Anda di halaman 1dari 110

i

DESKRIPSI FAKTOR FAKTOR KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA TERHADAP PEKERJA
KONVEKSI DI KELURAHAN KAYEN
KABUPATEN PATI

RISET KEPERAWATAN

Riset Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk melakukan ujian

Oleh:
Era Avicka Maharani
117036

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021
DESKRIPSI FAKTOR FAKTOR KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA TERHADAP PEKERJA
KONVEKSI DI KELURAHAN KAYEN
KABUPATEN PATI

RISET KEPERAWATAN

Riset Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:
Era Avicka Maharani
117036

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Riset Keperawatan ini diajukan oleh

Nama : Era Avicka Maharani

NIM : 117036

Program Studi : S-1 Keperawatan

Judul Riset Keperawatan : Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada Pekerja Konveksi di Kelurahan Kayen

Kabupaten Pati

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan pada Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo

Semarang.

DEWAN PENGUJI

Ketua Penguji : Ns. Siti Juwariyah, S.Kep, M.Kep

.....................................

Anggota Penguji I : Ns. Prita Adisty Handayani, M.Kep

......................................

Anggota Penguji II : Mamat Supriyono, SKM, M.Kes

......................................

Ditetapkan di : Semarang

Tanggal : Agustus 2021

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Riset keperawatan ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Era Avicka Maharani

NIM : 117036

Tanda Tangan :

Tanggal : Agustus 2021

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

RISET KEPERAWATAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKES Telogorejo Semarang, saya yang bertandatangan

di bawah ini :

Nama : Era Avicka Maharani

NIM : 117036

Program Studi : S-I Keperawatan

Jenis Karya : Riset Keperawatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

STIKES Telogorejo Semarang Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas Riset Keperawatan saya yang berjudul: Deskripsi Faktor

Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Konveksi di Kelurahan

Kayen Kabupaten Pati beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak

Bebas Royalti Non eksklusif ini STIKES Telogorejo Semarang berhak menyimpan,

mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik

Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, Agustus 2021

Yang menyatakan

Era Avicka Maharani

iv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG

Penelitian, Juli 2021

Era Avicka Maharani

Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Pekerja


Konveksi di Kelurahan Kayen Kabupaten Pati

xiv + 64 + 15 tabel + 2 skema + 12 lampiran

ABSTRAK

Di Indonesia, angka kejadian kecelakaan kerja pada tahun 2017 sebanyak 123.000
orang. Masalah yang sering terjadi kecelakan kerja yang terjadi secara umum 60-
80% disebabkan faktor faktor resiko kesehatan kerja seperti faktor biologi, faktor
kimia, faktor ergonomi, faktor fisik dan faktor psikososial. Pencegahan kecelakaan
kerja dapat dilakukan dengan pegamatan resiko bahaya tempat kerja dengan basis
informasi yang berhubungan dengan banyaknya dan tingkat jenis kecelakaan kerja
yang terjadi di tempat kerja dan dengan kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan faktor faktor resiko kesehatan kerja terhadap pekerja konveksi di
Kelurahan Kayen Kabupaten Pati. Rancangan penelitian ini menggunakan
observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak 50 responden dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor resiko kesehatan kerja dengan hasil presentasi cukup baik seperti faktor fisik
20 responden dengan hasil cukup baik dan ada beberapa faktor didalamnnya yang
mempengaruhi seperti pencahayan dan suhu ruangan, untuk faktor ergonomi 26
responden hasil cukup baik dengan faktor yang mempengaruhi dalam bekerja yaitu
posisi duduk. dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja yaitu
faktor psikososial, faktor kimia dan faktor biologi mendapatkan hasil persentasi baik.
Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar pekerja selalu menerapkan dan
mementingkan keselamatan dan kesehatan kerja

Kata Kunci : Pekerja, Konveksi, Faktor Kesehatan Kerja


Daftar Pustaka : 23 (2007-2018)

v
S-1 NURSING STUDY IN STIKES TELOGOREJO
SEMARANG

Research, July 2021

Era Avicka Maharani

Description of Occupational Safety and Health Factors for Convection Employees in


Kayen Village, Pati Town

xiv + 64 + 15 tables + 2 schemes + 12 attachments

ABSTRACT

In Indonesia, the number of workplace accidents in 2017 involved 123,000 people.


Problems that often occur in working accidents are generally 60-80% due to
occupational health risk factors such as biological factors, chemical factors,
ergonomic factors, physical factors and psychosocial factors. Prevention of work
accidents can be done by observing the risk of workplace hazards based on
information related to the number and level of working accidents types that occur in
the workplace and with a questionnaire. This study aims to describe occupational
health risk factors for convection workers in Kayen village, Pati town. This research
design used analytic observational with cross-sectional approach. The number of
samples in this study were 50 respondents with a sampling technique using total
sampling.

The results showed that there were several occupational health risk factors with fairly
good presentation results, such as related to physical factors from 20 respondents
with fairly good results in which there were several factors influenced such as
lighting and room temperature. Meanwhile, ergonomics factors from 26 respondents
the results were fairly good with sitting position as the influenced factors in a work.
In addition, there were several factors that affect occupational health, namely
psychosocial factors, chemical factors and biological factors witht good percentage
results. It is recommended that workers should always apply and pay attention to
occupational safety and health at all times during work.

Keywords : Workers, Convection, Occupational Health Factors


References : 23 (2007-2018)

vi
PRAKATA

Syukur Puji Tuhan peneliti panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang dilimpahkan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Riset

Keperawatan yang berjudul “Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada Pekerja Konveksi di Kelurahan Kayen Kabupaten Pati” dengan baik dan

lancar. Riset keperawatan ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan

pada Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. Peneliti

menyadari bahwa penyususnan Riset Keperawatan ini dapat terselesaikan berkat

dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati dan tulus ikhlas perkenankan peneliti

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kep., Ph.D, selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Telogorejo Semarang.

2. Ns. Ismonah, M.Kep, Sp.M.B. selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKES

Telogorejo Semarang.

3. Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M.Kep, Sp.M.B. selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

4. Ns. Arlies Zenitha Victoria, M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan kami motivasi dan dukungan hingga sampai kami mendapatkan

ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami.

5. Ns. Prita Adisty Handayani, M.Kep selaku Pembimbing Utama yang selalu

memberikan arahan dengan penuh sabar dan mendidik peneliti sampai dengan

sekarang dititik ini.

vii
6. Mamat Supriyono, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang dengan

sabar dan selalu meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dengan baik.

7. Ns. Siti Juwariyah, S.Kep, M.Kep selaku ketua penguji yang dengan sabar

dan selalu meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dengan baik.

8. Terimakasih kepada Bapak Marno Selaku bapak Lurah yang telah memberikan

izin kepada saya untuk melakukan studi pendahuluan di kelurahan Kayen,

Kabupaten Pati.

9. Bapak Suharto dan Ibu Sumiyati selaku orang tua yang sangat peneliti cintai dan

sayangi terimakasih atas segala dukungan yang diberikan selama ini dan sampai

mencapai suksesnya kuliah.

10. Adik Ilham Ramadhan Mahardika Terimakasih sudah memberikan dukungan.

11. Briptu Wawang Fatmala terimakasih sudah selalu mendukung dan memberi

peneliti motivasi sampai bisa menyusun riset keperawatan ini dengan lancar dan

semangat.

12. Teman saya Trio Plongoh (Ida Riyana dan Windia Lestari), Della wahyu, dan

semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu selalu merangkul

peneliti, memberi dukungan dan hiburan dalam penyusunan riset keperawatan

ini.

13. Terimakasih kepada teman satu kelompok peminatan komunitas (Juanda Rizky

Damayanti, Hayu Parashati, dan Ika Dewi Krisnawati) yang selalu saling

memberikan semangat satu sama lain dalam kelompok.

14. Terimakasih kepada teman-teman S-1 Keperawatan Angkatan 2017 yang sudah

saling memberikan semangat satu sama lain dan motivasi untuk bisa selalu

melanjutkan riset keperawatan ini dengan baik dan sampai selesainya riset

keperawatan ini.

viii
Peneliti menyadari bahwa riset keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna

karena keterbatasan peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan saran

dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga riset Keperawatan ini dapat

memberikan manfaat bagi Ilmu Keperawatan. Akhir kata peneliti mengucapkan

terimakasih.

Semarang, Agustus 2021

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

PERNYATAAN ORIGINALITAS ...................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI RISET KEPERAWATAN

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

PRAKATA .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 12

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 13

E. Keaslian Penelitian...................................................................... 14

F. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Dengan Peneliti .............. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunitas ................................................................................... 17

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................. 19

x
C. Kerangka Teori ........................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep dan Variabel Penelitian ................................. 32

B. Hipotesis ..................................................................................... 33

C. Rancangan Penelitian .................................................................. 34

D. Definisi Operasional ................................................................... 35

E. Populasi dan Sampel ................................................................... 36

F. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 38

G. Etika Penelitian ........................................................................... 38

H. Alat Pengumpulan Data .............................................................. 40

I. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 42

J. Analisa Data ................................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 47

B. Pembahasan................................................................................. 49

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 62

B. Saran ........................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 14

Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Dengan Peneliti ................... 16

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 35

Tabel 3.2 Kuesiner Faktor Fisik ...................................................................... 41

Tabel 3.3 Kuesioner Faktor Biologi ................................................................ 41

Tabel 3.4 Kuesiner Faktor Kimia .................................................................... 41

Tabel 3.5 Kuesioner Faktor Ergonomi ............................................................ 42

Tabel 3.6 Kuesiner Faktor Psikososial ............................................................ 42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden (n=40) ............ 47

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

(n=40) .............................................................................................. 48

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Kerja Responden (n=40) 48

Tabel 4.4 Gambaran Faktor Resiko Fisik Kesehatan Kerja Responden

(n=40) .............................................................................................. 48

Tabel 4.5 Gambaran Faktor Resiko Psikososial Kesehatan Kerja Responden

(n=40) .............................................................................................. 48

Tabel 4.6 Gambaran Faktor Resiko Ergonomi Kesehatan Kerja Responden

(n=40) .............................................................................................. 49

Tabel 4.7 Gambaran Faktor Resiko Kimia Kesehatan Kerja Responden

(n=40) .............................................................................................. 49

xii
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori ................................................................................ 31

Skema 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 33

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 POA (Plain Of Action)

Lampiran 2 Study Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 Kuesioner

Lampiran 7 Pengolahan Data SPSS

Lampiran 8 Hasil Analisis Data

Lampiran 9 Dokumentasi

Lampiran 10 Daftar Hadir Konsultasi

Lampiran 11 Lembar Konsultasi

Lampiran 12 Surat Translate Abstract dari CLT (Centre for Language Training)

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas adalah sekumpulan individu yang berada pada lokasi atau batas

geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan, dan minat yang relatif

sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Syafrudin &

Hamidah, 2009, hlm.5).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai

dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari (Effendi dan Makhfudli, 2009, hlm.3).

Penerapan Konsep dinamika kelompok pada keperawatan komunitas

Penerapan konsep dinamika kelompok pada keperawatan komunitas tidak lepas

dari dua komponen kelompok yaitu kelompok perawat dan kelompok komunitas

(masyarakat).

Dinamika kelompok yang terjadi tidak hanya di dalam kelompoknya saja tetapi

sudah berintegrasi dengan kelompok lain.

1
2

Dinamika kelompok dalam kelompok perawat adalah terbentuknya suatu

kesatuan tujuan dan tindakan yang berorientasi pada pemecahan masalah

kesehatan yang dialami masyarakat, bekerja sama dengan mengabaikan konflik

dan perbedaan sehingga tercapai suatu keputusan bersama.

Dinamika kelompok yang terjadi dalam masyarakat yaitu terbentuknya

kemandirian yang didukung kebersamaan, rasa saling membutuhkan dan

menganggap masalah kesehatan anggota masyarakat (keluarga lain) adalah

merupakan masalah kesehatan bersama sehingga perlu diatasi bersama (Slamet

Santoso, 2014, hlm. 5). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah

individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit

yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari

individu (anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

psikologi, sosial dan spiritual), keluarga dan kelompok khusus (kumpulan

individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan,

kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan

(Harnilawati, 2013, hlm.5-9).

Pekerja dapat dikelompokkan kedalam kategori kelmpok khusus karena memiliki

ciri ciri dan permasalahan kesehatan yang relatif sama antara individu yang satu

dengan individu yang lainnya (Kasmir 2016). Pekerja adalah setiap orang yang

berkerja pada orang lain dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk uang

atau lain. Imbalan yang dimaksud itu adalah berupa barang atau benda yang

nilainya atas dasar kesepakatan pengusaha dan pekerja (Jehani, 2017).


3

Pengertian pekerja dapat diketahui dalam pasal 1 angka 3 UUK yaitu setiap

orang yang berkeja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain

(Santoso, 2012). Pekerja informal adalah yang bekerja secara pribadi dan banyak

terdapat di kalangan masyarakat. Studi yang dilakukan oleh ILO (International

Labor Organization) yang mendeskripsikan pekerja informal tidak terbatas pada

pekerjaan-pekerjaan di pinggiran-pinggiran kota besar tetapi bahkan meliputi

berbagai aktivitas ekonomi yang antara lain: mudah dimasuki berdasar pada

sumber daya local, usaha milik sendiri, operasi dalam skala kecil (T, Gilarso,

2009). Pekerja formal ialah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan sebagai

tenaga kerja terlatih (Skilled Worker), mereka memperoleh perlindungan hukum

yang lebih kuat, kontrak kerja yang resmi dan berada didalam organisasi yang

berbadan hukum (Santoso, 2009).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah cabang ilmu pengetahuan dan

penerapan yang mempelajari tentang cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja,

penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan

(Djatmiko, 2016). Upaya kesehatan kerja adalah upaya menyerasian antara

kapasitas beban, lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat berkerja secara sehat

tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar

diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-undang Kesehatan tahun

1992). Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi

permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakkan pengendalian

(Efendi, 2009).
4

Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan dalam upaya penyerasian

antara kapasitas kerja, bebas kerja dan lingkungan beserta praktiknya dalam

pemeliharaan kesehatan secara kuratif,preventif, promosional, dan rehabilitatif

agar masyarakat tenaga kerja dan masyarakat umum terhindari dari bahaya akibat

kerja, serta dapat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya untuk dapat

berkerja produktif (Irzal, 2016). Sasaranya adalah manusia yang bekerja di

perusahaan ataupun home industri (Djatmiko, 2016).

