OLEH:
AHMAD DHARIEF DAHLAWY
NIM: 104101003167
54
55
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
OLEH:
AHMAD DHARIEF DAHLAWY
NIM: 104101003167
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Oktober2008
Ahmad DhariefDahlawy
57
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing Skripsi
Ketua
Anggota I
Anggota II
ABSTRAK
ABSTRAC
attention for the safety of the workers. The attention could be management
maintenance interrelated to the K3 program, and also build a commitment with the
whole workers to succeed the K3 program.
KATA PENGANTAR
bawah pimpinannya. Bapak Lastianto HP, Bapak Ade Apriana, Bapak Rohidin,
Bapak Yusep Sape’i Nur, dan Mas Agus hatur nuhun sudah membantu dan
memberi tumpangan gudangnya.
5. Sahabat-sahabat UIN, FKIK, Kesehatan Masyarakat, dan K3, terimakasih semua.
Dek Haying, untung onosampeyan.
6. Kumbang orange-ku yang tanpa lelah ikut kemanapun penulis pergi untuk
melakukanpenelitian.
Ucapan terimakasih ini tidak diberikan kepada penghambat kreatifitas dan
kemampuan mahasiswa se-dunia dalam mengembangkan kemurnian dan ketulusan
hati dalam berkarya.
Penulis
67
RobertLouisStevenson
68
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i
LEMBARPERNYATAAN............................................................................... v
PERNYATAANPERSETUJUAN .......................................................................... vi
RIWAYATHIDUP PENULIS................................................................................viii
PERSEMBAHAN .................................................................................................... xi
DAFTARISI............................................................................................................. xii
DAFTARGAMBAR ................................................................................................ xx
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.2.RumusanMasalah ................................................................... 8
1.3.PertanyaanPenelitian ................................................................... 9
BAB II
TINJAUANPUSTAKA ............................................................................................ 14
a. PengertianPengetahuan ...................................................... 23
b. TingkatanPengetahuan ....................................................... 24
c. PengukuranPengetahuan .................................................... 26
71
a. PengertianPersepsi ............................................................. 29
c. CaraPengukuranPersepsi .................................................... 33
a. PengertianSikap .................................................................. 34
b. PembentukSikap ................................................................ 35
c. PengukuranSikap ................................................................ 38
2.3.4. Pendidikan................................................................................ 39
BAB III
KERANGKAKONSEP............................................................................................ 42
BAB IV
BAB V
HASILPENELITIAN .............................................................................................. 54
a. Visi ..................................................................................... 55
b. Misi .................................................................................... 56
BAB VI
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 70
BAB VII
KESIMPULANDANSARAN .................................................................................. 89
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR SINGKATAN
DO : Definisi Operasional
KK : Kecelakaan Kerja
PT : Perguruan Tinggi
Tbk : Terbuka
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran2 Data egawai Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis
BAB I
PENDAHULUAN
“Sehat dan selamat bukanlah segalanya, tetapi tanpa sehat dan selamat
(WHO) dalam rangka promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada setiap
tempat kerja di seluruh dunia termasuk Indonesia (Suardi, 2005). Tenaga kerja dan
yang berlaku di dunia dapat pula berlaku pada setiap tempat kerja di Indonesia.
Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
rumah tangga. Dengan lingkungan yang sehat dan selamat maka produktivitas akan
Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak
korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia
ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara
dengan satu orang setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang pertahun akibat sakit atau
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal
duakalilebihbanyakdibandingwanita,karenamerekalebihmungkinmelakukan
81
menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam
mengungkapkan bahwa setiap tahun di seluruh dunia, terjadi jutaan kecelakaan dari
yang teringan sampai kepada yang terberat. Kerugian-kerugian ini bukan main
milyar dolar karena meningkatnya premi asuransi, kompensasi, dan menggaji staf
Berdasarkan data Jamsostek tahun 2003-2006, diketahui bahwa selama tahun 2003
terjadi 105.846 KK, kemudian pada tahun 2004 turun menjadi 95.418 KK. Pada
tahun 2005, angka kecelakaan kerja meningkat menjadi 99.023 KK. Angka ini tahun
2006 menyebutkan bahwa, dari total kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2006
diketahui bahwa 1,82% atau 12.016 orang mengalami kematian, menderita cacat total
sebanyak 4.996 orang atau 0,76% serta yang mengalami cacat fungsi dan cacat
sebagian masing-masing 6,03% atau 39.899, dan 4,93% atau 32.990 orang
(www.sinarharapan.co.id, 2008).
karyawan di tempat kerja telah termuat dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992.
Jelas dikatakan pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 bahwa keselamatan kerja
merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain
dari potensi yang dapat menimbulkan bahaya yang berasal dari mesin-mesin,
pesawat, alat kerja, dan bahan, serta energi. Tidak ditinggalkan perlindungan dari
bahaya lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi. Kemudian
kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan
syarat kesehatankerja.
untuk menjaga agar pekerja tetap sehat dan selamat selama bekerja. Derajat kesehatan
menurut Henrik L Bloom dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan,
genetik, layanan kesehatan, dan perilaku. Perilaku tidak selamat dan tidak sehat
dalambekerjadapatdicegahdenganmulaimemperbaikimanajemenK3.Perilakudi
83
bawah standar atau unsafe act dan kondisi di bawah standar atau unsafe conditions
merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan dan penyebab utama dari kesalahan
manajemen. Dalam Suardi (2005) peneliti Birds (1967) mengemukakan bahwa setiap
yang menimbulkan kerusakan harta benda dan 600 kejadian-kejadian hampir celaka.
yang bergerak dalam bidang pertambangan. Pertambangan adalah suatu tempat kerja
yang tergerak dalam bidang penggalian isi perut bumi yang padat modal dan padat
Hal ini disebabkan oleh pekerja tidak berperilaku K3, pekerjaan yang tidak aman,
sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat dan tidak dikelola dengan baik atau
disebabkan oleh lingkungan yang tidak aman. Hal yang lebih buruk lagi adalah
sistem pengelolaan atau manajemen yang buruk. Kerugian sebagai dampak dari
kecelakaan kerja dapat berupa cidera pada karyawan, sarana dan prasarana
pertambangan, oleh karena itu setiap karyawan harus memperhatikan aspek K3.
kecelakaan akibat perilaku K3 yang kurang baik. Terdapatnya banyak mesin besar
yang selalu berputar, lokasi pengamatan yang begitu tinggi, lingkungan kerja yang
teoridan konsep akan membawa karyawan pada pemahaman dan persepsi yang benar
juga utuh sehingga dalam diri karyawan akan terbentuk sikap dan perilaku yang
positif terhadap K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten
kejadian yang dilandasi oleh perilaku K3 individu yang buruk. meskipun perilaku K3
adalahbentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal iniberarti
human error tentang penerapan perilaku K3 di PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor
Gambar 1.1.
