Anda di halaman 1dari 111

1

PENGARUH TINDAKAN BULLYING TERHADAP


PERKEMBANGAN MENTAL ANAK KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI PAMULANG INDAH

Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh
Nama : Mayang Arry Rismayanti
NIM : 2017820026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Skripsi, Agustus 2022
Mayang Arry Rismayanti, (2017820026)

PENGARUH TINDAKAN BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN


MENTAL ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PAMULANG
INDAH
XVII, 117 Halaman, 11 Tabel, 1 Gambar, 15 Lampiran

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang pengaruh tindakan bullying terhadap


perkembangan mental anak kelas V di SDN Pamulang Indah. Peneliti akan
melakukan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampel sebanyak 35 siswa.
Penelitian ini menggunakan analisis Pearson Corelation Product Moment dengan
menggunakan aplikasi SPSS 22 untuk mengukur keeratan suatu hubungan
secara linear antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal.
Tindakan bullying berkorelasi positif dan signifikan dengan perkembangan mental
(R) yang positif (0,717) dan nilai thitung variabel tindakan bullying (0,515)> ttabel
sesuai pada taraf signifikan 5% (2,006). Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh tindakan bullying berpengaruh terhadap perkembangan mental,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan bullying memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap perkembangan mental. Sumbangan tindakan bullying
terhadap perkembangan mental dapat dilihat melalui koefisien determinasinya (r2
), yaitu sebesar 0,515. Tindakan bullying menyumbang 51,5% terhadap
perkembangan mental. Sumbangan sebesar 48,5% terhadap perkembangan
mental diperoleh dari faktor lain.
Kata Kunci : Bullying, Mental, Anak.
Daftar Pustaka :8 buku, 8 jurnal(2009 – 2021)

i
ii
iii
iv
v

PAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mayang Arry Rismayanti
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juni 1999
Fakultas/Prodi : Fakultas Ilmu Pendidikan/PGSD
Nomor Pokok : 2017820026
Alamat Rumah : Perumahan Pamulang Village Blok G-21,
RT 003/016. Kelurahan Pondok Petir,
Kota Depok,16517.
No.tlp/HP : 081586329175
Judul Skripsi : Pengaruh Tindakan Bullying Terhadap
Perkembangan Mental Anak Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Pamulang Indah.
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh
dokumen/data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah benar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau Sebagian dokumentasi
atau data terdapat indikasi penyimpangan/pemalsuan data bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian Pakta Integritas ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun juga, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 30 Agustus 2022
Mahapeserta didik yang bersangkutan,

Mayang Arry Rismayanti


vi
vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim,
Skripsi ini saya persembahkan untuk Keluarga saya, Khusunya
Ibun, Ayah, Kakak, dan Keponakan-ku, Sahabat – sahabat saya, Serta
teman-teman, Terimakasih untuk kalian semua, karna motivasi dan
dorongan kalian, Saya dapat menyelesaikan skripsi ini di waktu yang
tepat.
“Sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mu hendaknya
kamu berharap.‖ (QS. Al-Insyira, 6-8)KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi pendidikan guru sekolah dasar yang berjudul ―Pengaruh Tindakan
Bullying Terhadap Perkembangan Mental Anak Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Pamulang Indah‖ sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih karena banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa menulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Mamun Murod Al-Barbasy, M.Si., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iswan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Ibu Lativa Qurrotaini, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
4. Ibu Dewi Setiyaningsih, M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan
viii

Guru Sekolah Dasar.


5. Ibu Prof. Dr. Hj. Herwina Bahar, M.A., selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran untuk
membimbing penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Venni Herli Sundi, M.Pd., selaku asisten dosen pembimbing yang
sudah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP
UMJ.
8. Orang tua dan Kakak yang selalu memberikan doa, dukungan dan
selalu memberikan semangat dan kasih sayang.
9. Kepala sekolah, guru, dan staff di SD Negeri Pamulang Indah beserta
para guru yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di
sekolah ini.
10. Sahabat-sahabatku Zaira, Sofi, Mahsya, Assya, Anggi, Renate, Deva
dan Septi yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan
semangat serta banyak membantu penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
11. Untuk Torik Abdul Aziz yang selalu memberikan semangat setiap
harinya dalam penyelesaian skripsi ini serta siap sedia selalu
mendampingi dalam proses penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman angkatan PGSD FIP UMJ 2017 khususnya kelas ASD
terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa
perkuliahan hingga akhir.
Semoga jasa dan kebaikan yang diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT, Aamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
Jakarta, 30 Agustus 2022
Mayang Arry Rismayanti
ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v

PAKTA INTEGRITAS ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

E. Tujuan Masalah ........................................................................................ 8

F. Manfaat Masalah ...................................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

A. Kajian Teori ............................................................................................ 11

B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 42

C. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 45


x

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 45

B. Metode Penelitian .................................................................................... 46

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ............................................. 47

D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 47

E. Pengukuran dan Pengamatan Variabel ................................................... 49

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 50

G. Teknik Analisis Data................................................................................ 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Sekolah ................................................................................ 59
B. Visi dan Misi ................................................................................. 59
C. Analisis Data ................................................................................. 60
D. Pengolahan Data dan Hasil Penelitian ......................................... 63
E. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 64
F. Pembahasan ................................................................................. 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 70

LAMPIRAN …………………………………………………………………….72
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Pribadi Perkembangan Mental ............................ 21


Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................... 45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Bullying ...................................................... 49
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Perkembangan Mental .............................. 49
Tabel 4.1 Tanggapan Responden Terhadap Tindakan Bullying .............. 61
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Perkembangan Mental ...... 62
Tabel 4.3 Data Statistik Karakteristik Responden ................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 63
Tabel 4.5 Test of Homogenity .................................................................. 64
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier ............................................................ 64
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi ...................................................................... 65
xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir................................................................. 43
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Penelitian ........................................................ 73


Lampiran 2 Surat Balasan ...................................................................... 74
Lampiran 3 Surat Validitas ....................................................................... 75
Lampiran 4 Dokumentasi ......................................................................... 76
Lampiran 5 Dokumen Sarana dan Prasarana .......................................... 77
Lampiran 6 Wawancara Kepada Wali Kelas VA dan VB ......................... 81
Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Variabel Bullying ..................................... 85
Lampiran 8 Daftar Pertanyaan Variabel Perkembangan Mental .............. 87
Lampiran 9 Validitas Data Tingkat Bullying .............................................. 89
Lampiran 10 Validitas Data Perkembangan Mental ................................. 92
Lampiran 11 Hasil Uji Realibilitas............................................................. 94
Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 95
Lampiran 13 Hasil Homogenitas .............................................................. 96
Lampiran 14 Hasil Korelasi ...................................................................... 97
Lampiran 15Data Tabulasi ....................................................................... 98
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tujuan terpenting dalam pembangunan di

setiap negara dan menjadi suatu proses untuk proses pembentukan

perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik lagi. Menurut

Undang-undang dasar No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (SISDIKNAS) pada pasal 1 yang berisi bahwa ―Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara‖.

Adanya pendidikan maka seseorang mampu mengembangkan

potensi dirinya agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam

kehidupan di kemudian hari dengan bekal ilmu dan keterampilan yang

sudah di dapatkan melalui proses pendidikan. Pendidikan karakter

penting ditanamkan bagi siswa untuk membentuk seseorang menjadi

pribadi yang baik (Herwina Bahar, 2018:24).

Pada dasarnya tiap-tiap individu manusia adalah unik, satu sama

1
2

lain berbeda dari yang lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu

mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari

manusia-manusia lainnya. Dari keunikan tersebut, seringkali dalam

kehidupan sehari-hari terjadi hal-hal atau perbuatan yang

menyimpang antara kelompok sebaya.

Kelompok sebaya seharusnya lingkungan kedua setelah keluarga,

yang berpengaruh besar bagi kehidupan individu. Kelompok sebaya

menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman sebayanya dapat

melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang

ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya dan

tempat dalam rangka menentukan jati dirinya, namun apabila nilai

yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai atau

perilaku negatif, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan

jiwa individu.

Salah satu bentuk perilaku negatif yang terjadi dikalangan remaja

adalah bullying, kasus bullying terus meningkat pada masa anak-anak

hingga remaja. Konsep bullying diartikan sebagai suatu bentuk dari

perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menjahati atau

membuat individu merasa kesusahan, terjadi berulang kali dari waktu

ke waktu dan berlangsung dalam suatu hubungan yang tidak terdapat

keseimbangan kekuasaan maupun kekuatanMeningkatnya kasus

bullying tidak terlepas dari pihak pihak yang terlibat dalam tindak

bullying, seperti pelaku, korban, pelaku-korban, dan pengamat atau


3

yang dikenal dengan sebutan bystanders (Olweus dalam Firsta

Faizah, 2017:77)

Pelaku bullying berkaitan dengan karakteristik ataupun sisi afek

negatif dalam dirinya, diantaranya yaitu adanya kecemasan, depresi,

cenderung memiliki kepribadian antisosial, dan juga memiliki risiko

tinggi dari putus sekolah, serta pada masa dewasanya nanti pelaku

bullying lebih banyak memiliki masalah dengan pekerjaannya dan juga

sulit mempertahankan hubungan romantis dalam jangka panjang

dengan pasangannya.1 Pelaku bullying tidak hanya berkaitan dengan

dengan psychological distress, akan tetapi juga berkaitan dengan

psychological well-being sebagai afek positif dalam diri individu, hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pelaku

bullying merasa dirinya kurang bahagia dibandingkan dengan siswa

lainnya yang tidak terlibat dalam bullying (Olweus dalam Firsta Faizah,

2017: 78-80).

Menurut ahli Dr. Jalaluddin dalam bukunya ―Psikologi Agama‖

menyatakan bahwa ―Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin

yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram,

dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan

antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri

sepenuhnya kepada Tuhan.

Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan


4

mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan jiwa dan

penyakit jiwa. Masalah yang sering terjadi pada perkembangan

intelektual dan emosional remaja adalah ketidakseimbangan antara

keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak

awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di

rumah dan di sekolah dengan berbagai media.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nindya Alifian Muliyasari

tahun 2019 dengan judul ―DAMPAK PERILAKU BULLYING

TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAK (STUDI KASUS DI MI

MA’ARIF CEKOK BABADAN PONOROGO)‖, memberikan hasil

bahwa bentuk perilaku bullying verbal yang terjadi di MI Ma’arif Cekok

Babadan Ponorogo yaitu memfitnah korban dan orang tua korban,

mengejek, mengancam, dan berkata kotor. Sedangkan bentuk bullying

fisik yang terjadi yaitu memukul, mengambil barang, dan mencubit.

Dampak bullying terhadap kesehatan mental yaitu korban bullying

menjadi pendiam, lemas, takut saat bertemu dengan pelaku, lelah

dengan perlakuan pelaku terhadap dirinya, menjadi sangat pemurung,

dan juga tidak bersemangat dalam belajar. Upaya sekolah dalam

mengurangi perilaku bullying yaitu menasehati, menegur, memberikan

pendidikan agama sejak dini kepada siswa, memberikan pendidikan

karakter yang kuat melalui kegiatan pembelajaran, mengisi waktu

luang dengan sesuatu yang bermanfaat misalnya ektrakurikuler

pramuka, hadroh, dan tahfidz Al-Qur’an.


5

Penelitian yang dilakukan oleh Firsta Faizah tahun 2017 dengan

judul ―BULLYING DAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA

SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANDA ACEH‖, memberikan hasil

bahwa keterlibatan remaja sebagai pelaku bullying berkaitan dengan

permasalahan kesehatan mental, dimana dalam hasil penelitian ini

ditemukan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara bullying

dengan kesehatan mental pada remaja Sekolah Menengah Atas di

Banda Aceh.

Penelitian yang dilakukan Yuliana tahun 2020 dengan judul

―DAMPAK BULLYING TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI

SISWA (Studi di MTs Laboratorium UIN STS Jambi)‖, memberikan

hasil bahwa ada dua bentuk bullying yang terjadi di Madrasah

Laboratorium Kota Jambi, diantaranya adalah kasus bullying verbal

dan bullying fisik. Akan tetapi kasus yang marak terjadi di sekolah

adalah kasus bullying verbal, di karenakan kebanyakan siswa

melakukkan bullying tersebut adalah untuk ajang lelucuan bagi

mereka dan teman-teman yang memang sering melakukan bullying.

Bullying verbal yang sering dilakukan oleh siswa adalah dengan

sengaja mengolok-olok, menggosip, mengejek dengan penyebutan

nama orang tua, mencemooh, dan lainnya. Jika kasus bullying ini tidak

ditangani dengan tepat bisa membuat siswa yang menjadi pelaku

bullying akan semakin merasa kuat.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Hanifatur Rizqi tahun


6

2020 dengan judul ―DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA

REMAJA‖, memberikan hasil bahwa Perlakuan bullying yang diterima

oleh korban bullying menyebabkan gangguan secara fisik maupun

psikologis, korban bullying mengalami ketidak percayaan diri dan

gangguan dalam bersosialisasi. Itulah sebabnya, pentingnya

penanganan dalam menghadapi bullying di lingkungan pendidikan,

salah satunya adalah dengan pemberian edukasi tentang kekerasan

pada remaja.‖

Penelitian Laili Nur Hidayati tahun 2021 dengan judul

―Psychological Impacts On Adolescent Victims Of Bullying:

Phenomenology Study‖, memberikan hasil bahwa semua responden

menjadi korban bullying. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada

berbagai macam dampak psikologis yang muncul pada remaja korban

bullying, seperti isolasi sosial, harga diri rendah, dan juga korban

merasa depresi.

Tindakan bullying sudah terjadi dan dilakukan oleh beberapa anak

di SDN Pamulang Indah. Salah satu tidakan yang dilakukan yaitu

dengan mengolok-olok siswa lain dan menyebutkan nama orang

tuanya. Tentu hal ini tidak dibenarkan oleh pihak manapun. Melihat

adanya peristiwa perilaku bullying, seperti mengejek pada siswa kelas

V rata-rata terjadi pada kaum laki-laki yang belum adanya upaya

penanganan khusus tindakan yang dilakukan oleh pihak lingkungan

sekolah (hanya berujung maaf-maafan saja). Maka dari itu, peneliti


7

akan melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh tindakan bullying terhadap mental anak.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

melakukan penelitian berjudul ―PENGARUH TINDAKAN BULLYING

TERHADAP PERKEMBANGAN MENTAL ANAK SEKOLAH DASAR

(SD)‖.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah

penelitian ini yaitu:

1. Terdapat tindakan bullying yang menyimpang oleh siswa siswi di

lingkungan sekolah Pamulang Indah, salah satunya tindakan

mengolok-ngolok teman sebayanya.

2. Masih banyaknya guru atau pihak sekolah yang kurang memahami

penanganan dalam kasus bullying yang akan berdampak pada

perkembangan mental anak.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan latar belakang dan rumusan masalah di

atas, maka permasalahan di penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Perilaku bullying yang terjadi antar siswa-siswi di SD Negeri

Pamulang Indah.

2. Dampak bullying pada perkembangan mental siswa-siswi di SD


8

Negeri Pamulang.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh bullying terhadap perkembangan

mental siswa-siswi di SD Negeri Pamulang?

2. Bagaimana upaya guru dalam menanggulangi kasus bullying

yang terjadi di SD Negeri Pamulang Indah.

E. Tujuan Penelitian

Berlandaskan rumusan masalah, maka tujuan yang dimaksud:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bullying terhadap

perkembangan mental siswa-siswi di SD Negeri Pamulang.

2. Untuk mengetahui upaya guru dalam menanggulangi kasus

bullying yang terjadi di SD Negeri Pamulang Indah.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

sejumlah pihak sebagai berikut:

1. Secara Teoritis:

Memberikan masukan dan mengetahui hubungan perilaku

bullying terhadap perkembangan anak tingkat sekolah dasar.

2. Secara Praktis:

a. Bagi Sekolah
9

Menjadikan sebuah informasi bagi sekolah tersebut atau

lainnya mengenai pengaruh bullying terhadap perkembangan

mental anak di SD Negeri Pamulang Indah.

b. Bagi Guru

1) Memberikan masukan dalam penanganan siswa/i yang

terkena bullying dapat merugikan perkembangan mental

bagi dirinya sendiri.

2) Meningkatkan pemahaman bagi guru untuk dapat lebih

tanggap terhadap masalah di kelas.

3) Memberikan pemahaman bagi siswa/i mengenai

berinteraksi yang baik kepada setiap teman sebaya

sehingga kemampuan interaksi sosial siswa dapat

meningkat.

c. Bagi Siswa

1) Memberikan informasi bagi siswa/I tentang

perilaku Bullying yang dapat merugikan perkembangan

mental bagi dirinya sendiri bahkan orang lain.

2) Memberikan pemahaman bagi siswa/i mengenai interaksi

yang baik kepada setiap teman sehingga kemampuan

interaksi sosial siswa/i dapat meningkat.

3) Memberikan pemahaman tentang pengaruh perkembangan

mental anak yang terjadi akibat bullying.

d. Bagi Peneliti
10

Penelitian ini dapat memahami seberapa jauh pengaruh

bullying terhadap perkembangan mental anak di SD Negeri

Pamulang Indah.

e. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka

sebagai literatur bagi penelitian lainnya yang relevan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Perilaku Bullying merupakan sebuah situasi dimana

telah terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang

dilakukan oleh perseorang ataupun kelompok (Sejiwa,

2008:2). Penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan dilakukan

berbagai pihak yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi

juga secara mental. Bullying digunakan untuk menjelaskan

berbagai perilaku kekerasan yang sengaja dilakukan secara

terencana oleh seseorang atau sekelompok orang yang

merasa lebih berkuasa terhadap seseorang atau sekelompok

orang yang merasa tidak berdaya melawan perlakuan ini

(Djuwita dalam Mashar, 2011:3).

Istillah bullying dipahami dari kata bull yang diambil dari

Bahasa Inggris mempunyai arti banteng yang suka menanduk

dan pihak pelaku bullying bisa disebut bully (Sejiwa, 2008:2).

Bullying merupakan situasi dimana seseorang yang kuat

menekan, memojokan, melecehkan, menyakiti, seseorang

yang lemah dengan sengaja dan berulang-ulang.

11
12

Perilaku bullying merupakan tekanan serta intimidasi

terus menerus yang dilakukan untuk menyakiti seseorang

secara fisik maupun emosional (Meggit, 2013:174).

Berdasarkan beberapa penbertian dari bullying diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying merupaka suatu

tindakan yang negatif yang bersifat menekan korbannya serta

terjadi berulang kali dan dapat dilakukan secara verbal

maupun non-verbal sehingga membuat kondisi

seseorangmenjadi tertekan, terkucil, trauma dan merasa tidak

nyaman serta dapat merusak kesehatan mental yang

dilakukan oleh pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih

lemah.

b. Bentuk-bentuk Bullying

Mengemukakan bahwa bentuk perilaku bullying lebih

sering berupa gangguan yang ditunjukkan secara individu

dalam bentuk gangguan-gangguan ringan dan komentar-

komentar yang berbahaya (Wharton, 2009:7). Hal tersebut

apabila dibiarkan akan menjadi sesuatu yang berbahaya

karena tindakan bullying akan meningkat menjadi tindakan

yang yang lebih agresif. Aksi bully biasanya mencakup

penyerangan dan kebencian yang disengaja, korban yang

lebih lemah dengan pelaku, dan hasil atau dampak yang

selalu menyakitkan serta membuat korban tertekan dan


13

terluka (Meggit, 2003:2).

Perilaku bullying dikelompokkan menjadi perilaku

bullying verbal (non fisik) yaitu yang terjadi dalam mental atau

psikologis dan perilaku bullying nonverbal (fisik). Perilaku

bullying secara fisik atau nonverbal merupakan tindakan yang

dilakukan dengan kontak langsung terhadap fisik korban dan

dapat dilihat seperti melakukan kekerasan contohnya

menginjak, menampar serta melempar dengan barang

sedangkan perilaku bullying secara nonfisik atau verbal

merupakan tindakan yang dilakukan dengan perkataan atau

ucapan yang dapat terdeteksi karena bisa terdeteksi karena

bisa tertangkap indra pendengaran kita seperti mengucilkan,

menghina, menjuluki, memaki, mempermalukan di depan

umum, menuduh, menyoraki, memfitnah dan meneriaki

(Sejiwa, 2008:2).

Menurut Astuti (2008: 22) mengemukakan bahwa

bentuk- bentuk dari perilaku bullying yaitu:

1) Fisik (Non Verbal)

Bentuk tindakan bullying secara fisik seperti

menjambak rambut, menendang, memukul,

mengintimidasi korban, menonjok, mendorong, mencakar

korban.

2) Non Fisik (Verbal)


14

Bentuk tindakan bullying secara verbal misalnya

pangillan yang meledek, pemalakan, pemerasan,

mengancam atau berkata yang menekankan akan

menyebarluaskan kejelekan korban serta intimidasi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat

disimpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku bullying terdiri

dari perilaku verbal atau non verbal yang artinya

semuanya sama-sama akan berdampak negatif serta

dapatmengganggu kesehatan mental bagi korbannya.

c. Penyebab Perilaku Bullying

Ada dua faktor penyebab perilaku bullying yaitu

kepribadian dan situasional. Faktor kepribadian terjadi karena

pengaruh dan pola asuh orang tua terhadap anak. Sementara

itu situasional kecenderungan untuk mengikuti (Hidayah,

2011:4).

d. Dampak Perilaku Bullying

Langkah-langkah mengembangkanmodel pembelajaran

diantaranya (Suprijono, 2016:57-58):

1) Ditetapkannya tujuan. Tujuan ditetapkan untuk spesifikasi

umum, tujuan perorangan maupun tujuan kelompok.

2) Standar kualitas keberhasilan.


15

3) Ditetapkannya aturan evaluasi termasuk proses serta

hasil.

4) Analisis situasi dan kondisi yang terkait dengan tujuan

pencapaian.

5) Membuat urutan hirarki dari belajar demi mencapai tujuan

pembelajaran.

6) Membuat pilihan aktivitas belajar guna mengantisipasi

kemungkinan kegiatan belajar yang telah ditetapkan.

7) Mengatur waktu guna menyelesaikan setiap kegiatan

belajar.

2. Hakikat Perkembangan Mental Anak

a. Pengertian Perkembangan Mental Anak

Kesehatan mental adalah suatu keadaan kejiwaan atau

keadaan psikologis yang menunjukan kemampuan seseorang

untuk mengadakan penyesuaian diri atau pemecahan masalah

terhadap masalah-masalah yang ada masalah yang ada di

lingkungan luar dirinya (eksternal). Kesehatan mental

mengacu pada cara berfikir, berperasaan dan bertindak

individu yang efisien dan efektif dalam menghadapi tantangan

hidup dan stres hidup (Fattah Hanurawan, 2012:2).

Setiap diri individu (internal) dan masalah perkembangan

mental tiap individu berbeda dan mengalami dinamisasi dalam


16

perkembangannya. Karena pada hakikatnya manusia

dihadapkan pda kondisi dimana ia harus menyelesaikannya

dengan beragam alternatif pemecahannya. Adakalanya, tidak

sedikit orang yang pada waktu tertentu mengalami masalah-

masalah perkembangan mental dalam kehidupannya.

