PROPOSAL SKRIPSI
Olis Liswati
1033211012
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kepera
watan
Olis Liswati
1033211012
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
(Olis Liswati)
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Skripsi ini telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk dipertaha
nkan di hadapan tim penguji Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas MH. Thamrin
JUDUL SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMAKAIAN CAIRAN PEMBERSIH
KEWANITAAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA
KARYAWATI DI RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENGUJI
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah member
i rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proposal
skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMEKAIAN CAIRA
N PEMBERSIH KEWANITAAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN
PADA KARYAWATI DI RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI”, se
bagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi S1 Ke
perawatan Universitas MH. Thamrin Jakarta.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, duk
ungan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga lapo
ran skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati, penu
lis mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis.
2. Dr. Daeng Mohammad Faqih, S.H., M.H selaku Rektor Universitas MH.
Thamrin.
3. Atna Permana, SKM., M. Biomed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Kesehatan U
niversitas MH. Thamrin.
4. Ns. Neli Husniawati, SKep., MKep, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin Jakarta dan
selaku pembimbing utama yang telah membimbing dan memberikan pengarah
an serta ilmunya dengan penuh kesabaran selama penyusunan laporan skripsi
ini.
5. Ns. Suwarningsih, S.Kep., M.Kep. selaku pembimbing pendamping yang tela
h membimbing dan memberikan pengarahan serta ilmunya dengan penuh kesa
baran selama penyusunan laporan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang tidak terbatas
selama kuliah di Universitas MH. Thamrin Jakarta.
v
7. Kedua orang tua, Almarhum ayah Samsudin dan Ibu tercinta Nasifah yang sel
alu mendoakan, memberikan dukungan, pengorbanan serta kasih sayang yang
tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan studi dan laporan skripsi ini.
8. Suami tersayang Dadang Andriana.S dan anak-anak tercinta M.Farrel Ardan,
Syahla Regita Octotiva dan Khanza Meisyha Ramadanih yang selalu mengerti,
setia mendampingi, mendoakan, dan memberikan dukungan baik moril dan
materil agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan proposal skripsi ini.
9. Terima kasih kepada Crew Topaz, Sri mardiah Salong dan Pipit Aryani yang s
elalu memberikan dukungan, saran dan bantuan hingga terselesaikannya lapor
an skripsi ini.
10. Terima kasih kepada Crew ICU, yang selalu memberikan dukungan, saran da
n bantuan hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Sarjana Keperawatan angkatan 2021 Universitas
MH. Thamrin Jakarta terima kasih atas jalinan persahabatan serta kontribusi y
ang kalian berikan.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tela
h memberikan bantuan baik secarang langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untu
k itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi masu
kan berharga bagi penulis dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga propos
al skripsi ini bermanfaat bukan hanya sebagai kewajiban tugas akhir, melainkan m
enjadi referensi untuk penelitian maupun pengemban ilmu lainnya.
vi
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang...............................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................5
vii
BAB 3 KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASION
AL
3.1 Kerangka Konsep..........................................................................23
3.2 Definisi Operasional.....................................................................24
3.3 Hipotesis........................................................................................25
3.4 Hipotesis Penelitian......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Ada beberapa masalah yang sering terjadi pada daerah vagina salah satu
diantaranya adalah keputihan. Keputihan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
keputihan normal atau fisiologis dan abnormal atau patologis (Bagus & Aryana,
2019). Terjadinya keputihan patologis dapat disebabkan oleh pertumbuhan flora
normal yang berlebihan maupun tumbuhnya mikroorganisme selain flora normal
di vagina. Komposisi flora vagina tersebut sangat bergantung pada tingkat
higienitas diri seseorang. (Fiki prasetya, jumakil & Nur muslim sidiq, 2019).
Keputihan merupakan kondisi yang sering dialami oleh wanita sepanjang siklus
kehidupannya mulai dari masa remaja, masa reproduksi maupun masa
menopause (Maryanti & Wuryani, 2019).
Keputihan normal atau fisiologis terjadi sesuai dengan siklus reproduksi wanita
atau sesuai dengan siklus tubuh wanita dengan jenis pengeluaran berwarna bening,
tidak berlebihan tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal atau perih.
Sedangkan keputihan yang patologis atau abnormal ditandai dengan jumlah
pengeluaran yang banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan,
gatal, perih, dan disertai bau amis atau busuk. Warna pengeluaran dari vagina akan
berbeda sesuai dengan penyebab dari keputihan. (Rosa Mutianingsih, Sriama
Muliani & Nia Supiana, 2022 ). Sedangkan keputihan normal tidak memberi
1
dampak bagi wanita karena hanya disebabkan oleh perubahan hormon. Keputihan
yang memberi dampak adalah keputihan patologis yang disebabkan oleh infeksi
pada vagina seperti infeksi jamur, bakteri dan parasit (Depkes RI, 2018).
Wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% (Anggraini, 2018). Berdasa
rkan data WHO (2018), angka prevalensi tahun 2019, 25% - 50% candidiasis, 20
% - 40 % bacterial vaginosis dan 5% - 15% trichomoniasis. Semua wanita dengan
segala umur dapat mengalami keputihan (Trisnawati, 2018). Berdasarkan hasil pen
elitian dari Panda S. et al (2014) bahwa dari 50 kasus wanita usia subur di kawasa
n Asia Selatan terutama India, hampir 83% mengalami keputihan yang disebakan
oleh penguna cairan pembersih vagina sehingga mempengaruhi keseimbangan pH
kesamaan dalam vagina dan memudahkan terjadinya infeksi. Sedangkan hasil pen
elitian WHO (World Health Organization), tahun 2018 sebanyak 75% wanita Indo
nesia mengalami flour albus sebanyak satu kali dalam hidupnya dan 45 % wanita I
ndonesia diantaranya pernah mengalami flour albus sebanyak dua kali atau bahkan
lebih dalam hidupnya. Sedangkan berdasarkan data WHO (World Health Organiz
ation), tahun 2016 menyebutkan bahwa remaja di dunia hampir 20% total seluruh
2
penduduk dunia. Populasi remaja yang cenderung meningkat menyebabkan kebutu
han peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja semakin menjadi
perhatian di seluruh penjuru dunia (Prabawati, 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Imrok Atul Hasanah (2018), didapatkan hasil
penelitian wanita usia subur perilaku vulva hygine positif tidak mengalami
keputihan menunjukkan (34,0%) berjumlah 17 wanita, perilaku vulva hygine
positif yang mengalami keputihan (10,0%) berjumlah 5 wanita. Wanita usia subur
perilaku vulva hygine negatif tidak mengalami keputihan menunjukkan (34,0%)
berjumlah 17 wanita. Wanita usia subur perilaku vulva hygine negatif yang
mengalami keputihan menunjukkan (42,0%) berjumlah 21 wanita.
Hasil penelitian ( Ayu Muftadiyah , Ahmad Zubairi, 2022 )yang berjudul “Hubun
gan Pengetahuan Remaja Santriwati Tentang Perineal Hygiene Dengan Perilaku P
encegahan Keputihan (Flour Albus) Di Pondok Pesantren Daarul Mukhtarin” peng
etahuan remaja santriwati tentang peineal hygiene dari 80 responden menunjukan
bahwa yang mempunyai pengetahuan tentang perineal hygiene baik yaitu sebanya
k 69 responden (86,3%), yang mempunyai pengetahuan perineal hygiene cukup se
banyak 5 responden (6,3%), dan yang mempunyai pengetahuan perineal hygiene k
urang sebanyak 6 responden (7,5%). Hasil penelitian tentang pencegahan keputiha
n (flour albus) dari 80 responden menunjukan mayoritas remaja santriwati yang pe
ncegahan keputihannya baik sebanyak 70 responden (87,5%), dan remaja santriwa
ti yang pencegahan keputihannya kurang baik sebanyak 10 responden (12,5%). Te
rdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja santriwati tentang per
3
ineal hygiene dengan perilaku pencegahan keputihan (flour albus) di pondok pesa
ntren daarul mukhtarin dengan p-value 0,000<0,05.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh ( Elvika Fit Ari Shanti, Desy, 2018 ) yang
berjudul “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemakaian Sabun Pembersih Kewan
itaan” Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kew
anitaan adalah kategori cukup (63,3%). Tingkat pengetahuan tentang pengertian sa
bun pembersih kewanitaan kategori baik (46,7%). Tingkat pengetahuan tentang tuj
uan pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (40,0%) dan kurang
(40,0%). Tingkat pengetahuan tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewa
nitaan kategori cukup (40,0%). Tingkat pengetahuan tentang dampak pemakaian s
abun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang kategori kurang (53,3%).
Tingkat pengetahuan tentang cara merawat organ intim kewanitaan kategori kuran
g (76,7%).
4
dapat membunuh bakteri laktobacilus yang berguna untuk menjaga keasaman
vagina.
Menurut Survey Departemen Kesehatan Jawa Barat (2011), sekitar 316 orang men
galami infeksi pada genetalia eksternal dan 592 orang mengalami keputihan. Rend
ahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memungkinkan perempuan
tidak berperilaku hygiene. Hasil penelitian sebelumnya di Kota dan Kab upaten B
ogor pada remaja putri menemukan 57% dari 81 responden memiliki keluhan kepu
tihan.
Faktor Yang berhubungan dengan perilaku pencegahan keputihan pada wanita usi
a subur meliputi beberapa hal yaitu penggunaan cairan pembersih vagina, personal
hygiene dan pemakaian panty liner . Penggunaan Cairan pembersih vagina akan m
5
engganggu pH dan bakteri baik sehingga bakteri jahat berkembang pesat dan
vagina akan rentan terjadi keputihan.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan pokok permasalahan yang dijadikan fok
us penelitian adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan pemakain cairan
pembersih kewanitaan dengan kejadian keputihan?”
1.4Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat praktis
6
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman dan tambahan informasi
untuk wanita usia subur dalam meningkatkan pengetahuan hubungan pemakaian
cairan pembersih kewanitaan dengan terjadinya keputihan pada karyawati dan
wanita usia subur.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
7
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung
dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilk
an pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan pers
epsi terhadap objek (EB Barus, 2011).
Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman d
an penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pad
a perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
8
1. Proses perubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi
sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.
2. Informasi atau Media Masaa
Suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan informasi
dengan tujuan tertentu. Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang
jika sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan
menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak
sering menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan dan
wawasannya.
3. Sosial, Budaya dan Ekonomi.
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan
tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu. Seseorang
yang mempunyai sosial budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik
tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang
baik. Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena
seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang
tersebut akan sulit untuk meningkatkan pengetahuan.
4. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam
individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan
pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik
maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik. Jika seseorang
berada di sekitar orang yang berpendidikan maka pengetahuan yang
9
dimiliki seseorang akan berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang
pengangguran dan tidak berpendidikan.
5. Pengalaman.
Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari pengalaman
sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa
dijadikan sebagai pengetahuan apabila medapatkan masalah yang sama.
6. Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan
semakin membaik dan bertambah.
7. Sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat pengetahuan,
karena jika seseorang dengan tingkat sosial yang rendah akses untuk
mendapatkan informasi sangat minimal dibanding dengan seseorang
yang status ekonominya tinggi, karena akses informasi memerlukan
biaya untuk mendapatkannya sebagai contoh adalah koran dan internet
(Notoatmodjo, 2003).
10
Tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi dua kelompok apabila respondenny
a adalah masyarakat umum, yaitu :
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya > 50%
2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik nilainya ≤ 50%
11
Penggunaan cairan pembersih vagina adalah tindakan yang dilakukan dengan
tujuan membersihkan liang vagina dengan menyemprotkan cairan ke vagina yang
banyak dijual bebas. Bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan
komersial yang mengandung zat asam, bakteriostatik antimikrobial dan surfaktan
lemah dengan berbagai kombinasi (Pribakti, 2012).
12
2.2.4 Faktor–faktor Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan
1. Umur
Umur merupakan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja dan dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dan orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai pengalaman dan kematangan jiwa
2. Pendidikan
Segala sesuatu yang diupayakan dan direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok dan masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pendidikan.
3. Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara
untuk mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
Sedangkan bekerja umumnya kegiatan yang menyita waktu.
4. Paritas
Seseorang perempuan yang pernah melahirkan bayi yangdapat hidup (viable).
5. Ekonomi.
Faktor sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar
kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya
13
berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak
menunjukkan ada kelainan. Penyebab keputihan dapat secara normal yang
dipengaruhi oleh homon tertentu . Keputihan atau Flouralbus (white discharge,
leukorrhea) adalah suatu gejala berupa cairan yang tidak berupa darah yang keluar
dari organ genetalia. Keputihan bukan merupakan golongan penyakit tersendiri,
tetapi merupakan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi
wanita yang harus diobati (Kusmiran, 2014).
FluorAlbus (keputihan) adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan
merupakan darah. Menurut Wiknjosastro dan Hanifa (2018), FluorAlbus
(keputihan) adalah nama gejala yang di berikan kepada cairan yang di keluarkan
dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah. FluorAlbus (keputihan)
merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi flouralbus
(keputihan) yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfesi
kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan
ekosistetem vagina akan terganggu, yang terjadinya bakteri doderlain atau
lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding
vagina untuk pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini
tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina basa membuat kuman
penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina.
