Anda di halaman 1dari 108

Kode/Nama Rumpun Itnu : 371/ Ihnu Keperawatan

LAPORAN HASIL PENELTflAN


HIBAH BERSAING

PENGART]H BUDAYA KESELAMATAIY PASIEN TERHADAP


INSIDDN KESELAMATAI\T PASIEN DI RSUD
A. TV. S.IAHRATTIE SAMARINDA

OLEH

dn Hilda, M.Kes (Ketua Peneliti)


trIP. 19710E122001 122001

IL Supriadi B, S.Kp., Il[.Kep. (Anggota Penelit[


F[IP. 19690105r9E9031fi14

Hj. Nooftldayah, SE., M.Kes. (Anggote Peneliti)


I\IIP. 19560525197s032001

KEMENTERIAN KESEHATAI\I REPTJBLIK II\IDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIII{ANTAN TIMUR
2018
Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 371/ Ilmu Keperawatan

LAPORAN HASIL PENELITIAN


HIBAH BERSAING

PENGARUH BUDAYA KESELAMATANPASIEN TERHADAP


INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD
A. W. SJAHRANIE SAMARINDA

OLEH

dr. Hilda, M.Kes (Ketua Peneliti)


NIP. 197108122001122001

H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep. (Anggota Peneliti)


NIP.196901051989031004

Hj. Noorhidayah, SE., M.Kes. (Anggota Peneliti)


NIP. 195605251975032001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
2018

i
Abstrak

Latar belakang: Penerapan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah


sesuatu yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan budaya kerja dalam
organisasi agar mampu menurunkan Insiden Keselamatan Pasien. Budaya
keselamatan pasien merupakan pondasi utama untuk menuju keselamatan pasien.
Tujuanpenelitian: Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap
Insiden Keselamatan pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie.
Metode: Studi analitik dengan desain cross sectional. Sebanyak 119 orang
perawat pada 14 ruangan dijadikan sebagai sampel. Pemilihan sampel dilakukan
secara proporsional random sampling. Budaya keselamatan pasien dengan 12
dimensinya merupakan variabel bebas sedangkan variabel terikat adalah insiden
keselamatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner mengacu pada AHRQ
pada Hospital Survey on Patient Safety Culture tahun 2017. Kuesioner insiden
keselamatan pasien disusun berdasarkan data insiden yang sering terjadi di Rumah
Sakit. Data dianalisis secara regresi linier berganda.
Hasil Penelitian: Mean persepsi perawat tentang keseluruhan budaya keselamatan
pasien adalah 2,97(SD±0,22). Mean persepsi paling rendah adalah pada dimensi
respon non punitive terhadap kesalahan yaitu 2,65 (SD±0,60). Sedangkan mean
persepsi paling tinggi adalah pada dimensi kerjasama dalam unit yaitu 3,43
(SD±0,43).Jenis insiden yang sangat sering adalah phlebitis yaitu sebesar 8,4%.
Adapengaruh dukungan manajemen (p = 0,038, R=5,633), persepsi perawat (p =
0,015, R=5,609) dan kerja sama antar unit (p = 0,006, R= 6,646) terhadap insiden
keselamatan pasien
Kesimpulan: Budaya keselamatan pasien secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap insiden keselamatan pasien di RSUD AW. Sjahranie
Samarinda. Secara parsial hanya variabel dukungan manajemen, persepsi perawat
dan kerja sama antar unit yang berpengaruh. Dukungan manajemen, persepsi
perawat dan kerjasama antar unit perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya
insiden di Rumah Sakit.

Kata Kunci: Budaya Keselamatan Pasien, Insiden Keselamatan- Patient Safety.

iii
Abstract

Background: The application of a patient safety culture at the hospital is


something that absolutely must be applied in line with the work culture in the
organization to be able to reduce the incidence of patient safety. The patient safety
culture is the main foundation for patient safety.
Objective: To analyze the effect of patient safety culture on patient safety
incidents in A. Wahab Sjahranie Hospital.
Method: an Analytical study with a cross-sectional design. 119 nurses in 14 rooms
were sampled. The sample selection is done by proportional random sampling.
The patient safety culture with 12 dimensions is an independent variable while the
dependent variable is a safety incident. Data collection using a questionnaire refers
to the AHRQ at the Hospital Survey on Patient Safety Culture in 2017. The patient
safety incident questionnaire was prepared based on incident data that often occurs
in the Hospital. Data were analyzed by multiple linear regression.
Results: The mean nurses' perception of the overall culture of patient safety was
2.97 (SD ± 0.22). The lowest mean perception is on the dimension of non-punitive
response to errors, which is 2.65 (SD ± 0.60). While the highest mean perception
is on the dimensions of collaboration in units, namely 3.43 (SD ± 0.43). The type
of incident that is very often is phlebitis which is equal to 8.4%. There was an
influence of management support (p = 0.038, R = 5.633), nurses' perceptions (p =
0.015, R = 5.609) and cooperation between units (p = 0.006, R = 6.646) against
incidents of patient safety
Conclusion: The patient safety culture simultaneously has a significant effect on
patient safety incidents in RSUD AW. Sjahranie Samarinda. Partially only the
management support variables, nurses' perceptions, and cooperation between
influential units. Management support, nurse perceptions, and collaboration
between units need to be improved to prevent incidents in hospitals.

Keywords: Patient Safety Culture, Safety Incident - Patient Safety.

iv
Prakata

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat karunia dan hidayah-
Nya, sehingga penulisan laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu unsur dari tridharma perguruan tinggi
dan merupakan tugas pokok dan fungsi sebagai dosen pada Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
Budaya keselamatan pasien merupakan aspek penting untuk pemberian
layanan kesehatan yang berkualitas dan merupakan masalah yang sangat
memprihatinkan secara global. Masalah budayaterkadang diidentifikasi sebagai
penghalang bagi perubahan sistem di seluruh dunia.
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada perluasan sudut
pandang manajemen rumah sakit dalam memilih program intervensi untuk
memperkuat dan mengembangkan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pengungkapan, penyajian
dan pemilihan kata-kata dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala
bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan laporan hasil penelitian ini.
Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur,
ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua
Program studi D IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim yang telah
memfasilitasi kegiatan ini.Terimakasih juga penulis sampaikan kepada tim pakar
atas saran dan masukan yang diberikan.
Akhir kata mudah-mudahan penelitian ini nantinya dapat memberi
manfaat.
Samarinda, 10 November 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C.Urgensi Penelitian......................................................................................... 4
BAB IIPENELUSURAN PUSTAKA YANG RELEVAN
A.Insiden Keselamatan Pasien .......................................................................... 6
B.Budaya Keselamatan Pasien.......................................................................... 8
C.Kerangka Teori ........................................................................................... 11
D.Kerangka Konsep ....................................................................................... 12
E.Hipotesa...................................................................................................... 12
BAB IIITUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A.Tujuan Penelitian ........................................................................................ 14
B.Manfaat Penelitian ...................................................................................... 15
BAB IVMETODE PENELITIAN
A.Diagram Alur Penelitian ............................................................................. 17
B.Tahapan Penelitian...................................................................................... 18
C.Luaran Penelitian ........................................................................................ 18
D.Jenis dan Desain Penelitian ......................................................................... 18
E.Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 19
F.Populasi dan Sampel ................................................................................... 19
G.Variabel Penelitian ..................................................................................... 20
H.Definisi Operasional ................................................................................... 21
I.Instrument Penelitian ................................................................................... 24
J.Analisis Data ............................................................................................... 25
BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A.Hasil Penelitian .......................................................................................... 27

vi
1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 27
2.Demografi Responden...................................................................................... 28
3.Uji Asumsi Klasik............................................................................................. 34
4.Uji Regresi Linear Berganda ........................................................................... 39
B.Pembahasan ................................................................................................ 42
1.Persepsi Perawat tentang Budaya Keselamatan Pasien ........................... 42
2.Insiden Keselamatan pasien ................................................................... 43
3.Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan .... 44
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ................................................................................................ 47
B.Saran .......................................................................................................... 48
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A.Anggaran Biaya .......................................................................................... 49
B.Jadwal Penelitian ........................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50
LAMPIRAN ..................................................................................................... 65

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel1.1 : Dimensi Budaya Keselamatan Pasien……………………… 8
Tabel4.1 : Proporsi Populasi dan Sampel Penelitian berdasarkan
Ruang Rawat Inap dan IGD RSUD A.W. Sjahranie 19
Samarinda…………………………………………………..
Tabel 4.2 : Definisi Operasional……………………………...………... 20
Tabel 4.3 : Autokorelasi……………………………………………….. 25
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di RSUD A. W. 29
Sjahranie Samarinda Tahun 2018………………………….
Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat tentang Budaya
Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda 30
Tahun 2018…………………………………………………
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUD 31
A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018…………………...
Tabel 5.4 : Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov………………... 34
Tabel 5.5 : Hasil Uji Multikolinieritas…………………………………. 37
Tabel 5.6 : Hasil Uji Autokorelasi……………………………………... 38
Tabel 5.7 : Hasil Uji F Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden 38
Keselamatan Pasien…………………………………………
Tabel 5.8 : Hasil Uji T Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap 39
Insiden Keselamatan Pasien………………………………...

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar4.1 : Flow Chart Alur Penelitian………………………………… 16


Gambar 4.2 : Tahapan Penelitian…………………………………………. 17
Gambar 5.1 : Histogram…………………………………………………... 35
Gambar 5.2 : Normal P-Plot Regression Standarized Residual…………... 35
Gambar 5.3 : Scatterplot Regression Standardized Predicted Value…….. 36

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1 : Hasil Uji SPSS
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya keselamatan pasien merupakan aspek penting untuk pemberian
layanan kesehatan yang berkualitas dan merupakan masalah yang sangat
memprihatinkan secara global (Wami, Demssie, Wassie, & Ahmed,
2016).Masalah budaya terkadang diidentifikasi sebagai penghalang bagi
perubahan sistem di seluruh dunia. Dilihat secara negatif, isu-isu budaya ini
mengacu pada sikap dan perilaku profesional dan organisasi yang tahan
terhadap gangguan yang dirasakan dan mewujudkan antipati terhadap
perubahan. Sebaliknya, budaya keselamatan positif ditandai oleh komunikasi
terbuka, saling percaya, persepsi bersama tentang pentingnya keselamatan dan
kepercayaan diri terhadap kemanjuran tindakan pencegahan(Tutiany,
Lindawati, & Paula, 2017)
Penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit adalah sesuatu
yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan budaya kerja dalam organisasi
agar mampu menurunkan Insiden Keselamatan Pasien. Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien (Permenkes RI No.11, 2017).
Keselamatan pasien di rumah sakit kemudian menjadi isu penting karena
banyaknya kasus Medical Error yang terjadi di berbagai negara. Setiap tahun
di Amerika hampir 100.000 pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal
karena Medical Error. National Patient Safety Agency tahun 2017 melaporkan,
dalam rentang waktu Januari sampai dengan Desember 2016 di Negara Inggris
didapatkan angka insiden keselamatan pasien yang dilaporkan sebanyak
1.879.822 kejadian. Data terbaru untuk salah satu negara di Asia Tenggara
yakni dari Ministry of Health Malaysia tahun 2017 melaporkan angka insiden
keselamatan pasien selama satu tahun pada 2016 sebanyak 2.769 kejadian.

1
2

Angka insiden kesalamatan pasien di Indonesia masih sulit untuk


didapatkan. Hal ini dikarenakan tidak semua insiden keselamatan pasien
dilaporkan, umumnya insiden keselamatan pasien luput dari perhatian petugas
kesehatan karena yang dilaporkan hanya insiden keselamatan pasien yang
ditemukan secara kebetulan saja.
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie adalah Rumah Sakit
rujukan tertinggi di Kalimantan Timur dan merupakan Rumah Sakit kelas A
pendidikan dengan capaian akreditasi Paripurna (KARS, 2017). Dengan status
tersebut, RSUD A. W. Sjahranie harus mampu menyediakan dan memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, sekaligus menjamin keselamatan pasien.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (KPMK)RSUD A.Wahab Sjahranie Samarinda, pada
tahun 2017 didapatkan 2.267 insiden keselamatan pasien. Pada triwulan I
sebanyak 737 insiden, triwulan II sebanyak 590 insiden, triwulan III sebanyak
671 insiden dan 273 insiden pada triwulan ke IV dengan jenis insiden yang
terjadi adalah Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 88,04%, Kejadian Potensial
Cedera (KPC) 7,76%, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 2,77% dan Kejadian
Tidak Cedera (KTC) sebanyak 1,94%.
Pada umumnya insiden keselamatan pasien dapat ditekan sekecil-
kecilnya jika sistem dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan jika
kompetensi serta nilai-nilai atau budaya yang ada dapat berjalan secara optimal
(Budihardjo, 2008).National Patient Safety Agency (2004), menyatakan bahwa
langkah awal untuk menuju keselamatan pasien yang diharapkan agar dapat
mencegah terjadinya KTD dan KNC dengan cara membangun budaya
keselamatan pasien.
Institute of Medicine (IOM) menekankan pentingnya budaya keselamatan
pasien dalam sebuah laporan Institute of Medicine (IOM) “to err is human”
yang menjelaskan bahwa organisasi pelayanan kesehatan perlu
mengembangkan budaya patient safety agar nantinya berfokus dalam
meningkatkan reliabilitas dan keamanan pasien(Idris, 2017).
3

Menciptakan budaya keselamatan pasien merupakan langkah awal yang


harus dilakukan dalam upaya meminimalisir terjadinya insiden di rumah sakit
(Mudayana, 2014).Untuk membangun keselamatan pasien harus terbangun
lingkungan atau budaya yang memungkinkan para profesi di rumah sakit untuk
membangunnya, untuk berbagi informasi mengenai masalah-masalah
keselamatan pasien kemudian melakukan tindakan untuk perbaikan (Sorra,
Gray, Streagle, & et al, 2016).
Permulaan dari proses pengembangan program keselamatan pasien
adalah melakukan penilaian terhadap budaya keselamatan pasien. Membangun
budaya keselamatan pasien di rumah sakit adalah kewajiban dan
tanggungjawab seluruh staf yang bekerja di rumah sakit terutama para tenaga
medis yang berhubungan langsung dengan pasien seperti dokter dan perawat.
Perawat merupakan tenaga profesional yang berperan penting dalam fungsi
rumah sakit(Iskandar et al., 2014).
Hasil penelitian Najjar et al. (2015)tentang hubungan budaya
keselamatan pasien dengan adverse events didapat bahwa budaya keselamatan
pasien yang positif dapat mengurangi kerugian akibat insiden.
PenelitianQomariyah (2015), menyimpulkan bahwa perawat dengan
komunikasi yang baik dan efektif dapat mencegah terjadinya insiden
keselamatan pasien.
Belum optimalnya penerapan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit
dan rendahnya safety culture memiliki kontribusi positif terhadap timbulnya
kesalahan dalam pelayanan kesehatan, terapi yang tidak aman dan berbagai
kecelakaan lain yang tak terduga (Setyarini & Herlina, 2013). Berdasarkan
latar belakang yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya Keselamatan dengan Insiden
Keselamatan Pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien
terhadap Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie ?
C. Urgensi Penelitian
Keselamatan pasien di rumah sakit menjadi isu penting karena
banyaknya kasus Medical Error yang terjadi. Tren insiden keselamatan pasien
(patient safety) yang terjadi di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda terjadi karena
belum optimalnya penerapan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit ini.
Berdasarkan data yang dilaporkan KPMK RSUD A. W. Sjahranie Samarinda,
pada tahun 2017 didapatkan 2.267 insiden keselamatan pasien. Menciptakan
budaya keselamatan pasien merupakan langkah awal yang harus dilakukan
dalam upaya meminimalisir terjadinya insiden di Rumah Sakit. Rendahnya
safety culture memiliki kontribusi positif terhadap timbulnya kesalahan dalam
pelayanan kesehatan. Maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien di RSUD A.
W. Sjahranie Samarinda.
5
BAB II
PENELUSURAN PUSTAKA YANG RELEVAN

