres yang
konsekuensi bagi perusahaan akibat stres stres kerja terjadi secara tidak
terbukti berhubungan dengan stres kerja. Adapun faktor yang dapat menjadi
pemicu terjadinya stres kerja pada pekerja produksi dimana secara statistik
tuntutan mental dan aktivitas di luar pekerjaan. Hal ini dapat menjadi salah
120
langkah pencegahan serta pengendalian untuk mengurangi tingkat stres kerja
udara buruk, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih,
2010).
Lingkungan fisik area kerja dalam penelitian ini didapatkan dari hasil
persentase 63,2%. Sementara berdasarkan hasil tabel silang pada Tabel 5.23,
menganggap bahwa lingkungan fisik area kerja mereka buruk. Hasil ini sesuai
dengan pernyataan Cary Cooper dalam Arisona (2008), dimana kondisi kerja
yang buruk berpotensi dalam menyebabkan pekerja mudah sakit, stres, sulit
Akan tetapi, hasil bivariat yang dilakukan diketahui bahwa tidak ada
121
hubungan antara lingkungan fisik dengan stres kerja dengan p-value 0,066.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan dan
diketahui ada hubungan antara bahaya lingkungan fisik yang dalam hal ini
adalah temperatur dan kebisingan dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian ini
juga tidak sejalan dengan penelitian Ningsih dan Fitri (2016) dimana dalam
penelitian ini sejalan dengan penelitian Amalina, dkk (2016) dimana tidak
ada hubungan antara faktor lingkungan fisik dengan stres kerja pada staf
akademik di Universitias Klang Valley, dan juga penelitian Lady, dkk (2017)
dimana tidak ada hubungan antara lingkungan fisik yang dalam ini adalah
panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruang kerja terlalu padat, lingkungan
kerja yang kurang bersih, serta bising. Hasil data lingkungan fisik yang
suhu area kerja. Hasil pengukuran suhu di area produksi menunjukkan data
sebesar 44OC untuk shift 1, 46OC untuk shift II, dan 46OC untuk shift III,
Akan tetapi, untuk kebisingan di area kerja, berdasarkan data lingkungan fisik
122
Hasil analisa kuesioner lanjut menunjukkan bahwa pekerja
(79,5%), pencahayaan yang baik (83,6%), suhu dan kelembaban udara yang
baik (61,6%), serta kualitas udara yang baik (64,4%). Hal ini tidak sejalan
dengan hasil data pengukuran lingkungan fisik di area produksi terutama pada
variabel lingkungan fisik dengan stres kerja. Hal ini disebabkan karena
membuat pekerja merasa lebih sulit dalam mengatasi stressor lain yang
lingkungan fisik. Hal ini untuk mengurangi bahaya dari lingkungan fisik yang
dapat memperberat stres kerja atau menyebabkan stres kerja bagi pekerja.
yang berlaku, dapat melakukan pengendalian teknis bagi bahaya bising agar
kebisingan yang diperoleh masih berada di bawah standar namun hal ini dapat
123
dilakukan untuk menjaga agar kebisingan tetap berada di bawah standar yang
telinga yang diberikan serta memberikan sanksi terhadap pekerja yang tidak
tempat kerja agar sesuai (minimal 200 lux) dengan standar yang ada. Untuk
dilakukan dengan pemberian ventilasi dilusi yang dibantu dengan fan dan
pembersihan filter udara secara periodik. Hal ini dapat dilakukan untuk
memiliki peran yang berbeda dalam waktu yang sama (Indrawan, 2009).
dengan cara yang bertentangan dengan diri mereka. Menurut Gibson (1997)
jawab yang dimiliki, tugas yang harus dilakukan yang menurut pekerja bukan
rekan, atau orang lain yang dinilai penting bagi dirinya, serta pertentangan
124
dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu melakukan tugas
pekerjaannya.
keduanya sama besar, namun secara teoritis variabel ini masih dapat
memiliki peran tambahan sebagai bagian dari salah pelaksana program seperti
perusahaan menyebabkan pekerja memiliki lebih dari satu peran dalam waktu
yang sama.
menyatakan bahwa dengan konflik peran yang tinggi yang dirasakan oleh
Schermerhorn, dkk (2011) stres kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
125
Hasil analisa tabulasi silang pada Tabel 5.24, diketahui responden yang
mengalami stres kerja lebih banyak pada responden yang merasakan konflik
peran yang tinggi dengan persentase 57,9%. Namun hasil analisis ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konflik peran dengan stres
kerja dengan p-value 0,359. Tidak adanya perbedaan signifikan antara konflik
konflik peran tinggi dan responden yang merasakan konflik peran rendah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yasa (2017), dimana tidak
ada hubungan antara konflik peran yang dialami pekerja Dinas Kesehatan
Kota Bali dengan stres kerja. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik
cukup matang (40-50 tahun). Sehingga tingginya konflik yang dialami oleh
(2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara konflik peran
hubungan antara kedua variabel ini, dapat terjadi karena dipengaruhi oleh
yang diimplementasikan pada suatu negara. Hal ini sesuai dengan hasil
126
Turki yang menunjukkan hasil berbeda pada setiap negara tersebut (Perrewe
antara variabel konflik peran dengan stres kerja, namun hasil tabulasi silang
menganggap bahwa konflik peran yang dirasakannya tinggi. Oleh karena itu,
bekerja. Ketaksaan peran dirasakan jika seorang pekerja tidak memiliki cukup
Informasi yang tidak jelas mengenai harapan yang harus dipenuhi membuat
terhadap peran yang harus dijalankan akan menimbulkan stres di tempat kerja
(Hubbard, 1998).
127
Pada Tabel 5.4, diketahui bahwa responden yang merasakan ketaksaan
peran tinggi sama besar dengan responden yang merasakan ketaksaan peran
ini memiliki jumlah yang sama dengan mereka yang merasakan ketaksaan
bahwa responden yang mengalami stres kerja kerja lebih banyak pada mereka
dengan stres kerja dengan p-value 1,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Yasa (2017) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang
hubungan antara ketaksaan peran dengan stres kerja dapat dilihat dari
bekerja (lebih dari 5 tahun). Yasa (2017) menyatakan bahwa responden yang
telah lama bekerja memiliki pengalaman yang sudah terbiasa dengan tekanan
kerja dan sudah terbiasa dengan pekerjaan sesuai dengan bidang masing-
berpengaruh terhadap stres. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, dimana
128
sebagian besar responden telah bekerja lebih dari 5 tahun. Sementara hanya
pekerjaan yang berbeda dengan penelitian lainnya. Selain itu, tidak adanya
hubungan antara ketaksaan peran dengan stres kerja pada penelitian ini dapat
dikarenakan prosedur kerja yang sudah jelas yang tersedia pada tempat kerja.
bahwa konflik peran dan ketaksaan peran berdampak pada timbulnya stres
pekerja (Vanishree, 2014; Anton 2009; Rahim, 2011). Sigh (1998) dalam
mereka cenderung tidak efisien dan tidak terarah sehingga tingkat kinerja
129
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketaksaan peran
yang tinggi memiliki persentase yang sama dengan ketaksaan peran yang
variabel ini tidak memiliki hubungan dengan stres kerja, namun dapat
peran di waktu yang akan datang yang dapat memicu terjadinya stres.
yang efektif (Singh, 2009). Komunikasi efektif dapat dilakukan antara atasan
peran dan tanggung jawab pekerja secara jelas sehingga pekerja dapat
dirasakan pekerja.
orang lain, misal dengan rekan kerja. Dalam beberapa pekerjaan, interaksi
sosial merupakan sumber kepuasan kerja. Akan tetapi, disisi lain interaksi
130
meningkatkan produktivitas jika pekerja berusaha mencari solusi
memicu terjadinya perasaan sakit hati maka hal ini dapat menimbulkan stres
terhadap kejadian stres kerja. Dampak yang paling signifikan yaitu adanya
kurang baik akan cenderung mengalami stres kerja 9,4 kali dibanding yang
131
Berdasarkan hasil bivariat pada Tabel 5.26, juga diketahui bahwa antara
dengan P-value 0,039. Hasil tersebut sejalan dengan Lady, dkk (2017) yang
meningkatnya gejala depresi (Ikeda dkk, 2009). Selain itu, hasil ini juga
sejalan dengan penelitian Saijo, dkk (2007) dimana hasil yang didapat
kemungkinan adanya konflik yang terjadi pada antar departemen. Jex dan
dalam bentuk aktif maupun pasif. Konflik interpersonal secara aktif dapat
kepada orang lain. Sementara konflik interpersonal pasif dapat terjadi misal
132
yang mengalaminya. Langkah pengendalian konflik interpersonal menurut
melibatkan pihak yang terlibat konflik untuk bekerja sama dalam rangka
konseling secara periodik tiap 1 bulan sekali untuk mengetahui masalah yang
dianggap tidak diperlukan lagi merupakan hal biasa yang dapat terjadi dalam
kehidupan kerja. Hal ini dapat terjadi karena adanya reorganisasi untuk
133
membutuhkan keterampilan kerja yang baru maupun munculnya tenaga kerja
pekerja akan berdampak buruk bagi diri pekerja tersebut. Perrewe & Ganster
pekerja dinilai sebagai ancaman karena hal ini memiliki konsekuensi yang
serius yaitu dapat mengubah kehidupan seseorang secara drastis dan merubah
produksi PT. Indogravure dengan p-value 0,022. Hasil penelitian ini sejalan
stres kerja.
