TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Siswaningrum
NIM 1103505084
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Tesis ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program
Hari : Rabu
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Prof . Dr. Ari Tri Soegito, S.H., M.M. Prof. Soelistia, M.L., Ph.D.
NIP.130345757 NIP.130154821
Penguji III/Pembimbing I
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini kutipan
Siswaningrum
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
Terselesainya tesis ini, tentu saja tidak terlepas dari hambatan, rintangan,
rintangan, dan kesulitan kesulitan tersebut akhirnya dapat teratasi dengan baik.
vi
5. Prof. A. Maryanto, Ph.D. Direktur Pogram Pascasarjana Universitas Negeri
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen yang telah memberikan
tesis ini.
8. Suami tercinta Edi Harjono dan anak-anakku tersayang Rama, Pimpim, dan
terselesaikan.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dengan tulus dan
ikhlas mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai manusia, penulis
tentu saja banyak mempunyai kesalahan dan kekurangan baik dari isi, cara
penyajian, dan sebagainya dalam penyusunan tesis ini. Oleh karena itu, penulis
Penulis
vii
SARI
viii
terhadap reward/punishment, dan kemampuan/kreatifitas supaya dapat
meningkatkan kinerja guru. (2) Para guru agar lebih meningkatkan adaptasi
eksternal dan integrasi internal sehingga tercipta budaya organisasi sekolah yang
kondusif untuk meningkatkan kinerja guru.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….i
PERSETUJUAN PEMBIMBING…..…………..……………………......... ii
PERNYATAAN…….…………………………………………………….. iv
PRAKATA …………………………………………………………………vi
SARI….…………………………………………………………………… viii
ABSTARACT …………………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………... 1
x
2.1. Kajian Pustaka..………………………………………17
Guru…………………………………………..50
xi
3.5.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian ………..…62
guru…………………………..……….…….63
Sekolah………………………….…….……64
xii
4.1.1.1 Profesionalisme Guru ……………..…76
xiii
DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………… 116
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………. 119
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi Sekolah ..... 64
Reward/Punisment ................................................................ 81
xv
Tabel 4.10 Gambaran tentang Kinerja Guru ........................................... 88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Reward/Punisment ................................................................ 82
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
langkah untuk mencapai tujuan pendidikan tidak akan berarti jika tidak
dengan tujuan nasional yaitu jalur pendidikan formal. Dari tiga jalur yang
ini diatur dalam kurikulum yang diwujudkan dalam setiap tujuan umum
baik secara langsung maupun tidak langsung guru memegang peran yang
sangat penting. Oleh karena itu, sangat diperlukan guru yang profesional
kerja, hasil kerja atau unjuk kerja yang dilaksanakan oleh seorang guru
budaya organisasi sekolah yang baik akan dapat mewujudkan kinerja guru
bagi guru SD. Demikian juga dengan adanya kolaborasi yang harmonis
baik.
kompensasi yang memadai dan wajar, (b) kondisi kerja yang aman dan
5
pertumbuhan berlanjut dan ketentraman, (e) rasa ikut memiliki, (f) hak-hak
karyawan, (g) ruang kehidupan kerja, (h) relevansi sosial dari kehidupan
prosefionalisme guru
belajar mengajar. Oleh sebab itu, perlu dibutuhkan guru profesional dalam
sekolah/madrasah”.
Sebagai institusi yang kompleks, sekolah tidak akan menjadi baik dengan
satu faktor saja misalnya guru, tetapi sebagai sebuah sistem bergantung
profesional. Semua faktor dalam proses belajar mengajar yang terdiri dari
materi, media, sarana dan prasarana, dan dana pendidikan tidak akan
mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap
system is only as good as the people who make it”, (sebuah sistem di
yang dapat ditulis kembali oleh Griffiths (1963) dalam Ibrahim (2003:20)
disuruh memilih sarana yang lengkap atau guru yang profesional, maka
Adler (1982) sebagai dikutip oleh Ibrahim (2003:4) bahwa “… there are
them.” (Tidak ada anak yang tidak terpelajar. Ada…beberapa guru yang
kebijakan sekolah, jam belajar juga relatif sama sehingga nilai yang
orangnya termasuk orang baru yang masuk institusi tersebut harus dapat
menyesuaikan sistem yang telah berjalan. Kepala sekolah, guru, dan siswa
telah tertata. Nilai-nilai tidak tertulis maupun kebiasaan dan aturan tertulis
harus dipatuhi oleh setiap warga sekolah termasuk warga baru sekalipun.
