Anda di halaman 1dari 114

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


(APD) PADA PEKERJA PEMBANGUNAN JALAN
KECAMATAN BANJAR OLEH CV. ADIK KARYA
KONSULTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2022

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Nama : Ulfan Aditya Rahman

NIM : I.21.16.0020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS SAINS, FARMASI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR
BANTEN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah membaca naskah Skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan

kami, telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi dan layak untuk

diseminarkan dan disidangkan

Pandeglang, 22 Agustus 2022

Mengetahui dan menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

E. Egriana Handayani, S.KM.,M.PH Dian Nastiti, S.KM,M.Epid


NIK. 104103200497 NIDN: 0420019102

ii
LEMBAR PENGESAHAN

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


PENGGUMNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA
PEMBANGUNAN JALAN KECAMATAN BANJAR OLEH CV. ADIK
KARYA KONSULTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2022

Dipersiapkan dan disusun Oleh :


Nama : Ulfan Aditya Rahman
NIM : I.21.16.0020

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal 23 September 2022

Susunan Dewan Penguji Tandatangan


Ketua Sidang : Cory Novi, S.Si.,M.Sc
Pembimbing Utama : E.Egriana Handayani, S.KM.,M.PH
Pembimbing Pendamping : Dian Nastiti, S.KM.,M.Epid
Ketua Penguji : Lambang Satria Himmawan, S.KM.,M.KM
Anggota Penguji : Heny Sasmita, S.KM.,M.PH

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Tanggal, 30 September 2022

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

E.Egriana Handayani, S.KM.,M.PH


NIK : 104103200497

Mengetahui
Dekan

Lambang Satria Himmawan, S.KM., M.KM


NIK : 104103200423

iii
LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ulfan Aditya Rahman
NIM : I.21.16.0020
Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Dengan ini menyatakan bahwa proposal skripsi yang telah saya buat dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA
PEMBANGUNAN JALAN KECAMATAN BANJAR OLEH CV. ADIK
KARYA KONSULTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2022”
adalah asli (Orsinil) atau tidak plagiat (Menjiplak) dan belum pernah diterbitkan /
dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun. Demikian surat pernyataan
ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun
juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu atau
ada pihak lain yang mengklaim bahwa skripsi yang telah saya buat adalah hasil
karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara
pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Fakultas Sains, Farmasi dan
Kesehatan Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Dibuat di : Pandeglang
Pada Tanggal : 22 Agustus 2022
Yang Menyatakan

Ulfan Aditya Rahman


I.21.16.0020

iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademik Fakultas Sains, Farmasi dan Kesehatan Universitas


Mathla’ul Anwar Banten, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ulfan Aditya Rahman
NIM : I.21.16.0020
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Fakultas, Sains Farmasi dan Kesehatan Universitas Mathla’ul Anwar Banten Hak
Bebas Royalti Nonekslusif (Non-Exclusive Rolayti-Free Right) Atas karya ilmiah
saya yang berjudul :
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar
Oleh Cv. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2022”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan hak bebas royalti Nonexlusif
ini Fakultas Sains Farmasi dan Kesehataan Universitas mathla’ul Anwar Banten
berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Pandeglang
Pada Tanggal : 22 Agustus 2022
Yang Menyatakan

Ulfan Aditya Rahman


I.21.16.0020

v
ABSTRAK

Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) bila memasuki suatu tempat
kerja yang berbahaya, bukan hanya berlaku bagi tenaga kerja saja, melainkan juga
bagi pimpinan perusahaan, pengawas lapangan, dan supervisior, bahkan berlaku
untuk siapa saja yang memasuki tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan
alat pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan kecamatan banjar oleh
CV Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang tahun 2022. Penelitian ini
meggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan pendekatan analisis observasional.
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh tenaga pekerja pembangunan jalan
sebanyak 50 orang yang bekerja di bagian pengecoran dan pengaspalan jalan
kecamatan banjar. Teknik pengambilan sampel ini yaitu menggunakan teknik total
sampling, cara pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner. Analisis
data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan analisis uji Chi-Square.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara Usia (P-
Value <0.001), Tingkat Pendidikan (P-Value <0.010), Massa Kerja (P-Value
<0.005), Pengetahuan (P-Value <0.039), Sikap (P-Value <0.017), Pelatihan (P-
Value <0.018), dan Pengawasan (P-Value <0.013) dengan kepatuhan Penggunaan
APD pada 50 pekerja di CV. Adik Karya Konsultan tahun 2022.
Kesimpulan ada hubungan antara Usia, Tingkat Pendidikan, masa kerja
pengetahuan, Sikap, Pelatihan dan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan
APD pada pekerja. Disarankan kepada CV. Adik Karya Konsultan Kab.
Pandeglang diharapkan untuk melakukan brifing sebelum bekerja oleh pengawas,
menjelaskan bahaya apa saja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
apabila pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) serta memotivasi
agar para pekerja semangat dan giat ketika bekerja.

Kata Kunci : Kepatuhan Penggunaan APD, K3

vi
ABSTRACT

Compliance with the use of personal protective equipment (PPE) when entering a
hazardous workplace does not only apply to workers, but also to company leaders,
field supervisors, and supervisors, and even applies to anyone who enters the
workplace. The purpose of this study was to determine the factors related to
compliance with the use of personal protective equipment (PPE) in road
construction workers in the Banjar sub-district by CV Adik Karya Consultant in
Pandeglang Regency in 2022. This study used a quantitative method with a cross
sectional study design aimed at to determine the factors associated with
compliance with the use of personal protective equipment (PPE) with an
observational analysis approach. The sample in this study were all workers who
worked in the work and asphalting section of the Banjar sub-district. This
sampling technique is using a total sampling technique, the method of data
collection is by using a questionnaire. The data analysis used was univariate and
bivariate with Chi-Square test analysis.
The results showed that there was a significant relationship between Age (P-Value
<0.001), Education Level (P-Value <0.010), Mass of Work (P-Value <0.005),
Knowledge (P-Value <0.039), Attitude (P-Value <0.017), Training (P-Value
<0.018), and Supervision (P-Value <0.013) with compliance with the use of PPE
for 50 workers at CV. Adik Karya Consultant in 2022.
The conclusion is there is a relationship between Age, Education Level, tenure of
knowledge, Attitude, Training and Supervision with Compliance with the Use of
PPE in workers. Suggested to CV. Adik Karya Consultant Kab. Pandeglang is
expected to conduct a briefing before work by the supervisor, explain what
hazards have the potential to cause work accidents if workers do not use personal
protective equipment (PPE) and motivate workers to be enthusiastic and active
when working.

Keywords : Compliance with PPE use, K3

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat memperoleh kesehatan serta
kesempatan untuk dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul
“FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA
PEMBANGUNAN JALAN CINUNGGAL-PASIRAWI KECAMATAN
BANJAR OLEH CV. ADIK KARYA KONSULTAN DI PANDEGLANG
TAHUN 2022”. Penyusunan proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana S.KM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) di
program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Sains, Farmasi dan Kesehatan
Universitas Mathla’ul Anwar Banten Tahun Akademik 2021.
Pada penulisan ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, arahan, bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Lambang Satria Himmawan, S.KM.,M.KM. selaku dekan Fakultas
Sains, Farmasi dan Kesehatan Universitas Mathla’ul Anwar Banten.
2. Ibu E. Egriana Handayani, S.KM.,M.PH. selaku kaprodi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Sains, Farmasi dan Kesehatan Universitas Mathla’ul
Anwar Banten yang telah memberikan masukan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dian Nastiti, S.KM.,M.Epid. Selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan hingga
selesainya penyusunan Skripsi ini.
5. Dosen dan Staf Fakultas Sains, Farmasi dan Kesehatan Universitas
Mathla’ul Anwar Banten yang telah memberi arahan.

viii
6. Kedua orang tua yang telah ikhlas dan tulus serta tak henti-hentinya selalu
memberikan dukungan dan motivasi secara moril maupun materil selama
kuliah sampai penyusunan skripsi ini.
7. Teman dan pacar yang telah memberi motivasi terhadap penulis untuk
menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


serta masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran
serta keritik yang membangun dari semua pembaca, akhir kata, semoga prposal
skripsi ini berguna serta bermanfaat untuk semua pihak.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Pandeglang 22 Agustus 2022

Peneliti

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITIS ................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................... 6
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11


2.1 Kepatuhan Penggunaan (APD) ................................................................. 11
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................ 12
2.3 Tujuan K3 ................................................................................................. 13
2.4 Alat Pelindung Diri (APD) ....................................................................... 15
2.5 Syarat-syarat Alat Pelindung Diri ............................................................. 15
2.6 Jenis-jenis APD ........................................................................................ 17
2.7 Perundang-undangan ................................................................................ 19
2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pengunaan APD ............. 19
2.9 Kerangka Teori Penelitian......................................................................... 32
2.10 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 33
2.11 Definisi Operasional................................................................................ 34
2.12 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 36
2.13 Penelitian Relevan................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40


3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 40
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 40
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 41
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 41
3.5 Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 42
3.6 Analisis Data ............................................................................................. 44

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 40


4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 45

x
4.1.1 Gambaran Umum CV Adik Karya Konsultan .............................. 45
4.1.2 Analisis Univariat ......................................................................... 45
4.1.3 Analisis Bivariat ............................................................................ 50
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 57
4.2.1 Hubungan Usia dengan Kepatuhan Pengunaan APD ................... 57
4.2.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan
APD .............................................................................................. 56
4.2.3 Hubungan Massa Kerja dengan Kepatuhan Pengunaan APD ...... 61
4.2.4 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD .... 62
4.2.5 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan APD ............... 64
4.2.6 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Penggunaan APD .......... 65
4.2.7 Hubungan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD ..... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 70


5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 70
5.2 Saran ....................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72


LAMPIRAN ........................................................................................................ 76

xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Definisi Operasional ....................................................................................... 34
2.2 Penelitian Relevan........................................................................................... 38
4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Penggunaan APD ........................................ 46
4.2 Distribusi Frekuensi Usia ................................................................................ 46
4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan ........................................................ 47
4.4 Distribusi Frekuensi Massa Kerja ................................................................... 47
4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ................................................................... 48
4.6 Distribusi Frekuensi Sikap .............................................................................. 48
4.7 Distribusi Frekuensi Pelatihan ........................................................................ 49
4.8 Distribusi Frekuensi Pengawasan ................................................................... 49
4.9 Hubungan Usia dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................................ 50
4.10 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada
Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................... 51
4.11 Hubungan Massa Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................................ 52
4.12 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................................ 53
4.13 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................................ 54
4.14 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................................ 55
4.15 Hubungan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022 ................................ 56

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Alat Pelindung Kepala .................................................................................... 18
2.2 Alat Pelindung Muka ...................................................................................... 18
2.3 Alat Pelindung Mata ....................................................................................... 18
2.4 Alat Pelindung Pernafasan .............................................................................. 19
2.5 Alat Pelindung Telinga ................................................................................... 19
2.6 Alat Pelindung Badan ..................................................................................... 20
2.7 Alat Pelindung Tangan.................................................................................... 20
2.8 Alat Pelindung Jatuh ....................................................................................... 21
2.9 Alat Pencegah Tenggelam............................................................................... 21
2.10 Alat Pelindung Kaki ...................................................................................... 22
2.11 Kerangka Teori Penelitian............................................................................. 32
2.12 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................................... 33

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Penjelasan Penelitian ......................................................................................... 50
2. Lembaran Persetujuan Responden .................................................................... 51
3. Kuisoner Penelitian ........................................................................................... 52
5. Hasil Analisis Data............................................................................................ 52
6. Surat Pengambilan Data Awal .......................................................................... 52
7. Surat Telah Melaksanakan Penelitian ............................................................... 52
8. Dokumentasi Penelitian .................................................................................... 52

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja konstruksi

bangunan adalah amanat Pemerintah Republik Indonesia yang tertulis dalam

Permenakertrans No. Per.08/MEN/VII/2010. Meski tidak menjamin kepastian

pekerja tidak akan mengalami kecelakaan kerja, setidaknya kepatuhan

terhadap penggunaan APD secara benar merupakan bagian dari tindakan

bekerja aman yang akan mengurangi resiko kecelakanaan kerja. Setidaknya

kecelakan kerja dunia konstruksi 29% terjadi karena kejatuhan benda dan

26% karena tergelincir atau terpukul, dan hingga tahun 2020, jumlah

kecelakaan kerja meningkat mencapai 177.000 kasus (Anonim, 2021).

Pemerintah melakukan upaya pencegahan dengan berbagai cara

termasuk menerbitkan sejumlah regulasi, salah satunya mensyaratkan pekerja

konstruksi agar memiliki kompetensi bekerja dalam kerangka K3, yang

dibuktikan dengan memiliki sertifikat keterampilan (SKT) tukang, setelah

mereka mengikuti sejumlah pelatihan dan dinyatakan lulus uji kompetensi.

Tujuan pelatihan tersebut salah satunya dimaksudkan agar para pekerja

memiliki pengetahuan, kesadaran sikap positif dan perilaku baik terkait K3

dan penggunaan APD (Ramli, 2015).

1
2

Menurut perkiraan terbaru yang dikeluarkan oleh International Labour

Organization (ILO), 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) dari

kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000

(13,7 persen) dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap tahun, ada hampir seribu

kali lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal dibandingkan kecelakaan kerja

fatal. Kecelakaan nonfatal diperkirakan dialami 374 juta pekerja setiap tahun,

dan banyak dari kecelakaan ini memiliki konsekuensi yang serius terhadap

kapasitas penghasilan para pekerja (Hämäläinen, et all., 2017).

