Anda di halaman 1dari 93

ANALISA FAKTOR KEHAMILAN BERESIKO TERHADAP

KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS IBUN


KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Di susun oleh:
Rita Dwi Susilawati
G2E221046

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi

“ ANALISA FAKTOR KEHAMILAN BERESIKO


TERHADAP KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DI
PUSKESMAS IBUN KABUPATEN BANDUNG”

RITA DWI SUSILAWATI


G2E221046

Telah disetujui oleh :


Pembimbing

Siti Nurjanah, S.SiT, M.Kes


NIK 28.6.1026.179

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “ANALISA FAKTOR KEHAMILAN


BERESIKO TERHADAP KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DI
PUSKESMAS IBUN KABUPATEN BANDUNG” telah diujikan pada tanggal
2 Desember 2022 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Semarang, 23 Januari 2023


Rita Dwi Susilawati
G2E221046

Penguji I : Sherkia Ichtiarsi Prakisiwi, SST, M.Keb


Nik : 28.6.1026.428

Penguji 2 : Erna Kusumawati, S.ST, M.kes


Nik : 28.6.1026.175

Penguji 3 : Siti Nurjanah, S.SiT, M.Kes


Nik : 28.6.1026.179

Mengetahui :
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.ST, M.Hkes


Nik 28.6.1026.208

iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
TAHUN 2022

ABSTRAK
Rita Dwi Susilawati*. Siti Nurjanah**. Sherkia Ictiarsi** . Erna
Kusumawati**.

ANALISA FAKTOR KEHAMILAN BERESIKO TERHADAP


KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS IBUN
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2022

V + 57 halaman,9 tabel, 2 Bagan, 6 lampiran


Latar Belakang: Penyebab langsung kematian ibu adalah kurang lebih 90%
disebabkan oleh seputar persalinan dan kematian tersebut terjadi karena
komplikasi. Kehamilan dengan resiko adalah kehamilan yang dapat menimbulkan
dampak pada ibu hamil maupun bayi, dari keadaan sehat menjadi sakit dan
bahkan meninggal sebelum kelahiran terjadi. Pemanfaatan pelayanaan antenatal
care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan
Tujuan: Untuk mengetahui Analisa Faktor Kehamilan Beresiko Terhadap
Keteraturan Kunjungan ANC Di Puskesmas Ibun Kabupaten.Bandung Tahun
2022
Metode: Penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif dengan desain
pendekatan Cross Sectional. dengan jumlah sempel sebanyak 38 orang. Analisis
dengan univariat dan bivariat dengan Chi Squere
Hasil: Diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki umur beresiko tinggi sebanyak
23 orang (60,5%). Ibu hamil memiliki paritas beresiko tinggi sebanyak 21 orang
(55,3%). Ibu hamil memiliki Pendidikan tinggi sebanyak 25 orang (65,8%).
diketahui bahwa ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dari suami
sebanyak 20 orang (52,6%), ibu hamil tidak melakukan Kunjungan ANC secara
lengkap sebanyak 22 orang (57,9%), terdapat hubungan Umur Resiko Terhadap
Keteraturan Kunjungan ANC nilai p value 0,004 dan sehingga terdapat hubungan
paritas Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC nilai p value 0,006 dan terdapat
hubungan pendidikanTerhadap Keteraturan Kunjungan ANC p value 0,002 serta
terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap keteraturan kunjungan ANC
dengan nilai p value 0,002 lebih kecil dari 0,05
Kesimpulan: terdapat hubungan antara umur, paritas, pendidikan, dukungan
suami terhadap keteraturan kunjungan ANC
Kata kunci : Kunjungan ANC, Kehamilan Beresiko
Kepustakaan: 31, 2012-2022
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan S1 Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Semarang

v
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY SEMARANG
FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCES
GRADUATE PROGRAM OF MIDWIFERY
YEAR 2022

ABSTRACT
Rita Dwi Susilawati*. Siti Nurjanah**. Sherkia Ictiarsi Prakasiwi**. Erna
Kusumawati**.

ANALYSIS OF RISK PREGNANCY FACTORS ON REGULARITY OF


ANC VISITS AT PUSKESMAS IBUN, BANDUNG DISTRICT IN 2022

V+ 57 pages, 9 tables, 2 Charts, 6 appendices


Background: The direct cause of maternal death is approximately 90% due to
childbirth and these deaths occur due to complications. Pregnancy with risk is a
pregnancy that can have an impact on pregnant women and babies, from a healthy
state to illness and even death before birth occurs. The use of antenatal care
services by a number of pregnant women in Indonesia has not fully complied with
the established guidelines
Objective: To find out the Analysis of Risk Factors for Pregnancy on the
Regularity of ANC Visits at the Ibun Health Center in Bandung Regency in 2022
Methods: This research is a type of descriptive research with a cross sectional
approach design. with a total sample of 38 people. Analysis with univariate and
bivariate with Chi Squere
Results: It is known that more than half have a high-risk age of 23 people
(60.5%). more than half had high-risk parity as many as 21 people (55.3%). more
than half have higher education as many as 25 people (65.8%). It is known that
more than half of pregnant women do not get support from their husbands as
many as 20 people (52.6%), more than half of pregnant women do not make
complete ANC visits as many as 22 people (57.9%), there is a relationship
between age risk and regularity of visits. ANC has a p value of 0.004 and so there
is a parity relationship with the regularity of ANC visits with a p value of 0.006
and there is a relationship between education and regularity of ANC visits with a
p value of 0.002 and there is a relationship between husband's support for regular
ANC visits with a p value of 0.002 less than 0.05
Conclusion: there is a relationship between age, parity, education, husband's
support for the regularity of ANC visits

Keywords: ANC Visit, Risk Pregnancy


Literature: 31, 2012-2022

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan S1 Kebidanan Universitas


Muhammadiyah Semarang

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
’’Analisa Faktor Kehamilan Beresiko Terhadap Keteraturan Kunjungan
ANC Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung’’.
Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelasaikan
Pendidikan Sarjana Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Masrukhi, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Semarang
2. Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.ST, MH.Kes selaku ketua program studi S1
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang
3. Candra Sopiana, S.Kep selaku Kepala Puskesmas Ibun
4. Siti Nurjanah, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing
5. Dosen dosen Program Studi S1 Kebidanan Universitas Muhammadiyah
Semarang
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas semua
dukungan dan bantuanya

Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan dalam


penulisan Skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun diharapkan dari para
pembaca. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 27 Januari 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESEHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1. Tujuan Umum .......................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8
A. Tinjauan Teori ............................................................................ .... 8
B. Kerangka Teori ................................................................................ 29
C. Kerangka Penelitian ........................................................................ 31
D. Hipotesis ......................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 32
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 32
B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 32
C. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 33
D.Variabel Penelitian.......................................................................... 33
E. Definisi Operasional ......................................................................... 33
F. Jenis Data ........................................................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34
H. Instrumen Penelitian .......................................................................... 34

viii
I. Pengolahan Data dan Analisis Data Penelitian.................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 44
A. Hasil ................................................................................................ 44
B. Pembahasan ..................................................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56
A. Kesimpulan ..................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...................................................................................5


Tabel 2.1 Data Data Evaluasi Kunjungan Awal ....................................................26
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..............................................................................34
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas..........................................................38
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Instrumen Penelitian........................39
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Beresiko................................................42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil Beresiko....................................43
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil Beresiko.............................44
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Ibu Hamil Beresiko...............................44
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kunjungan ANC.....................................................44
Tabel 4.6 Hubungan Faktor Umur Terhadap Kunjungan ANC................................45
Tabel 4.7 Hubungan Faktor Paritas Terhadap Kunjungan ANC..............................46
Tabel 4.8 Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap Kunjungan ANC........................47
Tabel 4.9 Hubungan Faktor Dukungan Terhadap Kunjungan ANC.........................48

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ...............................................................................29


Bagan 3.1 Kerangka Konsep ...........................................................................31

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Respondens
Lampiran 3 : Informed Concent
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 : Lembar Kuesioner
Lampiran 6 : Lampiran Hasil Uji Validitas
Lampiran 7 : Lampiran Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
Lampiran 8 : Lampiran Ouput Analisis Data Penelitian
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10 : Surat Bebas Plagiasi
Lampiran 11 : Surat Pernyataan
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi indikator keberhasilan
pembangunan pada sektor kesehatan. Berdasarkan world health organization
(WHO) dan survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia tertinggi dibandingkan AKI di Negara-negara miskin
ASIA, Srilanka menempati posisi terrendah 60 per 100.000 kalahiran hidup
yang diikuti oleh Nepal 170 per 100.000 kelahiran hidup dan yang menempati
posisi tertinggi Timor leste 300 per 100.000 kelahiran hidup yang diikuti oleh
Kamboja 250 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2016 Indonesia
menempati peringkat tertinggi dimana AKI di Indonesia 220 per 100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup, serta indikator yang akan dicapai adalah menurunnya angka
kematian menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019
(Kemenkes, 2019).
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat Tahun 2019 yang dilaporkan sebesar
76,03 per 100.000 KH, jika dibandingkan dengan proporsi AKI tahun 2018
yang ditargetkan maka AKI di Provinsi Jawa Barat sudah berada di bawah
target nasional 102 per 100.000 kelahiran (Profil Kesehatan Jawa Barat,
2019).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinkes Kabupaten Bandung pada
Tahun 2020 AKI di Kabupaten Bandung sebanyak 38 orang. Faktor
determinan kematian ibu di Kabupaten Bandung yaitu ibu dengan usia <20
tahun 9 orang, usia ibu 20-35 tahun 14 orang, dan usia ibu >35 tahun 15
orang. Dan berdasarkan laporan atau data pada tahun 2021 AKI di Kabupaten
Bandung mengalami peningkatan menjadi 47.
Penyebab langsung kematian ibu adalah kurang lebih 90% disebabkan
oleh seputar persalinan dan kematian tersebut terjadi karena komplikasi.
Sedangkan sebab tidak langsung antara lain dilatar belakangi oleh sosial

1
2

ekonomi, pendidikan, kedudukan dan peranan wanita, sosial budaya, dan


transportasi yang dapat digambarkan dengan istilah tiga terlambat yakni
terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pertolongan di
fasilitas kesehatan dan empat terlalu yakni terlalu muda kurang dari 20
tahun,terlalu sering melahirkan lebih 3 anak, terlalu rapat atau dekat jarak
melahirkan kurang dari 2 tahun dan terlalu tua diatas 35tahun (Prasetyawati,
2012).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2018 di Jawa
Barat terdapat 24,3% Persalinan dengan komplikasi, komplikasi tersebut
meliputi : 5,6% oleh karena ketuban pecah dini, 3,5% karena partus lama,
3,2% karena posis janin, 2,6% karena perdarahan dan 2,3% karena
perdarahan. Jika dilihat dari usia melahirkan komplikasi persalinan paling
banyak terjadi pada ibu yang melahirkan dengan usia <20 tahun dengan
komplikasi paling banyak yaitu 29,9% adalah ketuban pecah dini, berada
pada urutan kedua adalah usia 35 – 39 tahun yaitu sebanyak 27% mengalami
komplikasi saat persalinan dengan komplikasi persalinan adalah 6,1%
hipertensi, 5,1% karena ketuban pecah dini, 4,1% karena kelainan letak dan
3,6 % partus lama. Bearda pada urutan ketiga yaitu 26,5 % berumur antara 40
-44 tahun dengan komplikasi persalinan yang muncul antara lain 7,7%
hipertensi, 4,7% Ketuban Pecah dini, 3,8% kelainan letak 3,0% mengalami
perdarahan pada saat persalinan (Riskesdas, 2018)
Kehamilan dengan resiko adalah kehamilan yang dapat menimbulkan
dampak pada ibu hamil maupun bayi, dari keadaan sehat menjadi sakit dan
bahkan meninggal sebelum kelahiran terjadi. Faktor Penyebab terjadinya
resiko tinggi pada kehamilan umumnya terjadi pada kelompok usia <20 tahun
dan usia >35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan tidak lebih
dari 45 kg, jarak kehamilan sekarang dengan anak sebelumnya kurang dari 2
tahun, dan ibu dengan jumlah anak lebih dari 4. Selain itu pada primi muda,
primi tua, anak terkecil <2 tahun, kehamilan ganda, kehamilan hidramnion
dan ibu yang pernah operasi lebih berisiko 2,8 kali (dapat dikatakan hampir 3
3

kali lipat) dapat mengalami komplikasi kehamilan dibanding pada wanita


hamil dengan tanpa adanya faktor resiko (Lestari and Nurrohmah 2021).
ANC (Antenatal Care) merupakan program terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, dengan tujuan menjaga agar ibu
sehat selama kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat. Proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan,
memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko tinggi dan menurunkan
morbilitas dan mortalitas ibu dan janin perinatal (Fitrayeni dkk, 2015).
Pemanfaatan pelayanaan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di
Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini
cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan
pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk
deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera
ditangani.Akan tetapi, komplikasi kehamilan dan persalinan dapat dicegah
dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara teratur (Riskesdas,
2016).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah
ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh
tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal, sesuai dengan standar
paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester,
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam kurun
waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan
kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2019).
Kementerian Kesehatan RI tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia
capaian indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan pada ibu hamil
kunjungan pertama (K1) target nasional sebesar 100% dan sedangkan capaian
sebesar 87,48% sedangkan target K4 belum mencapai target nasional yaitu
4