134
pekerja terhadap organisasi dan meningkatkan turnover pekerja (Perrewe &
terjadinya stres pada individu tersebut yang dapat berdampak pada gangguan
secara psikologis dan fisik apabila stres terjadi dalam jangka waktu yang
panjang. Selain itu, kekhawatiran ini juga dapat memicu terjadinya kelelahan
dalam bekerja.
pekerjaan yang tinggi serta adanya hubungan antara variabel ini dengan stres
jelas mengenai status pekerja, masa kontrak dan upah yang diberikan,
135
melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri. Kurangnya kontrol terhadap diri
hasil yang sama besar antara responden yang merasakan kontrol kerja rendah
50,0%. Selain itu, berdasarkan hasil analisa tabulasi silang pada Tabel 5.28,
tetapi, hasil bivarat penelitian ini yang terdapat pada Tabel 5.28,
yang dialami. Hasil ini sejalan dengan penelitian Karima (2014) yang
stres kerja. Menurut Byrne dan Rosenman (1990), hal tersebut dapat terjadi
karena lebih tingginya faktor pekerjaan lain seperti lebih tingginya jumlah
stres serta gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja (Karwowski, 2006).
136
Penelitian yang dilakukan oleh Marmot, dkk (1997) menunjukkan bahwa
empat kali lebih besar terkena serangan jantung dibandingkan dengan pekerja
yang memiliki kontrol lebih besar terhadap pekerjaan (O’Rourke & Collins,
2009). Menurut Newton dan Jimmieson (2008) dalam Lewin, dkk (2011),
pekerjaannya. Hal ini dapat mengurangi perasaan frustasi dan stres di tempat
kerja.
mengendalikan kontrol kerja kerja pada pekerja. Adapun langkah yang dapat
137
memicu terjadinya gangguan kesehatan mental, ketidakstabilan emosi, dan
kecemasan.
kerja dengan stres kerja dengan P-value 0,654. Namun, berdasarkan hasil
stres kerja merasakan kurang kesempatan kerja yang tinggi. Hal ini berarti
kerja maka akan semakin meningkat stres kerja yang dialami. Hal ini sesuai
Jerman pada tahun 1997 hingga 2001, dimana hasilnya menyatakan bahwa
pekerja yang tidak tetap yang dalam hal ini akan khawatir terhadap masa
138
seperti peningkatan depresi, dan stres. Penelitian Singh (2006) juga
kesempatan kerja yang dimiliki yang terjadi secara terus menerus akan
performa kerja (Witte, 2005). Meskipun tidak ada hubungan antara kurang
merasakan kurang kesempatan kerja yang tinggi. Oleh karena itu, pekerja
seperti olahraga atau melakukan hobi yang disukai. Selain itu, pekerja dapat
ini sehingga tidak merasa khawatir apabila mencari pekerjaan yang tidak
Rahim (2011), jumlah beban kerja merupakan suatu kondisi dimana pekerja
139
waktu yang terbatas sehingga pekerja memiliki ketidakmampuan untuk
beban kerja yang terlalu banyak atau berlebih serta beban kerja yang sedikit
beban kerja berlebih atau terlalu sedikit kuantitatif, yang timbul akibat dari
tugas yang diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu
tertentu dalam jumlah yang terlalu sedikit maupun berlebih. Beban kerja yang
berlebih namun tidak disesuai dengan jumlah waktu kerja yang tersedia dapat
menjadi pemicu terjadinya stres kerja (Barkhuizen, 2008). Beban kerja yang
tinggi dan terus menerus sering dianggap sebagai faktor stres yang signifikan.
Beban kerja yang tinggi juga sering dikaitkan dengan jam kerja serta
kerja yang tinggi yang dirasakan oleh pekerja secara teoritis dapat
mengganggu kesehatan pada pekerja tersebut. Pada buku yang ditulis oleh
Molloy (2010), tuntutan dan beban kerja yang berlebih dapat memicu
(2009) beban kerja yang berlebih atau tinggi dapat menyebabkan pekerja
Roe (2004) menyatakan bahwa beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan
140
rendahnya produktivitas kerja akibat sulitnya melakukan pengaturan waktu
pada Tabel 5.30, tidak ada hubungan yang signifikam antara jumlah beban
kerja dengan stres kerja dengan P-value 0,865. Hasil penelitian ini tidak
hubungan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada pekerja. Akan
beban kerja yang rendah maupun tinggi sama-sama dapat menyebabkan stres
kerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manuaba (2000), bahwa beban kerja
kerja yang terlalu berat dapat menyebabkan penyakit akibat kerja pada
pekerja. Sedangkan beban kerja yang terlalu sedikit dapat menyebabkan rasa
bosan karena terjadi pengulangan gerak. Sehingga dalam penelitian ini tidak
beban kerja dengan stres kerja pada penelitian ini juga dapat terjadi karena
pekerja telah mampu bekerjasama dalam tim secara efektif. Mawarti (2016)
141
yang berlebih dapat mengakibatkan tim dapat beradaptasi dengan perubahan
yang cukup serius akibat jumlah beban kerja. Eurofond (2012) menyatakan
kerja yang rendah. Selain itu Jex & Britt (2008), menyatakan bahwa tingginya
bekerja.
kerja yang dapat berdampak pada stres kerja tetap harus dilakukan langkah
2011). Pengaturan beban kerja yang adil dan sama antar pekerja menjadikan
Beban kerja yang beragam dapat menimbulkan stres bagi pekerja dikarenakan
142
dapat mempengaruhi penilaian diri seseorang terhadap dirinya (Rose, 1994).
Soegiono (2008) menyatakan bahwa tuntutan tugas yang beragam dan tidak
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki pekerja akan berdampak pada stres.
bahwa sebagian bsar responden merasakan variasi beban kerja yang tinggi
dengan persentase sebesar 53,9%. Selain itu, hasil tabulasi silang yang
terdapat pada Tabel 5.31 menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang
mengalami stres kerja memiliki variasi beban kerja yang tinggi dibanding
responden yang merasakan variasi beban kerja yang rendah. Selain itu hasil
analisa bivariat pada Tabel 5.31 menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan
Hasil ini sesuai dengan penelitian Lady, dkk (2017) yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara variasi beban kerja dengan stres kerja. Dalam
Jepang menunjukkan hal yang sama bahwa variasi beban kerja yang tinggi
ada hubungan antara variasi beban kerja dengan terjadinya depresi pada
pekerja wanita Jepang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Saijo, dkk (2007)
Tingginya variasi beban kerja yang dirasakan oleh pekerja, dapat terjadi
karena pekerja merasa tidak mampu mengerjakan beban kerja yang terlalu
beragam atau bervariasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Soegiono (2008)
143
yang menyatakan bahwa tuntutan tugas yang beragam akan berdampak pada
stres kerja. Secara umum, pekerja produksi memiliki beban kerja antara lain
ini dapat menyebabkan timbulnya keluhan stres kerja pada pekerja. Seperti
hasil penelitian ini yang memberikan hasil bahwa sebagian besar responden
tanggung jawab terhadap benda dan tanggung jawab terhadap orang lain.
tanggung jawab terhadap benda. Semakin tua dan tinggi tanggung ajwab
144
produksi tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Menurut Karwowski
terhadap orang/orang lain, maka akan dapat memicu terjadinya stres kerja.
memiliki tanggung jawab terhadap pekerja lain yang tinggi. Akan tetapi,
terhadap pekerja lain tidak berhubungan dengan stres kerja dengan p-value
0,507. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Amalina (2016) dimana
menurunkan stres kerja. Pada penelitian ini, terlihat bahwa keduanya telah
berjalan secara bersamaan atau beriringan akan tetapi tingginya beban kerja
seseorang mampu dikontrol dengan baik namun bila jumlah beban kerja tetap
pekerja lain dengan stres kerja, namun langkah pencegahan tetap dapat
145
dilakukan untuk mencegah terjadinya stres kerja apabila terjadi peningkatan
variabel ini di tempat kerja. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
2014). Selain itu dapat pula mendelegasikan tanggung jawab terhadap pekerja
bagi pekerja tesebut. Kondisi ini seringkali terjadi pada pekerja yang
bantu atau adanya pekerja lain yang melakukan tugas tersebut. Kondisi
seperti ini dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan ketidakpuasan
bagi pekerja sehingga dapat menimbulkan stres (Ross & Altmaier, 2000).
rendah dengan persentase sebesar 51,3%. Hal ini dapat diketahui bahwa
146
Berdasarkan hasil analisa bivariat pada Tabel 5.33 diketahui bahwa
variabel ini tidak berhubungan secara statistik dengan stres kerja dengan p-
value 0,823. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Lady, dkk (2017)
dimana ada hubungan antara kemampuan yang tidak digunakan dengan stres
kerja. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian Elshaer, dkk (2017),
tidak digunakan dengan kelelahan emosional. Akan tetapi, hasil penelitian ini
digunakan bukan merupakan suatu hal yang menyebabkan stres. Akan tetapi,
hubungan antara kemampuan yang tidak digunakan dengan stres kerja dalam
dari sekolah menengah kejuruan yang telah terbiasa dengan penggunaan alat-
saat di bangku sekolah dapat dipakai saat bekerja. Hal ini sesuai dengan
147
6.3.12 Hubungan Antara Tuntutan Mental Dengan Stres Kerja
pada pekerjaan yang menuntut interaksi dengan klien seperti perusahaan pada
sektor jasa. Pekerjaan yang menuntut kondisi emosional yang baik sangat
pekerja.
tabulasi silang pada Tabel 5.34 diketahui bahwa sebagai besar responden
yang mengalami stres kerja merasakan tuntutan mental yang tinggi dibanding
signifikan antara tuntutan mental dengan stres kerja dengan p-value sebesar
0,174. Hal ini sejalan dengan penelitian Karima (2014) dimana tidak terdapat
hubungan antara tuntutan mental dengan stres kerja. Hal ini dapat terjadi
mental yang baik seharusnya berada pada level tuntutan mental yang nyaman
148
bagi pekerja sehingga sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
ini. Adapun langkah pencegahan yang dapat dilakukan menurut ILO (2012)
bekerja.
kerja siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan, dimana biasanya dibagi
atas kerja pagi, sore, dan malam (Strank, 2005). Pada umumnya, shift kerja
terdiri atas tiga jenis yaitu, shift pagi, siang, dan malam. Durasi kerja pada
perusahaan.