Grafik Kecelakaan Kerja Akibat Human Error Tahun 2000-2006
Grafik Kecelakaan Tambang tahun 2000 - 2006
20
Jumlah kecelakaan
16
15 13
10 6 6
4 5 5
5 22 3 2 3 23
1 1 0 1 0 1 1
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
kerugian baik bagi perusahaan maupun pekerja. Angka ini tidak bisa dibiarkan begitu
saja. Ditambah lagi di perusahaan tersebut terdapat area pengolahan yang berfungsi
menggunakan berbagai bahan kimia dan mesin yang bekerja sangat cepat. Di tempat
inilah pada tahun 2007 pernah terjadi suatu kejadian fatality yang menyebabkan satu
orang tewas karena terkena sengatan arus listrik (Data Departemen Hiperkes PT.
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor, 2008). Untuk itulah peneliti memandang untuk
perusahaan tersebut. Sebab bekerja dengan perpaduan tenaga manusia dan tenaga
kinerja manusia dengan kinerja mesin. Ketelitian dan perilaku K3 sorang pekerja
dikendalikan.
pendidikan, jenis pekerjaan, dan tempat kerja yang kurang baik dapat menimbulkan
kecelakaan seperti data yang diperoleh dari Safety Departement PT. ANTAM Tbk,
UBPE Pongkor Kabupaten Bogor. Angka kecelakaan ringan dan berat selalu ada tiap
menyebutkan ada pengaruh antara pendidikan yang telah dialami seseorang terhadap
perilaku K3. Karena didapat p value sebesar 0,500 yang artinya ada perbedaan
pengetahuan dengan perilaku K3 dengan p value 0,460. Artinya ada perbedaan yang
dilakukannya.
87
ada perbedaan antara tempat kerja dengan perilaku K3 dengan p value 0.490. Artinya
ada perbedaan bermakna antara unit tempat kerja dengan perilaku K3.
Makhrudin (2007) dalam buku yang Ia kutip tentang perilaku pekerja terhadap
memahami betul mengenai istilah K3. Tetapi dalam penelitiannya tentang perilaku
Industry yang notabene memiliki kesamaan dengan keadaan di PT. ANTAM Tbk,
UBPE Pongkor Kabupaten Bogor memiliki perilaku K3 yang baik. Hanya 21,82%
Lain lagi penelitian yang dilakukan oleh Za’im (2002) yang menunjukkan
mengetahui nilai perilaku K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis
1.2. RumusanMasalah
belum tentu PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor menempati angka
88
perilaku K3 yang baik pula karena didapatnya angka kecelakaan kerja akibat human
error dari tahun 2000-2007. Oleh karena itu perlu adanya pembuktian mengenai
di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
Kabupaten Bogor tahun 2008 yang berupa pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan,
(a). Bagaimana gambaran perilaku karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
(c). Bagaimana gambaran persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
(d).Bagaimana gambaran sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE
(e). Bagaimana gambaran tingkat pendidikan karyawan area pengolahan PT. ANTAM
(f). Bagaimana gambaran jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT. ANTAM
(g). Bagaimana gambaran tempat kerja karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
(h).Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan karyawan area pengolahan PT.
ANTAMTbk,UBPEPongkorKabupatenBogordenganperilakuK3tahun2008?
(i). Apakah ada hubungan antara persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM
(j). Apakah ada hubungan antara sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
(k).Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan karyawan area pengolahan PT.
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008?
(l). Apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT.
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008?
(m)Apakah ada hubungan antara tempat kerja karyawan area pengolahan PT.
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008?
1.4.1. TujuanUmum
dan Kesehatan Kerja (K3) di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE
1.4.2. TujuanKhusus
tahun2008.
tahun2008.
91
K3 tahun2008.
IlmuKesehatan
selama 2 bulan, yaitu bulan Juli-Agustus tahun 2008. Sasaran dari penelitian ini
adalah seluruh pekerja area pengolahan yang masih bekerja di perusahaan tersebut.
Penelitian dilakukan karena melihat data kecelakaan yang terjadi di PT. ANTAM
Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor akibat perilaku K3 yang kurang baik, dengan
pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor yaitu faktor
Dilakukan dengan desain cross sectional dan memperoleh data dengan cara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah promosi dan pemeliharaan terhadap faktor fisik, mental dan sosial pada
orang dari hasil risiko dan dari faktor yang dapat mengganggu kesehatan,
2006).
Untuk itu ILO (1980) dalam resolusinya menyatakan ada tiga prinsip dasar
a. Pekerjaan harus terdapat pada lingkungan kerja yang aman, sehat danselamat.
keselamatan pada masyarakat umum dan properti baik yang ada dalam
diambil dari ilmu-ilmu dasarnya adalah fisika, kimia, biologi, dan ilmu
tempat rekreasi.
tenagakerjadanoranglaindaripotensiyangdapatmenimbulkanbahaya,yangberas
aldari mesin-mesin, pesawat, alat kerja dan bahan, beserta energi. Juga
pemikirandalam menjamin
kebutuhandankesempurnaanjasmaniataurohanimanusiapadaumumnya dan
adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko kecelakaan atau kerusakan atau
dengan risiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat tertentu. Keselamatan
kerja sebagai sarana utama untuk mencegah kecelakaan, cacat, dan kematian
Menurut Gueech (1993) dalam buku Suma’mur (1996) program dasar dalam
tempat kerja.
b. Aspek legal dimana K3 tidak dapat diterapkan secara nyata tanpa adanya
produksi.
pekerjaan.
komponen berikut:
tujuan:
kerja.
b. Melindungi masyarakatlainnya.
c. Menyediakan tempat yang aman, baik secara fisik, mental dan emosional
Dari uraian diatas lebih jauh dapat dikatakan bahwa sasaran utama dari
a. Desain, peralatan, bahan dan lingkungan yang dapat ditinjau dari Higiene
c. Manusia.
pertanggungjawaban.
c. Industri-industri kecil.
d. Pendekatan perilakuselamat.
standar K3.
h. Perencanaaninspeksi.
i. Evaluasi terhadappenyakit.
j. Pengendalian lingkunganfisik.
2.2. Perilaku
masyarakat atau kelompok akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang
perilaku adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini. Perilaku manusia adalah
diri seseorang sehingga ada kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri
Gambar 2.1.
Teori Determinan Perilaku Manusia Menurut Green (1980)
Pengetahuan
Pengalaman Persepsi
Keyakinan Sikap
Keinginan Perilaku
Fasilitas
Sosio-Budaya Kehendak
Motivasi
Niat
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor
di luar perilaku (non behaviour causes). Disimpulkan dalam gambar di atas bahwa
persepsi, sikap, keinginan, kehendak, motivasi, niat, dan menghasilkan perilaku dari
orang atau masyarakat yang bersangkutan. Selain itu ketersediaan fasilitas, sikap, dan
memperkuat terbentuknyaperilaku.
perilaku sebagai suatu yang dilakukan oleh manusia atau binatang dalam
bentuk yang dapat diamati dengan beberapa cara. Perilaku berbeda dengan
pikiran atau perasaan karena perilaku dapat diamati dan dipelajari. Tak
melihat atau mendengar perilaku. Seseorang dapat melihat dan mengukur apa
yang orang lain katakan, yaitu perilaku bicara dan kita dapat menilai perilaku
seseorang apakah perilaku itu positif atau perilaku itu negatif. Dari perilaku
suatuobjek.
101
(Notoatmodjo,2005).
perilaku mengacu pada tindakan seseorang yang dapat diamati oleh orang
lain.
sebagai sebuah aktivitas baik aksi maupun reaksi (Mc Sween, 2003).
yang dilakukan pada saat sekarang atau pada satu tahun terakhir. Pengamatan
Dalam bukunya, Pasiak (1999) menulis bahwa terdapat 6 unsur pokok sebuah
perilaku K3 di tempat kerja yang dirumuskan oleh WHO. Pemikiran dan perasaan
102
(thoughts and felling), yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan,
2.3.1. Pengetahuan
orang lain. Seorang pekerja memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas
dokter akan merawat pasiennya setelah melihat pasien lain dengan jenis
kesakitan yang sama hingga cacat, karena pasien yang lain tersebut tidak
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
sesuatu.
tertentu dengan lancar, baik secara lisan maupun tertulis maka dapat
mengenal informasi yang ada pada objek tersebut, merupakan bagian tingkah
b. TingkatanPengetahuan
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telahditerima.
yang sudahada.
sudah ada.
c. Pengukuran Pengetahuan
baik secara lisan atau tertulis. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi
dari suatu stimulus yang dapat berupa pernyataan lisan maupun tertulis.
sebagian besar informasi dari suatu objek dengan benar. Demikian juga bila
tersebut.
jenis yaitu:
lainnya.
106
Pertanyaan pilihanganda.
pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena
lebih mudah sesuai dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat
dinilai.
2.3.2. Persepsi
dorongan diri sendiri atau berdasarkan dari dorongan keikutsertaan orang lain.
Persepsi ini lebih melekat kepada orang-orang yang mempunyai sifat perasa
(Notoatmodjo, 2007).
Persepsi yang positif dan pemahaman yang tepat terhadap keselamatan dan
lebih besar. Konsep yang mengatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan.
107
Gambar 2.2.
Proses Terjadinya Persepsi
Proses Persepsi,
Pengorganisasian, & Perilaku
Penerjemahan Tanggapan
Observasi Evaluasi &
Stimulus Penafsiran
Stimulus Pembentukan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Sikap
Persepsi
ketenagakerjaan.
kerja seperti di atas membentuk persepsi dan pemahaman orang perorang dan
keselamatan dan kesehatan kerja akan ditampilkan dalam bentuk sikap dan
a. Pengertian Persepsi
pendekatan.
dari adanya rangsangan individu yang menjadikan individu sadar akan adanya
stimulus ini melalui sel-sel syaraf dan respon yang peka terhadap bentuk-
dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa menggali
karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri
hasil pengalaman atau praktik dengan stimulus yang berasal dari belajar
dipengaruhi oleh:
Field of expreance yaitu pengalaman yang telah dialami sendiri dan tidak
terjadi dalam diri manusia dimana rangsangan yang diterima oleh indera
Dengan kata lain persepsi adalah pendapat, penilaian, dan keyakinan yang
perbedaan adalah:
Karakter darirecieper
Kepribadian, sikap, motif, minat, pengalaman masa lalu dan harapan dari
orang tersebut.
Sebagai sesuatu yang terisolasi maka hubungan target dan latar beserta
Intensitas
Ukuran
Semakin besar ukuran suatu objek maka semakin mudah untuk bisa
diketahui ataudipahami.
111
Keberlawanan ataukontras
dipahami.
yang sama dengan orang lain tetapi bisa pula berbeda. Menurut Azwar (2007),
Perhatian
Set
Kebutuhan
Sistemnilai
persepsi.
Ciri kepribadian
Gangguanjiwa
halusinasi.
c. Cara PengukuranPersepsi
Kesan yang muncul apakah positif atau negatif tergantung pada pengalaman
yang diperoleh melalui proses berpikir dan belajar (Fogus dan Malamed,
tentang suatu objek. Untuk pengukuran persepsi yang ingin diketahui adalah
objek. Hasil kumulatif dari penilaian bisa menimbulkan kesan positif atau
kesan negatif pada responden terhadap objek yang dinilai (Widayatun, 1999).
113
2.3.3. Sikap
Gambar 2.3.
Komponen Sikap
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Sikap membuat seseorang menjauhi atau mendekati orang lain
a. Pengertian Sikap
langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah
menetap dan tidak berubah yang menggambarkan rasa suka atau tidak suka
terhadap suatu objek, diperoleh dari hasil belajar atau pengalaman sendiri
b. Pembentuk Sikap
pokok yaitu:
objek.
115
Kecenderungan untukbertindak.
Komponen kognitif
Komponen afektif
terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan
Komponen konatif
tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu-
individu lain di sekitarnya. Dalam hal ini Mar’at (1982) dalam buku
Faktor internal
Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, seperti
selektifitas rangsangan dari luar yang dapat ditangkap melalui persepsi. Ada
rangsangan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif
Faktor eksternal
adalah:
suatuobjek.
117
Objek sikap dapat berupa satu hal tertentu tetapi dapat juga berupa
yaitu:
Menerima
Merespon
diberikan.
Menghargai
Bertanggungjawab
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala risiko.
c. Pengukuran Sikap
Teknik pengukuran sikap yang dikenal saat ini adalah skala Thurstone
rentang satu sampai lima yaitu ”sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju” atau disederhanakan menjadi rentang satu sampai
empat yaitu ”sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju”
(Azwar 2007).
2.3.4. Pendidikan
terhadap perilaku K3. Hal ini diungkapkan oleh Siagian (1998) tentang
perilaku K3 yangdilakukan.
119
2.3.5. JenisPekerjaan
bahwa tempat kerja merupakan bagian kecil dalam sebuah institusi barang
atau jasa yang menjadi lokasi seorang pekerja melakukan pekerjaan (Azwar,
2007).
Artinya ada perbedaan bermakna antara unit tempat kerja dengan perilaku K3.
merupakan gabungan dari berbagai macam pendapat atau teori yang diungkapkan
oleh para ilmuan. Diantara ilmuan tersebut adalah Gibson (1985), Nototmodjo
(2007), dan Azwar (2007). Kesemua teori tersebut mengungkapkan tentang faktor
Gambar 2.4.
Kerangka Teori
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku K3
Demografis Keluarga
Umur, Asal usul, dan Perilaku K3 Lingkungan
Jenis Kelamin Individu Iklim Kerja
Apa saja yang MasyarakatKerja
diharapkan Lokasi Kerja
AtributKerja
Variabel Organisasi
Sumber daya,
Kepemimpinan,
Imbalan, Struktur, dan
Desain Pekerjaan Pengetahuan
Persepsi
Pengalaman
Sikap
Keyakinan
Keinginan
Fasilitas
Kehendak
Sosio-Budaya
Motivasi
Niat
121
BAB III
KERANGKA KONSEP
meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tempat
kerja responden yang berkaitan dengan perilaku keselamatan dan kesehatan kerja di
K3, persepsi dengan perilaku K3, sikap dengan perilaku K3, tingkat pendidikan
dengan perilaku K3, jenis pekerjaan dengan perilaku K3, serta tempat kerja dengan
perilakuK3.
Gambar 3.1.
Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
Persepsi
Sikap
Perilaku K3
Pendidikan
Jenis Pekerjaan
Tempat Kerja
122
3.2. DefinisiOperasional
Tabel 3.1.
Definisi Operasional
3.3. Hipotesis
(a). Ada hubungan antara pengetahuan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
(b).Ada hubungan antara persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
(c). Ada hubungan antara sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE
(d).Ada hubungan antara tingkat pendidikan karyawan area pengolahan PT. ANTAM
(e). Ada hubungan antara jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT. ANTAM
(f). Ada hubungan antara tempat kerja karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk,
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. DesainPenelitian
pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran terhadap status karakter atau variabel subjek
pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua objek penelitian diamati
Penelitian ini dilaksanakan di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis
Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor. PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis
emas dan perak, berlokasi di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di desa Bantarkaret,
Kecamatan Nanggung yang dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan jarak 54
km dari pusat kota Bogor. PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas
Pongkor mempunyai luas Kuasa Penambangan (KP) 6.047 hektar yang berdekatan
dan bahkan berada di bawah Taman Nasional Gunung Halimun, dengan rincian
126
Kawasan Taman Nasional 105 Ha, Hutan Lindung 275 Ha, Hutan Produksi 2.025 Ha
pengamatan langsung dan tidak langsung. Kegiatan ini dilakukan setiap hari kerja,
pembimbing lapangan.
pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor tahun 2008 yang berjumlah 87 orang
(karyawan tetap dan kontrak). Melihat bahwa jumlah populasi <100, maka jumlah
4.4. PengumpulanData
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer. Data
sekunder didapat dari departemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyangkut
identitas diri pekerja pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor tahun 2008
secara umum (NPP, nama, satuan kerja, jabatan, dan pendidikan terakhir) serta
struktur organisasi kepengurusan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor tahun 2008.
Kemudian data primer didapat dengan cara penyebaran kuesioner yang terstruktur, isi
kuesioner berupa pertanyaan dan pernyataan dengan jawaban tertutup yang berkaitan
melakukan uji validitas kuesioner demi mendapatkan hasil pertanyaan yang reliabel
dan valid.
untuk mengurangi bias dengan membuat alat ukur yang sesuai dengan kondisi riil di
kalimatnya sangat mudah dipahami sementara isinya memuat hal-hal normatif yang
memang ada dalam lingkungan kerja sehari-hari dari responden. Selain itu juga telah
pembimbing akademik maupun lapangan. Uji coba kuesioner juga telah dilakukan
populasi yang akan diteliti. Reabilitas yang didapat sebesar 0,0322, 0.0362, dan
0,0148. Ini menunjukkan bahwa hasil p value yang didapat < 0,05 atau dapat
4.5. PengolahanData
Data yang telah diperoleh akan diolah dengan program komputer. Beberapa
4.5.1. EditingData
Dilakukan editing untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah bersih
yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten ada relevansi dan dapat
dibaca dengan baik. Hal ini dikerjakan dengan menilai setiap lembar
4.5.2. CodingData
Tiap nomor pada tiap formulir dilakukan coding untuk keperluan analisis
statistik dengan komputer pada kotak yang tersedia dalam lembar kuesioner,
4.5.3. EntryData
program komputer.
4.5.4. CleaningData
4.6. HasilUkur
Data yang diambil bersifat kuantitatif dengan memberikan nilai pada setiap
jenis pekerjaan, tempat kerja, dan perilaku K3. Setelah dilakukan pemberian skor
pertanyaan adalah satu, jumlah seluruh skor 12. Jawaban yang benar mendapat skor 1
(satu) sedang jawaban yang salah mendapat skor 0 (nol). Bila responden menjawab
benar dengan jumlah skor kurang atau sama dengan median dikategorikan
129
berpengetahuan rendah sedang bila responden menjawab benar dengan jumlah diatas
Untuk variabel persepsi terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif
sehingga jumlah seluruh skor 12. Setiap pernyataan yang dipersepsikan benar
mendapat skor 1 (satu), bila dipersepsikan salah mendapat skor 0 (nol). Untuk
analisis skor dikelompokkan menjadi dua, bila mendapat skor dibawah atau sama
dengan median dikategorikn memiliki persepsi negatif dan bila skor diatas median
dikategorikan persepsipositif.
Untuk variabel sikap terdiri dari pernyataan positif dan penyataan negatif
adalah 12. Untuk kepentingan analisis jawaban dijadikan dua kategori, jawaban yang
mendapat skor 1 (satu) adalah menjawab dengan hasil yang diharapkan dan mendapat
skor 0 (nol) adalah menjawab dengan hasil yang tidak diharapkan. Jumlah kumulatif
responden yang mendapat nilai dibawah atau sama dengan median dikategorikan
memiliki sikap yang negatif sedang responden yang mendapat nilai diatas median
memilki skor 1 (satu) sehingga total skor adalah 4 (empat). Untuk analisis dibuat
menjadi dua kategori yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Responden yang
mendapat skor dibawah atau sama dengan 2 (dua) dikategorikan berperilaku negatif
Untuk variabel peristiwa keacelakan dan keluhan (sakit) terdiri dari 4 (empat)
pernyataan dengan jawaban berupa pilihan tentang peristiwa kecelakaan dan keluhan
(sakit) yang pernah dialami responden dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
peristiwa kecelakan dan keluhan (sakit) dijumlahkan. Pernyataan ini dibuat untuk
4.7. AnalisisData
komputer berbasis analisis data. Pada analissis tahap awal dilakukan analisa dengan
variabel.
4.7.1. AnalisisUnivariat
meliputi distribusi frekuensi dari variabel dependen yang diteliti. Variabel yang
diteliti tersebutadalah:
4.7.2. AnalisisBivariat
melihat perbedaan yang bermakna secara statistik pada beberpa variabel dengan
Untuk itu, digunakan uji Chi Square (kai kuadrat) dengan cara membandingkan
df = (b-1)(k-1)
O = Nilai Observasi
(O E)2
X² = ∑
E E = Nilai Ekpetasi (Harapan)
k = Jumlah Kolom
b = Jumlah Baris
132
lebihkecildibandingkandengan=5%,makaHoditolak.Apabilap-value
ditolak.
133
BAB V
HASILPENELITIAN
Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008 dengan jumlah sampel sebanyak
87 karyawan sebagai responden yang tersebar pada seluruh unit kerja pengolahan.
maka pengisian kuesioner menunggu waktu senggang sehingga tidak dapat diawasi
secara langsung oleh peneliti. Hal itu menyebabkan peneliti tidak dapat memantau
Selain itu juga, peneliti tidak bisa memastikan jawaban kuesioner yang ada murni
Pada dasarnya, jumlah sampel pada penelitian ini sama dengan jumlah
populasi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten
Bogor tahun 2008 yaitu sebanyak 87 orang. Namun kerena berbagai keterbatasan
peneliti serta sulitnya menemui seluruh karyawan tersebut yang berbeda jenis shift
kerja, maka pada penelitian ini peneliti hanya mampu pengumpulkan sebanyak 73
orang karyawan atau sebesar 88% dari jumlah seluruh karyawan area pengolahan.
134
5.2. ProfilPerusahaan
PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor merupakan salah satu
di bawah naungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Perusahaan ini
mengoperasikan enam unit penambangan yang salah satunya adalah PT. ANTAM
Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor yang bergerak di bidang pertambangan dan
pengolahan emas serta perak, berlokasi di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di desa
PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor mempunyai luas Kuasa
Penambangan (KP) 6.047 hektar yang berdekatan dan bahkan berada di bawah
Taman Nasional Gunung Halimun, dengan rincian Kawasan Taman Nasional 105 Ha,
Hutan Lindung 275 Ha, Hutan Produksi 2.025 Ha dan selebihnya merupakan tanah
milik di luar kawasan. Dengan latar belakang tersebut serta dilandasi pemikiran
proses penambangan yang berwawasan lingkungan, maka sejak awal PT. ANTAM
Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor telah menerapkan sistem penambangan bawah
tanah (undergroundmining).
a. Visi
b. Misi
Sedangkan misi yang ingin dicapai oleh PT. ANTAM Tbk, UBPE
Pongkor Kabupaten Bogor sama dengan PT. ANTAM Tbk pusat sekaligus
nikel, emas, perak, dan mineral lain dengan selalu memperhatikan kelestarian
Pongkor
5.2.3. StrukturOrganisasi
Direksi PT. Antam Tbk. No. 223K/ 0251/ DAT/ 1995. Sistem ini menjadikan
tugas,kewajibandankekuasaandidalammelaksanakantugasguna
Gambar5.1.
Struktur Organisasi PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor KabupatenBogor
Tahun2008
Senior Vice
President
Manager
Quality
Management
Assurance
DSVP DSVP
Finance & Human
Operation Resources
Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager
Quality Human PR & Health Safety &
Mining Proses Maintenance Enginering Control Finance Resource Comdev Center & Environment
Plant OH
5.2.4. AreaPengolahan
Pertambangan Emas Pongkor adalah sistem cut and fill. Metode ini adalah
suatu metode penambangan dengan cara mengambil bijih emas dari perut
bumi kemudian rongga yang telah kosong dan diambil isinya diisi lagi dengan
material limbah (waste material), pasir dan kerikil yang merupakan sisa hasil
1). Pengeboran(Drilling)
2). Peledakan(Blasting)
5). Penyanggaan(Supporting)
6). Pemuatan(Loading)
powergell magnum. Alat bor yang digunakan adalah jenis jack leg dan jumbo
drill dengan tenaga dari udara bertekanan tinggi (90-120 psi). Setelah
denganmenggunakanblower,batuanhasilpeledakanyangbelumjatuhatau
48
penyanggaan dengan menggunakan wire mesh, weld mesh, dan rock bolt.
dalam train wagon sebagai proses pemuatan. Setelah semua train wagon
pengisian ulang (back filling) menggunakan sisa bebatuan yang tidak habis
diproses dengan tambahan semen dan air. Hal ini dilakukan demi melestarikan
5.3. AnaisisUnivariat
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
No. Perilaku Frekuensi Prosentase
1. Negatif 10 14%
2. Positif 63 86%
Jumlah 73 100%
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor KabupatenBogor
Tahun2008
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
1. Rendah 6 8%
2. Tinggi 67 92%
Jumlah 73 100%
rendah berjumlah 6 orang (8%) sedang yang memiliki tingkat pengetahuan K3 tinggi
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
No. Persepsi Frekuensi Prosentase
1. Negatif 7 10%
2. Positif 66 90%
Jumlah 73 100%
Dari tabel 5.3. menunjukkan persepsi K3 responden yang dikategorikan
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
No. Sikap Frekuensi Prosentase
1. Negarif 1 1%
2. Positif 72 99%
Jumlah 73 100%
50
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase
1. Lulus SLTP 13 18%
2. Lulus SLTA 46 63%
3. Lulus PT 14 19%
Jumlah 73 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari sebanyak 73 responden, terdapat
13 orang (18%) memiliki tingkat pendidikan terendah yaitu hanya sampai lulus
sekolah lanjutan tingkat pertama. Responden yang lulus sekolah lanjut tingkat atas
(19%).
Tabel 5.6.
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1. Process Plant 0 0%
2. Perencana Pengolahan 14 19%
3. Sianidator 20 27%
4. Recovery 21 29%
5. Pengolahan Limbah 18 25%
Jumlah 73 100%
51
meliputi process plant 0 orang (0%) perencana pengolahan 14 orang (19%) yang
berjumlah 20 orang (27%), dan jenis pekerjaan terbanyak yaitu recovery memiliki
jumlah pekerja 21 orang (29%). Kemudian jenis pekerjaan yang terakhir adalah
Tabel 5.7.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tempat Kerja
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
No. Tempat Kerja Frekuensi Prosentase
1. In door 35 48%
2. Out door 38 52%
Jumlah 73 100%
bertempat kerja di dalam ruangan (in door) dan selebihnya serjumlah 38 orang (52%)
Tabel 5.8.
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan dan Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor KabupatenBogor
Tahun2008
PerilakuK3
Total P.
Negatif Positif Value
N % N %
Rendah
Pengetahuan 2 20 4 6 6
Tinggi 8 80 59 94 67 0,158
Jumlah 10 100 63 100 73
52
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,158. Maka dapat disimpulkan
Tabel 5.9.
Distribusi Responden Menurut Persepsi dan Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
PerilakuK3
Total P.
Negatif Positif Value
N % N %
Negatif 4 40 3 5 7
Persepsi
Positif 6 60 60 95 66 0.000
Jumlah 10 100 63 100 73
negatif dan berperilaku K3 yang negatif. Sebanyak 3 (5%) orang dari 63 (100%)
orangrespondenmempunyaipersepsinegatifnamunberperilakuK3yangpositif.
