ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses pembelajaran pendidikan jasmani
anak tuna grahita di SLB Kota Langsa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan teknik survei. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SLB Kota Langsa.
Siswa yang digunakan sebagai objek penelitian adalah siswa kelas VII-VIII SLB Kota Langsa
yang semua berjumlah 19 siswa dan guru penjas dari SLB Kota Langsa yang berjumlah 2 orang
guru. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis secara deskriptif yang didasarkan
pada analisiskualitatif.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa Proses
pembelajaran pendidikan jasmani anak tuna grahita SLB Kota Langsa berjalan dengan sangat
baik. Dalam pembelajaran faktor tujuan pendidikan jasmani anak tuna grahita telah mencapai
tingkatan sangat baik, faktor materi pendidikan jasmani anak tuna grahita menunjukan tingkatan
baik, faktor sikap dan motivasi siswa menunjukkan keadaan yang sangat baik, faktor kompetensi
guru menunjukan bahwa guru yang mengajar penjas adaptif untuk anak tuna grahita SLB Kota
Langsa mempunyai kompetensi yang baik, faktor prasarana dan sarana penjas menunjukan
keadaan yang cukup, faktor evaluasi penjas dilaksanakan denganbaik.
ABSTRACT
The purpose of this study is to know how the learning process of physical education of children with
mental disabilities in SLB Langsa. This research uses descriptive qualitative method with survey
technique. Sources of data in this study are students and teachers SLB Langsa . Students used as the
object of research is the students of grade VII-VIII SLB Langsa City which all amounted to 26
students and teacher pemas from SLB Langsa which amounted to two teachers.Collection techniques
using questionnaires, documentation and interviews. Data analysis technique used is descriptive
analysis model based on qualitative analysis. Based on the result of research, it is concluded that the
learning process of physical education of children with SLB Tuna grahita runs very well. In the
learning objective factor of physical education of the mentally disabled children has reached a very
good level, the material education material of the mentally ill children show the good level, the
attitude and motivation factors of the students show the excellent condition, teacher competence
factor shows that the teacher who teaches adaptive pigs for the tuna grahita SLB Langsa has good
competence, infrastructure factor and means of penyas indicate sufficient condition, the evaluation
factor of the pemas implemented well
16
Jurnal Olahraga Rekreasi Samudra (JORS) : Jurnal Ilmu Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi
Vol. 1 No 2, 2018 (19-29)
https://ejurnalunsam.id/index.php/jors
18
Jurnal Olahraga Rekreasi Samudra (JORS) : Jurnal Ilmu Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi
Vol. 1 No 2, 2018 (19-29)
https://ejurnalunsam.id/index.php/jors
3. Olahraga kesenangan yang paling dengan anak normal dan akan merasa
diminati siswa (Beltasar senang dan gembira bila mereka mampu
Tarigan2000:38).Beltasar Tarigan membuktikan peningkatan
kemampuannya dalam suatu prestasi
(2000: 40-41) menerangkan bahwa
geraknya. Aip Sjarifuddin dalam
secaraumum materi pembelajaran Olahraga Pendidikan untuk Anak Lemah
pendidikan jasmani bagi siswa cacat Ingatan (1980:118-119) menerangkan
yang terdapatdalam kurikulum sama bahwa untuk meningkatkan kemampuan
dengan materi pembelajaran siswa anak tuna grahita dapat dilakukan latihan-
normal. Namunyangmembedakannya latihan prestasi yang dibagi menjadi 3
adalahstrategidanmodelpembelajarann tahapan
1. Latihan kondisi badan 9fisik)
yakarenadisesuaikandenganjenisdan
Latihan ini untuk membina dan
tingkat kecacatannya. Program meningkatkan kesegaran jasmani.
pendidikan jasmani untuk Latihan ini mencakup kekuatan, daya
anakcacatdibagi menjadi tiga kategori tahan, kecepatan dan ketangkasan
yaitu pengembangan gerak dasar, 2. Latihan teknik
olahragadanpermainan,sertakebugaran Latihan yang mencakup teknik-teknik
dankemampuangerak dasar, teknik individu, maupun
kelompok
Kategori Program Penjas dan Aktivitas 3. Pembinaan pada segi-segipsikologis
Gerak untuk Anak dengan Berkebutuhan Merupakan suatu cara latihan untuk
Khusus. lebih memantapkan mental. Latihan ini
1. Pengembangan gerak. dapat dilakukan dengan kerja sama,
a. Gerakan-gerakan yang tidak persaingan atau perlombaan dan
berpindahtempat pertandingan.
b. Gerakan-gerakan yang berpindah
tempat Ada beberapa hal yang harus dilakukan
c. Gerakan-gerakan keseimbangan pada anak adaptif yaitu Evaluasi Penjas
Adaptif Anak TunaGrahita.