Pekerjaan menjahit dilakukan dalam posisi duduk dengan cukup lama, kurang

lebih 4-8 jam per hari dan dilakukan terus menerus dengan posisi membungkuk.

Duduk lama pada penjahit dengan posisi yang salah dapat mengakibatkan

timbulnya keluhan rasa sakit seperti ngilu, pegal-pegal, bahkan biasa

mengakibatkan keram otot di bagian tubuh tertentu (Asri, 2016).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelurahan Kayen, dengan

metode kuesioner Deskripsi faktor faktor keselamatn dan kesehatan kerja pada

pekerja pekerja konveksi kepada 10 responden, didapatkan hasil dari faktor

ergonomi yaitu 9 pekerja mengalami pegal pada punggung setelah lama bekerja

akibat posisi yang sering membungkuk dan sering kesemutan setelah duduk.

Faktor fisik didapatkan 7 pekerja mengalami kebisingan, 3 pekerja konsentrasi

terganggu dengan suara bising yang ditimbulkan ditempat kerja, 4 pekerja merasa

suhu panas. Faktor kimia didapatkan 2 pekerja merasa pusing saat mencium bau

bahan kimia. Faktor biologi didapatkan 4 pekerja mengalami perih pada mata

setelah terkena asap saat bekerja. Faktor psikososial didapatkan 3 pekerja merasa

rekan kerja tidak mendukung dalam bekerja, 5 pekerja merasa kurang jelas
5

mengenai informasi informasi yang ada dalam kelompok atau program home

industry yang harus dilakukan.

Penelitian mengenai faktor resiko bahaya tempat kerja yang dilakukan pada

tahun 2018 bahwa masih banyak sekali kondisi lingkungan rumah pekerja yang

signifikan terhadap timbulnya gangguan kesehatan adalah kondisi lantai terhadap

timbulnya batuk dan sesak nafas (p-value = 0,0001) dan kondisi ventilasi rumah

terhadap pusing dan sakit kepala (p-value = 0,016) (Nikie, Sulistiyani, 2018).

Penelitian mengenai pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan yang dilakukan pada tahun 2018

bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja

secara serempak maupun persial menunjukkan pengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan dimana sebesar 68,4% variasi variabel kinerja dapat

dijelaskan oleh variasi variabel K3 dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya

31,6% divariasi oleh faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak

diteliti dalam penelitian ini (Manda dan & Kusri, 2018).

Faktor resiko bahaya kerja terdiri dari Bahaya fisik mencakup kebisingan, suhu

lingkungan kerja yang terlalu ekstrem, radiasi dan tekanan udara. Bahaya

biologis meliputi jamur, bakteri, virus (Darmiatun dan Tasrial, 2015). Bahaya

kimia meliputi konsentrasi uap, gas, beracun, reaktif, Radioaktif, mudah

meledak, mudah terbakar/menyala, korosif dilingkungan kerja. Bahaya

ergonomic biasanya meliputi desaian peralatan kerja, mesin, tempat kerja yang

buruk dan aktivitas mengangkat beban, jangkauan yang berlebihan, vibrasi,


6

gerakan yang berulang-ulang secara berlebihan dapat mengakibatkan gangguan

musculoskeletal pada pekerja dan Bahaya psikososial meliputi komunikasi yang

tidak adekuat, konflik antar personal, beban kerja yang terlalu padat, kerja

lembur, lingkungan kerja yang kurang memadai dapat menjadi bahaya psikolog

ditempat kerja (Harrianto, 2015).

Faktor fisik yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan seperti, radiasi,

listrik, suhu yang ekstrem, dan kebisingan (Harrianto, 2015). Kebisingan akan

mengganggu konsentrasi pekerja dan menimbulkan reaksi psikologis yang tidak

menyenangkan terhadap bising dan kominukasi terganggu dan merasa gugup

(Odenward, 2014).

Faktor biologi adalah mikroorganisme yang menyebabkan suatu penyakit, seperti

bakteri, virus, jamur, dan parasit (Ramli, 2010, hlm.66). Mikroorganisme tersebut

ditularkan oleh kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau kontaminasi

cairan dan sekret tubuh orang lain yang telah terinfeksi (Irzal, 2016).

Faktor kimia adalah berbagai macam seperti obat-obatan, gas, asap pada ruangan

yang tertutup, cairan yang panas, partikel-partikel yang berpotensi sebagai racun

bagi sistem tubuh. Bahan kimia menjadi berbahaya bagi manusia karena potensi

toksinasinya. Toksinasi adalah kemampuan bahan kimia untuk merusak jaringan,

organ, dan system tubuh (LeBouf et al., 2019).

Faktor ergonomi merupakan segala bentuk faktor yang terdapat dilingkungan

pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan, luka ketidaknyamanan, dan


7

cedera pada pekerja (Harrianto, 2015). Ergonomi adalah penerapan prinsip

prinsip tentang kinerja manusia yang berhubungan dengan desain sistem kerja

yang aman dan efisien,peralatan,dan lingkungan kerja. Masalah kesehatan yang

sering dialami oleh pekerja yang berkaitan dengan ergonomis adalah gangguan

pada sistem musculoskeletal (Susihono, 2013).

Faktor psikososial adalah faktor-faktor yang situasi di tempat kerja yang tidak

kondusif antara seorang pekerja dengan lingkungan sosialnya akan menciptakan

stres, ketegangan emosional, dan masalah interpersonal (Harrianto, 2009).

Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek aspek dari desain

kerja, organisasi kerja dan manajement kerja serta aspek yang berhubungan

dengan lingkungan social kerja yang berpotensi menyebabakan gangguan pada

psikologis pekerja. Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak akan

berpengaruh terhadap konflik fisik dan karyawan sehari hari, jika serang

karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan baik maka karyawan

tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, setres dan akan mengalami

ganguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja karyawan

(Andarini, 2019).

Kecelakaan kerja adalah yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja

termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Demikian pula

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat

kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui (Adisu,

2008). Pengertian kecelakaan kerja yang dijabarkan para ahli keselamatan kerja

dan berdasarkan undang-undang mengenai keselamatan dan kesehatan terdapat 3


8

aspek utama yaitu: pertama kecelakaan kerja asalah keadaan apapun yang

membahayakan pada tempat kerja maupun lingkungan kerja. Hazard ini untuk

manusia menimbulkan cedera (injury) dan sakit (illness). Kedua cedera dan sakit

adalah hasil dari kecelakaan akan tetapi kecelakaan tidak terbatas pada cedera

atau sakit saja. Ketiga, jika dalam suatu kejadian menyebabkan kerusakan atau

kerugian (lose) tetapi tidak ada cedera pada manusia, hal ini termasuk juga

kecelakaan yang menyebabkan hazard pada orang, kerusakan pada peralatan atau

barang dan terhentinya proses pekerjaan (HR, 2014).

Jumlah kecelakan kerja yang terjadi secara umum 60-80% disebabkan faktor

manusia, yaitu unsafe action. Unsafe action yaitu tindakan yang salah dalam

berkerja dan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan (human eror), biasanya

terjadi karena ketidakseimbangan fisik disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja

yang tidak baik atau kondisi peralatan kerja yang berbahaya (unsafe condision),

biasanya dipengaruhi oleh hal-hal seperti peralatan yang tidak layak pakai, alat

pengamanan yang kurang memenuhi standar (Djatmiko, 2016). Kedua hal yang

tersebut menjelaskan bahwa perilaku manusia merupakan penyebab utama

terjadinya kecelakaan ditempat kerja. Manusia sebagai salah satu faktor utama

dalam masalah kecelakaan kerja, ada juga sering kurang membantu masalah

pekerja untuk mengoptimalkan proses produksi dan presetasi kerja. Suhu ruangan

yang harus disesuaikan seperti tingkat kelembaban dan kondisi udara (ventilasi),

penerangan yang merupakan sangat penting untuk melakukan pekerjaan sering

diabaikan yang mengakibatkan timbulnya kelelahan mata dan berakibat pada

menurunnya tingkat efesiensi kerja (Irzal, 2016, hlm. 2-3).


9

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 11 Januari 2019 di Home

Industry konveksi yaitu Permata, Kalisegoro, dan Fanny oleh peneliti terdapat

berbagai potensi bahaya pada tahap proses produksi sampai dengan finishing dan

packing pada 55 pekerja. Proses produksi yaitu memiliki faktor-faktor bahaya

lingkungan kerja terdiri dari fisik, kimia, psikologis, ergonomi, mekanis, listrik,

dan biologi. Pada proses menjahit terdapat beberapa potensi bahaya, yaitu bahaya

mekanis terbentur mesin jahit, teriris benda tajam, terjepit,terpleset, bahaya listrik

tersengat arus listrik, bahaya fisik seperti terpapar kebisingan, terpapar suhu

panas, terpapar getaran, kelelahan, bahaya ergonomi nyeri tangan, kepala, leher,

kaki, punggung dan pinggang. Pada proses pemotongan terdapat bahaya mekanis

yaitu tangan dapat terpotong oleh gunting bahaya ergonomi kelelahan, pegal-

pegal pada kaki, tangan, leher, punggung dan pinggang. Pada proses finishing

packing terdapat potensi bahaya yaitu ergonomi pegal –pegal pada bagian tangan,

punggung, pinggang dan leher, bahaya mekanis kejatuhan barang yang sudah di

packing.

Perkiraan terbaru yang dikeluarkan oleh International Labour Organization

(ILO), 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) dari kematian ini dikarenakan

penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7 persen) dikarenakan

kecelakaan kerja. Setiap tahun, ada hampir seribu kali lebih banyak kecelakaan

kerja non-fatal dibandingkan kecelakaan kerja fatal. Kecelakaan nonfatal

diperkirakan dialami 374 juta pekerja setiap tahun, dan banyak dari kecelakaan

ini memiliki konsekuensi yang serius terhadap kapasitas penghasilan para pekerja

(Hämäläinen et al., 2017).


10

Data angka kecelakaan di Indonesia masih tinggi terjadi kecelakaan akibat kerja

tahun 2013 sampai Tahun 2017, pada Tahun 2013 ada 97.144 orang; Tahun 2014

ada 40.696 orang (Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Kementerian Kesehatan,

2014). Sedangkan data kecelakaan kerja pada Tahun 2015 ada 110.285 orang;

Tahun 2016 ada 105.182 orang; 2017 ada 123.000 orang (Data BPJS

Ketenagakerjaan, 2018). Data angka kecelakaan kerja terjadi kenaikan angka

kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2017 yaitu sebesar 25.856

orang. Dampak dari kecelakaan kerja tersebut tidak hanya dihadapi oleh korban

kecelakaan namun juga kepada pihak perusahaan akibat hilangnya hari kerja

yang dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan, sehingga perlunya

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan sebagai

upaya penanggulangan (Disnakertrans, 2017).

Angka kecelakaan di Provinsi Jawa Tengah cenderung tidak stabil. Tahun 2012

terdapat 5.029 kasus kecelakaan dan tahun 2013 kasus kecelakaan mengalami

penurunan sebesar 8,5% yaitu menjadi 4.601 kasus kecelakaan kerja. Tahun 2014

kecelakaan kerja kembali mengalami kenaikan sebesar 18,3% menjadi 5.445

kasus kecelakaan kerja dan pada tahun 2015 angka kecelakaan kerja kembali

menurun menjadi 3.083 kasus kecelakaan kerja di Provinsi Jawa Tengah. Tahun

2016 naik menjadi 3.665 kasus kecelakaan kerja. Tahun 2017 menurun menjadi

1.468 kasus kecelakaan kerja. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan data PT Jamsostek Kanwil V Jateng dan DIY bahwa sampai

Agustus 2012, jumlah kecelakaan kerja yang terjadi 31 kasus per hari (Suara

merdeka, 2013). Di Kabupaten Pati, Blora, Kudus, dan Rembangterdapat 1.500


11

kasus kecelakaan kerja yang tercatat oleh PT Jamsostekcabang Kudus (Pambudi,

2013).

Berdasarkan dari 5 faktor bahaya lingkungan kerja yang terdiri dari faktor fisik,

biologis, kimia, ergonomis, psikososial berpengaruh terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap pekerja

konveksi di Kelurahan Kayen kabupaten Pati”.

B. Rumusan Masalah

Kampung Konveksi merupakan kawasan industri rumahan karena setiap rumah

yang ada dikawasan tersebut membuka usaha konveksi. Jumlah pekerja pada

setiap rumah berbeda-beda tergantung dari besar kecilnya rumah dan pesanan

yang diterima, rata-rata sekitar 20 sampai 30 pekerja. Faktor-faktor kesehatan

kerja yang sering terjadi pada Konveksi adalah faktor fisik, faktor biologi, faktor

kimia, faktor ergonomi dan faktor psikososial. Faktor fisik adalah yang

menimbulkan masalah seperti radiasi, listrik, suhu yang ekstrem dan kebisingan

alat yang digunakan. Faktor biologi adalah mikroorganisme yang menyebabkan

suatu penyakit, seperti bakteri, virus, jamur dan parasite. Faktor kimia adalah

berbagai macam seperti obat-obatan, gas, asap pada ruangan yang tertutup, cairan

yang panas, partikel-partikel yang berpotensi sebagai racun bagi sistem tubuh.

Faktor ergonomi adalah bentuk faktor yang terdapat dilingkungan pekerja yang

menimbulkan kecelakaan, luka, ketidaknyamanan, posisi saat berkerja dan cedera

pada pekerja. Faktor psikososial adalah faktor-faktor dan situasi di tempat kerja

yang tidak kondusif antara seorang pekerja dengan lingkungan sosial.


