Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

STUDI PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK KASAR ANAK AUTIS DI SEKOLAH MUTIARA HATI

SIDOARJO

e-journal

OLEH :

EDO RIZKY WIYONO

09060484052

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN

2014
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

Lampiran : 1 (satu) Lembar


Hal : Permohonan penyertaan artikel e-journal kesehatan
olahraga FIK UNESA

Kepada,
Yth. Admin
Sehubungan dengan penerbitan e-journal kesehatan olahraga ikor, dengan
ini saya :
Nama : Edo Rizky Wiyono
NIM : 09060484052
Prodi/Jurusan/Fakultas : Ikor/Penkesrek/FIK
Judul Artikel : STUDI PERMAINAN ENGKLEK
TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK
KASAR ANAK AUTIS DI SEKOLAH
MUTIARA HATI SIDOARJO
Dosen Pembimbing : Drs. Fatkur Rohman Kafrawi, M. Pd.

Mohon untuk disertakan artikel tersebut di atas dalam e-journal kesehatan olahraga ikor
FIK UNESA pada volume nomor tahun 2015 e-journal.unesa.ac.id.

Surabaya, Januari 2015

Dosen Pembimbing, Yang Menyatakan

Drs. Fatkur Rohman Kafnawi, M. Pd Edo Rizky Wiyono


NIP. 19671219 199392 1 001 NIM. 09060484052

Mengetahui,

Ketua Jurusan Penkesrek

M. Nur Bawono, S. Or, M. Kes.

NIP. 19790208 200604 1 003


Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

STUDI PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK


AUTIS DI SEKOLAH MUTIARA HATI SIDOARJO

STUDI PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR


ANAK AUTIS DI SEKOLAH MUTIARA HATI SIDOARJO

Edo RizkyWiyono
S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya
Edorizky.mmm@gmail.com

ABSTRAK
Kata Kunci: Permainan Engklek, Motorik Kasar, Anak autis
Anak autis adalah anak yang memiliki kesulitan dalam berinteraksi sosial. Anak
cenderung acuh dengan keadaan sekitar dan tidak tertarik ikut beraktifitas dengan teman.Anak
autis di Sekolah Mutiara Hati Sidoarjo saat observasi disana terutama subyak yang digunakan
peneliti memiliki perilaku yang pasif. Anak tidak memiliki minat untuk melakukan aktivitas
gerakmotorikkasar. Pada dasarnya gangguan yang anak autis sangatlah kompleks, dengan
demikian sangat perlunya mengggunakan suatu permainan yang dapat menarik minat anak namun
memiliki berbagai manfaaat yang kompleks untuk anak autis seperti halnya permainan engklek.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh pada
kemampuan motorik kasar anak autis setelah diterapkannya permainan engklek pada pembelajaran
olahraga adaptif di Sekolah Mutiara Hati Sidoarjo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah eksperimen semu. Desain
penelitian menggunakan pola : The one group pre test dan post test. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu metode tes. Untuk analisis data penelitian menggunakan teknik analisis
statistik Non Parametrik. Hasil pre-test diperoleh nilai rata-rata anak adalah 63,57, setelah diberi
intervensi sebanyak 12 kali pertemuan, dengan alokasi waktu ± 60 menit setiap pertemuan, hasil
post test mengalami perubahan nilai menjadi 71,58. Kemudian dianalisis menggunakan rumus sign
test (ZH) dengan Z tabel 5% penguji dua sisi 1,96. Nilai ZH yang diperoleh 2,05. Dapat
disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan penggunaan permainan engklek terhadap
kemampuan motorik kasar anak autis di Sekolah Mutiara Hati Sidoarjo”.

ABSTRACK

Keywords : Games engklek , Gross Motor , Children with autism


Children with autism are children who have difficulties in social interaction. Children tend
to be indifferent to the surrounding circumstances and not interested in participating in activities
with friends. School children with autism in Mutiara Hati School Sidoarjo observation there,
especially when the subject of researchers have used passive behavior. Children do not have the
interest to do a gross motoric movement activity. Basically that children with autism disorders are
complex, so the need to use traditional thus a game that can attract children but has the benefit of
various complex for children with autism as well as engklek game. This research was conducted
with the aim of which is to analyze whether there is any effect on the ability of autistic children
after a gross motoric implementation engklek game on adaptive learning in Mutiara Hati School
Sidoarjo. The approach used in this study is quantitative. This type of research that the
researchers use a quasi-experiment. Research design using a pattern: The one group pre -test and
post-test. The method used to collect the data that the test method. For the analysis of research
data using non-parametric statistical analysis techniques. Pre-test results obtained average value is
63.57 child, after being given the intervention as much as 12 meetings, with the allocation of time
± 60 minutes of each meeting, the results of post-test to change the value to 71.58. Then analyzed
using the sign test formula ( ZH ) with Z tables 5 % two-sided testing 1.96. ZH value of 2.05
obtained. It was concluded that " There is a significant influence on the use of game engklek gross
motor skills of children with autism in Mutiara Hati School Sidoarjo " .
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

A. LatarBelakang tingkat kemampuan anak sebagai media


pembelajaran. Banyak sekali model-model
Penderita autis dapat dikatakan tidak permainan yang muncul dari kratifitas
mampu berinteraksi dengan lingkunganya. guru untuk meningkatkan minat belajar
Autisme termasuk dalam golongan PDD siswa. Namun masih jarang guru
(Pervasive Developmental Disorder), memanfaatkan permainan tradisional yang
merupakan anak yang memiliki justru sebenarnya bermanfaat untuk siswa
keterlambatan dalam perkembangan khususnya anak sekolah dasar. Permainan
bersosialisasi, interaksi, komunikasi, dan tradisional adalah permainan budaya
imajinasi. Penyebab terjadinya perilaku bangsa yang yang sebenarnya dapat
autisme (PDD, ADHD, ADD) hingga saat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
ini masih belum diketahui secara pasti. anak (Krisdyatmiko, 1999;7). Bishop &
Bahkan dapat dikatakan bahwa autisme Curtis (dalam Iswinarti, 2010)
merupakan multifaktorial. Faktor-faktor mendefinisikan permainan tradisional
yang diindikasi sebagai penyebabnya merupakan permainan yang diturunkan
adalah genetik, zat kimia, obat-obatan, usia darisatu generasi ke generasi berikutnya
orang tua, perkembangan otak, dengan permainan tersebut mengandung
lingkungan, dan kecelakaan. nilai “baik”, “positif”, “bernilai, dan
Sepertihalnya anak berkebutuhan “diinginkan”.
khusus lain, maka anak autis juga Salah satu contoh permainan yang
memerlukan penanganan khusus dalam dapat dimanfaatkan adalah permainan
bidang pendidikan. Dalam kegiatan belajar Engklek. Permainan Engklek adalah
mengajar sangat dibutuhkan modifikasi permainan yang memanfaatkan aktifitas
penyampaian pembelajaran agar dapat fisik yaitu melompat dan berdiri dengan
menarik minat anak. Selain itu juga dapat satu atau dua kaki pada kotak permainan
memenuhi kebutuhan dalam menjawab yang telah digambar diatas tanah. Engklek
setiap permasalahan yang dialami anak merupakan permainan tradisional
hipoaktif dalam proses pembelajaran. Indonesia yang ada di Jawa. Permainan ini
Sering kali kita temui penyampaian materi juga terdapat di beberapa daerah di
dengan “Bermain Sambil Belajar” yang Indonesia misalnya Gorontalo (Tengge-
merupakan cara guru dalam memancing tengge), Bangka (Cak Lingking),
minat belajar siswa. Kalimantan (Gala Asin) dan Bali
(Dengkleng) namun dengan nama yang
Permainan yang diberikan pada anak berbeda-beda.
autis seyogyanya merupakan permainan Permainan engklek adalah
yang tidak hanya meningkatkan minat permainan lompat-lompatan di atas petak
belajar saja, akan tetapi juga mencakup yang telah digambar diatas tanah.
pendidikan adaptif. Pendidikan adaptif Permainan ini dapat dimainkan dua anak
merupakan pembelajaran biasa yang atau lebih. Dalam memainkanya setiap
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga anak harus memiliki gacuk kreweng (
dapat dipelajari, dilaksanakan dan pecahan genting ) atau pecahan keramik.
memenuhi kebutuhan pendidikan anak Pemain diharuskan melempar gacuk pada
berkebutuhan khusus. Secara mendasar petak yang telah digambar dan
pendidikan olahraga adaptif sama dengan mengambilnya kembali dengan melompat
pendidikan jasmani biasa yang diberikan dan berdiri satu kaki pada petak secara
untuk anak normal pada umumnya. berurutan. Pemain dianggap mati dan
berganti giliran dengan pemain lain jika
Dalam penerapan olahraga adaptif, dalam melempar gacuk mengenai garis
setiap guru dapat menggunakan berbagai petak atau tidak tepat pada petak yang
permainan yang telah disesuaikan dengan sesuai dengan urutan. Selain itu jika saat
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

melompati petak kaki pemain menyentuh berlari, menangkap, meloncat, dan


garis petak maka pemain juga dianggap melompat. “
mati dan berganti giliran pemain lain.
Permainan engklek merupakan Untuk dapat mengatasi gangguan
permainan tradisional yang paling dikenal yang kompleks tersebut, maka
oleh kalangan anak-anak. Permainan ini memerlukan metode pembelajaran agar
mempunyai aturan yang tidak begitu rumit, dapat memunculkan minat anak untuk
sehingga setiap anak dapat dengan mudah beraktivitas. Yang terlebih, aktivitas yang
memainkanya. Disamping itu, permainan diterapkan pada anak autis diharapkan juga
engklek merupakan permainan tradisional mengandung nilai terapiutik. Sehingga,
yang mempunyai nilai-nilai terapiutik yang selain dapat meningkatkan kemampuan
tinggi. Dengan permainan engklek dapat motoric kasar, juga dapat memberikan
mengembangkan kemampuan interaksi, latihan pengembangan kemampuan-
kontrol emosi, konsentrasi, intelektual, dan kemampuan lain.
kepribadian diri. Tentunya nilai terapiutik
yang terkandung dalam permainan engklek B. MetodologiPenelitian
juga sangat bermanfaat untuk untuk anak
autis. Dalam penelitian ini penulis
Menurut Sunardi dan Sunaryo menggunakan desain penelitian “One
(2007;128) bahwa anak autis dengan Group Pretest Posttest Design”, penulis
berbagai karakteristiknya (hiperaktif dan melakukan penelitian pada satu kelompok
hipoaktif) dapat mengalami satu atau lebih saja tanpa kelompok pembanding atau
gangguan proses psikologis dasar kelompok kontrol. Penelitian One Group
(terutama persepsi dan konsentrasi) dan Pretest Posttest Design dilakukan test
motorik (terutama problem vestibulo sebelum pemberian perlakuan dan sesudah
propioseption, motorik halus, dispraksia, pemberian perlakuan, sehingga dapat
sensori integrasi koordinasi mata tangan, dilakukan perbandingan antara test awal
dan lateralisaasi). Gangguan-gangguan dan test akhir untuk menemukan tingkat
tersebut secara nyata dapat muncul sendiri- efektifitas perlakuan . Jika tes awal dan
sendiri, bersamaan, atau sebagai rangkaian test akhir secara signifikan maka dapat
sebab akibat. disimpulkan bahwa perbedaan tersebut
Terdapatnya berbagai manfaat yang akibat perlakuan.
kompleks berkaitan dengan kemampuan
motorik dalam permainan engklek, Kegiatan penelitian ini
tentunya engklek dapat dimodifikasi menggunakan metoda uji tanda yang ada
menjadi olahraga adaptif yang diberikan dalam metode statistika nonparametrik.
pada anak autis. Apabila ditinjau dari segi Sudjana (2005:446) mengemukakan
gejala yang ada, anak autismemiliki bahwa, metode uji tanda merupakan
gangguan-gangguan yang kompleks metode yang digunakan untuk
seperti yang diungkapkan oelh Sunardi dan membandingkan pengaruh hasil intervensi.
Sunaryo (2007:128) : Perbandingan pengaruh hasil intervensi
“Gejala autisme ditunjukan dengan dalam penelitian ini yaitu dengan
aktivitas motorik yang lamban, kurang membandingkan hasil penilaian pre tes dan
memberikan reaksi, malas, dan lesu. post tes yang telah dilakukan terhadap
Gejala Inkoordinasi ini ditandai dengan siswa autis.
munculnya gejala kejanggalan atau Menurut pendapat di atas dapat
kekakuan fisik dan atau kemiskinan disimpulkan bahwa teknik analisis data
integrasi motorik, misalnya kemiskinan pada penelitian kuantitatif dilakukan
dalam aktivitas yang memerlukan melalui perolehan data uji tanda yang
koordinasi motorik tingkat tinggi, seperti membandingkan antara pre tes dan post
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

,tes untuk menjawab rumusan masalah Setelah dilakukan pengumpulan data


atau menguji hipotesis yang telah sesuai dengan prosedur, langkah
dirumuskan dalam proposal. selanjutnya adalah penyajian data hasil
penelitian siswa sebagai berikut:
Mempertimbangkan subyek atau
sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sedikit atau hanya berjumlah 6 orang. N Nama NilaiPertemuanke- Rata-
Dalam penelitian ini data yang berhasil o. 1 2 3 4 5 6 7 8 rata
dihimpun di analisis menggunakan analisis 1 Ek 66 65 62 69 64 65 62 66 65,3
,2 ,8 ,8 ,4 ,2 ,3 ,2 ,8
non parametrik dengan menggunakan sign 2 Bd 66 65 62 65 67 59 59 61 63,4
test ,8 ,2 ,8 ,8 ,4 ,2
3 Fz 66 68 60 67 65 64 59 68 65
Penulis mengambil subjek sebanyak ,2 ,6 ,8 ,2 ,6 ,8 ,3
6 anak autis, yang kemudian akan di 4 Rd 58 63 59 64 66 65 62 62 62,9
observasi untuk mengetahui bagaimana ,3 ,6 ,8 ,8 ,2 ,8 ,8
5 Mz 65 64 65 58 62 64 62 64 63,3
karakteristik dan kemampuan dasarnya. ,2 ,2 ,2 , 3 ,8 ,2 ,8
Selanjutnya subjek diberikan Pretest yang 6 At 62 59 59 64 63 66 65 60 62,8
berkaitan dengan motoric kasar anak ,8 ,8 ,8 ,2 ,7 ,8 ,2 ,3
tersebut. sehingga akan menghasilkan data
yang berisikan kemampuan dasar subjek.
Pada langkah selanjutnya subjek akan
diberikan treatment sebanyak 8 sesi. Treatment
Dalam sesi treatment subjek akan dilatih
bermain bersama, berlatih menggerakan Intervensi motoric kasar yang
tubuh, mulai dari pemanasan hingga diberikan kepada subjek adalah media
pendinginan dalam berolahraga. Akhir dari permainan engklek pada olahraga adaptif.
pemberian treatment tersebut, yang Intervensi dilaksanakan sebanyak 8x
kemudian subjek akan diberikan Posttest pertemuan. Adapun intervensi yang
sehingga dapat menghasilkan data akhir diberikan yaitu memerintahkan siswa
dari kemampuan anak. Instrumen tes yang untuk bermain dengan permainan engklek
diberikan pada subjek adalah sama antara yang telah dikenalkan dan disesuaikan
pretes dan posttest. dengan kemampuan siswa.

C. Hasil Kurangnya kemampuan interaksi sosial


pada anak membuat penerapan intervensi
Pretest berjalan sulit, sebab permainan engklek
harus dilakukan lebih dari satu orang
Pelaksanaan penelitian diawali sehingga membutuhkan kemampuan
dengan pemberian pre-tes kepada 6 interaksi sosial anak.
siswa di Sekolah Mutiara Hati Sidoarjo,
yang digunakan untuk mengetahui Posttes
kemampuan awal motoric kasar Setelah intervensi atau perlakuan
sebelum diberikan perlakuan atau sudah dilaksanakan, siswa diberikan pos
intervensi menggunakan media tes. Materi dan bentuk soal tes sama
permainan engklek pada pembelajaran dengan soal pretes. Adapun hasil pos-tes
olahraga adaptif. Hasil pre-tes dinilai motoric kasar anak autis setelah diberikan
sesuai dengan instrumen penilaian yang intervensi menggunakan media permainan
terdiri dari aspek gerakan kepala, engklek pada pembelajaran olahraga
gerakan anggota gerak atas (AGA), adaptif adalah sebagai berikut :
gerak perut, gerak pinggang, dan
gerakan anggota gerak bawah (AGB).
Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 1 Tahun, 2015 105-109

N Na NilaiPertemuanke- Rata- E. Simpulandan Saran


o ma rata
. 1 2 3 4 5 6 7 8
Simpulan
1 Ek 69 74, 70,8 72, 71, 71 74,2 70,2 71
,6 2 8 4 ,4 ,8 Setelah mengolah dan menganalisis
data yang diperoleh dari hasil penelitian
pengaruh media permainan engklek
2 Bd 73 74 69 74 70 70 70 74,6 72
,6 ,8 ,2 ,6 ,6 ,1 pada pembelajaran olahraga adaptif
terhadap peningkatan kemampuan
motorik kasar anak autis di Sekolah
3 Fz 71 75 69 74 68 68 71,5 75,2 71 Mutiara Hati Sidoarjo, maka diperoleh
,2 ,8 ,2 ,6 ,6 ,7
simpulan sebagai berikut :
Hasil analisis data dengan rumus
4 Rd 70 68 71 74 70 68 71,4 70,2 70 uji tanda (sign test) menunjukkan
,8 ,8 ,4 ,2 ,2 ,8 ,7 bahwa ” Ada pengaruh yang signifikan
penggunaan permainan engklek
5 Mz 65 73 70 70 74 73 70,6 74,6 71 terhadap kemampuan motorik kasar
,7 ,5 ,6 ,6 ,5 ,6 anak autis di Sekolah Mutiara Hati
Sidoarjo”.
6 At 69 74 68 71 75 74 68,6 75,2 72
,8 ,6 ,5 ,2 ,2 ,1 Saran

Hendaknya pemilihan materi


pembelajaran dan terapi dalam
peningkatan kemampuan motorik kasar
anak autisharuslah dicermati agar dapat
D. Pembahasan
memicu minat anak serta memiliki
Berdasarkan Hasil analisi data yang manfaat yang dapat mengurangi
diperoleh diketahui n = 6, dengan X = 5,5, hambatan-hambatan yang komplek
α = 5% (0,05), σ = 1,22, µ = 3 yang pada anak autis.
kemudian diuji dengan menggunakan
rumus sign test. Selanjutnya hasil yang Diharapkan guru lebih kreatif dalam
diperoleh pada satu sisi ditemukan Z menerapkanpermainan engklekdalam
hitung (ZH) = 2,05 dan dibandingkan pembelajaransebagai alternative
dengan nilai kritis 1 sisi 1,64, sehingga ZH permainanuntukmengurangikejenuhan.
> Ztabel yaitu 2,05 > 1,64, dan dapat
dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima.
Hendaknya pembelajaran yang
Begitu juga pada pengujian dua sisi
diberikan di sekolah juga diterapkan
ditemukan Zhitung (ZH) = 2,05 dan
kembali dirumah, agar peningkatan
dibandingkan dengan nilai kritis 2 sisi
kemampuan motorik kasar anak
1,92, sehingga ZH > Ztabel yaitu 2,05 >
autislebih tampak signifikan.
1,92, dan dapat dikatakan pula bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya ” Ada
Diharapkan orang tua juga lebih kreatif
pengaruh yang signifikan penggunaan
dalam memberikan pembelajaran
permainan engklek terhadap kemampuan
dirumah, hendaknya pembelajaran yang
motorik kasar anak autis di Sekolah
diberikan dikonsultasikan dengan ahli
Mutiara Hati Sidoarjo ”.
terapi.

Anda mungkin juga menyukai