Sedangkan di Indonesia, terkait keselamatan kerja berdasarkan data

BPJS Ketenagakerjaan, pada tahun 2019 terdapat 182 ribu kasus kecelakaan

kerja dan sepanjang tahun 2020 terdapat 225 ribu kasus kecelakaan kerja, 53

(lima puluh) kasus penyakit akibat kerja yang 11 (sebelas) di antaranya

disebabkan Covid-19. Sepanjang Januari hingga September 2021 terdapat 82

ribu kasus kecelakaan kerja dan 179 (seratus tujuh puluh sembilan) kasus

penyakit akibat kerja yang 65 persennya disebabkan Covid-19 (BPJS, 2020).


3

Data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Banten yang didapatkan dari data BPJS Ketenagakerjaan Provinsi

Banten pada tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 14.664 kasus

dengan klaim sekitar 83 milyar, sedangkan tahun 2016 sejumlah 21.296 kasus

dengan klaim sekitar 135 milyar dan data terakhir pada tahun 2017 terdapat

sebanyak 22.878 kasus kecelakaan dengan klaim sekitar 157 milyar.

Meningkatnya kasus kecelakaan kerja di Banten lebih banyak disebabkan oleh

belum optimalnya pengawasan dan pelaksanaan K3 serta perilaku K3 di

tempat kerja. Para pekerja juga banyak yang belum teredukasi tentang

pentingnya peralatan K3 yang dimaksud dengan alat pelindung diri yang

sangat penting untuk menunjang produktivitas kerja (Disnakertrans, 2018).

Idealnya, pekerja konstruksi dianggap memiliki kesadaran yang baik,

bila berperilaku aman dalam bekerja karena faktor kesadaran, bukan karena

faktor consequences baik itu positif reinforcement maupun punishment

(Paskarini, 2016). Namun demikian, sejumlah fakta terkait kepatuhan

penggunaan APD masih sangat menarik untuk diteliti, ketika ditemukan tidak

ada hubungan antara pengetahuan K3, pendidikan, sikap, dan pendapatan

terhadap perilaku penggunaan APD (Rachman, et all., 2020)

Beberapa temuan perilaku tidak aman pada pekerja konstruksi

diutarakan oleh (Rachman, et all., 2020), seperti tidak menggunakan APD

dengan baik dan benar, atau tidak konsisten dalam pemakaian seragam dan

safety shoes dengan alasan kurang nyaman apabila selalu digunakan ketika

bekerja.
4

Berdasarkan Laporan Kecelakaan Kerja, Near miss dan Penyakit

Akibat Kerja (PAK) bulan Januari hingga Desember 2021 pada Proyek

pembangunan jalan oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

diperoleh bahwa tidak terdapat kecelakaan akibat kerja. Selain itu, sepanjang

tahun 2021 untuk pelaporan terkait Near miss hanya terdapat satu kejadian

yang dilaporkan, dan untuk pelaporan terkait kondisi mekanik fisik berbahaya

(unsafe condition) dan tindakan berbahaya (unsafe act) yang terjadi

diperusahaan tidak terdapat rekapitulasi data pelaporannya (Adik, 2021).

Proyek pembangunan jalan Kecamatan Banjar oleh CV. Adik Karya

Konsultan di Pandeglang merupakan salah satu proyek konstruksi yang

memiliki risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Salah satu

penyebab penggunaan alat-alat berat dan mesin-mesin canggih yang

membutuhkan keahlian untuk dapat digunakan dengan benar. Berdasarkan

hasil wawancara singkat peneliti bahwa perusahaan telah menyediakan APD

yang diperlukan pada pekerja, yaitu berupa helm saffety, saffety shoes/sepatu

boot, rompi penanda, dan sarung tangan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan kepada 7 pekerja Pembangunan

jalan kecamatan Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten

Pandeglang Tahun 2022 mendapatkan hasil 3 dari 7 (40℅) pekerja sudah

mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti menggunakan, sepatu

sepatu/boot, rompi penanda, dan sarung tangan. sedangkan 4 dari 7 (50℅)

pekerja lainnya belum sepenuhnya patuh terhadap penggunaan alat pelindung

diri, seperti ada yang tidak memakai sarung tangan, Saffety shoes/booth hal-
5

hal semacam inilah yang dapat memicu terjadinya kecelakaan akibat kerja

atau penyakit akibat kerja dengan mereka yang sedang bekerja.

Tujuan dari kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai

dengan baik apabila pekerja mematuhi kebijakan K3 yang ada, khususnya

dalam hal kepatuhan pengunaan APD, dengan demikian risiko terjadinya

kecelakaan akibat kerja akan menurun. Berdasarkan uraian diatas penulis akan

mengadakan penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut serta

memberikan kesimpulan dan saran, dan mengulas sehingga penulis memberi

judul skripsi “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Tenaga Kerja Pembangunan

Jalan Kecamatan Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten

Pandeglang Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan sebagai berikut: “Apa saja Faktor - Faktor yang Berhubungan

dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja

Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV. Adik Karya Konsultan di

Kabupaten Pandeglang Tahun 2022”?.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja

Pembangunan jalan Kecamatan Banjar oleh CV. Adik Karya

Konsultan di Kabupaten Pandeglang tahun 2022.


6

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui Kepatuhan penggunaan APD pada pekerja

pembangunan jalan kecamatan banjar oleh CV. Adik Karya

Konsultan di Kabupaten Pandeglang tahun 2022.

2. Untuk mengetahui Usia dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan kecamatan

banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

3. Untuk mengetahui Tingkat Pendidikan dengan kepatuhan

penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan

jalan kecamatan banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di

Kabupaten Pandeglang tahun 2022.

4. Untuk mengetahui Massa Kerja dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan kecamatan

banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

5. Untuk mengetahui Pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan kecamatan

banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

6. Untuk mengetahui Sikap dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan kecamatan

banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.
7

7. Untuk mengetahui Pelatihan dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan Kecamatan

Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

8. Untuk mengetahui Pengawasan dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada pekerja pembangunan jalan Kecamatan

Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

9. Untuk mengetahui hubungan Usia dengan kepatuhan penggunaan

APD pada pekerja Pembangunan jalan Kecamatan Banjar oleh CV.

Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang tahun 2022.

10. Untuk mengetahui hubungan Tingkat Pendidikan dengan

kepatuhan penggunaan APD pada pekerja Pembangunan jalan

Kecamatan Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten

Pandeglang tahun 2022.

11. Untuk mengetahui hubungan Massa Kerja dengan kepatuhan

penggunaan APD pada pekerja Pembangunan jalan Kecamatan

Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

12. Untuk mengetahui hubungan Sikap dengan kepatuhan penggunaan

APD pada pekerja Pembangunan jalan Kecamatan Banjar oleh CV.

Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang tahun 2022.


8

13. Untuk mengetahui hubungan Pelatihan dengan kepatuhan

penggunaan APD pada pekerja Pembangunan jalan Kecamatan

Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.

14. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan kepatuhan

penggunaan APD pada pekerja Pembangunan jalan Kecamatan

Banjar oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang

tahun 2022.
9

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Perusahaan dan Pekerja
Dapat dijadikan informasi dan evaluasi mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Serta dapat melakukan upaya pencegahan

terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja dalam

upaya menerapakan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri

untuk mencerminkan perilaku keselamatan dalam bekerja.

1.4.2 Bagi Fakultas


Dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi mengenai

faktor- faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD) sehingga dapat menambah pengetahuan

berbagai pihak yang akan mendalami ilmu kesehatan dan

keselatamatan kerja.

1.4.3 Bagi Peneliti


Untuk memperoleh hasil serta pengetahuan mengenai

Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja

pembangunan jalan Kecamatan Banjar oleh CV. Adik Karya

Konsultan di Pandeglang tahun 2022 dan sebagai aplikasi dari

ilmu serta teori yang telah peneliti dapatakan selama berkuliah di

prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Sains Farmasi dan

Kesehatan di Universitas Mathla’ul Anwar Banten.


10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) Pada Pekerja Pembangunan jalan oleh CV. Adik Karya Konsultan di

Pandeglang tahun 2022, menggunakan jenis penelitian Observasional Analitik

dengan desain studi Cross Sectional. Responden dalam penelitian ini adalah

seluruh pekerja di CV. Adik Karya Konsultan dengan jumlah 50

pekerja/responden. Tempat yang dijadikan objek penelitian yaitu CV. Adik

Karya Konsultan di kabupaten pandeglang tahun 2022. Faktor yang diteliti

yaitu hubungan usia, tingkat pendidikan, massa kerja, pengetahuan, sikap,

pelatihan dan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri

(APD). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2022. Alat ukur yang

digunakan kuesioner, analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat

dengan uji chi-square.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepatuhan Penggunaan APD


Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah

atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan,

tunduk, patuh pada ajaran dan aturan (KBBI, 2016). Sedangkan menurut

pandangan lain, kepatuhan akan menyebabkan perubahan perilaku yang

bersifat sementara dan individu sejauh itu akan lebih cenderung untuk

kembali ke perilaku atau keyakinan semula jika pengawasan kelompok mulai

berkurang dan memudar atau jika individu tersebut dihapus dari grup aslinya

(Amalia, 2012).

Keberhasilan pelaksanaan peraturan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) tidak lepas dari sikap kepatuhan personal baik dari pihak

karyawan maupun pihak manajerial dalam melaksanakan peraturan dan

kebijakan K3. Menurut Saifuddin, kepatuhan merupakan sikap seseorang

untuk bersedia mentaati dan mengikuti spesifikasi, standar atau aturan yang

telah diatur dengan jelas, dimana aturan tersebut diterbitkan oleh perusahaan

yang bersangkutan dan lembaga lain yang berwewenang (Amalia, 2013).

Salah satu komponen perilaku aman adalah safety compliance, yaitu

kegiatan yang harus dilakukan seseorang untuk menjaga keselamatan di

tempat kerja. Perilaku ini mengikuti prosedur kerja standar dan penggunaan

APD. Pendapat lain adalah pekerja memiliki dua pilihan untuk menciptakan

11
12

tempat kerja yang aman dan sehat, baik dengan mematuhi kebijakan K3 atau

dengan mencegah masalah (kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja)

(Fransiska, 2016).

Kepatuhan didefinisikan sebagai suatu respon terhadap suatu perintah,

anjuran atau ketetapan yang ditunjukan melalui suatu aktifitas konkrit.

Kepatuhan juga merupakan bentuk ketaatan pada aturan atau disiplin dalam

menjalankan prosedur yang telah ditetapkan. Kepatuhan dapat diartikan

sebagai suatu bentuk respon terhadap suatu perintah, anjuran, atau ketetapan

melalui suatu aktifitas konkrit. Teori ini didasarkan pada asumsi:

1) Bahwa manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara yang

masuk akal;

2) Manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada;

Bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan

implikasi tindakan mereka (Saifuddin, 2013).

Kepatuhan memakai APD bila memasuki suatu tempat kerja yang

berbahaya, bukan hanya berlaku bagi tenaga kerja saja, melainkan juga bagi

pimpinan perusahaan, pengawas lapangan, supervisior, dan bahkan berlaku

untuk siapa saja yang memasuki tempat kerja tersebut. Dengan demikian,

pimpinan perusahaan dan supervisior harus memberikan contoh yang baik

kepada pekerja, yaitu mereka harus selalu memakai APD yang diwajibkan

bila memasuki tempat kerja yang dinyatakan berbahaya. Dengan demikian,

para pekerja akan merasa bahwa pimpinan mereka sangat disiplin dan
13

perhatiaan dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Tarwaka,

2014).

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu upaya untuk

menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah

mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Keselamatan kerja merupakan

keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara

melakukan pekerjaan (Suma’mur, 2013).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012

tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bab I

pasal 1, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk

menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui

upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan

produktivitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja

tersebut.

3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan

efisien (Rejeki, 2015).

Pesatnya perkembangan industri mendorong peningkatan penggunaan

mesin, peralatan kerja dan bahan kimia dalam proses produksi. Kemajuan
14

ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memperlancar proses produksi,

meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan menambah jumlah tenaga kerja.

Oleh karena itu, banyak juga masalah ketenagakerjaan yang muncul,

termasuk keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Misalnya, meningkatnya

jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja, jumlah dan tingkat

keparahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran

lingkungan (Suma’mur, 2014 ).

2.3 Tujuan K3
2.3.1 Pengertian Tujuan K3
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk

meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dari tenaga kerja, baik secara fisik, mental dan sosial di

semua pekerjaan. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

kondisi tempat kerja. Melindungi pekerja dari bahaya yang

berhubungan dengan pekerjaan. Menempatkan pekerja di lingkungan

kerja yang sesuai dengan kondisi fisik, fisik dan mental tenaga kerja

yang bersangkutan. Ciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan

sehat, capai tingkat kesehatan tenaga kerja tertinggi, dan dukung

peningkatan efisiensi dan produktivitas di tempat kerja (Suma’mur,

2014).
15

2.3.2 Sasaran K3
Sasaran K3 adalah mencegah dan mengurangi kecelakaan,

bahaya peledakan dan kebakaran. Mencegah dan mengurangi timbulnya

penyakit akibat kerja. Mencegah dan mengurangi kematian, cacat tetap

dan luka ringan. Mengamankan material bangunan, mesin, pesawat,

bahan, alat kerja lainya. Meningkatkan produktifitas. Hindari

pemborosan tenaga kerja dan modal. Pastikan tempat kerja yang aman.