12

Hal tersebut menujukkan peneliti tertarik untuk menganalisis Bagaimana Faktor

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Karyawan konveksi di Kelurahan

Kayen, kabupaten Pati ? dengan judul penelitian “Bagaimana Deskripsi Faktor

Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap pekerja konveksi di

Kelurahan Kayen kabupaten Pati?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mendskripsikan Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja

terhadap pekerja konveksi di kelurahan Kayen kabupaten Pati.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik pekerja konveksi di Kelurahan Kayen.

b. Mengetahui deskripsi faktor resiko fisik kesehatan kerja pada pekerja

konveksi di Kelurahan Kayen.

c. Mengetahui deskripsi faktor resiko biologi kesehatan kerja pada pekerja

konveksi di Kelurahan Kayen.

d. Mengetahui deskripsi faktor resiko kimia kesehatan kerja pada pekerja

konveksi di Kelurahan Kayen.

e. Mengetahui deskripsi faktor resiko ergonomi kesehatan kerja pada

pekerja konveksi di Kelurahan Kayen.

f. Mengetahui deskripsi faktor resiko psikososial kesehatan kerja pada

pekerja konveksi di Kelurahan Kayen.


13

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Diharapkan agar penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada konveksi

diterapkan dengan baik karena keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya

dari faktor manusia itu sendiri tapi dari lingkungan yang nyaman dan fisik

yang baik sangat mempengaruhi.

2. Bagi Pekerja

Diharapkan agar pekerja konveksi selalu memperhatikan keselamatan dan

kesehatan dengan semaksimal mungkin, dan juga selalu melakukan observasi

resiko kesehatan kerja setiap minggunya.

3. Bagi Pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu

yang menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang keperawatan

mengenai faktor resiko kesehatan kerja terutama dalam bidang keselamatan

dan kesehatan kerja (K3).

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian yang telah ada ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk

melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan Kesehatan Kerja di

konveksi.
14

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keasliaan Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil


Dea Herlin, Analisis Faktor- Observasional Hasil analisis bivariat
Widodo Faktor yang analitik menunjukkan bahwa ada enam
Brontowijoyo mempengaruhi dengan variabel yang berhubungan
(2018) kejadian kecelakaan pendekatan dengan kecelakaan kerja yaitu
kerja pada manusia cross sectional variabel pengetahuan (p value
di Home Industri C- 0,005), sikap (p value 0,000),
Maxi Alloycasing penggunaan APD (p value
0,006), perilaku (p value 0,000)
pengawasan (p value 0,000),
dan pelatihan K3 (p value
0,000). Hasil analisis
multivariat menunjukkan
bahwa, variabel yang paling
berpengaruh terhadap
terjadinya kecelakaan kerja
adalah pengawasan K3 dan
pelatihan K3 dengan nilai
koefisien regresi sebesar 4,563.
Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka disarankan
sebaiknya perusahaan
meningkatkan pengawasan,
mengadakan safety talk, dan
meningkatkan pelatihan K3
untuk mengurangi resiko
kecelakaan kerja.

Qoni Mulia Analisi Hiegene dan Penelitian Hasil penelitian terdapat


Sagita, Sulistyani, sanitasi lingkungan Kuantitatif beberapa variabel yang
Yuliani kerja pada pekerja dengan metode memiliki beberapa hubungan
Setyaningsih rumahan industri cross sectional bermakna dengan keluhan
2017 sepatu di kabupaten akibat kerja, dengan p < 0,05
Semarang antara lain massa kerja, lama
kerja, penggunaan APD,
intesitas cahaya,ventilasi
rumah, dan suhu rumah,
sedangkan variabel umur,
riwayat kesehatan, dinding
rumah, dan kepadatan hunian
tidak menunjukkan hubungan
bermakna dengan keluhan
akibat kerja yang ditandai
dengan p<0,005.

Manda Analisis Pengaruh Metode Hasil penelitian pengujian


Dwipayani, Kusri Keselamatan dan Analisa data secara parsial varabel bebas
Suwardi, 2018 Kesehatan Kerja dengan keselamatan dan kesehatan
(K3) dan pendekatan kerja(K3) (X1) dan lingkungan
Lingkungan Kerja regresi kerja (X2) karyawan pada PT.
Terhadap Kinerja berganda Samudra Perdana serempak
Karyawan di PT. berpengaruh signifikan
Samudra Perdana terhadap variabel terikat
Kinerja (Y) karyawan pada PT.
15

Penelitian Judul Metode Hasil


Samudra Perdana sebesar
68,4% dan sisanya sebesar
31,6% merupakan variabel lain
yang tidak diteliti dalam
penelitian.

Nikie, Sulistiyani, Faktor resiko Analisis data Kondisi lingkungan rumah


Yuliani bahaya tempat kerja dengan yang buruk, seperti ventilasi
Setyaningsih, dan lingkungan mengunakan 118 (42,9%), lantai 141
2018 rumah terhadap chi-square. (51,3%) dan langit-langit
kesehatan Home- rumah 209 (76%). Potensi
Based Worker di bahaya fisik yang ditemukan
Kota Semarang dari aktivitas dan lingkungan
kerja home-based worker
adalah getaran dan radiasi,
sedangkan bahaya kimia yang
ada adalah debu. Gangguan
kesehatan yang banyak timbul
adalah pusing dan sakit kepala
139 (50,5%) pekerja,
kesemutan 165 (60%) pekerja,
sakit pada tulang dan otot 166
(60,4%) pekerja serta batuk
dan sesak nafas 61 (27,2%)
pekerja. Kondisi lingkungan
rumah pekerja yang signifikan
terhadap timbulnya gangguan
kesehatan adalah kondisi lantai
terhadap timbulnya batuk dan
sesak nafas (p-value = 0,0001)
dan kondisi ventilasi rumah
terhadap pusing dan sakit
kepala (p-value=0,016).

Metin Bayram, The relationships The findings indicate that OHS


Mustafa & Kadir between OHS preventi cots have a significant
Ardic, 2016 prevention cots, positive effect on safety
safety performance, performance, employee
employee saticfaction and accident cots
satisfaction and savings: employee satisfaction
accident cots has a significant positive effect
on accident cots savings: and
occupational safety
performance has a significant
positive effect on employee
satisfaction and accident cots
saving. Also the results
indicate that safety
performance and employee
satisfaction leverage the
relationship between
prevention cots and accident
cots.
16

F. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Tabel 1.2
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Analisis Penelitian Terkait Penelitian Peneliti


Persamaan :
1. Alat ukur 1. Kuesioner 1. Kuesioner
Keselamatan dan
kesehatan kerja

2. Jenis penelitian 2. Cross-sectional (Manda, Kusri, 2. Cross-sectional


2018, Dea, Widodo Brotowijoyo
& Azham 2018, Nikie
Sulistyani,Yuliani
Setyaningsih2018, Qoni Mulia
Sagita, Sulistyani Yuliani
Setyaningsih 2017,Metin
Bayram,Mustofa & Kadir Ardie
2016)

Perbedaan:
Subjek atau responden Penelitian dilakukan di PT, jumlah Penelitian dilakukan di
populasi,pekerja C-Maxi home industry konveksi.
Alloycasting,mengetahui faktor Variable yang diteliti 5
yang mempengaruhi kecelakaan faktor resiko kesehatan,
kerja, variabel yang diteliti bahaya dilakukan di home
tempat kerja dan kondisi industri konveksi,
lingkungan, mengetahui tingkat mengetahui
hiegene dan sanitasi lingkungan
kerja, mengetahui hubungan antara
pencegahan K3, kinerja
keselamatan, kepuasan karyawan
dan kecelakaan sectional (Manda,
Kusri, 2018, Dea, Widodo
Brotowijoyo & Azham 2018, Nikie
Sulistyani,Yuliani Setyaningsih
2018, Qoni Mulia Sagita, Sulistyani
Yuliani Setyaningsih 2017,Metin
Bayram, Mustofa & Kadir Ardie
2016)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunitas

1. Definisi

Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai,

perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batasan-batasan geografi

yang jelas, dengan norma dan nilai yang melembaga (Kusumawati, 2019).

Keperawatan komunitas merupakan suatu asuhan keperawatan yang

melibatkan kesehatan masyarakat secara umum atau kelompok khusus

dengan memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ditujukan

pada masyarakat dengan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian

derajat kesehatan yang optimal (Stanhope & Lancaster, 2012, hlm. 11;

Stanhope & Knollmueller, 2014, hlm.11).

2. Sasaran Komunitas

Sasaran keperawatan kesehatan komunitas menurut Depkes, (2006 dalam

Efendi & Makhfudli, 2009, hlm.8) antara lain :

a. Kelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus rentan terhadap

timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dengan intitusi maupun

17
18

tidak terikat dengan institusi. Contoh kelompok yang terkait dengan

institusi, seperti : sekolah, pesantren, panti wreda, panti asuhan, tempat

kerja, dan lembaga pemasyaraktan. Contoh kelompok yang tidak terikat

dengan institusi, seperti posyandu, kelompok balita dengan gizi buruk,

kelompok ibu hamil dengan risiko tinggi, kelompok usia lansia, kelompok

penderita penyakit tertentu.

b. Keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah

kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group) dengan

prioritas, seperti : keluarga miskin yang belum pernah memeriksakan diri

ke layanan kesehatan.

c. Individu

Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil dengan

risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular dan penyakit

degenerate.

3. Peran Perawat Komunitas

Peran perawat komunitas yaitu sebagai suatu pelayanan kesehatan yang

ditunjukkan kepada individu, kelompok dan keluarga untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Peran perawat ada 7 yaitu:

a. Pemberian asuhan keperawatan hal ini dilakukan perawat dengan

mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian

pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan,

sehingga masalah yang muncul dapat di tentukan diagnosa

keperawatannya, perencanaannya, dan dilaksanakan tindakan yang tepat

dan sesuai.
19

b. Advokat yaitu peran ini dilakukan perawat untuk memberikan pembelaan

dan perlindungan kepada klien untuk mendapat hak dan kewajiban yang

sama dalam lingkup pelayanan kesehatan.

c. Educator yaitu peran ini dilakuan dengan membantu klien dalam

meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gelaja penyakit bahkan

tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien

setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.

d. Koordinator yaitu peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan

merencanakan, dan mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim

kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan klien.

e. Kolaborator yaitu peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim

kesehatan yang terdiri atas dokter, fisioterapi, laboratorium dan ahli gizi.

Hal ini untuk mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan

termasuk diskusi dan penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f. Konsultan yaitu peran ini perawat sebagai tempat konsultan terhadap

masalah atau tindakan keperawatan yang tepat.

g. Pembaharu yaitu peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis, dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan (Chayatini & Mubarak, 2009).

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Definisi

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tepat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran


20

lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada

akhirnya dapat meningkatan efesiensi dan produktivitas kerja. Keselamatan

kerja adalah keselamatan yang bertalian mesin, alat kerja, bahan dan proses

pengelolaan, landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan

pekerjaan (Kusumawati, 2019).

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting sebagai upaya

pencegahan kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Keselamatan dan kesehatan

kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak

kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga

perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa

pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh

beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi

pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja

dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan

kerja (Kusuma, 2010).

2. Faktor – faktor yang Mepengaruhi Kesehatan Kerja antara lain :

a. Faktor Biologi

Faktor biologi adalah mikroorganisme yang menyebabkan suatu penyakit,

seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Mikroorganisme tersebut

ditularkan oleh kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau

kontaminasi cairan dan sekret tubuh orang lain yang telah terinfeksi

(Irzal,2016). Bahaya kerja biologi yaitu gangguan kesehatan/penyakit-

penyakit yang didapat dari tempat kerja akibat terpajan oleh


21

mikroorganisme seperti virus, bakteri, parasite dan lainnya. Berdasarkan

cara transmisinya pada manusia, mikroorganisme tersebut dapat

digolongkan menjadi:

1) Bahaya kerja biologi akibat kontak dengan individu yang terinfeksi,

atau kontak dengan sekresi, eksresi, atau jaringan tubuh mansuia yang

terinfeksi, misalnya hepatitis, AIDS, tuberculosis, dan lain-lain.

Keterpajanan biasanya terjadi pada tenaga kesehatan dan petugas

laboratorium.

2) Bahaya kerja biologi yang terjadi akibat penularan dari binatang yang

menginfeksi manusia secara langsung, atau melalui kotak dengan

sekresi, ekskresi, atau jaringan binatang terinfeksi, atau melalui

transmisi vector intervertebrata seperti nyamuk, lalat, kutu dan lain-

lainnya.

3) Bahaya kerja biologi yang terjadi akibat polusi udara yang

mengandung mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit.

Keterpanjanan ini biasanya terjadi pada pekerja kantor yang

menggunakan AC serta tenaga kerja cerobong asap pabrik, dan yang

menghasilkan debu lainnya (Harrianto, 2009).

b. Faktor Kimia

Faktor kimia dapat berupa berbagai macam bentuk termasuk obat-obatan,

gas, asap, cairan, partikel-partikel yang berpotensi sebagai racun bagi

sistem tubuh. Bahan kimia menjadi berbahaya bagi manusia karena

potensi toksinasinya. Toksinasi adalah kemampuan bahan kimia untuk

merusak jaringan, organ, dan system tubuh. Berbeda dengan istilah

bahaya kerja, yang berarti setiap keadaan dalam lingkungan kerja yang
22

berpotensi untuk terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat keja,

atau dengan kata lain, bahwa adanya kemungkinan terjadinya penyakit

atau gangguan kesehatan bila menggunakan suatu bahan dalam situasi

tertentu (Harrianto, 2009)

c. Faktor Ergonomi

Faktor ergonomi merupakan segala bentuk faktor yang terdapat

dilingkungan pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan, luka,

ketidaknyamanan, dan cedera pada pekerja. Masalah kesehatan yang

sering dialami oleh pekerja yang berkaitan dengan ergonomis adalah

gangguan pada sistem musculoskeletal (Irzal, 2016).

Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini berarti

mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan

pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri. Desain

ergonomi yang efektif menyediakan workstation, peralatan dan

perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan

(ILO, 2013). Hal ini juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat,

karena mengatur proses kerja untuk mengendalikan atau menghilangkan

potensi bahaya. Tenaga kerja akan memperoleh keserasian antaratenaga

kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. Cara bekerja harus diatur

sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan

yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain:

Risiko potensi bahaya ergonomi akan meningkat:

1) Dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi;

2) Dengan postur tidak netral atau canggung;

3) Bila terdapat pendukung yang kurang sesuai


23

4) Bila kurang istirahat yang cukup

5) Posisi tubuh yang tidak baik

6) Pekerja yang sering membungkuk

d. Faktor Fisik

Faktor fisik ini bersifat abiotic atau benda mati seperti air, tanah, cuaca,

makanan, rumah, panas, sinar, radiasi listrik, suhu yang ekstrem, dan

kebisingan yang menimbulkan masalah kesehatan baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan sosial (Irzal,

2016). Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat

fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang

mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu

yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak

diinginkan (ILO, 2013).

Faktor fisik bersifat fisika menurut (Dimi Cindyastira, Syamsiar S.

Russeng, Andi Wahyuni, 2014) dibagi menjadi 4 yaitu:

1) Kebisingan

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang

bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang

pada tingkat tertentu dapat me-nimbulkan gangguan pendengaran.

Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan

saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan pendengaran

sementara atau permanen. Hal ini sering diabaikan sebagai masalah

kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik utama. Batasan

pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85

dB selama 8 jam sehari.


24

2) Penerangan

Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk

melakukan pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk

peningkatan kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan

perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi,

misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa perbaikan

penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan

produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila penerangan kurang

sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba untuk

memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat

menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada jangka panjang

dan dapat memperlambat pekerjaan mereka.

3) Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), memantul

ke atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan

tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak

balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif

terhadap semua atau sebagian dari tubuh. Misalnya, memegang

peralatan yang bergetar sering mempengaruhi tangan dan lengan

pengguna, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan

sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan

bergelombang dengan kursi yang dirancang kurang sesuai sehingga

menimbulkan getaran ke seluruh tubuh,dapat mengakibatkan nyeri

punggung bagian bawah.Getaran dapat dirasakan melalui lantai dan

dinding oleh orang- orang disekitarnya. Misalnya, mesin besar di


25

tempat kerja dapat menimbulkan getaran yang mempengaruhi pekerja

yang tidak memiliki kontak langsung dengan mesin tersebut dan

menyebabkan nyeri dan kram otot.

4) Iklim kerja

Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini

memperlambat pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan

merupakan salah satu alasan mengapa sangat penting untuk

mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat

kerja. Faktor-faktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada

efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi udara

bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk memastikan

lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia.

Sebaliknya, ventilasi yang kurang sesuai dapat:

a) Mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang

berlebihan

b) Menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja

c) Mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka

untuk praktek kerja yang aman

e. Fakor Psikososial

Faktor psikososial adalah semua bentuk kehidupan sosial budaya,

ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku

bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut berupa kultur,

adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap dan gaya hidup. Bola

manusia tidak dapat menyesuaikan hidupnya faktor-faktor dan situasi di

tempat kerja yang tidak kondusif antara seorang pekerja dengan


26

lingkungan sosialnya akan menciptakan stres, ketegangan emosional, dan

masalah interpersonal. Dampak dari stress dan ketegangan emosional

kerja ada yang menguntungan maupun merugikan bagi perusahaan.

Namun pada taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan

diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan

dengan sebaik-baiknya. Reaksi terhadap setres dapat merupakan reaksi

bersifat psikis maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang stress

akan menunjukan perubahan perilaku. Perubahan perilaku terjadi pada

manusia sebagai usaha melawan stress. Usaha mengatasi stress dapat

berupa melawan setres (flight) atau freeze (berdiam diri) (Lantara &

Muhammad, 2019).

3. Pekerja (Formal dan Informal)

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain denga menerima

upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk lain (Pitoyo, 2010). Kelompok

pekerja dapat dibagi menjadi pekerja formal dan pekerja informal. Pekerja

informal terdiri dari dua kelompok meliputi: pertama buruh/karyawan yaitu

seseorang yang bekerja pada orang lain atau instasi maupun perusahaan

secara tetap dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang atau barang.

Kedua berusaha dibantu buruh tetap yaitu bekerja atau berusaha atas resiko

sendiri dan memperkejakan paling sedikit satu orang pekerja tetap yang

dibayar. Pekerja informal terdiri dari empat kelompok status pekerjaan

meliputi: pertama berusaha sendiri yaitu berkerja atau menggunakan pekerja

dibayar maupun pekerja tak dibayar termasuk yang sifat pekerjaannya

melakukan keahlian khusus. Kedua berusaha dibantu buruh tidak tetap yaitu
27

bekerja atau beruahan atas resiko sendiri, dan menggunakan pekerja tidak

dibayar. Ketiga pekerja bebas di pertanian yaitu seseorang yang bekerja pada

orang lain yang tidak tetap usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga

maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balasan jasa dengan menerima

upaha atua imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem

pembayaran harian maupun borongan. Keempat pekerja keluarga atau tidak

dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha

denga tidak mendapatkan upah/gaji, baik berupa uang maupun barang

(Sitorus, 2015).

4. Hak dan Kewajiban Dari Pekerja menurut (Sembiring, 2016) meliputi:

a. Kewajiban pekerja

1) Kewajiban ketaatan yaitu seseorang tenaga kerja yang memasuki

sebuah perusahaan tertentu memilki kosenkuensi untuk taat dan patuh

terhadap perintah dan petunjuk yang diberikan perusahaan.

2) Kewajiban konfidensialitas yaitu kewajiban untuk menyimpan

informasi yang sifatnya rahasia.

3) Kewajiban loyalitas yaitu konsenkuensi lain yang dimiliki seorang

tenaga kerja jika ia bekerja didalam sebuah perusahaan adalah dia

harus memiliki lolalitas terhadap perusahaan.

b. Hak pekerja

1) Meminta kepada pimpinan atau pengurus perusahaan agar di

laksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang

diwajibkan di tempat kerja atau perusahaan yang bersangkutan.


28

2) Menyatakan keberatan dan melakukan pekerjaan jika syarat

keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan diri yang

diwajibkan tidak memenuhi persyaratan.

Perlindungan, hak dan kewajiban-kewajiban pekerja tertentu memilki nilai

penting bagi pengusaha dalam menjalankan usahanya.

Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Perlindungan seekonomis merupakan perlindungan dalam bentu

penghasilan yang cukup.

b. Perlindungan sosial merupakan perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

jaminan kesehatan kerja, kebebasan berserikat dan perlindungan hak

untuk berorganisasi

c. Perlindungan teknis yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

keamanan dan keselamatan kerja

(Sembiring, 2016)

5. Karakteristik Pekerja

Analisis karakter demografi, sosial, ekonomi pekerja mencakup beberapa

parameter diantaranya adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah

tanggungan keluarga, pendidikan, lama bekerja, jam kerja perhari (Heri

Jatmiko, 2011).

a. Umur

Umur sangat berpengaruh terhadap produktivitas pekerja karena pada usia

muda atau produktif pekerja akan lebih mampu dan lebih banyak

melakukan aktivitas untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.


29

Usia produktif sangat dibutuhkan untuk pekerjaan yang memerlukan

tenaga yang ekstra. sehingga hasil yang didapatkan akan optimal.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu karakter demografi yang paling

mudah dikenali dilapangan. Jenis kelamin mempunyai hubungan yang

erat dengan jens pekerjaan yang dilakukan oleh responden. Pekerjaan

kasar dan berat umumnya di dominasi oleh laki-laki. sedangkan pekerjaan

yang ringan di dominasi oleh perempuan.

c. Status kawin

Status kawin merupakan pengakuan kepada seseorang dalam hal

hubungan antara pria dan wanita dalam bentuk keluarga. Status kawin

terbagi menjadi dua. yakni kawin dan belum kawin. Status kawin dapat

menentukan seseorang dalam memilih jenis dan lokasi pekerjaan. Orang

yang sudah kawin tentu akan bekerja keras untuk mendapatkan

penghasilan sehari-sehari demi menafkahi keluarganya dan tentu akan

berbeda dengan orang yang belum kawin.

d. Jumlah Tanggungan Keluarga

Kepala rumah tangga mempunyai tanggung jawab yang berat karena

harus menghidupi anggota rumah tangganya. Jumlah tanggungan

keluarga disini adalah jumlah orang yang ditanggung hidupnya oleh

seorang kepala rumah tangga. Jumlah tanggungan tidak terbatas pada

istri. anak dan suami tetapi yang bersangkutan dengan orang lain yang

tinggal dalam satu rumah yang menggantungkan hidupnya kepada

pendapatan keluarga tersebut.


30

e. Tingkat Pendidikan

Sebagian orang masih menganggap pendidikan melalui bangku sekolah

merupakan suatu cara yang terbaik untuk dapat mengembangkan

kreatifitas dan kemampuan berfikir. Pengembangan kemampuan berfikir

tidak hanya diusahakan dalam suasana hubungan guru dengan murid,

melainkan juga dalam pengembangan diri pribadi dengan mendisiplinkan

diri mencari ilmu dan pengetahuan. Klasifikasi tingkat pendidikan

Sarjana, SMA, SMP, SD.

f. Lama bekerja

Lama bekerja dapat menentukan pendapatan keluarga. Semakin lama

bekerja. maka pendapatan keluarga akan semakin meningkat dan

sebaliknya. Selain itu lama bekerja juga merupakan indikator

kesejahteraan karena nyaan dan bisa bertahan pada pekerjaannya.

g. Jam kerja

Jam kerja per Hari Standar jam kerja karyawan adalah 8 jam per hari.

Standar jam kerja yang normal membuat pekerja merasa nyaman dan

betah dalam bekerja. Selain itu jam kerja yang normal memberikan

kesempatan kepada pekerja untuk beristirahat.


31

C. Kerangka Teori

KESEHATAN KERJA Karakteristik pekerja


PADA PEKERJA 1. Umur
KONVEKSI 2. Jenis kelamin
3. Status kawin
4. Jumlah tanggungan
keluarga
5. Pendidikan
Faktor Resiko Kesehatan 6. Lama bekerja
Kerja 7. Jam kerja perhari.
1. Faktor Fisik
2. Faktor Biologi
3. Faktor Kimia
4. Faktor Ergonomi
5. Faktor Psikososial

Skema 2.1
Kerangka Teori

Sumber: Stanhope & Lancaster, 2012, hlm. 589, ILO, 2011


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep dan Variabel Penelitian

Kerangka konsep merupakan konsep yang dipakai sebagai landasan teori berfikir

dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini ingin melihat dari

berbagai faktor keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi pada masyarakat

yang membuka konveksi dan dari beberapa faktor mana yang tertinggi. Variabel

dalam penelitian ini adalah menggunakan variabel independen (bebas) variabel

yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain, variabel bebas

hanya mengamati dan di ukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya

terhadap variabel lainnya (Nursalam, 2013).

Variabel dalam penelitian ini merupakan Faktor Keselamatan dan Kesehatan

kerja dengan Sub Variabel faktor biologi, faktor ergonomi, faktor fisik dan faktor

psikososial. Berdasarkan teori maka peneliti mencoba membuat kerangka konsep

dalam bentuk skema berikut:

32
33

Variable Independen Variabel Dependen

Faktor Biologi

Faktor Fisik

Faktor Ergonomic Keselamatan dan


kesehatan kerja
Faktor Kimia

Faktor Psikososial

Skema 3.1
Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah,

karena jawaban tersebut masih didasarkan pada teori yang relevan belum sampai

pada fakta empiris melalui pengumpulan data (Hidayat, 2017, hlm.33).

Hipotesis alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini menyatakan adanya

suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau lebih variabel.

Hipotesis penelitian ini adalah :

Hₐ : Ada hubungan antara Faktor biologi,faktor Ergonomic, faktor fisik, faktor

psikososial, terhadap kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja

konveksi.
34

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitan merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan suatu penelitian dilakukan.Rancangan

penelitian digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan dan menjawab hipotesis

peneliti (Nursalam, 2008, hlm.77).

Rancangan peneliti yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan

Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel

terikat dan vairabel bebas. Pendekatan ini digunakan untuk melihat adanya faktor

kesehatan dan keselamatan kerja dengan menyebarkan kuesioner.


35

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Skala
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Faktor Fisik Faktor yang bersifat Kuesioner faktor Baik 100-80 Ordinal
antibiotic atau benda mati fisik Cukup 79-60
seperti, air, tanah, cuaca, Kurang ≤ 59
makanan, rumah, panas,
sinar, radiasi listri, suhu (Eni Yulianti,
yang ekstrem dan 2008)
kebisingan yang
menimbulkan kesehatan
baik secara langsung
maupun tidak langsung
pada pekerja

Faktor Bilogi Faktor yang menyebabkan Kuesioner faktor Baik 100-80 Ordinal
penyakit pada pekerja biologi Cukup 79-60
home industri seperti Kurang ≤ 59
bakteri, virus,jamur, dan
parasite. (Eni Yulianti,
2008)

Faktor Kimia Berbagai macam bentuk Kuesioner faktor Baik 100-80 Ordinal
termasuk obat- obatan, kimia Cukup 79-60
gas, asap, cairan, partikel- Kurang ≤ 59
partikel yang berpotensi
sebagai racun, bagi sistem (Eni Yulianti,
tubuh para pekerja 2008)

Faktor Faktor yang terdapat Kuesioner faktor Baik 100-80 Ordinal


Ergonomi dilingkungan pekerja yang ergonomi Cukup 79-60
dapat menimbulkan Kurang < 59
kecelakaan, luka, dan
ketidaknyamanan dan (Eni Yulianti,
cidera pada pekerja. 2008)

Faktor Semua bentuk sosial Kuesioner faktor Baik 100-80 Ordinal


Psikososial budaya, ekonomi, politik, psikososial Cukup 79-60
sistem organisasi serta Kurang < 59
instusi atau peraturan yang
berlaku bagi para pekerja (Eni Yulianti,
2008)
36

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang tediri dari atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013, hlm. 61). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah

masyarakat yang membuka konveksi di kelurahan kayen kabupaten pati

dengan jumlah 50 pekerja, 10 pekerja digunakan untuk data studi

pendahuluan, sisa 40 pekerja, jadi populasi berjumlah 40 pekerja.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi atau sebagian jumlah karakteristik

yang dimiliki populasi, yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian

(Setiadi, 2013).

