DOSEN PENGAMPU:
Drs. Bambang Ferianto, M.Pd
Dony Andrijanto, M.Pd
PENYUSUN:
19060464140/Twiska Naufal A.G.
19060464143/Ibnussodiqin
19060464159/M.Alamul Huda
19060464169/ M.Fafi Niamil Aufa
19060464195/Rois Umam
2019D
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-NYA tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah “Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tuna
Laras”. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Drs. Bambang Ferianto M.Pd dan Dony
Andrijanto M.Pd yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca makalah. Apabila terdapat kesalahan didalamnya kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya, selanjutnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………… 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 4
I.I Latar Belakang………………………………………………………………… ..4
I.II Rumusan Masalah……………………………………………………………… 4
BAB II ISI……………...…………………………………………………………..6
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..9
III.I Kesimpulan……………………………………………………………………..9
III.II Saran…………………………………………………………………………..9
Daftar Pusaka………………………………………………………………………9
BAB I
A. Visualisasi
Anak tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan emosi dan tingkah laku,
sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan baik
terhadap lingkungannya dan hal ini akan mengganggu situasi belajarnya” (Sujtihati
Somantri, 2007, hlm. 56). Walaupun kondisi demikian, anak tunalaras merupakan peserta
didik dan bagian dari pemajuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perlu diadakannya
konsep pendidikan yang tepat bagi mereka, sebagaimana hak mereka dalam memperoleh
pendidikan yang layak. Persoalan emosi dan perilaku pada peserta didik menjadi hal yang
lazim dalam suatu pelaksanaan pendidikan di sekolah. Gangguan emosi dan perilaku ini
sendiri mengacu pada karakteristik anak tunalaras, dan hal seperti ini seringkali menjadi
tersamar sebagai suatu kewajaran mengingat peserta didik merupakan individu yang
masih berkembang dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Maka sepatutnya, saat ini
mulai dicermati dari sisi identifikasi hingga bagaimana metode pendidikan yang searah
dengan treatmen perilaku yang tepat bagi mereka. Semua itu diperlukan mengingat
gangguan tingkah laku tunalaras dalam berbagai karakteristiknya adalah gangguan
perilaku yang mengganggu lingkungan sekitar, bahkan tipe agresif dan perilaku melawan
dapat membahayakan bagi siswa lain. Kesalahan dalam memberi treatmen pendidikan
dan bina perilaku, selain berdampak pada siswa lain juga utamanya berdampak terhadap
siswa tunalaras sendiri.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia, untuk mengubah
atau memperbaiki kehidupannya. Pendidikan merupakan hak bagi setiap orang, tak
terkecuali bagi anak yang berkebutuhan khusus terutama anak tunalaras. Anak
Berkebutuhan Khusus merupakan bagian dari dunia pendidikan. yang tidak bisa
diabaikan, karena mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.
Pendidikan inklusi adalah salah satu model pendidikan yang disarankan untuk berbagai
tipe anak berkebutuhan khusus tidak terkecuali anak tunalaras. Pendidikan inklusi
memiliki konsep keterbukaan terhadap perbedaan karakter peserta didik dan berusaha
mengakomodasi agar perbedaan karakter tersebut tidak mengganggu pelaksanaan
pendidikan baik itu bagi anak tunalaras maupun peserta didik lain. Adanya usaha saling
memahami perbedaan antar peserta didik dan upaya untuk memperlakukan perbedaan
antar peserta didik secara semestinya memberi nilai plus bagi pendidikan inklusi.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan,
maka diperlukan adanya batasan masalah untuk membatasi permasalahan yang ada saat
melakukan suatu penelitian. Ruang lingkup batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini ditujukan untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang sedang
mengalami tunalaras atau hambatan mengontrol emosi.
2. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan pada anak-anak tunalaras.
3. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi hubungan aktivitas gerak
dengan anak-anak tuna laras.
C. Rumusan Masalah
C. Daftar pustaka
1. Astati. 2000.“Pengantar Pendidikan Luar Biasa”. Banten: Balai Penerbit FakultasIlmu
Pendidikan dan Keguruan Universitas Terbuka