SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
2287190022
TAHUN 2024
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 2287190022
Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Pendidikan Khusus
Reza Febri Abadi, M.Pd
NIP. 198902072018031002
PRA KATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis
bisa bertahan hingga saat ini. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. keluarganya, para sahabatnya dan tak lupa kepada kita
semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Atas izin Allah SWT. serta dukungan dari berbagai pihak tugas akhir
Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Total Physical Response dalam
Meningkatkan Kosakata Anak dengan Hambatan Pendengaran Kelas II
SDKh di SKh Samantha” dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari penyusunan
skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
1. Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, ST., MT., selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Dr. H. Fadlullah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Reza Febri Abadi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus Dosen Pembimbing Akademik
dan Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan masukan, saran, arahan dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini serta telah membimbing dari awal
perkuliahan hingga saat ini.
4. Bapak Dr. Toni Yudha Pratama, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membantu memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Khusus, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang telah memberikan ilmu pengetahuan, motivasi, arahan,
nasehat yang tak ternilai selama masa perkuliahan.
6. Staff TU Jurusan Pendidikan Khusus dan staff TU Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yang telah membantu penulis dalam proses administrasi.
7. Kepala sekolah, guru dan peserta didik SKh Samantha yang telah menerima
dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan telah bimbingan
yang tak ternilai.
8. Bapak Purwo Susilo dan Ibu Emi Nurhayati selaku orang tua dari penulis
yang tidak menutup mata untuk pendidikan anak-anaknya. Dari banyaknya
prinsip orangtua yang tidak bisa menyekolahkan anaknya karena faktor
ekonomi, teteh bangga dan kagum sama bapak dan mamah yang selalu
memegang prinsip “percaya kepada sang pencipta akan memberikan jalan dan
rezeki untuk mempermudah, karena setiap anak terlahir dengan rezekinya
masing-masing”.
9. Adik – adikku yang terkasih, terima kasih karena sering kali kalian mengalah
demi kebutuhan teteh. Semoga teteh bisa memberikan apapun yang kalian
inginkan. Semoga kita selalu menjadi kebanggan mamah dan bapak.
10. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat
untuk penulis dalam menimba ilmu.
11. Sahabat – sahabat terbaikku yang sudah menemani masa-masa susah
senangnya di perkuliahan dan di perantauan. Saat jauh dari keluarga maka
kalianlah yang menjadi keluarga. Terima kasih karena kalian setiap sudut di
Kota Serang ini memiliki cerita.
12. Nedi Sepiyandi terima kasih atas kesediaannya untuk terus mendampingi
proses dan perjalanan ini. Menuliskan nama mu itu tanda bahwa kamu pernah
menjadi bagian dari proses perjuangan. Dan jika dikemudian hari kamu pergi,
it’s okay berarti peranmu telah usai.
13. Teman – teman angkatan 2019 Program Studi Pendidikan Khusus Untirta
yang membersamai, berjuang, serta berproses bersama selama masa
perkuliahan, semoga kita sukses dengan jalan yang kita pilih.
14. Semua pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu persatu terima
kasih telah membantu penulis selama masa perkuliahan, hingga tugas akhir
ini dapat terselesaikan.
15. Terakhir, terima kasih untuk diriku sendiri. Akhirnya, kita bisa
menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Di waktu yang tepat, di waktu
terbaik yang memang sudah dipersiapkan untuk kita. Mari kita rayakan
pencapaian ini dengan hal-hal yang membuat kita senang. Teruslah belajar,
tidak harus sempurna kita hanya perlu bertanggung jawab atas apa yang
sudah kita pilih. Maka, skripsi ini akan menjadi sebuah karya yang abadi
selain sebagai bentuk tanggung jawab juga sebagai bukti cinta kepada orang-
orang yang selalu mendukung kita.