2. Olahraga dan permainan. 1. Tes
a. Olahraga permainan Tes adalah suatu teknik pengumpulan data
yang bersifat dengan menggunakan peralatan yang
rekreasi spesifik, atau memerlukan prosedur yang
b. Olahraga permainan beregu tertentu bila menggunakan metode
c. Olahraga senam dan erobik observasi. Misalnya untuk mengukur
d. Kegiatan dengan musik dan tari kemampuan lompat jauh, memerlukan
peralatan yang kusus untuk mengukur
3. Kebugaran dan kemampuan gerak jauhnya lompatan yaitu meteran. Tes yang
a. Aktifitas yang meningkatkan diberikan kepada siswa dapat berupa tes
kekuatan formal dan non formal yang sifatnya
b. Aktifitas yang meningkatkan objektif dan subjektif.
kelentukan
c. Aktifitas yang meningkatkan 2. Pengukuran
kelincahan Pengukuran adalah suatu teknik dalam
d. Aktifitas yang meningkatkan daya proses penjaringan data atau hasil tes
tahan berupa simbol-simbol, misalnya
skor/nilai yang dicapai oleh seorang.
Anak tuna grahita sebenarnya sama
19
Jurnal Olahraga Rekreasi Samudra (JORS) : Jurnal Ilmu Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi
Vol. 1 No 2, 2018 (19-29)
https://ejurnalunsam.id/index.php/jors
X= Σx TunaGrahita
n
Materi penjas adaptif anak tuna
Keterangan: X = Nilai rata-rata yang di
grahita di SLB Kota Langsa sesuai
hitung
dengan kurikulum, baik dalam
∑ = Jumlah skor
pemilihan materi atau dalm waktu
n = Jumlah sampel
penyampaian materi. Guru Penjas di
penelitian
SLB tersebut sering menggunakan
buku panduan yang sesuai dengan
HASIL PEMBAHASAN kurikulum. Guru penjas di SLB sering
menjadikan olah raga permainan
A. Hasil Penelitian.
sebagai materi pokok dalam
Komponen masukan yang diamati pembelajaran penjas. Guru penjas
menyangkut Sikap dan Motivasi Siswa kadang-kadang menemukan kesulitan
dalam Pendidikan Jasmani Adaptif, Tujuan dalam menentukan materi
Pendidikan Jasmani Adaptif Anak Tuna pembelajaran penjas dan kadang-
Grahita, Materi Penjas Adaptif Anak Tuna kadang menghadapi kendala
Grahita, Kompetensi Guru Penjas Adaptif, dalampenyampaian materi
Prasarana dan Sarana Penjas Adaptif Anak pembelajaran kepada siswa, akan tetapi
Tuna Grahita, serta Evaluasi Penjas sejauh ini pembelajaran penjas bisa
Adaptif Anak Tuna Grahita. berjalan dengan baik. Siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengikuti
Pembahasan materi pembelajaran selalu dibantu
Dari hasil penelitian analisis oleh guru penjas. Selama Pembelajaran
kapasitas oksigen maka dapat dipaparkan penjas berlangsung guru penjas
sebagai berikut menyatakan tidak pernah kesulitan
berinteraksi dengan siswa saat
1. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif melaksanakan pembelajaranpenjas.
Anak TunaGrahita
3. Sikap dan Motivasi Siswa dalam
Hasil penelitian menunjukkan Pendidikan Jasmani.
bahwa masing-masing Sekolah Luar
Pengamatan sikap dan motivasi siswa
Biasa yang diteliti sudah melaksanakan di SLB Kota Langsa terdapat hasil
Tujuan Pendidikan Jasmani dengan
yang hampir sama, siswa memiliki
sangat baik. Penjas yang diajarkan di motivasi yang bagus dalam mengikuti
SLB Kota Langsa sering mengajarkan
seluruh proses pembelajaran penjas,
materi pembelajaran yang menjadikan akan tetapi dalam pelaksanaanya siswa
anak mandiri, bisa memelihara
tidak dapat dipaksakan untuk
kebugaaran jasmani, bisa melakukan kegiatan yang sesuai
meningkatkan pertumbuhan fisik, bisa
dengan yang Guru kehendaki, siswa
meningkatkan kondisi psikis yang lebih suka melakukan hal-hal yang
lebih baik, bisa melatih kemampuan
sesuai dengan keinginan dan keadaan
gerak dasar dan meningkatakan perasaanya. Jika siswa dalam keadaan
keterampilan gerak dasar,
emosional yang baik maka siswa akan
menanamkan karaktermoralyang melaksanakan apa yang menjadi
kuatmenanamkan sportifitas kepada
perintah guru. Dari pengamatan peniliti
siswa, menanamkan kedisiplinan, serta di lapangan bahwa secara keseluruhan
seabagai pemupuk rasapercaya diri.
siswa memiliki motivasi yang baik
2. Materi Penjas Adaptif Anak dalam mengikuti pembelajaran penjas,
23
Jurnal Olahraga Rekreasi Samudra (JORS) : Jurnal Ilmu Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi
Vol. 1 No 2, 2018 (19-29)
https://ejurnalunsam.id/index.php/jors
hal ini dapat dilihat dari angket yang sudah mencerminkan keadaan yang
diisi oleh para siswa dan pengamatan baik. Guru penjas di SLB Kota Langsa
peneliti di lapangan, di dalam angket sesuai kompetensi pendidikanya
tergambaarkan keadaan motivasi dengan mata pelajaran penjas dan
siswasecara menyeluruh yang dapat sesuai kompetensinya dengan
dikategorikan sangat baik. Dalam pendidikan luar biasa. Dalam
proses pembelajaran pendidikan melaksanakan pembelajaran guru
jasmani anak tuna grahita, siswa sangat memahami metode yang digunakan
antusias dan semangat mengikuti untuk pembelajaran penjas, guru selalu
kegiatan pembelajaran. Para siswa juga menjelaskan tujuan pembelajaran
menunjukan kesiapan mereka penjas sebelum memulai kegiatan
mengikuti kegiatan pembelajaran pembelajaran penjas. Guru penjas juga
penjas dengan mengenakan kaos selalu meberikan apersepsi setiap awal
olahraga saat mengikuti kegiatan pertemuan pembelajaran penjas. Guru
pembelajaran penjas, selain hal penjas selalu membuat silabus dan
tersebut para siswa juga antusias untuk memahami penyusunan perangkat
melakukan pemanasan sebelum pengajaran serta selalu menyusun
mengikuti kegiatan inti dalam perangkat perangkat pengajaran.
pembelajaran penjas. Para siswa juga
5. Prasarana dan Sarana Penjas
termotivasi oleh berbagai permainan
Adaptif Anak Tuna Grahita.
yang diajarkan oleh Guru
penjasmereka. Berdasarakan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa prasarana yang
4. Kompetensi Guru Penjas Adaptif
ada di SLB Kota Langsa kondisinya
Anak TunaGrahita
kurang memadai untuk
Dalam suatu proses pendidikan menyelenggarakan pembelajaran
jasmani adpatif anak tuna grahita, guru penjas. Guru penjas kadang-kadang
sangat berperan terhadap keberhasilan memodifikasi alat dalam pembelajaran
suatu pembelajaran. Guru harus penjas. Pihak Sekolah tidak pernah
kompeten terhadap bidang yang bekerja sama dengan pihak terkait
diampu atau bidang yang jadi tugas untuk menyediakan sarana penjas.
dan tanggung jawabnya. Berdasarkan Keadaan prasarana yang ada dalam
hasil penelitian tingkat kompetensi keadaan kurang baik dan dalam
guru Penjas adapatif anak tuna grahita penyusunan perangkat pengajaran
di SLB Kota Langsa menggunakan disesuaikan dengan prasarana dan
angket dan pengamatan di sarana yang ada. Dengan kondisi
lapangandapat diketahui kompetensi prasarana dan sarana yang ada, Guru
guru penjas sudah mencerminkan terkadang kesulitan dalm menyusun
keadaan yang baik., guru penjasdi SLB perangkat pengajaran yang disesuaikan
tersebut tidak sesuai dengan kopetensi dengan keadaaan prasrana dan sarana.
pendidikannya dengan mata pelajaran Walaupun dengan keadaan prasarana
penjas akan tetapi sangat sesuai dan sarana yang demikian, akan tetapi
kompetensinya dengan pendidikan luar pembelajaran penjas dapat berjalan
biasa. Berdasarkan hasil penelitian dengan baik.
tingkat kompetensi guru Penjas
6. Evaluasi Penjas Adaptif Anak
adapatif anak tuna grahita di SLB Kota
TunaGrahita
Langsa menggunakan angket dan
pengamatan di lapangan dapat Berdasarakan hasil penelitian di
diketahui kompetensi guru penjas SLB Kota Langsa dapat diketahui
24
Jurnal Olahraga Rekreasi Samudra (JORS) : Jurnal Ilmu Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi
Vol. 1 No 2, 2018 (19-29)
https://ejurnalunsam.id/index.php/jors
25
Jurnal Olahraga Rekreasi Samudra (JORS) : Jurnal Ilmu Olahraga, Kesehatan dan Rekreasi
Vol. 1 No 2, 2018 (19-29)
https://ejurnalunsam.id/index.php/jors
26