PT. Indogravure merupakan sistem shift biasa yang terdiri dari 3 jenis shift
kerja. jenis shift kerja yang dijalani yaitu shift pagi, siang, dan malam. Shift
pagi dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, shift siang
dimulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, sedangkan shift malam
149
dimulai pukul 23.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Pekerja bagian produksi
mundur. Pekerja produksi bekerja dimulai dari shift malam, shift siang, dan
kemudian shift pagi. Sementara hari libur yang diterapkan oleh PT.
bekerja selama 3 hari lalu libur 1 hari, sementara pekerja bagian laminasi dan
(18,4%), shift sore 29 orang (38,2%) serta shift pagi 33 orang (43,4%).
Pekerja yang bekerja shift merupakan subjek yang rentan mengalami stres
kerja, seperti kelelahan, mudah marah, depresi, serta kurang minat bekerja
(Speegle, 2013). Selain itu shift kerja dapat memberikan dampak negatif bagi
Berdasarkan hasil bivariat pada Tabel 5.35 diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara shift kerja dengan stres kerja dengan p-value 0,569. Hasil ini
ada hubungan antara shift kerja dengan stres kerja. akan tetapi, hasil
penelitian ini sejalan dengan Karima (2014) dan Nurazizah (2017) dimana
150
tidak ada hubungan antara shift kerja dengan stres kerja. Sementara penelitian
Tidak terdapatnya hubungan antara shift kerja dengan stres kerja pada
penelitian ini dapat terjadi karena pekerja shift sudah beradaptasi dengan baik
dengan jadwal mereka yang harus bergilir. Selain itu, pengaruh pekerjaan
terhadap pekerja produksi tidak berbeda baik pekerja yang bekerja pada shift
malam, siang ataupun pagi sehingga stres yang dialami pekerja tidak
dipengaruhi oleh faktor shift kerja. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara stres kerja pada pekerja produksi
yang bekerja yang bekerja pada shift pagi, siang serta malam.
shift Amerika yaitu shift pagi dimulai pada pukul 08.00 – 16.00. Shift sore
dimulai pukul 16.00 – 24.00, dan shift malam dimulai pukul 24.00 hingga
08.00 pagi. Hal ini dapat memberikan keuntungan seperti tidur lebih lama
terutama pada shift pagi dan sore serta memberikan kesempatan pekerja untuk
Selain itu, diupayakan agar pekerja berusia tua tidak bekerja secara shift,
151
6.4 Hubungan Antara Faktor Individu Dengan Stres Kerja
dalam satuan waktu dipandang dari segi kronologik, individu normal yang
lama waktu hidup sejak dilahirkan. Menurut Rasasi (2015) umur merupakan
salah satu faktor risiko stres kerja pada seseorang. Namun, penelitian
mengenai pengaruh umur terhadap stres kerja masih menunjukkan hasil yang
bahwa ada hubungan antara umur dengan stres kerja. Sementara penelitian
yang dilakukan oleh Airmayanti (2009) diketahui tidak ada hubungan antara
Dari penelitian ini yang terdapat pada Tabel 5.15, diketahui rata-rata
umur pekerja produksi dalam penelitian ini adalah 32,36 tahun. Umur pekerja
termuda pada penelitian ini adalah 19 tahun dan umur pekerja tertua adalah
bahwa hubungan umur dengan tingkat stres kerja membentuk kura U terbalik
dimana tingkat stres pada pekerja muda ( < 35 tahun) cenderung rendah dan
mulai mengalami peningkatan dan mencapai puncak stres kerja pada usia
usia > 50 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Cardiff University (2000)
dalam Suprapto (2008), dimana usia 41-50 tahun memiliki persentase terbesar
152
dalam terkena stres tingkat tinggi. Sedangkan pada usia 18-32 tahun dan usia
Perbedaan tingkat stres ini dapat dipengaruhi oleh tuntutan kerja yang
kerja dengan p-value 0,157. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Lady (2017), Amalina (2016), Saijo (2007), Ibrahim (2016), Prabowo (2010),
dan Hidayat (2013) dimana tidak ada hubungan antara umur pekerja dengan
stres kerja yang dialami pekerja. Tidak adanya hubungan pada peneilitian ini
dikarenakan faktor pekerjaan seperti beban kerja yang diemban oleh pekerja
tidak dipengaruhi oleh umur. Baik pada pekerja muda maupun pekerja
berumur tua memiliki beban kerja yang tidak berbeda sehingga variabel umur
Masa kerja memiliki potensial untuk terjadinya stres kerja. Masa kerja
di tempat kerja. Pekerja yang bekerja lama (diatas 5 tahun) biasanya memiliki
tingkat kejenuhan yang lebih tinggi daripada pekerja yang baru bekerja.
diketahui bahwa rata-rata masa kerja yang dimiliki pekerja produksi adalah
153
93,71 bulan (± 8 tahun). Menurut Harigopal (1995), pekerja yang memiliki
masa kerja lebih lama biasanya memiliki permasalahan kerja lebih banyak
Sehingga pekerja yang mempunyai masa kerja lebih lama akan mengalami
stres yang lebih tinggi dibanding pekerja yang bekerja baru atau memiliki
berdasarkan uji Mann Whiney dengan alfa 5% dengan p-value 0,330. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Lady (2017), yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan secara signifikan antara umur dengan stres kerja. Penelitian ini juga
ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja. Namun hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian Prabowo (2010), yang dalam penelitiannya
terdapat hubungan secara signifikan antara masa kerja dengan stres kerja.
Tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan stres kerja, karena
masa kerja lama maupun baru sama-sama dapat menjadi pemicu terjadinya
stres kerja. Masa kerja yang lama dapat menyebabkan stres kerja karena
timbulnya rasa bosan akibat pekerjaan yang monoton. Sementara masa kerja
Karima (2014) menjelaskan bahwa tidak adanya hubungan antara masa kerja
dengan stres kerja dapat dipengaruhi karena besarnya tanggung jawab yang
154
tanggung jawab dan beban kerja yang sama besar. Sehingga, masa kerja baru
ataupun masa kerja lama yang dimiliki oleh pekerja tidak dapat
pekerja yang mendapatkan dukungan karir dari pasangan maka stres akan
terhadap stres kerja hanya berpengaruh positif apabila pernikahan yang ada
analisa tabulasi silang pada Tabel 5.38, diketahui bahwa sebagian besar
responden yang mengalami stres kerja, memiliki status tidak menikah dengan
persentase sebsar 59,3%. Akan tetapi berdasarkan hasil analisa bivariat, status
pernikahan tidak berhubungan dengan stres kerja dengan p-value 0,676. Hasil
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status menikah dengan stres
kerja. Tidak adanya perbedaan antara status menikah dengan stres kerja dapat
terjadi karena sama tingginya faktor pekerjaan baik pada pekerja yang
menikah maupun pekerja yang belum menikah sehingga tingkat stres kerja
yang ada tidak terlalu berbeda pada kelompok pekerja yang menikah maupun
155
Tidak adanya hubungan antara status pernikahan dengan stres kerja
juga dapat terjadi akibat status pernikahan yang dapat mempengaruhi perilaku
kecenderungan untuk mendapat stres di tempat kerja akan lebih besar maupun
namun tidak bahagia akan mengalami tingkat stres yang sama tingginya
tingkat stres yang sedang sampai tinggi. Hal ini karena kepribadian tipe A
memiliki pola perilaku sangat ambisius dan agresif, berlomba dengan waktu
ini, antara lain bercirikan sifat kompetitif, ambisius, tidak sabar, agresif dan
156
sangat kritis. Selain itu, individu dengan tipe kepribadian ini cenderung lebih
dengan stres kerja pada penelitian ini dengan p-value 0,501. Hasil ini tidak
dengan stres kerja. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian Aghaei, dkk
dengan stres kerja pada pekerja sektor swasta. Namun hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Karima (2014) serta Nurazizah (2017) dimana
(1974) adalah mudah mengalami stres. Namun dalam penelitian ini tidak
responden bisa terjadi karena pekerja yang memiliki kepribadian tipe A tinggi
stres kerja yang hampir sama. Sehingga stres kerja yang dialami bukan
157
dipengaruhi oleh kepribadian tipe A namun dapat dipengaruhi oleh faktor
lain.
positif, maka dirinya memiliki penilaian diri yang tinggi sehingga dapat
bahwa sebagian besar responden telah memiliki penilaian diri yang baik
dengan persentase sebesar 53,9%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Lady
kecenderungan yang baik atau tinggi. Menurut Lundberg & Cooper (2011),
penilaian diri yang rendah sangat mungkin dalam meningkatkan risiko stres
yang dialami oleh seseorang terutama apabila tuntutan pekerjaan dan konflik
penilaian diri dengan stres kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan p-value 0,832. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
penilaian diri dengan stres kerja denga p-value = 0,536. Menurut Karima
(2014), tidak adanya hubungan antara variabel penilaian diri dengan stres
158
kemampuan diri yang baik, namun penilaian diri tersebut tidak mampu dalam
yang tinggi salah satunya adalah beban kerja dan kekhawatiran terhadap masa
depan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana dalam hasil
analisa tabel silang yang dilakukan diketahui bahwa responden yang memiliki
stres kerja lebih banyak pada mereka yang memiliki penilaian diri baik. Hal
cenderung baik namun tingginya faktor pekerjaan seperti jumlah beban kerja
sudah cenderung baik meskipun tidak ada hubungan antara variabel tersebut
denga stres kerja. Oleh karena itu, sebaiknya para pekerja tetap berusaha
dalam mempertahankan penilaian dirinya. Hal ini dapat dilakukan agar tidak
terjadi penurunan dalam penilaian terhadap diri sendiri yang dapat berdampak
dalam menimbulkan kondisi stres kerja, dimana pada semua model stres
kerja, aktivitas di luar pekerjaan diakui sebagai salah satu sumber stres bagi
159
tinggi dengan persentase sebesar 69,7%. Stres yang terjadi di tempat kerja
Hasil analisis tabulasi silang pada penelitian ini yang terdapat pada
stres kerja memiliki aktivitas di luar pekerjaan yang tinggi. Selain itu,
pekerjaan dengan stres kerja dengan p-value sebesar 0,032. Hasil ini sejalan
luar pekerjaan dalam penelitian ini serta adanya hubungan dengan stres kerja
pekerjaan yang dilakukan dapat terbawa pada saat responden bekerja. Hal ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja dari responden itu sendiri. Hal ini sesuai
besar di luar pekerjaannya, seperti tanggung jawab pada keluarga atau pihak
160
luar lainnya. Sehingga membuat masalah tersebut terbawa pada saat
sendiri.
