Anda di halaman 1dari 15

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 1

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF PADA ANAK


TUNADAKSA DI SLB NEGERI TAMANWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh:
Destian Dwi Darmawan, Universitas Negeri Yogyakarta
NIM 15601241121
ddestiandwi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif pada anak tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilaksanakan pada bulan Desember
2018 sampai dengan Januari 2019. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah guru penjas adaptif, guru pendamping kelas,
kepala sekolah, dan beberapa peserta didik tunadaksa. Analisis data yang digunakan yaitu data
collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perumusan tujuan sudah sesuai dengan kondisi peserta didik
dan penyusunan perangkat pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan kurikulum 2013.
Pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan teori meskipun kondisi pengalaman guru
penjas adaptif masih tergolong minim di sekolah luar biasa. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap
akhir pembelajaran, akhir pertemuan setiap materi, dan setiap akhir semester. Jenis evaluasi untuk kelas
besar teori dan praktik sedangkan kelas kecil hanya praktik. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah
pengembangan bina gerak bagi peserta didik yang kemampuan motoriknya masih kurang serta dijadikan
bahan acuan guru penjas adaptif untuk pembelajaran kedepannya.

Kata kunci: anak tunadaksa, pembelajaran pendidikan jasmani adaptif

IMPLEMENTATION OF ADAPTIVE PHYSICAL EDUCATION LEARNING FOR CHILDREN


WITH PHYSICAL DISABILITY OF SLB NEGERI TAMANWINANGUN
ACADEMIC YEAR 2018/2019.

Abstract
The research intends to find out how the implementation of adaptive physical education learning
children with physical disability in SLB Negeri (State Disability School) in Tamanwinangun is.
This research used descriptive qualitative method done in December 2018 until January 2019.
Data collection of the research used interview, observation, and documentation techniques. Research
subjects were adaptive Physical Education teachers, class assisting teachers, school principals, and
some disabled students. Data analysis used was by data collection, data reduction, data display, and
conclusion drawing.
Research results show that the formulation of objectives that is in accordance with the conditions
of the students and the preparation of learning devices is not fully in accordance with the curriculum
2013. The implementation has run well and in accordance with the theory even though the experience
of adaptive physical education teachers is still minimal in disability schools. Learning evaluation is
conducted at the end of each lesson, at the end of each material meeting, and at the end of each semester.
This type of evaluation for large classes is theory and practice while small classes only practice. The
follow-up of this evaluation is the development of nurturing motion for students whose motoric skills
still lack and are used as reference material for adaptive Physical Education teachers for future
learning.

Keywords: disabled children, adaptive physical education learning

PENDAHULUAN satu hak yang diperoleh yaitu hak mendapat


Setiap manusia dilahirkan memiliki Hak pendidikan dimana diatur dalam Pasal 28C
Asasi Manusia (HAM) yang sama. Hal ini Ayat 1 dan pasal 31 ayat 1. Kemudian, dalam
diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 dan 28. Salah UU Sisdiknas Pasal 5 juga dijelaskan bahwa,
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 2

“Setiap warga negara mempunyai hak yang untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian,
sama untuk memperoleh pendidikan yang keterampilan, kesehatan, dan kebugaran
bermutu”. Pendidikan merupakan hak dari jasmani. Anak tunadaksa memiliki hak untuk
semua warga negara bahkan sejak dari memperoleh pengetahuan, kepribadian,
dilahirkan. Pendidikan merupakan bagian dari keterampilan, kesehatan, dan kebugaran
upaya untuk memampukan setiap insan untuk jasmani melalui olahraga pendidikan yang
mengembangkan potensi dirinya agar tumbuh disesuaikan dengan kondisi anak tunadaksa
menjadi manusia yang tangguh dan berkarakter atau biasa disebut pendidikan jasmani adaptif.
serta berkehidupan sosial yang sehat. Dari Pendidikan Jasmani Adaptif hadir
anak-anak hingga orang tua semuanya berhak memberikan pelayanan olahraga khusus untuk
mendapat pendidikan. Tidak terkecuali pada melatih kemampuan gerak (motorik) dari Anak
manusia yang mengalami disabilitas terutama Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya
pada anak-anak atau yang biasa disebut dengan tunadaksa dengan melakukan olahraga untuk
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). penyandang cacat. Olahraga penyandang cacat
Anak yang memiliki kecacatan adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai
mempunyai hak yang sama dengan anak normal dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental
dalam memperoleh pendidikan dan seseorang. (Undang-Undang No. 3 Tahun 2005
pembelajaran dalam setiap jenjang pendidikan Pasal 1 ayat 16).
melalui pendidikan khusus. Pendidikan khusus Dipergunakannya aktivitas jasmani
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang sebagai suatu cara untuk mengobati (terapi) dan
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti juga sebagai ajang bagi penderita cacat untuk
proses pembelajaran karena kelainan fisik, aktualisasi diri bahwa merekapun dapat
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki melakukan hal-hal seperti yang dilakukan oleh
potensi kecerdasan dan bakat istimewa. orang normal, sehingga para penderita cacat
(Undang-Undang No. 20 Tahun 2005 Pasal 32 bukan lagi manusia-manusia tidak berguna
ayat 1). yang dapat diperlakukan semena-mena
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melainkan sebagai manusia yang memiliki hak
merupakan anak yang mengalami gangguan yang sama untuk menjalani dan meningkatkan
fisik, mental, inteligensi, dan emosi sehingga kebermaknaan hidupnya seperti halnya manusia
membutuhkan pembelajaran secara khusus. lainnya. Dengan melakukan aktivitas jasmani
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dianggap para penderita cacat dapat berbaur dengan
berbeda dengan anak normal. Oleh karena itu, lingkungan sekitarnya, mereka dapat
anak berkebutuhan khusus membutuhkan bersosialisasi, membangkitkan rasa percaya diri
perhatian yang lebih dari anak normal. Dengan serta mendapatkan nilai-nilai positif lainnya
kekurangannya, ABK memiliki keterbatasan dari jasmani sehingga para penderita cacat tidak
dalam berbagai macam hal, salah satunya lagi memiliki jurang perbedaan dengan orang
adalah keterbatasan dalam gerak (psikomotor). yang normal dan pada gilirannya nanti dapat
Salah satu jenis disabilitas yang banyak lebih leluasa dalam berusaha meningkatkan
disandang anak-anak adalah tunadaksa. kebermaknaan hidupnya. (Komarudin, 2009:
Tunadaksa masuk ke dalam kelas D dalam 39-40).
sekolah luar biasa. Tunadaksa adalah sesorang Adapun tujuan dari Pendidikan Jasmani
yang mengalami kekurangan yang dapat dilihat Adaptif yaitu untuk membantu peserta didik
dari fisik yaitu kelainan pada anggota tubuh mencapai pertumbuhan dan perkembangan
baik otot-otot dan saraf pada anggota tubuh. jasmani, mental, emosional, dan sosial secara
Anak-anak tunadaksa memiliki kekurangan optimal dalam program pembelajaran yang
dalam gerak karena adanya kelainan atau dirancang khusus dan pendidikan jasmani
kekurangan pada anggota tubuhnya dan adaptif membantu ABK membangun
cenderung tidak percaya diri. khususnya anak tunadaksa perwujudan diri
Anak berkebutuhan khusus khususnya sehingga dapat berkembang secara optimal dan
anak tunadaksa juga memiliki hak yang sama memberikan kontribusi secara menyeluruh
dalam memperoleh pendidikan khususnya kepada masyarakat. Dengan pendidikan
dalam olahraga. Olahraga pendidikan jasmnai adaptif, Anak Berkebutuhan Khusus
merupakan pendidikan jasmani dan olahraga (ABK) diharapkan mampu beraktivitas seperti
yang dilaksanakan sebagai bagian proses anak-anak normal pada umumnya. Maka dari
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan itu pendidikan jasmani adaptif sangat
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 3

