SKRIPSI
OLEH :
Ana Muslima
NIM : 1113101000052
JAKARTA
1439 H / 2017 M
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ana Muslima
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Desember 2017
Ana Muslima, NIM : 1113101000052
ABSTRAK
Iklim keselamatan merupakan kumpulan persepsi bersama para pekerja
mengenai kondisi keselamatan di tempat kerja yang dapat memprediksi kinerja
keselamatan. Hasil studi pendahuluan di unit Base Maintenance PT GMF
AeroAsia menunjukkan bahwa sebagian besar penyebab kecelakaan kerja
dikarenakan perilaku pekerja yang tidak aman dan berdasarkan penilaian persepsi
terhadap 30 responden diketahui bahwa persepsi pekerja mengenai pemberdayaan
keselamatan dan keadilan manajemen keselamatan masih belum dapat dikatakan
baik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi iklim
keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional.
Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni – Desember 2017 dengan jumlah
sampel sebanyak 356 pekerja. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
simple random sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-
50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan
kemampuan manajemen keselamatan, 2) pemberdayaan manajemen keselamatan,
3) keadilan manajemen keselamatan, 4) komitmen pekerja terhadap keselamatan
kerja, 5) prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya, 6)
pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan, 7) kepercayaan terhadap keefektifan
sistem keselamatan kerja. Selain itu, iklim keselamatan juga ditinjau berdasarkan
umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkatan pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat dimensi yang
membutuhkan peningkatan. Keempat dimensi tersebut yaitu dimensi komitmen
dan kemampuan manajemen keselamatan (2.96), pemberdayaan manajemen
keselamatan (2.86), keadilan manajemen keselamatan (2.82), dan prioritas
keselamatan pekerja serta tidak ditoleransinya risiko bahaya (2.86).
Upaya peningkatan yang dapat dilakukan yaitu menjadikan keselamatan
menjadi bagian dari pekerjaan, meningkatkan komunikasi keselamatan antara
manajemen dengan pekerja, mengupayakan keterlibatan aktif pekerja dalam
melaporkan perilaku dan kondisi tidak aman dan meningkatkan sosialisasi hasil
audit keselamatan dan HIRADC ke seluruh karyawan.
Kata Kunci : iklim keselamatan, pemberdayaan manajemen keselamatan,
keadilan manajemen keselamatan
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
Undergraduated Thesis, December 2017
Ana Muslima, NIM : 1113101000052
ABSTRACT
Safety climate is a summary of employee‟s perceptions about their work
environment. Safety climate can predict safety performance. The results of
preliminary study at Unit of Base Maintenance of PT GMF AeroAsia showed
most of the causal factor of occupational accidents is unsafe employee‟s behavior
and based on the assessment of perception of 30 respondents showed that the
perception of management safety empowerment and perception of management
safety justice were not good enough. Therefore, this study was conducted to
determine the condition of the safety climate at Unit of Base Maintenance of PT
GMF AeroAsia.
The type of this study is descriptive with cross sectional design. This study
was conducted from June until December in 2017 with a total sample of 356
workers at Unit of Base Maintenance of PT GMF AeroAsia. Sampling was taken
by simple random sampling method. The research instrument used was a
questionnaire NOSACQ-50 covering seven dimensions. The seven dimensions
were: 1) management safety priority and ability, 2) management safety
empowerment, 3) management safety justice, 4) management safety commitment,
5) workers safety priority and risk non-acceptance, 6) peer safety communication,
learning and trust in safety ability, 7) workers trust in the efficacy of safety
systems. In addition, safety climate was also reviewed by age, tenure of work,
level of organisation and level of education.
The results showed that there were four dimensions which required
improvement. These four dimensions were the dimensions of management safety
priority and ability (2,96), management safety empowerment (2,86), management
safety justice (2,82) and workers safety priority and risk non-acceptance (2,86).
Some efforts are needed to improve safety as a part in a workplace, to
improve safety communication between management and workers, to seek the
active involvement of workers in reporting unsafe behavior and conditions, and
also to improve the socialization of safety audit and HIRADC results to all
employees.
Keywords : safety climate, management safety empowerment, management safety
justice
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Oleh :
ANA MUSLIMA
1113101000052
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi
v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
Ketua Sidang,
Anggota Penguji I,
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PERSONAL
Agama : Islam
No. Hp : 089696112676
Email : anamuslima06@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
Jakarta
vii
KATA PENGANTAR
viii
penulis dalam melakukan penelitian dan senantiasa memberikan saran dan
masukannya.
6. Seluruh Dosen Kesmas UIN yang telah banyak menyalurkan ilmu-ilmunya
sebagai bekal menjadi sarjana kesehatan masyarakat.
7. Seluruh staf unit TUK yang telah banyak membantu penulis dalam
memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
8. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk mengisi kuesioner dan membantu penulis dalam pengambilan data.
9. Seluruh teman-teman dekat penulis, baik kakak tingkat, teman sejawat,
adik tingkat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini sehingga dapat berjalan lancar.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis.
Hanya melalui do‟a kepada Allah Subhanuwata‟ala yang bisa
penulis berikan kepada mereka yang telah terlibat dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Semoga segala kebaikan dicatat sebagai amal
sholih dihadapan Allah Subhanuwata‟ala dan menjadi tambahan berat
timbangan kebaikan di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk seluruh pihak yang
terlibat dan para pembaca.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
2.4 Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi .................... 33
2.5 Strategi Peningkatan Iklim Keselamatan................................................ 41
2.6 Kerangka Teori ....................................................................................... 48
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 50
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 50
3.2 Definisi Operasional ............................................................................... 52
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 55
4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 55
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 55
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 55
4.3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 55
4.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 55
4.4 Pengumpulan Data ................................................................................. 58
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 58
4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner .......................................... 61
4.6.1 Uji Validitas .................................................................................... 61
4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 62
4.7 Pengolahan Data ..................................................................................... 63
4.8 Analisa Data ........................................................................................... 65
BAB V HASIL ..................................................................................................... 66
5.1 Gambaran Umum PT GMF AeroAsia .................................................... 66
5.1.1 Profil PT GMF AeroAsia ................................................................ 66
5.1.2 Visi, Misi dan Nilai PT GMF AeroAsia ......................................... 67
5.1.3 Struktur Organisasi PT GMF AeroAsia .......................................... 67
5.1.4 Program Kerja K3 dan Lingkungan PT GMF AeroAsia ................ 67
5.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF
AeroAsia Tahun 2017 ............................................................................... 71
5.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan .................. 76
5.2.2 Pemberdayaan Manajemen Keselamatan ........................................ 77
5.2.3 Keadilan Manajemen Keselamatan ................................................. 79
5.2.4 Komitmen Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja ........................... 80
5.2.5 Prioritas Keselamatan Pekerja dan Tidak Ditoleransinya Risiko
Bahaya ............................................................................................. 82
xi
5.2.6 Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan................................... 83