Menurut Piaget dalam Fatimah Ibda (2015:28),

menjelaskan bahwa perkembangan dipusatkan pada cara

belajar anak yaitu: berbicara, berpikir, bernalar, dan akhirnya

terbentuk perkembangan moral. Menurut H.C. Witherington,

permasalahan perkembangan mental menyangkut

pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan

psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama.

Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohani

atau dalam hatinya merasa tenang, aman.

Pengertian lainnya tentang perkembangan mental, yakni

terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-

fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara

manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya

berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk

mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia akhirat

(Hasneli 2014). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

perkembangan mental adalah suatu kondisi seseorang

yang memungkinkan berkembangnya semua aspek


17

perkembangan, intelektual dan emosional yang optimal serta

selaras dengan perkembangan orang lain, sehingga

selanjutnya mampu berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya.

Gejala jiwa atau fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan,

kemauan, sikap, persepsi, pandangan dan keyakinan hidup

harus saling berkoordinasi satu sama lain, sehingga muncul

keharmonisan yang terhindar dari segala perasaan ragu,

gundah, gelisah dan konflik batin (pertentangan pada diri

individu itu sendiri).

b. Karakteristik Perkembangan Mental

Karekteristik perkembangan mental dapat dilihat dari ciri-

ciri mental yang sehat. Berikut ini merupakan ciri-ciri mental

yang sehat(Yusuf 2011), yakni:

1) Terhindar dari gangguan jiwa

Terdapat 2 kondisi kejiwaan yang terganggu yang berbeda

satu sama lain, yaitu gangguan jiwa (neurose) dan penyakit

jiwa (psikose). Ada perbedaan diantara dua istilah tersebut.

Pertama, neurose masih mengetahui dan merasakan

kesukarannya, sementara psikose tidak, individu dengan

psikose tidak mengetahui masalah atau kesulitan yang

tengah dihadapinnya (Darajat, 1975). Kedua, kepribadian

neurose tidak jauh dari realitas dan masih mampu hidup


18

dalam realitas dan alam nyata pada umumnya, sedangkan

kepribadian psikose terganggu baik dari segi tanggapan,

perasaan/emosi, serta dorongan-dorongannya, sehingga

individu dengan psikose ini tidak memiliki integritas

sedikitpun dan hidup jauh dari alam nyata.

2) Mampu menyesuaikan diri

Penyusaian diri (self adjustment) adalah proses dalam

memperoleh atau pemenuhan kebutuhan (needs

satisfaction), sehingga individu mampu mengatasi stress,

konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu melalui

alternatif cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan

memiliki penyesuaian diri yang baik apabila ia mampu

mengatasi kesulitan dan permasalahan yang dihadapinya,

secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan

lingkungannya, dan sesuai dengan norma sosial dan

agama.

3) Mampu memanfaatkan potensi secara maksimal

Selain mampu menghadapi permasalahan yang dihadapi

dengan berbagai alternatif solusi pemecahannya, hal

penting lainnya yang merupakan indikasi sehat secara

mental adalah secara aktif individu mampu memanfaatkan

kelebihannya. Memanfaatkan potensi secara maksimal

dapat dilakukan dengan keikutsertaan secara aktif oleh


19

individu dalam berbagai macam kegiatan yang positif serta

konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. Misalnya

dengan kegiatan belajar (di rumah, sekolah atau lingkungan

masyarakat), bekerja, berorganisasi, olahraga,

pengembangan hobi serta kegiatan-kegiatan positif lainnya

yang mampu memicu eksplorasi potensi masing-masing

individu.

4) Mampu mencapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

Poin ini dimaksudkan pada segala aktifitas individu

yang mencerminkan untuk mencapai kebahagiaan

bersama. Individu dengan mental yang sehat menunjukkan

perilaku atau respon terhadap situasi dalam memenuhu

kebutuhannya, dengan perilaku atau respon positif.

Respon positif tersebut berdampak positif pula baik

bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Tidak

mengorbankan hak orang lain demi kepentingan diri

sendiri, serta tidak mencari kesempatan atau

keuntungan di atas kerugian orang lain, merupakan

bagian dari pencapaian kebahagiaan pribadi dan orang

lain. Individu dengan gambaran diatas selalu berupaya

untuk mencapai kebahagiaan bersama tanpa merugikan

diri sendiri dan orang lain. Berikut merupakan ciri kejiwaan

yang sehat menurut Sikun (Yusuf 2011), yaitu Memiliki


20

perasaan aman, yang terbebas dari rasa cemas, memiliki

harga diri yang mantap, spontanitas dalam kehidupan

dengan memiliki emosi yang hangat dan terbuka, memiliki

keinginan-keinginan duniawi yang wajar sekaligus

seimbang, dalam artian mampu memuaskannya secara

positif dan wajar pula, mampu belajar mengalah dan

merendahkan diri sederajat dengan orang lain, tahu diri,

yakni mampu menilai kekuatan dan kekurangan dirinya

baik dari segi fisik maupun psikis, secara tepat dan

obyektif, mampu memandang fakta sebagai realitas

dengan memperlakukannya sebagaimana mestinya (tidak

berkhayal), toleransi terhadap ketegangan atau stress,

artinya tidak panik saat menghadapi masalah sehingga

tetap positif antara fisik, psikis, dan sosial, memiliki

integrasi dan kemantapan dalam kepribadiannya serta

Mempunyai tujuan hidup yang adekuat (positif dan

konstruktif), memiliki kemampuan belajar dari pengalaman,

mampu menyesuaikan diri dalam batas-batas tertentu

sesuai dengan norma-norma kelompok serta tidak

melanggar aturan- aturan yang telah disepakati bersama

atau aturan yang ditentukan dalam kelompok, memiliki

kemampuan untuk tidak terikat penuh oleh kelompok.

Artinya memiliki pendirian sendiri sehingga mampu menilai


21

baik- buruk maupun benar-salah mengenai kelompoknya.

Menurut WHO, menyebutkan bahwa karakteristik

mental yang berkembang adalah sebagai berikut:

a) Mampu belajar sesuatu dari pengalaman,

b) Mampu beradaptasi,

c) Lebih senang memberi daripada menerima,

d) Lebih cenderung membantu daripada dibantu,

e) Memiliki rasa kasih sayang,

f) Memperoleh kesenangan dari segala hasil usahanya,

g) Menerima kekecewaan dengan menjadikan kegagalan

pengalaman.

h) Selalu berpikir positif (positive thinking)

Secara rinci, Yusuf menyebutkan karakteristik pribadi

yang berkembang mentalnya pada tabel berikut ini (Yusuf

2011).

Tabel 2.1

KARAKTERISTIK PRIBADI PERKEMBANGAN MENTAL

Karakteristik
Aspek Pribadi
1. Fisik a. Perkembangan normal
b. Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya
c. Sehat, tidak sakit-sakitan
2. Psikis a. terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Memiliki insight dan rasa humor
c. Memiliki respons emosional yang wajar
d. Mampu berpikir realistik dan objektif
e. Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis
f. Bersifat kreatif dan inovatif
22

g. Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif


h. Memiliki perasaan bebas untuk memilih,
menyatakan pendapat dan bertindak.
3. Sosial Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang
(affection) terhadap orang lain, serta senang untuk
memberikan pertolongan kepada orang-orang yang
memerlukan pertolongan (sikap altruis) Mampu
berhubungan dengan orang lain secara sehat,
penuh cinta kasih dan persahabatan Bersifat toleran
dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial,
tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras atau
warna kulit.
4. Moral – Religius Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan
ajaran-Nya Jujur, amanah (bertanggung jawab) dan
ikhlas dalam beramal.

Dari beberapa uraian mengenai karakteristik

perkembangan mental tidak hanya mencakup ciri sehatnya

aspek fisik, melainkan juga aspek lainnya yakni psikis,

sosial, serta moral-religius, dimana semua aspek tersebut

harus seimbang satu sama lain serta berjalan harmonis

menuju pada kesejahteraan individu yang bersangkutan.

c. Ruang Lingkup Perkembangan Mental

Perkembangan mental dapat diterapkan di semua unit

kehidupan sosial, misalnya lingkungan keluarga, sekolah, serta

lingkungan sosial pada umumnya. Penerapan serta

pengembangan kesehatan mental di unit-unit sosial terorganisir

ini didasarkan pada prinsip psikologis. Artinya, perkembangan

mental individu ditentukan oleh kualitas kondisi psikologis atau


23

iklim lingkungan dimana individu berada.

1) Perkembangan Mental dalam Keluarga

Penerapan kesehatan mental dalam keluarga sangat

penting untuk tercapainya suasana yang harmonis antar

anggota keluarga. Apabila hubungan interpersonal

keluarga misanya, antar suami- istri, orangtua-anak, atau

antar saudara kurang harmonis, maka dalam keluarga

tersebut akan tercipta iklim psikologis yang tidak kondusif

dan tidak nyaman.

Contohnya, sikap permusuhan, sibling rivalry yang

tidak sehat sehingga menyebabkan iti hati (cemburu),

terjadinya pertengkaran, tidak memperhatikan nilai-nilai

moral. Suasana yang demikian kemudian dpat

menyebabkan individu dalam keluarga, khususnya anak

mengalami kesulitan atau bahkan kegagalan dalam

perkembangan untuk mencapai mental yang sehat.

Sehingga sangatlah penting bagi suami istri dalam

mengelola keluarga untuk menciptakan suasana yang

kondusif dalam keluarga terutama bagi anak. Maka dari itu

konsep keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah

untuk mengembangkan mental, sangat diperlukan karena

berfungsi untuk mengembangkan mental yang sehat serta


24

mencegah terjadinya mental yang sakit pada anggota

keluarga.

2) Perkembangan Mental di Sekolah

Jika kesehatan mental di dalam keluarga

dipengaruhi oleh iklim psikologis dalam keluarga, maka

kesehatan mental di sekolah didasarkan pada asumsi

bahwa ―perkembangan kesehatan mental peserta didik

dipengaruhi oleh iklim sosio emosional di sekolah.‖

Pengetahuan serta pemahaman pimpinan sekolah,

para guru, terutama guru BK atau konselor tentang

kesehatan mental sangatlah penting. Pimpinan dan para

guru dapat menciptakan iklim kehidupan sekolah, baik

fisik, emosional, sosial, maupun moral spiritual dalam

rangka perkembangan mental siswa yang optimal. Di sisi

lain dapat pula memantau gejala gangguan mental para

siswa sejak dini. Dengan pemahaman akan kesehatan

mental siswa, guru dapat memahami masalah kesehatan

mental yang dapat ditangani sendiri serta masalah yang

membutuhkan penanganan khusus yang dapat dirujuk

kepada para ahli yang lebih profesional.

3) Perkembangan Mental di Tempat Kerja

Peranan penting lingkungan kerja dalam kehidupan


25

manusia, juga tidak dapat dipandang sebelah mata.

Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari

nafkah, ajang persaingan bisnis, dan peningkatan

kesejahteraan hidup, tetapi juga menjadi sumber stres

yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan

mental bagi semua orang yang berinteraksi di tempat

tersebut, misalnya individu yang terkait di dalamnya

diantaranya adalah pejabat, pemimpin, pegawai atau

karyawan.

Masalah yang mengakibatkan gangguan mental di

tempat kerja, diantaranya diakibatkan oleh stres. Stres

yang sering muncul dilingkungan kerja, diantaranya

adalah:

a) Kekecewaan atas kurang terjaminnya kesejahteraan,

dalam hal ini, honor atau gaji serta tunjangan yang

diterima tidak mencukupi untuk kebutuhan sehar-hari

b) Konflik di tempat kerja dengan personil lainnya,

contohnyadengan atasan, kolega atau dengan partner

c) Pekerjaan yang sedang dijalani tidak sesuai dengan

passion

d) serta kemampuan dirinya.

e) Kompetisi atau persaingan yang tidak sehat yant terjadi

antar pimpinan atau karyawan


26

f) Beban kerja yang terlalu berat, terlebih tidak sebanding

dengan honor yang dibayarkan.

g) Lingkungan kerja yang kurang kondusif, misalnya

terlalu bising, kotor, sumpek, ventilasi udara yang tidak

ideal

h) Waktu istirahat yang kurang

i) Hari libur yang kurang jika dibandingkan dengan

rutinitas bekerja yang terlalu padat

j) Tidak adanya komunikasi terbuka antara pemimpin dan

karyawan

k) Jenjang karir atau kenaikan pangkat atau golongan

yang tidak tertata dengan baik.

l) Pegawai atau karyawan kurang diberikan kesempatan

unuk menunaikan ibadah sesuai keyakinan.

Apabila masalah-masalah tersebut menimpa suatu

lembaga atau perusahaan, maka akan terjadi stagnasi

produktivitas terjadi di kalangan pimpinan atau karyawan.

Jika hal ini terjadi, maka tinggal menunggu kebangkrutan

lembaga atau perusahaan tersebut.

Sehingga untuk tercapainya keberhasilan,

keuntungan serta produktivitas kerja para karyawan atau

pegawai, maka pimpinan seharusnya memperhatikan

kesehatan mental pada bawahannya agar tercpita kondisi


27

yang kondusif. Maka para pimpinan lembaga pemerintah

atau swasta penting dalam mengembangkan kiat-kiat

untuk mencegah terjadinya masalah mental seperti

gangguan emosional dengan meminimalisir sumber yang

dapat menyebabkan stres berlebihan.

4) Perkembangan Mental di Bidang Politik

Dibidang politik, tentu perkembangan mental sangat

diperlukan. Indikasi gangguan mental pada ranah ini

contohnya adalah pemalsuan ijazah, money politic, KKN,

khianat kepada rakyat dan stres yang menimbulkan

perilaku agresif karena gagal menjadi calon legislatif, dan

lain-lain.

Contoh fenomena mengenai gangguan mental pada

bidang politikn ini adalah, Presiden Nixon yang pernah

mengalami ketidakstabilan emosi saat menghadapi

skandal Watergate, sama halnya dengan gangguan emosi

yang dialami oleh Thomas Eagleton. Ia mengalami depresi

akibat gagal dari pencalonannya sebagai wakil presiden

dari partai demokrat di Amerika. Ia menjalani perawatan

melalui electroshock therapy.

5) Perkembangan Mental di Bidang Hukum

Pemahaman mengenai perkembangan mental

penting dimiliki oleh hakim, agar dapat mendeteksi tingkat


28

kesehatan mental terdakwa atau para saksi saat proses

pengadilan berlangsung, dimana saat berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan hukum. Tidak hanya

hakim, namun segenap individu yang berkecimpung di

bidang hukum ini seharusnya memiliki mental yang sehat,

sehingga dengan terbentuknya mental yang sehat, individu

lebih mampu bekerja sesuai tupoksinya.

6) Perkembangan Mental Kehidupan Beragama

Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam

menatasi gangguan mental pada individu. Pendekatan

agama merupakan bentuk pendekatan dalam

penyembuhan gangguan psikologis, yang merupakan

bentuk paling lama diterapkan dibandingkan dengan

penddekatan-pendekatan lainnya. Hal tersebut dibuktikan

dengan penyebaran agama yang dilakukan oleh para nabi

melakukan therapeutik dalam menyembuhkan penyakit

rohaniah umat, pada beberapa abad yang lalu.

Semakin kompleks kehidupan individu, maka

semakin penting penerapan kesehatan mental yang

bersumber dari agama dalam rangka mengembangkan

kesehatan mental manusia serta mengatasi gangguan

mental yang tengah dihadapinnya.

Di era revolusi industri 4.0 ini ada kecenderungan


29

individu yang mulai memudar terhadap nilai-nilai agama,

sehingga tausiyah, mau’idlah hasanah, dialog keagamaan

dengan para ahli agama sangat diperlukan. Hal ini

berkenaan dengan bagaimana mengembangkan wawasan

keagamaan serta mengatasi permasalahan kehidupan

melalui pendekatan agama, sehingga terbentuk mental

yang sehat.

d. Ciri-ciri Perkembangan Mental Yang Baik

Menurut Fattah Hanurawan (2012:3), ada beberapa ciri

perkembangan mental yang baik, antara lain:

1) Seseorang memiliki perasaan bahagia dan kepuasan

dalam menjalai kehidupan.

2) Seseorang memiliki semangat dalam menjalani kehidupan

(kemampuan untuk menikmati hidup, keceriaan, dan

kesenangan- kesenangan yang lain).

3) Seseorang memiliki daya hidup (elanvital) dalam

menghadapi stres hidup dan bangkit dari kegagalan-

kegagalan hidup yang dialami.

4) Seseorang memiliki kemampuan untuk merealisasikan

diri. Kemampuan realisasi diri adalah kemampuan

berpartisipasi dalam hidup sesuai dengan potensi-potensi

terbaik yang ada dalam dirinya melalui aktivitas-aktivitas

hidup yang bermakna dan hubungan sosial yang positif.


30

5) Seseorang memiliki kemampuan fleksibilitas. Kemampuan

fleksibilitas adalah kemampuan untuk berubah,

berkembang, dan mengalami berbagai variasi perasaan

sejalan dengan variasi perubahan kondisi kehidupan.

6) Seseorang memiliki perasaan tentang keseimbangan

hidup. Keseimbangan hidup misalnya adalah antara

keseimbangan privasi dan sosialitas, bermain dan bekerja,

tidur dan bangun, serta istirahat dan beraktivitas.

7) Seseorang memiliki perasaan tentang keutuhan

pandangan tentang hidup (wellroundedness) yang meliputi

pandangan tentang roh, jiwa, tubuh, kreativitas, dan

perkembangan intelektual.

8) Seseorang memiliki perhatian kepada diri sendiri dan

orang lain.

9) Seseorang memiliki kepercayaan diri dan penilaian diri

yang baik kepada diri sendiri.

e. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Fattah Hanurawan (2012:5), ada beberapa

aspek dalam kecerdasan emosi seseorang, yaitu:

1) Kemampuan mempersepsi ekspresi emosi. Ini adalah

kemampuan mengenali ekspersi emosi yang ditunjukan

melalui perilaku komunikasi non verbal yang ditunjuka

oleh gerak tubuh, suara, dan mimik muka. Ekspresi non


31

verbal itu mewakili perasaan-perasaan seseorang, seperti

marah, cinta, bahagia, takut, dan cemas. Kemampuan

untuk secara akurat mengenali emosi orang lain maupun

diri sendiri yang terwakili dalam ekspresi non verbal

merupakan akses awal untuk memahami fenomena emosi

pada level individual, interpersonal, dan sosial.

2) Kemampuan mendayagunakan emosi untuk memfasilitasi

berfikir. Ini berarti bahwa kemampuan emosi yang baik

dapat membantu manusia untuk berfikir secara tepat

terhadap masalah-masalah yang dihadapi, termasuk

masalah kesehatan jiwa. Individu yang memiliki sistem

emosi yang baik dapat lebih mudah melakukan kegiatan

pemecahan masalah dalam proses berpikirnya.

3) Kemampuan memahami emosi. Emosi membawa

informasi atau pesan, seperti: perasaan suka menunjukan

keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain; perasaan

marah menunjukan keinginan untuk menyerang orang

lain; dan takut menunjukan keinginan untuk

menghindarkan diri dari sumber stres.

4) Kemampuan mengelola emosi. Kemampuan mengelola

emosi adalah kemampuan mengelola ketiga aspek

kemampuan sebelumnya pada suatu tingkat kenyamanan

yang dapat diterima oleh individu, orang lain, maupun


32

kelompok.

3. Hakikat Anak

a. Pengertian Anak

Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan

yang maha esa untuk dijaga, dibesarkan, dan diberikan

kehidupan yang layak. Menurut Martin Luther dalam Anita Yus

(2015:1), mengemukakan bahwa keluarga adalah intuisi

pertama sebagai perkembangan pendidikan dalam kehidupan

anak. Tanpa pendidikan anak tidak akan mendapatkan bekal

apapun. Sedangkan menurut John Locke dalam Anita Yus

(2015:2), mengemukakan bahwa anak sebagai kertas putih.

Hal ini mengartikan bahwa anak tidak mengetahui apa-apa,

namun proses lingkunganlah yang membawa anak untuk

pembentukan proses. Untuk melakukan proses tersebut perlu

melakukan pelatihan sensoris yang dibantu oleh orang tua dan

guru.

Ki Hajar Dewantara dalam Anita Yus (2015:9),

mengemukakan bahwa anak-anak hidup sebagai kodratnya

masing-masing, tugas pendidik atau orang tua adalah

membantu anak agar menjadi lebih baik. Ki Hajar Dewantara

juga mendirikan Taman Indria untuk anak usia dini. Pandangan

Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah ―ing ngarsa

sung tulodo, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani‖.


33

Pendidikan yang baik dilaksanakan dengan cara memberikan

contoh teladan, semangat, dan mendorong anak untuk

berkembang.

Menurut Herwina Bahar (2013:213), pengajaran pada

dasarnya untuk menyatukan materi ke dalam mata pelajaran

dalam satu tema. Pembelajaran akan terjadi secara aktif

apabila topik sesuai dengan kurikulum yang ada. Berdasarkan

penjelasan teori di atas yaitu anak adalah anugerah dari Tuhan

dan wajib diberikan pelayanan yang baik dari segi materil dan

pendidikan. Karakter anak harus ditanamkan sejak dalam

kandungan hingga ia tumbuh dewasa melalui pendidikan yang

ditempuh. Guru dan orang tua wajib membantu anak untuk

melanjutkan hidupnya sebagai pelajar agar ia dapat melihat

dunia dengan cara pandang dan pemikiran yang realistis dan

real.

Pertumbuhan anak bukan hanya ketika lahir ke dunia,

namun semasa di dalam kandungan juga anak melakukan

banyak perubahan, sebagaimana yang dijelaskan oleh

Muhyidin dalam Elliyil Akbar (2020:3) antara lain:

1) Enam minggu setelah pembuahan, tulang belakang dan

otak bayi mulai berkembang.

2) Tujuh minggu setelah pembuahan, ada benjolan

kecil yang menandakan bahwa akan tumbuhnya tangan


34

dan kaki, kemudian disusul kepala dan leher.

3) Delapan sampai sembilan minggu, bayi sudah bisa

bergerak namun seorang ibu belum bisa merasakan

pergerakannya.

4) Dua belas minggu janin sudah tampak menyerupai bayi.

Bentuk tubuhnya masih belum proporsional.

5) Empat belas minggu mulai melakukan fisik internal seperti

memiliki jari kuku tangan dan kaki.

6) Delapan belas minggu mulai bisa memejamkan mata, alis,

dan rambut kepalanya sudah mulai tumbuh.

7) Dua puluh minggu bayi diselimuti oleh lapisan pelindung

tebal yang biasa disebut vernix. Berat badan bayi menjadi

besar dua kali lipat selama empat minggu terakhir.

8) Tiga puluh minggu, paru-paru bayi menjadi matang dalam

persiapannya untuk menghirup udara dan bayi sudah bisa

menghisap jempolnya.

9) Tiga puluh empat minggu, posisi kepala bayi berada di

bawah dan sudah tidak bisa berputar-putar kembali seperti

minggu-minggu sebelumnya.

b. Faktor Perkembangan

Menurut Baharudin dalam Elliyil Akbar (2020:4)

menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak, antara lain:


35

1) Nativisme

Faktor ini menjelaskan bahwa perkembangan

manusia tidak dipengaruhi semata-mata oleh proses

belajar, tetapi dipengaruhi oleh biological predisposition,

yaitu kecenderungan biologis yang dibawa sejak lahir.