serta adanya hubungan antara variabel ini dengan stres kerja mengharuskan
dapat dilakukan adalah dengan metode penenangan diri baik seperti meditasi,
olahraga, ataupun melakukan hobi yang disukai. Hal ini diharapkan dapat
seseorang (Hurrel & McLaney, 1988). Dukungan sosial yang baik dapat
berdampak positif bagi kesehatan pekerja. Hal ini karena lingkungan yang
baik dapat mencegah timbulnya faktor yang dapat menyebabkan stres. Selain
itu, apabila dalam lingkungan kerja banyak terdapat sumber stres, dukungan
161
dalam produktivitas dan kesejahteraan karyawan (Hodson, 1997). Johnson
seseorang dengan melindunginya dari dampak negatif akibat stres kerja yang
tinggi, serta membantu seseorang untuk dapat mengatasi keadaan stres yang
rekan kerja (baik atasan maupun bawahan) maka akan cenderung lebih mudah
(2011), dapat berasal dari rekan kerja dimana dukungan dari rekan kerja akan
memiliki dukungan sosial yang rendah. Namun pada penelitian ini dukungan
sosial tidak berhubungan dengan stres kerja dengan p-value 1,000. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Kato (2008) yang menyatakan
bahwa beban kerja yang tinggi yang dirasakan oleh pekerja apabila disertai
dengan dukungan sosial yang baik, maka akan mampu mencegah terjadinya
dampak stres yang dialami. Selain itu, penelitian ini juga tidak sejalan dengan
162
diberikan dengan stres kerja yang terjadi pada pekerja yang dalam hal ini
adalah petugas kesehatan. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian
Honda (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stres kerja
dengan dukungan sosial yang diberikan oleh atasan dan/atau rekan kerja.
Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian Karima (2014), dimana
sosial yang dimiliki oleh para pekerja tidak mampu mengurangi perasaan
stres yang dapat diakibatkan oleh tingginya faktor pekerjaan seperti beban
kerja yang tinggi, serta kurangnya kesempatan kerja yang dirasakan oleh
sekalipun tidak mampu menurunkan stres kerja yang dialami pekerja yang
hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja (Rossi dkk, 2006).
kerja adalah pekerja yang tidak mendapat dukungan dari keluarga, teman, dan
semacamnya. Begitu juga ketika pekerja tidak mendapat dukungan dari rekan
Menurut Cohen dan Syme (1985), dukungan sosial yang dirasakan akan
individu kedalam kesehatan mental yang baik. Adanya dukungan sosial yang
163
terus-menerus dari lingkungan terdekatnya, baik dari keluarga, rekan kerja,
maupun atasan maka akan membuat seorang karyawan merasa dihargai dan
dukungan sosial di lingkungan kerja sudah cukup baik, meskipun tidak ada
hubungan antara variabel ini dengan stres kerja. Oleh karena itu, lingkungan
sosial ini sebaiknya tetap terjaga untuk mencegah timbulnya stres kerja di
kemudian hari. Dukungan sosial yang baik dapat berupa hubungan yang
kepercayaan diri seseorang. Selain itu dapat pula berupa dukungan informatif
seperti pemberian nasihat atau saran, penjelasan dan umpan balik yang
164
7 BAB VII
7.1 Simpulan
1. Distribusi stres kerja pada pekerja bagian produksi PT. Indogravure sebesar
50,0%.
sebesar 50,0%.
165
g. Sebagian besar responden merasakan dan menganggap kurangnya
m. Responden yang bekerja pada shift malam sebanyak 18,4%, shift sore
tahun).
166
f. Sebagian besar responden memiliki status menikah, yaitu sebanyak 49
responden (64,5%).
6. Hubungan antara faktor pekerjaan dengan stres kerja adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada hubungan antara lingkungan fisik dengan stres kerja pada
sebesar 0,066.
b. Tidak ada hubungan antara konflik peran dengan stres kerja pada
sebesar 0,359.
c. Tidak ada hubungan antara ketaksaan peran dengan stres kerja pada
sebesar 1,000.
sebesar 0,039.
167
f. Tidak ada hubungan antara kontrol kerja dengan stres kerja pada
sebesar 0,646.
h. Tidak ada hubungan antara jumlah beban kerja dengan stres kerja pada
sebesar 0,865.
i. Terdapat hubungan antara variasi beban kerja dengan stres kerja pada
sebesar 0,040.
l. Tidak terdapat hubungan antara tuntutan mental dengan stres kerja pada
sebesar 0,174.
168
m. Tidak ada hubungan antara shift kerja dengan stres kerja pada pekerja
0,569.
berikut:
a. Tidak ada hubungan antara umur dengan stres kerja pada pekerja bagian
b. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada pekerja
0,119.
c. Tidak ada hubungan antara status pernikahan dengan stres kerja pada
sebesar 0,430.
d. Tidak ada hubungan antara kepribadian tipe A dengan stres kerja pada
sebesar 0,501.
e. Tidak ada hubungan antara penilaian diri dengan stres kerja pada
sebesar 0,832.
8. Terdapat hubungan antara aktivitas di luar pekerjaan dengan stres kerja pada
sebesar 0,032.
169
9. Tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada pekerja
1,000.
7.2 Saran
dirasakan pekerja.
pekerjaan.
170
General Affair). Hasil dari konseling tersebut dapat digunakan untuk
pekerjaan.
171
7. Melakukan pendistribusian beban kerja yang sama antar pekerja,
sesama rekan kerja maupun antara pekerja dengan atasan. Dapat pula
dialami.
172
7.2.2 Bagi Pekerja
dimiliki.
173
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
antar responden.
174
DAFTAR PUSTAKA
Aghaei, M., Asadollahi, A., Moezzi, A. D., Beigi, M., Parvinnejad, F., 2013. The
Relation Between Personality Type, Locus of Control, Occupational
Satisfaction and Occupational Exhaustion and Determining the
Effectiveness of Stress Innoculation Trainng (SIT) on Reducing It Among
Staffers of Saipa Company. Journal of Recent Science, 2(12) : 6-11.
Agustin, D., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Pekejra
Shift di PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon. Universitas Indonesia, Depok.
Airmayanti, D., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi PT. ISM. Bogasari Flour Mills Tbk. UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Almasitoh, U, H., 2011. Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan
Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islam, 8(1): 63-82.
Amalina, N., Huda., Hejar., 2016. Jib Stress and Its Determinants Among Academic
Staff in a University in Klang Valley, Malaysia. Int Journal of Public Helath
and Clinical Sciences, 3(6): 125 -136.
175
Anton., 2009. The Impact of Role Stress on Workers Behavior Through Job
Satisfication and Organizational Commitment. International Journal
Psychology, 44(3): 187-194.
Antoniou, P, F., & Vlachakis, A.N., 2006. Gender and Age Differences in
Occupational Stress and Professional Burnout Between Primary and High-
school Teachers in Greece. Journal of Managerial Psychology, 81, 682-690.
Ariawan, I., 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. FKM
Universitas Indonesia, Depok.
Ariyanto, A., Ceacilia, S.W., Arie, D., 2015. Analisis Tingkat Stres dan
Performansi Masinis Daerah Operasional II Bandung. J. Online Institut
Teknologi Nasional, 3(1).
Barling, J., Kelloway, E.K., Frone, M.R., 2005. Handbook of Work Stress. Sage
Publications Inc, United States of America.
176
Bayuwega, H. G., Wahyuni, I., Kurniawan, B., 2016. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Stres Kerja pada Anggota Polisi Satuan Reserse
Kriminal Polres Blora. E-Journal Undip, 4(4) : 673-681.
Bickford, M., 2005. Stress in the Workplace: A General Overview of the Causes,
the Effects, and the Solution. Diakses dari
http://www.cmhanl.ca/pdf/Work%20Place%20Stress.pdf pada tanggal 27
April 2017.
Budiono, S., 2003. Bunga Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Byrne, D. G., Rosenman, R. H., 1990. Anxiety and the Heart. Hemisphere
Publishing Corporation, United States of America.
Cohen, S., Syme, S. L., 1985. Social Support and Health. Academic Press Inc,
Florida.
Cooper, C. L., 2013. From Stress to Wellbeing. Palgrave Macmillan, New York.
Cox., Tom., Amanda., Griffith., dan Eusebio Rial-Gonzales., 2000. Work Related
Stress, Officer for Official Publications of the European Communities.
Luxembourg.
177
Daniawati, 2013. Hubungan Antara Individual Arena dan Work Arena dengan Stres
Kerja pada Pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower
(EPC3) Proyek Banyu Urip di PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun
2013. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Depkes RI., 2006. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (K3-IFRS). Depkes RI, Jakarta
Elshaer, N. S. M., Moustafa, M. S. A., Aiad, M. W., Ramadan, M. I. E., 2017. Job
Stress and Burnout Syndrome among Critical Care Healthcare Workers.
Alexandria Journal of Medicine.
Eurofound., 2012. Health and Well-being at Work: A Report Based on the Fifth
European Working Conditions Survey. Dublin.
Evayanti., 2003. Gambaran Keluhan Stres Kerja pada Pengemudi Bus Kota PPD
Jakarta Tahun 2002. Universitas Indonesia, Depok.
Friedman, M., Rosenman, R. H., 1974. Type A Behavior and Your Heart. Knopf,
New York.