5.2.7 Kepercayaan Terhadap Keefektifan Sistem Keselamatan Kerja .... 85
5.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi di
Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia ............................................. 86
5.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di Unit Base
Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................... 88
5.3.2 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja di Unit Base
Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................... 89
5.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di Unit
Base Maintenance PT GMF AeroAsia ........................................... 91
5.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia ................................... 93
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 95
6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 95
6.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF
AeroAsia Tahun 2017 ............................................................................... 95
6.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan ................ 103
6.2.2 Pemberdayaan Manajemen Keselamatan ...................................... 106
6.2.3 Keadilan Manajemen Keselamatan ............................................... 110
6.2.4 Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja ............................ 112
6.2.5 Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya
....................................................................................................... 114
6.2.6 Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan................................. 117
6.2.7 Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja ....... 119
6.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi di
unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia ............................................ 121
6.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di unit Base
Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................. 121
6.3.2 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja di unit Base
Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................. 123
6.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di unit
Base Maintenance PT GMF AeroAsia ......................................... 125
6.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia .................................. 126
xii
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 127
7.1 Simpulan ............................................................................................... 127
7.2 Saran ..................................................................................................... 129
7.2.1 Bagi PT GMF AeroAsia ............................................................... 129
7.2.2 Bagi Pekerja .................................................................................. 132
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................................. 133
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 134
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 5.6 Distribusi Rata-rata Dimensi Komitmen Pekerja Terhadap 81
Keselamatan Kerja di unit Base Maintenance PT GMF
AeroAsia Tahun 2017
Tabel 5.7 Distribusi Rata-rata Dimensi Prioritas Keselamatan Pekerja 82
Dan Tidak Ditoleransinya Risiko Bahaya di unit Base
Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
Tabel 5.8 Distribusi Rata-rata Dimensi Pembelajaran, Komunikasi dan 84
Kepercayaan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia
Tahun 2017
Tabel 5.9 Distribusi Rata-rata Dimensi Kepercayaan Terhadap 85
Keefektifan Sistem Keselamatan Kerja di unit Base
Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
Tabel 5.10 Distribusi Rata-rata Karakteristik Demografi pada pekerja di 87
Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di 88
Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia
Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa 90
Kerja di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia
Berdasarkan
Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi 92
Jabatan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia
Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat 93
Pendidikan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Tahun 2017
xvii
DAFTAR SINGKATAN
xviii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
dkk., 2016). Pada tahun 2014, ILO memperkirakan setiap tahunnya telah
terjadi lebih dari 2,3 juta manusia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja
atau penyakit yang terkait dengan pekerjaan dan telah terjadi lebih dari 313
BPJS sampai dengan tahun 2015 tercatat sebanyak 98 – 100 ribu kasus
meninggal dunia, belum termasuk cacat tetap dan cacat fungsi sebanyak
40% (BPJS, 2016). Namun, perlu diketahui bahwa jumlah kecelakaan kerja
1999). Sistem manajemen keselamatan yang efektif pada abad kedua puluh
1
satu melibatkan faktor manusia sebagai sebuah komponen sistem yang
insiden terjadi (Clarke, 2006). Hal ini memberikan titik fokus untuk
berkelanjutan.
2
Iklim keselamatan pada pekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor demografi diantaranya usia, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat
(Zohar, 2002). Selain itu, beberapa penelitian iklim keselamatan juga telah
3
berusaha memperkuatnya, perusahaan tersebut dapat mengevaluasi
terbang. Dalam pekerjaan perawatan tentunya tidak terlepas dari risiko dan
AeroAsia jika dilihat dari jumlah kecelakaan kerja yang tercatat atau TRIR
(Total Recordable Incident Rate) selama periode tahun 2014 sampai 2016
kecelakaan. TRIR tahun 2014 sebesar 3.07, tahun 2015 sebesar 5,12 dan
tahun 2016 sebesar 3,31. Meskipun nilai TRIR tidak terlalu besar namun
perlu dilakukan evaluasi bagi PT GMF AeroAsia yang ingin mencapai zero
accident. Salah satu unit kerja yang memiliki jumlah insiden kecelakaan
4
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh diketahui bahwa tingkat
pekerjaan, tidak menggunakan APD atau APD yang digunakan tidak sesuai
bahwa perilaku yang dilakukan telah aman. Sementara itu, penyebab dasar
didukung juga dari data hasil inspeksi yang menemukan beberapa perilaku
5
pekerja terhadap keselamatan kerja (3,33) dan pembelajaran, komunikasi
untuk mempertahankan persepsi yang baik pada pekerja tersebut agar dapat
perusahaan.
6
kerja, maka upaya keselamatan menjadi bagian dari strategi bisnis
pekerja.
pekerja yang baik akan menentukan sikap dan perilaku aman dalam
bahaya?
7
f. Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan?
yaitu:
bahaya
8
2. Diketahuinya gambaran iklim keselamatan berdasarkan
Tahun 2017
iklim keselamatan.
9
1.6 Ruang Lingkup
Juni - Desember 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 356 orang pekerja.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
yaitu kebakaran bawah tanah King‟s Cross di London tahun 1987 dan
11
Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Guldenmund (2000)
menurut HSE (2005) budaya keselamatan adalah produk dari nilai, sikap,
keselamatan dalam suatu batasan yang mudah dipahami seperti yang dapat
12
fenomena psikologis dari suatu organisasi karena menekankan pada
(safety climate). Selain itu, aspek pekerjaan mengacu pada “apa yang
budaya keselamatan yang lebih terukur. Selain itu, Bergh (2011) juga
budaya dan lebih mudah dimengerti. Oleh karena itu, fokus penelitian ini
(Zohar, 1980 dalam O‟Dea dkk., 2010). Konsep ini telah terbukti menjadi
berbagai industri.
13
Beberapa peneliti sebelumnya telah mengemukakan definisi iklim
organisasi.
14
Guldenmund, 2000). Oleh karena itu, iklim keselamatan dipandang sebagai
Seo dkk., 2004; Dejoy dkk., 2004). Hal ini sesuai dengan pernyataan
15
manager/supervisor attitude toward safety (komitmen pimpinan), risk
tersebut terdiri dari tujuh dimensi, antara lain, (1) komitmen dan
16
2.2.2 Pengukuran Iklim Keselamatan
17
Pengukuran iklim keselamatan ditujukan untuk menilai sikap
18
Tabel 2.1 Daftar Kuesioner Iklim Keselamatan
19
No Nama Pengembang Struktur Penggunaan
Kuesioner
UK Civil Namun
Aviation kuesioner ini
Authority tidak relevan
dengan perilaku
keselamatan.
5. Nordic Consortium of
Kuesioner ini terdiri dari 50 Kuesioner ini
Occupational some item pertanyaan, terdiri dari dapat digunakan
Safety Climate Scandinaviantujuh dimensi iklim di berbagai
Questionnaire institutes keselamatan, yaitu : industri dan telah
(NOSACQ-50) - Komitmen dan teruji reliabel dan
kemampuan manajemen valid.
terhadap keselamatan
- Pemberdayaan
manajemen keselamatan
- Keadilan manajemen
keselamatan
- Komitmen pekerja
terhadap keselamatan
- Prioritas keselamatan
pekerja dan tidak
ditoleransinya risiko
bahaya
- Kepercayaan terhadap
keefetifan sistem
keselamatan
6. IAEA Guidance International Kuesioner ini terdri dari 60 – Kuesioner ini
for Use in the Atomic Energy 80 item pertanyaan dan digunakan untuk
Enhancement Agency (IAEA) dikembangkan berdasarkan industri nuklir.
of Safety peraturan, tujuan dan
Culture perbaikan dari budaya
keselamatan.
