i
PERAN IBU DALAM PEMBELAJARAN DARING DI ERA COVID
19 DI KELURAHAN JONGAYA KOTA MAKASSAR
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUTUP
Menyetujui,
Komisi Penasehat,
Prof. Dr. Darman Manda, M.Hum Dr. A. Octamaya Tenri Awaru, S.Pd., M.Pd
Ketua Anggota
Mengetahui:
Ketua Direktur
Program Studi Program Pascasarjana
Pendidikan IPS Universitas Negeri Makassar
iii
PRAKATA
SWT, karena atas hidayah, karunia dan nikmat, terutama nikmat umur dan
diselesaikan pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan semoga kita
Karya tulis ilmiah yang telah diselesaikan ini, merupakan salah satu
tahapan dari proses yang panjang untuk mewujudkan cita-cita dan tuntunan
akademik selaku mahasiswa. Karya ini amat sederhana walaupun proses untuk
ucapan terima kasih kepada komisi penasehat yaitu Prof. Dr. Darman Manda, M.
Hum, beserta Dr. A. Octamaya Tenri Awaru, S.Pd, M.Pd yang banyak
memberikan masukan dan arahan dalam penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada tim penguji yakni, Prof. Dr. Jumadi, S.Pd., M.Si, Dr.
Najamuddin, M.Hum dan Dr. Sulaiman Samad M.Si, yang banyak memberikan
masukan yang sangat berguna dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini.
Makassar Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husein Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng, dan
iv
ucapan yang sama kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar Bapak Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, M.Pd serta jajarannya Asisten
Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Najamuddin, M.Hum selaku Ketua
penulis dalam menyelesaiakan tugas-tugas demi mencapai jenjang ilmu yang lebih
tinggi, semoga mendapatkan pahala dari Allah SWT. Ucapan terima kasih juga
perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
terkait yang telah membantu proses penyusunan tesis ini, Teristimewa kepada
keluarga saya Ayah Prof. Dr. Ir. A. Muhammad Idkhan, MT, dan Ibu Ir. Sarwaty
Sahabuddin, M.Pd, dan kakak adik yang telah memberikan dukungan moril dan
materil, motivasi, cinta dan kasih sayangnya serta do’a yang senantiasa
mengiringi perjuangan penulis hingga dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini
masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan, olehnya itu penulis sangat
mengharapkan koreksi, saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak.
UNM Prodi Ilmu Pengetahuan Sosial 2020, Khaerunnisa Arham dan Arina Ulin
v
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari kata sempurna,
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, untuk sempurnanya tesis
ini sebagai suatu karya ilmiah, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Akhir kata atas kehadirat dan hidayah dari Allah SWT
sekiranya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Negara dan
bangsa. Atas bantuan dari semua pihak penulis mengucapkan terima kasih yang
vi
PERNYATAAN KEORISINALAN TESIS
vii
ABSTRAK
Andi Anggun Dwiutari. 2022. Peran Ibu Dalam Pembelajaran Daring di Era
Covid 19 di Kelurahan Jongaya Kota Makassar, “dibimbing oleh” (Darman
Manda dan A. Octamaya Tenri Awaru).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan bentuk peran
ibu dalam membantu anak dalam pembelajaran daring di masa pandemic covid
19, strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga dengan kegiatan
membantu anak dalam pembelajaran daring, dan dampak ibu mendampingi anak
dalam pembelajaran daring. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan penentuan jumlah informan terdiri dari 10 informan yang dipilih
dengan teknik purposive sampling dengan kriteria ibu rumah tangga berkarir dan
mempunyai anak bersekolah di sekolah dasar (SD) di Kelurahan Jongaya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik pengabsahaan data yang digunakan yakni triangulasi
sumber.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) bentuk peran ibu dalam membantu
anak dalam pembelajaran daring di masa pandemic covid 19 di Kelurahan
Jongaya yaitu yang pertama peran ibu sebagai guru di rumah atau sebagai
fasilitator, kedua peran ibu sebagai motivator, dan ketiga peran ibu sebagai
pengawas/pengarah, 2) strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga
dengan kegiatan membantu anak dalam pembelajaran daring di Kelurahan
Jongaya yaitu strategi afektif yakni mendampingi anak belajar sambil
mengerjakan pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor (karier), dan mendampingi
anak belajar sambil mengerjakan pekerjaan kantor (karier) kemudian mengerjakan
pekerjaan rumah, sedangkan strategi sosialisasi yakni, mendampingi anak belajar
sambil mengerjakan pekerjaan kantor (karier) dan pekerjaan rumah tangga
diserahkan pada ART (Asisten rumah tangga) ataupun anggota keluarga untuk
membantu meringankan peran ibu, 3) dampak positif yaitu ibu dapat mengetahui
secara langsung perkembangan pendidikan anak. Sedangkan, dampak negatif
adalah waktu untuk istrahat menjadi sedikit karena bertambah beban kerja, waktu
untuk bermain dengan keluarga berkurang karena waktu senggang digunakan
untuk mengerjakan pekerjaan kantor (karier), ibu menjadi lebih emosional karena
anak dalam mengerjakan tugas tidak fokus dan banyak bermain.
viii
DAFTAR ISI
Hal
PRAKATA ........................................................................................................iv
PERNYATAAN KEORISINALAN TESIS ....................................................vii
ABSTRAK..................................................................................................... .viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. .xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Keluarga dalam Pembelajaran Daring ............................................. 8
B. Strategi Perempuan Berperan Ganda dalam Membagi Peran ...................16
C. Dampak Perempuan Berperan Ganda .....................................................18
D. Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19 ..................................20
E. Tinjauan Sosiologis Tentang Peran Ibu ...................................................24
F. Penelitian Terdahulu...............................................................................27
G. Kerangka Konsep ...................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................32
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................33
C. Sasaran dan Fokus Penelitian..................................................................33
D. Informan Penelitian ................................................................................34
E. Sumber Data...........................................................................................34
F. Instrumen Penelitian ...............................................................................35
G. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................36
ix
H. Teknik Analisis Data ..............................................................................38
I. Tahap-tahap Kegiatan Penelitian ............................................................40
J. Teknik Pengabsahan Data.......................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................42
B. Pembahasan ...........................................................................................65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................93
B. Saran ......................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................96
LAMPIRAN .................................................................................................. 100
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 120
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
peserta didik agar mereka mampu menyerap, menilai, dan mengembangkan secara
atau arahan yang berwujud pengaruh yang diberikan oleh orang dewasa. Maksud
dewasa adalah dewasa secara integrasi, yaitu dewasa pikiran, perasaan, kemauan,
umur, tingkah laku, sikap dan kepribadian atau dengan kata lain dewasa dalam
cipta, rasa dan karsa. Pendidikan merupakan proses mendidik dan menuntun anak
dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud merupakan bagian proses kedewasaan
yang berlangsung secara terus menerus yang pada akhirnya berwujud kedewasaan
pada anak. Pendidikan berawal dari keluarga yaitu kedua orang tua (informal)
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak harus mencakup
seluruh aspek kemanusian, baik segi kejiwaan, fisik, intelektual maupun sosial.
Pendidikan tidak boleh hanya menekankan pada satu segi saja dengan
dikembangankan secara bertahap menuju kondisi yang lebih baik. Peran orang tua
1
2
terutama dalam hal meningkatkan motivasi belajar anak. Orang tua berperan
maupun psikomotorik. Motivasi yang diberikan orang tua tidak hanya sebatas
ucapan, tetapi juga bentuk lain sehingga mampu membangkitkan semangat dan
motivasi belajar anak. Orang tua dalam menjalankan perannya dalam pendidikan
memfasilitasi demi tercapainya pendidikan anak yang baik terlebih dalam keadaan
Maka disini akan terlihat bagaimana pola asuh Ibu saat belajar di rumah.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada awalnya banyak Ibu yang menolak
kerjaanya ataupun karir ibunya. Selain itu seiring kemajuan teknologi informasi
abad pengetahuan. Orang dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dimana saja.
tahun 2019 tepatnya di Wuhan, China. Covid-19 merupakan sebuah virus yang
penularannya sangat cepat dan sulit untuk mengetahui ciri-ciri orang yang sudah
terjangkit virus ini karena masa inkubasinya kurang lebih selama 14 hari. Hampir
yang menetapkan status lockdown dan antisipasi lainnya guna memutuskan mata
sektor ekonomi yang paling utama lumpuh akibat pandemi ini. Selain sektor
ekonomi yang mengalami dampak, pendidikan juga merupakan salah satu sektor
yang juga mengalami langsung dampak pandemi ini. Menurut Unesco tercatat
setidaknya 1,5 miliar anak usia sekolah yang terkena dampak Covid-19 dari 188
negara termasuk 60 juta diantaranya ada di negara Indonesia. Akibat pandemi ini
penyebaran Covid-19.
dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang
lainnya seperti telepon seluler dan komputer. Pembelajaran daring sangat berbeda
menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik serta peran orang tua dalam
tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut daring.
dalam sistem pembelajaran daring ini. Terutama orang tua pada situasi ini dituntut
diantaranya orang tua merasa kesusahan dalam membujuk anaknya untuk belajar,
kuota yang kurang mendukung, sinyal juga terkadang susah, terlalu banyak tugas
mungkin tidak menjadi masalah, tetapi bagi orang tua peserta didik yang awam
anaknya pada situasi ini. Hal ini tentu bukan hal yang mudah bagi semua elemen
ini. Sebelum adanya situasi ini, tidak banyak waktu orang tua dalam membimbing
anaknya, bahkan sampai orang tua hanya sekedar sebagai pemenuh materi saja.
Namun hari ini situasinya berubah, orang tua menjadi lebih banyak waktu dalam
Peran serta orang tua peserta didik dalam sistem belajar di rumah ini tidak bisa
dipungkiri. Jika dokter sebagai garda terdepan dalam menangani Covid-19, maka
orang tua adalah garda terdepan yang mengawal anak-anaknya tetap belajar
dirumah masing-masing.
sekarang Ibu memiliki peran ganda dalam proses pembelajaran daring di rumah.
Selain tanggung jawab mendidik anak, Ibu juga dituntut untuk mendampingi anak
5
belajar daring dari rumah sebagai ganti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dalam kondisi saat ini para Ibu menjalankan peran ganda terhadap pendidikan.
Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam tentang peran orang tua dalam pembelajaran daring dalam pendidikan anak
usia dini dengan judul “Peran Ibu Dalam Pembelajaran Daring di Era Covid-
B. Rumusan Masalah
berikut:
2. Bagaimana strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga dengan
C. Tujuan Penelitian
di kelurahan jongaya:
2. Untuk mengetahui strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga
daring?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
sosiologi keluarga yang kaitannya dengan peran ibu dalam pembelajaran daring di
era covid-19.
2. Manfaat Praktis
manfaat untuk orang tua dalam mendampingi pembelajaran daring anak dan
pengawasan terhadap kedisiplinan belajar anak selama masa pandemic Covid 19.
b. Bagi Guru
pandemic Covid 19. Membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta
dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di dalam kelas. Kegiatan belajar
peserta didik.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pendidikan anak-anak mereka. Induk peran dan tanggung jawab antara lain dapat
dengan program yang telah dipelajari oleh anak-anak di sekolah belajar. Orang tua
atau keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi
anak-anak, pendidikan orang tua lebih menekankan pada aspek moral atau
individual, sesuai dengan pandangan hidup orang tua masing-masing, sekali pun
secara nasional bagi keluarga-keluarga Indonesia memiliki dasar yang sama, yaitu
Pancasila.
terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua mempunyai peranan penting dan
Peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-
anaknya memang tidak perlu diragukan lagi. Banyak peran orang tua dalam
8
9
Pendampingan yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak, misalnya dengan
belajar dan lain-lain. Peran orang tua pada pembelajaran daring juga terlihat
bahwa anak diasuh dengan hal-hal yang baik dengan menanamkan pendidikan
menghormati orang yang lebih tua. Sejalan dengan pendapat (Utami, 2015) bahwa
penanaman dan pembentukan karakter yang positif harus terus dilakukan kepada
bahwa dukungan yang diberikan oleh keluarga terutama orang tua dapat
Menurut Novrinda (2017: 42) “Orang tua adalah pria dan wanita yang
terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab
sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya”.
Peranan orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anaknya,
karena pendampingan yang baik menjadi salah satu faktor dalam proses tumbuh
orang tua kepada putra-putrinya dalam melakukan kegiatan belajar di rumah akan
peningkatan motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini
dapat tercipta apabila terjadi ikatan emosional antara orang tua dengan anaknya.
10
Suasana rumah yang aman dan nyaman akan membantu anak untuk
2018: 16). Dalam upaya menghasilkan generasi penerus yang tangguh dan
berkualitas, dibutuhkan adanya usaha atau upaya yang konsisten dan terus-
menerus dari orang tua didalam melaksanakan tugas memelihara, mengasuh dan
mendidik anak baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa, dimana
Terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau
a. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang
tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari
rumah.
b. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan
d. Orang tua sebagai pengarah atau director, Orang tua mempunyai peran
Orang tua juga berperan untuk mengarahkan anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimiliki oleh masing-masing anak. Hal ini dikarenakan anak
11
cita-citanya. Anak harus selalu diingatkan agar tidak larut dalam situasi libur
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan,
namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah
melahirkan kita yaitu ibu dan bapak, selain yang telah melahirkan kita ke dunia ini
ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan
cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain
itu orang tua juga memperkenalkan anaknya ke dalam hal-hal yang terdapat di
dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh
anak, maka pengetahuan pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya
karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab
terkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya di
Peran orang tua sebagai pembimbing diperoleh data bahwa sebagian besar
tanpa bantuan orang lain. Peran orang tua sebagai pembimbing dapat dikatakan
sudah cukup baik. Orang tua yang berprofesi sebagai wiraswasta, karyawan
swasta, PNS, dan petani sudah memberikan penjelasan petunjuk teknis dalam
pembelajaran daring kepada anak. Orang tua juga mendampingi anak dalam
pembelajaran dan tidak kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan
waktu belajar anak. Pada pembelajaran daring orang tua sudah melaksanakan
perannya cukup baik dengan menanyakan kesulitan apa yang dihadapi oleh anak.
12
tidak paham dengan materi, orang tua tetap berusaha membantu kesulitan yang
dihadapi anak. Rata-rata orang tua memberikan pemahaman materi kepada anak
dengan cara membaca materi secara berulang. Tetapi, terdapat orang tua yang
mengalami kesulitan.
menyebabkan anak menjadi bosan dan tidak semangat dalam belajar. Seperti yang
disebutkan dalam penelitian Nurkholis (dalam Kurniati, 2020) bahwa dampak dari
pembelajaran daring selama pandemi covid-19 pada peserta didik jenuh dan
mudah bosan. Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan dalam
penelitian, kebanyakan dari orang tua siswa memberikan motivasi dalam belajar
siswa. Peran orang tua memiliki pengaruh positif pada motivasi siswa. Kontribusi
terbesar dari peran orang tua adalah penyediaan fasilitas belajar, termasuk buku
pendukung belajar, ruang belajar yang tepat (Alfiansyah, 2019). Dan orang tua
juga memberikan reward ketika anak berhasil dalam belajarnya. Tetapi orang tua
Selanjutnya peran orang tua dalam pembelajaran disini ialah menjadi guru
di rumah untuk anak-anak mereka. Permasalahan yang terjadi banyak orang tua
peserta didik yang mengeluhkan dirinya keteteran. Selama ini orang tua
Dikarenakan melihat kondisi sekarang orang tua memiliki peran ganda dalam
orang tua dituntut mendampingi anak belajar daring di rumah sebagai ganti
pembelajaran tatap muka. Dalam kondisi seperti saat ini, disadari atau tidak, para
orang tua menjalankan peran ganda pendidikan. Pertama, peran utama orang tua.
pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Kewajiban ini melekat pada setiap
individu orang tua. Sebab hadirnya buah hati adalah sebagai penerus harapan dan
masa depan keluarga dan juga peradaban sebuah bangsa. Maka jelaslah orang tua
harus memastikan, melalui teladan, anaknya menjadi baik dari sisi kepribadian,
keilmuan dan juga masa depan. Kedua, peran tambahan orang tua. Peran
tambahan ini muncul seiring pembatasan sosial. Belajar dan bekerja di rumah
menjadi solusi yang tak terelakkan. Partisipasi orang tua diperlukan dalam proses
sekolah online. Pendek kata orang tua adalah guru, mewakili sekolah di rumah.
Partisipasi Ibu diperlukan dalam proses pembelajaran daring. Ibu adalah guru
urusan anak serta memberi arahan yang tepat dan berguna. Seorang ayah juga
untuk mencari tambahan ilmu bagi dirinya, karena dengan ilmu-ilmu itu dia akan
dapat membimbing dan mendidik dirinya sendiri dan keluarga menjadi lebih baik.
Demikian halnya seorang ibu, disamping memiliki kewajiban untuk mencari ilmu
tanggung jawab mendidik anak, Ibu juga dituntut untuk mendampingi anak
belajar daring dari rumah sebagai ganti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dalam kondisi saat ini para Ibu menjalankan peran ganda terhadap pendidikan.
sekolah.
c. Peran sebagai panutan, Ibu perlu memberikan contoh dan teladan bagi
peralihan. Ibu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak. Ibu
tentang kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa nyaman dan
terlindungi.
sikap dan perilaku anak agar tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama
masyarakat.
tingkah laku dari ayah dan ibu berupa tanggung jawab untuk mendidik,
demikian jelaslah bahwa Ibu memiliki kedudukan dan tanggung jawab yang
kata lain Ibu umumnya bertanggung jawab atas segalanya dari kelangsungan
hidup anak-anak mereka. Jadi, peran yang dimaksud pada penelitian ini adalah
tugas utama atau kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Ibu kepada anaknya.
16
tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Menurut Henry Mintzberg dalam
Usman (2008) suatu strategi dapat membentuk dan di bentuk. Suatu strategi yang
terealisasi dapat muncul dalam tanggapan terhadap suatu situasi yang sedang
berkembang, atau strategi itu dapat diciptakan secara sengaja, melalui sebuah
sebuah tindakan yang secara sengaja dilakukan sebagai sebuah sarana bersama
untuk mencapai sebuah tujuan jangka panjang dalam sebuah lembaga. Maka
dapat digunakan oleh perempuan yang bekerja di luar rumah untuk menggunakan
kegiatan rumah tangga dapat terlaksana baik secara kualitas maupun kuantitas, 2)
Pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh orang lain (pembantu rumah tangga,
suami, atau anak) sehingga kegiatan rumah tangga dapat terlaksana baik secara
intensif dan efektif ketika dihadapi masalah dengan kegiatan rumah tangga, 4)
Mengurangi alokasi waktu, jika ada, untuk kegiatan amal dan kegiatan dalam
komunitas kerja, dan 5) Mengurangi alokasi waktu untuk kegiatan santai dan atau
tidur.
1. Strategi Afektif Yakni sebagai upaya yang dilakukan guna menciptakan rasa
aman dan nyaman serta rasa saling mendukung antar anggota keluarga untuk
2. Strategi Sosialisasi yakni sebagai upaya agar seluruh anggota keluarga dapat
domestik dan waktu publik yang berdampak dalam kehidupannya. Semua peran
yang dijalankan oleh perempuan tentu saja akan merasakan dampak yang
dirasakan oleh perempuan itu sendiri. Dampak sendiri terbagi menjadi dua yaitu
Dampak terhadap setiap anak pasti akan merasakan dampak ketika ayah
dan juga ibu mereka ikut serta dalam bekerja. Terutama ibu, ibu merupakan
seseorang yang paling dekat dengan anaknya. Banyak peran yang harus dilakukan
oleh ibu untuk anaknya. Situasi ibu yang bekerja menjadi ibu kantoran, terkadang
anak.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Ninin Ramadani (2016) pada umumnya,
seorang ibu memiliki peran ganda baik sebagai ibu rumah tangga dan harus
melakukan pekerjaan antara tanggung jawab mengasuh anak dan tanggung jawab
ekonomi rumah tangga yang lain yang berkaitan dengan pekerjaan nafkah di pasar
kerja, walaupun perempuan ini berperan aktif dalam bekerja, mereka juga tetap
memegang tanggung jawab mereka untuk melakukan tugas rumah tangga salah
19
Dalam hal ini anak merasakan dampak ketika orang tua mereka terutama
ibunya bekerja di luar rumah. Dampak positif ketika ibu mereka bekerja adalah
anak dituntut untuk lebih mandiri dengan sering membantu pekerjaan rumah.
Setiap paginya mereka berangkat ke sekolah diantar oleh ibu kadang juga mereka
tidak diantar. Kemudian saat ibu mereka bekerja anak tersebut ikut dalam
membantu pekerjaan rumahnya yaitu dengan menyapu, mencuci piring dan lain
sebagainya. Hal ini yang mengharuskan anak perempuan ini dituntut untuk lebih
mandiri dalam menjalankan apapun. Selain itu dampak negatif yang dirasakan
oleh anak ini adalah berkurangnya waktu yang dimiliki oleh ibu kepada anaknya.
Waktu yang dimiliki ibu ini untuk anaknya adalah saat mereka selesai bekerja
itupun jika ibu tidak merasa lelah dan waktu yang dimilikinya saat anaknya libur.
Pada jawaban mengenai dampak negatif terhadap anak ini merupakan fungsi laten
yaitu fungsi yang tersembunyi, pernyataan ini sesuai dengan Merton (Paloma,
2013: 39) menyatakan bahwa fungsi laten merupakan fungsi yang tersembunyi.
berkurangnya waktu untuk bermain bersama anak karena para perempuan ini
setiap harinya bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga waktu mereka dengan
keluarga khususnya untuk anak berkurang, maka dari itu mereka memanfaatkan
waktu libur mereka untuk bermain bersama anak. Waktu yang dimiliki oleh ibu
ini untuk anaknya adalah saat mereka selesai bekerja itupun jika perempuan tidak
merasa lelah.
20
Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan. Pembelajaran
sekolah yang peserta didiknya dan instukturnya (guru) berada di lokasi terpisah
keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya (Sobron dkk,
2019: 1).
Pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan nama online learning
Dibawah in1i ada beberapa pengertian pembelajaran daring menurut para ahli,
antara lain:
peluang tersendiri.
dilakukan tanpa tatap muka dan melalui jaringan atau internet yang telah tersedia.
Pembelajaran daring untuk saat ini telah menjadi popular karena itu potensi yang
Pada pembelajaran daring, sering kali didapati peserta didik kurang aktif
dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran daring peserta didik kurang bisa
pemberian tugas dan interaksi aktif antara guru dan siswa selama proses
pilihan aplikasi online yang dapat mendukung pembelajaran online itu sendiri dan
setiap aplikasi pembelajaran online memiliki sistem dan cara kerja berbeda
22
materi perkuliahan dan mengirim tugas yang diberikan guru tanpa harus bertemu
secara fisik di sekolah. Tindakan ini bisa mengurangi timbulnya kerumunan massa
di sekolah seperti yang terjadi pada pembelajaran tatap muka. WHO (2020)
berbeda. Dalam menyiasati kondisi ini, siswa yang tinggal didaerah yang sinyal
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
pemantauan pendampingan oleh guru dan orang tua dengan cara whatsapp grup
dengan orang tua, bisa melalui zoom maupun foto kegiatan belajar anak dirumah
untuk memastikan adanya interaksi antara guru kepada orang tua. Pembelajaran
variatif dan inovatif yang akan diberikan kepada peserta didik. Pendidikan dapat
berhasil ditentukan oleh model pembelajaran atau media pembelajaran yang bisa
melalui media-media yang ditentukan. Siswa dan guru tetap bisa berdiskusi,
ada yang mengontrol selain dirinya sendiri. Mereka harus mendownload dan
Proses belajar dengan cara ini dinilai sangat efektif, karena dapat digunakan tanpa
adanya tatap muka antara guru dan siswanya. Proses belajar ini akan menarik
24
siswa, karena penyampaian data yang disiapkan dalam media tersebut mudah
untuk dicerna, sehingga membuat siswa menjadi ingin lebih tahu. Tetapi
koordinasi, dan konsensus. Dalam perspektif ini, masyarakat sebagai suatu sistem
dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Adanya saling
atau disfungsi sosial akan teratasi dengan sendirinya melalui adaptasi dan proses
sistem dari bagian perubahan yang terdapat dalam sistem memiliki sifat gradual
organik. Prinsip demikian Parsons ini bahwa tindakan manusia selalu diarahkan
pada tujuan. Artinya, tindakan itu terjadi pada kondisi yang unsurnya sudah pasti,
tersebut diatur sedemikian rupa dengan berbagai kebijakan dan tujuan tertentu.
Hal ini dapat dipahami sebagai menjadi kenyataan sosial yang mendasar.
Tindakan untuk beralih pembelajaran kelas melalui daring (online), bukan luring
Kebijakan tersebut sebagai bagian dari orientasi nilai dan motivasi dalam rangka
Sistem Sosial maksud dari sistem sosial di sini adalah sebuah sistem yang
terdiri dari beragam aktor individu yang memiliki interaksi dengan individu
lainnya dalam situasi tertentu. Pandemi Covid-19 telah membuat sistem sosial
baru di mana institusi pendidikan yang di dalamnya ada warga akademik harus
berinteraksi lebih intensif dengan beberapa institusi lain, salah satunya institusi
dari sistem sosial adalah adanya internalisasi dan sosialisasi (Syawaludin, 2014:
159). Integrasi dari beberapa institusi di masa pandemi Covid-19 ini harus diikuti
dengan aturan-aturan yang mengikat peserta didik. Melalui integrasi yang baik,
Berbagai institusi juga perlu berintegrasi untuk terus melakukan sosialisasi (dan
konsolidasi) satu sama lain terkait perkembangan pendidikan anak dan informasi-
kepribadian satu sama lain. Ada peserta didik ketika pembelajaran dialihkan ke
daring, ia justru termotivasi untuk belajar lebih serius, kreatif, dan lebih antusias
daripada ketika belajar di kelas-kelas sekolah. Jika ditelaah lebih jauh, peserta
didik tersebut berada pada sistem kultural dan sistem sosial yang baik dan
mendukung untuk bergerak. Berbeda dengan peserta didik lainnya, dengan adanya
pembelajaran daring, belajar mereka tidak bisa lagi terkontrol dengan baik dan
sekolah. Maka di masa pandemi ini, sistem kepribadian peserta didik harus terus
dikendalikan oleh sistem kultur yang baik dan juga adanya sistem sosial yang
saling menguatkan satu sama lain. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan keempat
sistem di atas, Talcott Parsons memiliki empat fungsi yang diperlukan bersama
agar sebuah sistem bisa berjalan dan berfungsi dengan baik (Goodman, 2014:
situasi dan permasalahan dari luar. Pendidikan harus terus menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar peserta didik melalui kerja sama dengan orang tua, dan
masyarakat di sekitarnya. Melalui kerja sama yang baik, institusi sekolah bisa
27
membantu orang tua dan masyarakat menyesuaikan diri dengan realitas eksternal
hanya berguna bagi intelektual anak, tetapi juga emosional anak akan lebih
terkait. Sistem pendidikan di saat pandemi Covid-19 ini harus terus mengelola
antar hubungan satu sama lain, seperti hubungan sekolah dengan keluarga,
memiliki keterkaitan lainnya. Integrasi antar bagian adalah solusi terbaik demi
menjaga kualitas pendidikan di saat masa masa sulit di era pandemi. Integrasi
yang paling dibutuhkan peserta didik saat ini adalah integrasi keharmonisan
besar (keluarga, sekolah, dan lingkungan) mampu bersinergi satu sama lain untuk
membuat pembelajaran yang efektif, efisien, dan penuh kegembiraan belajar bagi
anak.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang dinilai relevan
Covid 19.
Penelitian ini ditulis oleh Nika Cahyati, dkk. 2020, Mahasiswa Jurusan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui peran orang tua dalam menerapkan
pembelajaran di rumah saat pandemi covid 19 yang di fokuskan untuk anak usia
5-8 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah orang tua dapat meningkatkan kelekatan
hubungan dengan anaknya dan orang tua dapat melihat langsung perkembangan
sama mengkaji peran orang tua dalam pembelajaran daring. Namun, perbedaan
dari penelitian ini adalah saudara Nika Cahyati dkk, adalah peneltian mengambil
objek kajian yaitu orang tua secara umum, sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu lebih kepada peran ibu rumah tangga berkarir dalam
2. Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Kelas III MI Mi’rojul Ulum
Penelitian ini ditulis oleh Adela Oktavia Islami, 2020, Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tujuan
aplikasi WhatsApp. Karena dianggap lebih universal dan lebih sederhana. Selain
itu juga menggunakan Google Classroom, tapi hanya untuk latihan soal atau ujian
saja. Sedangkan bentuk dari peran orang tua dalam pembelajaran daring ini adalah
seperti, (1) mendampingi anak belajar dan mengerjakan tugas, (2) mengawasi
anak dalam penggunaan ponsel, (3) membantu menjelaskan materi apabila ada
yang belum dimengerti, (4) memberikan fasilitas belajar seperti ponsel atau kuota
sama mengkaji peran orang tua dalam pembelajaran daring. Namun, perbedaan
dalam penelitan ini dengan penelitian saudara Adela Oktavia Islami adalah
penelitian ini mengambil objek peran orang tua, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu lebih kepada peran ibu rumah tangga berkarir dalam
3. Peran Orang Tua Dalam Belajar Daring Siswa MIN 1 Kepahiang Pada
Tarbiyah dan Tadris, IAIN Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peran orang tua dalam belajar daring siswa MIN 1 Kepahiang yang ada di Desa
yang di peroleh yaitu peran orang tua dalam belajar daring siswa MIN 1
Kepahiang yang ada di Desa Tapak Gedung, Kecamatan Tebat Karai, Kabupaten
30
fasilitator dalam belajar. Orang tua sebagai pengawas, pembimbing dan fasilitator
agar anak dapat belajar dengan baik dan meningkat, terkontrol dengan baik serta
sama mengkaji peran orang tua dalam pembelajaran daring. Namun, perbedaan
dalam penelitan ini dengan penelitian saudara Roliza Perantika adalah penelitian
ini mengambil objek peran orang tua, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu lebih kepada peran ibu rumah tangga berkarir dalam pembelajaran
daring anak.
membahas tentang peran orang tua dalam pembelajaran daring anak di sekolah
dasar (SD). Sedangkan, menurut saya sebagai peneliti yang khususnya membahas
tentang peran ibu rumah tangga berkarir, strategi ibu rumah tangga berkarir dan
daring karena ibu memiliki peranan yang amat penting dalam keluarga sebagi
pemegang sektor domestik rumah tangga ia juga memiliki tanggung jawab dalam
G. Kerangka Konsep
rumah, demi keamanan dan kesehatan kita semua, hal ini tentunya berdampak
31
untuk orang tua, dimana orang tua harus memberikan pembelajaran pada anaknya
di rumah. Tentu terjadi berbagai pendapat mengenai hal ini, banyak orang tua
rumah, karena di rumah anak merasa bukan waktunya belajar namun mereka
ini.
Peran orang tua juga sangat diperlukan utuk memberikan edukasi kepada
anak-anaknya yang masih belum bisa memahami tentang pandemi yang sedang
mewabah untuk tetap berdiam diri dirumah agar tidak terlular dan menularkan
wabah pandemi ini. Peran orang tua dalam situasi pandemi Covid-19 ini memiliki
mengetahui sejauh mana peran orang tua dalam membimbing anak selama
Kusumah, 2020: 154-155). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
Pembelajaran Daring
METODE PENELITIAN
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan
dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2019: 2). Melalui penelitian manusia dapat
menggunakan hasilnya. Secara umum untuk data yang telah diperoleh dari
diterapkan metode yang jelas, tepat, dan pasti agar dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya. Maka dengan hal tersebut pada pembahasan ini peneliti akan mengurai
tentang:
A. Jenis Penelitian
yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam proses
keadaan atau situasi tertentu berdasarkan data yang diperoleh secara terperinci
32
33
yang sesuai dengan permasalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini (Setyosari,
2010: 39).
Kota Makassar. Untuk mengetahui bentuk peran ibu dalam menghadapi anak,
mengetahui strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga dan karir
B. Lokasi Penelitian
Sasaran penelitian atau yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
Ibu rumah tangga yang memiliki anak yang bersekolah, anak yang bersekolah,
2. Bagaimana strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga dengan
D. Informan Penelitian
penelitian ini adalah ibu rumah tangga berkarir yang memiliki kegiatan (kerja) di
luar rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah keluarganya dan mempunyai
E. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara dimana data tersebut diperoleh langsung dari informan
yaitu ibu rumah tangga berkarir yang memiliki anak bersekolah di Sekolah Dasar
2. Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
sumber tidak langsung, misalnya lewat orang lain dan lewat dokumen berkaitan
penelitian ini. Sumber ini dapat berupa buku, jurnal, tesis ataupun disertasi dan
data statistik yang diterbitkan pemerintah maupun swasta dan berbagai referensi
35
Pembelajaran Daring.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai
perbaikan).
catatan/ telaah dokumen. Selain itu, digunakan rekaman peristiwa seperti alat
perekam dan alat pemotret yang dapat mengabadikan kenyataan yang berkaitan
dengan perhatian peneliti. Penggunaan alat bantu yang disebut terakhir ini terbatas
memungkinkan dapat direkam dengan bebas, melainkan harus seizin subjek atau
1. Pengamatan (Observasi)
observasi partisipatif karena peneliti berada dalam keadaan objek yang dikaji.
Peneliti berada di tempat itu, untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam
2. Wawancara (Interview)
berdasarkan pada daftar pertanyaan yang telah disusun dan sudah ditetapkan
dengan baik di lapangan sehingga tercipta suasana nyaman dan tidak terlihat
kesenjangan, informan yang dimaksud adalah ibu rumah tangga yang berkarir dan
memiliki anak bersekolah di SD yang sudah sesuai dengan kriteria informan yang
jawaban asal-asalan, tetapi juga memiliki kualitas. Data yang didapat dari
3. Dokumentasi
gambar atau film yang terjadi pada masa lalu. Dokumen berfungsi sebagai
pendukung dan pelengkap dari sumber data primer yang diperoleh melalui
ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang peran ibu dalam pembelajaran
daring secara jelas dan konkrit serta gambar lokasi yang berkaitan dengan topik
berlangsung.
38
melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
pengumpulan data yang dipandang tepat dan menentukan fokus serta pendalaman
data pada proses pengumpulan data berikutnya (Sutopo, 2006: 66). Dalam
2. Reduksi data
dan transformasi data kasar yang ada dalam lapangan langsung dan diteruskan
pada waktu pengumpulan data. Dengan demikian, reduksi data dimulai sejak
2006: 114). Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan dengan menyempurnakan
data kasar dalam bentuk transkrip untuk diolah kembali sehingga diterapkan pada
sekelompok kata atau paragraf. Semua data tidak langsung diolah, akan tetapi
dipilih data manakah yang layak dan tidak untuk diolah. Dari semua hasil
39
3. Penyajian data
Penyajian data adalah sejumlah data atau informasi yang tersusun dan
tindakan secara lebih lanjut. Penyajian data digunakan peneliti untuk mendapat
pemahaman tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan
kompleks ke dalam bentuk yang sederhana dan selektif sehingga mudah dipahami.
Pada penelitian ini data disajikan dengan bahasa dan deskripsi yang sederhana
sehingga mudah dipahami namun tetap pada fokus permasalahan yang dikaji.
4. Penarikan kesimpulan
makna, keteraturan pola-pola penjelasan, dan alur sebab akibat atau proposi.
Kesimpulan yang ditarik harus segera diverifikasi dengan cara melihat catatan
lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Hal tersebut dilakukan
agar data yang diperoleh dan ditafsirkan memiliki validitas sehingga kesimpulan
yang ditarik semakin kokoh. Dalam penelitian ini data-data yang telah mengalami
dilakukan dengan akurat agar terjadi kesesuaian antara rumusan awal dengan hasil
I. Tahap-Tahap Penelitian
hal ini lokasi penelitian berada di Jalan Kumala 2 Selatan dan Perumahan
daring.
yang akurat mengenai peran ibu dalam pembelajaran daring di era covid
19.
41
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini dilanjutkan dengan melakukan analisis data yang diperoleh
dan melakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai peran ibu
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek
tertentu, dari kondisi tertentu, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang,
atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen.
yaitu peran ibu dalam pembelajaran daring. Dalam hal ini penulis
membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga
BAB IV
A. Hasil Penelitian
penduduknya sebanyak 15.678 jiwa terdiri dari laki-laki 7.822 jiwa dan
perempuan 7.856 jiwa. Kelurahan Jongaya terdiri dari 14 Rukun Warga (RW) dan
56 Rukun Tetangga (RT) dan saat ini Kelurahan Jongaya dipimpin oleh Lurah
Subuhan Maksud, SE untuk lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini:
sempit mencakup rumah warga yang sangat padat penduduk. Kelurahan Jongaya
memiliki wilayah 0,51 Km² dengan memiliki kapasitas rumah penduduk, ruko,
kelurahan tersebut.
42
43
Ibu memegang peran penting didalam keluarga terutama bagi Ibu-ibu yang
kerja, Ternyata seorang Ibu bukan hanya mampu bekerja disektor domestik tetapi
26,68% dengan jawaban mencari pengalaman kerja, dan 29,80% dengan jawaban
dengan perbandingan satu ibu rumah rumah tangga berkarir memilik 2 sampai 3
4. Profil Informan
a. Informan 1
Informan yang bernama Ibu Melly Susanti, atau biasa di panggil Bu Mel
merupakan seorang wanita berusia 36 tahun, Bu Mel adalah seorang ibu rumah
tangga dan sekaligus sebagai ibu karir yang mana Bu Mel bekerja sebagai penjahit
dan tukang bordir pakaian bersama suaminya yang memiliki 3 orang anak dan 2
diantaranya bersekolah di Sekolah Dasar (SD) dan tinggal di Komp Griya Kumala
b. Informan 2
Informan yang bernama Ibu Jumaria, atau biasa di panggil Ibu Jum
Selatan No 80 B. Ibu Jum adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai
ibu karir yang mana Ibu Jum bekerja sebagai penjual sayur di pasar Pabaeng-
Pabaeng, dan Ibu Jum memliki 3 orang anak yang mana 1 diantara anaknya
c. Informan 3
Informan yang bernama Ibu Mainnah, atau biasa di panggil Ibu Ina
74 D. Bu Ina adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai ibu karir
yang mana Bu Ina bekerja sebagai kue di Jln. Alauddin bersama suaminya yang
d. Informan 4
Informan yang bernama Ibu Ina, atau biasa di panggil Kak In adalah
In adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai ibu karir yang mana
Kak In bekerja sebagai penjual pakaian di pasar sentral yang memiliki 3 orang
e. Informan 5
Informan yang bernama Ibu Aisah, atau biasa di panggil Tante Ais adalah
Tante Ais adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai ibu karir yang
mana Tante Ais bekerja sebagai penjual bakso yang memiliki 5 orang anak dan 2
f. Informan 6
Informan yang bernama Ibu Rabiah, atau biasa di panggil Kak Rara adalah
seorang wanita berusia 35 tahun, tinggal di Jalan Kumala 2 Selatan. Kak Rara
adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai ibu karir yang mana Kak
46
Rara bekerja sebagai sales di PT. Kalla Toyota. Kak Rara memiliki 2 orang anak
g. Informan 7
Informan yang bernama Ibu Eri Siti Juhaeriah, S.Pd, atau biasa di panggil
Bu Eri adalah seorang wanita berusia 49 tahun, tinggal di Komp. Griya Kumala
Harapan Blok D7. Ibu Eri adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai
ibu karir yang mana Ibu Eri bekerja sebagai guru SD di salah satu sekolah di
Kelurahan Jongaya. Ibu Eri memiliki 3 orang anak dan 1 diantaranya masih
h. Informan 8
Informan yang bernama Ibu Ratna Yunus, M.Kes, atau biasa di panggil Bu
Ratna adalah seorang wanita berusia 48 tahun, tinggal di Kom. Griya Kumala
Harapan C6. Bu Ratna adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai ibu
suaminya, sedangkan dalam keluarga ibu Ratna dikarunia 2 orang anak yang 1
i. Informan 9
Informan yang bernama Ibu Salmi atau biasa dipanggil Ibu Ami adalah
seorang wanita berusia 34 tahun, tinggal di Kom. Griya Kumala Harapan C9. Ibu
Ami adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai ibu karir yang mana
Ibu Ami bekerja sebagai kepala tata usaha di SMK Kesehatan Megarezky,
sedangkan dalam keluarga ibu Ami dikarunia 2 orang anak yang 1 diantaranya
j. Informan 10
Informan yang bernama Putri Utami, atau biasa di panggil Kak Putri
Kumala Harapan C11. Kak Putri adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus
sebagai ibu karir yang mana Kak Putri bekerja sebagai pegawai Bank BTN,
sedangkan dalam keluarga Kak Putri dikarunia 3 orang anak yang 1 diantaranya
kesepuluh informan tersebut merupakan ibu rumah tangga berkarir yang memiliki
memenuhi persyaratan atau kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti dan
tentunya dari kesepuluh informan peneliti sudah cukup mendapatkan data yang
peneliti inginkan.
sarana mati atau di tutup sementara, termasuk kegiatan belajar mengajar. Agar
siswa dapat belajar di rumah, demi keamanan dan kesehatan kita semua, hal ini
tentunya berdampak untuk Ibu, dimana Ibu harus memberikan pembelajaran pada
pendidikan anak-anak mereka. Induk peran dan tanggung jawab antara lain dapat
hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di Kelurahan
Jongaya Kota Makassar peneliti melihat bahwa peran ibu dalam pembelajaran
a. Fasilitator (facilitator)
orang tua melakukan pendampingan kepada anak, orang tua sebagai jembatan
antara anak dan guru, serta orang tua sebagai penyedia fasilitas yang menunjang
pembelajaran online.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Melly Susanti (36 Tahun) sebagai ibu
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Jumaria (40 Tahun) sebagai ibu
“Yang harus saya siapkan dalam pembelajaran online anak saya itu seperti
menyiapkan HP, kadang harus dengan leptop walaupun sering pinjam
sama kakaknya dan yang tidak kalah penting saya siapkan adalah kuota
internet sehingga anak saya bisa belajar dengan baik di rumah.”
(Wawancara, 6 Desember 2021).
Lebih lanjut Ibu Aisyah (40 Tahun) sebagai ibu rumah tangga berkarir
Menurut ibu Melly dan Ibu Aisyah, peran ibu dalam hal ini yakni
fasilitator adalah orang tua sebagai fasilitator yakni dengan menyediakan fasilitas
belajar yang dibutuhkan juga hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar
anak. Hal ini menandakan bahwa orang tua sebagai fasilitator merupakan sebagai
penyedia. Sedangkan, menurut ibu jumaria peran orang tua sebagai fasilitator
daring walapun masih minim dalam memfasilitasi. Peran orang tua sebagai
fasilitator sebagaimana guru yang menyediakan bahan ajar maka orang tua juga
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Salmi (35 Tahun) sebagai ibu
Menurut Ibu Ratna dan Ibu Salmi, sama seperti yang di ungkapkan
informan sebelumnya di atas, bahwa peran orang tua sebagai fasilitator adalah
Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Putri (33 Tahun) sebagai ibu rumah
“Sebagai orang tua siswa saya selalu mendampingi anaknya dalam belajar
di rumah dan memfasilitasi anaknya dalam belajar seperti menyediakan
HP, kuota belajar dan lain sebagainya walaupun pemerintah sudah
merealisasikan kuota belajar untuk siswa, akan tetapi kami mengharapkan
juga kepada orang tua siswa untuk memfasilitasi juga supaya proses
belajar anak di rumah bisa berjalan dengan baik.”
(Wawancara, 7 Desember 2021).
Lebih lanjut Ibu Ina (35 Tahun) sebagai ibu rumah tangga berkarir juga
bahwa peran orang tua sebagai fasiltator dapat memperhatikan beberapa hal yang
dibutuhkan yakni media elektronik, kuota, tempat belajar yang nyaman, dan
fasilitas lain yang menunjang kegiatan pembelajaran online serta tempat yang
nyaman untuk anak dalam proses pembelajaran. Jika anak tidak mendapatkan
51
fasilitas tersebut yang terjadi yakni anak tidak bisa mengikuti pembelajaran online
dengan efektif.
b. Memotivasi (motivate)
Selain menyediakan fasilitas belajar daring yang baik untuk anak, aspek
kedua yaitu orang tua juga memiliki peran untuk memotivasi anak belajar yang
efektif buat anak. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Rabiah (35 Tahun) sebagai ibu
“Peran saya sebagai orang tua dan juga sebagai seorang ibu rumah tangga
yang berkarir selalu wajib memberikan semangat dalam pendampingan
belajar anak sangat penting, karena anak-anak jika tidak dimotivasi
belajarnya maka akan sulit atau bahkan mereka tidak akan pernah belajar
apa mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya maka dari itu agar
anak mau belajar langkah awal harus berangkat dari orang tua yang selalu
memberikan nasehat dan mendampinginya dalam belajar. Anak jika tidak
disuruh ki belajar maka tidak akan belajar ki jika orang tuanya tidak
bertindak untuk mendampinginya belajar”.
(Wawancara, 7 Desember 2021).
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ibu Jumaria (40 Tahun) sebagai ibu
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ina (35 Tahun) sebagai ibu
“Saya sebagai ibu rumah tangga dan disisi lain juga mendampingi anak
dalam belajar sehingga saya selalu memotivasi anak supaya semangat
belajar dengan cara membujuk anak untuk belajar kalau anak sudah
merasa bosan dalam belajar. Dan dalam mengerjakan tugas yang kurang
52
Menurut Ibu Rabia, Ibu Jum dan Ibu Ina, orang tua sebagai motivator
memberikan motivasi belajar kepada anak agar anak tetap semangat walaupun
dalam kondisi seperti sekarang ini. Karena motivasi memiliki pengaruh yang
cukup besar untuk menyadarkan anak betapa pentingnya pendidikan. Anak akan
yang membangun. Hal ini diungkapkan juga oleh Ibu Eri (49 Tahun) sebagai ibu
“Pembelajaran daring ini walaupun hal yang baru buat saya sehingga saya
sebagai ibu rumah tangga dan juga berperan sebagai guru di rumah dan di
sekolah maka saya juga selalu mengawasi dalam proses pembelajaran
anakku dan selalu menyuruh anakku untuk mengerjakan tugas, padahal
anakku paling malas kalau disuruh karena anakku lebih suka nonton TV
dan bermain di rumah akan tetapi saya tidak henti-hentinya memotivasi
dan mengigatkan anakku untuk tetap belajar.”
(Wawancara, 8 Desember 2021).
Lebih lanjut Ibu Aisyah (40 Tahun) sebagai ibu rumah tangga berkarir
“Sebagai ibu dan orang tua saya selalu memberikan yang terbaik untuk
anakku, karena pada masa pandemi pasti selalu mengalami kendala pada
saat belajar, sistem belajar daring saat ini pasti banyak mengalami kendala,
belajar tatap muka saja bisa mengalami kendala apalagi belajar daring.
Oleh karena itu saya selalu berusaha memotivasi dan memberikan yang
terbaik untuk anakku”.
(Wawancara, 8 Desember 2021).
Hasil wawancara di atas, diperkuat oleh Ibu Ratna (48 Tahun) sebagai ibu
“Memang benar bahwa anak yang masih SD sangat perlu dukungan dan
motivasi dari orang tuanya khususnya ibunya karena semangat serta
53
dukungan dan motivasi yang selalu diberikan oleh orang tua di rumah
kepada anak merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan
belajar anaknya. Dengan adanya semangat dan dukungan yang di berikan
oleh orang tua maka anak lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran
walaupun dalam pembelajaran daring.”