2) Empirisme

Faktor ini kebalikan dari faktor Nativisme. Empirisme

berpendapat bahwa perkembangan semata-mata

dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

3) Konvergensi

Konvergensi merupakan gabungan dari Nativisme

dan Empirisme. Konvergensi adalah bakat yang sudah ada

kemudian dikembangkan melalui fasilitas-fasilitas

pendukung bakat.

c. Masa Perkembangan Anak

Menurut Jusrin Efendi (2020:3), sebagai seorang

pendidik harus dapat mengetahui masa perkembangan anak

yaitu:

1. Tahap Kepekaan (Sensitivity Phase)

Tahap ini adalah tahap munculnya seluruh potensi

kejiwaan yang dimiliki anak dan dibutuhkan rangsangan


36

untuk berkembang. Orang tua dan guru dapat mengasah

kepekaan anak secara langsung dengan membawa anak

mengunjungi panti asuhan dengan berbagi dan

memberikan sumbangan. Hal ini akan membuat anak

mengerti arti kebaikan, karena sudah ditanamkan sejak

kecil.

2. Tahap Egosentris (Egocentric Phase)

Tahap ini adalah tahap munculnya ego anak yang tinggi.

Tumbuhnya ego anak harus dipahami orang tua agar

dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang positif bagi

anak. Orang tua dan guru harus dapat memahami

kepribadian anak yang membangkang, susah diatur,

belajar sesuka hati. Hal ini justru diperlukan sikap orang

tua dan guru yang selalu memberikan toleransi pada anak

dan tidak memaksakan anak terhadap kehendak orangtua.

Orang tua dan guru harus memberikan dukungan berupa

tindangan edukatif secara persuasif agar perkembangan

anak dapat terarah dan terbentuk jati diri yang positif.

3. Tahap Meniru (Imitating Phase)

Anak akan meniru apa yang dilihat dan diperagakan

orang- orang yang ada disekitarnya. Anak akan meniru

apa yang dilihatnya secara langsung maupun tidak

langsung. Perkembangan mental anak snagat dipengaruhi


37

oleh tontonan anak dalam kehidupan sehari-hari. Peran

orang tua dan guru harus dapat menjadi tokoh panutan

yang baik dalam berperilaku agar anak dapat meniru

perilaku yang positif. Di samping itu, orang tua juga harus

mengarahkan kegiatan- kegiatan yang mendukung positif

melalui bermain. Hal ini dapat terlihat kecenderungan

pemikiran anak dengan apa yang sudah diberikan oleh

orangtuanya.

4. Tahap Berkelompok (Group Phase)

Pada tahap ini, anak ingin bermain di luar bersama

teman- temannya, dan banyak orang tua yang tidak

mengerti dengan kemauan anak. Biarkan anak bermain di

luar rumah bersama teman-temannya, jangan terlalu

membatasi anak dalam pergaulan, agar anak dapat

bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan perilaku

lingkungan sosialnya. Masa berkelompok adalah masa

pembelajaran anak, di mana anak akan mendapat

pembelajaran dari pergaulan sosialnya.

5. Tahap Bereksplorasi (Esploration Phase)

Tahap ini anak dapat memanfaatkan benda-benda yang

ada di dalam lingkungan sekitarnya untuk dieksplorasikan.

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pendidik dan orang tua

untuk membebaskan anaknya bereksplorasi.


38

6. Tahap Pembangkangan (Deviance Phase)

Tahap ini merupakan tahap yang membuat orang tua

kesal terhadap tingkah laku anak, karena dalam tahap ini

anak sering membangkang terhadap apapun yang

disampaikan oleh orangtuanya. Orang tua dan pendidik

disarankan tidak perlu sering memarahi anak saat

membangkang, karena ini masa yang akan dilalui oleh

setiap anak.

Gardner dalam Anita Yus (2020:10), mengemukakan

bahwa kecerdasan anak terdiri dari beberapa dimensi, antara

lain:

a. Kecerdasan bahasa yang berkaitan dengan keterampilan

dalam mengolah kata dan bahasa.

b. Kecerdasan logika-matematika yang berkaitan dengan

keterampilan dan persepsi dalam bidang angka dengan

alasan logis.

c. Kecerdasan musik yang berkaitan dengan musik dan suara.

d. Kecerdasan gerak tubuh yang berkaitan dengan gerakan-

gerakan, seperti olahraga.

e. Kecerdasan visual yang berkaitan dengan keterampilan

dalam permainan garis, bentuk, warna, dan bidang.

f. Kecerdasan diri yang berkaitan dengan kesadaran dan


39

hubungan sosial dengan orang lain.

g. Kecerdasan alami yang berkaitan dengan keterampilan

yang berhubungan dengan alam sekitar lingkungannya.

h. Kecerdasan rohani yang berkaitan dengan jiwa dan agama.

Dari delapan kecerdasan anak tersebut, Gardner menyebut

bahwa anak selalu memiliki peluang banyak untuk belajar,

mencari tahu dengan gaya masing-masing anak. Jika

delapan kecerdasan anak ini dipenuhi, maka anak akan

memiliki peluang besar untuk cepat berkembang dan

sukses.

Ahmad Susanto (2014:3) juga mengemukakan bahwa

diperlukan beberapa aspek yang berkaitan dengan

pemahaman dunia anak yang perlu diketahui oleh semua guru

dan orang tua, antara lain:

a. Anak Suka Meniru

Idealnya, anak memang selalu meniru apapun yang ia

lihat secara langsung maupun lewat media sosial. Dalam

hal ini, peran orang tua dan guru harus sadar untuk

mendidik pada fase ini. Anak cenderung akan selalu

mencari tahu, namun pendidik tidak perlu takut, biarkan ia

mencari tahu agar mendapat pikiran yang terbuka

terhadap masalah yang ia selesaikan.


40

b. Dunia Anak Adalah Dunia Bermain

Menurut Ika Budi Maryatun (2016:747), anak usia dini

merupakan usia yang tepat untuk diberikan bekal melalui

stimulus-stimulus yang diberikan oleh guru dan orang tua,

kemudian hasil dari pemberian stimulus adalah adanya

respon baik dari anak-anak. Pemberian stimulus melalui

bermain sambil belajar merupakan cara tepat yang harus

diterapkan guna mengetahui sikap kognitif dan

psikomotorik siswa.

c. Anak Tetaplah Anak-anak

Mereka belum menjadi dewasa, jadi jangan bandingkan

dengan orang yang sudah dewasa. Hal yang perlu

dilakukan orang tua untuk menghadapi sikap anak yang

keliru antara lain; berikan perintah yang jelas, membuat

batasan, membuat peringatan di awal.

d. Anak Adalah Kreatif

Dunia anak adalah dunia kreativitas. Selain tumbuh

kembang, anak juga dapat mengembangkan kreatifitas

sesuai dengan kemauannya. Peran orang tua dan guru

adalah menjelaskan dan mendukung dengan bahasa

anak yang halus dan baik.

e. Anak Masih Polos

Jika anak berbuat salah, orang tua dan pendidik tidak


41

boleh menyalahkan anak secara langsung dan keras. Pilih

kata-kata yang tepat agar perasaannya tidak tersinggung.

f. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

Teknik yang dapat diterapkan oleh orang tua dan guru

untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak antara lain;

menanggapi keluh kesah anak, membiarkan anak

melakukan kesalahan dan menegur dengan baik, tertawa

bersama anak, berikan pujian agar anak merasa senang,

biarkan anak mengerjakan tugas sendiri di rumah,

sediakan waktu untuk anak, membantu anak dalam

berpenampilan dan berperilaku yang baik.

g. Kenali Karakter Anak

Jangan membandingkan antara anak yang satu dengan

yang lainnya, yang perlu orang tua dan guru lakukan

adalah membantu mengenali potensi-potensinya dan

mengarahkannya. Berikan juga anak hadiah atau pujian

terhadap apa yang sudah ia lakukan atau kerjakan dengan

hasil usahanya sendiri. Apabila guru dan orang tua

mengenali karakter anak, maka guru akan mudah

memberikan materi pada anak, dan orang tua akan mudah

untuk mengikuti pendidikan yang sudah dilakukan di

sekolah.
42

h. Pahami Dunia Anak

Sebagai orang tua dan pendidik harus dekat dengan

dunia anak agar mengetahui apa saja yang ingin anak

lakukan atau sudah lakukan. Berikan anak kepercayaan,

dan berikan solusi yang membangun dan baik ketika anak

memiliki permasalahan.

B. Kerangka Berpikir

Perilaku bullying merupaka suatu tindakan yang negative yang

bersifat menekan korbannya serta terjadi berulang kali dan dapat

dilakukan secara verbal maupun non-verbal sehingga membuat

kondisi seseorangmenjadi tertekan, terkucil, trauma dan merasa tidak

nyaman serta dapat merusak kesehatan mental yang dilakukan oleh

pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah.

Perkembangan mental tiap individu berbeda dan mengalami

dinamisasi dalam perkembangannya. Karena pada hakikatnya

manusia dihadapkan pda kondisi dimana ia harus menyelesaikannya

dengan beragam alternatif pemecahannya. Adakalanya, tidak sedikit

orang yang pada waktu tertentu mengalami masalah-masalah

perkembangan mental dalam kehidupannya.

Anak adalah anugerah dari Tuhan dan wajib diberikan

pelayanan yang baik dari segi materil dan pendidikan. Karakter anak

harus ditanamkan sejak dalam kandungan hingga ia tumbuh dewasa

melalui pendidikan yang ditempuh. Menurut Herwina Bahar


43

(2013:213), pengajaran pada dasarnya untuk menyatukan materi ke

dalam mata pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran akan terjadi

secara aktif apabila topik sesuai dengan kurikulum yang ada.

Guru dan orang tua wajib membantu anak untuk melanjutkan

hidupnya sebagai pelajar agar ia dapat melihat dunia dengan cara

pandang dan pemikiran yang realistis dan real. Pertumbuhan anak

bukan hanya ketika lahir ke dunia, namun semasa di dalam

kandungan juga anak melakukan banyak perubahan.

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pengaruh Bullying

Fisik:
Non Fisik:
1. Mudah malu di
1. Sulit percaya pada
depan umum.
orang lain.
2. Mudah takut.
2. Muncul perasaan
3. Depresi, sehingga sedih, kesepian.
bisa menyebabkan
bunuh diri.

Adapun dampak dari perilaku bullying ini membuat


anak sedih dan stress yang mengganggu perkembangan
mental, sehingga dapat menghambat perkembangan
belajarnya di rumah maupun di sekolah.
44

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, batasan masalah, dan kerangka

berpikir maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan, sebagai

berikut:

Ho : Terdapat pengaruh tindakan bullying terhadap kesehatan mental

anak sekolah dasar.

H1 : Tidak terdapat pengaruh tindakan bullying terhadap kesehatan

mental anak SD.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini diteliti di SD Negeri Pamulang Indah yang

berlokasi di Komplek Bukit Pamulang Indah Blok. B11 Pamulang

Timur, Kota Tangerang Selatan-Banten 15417.

2. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di kelas V A dan V B. Penelitian

ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2021 sampai dengan

November 2021, bertepatan dengan pembelajaran semester

genap tahun ajaran 2021/2022.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Feb
Septem 2021 Okto 2021 Nov 2021 Des 2021 Jan 2022
No Kegiatan 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penelitian judul X X
2 Observasi lapangan X X
3 Penentuan sampel X X
4 Penyusunan instrument X X
5 Validasi instrument X X
6 Pelaksanaan eksperimen X X X X X
7 pengumpulan data X X
8 Analisis Data X X
9 Penulisan laporan X X X X X X X
10 Prediksi ujian skripsi X

45
46

B. Metode Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode

pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti

adalah metode penelitian korelasional. Korelasional dari kata

dasarnya korelasi. Menurut Sudijono (1997:167), dalam ilmu statistik

istilah ―korelasi‖ diberi pengertian sebagai hubungan dan tingkat

hubungan antar dua variable atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat

variable ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang

ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan

penelitian. Menurut Arikunto (2010:247-248), penelitian korelasional

(Correlational Studies) merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

variabel. Ciri dari penelitian korelsiaonal adalah bahwa penelitian

tersebut tidak menuntut subyek penelitian yang terlalu banyak.

Menurut Cresswell (2014:82) penelitian kuantitatif merupakan metode

untuk menguji teori – teori tertentu dengan cara meneliti hubungan

antar variabel. Variabel ini diukur dari data yang terdiri dari angka-

angka yang dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

Menurut Sugiyono (2014:39) metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

digunakan untuk meneliti pada sampel atau populasi tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik


47

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X

dalam penelitian ini adalah pengaruh bullying yang terjadi di kelas VA

dan VB, sedangkan variabel Y adalah mental siswa di sekolah dasar.

Peneliti akan melihat apakah mental siswa anak pengaruh bullying

terjadi pada siswa kelas VA dan VB atau tidak.

D. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling)

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah ―Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Kusdiwelirawan, 2015:15).

Sedangkan menurut (Hariantri dkk, 2015:3), mengatakan

bahwa ―Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau

individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap

yang akan diteliti. Dapat disimpulkan dari kedua pendapat di atas

bahwa populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk digunakan menjadi bahan

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V A dan V B yang berjumlah 70 siswa di SD Negeri

Pamulang Indah.
48

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-

ciri atau keadaan tertentu yang akan di teliti, sedangkan menurut

(Sugiyono, 2017: 81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Slovin.

n n= = 35

Keterangan:

n: Ukuran sampel

N: Ukuran populasi (70)

E: Persen (10%)

Sampel merupakan Sebagian dari populasi. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 35 siswa kelas VA dan VB di SDN

Pamulang Indah.

E. Kisi-kisi Intrumen

Berikut ini tabel kisi-kisi instrumen berupa kuesioner:

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Bullying
Jumlah
Variabel dimensi Indikator Total
Item
49

1. Fisik a. tindakan kekerasan


yang menyakiti 1 1
tubuh 2 1
Tindakan b. diludahi
Bullying 3 1
c. dirusak barang
(X) d. dipalak 4 1
(Slonje 2. verbal a. membentak 5 1
dan b. menyoraki 6 1
Smith, c. memfitnah 7 1
2008 : d. berkata kasar 8 1
128)
3. psikis a. dikucilkan 9 1
b. diabaikan 10 1
c. dipermalukan 11 1

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Mental
Jumlah
Variabel dimensi Indikator Total
Item
1. Normal a. personality yang 1 1
baik 2 1
b. keberanian 3 1
c. koorporatif
Perkembangan
d. menerima 4 1
Mental
pendapat
(Y) (Riyadi,
2. Menyimpang a. tidak percaya diri 5 1
2009 : 87)
b. mengasingkan 6 1
diri
c. merasa rendah 7 1
diri

F. Teknik Pengumpulan Data

Arikunto (2006:175), menjelaskan bahwa teknik pengumpulan

data merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang valid. Untuk melakukan teknik pengumpulan

data maka diperlukan instrumen sebagai alat dalam penyelesaian data

agar lebih konkrit. Teknik pengumpulan data yang penulis ambil yaitu:
50

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks

karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya.

Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap

dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam

berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data

observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk

mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala

alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang

kuantitasnya tidak terlalu besar.

2. Wawancara

Menurut Zuldafrial dan Muhammad Lahir, (2012, hal. 69)

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3. Dokumentasi

Metode ini dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data

dengan cara memanfaatkan data-data berupa buku, catatan

(dokumen) sebagaimana dijelaskan oleh Sanapiah Faesal (2012 :

42-43) sebagai berikut: metode dokumenter, sumber informasinya


51

berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada metode ini

petugas pengumpuan data tinggal mentransper bahan-

bahantertulis yang relevan pada lembaran-lembaran yang telah

disiapkan untuk mereka sebagaimana mestinya.

4. Kuesioner

Nana Syaodih (2010:219), menjelaskan bahwa kuesioner

atau angket adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara tidak langsung antara peneliti dan responden.

Daftar pertanyaan ini diisi oleh responden dan akan kembali

diserahkanatau dikirim kepada peneliti.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas

yang dimaksud.
52

Agar mengetahui valid tidaknya instrumen suatu

penelitian yang digunakan pada penelitian ini, peneliti

melakukan uji validitas dari soal yang dibuat, yaitu validitas

yang menunjukkan bahwa soal tes tersebut dapat mengukur

tujuan pembelajaran sesuai dengan materi isi pelajarannya.

Karena pada instrumen tersebut mengkorelasikan dua

variabel yaitu kontinu dan distrik murni, maka digunakan rumus

Point Biserial Correlation atau korelasi poin biserial dengan

rumus sebagai berikut:

Gambar 3.2
Rumus Point Biserial Correlation

Keterangan:

γpbi : Koefisien korelasi poin biserial.

Mp : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul

item yang dicari korelasinya dengan tes.

Mr : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh jumlah

pengikut tes).

St : Standar deviasi standar skor total.


53

P : Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel

akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila

datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka

berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabel artinya

dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

Setelah dilakukan uji validitas, hal yang perlu dilakukan

ialah uji reliabilitas instrumen digunakan rumus Kuder

Richardson ─ 20 (KR ─ 20)sebagai berikut:

Gambar 3.3

Rumus Kuder Richardson 20

2. Uji Pra Syarat Analisis


54

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan uji chi kuadrat. Langkah-langkah uji chi kuadrat

sebagai berikut:

1) Data sampel dikelompokkan dalam daftar distribusi

frekuensi absolute, dan tentukan batas intervalnya.

2) Tentukan nilai z dari masing-masing batas interval itu.

3) Hitung besar peluang untuk tiap-tiap nilai z itu (berupa

luas) berdasarkan tabel z.

4) Hitung besar peluang untuk masing-masing kelas interval

sebagai selisih luas dari c.

5) Tentukan fe untuk tiap kelas interval sebagai hasil kali

peluang tiap kelas (d) dengan n (ukuran sampel).

6) Gunakan rumus chi kuadrat.

7) Apabila chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel, maka

sampelberasal dari populasi yang berdistribusi normal.

X2 = (fo ─ fe)2

fe

Keterangan:
55

X2 : chi kuadrat.

Fo : Frekuensi tiap kelas interval.

Fe : Frekuensi absolute.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji terhadap

kesamaan beberapa bagian sampel. Sampel diambil dari

populasi yang sama, yakni seragam atau tidaknya varian

dalam populasi tersebut. Sehingga peneliti dapat

menggeneralisasi hasil penelitiannya menggunakan rumus

Fisher atau disebut juga uji F. Rumus uji F adalah sebagai

berikut:

F = Varian yang besar

Varian yang kecil

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

Hipotesis

:²=²

1:²≠²

Keterangan:

² : Varian eksperimen I, yaitu kelompok masalah kelas V A.

² : Varian eksperimen II, yaitu kelompok masalah kelas V B.


56

Ho : Data homogen.

H1 : Data tidak homogen.

a. Menentukan nilai Fhitung dengan mengetahui terlebih

dahuluvariasi kedua kelompok penelitian tersebut.

b. Mencari Ftabel.

Untuk dk pembilang = dk penyebut, dan = 0,05 maka dapat

dilihat pada tabel F.

Kriteria pengujian :

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel , maka kedua kelas tersebut

memiliki sampel yang bersifat tidak homogen. Terima Ho jika

Fhitung < Ftabel , maka kedua kelas tersebut memiliki

sampel yang bersifat homogen.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t

dengan taraf signifikan = 0,05 yaitu dengan menguji

kesamaan dua rata- rata, untuk mengetahui ada tidaknya

penyelesaian masalah yang terjadi antara kedua kelas

tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


57

d. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh tindakan bullying

terhadap kesehatan mental anak SD. statistika dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2

H𝛼 : µ1 ≠ µ2

Keterangan : Pengaruh Tindakan Bullying Terhadap

Perkembangan Mental Anak Kelas V Sekolah Dasar Negeri

Pamulang Indah.

µ1 : rata-rata pemahaman peserta didik pada tindakan

bullying terhadap kesehatan mental anak SD.

µ2 : rata—rata pemahaman peserta didik pada tindakan

bullying terhadap kesehatan mental anak SD.

Pengujian hipotesis statistik dinyatakan dalam bentuk

hipotesis nol (Ho), dan (Ha) sebagai hipotesis alternatifnya.

Ho: r= tidak terdapat pengaruh tindakan bullying terhadap

perkembangan mental anak kelas V SDN Pamulang Indah.

Ha: r≠ terdapat pengaruh signifikan tindakan bullying terhadap

perkembangan mental anak kelas V SDN Pamulang Indah.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL SEKOLAH

Penulis melakukan penelitian di SDN Pamulang Indah yang

beralamat di Komplek Bukit Pamulang Indah, Blok B.11 Pamulang Timur,

Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Akreditasi sekolah ini

sudah A dengan jumlah guru sebanyak 40 kepala, luas tanah 3,77 mm2

B. VISI & MISI

1. Visi

Sekolah berstandar Nasional yang berwawasan lingkungan, dapat

menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan ketaqwaan.

2. Misi

a. Menyelenggarakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan

menyenangkan dengan lingkungan sekolah yang bersih, indah,

nyaman, lestari, dan bebas polusi.

b. Mengembangkan fasilitas pembelajaran dalam rangka

pencapaian pengetahuan dan kketaqwaan yang berwawasan

lingkungan.

c. Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler: UKS, Pramuka,

58
59

Olahraga, dan Kesenian serta membangun cinta dan kelestarian

alam.

d. Menjalin kemitraan kepada pihak lain dalam rangka peningkatan

mutu pendidikan, kesehatan sekolah dan kelestarian lingkungan.

e. Memanfaatkan lahan sekolah agar lebih produktif dalam kegiatan

pembelajaran serta meningkatkan kesejahteraan bersama.

C. ANALSIS DATA

1. Deskriptif Katagori Variabel

Deskripsi kategori variabel menggambarkan penilaian

responden terhadap variabel Tindakan Bullying, dan Perkembangan

Mental. Data hasil penelitian dikategorikan ke dalam lima panjang

interval kelas, yaitu sangat baik, baik, sedang, tidak baik, sangat tidak

baik. Berikut hasil pengategorian data:

a. Tindakan Bullying

Berdasarkan jumlah item pernyataan pada kuesioner, terdapat 3

dimensi yaitu bullying fisik, bullying verbal, bullying psikis yang

menjadi 11 item pernyataan dengan 5 poin jawaban tertinggi

dan terendah 1 setiap item. Untuk melihat tanggapan responden

terhadap indikator dan juga perhitungan skor untuk variabel

independent yaitu tindakan bullying.


60

Tabel 4.1
Tangapan Responden Terhadap Tindakan Bullying
Sangat
Tidak Ragu- Sangat
Tanggapan Tidak Setuju Rata-
Setuju ragu Setuju
Setuju rata
Pertanyaan F % F % F % F % F %
1. X No.1 - - - - 9 25,7 24 68, 2 5,7 4,0556
5
2. X No.2 - - 1 2,8 8 22,8 24 68, 2 5,7 4,1296
5
3. X No.3 1 2,8 1 5,6 7 20 23 65, 3 8,5 3,7222
7
4. X No.4 - - - 5,6 2 5,7 22 62, 11 31,4 4,0556
8
5. X No.5 - 1 2,8 3 8,5 16 45, 15 42,8 4,1296
7
6. X No.6 - - 1 2,8 7 20 14 40 13 37,1 4,0000
7. X No.7 - - - - 7 20 22 62, 6 17,1 4,1667
8
8. X No.8 - - 1 2,8 15 42,8 17 48, 2 5,7 3,8519
5
9. X No.9 1 2,8 1 2,8 10 28,5 17 48, 6 17,1 4,2963
5
10. X - - 3 8.5 9 25,7 16 45, 7 20 3,7778
No.10 7
11. X - - 1 2,8 15 42,8 12 34, 7 20 3,9630
No.11 2
Sumber: Data diolah Peneliti (2022)

b. Perkambangan Mental

Berdasarkan jumlah item pernyataan pada kuesioner, terdapat 2

dimensi yaitu perkembangan mental normal dan perkembangan

mental menyimpang. item pernyataan dengan 5 poin jawaban

tertinggi dan terendah 1 setiap item. Untuk melihat tanggapan

responden terhadap indikator dan juga perhitungan skor untuk


61

variabel dependent yaitu Kinerja Karyawan maka dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Tanggapan Responden Terhadap Perkembangan Mental
Sangat
Tidak Tidak Ragu- Sangat
Tanggapan Setuju ragu Setuju Setuju Rata-
Setuju
rata
Pertanyaan F % F % F % F % F %
1. Y No.1 2 5,7 3 8,5 8 22,8 20 57,1 2 5,7 4,2593
2. Y No.2 1 2,8 3 8,5 9 25,7 15 42,8 7 20 3,9074
3. Y No.3 2 5,7 5 14,2 8 22,8 19 54,2 1 2,8 4,1481
4. Y No.4 - - - - 10 28,5 23 65,7 2 5,7 3,7222
5. Y No.5 1 2,8 3 8,5 9 25,7 17 48,5 5 14,2 4,0926
6. Y No.6 1 2,8 1 2,8 4 11,4 21 60 8 22,8 4,0000
7. Y No.7 - - - - 9 25,7 24 68,5 2 5,7 4,1296

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.3

Data Statistik Karakteristik Responden

No. Keterangan Jumlah Presentase


1. Jenis Kelamin
Laki- laki 21 60%
Perempuan 14 40%
Total
Sumber data di olah (2022)

D. PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji


62

Kolmogorov-Smirnov dengan membandingkan nilai Asymp. Sig. (2-

tailed). Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar taraf signifikansi

yang ditetapkan yaitu 5 persen (0,05), maka data penelitian

berdistribusi normal. Adapun hasil dari uji normalitas adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 6,89975189
Most Extreme Differences Absolute ,096
Positive ,096
Negative -,066
Test Statistic ,096
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan data variabel tindakan bullying memiliki Asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,200. Nilai signifikansi untuk data variabel tindakan

bullying dan data variabel perkembangan mental adalah lebih besar

dari 0,05 (0,200 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

variabel terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
63

Uji homogenitas adalah pengujian data yang dipergunakan untuk

mengetahui ada tidaknya kesamaan variansi-variansi dari dua buah

distribusi atau lebih.

Tabel 4.5
Test of Homogeny
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1202,345 22 54,652 ,830 ,672
Within Groups 2238,217 34 65,830
Total 3440,561 32

Berdasarkan data di atas diketahui nilai signifikan Test of

Homogenitas of Variance adalah sebesar 0,672 > dari 0,05 maka

dapat diartikan bahwa varians antar data adalah sama atau

homogeny.

E. PENGUJIAN HIPOTESIS

Untuk mengetahui hipotesis pada penelitian ini digunakan analisis

regresi sederhana dengan melihat uji signifikansi pada tabel coefficient:

Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -11,168 6,252 -1,786 ,083
TOTAL_TB ,862 ,146 ,717 5,915 ,000
a. Dependent Variable: TOTAL_PM
64

Berdasarkan tabel coefficients diatas dapat di peroleh t hitung variabel

tindakan bullying sebesar 5,915 lebih besar dari ttabel (0,339) dengan

signifkansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Kemudian diperoleh

nilai koefisien sebesar 0,717, dapat disimpulkan bahwa pengaruh bullying

terhadap perkembangan mental berhubungan secara positif yang artinya

semakin tinggi bullying maka akan membuat perkembangan mental

semakin menyimpang, begitupun sebaliknya.

F. PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara tindakan bulliying dengan pertumbuhan mental. Hasil

pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian

diterima.

Tabel 4.7
Hasil Uji Korelasi
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 ,717 ,515 ,500 3,004
a. Predictors: (Constant), TOTAL_TB

Melalui analisis korelasi didapatkan angka koefisien korelasi yang

bersifat positif yakni r = 0,717 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Nilai r =

0,717 juga menunjukkan adanya korelasi yang kuat atara kedua variabel.

Sumbangan tindakan bullying terhadap perkembangan mental dapat


65

dilihat melalui koefisien determinasinya (r2 ), yaitu sebesar 0,515.

Tindakan bullying menyumbang 51,5% terhadap perkembangan mental.

Sumbangan sebesar 48,5% terhadap perkembangan mental diperoleh

dari faktor lain..

Dalam agama Islam bullying sangat di larang karena sangat

merugikan orang lain. Dalam al-qur’an juga sudah disebutkan dalam QS

Al-Hujurat ayat 11:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan

orang laki-laki merendahkan kumpulan orang lain, boleh jadi yang

ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula suka

sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang

direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri

dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman

dan barang siapa yang tidak berbat, maka mereka itulah orang-orang

yang zalim”.

Dari ayat diatas sudah sangat jelas bahwa kita semua itu memiliki
66

derajat yang sama di mata Allah SWT, sehingga kita tidak boleh

melakukan bullying karena belum tentu yang direndahkan oleh kita itu

lebih buruk dari kita. Ukuran tinggi derajat seseorang dalam pandangan

islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, wana

kulit, bahasa dan jenis kelamin yang berbau rasialis. Kualitas dan tinggi

derajat seseorang ditentukan oleh ketaqwaannya yang ditunjukkan oleh

prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.

Allah SWT berfirman dalam QS AL-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

Artinya: “ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulian diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.


67

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis dan pembahasan, maka dapat dibuat

kesimpulan bahwa tindakan bullying berkorelasi positif dan signifikan

dengan perkembangan mental (koefisien korelasi r= - 0,717 dengan p =

0,000 < 0,05). Artinya semakin tinggi tingkat bullying maka semakin tinggi

tingkat perkembangan mental menyimpang yang dimiliki siswa atau

sebaliknya. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan, yaitu ada

hubungan positif antara tindakan bullying dan perkembangan mental

dapat diterima. Hasil dari uji hipotesis ini adalah ada hubungan positif

antara tindakan bullying terhadap perkembangan mental.

B. SARAN

Berdasarkan hasil yang telah didapat, peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

semua itu memiliki derajat yang sama di mata Allah SWT, sehingga

kita tidak boleh melakukan bullying karena belum tentu yang


68

direndahkan oleh kita itu lebih buruk dari kita. Ukuran tinggi derajat

seseorang dalam pandangan islam bukan ditentukan oleh nenek

moyangnya, kebangsaannya, wana kulit, bahasa dan jenis kelamin

yang berbau rasialis. Kualitas dan tinggi derajat seseorang ditentukan

oleh ketaqwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang

bermanfaat bagi manusia.

2. Bagi Wali Murid / Orang Tua

Perkembangan mental pada anak dipengaruhi oleh lingkungannya,

oleh karenanya pemantauan dari orang tua ketika anak berada pada

lingkungan rumah, maupun guru atau wali murid ketika anak sedang

berada di lingkungan sekolah. Jangan sampai anak mendapatkan

tindak perundungan yang akan mengganggu perkembangan mental

anak, yang bisa saja berdampak pada mental yang menyimpang,

sehingga anak bisa menjadi pelaku perundungan atau bullying

kepada temannya.
69

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Elliyil. (2020). Metode Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Arikunto. (1995). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai


Moral PVCT. Bandung: Lab Pengajaran PMP IKIP Bandung.

Agustina, Nora. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta:


Deepublish.

Bahar, Herwina. (2013). PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERPADU


DALAM PENDIDIKAN KARAKTER. Jurnal Teknodik. Vol 17, No 2,
hal: 209-225.

Bahar, Herwina., Iswan. (2018). PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


PERSPEKTIF ISLAM DALAM ERA MILLENIAL IR 4.0. Seminar
Nasional Pendidikan Era Revolusi. Hal:21-42. Efendi, Justin. (2020).
Pendidikan Anak Usia Dini. Depok: Rajawali Pers.

Faizah, Firsta.dkk. (2017). Bullying dan Kesehatan Mental Pada Remaja


Sekolah Menengah Atas di Banda Aceh. Vol. 3, No.1, hal: 77-83.

Fakhriyani, Diana Vidya. (2017). Kesehatan Mental. Jawa Timur: Duta


Media.

Faizah, Firsta. (2017). BULLYING DAN KESEHATAN MENTAL PADA


REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANDA ACEH. Vol 3
No 1.

Hanurawan, Fattah. (2012). STRATEGI PENGEMBANGAN KESEHATAN


MENTAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH. PSIKOPEDAGOGIA, Vol. 1,
No. 1.

Hidayati, Laili Nur. (2021). Psychological Impacts On Adolescent Victims Of


Bullying: Phenomenology Study. Media Keperawatan Indonesia,
70

Vol 4 No 3.

Ibda,Fatimah. (2015). Perkembangan Kognitif:Teori Jean Piaget. Vol.3,


No.1,hal: 27-38.

Susanto, Ahmad. (2014). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Susanto, Ahmad. (2018). Pendidikan Anak Usia Dini Konsep dan Teori.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Syaodih, Nana. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Yus, Anita. (2015). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Rizqi, Hanifatur. (2020). DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA REMAJA.


Jurnal Kesehatan Wiraraja Medik
71

Lampiran 1

Surat Permohonan Penelitian


72

Lampiran 2

Surat Balasan Sekolah


73

Lampiran 3

Surat Permohonan Validasi


74

Lampiran 4

Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SDN

Pamulang Indah
75

Lampiran 5

Dokumentasi Sarana dan Pra-Sarana SDN Pamulang Indah


76
77
78
79

Lampiran 6

Wawancara kepada Wali Kelas V A dan V B

SOAL PRE TEST DAN POST TEST

NAMA :

KELAS :

Isilah jawaban di bawsah ini dengan benar!

Bagaimana perasaan siswa yang terkena bully?

Jawab=

Dampak apa yang terjadi setelah terjadi tindakan bully?

Jawab=

Apa yang kamu lakukan ketika kamu dibully?

Jawab=

Adakah permintaan maaf dari teman yang sudah membully?

Jawab=

Bagaimana komunikasi antara anak dan orang tua di rumah?


80

Jawab=

Apa yang orangtua lakukan ketika anak terkena tindakan bullying?

Jawab=

Apakah orangtua berkomunikasi secara intens dengan guru kelas?

Jawab=

Apakah orangtua memberikan perlakuan positif pada anak ketika di rumah?

Jawab=

Adakah tindak lanjut dari guru kelas tentang perbuatan buruk ini?

Jawab=

Tindak lanjut apa saja yang dilakukan oleh guru kelas?

Jawab=

Bagaimana kesehatan mental anak yang terkena bully?

Jawab=

Apa yang guru lakukan pada siswa yang terkena mental?

Jawab=
81

Cara apa yang digunakan guru untuk mengatasi tindakan bullying di sekolah?

Jawab=

Bagaimana hasil belajar siswa yang terkena pengaruh mental?

Jawab=

Adakah tindak lanjut dari pihak sekolah tentang kasus bullying ini?

Jawab=

Adakah pemberian motivasi dari orangtua? Jika ada seperti apa?

Jawab=

Apakah ada sosialisasi dari pihak sekolah tentang kasus bullying ini? Jika

ada jelaskan secara singkat.

Jawab=

Mengapa tindakan bullying bisa terjadi pada anak tersebut? Apa alasannya?

Jawab=

Apakah ada tindak lanjut bagi siswa yang sudah membully temannya? Jika

ada seperti apa?


82

Jawab=

Apakah ada perubahan dari anak yang membully ketika sudah diberikan

teguran oleh guru kelas?

Jawab=
83

Lampiran 7

DAFTAR PERTANYAAN VARIABEL BULLYING (X)

Kisi-kisi Instrumen Bullying

variabel dimensi Indikator Jumlah Item Total

4. Fisik e. tindakan 1 1

kekerasan yang 2 1

menyakiti tubuh 3 1
Tindakan
f. diludahi
Bullying
g. dirusak barang 4 1
(X)
h. dipalak
(Slonje
5. verbal e. membentak 5 1
dan
f. menyoraki 6 1
Smith,
g. memfitnah 7 1
2008 :
h. berkata kasar 8 1
128)
6. psikis d. dikucilkan 9 1

e. diabaikan 10 1

f. dipermalukan 11 1
84

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 saya pernah dicubit teman saya karena tidak

menyukai saya

2 Memaki teman merupakan sesuatu yang

wajar

3 Saya selalu memanggil teman dengan nama

orang tua

4 Saya memanggil teman dengan nama orang

tuanya karena membuly saya

5 Saya pernah di panggil dengan sebutan

kotor

6 Saya suka memanggil teman dengan

julukan yang buruk

7 Saya suka bercanda hingga

mempermalukan teman

8 Saya pernah di permalukan di depan kelas

9 Saya suka berbicara dengan nada keras

11 Saya merasa membentak membuat saya

percaya diri
85

11 Saya selalu ikut bila ada teman yang

disoraki beramai ramai

Lampiran 8

DAFTAR PERTANYAAN VARIABEL PERKEMBANGAN MENTAL (Y)

Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Mental

Jumlah
variabel dimensi Indikator Total
Item

3. Normal e. personality 1 1

yang baik 2 1

f. keberanian 3 1

g. koorporatif

Perkembangan h. menerima 4 1

Mental pendapat

(Y) (Riyadi, 4. Menyimpang d. tidak 5 1

2009 : 87) percaya diri 6 1

e. mengasingk

an diri
7 1
f. merasa

rendah diri
86

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya bersikap positif terhadap diri saya

sendiri

2 Saya lebih berfikir negatif terhadap diri saya

sendiri

3 Saya mengerti dengan yang saya lakukan

saat ini

4 Saya selalu memperhatikan kerapian

dalam bekerja

5 saya bingung terhadap apa yang saya

lakukan

6 Saya memandang baik terhadap harapan

yang saya yakini

7 Pandangan saya kosong terhadap harapan

saya sendiri
87

Lampiran 9

Validitas data tindakan bullying

Correlations

TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TB_ TOTAL_

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 TB

TB_1 Pearson
*
,455 ,366 ,465
**
Correlati 1 ,181 ,000 ,110 ,224 ,094 ,152 ,075 ,489
** * *

on

Sig. (2- 1,00


,298 ,528 ,006 ,196 ,591 ,030 ,384 ,005 ,667 ,003
tailed) 0

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_2 Pearson
* *
,484 ,557 ,476 ,507 ,445
**
Correlati ,181 1 ,283 ,326 ,331 ,000 ,679
** ** ** * *

on

Sig. (2- 1,00


,298 ,100 ,056 ,003 ,052 ,001 ,004 ,002 ,007 ,000
tailed) 0

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_3 Pearson
,374
*
Correlati ,000 ,283 1 ,196 ,078 ,244 ,030 ,106 ,143 ,210 ,380
*

on

Sig. (2- 1,00


,100 ,259 ,655 ,159 ,027 ,865 ,545 ,411 ,226 ,024
tailed) 0

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_4 Pearson
*
,497 ,615 ,634
**
Correlati ,110 ,326 ,196 1 ,198 ,003 ,217 ,215 ,559
** ** *

on
88

Sig. (2-
,528 ,056 ,259 ,254 ,002 ,000 ,984 ,210 ,215 ,000 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_5 Pearson
* *
,455 ,484 ,506 ,506 ,967 ,433
**
Correlati ,078 ,198 1 ,311 ,139 ,759
** ** ** ** * *

on

Sig. (2-
,006 ,003 ,655 ,254 ,069 ,002 ,002 ,427 ,000 ,009 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_6 Pearson
*
,497 ,553 ,835
* **
Correlati ,224 ,331 ,244 ,311 1 ,119 ,248 ,336 ,678
** ** *

on

Sig. (2-
,196 ,052 ,159 ,002 ,069 ,001 ,496 ,151 ,048 ,000 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_7 Pearson
* *
,557 ,374 ,615 ,506 ,553 ,537 ,686
**
Correlati ,094 1 ,312 ,258 ,793
** * ** ** ** * *

on

Sig. (2-
,591 ,001 ,027 ,000 ,002 ,001 ,068 ,134 ,001 ,000 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_8 Pearson
*
,366 ,476 ,506 ,440
**
Correlati ,030 ,003 ,119 ,312 1 ,036 ,116 ,546
* ** ** *

on

Sig. (2-
,030 ,004 ,865 ,984 ,002 ,496 ,068 ,835 ,008 ,506 ,001
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
89

TB_9 Pearson
*
Correlati ,152 ,000 ,106 ,217 ,139 ,248 ,258 ,036 1 ,182 ,318 ,375

on

Sig. (2- 1,00


,384 ,545 ,210 ,427 ,151 ,134 ,835 ,295 ,063 ,026
tailed) 0

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_10 Pearson
*
,465 ,507 ,967 ,336 ,537 ,440 ,467
**
Correlati ,143 ,215 ,182 1 ,782
** ** ** * ** ** *

on

Sig. (2-
,005 ,002 ,411 ,215 ,000 ,048 ,001 ,008 ,295 ,005 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TB_11 Pearson
*
,445 ,634 ,433 ,835 ,686 ,467
**
Correlati ,075 ,210 ,116 ,318 1 ,743
** ** ** ** ** *

on

Sig. (2-
,667 ,007 ,226 ,000 ,009 ,000 ,000 ,506 ,063 ,005 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

TOTAL_ Pearson
* *
,489 ,679 ,380 ,559 ,759 ,678 ,793 ,546 ,375 ,782 ,743
TB Correlati 1
** ** * ** ** ** ** ** * * *

on

Sig. (2-
,003 ,000 ,024 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,026 ,000 ,000
tailed)

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


90

Lampiran 10

Validitas perkembangan mental

Correlations

PM_1 PM_2 PM_3 PM_4 PM_5 PM_6 PM_7 TOTAL_PM

PM_1 Pearson
** ** ** ** ** **
1 ,659 ,566 ,460 ,284 1,000 ,659 ,773
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,098 ,000 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

PM_2 Pearson
** ** ** ** ** ** **
,659 1 ,653 ,564 ,634 ,659 1,000 ,911
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

PM_3 Pearson
** ** ** ** ** ** **
,566 ,653 1 ,576 ,702 ,566 ,653 ,843
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

PM_4 Pearson
** ** ** ** ** ** **
,460 ,564 ,576 1 ,542 ,460 ,564 ,728
Correlation

Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,000 ,001 ,005 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

PM_5 Pearson
** ** ** ** **
,284 ,634 ,702 ,542 1 ,284 ,634 ,752
Correlation

Sig. (2-tailed) ,098 ,000 ,000 ,001 ,098 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35
91

PM_6 Pearson
** ** ** ** ** **
1,000 ,659 ,566 ,460 ,284 1 ,659 ,773
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,005 ,098 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

PM_7 Pearson
** ** ** ** ** ** **
,659 1,000 ,653 ,564 ,634 ,659 1 ,911
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

TOTAL_PM Pearson
** ** ** ** ** ** **
,773 ,911 ,843 ,728 ,752 ,773 ,911 1
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 35 35 35 35 35 35 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


92

Lampiran 11

Reliabelitas data tindakan bullying dan Reliabelitas data perkembangan

mental

Reliabelitas data tindakan bullying

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,832 11

Reliabelitas data perkembangan mental

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,912 7
93

Lampiran 12

Normalitas data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 35
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000

Std. Deviation 6,89975189

Most Extreme Differences Absolute ,096

Positive ,096

Negative -,066

Test Statistic ,096


c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.


94

Lampiran 13

Tes homogenitas

Test of Homogeny

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1202,345 22 54,652 ,830 ,672

Within Groups 2238,217 34 65,830

Total 3440,561 56
95

Lampiran 14

Uji korelasi

Model Summary

Std. Error of the

Model R R Square Adjusted R Square Estimate

a
1 ,717 ,515 ,500 3,004

a. Predictors: (Constant), TOTAL_TB

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

b
1 Regression 315,719 1 315,719 34,983 ,000

Residual 297,823 33 9,025

Total 613,543 34

a. Dependent Variable: TOTAL_PM

b. Predictors: (Constant), TOTAL_TB


96

Lampiran 15

Data Tabulasi

T T T T T T T T T TB TB TOT P P P P P P P TOT

B B B B B B B B B _1 _1 AL_ M M M M M M M AL_P

_1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8 _9 0 1 TB _1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 M

4 4 4 5 5 5 3 3 4 5 3 45 4 3 4 4 4 4 4 27

5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 47 5 4 4 4 5 5 5 32

4 3 4 5 5 5 3 3 3 2 3 40 3 5 4 4 3 2 4 25

3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 32 2 3 2 4 3 4 3 21

3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 46 4 4 3 4 4 4 3 26

4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 5 43 4 5 3 4 4 4 4 28

4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 28

4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 3 41 4 4 4 4 4 4 4 28

4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 45 4 5 4 4 5 5 4 31

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 44 4 4 4 4 3 4 4 27

4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 47 5 4 5 5 5 5 4 33

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 45 4 2 3 3 4 4 4 24

4 4 4 4 2 3 4 3 5 3 3 39 1 1 1 3 2 5 4 17

4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 28

4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 39 3 4 3 3 3 3 4 23

4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 40 4 3 4 4 4 4 4 27

3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 3 38 2 2 2 3 3 3 3 18
97

3 4 3 4 4 5 5 3 3 3 5 42 3 3 3 4 4 4 3 24

4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 42 3 4 3 3 3 3 4 23

5 4 3 5 5 5 4 3 3 3 3 43 3 3 3 3 5 5 5 27

4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 46 4 5 4 4 4 4 4 29

4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 5 47 4 4 4 4 4 4 4 28

3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 4 38 3 3 2 3 1 1 3 16

4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 46 4 4 4 4 4 4 4 28

4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 46 4 3 4 4 4 4 4 27

3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 39 3 3 2 3 3 4 3 21

4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 46 4 5 4 4 4 4 4 29

4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 46 4 4 4 4 4 4 4 28

4 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 46 4 5 4 5 5 5 4 32

3 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 41 3 3 2 3 3 5 3 22

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 4 4 4 4 4 4 4 28

4 2 2 3 3 3 5 4 5 5 2 38 1 2 1 3 2 5 4 18

4 4 4 4 5 4 4 3 1 3 4 40 4 4 4 4 4 4 4 28

3 3 4 5 5 5 5 3 4 5 4 46 2 5 3 4 2 4 3 23

3 4 3 4 4 3 4 5 5 5 3 43 4 4 4 4 3 3 3 25

Anda mungkin juga menyukai