Penelitian ini menggunakan sampel yang diambi dari populasi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah masyarakat yang membuka

konveksi. Dengan Kriteria inklusi antara lain:

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian mewakili sample

penelitian yang memnuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:

1) Pekerja yang membuka home industry konveksi

2) Pekerja yang bagian menjahit

3) Pekerja yang koopratif

4) Pekerja yang bersedia menjadi responden


37

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah kriteria diamna subjek penelitian tidak dapat

mewakili sempel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel peneliti

(Notoatmodjo, 2012). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah

1) Pekerja tidak ada ditempat

2) Pekerja yang sakit

3) Pekerja yang tidak bisa membaca

3. Besar Sampel

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh (total sampling).

Sampel jenuh (total sampling) adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel dengan jumlah sampel 40

pekerja.

4. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah pengambilan sampel dalam penelitian. Teknik

sampling dalam penelitian dari populasi yang ada. Sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruhan dari populasi. Penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan probability sampling dengan jenis simple random sampling

adalah pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata

yang yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen (Hidayat, 2014).


38

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat peneitian ini di lakukan di konveksi kelurahan Kayen kabupaten Pati

2. Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2021.

G. Etika Penelitian

Etika peneitian adalah Etika dalam melakukan penelitiasn, yaitu peneliti

mendapat rekomendasi dari institusi untuk mengajukan permohonan izin kepada

institusi atau lembaga tempat penelitian. Dharma (2011, hlm. 237-239). Berikut

prinsip etik keperawatan:

1. Respect For Autonomy (Otonomi)

Peneliti harus menghormati harkat dan martabat responden penelitian, yaitu

dengan mempersiapkan informed consent. Hal ini sangat penting dalam

penelitian karena merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dangan

responden penelitian yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Dalam hal

ini responden berhak bersedia dan tidak bersedia, bila bersedia maka harus

menandatangani lembar persetujuan dan bila tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati keputusannya. Ada beberapa informasi yang harus ada di

dalam informed consent yaitu sebagai berikut:

a. Partisipasi dan komitmen pekerja konveksi

b. Tujuan dilakukannya penelitian

c. Jenis data yang dibutuhkan

d. Prosedur pelaksanaan penelitian

e. Potensial masalah yang akan terjadi


39

f. Manfaat penelitian

g. Kerahasiaan

(Hidayat, 2011)

2. Beneficience (manfaat)

Penelitian yang dilakukan hendaknya menghasilkan manfaat yang

semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan bagi responden

pada khususnya. Sehingga peneliti harus berusaha meminimalisir dampak-

dampak yang sekiranya dapat merugikan responden penelitian (Notoadmojo,

2012).

3. Confidentiality (kerahasiaan terkait informasi yang di berikan)

Suatu pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti. Ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan

responden.

4. Non-maleficience (tidak merugikan)

Penelitian ini tidak mengandung unsur yang berbahaya, ataupun merugikan

responden. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk

menyampaikan ketidaknyamanan dan tidak ingin melanjutkan, apabila dalam

proses penelitian mulai dari pengisian kuesioner hingga selesai.

5. Veracity (kejujuran)

Peneliti menjelaskan secara jujur tentang manfaatnya serta prosedur dari

penelitian ini, agar responden mampu berpartisipasi sebagaimana mestinya.


40

H. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi yang terdiri atas:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer

berupa nama, jenis kelamin, usia, masa kerja, lama kerja setiap hari. Selain

itu data primer diperoleh dari kuesioner yang digunakan untuk menilai fakto

resiko kesehatan kerja dan beban kerja. Data primer tersebut diperoleh

dengan menggunakan insutrumen berupa:

a. Kuesioner faktor fisik

b. Kuesioner faktor biologi

c. Kuesioner faktor kimia

d. Kuesioner faktor ergonomi

e. Kuesioner faktor psikososial

2. Uji Validitas

Instrument penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk

memperoleh, mengelola dan menginterprestasikan informasi dari para

responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Likumahuwa,

2015).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument kuesioner faktor fisik,

faktor biologi, faktor kimia, faktor ergonomi, faktor psikososial.yangsudah

di uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti (Eni Yuliati, 2008) sebagai

berikut:
41

a. Kuesioner faktor fisik

Tabel 3.2
Kuesioner Faktor Fisik

No Item Rhitung Rtabel Keterangan


1 0.574 0.239 Valid
2 0.528 0.239 Valid
3 0.299 0.239 Valid
4 0.518 0.239 Valid
5 0.354 0.239 Valid
6 0.290 0.239 Valid
7 0.275 0.239 Valid
8 0.491 0.239 Valid
9 0.366 0.239 Valid
10 0.497 0.239 Valid

b. Kuesioner faktor biologi

Tabel 3.3
Kuesioner Faktor Biologi

No item Rhitung Rtabel Keterangan


1 0.263 0.239 Valid
2 0.669 0.239 Valid
3 0.333 0.239 Valid
4 0.519 0.239 Valid
5 0.240 0.239 Valid
6 0.354 0.239 Valid
7 0.397 0.239 Valid
8 0.320 0.239 Valid
9 0.359 0.239 Valid
10 0.503 0.239 Valid

c. Kuesioner faktor kimia

Tabel 3.4
Kuesioner Faktor Kimia

No item Rhitung Rtabel Keterangan


1 0.420 0.239 Valid
2 0.345 0.239 Valid
3 0.339 0.239 Valid
4 0.275 0.239 Valid
5 0.550 0.239 Valid
6 0.327 0.239 Valid
7 0.302 0.239 Valid
8 0.523 0.239 Valid
9 0.291 0.239 Valid
10 0.497 0.239 Valid
42

d. Kuesioner faktor ergonomi

Tabel 3.5
Kuesioner Faktor Ergonomi

No item Rhitung Rtabel Keterangan


1 0.275 0.239 Valid
2 0.356 0.239 Valid
3 0.577 0.239 Valid
4 0.359 0.239 Valid
5 0.256 0.239 Valid
6 0.653 0.239 Valid
7 0.333 0.239 Valid
8 0.456 0.239 Valid
9 0.567 0.239 Valid
10 0.275 0.239 Valid

e. Kuesioner Faktor Psikososial

Tabel 3.6
Kuesioner Faktor Psikososial

No item Rhitung Rtabel Keterangan


1 0.378 0.239 Valid
2 0.290 0.239 Valid
3 0.468 0.239 Valid
4 0.551 0.239 Valid
5 0.436 0.239 Valid
6 0.333 0.239 Valid
7 0.275 0.239 Valid
8 0.356 0.239 Valid
9 0.456 0.239 Valid
10 0.336 0.239 Valid

I. Proseedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data peneitian kepada responden yang akan diteliti yang

sudah memenuhi kriteria, berikut prosedur penelitian:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan wawancara dan membagikan kuesioner kepada pekerja

konveksi tentang kesehatan kerja

b. Melakukan observasi setiap tempat kerja konveksi

c. Melakukan konsultasi kedua dosen pembimbing.


43

d. Setelah kedua dosen pembimbing mensetujui penelitian, kemudian

melakukan ujian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengajukan surat izin penelitian ke kantor Kelurahan Kayen dan

memberikan penjelasan tujuan penelitian kepada Kepala kelurahan

dimana pelaksanaan penelitian.

b. Mengidentifikasi responden sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan

oleh peneliti.

c. Menjelaskan tujuan penelitian dan memberitahukan kepada responden

bahwa partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela dan dijaga

kerahasiaannya

d. Meminta tanda tangan surat persetujuan kepada responden.

e. Membagikan kuesioner kepada responden

f. Setelah kuesioner selesai diisi oleh pekerja dan selesai wawancara kepada

pekerja.

g. Peneliti kemudian mengolah data

J. Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Beberapa tahap proses pengolahan data menurut Hidayat, (2014) sebagai

berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Peneliti pengumpulan data atau setelah data

terkumpul dari hasil analisa resiko kesehatan kerja.


44

b. Coding

Coding merupakan kegiatan peneliti untuk memberikan kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk

memudahkan pengolahan data yang diperoleh diberikan kode yang

berupa nomor.

Jenis kelamin responden diberi kode sebagai berikut :

Laki-laki 1

Perempuan 2

Usia responden diberikan kode sebagai berikut :

Dewasa tengah (21-30 tahun) 1

Dewasa akhir (31-40 tahun) 2

Durasi kerja per-hari diberi kode sebagai berikut :

1-2 jam 1

3-5 jam 2

> 6 jam 3

Hasil alat ukur lembar Kuesioner faktor biologi, faktor kimia, faktor

ergonomi, faktor fisik dan faktor psikososial

1) Faktor Biologi

Baik : 1

Cukup : 2

Kurang : 3

2) Faktor Kimia

Baik : 1

Cukup : 2

Kurang : 3
45

3) Faktor Ergonomi

Baik : 1

Cukup : 2

Kurang : 3

4) Faktor Fisik

Baik : 1

Cukup : 2

Kurang : 3

5) Faktor Psikososial

Baik : 1

Cukup : 2

Kurang : 3

c. Processing

Pengolahan dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu penjumlahan,

pengelompokan, penghitungan statistik, kemudian disusun dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang diolah menggunakan

program komputer.

d. Cleaning

Cleaning adalah peneliti melakukan pengecekan kembali data yang telah

dilakukan pengolahan, untuk memastikan tidak ada data peneliti yang

salah atau hilang.


46

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik

variable yang diteliti, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan

menguraikannya secara rinci dalam bentuk tabel untuk menyajikan

distribusi frekuensi dari masing masing varibel (Setiawan & Saryono,

2011).

Analisis univariat dalam penelitian ini, yaitu menganalisis dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi pada masing-masing karakteristik responden.

yaitu jenis kelamin, usia, masa kerja, lama kerja setiap hari, dengan cara

menggunakan kuesioner 5 faktor kesehatan kerja.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti menyajikan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian

berupa karakteristik pekerja dan 5 kuesioner faktor resiko kesehatan kerja. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini dilakukan

di kelurahan Kayen, Kabupaten Pati pada bulan april 2020

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Kelurahan Kayen adalah salah satu kelurahan yang ada dikabupaten pati.

Masyarakat kelurahan kayen tepatnya di dusun Krajan rata rata adalah

pekerja konveksi.

2. Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini peneiti menyajikan tentang gambaran karakteristik

responden. Dan hasil dari pembagian kuesioner faktor resiko kesehatan kerja.

a. Karakteristik responden

Karakteristik responden berupa jenis kelamin, usia, masa kerja, dan durasi

kerja.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden
(n=40)

Usia Frekuensi (f) Presentasi (%)


Dewasa Tengah 27 67,5
Dewasa Akhir 13 32,5
Total 40 100,0

47
48

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan data bahwa mayoritas usia responden

yaitu dewasa tengah sebesar 27 orang (67,5%).

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
(n=40)

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentasi (%)


Laki – laki 16 40,0
Perempuan 24 60,0
Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan data bahwa mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 responden (60%).

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Kerja Responden
(n=40)

Durasi Kerja Frekuensi (f) Presentasi (%)


> 6 jam 40 100,0
Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 data bahwa seluruh responden memiliki durasi

kerja > 6 jam.

Tabel 4.4
Gambaran Faktor Resiko Fisik Kesehatan Kerja Responden
(n=40)

Faktor Fisik Frekuensi (f) Presentasi (%)


Baik 19 47,5
Cukup 21 52,2
Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan data bahwa gambaran faktor fisik

kesehatan kerja mayoritas cukup sebanyak 52,2%.

Tabel 4.5
Gambaran Faktor Resiko Psikososial Kesehatan Kerja Responden
(n=40)

Faktor Psikososial Frekuensi (f) Presentasi (%)


Baik 19 47,5
Cukup 20 50,0
Kurang 1 2,5
Total 40 100,0
49

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan data bahwa gambaran faktor psikososial

responden mayoritas cukup sebanyak 20 orang (50,0%).

Tabel 4.6
Gambaran Faktor Resiko Ergonomi Kesehatan Kerja Responden
(n=40)

Faktor Ergonomi Frekuensi (f) Presentasi (%)


Baik 14 35,0
Cukup 26 65,0
Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan data bahwa gambaran faktor ergonomic

kesehatan kerja responden mayoritas cukup sebanyak 26 orang (65%).

Tabel 4.7
Gambaran Faktor Resiko Kimia Kesehatan Kerja Responden
(n=40)

Faktor Kimia Frekuensi (f) Presentasi (%)


Baik 1 2,5
Cukup 4 10,0
Kurang 35 87,5
Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan data bahwa gambaran faktor kimia

dalam keselamatan kerja responden mayoritas kurang (87,5%).

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

1) Usia

Usia dari tenaga kerja adalah usia produktif bagi setiap individu. Usia

produktif dimana setiap individu sudah mampu memberikan jasa bagi

individu lain. Usia bagi tenaga kerja di home industry ini berada

diantara 20 hingga 40 tahun, usia ini dianggap sangat produktif bagi


50

tenaga kerja. Karena apabila usia dibawah 20 rata-rata individu masih

belum memiliki kematangan skill yang cukup selain itu juga masih

dalam proses pendidikan. Sedangkan pada usia diatas 40 tahun mulai

terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu. Sedangkan

kemampuan fisik ini menjadi modal utama bagi tenaga kerja di bagian

produksi (Yasin & Joko, 2016).

Hasil analisis responden menunjukkan presentasi tertinggi pada

pekerja konveksi yaitu usia dewasa tengah (67,5%) dan untuk dewasa

akhir (32,5%). Berdasarkan observasi dilapangan pekerja berusia

dewasa tengah maupun pekerja berusia dewasa akhir sama sama

bekerja dibagian menjahit. Akan tetapi pekerja yang berusia dewasa

tengah lebih cepat dalam bekerja atau selalu melebihi target barang

yang dijahit.

