SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
ii
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk dipertahankan di
hadapan tim penguji skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas MH. Thamrin Jakarta
JUDUL SKRIPSI
“HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD TUNAS INDAH JAKARTA
Jakarta, 21 September 2021
Menyetujui,
Pembimbing utama Pembimbing pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin Jakarta
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Progam Studi Sarjana
Keperawatan dan telah dilakukan revisi hasil sidang skripsi.
TIM PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : September 2021
iv
Nama : Velintiya Mayoja Martadinaya
NIM : 1032171018
Judul : Hubungan kebiasaan Sarapan Terhadap Prestasi Belajar Anak Usia 4-5
Tahun Di PAUD Tunas Indah Jakarta
ABSTRAK
Latar belakang : Tingginya angka gizi buruk di Indonesia yang salah satunya di
sebabkan oleh anak yang tidak terbiasa untuk sarapan. Terdapat beberapa masalah
kesehatan kemudian dalam proses berfikir anak yang di akibatkan dari anak yang
tidak sarapan.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis desktriptif dengan desain
Cross Sectional yang mempelajari dan menganalisis mengenai hubungan kebiasaan
sarapan terhadap prestasi belajar anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas Indah
Jakarta. .Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian melalui google form kepada
anak yang di damping orang tua berjumlah 40 anak di PAUD Tunas Indah Jakarta
bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar
anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas Indah Jakarta.
Hasil : Pada anak di PAUD Tunas Indah Jakarta mayoritas Dari mereka memiliki
usia 4 tahun dengan persentase 55% , dengan usia ibu 17-35 tahun lebih banyak
sebesar 80%, ibu dengan pendidikan SMA-perguruan tinggi mempunyai nilai yang
tinggi sebesar 92,5%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara variabel sarapan terhadap prestasi belajar anak. menggunakan uji
statistic chi-Square didapatkan nilai P value 0,040 (<0.05) diartikan bahwa perbedaan
proporsi tersebut bermakna .Nilai PR=1, 316 artinya anak yang memiliki sarapan
kurang baik mempunyai peluang (berisiko) 1,3 kali ini untuk penurunan prestasi
belajar.
Kesimpulan : orang tua dan sekolah meningkatkan upaya pola asuh dalam
membiasakan anak sarapan untuk menunjang kesehatan dan daya tangkap anak ketika
belajar yang berpengaruh pada prestasi belajar anak.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas MH Thamrin.
Skripsi ini terwujud atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang
tidak dapat disebukan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, SKM., M.CommH selaku Rektor Universitas
MH.Thamrin.
2. Prof. Dr. dr. Kusharisupeni, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
MH.Thamrin.
3. Ilah Muhafilah, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Program studi Sarjana Keperawatan
Universitas MH.Thamrin.
4. Ns. Neli Husniawati, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, masukan, arahan dan motivasi kepada penulis selama
proses penyusunan proposal skripsi.
5. Tri Mulia Herawati, S.Kp.,M.Kep selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan arahan kepada penulis selama proses
penyusunan proposal skripsi.
6. Ns. Suwarningsih, S.Kep.,M.Kep. selaku Wali Kelas penulis yang selalu sabar
dan senantiasa memberikan banyak ilmu serta nasihat baik untuk penulis.
7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Sarjana Keperawatan yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang telah memberi ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi
penulis.
8. Staff akademik Program Studi Sarjana Keperawatan yang tidak bisa disebutkan
iv
satu persatu.
9. Badiya dan Alm. Sri Sutiwi selaku orang tua penulis yang selalu memberikan
semangat, dukungan mental, dan doa kepada penulis selama ini.
10. Hadi Nurullah selaku kekasih penulis yang sudah membantu sebagai editor
proposal skripsi ini, yang selalu memberikan semangat dan motivasi penulis
selama penyusunan proposal skripsi.
11. Kepada kakak tingkat yaitu Kak Chika Wahyu Setya Utami karena selalu
memberikan dukungan dan perhatian untuk penulis.
12. Mayang Dwi Savira dan Sulsila selaku sahabat penulis yang telah memberikan
semangat dan motivasi penulis selama penyusunan proposal skripsi.
13. Para sahabat yang selalu ada Savira Damayanti , Aldila Nur Aini dan Echa Dwi
Damayanti yaitu yang selalu selalu menemani disaat jenuh mengerjakan proposal
skripsi beserta dukungannya.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap
kritik yang membangun dari berbagai pihak agar kekurangan yang ada dalam skripsi
ini tidak diulang pada penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT
dapat membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi
ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
4.2 Populasi dan Sampel............................................................................................31
4.2.1 Populasi..........................................................................................................31
4.2.2 Sampel............................................................................................................31
4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel.........................................................................32
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................32
4.4 Etika Penelitian....................................................................................................32
4.4.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan).......................................................32
4.4.2 Anonimity (Tanpa Nama)...............................................................................33
4.4.3 Confidentiality (Kerahasiaan)........................................................................33
4.4.4 Respect For Justice (menghormati keadilan).................................................33
4.4.5 Balancing Harm And Benefits (memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan)...................................................................................................34
4.5 Alat Pengumpulan Data.......................................................................................34
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas...............................................................................36
4.6.1 Uji Validitas...................................................................................................36
4.6.2 Uji Realibilitas...............................................................................................37
4.6.3 Prosedur Penelitian........................................................................................38
4.7 Pengolahan dan Analisis Data..............................................................................39
4.7.1 Pengolahan Data............................................................................................39
4.7.2 Analisis Data..................................................................................................40
4.7.3 Analisis Data Univariat..................................................................................40
4.7.4 Analisis Data Bivariat....................................................................................41
BAB V.........................................................................................................................43
HASIL PENELITIAN.................................................................................................43
5.1 Analisis Univariat................................................................................................43
5.2 Analisis Bivariat...................................................................................................44
BAB VI........................................................................................................................49
PEMBAHASAN..........................................................................................................49
6.1 Karakteristik responden berdasarkan usia anak, usia ibu, pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, prestasi belajar anak dan sarapan anak................................................49
6.2 Hubungan Antara Sarapan dengan Prestasi Belajar Anak di PAUD Tunas Indah
Jakarta..........................................................................................................................52
6.3 Keterbatasan penelitian........................................................................................53
BAB VII......................................................................................................................54
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................54
7.1 Kesimpulan..........................................................................................................54
7.2 Saran.....................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................56
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pastinya kebutuhan gizi setiap orang berbeda. Namun menurut Ruth (2020) “The
food is my friend diet”, setiap porsi sarapan sehat tergantung pada umur, aktivitas
dan tujuan kesehatan. Pada umumnya, satu porsi sekali makan rata-rata harus
mengandung 25% karbohidrat, 25% protein, dan 50% serat dari buah dan
sayuran.
Anak merupakan aset sumber daya manusia dan generasi penerus perlu
diperhatikan kehidupannya. Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu
faktor terpenting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Kecukupan gizi sangat mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas seseorang.
Namun, pada kenyataannya, permasalahan gizi anak di Indonesia masih cukup
tinggi.Tercatat persentase stunting sebesar 37,1%, anak dengan status gizi kurang
sebesar 19,6%, dan anak bergizi lebih sebanyak 11,9% (Kementrian kesehatan
RI, 2016).
1
Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 menyatakan bahwa
menurut proporsi pemenuhan zat-zat gizi dalam sehari berasal dari sarapan
memberikan 14%, makan siang memberikan 44%, makan selingan memberikan
14% (masing-masing 7% untuk selingan pagi dan sore), dan makan malam
memberikan 28%. Jika tidak ada makanan selingan di pagi hari, proporsi sarapan
adalah 20% dari kebutuhan zat gizi dalam sehari. Jumlah ini tentu bukan
merupakan nilai mutlak, tetapi tergantung pula pada faktor umur, tinggi dan berat
badan maupun aktivitas yang dilakukan sehari-hari (Larega, 2015).
Indonesia banyak dijumpai masalah gizi kurang pada anak sekolah. Masalah gizi
pada anak mencapai 12% untuk anak laki laki dan 23% pada anak perempuan
(Kemenkes,2018). Konsumsi makanan yang adekuat dalam kuantitas dan
kualitas yang tepat akan berdampak pada status gizi yang baik.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Biro Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI
Jakarta sepanjang tahun 2015 sampai 2019, jumlah kasus balita kekurangan gizi
terbesar yaitu pada tahun 2016 sebesar 1.692 kasus. Jumlah ini didominasi dari
kasus balita di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat yaitu sebesar 882 balita
dan 615 balita. Sementara pada tahun 2019 terdapat 430 balita kekurangan gizi
yang mendapat perawatan. Jumlah terbesar kasus balita kekurangan gizi yang
mendapat perawatan di tahun 2019 yaitu pada wilayah Jakarta Barat dan Jakarta
Timur (Nisa,2020) .
2
Masalah kurang gizi tersebut dapat diakibatkan karena perilaku keluarga yang
tidak membiasakan anak untuk sarapan sebelum beraktivitas. Upaya yang
diperlukan untuk meningkatkan status gizi anak antara lain dengan pemberian
makanan tambahan, pemberian obat cacing secara rutin dan membiasakan anak
untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Hal ini diharapkan akan
memperbaiki status gizi anak karena status gizi yang baik akan berdampak pada
prestasi yang baik pula (Suyatno, 2015).
Dalam mengaktualisasikan diri harus dibarengi dengan gizi yang baik pula. Gizi
yang baik saat sarapan tidak hanya menyangkut kelangsungan hidup tetapi juga
menyangkut kualitas hidup. Terkadang waktu sarapan bagi sebagian orang
merupakan waktu yang sempit di pagi hari sehingga sering dilewatkan atau
memakan makanan seadanya tanpa mempertimbangkan gizi atau nutrisi yang
terkandung. Pemilihan menu pada saat sarapan juga merupakan hal yang sangat
penting. Makanan yang sehat dirasa cocok untuk memenuhi gizi saat sarapan.
Makanan yang sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi cukup, lengkap
dan seimbang, serta mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral (Kuntoro,2017).
Banyak anak yang tidak memakan sarapan yang sehat karena orang tua yang
masih kurang peduli akan pentingnya sarapan lagi. Pemahaman orang tua akan
makanan sehat masih sangat minim bahkan pemikiran orang Indonesia sendiri
bahwa “belum makan jika belum makan nasi” ini yang menjadikan kebanyakan
orang tua menjadikan menu sarapan harus dengan nasi bahkan makan mie atau
kentang pun harus dengan nasi. Nasi memang salah satu sumber karbohidrat
yang sangat akrab bagi masyarakat Indonesia namun jika karbohidrat di
konsumsi terlalu banyak di pagi hari akan menyebabkan kantuk yang akan
mempengaruhi konsentrasi belajar anak (Ikha,2017).
3
Keterbatasan waktu pada pagi hari merupakan salah satu penyebab anak-anak
tidak sempat sarapan. Masukan zat-zat gizi sumber tenaga yang waktunya tidak
teratur untuk aktivitas disiang hari terpaksa mengambil sumber energi yang
tersimpan diotot sehingga penampilan kebugaran akan semakin menurun, dalam
waktu yang berkepanjangan keadaan tubuh seperti itu dapat mengakibatkan
gejala mudah lelah, sulit berkonsentrasi dan kurang bergairah sehingga
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak tersebut (Istandi, 2017).
Kelangsungan aktifitas anak dan berperan menghindari rasa lapar selama pagi
hari. Kosongnya lambung dapat membuat kadar gula darah dalam tubuh
menurun drastis, ini mengakibatkan pasokan energi glukosa bagi otak terganggu,
sehingga kemampuan kognisi melemah. Konsentrasi dikelas biasanya terganggu
karena tubuh tidak memperoleh kecukupan gizi. Akibatnya, anak mengalami
kekosongan lambung selama 10-11 jam (dihitung dari saat anak tidur malam).
Dari prilaku tersebut dapat mengakibatakan rasa lapar pukul 10-11 yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar anak (Sari, 2017).
Dapat disimpulkan makan pagi atau sarapan mempunyai peranan penting bagi
anak, yaitu untuk pemenuhan gizi dipagi hari, dimana anak-anak berangkat
kesekolah dan mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-
anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap
kecerdasan/intelegensi otak, terutama daya ingat anak sehingga dapat
mendukung konsentrasi belajar anak kearah yang lebih baik. Sarapan merupakan
4
pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi saat
melakukan aktifitas di pagi hari. Maka nutrisi memiliki peran penting dalam
prestasi belajar anak ketika belajar(Arifin, 2015)
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan anak tidak suka sarapan. Mulai
dari tidak terbiasa sarapan sejak kecil kemudian anak tidak sempat untuk sarapan
dan dari anak yang tidak dibiasakan sarapan akan sulit untuk melakukan sarapan.
Maka anak harus dibiasakan sarapan sejak diri untuk menjadikan sarapan sebagai
kebiasaan dan tidak membiasakan memberikan uang jajan untuk anak
(Suraya,2019).
Anak usia (4-5 tahun) perlu mendapat pelayanan kesehatan lebih dalam, karena
anak mudah terinfeksi atau kekurangan gizi. Oleh karena itu, diperlukan
perhatian khusus terhadap anak-anak. Terhadap kesehatan gizi pada anak agar
tidak kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit ditambah dengan anak yang
menganggap remeh sarapan dan melewatkan sarapannya. untuk menunjang
kondisi tersebut perlu diperhatikan asupan makanan dengan memperhatikan
berbagai hal, Salah satunya :
1. Cukup kalori, dengan ukuran kurang lebih 1700 kalori/hari
2. Cukup lauk nabati (tahu,tempe) maupun hewani (daging,ikan,dan telur),
3. Tersedia sayuran hijau seperti bayam, sawi lain sebagainya dan sayuran
dimasak dengan minyak (tumis) yang akan mempermudah penyerapan
vitamin A,D,E
4. Komposisi sumber makanan protein hewani dibanding nabati adalah 1:1
konsumsi protein hewani sebaiknya 5 gram/hari berasal dari daging dan 10
gram/hari berupa ikan. Apabila anak sulit mengkonsumsi susu, dapat di ganti
produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain. (Istadi,2017).
5
Di dunia rata-rata anak sering melewatkan sarapan seperti Amerika dan Eropa
sekitar 10% sampai 30% anak melewatkan sarapan setiap hari (Vanhala, 2020).
Sedangkan angka kejadian anak melewatkan sarapan di Kolombo sekitar 70%
dan Nigeria sekitar 52% anak.
Hal ini sejalan dengan Kemenkes RI (2014) menyatakan sekitar 40% anak
Indonesia melewatkan sarapan sebelum berangkat sekolah. Analisis data
konsumsi pangan dari Riskesdas(2018) menunjukkan sebanyak 26,1 persen
anak-anak Indonesia melewatkan sarapan. Selain itu, hanya 10,6 persen dari
mereka yang melakukan sarapan, dapat mencukupi asupan energi yang
dibutuhkan.
Oleh karena itu menurut Istadi (2017) sarapan pagi merupakan pasokan energi
utama untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah dan
meningkatkan prestasi belajar di kelas .Studi pendahuluan yang sudah dilakukan
pada 20 anak menunjukkan bahwa anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas Indah
Jakarta terdapat 13 anak yang tidak melakukan sarapan sebelum mengikuti
kegiatan pembelajaran.
6
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti, ingin melakukan penelitian yang
berjudul “hubungan kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar anak usia 4-5
tahun di PAUD Tunas Indah Jakarta" .
Sarapan merupakan hal penting yang dapat memberikan energi yang cukup untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, mungkinkan sarapan ini dapat berpengaruh
pada prestasi belajar anak. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah
informasi ataupun bukti empirik bahwa perilaku sarapan memiliki kaitan dengan
peningkatan prestasi belajar anak. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti
apakah ada hubungan kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar anak usia 4-5
tahun di PAUD Tunas Indah Jakarta?
7
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan kebiasaan sarapan terhadap prestasi
belajar anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas Indah Jakarta.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya distribus frekuensi karakteristik responden yaitu umur anak,
umur ibu , pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan prestasi belajar anak.
1.3.2.2 Diketahuinya kebiasaan sarapan anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas
Indah Jakarta.
1.3.2.3 Diketahuinya hubungan kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar anak
usia 4-5 tahun di PAUD Tunas Indah Jakarta.
8
anak,sebagai bahan dalam melihat penelitian terbaru dan memperkaya
kepustakaan bagi Universitas MH Thamrin.
1.4.5 Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat meningkatkan motifasi sarapan di tempat penelitian dan
digunakan sebagai pengetahuan mengenai pentingnya sarapan agar prestasi belajar
anak di PAUD lebih baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sarapan
2.2.1 Pengertian Sarapan
Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada awal kegiatan
sehari-hari, dalam waktu dua jam setelah bangun tidur, biasanya tidak lewat dari
jam 10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20 - 35% dari total kebutuhan energi
harian (Giovannini, 2018). Sarapan pagi akan mengisi cadangan energi selama
kegiatan belajar yang berlangsung sekitar 8 - 10 jam dan akan diisi kembali pada
saat makan siang (Sartika, 2018).
9
Syarat makan pagi yang sehat mencakup aspek kuantitas, kualitas, komposisi zat-
zat gizi dalam makanan, higienis, dan dengan interval waktu makan yang teratur.
Kebutuhan gizi untuk satu hari tidak dapat dipenuhi dengan cara sekali makan
saja, karena kapasitas lambung dan beban kerja organ-organ pencernaan akan
terlalu berat. Pada pagi hari jumlah zat tenaga dalam darah telah menurun
sehingga untuk memulai aktivitas pagi hari memerlukan makan pagi sebagai
pengganti zat-zat makanan yang telah diambil dari persediaan tubuh semalam
(Yuliati, Rahayu, & Sudibyo 2019 ).
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan sarapan pagi merupakan asupan
makanan pertama yang masuk kedalam tubuh serta sarapan itu penting karena
dengan sarapan akan mendapatkan energi dan meningkatkan konsentrasi
kemudian berdampak pada prestasi belajar anak karena pada pagi hari jumlah
zat tenaga dalam darah telah menurun sehingga anak memulai aktivitas pada
pagi hari memerlukan makan pagi sebagai pengganti zat-zat makanan yang telah
diambil dari persediaan tubuh semalam.
10
dan mineral yang menyehatkan. Sari buah alami dapat meningkatkan kadar
gula darah setelah semalam kita tidak dapat makan. Setelah itu bisa
dilanjutkan dengan makanan sereal, nasi atau roti. Menu pilihan lain berupa
roti, telur, bubur, susu dan lain-lain.
c. Memperbaiki Memori atau Daya Ingat
Peneliti terakhir membuktikan bahwa tidur semalam membuat otak kita
kelaparan. Jika kita tidak mendapat glukosa yang cukup pada saat sarapan,
maka fungsi otak atau memori terganggu. Menurut Yuzan (2018), pada dua
kelompok populasi dengan kebiasaan sarapan yang rutin pada suatu kelompok
dan kebiasaan sarapan yang tidak rutin pada kelompok lainnya, menggunakan
tes daya ingat dengan cara memberikan delapan kata-kata yang sering ditemui
oleh kedua kelompok tersebut untuk dihafal selama 15 menit, kemudian
menuliskannya kembali dalam watu 1 menit, hasil dari tes tersebut didapatkan
nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok dengan kebiasaan sarapan
rutin dibandingkan dengan kelompok yang kebiasaan yang sarapannya tidak
rutin.
d. Meningkatkan Daya Tahan Terhadap Stres
Dari sebuah survei anak-anak dan remaja yang sarapan memilki performa
yang lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku
positif, ceria, kooperatif, gampang berteman dan dapat menyelesaikan
masalah dengan baik. Sedangkan anak yang tidak sarapan, tidak dapat berfikir
dengan baik dan selalu kelihatan malas (Rahmi ,2018).
Menurut Setiadi (2017) fungsi sarapan penting bagi anak, saat anak yang terbiasa
sarapan pagi akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan anak
yang tidak terbiasa sarapan pagi. Sarapan pagi akan memacu pertumbuhan dan
memaksimalkan kemampuan anak disekolah.
Selain itu, berbagai macam manfaat sarapan bagi anak antara lain memberi energi
11
untuk otak anak. Sarapan dapat membantu daya ingat dan konsentrasi sebelum
tiba waktuya makan siang,. Sebagai pengganti waktu makan yang tidak terisi oleh
makanan. Setelah tidur selama kurang lebih 8 jam, maka zat gula dalam tubuh
akan menurun, hal itu dapat digantikan dengan mengkonsumsi karbohidrat
ketika sarapan.
Menjaga stamina anak usia sekolah tetap sehat selama mengikuti kegiatan di
sekolah maka sarana utama dari segi gizi meninggatkan sarapan pagi. Ada yang
merasa waktu sangat terbatas karena jarak sekolah cukup jauh, terlambat bangun
pagi atau tidak ada selera untuk sarapan pagi. Dampak negatif dari tidak sarapan
pagi adalah dari tidak keseimbangan sistem syaraf pusat yang diikuti dengan rasa
pusing, badan gemetar, atau rasa lelah. Dalam keadaan demikian, anak akan sulit
untuk dapat menerima pembelajaran dengan baik. Gairah belajar dan kecepatan
reaksi juga akan menurun. Dapat disimpulkan bahwa sarapan memiliki manfaat
seperti memelihara ketahanan tubuh saat beraktivitas pada pagi hari, membantu
memusatkan pikiran, meningkatkan daya ingat dan menjaga kesehatan
(Elita,2017).
12
jauh,terlambat bangun pagi, dan tidak ada selera untuk sarapan pagi . Anak- anak
yang tidak memiliki kebiasaan sarapan mempunyai konsentrasi belajar yang lebih
rendah, kurang perhatian, intelegensi yang lebih rendah dan prestasi belajar yang
lebih rendah juga dibandingkan dengan anak yang memiliki kebiasaan sarapan
pagi (Whitney,2017).
Anak yang tidak sarapan pagi akan mengalami kekosongan lambung sehingga
kadar gula akan menurun. Padahal, gula darah merupakan sumber energi utama
bagi otak. Dampak negatifnya adalah ketidakseimbangan sistem syaraf pusat yang
diikuti rasa pusing, badan gemetar, atau rasa lelah. Dalam keadaan seperti itu,
anak akan sulit untuk dapat menerima pelajaran dengan baik. Gairah belajar dan
kecepatan reaksi juga akan menurun (Khomsan, 2018). Dengan demikian, sarapan
sangat penting dilakukan untuk anak usia sekolah karena sarapan dapat
meningkatkan kadar glukosa darah sehingga konsentrasi belajar pun meningkat
dan berpengaruh pada prestasi belajar anak (Nila,2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Faridi (2012) dalam Pramesthi (2019) pada
sejumlah siswa sekolah dasar di Duren Sawit, Jakarta Timur membuktikan bahwa
persentase anak hipoglikemia yang diukur pada pukul 09.00 pada anak yang
melakukan sarapan ternyata lebih rendah (55%) dibandingkan dengan anak yang
tidak melakukan sarapan pagi (73%). Hasil peneliti ini mengindikasikan dua hal.
Pertama, anak yang tidak sarapan rentan terhadap hipoglikemia. Kedua, sarapan
yang tidak memadai juga memungkinkan terjadinya hipoglikemia.
13
Berikan makanan pada porsi secukupnya (jangan banyak sekaligus) karena
anak akan bangga jika berhasil menghabiskan porsi makanannya.
b. Beri pujian
Apabila anak mampu menghabiskan porsi makanannya, berilah pujian
sehingga menyenangkan hati anak.
c. Biarkan anak mengambil porsinya sendiri
Berikan kebebasan pada anak untuk mengambil makanannya sendiri sebab
anak akan merasa dihormati dan bertanggung jawab terhadap habisnya
makanan tersebut.
d. Berikan makan saat lapar
Apabila anak hendak menyajikan jenis makanan baru yang belum dikenal
anak, sebaiknya diberikan saat anak lapar.
e. Hindari rasa bersalah
Apabila anak memecahkan peralatan makan, jangan dimarahi. Untuk itu,
gunakan peralatan yang terbuat dari plastic.
f. Sajikan hanya makanan yang terbaik
Berikan makana yang padat kalori seperti daging, ikan, selai kacang, keju,
pisang, kacang-kacangan.
g. Ciptakan suasana makanan yang menyenangkan
Biarkan anak makan sambil bermain-main atau apa saja yang disukainya.
Hindari penyuapan yang memaksa.
h. Kurangi hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian
Televisi sering menggangu perhatian anak pada waktu makan meskipun anak
tidak sungguh-sungguh menonton. Demikian juga halnya kehadiran kakak
atau anak yang lain juga menyebabkan anak kurang perhatian pada
makanannya.
i. Biarkan anak makan lambat
Anak yang baru belajar makan biasanya sangat lambat menyelesaikan tugas
makannya. Untuk itu, sebaiknya biarkan anak makan dengan caranya sendiri.
14
Luangkan waktu untuk menemaninya.
j. Mengganti suasana makan
Agar anak tidak bosan, berupayalah mengganti suasana makan, misalnya
bagi anak biasa makan dimeja makan dapat divariasi dengan makan diteras,
minuman yang biasanya diminum langsung dari cangkir diganti dengan
sedotan, makan yang biasanya hanya menggunakan tangan diganti dengan
menggunakan sendok.
k. Biarkan anak memilih makanannya sendiri
Berikan alternatif makanan yang dapat dipilih anak, boleh juga mengajak
anak untuk mengkonsumsi makanan seperti yang dimakan anggota keluarga
lainnya, tetapi jangan sesekali memaksanya.
l. Bersikap cerdik
Agar kebutuhan anak akan zat-zat gizi dapat terpenuhi, orang tua harus cerdik
dalam menyediakan menu makanan terutama untuk balita. Sayuran dan buah-
buahan dalam bentuk aslinya terkadang tidak disukai anak. Untuk itu, anda
bisa menyajikan dalam bentuk makanan campuran, misalnya dibuat jus atau
masakan dengan sayuran yang ditumbuk.
m. Turuti keinginan anak
Pada umumnya anak menolak makanan campuran dalam satu piring, misalnya
nasi, sayur, dan lauk jadi satu. Turuti keinginan anak tersebut dengan
menyajikan berbagai jenis makanan yang terpisah.
n. Jangan memaksa rapi
Anak lebih menyukai makan dengan caranya sendiri yang terkandung menjadi
berantakan. Untuk itu, diperlukan toleransi orang tua untuk tidak memaksa
anak makan dengan rapi sebab dengan cara tersebut anak akan lebih banyak
menghabiskan makannya.
o. Mau menerima jawaban tidak
Apabila anak mengatakan sudah kenyang dan tidak mau makan, jangan paksa
untuk makan meski hanya satu suap lagi.
15
p. Sabar
Selera makan anak cepat berubah sehingga jenis makanan yang kemarin
digemari, sekarang bisa saja dihindari. Untuk itu, dituntut kesabaran dari
orang tua.
q. Metode bekal
jika anak tidak mau sarapan sebelum melakukan kegiatan sekolah. Orang tua
bisa membawakan bekal agar anak lebih mudah dalam memakannya karena
bisa makan bersama teman.
Jadi ketika anak sulit makan maka kita harus mengupayakan cara agar anak mau
makan yaitu berikan porsi kecil, berikan pujian pada anak, biarkan anak
mengambil porsinya sendiri, berikan makan saat anak lapar, hindari rasa bersalah
pada anak ketika melakukan kesalahan saat makan, mengganti suasana pada saat
mau makan, biarkan anak memilih makanannya sendiri, cerdik dalam menghadapi
anak, turuti keinginan anak, jangan memaksa anak untuk rapi pada saat makan,
dan paling utama selalu sabar dalam menghadapi anak (Heni,2018).
16
Ketersediaan sarapan merupakan kemampuan ibu dalam menyiapkan sarapan di
pagi hari. Menyajikan makanan yang bargizi dan memastikan anak sarapan
sebelum berangkat kesekolah. Didukung dengan keantusiasan ibu dalam membuat
menu sarapan setiap hari (Gemili, Auren dan Suyatno 2015) .
17
luar diri siswa. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
kematangan fisik dan mental, kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan, minat
dan motivasi serta faktor karakteristik pribadi. Secara terperinci dapat dijelaskan
sebagai berikut :
2.2.2.1 Faktor Internal
Menurut Desi (2016), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Sedangkan zat gizi (nutrients) adalah
ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Status gizi buruk secara klinis, gizi buruk ditandai
dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak
mencukupi sehingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan (Arundyna,
2015).
18
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
zat-zat gizi esensial . Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang
sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan
kebiasaan makan yang buruk. Akibat dari status gizi kurang adalah
perkembangan otak yang tidak sempurna yang menyebabkan kognitif,
perkembangan IQ terhambat dan kemampuan belajar terganggu yang
selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa. keadaan gizi kurang
mengakibatkan perubahan struktural dan fungsional pada otak.
c. Status Gizi Baik
Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum (Alda,
2016).
19
Kecerdasan atau intelegensi adalah kapasitas umum dari seseorangindividu
yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan
kebutuhan yang baru, atau keadaan rohaniah secara umum yang dapat
disesuaikan dengan problem-problem dan kondisi-kondisi yang baru di
dalam kehidupan. Setiap manusia mempunyai tingkat intelegensi yang
berbeda-beda. Seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi,
tentunya akan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dibanding
dengan seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah
(Ngalim ,2015).
f. Pengetahuan dan Keterampilan
Menurut Ngalim (2016), pengetahuan yang dimiliki seseorang akan sangat
mempengaruhi sikap dan tindakannya sehari-hari, tingkat kecakapan dan
keterampilan yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi kualitas hasil
yang diperoleh dari sesuatu yang telah dikerjakannya. Berkaitan dengan hal
ini, maka tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang
siswa akan sangat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa tersebut.
20
Manusia merupakan makhluk yang memiliki perbedaan karakteristik satu
sama lain. Terdapat manusia yang mempunyai karakteristik yang baik,
misalnya bersifat rajin, suka bekerja keras, ulet, disiplin dan sebagainya, di
sisi lain, terdapat juga manusia yang memliki karakteristik yang tidak baik,
misalnya bersifat malas, lebih suka mengharapkan bantuan orang lain, tidak
disiplin, pemarah dan sebagainya. Berkaitan dengan prestasi belajar, maka
seorang siswa dengan karakteristik yang rajin, disiplin, ulet dan suka bekerja
keras, mereka cenderung akan mempunyai prestasi belajar yang bagus.
Sebaliknya jika seorang siswa mempunyai karakteristik yang malas, lebih
suka mengharapkan bantuan orang lain dan tidak disiplin, maka prestasi
belajar mereka tentunya akan rendah.
2.2.2.2 Faktor Eksternal
Beberapa hal yang termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar
yaitu keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan serta lingkungan sekitar
(Abdullah, 2019)
Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Keluarga
Keluarga merupakan unit kelompok sosial yang relatif kecil,bersifat
permanen dan merupakan penyusun utama terbentuknya masyarakat luas.
Keluarga merupakan akar pembentukkan pribadi seseorang, karena
pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia di awali dari lingkungan
keluarga. Jika dalam sebuah keluarga mempunyai hubungan yang harmonis,
maka akan terbentuk anggota keluarga yang mempunyai karakteristik pribadi
yang baik. Namun jika sebuah keluarga berjalan secara tidak harmonis, maka
karakteristik pribadi anggotanya tidak akan terbentuk secara baik.
Sering dijumpai, anak didik yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis
(broken home) mempunyai prestasi belajar yang jelek. Sebaliknya sering
dijumpai pula anak didik yang berasal dari keluarga yang harmonis, yang
21
dicirikan dengan adanya ketauladanan dari orang tua, aplikasi kehidupan
beragama yang bagus dan sebagainya, mereka cenderung mempunyai
prestasi belajar yang baik (Abdullah, 2019).
b. Guru
Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar.
Guru bertindak sebagai subyek pembelajaran, yang bertugas menjelaskan dan
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Mengingat tugas
ini,maka apapun yang berkaitan dengan guru bisa mempengaruhi tingkat
prestasi dan tumbuh kembang anak. Terdapat dua hal utama terkait dengan
faktor guru yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa
(Abdullah,2019), yaitu :
1. Metode pembelajaran yang diterapkan
Metode pembelajaran yang diterapkan seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik merupakan hal yang sangat harus
diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap perolehan
tingkat prestasi belajar siswa. Jika metode pembelajarannya kurang sesuai,
maka tingkat prestasi belajar siswa juga cenderung kurang baik, dan
22
sebaliknya jika metode pembelajarannya sesuai, maka tingkat prestasi belajar
siswa juga akan menjadi baik.
2. Aspek ketauladanan
Para pendidik terdahulu menyebutkan bahwa guru itu kependekan kata dari
“digugu dan ditiru”. Artinya guru merupakan seseorang yang berkedudukan
sebagai figur utama bagi para siswa yang akan senantiasa diperhatikan dan
ditiru seluruh aspek yang berkaitan dengannya. Mengingat hal ini maka
dalam kesehariannya seorang guru hendaknya bisa menjadi suri tauladan
bagi yang lain sehingga harus benar-benar menjaga sikapnya secara totalitas
baik ketika di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah atau di
rumah. Perangai apapun yang dilakukan guru mungkin akan dicontoh dan
perhatikan para siswa, hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi
tingkat prestasi belajar siswa.
belajar anak. belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak
sekali halhal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi :
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri
Pelajar yang terbagi lagi menjadi faktor nonsosial dan faktor sosial. Faktor
non sosial contohnya kebisingan dan keramaian, keadaan udara,suhu udara,
23
cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya, gedungnya),
alat-alat yang dipakai untuk belajar atau sarana pendidikan, dan sebagainya.
Mengingat faktor non sosial ini, maka sarana pendidikan diusahakan
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah.
Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhi prestasi belajar contohnya
kehadiran orang lain ketika sedang berlangsung ujian, percakapan anak lain
di samping kelas, dan sebagainya. Faktor sosial ini umumnya mengganggu
proses belajar karena menurunkan daya konsentrasi.
2. Faktor-Faktor yang Berasal dari Dalam Diri
Individu, digolongkan menjadi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor
fisiologis meliputi kecukupan nutrisi atau makanan, kondisi kesehatan tubuh,
dan fungsi panca indera. Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi
prestasi belajar meliputi perhatian/konsentrasi, pengamatan,
tanggapan,ingatan,perasaan dan motivasi.
24
Interaction Theory, teori ini memiliki tiga konsep utama yang mendasar yaitu
child (anak), mother/caregiver (ibu/pengasuh) dan environment (lingkungan).
Teori ini menggambarkan konsep anak dengan menggunakan karakteristik
perilaku bayi baru lahir, pola makan dan tidur, penampilan fisik, temperamen
dan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan pengasuh dan lingkungannya
Budiarto (2017).
Ibu Anak
1.keadaan mental ibu 1.keadaan mental
2.kepedulian ibu anak
3.kualitas hidup ibu 2.kebiasaan sarapa
4.gaya kepengasuhan anak
5.kebiasaan ibu dalam 3.pola makan
25 4.gizi
sarapan
Lingkungan
Sumber : Model interaksi pengkajian kesehatan anak menurut Barnard
(Diadopsi dari Barnard , 1994 dalam Tomey dan Aligood , (2010).
Ibu
1. Keadaan mental ibu ketika
menyiapkan sarapan anak
2. Kepedulian ibu dalam
memperhatikan gizi pada sarapan
anak 26
3. Kualitas hidup ibu
4. Gaya pengasuhan anak dalam
memberikan asupan gizi pada
sarapan
Anak
1. Keadaan mental anak
2. Kebiasaan anak saat sarapan
Perilaku Prestasi belajar
3. Pola makan anak Sarapan Anak anak
4. Gizi anak
Lingkungan
1. Kebiasaan saat di TK
2. Keadaan TK
3. Peran guru dalam membiasakan
sarapan
4. Penilaian guru dalam prestasi
belajar anak
5. Keadaan lingkungan yang
mendukung anak malas sarapan
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
Bab 3 ini berisi tentang kerangka konsep dan definisi operasional. Kerangka
konsep mencakup variabel yang diteliti dan yang tidak diteliti. Definisi
27
operasional mencakup penjabaran variabel yang meliputi cara ukur, hasil ukur
dan skala ukur.
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep di
dapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang di
dapatkan di tinjauan pustaka, sebagai ringkasan dari tujuan pustaka yang
dihubungkan dengan garis sesuai dengan variabel yang di teliti (Kartika, 2017).
Dalam penelitian ini, variabel bebas yang diteliti adalah sarapan anak sedangkan
variabel terikat yaitu prestasi belajar anak. Kerangka konsep dari penelitian,
sebagai berikut :
Karakteristik
Umur anak,
Umur ibu
pendidikan ibu
Pekerjaan ibu
28
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
1 kebiasaan Kebiasaan anak ketika Mengisi kuesioner Diukur dengan metode 1= Kurang baik,bila Ordinal
Sarapan Anak sarapan dapat dilihat menggunakan skala kuesioner yang terdiri nilai di bawah 74
dari pola makan, waktu Guttman terdiri dari dari 10 pertanyaan yaitu 2=Baik, bila nilai
makan anak dan cara 10 pernyataan 1. tidak >75-100
anak ketika sarapan dimana dalam 2 2. Ya
pilihan jawaban :
Ya dan Tidak
2 Prestasi belajar Prestasi belajar adalah Mencari informasi Kuesioner B 1=Belum Ordinal
anak penguasaan kepada Guru (pihak lembar nilai rata-rata anak berkembang, bila
pengetahuan atau ketiga ) terkait nilai nilai anak di bawah
keterampilan yang rata-rata seluruh 74
dikembangkan melalui mata pelajaran dari 1. 2=berkembang, bila
mata pelajaran, masing-masing nilai anak
lazimnya ditunjukkan responden. Prestasi >75-100
dengan nilai tes atau belajar akan
nilai yang diberikan dikategorikan baik
oleh guru bila rata-rata ≥75
sedangkan rata nilai
rapor yang berada di
bawah 75 akan
dikategorikan
kurang. Peneliti
memilih 75 sebagai
batas antar kategori
karena rata-rata
kriteria ketuntasan
minimal (KKM)
yang. ditetapkan
bagi seluruh mata
pelajaran adalah 75
3 Usia anak Usia anak saat dijadikan Pertanyaan usia Kuesioner A 1 = bila usia anak 4 Ordinal
responden anak tahun
2=bila usia anak 5
tahun
4 Usia ibu Usia ibu saat Pertanyaan mengenai Kuesioner A 1=17- 35 tahun Ordinal
mendampingi anak usia ibu 2= >36 tahun
untuk sarapan
5 Pendidikan ibu Pencapaian Pertanyaan mengenai Kuesioner A 1=(tidak sekolah, Ordinal
pendidikan formal pendidikan ibu SD, SMP)
yang ditamatkan 2=(SMA-perguruan
oleh responden tinggi)
6 Pekerjaan ibu Pekerjaan yang Pertanyaan mengenai Kuesioner A 1= IRT Ordinal
dilakukan ibu saat pekerjaan ibu 2=Swasta,PNS,wira
mengasuh anak swasta dan lainnya
29
3.3 Hipotesis
3.3.1 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Biasanya
hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel, variabel bebas
dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk pernyataan yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian, maka hipotesis itu dapat benar atau salah dan dapat
diterima atau ditolak (Kartika, 2017).
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
31
4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan total sampling. Menurut Arikunto (2020) total sampling adalah
pengambilan sampel yang sama dengan jumlah populasi yang ada.
32
4.4.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Tanpa nama dalam pengisian kuesioner adalah tidak menyebutkan atau merahasiakan
biodata responden agar tetap terjadi privasi Tanpa nama dalam pengisian kuesioner
untuk menjaga privasi responden. Pada penelitian ini responden yang sudah mengisi
pernyataan “Setuju” pada lembar persetujuan akan dilakukan pengisian kuesioner.
Dalam mengisi kuesioner peneliti menerapkan meniadakan identitas seperti alamat
responden dan untuk nama anak dan nama ibu menggunakan nama inisial demikian
segala informasi yang menyangkut identitas responden tidak terekspos secara luas.
33
tidak memberikan penjelasan dan kesempatan maka peneliti melanggar prinsip
Justice. Untuk penelitian ini responden dapat memilih menyetujui atau tidaknya ibu
dan anak dalam pengambilan kuesioner sarapan anak dan nilai rata rata anak.
34
pertanyaan- pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi responden.
Peneliti membagikan Google form dengan menggunakan bantuan Whats app grup
kepada ibu di PAUD Tunas Indah Jakarta agar memudahkan dalam penyebaran
informasi terkait penelitian.
Mendapatkan informasi dari pihak ketiga adalah mendapat informasi tidak langsung
dari responden melaikan orang yang mengetahui/bertanggung jawap atas responden.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan guru sebagai pihak ketiga dalam
mendapatkan informasi terkait nilai rata-rata anak si PAUD Tunas Indah Jakarta
berdasarkan nilai rapor anak persemester .
Kuesioner pada link google form dengan link http://Bit.ly/2VvGC4T ini berisikan
tentang data responden dan kuesioner sarapan anak. Kuesioner ini menggunakan
kuesioner penelitian Anjar (2017) yang meneliti tentang Kebiasaan sarapan dengan
konsentrasi belajar anak kelas 5-6 di SDN Manduro Kabuh. Untuk mendapatkan
informasi mengenai prestasi anak peneliti melakukan komunikasi dengan guru terkait
informasi nilai rata-rata rapor anak dalam 1 semester dengan bantuan lembar nilai
rata-rata anak
35
dikategorikan belum berkembang. Peneliti memilih 75 sebagai batas antar
kategori karena rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan bagi
seluruh mata pelajaran adalah 75. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk
menilai prestasi belajar anak adalah lembarnilai rata-rata. Lembar nilai rata-rata
terdiri dari nilai rata - rata anak yang di peroleh dari guru dengan penilaian kurang
dan baik (Anjar, 2017).
Pada uji reliabilitas ini peneliti menggunakan hasil penelitian yang telah di uji oleh
Anjar (2017) dengan judul penelitian Kebiasaan sarapan dengan konsentrasi belajar
36
anak kelas 5-6 di SDN Manduro Kabuh dan mendapatkan nilai reliabilitas sebesar
0,932.
37
4.7 Pengolahan dan Analisis Data
4.7.1 Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data dilakukan dengan tahapan editing, coding, processing &
cleaning.
a. Editing
Editing atau pemeriksaan adalah pengecekan atau penelitian kembali data yang telah
dikumpulkan untuk mengetahui dan menilai kesesuaian dan relevansi data yang
dikumpulkan untuk bisa diproses lebih lanjut. Hal yang perlu diperhatikan dalam
editing ini adalah kelengkapan pengisisan kuesioner, keterbacaan tulisan, kesesuaian
jawaban, dan relevansi jawaban. Dalam penelitian ini peneliti melihat kembali
kesempurnaan jawaban responden dalam menjawab kuesioner sarapan anak dan nilai
rata-rata anak persemester.
b. Coding
Memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Pada
penelitian ini, setelah data dikoreksi dan lengkap maka diberi kode sesuai dengan
defenisi operasional. Kode yang digunakan berupa angka 1 untuk nilai kurang
dengan nilai di bawah 74 dan angka 2 untuk baik dengan nilai di atas 75. Pada
pengkodean umur dapat dilihat bahwa anak dengan umur 4 tahun masuk kedalam
kode 1 dan anak dengan umur 5 masuk kedalam kode 2 dilanjutkan dengan memberi
kode 1 untuk rentan umur 17- 35 tahun dan menggunakan kode 2 untuk ibu dengan
rentan umur >36 tahun. Kemudian pada kode pendidikan ibu dapat dilihat kode 1
untuk ibu dengan ppendidikan tidak sekolah sampai SMP dan kode 2 dengan ibu
berpendidikan SMA - perguruan tinggi lalu yang terakhir dilanjutkan dengan
pekerjaan ibu kode 1 untuk IRT dan kode 2 untuk ibu pekerja.
c. Processing
Peneliti melakukan entry data yang sudah benar, baik dari kelengkapan maupun
pengkodeannya. Berikutnya peneliti memasukkan data satu persatu kedalam
program komputer analisis statistika untuk kemudian dilanjutkan dengan pengolahan
38
data. Pada penelitian ini peneliti memanfaatkan aplikasi MS. Exsel dan program
SPSS untuk membantu proses ini
d. Cleaning
Data yang telah dientry dilakukan pembersihan terlebih dulu, agar seluruh data
yang terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan analisis. Sebelum lanjut pada
pengolahan data, peneliti memeriksa kembali data yang sudah dientry. Setelah
peneliti yakin semua data telah dibersihkan dan peneliti sudah memastikan
kebersihan data dan dapat dilanjutkan ke proses analisis
39
4.7.4 Analisis Data Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan
antara variable bebas (sarapan anak) dan variabel terikat (prestasi belajar anak)
dengan menggunakan analisis uji chi square. Melalui uji statistik chi square akan
diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar
0,05.Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤
0,05 yang berarti H0 ditolak, dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p
≥ 0,05 yang berarti H0 diterima.
Keterbatasan penggunaan uji Chi Square adalah tehnik uji kai kuadarat memakai
data yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinu. Dekatnya pendekatan yang
dihasilkan tergantung pada ukuran pada berbagai sel dari tabel kontingensi. Untuk
menjamin pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar “frekuensi harapan
tidak boleh terlalu kecil” secara umum dengan ketentuan :
a. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu)
b. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima)
Bila hal ini ditemukan dalam suatu tabel kontingensi, cara untuk menanggulanginya
adalah dengan menggabungkan nilai dari sel yang kecil ke selainnya (mengcollaps),
artinya kategori dari variabel dikurangi sehingga kategori yang nilai harapannya
kecil dapat digabung ke kategori lain. Khusus untuk tabel 2x2 hal ini tidak dapat
dilakukan, maka solusinya adalah melakukan uji Fisher Exact atau Koreksi Yates.
40
OR (Odd Ratio)
Odds ratio adalah adalah perbandingan dari dua odds. Odds ratio dikhususkan untuk
pengukuran pada tabel kontingensi 2×2 atau tabel 2×2 yang merupakan subset dari
tabel yang lebih besar.
Interpretasi odds ratio (OR) adalah sebagai berikut :
Bila OR = 1 berarti tidak ada hubungan faktor resiko dengan kejadian.
a. Bila OR < 1 berarti hubungan faktor resiko dengan hasil jadi adalah efek
pelindungan (efek proteksi)
b. Bila OR > 1 berarti hubungan faktor resiko dengan hasil jadi adalah efek
penyebab (Hastono, 2018).
41
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian mengenai hubungan kebiasaan
sarapan terhadap prestasi belajar anak di PAUD Tunas Indah Jakarta.
5.1 Analisis Univariat
Hasil analisis univariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi masing-masing variabel yang diteliti yaitu karakteristik responden (usia
anak, usia ibu, pendidikan ibu dan pengetahuan ibu), variabel terikat (sarapan anak),
dan variabel bebas (prestasi belajar anak). Jumlah responden sebanyak 40 responden.
Hasil analisis univariat dalam penelitian ini terdiri dari :
Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik (usia anak, usia ibu pendidikan
ibu dan pekerjaan ibu) di PAUD Tunas Indah Jakarta tahun 2021 (n=40)
Pada tabel 5.1.1 terlihat bahwa karakteristik responden sebagian besar anak berusia 5
tahun dengan persentase sebanyak 55% kemudian usia ibu muda lebih banyak dengan
persentase 80% lalu pada pendidikan ibu dapat dilihat lebih banyak ibu
42
berpendidikan SMA- perguruan tinggi sebanyak 92,5% dan untuk pekerjaan ibu lebih
banyak ibu yang bekerja sebagai PNS, swasta dan lain lain dengan persentase 67%.
Pada variabel nilai prestasi belajar anak yang berkembang lebih banyak terlihat
sebanyak 34 anak dengan 84% dibandingkan anak yang belum berkembang hanya 6
orang dengan 15% anak dari 40 anak kemudian pada variabel sarapan anak baik lebih
banyak dengan 25 anak yang memiliki persentase 62,5 daripada anak dengan sarapan
kurang baik sebanyak 15 anak dengan persentase 37,5.
43
Tabel 5.3
Hubungan kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar anak di PAUD Tunas
Indah Jakarta tahun 2021 (n=40)
Pada tabel 5.3 Hasil analisis hubungan antara sarapan terhadap prestasi belajar
berkembang lebih banyak terjadi pada sarapan yang baik yaitu 19 orang (76,0%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai P=0.040 ( >0,05 )maka dapat di simpulkan ada
perbedaan yang bermakna. Nilai PR = 1,316 artinya anak yang memiliki sarapan
kurang baik mempunyai peluang (berisiko) 1,3 kali untuk penurunan prestasi belajar,
nilai 95% CI = (1,155-1,640) menunjukkan bahwa hubungan ini bermakna secara
statistik.
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas atau menjelaskan hasil penelitian. Pembahasan yang
dijelaskan yaitu, hasil analisis univariat dan hasil analisis bivariat dari variabel
independen terhadap variabel dependen dan keterbatasan penelitian.
Pada penelitian ini terhadap hasil univariat untuk umur ibu sebagian besar adalah ibu
dengan usia 17-35 yang memiliki anak di PAUD Tunas Indah Jakarta. Sejalan dengan
penelitian Saputri(2016) dalam penelitian motivasi orang tua dalam memilih PAUD
ditinjau dari profil lembaga pendidikan yang menyatakan sebanyak 82% ibu usia
muda lebih banyak ibu termotivasi menyekolahkan anak di PAUD untuk mendidik
anak mereka.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Mukti (2017) dalam penelitian hubungan
pola asuh ibu usia muda dengan perkembangan balita. Menyatatan usia ibu sangat
berpengaruh pada anak karena berkaitan dengan bagaimana cara mengasuh anak tidak
49
hanya terpaku pada cara mengasuh namun juga dengan bagaimana ibu usia muda
membiasakan sarapan di keseharian anak.
Pada penelitian ini sebagian besar ibu memiliki rentang usia 17-36 tahun. Diharapkan
untuk lebih memahami pentingnya sarapan bagi kebutuhan prestasi belajar anak. Dan
menjadikan sarapan sebagai suatu kebiasaan yang mudah dan wajib dilakukan untuk
lebih mengoktimalkan tumbuh kembang anak yang berpengaruh pada prestasi belajar
anak di PAUD.
Pendidikan ibu sangatlah penting dan berhubungan dengan bagaimana cara ibu
mendirikan anak dan membiasakan anak untuk sarapan (Sujiono ,2015) . Maka pada
analisis univariat sebagian besar responden adalah berpendidikan SMA- perguruan
tinggi yaitu sebanyak 37 orang dengan persentase 92,5% dibandingkan dengan ibu
yang memiliki pendidikan tidak sekolah - SMP sebanyak 3 orang dengan persentase
7,5%. Dapat disimpulkan ibu yang mendidik anak untuk membiasakan sarapan anak
memiliki pependidikan SMA hingga perguruan tinggi lebih banyak dibandingkan
pendidikan meliputi ibu yang memiliki pendidikan SD hingga SMP.
Pada penelitian ini terdapat data pendidikan akhir ibu sebagian besar SMA. Menurut
penelitian ini pendidikan ibu sangat penting dalam memberikan ilmu dan
menyampaikan pentingnya sarapan bagi anak. Diharapkan dengan ibu yang memiliki
pendidikan SMA- perguruan tinggi dapat meningkatkan keilmuan mengenai cara
mengasuh anak yang berkaitan dengan sarapan anak itu sendiri untuk
mengoptimalkan prestasi belajar anak di PAUD.
50
Pembagian waktu untuk mengasuh anak dan memperharikan kebutuhan gizi anak di
pagi hari dapat dilihat dari pekerjaan ibu dapat dilihat pada analisis univariat sebagain
besar responden ibu pekerjaan sebanyak 27 orang dengan persentase 67,5%
dibandingkan dengan IRT sebanyak 13 orang dengan persentase 32,5%. Dapat
disimpulkan ibu yang bekerja sebagai PNS, wirawasta dan lain lain lebih besar
daripada IRT. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fauzia (2019) dalam
hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi balita bahwa sebanyak 35 orang ibu
sebagai pekerja lebih banyak dari pada ibu yang tidak bekerja sebanyak 26 orang.
Pada penelitian ini di dapatkan data bahwa ibu yang bekerja lebih banyak di
bandingkan IRT. Pada penelitian ini kualitas ibu dalam menyiapkan sarapan dan
waktu sarapan anak sangat berpengaruh pada kesehatan anak yang akan berdampak
pada prestasi belajar anak. Diharapkan ibu meningkatkan waktu dan kualitas sarapan
anak di kaitkan kembali pada pentingnya sarapan anak sebagai makanan pertama
yang mengisi energi anak saat pagi hari untuk beraktifitas dan berfikir.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjar (2017) dalam penelitian yang
berjudul hubungan kebiasaan sarapan terhadap konsentrasi belajar anak. Menunjukan
pada variabel pendidikan ibu memiliki lebih banyak ibu yang melakukan pekerjaan di
luar rumah / bekerja. Dengan persentase 87% persen lebih besar ketimbang ibu yang
bekerja dirumah 23%.
Pada penelitian ini melibatkan pada variabel sarapan anak terdapat nilai yang tinggi,
Sebanyak 62,5 % anak memiliki sarapan yang baik dan 37,5 % anak memiliki
51
sarapan yang kurang baik. Maka peningkatan kualitas sarapan anak harus di
tingkatkan untuk mengurangi nilai sarapan anak yang kurang baik untuk menunjang
kesehatan dan prestasi belajar anak.
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa sebagian besar anak memiliki prestasi
belajar baik dengan nilai 85% dan sebagian lainnya sebanyak 15% memiliki prestasi
belajar yang kurang baik. Maka dari angka tersebut menyatakan sebagian besar anak
di PAUD Tunas Indah Jakarta memiliki prestasi belajar yang baik. Namun, untuk
mengoptimalkan anak dalam prestasi belajar perlu di tinjau kembali kualitas belajar
anak.
Penelitian terdahulu oleh Wulandari (2019) dengan judul perbandingan hasil belajar
siswa di SDN 35 kota bengkulu terdapat 55% anak memiliki prestasi belajar yang
baik dan sisanya sebanyak 45% memiliki prestasi belajar yang kurang baik. Maka
dapat disimpulkan sebagian besar anak memiliki prestasi belajar yang baik.
52
Dengan P value 0,040 (<0.05) menunjukan bahwa perbedaan proporsi tersebut
bermakna . Nilai PR=1, 316 artinya anak yang memiliki sarapan kurang baik
mempunyai peluang (berisiko) 1,3 kali ini untuk penurunan prestasi belajar.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2017) dengan judul
sarapan meningkatkan prestasi belajar pada usia sekolah SD Negri 76 Gorontalo
menunjukan bahwa 67% anak dengan sarapan baik memiliki sebanyak 25% anak
dengan prestasi belajar kurang baik. Dengan p value 0,030 (<0.05) artinya ada
hubungan yang signifikan antara sarapan anak dengan prestasi belajar anak .
Menurut penelitian ini kebanyakan anak memiliki sarapan yang baik namun terdapat
bagian anak yang memiliki prestasi belajar kurang pada anak dengan sarapan baik.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner menggunakan goggle form bahwa anak dengan
sarapan yang baik mendapatkan nilai yang tinggi. Maka responden dapat
meningkatkan kembali nilai nilai penting dalam sarapan anak agar memaksimalkan
anak dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
53
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan tujuan khusus dan hasil penelitian beserta analisis
univariat dan bivariat dari jumlah responden sebanyak 40 orang anak yang di
dampingi ibu di PAUD Tunas Indah Jakarta. Adapun kesimpulan pada penelitian ini
adalah berdasarkan karakteristik pekerjaan ibu lebih banyak ibu yang bekerja (PNS,
swasta, wiraswasta dll) dari pada ibu yang menjadi IRT dilihat pada pendidikan
terakhir ibu berpendidikan SMA-perguruan tinggi yang dilihat dari pendidikan akhir
SMA hingga perguruan tinggi dengan umur ibu muda rentang 15-30 tahun lebih
banyak dari pada ibu usia tua dengan anak berusia 5 tahun lebih banyak yang
bersekolah di PAUD Tunas Indah jakarta.
Dari hasil analisis bivariat pada variabel sarapan terhadap prestasi belajar anak
menggunakan uji statistik Chi-quare didapatkan nilai P value sebesar 0,040 (<0,05)
artinya hubungan bermakna antara hubungan kebiasaan sarapan terhadap prestasi
belajar anak di PAUD Tunas Indah jakarta.
7.2 Saran
7.2.1 Pelayanan ibu di PAUD Tunas Indah Jakarta
Diharapkan ibu lebih kreatif dalam memilih menu sarapan untuk anak agar anak
dapet bersemangat melakukan sarapan.
7.2.2 Profesi keperawatan
Diharapkan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang keperawatan
khususnya keperawatan anak dalam memberikan pola asuh dalam menjaga kesehatan
anak kepada masyarakat.
54
7.2.3 Tempat penelitian
Diharapkan guru menerapkan sarapan berkualitas dan baik kepada murid dan lebih
memberi informasi kepada ibu untuk mengatahui cara mengatasi anak yang susah
makan dan faktor faktor lainnya yang mendukung anak untuk sarapan .
7.2.4 Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian terkait hubungan kebiasaan
sarapan terhadap prestasi belajar. Saran dari peneliti untuk peneliti selanjutnya perlu
dilakukan penelitian untuk meneliti variabel lainnya dengan desain penelitian
kualitatif sehingga analisis penelitian menjadi lebih lengkap dan diharapkan sampel
penelitian yang diambil lebih banyak seperti :
1. Variabel prestasi belajar bisa menggunakan metode pengumpulan data dengan
cara observasi langsung dengan penilaian motorik dan psikologi anak
2. Menganalisis ekonomi ibu untuk mengetahui apakah ada keterkaitan pemenuhan
nutrisi pada sarapan anak.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah (2019) Prestasi belajar . Literasi samudra.Malang
Adi (2015) Aspek hukum dalam penelitian . Yayasan Pustaka obor Indonesia.Jakarta
Anita ,(2014), hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa
sekolah dasar dalam Jurnal Ilmu Kesehatan Mayarakat 5(3),12
Anjar (2017) Kebiasaan sarapan terhadap konsentrasi belajar anak kelas 5-6 di SDN
Manduro Kabuh . Skripsi .Jombang
Almatsier, S. (2019). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Arifin (2015) hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar di sekolah
.Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 01.Surabaya
Astuti & Wulandari (2014) kesehatan dan gizi untuk anak usia
dini.Lampung.Fakta Press Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.
Baiti (2020) Pengaruh pendidikan , pekerjaan dan pola asuh orang tua dalam
kemandirian anak. Jurnal edukasi AUD. Penerbit Published online.
Banjarmasin.
Budiarto (2017) Hubungan interaksi orang tua dengan prilaku merokok dan
mengkonsumsi minuman beralkohon pada remaja (Srikpsi) Surabaya
Dewi dan Wawan (2016) Teori dan pengukuran pengetahuan sikap dan prilaku
manusia . Nuha medika. Yogyakarta
56
Djoko (2019) Pedoman gizi lengkap keluarga dan olahragawan
Yogyakarta.Jogya word press
Fauzia (2019) Hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi balita . Ejurnal
binausadabali. Bali
Fua (2016) Penelitiannya yang berjudul hubungan antara kebiasaan sarapan pagi
dukungan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD negri 01 Gunung sari .
Ejurnal iainKendari. Kendari
Gemili, Auren dan Suyatno (2015) faktor yang berhubungan dengan kebiasaan dan
kualitas sarapan siswa kelas 5 di SND Sendalmulyo semarang. Jurnal
kesehatan masyarakat. Semarang
Hardinsyah & Ikhla (2012), Jenis Pangan Sarapan Dan Perannya Dalam Asupan Gizi
Harian Anak Usia 6-12 Tahun Di Indonesia Dalam Jurnal Gizi Dan Pangan.
Jurnal kesehatan 32(7),7
Istadi (2017). Kebiasaan makan pagi hubungannya dengan kondisi fisiologis tubuh
pada anak anak murid SD. Yogyakarta.FMIPA IKIP Yoyakarta.Jurnal
pendidikan anak 3(5),5-6
Mukti (2017) Penelitian hubungan pola asuh ibu usia muda dengan perkembangan
balita. Skripsi. Yogyakarta
57
Nina (2020). Perubahan Konsumsi pangan dan Pola Kebiasaan Makan. Jakarta
Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI (2015) Data Gizi Anak. Diakses 4
maret 2021. Http://hukor.kemkes.go.id
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), Prevalensi Kurus Pada Anak. Jakarta.
Rosyidah dan Andreas (2015) Jumlah uang saku dan kebiasaan melewatkan sarapan
berhubungan dengan gizi lebih anak sekolah dasar. Media Gizi Indonesia,
Vol. 10, No. 1. Surabaya
Siyoto dan Sodik (2015) Dasar metedelogi penelitian. Literasi media publishing.
Yogyakarta
Wardana (2019) hubungan kebiasaan sarapan anak terhadap konsentrasi belajar anak
di SDN 02 Manurejo. Skripsi. Manurejo.
World Health Organization (WHO) (2018) Proporsi Pemenuhan Zat Gizi. diakses 4
maret 2021.dari : Https//:www.bappenas.go.id
Yuliati, Rahayu, T. Dan Sudibyo P., (2020), Kebiasaan makan pagi hubngannya
dengan kondisi fisiologis tubuh pada anak anak murid SD. Jurnal pendidikan
jogja 6(1),10
Zulfrida (2018). Gambaran Pola Konsumsi Makanan Murid Sekolah Dasar Islam
Terpadu Siti Hajar di Kota Medan Tahun 2003. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan.
58
Lampiran 1 Informed Consent
PENJELASAN PENELITIAN
Assalamualaikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua. Saya Velintiya Mayoja Martadinaya sebagai
mahasiswa Program Studi sarjana keperawatan universitas M.H Thamrin akan
melakukan penelitian yang berjudul : “ Hubungan kebiasaan sarapan terhadap
prestasi belajar anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas Indah Jakarta “
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah ada hubungan antara sarapan
anak dengan prestasi belajar anak di PAUD Tunas Indah Jakarta. Peneliti ini
membutuhkan 40 responden atau seluruh anak yang di damping ibu di PAUD
Tunas Indah Jakarta dengan proses pengambilan data sebanyak satu kali.
a. Kesukarelaan
Untuk ikut penelitian ini Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian
ini tanpa adanya paksaan. Bila anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga
bebas untuk mengundurkan diri / berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai
atau sanksi apapun.
b. Prosedur Penelitian
Apabila anda berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta
menandatangani lembar persetujuan ini rangkap satu untuk peneliti. Prosedur
selanjutnya adalah anda akan mendapatkan kertas pengisian lembar
persetujuan responden yang dibagikan di grup whatapp orang tua PAUD
Tunas Indah Jakarta.
c. Risiko, Efek Samping, dan Penanganannya
Pada penelitian ini tidak terdapat risiko dan efek samping , karena
pengumpulan data hanya dilakukan dengan mengisi lembar persetujuan
responden .
d. Manfaat
Dalam penelitian ini bermanfaat untuk melihat apakah ada hubungan antara
sarapan dan prestasi belajar anak di PAUS Tunas Indah Jakarta.
e. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek penelitian akan
dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan
dipublikasikan tanpa identitas responden penelitian.
Peneliti
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh saudari Velintiya Mayoja Martadinaya dengan judul “Hubungan
kebiasaan sarapan pada prestasi belajar anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas
Indah Jakarta”.
Nama : .................................................
Alamat : .................................................
Nama : .................................................
No. Telepon/HP : .................................................
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.
Jakarta, .......................
Yang Memberikan Persetujuan
(................................................)
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Demografi
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan secara langsung dan dengan mengisi titik-titik dan
memberikan tanda silang (x) huruf yang telah disediakan.
Identitas Responden
Tanggal dan Waktu Pengisian : ..........................................................
Inisial Nama Anak : ..........................................................
Inisial Nama Ibu : ..........................................................
Umur Anak : a. 4 Tahun
b. 5 tahun
Umur Ibu : .......
Pendidikan Terakhir Ibu : a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan tinggi
Pekerjaan Ibu : a. IRT (Ibu Rumah Tangga)
b. Swasta
c. PNS
d. Wiraswasta
e. ……............
B. Kuesioner Sarapan Anak
Jawablah dengan tanda (v) pada pilihan yang tepat.
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ibu memberi sarapan kepada anak
setiap pagi?
2. Apakah ibu membiasakan anak sarapan sejak
dini?
3. Apakah ibu memberi sarapan setiap hari
dengan gizi seimbang(cukup karbohidrat,cukup
protein hewani,protein nabati dan cukup olahan
susu) ?
4. Apakah jenis sarapan yang ibu berikan selalu
berganti setiap hari?
5. Pada saat tidak sempat sarapan , ibu
menggantikan dengan jajan di PAUD?
6. Apakah Ibu tidak pernah menyediakan susu?
7. Apakah ibu memberikan sarapan lebih dari jam
10 pagi ?
8. Apakah anak tidak sulit untuk sarapan?
9. Apakah ibu memberikan makanan setelah anak
bangun tidur?
10 Apakah ibu membujuk anak untuk sarapan
ketika anak sulit makan ?
E. Kisi – kisi observasi prestasi belajar anak siswa-siswi PAUD Tunas Indah
Jakarta
Penilaian prestasi belajar anak menggunakan nilai rata-rata rapor anak selama 1
semester
1. Baik bila nilai anak >75-100
2. Kurang baik bila nilai anak < 74
Lembar 4 kuesioner gogle form
Lampiran 5 surat izin penelitian
Lampiran 6 surat keterangan melakukan penelitian
IDENTITAS DIRI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
5 6 Juli 2021 Revisi bab 1-4 Banyak sekali typo, silahkan dibaca
(mengganti ambale) secara teliti komentarnya. Termasuk
penggunaan spasi, penulisan kata
asing, tidak menggunakan italic, dll
Tidak konsisten terhadap isi proposal.
Di atas, peneliti menyebutkan
penelitian dilakukan melalui observasi,
tapi dibawahnya tidak disebutkan
Pada penjelasan etik penelitian,
peneliti belum secara gambling/ jelas
menjelaskan proses yang akan
dilakukan
Begitu juga pada proses pengolahan
data
Penulisan masih banyak yang belum
mengikuti aturan penulisan baku
Informed consent belum lengkap.
Belum menjelaskan tujuan, manfaat,
resiko penelitian dan apakah yang
akan dilakukan jika ternyata responden
mengundurkan diri, dll
6 31 Juli 2021 Revisi bab 1-4 Penulisan masih luar biasa. Banyak
yang belum memenuhi kaidah tata
penulisan
Tingkatkan kemampuan MS office-ms
wordnya
Pada hal 31 yang pelaksanaan poin 2.
Ga sesuai dengan penjelasan
sebelumnya-dilakukan kuesioner
secara daring. Belum konsisten
Silahkan maju pengambilan data
sambil melakukan perbaikan isi
proposal
7. 8-8-2021 Bab 1-7 Tata penulisan masih belum mengikuti
standar panduan penulisan
Untuk bab 4, bahasanya masih Bahasa
proposal. Silahkan diperbaiki
disesuaikan dengan laporan
penelitiannya/ skripsi
Untuk bab 5, analisis univariat-
disatukan saja karakteristik
respondennya, tidak dipisah usia anak-
usia ibu, dst
MATERI MASUKAN TANDA
NO TGL
KONSULTASI PEMBIMBING TANGAN
Untuk bab 6 saran, lebih aplikatif lagi.
Bisa dilihat/ dibaca Kembali bab 2,
untuk memperkaya wawasan
Masih banyak typo
Daftar Pustaka masih belum semuanya
tertulis