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN.................................................................................................ix
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................5
C. Batasan Masalah...............................................................................................5
D. Rumusan Masalah.............................................................................................6
E. Tujuan Penelitian..............................................................................................6
G. Kerangka Berpikir...........................................................................................24
H. Hipotesis.........................................................................................................25
A. Metode Penelitian...........................................................................................26
B. Desain Penelitian............................................................................................27
D. Subyek Penelitian............................................................................................28
E. Variabel Penelitian..........................................................................................29
G. Intrumen Penelitian.........................................................................................32
H. Validitas Instrumen.........................................................................................35
I. Skenario Penelitian.........................................................................................36
J. Prosedur Penelitian.........................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.............................................................................................................33
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Prosedur Dasar Desain A-B-A...........................................................................................37
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Intrumen Penelitian.........................................................................................33
Tabel 3.2 Butir Soal Instrumen Penelitian....................................................................................35
Tabel 3.3 Skenario Pelaksanaan Intervensi.................................................................................37
Tabel 3.4 Panjang Kondisi...................................................................................................................40
Tabel 3.5 Garis Kecenderungan........................................................................................................41
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi.................................................................42
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi...................................................................46
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum tidak terbatas pada teori didalam mata pelajaran saja
akan tetapi pendidikan juga mencakup segala aspek yang erat kaitannya dengan
potensi yang ada pada diri manusia dalam hal pegembangan. Sebagaimana
dituliskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah tempat
atau wadah untuk mengembangkan seluruh potensi diri yang ada pada diri
manusia.
Setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan,
tanpa membeda – bedakan anak berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Selain
pendidikan umum ada juga pendidikan khusus yang diperuntukan bagi anak
berkebutuhan khusus. Tercantum dalam Undang - Undang Republik Indonesia
No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 2 tentang Sisdiknas “warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus”.
Anak dengan hambatan pendengaran merupakan individu yang memiliki
gangguan pada indera pendengaran dan diklasifikasikan mulai dari anak dengan
hambatan pendengaran ringan hingga dengan berat. Suatu keadaan kehilangan
pendengaran ini menyebabkan mereka tidak dapat menangkap berbagai
rangsangan, terutama melalui indera pendengaran yang menyebabkan
pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional dalam kehidupan sehari-hari
(Somantri, 2012 : 93).
Dampak dari gangguan pendengaran pada anak dengan hambatan
pendengaran menyebabkan beberapa permasalahan yang kemudian berpengaruh
pada kehidupannya. Beberapa permasalahan yang berpengaruh pada ke hidupan
anak dengan hambatan pendengaran yaitu : 1) Permasalahan sosial, merupakan
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar anak yang dapat menimbulkan
2
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk menjelaskan masalah dan
membuat penjelasan dari masalah yang dapat diukur, karena identifikasi masalah
merupakan langkah awal dari proses penelitian. Selain itu identifikasi masalah
juga merupakan proses untuk menemukan, mengenal masalah atau melakukan
inventarisasi masalah penelitian ( Hastin, dkk. 2022 : 24 ).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Anak dengan hambatan pendengaran mengalami gangguan fungsional pada
indera pendengaran baik sebagian maupun keseluruhan sehingga
mengganggu proses pemerolehan informasi terutama bahasa.
2. Anak dengan hambatan pendengaran kelas II SDKH di SKH Samantha di
tuntut menguasai komunikasi secara oral
3. Metode total physical response belum pernah diterapkan pada kelas tersebut.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan penguraian alasan untuk membatasai masalah
agar sesuai dengan kapasitas atau kemampuan peneliti (Aqib dalam Vindiyani,
6
2021:24). Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada peningkatan kosa
kata kerja pada anak dengan hambatan pendengaran dengan menerapkan metode
total physical response kelas II SDKH di SKH Samantha.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah suat uraian masalah berupa pertanyaan mengenai
penelitian, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dicari melalui penelitian
(Sugiyono, 2016:290). Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan
batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah penerapan metode total physical response dapat meningkatkan
kosa kata anak dengan hambatan pendengaran kelas II SDKh di SKh Samantha?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kecakapan dan keberhasilan para
peneliti dalam mendeskripsikan, menguraikan, mengantisipasi dan mengendalikan
fenomena serta peristiwa yang menjadi pusat perhatian mereka (Ibnu dalam
Vindiyani, 2021:25).