Hasil analisis di atas sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yasin & Joko (2016). Bahwa hasil tanggapan responden terhadap usia

karyawan adalah setuju, dari enam pernyataan mengenai usia

karyawan, semua memiliki rata-rata diatas 3 dengan rata-rata terendah

sebesar 3,70 pada pernyataan bahwa “usia dapat mempengaruhi saya

dalam menjahit”.
51

2) Jenis kelamin

Hasil analisa univariat jenis kelamin menunjukkan konveksi dibuka

untuk laki laki dan perempuan dengan jumlah 16 responden laki laki

(40,0%) dan jumlah 24 responden perempuan (60,0%).

Berdasarkan observasi dilapangan bahwa banyaknya jumlah barang

yang dijahit pekerja laki laki tidak sama dengan pekerja perempuan.

Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat

produktivitas. Tingkat produktivitas laki-laki lebih tinggi dari

perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dimiliki

perempuan seperti fisik yang kurang kuat dalam bekerja.

3) Durasi Kerja

Hasil analisa univariat durasi kerja seluruh responden lebih dari 6 jam.

Berdasarkan observasi dilapangan semakin lama durasi kerja dan

semakin banyak barang yg sudah dijahit maka semakin banyak upah

yang didapatkan pekerja.

Teori mengatakan lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam

sehari pada umumnya 6-10 jam. Sisanya dipergunakan untuk

kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur dan lain-

lain. Memperpanjang waktu kerja lebih kemampuan lama kerja

tersebut biasanya tidak disertai efesiensi, efektivitas dan produktivitas

kerja yang optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan kualitas dan

hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan timbul

kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan,

penyakit dan kecelakaan serta ketidakpuasan. Dalam seminggu

seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam.


52

Lebih dari itu, kemungkinan besar timbulnya hal yang negative bagi

tenaga kerja yang bersangkutan dan pekerjaannya itu sendiri. Semakin

panjang waktu bekerja dalam seminggu, semakin besar

kecenderungan terjadinya hal yang tidak diinginkan. Jumlah 40 jam

(jam kerja) dalam seminggu dapat dibuat lima sampai empat hari

bekerja tergantung kepada berbagai faktor, namun fakta menunjukkan

bekerja lima hari atau 40 jam kerja seminggu adalah peraturan yang

berlaku san semakin diterapkan dimanapun (Suma‟mur P.K, 2014).

Hasil analisis diatas sama dengan penelitian yang dilakukan Nora

Maulina & Laila Syafitri 2019. Berdasarkan hasil penelitian dengan

60 penjahit di kecamatan Bunda Sakti Kota Lhokseumawe didapatkan

bahwa durasi kerja terbanyak 3 sampai 7 jam perhari dengan jumlah

responden 44 orang (73,3%) dan durasi kerja dengan lebih dari 7 jam

perhari didapatkan sebanyak 16 orang (26,7%). Berdasarkan peraturan

Undang-undang Republik Indonesia Nomer 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan pasal 77 yang menyatakan waktu kerja untuk bekerja

7 jam/hari dan 40 jam/minggu, untuk 6 hari bekerja dalam 1 minggu

atau 8 jam/hari dan 40 jam/minggu untuk 5 hari kerja dalam

seminggu.

Dilansir dari Cekaja.com, Minggu (30/9/2018), dalam studi yang

baru-baru ini dirilis, terungkap fakta mengejutkan bahwa orang yang

bekerja 11 jam setiap hari lebih berisiko menderita depresi

dibandingkan orang yang jam kerjanya standar, yakni sekitar 7-8 jam

per hari.
53

Selain depresi, masih ada 3 dampak negatif lain dari jam kerja tak

beraturan. Di antaranya adalah:

a) Masalah kardiovaskular

Studi pada tahun 2010 menyebutkan, orang yang bekerja 10 jam

atau lebih setiap hari berisiko tinggi menderita penyakit

kardiovaskular seperti hipertensi atau serangan jantung. Lembur

yang menyebabkan stres akan berimbas pada peningkatan kortisol

dan adrenalin.

b) Demensia

Demensia adalah suatu kondisi di mana kemampuan otak

seseorang mengalami kemunduran. Kondisi ini dapat ditandai

dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru,

adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau

labil.

Penelitian yang dirilis oleh The American Journal of

Epidemiology membuktikan bahwa karyawan yang bekerja lebih

dari 55 jam seminggu akan mengalami masalah dengan daya

nalar, daya ingat, hingga kosakata.

c) Sakit punggung

Nyeri pada punggung juga dapat terjadi. Terutama bagi Anda

yang terlalu sering duduk ketika bekerja. Mungkin tidak banyak

berdampak pada kesehatan secara menyeluruh, tetapi rasa yang

tidak nyaman akan mengganggu produktivitas Anda di kemudian

hari.
54

b. Faktor Resiko Bahaya Kerja

1) Faktor Biologi

Teori mengatakan bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu

organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti

virus, bakteri, jamur protein dari binatang atau bahan-bahan dari

tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi

dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non

infeksi (Dr. Nyoto, 2019).

Hasil analisis yang dilakukan peneliti dengan kuesioner faktor biologi

didapatkan hasil yang baik dengan 4 responden (10,0%) , hasil cukup

baik dengan 15 responden ( 37,5%) dan hasil kurang baik dengan 21

responden (52,2%). Dari hasil observasi dilapangan untuk tempat

bekerja pekerja tidak disapu setiap hari karena pada saat ada barang

datang, sebagian pekerja ada yang mau ikut lembur sampai larut

malam sehingga tidak sempat menyapu.

Teori mengatakan penyakit ditempat kerja akibat faktor biologi

biasanya disebabkan oleh mahkluk hidup sehingga menyebabkan

gangguan kesehatan pada pekerja yang terpajan. Potensi bahaya yang

menyebabkan reaksi alergi atau iritasi akibat bahan-bahan biologi

seperti debu, kapas, dedaunan, bulu, bunga, virus, bakteri dan

sebagainya (Saleh & Arjo, 2019).


55

Hasil penelitian diatas sama dengan hasil penelitian Hasna dan Ida

mengatakan bahaya biologi industry meliputi paparan virus, jamur,

bakteri dan pathogen lainnya. Hal ini biasanya sering terjadi di bagian

Research and Development (R&D), yang mendalami mengenai uji

yang berhubungan dengan uji biologi, untuk pengendalian bahaya

biologi dapat di lihat dari bahaya biologi potensial misalnya kontak

dengan permukaan yang terkontaminasi oleh pathogen atau paparan

terhadap kontaminan lingkungan yang berasal dari sistem ventilasi,

makanan atau air (Hasna & Ida, 2018).

2. Faktor Fisik

Hasil analisis yang dilakukan peneliti dengan kuesioner faktor fisik

didapatkan yaitu hasil baik dengan 19 responden (47,5%), untuk hasil cukup

baik dengan 21 responden (52,2%). Hasil observasi peneliti dilapangan

didapatkan hasil pekerja membuat lingkungan kerja dengan baik dan selalu

memperhatikan safety agar keselamatan saat bekerja aman dan nyaman,

penerangan ditempat kerja cukup terang sehingga pekerja bisa efesiensi

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Hasil analisis faktor fisik diatas sama dengan analisis yang dilakukan oleh

peneliti Hari (2011). Bahwa faktor lingkungan kerja fisik sangat

mempengaruhi pekerja saat melakukan pekrejaan, baik lingkungan fisik

internal dan eksternal, seperti hasil penelitian lingkungan fisik perantara,

faktor pencahayaan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap waktu

penyelesaian pekerjaan, hasil anava menunjukkan bahwa probabilitas untuk


56

merima H0 hanya sebesar 0,00 atau kemungkinan maksimal 0,0004 dengan

demikian probabilitas untuk menolak H0 (menerima H1) sebesar 0,9996. Dan

untuk faktor temperature memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

waktu pekejaan. Hasil anava menunjukkan bahwa probabilitas untuk

menerima H0 hanya sebesar 0,000 atau kemungkinan maksimal hanya

0,0004, dengan demikian untuk probabilitas menolak H0 (menerima H1)

sebesar 0,9996.

3. Faktor Kimia

Hasil analisis yang dilakukan peneliti dengan kuesioner faktor kimia didapat

hasil yaitu hasil baik dengan 1 responden (2,5%) untuk hasil cukup baik 4

responden (10,0%) dan untuk hasil kurang baik 35 responden ( 87,5%).

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan didapat bahwa ditempat kerja

pekerja konveksi tidak ada bahan kimia.

Pekerja kurang mengerti tentang faktor kimia dan sebagian pekerja ada yang

membuang limbah organik disungai atau dipekarangan rumah lalu dibakar.

untuk ventilasi ruangan dan penerangan cukup baik.

Hasil analisis faktor kimia sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikie

(2018) bahwa faktor kimia sangat memperngaruhi kesehatan bagi pekerja

home industry, yaitu 27,3% potensi bahaya yang berasal dari debu dan 2,9%

dari bahan kimia yang ditimbulkan oleh bahan baku ataupun aktivitas

pekerjaan, 21,1%.
57

Potensi bahaya kimia yang terlihat di lokasi kerja penjahit antara lain berasal

dari debu, polusi, oli, dan pelumas mesin. Oli dan pelumas mesin yang

digunakan oleh penjahit apabila tidak diletakkan pada tempatnya dapat

mengkontaminasi makanan, atau jika oli dan pelumas mesin itu tumpah ke

lantai dapat menyebabkan orang terpeleset, dan bila terkena api dapat terjadi

kebakaran.

Tempat usaha penjahit yang berada di pinggir jalan raya tentunya tidak bisa

terbebas dari polusi atau gas buangan yang dikeluarkan oleh kendaraan. Jika

pekerja terpapar polusi setiap saat dari waktu ke waktu, maka dapat

mempengaruhi kesehatan pekerja. Misalnya, terpapar gas CO dimana gas CO

memiliki efektivitas 245 kali lebih besar berikatan dengan hemoglobin (Hb)

dibandingkan Oksigen (O2) (Dewanti, 2018). Hal ini menyebabkan tubuh

pekerja kekurangan Oksigen dan mengalami keluhan sakit kepala, gangguan

pada pernafasan dan pencernaan, sampai hilang kesadaran. Zat polutan yang

mengkontaminasi udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia tetapi

efek dari pencamaran udara tersebut juga berdampak pada seluruh makhluk

hidup dan lingkungan (Abidin & Hasibuan, 2019).

4. Faktor Ergonomi

Menurut Saleh & Arjo 2019, Mengatakan bahaya faktor ergonomi adalah

potensi bahaya berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang

tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku,

dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk sikap dan cara

kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang
58

tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara

manusia dan mesin.

Hasil analisis yang dilakukan peneliti dengan kuesioner faktor Ergonomic

didapat hasil yaitu hasil baik 14 responden (35,0%), dan untuk hasil cukup

baik dengan 26 responden (65,0%). Berdasarkan hasil observasi peneliti di

lapangan seluruh pekerja konveksi bekerja posisi duduk dengan waktu yang

lama. Hampir semua pekerja yang melakukan posisi duduk dengan punggung

membungkuk yang cukup lama sehingga mengakibatkan pekerja sering

mengalami sakit pada punggung, ada sebagian pekerja yang mengalami

kesemutan setelah berdiri dari duduk.

Pada saat melakukan aktivitas, seseorang dituntut menggunakan beberapa

posisi tubuh seperti posisi duduk tegak, posisi duduk membungkuk dan posisi

setengah duduk. Duduk lama dan statis (duduk tegak) akan menimbulkan

ketegangan pada vetebralis terutama pada lumbal (Santosos, 2013).

Hasil analisi faktor ergonomi sama dengan peneliti yang dilakukan oleh

Mutmainah (2019). Bahwa ergonomis merupakan hazard yang paling banyak

dialami pekerja yaitu sebanyak 75 orang (92,6%). Pada pekerja menjahit

yang diamati, ergonomis yang dialami pekerja diakibatkan posisi kerja yang

ergonomis seperti punggung yang terlalu lama membungkuk, kepala terlalu

mendunduk, dan gerakan-gerakan yang berulang yang lama (Mutmainah,

2019).
59

Pada penjahit ditemukan beberapa potensi bahaya ergonomi seperti posisi

tubuh yang salah saat menjahit. Durasi menjahit yang lama membuat para

penjahit berada pada posisi duduk dalam waktu berjam-jam. Saat bekerja,

para penjahit menggunakan berbagai otot dari kepala, leher, punggung,

sampai kaki yang bergerak dengan tempo cepat dan berulang. Posisi kerja

seperti ini dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja seperti Musculoskeletal

disorders (MSDs).

Menurut penelitian Mayasari & Saftarina (2016), gangguan muskuloskeletal

dapat berasal dari pajanan ergonomi saat bekerja seperti postur yang tidak pas

serta gerakan yang berlangsung berkali-kali. Hal ini terjadi pada penjahit di

Usaha Penjahit Y yang bekerja dengan posisi yang sama secara berulang.

Keluhan yang dirasakan penjahit juga disebabkan oleh kursi yang digunakan

saat menjahit tidak memiliki sandaran. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi

lebih cepat lelah karena tidak ada yang menopang bagian belakang tubuh dan

kepala. Untuk itu, kursi yang digunakan sebaiknya memiliki sandaran dan

meja yang digunakan didesain sesuai dengan postur tubuh pekerja agar

pekerja dapat merasa nyaman dan aman (Amri, Fatimah, & Yusnidar, 2015).

5. Faktor Psikososial

Hasil analisis yang dilakukan peneliti dengan faktor psikososial didapatkan

hasil yaitu hasil baik19 responden (47,5%), hasil cukup baik dengan 20

responden (50,0%), dan hasil kurang baik dengan 1 responden (2,5%).

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan faktor psikososial yang

terjadi adalah hubungan antar pekerja terjalin dengan baik, saling mendukung
60

satu sama lain. Pekerja mengalami stres kerja diakibatkan pandemi, kadang

pasokan barang tidak ada. Penghasilan mengalami penurunan.