178
Gautama, D., 2008. Studi Stres Kerja Perawat di RS. X Jakarta. Universitas
Indonesia, Depok.
Greenberg, J.S. 2002., Comprehensive Stress Management. 8th ed. New York,
McGraw-Hill Companies, Inc.
Gryna, F. M., 2004. Work Overload: Redesigning Jobs to Minimize Stress and
Burnout. Quality Press, United States of America.
Halkos, G., Bousinakis, D., 2010. The Effect of Stress and Satisfaction on
Productivity. International Journal of Productivity and Performance
Management, 59(5) : 415 - 431.
Hariyono, W., Suryani, D., Wulandari, Y., 2009. Hubungan Antara Beban Kerja,
Stres Kerja, dan Tingkat Konflik dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah
Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 3(3) : 186-197.
Hawari, D., 2006., Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. FKM UI, Jakarta
179
Hidayat, F., 2012. Hubungan Antara Karakteristik Pekerja, Kondisi Pekerjaan, dan
Lingkungan Kerja dengan Stres Kerja pada Pengemudi Mini Bus di
Terminal Kampung Rambutan Jakarta Tahun 2013. UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Hodson, R., 1997. Group Relations at Work Splidarity, Conflict, and Relations with
Management Work and Occupation. Journal of Applied Psychology, 24:
426-452.
Honda, A., Date, Y., Abe, Y., Aoyagi, K., Honda, S., 2014. Work-related Stress,
Caregiver Role, and Depressive Symptoms among Japanese Workers.
Safety and Health Work Journal, 5(7): 7-12.
Hoshino, A., Amano, S., Suzuki, K., 2016. Relationship Between Depression
and Stress Factors in Housework and Paid Work Among Japanese
Women. Hong Kong Journal of Occupational Therapy, 27: 35-41.
HSE, 2001. Baseline Measurements for The Evaluation of Work-related Stress
Campaign. Diakses dari
http://www.hse.gov.uk/research/crr_pdf/2001/crr01322.pdf pada tanggal 21
Agustus 2017.
180
Hurrell, J. J. 1990. An Overview of Organizational Stress and Health. NIOSH, USA
Ibrahim, H., Armansyah, M., Yahya, G. N., 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Stres Kerja pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki International
Indonesia Makassar Tahun 2016. Al-Shihah: Public Health Science Journal,
3(1) : 60-68.
Ihsan, T., Salami, I. R. S., 2015. Hubungan Antara Bahaya Fisik Lingkungan Kerja
dan Beban Kerja dengan Tingkat Kelelahan pada Pekerja di Divisi Stamping
PT. X Indonesia. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND, 12 (1) : 10-16.
181
Ivancevich, J.M., Ganster, D.C., 2014. Job Stress From Theory to Suggestion.
taylor & Francis, USA.
Jalagat, R., 2017. Determinants of Job Stress and Its Relationship on Employee Job
Performance. American Journal of Management Science and Engineering,
2(1) : 1-10.
Jamal, M., Ahmed, S.W., 2009. Job STress, Stress -Prone Type A Behavior, and
Personal and Organizational Consequences. Canadian Journal of
Administrative Science, 2(2): 360-374.
Johnson, D.W., Johnson, F.P., 2000. Joining Together: Group Theory and Group
Skill. 8th Edition. Prentise Hall, New Jersey.
Jumilah, S.M., 2015. Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan Stres Kerja
Kerja Pada Wanita di PT. Pelita Tomangmas Karanganyar. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Kahn, R.L., Wolfe, D.M., Quinn, R.P., Snoek, J.D., Rosenthal, R.A., 1964.
Organizational STress: Studies in Role Conflict and Ambiguity. John Wiley
& Sons, New York.
Kamso, S., dkk. 2011. Prevalensi dan determinan sindrom metabolik pada
kelompok eksekutif di Jakarta dan Sekitarnya. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 6(2): 85-90.
182
Karwowski, W., 2006. International Encyclopaediaof Ergonomics and Human
Factors. CRC Press, United States of America.
Kazronian, S., Zakerian, S., Saraji, J., Hosseini, M. 2013. Reliability and Validity
Study of the NIOSH Generic Job Questionnaire Among Firefighters in Iran.
Journal Health and Safety of Work, 3(3).
Kristanto, A.A., Dewi, K.S., Dewi, E.K. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja
pada Perawat ICU Rumah Sakit Tipe C di Kota Semarang.
Kuswadji, S., 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift. Cermin Dunia Kedokteran.
Lady, L., Wahyu, S., Ade, M., 2017. Analisis Tingkat Stres Kerja dan Faktor-Faktor
Penyebab Stres Kerja Pada Pegawai BPBD Kota Cilegon. J. Industrial
Servicess, 3(1b): 191-197.
183
Lapau, B., 2013. Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmiah Penulisas Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Leka, S ., 2003. "Work Organization and Stress : Systematic Problem Approach for
Empoyers, Managers, and Trade Union Representative. Institute of Work,
Health, and Organisations, United Kingdom.
Lewin, D., Kaufman, B. E., Gollan, P. J., 2011. Advances in Industrial and Labor
Relations. Emerald Group Publishing, United Kingdom.
Lubis, H.S., 2006. Stres Kerja. Modul Kuliah Program Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kekhusussan Kesehatan Kerja.
Lundberg, U., Cooper, C. L., 2011. The Science of Occupational Health: Stress,
Psychobiology, and the New World of Work. Blackwell Publishing, United
Kingdom.
Malik, A.R., 2016. Gambaran Faktor Psikososial di Tempat Kerja pada Pekerja
Tekstil PT. Sandratex Ciputat Tahun 2016. UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Marchelia, V. 2014. Stres Kerja Ditinjau dari Shift Kerja pada Karyawan. Jurnal
Ilmiah Psikologi, 2 (1).
184
Mariyam, Siti., Kartika Ratna Pertiwi., 2015. Faktor Determinan Tingkat Stres Dan
Kelelahan Kerja Karyawan Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Sains
Dasar 2015 Vol 4 (2): 114-121.
Mawarti, F. A., 2016. Studi Deskriptif Mengenai Efektifitas Kerjasama Tim pada
Perawat Multazam dan Arafah II di Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi.
Universitas Islam Bandung, Bandung.
Molloy, Andrea., 2010. Success: Sukses Bukan Mimpi. Raih Asa Sukses, Depok.
Nelson, D., Quick, J., 2013. Organizational Behavior: Science, The Real World and
You. Cengange Learning, United States of America.
Ningsih, K. W., Fitri, R. P., 2016. Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Terjadinya
Stres Kerja pada Pekerja Industri Bengkel Las di Kota Pekanbaru. STIKes
Pyung Negeri Pekanbaru, Pekanbaru.
185
NIOSH, 1999b. Stress At Work. NIOSH, Columbia.
Nishitani, N., Sakakibara, H., Akiyama, I. 2013. Short Sleeping Time and Job Stress
in JapaneseWhite-Collar Workers. The Open Sleep Journal, 6: 104-109.
Nugrahani, S., 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Operasional PT. Gunze Indonesia. Universitas Indonesia,
Depok.
Nurqamar, F, H., Ria, M., 2014. Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Implikasinya
Terhadap Stres Kerja dan Kinerja Pejabat Struktural Progdi. Jurnal Analisis,
3(1): 24-31.
Oktaviana, R., 2010. Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Kecemasan dalam
Menghadapi Tuntutan Kerja pada Mahasiswa Perawat Praktek. Jurnal Ilmu
Psikologi, 4 (1), 1-14.
Penn, R., 1994. Skill and Occupational Change. Oxford University Press, United
Kingdom.
Perlmutter, D., Alberto, V., 2011. Power Up Your Brain. Hay House, United States
of America.
186
Permenkes., 2016. Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
Prabowo, Y. F., 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada
Bagian Produksi Industri Mebel PT. Chia Jiann Indonesia Furniture di
Wedelan Jepara. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Pramudya, F., 2008. Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja (Studi Kasus
pada Perawat di RSKO Tahun 2008). Universitas Indonesia, Depok.
Retnaningtyas, D., 2005. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja
di Bagian Linting Rokok PT Gentong Gotri Semarang. Universitas
Indonesia, Depok.
Rivai, A. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pekerja
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
di Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta Tahun 2014. UIN Syarif
187
Hidayatullah, Jakarta.
Robbins, S. P., Judge, T. A., 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta.
Rose, A.H., 1994. Human Stress and The Environment. Vol 5. Gordon and Breach
Science Publishers, Swiss.
Rossi, A.M., Perrewe, P. L., Sauter, S. L., 2006. Stress and Quality of Working Life:
Current Perspective in Occupattional in Occupational Health. Information
Age Publishing Inc: United States of America.
Rout, U. R., Rout, J. K., 2002. Stress Management for Primary Health Care
Professional. Kluwer Academic: United States of America.
Sabri, L., Hastono, S.P., 2006. Statistik Kesehatan. PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta.
Saftarina., Hasanah., 2014. Hubungan Shift Kejra dengan Gangguan Pola Tidur
pada Perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar
Lampung 2013. Medula, 2.
Saijo, Y., Ueno, T., Hashimoto, Y., 2007. Job Stress and Depressive Symptomps
Among Japanese Fire Fighters. American Journal of Industrial Medicine,
50 : 470-480.
188
Samosir, Z.Z., Syahfitri, I., 2008. Faktor Penyebab Stres Kerja Pustakawan pada
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. J. Stud Perpus dan Informasi. 4,
60-69.
Sari, B., 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Akibat Kerja pada
Tenaga Kerja Perkebunan PT. Megasawindo Perkasa Kabupaten Bungo
Tahun 2016.
Sarwendah, E., 2013. Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stress Kerja Pad
Pekerja Sosial Sebagai Caregiver di Panti SOsial Tresna Werdha Budi
Mulia DKI Jakarta 2013. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla,
Jakarta.
Schermerhorn, Jr, J. R., 2011. Introduction to Management 11th Edition. John Wiley
& Sons Inc, Iowa.
Setiawan, D.A., Sofiana, L., 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres
Kerja di PT. Chanindo Pratama Piyungan Yogyakarta. J. Kesehat. 6, 133–
144.
Setyani, T.W., 2013. Analisis Stres Kerja dan Hubungannya dengan Karakteristik
Pekerja, Kondisi Pekerjaan, dan Lingkungan Kerja pada Dosen di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2013. UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Setyaningrum, P., 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Stres Kerja
Pada Tenaga Kerja Kesehatan Non Keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Siagian, S. P., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.
189
Health. Ashok Kumar Mittal, India.
Speegle, M., 2013. Safet, Health, and Environmental Concepts for the Process
Industry. Delmar, United States of America.
Sujianto, A.E., 2007. Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula. Prestasi
Pustaka, Jakarta.
Sukmono, T., 2013. Hubungan Antara Karakteristik Individu Dengan Tingkat Stres
Kerja Perawat Indonesia yang Bekerja di Qatar. Universitas
Muhammadiyah Semarang, Semarang.
Suprapto, P.H., 2008. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada
Polisi Lalu Lintas di Kawasan Pucak-Cianjur Tahun 2008. UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
190
Suroso, Arif Rahman., Rotua Siahaan., 2006. Pengaruh Stres dalam Pekerjaan
Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus di Perusahaan Agribisnis PT. NIC.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suryaningrum, T., 2015. Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap
Stres Kerja pada Perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Susilo, T. 2007. Analissi Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Non Fisik
Terhadap Stres Kerja Pada PT. Indo Bali di Kecamatan Negara, Kabupaten
Jimbaran, Bali. Jurnal Tekmapro, 2(2).
Tejasurya, M. A., 2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Stres Kerja dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Pra Purna Karya di Damatex
Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
191
Komputer Indonesia, Bandung
Van Den Hombergh, P., Künzi, B., Elwyn, G., Van Doremalen, J., Akkermans, R.,
Grol, R., Wensing, M., 2009. High Workload and Job Stress are Associated
with Lower Practice Performance in General Practice: An Observational
Study in 239 General Practices in the Netherlands. BMC Health Services
Research, 9(118) : 1-8.
Vanishree, P., 2014. Impact of Role Ambiguity, Role Conflict and Role Overload
on Job Stress in Small and Medium Scale Industries. Journal of
Management Sciences, 3(1) : 10-13.
Wantoro, B., 1999. Stres Kerja. Maj. Hyperkes Dan Keselam. Kerja XXXII.
Wijono, S., 2006. Pengaruh Kepribadian Tipe A dan Peran Terhadap Stres Kerja
Manajer Madya. Jurnal INSAN, 8(3) : 188-197
Williams, S., 1997. Menjadikan Tekanan Sebagai Pemicu Kinerja Puncak: Suatu
Pendekatan Positif Terhadap Stres. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
World Health Organization., 2003. Work Organization and Stress. WHO, United
Kingdom.
Yasa, I. W. M., 2017. Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Terhadap
Kinerja Pegawai Melalui Mediasi Stres Kerja Pada Dinas Kesehatan Kota
Bali. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 4(1) : 38-57.
192
Zyl, L. V., Eeden, C. V., Rothmann, S., 2013. Job Insecurity and The Emotional
and Behavioral Consequences. Journal Bussiness Management, 44(1).
193
LAMPIRAN
194
KUESIONER PENELITIAN
NIOSH Generic Job Stress Questionnaire
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Karyawan Produksi PT. Indogravure
di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Hormat.
Perkenalkan saya, Satrio Budi Prakosa Rachman mahasiswa program studi Kesehatan
Masyarakat peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), akan mengadakan penelitian
yang berjudul “Faktor Determinan Terhadap Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi
di PT Indogravure Tahun 2017” dengan tujuan mengetahui dan menganalisa faktor risiko
stres kerja pada pekerja produksi PT. Indogravure. Penelitian ini tidak akan menimbulkan hal
merugikan bagi bapak/ibu sebagai responden. Informasi yang didapatkan akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya akan digunakan dalam kepentingan penelitian ini. Oleh karena itu
saya mohon agar Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan ini dengan objektif dan sejujur-
jujurnya sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu. Atas bantuan dan kerja sama yang di berikan, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti Responden
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dan pilihan jawaban dengan seksama
2. Lingkari setiap jawaban yang tersedia untuk tipe pertanyaan Ya-Tidak atau dengan skala Sangat
Tidak Setuju – Sangat Setuju / Sangat Mudah – Sulit / Tidak Pernah – Sangat Sering, dll
Identitas Diri
Nama Lengkap :
No. Telepon :
Bagian Kerja : 1. Printing
2. Laminasi
3. Finishing
Shift Kerja :
Tanggal dan Jam Pengisian :
A. Informasi Pribadi
No Pertanyaan Diisi Peneliti
A1 Jenis Kelamin [ ] A1
0. Perempuan
1. Laki-laki
A2 Tanggal Lahir [ ] A2
.........................................................................................................
A3 Status Pernikahan [ ] A3
0. Tidak Menikah
1. Menikah
C. Lingkungan Fisik
No Menurut Anda apakah lingkungan tempat Anda bekerja 1. 2. Diisi
memiliki......... Benar Salah peneliti
C1 Tingkat kebisingan di area kerja saya tinggi 1 2 [ ] C1
C2 Tingkat pencahayaan di area kerja saya rendah atau gelap 1 2 [ ] C2
C3 Suhu di area kerja saya selama musim kemarau cenderung nyaman 1 2 [ ] C3
C4 Suhu di area kerja saya selama musim hujan cenderung nyaman 1 2 [ ] C4
C5 Kelembaban area kerja saya terlalu tinggi atau terlalu rendah 1 2 [ ] C5
C6 Sirkulasi udara di area kerja saya baik 1 2 [ ] C6
No Menurut Anda apakah lingkungan tempat Anda bekerja 1. 2. Diisi
memiliki......... Benar Salah peneliti
C7 Udara di area kerja saya bersih dan bebas polusi 1 2 [ ] C7
Saya terlindung dengan baik dari paparan bahan berbahaya yang
C8 1 2 [ ] C8
ada di lingkungan kerja
Secara keseluruhan, kualitas lingkungan fisik di tempat kerja saya
C9 1 2 [ ] C9
adalah buruk
C10 Area kerja saya sangat berantakan 1 2 [ ] C10
Diisi
No Pernyataan STTS STT KT TP T ST STS
peneliti
Saya mengetahui hak saya sebagai
D1 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D1
pekerja
Saya mengetahui dengan jelas rencana,
D2 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D2
sasaran dan tujuan pekerjaan saya
Saya harus menyelesaikan pekerjaan
D3 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D3
dengan cara yang berbeda atau tidak biasa
Saya membagi waktu dengan baik selama
D4 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D4
bekerja
Saya mendapat tugas tanpa adanya
D5 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D5
bantuan padahal saya membutuhkannya
Saya mengetahui tanggung jawab kerja
D6 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D6
saya
Saya harus melanggar peraturan atau
D7 kebijakan untuk menyelesaikan tugas 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D7
saya
Saya bekerja dengan dua unit atau lebih
D8 yang memiliki cara bekerja berbeda 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D8
dengan unit saya
Saya mengetahui apa yang diharapkan
D9 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D9
perusahaan dari hasil kerja saya
Saya mendapat permintaan kerja yang
D10 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D10
bertentangan dari dua orang atau lebih
Cara saya menyelesaikan pekerjaan tidak
D11 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D11
dapat diterima orang lain
Saya menerima tugas tanpa sumber daya
D12 dan material yang cukup untuk 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D12
menyelesaikannya
Saya mengetahui tugas yang harus saya
D13 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D13
selesaikan selama bekerja
D14 Saya mengerjakan hal yang tidak penting 1 2 3 4 5 6 7 [ ] D14
E. Konflik Interpersonal
*STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju S : Setuju
Diisi
No Pernyataan STS TS N S SS
peneliti
E1 Adanya kerukunan antar anggota unit saya 1 2 3 4 5 [ ] E1
Dalam unit saya, kami sering berselisih mengenai
E2 1 2 3 4 5 [ ] E2
pekerjaan
Adanya perbedaan pendapat di antara anggota unit
E3 1 2 3 4 5 [ ] E3
saya
E4 Adanya perselisihan di unit saya 1 2 3 4 5 [ ] E4
Setiap anggota unit saya saling mendukung ide anggota
E5 1 2 3 4 5 [ ] E5
lainnya
E6 Adanya perselisihan antar tim kerja di dalam unit saya 1 2 3 4 5 [ ] E6
E7 Adanya keramahan diantara anggota unit saya 1 2 3 4 5 [ ] E7
E8 Adanya rasa kebersamaan di dalam unit saya 1 2 3 4 5 [ ] E8
E9 Adanya perselisihan antara unit saya dengan unt lain 1 2 3 4 5 [ ] E9
Adanya kesepakatan kerja antara unit saya dengan unit
E10 1 2 3 4 5 [ ] E10
lain
Unit lain menyembunyikan informasi penting yang
E11 1 2 3 4 5 [ ] E11
dibutuhkan unit saya
Hubungan antara unit saya dengan unit lain berjalan
E12 1 2 3 4 5 [ ] E12
rukun dalam mencapai tujuan organisasi
Kurangnya rasa tolong menolong antara unit saya
E13 1 2 3 4 5 [ ] E13
dengan unit lain
E14 Adanya kerjasama antara unit saya dengan unit lain 1 2 3 4 5 [ ] E14
E15 Adanya perselisihan antara unit saya dengan unit lain 1 2 3 4 5 [ ] E15
E16 Unit lain membuat masalah dengan unit saya 1 2 3 4 5 [ ] E16
F. Ketidakpastian Pekerjaan
*STY : Sangat Tidak Yakin CY : Cukup Yakin SY : Sangat Yakin
TY : Tidak Yakin Y : Yakin
Diisi
No Pertanyaan STY TY CY Y SY
peneliti
Apakah Anda yakin dengan masa depan pekerjaan
F1 1 2 3 4 5 [ ] F1
Anda?