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari penerapan metode total physical response dalam
meningkatkan kosa kata pada anak dengan hambatan pendengaran kelas II SDKH
di SKh Samantha Kota Serang.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi peneliti, dapat menambah wawasan baru tentang ilmu yang telah
dipelajari selama studi.
2) Bagi siswa, dengan metode total physical response dapat mempermudah
dalam meningkatkan kosa kata.
3) Bagi guru, dapat dijadikan sebagai acuan dalam membantu mangajarkan
pembelajaran kosa kata menggunakan metode total physical response.
4) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat membantu pihak sekolah untuk
lebih meningkatkan dan dapat berkembang karena adanya peningkatan
pemahaman guru dalam meningkatkan kemampuan kosa kata anak dengan
hambatan pendengaran khususnya menggunakan metode total physical
response.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Adapun istilah yang sering kita dengar yaitu tunarungu yang berasal dari 2
suku kata yaitu “tuna” dan “rungu”, tuna memiliki arti kurang atau tidak
sedangkan rungu adalah mendengar. Istilah yang berkembang dimasyarakat
seperti anak tuli, anak gagu, anak tidak dengar, tuli, bisu, tunarungu atau dengan
hambatan pendengaran, namun istilah dalam dunia pendidikan adalah anak
dengan hambatan pendengaran.
Menurut Mangusong dalam Rafael & Pastiria (2020 : 58) tunarungu adalah
mereka yang pendengarannya tidak berfungsi sehingga membutuhkan pelayanan
pendidikan khusus. Bagi anak kurang dengar atau anak yang tergolong tunarungu
ringan, dapat diatasi dengan alat bantu dengar. Mereka juga dapat dibantu secara
medis dan psikologi agar dapat melakukan komunikasi dengan orang lain.
Soeparno dalam Nurul (2016 : 16) mengemukakan bahwa dari segi fisik anak
tunarungu cara berjalannya agak kaku dan cenderung membungkuk,
pernafasannya pendek, gerakan matanya cepat dan beringas. Dari segi bahasa
anak tunarungu miskin kosa kata, sulit mengartikan kata-kata abstrak, sulit
memahami kalimat-kalimat yang komplek atau kalimat yang panjang serta
bentuk-bentuk kiasan serta kurang menguasai irama dan bahasa.
Hambatan bahasa dan bicara yang dialami oleh anak disebabkan oleh
adanya hubungan yang erat antara bahasa dan bicara dengan ketajaman
pendengaran, mengingat bahasa dan bicara merupakan hasil proses peniruan
sehingga anak dengan hambatan pendengaran dalam aspek bahasa memiliki ciri
11
yang khas, yaitu sangat terbatas dalam pemilihan kosakata, sulit mengartikan arti
kiasan dan kata-kata yang bersifat abastrak.
keterampilan membaca kurang tidak bisa terlibat dalam kelas secara penuh. Hal
tersebut menuntut guru untuk dapat menciptakan kelas yang mampu melibatkan
siswa secara penuh dengan keterbatasan yang dimiliki oleh anak. Guru dapat
memilih metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan
setiap peserta didik, sehingga dapat meningkatkan kualitas pada saat kegiatan
pembelajaran dan peserta didik dapat berhasil dalam kegiatan belajarnya.
Menurut Soedjito dalam Hilaliyah (2018), kosakata adalah semua kata yang
terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara atau
penulis, dan kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Kosakata
merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai
guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia baik dalam lisan maupun tulisan. Dengan demikian, kosakata tidak bisa
dilepaskan dari kata. Kata adalah unit bahasa dalam bentuk bebas. Kata
merupakan unsur yang paling penting didalam bahasa. Kosakata terdiri dari kata-
kata yang mempunyai makna.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kosa kata adalah
kumpulan kata yang dimiliki atau diketahui oleh seseorang, dan biasanya
bertambah seiring bertambahnya usia mereka.