Sumber : Eeckelaert dkk., (2011)
pada tabel 2.1, maka pada penelitian ini, instrumen atau kuesioner yang dipilih
yaitu menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh tim Nordic, yaitu Nordic
tim Nordic dan merupakan kuesioner yang paling mudah digunakan diantara
kuesioner lainnya. Selain itu, untuk analisa kuesioner mulai dari pengkodean data
20
dan analisis manual kuesioner juga telah dikembangkan dan tersedia di web resmi
1. Memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang diakui pada berbagai sektor
seperti nuklir dan petrokimia, industri transportasi umum (kereta api dan
penerbangan).
3. Kuesioner ini dapat digunakan untuk umum dan tanpa dipungut biaya.
4. Kuesioner ini mudah digunakan dan mudah diakses melalui web resminya
9. Telah menyajikan semua faktor yang perlu dinilai dalam kuesioner untuk
menurut ISCRR.
21
2.2.3 Dimensi Iklim Keselamatan NOSACQ-50
22
Iklim keselamatan yang baik akan tercipta apabila manajemen
keselamatan.
23
2. Pemberdayaan manajemen keselamatan
keselamatan.
24
keselamatan Nordic (NOSACQ-50) sebagai dimensi pembentuk iklim
perlu ada garis yang jelas antara perilaku yang dapat diterima dan tidak
perlu dilakukan.
25
4. Komitmen pekerja terhadap keselematan kerja
karena itu, persepsi dalam kelompok kerja menjadi hal yang paling
penelitian (Seo dkk., 2004). Oleh karena itu, peneliti dari NORDIC
26
bagian yang terpisah dengan persepsi terhadap manajemen. Dimensi
lain.
(Inouye, 2014).
27
terhadap risiko merupakan langkah penting untuk meningkatkan
tidak menerima kondisi berisiko atau tidak mengambil risiko dan tidak
keselamatan.
juga menjadi bagian dari pembelajaran dan ide-ide inovatif baru yang
muncul.
28
dipertimbangkan dalam organisasi (Bergh, 2011). Oleh karena itu,
kerja, menolong satu sama lain untuk dapat bekerja secara aman,
bekerja.
29
Oleh karena itu, Nordic memasukkan dimensi ini ke dalam
desain kuesioner yang akan diuji coba secara empiris. Dimensi ini
dari pelatihan dari sistem keselamatan kerja yang berjalan dan manfaat
terjadi (Colley dkk., 2015). Hon dan Liu (2016) dalam hasil penelitiannya
indikator keselamatan.
30
1. Safety compliance atau kepatuhan keselamatan
31
ditunjukkan untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan mengurangi
cedera pekerja.
keselamatan yang lebih baik dan tingkat kecelakaan dan cedera yang
dari perilaku yang tidak aman (Hofmann & Stetzer, 1996), keterlibatan
(Glendon dan Litherland, 2001; Seo dkk., 2004; Cooper dan Philips,
dkk., 2004).
32
Artinya, semakin positif iklim keselamatan kerja, maka semakin rendah
33
1. Jenis kelamin
dilihatnya. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin laki-
Begitu pula, dengan penelitian yang dilakukan oleh Fang dkk (2006) dan
2. Umur
34
Pada beberapa penelitian iklim keselamtan menunjukkan bahwa
Berdasarkan Umur
35
No Peneliti Umur Keterangan
(tahun)
6. Fang dkk, < 20 Pekerja yang lebih tua memiliki persepsi iklim
2006 21 – 30 keselamatan yang lebih positif daripada pekerja
31 – 40 yang berusia muda.
41 – 50
>50
7. Restuputri, 20 – 25 Terdapat perbedaan iklim keselamatan
2015 26 – 30 berdasarkan kelompok umur tersebut pada
30 – 35 dimensi komitmen dan kemampuan
>35 keselamatan kerja dan kepercayaan terhadap
keefektifikan sistem keselamatan kerja
3. Masa kerja
36
Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja
4. Posisi Jabatan
37
kerja yang dirasakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iklim
38
5. Tingkat pendidikan
(Fang dkk., 2006). Berikut ini merupakan ringkasan hasil penelitian dari
39
Tabel 2.5 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja
40
2.5 Strategi Peningkatan Iklim Keselamatan
41
b. Memberikan wewenang, akses terhadap informasi, pelatihan dan
2. Partisipasi karyawan
keselamatan
42
membuat rekomendasi tentang solusi tepat untuk mengendalikan
elemen untuk mengidentifikasi bahaya dan kondisi yang ada serta operasi
peralatan
43
e. Melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja secara
kasus untuk pelatihan karena sesuai dengan operasi. Setiap kejadian yang
44
mengendalikan kondisi yang tidak aman. Pengendalian harus dilakukan
b. Menetapkan praktik dan prosedur yang aman yang dapat dipahami dan
paparan
peralatan
yang tepat terhadap keadaan darurat akan menjadi “sifat kedua” bagi
tanggung jawab manajemen dan karyawan. Hal ini akan sangat efektif bila
45
bahaya dan potensi bahaya yang ada. Pelatihan merupakan bagian penting
a. Pelatihan Karyawan
mereka.
b. Pelatihan Manajemen
manajemen yaitu:
46
b) Mempertahankan perlindungan fisik di area kerja mereka
sesuai dengan kondisi di tempat kerja tertentu. Sistem harus direvisi secara
supervisor.
47
2.6 Kerangka Teori
48
Iklim Keselamatan :
Usia
1) Komitmen dan kemampuan
manajemen keselamatan
Jenis 2) Pemberdayaan manajemen
kelamin keselamatan
3) Keadilan manajemen keselamatan
4) Komitmen pekerja terhadap
Masa Kerja
keselamatan kerja
5) Prioritas keselamatan pekerja dan
tidak ditoleransinya risiko bahaya
Posisi
6) Pembelajaran, komunikasi dan
Jabatan
inovasi
7) Kepercayaan terhadap keefektifan
Tingkatan sistem keselamatan kerja
Pendidikan
49
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
50
Iklim Keselamatan :
51
3.2 Definisi Operasional
52
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
3. Baik, jika mean skor
≥ 3,00
4. Komitmen Pekerja Persepsi tenaga kerja tentang Kuesioner Penyebaran 1. Kurang, jika mean Ordinal
Terhadap Keselamatan bagaimana mereka dalam NOSAC-50 kuesioner skor < 2,70
Kerja memprioritaskan keselamatan 2. Cukup, jika mean
kerja dan peduli terhadap skor 2,70 – 2,99
keselamatan orang lain 3. Baik, jika mean skor
≥ 3,00
5. Prioritas Keselamatan Persepsi tenaga kerja mengenai Kuesioner Penyebaran 1. Kurang, jika mean Ordinal
Pekerja dan Tidak bagaimana mereka berhubungan NOSAC-50 kuesioner skor < 2,70
Ditoleransinya Risiko terhadap keselamatan 2. Cukup, jika mean
Bahaya skor 2,70 – 2,99
3. Baik, jika mean skor
≥ 3,00
6. Pembelajaran, Persepsi tenaga kerja tentang Kuesioner Penyebaran 1. Kurang, jika mean Ordinal
Komunikasi dan bagaimana mereka berkaitan NOSAC-50 kuesioner skor < 2,70
Kepercayaan dengan keselamatan di tempat 2. Cukup, jika mean
kerja skor 2,70 – 2,99
3. Baik, jika mean skor
≥ 3,00
7. Kepercayaan Terhadap Persepsi tenaga kerja mengenai Kuesioner Penyebaran 1. Kurang, jika mean Ordinal
Keefektifan Sistem efektifitas sistem keselamatan NOSAC-50 kuesioner skor < 2,70
Keselamatan Kerja kerja yang dijalankan 2. Cukup, jika mean
53
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
skor 2,70 – 2,99
3. Baik, jika mean skor
≥ 3,00
8. Usia Lamanya waktu hidup seseorang Kuesioner Penyebaran 1. ≤ 35 tahun Ordinal
terhitung dari mulai tanggal lahir kuesioner 2. 36 – 50 tahun
sampai berulang tahun terakhir 3. > 50 tahun
9. Posisi Jabatan Kedudukan tenaga kerja dalam Kuesioner Penyebaran 1. Manajerial Nominal
susunan organisasi perusahaan kuesioner 2. Pekerja pelaksana
10. Masa Kerja Lamanya seseorang telah bekerja Kuesioner Penyebaran 1. 0 – 5 tahun Ordinal
di unit base maintenance hingga kuesioner 2. 6 – 15 tahun
tahun terakhir saat dilakukan 3. ≥ 16 tahun
penelitian
11. Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir yang Kuesioner Penyebaran 1. SLTP Ordinal
ditempuh pekerja terhitung saat kuesioner 2. SLTA
dilakukan penelitian 3. Perguruan Tinggi
54
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
orang.
55
menggunakan rumus besar sampel proporsi. Pada penelitian ini,
Keterangan :
n = besar sampel
N = jumlah populasi
paling besar adalah 0,5 (Lemeshow dkk., 1990). Oleh karena itu,
56
Selain itu, dari hasil perhitungan sampel tersebut juga
menjadi sampel.
responden dari tiga hangar dengan 21 sub unit kerja yang ada di
57
4.4 Pengumpulan Data
primer. Data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari pekerja di
58
adalah kuesioner yang dikembangkan oleh Nordic, yaitu NOSACQ-50
Nomor Pernyataan
No Dimensi
Positif Negatif
59
Semua jawaban dari item pernyataan dalam kuesioner dianalisis
dengan 4 poin skala likert yaitu “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”,
“setuju”, dan “sangat setuju”. Oleh karena itu, responden diminta untuk
rata-rata nilai satu orang untuk dimensi pertama iklim keselamatan, yaitu:
(A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7+A8+A9) / 9
setengah dari jumlah item tiap dimensi maka tidak akan diikutkan dalam
60
Contoh perhitungan total rata-rata dari rata-rata dimensi 1:
(2,67+2,33+2,44+2,56+2,67)/5 = 2,53
sebagai berikut:
61
Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa tidak harus melakukan uji
dinyatakan valid karena memiliki skor lebih dari 0,104. Oleh karena
keselamatan.
dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2006). Uji
62
4.7 Pengolahan Data
data, yaitu :
yang bersangkutan.
Kegiatan membuat klasifikasi data dan memberi kode atau nilai pada
63
Tabel 4.3 Daftar Kode Variabel
No Variabel Kode
1 Dimensi iklim keselamatan kerja : 1 = STS
a. komitmen dan 2 = TS
kemampuan manajemen 3 =S
keselamatan 4 = SS
b. pemberdayaan manajemen
keselamatan
c. keadilan manajemen
keselamatan
d. komitmen pekerja
terhadap keselamatan
kerja
e. prioritas keselamatan
pekerja dan tidak
ditoleransinya risiko
bahaya
f. pembelajaran, komunikasi
dan kepercayaan
g. kepercayaan terhadap
keefektifan sistem
keselamatan kerja
2 Usia ... Tahun
3 Tingkatan Manajemen 0 = Manajerial
1 = Pekerja pelaksana
4 Masa Kerja ... Tahun
5 Tingkat Pendidikan 0 = SMP
1 = SMK atau sederajat
2 = Perguruan Tinggi
64
4. Membersihkan Data (Cleaning)
bahwa tidak ada kesalahan data atau data yang tidak lengkap ketika
65
BAB V HASIL
HASIL
Salah satu area produksi dan jasa perawatan yang ada di PT GMF
AeroAsia adalah unit Base Maintenance. Pada unit ini terdiri dari tiga
hangar dengan 21 sub unit kerja. Jenis pekerjaan pada unit ini termasuk
yang memiliki aktivitas tinggi seperti heavy check rutin, modifikasi besar,
66
5.1.2 Visi, Misi dan Nilai PT GMF AeroAsia
dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas
yang merupakan pemimpin tertinggi dan dibantu oleh lima orang direksi.
Salah satu unit kerja yang dimiliki PT GMF AeroAsia adalah unit Base
dibawahi oleh Departemen TUK sebagai unit kerja yang mengurus segala
juga anggota P2K3, dokter dan paramedis yang bersertifikat hiperkes dan
67
Management Representative (MR). Adapun program kerja khusus K3 PT
dan HSE Patrol. Sedangkan untuk komunikasi non verbal yaitu Safety
68
dan eksternal. Konsultasi internal dilakukan dengan P2K3 dan pekerja
number of fatalities, lost time injuries, illness, cidera berat, cidera ringan,
fatal accident rate, total recordable incident rate, cumulative LTI, days
emergency drill.
4. Pengendalian Operasional
ini berkaitan dengan keamanan dan keselamatan serta bencana alam yang
69
6. Pelaporan dan Investigasi Insiden
70
5.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF
Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.1.
71
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 356 responden
terhadap keselamatan.
secara keseluruhan dalam bentuk radar yang dapat dilihat pada gambar
5.1.
72
Komitmen dan
kemampuan
manajemen
keselamatan
Kepercayaan
2,96 Pemberdayaan
terhadap keefektifan
manajemen
sistem keselamatan
3,02 keselamatan
kerja 2,86
2,86
Prioritas keselamatan
Komitmen pekerja
pekerja dan tidak
3,23 terhadap
ditoleransinya risiko
keselamatan kerja
bahaya
73
keselamatan kerja (2,83) dan prioritas keselamatan pekerja dan tidak
74
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari ketujuh dimensi iklim
kerja dengan persentase sebesar 82,3%. Sementara itu, pada kategori iklim
diperhatikan lebih lanjut. Analisis ini dilakukan dengan melihat skor rata-
terdiri dari item pernyataan positif dan item pernyataan negatif. Pada item
apabila memberikan jawaban tidak setuju atau sangat tidak setuju. Berikut
75
5.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan
menjadi 5 item pernyataan positif (A1, A2, A4, A6, A7) dan 4 item
pernyataan negatif (A3, A5, A8, A9). Distribusi rata-rata item pernyataan
76
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata secara keseluruhan
antara 2,70 – 3,00. Kelima item tersebut yaitu persepsi dalam hal
keselamatan (A6, A7, A9). Oleh karena itu, secara keseluruhan dimensi ini
Pada dimensi ini terdiri dari 7 item pernyataan yang terdiri dari 5
item pernyataan positif (A10, A11, A12, A14, A16) dan 2 item pernyataan
77
Tabel 5.4 Distribusi Rata-rata Dimensi Pemberdayaan Manajemen
memperoleh skor antara 2,70 – 3,00. Adapun item yang perlu ditingkatkan
78
mempengaruhi keselamatan kerjanya (A11) dan menjamin kompetensi
yang tinggi terhadap keselamatan dan risiko (A14). Berdasarkan nilai 95%
CI, upaya peningkatan yang perlu ditekankan terdapat pada A15 karena
Pada dimensi ini terdiri dari 6 item pernyataan yang terdiri dari 4
item pernyataan positif (A17, A19, A20, A22) dan 2 item pernyataan
79
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata
memperoleh skor < 2,70 yaitu pada anggapan pekerja terhadap sanksi dari
(A18).