Seberapa yakin Anda akan mendapat kesempatan
F2 1 2 3 4 5 [ ] F2
kenaikan jabatan beberapa tahun ke depan?
Seberapa yakin keterampilan kerja Anda akan berguna
F3 1 2 3 4 5 [ ] F3
dan bernilai lima tahun mendatang?
Seberapa yakin diri Anda mengenai tanggung jawab
F4 pekerjaan yang akan Anda dapatkan selama enam bulan 1 2 3 4 5 [ ] F4
kedepan?
Jika Anda kehilangan pekerjaan, seberapa yakin Anda
F5 1 2 3 4 5 [ ] F5
dapat mendukung diri Anda sendiri?
G. Skala Otoritas Kerja
*SK : Sangat Kecil CB : Cukup Besar SB : Sangat Besar
K : Kecil B : Besar
Diisi
No Pertanyaan SK K CB B SB
peneliti
G1 Berapa besar hak Anda dalam mengatur pekerjaan? 1 2 3 4 5 [ ] G1
Berapa besar tugas Anda dalam mengatur ketersediaan
G2 1 2 3 4 5 [ ] G2
pasokan alat di unit Anda?
Berapa besar hak Anda dalam mengatur urutan
G3 1 2 3 4 5 [ ] G3
pekerjaan yang akan dilakukan?
Berapa besar hal Anda dalam menentukan jumlah
G4 1 2 3 4 5 [ ] G4
pekerjaan yang akan Anda lakukan?
Berapa besar hak anda dalam menentukan waktu
G5 1 2 3 4 5 [ ] G5
penyelesaian pekerjaan?
Berapa besar pengaruh Anda terhadap kualitas
G6 1 2 3 4 5 [ ] G6
pekerjaan Anda?
G7 Berapa besar hak anda dalam menata area kerja? 1 2 3 4 5 [ ] G7
Berapa besar hak anda dalam mengatur pembagian tim
G8 1 2 3 4 5 [ ] G8
kerja?
Berapa besar tugas Anda dalam melakukan
G9 1 2 3 4 5 [ ] G9
pengawasan pekerjaan?
Berapa besar pengaruh Anda dalam pengambilan
G10 1 2 3 4 5 [ ] G10
keputusan di unit Anda?
Berapa besar pengaruh Anda dalam menentukan
G11 1 2 3 4 5 [ ] G11
kebijakan dan prosedur di unit Anda?
Berapa besar tugas Anda dalam memastikan
G12 1 2 3 4 5 [ ] G12
ketersediaan material kerja?
Berapa besar tugas Anda untuk memberikan pelatihan
G13 1 2 3 4 5 [ ] G13
terhadap anggota unit Anda?
Berapa besar hak Anda dalam menentukan penataan
G14 1 2 3 4 5 [ ] G14
peralatan kerja?
Selama bekerja, apakah Anda memiliki waktu untuk
G15 1 2 3 4 5 [ ] G15
beristirahat sejenak?
Berapa besar pengaruh jabatan Anda terhadap
G16 1 2 3 4 5 [ ] G16
pekerjaan di unit Anda?
H. Kesempatan Kerja
*SM : Sangat Mudah CM : Cukup Mudah SS : Sangat Sulit
M : Mudah S : Sulit
Diisi
No Pertanyaan SM M CM S SS
peneliti
Apakah mudah untuk mendapatkan pekerjaan di
H1 1 2 3 4 5 [ ] H1
perusahaan lain?
Apakah mudah untuk menemukan pekerjaan di
H2 1 2 3 4 5 [ ] H2
perusahaan lain sebaik pekerjaan Anda saat ini?
Bagaimana Anda menggambarkan ketersediaan
H3 lowongan kerja di perusahaan lain yang sesuai dengan 1 2 3 4 5 [ ] H3
kemampuan diri Anda?
Berapa besar kemungkinan Anda untuk pindah ke kota
H4 1 2 3 4 5 [ ] H4
lain untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain?
I. Tuntutan Kerja
*TP : Tidak Pernah KK : Kadang-Kadang SS : Sangat Sering
J : Jarang S : Sering
Diisi
No Pertanyaan TP J KK S SS
peneliti
I1 Seberapa sering Anda dituntut bekerja sangat cepat? 1 2 3 4 5 [ ] I1
I2 Seberapa sering Anda dituntut bekerja sangat keras? 1 2 3 4 5 [ ] I2
Seberapa sering pekerjaan Anda sangat menyita waktu
I3 1 2 3 4 5 [ ] I3
Anda?
Seberapa sering Anda diharuskan mengambil
I4 keputusan besar yang berkaitan dengan pekerjaan 1 2 3 4 5 [ ] I4
Anda?
I5 Seberapa sering beban kerja Anda bertambah? 1 2 3 4 5 [ ] I5
Seberapa sering Anda harus meningkatkan
I6 1 2 3 4 5 [ ] I6
konsenterasi selama bekerja?
Seberapa sering Anda diharuskan berpikir dengan
I7 1 2 3 4 5 [ ] I7
cepat selama bekerja?
Seberapa sering Anda menggunakan kemampuan dan
I8 1 2 3 4 5 [ ] I8
pengetahuan yang didapat ketika sekolah?
Seberapa sering Anda diberi kesempatan untuk
I9 melakukan pekerjaan dengan menggunakan 1 2 3 4 5 [ ] I9
kemampuan terbaik Anda?
Seberapa sering Anda menggunakan keterampilan
I10 1 2 3 4 5 [ ] I10
yang didapat pelatihan dalam bekerja?
K. Tuntutan Mental
*SS: Sangat Setuju ATS : Agak Tidak Setuju
AS : Agak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Diisi
No Pernyataan SS AS ATS STS
peneliti
K1 Pekerjaan saya membutuhkan konsenterasi tinggi 1 2 3 4 [ ] K1
K2 Pekerjaan saya mengharuskan saya mengingat banyak hal 1 2 3 4 [ ] K2
K3 Saya harus selalu fokus bekerja sepanjang waktu 1 2 3 4 [ ] K3
Saya selalu bekerja dengan santai tetapi pekerjaan saya tetap
K4 1 2 3 4 [ ] K4
selesai dengan baik
Saya tetap dapat bekerja meskipun pikiran saya sedang tidak
K5 1 2 3 4 [ ] K5
fokus
L. Penilaian Diri
*STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju S : Setuju
Diisi
No Pernyataan STS TS N S SS
peneliti
L1 Secara keseluruhan, Saya merasa puas dengan diri saya 1 2 3 4 5 [ ] L1
L2 Saya merasa saya tidak cukup untuk dibanggakan 1 2 3 4 5 [ ] L2
L3 Terkadang Saya merasa tidak berguna 1 2 3 4 5 [ ] L3
Saya merasa bahwa saya berharga dan setara dengan
L4 1 2 3 4 5 [ ] L4
orang lain
L5 Saya merasa saya memiliki kualitas diri yang baik 1 2 3 4 5 [ ] L5
L6 Saya cenderung merasa bahwa diri saya gagal 1 2 3 4 5 [ ] L6
L7 Saya berharap bisa lebih peduli terhadap diri saya 1 2 3 4 5 [ ] L7
Saya bisa melakukan pekerjaan sebaik yang dilakukan
L8 1 2 3 4 5 [ ] L8
orang lain
Terkadang, saya berpikir saya tidak bisa melakukan
L9 1 2 3 4 5 [ ] L9
apa-apa
L10 Saya mengambil sikap positif dari diri saya 1 2 3 4 5 [ ] L10
N. Dukungan Sosial
*TP : Tidak Pernah JM : Jarang Membantu SM: Sangat Membantu/
bercerita masalah pribadi Mudah
TM : Tidak Membantu KM : Kadang Membantu
Diisi
No Pernyataan TP TM JM KM SM
peneliti
Apakah keberadaan atasan Anda membuat pekerjaan
N1 1 2 3 4 5 [ ] N1
Anda lebih mudah?
Apakah rekan kerja Anda membuat pekerjaan Anda
N2 1 2 3 4 5 [ ] N2
lebih mudah?
Apakah pasangan, teman dan keluarga membuat
N3 1 2 3 4 5 [ ] N3
pekerjaan anda lebih mudah?
Apakah mudah berdiskusi mengenai pekerjaan
N4 1 2 3 4 5 [ ] N4
dengan atasan anda?
Apakah mudah berdiskusi mengenai pekerjaan
N5 1 2 3 4 5 [ ] N5
dengan rekan kerja anda?
Apakah mudah berdiskusi mengenai pekerjaan
N6 1 2 3 4 5 [ ] N6
dengan pasangan, teman dan keluarga anda?
Apakah atasan anda mau membantu anda ketika
N7 1 2 3 4 5 [ ] N7
terjadi kesulitan saat bekerja?
Apakah rekan kerja anda mau membantu anda ketika
N8 1 2 3 4 5 [ ] N8
terjadi kesulitan saat bekerja?
Apakah pasangan, teman dan keluarga anda mau
N9 1 2 3 4 5 [ ] N9
membantu anda ketika terjadi kesulitan saat bekerja?
Apakah atasan anda mau mendengarkan masalah
N10 1 2 3 4 5 [ ] N10
pribadi anda?
Apakah rekan kerja anda mau mendengarkan
N11 1 2 3 4 5 [ ] N11
masalah pribadi anda?
Apakah pasangan, teman dan keluarga anda mau
N12 1 2 3 4 5 [ ] N12
mendengarkan masalah pribadi anda?