14
a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya ialah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b. Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan
oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina
c. Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri
menjadi lebih encer.
d. Wanita hamil, disebabkan karena meningkatnya suplai darah ke vagina dan
mulut rahim sehingga terjadi penebalan dan encernya selaput lendir vagina.
e. Gangguan kondisi tubuh seperti keadaan anemia, kekurangan gizi, kelelahan,
kegemukan, usia tua > 45 tahun.
2. Keputihan Patologis
Keputihan dikatakan patologis jika terjadi peningkatan volume (jika sampai
membasahi pakaian dalam), terdapat perubahan bau, perubahan konsistensi m
aupun perubahan warna. Perubahan dalam kekentalan bervariasi dari cairan y
ang lebih encer hingga yang nyata-nyata terlihat lebih kental (Rambe el al, 20
14).
Perubahan warna dan bau biasanya menunjukkan warna kuning, hijau atau ke
abu-abuan, berbau amis atau busuk, jumlah banyak dan menimbulkan keluha
n seperti gatal, pembengkakan, disuria, nyeri perut atau pinggang, gatal dan ra
sa terbakar pada daerah intim (Rambe el al, 2014). Keputihan patologis dapat
disebabkan oleh:
a. Infeksi
Infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae : Gonorrhoe
b. Cairan yang keluar pada penyakit ini berwarna kekuningan yang merupa
kan warna nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisse
ria gonorrhoeae. Cara penularan penyakit ini melalui hubungan seksual (Sarwono,
2014).
c. Chlamydia trachomatis :
15
Infeksi Chlamydia, kuman ini sering menyebabkan penyakit pada mata
yang lebih dikenal dengan penyakit trakoma. Kuman ini dapat juga dite
mukan pada cairan liang vagina dan dapat terlihat melalui pemeriksaan
mikroskopis (Sarwono, 2014). Infeksi ini ditularkan secara seksual dan
berpotensi menyebar ke organ dalam genetalia (uterus, tuba) dan bisa m
enyebabkan penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease-PI
D). Gejala yang ditimbulkan adalah keluarnya sekret yang berwarna kek
uningan bercampur nanah dan darah serta menimbulkan rasa nyeri di da
erah perut bagian bawah (Sarwono, 2014).
d. Gardnerella vaginalis : vaginosis bacterialis
Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi vagina bakterial tanpa g
ejala–gejala berarti disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya enc
er, berwarna putih keabu-abuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Bau a
kan lebih menusuk setelah melakukan hubungan seksual dan menyebab
kan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah v
agina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yan
g disebabkan oleh Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.
e. Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum : Mycoplasmosis
f. Gejala klinis infeksi oleh G. vaginalis dan Mycoplasma asimtomatik pada
sebagian penderita. Bila ada keluhan umumnya berupa cairan yang berbau amis se
perti ikan (Sarwono, 2014).Pada pemeriksaan didapatkan jumlah cairan vagina tid
ak banyak, berwarna putih keabu-abuan, homogen, cair, dan biasanya melekat pad
a dinding vagina. Pemeriksaan pH vagina > 4,5 (Sarwono, 2014).
g. Herpes virus (H. Simplex, H. Zoster, Varicella) Virus herpes ditularkan le
wat hubungan badan. Gejalanya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang
vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Perlu diwaspadai keputihan a
kibat virus, karena virus yang menginfeksi dapat menjadi salah satu faktor pemicu
kanker rahim (Sarwono, 2014).
h. Papovavirus : Condyloma Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yan
g sangat banyak disertai cairan berbau. Penyakit ini sering menjangkiti wanita ha
mil (sarwono, 2014)
16
2.3.3 Dampak Keputihan
Keputihan akan menimbulkan kuman yang dapat menginfeksi daerah yang mulai
dari muara kandung kemih, bibir kemaluan sampai uterus dan saluran indung telur
sehingga menimbulkan penyakit radang panggul dan dapat menyebabkan infertilit
as (Bahari, 2012). Akibat yang sering ditimbulkan keputihan adalah infeksi.
Menurut Aulia (2012), macam-macam infeksi pada genital antara lain :
1. Vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal, peny
ebab secara umum vaginitis.
2. Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakte
ri parasit dan jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksu
al. Tipe vaginitis yang sering di jumpai adalah vaginitis karena jamur.
3. Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi servik sering terjadi ka
rena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubung
an seksual. Keluhan yang dirasakan akibat keputihan, mungkin terjadi kontak
berdarah (saat berhubungan seksual terjadi pendarahan).
4. Penyakit radang panggul (Pelvic Inflamatory Discase)
Merupakan infeksi saat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan sek
sual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya menimbulka
n berbagai penyakit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri menusuk-nusuk, meng
eluarkan keputihan bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan nadi meningk
at, pernafasan bertambah dan tekanan darahdalam batas normal.
17
a. Penggunaan obat-obatan seperti Asiklovir, Podofilin 25%, Metronidazole,
Nistatin, Fliconazole.
b. Larutan antiseptik digunakan untuk membilas cairan keputihan yang keluar
dari vagina.
c. Pembedahan, Radioterapi atau kemoterapi. Metode ini dilakukan jika peny
ebab keputihan adalah kanker serviks atau kanker kandungan lainnya (Bah
ari, 2012).
2. Terapi Non Farmakologi (Pengobatan tradisional)
Selain pengobatan modern terdapat pengobatan lain yang di gunakan untuk me
ngobati keputihan yaitu dengan cara tradisional. Metode tersebut dilakukan de
ngan memanfaatkan jenis tumbuhan yang ada disekitar lingkungan (Bahari, 20
12)
Untuk mencegah keputihan ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabi
lan pH disekitar vagina.
b. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vag
ina harum dan kering.
c. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
d. Gunakan celana dalam yang kering. Bila basah atau lembab usahakan ce
pat mengganti dengan yang bersih.
e. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat seperti katun.
f. Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans juga tidak dianjurk
an karena pori –porinya sangat rapat. Pilihlah celana bahan non jeans ata
u rok.
g. Ketika haid sering - seringlah mengganti pembalut.
h. Gunakan panty liner di saat perlu saja.
2.5 Teori keperawatan
2.5.1 Teori keperawatan Model Dorthy E. Johnson
Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk memban
tu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah ti
mbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yai
18
tu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adal
ah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dika
takan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terha
dap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatan
nya. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu aga
r tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradap
tasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain a
tau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa pera
watan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebel
um, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain sepert
i sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk
mengembangkan teorinya (Alligood, 2014
19
Ketergant Eliminasi
ungan
Ingesti Tidak
Seksualitas efektif
Penyerangan Pencapaian
Pengaruh
20
Gangguan Kejadian Perhubungan Fungsi dan
perilaku keputihan adaptasi
yang efektif
Eliminasi
Usia
Tidak
Seksualitas Status efektif
pernikahan
Status sosial
Pengaruh
BAB 3
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIOANAL
21
2012). Variabel penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas (independent)
dan variabel terikat (dependent).
Pada penelitian ini untuk variabel bebas meliputi; pengetahuan pemakaian cairan
pembersih kewanitaan, sedangkan variabel terikatnya adalah terjadinya
keputihan.
Adapun kerangka konsep penelitian dalam penelitian ini yaitu:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penegtahuan Pemakain Cairan Pembersih Kewanitaan
Terhadap Kejadian Keputihan.
Variabel Counfounding
1. Usia
2. Status pernikahan
3. Status sosial
22
Variale
No Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Indepeden
1 Pengetahuan Pemahaman member Kuesioner A Responden 0. Kurang baik Ordinal
pemakaian sihkan organ kewanit berjumlah 8 mengisi (jika skor
cairan aan sebagai bentuk p pertanyaan dengan kuesioner A nilai di
pembersih erilaku yang didasari skala gauttman dengan bawah 4)
kewanitaan mempengaruhi baik a pilihan 1. Baik (jika
tau buruknya kebersi jawaban skor nilai di
han organ kewanitaa benar atau atas 4)
n salah
23
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
BAB 4
METODE PENELITAN
4.2.2 Sampel
Sampel adalah teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi
yang memiliki ciri – ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
Sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap
mewakili populasi disebut sampel penelitian (Sandu Siyoto, 2015).
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
commit to user
populasi (Mamik, 2014). Pengambilan sampel dapat menjadi kesimpulan dari
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
populasi sehingga sampel yang digunakan untuk penelitian benar-benar dapat
mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini non-probability tepatnya menggunakan purposive sampling,
Sugiyono (2012) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode ini menggunakan
kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti untuk memilih sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih berdasarkan atas suatu
pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah
diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel dengan cara memilih responden
sesuai dengan kriteria inklusi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian
ini adalah karyawati di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovein,
hal ini dikarenakan jumlah populasi sudah diketahui.
1. Besaran Sampel
Besaran sampel dihitung berdasarkan Rumus Slovein :
N
n¿ 2
1+ N (0,1)
keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : alpha (0,10) atau sampling error = 10%
272
¿
1+ 272 ( 0 , 01 ) ¿
¿
272
=
2,72+ 1
272
¿
3,72
¿ 73 , 11 + 10%
¿ 80,42Responden
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan besar sampel dalam
commit to user
penelitian ini sebanyak 80 Karyawati.
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
2. Teknik Sampling
Menurut Notoatmodjo (2010) tehnik sampling adalah pengambilan sampel
berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi
ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel
dengan cara memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi dan sesuai
dengan tujuan dari penulis.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa
dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kriteria ekslusi dal
am penelitian ini adalah:
1. Karyawati yang tidak bersedia diteliti
commit
2. Tidak bersedia mengisi lembartokuesioner
user
3. Wanita yang sedang hamil
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
4. Wanita yang sakit atau sedang menderita penyakit (kencing manis, kista
atau penyakit organ reproduksi lainnya).
=4
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
2. Kejadian keputihan mempunyai 17 pertanyaan yang menggunakan
skala guttman dengan menentukan kategori jawaban sebagai
berikut :
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
Untuk mendapatkan hasil dari skala guttman dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
∑ pertanyaan x skor tertinggi + ∑ pertanyaan x skor terendah
2
17 x 1 + 17 x 0
2
= 8,5
Kisi-kisi Kuesioner
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
4.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2015).
Instrumen dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
yang diajukan konsisten dari waktu ke waktu. Instrumen yang reliabel belum
tentu valid. Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila
digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama, maka akan
menghasilkan data yang sama.
Pengetahuan Pemakaian
cairan pembersih Kategorik Distribusi Frekuensi
kewanitaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
b. Analisis Data Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-
variabel independen dengan variabel dependen. Untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan tersebut, dilakukan statistik uji Chi-Square dengan
derajat kepercayaan 95% (α =0,05). Uji Chi Square dapat dilakukan ketika
data memenuhi syarat 50 yaitu: sampel atau kelompok bersifat independen
dan jenis data yang dihubungkan adalah kategorik dengan kategorik
(Sutanto, 2016 ).
Variabel
Variabel Bebas Jenis Data Uji Statistik
Terikat
Hubungan
pengetahuan Kategorik -Kategorik
Kejadian Chi Square
pemakaian cairan
keputihan
pembersih
kewanitaan
Pada penelitian ini untuk membuktikan adanya hubungan antara variabel beb
as dengan variabel terikat maka dilakukan analisis bivariat dengan
menggunakan program dalam komputer yaitu sistem komputer analisis data s
tatistik.
commit toBAB
userV
HASIL PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan hasil penelitian terhadap 106 respo
nden untuk melihat Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih K
ewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di Rumah Sakit MH
Thamrin Cileungsi.
5.1`Analisis Univariat
Hasil analisis univariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas yaitu pen
getahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan dan variabel terikat yaitu k
ejadian keputihan. Jumlah responden sebanyak 106 di Rumah Sakit MH Tha
mrin Cileungsi. Analisis univariat ini menggambarkan distribusi frekuensi
masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel, yaitu sebagai beri
kut :
Tabel 5.1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pem
bersih Kewanitaan Pada Karyawati Di Rumah Sakit
Mh Thamrin Cileungsi (n=106)
5.2`Analisis Bivariat
Uji korelasi bivariat yang digunakan
commit to dalam
user penelitian ini menggunakan Uji C
hi Square yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel teri
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
kat yaitu variabel bebas yaitu pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewa
nitaan dan variabel terikat yaitu kejadian keputihan. Jumlah responden sebany
ak 106 di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi. Hasil analisis univariat dalam
penelitian ini adalah:
Tabel 5.2.1
Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan Den
gan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di Rumah
Sakit MH Thamrin Cileungsi (N=106)
P OR
Kejadian Keputihan Value CI 95%
Tidak Keputihan Keputihan Total
Pengetahuan Baik 51 28 79
Pemakaian 2.179
Kurang Baik 8 19 27 0.003
Cairan (1.191 - 3.985)
Total 59 47 106
Berdasarkan tabel 5.2, hasil uji statistik antara Hubungan Pengetahuan Pemakaian
Cairan Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di
Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi diperoleh nilai p = 0.003 yang mana nilai p
< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Hub
ungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian
Keputihan Pada Karyawati Di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi. Dari hasil an
alisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan odds ratio dengan nilai 2.179 CI
(1.191 - 3.985) yang berarti dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa
pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan dengan baik berpeluan
g sebanyak 2.179 kali memiliki angka kejadian tidak keputihan dibandingkan den
gan pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan kurang baik.
BAB VI
PEMBAHASAN
commit to user
Pada bab ini membahas hasil penelitian yang telah diperoleh akan dibahas
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
secara menyeluruh dan dilakukan perbandingan antara hasil penelitian dengan
teori dan juga hasil penelitian sebelumnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Avianty, 2020)
dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Kebersihan Organ Genital Di Pondok
Pesantren Darusslam Kabupaten Bogor” dengan jumlah responden 137
responden, hasil yang didapatkan bahwa sebangian besar responden
berpengetahuan baik tentang kebersihan organ genital yaitu sebanyak 80
responden (58,4%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 57 responden
(41,0%). Begitu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Muhamad et al., 2019) dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri
dengan Pencegahan Keputihan di MTS Negeri Telaga Biru Kabuaten
Gorontalo” dengan jumlah responden 50 responden, hasil yang didapatkan
bahwa sebagian besar responden yang memiliki kategori pengetahuan baik
yaitu sebanyak 46 responden (92,0%), responden dengan pengetahuan cukup
sebanyak 4 responden ((8,%), dan responden yang berpengetahuan kurag
sebanyak 0 (0%).
Berbeda dengan penelitian (Sinaga et al., 2022) yang menunjukkan bahwa tid
ak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genetalia ekterna denga
n kejadian keputihan (pvalue=0,181). Hasil menunjukkan bahwa perilaku me
njaga kesehatan genetalia mengalami keputihan patologis 11 responden (50,0
%) dan mengalami keputihan fisiologis 11 responden (50,0%), sedangkan sis
wi yang berperilaku baik dengan kejadian fisiologis. 21 responden (91,3%) d
an mengalami kejadian patologis 2 responden (8,7%). Kedua responden terse
but berumur 16 dan 17 tahun atau kategori remaja menengah, dengan hal ini
dapat disimpulkan bahwa siswi dengan perilaku menjaga kesehatan genetalia
baik maka belum tentu terhindar dari keputihan patologis. Karena faktor yang
memengaruhi keputihan disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Ti
dak hanya itu keputihan juga dipengaruhi oleh pengetahuan remaja yang kura
ng tentang keputihan, umur, kurangnya
commit to userinformasi, akses pelayanan kesehatan
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
yang kurang memadai dan perilaku personal hygiene yang buruk (Mariyana,
2021).
Keeratan hubungan dalam penelitian ini dengan . Dari hasil analisis keeratan
hubungan dua variabel didapatkan odds ratio dengan nilai 2.179 CI (1.191 - 3.
985) yang berarti dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa
pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan dengan baik berpe
luang sebanyak 2.179 kali memiliki angka kejadian tidak keputihan dibandin
gkan dengan pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan
kurang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pem
commit to user
bersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Dirumah Sa
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
kit MH Thamrin Cileungsi Bogor” pada tahun 2023 peneliti mengambil kesi
mpulan bahwa:
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terda
pat hubungan antara pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan den
gan kejadian keputihan pada Karyawati di Rs Mh Thamrin cileungsi.
2. Pengetahuan sebagian besar karyawati di Rs Mh Thamrin Cileungsi mengen
ai pemakaian cairan pembersih kewanitaan sudah baik, yaitu dari 106 mahasis
wi, 79 orang yang berpengetahuan baik.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian
untuk melakukan penelitian yang sejenis. Peneliti ini dapat digunakan sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai masukan bagi profesi agar lebih mei
ngkatkan perhatian seperticommit
memberi
to tahu
user kepada wanita, terutama wanita usia
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
subur bahwa keputihan dapat di cegah dengan prilaku hidup sehat, konsultasi
dengan dokter jika terjadi keputihan yang patologis.
7.2.2 Karyawati
Bagi Karyawati diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai kebersihan genitalia eksterna dan
kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan terjadinya keputihan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhamad, Z., Hadi, A. J., & Yani, A. (2019). keputihan di mts negeri telaga
biru kabupaten gorontalo knowlegde and attitude of younth orinciple wit
h white Prevention In The Blue Mts Of Blue Gorontalo District. Promotif:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 9–19
Oriza, N., & Yulianty, R. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Keputihan Pada Remaja Putri di SMA Darussalam Medan. Jurnal Bidan
Komunitas, 1(3), 142. https://doi.org/10.33085/jbk.v1i3.3954
Pribakti (2010). Tips dan trik merawat organ tubuh. Jakarta : Sagung Seto
Putinah, Shinta Maharani, Sri Mulia Sari, & Frasela Utami. (2021). Analisis
Kejadian Keputihan Berdasarkan Vulva Hygiene Dan Penggunaan Panty
Liner Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Scienc
es, 11(2), 112–122. https://doi.org/10.52395/jkjims.v11i2.332
Rambe, I. R., Asri, A., & Adrial, A. (2014). Profil tumor ganas ovarium di
laboratorium patologi anatomi (Skripsi Sarjana). Falkultas Kedokteran
Universitas Andalas, Padang, Sumatrera Barat, Indonesia.
Shanti, E. F. S., & Desy. (2018). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemakai
an Sabun Pembersih Kewanitaan. Kesehatan Karya Husada, 6(1), 28.
Sinta, H. P., Mahdiyah, D., & Hidayah, N. (n.d.). Hubungan Pemakaian Pem
bersih Vagina Dengan Kejadian Keputihan Patologis.
Sinaga, L. R., Sihotang, J., L, H. P., & Ratu, K. (2022). Hubungan antara
Pengetahuan dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna
dengan Kejadian Keputihan pada Siswi SMA Negeri 1 Kupang.
Cendana Medical Journal, Ed 23
Lampiran 1
Tata cara dalam penelitian ini adalah dengan mengisi lembar kuisioner yang s
udah disediakan oleh peneliti dan responden diperbolehkan bertanya mengen
ai pertanyaan yang ada didalam kuisioner jika ada pertanyaan yang tidak dap
at di pahami. Responden diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Res
ponden dalam penelitian ini adalah secara sukarela. Responden berhak menol
ak berpartisipasi dalam penelitian ini jika merasa tidak nyaman. Segala infor
masi yang responden berikan akan digunakan sepenuhnya hanya dalam penel
itian ini. Peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan identitas responden d
an tidak di publikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada yang belum mengerti
mengenai informed consent ini responden boleh bertanya pada peneliti. Bagi
responden yang ikut serta dalam penelitian ini akan diberikan suvenir sebagai
tanda terimakasih atas partisipasi dan keikutsertaan responden dalam peneliti
an ini. Jika responden sudah memahami penjelasan ini dan bersedia berpartisi
pasi dalam penelitian ini, silahkan responden menandatangani lembar persetu
juan yang akan dilampirkan. Adapun jika terdapat hal yang ingin dikonfirmas
i pada penelitian ini dapat menghubungi peneliti (No. Hp 085718079614). De
mikian yang dapat saya sampaikan saya ucapkan terimakasih.
Peneliti
Olis Liswati
Lampiran 2
Saya bersedia untuk mengisi kuisioner yang sudah disediakan oleh peneliti de
mi kepentingan penelitian. Dengan ketentuan, hasil pemeriksaan akan dirahas
iakan dan hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Demikia
n surat pernyataan ini saya sampaikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Responden
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
Inisial :
Umur :
Petunjuk Pengisian
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan menuliskan jawaban dan beri tanda cen
tang (√ ) pada setiap kotak jawaban yang telah disediakan.
Ya : jika menurut responden bahwa pertanyaan itu benar/ Ya
Tidak : jika menurut responden bahwa pertanyaan itu salah/ Tidak
commit to user
B. Tentang Keputihan
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah anda pernah mengalami keputihan
2. Cairan yang keluar dalam jumlah banyak
3. Cairan yang keluar encer seperti air
4. Cairan yang keluar berwarna bening
5. Cairan yang keluar seperti susu kental dan lengket
6. Cairan yang keluar berwarna abu-abu
7. Cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan
8. Cairan yang keluar tidak berbau
9. Cairan yang keluar berbau amis
10. Cairan yang keluar berbau menyengat, tidak sedap
11. Cairan yang keluar seperti susu kental dan lengket
12. Merasa nyeri saat buang air kecil
13. Merasa gatal pada organ genetalia akibat keputihan
14. Merasa panas pada bagian organ genetalian saat kepu
tihan
15. Gejala diatas dialami lebih dari 1 bulan
16. Salalu mengati celana dalam dua kali sehari
17. Sering menggunakan celana dalam yang ketat
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEH
ATAN UNIVERSITAS MH THAMRIN
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
commit to user