Pada dimensi ini terdiri dari 6 item pernyataan yang terdiri dari 3
item pernyataan positif (A23, A24, A27) dan 3 item pernyataan negatif
80
Tabel 5.6. Distribusi Rata-rata Dimensi Komitmen Pekerja Terhadap
Keselamatan Kerja di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia
Tahun 2017
lain (A25), tidak menghindar dalam menangani risiko bahaya yang telah
ditemukan (A26), membantu rekan kerja lain untuk bekerja dengan aman
Adapun hal yang dilakukan adalah meningkatkan agar lebih optimal dan
81
5.2.5 Prioritas Keselamatan Pekerja dan Tidak Ditoleransinya Risiko
Bahaya
Pada dimensi ini terdiri dari 7 item pernyataan yang terdiri dari 1
item pernyataan positif (A33) dan 6 item pernyataan negatif (A29, A30,
A31, A32, A34, A35). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut dapat
82
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata
bukan merupakan bagian dari pekerjaan (A30) dan tidak mengambil risiko
berbahaya saat bekerja (A34, A35). Sementara itu, item yang memperoleh
skor < 2,70 yaitu persepsi terhadap risiko bahwa bahaya tidak dapat
Pada dimensi ini terdiri dari 8 item pernyataan yang terdiri dari 7
item pernyataan positif (A36, A37, A38, A39, A40, A42, A43) dan 1 item
83
Tabel 5.8 Distribusi Rata-rata Dimensi Pembelajaran, Komunikasi dan
Kepercayaan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
persepsi yang baik, namun terdapat dua item yang memiliki persepsi yang
cukup dimana memperoleh skor < 3.00, yaitu bahwa pekerja jarang
84
pengalaman untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Namun masih ada
Pada dimensi ini terdiri dari 7 item pernyataan yang terdiri dari 4
item pernyataan positif (A44, A46, A48, A50) dan 3 item pernyataan
85
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata
terdapat tiga dimensi yang memperoleh skor < 3,00, yaitu persepsi
perusahaan.
pekerja, diantaranya dilihat dari umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat
86
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Pekerja di
Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
Total (n = 356)
No Variabel Kategori
Persentase (%)
1 Umur ≤ 35 tahun 86,0
36 – 50 tahun 9,6
> 50 tahun 4,5
2 Masa Kerja 0 – 5 tahun 70,8
6 – 15 tahun 19,1
≥ 16 tahun 10,1
3 Posisi Jabatan Manajerial 9,6
Pekerja Pelaksana 90,4
4 Tingkat Pendidikan SLTP 2,2
SLTA 52,2
Perguruan Tinggi 45,5
Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017
pekerja dengan lama kerja terbanyak yaitu antara 0 – 5 tahun sebesar 70,8%.
Selain itu, jika dilihat dari tingkat pendidikan diketahui bahwa persentase
terbanyak yaitu SLTA sebesar 52,2% dan perguruan tinggi sebesar 45,5%.
umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat pendidikan di unit Base
87
5.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di Unit Base
88
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui skor rata-rata tertinggi terdapat
3.26 dan kategori umur > 50 dengan skor 3,43. Sedangkan skor rata-rata
untuk kategori umur ≤ 35 tahun dengan skor 2,79 dan kategori umur 36 –
50 dengan skor 2,96. Sementara itu, pada kelompok umur > 50 tahun
pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya sebesar 3,01. Selain itu, jika
umur. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kelompok umur yang lebih
bentuk tahun. Setelah infornasi mengenai masa kerja selama di unit Base
dimensi iklim keselamatan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel
5.12.
89
Tabel 5.12 Skor Rata-rata Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa
Kerja di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
masa kerja 0 – 5 tahun dengan skor 3,20, kategori masa kerja 6 – 15 tahun
dengan skor 3,27 dan kategori masa kerja ≥ 16 tahun dengan skor 3,36.
dengan skor 2,81 dan kategori masa kerja 6 – 15 tahun dengan skor 2,75.
Sementara itu, pada kelompok masa kerja ≥ 16 tahun memiliki skor rata-
90
Selain itu, jika dibandingkan antar kategori masa kerja diketahui
ketujuh dimensi. Oleh karena itu, diketahui bahwa pekerja dengan masa
yaitu pada tingkat manajerial dan tingkat pekerja pelaksana. Skor rata-rata
tabel 5.13.
91
Tabel 5.13 Skor Rata-rata Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi
Jabatan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017
Iklim Keselamatan, ̅ (Kategori)
No Dimensi
Manajerial Pelaksana
1 Komitmen dan kemampuan
3,22 (B) 2,93 (C)
manajemen keselamatan
2 Pemberdayaan manajemen
3,10 (B) 2,83 (C)
keselamatan
3 Keadilan manajemen keselamatan 3,08 (B) 2,80 (C)
4 Komitmen pekerja terhadap
3,35 (B) 3,22 (B)
keselamatan kerja
5 Prioritas keselamatan pekerja dan
2,98 (C) 2,85 (C)
tidak ditoleransinya risiko bahaya
6 Pembelajaran, komunikasi dan
3,18 (B) 3,08 (B)
kepercayaan
7 Kepercayaan terhadap keefektifan
3,13 (B) 3,00 (B)
sistem keselamatan kerja
Keterangan : K = Kurang ; C = Cukup ; B = Baik
Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.13 diketahui skor rata-rata tertinggi terdapat
manajerial dengan skor 3,35 dan pada tingkat pekerja pelaksana dengan
skor 2,80. Sementara itu, pada tingkat manajerial memiliki skor rata-rata
ditoleransinya risiko bahaya sebesar 2,98. Selain itu, diketahui bahwa skor
yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pelaksana. Oleh karena itu, dapat
92
5.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
pendidikan SLTP dengan skor 3,14, tingkat SLTA dengan skor 3,23 dan
93
terendah terdapat pada dimensi keadilan manajemen keselamatan pada
94
BAB VI PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
95
dipertimbangkan dalam pengembangan dan perbaikan upaya keselamatan
organisasi.
outcome keselamatan mulai dari perilaku yang tidak aman (Hofmann &
dkk., 2004; Cooper dan Philips, 2004), persepsi risiko (Tharaldsen dkk.,
tingkat kecelakaan (Dejoy dkk., 2004). Cooper dan Phillips (2004) pun
organisasi.
96
Nordic. Iklim keselamatan yang dikembangkan memiliki tujuh dimensi
keselamatan kerja.
terjadinya kecelakaan, cedera dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu,
skor diatas 3,00. Artinya pada ketiga dimensi ini sudah masuk kategori
iklim keselamatan yang baik. Ketiga dimensi tersebut yaitu pada dimensi
97
komunikasi dan kepercayaan (3,09), serta kepercayaan terhadap keefektifan
yang mendapatkan skor rata-rata antara 2,70 – 2,99 yaitu dimensi komitmen
pekerja akan lebih bisa bekerja sama untuk meningkatkan dan memperbaiki
kinerja keselamatan.
2,86. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat keyakinan bahwa pekerja
98
keselamatan dan risiko. Choudhry (2011) menunjukkan bahwa upaya
risiko bahaya memperoleh skor 2,86. Hal ini menunjukkan masih belum
2014).
99
dibandingkan dengan keempat dimensi yang berkaitan dengan persepsi
sehingga persepsi dalam kelompok kerja memiliki skor yang lebih tinggi.
menganggap risiko bahaya sebagai hal yang tidak dapat dihindari dalam
pekerja meningkat. Selain itu, sebagian pekerja juga merasa takut terhadap
100
Penelitian ini juga meninjau gambaran iklim keselamatan
masa kerja, posisi jabatan dan masa kerja. Beberapa penelitian sebelumnya
bahwa pekerja dengan masa kerja > 16 tahun memiliki skor rata-rata iklim
keselamatan yang lebih tinggi. Selain itu, posisi jabatan juga menentukan
101
Pekerja yang berusia lebih tua, memiliki pengalaman kerja yang
lebih lama dan berada pada posisi manajerial memiliki iklim keselamatan
yang lebih positif. Kondisi tersebut dapat dikarenakan pekerja tersebut telah
dukungan dari manajemen (Siu dkk., 2003). Oleh karena itu, upaya
pekerja usia muda, memiliki pengalaman kerja yang tidak lama dan
melihat dari sisi manajemen secara lebih mendalam. Selain itu, perlu juga
102
didukung berdasarkan pengamatan terhadap kondisi keselamatan di
sebagai berikut.
beberapa penelitian (Flin dkk, 2000; Kines dkk., 2011; Hosny dkk., 2017).
103
Sebagian besar prioritas organisasi dikomunikasikan melalui
pekerjaannya.
104
Strategi lain untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap
Selain itu, bagi pekerja sebaiknya juga turut menerapkan nilai keselamatan
105
lapangan dapat memberikan kesan kepada seluruh pekerja bahwa
keselamatan terkait (Hosny dkk., 2017). Dimensi ini berperan penting bagi
oleh beberapa penelitian (Kines dkk., 2011; Hosny dkk., 2017). Penelitian
106
penilaian dari pekerja serta proses kerja sama dengan manajer dalam
107
mengembangkan kemampuan untuk bekerja aman di lokasi kerja dan
keputusan.
yaitu melalui rapat P2K3, safety briefing, MOR dan lainnya. Pada
untuk menjelaskan mengapa hal itu tidak dapat dilaksanakan. Selain itu,
108
berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan keselamatan yang telah
lapangan.
narahubung untuk masalah keselamatan pada tiap area kerja. Selain itu,
pekerja akan lebih memiliki pengetahuan yang luas dan terbuka terhadap
keselamatan kerjanya.
109
keaktifan dalam mencari informasi-informasi keselamatan dan aktif dalam
Adapun item dari dimensi ini yang perlu dilakukan upaya peningkatan dan
110
upaya peningkatan juga perlu ditekankan pada persepsi pekerja mengenai
masuk kategori kurang dan butuh upaya peningkatan yang lebih besar.
segera dan diperbaiki. Saran bagi pekerja agar lebih aktif dalam pelaporan
111
penyelidikan kecelakaan terhadap semua orang yang terlibat, yaitu saat
bahwa tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terjadi dan
mereka berkaitan dengan keselamatan kerja dalam hal apakah mereka pada
112
lain. Clarke (2006) mengemukakan dalam analisisnya terhadap iklim
keselamatan.
ditemukan (A26), membantu rekan kerja lain untuk bekerja dengan aman
iklim keselamatan di banyak penelitian (Seo dkk., 2004). Oleh karena itu,
risiko bahaya yang telah ditemukan yaitu dapat melalui personal risk tools
113
atau pada beberapa organisasi mengenalnya dengan pre start risk
assessment atau take five (Krallis dan Csontos, 2006). Upaya tersebut
mereka berkaitan dengan keselamatan kerja dalam hal apakah mereka pada
dan tidak ditoleransinya risiko bahaya masuk kategori cukup yang artinya
pekerjaan (A30) dan tidak mengambil risiko berbahaya saat bekerja (A35).
114
Namun, upaya peningkatan perlu ditekankanp pada persepsi pekerja dalam
(A29) dan menganggap pekerjaan mereka tidak sesuai untuk para pekerja
berisiko dengan skor iklim keselamatan yang tinggi. Oleh karena itu,
K3 dapat dicapai bukan dari teknologi yang tersedia melainkan dari nilai
temuan yang didapatkan dari HIRADC akan dilakukan tindak lanjut oleh
ini, upaya peningkatan perlu ditekankan dalam hal persepsi risiko oleh
115
pekerja. Kondisi yang menggambarkan kurangnya persepsi pekerja dalam
HSE dengan seluruh karyawan terkait risiko yang ada di lapangan. Hal ini
terjadi karena PDCA HSE yang ditunjuk untuk mewakili unit Base
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang dapat dilakukan yaitu
yang dicakup dalam penilaian bahaya. Selain itu, terdapat beberapa cara
pekerja dan manajemen lini dalam penilaian risiko dengan benar sesuai
standar. Selain itu, bagi pekerja sebaiknya lebih mengenal bahaya dan
risiko yang ada sesuai dengan aktivitas pekerjaan dan turut berpartisipasi
116
serta berkontribusi dalam identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko.
satu sama lain untuk dapat bekerja secara aman, menerima masukan terkait
keselamatan dengan baik dan percaya terhadap kemampuan satu sama lain
(Griffin dan Neal, 2000; DeJoy dkk., 2004; Kines dkk., 2011).
memperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item sebesar 3,09 dan hanya
rekan kerja dalam bekerja aman (A37, A38) sudah baik. Upaya
117
yang terbuka terutama dalam mendiskusikan isu-isu keselamatan (A41,
A42, A43).
ataupun melalui media elektronik seperti email, whatsapp, dan SMS. Oleh
118
melakukan evaluasi terhadap keefektifan sistem komunikasi yang telah
dilakukan.
keselamatan kerja yang berjalan dan manfaat dari sasaran dan tujuan
keselamatan yang jelas. Menurut Zohar (1980) dalam Kines dkk (2011)
119
petugas keselamatan (A44), penilaian terhadap audit keselamatan (A48,
kecelakaan (A47).
internal maupun eksternal dimana hasil temuan dari audit telah dilakukan
kerjasama dari pekerja. Oleh karena itu, pekerja sebaiknya secara aktif
2002). Selain itu, pekerja juga berhak menolak pekerjaan jika aktivitas
120
6.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi
iklim keselamatan yang positif. Selain itu, menurut Cooper dan Phillips
seperti usia termasuk dalam daya tangkap dan pola pikir pada suatu objek
121
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi pemberdayaan
usia, yaitu dalam hal komitmen dan tindakan yang dilakukan manajemen,
dan Bhasi, 2009; Siu dkk., 2003, Ameko, 2015; Bergh, 2011; Fang dkk,
usia yang lebih tua memiliki persepsi iklim keselamatan yang lebih positif
yang lebih positif daripada pekerja dengan usia muda. Hal tersebut dapat
122
dari manajemen (Siu dkk., 2003). Selain itu, pekerja yang lebih tua
lainnya pekerja yang tua lebih peduli karena kesempatan bekerja lebih
123
kelompok masa kerja 0 – 5 tahun dan 6 – 15 tahun terdapat pada dimensi
hasil bahwa pekerja dengan masa kerja ≥ 16 tahun memiliki skor rata-rata
dari persepsi pekerja dalam menilai risiko bahaya, dimana pekerja yang
telah bekerja lebih dari 16 tahun memiliki skor iklim keselamatan yang
yang lebih tinggi sesuai dengan masa kerjanya juga dibuktikan pada
penelitian yang dilakukan oleh Vinodkumar dan Bhasi (2009) dan Ameko
(2015). Saran yang dapat diberikan yaitu upaya peningkatan pada dimensi
124
6.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di unit
pekerja dengan tingkat hirarki atau jabatan yang berbeda dapat memiliki
persepsi dan sikap yang berbeda, termasuk dalam hal ini persepsi pada
sehari hari dengan manager dan rekan kerja mereka. Oleh karena itu,
125
6.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
dkk., (2009), Vindokumar dan Bhasi (2009), Ameko (2015) dan Fang
126
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
127
terhadap semua orang yang terlibat kecelakaan, perlakuan manajemen
kecelakaan.
skor rata-rata sebesar 3,23. Seluruh item dimensi ini sudah dapat
ditemukan.
bahaya.
128
2. Gambaran iklim keselamatan berdasarkan karakteristik demografi pekerja
berikut:
b. Berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa pekerja dengan masa kerja >
keselamatan.
7.2 Saran
129
b. Menerapkan slogan “safe production is our only standard”
AeroAsia
130
b. Saat melakukan wawancara dalam kegiatan penyelidikan
menyalahkan pekerja.
dengan cara:
keseluruh karyawan
bahaya.
131
dilakukan dengan mengembangkan dan mempertahankan sistem
132
e. Secara aktif melakukan analisis perubahan yaitu memantau unit
133
DAFTAR PUSTAKA
134
Dubey, A., Smith, P., Van-Kruistum, R., 2007. Institute viewed as a top work-
health research centre globally. At Work.
Eeckelaert, L., Starren, A., van Scheppingen, A., Fox, D., Bruck, C., 2011.
Occupational Safety and Health culture assessment - A review of main
approaches and selected tools, European Agency for Safety and Health at
Work. doi:10.2802/53184
Fang, D., Chen, Y., Wong, L., 2006. Safety Climate in Construction Industry : A
Case Study in Hong Kong. Journal of Construction Engineering and
Management 132, 573–584. doi:10.1061/?ASCE?0733-
9364?2006?132:6?573?
Flin, R., Mearns, K., O‟Connor, P., Bryden, R., 2000. Measuring safety climate:
Identifying the common features, in: Safety Science. doi:10.1016/S0925-
7535(00)00012-6
Gittleman, J.., Gardner, P.., Haile, E., Sampson, J.., K.P, C., 2010. [Case Study]
City Center and Cosmopolitan Construction Projects, Las Vegas, Nevada:
Lessons learned from the use of multiple sources and mixed methods in a
safety needs assessment. Journal of Safety Science 263–281.
Glendon, A.I., Litherland, D.K., 2001. Safety climate factors , group differences
and safety behavior in road construction. Safety Science 39, 157–188.
doi:10.1016/S0925-7535(01)00006-6
Griffin, M.A., Neal, A., 2000. Perceptions of safety at work: a framework for
linking safety climate to safety performance, knowledge, and motivation.
Journal of occupational health psychology 5, 347–358. doi:10.1037/1076-
8998.5.3.347
Guldenmund, F.W., 2000. The nature of safety culture : a review of theory and
research 34.
Hall, M.E., Blair, E.H., Smith, S.M., Gorski, J.D., 2013. Development of a
Theory-Based Safety Climate Instrument. Journal of Safety, Health &
Environmental Research 9.
Hastono, S.P., 2006. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, Depok.
Hofmann, D.., Stetzer, A., 1996. A cross-level investigation of factors influencing
unsafe behaviors and accidents. Personnel Psychology 49, 307–339.
Hon, C.K.H., Liu, Y., 2016. Exploring typical and atypical safety climate
perceptions of practitioners in the repair, maintenance, minor alteration and
addition (RMAA) sector in Hong Kong. International Journal of
Environmental Research and Public Health 13. doi:10.3390/ijerph13100935
135
Hosny, G., Ea, E., Ea, S., 2017. A COMPARATIVE ASSESSMENT OF
SAFETY CLIMATE AMONG PETROLEUM COMPANIES. Egyptian
Journal of Occupational Medicine 41, 307–324.
HSE, 2005. A review of safety culture and safety climate literature for the
development of the safety culture inspection toolkit.
Huang, H., Wang, X., Hu, G., 2016. Traffic safety in China: Challenges and
countermeasures. Accident Analysis and Prevention 95, 305–307.
doi:10.1016/j.aap.2016.07.040
Hudson, P., 2007. Implementing a safety culture in a major multi-national. Safety
Science 45 (6), 697–722.
IAEA, 2002. International Atomic Energy Agency, Safety Culture in Nuclear
Installations: Guidance for Use in the Enhancement of Safety Culture, in:
TECDOC. Vienna.
ILO, 2015. Investigation of Occupational Accidents and Diseases: A Practical
Guide for Labour Inspectors.
Inouye, J., 2014. Risk Perception: Theories, Strategies, and Next Steps. Campbell
Institute National Safety Council, New Zealand.
Jeffcott, S., Pidgeon, N., Weyman, A., Walls, J., 2006. Risk, Trust, and Safety
Culture in UK Train Operating Companies. Risk Analysis 26.
Khandan, M., 2012. Evaluation of Safety Climate Factors - a Macroergonomics
Approach : a Case Study in Iran 10, 43–46.
Kines, P., Lappalainen, J., Mikkelsen, K.L., Olsen, E., Pousette, A., Tharaldsen,
J., Tómasson, K., Törner, M., 2011. Nordic Safety Climate Questionnaire
(NOSACQ-50): A new tool for diagnosing occupational safety climate.
International Journal of Industrial Ergonomics 41, 634–646.
doi:10.1016/j.ergon.2011.08.004
Kozier, B., 2004. Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practic, 7 ed.
Pearson Education Inc, New Jersey.
Krallis, D., Csontos, A., 2006. From Risk Perception to Safe Behaviour. Deloitte
Touche Tohmatsu, Sydney.
Krause, T.R., Seymour, K.J., Sloat, K.C.M., 1999. Long-term evaluation of a
behavior-based method for improving safety performance: a meta-analysis of
73 interrupted time-series replications. Safety Science 32, 1–18.
doi:10.1016/S0925-7535(99)00007-7
Langford, D., Rowlinson, S., Sawacha, E., 2000. Safety behavior and safety man-
agement: its influence on the attitudes of workers in the UK construction
industry. Engineering, Construction and Architectural Management 133–140.
136
Lemeshow, S., Jr, D.W.H., Klar, J., Lwanga, S.K., 1990. Adequacy of sample size
in health studies. John Wiley & Sons Ltd., United States of America.
Mearns, K., Whitaker, S.., Flin, R., 2003. Safety climate, safety management
practice and safety performance in offshore environments. Safety Science 41,
641–680.
Morrow, P.., Crum, M.R., 2004. Antecedents of fatigue, close calls, and crashes
among commercial motor-vehicle drivers. Journal of Safety Research 35,
59–69.
Muchlas, M., 2005. Perilaku Organisasi. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Mulyasari, W., 2013. Pengembangan Model Iklim Keselamatan Terhadap
Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja (Pak). Prosiding Seminar
Nasional Manajemen Teknologi XVIII 1–9.
Nadhim, E., Hon, C., Xia, B., Lecturer, S., 2016. Investigating The Relationships
Between Safety Climate And Safety Performance Of Retrofitting, in: In
Proceedings of the 40th Australasian Universities Building Education
Association (AUBEA). Central Queensland University, Cairns, Australia,
hal. 479–490.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta,
Jakarta.
O‟Connor, P., O‟Dea, A., Kennedy, Q., Buttrey, S.E., 2011. Measuring safety
climate in aviation: A review and recommendations for the future. Safety
Science 49, 128–138. doi:10.1016/j.ssci.2010.10.001
O‟Dea, A., O‟Connor, P., Buttrey, S.L., Oliver, D.T., Connor, P., 2010. A Review
of the Safety Climate Literature as it Relates to Naval Aviation.
Restuputri, D.P., 2015. Pengukuran Iklim Keselamatan Kerja (Studi Kasus RS X
Malang), in: Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015. Penerbit
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Robbins, S.P., Timothy, A.J., 2008. Perilaku Organisasi, ke-12. ed. Salemba
EMpat, Jakarta.
Roughton, J., Mercurio, J., 2002. Developing an Effective Safety Culture: A
Leadership Approach.
Seo, D., Torabi, M.R., Blair, E.H., Ellis, N.T., 2004. A cross-validation of safety
climate scale using confirmatory factor analytic approach 35, 427–445.
doi:10.1016/j.jsr.2004.04.006
Siu, O.L., Phillips, D.R., Leung, T.W., 2003. Age differences in safety attitudes
and safety performance in Hong Kong construction workers. Journal of
137
Safety Research 34, 199–205. doi:10.1016/S0022-4375(02)00072-5
Tharaldsen, J.E., Olsen, E., Rundmo, T., 2008. A longitudinal study of safety
climate on the Norwegian continental shelf 46, 427–439.
doi:10.1016/j.ssci.2007.05.006
Torner, M., Pousette, A., 2009. Safety in construction – a comprehensive
description of the characteristics of high safety standards in construction
work, from the combined perspective of supervisors and experienced
workers. Journal of Safety Research 40, 399–409.
Uhuegho, K.O., Melbourne, F., 2017. Examining the Safety Climate of U.S.
Based Aviation Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) Organizations
Florida Institute of Technology as part of the degree requirements for a
Doctor of Philosophy in Aviation Sciences.
Vinodkumar, M.., Bhasi, M., 2009. Safety climate factors and its relationship with
accidents and personal attributes in the chemical industry. Safety Science 47
(5), 659–667.
Vu, T., Cieri, H. De, 2015. A review and evaluation of safety culture and safety
climate measurement tools.
Weiner, B.., Hobgood, C., Lewis, M.., 2008. The meaning of justice in safety
incident reporting. Social Science & Medicine 19.
Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja, Edisi ke-3. ed. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Wiegmann, D. a, Zhang, H., Thaden, T. Von, Sharma, G., Mitchell, A., 2002.
Aviation Research Lab Institute of Aviation. Federal Aviation
Administration Atlantic City International Airport NJ.
Winarsunu, T., 2008. Psikologi keselamatan kerja. UMM Press, Yogyakarta.
Yule, S., 2003. Safety culture and safety climate: A review of the literature.
Zohar, D., 2002. Modifying supervisory practices to improve subunit safety: A
leadership-based intervention model. Journal of Applied Psychology 87,
156–163.
Zohar, D., Luria, G., 2005. A multilevel model of safety climate: Cross-level
relationships between organization and group-level climates. Journal of
Applied Psychology 90.
Zwetsloot, G.I.J.M., Kines, P., Ruotsala, R., Drupsteen, L., Merivirta, M.,
Bezemer, R.A., 2017. The importance of commitment , communication ,
culture and learning for the implementation of the Zero Accident Vision in
27 companies in Europe. Safety Science 96, 22–32.
doi:10.1016/j.ssci.2017.03.001
138
Lampiran I
Bersedia secara sukarela untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan saya
menyadari bahwa penelitian ini bersifat rahasia dan tidak akan mempengaruhi atau
mengakibatkan kerugian bagi saya dan saya akan memberikan jawaban dengan sejujur-
jujurnya tanpa paksaan pihak manapun.
Responden
______________________________
KUESIONER IKLIM KESELAMATAN KERJA NORDIC
[ ] SLTP [ ] DIV/Sarjana
[ ] SLTA [ ] Magister/Doktor
G. Kapan Anda mulai bekerja di PT GMF AeroAsia? Tahun ........... / Bulan ..............
H. Kapan Anda mulai bekerja di Unit Base Maintenance? Tahun ........... / Bulan ..............
I. Kapan Anda mulai berada di posisi Jabatan / Job Title Anda saat ini?
Tahun ........... / Bulan ..............
Pada bagian ini, silakan nilai bagaimana Anda melihat atasan Anda dalam
melakukan penanganan keselamatan di tempat kerja.
Pada bagian ini, silakan nilai bagaimana Anda melihat staff di tempat kerja dalam
melakukan penanganan keselamatan.
Komentar:
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
OUTPUT SPSS
N %
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.943 50
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0
KAT_DIMENSI1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KAT_DIMENSI2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KAT_DIMENSI4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KAT_DIMENSI5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KAT_DIMENSI6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
One-Sample Test
Test Value = 0
Statistics
N Valid 356 356 356 356 356 356 356 356 356
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.20 3.08 3.01 2.88 2.91 2.87 2.89 3.02 2.79
Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
Std. Deviation .542 .517 .641 .646 .709 .569 .585 .658 .663
One-Sample Test
Test Value = 0
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Test Value = 0
Mean Difference
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Test Value = 0
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Test Value = 0
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Test Value = 0
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation .466 .511 .500 .496 .491 .631 .476 .462
One-Sample Test
Test Value = 0
Missing 0 0 0 0 0 0 0
One-Sample Test
Test Value = 0
KAT_UMUR2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kat_Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Ting_Pendidikan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Report
N 34 34 34 34 34 34 34
Report
0-5 Mean
2.9572 2.8492 2.8128 3.2090 2.8356 3.0858 3.0232
6 - 15 Mean
2.8415 2.8151 2.7500 3.2794 2.9013 3.0772 2.9433
N 68 68 68 68 68 68 68
>= 16 Mean
3.2191 3.0198 3.0833 3.3611 2.9960 3.1632 3.1508
N 36 36 36 36 36 36 36
Total Mean
2.9616 2.8600 2.8282 3.2378 2.8644 3.0920 3.0209
Report
N 34 34 34 34 34 34 34
Report
N 8 8 8 8 8 8 8