O. Kepribadian Tipe A
Sangat Diisi
Tidak Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Tepat peneliti
Tepat Tahu Tepat
Tepat
O1 Saya sering merasa gelisah 1 2 3 4 5 [ ] O1
O2 Saya bekerja dengan cepat dan energik 1 2 3 4 5 [ ] O2
Saya sangat lambat ketika berbicara di
O3 1 2 3 4 5 [ ] O3
telepon
Saya sering terburu-buru ketika
O4 1 2 3 4 5 [ ] O4
mengerjakan apapun
Saya sering menggerakan tangan dan
O5 1 2 3 4 5 [ ] O5
kepala ketika berbicara
Saya jarang mengebut ketika
O6 1 2 3 4 5 [ ] O6
berkendara
Saya suka pekerjaan yang berpindah-
O7 1 2 3 4 5 [ ] O7
pindah tempat
Orang-orang menganggap saya lebih
O8 1 2 3 4 5 [ ] O8
diam dari biasanya
Gaya berbicara saya lembut
O9 1 2 3 4 5 [ ] O9
dibandingkan orang lain
O10 Saya selalu menulis dengan cepat 1 2 3 4 5 [ ] O10
Saya lambat dan hati-hati dalam
O11 1 2 3 4 5 [ ] O11
bekerja
O12 Cara makan saya lambat 1 2 3 4 5 [ ] O12
Saya senang mengebut ketika
O13 1 2 3 4 5 [ ] O13
berkendara
Saya senang bekerja dengan lambat dan
O14 1 2 3 4 5 [ ] O14
hati-hati
O15 Cara berbicara saya lambat 1 2 3 4 5 [ ] O15
Saya membiarkan masalah selesai
O16 1 2 3 4 5 [ ] O16
dengan sendirinya
O17 Saya senang mempengaruhi orang lain 1 2 3 4 5 [ ] O17
O18 Cara berjalan saya lambat 1 2 3 4 5 [ ] O18
O19 Cara makan saya cepat 1 2 3 4 5 [ ] O19
O20 Saya biasa bekerja dengan cepat 1 2 3 4 5 [ ] O20
P. Perubahan Fisiologis
*TP : Tidak Pernah KK : Kadang-Kadang SS : Sangat Sering
J : Jarang S : Sering
Q. Perubahan Psikologis
*0 : Hampir tidak pernah (kurang dari 1 hari)
1: Jarang terjadi (sekitar 1-2 hari)
2: Kadang-kadang terjadi (sekitar 3-4 hari)
3: Hampir terjadi setiap waktu (sekitar 5-7 hari)
Apakah setelah bekerja, Anda mengalami keluhan <1 1-2 3-4 5-7 Diisi
No
berikut ini? Hari Hari Hari Hari peneliti
Saya merasa terganggu dengan hal yang biasanya tidak
Q1 0 1 2 3 [ ] Q1
mengganggu
Q2 Nafsu makan saya menurun 0 1 2 3 [ ] Q2
Saya tidak dapat menghilangkan rasa sedih meskipun telah
Q3 0 1 2 3 [ ] Q3
dibantu teman atau keluarga saya
Q4 Saya merasa diri saya sebaik orang lain 0 1 2 3 [ ] Q4
Q5 Saya sulit berkonsenterasi dalam bekerja 0 1 2 3 [ ] Q5
Q6 Saya merasa tertekan atau depresi 0 1 2 3 [ ] Q6
Q7 Saya merasa semua yang saya lakukan adalah sebuah usaha 0 1 2 3 [ ] Q7
Q8 Saya merasa optimis terhadap masa depan saya 0 1 2 3 [ ] Q8
Q9 Saya merasa hidup saya merupakan sebuah kegagalan 0 1 2 3 [ ] Q9
Q10 Saya merasa ketakutan 0 1 2 3 [ ] Q10
Q11 Saya merasa gelisah ketika tidur 0 1 2 3 [ ] Q11
Q12 Saya merasa senang 0 1 2 3 [ ] Q12
Q13 Saya berbicara lebih sedikit daripada biasanya 0 1 2 3 [ ] Q13
Q14 Saya merasa kesepian 0 1 2 3 [ ] Q14
Q15 Saya merasa orang-orang tidak ramah 0 1 2 3 [ ] Q15
Q16 Saya menikmati hidup saya 0 1 2 3 [ ] Q16
Q17 Saya mudah menangis 0 1 2 3 [ ] Q17
Q18 Saya merasa sedih 0 1 2 3 [ ] Q18
Q19 Saya merasa orang-orang tidak menyukai saya 0 1 2 3 [ ] Q19
Q20 Saya sulit mengalihkan perhatian saya 0 1 2 3 [ ] Q20
R. Perubahan Perilaku
1. 2. Diisi
No Pertanyaan
Ya Tidak peneliti
R1 Apakah Anda seorang perokok? 1 2 [ ] R1
Jika “YA”, apakah anda menjadi seorang perokok sebelum bekerja di
R2 1 2 [ ] R2
Departemen/Unit Produksi PT. Indogravure?
R3 Selama 6 bulan terakhir, apakah anda mengalami kecelakaan kerja? 1 2 [ ] R3
R4 Selama 1 bulan terakhir, apakah anda kehilangan hari kerja karena sakit? 1 2 [ ] R4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.649 127
Uji Univariat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
1. Stres Kerja
Kategori Stres Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Stres 39 51.3 51.3 51.3
Tidak Stres 37 48.7 48.7 100.0
Total 76 100.0 100.0
2. Lingkungan Fisik
3. Konflik Peran
Kategori Konflik Peran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 38 50.0 50.0 50.0
Rendah 38 50.0 50.0 100.0
Total 76 100.0 100.0
4. Ketaksaan Peran
Kategori Ketaksaan Peran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 38 50.0 50.0 50.0
Rendah 38 50.0 50.0 100.0
Total 76 100.0 100.0
5. Konflik Interpersonal
Kategori Konflik Interpersonal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 39 51.3 51.3 51.3
Rendah 37 48.7 48.7 100.0
Total 76 100.0 100.0
6. Ketidakpastian Pekerjaan
Kategori Ketidakpastian Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 40 52.6 52.6 52.6
Rendah 36 47.4 47.4 100.0
Total 76 100.0 100.0
7. Kontrol Kerja
Kategori Kontrol Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Uji Bivariat
1. Hubungan Lingkungan Fisik dengan Stres Kerja
Kategori lingkungan Fisik * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.317a 1 .251
Continuity Correctionb .843 1 .359
Likelihood Ratio 1.321 1 .250
Fisher's Exact Test .359 .179
Linear-by-Linear Association 1.299 1 .254
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,50.
b. Computed only for a 2x2 table
3. Hubungan Ketaksaan Peran dengan Stres Kerja
Kategori Ketaksaan Peran * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Rendah Count 20 18 38
Total Count 39 37 76
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .053a 1 .818
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .053 1 .818
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association .052 1 .820
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.330a 1 .012
Continuity Correctionb 5.226 1 .022
Likelihood Ratio 6.418 1 .011
Fisher's Exact Test .021 .011
Linear-by-Linear Association 6.246 1 .012
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,53.
b. Computed only for a 2x2 table
6. Hubungan Kontrol Kerja dengan Stres Kerja
Kategori Kontrol Kerja * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .474a 1 .491
Continuity Correctionb .211 1 .646
Likelihood Ratio .475 1 .491
Fisher's Exact Test .647 .323
Linear-by-Linear Association .468 1 .494
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,50.
b. Computed only for a 2x2 table
7. Hubungan Kurang Kesempatan Kerja dengan Stres Kerja
Kategori Kurang Kesempatan kerja * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .168a 1 .682
Continuity Correctionb .029 1 .865
Likelihood Ratio .168 1 .682
Fisher's Exact Test .811 .432
Linear-by-Linear Association .166 1 .684
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,14.
b. Computed only for a 2x2 table
9. Hubungan Variasi Beban Kerja dengan Stres Kerja
Kategori Variasi Beban Kerja * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.216a 1 .022
Continuity Correctionb 4.218 1 .040
Likelihood Ratio 5.276 1 .022
Fisher's Exact Test .038 .020
Linear-by-Linear Association 5.148 1 .023
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,04.
b. Computed only for a 2x2 table
10. Hubungan Tanggung Jawab terhadap Pekerja Lain dengan Stres Kerja
Kategori Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .205a 1 .650
Continuity Correctionb .050 1 .823
Likelihood Ratio .205 1 .650
Fisher's Exact Test .819 .412
Linear-by-Linear Association .203 1 .653
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,01.
b. Computed only for a 2x2 table
12. Hubungan Tuntutan Mental dengan Stres Kerja
Kategori Tunruran Mental * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.532a 1 .112
Continuity Correctionb 1.851 1 .174
Likelihood Ratio 2.545 1 .111
Fisher's Exact Test .166 .087
Linear-by-Linear Association 2.498 1 .114
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,55.
b. Computed only for a 2x2 table
N of Valid Cases 76
Test Statisticsa
Umur
Mann-Whitney U 628.000
Wilcoxon W 1.331E3
Z -.974
Asymp. Sig. (2-tailed) .330
a. Grouping Variable: Kategori Stres
Kerja
Test Statisticsa
Masa Kerja
Mann-Whitney U 571.500
Wilcoxon W 1274.500
Z -1.559
Asymp. Sig. (2-tailed) .119
a. Grouping Variable: Kategori Stres
Kerja
16. Hubungan Status Pernikahan dengan Stres Kerja
Status Pernikahan * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.058a 1 .304
Continuity Correctionb .622 1 .430
Likelihood Ratio 1.062 1 .303
Fisher's Exact Test .345 .215
Linear-by-Linear Association 1.044 1 .307
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,14.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .196a 1 .658
Continuity Correctionb .045 1 .832
Likelihood Ratio .196 1 .658
Fisher's Exact Test .818 .416
Linear-by-Linear Association .193 1 .660
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,04.
b. Computed only for a 2x2 table
19. Hubungan Aktivitas di Luar Pekerjaan dengan Stres Kerja
Kategori Aktivitas Luar pekerjaan * Kategori Stres Kerja Crosstabulation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.756a 1 .016
Continuity Correctionb 4.620 1 .032
Likelihood Ratio 5.865 1 .015
Fisher's Exact Test .024 .015
Linear-by-Linear Association 5.680 1 .017
N of Valid Casesb 76
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,20.
b. Computed only for a 2x2 table