Anda di halaman 1dari 97

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT STRES SISWA KELAS 12 KEPERAWATAN DALAM

MENGHADAPI PERSIAPAN UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK

MULTIMEDIA TUMPANG KABUPATEN MALANG

OLEH

EKA AYU AGUSTIN

NIM. 18.1.020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

RS dr. SOEPRAOEN MALANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT STRES SISWA KELAS 12 KEPERAWATAN DALAM

MENGHADAPI PERSIAPAN UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK

MULTIMEDIA TUMPANG KABUPATEN MALANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Keperawatan Pada Prodi Keperawatan Institut Teknologi Sains Dan

Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

OLEH

EKA AYU AGUSTIN

NIM. 18.1.020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

RS dr. SOEPRAOEN MALANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

ii
iii
CURICULUM VITAE

A. KETERANGAN DIRI

1. Nama : Eka Ayu Agustin

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Malang, 24 Agustus 2000

3. Alamat : JL. Hasanudin Jeru Tumpang, Malang

4. NIM : 18.1.020

5. Jurusan : DIII Keperawatan

6. Semester : V (Ganjil)

7. Agama : Islam

8. Status Perkawinan : Belum Kawin

9. Pekerjaan :-

10. Nama Orang Tua : a. Ayah : Imam Ghozali

b. Ibu : Nunuk Puji Lestari

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD NEGERI JERU 2 TUMPANG Tahun 2006-2012

2. SMP NEGERI 2 TUMPANG Tahun 2012-2015

3. SMK MULTIMEDIA TUMPANG Tahun 2015-2018

4. INSTITUTE TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.

SOEPRAOEN MALANG Tahun 2018- Sekarang.

iv
“ Hidup ini bagai skripsi. Banyak bab dan revisi yang harus

dilewati tapi akan selalu berakhir indah, bagi yang

pantang menyerah”.

Syukur Alhamdulilah Kepada Allah SWT, yang telah memberikan saya

hidayah untuk selalu belajar dengan tekun dan selalu mendengarkan

segala keluh kesah saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir

saya dengan lancar.

1. Ayahanda tersayang (Imam Ghozali), ibunda tercinta (Nunuk Puji

Lestari) dan adik terkasih (Novi Anggraeni) sebagai tanda baktiku

dan terimakasihku, karya tulis ilmiah ini saya persembahkan untuk

kalian yang membesarkanku, membimbingku dan banyak

memberikan semangat sehingga karya tulis ini dapat selesai

dengan sempurna.

2. Dosen pembimbing saya Ibu Ns. Dian Pitaloka Priasmoro.,M.Kep

dan Ibu Ns. Heny Nurmayunita.,MMRS yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada saya sehingga terwujudnya karya

tulis ilmiah ini.

3. Orang terkasih (Imam Nur Hakim) yang selalu mendengarkan keluh

kesah saya selama menempuh pendidikan serta memberikan saya

semangat, dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

4. Seluruh teman-teman satu angkatan khususnya kelas 3A

Keperawatan yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

v
vi
vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII

Keperawatan Dalam Menghadapi Persiapan Ujian Kompetensi Keahlian

Di SMK Multimedia Tumpang Kabupaten Malang“ sesuai waktu yang telah

ditentukan.

Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di Program Studi

Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr Soepraoen

Malang.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan

banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam

kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Bapak Letnan Kolonel (Ckm) Arief Efendi, SMPh., SH, S.Kep.,Ners,

M.M, M.Kes selaku Rektor ITSK RS dr Soepraoen Malang.

2. Ibu Apriyani Puji H, M.Kep selaku Ka Prodi Keperawatan ITSK RS dr

Soepraoen Malang.

3. Ibu Dian Pitaloka P.,M.Kep selaku pembimbing I dalam penelitian ini

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis.

viii
4. Ibu Heny Nurmayunita, S.Kep.,Ners, MMRS selaku pembimbing II

dalam penelitian ini yang telah memberikan bimbingan dan saran

hingga terwujudnya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung, membantu dan

mendoakan saya.

6. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dan meluangkan banyak

waktu dalam penelitian ini.

7. Rekan – rekan mahasiswa Prodi Keperawatan 3A dan seluruh pihak

yang telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat

peneliti sebut satu per satu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,

dengan sebaik baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis

mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, untuk

menyempurkannya.

Malang, 27 Januari 2021

Penulis

ix
ABSTRAK

Agustin, Eka Ayu. 2020. Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas 12


Keperawatan Dalam Menghadapi Persiapan Ujian Kompetensi
Keahlian. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Keperawatan Institute
Teknologi Sains Dan Kesehatan Rs dr. Soepraoen Malang.
Pembimbing (I) Dian Pitaloka Priasmoro S.Kep., Ners, M.Kep Dan
Pembimbing (II) Heny Nurmayunita, MMRS
Banyak siswa SMK kelas XII mengalami stress akibat ujian
kompetensi keahlian yang wajib diikuti sebagai syarat kelulusan berbasis
kecakapan hidup. Hal ini menandakan adanya tuntutan lebih dari pihak
sekolah yang mengakibatkan siswa rentan mengalami stres. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui tingkat stres siswa kelas 12 keperawatan
dalam menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, dengan
populasi seluruh siswa kelas XII sejumlah 50 siswa kelas 12 keperawatan
dan sample sejumlah 50 siswa. Sampling yang digunakan total sampling.
Alat ukur menggunakan kuesioner DASS-21. Analisa data menggunakan
analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil (4 siswa atau 8%)
tidak mengalami stres, sebagian kecil (9 siswa atau 18%) mengalami stres
ringan, hampir setengahnya (23 siswa atau 46%) mengalami stres
sedang, sebagian kecil (2 siswa atau 4%) responden mengalami stres
berat dan sebagian kecil (2 siswa atau 4%) mengalami stres sangat berat
karena menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian. Hasil tersebut
kemungkinan besar dikarenakan faktor yang mempengaruhi tingkat stres
yaitu dihadapkan pada banyaknya tuntutan dari pihak sekolah dan orang
tua.
Hal ini disebabkan karena adanya faktor internal dan eksternal
yang menyebabkan siswa mengalami stress. Siswa diharapakan dapat
memanajemen stressornya sendiri dengan memotivasi dirinya untuk
mengendalikan perasaan, mampu mengontrol fisik dan psikologisnya
sehingga tidak mempengaruhi proses berlangsungnya pembekalan ujian.

Kata Kunci: Tingkat Stres, Siswa Kelas XII, Ujian Kompetensi


Keahlian.

x
ABSTRACT

Agustin, Eka Ayu. 2020. Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas 12


Keperawatan Dalam Menghadapi Persiapan Ujian Kompetensi
Keahlian. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Keperawatan Institute
Teknologi Sains Dan Kesehatan Rs dr. Soepraoen Malang.
Pembimbing (I) Dian Pitaloka Priasmoro S.Kep., Ners, M.Kep Dan
Pembimbing (II) Heny Nurmayunita, M.MRS.
Many grade XII SMK students experience stress due to skills
competency exams that must be followed as a requirement for graduation
based on life skills. This indicates that there are more demands from the
school which make students vulnerable to stress. The purpose of this
study was to determine the stress level of nursing grade 12 students in
facing the skills competency exam preparation.
This study used a descriptive research design, with a total
population of 50 students of class XII nursing and a sample of 50 students.
The sampling used was total sampling. The measuring instrument uses
the DASS-21 questionnaire. Data analysis using univariate analysis.
The results showed that a small proportion (4 students or 8%) did
not experience stress, a small proportion (9 students or 18%) experienced
mild stress, almost half (23 students or 46%) experienced moderate
stress, a small proportion (2 students or 4%) ) respondents experienced
severe stress and a small proportion (2 students or 4%) experienced very
heavy stress due to preparation for skills competency examinations.
These results are most likely due to factors that influence stress levels,
namely being faced with the many demands from the school and parents.
This is due to internal and external factors that cause students to
experience stress. Students are expected to be able to manage their own
stressors by motivating themselves to control feelings, be able to control
their physical and psychological abilities so that they do not affect the
process of debriefing the exam.

Keywords: Stress Level, Class XII Students, Expertise Competency


Test.

xi
DAFTAR ISI

Cover Dalam ............................................................................................ ii


Lembar Pernyataan ............................................................................... iii
Curiculum Vitae ..................................................................................... iv
Lembar persembahan ............................................................................. v
Lembar Persetujuan .............................................................................. vi
Lembar Pengesahan ............................................................................. vii
Kata Pengantar ...................................................................................... ix
Abstrak .................................................................................................... x
Abstract .................................................................................................. xi
Daftar Isi ............................................................................................... xii
Daftar Gambar ..................................................................................... xiv
Daftar Tabel ........................................................................................... xv
Daftar Lampiran .................................................................................... xvi
Daftar Singkatan .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stres ...................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Stres .......................................................................... 6
2.1.2 Penyebab Stres ......................................................................... 8
2.1.3 Tanda Dan Gejala Stres ............................................................ 8
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres ................................ 10
2.1.5 Tingkat Stres ........................................................................... 14
2.1.6 Pengukuran Tingkat Stres ....................................................... 16
2.2 Konsep Siswa ............................................................................. 17
2.2.1 Pengertian Siswa SMK ....................................................... 17
2.2.2 Tugas-Tugas Siswa ............................................................ 18
2.2.3 Batasan Usia Siswa ........................................................... 20
2.2.4 Masalah-Masalah Yang Dihadapi Siswa SMK .................... 20
2.3 Konsep UKK .................................................................................... 24
2.3.1 Pengertian UKK ................................................................. 24
2.3.2 Komponen UKK ................................................................. 26
2.3.3 Sasaran ............................................................................... 27
2.3.4 Standart Kelulusan UKK ..................................................... 27
2.3.5 Mekanisme Penilaian UKK ................................................. 27
2.4 Kerangka Konsep ............................................................................ 29
2.5 Deskripsi Konsep ............................................................................. 30
BAB III DESAIN PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 31
3.2 Kerangka Kerja ................................................................................ 32
3.3 Populasi,Sample,Sampling ................................................................ 33

xii
3.3.1 Populasi ............................................................................. 33
3.3.2 Sample ............................................................................... 33
3.3.3 Sampling ............................................................................ 33
3.4 Identifikasi Variable Dan Definisi Operasional .................................. 34
3.4.1 Identifikasi Variable ............................................................ 34
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................ 34
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 35
3.5.1 Proses Perijinan ................................................................. 35
3.5.2 Tahapan Pengumpulan Data .............................................. 36
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 36
3.6 Pengolahan Data Dan Analisa Data ................................................. 37
3.6.1 Pengolahan Data ................................................................ 37
3.7 Analisa Data .................................................................................... 40
3.8 Waktu Dan Tempat Pengumpulan Data ............................................ 40
3.9 Etika Penelitian ................................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Dan Pembahasan .................................................................... 42
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 42
4.1.2 Data Umum ......................................................................... 42
4.1.3 Data Khusus ......................................................................... 44
4.2 Pembahasan .................................................................................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................ 53

Daftar Pustaka ...................................................................................... 55

Lampiran

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Kerangka Konsep ................................................................ 29

Gambar 3.2 Kerangka Kerja ................................................................... 32

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Alternatif Jawaban ........................................................ 17

Tabel 3.4 Definisi Operasional ............................................................... 35

Tabel 3.6 Skor DASS-21 Stres .............................................................. 40

Tabel 4.1 Data Umum Penelitian ............................................................ 43

Tabel 4.2 Tingkat Stres Dalam Menghadapi UKK ................................... 44

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Data Umum.................................................... 44

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Penelitian .................................................58


Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian................59
Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden .....................................60
Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuesioner ....................................................................61
Lampiran 5 Kuesioner Tingkat Stres DASS-21 ............................................62
Lampiran 6 Bukti Revisi Proposal Karya Tulis Ilmiah ...................................65
Lampiran 7 Bukti Revisi Karya Tulis Ilmiah ..................................................66
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ...................................................................67
Lampiran 9 Surat Balasan Lokasi Penelitian ................................................68
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing I ............................................69
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing II ...........................................70
Lampiran 12 Rekapitulasi Data Umum Penelitian ........................................71
Lampiran 13 Rekapitulasi Data Khusus Peneltian .......................................77
Lampiran 14 Rekapitulasi Data Silang .........................................................80
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ..........................................................81

xvi
DAFTAR SINGKATAN

SMK : Sekolah Menengah Keatas

UKK : Ujian Kompetensi Keahlian

Dass-21 : Depression, Anxiety, Stress Scale-21

DU/DI : Dunia Usaha / Dunia Industri

PBM : Proses Belajar Mengajar

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres adalah suatu ketidakstabilan antara tuntutan dan kemampuan

individu, di mana tuntutan yang diterima lebih besar dari kemampuannya

(Selye dan Yussof, 2010). Respon psikologis terhadap berbagai stressor

dapat terjadi pada setiap individu salah satunya yaitu siswa kelas XII.

Siswa kelas XII digolongkan dalam usia remaja akhir (16-19 tahun)

dimana pada tahap ini pola emosi remaja yang belum matang membuat

remaja rentan mengalami stres (Poltekes Depkes Jakarta I, 2010).

Setiap siswa tingkat akhir wajib mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan

dimana siswa mulai menghadapi berbagai stressor di sekolah, sebagai

contoh yang dialami oleh siswa kelas XII Keperawatan dalam menghadapi

Ujian Kompetensi Keahlian (UKK).

Pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian

kompetensi keahlian siswa pada level tertentu yang ditempuh selama

masa pembelajaran di SMK dan dirancang agar relevan sesuai kebutuhan

kompetensi yang dipersyaratkan dalam dunia kerja (BSNP,2016). Namun

pada kenyataannya siswa kelas XII keperawatan lebih sering mengalami

stres. Hal ini dikarenakan siswa keperawatan menghadapi banyaknya

tuntutan dari pihak sekolah seperti tambahan jam belajar, bimbingan

labskill, praktek lahan dan materi pembekalan UKK. Apabila siswa

keperawatan tidak lulus atau dinyatakan tidak kompeten dalam Ujian

1
2

Kompetensi Keahlian maka siswa harus mengulang ujian dan

mengeluarkan biaya ulang yang cukup mahal. Selain itu yang membuat

siswa kelas XII keperawatan merasa cemas adalah penguji UKK bukan

dari guru SMK sendiri tetapi penguji luar sekolah atau DU/DI Rumah Sakit

maupun klinik. Sehingga siswa akan menjadi faktor penentu yang dapat

mempengaruhi segala sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya. Hal ini

dapat menjadi beban bagi siswa SMK kelas XII Keperawatan dalam

menghadapi UKK. Setiap beban atau tuntutan dapat mengakibatkan stres

(Lazarus & Folkman, 1986).

Pada studi epidemiologi yang dilakukan oleh American Instititute of

Stress pada populasi remaja di Amerika Serikat yang mengalami stres

mencapai 59,7%. Menurut hasil survei yang diungkapkan psikolog Hellen

Damayanti dalam Tribun News (2015), tingkat stres para pelajar di

Indonesia mencapai 44,24% menjelang persiapan Ujian Akhir Sekolah.

Menurut data dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang

pada periode tahun ajaran 2019/2020, tingkat kecemasan siswa SMK

yang mengikuti UKK mencapai 75,55% ini disebabkan karena banyaknya

tuntutan tekanan belajar sehingga siswa mengalami stres. Sedangkan

menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 18 September 2020 di SMK Multimedia Tumpang, didapatkan

data 50 siswa mengalami stres. Diantaranya, 12 siswa menyatakan belum

merasakan gejala-gejala stres, sedangkan sisanya memiliki keluhan yang

beragam. Sebagian besar siswa mengungkapkan mereka merasa cemas,

tegang, takut tidak bisa langsung bekerja sesuai kejuruan, takut tidak
3

lulus, dan sedikit dari mereka mengungkapkan adanya kesulitan

berkonsentrasi saat pembekalan UKK.

Sebagai penyelenggara pendidikan, pihak sekolah di tuntut untuk

lebih aktif meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) yang lebih

mengarahkan peserta didik pada pendidikan yang berbasiskan kecakapan

hidup (life skill). Hal ini menandakan terdapat suatu tuntutan lebih ataupun

beban kepada siswa menjelang Ujian Kompetensi Keahlian. Dampak

negatif dari stres dapat berupa penurunan konsentrasi dan pemusatan

perhatian selama persiapan Ujian, penurunan minat, demotivasi diri

bahkan dapat menimbulkan perilaku kurang baik seperti sengaja terlambat

datang saat pembekalan persiapan UKK, sering absen, merokok, minum

alkohol, takut tidak lulus, cemas yang berlebihan, mengundurkan diri dan

sebagainya. Gejala-gejala yang ditunjukan oleh individu berbeda dari

biasanya menandakan bahwa individu tersebut mengalami tekanan yang

disebabkan oleh stimulus yang menyebabkan stres, khususnya stres

siswa menjelang persiapan Ujian Kompetensi Keahlian (Safaria, 2011).

Menurut Desmita (2012), ada beberapa upaya yang harus

dilakukan pihak sekolah agar siswanya tidak mengalami stres diantaranya

menciptakan iklim sekolah yang baik, mengoptimalkan unit bimbingan

konseling, serta dukungan keluarga terutama orang tua sebagai orang

terdekat siswa agar selalu mensuport untuk mencapai keberhasilan yang

akan dicapai. Selain itu siswa dapat memanajemen stressornya sendiri

dengan mengubah pola cara belajar yang lebih efektif, olahraga maupun

menyalurkan hobby yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang di atas,


4

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Tingkat

Stres Siswa Kelas XII Keperawatan Dalam Menghadapi Persiapan Ujian

Kompetensi Keahlian di SMK Multimedia Tumpang”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat stres siswa kelas XII Keperawatan

dalam menghadapi persiapan Ujian Kompetensi Keahlian di SMK

Multimedia Tumpang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran tingkat stres siswa kelas XII

keperawatan dalam menghadapi persiapan Ujian Kompetensi

Keahlian di SMK Multimedia Tumpang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan ilmiah tentang

gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII Keperawatan dalam

menghadapi persiapan Ujian Kompetensi Keahlian di SMK

Multimedia Tumpang.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pihak sekolah :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pihak sekolah agar dapat memperhatikan keadaan psikologis

siswa-siswinya untuk mencegah terjadinya stres berat dalam

menghadapi persiapan UKK dan diharapkan dapat berguna


5

sebagai penyuluhan terhadap siswa kelas XII keperawatan agar

dapat memanajemen stres dengan baik.

2. Bagi peneliti :

Untuk menambah wawasan peneliti mengenai stres siswa

menjelang ujian kompetensi keahlian dan mengaplikasikan teori

ilmiah yang telah dipelajari.

3. Bagi siswa-siswi :

Diharapkan dapat memanajemen stres yang dialami agar tidak

menimbulkan penyakit psikiatri seperti depresi.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stres

2.1.1 Pengertian Stres

Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap suatu tuntutan

yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan

sehari-hari. Menurut (Christina, Middlebrooks & Audage, dalam Izati &

Nirmala, 2015) stres akan terjadi apabila seseorang merasakan adanya

ketidaksesuaian antara sumber daya yang dimiliki dengan tuntutan situasi

yang harus dijalankan ketika tuntutan situasi dirasakan berbeda dangan

situasi sebelumnya dan terlalu berat maka stres akan terjadi. Hal ini juga

sejalan dengan pendapat Pestonjee (1992) menyatakan bahwa stres

adalah suatu kondisi organisme yang timbul dari interaksi dengan

lingkungannya. Stres menunjukkan suatu perubahan fisik yang luas yang

dipicu oleh berbagai faktor psikologis maupun fisik atau kombinasi dari

keduanya. Menurut Dilawati (dalam Syahabuddin, 2010) stres adalah

suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima tekanan.

Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam bentuk

mengekalkan jalinan 10 perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan

untuk pencapaian akademik.

Sedangkan stres dalam kehidupan siswa dalam khazanah

psikologi disebut dengan istilah stres di sekolah (school stress), istilah

tersebut tergolong baru yang belum banyak digunakan dalam penelitian-

6
7

penelitian psikologi. Sebenarnya istilah stres disekolah ini bukan

merupakan konsep asli dan sama sekali baru tetapi tidak lain dari

pengembangan konsep Organizational Stress atau Job Stress, yaitu stres

yang dialami individu akibat tuntutan organisasi atau tuntutan

pekerjaan.kemudian para ahli berusaha mengembangkan sebuah konsep

yang secara khusus yang menggambarkan kondisi stres yang dialami oleh

siswa akibat tuntutan disekolah. Menurut kutipan dari Rainham (dalam

Desmita 2012 :289) bahwa masa sekolah menengah atas disamping

memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi perkembangan

remaja juga menjadikan masa yang penuh stres, hal tersebut karena

mereka dihadapkan pada banyaknya tuntutan dan perubahan yang relatif

cepat. Seperti mereka dihadapkan pada pekerjaan rumah yang banyak,

perubahan kurikulum, batas waktu tugas dan ujian yang berlangsung

cepat, kecemasan dan kebingungan dalam menentukan pilihan karier dan

program pendidikan lanjut, membagi waktu mengerjakan PR, olahraga,

hobi dan kehidupan sosialnya.

Bila ditinjau dari pengertian diatas , dapat disimpulkan bahwa stres

adalah suatu kondisi yang tidak seimbang antara sumber stres seseorang

dengan tuntutan yang dibebankan yang timbul dari interaksi dengan

lingkungannya sehingga dirasa mengancam dirinya yang pada akhirnya

direspon oleh fisik, perilaku, pikiran dan psikologis.


8

2.1.2 Penyebab Stres

Sumber stres atau penyebab stres dikenali sebagai stresor. Stresor

adalah segala situasi atau pemicu yang menyebabkan individu merasa

tertekan atau terancam. Penyebab stresor dapat di bagi menjadi dua, yaitu

stresor eksternal dan stresor internal. Stresor eksternal merupakan stresor

berasal dari luar individu seperti stresor yang berada di lingkungan dan

stresor sosial yaitu tekanan dari luar disebabkan oleh interaksi individu

dengan lingkungannya, banyak stresor sosial yang bersifat traumatic yang

tak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan

pekerjaan, pensiun dari pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah

rumah dan lain-lain. Sedangkan stresor internal merupakan stresor yang

berasal dari dalam individu seperti stresor psikologis tekanan dari dalam

diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti frustasi, kecemasan

(anxiety), rasa bersalah, kuatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu,

rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri. Stresor biologis

seperti pelepasan neurotrasmitters saat stres dari kelenjar adrenal,

medula yaitu epinefrin dan norepinefrin dalam respon terhadap stres.

Pelepasan neurotransmitter menyebabkan efek fisiologis seperti denyut

jantung meningkat, peningkatan kewaspadaan dan lain-lain.

2.1.3 Tanda dan Gejala Stres

Stres dapat mempengaruhi tubuh dan jiwa seseorang. Saat

seseorang mengalami stres tubuh, jiwa dan perilaku individu akan

menampakkan tanda-tanda dan gejala stres. Robbins (2009)


9

menggambarkan suatu model yang dapat menggambarkan faktorfaktor

yang berpengaruh terhadap stress dan dampak yang ditimbulkan dari

adanya stress tersebut. Model ini mengidentifikasikan tiga perangkat

faktor yaitu lingkungan, organisasional, dan individual yang menjadi

sumber potensial dari stress. Penderita yang mengalami stress dengan

berbagai penyebabnya akan menimbulkan dampak yang bersifat

fisiologis, psikologis, dan perilakunya.

1. Tanda dan gejala fisik : mudah lelah, meningkatnya denyut

jantung, insomnia, nyeri kepala, berdebardebar, nyeri dada,

napas pendek, gangguan lambung, mual, tremor, ekstremitas

dingin,wajah terasa panas, berkeringat, sering flu, menstruasi

terganggu, otot kaku dan tegang terutama pada bagian leher,

bahu dan punggung.

2. Tanda dan gejala psikologis stres : kecemasan, ketegangan,

kebingungan dan mudah tersinggung, menangis tiba-tiba,

perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian),

sensitif dan hyperreactivity, phobia, menarik diri dari pergaulan,

menghindari kegiatan yang sebelumnya disenangi, dan

kehilangan konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas

serta menurunnya rasa percaya diri.

3. Tanda dan gejala perilaku dari stres : gelisah, selalu mondar-

mandir, menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas,

meningkatnya penggunaan minuman keras dan obatobatan,

perubahan pola makan mengarah ke obesitas, perilaku makan


10

yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri

dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, berjudi,

meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas,

menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga

dan teman serta kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.

2.1.4 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Stres

Menurut Hardjana (2011), faktor-faktor stres dapat dibagi sebagai

berikut :

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dalam diri

seseorang. Seseorang dapat mengalami stres lewat penyakit

(illness) dan pertentangan (conflict).

a. Penyakit (illness)

Menderita penyakit membawa tuntutan fisik dan tuntutan

psiskologis pada orang yang menderitanya. Tinggi-rendah dan

berat ringannya tuntutan tergantung dari macam penyakit dan

umur orang yang menderita. Penyakit ringan pada umumnya

mendatangkan stres rendah saja. Tetapi penyakit berat seperti

operasi jantung serius tidak hanya membutuhkan

penyembuhan, tetapi juga mengharuskan perubahan cara hidup

sesudahnya dan pada umumnya mengakibatkan kadar stres

yang dialami semakin tinggi. Pada usia muda daya tahan

terhadap penyakit lebih kuat daripada usia lanjut, maka


11

terhadap penyakit yang sama rasa stres pada usia muda dan

usia lanjut bisa berbeda.

b. Pertentangan (conflict)

Hidup ini berupa berbagai pilihan dan terjadi lewat proses,

serta langkah memilih. Dalam proses memilih itulah terjadi

pertentangan (conflict), karena ada dua kekuatan motivasi yang

berbeda bahkan berlawanan. Berhadapan dengan dorongan

memilih yang berbeda dan berlawanan itu orang mengalami

stres. Saat membuat pilihan, ada dua dorongan: yang satu

mendekat (approach) dan yang lain menghindar (avoidance).

Dua dorongan ini memunculkan tiga macam pertentangan

konflik. Ada pertentangan antara mendekati dan mendekati

(approach-approach conflict), konflik ini terjadi bila kita

berhadapan dengan dua pilihan yang samasama baik. Bentuk

pertentangan kedua adalah pilihan antara dua hal yang

samasama tidak diinginkan (avoidance-avoidance conflict).

Bentuk konflik ketiga adalah pendekatan dan penghindaran

(approach-avoidance conflict), yakni pilihan antara yang

diinginkan dan yang tidak diinginkan.

2. Faktor Eksternal

a. Keluarga

Keluarga dapat menjadi sumber stres. Stres dalam keluarga

dapat diakibatkan oleh adanya konflik dalam keluarga, seperti


12

keinginan dan cita-cita yang berlawanan, sifat-sifat yang tak

dapat dipadukan, serta perilaku yang tidak mengenakkan dan

tidak terkendali. Keluarga juga dapat menjadi sumber stres,

karena peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan anggota

keluarga, seperti bertambahnya anggota keluarga dengan

kelahiran anak, anggota keluarga yang sakit, dan juga kematian

anggota keluarga dapat mendatangkan stres yang tinggi bagi

para anggota keluarga yang ditinggalkan.

b. Lingkungan

Individu mempunyai dua lingkungan yang pokok. Lazarus dan

Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres sebagai kondisi

individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi karena

ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan

kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu membutuhkan

energi yang cukup untuk menghadapi situasi stres agar tidak mengganggu

kesejahteraan mereka. Menurut Santrock, (2012) faktor lingkungan yang

dapat mempengaruhi tingkat stres siswa adalah kegiatan yang dilakukan

oleh sekolah untuk menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian

selain pendalaman materi. Melakukan pendampingan konsultasi kepada

guru bk tentang pelajaran yang sulit, masalah yang dialami, melakukan

pendampingan mental dan psikologis sebagai dukungan. Kegiatan

tersebut sangat membantu siswa agar siap menghadapi ujian kompetensi

keahlian. Jadi sekolah tidak hanya mempersiapkan siswa dengan

pendalaman materi tetapi menyiapkan siswa secara mental. Sistem


13

dukungan sering kali diperlukan untuk bertahan terhadap stres.

Keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain secara konsisten

ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

Yang pertama adalah lingkungan kerja dan yang kedua adalah

lingkungan hidup. Lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres, karena

beberapa alasan antara lain tuntutan belajar, tanggung jawab belajar,

lingkungan fisik belajar, rasa kurang memiliki pengendalian (insufficient

control), kurang pengakuan dan peningkatan jenjang karier, hubungan

antar manusia yang buruk, dan rasa kurang aman dalam bekerja.

Lingkungan tempat sehari-hari tinggal juga dapat mempengaruhi tingkat

stres. Lingkungan yang tidak padat pun bisa menjadi sumber stres bila

lingkungan di sekitar individu penuh dengan suara bising dan keras di luar

yang bisa dikendalikan. Stres juga dapat dipengaruhi bila udara di

lingkungan tempat tinggal individu tercemar zat beracun dan airnya

terpolusi zat beracun.

Menurut Smet (2013) faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap

stres dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel dalam kondisi individu : umur, tahap kehidupan, jenis

kelamin, temperamen, faktor-faktor genetik, intelegensi,

pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, dan kondisi

fisik.

2. Karakteristik kepribadian : introvert-ekstrovert, stabilitas emosi

secara umum, tipe A, kepribadian „ketabahan‟ (hardiness),

locus of control, kekebalan, ketahanan.


14

3. Variabel sosial-kognitif : dukungan sosial yang dirasakan,

jaringan sosial, kontrol pribadi yang dirasakan.

4. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang

diterima, integrasi dalam jaringan sosial.

5. Strategi coping.

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan penjabaran tokoh-tokoh

diatas, faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap stres

adalah penyakit (illness), pertentangan (conflict), keluarga,

lingkungan, variabel dalam kondisi individu, karakteristik

kepribadian, variabel sosial-kognitif, hubungan dengan

lingkungan sosial, dan strategi coping.

2.1.5 Tingkat Stres

Klasifikasi stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres ringan,

sedang dan berat.

1. Stres ringan

Pada tingkat stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek

fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap

orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan

sering terjadi pada kehidupan seharihari dan kondisi dapat membantu

individu menjadi waspada. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit

kecuali jika dihadapi terus menerus.


15

2. Stres sedang

Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga

beberapa hari. Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pada

lambung dan usus misalnya maag, buang air besar tidak teratur,

ketegangan pada otot, gangguan pola tidur, perubahan siklus menstruasi,

daya konsentrasi dan daya ingat menurun. Contoh dari stresor yang

menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai,

beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota

keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.

3. Stres berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu

sampai beberapa tahun. Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan

pencernaan berat, debar jantung semakin meningkat, sesak napas,

tremor, persaan cemas dan takut meningkat, mudah bingung dan panik.

Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan

orang tua dan anak yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit

fisik yang lama.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkatan stress ada 3,

yaitu : Stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Masing – masing

tingkatan stress memiliki dampak tanda dan gejala fisiologis serta

psikologis yang berbeda.


16

2.1.6 Pengukuran Tingkatan Stres

Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres

yang dialami seseorang. Tingkatan stress ini diukur dengan menggunakan

Depression Anxiety Stress Scale 21 (DASS 21) dari Lovibond & Lovibond

(1995). Psychometric Properties of the Depression Anxiety Stress Scale

21 (DASS 21) terdiri 21 item pernyataan. DASS 21 adalah seperangkat

skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif

dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 21 dibentuk tidak hanya untuk

mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk

proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran

yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan

biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh

kelompok atau individu untuk tujuan penelitian. DASS 21 mempunyai

tingkatan discrimant validity dan mempunyai nilai reliabilitas sebesar

0,902 yang diolah berdasarkan penilaian Cronbach’s Alpha.

Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang,

berat, sangat berat. Psychometric Properties of The Depression Anxiety

Stres Scale 21 (DASS) terdiri dari 21 item, mencakup 3 subvariabel, yaitu

fisik, emosi/psikologis, dan perilaku (Crawford & Henry, 2005). Jumlah

skor dari pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-14 (normal); 15-18

(ringan); 19-25 (sedang); 26-33 (berat); >34 (Sangat berat). Adapun

alternatif jawaban yang digunakan dan skala penilaiannya adalah

sebagai berikut :
17

Tabel 2.1. Skala Alternatif Jawaban

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Tidak Pernah 0

2 Kadang-kadang 1

3 Sering 2

4 Sangat Sering 3

(Lovibond, SH & Lovibond, PF (1995))

2.2 Konsep Siswa

2.2.1 Pengertian Siswa SMK

Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati

posisi sentral dalam proses belajar mengajar dimana di dalam proses

belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki

tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan

menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu

yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal setingkat SMA. SMK

ini menyelengarakan pendidikan kejuruan pada jenjang menengah

sebagai lanjutan dari sekolah menengah pertama atau sederajat. Berbeda

dengan SMA, SMK mempelajari materi dan banyak di prakteknya. SMK

merupakan jenis pendidikan menengah yang secara khusus

mempersiapkan tamatannya untuk menjadi tenaga terampil dan siap

terjun ke dalam masyarakat luas.


18

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti

bidang teknik, jasa boga dan busana, perhotelan, kerajinan, administrasi

perkantoran, dan lain-lain. Rupert Evans (1978) mendefinisikan

pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang

mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu

kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang

pekerjaan lainnya.

2.2.2 Tugas-tugas Siswa

Menurut Ridwan (2011) tugas seorang siswa di sekolah dibagi

menjadi 5 unsur pokok yaitu:

1. Belajar

Belajar merupakan tugas pokok seorang siswa, karena

melalui belajar dapat menciptakan generasi muda yang cerdas.

Tugas siswa di sekolah dibagi menjadi tiga diantaranya adalah:

a) Memahami dan mempelajari materi yang diajarakan

b) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

c) Mempelajari kembali materi yang telah diajarkan dan

mengerjakan pekerjan rumah jika ada pekerjaan rumah.

2. Taat pada peraturan sekolah

Setiap sekolah memiliki tata tertib yang harus ditaati oleh

para siswa, demi terciptanya kondisi sekolah yang kondusif, aman,


19

nyaman untuk siswa dalam belajar dan menjalani aktivitas selama

di sekolah. Selain itu tata tertib sekolah juga sebagai patokan dan

kontrol perilaku siswa di sekolah. Jika tatatertib dilanggar maka

akan mendapatkan sangsi atau hukuman.

3. Patuh dan hormat pada guru

Tugas seorang siswa di sekolah selanjutnya adalah patuh

dan hormat kepada guru. Rahmat, barokah dan manfaat dari

sebuah ilmu itu tergantung dari ridhonya guru. Oleh karena itu jika

siswa ingin menjadi siswa yang cerdas haruslah patuh, taat dan

hormat pada guru.

4. Disiplin

Ada sebuah istilah “ kunci meraih sukses adalah disiplin”

istilah ini memiliki makna yang kuat jika seseorang memiliki disiplin

yang tinggi maka dia akan sukses. Begitu juga dengan siswa jika

seorang siswa memiliki disiplin yang tinggi maka dia akan dapat

meraih cita-cita yang diinginkan.

5. Menjaga nama baik sekolah

Menjaga nama baik sekolah adalah kewajiban setiap siswa,

dengan menjaga nama baik sekolah maka siswa dan sekolah akan

mendapatkan nilai positif dari masyrakat. Dan jika siswa dapat

memberikan prestasi bagi sekolah akan menjadi sebuah

kebangaan yang luar biasa Berdasarkan pendapat tokoh diatas


20

dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas siswa adalah belajar, patuh

dan hormat pada guru, disiplin, menjaga nama baik sekolahnya.

2.2.3 Batasan Usia Siswa SMK

Siswa SMA/SMK adalah masa peralihan atau masa transisi dari

siswa SMP/Mts. Dimana pada masa ini siswa mulai mengalami banyak

tekanan dan tuntutan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat

yang lebih tinggi. Berdasarkan persyaratan masuk ke SMA/SMK menurut

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI Pasal 7 (2020) yaitu :

1. Calon peserta didik baru kelas 10 SMA/SMK berusia paling tinggi

21 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.

2. Memiliki ijazah SMP/Sederajat atau dokumen lain yang

menjelaskan telah menyelesaikan kelas 9 SMP.

2.2.4 Masalah-Masalah Yang Dihadapi Siswa SMK

Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta

stakeholders di masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan dan

keterampilan yang dikembangkan di sekolah perlu disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat. Dengan harapan pendidikan dapat meningkatkan

taraf hidup masyarakat, baik dari sisi pengetahuan maupun penyelesaian

masalah kontektual yang dihadapi sehari-hari. Selama ini pembelajaran

belum bisa memenuhi semua tuntutan masyarakat, terutama bidang

keterampilan hidup sesuai kondisi lokal hidup siswa. Materi pembelajaran

sering tidak sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.


21

Konsekuensinya, setelah lulus sekolah siswa tidak bisa langsung

menerapkan teori yang didapatkan dari sekolah.

Diketahui bersama, pendidikan sangat erat kaitannya dengan

transformasi sosial. Sebab pendidikan juga bagian dari sistem sosial.

Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia riil menjadi kebutuhan

mendesak untuk direalisasikan. Fenomena yang terjadi, antara dunia

pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak match dan terjadi

kesenjangan cukup signifikan. Kebutuhan masyarakat belum bisa

diwujudkan sepenuhnya oleh lembaga pendidikan. Di antara indikator

masalah ini adalah, lulusan lembaga pendidikan belum siap pakai karena

hanya menguasai teori, miskin keterampilan. Dunia industri pun akhirnya

meninggalkan sekolah karena tidak ada linkage.

Selain itu juga disebabkan materi pembelajaran tidak sesuai

potensi daerah dimana siswa bertempat tinggal. Materi pelajaran dan

konteks kehidupan siswa tidak padu. Sehingga tidak terjadi transfer

belajar dalam kehidupan siswa tidak terjadi. Mengacu pada indikasi

tersebut, maka peluang kerja bagi lulusan SMK pada dasarnya belum

begitu menggembirakan. Jumlah ini memang belum ideal, sehingga perlu

diupayakan peningkatan daya serap lulusan untuk memasuki lapangan

kerja maupun menciptakan peluang kerja.

Secara nasional, idealnya 80%-85% lulusan SMK dapat memasuki

lapangan kerja, sementara 15%-20% dimungkinkan dapat melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jika melihat data ini, maka
22

penambahan jumlah SMK, yang salah satu pertimbangannya karena 52%

lulusan SMA yang tidak studi lanjut, apakah benar sebuah solusi?

Bukankah yang lebih utama dan pertama adalah meningkatkan kualitas

kinerja penyelenggaraan SMK sehingga kualitas lulusannya meningkat,

baru kemudian meningkatkan jumlah sehingga mencapai proporsi tertentu

sekitar 65 persen penganggur terdidik adalah lulusan pendidikan

menengah (Sakernas, BPS 2009).

Gambaran tentang kualitas lulusan pendidikan kejuruan yang

disarikan dari Finch dan Crunkilton (1984), bahwa : “Kualitas pendidikan

kejuruan menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran

sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut ukuran

masyarakat atau out-of school success standards”. Kriteria pertama

meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan

kurikulum yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja. Kriteria

kedua, kemampuan lulusan untuk berhasil di luar sekolah berkaitan

dengan pekerjaan atau kemampuan kerja yang biasanya dilakukan oleh

dunia usaha atau dunia industri. Tamatan dari SMK diharapkan mampu

dan siap bekerja sebagi tenaga ahli dibidangnya, dan dapat membuka

lapangan pekerjaan, namun pada kenyataanya angka keterserapan

lulusan di dunia kerja dan industri masih jauh dari angka yang diharapkan,

selain faktor ketersediaan lapangan pekerjaan yang masih belum sesuai

dengan jumlah lulusan yang dihasilkan, faktor kualitas lulusan masih

menjadi penyebab banyaknya lulusan yang belum bekerja.


23

Diharapkan melalui pengembangan SMK, tingkat pengangguran

dapat ditekan. Karena berbeda dengan pendidikan SMA, pendidikan SMK

didasarkan pada kurikulum yang membekali lulusannya dengan

keterampilan tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau membuka

lapangan usaha. Selain itu, SMK juga dapat diarahkan untuk mengangkat

keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa. Kurikulum SMK

sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan potensi

wilayah dan lapangan pekerjaan/usaha yang timbul akibat aktivitas

perekonomian wilayah. Gambaran kelulusan yang besar dapat

memberikan masukan, bahwa dalam setiap tahunnya dunia kerja perlunya

melakukan penyerapan tenaga kerja yang besar, apabila ini belum

mampu diatasi oleh pemerintah maka akan timbulnya pengangguran atau

makin banyak orang yang mencari pekerjaan. Sebagai penyelenggara

pendidikan pihak sekolah di tuntut untuk lebih aktif meningkatkan proses

belajar mengajar (PBM) yang lebih mengarahkan peserta didik pada

pendidikan yang berbasiskan kecakapan hidup (life skill). Melalui mata

diklat yang diberikan mampu membentuk siswa mengembangkan potensi

diri, sehingga berani menghadapi, mau mencari pemecahan, dan mampu

mengatasi masalah hidup dan kehidupan (BNSP, 2011).

Lulusan SMK pada saat ini pun banyak yang melanjutkan

pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi. Sangat disayangkan memang

saat alumni SMK yang telah mengenyak pendidikan kejuruan yang

diharapkan mampu mengahasilkan lapangan kerja atau ikut bekerja pada


24

industri yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya serta dituntut

untuk mandiri ternyata sebagian ingin kuliah.

2.3 Konsep Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)

2.3.1 Pengertian UKK

Uji kompetensi keahlian (UKK) adalah bagian intervensi pemerintah

dalam menjamin mutu pendidikan pada satuan pendidikan sekolah

menengah kejuruan (SMK). Berdasarakan panduan pelaksanaan UKK

(2018), UKK ialah penilaian akhir dalam rangka menentukan capaian

kompetensi siswa khususnya SMK. Menurut panduan tersebut, 14 UKK ini

dapat membantu siswa dalam mencapai indikator ketercapaian standar

kompetensi lulusan. Rahman (2013: 4) mengemukakan, penting bagi

siswa dari pendidikan kejuruan untuk mengikuti UKK, karena hal ini dapat

memastikan bahwa pengembangan dan penggunaan prosedur penilaian

valid dan andal untuk mengukur kompetensi yang dimiliki siswa

(BNSP,2009).

Hal yang sama diungkapkan oleh Mammi, H dan Ithnin (2012)

bahwa UKK merupakan pendekatan fungsional yang merujuk pada tujuan

pendidikan, khususnya dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

yang dapat terukur. Oleh karena itu, UKK sering kali disebut-sebut

sebagai salah satu syarat kelulusan yang harus dilalui oleh siswa pada

pendidikan kejuruan selain ujian nasional (UN). Tujuan UKK adalah untuk

mengukur pencapaian kompetensi siswa pada level tertentu sesuai

kompetensi keahlian yang ditempuh selama masa pembelajaran di SMK.


25

Adapun tujuan dari UKK berdasarkan pada Pedoman UKK yang

diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMK (2018/2019) adalah:

1. Mengukur pencapaian kompetensi siswa khususnya SMK yang

telah menyelesaikan proses pembelajaran sesuai kompetensi

keahlian yang ditempuh.

2. Memfasilitasi siswa SMK yang akan menyelesaikan pendidikannya

untuk kelulusan dari satuan pendidikan.

3. Mengoptimalkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang

berorientasi pada capaian kompetensi lulusan SMK sesuai

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia atau okupasi atau klaster

atau paspor keterampilan.

4. Memfasilitasi kerjasama SMK dengan dunia usaha/industri dalam

rangka pelaksanaan Uji Kompetensi sesuai kebutuhan dunia usaha

dan dunia industri (DU/DI).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

UUK merupakan bagian penting pada pencapaian akhir siswa pada

bidang kejuruan. Hal tersebut dikatakan penting karena UKK dapat :

a. Dijadikan tolak ukur pada indikator ketercapaian standar

kompetensi lulusan

b. Menilai siswa sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya

c. Sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya

d. Sebagai informasi stakeholder untuk mengetahui kemampuan

calon pekerjanya.
26

2.3.2 Komponen Dalam UKK

Bersumber pada Panduan Pelaksanaan UKK tahun pelajaran

2018/2019 komponen pada UKK terdiri atas :

a. Perangkat Uji Kompetensi

Kisi-kisi UKK (KSP) Kisi-kisi soal ujian Praktik Kejuruan merupakan

kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan spesifik, operasional

dasar, dan 16 pengendalian mutu yang harus dikuasai peserta uji

sesuai kompetensi keahliannya masing-masing.

b. Instrumen Soal UKK (SPK) Instrumen Soal UKK adalah test

berbentuk penugasan untuk suatu pekerjaan untuk menghasilkan

produk/jasa. Standar untuk soal UKK disusun oleh pemerintah

berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang tercantum

pada lembar penilaian UKK.

c. Lembar Pedoman Penilaian UKK (PPsp) Lembar Pedoman

Penilaian UKK terdiri atas lembar penilaian (aspek pengetahuan,

keterampilan, dan sikap) dan rubik penilaian (kriteria unjuk kerja,

hasil, dan sikap kerja).

d. Instrumen Verifikasi Penyelenggara UKK (InV) Instrumen verifikasi

Penyelenggara UKK adalah instrumen yang digunakan untuk

menilai kelayakan satuan pendidikan atau sebuah instansi sebagai

TUK, yang memuat standar persyaratan peralatan utama, standar

persyaratan peralatan pendukung, standar persyaratan tempat, dan

standar persyaratan penguji (penguji internal dan eksternal).


27

2.3.3 Sasaran

Sasaran merupakan suatu hal yang akan dicapai dalam

pelaksanaan UKK yang terdiri atas :

a. Terlaksananya proses penilaian bagi seluruh siswa SMK

kelas 3 atau 4 melalui serangkaian kegiatan uji kompetensi

yang dilaksanakan secara efektif, efisien, dan terukur.

b. Diterbitkannya sertifikat kompetensi atau yang setara bagi

seluruh peserta uji yang dinyatakan kompeten sesuai

dengan kompetensi keahlian yang dimilikinya.

2.3.4 Standart Kelulusan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)

Standar kelulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang perlu dicapai siswa yang mancakup sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Definisi tersebut ada pada peraturan

Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Kelulusan. Setiap

satuan pendidikan (sekolah) memiliki standar kelulusan yang berbeda-

beda.

2.3.5 Mekanisme Penilaian Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)

Pelaksanaan penilaian pada UKK berdasarkan pada Lembar

Penilaian Ujian Praktik Kejuruan (LPUPK). Penilaian ini dilakukan oleh

asesor baik aseseor internal maupun eksternal. Pada pedoman penilaian

LPUPK terdapat kompomem/sub komponen penilaian serta pencapaian

20 kompetensi.
28

Hal-hal yang termasuk pada penilaian dan pencapaian kompetensi

tersebut ialah :

a. Persiapan kerja.

b. Proses (sistematika dan cara kerja)

c. Hasil kerja

d. Sikap kerja

e. Waktu.

Sedangkan untuk pencapaian kompetensi, LPUPK memiliki tiga

kriterian pecapaian, yang diantaranya ialah:

a. CK=Cukup Kompeten dengan rentang nilai 7,0-7,9.

b. K=Kompeten dengan rentang nilai 8,0-8,9.

c. SK=Sangat Kompeten dengan rentang nilai 9,0-10.

Bedasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dapat

dinyatakan lulus apabila memiliki nilai pada pencapaian kompetensi

sekurang-kurangnya 7,0.
29

2.4 Kerangka Konsep


Siswa SMK kelas XII
Keperawatan

Menghadapi Ujian
Kompetensi Keahlian

Stressor Ujian Kompetensi Keahlian


- Kriteria standart kelulusan d inaikkan
- Penambahan jam praktek labskill
- Tuntutan dari orang tua, guru dan sekolah

Reaksi siswa menghadapi stressor :


- Takut tidak lulus, takut gagal dan tidak
kooperatif saat melakukan UKK
- Cemas, resah,tegang
- Pesimis tidak percaya diri
- Gugup khawatir
- Harapan akan keberhasilan tinggi
- Keyakinan akan lulus sangat besar
- Menanamkan rasa optimisme
- Percaya diri

Stress
Faktor-faktor yang
1. Reaksi berlebihan
mempengaruhi stres :
2. Mudah tersinggung
Faktor internal
3. Gugup
1. Penyakit (Illness)
4. Sulit tenang
2. Pertentangan
5. Sulit istirahat
(Conflict)
6. Tidak bisa memaklumi
Faktor eksternal
gangguan
1. Lingkungan
7. Gelisah
2. Keluarga

Normal 0-7
Ringan 8-9
Sedang 10-12
Berat 13-16
Sangat berat 17-21
(Lovibond, SH &
Lovibond, PF (1995))

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas


XII Keperawatan Menghadapi Persiapan Ujian Kompetensi Keahlian
Keterangan:

: Diteliti : Berpengaruh

: Tidak Diteliti : Berhubungan


30

2.5 Deskripsi Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep di atas, siswa SMK wajib mengikuti

UKK sebagai penilaian akhir dan salah satu syarat kelulusan untuk dapat

membuka lapangan pekerjaan maupun langsung bekerja sesuai bidang

kompetensi yang dimiliki. Sehingga siswa wajib memiiki skill dalam

bidangnya agar dapat menentukan tujuan belajarnya. Sebagai tamatan

siap kerja pihak sekolah mengadakan pemantapan materi , tambahan jam

belajar, tugas-tugas, ujian kompetensi keahlian, labskill dan praktek

lapangan agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dibidangnya.

Adanya tuntutan dari pihak sekolah, orang tua, guru dan kriteria standart

kelulusan UKK dinaikkan mengakibatkan siswa merasa tegang, cemas,

psimis, takut tidak lulus. Selain itu faktor-faktor penyebab stres juga

dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi penyakit (illness),

pertentangan (conflict), sedangkan faktor eksternal dapat terjadi kerena

lingkungan dan keluarga. Sehingga siswa mengalami stres yang beragam

mulai dari stres ringan, sedang hingga berat dalam menghadapi beban

tuntutan yang di terima.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu

penelitian bisa diterapkan. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik

akan menghasilkan penelitian yang baik dan efisien (Nursalam, 2016).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat

stres siswa kelas XII keperawatan dalam menghadapi persiapan ujian

kompetensi keahlian di SMK Multimedia Tumpang.

31
32

3.2 Kerangka Kerja

Desain penelitian : Deskriptif

Populasi : Seluruh siswa kelas XII keperawatan di SMK


Multimedia Tumpang : 50 orang

Sampel : Seluruh siswa kelas XII keperawatan di SMK


Multimedia Tumpang : 50 orang

Sampling : Total sampling

Variabel : Tingkat stres siswa kelas XII menghadapi


persiapan UKK

Instrumen Penelitian : Kuisioner

Pengolahan dan Analisa Data : Editing, Scoring,


Coding, Tabulating, Analisa Data : Deskripsi frekuensi

Penyajian hasil penelitian

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Gambaran Tingkat Stres Siswa kelas XII
Keperawatan Dalam Menghadapi Persiapan Ujian Kompetensi
Keahlian Di SMK Multimedia Tumpang.
33

3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII keperawatan

berjumlah : 50 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII keperawatan

berjumlah 50 orang.

3.3.3 Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2010). Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini total sampling yaitu

mengambil seluruh data dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan

tidak memenuhi kriteria eksklusi. (Notoatmodjo, 2010).


34

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat stres siswa kelas XII

keperawatan dalam menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2010)
35

Tabel 3.4 Definisi Operasional

Definisi Indikator Alat Ukur Skala Kriteria


Variabel
Operasional Data

Perasaan cemas, Tingkat stres siswa Ordinal Skor :


Variabel takut, tegang kelas XII : Kuisioner : Tidak Pernah = 0
Independen : dalam DASS-21 Kadang-kadang = 1
Tingkat Stres menghadapi -. Reaksi berlebihan (Lovibond, Sering = 2
persiapan UKK SH & Selalu = 3
pada siswa kelas -. Mudah Lovibond, Jumlah soal : 7
XII tersinggung PF (1995)
Kriteria :
-. Gugup Normal : 0 – 7
Ringan : 8-9
-. Sulit tenang Sedang : 10-12
Berat : 13-16
-. Sulit istirahat Sangat berat : 17-21
(Lovibond, SH & Lovibond,
-. Tidak bisa PH, 1995)
memaklumi
gangguan

-. Gelisah

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

3.5.1 Proses Perijinan

a. Peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepada Direktur

Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr Soepraoen

Malang

b. Kemudian dilanjutkan dengan mengirim surat ijin penelitian

kepada Kepala Sekolah Multimedia Tumpang


36

c. Setelah mendapat ijin dari Kepala Sekolah Multimedia

Tumpang peneliti membagikan link kuesioner melalui google

form https://forms.gle/qQVgr9ESoMzX37nh7

d. Kemudian peneliti memberikan batas waktu kepada

responden selama 2 hari setelah link dibagikan

3.5.2 Tahapan Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

penelitian (Nursalam, 2013).

a. Setelah responden mengisi link google form

https://forms.gle/qQVgr9ESoMzX37nh7 , responden

mengirimkan hasil jawaban kepada peneliti

b. Setelah data responden terkumpul peneliti mengolah

data dan mencatat hasil tersebut menggunakan aplikasi

spreedsheet dan microsoft excel

c. Kemudian data yang telah diperoleh diolah dan

dipresentasikan.

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan kuisioner DASS-21. DASS-21 merupakan

seperangkat subjektif yang dirancang untuk mengukur keadaan

emosional negative dari depresi, anxiety, dan stress. Kuisioner ini

terdiri dari 7 pertanyaan persub tingkat stres, dengan model angket


37

(Crawford & Henry, 2005). Pertanyaan terkait dengan gambaran

tingkat stres yang dialami siswa kelas XII keperawatan dalam

menghadapi ujian kompetensi keahlian, pola memanajemen stresor

yang dialami, faktor yang mempengaruhi stres saat menghadapi ujian

kompetensi keahlian, gangguan kesehatan akibat stres yang dialami

terlalu berlebihan. Adapun alternatif jawaban yang digunakan dan

skala penilaiannya adalah sebagai berikut 0 : tidak sesuai dengan saya

sama sekali atau tidak pernah, 1 : sesuai dengan saya sampai tingkat

tertentu atau jarang, 2 : sesuai dengan saya sampai batas yang dapat

dipertimbangkan atau sering, 3 : sangat sesuai dengan saya atau

sangat (Crawford & Henry, 2005).

3.6 Pengolahan Data dan Analisi Data

3.6.1 Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah

yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2009). Dalam penelitian ini

peneliti memeriksa feedback googleform menggunakan Microsoft Excel

2010 dan menggunakan spreadsheet.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori, kemudian dimasukkan


38

ke dalam lembar table guna mempermudah membacanya dan

pengolahan data (Hidayat, 2009). Pada penelitian ini, data yang sudah

dikategorikan dibedakan berdasarkan:

1) Usia

16-17 tahun diberi kode 1

18-19 tahun diberi kode 2

2) Jenis kelamin

Laki-laki diberi kode 1

Perempuan diberi kode 2

3) Kelas

12 SMK diberi kode 1

4) Faktor lingkungan

Layanan konsultasi kepada guru BK diberi kode 1

Pendampingan keagamaan atau spiritual diberi kode 2

5) Faktor keluarga

Keinginan dan cita-cita yang bertentangan diberi kode 1

Broken home diberi kode 2

Anggota keluarga yang sakit diberi kode 3

6) Faktor penyakit

Jantung berdebar diberi kode 1

Otot tegang diberi kode 2

Nyeri kepala diberi kode 3


39

c. Scoring Data

Penentuan jumlah skor dalam penelitian ini menggunakan skala

Ordinal :

F(%) = Jumlah Frekuensi x 100%


Jumlah Total Responden

a) Tidak Pernah = 0

b) Kadang-kadang = 1

c) Sering = 2

d) Selalu = 3

d. Tabulating

Data yang telah di coding diringkas dan dimasukkan ke dalam tabel

– tabel yang telah disiapkan. Data kemudian dikelompokkan sesuai tabel

data dan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

sederhana dari masing – masing kategorinya. Psychometric Properties of

The Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS) terdiri dari 7 item,

mencakup 3 subvariabel, yaitu fisik, emosi/psikologis, dan perilaku

(Crawford & Henry, 2005). Skor NB pada DASS-21 dihitung dengan

menjumlahkan skor tersebut untuk item yang relevan.


40

Tabel 3.6 Skor DASS-21

Normal 0-7

Ringan 8-9

Sedang 10-12

Berat 13-16

Sangat Berat 17-21

(Lovibond, SH & Lovibond, PF (1995))

3.7 Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini

adalah distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah metode yang

dilakukan dengan memasukkan data dari kuisioner dalam kerangka table

untuk menghitung frekuensi dan presentase (Bluman, 2012).

Dari distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

Seluruh : 100%

Hampir seluruh : 76% - 99%

Sebagian besar : 51% - 75%

Setengahnya : 50%

Hampir setengahnya : 26% - 49%

Sebagian kecil : 1% - 25%

Tidak satupun : 0%

3.8 Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

Waktu pengambilan data / kuisioner dilakukan pada 29 – 31

Desember 2020.
41

3.9 Etika Penelitian

Langkah – langkah yang digunakan untuk memenuhi etika

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Informed Concent (surat persetujuan)

Subyek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk

bebas berpastisipasi atau menolak menjadi responden. Pada

penelitian ini sebelum dilakukan penelitian, peneliti membagikan

inform consent kepada setiap responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Penelitian ini menerapkan prinsip otonomi pada saat responden

mendapatkan inform consent, dimana responden bebas memilih

untuk ikut serta menjadi responden penelitian atau tidak, serta

tetap menghormati hak – hak responden. Dari 30 responden,

setelah diberikan inform consent semuanya tidak mencantumkan

nama lengkap tetapi hanya inisial saja.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Prinsip ini diterapkan dalam penelitian dengan merahasiakan

identitas responden dengan menggunakan penomoran atau kode

yang berbeda pada tiap – tiap responden. Hasil pengumpulan data

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijaga

kerahasiaannya dengan menyimpan dokumen tersebut pada

tempat yang aman.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Multimedia Tumpang, Kabupaten

Malang, Jawa Timur. SMK Multimedia memiliki 2 gedung sekolah yaitu di

jalan Kamboja No.01, Desa Malangsuko Kecamatan Tumpang,

Kabupaten Malang. SMK Multimedia Tumpang terbentuk pada tahun

2012, dengan luas lahan 1.280 m².

SMK Multimedia Tumpang memiliki 5 paket keahlian diantaranya asisten

keperawatan, multimedia,farmasi, bisnis marketing dan perhotelan.

Di Smk Multimedia Tumpang terdapat 13 guru. Jumlah siswa kelas

12 keperawatan sebanyak 50 siswa. Penelitian ini dilakukan pada tanggal

29 – 31 Desember 2020 di SMK Multimedia Tumpang. Peneliti telah

melakukan penelitian terhadap 50 siswa keperawatan untuk mengetahui

tingkat stres dalam menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian

dengan kurun waktu penelitian tiga hari.

4.1.2 Data Umum

Hasil observasi karakteristik responden yang peneliti dapatkan

pada penelitian ini berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas, faktor

lingkungan, keluarga dan penyakit adalah sebagai berikut:

42
43

Tabel 4.1 Data Umum Penelitian

Keterangan f %
Usia
16-17 tahun 0 0
18-19 tahun 50 100
Jenis kelamin
Laki-laki 3 6
Perempuan 47 94
Lingkungan
Layanan konsultasi pada guru (BK) 30 60
Pendampingan keagamaan atau spiritual 20 40
Keluarga
Keinginan dan cita-cita yang bertentangan 30 60
Broken home 11 22
Anggota keluarga yang sakit 9 18
(Internal) Penyakit
Jantung berdebar 7 14
Otot tegang 12 24
Nyeri kepala (pusing) 31 62
Total 50 100
Sumber : Kuisioner google form, 2020)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa : pada data

usia, seluruhnya (50 siswa 100%) berusia 18-19 tahun, untuk jenis

kelamin hampir seluruhnya (47 siswa 94%) berjenis kelamin perempuan,

untuk riwayat lingkungan sebagian besar (30 siswa atau 60%) mengikuti

layanan konsultasi pada guru BK, untuk riwayat keluarga sebagian besar

(30 siswa atau 60%) menyatakan adanya pertentangan antara keinginan

dan cita-cita yang berlawanan, dan untuk riwayat penyakit didapatkan

data sebagian besar (31 siswa atau 62%) mengalami nyeri kepala

(pusing).

4.1.3 Data Khusus

Data khusus karakteristik berdasarkan tingkat stres siswa kelas 12

keperawatan di SMK Multimedia Tumpang.


44

Tabel 4.2 Tingkat Stres Dalam Menghadapi Ujian Kompetensi


Keahlian.

No Tingkat stres Frekuensi (orang) Presentasi (%)


1 Tidak Stres 4 8
2 Ringan 9 18
3 Sedang 23 46
4 Berat 12 24
5 Sangat berat 2 4
Total 50 100
(Sumber: Data Primer, 2020)

Berdasarkan hasil pada tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa

hampir setengahnya (23 siswa atau 46%) dari responden mengalami stres

sedang, sebagian kecil (2 siswa atau 4%) responden mengalami stres

sangat berat.
45

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Data Umum

Tingkat Stres Jumlah


Data Tidak Sangat
Ringan Sedang Berat
Umum Stres Berat
f % f % f % f % f % f %
Usia
16-17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tahun
18-19
4 8 9 18 23 46 12 24 2 4 50 100
tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki 0 0 1 2 1 2 1 2 0 0 3 6
Perempu
4 8 8 16 22 44 11 22 2 4 47 94
an
Apakah anda mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
menghadapi persiapan UKK selain pendalaman materi?
Mengikut
i layanan
konsultas 3 6,4 4 8,5 12 25,7 7 15 2 4,2 28 60
i kepada
guru BK
Pendam
pingan
keagama 1 1,8 5 9 11 20 5 9 0 0 22 40
an atau
spiritual
Apakah anda sering mengalami konflik dalam keluarga?
Keingina
n dan
cita-cita 12,
3 6,2 6 12 24,8 7 14,4 1 2 29 60
yang 4
berlawan
an
Broken
0 0 0 0 8 17,6 2 4,4 0 0 10 22
home
Anggota
keluarga
1 1,6 3 5 3 5 3 5 1 1,6 11 18
yang
sakit
Apakah anda merasakan gejala penyakit stres seperti?
Jantung
0 0 2 4 3 6 0 0 2 4 7 14
berdebar
Otot
0 0 4 8 5 10 3 6 0 0 12 24
tegang
Nyeri
kepala/p 4 8 3 6 15 30 9 18 0 0 31 62
using
Sumber : (Kuisioner google form,2020)
46

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian kecil siswa

yang tidak mengalami stres (4 siswa atau 8%) berusia 18- 19 tahun,

sebagian kecil (4 siswa atau 8,5%) berjenis kelamin perempuan, sebagian

kecil (3 siswa atau 10,7%) mengikuti kegiatan layanan konsultasi pada

guru BK, sebagian kecil (3 siswa atau 10,3%) mengalami pertentangan

antara keinginan dan cita-cita dengan orang tua, sebagian kecil (4 siswa

atau 12,9%) mengalami gejala penyakit stres nyeri kepala.

Dan sebagian kecil (9 siswa atau 18%) berusia 18-19 tahun

mengalami stres ringan, sebagian kecil (8 siswa atau 17%) berjenis

kelamin perempuan, sebagian kecil (5 siswa atau 22,7%) mengikuti

kegiatan pendampingan keagamaan atau spiritual, sebagian kecil (6 siswa

atau 20,5%) mengalami pertentangan antara keinginan dan cita-cita yang

berlawanan dengan orang tua, hampir setengahnya (4 siswa atau 33,4%)

mengalami gejala penyakit stres yaitu otot tegang atau sulit rilex.

Sedangkan hampir setengahnya (23 siswa atau 46%) berusia 18-

19 tahun mengalami stres sedang, hampir setengahnya (22 siswa atau

46,7%) berjenis kelamin perempuan, pada data faktor lingkungan hampir

setengahnya (12 siswa atau 42,9%) mengikuti layanan konsultasi kepada

guru BK, pada data konflik dalam keluarga hampir setengahnya (12 siswa

atau 41,3%) mengalami konflik dengan keluarga antara keinginan dan

cita-cita yang berlawanan dengan orangtua, pada data faktor penyakit

hampir setengahnya (15 siswa atau 48,3% mengalami nyeri kepala atau

pusing.
47

Pada data selanjutnya, sebagian kecil (12 siswa atau 24%)

mengalami stres berat berusia 18-19 tahun, sebagian kecil (11 siswa atau

23,5%) berjenis kelamin perempuan, pada data faktor lingkungan

sebagian kecil (7 siswa atau 25%) mengikuti layanan konsultasi kepada

guru BK, pada data konflik dengan keluarga sebagian kecil (7 siswa atau

24,1%) mengalami pertentangan antara keinginan dan cita-cita yang

berlawanan dengan orangtua, dan pada data faktor penyakit hampir

setengahnya (9 siswa atau 29,2%) mengalami gejala penyakit stres yaitu

nyeri kepala atau pusing.

Pada data diatas diketahui bahwa sebagian kecil (2 siswa atau 4%)

mengalami stres sangat berat berusia 18-19 tahun, sebagian kecil (2

siswa atau 4,3%) berjenis kelamin perempuan, sedangkan pada data

faktor lingkungan sebagian kecil (2 siswa atau 7,2%) mengikuti kegiatan

layanan konsultasi pada guru BK, pada faktor keluarga sebagian kecil (1

siswa atau 3,4%) mengalami pertentangan antara keinginan dan cita-cita

dengan orang tua, pada data faktor penyakit hampir setengahnya (2 siswa

atau 28,6%) mengalami gejala penyakit stres berupa jantung berdebar.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan

Desember 2020 dengan jumlah responden 50 siswa, diperoleh data hasil

bahwa hampir setengahnya mengalami stres sedang sebanyak 23

responden (46%), sebagian kecil stres berat sebanyak 12 responden

(24%), sebagian kecil stres ringan sebanyak 9 responden (18%), sebagian

kecil sangat berat sebanyak 2 responden (4%) dan sebagian kecil normal
48

sebanyak 4 responden (8%). Dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu

kondisi yang tidak seimbang antara sumber stres seseorang dengan

tuntutan yang dibebankan dan timbul dari interaksi dengan lingkungannya

sehingga dirasa mengancam dirinya yang pada akhirnya direspon oleh

fisik, perilaku, pikiran dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi

stres juga disebabkan adanya faktor internal dan eksternal.

Faktor pertama yang mempengaruhi tingkat stres siswa kelas 12

keperawatan tentang lingkungan. Berdasarkan pada data umum pada

tabel 4.1, sebagian besar (30 siswa atau 60%) siswa mengalami stres

sedang. Sedangkan berdasarkan data silang pada tabel 4.3, hampir

setengahnya (12 siswa atau 42,9%) mengikuti kegiatan konsultasi pada

guru BK. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang

menjelaskan stres sebagai kondisi individu yang dipengaruhi oleh

lingkungan. Kondisi stres terjadi karena ketidakseimbangan antara

tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi

tekanan tersebut. Menurut Santrock, (2012) faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi tingkat stres siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh

sekolah untuk menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian selain

pendalaman materi. Melakukan pendampingan konsultasi kepada guru bk

tentang pelajaran yang sulit, masalah yang dialami, melakukan

pendampingan mental dan psikologis sebagai dukungan. Menurut peneliti

kegiatan tersebut sangat membantu siswa agar siap menghadapi ujian

kompetensi keahlian. Namun dukungan sosial atau integrasi dalam

jaringan sosial tidak semua dapat diterima oleh siswa karena setiap
49

individu memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda seperti introvert-

ekstrovert sehingga masih banyak siswa yang masih rentan mengalami

stres. Sistem dukungan sering kali diperlukan untuk bertahan terhadap

stres. Keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain secara

konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

Pendampingan mental dan psikologis dapat mendorong siswa untuk

mempunyai semangat yang tinggi dan optimis. Dengam model berpikir

seperti ini diharapkan dapat lebih kapasitas dirinya lebih jernih sehingga

mampu melakukan antisipasi terhadap kegagalan dan keberhasilan serta

mampu mengatasi hambatan baik dari dalam maupun dari luar.

Faktor kedua yang memepengaruhi tingkat stres siswa kelas 12

keperawatan tentang persiapan ujian kompetensi keahlian adalah

keluarga. Berdasarkan data umum pada tabel 4.1, sebagian besar (30

siswa atau 60%) mengalami stres sedang. Sedangkan berdasarkan data

silang pada tabel 4.3, hampir setengahnya (12 siswa atau 41,3%)

mengalami konflik dengan keluarga. Menurut Hardjana (2011) keluarga

juga dapat menjadi sumber stres, karena peristiwa yang berkaitan dengan

anggota keluarga seperti ada anggota yang sakit, keinginan dan cita-cita

yang berlawanan, hubungan anak dan orang tua tidak harmonis dapat

mendatangkan stres yang tinggi bagi siswa tingkat akhir sehingga akan

menjadi beban pikiran.

Menurut peneliti faktor keluarga sangat mempengaruhi stres yang

dialami siswa saat menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian.

Ketika siswa mengalami stres akibat tuntutan dari orang tua maka
50

kemungkinan besar siswa akan memberontak karena keinginan mereka

tidak dipenuhi sehingga menjadi beban bagi siswa dan dapat

menimbulkan hal-hal seperti menyepelekan hasil akhir ujian kompetensi

keahlian sehingga dapat menunjukkan kepada orang tua bahwa dirinya

tidak ahli dalam bidang tersebut. Beberapa siswa yang sudah lulus SMK

banyak yang tidak mau melanjutkan masuk ke perguruan tinggi kesehatan

melainkan memilih jurusan apa yang diinginkan sejak dulu. Peran orang

tua dalam mengatasi stres pada anak usia remaja sangat diperlukan,

salah satunya yaitu dengan menjaga komunikasi dengan anak untuk

mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan sehingga anak tidak

merasa sendirian dalam menghadapi stressornya.

Faktor ketiga yang mempengaruhi stres siswa kelas 12

keperawatan tentang persiapan ujian kompetensi keahlian adalah faktor

internal. Berdasarkan data umum 4.1, sebagian besar (31 siswa atau

62%) mengalami stres sedang akibat faktor internal. Sedangkan

berdasarkan data silang pada tabel 4.3, hampir setengahnya (15 orang

atau 48,3) mengalami faktor internal atau merasakan gejala penyakit sakit

kepala, sulit rilex dan jantung berdebar. Menurut Hardjana (2010) faktor

internal merupakan faktor yang bersumber dalam diri seseorang.

Seseorang dapat mengalami stres lewat penyakit (Illness). Menderita

penyakit membawa tuntutan fisik dan tuntutan psikologis pada orang yang

menderitanya. Tinggi rendah dan berat ringannya tuntutan tergantung dari

macam penyakit dan usia orang yang menderita.penyakit ringan pada

umumnya mendatangkan stres ringan sampai sedang saja. Seperti


51

mengalami otot tegang atau susah rilex, nyeri kepala atau pusing sampai

jantung berdebar. Menurut peneliti cara siswa usia remaja mengatasi stres

dapat memiliki konsekuensi penting terhadap perkembangan kesehatan

fisik dan emosional. Sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan,

mental dan psikologisnya. Pada usia muda daya tahan terhadap penyakit

lebih kuat daripada usia lanjut, maka terhadap penyakit yang sama rasa

stres pada usia muda bisa berbeda. Selain itu strategi coping yang

digunakan untuk meminimalisir gejala penyakit stres juga dibutuhkan

seperti menyelesaikan masalah yang ada pada individu dan harus

berusaha untuk mengatur perasaan atau tindakannya.

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel frekuensi diatas

menunjukkan seluruhnya (50 siswa atau 100%) berusia 18-19 tahun.

Seluruhnya (47 siswa atau 100%) siswa berjenis kelamin perempuan.

Seluruhnya (29 siswa atau 100%) mengalami pertentangan keluarga yaitu

keinginan dan cita-cita yang berlawanan dengan orang tua. Berdasarkan

data pada tabel frekuensi tentang kegiatan lingkungan sekolah seluruhnya

(28 siswa atau 100%) mengikuti layanan konsultasi pada guru BK.

Seluruhnya (31 siswa atau 100%) siswa mengalami gejala penyakit stres

yaitu nyeri kepala atau pusing. Hal ini menunjukkan tingkat stres yang

dialami siswa kelas 12 keperawatan dengan kategori stres sedang

adalah mereka dihadapkan pada banyaknya tuntutan dari orang tua,

perubahan yang relatif cepat seperti perubahan kurikulum, batas waktu

persiapan ujian, menentukan pilihan karir dan program pendidikan lanjut

serta kehidupan sosialnya. Sehingga dapat mempengaruhi proses


52

berlangsungnya pembelajaran atau penerimaan materi sehingga sulit

untuk dipahami karena terdapat beban yang terjadi karena tuntutan

keberhasilan ujian kompetensi keahlian. Kegagalan dapat memotivasi

dirinya melakukan semua yang diperlukan untuk meyakinkan dirinya

bahwa siswa akan baik-baik saja pada saat ujian kompetensi keahlian

tersebut. Hal ini membuat siswa dapat mempersiapkan diri untuk situasi

yang mengakibatkan stres yang akan datang. Menurut peneliti dapat

disimpulkan bahwa hal ini yang menyebabkan siswa mengalami stres

sedang karena tuntutan persiapan ujian kompetensi keahlian dari orang

tua dan pihak sekolah. Dengan membayangkan masalah yang mungkin

muncul, siswa dapat mengembangkan strategi yang relevan untuk

menghadapinya atau mencegah hal-hal yang negatif.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian tentang gambaran tingkat stres siswa kelas 12

keperawatan dalam menghadapi persiapan ujian kompetensi keahlian di

SMK Multimedia Tumpang didapatkan hasil hampir setengahnya

mengalami stres dengan kategori sedang yaitu sebanyak 23 responden

(46%), sebagian kecil mengalami stres berat sebanyak 13 responden

(26%), dan sebagian kecil mengalami stres ringan sebanyak 9 responden

(18%). Banyaknya responden yang mengalami stres sedang, hal ini

dipengaruhi oleh usia, faktor lingkungan, faktor keluarga dan faktor

penyakit penyerta.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini, antara lain :

1. Bagi tempat penelitian

Pihak sekolah dapat meningkatkan dukungan psikologis dan

persiapan materi praktek maupun fisik karena dukungan sangat

membantu siswa untuk tidak terlalu stres. Oleh karena itu, guru

atau pihak sekolah sebagai pendidik yang memegang peranan

penting hendaknya tetap berusaha meluruskan persepsi siswa

tentang ujian kompetensi keahlian dengan tidak terlalu memberi

tuntutan dan paksaan.

53
54

2. Bagi responden

Siswa sebaiknya dapat memajemen stressornya sendiri dengan

mengubah pola cara belajar yang lebih efektif, olahraga maupun

melakukan hobby yang dimiliki.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi tingkat stres siswa dalam menghadapi persiapan

ujian kompetensi keahlian seperti faktor ekonomi dan faktor

biologis. Selain itu keterbatasan penelitian ini terjadi pada waktu

pengambilan data karena sedang pandemi covid-19.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulghani, H.M., 2008. Stress and Depression Among Medical Student;


A Cross Section Study at Medical College in Saudi Arabia.Pak
Journal Medical Science,24(1):12-27
Arikunto. S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineke Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2012. Validitas dan Reabilitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Council, National Safety. 2003. Manajemen Stres. Jakarta:
EGC.
Azwar, Saiffudin.2005. Raliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Badan standart nasional pendidikan. Instrumen verifikasi SMK
penyelenggara uji komptensi keahlian. Departemen pendidikan
nasional.
Befadal, I.2000. Total Quality Management: Panduan Untuk Menghadapi
Persaingan Global. Jakarta: Dijambatan.
Chapman, D.W. (1992). Academic Stress Of Internastional Student
Attending U.S Universities.Research In Higher Education. vol 33
(1).
Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21) Instrument. Available at :
http://www.blackdoginstitute.org.au/docs/3.DASS21withscoringinfo.
pdf (diakses 2 maret 2012)
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik. Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Keputusan Badan Standart Nasional Pendidikan Nomor
1549/BNSP/I/2009. Tentang Prosedur Operasi Standar (POS) dan
Kisi-kisi Uji Kompetensi Keahlian Sekolah Menengah Keatas (SMK)
Tahun Pelajaran 2009/2010.
Lazarus, R. 1999. Stress and Emotion. New York : Spinger Publishing
Company.
Lovibond, SH & Lovibond, PF (1995). Manual untuk skala kecemasan
Depresi & Stress. (Jilid ke 2) Sydney : Yayasan Psikologi.
Notoadmojo, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta;2005.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pendekatan.
Praktis : Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

55
56

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2007 tentang


Mengukur Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2010.
http://perpustakaan.kemdiknas.go.id/digilib/index.php?p=showdetail
&id=499#, (diakses pada 17-01-2012)
Pestonjee, D. M. (1992). Stress and Coping: The Indian experience (2nd
ed). Sage Publications Ltd. Abstract.
Safaria (2011). Peran Religius Coping : R&D. Bandung : Alfabeta.
Lampiran 1

JADWAL PENYUSUNAN PENELITIAN

Bulan ke
Kegiatan
9 10 11 12 1 2 3 4 5
1. Penyusunan
X X
proposal
2. Penyusunan
X
instrumen
3. Seminar proposal X
4. Perbaikan proposal
X
5. Persiapan lapangan
X
6. Uji coba instrumen
X
7. Pengumpulan data
X
8. Pengolahan data X
9. Analisa data X
10. Penyusunan
X
laporan
11. Ujian sidang X

57
Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Prodi


Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr Soepraoen
Malang:

Nama : Eka Ayu Agustin

NIM : 181020

Sebagai syarat surat akhir mahasiswa Prodi Keperawatan Institut

Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr Soepraoen, saya akan melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII

Keperawatan Dalam Menghadapi Ujian Kompetensi Keahlian Di Smk

Multimedia Tumpang”. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan

saudari untuk menjadi responden penelitian ini. Selanjutnya kami mohon

saudari untuk memberikan informasi dengan kejujuran dan apa adanya.

Jawaban saudari di jamin kerahasiaannya.

Demikian atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terimakasih.

Malang, 29 Desember 2020

Eka Ayu Agustin


NIM. 18.1.020

58
Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat informasi dan penjelasan dari peneliti, maka

saya *bersedia / tidak bersedia* menjadi responden penelitian, dalam

penelitian yang berjudul “Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII

Keperawatan Dalam Menghadapi Ujian Kompetensi Keahlian Di Smk

Multimedia Tumpang”.

Demikian pernyataan ini sebagai bukti keikutsertaan saya dalam

penelitian ini.

Malang, 29 Desember 2020

Responden

*Coret yang tidak perlu

59
Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

GAMBARAN TINGKAT STRES SISWA KELAS XII KEPERAWATAN

DALAM MENGHADAPI UJIAN KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK

MULTIMEDIA TUMPANG

Indikator No.soal Jumlah soal

Gugup 1 1

Reaksi berlebihan 2 1

Sulit istirahat 3 1

Gelisah 4 1

Sulit tenang 5 1

Tidak bisa memaklumi gangguan 6 1

Mudah tersinggung 7 1

Total 7

60
Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII Keperawatan Dalam

Menghadapi Persiapan Ujian Kompetensi Keahlian Di SMK

Multimedia Tumpang Kabupaten Malang

Petunjuk Pengisian

1. Isilah data demografi di bawah ini dengan memilih salah satu

jawaban yang sesuai dengan anda.

2. Mohon dibaca setiap kalimat dan berikan tanda centang yang


mengindikasikanpertanyaan yang sesuai dengan anda. Tidak ada
jawaban benar atau salah. Jangan menghabiskan waktu terlalu
lama pada satu pertanyaan.
3. Isilah kuesioner ini secara jujur sesuai dengan pendapat anda

4. Keterangan skala peringkat adalah :


0 = Tidak sesuai dengan saya sama sekali atau Tidak Pernah (TP)
1 = Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu atau Kadang-
kadang (KK)
2= Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan
atau Sering (S)
3= Sangat sesuai dengan saya atau Sangat Sering (SS)

5. Seluruh pertanyaan dari kuesioner ini wajib dijawab / diisi agar

dapat diolah dan dianalisa.

61
62

No Responden :

Nama Responden (Inisial) :

A. Data demografi

1. Usia :

16-17 tahun 18-19 tahun

2. Jenis kelamin :

Laki-laki Perempuan

3. Kelas :

12 SMK

4. Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah anda untuk menghadapi

persiapan ujian kompetensi keahlian selain pendalaman materi?

Layanan konsultasi kepada guru BK

Pendampingan keagamaan atau spiritual

5. Apakah anda sering mengalami konflik atau pertentangan

dalam keluarga?

Keinginan dan cita-cita yang berlawanan dengan

orang tua

Broken home

Ada anggota keluarga yang sakit


63

6. Apakah anda merasakan gejala penyakit stres saat menghadapi

persiapan ujian kompetensi keahlian ?

Jantung berdebar

Otot tegang

Nyeri kepala (Pusing)

B. Tingkat Stres Siswa Kelas XII Keperawatan Dalam Menghadapi

Persiapan Ujian Kompetensi Keahlian

NO DASS-21 TP KK S SS
1. Saya merasa sulit untuk menenangkan
diri

2. Saya cenderung bereaksi berlebihan


terhadap situasi (Mudah marah)
3. Saya merasa bahwa saya menggunakan
banyak energi untuk gelisah
4. Saya merasa gelisah

5. Saya sulit untuk tenang/relax

6. Saya tidak toleran terhadap apapun yang


mengganggu saya dari mengerjakan
sesuatu yang sedang saya kerjakan
7. Saya merasa agak mudah tersinggung
(Sensitif)

TOTAL
64

Lampiran 6

BUKTI REVISI PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


65

Lampiran 7
BUKTI REVISI KARYA TULIS ILMIAH
66

Lampiran 8
SURAT IJIN PENELITIAN
67

Lampiran 9
SURAT BALASAN LOKASI PENELITIAN
68

Lampiran 10

Lembar Konsultasi Pembimbing I


69

Lampiran 11

Lembar Konsultasi Pembimbing II


70

Lampiran 12
Rekapitulasi Data Umum Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas 12 Keperawatan Dalam Menghadapi Ujian
Kompetensi Keahlian

Keinginan dan citacita anda Sedang


Layanan konsultasi kepada Jantung yang
1 Perempuan 18-19 tahun berlawanan dengan orang
guru BK berdebar
tua
Keinginan dan citacita anda Sedang
Layanan konsultasi kepada Otot tegang yang
2 Perempuan 18- 19 Tahun berlawanan dengan orang
guru BK (Sulit tenang)
tua
Keinginan dan citacita anda Sedang
Pendampingan keagamaan Nyeri kepala yang
3 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan orang
atau spiritual ( Pusing)
tua
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Berat
4 Perempuan 18- 19 Tahun Broken home
guru BK ( Pusing)
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Otot tegang Ada anggota keluarga yang Berat
5 Perempuan
atau spiritual (Sulit tenang) sakit
Layanan konsultasi kepada Jantung Sedang
6 Perempuan 18- 19 Tahun Broken home
guru BK berdebar
Keinginan dan citacita anda Ringan
Pendampingan keagamaan Otot tegang yang
7 Perempuan 18- 19 Tahun berlawanan dengan orang
atau spiritual (Sulit tenang)
tua
Keinginan dan citacita anda Sedang
Pendampingan keagamaan Nyeri kepala yang
8 Laki laki 18 - 19 Tahun berlawanan dengan orang
atau spiritual ( Pusing)
tua
71

18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Otot tegang Ada anggota keluarga Sedang


9 Perempuan
atau spiritual (Sulit tenang) yang sakit
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Keinginan dan citacita Berat
guru BK ( Pusing) anda yang
10 Perempuan
berlawanan dengan
orang tua
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Sedang
11 Perempuan Broken home
guru BK ( Pusing)
Keinginan dan citacita Sedang
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
12 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
Keinginan dan citacita Normal
18 - 19 Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
13 Perempuan berlawanan dengan
Tahun guru BK ( Pusing)
orang tua
Keinginan dan citacita Sedang
18 - 19 Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
14 Perempuan berlawanan dengan
Tahun guru BK ( Pusing)
orang tua
Keinginan dan citacita Sedang
Pendampingan keagamaan Nyeri kepala anda yang
15 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
atau spiritual ( Pusing)
orang tua
Keinginan dan citacita Ringan
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
16 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ada anggota keluarga Sedang
17 Perempuan
guru BK ( Pusing) yang sakit
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ada anggota keluarga Berat
18 Perempuan
guru BK ( Pusing) yang sakit
72

18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Jantung Ada anggota keluarga Sangat berat
19 Perempuan
guru BK berdebar yang sakit
Keinginan dan citacita Berat
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
20 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
Keinginan dan citacita Berat
Pendampingan keagamaan Otot tegang anda yang
21 Perempuan 18 - 19 Tahun
atau spiritual (Sulit tenang) berlawanan dengan
orang tua
Keinginan dan citacita Sedang
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
22 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Nyeri kepala Berat
23 Perempuan Broken home
atau spiritual ( Pusing)
Keinginan dan citacita Sangat Berat
Layanan konsultasi kepada Jantung anda yang
24 Perempuan 18 - 19 Tahun
guru BK berdebar berlawanan dengan
orang tua
Keinginan dan citacita Ringan
Pendampingan keagamaan Jantung anda yang
25 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
atau spiritual berdebar
orang tua
Keinginan dan citacita Berat
Pendampingan keagamaan Otot tegang anda yang
26 Perempuan 18 - 19 Tahun
atau spiritual (Sulit tenang) berlawanan dengan
orang tua
Keinginan dan citacita Sedang
Pendampingan keagamaan Otot tegang anda yang
27 Perempuan 18 - 19 Tahun
atau spiritual (Sulit tenang) berlawanan dengan
orang tua
73

18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Nyeri kepala Sedang


28 Perempuan Broken home
atau spiritual ( Pusing)
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ada anggota keluarga Normal
29 Perempuan
guru BK ( Pusing) yang sakit
Keinginan dan citacita Berat
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
30 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Nyeri kepala Sedang
31 Perempuan Broken home
atau spiritual ( Pusing)
Keinginan dan citacita Sedang
Pendampingan keagamaan Nyeri kepala anda yang
32 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
atau spiritual ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ringan
33 Perempuan Broken home
guru BK ( Pusing)
Keinginan dan citacita Berat
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
34 Laki laki 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ada anggota keluarga Ringan
35 Perempuan
guru BK ( Pusing) yang sakit
Keinginan dan citacita Ringan
Layanan konsultasi kepada Otot tegang anda yang
36 Laki laki 18 - 19 Tahun
guru BK (Sulit tenang) berlawanan dengan
orang tua
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Jantung Sedang
37 Perempuan Broken home
guru BK berdebar
Keinginan dan citacita Ringan
Pendampingan keagamaan Otot tegang anda yang
38 Perempuan 18 - 19 Tahun
atau spiritual (Sulit tenang) berlawanan dengan
orang tua
74

Keinginan dan citacita Normal


Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
39 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
Keinginan dan citacita Normal
Pendampingan keagamaan Nyeri kepala anda yang
40 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
atau spiritual ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Jantung Ada anggota keluarga Ringan
41 Perempuan
atau spiritual berdebar yang sakit
Keinginan dan citacita Sedang
Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala anda yang
42 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
guru BK ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ada anggota keluarga Sedang
43 Perempuan
guru BK ( Pusing) yang sakit
Keinginan dan citacita Berat
Pendampingan keagamaan Nyeri kepala anda yang
44 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
atau spiritual ( Pusing)
orang tua
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Nyeri kepala Keinginan dan citacita Sedang
45 Perempuan
atau spiritual ( Pusing) anda yang
berlawanan dengan
orang tua
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Otot tegang Sedang
46 Perempuan Broken home
atau spiritual (Sulit tenang)
18 - 19 Tahun Pendampingan keagamaan Otot tegang Sedang
47 Perempuan Broken home
atau spiritual (Sulit tenang)
Keinginan dan citacita Ringan
Pendampingan keagamaan Otot tegang anda yang
48 Perempuan 18 - 19 Tahun berlawanan dengan
atau spiritual (Sulit tenang)
orang tua
75

18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Sedang


49 Perempuan Broken home
guru BK ( Pusing)
18 - 19 Tahun Layanan konsultasi kepada Nyeri kepala Ada anggota keluarga Berat
50 Perempuan
guru BK ( Pusing) yang sakit
76

Lampiran 13

Rekapitulasi Data Khusus Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas 12 Keperawatan Dalam Menghadapi Persiapan
Ujian Kompetensi Keahlian

No Soal
No
Total Kategori
Responden 1 2 3 4 5 6 7

1 2 2 1 2 1 1 1 10 Sedang
2 1 2 2 0 1 3 2 11 Sedang
3 1 2 1 2 1 1 1 10 Sedang
4 1 1 1 2 3 3 3 14 Berat
5 1 0 1 3 3 2 3 13 Berat
6 1 1 2 1 1 3 2 11 Sedang
7 1 2 0 2 2 0 1 8 Ringan
8 1 1 2 2 1 1 2 10 Sedang
9 0 2 2 0 2 3 2 11 Sedang
10 1 2 1 1 3 3 2 13 Berat
11 1 0 2 1 3 1 2 10 Sedang
12 2 1 0 2 1 2 3 11 Sedang
13 0 1 0 1 0 0 1 3 Normal
14 2 1 1 2 1 3 0 10 Sedang
15 2 1 0 0 3 3 1 10 Sedang
77

16 1 1 1 3 0 0 2 8 Ringan
17 1 2 1 2 1 2 3 12 Sedang
18 2 2 3 3 1 1 1 13 Berat
19 1 3 3 3 3 3 3 21 Sangat Berat
20 2 2 3 3 2 2 2 16 Berat
21 2 1 3 2 3 3 2 16 Berat
22 2 2 2 2 2 0 2 12 Sedang
23 3 3 3 2 2 2 1 16 Berat
24 3 2 3 2 3 2 2 17 Sangat Berat
25 2 2 0 1 0 2 1 8 Ringan
26 1 2 2 3 2 1 2 13 Berat
27 1 1 2 2 1 1 2 10 Sedang
28 2 2 1 1 1 0 3 10 Sedang
29 1 1 0 1 0 1 0 4 Normal
30 2 2 1 1 3 1 3 13 Berat
31 2 1 2 1 2 1 2 11 Sedang
32 1 2 2 2 2 0 3 12 Sedang
33 1 2 1 1 1 1 1 8 Ringan
34 2 1 3 3 3 1 2 15 Berat
35 2 2 2 1 1 0 1 9 Ringan
36 2 1 2 1 1 1 0 8 Ringan
37 2 1 1 2 1 1 3 11 Sedang
38 2 1 0 0 2 1 2 8 Ringan
78

39 0 1 0 1 0 0 1 3 Normal
40 1 0 0 1 1 0 1 4 Normal
41 2 1 2 1 0 1 1 8 Ringan
42 1 2 2 2 1 1 1 10 Sedang
43 1 2 1 2 3 1 2 12 Sedang
44 1 2 2 2 2 2 2 13 Berat
45 1 1 1 2 1 3 1 10 Sedang
46 2 3 0 2 0 3 1 11 Sedang
47 2 0 1 2 2 3 0 10 Sedang
48 1 0 0 1 3 0 3 8 Ringan
49 1 2 1 1 1 1 3 10 Sedang
50 2 1 2 3 3 1 2 14 Berat
Lampiran 14

REKAPITULASI DATA SILANG

Tingkat Stres Jumlah


Data Tidak Sangat
Ringan Sedang Berat
Umum Stres Berat
f % f % f % f % f % f %
Usia
16-17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tahun
18-19
4 8 9 18 23 46 12 24 2 4 50 100
tahun
Jenis Kelamin
33,
Laki-laki 0 0 1 1 33,3 1 33,3 0 0 3 100
4
Perempu
4 8,5 8 17 22 46,7 11 23,5 2 4,3 47 100
an
Apakah anda mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
menghadapi persiapan UKK selain pendalaman materi?
Mengikut
i layanan
10, 14,
konsultas 3 4 12 42,9 7 25 2 7,2 28 100
7 2
i kepada
guru BK
Pendam
pingan
22,
keagama 1 4,6 5 11 50 5 22,7 0 0 22 100
7
an atau
spiritual
Apakah anda sering mengalami konflik dalam keluarga?
Keingina
n dan
cita-cita 10, 20,
3 6 12 41,3 7 24,1 1 3,4 29 100
yang 3 5
berlawan
an
Broken
0 0 0 0 8 80 2 20 0 0 10 100
home
Anggota
keluarga 27,
1 9,2 3 3 27,2 3 27,2 1 9,2 11 100
yang 2
sakit
Apakah anda merasakan gejala penyakit stres seperti?
Jantung 28,
0 0 2 3 42,8 0 0 2 28,6 7 100
berdebar 6
Otot 33,
0 0 4 5 41,6 3 25 0 0 12 100
tegang 4
Nyeri
12,
kepala/p 4 3 9,6 15 48,3 9 29,2 0 0 31 100
9
using
Sumber : (Kuisioner google form,2020)

79
Lampiran 15

DOKUMENTASI PENELITIAN

80

Anda mungkin juga menyukai