Jenis – jenis kosakata atau jenis-jenis kata dalam bahasa Inggris disebut part
of speech atau sering disebut juga dengan kinds of word. Sebenarnya, part of
speech ini hanya menjelaskan dan mengkategorikan kata-kata sesuai dengan
fungsinya.
Menurut Hurlock dalam Fauzan (2020 : 28-30) anak mempelajari dua jenis
kosakata yaitu kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas
kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Sedangkan
kosakata khusus terdiri atas kata arti spesifik yang hanya digunakan pada dituasi
tertentu. Hurlock dalam Fauzan (2020) mengemukakan jenis-jenis kosakata,
sebagai berikut :
a. Kosakata Umum
Kosakata umum terdiri dari kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata
keterangan.
16
1) Kata benda merupakan kata yang pertama kali digunakan oleh anak,
umumnya yang bersuku kata satu dan diambil dari bunyi celoteh yang
disenangi. Kosakata benda adalah kata yang sifatnya merujuk pada suatu
benda atau barang. Pembelajaran kosakata benda lebih baik dimulai dari
benda-benda yang ada disekitar anak, seperti benda-benda yang ada
dilingkungan rumah, lingkungan sekolah, maupun lingkungan bermain
anak. Pembelajaran dimulai dari benda-benda disekitar anak dengan
tujuan agar anak tidak merasa asing dengan benda yang diajarkan.
2) Kata kerja merupakan kata yang dipelajari anak setelah mempelajari
kata benda yang cukup untuk menyebutkan nama dan benda
disekitarnya, mereka mulai mempelajari kata-kata baru khususnya yang
merujuk pada tindakan contohnya “beri”, “ambil”, atau “pegang”.
3) Kata sifat umumnya muncul dalam kosakata anak pada umur 1,5 tahun.
Kata sifat yang paling umum digunakan anak adalah “baik”, “buruk”,
“bagus”, “nakal”, “panas” dan dingin. Pada prinsipnya kata-kata tersebut
digunakan pada orang, makanan dan minuman.
4) Kata keterangan juga umumnya digunakan ketika anak sudah mulai
mengenal kata sifat. Kata keterangan yang biasanya muncul paling awal
pada kosakata anak adalah “disini” dan “dimana”.
b. Kosakata Khusus
Kosakata khusus terdiri dari kosakata warna, kosakata jumlah, kosakata
waktu, kosakata uang, kosakata ucapan populer, dan kosakata sumpah.
1) Kosakata warna sebagian besar anak mengetahui nama warna dasar pada
usia 4 tahun. Seberapa banyak mereka akan mempelajari warna lainnya
bergantung pada kesempatan belajar dan minat mereka tentang warna.
2) Kosakata jumlah dalam skala inteligensi Stanford-Binet, anak yang
berusia 5 tahun diharapkan dapat menghitung tiga objek dan diharapkan
pada usia 6 tahun sudah cukup baik dalam memahami kata “tiga”,
“sembilan”, “lima”, untuk menghitung biji.
17
Menurut Hurlock dalam Setianingsih (2017 : 16), ada dua jenis kosakata
yang harus dikuasai oleh anak 6-13 tahun, yaitu kosakata umum dan kosakata
khusus. Kosa kata umum meliputi kata kerja, kata benda, kata sifat, kata
keterangan, kata perangkai atau kata ganti orang. Sedangkan kosakata khusus
18
meliputi kosakata waktu, warna, uang, kosakata rahasia, kosakata popular, dan
kosakata makian.
Metode Total Physical Response ini sangat mudah dan ringan dalam segi
penggunaan bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga
dapat menghilangkan perasaan tertekan pada peserta didik karena masalah-
masalah yang dihadapi dalam pembelajarannya terutama pada saat mempelajari
bahasa asing, dan juga dapat menciptakan suasana hati yang positif pada peserta
didik yang dapat memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi peserta didik dalam pelajaran tersebut. Dalam penerapan
metode ini, guru mempunyai peranan aktif dan langsung.
dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik pada perintah yang diberikan
guru baik secara individu maupun kelompok.
Dari beberapa pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode total physical response merupakan metode pembelajaran yang
mengkombinasikan gerakan tubuh untuk mempelajari suatu kata atau bahasa, dan
mengedepankan kemampuan menyimak.
peneliti melakukan gerakan dari kosakata kerja dan menampilkan video dari
kosakata tersebut, 3) peserta didik diminta untuk menyebutkan ulang kosakata
yang sebelumnya sudah diperagakan oleh guru, 4) Setelah peserta didik mampu
menyebutkan kosakata kerja yang diperagakan, 5) Guru melanjutkan kosakata
baru yang akan disampaikan kepada peserta didik, 6) Guru menyebutkan kosakata
yang akan diajarkan dan menunjukkan video dari kosakata tersebut, 7) Peserta
didik diminta untuk melakukan gerakan dari kosakata yang sudah disebutkan oleh
guru, 8) Guru meminta peserta didik mengulang kembali kosakata yang sudah
diajarkan.
G. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan
masalah, tujuan, manfaat penelitian serta kajian teori yang telah dipaparkan, maka
peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai berikut :
Metode total physical response digunakan dengan tujuan agar anak dapat
memahami kosakata sebelum anak mampu mengucapkan kosakata tersebut secara
verbal. Pembelajaran kosakata yang dimaksud adalah kosakata kerja disekitar
anak yang belum anak ketahui/hafal.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
25
Metode
Pembelajaan
Anak dengan
hambatan Kosakata
Hambatan kerja Metode
pendengaran
Pembelajaran
Total Physical
Response
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2015 : 96)
Berdasarkan kajian teori diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah adanya pengaruh dari penerapan metode total physical response dalam
meningkatkan kosa kata anak dengan hambatan pendengaran.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian kegiatan dalam mencari kebenaran
suatu studi penelitian, yang diawali dengan suatu pemikiran yang membentuk
rumusan masalah sehingga menimbulkan hipotesis awal, dengan dibantu dan
persepsi penelitian terdahulu, sehingga penelitian bisa diolah dan dianalisis yang
akhirnya membentuk suatu kesimpulan (Syafrida, 2021 : 1).
B. Desain Penelitian
Pola desain eksperimen subjek tunggal dalam penelitian ini menggunakan
desain penelitian A-B-A. Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari
desain A-B, desain A-B-A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara
variabel terikat dan variabel bebas. Awalnya, perilaku sasaran (target behaviors)
diukur secara terus menerus pada kondisi baseline (A1) dalam jangka waktu
tertentu, kemudian dilanjutkan dengan kondisi intervensi (B). Setelah pengukuran
dalam kondisi intervensi (B), maka pengukuran dengan kondisi baseline (A2)
diberikan sebagai kontrol kondisi intervensi
Target behaviorsehingga adanya keyakinan untuk
menarik kesimpulan bahwa adanya hubungan yang fungsional antara variabel
bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2016 : 44)
Sesi (waktu)
Keterangan :
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dengan
rincian sesi 4x di Baseline 1 (A1), 8x pada Intervensi (B), 4x pada
Baseline 2 (A2) dengan tahapan sebagai berikut :
a. Minggu pertama tes pada baseline 1
b. Minggu ke dua pelaksanaan intervensi
c. Minggu ke tiga masih dalam tahapan intervensi
d. Pelaksanaan pada baseline 2
e. Mengolah hasil penelitian
D. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan satu orang subyek yaitu seorang
peserta didik kelas II di SKh Samantha Kota Serang, subyek berjenis kelamin
perempuan, subyek memiliki kesulitan dalam melakukan komunikasi secara oral
29
sehingga komunikasi dengan teman sebaya nya yang tidak mengerti isyarat sangat
minim. Berikut deskripsi identitas subyek penelitian :
Nama :N