95%, dan sedangkan Cakupan K4, sebesar 76,84% dan hal ini belum
mencapai pelayanan antenatal sebanyak 4 kali pada kurun waktu tertentu
(Laporan Kinerja Kemenkes, 2021).
Menurut Jurnal Damayanti, Erni Nur, Winarsih Tahun 2017 apabila
seseorang ibu hamil memiliki pengetahuan tentang faktor faktor resiko tinggi
kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk menentukan
sikap, berprilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah
resiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran untuk melakukan
kunjungan antenatal untuk memeriksa kehamilanya, sehingga apabila terjadi
resiko pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani secara dini dan tepat
oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia dan
diharapkan angka kematian ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup
(Damayanti and Nur 2017).
Dari hasil studi pendahuluan awal yang dilakukan pada periode
November di Puskesmas Ibun kepada 8 orang ibu hamil trimester III hendak
melakukan pemeriksaan kehamilan terdapat beberapa ibu hamil usia 25 tahun
(1 orang), usia <20 tahun (2 orang) usia 35 tahun (1 orang) dan usia >35
tahun (4 orang), dari hasil studi pendahuluan tersebut bahwa ternyata hanya
ada satu orang ibu hamil yang mengetahui ap aitu kehamilan beresiko dan
bahaya kehamilan beresiko. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan
bahwa lebih banyak ibu yang pengetahuannya kurang tentang kehamilan
beresiko salah satu nya terjadi karena kekurangan informasi tentang
kehamilan beresiko seperti faktor-faktor kehamilan beresiko serta komplikasi
yang biasa terjadi pada ibu hamil dengan resiko.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik mengambil
judul “ Analisa Faktor Kehamilan Beresiko Terhadap Keteraturan Kunjungan
ANC Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung”.
5

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Analisa Faktor Kehamilan
Beresiko Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC Di Puskesmas Ibun
Kabupaten ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisa Faktor
Kehamilan Beresiko Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC Di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik umur ibu hamil beresiko Di Puskesmas Ibun
Kabupaten Bandung.
b. Mengetahui gambaran paritas ibu hamil beresiko Di Puskesmas Ibun
Kabupaten Bandung.
c. Mengetahui gambaran Keteraturan Kunjungan ANC Di Puskesmas
Ibun Kabupaten Bandung.
d. Menganalisis hubungan faktor umur resiko terhadap keteraturan
Kunjungan ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung.
e. Menganalisis hubungan fakto-faktor ibu beresiko terhadap keteraturan
kunjungan ANC Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan teori yang
telah diperoleh serta untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang
sudah peneliti dapatkan selama dalam pendidikan.
6

2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukkan dan bahan
evaluasi guna meningkatkan upaya pencegahan kehamilan beresiko
dengan melaksanakan Kunjungan ANC.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini juga dapat berguna sebagai tambahan informasi dan bacaan
bagi rekan-rekan sejawat tentang mengetahui faktor faktor kehamilan
beresiko terhadap keteraturan kunjungan ANC.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan teori yang
telah diperoleh serta untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
data dasar bagi penelitian selanjutnya

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Judul, Nama, Tahun Sampel Variabel yang Metode Hasil
diteliti
1 Faktor-Faktor Yang Ibu hamil di Kejadian Metode Hasil penelitian diperoleh
Berhubungan Dengan Puskesmas kehamilan resiko penelitian pengetahuan ibu hamil yang tinggi
Risiko Tinggi pada Cibatu tinggi, survei yang wanita sebanyak 36 responden
Ibu Hamil Di Kabupaten pengetahuan, bersipat (65,5%), ibu hamil berpenghasilan
Puskesmas Cibatu Bekasi Pendidikan, analitik <UMR dihitung 35 orang (63,6%),
Kabupaten Bekasi sebanyak 55 penghasilan ibu dengan ibu hamil yang mendapat dukungan
Provinsi Jawa Barat di orang. hamil, informasi menggunakan keluarga sebanyak 33 orang
2017 dari tenaga pendekatan 60,0%), ibu hamil Tidak
Nurmawati, 2017 Kesehatan. cross sectional mendapatkan informasi tentang
Dukungan pengetahuan risiko tinggi dari
keluarga. tenaga kesehatan sebanyak 31
orang (56,4%) dan ibu hamil tidak
berisiko tinggi yaitu sebanyak 29
responden (52,7%). Kesimpulan
Ada signifikan hubungan antara
variabel pengetahuan (ρ Nilai =
0,000: OR = 25,500), Kesehatan
pekerja ( Nilai = 0,000: OR =
20,125), pendidikan ( Nilai =
0,022: OR = 0,224) dan dukungan
keluarga (ρ Nilai = 0,000: OR =
0,071). Tidak ada yang signifikan
hubungan antara pendapatan (ρ
Nilai = 0,000: OR = 25,500) pada
risiko tinggi untuk
wanita hamil
7

2 hubungan keteraturan Sampel Variabel Jenis Hasil : Berdasarkan hasil analisis


Antenatal Care dengan penelitian diantarannya penelitian ini data yang dilakukan didapati ibu
tingkat kehamilan sebanyak 38 paritas, menggunakan responden yang teratur melakukan
risiko tinggi pada ibu ibu hamil. Pendidikan dan metode survey ANC sebanyak 63,2% dan yang
hamil di Desa Kawa keadaan sosial analitik memiliki kehamilan risiko tinggi
Kabupaten Seram. ekonomi. dengan sebesar 28,9%, dengan uji bivariat
Jurgent A Oattasiaba pendekatan didapati nilai p = 0,029.
2019 Cross Kesimpulan : Terdapat hubungan
Sectional keteraturan ANC dengan tingkat
kehamilan risiko tinggi
3 faktor yang penelitian Ibu hamil yang Desain Hasil penelitian didapatkan ibu
berhubungan dengan adalah ibu melakukan penelitian hamil yang tidak teratur ANC
keteraturan ANC. hamil yang pemeriksaan ANC kuantitatif hampir seluruhnya (88%) usia 20-
Klinik satria Namira melakukan di Klinik Satria dengan 35 tahun, hampir seluruhnya (89%)
Sidoarjo Jawa Timu. pemeriksaan Namira Husada pendekatan ibu hamil tidak bekerja, hampir
Dwi Feni 2020 ANC di Klinik 49 sejak bulan Cross seluruhnya (88%) ibu hamil yang
Satria Namira Oktober 2019 - Sectional. tidak teratur ANC yaitu pendidikan
Husada 49 Oktober 2020 menengah dan tinggi, hampir
Oktober 2019- sebanyak 113 seluruhnya (83%) ibu hamil
Oktober 2020 dengan kriteria multigravida, sebagian besar (57%)
sebanyak 113. Ibu hamil dengan ibu hamil yang tidak teratur ANC
usia kehamilan 37 yaitu dengan jarak kehamilan >2
- 40 minggu tahun. Hasil penelitian didapatkan
sehingga tidak ada hubungan antara usia,
didapatkan 65 pekerjaan, pendidikan, paritas, dan
sampel. Sampel jarak kehamilan dengan keteraturan
yang di gunakan kunjungan Antenatal Care (ANC)
nonprobablity pada ibu hamil di Klinik Satria
sampling Namira Husada 49 Buduran
Sidoarjo
8

Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu

Pembeda Nurmawati Jurgent A Dwi Feni Rita Dwi Susilawati


Judul Penelitian Faktor faktor yang Hubungan Faktor yang Analisa faktor kehamilan
berhubungan keteraturan berhubungan dengan beresiko terhadap
dengan Resiko Antenatal Care keteraturan ANC. keteraturan kunjungan
Tinggi Pada Ibu dengan tingkat Dwi Feni 2020 ANC di Puskesmas Ibun
Hamil kehamilan risiko Kabupaten Bandung 2022
tinggi pada ibu
hamil

Variabel Penelitian Kejadian Variabel Ibu hamil yang Variabel diantaranya


kehamilan resiko diantarannya melakukan umur, paritas, pendidikan
tinggi, paritas, Pendidikan pemeriksaan ANC di dan dukungan keluarga.
pengetahuan, dan keadaan sosial Klinik Satria Namira
Pendidikan, ekonomi. Husada 49 sejak
penghasilan ibu bulan Oktober 2019 -
hamil, informasi Oktober 2020
dari tenaga sebanyak 113 dengan
Kesehatan. kriteria Ibu hamil
Dukungan dengan usia
keluarga. kehamilan 37 - 40
minggu sehingga
didapatkan 65
sampel. Sampel yang
di gunakan
nonprobablity
sampling
Tempat Penelitian Puskesmas Cibatu Negeri Kawa, Kec. Klinik Satria Namira, di Puskesmas Ibun
Kabupaten Bekasi Seram Bar, Sidoarjo Jawa Timur, Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Kabupaten Seram 2020 2022
Barat, 2017 Bagian Barat,
Maluku, 2019

Desain Penelitian Metode penelitian Jenis penelitian ini Desain penelitian Jenis penelitian deskriftif
survei yang menggunakan kuantitatif dengan dengan desain pendekatan
bersipat analitik metode survey pendekatan Cross Cross Sectional
dengan analitik dengan Sectional
menggunakan pendekatan Cross
pendekatan Cross Sectional
sectional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal dan
merupakan sebuah keadaan yang dinantikan dari setiap pasangan, tetapi
tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Setiap wanita hamil
mempunyai risiko untuk mendapatkan hal-hal yang merugikan jiwanya
maupun janin yang dikandungnya, hanya saja mempunyai derajat risiko
yang bervariasi. Faktor risiko ibu hamil adalah kondisi pada ibu
hamil/janin yang menyebabkan kemungkinan terjadinya komplikasi
persalinan dengan risiko kematian pada ibu dan bayi (Manuaba, 2014).
Kehamilan adalah hasil dari konsepsi dalam prosesnya, perjalanan
sperma untuk menemui sel telur (ovum) penuh perjuangan. Dari sekitar
20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang survei dan
berhasil mencapai mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah
sedikit itu hanya 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Mirza, 2008
dalam walyani, 2015). Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 0-12 minggu, trimester 2
berlangsung 13-27 minggu, trimester 3 berlangsung 28-40 minggu
(Saifudin,2009, dalam Walyani, 2015).
b. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun
pada janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan,
kecacatan, ketidak nyamanan dan ketidak puasan (Oliver 2015).

9
10

Keadaan yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu secara tidak


langsung disebut sebagai faktor resiko, semakin banyak faktor resiko yang
ditemukan pada kehamilan maka semakin tinggi pula resikonya.
Komplikasi pada saat kehamilan dapat dikategorikan dalam resiko
kehamilan, sebanyak 90% penyebab kematian terjadi karena komplikasi
obstetrik yang tidak terduga saat kehamilan, saat persalinan atau pasca
persalinan dan 15% kehamilan diperkirakan beresiko tinggi dan dapat
membahayakan ibu dan janin.
c. Faktor Resiko Kategori Kehamilan Berisiko
Menurut Widatiningsih dan dalam bukunya Rochjati menjelaskan
skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan
yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun
bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun
sesudah persalinan. Ukuran resiko dapat dituangkan dalam bentuk angka
disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya
resiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko
yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi
menjadi tiga kelompok : Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah
skor 2, Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10,
Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Dewi,
2017).
a) Kelompok Faktor Resiko I
Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO dengan 7 terlalu dan 3 pernah.
Tujuh terlalu adalah primi muda, primi tua, primi tua sekunder, umur
35 tahun, grande multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan
rendah 145 cm dan 3 pernah adalah riwayat obstetrik jelek,
persalinan lalu mengalami perdarahan pasca persalinan dengan infus,
uri manual, tindakan pervaginam, bekas operasi sesar
b) Kelompok Faktor Resiko II
Kelompok Faktor Resiko II : Ada Gawat Obstetri /AGO penyakit
ibu, preeclampsia ringan hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus,
IUFD, letak sungsang dan letak lintang
11

c) Kelompok Faktor Resiko III


Ada Gawat Darurat Obstetrik/ADGO, perdarahan antepartum dan
preeklampsia berat/eclampsia (Dewi, 2017).
d. Faktor Resiko Tinggi Kehamilan
Yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan
dengan faktor resiko sebagai berikut :
1. Komplikasi obstetri :
a). Umur kurang dari 19 tahun atau diatas 35 tahun
Kehamilan pada usia muda memiliki resiko lebih tinggi
untuk terkena anemia dan hipertensi dalam kehamilan serta
persalinan preterm dibandingkan kehamilan pada kelompok
wanita usia 20-35 tahun Kehamilan yang terjadi pada kelompok
usia ini seringkali tidak direncanakan, sehingga kemungkinan
kecil untuk melakukan konseling prekonsepsi maupun
pemeriksaan antenatal berkala. Selain itu, perlu di curigai
adanya penyakit menular seksual yang dapat mempengaruhi
kehamilannya (Dewi, 2017).
Begitupun dengaan kehamilan usia tua, setelah usia 35
tahun banyak terjadi komplikasi obstetrik, morbiditas, dan
mortalitas perinatal. Seiring bertambahnya usia, meningkatkan
resiko terjadinya kehamilan multifetal, keguguran, preeklamsia,
diabetes gestasional, dan kelainan kromosom pada bayi.
Kontraktilitas uterus pada kelompok wanita ini lebih lemah
dibandingkan kelompok wanita usia lebih muda, sehingga.
persalinan dengan bantuan dan operasi sesar lebih banyak
dibandingkan wanita muda. Bayi dari ibu yang tua cenderung
lahir dengan berat badan lahir rendah dan jumlah kasus bayi
lahir mati pun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
wanita muda. Selain itu, semakin tua, tingkat kesuburan wanita
menurun sehingga seorang wanita yang menunda kehamilannya
sampai usia ini yang ingin memiliki anak menggunakan
12

Assisted Reproductive Technology (ART), maupun induksi


ovulasi.
Hal ini menambah risiko terjadinya kehamilan multifetal,
plasenta previa, abruptio placenta, maupun kelainan kongenital
mayor. Merupakan kehamilan pertama pada umur yang tua,
yaitu lebih dari 35 tahun. Pada kelompok ibu hamil ini dapat
hamil dalam keadaan normal. Namun, kelompok ini cenderung
lebih berisiko untuk terjadinya persalinan dengan bedah sesar,
partus lama (>20 jam), partus macet, komplikasi persalinan
(termasuk perdarahan berlebih saat persalinan), kelainan genetik
pada janin yang dikandung (misalkan sindrom down) (Dewi,
2017).
b) Paritas meliputi primigravida, grande multipara
c) Riwayat persalinan abortus 2 kali atau lebih
Partus prematurus 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin
dalam rahim, perdarahan pasca persalinan, pre-eklampsia dan
eklampsia, Kehamilan mola, pernah ditolong secara obstetri
operatif, Pernah operasi ginekologik, Pernah inersia uteri.
d) Disproporsi sevalo pelvik
Disproporsi sevalo pelvik adalah panggul sempit. Keadaan
yang menggambarkan ketidak seimbangan antara kepala janin
dan panggul ibu sehingga janin tidak bisa keluar melalui
vagina.
e) Pre-eklampsia dan eclampsia
Timbulnya hipertensi disertai proteinunria dan oedema
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan
f) Kehamilan Mola
g) Hidramnion
h) Kelainan letak pada kehamilan tua
Kelainan letak janin dapat berupa letak sungsang dan letak
lintang (Dewi, 2017).
13

i) Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya.
Artinya bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya
j) Kehamilan pada infertilitas
Infertilitas adalah pasangan yang telah menikah dan hidup
harmonis tetapi belum terjadi kehamilan. Apabila terjadi
kehamilan komplikasi yang akan terjadi yaitu perdarahan
k) Persalinan terakhir 5 tahun yang lalu atau lebih
Kelompok yang beresiko tinggi dalam kehamilannya
adalah jika jarak antar kehamilan terlalu dekat <2 tahun) dan
terlalu jauh yaitu 5 tahun. Menurut BKKBN, jarak kehamilan
yang paling tepat adalah 2 tahun atau lebih. Jarak kehamilan
yang pendek akan mengakibatkan belum pulihnya kondisi
tubuh ibu setelah melahirkan. Sehingga meningkatkan resiko
kelemahan dan kematian ibu. Menurut penelitian demography
and healt survey, bahwa anak yang dilahirkan 3-5 tahun
setelah kelahiran anak sebelumnya memiliki kemungkinan
untuk hidup sehat. Ibu dalam kehamilan dan persalinan lebih
dari 5 tahun seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama
lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada: anak pertama mati, janin
didambakan dengan nilai sosial tinggi. Bahaya yang dapat
terjadi berupa: persalinan dapat berjalan tidak lancar,
perdarahan pasca persalinan, penyakit ibu : hipertensi
(tekanan darah tinggi), diabetes (Dewi, 2017).
2. Komplikasi medis
a) Kehamilan yang disertai dengan anemia
Perubahan fisiologi alami yang terjadi selama kehamilan
akan mempengaruhi jumlah sel darah normal pada kehamilan
peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat
peningkatan plasma.
14

b) Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan
darah dimana biasanya tidak ada penyebab yang nyata.
Kadang-kadang penyebab ini dihubungkan dengan penyakit
ginjal, penyempitan aorta dan keadaan ini lebih sering muncul
pada saat kehamilan (Manuaba, 2014).
c) Kehamilan dengan Penyakit Jantung
Pada saat pertumbuhan janin, yang diperlukan yaitu
oksigen dan zat-zat makanan selama kehamilan yang harus
dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang
beredar dalam tubuh ibu dapat memenuhi kebutuhan janin
d) Kehamilan dengan diabetes militus
Diabetes terjadi karena produksi insulin tidak ada atau tidak
cukup. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta
yang berfungsi mengangkut glukosa kedalam sel
e) Obesitas
Wanita hamil dengan obesitas beresiko tinggi mengalami
komplikasi kehamilan serta persalinan yaitu melahirkan bayi
meninggal (still birth) dan menderita diabetes gestasional
(Manuaba, 2014).
e. Klasifikasi Kehamilan Beresiko
Kehamilan beresiko adalah setiap faktor yang berhubungan
dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. Kehamilan
yang berakhir dengan kematian atau kesakitan pada ibu dan atau
bayinya tersebut terjadi, pada kehamilan resiko tinggi. Ibu dengan
kehamilan resiko tinggi akan menghadapi berbagai permasalahan
yang dapat mengganggu proses persalinan. Kehamilan dengan
masalah dikelompokkan menjadi kehamilan resiko tinggi yaitu
keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin.
Kehamilan resiko tinggi memiliki resiko lebih besar dari biasanya
baik bagi ibu maupun bayinya, hal ini dapat terjadi berupa penyakit
15

atau kecacatan bahkan kematian sebelum maupun sesudah persalinan


Kehamilan beresiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a) Kehamilan resiko rendah


Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal. Ibu
hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak
memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang
dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.
Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk
PAP minggu ke-36 (Manuaba, 2014).
b) Kehamilan beresiko sedang
Kehamilan beresiko sedang yakni ibu hamil yang memiliki satu
atau lebih dari suatu faktor resiko tingkat sedang, misalnya
ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi
badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap
nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta
memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.
Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung
dapat menimbulakn kematian pada ibu.
c) Kehamilan yang masuk kedalam kategori 4 terlalu
Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun) Pada usia ini rahim dan
panggul ibu belum berkembang dengan baik dan relatif masih
kecil. Secara biologis sudah siap tetapi psikologis belum matang.
Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun, Umur ibu
terlalu tua (> 35 tahun) Pada usia ini kemungkinan terjadi problem
kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat
persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat
bawaan. Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun) Bila jarak anak
terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan.
16

Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak) Ibu yang memiliki anak
lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan, lama, karena semakin
banyak anak, rahim ibu makinmelemah (Manuaba, 2014).
d) Tinggi badan < 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm,
dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul
sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan
e) Kehamilan lebih bulan (serotinus)
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi
persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda
yang dialami yaitu kehamilan belum lahir setelah melewati waktu
42 minggu, gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang
berhenti sama sekali, air ketuban terasa berkurang, kerentanan
akan stress
f) Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam
untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida. Penyebabnya
adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan
his dan mengejan. Tanda dan gejala yang ditimbulkan yakni
keadaan umum lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat,
dehidrasi, perut kembung dan edema alat genital. Hal ini dapat
menyebabkan terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri
(Manuaba, 2014).
g) Kehamilan Beresiko Tinggi
Kehamilan beresiko tinggi merupakan ibu hamil yang memiliki
satu atau lebih dari satu faktor-faktor resiko tinggi, antara lain
adanya anemia pada ibu hamil. Faktor resiko ini dianggap akan
menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan
janin baik pada saat hamil maupun persalinan kehamilan resiko
tinggi dapat menyebabkan : Kematian ibu dan janin, Keguguran,
17

Persalinan premature, Kelahiran dengan berat badan rendah,


Penyakit janin atau bayi neonates (Wulandari, 2012).
Kategori wanita resiko tinggi ini mempunyai resiko terlalu besar
untuk terjadi komplikasi dibanding kategori lain. Resiko 4T
dalam kehamilan dapat menimbulkan perdarahan yaitu mudah
keguguran, perdarahan, anemia, persalinan lama.
Salah satu penyebab kematian ibu yaitu perdarahan (biasanya
perdarahan pasca persalinan), infeksi, hipertensi dalam kehamilan,
partus macet, dan aborsi. Kehamilan yang beresiko tinggi ini
mengundang masalah sampai kepada ancaman jiwa saat
melahirkan. Untuk mencegah munculnya kasus-kasus baru pada
ibu hamil risiko tinggi adalah dengan mensosialisasikan 4T
kepada masyarakat dimulai dari lingkungan terdekat (Wulandari,
2012).
f. Tanda Bahaya atau Kelainan Pada Kehamilan
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda / gejalah yang
menunjukan ibu atau bayi yang dikandungannya dalam keadaan
bahaya. Tanda bahaya pada kehamilan yang perlu dikenali yaitu :
a) Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit
akan tetapi keadaan tersebut merupaka ancaman bagi ibu dan janin.
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan
dapat disebabkan oleh keguguran. Bengkak tangan atau wajah,
pusing dan dapt diikuti kejang. Sedikit bengkak pada tungkai
bawah pada umur kehamilan 6 bulan keatas mungkin masih
normal. Sedikit bengkat pada tangan atau wajah, yang disertai
tekanan darah tinggi dan pusing atau bahkan sakit kepala
merupakan kondisi yang sangat berbahaya pada kehamilan
b) Ibu tidak mau makan dan muntah terus
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering
merasa mual dan kadang-kadang muntah. Akan tetapi mual muntah
18

yang dialami berlanjut hingga dan berlangsung secar terus-menerus


akan berbahaya bagi kehamilan (Wulandari, 2012).
c) Berat badan ibu hamil tidak naik
Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena
adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu
akibat kehamilan. Akan tetapi jika berat badan ibu tidak naik pada
akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan
keenam, hal ini menandakan pertumbuhan janin terganggu atau
terancam. Kemungkinan penyebab keadaan tersebut adalah ibu
kekurangan gizi.
d) Gerakan janin berkurang atau tidak ada
Gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada umur
kehamilan 4-5 bulan. Gerakan janin yang berkurang, melemah atau
tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, dapat mengakibatkan
kehidupan bayi terancam.
e) Ketuban pecah dini
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu
mengalami tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan mudah
terinfeksi.
f) Kelainan letak janin didalam rahim
Kelainan letak janin antara lain: letak sungsang yaitu kepala janin
dibagian atas rahim dan letak lintang yaitu letak janin melintang
didalam Rahim.
g. Pencegahan Kehamilan Beresiko
Kehamilan resiko dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
atau. komplikasi yang lebih difokuskan pada keadaan yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Perawatan antenatal secara dini
merupaka cara untuk mendeteksi kehamilan beresiko, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dan persiapan
persalinan. Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur
selama hamil, oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal minimal 4
19

kali, dengan 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali
pada trimester III. Adapun tujuan pengawasan antenatal yaitu untuk
mengetahui secara dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin sehingga
dapat melakukan pengawasan yang lebih intensif, memberikan
pengobatan sehingga resikonya dapat dikendalikan, melakukan
rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat, menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu.
Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi Faktor
Risikoekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali
pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua
kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai
menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan
untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan (Nufra and Yusnita 2021).
2. Pemeriksaan Kehamilan
a. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Pemeriksaan antenatal dilaksanakan sesuai jadwal berdasar
kebijakan Departemen Kesehatan, ANC dilakukan sesuai jadwal selama
kehamilan. Trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali, trimester tiga
usia kehamilan 7 sampai 9 bulan pemeriksaan dilakukan 2 kali. Dan ketika
usia lebih dari 9 bulan maka pemeriksaan kehamilan dilakukan seminggu
sekali sampai terjadi persalinan. Pada negara berkembang pemeriksaan
kehamilan cukup dilakukan 4 kali, yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama dan trimester kedua, dan minimal 2 kali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan yang teratur tidak terlepas dari pengetahuan ibu hamil
tentang pemeriksaan kehamilan (Yuli,2017).
b. Perawatan Antenatal mencakup :
20

1) Pengawasan kehamilan untuk melihat apakah segalanya berlangsung


normal, untuk mendeteksi da mengatasi setiap kelainan yang timbul,
dan untuk mengantisipasi semua masalah selama kehamilan, persalinan
dan periode postnatal.
2) Penyuluhan atau pendidikan mengenai kehamilan dan bagaimana cara-
cara mengatasi gejalanya, mengenai diet, perawatan gigi serta gaya
hidup; hampir setiap pertemuan dengan ibu hamil (dan suaminya)
memberikan kesempatan untuk memberikan kesempatan untuk
memberikan penyuluhan dalam satu atau lain bentuk.
3) Persiapan (baik fisik maupun psikologis) bagi persalinan serta
kelahiran, dan pemberian petunjuk mengenai segala aspek dalam
perawatan bayi.
4) Dukungan jika terdapat masalah-masalah sosial atau psikologis.
5) Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal (Muchtar,
2016).
c. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Jadwal dilakukan Antenatal Care sebagai berikut:
a) Trimester I dan II
1) Setiap Bulan sekali
2) Diambil data tentang laboratorium
3) Pemeriksaan Ultrasonografi
4) Nasehat Diet: Empat sehat lima sempurna, Protein ½ gr/Kg BB atau
tambah satu telur per hari
5) Observasi: Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan.
6) Rencana: Pengobatan penyakitnya, Menghindari terjadi komplikasi
kehamilan.
7) Imunisasi tetanus I (Manuaba, 2017)
b) Trimester III
1) Setiap dua minggu-seminggu sampai ada tanda kelahiran tiba.
21

2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan


3) Diet Empat sehat lima sempurna.
4) Pemeriksaan Ultrasonografi
5) Imunisasi tetanus II
6) Observasi: Penyakit yang menyertai kehamilan, Komplikasi hasil
trimester III
7) Rencana Pengobatan
8) Nasehat dan petunjuk tentang: tanda inpartu, Kemana harus datang
melahirkan
Jika diikuti, jadwal melakukan antenatal care 12 sampai 13 kali
selama hamil namun, dinegara berkembang melakukan sebanyak
empat kali sudah cukup, Satu kali pada semester I dan II dan dua kali
pada semester III (Manuaba, 2016).
d. Pemeriksaan Pada Ibu Hamil
1) Protein Urin
Protein urin yaitu terdapatnya protein di dalam urin, pada keadaan
normal tidak didapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urin.
Proteinuria pada ibu hamil adalah adanya protein urin dalam
konsentrasi lebih besar dari 0,3 gr/liter urin 24 jam atau dalam
konsentrasi lebih besar dari 1 gr/liter. Proteinuria merupakan penanda
objektif, yang menunjukkan terjadinya kebocoran endotel yang luas,
suatu ciri khas sindrom preeklamsia (Irianti, 2017).
2) Pemeriksaan Glukosa
Tes glukosa urin adalah pemeriksaan pada sampel urin untuk
mengetahui ada tidaknya glukosa pada urin dan merupakan skrining
terhadap Diabetes Gestasional. Pemeriksaan diabetes gestasional
dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan ibu hamil. Semua wanita
harus menjalani penapisan diabetes pada minggu ke 26-28, karena
pada waktu tersebut merupakan puncak konsentrasi HPL sehingga
menyebabkan resistensi sel terhadap insulin, yang dapat
menyebabkan diabetes gestasional.
3) Imunisasi
22

ACIP (Advisory Committee on Imminization Practies) tahun 2011,


merekomendasikan vaksin tetanus toksoid untuk mengurangi
tingginya angka kejadian bayi yang meninggal karena pertussis.
Vaksin ini untuk ibu hamil diberikan pada trimester III atau akhir
trimester II (setelah usia kehamilan 20 minggu). Apabila tidak
diberikan selama kehamilan, anjurkan agar tetap diberikan segera
setelah persalinan. Tetanus merupakan penyakit akut dan fatal yang
disebabkan oleh oxitoxin yang ditimbulkan oleh clostridium tetani.
Tetanus timubul pada BBL yang tidak mempunyai perlindungan pasif
sirkulasi antibody yang cukup.