Merampingkan, meningkatkan, mengamankan sumber dan proses

produksi (Nanang, 2015).

2.4 Alat Pelindung Diri (APD)


2.4.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Migrasi Republik

Indonesia No.PER.08/Nam/VII/2010 Alat Pelindung Diri yang

selanjutnya disingkat APD adalah alat yang mampu melindungi orang

yang berfungsi sebagai penyekat sebagian atau seluruh tubuh dari

potensi bahaya di tempat kerja.

2.4.2 APD Pada Tenaga Kerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar


di PT Adik Karya Konsultan
Adapun jenis-jenis APD yang dipakai tenaga kerja

pembangunan jalan kecamatan banjar adalah:

1. Saffety Helm

2. Rompi Penanda (orange)

3. Saffety Shoes/booth

4. Sarung Tangan
16

2.5 Syarat-Syarat Alat Pelindung Diri (APD)


Dalam menyediakan perlindungan terhadap potensi bahaya, prioritas

pertama perusahaan adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan

ketimbang secara individu. APD perlu sebelumnya dipilih secara hati-hati

agar dapat memenuhi ketentuan yang disyaratkan, yaitu :

1. Memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya dihadapi tenaga

kerja.

2. Beratnya seringan mungkin dan tidak menyebakan rasa ketidaknyamanan.

3. Dapat dipakai secara fleksibel (enak dipakai).

4. Bentuknya cukup menarik.

5. Tahan lama dengan penggunaan jangka panjang (durable).

6. Tidak ada risiko tambahan bagi pemakainya dari penggunaan atau

penggunaan model yang tidak tepat.

7. Mematuhi standar peraturan.

8. Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

9. Suku cadang mudah didapat untuk mempermudah pemeliharaannya.

(Silaban, 2015)

Tentang penggunaan alat pelindung diri (APD), khusus:

a) Pegawai, khusus:

1) Tidak sesuai/tidak layak pakai. Tidak nyaman digunakan dalam waktu

lama karena menahan panas/uap dan tahan air.

2) Tidak praktis (fleksibel) untuk dipakai.

3) Tidak enak dipakai dan dipandang.

4) Penghambatan/pembatasan gerakan di tempat kerja.dan seterusnya.


17

5) APD tidak digunakan karena alasan kesehatan (pasien jantung,

paru/edema).

b) Perusahaan

a. Ketidak mengertian dari perusahaan tentang APD yang sesuai dengan

jenis risiko yang ada.

b. Sikap dari perusahaan yang mengabaikan APD.

c. Pekerjaan ini dianggap tidak berguna karena tidak ada pekerja yang

mau menggunakannya.

d. Pembelian APD yang dibeli tidak sesuai dengan jumlah pekerja yang

berisiko mengalami kecelakaan kerja. (Silaban, 2015)

2.6 Jenis-Jenis APD


Sesuai dengan ketentuan pasal 14c Undang-undang RI Keselamatan

Kerja No. 1 Tahun 1970, pengusaha wajib menyediakan alat keselamatan

secara Cuma-cuma sesuai dengan sifat bahayanya. Oleh karena itu, pemilihan

alat keselamatan harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan

jenis bahaya serta diperlakukan sebagai pilihan terakhir (Ramli, 2015).

Alat keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang dapat

dikategorikan sebagai berikut: (Agustine, 2015)

1. Alat pelindung kepala, untuk melindungi bagian kepala dari benda yang

jatuh atau benturan misalnya topi keselamatan baik dari plastik,

aluminium, atau fiber.


18

2.1 Helm Saffety


Sumber: Agustine, 2015

2. Alat pelindung muka, untuk melindungi percikan benda cair, benda padat

atau radiasi sinar dan panas misalnya pelindung muka (face shield) dan

topeng las.

2.2 Face Shield


Sumber: Agustine, 2015

3. Alat pelindung mata, untuk melindungi dari percikan benda, bahan cair,

dan radiasi panas, misalnya kacamata keselamatan, dan kacamata las.

2.3 Kaca Mata Saffety


Sumber: Agustine, 2015

4. Alat pelindung pernafasan, untuk melindungi dari bahan kimia, debu uap

dan asap yang berbahaya dan beracun. Alat pelindung pernafasan sangat
19

beragam seperti masker debu, masker kimia, respirator dan breathing

apparatus (BA).

2.4 Alat Pelindung Pernafasan


Sumber: Agustine, 2015

5. Alat pelindung pendengaran, untuk melindungi organ pendengaran dari

suara yang bising misalnya sumbat telinga (ear plug) dan katup telinga

(ear muff).

2.5 Alat Pelindung Telinga


Sumber: Agustine, 2015

6. Alat pelindung badan, untuk melindungi bagian tubuh khususnya dada dari

percikan benda cair, padat, radiasi sinar dan panas misalnya appron dari

kulit, plastik, dan asbes.

2.6 Alat Pelindung Badan


Sumber: Agustine, 2015
20

7. Alat pelindung tangan, untuk melindungi bagian jari dan lengan dari bahan

kimia, panas, atau benda tajam misalnya sarung tangan kulit, PVC, asbes,

dan metal.

2.7 Sarung Tangan


Sumber: Agustine, 2015

8. Alat pelindung jatuh untuk melindungi ketika terjatuh dari ketinggian

misalnya ikat pinggang keselamatan (safety belt), harness, dan jaring.

2.8 Harness Saffety


Sumber: Agustine, 2015

9. Alat pencegah tenggelam melindungi jika jatuh kedalam air misalnya baju

pelampung, pelampung, dan jaring pengaman.

2.9 Pelampung Saffety


Sumber: Agustine, 2015

10. Alat pelindung kaki, untuk melindungi bagian telapak kaki, tumit, atau

betis dari benda panas, cair, kejatuhan benda, tertusuk benda tajam dan
21

lainnya misalnya sepatu karet, sepatu kulit, sepatu asbes, pelindung kaki

dan betis. Untuk melindungi dari kejatuhan benda, sepatu keselamatan

dilengkapi dengan pelindung logam dibagian ujungnya (steel to cap).

2.10 Sepatu Saffety


Sumber: Agustine, 2015

2.7 Perundang-Undangan
Pengaturan terkait alat pelindung diri diatur dalam ketentuan

pelaksanaan UU No. Saya tahun 1970 tepatnya Menteri Tenaga Kerja No.

2/M/BW/BK/198 tentang Sertifikasi Alat Pelindung Diri; Instruksi Menteri

Tenaga Kerja No. 05/M/BW/97 tentang pemantauan alat pelindung diri; Surat

Edaran Dirjen Binawas No. SE 05/BW/97 tentang Penggunaan Alat

Pelindung Diri dan Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE 06/BW/97 tentang

Pendaftaran Alat Pelindung Diri. Pedoman dan surat edaran mengatur

ketentuan mengenai otorisasi, pemantauan dan penggunaan alat pelindung

diri. Kategori regulasi APD untuk validasi, pemantauan, dan penggunaan

termasuk pelindung kepala, pelindung telinga, pelindung wajah dan mata,

pelindung pernapasan, pakaian kerja, sarung tangan, pelindung kaki,

pengaman tali, dll (Suma'mur, 2013).


22

2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan APD


2.8.1 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yaitu faktor dari diri seseorang untuk

melakukan praktik kesehatan tertentu yang meliputi pengetahuan,

pendidikan, sikap, pekerjaan, paritas dan tradisi / budaya (Lawrence

Green dalam Notoatmodjo, 2014).

1. Umur

Umur adalah lamanya hidup dalam tahun. Usia adalah usia

seseorang saat lahir. Usia merupakan salah satu variabel penting

dalam menilai individu. Faktor usia memiliki hubungan langsung

dengan logika berpikir dan pengetahuannya. Semakin bertambahnya

usia seseorang maka tingkat pengetahuan dan kecerdasan orang

tersebut semakin meningkat. Kemampuan mengendalikan emosi

psikisnya dapat mengurangi terjadinya kecelakaan (Prabawati,

2018).

Berdasarkan penelitian ketenagakerjaan Suma'mur, 1.822

pekerja muda terdiri dari 7,35 juta pekerja dari total pekerja yang

berkontribusi terhadap total 10,62 juta cedera akibat kerja.

Selanjutnya, Robbins juga melakukan penelitian terhadap pekerja

yang berusia di atas 50 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa para

pekerja terus menua secara lebih konsisten dan tidak kalah

produktifnya dengan rekan-rekan mereka yang lebih muda

(Prabawati, 2018).
23

2. Jenis Kelamin

Menurut Suma’mur P.K, Jenis kelamin adalah perbedaan

antara tenaga kerja wanita dengan pria yang meliputi segisegi

berikut ini: secara fisik ukuran tubuh dan ukuran otot dari tenaga

kerja wanita relatif kurang jika dibandingkan dengan pria.

Kenyataan ini sebagai akibat dari pengaruh hormonal yang berbeda

antara wanita dan pria Suma’mur P.K, dalam (Bintoro, 2012).

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang

pernah diikuti oleh seseorang. Tingkat pendidikan ini erat kaitannya

dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masing- masing pekerja.

Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan formalnya yang

pernah dicapai seseorang, maka semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat dan dipelajari oleh orang tersebut. Menurut penelitian,

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan pekerja

dan membentuk perilaku secara langsung maupun tidak langsung.

(Andri dkk., 2017)

Menurut Avianto, pendidikan berkaitan dengan produktivitas.

Pendidikan adalah proses menjadi prioritas dalam pengembangan

seseorang untuk individu itu. Pendidikan merupakan dasar bagi

seseorang untuk berkembang dan mampu melakukan sesuatu,

semakin tinggi orang terdidik maka semakin mampu orang tersebut


24

untuk memahami dan beradaptasi dengan lingkungan kerja (Andri

dkk., 2017).

4. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil “tahu” dan

terjadi setelah orang mencium sesuatu. Deteksi terjadi melalui panca

indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau persepsi merupakan area

yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang (overt

behavior). Jika mengadopsi suatu perilaku baru atau mengadopsi

suatu perilaku melalui proses seperti pengetahuan, persepsi, dan

sikap positif, maka sikap tersebut berkelanjutan. Sebaliknya, jika

perilaku didasarkan pada pengetahuan dan persepsi, makan tidak

akan bertahan lama (Notoatmodjo, 2012).

Notoatmodjo mengemukakan pandangan Rogers bahwa

sebelum seseorang mengadopsi suatu perilaku baru (new behavior)

dalam diri seseorang, terdapat proses yang berurutan, yaitu:

1) Persepsi (perception), dimana orang yang

dipersepsikan dalam arti mengetahui stimulus (objek)

terlebih dahulu.

2) Minat (perasaan tertarik) terhadap stimulus atau objek.

Pada titik ini, sikap subjek mulai terbentuk.


25

3) Mengevaluasi (menimbang) untuk mengetahui apakah

stimulus itu baik atau tidak bagi dirinya. Hal ini berarti

sikap responden lebih baik.

4) Eksperimen, di mana subjek mulai mencoba

melakukan sesuatu tergantung pada apa yang

diinginkan stimulus.

5) Adopsi, di mana subjek berperilaku dengan cara baru

berdasarkan pengetahuan, persepsi, dan sikap mereka

terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan penelitian Wibowo diketahui bahwa responden

yang memiliki pengetahuan kurang baik tanpa penggunaan APD

lebih sedikit yaitu (83,8%) daripada responden yang memiliki

pengetahuan baik yang menggunakan APD (91,8%). Hasil uji Chi

Square menunjukan ada hubungan yang bermakna antara

penggunaan APD dengan pengetahuan P = 0,000 (P-value < 0,05)

(Wibowo, 2012).

5. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan

tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Wibowo,

2012).
26

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan, yakni:

1) Menerima (Receiving). Subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

2) Merespon (Responding). Memberikan jawaban apabila

ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan. Lepas jawaban dan pekerjaan itu benar

atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Nilai). Undang orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (Responsible). Bertanggung jawab

atas apapun yang dipilihnya adalah sikap yang paling

tinggi (Wibowo, 2012).

Sikap diukur secara langsung dan tidak langsung. Anda bisa

langsung menanyakan pendapat atau pernyataan responden tentang

suatu item. Secara tidak langsung, hal ini dapat dilakukan dengan

pernyataan hipotetis kemudian berkonsultasi dengan responden.

(Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju)

(Notoatmojdo, 2012).

Berdasarkan penelitian Linggasari, diketahui bahwa responden

yang memiliki sikap kurang baik dalam penggunaan APD sebanyak

60 responden (69,8%), sedangkan responden yang memiliki sikap

baik dalam penggunaan APD sebanyak 12 responden (55,0%). Hasil


27

uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,06 (P value <0,05) dengan (95%

CI) maka tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku

penggunaan APD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sholihin

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku

tidak aman pada pekerja (Linggasari, 2012)

6. Massa Kerja

Massa kerja seseorang jika dikaitkan dengan pengalaman kerja

dapat berhubungan dengan kecelakaan kerja. Terutama pengalaman

dalam hal menggunakan berbagai macam alat kerja. Semakin lama

massa kerja seseorang maka pengalaman yang diperoleh akan lebih

banyak dan memungkinkan pekerja dapat bekerja lebih aman serta

patuh terhadap penggunaan APD (Dzulfiqar, 2016).

2.8.2 Faktor Pemungkin (Enabling Factors)


Faktor fasilitasi adalah keterampilan dan sumber daya yang

dibutuhkan untuk mengadopsi perilaku kesehatan. Sumber daya yang

dimaksud termasuk fasilitas kesehatan, personel, atau sumber daya

serupa. Faktor-faktor yang menguntungkan juga mempengaruhi

aksesibilitas jenis sumber daya ini. Biaya, jarak, transportasi, dll., juga

merupakan faktor yang menguntungkan dalam hal ini (Lawrence Green

dalam Notoatmojdo, 2014).


28

1. Pelatihan

Pelatihan adalah bagian dari proses pendidikan formal yang

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas atau keterampilan kerja

seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan latihan adalah cara

untuk memperoleh keterampilan tertentu. Pelatihan atau coaching

adalah suatu bentuk proses pendidikan, dimana melalui pelatihan,

tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan akan memperoleh

pengalaman belajar yang pada akhirnya akan membawa pada

perubahan perilakunya (Putra, 2012).

2. Sarana Kerja

Ketersediaan sumber daya kesehatan, yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau

sarana. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung, atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas faktor ini terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau

sarana yang merupakan sumber daya untuk menunjang perilaku.

Pekerjaan seseorang dalam menjalankan tugasnya tingkat kualitas

hasilnya sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana, yang disertai

pedoman akan banyak berpengaruh terhadap produktifitas kerja dan

kualitas kerja yang baik.


29

2.8.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factors)


Faktor penguat merupakan faktor yang menentukan apakah

tindakan kesehatan didukung atau tidak. Dalam program pendidikan

kesehatan kerja, penguat dapat diberikan oleh rekan kerja, atasan,

kepala unit dan keluarga. Positif atau negatif penguatan bergantung

pada sikap dan perilaku orang yang bersangkutan. Faktor ini meliputi

faktor sikap dan perilaku dari orang lain, seperti orang tua, petugas

kesehatan, teman dan tetangga (Lawrence Green dalam Notoatmodjo,

2014).

Ruhyandi (2016) mengemukakan bahwa faktor eksternal yang

mempengaruhi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri antara lain:

1. Pengawasan

Perubahan perilaku individu dimulai dengan tahap kepatuhan

(compliance), identifikasi, kemudian baru menjadi internalisasi.

Mula – mula individu mematuhi tanpa kerelaan melakukan tindakan

tersebut dan seringkali karena ingin menghindari hukuman

(punishment) ataupun sanksi, jika seseorang tersebut tidak patuh atau

untuk memperoleh imbalan yang dijanjikan jika dapat mematuhi

anjuran tersebut maka biasanya perubahan yang terjadi pada tahap

ini sifatnya sementara, artinya bahwa tindakan dilakukan selama

masih ada pengawas. Namun pada saat pengawasan mengendur

perilaku itu pun ditinggalkannya lagi (Putra, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh (Halimah, 2010) pada

karyawan di PT. Simplan Tambun menunjukan bahwa peran


30

pengawas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

aman. Hal ini menunjukan bahwa perilaku pekerja akan berubah

sebesar 54,085 kali lebih besar menjadi berperilaku tidak selamat

apabila tidak ada pengawasan dalam berperilaku aman, nilai tersebut

menunjukan bahwa peran pengawasan merupaka faktor yang paling

dominan berhubnungan dengan perilaku aman (Halimah, 2010)

2. Dukungan Sosial

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak

dapat hidup sendiri dan butuh berinteraksi dengan manusia ain dalam

menjalankan kehidupan sehari-harinya. (Notoatmodjo, 2014)

menyatakan faktor penguat (reinforcing factors) yang

mempengaruhi perilaku yakni mencakup sikap dan perilaku dari

orang lain yang terwujud dalam dukungan sosial misalnya dukungan

teman, keluarga atau sebagainya. Adapun perilaku-perilaku yang

sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga biasanya menjadi acuan

bagi setiap anggota keluarga dalam kesehariannya (Permatasari,

2018).
31

2.9 Kerangka Teori Penelitian

Predisposing
Factor:
▪ Usia
▪ Jenis Kelamin
▪ Tingkat
Pendidikan
▪ Pengetahuan
▪ Sikap
▪ Massa Kerja
Kepatuhan
Enabling Factor:
Penggunaan (APD)
▪ Pelatihan
▪ Sarana Kerja

Reinforcing Factor:
▪ Pengawasan
▪ Dukungan
Sosial

Gambar : 2.10 Kerangka Teori


Sumber: Teori Green, dalam Dzulfiqar., (2016)
32

2.10 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas

(Independen) dan variabel terikat (Dependen) variabel independen ini

meliputi beberapa faktor antara lain yaitu, Usia, Tingkat Pendidikan,

Pengawasan, Pengetahuan, Sikap, Pelatihan, dan Pengawasan, sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Kepatuhan Penggunaan APD.

Variabel Independen

1. Usia
Variabel Dependen
2. Tingkat
Pendidikan Kepatuhan
3. Massa Kerja Penggunaan
4. Pengetahuan (APD)
5. Sikap
6. Pelatihan
7. Pengawasan

Gambar : 2.11 Kerangka Konsep


34

2.11 Definisi Operasional


Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1. Dependen
Perilaku dimana pekerja
menggunakan atau tidak 1. Tidak Patuh, jika tidak lengkap
Kepatuhan Observasi &
1. menggunakan tindakan yang berupa Kuesioner 2. Patuh, jika lengkap Ordinal
Penggunaan APD Wawancara
penggunaan Alat Pelindung Diri (Noviandry, 2013)
(APD) .
2. Independen
Lama waktu hidup atau ada (sejak 1. Muda, jika usia <35 tahun
1. Usia dilahirkan) Kuesioner Wawancara 2. Tua, jika usia ≥35 tahun Ordinal
(Depkes RI, 2021)
Pendidikan formal terkahir yang 1. Rendah (SD dan SMP)
Tingkat telah dicapai responden. 2. Tinggi (SMA dan Perguruan
2 Kuesioner Wawancara Ordinal
Pendidikan Tinggi)
(Ardiansyah, 2021)
Lamanya pekerja dihitung dari 1. Baru < 5 tahun
3. Massa Kerja masuk pertama bekerja sampai Kuesioner Wawancara 2. Lama ≥ 5 tahun Ordinal
sekarang. (Safitri, 2021)
Segala sesuatu yang diketahui oleh 1. Rendah jika total skor <5Nilai
responden tentang Alat Pelindung Wawancara mean
4. Pengetahuan Kuesioner Ordinal
Diri (APD). 2. Tinggi jika total skor ≥5Nilai
Mean

34
35

(Safitri, 2021)

Pandangan, penilaian dan perasaan 1. Kurang Baik, jika < 39% Nilai
respon terhadap Alat Pelindung Diri Mean
5. Sikap Kuesioner Wawancara Ordinal
(APD). 2. Baik, jika ≥ 39% Nilai Mean
(Budiman dan Riyanto, 2013)
Merupakan bagian dari proses 1. Pernah
pendidikan formal bertujuan 2. Tidak pernah
6. Pelatihan Kuesioner Wawancara Ordinal
meningkatkan kemampuan atau (Noviandry, 2013)
keterampilan dalam kerja.
Pengawasan merupakan suatu 1. Tidak Ada Pengawasan = Tidak
kegiatan yang dilakukan untuk Baik,
7. Pengawasan menjamin bahwa setiap pekerjaan Kuesioner Wawancara 2. Baik, jika Ada Pengawasan = Ordinal
dilaksanakan dengan aman dan Baik
mengikuti setiap prosedur. (Rahayu ,2016)
36

2.12 Hipotesis Penelitian


2.12.1 Hipotesa Alternatif (Ha)

1. Ada hubungan antara Usia dengan Kepatuhan Penggunaan APD

pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV.

Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2022.

2. Ada hubungan antara Tingkat Pendididkan dengan Kepatuhan

Penggunaan APD pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan

Banjar Oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten

Pandeglang Tahun 2022.

3. Ada hubungan antara Massa Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan

APD pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh

CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang Tahun

2022.

4. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan Kepatuhan

Penggunaan APD pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan

Banjar Oleh CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten

Pandeglang Tahun 2022.

5. Ada hubungan antara Sikap denggan kepatuhan Penggunaan APD

pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV.

Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2022.

6. Ada hubungan antara Pelatihan dengan kepatuhan penggunaan

APD pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh

CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang Tahun

2022.
37

7. Ada hubungan antara Pengawasan dengan kepatuhan penggunaan

APD pada pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh

CV. Adik Karya Konsultan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2022

Pandeglang Tahun 2022.


38

2.13 Penelitian Relevan


Tabel 2.2 Penelitian Relevan
No Judul Nama Peneliti Variabel Hasil
1. Analisis Faktor Yang Chairunnisa (2018) Variabel Bebas: Pengetahuan, Ada hubungan antara Tingkat
Berhubungan Dengan Persepsi, Sikap, Pendidikan, pengetahuan, Persepsi, Sikap, Masa
Kepatuhan Menggunakan Alat Pengawasan, Sanski , Masa Kerja, Kerja dan Motivasi. Tidak terdapat
Pelindung Diri (Apd) Pada Motivasi. Variabel Terikat: hubungan antara tingkatpendidikan
Pekerja Bagian Bengkel Di PerilakuKesehatan dan Pengawasan dan sanksi Terhadap
Perkebunan Kelapa Sawit PT Keselamatan Kerja Perilaku k3
Asam Jawa Labuhanbatu
Selatan Tahun 2018.
2. Analisis Kepatuhan Pekerja Prabawati (2018) Variabel Bebas: Umur, Terdapat hubungan yang rendah
terhadap Penggunaan Alat Pendidikan, masa kerja, anatara umur, pendidikan, masa
Pelindung Diri (APD) di pengetahuan, Sikap, Ketersediaan kerja, pengetahuan,
Proyek Light Rail Transit sarana,Kebijakan, Dukungan sikap,ketersediaan sarana,
Jakarta (LRTJ) PT. X Tahun Teman, Dukungan Pimpinanan kebijakan ,sanksi dan dukungan
2018 Variabel Terikat: Perilaku pimpinan Terdapat hubungan yang
Selamat cukup antara dukunagn teman
dengan perilaku selamat
3. Faktor-Faktor Yang Sinaga (2017) Variabel Bebas: Pengetahuan, Ada hubungan antara Pengetahuan,
Berhubungan Dengan Sikap, Kondisi APD, Sikap , Tidak ada hubungan
Kepatuhan Pemakaian Alat Pengawasan, Lingkungan sosial . pengawasan, lingkungan sosial ,
Pelindung Diri (Apd) Pada Variabel Terikat: Patuh, Tidak kondisi APD.
Tenaga Kerja Pemanen Patuh.
Kelapa Sawit Di Pt. Socfindo
Tanah Gambus Kabupaten
Batubara Tahun 2017.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah observasional analisis dengan pendekatan

potong lintang (cross sectional study). Analisis observasi menurut (Murti,

2021) tentang metode penelitian analitik observasional, khususnya:

“merancang studi analitik di mana peneliti mengamati dan menganalisis

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.” kepemilikan,

atau hubungan antara dua variabel tanpa sengaja memperkenalkan

pengobatan/intervensi .”

Selain itu, peneliti menggunakan pendekatan potong lintang (cross-

sectional). Menurut (Notoatmodjo, 2012) “Studi cross-sectional adalah

seperti studi untuk mempelajari korelasi dinamis antara faktor risiko dan efek,

dan dengan pendekatan titik waktu tunggal, teknik pengamatan atau

pengumpulan data. ditentukan (pendekatan sesaat).”

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2017), objek penelitian adalah atribut atau

sifat atau nilai seseorang, objek atau kegiatan dengan beberapa

perubahan yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Objek penelitian ini adalah tenaga kerja untuk

pembangunan jalan kecamatan banjar di CV. Adik Karya Konsultan

pandeglang tahun 2022

40
41

3.2.2 Waktu Penelitian


Adapun penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2022.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan tenaga

Pembangunan jalan kecamatan banjar di CV. Adik Karya Konsultan

pandeglang sebanyak 50 orang

3.3.2 Sampel
Menurut Roscoe, sampel adalah sebagai beberapa dari objek

kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil

datanya atau yang akan di teliti (Roscoe dalam Maria., 2017).

Pengambilan sampel terpilih dengan menggunakan metode Total

Sampling, yaitu sebanyak 50 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data


1) Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang di gunakan adalah sumber

Data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah data yang

didapatkan secara langsung dari lapangan oleh peneliti (Sugiyono, 2016)

sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang tidak secara langsug

didapatkan dari lapangan. data primer dalam penelitian ini yaitu seluruh
42

pekerja sebanyak 50 orang pekerja CV. Adik Karya Konsultan Kabupaten

Pandeglang Tahun 2022

2) Alat Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan data yang digunakan dalam peneilitian ini yaitu

berupa kuesioner (Angket) merupakan pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk mendapatkan informasi dari responden. Dan untuk mengukur variabel

bebas maupun terikat.

3) Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan

kuesioner, Kuesioner adalah suatu pedoman yang digunakan untuk

memperoleh data yang diteliti Variabel Independen yaitu, Usia, Tingkat

Pendidikan, Massa Kerja, Pengetahuan, sikap, Pelatihan dan Pengawasan

serta Variabel Dependen yaitu kepatuhan Penggunaan APD. Yang nantinya

akan diberikan kepada responden dan responden akan menjawab pertanyaan-

pertanyaaan yang telah tersedia pada lembar kuesioner.

3.5 Teknik Pengolahan Data


Proses pengolahan data pada perangkat lunak (Nurvita, 2017),

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing, yakni kegiatan pengecekan isian dari kuesioner yang telah terisi

oleh responden dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut

kelengkapan dan kejelasan jawaban yang diberikan responden.

2. Coding, yakni kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data yang

berbentuk angka. Kegunaan coding ini adalah untuk mempermudah

analisis data, mempercepat entry data.


43

3. Entry data, yakni memasukkan data yang diperoleh ke dalam program

komputer.

4. Cleaning data, yakni kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kemungkinan adanya missing data, mengetahui variasi data

dan mengetahui konsistensi data yang diperoleh.

3.6 Analisis Data


3.6.1 Analisis Univariat
Analisa univariat merupakan analisa untuk menggambarkan satu

variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yakni

variabel independen (bebas) yang terdiri dari usia, tingkat Pendidikan,

massa kerja, pengetahuan, sikap, pelatihan dan pengawasan. Sedangkan

variabel dependen (terikat) adalah kepatuhan penggunaan APD.

Sehingga digunakan analisa data berupa univariat untuk mengetahui

distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti dengan bantuan

SPSS.

Rumus : P==𝑋𝑁 x100%


Keterangan :
P=Presentase
X= Jumlah kriteria jawaban
N=Jumlah Responden
3.6.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menghubungkan dua variabel

yang diteliti, yakni menghubungkan antara masing-masing variabel

independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Pengolahan


44

data secara bivariat dalam penelitian ini dengan menggunakan uji chi-

square, karena variabel yang diteliti terdiri dari data jenis kategori-

kategori.

Uji chi-square ini untuk membuktikan adanya hubungan antara

variabel dependen (kepatuhan penggunaan APD) dengan variabel

independen yang terbagi menjadi pengetahuan, sikap, pelatihan, massa

kerja dan pengawasan, kemudian di uji dengan menggunakan software

(SPSS) untuk mengetahui hasilnya. Berikut ini Persamaan Chi Square.

Keterangan :
(O - E)2
X2 = Chi Square
X2 = ∑ O = nilai yang diamati
E = nilai yang diharapkan
E Df = derajat kebebasan
Df = (k-1) (b-1) k = jumlah kolom
b = jumlah baris

Uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan

alpha (0,005) dan Confidence Interval (tingkat kepercayaan) 95%

dengan ketentuan bila :

1. Bila ρ value ≤ (0,005) berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya

ada hubungan signifikan.

2. Bila ρ value> (0,005) berarti Ho diterima dan Ha ditolak artinya

tidak ada hubungan yang signifikan.


45

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum CV. Adik Karya Konsultan

CV. Adik Karya Konsultan adalah perusahaan Perencanaan

konstruksi berbentuk CV. Adik Karya Konsultan beralamat di Kp. Pasir

Kuntul Rt.001/013 Kel. Pandeglang Kec. Pandeglang Kabupaten

Pandeglang-Banten.

CV. Adik Karya Konsultan adalah badan usaha berpengalaman

yang mengerjakan proyek nasional. CV. Adik Karya Konsultan dapat

mengerjakan proyek-proyek dengan sub klasifikasi:

3. RE102 Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur

Bangunan.

4. RE103 Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air.

5. RE104 Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi.

6. RE201 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung.

7. RE202 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi.

8. RE203 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air.

4.1.2 Analisis Univariat

Sebelum dilakukannya analisis bivariat untuk melihat hubungan

antar variabel maka terlebih dahulu dibuat analisis univariat dengan tabel

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti.


46

4.1.2.1 Gambaran Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja


Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel. 4.1
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan Jumlah Persentase
APD
Tidak Patuh 31 62.0%

Patuh 19 38.0%

Total 50 100%

Dari hasil analisis data Kepatuhan Penggunaan APD di ketahui

bahwa dari 50 responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD

sebanyak 31 orang (62.0%) dan pekerja yang patuh terhadap penggunaan

APD sebanyak 19 orang (38.0%).

4.1.2.2 Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pekerja


Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel. 4.2
Distribusi Frekuensi Usia pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Usia Jumlah Persentase

< 35 Tahun (Muda) 34 68.0%


≥ 35 Tahun (Tua) 16 32.0%

Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui dari 50 responden yang berusia

< 35 Tahun (Muda) sebanyak 34 orang (68.0%), dan usia ≥ 35 Tahun

(Tua) sebanyak 16 orang (32.0%).


47

4.1.2.3 Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel. 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan pada Pekerja
Pembangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Pendidikan Jumlah Persentase
Rendah (SD dan SMP) 31 62.0%
Tinggi (SMA dan 19 38.0%
Perguruan Tinggi)
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 50 responden yang

berpendidikan Rendah (SD dan SMP) sebanyak 31 orang ( 62.0%) dan

pendidikan Tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi) sebanyak 19 orang

(38.0%).

4.1.2.4 Gambaran Distribusi Berdasarkan Massa Kerja Pekerja


Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Massa Kerja pada Pekerja
Pembangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Massa Kerja Jumlah Persentase
< 5 TH 45 90.0%
≥ 5 Tahun 5 10.0%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa dari 50 orang yang massa

kerja nya < 5 tahun sebanyak 45 orang (90.0%) dan massa kerja yang ≥ 5

tahun sebanyak 5 orang (10.0%).


48

4.1.2.5 Gambaran Distribusi Berdasarkan Pengetahuan Pekerja


Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel. 4.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Pekerja
Pembangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Pengetahuan Jumlah Persentase
Rendah 36 72.0%
Tinggi 14 28.0%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa dari 50 responden yang

memiliki pengetahuan rendah sebanyak 36 orang (72.0%) dan

pengetahuan Tinggi sebanyak 14 orang (28.0%). Dari hasil analisis data

sikap didapatkan nilai mean sebesar 5 kemudian nilai mean tersebut

menjadi cut off point dalam ketagori sikap yaitu Rendah (<5) dan Tinggi

(≥5).

4.1.2.6 Gambaran Distribusi Berdasarkan Sikap Pekerja


Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel. 4.6
Distribusi Frekuensi Sikap pada Pekerja
Pembangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Sikap Jumlah Persentase
Negatif 46 92.0%
Positif 4 8.0%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa 50 responden yang sikap

nya kurang baik sebanyak 46 orang (92.0%) dan sikap yang baik

sebanyak 4 orang (8.0%). Dari hasil analisis data sikap didapatkan nilai

mean sebesar 39 kemudian nilai mean tersebut menjadi cut off point
49

dalam ketagori sikap yaitu kurang baik (Negativ) (<39) dan baik (Positif)

(≥39).

4.1.2.7 Gambaran Distribusi Berdasarkan Pelatihan Pekerja


Pemabangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pelatihan Pekerja
Pemabangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Pelatihan Jumlah Persentase
Tidak Pernah 41 82.0%
Pernah 9 18.0%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa 50 responden yang tidak

pernah mengikuti pelatihan sebanyak 41 orang (82.0%) dan yang

pernah mengikuti pelatihan sebanyak 9 orang (18.0%).

4.1.2.8 Gambaran Distribusi Berdasarkan Pengawasan Pekerja


Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pengawasan Pekerja
Pembangunan Jalan di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Pengawasan Jumlah Persentase
Tidak Ada Pengawasan 39 78.0%
Ada Pengawasan 11 22.0%
Total 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa 50 responden yang tidak

ada pengawasan sebanyak 39 orang (78.0%) dan ada pengawasan

sebanyak 11 orang (22.0%).


50

4.1.3 Analisis Bivariat

4.1.3.1 Hubungan Usia dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel. 4.9
Hubungan Usia dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar
Kepatuhan Penggunaan APD
Usia Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
N % N % N % 95% CI value
< 35 Tahun 27 21.1 7 12.9 34 34.0
(Muda) 11.571 0.001
≥ 35 Tahun 4 9.9 12 6.1 16 16.0 (2.842 -
(Tua) 47.118)

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.9 diketahui bahwa

responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang berusia < 35 Tahun (Muda) sebanyak 27

orang (21.1%), dibandingkan dengan responden yang berusia ≥ 35 Tahun

(Tua) sebanyak 4 orang (9.9%).

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang berusia ≥ 35 Tahun (Tua) sebanyak 12

orang (6.1%) dibandingkan dengan responden yang berusia < 35 Tahun

(Muda) sebanyak 7 (12.9%).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-Square di

peroleh p-Value = 0.001 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kepatuhan

penggunaan APD. Dengan nilai OR= 11.571 (95% CI= 2.842-47.118)

yang berarti responden berusia < 35 Tahun (Muda) beresiko 11.5 kali

lebih besar terhadap ketidak patuhan penggunaan APD dibandingkan


51

dengan responden yan berusia ≥ 35 Tahun (Tua).

4.1.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel 4.10
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada
Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan APD
Tingkat Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
Pendidikan N % N % N % 95% CI value
Rendah (SD 24 19.2 7 11.8 31 31.0
dan SMP) 5.878 0.010
Tinggi (SMA 7 11.8 12 7.2 19 19.0 (1.674-
dan Perguruan 20.640)
tinggi)

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.10 diketahui bahwa

responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak di

temukan pada responden yang berpendidikan Rendah (SD dan SMP)

sebanyak 24 orang (19.2%) dibandingkan dengan responden yang

berpendidikan Tinggi (SMA dan Perguruan tinggi) sebanyak 7 (11,8%).

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang berpendidikan Rendah (SD dan SMP)

sebanyak 7 orang (11.8%) dibandingkan dengan responden yang

berpendidikan Tinggi (SMA dan Perguruan tinggi) sebanyak 12 orang

(7.2%).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh p-Value = 0.010 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara pendididkan dengan kepatuhan


52

penggunaan APD. Dengan nilai OR=5.878 (95% CI=1.674-20.640) yang

berarti responden yang memiliki tingkat pendidikan Rendah (SD dan

SMP) beresiko 5.8 lebih besar terhadap ketidak patuhan penggunaan

APD dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikannya Tinggi

(SMA dan Perguruan Tinggi).

4.1.3.3 Hubungan Massa Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel. 4.11
Hubungan Massa Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada
Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan APD
Massa Kerja Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
N % N % N % 95% CI value
< 5 Tahun 31 27.9 14 17.1 45 35.0 0.311
(Baru) (0.201- 0.005
≥ 5 Tahun 0 3.1 5 1.9 5 5.0 0.481)
(Lama)

Berdasarkan data yang didapat pada tabel 4.11 diketahui bahwa

responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang memiliki massa kerja (Baru) < 5 Tahun

sebanyak 31 orang (27.9%) dibandingkan dengan responden yang

memiliki massa kerja (Lama) ≥ 5 Tahun sebanyak 0 orang (3.1%).

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang memiliki massa kerja (Baru) < 5 Tahun

sebanyak 14 orang (17.1%) dibandingkan dengan responden yang

memiliki massa kerja (Lama) ≥ 5 Tahun sebanyak 5 orang (1.9%).

Dari hasil analisi Bivariat dengan menggunakan uji chi-square


53

diperoleh p Value = 0.005 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

ada hubungan yang signifikan antara massa kerja dengan kepatuhan

penggunaan APD. Dengan nilai OR=0.311 (95% CI= 0.201-0.481) yang

berarti responden yang memiliki Massa Kerja < 5 Tahun (Baru) beresiko

0.3 kali lebih besar terhadap ketidakpatuhan penggunaan APD

dibandingkan dengan responden yang memiliki Massa Kerja ≥ 5 Tahun

(Lama).

4.1.3.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel. 4.12
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada
Pekerja Pemabangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan APD
Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
Pengetahuan 95% CI value
N % N % N %

Rendah 26 22.3 10 13.7 36 36.0 5.444


Tinggi 5 8.7 9 5.3 14 14.0 (1.200- 0.039
24.698)

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.12 diketahui bahwa

responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan Rendah

sebanyak sebanyak 26 orang (22.3%) dibandingkan dengan responden

yang memiliki pengetahuna Tinggi sebanyak 5 orang (8.7%).

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan Rendah

sebanyak 10 orang (13.7%) dibandingkan dengan responden yang


54

memiliki pengetahuan Tinggi sebanyak 9 orang (5.3%).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh p Value = 0.039 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Kepatuhan

Penggunaan APD. Dengan nilai OR= 4.680 (95% CI=1.258-17.417)

berarti responden yang memiliki pengetahuan Rendah beresiko 4.6 kali

lebih besar terhadap ketidakpatuhan penggunaan APD dibandingkan

dengan responden yang memiliki pengetahuan Tinggi.

4.1.3.5 Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel. 4.13
Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan APD
Sikap Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
N % N % N % 95% CI value
Negatif 31 28.5 15 17.5 46 46.0 2.333
Positif 0 2.5 4 1.5 4 4.0 (0.721- 0.017
7.547)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.13 diketahui bahwa

responden yang memiliki sikap tidak patuh terhadap penggunaan alat

pelindung diri lebih banyak ditemukan pada responden yang memiliki

sikap Negatif sebanyak 31 orang (28.5%) dibandingkan dengan

responden yang memiliki sikap Positif sebanyak 0 orang (2.5%).

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang memiliki sikap Negatif sebanyak 15


55

orang (17.5%) dibandingan dengan responden yang memiliki sikap

Positf sebanyak 4 orang (1.5%).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh p Value = 0.017 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepatuhan

penggunaan APD. Dengan nilai OR= 0.326 (95% CI= 0.215-0.494)

berarti responden yang memiliki sikap Negatif beresiko 0.3 kali lebih

besar terhadap ketidak patuhan penggunaan APD dibandingkan dengan

responden yang memiliki sikap Positif.