53
60 (95%) orang dari 63 (100%) orang responden mempunyai persepsi positif dan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada
Tabel 5.10.
Distribusi Responden Menurut Sikap dan Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
PerilakuK3
Total P.
Negatif Positif Value
N % N %
Negatif 1 10 0 0 1
Sikap
Positif 9 90 63 100 72 0.000
Jumlah 10 100 63 100 73
sebanyak 1 (10%) orang dari 10 (100%) orang responden mempunyai sikap negatif
dan berperilaku K3 yang negatif. Sebanyak 0 (0%) orang dari 63 (100%) orang
orang dari 63 (100%) orang responden mempunyai sikap positif dan berperilaku K3
yang positif.
54
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada
Tabel 5.11.
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor KabupatenBogor
Tahun2008
PerilakuK3
Total P.
Negatif Positif Value
N % N %
LulusSLTP 3 30 10 16 13
Pendidikan LulusSLTA 6 60 40 63 46
Lulus PT 1 10 13 21 14 0,215
Jumlah 10 100 63 100 73
mempunyai tingkat pendidikan hanya lulus sampai sekolah lanjutan tingkat pertama
(SLTP) dan berperilaku K3 yang negatif. Sebanyak 10 (16%) orang dari 63 (100%)
orang responden mempunyai tingkat pendidikan hanya lulus sampai SLTP namun
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan berperilaku K3 yang negatif. Sebanyak 40
(63%) orang dari 63 (100%) orang responden mempunyai tingkat pendidikan hanya
pendidikanyanglulusperguruantinggi(PT)namunberperilakuK3yangnegatif.
55
Serta diperoleh sebanyak 13 (21%) orang dari 63 (100%) orang mempunyai tingkat
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,215. Maka dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan proporsi perilaku K3 antara tingkat pendidikan hanya lulus
SLTP, hanya lulus SLTA, maupun telah lulus PT. (Tidak ada hubungan antara tingkat
Tabel 5.12.
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan dan Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
PerilakuK3
Total P.
Negatif Positif Value
N % N %
ProcessPlant 0 0% 0 0% 0
Perencana Pengolahan 1 10 13 21 14
Pekerjaan Sianidator 3 30 17 27 20 0,429
Recovery 1 10 20 31 21
Pengolah Limbah 5 50 13 21 18
Jumlah 10 100 63 100 73
bahwa tidak ada responden yang diteliti mempunyai pekerjaan sebagai process plant.
sianidatoryangberperilakuK3negatif.Sebanyak17(27%)orangdari63(100%)
56
positif. Diperoleh bahwa sebanyak 1 (10%) orang dari 10 (100%) orang responden
(31%) orang dari 63 (100%) orang responden mempunyai pekerjaan sebagai recovery
dan berperilaku K3 yang positif. Selebihnya diperoleh sebanyak 5 (50%) orang dari
positif.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,429. Maka dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan proporsi perilaku K3 antara jenis pekerjaan sebagai perencana
Tabel 5.13.
Distribusi Responden Menurut Tempat Kerja dan Perilaku K3
Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor
Tahun 2008
PerilakuK3
Total P.
Negatif Positif Value
N % N %
Tempat Indoor 2 20 33 52 35
Kerja Out door 8 80 30 48 38 0,228
Jumlah 10 100 63 100 73
bahwa sebanyak 2 (20%) orang dari 10 (100%) orang responden mempunyai tempat
kerja di dalam ruangan (in door) dan berperilaku K3 yang negatif. Sebanyak 33
57
(52%) orang dari 63 (100%) orang responden mempunyai tempat kerja di in door dan
dari 10 (100%) orang responden mempunyai tempat kerja di luar ruangan (out door)
responden mempunyai tempat kerja di out door dan berperilaku K3 yang positif.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,228. Maka dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan proporsi perilaku K3 antara responden bertempat kerja di in door
maupun di out door. (Tidak ada hubungan antara tempat kerja dengan perilaku K3).
58
BAB VI
PEMBAHASAN
pendekatancrosssectional.Deskriptifdimaksudkanuntukmendapatkangambarantentang
pengetahuan,persepsi,sikap,pendidikan,jenispekerjaan,tempatkerja,danperilaku K3
salingmempengaruhibeberapavariabelyangditeliti,dimanavariabeltersebutdapat
berikut:
dilakukan satu kali pada satu waktu yang bersamaan. Berarti bahwa
pengukuran semua variabel yang diteliti dilakukan pada saat yang bersamaan.
pernyataan dan pertanyaan tentang variabel yang diteliti dan diisi sendiri oleh
2. Jumlah sampel pada penelitian ini sama dengan jumlah populasi karyawan
area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun
2008yaitusebanyak87orang.Kerenaberbagaiketerbatasanpenelitiserta
59
sulitnya menemui seluruh karyawan tersebut yang berbeda jenis shift kerja,
orang karyawan atau sebesar 88% dari jumlah seluruh karyawan area
pengolahan.
diajukan.
5. Adanya kesulitan dalam menentukan deskripsi isi dari kuesioner yang benar-
yang baku.
Tidak kalah pentingnya yaitu program kesehatan dan keselamatan kerja di PT.
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor sampai saat penelitian dilakukan
sudah dilaksanakan secara parsial dan sektoral dalam unit kerjanya masing-masing.
Sehingga upaya ini sudah menjadi prioritas dan isu utama yang harus dilaksanakan
secara komperhensif oleh seluruh karyawan area pengolahan dan dikelola oleh pihak
responden sudah berada di taraf atas yang sebagian bersumber dari pendidikan dan
mayoritas responden dapat menjawab dengan benar pernyataan dan pertanyaan yang
6.2.1. Perilaku K3
Tetapi masih ada proporsi responden yang masih berperilaku negatif tentang
responden dalam bekerja. Hal ini merupakan salah satu dampak dari
faktor internal dan faktor eksternal dari individu. Keragaman pendidikan, jenis
pekerjaan, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada diantara faktor yang
tangan kosong akibat tidak tersedianya alat bantu yang layak dipakai. Hal
semacam ini sering terjadi di area pengolahan seperti di gold room, ruang
monitor 77, dan sekitar ball mill. yang diteliti oleh peneliti.
pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008
yaitu sebesar 92%. Tetapi masih didapat juga informasi responden yang
sebesar8%.
62
Fakta ini bertentangan dengan penelitian yang mempunyai hasil masih relatif
baik. Dari hasil penelitian, fakta yang muncul tentang pengetahuan responden
pada kategori tinggi maupun pada kategori rendah sudah cukup banyak
pengetahuan responden yang bersifat parsial dan yang berada pada lingkup
pekerjaan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Adenan (1986) dalam buku Widayatun
sesuai pendapat dari Guesich (1993) dalam buku Suma’mur (1996) yang
hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
lebih besar.