diperlukan untuk membantu perkembangan SLB Negeri Tamanwinangun terletak di Jalan


fisik dan keterampilan gerak anak tunadaksa. Kejayan No. 38B, Tamanwinangunindah,
Pendidikan jasmani adaptif juga sangat Tamanwinangun, Kebumen. SLB Negeri
bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran Tamanwinangun merupakan salah satu SLB
tubuh anak tunadaksa. Pembelajaran yang yang paling lengkap di Kabupaten Kebumen.
diajarkan di sekolah memberikan kesempatan SLB ini melayani jenis anak berkebutuhan
bagi setiap peserta didik untuk terlibat langsung khusus A, B, C, C1, D, D1, dan Q dari tingkat
dalam berbagai pengalaman belajar melalui SD sampai SMA. SLB Negeri Tamanwinangun
aktivitas jasmani. memiliki tenaga kepegawaian sebanyak 43
Namun, pada pelaksanaannya, orang dengan rincian 1 kepala sekolah, 38
pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif tenaga pengajar, 2 staff administrasi, 1 penjaga,
masih belum sesuai dengan yang diharapkan. dan 1 keamanan. Guru Penjas Adaptif di SLB
Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga Negeri Tamanwinangun hanya 2 dan keduanya
evaluasi seorang guru harus bisa menyesuaikan merupakan perempuan. Sedangkan jumlah
sesuai dengan kebutuhan anak. Oleh karena itu, siswa pada tahun pelajaran 2018/2019 yaitu
pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani sebanyak 190 siswa yang terdiri dari 99 laki-
adaptif perlu dilakukan secara terencana, laki dan 81 perempuan. Siswa SDLB sebanyak
bertahap, dan berkelanjutan. Apalagi dengan 162, dan siswa SMPLB sebanyak 28
dideklarasikannya pendidikan inklusi membuat Peneliti sempat melakukan survei di SLB
seorang guru harus bisa menghadapi siswa Negeri Tamanwinangun pada tanggal 20
dengan kebutuhan khusus. September 2018 dan bertemu langsung dengan
Hasil penelitian sebelumnya Kepala Sekolah SLB Negeri Tamanwinangun.
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal itu Beliau menjelaskan gambaran pelaksanaan
disebabkan pelaksanaan pendidikan jasmani pembelajaran pendidikan jasmani adaptif di
adaptif di setiap sekolah berbeda-beda, baik SLB Negeri Tamanwinangun. Menurut beliau,
karena faktor kualitas pendidik maupun jenis yang paling membutuhkan pendidikan jasmani
kebutuhan siswa yang berbeda-beda sehingga adaptif adalah anak-anak tunadaksa karena
perlu pemanganan yang berbeda pula. anak-anak tunadaksa mengalami kekurangan
Menurut Gina Agustina (2016), pada tubuhnya dan pendidikannya harus
berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif di anak. Kemudian juga kebutuhan dari sekolah
SLB Khusus Autisma Dian Amanah ini ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan
Yogyakarta mulai dari perencanaan sudah pembelajaran pendidikan jasmani yang benar
dibuatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada anak tunadaksa. Oleh karena itu, kepala
(RPP) berdasarkan kurikulum 2013 dan sekolah menyarankan untuk melaksanakan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa autis, penelitian pada anak tunadaksa.
tetapi guru belum membuat Rencana Berdasarkan permasalahan, saran dari
Pembelajaran Individu (RPI) untuk setiap siswa kepala sekolah, dan kebutuhan sekolah tersebut,
autis. Kemudian kegiatan proses pelaksanaan peneliti mengambil setting penelitian di SLB
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif sama Negeri Tamanwinangun Kebumen dan peneliti
seperti pembelajaran pada umumnya yaitu tertarik untuk mengkaji dan mengungkap secara
terdiri dari awal pembelajaran, inti mendalam tentang bagaimana pelaksanaan
pembelajaran dan akhir pembelajaran. Hanya pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada
saja guru menggunakan bahasa sederhana yang anak tunadaksa di SLB Negeri
mudah dimengerti siswa, penggunanaan Tamanwinangun.
metode demonstrasi dan penggunaan
reinforcement (reward & punishment) serta METODE PENELITIAN
guru dibantu oleh guru pendamping bagi siswa Jenis Penelitian
yang masih memutuhkan pendampingan secara Penelitian ini merupakan penelitian
khusus. Selanjutnya proses evaluasi kualitatif. Menurut Sugiyono (2017: 9),
pembelajaran menggunakan unjuk kerja dan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
berdasarkan penilaian proses. berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri enterpretif, digunakan untuk meneliti pada
Tamanwinangun merupakan salah satu SLB kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
negeri yang berada di Kabupaten Kebumen. adalah sebagai instrument kunci. Arikunto
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 4

(2006: 139) mengungkapkan metode deskriptif Tabel 1. Kisi-kisi Panduan Observasi


adalah metode yang hanya menggambarkan Aspek Indikator No
keadaan atau status fenomena. Penelitian ini Butir
juga sering disebut noneksperimen, karena pada Tujuan - Rumusan 1
- indikator keberhasilan
penelitian ini peneliti tidak perlu melakukan - kesesuaian tujuan
kontrol dan manipulasi variabel penelitian. pembelajaran
Teknik pengumpulan data dilakukan Program - kesesuaian dengan 2
secara triangulasi (gabungan observasi, semester dan kurikulum
wawancara, dokumentasi). Data yang diperoleh Silabus
cenderung data kualitatif dan analisis data RPP - kesesuaian dengan 3
bersifat induktif/kualitatif. Hasil penelitian kurikulum
Keterampilan - urutan membuka 4
kualitatif bersifat untuk memahami makna,
membuka pembelajaran
memahami keunikan, mengkonstruksi pembelajaran - variasi
fenomena, dan menemukan hipotesis. Materi - isi materi 5
pembelajaran - kesesuaian materi
Setting Penelitian Metode - metode yang digunakan 6
Penelitian ini dilakukan di berbagai pembelajaran - kesesuaian metode
temapat dimana kegiatan pembelajaran Media - media yang digunakan 7
pembelajaran - kesesuian media
pendidikan jasmani adaptif diselenggarakan.
Pengelolaan - penyediaan fasilitas 8
Tempat yang biasanya digunakan yaitu di kelas - kondusivitas kelas
lapangan dan aula SLB Negeri - pendampingan proses
Tamanwinangun. Tempat-tempat tersebut pembelajaran
merupakan tempat yang biasa digunakan untuk Sarana dan - ketersediaan sarana 9
berlangsungnya pembelajaran pendidikan prasarana - ketersediaan prasarana
jasmani adaptif. Pengumpulan data ini - kondisi kelayakan
dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran Modifikasi - kesesuaian modifikasi 10
pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif. Waktu yang Penggunaan - kesesuaian bahasa 11
digunakan dalam penelitian ini adalah kurang bahasa
lebih dua bulan. Penelitian ini dilaksanakan Penyampaian - kejelasan perintah 12
pada bulan Desember 2018 sampai Januari urutan tugas - pendampingan
2019 Ketersediaan - kesesuaian dengan 13
waktu belajar kondisi siswa
Subjek Penelitian Modifikasi - kesesuaian dan 14
peraturan keefektifan modifikasi
Subjek pada penelitian ini adalah guru
permainan
penjas adaptif, guru kelas, kepala sekolah, dan Modifikasi - modifikasi fasilitas 15
peserta didik tunadaksa di SLB Negeri lingkungan - pemanfaatan ruang
Tamanwinangun. belajar pemusatan konsentrasi
Penggunaan - pemilihan reward and 16
Sumber dan Instrumen Pengumpulan Data reinforcement punishment
Data primer pada penelitian ini adalah - keefektifan penggunaan
Keterampilan - urutan menutup 17
hasil wawancara dengan guru penjas adaptif,
menutup pembelajaran
guru kelas, kepala sekolah, dan peserta didik pembelajaran
tunadaksa dan observasi terhadap pelaksanaan Pelaksanaan - kesesuaian waktu 18
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada evaluasi
anak tunadaksa. Sedangkan data sekunder pada Jenis evaluasi - keefektifan jenis 19
penelitian ini adalah dokumen pendukung Tindak lanjut - keefektifan evaluasi 20
berasarkan dokumentasi seperti foto dan video evaluasi
pembelajaran, perangkat pembelajaran, data
guru dan siswa SLB Negeri Tamanwinangun. Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Instrumen penelitian ini menggunakan panduan No Informan atau Aspek yang
Sumber Data Ditanyakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1 Guru penjas Perumusan tujuan,
adaptif penentuan program
semester, penyusunan
satuan pelajaran,
membuka pembelajaran,
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 5