A. Insiden Keselamatan Pasien


Insiden Keselamatan Pasien adalah adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cedera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi. Jenis
insiden keselamatan pasien meliputi:Kondisi Potensial Cedera
(KPC),Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cidera
(KTC),Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian sentinel (sentinel
event) (KKPRS, 2015).Penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien
meliputi kegagalan teknis (technical failure), kegagalan manusia (human
operator failure) dan kegagalan organisasi (organizational failure)(Aspden,
Corrigan, Wolcott, & Erickson, 2004).
Menurut WHO (2009), ada empat faktor yang berhubungan dengan
IKP, yaitu faktor organisasi, faktor sifat dasar pekerjaan, faktor lingkungan,
dan faktor individu. Reason J (1998), mengemukakan bahwa insiden
keselamatan pasien seperti Kejadian Yang Tidak Diharapkan (KTD) atau
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) bukan saja hanya kesalahan dari faktor
manusianya/kelalaian petugas pemberi pelayanan namun terdapat faktor lain
yang memberikan kontribusi sehingga terjadi kejadian yang merugikan
pasien.Banyaknya jenis obat,jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah
pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial
bagi terjadinya kesalahan(error).
Mulyana (2013)menyatakan bahwa variabel karakteristik individu, yang
terdiri dari usia,masa kerja dan kompetensi; dan variabel kerjasama memiliki
hubungan yang signifikan terhadap insiden keselamatan pasien. Menurut
Mulyati, Rachman and Herdiana (2016), kejadian nyaris cedera atau kejadian
yang tidak diharapkan yang pernah terjadi adalah terjadinya sepsis pada
beberapa pasien post operasi, pasien jatuh di kamar mandi, kelemahan
motorik ekstremitas bawah pasca operasi dengan anestesi lumbal, kegagalan

6
7

pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan akibat kurangnya informasi


dari tim pemberi pelayanan kesehatan. Hal lain yang berisiko mengancam
keselamatan pasien adalah kurangnya fasilitas pendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan seperti alat ganti balutan sehingga satu set balutan digunakan
untuk beberapa pasien, tidak ada ruang khusus penyimpanan obat sehingga
penyimpanan dan persiapan pemberian obat dilakukan di nurse station,
bercampur dengan buku rekam medik pasien dan peralatan lainnya.
Tenaga kesehatan memiliki peran dalam menciptakan pelayanan yang
aman dan bermutu. Salah satunya melalui budaya keselamatan pasien.
Keselamatan pasien belum menjadi budaya dalam organisasi layanan
kesehatan. Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) seperti fenomena gunung
es. Hanya kasus-kasus yang serius dan mengancam jiwa yang secara mudah
terdeteksi dan tampak di permukaan, sedangkan kasus-kasus yang sifatnya
ringan sampai sedang umumnya tidak terdeteksi, tidak dicatat, ataupun tidak
dilaporkan(Dwiprahasto, 2004). Upaya pengembangan faktor budaya
keselamatan pasien perlu terus digalakkan oleh organisasi pemberi pelayanan
kesehatan (Idris, 2017). Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan tidak
memiliki budaya keselamatan pasien, maka kecelakaan dapat terjadi dan
mengakibatkan kesalahan laten, gangguan psikologis dan fisiologis pada staf,
penurunan produktivitas, berkurangnya kepuasan pada pasien dan mampu
menimbulkan konflik interpersonal(Danielsson, 2018).
Budayapatient safety yang buruk menjadi faktor risiko penting yang
dapat mengancam keselamatan pasien (Nieva, 2003). Ancaman terhadap
keselamatan pasien tersebut tidak dapat diubah, jika budaya keselamatan
pasien dalam organisasi pun tidak pula diubah(Vincent, 2003).
Komunikasi efektif yang merupakan kunci bagi perawat untuk
mencapai keselamatan pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di
rumah sakit. Lama bekerja dan etika merupakan faktor yang paling
mempengaruhi perawat dalam menerapkan komunikasi efektif di ruang rawat
inap RSUD AW.Sjahranie (Hilda, Noorhidayah, 2017). Perawat dengan
komunikasi yang baik dan efektif dapat mencegah terjadinya insiden
8

keselamatan pasien (Qomariyah, 2015). Najjar, et all (2015) menyatakan


bahwa budaya keselamatan pasien yang positif dapat mengurangi kerugian
akibat insiden. Penelitian empiris telah menemukan bahwa insiden
keselamatan pasien cenderung lebih sedikit terjadi pada rumah sakit yang
merangkul budaya keselamatan (Tucker, 2004).

B. Budaya Keselamatan Pasien


Budaya keselamatan pasien muncul dari asumsi bersama(keyakinan dan
harapan yang tidak terucapkan), nilai (penting danideal dan keyakinan abadi)
dan norma (keyakinan tentang bagaimana anggota kelompok harus
berperilaku dalam konteks tertentu) di antara anggota organisasi,unit atau tim
yang berkaitan dengan praktik yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhikeselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien secara umum
digambarkan sebagai sesuatu yang dapat dipengaruhi untuk mencapai
perawatan yang lebih aman (Waterson, 2014; Feng et al., 2008; Flin et al,
2000 dalam Danielsson 2018)).
Beberapa faktor yang mendukung budaya keselamatan pasien terdiri
dari kepemimpinan, kerjasama tim, perawatan pasien berdasarkan bukti,
komunikasi, pembelajaran, tepat dan berfokus pada pasien (Idris, 2017).
Menurut Rachmawati (2011), acuan yang sering digunakan pada survey
tentang budaya keselamatan pasien adalah instrumen Hospital Survey on
Patient Safety Culture (HSOPSC)karena mempunyai sifat psikometris terbaik
dan dirancang untuk seluruh pekerja di rumah sakit. Instrumen ini
mempunyai 12 dimensi budaya keselamatan dan sudah banyak digunakan di
rumah sakit - rumah sakit di Amerika dalam mengidentifikasi penerapan
budaya keselamatan pasien Instrumenyang dikembangkan oleh AHRQ
(Agency for Healthcare Research and Quality) tahun 2004 dan pada tahun
2016 AHRQ mengeluarkan update instrumen(Agency for Healthcare
Research and Quality, 2017). Dua belas dimensi budaya keselamatan pasien
yaitu:
9

Tabel 1.1Dimensi Budaya Keselamatan Pasien dan Definisinya

Dimensi Budaya Definisi


Pasien Safety
Kerjasama dalam unit Petugas kesehatan saling mendukung, saling
memperlakukan dengan hormat, dan bekerjasama
sebagai satu tim.
Harapan dan tindakan Manajer mempertimbangkan saran dari petugas
manajer dalam untuk memperbaiki keselamatan pasien, memberikan
mempromosikan pujian petugas kesehatan yang mengikuti prosedur
patient safety keselamatan pasien, dan tidak mengabaikan masalah
keamanan pasien.
Perbaikan berkelanjutan Kesalahan menjadikan perubahan yang positif dan
perubahan dievaluasi untuk efektivitas.
Dukungan manajemen Manajer Rumah Sakit menyediakan iklim kerja yang
terhadap patient safety mendorong keselamatan pasien dan menunjukkan
bahwa keselamatan pasien adalah prioritas utama.
Persepsi perawat Prosedur dan sistem yang baik dalam mencegah
terhadap patient safety kesalahan dan mengurangi insiden keselamatan
pasien.
Umpan balik dan Petugas kesehatan diberitahu tentang kesalahan yang
komunikasi terhadap terjadi, diberi umpan balik tentang perubahan yang
kesalahan diterapkan, dan mendiskusikan cara mencegahnya.
Komunikasi terbuka Petugas kesehatan bebas berbicara jika mereka
melihat sesuatu yang berdampak negatif pada pasien
dan bebas untuk bertanya serta menyampaikan
pendapat terhadap atasan
Frekuensi pelaporan Kejadian yang dilaporkan: 1) Kejadian yang
kejadian diketahui dan dikoreksi sebelum mempengaruhi
pasien, 2) Kejadian tanpa potensi merugikan pasien,
dan 3) Kejadian yang dapat membahayakan pasien
tetapi tidak dilakukan.
Kerja sama antar unit Unit Rumah Sakit bekerjasama dan berkoordinasi
satu sama lain untuk memberikan perawatan terbaik
bagi pasien.
Staffing Ada cukup petugas kesehatan untuk menangani
beban kerja dan jam kerja yang tepat untuk
memberikan perawatan terbaik bagi pasien.
Handsoff dan transisi Kelengkapan informasi pasien saat transfe antar unit
Rumah Sakit dan perubahan shift
Respon nun punitive Koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh
terhadap kesalahan petugas kesehatan, bukan sebagai alat untuk mencari
kesalahan.
10

Menurut Mulyati, et al(2016), tim kerja, persepsi terhadap pimpinan,


stres dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang bermakna terhadap budaya
keselamatan pasien. Persepsi terhadap pimpinan merupakan faktor
determinan terciptanya budaya keselamatan pasien, oleh karena itu gaya
kepemimpinan, teknik komunikasi serta kemampuan manajerial pimpinan
merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menciptakan
atmosfer kerja yang kondusif sebagai upaya untuk terciptanya budaya
keselamatan pasien.
Rahmawati (2011) mengidentifikasi empat domain yang berpengaruh
terhadap budaya keselamatan pasien yaitu kepemimpinan transformatif,
kerjasama tim,kesadaran individual, serta iklim keselamatan pasien.
Sedangkan Sammer et al.(2010), mengidentifikasi tujuh subkultur budaya
keselamatan pasien yaitu kepemimpinan, kerjasama tim, berbasis bukti,
komunikasi, pembelajaran, adil dan berpusat pada pasien. Dari tujuh
subkultur budaya tersebut kepemimpinan senior menjadi kunci untuk
mengembangkan budaya keselamatan pasien.Budaya keselamatan yang
konstruktif sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan dan perbaikan
keselamatan pasien (Verbakel, Langelaan, Verheij, Wagner, & Zwart, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa model kepemimpinan
transformasional merupakan model yang sesuai diterapkan untuk
meningkatkan budaya keselamatan pasien, pelatihan keterampilan
komunikasi efektif serta pengembangan model pendidikan antar profesi
sebagai upaya peningkatan kemampuan kolaborasi (Mulyati et al., 2016).
Budaya keselamatan pasien merupakan suatu cara untuk membangun
program keselamatan pasien secara keseluruhandan penerapan budaya
keselamatan pasien membantu perawat bekerja dengan aman(Agnew, Flin, &
Mearns, 2013).
11

C. Kerangka Teori
Faktor Kontributor
1. Faktor kontributor Eksternal / Di Luar RS
a. Regulator dan ekonomi
b. Peraturan dan kebijakan
c. Peraturan nasional
d. Hubungan dengan organisasi lain
2. Faktor Kontributor Organisasi &
Manajemen
a. Organisasi & manajemen
b. Kebijakan, standar &tujuan
c. Administrasi
d. Budaya keselamatan
e. SDM
f. Diklat
3. Faktor Lingkungan Kerja
a.a. Desain dan bangunan
b. Lingkungan
c. Peralatan/sarana/prasarana
4. Faktor Kontributor Tim
a. Supervisi & Konsultasi Insiden
b. Konsistensi Keselamatan
c. Kepemimpinan & Tanggung jawab
Pasien
d. Respon terhadap insiden
5. Faktor Kontributor Petugas
a. Kompetensi
b. Stressor fisik dan mental
6. Faktor Kontributor Tugas
a. Ketersediaan SOP
b. Ketersediaan & akurasi hasil test
c. Faktor penunjang dalam validasi alat
medis
d. Desain tugas
7. Faktor Kontributor Pasien
a. Kondisi
b. Personal
c. Pengobatan
d. Riwayat
e. Hubungan staf dan pasien
8. Faktor Kontributor Komunikasi
a. Komunikasi verbal
b. Komunikasi tertulis

Sumber : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2015)


12

D. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Budaya Keselamatan Pasien


Kerjasama dalam Unit

Harapan dan Tindakan Manajer dalam


Mempromosikan Patient Safety/
Keselamatan Pasien
Organizational learning–perbaikan
berkelanjutan
Dukungan manajemen terhadap upaya
keselamatan pasien
Persepsi perawat

Umpan balik dan komunikasi terhadap Insiden Keselamatan


kesalahan Pasien
Komunikasi terbuka

Frekuensi pelaporan Frekuensi


pelaporan
Kerja sama antar unit di rumah sakit

Staffing

Handsoff dan transisi pasien

Respon non punitive terhadap


kesalahan

E. Hipotesa
1. Adapengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan
pasien
2. Ada pengaruh kerjasama dalam unitterhadap insiden keselamatan pasien
3. Ada pengaruh harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan
patient safety/ keselamatan pasienterhadap insiden keselamatan pasien
4. Ada pengaruh organizational learning–perbaikan berkelanjutan terhadap
insiden keselamatan pasien
13

5. Ada pengaruh dukungan manajemen denganupaya keselamatan pasien


terhadap insiden keselamatan pasien
6. Ada pengaruh persepsi perawatterhadap insiden keselamatan pasien
7. Ada pengaruh umpan balik dan komunikasi terhadap insiden keselamatan
pasien
8. Ada pengaruh komunikasi terbukaterhadap insiden keselamatan pasien
9. Ada pengaruh frekuensi pelaporanterhadap insiden keselamatan pasien
10. Ada pengaruh kerja sama antar unit di rumah sakitterhadap insiden
keselamatan pasien
11. Ada pengaruh staffingterhadapinsiden keselamatan pasien
12. Ada pengaruh handsoff dan transisi pasienterhadap insiden keselamatan
pasien
13. Ada pengaruh respon non punitiveterhadap kesalahan terhadap insiden
keselamatan pasien
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap
Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap dan
Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab
Sjahranie
b. Mengidentifikasi bentuk insiden keselamatan pasien di ruang rawat
inap dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie
c. Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden
keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
d. Menganalisis pengaruh kerjasama dalam unit terhadap insiden
keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
e. Menganalisis pengaruh harapan dan tindakan manajer dalam
mempromosikan patient safety/ keselamatan pasien terhadap insiden
keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
f. Menganalisis pengaruh organizational learning–perbaikan
berkelanjutan terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap
dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie
g. Menganalisis pengaruh dukungan manajemen dengan upaya
keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien di ruang
rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie
h. Menganalisis pengaruh persepsi perawat terhadap insiden keselamatan
pasien di ruang rawat inap RSUD A. Wahab Sjahranie

14
15

i. Menganalisis pengaruh umpan balik dan komunikasi terhadap insiden


keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
j. Menganalisis pengaruh komunikasi terbuka terhadap insiden
keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
k. Menganalisis pengaruh frekuensi pelaporan terhadap insiden
keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
l. Menganalisis pengaruh kerja sama antar unit di rumah sakit terhadap
insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat
Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie
m. Menganalisis pengaruh staffing terhadap insiden keselamatan pasien di
ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab
Sjahranie
n. Menganalisis pengaruh handsoff dan transisi pasien terhadap insiden
keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat
RSUD A. Wahab Sjahranie
o. Menganalisis pengaruh respon non punitive terhadap kesalahan
terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi
Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie.