4.1.3.6 Hubungan Pelatihan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel. 4.14
Hubungan Pelatihan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan APD
Pelatihan Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
N % N % N % 95% CI value
Tidak Pernah 29 25.4 12 15.6 41 41.0 5.444
Pernah 2 5.6 7 3.4 8 9.0 (1.200- 0.018
24.698)

Berdasarkan data hasil yang diperoleh dari tabel 4.14 diketahui

bahwa responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD lebih

banyak ditemukan pada responden yang Tidak Pernah mengikuti

pelatihan sebanyak 29 orang (25.4%) dibanding dengan responden yang

Pernah mengikuti pelatihan sebanyak 2 orang (5.6%).

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak


56

ditemukan pada responden yang Tidak Pernah mengikuti pelatihan

sebanyak 12 orang (15.6%) dibandingkan dengan responden yang

Pernah mengikuti pelatihan sebanyak 7 orang (3.4%).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh p Value = 0.018 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan kepatuhan

penggunaan APD. OR=8.458 (95% CI=1.531-46.738) berarti responden

yang Tidak Pernah mengikuti pelatihan beresiko 8.4 kali lebih besar

terhadap ketidakpatuhan penggunaan APD dibandingkan dengan

responden yang Pernah mengikuti pelatihan.

4.1.3.7 Hubungan Pengawasan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel. 4.15
Hubungan Pengawasan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada
Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
Kepatuhan Penggunaan APD
Pengawasan Tidak Patuh Patuh Jumlah OR P-
N % N % N % 95% CI value
Tidak Ada 28 24.2 11 14.8 39 39.0 8.788
Pengawasan (1.516- 0.013
Ada 3 6.8 8 4.2 11 11.0 30.392)
Pengawasan

Berdasarkan data hasil yang diperoleh dari tabel 4.15 diketahui

bahwa responden yang tidak patuh terhadap penggunaan APD lebih

banyak pada responden yang Tidak Ada Pengawasan sebanyak 28 orang

(24.2%) dibandingkan dengan responden yang Ada Pengawasan

sebanyak 3 orang (6.8%).


57

Responden yang patuh terhadap penggunaan APD lebih banyak

ditemukan pada responden yang Tidak Ada Pengawasan sebanyak 11

orang (14.8%) dibandingkan dengan responden yang Ada Pengawasan

sebanyak 8 orang (4.2%).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh p Value = 0.013 lebih kecil dari nilai α (<0.005) yang berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan kepatuhan

Penggunaan APD. OR=8.788 (95% CI=1.516-30.392) berarti responden

yang Tidak Ada Pengawasan beresiko 8.7 kali lebih besar terhadap

ketidak patuhan penggunaan APD dibandingkan dengan responden yang

Ada Pengawasan.
58

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja Pembangunan

Jalan Kecamatan Banjar Tahun 2022

Kepatuhan (gaining compliance) adalah upaya yang kita

lakukan agar orang lain melakukan apa yang kita ingin mereka

lakukan atau agar mereka menghentikan pekerjaan yang tidak kita

sukai (Morissan,2014)

Schmitt menggunakan pendekatan teori pertukaran.

Menurut mereka, kepatuhan adalah suatu pertukaran dengan

sesuatu hal lain yang di berikan oleh pencari kepatuhan.

Pendekatan berdasarkan pertukaran yang sering digunakan dalam

teori sosial, disusun berdasarkan asumsi bahwa orang bertidak

mendapatkan sesuatu dari orang lain sebagai pertukaran bagi hal

lainnya. Model ini memiliki orientasi pada kekuasaan. Dengan kata

lain akan memperoleh kepatuhan mereka jika memiliki sumber

daya yang cukup untuk memberikan atau tidak memberikan

sesuatu yang mereka inginkan (Morissan,2014)

Dari penelitian yang dilakukan pada 50 pekerja

pembangunan kecamatan banjar didapatkan hasil sebanyak 31

orang (62,0%) tidak patuh terhdap penggunaan APD dibandingkan

dengan pekerja yang patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 19

orang (38,0%). Tidak patuh terhadap penggunaan APD yang

diantaranya: helm saffety, rompi penanda, sarung tangan, sepatu


59

saffety/boot, dan ini akan memicu seperti kecelakan akibat kerja

seperti tangan yang terkena sayatan pemotong besi, tertimpa

bebatuan, tangan yang tergores material tajam pada saat

pengangkutan batu dan lain-lain. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dkk, (2018) yang

menunjukan bahwa pekerja yang tidak patuh terhadap penggunaan

APD lebih banyak ditemukan sebanyak 30 orang (66,7 %)

dibandingkan dengan pekerja yang patuh terhadap penggunaan

APD sebanyak 15 orang (33,3 %).

4.2.2 Hubungan Usia Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada

Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun

2022

Usia seseorang sangat menentukan bagaimana kepribadian

dan juga kedewasaannya dalam mengambil sebuah keputusan,

mereka yang berusia lebih tua akan cenderung lebih berfikir secara

menyeluruh tekait masalah yang dihadapi. Menurut Notoadmodjo

(2012), perilaku merupakan perpaduan antara faktor internal yang

terdiri dari kecerdasan, persepsi, motivasi, minat dan emosi dan

faktor eksternal yang terdiri dari obyek kelompok dan hasil

kebudayaan. Perilaku juga bergantung pada karakteristik atau

faktor lain dari tenaga kerja itu sendiri. Salah satunya karakteristik

dari tenaga kerja adalah faktor usia yang mempengaruhi perilaku

penggunaan APD. Semakin berusia seseorang maka kepatuhannya


60

didalam penggunaan APD akan semakin baik dikarenakan

kedewasaan mereka dan mengentahui bahaya jika tidak

menerapkan prosedur penggunaan APD tersebut, dilain sisi mereka

yang berusia lebih tua juga memiliki pengalaman kerja yang lebih

banyak dibandingkan mereka yang muda.

Dalam penelitian ini didapat hasil analisis Bivariat dengan

menggunakan uji chi-Square di peroleh p Value = 0.001 lebih kecil

dari nilai α (<0.005) yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara usia dengan kepatuhan penggunaan APD Pada

Pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik

Karya Konsultan di Pandeglang Tahun 2022. Penelitan ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Gladys Apriluana dkk (2016)

didapatkan bahwa mereka yang berusia ≥35 tahun memiliki

kepatuhan dalam pemakaian APD yang lebih baik dengan p value=

<0.005 dan sejalan dengan penelitian Supiana (2013) dengan

penelitian hubungan antara usia dengan penggunaan APD pada

bidan pelayanan kebidanan di rumah KIA Sadewa Yogyakarta

dengan p value= <0.001.

Dalam penelitian ini diketahui responden yang berusia < 35

Tahun (Muda) sebanyak 27 orang (21.1%), beresiko tidak patuh

terhadap penggunaan APD dibandingkan dengan responden yang

berusia ≥ 35 Tahun (Tua) sebanyak 4 orang (9.9%), berdasarkan

hasil data diatas ternyata ada hubungan yang signifikan antara usia
61

dengan kepatuhan penggunaan APD, Menurut data hasil penelitian,

peneliti berasumsi bahwa semakin tua seseorang maka tingkat

kepatuhan terhadap penggunaan APD akan lebih baik, dikarenakan

usia responden yang lebih tua mempunyai pengalaman lebih lama

dalam bekerja yang akan berdampak pada pengetahuan mengenai

pentingnya penggunaan APD selama bekerja, dan semakin cukup

usia seseorang, tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja serta kematangan jiwanya.

4.2.3 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kepatuhan

Penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan Di

Kecamatan Banjar Tahun 2022

Menurut Notoatmodjo (2012), Pendidikan merupakan salah

satu faktor pada karakteristik tenaga kerja yang akan

mempengaruhi perilaku. Pendidikan juga akan mempengaruhi

tenaga kerja dalam upaya mencegah penyakit dan meningkatkan

kemampuan memelihara Kesehatan. Meskipun Pendidikan

memiliki kuat hubungan yang rendah dengan kepatuhan

penggunaan APD namun Pendidikan tetap menjadi faktor yang

mendukung tenaga kerja patuh menggunak APD. Patuh

menggunakan APD berarti tenaga kerja berupaya memelihara

kesehatannya dan melindungi diri dari bahaya keselamatan dan

Kesehatan kerja.

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-


62

square diperoleh p Value = 0.010 lebih kecil dari nilai α (<0.005)

yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pendididkan dengan kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja

Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya

Konsultan di Pandeglang Tahun 2022. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rizki Rahmawati (2018) dengan

judul hubungan pengetahuan, Pendidikan dan pelatihan dengan

tingkat kepatuhan penggunaan APD pada petugas penyapu jalan di

kecamatan bangkinang kot tahun 2018 dimana hubungan antara

tingkat Pendidikan dengan kepatuhan didapatkan nilai p value =

0.002. Begitupun dengan penelitian Toro (2012) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara tingkat Pendidikan tenaga kerja

dengan kepatuhan penggunaan APD dengan p value = 0.002.

Dalam penelitian ini diketahui responden yang memiliki

tingkat pendidikan Rendah (SD dan SMP) sebanyak 24 orang

(19.2%) beresiko tidak patuh terhadap penggunaan APD

dibandingkan dengan responden yang meliliki tingkat pendidikan

Tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi) sebanyak 7 orang (11.8%),

berdasarkan hasil data diatas ternyata ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD). Menurut data hasil penelitian, peneliti

berasumsi bahwa tingkat Pendidikan akan mempengaruhi

seseorang dalam bertindak dan berfikir apakah yang mereka


63

lakukan aman atau tidak, ketika seseorang mengetahui bahwa

dengan tidak menggunakan APD akan menyebabkan risiko cedera

atau kecelakaan kerja, maka mereka akan lebih perhatian dengan

penggunaan APD. Sedangkan mereka dengan tingkat Pendidikan

yang rendah cenderung tidak mengetahui ataupun acuh terdapat

penggunaan APD, namun tidak menutup kemungkinan untuk

sebaliknya. dimana mereka dengan Riwayat Pendidikan tinggi

akan lebih mudah menerima dan mencerna informasi yang

diberikan dibandingkan dengan mereka yang dengan Pendidikan

rendah.

4.2.4 Hubungan Massa Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Pada Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar

Tahun 2022

Massa kerja dapat memberikan pengaruh yang baik karena

semakin lama pekerja bekerja disuatu tempat tertentu maka

semakin berpengalaman dalam menjalankan pekerjaannya. Massa

kerja dapat memberikan hal yang kurang baik karena semakin lama

pekerja bekerja di tempat tertentu akan mengalami kebiasaan

dalam bekerja. Faktor gangguan saluran pernafasan juga

dipengaruhi oleh lama seseorang bekerja dan terpapar dengan debu

(Suma’mur, 2014).

Dari hasil analisis Bivariate dengan menggunakan uji chi-

square diperoleh p Value = 0.005 lebih kecil dari nilai α (<0.005)


64

yang berarti ada hubungan yang signifikan antara massa kerja

dengan kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan

Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mazdani (2019) dengan judul Hubungan

Motivasi dan Masa Kerja dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) Pada Pekerja Bagian Penggilingan Karet Di PT.

Perindustrian Dan Perdagangan Bangkinang, dari hasil uji statistik

diperoleh Ada hubungan yang signifikan masa kerja dengan

penggunaan alat pelindung diri pada pekerja bagian penggilingan

karet dengan nilai p Value =0.012.

Dalam Penelitian ini diketahui responden yang memiliki

massa kerja < 5 tahun sebanyak 31 orang (27.9%) beresiko tidak

patuh terhadap penggunaan APD dan massa kerja yang ≥ 5 tahun

sebanyak 0 orang (3.1%), berdasarkan hasil data diatas ternyata

ada hubungan yang signifikan antara Massa Kerja dengan

kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Menurut data

hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa tingkat Pendidikan

terdapat hubungan antara massa kerja dengan penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) dikarenakan masa kerja lama tidak

menentukan kepatuhan pekerja dalam menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD) saat bekerja, ketidaknyamanan merupakan

salah satu alasan pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri


65

(APD) saat bekerja serta kurangnya pengawasan saat bekerja

sehingga pekerja lalai dalam menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD).

4.2.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Pada Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar

Tahun 2022

Menurut Notoadmodjo (2012) pengetahuan adalah adalah

hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai mengahasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-

square diperoleh p Value = 0.039 lebih kecil dari nilai α (<0.005)

yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan

Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Noviyanti (2020) dengan judul Pengetahuan

Dan Sikap Pekerja Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri


66

(APD) Pada Pekerja Blasting Painting Di Kota Batam, dari hasil

uji statistik diperoleh Responden dengan katagori pengetahuan

tidak baik sebanyak 33 responden (76,7%), hasil analisis diperoleh

bahwa ada hubungan antara pengetahuan pekerja terhadap

penggunaan APD (p value 0,024).