Menurut Siagian (dalam Fatikhin, dkk, 2017) menyebutkan bahwa stres kerja

merupakan kondisi di mana terjadi ketegangan yang mengakibatkan

perubahan terhadap kondisi fisik, jalan fikiran, dan emosi.

Hasil analisis diatas sama dengan analisi yang dilakukan peneliti Veny yaitu

bahwa faktor psikososial sangat berpengaruh didalam lingkungan kerja

dilihat dari 38 responden yang berada pada kategori beban psikososial

rentang ringan dengan 26 responden (68,4%) dan rentang psikososial berat

dengan 12 responden (31,6%) dilakukan pada karyawan PT. Eastern Pearl

Flour Mills pada tahun 2017.

Penyakit akibat kerja juga disebabkan oleh penyebab yang bersifat

psikososial seperti stres psikis, monoton kerja, dan tuntutan pekerjaan (Yadi,

2015).

Potensi bahaya psikososial yang ditemukan dalam usaha penjahit ini adalah

perasaan jenuh para pekerja ketika pesanan sudah melebihi kapasitas kerja

masing-masing penjahit. Permintaan para pengguna jasa jahit untuk dapat

selesai dalam waktu yang cepat menjadi tantangan tersendiri bagi para

pekerja di Usaha Penjahit Y. Selain itu, jam kerja yang terlalu lama yakni

dimulai pukul 08.00 wib - 21.00 wib (lebih dari 8 jam per hari) menjadi

beban tambahan bagi pekerja sehingga produktivitas cenderung menurun. Hal

ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wartono & Mochtar
61

(2015) yang menyatakan bahwa stres kerja dapat terjadi karena adanya

pekerjaan tambahan yang harus segera diselesaikan, jam kerja yang melebihi

batas waktu kerja normal, serta kejenuhan dalam bekerja. Untuk menghindari

keluhan dalam masalah psikososial, pekerja dapat menjaga hubungan baik

antar penjahit, pemilik usaha, dan pengguna jasa.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan waktu 3 minggu dikarenakan kendala pandemi

Covid-19 mengakibatkan terkadang tidak ada pasokan barang jadi pekerja pada

libur sehingga tidak dapat mengumpulkan pekerja dalam satu waktu untuk

pembagian kuesioner, dalam observasi lapangan peneliti terkendala waktu dan

peneliti harus menyesuaikan waktu pekerja. dalam satu hari hanya bisa 7-10

orang dalam melakukan observasi dan pembagian kuesioner.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada bab IV, maka

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden yang berjumlah responden 40, diketahui bahwa jenis

kelamin laki laki dan perempuan. Jenis kelamin lebih dominan perempuan,

usia responden rata rata lebih dominan pada dewasa tengah. Untuk durasi

para pekerja konveksi rata rata lebih dari 6 jam.

2. Faktor Biologi dengan membagikan kuesioner kepada 40 responden

didapatkan hasil yang baik dengan 4 responden (10,0%), hasil cukup baik

dengan 15 responden (37,5%) dan hasil kurang baik dengan 21 responden

(52,2%).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti tempat bekerja pekerja tidak

disapu setiap hari karena pada saat ada barang datang, sebagian pekerja ada

yang mau ikut lembur sampai larut malam sehingga tidak sempat menyapu.

3. Faktor Fisik dengan membagikan kuesioner kepada 40 responden didapatkan

yaitu hasil baik dengan 19 responden (47,5%), untuk hasil cukup baik dengan

21 responden (52,2%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti

pekerja membuat lingkungan kerja dengan baik selalu memperhatikan safety

62
63

agar keselamatan saat bekerja aman dan nyaman, penerangan ditempat kerja

cukup terang sehingga pekerja bisa efesiensi dalam melaksanakan

pekerjaannya.

4. Faktor Kimia dengan membagikan kuesioner kepada 40 responden didapat

hasil yaitu hasil baik dengan 1 responden (2,5%) untuk hasil cukup baik 4

responden (10,0%) dan untuk hasil kurang baik 35 responden (87,5%). Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi seperti ditempat kerja pekerja konveksi

tidak ada bahan kimia, Pekerja kurang mengerti tentang faktor kimia dan

sebagian pekerja ada yang membuang limbah organik disungai atau

dipekarangan rumah lalu dibakar. untuk ventilasi ruangan dan penerangan

cukup baik.

5. Faktor Ergonomic dengan membagikan kuesioner kepada 40 responden

didapat hasil yaitu hasil baik 14 responden (35,0%), dan untuk hasil cukup

baik dengan 26 responden (65,0%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

seperti seluruh pekerja konveksi bekerja posisi duduk dengan waktu yang

lama. Hampir semua pekerja yang melakukan posisi duduk dengan punggung

membungkuk yang cukup lama sehingga mengakibatkan pekerja sering

mengalami sakit pada punggung, ada sebagian pekerja yang mengalami

kesemutan setelah berdiri dari duduk.

6. Faktor Psikososial dengan membagikan kuesioner kepada 40 responden

didapatkan hasil yaitu hasil baik 19 responden (47,5%), hasil cukup baik

dengan 20 responden (50,0%), dan hasil kurang baik dengan 1 responden

(2,5%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor psikososial

yang terjadi adalah hubungan antar pekerja terjalin dengan baik, saling

mendukung satu sama lain. Pekerja mengalami stres kerja diakibatkan


64

pandemi, kadang pasokan barang tidak ada. Penghasilan mengalami

penurunan.

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Peneliti ini diharapkan dapat menajadikan Kelurahan Kayen bisa membuat

kelompok kerja yang dikelola ketua kelompok agar bisa mengembangkan

usaha konveksi desa semakin maju dan menjadikan salah satu program kerja

masyarakat secara mandiri.

2. Bagi Para Pekerja

Penelitian ini diharapkan pekerja konveksi selalu melakukan evaluasi tempat

untuk mengurangi terjadinya 5 faktor resiko kesehatan kerja yang bertujuan

untuk menjaga kesehatan para pekerja dan juga menghindari kecelakaan kerja

yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah bagi

perkembangan ilmu keperawatan komunitas. Peneliti menyarankan perawat

dan institusi pendidikan tidak hanya meninjau kesehatan yang berada di

lingkungan rumah sakit saja tetapi memperhatikan kesehatan di tempat kerja (

kantor dan industri khususnya home industri) yang sering diabaikan, hal ini

sebagai langkah promotif dan preventif terhadap suatu penyakit akibat kerja.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi peneliti

selanjutnya mengenai faktor resiko kesehatan kerja pada konveksi.

Bagi Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang

faktor resiko kesehatan kerja.


65

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad SA, Sayed M ,Khan MH, Faruquee M, Yasmin N, Hossain Z, et al. (2007).
Musculoskeletal Disorders and Ergonomic Factorsamongthe Garment
Workers. Journal of Preventive and Social Medicine. Vol. 26(2): 97-110.

BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan Tangani 105.182 Kasus Kecelakaan


Kerja; 2017. Dari : http//www.bpjsketenagakerjaan.go.id[25 Juli 2018]

BPJS Ketenagakerjaan. (2016). Angka Kasus Kecelakaan Kerja Menurun. BPJS


Ketenagakerjaan

Djatmiko, Riswab Dwi. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Ed 1, Cet 1.


Yogyakarta: Deepublish.

Dualembang, S. (2017). Analisis Penilaian Risiko Terhadap Potensi Bahaya


Pekerjaan dengan Metode Job Safety Analysis pada Pekerja Bagian Proses
Produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. Media Kesehatan 9 (3). 1-
10.

Effendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.

Fina Herlinda Nur, Dyan Roshinta Laksmi Dewi dan Syarifah Nurul Yanti (2016).
Hubungan Lama Duduk Saat Jam Kerja Dan Aktivitas Fisik Dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Karyawan Kantor
Terpadu Pontianak Tahun 2014. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas
Tanjungpura. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/viewfile/
14954/13184

Harjanto. Nur Tri. Suliyanto, Endang Sukesi I. (2011). Manajemen Bahan Kimia
Berbahaya Dan Beracun Sebagai Upaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Serta Perlindungan Lingkungan. 4(8). 54-67.

Harrianto, R. (2012). Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

Harrianto, Ridwan. (2010). Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

Heri Jatmiko. (2011). „‟Pekerja Wanita Pada Industri CV. Saudara di Desa
Gergunung Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten‟‟. Skripsi S-1.
Surakarta: Fakultas Geografi, UMS.

International Labour Organization (ILO). (2013). Keselamatan dan Kesehatan


Kerja: Sarana Untuk Produktivitas. Geneva: ILO.
66

Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana

Juwitasari, dkk. (2014). Pengaruh Keselamatan Kerja danKesehatan Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT.Inti
Luhur Fuja Abadi, BejiPasuruan). (Online), tersedia http://administrasibisnis.
studentjournal.ub.ac.id, diunduh 19April 2017 (pukul 20.11)

Manda, D & Kusri. (2018). Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) danLingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Samudra
Perdana. https://www.neliti.com/id/publications/261945/analisis-pengaruh-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-dan-lingkungan-kerja-terhadap-kinerja-
karyawan

Nikie, Sulistiyani, Yuliani Setyaningsih. (2018). Faktor resiko bahaya tempat kerja
dan lingkungan rumah terhadap kesehatan Home-Based Worker di Kota
Semarang https://www.researchgate.net/publication/324162953_Faktor_
Risiko_Bahaya_Tempatkerja_dan_Lingkungan_Rumah_terhadap_Kesehatan
_Homebased_Worker_di_Kota_Semarang/fulltext/5ac274710f7e9bfc045f2f2
d/Faktor-Risiko-Bahaya-Tempat-Kerja-danLingkungan-Rumah-terhadap-
Kesehatan-Home-based-Worker-di-Kota-Semarang diperoleh 10 Oktober
2019

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Oktavia Adelina; Asnawati; Yasmina, Alfi. (2013). Pengaruh Intensitas Kebisingan


Lingkungan Kerja terhadap waktu reaksi Karyawan PT. PLN (Persero)
Sektor Barito PLTD Trisakti Banjarmasin, Berkala Kedokteran, 9(2):181-
189.

Restuputri, D. P. (2015). Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode


Hazard and Operability Study (HAZOP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri,
14(1).

Setyaningsih, dkk. (2017). Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Menggunakan Metode


Reba Terhadap Keluhan Msds Pada Pengrajin Batik Di Nisya Batik,
Kuningan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 5 (2): 106-113.

Susihono, Wahyu; Rini, Feni Akbar. (2013). Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Identifikasi Potensi Bahaya
Kerja (Studi Kasus di PT. LTX Kota Cilegon-Banten), Spetrume Industri,
11(2):117-242.

Ukhisia, Bella Gloria; Astuti, Retno; Hidayat, Arif. (2013). Analisis Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan dengan
Metode Partial Least Squares, Jurnal Teknologi Pertanian, 14 (2):95-104.
67

Zammira Mutia Zatadin dan Dr. Iwan Setiawan, Sp.S., M.Kes. (2018). Hubungan
Posisi Duduk dan Lama Duduk Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Bawah
(NPB) pada Penjahit Sektor Informal di Kecamatan Laweyan Kota
Surakarta. Skripsi thesis. http://eprints.ums.ac.id/58136
68

LAMPIRAN
66

POA (Plan of Action)

Riset Keperawatan “Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Konveksi

di Kelurahan Kayen Kabupaten Pati”

Des Januari Februari Juni April Mei


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Penyusunan BAB I
3. Penyusunan BAB II
4. Penyusunan BAB III
5. Ujian
6. Perbaikan
7. Pengurusan Ijin Penelitian
6. Pengambilan Data
7. Penyusunan BAB IV
8. Penyusunan BAB V
9. Sidang Riset Keperawatan
10. Perbaikan Riset Keperawatan
11. Pengumpulan Riset Keperawatan

Lampiran 1
Lampiran672
Lampiran683
Lampiran69
4

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja

pada Pekerja Konveksi

Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Di Kelurahan Kayen, Pati

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Era Avicka Maharani
Nim : 117036
Adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Telogorejo Semarang, yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi
Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Konveksi di
Kelurahan Kayen”.
Dengan ini saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk turut serta menjadi
responden dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi
saudara/saudari sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila saudara/saudari tidak bersedia menjadi responden maka tidak ada ancaman
apapun. Bila saudara/saudari telah menjadi responden dan ada hal-hal yang
memungkinkan untuk mengundurkan diri, maka diperbolehkan mengundurkan diri
atau tidak ikut dalam penelitian ini, maka saya mohon kesediaan untuk
menandatangani persetujuan dan menjawab semua pertanyaan sesuai petunjuk.
Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari untuk menjadi responden, saya
mengucapkan terima kasih.