B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
a) Mendapat gambaran tentang insiden keselamatan pasien di rumah
sakit sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan.
b) Mendapat gambaran budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
sehingga dapat mengembangkan dan memperkuat budaya
keselamatan pasien yang sudah ada.
16

c) Sebagai bahan masukan untuk pembuatan kebijakan terkait program


keselamatan pasien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a) Dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan bahan ajar
pada mata kuliah Patient Safety.
b) Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian keselamatan
pasien selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
a) Mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian manajemen
rumah sakit khususnya pada program keselamatan pasien
b) Terpenuhinya salah satu tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) peneliti
sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi.
BAB IV
METODEPENELITIAN

A. Diagram Alur Penelitian


Alur penelitian ditampilkan dalam bentuk flowchart dibawah ini :

Mulai

Identifikasi masalah
Ada laporan insiden keselamatan
pasien di RSUD AW Sjahranie

Survey Pendahuluan
Laporan Insiden Keselamatan Pasien

Pengumpulan Data

Data sekunder : Data Primer :


Sebaran perawat di ruang Kuesioner Budaya Keselamatan
rawatinap dan IGD Pasien dan kuesioner Insiden
Keselamatan Pasien kepada
perawat

Pengelolaan dan analisa data:


Skala likert, chi square, regresi linier berganda

Penyusunan laporan

Gambar 4.1Flow Chart Alur Penelitian

17
18

B. Tahapan Penelitian

TELAH DILAKUKAN AKAN DILAKUKAN CAPAIAN


INDIKATOR
Output :  Mengidentifikasi
 Teridentifikasi 12
 Gambaran dimensi budaya dan
dimensi Budaya
penerapan sasaran insiden keselamatan
Keselamatan
keselamatan pasien pasien
Pasien
 Mendapatkan  Menganalisis
 Teridentifikasi
faktor-faktor yang pengaruh budaya
Jenis insiden
mempengaruhi keselamatan pasien
keselamatan pasien
komunikasi efektif terhadap insiden
 Mendapatkan keselamatan pasien
distribusi sebaran
perawat pelaksana LUARAN :
di ruang rawat inap  Publikasi Ilmiah
dan IGD di Jurnal
nasional/internasi
onal terakreditasi
2) dan atau buku ajar
Potensi penyebab
terjadinya insiden3) atau buku
keselamatan pasien referensi
(KPC, KNC, KTD dan
Sentinel).

Gambar 4.2Tahapan Penelitian

C. Luaran Penelitian
Luaran penelitian adalah publikasi jurnal ilmiah nasional
terakreditasi/internasional dan atau buku ajar atau buku referensi.

D. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metodeobservasional analitik dengan
desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara
budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien yang
diidentifikasi pada satu waktu. Data yang digunakan adalah data kuantitatif
dan kualitatif.
19

E. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulanAgustussampai Oktober
2018 di ruang rawat inap dan IGD RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda.

F. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di seluruh ruang
rawat inap dan IGD RSUD AW. Sjahranie Samarinda yang berjumlah 509
orang. Besar sampel dilakukan secara proporsional menggunakan rumus
(Lemeshow et al.,1990):
n = Z21 – α/2 pq
d2
dimana:
p : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi
q : 1–p
Z1- α/2 : Statistik Z ( misalnya Z = 1,96 untuk α=0,05)
d : Delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan
dikedua sisi proporsi (misalnya +/-5%)

Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel dalam penelitian ini adalah :
n = (1,96)21 – (0,05/2)0,1(1-0,1)
(0,05)2
n = 119
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive didasarkan pada
pertimbangan tertentu dan memenuhi kriteria inklusi.Adapun kriteria inklusi
dan eksklusi yang ditetapkan adalah:
a. Kriteria Inklusi :
1) Bersedia menjadi responden
2) Lama bekerja minimal satu tahun.
b. Kriteria Eksklusi : Perawat yang tidak masuk selama penelitian
berlangsung.
20

Tabel 4.1Proporsi Populasi dan Sampel Penelitian Berdasarkan Ruang


RawatInap dan IGDRSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Th.
2018

No Nama Ruangan Jumlah perawat Proporsi Jmlh sampel


1. Flamboyan 27 5 6
2. Dahlia 24 5 6
3. Seruni 25 5 6
4. Angsoka 25 5 6
5. Anggrek 28 6 6
6. Melati 33 6 8
7. Cempaka 28 6 6
8. Edelweis 39 8 9
9. Aster 28 6 6
10. Mawar/Nifas 25 5 6
11. PICU/NICU 41 8 10
12. ICU 31 6 7
13. ICCU 27 5 6
14. Unit Stroke 29 6 7
15. Kemoterapi 15 3 4
16 Bougenville 17 3 4
17 IGD 67 13 16
Jumlah 509 100 119

G. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent adalah Budaya Keselamatan pasien dengan 12
dimensi
a. Kerjasama dalam Unit
b. Harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan patient safety
c. Organizational learning–perbaikan berkelanjutan
d. Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien
e. Persepsi perawat
f. Umpan balik dan komunikasi mengenai
g. Komunikasi terbuka
h. Frekuensi pelaporan
i. Kerja sama antar unit di rumah sakit
j. Staffing
k. Handsoff dan transisi pasien
l. Respon non punitive terhadap kesalahan
21

2. Variabel dependent : Insiden Keselamatan Pasien


H. Definisi Operasional
Tabel 4.2Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Independ
en
Budaya Persepsi perawat tentang prinsip Kuesioner Nilai yang Interval
Keselamatan dari nilai, sikap, kompetensi dan menggunakan didapat dari
skala likert: pengukuran
Pasien pola perilaku individu dan budaya
1=sangat tidak
kelompok yang dimiliki oleh setuju keselamatan
perawat di ruang rawat inap dan 2=tidak setuju pasien dengan
IGD RSUD AW Sjahranie dalam 3= setuju rentang 4-16
menentukan komitmen terhadap 4= sangat setuju
pelaksanaan program keselamatan
pasien di rumah sakit yang terdiri
dari 12 dimensi.

Kerjasama Persepsi perawat tentang kondisi Kuesioner Nilai yang Interval


dalam Unit dimana individu perawat dalam menggunakan didapat dari
skala likert: pengukuran
satu unit saling mendukung dimensi
1=sangat tidak
memperlakukan satu sama lain setuju Kerjasama
dengan hormat dan bekerja sebagai 2=tidak setuju dalam Unit
tim 3= setuju dengan rentang
4= sangat setuju 4-16

Harapan dan Persepsi perawat tentang kondisi Kuesioner Nilai yang Interval
Tindakan dimana pertimbangan pimpinan menggunakan didapat dari
skala likert: pengukuran
Manajer terhadap saran staf untuk dimensi
1=sangat tidak
dalam meningkatkan keselamatan pasien, setuju Harapan dan
Mempromosi pujian staf untuk meng-ikuti 2=tidak setuju Tindakan
kan Patient prosedur keselamatan pasien dan 3= setuju Manajer dalam
4= sangat setuju Mempromosika
Safety/ perawat tidak mengabaikan n Patient
Keselamatan masalah keselamatan pasien Safety/ dengan
Pasien rentang 4-16
Organization Persepsi perawat tentang kondisi Kuesioner Nilai yang Interval
al learning– dimana proses pembelajaran dari menggunakan didapat dari
skala likert: pengukuran
perbaikan kejadian kesalahan, dimensi
1=sangat tidak
berkelan- bagaimana terjadi dan tindakan setuju Organization
jutan pencegahan yang harus dilakukan 2=tidak setuju al
supaya tidak lagi terjadi error yang 3= setuju learningdeng
kemudian membuat proses 4= sangat setuju an rentang 4-
16
perbaikan berkelanjutan sehingga
membawa perubahan yang positif
22

Tabel 4.2Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dukungan Persepsi perawat tentang Kuesioner Nilai yang Interval
manajemen kondisidimana sikap dan menggunakan skala didapat dari
terhadap prioritas manajemen rumah likert: pengukuran
1=sangat tidak setuju dimensi
upaya sakit dalam menyediakan 2=tidak setuju Dukungan
keselamatan iklim kerja terhadap upaya 3= setuju manajemen
pasien pelaksanaan keselamatan 4= sangat setuju dengan rentang
pasien di rumah sakit 4-16.

Persepsi Persepsi perawat tentang Kuesioner Nilai yang Interval


perawat pemahaman perawat menggunakan skala didapat dari
mengenai program patient likert: pengukuran
1=sangat tidak setuju dimensi Persepsi
safety (keselamatan pasien) 2=tidak setuju perawat dengan
berupaya bertindak sesuai 3= setuju rentang 4-16.
prosedur untuk mencegah 4= sangat setuju
kejadian keselamatan pasien
diRSUD Abdul Wahab
Sjahranie

Umpan balik Persepsi perawat tentang Kuesioner Nilai yang Interval


dan proses dimana setiap anggota menggunakan skala didapat dari
komunikasi bersedia untuk likert: pengukuran
1=sangat tidak setuju dimensi Umpan
terhadap mengkomunikasikan 2=tidak setuju balik dan
kesalahan kesalahan yang terjadi untuk 3= setuju komunikasi
menggali pengetahuan dari 4= sangat setuju terhadap
pengalaman, memperoleh kesalahan
data dan membuat upaya dengan rentang
pencegahan terjadinya 4-16.
insiden

Komunikasi Persepsi perawat tentang staf Kuesioner Nilai yang Interval


terbuka dapat menyampaikan pesan menggunakan skala didapat dari
(informasi, ide, gagasan, likert: pengukuran
1=sangat tidak setuju dimensi
pernyataan) tanpa rasa takut 2=tidak setuju Komunikasi
baik mengenai tindakan yang 3= setuju terbuka dengan
diputuskan dan jika mereka 4= sangat setuju rentang 4-16.
melihat hal negatif yang dapat
mempegaruhi pasien
23

Tabel 4.2Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Frekuensi Persepsi perawat tentang Kuesioner Nilai yang didapat Interval
pelaporan seberapa sering pelaporan menggunakan skala dari pengukuran
mengenai kejadian yang tidak likert: dimensi frekuensi
1=sangat tidak setuju pelaporan dengan
diharapkan (KTD) dan kejadian
2=tidak setuju rentang 4-16.
nyaris cedera
3= setuju
(KNC) di unit RSUD Abdul 4= sangat setuju
Wahab Sjahranie
Kerja Persepsi perawat tentang kondisi Kuesioner Nilai yang didapat Interval
sama dimana individu yang berlainan menggunakan skala dari pengukuran
antar unit unit saling membantu, likert: dimensi Kerja
1=sangat tidak setuju sama antar unit
di rumah berkoordinasi, dan saling
2=tidak setuju dengan rentang 4-
sakit mendukung satu sama lain untuk 16.
3= setuju
memberikan perawatan terbaik 4= sangat setuju
bagi pasien di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie

Staffing Persepsi perawat tentang proses Kuesioner Nilai yang didapat Interval
penataan staff dalam unit untuk menggunakan skala dari pengukuran
menangani beban kerja dan jam likert: dimensi Staffing
1=sangat tidak setuju dengan rentang 4-
kerja yang sesuai untuk
2=tidak setuju 16.
memberikan perawatan yang
3= setuju
baik bagi pasien 4= sangat setuju

Handsoffd Persepsi perawat tentang proses Kuesioner Nilai yang didapat Interval
an transisi berpindahnya pasien dari satu menggunakan skala dari pengukuran
pasien unit ke unit lain ataupun likert: dimensi
1=sangat tidak setuju Handsoffdan
perpindahan informasi mengenai
2=tidak setuju transisi pasien
pasien ketika terjadi pergantian dengan rentang 4-
3= setuju
shift antara petugas 4= sangat setuju 16.

Respon Persepsi perawat tentang sikap Kuesioner Nilai yang didapat Interval
non tidak menghukum/ menggunakan skala dari pengukuran
punitive menuduh/memojokkan likert: dimensi Respon
1=sangat tidak setuju non punitive
terhadap terhadap insiden yang dibuat
2=tidak setuju terhadap
kesalahan atau dilaporkan oleh staf di unit kesalahan dengan
3= setuju
RSUD Abdul Wahab Sjahranie 4= sangat setuju rentang 4-16.
24

Tabel 4.2Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dependen:
Insiden Jumlah setiap kejadian atau Kuesioner Jumlah Interval
Keselamatan situasi yang diketahui menggunakan skala kejadian
perawat yang dapat likert: insiden yang
Pasien
mengakibatkan atau 1=sangat sering dinyatakan
berpotensi mengakibatkan 2=sering oleh perawat
harm yaitu seperti penyakit, 3= mungkin
cedera, cacat atau bahkan 4= jarang
kematian yang tidak 5=sangat jarang
seharusnya terjadi yang 6=tidak pernah
terjadi di ruang rawat inap
dan IGD RSUD AWS

I. Instrument Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner yang digunakan untuk menilai budaya keselamatan pasien diadopsi
dari kuesioner keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh AHRQ pada
Hospital Survey on Patient Safety Culture. Terdapat 42 item pertanyaan yang
mencakup 12 dimensi budaya keselamatan pasien.
Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan
skala likert dengan rentang 1-4 dimana sangat tidak setuju diberi nilai (1),
tidak setuju (2), setuju (3) dan sangat setuju (4). Sedangkan kuesiner insiden
keselamatan pasien yang mencakup pernyataan tentang insiden
KPC,KNC,dan KTD yang berjumlah 28 pernyataan. Pernyataan-pernyataan
dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1-6
yang disesuaikan dengan penilaian frekuensi pada buku pedoman insiden
keselamatan pasien yaitu tidak pernah (6),sangat jarang (5), jarang (4),
mungkin (3), sering (2) dan sangat sering (1).
25

J. Analisis Data
Dalam penelitian ini semua data hasil penelitian dianalisis dengan
menggunakan program software statistik pada komputer. Analisis data
dilakukan secara sistematik, antara lain(Dahlan, 2012):
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan setiap variabel
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentase dari setiap variabel.
2) Regresi Linear Berganda
Regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan satu variabel
terikat yang mempunyai skala pengukuran numerik dengan satu atau lebih
variabel bebas. Regresi linear dapat digunakan apabila syarat-syarat
regresi linear dan uji asumsi klasik terpenuhi. Adapun uji asumsi klasik
yang harus dipenuhi adalah
a. Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov smirnov test
(normal apabila p > 0,05) atau menggunakan pola histogramyang
mengikuti kurva normal, dan uji normalitas P-Plot (Probability
Plot).Data dikatakan terdistribusi normal, jika data atau titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
b. Uji heterokedastisitas dengan glejser bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Data tidak terjadi
heterokedastisitas apabila nilai signifikansi p > 0,05.
c. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Berdasarkan nilai tolerance > 0,40 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Berdasarkan nilai VIF < 10,0 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
d. Autokorelasi menggunakan Durbin-Watson, bertujuan untuk
menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada
26

periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Ketentuan dari uji


Durbin-Watson adalah:

Tabel 4.3 Autokorelasi


<1 Ada autokorelasi
1,1 – 1,54 Tanpa kesimpulan
1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,9 Tanpa kesimpulan
> 2,9 Ada autokorelasi
27

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD

AWS) Samarinda merupakan Rumah Sakit kelas A pendidikan dengan

capaian akreditasi Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Pada tahun 2015, RSUD AWS membentuk komite Peningkatan Mutu dan

Keselamatan Pasien sebagai salah satu bentuk solusi peningkatan

penerapan budaya keselamatan pasien.