penyampaian materi Analisis Data


pembelajaran, Analisis data yang peneliti gunakan yaitu
penggunaan metode analisis data kualitatif. Peneliti menggunakan
mengajar, penggunaan
media, penggunaan
analisis data model Miles dan Huberman.
reinforcement, Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam
pengelolaan kelas, Sugiyono (2017: 133), aktivitas dalam analisis
menutup pembelajaran, data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
dan evaluasi. berlangsung secara terus menerus sampai
2 Guru kelas/ mata Proses pembelajaran tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
pelajaran lain penjas adaptif, proses
dalam analisis data model Miles dan Huberman,
pendampingan
pembelajaran penjas yaitu data collection, data reduction, data
adaptif, efektivitas guru display, dan conclusion drawing/verifivation.
penjas adaptif.
3 Kepala sekolah Gambaran fisik sekolah, HASIL PENELITIAN DAN
gambaran non fisik PEMBAHASAN
sekolah, kurikulum yang Hasil Penelitian
digunakan, tujuan
pembelajaran penjas
Peneliti melakukan penelitian lapangan
adaptif, gambaran terhitung mulai tanggal 5 Desember 2018
pelaksanaan sampai tanggal 16 Januari 2019. Selama
pembelajaran penjas periode tersebut, peneliti telah melakukan
adaptif. observasi lapangan, wawancara, dan
4 Peserta didik materi pembelajaran, dokumentasi untuk mendapatkan data
tunadaksa pengalaman dalam penelitian. Peneliti melakukan wawancara
pembelajaran
dengan beberapa narasumber dengan nama
inisial, yaitu AS (kepala sekolah), TR (guru
Tabel 3. Kisi-kisi Panduan Dokumentasi
olahraga), L (guru olahraga), AP (guru kelas),
No Informan/sumber Item dokumentasi
data dan beberapa siswa tunadaksa kelas 3.
1 Sekolah Data guru dan data Wawancara pertama dengan narasumber inisial
siswa SLB Negeri TR dan L dilaksanakan pada tanggal 5
Tamanwinangun Desember 2018 bertempat di ruang kepala
tahun pelajaran sekolah. Kemudian wawancara dengan siswa
2018/2019. kelas 3 tunadaksa dan guru kelas 5 tunadaksa
2 Guru penjas adaptif Promes, Silabus,
pada tanggal 6 Desember 2018 bertempat di
RPP.
3 Kegiatan Foto dan video ruang kelas 3D. Wawancara selanjutnya dengan
pembelajaran kegiatan belajar narasumber inisial AP pada tanggal 3 Januari
mengajar penjas 2019 di ruang kelas 1-2D dan yang terakhir
adaptif. dengan narasumber AS pada tanggal 4 Januari
2019 bertempat di ruang kepala sekolah.
Keabsahan Data Untuk memperkuat data wawancara,
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau peneliti juga melakukan observasi lapangan non
data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada partisipatif dan pengumpulan dokumen serta
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti arsip yang diperlukan. Peneliti melakukan
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada observasi lapangan sebanyak tiga kali, yaitu
obyek yang diteliti. Kebenaran realitas data pada tanggal 3 Januari 2019 bertempat di Aula
menurut penelitian kualitatif tidak bersifat SLB Negeri Tamanwinangun serta tanggal 9
tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada Januari dan 16 Januari 2019 di Lapangan SLB
konstruksi manusia, dibentuk dalam diri Negeri Tamanwinangun. Sedangkan
seseorang sebagai hasil proses mental tiap pengumpulan dokumentasi berupa foto dan
individu dengan berbagai latar belakangnya. video pembelajaran serta arsip berupa silabus,
(Sugiyono, 2017: 183). Dalam penelitian ini, RPP, data guru, dan data siswa SLB Negeri
peneliti menggunakan teknik triangulasi, Tamanwinangun tahun pelajaran 2018/2019.
mengadakan member check, menggunakan
bahan referensi, meningkatkan ketekunan, dan
perpanjangan pengamatan untuk mendapatkan
data yang absah.
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 6

A. Deskripsi Perencanaan Pelaksanaan tangan untuk menyemangati


Pembelajaran Pendidikan Jasmani peserta didik saat pembelajaran
Adaptif Pada Anak Tunadaksa penjas adaptif.
Deskripsi perencanaan pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada
anak tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun
secara singkat ditampilkan pada table berikut: Materi - Sudah sesuai dan dimodifikasi
pembelajaran dengan kemampuan peserta didik
Tabel 4. Data Display Perencanaan - Materi mengacu pada buku
pedoman dan K13
Pelaksanaan Pembelajaran Penjas Adaptif - Atletik (jalan dan lari), senam
Pada Anak Tunadaksa lantai (guling depan), latihan
Aspek Hasil kekuatan (sit up), permianan bola
Tujuan - Melatiih motorik kasar peserta besar dan kecil (lempar, tangkap,
didik menggelindingkan bola)
- Merenggangkan otot-otot - Materi tidak membahayakan
motorik peserta didik peserta didik
- Sebagai terapi agar peserta Metode - Demonstrasi
didik merasa senang dengan pembelajaran - Face to face
berolahraga - Individualisasi peserta didik
Program - Program semester dan silabus Media - Media utamanya adalah guru
Semester dan mengacu K13 pembelajaran penjas sendiri dibantu dengan
Silabus - Guru menggunakan silabus alat-alat olahraga
untuk sekolah normal - walker, kursi roda, jembatan
kemudian diadaptasikan untuk latihan berpegangan,
menyesuaikan kondisi peserta tangga, bola besar, bola kecil,
didik matras, cone, marker.
Satuan - RPP disusun mengacu K13 - Selain itu memanfaatkan apa yang
Pembelajaran tetapi belum sepenuhnya ada di sekitar lingkungan sekolah
sesuai kaidah K13 Pengelolaan - Guru menerapkan sistem reward
- Guru belum menyusun RPP kelas dan punishment
khusus untuk peserta didik - Orang tua wali murid ikut
tunadaksa mendampingi anaknya dan selalu
- Guru penjas masih tergolong stand by jika terjadi sesuatu
baru dan belum pernah - Guru kelas membantu jika guru
mengikuti bimtek penjas penjas dan orang tua memerlukan
adaptif bantuan
Ketersediaan - Cukup lengkap
B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran sarana dan - Kondisi secara umum masih layak
Pendidikan Jasmani Adaptif Pada Anak prasarana pakai
Tunadaksa - Sarana yang ada diantaranya
walker, kursi roda, matras, bola
Deskripsi pelaksanaan pembelajaran tenis, bola berduri, bola pingpong,
pendidikan jasmani adaptif pada anak bola sepak, bola basket, bola
tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun futsal, bola voli, meja pingpong,
secara singkat ditampilkan pada table berikut: trampoline, treadmill
- Prasarana yang ada yaitu
Tabel 5. Data Display Pelaksanaan lapangan serbaguna bisa untuk
Pembelajaran Penjas Adaptif Pada Anak voli, basket, futsal, dan tenis dan
Tunadaksa gedung aula
Modifikasi - Menyederhanakan gerakan
Aspek Hasil
pembelajaran menjadi lebih mudah
Keterampilan - Sudah bagus dan sudah memenuhi
- Membantu peserta didik
membuka aspek-aspek atau hal-hal yang
melakukan gerakan
pembelajaran harus dilakukan ketika membuka
- Contoh ketika guling depan guru
pembelajaran.
membantu peserta didik
- Dimulai dari membariskan peserta
mendorong badannya ke depan
didik, memberi salam, memimpin
agar berguling. Ketika sit up guru
berdoa, presensi, penyampaian
juga membantu peserta didik
materi, dan pemanasan sebelum
dengan memegang tangan peserta
masuk ke inti pembelajaran.
didik dan menarik secara perlahan
- Guru juga memberikan variasi
agar badan peserta didik bisa
seperti menyanyi dan bertepuk
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 7

duduk dari posisi baring arah yang sepi saat pembelajaran

Penggunaan - Sangat efektif dilakukan ketika


Penggunaan - Bahasa Indonesia yang baik dan reinforcement pembelajaran
Bahasa benar dengan campuran Bahasa - Reward berupa hadiah kecil
Jawa sehari-hari kadang-kadang (jajanan), pujian, tepuk tangan,
Penyampaian - Pertama peserta didik dan nilai yang bagus
urutan tugas memperhatikan contoh yang - Punishment berupa hukuman
diperagakan guru sederhana seperti memindahkan
- Guru menyuruh salah satu peserta posisi belajar peserta didik ke
didik untuk maju dan menjadi depan gersama guru, disuruh
contoh, sementara yang lain untuk mencoba berdiri sendiri
memperhatikan tanpa bantuan untuk melatih
- Setelah paham peserta didik kemandirian peserta didik
mencoba satu per satu dengan Keterampilan - Diawali dengan membariskan
panduan dan arahan guru menutup kembali peserta didik dalam
- Guru harus mengulang-ulang pembelajaran posisi duduk dan kaki diluruskan.
perintah yang diberikan agar bisa - Setelah itu guru memimpin
dipahami karena sebagian peserta peserta didik untuk melakukan
didik ada yang menderita slow pendinginan sederhana yaitu
learner dengan melemaskan anggota
- Guru harus sabar dan telaten gerak tubuh yang baru saja
Ketersediaan - Satu materi pembelajaran dipakai.
waktu belajar membutuhkan 2-3 kali pertemuan. - Gerakan-gerakannya sama seperti
Ini tergantung tingkat kesulitan pendinginan pada umumnya.
dan kemampuan peserta didik - Setelah melakukan pendinginan
Modifikasi - Cukup baik, banyak, dan beragam guru me-review kembali materi
peraturan - materi guling depan, peserta didik materi yang sudah diajarkan dan
permainan diperbolehkan memdapat bantuan mengevaluasi kesalahan-
dari guru untuk menggulingkan kesalahan yang sering terjadi.
badannya. Juga diperbolehkan - Pembelajaran ditutup dengan
untuk menggulingkan badannya berdoa bersama dan kemudian
ke samping. dibubarkan kembali ke kelas
- materi sit up, guru masing-masing.
memperbolehkan peserta didik
untuk memegangi bagian kaki C. Deskripsi Evaluasi Pelaksanaan
atau celana yang dipakai untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani
ditarik sehingga badan dari posisi
berbaring bisa dalam posisi
Adaptif Pada Anak Tunadaksa
duduk. Deskripsi evaluasi pelaksanaan
- Materi jalan dan lari, peserta didik pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada
berdiri baik tidak memakai alat anak tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun
bantu maupun memakai walker secara singkat ditampilkan pada table berikut:
atau duduk di kursi roda.
Kemudian peserta didik berjalan Tabel 6. Data Display Evaluasi Pelaksanaan
biasa dari pos satu menuju pos Pembelajaran Penjas Adaptif Pada Anak
dua. Sampai di pos dua, peserta
didik berbalik badan dan berlari
Tunadaksa
dari pos dua ke pos satu. Aspek Hasil
Modifikasi - Pembelajaran bisa dilakukan di Pelaksanaan evaluasi - Evaluasi rutin setiap
lingkungan mana saja (lapangan atau ruang selesai pembelajaran,
belajar aula) tergantung situasi dan pembetulan gerakan
kondisi - Evaluasi tiap akhir
- Pemanfaatan sarana dan prasarana semester
seperti walker dan kursi roda saat Jenis evaluasi - Tes teori dan praktik
pembelajaran untuk kelas besar, dan
- Pemusatan perhatian dan praktik untuk kelas kecil
menghindari gangguan
konsentrasi peserta didik dengan
menghadapkan peserta didik ke
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 8

Tindak lanjut evaluasi - Pembetulan gerakan baik dari segi fisik maupun mentalnya sehingga
melalui bina gerak mereka mampu bersosialisasi dengan
ditingkatkan lingkungan dan memiliki rasa percaya diri dan
- Guru harus lebih kreatif
lagi dalam pembelajaran
harga diri.
selanjutnya Sedangkan menurut Komarudin, (2009:
39-40), dengan melakukan aktivitas jasmani
Pembahasan para penderita cacat dapat berbaur dengan
A. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran lingkungan sekitarnya, mereka dapat
Pendidikan Jasmani Adaptif Pada Anak bersosialisasi, membangkitkan rasa percaya diri
Tunadaksa serta mendapatkan nilai-nilai positif lainnya
1. Tujuan Pembelajaran Penjas Adaptif dari jasmani sehingga para penderita cacat tidak
Rumusan tujuan pembelajaran lagi memiliki jurang perbedaan dengan orang
pendidikan jasmani adaptif pada anak yang normal dan pada gilirannya nanti dapat
tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun lebih leluasa dalam berusaha meningkatkan
secara umum diantaranya adalah mendukung kebermaknaan hidupnya.
kebugaran dan kesehatan peserta didik, melatih Dasar dari perumusan tujuan pendidikan
kemampuan gerak motorik kasar peserta didik, jasmani adaptif disesuaikan dengan kondisi dan
melatih otot-otot peserta didik agar tidak kaku kemampuan anak atau kebutuhan anak. Selain
sebagai tindak lanjut dari pembelajaran bina itu juga merujuk pada pedoman kurikulum yang
gerak, dan juga sebagai terapi psikologi digunakan yaitu K13. Pada anak tunadaksa
kebahagiaan dan kesenangan peserta didik. kondisi dan kemampuannya sangat bermacam-
Tujuan dari pembelajaran ini sudah macam tergantung kecacatan apa yang
sesuai dengan beberapa pendapat ahli. Menurut dialaminya. Hal ini akan mempengaruhi apa
Direktorat Pembinaan Khusus dan Layanan saja yang dibutuhkan anak tersebut. Sebagai
Khusus Pendidikan Dasar mengatakan adapun contoh, anak yang mengalami kekurangan pada
tujuan dari pendidikan jasmani adaptif yaitu anggota gerak bagian bawah akan diajarkan
untuk membantu peserta didik mencapai untuk memaksimalkan anggota gerak bagian
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, atas, begitu juga sebaliknya.
mental, emosional, dan sosial secara optimal Sedangkan untuk keberhasilan
dalam program pembelajaran yang dirancang pencapaian tujuan indikatornya adalah
khusus dan pendidikan jasmani adaptif berdasarkan penilaian proses dan progress dari
membantu ABK membangun khususnya anak tiap peserta didik. Guru melihat dan menilai
tunadaksa perwujudan diri sehingga dapat keberhasilan peserta didik melakukan materi
berkembang secara optimal dan memberikan yang disampaikan berdasarkan indikator yang
kontribusi secara menyeluruh kepada baku yaitu dari RPP yang sudah dibuat disitu
masyarakat. (Direktorat Pembinaan Khusus dan ada indikator penilaiannya.
Layanan Khusus Pendidikan Dasar, 2013:13). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut
Sedangkan Abdoellah (1996: 4), dapat diambil kesimpulan bahwa SLB Negeri
mengatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani Tamanwinangun sudah berusaha membantu
bagi yang berkelainan adalah untuk membantu anak berkebutuhan khusus khususnya anak
mereka mencapai pertumbuhan dan tunadaksa mencapai atau meningkatkan
perkembangan jasmani, mental, emosional, dan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, baik
sosial yang sepadan dengan potensi mereka dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotor
melalui program aktivitas pendidikan jasmani melalui program pendidikan jasmnai khusus
biasa dan khusus yang dirancang dengan hati- yang dirancang sedemikian rupa dengan
hati. menanamkan nilai-nilai dan sikap positif
Kemudian, Tarigan dalam Pambudi terhadap keterbatasan yang dimiliki dengan
(2017: 16), juga menyatakan bahwa tujuan dasar menyesuaikan kondisi dan kebutuhan
pendidikan jasmani dan kesehatan adaptif bagi peserta didik. Sedangkan indikator
anak berkebutuhan khusus adalah untuk keberhasilannya berdasarkan penilaian proses
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang diamati dan dinilai oleh guru penjas
jasmani, keterampilan gerak, sosial, dan dengan merujuk pada indikator yang sudah
intelektual. Disamping itu, proses pendidikan dituliskan di RPP.
itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan
sikap positif terhadap keterbatasan kemampuan
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 9

2. Penyusunan Program Semester dan tersebut. Untuk pelaksanaan inti pembelajaran


Silabus juga belum menggunakan 5M (mengamati,
Penyusunan program semester dan menanya, mencoba, mengasosiasi,
silabus merupakan salah satu hal yang penting mengkomunikasikan).
dalam perencanaan pembelajaran. Penyusunan
program semester dan silabus mengacu pada B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
panduan kurikulum yang ada yaitu kurikulum Jasmani Adaptif Pada Anak Tunadaksa
2013. Akan tetapi, peneliti tidak mendapatkan 1. Keterampilan Membuka Pembelajaran
dokumen program semester dan silabus yang Menurut peneliti keterampilan guru
dipakai adalah untuk sekolah umum yang penjas dalam membuka pembelajaran sudah
menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. bagus dan sudah memenuhi aspek-aspek atau
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan hal-hal yang harus dilakukan ketika membuka
Dirjendikdasmen No 10/D/KR/2017 tentang pembelajaran. Dimulai dari membariskan
Struktru Kurikulum, Kompetensi Inti- peserta didik, memberi salam, memimpin
Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi berdoa, presensi, penyampaian materi, dan
Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. pemanasan sebelum masuk ke inti
Menurut peneliti, seharusnya guru penjas pembelajaran. Guru juga memberikan variasi
adaptif di SLB Negeri Tamanwinangun perlu seperti menyanyi dan bertepuk tangan untuk
diberikan seminar ataupun semascamnya menarik perhatian dan menyemangati peserta
tentang penyusunan program semester dan didik saat pembelajaran penjas adaptif.
silabus yang benar-benar digunakan untuk anak Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat
berkebutuhan khusus agar nantinya ahli tentang membuka pembelajaran. Membuka
perencanaan yang sudah disusun menjadi lebih pelajaran menurut Mulyasa dalam Pambudi,
jelas dan lebih baik lagi. Disisi lain, hal 2017: 33) merupakan suatu kegiatan yang
positifnya adalah guru penjas adaptif di SLB dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan
Negeri Tamanwinangun bisa mengadaptasikan mental dan menarik persiapan peserta didik
silabus dari sekolah umum ke sekolah khusus secara optimal, agar mereka memusatkan diri
sehingga tujuan dari pembelajaran sedikit sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan.
banyak bisa tercapai. Namun, alangkah baiknya Sedangkan menurut Mulyasa (2011: 85) juga
jika dalam perencanaan pembelajaran terutama menyebutkan bahwa komponen-komponen
penyusunan program semester dan silabus yang berkaitan dengan membuka pelajaran
disusun sesuai dengan format yang ada akan diantaranya adalah menarik perhatian peserta
menyempurnakan tahap-tahap penting dalam didik, membangkitkan motivasi peserta didik,
pembelajaran. memberikan acuan, dan membuat kaitan.

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan 2. Materi Pembelajaran


Pembelajaran (RPP) Menurut peneliti, materi pembelajaran
Penyusunan RPP pendidikan jasmani yang diberikan sudah sesuai dan dimodifikasi
adaptif pada anak tunadaksa di SLB Negeri dengan kemampuan peserta didik. Materi yang
Tamanwiangun disusun berdasarkan kurikulum diberikan mengacu pada buku pedoman dan
2013, namun pada kenyataannya masih belum K13. Materi yang diberikan guru penjas
sesuai seperti yang tercantum dalam Peraturan diantaranya atletik (jalan dan lari), senam lantai
Dirjendikdasmen No 10/D/KR/2017 tentang (guling depan), latihan kekuatan (sit up),
Struktru Kurikulum, Kompetensi Inti- permianan bola besar dan kecil (lempar,
Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi tangkap, menggelindingkan bola). Guru juga
Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. memperhatikan faktor keamanan sebelum
Temuan peneliti RPP yang disusun tidak menentukan materi yang akan disampaikan
mecantumkan jenis kelainan dan tema/subtema. kepada peserta didik agar tidak membahayakan.
Tujuan pembelajaran ditulis akan tetapi belum Hal tersebut sesuai dengan pendapat
dilengkapi komponen degree-nya. Kemudian Suprihatiningrum (2013: 115) yaitu materi ajar
KI-KD tidak dicantumkan dan masing memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
menggunakan SK-KD. Kemudian, untuk yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-
Indikator Pencapaian Kompetensi juga tidak butir sesuai dengan rumusan indikator
dicantumkan. Banyak komponen RPP yang pencapaian kompetensi. Hal tersebut juga
disusun tidak urut bedasarkan peraturan sesuai dengan program pendidikan jasmani
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 10

untuk anak berkebutuhan khusus menurut Untuk melancarkan peragaan materi


Tarigan (2000: 43) yaitu pengembangan gerak pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjas
dengan gerakan-gerakan berpindah tempat dan dibantu dengan alat-alat olahraga seperti
kebugaran dan kemampuan gerak dengan walker, kursi roda, jembatan untuk latihan
aktivitas yang meningkatkan kekuatan. berpegangan, tangga, bola besar, bola kecil,
Pemilihan materi pokok penjas adaptif harus matras, cone, marker. Selain itu, guru juga
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan memanfaatkan apa yang ada di sekitar
siswa. Dalam memberikan materi pembelajaran lingkungan sekolah untuk dijadikan media
pendidikan jasmani adaptif harus dicermati belajar peserta didik.
sebaik mungkin materi yang akan diberikan Hal tersebut sesuai dengan pendapat
agar siswa dapat melaksanakan pembelajaran Tarigan. Menurut Taringan (2008: 109), ada
dengan benar tanpa ada gangguan atau beberapa contoh modifikasi peralatan yang
menimbulkan cedera. sangat mudah dan dapat diterapkan oleh guru
penjas adapatif, diantaranya adalah
3. Metode Pembelajaran menggunakan peralatan atau benda-benda apa
Metode pembelajaran yang digunakan saja yang warnanya cerah, untuk anak-anak
oleh guru penjas adaptif yaitu demonstrasi, face yang terganggu kesehatannya, menurunkan
to face, dan memperhatikan individualisasi ketinggian, menggunakan alat yang lebih
peserta didik agar materi yang diberikan pendek atau panjang sesuai kebutuhan siswa
tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. yang mengalami cacat fisik, menggunakan alat
Metode ini sesuai digunakan untuk mengajar atau benda yang lebih ringan, menggunakan
peserta didik tunadaksa karena sebagian dari benda-benda yang diberi pegas atau benda-
mereka mengalami slow learner yang benda yang tidak bergerak atau pindah untuk
mempengaruhi tingkat berpikir mereka. Jadi latihan menendang, menggunakan isyarat
pemberian contoh yang sedetail mungkin, suara, bunyi-bunyian pada benda yang dipakai
sedekat mungkin, dengan keberagaman pada pembelajaran penjas, memanfaatkan dan
individu peserta didik akan sedikit banyak menggunakan peralatan yang sifatnya
membantu peserta didik agar lebih bisa membantu kelancaran kegiatan pembelajaran
memahami apa yang dicontohkan atau penjas.
diperintahkan.
Hal tersebut sesuai dengan salah satu 5. Pengelolaan Kelas
pendapat ahli yaitu Widati dan Murtadlo dalam Menurut peneliti, dalam mengelola kelas
Pambudi (2017: 34-36) yang menyebutkan guru penjas adaptif sudah cukup bagus dengan
salah satu metode pembelajaran yang menerapkan sistem reward dan punishment.
digunakan untuk mengajar ABK adalah metode Guru mengendalikan peserta didik yang tidak
perintah. Metode atau gaya perintah ini serius dengan memberikan punishment dan
merupakan metode mengajar yang lazim mengganjar peserta didik yang bisa diatur dan
digunakan dalam pendidikan jasmani adaptif. bisa melakukan materi yang diberikan dengan
Alur dari metode ini adalah sekelompok siswa reward. Kemudian satu hal yang perlu
yang memiliki jenis kelainan sama atau beda diapresiasi adalah kesetiaan orang tua wali
disajikan satu dalam satu kelompok murid yang ikut mendampingi anaknya dan
mengelilingi guru. Guru menjelaskan selalu stand by di pinggir lapangan untuk
bagaimana cara melakukan salah satu kegiatan berjaga-jaga jika terjadi sesuatu. Tetapi yang
(misal: melempar bola). Guru memberikan cukup disayangkan adalah peran guru kelas
demontrasi seperlunya. Siswa dapat mencoba dalam membantu pembelajaran penjas kurang
aktivitas yang sama. Guru kemudian berpindah terlihat dan menyerahkan sepenuhnya kepada
dari satu siswa ke siswa lainnya untuk guru penjas adaptif. Guru kelas baru
membantu kontrol atau melakukan penilaian mendampingi jika guru penjas dan orang tua
keterampilan. Metode ini adalah gaya yang memerlukan bantuan. Secara keseluruhan guru
efektif diterapkan pada kelompok besar. penjas dan orang tua wali sudah bekerja sama
dengan baik untuk mengelola kelas saat
4. Media Pembelajaran pembelajaran.
Media pembelajaran utamanya adalah Hal di atas sejalan dengan Permendiknas
guru penjas itu sendiri dengan memperagakan No. 01 Tahun 2008 tentang pengelolaan kelas
secara visual materi yang harus dilakukan. bagi anak tunadaksa. Beberapa diantaranya
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 11

yaitu: penjas adaptif. Salah satu contohnya adalah


a. Guru mengatur posisi duduk sesuai dengan menyederhanakan gerakan menjadi lebih
karakteristik gangguan fisik peserta didik mudah. Contoh ketika materi guling depan guru
dan mata pelajaran serta aktivitas membantu peserta didik mendorong badannya
pembelajaran yang akan dilakukan. ke depan agar berguling. Kemudian ketika sit
b. Guru menciptakan ketertiban, kedisplinan, up guru juga membantu peserta didik dengan
kenyamanan, keselamatan, aksesibilitas, memegang tangan peserta didik dan menarik
dan kepatuhan pada peraturan dalam secara perlahan agar badan peserta didik bisa
menyelenggarakan proses pembelajaran. duduk dari posisi baring.
c. Guru mengembangkan bina diri dan bina Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
gerak. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan
d. Guru memberikan penguatan dan umpan Layanan Khusus Pendidikan Dasar (2013: 9)
balik terhadap respons dan hasil belajar yang menyatakan bahwa pendidikan jasmani
peserta didik selama proses pembelajaran adaptif adalah pendidikan jasmani yang
berlangsung. diadaptasi dan atau dimodifikasi untuk
e. Guru menghargai peserta didik tanpa memudahkan peserta didik berkebutuhan
memandang latar belakang agama, suku, khusus berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
jenis kelamin, status sosial ekonomi, jenis, pendidikan jasmani adaptif dan atau modifikasi
dan derajat kelainan peserta didik. dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
f. Guru menghargai dan memahami pendapat tersebut ditujukan untuk memudahkan peserta
peserta didik. didik berkebutuhan khusus, agar peserta didik
memiliki kesempatan yang sama dalam
6. Ketersediaan Sarana dan Prasarana berpartisipasi aktif secara aman dalam kegiatan
Ketersediaan sarana dan prasarana di yang menyenangkan dalam pembelajaran.
SLB Negeri Tamanwinangun cukup lengkap.
Kondisinya secara umum masih layak pakai. 8. Penggunaan Bahasa
Sarana yang ada diantaranya walker, kursi roda, Bahasa yang digunakan guru penjas
matras, bola tenis, bola berduri, bola pingpong, adaptif dalam pembelajaran yaitu Bahasa
bola sepak, bola basket, bola futsal, bola voli, Indonesia yang baik dan benar dengan
meja pingpong, trampoline, treadmill. campuran Bahasa Jawa sehari-hari.
Sedangkan prasarana yang ada yaitu lapangan Penggunaan bahasa merupakan salah satu
serbaguna bisa untuk voli, basket, futsal, dan faktor penting dalam pembelajaran karena akan
tenis dan gedung aula. Hal ini sesuai dengan mempengaruhi cara berkomunikasi antara guru
pendapat Karyana dan Widati (2013: 114) dengan peserta didik.
berdasarkan Permendiknas No 33 Tahun 2008 Hal tersebut sesuai dengan pendapat
tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Pambudi (2017: 20) yang menyatakan bahwa
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah bahasa merupakan dasar dalam melakukan
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan komunikasi. Sebelum pembelajaran dimulai,
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) para siswa harus paham tentang apa yang harus
yang menyatakan diperlukan sebuah modifikasi dialakukan. Pemahaman berlangsung melalui
dan penyesuaian pada fasilitas dan peralatan jalinan komunikasi yang baik antara guru
yang akan digunakan oleh siswa berkebutuhan dengan siswa. Oleh karena itu, mutu
khusus. Alat bantu belajar yang sering komunikasai antara guru dan siswa perlu
digunakan anak tunadaksa meliputi: kursi roda, ditingkatkan melalui modifikasi bahasa yang
walker, crutch, splint, brace, prothese kaki atau dipergunakan dalam pembelajaran.
tangan.
9. Penyampaian Urutan Tugas
7. Modifikasi Pembelajaran Penyampaian urutan tugas yang
Modifikasi pembelajaran yang dilakukan dilakukan guru penjas adaptif sudah cukup baik
oleh guru penjas adaptif sudah dilakukan dan jelas, serta dapat dipahami oleh peserta
dengan cukup baik dengan memperhatikan didik. Pertama peserta didik memperhatikan
kondisi dan kemampuan peserta didik. Selain contoh yang diperagakan guru. Guru menyuruh
itu guru juga senantiasa membantu setiap salah satu peserta didik untuk maju dan menjadi
peserta didik yang mengalami kesulitan saat contoh, sementara yang lain memperhatikan.
mencoba materi yang diberikan oleh guru Setelah paham peserta didik mencoba satu per
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 12

satu dengan panduan dan arahan guru. Guru satu menuju pos dua. Sampai di pos dua, peserta
harus mengulang-ulang perintah yang diberikan didik berbalik badan dan berlari dari pos dua ke
agar bisa dipahami karena sebagian peserta pos satu.
didik ada yang menderita slow learner. Guru Hal tersebut sesuai dengan pendapat
harus sabar dan telaten. Pambudi (2017: 24) yang mengatakan bahwa
Hal tersebut sesuai dengan pendapat memodifikasi peraturan permainan sudah
Pambudi (2017: 22) yang menyatakan bahwa menjadi kewajiban seorang guru penjas adaptif
jika seorang siswa mengalami kesulitan dalam untuk meudahkan peserta didik dalam
membuat urutan-urutan peristiwa yang dialami, melakukan materi olahraga dan mendapatkan
maka pelaksanaan tugas yang diperintahkan pengalaman gerak tersebut. Memodifikasi
guru tersebut akan menjadi tantangan berat peraturan permainan yang ada merupakan
yang sangat berarti bagi dirinya. Oleh karena itu sebuah keharusan yang dilakukan oleh guru
guru harus tanggap dan memberikan bantuan pendidikan jasmani agar program pendidikan
sepenuhnya baik secara verbal maupun manual jasmani bagi siswa berkebutuhan khusus dapat
pada setiap langkah secara beraturan. berlangsung dengan baik. Oleh karena itu guru
pendidikan jasmani harus mengetahui
10. Ketersediaan Waktu Belajar modifikasi apa saja yang dapat dilakukan dalam
Waktu belajar yang dibutuhkan peserta setiap cabang olah raga bagi siswa
didik tunadaksa dalam satu materi yaitu 2-3 kali berkebutuhan khusus.
pertemuan bahkan ada yang sampai 4-5 kali
pertemuan. Semua tergantung tingkat kesulitan 12. Modifikasi Lingkungan Belajar
materi dan kemampuan peserta didik dalam Guru penjas adaptif di SLB Negeri
memahami materi yang disampaikan. Ini Tamanwinangun sudah melakukan modifikasi
merupakan hal yang wajar mengingat peserta lingkungan belajar dengan tepat. Contohnya
didik tunadaksa di SLB Negeri dalam pemilihan tempat belajar, pembelajaran
Tamanwinangun kebanyakan mempengaruhi bisa dilakukan di mana saja (lapangan atau
kemampuan kognitif mereka sehingga menjadi ruang aula) tergantung situasi dan kondisi,
slow learner dan membutukan waktu lebih karena sekolah ini memungkinkan
banyak untuk menerima informasi. pembelajaran indoor dan outdoor. Kemudian
Hal tersebut sesuai dengan apa yang guru penjas adaptif juga memanfaatkan sarana
diungkapkan oleh Tarigan dalam Pambudi dan prasarana yang tersedia seperti walker dan
(2017: 23), bahwa dalam menghadapi siswa kursi roda saat pembelajaran. guru juga dapat
cacat perlu disediakan waktu yang cukup, baik memusatkan perhatian dan menghindari
lamanya belajar maupun pemberian untuk gangguan konsentrasi peserta didik dengan
memproses informasi. Sebab dalam menghadapkan peserta didik ke arah yang sepi
kenyataannya ada siswa yang cacat mampu saat pembelajaran.
menguasai pelajaran dalam waktu yang sesuai Hal tersebut sesuai dengan teknik-teknik
dengan rata-rata anak normal. memodifikasi lingkungan belajar siswa
menurut Tarigan dalam Pambudi (2017: 25-28)
11. Modifikasi Peraturan Permainan ada tiga yaitu modifikasi fasilitas dan peralatan,
Modifikasi peraturan permainan yang pemanfaatan ruang secara maksimal, dan
dibuat oleh guru penjas cukup baik, banyak, dan menghindari gangguan dan pemusatan
beragam. Misalnya pada materi guling depan, konsentrasi. Menurut peneliti, guru penjas
peserta didik diperbolehkan memdapat bantuan adaptif sudah melakukan ketiga hal tersebut
dari guru untuk menggulingkan badannya. Juga dengan baik.
diperbolehkan untuk menggulingkan badannya
ke samping. Kemudian pada materi sit up, guru 13. Penggunaan Reinforcement
memperbolehkan peserta didik untuk Penggunaan reinforcement atau
memegangi bagian kaki atau celana yang penguatan yang diberikan oleh guru penjas
dipakai untuk ditarik sehingga badan dari posisi adaptif sangat efektif dilakukan ketika
berbaring bisa dalam posisi duduk. Sedangkan pembelajaran. Selain untuk mengatur kondisi
pada materi jalan dan lari, peserta didik berdiri kelas, juga dapat menguatkan kemampuan dan
baik tidak memakai alat bantu maupun kemauan, serta meningkatkan motivasi peserta
memakai walker atau duduk di kursi roda. didik untuk lebih giat dalam belajar. Salah
Kemudian peserta didik berjalan biasa dari pos satunya adalah dengan pemberian reward jika
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 13

memberikan prestasi bagus dan pemberian semester sama seperti sekolah pada umumnya.
punishment jika melakukan suatu kesalahan Hal tersebut sesuai dengan pendapat
atau keributan. Abdoellah (1988:5) yang mengemukakan
Reward yang diberikan berupa hadiah bahwa evaluasi mengenai peserta didik meliputi
kecil (jajanan), pujian, tepuk tangan, dan nilai mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
yang bagus. Sedangkan punishment yang siswa yang berkaitan dengan sifat atau
diberikan berupa hukuman sederhana seperti karakteristik yang dipilih. Tujuan-tujuan hasil
memindahkan posisi belajar peserta didik ke pembelajaran siswa dapat diuji melalui
depan gersama guru, lalu disuruh untuk beberapa tes.
mencoba berdiri sendiri tanpa bantuan yang
bertujuan untuk melatih karakter kemandirian 2. Jenis Evaluasi
peserta didik. Jenis evaluasi yang diberikan yaitu tes
Hal ini sesuai dengan pendapat Pambudi teori dan praktik untuk kelas besar, dan praktik
(2017: 26) yang menyatakan penguatan penting untuk kelas kecil. Hal ini dilakukan karena
diberikan kepada anak terutama anak tunadaksa untuk kelas kecil kebanyakan masih belum bisa
untuk membangkitkan motivasi belajar. menulis sehingga hanya praktik saja. berbeda
Dengan begitu, materi yang sudah disampaikan dengan kelas besar yang kemampuan
dapat optimal. Penguatan ini dapat berupa menulisnya sudah lebih bagus sehingga
penguatan verbal, gerak wajah, sentuhan, diadakan tes tertulis juga. Hal ini sesuai dengan
kegiatan yang menyenangkan, dan dengan pendapat Widati dan Murtadlo. Menurut Widati
benda untuk menarik perhatian anak. dan Murtadlo dalam Agustina (2016: 39)
menyebutkan beberapa pertimbangan kriteria
14. Keterampilan Menutup Pembelajaran dalam memilih tes, diantaranya adalah
Pembelajaran ditutup diawali dengan penghematan, validitas (keahlian), rehabilitas
membariskan kembali peserta didik dalam (keterandalan), dan tujuan.
posisi duduk dan kaki diluruskan. Setelah itu
guru memimpin peserta didik untuk melakukan 3. Tindak Lanjut Evaluasi
pendinginan sederhana yaitu dengan Tindak lanjut dari evaluasi yang
melemaskan anggota gerak tubuh yang baru dilakukan oleh guru penjas adalah pembetulan
saja dipakai. Gerakan-gerakannya sama seperti gerakan melalui bina gerak ditingkatkan lagi
pendinginan pada umumnya. Setelah untuk peserta didik yang masih kurang dalam
melakukan pendinginan, guru me-review melakukan praktik tertentu. Guru harus lebih
kembali materi materi yang sudah diajarkan dan kreatif lagi dalam pembelajaran selanjutnya.
mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang sering Evaluasi dijadikan bahan oleh guru untuk
terjadi. Pembelajaran ditutup dengan berdoa menentukan arah pembelajaran selanjutnya
bersama dan kemudian dibubarkan kembali ke mau seperti apa agar menjadi semakin baik lagi
kelas masing-masing. kedepannya.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Dirjendikdasmen No 10/D/KR/2017 yang SIMPULAN DAN SARAN
menyatakan penutup merupakan kegiatan yang A. Simpulan
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam pembahasan secara keseluruhan, dapat diambil
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, kesimpulan bahwa secara umum pelaksanaan
dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. pembelajaran pendidikan jasmani adaptif pada
anak tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun
C. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran diuraikan di bawah ini sebagai berikut:
Pendidikan Jasmani Adaptif Pada Anak 1. Perencanaan perumusan tujuan sudah
Tunadaksa sesuai dengan kondisi peserta didik.
1. Pelaksanaan Evaluasi Sedangkan penyusunan program semester,
Pelaksanaan evaluasi yang dilaksanakan silabus, dan RPP mengacu pada kurikulum
guru penjas adpatif yaitu evaluasi rutin setiap 2013, namun belum sepenuhnya sesuai
selesai pembelajaran, yaitu dengan me-review dengan apa yang diharapkan pada
kesalahan yang masih sering terjadi dan kurikulum 2013 lebih tepatnya pada
melakukan pembetulan gerakan. Kemudian Peraturan Dirjendikdasmen No
evaluasi juga dilaksanakan setiap akhir 10/D/KR/2017 tentang Struktru
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 14

Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi pertumbuhan dan perkembangan jasmani,


Dasar, dan Pedoman Implementasi baik dari sisi kognitif, afektif, dan
Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. psikomotor.
2. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan 3. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
jasmani adaptif pada anak tunadaksa di pendidikan jasmani adaptif pada anak
SLB Negeri Tamanwinangun secara umum tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun
sudah berjalan dengan baik dan berhasil dilakukan setiap akhir pembelajaran dan
meningat tujuan-tujuan yang disebutkan ada pengambilan nilai setiap pertemuan
sedikit banyak telah tercapai dengan terakhir dalam satu materi, serta pada saat
kondisi pengalaman guru penjas adaptif akhir semester. Implikasinya adalah dapat
yang masih tergolong minim di sekolah luar membantu siswa mengidentifikasi
biasa. Guru dalam melaksanakan perkembangan kekurangan dan kelebihan
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif geraknnya selama mengikuti proses
kebanyakan juga sudah sesuai dengan teori- pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.
teori yang ada yang membantu tercapainya
tujuan pembelajaran. C. Saran
3. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian dan
pendidikan jasmani adaptif pada anak pembahasan, saran dari peneliti adalah sebagai
tunadaksa di SLB Negeri Tamanwinangun berikut:
dilakukan setiap akhir pembelajaran dan 1. Bagi Sekolah
ada pengambilan nilai setiap pertemuan a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
terakhir dalam satu materi, serta pada saat dipergunakan sebagai salah satu dasar
akhir semester. Jenis evaluasi yang pembuatan kebijakan yang lebih baik lagi
diberikan yaitu tes praktik dan tertulis dalam pelaksanaan pembelajaran
untuk kelas besar dan tes praktik untuk pendidikan jasmani adaptif khususnya
kelas kecil. Tindak lanjut dari evaluasi ini untuk peserta didik tunadaksa di SLB
adalah pengembangan bina gerak bagi Negeri Tamanwinangun agar
peserta didik yang kemampuan motoriknya pembelajarannya semakin bagus
masih kurang serta dijadikan bahan acuan kedepannya.
untuk guru penjas adaptif agar kedepannya b. Sekolah hendaknya menambah jumlah
dapat lebih baik dan bagus lagi dalam tenaga pengajar khususnya guru penjas
melaksanakan pembelajaran. adaptif mengingat rombongan belajar yang
cukup banyak mulai dari jenjang SD
B. Implikasi sampai SMA di SLB Negeri
1. Penyusunan program semester, silabus, dan Tamanwinangun agar pembelajaran dapat
RPP di SLB Negeri Tamanwinangun belum berjalan secara efektif dan efisien.
sepenuhnya sesuai dengan apa yang c. Sekolah hendaknya mengagendakan
diharapkan pada kurikulum 2013 lebih bimtek penjas adaptif untuk guru penjas
tepatnya pada Peraturan Dirjendikdasmen adaptif supaya mempunyai kemampuan
No 10/D/KR/2017 tentang Struktru yang lebih baik lagi terutama dalam
Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi menyusun perangkat pembelajaran.
Dasar, dan Pedoman Implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. 2. Bagi Guru Penjas Adaptif
Implikasinya adalah dalam pelaksanaan inti a. Dari hasil penelitian ini diharapkan guru
pembelajaran sedikit mengurangi lebih memperhatikan lagi dalam
kesempurnaan dalam rangakian penyusunan perangkat pembelajaran agar
keseluruhan pelaksanaan pembelajaran itu keseluruhan dari proses pembelajaran lebih
sendiri. terarah dan optimal.
2. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan b. Guru penjas adaptif hendaknya mengikuti
jasmani adaptif pada anak tunadaksa di bimtek penjas adaptif untuk menambah
SLB Negeri Tamanwinangun secara umum pengetahuan dan kemampuannya dalam
sudah berjalan dengan baik. Implikasinya proses pelaksanaan pembelajaran
adalah pembelajaran pendidikan jasmani pendidikan jasmani adaptif khususnya
adaptif dapat membantu peserta didik untuk tunadaksa.
tunadaksa mencapai atau meningkatkan c. Guru penjas adaptif sebaiknya lebih
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan … (Destian Dwi Darmawan) 15

memanfaatkan fasilitias sarana yang Dasar Menengah.


tersedia seperti alat mesin gym dan
treadmill agar pembelajaran menjadi lebih Kemendikbud. (2017). Peraturan Direktur
menarik dan bervariasi. Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 10/D/KR/2017,
3. Bagi Peneliti Selanjutnya tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman
dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi Implementasi Kurikulum 2013
untuk melaksanakan penelitian selanjutnya Pendidikan Khusus.
dengan mempertimbangkan keterbatasan
penelitian sebelumnya. Harapannya penelitian Kemenpora. (2005). Undang-Undang RI
selanjutnya dapat menghasilkan penelitian yang Nomor 3, Tahun 2005, tentang Sistem
lebih baik lagi. Keolahragaan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA Komarudin. (2009). Mencapai kebermaknaan


hidup penderita cacat melalui aktivitas
Abdoellah, A. (1996). Pendidikan jasmani jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani
adaptif. Jakarta: Departemen Pendidikan Indonesia, 6.2, 39-44.
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Mulyasa, E. (2011). Menjadi guru profesional.
Tenaga Akademik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Agustina, G. (2016). Pelaksanaan pembelajaran Pambudi, F. I. (2017). Pelaksanaan


pendidikan jasmani adaptif anak autis di pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
SLB Khusus Autisma Dian Amanah untuk anak autis di Sekolah Khusus Autis
Yogyakarta. Skripsi, dipublikasikan. Bina Anggita Yogyakarta tahun ajaran
Universitas Negeri Yogyakarta. 2016/2017. Skripsi, dipublikasikan.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu
tindakan praktek. Jakarta: PT. Rineka Sugiyono. (2011). Metode penelitian
Cipta. kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor
20, Tahun 2003, tentang Sistem . (2017). Metode penelitian kualitatif.
Pendidikan Nasional. Bandung: Alfabeta.

. (2013). Pedoman penyelenggaraan Suprihatingrum, J. (2013). Strategi


program pendidikan jasmani adaptif pembelajaran: teori & aplikasi.
bagi peserta didik berkebutuhan khusus Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
di sekolah inklusif. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, B. (2000). Penjas adaptif. Jakarta:
Depdiknas. (2008). Permendiknas Nomor 01 Departemen Pendidikan dan
Tahun 2008, tentang Standar Proses Kebudayaan.
Pendidikan Khusus Tunanetra,
Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 dan 28,
dan Tunalaras. tentang Hak Asasi Manusia.

Karyana, A. & Widati, S. (2013). Pendidikan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31, tentang
anak berkebutuhan khusus tunadaksa. Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta: Luxima Metro Media.

Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013,
tentang Standar Proses Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai