Anda di halaman 1dari 28

EFEKTIFITAS PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP

LOMPAT TINGGI PADA SISWA PUTRA KELAS VII A SMP NEGERI 3


SITURAJA TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROPOSAL

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penulisan skripsi

Oleh

GERY ABDUL SYUKUR


19210320761

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL
2023
1

A. Judul Penelitian

EFEKTIFITAS PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP

LOMPAT TINGGI PADA SISWA PUTRA KELAS VII A SMP NEGERI 3

SITURAJA TAHUN PELAJARAN 2022/2023

B. Bidang Ilmu

Pendidikan Jasmani,Kesehatan,dan Rekreasi

C. Latar Belakang Masalah

Permainan merupakan salah satukegiatan yang memberikan kesenangan pada

seseorang, terutama yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Bagi anak-anak,

bermain merupakan kegiatan utama seperti halnya makan dan minum. Anak-anak

berusaha untuk mencari dan menemukan sarana untuk bergerakbebas. Gerak itu sendiri

dalam suatu permainan merupakan dasar mengekspresikan diri, perasaan- perasaan,

dan tanggung jawab, tanggapan atau respon jika ada rangsangan yang datang dari diri

anak dan yang datang dari luar. Anak yang sehat, cerdas dan terampil merupakan modal

yang sangat berharga bagi masyarakat,bangsa dan negara, karena di pundak merekalah

kelangsungan pembangunan bangsa ini.

Salah satu sarana untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas tersebut ialah

melaluikegiatan bermain. Sebagaimana dikemukakan oleh andri (1997: 12) bahwa

”Bermain bagi seorang anak dari segi psikologi dan pendidikan mengandung empat

makna, yaitupemenuhan untuk bergerak, sebagai sarana komunikasi, pengembangan

diri dan sebagai transisi kepada dunia kerja dan belajar.”


2

Berdasarkan uraian diatas, jelaslah melalui kegiatan bermain, potensi dan

kemampuan yang terdapat dari diri anak tersebut akan dapat dikembangkan. Oleh

karena itu, dalambermain terkandung nilai-nilai positif yang dapat mengembangkan

kemampuan dirinya, baik fisik maupun mental.

Bila diamati aktivitas permainan yang dilakukan anak-anak sekarang sudah banyak

mengalami perubahan,baik dari segi bentuk maupun jenisnyaperubahan ini terutama

didaerah perkotaan, karena seiring denganperubahan zaman serta kemajuandibidang

ilmu pengetahuan dan teknologi. Dewasa ini tidak mudah menemukan permainan-

permainan yang dilakukan anak-anak zaman dahulu yang bersifat tradisional,

sederhana dan murah. Keadaan ini jauh berbeda dengan permainan sekarang yang

kebanyakan berupa alat elektronika. Permainan anak sekarang sudah jelas sangat

berbeda dengan permainan zaman dulu.

Permainan tradisional merupakan salah satu aktivitas permainan yang memberikan

kesenangan pada seseorang yangmelakukan aktivitas permainan itu sendiri, terutama

yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Permainan tradisional merupakan

permainan yang mengandung suatu gerak atau aktivitas jasmani, dimana anak akan

melakukannya dengansungguh-sungguh tanpa merasa lelah sehingga akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak. Oleh karena itu permainan

tradisional yang adadidaerah-daerah di indonesia eratsekali hubungannya dengan adat

istiadat, tata krama dari pandangan hidup manusia.


3

Oleh karena itu sudah selayaknya jika permainan tradisional disebar luaskan

sehingga dapat dikenaldan dimainkan oleh anak-anak indonesia dan digunakan sebagai

alat pendidikan. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas

jasmani dan kesehatan serta kebiasaan hidup sehari-harimempunyai peranan penting

dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam

perkembangan dan pertumbuhan jasmani, mental yang serasi, selaras, dan seimbang.

Ciri-ciri permainan tradisional adalah: alat yang digunakan sangat sederhana, belum

terdapat peraturan yang pasti, tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya.

Kenyataan yang telah dijumpai, permainan tradisional sebagaiolahraga pilihan di

Sekolah Dasarsudah jarang sekali dimainkan oleh anak. Padahal permainan tradisional

dapat melatih ketrampilan gerak. Permainan tradisional telah banyak dilupakan dan

telah jarang dimainkan, padahal permainan banyak memberi manfaat terhadap

peningkatan kondisi fisik atau jasmani anak. Makin berkembang permainan yang

menggunakan teknologi sekarang iniakan mengurangi aktivitas jasmanianak. Misalnya

saja pada masa sekarang permainan lompat tali pada waktu istirahat disekolah dasar

sudah jarang sekali dimainkan oleh anak- anak, yang seiring dimainkan oleh anak-anak

sekolah dasar pada masa sekarang adalah yang berhubungan dengan teknologi yang

lumayan canggih, padahal pada waktu dulu permainan lompat tali sering dimainkan

oleh anak-anak sekolah dasar pada waktu istirahat. Untukmembentuk anak indonesia

yang memiliki kesegaran jasmani dan ketrampilan gerak yang baik.


4

Macam-macam permainan tradisional yang banyak dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari diantaranya: kasti, grobaksodor, jek-jekan, bentengan, egrang. Kemampuan

biomotorik seseorang berbeda-beda tergantung pada banyaknya pengalaman gerakan

yang dikuasainya di dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan–kemampuan yang terdapat dalam kemampuanketrampilan fisik yang

dapat dirangkum menjadi beberapa komponen, diantaranya: kekuatan kecepatan,

keseimbangan, koordinasi, kelincahan, dan daya tahan.Indonesia yang terdiri dari

ribuan pulau dan suku bangsa memiliki bermacam-macam pula permainan tradisional

yang sangat menarik, salah satunya adalah permainan lompat tali. Permainan lompat

tali adalah bentuk permainan yang biasanya dilakukan oleh anak perempuan, yaitu

gerak melompat- lompat menggunakan tali (karet gelang disambung sambung)

dimainkan (diayunkan) oleh dua orang. Penulis mengamati anak yang melakukan

lompat tali tersebut mendapat perasaan senang dan gembira pada dirinya, dengan

perasaan senang dan gembira tersebut anak terpacu untuk mengaktualisasikan

potensinya yang berbentuk gerak, situasi ini akan menimbulkan perubahan aspek

pribadi anak kearah yang positif pula. Dalam kehidupan anak-anak ada dua proses yang

perlu diperhatikan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan seperti yang dijelaskan oleh

Husdarta dan Yudha (2000: 15).

Pertumbuhan berkenaan dengan kualitas fisik, yaitu: bertambahnya tinggi badan,

berat badan, tumbuhnya bulu-bulu tertentu, bertambah besarnya buah dada, pinggul

(pada anak perempuan), berubahnya suara (pada anak laki-laki) dan sebagainya.

Perkembangan, berkenaan dengan kuantitas dan kualitas fisik-psikis disini bukan


5

semata-mata hanya bertambah, melainkan juga akan berkurang atau hilangnya

kebiasaan- kebiasaan yang jelek.

Dengan demikian anak-anak dalam masa pertumbuhan memperhatikan proses

perkembangan gerak mengenai pola gerakan yang teratur dan sistematis serta dengan

memperhatikan kebugaran jasmani. Di samping itu, proses peramainan pada anak perlu

juga adanya suatu pendekatan yang mengarahkan anak terhadap peningkatan prestasi

di cabang olahraga.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik utuk mengamati salah satu permainan

tradisional yaitu permainan lompat tali. Menurut pengamat peneliti dalam permainan

lompat tali terdapat unsur-unsur latihan gerak yang meliputi kekuatan, kecepatan,

kelincahan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi yang menunjang terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari permainan itu yang paling menarik untuk

dianalisis lebih mendalam adalah efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap

ketrampilan berupa hasil lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3

Situraja.

D. Batasan Masalah

Dengan melihat banyaknya Permasalahan yang muncul dalam identifikasi

masalah tersebut di atas, maka penulis hanya akan membahas atau mengkaji pada satu

permasalahan yaitu tentang efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap

lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja Tahun Pelajaran

2022/2023.
6

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatas masalah yang di kemukakan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. “Seberapa besar efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap lompat tinggi

pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja?.”

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan

umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah mencari seberapa besar

efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap lompat tinggi pada siswa putra

kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui seberapa besar efektifitas permainan tradisional lompat tali

terhadap lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat,antara

lain:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi bagi guru di Smp Negeri 3 Situraja

terhadap kebugaran jasmani siswa.


7

2) Memberikan sumbangan informasi yang berguna bagi guru terhadap kebugaran

jasmani siswa.

b. Berguna bagi siswa

yaitu sebagai sumber ilmu pengetahuan, dalam meningkatkan proses pembelajaran

dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan atau dalam proses pemberian

pelatihan bagi anak-anak khususnya pemberian permainan tradisional berguna

meningkatkan kesegaran jasmani siswa.

c. Bagi Sekolah

Memberikan informasi kepada sekolah, guru, dan wali murid tentang keadaan

tingkat kesegaran jasmani siswa. Sebagai bahan pertimabangan bagi guru dalam proses

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat meningkatkan kebugaran jasmani

siswa. Sebagai bahan pertimbangan para guru dan orang tua siswa dalam mengambil

langkah-langlah yang tepat dan benar dalam menentukan program-program latihan

penunjang kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan,

sehingga dapat meningkatkan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa-siswi tesebut.

2. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian

berikutnya dan menambah teori baru untuk penelitian yang sejenis.


8

H. Anggapan Dasar Dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatu pendapat yang diyakini kebenarannya dan dijadikan

sebagai titik tolak penelitian untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam hal ini

Arikunto (2006:59) mengemukakan bahwa:

Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya untuk penelitian yang
harus dirumuskan secara jelas dan berfaedah untuk memperkuat permasalahan seta
membantu peneliti dalam memperjelas dan memantapkan objek penelitian, wilayah
pengambilan data dan instrumen pengambilan data.

2. Hipotesis

Permainan tradisional lompat tali jika diterapkan pada siswa akan berdampak

positif dalam meningkatkan kebugaran siswa, karena permainan lompat tali dapat

menungkatkan kebugaran,kelincahan siswa. Maka hipotesis yang ada dalam penelitian

ini ialah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu ada efektifitas permainan tradisional lompat tali

terhadap hasil lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A SMP Negeri 3 Situraja.

2. Hipotesis Nol (Ho) yaitu tidak ada efektifitas permainan tradisional lompat tali

terhadap hasil lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A SMP Negeri 3 Situraja.

I. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama: variabel bebas (Independent

Variabel) sebagai predictor. Menurut Setyo Nugroho (1997: 20) variabel bebas adalah

apa yang dimanipulasi peneliti atau sering disebut dengan variabel eksperimental atau

perlakuan.
9

Dalam variabel bebas adalah permainan teradisional lompat tali. Variabel

terikat (Dependent Variabel) sebagai kreterion menurut Setyo Nugroho (1997: 94)

bahwa variabel yang disebut akibat. Dalampenelitian bahwa variabel terikatnya adalah

hasil lompat tinggi siswa SMP 3 Situraja Secara operasional hasil lompat tinggi adalah

skor maksimal yang diperoleh siswa dalam melakukan lompat tinggi, yaitutingginya

lompatan yang diperoleh siswa saat melakukan lompat tinggi, yang diukur dengan

satuan centimeter.

J. Ringkasan Landasan Teoritis

1. Pengertian Lompat Tinggi

Pengertian Lompat tinggi Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga yang

melakukan gerakan lompatan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya.

Ukuran lapangan sama dengan lompat jauh, tinggi tiang mistar min 0.2 meter, Panjang

mistar 7.82 m.

2. Tahapan Pada Lompat Tinggi

Semua gaya lompatan dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut:

a. Awalan, gerakan berlari menuju mistar

b. Tolakan, gerakan kaki menumpu pada lantai untuk menaikkan badan

c. Melayang, gaya dan kedudukan badan ketika berada di udara dan diatas mistar

d. Mendarat, jatuhnya badan diatas matras.


10

3. Gaya Dalam lompat Tinggi

a. Gaya Gunting (Scissors)

Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang

lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896

sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang

ekonomis.Cara melakukan:Si pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat

pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia

mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat

dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.

Gambar 1 : Lompat gaya gunting

b. Gaya Guling sisi (Western Roll)

Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri

lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah

tapi dari samping.

Gambar 2 : Lompat gaya guling sisi


11

c. Gaya Guling (Straddle)

Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung

ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.

Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah

kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar

telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.

Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan

kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur

punggung tangan dan berakhir pada bahu.

Gambar 3 : Lompat gaya guling

d. Gaya Fosbury Flop

Posisi badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar dekat punggung

Mendarat dengan punggung dengan di awali lompatan membelakangi mistar berlari

dari samping.

Gambar 4 : lompat gaya Fosbury Flop


12

4. Cara Melakukan Lompat Tinggi

- Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/ agak melingkar, dengan

langkah untuk awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.

- Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainya.

Yakni, harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu

mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kanan, maka

tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan

dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keatas

membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.

- Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan kedua kaki

tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas

mistar dengan busur melintang.

- Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5 meter dengan tinggi

60 cm lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan prtama

kali yang mendarat punggung dan bagian belakang kepala.

Yang diutamakan dalam melakuakan Lompatan ialah,

- lari awalan dengan kecepatan yang terkontol. Hindari kecondongan tubuh

kebelakang terlalu banyak.


13

- Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah

bahu dan lengan keatas pada saat take off.

- Lengkungan punggung di atas mistar.

- Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun

(bebas).

- Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkungan.

5. Peraturan Lompat Tinggi

Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki.Peserta boleh mula melompat di

mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal

jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa

membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya

melompat. Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-

turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada

pertandingan. Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua

peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan

Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah

disebelah atas padang.


14

6. Permainan Tradisional Lompat Tali

a. Sejarah Permainan Lompat Tali

Hingga kini belum jelas juga dari mana asal muasal permainan ini. Namun banyak

pihak menduga bahwa permainan yang sangat populer di tahun 70-an hingga 80-an ini

berasal dari Eropa yang dibawa ke Nusantara dan dimainkan oleh anak-anak Belanda

pada masa penjajahan. Hal ini sangat relevan mengingat permainan lompat tali di

Belanda juga dipegang oleh dua orang sedangkan satu orang melompat di antara

putaran talinya. Sedangkan di wilayah Eropa lainnya, permainan ini dimainkan oleh

satu orang saja sebagaimana yang biasa dimainkan saat lompat tali ketika sedang

berolahraga.

Meski belum jelas benar asal mula permainan ini, namun beberapa pihak

mengatakan bahwa permainan ini telah dimainkan di Mesir sejak 1600 tahun sebelum

Masehi. Namun terdapat pula argumen yang menyatakan permainan ini berasal dari

China mengingat variasi permainan lompat tali begitu beragam di negeri tersebut

hingga ke dataran Jepang. Namun ada pula pendapat yang mengatakan bahwa suku

Aborigin di Australia telah memainkan permainan ini turun-temurun, mereka

menggunakan media bambu, atau tanaman merambat lain yang ada di hutan.

Dalam bahasa Inggris permainan lompat tali berarti skipping rope. di Indonesia

istilah ini merujuk pada olahraga skipping yaitu melompati tali yang diayunkan oleh

pemainnya melewati kepala dan kaki. Olahraga ini dipercaya efektif dalam membakar

lemak dan menambah tinggi badan. Tali pemutarnya bukanlah yang terbuat dari jalinan

karet gelang, namun tali khusus yang dapat diperoleh di toko peralatan olahraga.
15

Di Amerika Serikat permainan ini disebut jump rope, di Kanada disebut rope

skipping. Di Negara-negara tersebut lompat tali dimainkan secara individu. Sedangkan

di Jepang permainan ini dimainkan oleh kelompok besar di mana lebih dari sepuluh

orang melompati satu putaran tali secara bersamaan.

Permainan lompat tali ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan

lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluruh Indonesia meskipun dengan nama

yang berbeda-beda. Permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum

perempuan. Tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.

Salah satu nama permainan ini yaitu permainan Tali Merdeka yang di kenal

oleh masyarakat di Provinsi Riau. Di daerah yang masyarakatnya adalah pendukung

kebudayaan Melayu ini ada sebuah permainan yang disebut sebagai tali merdeka. Inti

dari permainan ini adalah melompat tali-karet yang tersimpul. Penamaan permainan ini

ada kaitannya dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain itu sendiri,

khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan ini (yang terakhir), tali

direnggangkan oleh pemegangnya setinggi kepalan tangan yang diacungkan ke udara.

Kepalan tangan tersebut hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang

ketika mengucapkan kata “merdeka”. Gerakan tangan yang menyerupai simbol

kemerdekaan itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang

bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti.

Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di

zaman penjajahan. Sebenarnya di daerah lain indonesia juga banyak di temukan

permainan ini tapi dengan nama yang berbeda.


16

b. Alat-alat yang Diperlukan dalam Permainan Lompat Tali

Peralatan yang digunakan dalam permainan lompat tali sangat sederhana, yaitu

karet gelang yang dijalin atau dirangkai hingga panjangnya mencapai ukuran yang

dibutuhkan, biasanya sekitar 3 sampai 4 meter. Karet-karet tersebut berbentuk bulat

seperti gelang yang banyak terdapat di pasar tradisional. Karet tersebut dijual dalam

bentuk satuan berat. Sewaktu membuat anyaman tali karet, diperlukan dua buah karet

yang disambungkan dengan dua buah karet lainnya agar tidak lekas putus oleh anggota

pemain yang sedang meelompat.

c. Cara bermain Lompat Tali

1) Para pemain melakukan hompipah atau pingsut untuk menentukan dua orang

pemain yang menjadi pemegang tali.

2) Kedua pemain yang menjadi pemegang tali melakukan pingsut untuk menentukan

siapa yang akan mendapat giliran bermain terlebih dahulu jika ada pemain yang

gagal melompat.

3) Kedua pemain yang menjadi pemegang tali perentang tali karet dan pemain harus

melompatinya satu persatu. ketinggian karet mulai dari setinggi mata kaki, lalu naik

ke lutut, paha, hingga pinggang. Pada tahap-tahap ketinggian ini, pemain harus

melompat tanpa menyentuh tali karet. Jika ada pemain yang menyentuh tali karet

ketika melompat, gilirannya bermain selesai dan ia harus menggantikan pemain

yang memegang tali.


17

4) Posisi tali karet dinaikan ke dada, lalu dagu, telinga, ubun-ubun, tangan yang

diangkat ke atas dengan kaki berjinjit. Pada tahap-tahap ketinggian ini, pemain

boleh menyentuh tali karet ketika melompat, asalkan pemain dapat melewati tali

dan tidak terjerat. Pemain juga diperbolehkan menggunakan berbagai gerakan

untuk mempermudah lompatan, asalkan tidak memakai alat bantu.

5) Pemain yang tidak berhasil melompati tali karet harus menghentikan permainannya

dan menggantikan posisi pemegang tali. Jika semua tanggap ketinggian telah

berhasil diselesaikan oleh para pemain, tali karet kembali diturunkan dan

permainan dimulai dari awal. Begitu seterusnya hingga para pemain memutuskan

untuk mengakhiri permainan ini.

d. Manfat yang Diperoleh dalam Permainan Lompat Tali

Lompat tali adalah olahraga sederhana yang memilii banyak keuntungan dan

kelebihan. Pikirkan olahraga apa saja yang mampu membuat kita merasa seperti tidak

sedang olahraga, lompat tali masuk ke dalamnya. Lompat tali hanya membutuhkan tali

khusus untuk digunakan sebagai bantuan untuk melompat. Tetapi di Indonesia karet

yang dirangkai pun dapat menjadi alat untuk berolahraga lompat tali. Olahraga lompat

tali jika dalam bahasa Inggris adalah skipping rope memiliki kelebihan tersendiri dari

olahraga lainnya.

1. Memberikan kegembiraan pada anak

2. Melatih semangat kerja keras pada anak-anak untuk memenangkan permainan

dengan melompati berbagai tahap lompatan tali


18

3. Melatih kecermatan anak karena untuk dapat melompati tali (terutama pada posisi-

posisi tinggi), kemampuaan anak untuk memperkirakan tinggi tali dan lompatan

yang harus dilakukanya akan sanagat membantu keberhasilan anak melompati tali.

4. Melatih motorik kasar anak yang sangat bermanfaat untuk membentuk otot yang

padat, fisik yang kuat dan sehat, serta mengembangkan kecerdasan kinestetik anak.

Permainan yang dilakukan dengan lompatan-lompatan ini juga bermanfaat

menghindarkan anak dari resiko mengalami obesitas.

5. Melatih keberanian anak dalam mengasah kemampuanya untuk mengambil

keputusan. Hal ini karena untuk melompat tali dengan ketinggian tertentu

membutuhkan keberanian untuk melakukannya. Anak juga harus mengambil

keputusan apakah akan melompat atau tidak.

6. Menciptakan emosi positif bagi anak. sebab, ketika bermain lompat tali, anak

bergerak, berteriak, dan tertawa. Gerakan, tawa, dan teriakan ini sangat bermanfaat

untuk membuat emosi anak menjadi positif.

7. Menjadi media bagi anak untuk bersosialisasi. Dari sosialisasi permainan ini, anak

belajar bersabar, menaati peraturan, berempati, dan menempatkan diri dengan baik

diantara teman-temanya.

8. Membangun sportifitas anak. Pembelajaran melalui sportifitas ini di peroleh anak

ketika harus menggantikan posisi pemegang tali ketika ia gagal melompati tali.
19

e. Nilai Budaya Permainan Lompat Tali

Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras,

ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat

pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian.

Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan

antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan

kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan

atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap

pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika

melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan.

K. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True

eksperimental. Suharsimi Arikunto (2002: 3) menyatakan penelitian eksperimen

adalah “cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan

faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Metode eksperimen ini dilakukan untuk

mencari jawaban terhadap permasalahan-permasalahanpenelitian yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Sedangkan tujuan dari metode penelitian eksperimen iniadalah ingin

mengetahui pengaruh permainan tradisional loncat tali terhadap prestasi lompat jauh

siswa SMP Negeri 3 Situraja.


20

Pelaksanaan penelitian eksperimen ini, dilakukan dengan cara memberikan

perlakuan penelitian lompat tali untuk diketahui pengaruhnya terhadap prestasi

lompat tinggi. Disamping itu sebagai pembanding kelompok yang tidak dikenai

perlakuan latihan permainan loncat tali. Tujuannya ialah untuk mengetahui bagaimana

pengaruh latihan loncat tali tersebut serta membandingkan hasilnya antara kelompok A

dan kelompok B.

2. Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto(2002: 79) desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“ControlGroup Pretest-posttest Design”.

Desain ini diformulasikan sebagai berikut :

E 01 X1 02
K 03 X 2 04

Gambar 5 : Desain Penelitian


Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok control
01 : Pretest kelompokeksperimen
02 : Posttest kelompok eksperimen
03 : Pretest kelompok control
04 : Posttest kelompok control
X1 : Perlakuan 1 (latihan teknik dasar dengan media gambar)
X2 : Perlakuan 2 (Latihan teknikdasar)
21

3. Populasi Dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Menurut Usman (2006:181) “Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan

secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan esarnya anggota populasi serta wilayah

penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya

anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup.” Didalam penelitian ini

penulis menggunakan populasi sejumlah 30 siswa putra Smp Negeri 3 Situraja. Dari

populasi tersebut, penulis mengambil seluruh populasi dijadikan subyek penelitian

atau sampel total, yaitu sebanyak 15 siswa putra. Dari jumlah subyek tersebut,

selanjutnya dibagi dua kelompok dengan menggunakan matching pairing yaitu dengan

menyamakan atau menyeimbangkan pasangan antara kelompok A dengan kelompok

B. Maka dua kelompok sama kuat keadaan awalnya.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi. Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan

oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus berdasarkan pada

ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002 : 61-63 ), yang mengatakan bahwa:

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.”
22

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan menjadi sampel.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari pupolasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama

dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakterisitik yang dimiliki oleh suatu populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis Non Probability Sampling. Non Probability

Sampling jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen

populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Menurut Sugiyono (2001: 60) nonprobability sampling adalah “teknik yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik Non Probability Sampling yang dipilih yaitu dengan

Sampling Jenuh (sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua anggota populasi

dijadikan sebagai sampel.” Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil,

kurang dari 30 orang (Supriyanto dan Machfudz, 2010: 188). Dalam penelitian ini

sampel yang akan diambil adalah 15 siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran.

Dalam hal ini tes dan pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil lompat tinggi

yang diukur dengan satuan centimeter yang diperoleh dari hasil tes lompat tinggi yang

dilakukan oleh subyek penelitian.


23

5. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan data-data yang

masih mentah. Agar data tersebut mempunyai arti maka diperlukan pengolahan dan

analisis data secara statistika.

Sebelum analisis data untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional

lompat tali terhadap hasil lompat tinggi dilakukan, terlebih dahulu diperlukan uji

prasyarat, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas data

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh


mempunyai distribusi yang normal atau bebas. Jika distribusi normal, maka statistik
parametrik dapat dilakukan, dan jika tidak normal, maka statistik yang digunakan
adalah dengan statistik non parametrik. Untuk menguji distribusi score setiap
kelompok digunakan uji Liliefors, langkah-langkah yang ditempuh pada uji
kenormalan iniadalah sebagai berikut:
a. Menyusun data dan menentukan rangking score dari yang terkecil sampai score

yang terbesar.

b. Pengamatan
,............ dijadikan bilangan baku

,............ dengan menggunakan rumus:

Z=

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).

c. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudiandihitung peluang: F = P (Z < Zi).


24

d. Berikutnya menghitung proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi).

Maka: S(Zi) =

e. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan hargamutlaknya.

f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,

sebutlah harga terbesar itu Lo.

Untuk mengetahui menerima atau menolaknya Ho kita bandingkan Lo ini dengan

nilai kritis L yang diambil dari daftar sesuai dengan taraf nyata yang dipilih.

Kriterianya adalah tolak Ho bahwa populasi terdistribusi normal, jika Lo yamg

diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya ditolak.

2. Uji Homogenitas

Untuk menguji kesamaan variansi dari kedua kelompok sampel, digunakan

rumus:

F=

Dengan rumus variansi


25

3. Bila distribusi Data Normal, maka menggunakan statistik parameterik dengan

distribusi uji t. Rumus yang digunakan adalah:

dengan =

, : Score rata-rata dari kelompok data

: Jumlah sampel

6. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data penelitian, diperlukan sebuah instrumen yang tepat

dan akurat untuk mengukur variabel penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang

digunakan untuk mengukur hasil lompat tinggi adalah tes lompat tinggi.Supaya hasil

pengambilan data objektif maka perlu adanya prosedur dalam pelaksanaan tes

tersebut.

Catatan: Lompatan yang gagal harus diulang. Yang dimaksud lompatan yang gagal

adalah pada saat menolak melebihi garis tolak atau bertolak didepan garis tolak.
26

7. Ruang Lingkup Penelitian

a. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Situraja yang beralamat di Jl. Tanjung

Manunggal V, Sukatali Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa

Barat.

b. Deskripsi Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 agustus 2022

c. Deskripsi Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putra putri kelas VII A Smp Negeri 3

Situraja,Kabupaten Sumedang.
27

Daftar Pustaka

https://www.detik.com/bali/berita/d-6561773/lompat-tinggi-pengertian-sejarah-dan-

tekniknya

https://jurnal.unimed.ac.id

https://www.academia.edu/29496506/makalah_lompat_tinggi_docx

http://etheses.uin-malang.ac.id/715/7/10510050%20BAB%20III.pdf

http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2015/11.1.01.09.1455.pdf

Anda mungkin juga menyukai