kepala sekolah. Apabila kepala sekolah diganti, maka berganti pula pola
sekolah yang satu dengan budaya organisasi sekolah yang lain tidak sama.
organisasi sekolah yang baik menghasilkan output yang baik. Ada sekolah
guru sampai saat ini tidak mengajar sampai beberapa hari bahkan minggu
tanpa keterangan.
yang baik dan hubungan yang harmonis seluruh warga sekolah akan
sekolah tidak akan tercapai. Guru akan memiliki kinerja yang baik apabila
Dari judul di atas, topik yang ingin dibahas dalam penelitian ini
SD di Kecamatan Banjarharjo?
SD yang lain ?
Kecamatan Banjarharjo ?
masalah, oleh karena itu, perlu adanya pembatasan masalah. Masalah yang
13
yang didukung dengan kinerja guru yang baik dalam pelaksanaan proses
tetapi diyakini oleh warga sekolah sebagai bagian yang mengatur perilaku
kemajuan pendidikan.
organisasi sekolah satu dengan yang lain, tetapi juga hubungannya dengan
sebagai berikut :
penelitian adalah :
Kecamatan Banjarharjo.
Banjarharjo.
organisasi sekolah.
kinerja guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
peserta didik.
respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka
kerjakan”. Kinerja dapat dipandang dari dua aspek, yaitu aspek guru dan
siswa. Dari aspek siswa misalnya yang menyangkut metode di mana siswa
17
18
lebih luas.
kerja, pelaksanaan kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.” Sejalan dengan itu
orang yang bermotivasi tinggi tetapi ability-nya rendah”. Oleh karena itu,
prestasi kerja, pencapaian kerja, pelaksanaan kerja, dan hasil kerja yang
Indikator kinerja guru dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kinerja
kepada materi pembelajaran yang terdapat dalam GBPP dan TIK yang
belajar secara cermat, jelas, tegas, sistematis, logis sesuai dengan TIK
yang akan dicapai dan materi pembelajaran yang ingin disampaikan yang
memilih alat dan sumber, dengan cara memilih alat peraga atau media,
judul buku, kota di mana buku itu diterbitkan, dan nama penerbit); (5)
guru, Isjoni (2004:01) mengatakan bahwa kinerja guru dapat dilihat dari
pelaksanaan evaluasi.
proses pembelajaran.
yang dalam hal ini dapat dikaitkan dengan kinerja guru dalam pendidikan
merayakan keberhasilan orang lain dengan tulus; (f) mental untuk sukses
dan benar, serta optimis; (i) inisiatif adalah bersedia membantu orang lain,
peserta didik.
bahwa ada tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
profesional yaitu guru harus memikiki pengetahuan yang luas dan sebagai
karena itu, seorang guru harus dapat menempatkan diri sesuai dengan
istilah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri
didik maupun dengan semua teman sejawat, kepala sekolah, pegawai tata
dan pembaharuan, (3) berpikir alternatif, (4) adil, jujur, dan objektif, (5)
terdiri dari (1) terampil berkomikasi dengan siswa, (2) bersikap simpatik,
(3) dapat bekerja sama dengan komite sekolah, (4) dan pandai bergaul
guru yang profesionl. Maka dari itu, di antara keseluruhan faktor dalam
sistem pendidikan sekolah dasar, ada salah satu faktor yang paling penting
sebagai suatu proses yang bergerak dari tidak tahu (ignorance) menjadi
memenuhi salah satu persyaratan di atas. Oleh karena itu, setinggi apapun
komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang
paling rendah ke yang paling tinggi. Guru yang memiliki komitmen yang
tidak bisa hanya melalui bentuk penataran beberapa hari, supervisi sekali
atau dua kali dalam setahun, dan studi banding sehari atau dua hari. Oleh
karena itu, betapa pentingnya manajemen guru yang efektif dan efisien di
sekolah dasar.
ada dua hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan manajemen
Secara formal masalah ini tugas kepala sekolah dasar tetapi kepala
sekolah dapat meminta bantuan seorang guru atau lebih yang dipimpinnya.
semua guru.
numbers and the right kinds of people,at the right places, at the right
times, acting in a way that provides both the organization and the
jenis orang-orang yang tepat, pada tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, tindakan dengan cara yang tepat untuk kebaikan jangka panjang baik
kemampuannya?
dasar?
sekolah dasar?
efisien?