Bogortahun2008yangdikategorikanmemilikipersepsipositiflebihbesar
64
memiliki pendapat dan penilaian yang tidak baik terhadap keberadaan K3.
Menurut Ross (1980) dalam buku Azwar (2007) mengatakan bahwa persepsi
yang dipahami oleh para responden yang memiliki latar belakang sosial,
Perusahaan pertambangan sebagai pengelola isi dari perut bumi ini dalam
menggali dan menilai objek yang ada, juga dengan menangkap makna yang
informasi yang berasal dari lingkungan sebagai hasil pengalaman. Selain itu
Bogor tahun 2008 proporsinya sangat besar yaitu sampai 99%. Sedangkan
responden yang bersikap negatif terhadap K3 sangat kecil yaitu hanya 1%.
tidak adanya perbedaan pekerjaan yang berarti dan lingkungan kerja yang
relatif sama sehingga sumber bahaya dan tingkat risiko akan terjadinya suatu
bahaya sangat sama dalam terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja. Selain
itu, sistem nilai dari suatu individu maupun kelompok yang berkembang
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek.
66
adalah kecenderungan untuk berespon baik secara positif atau secara negatif
lingkungan kerja yang bergerak dalam bidang penggalian isi perut bumi
6.2.5. PendidikanResponden
bervariasi, dengan rentang tiga tingkatan dari yang paling rendah yaitu hanya
lulus SLTP, lulus SLTA, dan lulus PT. Untuk proporsi yang paling besar
populasinya berada pada tingkat SLTA yaitu 63%. Sementara itu proporsi
67
paling rendah ditempati oleh responden berpendidikan lulus SLTP 18% dan
komperhensif.
pelatihan K3.
tempat kerja.
memproduksi produk barang dan jasa dari isi perut bumi yang dilakukan oleh
pekerja yang ahli dalam bidangnya. PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor
68
kesenjangan jumlah karyawan yang begitu berarti antara lima jenis pekerjaan
dengan ahlinya dengan jumlah yang relatif sama. Prosentasenya adalah 19%
limbah, dan 0% process plant (karena tidak ada di tempat dan tidak diteliti).
berbagai bahaya yang potensial. Jika tidak diantisipasi dengan baik dan benar
golongan besar yaitu in door dan out door. Jumlah pekerja dalam tempat kerja
ini relatif seimbang dengan prosentase 48% untuk in door yang sebagian besar
69
melakukan pemantauan dan pengukuran secara ilmiah dan 52% untuk out
teknisasimesin.
Tidak ada unit penunjang maupun unit pendukung dalam tempat kerja
ini. Artinya semua jenis pekerjaan yang ada sangat berperan. Ini
dihadapi antara kedua tempat kerja itu pun relatif sama. Karena kejadian yang
yang terendah adalah 80% dan tertinggi 94%. Sedang untuk kategori yang
tertinggi 20%.
0,158 > 0,050. Dengan hasil uji diatas diketahui bahwa tidak ada perbedaan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden yang rendah atau tinggi
70
kerjanya.
yang dikemukakan oleh Adenan (1986) dalam buku Widayatun (1999) bahwa
dilakukannya.
berpengaruh dalam proses analisis, sintesis, dan evaluasi suatu objek. Menurut
0,000 < 0,050. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang bermakna antara persepsi positif dan negatif responden dengan perilaku
tingkat pendidikan yang berbeda, jenis pekerjaan yang berbeda, dan tempat
kerja yang berbeda pula tidak didapatkan perbedaan yang jelas mengenai
perilaku K3 yang positif maupun negatif. Hal ini dapat terjadi karena bekerja
selama bekerja. Hal ini pula dipengaruhi oleh pemahaman dari responden
Perbedaan yang sangat kecil diatas dapat juga terjadi karena masing-
sumber bahaya dan tingkat risiko yang berbeda-beda, juga dampak yang
ditimbulkan jika terjadi kecelakaan akan berbeda. Selain itu fokus kegiatan
72
dan sistem nilai yang berkembang dalam pekerjaan dan lingkungan tidak
responden dalambekerja.
terjadinya perbedaan adalah karakter dari receiper meliputi motif, minat, dan
pengalaman masa lalu. Juga pengaruh dari karakter target yang dipersepsikan
tentang bagaimana hubungan target dan latar belakang serta kemiripan yang
Sesuai hasil penelitian pada area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE
0,000 < 0,050. Dari hasil diatas terdapat perbedaan yang bermakna antara
Bogor tahun2008.
73
perbedaan jenis pekerjaan yang sangat berarti dalam keseharian dan kondisi
lingkungan kerja pada area pengolahan. Seluruh responden yang bekerja pada
yang homogen dengan sumber bahaya serta tingkat risiko yang relatif sama.
dan benar.
praktis sikap sering kali dihadapkan dengan rangsangan sosial dan reaksi yang
bersifat emosional.
74
hanya lulus sampai SLTP terdapat 10 orang dari 13 orang. Responden yang
0,215 > 0,050. Dengan hasil uji diatas diketahui bahwa tidak ada perbedaan
Fakta ini tdak menjamin semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang,
dengan perilaku K3 bahwa dari lima jenis pekerjaan yang ada, masing-masing
hasil dengan p value = 0,429 > 0,050. Dari hasil uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara semua jenis
pekerjaan yang ada dengan perilaku K3 di PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor
individu seseorang adalah karakter dari receiper meliputi motif, minat, dan
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupeten Bogor tahun 2008 bahwa terdapat
dua jenis tempat kerja yaitu in door dan out door. Perilaku K3 positif ternyata
terdapat pada responden yang bekerja di in door. Nilai yang didapat adalah
94% berperilaku K3 yang baik. Sementara pada lokasi out door didapat 79%
0,228 > 0,050. Dari hasil diatas diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan
76
yang bermakna antara tempat kerja in door dan tempat kerja out door
terhadapperilakuK3diPT.ANTAMTbk,UBPEPongkorKabupetenBogor
tahun 2008.
berarti antara jenis pekerjaan yang ada serta kondisi lingkungan kerja yang
relatif sama pula. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat dari Mar’at
BAB VII
7.1. Kesimpulan
ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupeten Bogor tahun 2008 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dari 73 responden yang telah diteliti, sebagian besar responden memiliki perilaku
4. Gambaran dari sikap responden yang ada di area pengolahan menunjukkan hasil
5. Didapat gambaran mengenai tingkat pendidikan responden yaitu mulai dari yang
berprosentase sedikit lulus SLTP 18%, lulus PT 19%, dan lulus SLTA63%.
jumlah yang didapat yaitu (0%) untuk process plant, 19% untuk perencana
7. Tempat kerja di area pengolahan dibagi menjadi dua jenis yaitu in door dan out
door. Prosentase yang didapat mengenai jumlah responden yang bekerja adalah
8. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden yang
9. Ada perbedaan yang bermakna antara persepsi positif dan negatif responden
dengan perilakuK3.
10. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kategori sikap responden yang negatif
11. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pendidikan responden yang
12. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis pekerjaan responden yang
13. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kategori tempat kerja responden
7.2. Saran
Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi serta didukung oleh hasil
kegiatan yang tidak terpisahkan dari seluruh kegiatan unit-unit kerja area
pengolahanPT.ANTAM.Tbk,UBPEPongkorKabupatenBogordengan
79
direksi sebagai acuan pelaksanaan sehingga terbentuk gerak langkah yang sama
pada seluruh karyawan area pengolahan PT. ANTAM. Tbk, UBPE Pongkor
Kabupaten Bogor.
pengolahan PT. ANTAM. Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor menjadi lebih
karyawan.
pembinaan secara khusus yang dikelola dengan baik. Pelatihan yang dilakukan
diperoleh manfaat nyata yang lebih luas dan langsung dapat dirasakan para
karyawan. Upaya ini akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk lebih
memahami dan melaksanakan prinsip serta norma K3. Hasil akhir yang didapat
yang mempengaruhi perilaku K3, sebaiknya faktor yang belum diteliti dalam
DAFTAR PUSTAKA
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Bogor. Tim Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Unit Pertambangan Emas, 1999.
82
Nasuhi Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ”Skripsi, Tesis, dan Disertasi”.
Jakarta: CeQDA, 2007.
Pasiak Royke, Ir. Keselamatan Kerja Pertambangan. Bogor: Tim Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Unit Pertambangan Emas. 1999.
Sahab, Syukri. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Bina Sumber Daya Manusia, 1997.
Saputra Nata. Tinjauan Pengetahuan, dan Perilaku. Depok: Skripsi UI, 1997.
Siagian Purma. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. Depok: Skripsi UI, 1998.
Suma’mur. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung,
1996.
Sumaryadi Martone. Hubungan Pengetahuan, sikap, dan perilaku. Depok. Skripsi UI,
1999.
Widayatun Rusmi Tri. Ilmu Perilaku M.A. 104 ”Buku Pegangan Mahasiswa
AKPER”. Jakarta: CV. Sagung Seto, 1999.
Riwayat Pendidikan:
TK Islam An-Nadwah Bekasi (1991-1992)
SD Negeri Setia Darma 3Bekasi (1992-1998)
SLTP Negeri 2 Paciran Lamongan (1998-2001)
SMU Negeri 9 Kota Bekasi (2001-2004)
S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2004-2008)
86
LAMPIRAN 1
KUESIONER
DAFTAR PERNYATAAN
I. IdentitasResponden
1.Nama : ………………………………
2. Usia : ……… tahun
2. JenisKelamin :L/P
3. PendidikanTerakhir :1.SD 2.SMP 3.SMA 4. DIII
5.S1 6.S2
4. Pekerjaan/Profesi (lingkari) : 1.ProcessPlant 2. PerencanaPengolahan
3.Sianidator 4.Recovery
5. Pengolahan Limbah
5. UnitTempatKerja : 1. In door 2. Outdoor
II. Pilihlah Satu Jawaban yang Bapak/Ibu Anggap Benar dan Beri Tanda(O)
1. Program keselamatan dan kesehatan kerja di pegolahanadalah:
a. Kebersihan, ketertiban, dan keindahanpengolahan
b. Upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibatkerja
c. Ketertiban administrasipengolahan
d. Kegiatan pemantauan kegiatankerja
d. Semua pilihanbenar
10. Untuk mengetahui dampak tempat kerja yang berbahaya pada kesehatan para
karyawan perlu dilakukan:
a. Pemeriksaan kesehatan setelah akhirbekerja
b. Pemeriksaan kesehatan setelahsakit
c. Pemeriksaan kesehatan sebelumbekerja
d. Pemeriksaan kesehatan berkala selamabekerja
12. Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) di pengolahan adalah:
a. Panitia pelaksana program keselamatan dan kesehatankerja
b. Penerapan prinsip manajemen keselamatan dan kesehatankerja
c. Panitia yang melaksanakan program dipertambangan
d. Orang-orang yang berperan merumuskan programK3
III. Pilih Satu Jawaban yang Sesuai Menurut Bapak/Ibu dan Beri Tanda(O)
1. Menurut pendapat saya, program keselamatan dan kesehatan kerjapengolahan:
a. Tidak diperlukan b.Diperlukan
8. Pelatihan para karyawan sesuai pekerjaan yang dilakukan, agar dapat bekerja
sesuai prosedur yangberlaku:
a. Diperlukan b. Tidak penting
IV. Pilih Satu Jawaban yang Sesuai Menurut Bapak/Ibu dan Beri Tanda(√)
SS :Sangat setuju TS : TidakSetuju S : Setuju
STS : SangatTidakSetuju RR : Ragu-ragu
No. Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Saya mendukung program keselamatan
dan kesehatan kerja di pengolahan
2 Saya akan mengikuti semua program
keselamatan dan kesehatan kerjadi
tempat saya bekerja
3 Saya akan mengikuti pelatihan yang
diadakan untuk meningkatkan
kemampuan kerja saya
4 Saya akan memeriksakan kesehatan
saya secara rutin selama bekerja
5 Saya akan menegur rekan kerja saya
yang tidak melaksanakan program
keselamatan dan kesehatan kerjadi
tempat kerjanya
6 Saya ikut bertanggung jawab atas
keamanan tempat kerja saya
7 Tindakan yang tidak mengikuti prosedur
kerja akan menimbulkan kecelakaan
8 Program keselamatan dan kesehatan
kerja sepenuhnya menjadi urusan para
pimpinan pengolahan
9 Saya tidak perduli terhadap program
kesehatan dan keselamatan kerja si
tempat saya bekerja
93
V. Beri Tanda (√) Pada Kotak yang Bapak/Ibu Lakukan, Jawaban Boleh Lebih
DariSatu!
1. Bila Bapak/Ibu bekerja di tempat yang dapat membahayakan kesehatan, yang
dilakuanadalah:
Selalu mengikuti prosedur kerja
Selalu memakai alat pelindung diri
Kadang-kadang memakai alat pelindung diri
4. Bila terjadi kecelakaan/sakit akibat kerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, yang selalu
dilakukanadalah:
Mencatat untuk dokumentasi
Membuat laporan tertulis
Membiarkan saja
7. Dalam dua tahun terakhir, ditempat Bapak/Ibu bekerja manakah yang pernah
terjadi:
Kebakaran
Sengatan listrik
Tumpahan bahan kimia
8. Dalam satu tahun terakhir, apakah dalam bekerja Bapak/Ibu pernah mengalami:
Sering gagal dalam mengerjakan pekerjaan
Tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja
Sering mengalami stress kerja
95
Denah Lokasi Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten
Bogor Tahun 2008
96