Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMAKAIAN CAIRAN

PEMBERSIH KEWANITAAN DENGAN KEJADIAN


KEPUTIHAN PADA KARYAWATI DI RUMAH SAKIT
MH THAMRIN CILEUNGSI

PROPOSAL SKRIPSI

Olis Liswati
1033211012

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
DESEMBER, 2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMAKAIAN CAIRAN
PEMBERSIH KEWANITAAN DENGAN KEJADIAN
KEPUTIHAN PADA KARYAWATI DI RUMAH SAKIT
MH THAMRIN CILEUNGSI

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kepera
watan

Olis Liswati
1033211012

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
DESEMBER, 2022

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Olis Liswati
NIM : 1033211012
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul HUBUNGAN
PENGETAHUAN PEMAKAIAN CAIRAN PEMBERSIH KEWANITAAN
DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA KARYAWATI DI RUMAH
SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI adalah hasil karya saya sendiri dan sem
ua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sangsi yang telah ditetapkan. Demikian pernyataan ini saya buat sebena
r-benarnya.

Jakarta, 08 Desember 2022

(Olis Liswati)

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi ini telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk dipertaha
nkan di hadapan tim penguji Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas MH. Thamrin

JUDUL SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMAKAIAN CAIRAN PEMBERSIH
KEWANITAAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA
KARYAWATI DI RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI

Jakarta, 08 Desember 2022


Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Ns. Neli Husniawati, SKep., M.Kep) (Ns. Suwarningsih, S.Kep., M. Kep)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin

(Ns. Neli Husniawati, SKep., MKep)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Olis Liswati
NIM : 1033211012
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih
Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati
Di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Program St


udi sarjana Keperawatan dan telah dilakukan revisi hasil sidang skripsi.

TIM PENGUJI

Ketua Penguji : Titi Indriyati, SKM., M.Epid ( )


Pembimbing Utama : Ns. Neli Husniawati, S.Kep., M.Kep ( )
Pembimbing Pendamping : Ns. Suwarningsih, S.Kep., M. Kep ( )

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah member
i rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proposal
skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMEKAIAN CAIRA
N PEMBERSIH KEWANITAAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN
PADA KARYAWATI DI RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI”, se
bagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi S1 Ke
perawatan Universitas MH. Thamrin Jakarta.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, duk
ungan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga lapo
ran skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati, penu
lis mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis.
2. Dr. Daeng Mohammad Faqih, S.H., M.H selaku Rektor Universitas MH.
Thamrin.
3. Atna Permana, SKM., M. Biomed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Kesehatan U
niversitas MH. Thamrin.
4. Ns. Neli Husniawati, SKep., MKep, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin Jakarta dan
selaku pembimbing utama yang telah membimbing dan memberikan pengarah
an serta ilmunya dengan penuh kesabaran selama penyusunan laporan skripsi
ini.
5. Ns. Suwarningsih, S.Kep., M.Kep. selaku pembimbing pendamping yang tela
h membimbing dan memberikan pengarahan serta ilmunya dengan penuh kesa
baran selama penyusunan laporan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang tidak terbatas
selama kuliah di Universitas MH. Thamrin Jakarta.

v
7. Kedua orang tua, Almarhum ayah Samsudin dan Ibu tercinta Nasifah yang sel
alu mendoakan, memberikan dukungan, pengorbanan serta kasih sayang yang
tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan studi dan laporan skripsi ini.
8. Suami tersayang Dadang Andriana.S dan anak-anak tercinta M.Farrel Ardan,
Syahla Regita Octotiva dan Khanza Meisyha Ramadanih yang selalu mengerti,
setia mendampingi, mendoakan, dan memberikan dukungan baik moril dan
materil agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan proposal skripsi ini.
9. Terima kasih kepada Crew Topaz, Sri mardiah Salong dan Pipit Aryani yang s
elalu memberikan dukungan, saran dan bantuan hingga terselesaikannya lapor
an skripsi ini.
10. Terima kasih kepada Crew ICU, yang selalu memberikan dukungan, saran da
n bantuan hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Sarjana Keperawatan angkatan 2021 Universitas
MH. Thamrin Jakarta terima kasih atas jalinan persahabatan serta kontribusi y
ang kalian berikan.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tela
h memberikan bantuan baik secarang langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untu
k itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi masu
kan berharga bagi penulis dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga propos
al skripsi ini bermanfaat bukan hanya sebagai kewajiban tugas akhir, melainkan m
enjadi referensi untuk penelitian maupun pengemban ilmu lainnya.

Jakarta, November 2022


(Olis liswati)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ...........................................ii


HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii
HALAMAN PENGESAH.................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang...............................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................5

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Penegtahuan...............................................................…8
2.1.1 Pengertian Pengetahuan..................................................8
2.1.2 Tingkat Pengetahuan.......................................................8
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan............9
2.1.4 Pengukuran tingkat Pengetahuan....................................10
2.1.5 Hubunga Pengetahuan Pemakaian Cairan pembersih
Kewanitaan dengan Kejadian Keputihan........................11

2.2 Konsep Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan.................11


2.2.1 Pengertian Pembersih Kewanitaan................. .............11
2.2.2 Macam-macam Pembersih Kewanitaan ................ .....12
2.2.3 Akibat Pemekain Antiseptik................. ................. .....12
2.2.4 Faktor-faktor Pemakaian Antiseptik Pembersih
Kewanitaan.........................................................................12
2.3 Konsep Keputihan........................................................................13
2.3.1 Pengertian Keputihan......................................................13
2.3.2 Jenis-jenis Keputihan........................................................14
2.3.3 Dampak Keputihan............................................................
2.3.3 Penatalaksanaan Keputihan..............................................18
2.4 Teori Keperawatan........................................................................19
2.4.1 Teori Keperawatan Dorthy E. Johnson...........................19
2.4.2 Kerangkan Teori Keperawatan Model Konsep Dorthy E. John
son.......................................................................................20
2.4.3 Hubungan Teori Keperawatan Dorthy E. Johnson Dengan
Kerangka Teori Penelitian ............................................... 21
2.4.4 Kerangka Teori.................................................................. 22

vii
BAB 3 KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASION
AL
3.1 Kerangka Konsep..........................................................................23
3.2 Definisi Operasional.....................................................................24
3.3 Hipotesis........................................................................................25
3.4 Hipotesis Penelitian......................................................................25

BAB 4 METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian.......................................................................26
4.2 Populasi dan Sampe..................................................................26
4.2.1 Populasi.........................................................................26
4.2.2 Sampel ..........................................................................26
4.2.3 Kriteria Sampel.............................................................28
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................28
4.4 Etika Penelitian.........................................................................29
4.5 Alat Pengumpulan Data............................................................30
4.6 Uji Validalitas dan Rehabilitas ...............................................31
4.7 Porsedur Penelitian .................................................................32
4.8 Pengolahan dan Analisis Data ................................................32
4.8.1 Pengolahan Data...........................................................32
4.9 Analisis Data..............................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Analisis Univariat..............................................................


Tabel 4.2 Tabel Analisis Bivariat................................................................

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Model Dorthy E. Johnson..............................


Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian........................................................
Gambar 3.1 Kerangka Konsep.....................................................................

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar pernyataan penelitian .................................................


Lamoiran 2 Informed Consent.....................................................................
Lampiran 3 Kuesioner .........................................................................

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi sehat secara menyeluruh
baik kesejahteraan fisik, sosial dan mental yang utuh dalam segala hal yang
bekaitan dengan fungsi, peran dan proes reproduksi yang dimiliki oleh wanita.
Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intim.
Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas,
terutama pada daerah sekitar vagina. (Depkes RI, 2018).

Ada beberapa masalah yang sering terjadi pada daerah vagina salah satu
diantaranya adalah keputihan. Keputihan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
keputihan normal atau fisiologis dan abnormal atau patologis (Bagus & Aryana,
2019). Terjadinya keputihan patologis dapat disebabkan oleh pertumbuhan flora
normal yang berlebihan maupun tumbuhnya mikroorganisme selain flora normal
di vagina. Komposisi flora vagina tersebut sangat bergantung pada tingkat
higienitas diri seseorang. (Fiki prasetya, jumakil & Nur muslim sidiq, 2019).
Keputihan merupakan kondisi yang sering dialami oleh wanita sepanjang siklus
kehidupannya mulai dari masa remaja, masa reproduksi maupun masa
menopause (Maryanti & Wuryani, 2019).

Keputihan normal atau fisiologis terjadi sesuai dengan siklus reproduksi wanita
atau sesuai dengan siklus tubuh wanita dengan jenis pengeluaran berwarna bening,
tidak berlebihan tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal atau perih.
Sedangkan keputihan yang patologis atau abnormal ditandai dengan jumlah
pengeluaran yang banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan,
gatal, perih, dan disertai bau amis atau busuk. Warna pengeluaran dari vagina akan
berbeda sesuai dengan penyebab dari keputihan. (Rosa Mutianingsih, Sriama
Muliani & Nia Supiana, 2022 ). Sedangkan keputihan normal tidak memberi

1
dampak bagi wanita karena hanya disebabkan oleh perubahan hormon. Keputihan
yang memberi dampak adalah keputihan patologis yang disebabkan oleh infeksi
pada vagina seperti infeksi jamur, bakteri dan parasit (Depkes RI, 2018).

Keputihan dapat disebabkan karena ketidak seimbangan kadar pH atau derajat


kesamaan pada vagina (Safaie et al., 2018). Sehingga banyak perempuan
Indonesia membersihkan vagina dengan cairan (antiseptik) agar terbebas dari
bakteri penyebab keputihan. Mereka berpikir vagina yang kesat adalah vagina
yang sehat. Padahal hal itu justru membunuh bakteri laktobacilus yang berguna
untuk menjaga derajat kesamaan vagina kandungan antiseptic yang ada pada
cairan pembersih kewanitaan itu mempermudah kuman dan bakteri masuk dalam
liang vagina. Pengguna cairan kewanitan atau antiseptic secara rutin dapat
meningkatkan terjadinya keputihan (putri, 2019). Saat ini berbagai macam produk
pembersih kewanitaan banyak muncul di pasaran. Beberapa alasan wanita
menggunakan produk ini agar vagina segar dan wangi, membersihkan vagina dari
keputihan, gatal-gatal serta sebagai pembersih vagina pada saat menstruasi
(Herawati , Romlah, & Fitriani, 2018).

Wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% (Anggraini, 2018). Berdasa
rkan data WHO (2018), angka prevalensi tahun 2019, 25% - 50% candidiasis, 20
% - 40 % bacterial vaginosis dan 5% - 15% trichomoniasis. Semua wanita dengan
segala umur dapat mengalami keputihan (Trisnawati, 2018). Berdasarkan hasil pen
elitian dari Panda S. et al (2014) bahwa dari 50 kasus wanita usia subur di kawasa
n Asia Selatan terutama India, hampir 83% mengalami keputihan yang disebakan
oleh penguna cairan pembersih vagina sehingga mempengaruhi keseimbangan pH
kesamaan dalam vagina dan memudahkan terjadinya infeksi. Sedangkan hasil pen
elitian WHO (World Health Organization), tahun 2018 sebanyak 75% wanita Indo
nesia mengalami flour albus sebanyak satu kali dalam hidupnya dan 45 % wanita I
ndonesia diantaranya pernah mengalami flour albus sebanyak dua kali atau bahkan
lebih dalam hidupnya. Sedangkan berdasarkan data WHO (World Health Organiz
ation), tahun 2016 menyebutkan bahwa remaja di dunia hampir 20% total seluruh

2
penduduk dunia. Populasi remaja yang cenderung meningkat menyebabkan kebutu
han peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja semakin menjadi
perhatian di seluruh penjuru dunia (Prabawati, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Imrok Atul Hasanah (2018), didapatkan hasil
penelitian wanita usia subur perilaku vulva hygine positif tidak mengalami
keputihan menunjukkan (34,0%) berjumlah 17 wanita, perilaku vulva hygine
positif yang mengalami keputihan (10,0%) berjumlah 5 wanita. Wanita usia subur
perilaku vulva hygine negatif tidak mengalami keputihan menunjukkan (34,0%)
berjumlah 17 wanita. Wanita usia subur perilaku vulva hygine negatif yang
mengalami keputihan menunjukkan (42,0%) berjumlah 21 wanita.

Penelitian yang dilakukan (Fardylla, 2017) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan


Remaja Putri dengan Perilaku Perineal Hygiene dalam Pencegahan Keputihan di
Kelas VIII di SMPN 1 Takeran Magetan” dengan jumlah responden sebanyak 46 r
esponden dengan hasil uji statistika menunjukan hasil p-value 0,003<0,05. Yang b
erarti terdapat hubungan antara hubungan pengetahuan remaja putri dengan perila
ku perineal hygiene dalam pencegahan keputihan.

Hasil penelitian ( Ayu Muftadiyah , Ahmad Zubairi, 2022 )yang berjudul “Hubun
gan Pengetahuan Remaja Santriwati Tentang Perineal Hygiene Dengan Perilaku P
encegahan Keputihan (Flour Albus) Di Pondok Pesantren Daarul Mukhtarin” peng
etahuan remaja santriwati tentang peineal hygiene dari 80 responden menunjukan
bahwa yang mempunyai pengetahuan tentang perineal hygiene baik yaitu sebanya
k 69 responden (86,3%), yang mempunyai pengetahuan perineal hygiene cukup se
banyak 5 responden (6,3%), dan yang mempunyai pengetahuan perineal hygiene k
urang sebanyak 6 responden (7,5%). Hasil penelitian tentang pencegahan keputiha
n (flour albus) dari 80 responden menunjukan mayoritas remaja santriwati yang pe
ncegahan keputihannya baik sebanyak 70 responden (87,5%), dan remaja santriwa
ti yang pencegahan keputihannya kurang baik sebanyak 10 responden (12,5%). Te
rdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja santriwati tentang per

3
ineal hygiene dengan perilaku pencegahan keputihan (flour albus) di pondok pesa
ntren daarul mukhtarin dengan p-value 0,000<0,05.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh ( Elvika Fit Ari Shanti, Desy, 2018 ) yang
berjudul “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemakaian Sabun Pembersih Kewan
itaan” Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kew
anitaan adalah kategori cukup (63,3%). Tingkat pengetahuan tentang pengertian sa
bun pembersih kewanitaan kategori baik (46,7%). Tingkat pengetahuan tentang tuj
uan pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (40,0%) dan kurang
(40,0%). Tingkat pengetahuan tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewa
nitaan kategori cukup (40,0%). Tingkat pengetahuan tentang dampak pemakaian s
abun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang kategori kurang (53,3%).
Tingkat pengetahuan tentang cara merawat organ intim kewanitaan kategori kuran
g (76,7%).

Pengetahuan tentang pentingnya reproduksi sehat belum disadari sepenuhnya


oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan informasi yang
ada di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran tentang pentingnya
reproduksi sehat pada masyarakat (Manuaba, 2010).

Fenomena yang terjadi di masyarakat, banyak yang mengabaikan keputihan


yang abnormal, mereka tidak terlalu peduli, baik yang sudah menikah maupun
yang masih remaja. Remaja seringkali ikut terpengaruh teman sebaya, untuk
mencoba menggunakan cairan pembersih tanpa mengetahui efek dari penggunaan
cairan pembersih organ kewanitaan, selain itu juga remaja seringkali terpengaruh
iklan cairan pembersih organ kewanitaan dengan berbagai merk.

Banyak perempuan Indonesia mengunakan produk pembersih vagina bahkan,


setiap hari bermunculan iklan yang menawarkan khasiat ampuh produk pembersih
vagina. Sedangkan membersihkan vagina dengan cairan pembersih (antiseptic)

4
dapat membunuh bakteri laktobacilus yang berguna untuk menjaga keasaman
vagina.

Menurut Survey Departemen Kesehatan Jawa Barat (2011), sekitar 316 orang men
galami infeksi pada genetalia eksternal dan 592 orang mengalami keputihan. Rend
ahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memungkinkan perempuan
tidak berperilaku hygiene. Hasil penelitian sebelumnya di Kota dan Kab upaten B
ogor pada remaja putri menemukan 57% dari 81 responden memiliki keluhan kepu
tihan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit MH


Thamrin Cileungsi, didapatkan data pada Periode Pertama kasus Pemakaian Caira
n Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati di Rumah
Sakit MH Thamrin Cileungsi berjumlah 320 karyawati, dari 10 karyawati yang
menggunakan cairan pembersih kewanitaan 7 karyawati yang mengalami
keputihan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian de
ngan judul “Hubungan pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan den
gan terjadinya keputihan pada karyawati di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi”.

1.2 Rumusan masalah


Sangat penting bagi ibu-ibu dapat memahami pengetahuan kesehatan reproduksi
khususnya keputihan agar mereka mengetahui bagaimana seharusnya bersikap
menghadapi keputihan yang nantinya akan berhubungan dengan keputihan yang
dialami. Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kebersihan alat genetalia
akan berdampak pula pada perilaku dalam menjaga kebersihan alat genetalianya.
Karena pengetahuan dan perilaku perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam memelihara kebersihan alat genetalia.

Faktor Yang berhubungan dengan perilaku pencegahan keputihan pada wanita usi
a subur meliputi beberapa hal yaitu penggunaan cairan pembersih vagina, personal
hygiene dan pemakaian panty liner . Penggunaan Cairan pembersih vagina akan m

5
engganggu pH dan bakteri baik sehingga bakteri jahat berkembang pesat dan
vagina akan rentan terjadi keputihan.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan pokok permasalahan yang dijadikan fok
us penelitian adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan pemakain cairan
pembersih kewanitaan dengan kejadian keputihan?”

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan pemakaian caira
n pembersih kewanitaan dengan kejadian keputihan pada karyawati di Rumah
Sakit MH Thamrin Cileungsi

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran pengetahaun pemakaian cairan pembersih kewanitaan
pada karyawati di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi
2. Mengetahui gambaran pemakaian cairan pembersih kewanitaan pada karyawati
di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi
3. Mengetahui prevelansi kejadian keputihan pada karyawati di Rumah sakit MH
Thamrin Cileungsi
4. Mengetahui hubungan pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan
dengan terjadinya keputihan pada karyawati di Ruamh sakit MH Thamrin
Cileungsi.

1.4Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat praktis

6
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman dan tambahan informasi
untuk wanita usia subur dalam meningkatkan pengetahuan hubungan pemakaian
cairan pembersih kewanitaan dengan terjadinya keputihan pada karyawati dan
wanita usia subur.

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti


Dapat menambah wawasan ilmu serta meningkatkan keterampilan penulis dalam
melakukan penilitian mengenai manfaat tentang hubungan pemakaian cairan pemb
ersih kewanitaan dengan terjadinya keputihan.

1.4.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit


Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam promosi kesehatan
wanita usia subur dan remaja putri untuk penentuan kebijakan peningkatan
pengetahuan kepada karyawati Rumah sakit Thamrin Cileungsi.

1.4.4 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan menambah litteratur kepustakaan dan
untuk penelitian selajutnya oleh mahasiswa generasi berikutnya.

1.4.5 Manfaat Bagi masyarakat


Sebagai masukan bagi masyarakat luas khususnya kaum wanita dalam menambah
wawasan dan menerapkan ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan
reproduksi khususnya tentang pengetahuan pemakaian cairan pembersih
kewanitaan dengan terjadinya keputihan.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

7
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung
dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilk
an pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan pers
epsi terhadap objek (EB Barus, 2011).
Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman d
an penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pad
a perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Kholid dan Notoadmodjo (2012) tedapat 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (know) merupakan rasa mengerti melihat atau mengamati sesuatu.
2. Memahami (comprehension) merupakan suatu kemampuan untuk
menjelaskan tentang suatu objek yang diketahui dan di interpretasikan
secara benar sesuai fakta.
3. Aplikasi (aplication) merupakan suatu kemampuan untuk mempraktekkan
materi yang sudah dipelajari pada kondisi nyata atau sebenarnya.
4. Analisis (Analysis) kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu objek
atau materi tetapi masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
5. Sintesis (Synthesis) merupakan suatu kemampuan menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation) Pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

8
1. Proses perubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi
sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.
2. Informasi atau Media Masaa
Suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan informasi
dengan tujuan tertentu. Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang
jika sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan
menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak
sering menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan dan
wawasannya.
3. Sosial, Budaya dan Ekonomi.
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan
tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu. Seseorang
yang mempunyai sosial budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik
tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang
baik. Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena
seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang
tersebut akan sulit untuk meningkatkan pengetahuan.
4. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam
individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan
pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik
maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik. Jika seseorang
berada di sekitar orang yang berpendidikan maka pengetahuan yang

9
dimiliki seseorang akan berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang
pengangguran dan tidak berpendidikan.
5. Pengalaman.
Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari pengalaman
sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa
dijadikan sebagai pengetahuan apabila medapatkan masalah yang sama.
6. Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan
semakin membaik dan bertambah.
7. Sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat pengetahuan,
karena jika seseorang dengan tingkat sosial yang rendah akses untuk
mendapatkan informasi sangat minimal dibanding dengan seseorang
yang status ekonominya tinggi, karena akses informasi memerlukan
biaya untuk mendapatkannya sebagai contoh adalah koran dan internet
(Notoatmodjo, 2003).

2.1.4 Pengukuran tingkat pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang mena
nyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian. Pengetahuan se
seorang ditetapkan menurut hal-hal berikut :
1. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.
2. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis
3. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi.
Terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan yang didasarkan pada nilai presentase seb
agai berikut :
1. Tingkat Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%.
2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56 – 74%
3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%

10
Tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi dua kelompok apabila respondenny
a adalah masyarakat umum, yaitu :
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya > 50%
2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik nilainya ≤ 50%

2.1.5 Hubungan Pengetahuan Pemekaian Cairan Pembersih Kewanitaa


n dengan Kejadian Keputihan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam me


mbentuk tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari pengeta
huan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengeta
huan (Notoatmodjo, 2007).

Kebiasaan membersihkan organ kewanitaan sebagai bentuk perilaku yang


didasari oleh pengetahuan akan mempengaruhi baik atau buruknya
kebersihan organ kewanitaan tersebut, selanjutnya juga akan mempengaruhi
angka kejadian keputihan. Namun, pengetahuan mengenai kesehatan organ
reproduksi jarang didapatkan dari orang tua, dikarenakan seringkali merasa
tidak nyaman membicarakan masalah seksual. Memelihara kebersihan area
organ reproduksi bagian luar merupakan hal yang sangat penting dan
merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan reproduksi (Wahyuni,
Ma’shum, 2003).

2.2 Konsep Cairan Pembersih Kewanitaan


2.2.1 Pengertian Pembersih Kewanitaan
Pembersih kewanitaan adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan
membersihkan dengan bantuan air. Sedangkan surfatan sendiri merupakan
singkatan dari Surface active agents, bahan untuk menurunkan tegangan
permukaan suatu cairan baik berupa gas maupun cair sehingga mempermudah
pemerataan dan penyebaran. Pembersih kewanitaan mengandung senyawa kimia
seperti kandungan petroleum, syntetic cheminal, dan petrocheminal yang dapat
merusak kulit (Pribakti,2012)

11
Penggunaan cairan pembersih vagina adalah tindakan yang dilakukan dengan
tujuan membersihkan liang vagina dengan menyemprotkan cairan ke vagina yang
banyak dijual bebas. Bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan
komersial yang mengandung zat asam, bakteriostatik antimikrobial dan surfaktan
lemah dengan berbagai kombinasi (Pribakti, 2012).

2.2.2 Macam-macam Pembersih Kewanitaan


Untuk menjaga kebersihan dan mematikan bakteri jahat di vagina tersedia produk
pembersih daerah intim wanita. Dari berbagai merk yang beredar rata-rata
memiliki tiga bahan dasar sebagai berikut :
1. Provide Iodine bahan ini merupakan anti infeksi berbagai bakteri.
Efek samping produk ini mengandung bahan dermatitis kontak sampai
alergi berat.
2. Kombinasi laktoserum dan lactic acid. Laktoserum berasal dari hasil
fermentasi susu sapi dan senyawa laktat, lactose, serta nutrisi yang di
perlukan pada vagina. Lactic acid berfungsi sebagai menjaga tingkat pH
pada vagina, pH vagina memiliki 3,5 – 5,5.
3. Ekstrak daun sirih yang sangat efektif untuk antiseptik, dapat
membasmi jamur dan mengurangi sekresi cairan vagina.

2.2.3 Akibat Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan


Floral normal pada vagina membantu menjaga keasaman pH 3,5 – 5,5 dalam
keadaan optimal. Apabila keasaman dalam vagina berubah maka kuman lain
dengan mudah akan tumbuh sehingga terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan
keputihan, yang berbau, gatal dan menimbulkan ketidaknyamanan. Jika pemakaian
antiseptik terus menerus akan semakin mengikis bakteri doderlyne dan bakteri lain
akan semakin mudah masuk ke dalam vagina. Kalau hal itu terus terjadi akan
menyebabkan radang pinggul bahkan kanker serviks. Apabila menggunkan
antiseptik pada daerah intim sebaiknya gunakan dengan pH 3,5

12
2.2.4 Faktor–faktor Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan
1. Umur
Umur merupakan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja dan dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dan orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai pengalaman dan kematangan jiwa
2. Pendidikan
Segala sesuatu yang diupayakan dan direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok dan masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pendidikan.
3. Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara
untuk mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
Sedangkan bekerja umumnya kegiatan yang menyita waktu.
4. Paritas
Seseorang perempuan yang pernah melahirkan bayi yangdapat hidup (viable).
5. Ekonomi.
Faktor sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan

2.3 Konsep Keputihan


2.3.1 Pengertian Keputihan
Keputihan merupakan permasalahan klasik pada kebanyakan kaum wanita.
Ironisnya kebanyakan wanita tidak mengetahui tentang keputihan dan penyebab
keputihan. Jika tidak ditangani dengan baik, keputihan biasa berakibat fatal,
kemandulan dan kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan) bisa menjadi salah
satu akibat keputihan. Gejala awal kanker rahim biasanya dimulai dengan
keputihan (Oriza, 2018).

Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar
kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya

13
berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak
menunjukkan ada kelainan. Penyebab keputihan dapat secara normal yang
dipengaruhi oleh homon tertentu . Keputihan atau Flouralbus (white discharge,
leukorrhea) adalah suatu gejala berupa cairan yang tidak berupa darah yang keluar
dari organ genetalia. Keputihan bukan merupakan golongan penyakit tersendiri,
tetapi merupakan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi
wanita yang harus diobati (Kusmiran, 2014).

FluorAlbus (keputihan) adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan
merupakan darah. Menurut Wiknjosastro dan Hanifa (2018), FluorAlbus
(keputihan) adalah nama gejala yang di berikan kepada cairan yang di keluarkan
dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah. FluorAlbus (keputihan)
merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi flouralbus
(keputihan) yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfesi
kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan
ekosistetem vagina akan terganggu, yang terjadinya bakteri doderlain atau
lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding
vagina untuk pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini
tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina basa membuat kuman
penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina.

2.3.2 Jenis-jenis Keputihan (Fluor Albus)


Keputihan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu normal (fisiologis) dan tidak
normal (patologis). Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih
atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa
gatal. Namun bila cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air
kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka ini dapat
dikategorikan tidak normal, dan perlu diwaspadai (Pribakti, 2012).
1. Keputihan Fisiologis
Keputihan fisiologis berasal dari transudat vagina, lendir serviks dan lendir
kelenjar bartholin dan skene dan biasa ditemukan pada keadaan antara lain:

14
a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya ialah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b. Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan
oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina
c. Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri
menjadi lebih encer.
d. Wanita hamil, disebabkan karena meningkatnya suplai darah ke vagina dan
mulut rahim sehingga terjadi penebalan dan encernya selaput lendir vagina.
e. Gangguan kondisi tubuh seperti keadaan anemia, kekurangan gizi, kelelahan,
kegemukan, usia tua > 45 tahun.

2. Keputihan Patologis
Keputihan dikatakan patologis jika terjadi peningkatan volume (jika sampai
membasahi pakaian dalam), terdapat perubahan bau, perubahan konsistensi m
aupun perubahan warna. Perubahan dalam kekentalan bervariasi dari cairan y
ang lebih encer hingga yang nyata-nyata terlihat lebih kental (Rambe el al, 20
14).

Perubahan warna dan bau biasanya menunjukkan warna kuning, hijau atau ke
abu-abuan, berbau amis atau busuk, jumlah banyak dan menimbulkan keluha
n seperti gatal, pembengkakan, disuria, nyeri perut atau pinggang, gatal dan ra
sa terbakar pada daerah intim (Rambe el al, 2014). Keputihan patologis dapat
disebabkan oleh:
a. Infeksi
Infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae : Gonorrhoe
b. Cairan yang keluar pada penyakit ini berwarna kekuningan yang merupa
kan warna nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisse
ria gonorrhoeae. Cara penularan penyakit ini melalui hubungan seksual (Sarwono,
2014).
c. Chlamydia trachomatis :

15
Infeksi Chlamydia, kuman ini sering menyebabkan penyakit pada mata
yang lebih dikenal dengan penyakit trakoma. Kuman ini dapat juga dite
mukan pada cairan liang vagina dan dapat terlihat melalui pemeriksaan
mikroskopis (Sarwono, 2014). Infeksi ini ditularkan secara seksual dan
berpotensi menyebar ke organ dalam genetalia (uterus, tuba) dan bisa m
enyebabkan penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease-PI
D). Gejala yang ditimbulkan adalah keluarnya sekret yang berwarna kek
uningan bercampur nanah dan darah serta menimbulkan rasa nyeri di da
erah perut bagian bawah (Sarwono, 2014).
d. Gardnerella vaginalis :  vaginosis bacterialis
Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi vagina bakterial tanpa g
ejala–gejala berarti disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya enc
er, berwarna putih keabu-abuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Bau a
kan lebih menusuk setelah melakukan hubungan seksual dan menyebab
kan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah v
agina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yan
g disebabkan oleh Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.
e. Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum : Mycoplasmosis
f. Gejala klinis infeksi oleh G. vaginalis dan Mycoplasma  asimtomatik pada
sebagian penderita. Bila ada keluhan umumnya berupa cairan yang berbau amis se
perti ikan (Sarwono, 2014).Pada pemeriksaan didapatkan jumlah cairan vagina tid
ak banyak, berwarna putih keabu-abuan, homogen, cair, dan biasanya melekat pad
a dinding vagina. Pemeriksaan pH vagina > 4,5 (Sarwono, 2014).
g. Herpes virus (H. Simplex, H. Zoster, Varicella) Virus herpes ditularkan le
wat hubungan badan. Gejalanya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang
vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Perlu diwaspadai keputihan a
kibat virus, karena virus yang menginfeksi dapat menjadi salah satu faktor pemicu
kanker rahim (Sarwono, 2014).
h. Papovavirus :  Condyloma Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yan
g sangat banyak disertai cairan berbau. Penyakit ini sering menjangkiti wanita ha
mil (sarwono, 2014)

16
2.3.3 Dampak Keputihan
Keputihan akan menimbulkan kuman yang dapat menginfeksi daerah yang mulai
dari muara kandung kemih, bibir kemaluan sampai uterus dan saluran indung telur
sehingga menimbulkan penyakit radang panggul dan dapat menyebabkan infertilit
as (Bahari, 2012). Akibat yang sering ditimbulkan keputihan adalah infeksi.
Menurut Aulia (2012), macam-macam infeksi pada genital antara lain :
1. Vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal, peny
ebab secara umum vaginitis.
2. Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakte
ri parasit dan jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksu
al. Tipe vaginitis yang sering di jumpai adalah vaginitis karena jamur.
3. Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi servik sering terjadi ka
rena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubung
an seksual. Keluhan yang dirasakan akibat keputihan, mungkin terjadi kontak
berdarah (saat berhubungan seksual terjadi pendarahan).
4. Penyakit radang panggul (Pelvic Inflamatory Discase)
Merupakan infeksi saat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan sek
sual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya menimbulka
n berbagai penyakit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri menusuk-nusuk, meng
eluarkan keputihan bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan nadi meningk
at, pernafasan bertambah dan tekanan darahdalam batas normal.

2.3.4 Penatalaksanaan Keputihan


Pengurangan keputihan dapat dilakukan dengan menggunakan metode modern ma
upun memanfaatkan ramuan yang berasal dari beragam jenis tanaman obat.
Terdapat dua cara penatalaksaan keputuhan yaitu :
1. Terapi Farmakologi (Pengobatan modern)

17
a. Penggunaan obat-obatan seperti Asiklovir, Podofilin 25%, Metronidazole,
Nistatin, Fliconazole.
b. Larutan antiseptik digunakan untuk membilas cairan keputihan yang keluar
dari vagina.
c. Pembedahan, Radioterapi atau kemoterapi. Metode ini dilakukan jika peny
ebab keputihan adalah kanker serviks atau kanker kandungan lainnya (Bah
ari, 2012).
2. Terapi Non Farmakologi (Pengobatan tradisional)
Selain pengobatan modern terdapat pengobatan lain yang di gunakan untuk me
ngobati keputihan yaitu dengan cara tradisional. Metode tersebut dilakukan de
ngan memanfaatkan jenis tumbuhan yang ada disekitar lingkungan (Bahari, 20
12)
Untuk mencegah keputihan ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabi
lan pH disekitar vagina.
b. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vag
ina harum dan kering.
c. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
d. Gunakan celana dalam yang kering. Bila basah atau lembab usahakan ce
pat mengganti dengan yang bersih.
e. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat seperti katun.
f. Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans juga tidak dianjurk
an karena pori –porinya sangat rapat. Pilihlah celana bahan non jeans ata
u rok.
g. Ketika haid sering - seringlah mengganti pembalut.
h. Gunakan panty liner di saat perlu saja.
2.5 Teori keperawatan
2.5.1 Teori keperawatan Model Dorthy E. Johnson
Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk memban
tu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah ti
mbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yai

18
tu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adal
ah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dika
takan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terha
dap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatan
nya. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu aga
r tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradap
tasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain a
tau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya

Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa pera
watan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebel
um, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain sepert
i sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk
mengembangkan teorinya (Alligood, 2014

2.5.2 Kerangka Teori keperawatan Model Dorthy E. Johnson

Gambar 2.1 Model Sistem Perilaku Johnson

Gangguan Kekuatan Perhubungan Fungsi dan


perilaku dan stres adaptasi
yang efektif

19
Ketergant Eliminasi
ungan

Ingesti Tidak
Seksualitas efektif

Penyerangan Pencapaian

Pengaruh

Sumber : (Alligood, 2014).

2.5.3 Hubungan Teori Keperawatan Dorthy E. Johnson Dengan Kerangka Teori


Penelitian
Keterkaitan teori Dorthy E. Johnson dengan penelitian ini menggunakan metode p
erawatan adalah untuk melihat pemakaian cairan pembersih dan mengetahui kejad
ian keputihan. Pada teori ini memfokuskan pada pendekatan system perilaku, dima
na individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimb
angan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki
keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.
Pada teori ini menegaskan bahwa Johnson memandang manusia sebagai system pe
rilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang
menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusi
a membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah syste
m dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengatu
ran untuk menjaga keseimbangan. pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyi
sakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.

2.5.4 Kerangka Teori


Gambar 2.2 Kerangka Teori

20
Gangguan Kejadian Perhubungan Fungsi dan
perilaku keputihan adaptasi
yang efektif
Eliminasi
Usia

Tidak
Seksualitas Status efektif
pernikahan
Status sosial

Pengaruh

Sumber : Nursing Theorists and their work edisi 8 Tahun 2014)

BAB 3
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIOANAL

3.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

21
2012). Variabel penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas (independent)
dan variabel terikat (dependent).

Pada penelitian ini untuk variabel bebas meliputi; pengetahuan pemakaian cairan
pembersih kewanitaan, sedangkan variabel terikatnya adalah terjadinya
keputihan.
Adapun kerangka konsep penelitian dalam penelitian ini yaitu:

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penegtahuan Pemakain Cairan Pembersih Kewanitaan
Terhadap Kejadian Keputihan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan pemakaian c Kejadian Keputuhan


airan pembersih kewanita
akaian sabun pembersi
an

Variabel Counfounding

1. Usia
2. Status pernikahan
3. Status sosial

1.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah untuk definisi yang mengarahkan kepada pengukuran
atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2012).

22
Variale
No Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Indepeden
1 Pengetahuan Pemahaman member Kuesioner A Responden 0. Kurang baik Ordinal
pemakaian sihkan organ kewanit berjumlah 8 mengisi (jika skor
cairan aan sebagai bentuk p pertanyaan dengan kuesioner A nilai di
pembersih erilaku yang didasari skala gauttman dengan bawah 4)
kewanitaan mempengaruhi baik a pilihan 1. Baik (jika
tau buruknya kebersi jawaban skor nilai di
han organ kewanitaa benar atau atas 4)
n salah

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Dependen Operasional
1. Kejadian Keluaranya cairan ya Kuesioner B Responden 0. Tidak (jika Ordinal
Keputihan ng berlebihan selain berjumlah 17 mengisi skor nilai di
darah dari liang vagi pertanyaan dengan kuesioner B bawah 8)
na diluar kebiasaan D skala gauttman dibagian 1. Ya (jika
engan ciri: jumlahnya keputihan skor nilai
sedikit-banyak, deng dengan diatas 8)
an konsistensi encer- pilihan
kental, berbau atau ti jawaban Ya
dak berbau dan gatai. atau Tidak

23
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

1.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara dalam sebuah penelitian yang kebenaran
nya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2018). Selain it
u, Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sem
entara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyat
akan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis ini merupakan jawaban sem
entara berdasarkan pada teori yang belum dibuktikan dengan data atau fakta.
Pembuktian dilakukan dengan pengujian hipotesis melalui uji statistic. Dalam
hal ini hipotesis menjadi panduan dalam menganalisa hasil penelitian, sement
ara hasil penelitian dapat menjawab tujuan penelitian terutama tujuan khusus,
jadi sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat dulu tujuan penelitiannya. H
asil pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan benar atau salah, berhubung
an atau tidak, diterima atau ditolak. Hasil akhir penelitian tersebut merupakan
kesimpulan penelitian sebagai generalisasi dan representasi dari populasi seca
ra keseluruhan. (Masturoh & Anggita, 2018)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut:


a. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada hubungan antara pengetahuan pemakaian cairan pembersih
kewanitaan dengan kejadian keputihan pada karyawati di Rumah Sakit MH
Thamrin Cileungsi.
b. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan antara penegtahuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan
dengan kejadian keputihan pada karyawati di Rumah Sakit Thamrin
Cileungsi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
BAB 4

METODE PENELITAN

4.1 Desain penelitan


Desain penelitian adalah rencana penetapan sumber dan jenis informasi yang r
elevan dengan masalah penelitian serta menentukan strategi pendekatan mana
yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisi data. Desain pene
litian juga menyangkut alokasi waktu dan biaya karena sebagian besar peneliti
an akan berhadapan dengan dua kendala ini.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka Penelitian ini


merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional.
dimana jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data
variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Jenis ini,
variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu saat, jadi
tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2013).

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian


4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,obyek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
untuk pelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sandu Siyoto, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan wanita di RS Thamrin
Cileungsi yang berjumlah 272 wanita usia subur.

4.2.2 Sampel
Sampel adalah teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi
yang memiliki ciri – ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
Sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap
mewakili populasi disebut sampel penelitian (Sandu Siyoto, 2015).

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
commit to user
populasi (Mamik, 2014). Pengambilan sampel dapat menjadi kesimpulan dari
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
populasi sehingga sampel yang digunakan untuk penelitian benar-benar dapat
mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini non-probability tepatnya menggunakan purposive sampling,
Sugiyono (2012) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode ini menggunakan
kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti untuk memilih sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih berdasarkan atas suatu
pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah
diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel dengan cara memilih responden
sesuai dengan kriteria inklusi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian
ini adalah karyawati di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovein,
hal ini dikarenakan jumlah populasi sudah diketahui.

1. Besaran Sampel
Besaran sampel dihitung berdasarkan Rumus Slovein :
N
n¿ 2
1+ N (0,1)
keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : alpha (0,10) atau sampling error = 10%

272
¿
1+ 272 ( 0 , 01 ) ¿
¿
272
=
2,72+ 1
272
¿
3,72
¿ 73 , 11 + 10%
¿ 80,42Responden
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan besar sampel dalam
commit to user
penelitian ini sebanyak 80 Karyawati.
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

2. Teknik Sampling
Menurut Notoatmodjo (2010) tehnik sampling adalah pengambilan sampel
berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi
ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel
dengan cara memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi dan sesuai
dengan tujuan dari penulis.

Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah non propabilitiy


sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan
sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. Biasanya peneliti
sudah melakukan studi pendahuluan, sehingga telah diketahui karakteristik
populasi yang akan diteliti. Teknik ini sangat cocok terutama guna mengetahui
berapa besarnya sampel minimal suatu penelitian (Kasdin Sihotang, 2019).
Dengan sampel yang pengambilannya memberikan peluang atau kesempatan
yang sama kepada semua karyawati anggota populasi untuk terpilih sebagai
sampel di Rs Mh Thamrin Cileungsi.

4.2.3 Kriteria Sampel

Kriteria sampel yang akan dipilih meliputi:


a. Kriteria Inklusi
Karakter inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu popul
asi target yang terjangkau yang akan diteliti (Harahap & Siregar, 2019). Krite
ria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Karyawati yang bersedia diteliti
2. Wanita usia 20 – 45 tahun.

b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa
dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kriteria ekslusi dal
am penelitian ini adalah:
1. Karyawati yang tidak bersedia diteliti
commit
2. Tidak bersedia mengisi lembartokuesioner
user
3. Wanita yang sedang hamil
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
4. Wanita yang sakit atau sedang menderita penyakit (kencing manis, kista
atau penyakit organ reproduksi lainnya).

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RS MH Thamrin Cileungsi pada bulan Januari 20
23 sampai dengan bulan Februari 2023. Alasan peneliti memilih tempat ini seb
agai tempat penelitian karena menurut peneliti belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya dan didapatkan data bahwa setelah setudi pendahuluan
7 dari 10 karyawati yang menggunakan cairan pembersih kewanitaan
mengalami keputihan.

4.4 Etika Penelitian


Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam melaksanakan penelitian, khususnya jika yang menjadi subjek
penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahmi hak dasar
manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
penelitian yang akan dilaksanakan bear- benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia. Etika yang perlu dan harus diperhatikan oleh seorang peneliti yaitu
(H. Anang Setiana, 2021).
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Cara persetujuan antara penelitian dengan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan. Hal tersebut diberikan sebelum
penelitian agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.
2. Tanpa Nama (Anonymity)
Merupakan masalah masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan
cara tidak memberi nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menandakan kode pada lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun
masalah-maslah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset.
commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
4. Justice and Inklusivitas (Keadilan dan Keterbukaan)
Justice and inklusivitas (keadilan dan keterbukaan) adalah memperlakuka
n pada setiap subjek penelitian dengan adil tidak membeda-bedakan antar
a subjek yang satu dengan subjek yang lainnya, sedangkan prinsip keterb
ukaan adalah bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-
hati dan dilakukan secara professional. Keadilan untuk setiap responden y
aitu mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan agama dan et
nis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan jaminan untuk lin
gkungan supaya dikondisikan agar peneliti dapat menjelaskan prosedur pe
nelitian secara terbuka kepada responden.

4.5 Alat Pengumpul Data


Menyusun instrument pada dasasrnya adalah menyusun alat evaluasi, karena
mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil
yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah
ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Instrument penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yang diisi oleh karyawati. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam arti
laporan tentang hal–hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya
(Sandu Siyoto, 2015) (Sandu Siyoto S. d., 2015).
Instrument penelitian ini menggunakan alat ukur kuisioner untuk masing-
masing variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih kewanitaan mempunyai
8 pertanyaan yang menggunakan skala guttman dengan
menentukan kategori jawaban sebagai berikut :
a. Benar (1)
b. Salah (0)
Untuk mendapatkan hasil dari skala guttman dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
∑ pertanyaan x skor tertinggi + ∑ pertanyaan x skor terendah
2
8x1+8x0
2 commit to user

=4
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
2. Kejadian keputihan mempunyai 17 pertanyaan yang menggunakan
skala guttman dengan menentukan kategori jawaban sebagai
berikut :
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
Untuk mendapatkan hasil dari skala guttman dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
∑ pertanyaan x skor tertinggi + ∑ pertanyaan x skor terendah
2
17 x 1 + 17 x 0
2
= 8,5

Kisi-kisi Kuesioner

Nomor Item Total I


No Indikator
Favourable Unfavourable tem
1. Usia 1,2,3 0 3
2. Obesitas 1,2,3 0 3
3. Ibu hamil dengan preekl 1,3,5,6,7,8,9,10,11 2,4,12,13 13
amsi
Jumlah 15 4 19

2.6 Uji Validitas dan Reabilitas


4.6.1 Uji Validitas
Instrumen (kuesioner) dinyatakan valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2012:255). Menurut Sugiyono (2012:88), butir yang mempunyai korelasi
positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan
bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat minimum
untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya ≥
0,3 (Sugiyono, 2016:179). Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki
tingkat korelasi di bawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
4.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2015).
Instrumen dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
yang diajukan konsisten dari waktu ke waktu. Instrumen yang reliabel belum
tentu valid. Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila
digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama, maka akan
menghasilkan data yang sama.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat


pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk
mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan model Alpha
Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.
Setelah diperoleh nilai r hitung, selanjutnya untuk dapat dipastikan instrumen
reliabel atau tidak, nilai tersebut dikonsultasikan dengan nilai r tabel untuk
taraf kesalahan 5% maupun 1% maka dapat disimpulkan instrumen tersebut
reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian. Untuk menginterpretasikan
tingkat keterandalan dari instrumen, digunakan pedoman dari Arikunto
(2013:75)

4.7 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian dibagi menjadi empat tahapan, yaitu:
a. Persiapan
1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin ke bagian Akademik Prodi
S1 Keperawatan Universitas MH.Thamrin Jakarta.
2. Setelah permohonan izin disetujui, peneliti kemudian menyerahkan
surat pengantar dari Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas
MH. Thamrin Jakarta ke Sekertariat RS Mh Thamrin Cileungsi.
b. Pelaksanaan
1. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara
langsung. commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
2. Sebelum melakukan pengumpulan data peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan penelitian kepada responden, setelah itu meminta
persetujuan subjek untuk menjadi responden penelitian.
c. Pengumpulan data
Peneliti mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner secara langs
ung di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi, membagikan kuesionner ke
pada karyawati Rumah Sakit Mh Thamrin Cileungsi yang usia subur ( 20
– 45 tahun ). Sebelum mengisi kuesioner tersebut, terdapat informasi awa
l yang meliputi perkenalan diri peneliti, penjelasan maksud dan tujuan pe
nelitian serta informed consent. Selanjutnya terdapat petunjuk pengisian
kuesioner yang perlu diketahui oleh responden. Peneliti melibatkan semu
a karyawati di RS Mh Thamrin dan memilih secara random karyawati yg
berusia 20-45 tahun. Dari hasil pencarian informasi, Peneliti mendapatk
an data jumlah karyawati yang berusia 20-45 tahun sebanyak 272 orang
yang memenuhi kriteria inklusi dan sebanyak 80 orang yang masuk seba
gai responden.

4.8 Pengolahan dan Analisis Data


4.8.1 Pengolahan Data
Tehnik pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Notoatmojo, 2010,p.176-178): Pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu pengolahan data dengan menggunakan komputer.
Menurut Notoatmodjo (2018) terdapat empat tahap dalam pengolahan data
melalui komputer yaitu:
a. Pemeriksaan atau editing
Pemeriksaan atau editing merupakan tahap dimana data yang sudah
diisi dan dikumpulkan dilihat kembali apakah sudah sesuai dengan
tujuan penelitian atau belum. Pada tahap ini peneliti memeriksa
kelengkapan dan kejelasan jawaban responden
b. Pengkodean atau coding
Pengkodean atau coding merupakan tehnik mengubah data yang
awalnya berbentuk kalimat diubah menjadi sebuah kode berupa angka
commit
atau huruf. Pengkodean to coding
atau user dilakukan untuk mempermudah

peneliti dalam memasukan data dan menganalisisnya.


perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
c. Memasukkan data atau entry data
Memasukkan data atau entry data merupakan tahap dimana peneliti
memasukkan data yang sudah benar baik kelengkapan maupun
pengkodeannya ke dalam program komputer.
d. Cleaning
Cleaning merupakan tahap pengecekan atau pengoreksian ulang data
yang sudah dimasukkan atau di entry apakah terdapat kesalahan kode,
ketidaklengkapan data atau missing data, dan sebagainya lalu segera
dilakukan pembetulan

4.8.2 Analisis Data


Analisis data merupakan tahapan atau proses dimana data akan dilihat dan
dinilai untuk dapat menghasilkan sebuah kesimpulan. Analisa data dilakukan
setelah selesai dalam melakukan pengolahan data. Pada penelitian ini analisa
data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi dengan
menggunakan 2 analisis data, yaitu:

a. Analisis Data Univariat


Analisis univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel
secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengn variabel
lainnya dan peneliti akan menggambarkan fenomena berdasarkan hasil
analisis. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dalam bentuk
distribusi frekuensi. Variabel yang ada dalam penelitian ini variabel
independent yaitu pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan
dan variabel dependent yaitu kejadian keputihan.
Tabel 4.1 Analisis Univariat

Variabel Jenis Data Hasil

Pengetahuan Pemakaian
cairan pembersih Kategorik Distribusi Frekuensi
kewanitaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
b. Analisis Data Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-
variabel independen dengan variabel dependen. Untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan tersebut, dilakukan statistik uji Chi-Square dengan
derajat kepercayaan 95% (α =0,05). Uji Chi Square dapat dilakukan ketika
data memenuhi syarat 50 yaitu: sampel atau kelompok bersifat independen
dan jenis data yang dihubungkan adalah kategorik dengan kategorik
(Sutanto, 2016 ).

Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan program software


pengolahan data statistik, yang nantinya akan diperoleh nilai p. Nilai p
akan dibandingkan dengan nilai α, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai p < α (p < 0,05), maka hipotesis (Ho) ditolak, berarti data
sampel mendukung adanya perbedaan yang signifikan.
2. Jika nilai p > α (p > 0,05), maka hipotesis (Ho) diterima, berarti sampel
tidak mendukung adanya perbedaan yang bermakna

Tabel 4.2 Analisis Bivariat

Variabel
Variabel Bebas Jenis Data Uji Statistik
Terikat

Hubungan
pengetahuan Kategorik -Kategorik
Kejadian Chi Square
pemakaian cairan
keputihan
pembersih
kewanitaan

Kekuatan antara hubungan variabel independent dan variabel dependent


diukur dengan ukuran asosiasi Prevalence Ratio (PR) yang menyesuaikan
dengan desain cross sectional. Interpretasi dari Prevalence Ratio adalah: Jika
PR = 1, artinya risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak
terpajan (tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen). Jika
PR >1, Confident interval 95% >1 artinya faktor risiko menyebabkan
commit to
terjadinya outcome atau variabel user
independen meningkatkan risiko terhadap
variabel dependen. Jika PR< 1, Confident Interval 95%
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

Menurut Sani (2018) interpretasi hasil pada uji Chi-Square yaitu :


a. Jika P value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara
variabel 1 dan variabel 2.
b. Jika P value > 0,05 maka Ho tidak ditolak, artinya tidak terdapat hubungan
antara variabel 1 dan variabel 2.

Untuk mengetahui seberapa besar kekuatan pengaruh hubungan dari variabel


factor risiko terhadap kejadian suatu penyakit yaitu dengan menggunakan uji
statistic odds ratio (Sani, 2018).
Interpretasi dari odds ratio (OR) :
a. Jika OR = 1 artinya tidak ada hubungan antara faktor risko dengan
kejadian suatu penyakit.
b. Jika OR > 1 artinya terdapat hubungan positif (meningkat) antara faktor
risko dengan kejadian suatu penyakit.
c. Jika OR < 1 artinya terdapat hubungan negatif (lebih sedikit) antara faktor
risko dengan kejadian suatu penyakit.

Pada penelitian ini untuk membuktikan adanya hubungan antara variabel beb
as dengan variabel terikat maka dilakukan analisis bivariat dengan
menggunakan program dalam komputer yaitu sistem komputer analisis data s
tatistik.

commit toBAB
userV

HASIL PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

Pada bab ini akan disajikan dan diuraikan hasil penelitian terhadap 106 respo
nden untuk melihat Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih K
ewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di Rumah Sakit MH
Thamrin Cileungsi.

5.1`Analisis Univariat
Hasil analisis univariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas yaitu pen
getahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan dan variabel terikat yaitu k
ejadian keputihan. Jumlah responden sebanyak 106 di Rumah Sakit MH Tha
mrin Cileungsi. Analisis univariat ini menggambarkan distribusi frekuensi
masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel, yaitu sebagai beri
kut :

Tabel 5.1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pem
bersih Kewanitaan Pada Karyawati Di Rumah Sakit
Mh Thamrin Cileungsi (n=106)

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 79 74.5
Kurang Baik 27 25.5
Total 106 100.0
Berdasarkan table 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden dengan
pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan baik lebih dominan
dari pada responden pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 79 orang
dengan persentase 74,5 %. dan responden dengan pengetahuan pemakaian
cairan pembersih kewanitaan kurang baik yaitu sebanyak 27 orang dengan
persentase 25,5 %.

5.2`Analisis Bivariat
Uji korelasi bivariat yang digunakan
commit to dalam
user penelitian ini menggunakan Uji C
hi Square yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel teri
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
kat yaitu variabel bebas yaitu pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewa
nitaan dan variabel terikat yaitu kejadian keputihan. Jumlah responden sebany
ak 106 di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi. Hasil analisis univariat dalam
penelitian ini adalah:

Tabel 5.2.1
Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan Den
gan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di Rumah
Sakit MH Thamrin Cileungsi (N=106)

P OR
Kejadian Keputihan Value CI 95%
Tidak Keputihan Keputihan Total
Pengetahuan Baik 51 28 79
Pemakaian 2.179
Kurang Baik 8 19 27 0.003
Cairan (1.191 - 3.985)
Total 59 47 106

Berdasarkan tabel 5.2, hasil uji statistik antara Hubungan Pengetahuan Pemakaian
Cairan Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di
Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi diperoleh nilai p = 0.003 yang mana nilai p
< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Hub
ungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian
Keputihan Pada Karyawati Di Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi. Dari hasil an
alisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan odds ratio dengan nilai 2.179 CI
(1.191 - 3.985) yang berarti dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa
pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan dengan baik berpeluan
g sebanyak 2.179 kali memiliki angka kejadian tidak keputihan dibandingkan den
gan pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan kurang baik.

BAB VI
PEMBAHASAN
commit to user
Pada bab ini membahas hasil penelitian yang telah diperoleh akan dibahas
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
secara menyeluruh dan dilakukan perbandingan antara hasil penelitian dengan
teori dan juga hasil penelitian sebelumnya.

6.1 Hasil Analisis Univariat


6.1.1 Pengetahuan Pemakaian Cairan Pembersih
Dari hasil analisis univariat, dari 106 responden menunjukkan bahwa
karakteristik responden dengan pengetahuan pemakaian cairan pebersih
kewanitaan baik lebih dominan dari pada responden pengetahuan kurang baik
sebanyak 79 orang dengan persentase 74.5 % dan responden dengan
pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan kurang baik sebanyak
27 orang dengan persentase 25,5 %.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Avianty, 2020)
dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Kebersihan Organ Genital Di Pondok
Pesantren Darusslam Kabupaten Bogor” dengan jumlah responden 137
responden, hasil yang didapatkan bahwa sebangian besar responden
berpengetahuan baik tentang kebersihan organ genital yaitu sebanyak 80
responden (58,4%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 57 responden
(41,0%). Begitu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Muhamad et al., 2019) dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri
dengan Pencegahan Keputihan di MTS Negeri Telaga Biru Kabuaten
Gorontalo” dengan jumlah responden 50 responden, hasil yang didapatkan
bahwa sebagian besar responden yang memiliki kategori pengetahuan baik
yaitu sebanyak 46 responden (92,0%), responden dengan pengetahuan cukup
sebanyak 4 responden ((8,%), dan responden yang berpengetahuan kurag
sebanyak 0 (0%).

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa mayoritas santriwati


umumnya melakukan kegiatan dari informasi yang diperoleh sebelumnya,
commit to usermempengaruhi kegiatan di dalam
yang dimana artinya pengetahuan
lingkungan pondok pesantren tersebut. Sumber informasi yang didapatkan
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
oleh santriwati dapat melalui pengetahuan bekal dari orang tua, sesama teman
dan juga santriwati lama di pondok pesantren (Qariati, 2018).

6.2 Hasil Analisis Bivariat

6.2.1 Hubungan antara Pengetahuan Pemakaian Cairan


Pembersih Kewanitaan terhadap kejadian Keputihan
Hasil dari perhitungan statistik menggunakan uji Chi-Square dan α = 0,05 dip
eroleh nilai p-value=0,003 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang berma
kna antara pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan dengan keja
dian keputihan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu
Muftadiyah1 , Ahmad Zubairi (2021), di dapatkan nilaip=0,000 dan RR <1
(RR=2,146), adalah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang
kebersihan perineum dengan perilaku pencegahan keputihan (fluor albus) di
Pondok Pesantren Daarul Mukhtarin. Hasil lain yang sejalan yaitu penelitian
Nurhidayati & Rismawatiq, (2020) bahwa ada hubungan antara personal hygi
ene dengan kejadian leukorea p-value=0,002. Sejalan dengan penelitian (Ko
mala et al., 2020), bahwa terdapat hubungan antara personal hygiene dengan
kejadian flour albus (keputihan) p value=0,001.

Berbeda dengan penelitian (Sinaga et al., 2022) yang menunjukkan bahwa tid
ak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genetalia ekterna denga
n kejadian keputihan (pvalue=0,181). Hasil menunjukkan bahwa perilaku me
njaga kesehatan genetalia mengalami keputihan patologis 11 responden (50,0
%) dan mengalami keputihan fisiologis 11 responden (50,0%), sedangkan sis
wi yang berperilaku baik dengan kejadian fisiologis. 21 responden (91,3%) d
an mengalami kejadian patologis 2 responden (8,7%). Kedua responden terse
but berumur 16 dan 17 tahun atau kategori remaja menengah, dengan hal ini
dapat disimpulkan bahwa siswi dengan perilaku menjaga kesehatan genetalia
baik maka belum tentu terhindar dari keputihan patologis. Karena faktor yang
memengaruhi keputihan disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Ti
dak hanya itu keputihan juga dipengaruhi oleh pengetahuan remaja yang kura
ng tentang keputihan, umur, kurangnya
commit to userinformasi, akses pelayanan kesehatan
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
yang kurang memadai dan perilaku personal hygiene yang buruk (Mariyana,
2021).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 responden selalu menggunakan sabu


n mandi untuk membersihkan area kewanitaan setiap kali mandi dan 14 respo
nden sering menggunakan celana dalam berbahan sintesis yang ketat. Sesuai t
eori yang dikemukakan Bahari, (2012) keputihan dapat disebabkan oleh peng
gunaan sabun pembersih organ kewanitaan secara berlebihan, yang dapat me
mbuat flora dedorleins yang berguna dalam menjaga tingkat keasaman pada o
rgan kewanitaan menjadi terganggu. Juga dapat disebabkan karena pengguna
an celana dalam sintetis ketat yang tidak memiliki cukup ruang, sehingga rua
ng tidak memadai dan berakibat timbulnya iritasi.

Keeratan hubungan dalam penelitian ini dengan . Dari hasil analisis keeratan
hubungan dua variabel didapatkan odds ratio dengan nilai 2.179 CI (1.191 - 3.
985) yang berarti dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa
pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan dengan baik berpe
luang sebanyak 2.179 kali memiliki angka kejadian tidak keputihan dibandin
gkan dengan pengetahuan cara pemakaian cairan pembersih kewanitaan
kurang baik.

6.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini memiliki ketebatasan yaitu :
1. Ada beberapa variabel yang tidak peneliti ambil seperti usia, status
pernikahan dan tingkat Pendidikan
2. Penelitian menggunakan Uji Chi-Square, uji ini baik digunakan pada
jumlah sampel yang cukup besar dan tidak efektif digunakan untuk sampel
yang kecil & Uji Chi-Square hanya bagus digunakan untuk skala data
nominal untuk kedua variabel yang diuji. Uji ini lemah digunakan jika
kedua variabel berskala ordinal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan Pem
commit to user
bersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Dirumah Sa
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
kit MH Thamrin Cileungsi Bogor” pada tahun 2023 peneliti mengambil kesi
mpulan bahwa:
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terda
pat hubungan antara pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan den
gan kejadian keputihan pada Karyawati di Rs Mh Thamrin cileungsi.
2. Pengetahuan sebagian besar karyawati di Rs Mh Thamrin Cileungsi mengen
ai pemakaian cairan pembersih kewanitaan sudah baik, yaitu dari 106 mahasis
wi, 79 orang yang berpengetahuan baik.

Data hasil penelitian diuji secara statistik dengan uji Chi-Square


menggunakan software SPSS 17.00 for Windows diperoleh nilai p-
value=0,003 (data terlampir). Dari kedua analisis di atas bisa
disimpulkan yang sama yaitu menolak H0, artinya ada hubungan antara
pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan dengan kejadian
keputihan pada karyawati di Rs Mh Thamrin Cileungsi.

Hasil ini menunjukan bahwa semakin baik pengetahuan tentang


pemakaian cairan pembersih kewanitaan akan semakin baik pula
penerapan tentang pencegahan keputihn yang terjadi pada karyawati
Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi Bogor, begitupun sebaliknya tidak
menutup kemungkinan jika pengetahuan pemakaian cairan pembersih
kewanitaan baik bisa saja dalam pencegahan keputihanya kurang karena
dipengarhi oleh beberapa faktor, terdapat beberapa faktor atau variabel
yang mungkin mempengaruhi pencegahan yang sulit terjaga oleh
karyawati yaitu kesadaran setiap individu dan kurangnya upaya
promotif dari instansi kesehatan.

7.2 Saran
7.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian
untuk melakukan penelitian yang sejenis. Peneliti ini dapat digunakan sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai masukan bagi profesi agar lebih mei
ngkatkan perhatian seperticommit
memberi
to tahu
user kepada wanita, terutama wanita usia
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
subur bahwa keputihan dapat di cegah dengan prilaku hidup sehat, konsultasi
dengan dokter jika terjadi keputihan yang patologis.

7.2.2 Karyawati
Bagi Karyawati diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai kebersihan genitalia eksterna dan
kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan terjadinya keputihan.

7.2.3 Bagi Institusi Pendidikan


Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat bekerjasama dengan instansi
terkait atau tenaga kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan atua
penyuluhan mengenai keputihan atau kesehatan reproduksi kepada para
siswi.

7.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya


Penelitian ini bisa digunakan sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya untu
k mengembangkan penelitian yang telah ada dengan variabel-variabel lainnya
dengan kejadian keputihan. Dan penelitian selanjutnya sebaiknya menggunak
an pemeriksaan laboratorium khusus sebagai diagnosis pasti dalam penentuan
kejadian keputihan pada sampel penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arumdika, T. (2018). Kewanitaan Dengan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap


Kejadian Keputihan Pada Siswi Titis Arumdika Program Studi Keperaw
commit
atan. Journal of Holistic to user
Nursing Science., 2(1), 22–23.
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
Andarmoyo, Sulistyo. (2012), Keperawatan Keluarga; Konsep, Teori, dan
Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Avianty, I. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Genita


l Di Pondok Pesantren Darussalam Kabupaten Bogor. PROMOTOR Jur
nal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(1), 56–63.

Azmah, N. (2021). Personal Hygiene Terhadap Infeksi Bakterial Vaginosis p


ada Wanita dengan Flour Albus. Kieraha Medical Journal, 3(2), 82–89.

Bahari, H. (2012). Cara mudah atasi keputihan. Yogyakarta : Buku Biru

Karyati, A., Suriadi, Ramadhaniyati, & Febriyanti, T. R. (2016). Korelasi Ant


ara Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Mahasis
wi Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Untversitas Tanjun
gpura Pontianak. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 5(2), 54–59.

Mamik. (2014). Metode Penelitian Kesehatan. Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Mariyana, A. (2021). Hubungan Pengetahuan Pencegahan Keputihan Dengan


Perilaku Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Di Sma N 5 Batam. Zo
na Kebidanan, 11(2), 1–9. di akses 27 juni 2022.

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodelogi penelitian kesehatan.


Kementrian Kesehatan, RI

Muhamad, Z., Hadi, A. J., & Yani, A. (2019). keputihan di mts negeri telaga
biru kabupaten gorontalo knowlegde and attitude of younth orinciple wit
h white Prevention In The Blue Mts Of Blue Gorontalo District. Promotif:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 9–19

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka
cipta

Oriza, N., & Yulianty, R. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Keputihan Pada Remaja Putri di SMA Darussalam Medan. Jurnal Bidan
Komunitas, 1(3), 142. https://doi.org/10.33085/jbk.v1i3.3954

Oriza (2018). Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan


di sekolah tingi ilmu kesehatan yogyakarta.

Pribakti (2010). Tips dan trik merawat organ tubuh. Jakarta : Sagung Seto

Pribakti (2012). Resep rahasia kesehatan wanita. Jakarta: Sangung Seto


commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan sarwono prawiroharjo.
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Putinah, Shinta Maharani, Sri Mulia Sari, & Frasela Utami. (2021). Analisis
Kejadian Keputihan Berdasarkan Vulva Hygiene Dan Penggunaan Panty
Liner Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Scienc
es, 11(2), 112–122. https://doi.org/10.52395/jkjims.v11i2.332

Rambe, I. R., Asri, A., & Adrial, A. (2014). Profil tumor ganas ovarium di
laboratorium patologi anatomi (Skripsi Sarjana). Falkultas Kedokteran
Universitas Andalas, Padang, Sumatrera Barat, Indonesia.

Shanti, E. F. S., & Desy. (2018). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemakai
an Sabun Pembersih Kewanitaan. Kesehatan Karya Husada, 6(1), 28.

Sinta, H. P., Mahdiyah, D., & Hidayah, N. (n.d.). Hubungan Pemakaian Pem
bersih Vagina Dengan Kejadian Keputihan Patologis.

Sani, K. F. (2018). Metodologi Farmasi Komunitas dan Eksperimental Ed.1


Cet.3. Yogyakarta: Deepublish.

Sinaga, L. R., Sihotang, J., L, H. P., & Ratu, K. (2022). Hubungan antara
Pengetahuan dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna
dengan Kejadian Keputihan pada Siswi SMA Negeri 1 Kupang.
Cendana Medical Journal, Ed 23

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Afabet.

Suyenah, Y., & Dewi, M. K. (2022). Efektivitas Penggunaan Rebusan Daun


Sirih Hijau terhadap Kejadian Keputihan pada Remaja. SIMFISIS Jurnal
Kebidanan Indonesia, 1(4), 151–156. https://doi.org/10.53801/sjki.v1i4.
41

Trisetyaningsih, Y., & Febriana, E. R. (2019). Pemakaian Sabun Pembersih


(Antiseptik) Sebagai Salah Satu Faktor Predisposisi Terjadinya Keputiha
n Pada Remaja Putri Di Yogyakarta. Jurnal Kesehatan “Samodra Ilm
u,” 10(2), 81–86. http://arxiv.org/abs/1011.1669%0Ahttp://dx.doi.org/10
1088/1751-8113/44/8/085201

Utami, K. N., & Annisa. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perilaku Pe


rsonal Hygiene Genital dan Pencegahan Terhadap Kejadian Keputihan P
atologis Pada Siswi SMA Negeri 1 Perbaungan. Jurnal Ilmiah Maksitek,
6(2), 113–119. https://makarioz.sciencemakarioz.org/index.php/JIM/arti
cle/download/256/247

Wahyuni, N. T., & Prasetya, S. O. (2020). Hubungan Pemberian Imunisasi D


asar Dengan Tumbuhcommit
Kembang to user
Bayi (0-1 Tahun). Jurnal Kesehatan, 10
(2), 1311–1318. https://doi.org/10.38165/jk.v10i2.11
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

Wijayanti & Danu. (2011). Fakta penting sekitar reproduksi wanita.


Yogyakarta: Diglosia Printika

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Nama : Olis Liswati


NIM : 1033211012
Alamat : Perumahan Griya Bekasi Permai, Setu-Bekasi
commit to user
Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan
Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
Pada Karyawati Di Rumah Sakit MH Thamrin
Cileungsi.

Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kes


ehatan Universitas MH. Thamrin. Saat ini peneliti sedang melakukan peneliti
an sebagai tugas akhir yang berjudul “Hubungan Pemakaian Cairan
Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Di
Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi” Latar belakang dari penelitian ini yaitu
tentang kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi sehat secara me
nyeluruh baik kesejahteraan fisik, sosial dan mental yang utuh dalam segala h
al yang bekaitan dengan fungsi, peran dan proes reproduksi yang dimiliki ole
h wanita. Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan org
an intim. Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat
penting. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan at
au higienitas, terutama pada daerah sekitar vagina. Adapun tujuan dari penelit
ian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemakaian cairan pembersih
kewanitaan dengan kejadian keputihan pada karyawati di Rumah sakit MH
Thamrin Cileungsi

Tata cara dalam penelitian ini adalah dengan mengisi lembar kuisioner yang s
udah disediakan oleh peneliti dan responden diperbolehkan bertanya mengen
ai pertanyaan yang ada didalam kuisioner jika ada pertanyaan yang tidak dap
at di pahami. Responden diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Res
ponden dalam penelitian ini adalah secara sukarela. Responden berhak menol
ak berpartisipasi dalam penelitian ini jika merasa tidak nyaman. Segala infor
masi yang responden berikan akan digunakan sepenuhnya hanya dalam penel
itian ini. Peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan identitas responden d
an tidak di publikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada yang belum mengerti
mengenai informed consent ini responden boleh bertanya pada peneliti. Bagi
responden yang ikut serta dalam penelitian ini akan diberikan suvenir sebagai
tanda terimakasih atas partisipasi dan keikutsertaan responden dalam peneliti
an ini. Jika responden sudah memahami penjelasan ini dan bersedia berpartisi
pasi dalam penelitian ini, silahkan responden menandatangani lembar persetu
juan yang akan dilampirkan. Adapun jika terdapat hal yang ingin dikonfirmas
i pada penelitian ini dapat menghubungi peneliti (No. Hp 085718079614). De
mikian yang dapat saya sampaikan saya ucapkan terimakasih.

Peneliti
Olis Liswati

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Umur : commit to user
Alamat :
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh:


Nama : Olis Liswati
NIM : 1033211012
Alamat : Perumahan Griya Bekasi Permai, Setu- Bekasi
Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Pemakaian Cairan
Pembersih Kewanitaan Dengan Kejadian Keputihan
Pada Karyawati Di Rumah Sakit MH Thamrin
Cileungsi.

Saya bersedia untuk mengisi kuisioner yang sudah disediakan oleh peneliti de
mi kepentingan penelitian. Dengan ketentuan, hasil pemeriksaan akan dirahas
iakan dan hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Demikia
n surat pernyataan ini saya sampaikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jakarta, … Januari 2023

Responden

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN

Identitas Responden
Inisial :
Umur :

Petunjuk Pengisian
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan menuliskan jawaban dan beri tanda cen
tang (√ ) pada setiap kotak jawaban yang telah disediakan.
Ya : jika menurut responden bahwa pertanyaan itu benar/ Ya
Tidak : jika menurut responden bahwa pertanyaan itu salah/ Tidak

A. Tentang pengetahuan pemakaian cairan pembersih kewanitaan


No Pernyataan Benar Salah

1 Personal hygiene genetalia wanita adalah


tindakan perawatan pada alat kelamin
wanita
2 Mencegah timbulnya virus yang
menyebabkan terjadinya keputihan
merupakan tujuan pelaksanaan personal
hygiene genetalia
3 Menggunakan cairan khusus vagina
minimal 5 kali sehari untuk menjaga
kebersihan alat kelamin
4 Gatal-gatal pada alat genitalia perempuan
merupakan dampak tidak menjaga
kebersihan organ genetalia dengan baik.
5 Cairan pembersih atau sabun yang
berbahan daun sirih yang digunakan
dalam waktu
lama menyebabkan masalah kesehatan
6 Membasuh vagina dari arah depan
kebelakang dengan menggunakan
air bersih
7 Membasuh alat kelamin dapat dilakukan
dengan menggunakan sembarang air
8 Membersihkan alat kelamin setiap hari
sewaktu mandi minimal 2 kali sehari

commit to user

B. Tentang Keputihan
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah anda pernah mengalami keputihan
2. Cairan yang keluar dalam jumlah banyak
3. Cairan yang keluar encer seperti air
4. Cairan yang keluar berwarna bening
5. Cairan yang keluar seperti susu kental dan lengket
6. Cairan yang keluar berwarna abu-abu
7. Cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan
8. Cairan yang keluar tidak berbau
9. Cairan yang keluar berbau amis
10. Cairan yang keluar berbau menyengat, tidak sedap
11. Cairan yang keluar seperti susu kental dan lengket
12. Merasa nyeri saat buang air kecil
13. Merasa gatal pada organ genetalia akibat keputihan
14. Merasa panas pada bagian organ genetalian saat kepu
tihan
15. Gejala diatas dialami lebih dari 1 bulan
16. Salalu mengati celana dalam dua kali sehari
17. Sering menggunakan celana dalam yang ketat

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEH
ATAN UNIVERSITAS MH THAMRIN

Nama Mahasiswa : Olis liswati


NIM : 1033211012
Dosen Pembimbing : Ns.Neli Husniawati,S.Kep,M.Kep
Judul Skripsi : Hubungan Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan
Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Rs Mh
Thamrin Cileungsi

MATERI MASUKAN TANDA


NO TGL
KONSULTASI PEMBIMBING TANGAN
1 Konsul judul ACC
2 3/10/2022 Bab 1  Latar belakang masih banyak
yg perlu ditambahkan yaitu
bukti ilmiah berupa hasil
peneltian dalam dan luar
negri yg mendukung
fenomena
 Jangan lupa selalu sertakan
kutipan krn akan berdampak
plagiarism
 Selalu sertakan daftar
Pustaka diakhir bab, agar tdk
ada yg terlewat utk
referensinya ( hanya utk
bimbingan saja)
 Gunakan referensi plg lama
tahun 2013 , namun jika yg
disajikan data2 atau angka2
ambil 5 thn kebelakang
 Gunakan file ini kembali jika
sdh perbaikan, komentar
saya dalam balon jgn
dihapus, dan cukup
melampirkan 1 file saja
setiap konsul, jgn byk file
 Biasakan memberi nama file
dengan diawali nama dulu
misalnya
Olis Liswati_Skripsi_2022
commit to user
 Lain2 cek komentar
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
MATERI MASUKAN TANDA
NO TGL
KONSULTASI PEMBIMBING TANGAN
3 19/10/2022 Bab 1,2,3  Bab 1  tambahkan
fenomena yag terjadi pada 2
variabel dan fenomena di RS
MH Thamrin cileungsi,
perbaiki rumusan masalah
 Bab 2 tambahkan hsil
penelitian terkait 2 variabel
yg diteliti dari dlm dan luar
negri, konsep teori
keperawatan, kerangka
teori cek komentar
 Bab 3 perbaiki kerangka
konsep, definisi operasional
dan hipotesis
 Selanjutnya revisi bab 1& 2,
utk konsul bab 3 dan 4
silahkan lanjut ke
pembimbing pendamping
( bu ningsih)
4  Perbaiki tata tulisnya ya,
msh berantakan, perhatian
penulisan Rs Mh Thamrin
 ini salah seharusnya RS
MH Thamrin betulkan
semuanya
 Kuesionernya dilampirkan
 Perbaiki sesuai arahan
5  Perbaiki terutama di tabel
DO
 Lain2 perbaiki sesuai arahan
 Siapkan ujian proposal
minggu depan

6 24/01/2023 Bab 1  Pada pendahuluan belum


ada penjelasan mengenai
penegtahuan/pemahaman
pemakaian cairan
pembersih kewanitaan
Kuesioner dibuatka kisi-kisinya

commit to user
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEH
ATAN UNIVERSITAS MH THAMRIN

Nama Mahasiswa : Olis liswati


NIM : 1033211012
Dosen Pembimbing : Ns.Suwarningsih,S.Kep.,M.Kep
Judul Skripsi : Hubungan Pemakaian Cairan Pembersih Kewanitaan
Dengan Kejadian Keputihan Pada Karyawati Rs Mh
Thamrin Cileungsi

MATERI MASUKAN TANDA


NO TGL
KONSULTASI PEMBIMBING TANGAN
1 19/11/2022 Bab 1 * Tambahkan variabel
venelitian ( Usia, pendidikan
dan status pernikahan ), cari
referensi yang
menghubungkan
karakteristik usia,
pendidikan dan status
pernikahan dengan kejadian
keputihan.
Bab 2  Teori keperawatanya
kurang sesuai, coba dicek
kembali
 Buat kerangka teori
merupakan sekema teori
dari bab 2 secara
keseluruhan
Bab 3  Buat tabel definisi
operasiaonal

Bab 4e Tambahkan 10 % pada


besaran sampel penelitian.
Berikan alasan pada waktu
dan tempat penelitian.
Tambahakan Justice pada
commit to user
etika penelitian.
perpustakaan.uns.ac. digilib.uns.a
id c.id
MATERI MASUKAN TANDA
NO TGL
KONSULTASI PEMBIMBING TANGAN

commit to user

Anda mungkin juga menyukai