Semarang, Juni 2021


Peneliti

Era Avicka Maharani


Lampiran705

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

Pekerja Konveksi

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden daam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa STIKES Telogorejo Semarang bernama Era Avicka Maharani, dengan

judul “ Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja

Konveksi di Kelurahan Kayen”. Saya memahami bahwa data yang dihasilkan akan

dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan

keilmuan dan tidak merugikan saya. Oleh karena itu saya bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

Semarang, Juni 2021

Responden
Lampiran716

KUESIONER

Deskripsi Faktor Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Konveksi

Berikahlah jawaban pada pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda dengan

cara memberikan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Setiap pertanyaan

mempunyai lima (lima) alternatif jawaban yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu Ragu

KS : Kurang Setuju

STS : Sangat Kurang Setuju

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan

Durasi Kerja : Jam/hari

A. FAKTOR FISIK

No PERTANYAAN SS S RR KS STS
1 Saudara merasa aman saat berkerja di ruang
Bekerja
2 Pertukaran dan ventilasi ditempat saudara
bekerja memenuhi sehingga tidak
menganggu kelancaran kerja saudara
3 Tempat kerja saudara tidak menimbulkan
bahaya bagi saudara
4 Penerangan di tempat kerja saudara, dapat
membuat saudara bekerja dengan baik
5 Apakah pekerjaan saudara menimbulkan
Kebisingan
6 Saudara tidak merasa terlalu panas atau
terlalu dingin saat bekerja
72

No PERTANYAAN SS S RR KS STS
7 Saudara dapat bekerja leluasa di tempat
Kerja
8 Apakah kebersihan tempat kerja sauadara
Diutamakan
9 Kebersihan lingkungan tempat bekerja
saudara bekerja sudah cukup baik
10 Konsentrasi saudara dalam bekerja
terganggu dengan suara bising yang
ditimbulkan di tempat kerja saudara

B. FAKTOR BIOLOGI

No Pertanyaan SS S RR KS STS
1. Tempat bekerja selalu bersih dan
nyaman agar bekerja akan lebih Maksimal
2. Saudara sering mengalami luka pada kulit
setelah bekerja
3. Saudara pernah mengalami sesak setelah
bekerja
4. Saudara mengalami perih pada mata setelah
terkena asap saat bekerja
5. Saudara merasa perih pada sela jari setelah
bekerja
6. Terkena kontak bahan atau zat berbahaya
kulit saudara mengalami merah-merah
7. Tempat kerja saudara selalu disapu setiap
hari
8. Tempat kerja saudara dipel setelah
melakukan pekerjaan selesai
9. Tempat saudara bekerja di sapu tiap
Minggu
10. Tempat saudara bekerja di pel setiap hari
setelah melakukan pekerjaan

C. FAKTOR KIMIA

No Pertanyaan SS S RR KS STS
1. Limbah organik yang saudara
dihasilkan
dari bekerja selalu saudara buang ke sungai
2. Limbah organik yang saudara dihasilakan
dari bekerja saudara buang ke pekarangan
rumah
3. Limbah anorganik yang saudara hasilkan
dari bekerja selalu saudara buang ke sungai
73

No Pertanyaan SS S RR KS STS
4. Limbah anorganik yang saudara hasilkan
dari bekerja saudara buang ke pekarangan
Rumah
5. Akibat bahan kimia yang saudara gunakan
selalu menimbulkan rasa gatal pada saudara
6. Akibat bahan kimia yang saudara gunakan
untuk bahan makanan selalu menimbulkan
rasa panas pada saudara
7. Ventilasi diruangan sangat memadai untuk
bekerja agar saudara nyaman saat bekerja
8. Penerangna diruangan sangat memadai
untuk
melakukan pekerjaan saudara
9. Sauadara pusing saat mencium bau bahan
Kimia
10. Faktor biologi meliputi bakteri, virus, jamur
dan parasite

D. FAKTOR ERGONOMI

No Pertanyaan SS S RR KS STS
1. Saudara selalu melakukan sikap duduk dan
sikap berdiri secara bergantian
2. Saudara sering mengalami kesemutan
apabila setelah duduk dengan waktu yang
lama
3. Saudara mengalami pegal pada punggung
setelah bekerja lama
4. Saudara mengalami lemah letih lesu lunglai
setelah bekerja
5. Alat yang anda gunakan saat bekerja aman
digunakan saat bekerja
6. Saudara merasa aman saat menggunakan
alat yang disediakan untuk bekerja
7. Menggunakan masker saat bekerja untuk
mengurangi menghirup asap saat bekerja
8. Saudara selalu mengunakan masker saat
Bekerja
9. Saudara tahu sikap ergonimis itu sikap
duduk dan berdiri
10 Menggunakan pakaian khusus saat berkerja
untuk mengurangi terjadinya terkenanya
bahan berbahan kepada saudara
74

E. FAKTOR PSIKOSOSIAL

No Pertanyaan SS S RR KS STS
1. Saudara selalu diberikan pengarahan
kepada ketua kelompok home industry
2. Sauadara merasa tidak di asingkan sebagai
pekerja home industry
3. Sauadara merasa kurang jelas mengenai
informasi-informasi yang ada dalam
kelompok atau program home industry yang
harus di lakukan saudara
4. Di tempat saudara bekerja terciptanya
suasan akrab antara para pekerja
5. Saudara mengerti tentang program yang ada
pada kelompok pekerja home industry
6. Seluruh pekerja home industry ramah
kepada saudara
7. Hubungan saudara dan sesama pekerja
lainnya cukup baik
8. Dalam menyelesaikan suatu masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan apakah anda
meminta solusi kepada ketua kelompok
9. Rekan kerja saudara tidak mendukung
saudara dalam bekerja
10. Hubungan antara pekerja lama dan pekerja
baru cukup baik
Lampiran75
7

PENGOLAHAN DATA SPS S

Durasi Kerja F_Fisik F_Psikososial F_Ergonomi F_Kimia F_Biologi


8 84 82 92 92 62
9 64 76 88 20 52
9 74 60 76 42 50
9 78 80 76 42 56
8 78 36 64 42 46
6 74 84 92 50 52
6 86 92 100 36 46
6 84 84 92 20 88
9 88 100 70 44 54
9 78 72 64 42 52
9 82 82 72 58 58
9 72 82 70 42 58
9 90 88 80 42 56
8 88 76 74 50 56
8 80 78 86 20 58
6 76 86 80 28 56
6 74 68 74 60 52
6 80 66 70 56 62
6 68 78 78 44 60
6 88 82 78 52 56
9 92 76 74 56 70
6 72 86 78 50 66
8 74 86 82 36 88
12 74 82 76 58 62
12 92 90 70 50 78
8 80 68 78 40 66
12 82 90 68 58 58
12 80 82 80 64 64
12 82 76 66 52 54
12 68 82 60 42 56
8 64 74 78 50 60
9 64 76 64 40 46
9 76 70 82 60 60
9 66 78 64 40 40
8 80 70 100 40 60
8 62 72 64 38 82
8 84 88 92 38 92
9 66 72 66 40 78
9 84 76 84 66 68
6 74 60 78 56 70
Lampiran76
8

HASIL ANALISIS DATA

Frequencies
Notes
Output Created 12-JUN-2021 19:55:23
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Input Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 40
User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with
Cases Used
valid data.
FREQUENCIES VARIABLES=Usia1
JenisKelamin DurasiKerja1 F_Fisik1
F_Psikosos1 F_Ergonomi1 F_Kimia1
Syntax
F_Biologi1
/BARCHART PERCENT
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:01,67
Resources
Elapsed Time 00:00:01,72

Statistics
Usia1 JenisKelamin DurasiKerja1 F_Fisik1 F_Psikosos1
Valid 40 40 40 40 40
N
Missing 0 0 0 0 0

Statistics
F_Ergonomi1 F_Kimia1 F_Biologi1
Valid 40 40 40
N
Missing 0 0 0

Frequency Table
Usia1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Dewasa Tengah 27 67.5 67.5 67.5
Valid Dewasa Akhir 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki - Laki 16 40.0 40.0 40.0
Valid Perempuan 24 60.0 60.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
77

DurasiKerja1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid >6 jam 40 100.0 100.0 100.0

F_Fisik1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 19 47.5 47.5 47.5
Valid Cukup 21 52.5 52.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

F_Psikosos1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 19 47.5 47.5 47.5
Cukup 20 50.0 50.0 97.5
Valid Kurang 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

F_Ergonomi1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 14 35.0 35.0 35.0
Valid Cukup 26 65.0 65.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

F_Kimia1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 1 2.5 2.5 2.5
Cukup 4 10.0 10.0 12.5
Valid Kurang 35 87.5 87.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

F_Biologi1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 4 10.0 10.0 10.0
Cukup 15 37.5 37.5 47.5
Valid Kurang 21 52.5 52.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Lampiran789

DOKUMENTASI
79
Lampiran 80
10

F.003/SOP/017/AKD

DAFTAR HADIR KONSULTASI

NAMA : ERA AVICKA MAHARANI

NIM : 117036

TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING

1. 27 November - Pengarahan pembuatan

2020 riset keperawatan

- Pengajuan judul riset Era Avicka M. Mamat Supriyono,


- ACC judul SKM., M.Kes

(Epid)

2. 28 November Pengarahan membuat

2020 fenomena dan membuat

judul 2 Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

3. 05 Desember Pengumpulan fenomena

2020

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

4. 08 Desember Pembahasan judul dan

2020 fenomena

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
81

5. 12 Desember ACC judul

2020

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

6. 27 Desember Pengumpulan BAB I

2020

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

7. 28 Desember Pengumpulan BAB I

2020

Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

8. 30 Desember Konsultasi BAB I

2020

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

9. 05 Januari Pengumpulan revisi BAB

2021 1

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
82

10. 08 Januari Konsultasi BAB I

2021

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

11. 09 Januari Konsultasi surat studi

2021 pendahuluan

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

12. 11 Januari Bimbingan BAB I

2021

Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

13. 21 Januari Pengumpulan revisi BAB

2021 I & II

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

14. 22 Januari Bimbingan BAB I & II

2021

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
83

15. 03 Februari - Pengumpulan revisi

2021 BAB I & II

- Pengumpulan BAB III Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

16. 18 Februari Pengumpulan revisi BAB

2021 I, II & III

Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

17 22 Februari Pengumpulan BAB I, II &

2021 III

Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

18. 08 Juni 2021 Bimbingan BAB I, II &

III

Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

19. 10 Juni 2021 Pengumpulan revisi BAB

I, II & III

Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)
84

20. 15 Juni 2021 ACC BAB I, II & III

Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

21. 16 Juni 2021 - Bimbingan BAB I, II

& III

- Pengarahan ujian Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

22. 16 Juni 2021 - Bimbingan BAB I, II

& III

- Pengarahan ujian Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

23. 16 Juni 2021 - Bimbingan BAB I, II

& III

- Pengarahan ujian Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

24. 16 Juni 2021 - Bimbingan BAB I, II

& III

- Pengarahan ujian Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
85

25. Selasa, 5 ACC Riset Keperawatan

Oktober

2021 Era Avicka M. Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes

(Epid)

26. Selasa, 12 ACC Riset Keperawatan

Oktober

2021
Era Avicka M. Ns. Siti

Juwariyah, S.Kep,

M.Kep

27. Kamis, 21 ACC Riset Keperawatan

Oktober

2021 Era Avicka M. Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
86
Lampiran 11

F.003/SOP/016-027/AKD

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : ERA AVICKA MAHARANI

NIM : 117036

JUDUL : DESKRIPSI FAKTOR FAKTOR KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA KONVEKSI DI

KELURAHAN KAYEN KABUPATEN PATI

HARI/ POKOK BAHASAN DAN


NO. TANDA TANGAN
TANGGAL KOREKSI

1. Jumat / 27 - Pengarahan pembuatan riset

November keperawatan

2020 - Pengajuan judul riset


Mamat Supriyono,
- ACC judul
SKM., M.Kes (Epid)

2. Sabtu / 28 Pengarahan membuat fenomena

November dan membuat judul 2

2020
Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

3. Jumat / 04 Pengumpulan fenomena

Desember

2020
Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
87

4. Selasa / 08 Pembahasan judul dan fenomena

Desember - Memastikan jumlah

2020 penelitian cukup/tidak

- Memastikan tempat
Ns. Prita Adisty
penelitian
Handayani, M.Kep
- Karakteristik tempat kerja

sama atau tidak

5. Sabtu / 12 ACC judul

Desember

2020 Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

6. Minggu / 27 Pengumpulan BAB I

Desember

2020 Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

7. Senin / 28 Pengumpulan BAB I

Desember

2020 Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes (Epid)

8. Rabu / 30 Bimbingan BAB I

Desember - Pravelensi

2020 - Latar belakang paragraf 2


Ns. Prita Adisty
membahas K3
Handayani, M.Kep
- Menjelaskan per risk faktor
88

dan fenomena

- Keaslian, persamaan

penelitian, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian

9. Selasa / 05 Pengumpulan revisi BAB I

Januari 2021

Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

10. Jumat / 08 Konsultasi BAB I

Januari 2021 - Munculkan masalah

kesehatan

- Menjelaskan 5 faktor Mamat Supriyono,

kesehatan dan keselamatan SKM., M.Kes (Epid)

kerja di buat per paragraf

11. Sabtu / 09 Konsultasi surat studi

Januari 2021 pendahuluan

- Tujuan surat diberikan nama Ns. Prita Adisty


konveksi Handayani, M.Kep

12. Senin / 11 Bimbingan BAB I

Januari 2021 - Menambahkan jurnal

kecelakaan kerja

- Karakteristik pekerja
Mamat Supriyono,
- Menambahkan jurnal yang
SKM., M.Kes (Epid)
diakibatkan 5 faktor

- Rumusan masalah
89

13. Kamis / 21 Pengumpulan revisi BAB I & II

Januari 2021

Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

14. Jumat / 22 Bimbingan BAB I & II

Januari 2021 - Tinjauan pustaka

- Kerangka teori Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

15. Rabu / 03 - Pengumpulan revisi BAB I &

Februari II

2021 - Pengumpulan BAB III Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

16. Kamis / 18 Pengumpulan revisi BAB I, II &

Februari III

2021 Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep

17. Senin / 22 Pengumpulan BAB I, II & III

Februari

2021 Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes (Epid)

18. Senin / 08 Bimbingan BAB I, II & III

Juni 2021 - Menambahkan dinamika

pada BAB I Mamat Supriyono,


- Rumusan masalah harus SKM., M.Kes (Epid)
90

dengan kalimat tanya

- Kerangka konsep

- Analisa bivariat dan

multivariat

19. Jumat / 10 Pengumpulan revisi BAB I, II &

Juni 2021 III

Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes (Epid)

20. Senin / 15 ACC BAB I, II & III

Juni 2021

Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes (Epid)

21. Selasa / 16 - Bimbingan BAB I, II & III

Juni 2021 - 1 paragraf minimal 2 sumber

- Form wawancara

- Sampel menggunakan teknik Ns. Prita Adisty

sampling Handayani, M.Kep

- Pengarahan ujian

23. Selasa, 5 ACC Riset Keperawatan

Oktober

2021
Mamat Supriyono,

SKM., M.Kes (Epid)


91

23. Selasa, 12 ACC Riset Keperawatan

Oktober

2021
Ns. Siti Juwariyah,

S.Kep, M.Kep

24. Kamis, 21 ACC Riset Keperawatan

Oktober

2021
Ns. Prita Adisty

Handayani, M.Kep
92
Lampiran 12

Anda mungkin juga menyukai