Dalam Penelitian ini diketahui responden yang memiliki

pengetahuan rendah sebanyak 26 orang (22.3%) beresiko tidak

patuh terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

dibandingkan dengan pengetahuan Tinggi sebanyak 5 orang

(8.7%). Menurut data hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) dikarenakan pekerja memiliki pengetahuan

trendah, pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor yang dimiliki

pekerja itu sendiri yaitu pendidikan. Pengetahuan merupakan suatu

hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan perilaku

seseorang. Pengetahuan tentang penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) merupakan salah satu aspek penting sebagai pemahaman

terhadap pentingnya peran serta pengawas dan pemilik perusahaan

dalam pelaksaan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

pekerjanya.
67

4.2.6 Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada

Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun

2022

Sikap merupakan reaksi tertutup seseorang terhadap

sesuatu. Sikap yang nyata akan menunjukkan adanya kesamaan

antara reaksi terhadap suatu objek tertentu dalam kehidupan sehari-

hari yaitu reaksi yang bersifat emosional terhadap objek sosial

(Notoatmodjo, 2012).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-

square diperoleh p Value = 0.017 lebih kecil dari nilai α (<0.005)

yang berarti ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan

Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di Pandeglang

Tahun 2022. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hutasuhut (2018) dengan judul Hubungan

Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) Pada Petani Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat Di Desa

Sitada Tada, dari hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang

signifikan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani

kelapa sawit dengan nilai P=0.004.

Dalam Penelitian ini diketahui responden yang sikap nya

kurang baik sebanyak 31 orang (28.5%) beresiko tidak patuh

terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dibandingkan


68

dengan sikap yang baik sebanyak 0 orang (2.5%). Menurut data

hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa terdapat hubungan

antara sikap dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

dikarenakan pekerja masih banyak yang memiliki sikap tidak baik

(negatif), kurangnya edukasi dari pihak CV tentang bahaya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta pekerja yang

kurang memahami tentang manfaat dari penggunaan Alat

Pelindung Diri tersebut.

4.2.7 Hubungan Pelatihan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Pada Pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Tahun

2022

Menurut Armodiwirio (2015) menyatakan bahwa pelatihan

merupakan kegiatan yang didesain untuk membantu tenaga kerja

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menungkatkan sikap,

perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan

baik. Hal ini berarti pelatihan seharusnya membuat tenaga kerja

berperilaku sesuai dengan kebijakan penggunaan APD karena

pelatihan merupakan salah satu bentuk pembinaan yang dapat

diupayakan untuk membuat tenaga kerja patuh menggunakan APD.

Seperti penelitia yag dilakukan Rengganis (2017) menyatakan

bahwa pelatihan K3 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penggunaan APD. Menurut Bisen dan Priya (2014), pelatihan

merupakan suatu proses pembelajaran yang memperdalam


69

pengetahuan, kemampuan, peratuan atau mengubah perilaku untuk

menigkatkan prestasi kerja. Sehingga mereka yang diberikan

pelatihan K3 akan menerapkan apa yang telah mereka dapatkan

didalam proses bekerja.

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-

square diperoleh p Value = 0.018 lebih kecil dari nilai α (<0.005)

yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan

dengan kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan

Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Marsoep (2019) dengan judul faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perkerja di

perkebunan kelapa sawit PT. Gading Cempaka Graha Kabupaten

OKI tahun 2019 dimana hubungan antara pelatihan dan kepatuhan

penggunaan APD dengan nilai p value = 0.042. Lalu penelitian

Aniek Masri Faniah, (2016) yang berjudul faktor- faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja

unit perbaikan di PT. KAI DAOF VI Yogyakarta DIPO Solo

Balapan. bahwa terdapat hubungan antara pemberian pelatihan K3

dengan kepatuhan penggunaan APD, dimana didapatkan nilai p

value <0.001. dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Prihatiningsi dan Sugiyanto (2013) yang berjudul pengaruh

iklim keselamatan dan pengalaman personal terhadap kepathan


70

pada peraturan keselamatan, dimana pelatihan memiliki nilai p

value <0.005.

Dalam Penelitian ini diketahui responden yang tidak pernah

mengikuti pelatihan sebanyak 29 orang (25.4%) beresiko tidak

patuh terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

dibandingkan dengan yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 2

orang (5.6%), berdasarkan data hasil penelitian yang telah

disampaikan diatas. peneliti berasumsi bahwa para pekerja yang

mendapatkan pelatihan sebelum bekerja terkait keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) seminimalnya sudah pernah mengikuti

pelatihan keterampilan tukang memiliki tingkat kepatuhan yang

signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak diberikan

pelatihan. Hal ini secara wajar dimana mereka yang diberikan

informasi K3 pasti akan lebih paham terhadap bahaya jika tidak

menerapkan K3 di dalam pekerjaannya, dibandingkan dengan

pekerja yang tidak mendapatkan pelatihan K3 sebelum bekerja.

Pelatihan juga akan mencakup informasi mengenai kecelakaan

kerja apa yang sering terjadi pada ranah pekerjaan tersebut yang

membuat para pekerja yang mendapatkan pelatihan akan waspada

dan perhatian dengan kondisi sekitar pekerjaannya, sehingga akan

membuat mereka menerapkan penggunaan APD lebih beralasan

dibandingkan mereka yang tidak diberikan pelatihan.


71

4.2.8 Hubungan Pengawasan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Pada Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar

Tahun 2022

Pengawasan merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh

dalam setiap proses yang bertujuan agar setiap pekerjaan dapat

terlaksana dengan sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan

sehingga diperoleh hasil yang dikehendaki (Untari, 2021).

Dari hasil analisis Bivariat dengan menggunakan uji chi-

square diperoleh p Value = 0.013 lebih kecil dari nilai α (<0.005)

yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan

dengan kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan

Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Yulita (2019) dengan judul Faktor Yang

Berhubungan Dengan Disiplin Penggunaan Alat Pelindung Diri

Pada Penyapu Di Kota Semarang, dari hasil uji statistik diperoleh

Ada hubungan yang signifikan antara Pengawasan dengan

penggunaan APD pada penyapu jalan dengan nilai P Value=0.001.

Dalam Penelitian ini diketahui responden tidak ada

pengawasan sebanyak 28 orang (24.2%) beresiko tidak patuh

terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dibandingkan

dengan ada pengawasan sebanyak 3 orang (6.8%). Menurut data

hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa terdapat hubungan


72

antara pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD,

pengawasan yang baik adalah pengawaasan yang dilakukan secara

kontinyu dan terjadwal, dan siapa yang mengawasi. Pengawasan

yang kontinyu akan mempertahankan tingkat keselamatan dan

usaha-usaha memperkecil kecelakaan, penyebab ini timbul karena

sistem pengawasan yang kurang baik sebaliknya jika pengawasan

itu baik maka akan meminimalisir perilaku tidak aman. Hal ini

sejalan dengan yang di kemukakan oleh Green dalam Noviandry

(2013) yang menyatakan bahwa merupakan salah satu faktor

penguat (Reinforcement Factors) yang mendorong atau

menghambat individu untuk berperilaku.


73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan antara usia,

pendidikan, massa kerja, pengetahuan, sikap, pelatihan, dan

pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja

Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV. Adik Karya

Konsultan Di Pandeglang Tahun 2022, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Sebagian besar 31 orang (62.0%) tidak patuh terhadap

penggunaan APD

2. Sebagian besar 34 orang (68.0%) memiliki usia muda.

3. Sebagian besar 31 orang (62.0%) memiliki tingkat pendidikan

rendah.

4. Sebagian besar 45 orang (90.0%) memiliki massa kerja baru.

5. Sebagian besar 36 orang (72.0%) memiliki pengetahuan

rendah.

6. Sebagian besar 46 orang (92.0%) memiliki sikap kurang baik

(Negativ).

7. Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan

lebih banyak yaitu 41 orang (82.0%).

8. Sebagian besar responden tidak ada pengawasan lebih banyak

yaitu 39 orang (78.0%).


74

9. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kepatuhan

penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan

Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di Pandeglang Tahun

2022 (p Value = 0.001).

10. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendididkan

dengan kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja

Pembangunan Jalan Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya

Konsultan di Pandeglang Tahun 2022 (p Value = 0.010).

11. Ada hubungan yang signifikan antara massa kerja dengan

kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan

Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022 (p Value = 0.005).

12. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan

Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022 (p Value = 0.039).

13. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepatuhan

penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan Kecamatan

Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di Pandeglang Tahun

2022 (p Value = 0.017).

14. Ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan

kepatuhan penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan

Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di


75

Pandeglang Tahun 2022 (p Value = 0.018).

15. Ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan

kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan

Kecamatan Banjar Oleh CV Adik Karya Konsultan di

Pandeglang Tahun 2022 (p Value = 0.013).

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Berdasarakan pada hasil penelitian ini, maka saran yang dapat saya

berikan antara lain adalah:

1. Kepada CV. Adik Karya Konsultan Kabupaten Pandeglang

dihimbau untuk melakukan pelatihan terlebih dahulu kepada

para pekerja terkait pentingnya penggunaan APD agar

meminimalisir resiko terjadinya Kecelakaan akibat kerja.

Meskipun para pekerja merupakan para pekerja harian, yang

sebaiknya tetap diberikan pelatihan dasar K3.

2. Kepada CV. Adik Karya Konsultan Kabupaten Pandeglang

dihimbau untuk rutin melaksankan saffety briefing sekaligus

menyampaikan informasi terkait pentingnya penggunaan APD

yang dapat dilaksankan pada kegiatan saffety briefing setiap

paginya serta bisa menambahkan media cetak, dan membuat

SOP tentang penggunaan APD baik di tempat mess atau di

kantor.

3. Kepada CV. Adik Karya Konsultan Kabupaten Pandeglang


76

dihimbau agar dapat menyediakan APD yang dibutuhkan para

pekerja serta menyediakan APD sesuai dengan posisi para

pekerja, baik itu adalah pekerja harian ataupun pekerja tetap,

mengingat kuantitas yang baik harus diiringi dengan kualitas

yang baik juga.

5.2.2 Bagi Pekerja

1. Bekerja dengan hati-hati dan slalu waspada serta berperilaku

aman agar bisa terminimalisir kecelakaan akibat kerja.

2. Memberikan arahan dan saling memngingatkan kepada rekan

kerja jika berkerja dengan kondisi yang berisiko atau tidak

aman dan bisa menimbulkan kecelakaan.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Dapat menjadi rekomendasi untuk peneliti selanjutnya agar

bisa melakukan penelitian melanjutkan terkait dengan faktor-

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan alat

pelindung diri (APD).

2. Diharapkan peneliti lain dapat menambahkan faktor-faktor lain

seperti faktor kesedian sarana prasarana (APD), lingkungan

kerja, alat/mesin dalam penelitian ini yang mungkin

berhubungan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri

(APD).
77

DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2018. Pengaruh Pelatihan Safety Behavior Tehadap Pengetahuan Dan


Sikap Kelompok Usaha Kecil Menengah (Ukm) Di Sekitar Unsoed
Purwokerto The. 7(2), 132–144.
Agustine, Stefanie. Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Faktor-Faktor
yang Berpengaruh Pada Pekerja Perusahaan Jasa Konstruksi. Jakarta:
FK_UI, 2015.
Andri Dwi Puji. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Rekanan 2017.
ejournal3 .undip .ac .id
Annishia. Analisis Perilaku Tidak Aman Pekerja Konstruksi PT P (Persero) di
Proyek Pembangunan Apartemen Jakata Selatan. Tiffany FIK_UIN, Jakarta
: 2011.
Aniek, S. 2016.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Penggunaan APD EarPlug dan Sarung Tangan Pada Pekerja Unit
Perbaikan di PT. Kau DAOP VI Yogyakarta Dipo Solo Balapan.
Jurnal.Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anon. n.d. “Kemenaker Klaim Kasus Kecelakaan Kerja Tahun 2017 Menurun.
Republika Online.” Diambil 28 Mei 2021
(https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/12/29/p1poro423-
kemenaker-klaim-kasus-kecelakaan-kerja-tahun-2017-menurun.
Ardiansyah,"Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Pada Pekerja
Proyek Pembangunan Jembatan Air Desa Anyar Pt. Duta Permata Lestari
Kabupaten Oki" Tahun 2021.
Barizqi.2015.Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan APD Dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan PT. Adhi Karya TBK Proyek
Rumah Sakit Telogoreja Semarang.Jurnal, Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Bina Kurniawan, Siswi Jayanti. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Rekanan.
Semarang : SKM_UNDIP, 2017, Vols. Volume 5, Nomor 5. ISSN: 2356-
3346.
BPJS Ketenagakerjaan. 2020. Jumlah Kecelakaan di Indonesia. Dipetik april 20,
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/.
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
78

Dzulfiqar..A. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Keselamatan Pada Pekerja Bengkel Las Di Wilayah Pejompongan
Kelurahan Bendungan Hilir Jakarta Pusat Tahun 2016. 1–13
____,Disnakertrans. Unit Jabar-Banten. 2018. Laporan Jumlah Kecelakaan Kerja
di Jabar-banten.
____,Depkes RI, 2021, Info Data Terkini Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,
Jakarta.Kemenkes RI
Gladys A. 2018. Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Lama Kerja,
Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan
Perilaku Penggunaan APD Pada Tenaga Kesehatan. Jurnal.Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat
Handayani, Wibowo Dan Suryani.2017.Hubungan Anatara Penggunaan Alar
Pelindung Diri (APD), Umur Dan Masa Kerja Dengan Kecelakaan Kerja
Pada Pekerja Bagian Rustic Di PT. Borneo Melintang Buana Eksport
Yogyakarta.Jurnal, Fakultas Kesehaan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado
Hastono, Sutanto Priyo. 2016. Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Halimah. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Perilaku Aman Karyawan Di
Pt.Sim Pla Tambun Ii Tahun 2010. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Diakses 02/02/21 WIB
Hämäläinen, P .; Takala, J .; & Boon Kiat, T. 2017. Perkiraan Global Kecelakaan
Kerja dan Penyakit yang Berhubungan dengan Kerja 2017. Kongres Dunia
XXI tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. Singapura:
Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
____,Kementrian PUPR Badan Pengembang SDM Pusdiklat SDA dan
Konstruksi, 2016, Pengetahuan Dasar K3, Bandung.
____,Kemenkes RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industry, Jakarta. Kemenkes RI
Linggasari. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri di Departemen Engineering PT.Kiat Pilp & Paper Tbk.
Tanggerang. Depok : FKM_UI, 2012.
Maria, FS. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada Tenaga Kerja Pemanen Kelapa
Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus Tahun 2017. Skripsi.Universitas
Sumatra Utara. Medan.
Masyarakat, Jurnal Kesehatan. 2019. “Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD).”
7:330–36.
Notoatmodjo. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta,
79

Notoatmodjo. 2014 Ilmun Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Noviandry, I. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Pada Industri Pengelasan
Informal Di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang
[Universitas Islam Negri Syarif Hidaatullah Jakarta]. repository.uinjkt.ac.id
Nurvita Puspita Dewi. Faktor-Faktor Yang Berbubungan Dengan Kepatuhan
Pekerja Dalam Melaksanakan Standar Prosedur Kerja (Standard
Operational Prosedur 'SOP ) Di PT SIM R4 Plant Tambun II Bekasi Tahun
2010.
____,Nakertrans.jogjaprov.go.id/peringatan bulan keselamatan dan kesehatan
kerja k3 nasional tahun 2022
____, Permenkertrans RI No. Per.08/MEN/VII/2010, tentang Alat Pelindung Diri
Rahayu,.P.E. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku K3 Pada
Pekerja Di Area Penggolahan Minyak Kelapa Pt. Inhil Sarimas Kelapa
Inhil Endang. 05, 10–17.
Saragih, V.I., Kurniawan, B., dan Ekawati, E., Analisis Kepatuhan Pekerja
Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (Studi Kasus Area
Produksi di PT. X), Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), Vol. 4 (4), pp
747-755, 2016
Safitri Handayani, Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (Apd) Di Cv. Alam Tunggal Semesta Kabupaten Oku Timur
Tahun 2021
Sirait, F.A., dan Paskarini, I., 2016, Analisis Perilaku Aman pada Pekerja
Konstruksi dengan Pendekatan Behaviour-Based Safety (Studi di workshop
PT. X Jawa Barat), The Indonesian Jurnal of Occupational safety and
Health, Vol. 5, No.1, pp 91-100.
Silaban, G. 2015. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Edisi Pertama. Penerbit
Prima Jaya, Medan
Septiani, N., & Barat, J. 2017. Dalam Penerapan Safe Behavior Di Pt Hanil Jaya
Steel Factors Related To Work Behavior In Safe Behavior
Application.February,257267.Https://Doi.Org/10.20473/Ijosh.V6i2.2017.25
7-267.
Siregar, N.S. 2016. Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit Di Kebun
Perlabian Pt. Tolan Tiga (Sipef)Tahun 2016. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU. Medan. http://www.repository.usu.ac.id/ (Diakses 19
Februari 2017).
Sudarmo, dkk. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Terhadap Kepatuhan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Mencegah Penyakit Akibat
80

Kerja.Kalimantan: Jurnal Berkala Kesehatan. Vol. 1, No.2: 88-95. ( Diakses


1 juni 2017).
Suma’mur. 2013. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Penerbit
PT. Sagung Seto, Jakarta.
Suma’mur. 2014. Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Sagung
Seto.
Sucipto CD. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Wibowo, Arianto. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri fi Are Pertambangan PT. Antam Tbk. Unit
Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor. Jakarta:
FKM_UIN.
Yuliani, I., dan Amalia, R., 2019, Perilaku Pekerja dalam Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD), Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Vol. 08 (01), pp
14-19.
Zerlina Prabawati. Analisis Kepatuhan Pekerja terhadap Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) di Proyek Light Rail Transit Jakarta (LRTJ) PT. X
Tahun 2018.
81

Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
Saya mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Mathla’ul Anwar:
Nama : Ulfan Aditya Rahman
NIM : I21160020
Saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai “FAKTOR - FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PEMBANGUNAN
JALAN CINUNGGAL-PASIRAWI KECAMATAN BANJAR OLEH
CV. ADIK KARYA KONSULTAN DI PANDEGLANG TAHUN 2022”.
Sehubungan pelaksanaan penelitian ini saya harapkan , bapak/ibu bersedia
berpartisipasi sebagai responden. Dalam penelitian ini diberikan kuesioner
oleh peneliti yang berisi pertnyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan tujuan
penelitian. Setelah bapak ibu setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan mentandatngani surat persetujuan , maka bapak/ibu diberikan kuesioner
oleh peneliti untuk diisi dengan lengkap. Semua data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini akan dirahasiakan oleh peneliti dan tidak terbuka bagi
masyarkat atau pihak lain tanpa persetujuan peneliti. Laporan-laporan dalam
hasil penelitian ini tidak akan mencantumkan Identitas Responden.

Pandeglang, ………………2022
Peneliti

Ulfan Aditya Rahman


NIM. I21160020
82

Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi


responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Sarjana
Kesehatan Masyarakat Fakultas Sains Farmasi dan Kesehatan Universitas
Mathla’ul Anwar Banten yang bernama Ulfan Aditya Rahman dengan judul
“FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PADA PEKERJA PEMBANGUNAN JALAN CINUNGGAL-
PASIRAWI KECAMATAN BANJAR OLEH CV. ADIK KARYA
KONSULTAN DI PANDEGLANG TAHUN”. Saya memahami dan
mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka
dari itu saya bersedia menjadi responden peneliti.

Pandeglang, 14 Juli 2022

Peneliti Responden

Ulfan Aditya Rahman …………………


83

Lampiran 3 Kuisoner Penelitian


I. DATA UMUM ( RESPONDEN ) Kode Responden…………….
1. Nama :
2. Umur : ......... tahun
3. Pendidikan terakhir : ( ) SD ( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Akademi / Perguruan
Tinggi
4. Massa Kerja :

Petunjuk Pengisian Kuesioner

o Bacalah pertanyaan yang tersedia dengan cermat dan teliti


o Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan anda dengan memberikan tanda checklist (√)
pada pilihan jawaban.

II. KEPATUHAN PENGGUNAAN APD


Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1. Memakai pakaian kerja saat bekerja/baju
2. Memakai pelindung kepala (helm) saat
bekerja.
3. Memakai rompi penanda saat bekerja.
4. Memakai pelindung tangan (sarung tangan)
saat bekerja.
5. Memakai pelindung kaki (saffety
shoes/sepatu boot) saat bekerja.
84

III. DATA KHUSUS PENGETAHUAN


1. Menurut Saudara, apakah pengertian alat pelindung diri ( APD )?
a. Alat yang dipakai untuk melindungi pekerja dari bahaya seperti kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja
b. Alat yang dipakai untuk mempermudah dalam bekerja
c. Alat yang dipakai untuk aksesoris dalam bekerja
2. Menurut Saudara, bagaimana ciri-ciri alat pelindung diri ( APD ) yang baik?
a. Alat pelindung diri yang bagus dan menarik
b. Alat pelindung diri yang mahal
c. Alat pelindung diri yang dapat melindungi pekerja, nyaman, tidak
mengganggu gerak, dan tidak digunakan secara bergantian.
3. Menurut Saudara, mengapa saudara harus menggunakan alat pelindung diri
(APD) selama melakukan kegiatan Pembangunan Jaringan Perpipaan?
a. Ikut-ikutan sama teman karena teman kerja yang lain memakai APD
b. Takut kena sanksi
c. Untuk melindungi diri dari faktor risiko bahaya pada saat proses bekerja
4. Menurut Saudara, manfaat apa yang saudara peroleh dengan menggunakan
alat pelindung diri (APD) pada saat Pembangunan Jaringan Perpipaan?
a. Menghindari diri dari faktor risiko bahaya pada saat melakukan kegiatan
Pembangunan Jaringan Perpipaan
b. Mematuhi peraturan sehingga tidak mendapat teguran dari atasan
c. Supaya mendapat pujian dari mandor
5. Alat pelindung diri (APD) apakah yang wajib selalu digunakan pada saat
Pembangunan Jaringan Perpipaan?
a. Helm, rompi penanda, sarung egrek/dodos, sepatu boot
b. Helm,rompi penanda , sepatu boot
c. Sepatu boot
6. Untuk menghindari pecahan kaca dan batu tajam yang ada disekitaran
penggalian agar tidak mengenai kaki ketika melakukan proses
Pembangunan Jaringan Perpipaan sebaiknya menggunakan?
a. Rompi penanda
85

b. Helm
c. Sepatu boot
7. Menurut Saudara, faktor risiko bahaya apa yang dapat terjadi pada saat proses
Pembangunan Jaringan Perpipaan?
a. Terpeleset, terjatuh
b. Tertusuk patahan kayu, terkena percikan kimia pada mata, iritasi kulit
c. Tidak tahu.
8. Menurut Saudara, bahaya apa yang dapat terjadi jika tidak memakai sepatu
boot?
a. Iritasi kulit
b. Tertusuk patahan bebatuan
c. Tertusuk pecahan kaca
d. Benar semua
9. Menurut anda, alat pelindung diri ( APD ) apakah yang digunakan untuk
melindungi kepala dari serpihan benda-benda kecil seperti abu dan serpihan
potongan benda lain?
a. Helm
b. Rompi penanda
c. Sepatu boot
10. Menurut Saudara, bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD) yang
tepat dalam melakukan pekerjaan Pembangunan Jaringan Perpipaan?
a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan
sesuai dengan APD yang digunakan untuk pekerjaan Pembangunan
Jaringan Perpipaan
b. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru
c. Tidak tahu
86

IV. SIKAP
No Pertanyaan Jawaban
STS TS R S SS
Keterangan : STS= sangat tidak setuju, TS= tidak setuju, R= ragu-ragu, S= setuju, SS=
sangat setuju
1. Menggunakan APD pada saat bekerja dapat
mencegah kecelakaan kerja
2. Menggunakan APD menjaga keselamatan diri
pekerja
3. Meskipun bekerja hanya sebentar saja, tetap
harus menggunakan APD.
4. Harus menggunakan APD karena saya ingin
lebih aman pada saat bekerja
5. Manfaat memakai alat pelindung diri (APD)
adalah menghindari diri dari gangguan
kesehatan seperti kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
6. Pekerja Pembangunan Jalan berpotensi
mengalami kecelakaan akibat kerja

7. Saya akan mengingatkan teman saya apabila


tidak memakai APD pada pekerja.

8. Pada saat bekerja, pekerja perlu menggunakan


APD.

9. Luka di kaki terjadi karena pekerja tidak


menggunakan pelindung kaki

10. Pekerja harus menggunakan APD helm


pelindung, rompi penanda, sarung tangan, dan
sepatu pelindung pada saat bekerja.
87

V. PELATIHAN
Jawaban
No Pertanyaan Ya Tidak
pernah Pernah
1. Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja umum.

2. Apakah saudara pernah mengiktui pelatihan


keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi.

2. Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan


keterampilan tukang / SKT

VII. PENGAWASAN
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak

1. Apakah pihak pengawas selalu memeriksa


kelengkapan alat pelindung diri (APD) pada saat
bekerja
2. Apakah pihak pengawas k3 selalu mengawasi
pekerja pada saat saudara bekerja
88

Lampiran 5 Hasil Analisis Data


1. Analisis Univariat Berupa Distribusi Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Penggunaan APD
Statistics
Kepatuhan Penggunaan APD
Valid 50
N
Missing 0

Kepatuhan Recode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Patuh 31 62.0 62.0 62.0

Patuh 19 38.0 38.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Statistics
Usia
Valid 50
N
Missing 0

Usia Recode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 35 Tahun (Muda) 34 68.0 68.0 68.0

≥ 35 Tahun (Tua) 16 32.0 32.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Statistics
Tingkat Pendidikan
Valid 50
N
Missing 0
89

Pendidikan Recode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah (SD dan SMP) 31 62.0 62.0 62.0

(SMA dan Perguruan 19 38.0 38.0 100.0


tinggi)

Total 50 100.0 100.0

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Massa Kerja


Statistics
Massa Kerja
Valid 50
N
Missing 0

Massa Kerja Recode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 5 Tahun 45 90.0 90.0 90.0

≥ 5 Tahun 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan


Statistics
Pengetahuan
Valid 50
N
Missing 0

Pengetahuan Recode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 38 72.0 72.0 72.0

Tinggi 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


90

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap


Statistics
Sikap
Valid 50
N
Missing 0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 46 92.0 92.0 92.0

Positif 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Pelatihan


Statistics
Pelatihan
Valid 50
N
Missing 0

Pelatihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 41 82.0 82.0 82.0

Pernah 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

h. Karakteristik Responden Berdasarkan pengawasan


Statistics
Pengawasan
Valid 50
N
Missing 0

Pengawasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Ada Pengawasan 39 78.0 78.0 78.0

Ada Pengawasan 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


91

2. Analisis Bivariat
a) Hubungan Usia Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja
Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
92

b) Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kepatuhan Penggunaan


APD Pada Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar
Tahun 2022
93

c) Hubungan Massa Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada


Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
94

d) Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada


Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
95

e) Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada


Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
96

f) Hubungan Pelatihan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada


Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
97

g) Hubungan Pengawasan Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada


Pekerja Pembangunan Jalan Di Kecamatan Banjar Tahun 2022
98

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian/Studi Pendahuluan


99

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


100

Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan


101
102

Anda mungkin juga menyukai