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir :
Umur : 9 Tahun
Alamat :
Agama :
Nama Orang Tua
a. Ayah :
b. Ibu :
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan komponen yang sudah ditentukan oleh
seorang peneliti untuk diteliti agar mendapatkan jawaban yang sudah dirumuskan
yaitu berupa kesimpulan penelitian. Variabel adalah komponen utama dalam
penelitian, oleh sebab itu penelitian tidak akan berjalan tanpa ada variabel yang
diteliti. Karena variabel tentu harus dengan dukungan teoritis yang diperjelas
melalui hipotesis penelitian (Syafrida, 2022 : 16). Suatu variabel dapat dicirikan
sebagai kumpulan yang koheren dari dua atau lebih ciri (Margono dalam
Vindiyani, 2021 : 60). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
G. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data yang akurat. Menurut
Sugiyono (2016:102) instrumen penelitiam adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (variabel
penelitian). Instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data
kuantitatif biasanya peneliti menggunakan instrumen tes, angket (kuesioner),
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui adanya peningkatan dalam kosa kata bagi anak dengan
hambatan pendengaran. Pedoman dalam pembuatan instrumen ini sesuai
dengan pendapat Astuti Widi (2016:184) tahapan dan teknik pengajaran
kosakata atau pengalaman belajar siswa dalam mengenal dan memperoleh
makna kosa kata adalah sebagai berikut:
memperoleh data tentang kemampuan anak dalam penguasaan kosa kata kerja
sederhana seperti menulis, membaca, berhitung, menggambar, melihat,
menunjuk, berjalan, berlari, melompat dan mencuci. Tes yang dilakukan yaitu
dengan tes lisan dan tes perbuatan.
KISI-KISI INSTRUMEN
Nama :N
Fase : A1-B-A2
Variabel
Indikator Sub Indikator Jenis Tes Butir Soal
Penelitian
Penguasaan 1.1 Mampu Peserta didik mampu Tes Lisan 1,2,3,4 dan
Kosa kata memahami menunjukkan kosa 5
(kosa kata kata yang di
dasar intruksikan
bagian 2.1 Mampu Peserta didik mampu Tes 6,7,8,9 dan
tubuh ) menyebutkan menyebutkan kosa Perbuatan 10
kata yang
diinstruksikan
Total 10
34
Nama :N
Penilaian
No. Butir Instrumen Keterangan
0 1 2
1. Peserta didik mampu
menunjukkan bagian tubuh
“mata”
2. Peserta didik mampu
menunjukkan bagian tubuh
“hidung”
3. Peserta didik mampu
menunjukkan bagian tubuh
“mulut”
4. Peserta didik mampu
menunjukkan bagian tubuh
“tangan”
5. Peserta didik mampu
35
Penilaian
No. Butir Instrumen Keterangan
0 1 2
menunjukkan bagian tubuh
“kaki”
6. Peserta didik mampu
menyebutkan bagian tubuh
“mata”
7. Peserta didik mampu
menyebutkan bagian tubuh
“hidung”
8. Peserta didik mampu
menyebutkan bagian tubuh
“mulut”
9. Peserta didik mampu
menyebutkan bagian tubuh
“tangan”
10. Peserta didik mampu
menyebutkan bagian tubuh
“kaki”
Kriteria penilaian :
H. Validitas Instrumen
I. Skenario Penelitian
Tabel 3.3 Skenario Pelaksanaan Intervensi
Keterangan :
J. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini sudah ditentukan target behaviour anak yaitu dapat
meningkatkan kosakata. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
penelitian dengan subyek tunggal. Maka prosedur penelitian dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan analisis dalam kondisi
dan antar kondisi.
Kondisi A1 B A2
Panjang Kondisi 4 8 4
b. Kecenderungan arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang
melintasi semua data dalam suatu kondisi. Untuk membuat garis,
dapat dilakukan dengan 1) metode tangan bebas (freehand) yaitu
membuat garis secara langsung pada suatu kondisi sehingga
membelah data yang sama banyak yang terletak di atas dan di bawah
garis tersebut. 2) metode belah tangan (splitmiddle), yaitu membuat
garis lurus yang membelah data dari suatu kondisi berdasarkan
median.
Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar suatu kondisi, misalnya
kondisi baseline (A) ke kondisi intervensi (B) komponen-komponen analisis antar
kondisi meliputi :
Data tumpang tindih berarti terjadi data yang sama pada kedua kondisi
(baseline dengan intervensi). Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak
adanya perubahan pada kedua kondisi. Semakin banyak data tumpang tindih,
semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi.
Jika data pada kondisi baseline lebih dari 90% yang tumpang tindih pada
kondisi intervensi. Dengan demikian, diketahui bahwa pengaruh intervensi
terhadap perubahan perilaku yang tidak dapat diyakinkan.
43
| Label| | | Label
kondisi kondisi
Ordinat
(Y) Skal Garis perubahan
a kondisi
| | | | | | |
0 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 Absis
(X)
44
Alat pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan jenis persentase.
Menurut Sunanto (2006:16), persen atau persentase merupakan suatu pengukuran
variabel terikat yang sering digunakan oleh peneliti dan guru untuk mengukur
perilaku dalam bidang akademik maupun sosial.
skor perolehan
∑ ¿ skor maksimal x 100
1. Jumlah variable
3. Perubahan stabilitas
4. Perubahan level
5. Persentase overlap
46
BAB IV
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan dan menyajikan data hasil
penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen
dengan desain penelitian subjek tunggal (Single Subject Research) untuk
memberikan jawaban pada permasalahan yang diteliti dan sudah dilakukan di SKh
Samantha. Desain Penelitian yang digunakan adalah A-B-A dengan keterangan
Fase A1 (Baseline 1) menggunakan 4 sesi, Fase B (Intervensi) menggunakan 8
sesi, dan Fase A2 (Baseline 2) menggunakan 4 sesi. Selanjutnya data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk grafik.
Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan kosa kata pada anak dengan
hambatan pendengaran kelas II. Target behaviour atau sasaran yang ingin dicapai
pada penelitian ini yaitu dapat meningkatkan kemmapuan kosa kata anak dengan
hambatan pendengaran menggunakan metode total physical response. Kemudian
subjek pada penelitian ini adalah seorang peserta didik di Skh Samantha yang
merupakan anak dengan hambatan pendengaran.
A. Hasil Penelitian
Hasil pada penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan kosa kata
mengunakan metode total physical response di SKh Samantha dengan uraian
sesuai dengan masing-masing fase sebagai berikut :
Persentase Baseline 1
No Indikator Capaian Sesi
1 2 3 4
1 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 0 0 0
tubuh “mata”
2 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 0 0 0
tubuh “hidung”
3 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 0 0 0
tubuh “mulut”
4 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 0 0 0
tubuh “tangan”
5 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 0 0 0
tubuh “kaki”
6 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 0 0 0 0
tubuh “mata”
7 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 0 0 0 0
tubuh “hidung”
8 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 0 0 0 0
tubuh “mulut”
9 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 0 0 0 0
tubuh “tangan”
10 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 0 0 0 0
tubuh “kaki”
Jumlah
0 0 0 0
Persentase
0% 0% 0% 0%
48
Pada fase ini terdiri dari 4 sesi dimana semua hasil sesi pertama hingga
sesi keempat mendapatkan skor 0, jika jumlah keseluruhan nilai yaitu 100% hasil
yang didapatkan pada baseline 1 dengan perolehan nilai 0 maka jika diubah
kedalam bentuk persentase dari setiap sesi yaitu 0% dimana subjek belum mampu
menujukan dan/atau menyebutkan kosa kata.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4
49
Fase Intervensi
Target
No Sesi
Behavior
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatkan 1 1 2 2 1 2 2 2
2 Kosakata 1 1 1 1 2 2 1 2
3 dasar (Bagian 1 1 1 1 1 2 2 2
4 Tubuh) 1 1 2 2 2 1 2 1
5 1 2 2 1 2 1 1 2
6 2 2 2 2 1 2 2 2
7 2 2 1 2 2 1 2 1
8 1 1 1 1 2 2 1 2
9 1 1 1 2 2 2 2 2
10 1 2 2 1 1 1 2 2
Jumlah 12 14 15 15 16 16 17 18
Persentase 40% 47% 50% 50% 53% 53% 57% 60%
dilaksanakan secara mandiri yang terdiri dari 4 sesi. Hasil dari penelitian
fase baseline 2 (A2) dapat diihat pada tabel dibawah ini.
Persentase Baseline 1
No Indikator Capaian Sesi
I II III IV
1 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 2 0 2 2
tubuh “mata”
2 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 2 2 0
tubuh “hidung”
3 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 2 2 0 2
tubuh “mulut”
4 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 0 2 2 0
tubuh “tangan”
5 Peserta didik mampu menunjukkan bagian 2 0 2 2
tubuh “kaki”
6 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 2 2 2 2
tubuh “mata”
7 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 2 2 0 2
tubuh “hidung”
8 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 2 2 2 2
tubuh “mulut”
9 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 2 2 2 2
tubuh “tangan”
10 Peserta didik mampu menyebutkan bagian 2 2 2 2
tubuh “kaki”
Jumlah
16 16 16 16
Persentase
53% 53% 53% 53%
51
Panjang Kondisi
Kondisi A1 B A2
Panjang Kondisi 4 8 4
b. Kecenderungan Arah
Pada kecenderungan arah ini ada dua metode, metode yang
pertama adalah tangan bebas (freehand) dan metode belah tangan
(splite-middle). Kecenderungan arah pada pene;itian ini digunakan
untuk target behavior peningkatan kosa kata dengan metode total
physical response.
c. Tingkat Stabilitas dan Rentang
Tingkat stabilitas menunjukkan tingkat homogenis data dalam
suatu kondisi (Sunnato, 2006:68).
2. Analisis Antar Kondisi
a. Variabel yang diubah
52
DAFTAR PUSTAKA
Asher, James J. (1968). The Total Physical Response Method for Second
Language Learning. San Jose : State College
Rafael, L., & Pastiria, S., (2020). Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus.
Medan : Yayasan Kita Menulis.
Somantri, S. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama
Suhendan Er. (2013). Using Total Physical Response Method in Early Childhood
Foreign Language Teaching Environments. Procedia – Social and
Behavioral Sciences 93
LAMPIRAN
57
DATA DIRI
A. Identitas :
Nama Peserta Didik : N
Kelas : II SDKH
Nama Guru Kelas : Lia Mulyasari, S.Pd
Usia : 9 Tahun
B. Kondisi Awal :
Kurangnya penguasaan kosa kata secara oral pada peserta didik
C. Kompetensi :
3.1 Mengenal, memahami, dan menggunakan kata-kata dengan baik dan
benar, dan menambah kosa kata menggunakan metode total physical
response.
D. Tujuan
i. Jangka Pendek : peserta didik dapat mengenal kosa kata baru
ii. Jangka Panjang : peserta didik dapat memahami, menggunakan
kata-kata dengan baik, dan menambah kosa kata.
L. Kegiatan belajar mengajar :
Kegiatan belajar mengajar dilakukan di kelas di awali dengan mengajak
anak untuk mengenal kosa kata, lalu peneliti mulai mengajarkan kosa kata
58
M. Evaluasi :
Evaluasi yang dilakukan yaitu peserta didik dapat menyebutkan dan
memberikan contoh dari kosa kata yang diajarkan oleh peneliti.
Nama :N
Kegiatan Inti :
1. Peneliti
mengondisikan
59
Penutup :
1 Bersama-sama
peserta didik dan
peneliti
menyimpulkan
hasil kosa kata
2 Peneliti
memberikan
pertanyaan kepada
peserta didik
perihal kosa kata
yang diajarkan