33
dasar sebagian besar adalah guru. Sedangkan, guru di sekolah dasar tidak
sekolah dasar dengan perbandingan: 6:2:1:1, yaitu enam guru kelas, dua
dan Kesehatan), satu orang kepala sekolah dan satu orang pesuruh sekolah.
moral, tanggung jawab sosial, dan tanggung jawab keilmuan. Oleh karena
dari pada gaji/upah yang diterima. Maka dari itu, guru berhak mendapat
pola dan siklus maupun kewajiban dan tanggung jawab khusus; (d)
untuk memenuhi standar mutu dan norma yang diperoleh dengan jalur
4. integritas adalah suatu hal yang harus dijaga dengan baik untuk suatu
kode perintah;
mana seseorang atau guru tersebut memperoleh imbalan yang pasti berupa
gaji dan diikat oleh suatu kode etik tertentu. Profesionalitas guru adalah
jawab keilmuan.
Menurut teori dan sintesis yang telah disebutkan di atas maka dapat
dan indikator profesional guru dapat dilihat pada tabel berikut. (Mukhtar,
2003 : 26):
Dimensi Indikator
Komitmen/konsistensi a. komitmen terhadap karier
b. komitmen pada pekerjaan
c. komiten pada setiap orang
Tanggung jawab a. tanggung jawad terhadap pekerjaan
b. tanggung jawab terhadap karier
c. berorientasi terhadap pelayanan pelanggan
d. bekerja sesuai prioritas
e. tanggung jawab sosial
f. tanggung jawab moral
g. tanggung jawab keilmuan
Keterbukaan a. orientaasi terhadap dunia luar
b. terbuka terhadap ide-ide baru
Orientasi tehadap reward/punishment a. memiliki kepastian upah/gaji
b. memiliki status yang jelas
c. orientasi prestice
d. menghargai/memiliki kode etik
Kemampuaa/kreativitas a. mampu berperilaku pamong
b. mengembangkan norma kolaborasi
c. mampu bekerja sama dalam masyarakat
d. mampu diskusi tentang strategi baru
e. mampu menyelesaikan masalah
f. mampu mengajar
g. mampu menganalisis data
h. mampu menyelesaikan masalah
i. mampu meningkatkan strategi
j. pengendalian resiko
k. mampu menhadapi setiap manusia yang
37
berbeda
l. mampu saling mendorong
m. memiliki keahlian khusus
n. memiliki kompetensi
dasar dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Pertama, ditinjau dari
pesat, dan bebagai metode, serta media baru dalam pembalajaran telah
profesional guru;
maupun pelajaran;
profesional guru;
kreativitas.
tentang organisasi. Saat ini dilihat dari dua dimensi, yaitu, dimensi statis
digambarkan sebagai dimensi hard untuk hal yang statis dan soft untuk
keputusan. Dimensi soft, antara lain sisi manusiawi dari organisasi, nilai-
(http//www.russellconsultingine.com/docs/white/culture.html)
lama dan lebih sulit daripada mengubah komponen yang lain dari
organisasi.
dikembangkan oleh para ahli. Sejak tahun 30-an telah dikaji simbol-
new members as the correct way you perceive, think, and feel in relation
internal, diterapkan secara baik dan tepat kepada kelompok sehingga pola
43
yang agak berbeda, yaitu budaya organisasi diartikan sebagai “… the body
diterapkan secara baik oleh anggota dan diajarkan kepada anggota baru.
perilaku yang relatif menetap ini dimiliki bersama dan mementukan gerak
dari sisi abstrak tersebut yang dimiliki bersama. Hoy dan Miskel
that hold the unit together and give it a distintive identity.” ( asumsi dasar
sesuatu yang tidak tampak tersebut merupakan milik bersama, bukan milik
organisasi.
valid, dan oleh karena itu, pola yang diajarkan kepada anggota baru
perwujudan budaya organisasi (Schein, 1985; Hoy dan Miskel, 1991; dan
Arstifact
Visible organizational structures
and processes (hard to decipher)
Teknologi, seni, dan pola perilaku yang dapat dilihat dan didengar
yang mudah dilihat. Level kedua adalah nilai-nilai. Level nilai dapat
diuji oleh lingkungan fisik dan dapat diuji melalui konsensus sosial.
Pada level nilai tingkat kesadaran lebih besar. Level terpenting dari
budaya adalah asumsi dasar. Pada level ini budaya diwujudkan melalui
antarmanusia. Semua ini sering dipercaya begitu saja, tidak tampak, dan
di bawah sadar.
48
kepercayaan dan loyalitas kelompok, dan egaliter. Dari asumsi dan nilai
Dari berbagai teori yang dikemukakan dari para ahli, maka dipilihlah
Kerangka kerja ini dapat diterapkan dalam berbagai jenis organisasi tak
budaya yang tidak terlihat dari budaya organisasi, yaitu: hakikat atas
adalah asumsi atau keyakinan bersama yang dimiliki oleh sekolah yang
dapat mengevaluasi diri dalam rangka mencapai tujuan, dan tidak hanya
sekolah, dengan indikator sebagai berikut: (1) adaptasi eksternal, dan (2)
integrasi internal.
itu, guru harus mempunyai visi yang tepat dengan aksi inovatif dan
mandiri.
guru dengan visi yang tepat dapat diartikan sebagai sesuatu yang dinamis,
Guru dengan aksi inovatif dan mandiri visi tanpa aksi bagaikan
sebuah impian. Visi yang tepat pada guru baik sebagai sebuah pandangan
Ibrahim,” vision without action is merely a dream, vision with action can
change the world”. (Visi tanpa tindakan hanyalah mimpi, visi dengan
tujuan sekolah. Pencapaian tujuan itu dapat dilihat dari kinerja para guru
baik dalam bekerja, maka akan timbul rasa aman, hidup layak, kondisi
tujuan sekolah.
Komitmen/konsisten
Tanggung jawab
Keterbukaan
Orientasi terhadap Kinerja Guru
reward/punishment
Kemampuan/kreativitas.
Kemampuan
profesional
Budaya Organisasi Sekolah Kemampuan
pribadi
Kemampuan
social dalam PBM
Adaptasi Eksternal
2.1. Hipotesis
Integrasi internal
Penelitian
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1
R (Y)
Budaya Organisasi Sekolah
( X2 ) r y2
54
55
a. hubungan X1 dengan Y
b. hubungan X2 dengan Y
Obyek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis
atau elemen populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil
bahwa untuk populasi sebesar 310 orang mendekati 300 maka sampelnya
yang terdiri atas 69 SD, 310 guru kelas dengan mengunakan proportional
jumlah guru kelas sebanyak 180 orang tersebut adalah (1) dabin 1
dari 12 SD dengan jumlah guru 29 orang, dan (5) dabin 5 yaiu Banjarharjo
yang diperoleh melalui pengalaman yang dirasakan dan dialami guru atas
sekolah, (2) adanya konsensus yang jelas untuk mencapai tujuan sekolah,
(3) adanya konsensus tentang cara untuk mengevaluasi diri dalam rangka
muncul.
yang terstruktur dengan lebih dahulu menyusun tabel spesifikasi atau kisi-
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket terstruktur atau
lebih singkat.
dikehendaki.
mengacu pada indikator variabel yang diteliti didasari oleh landasan teori
dan indikator yang diukur dapat dilihat pada kisi-kisi tabel berikut ini .
pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel devenden
dan satu variabel indevenden, yaitu variabel terikat kinerja guru, dan
fenomena sosial.
internal dan eksternal. Validitas internal adalah bila kriteria yang ada
orang. Hal ini disebabkan agar dalam pengolahan data untuk pengujian
berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Guru
valid.
berikut :
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi Sekolah
butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Secara eksternal
2000.
menggunakan program SPSS for Windows Versi 11. Dalam penelitian ini
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas
semua variabel penelitian lebih besar daripada angka 0,6. Hal ini dapat
konsep Azwar (1995) bahwa skor total individu yang semakin mendekati
67
favourable.
Dalam analisis ini, skor dari masing-masing variabel maupun dari setiap
5
Persentase maksimal = x 100% = 100%
5
1
Persentase maksimal = x 100% = 20%
5
80%
Panjang kelas interval = = 16%
5
Dengan panjang kelas interval 16% dan persentase minimal 20%, maka
diperoleh tingkatan :
Tabel 3.9
Kriteria Deskriptif Persentase
distribusi data, uji normalitas distribusi data, dan analisis korelasi yang
dilajutkan dengan uji regresi. Untuk menguji hipotesis kerja yang telah
independen (bebas). Teknik ini pada dasarnya terbagi dalam dua teknik
yaitu teknik analisis regresi sederhana (bivariat) dan teknik analisis regresi
adalah (1) data berdistribusi normal, (2) data interval atau rasio, (3)
variabel diambil dari subyek yang sama, (4) variabel yang dihubungkan
69
mempunyai data linier, dan (5) variabel yang dihubungkan memiliki data
karena menifestasinya telah muncul, atau karena sifat hakekat variabel itu
hanya mengkaji fakta yang telah terjadi dan dirasakan oleh subyek
pengamatan atas gejala yang muncul dilakukan berdasarkan pada apa yang
dirasakan dan dialami oleh guru. Sedangkan variabel terikat berupa kinerja
normal maka konklusi berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh karena itu,
kinerja guru (Y). Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
penelitian berskala ordinal (Legowo mengutip, 2007 82). Analisis data ini
Akan tetapi jika hasil uji linier merupakan data yang tidak linier
setiap varian nilai dari skor bebas. Uji Lavene untuk mengetahui
Keterangan:
a : bilangan konstan
2000.
variabel X2 dengan Y .
BAB IV
4.1.1.1 Profesionalisme
Tabel 4.1
Gambaran Tentang Profesionalisme Guru
sebagai
0% 3,89 %
0% Sangat
rendah
Rendah
Cukup
Baik
35,56 % 60,56 % Sangat baik
76
77
sebagai guru sangat tinggi. Hal ini terbukti bahwa mean yang
1) Komitmen/Konsistensi
Tabel 4.2
Gambaran Responden Tentang Komitmen/Konsistensi
0% 1,67%
22.78%
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Baik
Sangat baik
28,89%
46,67%
2) Tanggung Jawab
berikut ini.
Tabel 4.3
Gambaran Responden Tentang Tanggung Jawab
0% 2% Sangat
15%
rendah
Rendah
Cukup
Baik
31% Sangat
52% baik
hasil maksimal.
3) Keterbukaan
berikut ini.
Tabel 4.4
Gambaran Responden Tentang Keterbukaan
0% Sangat
9% 8% rendah
Rendah
Cukup
Baik
39% 44% Sangat
baik
ini.
Tabel 4.5
Gambaran Responden Tentang Orientasi Terhadap
Reward/Punishment
0% 2,22% Sangat
13,33% rendah
Rendah
Cukup
Baik
5) Kemampuan/Kreativitas
Tabel 4.6
Gambaran Responden Tentang Kemampuan/Kreativitas
0% 0% Sangat
9,44% rendah
Rendah
Cukup
Baik
36,67%
53,89% Sangat
baik
Gb. 4.6 Diagram Subvariabel Kemampuan/Kreativitas
Guru
( X1 )
Tabel 4.7
Gambaran Tentang Budaya Organisasi
0% 1,57% Sangat
20,00% 15,00% rendah
Rendah
Cukup
Baik
63,33% Sangat
baik
Gb. 4.7 Diagram Subvariabel Tentang Budaya Organisasi
Guru
(X2)
baik. Hal ini berarti bahwa budaya organisasi sekolah yang ada di
1) Adaptasi Eksternal
Tabel 4.8
Gambaran Responden Tentang Adaptasi Eksternal
0% 2,78%
23,33% 23,89% Sangat
rendah
Rendah
Cukup
Baik
50,00%
Sangat
baik
program kerja.
2) Integrasi Internal
Tabel 4.9
Gambaran Responden Tentang Integrasi Internal
Cukup
Baik
8,33% 0% Sangat
0,56% baik
Tabel 4.10
Gambaran Tentang Kinerja Guru
melaksanakan tugasnya.
1) Kompetensi Profesional
Tabel 4.11
Gambaran Responden Tentang Kompetensi Profesional
49.44% Sangat
baik
Gb. 4.11 Diagram Subvariabel Kompetensi Guru ( y )
baik.
2) Kompetensi Kepribadian
Tabel 4.12
Gambaran Responden Tentang Kompetensi Kepribadian
0.56% 0.56%
18.33% Sangat
19.44% rendah
Rendah
Cukup
Baik
61.11% Sangat
baik
Gb. 4.12 Diagram Subvariabel Kepribadian Guru ( Y )
maksimal.
3) Kompetensi Sosial
Tabel 4.13
48.89% Sangat
baik
Gb. 4.13 Diagram Subvariabel Kompetensi Sosial Guru ( Y )
kerja.
menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu cara
jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan
,8
Expected Cum Prob
,5
,3
0,0
0,0 ,3 ,5 ,8 1,0
sekolah. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat
sebagai berikut :
Tabel 4.14
Lavene
No Variabel Sig Kriteria
Statistic
1 Profesionalisme 0,976 0,300 Homogen
2 Budaya organisasi 0,772 0,369 Homogen
0,772 dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti
dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linear pasti, dan istilah
1999;157).
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
Demikian juga dengan nilai Tolerance yang lebih dari 0,1 yaitu
Scatterplot
Dependent Variable: Kinerja
6
Regression Studentized Residual
-2
-4
-6
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik
98
guru.
berikut :
99
Tabel 4.15
Ringkasan Hasil Estimasi Regresi
Kinerja Guru : f (X1, X2)
Tingkat Signifikan
Variabel Koefisien t-rasio
(P-value)
guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien budaya organisasi
sekolah yaitu 1,304 yang lebih besar dari pada nilai koefisien variabel
koefisien determinasi (R²) adalah 0,617 artinya 61,7 persen variasi dari
guru (Y)
Dikemukakan hipotesis :
101
kinerja guru.
guru.
value yang kurang dari 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, artinya bahwa
berikut :
- + 2,779
1,9734 1,9734
Dikemukakan hipotesis :
102
kinerja guru.
bahwa nilai P value yang kurang dari 0,05. Hal ini berarti Ho
- 1,9734 + 14,098
1,9734
103
value yang kurang dari 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak. Hal ini
Daerah tolak Ho
Daerah terima Ho
4.2. Pembahasan
hubungan yang positif dengan kinerja guru, terbukti dari hasil uji
guru dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kinerja guru dalam
sangat baik 35,56%, dan cukup 3,89%. Hal ini perlu dipertahankan
karier. Jika hal tersebut didukung oleh gaji yang memadai bagi
sehari-hari.
pada prestise dipegang teguh oleh semua guru maka tidak terjadi
sejawat. Jika hal ini dapat dilakukan oleh semua guru dengan baik
para guru dengan rutin dan baik maka guru tidak akan ragu,
harus dikerjakan.
kenaikkan kinerja guru. Salah satu faktor yang ikut menentukan kinerja
masalah tersebut, jika budaya tersebut diterapkan secara baik oleh anggota
tergolong baik 63,33%, sangat baik 20,00%, cukup 15,00%, dan rendah
kegagalan tersebut.
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Oleh karena itu, sebaiknya
komprehensif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
lingkungan tempat bekerja telah kondusif, hal ini terbukti dengan mean
yang baik. Kinerja guru tergolong tinggi yaitu sebanyak 68,89%. Hal ini
memiliki kinerja yang tinggi. Ini terbukti dengan mean 67,3778 berarti
112
113
Hal ini diperoleh berdasarkan nilai t hitung sebesar 2,779 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,006. Ini berarti bahwa nilai P value yang kurang
kinerja guru. Hal ini diperoleh berdasarkan nilai t hitung sebesar 14,098
sebesar 142,701 dengan P value sebesar 0,000. Ini berarti bahwa nilai P
5.2 Saran
guru dan budaya organisasi sekolah dengan kinerja guru, maka saran yang
kinerja guru. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari
untuk menerapkan guru mata pelajaran bagi siswa kelas IV, V, dan VI
menghadapi ujian.
dengan kinerja guru, maka disarankan kepada para guru agar lebih
masalah yang muncul baik dari guru-guru, kepala sekolah, dan dari
para siswa. Kedua para guru dengan kepala sekolah segera mencari
115
setiap dua atau tiga bulan sekali dengan pengikat arisan atau koperasi
Ekosusilo, Madyo. 2003, Sistem Nilai Dalam Budaya Organisasi Sekolah pada
Sekolah Unggul (Studi Kasus di SMU Negri 1 Surakarta, SMU Regina
Pacis Surakarta, dan SMU Al – Islam 1 Surakarta. Disertsi. Program
Pasca Sarjan Unifersitas Negri Malang.
116
117
Hoy, W.K. dan MIskel, C.G. 1982. Educational Administration. New York:
MacmillanPusblishing Co.
Robbins, Stephen. 2001. Human Resources. Policies and Practices. New Jeresy:
Printice-Hall International Inc.
LAMPIRAN
120
INSTRUMEN PENELITIAN
HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DAN BUDAYA
ORGANISASI SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SD
DI KECAMATAN BANJARHARJO
Peneliti
IDENTITAS RESPONDEN
Sekolah :
Alamat sekolah :
Pendidikan terakhir :
121
PETUNJUK :
Lingkarilah nomor jawaban yang sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu guru terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan berikut ini :
A. Kompetensi Profesional
1. Saya dalam mengajar harus menguasai materi atau 5 4 3 2 1
bahan pembelajaran yang akan saya ajarkan.
2. Saya dalam mengajar harus mengelola proses belajar 5 4 3 2 1
3. Saya dalam mengajar harus mengelola kelas dengan 5 4 3 2 1
baik selama proses belajar mengajar berlangsung.
4. Saya selalu mendesain dan mengelola media/ sumber 5 4 3 2 1
belajar dalam proses belajar mengajar.
5. Saya selalu mengevaluasi prestasi belajar siswa 5 4 3 2 1
setelah pokok bahasan diajarkan.
B. Kompetensi Kepribadian
6. Saya harus memiliki rasa integritas dan mantap 5 4 3 2 1
dalam nmelaksanakan tugas.
7. Saya harus peka terhadap segala bentuk 5 4 3 2 1
pembaharuan pendidikan yang bersifat positif.
8. Saya harus berpikir dengan banyak alternatif dalam 5 4 3 2 1
melaksanakan tugas.
9. Saya harus bersikap adil, jujur, dan obyektif dalam 5 4 3 2 1
menghadapi dan menyelesaikan masalah.
10. Saya harus bersikap disiplin dan tegas dan tegas 5 4 3 2 1
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
11. Saya harus berusaha mendapatkan hasil yang 5 4 3 2 1
maksimal dalam mengerjakan sesuatu.
C. Kompetensi Sosial
15. Saya harus terampil dalam berkomunikasi dengan 5 4 3 2 1
siswa/peserta didik.
16. Saya harus bersikap simpatik di depan siswa/peserta 5 4 3 2 1
didik.
17. Saya harus menjalin kerja sama dengan komite 5 4 3 2 1
sekolah.
18. Saya harus pandai bergaul dengan teman atau rekan 5 4 3 2 1
kerja.
A. Komitmen./Konsistensi
1. Saya harus memiliki komitmen yang tinggi 5 4 3 2 1
terhadap karier.
2. Saya harus komitmen terhadap pekerjaan saya. 5 4 3 2 1
3. Saya harus komitmen terhadap setiap orang. 5 4 3 2 1
B. Tanggung Jawab
4. Saya harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan 5 4 3 2 1
saya.
5. Saya harus bertanggung jawab terhadap karier saya 5 4 3 2 1
6. Saya dalam bekerja harus berorientasi terhadap 5 4 3 2 1
pelayanan pelanggan.
7. Saya dalam bekerja selalu sesuai dengan prioritas 5 4 3 2 1
8. Saya harus memiliki rasa tanggung jawab sosial 5 4 3 2 1
yang tinggi dalam bertugas.
9. Saya harus memiliki rasa tanggung jawab moral 5 4 3 2 1
tinggi.
10. Saya harus bertanggung jawab terhadap keilmuan 5 4 3 2 1
yang saya emban.
123
C. Keterbukaan
11. Saya selalu berorientasi terhadap dunia luar 5 4 3 2 1
12. Saya selalu terbuka terhadap ide-ide baru yang 5 4 3 2 1
berkaitan dengan proses belajar mengajar.
E. Kemampuan/Kreativitas
17. Saya selalu berprilaku pamong terhadap para 5 4 3 2 1
siswa/peserta didik.
18. Saya harus dapat berkolaborasi dengan teman atau 5 4 3 2 1
rekan sejawat
19. Saya harus dapat bekerja sama dengan masyarakat 5 4 3 2 1
20. Saya selalu mendiskusikan tentang strategi baru 5 4 3 2 1
dalam proses belajar mengajar
21. Saya harus mampu menyelesaikan masalah yang 5 4 3 2 1
saya hadapi.
22. Saya harus mampu mengajar dengan baik. 5 4 3 2 1
23. Saya selalu menganalisis data para peserta 5 4 3 2 1
didik/siswa saya.
24. Saya harus mampu menyelesaikan masalah siswa 5 4 3 2 1
atau masalah saya sendiri.
25. Saya selalu meningkatkan strategi baru dalam 5 4 3 2 1
proses belajar mengajar.
26. Saya harus mampu mengendalikan resiko 5 4 3 2 1
27. Saya harus mampu menghadapi setiap orang yang 5 4 3 2 1
berbeda-beda.
28. Saya harus mempu saling mendorong atau 5 4 3 2 1
memotivasi peserta didik/siswa.
29. Saya memiliki keahlian khusus mata pelajaran 5 4 3 2 1
tertentu.
30. Saya harus memiliki kompetensi terhadap 5 4 3 2 1
pendidikan khususnya pembelajaran.
124
A. Adaptasi Eksternal
1. Saya harus memahami dan melaksanakan konsensus 5 4 3 2 1
pentingnya keyakinan terhadap misi dan strategi
sekolah.
2. Saya harus memahami dan melaksanakan adanya 5 4 3 2 1
konsensus yang jelas untuk mencapai tujuan sekolah.
3. Saya harus mampu melaksanakan adanya konsensus 5 4 3 2 1
tentang cara untuk mengevaluasi diri dalam rangka
mencapai tujuan.
4. Saya selalu melaksanakan adanya konsensus untuk 5 4 3 2 1
memperbaiki kegagalan.
B. Integrasi Internal
5. Saya selalu melaksanakan adanya pentingnya keyakinan 5 4 3 2 1
akan kesatuan bahasa dalam mencapai tujuan.
6. Saya selalu menyadari adanya konsensus mobilitas 5 4 3 2 1
anggota adalam kelompok.
7. Saya selalu menyadari adanya konsensus tentang 5 4 3 2 1
kriteria kedudukan.
8. Saya selalu melaksanakan adanya konsensus untuk 5 4 3 2 1
mengembangkan rasa kesetiakawanan.
9. Saya selalu menyadari konsensus adanya hukuman dan 5 4 3 2 1
hadiah dalam melanggar aturan dan meraih prestasi.
10. Saya selalu berusaha melaksanakan konsensus untuk 5 4 3 2 1
menyelesaikan masalah yang muncul.
125
1 Dabin 1 SD Sindangheula 1 4 2
SD Sindangheula 2 4 2
SD Sindangheula 3 5 3
SD Kertasari 1 5 3
SD Kertasari 2 5 3
SD Bandungsari 1 5 3
SD Bandungsari 2 4 2
SD Bandungsari 3 4 2
SD Penanggapan 1 5 3
SD Penanggapan 2 6 4
SD Penanggapan 3 4 2
SD Penanggapan 4 4 2
SD Blandongan 1 3 2
SD Blandongan 2 5 3
SD Cipajang 1 3 2
SD Cipajang 2 3 2
SD Cipajang 4 4 2
2 Dabin 2 SD Malahayu 1 5 3
SD Malahayu 2 5 3
SD Malahayu 3 5 4
SD Malahayu 4 5 3
SD Malahayu 5 5 3
126
SD Malahayu 6 5 3
SD Cikuya 1 5 3
SD Cikuya 2 5 3
SD Cikuya 3 5 3
3 Dabin 3 SD Banjarharjo 1 5 3
SD Banjarharjo 2 5 4
SD Banjarharjo 3 5 3
SD Banjarharjo 4 6 4
SD Banjarharjo 5 5 3
SD Banjarharjo 6 5 3
SD Banjarharjo 7 5 4
SD Banjarlor 1 5 3
SD Banjarlor 2 5 3
SD Tegalreja 1 5 3
SD Tegalreja 2 5 3
SD Tegalreja 3 4 2
SD Parereja 1 5 3
SD Parereja 2 5 3
SD Parereja 3 4 2
4 Dabin 4 SD Ciawi 5 3
SD Cibuniwangi 1 5 3
SD Cibuniwangi 2 4 2
SD Cimunding 1 5 3
SD Cimunding 2 4 2
SD Cihaur 1 4 2
SD Cihaur 2 4 2
127
SD Cigadung 1 4 2
SD Cigadung 2 4 2
SD Cigadung 3 5 3
SD Tiwulandu 1 5 3
SD Tiwulandu 2 3 2
5 Dabin 5 SD Cikakak 1 4 2
SD Cikakak 2 4 2
SD Cikakak 3 3 2
SD Cikakak 4 4 2
SD Cikakak 5 5 3
SD Pende 1 4 2
SD Pende 2 4 2
SD Sukareja 1 4 2
SD Sukareja2 4 2
SD Karangjero 4 2
SD Karangmaja 4 2
SD Dukuhjeruk 1 4 2
SD Dukuhjeruk 2 4 2
SD Dukuhjeruk 3 5 3
SD Cibendung 1 5 3
SD Cibendung 2 4 2