PROPOSAL
Oleh
A. Judul Penelitian
B. Bidang Ilmu
seseorang, terutama yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Bagi anak-anak,
bermain merupakan kegiatan utama seperti halnya makan dan minum. Anak-anak
berusaha untuk mencari dan menemukan sarana untuk bergerakbebas. Gerak itu sendiri
dan tanggung jawab, tanggapan atau respon jika ada rangsangan yang datang dari diri
anak dan yang datang dari luar. Anak yang sehat, cerdas dan terampil merupakan modal
yang sangat berharga bagi masyarakat,bangsa dan negara, karena di pundak merekalah
Salah satu sarana untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas tersebut ialah
”Bermain bagi seorang anak dari segi psikologi dan pendidikan mengandung empat
kemampuan yang terdapat dari diri anak tersebut akan dapat dikembangkan. Oleh
Bila diamati aktivitas permainan yang dilakukan anak-anak sekarang sudah banyak
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dewasa ini tidak mudah menemukan permainan-
sederhana dan murah. Keadaan ini jauh berbeda dengan permainan sekarang yang
kebanyakan berupa alat elektronika. Permainan anak sekarang sudah jelas sangat
yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Permainan tradisional merupakan
permainan yang mengandung suatu gerak atau aktivitas jasmani, dimana anak akan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak. Oleh karena itu permainan
Oleh karena itu sudah selayaknya jika permainan tradisional disebar luaskan
sehingga dapat dikenaldan dimainkan oleh anak-anak indonesia dan digunakan sebagai
perkembangan dan pertumbuhan jasmani, mental yang serasi, selaras, dan seimbang.
Ciri-ciri permainan tradisional adalah: alat yang digunakan sangat sederhana, belum
Sekolah Dasarsudah jarang sekali dimainkan oleh anak. Padahal permainan tradisional
dapat melatih ketrampilan gerak. Permainan tradisional telah banyak dilupakan dan
peningkatan kondisi fisik atau jasmani anak. Makin berkembang permainan yang
saja pada masa sekarang permainan lompat tali pada waktu istirahat disekolah dasar
sudah jarang sekali dimainkan oleh anak- anak, yang seiring dimainkan oleh anak-anak
sekolah dasar pada masa sekarang adalah yang berhubungan dengan teknologi yang
lumayan canggih, padahal pada waktu dulu permainan lompat tali sering dimainkan
oleh anak-anak sekolah dasar pada waktu istirahat. Untukmembentuk anak indonesia
ribuan pulau dan suku bangsa memiliki bermacam-macam pula permainan tradisional
yang sangat menarik, salah satunya adalah permainan lompat tali. Permainan lompat
tali adalah bentuk permainan yang biasanya dilakukan oleh anak perempuan, yaitu
dimainkan (diayunkan) oleh dua orang. Penulis mengamati anak yang melakukan
lompat tali tersebut mendapat perasaan senang dan gembira pada dirinya, dengan
potensinya yang berbentuk gerak, situasi ini akan menimbulkan perubahan aspek
pribadi anak kearah yang positif pula. Dalam kehidupan anak-anak ada dua proses yang
perlu diperhatikan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan seperti yang dijelaskan oleh
berat badan, tumbuhnya bulu-bulu tertentu, bertambah besarnya buah dada, pinggul
(pada anak perempuan), berubahnya suara (pada anak laki-laki) dan sebagainya.
perkembangan gerak mengenai pola gerakan yang teratur dan sistematis serta dengan
memperhatikan kebugaran jasmani. Di samping itu, proses peramainan pada anak perlu
juga adanya suatu pendekatan yang mengarahkan anak terhadap peningkatan prestasi
di cabang olahraga.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik utuk mengamati salah satu permainan
tradisional yaitu permainan lompat tali. Menurut pengamat peneliti dalam permainan
lompat tali terdapat unsur-unsur latihan gerak yang meliputi kekuatan, kecepatan,
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari permainan itu yang paling menarik untuk
dianalisis lebih mendalam adalah efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap
ketrampilan berupa hasil lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3
Situraja.
D. Batasan Masalah
masalah tersebut di atas, maka penulis hanya akan membahas atau mengkaji pada satu
lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja Tahun Pelajaran
2022/2023.
6
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatas masalah yang di kemukakan di atas maka
1. “Seberapa besar efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap lompat tinggi
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah mencari seberapa besar
efektifitas permainan tradisional lompat tali terhadap lompat tinggi pada siswa putra
2. Tujuan Khusus
terhadap lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja.
G. Manfaat Penelitian
lain:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi bagi guru di Smp Negeri 3 Situraja
jasmani siswa.
dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan atau dalam proses pemberian
c. Bagi Sekolah
Memberikan informasi kepada sekolah, guru, dan wali murid tentang keadaan
tingkat kesegaran jasmani siswa. Sebagai bahan pertimabangan bagi guru dalam proses
siswa. Sebagai bahan pertimbangan para guru dan orang tua siswa dalam mengambil
2. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu pendapat yang diyakini kebenarannya dan dijadikan
sebagai titik tolak penelitian untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam hal ini
Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya untuk penelitian yang
harus dirumuskan secara jelas dan berfaedah untuk memperkuat permasalahan seta
membantu peneliti dalam memperjelas dan memantapkan objek penelitian, wilayah
pengambilan data dan instrumen pengambilan data.
2. Hipotesis
Permainan tradisional lompat tali jika diterapkan pada siswa akan berdampak
positif dalam meningkatkan kebugaran siswa, karena permainan lompat tali dapat
ini ialah :
1. Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu ada efektifitas permainan tradisional lompat tali
terhadap hasil lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A SMP Negeri 3 Situraja.
2. Hipotesis Nol (Ho) yaitu tidak ada efektifitas permainan tradisional lompat tali
terhadap hasil lompat tinggi pada siswa putra kelas VII A SMP Negeri 3 Situraja.
Variabel) sebagai predictor. Menurut Setyo Nugroho (1997: 20) variabel bebas adalah
apa yang dimanipulasi peneliti atau sering disebut dengan variabel eksperimental atau
perlakuan.
9
terikat (Dependent Variabel) sebagai kreterion menurut Setyo Nugroho (1997: 94)
bahwa variabel yang disebut akibat. Dalampenelitian bahwa variabel terikatnya adalah
hasil lompat tinggi siswa SMP 3 Situraja Secara operasional hasil lompat tinggi adalah
skor maksimal yang diperoleh siswa dalam melakukan lompat tinggi, yaitutingginya
lompatan yang diperoleh siswa saat melakukan lompat tinggi, yang diukur dengan
satuan centimeter.
Pengertian Lompat tinggi Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga yang
Ukuran lapangan sama dengan lompat jauh, tinggi tiang mistar min 0.2 meter, Panjang
mistar 7.82 m.
Semua gaya lompatan dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
c. Melayang, gaya dan kedudukan badan ketika berada di udara dan diatas mistar
Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang
lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896
sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang
pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia
mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri
lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah
kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar
telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan
kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur
Posisi badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar dekat punggung
dari samping.
- Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/ agak melingkar, dengan
- Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainya.
Yakni, harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu
mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kanan, maka
tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan
dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keatas
- Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan kedua kaki
tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas
- Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5 meter dengan tinggi
60 cm lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan prtama
- Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah
- Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun
(bebas).
mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal
jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa
melompat. Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-
turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada
peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan
Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah
Hingga kini belum jelas juga dari mana asal muasal permainan ini. Namun banyak
pihak menduga bahwa permainan yang sangat populer di tahun 70-an hingga 80-an ini
berasal dari Eropa yang dibawa ke Nusantara dan dimainkan oleh anak-anak Belanda
pada masa penjajahan. Hal ini sangat relevan mengingat permainan lompat tali di
Belanda juga dipegang oleh dua orang sedangkan satu orang melompat di antara
putaran talinya. Sedangkan di wilayah Eropa lainnya, permainan ini dimainkan oleh
satu orang saja sebagaimana yang biasa dimainkan saat lompat tali ketika sedang
berolahraga.
Meski belum jelas benar asal mula permainan ini, namun beberapa pihak
mengatakan bahwa permainan ini telah dimainkan di Mesir sejak 1600 tahun sebelum
Masehi. Namun terdapat pula argumen yang menyatakan permainan ini berasal dari
China mengingat variasi permainan lompat tali begitu beragam di negeri tersebut
hingga ke dataran Jepang. Namun ada pula pendapat yang mengatakan bahwa suku
menggunakan media bambu, atau tanaman merambat lain yang ada di hutan.
Dalam bahasa Inggris permainan lompat tali berarti skipping rope. di Indonesia
istilah ini merujuk pada olahraga skipping yaitu melompati tali yang diayunkan oleh
pemainnya melewati kepala dan kaki. Olahraga ini dipercaya efektif dalam membakar
lemak dan menambah tinggi badan. Tali pemutarnya bukanlah yang terbuat dari jalinan
karet gelang, namun tali khusus yang dapat diperoleh di toko peralatan olahraga.
15
Di Amerika Serikat permainan ini disebut jump rope, di Kanada disebut rope
di Jepang permainan ini dimainkan oleh kelompok besar di mana lebih dari sepuluh
Permainan lompat tali ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan
lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluruh Indonesia meskipun dengan nama
yang berbeda-beda. Permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum
perempuan. Tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Salah satu nama permainan ini yaitu permainan Tali Merdeka yang di kenal
kebudayaan Melayu ini ada sebuah permainan yang disebut sebagai tali merdeka. Inti
dari permainan ini adalah melompat tali-karet yang tersimpul. Penamaan permainan ini
ada kaitannya dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain itu sendiri,
khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan ini (yang terakhir), tali
Kepalan tangan tersebut hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang
bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti.
Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di
Peralatan yang digunakan dalam permainan lompat tali sangat sederhana, yaitu
karet gelang yang dijalin atau dirangkai hingga panjangnya mencapai ukuran yang
seperti gelang yang banyak terdapat di pasar tradisional. Karet tersebut dijual dalam
bentuk satuan berat. Sewaktu membuat anyaman tali karet, diperlukan dua buah karet
yang disambungkan dengan dua buah karet lainnya agar tidak lekas putus oleh anggota
1) Para pemain melakukan hompipah atau pingsut untuk menentukan dua orang
2) Kedua pemain yang menjadi pemegang tali melakukan pingsut untuk menentukan
siapa yang akan mendapat giliran bermain terlebih dahulu jika ada pemain yang
gagal melompat.
3) Kedua pemain yang menjadi pemegang tali perentang tali karet dan pemain harus
melompatinya satu persatu. ketinggian karet mulai dari setinggi mata kaki, lalu naik
ke lutut, paha, hingga pinggang. Pada tahap-tahap ketinggian ini, pemain harus
melompat tanpa menyentuh tali karet. Jika ada pemain yang menyentuh tali karet
4) Posisi tali karet dinaikan ke dada, lalu dagu, telinga, ubun-ubun, tangan yang
diangkat ke atas dengan kaki berjinjit. Pada tahap-tahap ketinggian ini, pemain
boleh menyentuh tali karet ketika melompat, asalkan pemain dapat melewati tali
5) Pemain yang tidak berhasil melompati tali karet harus menghentikan permainannya
dan menggantikan posisi pemegang tali. Jika semua tanggap ketinggian telah
berhasil diselesaikan oleh para pemain, tali karet kembali diturunkan dan
permainan dimulai dari awal. Begitu seterusnya hingga para pemain memutuskan
Lompat tali adalah olahraga sederhana yang memilii banyak keuntungan dan
kelebihan. Pikirkan olahraga apa saja yang mampu membuat kita merasa seperti tidak
sedang olahraga, lompat tali masuk ke dalamnya. Lompat tali hanya membutuhkan tali
khusus untuk digunakan sebagai bantuan untuk melompat. Tetapi di Indonesia karet
yang dirangkai pun dapat menjadi alat untuk berolahraga lompat tali. Olahraga lompat
tali jika dalam bahasa Inggris adalah skipping rope memiliki kelebihan tersendiri dari
olahraga lainnya.
3. Melatih kecermatan anak karena untuk dapat melompati tali (terutama pada posisi-
posisi tinggi), kemampuaan anak untuk memperkirakan tinggi tali dan lompatan
yang harus dilakukanya akan sanagat membantu keberhasilan anak melompati tali.
4. Melatih motorik kasar anak yang sangat bermanfaat untuk membentuk otot yang
padat, fisik yang kuat dan sehat, serta mengembangkan kecerdasan kinestetik anak.
keputusan. Hal ini karena untuk melompat tali dengan ketinggian tertentu
6. Menciptakan emosi positif bagi anak. sebab, ketika bermain lompat tali, anak
bergerak, berteriak, dan tertawa. Gerakan, tawa, dan teriakan ini sangat bermanfaat
7. Menjadi media bagi anak untuk bersosialisasi. Dari sosialisasi permainan ini, anak
belajar bersabar, menaati peraturan, berempati, dan menempatkan diri dengan baik
diantara teman-temanya.
ketika harus menggantikan posisi pemegang tali ketika ia gagal melompati tali.
19
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras,
ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat
pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian.
Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan
antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan
kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan
atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap
pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika
K. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
adalah “cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja
faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Metode eksperimen ini dilakukan untuk
tujuan penelitian. Sedangkan tujuan dari metode penelitian eksperimen iniadalah ingin
mengetahui pengaruh permainan tradisional loncat tali terhadap prestasi lompat jauh
lompat tinggi. Disamping itu sebagai pembanding kelompok yang tidak dikenai
perlakuan latihan permainan loncat tali. Tujuannya ialah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh latihan loncat tali tersebut serta membandingkan hasilnya antara kelompok A
dan kelompok B.
2. Desain Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto(2002: 79) desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
E 01 X1 02
K 03 X 2 04
a. Populasi
secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan esarnya anggota populasi serta wilayah
penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya
anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup.” Didalam penelitian ini
penulis menggunakan populasi sejumlah 30 siswa putra Smp Negeri 3 Situraja. Dari
atau sampel total, yaitu sebanyak 15 siswa putra. Dari jumlah subyek tersebut,
selanjutnya dibagi dua kelompok dengan menggunakan matching pairing yaitu dengan
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi. Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus berdasarkan pada
ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002 : 61-63 ), yang mengatakan bahwa:
“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.”
22
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
Sampel adalah sebagian dari pupolasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama
dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakterisitik yang dimiliki oleh suatu populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis Non Probability Sampling. Non Probability
Sampling jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen
Menurut Sugiyono (2001: 60) nonprobability sampling adalah “teknik yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik Non Probability Sampling yang dipilih yaitu dengan
Sampling Jenuh (sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel.” Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil,
kurang dari 30 orang (Supriyanto dan Machfudz, 2010: 188). Dalam penelitian ini
sampel yang akan diambil adalah 15 siswa putra kelas VII A Smp Negeri 3 Situraja.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran.
Dalam hal ini tes dan pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil lompat tinggi
yang diukur dengan satuan centimeter yang diperoleh dari hasil tes lompat tinggi yang
Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan data-data yang
masih mentah. Agar data tersebut mempunyai arti maka diperlukan pengolahan dan
lompat tali terhadap hasil lompat tinggi dilakukan, terlebih dahulu diperlukan uji
yang terbesar.
b. Pengamatan
,............ dijadikan bilangan baku
Z=
c. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
Maka: S(Zi) =
f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
nilai kritis L yang diambil dari daftar sesuai dengan taraf nyata yang dipilih.
diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya ditolak.
2. Uji Homogenitas
rumus:
F=
dengan =
: Jumlah sampel
6. Instrumen Penelitian
dan akurat untuk mengukur variabel penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan untuk mengukur hasil lompat tinggi adalah tes lompat tinggi.Supaya hasil
pengambilan data objektif maka perlu adanya prosedur dalam pelaksanaan tes
tersebut.
Catatan: Lompatan yang gagal harus diulang. Yang dimaksud lompatan yang gagal
adalah pada saat menolak melebihi garis tolak atau bertolak didepan garis tolak.
26
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Situraja yang beralamat di Jl. Tanjung
Barat.
c. Deskripsi Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putra putri kelas VII A Smp Negeri 3
Situraja,Kabupaten Sumedang.
27
Daftar Pustaka
https://www.detik.com/bali/berita/d-6561773/lompat-tinggi-pengertian-sejarah-dan-
tekniknya
https://jurnal.unimed.ac.id
https://www.academia.edu/29496506/makalah_lompat_tinggi_docx
http://etheses.uin-malang.ac.id/715/7/10510050%20BAB%20III.pdf
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2015/11.1.01.09.1455.pdf