Visi RSUD AWS adalah menjadi Rumah Sakit bertaraf

internasional pada tahun 2018. Sedangkan misi RSUD AWS Samarinda

adalah meningkatkan akses kualitas dan pelayanan bertaraf internasional

dan mengembangkan Rumah Sakit sebagai pusat pendidikan dan

penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan.

Tugas yang harus dilaksanakan RSUD AWS berdasarkan

Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Nomor 47 Tahun 2008

tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit

Daerah Provinsi Kalimantan Timur adalah melaksanakan upaya kesehatan

supaya berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan


28

upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan

serta pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit.

Pelayanan RSUD AWS menyediakan 42 Poli Klinik spesialis yang

diharapkan dapat memberikan layanan kesehatan paripurna. Semua

pelayanan di poliklinik dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

tanpa memandang status sosial pasien. Demikian pula untuk perawatan di

ruangan Rawat Inap yang terdiri dari kelas I, II, III sampai kelas eksekutif

dimana jumlah tempat tidur yang digunakan saat ini berjumlah 828 yang

diharapkan dapat menampung masyarakat yang akan menggunakan

fasilitas rawat inap.

Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pintu masuk dan sebagai

ujung tombak pelayanan, RSUD AWS selalu mengupayakan peningkatan

kualitas dan kinerja sumber daya guna mendapatkan pelayanan yang

prima.

2. Demografi Responden
a. Karakteristik Responden
Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda Tahun 2018

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 14 11,8
Perempuan 105 88,2
Usia (Tahun)
< 25 12 10,1
25-35 60 50,4
36-45 35 29,4
> 45 12 10,1
29

Pendidikan Terakhir
DIII Keperawatan 80 67,2
DIV Keperawatan 7 5,9
S1 Keperawatan 6 5,0
Nurse (Profesi) 26 21,8

Lanjutan Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di


RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)


Lama Bekerja
< 5 Tahun 58 48,7
5-10 Tahun 23 19,3
> 10 Tahun 38 31,9
Jabatan Perawat
Kepala Ruangan 5 4,2
CCM 11 9,2
Ketua Tim 7 5,9
Perawat Pelaksana 91 76,5
Lainnya 5 4,2
Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa karakteristik


responden berdasarkan jenis kelamin hampir seluruhnya adalah
perempuan sebanyak 88,2%. Sementara sebagian kecil adalah laki-laki
sebanyak 11,8%.
Pada karakteristik responden berdasarkan usia sebagian besar
adalah berusia 25-35 tahun sebanyak 50,4%. Sementara berdasarkan
pendidikan terakhir sebagian besar adalah DIII Keperawatan sebanyak
67,2%.
Pada karakteristik lama bekerja didapatkan, hampir setengah
perawat memiliki lama bekerja < 5 tahun sebanyak 48,7%. Sementara
berdasarkan jabatan, responden hampir seluruhnya memiliki jabatan
perawat pelaksana sebanyak 76,5%.
30

b. Identifikasi Budaya Keselamatan Pasien


Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat tentang Budaya
Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjaharanie Samarinda
Tahun 2018
Std.
Variabel N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kerjasama dalam unit 119 2,5 4,0 3,43 0,43
Peran manajer dalam 119 2,0 3,8 2,84 0,30
promosi patient safety
Organizational 119 2,3 4,0 3,27 0,41
learning
Dukungan manajemen 119 2,0 4,0 2,73 0,31
terhadap patient safety
Persepsi perawat 119 2,0 4,0 2,89 0,32
terhadap patient safety
Umpan balik dan 119 2,3 4,0 3,09 0,34
komunikasi terhadap
kesalahan
Komunikasi terbuka 119 2,7 4,0 3,17 0,32
Frekuensi pelaporan 119 1,0 4,0 2,93 0,39
kejadian
Kerjasama antar unit 119 2,0 4,0 3,08 0,42
Staffing 119 1,5 3,8 2,72 0,40
Handsoff dan transisi 119 1,8 4,0 2,88 0,43
Respon non punitive 119 1,0 4,0 2,65 0,60
terhadap kesalahan
Budaya keselamatan 119 2,2 3,6 2,97 0,22
Pasien
Sumber : Analisa Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan gambaran persepsi perawat
tentang budaya keselamatan pasien di RSUD A. W. Sjahranie
Samarinda memiliki mean 2,97. Persepsi paling rendah pada dimensi
respon non punitiveterhadap kesalahan dengan nilai mean
31

2,65.Persepsi paling tinggi adalah pada dimensi kerjasama dalam unit


dengan nilai mean 3,43.

c. Insiden Keselamatan Pasien


Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUD
A. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018
TP SJ J M S SS
No. Pernyataan 6 5 4 3 2 1 Mean
F % F % F % F % F % F %
KTD Pasien mengalami
1 cederaterjatuh dari tempat 54 45,4 35 29,4 23 19,3 6 5,0 1 0,8 0 0,0 5,13
tidur.
KTD Pasien mengalami shock
2 setelah diberi injeksi
84 70,6 21 17,6 7 5,9 6 5,0 1 0,8 0 0,0 5,52
antibiotik atau obat injeksi
lain
KTD Pasien terjatuh di kamar
mandi mengalami cedera 58 48,7 38 32,2 14 11,8 8 6,7 0 0,0 0 0,0 5,24
3
KTD Pasien resiko tinggi ditinggal
4 di ruangan tanpa menunggu 101 84,9 12 10,1 3 2,5 2 1,7 1 0,8 0 0,0 5,76
perawat pengganti datang,
pasien meninggal
KTD Terjadi phlebitis pada
pasien 2 1,7 20 16,8 32 26,9 20 16,8 35 29,4 10 8,4 3,19
5
KTD Terjadi dekubitus pada
pasien 22 18,5 39 32,8 33 27,7 17 14,3 8 6,7 0 0,0 4,42
6
KTD Pasien jatuh saat di
7 pindahkan dari brankar ke 109 91,6 6 5,0 1 0,8 2 1,7 1 0,8 0 0,0 5,85
tempat tidur
KTD Tidak semua instruksi
8 lewat telepon ditulis
sehingga tidak semua 110 92,4 3 2,5 4 3,4 1 0,8 0 0,0 1 0,8 5,84
tindakan di lakukan yang
berakibat pasien meninggal
KNC Terjadi kesalahan dalam
1 pemberian obat dan pasien 62 52,1 37 31,1 9 7,6 8 6,7 3 2,5 0 0,0 5,24
tidak apa-apa
KNC Terjadi kesalahan pem-
berian obat dari apotik 28 23,5 34 28,6 26 21,8 13 10,9 15 12,5 3 2,5 4,32
2
KNC Infus tidak digantung di
3 tiang infus saat pasien
63 52,9 35 29,4 10 8,4 5 4,2 5 4,2 1 0,8 5,20
dibawa ke radiologi, poli-
klinik, atau ruang operasi
KNC Salah memberikan trans- 91 76,5 17 14,8 6 5,0 5 4,2 0 0,0 0 0,0 5,63
32

4 fusi darah ke pasien, tetapi


diingatkan oleh perawat
yang lain bahwa bukan
pasien tersebut yang
diberikan transfusi darah
Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di


RSUDA. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018
TP SJ J M S SS
No. Pernyataan 6 5 4 3 2 1 Mean
F % F % F % F % F % F %
KNC Pasien terpapar insiden
5 tetapi tidak mengakibatkan 76 63,9 25 21 12 10,1 5 4,2 1 0,8 0 0,0 5,43
cedera kepada pasien
KNC Terjadi insiden saat mem-
6 berikan obat ke pasien,
tetapi diingatkan oleh
46 38,7 55 46,2 13 10,9 3 2,5 2 1,7 0 0,0 5,18
perawat yang lain bahwa
bukan pasien tersebut yang
diberikan
KNC Pasien yang dirawat sering
46 38,7 38 31,9 13 10,9 9 7,6 9 7,6 4 3,4 4,76
7 diantar oleh POS
KNC Pasien yang dirawat
8 dengan kondisi tidak sadar
112 94,1 5 4,2 2 1,7 0 0 0 0,0 0 0,0 5,92
dipindahkan ke ICU,
diantar oleh POS
KNC Pasien yang dirawat tidak
89 74,8 22 18,5 4 3,4 4 3,4 0 0,0 0 0,0 5,65
9 terpasang gelang identitas
KNC Tempat tidur pasien yang
10 dirawat tidak memiliki 97 81,5 14 11,8 4 3,4 2 1,7 0 0,0 2 1,7 5,68
pagar pengaman
KPC Tidak melakukan double
1 check saat akan mem- 90 75,6 14 11,8 6 5,0 3 2,5 0 0,0 6 5,0 5,45
persiapkan obat injeksi
KPC Lupa melakukan iden-
2 tifikasi pasien setiap kali
98 82,4 14 11,8 4 3,4 3 2,5 0 0,0 0 0,0 5,74
pasien masuk ke ruang
tempat saya bekerja
KPC Lantai kamar mandi pasien
50 42,0 39 32,8 12 10,1 12 10,1 6 5,0 0 0,0 4,97
3 sering kali ditemukan licin
KPC Obat high alert tidak
93 78,2 15 12,6 3 2,5 5 4,2 1 0,8 2 1,7 5,58
4 pernah diberi tanda
KPC Penyimpanan obat tidak
5 sesuai dengan aturan 89 74,8 19 16,0 4 3,4 5 4,2 1 0,8 1 0,8 5,57
prosedur
33

KPC Obat emergency sering


6 tidak tersedia/ tidak 87 73,1 18 15,1 10 8,4 4 3,4 0 0,0 0 0,0 5,58
lengkap
KPC Alat kesehatan tidak di-
7 kalibrasi, misal; EKG, DC
75 63,0 24 20,2 12 10,1 2 1,7 5 4,2 1 0,8 5,34
Shock, Infus pump, dan
lainnya.

Sumber : Analisa Data Primer, 2018


Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUD
A. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018
TP SJ J M S SS
No. Pernyataan 6 5 4 3 2 1 Mean
F % F % F % F % F % F %
KPC Perawat tidak melakukan
8 handover/ aplusansaat 107 89,9 6 5,0 1 0,8 1 0,8 1 0,8 3 2,5 5,75
pergantian shift
KPC Pasien mendapat obat
9 penurun tekanan darah tan-
pa mengukur/memeriksa 111 93,3 3 2,5 2 1,7 1 0,8 2 1,7 0 0,0 5,85
tekanan darah pasien
sebelumnya
KPC Kalau pasien demam
10 langsung diberi para-
76 63,9 27 22,7 3 2,5 9 7,6 4 3,4 0 0,0 5,36
cetamol tanpa konfirmasi
dari dokter
Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui 8,4% responden


menyatakan bahwa phlebitis pada pasien sangat sering terjadi, 29,4%
menyatakan sering, 16,8% menyatakan mungkin sering terjadi, 26,9%
menyatakan jarang terjadi, 16,8% menyatakan sangat jarang terjadi
dan 1,7% menyatakan phlebitis pada pasien tidak pernah terjadi. Pada
insiden kesalahan pemberian obat dari apotik 2,5% responden
menyatakan sangat sering terjadi, 12,5% menyatakan sering, 10,9%
menyatakan mungkin terjadi, 21,8% menyatakan jarang terjadi, 28,6%
menyatakan sangat jarang terjadi dan 23,5% menyatakan sangat jarang
terjadi. Sementara pada insiden infus tidak digantung di tiang infus
saat pasien di bawa ke radiologi, poliklinik atau ruang operasi, 0,8%
responden menyatakan sangat sering terjadi, 4,2% menyatakan sering
terjadi, 4,2% menyatakan mungkin terjadi, 8,4% menyatakan jarang
34

terjadi, 29,4% menyatakan sangat jarang terjadi, 52,9% menyatakan


tidak pernah terjadi.
Insiden pasien yang dirawat sering diantar oleh POS, 3,4%
responden menyatakan sangat sering terjadi, 7,6% menyatakan sering
terjadi, 7,6% menyatakan mungkin terjadi, 10,9% menyatakan jarang
terjadi, 31,9% menyatakan sangat jarang terjadi, 38,7% menyatakan
tidak pernah terjadi pasien yang dirawat diantar oleh POS.Pada
insidentidak melakukan double check saat akan mempersiapkan obat
injeksi didapatkan 5,0% responden menyatakan sangat sering terjadi,
2,5% menyatakan mungkin terjadi, 5,0% menyatakan jarang terjadi,
11,8% menyatakan sangat jarang terjadi dan 75,6% menyatakan tidak
pernah terjadi. Insiden obat high alert tidak pernah diberi tanda, 1,7%
responden menyatakan sangat sering terjadi, 0,8% menyatakan sering
terjadi, 4,2% menyatakan mungkin terjadi, 2,5% menyatakan jarang
terjadi, 12,6% menyatakan sangat jarang terjadi dan 78,2% responden
menyatakan tidak pernah terjadi.
Insiden alat kesehatan tidak dikalibrasi, misal; EKG, DC Shock,
Infus pump dan lainnya, 0,8% responden menyatakan sangat sering
terjadi, 4,2% menyatakan sering terjadi, 1,7% menyatakan mungkin
terjadi, 10,1% menyatakan jarang terjadi, 20,2% menyatakan sangat
jarang terjadi dan 63,0%responden menyatakan sangat jarang terjadi.
Pada insiden perawat tidak melakukan handover/aplusan saat
pergantian shift, 2,5% responden menyatakan sangat sering terjadi,
0,8% menyatakan sering terjadi, 0,8% menyatakan mungkin terjadi,
0,8% menyatakan jarang terjadi, 5,0% menyatakan sangat jarang
terjadi dan 89,9% responden menyatakan tidak pernah terjadi.

3. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
penelitian terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan
35

menggunakan Normal P-Plot Histogram dan uji normalitas


Kolmogorov-Smirnov. Asumsi normalitas terpenuhi apabila sebaran
plot menyebar di atas dan di bawah atau sekitar di angka 0, gambaran
histogram tidak membentuk pola bergelombang, dan nilai p pada uji
normalitas > 0,05. Hasil uji normalitas penelitian ini dapat dilihat pada
gambar dan tabel di bawah ini:
Tabel 5.4Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Unstandarized Residual
N 119
a
Normal Parameters Mean 0,0000000
Std. Deviation 11.96912867
Most Extreme Differences Absolute 0,081
Positive 0,067
Negative -0,081
Kolmogorov-Smirnov Z 0,888
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,409
Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.4,dapat diketahui sebaran data variabel


budaya keselamatan pasien dan insiden keselamatan pasien adalah
normal karena nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov tes
adalah 0,409(p > 0,05). Hasil ini diperkuat dengan gambaran
histogram tidak membuat pola bergelombang (Gambar 5.1) dan hasil
normal P-Plot (Gambar 5.2) yang menunjukkan bahwa data menyebar
di atas dan di bawah sekitar angka 0, sehingga dapat
disimpulkansyarat uji normalitas telah terpenuhi.
36

Gambar 5.1 Histogram

Gambar 5.2 Normal P-Plot Regression Standarized Residual


37

b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat
Scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari
variabel terikat yang telah distandarisasi untuk mengetahui apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian residu satu pengamatan ke
pengamatan lain atau tidak. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat
pada gambar Scatterplot, seperti gambar di bawah ini:

Gambar 5.3Scatterplot Regression Standardized Predicted Value

Berdasarkan gambar 5.3, tampak bahwa residu menyebar secara


konstan berdasarkan nilai predicted value. Sebaran residu tidak
membentuk pola tertentu. Dengan demikian syarat heteroskedastisitas
terpenuhi.

c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas memiliki hubungan atau tidak.
Multikolinieriti diketahui dengan uji korelasi atau toleransi. Suatu data
penelitian dinyatakan bebas multikolinieritas apabila memiliki nilai
38

tolerance lebih besar dari 0,4 dan VIF < 10. Hasil uji multikolinieritas
dapat dilihat pada tabel coefficient.