(Wawancara, 10 Desember 2021).
bahwa peran ibu sebagai motivator memberikan motivasi belajar kepada anak
agar anak tetap semangat walaupun dalam kondisi seperti sekarang ini. Karena
motivasi memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menyadarkan anak betapa
pentingnya pendidikan dan pencapaian anak tersebut agar anak tetap termotivasi
kedepannya dan apabila anak tidak mendapatkan hasil yang memuaskan orang tua
c. Mengawasi/Mengarah (supervise)
pengasuhan anak yang lebih dekat dengan ibu menyebabkan ibu memiliki tugas
tambahan selama anak belajar di rumah. Budaya patriarki yang terjadi selama ini
meletakkan tanggung jawab domestik kepada seorang istri yang sekaligus menjadi
seorang ibu. Ketika anak belajar di rumah maka tugas pendampingan dilakukan
oleh ibu.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Mainnah (35 Tahun) sebagai ibu
selama belajar di rumah. Caraku selaku ibu dan sebagai orang tua dalam
mengawasi anak dalam mengerjakan tugas, dengan menanyakan secara
langsung pada anak, dan selain itu, jika takut anak berbohong nomorku
selaku orang tua siswa juga dimasukan kedalam grup wa dan selalu rutin
saling menukar informasi dengan gurunya dek.”
(Wawancara, 8 Desember 2020).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Salmi (34 Tahun) sebagai ibu
Menurut Ibu Mainnah dan Ibu Salmi, sebagai orang tua dalam mengawasi
anak dalam pembelajaran daring merupakan faktor yang terpenting yang sering
dihadapi oleh para orangtua yang umumnya bekerja walaupun lewat grup WA
kelas. Lebih lanjut Ibu Putri (33 Tahun) sebagai ibu rumah tangga berkarir juga
“Sebagai ibu rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaan rumah dan juga
pekerjaan di luar rumah saya tidak menjadwalkan kapan saja anak
membuat tugas tapi saya selalu mengecek ada atau tidaknya tugas yang
diberikan oleh guru, jika ada tugas yang diberikan oleh guru saya segera
menyuruh anak mengerjakan tugas tersebut, syukurnya anak kami tidak
susah ji jika disuruh mengerjakan tugas asalkan didampingi pada saat
mengerjakan tugasnya.”
(Wawancara, 9 Desember 2021).
Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Melly (36 Tahun) sebagai ibu rumah
“Pengawasan terhadap anak saat belajar itu sangat penting apalagi belajar
daring dimasa pandemi seperti sekarang ini. Kalau bukan Ibu siapa lagi
yang akan mengawasi anak saat belajar dirumah. Pengawasan dari saya
merupakan faktor yang tentunya sering dihadapi oleh saya apa lagi saya
yang bekerja di luar rumah, untuk itu memang perlu solusi yang tepat
karena apabila tidak dapat memberikan pengawasan maka proses
pembelajaran daring tidak berjalan dengan baik.”
(Wawancara, 15 Desember 2021).
bahwa peran ibu dalam mengawasi anak saat pembelajaran daring sangat perlunya
ibu menjadi hal yang utama dalam belajar, apalagi saat belajar daring pada masa
oleh guru dan orang tua melalui whatsapp grup sehingga anak merasa diawasi
dalam belajarnya.
Secara lebih jelas dan lengkap mengenai peran ibu dalam pembelajaran
Tabel 4.6 Peran Ibu dalam Membantu Anak dalam Pembelajaran Daring dimasa
Pandemic Covid 19 di Kelurahan Jongaya
Peran Ibu Hasil Wawancara
a) Memberikan fasilitas berupa wifi, handphone, beberapa alat
tulis, dan hal-hal yang relevan dengan tugas,
b) Menyiapkan tempat belajar yang nyaman untuk anak,
Fasilitator c) Mendampingi anak secara penuh dalam pembelajaran
online,
d) Menjadi penghubung antara anak dan guru .
a) Membantu anak ketika mendapat kesulitan mengerjakan
tugas,
b) Membantu anak dalam menyelesaikan kesulitan belajar,
Memotivasi c) Memberikan dukungan kepada anak dalam belajar,
d) Memberi dorongan kepada anak dalam belajar.
a) Mengawasi anak dalam ketika pembelajaran online,
b) Rutin dalam bertukar informasi dengan guru kelas,
c) Mengingatkan anak untuk menyelesaikan tugas tepat waktu,
Mengawasi d) Membantu anak saat mengumpulkan tugas.
Sumber: Data Penelitian 2021
56
waktu tertentu. Dalam melaksanakan peran ganda tentunya para ibu rumah tangga
yang juga bekerja pastinya kewalahan maka dari itu harus mengatur strategi agar
a. Strategi Afektif
Strategi Afektif merupakan upaya yang dilakukan oleh wanita karir untuk
memberikan rasa aman dan nyaman serta saling mendukung antar anggota
keluarga, adapun dalam penelitian ini informan melakukan tiga cara dalam
strategi afektif yakni dengan membawa anak ke tempat kerja agar lebih mudah
Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Salmi (34 Tahun) sebagai ibu rumah
Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Melly (36 Tahun) sebagai ibu rumah
“Kalau pagi mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu pada pagi hari
sebelum berangkat kerja, yaitu membersihkan rumah, mencuci pakaian,
memasak, bahkan mengurus anak-anak, setelah semuanya selesai barulah
berangkat bekerja dan membawa anak ke tempat kerja agar tidak was-was
ketika meninggalkan anak dirumah apalagi jika anaknya masih SD dalam
masih dalam pembelajaran daring.”
(Wawancara, 10 Desember 2021).
Begitupun yang disungkapkan oleh Ibu Ina (35 Tahun) sebagai ibu rumah
Menurut Ibu Salmi, Ibu Melly dan Ibu Ina, strategi dalam membagi peran
yaitu mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu pada pagi hari sebelum
berangkat bekerja. Hal itu dilakukan agar ketika bekerja ia tidak memikirkan hal-
hal lain lagi, atau dengan kata lain pikirannya tidak terbagi-terbagi lagi antara
Berbeda dengan yang dikatakan Ibu Ratna Yunus (48 Tahun) sebagai ibu
“Kalau untuk saya dalam membagi waktu antara pekerjaan rumah dan
kantor serta mendampingi anak dalam belajar online nya yaitu saya
berangkat kerja pada pagi hari dan pada saat siang hari atau jam istirahat
baru menyempatkan diri untuk pulang kerumah untuk mengurus anak,
memasak, menyapu rumah, setelah itu ia kembali lagi ketempat kerja, hal
itu dilakukan karena jarak rumah dan tempat kerja tidak terlalu jauh-jauh
amat lah dek.”
(Wawancara, 10 Desember 2021).
58
Hal serupa diungkapkan oleh Ibu Eri (49 Tahun) sebagai ibu rumah tangga
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi ibu dalam
membagi peran pada strategi afektif antara lain: membawa anak ke tempat kerja
daring dan mengurus rumah dahulu kemudian berangkat kerja; berangkat kerja
setelah pulang dari kerja; berangkat kerja kemudian kembali lagi kerumah saat
jam istirahat untuk mengurus rumah dan mendamping anak dalam pembelajaran
b. Strategi Sosialisasi
Strategi Sosialisasi merupakan cara yang dilakukan oleh wanita karir agar
seluruh anggota keluarga dapat berkembang dan berinteraksi serta berperan aktif
yang berguna untuk membina sosialisasi, membentuk norma tingkah laku sesuai
menerapkan pembagian tugas kepada seluruh anggota keluarga atau adanya peran
Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Aisyah (40 Tahun) sebagai ibu rumah
Begitupun yang diungkapkan oleh Ibu Rabiah (35 Tahun) sebagai ibu
Hal serupa diungkapkan oleh Ibu Putri (33 Tahun) sebagai ibu rumah
Menurut Ibu Aisyah, Ibu Rabiah dan Ibu Putri, strategi dalam membagi
peran antara pekerjaan rumah dan pekerjaan di luar rumah serta membantu anak
anggota keluarga dan membayar asisten rumah tangga sebagai peran pengganti
Hal serupa diungkapkan oleh Ibu Mainnah (35 Tahun) sebagai ibu rumah
“Permasalahan utama ibu rumah tangga yang berkarir pada saat pandemic
seperti saat ini adalah sulitnya membagi waktu dan prioritas untuk
memandu anak-anak dalam belajar secara online ini. Karena, saat pagi hari
saya menyelesaikan pekerjaan rumah dan siang sampai sore saya masih
harus mengerjakan pekerjaan di luar rumah sebagai tukang jahit jadi
terkadang saya meminta kepada bapaknya atau menitipkan pada neneknya
untuk membantu medampngi dan mengerjakan tugas yang dikasih oleh
gurunya jika tidak ada kesibukanku di luar rumah baru saya yang
mendampinginya langsung.”
(Wawancara, 10 Desember 2021).
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ibu Jumaria (40 Tahun) sebagai ibu
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi ibu dalam
yakni ART (Asisten rumah tangga) ataupun anggota keluarga untuk membantu
meringankan pekerjaan rumah tangga dan memilih mengawasi anak dan keadaan
dialami oleh siswa, orang tua, guru, dan berdampak pada pembelajaran itu sendiri.
Selatan pada pandemi covid-19 memberikan dampak yang positif dan negatif
a. Dampak positif
suasana belajar di rumah bagi siswa dapat lebih kondusif, orang tua dapat
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Jumaria (40 Tahun) sebagai ibu
“Dalam pembelajaran seperti ini saya sebagai orang tua lebih mudah
mengawasi dan memantau proses belajar anak, selain itu saya jauh lebih
mengenal anak terutama dalam hal akademik dan saya juga merasa aman
karena anak berada di rumah”.
(Wawancara, 10 Desember 2021).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ina (35 Tahun) sebagai ibu
“Saya jadi punya lebih banyak waktu untuk menjalin komunikasi dan
mendekatkan hati dengan anak-anak dan sebagai ibu jadi lebih mengenal
hal-hal yang membuat motivasi belajar anak meningkat dan kehadiran
orang tua dalam belajar anak akan menimbulkan kepercayaan diri
sehingga menumbuhkan semangat untuk belajar jadi lebih tinggi. Anak-
62
anak juga semakin yakin bahwa orang tuanya menyayanginya dan akan
membantunya di saat mengalami kendala”.
(Wawancara, 10 Desember 2021).
Menurut Ibu Jum dan Ibu Ina, dampak positif saat mendampingi anak
komunikasi antara ibu dan anak, serta mudah dalam mengawasi pembelajaran
anak. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mereka dalam memberikan penjelasan
Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Mainnah (35 Tahun) sebagai ibu
“Belajar daring secara tidak langsung membuat kedekatan antara orang tua
dan anak semakin intens sehingga dengan hal ini orang tua dapat
mengetahui secara langsung bagaimana kepribadian anaknya. Komunikasi
orang tua dan anak akan lebih terjalin. Orang tua akan lebih memahami
kondisi anak-anak selama 24 jam dan hubungan orang tua dan guru akan
lebih baik karena sering berkomunikasi secara intens saat proses belajar
daring ini. Terjalani kerjasama yang baik antara orang tua dan guru dalam
proses pendidikan anak-anak.“
(Wawancara, 10 Desember 2021).
Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Salmi (34 Tahun) sebagai ibu rumah
“Kalau bicara soal dampak positifnya itu saya lebih tau bagaimana anakku
belajar karena bisa awasi anak secara langsung dan kesulitan apa yang di
hadapi oleh anak saya bisa langsung tau sehingga alhamdulillah nilainya
juga bagus karena dibantu langsung oleh orang tua di rumah, dan lebih
punya banyak waktu bersama anak.”
(Wawancara, 10 Desember 2021).
Pernyataan di atas dipertegas oleh Ibu Eri Siti Juhaeriah (49 Tahun)
“Melalui pembelajaran daring ini maka orang tua bisa lebih membimbing
anaknya, meningkatkan kekompakan antara orang tua dan anak, sehingga
orang tua mampu memahami karakter anaknya lebih baik dan mengontrol
63
pembelajaran daring ini memiliki dampak positif bagi orang tua yaitu anak
menjadi lebih paham materi yang tentunya berdampak pada nilai test sang anak
yang jauh lebih baik, selain itu anak menjadi punya banyak waktu bersosialisasi
b. Dampak negatif
Pada sisi lain, dampak negatif juga ditimbulkan oleh pembelajaran daring.
Yang mana orang tua kewalahan dalam mengawasi anak yang semakin bebas
informasi yang tidak layak menurut usianya dan anak jadi terbatas dalam
Sebagaimana yang disampaiakan oleh Ibu Rabiah (35 Tahun) sebagai ibu
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Jumaria (40 Tahun) sebagai ibu
Lebih lanjut Ibu Aisyah (40 Tahun) sebagai ibu rumah tangga berkarir
bagi orang tua, sebagaimana orang tua yang berkarir atau bekerja di luar rumah,
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ratna Yunus (48 Tahun) sebagai ibu
“Dampak pembelajaran daring ini bukan saja terasa pada anak tetapi juga
pada orang tua terutama dampak psikologis, terlebih orang tua yang
bekerja. Khususnya ibu rumah tangga karena pembelajaran daring ini
dampat menambah tugas ibu. Ibu harus mengajari atau minimal memantau
anak di jam-jam yang sudah ditentukan sekolah dan sudah pasti kendala
besar terjadi pada ibu yang bekerja yang tidak bisa mendampingi langsung
anak selama proses belajar mengajar.”
(Wawancara, 15 Desember 2021).
Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Eri Siti Juhaeriah (49 Tahun) sebagai
“Sebagai ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan di luar rumah, harus
lebih ekstra didalam bekerjanya karena harus memikirkan situasi dan
kondisi belajar anak di rumah, sehingga anak beresiko kehilangan
65
pembelajaran daring ini memiliki dampak negatif yang di mana anak jadi terbatas
diri di kamar, sehingga perlu adanya upaya menjembatani antara orang tua dan
sekolah, harus ada komunikasi yang lebih intens untuk mencari solusi bersama.
B. Pembahasan
tapi juga sekolah (guru) dan keluarga (orang tua). Peran orang tua sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta didik saat belajar, tinggi atau besar
kecilnya dorongan, cukup atau tidaknya sebuah perhatian dan bimbingan kepada
anak, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang ataupun tidak
situasi di rumah tentu sangat berpengaruh pada pencapaian dan keterlibatan hasil
belajar peserta didik. Menurut Lestari (2012) yang menyatakan bahwa peran
orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua mengenai tugas-tugas
dilakukan secara langsung yakni dengan pembelajaran secara tatap muka di ruang
66
sekolah selain memberikan dampak positif pada aspek kognitif dan aspek sosial
emosional, juga memberikan dampak positif pada aspek bahasa. Menurut (Yani
Fitriyani, dkk, 2020) pembelajaran daring sering dituntut untuk lebih termotivasi
terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses
pembelajaran.
Ditengah masa pandemic seperti ini motivasi belajar peserta didik adalah
merupakan suatu hal yang harus terwujud dan terhindar dari sebuah hambatan.
Namun sayangnya, dimasa pandemic seperti ini motivasi belajar peserta didik
belajar peserta didik menurun namun terdapat peran orang tua yang mana harus
pintar dalam mengolah semangat maupun motivasi peserta didik agar tetap mau
mengikuti pembelajaran secara daring. Tentu bukanlah hal yang mudah bagi para
mengikuti pembelajaran daring. Bagi peserta didik tentu juga bukanlah hal yang
mudah, untuk tetap belajar dan juga berkonsentrasi hingga menangkap seluruh
materi pembelajaran waktu yang seperti ini. Oleh sebab itu, peran orang tua pun
sangatlah berperan pada masa-masa seperti ini. Banyak orang tua yang secara
hal yang mudah untuk tetap bangun setiap pagi hari, dan belajar lewat suatu
67
aplikasi bagi peserta didik yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, tentu
Peranan orang tua khususnya ibu dalam pembelajaran via daring ini tentu
fasilitas tersebut dapat berupa handphone android atau laptop, kuota internet, alat
anak dari orang tuanya. Usia anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar
sehingga orang tua harus tetap memberikan arahan dan dukungan kepada anak,
agar anak bisa menjalankan proses belajarnya dengan baik. Ibu juga dapat
dalam kegiatan pembelajaran anak dapat berjalan sebagai mana mestinya, jika
orang tua tidak memberikan pengawasan maka anak yang dalam usia bermain
bermainnya. Sedangkan, kesulitan yang ditemui anak saat proses belajar harus
diketahui oleh orang tua, sehingga orang tua dapat membantu menyelesaikan
kekuasaan dan sangat berperan dalam segala hal seperti menjalankan fungsinya
sebagai orang tua dalam keluarga, membimbing anggota keluarga seperti dalam
hal moral dan pendidikan lainnya, memberikan nafkah keluarga, dan mencukupi
68
kubutahan hidup. Fungsi orang tua khususnya ibu dalam keluarga sangat
sebagai pereda konflik serta menciptakan kondisi yang baik dalam keluarga dan
masyarakat.
terkait bagaimana bentuk peran ibu dalam membantu anak dalam pembelajaran
daring yaitu orang tua berperan sebagai fasilitator, motivator dan pengawasan. Hal
ini tentu bukan hal yang mudah bagi orang tua menghadapi transisi dalam sistem
secara daring dirumah sangat penting sehingga orang tua dapat memberikan
Peran serta orang tua dalam sistem pembelajaran ini tidak bisa dipungkiri.
Orang tua baik ayah maupun ibu menjadi garda terdepan yang mengawal anak-
anaknya tetap belajar dirumah masing-masing. Sebelum adanya situasi ini, tidak
banyak waktu orang tua dalam membimbing anaknya, bahkan sampai orang tua
hanya sekedar sebagai pemenuh materi saja. Namun saat ini situasinya berubah,
orang tua menjadi lebih banyak waktu dalam membimbing anaknya dan terjalin
kedekatan emosional lebih dari sebelumnya. Pada masa pembelajaran jarak jauh
atau daring, sangat dibutuhkan partisipasi orang tua agar pembelajaran ini dapat
belajar yang dibutuhkan juga hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar
anak. Hal ini menandakan bahwa orang tua sebagai fasilitator adalah sebagai
penyedia. Sebagaimana guru yang menyediakan bahan ajar maka orang tua juga
sebagai penyedia hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran online. Ibu Ratna
Yunus juga mengatakan bahwa sebagai orang tua, kita memang harus
rumah. Sebagai orang tua kita harus siap dengan segalanya mendukung belajarnya
mendukung pembelajaran anak. Dari berbagai macam fasilitas di atas tentu tidak
terlepas dari peran ayah sebagai penyedia finansial untuk memenuhi kebutuhan
antara lain e-mail, Google Form, Google Meet, Google Classroom, Zoom Cloud
Meeting, dan Whatsapp Group. Peserta didik di Sekolah Dasar merupakan pelajar
aplikasi yang sederhana dan cepat untuk dipelajari. Fasilitas atau platform yang
antara lain Whatsapp Group dan media sosial seperti Facebook, Youtube, dan
Instagram.
70
belajar. Adapun peran ibu sebagai motivator yaitu memberikan dorongan kepada
anak agar tetap semangat dalam belajar. Tidak bisa dipungkiri bahwa peserta
didik yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar lebih cenderung untuk bermain
dibandingkan dengan belajar sehingga penting untuk orang tua selalu memberikan
semangat dalam pendampingan belajar anak sangat penting, karena anak-anak jika
tidak dimotivasi belajarnya maka akan sulit atau bahkan mereka tidak akan pernah
belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Maka dari itu agar
anak mau belajar langkah awal harus berangkat dari orang tua yang selalu
memberikan nasehat dan mendampinginya dalam belajar. Hal ini suri teladan
daring.
agar anak tetap semangat walaupun dalam kondisi seperti sekarang ini. Karena
motivasi memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menyadarkan anak betapa
Juhaeriah, juga mengatakan bahwa semangat serta dukungan dan motivasi yang
selalu diberikan oleh orang tua di rumah kepada anak merupakan hal yang sangat
dukungan yang di berikan oleh orang tua maka anak lebih semangat dalam
dalam bentuk tindakan dan perbuatan dari orang tua bisa memberikan rangsangan
daring.
tugas pendampingan serta pengawasan dilakukan oleh ibu. Pengawasan orang tua
dalam mengawasi kegiatan pembelajaran anak sangat penting dilakukan, hal ini
sebagaimana disampaiakan oleh Ibu Ratna Yunus bahwa; dalam mengawasi anak
saat proses pembelajaran daring biasanya lewat grup kelasnya anak karena nomor
para orang tua peserta didik juga dimasukan kedalam grup kelas. Jadi, sebagai ibu
rumah tangga yang berkarir merasa dipermudah sehingga interaksi dengan guru
dalam mengawasi anak berjalan dengan baik serta bisa memantau anak sudah atau
belum mengerjakan tugas, jika peserta didik yang belum mengerjakan tugas akan
dipanggil oleh guru lewat grup kelas, sehingga orang tua bisa mengetahuinya serta
dapat mengawasi anak melalui HP dan setelah pulang kerja orang tua dapat pula
konsisten dan menguat serta memberi solusi kepada anak. Selanjutnya orang tua
juga harus serba tahu dan terampil dalam menguasai materi pelajaran dan materi
yang dihadapi anak. Semua orang tua baik ibu maupun ayah memainkan peran
72
kendalanya tidak semua orang tua dapat mendampingi anak saat pembelajaran
daring dengan beberapa alasan, misalnya orang tua bekerja. Hal inilah yang
membuat pembelajaran daring belum diterima di masyarakat. Oleh karena itu, jika
di bandingkan peran ibu dalam mendampingi anak belajar sebelum dan sesudah
covid terjadi perbedaan, dimana sebelum covid peran ibu dalam mendampingi
anak belajar hanya sebatas membantu mengerjakan tugas anak dan orang tua
hanya sekedar pemenuhan materi saja. Namun saat terjadinya covid situasi
pembelajaran anak berubah yang mengharuskan orang tua lebih banyak waktu
dalam mendampingi anak belajar, maka tidak bisa dipungkiri bahwa setelah covid
pembelajaran online.
mengingat peserta didik yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar belum bisa
Motivasi serta pengawasan dari orang tua sangat diharapkan sehingga selama
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Talcott Parsons mengatakan
Dalam penelitian ini melihat bahwa keluarga dan pemerintah saling terkait satu
sama lain menjadi suatu sistem, di mana keluarga selama pandemi dengan
sendirinya akan teratasi membuat keluarga harus memegang keempat skema teori
Talcott Parsons.
yang struktural fungsional dan keluarga merupakan bagian dari sistem sosial yang
terbangun atas beberapa pranata sosial yang mengikat, seperti norma dan nilai.
wanita dalam struktural fungsional memiliki cakupan yang sangat luas, menjaga
posisi perempuan dalam strafikasi sosial tertentu harus dibuat menguntungkan dan
Perempuan menempati posisi tertentu dalam sebuah sistem sosial lebih penting
untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat. Ini terjadi dalam sebuah sistem
terdapat lapisan posisi yang harus diisi dengan orang-orang yang memiliki
peranan utama yang apabila digantikan dengan gender lain maka mengancam
posisi rumah tangga sebagai ibu yang paling utama menjaga dan merawat rumah
74
karena posisi tersbut penting dalam menjaga kestabilan keluarga. Peran ganda
harus dimiliki seorang perempuan yang bekerja, karena posisi penting tersebut
jika digantikan oleh laki-laki maka kestabilan dalam keluarga akan terganggu
(Sulihkhodin, 2021).
dalam urusan domestik kerumahtanggaan. Hal tersebut terjadi karena bakat dan
sejak lahir kedua oleh sistem nilai dan agama menjadi manusia yang memiliki
sifat feminim yang lebih bersifat ekspresif dari pada laki-laki yang bakatnya sejak
balikkan, asumsi resiko yang didapat lebih berakibat pada keretakan sebuah
sistem keluarga.
Hasil penelitian ini relevan dengan teori Talcott Parson dalam konsep
sistem keluarga, selain itu keluarga mampu menyesuaikan dengan lingkungan dan
yang dicapai) yaitu ibu rumah tangga berkarir yang bekerja mampu bekerjasama
secara solid dalam menggapai tujuan dalam berkeluarga dalam pencapaian tujuan
tangga; 3) integrasi yaitu keluarga dengan bagian wanita yang bekerja lebih
mudah diatur untuk diajak berkoordinasi dalam mengelola fungsi lainnya seperti
fungsi adaption, goal attainment serta latensi dikarenakan wanita yang bekerja
mendapatkan pengalaman lebih daripada wanita yang tidak bekerja; dan 4) latensi
keluarga harus dilengkapi dengan kepala rumah tangga yang mencari nafkah
Temuan penelitian ini terlihat bahwa orang tua khususnya ibu sangat
berperan penting untuk tercapainya tujuan keluarga sebagai sebuah sitem dan juga
memotivasi hingga mengawasi anak dalam belajarnya. Banyak cara atau usaha
yang bisa dilakukan oleh ibu dalam mendampingi proses pembelajaran. Peran
yang dilakukan ibu tentu saja tidak berjalan dengan lancar, kadang bisa
harus bisa mengatasi atau mencari solusi agar bisa memberikan bimbingan dengan
Hasil penelitan ini menunjukan bahwa bentuk dari peran ibu rumah tangga
berkarir dalam membantu anak pada pembelajaran daring ini adalah seperti, (1)
memberikan fasilitas belajar seperti leptop, ponsel, kuota internet, dll sebagai
motivasi atau dukungan kepada anak agar tetap semangat dalam belajar, (3)
76
jangka panjang, strategi juga dapat dikatakan sebagai proses penyusunan langkah-
langkah ke depan. Maksud dari strategi dalam penelitian ini adalah sebuah upaya
yang dilakukan oleh ibu untuk mengatur antara pekerjaan, rumah tangga dan
ganda para ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan di luar rumah sering
mendapatkan kewalahan maka dari itu penting untuk mengatur strategi agar
seluruh pekerjaan dapat terlaksana. Ibu memiliki peran penting dalam kehidupan
rumah tangga, agar tetap melaksanakan fungsinya sebagai seorang ibu rumah
tangga dengan baik maka mereka memutuskan untuk melakukan sebuah strategi
Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah tugas semua orang tua.
Namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut
menjadi dewasa merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai
peranan yang besar terhadap pendidikan anak pada masa kandungan hingga anak-
waktu panjang, tenaga dan finansial. Tugas mendidik memang bukanlah tugas
individu seorang ibu, melainkan juga kewajiban seorang ayah. Ibu dan ayah
merupakan orang yang bertanggung jawab besar atas pendidikan anak dari sejak
77
keluarga. Ketika di dalam rumah anak tidak mendapatkan perhatian lebih, maka
Pola pengasuhan anak yang lebih dekat dengan ibu menyebabkan ibu
memiliki tugas tambahan selama anak belajar di rumah. Budaya patriarki yang
terjadi selama ini meletakkan tanggung jawab domestik kepada seorang istri yang
sekaligus menjadi seorang ibu. Ketika anak belajar di rumah maka tugas
pendampingan dilakukan oleh ibu. Ibu sebagai orang tua yang lebih sering
melakukan interaksi dengan anak dan melakukan pengasuhan, tentunya saat ini
Homeschooling anak selama melakukan SFH (Studi from home). Jika ibu juga
saat ini adalah seorang karyawan yang harus tetap bekerja di rumah dan
melakukan WFH (work from home), maka ibu dituntut untuk menjadi seorang
kantornya. Bagi kebanyakan orang, hal ini merupakan perubahan yang dapat
dilakukan oleh para ibu yang berperan ganda di Kelurahan Jongaya diantaranya
adalah strategi Afektif dan Sosialisasi. Akan tetapi berdasarkan hasil wawancara
strategi afektif, karena selama pendemic orang tua harus memiliki peran ganda.
Disatu sisi sebagai ibu rumah tangga dan disisi lain sebagai wanita berkarir,
78
keduanya merupakan hal penting yang tidak bisa ditinggalkan salah satunya.
Strategi Afektif merupakan upaya yang dilakukan oleh wanita karir untuk
memberikan rasa aman dan nyaman serta saling mendukung antar anggota
keluarga, adapun dalam penelitian ini informan melakukan tiga cara dalam
strategi afektif yakni dengan membawa anak ke tempat kerja agar lebih mudah
mengerjakan tugas sekolah setelah pulang bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa
strategi yang dominan dijalankan oleh ibu dalam membagi peran antara pekerjaan
rumah tangga dan pekerjaan di luar rumah dalam mendampingi anak pada
penelitian ini ibu melakukan berbagai strategi agar mampu beradaptasi dengan
situasi covid-19 dan seharusnya, tugas atau peran sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai ibu karir dapat berlangsung seperti biasa. Adaptasi atau penyesuaian ibu
dengan peran yang baru dalam mendampingi anak dalam pembelajaran daring
yang dilakukannya tidak hanya datang dari dalam dirinya, melainkan datang dari
luar. Pada masa ini ibu harus menyesuaikan diri mengenai sikap yang harus
dilakukan dan sikap yang harus ditinggalkan. Penyesuaian diri dengan sikap dan
perilaku dalam bertindak sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai ibu karir
yaitu bagaimana cara mengatur waktu antara bekerja, mendampingi anak dalam
masyarakat.
79
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh informan Ibu Salmi, Ibu Melly dan
Ibu Ina, mengatakan bahwa strategi dalam membagi peran yaitu mengerjakan
pekerjaan rumah terlebih dahulu pada pagi hari sebelum berangkat kerja,
semuanya selesai barulah berangkat bekerja. Hal itu dilakukan agar ketika bekerja
Hal yang berbeda dikatakan Ibu Ratna Yunus dan Ibu Eri bahwa dalam
membagi waktu antara pekerjaan rumah dan kantor serta mendampingi anak
dalam pembelajaran online terlebih dahulu berangkat kerja pada pagi hari dan
pada saat siang hari atau jam istirahat baru menyempatkan diri untuk pulang
kerumah untuk mengurus anak, memasak, menyapu rumah, setelah itu kembali
lagi ke tempat kerja, hal itu dilakukan karena jarak rumah dan tempat kerja tidak
terlalu jauh-jauh. Dengan sistem pembelajaran yang diterapkan saat ini maka
kami selaku orang tua dan sebagi ibu harus membagi waktu antara pekerjaan
Jadi, untuk pekerjaan rumah kami kerjakan saat pulang dari kantor dan setelah
memberikan perhatian dan saling mendukung. Peran ganda perempuan ialah peran
perempuan disatu pihak keluarga sebagai pribadi yang mandiri, ibu rumah tangga,
dan mengasuh anak-anak. Serta dipihak lain sebagai anggota masyarakat, sebagai
80
pekerja dan sebagai warga negara yang dilaksanakan secara seimbang (Wibowo
(Kompasiana, 6 Mei 2020). peran ganda orang tua dalam menghadapi situasi saat
ini Pertama, peran utama orang tua adalah memikirkan dan merealisasikan
pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Kewajiban ini melekat pada setiap
individu orang tua. Sebab hadirnya buah hati adalah sebagai penerus harapan dan
masa depan keluarga dan juga peradaban sebuah bangsa. Maka orang tua harus
keilmuan dan juga masa depan. Kedua, peran tambahan orang tua, peran
tambahan ini muncul seiring pembatasan sosial. Belajar dan bekerja di rumah
menjadi solusi yang tak terelakkan, partisipasi orang tua diperlukan dalam proses
sekolah online. Singkat kata orang tua adalah guru mewakili sekolah di rumah,
Strategi Sosialisasi merupakan cara yang dilakukan oleh wanita karir agar
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan memberikan nilai
budaya, adapun yang dilakukan oleh wanita karir ada beberapa cara yakni :
waktu pulang bekerja untuk melakukan pembinaan dan nasehat terkait etika dan
moral kepada anak juga dilakukan oleh informan, mereka sangat paham bahwa
81
mereka memiliki peran penting dalam rumah tangga, walaupun dalam keadaan
sibuk mereka selalu meluangkan waktu untuk memberikan nilai nilai moral
kepada anak, misalnya apa yang boleh ataupun tidak boleh dilakukan memberikan
pemahaman kepada anak mengenai nilai nilai kesopanan dan tanggung jawab.
strategi dalam membagi waktu membantu anak dengan pekerjaan, yaitu ketika di
rumah maka saya akan membantu proses pembelajaran anak tetapi jika di luar
rumah atau disibukkan dengan pekerjaan lain dan pada saat itu ada jadwal belajar
anak maka saya hanya menelepon untuk mengingatkan dan biasanya menyuruh
cara bercerita mengenai pengalaman informan diwaktu kecil dan mereka selalu
memotivasi anak untuk menjadi sosok yang bertangggung jawab dan mandiri,
melakukan kekerasan fisik. Hal ini sebagai upaya untuk menanamkan strategi
yakni seperti yang dilakukan oleh informan Ibu Rabiah bahwa; selama kegiatan
pembelajaran daring saya sangat sibuk oleh pekerjaan rumah serta membagi
waktu untuk melakukan pekerjaan di luar rumah juga harus masuk kantor setiap
hari jadi tugas mengajar anak-anak di rumah saya menitipkan pada pada ayahnya
kalau tidak ada kesibukan atau biasa sama tantenya untuk membantu.
Hasil peneltian di atas juga sesuai dengan hasil penelitian dari Rizky Aulia
Keluarga (Studi pada PNS Wanita yang telah Berkeluarga di Kementrian Agama
82
Kota Bontang) bahwa strategi afeksi berkaitan dengan cara yang dilakukan dalam
menciptakan rasa nyaman saling peduli dan menyayangi dalam keluarga, dan
dalam penelitian ini adalah membagi peran antara pekerjaan rumah dan pekerjaan
di luar rumah serta membantu anak dalam pembelajaran daring yaitu dengan
dibandingkan dengan ayah. Kondisi ini mengurangi waktu kerja dan kesempatan
berkarier bagi perempuan. Seorang ibu mempunyai peran vital dalam pengasuhan
dan menjadi bagian terpenting dalam setiap perkembangan sang anak. Seorang
ibu yang bekerja akan membagi perhatian untuk pekerjaan dan keluarga tentunya.
Hal inilah yang menjadi tantangan seorang ibu ketika menjalankan peran ganda.
Peranan ibu yang semakin besar dalam pendampingan belajar anak selama belajar
di rumah di satu sisi membangun kedekatan anak dengan ibu, namun sisi lain
agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan” dan berdasarkan undang-
keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak. Hal tersebut dapat dilihat dari
pertumbuhan seorang anak mulai sejak bayi, balita, hingga menjadi seorang anak-
anak. Salah satu contoh motivasi yang berasal dari luar diri peserta didik adalah
sekolah dengan di rumah tentu lebih banyak di rumah maka dari itu peran orang
tua sebagai orang yang dekat dengan peserta didik dinilai sangat penting terutama
Dari uraian di atas, ibu adalah sosok yang sangat penting yang
bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak dalam keluarga. Oleh sebab
itu ibu mendapat julukan sebagai ummu al-madrasatul uula yang berarti ibu
adalah ibu sebagai orang pertama dan utama dalam mendidik anak-anaknya
sebelum mereka masuk ke lembaga pendidikan formal seperti sekolah atau TPA.
Peran orang tua sangat penting terutama peran ibu, maka orang tua harus memiliki
bekal keilmuan yang cukup agar layak dijadikan panutan dan teladan oleh anak-
Diantara Peran orang tua dalam memotivasi belajar peserta didik adalah
dengan mengontrol waktu belajar dan cara belajar bersama anak, dengan
mengontrol waktu belajar anak menjadi lebih terbiasa saat diminta untuk mata
pelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Dengan mengatur waktu yang tepat dan
juga fleksibel anak pun menjadi tidak merasa terbebani untuk memahami materi
84
saat ia sedang di rumah. Mengatur cara belajar bersama anak pun juga merupakan
hal yang penting disaat masa pandemic seperti ini, suasana rumah yang hanya itu-
itu saja mengakibatkan anak masa lebih cepat bosan ketika belajar di rumah,
sebagai orang tua seharusnya menciptakan cara tersendiri untuk belajar bersama
Hal ini dapat disimpulkan bahwa strategi ibu dalam membagi peran ada
dua macam yaitu Strategi Afektif dan Strategi Sosialisasi. Strategi Afektif
merupakan upaya yang dilakukan oleh ibu berkarir untuk memberikan rasa aman
dan nyaman serta saling mendukung antar anggota keluarga, sedangkan Strategi
tiap pagi hari dari rumah masing-masing. Keberadaan anak dirasa aman karena
berada di lingkungan sekolah yang bisa diawasi oleh guru. Orang tua tidak merasa
dianggap telah berada di tempat yang selayaknya. Sehingga selama anak berada di
bekerja, baik di rumah maupun luar rumah, selagi anak bersekolah. Sedangkan,
beberapa orang tua memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tanpa harus
daring dengan optimal bagi anak setiap harinya. Namun, dengan ini juga orang tua
dapat lebih menghabiskan waktunya bersama anak untuk mendekatkan diri dan
dialami oleh peserta didik, orang tua dan guru. Berdasarkan observasi dan
covid-19 memberikan dampak yang positif dan negatif terhadap ibu dalam
domestik dan waktu publik yang berdampak dalam kehidupannya. Semua peran
yang dijalankan oleh perempuan tentu saja akan merasakan dampak yang
dirasakan oleh perempuan itu sendiri. Dampak sendiri terbagi menjadi dua yaitu
a. Dampak Positif
orang tua selama pembelajaran daring di masa pandemi (Atiqoh, 2020). Mengacu
pada hasil data yang dianalisis, model pembelajaran daring bagi orang tua
mengembangkan kekompakan orang tua dan anak. Selain itu, orang tua mampu
memahami karakter dan perilaku anak secara lebih baik melalui pembelajaran di
rumah.
kekompakan antara ibu dan anak, dan d) Ibu mampu memahami karakter anaknya
lebih baik.
Jumaria bahwa dalam pembelajaran daring saya sebagai orang tua lebih mudah
mengawasi dan memantau proses belajar anak, selain itu saya jauh lebih mengenal
anak terutama dalam hal akademik dan saya juga merasa aman karena anak
berada di rumah. Lebih lanjut lagi disampaikan Ibu Ina menjelaskan bahwa
selama pembelajaran daring orang tua jadi punya lebih banyak waktu untuk
menjalin komunikasi dan mendekatkan hati dengan anak-anak, dan sebagai ibu
jadi lebih mengenal hal-hal yang membuat motivasi belajar anak meningkat dan
kehadiran orang tua dalam belajar anak akan menimbulkan kepercayaan diri
sehingga menumbuhkan semangat untuk belajar jadi lebih tinggi. Anak-anak juga
penularan virus ke orang lain serta salah satu cara pemutus mata rantai covid-19.
Suasana pembelajaran di rumah bagi peserta didik dapat lebih kondusif, orang tua
lebih banyak waktu dalam membangun komunikasi antara ibu dan anak, serta
pembelajaran daring ini memiliki dampak positif bagi orang tua yaitu anak
menjadi lebih memahami materi yang tentunya berdampak pada nilai test sang
anak yang jauh lebih baik, selain itu anak mempunyai banyak waktu bersosialisasi
b. Dampak Negatif
telah membuat minimnya interaksi antara guru dan peserta didik, terbatasnya
cenderung sulit mengontrol peserta didik pada saat pembelajaran daring tengah
88
sebagai pendidik dalam mendidik peserta didik terkait pendidikan karakter merasa
tidak efektif jika dilakukan secara daring, akan berbeda jika pertemuannya
Hal tersebut diatas seperti yang diungkapkan Hamzah (2014: 37) bahwa
salah satu persoalan dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh adalah tidak adanya
interaksi antara kedua belah pihak dalam hal ini guru dengan peserta didik,
tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya ketersediaan sarana dan prasana,
disampaikan oleh Ibu Jumaria yang mengatakan bahwa ketidak tersediaan fasilitas
yang memadai membuat kami sebagai orang tua merasa kewalahan. Jadi selama
digunakan juga oleh anak yang lain dalam mengikuti pembelajaran daring.
Masih banyak orang tua dan peserta didik yang belum mempunyai fasilitas
pekerjaan sehari-harinya di luar rumah. Orang tua yang demikian tidak memiliki
samping itu, latar belakang pendidikan orang tua yang rendah juga mempengaruhi
karena masih jenjang SD. Hal tersebut menjadi tantangan bagi orang tua untuk
daring.
daring cenderung membuat anak-anak merasa jenuh, dan hal ini seringkali
oleh guru. Oleh karena itu, orang tua harus banyak terlibat dalam pembelajaran
daring. Persoalannya adalah ada beberapa faktor yang membuat orang tua juga
kesulitan saat mengajarkan anak, misalnya karena tidak terbiasa mengajar atau
karena beban pekerjaan yang juga membuat orang tua menjadi kewalahan.
sarana dan prasana dalam pembelajaran daring; c) Terbatasnya akses internet yang
setiap anak pasti akan merasakan dampak ketika ayah dan juga ibu mereka ikut
serta dalam bekerja. Terutama ibu, ibu merupakan seseorang yang paling dekat
dengan anaknya. Banyak peran yang harus dilakukan oleh ibu untuk anaknya.
90
Situasi ibu yang bekerja menjadi ibu kantoran, terkadang menyadari kurangnya
Kendala lain yang dihadapi orang tua yakni terbatasnya referensi orang tua
dalam berkegiatan bersama anak di rumah, terbatasnya waktu yang dimiliki untuk
mendampingi anak karena sibuk bekerja, dan latar belakang pendidikan orang tua
yakni jiwa sosial anak menjadi tidak bertumbuh karena berkurangnya interaksi
rumah. Psikologis anak dapat terganggu karena perubahan perilaku atau kebiasaan
daring.
91
Jadi, dampak positif dan negatif ketika orang tua mereka terutama ibunya
bekerja di luar rumah. Dampak positif ketika ibu mereka bekerja adalah anak
dituntut untuk lebih mandiri dengan sering membantu pekerjaan rumah. Setiap
paginya mereka berangkat ke sekolah diantar oleh ibu kadang juga mereka tidak
diantar. Kemudian saat ibu mereka bekerja anak tersebut ikut dalam membantu
pekerjaan rumahnya yaitu dengan menyapu, mencuci piring dan lain sebagainya.
Hal ini yang mengharuskan anak perempuan ini dituntut untuk lebih mandiri
dalam menjalankan apapun. Selain itu dampak negatif yang dirasakan oleh anak
ini adalah berkurangnya waktu yang dimiliki oleh ibu kepada anaknya. Waktu
yang dimiliki ibu ini untuk anaknya adalah saat mereka selesai bekerja itupun jika
ibu tidak merasa lelah dan waktu yang dimilikinya saat anaknya libur. Pada
jawaban mengenai dampak negatif terhadap anak ini merupakan fungsi laten yaitu
fungsi yang tersembunyi, pernyataan ini sesuai dengan Merton (dalam Paloma,
2013: 39) menyatakan bahwa fungsi laten merupakan fungsi yang tersembunyi.
daring ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif yaitu anak jadi
orang tua dan sekolah, harus ada komunikasi yang lebih intens untuk mencari
antara guru dan peserta didik, dikarenakan ketika pertemuan zoom berlangsung
92
guru hanya menjelaskan materi ajar dengan waktu yang terbatas setelah itu
satu arah, hal ini dapat mengakibatkan tidak terjalinnya hubungan emosional
antara guru dan peserta didik, peran guru dalam menjalankan pendidikan karakter
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa peneliti tentang peran ibu dalam
beberapa hal yaitu peran ibu sebagai guru di rumah atau fasilitator yang dapat
daring, peran ibu dalam memotivasi kepada anak agar anak tetap semangat
ibu. Dengan tiga indikator tersebut ibu sangat berperan penting untuk
2. Strategi ibu dalam membagi peran kegiatan rumah tangga dengan kegiatan
93
94
Jongaya terbagi atas dua yaitu dampak positif yang mana ibu dapat
dampak negatif adalah waktu untuk istrahat menjadi sedikit karena bertambah
beban kerja, waktu untuk bermain dengan keluarga berkurang karena waktu
menjadi lebih emosional karena anak dalam mengerjakan tugas tidak fokus
B. Saran
penelitian, kiranya peneliti akan sedikit memberikan saran yang dapat menjadi
masukan dan bahan pertimbangan semua pihak. Berikut ini merupakan beberapa
1. Pada Ibu yang bekerja di luar rumah harus bijaksana mengatur waktu.
tetap harus diingat bahwa tugas utama seorang ibu adalah mengatur rumah
secara daring.
2. Kepada semua unsur agar dapat membantu peran ibu dalam pekerjaan rumah
pembagian tugas merupakan cara dalam meringankan peran dan tugas ibu.
96
DAFTAR PUSTAKA
A, N, Sobron, dkk. 2019. Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring Learning
Terhadap Minat Belajar IPA: Jurnal Pendidikan Isam dan
Multikulturalisme. Vol. 1 (2): 2.
Adela, Oktavia, Islami. 2020. Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring.
Mojokerto.
Al Firda, A. L., Diana, N. Z., & Yulianti, Y. 2021. Beban Ganda Perempuan
Dalam Rumah Tangga Di Soka Gunungkidul: Pandangan Feminis Dan
Islam. EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 10(1), 10–20.
Banu Prasetyo., Umi Trisyanti. 2018. Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan
Perubahan Sosial. Journal of Proccedings Series. No. 5 hal 1-6
Emmy, Rosalia. 2008. Menjadi Ortu Cerdas Tips Mendampingi Anak Belajar.
Yogyakarta: Kanisius.
George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2014. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
97
Haerudin, Cahyani, A., Sitihanifah, N., Setiani, R. N., Nurhayati, S., Oktaviana,
V.,& Sitorus, Y. I. 2020. Peran orangtua dalam membimbing anak selama
pembelajaran di rumah sebagai upaya memutus covid-19. Jurnal
Universitas Singaper bangsa.
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Panjiah, E. 2020. Pembelajaran
Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi,
dan Proyeksi. Karya Tulis Ilmiah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati, 1-8.
Kartika & Rabial Kanada, 2017. Peran Ganda Perempuan pada Keluarga
Masyarakat Petani: Kasus Istri Petani di kecamatan Merapi Selatan
Kabupaten Lahat. Jurnal Kajian Gender dan Anak Volume 12, Nomor 02.
Roliza, Perantika. 2021. Peran Orang Tua Dalam Belajar Daring Siswa.
Bengkulu
Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Aplikasnya dalam
Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret Unversity Press.
Usman, Usaini. 2011. Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
99
Wibowo, S. A., & Gianawati, N. D. 2015. Peran Ganda Ibu Rumah Tangga
dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga.
100
LAMPIRAN
101
Lampiran 1.
INFORMAN PENELITIAN
2. Nama : Jumaria
Umur : 40 Tahun
Alamat : Jalan Kumala 2 Selatan No 80B
Jenis Kelamin : Perempuan
Instansi : IRT berkarir
3. Nama : Salmi
Umur : 34 Tahun
Alamat : Komp Griya Kumala Harapan Blok C9
Jenis Kelamin : Perempuan
Instansi : IRT berkarir
4. Nama : Mainnah
Umur : 35 Tahun
Alamat : Jalan Kumala 2 Selatan No 74 D
Jenis Kelamin : Perempuan
Instansi : IRT berkarir
5. Nama : Ina
Umur : 35 Tahun
Alamat : Jalan Kumala 2 Selatan No 74 A
Jenis Kelamin : Perempuan
Instansi : IRT berkarir
6. Nama : Aisah
Umur : 40 Tahun
Alamat : Jalan Kumala 2 Selatan No 72 A
Jenis Kelamin : Perempuan
Instansi : IRT berkarir
102
7. Nama : Rabiah
Umur : 35 Tahun
Alamat : Jalan Kumala 2 Selatan
Jenis Kelamin : Perempuan
Instansi : IRT berkarir
Lampiran 2.
PEDOMAN OBSERVASI
Lampiran 3.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Profil informan
a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Jenis Kelamin :
e. Instansi :
MATRIKS WAWANCARA
Deskriptif Informan:
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Tempat Tanggal lahir :
4. Usia :
5. Status :
6. Alamat :
7. No Hp/WA :
Daftar Pertanyaan:
Lampiran 4.
PEDOMAN DOKUMENTASI
Lampiran 5.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 6.
PERSURATAN PENELITIAN
115
116
117
118
119
120
RIWAYAT HIDUP