4) Berat Badan
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari
perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.
IMT dipercayai dapat menjadi indicator atau menggambarkan kadar
adipositas dalam tubuh seseorang. IMT wanita sebelum hamil merupakan
faktor penting sebagai penentu dari kebanyakan hasil kehamilan. Wanita
yang mengalami kelebihan berat badan harus disarankan untuk
mengurangi berat badannya sebelum konsepsi.
5) Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah merupakan salah satu langkah dalam
mendeteksi adanya hipertensi dalam kehamilan dan preeklamsia-
eklamsia. Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik
dan diastolik ≥140/90 mmHg. Pemeriksaan tekanan darah penting untuk
menilai apakah ibu hamil mengalami hipertensi kronik, preeklampsia-
eklampsia atau hipertensi gestasional.
6) Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe sebagai
penyebab warna sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen (O2) ke dalam jaringan dan mengambil gas CO2 dari jaringan ke
paru-paru. Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan salah satu jenis
23

pemeriksaan dan pemantauan yang dapat dilaksanakan oleh bidan


terhadap ibu hamil. Tujuannya adalah mendeteksi faktor risiko
kehamilan. Pemeriksaan kadar hemoglobin pada ibu hamil dilaksanakan
sedikitnya dua kali selama masa kehamilan, satu kali pada kunjungan
pertama dan selanjutnya pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
sering jika terdapat tanda-tanda anemia (Irianti, 2017).
7) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran LILA pada ibu hamil digunakan sebagai indicator untuk
mengidentifikasi ibu hamil yang beresiko mengalami Kurang Energi
Kronis (KEK).Selain itu, LILA juga digunakan sebagai prediktor bagi
ibu terhadap resiko melahirkan Bayi Berat Badan rendah (BBLR)
(Irianti, 2017).
8) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri merupakan salah satu pemeriksaan
abdomen yang dilaksanakan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk menentukan usia kehamilan dan pertumbuhan janin, serta untuk
menentukan usia kehamilan dan pertumbuhan janin, serta untuk
mengidentifikasi kehamilan ganda dan komplikasi yang mungkin dapat
muncul (Irianti, 2017).
e. Cakupan Kontak Minimal 4 Kali Selama Kehamilan (K4)
1) Pengertian (K4)
Cakupan K4 merupakan cakupan pelayanan antenatal secara
lengkap (memenuhi standar pelayanan dan frekrensi kunjungan yang
sesuai dengan waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat
perlindungan pada ibu hamil di suatu wilayirh, disamping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan
program Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes RI, 2018).
2) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan K4
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan K4 adalah
meningkatkan pelayanan ANC terpadu kepada wilayah provinsi
dengan kematian ibu yang masih tinggi, melakukan evaluasi pelayanan
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission) PMTCT pada
24

daerah dengan kasus HIV yang tinggi, meningkatkan dan


mengembangkan program kelas ibu hamil pada daerah yang memiliki
cakupan K4 yang masih di bawah standar, meningkatkan pelayanan
ANC terpadu dan kelas ibu hamil melalui peningkatan koordinasi dan
kerjasama baik dengan lintas sektoral dan lintas program,
meningkatkan kerjasama dengan organisasi profesi dan lembaga
swadaya masyarakat untuk penyediaan fasilitas, advokasi, supervisi
dan bimbingan teknis ke daerah tentang peningkatan cakupan dan
kualitas pelayanan antenatal (Kemenkes RI, 2018).
Berbagai upaya yang telah dilaksanakan kementerian kesehatan
untuk meningkatkan cakupan K4 melalui pelaksanaan program dan
kegiatan guna meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil yang berkualitas dilakukan hingga kepada masyarakat di pelosok
desa, termasuk didalamnya adalah meningkatkan cakupan kunjungan
ibu hamil agar sesuai dengan standar waktu kunjungan yang telah
ditetapkan (Kemenkes RI, 2018).
Pengembangan kelas ibu hamil merupakan salah satu upaya
meningkatkan cakupan K4. Kelas ibu hamil juga dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga karena dengan kelas
ibu hamil maka akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
keluarga tentang kesehatan ibu hamil yang dapat berdampak kepada
sikap dan perilaku ibu hamil untuk memanfaatkan tempat pelayanan
kesehatan khususnya dalam memeriksakan kehamilan. Pemanfaatan
bantuan oprasional kesehatan (BOK) di luar gedung seperti pendataan,
pelayanan di posyandu, sweeping kasus DO dan menjalin kemitraan
dengan dukun. Faktor pendukung keberhasilan K4 adalah adanya
pengenalan ANC terpadu kepada petugas kesehatan di puskesmas,
peningkatan sarana dan prasana pelayanan ANC terpadu, surveilans
melalui pemantauan wilayah setempat (Kemenkes RI, 2018).
f. Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Awal
1) Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian
riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.
25

2) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai


darah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin yang dapat
digunakan sebagai standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan.
3) Mengidentifikasi faktor resiko dengan mendapatkan riwayat detil
kebidanan masa lalu dan sekarang (Kemenkes RI, 2018).
4) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan
dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini
dan kehamilan yang lalu, proses persalinan, serta masa nifas.
5) Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan
bayinya.
6) Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah
mitra dalam asuhan (Ari Sulistyawati, 2019).
g. Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Ulang
Penatalaksanaan yang dibutuhkan dalam hal ini adalah komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) tentang pemenuhan istirahat dan tidur,
mengonsumsi makanan yang cukup kalsium (ikan segar, susu, rumput
laut, dan kacang-kacangan), makanan yang kaya kandungan zat besinya
(kangkung, bayam, dun kelor, sawi hijau dan daun katuk), dan
pemberian suplemen tablet zat besi serta kalsium dan edukasi tentang
cara mengonsumsi dalam mengonsumsi tablet zat besi, usahakan
bersamaan dengan mengonsumsi buah yang matang dan mempunyai
kandungan vitamin C tinggi, antara lain jeruk, papaya, atau manga untuk
mempermudah penyerapan zat besi di usus. Hindari mengonsumsi zat
besi bersamaan dengan kopi dan the karena dapat menghambat
penyerapan zat besi di usus (Cuningham, 2016).
1 Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi serta Aspek-aspek
yang Menonjol pada Wanita Hamil
a) Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat
ibu dan pemeriksaan lengkap selama kunjungan antenatal pertama,
maka kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi-
26

komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,


pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran.
b) Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang
terjadi beserta aspek-aspek yang menonjol yang membutuhkan
penanganan dan pemberian KIE (Ari Sulistyawati, 2017).
2 Mengevaluasi Data Dasar
a) Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang
dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan
yang pertama.

b) Evaluasi tersebut dapat dicermati pada table berikut ini.


Tabel 2.1 Data-data Evaluasi pada Kunjungan Awal
Data Dasar Pertimbangan untuk

Amenore Diagnosis kehamilan

Tanggal menstruasi terakhir Diagnosis kehamilan

Keluhan yang disampaikan pasien Pemberian konseling

Hasil pemeriksaan fisik:


- Kenaikan BB
- Tes urine kehamilan (tes HCG)
positif
- Cloasma gravidarum Diagnosis kehamilan
- Perubahan pada payudara
- Linea nigra
- Tanda Chadwick
- Tanda Hegar
3 Mengevaluasi Keefektifan Manajemen/Asuhan
a. Bidan melakukan penilaian mengenai efektivitas asuhan yang
sudah dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya.
b. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yng dilakukan
pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta memastikan
aspek mana yang efektif agar tetap dipertahankan.
c. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah:
27

1) Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah


dilakukan pada kunjungan sebelumnya.
2) Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal-hal yang berfokus
pada pemantauan kesehatan ibu dan janin.
d. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain
sebagai berikut:
1) Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian
asuhan pada kunjungan sebelumnya.
2) Hal-hal yang membuat pasien kurang merasa nyaman.
3) Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan
kehamilan hasil dari proses KIE yang lalu.
4) Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasa pada kunjungan
yang lalu setelah dilakukan penatalaksanaan.(Ari Sulistyawati,
2017)
4 Pengkajian Data Fokus
a. Riwayat.
1) Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan
terakhirnya.
2) Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau
kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir
3) Gerakan janin dalam 24 jam terakhir.
b. Deteksi ketidaknyamanan dan komplikasi.
1) Menanyakan keluhan-keluhan yang biasa dialami oleh ibu
hamil.
2) Menanyakan kemungkinan tanda-tanda bahaya yang dialami
oleh ibu.
c. Pemeriksaan fisik.
1) Pemeriksaan tekanan darah.
2) Mengukur TFU (menggunakan tangan jika usia kehamilan <
12 minggu dan menggunakan metline jika usia kehamilan > 12
minggu) untuk memantau perkembangan janin.
28

3) Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya


kemungkinan kehamilan ganda, serta mengetahui presentasi,
letak, posisi dan penurunan kepala (jika usia kehamilan > 36
minggu).
4) Memeriksa DJJ.
d. Pemeriksaan laboratorium.
1) Protein urine.
2) Glukosa urine.(Sulistyawati, 2017)
e. Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan
Perkembangan Kehamilan
1 Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya.
2 Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi
pendidikan kesehatan pada ibu hamil.
3 Diskusikan mngenai rencana persiapan kelahiran dan jika
terjadi kegawatdaruratan.
4 Ajari ibu untuk mengenal tanda-tanda bahaya, pastikan ibu
untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda
bahaya. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya (
Sulistyawati, 2017)
h. Kepatuhan Dalam Kunjungan ANC
Pengertian kepatuhan dalam melakukan kunjungan antenatal
adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan
untuk melakukan kunjungan ANC sesuai standar yang di tentukan
oleh pemerintah (Teori, Nursing, and Wilayah 2018).
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016),
indikator yang digunakan untuk menggambarkan ANC adalah
cakupan K1 dan K4 dengan tenaga kesehatan sesuai standar dan
waktu kunjungan yang telah di tetapkan.
i. Dampak Ketidak Patuhan Kunjungan ANC
Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara
membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi
29

komplikasi- komplikasi yang dapat mengancam jiwa,


mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Sehingga
apabila antental tidak dilakukan sesuai dengan aturan atau prosedur
yang ditetapkan sebagaimana mestinya, maka akan mengakibatkan
dampak sebagai berikut :
1) Ibu hamil akan kurang mendapatkan informasi tentang status
kesehatan diridan janinnya saat ini.
2) Ibu hamil akan kurang mendapatkan informasi tentang
perawatan kehamilan, perencanaan persalinan dan informasi lain
seperti
kebutuhan nutrisi, kebersihan, tanda bahaya kehamilan, tanda-
tanda persalinan dan lain-lain.
3) Tidak terdeteksinya komplikasi kehamilan atau peyulit persalinan
secara dini. Seperti preeklampsi, perdarahan, infeksi, kelainan
panggung, gemeli, kelainan bawaan pada janin dan lain-lain
4) Meningkatnya angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas) ibu dan janin di wilayah tersebut (Marmi, 2011).
j. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Kunjungan Antenatal
Care (ANC)
Menurut Niven, 2017 faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah:
a) Faktor Intrinsik yaitu adanya motivasi, keyakinan, Pendidikan,
sikap, persepsi pasien terhadap keparahan penyakit, keadaan fisik
dan kemampuan juga merupakan faktor dari dalam yang
mempengaruhi kepatuhan.
b) Faktor Ekstrinsik yaitu adanya dukungan social, dukungan
keluarga, dukungan dari professional kesehatan serta program
program kesehatan yang sederhana (Purwanti, 2021).
Teori tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita
Armaya (2018), bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal care
adalah karena kurangnya pengetahuan, sikap atau persepsi ibu,
dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga (Armaya, 2018).
30

B. Kerangka Tiori
Pemeriksaan antenatal dilaksanakan sesuai jadwal berdasar kebijakan
Departemen Kesehatan, ANC dilakukan sesuai jadwal selama kehamilan.
Trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali, trimester tiga dilakukan 2 kali
(Varney, 2016)
31

Faktor (Predisposisi)
a. Umur
b. Paritas
c. Pendidikan
d. Dukungan Suami
e. Ekonomi

Faktor Pemungkin:
a. Ketersediaan Sumber
daya kesehatan
b. Perioritas
masyarakat/pemerintah
dalamkomitmen
Keteraturan
terhadap kesehatan
Kunjungan ANC
c. Ekonomi (Biaya)

Faktor penguat
a. Keluarga
b. Rekan-rekan
c. Penyedia layanan
kesehatan
d. Dukungan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Analisa Faktor Kehamilan Risiko Tinggi Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC
Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Sumber: Lawrence Green dalam Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu
perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2018

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan hasil sintesis, dan ekstrapolasi dari


berbagai teori dan pemikiran ilmiah, yang mencerminkan paradigma
penelitian. Kerangka konseptual didasarkan pada tinjauan variable yang
terkait dengan masalah penelitian (Setyawan, 2017)
32

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Faktor Kehamilan


Risiko Tinggi: Keteraturan Kunjungan
ANC
a. Umur
b. Paritas
c. Pendidikan

Bagan 2.1 Kerangka Penelitian

Analisa Faktor Kehamilan Risiko Tinggi Terhadap


Keteraturan Kunjungan ANC Di Puskesmas Ibun
Kabupaten Bandung

D. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan
penelitian, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 1
Ho: Tidak terdapat hubungan faktor umur resiko terhadap keteraturan
Kunjungan ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Ha: Terdapat hubungan faktor umur resiko terhadap keteraturan Kunjungan
ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Hipotesis 2
Ho: Tidak terdapat hubungan paritas terhadap keteraturan Kunjungan ANC di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Ha: Terdapat terdapat hubungan paritas terhadap keteraturan Kunjungan ANC
di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Hipotesis 3
Ho: Tidak terdapat hubungan pendidikan terhadap keteraturan Kunjungan
ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Ha: Terdapat hubungan pendidikan terhadap keteraturan Kunjungan ANC di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
33

Hipotesis 4
Ho: Tidak terdapat hubungan dukungan suami terhadap keteraturan Kunjungan
ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Ha: Terdapat hubungan dukungan suami terhadap keteraturan Kunjungan ANC
di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif dengan desain
pendekatan Cross Sectional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu
fenomena yang terjadi yang akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki (Arikunto, 2016).
Penelitian Cross sectional merupakan salah satu jenis metode penelitian
yang kerap dipakai oleh para peneliti. Studi cross sectional menjadi salah satu
pilihan untuk peneliti saat ingin melakukan penelitian kuantitati, dalam
penelitian ini ingin mencari korelasi variabel umur, paritas, Pendidikan dan
dukungan suami terhadap Keteraturan Kunjungan ANC di Puskesmas Ibun
Kabupaten Bandung.

B. Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi penelitian merupakan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmojo, 2018), Dalam sebuah penelitian populasi diartikan
sebagai wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti atau disebut sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang berjumlah
38 orang di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2022.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono,2018).
Cara pengambilan sampel menggunakan metode Non Probability
Sampling dengan teknik Accidental Sampling yaitu semua ibu hamil
trimester III yang kebetulan siapa saja bertemu dengan peneliti dapat

34
35

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui


itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2017).
a. Kriteria Inklusi dalam Penelitian ini yaitu :
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan diteliti (Nursalam, 2016)
1) Ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu sampai dengan
sebelum melahirkan.
2) Ibu hamil TM III yang melakukan kunjungan Antenatal Care
di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung.
3) Ibu hamil yang memiliki buku KIA
4) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
5) Ibu hamil yang tidak memiliki Riwayat pemeriksaan
komplikasi kehamilan.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena alasan tertentu
(Nursalam, 2016)
1) Ibu hamil dengan usia kehamilan TM I dan TM II yang
memeriksakan kehamilan di Puskesmas Ibun
2) Ibu hamil dengan usia TM III yang memeriksakan kehamilan
diluar Puskesmas Ibun
3) Ibu yang tidak kooperatif (bersifat kerja sama) (Duha,2019)
4) Ibu hamil yang tidak pernah sama sekali melakukan
pemeriksaan ANC

C. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif dengan desain
pendekatan Cross Sectional, penelitian ini dilakukan kepada seluruh ibu
hamil Trimester III Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Ibun
Kabupaten Bandung Tahun 2022. Analisis univariate bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakterisktik setiap variabel penelitian.
36

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2018). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :
1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Umur, Paritas,
Pendidikan, Dukungan Suami
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tentang keteraturan ibu
hamil terhadap kunjungan ANC

E. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur

1 Umur Lamanya hidup ibu Kuesioner 1. Risiko Rendah Ordinal


mulai dari lahir sampai Umur Ibu 20<35
persalinan normal yang 2. Risiko Tinggi
di hitung berdasarkan Umur Ibu <20 -
ulang tahun terakhir. >35tahun
2 Paritas Paritas adalah Kuesioner 1. Risiko Rendah Ordinal
banyaknya kelahiran Paritas Ibu 2-3
hidup yang dipunyai 2. Risiko Tinggi
oleh seorang Paritas >3
perempuan
3 Pendidikan Pendidikan formal Kuesioner 1. Pendidikan rendah Ordinal
Terakhir yang pernah Jenjang (SD,SMP)
Diselesaikan seorang Pendidikan tinggi
ibu 2. (SMA/SMU sederajat
Diploma dan sarjana)
4 Dukungan Adalah Adanya Kuesioner 1. Mendukung Ordinal
Suami dukungan yang kuat dari (> Mean)
suami dapat membantu 0.Tidak Mendukung
meringankan beban yang (< Mean)
dirasakan ibu hamil
dalam menghadapi
persalinan.
5 Keteraturan Kebijakan Program Kuesioner 1.Lengkap, Ordinal
Kunjungan Kunjungan antenatal (≥ 4 Kali)
ANC yang dilakukan paling 2.Tidak Lengkap
sedikit 4 kali selama (<4 Kali)
kehamilan terdiri dari 1
kali pada trimester I, 1
kali di trimester II dan
2 kali di trimester III
37

F. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder yang
diambil dengan data primer dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner yang berisikan pertanyaan dalam bentuk pertayaan tertutup, dimana
ibu tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pengtahuan ibu. Data
diambil sebagai data primer atau data yang diambil lansung oleh peneliti
dengan membagikan kuesioner yang sudah dipersiapkan. Sedangkan data
skunder berupa data yang dilihat dari buku Kia ibu hamil.

G. Teknik Pengumpulan Data


Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan
dengan data lain, dapat di analisis dan relevan dengan program tertentu.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Untuk pengumpulan data penelitian,
penulis menggunakan metode angket (Kuesioner) data primer dan data
sekunder yaitu yang bisa dilihat dari buku KIA ibu hamil tersebut. Metode
kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai
sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data,
angket disebarkan kepada responden (orang orang yang menjawab atas
pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian).
Dalam hal ini penulis membuat pertanyaan-pertanyaan tertulis kemudian
dijawab oleh responden/sampling dan bentuk angketnya adalah angket
tertutup, yaitu angket yang soal soalnya menggunakan teknik pilihan ganda
atau sudah ada pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban
yang dikehendaki. Pada pelaksanaan penelitian, sampel diarahkan untuk
mengisi angket tersebut berdasarkan keadaan diri mereka sebenarnya.

H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam suatu
penelitian (Sugiyono, 2011). Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang merupakan beberapa pertanyaan tertulis
mengenai kehamilan risiko tinggi dengan jawaban yang sudah disediakan
kemudian sampel hanya memilih jawaban tersebut berdasar apa yang dirasa
38

dengan sebenarnya dan terdiri dari 20 pertanyaan tertutup, sedangkan untuk


melihat kepatuhan kunjungan Anc peneliti menggunakan buku KIA ibu hamil
tersebut. Uji yang dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas
kuesioner adalah sebagai berikut.

I. Uji Validitas dan Reabilitas


1. Validitas (Kesahihan)
Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2017). Uji validitas
dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kesahihan suatu
instrumen. Uji validitas ini dilakukan terhadap setiap item pertanyaan yang
diajukan. Rumus yang digunakan yaitu rumus korelasi yang dikemukakan
oleh Person yang dikenal dengan rumus korelasi product moment.
Apabila nilai koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,444 (sempel uji
validitas 20 orang) maka instrumen menunjukan validitas suatu item
pertanyaan, sedangkan apabila kurang dari 0,444 maka pertanyaan item
tersebut harus diperbaiki atau disisihkan (Arikunto, 2016)
Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Instrumen Penelitian Kehamilan Beresiko

No. Item R Tabel Koef. Validitas Keterangan


P1 0,444 0,492 Valid
P2 0,444 0,537 Valid
P3 0,444 0,823 Valid
P4 0,444 0,838 Valid
P5 0,444 0,755 Valid
P6 0,444 0,745 Valid
P7 0,444 0,608 Valid
P8 0,444 0,823 Valid
P9 0,444 0,514 Valid
P10 0,444 0,823 Valid

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan di Puskesmas Rancaekek


Kabupaten Bandung kepada 20 orang responden diketahui bahwa nilai
validitasnnya lebih dari 0,444 (r tabel) sehingga 10 soal kehamilan
besresiko dinyatakan valid.
39

Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas


Instrumen Penelitian Dukungan

No. Item Koef. Validitas Keterangan


P1 0,744 Valid
P2 0,817 Valid
P3 0,691 Valid
P4 0,675 Valid
P5 0,641 Valid
P6 0,558 Valid
P7 0,744 Valid
P8 0,643 Valid
P9 0,501 Valid
P10 0,692 Valid
P11 0,465 Valid
P12 0,493 Valid
P13 0,550 Valid
P14 0,718 Valid
P15 0,611 Valid

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan di Puskesmas Rancaekek


Kabupaten Bandung kepada 20 orang responden diketahui bahwa nilai
validitasnnya lebih dari 0,444 (r tabel) sehingga 15 soal dukungan
dinyatakan valid.

2. Reliabilitas (Keandalan)
Setelah semua pertanyaan dinyatakan valid, analisis dilanjutkan
dengan uji reliabilitas. Uji reabilitas dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Alpha Cronbach’s, dengan pertimbangan bahwa
reabilitas Alpha Cronbach’s dapat dipergunakan untuk instrumen yang
jawabannya berskala maupun yang bersifat dikhotomis (Arikunto, 2016).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan kepada 20 orang
Apabila nilai koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,7 maka instrumen
menunjukan Reliabilitas suatu item pertanyaan, sedangkan apabila kurang
dari 0,7 maka pertanyaan item tersebut harus diperbaiki atau disisihkan.
(Arikunto, 2016)
40

Variabel R Tabel Koef. Reliabilitas Keterangan


Kehamilan
0,7 0,935 Reliabel
Beresiko
Dukungan 0,7 0,923 Reliabel

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan di Puskesmas Rancaekek


Kabupaten Bandung kepada 20 orang responden diketahui bahwa nilai
validitasnnya 0,935 lebih dari 0,7 (r tabel) sehingga variabel kehamilan
beresiko dinyatakan reliabel dan untuk variavel dukungan Koef.
Reliabilitas adalah 0,923 lebih dari 0,7 (r tabel) sehingga variabel
dukungan dinyatakan reliabel

J. Pengolahan data dan Analisis Data Penelitian


1. Pengolahan Data Penelitian
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu :
a) Editing (Penyuntingan Data)
Editing adalah upaya untuk memeriksa lagi kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.
b) Koding membuat kode (coding sheet) Setelah proses editing,
selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau “coding”, yakni mengubah
data berbentuk kalimat atau huruf menajadi data angka atau
bilangan.
c) Memasukan data (data entry)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau
kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d) Tabulasi
Yakni membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan oleh peneliti.

K. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap
variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung jenis datanya.
41

Untuk data numerik digunakan mean(rata-rata), median dan standar


deviasi (Notoatmodjo, 2018). Atau dengan menyusun distribusi frekuensi
variabel-variabel penelitian tersebut.

a
P x100%
b

Keterangan:
P = Prosentase
a = Jumlah observasi
b = Jumlah responden (Arikunto, 2016).
Data yang terkumpul dari hasil pengumpulan data dianalisis secara
deskriptif menggunakan kategori presentase dengan interpretasi sebagai
berikut :
a) Presentase 0% diinterpretasikan “tidak ada”
b) Presentase 1 - <26% diinterpretasikan “sebagian kecil”
c) Presentase 26 - <50% diinterpretasikan “hampir setengahnya”
d) Presentase 50% diinterpretasikan “setengahnya”
e) Presentase 51 - <76% diinterpretasikan “sebagian besar”
f) Presentase 76 - <100% diinterpretasikan “pada umumnya”
g) Presentase 100% diinterpretasikan “seluruhnya
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variable
Dependent (Keteraturan Knjungan Anc) dengan variable Independent
(Faktor Faktor Kehamilan Risiko Tinggi), apakah variable tersebut
mempunyai hubungan yang signifikan atau hanya hubungan secara
kebetulan. Dalam analisis ini uji statistic yang digunakan adalah uji Chi
Square (X'). Dalam penelitian kesehatan uji signifikan dilakukan dengan
menggunakan batas kemaknaan (alpha) = 0,05 dan 95% confidence
interval (Riyanto, 2009) dengan ketentuan bila :
1) P value ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (P value≤α). Uji statistik
menunjukan adanya hubungan yang signifikan.
2) P value > 0,05 berarti Ho gagal ditolak (P value> α). Uji statistik
42

menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan. Dalam


penelitian cross sectional, untuk mengetahui faktor resiko dari
masing-masing variabel independen yang diteliti terhadap
variabel dependen digunakan Prevalen Odd Rasio (POR). Bila
POR < 1 artinya faktor yang diteliti bukan merupakan faktor
resiko dan POR > 1 artinya faktor yang diteliti merupakan faktor
resiko.

L. Jadwal Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung pada
bulan November -Desember Tahun 2022.
43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung adalah salah satu Puskesmas yang
ada di Kabupaten Bandung yang merupakan wilayah dari Provinsi Jawa
Barat. Puskesmas ibun terletak di Jl. Oma Anggawisastra No.399, Ibun, Kec.
Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40384 yang memiliki luas wilayah
91,9 km2 dengan Wilayah kerja sebanyak 12 desa dan 12 keluragan, dengan
jumlah pendduk sebanyak 169,659 orang, dengan jumlah Rumah Tangga
sebanyak 29,511.

B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis data univariat bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh
dari variabel diteliti.
a. Umur
Berikut merupakan gambaran Umur Ibu Hamil Beresiko Di Puskesmas
Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Umur Ibu Hamil Beresiko Di Puskesmas
Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Persentase
Umur Frekuensi (n)
(%)
Risiko Tinggi 23 60,5
Risiko Rendah 15 39,5
Jumlah 38 100.0

Berdasarkan hasil Penelitian umur ibu diketahui bahwa ibu hamil


memiliki umur beresiko tinggi sebanyak 23 orang (60,5%) dan ibu
hamil memiliki umur resiko rendah sebanyak 15 orang (39,5%)
44

b. Paritas
Berikut ini merupakan hasil dari gambaran paritas Ibu Hamil Beresiko
Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Paritas Ibu Hamil Beresiko Di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023

Persentase
Paritas Frekuensi (n)
(%)
Risiko Tinggi 21 55,3
Risiko Rendah 17 44.7
Jumlah 38 100.0
Berdasarkan hasil Penelitian paritas ibu diketahui ibu hamil memiliki
paritas beresiko tinggi sebanyak 21 orang (55,3%) dan ibu hamil
memiliki paritas resiko rendah sebanyak 17 orang (44,7%)

c. Pendidikan
Berikut ini merupakan hasil dari gambaran Pendidikan Ibu Hamil
Beresiko Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Pendidikan Ibu Hamil Beresiko Di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023

Pendidikan Frekuensi Persentase


Pendidikan Rendah 13 34,2
Pendidikan Tinggi 25 65,8
Jumlah 38 100.0
Berdasarkan hasil Penelitian Pendidikan ibu diketahui ibu hamil
memiliki Pendidikan tinggi sebanyak 25 orang (65,8%) dan ibu hamil
memiliki Pendidikan rendah sebanyak 13 orang (34,2%)
45

d. Dukungan Suami
Berikut ini merupakan hasil dari gambaran dukungan suami Ibu Hamil
Beresiko Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Dukungan Suami Pada Ibu Hamil
Beresiko Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun
2023
Persentase
Dukungan Suami Frekuensi (n)
(%)
Tidak mendukung 20 52.6
Mendukung 18 47.4
Jumlah 38 100.0
Berdasarkan hasil Penelitian dukungan suami diketahui ibu hamil tidak
mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 20 orang (52,6%) dan ibu
hamil yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 18 orang (47,4%)

e. Kunjungan ANC
Berikut ini merupakan hasil dari gambaran kunjungan ANC Ibu Hamil
Beresiko Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Kunjungan ANC Ibu Hamil Beresiko Di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023
Persentase
Kunjungan ANC Frekuensi (n)
(%)
Tidak lengkap 22 57.9
Lengkap 16 42.1
Jumlah 38 100.0
Berdasarkan hasil Penelitian Kunjungan ANC diketahui bahwa ibu
hamil tidak melakukan Kunjungan ANC secara lengkap sebanyak 22
orang (57,9%) dan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap
sebanyak 16 orang (42,1%)
46

2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan umur, paritas,
Pendidikan, dukungan suami dengan Keteraturan Kunjungan ANC di
Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023. Penelitian ini
menggunakan uji statistik Chi-Square. Dengan menggunakan uji ini akan
terlihat kemaknaannya secara statistik, jika hasil uji mendapatkan nilai p
value <0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna secara statistic dan
jika hasil uji mendapatkan nilai p value >0,05 berarti tidak terdapat
hubungan yang bermakna. Berikut adalah hasil analisis bivariat pada
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan Umur Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC
Tabel 4.6 Hubungan Faktor Umur Resiko Terhadap Keteraturan
Kunjungan ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Tahun 2023
Kunjungan ANC
Total P
Umur Tidak Lengkap
Lengkap Value
f % f % F %
Resiko Tinggi 9 39,1 14 60,9 23 100
(0,004)
Beresiko rendah 13 86,7 2 13,3 15 100
Jumlah 22 57,9 16 42,1 38 100

Berdasarkan tabel di atas didapatkan dari 23 orang ibu hamil yang


memiliki umur beresiko tinggi didapatkan ibu hamil melakukan kunjungan
ANC lengkap sebanyak 14 orang (60,9% dan Dari 15 orang ibu hamil
yang memiliki umur beresiko rendah didapatkan ibu hamil melakukan
kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 13 orang (86,7%). Berdasarkan
analisis hubungan dengan mengunakan Chi Square Test didapatkan nilai p
value 0,004 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara Umur
Resiko Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC.
47

b. Hubungan Paritas Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC


Tabel 4.7 Hubungan Faktor Paritas Terhadap Keteraturan Kunjungan
ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023

Kunjungan ANC
Jumlah P
Paritas Tidak Lengkap
Lengkap Value
f % f % F %
Resiko Tinggi 8 38,1 13 61,9 21 100
(0,006)
Beresiko rendah 14 82,4 3 17,6 17 100
Jumlah 22 57,9 16 42,1 38 100

Berdasarkan tabel 4.7 di atas didapatkan dari 21 orang ibu hamil yang
memiliki paritas beresiko tinggi didapatkan melakukan kunjungan ANC
lengkap sebanyak 13 orang (61,9%) dan ibu hamil melakukan kunjungan
ANC tidak lengkap sebanyak 8 orang (38,1%). Dari 17 orang ibu hamil
yang memiliki paritas beresiko rendah didapatkan melakukan kunjungan
ANC tidak lengkap sebanyak 14 orang (82,4%) dan melakukan kunjungan
ANC lengkap sebanyak 3 orang (17,6%). Berdasarkan analisis hubungan
dengan mengunakan Chi Square Test didapatkan nilai p value 0,006 lebih
kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara paritas Terhadap
Keteraturan Kunjungan ANC.
48

c. Hubungan Pendidikan Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC


Tabel 4.8 Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap Keteraturan
Kunjungan ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Tahun 2023
Kunjungan ANC
Jumlah P
Pendidikan Tidak Lengkap
Lengkap Value
f % f % F %
Pendidikan
12 92,3 1 7,7 13 100
Rendah
(0,002)
Pendidikan
10 40 15 60 25 100
Tinggi
Jumlah 22 57,9 16 42,1 38 100
Berdasarkan tabel 4.8 di atas didapatkan dari 13 orang ibu hamil
yang memiliki Pendidikan rendah melakukan kunjungan ANC tidak
lengkap sebanyak 12 orang (92,3%) dan ibu hamil melakukan
kunjungan ANC lengkap sebanyak 1 orang (7,7%) Dari 25 orang ibu
hamil yang memiliki Pendidikan tinggi didapatkan ibu hamil
melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 15 orang (60%) dan ibu
hamil kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 10 orang (40%).
Berdasarkan analisis hubungan dengan mengunakan Chi Square Test
didapatkan nilai p value 0,002 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
hubungan antara pendidikanTerhadap Keteraturan Kunjungan ANC.

d. Hubungan Dukungan terhadap Keteraturan Kunjungan ANC


Tabel 4.9 Hubungan Faktor DukunganTerhadap Keteraturan Kunjungan
ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Tahun 2023

Kunjungan ANC
Jumlah P
Dukungan Tidak Lengkap
Lengkap Value
f % f % F %
Tidak Mendukung 16 80 4 20 20 100
(0,004)
Mendukung 6 33,3 12 66,7 18 100
49

Jumlah 22 57,9 16 42,1 38 100

Berdasarkan tabel 4.9 di atas didapatkan dari 20 orang ibu hamil


yang tidak mendapatkan dukungan didapatkan ibu hamil tidak
melakukan kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 16 orang (80%)
dan ibu hamil melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 4 orang
(20%) Dari 18 orang ibu hamil yang mendapatkan dukungan
didapatkan ibu hamil melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 12
orang (66,7%) ibu hamil melakukan kunjungan ANC tidak lengkap
sebanyak 6 orang (33,3%). Berdasarkan analisis hubungan dengan
mengunakan Chi Square Test didapatkan nilai p value 0,002 lebih kecil
dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap
keteraturan kunjungan ANC

C. Pembahasan
1. Hubungan UmurTerhadap Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC
Berdasarkan tabel di atas didapatkan dari 23 orang ibu hamil yang
memiliki umur beresiko tinggi didapatkan ibu hamil melakukan kunjungan
ANC lengkap sebanyak 14 orang (60,9% dan Dari 15 orang ibu hamil
yang memiliki umur beresiko rendah didapatkan ibu hamil melakukan
kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 13 orang (86,7%). Berdasarkan
analisis hubungan dengan mengunakan Chi Square Test didapatkan nilai p
value 0,004 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara Umur
Resiko Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC.
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Pemeriksaan antenatal dilaksanakan sesuai jadwal berdasar
kebijakan Departemen Kesehatan, ANC dilakukan sesuai jadwal selama
kehamilan. Trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali, trimester tiga
usia kehamilan 7 sampai 9 bulan pemeriksaan dilakukan 2 kali. Dan ketika
usia lebih dari 9 bulan maka pemeriksaan kehamilan dilakukan seminggu
sekali sampai terjadi persalinan.
50

Kehamilan pada usia muda memiliki resiko lebih tinggi untuk


terkena anemia dan hipertensi dalam kehamilan serta persalinan preterm
dibandingkan kehamilan pada kelompok wanita usia 20-35 tahun
Kehamilan yang terjadi pada kelompok usia ini seringkali tidak
direncanakan, sehingga kemungkinan kecil untuk melakukan konseling
prekonsepsi maupun pemeriksaan antenatal berkala. Selain itu, perlu di
curigai adanya penyakit menular seksual yang dapat mempengaruhi
kehamilannya (Dewi, 2017)
Begitupun dengaan kehamilan usia tua, setelah usia 35 tahun banyak
terjadi komplikasi obstetrik, morbiditas, dan mortalitas perinatal. Seiring
bertambahnya usia, meningkatkan resiko terjadinya kehamilan multifetal,
keguguran, preeklamsia, diabetes gestasional, dan kelainan kromosom
pada bayi. Kontraktilitas uterus pada kelompok wanita ini lebih lemah
dibandingkan kelompok wanita usia lebih muda, sehingga. persalinan
dengan bantuan dan operasi sesar lebih banyak dibandingkan wanita muda.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurmawati, 2017 tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Risiko Tinggi pada Ibu Hamil Di Puskesmas Cibatu Kabupaten Bekasi
Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian diperoleh Ada signifikan hubungan
antara variabel pengetahuan (ρ Nilai = 0,000: OR = 25,500), Kesehatan
pekerja ( Nilai = 0,000: OR = 20,125), pendidikan ( Nilai = 0,022: OR =
0,224) dan dukungan keluarga (ρ Nilai = 0,000: OR = 0,071). Tidak ada
yang signifikan hubungan antara pendapatan (ρ Nilai = 0,000: OR =
25,500) pada risiko tinggi untuk wanita hamil.
Bayi dari ibu yang tua cenderung lahir dengan berat badan lahir
rendah dan jumlah kasus bayi lahir mati pun lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok wanita muda. Selain itu, semakin tua, tingkat kesuburan
wanita menurun sehingga seorang wanita yang menunda kehamilannya
sampai usia ini yang ingin memiliki anak menggunakan Assisted
Reproductive Technology (ART), maupun induksi ovulasi

2. Hubungan Paritas Terhadap Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC


51

Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas didapatkan dari 21 orang


ibu hamil yang memiliki paritas beresiko tinggi didapatkan melakukan
kunjungan ANC lengkap sebanyak 13 orang (61,9%) dan ibu hamil
melakukan kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 8 orang (38,1%). Dari
17 orang ibu hamil yang memiliki paritas beresiko rendah didapatkan
melakukan kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 14 orang (82,4%) dan
melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 3 orang (17,6%).
Berdasarkan analisis hubungan dengan mengunakan Chi Square Test
didapatkan nilai p value 0,006 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
hubungan antara paritas Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC
Pada negara berkembang pemeriksaan kehamilan cukup dilakukan 4
kali, yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama dan trimester kedua, dan
minimal 2 kali pada trimester ketiga. Pemeriksaan yang teratur tidak
terlepas dari pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan
(Yuli,2017)
Kehamilan beresiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. Kehamilan yang berakhir
dengan kematian atau kesakitan pada ibu dan atau bayinya tersebut
terjadi, pada kehamilan resiko tinggi. Ibu dengan kehamilan resiko tinggi
akan menghadapi berbagai permasalahan yang dapat mengganggu proses
persalinan. Kehamilan dengan masalah dikelompokkan menjadi kehamilan
resiko tinggi yaitu keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu
maupun janin. Kehamilan resiko tinggi memiliki resiko lebih besar dari
biasanya baik bagi ibu maupun bayinya, hal ini dapat terjadi berupa
penyakit atau kecacatan bahkan kematian sebelum maupun sesudah
persalinan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jurgent
A Oattasiaba tahun 2019. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan
didapati ibu responden yang teratur melakukan ANC sebanyak 63,2% dan
yang memiliki kehamilan risiko tinggi sebesar 28,9%, dengan uji bivariat
didapati nilai p = 0,029. Kesimpulan : Terdapat hubungan keteraturan
ANC dengan tingkat kehamilan risiko tinggi
52

3. Hubungan Pendidikan Terhadap Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC


Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas dari 13 orang ibu hamil
yang memiliki Pendidikan rendah melakukan kunjungan ANC tidak
lengkap sebanyak 12 orang (92,3%) dan ibu hamil melakukan kunjungan
ANC lengkap sebanyak 1 orang (7,7%) Dari 25 orang ibu hamil yang
memiliki Pendidikan tinggi didapatkan ibu hamil melakukan kunjungan
ANC lengkap sebanyak 15 orang (60%) dan ibu hamil kunjungan ANC
tidak lengkap sebanyak 10 orang (40%). Berdasarkan analisis hubungan
dengan mengunakan Chi Square Test didapatkan nilai p value 0,002 lebih
kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara pendidikanTerhadap
Keteraturan Kunjungan ANC
Kehamilan beresiko tinggi merupakan ibu hamil yang memiliki satu
atau lebih dari satu faktor-faktor resiko tinggi, antara lain adanya anemia
pada ibu hamil. Faktor resiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi
dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun
persalinan kehamilan resiko tinggi dapat menyebabkan, kematian ibu dan
janin, Keguguran, Persalinan premature, Kelahiran dengan berat badan
rendah, Penyakit janin atau bayi neonates (Wulandari, 2012)
Dari 25 orang ibu hamil yang memiliki Pendidikan tinggi didapatkan
didapatkan lebih dari setengahnya melakukan kunjungan ANC lengkap
sebanyak 15 orang (60%) dan kurang dari setengahnya melakukan
kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 10 orang (40%). Berdasarkan
analisis hubungan dengan mengunakan Chi Square Test didapatkan nilai p
value 0,002 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara
pendidikanTerhadap Keteraturan Kunjungan ANC.
Ibu hamil yang jarang memeriksakan kehamilannya dapat
meningkatkan risiko terjadinyakomplikasi kehamilan, karena dengan
pelayanan perawatan kehamilan yang teratur dapat dilakukan deteksi
secara dini terhadap kemungkinan adanya penyakit yang imbul pada masa
kehamilan (Mufdillah, 2010). menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki
sikap positif terhadap Antenatal Care lebih banyak melakukan Antenatal
Care daripada ibu dengan sikap negatif terhadap Antenatal Care. Adanya
53

sikap lebih baik tentang antenatal care mencerminkan kepedulian ibu


hamil terhadap kesehatan dirinya dan bayi yang dikandungnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Feni Tahun 2020 tentang faktor yang berhubungan dengan keteraturan
ANC Klinik satria Namira Sidoarjo Jawa Timur, hasil penelitian
didapatkan ibu hamil yang tidak teratur ANC hampir seluruhnya (88%)
usia 20-35 tahun, hampir seluruhnya (89%) ibu hamil tidak bekerja,
hampir seluruhnya (88%) ibu hamil yang tidak teratur ANC yaitu
pendidikan menengah dan tinggi, hampir seluruhnya (83%) ibu hamil
multigravida, sebagian besar (57%) ibu hamil yang tidak teratur ANC
yaitu dengan jarak kehamilan >2 tahun. Hasil penelitian didapatkan tidak
ada hubungan antara usia, pekerjaan, pendidikan, paritas, dan jarak
kehamilan dengan keteraturan kunjungan Antenatal Care (ANC) pada ibu
hamil di Klinik Satria Namira Husada 49 Buduran Sidoarjo

4. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Terhadap Keteraturan Kunjungan


ANC
Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas didapatkan dari 20 orang
ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan didapatkan ibu hamil tidak
melakukan kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 16 orang (80%) dan
ibu hamil melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 4 orang (20%)
Dari 18 orang ibu hamil yang mendapatkan dukungan didapatkan ibu
hamil melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 12 orang (66,7%) ibu
hamil melakukan kunjungan ANC tidak lengkap sebanyak 6 orang
(33,3%). Berdasarkan analisis hubungan dengan mengunakan Chi Square
Test didapatkan nilai p value 0,002 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
hubungan antara dukungan suami terhadap keteraturan kunjungan ANC
Berbagai upaya yang telah dilaksanakan kementerian kesehatan
untuk meningkatkan cakupan K4 melalui pelaksanaan program dan
kegiatan guna meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil yang berkualitas dilakukan hingga kepada masyarakat di pelosok
desa, termasuk didalamnya adalah meningkatkan cakupan kunjungan ibu
54

hamil agar sesuai dengan standar waktu kunjungan yang telah ditetapkan
(Kemenkes RI, 2018)
Para suami yang dukungannya kurang diharapkan berperan serta
dalam memberikan dukungan terhadap istri agar taat dalam melakukan
Antenatal Care khususnya dan dukungan dalam segala aspek selama
kehamilan dan melahirkan pada umumnya. Sebaiknya tenaga Kesehatan
terutama bidan agar lebih baik dalam melakukan pemantauan kunjungan
ANC dan memberikan konseling terkait kunjungan ANC, memberikan
dukungan yang positif kepada ibu hamil yang belum lengkap
dan melakukan kunjungan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fasya
Nabilah Tahun 2017 ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
suami dengan keteraturan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil Trimester
III di BPM Istri Utami di Sleman Yogyakarta. Metode Analitik
Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan
sampel total sampling. Analisis data yang adalah Chi Square. Hasil analisa
uji Chi Square diperoleh besar korelasi yang terjadi antara kedua variabel
adalah 10,483, sedangkan angka Asimp. Sig (2-sides) adalah 0,001 lebih
kecil dari α=0,005, maka ada hubungan antara dukungan suami dengan
keteraturan
Antenatal Care

D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan untuk dilaksanakan sesuai dengan
prosedur ilmiah, namun demikian penelitiannya karna penelitian ini sendiri
tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-
penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut,
antara lain Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan
responden
melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang
sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan dan
pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain seperti faktor
kejujuran dalam pengisian pendapat responden dalam kuesionernya.
55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ibu hamil memiliki umur beresiko tinggi sebanyak 23 orang (60,5%)
2. Ibu hamil memiliki paritas beresiko tinggi sebanyak 21 orang (55,3%)
3. Ibu hamil memiliki Pendidikan tinggi sebanyak 25 orang (65,8%)
4. Ibu hamil tidak mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 20 orang
(52,6%)
5. Ibu hamil tidak melakukan Kunjungan ANC secara lengkap sebanyak 22
orang (57,9%)
6. Terdapat hubungan antara Umur Resiko Terhadap Keteraturan Kunjungan
ANC p value 0,004 lebih kecil dari 0,05
7. Terdapat hubungan antara paritas Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC
nilai p value 0,006 lebih kecil dari 0,05
8. Terdapat hubungan antara pendidikanTerhadap Keteraturan Kunjungan
ANC p value 0,002 lebih kecil dari 0,05
9. Terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap keteraturan
kunjungan ANC nilai p value 0,002 lebih kecil dari 0,05

B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan
sesuai dengan yang di ajurkan oleh tenaga kesehatan guna menjaga
kesehatan dan deteksi dini ganguan kehamilan dan kesehatan ibu dan bayi.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan Petugas Kesehatan terutama bidan mampu memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan
kehamilannya untuk menjaga kesehatan ibu dan juga bayinya.

3. Bagi Institusi Pendidikan


56

Diharapkan adanya sumber kepustakaan, sumber baru dalam


pengembangan ilmu pendidikan khususnya pada keilmuan keperawatan
tentang pemeriksaan kehamilan (ANC) antenetal care
4. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini adalah penelitian yang hanya mengambarkan saja,
maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi cakupan pemeriksaan kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Alipour, Z. DKK. The most important risk factors affecting mental heath during
Antenatal, Melaksanakan, and Care Anc. 2021. “BAHAYA KEHAMILAN
DENGAN KETERATURAN Jurnal Kesehatan Terapan
PENDAHULUAN Mortalitas Dan Morbiditas Pada Wanita Hamil Dan
Bersalin Penyebab Langsung dan Tidak Langsung Kematian Ibu adalah
Tiga Terlambat Mengenal Tanda Bahaya Serta Me.’8:50-59.
Antenatal, Pedoman Pelayanan. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan,
Nifas , Dan Bayi Baru Lahir
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Aneka Cipta
Arikunto, Suharsimi, 2016. Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
DINKES JABAR, 2020. 2021. ”Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat.”Dinkes jabar (25): 0-227.
Depkes RI., 2015 Depkes RI. Glosarium data dan informasi kesehatan, (Online)
2006.(www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf,
diakses 5 Maret 2020)
Irianti, S., 2017. Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli
Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Faletehan Health
Journal, Volume 4.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo;2013.
Kehamilan, Konsep Dasar. 2018. “Konsep Dasar Kehamilan.”Journal of
Chemical
Information and Modeling 53 (9): 1689-99.
Kemenkes, S. 2015. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil.Kementrian Kesehatan
Republik Indoonesia: Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014, Peraturan Menteri kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 Nomor 1676 Kader Pos UKK, Jakarta
Lail, Nurul, Husnul.. Modul Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jakarta: CV
Nurani; 2019.
Manuaba . lmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.Jakarta: EGC; 2015

57
58

Notoatmodjo, 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.


Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :
Jakarta : Salembamedika
Oliver, J. 2015. “Faktor Faktor Resiko Tinggi Kehamilan. “Journal Of Chemical
Information And Modeling 53(9): 1689-99.
Rayburn Wf, Carey Jc, 2015 Obstetrics And Gynecology. 11nd Ed. Usa :
Arrangement With Lippincott William & Willkins Inc; P. 268-270.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Ri
Riskesdas 2018.Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Rukiah, 2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan), Jakarta, Tim
Saifuddin, 2019. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.
Saptutyningsih Dan Setyaningrum. 2019.”Metode Petelitian.”:1-9.
Sarwono. 2012. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonata Cetakan Ke 3.
Jakarta.
Sarwono. Ilmu Kebidanan Edisi Ke Iii. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono;
2016
Sugiono. Statistika Untuk Penelitian,. Bandung: Cv Alfabeta; 2017.
Sulistyawati, 2018 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika
Jakarta
Sciences, Healt. 2016. ”Metode Penelitian.”4(1): 1-23
Varney. Varneys Midwifery Third Edition. London: Jones And Barlett
Publisher;2012
Ybp-Sp
Yuli. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Trans Info
Media
Yusuf, Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
59

LAMPIRAN 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rita Dwi Susilawati
NIM : G2E221046
Status : Mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan Lintas Jalur Fakultas Ilmu
Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada saudari untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang berjudul “Analisa Faktor Kehamilan Beresiko
Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung
Tahun 2022”. Data saudara akan dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan
penelitian saja. Apabila saudara bresedia, mohon untuk menandatangani surat
kesanggupan menjadi responden dan mengisi pernyataan-pernyataan yang telah
disediakan. Atas kesediaan dan partisipasinya, saya ucapkan terimakasih.

Bandung, 2022

Peneliti
60

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(Informed Concent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Usia :
Pendidikan :

Dengan ini saya menyatakan, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh Mahasiswi Program S1 Kebidanan Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Atas nama :
Nama : Rita Dwi Susilawati
Nim : G2E221046
Judul Penelitian : Analisa Faktor Kehamilan Beresiko Terhadap
Keteraturan Kunjugan Antenatal Care di Puskesmas
Ibun Kabupaten Bandung.
Demikian surat pernyataan kesanggupan ini saya buat, saya memahami bahwa
hasil kuesioner ini merupakan rahasia dan hanya dipergunakan untuk keperluan
pengembangan Ilmu Kebidanan dan tidak merugikan bagi saya. Maka saya akan
memberikan pernyataan dan informasi yang sebenar benarnya dengan sukarela
tanpa adanya paksaan dari peneliti.

Bandung, 2022

Responden
61

KUESIONER
ANALISA FAKTOR KEHAMILAN BERESIKO TERHADAP
KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS
IBUN KABUPATEN BANDUNG

A. DATA RESPONDEN
Nama Ibu :
Umur Ibu :
Paritas :
Pendidikan Terakhir Ibu :

B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik
2. Jawablah setiap pertanyaan dengan sejujurnya
5. Setelah mengisi angket kuesioner mohon kembalikan kembali pada peneliti

C. KEHAMILAN BERESIKO

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Penurunan kehamilan beresiko adalah dengan cara
rutin memeriksakan kehamilan selama trimester 1 ,
trimester 2 dan trimester 3.
2 Usia yang baik/ideal untuk wanita hamil dan
melahirkan adalah 20-35 tahun
3 Usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun adalah usia yang termasuk dalam faktor risiko
kehamilan
4 Jika ibu memiliki usia 35 tahun pada saat hamil
pertama kali maka akan meningkatkan resiko pada
saat kehamilan dan persalinan.
5 Resiko kehamilan pada ibu hamil trimester III dapat
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan minimal 4 kali.
6 Dampak kehamilan pada usia yang masih remaja
pada saat persalinan adalah dapat terjadi perdarahan.
7 Ibu hamil yang memiliki Tinggi badan kurang dari
145 cm dapat mengakibatkan kesulitan Bersalin
62

secara normal
8 Jika ibu mengalami Tekanan darah tinggi selama
kehamilan dapat menyebabkan kematian ibu dan
atau janin
9 Salah satu resiko pada kehamilan jika Ibu hamil
yang menderita kurang darah (Anemia) dapat
melahirkan bayi prematur.
10 Pada saat ibu merencanakan kehamilan sebaiknya
ibu hamil memiliki jarak kehamilan aman antara 2
sampai 4 tahun.

D. DUKUNGAN
Isilah dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
Selalu :S (5)
Sering : SR (4)
Kadang – Kadang :K (3)
Tidak Pernah : TP (2)
Hampir Tidak Pernah : HTP (1)

No Pertanyaan S SR K TP HTP
Dukungan informasional
1 Suami pernah menasehati saya ketika lupa
memeriksakan kehamilan di fasilitas
kesehatan
2 Suami mengingatkan saya tentang persiapan
dan kebutuhan selama kehamilan
berlangsung
3 Suami saya pernah mencari informasi
fasilitas kesehatan untuk memeriksakan
kehamilan
4 Suami pernah memberikan informasi
tentang pentingnya persiapan persalinan

5 Suami pernah memberikan informasi yang


jelas tentang fasilitas kesehatan yang akan
digunakan selama proses persalinan
Dukungan Instrumental
6 Suami pernah membantu mengingatkan saya
63

untuk kunjungan ulang


7 Suami memberikan masker untuk
melindungi diri saat pergi keluar rumah.
8 Suami memberikan paket quota untuk ibu
melakukan konsultasi tentang pemeriksaan
kehamilan.
9 Suami tidak mendukung memeriksakan
kehamilan di fasilitas kesehatan
10 Suami pernah bertanya mengenai
perkembangan kehamilan
Dukungan Emosional
11 Suami pernah mengantarkan saya setiap
kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan
12 Suami pernah memberikan respon dan
tanggapan terhadap keluhan saya
13 Suami pernah menanyakan perkembangan
Saya setelah kunjungan ulang ke fasilitas
kesehatan
14 Suami saya pernah mendorong untuk rutin
memeriksakan kehamilan ke fasilitas
kesehatan
15 Suami pernah memberikan dukungan
kepada saya untuk proses persalinan ke
fasilitas kesehatan

A. Keteraturan Kunjungan ANC

No Pertayaan S SR K TP HTP
16 Apakah Ibu melakukan pemeriksaan
17 Apakah ibu dalam kehamilan ini rutin
melakukan pemeriksaan kehamilan di
pelayanan kesehatan.
18 Apakah ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan pada 3 bulan pertama kehamilan
minimal satu kali.
19 Apakah ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan pada uasia kehamilan 4, 5, 6 bulan
minimal satu kali pada bulan tersebut.
20 Apakah ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan pada uasia kehamilan 7, 8, 9 bulan
minimal dua kali pada bulan tersebut
64

LAMPIRAN HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


KEHAMILAN BERESIKO
Uji Validitas

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 13,10 34,438 ,492 ,938
p2 13,00 33,517 ,537 ,934
p3 13,00 32,069 ,823 ,928
p4 12,90 32,576 ,838 ,929
p5 13,20 32,028 ,755 ,929
p6 12,80 33,890 ,745 ,931
p7 13,30 32,907 ,608 ,932
p8 12,90 34,852 ,823 ,937
p9 12,90 34,024 ,514 ,934
P10 13,00 32,069 ,823 ,928

Uji Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,935 10

Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas


Instrumen Penelitian Kehamilan Beresiko

No. Item R Tabel Koef. Validitas Keterangan


P1 0,444 0,492 Valid
P2 0,444 0,537 Valid
P3 0,444 0,823 Valid
P4 0,444 0,838 Valid
P5 0,444 0,755 Valid
P6 0,444 0,745 Valid
P7 0,444 0,608 Valid
P8 0,444 0,823 Valid
P9 0,444 0,514 Valid
P10 0,444 0,823 Valid
65

Koef
0,935 Reliabel
Reliabilitas

Dukungan
Uji Validitas
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

p1 78,00 104,690 ,744 ,915


p2 78,20 109,407 ,817 ,914
P3 77,20 116,441 ,691 ,919
P4 77,70 114,424 ,675 ,918
P5 78,40 110,110 ,641 ,918
P6 77,70 110,907 ,558 ,920
P7 78,00 104,690 ,744 ,915
P8 77,90 108,921 ,643 ,918
P9 77,30 117,941 ,501 ,921
p10 78,10 109,955 ,692 ,916
p11 77,30 119,390 ,465 ,923
p12 77,40 115,903 ,493 ,921
p13 77,60 115,490 ,550 ,920
p14 77,90 109,128 ,718 ,916
P15 78,60 109,490 ,611 ,918

Uji Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,923 15
66

Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas


Instrumen Penelitian Dukungan

No. Item Koef. Validitas Keterangan


P1 0,744 Valid
P2 0,817 Valid
P3 0,691 Valid
P4 0,675 Valid
P5 0,641 Valid
P6 0,558 Valid
P7 0,744 Valid
P8 0,643 Valid
P9 0,501 Valid
P10 0,692 Valid
P11 0,465 Valid
P12 0,493 Valid
P13 0,550 Valid
P14 0,718 Valid
P15 0,611 Valid
Koef
0,923 Reliabel
Reliabilitas
67

TABEL HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


Dukungan
NO.
P1 P2 P3 P4 P4 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
Responden
1 4 2 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4
2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 5 5
3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4
4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 5 4 4 5 5
6 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
7 2 2 4 5 3 2 3 2 2 2 5 2 5 5 3
8 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
9 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
10 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4 2 3 4 4 3
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
12 2 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 4 3
13 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 4
14 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5
14 4 5 4 4 2 5 2 2 4 4 3 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
17 2 3 3 4 4 3 4 5 2 3 4 3 4 4 4
18 4 4 5 2 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5
19 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4
20 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4

NO.
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Responden
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
6 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
10 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
15 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
68

16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
17 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
18 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN

Dukungan Suami
No.
Umur Kategori Paritas Kategori Pendidikan Kategori ANC Kategori
Resp
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jml Kategori

1 34 Risiko Rendah 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 3 2 2 2 4 3 3 3 2 4 28 Tidak mendukung 4 Lengkap
2 36 Risiko Tinggi 2 Risiko Rendah SMP Pendidikan Rendah 4 4 1 4 5 2 4 5 3 4 36 Mendukung 3 Tidak lengkap
3 38 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi PT Pendidikan Tinggi 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 36 Mendukung 4 Lengkap
4 36 Risiko Tinggi 2 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 4 2 2 2 4 3 3 2 4 3 29 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
5 36 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 36 Mendukung 4 Lengkap
6 28 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SMP Pendidikan Rendah 3 2 4 3 2 2 4 3 2 4 29 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
7 39 Risiko Tinggi 5 Risiko Tinggi SD Pendidikan Rendah 4 4 3 5 2 2 4 4 3 3 34 Mendukung 4 Lengkap
8 19 Risiko Tinggi 2 Risiko Rendah SMP Pendidikan Rendah 2 3 1 4 3 3 2 3 4 3 28 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
9 37 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 5 4 1 4 2 2 4 4 2 3 31 Mendukung 5 Lengkap
10 25 Risiko Rendah 2 Risiko Rendah SMP Pendidikan Rendah 4 4 5 4 3 3 4 2 4 4 37 Mendukung 3 Tidak lengkap
11 32 Risiko Rendah 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 4 4 3 2 2 4 2 2 3 3 29 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
12 30 Risiko Rendah 2 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 4 3 2 2 2 3 2 4 2 26 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
13 37 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi PT Pendidikan Tinggi 1 4 2 4 5 2 2 3 4 5 32 Mendukung 4 Lengkap
14 29 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SD Pendidikan Rendah 2 4 3 4 3 2 4 3 4 2 31 Mendukung 3 Tidak lengkap
15 33 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 3 1 4 1 1 2 4 3 2 23 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
16 38 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi PT Pendidikan Tinggi 3 4 2 4 1 5 2 4 4 4 33 Mendukung 4 Lengkap
17 24 Risiko Rendah 2 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 3 2 2 4 2 4 3 2 2 26 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
18 19 Risiko Tinggi 1 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 32 Mendukung 4 Lengkap
19 32 Risiko Rendah 4 Risiko Tinggi SMP Pendidikan Rendah 5 4 2 3 2 4 2 3 2 2 29 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
20 34 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 4 1 4 2 2 4 2 3 4 28 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
21 36 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi PT Pendidikan Tinggi 3 2 2 2 4 3 3 4 2 2 27 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
22 38 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 4 1 1 4 2 2 4 3 4 2 27 Tidak mendukung 4 Lengkap
23 19 Risiko Tinggi 2 Risiko Rendah PT Pendidikan Tinggi 4 2 2 4 2 2 4 2 3 4 29 Tidak mendukung 4 Lengkap

69
70

24 36 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMP Pendidikan Rendah 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 27 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
25 39 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SD Pendidikan Rendah 3 4 2 4 2 2 2 4 2 3 28 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
26 19 Risiko Tinggi 2 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 3 2 4 4 3 3 4 2 4 31 Mendukung 4 Lengkap
27 22 Risiko Rendah 2 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 1 1 2 3 3 2 4 4 4 2 26 Tidak mendukung 4 Lengkap
28 37 Risiko Tinggi 3 Risiko Rendah SMP Pendidikan Rendah 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36 Mendukung 3 Tidak lengkap
29 35 Risiko Rendah 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 2 2 2 4 3 2 3 4 3 2 27 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
30 38 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 2 4 3 3 4 4 4 3 2 3 32 Mendukung 4 Lengkap
31 40 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi PT Pendidikan Tinggi 3 4 4 3 2 2 4 3 2 4 31 Mendukung 5 Lengkap
32 36 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 4 4 3 5 2 2 4 4 3 3 34 Mendukung 4 Lengkap
33 31 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 3 1 4 3 3 2 3 4 3 28 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
34 35 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SD Pendidikan Rendah 5 4 2 4 2 2 4 4 2 2 31 Mendukung 4 Tidak lengkap
35 37 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMA Pendidikan Tinggi 4 4 5 4 3 3 4 2 4 4 37 Mendukung 4 Lengkap
36 40 Risiko Tinggi 5 Risiko Tinggi SMP Pendidikan Rendah 4 3 3 2 2 4 2 2 3 3 28 Tidak mendukung 3 Tidak lengkap
37 27 Risiko Rendah 3 Risiko Rendah SMA Pendidikan Tinggi 2 4 3 2 2 2 3 2 4 2 26 Tidak mendukung 2 Tidak lengkap
38 36 Risiko Tinggi 4 Risiko Tinggi SMP Pendidikan Rendah 1 4 2 4 5 2 2 3 4 5 32 Mendukung 3 Tidak lengkap
Mean
30,26
:
OUTPUT ANALISIS DATA PENELITIAN
(SPSS 27)

Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Risiko Tinggi 23 60.5 60.5 60.5
Risiko Rendah 15 39.5 39.5 100.0
Total 38 100.0 100.0

paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Risiko Tinggi 21 55.3 55.3 55.3
Risiko Rendah 17 44.7 44.7 100.0
Total 38 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Rendah 13 34.2 34.2 34.2
Pendidikan Tinggi 25 65.8 65.8 100.0
Total 38 100.0 100.0

Dukungan Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak mendukung 20 52.6 52.6 52.6
Mendukung 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0

ANC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak lengkap 22 57.9 57.9 57.9
Lengkap 16 42.1 42.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
CROSSTABS

Umur * ANC
Crosstab
ANC
Tidak lengkap Lengkap Total
Umur Risiko Tinggi Count 9 14 23
% within umur 39.1% 60.9% 100.0%
Risiko Rendah Count 13 2 15
% within umur 86.7% 13.3% 100.0%
Total Count 22 16 38
% within umur 57.9% 42.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 8.416 1 .004
b
Continuity Correction 6.579 1 .010
Likelihood Ratio 9.159 1 .002
Fisher's Exact Test .006 .004
Linear-by-Linear Association 8.195 1 .004
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.32.
b. Computed only for a 2x2 table

Paritas * ANC

Crosstab
ANC
Tidak lengkap Lengkap Total
Paritas Risiko Tinggi Count 8 13 21
% within paritas 38.1% 61.9% 100.0%
Risiko Rendah Count 14 3 17
% within paritas 82.4% 17.6% 100.0%
Total Count 22 16 38
% within paritas 57.9% 42.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 7.549 1 .006
b
Continuity Correction 5.843 1 .016
Likelihood Ratio 7.974 1 .005
Fisher's Exact Test .009 .007
Linear-by-Linear Association 7.350 1 .007
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.16.
b. Computed only for a 2x2 table

Pendidikan * ANC
Crosstab
ANC
Tidak lengkap Lengkap Total
pendidikan Pendidikan Rendah Count 12 1 13
% within pendidikan 92.3% 7.7% 100.0%
Pendidikan Tinggi Count 10 15 25
% within pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%
Total Count 22 16 38
% within pendidikan 57.9% 42.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 9.600 1 .002
b
Continuity Correction 7.574 1 .006
Likelihood Ratio 11.026 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear Association 9.347 1 .002
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.47.
b. Computed only for a 2x2 table

Dukungan Suami * ANC


Crosstab
ANC
Tidak lengkap Lengkap Total
Dukungan Tidak Count 16 4 20
Suami mendukung % within Dukungan Suami 80.0% 20.0% 100.0%
Mendukung Count 6 12 18
% within Dukungan Suami 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 22 16 38
% within Dukungan Suami 57.9% 42.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 8.464 1 .004
b
Continuity Correction 6.657 1 .010
Likelihood Ratio 8.797 1 .003
Fisher's Exact Test .008 .005
Linear-by-Linear Association 8.241 1 .004
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.58.
b. Computed only for a 2x2 table
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa Skripsi ini adalah
karya sendiri, disusun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas
Muhammadiyah Semarang

Nama : Rita Dwi Susilawati

NIM : G2E221046

Fakultas : Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Program Studi : S1 kebidanan Lintas Jalur Semarang

Judul : Analisa Faktor Kehamilan Beresiko Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC Di


Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung.

Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan bertanggungjawab
sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan Universitas Muhammadiyah Semarang kepada
saya.

Bandung, 2023

(Rita Dwi Susilawati)


Daftar Riwayat Hidup

Nama : Rita Dwi Susilawati


Tempat Tanggal Lahir : Garut, 25 Juli 2000
Alamat : Perumahan Ikopin Blok G 21 rt 4 rw 4
Ds. Sayang Kec. Jatinangor Kab. Sumedang

Pendidikan
1. Sekolah Dasar : SDN Rancaekek II (2006 – 2012)
2. Sekolah Menegah Pertama : SMPN 1 Rancaekek (2013 – 2015)
3. Sekolah Menegah Kejuruan : SMAN 1 Rancaekek (2016 – 2018)
4. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
(2018 – 2021)
Universita
Muhammadiyah
Semarang (2021-2023)
Pengalaman Organisasi
1. SD Pramuka
2. SMP Pramuka
3. SMA Karate
4. Perguruan Tinggi -

No Hp : 085795740223
81

Anda mungkin juga menyukai