Tabel 5.5Hasil Uji Multikolinieritas


Tolerance VIF
Kerjasama dalam Unit 0, 635 1,576
Peran Manajer dalam Promosi Patient 0,599 1,220
Safety
Organizational Learning 0,626 1,403
Dukungan Manajemen terhadap Patient 0,841 1,177
Safety
Persepsi Perawat terhadap Patient Safety 0,590 1,420
Umpan Balik dan Komunikasi terhadap 0,693 1,204
Kesalahan
Komunikasi Terbuka 0,642 1,338
Frekuensi Pelaporan Kejadian 0,821 1,205
Kerjasama antar Unit 0,398 1,849
Staffing 0,684 1,442
Handsoff dan transisi 0,523 1,691
Respon non punitive terhadap Kesalahan 0,502 1,355
Sumber : Analisa Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa nilaitolerance tiap
variabel pada setiap model lebih besar dari 0,4 atau nilai VIF kurang
dari 10.Artinyamasing-masing variabel bebas tidak memiliki
hubungan. Hasil ini menunjukkan bahwa asumsi multikolinieritas
terpenuhi.

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya korelasi
dalam suatu model regresi, sehingga dilakukan pengujian Durbin-
Watson (DW) dengan hasil sebagai berikut:
39

Tabel 5.6Hasil Uji Autokorelasi


Std. Error Durbin
Adjusted Watson
Model R R Squares of the
R Square
Estimate
11 0,416 0,173 0,152 12,303 1,584
Sumber : Analisa Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa nilai Durbin
Watson yang didapatkan adalah sebesar 1,584. Nilai DW berada
diantara rentang1,55 sampai dengan 2,46 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi penelitian
ini.

4. Uji Regresi Linear Berganda


a. Uji F
Uji F (anova) memberi informasi apakah salah satu slope
variabel bebas bermakna atau tidak. Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.7Hasil Uji F Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden
Keselamatan Pasien
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 3644,409 3 1214,803 8,025 0,000
Residual 17408,179 115 151,375
Total 21052.588 118
Sumber : Analisa Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai p uji anova untuk
pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan
pasien lebih kecil dari 0,05 (p= 0,000), yang artinyadapat
disimpulkan bahwa model regresi linier diestimasi layak digunakan
untuk menjelaskan pengaruh budaya keselamatan pasien secara
simultan terhadap insiden keselamatan pasien.
40

b. Uji T
Tabel 5.8Hasil Uji T Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap
Insiden Keselamatan Pasien
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 98,163 10,836 9,059 0,000
Dukungan manajemen 5,633 2,685 0,182 2,098 0,038
terhadap patient safety
Persepsi perawat terhadap 5,609 2,273 0,218 2,468 0,015
patient safety
Kerjasama antar Unit 6,646 2,381 0,248 2,791 0,006

Sumber : Analisa Data Primer, 2018 R2 = 17,3%


Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel dukungan
manajemen terhadap patient safety, persepsi perawat terhadap
patient safetydan variabel kerjasama antar unit mempunyai nilai p<
0,05, yang artinyaketiga variabel tersebut berpengaruh
terhadapinsiden keselamatan pasien.
Berdasarkan hasil uji T tersebut (tabel coefficients) maka
persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Y= a + b1X1 +b2X2+ b3X3
Y=98,163+ 5,633_Dukungan manajemen terhadap patient
safety+5,609_Persepsi perawat terhadap patient
safety+6,646_Kerjasama antar Unit

Y = KTD
a = konstanta
b1 = koefesien regresi
X1 = Dukungan manajemen terhadap patient safety
b2= koefesien regresi
X2 = Persepsi perawat terhadap patient safety
b3= koefesien regresi
X3 =Kerjasama antar Unit
41

Dari persamaan diatas didapatkan nilai konstanta sebesar 98,163


secara matematis menyatakan bahwa jika nilai ketiga variabel sama
dengan nol maka Insiden Keselamatan Pasien akan terjadi
sebanyak98,163 kali .
Nilai koefesien regresi variabledukungan manajemen terhadap
patient safetydidapatkan sebesar 5,633, artinya bahwa dukungan
manajemen terhadap patient safetyberpengaruh terhadap insiden
keselamatan pasien sebesar 56,33%. Sedangkan Nilai koefesien
regresi variablePersepsi perawat terhadap patient safetyadalah
sebesar 5,609, dengan demikian Persepsi perawat terhadap patient
safety berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar
56,09%. Sedangkan variabel kerjasama antar unitmemiliki
koefisien regresi sebesar6,646, artinya variabel kerjasama antar
unitberpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien
sebesar66,46%.

c. Pengujian Hipotesis
1) Hipotesis 1 (H1)
Nilai signifikansi hasi uji F didapatkan p 0,000< 0,05 yang
artinya secara simultan terdapat pengaruh budaya keselamatan
pasien terhadap insiden keselamatan pasien di RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda.

2) Hipotesis 2 (H2)
Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh budaya
keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien secara
parsial. Hasil uji menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan
manajemen terhadap patient safetydengan nilai p= 0,038. Ada
pengaruh persepsi perawat terhadap patient safetyp= 0,015 dan ada
42

pengaruh kerjasama antar unit terhadap patient safety dengan nilai


p=0,006.

B. Pembahasan
1. Persepsi Perawat tentang Budaya Keselamatan Pasien
Budaya keselamatan pasien merupakan faktor penting dalam
mengupayakan peningkatan keselamatan pasien dan mengurangi risiko
yang merugikan di rumah sakit. Selain itu, budaya keselamatan pasien juga
sebagai indikator kualitas utama dalam pelayanan kesehatan, sehingga
sangat diperlukan adanya sumber daya yang mampu mempersepsikan
budaya tersebut dengan baik dan benar (Najihah, 2018). Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa persepsi perawat terhadap budaya
keselamatan pasien rata-rata sebesar 2,97. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
masih rendah. Persepsi paling rendah pada dimensi Respon non punitive
terhadap kesalahandengan nilai mean 2,62. Hal ini sesusai dengan
penelitian yang dilakukan Nurwahidah, Maidin, dan Sidin (2014) di RSUD
Ajjapangge yang menggambarkan budaya pada dimensi ini tegolong
rendah (56%). Saat ada kejadian insiden, paradigma yang ada adalah
mencari siapa yang salah bukan menganalisis mengapa suatu kejadian
terjadi. Ini merupakan suatu penyebab mengapa rendahnya respon non
punitive terhadap kesalahan (Cahyono, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wami, Demssie,
Wassie, & Ahmed, (2016) dan penelitian Liu, Liu, Wang, Zhang, & Wang,
(2014) yang menyatakan bahwa rendahnya budaya keselamatan pasien
dikaitkan dengan pelaporan insiden, sumberdaya, sikap perawat dan
keterlibatan pasien, jam kerja, status kepegawaian, kerja tim, komunikasi
terbuka, serah terima dan umpan balik terhadap kesalahan sebagai faktor
penting yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien.
Menurut Arden (2012) dalam Golda(2014)budaya keselamatan
pasien dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu; 1) Sikap dan perilaku (senior
43

management, middle management, supervisor, karyawan, keselamatan dan


kesehatan yang representatif serta komitmen anggota komite), 2)
lingkungan; (tipe organisasi, finansial, jenis pekerjaan yang dilakukan,
desain pekerjaan, kecepatan kerja, pelatihan yang tersedia, garis
komunikasi, 3) sistem; (proses pelaporan kejadian/insiden yang
mengancam keselamatan pasien, proses audit, proses inventigasi,
komunikasidan sistem umpan balik). Meninjau dari hal tersebut
Mulyati(2016), menyatakan bahwa untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien dengan persepsi baik maka dibutuhkan komitmen dari
seluruh lapisan baik pimpinan sampai karyawan yang perlu dibenahi.
Penerapan budaya dalam sebuah organisasi tentu tidak terlepas dari
peran aktif atasan dalam hal ini supervisor ataupun manajer dalam
mempromosikan nilai-nilai yang dianut dengan melakukan tindakan-
tindakan terkait yang mampu mendukung proses penanaman nilai budaya
itu sendiri (Nivalinda, 2016). Rendahnya nilai dukungan manajemen
terhadap patient safety terjadi sebagai akibat dari supervisor/manajemen
yang mengabaikan masalah keselamatan pasien dan tidak sepenuhnya
mengawasi tindakan perawatan yang dilakukan responden apabila sesuai
atau tidak dengan prosedur keselamatan pasien.
2. Insiden Keselamatan pasien
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 8,4% responden
menyatakan insiden keselamatan pasien yang sangat sering terjadi di
RSUD AW Sjahranie adalah phlebitis.Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Agustini, Utomo, (2013) yang menyatakan bahwa responden
yang sering mengalami phlebitis berada pada rentang usia lansiadengan
pengaruh bermakna yakni p value= 0,000. Hal tersebut menginformasikan
bahwa terdapat hubungan antara kategori peningkatan usia dengan
phlebitis. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pertahanan terhadap
infeksi dapat berubah sesuai usia. Lansia mengalami perubahan dalam
struktur dan fungsi kulit seperti turgor kulit menurun dan epitel menipis,
44

akibatnya kulit menjadi lebih mudah abrasi atau luka. Pada usia lanjut (
>60 tahun) vena menjadi rapuh, tidak elastis dan mudah hilang (kolaps).

3. Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh
variabel-variabel budaya kesalamatan pasien terhadap insiden kesalamatan
pasien baik berupa kejadian yang tidak diharapkan (KTD), Kejadian
Nyaris Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) di RSUD A.
W. Sjaharanie Samarinda.
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan budaya keselamatan
pasien berpengaruh terhadap Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. W.
Sjahranie Samarinda, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000(p <
0,05).Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Najjar et al.
(2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara budaya keselamatan
dan tingkat kejadian buruk di tingkat departemen. Departemen dengan
budaya keselamatan pasien yang lebih positif memiliki tingkat yang
insiden lebih rendah.
Laporan dari Agency for Healthcare Research and Quality (2017),
didapatkan bahwa beberapa faktor yang menimbulkan insiden keselamatan
pasien adalah komunikasi, arus informasi yang tidak adekuat, masalah
sumber daya, hal yang berkaitan dengan pasien, transfer pengetahuan di
rumah sakit, alur kerja kegagalan teknis, kebijakan dan prosedur yang
tidak adekuat.
Budaya kesalamatan pasien diartikan sebagai produk dari nilai,
sikap, kompetensi, dan pola perilaku individu dan kelompok yang
menentukan komitmen, style dan kemampuan suatu organisasi pelayanan
kesehatan terhadap program patient safety(Agency for Healthcare
Research and Quality, 2016). Sejalan dengan definisi budaya keselamatan
pasien, menurut Gibson(2002) variabel organisasi mempunyai efek tidak
langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Budaya keselamatan
pasien yang ada di rumah sakit memiliki hubungan langsung terhadap
45

pelaksanaan pelayanan yang bertujuan untuk menjamin keselamatan


pasien (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni, Ahsan, dan
Azzuhri (2016) dengan judul Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien
terhadap Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001
(p <0,05), yang artinya ada pengaruh secara simultan budaya keselamatan
pasien terhadap sikap melaporkan insiden pada perawat di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Verbakel et al., (2015) pada kelompok perlakuan budaya kesalamatan
pasien menunjukkan adanya peningkatan terhadap pelaporan insiden
keselamatan pasien.
Hasil penelitianpada uji t didapat bahwa secara parsial dukungan
manajemen terhadap patient safety berpengaruh signifikan terhadap
insiden keselamatan pasien dengan nilai p = 0,038 dan koefisien regresi
sebesar 5,633, artinya bahwa dukungan manajemen terhadap patient safety
berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar 56,33%. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Wami et al., (2016) dimana
dukungan manajemen terhadap patient safety berpengaruh terhadap
insiden keselamatan pasien dengan p value= 0,021. Unsurpimpinan
memiliki pengaruh yang signifikan dalam menciptakan budaya
keselamatan pasien. Pimpinan memiliki kewenangan dalam menerapkan
system yang berlaku dalam organisasi (Mulyati, 2016).
Persepsi perawat terhadap patient safetyberpengaruh signifikan
terhadap insiden keselamatan pasien dengan nilai p = 0,015dan koefisien
regresi sebesar 5,609, dengan demikian persepsi perawat terhadap patient
safety berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar 56,09%.
Sedangkan untuk variabel kerjasama antar unit memiliki nilai p = 0,006
dan koefisien regresi sebesar 6,646, artinya variabel kerjasama antar unit
berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar 66,46%.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, kerjasama antar unit berpengaruh secara
46

signifikan sekaligus memiliki pengaruh paling dominan terhadap insiden


kesalamatan pasien.Fakta yang ditemukan dalam penelitian ini sejalan
dengan penelitian Mulyana (2013)yang menyatakan bahwa kerjasama
memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan
pasien, dengan nilai OR 2,99 yang diartikan bahwa faktor kerjasama
menjadi indikator bahwa perawat yang memiliki persepsi kurang baik
terhadap kerjasama memiliki kecenderungan menyebabkan insiden
keselamatan pasien 3 (tiga) kali lebih besar dari perawat yang memiliki
persepsi kerjasama baik.
Kejadian yang tidak diharapkan atau kejadian nyaris cedera bukan
hanya saja kesalahan dari faktor manusianya/kelalaian petugas pemberi
pelayanan namun terdapat faktor lain yang memberikan kontribusi
sehingga terjadi kejadian yang merugikan pasien, seperti yang di
kemukakan oleh Reason. J.T dalam (Reason J.T et al., 2008) tentang Swiss
Chees Model yang menggambarkan proses terjadinya kecelakaan melalui
ilustrasi potongan-potongan keju Swiss. Terdapat empat lapisan yang
menyusun terjadinya suatu kejadian kecelakaan, yaitu: organizational
influences (pengaruh pengorganisasian dan kebijakan manajemen dalam
terjadinya kecelakaan, unsafe supervision (pengawasan yang tidak baik),
precondition for unsafe act (kondisi yang mendukung munculnya aktivitas
yang tidak aman)(Mulyati, 2016).
47

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Rata-rata persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien di RSUD A.
W. Sjahranie Samarinda adalah 2,97. Persepsi paling rendah pada dimensi
respon non punitiveterhadap kesalahan(2,65). Persepsi paling tinggi adalah
pada dimensi kerjasama dalam unit (3,4).
2. Jenis insiden keselamatan pasien yang sangat sering terjadi di RSUD A.
W. Sjahranie Samarindaadalah phlebitis
3. Ada pengaruh budaya keselamatan pasien secara simultan terhadap insiden
keselamatan pasien di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda
4. Secara parsial budaya keselamatan pasien yang berpengaruh terhadap
insiden keselamatan pasien, sebagai berikut:
a. Tidak ada pengaruh kerjasama dalam unitterhadap insiden keselamatan
pasien
b. Tidak ada pengaruh harapan dan tindakan manajer dalam
mempromosikan patient safety/ keselamatan pasienterhadap insiden
keselamatan pasien
c. Tidak ada pengaruh organizational learning–perbaikan berkelanjutan
terhadap insiden keselamatan pasien
d. Ada pengaruh dukungan manajemen dengan upaya keselamatan pasien
terhadap insiden keselamatan pasien
e. Ada pengaruh persepsi perawat terhadap insiden keselamatan pasien
f. Tidak adapengaruh umpan balik dan komunikasi terhadap insiden
keselamatan pasien
g. Tidak ada pengaruh komunikasi terbuka terhadap insiden keselamatan
pasien
h. Tidak ada pengaruh frekuensi pelaporan terhadap insiden keselamatan
pasien
48

i. Ada pengaruh kerja sama antar unit di rumah sakit terhadap insiden
keselamatan pasien
j. Tidak ada pengaruh staffing terhadap insiden keselamatan pasien
k. Tidak ada pengaruh handsoff dan transisi pasien terhadap insiden
keselamatan pasien
l. Tidak ada pengaruh respon non punitiveterhadap kesalahan terhadap
insiden keselamatan pasien.

B. Saran
1. Perlu sosialisasi pentingnya budaya keselamatan pasien terutama pada
aspek sikap tidak menghukum/menuduh/memojokkan terhadap insiden
yang dibuat atau dilaporkan oleh staf di unit RSUD Abdul Wahab
Sjahranie.
2. Melakukan upaya pencegahan dengan mengidentifikasi faktor risiko
terjadinya phlebitis sehingga dapat disusun standar operasional prosedur
tentang pasien dengan risiko phlebitis.
3. Meningkatkan dukungan manajemen, persepsi perawat terhadap patient
safety dan kerja sama antar unit
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)
1.. Bahan habis pakai (maks. 30%-40%) 8.100.000
2.. Perjalanan (maks. 15-25%) 6.750.000
3. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, dan laporan ( maks. 15%) 4.0500.000
Jumlah 27.000.000

B. Jadwal Penelitian
No. Uraian Kegiatan Waktu
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept. Oktober
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun proposal penelitian
2. Menyusun instrument penelitian
3. Persentase proposal penelitian
4. Mengurus izin penelitian
5. Melaksanakan penelitian
6. Pengolahan dan analisa data
7. Menyususn laporan penelitian
8. Seminar hasil penelitian
9. Perbaikan laporan penelitian
10. Persiapan jurnal penelitian
11. Konsultasi jurnal penelitian
12. Publikasi Jurnal

49
DAFTAR PUSTAKA
Agency for Healthcare Research and Quality. (2016). Hospital Survey on Patient
Safety Culture. U.S. Department of Health and Human Services.
Agency for Healthcare Research and Quality. (2017). Hospital Survey On Patient
Safety Cultire 2016 User Comparative Database Report Surveys on Patient
Safety CultureTM. https://doi.org/AHRQ Publication No. 11-0030
Agnew, C., Flin, R., & Mearns, K. (2013). Patient safety climate and worker
safety behaviours in acute hospitals in Scotland. Journal of Safety Research,
45, 95–101. https://doi.org/10.1016/j.jsr.2013.01.008
Agustini, C., Utomo, W., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. (2013). Analisis
faktor yang berhubungan dengan kejadian phlebitis pada pasien yang
terpasang infus di ruang medikal chrysant rumah sakit awal bros pekanbaru,
(1).
Anggraeni, D., Ahsan, A., & Azzuhri, M. (2016). Pengaruh Budaya Keselamatan
Pasien terhadap Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen. Jurnal Aplikasi Manajemen, 14(2).
https://doi.org/10.18202/jam23026332.14.2.13
Aspden, P., Corrigan, J. M., Wolcott, J., & Erickson, S. M. (2004). Patient Safety.
https://doi.org/10.17226/10863
Budihardjo, A. (2008). Pentingnya Safety Culture Di Rumah Sakit: Upaya
Meminimalkan Adverse Events. Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis,
1(Mei), 53.
Cahyono, J. B. S. B. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam
Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
Dahlan, S. (2012). Regresi Linear: Disertai Praktik dengan SPSS (1st ed.).
Jakarta.
Danielsson, M. (2018). Patient Safety - Cultural Perspectives.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit
(Patient Safety); Utamakan Keselamatan Pasien. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta. https://doi.org/10.1111/j.1547-5069.2009.01330.x
Dwiprahasto, I. (2004). Medical Error di Rumah Sakit dan Upaya untuk
Meminimalkan Risiko. Jmpk.
Gibson, J. L. (2002). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses (5th ed.). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Golda, E. O. (2014). Framework for Developing and Sustaining Safety Culture in
a Developing Economy, (May 2013).

50
Hilda, Noorhidayah, A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Komunikasi Efektif oleh Perawat di Ruang Rawat Inap. Mahakam Nursing
Journal, 2(1), 9–17. Retrieved from http://ejournalperawat.poltekkes-
kaltim.ac.id/ojs/index.php/nursing/article/view/27
Idris, H. (2017). Dimensi Budaya Keselamatan Pasien. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Volume 8, 1–9.
Iskandar, H., Maksum, H., Studi, P., Manajemen, M., Sakit, R., Kedokteran, F.,
… Champion, P. S. (2014). Faktor Penyebab Penurunan Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 72–
77. https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01.27
KARS Accreditation System. (2017). RS Umum Daera Abdul Wahab Sjahranie.
Retrieved from http://202.70.136.52/rsonline/data_view.php?editid1=1314
KKPRS. (2015). Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (ikp).
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (2015). Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP). Diganti Pmk 11. Jakarta.
Liu, C., Liu, W., Wang, Y., Zhang, Z., & Wang, P. (2014). Patient safety culture
in China : a case study in an outpatient setting in Beijing, 556–564.
https://doi.org/10.1136/bmjqs-2013-002172
Ministry of Health Malaysia. (2017). Implementing Patient Safety Policies-
Experience From Malaysia, (March).
Mudayana, A. A. (2014). Peran Aspek Etika Tenaga Medis dalam Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Supplemen Majalah
Kedokteran Andalas, 37, 69–74.
Mulyana, D. S. R. I. (2013). Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien Oleh
Perawat Di Unit Rawat Inap RS X Jakarta. Analisis Penyebab Insiden
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X
Jakarta.
Mulyati, L. (2016a). Fakor Determinan yang Memengaruhi Budaya Keselamatan
Pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 4(2), 179–190. Retrieved from
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/download/241/129
Mulyati, L. (2016b). Fakor Determinan yang Memengaruhi Budaya Keselamatan
Pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 4(2), 179–190.
Mulyati, L., Rachman, D., & Herdiana, Y. (2016). Fakor determinan yang
mepengaruhi budaya keselamatan pasien di RS pemerintah Kabupaten
Kuningan. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 4(2), 179–190.

51
Najihah. (2018). Budaya Keselamatan Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit: Literature Review, 3, 1–8.
Najjar, S., Nafouri, N., Vanhaecht, K., & Euwema, M. (2015). The relationship
between patient safety culture and adverse events: a study in palestinian
hospitals. Safety in Health, 1(1), 16. https://doi.org/10.1186/s40886-015-
0008-z
National Patient Safety Agency. (2004). Seven steps to patient safety The full
reference guide. Npsa, (August), 188. https://doi.org/Date accessed 30/03/14
National Patient Safety Agency. (2017). Monthly Data on Patient Safety Incident
Reports.
Nieva, V. F. (2003). Safety culture assessment: a tool for improving patient safety
in healthcare organizations. Quality and Safety in Health Care, 12(90002),
17ii–23. https://doi.org/10.1136/qhc.12.suppl_2.ii17
Nivalinda, D. (2016). Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP
Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Makassar. Managemen Keperawatan, 1(2),
156–165. https://doi.org/10.1109/TCOMM.2015.2456093
Nurwahidah, Maidin, M. A., & Sidin, I. A. (2014). Gambaran Budaya
Keselamatan Pasien oleh Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ajjapangge.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, 1–10.
Permenkes RI No.11, 2017. (2017). Peraturan menteri kesehatan RI Nomor 11
Tahun 2017 tentang keselamatan pasien. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Dengan, 5–6.
Qomariyah. (2015). Hubungan faktor komunikasi dengan insiden keselamatan
pasien. Journals of Ners Community, 6(2), 166–174.
Rachmawati, E. (2011). Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011 11, 11–
34.
Reason J, P. (1998). Achieving a safe culture : Theory and practice Achieving a
safe culture : theory and practice, 12(907218144), 293–306.
https://doi.org/10.1080/02678379808256868
RSUD A.Wahab Sjahranie. (2017). Laporan Insiden Keselamatan Pasien
Triwulan IV Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien RSUD A.WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA Th.2017.
Sammer, C. E. R., Lykens, K., Singh, K. P., Mains, D. A., & Lackan, N. A.
(2010). What is Patient Safety Culture? A Review of The Literature. Journal
of Nursing Scholarship. https://doi.org/10.1111/j.1547-5069.2009.01330.x
Setyarini, E. A., & Herlina, L. L. (2013). Kepatuhan Perawat Melaksanakan

52
Standar Prosedur Operasional:Pencegahan Pasien Resiko Jatuh di Gedung
Yosef 3 Dago dan Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus. Jurnal
Kesehatan STIKes Santo Borromeus, 94–105.
Sorra, J., Gray, L., Streagle, S., & et al. (2016). Hospital Survey on Patient Safety
Culture: User’s Guide. AHRQ Publication.
Tucker, A. L. (2004). The impact of operational failures on hospital nurses and
their patients. Journal of Operations Management, 22(2), 151–169.
https://doi.org/10.1016/j.jom.2003.12.006
Tutiany, Lindawati, & Paula, K. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien (Edisi
Tahu). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Verbakel, N. J., Langelaan, M., Verheij, T. J., Wagner, C., & Zwart, D. L. (2015).
Effects of patient safety culture interventions on incident reporting in general
practice: a cluster randomised trial. The British Journal of General Practice :
The Journal of the Royal College of General Practitioners, 65(634), e319-
29. https://doi.org/10.3399/bjgp15X684853
Vincent, C. (2003). Patient safety. Anaesthesia (Vol. 58).
https://doi.org/10.1046/j.1365-2044.2003.03532.x
Wami, S. D., Demssie, A. F., Wassie, M. M., & Ahmed, A. N. (2016). Patient
safety culture and associated factors : A quantitative and qualitative study of
healthcare workers ’ view in Jimma zone Hospitals , Southwest Ethiopia.
BMC Health Services Research, 1–10. https://doi.org/10.1186/s12913-016-
1757-z
WHO. (2009). Human Factors in Pa Ɵ ent Safety Review of Topics and Tools,
(April).

53
Lampiran 1.Justifikasi Anggaran Penelitian

1. Bahan Habis Pakai


Material bahan habis pakai Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Biaya (Rp)
Kertas A4 Mencetak 3 45.000 135.000
Amplop besar Menyimpan kuesioner 2 pak 15.000 30.000
Pulpen Menulis kuesioner (responden) 120 buah 1.975 237.000
Catridge printer Mencetak 2 psg 1000.000 1.000.000
Dokumen bag Tempat bahan kontak 90 buah 1.209.450
Dokumen bag Tempat bahan kontak 30 buah 600.000
Bahan kontak Patient safety 1.065.550
Fotocopy + jilid (proposal+ Penggandaan 1 paket 200 1.888.000
kuesioner + laporan hasil
penelitian)
Konsumsi : - Penyamaan persepsi dengan enumerator 2 x 12 35.000 840.000
2 x 12 15.000 360.000
- FGD 1 x 20 35.000 700.000
Sub total (Rp) 8.065.000
2. Perjalanan
Kegiatan Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Perjalanan peneliti 1 Perijinan dan 20 150.000 3.000.000
pengambilan data
Perjalanan peneliti 2 Perijinan dan 18 150.000 2.700.000
pengambilan data
Perjalanan peneliti 3 Perijinan dan 18 150.000 2.700.000
pengambilan data
Perjalanan enumerator Pengambilan data 5 x 6 orang 150.000 4.500.000
penelitian
Sub total (Rp) 12.900.000

3. Lain-lain
Kegiatan Justifikasi Kuantias Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Jasa Enumerator Pengambilan data dan 119responden 8.000 952.000
observasi
Pengolahan data Tenaga ahli analisis hasil 1 paket 1.000 1.000.000
penelitian
Pengurusan Perijinan dan Pengambilan sampel 1 paket 300.000 300.000
Ethical Clearance
Pembantu lapangan (karu) Memfasilitasi responden 17 orang 75.000 1.275.000
dengan enum
Translate manuskrip 75.000 1000.000
Sub total (Rp) 6.035.000
Jumlah Total 27.000.000

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama Lengkap & Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Pembagian Tugas
gelar/ NIP Waktu
1. dr. Hilda., M.Kes/ Poltekkes Administrasi 5 x 3 jam 1. Mengumpulkan data awal
197108122001122001
Kemenkes Rumah sakit 2 x 2 jam 2. Menyusun Proposal
Ketua Peneliti
Kalimantan Timur 2 x 2 jam 3. Merancang Instrumen
2 x 4 jam 4. Menseminarkan proposal
4 x 4 jam 5. Mengurus perijinan
3 x 3 jam 6. Melakukan penelitian
2 x 5 jam 7. Menganalisis hasil penelitian
4 x 3 jam 8. Membahas hasil penelitian
3 x 4 jam 9. Menyusun laporan hasil
1 x 1 jam 10. Menseminarkan hasil
3 x 2 jam 11. Menyusun jurnal
12. Publikasi jurnal
2 Supriadi S.Kp,M.Kep/ Poltekkes Manajemen 4 x 2 jam 1. Melakukan penelitian
196 Kemenkes Kaltim Keperawatan 2 x 1 jam 2. Menganalisis hasil penelitian
Anggota Peneliti
2 x 2 jam 3. Membahas hasil penelitian
2 x 1 jam 4. Menyusun laporan hasil
1 x 1 jam 5. Menseminarkan hasil
3 x 1 jam 6. Menyusun jurnal
1x1 jam 7. Publikasi jurnal
Lampiran 3a. Biodata Ketua Peneliti

1. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Hilda., M.Kes
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor kepala
4. NIP 197108122001122001
5. NIDN 4012087102
6. Tempat dan Tanggal Lahir Runding, 12 Agustus 1971
7. E-mail hildahilda71@gmail.com
8. Nomor Telepon/ HP 081396065616
9. Alamat Kantor Jl. Wolter Monginsidi No. 38 Samarinda
10. Nomor Telepon (0541) 738153
11. Mata Kuliah yang Diampu 1. Manajemen Patient Safety
2. Kebijakan Kesehatan Nasional
3. Mikrobiologi dan Parasitologi
4. Penanganan TB Paru dengan Strategi DOTS
5. Anatomi Fisiologi
6. Biokimia
7. Farmakologi
2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala Universitas Hasanuddin -
Banda Aceh
Bidang Ilmu Kedokteran Umum Administrasi Rumah Sakit -
Tahun Masuk – Lulus 1990-1998 2011-2014 -

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir


No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1. 2014 Pola Resistensi Bakteri Staphylococcus aureus, Pribadi Rp 6.000.000
Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa terhadap
berbagai Antibiotik di Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur tahun 2013
2. 2014 Evaluasi Manajemen Pengendalian Diabetes Mellitus Di Pribadi Rp 6.000.000
RSUD AW Sjahranie Tahun 2013
3. 2014 Hubungan Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Pribadi Rp.6000.000
Imbalan Dengan Kepuasan Kerja Dan Kinerja Perawat
Pelaksana
4 2015 Pemanfaatan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Pada Ibu Risbinakes Rp.10.000.000
Hamil Resiko Tinggi Dengan Keputusan Penolong Persalinan
di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda
5. 2016 Model Pembentukan Niat Perawat Dalam Menerapkan Risbinakes Rp. 37.000.000
Patient SafetyDi Rsud Aw. Sjahranie Samarinda

6. 2017 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Pribadi Rp.6.000.000


Komunikasi Efektif Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap
7. 2017 Hubungan Lama Bekerja Dan Pelatihan Mikroskopis Pribadi Rp.6.000.000
Tuberkulosis (TB) Dengan Penerapan Pemantapan Mutu
Internal

4. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun terakhir


No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/ Nomor/ Tahun
1. Pola Resistensi Bakteri Staphylococcus Jurnal Teknologi Laboratorium Vol III/ No. 3/ Tahun 2011
aureus, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa terhadap berbagai Antibiotik di
Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2013
2. Evaluasi Manajemen Pengendalian Diabetes Jurnal Kedokteran Mulawarman 2 Vol II/ Tahun 2014
Mellitus Di RSUD AW Sjahranie Tahun 2013 (JKM), 24 - 32
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan, Budaya Jurnal Sains dan Teknologi Vol.4/ No.2/ Tahun 2014
Organisasi dan Imbalan terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja
4 Pemanfaatan Pelayanan Ante Natal Care Jurnal Husada Mahakam Vol.4/ No.4/ Tahun 2017
(ANC) Pada Ibu Hamil Resiko Tinggi Dengan
Keputusan Penolong Persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda
5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 1, Mei 2017 : 09-17
Penerapan KomunikasiEfektif Oleh Perawat
Di Ruang Rawat Inap

5. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentation) dalam 5 Tahun terakhir


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan Tempat
1. Forum Nasional Kebijakan Kesehatan Model Pembentukan Niat Perawat Oktober 2017 di FK Unmul
Nasional Dalam Menerapkan Patient SafetyDi
Rsud Aw. Sjahranie Samarinda
2.

6. Karya Buku dalam 5 Tahun terakhir


No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1. - - - -
2. - - - -

7. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun terakhir


No. Judul/ Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ ID
1. - - - -
2. - - - -
Lampiran 3b. Biodata Anggota Peneliti
1. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Supriadi B, SKp, M.Kep
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Lektor kepala
4. NIP 196901051989031004
5. NIDN 4005016903
6. Tempat dan Tanggal Lahir Muara Pahu, 5 Januari 1969
7. E-mail Supri.poltekkeskaltim@gmail.com
8. Nomor Telepon/ HP 081350398914
9. Alamat Kantor Jl. Wolter Monginsidi No. 38 Samarinda
10. Nomor Telepon (0541) 738153
11. Mata Kuliah yang Diampu 8. Manajemen Keperawatan.
9. Patologi
10. Kebijakan Kesehatan
2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Keperawatan Keperawatan -
Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan kekhususan -
manajemen keperawatan
Tahun Masuk – Lulus 1998 – 2000 2004 -2006 -

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir


No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)

4. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentation) dalam 5 Tahun terakhir


No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan Tempat
1.
2.
3.
5. Karya Buku dalam 5 Tahun terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1. - - - -
2. - - - -

6. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun terakhir


No. Judul/ Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ ID
1. - - - -
2. - - - -
LAMPIRAN
1. Kuisoner Penelitian
A. Karakteristik Responden
1 Nama :
2 Ruang :
3 Usia :
4 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
5 Status Pernikahan : 1. Menikah 2. Lajang 3. Janda/ Duda
: 1. Diploma III 2. Diploma IV
Pendidikan
6 3. Sarjana (S1) 4. Ners (S1+Profesi)
Terakhir
5. Master (S2) 6. Lainnya: ……….
7 Berapa lama Anda bekerja di RS ini? ……… tahun
8 Berapa lama Anda bekerja di unit ini? …….. tahun
Berilah tanda lingkaran (O) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan Anda
Apakah posisi kerja Anda saat ini? Pilih satu jawaban yang tepat
mendeskripsikan posisi Anda!
a. Kepala ruangan
9 b. CCm
c. Ketua Tim
d. Perawat pelaksana
e. Lain-lain …..
Di posisi kerja Anda, apakah Anda memiliki kesempatan untuk
berinteraksi atau kontak secara langsung dengan pasien?
a. YA, saya memiliki kesempatan untuk berinteraksi atau
10
kontak secara langsung dengan pasien.
b. TIDAK, saya tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi
atau kontak secara langsung dengan pasien.
B. Budaya Keselamatan Pasien (Patient Safety Culture)
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Dimensi 1. Kerjasama dalam Unit
Kami sesama staf di unit saling mendukung satu
1.
sama lain
2. Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan
dengan cepat, kami saling bekerjasama sebagai
tim
3. Saya merasa setiap orang di unit ini saling
menghargai satu sama lain
4. Bila suatu area di unit ini sibuk, maka perawat di
area lain akan membantu
Dimensi 2. Harapan dan Tindakan Manajer dalam Mempromosikan Patient Safety/
Keselamatan Pasien
5. Manajer saya memberikan pujian jika melihat
pekerjaan diselasaikan sesuai prosedur untuk
keselamatan pasien
6. Saya merasa Manajer saya sudah mendengar dan
mempertimbangkan saran dari staf untuk
meningkatkan keselamatan pasien dengan serius
7. Bila beban kerja tinggi, maka atasan kami
bekerja dengan lebih cepat walaupun harus
mengambil jalan pintas
8. Kami memiliki masalah mengenai keselamatan
pasien di unit ini
Dimensi 3. Organizational Learning atau Perbaikan berkelanjutan
9. Dalam unit ini kami secara aktif melakukan
kegiatan untuk keselamatan pasien (sosialisasi,
bertukar informasi, diskusi mengenai
keselamatan pasien)
10.
Kesalahan yang terjadi di unit ini dijadikan
pemicu untuk perubahan ke arah yang lebih baik

11. Setelah kami melakukan pelayanan kepada


pasien demi keselamatan pasien, maka kami
senantiasa mengevaluasi keefektifannya
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Dimensi 4. Dukungan Manajemen terhadap Patient Safety
12. Manajemen Rumah Sakit menyediakan iklim
kerja yang mendukung bagi keselamatan pasien
13. Kebijakan manajemen Rumah Sakit
menunjukkan bahwa keselamatan pasien
merupakan prioritas
14. Manajemen Rumah Sakit harus peduli terhadap
keselamatan pasien jika terjadi KTD maupun
KNC
Dimensi 5. Persepsi Perawat terhadap patient safety
15. Jika ada Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
pada pasien terjadi di unit ini adalah suatu hal
yang kebetulan
16. Staf di unit kami tidak pernah mengorbankan
keselamatan pasien dengan alasan banyak
perkerjaan
17. Kami memiliki masalah mengenai keselamatan
pasien di unit ini
18. Prosedur dan sistem kami sudah baik dalam
mencegah terjadinya kesalahan/error (KTD atau
KNC)
Dimensi 6. Umpan Balik dan Komunikasi terhadap Kesalahan
19. Manajer saya memberikan umpan balik ke arah
perbaikan berdasarkan laporan kejadian (KTD
atau KNC)
20. Kami diberi tahu mengenai kesalahan-kesalahan
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) maupun
KNC (Kejadian Nyaris Cidera) yang terjadi di
unit kami
21. Di unit ini kami mendiskusikan dengan sesama
perawat/dokter bagaimana cara untuk mencegah
error/KTD dan KNC supaya tidak terjadi
kembali
Dimensi 7. Komunikasi Terbuka
22. Kami bebas mengungkapkan pendapat jika
melihat sesuatu yang bisa berdampak negatif
terhadap pelayanan pasien
23. Kami merasa bebas untuk bertanya kepada
sesama perawat lain/dokter tentang keputusan
maupun tindakan yang diambil di unit ini
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
24. Kami merasa takut untuk bertanya ketika
mengetahui ada yang tidak beres dalam
pelayanan pasien
Dimensi 8. Frekuensi Pelaporan Kejadian
25. Ketika kesalahan terjadi, tetapi hal tersebut
segera diketahui dan dikoreksi sebelum
mempengaruhi atau berdampak pada pasien,
seberapa sering hal tersebut dilaporkan?
26. Ketika kesalahan terjadi, namun tidak berpotensi
untuk membahayakan pasien, seberapa sering
hal tersebut dilaporkan?
27. Ketika kesalahan terjadi, yang berpotensi
membahayakan pasien, walaupun hal yang
buruk terjadi pada pasien, seberapa sering hal ini
dilaporkan?
Dimensi 9. Kerja Sama Antar Unit
28. Unit satu dengan unit lain di Rumah Sakit ini
tidak berkoordinasi dengan baik
29. Kami merasa ada kerja sama yang baik antar
unit di Rumah Sakit saat menyelesaikan
pekerjaan
30. Saya sering kali merasa tidak nyaman bila harus
bekerja sama dengan staf unit lain di Rumah
Sakit ini
31. Unit-unit di Rumah Sakit bekerja sama dengan
baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi pasien
Dimensi 10. Staffing
32. Kami memiliki jumlah staf yang cukup untuk
menangani beban kerja yang berat di unit ini
33. Perawat di unit bekerja sampai lembur untuk
melayani pasien
34. Unit ini sering menggunakan tenaga
honorer/cadangan untuk melayani pasien
35. Kami merasa pada unit kami bekerja dalam
“model krisis” dimana kami harus melakukan
banyak pekerjaan dengan terburu-buru dalam
melayani pasien
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Dimensi 11. Handsoff dan Transisi
36. Masalah sering terjadi saat pemindahan pasien
dari unit satu ke unit lainnya
37. Saat pergantian shift, informasi penting
mengenai pasien sering hilang
38. Masalah sering terjadi saat pertukaran informasi
antar unit-unit di Rumah Sakit
39. Pergantian shift di Rumah Sakit menyebabkan
masalah bagi pasien di Rumah Sakit ini
Dimensi 12. Respon Non Punitive terhadap Kesalahan
40. Bila melakukan kesalahan dalam melayani
pasien kami merasa kesalahan tersebut akan
memojokkan/mengancam kami
41. Bila suatu kejadian dilaporkan (baik KNC atau
KTD) maka yang menjadi fokus pembicaraan
adalah orang yang berbuat salah, bukan
masalahnya
42. Kami merasa khawatir kesalahan yang kami buat
akan dicatat di dokumen pribadi kami oleh
pimpinan

C. Insiden Keselamatan Pasien


Berilah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i sesuai pada pernyataan di
bawah ini dengan memberi tanda ceklis () pada kolom yang tersedia.
Pilihan jawaban:
1. Tidak Pernah 4. Mungkin (1-2 tahun/kali)
2. Sangat Jarang ( >2 tahun/ kali) 5. Sering (Beberapa kali/tahun)
3. Jarang (>2-5 tahun/ kali) 6. Sangat sering (Tiap minggu/bulan)
Seberapa sering kejadian di bawah ini terjadi di area/unit kerja Anda?
No. Pernyataan Tidak Sangat Jarang Mung Sering Sangat
Pernah Jarang kin Sering
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
1. Pernah ada pasien yang
dirawat di tempat saya
bekerja terjatuh dari tempat
tidur sehingga pasien
mengalami cedera.
2. Pernah ada pasien di tempat
saya bekerja mengalami
shock setelah diberi injeksi
antibiotik atau obat injeksi
lain
3. Pernah ada pasien yang
dirawat di tempat saya
bekerja terjatuh di kamar
mandi mengalami cedera
4. Pasien resiko tinggi di
ruangan ditinggal tanpa
menunggu perawat
pengganti datang, pasien
meninggal
5. Di tempat saya bekerja
pernah terjadi phlebitis pada
pasien
6. Di tempat saya bekerja
pernah terjadi dekubitus
pada pasien
7. Pasien jatuh saat di
pindahkan dari brankar ke
tempat tidur
8. Tidak semua instruksi lewat
telepon saya tulis sehingga
tidak semua tindakan saya
lakukan yang berakibat
pasien meninggal
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
9. Di tempat saya bekerja
pernah terjadi kesalahan
dalam pemberian obat dan
pasien tidak apa-apa
10. Di tempat saya bekerja
pernah terjadi kesalahan
pemberian obat dari apotik
No Pernyataan Tidak Sangat Jarang Mung Sering Sangat
. Pernah Jarang kin Sering
11. Pasien yang dirawat di
tempat saya bekerja dibawa
ke radiologi, poliklinik, atau
ruang operasi terpasang infus
tapi tidak digantung di tiang
infus.
12 Pernah terjadi insiden saat
memberikan transfusi darah
ke pasien, tetapi diingatkan
oleh perawat yang lain
bahwa bukan pasien tersebut
yang diberikan transfusi
darah
13 Pernah ada pasien yang
diberi tindakan yang
terpapar insiden tetapi tidak
mengakibatkan cedera
kepada pasien
14 Pernah terjadi insiden saat
memberikan obat ke pasien,
tetapi diingatkan oleh
perawat yang lain bahwa
bukan pasien tersebut yang
diberikan
15 Pasien yang dirawat di
tempat saya bekerja sering
diantar oleh POS
16. Pasien yang dirawat di
tempat saya bekerja dengan
kondisi tidak sadar
dipindahkan ke ICU, diantar
oleh POS
17 Pasien yang dirawat di
tempat saya bekerja tidak
terpasang gelang identitas
Kejadian Potensial Cedera (KPC)
18. Tempat tidur pasien yang
dirawat di tempat saya
bekerja tidak memiliki pagar
pengaman
19. Saat akan mempersiapkan
obat injeksi untuk diberikan
kepada pasien, saya tidak
melakukan double check
20. Saya lupa melakukan
identifikasi pasien setiap kali
pasien masuk ke ruang
tempat saya bekerja
No. Pernyataan Tidak Sangat Jarang Mung Sering Sangat
Pernah Jarang kin Sering
21. Lantai kamar mandi pasien
di tempat saya bekerja sering
kali ditemukan licin
22. Obat high alert di tempat
saya bekerja tidak pernah
diberi tanda
23. Penyimpanan obat di tempat
saya bekerja tidak sesuai
dengan aturan prosedur
24. Obat emergency di tempat
saya bekerja Sering tidak
tersedia/ tidak lengkap
25. Alat kesehatan di tempat
saya bekerja tidak
dikalibrasi, misal; EKG, DC
Shock, Infus pump, dan
lainnya.
26 Perawat tidak melakukan
handover/ aplusansaat
pergantian shift
27 Pasien di tempat saya
bekerja mendapat terapi obat
penurunan tekanan darah
tanpa mengukur/ memeriksa
tekanan darah pasien
sebelumnya
28 Pasien yang dirawat di
tempat saya bekerja kalau
demam langsung diberi
paracetamol tanpa
konfirmasi dari dokter
Lampiran 2.
Hasil Output SPSS

Statistics

rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_ rata_
DM1 DM2 DM3 DM4 DM5 DM6 DM7 DM8 DM9 DM10 DM11 DM12 budaya

N Valid 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.425 3.278 2.886 3.094 3.172 2.938 2.717


2.8437 2.7294 3.0807 2.8756 2.6571 2.9681
2 2 6 1 3 7 6

Median 3.500 3.000 2.800 3.000 3.000 3.000 2.800


2.8000 2.7000 3.0000 3.0000 2.7000 2.9000
0 0 0 0 0 0 0

Std. Deviation .4343 .4109 .3191 .3378 .3191 .3929 .4016


.30271 .31282 .41585 .43393 .60388 .22396
7 0 4 1 4 7 2

Minimum 2.50 2.00 2.30 2.00 2.00 2.30 2.70 1.00 2.00 1.50 1.80 1.00 2.20

Maximum 4.00 3.80 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.80 4.00 4.00 3.60

rata_DM1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.5 4 3.4 3.4 3.4
2.8 5 4.2 4.2 7.6
3 34 28.6 28.6 36.1
3.3 12 10.1 10.1 46.2
3.5 18 15.1 15.1 61.3
3.8 25 21.0 21.0 82.4
4 21 17.6 17.6 100.0
Total 119 100.0 100.0
rata_DM2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 .8 .8 .8
2.3 6 5.0 5.0 5.9
2.5 25 21.0 21.0 26.9
2.8 31 26.1 26.1 52.9
3 42 35.3 35.3 88.2
3.3 10 8.4 8.4 96.6
3.5 3 2.5 2.5 99.2
3.8 1 .8 .8 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_DM3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2.3 1 .8 .8 .8
Valid
2.7 4 3.4 3.4 4.2
3 61 51.3 51.3 55.5
3.3 21 17.6 17.6 73.1
3.7 11 9.2 9.2 82.4
4 21 17.6 17.6 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_DM4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2 1 .8 .8 .8
Valid
2.3 21 17.6 17.6 18.5
2.7 68 57.1 57.1 75.6
3 22 18.5 18.5 94.1
3.3 4 3.4 3.4 97.5
3.7 1 .8 .8 98.3
4 2 1.7 1.7 100.0
Total 119 100.0 100.0
rata_DM5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2 1 .8 .8 .8
Valid
2.3 1 .8 .8 1.7
2.5 26 21.8 21.8 23.5
2.8 34 28.6 28.6 52.1
3 38 31.9 31.9 84.0
3.3 13 10.9 10.9 95.0
3.5 3 2.5 2.5 97.5
3.8 2 1.7 1.7 99.2
4 1 .8 .8 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_DM6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2.3 4 3.4 3.4 3.4
Valid
2.7 6 5.0 5.0 8.4
3 83 69.7 69.7 78.2
3.3 12 10.1 10.1 88.2
3.7 6 5.0 5.0 93.3
4 8 6.7 6.7 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_DM7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2.7 11 9.2 9.2 9.2

3 61 51.3 51.3 60.5

3.3 25 21.0 21.0 81.5

3.7 19 16.0 16.0 97.5

4 3 2.5 2.5 100.0

Total 119 100.0 100.0


rata_DM8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 .8 .8 .8
1.7 1 .8 .8 1.7
2 5 4.2 4.2 5.9
2.3 4 3.4 3.4 9.2
2.7 10 8.4 8.4 17.6
3 86 72.3 72.3 89.9
3.3 7 5.9 5.9 95.8
3.7 1 .8 .8 96.6
4 4 3.4 3.4 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_DM9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2 2 1.7 1.7 1.7
Valid
2.3 5 4.2 4.2 5.9
2.5 8 6.7 6.7 12.6
2.8 14 11.8 11.8 24.4
3 49 41.2 41.2 65.5
3.3 16 13.4 13.4 79.0
3.5 13 10.9 10.9 89.9
3.8 7 5.9 5.9 95.8
4 5 4.2 4.2 100.0
Total 119 100.0 100.0
rata_DM10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.5 1 .8 .8 .8
1.8 1 .8 .8 1.7
2 6 5.0 5.0 6.7
2.3 17 14.3 14.3 21.0
2.5 27 22.7 22.7 43.7
2.8 25 21.0 21.0 64.7
3 29 24.4 24.4 89.1
3.3 8 6.7 6.7 95.8
3.5 3 2.5 2.5 98.3
3.8 2 1.7 1.7 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_DM11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.8 4 3.4 3.4 3.4
2 3 2.5 2.5 5.9
2.3 8 6.7 6.7 12.6
2.5 17 14.3 14.3 26.9
2.8 21 17.6 17.6 44.5
3 41 34.5 34.5 79.0
3.3 14 11.8 11.8 90.8
3.5 7 5.9 5.9 96.6
3.8 2 1.7 1.7 98.3
4 2 1.7 1.7 100.0
Total 119 100.0 100.0
rata_DM12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
1 1 .8 .8 .8
Valid
1.3 2 1.7 1.7 2.5
1.7 4 3.4 3.4 5.9
2 17 14.3 14.3 20.2
2.3 28 23.5 23.5 43.7
2.7 14 11.8 11.8 55.5
3 37 31.1 31.1 86.6
3.3 6 5.0 5.0 91.6
3.7 4 3.4 3.4 95.0
4 6 5.0 5.0 100.0
Total 119 100.0 100.0

rata_budaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.2 1 .8 .8 .8
2.5 2 1.7 1.7 2.5
2.6 4 3.4 3.4 5.9
2.7 6 5.0 5.0 10.9
2.8 23 19.3 19.3 30.3
2.9 25 21.0 21.0 51.3
3 16 13.4 13.4 64.7
3.1 21 17.6 17.6 82.4
3.2 12 10.1 10.1 92.4
3.3 2 1.7 1.7 94.1
3.4 2 1.7 1.7 95.8
3.5 4 3.4 3.4 99.2
3.6 1 .8 .8 100.0
Total 119 100.0 100.0
Regression

b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 rata_DM12,
rata_DM2,
rata_DM6,
rataDM5,
rata_DM4,
rata_DM11,
. Enter
rata_DM8,
rata_DM7,
rata_DM3,
rata_DM10,
rata_DM1,
a
rata_DM9
2 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM12
of F-to-
remove >=
,100).
3 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM7
of F-to-
remove >=
,100).
4 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM8
of F-to-
remove >=
,100).
5 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM3
of F-to-
remove >=
,100).
6 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM10
of F-to-
remove >=
,100).
7 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM11
of F-to-
remove >=
,100).
8 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM1
of F-to-
remove >=
,100).
9 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM6
of F-to-
remove >=
,100).
10 Backward
(criterion:
Probability
. rata_DM2
of F-to-
remove >=
,100).
a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: JLH_INSIDEN

k
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .444 .197 .106 12.628

2 .444b .197 .114 12.569


c
3 .444 .197 .123 12.511

4 .444d .197 .131 12.454


e
5 .442 .196 .137 12.407

6 .441f .194 .143 12.363


g
7 .439 .193 .150 12.315

8 .437h .191 .155 12.279


i
9 .430 .185 .156 12.271
j
10 .416 .173 .152 12.303 1.584
a. Predictors: (Constant), rata_DM12, rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4,
rata_DM11, rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

b. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,


rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

c. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,


rata_DM8, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

d. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,


rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

e. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,


rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

f. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,


rata_DM1, rata_DM9

g. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM1,


rata_DM9

h. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

i. Predictors: (Constant), rata_DM2, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

j. Predictors: (Constant), rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

k. Dependent Variable: JLH_INSIDEN

k
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 4147.903 12 345.659 2.167 .018
Residual 16904.685 106 159.478

Total 21052.588 118


2 Regression 4147.778 11 377.071 2.387 .011b
Residual 16904.811 107 157.989
Total 21052.588 118
3 Regression 4147.497 10 414.750 2.650 .006c
Residual 16905.092 108 156.529
Total 21052.588 118
d
4 Regression 4146.398 9 460.711 2.970 .003
Residual 16906.191 109 155.103
Total 21052.588 118
e
5 Regression 4118.538 8 514.817 3.344 .002
Residual 16934.050 110 153.946
Total 21052.588 118
f
6 Regression 4088.182 7 584.026 3.821 .001
Residual 16964.406 111 152.832
Total 21052.588 118
7 Regression 4065.564 6 677.594 4.468 .000g
Residual 16987.024 112 151.670
Total 21052.588 118
8 Regression 4015.762 5 803.152 5.327 .000h
Residual 17036.826 113 150.768
Total 21052.588 118
i
9 Regression 3887.699 4 971.925 6.455 .000
Residual 17164.890 114 150.569
Total 21052.588 118
j
10 Regression 3644.409 3 1214.803 8.025 .000
Residual 17408.179 115 151.375
Total 21052.588 118
a. Predictors: (Constant), rata_DM12, rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,
rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9
b. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM8,
rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9
c. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM8,
rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9
d. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM3,
rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9
e. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM10,
rata_DM1, rata_DM9
f. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM1,
rata_DM9
g. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM1, rata_DM9
h. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9
i. Predictors: (Constant), rata_DM2, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

j. Predictors: (Constant), rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

k. Dependent Variable: JLH_INSIDEN


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 77.848 18.198 4.278 .000

rata_DM1 1.311 2.915 .049 .450 .654 .635 1.576

rata_DM2 4.588 4.220 .105 1.087 .279 .820 1.220

rata_DM3 1.231 2.996 .042 .411 .682 .713 1.403

rata_DM4 4.757 2.923 .154 1.628 .107 .850 1.177

rataDM5 4.391 2.672 .170 1.644 .103 .704 1.420

rata_DM6 2.700 3.345 .077 .807 .421 .831 1.204

rata_DM7 -.142 3.449 -.004 -.041 .967 .747 1.338

rata_DM8 -.258 3.215 -.008 -.080 .936 .830 1.205

rata_DM9 5.887 3.174 .220 1.855 .066 .541 1.849

rata_DM10 1.226 2.939 .044 .417 .677 .693 1.442

rata_DM11 -1.524 3.229 -.053 -.472 .638 .591 1.691

rata_DM12 -.056 2.001 -.003 -.028 .978 .738 1.355

2 (Constant) 77.874 18.089 4.305 .000

rata_DM1 1.302 2.882 .049 .452 .652 .643 1.555

rata_DM2 4.609 4.134 .105 1.115 .267 .846 1.182

rata_DM3 1.213 2.911 .042 .417 .678 .748 1.337

rata_DM4 4.745 2.880 .153 1.648 .102 .867 1.153

rataDM5 4.398 2.649 .171 1.660 .100 .710 1.409

rata_DM6 2.704 3.326 .077 .813 .418 .832 1.202

rata_DM7 -.145 3.432 -.004 -.042 .966 .748 1.337

rata_DM8 -.266 3.188 -.008 -.083 .934 .836 1.196

rata_DM9 5.875 3.128 .219 1.878 .063 .552 1.813

rata_DM10 1.204 2.818 .043 .427 .670 .747 1.339

rata_DM11 -1.526 3.214 -.053 -.475 .636 .591 1.691

3 (Constant) 77.744 17.741 4.382 .000

rata_DM1 1.274 2.789 .048 .457 .649 .680 1.470


rata_DM2 4.621 4.106 .105 1.125 .263 .850 1.177

rata_DM3 1.213 2.898 .042 .419 .676 .748 1.337

rata_DM4 4.733 2.852 .153 1.660 .100 .876 1.141

rataDM5 4.379 2.596 .170 1.686 .095 .732 1.367

rata_DM6 2.677 3.251 .076 .824 .412 .863 1.159

rata_DM8 -.266 3.174 -.008 -.084 .933 .836 1.196

rata_DM9 5.868 3.109 .219 1.888 .062 .553 1.808

rata_DM10 1.172 2.701 .042 .434 .665 .805 1.242

rata_DM11 -1.521 3.197 -.053 -.476 .635 .592 1.689

4 (Constant) 77.393 17.161 4.510 .000

rata_DM1 1.284 2.773 .048 .463 .644 .682 1.467

rata_DM2 4.584 4.064 .104 1.128 .262 .860 1.163

rata_DM3 1.222 2.883 .042 .424 .673 .749 1.335

rata_DM4 4.724 2.837 .153 1.665 .099 .878 1.140

rataDM5 4.332 2.526 .168 1.715 .089 .766 1.305

rata_DM6 2.620 3.164 .075 .828 .409 .903 1.107

rata_DM9 5.840 3.076 .218 1.898 .060 .560 1.786

rata_DM10 1.183 2.686 .042 .441 .660 .807 1.239

rata_DM11 -1.526 3.182 -.053 -.479 .633 .592 1.689

5 (Constant) 78.551 16.879 4.654 .000

rata_DM1 1.730 2.556 .065 .677 .500 .797 1.255

rata_DM2 4.637 4.047 .106 1.146 .254 .861 1.162

rata_DM4 4.760 2.825 .154 1.685 .095 .878 1.139

rataDM5 4.415 2.509 .171 1.760 .081 .771 1.297

rata_DM6 2.758 3.135 .079 .880 .381 .913 1.096

rata_DM9 6.003 3.041 .224 1.974 .051 .569 1.758

rata_DM10 1.188 2.676 .042 .444 .658 .807 1.239

rata_DM11 -1.584 3.167 -.056 -.500 .618 .593 1.685

6 (Constant) 80.535 16.218 4.966 .000

rata_DM1 1.545 2.513 .058 .615 .540 .818 1.222

rata_DM2 4.819 4.011 .110 1.201 .232 .870 1.150

rata_DM4 4.712 2.812 .152 1.675 .097 .880 1.137


rataDM5 4.435 2.499 .172 1.774 .079 .771 1.297

rata_DM6 2.759 3.124 .079 .883 .379 .913 1.096

rata_DM9 6.102 3.021 .228 2.020 .046 .572 1.749

rata_DM11 -1.156 3.006 -.041 -.385 .701 .654 1.529

7 (Constant) 79.196 15.780 5.019 .000

rata_DM1 1.423 2.483 .053 .573 .568 .832 1.202

rata_DM2 4.732 3.990 .108 1.186 .238 .872 1.146

rata_DM4 4.759 2.799 .154 1.700 .092 .881 1.135

rataDM5 4.599 2.454 .179 1.874 .063 .794 1.259

rata_DM6 2.780 3.111 .079 .894 .373 .913 1.095

rata_DM9 5.465 2.519 .204 2.170 .032 .817 1.225

8 (Constant) 81.258 15.318 5.305 .000

rata_DM2 4.927 3.963 .112 1.243 .216 .879 1.138

rata_DM4 5.126 2.717 .166 1.887 .062 .930 1.075

rataDM5 5.039 2.323 .196 2.169 .032 .880 1.136

rata_DM6 2.856 3.099 .082 .922 .359 .915 1.093

rata_DM9 5.472 2.511 .204 2.179 .031 .817 1.225

9 (Constant) 88.053 13.418 6.562 .000

rata_DM2 5.032 3.959 .115 1.271 .206 .879 1.137

rata_DM4 5.071 2.714 .164 1.868 .064 .930 1.075

rataDM5 4.975 2.321 .193 2.144 .034 .881 1.135

rata_DM9 6.112 2.412 .228 2.534 .013 .884 1.131

10 (Constant) 98.163 10.836 9.059 .000

rata_DM4 5.633 2.685 .182 2.098 .038 .956 1.046

rataDM5 5.609 2.273 .218 2.468 .015 .924 1.083

rata_DM9 6.646 2.381 .248 2.791 .006 .912 1.097

a. Dependent Variable: JLH_INSIDEN


Lampiran 3.
Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai